direktorat bina obat publik dan perbekalan kesehatan

35
Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 1 L A P O R A N K I N E R J A DIREKTORAT BINA OBAT PUBLIK DAN PERBEKALAN KESEHATAN DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015

Upload: tranthuy

Post on 17-Jan-2017

255 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: direktorat bina obat publik dan perbekalan kesehatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 1

L A P O R A N

K I N E R J A DIREKTORAT BINA OBAT PUBLIK

DAN PERBEKALAN KESEHATAN

DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

TAHUN 2015

Page 2: direktorat bina obat publik dan perbekalan kesehatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 2

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan

karunia-Nya sehingga Laporan Kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan

Kesehatan Tahun 2015 ini dapat diselesaikan dengan baik.

Laporan Kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 ini

adalah media pertanggungjawaban yang menggambarkan pencapaian kinerja atas

pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan

selama periode tahun 2015 dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran sesuai target yang telah

dituangkan dalam Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019.

Keberhasilan dalam pelaksanaan tugas di lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan

Perbekalan Kesehatan adalah hasil kerja keras dan peran serta seluruh pegawai, dan kerjasama lintas

program dan lintas sektor di lingkungan Kementerian Kesehatan serta dukungan dari Provinsi maupun

Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia dan para stakeholder. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih

dan penghargaan kepada semua pihak atas dukungan, peran serta dan kerja sama yang telah terjalin

dengan baik.

Kami menyadari Laporan Kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun

2015 ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu masukan berupa saran dan kritik yang bersifat membangun

sangat kami harapkan demi sempurnanya penyusunan Laporan Kinerja ini di masa mendatang.

Akhir kata, semoga Laporan Kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan

Tahun 2015 ini dapat memberikan informasi dan manfaat dalam penyusunan kebijakan dan perencanaan

program dan kegiatan khususnya di lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan,

maupun bagi para stakeholders terkait.

Jakarta, 04 Januari 2016

Page 3: direktorat bina obat publik dan perbekalan kesehatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 3

IKHTISAR EKSEKUTIF

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah mengamanatkan bahwa akuntabilitas kinerja merupakan perwujudan

kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan

pelaksanaan program dan kegiatan yang diamanatkan para pemangku kepentingan dalam rangka

mencapai misi organisasi secara terukur dengan sasaran atau target kinerja yang telah ditetapkan

melalui laporan kinerja instansi pemerintah yang disusun secara periodik. Direktorat Bina Obat Publik

dan Perbekalan Kesehatan menyusun laporan kinerja sebagai bentuk pertanggungjawaban dalam

melaksanakan tugas dan fungsi dalam rangka mencapai tujuan atau sasaran strategis dan sekaligus

sebagai alat kendali atas pelaksanaan kegiatan selama tahun 2015 yang merupakan tahun awal

pelaksanaan Renstra Kementerian Kesehatan periode 2015-2019.

Informasi yang tertuang dalam Laporan Kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan

Kesehatan Tahun 2015 harus dapat memenuhi kebutuhan pengguna internal dan eksternal. Laporan ini

berfungsi sebagai sarana untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada Direktur Jenderal

Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, dan seluruh pemangku kepentingan baik yang terkait langsung

maupun tidak langsung.

Laporan Kinerja merupakan sarana bagi Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan

untuk mengkomunikasikan dan menjawab tentang apa yang sudah dicapai dan bagaimana proses

pencapaian hal-hal yang telah direncanakan dan ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja yang telah dibuat

dan ditandatangani di awal tahun serta sumber informasi untuk perbaikan dan peningkatan kinerja

secara berkelanjutan.

Hasil capaian kinerja tahun 2015 menunjukkan bahwa secara umum Direktorat Bina Obat Publik

dan Perbekalan Kesehatan telah memenuhi bahkan melebihi target yang telah ditetapkan. Pencapaian

tersebut diukur dengan menggunakan indikator kinerja kegiatan yang tertuang di dalam Renstra

Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019 sebagai berikut:

Sasaran No. Indikator Kinerja Tahun 2015

Target Realisasi Capaian

Tersedianya obat, vaksin

dan perbekalan kesehatan

yang bermutu, merata dan

terjangkau di pelayanan

kesehatan pemerintah

1. Persentase ketersediaan obat dan

vaksin di Puskesmas

77% 79,38% 103,09%

2. Persentase Instalasi Farmasi

Kabupaten/Kota yang melakukan

manajemen pengelolaan obat dan

vaksin sesuai standar

55% 57,34% 104,25%

Tabel 1. Sasaran, Indikator Kinerja, Target, Realisasi dan Capaian Direktorat Bina Obat Publik dan

Perbekalan Kesehatan Tahun 2015

Page 4: direktorat bina obat publik dan perbekalan kesehatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 4

Sosialisasi yang terus menerus kepada petugas Provinsi di setiap kegiatan yang dilaksanakan

oleh Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di sepanjang tahun 2015 adalah salah satu

faktor yang menunjang keberhasilan pencapaian indikator kinerja kegiatan melebihi target yang telah

ditetapkan, karena indikator kinerja tahun 2015 merupakan indikator baru yang berbeda dengan indikator

kinerja periode tahun 2010-2014, baik dari segi definisi operasionalnya, cara perhitungan maupun cara

pengumpulan data dan pelaporannya.

Untuk itu Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan menerbitkan buku “Petunjuk

Teknis Pemantauan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan

Kesehatan Tahun 2015-2019” yang telah dibagikan kepada seluruh petugas Provinsi sebagai pedoman

dalam melaksanakan pengumpulan, perhitungan dan pelaporan data indikator kinerja kegiatan Direktorat

Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di daerahnya masing-masing.

Selain itu, dikeluarkannya surat keputusan Direktur Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan

nomor HK.02.04/5/1025/2015 tanggal 8 Juni 2015 tentang penunjukan panitia pengumpulan dan

pengolahan data indikator kinerja kegiatan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di 34

Provinsi memungkinkan terbangunnya koordinasi dan komunikasi dengan daerah yang ikut mendukung

pencapaian indikator kinerja kegiatan melebihi target yang telah ditetapkan. Hal ini menunjukkan bahwa

Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan memiliki komitmen yang kuat dalam

mengoptimalkan pemanfaatan seluruh sumber daya yang dimiliki.

Analisis atas pelaksanaan kegiatan di tahun 2015 dilaksanakan dalam rangka memberikan hasil

evaluasi yang bermutu dan dapat dipertanggungjawabkan. Capaian kinerja sebagai hasil yang diperoleh

berdasarkan pendayagunaan sumber daya maupun sumber dana yang ada menjadi salah satu kekuatan

Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan. Sedangkan uraian permasalahan yang dihadapi

merupakan sebuah kendala dan tantangan yang harus diatasi dalam upaya peningkatan kinerja yang

disusun berdasarkan kemampuan melihat peluang dan tantangan di masa mendatang.

Dari hasil analisis tersebut, beberapa strategi pemecahan masalah yang dapat dijadikan

masukan dan/atau bahan pertimbangan untuk merumuskan rencana kinerja di tahun 2016 adalah

sebagai berikut:

1. Perlu dilaksanakan advokasi kepada Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk peningkatan

alokasi anggaran obat, vaksin dan perbekalan kesehatan.

2. Perlu peningkatan koordinasi internal dan eksternal khususnya dalam hal perencanaan dan

pelaksanaan kegiatan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan.

3. Melaksanakan peningkatan kapasitas SDM dalam pengelolaan obat di Instalasi Farmasi Provinsi dan

Kabupaten/Kota serta melakukan pembinaan terhadap SDM pengelola obat secara

berkesinambungan.

4. Melaksanakan sosialisasi Petunjuk Teknis Pemantauan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Direktorat

Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015-2019 termasuk manfaat yang akan

diperoleh Provinsi maupun Kabupaten/Kota sehingga ketaatan terhadap waktu pelaporan dapat

terbangun dan validitas data yang dilaporkan terjamin.

