direktorat jenderal pengolahan dan pemasaran hasil...
TRANSCRIPT
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
DIREKTORAT JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGOLAHAN DAN
PEMASARAN HASIL PERIKANAN
NOMOR : PER. 09/DJ-P2HP/2010
TENTANG
PERSYARATAN, TATA CARA PENERBITAN, BENTUK, DAN FORMAT SERTIFIKAT KELAYAKAN PENGOLAHAN (SKP)
DIREKTUR JENDERAL PENGOLAHAN DAN
PEMASARAN HASIL PERIKANAN,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka pembinaan pengolahan hasil perikanan, Unit Pengolahan Ikan (UPI) perlu menerapkan Cara Pengolahan Yang Baik (Good Manufacturing Practices/GMP) dan memenuhi persyaratan Prosedur Operasi Sanitasi Standar (Standard Sanitation Operating Procedure/SSOP) agar produk yang dihasilkan mempunyai penampilan dan mutu yang baik sehingga aman dikonsumsi manusia sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.19/MEN/2010 tentang Pengendalian Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan dan oleh karenanya bagi UPI yang telah memenuhi syarat perlu diterbitkan Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP);
b. bahwa untuk mewujudkan sebagaimana dimaksud huruf a, serta sebagai pelaksanaan Pasal 5 ayat (6) Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.19/MEN/2010 tentang Pengendalian Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan perlu ditetapkan Persyaratan, Tata Cara Penerbitan, Bentuk dan Format Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP) dengan Keputusan Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan;
2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009;
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;
7. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun 2004;
8. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 56/P Tahun 2010;
9. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara;
10. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara Serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara;
11. Keputusan Presiden Nomor 104/M Tahun 2010 tentang Pengangkatan Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan;
12. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.24/MEN/2002 tentang Tata Cara dan Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan di Lingkungan Departemen Kelautan dan Perikanan;
13. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.15/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan;
14. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.19/MEN/2010 tentang Pengendalian Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN TENTANG PERSYARATAN, TATA CARA PENERBITAN, BENTUK, DAN FORMAT SERTIFIKAT KELAYAKAN PENGOLAHAN (SKP)
BAB I KETENTUAN UMUM
Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :
1. Pengolahan Ikan adalah rangkaian kegiatan dan/atau perlakuan dari bahan baku ikan sampai menjadi produk akhir untuk konsumsi manusia;
2. Unit Pengolahan Ikan (UPI) adalah tempat yang digunakan untuk mengolah ikan, baik yang dimiliki oleh perorangan, kelompok maupun badan usaha;
3. Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP) adalah sertifikat yang diberikan kepada UPI yang telah menerapkan Cara Pengolahan Yang Baik (Good Manufacturing Practices/GMP) dan memenuhi persyaratan Prosedur Operasi Sanitasi Standar (Standard Sanitation Operating Procedure/SSOP);
4. Sertifikat Pengolah Ikan (SPI) adalah sertifikat yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan yang menerangkan bahwa seseorang telah memperoleh pendidikan tertentu dan menguasai pengetahuan di bidang pengolahan ikan;
5. Cara Pengolahan Ikan Yang Baik adalah pedoman dan tata cara pengolahan ikan yang baik untuk memenuhi persyaratan jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan;
6. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan;
7. Dinas adalah satuan kerja perangkat daerah di tingkat provinsi yang bertanggung jawab di bidang perikanan;
BAB II TUJUAN DAN RUANG LINGKUP
Pasal 2
(1) Tujuan Peraturan ini adalah mengatur tentang persyaratan dan tatacara penerbitan Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP) bagi UPI yang menerapkan Cara Pengolahan Yang Baik (Good Manufacturing Practices/GMP) dan memenuhi persyaratan Prosedur Operasi Sanitasi Standar (Standard Sanitation Operating Procedure/SSOP) dan Sertifikat Pengolah Ikan (SPI), sehingga produk yang dihasilkan mempunyai daya saing di pasar dalam dan luar negeri serta mempunyai mutu yang baik sehingga aman dikonsumsi manusia
(2) Ruang lingkup peraturan ini adalah :
1. Persyaratan dan Tatacara penerbitan Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP);
2. Persyaratan dan Tatacara penerbitan Sertifikat Pengolah Ikan (SPI);
BAB III PELAKSANAAN
Pasal 3
Pelaksanaan penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan sesuai dengan ketentuan dimaksud dalam Pasal 2 merupakan tanggung jawab semua pihak yang terkait sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.
