file · web viewdikehendaki oleh yang belajar, bermakna bagi siswa . dengan kata lain,...

43
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran adalah sebuah upaya untuk menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan peserta didik yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa, serta antara siswa dengan siswa. Dalam pembelajaran ada model pembelajaran. Istilah model pembelajaran sangat dekat dengan pengertian stategi pembelajaran. Meskipun demikian, pengertian model pembelajaran ini dibedakan dari pengertian strategi, pendekatan dan metode pembelajaran. Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada suatu strategi, metode, dan teknik. Secara sederhana, pendekatan pembelajaran lebih melihat pembelajaran sebagai proses belajar siswa yang sedang berkembang untuk mencapai perkembangannya. Metode lebih berfokus pada prose belajar mengajar untuk bahan ajar dan tujuan pembelajaran tertentu. Sedangkan model pembelajaran lebih melihat pembelajaran sebagai suatu desain yang menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan siswa

Upload: lengoc

Post on 03-Feb-2018

221 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: file · Web viewdikehendaki oleh yang belajar, bermakna bagi siswa . dengan kata lain, proses aktif dari orang yang belajar dalam rangka tujuan tersebut merupakan fakto yang sangat

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran adalah sebuah upaya untuk menciptakan iklim dan

pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan peserta

didik yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa, serta

antara siswa dengan siswa. Dalam pembelajaran ada model pembelajaran. Istilah

model pembelajaran sangat dekat dengan pengertian stategi pembelajaran.

Meskipun demikian, pengertian model pembelajaran ini dibedakan dari

pengertian strategi, pendekatan dan metode pembelajaran. Istilah model

pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada suatu strategi,

metode, dan teknik. Secara sederhana, pendekatan pembelajaran lebih melihat

pembelajaran sebagai proses belajar siswa yang sedang berkembang untuk

mencapai perkembangannya. Metode lebih berfokus pada prose belajar mengajar

untuk bahan ajar dan tujuan pembelajaran tertentu. Sedangkan model

pembelajaran lebih melihat pembelajaran sebagai suatu desain yang

menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang

memungkinkan siswa berinteraksi sehingga terjadi perubahan atau

perkembangan pada diri siswa.

     Model pembelajaran dapat dedefinisikan sebagai sebuah kerangka konseptual

yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan

pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belejar tertentu, dan berfungsi

sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam

merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran. Dengan demikian

aktivitas pembelajaran benar-benar merupakan kegiatan bertujuan yang tertata

secara sistematis. Pemilihan model pembelajaran disesuaikan dengan

karakteristik mata pelajaran dan karakteristik setiap kompetensi dasar yang

disajikan. Tidak semua model pembelajarn cocok untuk setiap kompetensi dasar.

Guru perlu memilih dan menentukan mosdel pembelajaran yang sesuai dengan

Page 2: file · Web viewdikehendaki oleh yang belajar, bermakna bagi siswa . dengan kata lain, proses aktif dari orang yang belajar dalam rangka tujuan tersebut merupakan fakto yang sangat

kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan peserta didik yang beragam

agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa, serta antara siswa dengan

siswa

Di dalam proses belajar mengajar tercakup komponen, pendekatan, dan

berbagai metode pengajaran yang dikembangkan dalam proses tersebut. Tujuan

utama diselenggarakannya proses belajar adalah demi tercapainya tujuan

pembelajaran. Dan tujuan tersebut utamanya adalah keberhasilan siswa dalam

belajar dalam rangka pendidikan baik dalam suatu mata pelajaran maupun

pendidikan pada umumnya. Jika guru terlibat didalamnya dengan segala macam

metode yang dikembangkannyamaka yang berperan sebagai pengajar berfungsi

sebagai pemimpin belajar atau fasilitator belajar, sedangkan siswa berperan

sebagai pelajar atau individu yang belajar. Usaha-usaha guru dalam proses

tersebut utamanya adalah membelajarkan siswa agar tujuan khusus belajar

maupun umum proses belajar dapat tecapai.

Usaha-usaha guru dalam mngatur dan menggunakan berbagai variabel

pengajaran merupakan bagian penting dalam keberhasilan siswa dalam mencapai

tujuan yang direncanakan. Karena itu maka pemilihan metode, strategi dan

pendekatan dalam situasi kelas yang bersangkutan sangat penting. Upaya

pengembangan strategi mengajar tersebut berlandas pada pengertian bahwa

mebgajar merupakan suatu bentuk upaya memberikan bimbingan kepada siswa

untuk melakukan kegiatan belajar atau dengan kata lain membelajarkan siswa

seperti disebut diatas. Dari sini tercermin suatu pengertian bahwa belajar tidak

semata-mata berorientasi kepada hasil, melainkan juga berorientasi kepada

proses. Kualitas proses akan memberikan ukuran dalam menentukan kualitas

hasil yang dicapai.

Dalam belajar, proses belajar terjadi dalam benak siswa. Jelas bahwa

factor siswa sangat penting disamping faktor lain. Kepentingannya dapat dilihat

dari proses terjadinya perubahan, karena salah satu hakikat belajar adalah

terjadinya perubahan tingkah laku seseorang berkat adanya pengalaman.

Perubahan itu akan memberikan hasil yang optimal jika perubahan itu memang

Page 3: file · Web viewdikehendaki oleh yang belajar, bermakna bagi siswa . dengan kata lain, proses aktif dari orang yang belajar dalam rangka tujuan tersebut merupakan fakto yang sangat

dikehendaki oleh yang belajar, bermakna bagi siswa . dengan kata lain, proses

aktif dari orang yang belajar dalam rangka tujuan tersebut merupakan fakto yang

sangat penting. Demikian maka belajar aktif akan memberikan hasil yang lebih

bermakna bagi tecapainya tujuan dan tingkat kualitas hasil belajar tersebut.

Saatnya Guru meninggalkan pembelajaran tradisional dan menerapkan

model pembelajaran yang baik sehingga suasana kelas menjadi hidup. Siswa

sebagai komponen yang diberi perlakuan, mampu untuk melakukan aktifitas

belajar dengan senag, riang dan gembira tanpa meninggalkan arti keseriusan

pembelajaran. Siswa mengikuti pembelajaran tanpa tekanan dan juga tanpa

paksaan. Pembelajaran menjadi lebih menarik bagi siswa khususnya dan bagi

sekolah pada umumnya sehingga tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan

dari setiap kompetensi dasar bisa tercapai dan siswa mampu melakukan belajar

tuntas.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran berbasis proyek ?

2. Bagaimana karakteristik pembelajaran berbasis proyek ?

3. Apa saja prinsip-prinsip pembelajaran berbasis proyek ?

4. Apa keuntungan dan kelemahan dari pembelajaran berbasis proyek ?

5. Bagaimana implementasinya dalam pembelajaran berbasis proyek di

SMP/MTs ?

