dislokasi sendi

9
BAB 2. PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Dislokasi adalah keluarnya bongkol sendi dari mangkok sendi, Keadaan dima tulang-tulang yang membentuk sendi tidak lagi berhubungan secara (tulang lepas dari sendi) (Brunner & Suddarth, 2002). Dislokasi merupakan kedaruratan yang membutuhkan pertolongan segera (Arif Mansyur, dkk Dislokasi sendi atau luksasio adalahtergesernya permukaan tulangyang membentuk persendian terhadap tulang lain (Sjamsuhidajat, 2011). D sendi adalah menggambarkan individu yang mengalami atau beresiko tinggi u mengalami perubahan posisi tulang dari posisinya pada sendi (Carpenito, 2 Dislokasi adalah deviasi hubungan normal antara rawan yang satu dengan ra yang lainnya sudah tidak menyinggung satu dengan lainnya (Price 2006). Dislokasi sendi adalah fragmen frakrtur saling terpisah dan menimb deformitas (Kowalak, 2011). Jadi, dislokasi adalah terlepasnya kompresi j tulang dari kesatuan sendi. Dislokasi ini dapat hanya komponen t yang bergeser atauterlepasnya seluruh komponen tulang daritempatyang seharusnya. Sebuah sendi yang ligamen-ligamennya pernah mengalami dislok biasanya menjadikendor. Akibatnya, sendiitu akan gampang mengalami dislokasi kembali. Apabila dislokasi itu disertai pula patah tulang, pemb menjadisulit dan harus dikerjakan di rumah sakit. Semakin awal usaha pengembalian sendi itu dikerjakan, semakin baik penyembuhannya. 2.2 Etiologi Dislokasi terjadi saat ligamen rnamberikan jalan sedemikian rupa seh tulang berpindah dari posisinya yang normal didalam sendi. Dislok disebabkan oleh faktor penyakit atau trauma karena dapatan (acqui

Upload: alisa-miradia

Post on 08-Oct-2015

113 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 PengertianDislokasi adalah keluarnya bongkol sendi dari mangkok sendi, Keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi tidak lagi berhubungan secara anatomis (tulang lepas dari sendi) (Brunner & Suddarth, 2002). Dislokasi merupakan suatu kedaruratan yang membutuhkan pertolongan segera (Arif Mansyur, dkk. 2000). Dislokasi sendi atau luksasio adalah tergesernya permukaan tulang yang membentuk persendian terhadap tulang lain (Sjamsuhidajat, 2011). Dislokasi sendi adalah menggambarkan individu yang mengalami atau beresiko tinggi untuk mengalami perubahan posisi tulang dari posisinya pada sendi (Carpenito, 2000). Dislokasi adalah deviasi hubungan normal antara rawan yang satu dengan rawan yang lainnya sudah tidak menyinggung satu dengan lainnya (Price & Wilson, 2006). Dislokasi sendi adalah fragmen frakrtur saling terpisah dan menimbulkan deformitas (Kowalak, 2011). Jadi, dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi. Dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya. Sebuah sendi yang ligamen-ligamennya pernah mengalami dislokasi, biasanya menjadi kendor. Akibatnya, sendi itu akan gampang mengalami dislokasi kembali. Apabila dislokasi itu disertai pula patah tulang, pembetulannya menjadi sulit dan harus dikerjakan di rumah sakit. Semakin awal usaha pengembalian sendi itu dikerjakan, semakin baik penyembuhannya.

2.2 EtiologiDislokasi terjadi saat ligamen rnamberikan jalan sedemikian rupa sehingga tulang berpindah dari posisinya yang normal didalam sendi. Dislokasi dapat disebabkan oleh faktor penyakit atau trauma karena dapatan (acquired) atau karena sejak lahir (kongenital). Patah tulang di dekat sendi atau mengenai sendi dapat menyebabkan patah tulang disertai luksasi sendi yang disebut fraktur dislokasi. Hal-hal yang menyebabkan terjadinya dislokasi sendi antara lain sebagai berikut.a. Cedera olah raga biasanya menyebabkan dislokasi adalah sepak bola danhoki serta olahraga yang beresiko jatuh, misalnya: terperosok akibat bermain ski, senam, volley, basket, dan pemain sepak bola paling sering mengalami dislokasi pada tangan dan jari-jari karena secara tidak sengaja menangkap bola dari pemain lain.b. Trauma yang tidak berhubungan dengan olah raga benturan keras pada sendi saat kecelakaan motor biasanya menyebabkan dislokasi, terjatuh dari tangga atau terjatuh saat berdansa diatas lantai yang licin.c. Terjadinya tear ligament dan kapsul articuler yang merupakan kompenen vital penghubung tulang.d. Terjatuh.

