laporan pendahuluan dm tipe 2
TRANSCRIPT
-
8/12/2019 Laporan Pendahuluan Dm Tipe 2
1/15
LAPORAN PENDAHULUAN
DIABETES MELITUS TIPE 2
Yosep Pratama
NIM: 4006130028
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATANDHARMA HUSADA BANDUNG
2 14
-
8/12/2019 Laporan Pendahuluan Dm Tipe 2
2/15
LAPORAN PENDAHULUAN
DIABETES MELITUS
A. DEFINISI
Diabetes Mellitus adalah suatu penyakit kronis yang menimbulkan gangguan multi
sistem dan mempunyai karakteristik hyperglikemia yang disebabkan defisiensi insulin atau
kerja insulin yang tidak adekuat (Brunner dan Suddarth,2002).
Berdasarkan klasifikasi dari WHO (1985) dibagi beberapa type yaitu :
a. Diabetes Mellitus type insulin, Insulin Dependen Diabetes Mellitus (IDDM) yang
dahulu dikenal dengan nama Juvenil Onset Diabetes (JOD), penderita tergantung
pada pemberian insulin untuk mencegah terjadinya ketoasidosis dan
mempertahankan hidup. Biasanya pada anak-anak atau usia muda dapat disebabkan
karena keturunan.
b. Diabetes Mellitus type II, Non Insulin Dependen Diabetes Mellitus (NIDDM), yang
dahulu dikenal dengan nama Maturity Onset Diabetes (MOD) terbagi dua yaitu :
1.) Non obesitas
2.)Obesitas
Disebabkan karena kurangnya produksi insulin dari sel beta pancreas,
tetapi biasanya resistensi aksi insulin pada jaringan perifer.Biasanya terjadi pada
orang tua (umur lebih 40 tahun) atau anak dengan obesitas.
c. Diabetes Mellitus type lain
1.) Diabetes oleh beberapa sebab seperti kelainan pancreas, kelainan hormonal,
diabetes karena obat/zat kimia, kelainan reseptor insulin, kelainan genetik dan
lain-lain.
2.) Obat-obat yang dapat menyebabkan huperglikemia antara lain :
Furasemid, thyasida diuretic glukortikoid, dilanting dan asam hidotinik
3.) Diabetes Gestasional (diabetes kehamilan) intoleransi glukosa selama
kehamilan, tidak dikelompokkan kedalam NIDDM pada pertengahan kehamilan
meningkat sekresi hormon pertumbuhan dan hormon chorionik
somatomamotropin (HCS). Hormon ini meningkat untuk mensuplai asam amino
dan glukosa ke fetus.
B. ETIOLOGI
-
8/12/2019 Laporan Pendahuluan Dm Tipe 2
3/15
Etiologi dari Diabetes Mellitus sampai saat ini masih belum diketahui dengan pasti
dari studi-studi eksperimental dan klinis kita mengetahui bahwa Diabetes Mellitus adalah
merupakan suatu sindrom yang menyebabkan kelainan yang berbeda-beda dengan lebih
satu penyebab yang mendasarinya.
Menurut banyak ahli beberapa faktor yang sering dianggap penyebab yaitu :
1. Dibetes melitus tipe I
Diabetes melitus tipe I ditandai oleh penghancuran sel-sel beta pankreas yang
merupakan kombinasi dari beberapa faktor:
a. Faktor genetik
Penderita tidak mewarisi diabetas tipe I sendiri tetapi mewarisi suatu predisposisi
kearah terjadinya diabetas tipe I yaitu dengan ditmukannya tipe antigen HLA
(Human Leucolyte antoge) teertentu pada individu tertentu.
b. Faktor imunologi
Pada diabetae tipe I terdapat suatu respon autoimun sehingga antibody terarah pada
sel-sel pulau lengerhans yang dianggapnya jaringan tersebut seolah-olah sebagai
jeringan abnormal.
c. Faktor lingkungan
Penyelidikan dilakukan terhadap kemungkinan faktor-faktor ekternal yang dapat
memicu destruksi sel beta, contoh hasil penyelidikan yang menyatakan bahwa
virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun yang menimbulkan
destruksi sel beta.
