dm 2

31
Oleh : Niken Audi Lestari 1102011194 DIABETES MELITUS Kompetensi 4

Upload: niken-audi-lestari

Post on 12-Jan-2016

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ppt

TRANSCRIPT

Oleh :

Niken Audi Lestari

1102011194

DIABETES MELITUS

Kompetensi4

American Diabetes Association (ADA) tahun 2010

Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik

hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-

duanya.

DEFINISI

Diperkirakan tahun 2030 prevalensi Diabetes Melitus (DM) di Indonesia mencapai 21,3 juta orang (Diabetes Care, 2004).

Hasil Riset kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 :

1. Proporsi penyebab kematian akibat DM pada kelompok usia 45-54 tahun di daerah perkotaan menduduki ranking ke-2 yaitu 14,7%.

2. Daerah pedesaan, DM menduduki ranking ke-6 yaitu 5,8%. (depkes.go.id)

EPIDEMIOLOGI

KLASIFIKASI

DM

Tidak bisa dimodifikasi

Ras & etnik

Riwayat DM pada keluarga

Usia > 45 th

Riwayat DMG

Bisa dimodifikasi

BB lebih (IMT > 23 kg/m2)Kurang aktivitas

Hipertensi (> 140/90 mmHg)Dislipidemia

Unhealthy diet

FAKTOR RISIKO

MANIFESTASI KLINIS

GEJALA KHAS DM

• Poliuria• Polidipsia• Polifagia• Penurunan berat

badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya

GEJALA TIDAK KHAS DM

• Lemah• Kesemutan• Mata kabur• Disfungsi ereksi

pada pria• Pruritus vulvae

pada wanita

DIAGNOSIS

Anamnesis• Keluhan khas & tidak khas DM

Pemeriksaan Fisik• Tinggi badan, BB, TD, Lingkar pinggang• Tanda neuropati• Mata (visus, lensa mata dan retina)• Keadaan kaki (termasuk rabaan nadi kaki), kulit dan

kuku.Pemeriksaan Penunjang• Gula darah• HbA1c• Mikroalbuminuria

DIAGNOSIS

Hiperglikemia reaktifToleransi glukosa terganggu (TGT)Glukosa darah puasa terganggu (GDPT)

DIAGNOSIS BANDING

Pilar penatalaksanaan DM

TATALAKSANA

Edukasi

Terapi gizi medis

Latihan jasmani

Intervensi farmakologis

Materi edukasi pada tingkat awal adalah:1. Materi tentang perjalanan penyakit DM2. Makna dan perlunya pengendalian dan

pemantauan DM secara berkelanjutan3. Penyulit DM dan risikonya4. Intervensi farmakologis dan non-

farmakologis serta target pengobatan5. Interaksi antara asupan makanan,

aktivitas fisik, dan obat hipoglikemik oral atau insulin serta obat-obatan lain

Edukasi

6. Cara pemantauan glukosa darah dan pemahaman hasil glukosa darah atau urin mandiri (hanya jika pemantauan glukosa darah mandiri tidak tersedia)

7. Mengatasi sementara keadaan gawat darurat seperti rasa sakit, atau hipoglikemia

8. Pentingnya latihan jasmani yang teratur9. Masalah khusus yang dihadapi (contoh:

hiperglikemia pada kehamilan)10. Pentingnya perawatan kaki11. Cara mempergunakan fasilitas perawatan

kesehatan.

Edukasi (2)

Materi edukasi pada tingkat lanjut adalah :1. Mengenal dan mencegah penyulit akut DM2. Pengetahuan mengenai penyulit menahun

DM3. Penatalaksanaan DM selama menderita

penyakit lain4. Makan di luar rumah5. Rencana untuk kegiatan khusus6. Hasil penelitian dan pengetahuan masa kini

dan teknologi mutakhir tentang DM7. Pemeliharaan/perawatan kaki

Edukasi (3)

Standar yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi: 1. Karbohidrat 45 – 65 % 2. Protein 15 – 20 % 3. Lemak 20 – 25 %

Jumlah kandungan kolesterol disarankan < 300 mg/hari. Diusahakan lemak berasal dari sumber asam lemak tidak jenuh (MUFA = Mono Unsaturated Fatty Acid), dan membatasi PUFA (Poly Unsaturated Fatty Acid) asam lemak jenuh.

