documentdm

2
Diabetes Mellitus dan Pengobatannya Contributed by dr. Dimas Satya Hendarta Pendahuluan Diabetes mellitus atau lebih dikenal dengan sebutan “penyakit kencing manis” di masyarakat merupakan salah satu penyakit “abadi” yang terus bermunculan penderitanya dalam kehidupan sehari-hari. Penyakit ini memberikan dampak yang luas bagi pasiennya, tidak hanya karena mengganggu kesehatan semata akibat berbagai komplikasi yang ditimbulkan, namun juga mempengaruhi kehidupan sosial. Faktanya, prevalensi diabetes mellitus secara global terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 1995, prevalensi diabetes mellitus di dunia mencapai 4,0% dan diperkirakan akan meningkat menjadi 5,4% pada tahun 2025. Sedangkan di negara berkembang (termasuk Indonesia), penderita diabetes mellitus pada tahun 1995 telah mencapai 84 juta pasien dan diprediksi akan melonjak hingga 228 juta pasien pada tahun 2025 nanti.2 Definisi dan Klasifikasi Diabetes MellitusDiabetes mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan hiperglikemia kronik sebagai kelainan utamanya akibat adanya insufisiensi kerja insulin.4 Berdasarkan etiologinya, American Diabetes Association (2005) mengklasifikasikan diabetes mellitus menjadi empat tipe, yaitu:1,2 I. Diabetes Mellitus Tipe 1 (destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut) A. Melalui proses imunologik B. Idiopatik II. Diabetes Mellitus Tipe 2 (bervariasi mulai yang predominan resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif sampai yang predominan gangguan sekresi insulin bersama resistensi insulin) III. Diabetes Mellitus Tipe Lain - Defek genetik fungsi sel beta - Defek genetik kerja insulin - Penyakit eksokrin pankreas - Endokrinopati - Karena obat/zat kimia - Infeksi - Imunologi (jarang) - Sindroma genetik lain - Diabetes Kehamilan (Gestasional) Manifestasi Klinis Diabetes MellitusKeluhan klasik dari diabetes mellitus meliputi empat hal, yaitu: poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya. Keluhan lain yang juga dapat ditemukan pada pasien diabetes mellitus antara lain pasien merasakan lemah, gatal, kesemutan, pandangan kabur, serta adanya disfungsi ereksi pada pria ataupun pruritus vulva pada wanita.1,2 Diagnosis Diabetes MellitusDalam menegakkan diagnosis diabetes mellitus, patokan yang dijadikan acuan tentu saja adalah pemeriksaan glukosa darah. Dalam hal ini dikenal adanya istilah pemeriksaan penyaring dan uji diagnostik diabetes mellitus.1,2 Pemeriksaan PenyaringPemeriksaan penyaring ditujukan untuk mengidentifikasi kelompok yang tidak menunjukkan gejala diabetes mellitus tetapi memiliki resiko diabetes mellitus, yaitu: 1) Umur > 45 tahun, 2) Berat badan lebih (dengan kriteria: BBR > 110% BB idaman atau IMT >23 kg/m2), 3) Hipertensi (≥ 140/90 mmHg), 4) Terdapat riwayat diabetes mellitus dalam garis keturunan, 5) terdapat riwayat abortus berulang, melahirkan bayi cacat, atau BB lahir bayi > 4000 gram, 6) Kadar kolesterol HDL ≤ 35 mg/dl dan atau trigliserida ≥ 250 mg/dl. Pemeriksaan penyaring dilakukan dengan memeriksa kadar gula darah sewaktu (GDS) atau gula darah puasa (GDP), yang selanjutnya dapat dilanjutkan dengan tes toleransi glukosa oral (TTGO) standar. Dari pemeriksaan GDS, disebut diabetes mellitus apabila didapatkan kadar GDS ≥ 200 mg/dl dari sampel plasma vena ataupun darah kapiler. Sedangkan pada pemeriksaan GDP, dikatakan sebagai diabetes mellitus apabila didapatkan kadar GDP ≥ 126 mg/dl dari sampel plasma vena atau ≥ 110 mg/dl dari sampel darah kapiler. Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia Yogyakarta http://medicine.uii.ac.id Powered by Joomla! Generated: 8 October, 2012, 17:16