Pasal 4
Rincian ketentuan dimaksud Pasal 2 adalah sebagaimana tercantum dalam :
a. Lampiran I mengenai Persyaratan dan Tatacara penerbitan Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP);
b. Lampiran II mengenai Persyaratan dan Tatacara penerbitan Sertifikat Pengolahan Ikan (SPI).
BAB IV PENUTUP
Pasal 5
Dengan berlakunya Peraturan ini maka Peraturan Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Nomor PER.067/DJ-P2HP/2008 tentang Pedoman Teknis Penerapan Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan yang mengatur mengenai Persyaratan dan Tatacara penerbitan Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 6
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal :
Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan
Paraf Sesditjen Direktur PH Plh. Kabag Hukum, Org dan Humas Kasubbag Hukum
Martani Huseini
Salinan Peraturan ini disampaikan kepada Yth.: 1. Menteri Kelautan dan Perikanan; 2. Pejabat Eselon I di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan; 3. Gubernur/Kepala Daerah Seluruh Indonesia; 4. Kepala Dinas yang membidangi Kelautan dan Perikanan Provinsi Seluruh
Indonesia.
Lampiran I : Peraturan Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Nomor : PER. /DJ-P2HP/2010 tentang Persyaratan, Tata Cara Penerbitan, Bentuk dan Format Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP)
PERSYARATAN DAN TATA CARA PENERBITAN SERTIFIKAT KELAYAKAN PENGOLAHAN (SKP)
1. Persyaratan
a. Setiap Unit Pengolahan Ikan (UPI) baik yang dimiliki oleh perorangan maupun
badan usaha wajib memiliki Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP);
b. Ruang Lingkup SKP meliputi tempat/unit yang melakukan pengolahan,
pengemasan, dan/atau penyimpanan;
c. SKP dalam satu unit manajemen dibedakan berdasarkan jenis olahan dan/atau
potensi bahaya (hazard) yang berbeda;
d. Memperkerjakan sekurang-kurangnya 1 (orang) penanggung jawab mutu yang
mempunyai Sertifikat Pengolah Ikan (SPI) yang diterbitkan oleh Direktur
Jenderal;
e. Untuk memperoleh SKP dimaksud Huruf a, UPI harus:
1. Memiliki Ijin Usaha Perikanan (IUP) yang diterbitkan oleh Menteri Kelautan
dan Perikanan atau Gubernur atau Bupati; Surat Ijin Usaha Perdagangan
(SIUP) dan Akta Notaris Pendirian perusahaan di bidang pengolahan (SIUP
oleh KKP, Gubernur, Bupati/ Walikota);
2. Memiliki dan menerapkan Program Persyaratan Dasar seperti Prosedur
Operasional Standard Sanitasi (POSS) dan Cara Pengolahan Yang Baik
(CPB), secara konsisten sesuai dengan Keputusan Menteri Kelautan Dan
Perikanan Nomor KEP.01/MEN/2007 tentang Persyaratan Jaminan Mutu dan
Keamanan Hasil Perikanan pada Proses Produksi, Pengolahan Dan
Distribusi;
3. Melakukan proses produksi secara aktif, minimal 12 hari kerja dalam satu
bulan.
2. Tatacara
a. UPI mengajukan permohonan SKP kepada Direktur Jenderal u.p. Kepala Dinas
dengan melampirkan persyaratan sebagaimana dimaksud angka 1 huruf e butir
1 dan butir 2;
b. Berdasarkan permohonan dimaksud huruf a selambat-lambatnya 5 (lima) hari
kerja setelah surat permohonan diterima, Kepala Dinas menugaskan Pembina
Mutu Daerah terdaftar untuk melakukan pembinaan awal terhadap UPI
Pemohon;
c. Apabila hasil pembinaan awal tidak memenuhi syarat maka UPI yang
bersangkutan diberi kesempatan untuk melakukan tindakan perbaikan dalam
kurun waktu maksimal 2 kali 3 bulan sampai memenuhi syarat dengan
mengajukan surat permintaan;
d. Berdasarkan hasil pembinaan awal dan tindakan perbaikan Kepala Dinas
mengusulkan UPI yang telah memenuhi persyaratan kepada Direktur Jenderal
dengan melampirkan laporan hasil pembinaan awal dan laporan tindakan
perbaikan;
e. Direktur Jenderal menugaskan Tim Pembina Mutu Pusat terdaftar untuk
melakukan kunjungan lapangan selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja;
f. Direktur Jenderal memberikan nomor pendaftaran kepada Pembina Mutu Pusat
dan Daerah;
g. Dalam melaksanakan tugas sehari-hari proses penerbitan SKP, Direktur
Jenderal menetapkan Panitia Teknis SKP;
