dki
DESCRIPTION
dermatitis kontak iritanTRANSCRIPT
DERMATITIS KONTAK IRITAN
PRATHAMA GILANG WAGIONO PUTERA
DERMATITIS KONTAK IRITAN
Adalah suatu proses inflamasi lokal pada kulit jika berkontak dengan zat yang bersifat iritan
Secara umum Dermatitis kontak iritan (DKI) terbagi menjadi 2 macam yaitu› DKI akut › DKI kronis/kumulatif
Pada DKI akut kerusakan kulit oleh bahan iritan terjadi hanya dalam 1x pajanan, cthnya:asam pekat,basa pekat, cairan pelarut kuat, zat oksidator dan reduktor kuat
Luas kelainan umumnya sebatas daerah yang terkena, berbatas tegas
Pada DKI kumulatif kerusakan terjadi setelah beberapa kali pajanan pada lokasi kulit yang sama, cthnya terhadap zat-zat iritan lemah seperti air detergen, minyak, pelumas
Penyebab DKI kumulatif biasanya Multifaktorial
Pekerjaan yang berisiko untuk menimbulkan DKI kumulatif antara lain› Tukang cuci› Pembersih lantai› Montir› Kuli bangunan› Berkebun› Penata rambut
Epidemiologi DKI
DKI dapat diderita semua orang dari berbagai golongan umur, ras, jenis kelamin
DKI terutama berhubungan dengan pekerjaan namun angka tepatnya sulit untuk diketahui karena berbagai faktor
Etiologi
Penyebab nya ini adalah bahan iritan misalnya pelarut, detergen, minyak pelumas, asam,alkali
Kelainan dari faktor etiologi ini juga ditentukan dari ukuran molekul, daya larut, konsentrasi, vehikulum, serta suhu bahan iritan, lama kontak, kekerapan,suhu dan kelembapan lingkungan
Faktor invidu seperti perbedaan ketebalan kulit menyebabkan perbedaan permiabilitas, usia, ras, jenis kelamin, penyakit kulit yang pernah atau sedang diderita
Patogenesis
2 cara1. Mekanisme kerusakan fungsi sawar kulit
yang diperankan oleh stratum korneum dan 2. pelepasan mediator akibat kerusakan
keratinosit
Fungsi st.korneum antara lain sebagai lapisan pelindung yang mecegah pelepasan cairan berlebih dari kulit, fungsi integritas kulit bergantung pada kadar kelembapan st.korneum
Kerusakan akibat pajanan bahan iritan dimulai dengan kerusakan lap.lipid dan Natural Moisturizing factor (NMF) kekeringan kulit (desikasi)kulit kehilangan fungsi proteksi nya
Hal diatas akan menyebabkan pajanan langsung terhadap sel kulit yang viable terhadap zat iritanzat iritan bisa langsung membran lipid keratinositberdifusimerusak lisosom, Mitokhondria atau inti selmemicu aktivasi enzim fosfolipase
Aktivasi enzim fosfolipase o/ kerusakan keratinosit memicu pelepasan Acid arachidonic (AA), diacylgliseride (DAG), inositides(IP3), palted activated factor (PAF)
AAPGs(prostaglandin) dan LTs(leukotrien) DAG akan merangsang ekspresi gensintesis prot spti
IL-1,GMCSF IL-1 aktivasi Th untuk produksi IL-2 lalu terjadi
perangsangan autokrin PGs dan LTs merangsang dilatasi pemb. Darah
menyebabkan trandusi komplemen dan aktivasi sistem kinin
PGs dan LTs juga berperan dalam proses chemoairactans bagi Neutrofil dan Limfosit serta mengaktivasi sel MastHistamin (perubahan seluler)
Rentetan kejadian tersebut menimbulkan peradangan klasik di tempat terjadinya kontak dikulit berupa eritema, edema, panas, dan nyeri
Ada dua jenis bahan iritan yaitu iritan kuat dan iritan lemah. Iritan kuat akan menyebabkan kelainan kulit pada pajanan pertama pada hampir semua orang,sedangkan iritan lemah akan menimbulkan kelainan kulit setelah berulang kali kontak, dimulai dengan kerusakan stratum korneum oleh karena depilasi yang menyebabkan desikasi dan kehilangan fungsi sawarnya, sehingga mempermudah kerusakan sel di bawahnya oleh iritan
Manifestasi klinis
Penyebab kerusakan St.Korneum pada DKIK adalah penurunan ambang kulit
GK baru terlihat jika kerusakan yang terjadi melebihi “ambang manifestasi” tertentu yang akan berbeda pada tiap individu
Sebelum efek inflamasi dan kulit kering terlihat oleh mata secara histopatologi sudah terjadi kerusakan
Krn DKIK disebabkan oleh zat iritan lemah makan kelainan nya bersifat chronis
Efek iritasi bisa diobservasi oleh mata yang jadi GK antara lain:› Eritematosa› papul› Likenifikasi› Ekskoriasi› Skuama› Hiperkeratosis› Kulit pecah dengan batas tak tegas› Gatal› Panas› nyeri
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan jika ada riwayat pajanan terhadap zat iritan
Untuk membedakan dengan DKA dilakukan patch test untuk membuktikan adanya DKA dan menemukan alergen penyebabnya bukan untuk diagnosis pasti DKI
Pemeriksaan fisik
Menurut Rietschel dan Flowler, kriteria dignosis primer untuk DKI sebagai berikut: › Makula eritema, hiperkeratosis, atau fisura
predominan setelah terbentuk vesikel › Tampakan kulit berlapis, kering, atau
melepuh› Bentuk sirkumskrip tajam pada kulit- › Rasa tebal di kulit yang terkena pajanan
Kultur Bakteri› Kultur bakteri dapat dilakukan pada kasus-
kasus komplikasi infeksisekunder bakteri. Pemeriksaan KOH
› Dapat dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui adanya mikology pada infeksi jamur superficial infeksi candida, pemeriksaan ini tergantung tempat dan morfologi dari lesi.