Page 5: direktorat bina obat publik dan perbekalan kesehatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 5

DAFTAR ISI

Halaman Sampul …………………………………………………………………………………….……. 1

Kata Pengantar ………………………………………….……………………………………….…..…… 2

Ikhtisar Eksekutif …………………………………………………………………………………………. 3

Daftar Isi ……………………………………………………………………………………………….…… 5

Daftar Tabel …………………………………………………..………………………………………..…... 6

Daftar Gambar …..……………………………………………......………………………………….….… 7

Daftar Lampiran ………………………………………………..……………………………………..…... 9

BAB I : Pendahuluan …………………………………………………...………………….…….…… 10

A. Latar Belakang ……………………………………………………..…………..….…… 10

B. Maksud dan Tujuan ……..………………………………………………..……..…….. 10

C. Tugas Pokok dan Fungsi ………………………………………...……………….….. 10

D. Sistematika Penulisan …………………..…………………………...……………….. 12

BAB II : Perencanaan Kinerja ……….………….……………………………………………………. 13

A. Perencanaan Kinerja …………………………………………………..……………… 13

B. Perjanjian Kinerja …………………………………….……………………………….. 14

BAB III : Akuntabilitas Kinerja ………………………………………………………...…………...… 15

A. Capaian Kinerja ………………………………….……………………..……………… 15

B. Realisasi Anggaran ………………………………….…..………………………..….. 26

BAB IV : Penutup ……………………………………………………………………………………….. 31

Page 6: direktorat bina obat publik dan perbekalan kesehatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 6

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Sasaran, Indikator Kinerja, Target, Realisasi dan Capaian Direktorat Bina Obat

Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 …………………………….….....….

3

Tabel 2. Indikator Kinerja dan Target Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan

Kesehatan Tahun 2015-2019 …………………………….……………………..….…….

13

Tabel 3. Definisi Operasional Indikator Kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan

Perbekalan Kesehatan …………………….……………………………………….….…

14

Tabel 4. Perjanjian Kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan

Tahun 2015 …………..……………………………………………………………..….……

14

Tabel 5. Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan

Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 Menurut Jabatan ………………………..….....

15

Tabel 6. Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan

Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 Menurut Golongan ……………………………

16

Tabel 7. Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan

Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 Menurut Pendidikan …………………………..

16

Tabel 8. Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan

Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 Menurut Jenis Kelamin ……………….…...…

17

Tabel 9. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase Ketersediaan Obat dan

Vaksin di Puskesmas Tahun 2015 ……………………………………………………...

18

Tabel 10. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase IFK yang Melakukan

Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar Tahun 2015 ………...

22

Tabel 11. Realisasi Anggaran Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan

Tahun 2015 ……………………………………………………………………...………..…

27

Tabel 12. Realisasi Anggaran per Kegiatan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan

Kesehatan Tahun 2015 ……………………………………………………………….…..

29

Page 7: direktorat bina obat publik dan perbekalan kesehatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 7

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Organisasi Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan

Kesehatan Berdasarkan Permenkes Nomor 1144/MENKES/PER/VIII/2010 ...

12

Gambar 2. Komposisi Sumber Daya Manusia di Lingkungan Direktorat Bina Obat

Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 Menurut Jabatan ……………

15

Gambar 3. Komposisi Sumber Daya Manusia di Lingkungan Direktorat Bina Obat

Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 Menurut Golongan …...……

16

Gambar 4. Komposisi Sumber Daya Manusia di Lingkungan Direktorat Bina Obat

Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 Menurut Pendidikan ……....

16

Gambar 5. Komposisi Sumber Daya Manusia di Lingkungan Direktorat Bina Obat

Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 Menurut Jenis Kelamin ...…

17

Gambar 6. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase Ketersediaan Obat

dan Vaksin di Puskesmas Tahun 2015-2019 ……..……………………………...

18

Gambar 7. Grafik Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Puskesmas di 34

Provinsi Tahun 2015 ………………………………………………..…….…….….

19

Gambar 8. Grafik Jumlah Item Obat dan Vaksin yang Tersedia di Puskesmas di 34

Provinsi Tahun 2015 ………………………………………………………………….

19

Gambar 9. Dokumentasi Kegiatan Sosialisasi Penerapan Katalog Obat Bagi Industri

Farmasi di Jakarta Tahun 2015 …………………………………………………….

21

Gambar 10. Dokumentasi Kegiatan Evaluasi Implementasi Pengadaan Obat

Berdasarkan e-Catalogue dengan RS Pemerintah, RS Swasta, Industri

Farmasi dan Distributor di Jakarta tahun 2015 ………………………………….

21

Gambar 11. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase IFK yang Melakukan

Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar Tahun 2015-

2019 …………………………………………………………………………………...…

22

Gambar 12. Komposisi Jumlah IFK yang Melakukan Manajemen Pengelolaan Obat dan

Vaksin Sesuai Standar Tahun 2015 ……………………….…………………..…..

22

Gambar 13. Grafik Skor Rata-Rata Persentase IFK yang Melaksanakan Manajemen

Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar Berdasarkan Provinsi Tahun

2015 ……………………………………………………………………………………...

23

Gambar 14 & 15. Dokumentasi Kegiatan Pemberian Penghargaan Tenaga Kefarmasian

Berprestasi dalam Pengelolaan Obat dan Perbekkes Tingkat Provinsi dan

Kabupaten/Kota di Jakarta Tahun 2015 …………………………………………..

25

Page 8: direktorat bina obat publik dan perbekalan kesehatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 8

Gambar 16. Dokumentasi Kegiatan Pembekalan Teknis Pengelolaan Obat dan

Perbekkes Tahun 2015 di Semarang, Jawa Tengah ……………………………

25

Gambar 17. Dokumentasi Kegiatan Rapat Konsultasi Teknis Direktorat Bina Obat

Publik dan Perbekkes Tahun 2015 di Solo, Jawa Tengah …………………….

26

Gambar 18. Grafik Alokasi dan Realisasi Anggaran Dit. Bina Obat Publik dan

Perbekkes Tahun 2015 ………………………………………………...………...…..

27

Gambar 19. Piagam Penghargaan Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 ….. 30

Page 9: direktorat bina obat publik dan perbekalan kesehatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 9

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan

Tahun 2015 ………………………………………………………………………....…….

32

Lampiran 2. Data Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Puskesmas Tahun 2015 .. 34

Lampiran 3. Data Persentase IFK yang Melaksanakan Manajemen Pengelolaan Obat dan

Vaksin Sesuai Standar Tahun 2015 ………..…...……………………………………

35

Page 10: direktorat bina obat publik dan perbekalan kesehatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Laporan kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan merupakan laporan

kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan

Kesehatan dalam mencapai tujuan atau sasaran strategis yang tercantum di dalam Keputusan

Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/52/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian

Kesehatan Tahun 2015-2019. Penyusunan laporan kinerja ini mengacu pada Peraturan Presiden

Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah, dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2416/Menkes/Per/XII/2011 tentang Petunjuk

Pelaksanaan/Petunjuk Teknis/Pedoman Penyelenggaraan Sistem Akuntabilitas Kinerja Di Lingkungan

Kementerian Kesehatan.

Laporan kinerja menggambarkan ikhtisar pencapaian sasaran sebagaimana yang ditetapkan

dalam dokumen perjanjian kinerja dan dokumen perencanaan kinerja. Ikhtisar pencapaian sasaran

tersebut menyajikan informasi tentang pencapaian tujuan dan sasaran organisasi, realisasi

pencapaian indikator kinerja kegiatan organisasi, penjelasan atas pencapaian kinerja, serta

pembandingan capaian indikator kinerja dengan tahun berjalan terhadap target kinerja lima tahunan

yang direncanakan.