Natrium < 3 g atau 1 sdt garam dapurJumlah kandungan serat + 25 g/hr, diutamakan serat larut.

Terapi Gizi Medis

Rumus Broca:

Berat badan idaman = ( TB – 100 ) – 10 % Pria < 160 cm dan wanita < 150 cm, tidak

dikurangi 10 % lagi.

BB kurang : < 90 % BBI BB normal : 90 – 110 % BBI BB lebih : 110 – 120 % BBI BB gemuk : >120 % BBI

Terapi Gizi Medis (2)

Terapi Gizi Medis (2) Jumlah kalori basal per

hari: Laki-laki: 30 kal/kg

BBI Wanita: 25 kal/kg BBI

Penyesuaian (terhadap kalori basal / hari):

1. Status gizi:

- BB gemuk - 20 %

- BB lebih - 10 %

- BB kurang + 20 %

2. Umur > 40 tahun : - 5 %

3. Stres metabolik (infeksi, operasi, stroke, dll): + (10 s/d 30 %)

4. Aktifitas:

- Ringan + 10 %

- Sedang + 20 %

- Berat + 30 %

5. Hamil:

- trimester I, II + 300 kal

- trimester III / laktasi + 500 kal

Latihan JasmaniKegiatan jasmani sehari-hari dan latihan teratur

(3-4 kali seminggu selama kurang lebih 30 menit). Kegiatan sehari-hari seperti berjalan kaki, menggunakan tangga, berkebun, harus

tetap dilakukan.

Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan dan latihan jasmani (gaya hidup sehat).

Obat hipoglikemik oral (OHO)Berdasarkan cara kerjanya, OHO dibagi menjadi 5 golongan:

A. Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue): Sulfonilurea dan Glinid

B. Peningkat sensitivitas terhadap insulin: Metformin dan Tiazolidindion

C. Penghambat glukoneogenesis (Metformin)D. Penghambat absorpsi glukosa: Penghambat

glukosidase alfa.E. DPP-IV inhibitor

Intervensi Farmakologis

Cara Pemberian OHO, terdiri dari: OHO dimulai dengan dosis kecil dan ditingkatkan secara

bertahap sesuai respons kadar glukosa darah, dapat diberikan sampai dosis optimal

Sulfonilurea: 15 –30 menit sebelum makan Repaglinid, Nateglinid: sesaat sebelum makan Metformin : sebelum /pada saat / sesudah makan Penghambat glukosidase (Acarbose): bersama

makan suapan pertama Tiazolidindion: tidak bergantung pada jadwal

makan. DPP-IV inhibitor dapat diberikan bersama makan

dan atau sebelum makan.

Intervensi Farmakologis (2)

Suntikan1. Insulin2. Agonis GLP-1/incretin mimetic

Intervensi Farmakologis (3)

Diperlukan pada keadaan: Penurunan berat badan yang cepat Hiperglikemia berat yang disertai ketosis Ketoasidosis diabetik Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik Hiperglikemia dengan asidosis laktat Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal Stres berat (infeksi sistemik, operasi besar, IMA,

stroke) Kehamilan dengan DM/diabetes melitus gestasional

yang tidak terkendali dengan perencanaan makan Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO

Insulin

Berdasar lama kerja, insulin terbagi menjadi empat jenis, yakni:

Insulin kerja cepat (rapid acting insulin)Insulin kerja pendek (short acting insulin)Insulin kerja menengah (intermediate acting

insulin)Insulin kerja panjang (long acting insulin)Insulin campuran tetap, kerja pendek dan

menengah(premixed insulin).

Pemeriksaan kadar glukosa darahPemeriksaan HbA1C

Nilai dibawah 7 % dalam 2-3 bulan terapi Dianjurkan dilakukan setiap 3 bulan,

minimal 2 kali dalam setahun.

Penilaian hasil terapi

Komplikasi Diabetes Mellitus

KADHipoglikemia Koma Lakto

Asidosis

RetinopatiNefropati

Disfungsi ereksi

Makroangiopati

KronikAkut

Mikroangiopati

PJKVaskular periferVaskular otakKaki diabetik

Neuropati

Prognosisnya akan baik bila pasien mengubah pola hidupnya dengan mengikuti rencana diet yang diberikan, berolahraga, dan minum obat secara teratur, sehingga glukosa darahnya dapat terkontrol, berbagai komplikasipun dapat dihindari, namun akan buruk jika pasien tidak taat.

PROGNOSIS