disamenore

6
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dismenore merupakan suatu gejala rasa sakit atau rasa tidak enak diperut bagian bawah pada masa menstruasi sampai dapat menggangu aktifitas sehari-hari yang paling sering ditemui pada wanita muda dan reproduktif. Dismenore adalah keluhan yang paling sering menyebabkan wanita muda pergi ke dokter untuk konsultasi dan mendapatkan pengobatan (Winknjosastro, 2007). Prevalensi dismenore dalam beberapa penelitian menunjukkan frekuensi yang cukup tinggi. Dalam suatu systemic review WHO, rata-rata insidensi terjadinya dismenore pada wanita muda antara 16,8 – 81%. Di Inggris dilaporkan 45 -97% wanita dengan keluhan dismenore, dimana prevalensi hampir sama ditemui di negara-negara Eropa. Prevalensi terendah dijumpai di Bulgaria (8,8%) dan prevalensi tertinggi di negara Finlandia (94%) (Latthe, 2006). Di Indonesia dismenore juga merupakan keluhan yang sering ditemukan pada wanita usia muda. Menurut Ernawati dkk (2010), dalam suatu penelitian pada 50 orang Mahasiswi di Semarang ditemukan kejadian dismenore ringan sebanyak 18%, dismenore sedang 62% dan dismenore berat 20%. Rasa ketidak nyamanan dari dismenore akan mempengaruhi secara emosional dan fisik secara individu sehingga diperlukannya tindakan Universitas Sumatera Utara

Upload: sabillabilkisthi

Post on 31-Jan-2016

222 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Disamenore

TRANSCRIPT

Page 1: Disamenore

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dismenore merupakan suatu gejala rasa sakit atau rasa tidak enak

diperut bagian bawah pada masa menstruasi sampai dapat menggangu

aktifitas sehari-hari yang paling sering ditemui pada wanita muda dan

reproduktif. Dismenore adalah keluhan yang paling sering menyebabkan

wanita muda pergi ke dokter untuk konsultasi dan mendapatkan

pengobatan (Winknjosastro, 2007).

Prevalensi dismenore dalam beberapa penelitian menunjukkan

frekuensi yang cukup tinggi. Dalam suatu systemic review WHO, rata-rata

insidensi terjadinya dismenore pada wanita muda antara 16,8 – 81%. Di

Inggris dilaporkan 45 -97% wanita dengan keluhan dismenore, dimana

prevalensi hampir sama ditemui di negara-negara Eropa. Prevalensi

terendah dijumpai di Bulgaria (8,8%) dan prevalensi tertinggi di negara

Finlandia (94%) (Latthe, 2006).

Di Indonesia dismenore juga merupakan keluhan yang sering

ditemukan pada wanita usia muda. Menurut Ernawati dkk (2010), dalam

suatu penelitian pada 50 orang Mahasiswi di Semarang ditemukan

kejadian dismenore ringan sebanyak 18%, dismenore sedang 62% dan

dismenore berat 20%.

Rasa ketidak nyamanan dari dismenore akan mempengaruhi secara

emosional dan fisik secara individu sehingga diperlukannya tindakan

Universitas Sumatera Utara

Page 2: Disamenore

ataupun pengobatan untuk mengatasi rasa sakit saat menstruasi ini.

Dismenore sering menjadi alasan seorang mahasiswa untuk tidak masuk

mengikuti perkuliahan sehingga akan menganggu prestasi belajar. Bagi

wanita yang bekerja, dismenore akan sangat mengganggu aktifitas

sehingga akan dapat menurunkan produktifitas dan kualitas kerja. Di

Amerika Serikat, dalam suatu data review ditemukan bahwa 600 juta jam

kerja hilang akibat dari dismenore yang mengakibatkan suatu kerugian

secara ekonomi sampai 2 milliar dolar Amerika (Zhu X, et al. 2009).

Menurut Singh (2008), pada sebuah penelitian di India terhadap

mahasiswi kedokteran ditemukan 31,67% mengalami dismenore dan

8,68% diantaranya tidak dapat mengikuti perkuliahan akibat gangguan

menstruasi ini. Sedangkan di Indonesia, dalam suatu penelitian yang

dilakukan pada 100 wanita antara usia 15 – 30 tahun didapati 71%

mengalami dismenore dimana 5,6% tidak masuk sekolah atau tidak

bekerja, dan 59,2% mengalami kemunduran produktifitas kerja akibat

dismenore (Novia, 2006).

Obat-obatan penghilang rasa sakit sering kali digunakan oleh wanita

yang mengalami dismenore atau nyeri haid. Terkadang obat-obatan ini

dibeli tanpa adanya resep dari dokter. Sehingga dalam penggunaannya

sering kali mendatangkan efek samping yang tidak diinginkan jika

penggunaan obat-obatan ini tidak sesuai dengan dosis dan indikasi tepat.

Obat-obatan yang sering digunakan adalah Obat Anti Inflamsi Non

Steroid, seperti asam mefenamat, ibuprofen, piroxicam dan lain-lain.