Laporan kinerja ini juga sebagai salah satu wujud akuntabilitas pelaksanaan tugas dan fungsi

Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan dalam rangka mewujudkan pemerintahan

yang baik (good governance), transparansi dan akuntabilitas sekaligus sebagai alat kendali dan

pemacu peningkatan kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

Laporan kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan merupakan bentuk

akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada Direktorat Bina Obat

Publik dan Perbekalan Kesehatan sebagaimana tertuang dalam Rencana Strategis Kementerian

Kesehatan Tahun 2015-2019 dan dokumen perjanjian kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan

Perbekalan Kesehatan tahun 2015. Laporan kinerja memberikan informasi yang terukur atas kinerja

yang telah dan seharusnya dicapai dan sebagai upaya perbaikan berkesinambungan untuk

meningkatkan kinerja di tahun mendatang, serta pertanggungjawaban atas penggunaan anggaran.

C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Visi dan Misi Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan mengikuti visi dan misi

Presiden Republik Indonesia yaitu “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan

Berkepribadian Berlandaskan Gotong-Royong”. Upaya untuk mewujudkan visi ini adalah melalui 7

misi pembangunan yaitu:

Page 11: direktorat bina obat publik dan perbekalan kesehatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 11

1. Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang

kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim dan mencerminkan

kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.

2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis berlandaskan negara hukum.

3. Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat jati diri sebagai negara maritim.

4. Mewujudkan kualitas hidup manusia lndonesia yang tinggi, maju dan sejahtera.

5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.

6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan

kepentingan nasional, serta

7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

Tujuan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan mendukung tujuan Kementerian

Kesehatan pada tahun 2015-2019, yaitu:

1. Meningkatnya status kesehatan masyarakat dan;

2. Meningkatnya daya tanggap (responsiveness) dan perlindungan masyarakat terhadap risiko sosial

dan finansial di bidang kesehatan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 1144/MENKES/PER/VIII/2010 dan

perubahannya dalam Peraturan Menteri Kesehatan nomor 35 Tahun 2013 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Kementerian Kesehatan RI, Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan

mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan

norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang obat

publik dan perbekalan kesehatan.

Dalam rangka melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan

Kesehatan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang analisis dan standardisasi harga obat, penyediaan dan

pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan, serta pemantauan dan evaluasi program obat

publik dan perbekalan kesehatan;

2. Pelaksanaan kegiatan di bidang analisis dan standardisasi harga obat, penyediaan dan

pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan, serta pemantauan dan evaluasi program obat

publik dan perbekalan kesehatan;

3. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang analisis dan standardisasi

harga obat, penyediaan dan pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan, serta

pemantauan dan evaluasi program obat publik dan perbekalan kesehatan;

4. Penyiapan bahan pemantauan, evaluasi, dan penyusunan laporan pelaksanaan kebijakan di

bidang pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan.

Bagan struktur organisasi Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan dapat dilihat

pada gambar 1.

Page 12: direktorat bina obat publik dan perbekalan kesehatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 12

Gambar 1. Struktur Organisasi Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Berdasarkan Permenkes

Nomor 1144/MENKES/PER/VIII/2010

D. SISTEMATIKA PENULISAN

Laporan kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 disajikan

dengan sistematika sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan

Pada bab ini disajikan latar belakang serta maksud dan tujuan penyusunan laporan kinerja

Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 berikut penjelasan umum

mengenai struktur organisasi pada sub bab tugas pokok dan fungsi, serta sistematika penulisan.

Bab II : Perencanaan Kinerja

Pada bab ini diuraikan mengenai ringkasan/ikhtisar perencanaan dan perjanjian kinerja

Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan tahun 2015.

Bab III : Akuntabilitas Kinerja

Pada bab ini disajikan capaian kinerja organisasi beserta analisisnya berikut realisasi

anggaran yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi dalam kurun waktu satu tahun.

Bab IV : Penutup

Pada bab ini diuraikan kesimpulan umum atas capaian kinerja organisasi, langkah-langkah

yang akan dilakukan untuk meningkatkan kinerja organisasi di masa yang akan datang, serta

pemanfaatan laporan kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015.

DIREKTUR

BINA OBAT PUBLIK DAN

PERBEKKES

SUBDIT ANALISIS DAN STANDARDISASI HARGA

OBAT

SUBDIT PENYEDIAAN OBAT

PUBLIK DAN PERBEKKES

SUBDIT PEMANTAUAN

DAN EVALUASI PROGRAM OBAT PUBLIK DAN

PERBEKKES

SUBDIT PENGELOLAAN OBAT

PUBLIK DAN PERBEKKES

SUBBAGIAN

TATA USAHA

SEKSI ANALISIS HARGA

OBAT

SEKSI STANDARDISASI

HARGA OBAT

SEKSI PERENCANAAN

PENYEDIAAN OBAT PUBLIK

DAN PERBEKKES

SEKSI PEMANTAUAN

KETERSEDIAAN OBAT

PUBLIK DAN PERBEKKES

SEKSI STANDARDISASI

PENGELOLAAN OBAT PUBLIK

DAN PERBEKKES

SEKSI BIMBINGAN DAN

PENGENDALIAN OBAT PUBLIK

DAN PERBEKKES

SEKSI PEMANTAUAN

PROGRAM OBAT PUBLIK

DAN PERBEKKES

SEKSI EVALUASI PROGRAM

OBAT PUBLIK DAN

PERBEKKES

KJF

Page 13: direktorat bina obat publik dan perbekalan kesehatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 13

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

A. PERENCANAAN KINERJA

Perencanaan kinerja merupakan proses penetapan indikator kinerja berdasarkan program,

kebijakan dan sasaran yang ditetapkan dalam rencana strategis sebagai pedoman dalam

pelaksanaan program dan kegiatan secara sistematis, terarah dan terpadu.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

HK.02.02/MENKES/52/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019,

Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 melaksanakan kegiatan

Peningkatan Ketersediaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Pada Program Kefarmasian dan

Alat Kesehatan.

Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata oleh instansi pemerintah dalam

rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan. Sasaran

kegiatan peningkatan ketersediaan obat publik dan perbekalan kesehatan pada program kefarmasian

dan alat kesehatan adalah sebagai berikut:

Tercapainya sasaran tersebut direpresentasikan dengan indikator kinerja beserta target

kegiatan peningkatan ketersediaan obat publik dan perbekalan kesehatan pada Program Kefarmasian

dan Alat Kesehatan sebagaimana dapat dilihat pada tabel 2, dan definisi operasional serta cara

perhitungan dari indikator kinerja tersebut dapat dilihat pada tabel 3.

No. Indikator Kinerja Target

2015 2016 2017 2018 2019

1. Persentase ketersediaan obat dan vaksin di

Puskesmas

77% 80% 83% 86% 90%

2. Persentase Instalasi Farmasi

Kabupaten/Kota yang melakukan

manajemen pengelolaan obat dan vaksin

sesuai standar

55% 60% 65% 70% 75%

Tabel 2. Indikator Kinerja dan Target Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015-2019

Tersedianya obat, vaksin dan perbekalan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau di

pelayanan kesehatan pemerintah

Page 14: direktorat bina obat publik dan perbekalan kesehatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 14

NO INDIKATOR KINERJA URAIAN

1 Persentase ketersediaan

obat dan vaksin di

Puskesmas

Definisi Operasional :

Tersedianya obat dan vaksin indikator di Puskesmas untuk program pelayanan

kesehatan dasar.

Pemantauan dilaksanakan terhadap 20 item obat indikator.

