diskusi
DESCRIPTION
waesgdfTRANSCRIPT
PEDOMAN
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR
PENDIDIKAN AGAMA ISLAMUNTUKTAMAN KANAK-KANAK LUAR BIASA (TKLB)
TUNANETRA (A)
TUNARUNGU (B)
TUNAGRAHITA (C)
TUNADAKSA (D)
TUNALARAS (E)
AUTIS (F)KEMENTERIAN AGAMA RI
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAMSUBDIT PAUD/RA/TK/TKLBTAHUN 2013KELOMPOK III
PEDOMAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PAI UNTUK TKLB
NONAMAASAL DAERAH
1Supardai,S.Pd.ID.I.Y.
2Suwarti S.Pd.M.PdJATIM
3Nuraya S.Pd.IKEPRI
4T.Yusnaini S.Pd.ISUMUT
5Murita S.AgKALBAR
6Nopemawati S.Pd.ISUMBAR
7Fina Tri KurniaJATENG
8Nunung SDKI
9Anissa RomantiBABEL
10Radilla RizqiaBANTEN
11RiyantiLAMPUNG
12Siti Barokah S.AgJABAR
13Wahyu Artiningsih S.PdNTT
14Surianti S.PdSULBAR
15Salasiah S.Pd.IKALSEL
16Hj.Alinda Gobel S.Pd.ISULUT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan agama Islam memiliki peran penting untuk meningkatkan tumbuh-kembang anak khususnya usia 4-6 tahun. Mengapa demikian, karena usia tersebut merupakan fase perkembangan paling peka bila dibandingkan fase perkembangan yang lain dalam menerima stimulus dan pengalaman. Semakin dini mendapat stimulus dan pendidikan maka semakin baik pertumbuhan dan perkembangannya. Pengalaman yang diperoleh dari lingkungan akan mempengarui karakter anak di masa berikutnya. Oleh sebab itu diperlukan upaya yang efektif untuk menfasilitasi anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) berupa kegiatan pendidikan agama Islam yang tepat, sesuai tahapan perkembangan, kebutuhan khusus, karaktristik dan jenis ketunannya.
Secara obyektif anak berkebutuhan khusus (ABK) di TKLB memiliki jenis atau tipe cukup banyak. Anak berkebutuhan khusus di TKLB terdiri dari banyak jenis kelainan/kecacatan, antara lain anak; Tunanetra (A), Tunarungu (B), Tunagrahita (C), Tunadaksa (D), Tunalaras (E), Autis (F), Tunaganda (G), Lambat Belajar (Slow Learner), ADHD, Hiperaktif dan lain sebagainya. Keragaman anak tersebut mutlak membutuhkan penanganan dan pengelolan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan dan karaktristik ketunaan masing-masing siswa.
Secara yuridis ABK memiliki kedudukan dan hak yang sama dengan anak-anak ABK lainnya dalam memperoleh pendidikan. Di Indonesia, manajemen pendidikan inklusif dijamin oleh: (1) Undang- Undang Dasar 1945 Pasal 31, (2) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 dan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1991, tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab IV pasal 5 disebutkan bahwa setiap warga negara memiliki hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. Dalam bab VI pasal 32 secara tegas disebutkan peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak mendapatkan layanan pendidikan khusus dan layanan khusus. Selain itu UU No. 23 tentang perlindungan anak pasal 48 menyatakan pemerintah wajib menyelengarakan pendidikan dasar minimal 9 tahun untuk semua anak, dan pasal 49 menyatakan pula bahwa negara, pemerintah, keluarga dan orang tua wajib memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada anak untuk memperoleh pendidikan.
Pada era otonomi daerah seperti sekarang ini, konsep pendidikan tidak lagi bersifat sentralistik, tetapi lebih bersifat desentralistik. Pemerintah pusat lebih berperan sebagai regulator, membuat panduan/pedoman dan menetapkan standar-standar pendidikan bersifat nasional. Adapun implementasi, bentuk dan tehnik pelaksanaan pendidikan lebih diserahkan kewenangannya kepada pemerintah daerah dan sekolah masing-masing. Kebijakan tersebut di atas mendorong kepada setiap daerah dan sekolah untuk mengembangkan kreatifitas pendidikan yang perlu disesuaikan dengan kebutuhan, potensi, karaktristik siswa dan kondisi sekolah masing-masing.
