disko prostho full kel 3
TRANSCRIPT
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gigi tiruan lengkap (GTL) adalah gigi tiruan yang dibuat untuk menggantikan semua gigi
asli beserta bagian jaringan gusi yang hilang, karena apabila seseorang telah hilang semua gigi
geliginya, maka dapat menghambat fungsi pengunyahan, fungsi fonetik, fungsi estetik dan dapat
mempengaruhi keadaan psikis. Tujuan pembuatan GTL adalah :
a. Merehabilitasi seluruh gigi yang hilang sehingga dapat memperbaiki atau mengembalikan
fungsi bicara, pengunyahan, estetis dan psikis.
b. Memperbaiki kelainan, gangguan dan penyakit yang disebabkan oleh keadaan edentulous.
Bagi seseorang yang telah kehilangan gigi geligi, maka prosessus alveolaris akan
mengalami penyusutan yang disebut residual ridge. Penyusutan alveolaris biasanya berjalan 2-3
minggu, tetapi ada yang sampai berbulan-bulan. Pembuatan GTL akan mencegah pengerutan
( atropi processus )
Alveolaris (residual ridge), mencegah berkurangnya vertikal dimensi yang disebabkan
turunnya otot-otot pipi karena tidak ada penyangga dan hilangnya oklusi sentrik. Selama
berfungsi rahang bawah (RB) berusaha berkontak dengan rahang atas (RA) sehingga dengan
tidak adanya gigi-gigi RA dan RB akan menyebabkan hilangnya oklusi sentrik. Mandibula
menjadi protusif dan hal ini menyebabkan malposisi pada temporo mandibula joint.
1
1.2 Rumusan Masalah
Pak Amir 64 tahun datang ke praktek dokter gigi dengan keluhan gigi palsu tidak nyaman
digunakan ingin dibuatkan gigi palsu yang baru. Dari anamnesa diketahui pasien sudah
menggunakan gigi tiruan sejak 1 tahun yang lalu dan sudah pernah diperbaiki oleh dokter gigi
yang lama serta masih sulit untuk mengunyah (longgar) dan pasien merasa tidak puas dengan
gigi tiruannya yang lama. Pada pemeriksaan intra oral RA/RB odontolus, tinggi linggir sisa
sedang, linggir alveolar anterior RB terdapat mukosa yang bergerak, palpasi pada ridge alveolar
anterior atas terasa menonjol dan tidak sakit, retromilohyoid sedang. Pemeriksaan ekstra oral
profil wajah pasien lurus, angular cheilitis, adaptasi basis pada daerah peripheral seal tidak rapat,
perluasan basis distal ridge alveolaris RA pendek. Dokter gigi akan membuatkan gigi tiruan yang
baru dengan memperhatikan retensi dan stabilisasi yang baik sesuai dengan kondisi pasien.
Pertanyaan:
Bagaimana dokter gigi menjelaskan pada pasien rencana perawatan yang dilakukan?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penyusunan bahan ini adalah untuk membuka jendela pengetahuan tentang
pemakaian gigi tiruan cekat berdasarkan masalah pada kasus. Harapan tim penulis adalah agar
makalah ini tidak hanya bermanfaat bagi tim ini yang menyusun saja, akan tetapi bermanfaat
juga bagi mereka yang membutuhkan untuk referensi maupun bahan bacaan semata.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini adalah:
- Sebagai bahan pendukung dan referensi bagi pembaca tentang GTL
- Untuk memahami dan lebih mengetahui mengenai GTL
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Defenisi GTL
Gigi Tiruan Lengkap adalah gigi tiruan yang menggantikan kehilangan seluruh gigi pada
rahang atas dan bawah (edontolus) serta jaringanpendukung atau mukosa serta memperbaiki
system stomatogonatik.Gigitiruan lengkap merupakan pengganti gigitiruan asli yang sudah
hilangdan hilangnya jaringan lunak dan tulang, yang dibuat untuk merestorasifungsi yang tidak
seimbang dan hilang serta untuk penampilan. Pembuatangigitiruan penuh mencakup prosedur
klinis dan labor, dimana penghitungancermat merupakan hal sangat penting untuk mencapai
keberhasilan padapembuangan gigitiruan. Keberhasilan juga sangat dipengaruhi oleh
profilpsikososial pasien.