2. Diabetas Melitus Tipe II
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi
insulin pada diabetas melitus tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik diperkirakan
memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin dan juga terspat beberap
faktor resiko teetentu yang berhubngan dengan proses terjadinya diabetea tipe II yaitu:
a. Usia ( resistensi insulin cenderung meningkat usia diatas 65 tahun
b. Obesitas
c. Riwayat keluarga
d. Kelopok etnik tertentu
3. Faktor non genetik
-
8/12/2019 Laporan Pendahuluan Dm Tipe 2
4/15
a. Infeksi
Virus dianggap sebagai trigger pada mereka yang sudah mempunyai predisposisi
genetic terhadap Diabetes Mellitus.
b. Nutrisi
a.) Obesitas dianggap menyebabkan resistensi terhadap insulin.
b.) Malnutrisi protein
c.) Alkohol, dianggap menambah resiko terjadinya pankreatitis.
c. Stres
Stres berupa pembedahan, infark miokard, luka bakar dan emosi biasanya
menyebabkan hyperglikemia sementara.
d. Hormonal
Sindrom cushing karena konsentrasi hidrokortison dalam darah tinggi, akromegali
karena jumlah somatotropin meninggi, feokromositoma karena konsentrasi glukagon
dalam darah tinggi, feokromositoma karena kadar katekolamin meningkat.
C. MANIFESTASI KLINIK
Yang lazim terjadi, pada Diabetes Mellitus sebagai berikut :
Pada tahap awal sering ditemukan :
1. Poliuri (banyak kencing)
Hal ini disebabkan oleh karena kadar glukosa darah meningkat sampai melampaui
daya serap ginjal terhadap glukosa sehingga terjadi osmotic diuresis yang mana gula
banyak menarik cairan dan elektrolit sehingga penderita mengeluh banyak kencing.
2. Polidipsi (banyak minum)
Hal ini disebabkan pembakaran terlalu banyak dan kehilangan cairan banyak karena
poliuri, sehingga untuk mengimbangi penderita lebih banyak minum.
3. Polipagi (banyak makan)
Hal ini disebabkan karena glukosa tidak sampai ke sel-sel mengalami starvasi (lapar).
4. Berat badan menurun, lemas, lekas lelah, tenaga kurang. Hal ini disebabkan kehabisan
glikogen yang telah dilebur jadi glukosa, maka tubuh berusama mendapat peleburan
zat dari bahagian tubuh yang lain yaitu lemak dan protein.
5. Mata kabur
Hal ini disebabkan oleh gangguan lintas polibi (glukosa sarbitol fruktasi) yang
disebabkan karena insufisiensi insulin. Akibat terdapat penimbunan sarbitol dari
lensa, sehingga menyebabkan pembentukan katarak.
-
8/12/2019 Laporan Pendahuluan Dm Tipe 2
5/15
D. PATOFISIOLOGI
Sebagian besar patologi Diabetes Mellitus dapat dikaitkan dengan satu dari tiga efek
utama kekurangan insulin sebagai berikut : (1) Pengurangan penggunaan glukosa oleh sel-sel
tubuh, dengan akibat peningkatan konsentrasi glukosa darah setinggi 300 sampai 1200
mg/hari/100 ml. (2) Peningkatan mobilisasi lemak dari daerah-daerah penyimpanan lemak,
menyebabkan kelainan metabolisme lemak maupun pengendapan lipid pada dinding vaskuler
yang mengakibatkan aterosklerosis. (3) Pengurangan protein dalam jaringan tubuh.
Akan tetapi selain itu terjadi beberapa masalah patofisiologi pada Diabetes Mellitus
yang tidak mudah tampak yaitu kehilangan ke dalam urine penderita Diabetes Mellitus. Bila
jumlah glukosa yang masuk tubulus ginjal dan filtrasi glomerulus meningkat kira-kira diatas
225 mg.menit glukosa dalam jumlah bermakna mulai dibuang ke dalam urine. Jika jumlah
filtrasi glomerulus yang terbentuk tiap menit tetap, maka luapan glukosa terjadi bila kadar
glukosa meningkat melebihi 180 mg%.
