dna
DESCRIPTION
biokimiaTRANSCRIPT
Laporan Biokimia
ISOLASI DNA DARI BUAH DAN ELEKTROFORESIS GEL AGAROSA
Nama : Ansori Muchtar
NIM : 10510071
Kelompok : 02
Tanggal Praktikum : 14 November 2012
Tanggal Laporan : 21 November 2012
Asisten: Bunga (10510 )
Laboratorium Biokimia
Program Studi Kimia
Fakultas Matematika Dan IPA
Institut Teknologi Bandung
2012
ISOLASI DNA DARI BUAH DAN ELEKTROFORESIS GEL AGAROSA
I. Tujuan
Menentukan fragmen-fragmen DNA hasil isolasi dari buah
menggunakan teknik elektroforesis gel agarosa
II. Teori Dasar
DNA adalah asam nukleat yang mengandung materi genetik dan
berfungsi untuk mengatur perkembangan biologis seluruh bentuk
kehidupan secara seluler. DNA terdapat pada nukleus, mitokondria dan
kloroplas. Perbedaan di antara ketiganya adalah: DNA nukleus berbentuk
linear dan berasosiasi sangat erat dengan protein histon, sedangkan DNA
mitokondria dan kloroplas berbentuk sirkular dan tidak berasosiasi dengan
protein histon. Selain itu, DNA mitokondria dan kloroplas memiliki ciri
khas, yaitu hanya mewariskan sifat-sifat yang berasal dari garis ibu. Hal
ini sangat berbeda dengan DNA nukleus yang memiliki pola pewarisan
sifat dari kedua orangtua. Dilihat dari organismenya, struktur DNA
prokariot berbeda dengan struktur DNA eukariot. DNA prokariot tidak
memiliki protein histon dan berbentuk sirkular, sedangkan DNA eukariot
berbentuk linear dan memiliki protein histon (Klug & Cummings 1994:
315--316; Raven & Johnson 2002: 94).
Metoda Elektroforesis Gel Agarosa didasarkan pada pergerakan
mulekul bermuatan dalam media penyangga matriks stabil di bawah
pengaruh medan listrik. Media yang umum digunakan adalah gel agarosa
atau poliakrilamid. Elektroforesis gel agarosa digunakan untuk
memisahkan fragmen DNA yang berukuran lebih besar dari 100 pb dan
dijalankan secara horizontal, sedangkan elektroforesis poliakrilamid dapat
memisahkan 1 pb dan dijalankan secara vertikal. Elektroforesis
poliakrilamid biasanya digunakan untuk menentukan urutan DNA
(sekuensing).
III. Data Pengamatan
IV. Pembahasan
Isolasi DNA merupakan langkah mempelajari DNA. Pada
praktikum isolasi DNA, dilakukan isolasi terhadap buah naga dan kiwi.
Isolasi DNA ini dilakukan melalui beberapa tahap. Tahap pertama yang
dilakukan yaitu mengisolasi jaringan yang ingin digunakan dengan
mengambil beberapa bagian dagiang buah naga yang dihancurkan didalam
tabung. Tahap selanjutnya yaitu melisiskan dinding dan membran sel
dengan larutan pelisis, yaitu menggunakan detergen.
Salah satu prinsip isolasi DNA yaitu dengan sentrifugasi.
Sentrifugasi merupakan teknik untuk memisahkan campuran berdasarkan
berat molekul komponennya. Molekul yang mempunyai berat molekul
besar akan berada di bagian bawah tabung dan molekul ringan akan berada
pada bagian atas tabung (Mader 193). Hasil sentrifugasi akan
menunjukkan dua macam fraksi yang terpisah, yaitu supernatan pada
bagian atas dan pelet pada bagian bawah (Campbell 2002).
Setelah sampel disentrifuga terbentuk 2 lapisan, fasa atas berupa
larutan ekstrak dan berwarna bening, sedangkan fasa bawah berupa
endapan yang berwarna merah. Fasa atas yang kemudian diambil untuk
digunkan pada tahap selanjutnya. Tahap ini disebut juga dengan tahap
purifikasi. Tahap ini bertujuan untuk membersihkan DNA dari zat-zat
lainnya.