C. Tujuan

1. Mengetahui apa pengertian dari pembelajaran berbasis proyek.

2. Mengetahui apa saja karakteristik dari pembelajaran berbasis proyek.

3. Mengetahui apa saja prinsip-prinsip pembelajaran berbasis proyek.

4. Mengetahui keuntungan dan kelemahan dari pembelajaran berbasis proyek.

5. Mnegrti bagaimana implementasi pembelajaran berbasis proyek di

SMP/MTs.

Page 4: file · Web viewdikehendaki oleh yang belajar, bermakna bagi siswa . dengan kata lain, proses aktif dari orang yang belajar dalam rangka tujuan tersebut merupakan fakto yang sangat

BAB II

PEMBAHASAN

A. Metode Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning / PjBL)

Model pembelajaran Proyek  merupakan model pembelajaran yang

menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Guru menugaskan siswa untuk

melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk

menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Model pembelajaran ini

menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan

mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam

beraktifitas secara nyata. Kegiatan pembelajaran ini dirancang untuk digunakan

pada permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik dalam melakukan

insvestigasi dan memahaminya. Melalui model pembelajaran ini, proses inquiry

dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding question) dan

membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang

mengintegrasikan berbagai subjek (materi). Pada saat pertanyaan terjawab,

secara langsung siswa dapat melihat berbagai elemen utama sekaligus berbagai

prinsip dalam sebuah disiplin yang sedang dikajinya. Model pembelajaran yang

dilakukan ini  merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia

nyata, hal ini akan berharga bagi perhatian dan usaha peserta didik.

Langkah-langkah pembelajaran pada pembelajaran berbasis proyek

menggamit 6 kegiatan pembelajaran yaitu penentuan pertanyaan, menyusun

rencana proyek, menyusun jadwal, monitoring, menguji hasil, dan evalusasi

pengalaman. Pada langkah penentuan pertanyaan, guru pertama-tama

menganalisis kompetensi inti dan standar kompetensi. Pada materi yang sesuai

dengan model pembelajaran project, guru melakukan inventarisasi dan memilih

KD yang benar-benar sesuai dengan model pembelajaran ini. Pada langkah

menyusun rencana proyek, guru dan siswa secara berkelompok melakukan

Page 5: file · Web viewdikehendaki oleh yang belajar, bermakna bagi siswa . dengan kata lain, proses aktif dari orang yang belajar dalam rangka tujuan tersebut merupakan fakto yang sangat

penyusunan rencana proyek yang mencakup menyusun jadwal kegiatan,

mempersiapkan perlengkapan yang diperlukan serta mempersiapkan bagaimana

cara menyelesaikan proyek yang telah direncanakan. Pada langkah selanjutnya,

guru melakukan monitoring. Monitaring dilakukan guru untuk mengetahui

dimana siswa mendapatkan kesulitan dan kapan siswa memerlukan bantuan

guru. Belum semua siswa terbiasa dan memahami cara kerja yang diharapkan

guru untuk diselesaikan siswa. Para siswa dibimbing oleh guru menguji hasil dan

melakukan evalusasi pengalaman. Bagi siswa kegiatan ini akan sangat berkesan

dan melatih siswa untuk menjadi pribadi yang bertanggungjawab dan mandiri

namun tidak semua siswa menyukai model pembelajaran ini terutama bagi siswa

yang tidak menyukai bidang tugas proyek semacam ini.

Sistem Penilaian yang dilakukan pada model pembelajaran proyek adalah

Penilaian proyek. Penilaian ini merupakan kegiatan penilaian terhadap satu tugas

yang harus diselesaiakan dalam kurun waktu tertentu. Tugas tersebut meliputi

penilaian dari tahap perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian,

pengolahan dan penyajian data. Penilaian proyek dapat digunakan untuk

mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan

penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata

pelajaran tertentu secara jelas. Ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:

kemampuan pengelolaan, relevansi, dan kaaslian. Kemampuan pengelolaan

yaitu kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi, dan

mengelola waktu pengumpulan data dan penulisan laporan. Relevansi adalah

kesesuaian dengan mata pelajaran dengan mempertimbangkan tahap

pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran. Keaslian

adalah bahwa yang dilakukan siswa merupakan hasil karyanya.Teknik penilaian

proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil akhir.

Tahapan yang perlu dinilai yaitu: tahapan penyusunan desain, pengumpulan data,

analis data, dan penyiapan laporan  tertulis atau poster. Instrumen penilaian 

berupa daftar cek atau skala penilaian.

Page 6: file · Web viewdikehendaki oleh yang belajar, bermakna bagi siswa . dengan kata lain, proses aktif dari orang yang belajar dalam rangka tujuan tersebut merupakan fakto yang sangat

Pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang

memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran dikelas

dengan melibatkan kerja proyek. Kerja proyek memuat tugas-tugas yang

kompleks berdasarkan kepada pertanyaan dan permasalahan yang sangat

menantang, dan menuntut siswa untuk merancang, memecahkan masalah,

membuat keputusan, melakukan kegiatan investigasi, serta memberikan

kesempatan kepada siswa untuk bekerja secara mandiri. Tujuannya adalah agar

siswa mempunyai kemandirian dalam menyelesaikan tugas yang dihadapinya.

1. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Proyek

Pembelajaran berbasis proyek adalah sebuah model yang inovatif, dan lebih

menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks.

Fokus pembelajaran terletak pada prinsip dan konsep inti dari suatu disiplin

ilmu, melibatkan siswa dalam investigasi pemecahan masalah dan kegiatan

tugas-tugas bermakna yang lain. Memberi kesempatan siswa bekerja secara

otonom dalam mengonstruksi pengetahuan mereka sendiri, dan mencapai

puncaknya untuk menghasilkan produk nyata.

Pembelajaran berbasis proyek memiliki potensi yang besar untuk memberi

pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermakna bagi siswa.

Biasanya memerlukan beberapa tahapan dan beberapa durasi. Tidak hanya

sekedar merupakan rangkaian pertemuan kelas, serta belajar kelompok

kolaboratif. Pembelajaran berbasis proyek memfokuskan pada

pengembangan produk atau unjuk kerja (performance),yang secara umum

melakukan kegiatan seperti berikut

- Mengorganisasi kegiatan belajar kelompok mereka

- Melakukan pengkajian atau penelitian

- Memecahkan masalah

- Mensintesis informasi

Page 7: file · Web viewdikehendaki oleh yang belajar, bermakna bagi siswa . dengan kata lain, proses aktif dari orang yang belajar dalam rangka tujuan tersebut merupakan fakto yang sangat

Pembelajaran berbasis proyek memiliki potensi yang amat besar untuk

membuat pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermakna untuk pelajar

usia dewasa, seeperti siswa, apakah mereka sedang belajar di perguruan

tinggi maupun pelatihan transisionaluntuk memasuki lapangan kerja.