Perhitungan :

Menghitung persentase ketersediaan obat/ vaksin Puskesmas dengan menggunakan

rumus berikut:

Jumlah kumulatif item obat indikator yang tersedia di (n) Puskesmas x 100%

Jumlah (n) Puskesmas yang melapor x Jumlah total item obat indikator

2 Persentase instalasi

farmasi Kabupaten/ Kota

yang melakukan

manajemen pengelolaan

obat dan vaksin sesuai

standar

Definisi Operasional :

Instalasi Farmasi Kab/Kota (IFK) yang melakukan manajemen pengelolaan obat dan

vaksin atau manajemen pengelolaan obat sesuai standar dengan skor minimal 70.

Perhitungan :

Persentase Instalasi Farmasi Kabupaten/ Kota yang melakukan manajemen

pengelolaan obat dan vaksin atau manajemen pengelolaan obat sesuai standar (S)

dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Jumlah IF Kab/Kota yang melakukan manajemen pengelolaan obat dan

vaksin sesuai standar x 100%

Jumlah IF Kab/Kota seluruh Indonesia

Tabel 3. Definisi Operasional Indikator Kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan

B. PERJANJIAN KINERJA

Perjanjian Kinerja merupakan lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan

instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan

program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Melalui perjanjian kinerja, terwujudlah

komitmen penerima amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja

terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi, dan wewenang serta sumber daya yang tersedia.

Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan menyusun perjanjian kinerja mengacu

kepada Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019. Target ini menjadi komitmen

bagi Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan untuk mencapainya dalam kurun waktu

tahun 2015.

No. Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target

1. Tersedianya obat, vaksin dan perbekalan

kesehatan yang bermutu, merata dan

terjangkau di pelayanan kesehatan

pemerintah

1. Persentase ketersediaan obat dan vaksin di

Puskesmas

77%

2. Persentase Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota

yang melakukan manajemen pengelolaan obat

dan vaksin sesuai standar

55%

Tabel 4. Perjanjian Kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015

Page 15: direktorat bina obat publik dan perbekalan kesehatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 15

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. CAPAIAN KINERJA

Pengukuran kinerja adalah proses sistematis dan berkesinambungan untuk menilai keberhasilan

dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan, sasaran dan tujuan yang

telah ditetapkan dalam mewujudkan visi, misi dan strategi instansi pemerintah. Pengukuran kinerja

menggunakan alat ukur berupa indikator sebagaimana yang telah ditetapkan pada dokumen

perencanaan kinerja.

Tahun 2015 merupakan tahun pertama dalam pelaksanaan Rencana Strategis Kementerian

Kesehatan 2015-2019. Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan antara realisasi

kinerja dengan target kinerja dari masing-masing indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam

perencanaan kinerja. Melalui pengukuran kinerja diperoleh gambaran pencapaian masing-masing

indikator sehingga dapat ditindaklanjuti dalam perencanaan kegiatan di masa yang akan datang agar

setiap kegiatan yang direncanakan dapat lebih berhasil guna dan berdaya guna.

Untuk mencapai kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan diperlukan

dukungan sumber daya manusia. Keadaan pegawai negeri sipil di lingkungan Direktorat Bina Obat

Publik dan Perbekalan Kesehatan pada tahun 2015 berjumlah 39 orang dengan rincian

sebagaimana yang diuraikan pada tabel berikut ini:

Keterangan JUMLAH

Menurut Jabatan

Jabatan Struktural 14

Jabatan Fungsional Tertentu 1

Jabatan Fungsional Umum 24

Jumlah 39

Tabel 5. Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan

Tahun 2015 Menurut Jabatan

Gambar 2. Komposisi Sumber Daya Manusia di Lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan

Kesehatan Tahun 2015 Menurut Jabatan

Page 16: direktorat bina obat publik dan perbekalan kesehatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 16

Keterangan JUMLAH

Menurut Golongan

Golongan II 3

Golongan III 26

Golongan IV 10

Jumlah 39

Tabel 6. Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan

Tahun 2015 Menurut Golongan

Gambar 3. Komposisi Sumber Daya Manusia di Lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 Menurut Golongan

Keterangan JUMLAH

Menurut Pendidikan

S2 Non Apoteker 2

S2 dan Apoteker 6

Apoteker 18

Dokter Gigi 1

S1 5

D3 5

SMA 2

Jumlah 39 Tabel 7. Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan

Tahun 2015 Menurut Pendidikan

Gambar 4. Komposisi Sumber Daya Manusia di Lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan

Kesehatan Tahun 2015 Menurut Pendidikan

Page 17: direktorat bina obat publik dan perbekalan kesehatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 17

Keterangan JUMLAH

Menurut Jenis Kelamin

Pria 27

Wanita 12

Jumlah 39

Tabel 8. Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan

Tahun 2015 Menurut Jenis Kelamin

Gambar 5. Komposisi Sumber Daya Manusia di Lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan

Kesehatan Tahun 2015 Menurut Jenis Kelamin

Sumber daya manusia merupakan salah satu unsur penting dalam mendukung tercapainya

kinerja organisasi. Berdasarkan analisis beban kerja, secara ideal jumlah pegawai negeri sipil yang

dibutuhkan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan adalah 69 orang. Saat ini jumlah

pegawai 39 orang sehingga dengan kondisi yang ada masih diperlukan peningkatan jumlah pegawai

di lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan.

Secara teknis sumber daya manusia dapat menunjang keberhasilan dalam mencapai tujuan

apabila mencukupi dari sisi jumlah dan kualitas serta profesional di bidangnya. Apabila sumber daya

manusia yang dimiliki mempunyai motivasi tinggi, kreatif dan mampu mengembangkan inovasi maka

pencapaian kinerja tentunya akan semakin baik. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan

kemampuan sumber daya manusia di Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan antara

lain melalui penugasan pegawai untuk mengikuti kegiatan sebagai berikut:

1. Training program on medical product integrity and supply chain security yang diselenggarakan

oleh APEC di Filipina.

2. Workshop on global medical product integrity and supply chain security yang diselenggarakan

oleh APEC di Filipina.

3. Peningkatan kinerja pegawai Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan yang

dilaksanakan di Provinsi Sumatera Utara.

4. Sosialisasi elektronik monitoring dan evaluasi katalog obat (e-monev e-katalog) di Jakarta.

Analisis capaian kinerja dari indikator kinerja kegiatan peningkatan ketersediaan obat publik

dan perbekalan kesehatan pada program kefarmasian dan alat kesehatan adalah sebagai berikut:

Page 18: direktorat bina obat publik dan perbekalan kesehatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 18

1. Indikator Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Puskesmas.

a. Kondisi yang dicapai:

Realisasi indikator persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas tahun 2015

sebesar 79,38%, melebihi target yang telah ditetapkan dalam Renstra Kemenkes Tahun

2015-2019 yaitu sebesar 77% dengan capaian sebesar 103,09%.

Indikator Kinerja Target 2015 Realisasi 2015 Capaian 2015

Persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas

77% 79,38% 103,09%

Tabel 9. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di

Puskesmas Tahun 2015

Gambar 6. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di

Puskesmas Tahun 2015-2019

Hasil tersebut diperoleh dari periode pelaporan bulan November dimana Jumlah

Puskesmas yang melapor sebanyak 1.013 dari 1.328 Puskesmas sampel dan terdapat

empat Provinsi yang Puskesmasnya sama sekali tidak mengirimkan laporan (135

Puskesmas), yaitu Provinsi Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan dan

Papua Barat. Provinsi dengan persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas

tertinggi adalah D.I. Yogyakarta (92,73%).

Item obat yang memiliki ketersediaan tertinggi di Puskesmas adalah Parasetamol

500 mg Tablet, sedangkan item obat yang memiliki ketersediaan terendah di Puskesmas

adalah Magnesium Sulfat Injeksi 20%.

