divertikulosis fix

Upload: iqbal-tetsuzaimon-fullbuster-law

Post on 03-Apr-2018

301 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

  • 7/28/2019 Divertikulosis Fix

    1/23

    DIVERTIKULOSIS

    Penyakit divertikular (atau diverticulosis) merupakan keadaan di mana terdapat banyak

    penonjolan mukosa yang menyerupai kantong (divertikula) yang tumbuh dalam ususbesar, khususnya kolon sigmoid tanpa adanya inflamasi.

    EPIDEMIOLOGI

    Kejadian divertikulosis pada wanita sedikit lebih banyak dengan perbandingan antara

    pria : wanita adalah 1 : 1,5. Insidens tertinggi pada usia 40 tahun dan 50-an. Insidens

    tertinggi di negara-negara barat dimana terjadi pad 50% dari warga yang berusia lebih

    dari 60 tahun.1

    Pada pemeriksaan kolonoskopi terhadap 876 pasien di RS Pendidikan Makassar,

    ditemukan 25 pasien (2,85%) penyakit divertikular dengan perbandingan laki-laki dan

    perempuan 5:3, umur rata-rata 63 tahun dengan presentase terbanyak pada kelompok

    umur 60-69 tahun. Hematokezia merupakan gejala terbanyak dan lokalisasinya

    terutama di kolon bagian kiri (kolon sigmoid dan kolon descendens).

  • 7/28/2019 Divertikulosis Fix

    2/23

    ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO

    Penyebab terjadinya divertikulosis ada 2 yaitu :

    1. Peningkatan tekanan intralumen

    Diet rendah serat menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan

    intralumen kolon sehingga menyebabkan herniasi mukosa melewati

    lapisan dinding otot kolon yang menebal dan memendek (sebuah

    kondisi yang disebut-mychosis).

    Menurut Painterdan Burkittpada tahun 1960, penyebab terjadinya

    divertikulosis adalah kurangnya serat dan rendahnya residu dalam

    makanan yang dikonsumsi sehingga menyebabkan perubahan milieu

    interior dalam kolon. Pendapat ini diperkuat oleh penelitian-penelitian

    selanjutnya dimana terbukti bahwa kurangnya serat dalam makanan

    merupakan faktor utama terjadinya divertikular sehingga disebut

    sebagai penyakit defisiensi serat.

    Terdapat 2 jenis serat :

    - Serat yang larut dalam air, di dalam usus terdapat dalam bentuk

    yang menyerupai agar-agar yang lembut.

    - Serat yang tidak larut dalam air, melewati usus tanpa mengalami

    perubahan bentuk.

    Kedua jenis serat tersebut membantu memperlunak feses sehingga

    mudah melewati usus. Serat juga mencegah konstipasi. Konsumsi

    makanan yang berserat tinggi, terutama serat yang tidak larut

    (selulosa) yang terkandung dalam biji-bijian, sayur-sayuran dan buah-

    buahan akan berpengaruh pada pembentukan tinja yang padat dan

    besar sehingga dapat memperpendek waktu transit feses dalam kolon

    dan mengurangi tekanan intraluminal yang mencegah timbulnya

    divertikel.

  • 7/28/2019 Divertikulosis Fix

    3/23

    2. Kelemahan otot dinding kolon

    Penyebab lain terjadinya divertikulosis adalah terdapat daerah yang

    lemah pada dinding otot kolon dimana arteri yang membawa nutrisi

    menembus submukkosa dan mukosa. Biasanya pada usia tua karena

    proses penuaan yang dapat melemahkan dinding kolon.

    Faktor Resiko Divertikulosis

    - Pertambahan Usia

    Pada usia lanjut terjadi penurunan tekanan mekanik/ daya regang

    dinding kolon sebagai akibat perubahan struktur jaringan kolagen

    dinding usus.

    - Konstipasi

    Konstipasi menyebabkan otot-otot menjadi tegang karena tinja yang

    terdapat di dalam usus besar. Tekanan yang berlebihan menyebabkan

    titik-titik lemah pada usus besar menonjol dan membentuk divertikula.