Direktorat Jenderal Pendidikan Agama Islam, Direktorat PAIS, Sudit PAUD, RA/TK dan TKLB Kemenag RI. Selaku wakil pemerintah yang membidangi urusan pendidikan agama di sekolah, ikut terpanggil untuk membuat panduan dan pedoman pengembangan bahan ajar, dengan harapan dapat dijadikan acuan bagi para guru dan tenaga kependidikan yang mengajarkan materi pendidikan agama Islam di TKLB. Pengembangan bahan ajar yang dibangun secara adaptif, berbasis perkembangan usia dan kompetensi menjadi salah satu upaya penting untuk mengoptimalkan perkembangan dan sisa potensi yang masih dimiliki anak.
B. Pengertian
Bahan ajar adalah seperangkat materi/substansi pembelajaran (teaching material) yang disusun secara sistematis, menampilkan secara utuh kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran. Pada dasarnya berisi tentang pengetahuan, nilai, sikap, tindakan, dan ketrampilan yang berisi pesan, informasi, dan ilustrasi berupa fakta, konsep, prinsip, dan proses yang terkait dengan pokok bahasan tertentu yang diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.C. Tujuan Pedoman pengembangan bertujuan untuk:
1. Sebagai acuan bagi guru/pendidik dalam menyusun dan mengembangkan program pembelajaran.
2. Sebagai acuan bagi tenaga kependidikan lainnya dalam merencanakan dan melaksanakan pembinaan kepada guru/pendidik dalam menyusun dan mengembangkan silabusD. Fungsi
1. Pedoman bagi pengajar yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran.
2. Pedoman bagi tenaga kependidikan dalam mengambil kebijakan dan menyusun program pendidikan.
3. Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran.E. Prinsip-Prinsip Pengembangan Bahan Ajar Ada beberapa prinsip-prinsip khusus yang harus diperhatikan guru dalam mengajarkan materi pendidikan agama Islam untuk ABK, Prinsip-prinsip itu antara lain:
1. Melakukan identifikasi dan assesment.
Langkah paling awal sebelum melaksanakan pembelajaran guru hendaknya melakukan identifikasi dan assesment terhadap peserta didiknya. Identifikasi dilakukan untuk mengetahui dan mengenali seberapa jauh kelainan (disabilitas) yang dimiliki oleh anak. Sedangkan assesmentt adalah program tindakan yang harus dilakukan guru untuk memberikan treatment dan menentukan keputusan model pembelajarannya. Kegiatan ini harus dilakukan setiap guru yang menangani anak ABK, tujuannya agar mampu memberikan pembelajaran yang relevan, tepat dan sesuai dengan kelainan dan kebutuhan individual siswa. Hal ini dilakukan mengingat bahwa ABK sangat hiterogen dari segi jenis ketunaan, karakteristik, kebutuhan pembelajarannya, intelegensi, kondisi fisik, gerak motorik, kondisi mental-kejiwaan dan psikososialnya. 2. Menggunakan pendekatan adaptif.
Pendekatan adaptif dalam proses pembelajaran adalah upaya pembelajaran yang dimodifikasi, dirancang, dan disesuaikan sedemikian rupa sehingga dapat dipelajari, dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan, karakteristik anak berkebutuhan khusus (ABK). Dalam pendekatan adaptif, pembelajaran lebih menekankan pentingnya modifikasi agar memiliki relevansi dengan jenis ketunaan dan kebutuhan khusus setiap ABK. Modifikasi meliputi banyak hal antara lain; modifikasi kurikulum, modifikasi startegi, modifikasi materi, modifikasi media, modifikasi pengelolaan kelas, modifikasi lingkungan sekolah dan lain sebagainya. 3. Pendekatan invidual.