2.2 Gigi tiruan pada rahang atas dan rahang bawah
GTL perlu digunakan untuk mencegah pengkerutan tulang alveolar,berkurangnya vetikal
dimensi disebabkan turunnya otot-otot pipi karena tidak adanya penyangga, dan hilangnya oklusi
sentrik. Pada orang yang kehilanganseluruh giginya, vertikal dimensi oklusi alami akan hilang
dan mulutcendurung overclosure. Hal ini akan menyebabkan pipi berkerut dan masuk kedalam
serta membentuk commisure.Selain itu, lidah sebagai kumpulan ototyang sangat dinamis karena
hilangnya gigi akan mengisi ruang selebarmungkin sehingga lidah akan membesar dan nantinya
dapat menyulitkanproses pembuatan gigi tiruan lengkap.Selama berfungsi rahang bawah
berusahaberkontak dengan rahang atas sehingga dengan tidak adanya gigi-gigi rahangatas dan
rahang bawah akan menyebabkan hilangnya oklusi sentrik sehinggamandibula menjadi protrusi
dan hal ini menyebabkan malposisi temporo-mandibular joint.
3
2.3 Fungsi Gigi Tiruan Penuh
1.Memperbaiki fungsi bicara
2.Memperbaiki fungsi pengunyahan
3.Memperbaiki estetis
4.Memperbaiki fungsi stomatognatik
5. Mempertahankan jaringan pendukung
2.4 Indikasi pembuatan GTL
1.Individu yang seluruh giginya telah tanggal atau dicabut.
2.Individu yang masih punya beberapa gigi yang harus dicabut karenakerusakan gigi yang masih
ada tidakmungkin diperbaiki.
3.Bila dibuatkan GTS gigi yang masih ada akan mengganggukeberhasilannya.
4.Keadaan umum dan kondisi mulut pasien sehat.
5.Ada persetujuan mengenai waktu, biaya dan prognosis yang akandiperoleh.
2.5 Identitas Pasien
1. Nama penderita
Hal ini perlu diketahui untuk membedakan seorang penderita dari yang lainnya di
samping mengetahui asal suku atau rasnya. Hal terakhir ini penting, karena ras antara lain
berhubungan dengan penyusunan gigi depan, contohnya: orang eropa (kas kaukakus)
mempunyai profil yang lurus, sedangkan orang Asia (ras Mongoloid)cembung.
2. Jenis kelamin
Secara jelas sebetulnya tidak terdapat karakteristik konkrit yang berlaku untuk
pria dan wanita. Namun demikian hal-hal berikut ini sebaiknya diperhatikan. Wanita
pada umumnya cenderung lebih memperhatikan faktor estetik dibanding pria. Sebaliknya
pria membutuhkan protesa yang lebih kuat, sebab merekan menunjukkan kekuatan
mastikasi yang lebih besar. Pria juga lebih mementingkan rasa enak/nyaman, di samping
faktor fungsional geligi tiruan yang dipakainya.
4
3. Usia
Pengaruh lanjutnya usia pada perawatan prostodontik harus selalu menjadi bahan
pertimbangan. Proses menua mempengaruhi toleransi jaringan, kesehatan mulut,
koordinasi otot, mengalirnya saliva, ukuran pulpa gigi serta panjang mahkota klinis. Usia
juga menentukan bentuk, warna, serta ukuran gigi seseorang. Pada lanjut usia, lebih
sering pula dijumpai pelbagai penyakit seperti hipertensi, jantung dan diabetes
melitus.Bila pada orang usia muda lebih sering dijumpai karies dentis, maka pada
kelompok usia lanjut penyakit periodontalah yang lebih sering dijumpai. Kemampuan
adaptasi penderita usia muda terhadap geligi tiruan biasanya lebih tinggi dibanding
penderita usia lanjut. Pada usia di atas empat puluh tahun, adapatasi biasanya mulai
berkurang dan akan menjadi sukar setelah usia enampuluhan.