    - Diet rendah serat

    Pada mereka yang kurang mengkonsumsi makanan berserat, akan

    menyebabkan penurunan massa feses menjadi kecil-kecil dan keras,

    waktu transit kolon yang lebih lambat sehingga absorpsi air lebih

    banyak dan output yang menurun menyebabkan tekanan dalam kolon

    meningkat untuk mendorong massa feses keluar mengakibatkan

    segmentasi kolon yang berlebihan. Segmentasi kolon yang berlebihan

    akibat kontraksi otot sirkuler dinding kolon untuk mendorong isi lumen

    dan menahan pasase dari material dalam kolon merupakan salah satu

    faktor penyebab terjadinya penyakit divertikular. Pada segmentasiyang meningkat secara berlebihan terjadi herniasi mukosa/submukosa

    dan terbentuk divertikel.

    - Gangguan jaringan ikat

    Gangguan jaringan ikat seperti pada sindrom Marfan dan Ehlers

    Danlos dapat menyebabkan kelemahan pada dinding kolon.

  • 7/28/2019 Divertikulosis Fix

    4/23

    PATOGENESIS

    Divertikel saluran cerna paling sering ditemukan di kolon, khususnya di

    sigmoid. Divertikel kolon adalan divertikel palsu karena terdiri dari mukosa yang

    menonjol melalui mukosa otot seperti hernia kecil. Divertikel sejati jarang

    ditemukan di kolon. Divertikel ini disebut divertikel pulsi karena disebabkan oleh

    tekanan tinggi di usus bagian distal ini. Besarnya dapat beberapa millimeter

    hinga dua sentimeter; leher divertikel atau pintunya biasanya sempit, tetapi

    mungkin lebar. Kadang terbentuk fekolit (batu feses) didalamnya.5

    Divertikulosis sigmoid sering disertai obstipasi yang dipengaruhi oleh diet,

    terutama makanan kurang berserat. Patogenesis dipengaruhi tekanan

    intralumen dan defek dinding sigmoid. Tekanan intralumen bergantung pada

    kepadatan feses yang meningkat bila kekurangan serat.5

    Dikenal 3 gambaran anatomi penyakit divertikular yang khas :3,9

    - Penyakit Predivertikular :

    Menunjukkan hipertrofi dari kedua otot sirkular dan longitudinal (taenia

    coli) dengan tanpa disertai dengan penonjolan kantong yang dapat

    diperlihatkan. Menebalnya taenia sering menyebabkan pemendekan

    dan pengerutan dinding kolon yang bersangkutan.

    - Divertikulosis :

    Adanya penonjolan kantung dengan diameter 1mm sampai dengan

    beberapa sentimeter yang menonjol ke dalam jaringan lemak perikolik

    atau appendices epiploicae. Kelainan ini khususnya terdapat di antara

    taenia mesenterika dan antimesenterika, jarang di taenia

    antimesenterium.

    Secara histologist, dinding kantong hanya terdiri dari mukosa dan

    submukosa dan biasanya tanpa lapisan otot sama sekali dan tanpa

    disertai dengan inflamasi. Sering kantong berisi feses yang mungkin

    tidak dapat segera dikeluarkan sebab leher divertikel lebih sempit dari

    kantongnya.10

  • 7/28/2019 Divertikulosis Fix

    5/23

    (a) (b)

    Gambar 6. (a) Gambaran makroskopis divertikulosis

    (b) Gambaran mikroskopis divertikulosis.

    Dikutip dari kepustakaan no 10

    - Divertikulitis :