DNA yang telah diisolasi diuji kualitas dan kuantitasnya melalui
elektroforesis. Elektroforesis adalah teknik pemisahan komponen atau
molekul bermuatan berdasarkan perbedaan tingkat migrasinya dalam
sebuah medan listrik. Medan listrik dialirkan pada suatu medium yang
mengandung sampel yang akan dipisahkan. Teknik ini dapat digunakan
dengan memanfaatkan muatan listrik yang ada pada makromolekul,
misalnya DNA yang bermuatan negatif. Pergerakan ini dapat dijelaskan
dengan gaya Lorentz, yang terkait dengan sifat-sifat dasar elektris bahan
yang diamati dan kondisi elektris lingkungan:
Keterangan: F adalah gaya Lorentz, q adalah muatan yang dibawa
oleh objek, E adalah medan listrik. Secara umum, elektroforesis digunakan
untuk memisahkan, mengidentifikasi, dan memurnikan fragmen DNA
Elektroforesis memisahkan DNA, RNA, dan protein berdasarkan
bobot molekul dan muatanya dengan menggunakan media pemisah. DNA
bermuatan negatif sehingga pada elektroforesis DNA akan bergerak dari
kutub negatif ke kutub positif. Kecepatan pergerakan ini tergantung pada
ukuran molekul DNA, kerapatan media gel yang dilalui DNA, serta arus
listrik yang diberikan untuk bermigrasi molekul DNA. Sebelum proses
elektroforesis suspensi DNA dicampur dengan peyangga muatan berwarna
loading dye. Penambahan warna ini berfungsi untuk menambah densitas
sehingga DNA bearada di bagian bawah sumur, selain itu pewarna ini
digunakan untuk memudahkan meletakan contoh DNA ke dalam sumur
dan bergerak ke arah anoda dengan laju yang dapat diperkirakan sehingga
dapat digunakan sebagai tanda migrasi DNA.
Agarosa merupakan suatu koloidal laut yang dimurnikan dari alga.
Gel agarosa ini dibuat dengan melarutkan sebanyak 0,4 gram agarosa
dalam 40 mL buffer TAE ( tris asetat 0,04M, EDTA 0,001 M pH 8) sambil
dipanaskan hingga mendidih agar agarosa larut semuanya. Ketika
dididihkan dalam suatu larutan buffer, agarosa akan larut dan ketika
didinginkan akan memadat membentuk gel. Dengan menambahkan larutan
buffer Tris Asetat EDTA (TAE) yang dapat memberikan resolusi terbaik
untuk DNA. Gel agarosa mempunyai laju pemisahan lebih cepat, dapat
memisahkan fragmen DNA antara 100 bp–50 kb tergantung dari
konsentrasi gel agarosa yang digunakan, medan gerak biasanya horizontal.
Pendinginan dilakukan sekitar suhu 50-60°C, apabila terlalu panas akan
merusak karet-karet penyimpan agar. Selain itu, viskositasnya rendah
sehingga akan menimbulkan gelembung-gelembung, sehingga apabila
dituangkan dikhawatirkan ada udara yang terjebak. Dalam hal ini buffer
TAE sebagai media penghantar arus, dimana fragmen DNA akan
bergerak dengan perbedaan kecepatan akibat adanya perbedaan kekuatan
ionik. Fragmen DNA akan memisah berdasarkan ukuran pasangan basa.
Ethidium bromida ditambahkan setelah agarosa bersuhu sekitar 50-60°C.
