diskusi

17
PBL KASUS 3 KECELAKAAN LALU LINTAS INFORMASI 1 Saudara Tono, pasien Laki-laki umur 31 tahun datang ke IGD di rumah sakit anda bekerja, 2 jam yang lalu Sdr Tono mengalami kecelakaan lalu lintas, motornya menabrak motor lain sehingga dia terjatuh, proses terjatuh nya dia tidak ingat karena berlangsung cepat, selama 2 jam yang lalu sampai sekarang Sdr Tono selalu sadar,dan tidak mual atau muntah, helm nya tidak terlepas dan tetap terpasang. dia datang mengeluhkan nyeri di tungkai bawah kaki kanan, terlihat bengkok, sampai tidak bisa berjalan. Riwayat bekas dipijat tidak ada. 1.Klarifikasi (kejelasan) istilah dan konsep NO . ISTILAH KLARIFIKASI 1. mual 2. muntah 3. nyeri 2.Menetapkan definisi atau batasan permasalahan yang tepat IDENTITAS NAMA : sdr. Tono (lk-lk) UMUR : 31 thn ALAMAT : - PEKERJAAN : - AGAMA : -

Upload: max-andrew

Post on 19-Nov-2015

218 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Diskusi kulit

TRANSCRIPT

PBL KASUS 3

KECELAKAAN LALU LINTAS

INFORMASI 1

Saudara Tono, pasien Laki-laki umur 31 tahun datang ke IGD di rumah sakit anda bekerja, 2 jam yang lalu Sdr Tono mengalami kecelakaan lalu lintas, motornya menabrak motor lain sehingga dia terjatuh, proses terjatuh nya dia tidak ingat karena berlangsung cepat, selama 2 jam yang lalu sampai sekarang Sdr Tono selalu sadar,dan tidak mual atau muntah, helm nya tidak terlepas dan tetap terpasang. dia datang mengeluhkan nyeri di tungkai bawah kaki kanan, terlihat bengkok, sampai tidak bisa berjalan. Riwayat bekas dipijat tidak ada.1. Klarifikasi (kejelasan) istilah dan konsep

NO.ISTILAHKLARIFIKASI

1.mual

2.muntah

3.nyeri

2. Menetapkan definisi atau batasan permasalahan yang tepat

IDENTITAS

NAMA

: sdr. Tono (lk-lk)

UMUR

: 31 thn

ALAMAT: -

PEKERJAAN: -

AGAMA

: -

KELUHAN UTAMA

: nyeri

LOKASI

: tungkai bawah kaki kanan

ONSET

: 2 jam yang lalu

GANGGUAN FUNGSI: fungsi berjalan

KRONOLOGIS

:

sdr tono mengalami kecelakaan lalu lintas 2 jam sebelum masuk ke igd, motornya menabrak motor lain sehingga dia terjatuh. proses terjatuh nya dia tidak ingat karena berlangsung cepat. sdr tono selalu sadar,dan tidak mual atau muntah, helm nya tidak terlepas dan tetap terpasang. datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri di tungkai bawah kaki kanan, terlihat bengkok, sampai tidak bisa berjalan.

GEJALA PENYERTA: -

FAKTOR MEMPERBERAT: -

FAKTOR MEMPERINGAN: -

KUANTITAS

: - (frekwensi)

KUALITAS

: bengkok sampai tidak bisa berjalan

R. DAHULU

: -

R. KELUARGA

: -

R SOS.EKONOMI

: -

3. Menganalisa permasalahan

ANATOMI EKSTREMITAS INFERIOR

MEKANISME DARI GEJALA?

DD (DEFINISI, ETIO... BLA BLA BLA..) ( ELIMINASI ( DX

KHUSUS TALAK FRAKTUR = PRE HOSTPITAL + POST HOSPITAL

4. Menyusun urutan berbagai penjelasan mengenai permasalahan

ANATOMI TULANG EKSTREMITAS BAWAH

MEKANISME GEJALA ?

