disleksia

17
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini sering kita lihat banyak anak-anak yang mengalami kesulitan belajar. Pada dasarnya kesulitan belajar tidak hanya dialami oleh siswa yang berkemampuan renadah saj, tetapi juga dialami oleh siswa berkampuan tinggi. selain itu, kesulitan belajar juga dapat dialami oleh siswa yang berkampuan rata –rata ( normal ) disebabkan oleh faktor –faktor tertentu yang menghambat tercapainya kinerja akademik sesuai dengan harapan.Dalam referensi lain juga dijelaskan mengenai pengertian kesulitan belajar. Kesulitan belajar adalah suatu kondisi proses belajar yang ditandai hambatan –hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Kesulitan belajar ini tidak selalu disebabkan karena faktor intelegensi yang rendah (kelain mental ), akan tetapi dapat juga disebabkan oelh faktor –faktor non – intelegensi. Dengan demkian, IQ yang tinggi belum tentu menjamin keberhasilan belajar, karena itu dalam rangka memberikan bimbingan yang tepat kepada setiap anak didik, maka para pendidik perlu memahami masalah –masalah yang berhubungan dengan kesulitan belajar. Fenomena kesulitan belajar seorang siswa biasanya tampak jelas dari nenurunya kinerja akademik atau belajarnya. Namun, kesulitan belajar Makalah Kesulitan Belajar Membaca (Disleksia) 1

Upload: ismatul-izzati

Post on 08-Apr-2016

226 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

termasuk dalam kesulitan belajar siswa

TRANSCRIPT

Page 1: DISLEKSIA

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini sering kita lihat banyak anak-anak yang mengalami kesulitan belajar.

Pada dasarnya kesulitan belajar tidak hanya dialami oleh siswa yang berkemampuan

renadah saj, tetapi juga dialami oleh siswa berkampuan tinggi. selain itu, kesulitan

belajar juga dapat dialami oleh siswa yang berkampuan rata –rata ( normal ) disebabkan

oleh faktor –faktor tertentu yang menghambat tercapainya kinerja akademik sesuai

dengan harapan.Dalam referensi lain juga dijelaskan mengenai pengertian kesulitan

belajar. Kesulitan belajar adalah suatu kondisi proses belajar yang ditandai hambatan –

hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar.

Kesulitan belajar ini tidak selalu disebabkan karena faktor intelegensi yang rendah

(kelain mental ), akan tetapi dapat juga disebabkan oelh faktor –faktor non –intelegensi.

Dengan demkian, IQ yang tinggi belum tentu menjamin keberhasilan belajar, karena itu

dalam rangka memberikan bimbingan yang tepat kepada setiap anak didik, maka para

pendidik perlu memahami masalah –masalah yang berhubungan dengan kesulitan

belajar. Fenomena kesulitan belajar seorang siswa biasanya tampak jelas dari nenurunya

kinerja akademik atau belajarnya. Namun, kesulitan belajar juga dapat dibuktikan denga

munculnya kelainan prilaku (Misbehavior) siswa seperti kesukaan berteriak di dalam

kelas, megusik teman, berkelahi, sering tidak masuk sekolah dan sering minggat dari

sekolah.Menurut para ahli pendidikan, hasil belajar yang dicapai oleh para peserta didik

dipengaruhi oleh dua faktor utama, yakni faktor yang terdapat dalam diri peserta didik

itu sendiri yang disebut faktor internal, dan yang terdapat diluar diri peserta didik yang

disebut dengan eksternal.

Jaman dahulu, anak tak bisa membaca adalah anak bodoh. Plain stupid. Jaman

dulu anak yang suka berhayal adalah anak ngawur. Hari ini manusia kian pandai

memilah mana yang bodoh karena tak belajar, atau pintar tapi tak bisa mengungkapkan

secara verbal ataupun lisan.

Makalah Kesulitan Belajar Membaca (Disleksia) 1

Page 2: DISLEKSIA

Namun ada kalanya kita menemukan gejala “disleksia”, istilah dari ketidakmampuan

membaca, dalam diri anak. Misal Anak tersebut sering “membaca” buku dalam waktu

lama, tapi tidak membaca huruf. Hanya detail gambar hingga proses kerja dari setiap

aktor di gambar itu. Ia membaca “b” menjadi “d”, angka “2″ menjadi “5″ jika diurut

bersama. Ia juga suka bingung antara kiri dan kanan. Ia bisa mengeja semua huruf, tapi

harus melihat posisi lidah, gigi dan bibir saya kita mengucap suku kata seperti “ba” atau

“da”. Sementara itu, daya rekam atas semua detail peristiwa dan pengetahuan anak

sangatlah tinggi.