Di dalam pembelajaran berbasis proyek, pelajar menjadi terdorong untuk

lebih aktif dalam belajar sendiri. Instruktur berposisi di belakang dan pelajar

berinisiatif. Instruktur member kemudahan dan mengevaluasi proyek baik

kebermaknaannya maupun penerapan untuk kehidupan mereka sehari hari.

Sesuatu yang dibuat pelajar selama berjalan di ukur oleh guru atau instruktur

dalam pembelajarannya. Oleh karena itu, dalam pembelajaran berbasis

proyek guru tidak lebih aktif dan melatih secara langsung, akan tetapi hanya

menjadi pendamping dan fasilitator.

Pendekatan pembelajaran berbasis proyek (project based learning ini mirip

dengan pendekatan belajar berbasis masalah (problem based learning).

Karena kemiripannya itu, dalam literatur istilahnya seringkali

dipertukarbalikan. Keduanya menekankan lingkungan belajar siswa aktif,

kerja kelompok (kolaboratif), dan teknik evaluasi otentik (authentic

assessment). Perbedaannya terletak pada objek. Jika dalam problem based

learning, pelajar ebih didorong dalam kegiatan yang memerlukan perumusan

masalah, pengumpulan data, dan analisis data. Maka dalam project based

learning pelajar lebih didorong pada kegiatan desain, merumuskan pekerjaan,

merancang (designing), mengkalkulasi, melaksanakan pekerjaan, dan

mengevaluasi hasil.

Seperti didefinisikan oleh Buck Institute of Education (1999), bahwa

pembelajaran berbasis proyek memliki karakteristik sebagai berikut.

a. Pelajar membuat keputusan dan membuat kerangka kerja.

b. Terdapat masalah yang pemecahannya tidak ditentukan sebelumnya.

c. Pelajar merancang proses untuk mencapai hasil.

Page 8: file · Web viewdikehendaki oleh yang belajar, bermakna bagi siswa . dengan kata lain, proses aktif dari orang yang belajar dalam rangka tujuan tersebut merupakan fakto yang sangat

d. Pelajar bertanggung jawab untuk mendapatkan mendapatkan dan

mengelola informasi yang dikumpulkan.

e. Melakukan evaluasi secara kontinu.

f. Pelajar secara teratur melihat kembali apa yang mereka telah kerjakan.

g. Hasil akhir berupa produk yang telah di evaluasi.

Oakey (1998) mempertegas konsep dan karakteristik project based leaning

dengan membedakannya dengan problem based learning yang seringkali

saling dipertukarkan dalam penggunaan istilah ini. Istilah project based

learning dan problem based learning masing-masing digunakan untuk

menyatakan strategi pembelajaran. Kemiripan kedua konsep pembelajaran itu

dan penggunaan singkatan yang sama menghasilkan kerancuan didalam

literatur dan penelitian, meskipun sebenarnya diantara keduanya berbeda.

Project based learning dan problem based learning memiliki beberapa

kesamaan karakteristik. Keduanya adalah strategi pembelajaran yang

dimaksudkan untuk melibatkan pelajar didalam tugas-tugas otentik dan dunia

nyata agar dapat memperluas belajar mereka. Pelajar diberi tugas proyek atau

problem yang open-ended dengan lebih dari satu pendekatan atau jawaban,

yang menstimulasikan situasi professional. Kedua pendekatan ini juga

didefinisikan sebagai student-centered, dan menempatkan peranan guru

sebagai fasilitator. Pelajar dilibatkan dalam project atau problem based

learning yang secara umum bekerja di dalam kelompok secara kolaboratif,

dan di dorong mencari berbagai sumber informasi yang berhubungan dengan

proyek atau problem yang dikerjakan. Pendekatkan ini menekankan

pengukuran hasil belajar otentik dan dengan basis unjuk kerja (performance-

based assessment).

Proyek dalam pembelajaran berbasis proyek merupakan pusat atau inti

kurikulum, bukan pelengkap kurikulum. Di dalam pembelajaran berbasis

proyek, proyek adalah strategi pembelajaran. Pelajar mengalami dan belajar

Page 9: file · Web viewdikehendaki oleh yang belajar, bermakna bagi siswa . dengan kata lain, proses aktif dari orang yang belajar dalam rangka tujuan tersebut merupakan fakto yang sangat

konsep-konsep inti suatu disiplin ilmu melalui proyek. Ada kerja proyek

yang mengikuti pembelajaran tradisional dengan cara memberi ilustrasi.

Contoh, praktik tambahan, atau aplikasi praktik yang diajarkan sebelumnya

dengan maskud lain. Akan tetapi menurut criteria diatas, aplikasi proyek

tersebut tidak dapat dikategorikan sebagai pembelajaran berbasis proyek.

Kegiatan proyek yang dimaksudkan untuk pengayaan diluar kurikulum juga

tidak termasuk pembelajaran berbasis proyek.

Proyek dalam pembelajaran berbasis proyek adalah terfokus pada pertanyaan

atau masalah yang mendorong pelajar menjalani dengan keja keras. Konsep-

konsep dan prinsip-prinsip inti atau pokok dari disiplin. Kriteria ini sangat

halus dan agak susah diraba. Definisi proyek bagi pelajar harus dibuat

sedemikian rupa agar terjalin hubungan antara aktivitas dan pengetahuan

konseptual yang melatar belakanginya yang diharapkan dapat berkembang

menjadi lebih luas dan mendalam.

Proyek melibatkan pelajar dalam investigasi konstruktif. Investigasi mungkin

berupa proses desain, penemuan masalah, pemecahan masalah, discovery,

atau proses pembangunan model. Akan tetapi, agar dapat disebut proyek

memenuhi kriteria pembelajaran berbasis proyek, aktivitas inti dari proyek

itu harus meliputi transformasi dan konstruksi pengetahuanpada pihak

pelajar. Jika pusat atau inti kegiatan proyek tidak menyajikan tingkat

kesulitan bagi anak, atau dapat dilakukan dengan penerapan informasi atau

keterampilan yang siap dipelajari. Proyek yang dimaksud adalah tidak lebih

dari sebuah latihan, dan bukan proyek pembelajaran berbasis proyek.

Pembelajaran berbasis proyek bisa menjadi bersifat revolusioner di dalam isu

pembaruan pembelajaran. Proyek dapat mengubah hakikat hubungan antara

guru dan pebelajar. Proyek dapat mereduksi kompetisi di dalam kelas dan

mengarahkan pebelajar lebih kolaboratif daripada kerja sendiri-sendiri.

Page 10: file · Web viewdikehendaki oleh yang belajar, bermakna bagi siswa . dengan kata lain, proses aktif dari orang yang belajar dalam rangka tujuan tersebut merupakan fakto yang sangat

Proyek juga dapat menggeser fokus pembelajaran dari mengingat fakta ke

eksplorasi ide.

2. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Berbasis Proyek

Sebagai sebuah model pembelajaran, menurut Thomas, pembelajaran

berbasis proyek mempunyai beberapa prinsip, yaitu sebagai berikut :

a. Prinsip Sentralis

Prinsip sentralis menegaskan bahwa kerja proyek merupakan esensi dari

kurikulum. Model ini merupakan pusat strategi pembelajaran, dimana

siswa belajar konsep utama dari suatu pengetahuan melalui kerja proyek.

Oleh karena itu, kerja proyek bukan merupakan praktik tambahan dan

aplikasi praktis dari konsep yang sedang dipelajari, melainkan menjadi

sentral kegiatan pembelajaran dikelas. Dengan demikian, kegiatan

pembelajarn akan dapat dilaksanakan secara optimal. Dalam

pembelajaran berbasis proyek, proyek adalah strategi pembelajaran.

Siswa mengalami dan belajar konsep-konsep inti suatu disiplin ilmu

melalui proyek.

b. Prinsip Pertanyaan Pendorong / Penuntun

Prinsip ini berarti bahwa kerja proyek berfokus pada “pertanyaan atau

permasalahan” yang dapat mendorong siswa untuk berjuang memperoleh

konsep atau prinsip utama suatu bidang tertentu. Jadi, dalam hal ini kerja

sebagai external motivation yang mampu menguggah siswa untuk

menumbuhkan kemandiriannya dalam mengerjakan tugas-tugas

pembelajaran.

c. Prinsip Investigasi Konstruktif

Prinsip Investigasi Konstruktif merupakan proses yang mengarah kepada

pencapaian tujuan, yang mengandung kegiatan inkuiri, pembngunan

konsep, dan resolusi. Dalam investigasi memuat proses perancangan,

pembutan keputusan, penemuan masalah, pemecahan masalah, discovery,

dan pembentukan model. Di samping itu, dalam kegiatan pembelajaran

Page 11: file · Web viewdikehendaki oleh yang belajar, bermakna bagi siswa . dengan kata lain, proses aktif dari orang yang belajar dalam rangka tujuan tersebut merupakan fakto yang sangat

berbasis proyek ini harus tercakup proses transfomasi dan konstruksi

pengetahuan.

d. Prinsip Otonomi

Prinsip otonomi dalam pembelajaran berbasis proyek dapat diartikan

sebagai kemandirian siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran,

yaitu bebas menentukan pilihannya sendiri, bekerja dengan minimal

supervisi, dan bertanggung jawab. Dalam hal ini guru hanya berperan

sebagai fasilitator dan motivator untuk mendorong tumbuhnya

kemandirian siswa.

e. Prinsip Realistis

Prinsip realistis berarti bahwa proyek meupakan sesuatu yang nyata,

bukan seperti di sekolah. Pembelajaran berbasis proyek harus dapat

memberikan perasaan realistiskepada siswa, termasuk dalam memilih

topik, tugas, dan peran konteks kerja, kolaborasi kerja, produk,

pelanggan, maupun standar produknya. Pembelajaran berbasis proyek

mengandung tantangan nyata yang berfokus pada permasalahan yang

autentik (bukan simulasi), bukan dibuat-buat, dan solusinya dapat

diimplementasikan di lapangan.

3. Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek

Menurut Moursund (dalam Wena, 2011) beberapa keuntungan dari

pembelajaran berbasis proyek , antara lain sebagai berikut

a. Increased Motivation

Pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan motivasi belajar siswa

terbukti dari beberapa laporan penelitian tentang pembelajaran berbasis

proyek yang menyatakan bahwa siswa sangat tekun, berusaha keras untuk

menyelesaikan proyek, siswa merasa lebih bergairah dalam pembelajaran,

dan keterlambatan dalam kehadiran sangat berkurang.

Page 12: file · Web viewdikehendaki oleh yang belajar, bermakna bagi siswa . dengan kata lain, proses aktif dari orang yang belajar dalam rangka tujuan tersebut merupakan fakto yang sangat

b. Increased Problem-solving Ability

Beberapa sumber mendeskripsikan bahwa lingkungan belajar

pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan kemampuan

memecahkan masalah, membuat siswa lebih aktif dan behasil

memecahkan problem-problem yang bersifat kompleks.

c. Improved Library Research Skills

Karena pembelajaran berbasis proyek mempersyaratkan siswa harus

mampu secara cepat memperoleh informasi melalui sumber-sumber

informasi, maka keterampilan siswa untuk mencari dan mendapatkan

informasi akan meningkat.

d. Increased Collaboration

Pentingnya kerja kelompok dalam proyek memerlukan siswa

mengembangkan dan mempraktikan keterampilan komunikasi.

Kelompok kerja kooperatif, evaluasi siswa, pertukaran informasi online

adalah aspek-aspek kolaboratif dari sebuah proyek.

e. Increased Resource-Management Skills

Pembelajaran berbasis proyek yang diimplementasikan secara baik

memberikan kepada siswa pembelajaran dan praktik dalam

mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber

lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.

4. Kelemahan Pembelajarn Berbasis Proyek

a. Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.

b. Membutuhkan biaya yang cukup banyak.

c. Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, dimana

instrukur memegang peran utama di kelas.

d. Banyaknya peralatan yang harus disediakan.

e. Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan

pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan.

f. Ada kemungkinan ada siswa yang kurang aktif dalam kerja kelompok.

Page 13: file · Web viewdikehendaki oleh yang belajar, bermakna bagi siswa . dengan kata lain, proses aktif dari orang yang belajar dalam rangka tujuan tersebut merupakan fakto yang sangat

g. Ketika topic yang diberikan kepada masing-masing kelompok berbeda,

dikhawatirkan peserta didik tidak bisa memahami topic secara

keseluruhan.

Untuk mengatasi kelemahan dari pembelajaran berbasis proyek diatas,

seorang pendidik harus dapat mengatasinya dengan cara sebagai berikut.

a. Memfasilitasi peserta didik dalam menghadapi masalah.

b. Membatasi waktu peserta didik dalam menyelesaikan proyek.

c. Meminimalis dan menyediakan peralatan sederhana yang terdapat di

lingkungan sekitar.

d. Memilih lokasi penelitian yang mudah dijangkau sehingga tidak

membutuhkan banyak waktu dan biaya.

e. Menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga

instruktur dan peserta didik merasa nyaman dalam proses pembelajaran.

Pembelajaran berbasis proyek ini juga menuntut siswa untuk

mengembangkan keterampilan seperti kolaborasi dan refleksi. Menurut studi

penelitian, pembelajaran berbasis proyek membantu siswa untuk

meningkatkan keterampilan social mereka, sering menyebabkan absensi

berkurang dan lebih sedikit terjadi masalah kedisiplinan di kelas. Siswa juga

lebih percaya diri berbicara dengan kelompok orang, termasuk orang dewasa.