    Merupakan peradangan sekunder dari satu atau lebih divertikel yang

    terjadi bila feses yang ada di dalam kantong mengalami pemadatan

    dan kemudian disertai dengan infeksi sekunder e. coli dan organism

    enteric lainnya. Sering terjadi perforasi kecil pada kantong.3,9

    Sebuah divertikulum merupakan penonjolan pada titik-titik yang lemah,

    biasanya pada titik dimana pembuluh nadi (arteri) masuk ke dalam lapisan otot

    dari usus besar. Kejang (spasme) diduga menyebabkan bertambahnya

    tekanan dalam usus besar, sehingga akan menyebabkan terjadinya lebih

    banyak divertikula dan memperbesar divertikula yang sudah ada.11,12,13,14

    Divertikulosis terbentuk bila mukosa dan lapisan submukosa kolon

    mengalami herniasi sepanjang dinding muskuler yang mengalami kelemahan

    yaitu pada titik tempat masuknya arteri ke dalam usus akibat tekanan

    intraluminal yang tinggi, volume kolon yang rendah (isi kurang mengandung

    serat), dan penurunan kekuatan otot dalam dinding kolon (hipertrofi muskuler

    akibat massa fekal yang mengeras). Divertikulum menjadi tersumbat dan

    kemudian terinflamasi bila obstruksi terus berlanjut. Inflamasi cenderung

    menyebar ke dinding usus sekitar, mengakibatkan timbulnya kepekaan dan

    spastisitas kolon. Abses dapat terjadi, menimbullkan peritonitis, sedangkan

    erosi pembuluh darah (arterial) dapat menimbulkan perdarahan.Divertikulanya

    sendiri tidak berbahaya, tetapi tinja yang terperangkap di dalamnya bukan saja

  • 7/28/2019 Divertikulosis Fix

    6/23

    bias menyebabkan perdarahan, tetapi juga menyebabkan peradangan dan

    infeksi sehingga timbul diverticulitis.11,12,13,14

    (a) (b)

    Gambar 7. (a) Diverticulosis yang berkembang menjadi diverticulitis

    (dikutip dari kepustakaan no 15)

    (b) Divertikel dengan tinja yang terperangkap di dalamnya

    (dikutip dari kepustakaan no 16)

  • 7/28/2019 Divertikulosis Fix

    7/23

    GEJALA KLINIS

    Kebanyakan penderita divertikulosis tidak menunjukkan gejala. Tetapi

    beberapa ahli yakin bila bahwa seseorang mengalami nyeri kram, diare, dan

    gangguan pencernaan lainnya, yang tidak diketahui penyebabnya, bias

    dipastikan penyebabnya adalah divertikulosis. Gejala klinis yang bisa

    ditemukan

    - Sebagian besar asimptomatik

    - Divertikulosis yang nyeri :

    a. Nyeri pada fossa iliaka kiri

    b. Konstipasi

    c. Diare.

    - Divertikulosis akut :

    a. Malaise

    b. Demam

    c. Nyeri dan nyeri tekan pada fossa iliaka kiri dengan atau tanpa

    teraba massa.

    d. Distensi abdomen

    -Perforasi : Peritonitis + gambaran diverticulitis

    - Obstruksi usus besar :

    a. Konstipasi absolute

    b. Distensi

    c. Nyeri kolik abdomen

    d. Muntah

    - Fistula : ke kandung kemih, vagina, atau usus halus

    - Perdarahan saluran cerna bagian bawah : spontan dan tidak nyeri

  • 7/28/2019 Divertikulosis Fix

    8/23

    DIAGNOSIS

    Anamnesis yang cermat sering sudah dapat menentukan diagnosis,

    harus ditanyakan tentang perubahan pola defekasi, frekuensi, dan

    konsistensi feses.

    Dalam anamnesis tentang nyeri perut perlu dibedakan antara nyeri

    kolik dan nyeri menetap, serta hubungannya dengan makan dan dengan

    defekasi. Perlu pula ditanyakan warna tinja, terang atau gelap, bercampur

    lender atau darah, dan warna darah segar atau tidak. Juga perlu ditanyakan

    apakah terdapat rasa tidak puas setelah defekasi, bagaimana nafsu makan,

    adakah penurunan nafsu makan, dan rasa lelah.5

    Gejalan dan tanda yang sering ditemukan pada kelainan kolon adalah

    dyspepsia, hematokezia, anemia, benjolan, dan obstruksi karena radang dan

    keganasan.

    Pada divertikulosis 80% penderita tidak bergejala (asimptomatik).

    Keluhan lain yang bias didapat adalah nyeri, obstipasi, dan diare oleh karena

    adanya gangguan motilitas dari sigmoid.