1.2 Perumusan Masalah

Dari latar Belakang yang ada dapat diperoleh rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apa Pengertian Disleksia?

2. Apa Gejala Disleksia?

3. Bagaimana Cara Menangani masalah Disleksia?

1.3 Tujuan

Mengingat berbagai macam kesulitan belajar yang dialami anak didik maka

makalah ini secara umum bertujuan untuk menganalisa Gejala kesulitan membaca

(disleksia) dan cara penanganannya. Secara khusus penulisan majalah ini bertujuan

untuk :

1. Mengetahui pengertian dan latar belakang terjadinya kesulitan belajar khususnya

disleksia

2. Memberi informasi cara penanganan kesulitan membaca (disleksia)

3. Menjelaskan peran penting orang tua terhadap perkembangan anaknya

Makalah Kesulitan Belajar Membaca (Disleksia) 2

Page 3: DISLEKSIA

1.4 Kajian Teori

Gangguan yang menyebabkan masalah dalam berbicara, mendengarkan,

membaca, menulis atau kemampuan matematika, juga gangguan perkembangan

spesifik. Kesulitan belajar adalah gangguan dalam kemampuan belajar termasuk dalam

hal berbicara, mendengarkan, membaca, menulis, atau kemampuan matematika. Anak

yang mengalami kesulitan belajar terlihat dari kemampuan akademiknya satu atau dua

tahun dibawah dari anak seusianya dengan intelegensi normal. Sering kali kesulitan

belajar ini tampak bersamaan dengan kesulitan lain seperti ADHD (Attention

Deficit/hyperactivity disorder) yang disebabkan oleh ketidakteraturan fungsi dari bagian

tertentu pada otak. Hal ini disebabkan oleh faktor keturunan.

Kesulitan belajar dihubungkan dengan disfungsi otak yang mempengaruhi

kemampuan dasar seperti kemampuan persepsi indra. Pada umumnya kesulitan belajar

dalam bidang akademik antara lain adalah :

1) Dyslexia

Biasa disebut juga gangguan perkembangan membaca. Gejalanya antara lain:

·         Kesulitan mengenal kelompok huruf

·         Kesulitan menghubungkan antara huruf dengan bunyi

·         Kesulitan dalam membentuk sukukata

·         Pembalikan posisi huruf

·         Kekacauan dalam mengeja

·         Keraguan dalam mengucap kata

·         Kurang memahami arti kalimat

2) Dysgraphia

Biasa disebut dengan gangguan/kesulitan menulis. Termasuk didalamnya :

·         Kesulitan membuat formasi huruf

·         Menulis keluar dari garis

·         Pengulangan dan penghilangan huruf

·         Kesulitan meletakkan tanda baca dan huruf besar

·         Mirror writing

·         Macam-macam masalah ejaan

Makalah Kesulitan Belajar Membaca (Disleksia) 3

Page 4: DISLEKSIA

3) Dyscalcula

Lebih dikenal dengan kesulitan belajar matematika, biasanya muncul setelah

kesulitan belajar membaca dan menulis. Gejalanya adalah :

·         Kesulitan dalam menghitung

·         Kesulitan dalam membaca dan menulis angka

·         Sukar memahami konsep matematika dasar

·         Tidak menguasai pengukuran, pengelompokkan dan pola

Lalu ada beberapa solusi untuk mengatasi hal tersebut, yaitu :

1)      Assesment

Assesment terhadap kesulitan belajar dapat dilakukan oleh satu atau lebih dari para

ahli, misalnya psikolog, psikiater, dan neorolog. Penilaian yang dapat dilakukan

adalah melalui test IQ untuk mengetahui kemampuan verbal dan non verbal anak,

projective test untuk mengevaluasi tingkat emosional.

2)      Treatment

Pada dasarnya treatment untuk anak kesulitan belajar adalah remedial education

dan psychotherapy. Keduanya dapat dilaksanakan secara bersamaan atau salah satu

mengikuti yang lain sesuai kebutuhan. Remedial sebaiknya dilaksanakan secara

individual dengan seorang tutor. Tujuannnya adalah mencari dan meruntuhkan

dinding penyebab kesulitan belajar.

Pada dasarnya yang paling dibutuhkan oleh anak-anak berkesulitan belajar

adalah kasih sayang, pengertian dan kesabaran dari orang-orang disekitarnya,

terutama dari orang tua. Setelah itu barulah dapat dilakukan penanganan yang tepat. 