Upload: rachindi-qory-trysia

Post on 18-Dec-2015

1 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Kedokteran

TRANSCRIPT

  • Diabetes Mellitus dan Pengobatannya Contributed by dr. Dimas Satya Hendarta

    PendahuluanDiabetes mellitus atau lebih dikenal dengan sebutan penyakit kencing manis di masyarakat merupakansalah satu penyakit abadi yang terus bermunculan penderitanya dalam kehidupan sehari-hari. Penyakitini memberikan dampak yang luas bagi pasiennya, tidak hanya karena mengganggu kesehatan semata akibat berbagaikomplikasi yang ditimbulkan, namun juga mempengaruhi kehidupan sosial. Faktanya, prevalensi diabetes mellitussecara global terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 1995, prevalensi diabetes mellitus di duniamencapai 4,0% dan diperkirakan akan meningkat menjadi 5,4% pada tahun 2025. Sedangkan di negara berkembang(termasuk Indonesia), penderita diabetes mellitus pada tahun 1995 telah mencapai 84 juta pasien dan diprediksi akanmelonjak hingga 228 juta pasien pada tahun 2025 nanti.2

    Definisi dan Klasifikasi Diabetes MellitusDiabetes mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan hiperglikemia kronik sebagai kelainan utamanya akibat adanya insufisiensi kerja insulin.4 Berdasarkan etiologinya, American Diabetes Association (2005) mengklasifikasikan diabetes mellitus menjadi empattipe, yaitu:1,2

    I. Diabetes Mellitus Tipe 1 (destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut) A. Melalui proses imunologik B. Idiopatik

    II. Diabetes Mellitus Tipe 2(bervariasi mulai yang predominan resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif sampai yang predominan gangguansekresi insulin bersama resistensi insulin) III. Diabetes Mellitus Tipe Lain - Defek genetik fungsi sel beta - Defek genetik kerja insulin - Penyakit eksokrin pankreas - Endokrinopati - Karena obat/zat kimia - Infeksi - Imunologi (jarang) - Sindroma genetik lain - Diabetes Kehamilan (Gestasional)

    Manifestasi Klinis Diabetes MellitusKeluhan klasik dari diabetes mellitus meliputi empat hal, yaitu: poliuria, polidipsia,polifagia, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya. Keluhan lain yang juga dapatditemukan pada pasien diabetes mellitus antara lain pasien merasakan lemah, gatal, kesemutan, pandangan kabur,serta adanya disfungsi ereksi pada pria ataupun pruritus vulva pada wanita.1,2

    Diagnosis Diabetes MellitusDalam menegakkan diagnosis diabetes mellitus, patokan yang dijadikan acuan tentu sajaadalah pemeriksaan glukosa darah. Dalam hal ini dikenal adanya istilah pemeriksaan penyaring dan uji diagnostikdiabetes mellitus.1,2

    Pemeriksaan PenyaringPemeriksaan penyaring ditujukan untuk mengidentifikasi kelompok yang tidak menunjukkangejala diabetes mellitus tetapi memiliki resiko diabetes mellitus, yaitu: 1) Umur > 45 tahun, 2) Berat badan lebih (dengan kriteria: BBR > 110% BB idaman atau IMT >23 kg/m2), 3) Hipertensi ( 140/90 mmHg), 4) Terdapat riwayatdiabetes mellitus dalam garis keturunan, 5) terdapat riwayat abortus berulang, melahirkan bayi cacat, atau BB lahir bayi> 4000 gram, 6) Kadar kolesterol HDL 35 mg/dl dan atau trigliserida 250 mg/dl. Pemeriksaan penyaringdilakukan dengan memeriksa kadar gula darah sewaktu (GDS) atau gula darah puasa (GDP), yang selanjutnya dapat dilanjutkan dengan tes toleransi glukosa oral (TTGO) standar. Dari pemeriksaan GDS, disebut diabetes mellitus apabiladidapatkan kadar GDS 200 mg/dl dari sampel plasma vena ataupun darah kapiler. Sedangkan pada pemeriksaanGDP, dikatakan sebagai diabetes mellitus apabila didapatkan kadar GDP 126 mg/dl dari sampel plasma vena atau 110 mg/dl dari sampel darah kapiler.

    Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia Yogyakarta

    http://medicine.uii.ac.id Powered by Joomla! Generated: 8 October, 2012, 17:16

  • Uji DiagnostikUji diagnostik dikerjakan pada kelompok yang menunjukkan gejala atau tanda diabetes mellitus. Bagiyang mengalami gejala khas diabetes mellitus, kadar GDS 200 mg/dl atau GDP 126 mg/dl sudah cukup untuk menegakkan diagnosis diabetes mellitus. Sedangkan pada pasien yang tidak memperlihatkan gejala khas diabetesmellitus, apabila ditemukan kadar GDS atau GDP yang abnormal maka harus dilakukan pemeriksaan ulang GDS/GDPatau bila perlu dikonfirmasi pula dengan TTGO untuk mendapatkan sekali lagi angka abnormal yang merupakan kriteriadiagnosis diabetes mellitus (GDP 126 mg/dl, GDS 200 mg/dl pada hari yang lain, atau TTGO 200mg/dl). Pengobatan Diabetes Mellitus Pengobatan diabetes mellitus sangat penting dalam menjaga kestabilan kadar guladarah pasien guna mencegah terjadinya berbagai komplikasi akut dan kronik. Hal tersebut dilakukan melalui empat pilarutama pengelolaan diabetes mellitus, yaitu:2,3

    - Edukasi Berupa pendidikan dan latihan tentang pengetahuan pengelolaan penyakit diabetes mellitus bagi pasien dankeluarganya.

    - Perencanaan makan Bertujuan untuk mempertahankan kadar normal glukosa darah dan lipid, nutrisi yang optimal, sertamencapai/mempertahankan berat badan ideal. Adapun komposisi makanan yang dianjurkan bagi pasien adalahsebagai berikut: karbohidrat 60-70%, lemak 20-25%, dan protein 10-15%.

    - Latihan jasmani Berupa kegiatan jasmani sehari-hari (berjalan kaki ke pasar, berkebun, dan lain-lain) dan latihan jasmani teratur (3-4x/minggu selama 30 menit).

    - Intervensi farmakologis Diberikan apabila target kadar glukosa darah belum bisa dicapai dengan perencanaan makan dan latihan jasmani.Intervensi farmakologis dapat berupa Obat hipoglikemik oral/OHO (insulin sensitizing, insulin secretagogue,penghambat alfa glukosidase) dan Insulin, diberikan pada kondisi berikut: - Penurunan berat badan yang cepat - Hiperglikemia berat disertai ketosis - Ketoasidosis diabetik - Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik - Hiperglikemia dengan asidosis laktat - Gagal dengan kombinasi OHO dosis hampir maksimal - Stress berat (infeksi sistemik, operasi besar, AMI, stroke) - Diabetes mellitus gestasional yang tak terkendali dengan perencanaan makanan, - Gangguan fungsi ginjal/hati yang berat - Kontraindikasi atau alergi OHO

    Daftar Pustaka

    - Gustaviani, R., 2006. Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Mellitus. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Balai PenerbitFakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 1879. - Kurniawan, A., 2005. Current Review of Diabetes Mellitus. Kumpulan Makalah One Day Symposium an Update onthe Management of Diabetes Mellitus, Panitia Pelantikan Dokter Baru Periode 151 Fakultas Kedokteran UniversitasSebelas Maret, Solo, 5. - Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia, 2005. Diabetes Melitus. Standar Pelayanan Medik, PBPAPDI, Jakarta, 7. - Soegondo, S. 2011. Diagnosis, Klasifikasi, dan Patofisiologi Diabetes Mellitus. Kumpulan Makalah UpdateComprehensive Management of Diabetes Mellitus, Panitia Seminar Ilmiah Nasional Continuing Medical EducationFakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, 11.

    ------------------------------------ Oleh: dr. Dimas Satya Hendarta Staff Edukatif Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia

    Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia Yogyakarta

    http://medicine.uii.ac.id Powered by Joomla! Generated: 8 October, 2012, 17:16