2.6 Anamnesis
Anamnesis adalah riwayat yang lalu dari suatu penyakit atau kelainan,
berdasarkan pada ingatan penderita pada waktu dilakukan wawancara dan pemeriksaan
medic/dental. (Lusiana K.B., 1995)
Pada saat anamnesis biasanya ditanyakan hal-hal sebagai berikut :
1. Nama penderita. Hal ini perlu diketahui untuk membedakan seseorang penderita dari
yang lainnya, di samping untuk mengetahui asal suku dan rasnya. Hal terakhir ini
penting, karena ras antara lain berhubungan dengan penyusunan gigi depan. Contohnya,
orang eropan(ras kaukasus) mempunyai profil yang lurus, sedangkan orang asia (ras
mongoloid) cembung.
2. Jenis Kelamin. Secara jelas sebenarnya tidak terdapat karakteristik konkrit yang berlaku
untuk pria dan wanita. Namun demikian hal-hal beikut ini sebaiknya diperhatikan.
Wanita pada umumnya cenderung lebih memperhatikan factor estetik disbanding pria.
Sebaliknya pria membutuhkan protesa yang lebih kuat, sebab mereka menunjukkan
kekuatan mastikasi yang lebih besar. Pria juga lebih mementingkan rasa enak/nyaman,
disamping factor fungsional geligi tiruan yang dipakainya.
5
3. Usia. Pengaruh lanjutnya usia pada perawatan prostodontik harus selalu menjadi bahan
pertimbangan. Proses menua mempengaruhi toleransi jaringan, kesehatan mulut,
koordinasi otot, mengalirnya saliva, ukuran pulpa igi, serta panjang mahkota klinis. Usia
juga menentukan bentuk, wa rna, serta ukuran gigi seseorang.Kemampuan adaptasi
penderita usia muda terhadap geligi tiruan biasanya lebih tinggi disbanding penderita usia
lanjut. Pada penderita usia lebih dari empat puluh tahun, adaptasi biasanya mulai
berkurang dan akan menjadi sukar setelah usia enampuluhan.
4. Pengalaman Memakai Geligi Tiruan. Seorang penderita yang pernah memakai geligi
tiruan sudah mempunyai pengalaman, sehingga adaptasinya terhadap geligi tiruan baru
akan lebih mudah dan cepat. Ia juga sudah mengalami prosedur pembuatannya.
Sebaliknya, penderita semacam ini juga sering membanding-bandingkan protesa barunya
dengan yang pernah dipakai sebelumnya.Mereka yang belum pernah memakai geligi
tiruan, biasanya membutuhkan masa adatasi lebih panjang karena kesulitannya
menyesuaikan diri. Kelompok ini belum berpengalaman dalam prsedur pembuatan
protesa; seperti pada waktu pencetakan, penentuan gigitan, maupun pada saat awal
pemakaian, yang sering kali menimbulkan rasa sakit. Itulah sebabnya penerangan yang
diberikan kepada penderita sebelum pembuatan geligi tiruan dilaksanakan menjadi
penting sekali.
5. Tujuan Pembuatan Geligi Tiruan. Penderita perlu ditanyai mengenai tujuan pembuatan
geligi tiruannya, apakah dia lebih mementingkan pemenuhan factor estetik atau
fungsional. Biasanya konstruksi disesuaikan dengan kebutuhan penderita.
6. Keterangan Lain. Penderita ditanyai apakah penderita mempunyai kebiasaan buruk dsb.
Kadang-kadang kebiasaan tersebut sulit ditentukan tanpa suatu pengamatan yang
intensif.
6
2.7 SKEMA:
7
KASUS
Pemeriksaan subjektif:
Anamnesa, keluhan utama,keluhan tambahan.
Pemeriksaan objektif:
Intra oral dan ekstra oral.