2.3 Jenis-Jenis Dislokasi SendiDislokasi sendi dapa dibedakan sebagai berikut.a. Dislokasi congenitalTerjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan. b. Dislokasi patologikTerjadi akibat penyakit sendi dan atau jaringan sekitar sendi. misalnya tumor, infeksi, atau osteoporosis tulang. Hal ini disebabkan oleh kekuatan tulang yang berkurang. c. Dislokasi traumaticd. Kedaruratan ortopedi (pasokan darah, susunan saraf rusak dan mengalami stress berat, kematian jaringan akibat anoksia) akibat edema (karena mengalami pengerasan) terjadi karena trauma yang kuat sehingga dapat mengeluarkan tulang dari jaringan disekeilingnya dan merusak struktur sendi, ligamen, syaraf, dan sistem vaskular. Kebanyakan terjadi pada orang dewasa.Berdasarkan tipe kliniknya dibagi sebagai berikut.a. Dislokasi AkutUmumnya terjadi pada shoulder, elbow, dan hip serta disertai nyeri akut dan pembengkakan di sekitar sendib. Dislokasi Berulang.Jika suatu trauma dislokasi pada sendi diikuti oleh frekuensi dislokasi yang berlanjut dengan trauma yang minimal, maka disebut dislokasi berulang. Umumnya terjadi pada shoulder joint dan patello femoral joint. Dislokasi biasanya sering dikaitkan dengan patah tulang/ fraktur yang disebabkan berpindahnya ujung tulang yang patah oleh karena kuatnya trauma, tonus atau kontraksi otot dan tarikan.

Berdasarkan tempat terjadinya :a. Dislokasi Sendi RahangDislokasi sendi rahang dapat terjadi karena menguap atau terlalu lebar serta terkena pukulan keras ketika rahang sedang terbuka, akibatnya penderita tidak dapat menutup mulutnya kembali.b. Dislokasi Sendi BahuPergeseran kaput humerus dari sendi glenohumeral berada di anterior dan medial glenoid (dislokasi anterior), di posterior (dislokasi posterior), dan di bawah glenoid (dislokasi inferior).c. Dislokasi Sendi Siku Mekanisme cederanya biasanya jatuh pada tangan yang dapat menimbulkan dislokasi sendi siku ke arah posterior dengan siku jelas berubah bentuk dengan kerusakan sambungan tonjolan-tonjolan tulang siku.d. Dislokasi Sendi Jari Sendi jari mudah mengalami dislokasi dan bila tidak ditolong dengan segera sendi tersebut akan menjadi kaku kelak. Sendi jari dapat mengalami dislokasi ke arah telapak tangan atau punggung tangan.e. Dislokasi Sendi Metacarpophalangeal dan Interphalangeal Merupakan dislokasi yang disebabkan oleh hiperekstensi-ekstensi persendian.f. Dislokasi Panggul Bergesernya caput femur dari sendi panggul, berada di posterior dan atas acetabulum (dislokasi posterior), di anterior acetabulum (dislokasi anterior), dan caput femur menembus acetabulum (dislokasi sentra).g. Dislokasi PatellaDislokasi patella paling sering terjadi ke arah lateral. Reduksi dicapai dengan memberikan tekanan ke arah medial pada sisi lateral patella sambil mengekstensikan lutut perlahan-lahan. Apabila dislokasi dilakukan berulang-ulang diperlukan stabilisasi secara bedah. Dislokasi biasanya sering dikaitkan dengan patah tulang / fraktur yang disebabkan oleh berpindahnya ujung tulang yang patah oleh karena kuatnya trauma, tonus atau kontraksi otot dan tarikan.