Dalam pengelolaan kelas guru agama Islam untuk ABK hendaknya lebih mengutamakan pendekatan individual dari pada pendekatan klasikal. Sebab dengan pendekatan individual kebutuhan khusus setiap anak lebih terlayani, kesulitan belajar setiap anak akan dapat diatasi. Sementara dengan pendekatan klasikal kebutuhan khusus dan kesulitan belajar ABK tidak/kurang mendapat perhatian semestinya.
4. Modifikasi Materi.
Dalam menyampaikan materi atau bahan ajar guru hendaknya mempertimbangkan tingkat kemampuan individu siswa. Bila siswa dipandang mampu, guru hendaknya mengembangkan / menaikan (duplikasi), namun bila siswa tidak mampu guru hendaknya menurunkan (omisi) terhadap standar kompetensi/kompetensi dasar (SK/KD) yang diharapkan.5. Menghindari penyampaian materi secara abstrak, teoritis dan verbal. Sampaikan materi pembelajaran secara kontektual, praktis, mudah, visual, bertahap, berkesinambungan dan berulang-ulang, agar peserta didik dapat menerima dan memahami.
6. Mengoptimalkan potensi afektif dan psikomotor dari pada kognitifnya.
7. Menggunakan strategi, metode, media pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan jenis ketunaan dan kebutuhan peserta didik, misalnya BCM (Bermain, cerita dan menyanyi). dllF. Ruang LingkupRuang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi aspek-aspek sebagai berikut :1. Al-Quran dan Hadits
2. Aqidah
3. Akhlak
4. Fiqih5. TarikhPendidikan Agama Islam menekankan keseimbangan, keselarasan dan keserasian antara hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan sesama manusia, hubungan manusia dengan diri sendiri dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya.
BAB IIMATERI / BAHAN AJAR PAI UNTUK TKLB DAN PENGEMBANGANNYA
Materi/bahan pendidikan Agama Islam di TKLB hendaknya dimodifikasi (disesuaikan) sedemikian rupa agar memiliki relevansi dengan jenis ketunaan dengan kebutuhan pemnbelajaraan ABK. Materi atau bahan ajar PAI pada TKLB diklasifikasikan berdasarkan enam jenis ketunaan yang secara umum mendapatkan layanan pendidikan khusus disekolah luar biasa. Kekhususan kebutuhan layanan akan A. Nilai-Nilai dan Moral untuk TKLB-A (Tunanetra)
Tingkat lingkup perkembanganTingkat pencapaian perkembanganIndikator
Nilai Moral agama1. Mengenal Tuhan dengan agama yang dianut
- Menyebut nama Allah
- Menyebut sifat sifat Allah
- Menyebut ciptaaann Allah
2. Menirukan gerakan sholat
- cara berwudlu
- pelaksanaaan solat
3. berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan- Doa sebelum dan sesudahh belajar
-Doa sebelum dan sesudah makan
-doa sebelum dan bangun tidur
-Doa keluar rumah
4. Mengethui perilaku yang baik dan sopan dan berperilaku baik - Menyapa orang tua
-Menyapa guru
-Menyapa teman
-sayang kepada oranng tua
5. Mengucap salam dan membalas salam - Mengucapkan salam masuk rumah dan keluar dari rumah
-mengucapkan salam kepada guru dan kepada teman teman
B. Nilai-nilai Agama dan Moral untuk TKLB-B ( Tunarungu)Lingkup PerkembanganTingkat Pencapaian Perkembangan Usia 4 5 Capaian perkembanganIndikator
Nilai-nilai Agama dan Moral1. Mengenal Tuhan melalui agama yang dianutnya.