DIAGNOSA
Rencana Perawatan
R.P Awal R.P Akhir
KEBERHASILAN PROGNOSIS
BAB 3
PEMBAHASAN
SKENARIO:
Pak Amir 64 tahun datang ke praktek dokter gigi dengan keluhan gigi palsu tidak nyaman
digunakan ingin dibuatkan gigi palsu yang baru. Dari anamnesa diketahui pasien sudah
menggunakan gigi tiruan sejak 1 tahun yang lalu dan sudah pernah diperbaiki oleh dokter gigi
yang lama serta masih sulit untuk mengunyah (longgar) dan pasien merasa tidak puas dengan
gigi tiruannya yang lama. Pada pemeriksaan intra oral RA/RB odontolus, tinggi linggir sisa
sedang, linggir alveolar anterior RB terdapat mukosa yang bergerak, palpasi pada ridge alveolar
anterior atas terasa menonjol dan tidak sakit, retromilohyoid sedang. Pemeriksaan ekstra oral
profil wajah pasien lurus, angular cheilitis, adaptasi basis pada daerah peripheral seal tidak rapat,
perluasan basis distal ridge alveolaris RA pendek. Dokter gigi akan membuatkan gigi tiruan yang
baru dengan memperhatikan retensi dan stabilisasi yang baik sesuai dengan kondisi pasien.
3.1 Terminologi
1. Odontolus: adalah suatu keadaan dimana kehilangan gigi / terlepasnya gigi dari soket
yang diakibatkan oleh faktor mekanis dan fisiologis.
2. Angular cheilitis : Cheilitis angular juga dikenal dengan nama atau cheilosis atau sudut
stomatitis. Kondisi ini mempengaruhi kulit di sekitar bibir yang menyebabkan retakan
yang menyakitkan paling sering di sudut mulut. Pada kasus yang parah, retak-retak dapat
menjadi meradang, dapat berdarah dan kadang-kadang infeksi yang dikembangkan di
dalam mereka retak, yang dapat membuat tindakan normal dan dangkal, seperti berbicara
atau makan, mimpi buruk yang menyakitkan bagi penderitanya.
3. Palpasi : pemeriksaan dengan jalan meraba
4. Retensi : daya tahan gigi tiruan thdp gaya yang menyebabkan pergerakan kearah yg
berlawanan dg arah pemasangannya ; kekuatan menahan gigi tiruanthdp daya lepas saat
gigi tiruan dlm keadaan diam
8
5. Stabilisasi : kemampuan gigi tiruan utk tetap stabil pd saat posisi digunakan;suatu
tahanan utk melawan pergerakan horisontal dan gaya yang cenderungmerubah
kedudukan basis gigi tiruan.
6. Periperal seal: adalah daerah kontak antara mukosa dan tepi serat permukaan gigi tiruan
yang dipolis yang mencegah keluar masuk udara yang biasanya dikelilingi tepi gigi tiruan
yaitu pada permukaan bukal gigi tiruan atas ,pada permukaan bukal dan lingual gigi
tiruan bawah.
7. Retromilohyoid: adalah ruang distal dari sulkus lingualis ,ruang ini dibatasi oleh
ototmilohyoid di anterior,retromolar pad di lateral,otot kontrikstor superior di postero
lateral dan otot palatoglossus di postero medial dan lidah di medial.
8. Ridge alveolaris: adalah resorbsi alveolaris setelah pencabutan gigi dapat terbentuk sisa
alveolar terjadi absorbsi secara progresif pada sisa alveolar menjadi tidak sempit dan
lebih pendek,sedangkan sisa alveolar yg ideal lebar dan lereng yang sejajar.
3.2. Identifikasi masalah
a. Mengapa pasien ingin dibuatkan gigi tiruan yang baru dan apa penyebab gigi tiruan yang
lama longgar?
b. Bagaimana cara pemeriksaan dan diagnosa pada kasus di atas?
c. Bagaimana rencana perawatan awal dan akhir pada kasus di atas?
d. Apakah ada pengaruh atau kendala pada dokter gigi terhadap perawatan selanjutnya?
e. Apa saja kekurangan dari resin akrilik dan adakah pengaru bahan terhadap gigi tiruan
tersebut?
f. Apa yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan?
g. Bagaimana prognosis dari kasus di atas?
9
3.3 Analisis Masalah:
a. Mengapa pasien ingin dibuatkan gigi tiruan yang baru dan apa penyebab gigi tiruan yang
lama longgar?
karena Kondisi pasien odontolus dan pasien menginginkan retensi dan stabilisasi yang baik dan
ingin memperoleh kenyamanan untuk pengunyahan. Faktor yang mempengaruhi retensi dari
kasus adala karena basis daerah periperal seal yang tidak rapat sehingga udara gampang untuk
masuk dan menyebabkan gigi tiruan longgar.