Pembelajaran berbasis proyek juga meningkatkan antusiasme untuk belajar.

Ketika siswa bersemangat dan antusias tentang apa yang mereka pelajari,

mereka akan sering terlibat dalam subjek dan kemudian memperluas minat

mereka untuk mata pelajaran lainnya. Antusias siswa ini cenderung untuk

mempertahankan apa yang mereka pelajari, bkan melupakannya dengan

cepat.

Page 14: file · Web viewdikehendaki oleh yang belajar, bermakna bagi siswa . dengan kata lain, proses aktif dari orang yang belajar dalam rangka tujuan tersebut merupakan fakto yang sangat

5. Langkah-Langkah Mendesain Suatu Proyek

Stienberg mengajukan enam strategi dalam mendesain suatu proyek yang

disebut dengan The Six A’s of Designing Projects1, yaitu sebagai berikut.

a. Authenticity (Keauntetikan)

b. Academic Rigor (Ketaatan terhadap nilai akademik)

c. Applied Learning (Belajar pada dunia nyata)

d. Active Exploration (Aktif meneliti)

e. Adult Relationship (Hubungan dengan ahli)

f. Assessment (penilaian)

Keenam langkah evaluatif tersebut dapat dijadikan pedoman dalam

merancang suatu bentuk pembelajaran berbasis proyek. Dengan mengacu

pada standar tersebut, pembelajaran proyek yang dilakukan oleh siswa dapat

lebih bermakna bagi pengembangan dirinya.

6. Pedoman Pembimbing

Dalam membimbing siswa dalam pembelajaran berbasis proyek ada beberapa

hal yang perlu diperhatikan dan dijadikan pijakan tindakan. Adapun pedoman

pembimbingan tersebut antara lain.

a. Keauntetikan

Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai strategi berikut.

1. Mendorong dan membimbing siswa untuk memahami kebermaknaan

dari tugas yang dikerjakan.

2. Merancang tugas siswa sesuai dengan kemampuannya sehingga ia

mampu menyelesaikannya tepat waktu.

3. Mendorong dan membimbing siswa agar mampu menghasilkan

sesuatu dari tugas yang dikerjakannya.

b. Ketaatan Terhadap Nilai-Nilai Akademik

Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai strategi berikut.

1 Wena, 2011

Page 15: file · Web viewdikehendaki oleh yang belajar, bermakna bagi siswa . dengan kata lain, proses aktif dari orang yang belajar dalam rangka tujuan tersebut merupakan fakto yang sangat

1. Mendorong dan mengarahkan siswa agar mampu menerapkan

berbagai pengetahuan / disiplin ilmu dalam menyelesaikan tugas yang

dikerjakan.

2. Merancang dan mengembangkan tugas-tugas yang dapat member

tantangan pada siswa untuk menggunakan berbagai metode dalam

pemecahan masalah.

3. Mendorong dan membimbing siswa untuk mampu berfikir tingkat

tinggi dalam memecahkan masalah.

c. Belajar pada Dunia Nyata

Hal ini dapat dilakukan dengan strategi berikut.

1. Mendorong dan membimbing siswa untuk mampu bekerja pada

konteks permasalahan yang nyata yang ada di masyarakat.

2. Mendorong dan mengarahkan agar siswa mampu bekerja dalam

situasi organisasi yang menggunakan teknologi tinggi.

3. Mendorong dan mengarahkan siswa agar mampu mengelola

kemampuan keterampilan pribadinya.

d. Aktif Meneliti

Hal ini dapat dilakukan dengan strategi berikut.

1. Mendorong dan mengarahkan siswa agar dapat menyelesaikan

tugasnya sesuai dengan jadwal yang telah dibuatnya.

2. Mendorong dan mengarahkan siswa untuk melakukan penelitian

dengan berbagai macam metode, media, dan berbagai sumber.

3. Mendorong dan mengarahkan siswa agar mampu berkomunikasi

dengan orang lain, baik melalui presentasi ataupun media lain.

e. Hubungan dengan Ahli

Hal ini dapat dilakukan dengan strategi berikut.

1. Mendorong dan mengarahkan siswa untuk mampu belajar dari orang

lain yang memiliki pengetahuan yang relevan.

2. Mendorong dan mengarahkan siswa bekerja / berdiskusi dengan

orang lain atau temannya dalam memecahkan masalah.

Page 16: file · Web viewdikehendaki oleh yang belajar, bermakna bagi siswa . dengan kata lain, proses aktif dari orang yang belajar dalam rangka tujuan tersebut merupakan fakto yang sangat

3. Mendorong dan mengaahkan siswa untuk mengajak atau meminta

pihak luar untuk terlibat dalam menilai unjuk kerjanya.

f. Penilaian

Hal ini dapat dilakukan dengan strategi berikut.

1. Mendorong dan mengarahkan siswa agar mampu melakukan evaluasi

diri terhadap kinerjanya dalam mengerjakan tugasnya.

2. Mendorong dan mengarahkan siswa untuk mengajak pihak luar untuk

terlibat mengembangkan standar kerja yang terkait dengan tugasnya.

3. Mendorong dan mengarahkan siswa untuk menilai unjuk kerjanya.

7. Dukungan Teoritik Pembelajaran Berbasis Proyek

Pembelajaran Berbasis Proyek adalah pendekatan pembelajaran yang

merangkum sejumlah ide-ide pembelajaran, yang didukung oleh teori-teori

dan penelitian substansial. Bagian ini mencoba mengetengahkan bahasan

teoretik yang mendasari Pembelajaran Berbasis Proyek. Menurut Mayer

(1992), dalam praktik pendidikan, terutama setengah abad terakhir, telah

terjadi pergeseran teori-teori belajar, dari aliran teori belajar behavioristik ke

kognitif, dari kognitif ke konstruktivistik.

Implikasi pergeseran pandangan terhadap belajar dan pembelajaran tersebut

adalah munculnya pandangan bahwa kurikulum sebagai body of knowledge

atau keterampilan-keterampilan yang ditransfer adalah naif. Jika pandangan

konstruktivis mengenai individu sebagai pengkonstruk pengetahuan mereka

sendiri dapat diterima, maka mungkin lebih tepat memandang kurikulum

sebagai serangkaian tugas dan strategi belajar. Oleh karena itu, perspektif

kehidupan kelas pun menjadi berubah. Hakekat hubungan guru-siswa tidak

lagi guru sebagai penjaja informasi dan siswa sebagai penerima informasi

semata, tetapi guru lebih sebagai pembimbing dan pendamping berpikir kritis

yang konstruktif. Lingkungan kelas dirancang untuk memberikan setting

sosial yang mendukung konstruksi pengetahuan dan keterampilan.