    Pada pemeriksaan fisis didapatkan nyeri tekan local ringan dan

    sigmoid sering dapat diraba sebagai struktur padat. Tidak ada demam

    maupun leukositosis bila tidak ada radang. Bisa teraba tegang pada kuadran

    kiri bawah, dapat teraba massa seperti sosis yang tegang pada sigmoid yang

    terkena. Pada pemeriksaan fisis dilakukan rectal touch ke dalam rectum

    untuk mengetahui adanya nyeri tekan, penyumbatan, maupun darah.

    Didapatkan juga keadaan umum tidak terganggu dan tanda sistemik juga

    tidak ada.5

    Pada foto roentgen, barium tampak divertikel dengan spasme local

    dan penebalan dinding yang menyebabkan penyempitan lumen.

  • 7/28/2019 Divertikulosis Fix

    9/23

    Gejala Klinis Diverticulosis Gejala Klinis Diverticulitis

    Konstipasi Nyeri akut pada kuadran kri bawah (93-

    100%)

    Nyeri Abdomen : akibat kontraksi

    segmental yang berlebihan dari kolon

    Demam (57-100%)

    Tanda-tanda divertikulosis akut :

    Iregularitas usus dan interval diare, nyeri

    dangkal dan kram pada kuadran kiri

    bawah dari abdomen dan demam ringan

    Nausea, Vomiting

    Pada inflamasi local diverticula berulang,

    usus besar menyempit pada striktur

    fibrotic, yang menimbulkan kram, feses

    berukuran kecil-kecil, dan peningkatan

    konstipasi.

    Teraba Massa

    Perdarahan samar dapat terjadi,

    menimbulkan anemia defisiensi besi

    Konstipasi

    Malaise Diare

  • 7/28/2019 Divertikulosis Fix

    10/23

    PEMERIKSAAN PENUNJANG

    Pemeriksaan penunjang pada divertikulosis adalah Barium Enema dan

    Kolonoskopi. Sensitivitas barium enema sangat tinggi, bahkan polip kecil saja

    dapat terdeteksi. Pemeriksaan barium enema dapat menilai kolon secara

    keseluruhan terutama jika terdapat suatu patologi di kolon bagian distal yang

    menghalangi masuknya kolonoskop retrograde. Sedangkan manfaat utama

    kolonoskopi adalah dimungkinkannya pemeriksaan maupun intervensi kolon

    secara menyeluruh. Pada saat ditemukan suatu tumor ataupun polip, dapat

    dilakukan biopsy juga.7

    (A) (B)

    Gambar 8. (A) Barium Enema with Extensive Sigmoid Diverticulosis.(B) Colonoscopy view of Diverticula

    Dikutip dari kepustakaan no 7.

    Barium Enema juga dapat menunjukkan adanya spasme segmental

    dan penebalan otot yang mempersempit lumen dan memberikan gambaransaw-toothed appearance. Namun pemeriksaan barium enema kontraindikasi

    dilakukan pada fase akut diverticulitis. Selain itu USG Abdomen memiliki

    sensitivitas sekitar 69-89% dan spesifisitas sekitar 75-100% dimana pada

    pemeriksaan USG Abdomen dapat ditemukan gambaran penebalan dinding

  • 7/28/2019 Divertikulosis Fix

    11/23

    kolon dan massa kistik. USG Abdomen juga sangat berguna untk

    menyingkirkan kelainan pada pelvis dan ginekologi.16,17

    Gambar 9. Gambaran USG Abdomen pada kasus diverticulitis : Findings reveal an

    outpouching arising from the descending kolon, with thickened wall, and a echogenic

    halo around it.

    Dikutip dari kepustakaan 17

    Gambar 10. Hasilpemeriksaan kolonoskoopi pada divertikulosis dan diverticulitis

    Dikutip dari kepustakaan no 16

    CT-Scan dapat memberikan gambaran yang lebih definitive dengan

    evaluasi keadaan usus dan mesenterium yang lebih baik dibandingkan

  • 7/28/2019 Divertikulosis Fix

    12/23

    pemeriksaan lainnya. Pada pemeriksaan CT scan dapat ditemukan penebalan

    kolon, streaky mesenteric fat dan tanda abses/phlegmon.Tetapi CT-Scan tidak

    memungkinkan untuk melakukan intervensi seperti saat dilakukannya

    kolonoskopi.