Senyawa ini berfluorosence merah-orange dibawah sinar UV dan tingkat
fluorosence bertambah ketika terikat pada DNA untai tunggal. Stuktur
ethidium bromida cukup kompleks dikenal juga dengan
nama phenenanthridium-3,8-diamino-5-etil-6-fenil-bromida. Ethidium
bromida dapat tersisipkan diantara basa asam nukleat dan memberikan
deteksi dalam gel. Larutan etidium bromida yang akan masuk diantara
ikatan hidrogen pada DNA, sehingga pita fragmen DNA akan kelihatan
dibawah lampu UV. Panjang amplikon bisa diperkirakan dengan
membandingkannya dengan pita DNA standar. Ethidium bromida ini
terdapat dalam bentuk bubuk atau larutan yang larut dalam air. Kristal atau
bubuknya tidak berbau dan menunjukkan warna merah tua.
Dapat tersisipnya ethidium bromida diantara basa asam nukleat,
karena ethidium bromida sedikit mirip pasangan basa dan dapat masuk ke
dalam rantaiganda DNA di antara pasangan basanya. Hal tersebut sangat
mutagen. Ethidium bromida merupakan fluoresence yang lemah.
Fluorosensi terjadi karena electron tereksitasi ke tingkat energi yang lebih
tinggi (dengan UV 365 nm). Ketika electron kembali pada tingkat energi
yang lebih rendah, menimbulkan perbedaan energi (sinar tampak).
Fluorosensi ethidium bromida bebas dalam larutan rendah, karena electron
dapat mengalir diantara dua level energi, dalam tingkatan energi vibrasi.
Ketika ethidium bromida terikat pada DNA yang lebih kaku maka
jalur pengeluaran energy rendah. Jalur fluorosensi ini yang umum terjadi
dimana Ethidium bromida tidak tersisipkan lebih panjang di antara
pasangan basa yang bersesuaian dengan stemakseptor tRNA valin. Karena
itu tersisipnya akan berada di antara pasangan basa pada struktur stem-
loop panjang bagian bawah. Dengan demikian ethidium bromida lebih
suka sisi penyisipannya dekat dari basa RNA helical stem.
Gambar : Penyisipan Ethidium Bromida pada Pasangan Basa
Setelah penambahan ethidium bromida, agarosa cair dituangkan ke
dalam cetakan yang memiliki sisir untuk membentuk sumur gel. Setelah
cetakan jadi, pada tiap sumur dimasukkan masing-masing sampel yang
sebelumnya telah dicampur dengan Loading buffer. Loading buffer terdiri
atas sukrosa 50%,EDTA Ph 8,0 dan brom fenol biru yang digunakan
sebagai pewarna guna mempermudah pengamatan berpindahnya noda
dalam gel dan memonitoring sejauh mana proses elektroforesis telah
berlangsung, dengan adanya warna biru yang bergerak dalam agar. Selain
itu, penambahan sukrosa ini sebagai pemberat bagi sampel sehingga
sampel tenggelam ke dalam sumur gel.
Setelah sumur diisi, kemudian dimasukkan ke dalam alat
elektroforesis dan proses dijalankan dengan tegangan. Tegangan yang
digunakan tidak boleh dinaikkan karena fragmen besar akan berpindah
sebanding dengan kecepatan fragmen kecil. Diketahui elektroforesis
merupakan suatu pemisahan zat berdasarkan pengaruh medan listrik.
Karena adanya aliran listrik yang mengalir pada gel, maka fragmen DNA
bergerak ke kutub positif (ditandai dengannoda biru bergerak ke kutub
positif). Hal ini karena molekul DNA relatif lebih kecil sehingga bergerak
lebih dulu daripada molekul lain yang besar, selain itu DNA ini bermuatan
negatif akibat adanya gugus fosfat pada ujung 5-nya.
Faktor yang mempengaruhi Elektroforesis migration rate selama DNA
bergerak menembus gel agarosa, sebagai berikut:
1. Ukuran molekul DNA
Molekul yang lebih besar akan bergerak lebih lambat, missal DNA
linier lebih cepat dibanding DNA sirkuler. Jarak migrasi molekul DNA
pada gel adalah laju terbalik proporsional log-10 dari jumlah pasangan
basa.