Dapat mengenal nama-nama,sifat dan ciptaan Allah. Nama-nama Allah
Sifat-sifat Allah
Allah Pencipta alam semesta
2. Meniru gerakan beribadah
Dapat melakukan gerakan wudhu dan shalat Membasuh anggota wudhu
Gerakan shalat
3. Mengucapkan doa sebelum dan/atau sesudah melakukan sesuatu
Dapat Mengucapkan Doa-doa harian Doa belajar
Doa makan dan minum
Doa mau tidur dan bangun tidur
Doa kepada kedua orangtua
4. Mengenal perilaku baik/sopan dan buruk.
Dapat membedakan prilaku baik/sopan dan buruk Santun kepada kedua orangtua
Santun kepada guru
Santun kepada keluarga
Nilai-nilai Agama dan Moral untuk TKLB-B ( Tunarungu)
Lingkup PerkembanganTingkat Pencapaian Perkembangan Usia 5 6Capaian PerkembanganIndikator
Nilai-nilai Agama dan Moral1. Mengenal agama yang dianut.
Dapat Mengenal Agama dan Nabi yang membawanya Menyebutkan nama agama yang dianutnya
Menyebutkan Nabi yang membawa agamanya
2. Membiasakan diri beribadah.
Mampu melakukan Kegiatan Ibadah dengan benar Membiasakan berwudhu
Membiasakan shalat
Membiasakan menghafal al-Quran surat pendek dan berdoa
3. Memahami perilaku mulia (jujur, penolong, sopan, hormat, dsb).
Dapat berprilaku Mulia Membiasakan berperilaku jujur
Membiasakan berperilaku suka menolong
Membiasakan berperilaku santun
Membiasakan berperilaku hormat
4. Membedakan perilaku baik dan buruk.
Dapat Membedakan prilaku baik dan buruk Dapat membedakan santun dan kasar
Dapat membedakan pemurah dan pelit
Dapat membedakan rajin dan malas
C. Nilai-nilai Agama dan Moral untuk TKLB-C ( Tunagrahita)Lingkup PerkembanganTingkat Pencapaian Perkembangan Usia 4 5 Capaian perkembanganIndikator
Nilai-nilai Agama dan Moral1. Mengenal Tuhan melalui agama yang dianutnya.
Dapat mengenal nama-nama,sifat dan ciptaan Allah. Nama-nama Allah
Sifat-sifat Allah
Allah Pencipta alam semesta
2. Meniru gerakan beribadah
Dapat melakukan gerakan wudhu dan shalat Membasuh anggota wudhu
Gerakan shalat
3. Mengucapkan doa sebelum dan/atau sesudah melakukan sesuatu
Dapat Mengucapkan Doa-doa harian Doa belajar
Doa makan dan minum
Doa mau tidur dan bangun tidur
Doa kepada kedua orangtua
4. Mengenal perilaku baik/sopan dan buruk.
Dapat membedakan prilaku baik/sopan dan buruk Santun kepada kedua orangtua
Santun kepada guru
Santun kepada keluarga
Nilai-nilai Agama dan Moral untuk TKLB-B ( Tunagrahita)Tingkat Pencapaian Perkembangan dan IndikatorLingkup PerkembanganTingkat Pencapaian Perkembangan Usia 5 6Capaian PerkembanganIndikator
Nilai-nilai Agama dan Moral1. Mengenal agama yang dianut.
Dapat Mengenal Agama dan Nabi yang membawanya Menyebutkan nama agama yang dianutnya
Menyebutkan Nabi yang membawa agamanya
2. Membiasakan diri beribadah.
Mampu melakukan Kegiatan Ibadah dengan benar Membiasakan berwudhu
Membiasakan shalat
Membiasakan menghafal al-Quran surat pendek dan berdoa
3. Memahami perilaku mulia (jujur, penolong, sopan, hormat, dsb).
Dapat berprilaku Mulia Membiasakan berperilaku jujur
Membiasakan berperilaku suka menolong
Membiasakan berperilaku santun
Membiasakan berperilaku hormat
4. Membedakan perilaku baik dan buruk.
Dapat Membedakan prilaku baik dan buruk Dapat membedakan santun dan kasar
Dapat membedakan pemurah dan pelit
Dapat membedakan rajin dan malas
D. Nilai-nilai Agama dan Moral untuk TKLB- D ( Tunadaksa)Lingkup PerkembanganTingkat Pencapaian Perkembangan Usia 4 5 Capaian perkembanganIndikator
Nilai-nilai Agama dan Moral1. Mengenal Tuhan melalui agama yang dianutnya.
