diuretik-mekanisme
DESCRIPTION
mekanisme obat diuretikTRANSCRIPT
Diuretik dan Mekanisme Kerja
DIURETIK
Menambah kecepatan
pembentukan urine
Memobilisasi cairan edema
Terbagi menjadi penghambat mekanisme transpor elektrolit di dalam tubuli ginjal dan diuretik
osmotik
Bekeja pada ginjal
• Diuretik kuat
• Penghambat karbonik anhidrase
• Diuretik tiazid
• Diuretik hemat kalium
• Diuretik osmotik
Jenis-Jenis Diuretik
Ginjal (Ren)• Ginjal memiliki fungsi
dalam menyaring plasma dan memisahkan zat dari filtrat dengan kecepatan yang bervariasi bergantung pada kebutuhan tubuh
• Masing-masing ginjal manusia terdiri kurang lebih 1 juta nefron, tiap nefron terdiri dari glomerulus dan tubulus
Tubulus Proksimal
Tubulus Proksimal
absorbsi
NaHCO3, NaCl, Glukosa, A. Amino, Larutan Organik
lain
Pasif Air
Tubulus ProksimalNa+/H+
Na+/K+ ATPase
H+ + HCO3- H2CO3
H2CO3H2O +CO2 (Katalase=CA)
H2O + CO2 H2CO3
Tubulus Proksimal (Cont’d)
H2CO3H+ + HCO3-
HCO3- masuk dalam darah
Pada Tubulus Proksimal bagian akhir HCO3-dan larutan organik keluar
tubulus tapi proses Na+/H+ tidak dititrasi oleh HCO3-pH tubulus turun
Tubulus Proksimal (cont’)
Permeabili tas thdap air tinggi
Osmolalias cairan dan Na+ relatif
tetap
Proporsi air yg direabsorbsi=reabsorbs
i garam di tubulus
Percobaan dg inulin
Ansa HenleBagian tipis
≠Reabsorbsi garam Bagian tipis ansa henle
terlibat dalam reabsorbsi air dg sistem tekanan osmotik
Ansa henle (cont’d)Bagian tebal
reabsorbsi NaCl
Sistem Na+/K+/2
Cl-
Tidak permeabel air
Sistem Na+/K+ ATPase
K+ berlebihan dalam sel
Mg2+ dan Ca2+ masuk ke sel lewat jalur paraseluler
Tubulus Kontortus DistalTKD
Reabsorbsi NaCl
Mekanisme Na+/Cl-
K+ tidak mengalami daur
ulangCa2+ dan Mg2+ tdk diekskresi
Ca2+ direabsorbsi dg lwt pertukaran
Na+/Ca2+
Tidak permeabe
l air
Tidak terjadi
potensial positif
Tubulus KolektivusFungsiTempat mineralkortikoid
bekerja—mengatur volumeSekresi utama K+—tempat
semua diuretik mempengaruhi metabolisme K+
StrukturTerdiri dari sel utama dan
sel interkalasi
Reabsorbsi NaCl terakhir
Sel Utama :Transport Na+. K+, H2O)
Tanpa Sistem kotranspor Na+ dan ion lain
Terdapat sistem pengendalian Na+ masuk berlebih dan K+ keluar
sedikit
Tubulus Kolektivus (Cont’d)
Menentukan konsentrasi Na+
Tubulus Kolektivus (cont’d)Potensial elektrik lumen
menjadi negatif yang mempengaruhi transpor balik Cl- ke darah dan memicu keluarnya K+ dari sel
Proses di atas diatur oleh hormon aldosteron :
Stimulasi reabsorbsi Na+ membangkitkan potensial negatif di lumen K+ dan H+ menuju ke lumen sekresi
Diuretik kuat
Tempat kerja Ansa Henle asenden segmen tebal. Segmen ini mempunyai kapasitas yang besar untuk mengabsorbsi NaCl sehingga obat yang bekerja pada tempat ini menyebabkan diuresis yang lebih hebat dibanding diuretik yang lain
Cara kerja penghambatan terhadap kotranspor Na+ /K+ /Cl-
Penghambat enzim karbonik anhidrase Tempat kerja Tubuli proksimal
Cara kerja Penghambatan terhadap
reabsorbsi HCO3-, H+ dan
Na+ sehingga ekskresi ion tersebut mengalami peningkatan
Diuretik tiazidTempat Kerja hulu tubuli distalCara kerja menghambat reabsorbsi
NaCl dengan cara terikat pada sinporter yang berperan untuk kotranspor Na+ /Cl- elektronetral
Diuretik Hemat KaliumTempat kerja hilir tubuli distal dan duktus
koligentes daerah korteksCara Kerja Menurunkan reabsorbsi Na+
dengan cara mengantagonis aldosteron (spironolakton) dan memblok kanal Na+ (amilorid dan triamteren)
Diuretik osmotik
Memenuhi 4 syarat:1. Difiltrasi secara bebas oleh glomerulus2. Tidak atau hanya sedikit yang direabsorbsi
sel tubuli ginjal3. Zat yang inert4. Resisten terhadap perubahan metabolik
Tempat kerja dan mekanisme kerja:
1.Tubuli proksimalpenghambatan reabsorbsi natrium dan air melalui daya osmotiknya
2.Ansa henle desenden bagian segmen yg tipispenghambatan reabsorbsi natrium dan air oleh karena hipertonisitas daerah medulla menurun
3.Duktus koligentes penghambatan reabsorbsi natrium dan air oleh karena penghambatan efek ADH
Xie Xie^^“hal yang substansial di dalam mengenyam bangku perkuliahan adalah bukan angka-angka atau
nilai-nilai yang bagus semata,akan tetapi yang substansial adalah proses sewaktu masih menjadi
mahasiswa di kampus ”. Prof.Dr.Ken Sutanto seorang putra Indonesia yang meraih gelar Profesor dan 4 (empat) gelar Doktoral di Jepang