Page 17: file · Web viewdikehendaki oleh yang belajar, bermakna bagi siswa . dengan kata lain, proses aktif dari orang yang belajar dalam rangka tujuan tersebut merupakan fakto yang sangat

Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan model pembelajaran yang

didukung oleh atau berpijak pada teori belajar konstruktivistik. Strategi

pembelajaran yang menonjol dalam pembelajaran konstruktivistik antara lain

adalah strategi belajar kolaboratif, mengutamakan aktivitas siswa daripada

aktivitas guru, mengenai kegiatan laboratorium, pengalaman lapangan, studi

kasus, pemecahan masalah, panel diskusi, diskusi, brainstorming, dan

simulasi.

Beberapa dari strategi tersebut juga terdapat dalam pembelajaran berbasis

proyek yaitu.

a. Strategi belajar kolaboratif

b. Mengutamakan aktivitas siswa daripada aktivitas guru

c. Kegiatan laboratorium

d. Pengalaman lapangan

e. Pemecahan masalah

Peranan guru yang utama adalah mengendalikan ide-ide dan interpretasi

siswa dalam belajar, dan memberikan alternatif-alternatif melalui aplikasi,

bukti-bukti, dan argumen-argumen.

Dari berbagai karakteristiknya, Pembelajaran Berbasis Proyek didukung

teori-teori belajar konstruktivistik. Dalam konteks pembaruan di bidang

teknologi pembelajaran, Pembelajaran Berbasis Proyek dapat dipandang

sebagai pendekatan penciptaan lingkungan belajar yang dapat mendorong

pelajar mengkonstruk pengetahuan dan keterampilan melalui pengalaman

langsung. Proyek dalam Pembelajaran Berbasis Proyek dibangun

berdasarkan ide-ide pelajar sebagai bentuk alternatif pemecahan masalah riil

tertentu, dan pelajar mengalami proses belajar pemecahan masalah itu secara

langsung.

Menurut banyak literatur, konstruktivisme adalah teori belajar yang

bersandar pada ide bahwa pelajar mengkonstruk pengetahuan mereka sendiri

di dalam konteks pengalaman mereka sendiri (Murphy, 1997; Brook &

Brook, 1993, 1999; Driver & Leach, 1993; Fraser, 1995). Pembelajaran

Page 18: file · Web viewdikehendaki oleh yang belajar, bermakna bagi siswa . dengan kata lain, proses aktif dari orang yang belajar dalam rangka tujuan tersebut merupakan fakto yang sangat

konstruktivistik berfokus pada kegiatan aktif pelajar dalam memperoleh

pengalaman langsung, ketimbang pasif “menerima” pengetahuan. Dari

perspektif konstruktivis, belajar bukanlah murni fenomena stimulus-respon

sebagaimana dikonsepsikan para behavioris, akan tetapi belajar adalah proses

yang memerlukan pengaturan diri sendiri (self-regulation) dan pembangunan

struktur konseptual melalui refleksi dan abstraksi (von Glaserfeld, dalam

Murphy, 1997). Kegiatan nyata yang dilakukan dalam proyek memberikan

pengalaman belajar yang dapat membantu refleksi dan mendekatkan

hubungan aktivitas dunia nyata dengan pengetahuan konseptual yang

melatarinya yang diharapkan akan dapat berkembang lebih luas dan lebih

mendalam (Barron, Schwartz, Vye, Moore, Petrosino, Zech, Bransford, &

The Cognition and Technology Group at Vanderbilt, 1998). Hal ini

menunjukkan bahwa Pembelajaran Berbasis Proyek, yang mendasarkan pada

aktivitas dunia nyata, berpotensi memperluas dan memperdalam pengetahuan

konseptual dan prosedural (Gagne, 1985). Perluasan dan pendalaman

pemahaman pengetahuan tersebut dapat diamati dengan mengukur

peningkatan kecakapan akademiknya.Prinsip-prinsip Pembelajaran Berbasis

Proyek juga dilandasi oleh teori belajar konstruktif. Menurut Simons (1996)

belajar konstruktif harus dilakukan dengan menumbuhkan upaya siswa

membangun representasi memori yang kompleks dan kaya, yang

menunjukkan tingkat terhubungan yang kuat antara pengetahuan semantik,

episodik, dan tindakan. Sebagaimana dinyatakan Simons (1996), representasi

memori terbagi menjadi tiga jenis: representasi semantik, episodik, dan

tindakan. Representasi semantik mengacu pada konsep dan prinsip dengan

karakteriktik yang menyertainya, representasi episodik didasarkan pada

pengalaman personal dan afektif, dan representasi tindakan mengacu pada

hal-hal yang dapat dilakukan dengan menggunakan informasi semantik dan

episodik, misalnya penyelesaian jenis masalah tertentu, dengan menggunakan

pengetahuan tertentu. Idealnya, hubungan antar tiga jenis representasi

pengetahuan tersebut kuat. Oleh karena itu, prinsip belajar konstruktif adalah

Page 19: file · Web viewdikehendaki oleh yang belajar, bermakna bagi siswa . dengan kata lain, proses aktif dari orang yang belajar dalam rangka tujuan tersebut merupakan fakto yang sangat

menekankan usaha keras untuk menghasilkan keterhubungan tiga jenis

representasi pengetahuan tersebut. Prinsip belajar konstruktif tersebut juga

mendasari Pembelajaran Berbasis Proyek. Bagian-bagian dari prinsip belajar

konstruktif seperti belajar yang berorientasi pada diskoveri, kontekstual,

berorientasi masalah, dan motivasi sosial juga menjadi bagian-bagian prinsip

Pembelajaran Berbasis Proyek. Strategi belajar kolaboratif yang diposisikan

amat penting dalam Pembelajaran Berbasis Proyek juga menjadi tekanan

teoretik belajar konstruktif.

Prinsip kontekstualisasi juga menjadi karakteristik penting dalam

Pembelajaran Berbasis Proyek, diturunkan dari ide dasar teori belajar

konstruktivistik. Para konstruktivis mengatakan bahwa belajar adalah proses

aktif membangun realitas dari pengalaman belajar. Bagaimana pun, belajar

tidak dapat terlepas dari apa yang sudah diketahui pebelajar dan konteks di

mana hal itu dipelajari (Bednar, Cunningham, Duffy, & Perry, dalam Dunn,

1994). Para konstruktivis itu tidak menyangkal eksistensi (objektivitas) dunia

nyata, akan tetapi dikatakannya bahwa makna apa yang kita bangun dari

dunia nyata adalah indiosyncratic. Tidak ada dua orang yang membangun

makna yang sama, karena kombinasi pengalaman dan pengetahuan

sebelumnya akan menghasilkan interpretasi yang berbeda. Atas dasar

keyakinan tersebut direkomendasikan bahwa pembelajaran perlu diletakkan

dalam konteks yang kaya yang merefleksikan dunia nyata, dan berhubungan

erat dengan konteks di mana pengetahuan akan digunakan. Singkatnya,

pembelajaran perlu otentik. Seperti telah diuraikan di bagian depan,

Pembelajaran Berbasis Proyek adalah salah satu model pembelajaran yang

berlatar dunia otentik.