Dapat mengenal nama-nama,sifat dan ciptaan Allah. Nama-nama Allah
Sifat-sifat Allah
Allah Pencipta alam semesta
2. Meniru gerakan beribadah
Dapat melakukan gerakan wudhu dan shalat Membasuh anggota wudhu
Gerakan shalat
3. Mengucapkan doa sebelum dan/atau sesudah melakukan sesuatu
Dapat Mengucapkan Doa-doa harian Doa belajar
Doa makan dan minum
Doa mau tidur dan bangun tidur
Doa kepada kedua orangtua
4. Mengenal perilaku baik/sopan dan buruk.
Dapat membedakan prilaku baik/sopan dan buruk Santun kepada kedua orangtua
Santun kepada guru
Santun kepada keluarga
Nilai-nilai Agama dan Moral untuk TKLB-D ( Tunadaksa)Lingkup PerkembanganTingkat Pencapaian Perkembangan Usia 5 6Capaian PerkembanganIndikator
Nilai-nilai Agama dan Moral1. Mengenal agama yang dianut.
Dapat Mengenal Agama dan Nabi yang membawanya Menyebutkan nama agama yang dianutnya
Menyebutkan Nabi yang membawa agamanya
2. Membiasakan diri beribadah.
Mampu melakukan Kegiatan Ibadah dengan benar Membiasakan berwudhu
Membiasakan shalat
Membiasakan menghafal al-Quran surat pendek dan berdoa
3. Memahami perilaku mulia (jujur, penolong, sopan, hormat, dsb).
Dapat berprilaku Mulia Membiasakan berperilaku jujur
Membiasakan berperilaku suka menolong
Membiasakan berperilaku santun
Membiasakan berperilaku hormat
4. Membedakan perilaku baik dan buruk.
Dapat Membedakan prilaku baik dan buruk Dapat membedakan santun dan kasar
Dapat membedakan pemurah dan pelit
Dapat membedakan rajin dan malas
E. Nilai-nilai Agama dan Moral untuk TKLB- E ( Tunalaras)Tingkat Pencapaian Perkembangan dan IndikatorLingkup PerkembanganTingkat Pencapaian Perkembangan Usia 4 5 Capaian perkembanganIndikator
Nilai-nilai Agama dan Moral1. Mengenal Tuhan melalui agama yang dianutnya.
Dapat mengenal nama-nama,sifat dan ciptaan Allah. Nama-nama Allah
Sifat-sifat Allah
Allah Pencipta alam semesta
2. Meniru gerakan beribadah
Dapat melakukan gerakan wudhu dan shalat Membasuh anggota wudhu
Gerakan shalat
3. Mengucapkan doa sebelum dan/atau sesudah melakukan sesuatu
Dapat Mengucapkan Doa-doa harian Doa belajar
Doa makan dan minum
Doa mau tidur dan bangun tidur
Doa kepada kedua orangtua
4. Mengenal perilaku baik/sopan dan buruk.
Dapat membedakan prilaku baik/sopan dan buruk Santun kepada kedua orangtua
Santun kepada guru
Santun kepada keluarga
E. Nilai-nilai Agama dan Moral untuk TKLB E ( Tuna Laras )Lingkup PerkembanganTingkat Pencapaian Perkembangan Usia 4 5 Capaian PerkembanganIndikator
Nilai-nilai Agama dan Moral1. Mengenal Tuhan melalui agama yang dianutnya.