Pemeriksaan IgE› Peningkatan imunoglobulin E dapat
menyokong adanya riwayat atopi
Pencegahan
Dasar penanganan adalah dengan menghindari pajanan terhadap zat iritan dapat dilakukan dengan cara › Bertukar lingk kerja› Proteksi individu (sarung tangan,krim
pelindung)
pengobatan
Kompres dingin dengan Burrow’s solution› Kompres dingin dilakukan untuk
mengurangi pembentukan vesikel dan membantu mengurangi pertumbuhan bakteri.
› Kompres ini diganti setiap 2-3 jam
Glukokortikoid topikalEfek topikal dari glukokortikoid pada penderita DKI akut masih kontrofersi karena efek yang ditimbulkan, namun pada penggunaan yang lama dari korticosteroid dapat menimbulkan kerusakan kulit pada stratum korneum.Pada pengobatan untuk DKI akut yang berat, mungkin dianjurkan pemberian prednison pada 2 minggu pertama, 60 mg dosis inisial, dan ditappering 10mg.
Antibiotik dan antihistamin› Ketika pertahanan kulit rusak, hal tersebut
berpotensial untuk terjadinya infeksi sekunder oleh bakteri
› Perubahan pH kulit dan mekanisme antimikroba yang telah dimiliki kulit, mungkin memiliki peranan yang penting dalam evolusi, persisten, dan resolusi dari dermatitis akibat iritan, tapihal ini masih dipelajar
Secara klinis, infeksi diobati dengan menggunakan antibiotik oral untuk mencegah perkembangan selulit dan untuk mempercepat penyembuhan.
Sedangkan antihistamin mungkin dapatmengurangi pruritus yang disebabkan oleh dermatitis akibat iritan.
EmolienPelembab yang digunakan 3-4 kali sehari adalah tatalaksana yang sangat berguna. Menggunakan emolien ketika kulit masih lembab dapat meningkatkan efek emolien. Emolien dengan perbandingan lipofilik banding hidrofilik yang tinggi diduga paling efektif karena dapat menghidrasi kulit lebih baik
imunosupresi Oral
› Pada penatalaksanaan iritasi akut yang berat, glukokortikoid kerja singkat seperti prednisolon, dapat membantu mengurangi respon inflamasi jika dikombinasikan dengan kortikosteroid topikal dan emolien.