Page 19: direktorat bina obat publik dan perbekalan kesehatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 19

Gambar 7. Grafik Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Puskesmas di 34 Provinsi

Tahun 2015

Gambar 8. Grafik Jumlah Item Obat dan Vaksin yang Tersedia di Puskesmas di 34 Provinsi

Tahun 2015

Page 20: direktorat bina obat publik dan perbekalan kesehatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 20

b. Permasalahan:

Pelaksanaan kegiatan pengumpulan data indikator persentase ketersediaan obat

dan vaksin di Puskesmas tahun 2015 menghadapi beberapa permasalahan sebagai berikut:

1) Laporan yang dikirimkan oleh Provinsi setiap bulannya tidak lengkap dan tidak tepat

waktu seperti yang telah dituangkan di dalam buku Petunjuk Teknis Pemantauan

Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan

Tahun 2015-2019 yang sudah disosialisasikan kepada seluruh Provinsi.

2) Jumlah tenaga kefarmasian yang terbatas dan kompetensi yang belum sesuai di

Puskesmas.

3) Seringnya mutasi tenaga kefarmasian yang bertugas di Instalasi Farmasi.

4) Kurangnya koordinasi antara Puskesmas, Kabupaten/Kota dan Provinsi.

c. Upaya Pemecahan Masalah:

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas antara

lain sebagai berikut :

1) Pemberian reward bagi petugas/pengelola data di daerah.

2) Melakukan peningkatan kapasitas SDM dalam pengelolaan obat di Instalasi Farmasi

Provinsi dan Kabupaten/Kota.

3) Melakukan pembinaan terhadap SDM pengelola obat secara berkesinambungan.

4) Perlu dibangun koordinasi yang baik untuk pelaporan data ketersediaan obat dan vaksin

dari unit pelayanan ke instansi penanggung jawab kesehatan di daerah (Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota dan Provinsi)

d. Kegiatan yang mendukung pencapaian indikator:

1) Penerimaan dan Stok Opname Obat dan Perbekkes Haji di Arab Saudi.

2) Pengadaan Obat, Vaksin, dan Perbekalan Kesehatan.

3) Penyusunan Rencana Kebutuhan Obat Pemerintah dalam Rangka Penetapan harga E-

Catalogue Tahun 2016.

4) Penyusunan Rencana Kebutuhan Obat Program Kesehatan Nasional.

5) Penyusunan Rencana Kebutuhan Obat dan Perbekkes Haji.

6) Bimbingan Teknis Penerapan Aplikasi E-Logistik Sistem.

7) Pemeliharaan Sistem E-Logistik.

8) Pembekalan Penerapan Sistem e-Logistik untuk Dinkes Provinsi.

9) Penyusunan dan Evaluasi Harga Obat.

10) Pertemuan Evaluasi dan Perencanaan Monitoring Harga Obat.

11) Monitoring Harga Obat di Apotek dan Rumah Sakit.

12) Penerapan E-Catalogue.

13) Penetapan Harga Obat dalam Sistem E-Catalogue.

14) Aplikasi dan Sosialisasi Elektronik Monitoring dan Evaluasi Katalog Obat.

15) Evaluasi Pengadaan dan Penerimaan Obat, Perbekalan Kesehatan dan Vaksin.

Page 21: direktorat bina obat publik dan perbekalan kesehatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 21

Gambar 9. Dokumentasi Kegiatan Sosialisasi Penerapan Katalog Obat Bagi Industri farmasi di

Jakarta Tahun 2015

Gambar 10. Dokumentasi Kegiatan Evaluasi Implementasi Pengadaan Obat Berdasarkan e-

Catalogue dengan RS Pemerintah, RS Swasta, Industri Farmasi dan Distributor di Jakarta

Tahun 2015

2. Indikator Persentase Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota yang Melakukan Manajemen

Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar.

a. Kondisi yang dicapai:

Sesuai dengan Renstra Kemenkes Tahun 2015-2019, kinerja Direktorat Bina Obat

Publik dan Perbekalan Kesehatan dapat diukur dari realisasi indikator persentase Instalasi

Farmasi Kabupaten/Kota (IFK) yang melakukan manajemen pengelolaan obat dan vaksin

Page 22: direktorat bina obat publik dan perbekalan kesehatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 22

sesuai standar (skor minimal 70), dimana target tahun 2015 adalah 55%. Realisasi tahun

2015 diperoleh sebesar 57,34% sehingga capaiannya adalah 104,25%.

Indikator Kinerja Target 2015 Realisasi 2015 Capaian 2015

Persentase instalasi farmasi kabupaten/kota yang melakukan manajemen pengelolaan obat dan vaksin sesuai standar

55% 57,34% 104,25%

Tabel 10. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di

Puskesmas Tahun 2015

Gambar 11. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase IFK yang Melakukan Manajemen

Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar Tahun 2015-2019

Realisasi tersebut merupakan kontribusi dari 293 IFK yang terdistribusi pada 186

dari 301 Kabupaten/Kota di wilayah Indonesia Barat, 81 dari 147 Kabupaten/Kota di wilayah

Indonesia Tengah, serta 26 dari dari 63 Kabupaten/Kota di wilayah Indonesia Timur.

Gambar 12. Komposisi Jumlah IFK yang Melakukan Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai

Standar Tahun 2015

Page 23: direktorat bina obat publik dan perbekalan kesehatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 23

Dari 34 Provinsi yang telah mengumpulkan data capaian skor IFK yang melakukan

manajemen pengelolaan obat dan vaksin sesuai standar, masih terdapat dua belas Provinsi

yang mempunyai skor rata-rata di bawah 70, yaitu Maluku, Kalimantan Utara, NTT, Banten,

Papua Barat, Papua, Aceh, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Maluku

Utara, dan DKI Jakarta.

Gambar 13. Grafik Skor Rata-Rata Persentase IFK yang Melakukan Manajemen Pengelolaan Obat

dan Vaksin Sesuai Standar berdasarkan Provinsi Tahun 2015

Page 24: direktorat bina obat publik dan perbekalan kesehatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 24

b. Permasalahan:

Permasalahan terjadi dalam penilaian dan pengiriman data capaian indikator

persentase Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota (IFK) yang melakukan manajemen

pengelolaan obat dan vaksin sesuai standar, dilihat dari pengumpulan data dan teknik

perhitungan skor IFK sebagaimana diuraikan sebagai berikut:

1) Prosedur Pengumpulan Data

Dalam buku Petunjuk Teknis Pemantauan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)

Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015-2019 telah diatur

prosedur pengisian dan penyampaian penilaian Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota (IFK)

yang melakukan manajemen pengelolaan obat dan vaksin sesuai standar secara

berjenjang. Beberapa permasalahan atau kendala yang ditemukan, antara lain sebagian

besar Kabupaten/Kota menyampaikan hasil penilaiannya tidak tepat waktu kepada Dinas

Kesehatan Provinsi sehingga menyebabkan Provinsi terlambat melakukan rekapitulasi

dan menyampaikan hasilnya kepada Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan

Kesehatan.

2) Masih ditemukan Kabupaten/Kota yang menggunakan substansi penilaian IFK sesuai

standar periode 2010-2014 yang berbeda dengan penilaian IFK sesuai standar periode

2015-2019.

3) Beberapa Kabupaten/Kota melakukan perhitungan skor sub komponen tidak sesuai

dengan prosedur, padahal terkait teknik perhitungan sudah dijelaskan dalam buku

Petunjuk Teknis Pemantauan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Direktorat Bina Obat

Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015-2019 yang sudah dibagikan ke tiap

Provinsi.

c. Upaya Pemecahan Masalah:

Untuk meningkatkan ketepatan dan kepatuhan Kabupaten/Kota dan Provinsi dalam

melakukan penilaian dan pelaporan, maka dilakukan berbagai upaya antara lain Sosialisasi

Penilaian Indikator IFK yang melakukan manajemen pengelolaan obat dan vaksin sesuai

standar, khususnya terkait manfaat dan teknik perhitungan/penilaian.

d. Kegiatan yang mendukung pencapaian indikator:

1) Revisi Pedoman Tata Laksana Penilaian Tenaga Kefarmasian.