Dapat menyebutkan Asmaul Husna
Dapat Menyebutkan 2-5 Sifat Allah
Dapat menyebutkan Cipataan Allah Menyebutkan nama-nama Allah Menyebutkan sifat-sifat Allah ( Ar- rahman, Ar rahim / Menyebutkan Ciptaan Allah
2. Meniru gerakan beribadah
Anak dapat melakukan kegiatan wudhu
Anak dapat memperagakan gerakan sholat Membasuh anggota wudhu Meniru Gerakan shalat
3. Mengucapkan doa sebelum dan/atau sesudah melakukan sesuatu
Anak dapat meniru doa sebelum belajar
Anak dapat meniru berdoa makan dan minum
Anak dapat meniru berdoa sebelum dan sesudah tidur
Anak dapat meniru membaca doa untuk kedua orang tua Doa belajar Doa makan dan minum Doa mau tidur dan bangun tidur Doa kepada kedua orangtua
4. Mengenal perilaku baik/sopan dan buruk.
Anak dapat menunjukkan prilaku santun kepada Santun kepada kedua orangtua
Santun kepada guru
Santun kepada keluarga
5. Membiasakan diri berperilaku baik.
Dapat menunjukkan prilaku baik terhadap orang lain Menolong kedua orangtua
Sayang kepada keluarga
Membantu teman
6. Mengucapkan salam dan membalas salam.
Anak dapat mengucapkan salam ketika bertemu dengan orang lain Mengucapkan salam masuk rumah
Mengucapkan salam betemu guru
Mengucapkan salam bertemu teman
E. Tingkat Pencapaian Perkembangan dan Indikator Tuna LarasLingkup PerkembanganTingkat Pencapaian Perkembangan Usia 5 6Indikator
Nilai-nilai Agama dan Moral
1. Mengenal agama yang dianut.
Dapat menyebutkan agama dan nabi yang membawanya. Menyebutkan nama agama yang dianutnya
Menyebutkan Nabi yang membawa agama islam
2. Membiasakan diri beribadah.
Anak dapat melakukan gerakan wudhu dengan benar
Anak dapat melakukan ibadah sholat dengan benar Anak dapat menghafal membaca surat-surat pendek dan doa harian.
Anak dapat mengenal dan membaca huruf hijaiyan Membiasakan Meniru gerakan berwudhu
Membiasakan shalat mengenal gerakan sholat dan doa sederhana.
Membiasakan menghafal al-Quran membaca surat pendek dan berdoa Mengenal huruf hijaiyah (huruf alif s.d huruf jim)
Mengenal huruf hijaiyah (huruf alif s.d huruf jim) dan sakal fathah
3. Memahami perilaku mulia (jujur, penolong, sopan, hormat, dsb).
Anak dapat melakukan dan terbiasa berprilaku mulia. Membiasakan berperilaku jujur
Membiasakan berperilaku suka menolong
Membiasakan berperilaku santun
Membiasakan berperilaku hormat
4. Membedakan perilaku baik dan buruk.
Anak menunjukkan prilaku baik dan buruk Dapat membedakan berprilaku santun dan kasar Dapat berprilaku membedakan pemurah dan pelit Dapat berprilaku membedakan rajin dan malas
5. Mengenal ritual dan hari besar agama.
Anak dapat menyebutkan waktu-waktu sholat
Anak dapat menyebutkan tentang rukun Islam
Anak dapat menyebutkan tentang peringatan hari besar islam. Mengenal shalat 5 waktu Mengenal puasa, zakat dan haji Dapat menyebutkan nama-nama hari besar Islam
6. Menghormati agama orang lain.
Anak dapat mengenal macam-macam agama dan tempat ibadah.
Anak dapat menunjukkan sikap menghormati perbedaan agama. Dapat menyebutkan nama-nama agama di anut. Dapat menyebutkan membedakan rumah ibadah agama yang dianut. Menghormati orang lain yang bukan seagamaBerprilaku baik terhadap orang yang berbeda agama
F.Nilai-nilai Agama dan Moral untuk TKLB-F ( Autis )Tingkat Pencapaian Perkembangan dan IndikatorLingkup PerkembanganTingkat Pencapaian Perkembangan Usia 4 5 Capaian perkembanganIndikator
Nilai-nilai Agama dan Moral1. Mengenal Tuhan melalui agama yang dianutnya.
