dk2p1 penginderaan chelsia

6
Embriologi Telinga Telinga luar mulai berkembang pada usia kehamilan 40 hari dan lengkap o usia kehamilan 4 bulan. Telinga luar berasal dari celah brankial pertama ekto sedangkan telinga tengah berasal dari celah brankial endoderm. Teling meliputi rongga timpani yang berhubungan dengan rongga mastoid dan rhinofarin melalui ssaluran tuba eustachius. Tekanan pada telinga tengah disesuaikan den tekanan atmosfir saat saluran tuba eustachius terbuka pada saat kita menelan menguap. Gendang telinga dan tulangstapesmembentuk sebuah komplek transformasi yang mencegah hilangnya energi yang berasal dari udara menuju ke cairan perilimfatik koklea, kontraksi otot tensor timpani (dipersarafi nervus V dan otot stapedius (dipersarafi oleh nervus V!! memperkuat transmi suara. (Rapin I. Hearing Impairment.Dalam: Swaiman K.F, Ashwal S, penyunting. Pediatric eur!l!gy Principles and Practice. "disi #e$%. ew '!s y Inc, %))).h.**$)+ Telinga terdiri dari dua bagian yaitu bagian anterior koklea dan poster vestibulum, termasuk kanal semisirkuler, utricle dan saccule. Telinga dalam b darioticvesicle dan perkembangandimulai pada akhirbulan pertamamasa kehamilan dan pertumbuhan lengkap dalam "0 hari. #eseptor vestibuler dan audi terletak pada membran labirin yang dipenuhi oleh cairan daengan kadar kalium disebut endolymph. $embran labirin terpisah dari tulang labirin oleh perilymp merupakan cairan plasma ultrafiltrasi dengan kadar natrium yang tinggi. %adar tersebut dipertahankan oleh proses metabolik dan aktivitas stria vask sangatpenting untuk pembentukan potensial listrik sebagai hasil dariproses perubahan stereosilia pada permukaan endolabirin silia vestibuler dan koklea

Upload: johnssujono

Post on 04-Oct-2015

219 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

test

TRANSCRIPT

Embriologi TelingaTelinga luar mulai berkembang pada usia kehamilan 40 hari dan lengkap oada usia kehamilan 4 bulan. Telinga luar berasal dari celah brankial pertama ektoderm, sedangkan telinga tengah berasal dari celah brankial endoderm. Telinga tengah meliputi rongga timpani yang berhubungan dengan rongga mastoid dan rhinofaring melalui ssaluran tuba eustachius. Tekanan pada telinga tengah disesuaikan dengan tekanan atmosfir saat saluran tuba eustachius terbuka pada saat kita menelan dan menguap. Gendang telinga dan tulang stapes membentuk sebuah komplek transformasi yang mencegah hilangnya energi yang berasal dari udara menuju ke cairan perilimfatik koklea, kontraksi otot tensor timpani (dipersarafi oleh cabang nervus V) dan otot stapedius (dipersarafi oleh nervus VII) memperkuat transmisi suara. (Rapin I. Hearing Impairment. Dalam: Swaiman K.F, Ashwal S, penyunting. Pediatric Neurology Principles and Practice. Edisi ke-1. New York: Mosby Inc, 1999.h.77-95)Telinga terdiri dari dua bagian yaitu bagian anterior koklea dan posterior vestibulum, termasuk kanal semisirkuler, utricle dan saccule. Telinga dalam berasal dari otic vesicle dan perkembangan dimulai pada akhir bulan pertama masa kehamilan dan pertumbuhan lengkap dalam 50 hari. Reseptor vestibuler dan auditor terletak pada membran labirin yang dipenuhi oleh cairan daengan kadar kalium tinggi disebut endolymph. Membran labirin terpisah dari tulang labirin oleh perilymph yang merupakan cairan plasma ultrafiltrasi dengan kadar natrium yang tinggi. Kadar ion tersebut dipertahankan oleh proses metabolik dan aktivitas stria vaskularis, yang sangat penting untuk pembentukan potensial listrik sebagai hasil dari proses perubahan stereosilia pada permukaan endolabirin silia vestibuler dan koklea

