disusun oleh : amalia rosfina...
TRANSCRIPT
ANALISIS PENGARUH FINANCIAL PERFORMANCE DAN DENDA (TA’ZIR)
TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA BANK UMUM
SYARIAH DI INDONESIA TAHUN 2013-2016
Disusun oleh :
Amalia Rosfina
1113046000082
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018 M./1439 H.
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS DIRI
1. Nama : Amalia Rosfina
2. NIM : 1113046000082
3. Tempat, Tanggal, Lahir : Jakarta, 16 Februari 1996
4. Alamat : Jalan Masjid No. 80 RT.05/RW.07 Kelurahan Susukan,
Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur
5. No. Telp : 087789014850
6. E-mail : [email protected]
B. PENDIDIKAN FORMAL
1. TPA Raudlatul Arifin Tahun 2000-2001
2. SD Negeri Ciracas 13 Tahun 2001-2007
3. SMP Negeri 174 SSN Jakarta Timur Tahun 2007-2010
4. Pondok Pesantren Daar el-Qolam Tangerang Tahun 2010-2013
5. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013-2018
vi
ABSTRAK
Amalia Rosfina, 1113046000082, Analisis Pengaruh Financial
Performance dan Denda (Ta’zir) terhadap Pengungkapan Islamic Social
Reporting pada Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2013-2016. Strata Satu
(S1), Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 1439 H / 2018 M.
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh financial performance
dan denda (ta’zir) terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) pada Bank
Umum Syariah di Indonesia. Populasi penelitian ini adalah seluruh bank umum
syariah di Indonesia. Total sampel yang diuji sebanyak 11 bank umum syariah yang
dipilih dengan metode purposive sampling.
Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan tahunan bank
Umum Syariah yang telah dipublikasi pada tahun 2013 sampai dengan 2016.
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Islamic Social
Reporting (ISR). Sedangkan variabel independen yang digunakan dalam penelitian
ini adalah financial performance yang ditinjau dari metode RGEC, antara lain Non
Performing Finance (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), Good Corporate
Governance (GCG), Return On Asset (ROA), dan Capital Adequacy Ratio (CAR)
serta Denda (Ta’zir). Penelitian ini menganalisis ISR melalui laporan tahunan bank
syariah menggunakan metode content analysis. Teknik analisis data pada penelitian
ini menggunakan metode regresi data panel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
dari tahun ke tahun pengungkapan ISR mengalami peningkatan. Secara simultan,
financial performance (NPF, FDR, GCG, ROA, CAR) dan Denda berpengaruh
signifikan terhadap pengungkapan ISR. Secara parsial, variabel NPF, FDR, GCG,
ROA, dan Denda tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan ISR,
sedangkan variabel CAR berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan ISR.
Kata Kunci : Financial Performance, Metode RGEC, Denda (Ta’zir), Islamic
Social Reporting (ISR).
Pembimbing : Yuke Rahmawati, M.A.
vii
ABSTRAK
Amalia Rosfina, 1113046000082, The Influence of The Financial
Performance and Penalty (Ta’zir) toward The Islamic Social Reporting Disclosure
in Sharia Banking in Indonesia Periode of 2013-2016. Sharia Economics Study
Program, Faculty of Economics and Business, State Islamic University (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta, 1439 H / 2018 M.
This research aims to explain the influence of financial performance and
penalty (ta’zir) to the Islamic Social Reporting Disclosure in Sharia Banking in
Indonesia. Population of this research is all of Sharia Banking in Indonesia. The
sample which examined is 11 Sharia Banking choosen by purposive sampling
method.
The data used in this research is secondary data in the form of annual report
of Sharia Banking that have been published from 2013 until 2016. Dependent
Variable used in this research is Islamic Social Reporting (ISR). While, independent
variable used in this research is financial performance reviewed by RGEC method,
is Non Performing Finance (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), Good
Corporate Governance (GCG), Return On Asset (ROA), and Capital Adequacy Ratio
(CAR), and also Penalty (Ta’zir). This research is analyze ISR through Sharia
Banking annual report use content analysis method. Data analysis technique in this
research use Data Panel Regression method. The output of this research showed
that from year to year Islamic Social Reporting Disclosure is increased. On
simultan, financial performance (NPF, FDR, GCG, ROA and CAR) and Penalty are
significantly effected to ISR Disclosure. On partial, NPF, FDR, GCG, ROA, and
Penalty are significantly not effected to ISR Disclosure, while CAR is significantly
effected to ISR Disclosure.
Keywords : Financial Performance, RGEC Method, Penalty (Ta’zir),
Islamic Social Reporting (ISR)
Advisor : Yuke Rahmawati, M.A.
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT
yang telah melimpahi kesejahteraan dan keberkahan, serta atas segala limpahan
rahmat-Nya penulis mendapat kemudahan dan kelancaran dalam menyelesaikan
skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, pembawa risalah, penyampai amanah, dan pemberi nasihat kepada umat
manusia, serta para sahabat, keluarga dan orang-orang sholeh yang Allah ridhoi.
Atas kehendak dan rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan judul “Analisis Pengaruh Financial Performance terhadap Pengungkapan
Islamic Social Reporting pada Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2013-
2016” dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi (SE), Jurusan Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu
penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya dan semoga Allah SWT
memberikan pahala atas amal kebaikan dari semua pihak yang telah membantu
penyelesaian skripsi ini, diantaranya adalah:
1. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Yoghi Citra Pratama, M.Si., selaku Ketua Program Studi Ekonomi Syariah
dan Ibu Ir. RR. Tini Anggraeni, S.T., M.Si., selaku Sekretaris Program Studi
Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak AM Hasan Ali, M.A., selaku Ketua Program Studi Muamalat dan Bapak
Abdurrauf, Lc., M.A., selaku Sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas Syariah
dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
ix
5. Ibu Yuke Rahmawati, M.A., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
meluangkan banyak waktu, memberikan arahan, bimbingan dan motivasi kepada
penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
6. Bapak Ir. M. Nadratuzzaman Hosen, M.S., M.Ec., Ph.D. dan Bapak Mohamad
Mujibur Rohman, M.A., selaku dosen penguji yang telah memberikan saran yang
bermanfaat bagi penulis.
7. Bapak Mu’min Rouf, M.A., selaku dosen penasihat akademik yang telah
memberikan bantuan dan arahan dalam banyak hal.
8. Bapak/Ibu dosen yang dengan ikhlas telah membagikan ilmunya, serta staff
Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
9. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda alm. Suparyo dan Ibunda Subinah yang selalu
memberikan dukungan serta doa yang tiada hentinya kepada penulis,
10. Kakak tersayang, Ari Hijrianto yang selalu memberikan dukungan, doa dan
perhatian yang hangat kepada penulis.
11. Seluruh teman-teman Muamalat C khususnya dan seluruh teman-teman Program
Studi Muamalat angkatan 2013 yang bersama-sama melewati suka dan duka di
masa perkuliahan.
12. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang mampu
memberi semangat untuk mengerjakan penulisan skripsi ini sampai dengan selesai.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik dari segi bahasa, isi maupun analisisnya, sehingga penulis sangat
berharap atas kritik dan saran dari berbagai pihak untuk penyempurnaannya.
Jakarta, 26 Juli 2018
Amalia Rosfina
NIM. 1113046000082
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ………................………………………………………..… i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ……………………………..…… ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN .…………...…..………...……... iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ...……….………. iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ………………………………………………..… v
ABSTRAK ……………………………………………………………………..… vi
ABSTRACT …………………………………………………………………….… vii
KATA PENGANTAR ………………………………………..…..…….…….... viii
DAFTAR ISI ……………………………………………..…....…………………. x
DAFTAR TABEL …………………………………………..…………..………. xiii
DAFTAR GAMBAR ……………………………………....……..…………….. xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ….……………………………………………….. 1
B. Identifikasi Masalah ………………………………………………….…..... 6
C. Batasan dan Rumusan Masalah …………………………………………… 7
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……...………………………………….…. 8
E. Sistematika Penulisan ……...…………………………………………….... 9
BAB II LANDASAN TEORI
A. Bank Syariah ………………………………………….……...........……... 10
1. Pengertian Bank Syariah ……………………................................…... 10
2. Tujuan Bank Syariah …………....................................................……. 11
xi
3. Fungsi dan Peran Bank Syariah ………............................………….... 12
4. Perbedaan Bank Konvensional dan Bank Syariah ..................…….…. 12
B. Kinerja Keuangan ………………………………………...…….......….…. 13
1. Pengertian Kinerja …..........……………………......………......……... 13
2. Pengertian Kinerja Keuangan ………...…………….…………...……. 14
3. Faktor Penilaian Tingkat Kesehatan Bank …………………........……. 15
C. Denda (Ta’zir).......………………………………………...…….......….…. 18
1. Pengertian Denda . …..........……………………......………......……... 18
2. Denda dalam Bank Syariah.....………...…………….…………...……. 18
D. Corporate Social Responsibility (CSR) ……………………………...…… 19
1. Pengertian Corporate Social Responsibility ……………….........……. 19
2. Prinsip Corporate Social Responsibility ………………………….…... 20
3. Manfaat Corporate Social Responsibility …………………….………. 21
4. Pengungkapan Corporate Social Responsibility …………………........ 21
5. CSR dalam Pandangan Islam …………………..........………………... 24
E. Islamic Social Reporting (ISR) …….............................…….…………….. 24
1. Tema Keuangan dan Investasi …...…………………….……………... 26
2. Tema Produk dan Pelayanan ……………………….…………………. 27
3. Tema Tenaga Kerja …...................………………....………........……. 27
4. Tema Masyarakat ……………………...........…….…………………... 28
5. Tema Lingkungan ………………....……………….…………………. 28
6. Tema Tata Kelola Perusahaan ……..……………....………........……. 29
F. Review Studi Terdahulu ………..………………………...….……….…… 30
G. Kerangka Pemikiran ………………………………...........….…………… 32
H. Hipotesis ……..................………………………………...….…………… 34
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ……………………………........……………… 36
B. Populasi dan Sampel .…...............……………………........……………… 37
xii
C. Metode Pengumpulan Data ……………….…………….….….…….……. 38
D. Operasional Variabel Penelitian ……………………...…...…….………... 38
E. Sumber Data ………………………...........………...….……....….………. 40
F. Metode Analisis Data ……………………..………………….…………… 40
1. Analisis Statistik Deskriptif ………………….…………….…………. 40
2. Analisis Regresi Data Panel ……………….………………….….…… 41
3. Uji Hipotesis ….…………...….……….....…………...............….…… 45
BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA
A. Hasil Pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) ...………….….…… 47
B. Analisis Statistik Deskriptif ………………...………………….…….….... 53
C. Analisis Regresi Data Panel …………...…...………………….………...... 57
1. Uji Chow …………………………...…………………….………….... 57
2. Uji Haussman ………...…………………...….....................….………. 58
D. Pengujian Hipotesis ………………………………...............…….………. 58
E. Pembahasan ………………………………………………....…….………. 63
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………...……….……………………….. 68
B. Saran ……………………………………...……….…………………….... 69
DAFTAR PUSTAKA …………………………...………………………………. 70
LAMPIRAN …………………………………...………....…………………….... 73
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Jumlah Institusi Perbankan Syariah di Indonesia .............…………..…... 1
Tabel 2.1 Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional ………………..….… 13
Tabel 2.2 Faktor Penilaian Tingkat Kesehatan Bank ………………………...….... 15
Tabel 2.3 Bentuk Akuntabilitas dan Transparansi dalam ISR…...………………... 25
Tabel 3.1 Daftar Sampel Bank Umum Syariah ….………………………..…….... 37
Tabel 4.1 Hasil Pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) pada Bank Umum
Syariah di Indonesia tahun 2013-2016 …...……………………………..………... 47
Tabel 4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif ……………………..…......…..…..…….... 54
Tabel 4.3 Hasil Uji Chow ………………..……………..........……….……..…..... 57
Tabel 4.4 Hasil Uji Haussman …………...………………………….………..…... 58
Tabel 4.5 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) …….…………………...……..… 59
Tabel 4.6 Hasil Uji F ….…………………………………………………………... 60
Tabel 4.7 Hasil Uji t….…………………….…………………………...…………. 61
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Rasio ROA BUS dan UUS ……………………………….………. 2
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ……………………………………………… 33
Gambar 4.1 Perbandingan Hasil Pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR)
……………………………………….….………….………………………........ 48
Gambar 4.2 Pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) berdasarkan Tema
Indeks ISR ..……………..….………………...……....………………………... 49
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan perbankan syariah saat ini tumbuh sangat pesat. Perbankan
syariah menunjukkan peranannya sebagai salah satu pilar penyokong stabilitas sistem
keuangan nasional. Bank syariah mampu berkembang di tengah krisis yang terjadi di
Indonesia pada tahun 2008. Menurut Islamic Development Bank, aset finansial syariah
global saat itu telah mencapai US$900 miliar dengan pertumbuhan 20% per tahun.
Pemerintah Indonesia menetapkan UU No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan
syariah untuk mendukung pertumbuhan bank syariah yang sangat pesat. Keberadaan
perbankan syariah di Indonesia semakin menguat dan diikuti dengan pendirian bank-
bank syariah. Pertumbuhan Bank Umum Syariah sangat pesat, terlihat dari tahun 2009
hingga 2010 jumlah BUS yang ada meningkat sebanyak dua kali lipat. Sedangkan Unit
Usaha Syariah mengalami penurunan dari tahun 2008 hingga 2013, hal ini disebabkan
adanya UUS yang meningkat menjadi BUS. Selain itu, Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah turut mengalami peningkatan setiap tahunnya dari periode 2009 hingga 2013.1
Tabel 1.1
Jumlah Institusi Perbankan Syariah di Indonesia
Institusi 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Bank Umum Syariah 11 11 11 12 12 13
Jumlah Kantor 1.401 1.745 1.998 2.163 1.990 1.869
Unit Usaha Syariah 24 24 23 22 22 21
Jumlah Kantor UUS 336 517 590 320 311 332
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah 155 158 163 163 163 166
Jumlah Kantor 364 401 402 439 446 453
Sumber: Statistik Perbankan Syariah Tahun 2011-2016, OJK.
1 Otoritas Jasa Keuangan, Statistik Perbankan Syariah 2016 (Jakarta: OJK, 2016), h. 4.
2
Kinerja keuangan pun mengalami perkembangan yang cukup signifikan.
Kinerja keuangan dapat dilihat melalui Return On Asset bank syariah. ROA BUS dan
UUS terus mengalami peningkatan hingga tahun 2012. Namun, pada tahun 2013 dan
2014 ROA BUS dan UUS menurun, hal ini disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan
ekonomi.2 Sampai tahun 2015, ROA meningkat kembali menjadi 1,15%.
Gambar 1.1
Rasio ROA BUS dan UUS
*Sampai bulan Desember 2016
Sumber: Statistik Perbankan Syariah Tahun 2009-2016, OJK
Perkembangan bank syariah yang sangat pesat menimbulkan tantangan-
tantangan yang menjadi kendala dalam perjalanannya. Salah satu tantangan utama
bank syariah adalah bagaimana mewujudkan kepercayaan dari para stakeholder. Bank
syariah yang mampu membangkitkan kepercayaan stakeholder akan dapat tumbuh
berkembang dan mendapat pencapaian yang baik. Bank akan mampu mengumpulkan
simpanan, menarik investasi, menyalurkan pembiayaan, menanamkan investasi,
memperluas kesempatan kerja, serta membantu pemerintah membiayai kekurangan
anggaran untuk pembangunan dan mempercepat pembangunan ekonomi dengan baik.
Hal ini terjadi karena semua lembaga keuangan harus merespon realita bahwa penyedia
dana serta stakeholder yang lain memiliki harapan, dan mereka tidak akan
berkontribusi dengan baik apabila harapan mereka tidak terpenuhi.3
2 Otoritas Jasa Keuangan, Statistik Perbankan Syariah 2016 (Jakarta: OJK, 2016), h. 2-3. 3 Azis Budi Setiawan, “Kesehatan Finansial dan Kinerja Sosial Bank Umum Syariah di
Indonesia.” (Tesis S-2 Magister Bisnis Keuangan Islam, Universitas Paramadina, 2009), h. 2.
1.481.67
1.79
2.142
0.85
1.15 1.2
0
0.5
1
1.5
2
2.5
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
3
Kepentingan dan harapan dari seluruh stakeholder bank syariah tentu harus
diupayakan untuk dipenuhi oleh pengelola bank syariah dalam kerangka keadilan dan
kewajaran. Berdasarkan seluruh kepentingan dan harapan stakeholder terhadap bank
syariah tersebut dapat difasilitasi oleh sistem penilaian kinerja keuangan (financial
performance) dan kinerja sosial (social performance) yang dikembangkan secara
komprehensif. Kinerja keuangan bagi bank syariah di antaranya dapat digambarkan
dalam beberapa variabel dalam pengukuran kesehatan finansial bank syariah.
sedangkan untuk melihat kinerja sosial, perlu dikembangkan sebuah model penilaian
dari penelitian-penelitian sebelumnya, yang diharapkan mampu menampung
kepentingan dan harapan dari para stakeholder.4
Pertumbuhan dan perkembangan yang begitu pesat, membuat peraturan
mengenai perbankan syariah diperketat. Perbankan syariah dalam menjalankan
aktivitasnya harus mengikuti aspek kepatuhan terhadap prinsip dan syariat Islam. Salah
satu bentuk kepatuhan bank syariah yaitu dengan mengungkapkan tanggung jawab
sosialnya yang disebut dengan Corporate Social Responsibility (CSR).5
CSR merupakan wacana yang semakin umum di Indonesia, hal ini dapat diihat
dari banyaknya unit-unit bisnis yang menerapkan praktik pengungkapan dan pelaporan
CSR dalam laporan keuangan tahunan maupun press release lainnya.6 Pengungkapan
CSR di Indonesia saat ini tidak lagi bersifat sukarela, melainkan merupakan bagian dari
kewajiban perusahaan yang diatur dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas (UU PT) yang disahkan pada 20 Juli 2007. Pasal 74 Undang-
Undang Perseroan Terbatas menyatakan: (1) Perseroan yang menjalankan kegiatan
4 Prasetyo Adi Sulistiyo dkk, Pengukuran Kesehatan Bank Syariah berdasarkan Islamicity
Performance Index (Studi pada BMI dan BSM) (Forum Riset Keuangan Syariah, 2012), h.3. 5 Taufik dkk, Pengaruh Islamic Governance Score, Leverage dan Profitabitas terhadap Islamic
Social Reporting Index pada Bank Umum Syariah di Indonesia (Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya
Vol. 13 No. 2, 2015), h. 178. 6 Soraya Fitria dan Dwi Hartanti, Islam dan Tanggung Jawab Sosial: Studi Perbandingan
Pengungkapan berdasarkan Global Reporting index dan Islamic Social Reporting Index (Simposium
Nasional Akuntansi XIII, Purwokerto, 2010), h. 3.
4
usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL); (2) TJSL merupakan kewajiban
perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang
pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran; (3)
Perseroan yang tidak melakukan kewajiban dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Peraturan CSR perbankan dipertegas dengan adanya arahan Gubernur Bank
Indonesia pada pertemuan tahunan perbankan pada tanggal 18 Januari 2008, yang
menyatakan bahwa:7
“Kewajiban untuk menerapkan program Corporate Social Responsibilty bagi
setiap bank dalam suatu rasio yang akan kita sepakati bersama. Terkait dengan hal ini,
Bank Indonesia berpandangan bahwa CSR industri perbankan seyogyanya dapat
terarah pada upaya-upaya strategis dalam proses pembentukan masa depan bangsa,
seperti halnya bidang pendidikan.”
Selain sebagai bentuk kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang
berlaku, terdapat alasan lain yang mendorong perusahaan untuk melaksanakan CSR.
Fakta menunjukkan adanya korelasi positif antara perusahaan yang mengungkapkan
CSR dalam aktivitas usahanya dengan apresiasi masyarakat.8 Bahkan beberapa
penelitian pun menyatakan bahwa peran perusahaan dalam merealisasikan tanggung
jawab sosial berkorelasi positif dengan peningkatan kinerja keuangan perusahaan.9
Sejauh ini, pengukuran CSR pada banyak bank syariah masih mengacu kepada
Global Reporting Initiative Index (indeks GRI). Jika melihat pedoman GRI yang
bersifat konvensional, maka kurangtepat bila digunakan sebagai tolok ukur
pengungkapan CSR pada perbankan syariah. Pelaporan tanggung jawab sosial
perusahaan pada sistem konvensional hanya berfokus pada aspek material dan moral.