Dapat mengenal nama-nama,sifat dan ciptaan Allah. Nama-nama Allah
Sifat-sifat Allah
Allah Pencipta alam semesta
2. Meniru gerakan beribadah
Dapat melakukan gerakan wudhu dan shalat Membasuh anggota wudhu
Gerakan shalat
3. Mengucapkan doa sebelum dan/atau sesudah melakukan sesuatu
Dapat Mengucapkan Doa-doa harian Doa belajar
Doa makan dan minum
Doa mau tidur dan bangun tidur
Doa kepada kedua orangtua
4. Mengenal perilaku baik/sopan dan buruk.
Dapat membedakan prilaku baik/sopan dan buruk Santun kepada kedua orangtua
Santun kepada guru
Santun kepada keluarga
F. Nilai-nilai Agama dan Moral untuk TKLB-F ( Autis) Lingkup PerkembanganTingkat Pencapaian Perkembangan Usia 5 6Capaian PerkembanganIndikator
Nilai-nilai Agama dan Moral1. Mengenal agama yang dianut.
Dapat Mengenal Agama dan Nabi yang membawanya Menyebutkan nama agama yang dianutnya
Menyebutkan Nabi yang membawa agamanya
2. Membiasakan diri beribadah.
Mampu melakukan Kegiatan Ibadah dengan benar Membiasakan berwudhu
Membiasakan shalat
Membiasakan menghafal al-Quran surat pendek dan berdoa
3. Memahami perilaku mulia (jujur, penolong, sopan, hormat, dsb).
Dapat berprilaku Mulia Membiasakan berperilaku jujur
Membiasakan berperilaku suka menolong
Membiasakan berperilaku santun
Membiasakan berperilaku hormat
4. Membedakan perilaku baik dan buruk.
Dapat Membedakan prilaku baik dan buruk Dapat membedakan santun dan kasar
Dapat membedakan pemurah dan pelit
Dapat membedakan rajin dan malas
BAB III
P E N U T U P
Pengembangan (modifikasi) materi/bahan ajar PAI di TKLB perlu dilakukan karena terdapat faktor yang menjadi penghambat dan pendukung antara lain;
a. Kondisi dan keadaan siswa yang hiterogen. Perserta didik di TKLB berbeda dengan sekolah inklusi/terpadu. Peserta didik di TKLB terdiri dari banyak jenis kelainan; ada tunanetra (A), tunarungu (B) tunagrahita ringan (C), tunagrahita sedang (C1), tunagrahita berat (C2), tunadaksa ringan (D) tunadakda sedang (D1) tunadaksa berat (D2), tunalaras (E), tunaganda (G), autis, slow learner, hiperaktif, ADHD (attention deficit hiperactivity disorder), disgrafia, dislexia, diskalkulia, dispraxia dan lain sebagainya.
b. Kemampuan belajar secara akademik berbeda-beda, ada tipe siswa yang mampu belajar secara akademik, namun ada yang tidak mampu belajar secara akademik. Ada siswa yang mampu didik dan mampu latih, tapi ada juga yang hanya mampu latih. Ada siswa yang mampu mengikuti target kurikulum, namun ada pula yang tidak mampu mengikuti target kurikulum.
c. Setiap siswa memiliki tingkat kesulitan belajar yang berbeda-beda, yang disebabkan oleh tidak berfungsinya salah satu atau beberapa indera yang dimilikinya, ada siswa yang mengalami hambatan indera penglihatan, indera pendengaran, lemah intelegensi (IQ), lemah mental, hambatan fisik, kelainan perilaku atau gabungan dari beberapa hambatan tersebut.
d. Setiap jenis ketunaan/kelainan memiliki karakteristik dan kebutuhan spesifik masing-masing yang tidak sama antara jenis ketunaan yang satu dengan yang lainnya.