Embriologi mata Cawan optic dan vesikula LentisMata mulai tampak pada mudingah 22 hari sebagai sepasang alur dangkal di samping otak depan. Dengan menutupnya tabung saraf (neural tube), alur-alur ini membentuk kantong luar di depan otak depan, vesikula optika (vesikel mata). Vesikel-vesikel ini kemudian melekat ke ectoderm permukaan dan memicu perubahan di ectoderm yang diperlukan untuk membentuk lensa. Kemudian vesikula optika mulai mengalami invaginasi dan membentuk cawan optik. Invaginasi tidak terbatas pada bagian tengah cawan optic tetapi juga melibatkan sebagian dari permukaan idferior yang membentuk fisura koradea. Selama minggu ketujuh, bibir-bibir fisura khoroidea menyatu, dan mulut dari cawan optic menjadi lubang bundar yaitu bakal pupil. Selama proses ini berlangsung, sel-sel ectoderm permukaan yang pada awalnya menempel dengan vesikula optika, mulai memanjang dan membentuk plakoda lentis (lempeng lensa). Plakoda ini kemudian mengalami invaginasi dan berkembang menjadi vesikula lentis (vesikula lensa). Retina, iris, dan korpus siliareLapisan luar cawan optic yang ditandai oleh granula-granula pigmen kecil, dikenal sebagai lapisan pigmen retina. Perkembangan lapisan saraf cawan optika berlangsung lebih rumit. Empat perlima bagian posterior, pars optika retinae, mengandung sel-sel yang berbatasan dengan ruang intraretina yang berdifferensiasi menjadi elemen-elemen penyerap cahaya, sel batang (rod) dan kerucut (cone). Di dekat lapisan fotoreseptif ini terdapat lapisan mantel yang seperti di otak menghasilkan neuron dan sel penunjangnya, termasuk lapisan inti luar, lapisan inti dalam dan lapisan sel ganglion. Di permukaan terdapat lapisan fibrosa yang mengandung akson sel saraf dari lapisan lebih dalam. Serabut-serabut saraf di zona ini mengumpul kea rah tangkai optic yang berkembang menjadi nervus optikus. Seperlima anterior lapisan dalam, pars eka retinae, tetap memiliki ketebalan satu lapis sel. Bagian ini kemudian terbagi menjadi pars iridika retinae yang membentuk lapisan dalam iris, dan pars siliaris retinae yang ikut serta membentuk korpus siliare. Sementara itu, region antara cawan optik dan epitel permukaan di atasnya terisi oleh mesenkim longgar. M. sfingter pupilae dan m. dilator pupilae terbentuk disini. LensaSegera setelah vesikula lentis terbentuk, sel-sel dinding posterior mulai memanjang ke arah anterior dan membentuk serabut-serabut panjang yang secara bertahap mengisi lumen vesikel. Pada akhir minggu ketujuh, serabut lensa primer ini mencapai dinding anterior vesikula lentis. Namun, pertumbuhan lensa belum selesai pada tahap ini, karena serabut-serabut lensa baru (sekunder) terus ditambah ke inti sentral tersebut. Koroid, sclera dan korneaPada akhir minggu keliama, primodium mata seluruhnya dikelilingi jaringan mesenkim longgar. Jaringan ini segera berdifferensiasi menjadi lapisan dalam yang setara dengan piamater otak dan lapisan luar yang setara dengan duramater. Lapisan dalam kemudian membentuk lapisan pigmen kaya pembuluh darah yang kita kenal sebagai koroid, lapisan luar berkembang menjadi sclera dan bersmbung dengan duramater di sekitar nervus optikus. Differensiasi lapisan mesenkim di atas permukaan anterior mata berlangsung berbeda. Bilik mata depan (kamera anterior) terbentuk melalui vakuolisasi dan pemisahan mesenkim menjadi lapisan dalam di depan lensa dan iris, membrane iridopupilaris. Dan lapisan luar yang bersmbung dengan sclera, substansia propia kornea. Bilik mata itu sendiri dilapisi oleh sel mesenkim gepeng. Karena itu, kornea dibentuk oleh (a) lapisan epitel yang berasal dari ectoderm permukaan, (b) substansia propria atau stroma yang bersambung dengan sclera, dan (c) lapisan epitel yang bersambung dengan bilik mata depan. Korpus vitreumMesenkim juga membentuk pembuluh darah hialoid, yang selama kehidupan intrauterus mendarahi lensa dan membentuk lapisan vascular di lapisan dalam retina. Selain itu, struktur ini membentuk suatu jalinan serabut halus antara lensa dan retina yang kemudian terisi oleh bahan gelatinosa transparan, yang membentuk kospus vitreum. Nervus optikusCawan optik dihubungkan ke otak oleh tangkai optic, yang memiliki satu alur, fisura koroidea, di permukaan ventralnya. Di dalam alur ini terdapat pembuluh darah hialoid. Serabut saraf retina yang kembali ke otak terletak di antara sel-sel dinding dalam tangkai. Selama minggu ketujuh fisura koroidea menutup, dan terbentuk suatu terowongan sempit di dalam tangkai optic. Akibat peningkatan serabut-serabut yang terus-menerus, dinding dalam tangkai terus tumbuh, dan dinding dalam dan luar tangkai menyatu. Sel-sel lapisan dalam menghasilkan jaringan neuroglia yang menunjang serabut nervus optikus.Dengan demikian, tangkai optik berubah menjadi nervus optikus. Bagian tengahnya mengandung sebagian dari arteri hialoidea yang kemudian di namai arteri sentralis retinae. Di bagian luar, terdapat lapisan pia araknoid dan dura. Yaitu kelanjutan dari koroid dan sclera yang mengandung nervus optikus.1. Sadler TW. Embriologi Kedoteran Langman, ed 10. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2010. p: 335-371, 385-395