NYERI

DEFINISI :

The International Association for the Study of Pain (Townsend, 2008), mendefinisikan nyeri sebagai suatu pengalaman sensori dan emosional yang tidak nyaman yang berhubungan dengan kerusakan jaringan aktual dan potensial. Perasaan yang tidak nyaman tersebut sangat bersifat subjektif dan hanya orang yang mengalaminya yang dapat menjelaskan dan mengevaluasi perasaan tersebut (Mubarak & Chayatin, 2007). Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Smeltzer dan Bare (2001) bahwa nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual dan potensial, menyakitkan tubuh, serta diungkapkan oleh individu yang mengalaminya. Sedangkan menurut Barbara dan Joan (1983), nyeri diartikan sebagai suatu fenomena biopsikososial yang kompleks. Nyeri tidak hanya ditunjukkan sebagai nilai yang negatif yang terjadi di tubuh, tetapi nyeri sering ditunjukkan sebagai tanda atau peringatan bahwa ada suatu kerusakan jaringan di tubuh.KLASIFIKASI :

Nyeri diklasifikasikan atas dua bagian, yaitu (1) nyeri akut dan (2) nyeri kronis (Berger, 1992). Nyeri akut dapat dideskripsikan sebagai suatu pengalaman sensori, persepsi, dan emosional yang tidak nyaman yang berlangsung dari beberapa detik hingga enam bulan, yang disebabkan oleh kerusakan jaringan dari suatu penyakit seperti pada luka yang diakibatkan oleh kecelakaan, operasi, atau oleh karena prosedur terapeutik (Lewis, 1983).Nyeri akut biasanya mempunyai awitan yang tiba-tiba dan umumnya berkaitan dengan cedera spesifik. Nyeri akut mengindikasikan bahwa kerusakan atau cedera telah terjadi. Jika kerusakan tidak lama terjadi dan tidak ada penyakit sistematik, nyeri akut biasanya menurun sejalan dengan terjadinya penyembuhan. Nyeri akut umumnya terjadi kurang dari enam bulan dan biasanya kurang dari satu bulan. Cedera atau penyakit yang menyebabkan nyeri akut dapat sembuh secara spontan atau memerlukan pengobatan (Smeltzer & Bare, 2001).

Nyeri kronik merupakan nyeri berulang yang menetap dan terus menerus yang berlangsung selama enam bulan atau lebih. Nyeri kronis dapat tidak mempunyai awitan yang ditetapkan dengan tepat dan sering sulit untuk diobati karena biasanya nyeri ini tidak memberikan respons terhadap pengobatan yang diarahkan pada penyebabnya. Meskipun tidak diketahui mengapa banyak orang menderita nyeri kronis setelah suatu cedera atau proses penyakit, hal ini diduga bahwa ujung-ujung syaraf yang normalnya tidak mentransmisikan nyeri menjadi mampu untuk memberikan sensasi nyeri, atau ujung-ujung syaraf yang normalnya hanya mentransmisikan stimulus yang sangat nyeri menjadi mampu mentransmisikan stimulus yang sebelumnya tidak nyeri sebagai stimulus yang sangat nyeri (Smeltzer & Bare, 2001).

DD?

NO.FRAKTURDISLOKASI

1.DEFINISIPutusnya hubungan kesinambungan / diskontinuitas tulang dan atau tulang rawanGangguan lengkap dalamhubungan normal antara 2 tulang dimana tidak ada lagi kontak padapermukaan artikula

2.ETIOLOGI1. Trauma langsung( benturan pada tulang dan mengakibatkan fraktur pada tempat itu

2. Trauma tidak langsung( bila mana titik tumpul benturan dengan terjadinya fraktur berjauhan

3. Proses penyakit: kanker dan riketsia

4.Compresion force: klien yang melompat dari tempat ketinggian dapat mengakibatkan fraktur kompresi tulang belakanG

5. Muscle (otot): akibat injuri/sakit terjadi regangan otot yang kuat sehingga dapat menyebabkan fraktur (misal; elektrik shock dan tetani)

3.PATO-MEKANISME

4.PATO-FISIOLOGI

5.MANIFESTASI- Edema/pembengkakan

-Nyeri: spasme otot akibat reflek involunter pada otot, trauma langsung pada jaringan, peningkatan tekanan pada saraf sensori, pergerakan pada daerah fraktur.

- Spasme otot: respon perlindungan terhadap injuri dan fraktur

-Deformitas

-Echimosis: ekstravasasi darah didalam jaringan subkutan

-Kehilangan fungsi

-Crepitasi: pada palpasi adanya udara pada jaringan akibat trauma terbuka

6.KOMPLIKASIBAWAH

7.TALAK

PRE- HOSPITAL1. Rekognisi: menyangkut diagnosa fraktur pada tempat kejadian kecelakaan dan kemudian di rumah sakit.