› Tetapi, tidak boleh digunakan untuk waktu yang lama karena efek sampingnya. Oleh karena itu, pada penyakit kronik, imunosupresan yang lain mungkin lebih berguna. Obat yang sering digunakan adalah siklosporin oral danazadtrioprim
Prognosis
DKIK mempunyai prognosis yang meragukan karena sering terjadi rekurensi akibat kesulitan menghindari faktor iritan sehari-hari
Faktor yang memperburuk prognosis jika ada penyakit kulit penyerta seperti dermatitis atopi
identitas
Nama :Ny.A Umur : 43 tahun Jenis kelamin :perempuan Alamat :Suka Resmi Pendidikan :SMA Pekerjaan :Ibu rumah tangga Status marital : Menikah Agama :islam
Anamnesis
Keluhan utamaberuntus-beruntus kemerahan dan keropeng yang terasa gatal, perih,panas di kedua lengan bawah dan punggung tangan
sejak 3 hari yang lalu pasien mengeluh timbul beruntus-beruntus kecil yang terasa gatal, pedih, dan panas di lengan bawah nya serta punggung tangan, kemudian keluhan beruntus-beruntus ini makin lama makin bertambah banyak, lesi dirasakan makin bertambah keluhannya jika terkena air, keringat, sabun
1 bulan yang lalu pasien mengeluhkan beruntus-beruntus di punggung tangan kanannya, beruntus terasa gatal, karena keluhan gatal itu pasien sering menggaruknya sehingga sekarang timbul keropeng di punggung tangan kanannya itu.Pasien mengatakan ia selalu mencuci baju dengan menggunakan tangan, keluhan beruntus-beruntus yang gatal, perih dan panas ini timbul setelah ia terkena bahan pencuci baju yaitu detergen .Pasien menyangkal sering bergonta ganti sabun mandi maupun sabun cuci tangan
Karena keluhannya pasien dibawa ke klinik Assalam
Pasien tidak pernah merasakan keluhan seperti ini ketika ia mengenakan accesories di tangan berupa jam, gelang,.Pasien tidak memiliki binatang peliharaan di rumah dan pasien juga menyangkal adanya kontak dengan binatang. Pasien sebelumnya juga tidak melakukan aktivitas seperti berkebun,pasien mengatakan ia mandi 2x sehari, selalu mencuci tangan setelah melakukan aktivitas yang membuat tangannya kotor.Pasien juga tidak sedang mengkonsumsi obat-obatan dalam jangka waktu yang lama dan jamu-jamuan.
Pasien mengakui tidak pernah sakit seperti ini sebelumnya
Pasien menyangkal adanya alergi obat, makanan , debu
Riwayat Penyakit Dan Pengobatan Terdahulu
Riwayat penyakit keluarga:tidak ada anggota keluarga yang sedang sakit kulit/gatal-gatal
Riwayat berobat: Pasien belum pernah berobat untuk mengobati keluhannya
Riwayat pengobatan dan keluarga
Pasien makan besar 2-3 kali sehari dengan nasi, daging dan sayuran.
Pasien merupakan ibu rumah tangga yang setiap hari : membersihkan rumah, membersihan kebun, memasak, mencuci baju
Pola makan dan aktifitas
Genogram
M M
M
Bentuk Keluarga : Keluarga inti
Tahapan Siklus Hidup Keluarga : Keluarga dengan anak remaja
Family Map : Pasien adalah seorang ibu dari dua orang anak : Tuan M , 22 tahun dan Nyonya C 17 tahun . Pasien tinggal bersama dengan suaminya yaitu Tn A dan dua orang anaknya
APGAR SCORE0 1 2
Adapt X
Partnership X
Growth X
Affect X
Resolve X
TOTAL 8
SCREEM• Hubungan dengan anggota keluarga
baik, sering berinteraksi dengan tetangga sekitar rumah.
Social Interaction
• PHBS baikCultural
• Suami dan anak-anak pasien beragama islam
• Mengikuti Pengajian Religion
• Pendapatan suami dan anak laki-lakinya cukup memenuhi kebutuhan sehari-hari
Economy
• Pendidikan terakhir ibu tamat STM • Pendidikan terakhir ayah tamat D3Education
• Jarak rumah dengan klinik ditempuh d engan motor selama 45 menitMedical
Faktor resiko
Penggunaan deterjen ketika mencuci baju
Pekerjaan sebagai Ibu Rumah Tangga
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum:› Kesadaran :compos mentis› Kesan sakit :sakit ringan› Pernapasan :22x/menit› Tekanan darah :110/80 MmHg› Nadi :80x/menit› Suhu :36.2oc› Status gizi :baik› TB :160 cm› BB :65 kg
Status generalis
Kepala› Bentuk dan ukuran simetris› Konjungtiva anemis-/-› Sklera ikterik -/-
Thoraks› Bentuk dan pergerakan simetris› Pulmo: VBS ka=ki, rh-/-, wh -/-› Cor: BJM reguler, murmur -
Abdomen› perut datar,lembut,BU +normal› Hepar dan lien Tidak teraba
Ekstremitas› Akral hangat, CRT<2”
Status dermatologikus