Diperlukan adanya kerangka khusus untuk pelaporan tanggung jawab sosial yang
7 http://www.bi.go.id/id/ruang-media/siaran-pers/Pages/sp_100608-2.aspx diakses pada 17
Maret 2017 pukul 14:13. 8 Busyra Azheri, Corporate Social Responsibility: dari Voluntary menjadi Mandatory (Jakarta:
Rajawali Press, 2012), cet. 2, h. 6. 9 Hendrik Budi Untung, Corporate Social Responsibility (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), h. 39.
5
sesuai dengan prinsip syariah, dengan menjadikan aspek syariah sebagai fokus utama
dalam pelaporan tanggung jawab sosial perusahaan. Kerangka tersebut tidak hanya
berguna bagi para pembuat keputusan, tetapi juga berguna untuk membantu
perusahaan dalam pemenuhan kewajibannya kepada stakeholder dan masyarakat.
Kerangka tersebut dikenal dengan sebutan Islamic Social Reporting (ISR).10
Dengan adanya kebutuhan mengenai pengungkapan CSR di perbankan syariah,
saat ini banyak diperbincangkan mengenai Islamic Social Reporting Index (indeks
ISR). Indeks ISR merupakan tolok ukur pelaksanaan kinerja sosial perbankan syariah
yang berisi kumpulan item-item standar CSR yang ditetapkan oleh AAOIFI
(Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions) yang
kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh para peneliti mengenai item-item CSR yang
seharusnya diungkapkan oleh suatu entitas Islam.11
Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan ISR
telah dilakukan oleh beberapa peneliti dan memperoleh hasil yang beragam. Penelitian
tersebut diantaranya, Azis (2009) melakukan penelitian dengan menggunakan Kualitas
Aset (Asset Quality), Rentabilitas (Earning), dan Likuiditas (Liquidity) sebagai
variabel untuk mengukur financial performance bank syariah, ditemukan hubungan
yang positif antara financial performance dan social performance. Rohan Othman dkk
(2009) menunjukkan bahwa variabel Size, Profitabilitas, dan Komposisi Dewan
Pengurus berpengaruh positif terhadap pengungkapan ISR. Hafiez dkk (2012) meneliti
perbandingan kinerja sosial perbankan syariah di Indonesia dan Malaysia dengan
menggunakan model Islamic Social Reporting Index yang menunjukkan bahwa kinerja
sosial perbankan syariah di Malaysia lebih tinggi daripada di Indonesia.
Doni (2013) pada penelitiannya menunjukkan bahwa variabel Non Performing
Loan (NPL) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh signifikan terhadap CSR.
10 Ross Haniffa, Social Reporting Disclosure: an Islamic Perspective (Indonesian Management
& Accounting Research vol. 1, No. 2, 2002), h. 141-142. 11 Soraya Fitria dan Dwi Hartanti, Islam dan Tanggung Jawab Sosial, h. 4.
6
Sedangkan, variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Return On Asset (ROA) tidak
berpengaruh terhadap CSR. Firda (2015) menunjukkan bahwa secara simultan,
variabel ukuran bank (Size), profitabilitas, likuiditas, dan Leverage berpengaruh
signifikan terhadap pengungkapan ISR. Sedangkan secara parsial, variabel Size dan
profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan ISR, sedangkan variabel likuiditas
dan leverage tidak berpengaruh terhadap pengungkapan ISR. Sunarsih dan
Ferdiyansyah (2017) pada penelitiannya menjelaskan bahwa variabel Size berpengaruh
terhadap pengungkapan ISR, sedangkan variabel Penerbitan Sukuk dan Profitabilitas
tidak berpengaruh terhadap pengungkapan ISR.
Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini akan menjelaskan ada
tidaknya pengaruh yang signifikan dari kinerja keuangan terhadap pengungkapan ISR.
Penelitian ini menggunakan enam variabel independen, lima variabel untuk mengukur
kinerja keuangan secara keseluruhan dilihat dari beberapa aspek, yaitu Non Performing
Finance (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), Good Corporate Governance
(GCG), Return On Asset (ROA), dan Capital Adequacy Ratio (CAR) dan satu variabel
adalah Denda (Ta’zir). Sedangkan untuk mengukur kinerja sosial bank syariah,
digunakan Islamic Social Reporting Index sebagai indeks pengungkapan tanggung
jawab sosial. Dengan demikian, penelitian ini mengambil judul: “Analisis Pengaruh
Financial Performance dan Denda (Ta’zir) terhadap Pengungkapan Islamic Social
Reporting pada Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2013-2016”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat disimpulkan beberapa
identifikasi masalah sebagai berikut:
1. Perkembangan perbankan syariah yang begitu pesat membuat tantangan yang
dihadapi pun semakin berat. Salah satunya adalah mewujudkan kepercayaan
stakeholder dengan cara mengungkapkan dan melaporkan tanggung jawab
sosial bank syariah sebagai bentuk kepatuhan bank syariah terhadap prinsip-
prinsip Islam.
7
2. Pengukuran kinerja keuangan Bank Syariah dilakukan sebagai upaya
meningkatkan kepercayaan investor dengan cara memprediksi masa depan
investasi yang dipilih investor berdasarkan performa perusahaan dalam laporan
keuangan perusahaan.
3. Pengukuran CSR saat ini, masih banyak dilakukan dengan menggunakan
Global Reporting Initiative Index (Indeks GRI) yang cenderung sesuai untuk
pengukuran CSR pada bank konvensional.
4. Islamic Social Reporting sebagai pengungkapan CSR berbasis syariah yang
dikeluarkan oleh AAOIFI dan dikembangkan oleh beberapa peneliti belum
banyak diterapkan dalam laporan tahunan Bank Syariah.
C. Batasan dan Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada identifikasi masalah di atas, penulis membatasi
masalah yang akan diteliti agar penelitian ini lebih terarah, focus dan tidak
menyimpang dari sasaran pokok penelitian, serta dapat mempermudah proses analisa
itu sendiri. Oleh karena itu, penulis hanya akan fokus pada pengaruh kinerja keuangan
yang terdiri dari variabel NPF, FDR, GCG, ROA, CAR dan Denda terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial berdasarkan indeks ISR sebagai indeks
pengukuran kinerja sosial bank syariah.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merumuskan masalah yang akan
dikaji dalam penelitian ini yaitu:
1. Apakah financial performance (NPF, FDR, GCG, ROA, CAR) dan Denda
(Ta’zir) secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap pengungkapan
Islamic Social Responsibility pada bank syariah di Indonesia ?
2. Apakah financial performance (NPF, FDR, GCG, ROA, CAR) dan Denda
(Ta’zir) secara parsial berpengaruh terhadap pengungkapan Islamic social
responsibility pada bank syariah di Indonesia ?
3. Faktor manakah yang paling dominan mempengaruhi Islamic social reporting
pada bank syariah di Indonesia ?
8
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitan ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk menjelaskan pengaruh financial performance (NPF, FDR, GCG,
ROA, CAR) dan Denda (Ta’zir) secara simultan terhadap pengungkapan
Islamic social responsibility (ISR) pada bank syariah di Indonesia.
b. Untuk menjelaskan pengaruh financial performance (NPF, FDR, GCG,
ROA, CAR) dan Denda (Ta’zir) secara parsial terhadap pengungkapan
Islamic social responsibility (ISR) pada bank syariah di Indonesia.
c. Untuk menjelaskan faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi
Islamic social reporting (ISR) pada bank syariah di Indonesia.
2. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, penulis berharap agar penelitian ini
dapat memberikan manfaat antara lain:
a. Dapat memberikan pengetahuan dan tambahan wawasan bagi pembaca
maupun penulis sendiri.
b. Dapat menjadi rujukan bagi penelitian lain yang sejenis untuk mengkaji
lebih dalam permasalahan yang terjadi di bank syariah.
c. Dapat memperluas khazanah ilmu pengetahuan mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tentang financial performance, ta’zir dan corporate
social responsibility pada bank syariah di Indonesia.
d. Dapat menjadi evaluasi serta saran dan masukan bagi pengelola bank terkait
kinerja tanggung jawab sosial agar dapat meningkatkan kinerjanya.
e. Menjadi bahan pertimbangan bagi investor dengan melihat kinerja
keuangan maupun kinerja lainnya.
9
E. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam penulisan ini, maka disusun sistematika penulisan
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini memuat tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
review studi terdahulu, kerangka teori dan konsep, metode penelitian
serta sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN TEORITIS
Bab ini menguraikan tentang teori-teori yang berkaitan dengan
penelitian ini meliputi definisi Bank Syariah, tujuan Bank Syariah,
kinerja keuangan, corporate social responsibility, dan Islamic social
reporting.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang jenis dan pendekatan penelitian, jenis
data/sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data yang
akan digunakan pada penelitian ini.
BAB IV HASIL PENELITIAN
Bab ini berisi penjelasan tentang analisis data dan hasil pembahasan
yang dilakukan sesuai alat analisis yang digunakan.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan,
keterbatasan dari penelitian dan saran untuk penelitian selanjutnya.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Bank Syariah
1. Pengertian Bank Syariah
Bank syariah adalah bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah
Islam, yaitu dengan mengedepankan prinsip keadilan, kemitraan, keterbukaan, dan
universalitas bagi seluruh kalangan.12 Bank syariah menurut Undang-Undang No.
21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah, bank syariah adalah bank yang
menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya
terdiri atas Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah, dan Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah (BPRS).
Berdasarkan prinsip syariah, BUS, UUS, dan BPRS adalah bank syariah
yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, atau dengan kata lain yaitu
bank yang tata cara beroperasinya mengacu kepada ketentuan-ketentuan Islam.13
Bank Umum Syariah (BUS) adalah bank syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. BUS dapat berusaha sebagai bank
devisa dan bank non-devisa. Bank devisa adalah bank yang dapat melaksanakan
transaksi keluar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara
keseluruhan seperti transfer ke luar negeri, inkaso ke luar negeri, pembukaan letter
of credit, dan sebagainya.
Usaha Syariah yang selanjutnya disebut UUS, adalah unit kerja dari kantor
pusat bank umum konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor
atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah atau unit
kerja cabang dari suatu bank yang berkedudukan di luar negeri yang melaksanakan
12 Y Laksamana, Tanya Jawab Cara Mudah Mendapatkan Pembiayaan di Bank Syariah
(Jakarta: PT Media Komputindo, 2009), h. 3. 13 Herman Darmawi, Pasar Finansial dan Lembaga-Lembaga Finansial (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2007) h. 39.
11
kegiatan usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari
kantor cabang pembantu syariah dan/atau unit syariah.
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) adalah bank syariah yang
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bentuk hukum
BPRS adalah perseroan terbatas. BPRS hanya boleh dimiliki oleh WNI dan/atau
badan hukum Indonesia, pemerintah daerah, atau kemitraan antara WNI atau badan
hukum Indonesia dengan pemerintah daerah.14
2. Tujuan Bank Syariah
Bank syariah memiliki beberapa tujuan diantaranya sebagai berikut:15
a. Mengarahkan kegiatan ekonomi umat untuk bermuamalah secara Islam,
khususnya muamalah yang berhubungan dengan perbankan, agar terhindar
dari praktek-praktek riba atau jenis usaha/perdagangan lain yang
mengandung unsur gharar (tipuan), dimana jenis-jenis usaha tersebut selain
dilarang dalam Islam juga telah menimbulkan dampak negatif terhadap
kehidupan ekonomi masyarakat.
b. Untuk menciptakan suatu keadilan dibidang ekonomi dengan jalan
meratakan pendapatan melalui kegiatan investasi, agar tidak terjadi
kesenjangan yang amat besar antara pemilik modal dengan pihak yang
membutuhkan dana.
c. Untuk meningkatkan kualitas hidup umat dengan jalan membuka peluang
usaha yang lebih besar terutama kelompok miskin, yang diarahkan kepada
kegiatan usaha yang produktif, menuju terciptanya kemandirian usaha.
d. Untuk menanggulangi masalah kemiskinan, yang pada umumnya
merupakan program utama dari Negara-negara yang sedang berkembang.
Upaya Bank Syariah dalam mengentaskan kemiskinan ini berupa
pembinaan nasabah seperti: program pembinaan pengusaha produsen,
14 Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta: Kencana, 2009), h. 61-62. 15 Heri Sudarsono, Konsep Ekonomi Islam Suatu Pengantar (Yogyakarta: Enkonisia, 2007), h.
43.
12
program pembinaan pedagang perantara, program pembinaan konsumen,
program pembinaan pengembangan modal kerja dan program
pengembangan usaha bersama.
e. Untuk menjaga stabilitas ekonomi moneter, dengan melalui aktifitas
perbankan syariah akan mampu menghindari pemanasan ekonomi yang
diakibatkan oleh adanya inflasi, menghindari persaingan usaha yang tidak
sehat antara lembaga-lembaga keuangan. Untuk menyelamatkan
ketergantungan umat Islam terhadap bank non-syariah.
3. Fungsi dan Peran Bank Syariah
Fungsi dan peran yang dimiliki bank syariah adalah sebagai berikut:
a. Manajer Investasi, bank syariah dapat mengelola investasi dana nasabah.
b. Investor, bank syariah dapat menginvestasikan dana yang dimilikinya
maupun dana nasabah yang dipercayakan kepadanya.
c. Penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran, bank syariah dapat
melakukan kegiatan jasa-jasa layanan perbankan sebagaimana mestinya.
d. Pelaksana kegiatan sosial, sebagai ciri yang melekat pada entitas keuangan
syariah, bank Islam juga memiliki kewajiban untuk mengeluarkan dan
mengelola (menghimpun, mengadministrasikan, mendistribusikan) zakat
serta dana-dana sosial lainya.
e. Menjaga amanah yang dipercayakan kepadanya sebagai lembaga keuangan
yang berdasarkan prinsip syariah.16
4. Perbedaan Bank Syariah dan Bank Kovensional
Perbedaan bank syariah dan bank konvensional terletak pada banyak hal.
Berikut ini perbedaan antara bank syariah dan bank konvensional.
16 M. Ma’ruf Abdullah, Hukum Perbankan dan Perkembangan Bank Syariah di Indonesia
(Banjarmasin: Antasari Press, 2006), h.104.
13
Tabel 2.1
Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional
Karakter Bank Islam Bank Konvensional
Eksistensi dan
legalitas
Hukum Islam dan hukum positif hukum positif
Falsafah Tidak berdasarkan bunga,
spekulasi dan ketidakjelasan
Berdasarkan bunga
Dasar hukum
produk dan akad
Hukum Islam dan hukum positif Hukum positif
Fungsi Ekonomi dan sosial (keagamaan) Ekonomi
Orientasi usaha Profit dan falah oriented Profit oriented
Prinsip
operasional
Berdasarkan asas prinsip syariah
(bagi hasil, jual beli, sewa-
menyewa, pinjam-meminjam)
Berdasarkan asas
prinsip konvensional
berdasarkan bunga
Investasi Halal Halal dan haram
Hubungan bank
dan nasabah
Kemitraan dan sejajar Debitur dan kreditur
Penentuan
keuntungan
(imbalan)
Kesepakatan bersama Sepihak oleh bank
Penggunaan
dana
Riil (users of real funds) Creator of money
supply
Pengawasan Bank Indonesia, Dewan Syariah
Nasional, dan Dewan Pengawas
Syariah
Bank Indonesia
Risiko Risk sharing Anti risk
Aspek sosial Dinyatakan secara eksplisit dan
tegas yang tertuang dalam visi
dan misi
Tidak diketahui secara
tegas
Sumber: Rachmadi Usman, Sinar Grafika, 2012:41
B. Kinerja Keuangan
1. Pengertian Kinerja
Pengertian kinerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah: (1)
sesuatu yang dicapai; (2) prestasi yang diperlihatkan; (3) kemampuan kerja
14
(tentang peralatan).17 Menurut A.A Anwar Prabu Mangkunegara, kinerja adalah
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya.18 Sedangkan penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik
efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya
berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang ditetapkan sebelumnya.19
2. Pengertian Kinerja Keuangan
Salah satu faktor yang sangat diperhatikan oleh bank adalah kinerja bank
tersebut, dengan istilah lain yaitu tingkat kesehatan bank. Tingkat kesehatan suatu
bank dapat dinilai dari sisi keuangannya.20 Menurut Sudiyatno dan Suroso, kinerja
keuangan adalah penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur
keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba.21
Pada Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011 tentang Penilaian
Tingkat Kesehatan Bank Umum, tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian
kondisi bank yang dilakukan terhadap risiko dan kinerja bank. Bank wajib
melakukan penilaian tingkat kesehatan bank secara individual dengan
menggunakan pendekatan risiko (Risk-based Bank Rating) dengan cakupan
penilaian terhadap beberapa faktor-faktor sebagai berikut:
a. Profil Risiko (Risk Profile);
b. Good Coorporate Governance (GCG);
c. Rentabilitas (Earning); dan
d. Permodalan (Capital).
17 https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/kinerja diakses pada 14 Februari 2018 pukul 19:39. 18 A.A Anwar Prabu Mangkunegara, Evaluasi Kinerja SDM (Bandung: Refika Aditama, 2010),
h. 67. 19 Mulyadi, Sistem Akuntansi Edisi Ketiga (Jakarta: Salemba Empat, 2001), h. 419. 20 Sri Pujiyanti dan Susi Suhendra, Analisis Kinerja Keuangan mengenai Tingkat Kesehatan
Bank dengan menggunakan Metode CAMEL (studi kasus pada PT. Bank Negara Indonesia (persero)
Tbk dan PT. Bank Bukopin Tbk periode 2006-2008), Universitas Gunadarma, h. 1. 21 Sudiyatno dan Suroso, Analisis Pengaruhh Dana pihak Ketiga, BOPO, CAR, dan LDR
terhadap Kinerja Keuangan pada Sektor Perbankan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia (BEI)
(Jurnal Dinamika Keuangan dan Perbankan, 2010), h. 129).
15
3. Faktor Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Berdasarkan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan SE.OJK No.
10/SEOJK.03/2014, yang menjadi faktor penilaian tingkat kesehatan bank
dijelaskan pada tabel di bawah ini:22
Tabel 2.2
Faktor Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Risk Profile
Indikator Keterangan
Risiko Kredit Risiko akibat kegagalan nasabah atau pihak lain dalam memenuhi
kewajiban kepada Bank sesuai dengan perjanjian yang disepakati.
Risiko kredit dihitung dengan menggunakan rasio Non
Performing Finance:
NPF = 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡𝐵𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 x 100%
Risiko Pasar Risiko pada posisi neraca dan rekening administratif akibat
perubahan harga pasar, antara lain risiko berupa perubahan nilai
dari aset yang dapat diperdagangkan atau disewakan. Risiko pasar
meliputi antara lain risiko benchmark suku bunga (benchmark
interest rate risk), risiko nilai tukar, risiko ekuitas dan risiko
komoditas.
Risiko
Likuiditas
Risiko akibat ketidakmampuan Bank untuk memenuhi kewajiban
yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas dan/atau aset
likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa
mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan bank.
Risiko likuiditas dihitung dengan menggunakan rasio-rasio
berikut:
a) Financing to Deposit Ratio (FDR)
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑏𝑒𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑎𝑛𝑎 𝑃𝑖ℎ𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑡𝑖𝑔𝑎 x 100%
b) Cash Ratio
𝐴𝑙𝑎𝑡−𝑎𝑙𝑎𝑡 𝐿𝑖𝑘𝑢𝑖𝑑 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑢𝑎𝑠𝑎𝑖
𝐷𝑎𝑛𝑎 𝑃𝑖ℎ𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑡𝑖𝑔𝑎 x 100%
22 Defri Duantika, Analisis Perbandingan Kinerja Bank Syariah berdasarkan RGEC dan
Islamicity Performance Index (Studi Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri) (Skripsi S1
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015), h. 21-24.
16
Risiko
Operasional
Risiko kerugian yang diakibatkan oleh proses internal yang
kurang memadai, kegagalan proses internal, kesalahan manusia,
kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian eksternal yang
mempengaruhi operasional bank.
Risiko Hukum Risiko yang timbul akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan
aspek yuridis.
Risiko
Strategik
Risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan dan/atau
pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta kegagalan dalam
mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.
Risiko
Kepatuhan
Risiko akibat bank tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan
peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku, serta
prinsip syariah.
Risiko
Reputasi
Risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholder yang
bersumber dari persepsi negatif terhadap bank. Salah satu
pendekatan yang digunakan dalam mngkategorikan sumber risiko
reputasi bersifat tidak langsung (below the line) dan bersifat
langsung (above the line).