2) Revisi Pedoman Supervisi dan Evaluasi Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan.

3) Penyusunan Standard Pengelolaan Obat dan Perbekalan Kesehatan di Instalasi Farmasi

Pemerintah.

4) Pemilihan Tenaga Kefarmasian Berprestasi dalam Pengelolaan Obat dan Perbekkes

Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota.

5) Bimbingan Teknis Manajemen Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di

Sektor Pemerintah.

6) Pembekalan Teknis Pengelolaan Obat dan Perbekkes.

Page 25: direktorat bina obat publik dan perbekalan kesehatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 25

Gambar 14 & 15. Dokumentasi Kegiatan Pemberian Penghargaan Tenaga Kefarmasian Berprestasi dalam

Pengelolaan Obat dan Perbekkes Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota di Jakarta Tahun 2015

Gambar 16. Dokumentasi Kegiatan Pembekalan Teknis Pengelolaan Obat dan Perbekkes Tahun 2015 di

Semarang, Jawa Tengah

Page 26: direktorat bina obat publik dan perbekalan kesehatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 26

Dalam mencapai sasaran strategis kegiatan peningkatan ketersediaan obat publik dan

perbekalan kesehatan pada Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Direktorat Bina Obat Publik

dan Perbekalan Kesehatan selain melaksanakan kegiatan yang mendukung langsung pencapaian

indikator kinerja kegiatan juga melakukan kegiatan dukungan manajemen administrasi perkantoran

sebagai berikut:

1. Penyusunan Program dan Rencana Kerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2016.

2. Penyusunan Laporan SAK dan SABMN.

3. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia Luar Negeri.

4. Peningkatan Kinerja Pegawai Dit. Bina Obat Publik dan Perbekes.

5. Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran.

6. Pengadaan Sarana Perkantoran.

7. Rapat Konsultasi Teknis Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan.

8. Pemantauan Program Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan.

9. Evaluasi Program Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan.

10. Penyelesaian Administrasi Perbendaharaan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekkes.

11. Biaya Operasional Instalasi Farmasi.

12. Tata Laksana Pengelolaan Obat Program Kesehatan pada Instalasi Farmasi Pusat.

13. Pembekalan Teknis Pengelolaan Obat dan Perbekkes.

Gambar 17. Dokumentasi Kegiatan Rapat Konsultasi Teknis Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015

di Solo, Jawa Tengah

B. REALISASI ANGGARAN

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan

Kesehatan semula didukung oleh anggaran DIPA tahun 2015 sebesar Rp. 1.483.192.100.000,- (satu

trilyun empat ratus delapan puluh tiga milyar seratus sembilan puluh dua juta seratus ribu rupiah).

Dalam perjalanan pelaksanaan kegiatan, terjadi revisi DIPA akibat adanya refocusing anggaran

sehingga bertambah nilainya menjadi Rp. 1.516.105.849.000,- (satu trilyun lima ratus enam belas

Page 27: direktorat bina obat publik dan perbekalan kesehatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 27

milyar seratus lima juta delapan ratus empat puluh sembilan ribu rupiah). Direktorat Bina Obat Publik

dan Perbekalan Kesehatan kemudian mendapatkan tambahan anggaran berupa hibah luar negeri

(HLN) GAVI untuk pengadaan vaksin DPT HB-HiB, ADS (Auto Disable Syringe) dan safety box atas

permintaan dari Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP&PL),

sehingga nilai anggaran DIPA tahun 2015 terakhir menjadi Rp. 1.631.612.131.000,- (satu trilyun enam

ratus tiga puluh satu milyar enam ratus dua belas juta seratus tiga puluh satu ribu rupiah).

Nilai anggaran yang terealisasi sebesar Rp. 1.599.658.624.605,- (satu trilyun lima ratus

sembilan puluh sembilan milyar enam ratus lima puluh delapan juta enam ratus dua puluh empat ribu

enam ratus lima rupiah) dengan persentase sebesar 98,04%.

Tabel 11. Realisasi Anggaran Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015

Gambar 18. Grafik Alokasi dan Realisasi Anggaran Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015

No Kegiatan Pagu Realisasi Prosentase

Kegiatan yang Mendukung Indikator Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Puskesmas

1 Penerimaan dan Stok Opname Obat

dan Perbekkes Haji di Arab Saudi

1.059.440.000 1.058.689.850 99,93%

2 Pengadaan Obat, Vaksin, dan

Perbekalan Kesehatan

1.498.524.761.000 1.471.206.662.956 98,18%

3 Penyediaan Vaksin (GAVI) 115.506.282.000 113.747.345.131 98,48%

4 Penyusunan Rencana Kebutuhan

Obat Pemerintah dalam Rangka

Penetapan harga E-Catalogue Tahun

2016

707.732.000 699.615.800 98,85%

Kegiatan Alokasi

(Rp)

Realisasi

Rp %

Peningkatan Ketersediaan Obat Publik dan

Perbekalan Kesehatan

1.631.612.131.000 1.599.658.624.605 98,04

Page 28: direktorat bina obat publik dan perbekalan kesehatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 28

5 Penyusunan Rencana Kebutuhan

Obat Program Kesehatan Nasional

66.080.000 58.476.100 88,49%

6 Penyusunan Rencana Kebutuhan

Obat dan Perbekkes Haji

143.693.000 105.022.045 73,09%

7 Bimbingan Teknis Penerapan Aplikasi

E-Logistik Sistem

299.950.000 260.603.207 86,88%

8 Pemeliharaan Sistem E-Logistik 314.705.000 307.525.600 97,72%

9 Pembekalan Penerapan Sistem e-

Logistik untuk Dinkes Provinsi

306.642.000 305.590.900 99,66%

10 Penyusunan dan Evaluasi Harga

Obat

188.140.000 168.872.500 89,76%

11 Pertemuan Evaluasi dan

Perencanaan Monitoring Harga Obat

340.442.000 337.890.250 99,25%

12 Monitoring Harga Obat di Apotek dan

Rumah Sakit

312.500.000 229.015.700 73,29%

13 Penerapan E-Catalogue 652.548.000 582.206.300 89,22%

14 Penetapan Harga Obat dalam Sistem

E-Catalogue

342.484.000 282.021.900 82,35%

15 Aplikasi dan Sosialisasi Elektronik

Monitoring dan Evaluasi Katalog Obat

1.020.120.000 772.746.900 75,75%

16 Evaluasi Pengadaan dan Penerimaan

Obat, Perbekalan Kesehatan dan

Vaksin

59.056.000 46.725.000 79,12%

Kegiatan yang Mendukung Indikator Persentase Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota yang Melaksanakan

Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar

1 Revisi Pedoman Tata Laksana

Penilaian Tenaga Kefarmasian

78.570.000 54.139.900 68,91%

2 Revisi Pedoman Supervisi dan

Evaluasi Obat Publik dan Perbekalan

Kesehatan

290.241.000 194.988.000 67,18%

3 Penyusunan Standard Pengelolaan

Obat dan Perbekalan Kesehatan di

Instalasi Farmasi Pemerintah

142.942.000 29.864.000 20,89%

4 Pemilihan Tenaga Kefarmasian

Berprestasi dalam Pengelolaan Obat

dan Perbekkes Tingkat Provinsi dan

Kabupaten/Kota

224.056.000 166.744.500 74,42%

5 Bimbingan Teknis Manajemen

Pengelolaan Obat Publik dan

Perbekalan Kesehatan di Sektor

Pemerintah

372.376.000

333.213.600 89,48%

6 Pembekalan Teknis Pengelolaan

Obat dan Perbekkes

335.521.000 330.675.400 98,56%

Kegiatan Dukungan Manajemen Administrasi Perkantoran

1 Penyusunan Program dan Rencana

Kerja Dit. Bina Obat Publik dan

89.000.000 86.995.800 97,75%

Page 29: direktorat bina obat publik dan perbekalan kesehatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 29