2. Konsentrasi gel agarosa
Fragmen DNA yang bervariasi ukuran molekulnya akan berberak
sesuai dengan konsentrasi dari gel agarosa yang digunakan. Rumusnya
adalah: log=log-KrT dimana adalah free electrophoresis mobility,
Kr adalah retardation coefficient, dan T adalah gel konsentrasi serta
adalah electrophoretic mobility DNA.
3. Konformasi DNA
Laju migrasi juga tergantung pada bentuk/konformasi DNA, kita tahu
bahwa ada 3 macam bentuk DNA yaitu super-helix circular (I), circular-
opened (II), dan linier (III). Meskipun ketiga bentuk itu mempunyai berat
yang sama tetapi laju migrasi pada gel elektroforesis berbeda. Perbedaan
laju migrasi ini karena:
Konsentrasi gel agarosa
Kekuatan arus listrik dan ionik buffer yang digunakan
Densitas kembaran superheliks pada bentuk I
Pada beberapa kondisi bentuk I lebih cepat dibanding bentuk III
Tergantung juga kenaikan kuantitas EtBr: konsentrasi EtBr
meningkat, pengikatan DNA meningkat pula sehingga mobilitas
meningkat tajam, contoh untuk bentuk I
Konsentrasi EtBr kritis antara 0.1g/ml-0.5l/mg.
Semakin padat gel agarosanya maka akan semakin lambat laju
migrasinya dan semakin basar berat molekul DNA maka laju
migrasinya pun semakin lambat. Berdasarkan ukuran, semakin berat
molekul DNA maka semakin lambat laju migrasinya, begitu juga
sebaliknya. Menurut Pramono (2011), berdasarkan struktur
molekulnya, DNA yang paling cepat lajunya adalah DNA bentuk
covalently closed circular (CCC) disusul oleh bentuk linier, dan yang
paling lambat adalah bentuk open circular (OC).
Fungsi fungsi reagen:
1. Loading dye, digunakan sebagai pemberat (Bromophenol blue sebagai
penanda jalannya elektroforesis, xylene cyalol sebagai penanda awal
jalannya elektroforesis.
2. Larutan buffer TAE 1X (tris-base sebagai penyeimbang pH, asam
asetat glasial sebagai elektrolit dan EDTA, digunakan untuk
menginaktifkan enzim perusak DNA yaitu DNAase).
3. Agarosa, digunakan untuk memadatkan dan mengvisualisasi DNA.
DNA hasil elektroforesis yang terlihat di atas lampu UV dapat
dilihat pergerakannya. Pergerakan DNA di agarose berhubungan dengan
besar molekul. Sehingga pergerakan yang tinggi ini menunjukan ukuran
DNA yang tidak terlalu besar, Akan tetapi pada beberapa kelompok
pergerakan DNA tiadak dapat diamati. Kejadian ini dapat terjadi karena
kesalahan teknis saat memasukan DNA ke dalam sumur gel agarose. Bisa
jadi DNA yang dimasukan tidak masuk benar-benar ke dalam sumur gel
sehingga saat elektroforesis DNA tidak bergerak. Selain itu kesalahan juga
dapat terjadi karena DNA yang telah masuk ke dalam sumur tersedot
kembali masuk ke dalam pipet mikro. Sehingga sumur tidak berisi DNA.
V. Kesimpulan
Ukuran DNA tidak dapat ditentukan.
VI. Daftar Pustaka
Clark,John M. 1964. Experimental Biochemistry. WH Freeman and
Company. San Franciso
Eaton,David C.1980.The World of Organic Chemistry.Mc-Graw-Hill
Book
Company. New york.
http://biology-community.blogspot.com/2012/08/isolasi-dna.html , tanggal
akses 20 November 2012.
http://ditjenbun.deptan.go.id/bbp2tpsur/images/stories/perbenihan/uji
%20kualitatif%20dna.pdf, tanggal akses 20 November 2012.
http://en.wikipedia.org/wiki/Gel_electrophoresis#Agarose , tanggal akses
20 November 2012.