h. Tim Pembina Mutu melakukan kunjungan lapang untuk melakukan evaluasi
sebagaimana disebutkan pada angka 1 butir e;
i. Unit Pengolahan Ikan melakukan tindakan perbaikan terhadap ketidaksesuaian
selambat-lambatnya 3 bulan, dan melaporkan hasil tindakan perbaikan kepada
Direktur Jenderal melalui Kepala Dinas setelah dilakukan kunjungan lapang oleh
Tim Pembina Mutu Daerah;
j. Direktur Jenderal menugaskan Tim Pembina Mutu Pusat untuk mengevaluasi
laporan tindakan perbaikan;
k. Berdasarkan rekomendasi Panitia Teknis SKP, Direktur Jenderal menerbitkan
SKP;
l. Apabila dalam jangka waktu 3 bulan sebagaimana dimaksud huruf i, UPI yang
bersangkutan belum memenuhi persyaratan maka UPI tersebut harus
mengajukan permohonan SKP kembali dengan proses mulai dari angka 2 huruf
a;
m. Klasifikasi SKP terdiri dari 2 (dua) kategori yaitu, lulus dan dinyatakan tidak lulus;
n. Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP) berlaku selama 2 (dua) tahun dan
selambat-lambatnya setelah 14 hari kerja dilakukan kunjungan lapang untuk
memperbaharui SKP atau membekukan SKP apabila dari hasil kunjungan
lapang tidak memenuhi persyaratan seperti ketentuan dalam Keputusan Menteri
Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.01/MEN/2007 tentang Persyaratan Jaminan
Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan pada Proses Produksi, Pengolahan dan
Distribusi;
o. Kunjungan lapang oleh Tim Pembina Mutu Pusat terdaftar dapat dilakukan
sebelum masa dua tahun apabila ada permintaan dari Badan Karantina Ikan,
Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan;
p. Bagi UPI yang dinyatakan tidak lulus dan/atau dibekukan dapat mengajukan
permohonan untuk dilakukan kunjungan lapang ulang dalam rangka
mendapatkan SKP dengan mengajukan permohonan dan mengikuti persyaratan
(angka 1) dan tata cara (angka 2);
q. Untuk mendapatkan nomor pendaftaran, calon Pembina Mutu mengikuti dan
lulus program POSS, CPB dan HACCP yang diselenggarakan oleh Direktorat
Pengolahan Hasil atau lembaga lain yang kompeten dan ditunjuk oleh Dirjen.
r. Biaya Penerbitan SKP dibebankan kepada APBN Direktorat Jenderal
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan.
3. Format dan Bentuk Sertifikat Kelayakan Pengolahan
3.1. Format Sertifikat Kelayakan Pengolahan
Format dari Sertifikat Kelayakan Pengolahan ini ditulis dalam dua versi bahasa yaitu
Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris dengan jenis huruf Times New Roman ukuran 11
dengan warna huruf biru tua yang menerangkan sebagai berikut :
• Lambang : Gambar berwarna emas diletakkan di tengah-tengah paling atas
dengan ukuran Garuda berdiameter 2,5 cm.
• Judul : baris pertama menyebutkan Kementerian Kelautan dan Perikanan dan
baris kedua menyebutkan Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Perikanan.
• Judul sertifikat : menyatakan jenis Sertifikat Kelayakan Pengolahan.
• Nomor sertifikat : menyatakan urutan sebagai berikut :
XX/ii/SKP/aa/MM/YYYY
Keterangan :
- XX : diisi dengan nomor urut sertifikat dengan numerik berdasarkan urutan penerbitan Sertifikat Kelayakan Pengolahan
- ii : diisi Kode daerah Provinsi sesuai kode sensus statistik
- SKP : menyatakan nama sertifikat yaitu Sertifikat Kelayakan Pengolahan
- aa : diisi akronim yang menyatakan jenis produk dalam 2 (dua) huruf kapital
- MM : diisi dengan bulan diterbitkannya Sertifikat Kelayakan Pengolahan
- YYYY : diisi dengan tahun diterbitkannya Sertifikat Kelayakan Pengolahan
• Dasar hukum dari penerbitan Sertifikat Kelayakan Pengolahan menyatakan
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang Pengendalian Sistem
Jaminan Mutu dan Kemanan Hasil Perikanan No. PER.19/MEN/2010.
• Nama UPI : menyatakan nama UPI sesuai dengan Izin Usaha.
• Alamat UPI : menyatakan tempat unit pengolahan ikan.
• Jenis Produk : menyatakan cara pengolahan dan jenis potensi bahaya/hazard.
• Tahapan pengolahan : menyatakan alur proses produksi mulai dari bahan baku
diterima dengan pengemasan.