    Gambar 11. Gambar CT Scan yang menunjukkan diverticulitis

    Dikutip dari kepustakaan no 16

  • 7/28/2019 Divertikulosis Fix

    13/23

    DIFERENSIAL DIAGNOSIS

    a. Sindrom Usus Iritatif(Ir r i table bowel syn drome)

    Merupakan suatu penyakit gastrointestinal fungsional dengan gejala

    nyeri perut, distensi abdomen, gangguan pola defekasi tanpa adanya

    gangguan organik. Banyak faktor yang menyebabkan sindrom ini antara

    lain: gangguan motilitas usus, intoleransi makanan, abnormal itas sensoris,

    hipersensitifitas visceral, paska infeksi usus, dan abnormalitas dari

    interaksi aksis brain-gut Diagnosis IBS sendiri didasarkan pada

    konsensus yang tervaiidasi dan tidak ada pemeriksaan khusus untuk

    menegakkan diagnosis dari IBS tersebut Saat ini yang digunkan adalah

    Kriteria Rome II yang didasarkan pada adanya keluhan berupa:

    - Rasa tidak nyaman atau nyeri yang teiah berlangsung selama 12

    minggu (tidak perlu berurutan) dan telah berlangsung dalam 12 bulan

    terakhir dan tidak bisa dijelaskan oleh adanya abnormalitas secara

    kelainan struktur maupun biokimiawi.

    - Terdapat 2 dari 3 hal berikut:

    Nyeri hilang setelah defekasi

    Perubahan frekuensi dari defekasi (diare atau konstipasi)

    Perubahan bentuk feses.

    Kriteria lain yang digunakan untuk diagnosis IBS adalah Kriteria

    Manning dimana criteria ini telah dibandingkan dengan algoritmadiagnosis IBS yang lain seperti Kriteria Rome I, Kriteria Rome II dan

    Kriteria Kruis. Adapun Kriteria Manning untuk diagnosis IBS antara lain:

    1. Onset nyeri berhubungan dengan perubahan frekuensi BAB

  • 7/28/2019 Divertikulosis Fix

    14/23

    2. Keluhan BAB berlendir berhubungan dengan onset nyeri

    abdomen

    3. Nyeri berkurang setelah BAB

    4. Perut kembung (abdominal bloating)

    5. Sensasi tidak puas saat BAB lebih dari 25% massa BAB

    6. Diare disertai mukus lebih dari 25% pada waktu tersebut

    b. Penyakit Inflamasi Usus (Inflamatory Bowel disease)

    Merupakan penyakit inflamasi yang melibatkan saluran cerna

    dengan penyebab pastinya sampai saat ini belum diketahui. Secara garis

    besar, IBD terdiri dari 3 jenis:

    - Kolitis ulseratif

    - Penyakit Crohn (Crohn's Disease)

    - Indeterminate colitis

    Gejala klinis yang paling umum adalah: Diare kronis yang disertai

    dengan atau tanpa nyeri perut dan hematokezia. Untuk membedakan

    dengan divertikulosis, dapat dilakukan pemeriksaan kolonoskopi. Pada

    kolonoskopi didapatkan: lesi inflamasi pada kolon (hiperemis, ulserasi,

    dll), lesi mudah berdarah, ada keterlibatan rektum, dll.

  • 7/28/2019 Divertikulosis Fix

    15/23

    Gambar 12. Pemeriksaan Kolonoskopi IBD; dari kiri-kanan : 1. Tampak ulserasidari ileum terminalis, 2. Gambar Chrons Disease, 3. Colitis berat dengan

    mukosa grossly demuded dan perdarahan aktif.Dikutip dari kepustakaan 18

    Gambar 13. Perbandingan gambaran mukosa kolon sehat dengan kolon IBDDikutip dari kepustakaan no 18

    b. Karsinoma Kolorektal

    Karsinoma kolorektal umumnya juga teijadi pada usia di atas 50

    tahun. Adapun keluhan yang paling sering adaiah berupa: perubahan pola

    BAB, heraatokezia, dan konstipasi. Pada kasus karsinoma kolorektal yang

    perkembangannya lamban, keluhan dan tanda-tanda fisik yang timbul

    seperti gejala obstruksi. Pada obstruksi parsiaJ awalnya ditandai dengan

    nyeri abdomen, namun pada obstruksi total dapat menyebabkan nausea,

    vomiting, distensi abdomen, dan obstipasi. Untuk membedakan dengan

    divertikulosis, periu dilakukan pemeriksaan kolonoskopi.