Asidosis pada diabetes, pergeseran dari metabolisme karbohidrat ke metabolisme telah
dibicarakan. Bila tubuh menggantungkan hampir semua energinya pada lemak, kadar asam
aseto asetat dan asam Bihidroksibutirat dalam cairan tubuh dapat meningkat dari 1
Meq/Liter sampai setinggi 10 Meq/Liter.
E. PENATALAKSANAAN
-
8/12/2019 Laporan Pendahuluan Dm Tipe 2
6/15
Tujuan utama penatalaksanaan klien dengan Diabetes Mellitus adalah untuk
mengatur glukosa darah dan mencegah timbulnya komplikasi acut dan kronik. Jika klien
berhasil mengatasi diabetes yang dideritanya, ia akan terhindar dari hyperglikemia atau
hypoglikemia. Penatalaksanaan diabetes tergantung pada ketepatan interaksi dari tiga
faktor aktifitas fisik, diet dan intervensi farmakologi dengan preparat hyperglikemik oral
dan insulin. Penyuluhan kesehatan awal dan berkelanjutan penting dalam membantu klien
mengatasi kondisi ini.
Penatalaksanaan Medik diantaranya :
1. Perencanaan makan
Standar yang dianjurkan adalah makan dengan komposisi seimbangan dalam hal
Karbohidrat (KH), Protein, lemak yang sesuai kecukupan gizi :
a. KH 60 70 %
b. Protein 10 15 %
c. Lemak 20 25 %
Beberapa cara menentukan jumalah kelori uantuk pasien DM melalui perhitungan
menurut Bocca: Berat badan (BB) Ideal: (TB 100) 10% kg
1). BB ideal x 30% untuk laki-laki
BB ideal x25% untuk Wanita
Kebutuan kalori dapat ditambah lagi dengan kegiatan sehari-hari:
Ringan : 100 200 Kkal/jam
Sedang : 200 250 Kkal/jam
Berat : 400 900 Kkal/jam
2). Kebutuhhan basal dihituung seperti 1), tetapi ditambah kalori berdasarkan
persentase kalori basal:
Kerja ringan ditambah 10% dari kalori basal
Kerja sedang ditambah 20% dari kalori basal Kerja berat ditambah 40 100 % dari kalori basal
Pasien kurus, masih tumbuh kumbang, terdapat infeksi, sedang hamil atau
menyesui, ditambah 20 30-% dari kalori basal
3) Suatu pegangan kasar dapat dibuat sebagai berikut:
Pasien kurus : 2300 2500 Kkal
Pasien nermal : 1700 2100 Kkal
Pasien gemuk : 1300 1500 Kkal2. Latihan jasmani
-
8/12/2019 Laporan Pendahuluan Dm Tipe 2
7/15
Dianjurkan latihian jasmani secara teratur (3 4 x seminggu) selama kurang lebih
30 menit yang disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi penyakit penyerta. Latihian
yang dapat dijadikan pilihan adalah jalan kaki, jogging, lari, renang, bersepeda dan
mendayung. Sespat muingkain zona sasaran yaitu 75 85 % denyut nadi maksimal :
DNM = 220-umur (dalam tahun)
3. Pengelolaan farmakologi
a) Obat hipoglikemik oral (OHO)
Golongansulfoniluresbekerjadengan cara:
Menstimulasi penglepasan insulin yang tersimpan
Menurunkan ambang sekresi insulin
Meningkatkna sekresi insulin sebagai akibat rangsangan glukosa
Biguanid
Menurunkan kadar glukosa darah tapi tidak sampai bawah normal. Preparat yang
ada dan aman adalah metformin. Obat ini dianjurkan untuk pasien gemuk.
b) Inhibitor alfa glukosidase
Secara kompettitf menghambat kerja enzim alfa glukosidase di dalam saluran cerna
sehingga menrunkan hiperglikemia pasca pransial.
c) Insulinsensitizingagent
Thoazolidinediones adalah golongan obat baru yang mempunyai sfek farmakologi
meningkatkan sensitivitas insulin sehingga bisa mengatasi nasalah resistensi insulin
dan berbagai masalah akibat resistensi insulin tanpa menyebabkan hipoglikemia.