Risiko Imbal
Hasil
Risiko akibat perubahan tingkat imbal hasil yang dibayarkan bank
kepada nasabah, karena terjadi perubahan tingkat imbal hasil
yang diterima bank dari penyaluran dana, yang dapat
mempengaruhi perilaku nasabah dana pihak ketiga bank.
Risiko
Investasi
Risiko akibat bank ikut menanggung kerugian usaha nasabah
yang dibiayai dalam pembiayaan berbasis bagi hasil, baik
menggunakan metode net revenue sharing maupun yang
menggunakan metode profit and loss sharing.
Good Corporate Governance
Penilaian faktor Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah
merupakan penilaian terhadap kualitas manajemen bank atas pelaksanaan 5 (lima)
prinsip Good Corporate Governance yaitu transparansi, akuntabilitas,
pertanggungjawaban, profesional, dan kewajaran. Prinsip-prinsip GCG dan fokus
penilaian terhadap pelaksanaan prinsip-prinsip GCG tersebut berpedoman pada
ketentuan GCG yang berlaku bagi Bank Umum Syariah dengan memperhatikan
karakteristik dan kompleksitas usaha bank.
Dalam rangka memastikan penerapan 5 (lima) prinsip GCG, BUS harus melakukan
penilaian sendiri (self assessment) secara berkala yang paling kurang meliputi 11
(sebelas) faktor penilaian pelaksanaan GCG sebagai berikut: (a) pelaksanaan tugas
dan tanggung jawab Dewan Komisaris; (b) pelaksanaan tugas dan tannggung
17
jawab Direksi; (c) kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite; (d) pelaksanaan
tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah; (e) pelaksanaan prinsi
syariah dalam kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan
jasa; (f) penanganan benturan kepentingan; (g) penerapan fungsi kepatuhan; (h)
penerapan fungsi audit intern; (i) penerapan fungsi audit ektstern; (j) Batas
Maksimum Penyaluran Dana (BMPD); dan (k) transparansi kondisi keuangan dan
non keuangan BUS, laporan pelaksanaan GCG serta pelaporan internal.
Earnings
Penilaian faktor rentabilitas meliputi evaluasi terhadap kinerja rentabilitas,
sumber-sumber rentabilitas, kesinambungan (sustainability) rentabilitas,
manajemen rentabilitas, dan pelaksanaan fungsi sosial.
Penilaian terhadap faktor earnings didasarkan pada empat rasio yaitu:
a) Return On Asset (ROA)
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡 x 100%
b) Net Operation Margin (NOM)
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑦𝑎𝑙𝑢𝑟𝑎𝑛 𝐷𝑎𝑛𝑎 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝐵𝑎𝑔𝑖 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙−𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙
𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓 x 100%
c) Net Imbalan (NI)
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑦𝑎𝑙𝑢𝑟𝑎𝑛 𝐷𝑎𝑛𝑎 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝐵𝑎𝑔𝑖 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙−(𝐼𝑚𝑏𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑛 𝐵𝑜𝑛𝑢𝑠)
𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓 x 100%
d) Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 x 100%
Capital
Penilaian faktor permodalan meliputi evaluasi terhadap kecukupan modal dan
kecukupan pengelolaan permodalan. Capital atau permodalan memiliki indikator
antara lain rasio kecukupan modal dan kecukupan modal bank untuk
mengantisipasi potensi kerugian sesuai profil risiko, yang disertai dengan
pengelolaan permodalan yang sangat kuat sesuai dengan karakteristik, skala usaha
dan kompleksitas usaha bank. Rasio kecukupan modal:
Capital Adequacy Ratio (CAR) = 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙
𝐴𝑇𝑀𝑅 x 100%
Sumber: Defri Duantika, 2015:21-24
18
C. Denda (Ta’zir)
1. Pengertian Denda (Ta’zir)
Istilah Arab yang digunakan untuk denda adalah gharamah. Secara bahasa,
gharamah berarti denda. Sedangkan dalam Bahasa Indonesia denda mempunyai
arti: (1) hukuman berupa keharusan membayar dalam bentuk uang; (2) uang yang
harus dibayarkan sebagai hukuman. Denda merupakan salah satu jenis dari
hukuman ta’zir. Ta’zir adalah larangan, pencegahan, menegur, menghukum,
mencela dan memukul.23
2. Denda dalam Bank Syariah
Bank Syariah dalam menjalankan bisnisnya diperbolehkan menarik denda
keterlambatan pembayaran dari nasabahnya. Syaratnya, nasabah tersebut adalah
nasabah yang mampu tetapi menunda pembayaran. Denda tersebut pun
diperuntukkan sebagai dana sosial dan bukan dijadikan sebagai pendapatan bank
syariah. Dalam ilmu Fiqih, bank syariah boleh mengenakan sanksi keterlambatan
berupa nominal uang tertentu kepada nasabah yang mampu tetapi menunda
pembayaran berdasarkan hadits Rasulullah SAW:
“Menunda-nunda (pembayaran) yang dilakukan oleh orang mampu
menghalalkan harga diri dan pemberian sanksi kepadanya.” (HR Bukhari
Muslim).”
Berdasarkan hadits tersebut, apabila seorang nasabah yang mampu tetapi
menunda-nunda pembayaran maka itu termasuk perbuatan yang zalim. Lebih
khusus, pengenaan denda keterlambatan tersebut untuk menghindari kerugian dan
mudarat kepada bank syariah dan juga pemlik dana.24
Sanksi berupa denda juga sesuai Dewan Syariah Nasional MUI dalam fatwa
Nomor 17/DSN-MUI/2000 tentang Sanksi atas Nasabah Mampu yang Menunda-
nunda Pembayaran.
23 Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, 2005), h. 12. 24https://www.republika.co.id/berita/ekonomi/syariah-ekonomi/18/02/13/p43e0z416-
konsultasi-syariah-denda-keterlambatan-pada-bank-syariah diakses pada 24 Juli 2018 pukul 12:39.
19
“(1) sanksi yang disebut dalam fatwa ini adalah sanksi yang dikenakan LKS
kepada nasabah yang mampu membayar, tetapi menunda-nunda pembayaran
dengan sengaja; (2) nasabah yang tidak/belum mampu membayar disebabkan force
majeur tidak boleh dikenakan sanksi; (3) nasabah mampu yang menunda-nunda
pembayaran dan/atau tidak mempunyai kemauan dan itikad baik untuk membayar
hutangnya boleh dikenakan sanksi; (4) sanksi didasarkan pada prinsip ta’zir, yaitu
bertujuan agar nasabah lebih disiplin dalam melaksanakan kewajibannnya; (5)
sanksi dapat berupa denda sejulah uang yang besarnya ditentukan atas dasar
kesepakatan dan dibuat saat akad ditandatangani; (6) dana yang berasal dari denda
diperuntukkan sebagai dana sosial.”
D. Corporate Social Responsibility (CSR)
1. Pengertian Corporate Social Responsibility
Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibillty
(CSR) adalah konsep yang mengungkapkan sebuah perusahaan memiliki berbagai
bentuk tanggung jawab terhadap seluruh pemangku kepentingannya (stakeholders)
serta lingkungannya. Tanggung jawab tersebut mencakup aspek ekonomi, sosial,
dan lingkungan, sehingga CSR memiliki hubungan yang erat dengan pembangunan
berkelanjutan. Pada dasarnya, keberlanjutan (sustainability) adalah keseimbangan
antara kepentingan-kepentingan ekonomi, lingkungan dan masyarakat. Konsep
triple bottom line (3P) kemudian berkembang dengan adanya ISO 26000 mengenai
Guidance on Social Responsibility, atau biasa disebut dengan ISO SR yang
disahkan pada 1 November 2010.
Menurut ISO 26000, CSR sangat berkaitan dengan tanggung jawab sebuah
organisasi terhadap dampak-dampak dari keputusan-keputusan dan kegiatan-
kegiatannya pada masyarakat dan lingkungan yang diwujudkan dalam bentuk
perilaku transparan dan etis yang sejalan dengan pembangunan berkelanjutan dan
kesejahteraan masyarakat; mempertimbangkan harapan pemangku kepentingan,
sejalan dengan hukum yang ditetapkan dan norma-norma perilaku internasional,
serta terintegrasi dengan organisasi secara menyeluruh.25
25 Ryandi Iswandika dkk, Pengaruh Kinerja Keuangan, Corporate Governance, dan Kualitas
Audit terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (E-journal Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Trisakti, vol. 1 no. 2, 2014), h. 4.
20
Dalam UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dalam pasal 1
butir 3 menyebutkan bahwa:
“Tanggung jawab sosial dan lingkungan adalah komitmen Perseroan untuk
berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan
kulaitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi Perseroan sendiri,
komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya.”
Sementara World Bank mendefinisikan CSR sebagai:26
“The commitment of business to contribute to sustainable economic
development working with employess and their representatives, the local
community and society at large to improve quality of life, in ways that are both
good for business and good for development.”
“CSR merupakan komitmen bisnis dengan tujuan memberikan kontribusi
terhadap pembangunan ekonomi berkelanjutan, melalui kerjasama antara karyawan
dan perwakilan anggota, komunitas lokal serta masyarakat luas guna meningkatkan
kualitas hidup dengan cara yang bermanfaat bagi bisnis dan pembangunan yang
berkelanjutan.”
2. Prinsip Corporate Social Responsibility
Tanggung jawab sosial perusahaan didasari atas tiga prinsip, antara lain: 27
a. Sustainability, berkaitan dengan bagaimana perusahaan dalam melakukan
aktivitas tetap memperhitungkan keberlanjutan sumber daya di masa depan.
Keberlanjutan juga memberikan arahan bagaimana penggunaan sumber
daya sekarang tetap memperhatikan dan memperhitungkan kemampuan
generasi masa depan. Dengan demikian, sustainability berputar pada
keberpihakan dan upaya bagaimana society memanfaatkan sumber daya
agar tetap memperhatikan generasi masa depan.
b. Accountability, adalah upaya perusahaan terbuka dan bertanggung jawab
atas aktivitas yang telah dilakukan. Akuntabilitas dibutuhkan ketika
aktivitas perusahaan mempengaruhi dan dipengaruhi lingkungan eksternal.
Konsep ini menjelaskan pengaruh kuantitatif aktivitas perusahaan terhadap
pihak internal dan eksternal.
26 Busyra Azheri, Corporate Social Responsbility: Dari Voluntary Menjadi Mandatory, h. 20. 27 Nor Hadi, Corporate Social Responsibility (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), h. 59.
21
c. Transparency, merupakan prinsip-prinsip yang penting bagi pihak
eksternal. Transparansi berperan mengurangi asimetri informasi,
kesalahpahaman, khususnya informasi dan pertanggungjawaban berbagai
dampak dari lingkungan.
3. Manfaat Corporate Social Responsibility
Manfaat CSR bagi perusahaan adalah: (a) mempertahankan dan
mendongkrak reputasi serta citra merek perusahaan; (b) mendapatkan lisensi untuk
beroperasi secara sosial; (c) mereduksi risiko bisnis perusahaan; (d) melebarkan
akses sumber daya bagi operasional usaha; (e) membuka peluang pasar yang lebih
luas; (f) mereduksi biaya, misalnya terkait dampak pembuangan limbah; (g)
memperbaiki hubungan dengan stakeholder; (h) memperbaiki hubungan dengan
regulator; (i) meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan; (j) peluang
mendapatkan penghargaan.28
4. Pengungkapan Corporate Social Responsibility
Menurut Martin Freedman, ada tiga pendekatan dalam pelaporan tanggung
jawab sosial, yaitu:29
a. Pemeriksaan Sosial (Social Audit)
Pemeriksaan sosial mengukur dan melaporkan dampak ekonomi, sosial dan
lingkungan dari program-program yang berorientasi sosial dari operasi
yang dilakukan perusahaan. Pemeriksaan sosial dilakukan dengan membuat
suatu daftar aktivitas perusahaan yang memiliki konsekuensi sosial, lalu
auditor sosial akan mencoba mengestimasi dan mengukur dampak-dampak
yang ditimbulkan oleh aktivitas tersebut.
28 Hendrik Budi Untung, Corporate Social Responsibility, h. 6-7. 29 Gustani, Analisis Tingkat Pengungkapan Kinerja Sosial Bank Syariah berdasarkan Islamic
Reporting Index (Skripsi S1 STEI SEBI, 2013), h. 16-19.
22
b. Laporan Sosial (Social Report)
Terdapat beberapa alternatif format laporan untuk menyajikan laporan
sosial yang telah banyak digunakan oleh para akademisi dan praktisi.
Pendekatan yang dapat dipakai oleh perusahaan untuk melaporkan
aktivitas-aktivitas pertanggungjawaban sosialnya ini dirangkum oleh Dilley
dan Weygandt menjadi empat kelompok sebagai berikut:
Inventory Approach. Perusahaan mengkompilasikan dan
mengungkapkan sebuah daftar yang komprehensif dari aktivitas sosial
perusahaan. Daftar ini harus memuat semua aktivitas sosial perusahaan
baik yang bersifat positif maupun negatif.
Cost Approach. Perusahaan membuat daftar aktivitas sosial perusahaan
dan mengungkapkan jumlah pengeluaran pada aktivitas tesebut.
Program Management Approach. Perusahaan tidak hanya
mengungkapkan aktivitas pertanggungjawaban sosial tetapi juga tujuan
dari aktivitas tersebut serta hasil yang telah dicapai oleh perusahaan
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan itu.
Cost Benefit Approach. Perusahaan mengungkapkan aktivitas yang
memiliki dampak sosial serta biaya dan manfaat dari aktivitas tersebut.
Kesulitan dalam penggunaan pendekatan ini adalah adanya kesulitan
dalam mengukur biaya dan manfaat sosial yang diakibatkan oleh
perusahaan terhadap masyarakat.
c. Pengungkapan Sosial pada Laporan Tahunan (Disclosure in Annual Report)
Pengungkapan sosial adalah pengungkapan informasi tentang aktivitas
perusahaan yang berhubungan dengan lingkungan sosial perusahaan.
Pengungkapan sosial dapat dilakukan melalui berbagai media antara lain
laporan tahunan, laporan interim/sementara, prospektus, pengumuman
kepada bursa efek atau melalui media massa.
23
Saat ini terdapat banyak model pengungkapan CSR yang digagas oleh
berbagai forum berskala nasional maupun internasional. Equator Principles yang
diadopsi oleh beberapa negara merumuskan beberapa prinsip, antara lain:
a. Accountability’s standart (AA 1000), yang mengacu pada prinsip “triple
bottom line” dari John Elkington.
b. Global Reporting Initiative (GRI), yang merupakan panduan pelaporan
perusahaan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan yang digagas
oleh PBB lewat Coalition for Environtmental Economic (CERES) dan
UNEP pada tahun 1997.
c. Social Accountability International SA800 Standard
d. ISO 14000 Environtmental Management Standard
e. ISO 26000
Di antara standar pengungkapan tersebut yang paling banyak digunakan
oleh perusahaan-perusahaan di seluruh dunia adalah Sustainability Reporting
Guidelines yang telah diterbitkan oleh Global Reporting Initiative (GRI) pada
tahun 2000, 2002, 2006, 2010 dan yang terbaru 2012 (GRI 4).
Seiring dengan pesatnya perkembangan bisnis syariah saat ini, beberapa
ahli mulai menggagas bentuk pengungkapan CSR khusus untuk institusi bisnis
syariah. Beberapa bentuk pengungkapan CSR yang telah digagas di antaranya
adalah:
a. Islamic Social Reporting Index (Indeks ISR), digagas oleh Haniffa (2002)
dan dikembangkan oleh Othman, et.al (2009).
b. Sharia Enterprise Theory (SET), merupakan enterprise theory yang telah
diinternalisasi dengan nilai-nilai Islam guna menghasilkan teori yang
transcendental dan lebih humanis.
c. Islamicity Performance Index (IPI), sebuah metode pengukuran kinerja
bank syariah yang berisi rasio-rasio keuangan dan sosial.
24
5. Corporate Social Responsibility dalam Pandangan Islam
CSR dalam perspektif Islam menurut AAOIFI yaitu segala kegiatan yang
dilakukan institusi finansial Islam untuk memenuhi kepentingan religius, ekonomi,
hukum, etika, dan discretionary responsibilities sebagai lembaga finanisal
intermediari baik itu bagi individu maupun bagi institusi. Tanggung jawab religius
mengacu kepada kewajiban menyeluruh bagi institusi finansial Islam untuk
mematuhi hukum Islam pada seluruh kegiatannya. Tanggung jawab ekonomi
mengacu kepada kewajiban bank syariah untuk memenuhi kelayakan ekonomi
secara efisien dan menguntungkan. Kewajiban hukum mengacu kepada institusi
finansial Islam untuk mematuhi hukum dan peraturan di negara tempat
beroperasinya institusi tersebut. Tanggung jawab etika yang dimaksud dalam
AAOIFI yaitu menghormati masyarakat, norma agama dan kebiasaan yang tidak
diatur dalam hukum. Sedangkan discretionary responsibilities mengacu kepada
ekspektasi yang diharapkan oleh pemegang saham bahwa institusi finansial Islam
akan melaksanakan peran sosialnya dalam mengimplementasikan cita-cita Islam.30
E. Islamic Social Reporting
Islamic Social Reporting adalah standar pelaporan kinerja sosial perusahaan-
perusahaan yang berbasis syariah. Indeks ini lahir dengan dasar dari standar pelaporan
berdasarkan AAOIFI yang kemudian dikembangkan oleh masing-masing peneliti
berikutnya. Secara khusus indeks ini adalah perluasan dari standar pelaporan kinerja
sosial yang meliputi harapan masyarakat tidak hanya mengenai peran perusahaan
dalam perekonomian, tetapi juga peran perusahaan dalam perpektif spiritual. Selain itu,
indeks ini juga menekankan pada keadilan sosial terkait mengenai lingkungan, hak
minoritas, dan karyawan. Islamic Social Reporting pertama kali digagas oleh Ross
Haniffa pada tahun 2002 dalam tulisannnya yang berjudul “Social Reporting
Disclosure: An Islamic Perspective”. ISR lebih lanjut dikembangkan secara lebih
30 Priyesta Rizkiningsih, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Islamic Social
Reporting (ISR): Studi Empiris pada Bank Syariah di Indonesia, Malaysia dan Negara-negara Gulf
Cooperation Council (Skripsi S1 Universitas Indonesia, 2012), h. 17.
25
ekstensif oleh Bassam Maali pada tahun 2006, Rohana Othman, Azlan Md Thani, dan
Erlane K Ghani pada tahun 2009 di Malaysia dan saat ini ISR masih terus
dikembangkan oleh peneliti-peneliti selanjutnya. Menurut Haniffa terdapat banyak
keterbatasan dalam pelaporan sosial konvensional sehingga ia mengemukakan
kerangka konseptual ISR yang berdasarkan ketentuan syariah. ISR tidak hanya
membantu pengambilan keputusan bagi pihak muslim melainkan juga untuk
membantu perusahaan dalam melakukan pemenuhan kewajiban terhadap Allah dan
masyarakat.31
Tujuan pengungkapan ISR adalah sebagai bentuk akuntabilitas kepada Allah
SWT dan masyarakat. Selain itu, dapat meningkatkan transparansi kegiatan bisnis
dengan menyajikan informasi yang relevan dengan memperhatikan kebutuhan spiritual
investor muslim atau kepatuhan syariah dalam pengambilan keputusan.
Tabel 2.3
Bentuk Akuntabilitas dan Transparansi dalam ISR
Bentuk Akuntabilitas Bentuk Transparansi
1. Menyediakan produk yang halal
dan baik
2. Memenuhi hak-hak Allah dan
masyarakat
3. Mengejar keuntungan yang wajar
sesuai dengan prinsip Islam
4. Mencapai tujuan usaha bisnis
5. Menjadi karyawan dan
masyarakat yang baik
6. Memastikan kegiatan usaha yang
berkelanjutan secara ekologis
7. Menjadikan pekerjaan sebagai
ibadah
1. Memberikan informasi mengenai
semua kegiatan kegiatan halal dan
haram dilakukan
2. Memberikan informasi yang relevan
mengenai pembiayaan dan
kebijakan investasi
3. Memberikan informasi yang relevan
mengenai kebijakan karyawan
4. Memberikan informasi yang relevan
mengenai hubungan dengan
masyarakat
5. Memberikan informasi yang relevan
mengenai penggunaan sumber daya
dan perlindungan lingkungan
Sumber: ISR sebagai model pelaporan CSR institusi bisnis syariah, Gustani, 2015
31 Gustani, Analisis Tingkat Pengungkapan Kinerja Sosial Bank Syariah berdasarkan Islamic
Social Reporting Index, . 34-35.