Makalah Kesulitan Belajar Membaca (Disleksia) 4

Page 5: DISLEKSIA

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian disleksia

Disleksia berasal dari kata Yunani yaitu “dys” yang berarti kesulitan dan

“leksia” yang berarti kata-kata. Dengan kata lain, disleksia berarti kesulitan dalam

mengolah kata-kata. Ketua Pelaksana Harian Asosiasi Disleksia Indonesia dr

Kristiantini Dewi, Sp A, menjelaskan, disleksia merupakan kelainan dengan dasar

kelainan neurobiologis dan ditandai dengan kesulitan dalam mengenali kata dengan

tepat atau akurat dalam pengejaan dan dalam kemampuan mengode simbol. Terdapat

dua macam disleksia, yaitu developmental dyslexia dan acquired dyslexia.

Developmental Dyslexia merupakan bawaan sejak lahir dan karena faktor

genetis atau keturunan. Penyandang disleksia akan membawa kelainan ini seumur

hidupnya atau tidak dapat disembuhkan. Tidak hanya mengalami kesulitan membaca,

mereka juga mengalami hambatan mengeja, menulis, dan beberapa aspek bahasa yang

lain. Meski demikian, anak-anak penyandang disleksia memiliki tingkat kecerdasan

normal atau bahkan di atas rata-rata. Dengan penanganan khusus, hambatan yang

mereka alami bisa diminimalkan. Dan acquired dyslexia didapat karena gangguan atau

perubahan cara otak kiri membaca.

Sejumlah ahli juga mendefinisikan disleksia sebagai suatu kondisi pemrosesan

input atau informasi yang berbeda (dari anak normal) yang sering kali ditandai dengan

kesulitan dalam membaca yang dapat memengaruhi area kognisi, seperti daya ingat,

kecepatan pemrosesan input, kemampuan pengaturan waktu, aspek koordinasi, dan

pengendalian gerak. Dapat juga terjadi kesulitan visual dan fonologis, dan biasanya

terdapat perbedaan kemampuan di berbagai aspek perkembangan.

Disleksia adalah ketidakmampuan belajar yang terutama mengenai dasar

berbahasa tertentu, yang mempengaruhi kemampuan mempelajari kata-kata dan

membaca meskipun anak memiliki tingkat kecerdasan rata-rata atau diatas rata-rata,

motivasi dan kesempatan pendidikan yang cukup serta penglihatan dan pendengaran

yang normal.

Makalah Kesulitan Belajar Membaca (Disleksia) 5

Page 6: DISLEKSIA

Disleksia biasanya terjadi pada anak-anak dengan daya penglihatan dan

kecerdasan yang normal. Anak-anak dengan dyslexia biasanya dapat berbicara dengan

normal, tetapi memiliki kesulitan dalam menginterpretasikan “spoken language” dan

tulisan.

Disleksia cenderung diturunkan dan lebih banyak ditemukan pada anak laki-laki.

Disleksia terutama disebabkan oleh kelainan otak yang mempengaruhi proses

pengolahan bunyi dan bahasa yang diucapkan. Kelainan ini merupakan kelainan

bawaan, yang bisa mempengaruhi penguraian kata serta gangguan mengeja dan

menulis.

2.2 Gejala Disleksia

Gejala disleksia mungkin sulit disadari sebelum anak masuk sekolah, tetapi

beberapa gejala awal dapat mengidentifikasi masalah tersebut. Ketika anak mencapai

usia sekolah, guru dari anak mungkin menjadi yang pertama menyadari masalah

tersebut.

2.2.1 Sebelum sekolah

Tanda dan gejala anak yang mungkin berisiko disleksia antara lain:

Terlambat berbicara

Menambah kosa kata dengan lambat

Kesulitan “rhyming” (rima kata).

2.2.2 Usia sekolah

Ketika anak di sekolah, gejala disleksia mungkin menjadi lebih terlihat, termasuk di

antaranya:

Membaca pada tingkat (level) di bawah apa yang diharapan untuk usia anak

Bermasalah dalam memproses dan memahami sesuatu yang anak dengar

Kesulitan dalam memahami secara utuh instruksi yang cepat

Makalah Kesulitan Belajar Membaca (Disleksia) 6

Page 7: DISLEKSIA

Bermasalah dalam mengikuti instruksi lebih dari satu dalam waktu yang

bersamaan

Ketidakmampuan untuk mengucapkan pelafalan dari kata-kata yang tidak

familiar

Kesulitan melihat (dan pada saat tertentu mendengar) persamaan dan perbedaan

di dalam surat atau kata-kata.