Jonassen (1991), dan Brown, Collins dan Duguid (1988) juga berpendapat

bahwa belajar terjadi secara lebih efektif di dalam konteks, dan bahwa

konteks menjadi bagian penting dari basis pengetahuan yang berhubungan

dengan proses belajar tersebut. Implikasinya di dalam pembelajaran adalah

penciptaan lingkungan belajar yang riil, otentik dan relevan sebagai konteks

Page 20: file · Web viewdikehendaki oleh yang belajar, bermakna bagi siswa . dengan kata lain, proses aktif dari orang yang belajar dalam rangka tujuan tersebut merupakan fakto yang sangat

belajar tertentu. Guru dan model pembelajaran yang diciptakannya berfokus

pada pendekatan realistik yang memudahkan siswa belajar memecahkan

masalah dunia nyata (Jonassen, 1991). Pembelajaran Berbasis Proyek juga

merupakan pendekatan menciptakan lingkungan belajar yang realistik, dan

berfokus pada belajar memecahkan masalah-masalah yang terjadi di dunia

nyata.

Pembelajaran Berbasis Proyek juga didukung oleh teori belajar eksperiensial.

Seperti dikatakan William James bahwa belajar yang paling baik adalah

melalui aktivitas diri sendiri, pengalaman sensoris adalah dasar untuk belajar,

dan belajar yang efektif adalah holistik, dan interdisipliner (dalam Moore,

1999). Prinsip-prinsip ini juga diterapkan dalam Pembelajaran Berbasis

Proyek. Pebelajar mengendalikan belajarnya sendiri, mulai dari

pengidentifikasian masalah yang akan dijadikan proyek sampai dengan

mengevaluasi hasil proyek. Guru/dosen berperan sebagai pembimbing,

fasilitator, dan partner belajar. Tema proyek yang dipilih juga bersifat

interdisipliner, karena mengandung unsur berbagai disiplin yang dibutuhkan

untuk menyelesaikan masalah dalam proyek yang dikerjakan itu. Apa yang

dilakukan pelajar dalam proses pembelajaran adalah pengalaman-

pengalaman sensoris sebagai basis belajar. Makna dari berbagai pengalaman

adalah sebuah hubungan yang saling tergantung antara apa yang dibawa oleh

pebelajar dalam situasi belajar dan apa yang terjadi di dalam situasi itu.

Berdasarkan pengetahuan yang diturunkan dari pengalaman sebelumnya,

pada pengalaman baru orang membangun pengetahuan baru (Billet, 1996).

Kerja proyek dapat dipandang sebagai proses belajar memantapkan

pengalaman yang belum mantap, memperluas pengetahuan yang belum luas,

dan memperhalus pengetahuan yang belum halus, sebagaimana juga

dikatakan oleh Marzano (1992) bahwa belajar melalui pengalaman nyata

(misalnya, investigasi dan pemecahan masalah-masalah nyata) dapat

memperluas dan memperhalus pengetahuan.

Page 21: file · Web viewdikehendaki oleh yang belajar, bermakna bagi siswa . dengan kata lain, proses aktif dari orang yang belajar dalam rangka tujuan tersebut merupakan fakto yang sangat

Berdasarkan teori-teori belajar konstruktivistik yang dirujuk di atas, maka

Pembelajaran Berbasis Proyek dapat disimpulkan memiliki kelebihan-

kelebihan sebagai lingkungan belajar:

a. Otentik kontekstual (goal-directed activities) yang akan memperkuat

hubungan antara aktivitas dan pengetahuan konseptual yang melatarinya

b. Mengedepankan otonomi pelajar (self-regulation) dan guru/dosen sebagai

pembimbing dan partner belajar, yang akan mengembangkan kemampuan

berpikir produktif

c. Belajar kolaboratif yang memberi peluang pelajar saling membelajarkan

yang akan meningkatkan pemahaman konseptual maupun kecakapan

teknikal

d. Holistik dan interdisipliner

e. Realistik dan berorientasi pada belajar aktif memecahkan masalah riil,

yang memberi kontribusi pada pengembangan kecakapan pemecahan

masalah

f. Reinforcemen intrinsik (umpan balik internal) yang dapat menajamkan

kecakapan berpikir produktif.

8. Langkah-Langkah Operasional Pembelajaran Berbasis Proyek

Langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek adalah sebagai berikut.

a. Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start with the Essential Question)

Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang

dapat member penugasan siswa dalam melakukan suatu aktivitas.

Mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai

dengan sebuah investigasi mendalam. Guru/pengajar berusaha agar topic

yang diangkat relevan untuk para siswa.

b. Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project)

Perencaanaan dilakukan secara kolaboratif antara guru dan siswa. Dengan

demikian siswa diharapkan akan merasa memiliki pekerjaan tersebut.

Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat

Page 22: file · Web viewdikehendaki oleh yang belajar, bermakna bagi siswa . dengan kata lain, proses aktif dari orang yang belajar dalam rangka tujuan tersebut merupakan fakto yang sangat

mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara

mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui alat

dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.

c. Menyusun Jadwal (Create a Schedule)

Guru dan siswa secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam

menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain.

1. Membuat timeline untuk menyelesaikan proyek

2. Membuat deadline penyelesaian proyek

3. Siswa agar merencanakan cara yang baru

4. Membimbing siswa ketika mereka membuat cara yang tidak

berhubungan dengan proyek

5. Meminta siswa untuk membuat penjelasan (alas an) tentang

pemilihan suatu cara

d. Memonitor Peserta Didik dan Kemajuan Proyek (Monitor the Student and

the Progress of the Project)

Guru bertanggung jawab utuk melakukan monitor terhadap aktivitas

peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan

dengan cara memfasilitasi siswa pada setiap proses. Dengan kata lain,

guru berperan menjadi mentor bagi aktivitas siswa. Agar mempermudah

proses monitoring, dibuat sebuah rubric yang dapat merekam keseluruhan

aktivitas yang penting.

e. Menguji Hasil (Assess the Outcome)

Penilaian dilakukan untuk mebantu guru dalam mengukur ketercapaian

standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-masing siswa,

member umpan balik tentang tingat pemahaman yang sudah dicapai

siswa, membantu guru dalam menyusun strategi pembelajaran

berikutnya.

f. Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)

Pada akhir proses pembelajaran, guru dan sisa melakukan refleksi

terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi

Page 23: file · Web viewdikehendaki oleh yang belajar, bermakna bagi siswa . dengan kata lain, proses aktif dari orang yang belajar dalam rangka tujuan tersebut merupakan fakto yang sangat

dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini siswa

diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya slam

menyelesaikan proyek. Guru dan siswa mengembangkan diskusi dalam

rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada

akhirnya ditemukan suatu temuan barun unruk menjawab permasalahan

yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.