  • 7/28/2019 Divertikulosis Fix

    16/23

    Gambar 14. Gambaran Ca Recti pada pemeriksaan kolonoskopiDikutip dari kepustakaan 19

    PENATALAKSANAAN

    1. Medikamentosa1,11,12,13,14,20

    a. Nyeri dan AsimptomatikDiet tinggi serat (buah, sayuran, roti gandum, kulit padi)

    Tingkatkan asupan cairan

    b. Divertikulitis akut

    Antibiotik dan istirahatkan usus

    Drainase yang dipandu radiologi untuk abses local

    Pada kasus divertikulosis asimptomatik diberikan modifikasi diet

    berupa makanan atau suplemen tinggi serat untuk mencegah konstipasi

    dan diberikan intake cairan yang cukup. Pemberian tambahan serat

    sekitar 30-40 gram/hari atau pemberian laktulosa yang dapat

    meningkatkan massa feses (sebagai osmotic laksatif pada divertikulosis

    simptomatik yaitu 2x15ml/hari.

    Pada kasus diverticulitis, usus diistirahatkan dengan menunda

    asupan oral, memberikan cairan intravena, dan melakukan pemasangan

    NGT bila ada muntah atau distensi abdomen, memperbanyak makan

    sayur dan buah-buahan, mengurangi makan daging dan lemak,

    antispasmodic seperti propantelin bromide (Pro-Banthine) dan

    oksifensiklimin (daricon) dapat diberikan, dan antibiotic spectrum luas

    diberikan selama 7-10 hari.

    2. Pembedahan1,3,7,9,11,19,20

  • 7/28/2019 Divertikulosis Fix

    17/23

    Pasien yang memerlukan operasi segera adalah yang

    menunjukkan tanda-tanda peritonitis atau obstruksi loop tertutup.

    Dilakukan dengan cara reseksi segmen usus yang sakit, biasanya kolon

    sigmoid, dan pengangkatan kolon (kolostomi) tepat di sebelah proksimal

    titik reseksi. Rektum biasanya ditutup dengan stapler.

    Pembedahan elektif kolon sebelah kiri tanpa peritonitis : reseksi

    segmen yang terlibat dan sambungkan ujung-ujungnya (anastomosis

    primer). Pembedahan darurat kolon sebelah kiri dengan peritonitis difus :

    reseksi segmen yang terlibat, tutup usus distal (yaitu rectum bagian atas)

    dan keluarkan usus proksimal sebagai ujung kolostomi (prosedur

    Hartmann). Pada pembedahan darurat pada kasus divertikulosis dengan

    komplikasi seperti abses yang luas, peritonitis, obstruksi komplit, dan

    perdarahan berat. Pada kasus ini dilakukan pembedahan 2 kali dimana

    pada operasi pertama dilakukan pembersihan cavum peritoneum, reseksi

    segmen kolon yang terkena, dan dilakukan kolostomi temporer kemudian

    beberapa bulan dilakukan operasi kedua dan pada operasi ini dilakukan

    penyambungan kembali kolon (re-anastomosis).

    Gambar 15. Gambaran prosedur operasi 2 tahap dengan HartmannProsedur dan Prosedur operasi 3 tahap pada diverticulitis

    Dikutip dari kepustakaan 21

  • 7/28/2019 Divertikulosis Fix

    18/23

    Pembedahan darurat kolon sebelah kiri dengan peritonitis minimal

    atau tanpa peritonitis: Reseksi segmen yang terlibat dan sambungkan

    ujung-ujungnya (anastomosis primer).