Berdasarkan stabilisasinya di pengaruhi oleh:
1. linggir alveolar anterior RB ada mukosa yang bergerak atau fluby sehingga gigi tiruan tidak
pas dan tepat dan menyebabkan gigi tiruan longgar.
2.pasien lansia mempengaruhi kedudukan jaringan mulutnya
3. perluasan basis distal ridge alveolaris RA pendek ,dan itu disebabkan faktor usia.
3.3.1 Pemeriksaan
b. Bagaimana cara pemeriksaan dan diagnosa pada kasus di atas?
pemeriksaan subjektif
• Identitas pasien:laki-laki umur 64 tahun
• Keluhan utama : gigi palsu yang lama tidak nyaman digunakan.
• Keluhana tambahhan : ingin dibuatkan gigi palsu yang baru.
• Anamnesa: pasien sudah menggunakan gigi tiruan sejak 1 tahun yang lalu dan sudah
pernah diperbaiki oleh dokter gigi yang lama serta masih sulit untuk mengunyah
makanan dan pasien merasa tidak puas dengan gigi tiruan yang lama.
10
2. Pemeriksaan objektif
a. Pemeriksaan ekstra oral : - profil wajah pasien lurus (kelas 1)
- Angular cheilitis
b. Pemeriksaan intra oral:
1. Rahang atas dan rahang bawah tampak Odontolus : Diketahui dari pemeriksaan visual/dilihat.
2. Tinggi linggir sisa sedang : Jaringan lunak di linggir alveolar > dilakukan palpasi.
3. Linggir alveolar anterior RB terdapat mukosa yang bergerak : ini bisa dilakukan dengan
pemeriksaan palpasi, atau dengan cutton bud yg ditekan pada daerah yang bergerak.
4. Ada tonjolan tulang pada prossesus alveolaris yang berbentuk membulat seperti tonus
palatinus, torus mandibula serta tajam akibat pencabutan gigi bila diraba, terasa sakit dan tidak
dapat digerakkan. Cara pemeriksaannya dengan melakukan palpasi, bila terdapat eksostosis dan
mengganggu fungsi gigi tiruan maka dilakukan tindakan pembedahan (alveolektomi) atau di
relief. Fungsi diadakannya pemeriksaan ini untuk mengetahui ada atau tidaknya tulang menonjol
dan terasa sakit akibat pencabutan yang tidak beraturan dan dapat mempengaruhi pemakaian gigi
tiruan.
5.Retromilohyoid sedang merupakan perlekatan otot didaerah antara molar 2 dan molar 3
disebelah lingual. Daerah ini penting untuk penting untuk daerah retensi gigi tiruan.
Pemeriksaannya dilakukan pada daerah lingual didaerah gigi M2 dan M3 rahang bawah dengan
kaca mulut. Kaca mulut yang terbenam lebih setengahnya menunnjukkan daerah retro yang
dalam, retro dangkal: kaca mulut terbenam kurang dari setengahnya, retro sedang : kaca mulut
terbenam kira-kira setengahnya.
3. Diagnosa
1. edontolus
2. tinggi linggir sisa sedang
3. fluby
4. eksostosis
11
3.3.2 Rencana perawatan
c. Bagaimana rencana perawatan awal dan akhir pada kasus di atas?
1. Rencana perawatan awal:
RA : - Eksostosis dilakukan tindakan bedah alveolektomi.
RB : - fluby dilakukan eksisi.
- Angular chelitis diberi obat antijamur karena disebabkan gigi tiruan lama vertikal
dimensinya rendah sehingga terjadi penumpukan saliva yang disebabkan oleh jamur
kandida albican.
2. Rencana perawatan akhir:
-gigi tiruan lengkap konvesional dengan bahan resin akrilik.
d. Apakah ada pengaruh atau kendala pada dokter gigi terhadap perawatan selanjutnya?
Ada, dimana pasien yang telah dibuatkan gigi tiruan akan menuntun kita sebagai dokter gigi
yang di percayainya untuk berkerja membuatkaan gigi tiruan yang lebih baik dari dokter gigi
sebelumnya.
e. Apa saja kekurangan dari resin akrilik dan adakah pengaru bahan terhadap gigi tiruan
tersebut?