26
Indeks ISR adalah item-item pengungkapan yang digunakan sebagai indikator
dalam pelaporan kinerja sosial berdasarkan prinsip syariah. Ros Haniffa membuat lima
tema pengungkapan Indeks ISR, yaitu Tema Keuangan dan Investasi, Tema Produk
dan Jasa, Tema Karyawan, Tema Masyarakat, dan Tema Lingkungan Hidup.
Kemudian dikembangkan oleh Rohana Othman dkk dengan menambahkan satu tema
pengungkapan yaitu Tema Tata Kelola Perusahaan. Berikut tema-tema pengungkapan
dalam Islamic Social Reporting antara lain:
1. Tema Keuangan dan Investasi (Finance and Investment Theme)
Konsep dasar pada tema ini adalah tauhid, halal dan haram, dan wajib.
Informasi yang diungkapkan pada tema ini adalah praktik operasional yang
mengandung riba, gharar, dan aktivitas pengelolaan zakat.32 Kegiatan yang
mengandung riba dilarang dalam Islam, sebagaimana ditegaskan Allah dalam al-
Qur’an surat al-Baqarah ayat 278-279. Salah satu bentuk riba di dunia perbankan
adalah pendapatan dan beban bunga. Kegiatan yang mengandung gharar juga
dilarang dalam Islam. Praktik gharar dapat terjadi dalam empat hal, yaitu kuantitas,
kualitas, harga, dan waktu penyerahan. Bentuk lain dari gharar adalah future on
delivery trading atau margin trading, jual-beli valuta asing, melakukan penjualan
melebihi jumlah yang dimiliki atau dibeli (short selling). Aspek lain yang harus
diungkapkan oleh adalah praktik pembayaran dan pengelolaan zakat. Bank syariah
berkewajiban untuk mengeluarkan zakat dari laba yang diperoleh serta menyajikan
laporan sumber dan penggunaan dana zakat selama periode dalam laporan
keuangan. Jika bank syariah belum melakukan fungsi zakat secara penuh, bank
syariah tetap menyajikan laporan zakat.
Pengungkapan lain yang dikembangkan oleh Othman dkk adalah kebijakan
atas keterlambatan pembayaran piutang dan kebangkrutan klien, neraca dengan
nilai saat ini (current value balance sheet/CVBS), dan laporan nilai tambah (value
added statement/VAS). Kebijakan atas keterlambatan pembayaran piutang dan
kebangkrutan klien bertujuan untuk meminimalisasi risiko pembiayaan. Aspek lain
32 Ros Haniffa, Social Reporting Disclosure: An Islamic Perspective, h. 137.
27
yang perlu diungkapkan pada tema ini adalah jenis investasi yang dilakukan oleh
bank syariah dan proyek pembiayaan yang dijalankan.
2. Tema Produk dan Pelayanan (Product and Service Theme)
Konsep dasar pada tema ini adalah tentang tauhid, halal dan haram.
Sedangkan, aspek yang perlu diungkapkan pada tema ini adalah status kehalalan
produk yang digunakan dan pelayanan atas keluhan konsumen. Dalam konteks
perbankan syariah, maka status kehalalan produk dan jasa baru yang digunakan
adalah melalui opini yang disampaikan dan disetujui oleh Dewan Pengawas
Syariah (DPS) untuk setiap produk dan jasa baru. Hal ini penting bagi para
stakeholder untuk mengetahui apakah produk bank syariah terhindar dari hal-hal
yang dilarang syariat Islam. Selain itu, pelayanan atas keluhan nasabah harus
menjadi prioritas bank syariah dalam rangka menjaga kepercayaan nasabah. Saat
ini hampir seluruh bisnis mngedepankan aspek pelayanan bagi konsumen atau
nasabah mereka. Karena pelayanan yang baik akan berdampak pada tingkat
loyalitas nasabah.33
Aspek lain yang harus diungkapkan adalah glossary atau definisi setiap
produk serta akad yang melandasi produk tersebut. Hal ini mengingat akad-akad di
bank syariah menggunakan istialh-istilah yang masih asing bagi masyarakat,
sehingga perlu informasi terkait definisi akad-akad tersebut agar mudah dipahami
oleh pengguna informasi.34
3. Tema Tenaga Kerja (Employee Theme)
Konsep dasar pada tema ini adalah tentang tauhid, amanah dan keadilan.
Informasi yang diungkapkan pada tema ini adalah tentang upah, sifat kerja,
kegiatan keagamaan yang memadai, jam kerja, hari libur, tunjangan karyawan,
kesempatan yang sama serta pendidikan dan pelatihan karyawan.35
33 http://www.iaei-pusat.org/memberpost/ekonomi-syariah/islamic-social-reporting-isr-
sebagai-model-pelaporan-csr-institusi-bisnis-syariah?language=id diakses pada 21 Februari 2018 pukul
21:02. 34 Haniffa dan Hudaib, Exploring the Ethical Identity of Islamic Banks via Communication in
Annual Reports (Journal of Business Ethics, 2007), h. 107. 35 Ros Haniffa, Social Reporting Disclosure: An Islamic Perspective, h. 137.
28
Aspek lain yang dikembangkan oleh Othman dkk adalah kebijakan
remunerasi untuk karyawan, kesamaan peluang karir bagi seluruh karyawan baik
pria maupun wanita, kesehatan dan keselamatan kerja karyawan, keterlibatan
karyawan dalam kebijakan perusahaan, karyawan dari kelompok khusus seperti
cacat fisik atau korban narkoba, tempat ibadah yang memadai, serta waktu atau
kegiatan keagamaan untuk karyawan.36 Aspek pengungkapan lain berupa
kesejahteraan karyawan dan jumlah karyawan yang dipekerjakan.
4. Tema Masyarakat (Community Involvement Theme)
Konsep dasar yang pada tema ini adalah ummah, amanah, dan adil. Konsep
tersebut menekankan pada pentingnya saling berbagi dan meringankan beban
masyarakat. Bentuk saling berbagi dan tolong-menolong bagi bank syariah dapat
dilakukan dengan sedekah, wakaf, dan qardh. Jumlah dan pihak yang menerima
bantuan harus diungkapkan dalam laporan tahunan bank syariah.37 Aspek lain yang
dikembangkan oleh Othman dkk adalah sukarelawan dari kalangan karyawan,
pemberian beaisiwa pendidikan, pemberdayaan kerja bagi mahasiswa,
pengembangan generasi muda, peningkatan kualitas hidup bagi masyarakat miskin,
kepedulian terhadap anak-anak, kegiatan amal atau sosial, dan dukungan terhadap
kegiatan-kegiatan kesehatan, hiburan, olahraga, budaya, pendidikan dan agama.38
5. Tema Lingkungan (Environtmental Theme)
Konsep yang mendasari tema ini adalah tauhid, khilafah, mizan, akhirat,
I’tidal dan Israf yang menekankan pada prinsip keseimbangan, kesederhanaan, dan
tanggung jawab dalam menjaga lingkungan. Informasi yang diungkapkan pada
tema ini adalah mengenai penggunaan sumber daya dan program-program yang
dilakukan untuk menjaga lingkungan. Islam mengajarkan kepada umatnya
senantiasa menjaga, memelihara, dan melestarikan bumi. Allah menciptakan bumi
dan seluruh isinya termasuk lingkungan adalah untuk dikelola manusia tanpa harus
36 Othman dan Thani, Islamic Social Reporting of Listed Companies in Malaysia (International
Business and Economics Research Journal vol. 9, no. 4, 2010), h. 19. 37 Ros Haniffa, Social Reporting Disclosure: An Islamic Perspective, h. 140. 38 Othman dan Thani, Islamic Social Reporting of Listed Companies in Malaysia (International
Business and Economics Research Journal vol. 9, no. 4, 2010), h. 20.
29
merusaknya. Namun, watak dasar manusia yang rakus, telah merusak lingkungan
ini.39
Hal ini telah Allah isyaratkan dalam firman-Nya:
“...telah Nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena
perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari
(akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (Q.S ar-
Ruum: 41)
6. Tema Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance Theme)
Konsep yang mendasari tema ini adalah konsep khilafah. Hal ini sesuai
dengan firman Allah:
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya
Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.”, mereka berkata:
“Mengapa Engaku hendak menjdikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan
membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa
bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?”, Tuhan berfirman:
“Sesungguhnya Aku megetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (Q.S al-Baqarah:
30)
Tema ini tidak bisa dipisahkan dari perusahaan guna memastikan
pengawasan pada aspek syariah perusahaan. Secara formal, corporate governance
dapat didefiniskan sebagai sistem hak, proses, dan kontrol secara keseluruhan yang
ditetapkan oleh manajemen sebuah entitas bisnis dengan tujuan untuk melindungi
kepentingan-kepentingan stakeholder.
Informasi yang diungkapkan dalam tema tata kelola perusahaan adalah
status kepatuhan terhadap syariah, rincian nama dan profil direksi, DPS dan
komisaris, laporan kinerja komisaris; DPS; dan direksi, laporan pendapatan dan
penggunaan dana non halal, laporan perkara hukum, struktur kepemilikan saham,
kebijakan anti korupsi, dan anti terorisme.40
39 Ros Haniffa, Social Reporting Disclosure: An Islamic Perspective, h. 140-141. 40 Gustani, Analisis Tingkat Pengungkapan Kinerja Sosial Bank Syariah berdasarkan Islamic
Social Reporting Index, h. 41-42.
30
F. Review Studi Terdahulu
Azis Budi Setiawan, Kesehatan Finansial dan Kinerja Sosial Bank Umum
Syariah di Indonesia, Tesis Program Magister Bisnis Keuangan Islam Universitas
Paramadina, Jakarta (Juli, 2009). Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan
kesehatan finansial dan kinerja sosial antara Bank Muamalat Indonesia (BMI) dengan
Bank Syariah Mandiri (BSM) periode 2003-2007. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa secara keseluruhan dalam periode 2003-2007, kesehatan finansial BMI lebih
baik dari BSM. Sementara itu, tingkat kinerja sosial BSM dalam periode 2003-2007
lebih baik dari BMI. Perbedaan dengan penulis adalah penulis tidak menggunakan
model rasio untuk menilai kinerja sosial bank syariah, akan tetapi menggunakan indeks
ISR yang dikembangkan oleh Ross Haniffa (2002) dan Othman (2009).
Rohana Othman dkk, Determinants of Islamic Social Reporting Among Top
Shariah-Approved Companies in Bursa Malaysia, Research Jurnal of International
Studies – Issue 12, 2009. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi perusahaan untuk mengungkapkan ISR. Objek penelitian
ini adalah perusahaan top syariah yang terdaftar di Bursa Malaysia. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa variabel Size, profitabilitas dan komposisi dewan pengurus
berpengaruh signifikan dalam pengungkapan ISR. Perbedaan dengan penulis adalah
penulis tidak menggunakan variabel size dan komposisi dewan pengurus.
Hafiez Sofyani dkk, Islamic Social Reporting Index sebagai Model Pengukuran
Kinerja Sosial Perbankan Syariah (Studi Komparasi Indonesia dan Malaysia), Jurnal
Dinamika Akuntansi vol. 4, no. 1, Malang, 2012. Penelitian ini bertujuan untuk
membandingkan kinerja sosial perbankan Islam di Indonesia dan Malaysia dengan
menggunakan model Islamic Social Reporting Index (Indeks ISR). Objek penelitian ini
adalah tiga bank syariah di Indonesia yaitu BMI, BSM, dan BMSI, serta tiga bank
syariah di Malaysia yaitu BMM, BIM, dan HLIB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
secara kseluruhan kinerja sosial perbankan syariah di Malaysia lebih tinggi daripada di
Indonesia. Dari semua bank syariah di Indonesia dan Malaysia tidak ada satu pun yang
mencapai tingkat kinerja sangat bagus. Perbedaan dengan penulis adalah penulis tidak
31
membandingkan kinerja sosial antar bank syariah melainkan menjelaskan pengaruh
kinerja keuangan terhadap pengungkapan ISR pada Bank Umum Syariah di Indonesia.
Doni Kurniawansyah, Analisis Hubungan Financial Performance dan
Corporate Social Responsibility (studi empiris pada perusahaan perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia), Skripsi Universitas Diponegoro, 2013. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui hubungan financial performance (CAR, NPL, ROA,
LDR) dan corporate social responsibility pada perusahaan perbankan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode tahun 2009-2011 sebanyak 29 bank. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pada model 1, variabel NPL dan LDR tidak berpengaruh
signifikan pada tingkat sig. 5%, namun pada tingkat sig. 10%, variabel NPL
berpengaruh negatif signifikan terhadap CSR. Sedangkan variabel CAR dan ROA
tidak berpengaruh terhadap CSR. Pada model 2, variabel CSR berpengaruh positif
terhadap ROA, CSR tidak berpengaruh terhadap LDR pada tingkat sig. 5%. Namun,
pada tingkat sig. 10%, CSR berpengaruh positif terhadap LDR, serta CSR tidak
berpengaruh terhadap CAR dan NPL. Perbedaan dengan penulis adalah penulis
menggunakan indeks ISR untuk menilai CSR, sedangkan penelitian tersebut mengacu
pada instrumen yang dikelompokkan oleh Sembiring (2009), yang dikembangkan dari
penelitian Hackston dan Milne (1996) yang mangklasifikasikan CSR kepada tujuh
kategori, yaitu, lingkungan, energi, kesehatan dan keselamatan tenaga kerja, lain-lain
tentang tenaga kerja, produk, keterlibatan masyarakat, dan umum.
Firda Istiani, Pengaruh Ukuran Bank, Profitabilitas, Likuiditas, dan Leverage
terhadap Pengungkapan Islamic Social Reporting (studi empiris Bank Umum Syariah
di Indonesia periode 2011-2014), Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran bank, profitabilitas,
likuiditas, dan leverage terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility bank
umum syariah, yang diukur dengan indeks ISR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
secara simultan, variabel ukuran bank, profitabilitas, likuiditas, dan leverage
berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan ISR. Secara parsial, variabel ukuran
bank dan profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan ISR, sedangkan variabel
32
likuiditas dan leverage tidak berpengaruh terhadap pengungkapan ISR. Perbedaan
dengan penulis adalah penulis tidak menggunakan variabel ukuran bank dan leverage.
Namun, penulis menambahkan variabel Non Performing Finance (NPF), Good
Corporate Governance (GCG), dan Capital Adequacy Ratio (CAR).
Uun Sunarsih dan Ferdiyansyah, Determinants of The Islamic Social Reporting
Disclosure, al-Iqtishad: Jurnal Ilmu Ekonomi Syariah vol. 9 (1), 2017. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis pengaruh perusahaan yang menerbitkan sukuk, size, dan
profitabilitas terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa hanya variabel size yang berpengaruh terhadap pengungkapan
ISR, sehingga semakin besar total aset semakin besar pengungkapan ISR. Penerbitan
sukuk tidak berpengaruh karena struktur kepemilikan perusahaan di Asia termasuk
Indonesia, cenderung family ownership concentration. Profitabilitas tidak berpengaruh
karena perusahaan memiliki cara pandang yang berbeda-beda terhadap ISR. Perbedaan
dengan penulis adalah penulis tidak menggunakan variabel penerbitan sukuk dan size.
Selain itu, objek penelitian tersebut adalah perusahaan yang menerbitkan sukuk,
sedangkan penulis menjadikan bank umum syariah di Indonesia sebagai objek
penelitian.
G. Kerangka Pemikiran
Dalam mengukur kinerja keuangan bank syariah, penulis menganalisis faktor
keuangan yang telah ditetapkan dalam Peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011
dan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No. 10/SEOJK.03/2014. Faktor yang
digunakan antara lain: profil risiko, Good Corporate Governance, rentablitas, dan
permodalan. Sedangkan untuk pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR)
bank syariah, penulis menggunakan indeks Islamic Social Reporting (ISR) yang telah
ditetapkan oleh AAOIFI yang kemudian dikembangkan oleh beberapa peneliti. Tema
indeks ISR antara lain: Keuangan dan Investasi, Produk dan Pelayanan, Tenaga Kerja,
Masyarakat, Lingkungan, serta Tata Kelola Perusahaan. Berdasarkan teori yang akan
digunakan dan analisis yang akan dilakukan, maka penullis mencoba membangun
kerangka ini:
33
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Analisis Pengaruh Financial Performance terhadap Pengungkapan
Islamic Social Reporting pada Bank Umum Syariah di Indonesia
Tahun 2013-2016
Metode Analisis:
Regresi Data Panel
Uji Hipotesis
Uji Statistik F, Uji Statistik t, dan
Uji Koefisien Determinasi
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan
Variabel Independen
Financing to Deposit Ratio (X2)
Good Corporate Governance (X3)
Return On Asset (X4)
Capital Adequacy Ratio (X5)
Non Performing Finance (X1)
Variabel Dependen
Pengungkapan
Islamic Social Reporting
(Y)
34
H. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian
di mana rumusan masalah telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.
Hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Uji Statistik F (Uji Simultan)
H0 : Diduga financial performance (NPF, FDR, GCG, ROA, CAR) dan Denda
secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan Islamic
Social Responsibility Bank Umum Syariah di Indonesia.
Ha : Diduga financial performance (NPF, FDR, GCG, ROA, CAR) dan Denda
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan Islamic social
responsibility Bank Umum Syariah di Indonesia.
2. Hipotesis untuk pengaruh NPF, FDR, GCG, ROA, CAR dan Denda terhadap
pengungkapan ISR secara parsial adalah sebagai berikut.
a) H0 = NPF secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan
ISR.
H1 = NPF secara parsial berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan ISR.
b) H0 = FDR secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan
ISR.
H2 = FDR secara parsial berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan ISR.
c) H0 = GCG secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan
ISR.
H3 = GCG secara parsial berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan ISR.
d) H0 = ROA secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan
ISR.
H4 = ROA secara parsial berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan ISR.
e) H0 = CAR secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan
ISR.
H5 = CAR secara parsial berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan ISR.
35
f) H0 = Denda secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap pengugkapan
ISR.
H6 = Denda secara parsial berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan ISR.
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Pengertian metode
deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek,
suatu situasi kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa
sekarang. Penelitian asosiatif ini merupakan suatu penelitian yang mencari hubungan
antara satu variabel dengan variabel yang lain. Sedangkan penelitian kuantitatif
menekankan pada pengujian teori melalui variabel penelitian dalam angka-angka dan
melakukan analisis data dengan prosedur statistika dan permodalan matematis.41
Penelitian kuantitatif dengan format deskriptif bertujuan untuk menjelaskan,
meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai variabel yang timbul di
masyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi.42
Pengukuran yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan adalah metode
RGEC yang dipresentasikan dengan variabel Non Performing Finance (NPF),
Financing to Deposit Ratio (FDR), Good Corporate Governance (GCG), Return On
Asset (ROA), dan Capital Adequacy Ratio (CAR). Untuk variabel Denda (Ta’zir)
dilihat pada laporan keuangan pada setiap bank syariah. Sedangkan pengukuran untuk
kinerja sosial bank syariah menggunakan metode Islamic Social Reporting Index
(Indeks ISR).
41 Efferin Sujoko dkk, Metode Penelitian untuk Akuntansi, Suatu Pendekatan Praktis (Malang:
Bayu Media Publishing, 2004), h. 18. 42 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan
Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial lainnya, (Jakarta: Kencana, 2005), h. 36.
37
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Bank Umum Syariah (BUS) di
Indonesia sampai dengan tahun 2016, yaitu sebanyak 12 Bank Umum Syariah terdiri
dari Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, Bank Mega Syariah Bank BRI
Syariah, Bank Syariah Bukopin, Bank BNI Syariah, Bank Jabar Banten Syariah, Bank
BCA Syariah, Bank Victoria Syariah, Maybank Syariah Indonesia, Bank Panin
Syariah, dan Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik
purposive sampling, yaitu metode penetapan responden untuk dijadikan sampel
berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu. Dalam penelitian ini, kriteria yang
digunakan adalah Bank Umum Syariah yang mengungkapkan laporan tahunan ke
publik pada tahun 2013-2016. Dengan kriteria tersebut, Bank Umum Syariah yang
tidak dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah Bank Tabungan Pensiunan Nasional
(BTPN) Syariah karena baru berdiri pada tahun 2014. Dengan demikian, jumlah
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 11 Bank Umum Syariah.