    Pada kasus divertikulosis raksasa, dilakukan reseksi divertikula yang dilanjutkan

    dengan reseksi segmen kolon yang terlibat Pada beberapa kasus dapat dilakukan

    reseksi divertikula saja yang disebut diverticulectomy. Namun tindakan ini tidak dianjurkan

    karena jika terdapat suatu massa pada kolon, akan memicu suatu reaksi inflamasi dan

    pengangkatan seluruhnya dari sumber inflamasi yang akan menyebabkan komplikasi

    adalah hal yang terpenting.

    KOMPLIKASI

    Berikut komplikasinya yang dapat muncul pada divertikulosis adalah :

    Perdarahan rektum (hematokezia)

    Perdarahan merupakan komplikasi yang jarang teijadi, dilaporkan

    sekitar 3-5% penderita dengan divertikulosis mengalami perdarahan

    rektum Jika sebuah divertikula mengalami perdarahan, maka dapat

    muncul hematokezia. Perdarahan bisa bersifat berat, tetapi juga bisa

    berhenti dengan sendirinya dan tidak memerlukan penanganan khusus.

    Perdarahan terjadi karena sebuah pembuluh darah yang kecil di dalam

    sebuah divertikula menjadi lcmah dan akhirnya pecah.

    Abses, Perforasi, dan Peritonitis

    Infeksi yang menyebabkan tcrjadinya divertikulitis seringkali

    mereda dalam beberapa hari setelah antibiotik diberikan. Divertikulitis

    paling umum teijadi pada kolon sigmoid (95%). Hal ini telah diperkirakan

    bahwa kira-kira 20% pasien dengan divertikulosis mengalami divertikulitis

    pada titik yang sama. Divertikulitis paling umum teijadi pada usia lebih dari

    60 tahun. Insidensnya kira- kira 60% pada individu dengan usia lebih dari

    80 tahun. Predisposisi kongenital dicurigai bila terdapat gangguan pada

    individu yang berusia di bawah 40 tahun.

  • 7/28/2019 Divertikulosis Fix

    19/23

    Gambar 16. Gambar Makroskopis Divertikulitis kolonDikutip dari kepustakaan 16

    Patogenesis pasti dari divertikulitis masih belum pasti, diduga

    akibat adanya obstruksi dan statis pada pseudodivertikulum yang

    mengalami hipertrofi menjadi media yang baik untuk pertumbuhan bakteridan teijadi iskemik lokal pada jaringan kolon. Adapun bakteri penyebab

    divertikulitis seperti bakteri- bakteri anaerob antara lain: bakteroides,

    peptostreptokokkus, klostridium, dan fusobakterium sp., dan beberapa

    bakteri aerob gram negatif lainnya seperti E.coli, dan streptokokus.

    Stadium Divertikulitis Menurut Hinchey's criteria :

    - Stadium 1: Abses perikolika ukuran < 4 cm atau abses mesenterium

    tanpa peritonitis

    - Stadium 2: Abses perikolika ukuran > 4 cm atau abses mesenterium

    dengan keterlibatan organ pelvis.

    - Stadium 3: Divertikulitis dengan perforasi akibat ruptur abses

    peridivertikular dan menyebabkan peritonitis purulen

    - Stadium 4: Ruptur divertikulum tanpa inflamasi, atau ruptur

    divertikulum tanpa obstruksi ke dalam cavum peritoneum disertai

    dengan kontaminasi feses

  • 7/28/2019 Divertikulosis Fix

    20/23

    Gambar 17. Stadium Divertikulitis menurut criteria HincheyDikutip dari kepustakaan no 21

    Divertikulitis dapat terjadi pada serangan akut atau mungkin

    menetap sebagai infeksi yang kontinyu dan lama. Jika infeksi semakin

    memburuk, maka akan terbentuk abses di dalam kolon. Abses merupakan

    suatu daerah terinfeksi yang berisi nanah (abses perikolika) dan bisa

    menyebabkan pembengkakan serta kerusakan jaringan. Kadang

    divertikula yang terinfeksi akan membentuk lubang kecil, yang disebut

    perforasi. Perforasi ini memungkinkan mengalirnya nanah dari kolon dan

    masuk ke dalam cavum peritoneum. Jika absesnya kecil dengan ukuran 4 cm tanpa peritonitis. Drainase perkutaneus ditujukan untuk

    mengurangi nyeri, kontrol leukositosis, dan perbaikan dapat terlihat

    setelah beberapa hari post drainase.