- Kekurangan resin akrilik ini adalah kemungkinan terjadinya peningkatan
elastisitas yang berlebihan sehingga menjadi terlalu fleksibel dan harganya
yang lebih mahal dari resin akrilik konvensional
- Pengaruh nya terhadap gigi tiruan adalah
12
f. Apa yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan?
- Faktor Keberasilan GTL antara lain:
1. pengetahuan serta kemahiran op untuk tahap klinis.
2. Retensi yang dapat menimbulkan efek pada dukungan jaringan sekitar sehingga dapat
mempertahankan jaringan yg normal. Hal ini mencangkup:
a. Kondisi edontolus: proc.alveolaris, saliva, batas mukosa bergera dan tidak
bergerak, kompisibilitas jar mukosa, bentuk, dan gerakan otot muka, dan
gerakan lidah.
b. Ukuran, warna, bentuk gigi, gusi yang cocok
c. Sifat dan material yang sama dengan kondisi muut
d. Penempatan dan pengaturan gigi yang benar
e. Posisi dan bentuk lengkung deretan gigi
f. Posisi individual gigi
- Faktor kegagalan:
Kesalahan-Kesalahan dan Kegagalan Pembuatan Gigitiruan Penuh
Pada tahap pemasangan gigi tiruan penuh, sering timbul masalah- masalah yang meliputi
evaluasi dan perawatan terhadap estetis, fonetik, iritasi, dan kurangnya retensi dan stabilisasi.
a. Estetis
seperti:
Kesempurnaan di bawah hidung
Bibir atas konkaf
Gigi dan basis terlihat berlebihan
13
b.Fonetik,
untuk sesaat cara berbicara akan berubah
c.Iritasi Jaringan Lunak
Iritasi merata pada daerah pendukung gigi tiruan
. Hal ini disebabkan oleh:
Dimensi vertikal oklusi yang tinggi
Disharmoni antara oklusi sntrik dan relasi sentrik
Gangguan oklusi pada posisi eksentrik
Kebiasaan jelek, bruksisim, xerostomia
Iritasi pada puncak linggir alveolus
Tulang yang tajam
Kontak oklusal yang defleksi
Tidak teratur permuakaan gigi tiruan
Puncak linggir yang tajam
Penekanan basis gigi tiruan
d.Hilangnya Retensi dan StabilisasiRahang Atas
Gigi tiruan jatuh saat mulut dibuka lebar
Basis posterior kurang luas
Kurang post. Palatal seal
Perluasan berlebihan pada bukkal, labial, hamular notch
Gigi tiruan jatuh saat bernyanyi atau berbicara
Kesalahan oklusi
Kurang posterior palatal seal
Perluasan kurang
Perluasan berlebihan
14
3.4 Prognosa g. Bagaimana prognosis dari kasus di atas?
a.
15
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Gigi Tiruan Lengkap adalah gigi tiruan yang menggantikan kehilangan seluruh gigi pada
rahang atas dan bawah (edontolus) serta jaringanpendukung atau mukosa serta memperbaiki
system stomatogonatik.Gigitiruan lengkap merupakan pengganti gigitiruan asli yang sudah
hilangdan hilangnya jaringan lunak dan tulang, yang dibuat untuk merestorasifungsi yang tidak
seimbang dan hilang serta untuk penampilan. Pembuatangigitiruan penuh mencakup prosedur
klinis dan labor, dimana penghitungancermat merupakan hal sangat penting untuk mencapai
keberhasilan padapembuangan gigi tiruan. Keberhasilan juga sangat dipengaruhi oleh
profilpsikososial pasien.
4.2 SARAN
Dengan selesainya makalah ini merupakan tanggung jawab kami sebagai mahasiswa
FKG Baiturrahmah untuk dapat mengambil dan menyerap yang ada dalam makalah ini. Mungkin
dengan adanya makalah ini dapat membantu penlis serta teman-teman untuk bisa membangun di
masa yang mendatang. Dalam pembuatan makalah ini pasti masih banyak kekurangannya, Maka
dari pada itu penulis memohon dan meminta agar pembaca dapat mengkritik dan memberi saran
dalam karya tulis ini. Agar karya tulis ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat membantu dalam
pembangunan di masa yang mendatang.
16
DAFTAR PUSTAKA
17