Melihat surat/ kata-kata secara terbalik (b untuk d atau “saw” untuk “was”)–

walaupun melihat kata-kata atau surat secara terbalik itu biasa untuk anak kecil,

yang tidak mengalami disleksia, di bawah umur 8 tahun. Anak yang mengalami

disleksia akan terus melihat secar terbalik setelah melewati umur tersebut.

Kesulitan mengeja

Sulit mempelajari bahasa asing

2.3 Penyebab dan Faktor Risiko

Ketidakmampuan dalam belajar adalah kondisi yang memunculkan perbedaan

antara kemampuan seseorang dan performanya. Kebanyakan orang dengan disleksia

memiliki tingkat kecerdasan rata-rata atau di bawah rata-rata. Tetapi, tingkat (level)

membaca yang signifikan rendah dari yang diharapkan. Tipe lain lain ketidakmampuan

belajar termasuk sulitan berkonsentrasi, ketidakmampuan untuk tampil dengan baik

dalam menulis dan mengerjakan soal matematika.

2.4 Masalah penyandang disleksia

Masalah yang juga bisa mengikuti penyandang disleksia di antaranya

konsentrasi, daya ingat jangka pendek (cepat lupa dengan instruksi). “Penyandang

disleksia juga mengalami masalah dalam pengorganisasian. Mereka cenderung tidak

teratur. Misalnya, memakai sepatu tetapi lupa memakai kaus kaki. Masalah lainnya,

kesulitan dalam penyusunan atau pengurutan, entah itu hari, angka, atau huruf,” papar

Kristiantini yang juga seorang dokter anak.

Secara lebih detail, penyandang disleksia biasanya mengalami masalah-masalah,seperti:

Makalah Kesulitan Belajar Membaca (Disleksia) 7

Page 8: DISLEKSIA

1.    Masalah fonologi: Yang dimaksud masalah fonologi adalah hubungan sistematik

antara huruf dan bunyi. Misalnya mereka mengalami kesulitan membedakan ”paku”

dengan ”palu”; atau mereka keliru memahami kata-kata yang mempunyai bunyi hampir

sama, misalnya ”lima puluh” dengan ”lima belas”. Kesulitan ini tidak disebabkan

masalah pendengaran, tetapi berkaitan dengan proses pengolahan input di dalam otak.

2.    Masalah mengingat perkataan: Kebanyakan anak disleksia mempunyai level

kecerdasan normal atau di atas normal. Namun, mereka mempunyai kesulitan

mengingat perkataan. Mereka mungkin sulit menyebutkan nama teman-temannya dan

memilih untuk memanggilnya dengan istilah “temanku di sekolah” atau “temanku yang

laki-laki itu”. Mereka mungkin dapat menjelaskan suatu cerita, tetapi tidak dapat

mengingat jawaban untuk pertanyaan yang sederhana.

3.    Masalah penyusunan yang sistematis atau berurut: Anak disleksia mengalami

kesulitan menyusun sesuatu secara berurutan misalnya susunan bulan dalam setahun,

hari dalam seminggu, atau susunan huruf dan angka. Mereka sering ”lupa” susunan

aktivitas yang sudah direncanakan sebelumnya, misalnya lupa apakah setelah pulang

sekolah langsung pulang ke rumah atau langsung pergi ke tempat latihan sepak bola.

Padahal, orangtua sudah mengingatkannya bahkan mungkin hal itu sudah pula ditulis

dalam agenda kegiatannya. Mereka juga mengalami kesulitan yang berhubungan

dengan perkiraan terhadap waktu. Misalnya mereka mengalami kesulitan memahami

instruksi seperti ini: ”Waktu yang disediakan untuk ulangan adalah 45 menit. Sekarang

pukul 08.00. Maka 15 menit sebelum waktu berakhir, Ibu Guru akan mengetuk meja

satu kali”. Kadang kala mereka pun ”bingung” dengan perhitungan uang yang

sederhana, misalnya mereka tidak yakin apakah uangnya cukup untuk membeli

sepotong kue atau tidak.

4.    Masalah ingatan jangka pendek: Anak disleksia mengalami kesulitan memahami

instruksi yang panjang dalam satu waktu yang pendek. Misalnya ibu menyuruh anak

untuk “Simpan tas di kamarmu di lantai atas, ganti pakaian, cuci kaki dan tangan, lalu

turun ke bawah lagi untuk makan siang bersama ibu, tapi jangan lupa bawa serta buku

PR Matematikanya, ya”, maka kemungkinan besar anak disleksia tidak melakukan

seluruh instruksi tersebut dengan sempurna karena tidak mampu mengingat seluruh

perkataan ibunya.