• Klasifikasi/grade : dinyatakan dengan 2 (dua) klasifikasi yaitu lulus/tidak lulus.
• Pernyataan masa berlaku sertifikat : sertifikat ini berlaku selama 2 (dua) tahun
dan tetap memenuhi persyaratan sanitasi dan higienis, atau kurang dari dua
tahun apabila terjadi pelanggaran keamanan.
• Pengesahan Sertifikat Kelayakan Pengolahan terdiri dari :
- Tempat diterbitkan : Jakarta
- Tanggal diterbitkan : tanggal/bulan/tahun
- Masa berlaku : tanggal/bulan/tahun
- Tanda tangan : ditandatangani dan disahkan oleh Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan
• Latar belakang Sertifikat Kelayakan Pengolahan : terdapat logo lingkaran
berdiameter 13,5 cm bertuliskan SKP berwarna biru transparan terletak di
tengah-tengah sertifikat.
3.2. Bentuk Sertifikat Kelayakan Pengolahan
• Bentuk SKP dengan spesifikasi sebagai berikut :
- Bentuk SKP dengan spesifikasi sebagai berikut :
- Jenis kertas : Fancy paper jenis karton 120 gram/m2
- Ukuran kertas : A4 (210 cm x 297 cm)
- Warna kertas : White
- Lay out sertifikat : Portrait
Direktur Jenderal Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Perikanan
Paraf
Sesditjen
Direktur PH
Plh. Kabag Hukum, Org dan Humas
Kasubbag Hukum
Martani Huseini
Lampiran II : Peraturan Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Nomor : PER. /DJ-P2HP/2010 tentang Persyaratan, Tata Cara Penerbitan, Bentuk dan Format Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP)
PERSYARATAN DAN TATA CARA PENERBITAN SERTIFIKAT PENGOLAH IKAN (SPI)
1. Persyaratan
a. Mempunyai ijazah sekurang-kurangnya D3 atau sederajat Jurusan Perikanan
dan atau Teknologi Pangan dan bidang lainnya yang ditetapkan dengan
Keputusan Menteri;
b. Pengecualian sebagaimana dimaksud huruf a, berlaku bagi penanggung jawab
mutu yang tidak memiliki SPI tetapi sudah berpengalaman sekurang-kurangnya
5 (lima) tahun sejak ditetapkannya peraturan ini dapat diterbitkan permohonan
SPI nya.
2. Tatacara
a. SPI diterbitkan oleh Direktur Jenderal setelah melalui Program Bimbingan Teknis
yang dilaksanakan langsung oleh Direktorat Pengolahan Hasil atau oleh
lembaga pendidikan yang kompeten dan atau telah menjalin kerjasama dengan
Direktorat Jenderal P2HP;
b. Direktorat Pengolahan Hasil menyelenggarakan Program Bimbingan Teknis bagi
calon petugas pengolahan dari UPI dengan kurikulum pelatihan standar untuk
pelatihan HACCP, POSS dan CPB;
c. Pada akhir program Bimbingan Teknis, peserta mengikuti proses ujian tertulis,
yang diselenggarakan panitia yang ditunjuk oleh Direktur Pengolahan Hasil a.n
Direktur Jenderal;
d. Kerjasama dilakukan bila lembaga pendidikan mempunyai tenaga pengajar yang
telah mengikuti kurikulum program Bimbingan Teknis yang diselenggarakan oleh
Direktorat Jenderal dan mempunyai sarana Bimbingan Teknis yang cukup
memadai;
e. Lembaga pendidikan/pelatihan yang mempunyai kerjasama menyelenggarakan
Bimbingan Teknis dan ujian tertulis diselenggarakan oleh Direktorat Pengolahan
Hasil a/n Direktur Jenderal. Para peserta ujian yang lulus diberikan sertifikat SPI.
f. Bagi Penanggung Jawab Mutu sebagaimana dimaksud angka 1 huruf b dapat
mengajukan permohonan penerbitan SPI kepada Direktur Jenderal dengan
melampirkan ijasah terakhir, surat keterangan dari lembaga pendidikan/pelatihan
dimaksud angka 1 huruf e, dan surat keterangan pengalaman kerja dari
perusahaan
g. SPI dicabut oleh Direktur Jenderal, bila pemegang SPI menyalahgunakan untuk
kepentingan lain atau yang bersangkutan melakukan tindakan tercela atau
kelalaian sehingga mengakibatkan produk perikanan yang dihasilkan
menyebabkan konsumen meninggal.
Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan
ttd
Martani Huseini
Paraf
Sesditjen
Direktur PH
Plh. Kabag Hukum, Org dan Humas
Kasubbag Hukum