Perbekkes Tahun 2016

2 Penyusunan Laporan SAK dan

SABMN

73.840.000 53.378.300 72,29%

3 Peningkatan Kapasitas Sumber Daya

Manusia Luar Negeri

222.068.000 196.344.040 88,42%

4 Peningkatan Kinerja Pegawai Dit.

Bina Obat Publik dan Perbekes

440.508.000 440.505.400 100,00%

5 Penyelenggaraan Operasional dan

Pemeliharaan Perkantoran

4.361.100.000 3.240.046.176 74,29%

6 Pengadaan Sarana Perkantoran 1.124.198.000 498.025.750 44,30%

7 Rapat Konsultasi Teknis Obat Publik

dan Perbekalan Kesehatan

631.752.000 631.287.000 99,93%

8 Pemantauan Program Obat Publik

dan Perbekalan Kesehatan

393.374.000 293.353.500 74,57%

9 Evaluasi Program Obat Publik dan

Perbekalan Kesehatan

257.461.000 252.720.900 98,16%

10 Penyelesaian Administrasi

Perbendaharaan Direktorat Bina Obat

Publik dan Perbekkes

63.816.000 61.811.250 96,86%

11 Biaya Operasional Instalasi Farmasi 2.619.911.000 2.593.697.950 99,00%

12 Tata Laksana Pengelolaan Obat

Program Kesehatan pada Instalasi

Farmasi Pusat

46.652.000 31.823.000 68,21%

TOTAL 1.631.612.131.000 1.599.658.624.605 98,04%

Tabel 12. Realisasi Anggaran per-Kegiatan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015

Dari Tabel 12, tampak bahwa dalam hal penyelesaian kegiatan di Direktorat Bina Obat Publik dan

Perbekalan Kesehatan, kinerja dapat diperoleh melampaui target pencapaian tanpa harus menghabiskan

seluruh anggaran. Dengan demikian, Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan telah

berhasil melakukan penghematan (efisiensi) anggaran.

Tahun 2015 Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan menerima Piagam

Penghargaan dari KPPN Jakarta VII untuk kategori “Satuan Kerja dengan Rekonsiliasi dan LPJ Terbaik

2015”. Penghargaan tersebut diberikan sebagai apresiasi atas kerja keras Direktorat Bina Obat Publik

dan Perbekalan Kesehatan dalam melaksanakan rekonsiliasi yang baik, benar, dan tepat waktu.

Kategori dan penilaian dititikberatkan pada hasil rekonsiliasi dan kecepatan/ketepatan penyerahan LPJ.

Atas prestasi tersebut, selain piagam penghargaan, Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan

Kesehatan memperoleh Fasilitas Kartu Apresiasi. Fasilitas tersebut dapat digunakan untuk mendapatkan

fasilitas Rekonsiliasi dan Penyerahan SPM ke Loket Pelayanan tanpa antrian atau menjadi satker

prioritas selama 4 bulan (Desember 2015 hingga Maret 2016).

Page 30: direktorat bina obat publik dan perbekalan kesehatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 30

Gambar 19. Piagam Penghargaan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015

Page 31: direktorat bina obat publik dan perbekalan kesehatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 31

BAB IV

PENUTUP

Laporan kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 disusun

sebagai wujud pertanggungjawaban atas kinerja berdasarkan perencanaan strategis yang telah

ditetapkan. Pelaksanaan kegiatan di Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015

dilakukan sesuai tugas dan fungsi yang tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

1144/Menkes/Per/VIII/2010 dan perubahannya dalam Peraturan Menteri Kesehatan nomor 35 Tahun

2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, yang diuraikan

secara rinci di dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019.

Laporan kinerja ini disusun sesuai amanat Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, serta Peraturan Menteri

Kesehatan Nomor 2416/Menkes/Per/XII/2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan/Petunjuk Teknis/Pedoman

Penyelenggaraan Sistem Akuntabilitas Kinerja di Lingkungan Kementerian Kesehatan.

Laporan kinerja menggambarkan pencapaian kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan

Kesehatan dalam mencapai sasaran sebagaimana yang telah ditetapkan di dalam dokumen penetapan

kinerja dan dokumen perencanaan kinerja. Sebagai pelaksana kegiatan peningkatan ketersediaan obat

publik dan perbekalan kesehatan pada program kefarmasian dan alat kesehatan, Direktorat Bina Obat

Publik dan Perbekalan Kesehatan telah berhasil merealisasikan target yang telah ditetapkan di dalam

dokumen perencanaan. Hal ini tampak pada pencapaian indikator kinerja kegiatan pada tahun 2015 telah

mencapai bahkan melebihi target yang telah ditetapkan.

Indikator Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Puskesmas terealisasi sebesar 79,38% dari

target 77%. Sementara untuk indikator Persentase IFK yang Melaksanakan Manajemen Pengelolaan

Obat dan Vaksin Sesuai Standar terealisasi sebesar 57,34% dari target 55%. Dari segi anggaran,

Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan berhasil mencapai realisasi sebesar 98,04% yaitu

Rp. 1.599.658.624.605,- dari alokasi Rp. 1.631.612.131.000,-. Keberhasilan ini diharapkan dapat menjadi

motivasi dan acuan dalam perencanaan kegiatan pada periode berikutnya, sehingga pelaksanaan

kegiatan di masa mendatang dapat dilaksanakan dengan lebih efektif dan efisien.

Untuk pelaksanaan kegiatan di periode mendatang diperlukan penguatan terutama dalam

perencanaan penyusunan rencana kebutuhan obat, vaksin dan perbekalan kesehatan, penyusunan e-

katalog obat, koordinasi antara Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam hal sosialisasi dan pelaporan

indikator kinerja kegiatan, mempercepat waktu yang dibutuhkan untuk penyelesaian dokumen anggaran

sesuai standar yang berlaku, serta monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan secara periodik.

Akhir kata, semoga Laporan kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan ini

dapat dimanfaatkan untuk bahan evaluasi akuntabilitas kinerja bagi pihak yang membutuhkan, perbaikan

dokumen perencanaan dan peningkatan pelaksanaan program dan kegiatan untuk periode yang akan

datang, serta penyempurnaan berbagai kebijakan yang diperlukan.

Page 32: direktorat bina obat publik dan perbekalan kesehatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 32

Lampiran 1

Perjanjian Kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015

Page 33: direktorat bina obat publik dan perbekalan kesehatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 33

Page 34: direktorat bina obat publik dan perbekalan kesehatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 34

Lampiran 2

Data Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Puskesmas Tahun 2015

NASIONALProvinsi

Aceh

Provinsi

Sumatera

Utara

Provinsi

Sumatera

Barat

Provinsi

Riau

Provinsi

Kepulauan Riau

Provinsi

Jambi

Provinsi

Bengkulu

Provinsi

Sumatera

Selatan

Provinsi

Kepulauan

Bangka

Belitung

Provinsi

Lampung

Provinsi DKI

Jakarta

Provinsi

Jawa Barat

Provinsi

Banten

Provinsi

Jawa Tengah

Provinsi DI.

