dm tipe 2

6
2.2. Epidemiologi 2,6,7 Pada umumnya DM tipe 2 dapat terjadi pada usia dwasa di atas 30 tahun. DM tipe 2 merupakan tipe yang sering terjadi dibandingkan dengan IDDM (Insulin Dependnt Diabetes Mellitus) atau Diabetes mellitus tipe 1. (funnel,2004). Meskipun sebelumnya DM tipe 2 ummnya didiagnosis pada usia paruh baya (middle age), sekarang onset terjadi pada usia yang lebih muda di Japan terlihat empat kali penin gkatan insiden DM tipe 2 pada usia 6 hingga 15 tahun. Data dari Ameriksa Serikat mengindikasikan adanya 8-45% kasus DM tipe 2 didiagnosis pada usia muda (Cheng, 2005). Statistic global mengindikasikan beban diabetes mellitus tipe 2 di Negara berkembang menjadi masalah besar. Misalnya India dengan penduduk 38 juta dengan diabetes sedangkan di Cina terdapat 23 juta penderita diabetes. Tahun 2025, jumlah ini diperkirakan bertambah menjadi dua kali lipat (Cheng,2005). Prevalensi DM tipe 2 meningkat secara dramatis, sebagian besar karena, perubahan hidup, peningkatan prevalensi obesitas, dan proses degenerative. Untuk Indonesia WHO memperkirakan kenaikan jumlah pasien dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta paada tahun 2003. Laporan hasil penelitian di berbagai daerah di Indonesia yang dilakukan pada decade 1980 menunjukkan sebaran prevalensi DM tipe 2 antara 0,8% di tanah toraja, sampai 6,1% yang didapatkan di Manado. Hasil penelitian pada era 2000

Upload: jevisco-lau

Post on 07-Sep-2015

218 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

just want to share it

TRANSCRIPT

2.2. Epidemiologi2,6,7Pada umumnya DM tipe 2 dapat terjadi pada usia dwasa di atas 30 tahun. DM tipe 2 merupakan tipe yang sering terjadi dibandingkan dengan IDDM (Insulin Dependnt Diabetes Mellitus) atau Diabetes mellitus tipe 1. (funnel,2004).Meskipun sebelumnya DM tipe 2 ummnya didiagnosis pada usia paruh baya (middle age), sekarang onset terjadi pada usia yang lebih muda di Japan terlihat empat kali penin gkatan insiden DM tipe 2 pada usia 6 hingga 15 tahun.Data dari Ameriksa Serikat mengindikasikan adanya 8-45% kasus DM tipe 2 didiagnosis pada usia muda (Cheng, 2005).Statistic global mengindikasikan beban diabetes mellitus tipe 2 di Negara berkembang menjadi masalah besar. Misalnya India dengan penduduk 38 juta dengan diabetes sedangkan di Cina terdapat 23 juta penderita diabetes. Tahun 2025, jumlah ini diperkirakan bertambah menjadi dua kali lipat (Cheng,2005).Prevalensi DM tipe 2 meningkat secara dramatis, sebagian besar karena, perubahan hidup, peningkatan prevalensi obesitas, dan proses degenerative. Untuk Indonesia WHO memperkirakan kenaikan jumlah pasien dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta paada tahun 2003. Laporan hasil penelitian di berbagai daerah di Indonesia yang dilakukan pada decade 1980 menunjukkan sebaran prevalensi DM tipe 2 antara 0,8% di tanah toraja, sampai 6,1% yang didapatkan di Manado. Hasil penelitian pada era 2000 menunjukkan peningkatan prevalensi DM tipe 2 sebesar 21,7% pada tahun 1982 menjadi 5,7% pada tahun 1993 dan kemudian menjadi 12,8% pada tahun 2001 di daerah sub-urban Jakarta (rahajeng, 2007).

2.3. Etiologi DM tipe 23,4,6Penyebab DM tipe 2 adalah :a) Insufisiensi produksi insulinb) Defek produksi insulinc) Ketidakmampuan sel untuk menggunakan insulin dengan tepat dan efisienKondisi ini akan mempengaruhi hamper seluruh sel otot dan jaringan lemak dan mengakibatkan keadaan resistensi insulin. Ini merupakan masalah utama pada DM tipe 2. Insulin adalah hormone yang diproduksi oleh sel beta pankreas. Insulin bekerja membantu pemasukkan glukosa dari aliran darag ke dalam sel. Agar dapat digunakan untuk menghasilkan energy. Secara tidak langsung, insulin akan menurunkan kadar glukoa di dalam darah. Ketika jumlah insulin sedikit atau ada masalah kerja insulin. Sel tidak dapat memasukkan cukup glukosa dari darah dan kadar glukosa darah menjadi tinggi sehingga menyebabkan diabetes.(funnel, 2004).