F. KOMPLIKASI
1. Akut
a. Hypoglikemia
b. Ketoasidosis
c. Diabetik
2. Kronik
a. Makroangiopati, mengenai pembuluh darah besar, pembuluh darah jantung
pembuluh darah tepi, pembuluh darah otak.
b. Mikroangiopati mengenai pembuluh darah kecil retinopati diabetik, nefropati
diabetic.
c. Neuropati diabetic.
G. TEST DIAGNOSTIK
-
8/12/2019 Laporan Pendahuluan Dm Tipe 2
8/15
-
8/12/2019 Laporan Pendahuluan Dm Tipe 2
9/15
-
8/12/2019 Laporan Pendahuluan Dm Tipe 2
10/15
Diagnosa I : Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan jaringan/ terputusnya kontuinitas
jaringan
Diagnosa Keperawatan/ MasalahKolaborasi
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Nyeri akut b erhubungan dengan: Agen injuri (biologi, kimia, fisik,psikologis), kerusakan jaringan
DS:- Laporan secara verbal
DO:- Posisi untuk menahan nyeri- Tingkah laku berhati-hati- Gangguan tidur (mata sayu, tampak
capek, sulit atau gerakan kacau,menyeringai)
- Terfokus pada diri sendiri- Fokus menyempit (penurunan
persepsi waktu, kerusakan prosesberpikir, penurunan interaksi denganorang dan lingkungan)
- Tingkah laku distraksi, contoh : jalan- jalan, menemui orang lain dan/atauaktivitas, aktivitas berulang-ulang)
- Respon autonom (seperti diaphoresis,perubahan tekanan darah, perubahannafas, nadi dan dilatasi pupil)
- Perubahan autonomic dalam tonusotot (mungkin dalam rentang darilemah ke kaku)
- Tingkah laku ekspresif (contoh :
gelisah, merintih, menangis, waspada,iritabel, nafas panjang/berkeluh kesah)- Perubahan dalam nafsu makan dan
minum
NOC : Pain Level, pain control, comfort level
Setelah dilakukan tinfakankeperawatan selama . Pasien tidakmengalami nyeri, dengan kriteria hasil:
Mampu mengontrol nyeri (tahupenyebab nyeri, mampumenggunakan tehniknonfarmakologi untuk menguranginyeri, mencari bantuan)
Melaporkan bahwa nyeri berkurangdengan menggunakan manajemennyeri
Mampu mengenali nyeri (skala,intensitas, frekuensi dan tandanyeri)
Menyatakan rasa nyaman setelahnyeri berkurang
Tanda vital dalam rentang normal Tidak mengalami gangguan tidur
NIC : Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk
lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktorpresipitasi
Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan
dukungan Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti
suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan Kurangi faktor presipitasi nyeri Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas dala,
relaksasi, distraksi, kompres hangat/ dingin Ber ikan analgetik untuk mengurangi nyeri: ... Tingkatkan istirahat Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri,
berapa lama nyeri akan berkurang dan antisipasiketidaknyamanan dari prosedur
Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberiananalgesik pertama kali
Diagnosa II : Gangguan integritas kulit berhubungan dengan adanya luka
Diagnosa Keperawatan/ MasalahKolaborasi
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Risiko gangguan integritas kulit
Faktor-faktor risiko:Eksternal :- Hipertermia atau hipotermia- Substansi kimia- Kelembaban udara- Faktor mekanik (misalnya : alat
yang dapat menimbulkan luka,tekanan, restraint)
- Immobilitas fisik- Radiasi- Usia yang ekstrim- Kelembaban kulit- Obat-obatan
- Ekskresi dan sekresiInternal :- Perubahan status metabolik
NOC :- Tissue Integrity : Skin and Mucous
Membranes- Status Nutrisi- Tissue Perfusion:perifer- Dialiysis Access Integrity
Setelah dilakukan tindakankeperawatan selama. Gangguanintegritas kulit tidak terjadi dengankriteria hasil:
Integritas kulit yang baik bisadipertahankan
Melaporkan adanya gangguansensasi atau nyeri pada daerah
kulit yang mengalami gangguan Menunjukkan pemahaman dalamproses perbaikan kulit dan
NIC : Pressure Management Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang
longgar Hindari kerutan padaa tempat tidur Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam
sekali Monitor kulit akan adanya kemerahan Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada derah yang
tertekan Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien Monitor status nutrisi pasien Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat Gunakan pengkajian risiko untuk memonitor faktor risiko
pasien (Braden Scale, Skala Norton)
Inspeksi kulit terutama pada tulang-tulang yang menonjoldan titik-titik tekanan ketika merubah posisi pasien. Jaga kebersihan alat tenun
-
8/12/2019 Laporan Pendahuluan Dm Tipe 2
11/15
- Tulang menonjol- Defisit imunologi- Berhubungan dengan dengan
perkembangan- Perubahan sensasi- Perubahan status nutrisi (obesitas,
kekurusan)- Perubahan pigmentasi- Perubahan sirkulasi- Perubahan turgor (elastisitas kulit)- Psikogenik
mencegah terjadinya sederaberulang
Mampu melindungi kulit danmempertahankan kelembabankulit dan perawatan alami
Status nutrisi adekuat Sensasi dan warna kulit normal
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian tinggi protein,mineral dan vitamin
Monitor serum albumin dan transferin
Diagnosa III : Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan diuresis osmotik.
Diagnosa Keperawatan/ MasalahKolaborasi
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Defisit Volume Cairan
Berhubungan dengan:- Kehilangan volume cairan secara aktif- Kegagalan mekanisme pengaturan
DS :- Haus
DO:- Penurunan turgor kulit/lidah- Membran mukosa/kulit kering- Peningkatan denyut nadi, penurunan
tekanan darah, penurunanvolume/tekanan nadi
- Pengisian vena menurun- Perubahan status mental- Konsentrasi urine meningkat- Temperatur tubuh meningkat- Kehilangan berat badan secara tiba-
tiba- Penurunan urine output- HMT meningkat- Kelemahan
NOC: Fluid balance Hydration Nutritional Status : Food and
Fluid IntakeSetelah dilakukan tindakankeperawatan selama.. defisit volumecairan teratasi dengan kriteria hasil:
Mempertahankan urine outputsesuai dengan usia dan BB, BJurine normal,
Tekanan darah, nadi, suhu tubuhdalam batas normal
Tidak ada tanda tanda dehidrasi,Elastisitas turgor kulit baik,membran mukosa lembab, tidak
ada rasa haus yang berlebihan Orientasi terhadap waktu dan
tempat baik Jumlah dan irama pernapasan
dalam batas normal Elektrolit, Hb, Hmt dalam batas
normal pH urin dalam batas normal Intake oral dan intravena adekuat
NIC :
Pertahankan catatan intake dan output yang akurat Monitor status hidrasi ( kelembaban membran mukosa,nadi adekuat, tekanan darah ortostatik ), jikadiperlukan
Monitor hasillab yang sesuaidenganretensicairan (BUN,Hmt , osmolalitasurin, albumin, total protein )
Monitor vital sign setiap 15menit 1 jam Kolaborasi pemberian cairan IV Monitor status nutrisi Berikan cairan oral Berikan penggantian nasogatrik sesuai output (50
100cc/jam) Dorong keluarga untuk membantu pasien makan Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul
meburuk Atur kemungkinan tranfusi Persiapan untuk tranfusi Pasang kateter jika perlu Monitor intake dan urin output setiap 8 jam
Diagnosa IV: ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan denganketidakcukupan insulin, penurunan masukan oral.