Tabel 3.1
Daftar Sampel Bank Umum Syariah
No. Bank Umum Syariah Kode Bank
1 PT Bank Muamalat Indonesia BMI
2 PT Bank Syariah Mandiri BSM
3 PT Bank Mega Syariah BMS
4 PT Bank BRI Syariah BRIS
5 PT Bank Syariah Bukopin BSB
6 PT Bank BNI Syariah BNIS
7 PT Bank Jabar Banten Syariah BJBS
8 PT BCA Syariah BCAS
9 PT Bank Victoria Syariah BVS
10 PT Maybank Syariah Indonesia MSI
11 PT Bank Panin Syariah BPS
38
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Penelitian Pustaka (Library Research)
Penulis memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang diteliti melalui
buku, artikel, jurnal, laporan penelitian, tesis, internet dan perangkat lain yang
berkaitan dengan penelitian ini.
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan dari laporan
tahunan Bank Umum Syariah di Indonesia periode tahun 2013-2016 yang dapat
diakses dari situs masing-masing bank syariah.
D. Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel Terikat (Dependen)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Pengungkapan Islamic Social
Reporting (ISR). Indeks ISR diukur menggunakan metode content analysis
(analisis isi) untuk mengidentifikasi jenis pengungkapan ISR dengan cara
membaca dan menganalisis laporan tahunan perusahaan. Analisis isi adalah suatu
metode analisa data melalui teknik observasi dan analisa terhadap isi atau pesan
dari suatu dokumen.
Langkah menggunakan analisis isi yaitu dengan pemberian nilai (scoring)
berdasarkan indeks ISR yang terdiri dari 6 indikator yang dikembangkan menjadi
48 item pernyataan, yaitu nilai 0 untuk setiap item yang tidak diungkapkan dan
nilai 1 untuk setiap item yang diungkapkan. Setelah pemberian nilai (scoring) pada
indeks ISR selesai dilakukan, maka besarnya disclosure level dapat ditentukan
dengan rumus berikut:43
Indeks ISR = Jumlah score disclosure yang dipenuhi
Jumlah score maksimum
43 Firda Istiani. Pengaruh Ukuran Bank, Profitabilitas, Likuiditas, dan Leverage terhadap
Pengungkapan Islamic Social Reporting (Skripsi S1, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015), h. 48.
39
2. Variabel Bebas (Independen)
Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut.
a. Non Performing Finance (NPF)
NPF merupakan rasio yang digunakan untuk menghitung risiko kredit pada
penilaian tingkat kesehatan bank. Rumus yang digunakan untuk
menghitung NPF adalah sebagai berikut:
NPF = 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡𝐵𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 x 100%
b. Financing to Deposit Ratio (FDR)
Nilai likuiditas bank diukur dengan menggunakan Financing to Deposit
Ratio (FDR). Rumus yang digunakan untuk menghitung FDR adalah
sebagai berikut:
FDR = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑏𝑒𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑎𝑛𝑎 𝑃𝑖ℎ𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑡𝑖𝑔𝑎 x 100%
c. Good Corporate Governance (GCG)
GCG adalah konsep untuk peningkatan kinerja perusahaan melalui
monitoring kinerja manajemen dan menjamin akuntabilitas manajemen
terhadap stakeholder dengan mendasarkan pada kerangka peraturan.
d. Return On Asset (ROA)
ROA digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk
menhasilkan keuntungan atau laba pada tingkat pendapatan, aset atau modal
tertentu. Rumus yang digunakan untuk menghitung ROA adalah sebagai
berikut:
ROA = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡 x 100%
e. Capital Adequacy Ratio (CAR)
CAR digunakan untuk mengukur rasio kecukupan modal. Rumus yang
digunakan untuk menghitung CAR adalah sebagai berikut:
Capital Adequacy Ratio (CAR) = 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙
𝐴𝑇𝑀𝑅 x 100%
40
f. Denda (Ta’zir)
Denda adalah sejumlah uang yang besarnya ditentukan atas dasar
kesepakatan dan dibuat saat akad ditandatangani.
E. Sumber Data
Data adalah serangkaian bukti-bukti, fakta-fakta, sesuatu yang secara pasti
diketahui atau serangkaian informasi yang ada di sekitar kita. Selain itu juga, data juga
dapat didefiniskan sebagai kumpulan informasi yang diperlukan untuk mengambil
keputusan.44
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
merupakan data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang diukur dalam skala
numerik (angka) yang dibedakan menjadi data interval dan data rasio.45 Data sekunder
yang akan digunakan adalah data deret waktu (time series) dari laporan tahunan Bank
Umum Syariah di Indonesia tahun 2013-2016.
F. Metode Analisis Data
1. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan suatu analisis yang memberikan deskripsi
mengenai data namun tidak untuk menguji hipotesis penelitian yang dirumuskan.
Analisis statistik deskriptif memiliki tujuan untuk menganalisis data dan
menghitung berbagai karakteristik data yang diteliti. Statistik deskriptif
menunjukkan jumlah sampel, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata, dan
standar deviasi. Nilai minimum digunakan untuk menilai nilai terkecil dari data.
Nilai maksimum digunakan untuk mengetahui nilai terbesar dari data. Nilai rata-
rata merupakan nilai untuk mengetahui rata-rata dari data yang diteliti. Sedangkan
standar deviasi digunakan untuk mengetahui variasi data yang diteliti.
44 Mudrajat Kuncoro, Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi (Jakarta: Erlangga, 2003), h. 124. 45 Muhammad Teguh, Metode Penelitian Ekonomi Teori dan Aplikasi (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2005), h. 45.
41
2. Analisis Regresi Data Panel
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
regresi data panel dengan bantuan software pengolah data statistik yaitu Eviews
versi 9.0. Data panel merupakan kumpulan data yang terdiri atas data seksi silang
(beberapa variabel) dan data runtut waktu (berdasarkan waktu).46 Data semacam
ini memiliki keunggulan terutama karena bersifat robust (kuat) terhadap beberapa
tipe pelanggaran yakni heteroskedastisitas dan normalitas. Di samping itu, dengan
perlakuan tertentu struktur data seperti ini dapat diharapkan untuk memberikan
informasi yang lebih banyak (high informational content).47
Pengujian dengan regresi data panel ini digunakan untuk mengetahui
pengaruh variabel independen yang terdiri dari Non Performing Finance (NPF),
Financing to Deposit Ratio (FDR), Good Corporate Governance (GCG), Return
On Asset (ROA), dan Capital Adequancy Ratio (CAR) dan Denda (Ta’zir) terhadap
variabel dependen yaitu Islamic Social Reporting (ISR).
Persamaan model regresi dalam penelitian ini adalah:
ISRit = β + β1 NPFit + β2 FDRit + β3 GCGit + β4 ROAit + β5 CARit + eit
ISRit : Islamic Social Reporting
β : Konstanta
NPFit : Non Performing Finance
FDRit : Financing to Deposit Ratio
GCGit : Good Corporate Governance
ROAit : Return On Asset
CARit : Cash Adequancy Ratio
eit : Komponen error
Dalam estimasi model regresi dengan menggunakan data panel dapat
dilakukan melalui tiga pendekatan, yaitu:
46 Wing Wahyu Winarno, Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews (Yogyakarta:
Unit Penerbit dan Percetakan STIM YKPN, 2011), h. 102. 47 Moch. Doddy Ariefianto, Ekonometri Esensi dan Aplikasi dengan Menggunakan EVIEWS
(Jakarta: Erlangga, 2012), h. 148.
42
a. Pendekatan Common Effect (Pooling Least Square)
Pendekatan ini adalah yang paling sederhana untuk mengestimasi
data panel. Pendekatan ini hanya menggabungkan data cross section dan
data time series tanpa melihat perbedaan antar waktu dan individu.
Kemudian digunakan metode OLS untuk mengestimasi model data panel.48
b. Pendekatan Efek Tetap (Fixed Effect)
Fixed effect adalah teknik mengestimasi data panel dengan
menggunakan variabel dummy untuk menangkap adanya perbedaan
intersep. Fixed effect ini didasarkan adanya perbedaan intersep antara
perusahaan namun intersepnya sama antar waktu (time variant). Model ini
juga mengasumsikan bahwa koefisien regresi (slope) tetap antar perusahaan
dan antar waktu.49
c. Pendekatan Efek Random (Random Effect)
Random effect model digunakan untuk mengatasi kelemahan
metode efek tetap yang membawa konsekuensi berkurangnya derajat
kebebasan yang pada akhirnya mengurangi efisiensi parameter.50
Dalam menentukan model yang paling tepat untuk regresi data panel, dapat
dilakukan dengan beberapa uji berikut ini:
a. Uji Chow
Uji Chow adalah pengujian untuk menentukan model fixed effect
atau common effect yang lebih tepat untuk digunakan dalam estimasi data
panel. Dalam uji Chow, rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
CHOW = 𝑵−𝟏
𝑵𝑻−𝑵−𝑲
48 Agus Widarjono, Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya disertai Panduan Eviews
(Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2013, ed. Ketiga), h. 355. 49 Ibid. h. 357. 50 Ibid. h. 359.
43
Di mana:
N = Jumlah data cross section
T = Jumlah data time series
K = Jumlah variabel penjelas
Pengujian Uji Chow dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut:
H0 = Common Effect Model
H1 = Fixed Effect Model
Pengujian ini mengikuti distribusi F statistik, jika F statistik lebih
besar dari F tabel maka H0 ditolak. Nilai Chow menunjukkan nilai F statistik
di mana jika nilai Chow yang kita dapat lebih besar dari nilai F tabel yang
digunakan berarti kita menggunakan model fixed effect.51 Atau dapat dilihat
kepada nilai probabilitas cross section F dan Chi Square, dengan ketentuan:
Jika probabilitas < 0,05, berarti H0 ditolak dan menggunakan H1.
Jika probabilitas > 0,05, berarti H0 diterima.
b. Uji Haussman
Uji Haussman digunakan untuk menentukan model fixed effect atau
random effect yang lebih sesuai untuk digunakan dalam estimasi data panel.
Rumus uji Haussman adalah:
H = (βRE – βFE)1(∑FE - ∑RE)-1(βRE – βFE)
Di mana:
βRE = Random Effect Estimator
βFE = Fixed Effect Estimator
∑FE = Matriks Kovarians Fixed Effect
∑RE = Matriks Kovarians Random Effect
Pengujian uji Haussman dilakukan dengan hipotesis berikut:
H0 = Random Effect Model
H1 = Fixed Effect Model
51 Bambang Juanda dan Junaidi, Ekonometrika Deret Waktu: Teori dan Aplikasi (Bogor: IPB
Press, 2012), h.195.
44
Statistik uji Haussman ini mengikuti distribusi statistik Chi Square
dengan degree of freedom sebanyak k, di mana k adalah jumlah variabel
independen. Jika nilai statistik Haussman lebih besar dari nilai kritisnya
maka H0 ditolak dan model yang tepat adalah model fixed effect, sedangkan
sebaliknya bila nilai statistik Haussman lebih kecil dari nilai kritisnya maka
model yang tepat adalah model random effect. Atau dapat dilihat kepada
nilai probabilitas cross section random, dengan ketentuan:52
Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak, dan H1 diterima
Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima, dan H1 ditolak
c. Uji Lagrange Multiplier
Uji lagrange multiplier (LM) digunakan untuk mengetahui apakah
model random effect lebih baik dari model common effect. Uji signifikansi
random effect ini dikembangkan oleh Breusch-Pagan. Pengujian ini
didasarkan pada nilai residual dari metode common effect. Uji LM ini
didasarkan pada distribusi Chi Square dengan derajat kebebasan (df)
sebesar jumlah variabel independen. Hipotesis null-nya adalah bahwa
model yang tepat untuk regresi data panel adalah common effect, dan
hipotesis alternatifnya adalah model yang tepat untuk regresi data panel
adalah random effect.
Pengujian uji Lagrange Multiplier dilakukan dengan hipotesis berikut:
H0 = Common Effect Model
H1 = Random Effect Model
Apabila nilai LM hitung leih besar dari nilai kritis Chi Square, maka
hipotesis null ditolak, artinya model yang tepat untuk regresi data panel
adalah model random effect. Sebaliknya, apabila nilai LM hitung lebih kecil
dari nilai kritis Chi Square, maka hipotesis null diterima, artinya model
yang tepat untuk regresi data panel adalah model common effect.53
52 Ibid. h. 197. 53 Siti Yuhanah, Pengaruh Struktur Pasar terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah di
Indonesia (Skripsi S1, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016), h. 66-68.
45
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan secara statistik dengan tujuan untuk melihat
pengaruh nyata atau tidaknya suatu variabel yang akan diteliti. Uji hipotesis yang
akan dilakukan adalah uji F, uji t, dan koefisien determinasi.
a. Uji F
Uji statistik F digunakan untuk menguji apakah semua variabel bebas yang
terdapat dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel terikat. Adapun kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai
berikut:
1) Berdasarkan perbandingan f hitung dengan f tabel
Jika Fhitung > Ftabel, maka Ha diterima artinya seluruh variabel
independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel
dependen.
Jika Fhitung < Ftabel maka Ha ditolak, artinya seluruh variabel
independen secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap
variabel dependen.
2) Berdasarkan probabilitas
Jika probabilitas < 0,05, maka Ha diterima.
Jika probabilitas > 0,05, maka Ha ditolak.
b. Uji t
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variasi variabel
terikat. Adapun kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
1) Berdasarkan perbandingan t-statistik dengan ttabel
Jika t hitung > t tabel, maka Ha diterima, artinya secara parsial variabel
independen berpengaruh terhadap variabel dependen.
Jika t hitung < t tabel, maka Ha ditolak, artinya secara parsial variabel
independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
46
2) Berdasarkan probabilitas
Jika probabilitas < 0,05, maka Ha diterima
Jika probabilitas > 0,05, maka Ha ditolak
c. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Menurut
Widarjono, nilai adjusted R2 berada antara 0 samapai 1 dengan penjelasan
sebagai berikut:
1) Jika nilai adjusted R2 sama dengan 0, berarti tidak ada pengaruh variabel
bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
2) Jika nilai adjuted R2 sama dengan 1, berarti naik atau turunnya variabel
terikat (Y) 100% dipengaruhi oleh variabel bebas (X).
3) Jika nilai adjusted R2 berada di antara 0 dan 1 (0 < R2 < 1), maka
besarnya pengaruh variabel bebas terhadap naik turunnya variabel
terikat adalah sesuai dengan nilai R2 itu sendiri dan sebaliknya berasal
dari faktor-faktor lain.54
54 Firda Istiani, Pengaruh Ukuran Bank, Profitabilitas, Likuiditas, dan Leverage terhadap
Pengungkapan Islamic Social Reporting (studi empiris Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2011-
204) (Skripsi S1, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015), h. 56-58.
47
BAB IV
HASIL DAN ANALISA DATA
A. Hasil Pengungkapan Islamic Social Responsibility (ISR)
Pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) dalam penelitian ini mengacu
pada indeks ISR yang diukur menggunakan metode content analysis (analisis isi).
Langkah menggunakan metode analisis isi tersebut adalah dengan memberikan nilai
(scoring) untuk setiap item pada indeks ISR, yaitu nilai 1 untuk setiap item yang
diungkapkan dan nilai 0 untuk setiap item yang tidak diungkapkan. Berikut adalah hasil
pengukuran indeks ISR secara keseluruhan pada Bank Umum Syariah di Indonesia
tahun 2013-2016.
Tabel 4.1
Hasil Pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) pada Bank Umum
Syariah di Indonesia tahun 2013-2016
No. Bank Umum Syariah 2013 2014 2015 2016
1. Bank Muamalat Indonesia 0,875 0,875 0,854 0875
2. Bank Syariah Mandiri 0,875 0,854 0,854 0,875
3. Bank Mega Syariah 0,625 0,729 0,729 0,833
4. BRI Syariah 0,667 0,542 0,542 0,833
5. Bank Syariah Bukopin 0,604 0,625 0,667 0,750
6. BNI Syariah 0,792 0,771 0,792 0,833
7. BJB Syariah 0,667 0,667 0,708 0,667
8. BCA Syariah 0,521 0,521 0,563 0,604
9. Bank Victoria Syariah 0,542 0,583 0,646 0,625
10. Maybank Syariah Indonesia 0,583 0,604 0,583 0,563
11. Bank Panin Syariah 0,563 0,625 0,688 0,813
Sumber: Data diolah oleh penulis, 2018.
Berdasarkan tabel 4.1 di atas, menunjukkan nilai maksimum pengungkapan
Islamic Social Reporting (ISR) dari tahun 2013-2016 sebesar 87,50% yang
mengungkapkan sebanyak 42 dari 48 item indeks ISR oleh Bank Muamalat Indonesia
pada tahun 2013, 2014, dan 2016 serta Bank Syariah Mandiri pada tahun 2013 dan
2016. Sedangkan, nilai minimum pengungkapan ISR sebesar 52,10% yang
48
mengungkapkan sebanyak 25 dari 48 item indeks ISR oleh BCA Syariah pada tahun
2013 dan 2014. Dengan demikian, belum ada bank umum syariah di Indonesia yang
mengungkapkan indeks ISR secara menyeluruh.
Gambar 4.1
Perbandingan Hasil Pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR)
Sumber: Data diolah oleh penulis, 2018
Gambar 4.1 menunjukkan bahwa Bank Umum Syariah yang memiliki hasil
pengungkapan indeks Islamic Social Reporting tertinggi adalah BUS yang sama untuk
setiap tahunnya, yaitu Bank Muamalat Indonesia. Hasil tersebut menunjukkan adanya
tindakan yang konsisten dalam mengungkapkan item-item pada indeks ISR di setiap
tahunnnya. Sedangkan BUS dengan pencapaian nilai indeks ISR terendah tidak selalu
ditempati oleh BUS yang sama untuk setiap tahunnya. Namun, dalam kurun waktu 4
tahun, pencapaian paling rendah ditempati oleh BCA Syariah. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa rata-rata BUS dengan pencapaian terendah cenderung lebih
mengungkapkan pada tema Tata Kelola Perusahaan saja. Namun demikian,
pengungkapan ISR harus dilakukan pada seluruh aspek perusahaan, baik dalam
kegiatan ekonomi maupun spiritual dan lingkungan.
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
BMI BSM BRIS BNIS BMSI BCAS BSB BPS MSI BVS BJBS
2013 2014 2015 2016
49
Gambar 4.2
Pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) berdasarkan Tema Indeks ISR
Sumber: Data diolah oleh penulis, 2018.
Berdasarkan gambar 4.2 di atas, dari keseluruhan tema indeks ISR yang
diungkapkan, tema Tata Kelola Perusahaan merupakan tema yang memiliki nilai
tertinggi setiap tahunnya. Dalam kurun waktu 4 tahun, tema tersebut selalu mengalami
peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa pengungkapan pada tema tersebut sudah
cukup baik dilakukan oleh setiap BUS pada penelitian ini. Sedangkan, tema yang
menunjukkan nilai cukup rendah ditempati oleh tema lingkungan. Berikut adalah
penjelasan lebih lanjut mengenai hasil pengungkapan indeks ISR untuk setiap tema
pengungkapan.
1. Tema Keuangan dan Investasi
Hasil pengungkapan indeks ISR untuk tema Keuangan dan Investasi pada
tahun 2013 adalah 70%. Selanjutnya, mengalami penurunan sebesar 6% pada tahun
2014 dan 2015 menjadi 64%. Pada tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar 1%
dari tahun sebelumnya menjadi 65%. Pada tema ini terdapat enam item
pengungkapan ISR. Pada item kegiatan yang mengandung riba, pengungkapan
Keuangan danInvestasi
Produk danPelayanan
Tenaga Kerja Masyarakat LingkunganTata KelolaPerusahaan
2013 70% 73% 59% 61% 24% 91%
2014 64% 76% 61% 64% 24% 92%
2015 64% 79% 64% 65% 29% 94%
2016 65% 85% 74% 65% 44% 99%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
2013 2014 2015 2016
50
mengacu pada penempatan dana dan giro serta pendapatan bunga dari bank lain
karena BUS melakukan aktivitas lalu lintas keuangan antar bank termasuk bank
kovensional, sehingga BUS tidak bisa terlepas sepenuhnya dari kegiatan yang
mengandung riba.
Pada item kegiatan yang mengandung ketidakjelasan (gharar),
menunjukkan tidak ada BUS yang mengungkapan item ini. Selanjutnya untuk item
zakat, BUS yang sama sekali tidak mengungkapkan item ini adalah BCA Syariah,
Bank Syariah Bukopin dan Maybank Syariah Indonesia. Untuk Bank Panin Syariah
tidak mengungkapkan item ini pada tahun 2014 dan BJB Syariah pada tahun 2016.