Fisika suaraPendengaran adalah persepsi energi suara oleh saraf. Pendengaran terdiri dari dua aspek, identifikasi suara (apa) dan lokalisasinya (di mana).Gelombang suara adalah getaran udara yang merambat, yang terdiri dari daerah-daerah bertekanan tinggi akibat kompresi molekul udara bergantian dengan daerah-daerah bertekanan rendah akibat penjarangan molekul udara.Suara ditandai oleh adanya nada (tone), intensitas, dan timbre. Nada ditentukan oleh frekuensi getaran. Semakin besar frekuensi getaran, semakin tinggi nada. Telinga manusia dapat mendeteksi gelombang suara dengan frekuensi 20-20.000 Hz, paling peka pada 1.000-4.000 Hz. Intensitas atau kekuatan, bergantung pada amplitudo. Kekuatan diukur dalam decibel yang merupakan ukuran logaritmik intensitas dibandingkan suara yang masih bisa didengar. Suara yang lebih dari 100 dB bisa merusak perangkat sensorik sensitive di koklea secara permanen. Warna suara atau timbre bergantung pada overtone, yaitu frekuensi tambahan yang mengenai nada dasar.Sherwood L. Fisiologi Manusia: dari Sel ke Sistem. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2011. h.230-232.

Jaras penglihatanImpuls visual ditangkap oleh fotoreseptor berupa sel batang dan sel kerucut pada lapisan retina, yang berkoneksi dengan sel bipolar. Akson dari sel bipolar bersinaps dengan sel ganglion yang aksonnya menuju ke luar mata dari arah posterior membentuk nervus optikus. Medial dari kedua nervus optikus akan bersilangan dan membentuk chiasma optikum. Bagian lateral dari nervus optikus tidak bersilang, dan akan membentuk traktus optikus bersama dengan bagian medial yang bersilang ke sisi sebelahnya. Traktus ini akan berakhir pada nucleus geniculatum lateral (NGL). Akson dari NGL akan diproyeksikan ke korteks serebral dan membentuk radiasi otik atau traktus geniculocalcarina. Bagian dari traktus ini akan masuk ke sisi temporal dan membentuk loop of meyer yang mengambil impuls dari kuadran temporal bawah dari retina yang satu sisi dan dari kuadran nasal bawah dari retina yang berlawanan sisi. Kuadran retina bawah (lapang pandang atas) akan diproyeksikan pada sisi lebih bawah dari sulkus calcarina dan sebaliknya.Jaras reflex pupil: impuls dari retina melewati nervus optikus- chiasma optikum- traktus optikus. Beberapa serat akan keluar dari traktus optikus dan masuk ke nucleus area pretectal yang berhubungan dengan nucleus parasimpatetik dari N.III pada kedua sisi. Neuron preganglion terletak pada nucleus parasimpatetik dan aksonnya akan bersama-sama lewat dengan NIII yang lain. Serat ini akan berakhir pada ganglion siliaris dan bersinaps dengan neuron postganglionic. Akson dari neuron postganglionic keluar dari ganglion sebagai saraf siliaris yang pendek dan menginervasi otot sfingter pupil.Refleks akomodasi: ketika objek dekat, maka akan terjadi kontraksi dari m. rectus medial untuk konvergensi axis mata, penebalan lensa, dan konstriksi pupil untuk membuat cahaya tepat melewati bagian tengah lensa (bagian paling tebalnya). Jarasnya adalah impuls dari retina melewati nervus optikus chiasma potikum traktus optikus NGL radiasi optic. Impuls diproyeksikan pada area visual primer pada lobus occipital. Ada serat asosiasi yang menghubungkan lobus occipital ke lapang pandang frontal pada lobus frontalis. Dari frontal eye field ada serabut saraf yang turun ke batang otak melalui capsula interna. Serat saraf ini menginervasi nucleus motor dari rektus media dan nucleus parasimpatetik dari NIII (nucleus edinger westphal). M. rektus media akan terinervasi sehingga aksis mata menjadi konergen. Nukleus westphal edinger naik ke serat preganglionic dan bersinaps dengan neuron postganglionic di ganglion siliaris. Akson neuron postganglionic akan menginervasi m. siliaris untuk menebalkan lensa dan menginervasi m. sfingter pupillae untuk mengkonstriksi pupil.

Budiman G. Basic Neuroanatomical Pathway. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2009. h. 33-37.