Distribusi : Regional Lokasi :a/r kedua lengan bawah dan
pungung tangan Lesi
a) Jumlah : Multipleb) Sifat : keringc) Permukaan : menimbuld) Ukuran : Milier-2.5x1 cme) Susunan : diskretf) Batas : tegasg) Lain-lain : -
Efloresensi :Papul eritem, crusta
DIAGNOSIS BANDING
Dermatitis Kontak Iritan Dermatitis Kontak Alergi
Usul pemeriksaan
Skin patch test
Aspek personal : › Alasan – keluhan tidak membaik› Harapan – agar bisa sembuh dan tidak berulang lagi› Kekhawatiran – gatal yang terus bertambah
Aspek klinik : dermatitis kontak iritan
Aspek risiko internal : › Penggunaan detergen
Aspek risiko eksternal : › Pekerjaan sebagai ibu rumah tangga› Deterjen yang mengandung bahan kimia yang iritan
Diagnostik Holistik
Terapi
Umum› Menjelaskan penyakit dan pengobatan› Menghentikan atau mencegah kontak
dengan cairan detergen atau menyuruh memakai sarung tangan plastik saat mencuci
› Tidak menggaruk lesi
Khusus› Topikal :Clobetasol propionate
salep 0.05% 2x sehari pada lesi
› Sistemik : Methylprednisolone 16 mg tab 2x1 selama 7 hari
Prognosis
Quo ad vitam : ad bonam Quo ad functionam: ad bonam Quo ad sanationam : ad bonam
Home visit
DATA DEMOGRAFI KELUARGA
No Nama Kedudukan dalam keluarga
Jenis Kelamin
Umur Pekerjaan
Pendidikan
Masalah Medis dan biopsikososial
1 Tn A Kepala Keluarga
L 46 Montir motor
STM -
2 Ny A pasien P 43 Ibu Rumah Tangga
SMA -
3 Tn M Anak ke 1 L Teknisi Komputer
D3 -
4 Ny C Anak ke 2 P 17 Pelajar SMA -
LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL
Kepemilikan rumah: Rumah pribadiDaerah perumahan: Padat bersihLantai rumah terbuat dari: KeramikAtap rumah terbuat dari: GentengDinding rumah terbuat dari: BatuCat dinding rumah: CatLuas tanah: 120 m²Luas bangunan: 100 m²Jumlah kamar: 3Adakah dapur: YaAdakah Cerobong Asap: TidakAdakah jendela terbuka: yaJumlah jendela sebagai ventilasi: 5Jumlah jendela sebagai pencahayaan: 1, 2m x 1,9 mSumber air bersih: jet pump
Apakah air untuk semua kebutuhan rumah tangga diperoleh dengan mudah sepanjang tahun?: YaKualitas fisik air minum: baikPengolahan air minum sebelum digunakan: air minum isi ulangTempat penampungan air limbah dari kamar mandi: wc langsung ke sungaiTersedia tempat pembuangan sampah: Tidak, tempat sampah terbukaBahan bakar untuk masak: GasMemelihara peliharaan di rumah: Tidak
AKSES DAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN
Sarana pelayanan kesehatan yang digunakan: Klinik As salamJarak dan Waktu yang harus ditempuh ke klinik: 45 menitTersedia angkutan umum ke klinik: tidakTarif pelayanan kesehatan: MurahPelayanan yang diberikan: Memuaskan
Lingkungan Pekerjaan
Pasien seorang ibu rumah tangga, dan harus mencuci pakaian setiap hari
Risiko kesehatan dalam pekerjaan:› Faktor fisik: menjongkok bila
membereskan rumah› Faktor kimia : terpapar cairan
pembersih pakaian dan lantai› Ergonomis : lelah / nyeri otot ekstremitas
akibat membersihkan rumah,
Rencana PemeliharaanNo Nama Usia Status
KEsehatanScreening Konseling Imunisasi Profilaksis
1 Tn A 46 - Tekenan darahm kolestrol
Pola makan yang sehatEdukasi tentang rokok
- Input kalsium untuk mencegah osteoporosis
2 Ny H 43 - Tekanan darahKolestrol darahSADARI
Paparan rokokKesehatan gigiMenopaus, cara menghindari zat iritan
- intake calsium yang cukuyp untuk mencegah osteoporosis
3 Tn M 22 - Tekanan darah, kolestrol
Edukasi rokokPola makan yang sehat
- -
4 Ny C 17 - Tekanan darah, kolestrol, Sadari
Paparan rokok, makanan yang sehat
- Prepregnancy foilic acid suplemen , intake calsium yang cukup untuk mencegah osteoporosis
Food Recall 24 Hour
Waktu Jenis Makanan Jumlah Kalori
07.00 NasiSawiAyam goreng
1 piring1 porsi
242 kal56 kkal181 kkal
12.00 NasiAyam goreng
1 piring1 potong
242kal181 kkal
19.00 NasiTelur gorengAyam goreng
1 piring1 biji1 potong
242 kal89 kkal181 kkal
Total Kalori 1414Kkal
Total kalori (25x BB) = 25x55 = 1375 kkal Jenis nutrien spesifik
› Nutrien yang dianjurkan: makanan yang seimbang terdapat cukup karbohidrat, protein dan rendah lemak dengan jumlah yg cukup
› Nutrien yang tidak dianjurkan: jajanan yang tidak sehat
Pengolahan anjuran : dimasak biasa Cara pemberian : oral Frekuensi yang dianjurkan 3x makanan
pokok
Intervensi gizi
TERIMA KASIH