Selebihnya mengungkapkan item ini pada setiap tahun. Untuk item kebijakan atas
pembayaran tertunda dan penghapusan piutang tak tertagih, pengungkapan yang
dilakukan oleh BUS dalam kurun waktu 4 tahun hanya sebesar 43%. Hal ini
menunjukkan bahwa BUS belum cukup baik dalam mematuhi kebijakan PPAP
(Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif). Selanjutnya untuk item kegiatan
investasi dan proyek pembiayaan, dari 11 BUS, seluruhnya mengungkapkan item
ini dalam kurun waktu 4 tahun.
2. Tema Produk dan Pelayanan
Hasil pengungkapan indeks ISR untuk tema Produk dan Pelayanan pada
tahun 2013 adalah sebesar 73%. Terjadi kenaikan masing-masing 3% dari tahun
sebelumnya, yaitu pada tahun 2014 sebesar 76% dan pada tahun 2015 sebesar 79%.
Untuk tahun 2015, kenaikan terjadi sebesar 6% menjadi 85%. Pada tema ini
terdapat tiga item pengungkapan ISR. Pada item persetujuan Dewan Pengawas
Syariah (DPS) untuk suatu produk, hasil penilaian sebesar 100% karena item ini
sangat penting sebagai syarat diberlakukannya suatu produk pada bank syariah.
Selanjutnya untuk item Glossary/definisi setiap produk, hasil penilaian sebesar
84%. Hasil tersebut cukup baik, mengingat definisi setiap produk sangat membantu
bagi para nasabah untuk lebih memahami produk-produk bank syariah yang
sebagian besar menggunakan bahasa Arab. Item terakhir adalah item pelayanan atas
keluhan nasabah. Item pengungkapan ini merupakan bentuk kepedulian dan
51
tanggung jawab bank syariah terhadap kepuasan pelayanan kepada nasabah.
Namun, pengungkapan item ini belum dilakukan dengan cukup baik oleh BUS pada
penelitian ini, dibuktikan dengan hasil penilaian yang hanya sebesar 50%.
3. Tema Tenaga Kerja
Hasil pengungkapan indeks ISR untuk Tenaga Kerja pada tahun 2013
adalah sebesar 59%. Pada tahun 2014, 2015, dan 2016 secara berurutan mencapai
nilai 61%, 64%, dan 74%. Hasil penilaian tersebut dapat dikatakan cukup baik
karena mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tema ini terdapat 11 item
pengungkapan ISR. Dari keseluruhan item, hasil penilaian tertinggi dicapai oleh
item pendidikan dan pelatihan karyawan, yaitu sebesar 97%. Hal ini membuktikan
bahwa bank syariah selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas kerja
karyawannya. Untuk item pengungkapan dengan nilai terendah adalah item jam
kerja karyawan, yaitu sebesar 0%. Hal ini bukan berarti bank syariah tidak
memperhatikan jam kerja karyawannya, tetapi jam kerja yang berbeda di kalangan
karyawan cenderung sulit untuk diungkapkan.
Untuk 9 item lainnya, yaitu Komposisi karyawan dengan nilai sebesar 84%;
Rasio Gaji/tunjangan karyawan dengan nilai sebesar 88%; Remunerasi Karyawan
dengan nilai sebesar 50%; Kesamaan Peluang bagi Seluruh Karyawan/keterlibatan
karyawan dan Apresiasi terhadap Karyawan Berprestasi memiliki nilai yang sama
sebesar 93%; Kesehatan dan Keselamatan Kerja dengan nilai sebesar 47%;
Lingkungan Kerja dengan nilai sebesar 61%; Waktu Ibadah/kegiatan religious
dengan nilai sebesar 86%; dan Tempat Beribadah yang Memadai bagi Karyawan
hanya mendapat nilai sebesar 6%.
4. Tema Masyarakat
Hasil pengungkapan indeks ISR untuk tema Masyarakat pada tahun 2013
adalah sebesar 61%. Pada tahun 2014 meningkat 3% menjadi 64%. Pada tahun
2015 dan 2016 mendapat hasil yang sama sebesar 65%. Pada tema ini terdapat 10
item pengungkapan. Item yang paling banyak diungkapkan adalah item pemberian
donasi (sedekah) dan pinjaman untuk kebaikan (qardul hasan) masing-masing
52
sebesar 100% dan 97%. Untuk item dengan nilai terendah adalah item
pemberdayaan kerja para lulusan sekolah/kuliah sebesar 0%.
Item pengungkapan lain yang cukup menjadi sorotan, yaitu item program
pendidikan dengan nilai sebesar 84%; item peningkatan kualitas hidup masyarakat
(pemberdayaan ekonomi) memiliki nilai sebesar 79%; item kepedulian terhadap
anak-anak (yatim piatu) dengan nilai sebesar 81%; dan item menyokong kegiatan
sosial kemasyarakatan/kesehatan/olahraga dengan nilai sebesar 86%.
Untuk item wakaf hanya mendapat nilai sebesar 11%. Sedangkan item
zakat, sumbangan atau sukarelawan dari kalangan karyawan dan nasabah mendapat
nilai sebesar 65%. Selebihnya untuk item pengembangan generasi muda mendapat
nilai sebesar 27%.
5. Tema Lingkungan
Hasil pengungkapan indeks ISR untuk tema Lingkungan pada tahun 2013
dan 2014 memiliki nilai yang sama sebesar 24%. Pada tahun 2015 mengalami
kenaikan sebesar 5% menjadi 29%. Pada tahun 2016 terjadi peningkatan yang
cukup tinggi dari tahun sebelumnya sebesar 15% menjadi 44%. Pada tema ini
terdapat 5 item pengungkapan ISR. Dari keseluruhan item, hasil tertinggi diperoleh
oleh item kegiatan mengurangi efek pemanasan global, yaitu sebesar 50%. Hal ini
menunjukkan bahwa item tersebut menjadi sorotan utama dalam tema Lingkungan
ini dengan kegiatan yang dilakukan seperti, meminimalisir polusi, pengolahan air
limbah, dan pengolahan air besar. Kegiatan lain yang saat ini sangat gencar
dilakukan oleh suatu perusahaan program go green, seperti minimalisasi
penggunaan kertas di kantor digantikan dengan penggunakan surat elektronik (e-
mail), penghematan listrik dan air.
Untuk item pengungkapan dengan nilai terendah adalah item
penghargaan/sertifikasi lingkungan hidup, yaitu sebesar 0%. Item lainnya adalah
item konservasi lingkungan hidup dengan nilai sebesar 38%. Kegiatan yang
dilakukan untuk mendukung item ini adalah melakukan penanaman pohon bersama
dan budidaya tanaman yang memiliki banyak manfaat. Selanjutnya, item
53
pendidikan mengenai lingkungan hidup dengan niali sebesar 34%. Kegiatan yang
dilakukan untuk mendukung item ini adalah pelatihan tentang pemberdayaan
lingkungan dan pelatihan penghijauan lingkungan. Item terakhir adalah item sistem
manajemen lingkungan dengan nilai sebesar 27%.
6. Tema Tata Kelola Perusahaan
Hasil pengungkapan indeks ISR untuk tema Tata Kelola Perusahaan pada
tahun 2013 adalah sebesar 91%. Pada tahun 2014 dan 2015, nilai pengungkapan
sebesar 92% dan 94%. Untuk than 2016, terjadi peningkatan sebesar 5% dari tahun
sebelumnya menjadi 99%. Pada tema ini terdapat 13 item pengungkapan ISR. Item
yang paling banyak diungkapkan dengan nilai mencapai 100% adalah status
kepatuhan terhadap syariah; rincian nama dan profil dewan komisaris; kinerja
komisaris; rincian nama dan profil direksi/manajemen; kinerja direksi; rincian
nama dan profil dewan pengawas syariah; kinerja DPS;dan struktur kepemilikan
saham.
Untuk item remunerasi bagi dewan komisaris, direksi dan dewan pengawas
syariah memiliki nilai yang sama, yaitu sebesar 90%. Untuk item lainnya adalah
kebijakan anti korupsi serta kebijakan anti pencucian uang dan praktik
menyimpang lainnya juga memiliki nilai yang sama, yaitu sebesar 72%. Item
tersebut merupakan langkah awal bank syariah dalam memerangi korupsi, tindak
pencucian uang dan praktik menyimpang lainnya. Secara keseluruhan,
pengungkapan pada tema ini merupakan pengungkapan dengan nilai tertinggi dari
tema pengungkapan indeks ISR lainnya. hal ini membuktikan bahwa bank syariah
menerapkan tata kelola perusahaan dengan sangat baik.
B. Analisis Statistik Deskriptif
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel dependen yaitu
Islamic Social Reporting (ISR) dan variabel independen yaitu Non Performing Finance
(NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), Good Corporate Governance (GCG),
Return On Asset (ROA), dan Capital Adequacy Ratio (CAR). Objek penelitian dalam
54
penelitian ini adalah Bank Umum Syariah di Indonesia pada tahun 2013-2016 yang
telah memenuhi kriteria pengambilan sampel melalui teknik purposive sampling
sebanyak 11 Bank Umum Syariah dapat dilihat pada tabel 3.1. Berikut adalah hasil
pengujian statistik deskriptif untuk variabel-variabel tersebut di atas.
Tabel 4.2
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Variabel N Minimum Maximum Mean Standar
Deviasi
ISR 44 0,52 0,87 0,69 0,118543
NPF 44 0,00 17,91 2,97 2,770766
FDR 44 79,19 157,77 96,14 16,02008
GCG 44 1,00 3,00 1,85 0,553891
ROA 44 -20,13 3,61 -0,12 3,849359
CAR 44 11,10 59,61 21,15 11,52654
DENDA 44 0,00 73.106.988.372 4.249.723.050 13.517.894.125
Sumber: Data diolah oleh penulis, 2018.
Berdasarkan tabel 4.2 di atas, dapat dilihat bahwa jumlah data (N) yang
digunakan sebanyak 44 data. Nilai ISR dari 11 BUS pada tahun 2013-2016 berkisar
antara 0,521 sampai 0,875, dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 0,695. Nilai minimum
ISR diperoleh oleh BCA Syariah pada tahun 2013 dan 2014. Hal ini dikarenakan pada
tahun tersebut, BCA Syariah hanya mengungkapkan 23 item pengungkapan indeks ISR
dari 48 item yang dilampirkan. Sedangkan untuk nilai maksimum ISR diperoleh oleh
Bank Muamalat Indonesia pada tahun 2013, 2014 dan 2016, serta Bank Syariah
Mandiri pada tahun 2013 dan 2016. Nilai standar deviasi ISR sebesar 0,118, yang
berarti nilai indeks ISR yang menyimpang kurang lebih sebesar 0,118 dari rata-rata
ISR secara keseluruhan.
Variabel Non Performing Finance (NPF) untuk tahun 2013-2016 memiliki nilai
antara 0 sampai 17,910, dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 2,974. Nilai minimum
NPF terdapat pada BCA Syariah dan Maybank Syariah Indonesia pada tahun yang
sama, yaitu tahun 2013. Hal ini membuktikan bahwa risiko akibat kegagalan nasabah
55
atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban pada bank syariah tersebut cenderung
rendah. Sedangkan nilai maksimum NPF terdapat pada BJB Syariah pada tahun 2016.
Nilai standar deviasi pada variabel NPF adalah sebesar 2,770, yang berarti NPF pada
11 BUS memiliki variabilitas sebesar 2,770 atau menyimpang kurang lebih sebesar
2,770 dari rata-rata NPF secara keseluruhan.
Variabel Financing to Deposit Ratio (FDR) untuk tahun 2013-2016 memiliki
nilai antara 79,190 sampai dengan 157,770, dengan nilai rata-rata (mean) sebesar
96,144 dan nilai standar deviasi sebesar 16,020. Nilai minimum pada variabel FDR
terdapat pada Bank Syariah Mandiri pada tahun 2016. Hal ini membuktikan bahwa
rasio yang rendah menunjukkan bank syariah tersebut memiliki likuiditas yang baik
dengan kelebihan kapasitas dana yang siap untuk dipinjamkan (fungsi intermediasi).
Sedangkan nilai maksimum FDR terdapat pada Maybank Syariah Indonesia pada tahun
2014, menunjukkan bahwa bank syariah dengan rasio yang tinggi, meminjamkan
seluruh dananya atau relatif tidak likuid. Di sisi lain, standar yang diperkenankan Bank
Indonesia untuk rasio FDR berkisar antara 80% sampai dengan 100%. Jika rasio FDR
bank syariah berada pada angka di bawah 80%, maka dana yang dihimpun tidak
disalurkan dengan baik, dengan kata lain fungsi intermediasi bank syariah tersebut
tidak dijalankan dengan efektif. Sedangkan, jika rasio FDR bank syariah melebihi
angka 110%, maka volume pembiayaan yang disalurkan melebihi dana yang dihimpun
bank syariah tersebut. Rasio FDR yang terlampau tinggi menunjukkan likuiditas bank
tersebut kurang baik.
Variabel Good Corporate Governance (GCG) untuk tahun 2013-2016 memiliki
nilai antara 1 sampai dengan 3, dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 1,850. Nilai
minimum GCG terdapat pada Bank Syariah Mandiri pada tahun 2016 serta BCA
Syariah pada tahun 2014, 2015 dan 2016. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan GCG
pada bank syariah tersebut sangat baik, karena semakin kecil peringkat GCG yang
diperoleh semakin mencerminkan penerapan GCG yang lebih baik. Sedangkan, nilai
maksimum GCG terdapat pada Bank Muamalat Indonesia pada tahun 2014 dan 2015,
Bank Victoria Syariah pada tahun 2015, serta Maybank Syariah Indonesia pada tahun
56
2015 dan 2016. Nilai GCG tersebut mendapat predikat “cukup baik”. Untuk nilai
standar deviasi GCG sebesar 0,553, artinya variabel GCG menyimpang kurang lebih
0,533 dari rata-rata GCG secara keseluruhan.
Variabel Return On Asset (ROA) untuk tahun 2013-2016 memiliki nilai antara
-20,130 sampai dengan 3,610, dengan nilai rata-rata (mean) sebesar -0,126. Nilai
minimum ROA terdapat pada Maybank Syariah Indonesia pada tahun 2015 dan untuk
nilai maksimum juga terdapat pada bank syariah tersebut pada tahun 2014. Untuk nilai
minimum ROA, menunjukkan bahwa terdapat kerugian sebesar -20,13% dari seluruh
nilai aset bank syariah tersebut. Sedangkan, untuk nilai maksimum ROA, menunjukkan
bahwa bank syariah tersebut menghasilkan laba bersih sebesar 3,61% dari total aset
yang dimiliki. Semakin tinggi nilai ROA semakin baik kemampuan bank syariah dalam
menghasilkan laba. Untuk nilai standar deviasi ROA adalah sebesar 3,849, artinya
variabel ROA menyimpang kurang lebih 3,849 dari rata-rata ROA secara keseluruhan.
Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) untuk tahun 2013-2016 memiliki nilai
antara 11,100 sampai dengan 59,610, dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 21,150 dan
nilai standar deviasi sebesar 11,526. Nilai minimum CAR terdapat pada Bank Syariah
Bukopin pada tahun 2013. Hal ini menunjukkan bahwa rasio kecukupan modal bank
syariah tersebut dapat dikatakan cukup baik karena batas aman rasio ini minimal adalah
8%. Artinya, bank syariah tersebut mampu melindungi nasabah dan menjaga stabilitas
keuangan secara keseluruhan. Sedangkan nilai maksimum CAR terdapat pada
Maybank Syariah Indonesia pada tahun 2013. Semakin besar nilai CAR mencerminkan
kemampuan bank syariah tersebut semakin baik dalam menghadapi risiko kerugian.
Variabel Denda (Ta’zir) untuk tahun 2013-2016 memiliki nilai antara 0 sampai
dengan 73.106.988.372, dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 4.249.723.050 dan nilai
standar deviasi sebesar 13.517.894.125. Nilai maksimum Denda terdapat pada Bank
Syariah Mandiri pada tahun 2015. Dana denda yang diterima bank tersebut terbilag
cukup besar. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak nasabah yang terlambat
membayar angsuran maka semakin besar dana denda yang diterima oleh bank tersebut.
Sedangkan nilai minimum Denda terdapat pada Bank Mega Syariah pada tahun 2013-
57
2016, BNI Syariah pada tahun 2016, Bank Victoria Syariah pada tahun 2013, 2014,
dan 2016 dan Bank Panin Syariah pada tahun 2013-2016. Hal ini menunjukkan bahwa
bank syariah tersebut tidak menerima dana denda pada tahun tertentu yang artinya
nasabah bank syariah tersebut membayar tanggungan pembiayaannya tepat waktu.
C. Analisis Regresi Data Panel
Dalam analisis regresi data panel dapat dilakukan melalui tiga model, yaitu
common effect (pooling least square), fixed effect dan random effect. Selanjutnya, akan
dilakukan pengujian dengan alat bantu analisis yaitu data panel untuk menentukan dari
tiga model tersebut, mana yang paling tepat untuk digunakan dalam penelitian ini.
Untuk menentukan model mana yang paling tepat dari ketiga model tersebut, tiga
pengujian, yaitu Uji Chow, Uji Haussman. Dan Uji Lagrangre Multiplier. Berikut
adalah hasil dari pengujian tersebut.
1. Uji Chow
Uji Chow dilakukan untuk menentukan model fixed effect atau common
effect yang lebih tepat untuk digunakan dalam estimasi data panel. Dengan
ketentuan jika probabilitas Chi-square > 0,05 maka H0 diterima, atau model yang
digunakan adalah common effect. Jika probablitas < 0,05 maka H0 ditolak dan H1
diterima, atau model yang digunakan adalah fixed effect.
Tabel 4.3
Hasil Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Pool: BUS
Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 8.418281 (10,27) 0.0000
Cross-section Chi-square 62.274911 10 0.0000
Sumber: Output Eviews
58
Hasil uji chow menunjukkan bahwa nilai probabilitas Cross-section F
adalah 0,0000 < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya, model yang lebih
tepat digunakan untuk estimasi data panel adalah model fixed effect.
2. Uji Haussman
Uji Haussman dilakukan untuk menentukan model fixed effect atau random
effect yang lebih tepat digunakan dalam estimasi data panel. Dengan ketentuan jika
probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, atau model yang digunakan
adalah model fixed effect. Namun, jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima dan
H1 ditolak, atau model yang digunakan adalah model random effect.
Tabel 4.4
Hasil Uji Haussman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Pool: BUS
Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 13.347608 6 0.0378
Sumber: Output Eviews
Hasil uji haussman menunjukkan bahwa nilai probabilitas Cross-section
random adalah 0,0378 < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya, model
yang tepat digunakan untuk estimasi data panel adalah model fixed effect.
D. Pengujian Hipotesis
Berdasarkan pengujian Uji Chow dan Uji Haussman dalam pemilihan model
regresi data panel, model regresi yang tepat digunakan pada penelitian ini adalah model
fixed effect. Selanjutnya adalah melakukan pengujian hipotesis pada model fixed effect.
1. Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi atau Adjusted R-square (R2) bertujuan untuk
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
terikat. Nilai koefisiensi R2 mempunyai interval antara 0 sampai 1 (0<R2<1).
59
Semakin besar nilai R2 (mendekati 1), maka semakin baik hasil untuk model regresi
tersebut. Namun, semakin mendekati 0, maka variabel independen secara
keseluruhan tidak dapat menjelaskan variabel dependen.
Tabel 4.5
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.816270 Mean dependent var -0.373636
Adjusted R-squared 0.707393 S.D. dependent var 0.170513
S.E. of regression 0.092236 Akaike info criterion -1.644554
Sum squared resid 0.229703 Schwarz criterion -0.955208
Log likelihood 53.18019 Hannan-Quinn criter. -1.388911
F-statistic 7.497163 Durbin-Watson stat 1.711934
Prob(F-statistic) 0.000003
Sumber: Output Eviews
Berdasarkan tabel 4.5, hasil output Adjusted R-squared (R2) adalah sebesar
0,707393. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan variabel independen (NPF,
FDR, GCG, ROA, CAR, DENDA) dalam menjelaskan variabel dependen (ISR)
adalah sebesar 70,7393%, sedangkan sisanya sebesar 29,2607% dijelaskan oleh
variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
2. Uji Signifikan Simultan (Uji F)
Uji statistik F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen
secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Dengan ketentuan
jika F hitung > F tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya variabel
independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Sedangkan, jika F hitung < F tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya
variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel independen.