Setiap guru agama Islam yang mengajar ABK di TKLB dituntut memiliki kemampuan mengidentifikasi dan mengasessment. Kegiatan identifikasi dan assesment merupakan kegiatan penting dan mendasar sebelum guru agama melakukan kegiatan pembelajaran. Dengan kegiatan identifikasi dan assesment guru dapat mengetahui karakteristik, jenis kelainan, kebutuhan belajar spesifik siswa, sehingga guru dapat memberikan assesment atau treatment dan pembelajaran yang sesuai dan tepat kepada peserta didiknya.
Guru yang mengajarkan materi PAI di TKLB hendaknya mampu menerapkan pendekatan adaptif dengan melakukan modifikasi (penyesuaian) antara lain sebagai berikut:
a. Modifikasi kurikulum, berbentuk pemberian kebebasan guru untuk mengembangkan, menaikan (duplikasi) bahkan menurunkan jika perlu (omisi) terhadap SK/KD (kurikulum) yang telah disediakan oleh pemerintah
b. Modifikasi materi, berbentuk perbedaan bobot dan muatan meteri yang diajarkan kepada siswa sesuai jenis ketunaannya. Hal ini tercermin pada kata-kata operasional yang dipakai untuk setiap jenis ketunaan siswa.
c. Modifikasi metode, berbentuk fleksibelitas guru dalam memilih metode dan menerapkannya secara kombinatif sesuai kondisi dan kemampuan siswa. Tidak semua metode cocok dengan semua jenis ketunaan, dan setiap ketunaan hanya cocok dengan metode tertentu.
d. Modifikasi media, setiap jenis ketunaan menggunakan media khusus yang cocok dengan ketunaanya. Banyak media tetapi tidak semua media bisa dipakai pada setiap jenis ketunaan, setiap ketunaan memiliki media khusus yang tidak mungkin dipergunakan pada jenis ketunaan yang lain.
e. Modifikasi alat dan sarana-prasarana, berbentuk desain peralatan, sarana-prasarana agar memenuhi standar aksesesibilitas penggunanya.Setiap jenis ketunaan memiliki peralatan dan sarana prasarana khusus yang menjadi prioritas kebutuhannya. f. Modifikasi KBM, proses pembelajaran PAI pada setiap jenis ketunaan menggunakan pendekatan individual, berjalan secara fleksibel, menyesuaikan kondisi, kemampuan dan kesulitan siswa. Pada saat tertentu, proses pembelajaran tidak semata-mata mengejar target kurikulum/materi, tetapi melakukan terapi ringan, konseling, rehabilitasi dan psikoterapi seperti pada kasus anak Tunagrahita, Tunalaras dan Autis.
g. Dalam evaluasi hasil belajar guru agama mempertimbangkan siswa berdasarkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Bagi siswa yang memiliki kemampuan intelegensi (IQ) yang ditandai dengan kemampuan akademis, maka bentuk evaluasinya didesain sedemikian rupa agar siswa mampu mengikuti target kurikulum bahkan harus mengikuti ujian nasional (UN/USBN). Namun bagi siswa yang memiliki hambatan dan kelainan mental- intelegensinya (IQ) dan prilaku, maka bentuk evaluasinya dimodifikasi sedemikian rupa agar acceptable dengan kondisi dan kemampuan siswa, misalnya lebih mengutamakan aspek afektif dan psikomotornya.
Untuk pembiasaan nilai-nilai agama ((religious culture). Semua kegiatan keagamaan di sekolah dimodifikasi dengan mempertimbangkan kondisi fisik, psikis, usia dan jenis kelainan. Tujuannya agar setiap siswa dapat merasakan manfaat dan kepuasan dari setiap kegiatan keagamaan yang diselenggarakan. Perjuangan untuk membentuk pembiasaan berperilaku agama di sekolah merupakan tugas bersama, guru agama perlu kerjasama intensif dan sinergis dengan berbagai pihak yang punya kewajiban dan tanggung-jawab mengurus pendidikan ABK misalnya dengan kepala sekolah, guru-guru umum, karyawan, orang tua/wali murid, sosial worker, ahli terapy dan masyarakat sekitar.
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. No. 20 tahun 2003, (Jakarta: Diknas, 2004), 4.
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. No. 20 tahun 2003,.... 10.