B. Implementasinya dalam Pembelajaran Matematika di SMP/MTs

Pembelajaran adalah sebuah upaya untuk menciptakan iklim dan

pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan peserta

didik yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa, serta

antara siswa dengan siswa. Dalam pembelajaran ada model pembelajaran. Istilah

model pembelajaran sangat dekat dengan pengertian stategi pembelajaran.

Meskipun demikian, pengertian model pembelajaran ini dibedakan dari

pengertian strategi, pendekatan dan metode pembelajaran. Istilah model

pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada suatu strategi,

metode, dan teknik. Secara sederhana, pendekatan pembelajaran lebih melihat

pembelajaran sebagai proses belajar siswa yang sedang berkembang untuk

mencapai perkembangannya. Metode lebih berfokus pada prose belajar mengajar

untuk bahan ajar dan tujuan pembelajaran tertentu. Sedangkan model

pembelajaran lebih melihat pembelajaran sebagai suatu desain yang

menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang

memungkinkan siswa berinteraksi sehingga terjadi perubahan atau

perkembangan pada diri siswa.

Model pembelajaran dapat dedefinisikan sebagai sebuah kerangka

konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan

pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belejar tertentu, dan berfungsi

sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam

merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran. Dengan demikian

aktivitas pembelajaran benar-benar merupakan kegiatan bertujuan yang tertata

Page 24: file · Web viewdikehendaki oleh yang belajar, bermakna bagi siswa . dengan kata lain, proses aktif dari orang yang belajar dalam rangka tujuan tersebut merupakan fakto yang sangat

secara sistematis. Pemilihan model pembelajaran disesuaikan dengan

karakteristik mata pelajaran dan karakteristik setiap kompetensi dasar yang

disajikan. Tidak semua model pembelajarn cocok untuk setiap kompetensi dasar.

Guru perlu memilih dan menentukan mosdel pembelajaran yang sesuai dengan

kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan peserta didik yang beragam

agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa, serta antara siswa dengan

siswa.

Untuk membuat suasana belajar matematika khususnya tingkat SMP/MTs

lebih meneyenangkan, tentu para guru harus memikirkan bagaimana agar

suasana belajar lebih menyenangkan dan hidup. Salah satunya adalah

menggunakan pmbelajaran berbasis proyek. Tentu kita sama-sama tahu jika

pelajaran matematika sangat sulit untuk dipahami. Agar matematika bisa menjadi

salah satu mata pelajaran yang menyenangkan, maka para guru harus mengubah

pola pengajaran. Siswa harus lebih aktif dan guru hanya bertindak sebagai

fasilitator saja. Metode yang cocok digunakan adalah pembelajaran berbasis

proyek.

Model pembelajaran Proyek  merupakan model pembelajaran yang

menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Guru menugaskan siswa untuk

melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk

menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Model pembelajaran ini menggunakan

masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan

baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata. Kegiatan

pembelajaran ini dirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek yang

diperlukan peserta didik dalam melakukan insvestigasi dan memahaminya. Melalui

model pembelajaran ini, proses inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan

penuntun (a guiding question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek

kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi). Pada saat pertanyaan

terjawab, secara langsung siswa dapat melihat berbagai elemen utama sekaligus berbagai

prinsip dalam sebuah disiplin yang sedang dikajinya. Model pembelajaran yang

Page 25: file · Web viewdikehendaki oleh yang belajar, bermakna bagi siswa . dengan kata lain, proses aktif dari orang yang belajar dalam rangka tujuan tersebut merupakan fakto yang sangat

dilakukan ini  merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini

akan berharga bagi perhatian dan usaha peserta didik.

Dari pengertian diatas, kita tentu dapat mensiasati bagaimana caranya agar

matematika tidak menjadi mata pelajaran yang menakutkan tetapi menjadi

menyenangkan. Dengan menggunakan pembelajaran berbasis proyek, kita bisa

melakukan pembelajaran dengan kegiatan sehingga proses pembelajaran akan lebih

menarik.

Page 26: file · Web viewdikehendaki oleh yang belajar, bermakna bagi siswa . dengan kata lain, proses aktif dari orang yang belajar dalam rangka tujuan tersebut merupakan fakto yang sangat

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Model pembelajaran adalah hal yang sangat penting untuk diperhatikan

oleh pelaksana pembelajaran. Tentu banyak unsur pelaksanaan pembelajaran,

namun model pembelajaran merupakan satu unsur pembelajaran yang sangat

penting untuk mendapatkan perhatian lebih. Pada kurikulum tersebut

dikembangkan tiga model pembelajaran yaitu model pembelajaran discovery

learning, model pembelajaran berbasis masalah, dan model pembelajaran

proyek. Masing-masing model pembelajaran tersebut mempunyai kelebihan dan

kelemahan. Namun guru tidak perlu memperuncing kekurangn-kekurangan pada

masing-masing model pembelajarn yang dimaksud. Hal yang penting bagi guru

adalah memahami, menerapkan dan mengembangkan masing-masing model

pembelajaran ini sehingga proses pembelajaran menjadi efektif dan efesien serta

berjalan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Guru perlu

melakukan inovasi-inovasi dari tiga model pembelajaran sesuai dengan situasi

dan kondisi sekolah dan kelas serta saranan prasarana yang ada..

Model pembelajaran Proyek  merupakan model pembelajaran yang

menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Guru menugaskan siswa untuk

melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk

menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.

B. Saran

Untuk para guru diharapkan lebih kreatif dalam pembelajaran agar terciptanya

suasana pembelajaran yang menyenangkan. Sekarang sudah saatnya para guru

meninggalkan metode pembelajaran yang bersifat tradisional. Siswa harus

dituntut lebih aktif dan guru hanya sebagai fasilitator saja. Maka dari itu,

perlunya memakai pembelajaran berbaris proyek agar bisa menggunakan

kegiatan sebagai media dalam pembelajaran.

Page 27: file · Web viewdikehendaki oleh yang belajar, bermakna bagi siswa . dengan kata lain, proses aktif dari orang yang belajar dalam rangka tujuan tersebut merupakan fakto yang sangat

DAFTAR PUSTAKA

Pupuh,Fathurrohman. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Aditama.

Hardini, asriani. 2012. Stratergi Pembelajaran Terpadu. Yogyakarta : Familia

Zain, Aswan. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Trianto, 2011. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta : PT. Bumi Aksara

http://mediafunia.blogspot.com/2013/02/model-pembelajaran-berbasis-

proyek.html

http://falerieducation.blogspot.com/2012/03/project-based-learning.html

http://mantapben.blogspot.com/2013/10/pembelajaran-berbasis-proyek-ciri-

ciri.html