Makalah Kesulitan Belajar Membaca (Disleksia) 8

Page 9: DISLEKSIA

5.    Masalah pemahaman sintaks: Anak disleksia sering mengalami kebingungan dalam

memahami tata bahasa, terutama jika dalam waktu yang bersamaan mereka

menggunakan dua atau lebih bahasa yang mempunyai tata bahasa yang berbeda. Anak

disleksia mengalami masalah dengan bahasa keduanya apabila pengaturan tata

bahasanya berbeda daripada bahasa pertama. Misalnya dalam bahasa Indonesia dikenal

susunan diterangkan–menerangkan (contoh: tas merah). Namun, dalam bahasa Inggris

dikenal susunan menerangkan-diterangkan (contoh: red bag).

2.5 Penanganan

Anak dengan disleksia membutuhkan pengajaran secara individu dan

pengobatan untuk disleksia sering melibatkan program pendidikan multisensor.

Dukungan moril dari orang tua juga menjadi bagian yang penting.

Pengobatan yang terbaik adalah instruksi langsung, yang menggabungkan

pendekatan multisensorik.

Jenis pengobatan ini terdiri dari pengajaran suara dengan berbagai isyarat, biasanya

terpisah dan (jika memungkinkan) merupakan bagian dari program membaca.

Instruksi tidak langsung juga bisa diterapkan. Biasanya terdiri dari pelatihan

untuk mengucapkan kata atau pemahaman membaca. Anak diajari bagaimana caranya

untuk mengolah bunyi dengan mencampur bunyi untuk membentuk kata, dengan

memisahkan kata ke dalam huruf dan dengan mengenali posisi bunyi dalam kata.

(misalnya dalam mengenali bagian-bagian atau pola dan membedakan berbagai jenis

suara) atau masalah dengan ingatan, percakapan, pemikiran serta pendengaran.

Makalah Kesulitan Belajar Membaca (Disleksia) 9

Page 10: DISLEKSIA

BAB 3

PENUTUP

3.1Kesimpulan

Dari Pembahasan yang ada dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Disleksia adalah ketidakmampuan belajar yang terutama mengenai dasar

berbahasa tertentu, yang mempengaruhi kemampuan mempelajari kata-kata dan

membaca meskipun anak memiliki tingkat kecerdasan rata-rata atau diatas rata-rata,

motivasi dan kesempatan pendidikan yang cukup serta penglihatan dan pendengaran

yang normal.

2. Gejala disleksia mungkin sulit disadari sebelum anak masuk sekolah, tetapi

beberapa gejala awal dapat mengidentifikasi masalah tersebut. Ketika anak

mencapai usia sekolah, guru dari anak mungkin menjadi yang pertama menyadari

masalah tersebut.

3. Anak dengan disleksia membutuhkan pengajaran secara individu dan pengobatan

untuk disleksia sering melibatkan program pendidikan multisensor. Dukungan moril

dari orang tua juga menjadi bagian yang penting.

Pengobatan yang terbaik adalah instruksi langsung, yang menggabungkan

pendekatan multisensorik.

Jenis pengobatan ini terdiri dari pengajaran suara dengan berbagai isyarat, biasanya

terpisah dan (jika memungkinkan) merupakan bagian dari program membaca.

3.2 Saran

Dari seluruh faktor yang menyebabkan terjadinya disleksia atau kesulitan membaca

yang palin penting dalam menangani masalah ini adalah dukungan dari orang-orang

Makalah Kesulitan Belajar Membaca (Disleksia) 10

Page 11: DISLEKSIA

sekitar penderita masalah ini terutama olahraga. Setiap masalah yang terjadi bukan tidak

mungkin bisa disembuhkan asalkan ada kemauan yang keras. Para penderita Disleksia

atau penderita kesulitan belajar yang lainnya memilki kekurangan dalam belajar tapi

bukan berarti mereka bodh oleh karena itu kita tidak boleh membeda-bedakan tapi kita

harus memberi motivasi. Sebagai Seorang guru seharusnya bisa mengenali dan

mengidentifikasi karakteristik kemampuan murid-muridnya. Inilah kewajiban seorang

guru sekaligus faktor kedua yang dapat menentukan keberhasilan penanganan maalah

belajar.

Makalah Kesulitan Belajar Membaca (Disleksia) 11

Page 12: DISLEKSIA

DAFTAR PUSTAKA

http://www. dyslexia-indonesia.org /

diakses : 26 November 2011 / 10:23:06 WIB

http://www. google.com/ Disleksia Susah Mengenali Kata-Kata _ Dokter Sehat /

diakses : 26 November 2011 / 10:00:02 WIB

Makalah Kesulitan Belajar Membaca (Disleksia) 12