    Abses yang besar akan menimbulkan masalah yang serius jika

    infeksinya bocor dan mencemari daerah di luar kolon. Infeksi akan

    menyebar ke dalam rongga perut sehingga menyebabkan peritonitis.

    Peritonitis dapat disebabkan oleh ruptur abses peridivertikular atau

    berasal dari ruptur kantung divertikulum. Sekitar 1-2% kasus pasien

    dengan divertikulosis dapat menagalami peritonitis. Peritonitis

    memerlukan tindakan pembedahan darurat untuk membersihkan cavum

  • 7/28/2019 Divertikulosis Fix

    21/23

    abdome dan membuang bagian kolon yang rusak. Tanpa

    pembedahan, peritonitis bisa berakibat fatal.

    Gambar 18. Gambaran Pneumoperitoneum pada kasus perforasidivertikulosis

    Dikutip dari kepustakaan 16

    Gambar 19. Gambar divertikula kolon sigmoid dengan perforasi (PemeriksaanCT-Scan, Operasi, dan Post-op dengan end-colostomy)

    Dikutip dari kepustakaan 22

    - Arrowheads point to free air

    - Arrows points to collection of fluid around bowel loops

    - Black arrows point to pericolonic fascial infiltration

    Sigmoid diverticulosis Perforated diverticula with

    peritonitis

    Post op end colostomy Perforation

  • 7/28/2019 Divertikulosis Fix

    22/23

    Fistula

    Fistula merupakan hubungan jaringan yang abnormal di anlara 2

    organ atau di antara organ dan kulit Jika pada suatu infeksi jaringan yang

    roengalami kerusakan bersinggungan satu sama lain, kadang kedua

    jaringan tersebut akan menempel, sehingga terbentuklah fistula. Jika

    infeksi karena diverticulitis menyebar keluar kolon, maka jaringan kolon

    bisa menempel ke jaringan di dekatnya. Organ yang paling sering terkena

    adalah kandimg kemih membentuk fistula kolovesika, kemudian usus

    halus dan kulit Fistula yang paling sering terbentuk adalah fistula di antara

    kandung kemih dan kolon (fistula kolovesika) dan fistula antara kolon dan

    vagina (fistula kolovagina). Fistula kolovesika lebih sering ditemukan pada

    pria. Fistula ini menyebabkan infeksi saluran kemih (sistitis) yang berat

    dan menahun. Kelainan ini bisa diatasi dengan pembedahan untuk

    mengangkat fistula dan bagian kolon yang terkena.

    Gambar 20. Divertikulosis kolon dengan mikro dan makro perforasi keorgan sekitarnya yang dapat membentuk fistula.

    Dikutip dari kepustakaan 21

  • 7/28/2019 Divertikulosis Fix

    23/23

    Obstruksi Usus

    Jaringan fibrosis akibat infeksi bisa menyebabkan penyumbatan

    kolon parsial maupun total. Jika hal ini teijadi, maka kolon tidak mampu

    mendorong isi usus secara normal. Obstruksi dapat juga disebabkan

    karena pembentukan abses atau edema, akibat striktur kolon setelah

    serangan divertikulitis rekurens. Obstruksi pada usus halus juga umum

    teijadi khususnya pada keadaan dimana terbentuk abses peridivertikular

    yang berukuran besar. Obstruksi total memerlukan tindakan pembedahan

    segera. Obstruksi usus hanya teijadi pada sekitar2% kasus divertikulosis.

    Obstruksi usus biasanya dapat sembuh sendiri dan berespon terhadap

    terapi konservatif.

    PROGNOSIS

    Penyakit divertikular merupakan keadaan jinak, tetapi memiliki

    mortalitas dan morbiditas yang signifikan akibat komplikasi. Sekitar 10-20%

    pasien dengan divertikulosis dapat berkembang menjadi divertikulitis atau

    perdarahan dalam beberapa tahun. Perforasi dan peritonitis dapat

    menyebabkan angka kematian hingga 35% dan memerlukan tindakan bedah

    segera.