Untuk mendapatkan nilai F tabel dilakukan perhitungan sebagai berikut:
60
t tabel (t kritis) = α ; df = (k-1), (n-k)
= 5% ; df = (7-1), (44-7)
= 5% ; df = (6), (37)
= 2,36
Tabel 4.6
Hasil Uji F
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.816270 Mean dependent var -0.373636
Adjusted R-squared 0.707393 S.D. dependent var 0.170513
S.E. of regression 0.092236 Akaike info criterion -1.644554
Sum squared resid 0.229703 Schwarz criterion -0.955208
Log likelihood 53.18019 Hannan-Quinn criter. -1.388911
F-statistic 7.497163 Durbin-Watson stat 1.711934
Prob(F-statistic) 0.000003
Sumber: Output Eviews
Berdasarkan tabel 4.6 di atas, hasil nilai F hitung adalah sebesar 7,497163
dan perhitungan F tabel mendapat hasil sebesar 2,36. Dengan demikian F hitung
(7,497163) > F tabel (2,36) dan nilai probabilitas 0,000003 < 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya, variabel independen dalam
penelitian ini (NPF, FDR, GCG, ROA, CAR, DENDA) secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (ISR).
3. Uji Signifikan Parsial (Uji t)
Uji statistik t dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat.
Dengan ketentuan jika t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya,
variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen.
Sedangkan, jika t hitung < t tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya,
variabel independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
Untuk mendapatkan t tabel dilakukan perhitungn sebagai berikut.
61
t tabel (t kritis) = α ; df = (n-k)
= 5% ; df (44-7)
= 5% ; df (37)
= 2,026192
Tabel 4.7
Hasil Uji t
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -1.146164 1.004369 -1.141178 0.2638
NPF? 0.032581 0.030608 1.064472 0.2965
FDR? -0.033360 0.215587 -0.154740 0.8782
GCG? 0.026266 0.084814 0.309693 0.7592
ROA? 0.015117 0.018338 0.824328 0.4170
CAR? 0.300459 0.100298 2.995678 0.0058
DENDA? -9.42E-06 0.004007 -0.002350 0.9981
Sumber: Output Eviews
Berdasarkan tabel 4.7 di atas, hasil nilai t hitung pada variabel NPF adalah
sebesar 1.064472 dan perhitungan t tabel mendapat hasil sebesar 2,026192. Dengan
demikian, t hitung (1,064472) < t tabel (2,026192) dan nilai probabilitas sebesar
0,2965 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya,
variabel NPF secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel ISR.
Pada tabel 4.7, hasil nilai t hitung pada variabel FDR adalah sebesar -
0,154740 dan perhitungan t tabel mendapat hasil sebesar 2,026192. Dengan
demikian, t hitung (-0,154740) < t tabel (2,026192) dan nilai probabilitas sebesar
0,8782 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya,
variabel FDR secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel ISR.
Pada tabel 4.7, hasil nilai t hitung pada variabel GCG adalah sebesar
0,309693 dan perhitungan t tabel mendapat hasil sebesar 2,026192. Dengan
demikian, t hitung (0,309693) < t tabel (2,026192) dan nilai probabilitas sebesar
0,7592 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya,
variabel GCG secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel ISR.
62
Pada tabel 4.7, hasil nilai t hitung pada variabel ROA adalah sebesar
0,824328 dan perhitungan t tabel mendapat hasil sebesar 2,026192. Dengan
demikian, t hitung (0.824328) < t tabel (2,026192) dan nilai probabilitas sebesar
0,4170 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya,
variabel ROA secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel ISR.
Pada tabel 4.7, hasil nilai t hitung pada variabel CAR adalah sebesar
2,995678 dan perhitungan t tabel mendapat hasil sebesar 2,026192. Dengan
demikian, t hitung (2,995678) > t tabel (2,026192) dan nilai probabilitas sebesar
0,0058 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya,
variabel CAR secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel ISR.
Pada tabel 4.7, hasil nilai t hitung pada variabel DENDA adalah sebesar -
0,002350 dan perhitungan t tabel mendapat hasil sebesar 2,026192. Dengan
demikian, t hitung (-0,002350) < t tabel (2,026192) dan nilai probabilitas sebesar
0,9981 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya,
variabel DENDA secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel
ISR.
4. Persamaan Model Regresi Data Panel
Hasil analisis regresi data panel dapat dilihat pada tabel 4.7 dan didapatkan
model persamaan regresi sebagai berikut:
ISRit = - 1,146164 + 0,032581NPFit – 0,033360FDRit + 0,026266GCGit +
0,015117ROAit + 0,300459CARit – 9,42E-06DENDAit + εit
Dari model persamaan regresi di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Konstanta sebesar -1,146164 menyatakan bahwa jika NPF, FDR, GCG,
ROA, CAR dan DENDA bernilai 0, maka nilai ISR sebesar -1,146164
b) Koefisien regresi NPF sebesar 0,032581 menyatakan bahwa setiap
penambahan 1 satuan dari faktor NPF, maka nilai ISR akan meningkat
sebesar 0,032581 dengan asumsi bahwa variabel independen lain dari
model regresi konstan.
63
c) Koefisien regresi FDR sebesar -0,033360 menyatakan bahwa setiap
penambahan 1 satuan dari faktor FDR, maka nilai ISR akan menurun
sebesar 0,033360 dengan asumsi bahwa variabel independen lain dari
model regresi konstan.
d) Koefisien regresi GCG sebesar 0,026266 menyatakan bahwa setiap
penambahan 1 satuan dari faktor GCG, maka nilai ISR akan meningkat
sebesar 0,026266 dengan asumsi bahwa variabel independen lain dari
model regresi konstan.
e) Koefisien regresi ROA sebesar 0,015117 menyatakan bahwa setiap
penambahan 1 satuan dari faktor ROA, maka nilai ISR akan meningkat
sebesar 0,015117 dengan asumsi bahwa variabel independen lain dari
model regresi konstan.
f) Koefisien regresi CAR sebesar 0,300459 menyatakan bahwa setiap
penambahan 1 satuan dari faktor CAR, maka nilai ISR akan meningkat
sebesar 0,300459 dengan asumsi bahwa variebel independen lain dari
model regresi konstan.
g) Koefisien regresi FDR sebesar -9,42E-06 menyatakan bahwa setiap
penambahan 1 satuan dari faktor FDR, maka nilai ISR akan menurun
sebesar 9,42E-06 dengan asumsi bahwa variabel independen lain dari
model regresi konstan.
E. Pembahasan
Analisis regresi data panel yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui
pengaruh dari NPF, FDR, GCG, ROA, CAR dan DENDA terhadap pengungkapan
ISR pada Bank Umum Syariah. Berdasarkan hasil Uji Haussman untuk
menentukanmodel regresi yang tepat, model regresi yang terpilih adalah fixed effect
model. Berikut adalah pembahasan hasil penelitian berdasarkan model fixed effect.
64
1. Non Performing Finance (NPF)
Variabel NPF memiliki nilai t hitung (1,064472) < t tabel (2,026192)
dengan nilai signifikansi sebesar 0,2965 > taraf signifikansi 0,05. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa NPF tidak berpengaruh signifikan terhadap
pengungkapan ISR, dengan demikian H0 diterima dan H1 ditolak.
Nilai NPF yang tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan
ISR, menunjukkan bahwa bank syariah tidak perlu khawatir terhadap kenaikan
rasio NPF selama masih pada batas aman di bawah 7% sesuai dengan peraturan
yang berlaku. Artinya, meskipun rasio NPF mengalami kenaikan, bank syariah
akan tetap mengungkapkan dan melaporkan tanggung jawab sosialnya karena
hal tersebut sudah menjadi kewajiban bank syariah sebagai bentuk
pertanggungjawaban kepada pembuat keputusan, stakeholder, dan nasabah
untuk meningkatkan loyalitas kepada bank syariah tersebut.
Hasil penelitian ini menguatkan hasil penelitian Kurniawansyah (2013)
yang menyatakan bahwa variabel NPL tidak berpengaruh signifikan pada
tingkat sig. 5% terhadap CSR.
2. Financing to Deposit Ratio (FDR)
Variabel FDR memiliki nilai t hitung (-0,154740) < t tabel (2,026192)
dengan nilai signifikansi sebesar 0,8782 > taraf signikansi 0,05. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa FDR tidak berpengaruh signifikan terhadap
pengungkapan ISR, dengan demikian H0 diterima dan H2 ditolak.
FDR yang diperkenankan oleh Bank Indonesia berkisar antara 80%
sampai dengan 110%. Sampel pada penelitian ini memiliki nilai tertinggi
mencapai 157%, yang menunjukkan pembiayaan bank syariah tersebut lebih
besar dari dana yang dihimpun, sehingga dapat diindikasikan bahwa dana yang
digunakan bank syariah tersebut untuk menyalurkan pembiayaan berasal dari
sumber lain. Hal tersebut menunjukkan bahwa bank syariah lebih fokus untuk
melakukan penghimpunan dana dibandingkan menggunakan dana untuk
tanggung jawab sosial.
65
Pada penelitian ini, rasio FDR tidak berpengaruh signifikan terhadap
pengungkapan ISR. Artinya, berapapun nilai FDR tidak memberikan dampak
secara langsung terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial bank syariah.
Hasil penelitian ini menguatkan hasil penelitian Kurniawansyah (2013) yang
menyatakan bahwa variabel LDR tidak berpengaruh signifikan pada tingkat sig.
5% terhadap CSR dan Firda Istiani (2015) yang juga menyatakan bahwa
variabel likuiditas yang diproksikan dengan FDR tidak berpengaruh signifikan
terhadap pengungkapan ISR.
3. Good Corporate Governance (GCG)
Variabel GCG memiliki nilai t hitung (0,309693) < t tabel (2,026192)
dengan nilai signifikansi sebesar 0,7592 > taraf signikansi 0,05. Hal tersebut
menunjukkan bahwa GCG tidak berpengaruh signifikan terhadap
pengungkapan ISR, dengan demikian H0 diterima dan H3 ditolak.
Penilaian faktor GCG bagi bank syariah merupakan penilaian terhadap
kualitas manajemen atas pelaksanaan prinsip GCG, yaitu transparansi,
akuntabilitas, pertanggungjawaban, professional dan kewajaran. Meskipun
hasil penelitian ini tidak berpengaruh signifikan, akan tetapi pengungkapan ISR
adalah suatu bentuk transparansi dan tanggung jawab bank syariah agar tercipta
penerapan tata kelola perusahaan yang baik. Pada laporan penerapan GCG pun
terdapat laporan penggunaan dana kebajikan yang merupaka bagian dari tema
Masyarakat pada indeks ISR.
4. Return On Asset (ROA)
Variabel ROA memiliki nilai t hitung (0.824328) < t tabel (2,026192)
dengan nilai signifikansi sebesar 0,4170 > taraf signifikansi 0,05. Hal tersebut
menunjukkan bahwa ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap
pengungkapan ISR, dengan demikian H0 diterima dan H4 ditolak.
Pada penelitian ini, meskipun nilai ROA cenderung rendah, bukan
berarti pengungkapan ISR ikut menjadi rendah. Hal ini dibuktikan dengan
terjadinya peningkatan pengungkapan ISR selama 4 tahun. Saat ini, bank
66
syariah cenderung berpikir bahwa dengan mengungkapkan tanggung jawab
sosialnya akan memberikan dampak positif bagi bank syariah seperti loyalitas
kepada bank syariah meningkat, citra baik bank syariah meningkat, dan
memperoleh laba dengan bertambahnya investor.
Hasil penelitian ini menguatkan hasil penelitian Kurniawansyah (2013)
yang menyatakan bahwa variabel ROA tidak berpengaruh signifikan pada
tingkat sig. 10% terhadap CSR.
5. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Variabel CAR memiliki nilai t hitung (2.995678) > t tabel (2,026192)
dengan nilai signnifikansi sebesar 0,0058 < taraf signifikansi 0,05. Hal tersebut
menunjukkan bahwa CAR berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan
ISR, dengan demikian H0 ditolak dan H5 diterima.
CAR merupakan rasio kecukupan modal bank syariah terhadap aset
tertimbang menurut risiko. Dengan adanya rasio CAR yang besar menunjukkan
modal bank yang besar pula, sehingga bank dapat leluasa menempatkan dana
tersebut sebagai dana untuk CSR. Pada dasarnya ketika bank syariah
menerapkan CSR, berarti bank syariah telah menyiapkan dana khusus untuk
membiayai kegiatan sosialnya. Namun, kemungkinan yang dapat terjadi adalah
bank syariah kekurangan dana untuk dialokasikan pada program CSR-nya,
sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa sebagian dana untuk modal bank
syariah digunakan untuk membiayai program CSR. Hal ini mengharuskan
pihak manajemen bank syariah untuk lebih kreatif lagi dalam menentukan
program CSR agar dapat menarik lebih banyak investor untuk menyumbangkan
dananya pada program CSR bank syariah.
6. Denda (Ta’zir)
Variabel ROA memiliki nilai t hitung (-9,42E-06) < t tabel (2,026192)
dengan nilai signifikansi sebesar 0,9981 > taraf signifikansi 0,05. Hal tersebut
menunjukkan bahwa DENDA tidak berpengaruh signifikan terhadap
pengungkapan ISR, dengan demikian H0 diterima dan H6 ditolak.
67
Pada penelitian ini, meskipun nilai DENDA cenderung rendah, bukan
berarti pengungkapan ISR ikut menjadi rendah dibuktikan dengan terjadinya
peningkatan pengungkapan ISR selama 4 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa
meskipun dana denda bank syariah dialokasikan untuk membiayai kegiatan
sosialnya, namun masih ada komponen lain yang digunakan bank syariah untuk
membiayai kegiatan sosialnya seperti Pendapatan Non-halal, Infaq dan
Shadaqah, serta Zakat. Artinya, meskipun bank syariah tidak menerima dana
denda pada tahun tertentu, bank syariah masih dapat membiayai kegiatan
sosialnya dengan menggunakan dana dari Pendapatan Non-halal, Infaq dan
Shadaqah serta Zakat.
68
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan pada
bab sebelumnya tentang pengaruh financial performance (NPF, FDR, GCG, ROA,
CAR) dan Denda (Ta’zir) terhadap pengungkapan ISR Bank Umum Syariah di
Indonesia maka dapat diambil kesimpukan sebagai berikut.
1. Berdasarkan hasil pengujian statistik uji R2, nilai koefisen determinasi (Adjusted R-
squared) adalah sebesar 0,707393 atau 70,7393%. Hal tersebut menunjukkan
bahwa pengaruh variabel independen (NPF, FDR, GCG, ROA, CAR dan DENDA)
sebesar 70,7393% terhadap variabel dependen (ISR), sedangkan sisanya sebesar
29,2607% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
2. Berdasarkan hasil pengujian statistik secara simultan (Uji F), variabel independen
(NPF, FDR, GCG, ROA, CAR dan DENDA) berpengaruh signifikan terhadap
pengungkapan ISR Bank Umum Syariah.
3. Berdasarkan hasil pengujian statistik secara parsial (Uji t) dapat disimpulkan:
a) Variabel Non Performing Finance (NPF) tidak berpengaruh signifikan terhadap
pengungkapan ISR Bank Umum Syariah.
b) Variabel Financing to Deposit Ratio (FDR) tidak berpengaruh signifikan
terhadap pengungkapan ISR Bank Umum Syariah.
c) Variabel Good Corporate Governance (GCG) tidak berpengaruh signifikan
terhadap pengungkapan ISR Bank Umum Syariah.
d) Variabel Return On Asset (ROA) tidak berpengaruh signifikan terhadap
pengungkapan ISR Bank Umum Syariah.
e) Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh signifikan terhadap
pengungkapan ISR Bank Umum Syariah.
f) Variabel Denda (Ta’zir) tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan
ISR Bank Umum Syariah.
69
B. Saran
Berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan dalam penelitian ini, maka peneliti
dapat memberikan saran sehingga penelitian ini dapat bermanfaat kedepannya, antara
lain:
1. Bagi bank umum syariah di Indonesia agar lebih meningkatkan kinerja
keuangan dan pengungkapan kinerja sosialnya berdasarkan nilai-nilai Islam
yang lebih sesuai dengan prinsip syariah yang dijalankan oleh bank syariah
selama ini, dengan menjadikan aspek syariah sebagai fokus utama dalam
pelaporan tanggung jawab sosial bank syariah.
2. Bagi peneliti selanjutnya yang melakukan penelitian sejenis, agar
menggunakan atau menambahkan variabel lain dalam penelitiannya selain yang
ada dalam penelitian ini, mengingat banyaknya rasio-rasio dan tolak ukur
lainya dalam menggambarkan kinerja keuangan. Selain itu diharapkan
penelitian selanjutnya melakukan penelitian pada sampel lain, periode waktu
yang berbeda dan menggunakan metode terbaru dalam analisis penelitiannya.
70
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M. Ma’ruf. “Hukum Perbankan dan Perkembangan Bank Syariah di
Indonesia”, Antasari Press, Banjarmasin, 2006.
Akbar, Taufik. “Analisis Pengaruh Islamic Corporate Governance terhadap
Pengungkapan Corporate Social Responsibility berdasarkan Islamic Social
Reporting Indeks pada Bank Syariah di Indonesia”, UIN Syarif Hidayatullah,
Jakarta, 2015.
Ariefianto, Moch. Doddy. “Ekonometri Esensi dan Aplikasi engan Menggunakan
EVIEWS”, Erlangga, Jakarta, 2012.
Azheri, Busyra. “Corporate Social Responsibility: dari Voluntary menjadi Mandatory”,
Rajawali Press, Jakarta, 2012.
Bungin, Burhan. “Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan
Kebijakan Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial lainnya”, Kencana, Jakarta, 2005.
Darmawi, Herman. “Pasar Finansial dan Lembaga-Lembaga Finansial”, PT. Bumi
Aksara, Jakarta, 2007.
Duantika, Defri. “Analisis Perbandingan Kinerja Bank Syariah berdasarkan RGEC dan
Islamicity Performance Index (Studi Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah
Mandiri)”, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.
Fitria, Soraya dan Dwi Hartanti. “Islam dan Tanggung Jawab Sosial: Studi
Perbandingan Pengungkapan berdasarkan Global Reporting Initiative Index dan
Islamic Social Reporting Index”, Simposium Nasional Akuntansi XIII,
Purwokerto, 2010.
Gustani. “Analisis Tingkat Pengungkapan Kinerja Sosial Bank Syariah berdasarkan
Islamic Reporting Index”, Skripsi STEI SEBI, Bogor, 2013.
Hadi, Nor. “Corporate Social Responsibility”, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2011.
Haniffa dan Hudaib. “Exploring the Ethical of Islamic Banks via Communication in
Annual Report”, Journal of Business Ethics, 2007.
Haniffa, Ros. “Social Reporting Disclosure: an Islamic Perspective”, Indonesian
Management & Accounting Research, 2002.
71
Istiani, Firda. “Pengaruh Ukuran Bank, Profitabilitas, Likuiditas, dan Leverage terhadap
Pengungkapan Islamic Social Reporting”, UIN Syarif Hidyatullah Jakarta, 2015.
Iswandika, Ryandi, dkk. “Pengaruh Kinerja Keuangan, Corporate Governance, dan
Kualitas Audit terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility”, E-
journal Universitas Trisakti, Jakarta, 2014.
Juanda, Bambang dan Junaidi. “Ekonometrika Deret Waktu: Teori dan Aplikasi”, IPB
Press, Bogor, 2012.
Kuncoro, Mudrajat. “Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi”, Erlangga, Jakarta, 2003.
Laksamana, Y. “Tanya Jawab Cara Mudah Mendapatkan Pembiayaan di Bank
Syariah”, PT. Media Komputindo, Jakarta, 2009.
Mangkunegara, A.A Anwar Prabu. “Evaluasi Kinerja SDM”, Refika Aditama, Bandung,
2010.
Mulyadi. “Sistem Akuntansi Edisi Ketiga”, Salemba Empat, Jakarta, 2001.
Muslich, Ahmad Wardi. “Hukum Pidana Islam”, Sinar Grafika, Jakarta, 2005.
Othman dan Thani. “Islamic Social Reporting of Listed Companies in Malaysia”,
International Business and Economics Research Journal, 2010.
Otoritas Jasa Keuangan. Statistik Perbankan Syariah: Jumlah Institusi Perbankan
Syariah di Indonesia, 2016.
. Statistik Perbankan Syariah: Laporan Perkembangan Keuangan
Syariah, 2016.
Pujiyanti, Sri dan Susi Suhendra. “Analisis Kinerja Keuangan mengenai Tingkat
Kesehatan Bank dengan menggunakan Metode CAMEL (studi kasus pada PT.
Bank Negara Indonesia (persero) Tbk dan PT. Bank Bukopin Tbk periode 2006-
2008”, Universitas Gunadarma, Depok.