Dalam sebuah data review, dikatakan bahwa sekitar 20-25% penggunaan

Universitas Sumatera Utara

Page 3: Disamenore

Obat Anti Inflamasi Non-Steroid untuk mengatasi dismenore dapat gagal

ditambah lagi dengan adanya kemungkinan mengalami gangguan

gastrointestinal pada pemakaian obat ini (Zhu X, et al. 2009).

Obat Anti Inflmasi Non-Steroid ini bekerja sebagai antiprostaglandin,

dimana dismenore erat kaitannya dengan peningkatan kadar

prostaglandin menjelang menstruasi. Endometrium pada fase sekresi

memproduksi prostaglandin yang menyebabkan kontraksi otot-otot polos.

Jika produksi dari prostaglandin ini berlebihan maka akan dapat

mengakibatkan kram pada otot-otot uterus, yang kemudian akan

menyebabkan iskemik dan akhirnya menimbulkan rasa nyari (Singh,

2008). Sehingga dengan melakukan penghambatan terhadap produksi

prostaglandin diharapkan dapat mengurangi rasa sakit, termasuk rasa

sakit saat haid atau dismenore.

Vitamin E disebut juga dengan tokoferol merupakan senyawa 6-

hidroksikromana (tokol) yang banyak ditemukan dalam bahan makanan.

Vitamin E diketahui mempunyai peranan dalam penghambatan biosintesis

prostaglandin. Dalam suatu studi in vitro dan in vivo pada tikus ditemukan

bahwa produksi prostaglandin dapat dipengaruhi oleh vitamin E dengan

menekan aktivitas enzim fosfolipase A2 sehingga menekan metabolisme

dari asam arakidonat. Vitamin E juga meningkatkan produksi dari

prostasiklin yang mempunyai efek terhadap vasodilator dan relaksasi

terhadap otot uterus. Oleh karena itu vitamin E dianggap mempunyai efek

dalam mengurangi nyeri haid (dawood, 2006). Menurut Lefebvre dkk

(2005), mengatakan bahwa konsumsi vitamin E sehari hari dibandingkan

Universitas Sumatera Utara

Page 4: Disamenore

dengan pemberian ibuprofen pada saat haid tidak menunjukkan

perbedaan yang bermakna dalam mengatasi rasa nyeri haid. Menurut

cunningham dkk (2008), pemberian vitamin E secara oral merupakan

salah satu terapi alternatif dalam penanganan nyeri haid, namun masih

berdasarkan dari data yang terbatas.

Adanya peranan vitamin E sebagai terapi alternatif dalam

pengobatan dismenore, mendorong peneliti melakukan penelitian untuk

melihat efektifitas vitamin E dalam mengurangi intensitas nyeri haid.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Vitamin E mempunyai peranan dalam penghambatan sintesis

prostaglandin yang berkaitan terhadap timbulnya rasa sakit pada waktu

haid. Wanita yang mengalami nyeri haid sering sekali menggunakan

NSAID sebagai obat analgesik untuk meredakan rasa sakit, namun seperti

diketahui bahwa pengunaan NSAID secara rutin tentunya akan

mempunyai efek samping. Oleh karena itu Vitamin E selain sebagai

antioksidan, suplemen vitamin E dapat digunakan sebagai salah satu

alternatif dalam mengurangi nyeri haid. Untuk itu peneliti merumuskan

pertanyaan penelitian : Bagaimana efektifitas pemberian vitamin E dalam

mengurangi rasa nyeri haid yang dinilai dengan visual assesment tool

sebagai penilaian terhadap intensitas rasa nyeri.

Universitas Sumatera Utara

Page 5: Disamenore

1.3 HIPOTESIS PENELITIAN

Adanya pengaruh pemberian vitamin E dalam mengurangi intensitas

nyeri haid pada wanita muda berdasarkan Visual Analog Scale.

1.4 TUJUAN PENELITIAN

1.4.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh pemberian Vitamin E dalam

mengurangi nyeri haid (dismenore).

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui derajat nyeri dismenore pada mahasiswa akademi

kebidanan sebelum diberikan Vitamin E

2. Mengetahui derajat nyeri dismenore pada mahasiswa akademi

kebidanan setelah diberikan Vitamin E

3. Mengetahui karakteristik wanita dengan dismenorea meliputi :

usia, usia menarche, berat badan dan Indeks Massa Tubuh.

1.5 MANFAAT PENELITIAN

1.5.1 Manfaat bagi praktisi dan pelayanan kesehatan

• Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu terapi

alternatif terhadap penanganan dismenore.

1.5.2 Manfaat bagi pendidikan dan penelitian

• Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan untuk penelitian

selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara

Page 6: Disamenore

1.5.3 Manfaat bagi masyarakat

• Dari hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan

informasi, sehingga dapat mengenali dan mengetahui mengenai

nyeri haid dan penanganannya sehingga dapat meningkatkan

kualitas dan produktifitas pendidikan dan pekerjaan.

• Dapat mengetahui terapi alternatif dalam mengurangi nyeri haid.

Universitas Sumatera Utara