-
8/12/2019 Laporan Pendahuluan Dm Tipe 2
12/15
Diagnosa Keperawatan/ MasalahKolaborasi
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Ketidakseimbangan nutrisi kurang darikebutuhan tubuh
Berhubungan dengan :Ketidakmampuan untuk memasukkanatau mencerna nutrisi oleh karena faktorbiologis, psikologis atau ekonomi.DS:
- Nyeri abdomen- Muntah- Kejang perut- Rasa penuh tiba-tiba setelah makan
DO:- Diare- Rontok rambut yang berlebih- Kurang nafsu makan- Bising usus berlebih- Konjungtiva pucat- Denyut nadi lemah
NOC:
a. Nutritional status: Adequacy of
nutrientb. Nutritional Status : food and FluidIntake
c. Weight ControlSetelah dilakukan tindakankeperawatan selama.nutrisi kurangteratasi dengan indikator:
Albumin serum Pre albumin serum Hematokrit Hemoglobin Total iron binding capacity Jumlah limfosit
Kaji adanya alergi makanan Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori
dan nutrisi yang dibutuhkan pasien Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untukmencegah konstipasi
Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makananharian.
Monitor adanya penurunan BB dan gula darah Monitor lingkungan selama makan Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam
makan Monitor turgor kulit Monitor kekeringan, rambut kusam, total protein, Hb dan
kadar Ht Monitor mual dan muntah Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan
konjungtiva Monitor intake nuntrisi Informasikan pada klien dan keluarga tentang manfaat
nutrisi Kolaborasi dengan dokter tentang kebutuhan suplemen
makanan seperti NGT/ TPN sehingga intake cairan yangadekuat dapat dipertahankan.
Atur posisi semi fowler atau fowler tinggi selama makan Kelola pemberan anti emetik:..... Anjurkan banyak minum Pertahankan terapi IV line Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan
cavitas oval
Diagnosa V: Resiko infeksi berhubungan dengan hyperglikemia.Diagnosa Keperawatan/ Masalah
KolaborasiRencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Risiko infeksi
Faktor-faktor risiko :- Prosedur Infasif- Kerusakan jaringan dan peningkatan
paparan lingkungan- Malnutrisi- Peningkatan paparan lingkungan
patogen- Imonusupresi- Tidak adekuat pertahanan sekunder
(penurunan Hb, Leukopenia,penekanan respon inflamasi)
- Penyakit kronik- Imunosupresi- Malnutrisi- Pertahan primer tidak adekuat
(kerusakan kulit, trauma jaringan,gangguan peristaltik)
NOC : Immune Status Knowledge : Infection control Risk control
Setelah dilakukan tindakankeperawatan selama pasien tidakmengalami infeksi dengan kriteriahasil:
Klien bebas dari tanda dan gejalainfeksi
Menunjukkan kemampuan untukmencegah timbulnya infeksi
Jumlah leukosit dalam batasnormal
Menunjukkan perilaku hidupsehat
Status imun, gastrointestinal,genitourinaria dalam batasnormal
NIC :
Pertahankanteknikaseptif Batasipengunjung bila perlu Cucitangansetiapsebelum dansesudahtindakankeperawatan
Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung Ganti letak IV perifer dan dressing sesuai denganpetunjuk umum
Gunakan kateter intermiten untuk menurunkan infeksikandung kencing
Tingkatkan intake nutrisi Berikan terapi antibiotik:................................. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal Pertahankan teknik isolasi k/p Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap
kemerahan, panas, drainase Monitor adanya luka Dorong masukan cairan Dorong istirahat Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi Kaji suhu badan pada pasien neutropenia setiap 4 jam
-
8/12/2019 Laporan Pendahuluan Dm Tipe 2
13/15
Diagnosa VI : Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik.
Diagnosa Keperawatan/ MasalahKolaborasi
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Kelelahan berhubungan dengan- psikologis: kecemasan, gaya hidup
yang membosankan, depresi,stress
- Lingkungan: kelembaban, cahaya,kebisingan, suhu
- Situasi: Kejadian hidup yangnegatif,
- Psikologis: Anemia, statuspenyakit, malnutrisi, kondisi fisikyang buruk, gangguan tidur.