2.4 Manifestasi Klinisa. Nyeri akut.b. Perubahan kontur sendi.c. Perubahan panjang ekstremitas.d. Kehilangan mobilitas normal.e. Perubahan sumbu tulang yag mengalami dislokasi.f. Deformitas pada persendiaanKalau sebuah tulang diraba secara sering akan terdapat suatu celah.g. Gangguan gerakan Otot-otot tidak dapat bekerja dengan baik pada tulang tersebut.h. Pembengkakan Pembengkakan ini dapat parah pada kasus trauma dan dapat menutupi deformitas.i. Rasa nyeri sering terdapat pada dislokasi Sendi bahu, sendi siku, metakarpal phalangeal dan sendi pangkal paha servikal.j. Kekakuan.

2.5 PatofisiologiPenyebab terjadinya dislokasi sendi ada tiga hal yaitu karena kelainan congenital yang mengakibatkan kekenduran pada ligamen sehingga terjadi penurunan stabilitas sendi. Dari adanya traumatic akibat dari gerakan yang berlebih pada sendi dan dari patologik karena adanya penyakit yang akhirnya terjadi perubahan struktur sendi. Dari tiga hal tersebut, menyebabkan dislokasi sendi. Dislokasi mengakibatkan timbulnya trauma jaringan dan tulang, penyempitan pembuluh darah, perubahan panjang ekstremitas sehingga terjadi perubahan struktur. Dan yang terakhir terjadi kekakuan pada sendi.

2.6 Komplikasia. Komplikasi dini1. Cedera saraf : saraf aksila dapat cedera, pasien tidak dapat mengkerutkan otot deltoid dan mungkin terdapat daerah kecil yang mati rasa pada otot tesebut.2. Cedera pembuluh darah : arteri aksilla dapat rusak.3. Fraktur disloksi.b. Komplikasi lanjut.1. Kekakuan sendi bahu:I immobilisasi yang lama dapat mengakibatkan kekakuan sendi bahu, terutama pada pasien yang berumur 40 tahun.Terjadinya kehilangan rotasi lateral secara otomatis membatasi abduksi.2. Dislokasi yang berulang: terjadi kalau labrum glenoid robek.3. Kapsul terlepas dari bagian depan leher glenoid.4. Kelemahan otot.

2.7 Pemeriksaan Penunjanga. Sinar-X (Rontgen) Pemeriksaan rontgen merupakan pemeriksaan diagnostik noninvasif untuk membantu menegakkan diagnosa medis. Pada pasien dislokasi sendi ditemukan adanya pergeseran sendi dari mangkuk sendi dimana tulang dan sendi berwarna putih.b. CT scan CT-Scan yaitu pemeriksaan sinar-X yang lebih canggih dengan bantuan komputer, sehingga memperoleh gambar yang lebih detail dan dapat dibuat gambaran secara 3 dimensi. Pada psien dislokasi ditemukan gambar 3 dimensi dimana sendi tidak berada pada tempatnya.c. MRIMRI merupakan pemeriksaan yang menggunakan gelombang magnet dan frekuensi radio tanpa menggunakan sinar-X atau bahan radio aktif, sehingga dapat diperoleh gambaran tubuh (terutama jaringan lunak) dengan lebih detail. Seperti halnya CT-Scan, pada pemeriksaan MRI ditemukan adanya pergeseran sendi dari mangkuk sendi.