2.4. Patogenesis DM tipe 25,7Teori yang paling diterima di seluruh dunia mengenai pathogenesis DM tipe 2 adalah kombinasi antara resistensi insulin dengan defisiensi sekresi insulin. Resistensi insulin digambarkan sebagai berkurangnya sensitivitas terahadap efek dari insulin, keadaan ini dapat diturunkan mapupun dapatan (acquired) akibat dari obesitas, proses penuan, pengobatan, endokrinopati spesifik seperti akromegali atau Cushing syndrome.Gejala awal dari diabetes berhubungan dengan peningkatan kadar gula darah dan jumlah glukosa yang dikeluarkan melalui urin. Tingginya jumlah glukosa dalam urin akan meningkatan output urin (poliuria) sehingga dapat menyebabkan dehidrasi. Kemudian dehidrasi menyebabkan rasa haus dan peningkatan konsumsi air (polidipsi).Ketidakmampuan insulin untuk bekerja secara normal akan memengaruhi metabolism karbohidrat, protein, dan lemak. Insulin meupakan hormone anabolic yang dapat membantu penyimpanan lemak dan protein. Defisiensi insulin yang relative maupun absolute akan menyebabkan kehilangan berat badan meskipun nafsu makan meningkat (polifagia). Beberapa pasien diabete juga mengeluhkan lelah, mual dan muntah. Pasien diabetes mudah mengalami infeksi kandung kemih, kulit dan daerah sekitar organ reproduksi eksterna, fluktuasi kadar gula darah akan menyebabkan kaburnya penglihatan. Peningkatan ekstrim dapat mnyebabkan ketidaksadaran dan koma.Faktor Risiko DM tipe 2Ada dua kelompok factor risiko DM tipe 2, yaitu yang tidak bisa dimodifikasi dan yang bisa dimodifikasi. Factor risiko yang tidak bisa dimodifikasi yaitu :8a) Ras dan etnikb) Riwayat keluarga dengan diabetesc) Usia. Berdasarkan statistic usia > 45 tahun terjadi peningkatan risiko untuk menderita intoleransi glukosa dan lebihrentan terhadap DM tipe 2d) Riwayat melahirkan bayi dengan Berat Badan bayi lahir > 4000 gram atau riwayat pernah DM gestasionale) Riwayat lahir dengan BB rendah, kurang dari 2,25 kg. bayi yang lahir dengan BB rendah mempunyai risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan bayi dengan BB normal (perkeni,2006)Faktor risiko yang bisa dimodifikasi yaitu :8a) Berat badan lebih (BMI >23 kg/m2)b) Gaya hidup, kurangnya aktivits fisi dan kurang berolahragac) Pola makan. Kebiasan mengonsumsi makanan cepat saji, makan berkolesterol tinggi, mengonsumsi alcohold) Hipertensi ( TD > 140/90 mmHg)e) Merokok. Merokok meningkatkan risiko DM tipe 2. Pada sebuah penelitian selama 6 tahun yang melibatkan 40.000 orang laki-laki berusia 40 sampai 75 tahun didapatkan hasil bahwa merokok sebanyak 1 bungkus atau lebih setiap hari akan melipatgandakan risiko terjadinya DM tipe 2. Selain itu juga, pasien DM yang merokok akan meningkatkan risiko komplikasi. Tujuh puluh lima persen pasien DM meninggal akibat masalah kardiovaskulr seperti serangan jantung dan stroke aibat rokok, karena rokok membuat kerja jantung lebih berat dengan vasokontriksi, peningkatan denyut jantung, dan peningkatan tekanan darahf) Obesitas khususnya sentralFaktor Lain yang terkait dengan risiko diabetes :8a) Penderita PCOS (Policystic OvariumSyndrome) atau keadaan klinis lain yang terkait resistensi insulinb) Penderita sindrom metabolic. Memiliki riwayat toleransi glukosa terganggu (TGT) atau glukosa darah puasa terganggu (GDPT) sebelumnya. Memiliki riwayat penyakit kardivaskular, seperti stroke, PJK (penyakit jantung Koroner), PAD (Peripheral Arterial Diseases).Gejala umum DM tipe 2 adalah :

3P (polidipsi, poliuri, polifagi) Poliuria adalah peningkatan frekuensi berkemih Polidipsi adalah peningkatan rasa haus sehingga minum banyak air Polifagi adalah peningkatan nafsu makan Turunnya berat badan Visus menurun Infeksi kulit Fatigue Luka sulit sembuh Rasa terbakar, tertusuk, atau gatal padaa kulit biasanya pada ekstremitas

Dikutip dan telah diolah kembali dari Funnel M, 2004. Michigan Diabetic Research and Training Center. Diakses dari http://www.med.umich.edu/1libr/guides/noninsul.htm