DS:- Gangguan konsentrasi- Tidak tertarik pada lingkungan- Meningkatnya komplain fisik- Kelelahan- Secara verbal menyatakan kurang
energiDO:- Penurunan kemampuan- Ketidakmampuan mempertahankan
rutinitas- Ketidakmampuan mendapatkan energi
sesudah tidur- Kurang energi- Ketidakmampuan untuk mempertahankan
aktivitas fisik
NOC: Activity Tollerance Energy Conservation Nutritional Status: Energy
Setelah dilakukan tindakankeperawatan selama . kelelahanpasien teratasi dengan kriteriahasil:
Kemampuan aktivitasadekuat
Mempertahankan nutrisiadekuat
Keseimbangan aktivitas danistirahat
Menggunakan tehnik energikonservasi
Mempertahankan interaksisosial
Mengidentifikasi faktor-faktorfisik dan psikologis yangmenyebabkan kelelahan
Mempertahankankemampuan untukkonsentrasi
NIC :
Energy Management- Monitor respon kardiorespirasi terhadap aktivitas
(takikardi, disritmia, dispneu, diaphoresis, pucat, tekananhemodinamik dan jumlah respirasi)
- Monitor dan catat pola dan jumlah tidur pasien- Monitor lokasi ketidaknyamanan atau nyeri selama
bergerak dan aktivitas- Monitor intake nutrisi- Monitor pemberian dan efek samping obat depresi- Instruksikan pada pasien untuk mencatat tanda-tanda
dan gejala kelelahan
- Ajarkan tehnik dan manajemen aktivitas untukmencegah kelelahan- Jelaskan pada pasien hubungan kelelahan dengan
proses penyakit- Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan
intake makanan tinggi energi- Dorong pasien dan keluarga mengekspresikan
perasaannya- Catat aktivitas yang dapat meningkatkan kelelahan- Anjurkan pasien melakukan yang meningkatkan
relaksasi (membaca, mendengarkan musik)- Tingkatkan pembatasan bedrest dan aktivitas- Batasi stimulasi lingkungan untuk memfasilitasi relaksasi
Diagnosa VII : Kurang pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan kurangnya pemajanan/mengingat, kesalahan interpretasi
informasi.
-
8/12/2019 Laporan Pendahuluan Dm Tipe 2
14/15
Diagnosa Keperawatan/ MasalahKolaborasi
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Kurang PengetahuanBerhubungan dengan : keterbatasan
kognitif, interpretasi terhadap informasiyang salah, kurangnya keinginan untukmencari informasi, tidak mengetahuisumber-sumber informasi.
DS: Menyatakan secara verbal adanyamasalahDO: ketidakakuratan mengikuti instruksi,
perilaku tidak sesuai
NOC: Kowlwdge : disease process
Kowledge : health Behavior
Setelah dilakukan tindakankeperawatan selama . pasienmenunjukkan pengetahuan tentangproses penyakit dengan kriteria hasil:
Pasien dan keluarga menyatakanpemahaman tentang penyakit,kondisi, prognosis dan programpengobatan
Pasien dan keluarga mampumelaksanakan prosedur yangdijelaskan secara benar
Pasien dan keluarga mampumenjelaskan kembali apa yangdijelaskan perawat/tim kesehatanlainnya
NIC :
Kaji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal
ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengancara yang tepat.
Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul padapenyakit, dengan cara yang tepat
Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat Identifikasi kemungkinan penyebab, dengan cara yang
tepat Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan
cara yang tepat Sediakan bagi keluarga informasi tentang kemajuan
pasien dengan cara yang tepat Diskusikan pilihan terapi atau penanganan Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan
second opinion dengan cara yang tepat ataudiindikasikan
Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan, dengancara yang tepat
DAFTAR PUSTAKA
-
8/12/2019 Laporan Pendahuluan Dm Tipe 2
15/15
Doenges E, Marilynn, dkk. (2002). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perancanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. Jakarta : EGC
Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth . Edisi 8. Jakarta :EGC.
NANDA.(2012-2014). PanduanDiagnosakeperawatan . Prima Medika