Yogyakarta

Provinsi

Jawa TimurProvinsi Bali

Provinsi

NTB

Provinsi

NTT

Provinsi

Kalimantan

Barat

Provinsi

Kalimantan

Tengah

Provinsi

Kalimantan

Selatan

Provinsi

Kalimantan

Timur

Provinsi

Kalimantan

Utara

Provinsi

Sulawesi

Utara

Provinsi

Gorontalo

Provinsi

Sulawesi

Tenggara

Provinsi

Sulawesi

Tengah

Provinsi

Sulawesi

Barat

Provinsi

Sulawesi

Selatan

Provinsi

Maluku

Provinsi

Maluku

Utara

Provinsi

Papua

Barat

Provinsi

Papua

1 Albendazol tab Tablet 550 17 57 15 17 2 12 10 16 1 40 20 81 17 77 9 49 11 10 0 1 0 0 11 2 2 0 18 10 0 0 12 12 0 21

2 Amoxicillin 500 mg tab Tablet 935 31 97 23 16 3 16 17 42 3 72 50 162 37 103 11 65 11 15 0 2 18 21 16 2 8 2 21 14 0 0 15 12 0 30

3 Amoxicillin syrup Botol 898 30 87 22 19 1 13 16 42 3 66 50 151 38 113 10 60 11 14 0 2 18 19 13 2 4 3 23 15 0 0 17 11 0 25

4 Deksametason tab Tablet 884 30 97 23 14 1 16 12 40 2 67 50 141 33 104 11 63 11 15 0 2 18 21 15 2 7 3 24 14 0 0 10 11 0 27

5 Diazepam injeksi 5 mg/mL Ampul 522 21 42 17 11 2 11 6 16 3 40 31 90 19 75 9 29 4 11 0 1 15 11 5 2 4 2 17 10 0 0 2 7 0 9

6Epinefrin (Adrenalin) injeksi 0,1%

(sebagai HCL)Ampul 730 7 58 21 17 1 11 11 30 2 61 50 126 29 99 11 49 7 12 0 1 15 16 14 2 6 1 15 12

0 016 7 0 23

7 Fitomenadion (Vitamin K) injeksi Ampul 806 22 94 18 14 2 14 13 42 2 60 46 140 23 104 9 39 6 14 0 2 17 18 12 2 8 3 16 17 0 0 14 9 0 26

8 Furosemid tablet 40 mg Tablet 872 27 103 21 19 2 13 12 37 3 71 46 169 35 85 11 54 10 15 0 2 13 21 13 2 4 2 23 15 0 0 12 11 0 21

9 Garam oralit Kantong 949 31 107 23 18 3 16 17 39 3 48 48 175 38 113 11 65 11 15 0 2 16 21 15 2 8 2 23 17 0 0 18 12 0 32

10 Glibenklamid Tablet 909 29 107 24 19 3 12 14 39 1 69 50 176 35 100 11 64 11 15 0 2 15 17 12 2 8 2 23 14 0 0 7 11 0 17

11 Kaptopril tab Tablet 962 29 111 23 18 3 15 16 38 2 73 50 173 36 113 11 65 11 14 0 2 18 21 16 2 8 3 23 16 0 0 14 9 0 29

12 Magnesium Sulfat injeksi 20 % Vial 457 5 36 8 7 1 11 5 13 0 37 28 107 9 69 11 27 5 6 0 1 6 14 6 0 0 3 12 8 0 0 3 5 0 14

13Metilergometrin Maleat inj 0,200

mg-1 mlAmpul 625 13 64 16 17 2 11 7 17 1 43 37 110 18 91 8 44 7 11 0 2 9 14 8 1 6 2 16 14

0 010 10 0 16

14 Obat Anti Tuberculosis dewasa Paket 816 25 81 21 18 2 11 14 38 1 60 50 151 33 89 10 57 11 13 0 2 18 18 14 1 8 3 17 14 0 0 10 11 0 15

15 Oksitosin injeksi Ampul 645 16 46 20 12 1 12 9 21 1 42 42 128 22 78 9 38 8 11 0 2 12 15 9 2 6 2 23 14 0 0 11 9 0 24

16 Parasetamol 500 mg tab Tablet 977 30 97 23 18 3 15 17 42 3 74 50 182 38 113 11 64 11 15 0 2 18 21 16 2 8 3 25 14 0 0 18 12 0 32

17 Tablet Tambah Darah Tablet 799 29 70 19 16 1 13 12 29 2 56 48 145 26 98 9 58 10 10 0 2 18 20 16 2 5 3 20 14 0 0 10 10 0 28

18 Vaksin BCG Vial 919 31 81 22 19 2 15 16 40 3 61 50 182 28 115 10 59 11 15 0 2 18 21 16 2 8 3 22 17 0 0 15 11 0 24

19 Vaksin TT Vial 909 31 78 22 18 2 15 16 39 3 63 50 179 28 115 11 54 11 15 0 2 18 21 16 2 8 3 22 17 0 0 15 11 0 24

20 Vaksin DPT/ DPT-HB/ DPT-HB-Hib Vial 918 31 91 22 18 2 15 16 39 3 64 50 180 27 114 11 58 10 15 0 2 18 21 16 2 8 3 21 17 0 0 10 11 0 23

a 16082 485 1604 403 325 39 267 256 659 42 1167 896 2948 569 1968 204 1061 188 261 0 36 298 351 259 36 124 48 404 283 0 0 239 202 0 460

b 1013 31 115 24 19 3 16 17 43 3 75 50 189 38 115 11 65 11 15 0 2 18 21 16 2 8 3 23 17 0 0 18 12 0 33

c 1328 31 115 24 19 7 16 17 44 6 75 50 193 38 162 11 143 11 15 35 22 18 21 16 4 18 8 25 17 9 77 18 12 14 37

d 79.38 78.23 69.74 83.96 85.53 65.00 83.44 75.29 76.63 70.00 77.80 89.60 77.99 74.87 85.57 92.73 81.62 85.45 87.00 0.00 90.00 82.78 83.57 80.94 90.00 77.50 80.00 87.83 83.24 0.00 0.00 66.39 84.17 0.00 69.70

Jumlah Puskesmas yang melapor

Jumlah Puskesmas Sasaran

Persentase Ketersediaan Obat/Vaksin di Puskesmas

:

Jumlah Puskesmas yang Memiliki Item Obat dan Vaksin

No. Nama Obat Satuan

Jumlah Total Puskesmas yang Memiliki Item Obat

dan Vaksin

Page 35: direktorat bina obat publik dan perbekalan kesehatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 35

Lampiran 3

Data Persentase IFK yang Melakukan Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar

Tahun 2015

NO PROVINSI JUMLAH IFKJUMLAH IFK SESUAI

STANDAR

PERSENTASE

(%)

1 ACEH 23 1 4.35

2 SUMATERA UTARA 33 4 12.12

3 JAMBI 11 11 100.00

4 BENGKULU 10 7 70.00

5 SUMATERA BARAT 19 15 78.95

6 BANGKA BELITUNG 7 6 85.71

7 RIAU 12 8 66.67

8 KEPULAUAN RIAU 7 4 57.14

9 SUMATERA SELATAN 17 15 88.24

10 LAMPUNG 15 10 66.67

11 DKI JAKARTA 6 0 0.00

12 BANTEN 8 5 62.50

13 JAWA BARAT 27 21 77.78

14 JAWA TENGAH 35 35 100.00

15 DI. YOGYAKARTA 5 5 100.00

16 JAWA TIMUR 38 21 55.26

17 BALI 9 9 100.00

18 KALIMANTAN BARAT 14 10 71.43

19 KALIMANTAN TIMUR 10 7 70.00

20 KALIMANTAN SELATAN 13 11 84.62

21 KALIMANTAN TENGAH 14 8 57.14

22 SULAWESI SELATAN 24 3 12.50

23 SULAWESI TENGAH 13 11 84.62

24 SULAWESI TENGGARA 14 8 57.14

25 SULAWESI BARAT 6 1 16.67

26 SULAWESI UTARA 15 6 40.00

27 GORONTALO 6 5 83.33

28 NUSA TENGGARA BARAT 10 7 70.00

29 NUSA TENGGARA TIMUR 22 10 45.45

30 MALUKU 11 3 27.27

31 MALUKU UTARA 10 2 20.00

32 PAPUA BARAT 13 6 46.15

33 PAPUA 29 15 51.72

34 KALIMANTAN UTARA 5 3 60.00

511 293 57.34JUMLAH