- Riwayat kecelakaan

-Parah tidaknya luka

- Diskripsi kejadian oleh pasien

-Menentukan kemungkinan tulang yang patah

- krepitus2.Reduksi: reposisi fragmen fraktur sedekat mungkin dengan letak normalnya. Reduksi terbagi menjadi dua yaitu:

-Reduksi tertutup: untuk mensejajarkan tulang secara manual dengan traksi atau gips

- Reduksi terbuka: dengan metode insisi dibuat dan diluruskan melalui pembedahan, biasanya melalui internal fiksasi dengan alat misalnya; pin, plat yang langsung kedalam medula tulang.

3.Immobilisasi:Setelah fraktur di reduksi, fragmen tulang harus dimobilisasi untuk membantu tulang pada posisi yang benar hingga menyambung kembali.

4. Retensi: menyatakan metode-metode yang dilaksanakan untuk mempertahankan fragmen-fragmen tersebut selama penyembuhan (gips/traksi)

POST- HOSPITAL

POST HOSPITAL

1. Rehabilitasi (NON BEDAH): langsung dimulai segera dan sudah dilaksanakan bersamaan dengan pengobatan fraktur karena sering kali pengaruh cidera dan program pengobatan hasilnya kurang sempurna (latihan gerak dengan kruck).

TINDAKAN PEMBEDAHAN1. ORIF (OPEN REDUCTION AND INTERNAL FIXATION)

- Insisi dilakukan pada tempat yang mengalami cidera dan diteruskan sepanjang bidang anatomik menuju tempat yang mengalami fraktur

- Fraktur diperiksa dan diteliti

- Fragmen yang telah mati dilakukan irigasi dari luka

- Fraktur di reposisi agar mendapatkan posisi yang normal kembali

- Saesudah reduksi fragmen-fragmen tulang dipertahankan dengan alat ortopedik berupa; pin, sekrup, plate, dan paku

Keuntungan:

- Reduksi akurat

- Stabilitas reduksi tinggi

- Pemeriksaan struktu neurovaskuler

- Berkurangnya kebutuhan alat imobilisasi eksternal

- Penyatuan sendi yang berdekatan dengan tulang yang patah menjadi lebih cepat

- Rawat inap lebih singkat

- Dapat lebih cepat kembali ke pola kehidupan normal

Kerugian

- Kemungkinan terjadi infeksi

- Osteomielitis

2. EKSTERNAL FIKSASI

- Metode alternatif manajemen fraktur dengan fiksasi eksternal, biasanya pada ekstrimitas dan tidak untuk fraktur lama

- Post eksternal fiksasi, dianjurkan penggunaan gips.

- Setelah reduksi, dilakukan insisi perkutan untuk implantasi pen ke tulang

- Lubang kecil dibuat dari pen metal melewati tulang dan dikuatkan pennya.

- Perawatan 1-2 kali sehari secara khusus, antara lain:

Obsevasi letak pen dan area

Observasi kemerahan, basah dan rembes

Observasi status neurovaskuler distal fraktur

TEST DIAGNOSTIK- X Ray: menentukan lokasi/luasnya fraktur/trauma

- Scan tulang: menidentifikasi kerusakan jaringan lunak

- Hitung darah lengkap:

Ht: mungkin meningkayt (hemokonsentrasi), menurun (perdarahan bermakna pada sisi fraktur atau organ jauh dari trauma multiple)

Peningkatan SDP: respon stres normal setelah trauma

- Kreatinin: trauma otot meningkatkan beban kreatinin untuk klirens ginjal

- Profil koagulasi: perubahan dapat terjadi pada kehilangan darah atau cedera hatiKOMPLIKASI1.Komplikasi awal-Shock Hipovolemik/traumatikFraktur (ekstrimitas, vertebra, pelvis, femur) perdarahan & kehilangan cairan ekstrasel ke jaringan yang rusak shock hipovolemi.

-Emboli lemak-Trombo emboli venaBerhubungan dengan penurunan aktivitas/kontraksi otot/bedrest

-InfeksiFraktur terbuka: kontaminasi infeksi sehingga perlu monitor tanda infeksi dan terapi antibiotik

2.Komplikasi lambat- Delayed union

Proses penyembuhan fraktur sangat lambat dari yang diharapkan biasanya lebih dari 4 bulan. Proses ini berhubungan dengan proses infeksi. Distraksi/tarikan bagian fragmen tulang

- Non union

Proses penyembuhan gagal meskipun sudah diberi pengobatan. Hal ini disebabkan oleh fobrous union atau pseudoarthrosis

- Mal union

Proses penyembuhan terjadi tetapi tidak memuaskan (ada perubahan bentuk)

- Nekrosis avaskuler di tulang

Karena suplai darah menurun sehingga menurunkan fungsi tulang .