2.8 PenatalaksanaanDislokasi dapat direposisi tanpa anastesi, misalnya pada sendi bahu atau siku. Reposisi dapat diadakan dengan gerakan atau perasat yangbarlawanan dengan gaya trauma dan kontraksi atau tonus otot. Reposisi tidak boleh dilakukan dengan kekuatan karena bisa mengakibatkan patah tulang. Untuk mengendurkan kontraksi dan spasme otot perlu diberikan anastesi setempat atau umum. Kekenduran otot memudahkan reposisi.a. Reposisi1. Lakukan reposisi segera.2. Dengan manipulasi secara hati-hati permukaan sendi diluruskan kembali. Tindakan ini sering dilakukan anestesi umum untuk melemaskan otot-ototnya.3. Dislokasi sendi : 1. Dislokasi sendi kecil dapat direposisi ditempat kejadian tanpa anestesi. Misalnya dislokasi jari ( pada fase shock ), dislokasi siku, dislokasi bahu.2. Dislokasi sendi besar. Misalnya panggul memerlukan anestesi umum3. Fisioterapi harus segera mulai untuk mempertahankan fungsi otot dan latihan yang aktif dapat diawali secara dini untuk mendorong gerakan sendi yang penuh, khususnya pada sendi bahu.4. Tindakan pembedahan harus dilakukan bila terdapat tanda-tanda gangguan neumuskular yang berat atau jika tetap ada gangguan vaskuler setelah reposisi tertutup berhasil dilakukan secara lembut. Pembedahan terbuka mungkin diperlukan, khususnya kalau jaringan lunak terjepit diantara permukaan sendi.5. Persendian tersebut disangga dengan pembedahan, dengan pemasangan gips, misalnya pada sendi panngkal paha, untuk memberikan kesembuhan pada ligamentum yang teregang.6. Dislokasi reduksi: dikembalikan ke tempat semula dengan menggunakan anastesi jika dislokasi berat.7. Kaput tulang yang mengalami dislokasi dimanipulasi dan dikembalikan ke rongga sendi.8. Sendi kemudian dimobilisasi dengan pembalut, bidai, gips atau traksi dan dijaga agar tetap dalam posisi stabil.9. Beberapa hari sampai minggu setelah reduksi dilakukan mobilisasi halus 3-4X sehari yang berguna untuk mengembalikan kisaran sendi.10. Memberikan kenyamanan dan melindungi sendi selama masa penyembuhan.2. Penatalaksanaan Medisa. Farmakologis : pemberian obat-obatan : analgesik non narkotik1. Analsik yang berfungsi untuk mengatasi nyeri otot, sendi, sakit kepala, nyeri pinggang. Efek samping dari obat ini adalah agranulositosis. Dosis: sesudah makan, dewasa: sehari 31 kapsul, anak: sehari 31/2 kapsul.2. Bimastan yang berfungsi untuk menghilangkan nyeri ringan atau sedang, kondisi akut atau kronik termasuk nyeri persendian, nyeri otot, nyeri setelah melahirkan. Efek samping dari obat ini adalah mual, muntah, agranulositosis, aeukopenia. Dosis: dewasa; dosis awal 500mg lalu 250mg tiap 6 jam.b. Pembedahan1. Operasi ortopedi Operasi ortopedi merupakan spesialisasi medis yang mengkhususkan pada pengendalian medis dan bedah para pasien yang memiliki kondisi-kondisi arthritis yang mempengaruhi persendian utama, pinggul, lutut dan bahu melalui bedah invasif minimal dan bedah penggantian sendi. Prosedur pembedahan yang sering dilakukan meliputi Reduksi Terbuka dengan Fiksasi Interna atau disingkat ORIF (Open Reduction and Fixation). Berikut dibawah ini jenis-jenis pembedahan ortopedi dan indikasinya yang lazim dilakukan :a. Reduksi terbuka : melakukan reduksi dan membuat kesejajaran tulang yang patah setelah terlebih dahulu dilakukan diseksi dan pemajanan tulang yang patah.b. Fiksasi interna : stabilisasi tulang patah yang telah direduksi dengan skrup, plat,paku dan pin logam.c. Graft tulang : penggantian jaringan tulang (graft autolog maupun heterolog) untukmemperbaiki penyembuhan, untuk menstabilisasi atau mengganti tulang yangberpenyakit.d. Amputasi : penghilangan bagian tubuh.e. Artroplasti: memperbaiki masalah sendi dengan artroskop(suatu alat yang memungkinkan ahli bedah mengoperasi dalamnya sendi tanpa irisan yang besar) atau melalui pembedahan sendi terbuka.f. Menisektomi : eksisi fibrokartilago sendi yang telah rusak.g. Penggantian sendi: penggantian permukaan sendi dengan bahan logam atau sintetis.h. Penggantian sendi total: penggantian kedua permukaan artikuler dalam sendidengan logam atau sintetis.2. Non medisa. Dislokasi reduksi: dikembalikan ketempat semula dengan menggunakan anastesi jika dislokasi berat.RICE1. R : Rest (istirahat) I : Ice (kompres dengan es) C : Compression (kompresi/ pemasangan pembalut tekan) E: Elevasi (meninggikan bagian dislokasi)b. Pencegahan1. Cedera akibat olahragaa. Gunakan peralatan yang diperlukan seperti sepatu untuk lari.b. Latihan atau exercise.c. Conditioning.2. Trauma kecelakaan1. Kurangi kecepatan.2. Memakai alat pelindung diri seperti helm, sabuk pengaman.3. Patuhi peraturan lalu lintas