Putra, Haris Fifa. “Analisis Pelaksanaan dan Pengungkapan Corporate Social
Responsibility (CSR) pada Perbankan Syariah di Indonesia berdasarkan Indeks
Islamic Social Reporting (ISR)”, Jurnal Universitas Brawijaya, Malang.
Rizkiningsih, Priyesta. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Islamic
Social Reporting (ISR): Studi Empiris pada Bank Syariah di Indonesia, Malaysia
dan Negara-negara Gulf Cooperation Council”, Universitas Indonesia, Depok,
2012.
72
Setiawan, Azis Budi. “Kesehatan Finansial dan Kinerja Sosial Bank Umum Syariah di
Indonesia”, Tesis Universitas Paramadina, Jakarta, 2009.
Soemitra, Andri. “Bank dan Lembaga Keuangan Syariah”, Kencana, Jakarta, 2009.
Sudarsono, Heri. “Konsep Ekonomi Islam Suatu Pengantar”, Enkonisia, Yogyakarta,
2007.
Sudiyatno dan Suroso. “Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, BOPO, CAR, dan LDR
terhadap Kinerja Keuangan pada Sektor PErbankan yang GO Public di Bursa
Efek Indonesia (BEI)”, Jurnal Dinamika Keuangan dan Perbankan, 2010.
Sujoko, Efferin. “Metode Penelitian untuk Akuntansi, Suatu Pendekatan Praktis”, Bayu
Media Publishing, Malang, 2004.
Sulistyo, Prasetyo Adi, dkk. “Pengukuran Kesehatan Bank Syariah berdasarkan
Islamicity Performance Index (Studi pada BMI dan BSM)”, Forum Riset
Keuangan Syariah, 2012.
Taufik, dkk. “Pengaruh Islamic Governance Score, Leverage dan Profitabilitas terhadap
Islamic Social Reporting Index pada Bank Umum Syariah di Indonesia”, Jurnal
Universitas Sriwijaya, Palembang, 2015.
Teguh, Muhammad. “Metode Penelitian Ekonomi Teori dan Aplikasi”, PT. Raja
Grafindo, Jakarta, 2005.
Untung, Hendrik Budi. “Corporate Social Responsibility”, Sinar Grafika, Jakarta, 2009.
Widarjono, Agus. “Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya Disertai Panduan
Eviews”, UPP STIM YKPN, Yogyakarta, 2013.
Winarno, Wing Wahyu. “Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews”, UPP
STIM YKPN, Yogyakarta, 2011.
Yuhanah, Siti. “Pengaruh Struktur Pasar terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah di
Indonesia”, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.
http://www.bi.go.id/id/ruang-media/siaran-pers/Pages/sp_100608-2.aspx
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/kinerja
http://www.iaei-pusat.org/memberpost/ekonomi-syariah/islamic-social-reporting-isr-
sebagai-model-pelaporan-csr-institusi-bisnis-syariah?language=id
https://www.republika.co.id/berita/ekonomi/syariah-ekonomi/18/02/13/p43e0z416-
konsultasi-syariah-denda-keterlambatan-pada-bank-syariah
73
LAMPIRAN
Lampiran 1
Indeks Pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR)
Items of Disclosure Sumber
A FINANCE AND INVESTMENT THEME
1 Kegiatan yang mengandung Riba ( contoh: beban bunga dan
pendapatan bunga)
Haniffa (2002),Othman
et.al (2009)
2 Kegiatan yang mengandung ketidakjelasan (gharar) Haniffa (2002),Othman
et.al (2009)
3 Zakat (jumlahnya dan penerima zakatnya) Haniffa (2002),Othman
et.al (2009)
4 Kebijakan atas Pembayaran tertunda dan Penghapusan piutang
tak tertagih Othman et.al (2009)
5 Kegiatan investasi (secara umum) Haniffa (2007)
6 Proyek pembiayaan (secara umum) Haniffa (2007)
B PRODUCTS AND SERVICE THEME
7 Persetujuan Dewan Pengawas Syariah untuk suatu produk Haniffa (2007)
8 Glossary/definisi setiap produk Haniffa (2007)
9 Pelayanan atas keluhan nasabah Haniffa (2007)
C EMPLOYEE THEME
10 komposisi Karyawan Haniffa & Hudaib (2007)
11 Jam Kerja Karyawan Haniffa (2002),Othman
et.al (2009)
12 Rasio Gaji/Tunjangan karyawan Haniffa (2002),Othman
et.al (2009)
13 Remunerasi Karyawan Othman et.al (2009)
14 Pendidikan dan Pelatihan Karyawan (PSDM) Othman et.al (2009)
15 Kesamaan peluang bagi seluruh karyawan/Keterlibatan karyawan
Othman et.al (2009)
16 Apresiasi terhadap karyawan berprestasi Haniffa (2007)
17 Kesehatan dan keselamatan kerja Othman, dkk (2009)
18 Lingkungan kerja Othman, dkk (2009)
19 Waktu ibadah/kegiatan religius Othman et.al (2009)
20 Tempat beribadah yang memadai bagi karyawan Othman et.al (2009)
D SOCIETY (COMMUNITY INVOLVEMENT) THEME
21 Pemberian donasi (sedekah) Haniffa (2002),Othman
et.al (2009)
22 Wakaf Haniffa (2002),Othman
et.al (2009)
23 Pinjaman untuk kebaikan (Qard Hasan) Maali et.al (2003),
Othman et.al (2009)
74
24 Zakat, Sumbangan, atau sukarelawan dari kalangan karyawan &
nasabah
Othman et.al (2009)
25 Program Pendidikan (beasiswa, pembangunan sekolah, dan
fasilitas pendidikan lainnya)
Othman et.al (2009)
26 Pemberdayaan kerja para lulusan sekolah/kuliah Othman et.al (2009)
27 Pengembangan generasi muda Othman et.al (2009)
28 Peningkatan kualitas hidup masyarakat (pemberdayaan ekonomi) Othman et.al (2009)
29 Kepedulian terhadap anak-anak (yatim piatu) Othman et.al (2009)
30 Menyokong kegiatan sosial kemasyarakatan/kesehatan/olah raga Othman et.al (2009)
E ENVIRONMENT THEME
31 Konservasi lingkungan hidup Othman et.al (2009)
32
Kegiatan mengurangi efek pemanasan global (minimalisasi polusi,
pengolahan air limbah, pengelolaan air bersih, dll)
Othman et.al (2009)
33 Pendidikan mengenai lingkungan hidup Othman et.al (2009)
34 Penghargaan/sertifikasi lingkungan hidup Othman et.al (2009)
35 Sistem manajemen lingkungan Othman et.al (2009)
F CORPORATE GOVERNANCE THEME
36 Status kepatuhan terhadap syariah Othman et.al (2009)
37 Rincian nama dan profil dewan komisaris Othman et.al (2009)
38 Kinerja komisaris (pelaksanaan tanggung jawab dan jumlah rapat) Othman et.al (2009)
39 Remunerasi dewan komisaris Othman et.al (2009)
40 Rincian nama dan profil direksi/manajemen Haniffa (2007), Othman
et.al (2009)
41 Kinerja direksi (pelaksanaan tanggung jawab dan jumlah rapat) Othman et.al (2009)
42 Remunerasi dewan direksi Haniffa (2007), Othman
et.al (2009)
43 Rincian nama dan profil dewan pengawas syariah Othman et.al (2009)
44 Kinerja DPS (pelaksanaan tanggung jawab dan jumlah rapat) Othman et.al (2009)
45 Remunerasi DPS Othman et.al (2009)
46 Struktur kepemilikan saham Othman et.al (2009)
47 Kebijakan anti korupsi Othman et.al (2009)
48
Kebijakan anti pencucian uang dan praktik menyimpang lainnya
Othman et.al (2009), PBI
Nomor 14/27/PBI/2012
tentang Penerapan
Program Anti Pencucian
Uang Dan Pencegahan
Pendanaan Terorisme
Bagi Bank Umum, dan
75
Lampiran 2
Hasil Content Analysis Islamic Social Reporting (ISR)
No.
BMI BSM BMS BRIS BSB BNIS BJBS BCAS BVS MSI BPS
13 14 15 16 13 14 15 16 13 14 15 16 13 14 15 16 13 14 15 16 13 14 15 16 13 14 15 16 13 14 15 16 13 14 15 16 13 14 15 16 13 14 15 16
A
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
B
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1
9 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1
C
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1
11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
15 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
16 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
17 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1
18 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1
20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
76
D
21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
22 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1
25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1
26 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
27 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1
29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1
30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1
E
31 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1
32 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1
33 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1
34 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
35 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
F
36 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
37 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
38 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
39 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
40 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
41 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
42 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
43 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
44 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
45 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
46 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
47 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
48 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
77
77
Lampiran 3
Data Penelitian
BUS Tahun ISR NPF FDR GCG ROA CAR DENDA
BMI 2013 0.875 1.56 99.99 1.15 1.37 14.05 2,271,166,905
BMI 2014 0.875 4.85 84.14 3.00 0.17 13.91 2,336,945,550
BMI 2015 0.833 4.20 90.30 3.00 0.20 12.36 4,228,709,294
BMI 2016 0.875 1.40 95.13 2.00 0.22 12.74 44,871,000
BSM 2013 0.875 2.29 89.37 1.85 1.53 14.12 27,300,018,406
BSM 2014 0.854 4.29 82.13 2.00 0.17 14.81 30,289,557,501
BSM 2015 0.854 4.05 81.99 2.00 0.56 12.85 73,106,988,372
BSM 2016 0.875 3.13 79.19 1.00 0.59 14.01 40,167,582,154
BMS 2013 0.625 1.45 93.37 1.86 2.33 12.99 0
BMS 2014 0.729 1.81 93.61 1.45 0.29 19.26 0
BMS 2015 0.729 3.16 98.49 1.54 0.30 18.74 0
BMS 2016 0.833 2.81 95.24 1.64 2.63 23.53 0
BRIS 2013 0.667 3.26 102.70 1.35 1.15 14.49 354,000,000
BRIS 2014 0.542 3.65 93.90 1.74 0.08 12.89 83,000,000
BRIS 2015 0.542 3.89 84.16 1.61 0.76 13.94 256,000,000
BRIS 2016 0.833 3.19 81.42 1.60 0.95 20.63 220,000,000
BSB 2013 0.604 3.68 100.29 1.50 0.69 11.10 167,000,000
BSB 2014 0.625 3.34 92.89 2.00 0.27 15.85 264,000,000
BSB 2015 0.667 2.74 90.56 1.50 0.79 16.31 351,000,000
BSB 2016 0.750 2.72 88.18 1.50 0.76 17.00 264,000,000
BNIS 2013 0.792 1.13 97.86 1.30 1.37 16.54 240,000,000
BNIS 2014 0.771 1.04 92.58 2.00 1.27 18.76 310,000,000
BNIS 2015 0.792 1.46 91.94 2.00 1.43 15.48 188,000,000
BNIS 2016 0.833 1.64 84.57 2.00 1.44 14.92 0
BJBS 2013 0.667 1.16 97.40 1.78 0.91 17.99 132,000,000
BJBS 2014 0.667 3.87 84.02 1.98 0.72 15.78 185,000,000
BJBS 2015 0.708 4.45 104.75 2.50 0.25 22.53 691,000,000
BJBS 2016 0.667 17.91 98.73 2.54 -8.09 18.25 624,975,000
BCAS 2013 0.521 0 83.48 1.55 1.01 22.35 413,000,000
BCAS 2014 0.521 0.10 91.17 1.00 0.76 29.57 415,000,000
BCAS 2015 0.563 0.52 91.41 1.00 0.96 40.00 485,000,000
BCAS 2016 0.604 0.21 90.12 1.00 1.13 36.78 577,000,000
BVS 2013 0.542 3.31 84.65 1.66 0.50 18.40 0
BVS 2014 0.583 4.75 95.91 1.93 -1.87 15.27 0
BVS 2015 0.646 4.82 95.29 3.00 -2.36 16.14 417,000,000
78
BVS 2016 0.625 4.35 100.67 1.97 -2.19 15.98 0
MSI 2013 0.583 0 152.87 2.17 2.87 59.61 67,000,000
MSI 2014 0.604 4.29 157.77 2.00 3.61 52.24 323,000,000
MSI 2015 0.583 4.93 110.54 3.00 -20.13 38.40 157,000,000
MSI 2016 0.563 4.60 134.73 3.00 -9.51 55.06 58,000,000
BPS 2013 0.563 0.77 90.40 1.35 1.03 20.83 0
BPS 2014 0.625 0.29 94.04 1.40 1.99 25.69 0
BPS 2015 0.688 1.94 96.43 2.00 1.14 20.30 0
BPS 2016 0.813 1.86 91.99 2.00 0.37 18.17 0
79
Data Logaritma Natural
BUS Tahun ISR NPF FDR GCG ROA CAR DENDA
BMI 2013 -0.13 0.44 4.60 0.13 0.31 2.64 21.54
BMI 2014 -0.13 1.57 4.43 1.09 -1.77 2.63 21.57
BMI 2015 -0.18 1.43 4.50 1.09 -1.60 2.51 22.16
BMI 2016 -0.13 0.33 4.55 0.69 -1.51 2.54 17.61
BSM 2013 -0.13 0.82 4.49 0.61 0.42 2.64 24.03
BSM 2014 -0.15 1.45 4.40 0.69 -1.77 2.69 24.13
BSM 2015 -0.15 1.39 4.40 0.69 -0.57 2.55 25.01
BSM 2016 -0.13 1.14 4.37 0.00 -0.52 2.63 24.41
BMS 2013 -0.47 0.37 4.53 0.62 0.84 2.56 0.00
BMS 2014 -0.31 0.59 4.53 0.37 -1.23 2.95 0.00
BMS 2015 -0.31 1.15 4.58 0.43 -1.20 2.93 0.00
BMS 2016 -0.18 1.03 4.55 0.49 0.96 3.15 0.00
BRIS 2013 -0.40 1.18 4.63 0.30 0.13 2.67 19.68
BRIS 2014 -0.61 1.29 4.54 0.55 -2.52 2.55 18.23
BRIS 2015 -0.61 1.35 4.43 0.47 -0.27 2.63 19.36
BRIS 2016 -0.18 1.16 4.39 0.47 -0.05 3.02 19.20
BSB 2013 -0.50 1.30 4.60 0.40 -0.37 2.40 18.93
BSB 2014 -0.47 1.20 4.53 0.69 -1.30 2.76 19.39
BSB 2015 -0.40 1.00 4.50 0.40 -0.23 2.79 19.67
BSB 2016 -0.28 1.00 4.47 0.40 -0.27 2.83 19.39
BNIS 2013 -0.23 0.12 4.58 0.26 0.31 2.80 19.29
BNIS 2014 -0.26 0.03 4.52 0.69 0.23 2.93 19.55
BNIS 2015 -0.23 0.37 4.52 0.69 0.35 2.73 19.05
BNIS 2016 -0.18 0.49 4.43 0.69 0.36 2.70 0.00
BJBS 2013 -0.40 0.14 4.57 0.57 -0.09 2.88 18.69
BJBS 2014 -0.40 1.35 4.43 0.68 -0.32 2.75 19.03
BJBS 2015 -0.34 1.49 4.65 0.91 -1.38 3.11 20.35
BJBS 2016 -0.40 2.88 4.59 0.93 2.09 2.90 20.25
BCAS 2013 -0.65 0.00 4.42 0.43 0.00 3.10 19.83
BCAS 2014 -0.65 -2.30 4.51 0.00 -0.27 3.38 19.84
BCAS 2015 -0.57 -0.65 4.51 0.00 -0.04 3.68 19.99
BCAS 2016 -0.50 -1.56 4.50 0.00 0.12 3.60 20.17
BVS 2013 -0.61 1.20 4.43 0.50 -0.69 2.91 0.00
BVS 2014 -0.53 1.56 4.56 0.65 0.62 2.72 0.00
BVS 2015 -0.43 1.57 4.55 1.09 0.85 2.78 19.84
BVS 2016 -0.47 1.47 4.61 0.67 0.78 2.77 0.00
80
MSI 2013 -0.53 0.00 5.02 0.77 1.05 4.08 18.02
MSI 2014 -0.50 1.45 5.06 0.69 1.28 3.95 19.59
MSI 2015 -0.53 1.59 4.70 1.09 3.00 3.64 18.87
MSI 2016 -0.57 1.52 4.90 1.09 2.25 4.00 17.87
BPS 2013 -0.57 -0.26 4.50 0.30 0.02 3.03 0.00
BPS 2014 -0.47 -1.23 4.54 0.33 0.68 3.24 0.00
BPS 2015 -0.37 0.66 4.56 0.69 0.13 3.01 0.00
BPS 2016 -0.20 0.62 4.52 0.69 -0.99 2.89 0.00
81
Lampiran 4
Hasil Output Eviews
Common Effect Model
Dependent Variable: ISR?
Method: Pooled Least Squares
Date: 07/26/18 Time: 12:57
Sample: 1 4
Included observations: 4
Cross-sections included: 11
Total pool (balanced) observations: 44 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. NPF? -0.003210 0.037111 -0.086499 0.9315
FDR? 0.011367 0.059070 0.192434 0.8484
GCG? 0.077569 0.107485 0.721666 0.4749
ROA? -0.010849 0.026046 -0.416540 0.6794
CAR? -0.171339 0.087675 -1.954256 0.0581
DENDA? 0.002534 0.002656 0.954277 0.3460 R-squared 0.239553 Mean dependent var -0.373636
Adjusted R-squared 0.139494 S.D. dependent var 0.170513
S.E. of regression 0.158174 Akaike info criterion -0.724116
Sum squared resid 0.950725 Schwarz criterion -0.480817
Log likelihood 21.93055 Hannan-Quinn criter. -0.633889
Durbin-Watson stat 0.784562
82
Fixed Effect Model
Dependent Variable: ISR?
Method: Pooled Least Squares
Date: 07/26/18 Time: 12:58
Sample: 1 4
Included observations: 4
Cross-sections included: 11
Total pool (balanced) observations: 44 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -1.146164 1.004369 -1.141178 0.2638
NPF? 0.032581 0.030608 1.064472 0.2965
FDR? -0.033360 0.215587 -0.154740 0.8782
GCG? 0.026266 0.084814 0.309693 0.7592
ROA? 0.015117 0.018338 0.824328 0.4170
CAR? 0.300459 0.100298 2.995678 0.0058
DENDA? -9.42E-06 0.004007 -0.002350 0.9981
Fixed Effects (Cross)
BCAS--C -0.295478
BJBS--C -0.030022
BMI--C 0.346325
BMS--C 0.074051
BNIS--C 0.205305
BPS--C -0.030246
BRIS--C -0.012193
BSB--C 0.034199
BSM--C 0.321278
BVS--C -0.124449
MSI--C -0.488769 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.816270 Mean dependent var -0.373636
Adjusted R-squared 0.707393 S.D. dependent var 0.170513
S.E. of regression 0.092236 Akaike info criterion -1.644554
Sum squared resid 0.229703 Schwarz criterion -0.955208
Log likelihood 53.18019 Hannan-Quinn criter. -1.388911
F-statistic 7.497163 Durbin-Watson stat 1.711934
Prob(F-statistic) 0.000003
83
Random Effect Model
Dependent Variable: ISR?
Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)
Date: 07/26/18 Time: 12:59
Sample: 1 4
Included observations: 4
Cross-sections included: 11
Total pool (balanced) observations: 44
Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.177948 0.819910 0.217034 0.8294
NPF? 0.034651 0.028780 1.203968 0.2362
FDR? -0.197924 0.190147 -1.040898 0.3047
GCG? -0.026993 0.077359 -0.348934 0.7291
ROA? -0.000163 0.017300 -0.009429 0.9925
CAR? 0.104028 0.081718 1.273014 0.2110
DENDA? 0.002131 0.003145 0.677737 0.5022
Random Effects (Cross)
BCAS--C -0.217628
BJBS--C -0.031374
BMI--C 0.224681
BMS--C 0.080169
BNIS--C 0.158914
BPS--C 0.013549
BRIS--C -0.083374
BSB--C -0.038572
BSM--C 0.182537
BVS--C -0.109848
MSI--C -0.179053 Effects Specification
S.D. Rho Cross-section random 0.140150 0.6978
Idiosyncratic random 0.092236 0.3022 Weighted Statistics R-squared 0.075781 Mean dependent var -0.116789
Adjusted R-squared -0.074093 S.D. dependent var 0.097435
S.E. of regression 0.100980 Sum squared resid 0.377288
F-statistic 0.505632 Durbin-Watson stat 1.245126
Prob(F-statistic) 0.800049 Unweighted Statistics R-squared -0.069738 Mean dependent var -0.373636
Sum squared resid 1.337406 Durbin-Watson stat 0.351255