TAMBAHAN KLASIFIKASI FRAKTUR1.Berdasarkan garis fraktura.Fraktur komplitGaris patanya melalui seluruh penampang tulang atau melalui kedua korteks tulang

b.Fraktur inkomplitGaris patahnya tidak melalui seluruh penampang tulang

- Greenstick fracture: bila menegenai satu korteks dimana korteks tulangnya sebagian masih utuh juga periosteum akan segera sembuh dan segera mengalami remodeling kebentuk normal

2.Fraktur menurut jumlah dan garis patah/bentuk/konfigurasia.Fraktur comminute:banyak fraktur/fragmen kecil tulang yang terlepas

b.Fraktur segmental:bila garis patah lebih dari satu tetapi tidak berhubungan satu ujung yang tidak memiliki pembuluh darah menjadi sulit untuk sembuh dan keadaan ini perlu terapi bedah

c.Fraktur multipel:garis patah lebih dari satu tetapi pada tulang yang berlainan tempatnya. Seperti fraktur femur, cruris dan vertebra.

3.Fraktur menurut posisi fragmena.Fraktur undisplaced(tidak bergeser): garis patah komplit tetapi kedua fragmen tidak bergeser, periosteumnya masih utuh.

b.Fraktur displaced(bergeser): terjadi pergeseran fragmen-fragmen fraktur yang disebut juga dislokasi fragmen.

4.Menurut hubungan antara fragmen dengan dunia luara.Fraktur terbuka (open fracture/compoun frakture)Fraktur terbuka karena integritas kulit robek/terbuka dan ujung tulang menonjol sampai menembus kulit.

Fraktur terbuka ini dibagi menjadi tiga berdasarkan tingkat keperahan:

- Derajat I: robekan kulit kurang dari 1 cm dengan kerusakan kulit/jaringan minimal.

- Derajat II: luka lebih dari 1 cm, kerusakan jaringan sedang, potensial infeksi lebih besar, fraktur merobek kulit dan otot.

- Derajat III: kerusakan/robekan lebih dari 6-8 cm dengan kerusakan jaringan otot, saraf dan tendon, kontaminasi sangat besar dan harus segera diatasi

b.Fraktur tertutup (closed fracture/simple fracture)Frakture tidak kompkleks, integritas kulit masih utuh, tidak ada gambaran tulang yang keluar dari kulit.

5.Fraktur bentuk fragmen dan hubungan dengan mekanisme traumaa. Fraktur transversal (melintang), trauma langsung

Garis fraktur tegak lurud, segmen tulang yang patah direposisi/direduksi kembali ketempat semula, segmen akan stabil dan biasanya mudah dikontrol dengan bidai gips.

b. Fraktur oblique; trauma angulasi

Fraktur yang garis patahnya membentuk sudut terhadap tulang. Fraktur ini tidak stabil dan sulit diperbaiki.

c. Fraktur spiral; trauma rotasi

Fraktur ini timbul akibat torsi pada ekstrimitas, menimbulkan sedikit kerusakan jaringan lunak dan cenderung cepat sembuh dengan imobilisasi luar.

d. Fraktur kompresi; trauma axial flexi pada tulang spongiosa

Fraktur terjadi karena ketika dua tulang menumpuk tulang ketiga yang berada diantaranya seperti satu vertebra dengan dua vertebra lainnya.

e. Fraktur avulsi; taruma akibat tarikan (fraktur patela)

Fraktur memisahkan suatu fragmen tulang tempat insersi tendon atau ligamen.5. Merumuskan tujuan belajar

6. Belajar mandiri secara individual atau kelompok

7. Menarik atau mengambil sistem informasi yang dibutuhkan dari informasi yang ada

DAPUS:

Black (1997).Medical surgical nursing. Philadelpia: WB Saunders Company

Doenges, M. E. (1999).Rencana asuhan keperawatan: pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian pasien. Ed. 3. Jakarta: EGC

Lewis (2000).Medical surgical nursing. St Louis: Mosby

Price, S. A. (1995).Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit. Ed. 4. Jakarta: EGC

Smeltzer, S. C. (2008). Medical Surgical Nursing.Brunner & Suddart. Ed. 8. Jakarta: EGC