dinas kesehatan kabupaten lombok timur tahun 2018 …

122
RENCANA STRATEGIS REVIEW DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018-2023 PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR DINAS KESEHATAN Jalan Ahmad Yani No. 100 Selong Telp. (0376) 2921033, Fax. (0376) 2922926, Kode Pos 83612 Email: dinkeskablotim@ gmail.com

Upload: others

Post on 25-Oct-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

RENCANA STRATEGISREVIEW

DINAS KESEHATANKABUPATEN LOMBOK TIMUR

TAHUN 2018-2023

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMURDINAS KESEHATAN

Jalan Ahmad Yani No. 100 Selong Telp. (0376) 2921033, Fax. (0376) 2922926, Kode Pos 83612Email: [email protected]

Page 2: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

i |Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018 - 2023

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya jualah

sehingga Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur dapat menyelesaikan Dokumen

Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur Tahun 2018 - 2023

ini dengan baik.

Keberadaan dokumen ini dimaksudkan untuk memberikan arahan tentang Rencana

Pembangunan Bidang Kesehatan di Kabupaten Lombok Timur 5 (lima) tahun ke depan, juga

memberikan gambaran tentang keadaan umum kondisi kesehatan masyarakat Lombok

Timur, serta potret yang lebih detail tentang situasi dan kondisi pembangunan kesehatan dan

masalah kesehatan di Kabupaten Lombok Timur pada saat ini.

Renstra Dinas Kesehatan ini disusun berdasarkan pada kebijakan dan arah

pembangunan kesehatan yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Lombok Timur Tahun

2018-2023 yang telah dibahas di berbagai forum baik di tingkat tekhnis program maupun di

level pimpinan melalui Rapat Koordinasi Program OPD yang difasilitasi oleh Bappeda dan

pada saatnya nanti kegiatan secara lebih detail akan disinkronkan kembali dalam forum

penganggaran program pembangunan kesehatan.

Akhirnya kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua

pihak yang telah membantu penyusunan dokumen ini. Kami menyadari bahwa dokumen ini

masih belum sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat kami

harapkan. Semoga apa yang ada dalam dokumen ini dapat bermanfaat bagi semua pihak

yang memerlukan sehingga dapat mendukung tercapainya visi pembangunan kesehatan,

meningkatkan IPM dan terpenuhinya kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh di

Kabupaten Lombok Timuran.

Selong, Juni 2021 Kepala Dinas Kesehatan

Kabupaten Lombok Timur Dr. H. PATHURRAHMAN, SKM, M.AP

Pembina Tk. I – IV/b

Page 3: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

ii |Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018 - 2023

NIP. 19681231 199003 1 109

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR .................................................................................................. i DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii DAFTAR TABEL ........................................................................................................ iii DAFTAR GRAFIK ...................................................................................................... iv BAB I. PENDAHULUAN....................................................................................... 1 1.1. Latar Belakang………………………………………………………….. 1 1.2. Landasan Hukum……………………………………………………….. 2 1.3. Maksud dan Tujuan…………………………………………………….. 5 1.4. Sistematika Penulisan………………………………………………….. 6 BAB II. GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH……………….......... 8 2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Perangkat Daerah.............. 8 2.1.1. Tugas dan Fungsi ………….….............................................. 8 2.1.2 . Susunan Organisasi…………………………………………… Susunan Organisasi Susunan Organisasi 24 2.2. Sumber Daya Perangkat Daerah………………............................... 24 2.2.1. Sumber Daya Manusia………………….................................. 24 2.2.2. Sarana dan Prasarana........................................................... 27 2.2.3 Anggaran Kesehatan………………….................................... 28 2.3. Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah.............................................. 29 2.3.1 Kinerja Layanan dan Program................................................ 29 2.3.2. Kinerja Anggaran.................................................. .............. 33

BAB III. PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS PERANGKAT DAERAH 3.1. Permasalahan Pembangunan Kesehatan…………………………….. 84 3.2. Telaah Visi,Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah..................................................................................................

85 3.3. Telaah Renstra Kementerian Kesehatan……..................................... 86 3.4. Telaan Renstra Dinas Kesehatan Propinsi.......................................... 88 3.5. Telaah Keterkaitan dengan Perangkat Daerah Lainnya..................... 90 3.6. Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah-Kajian Lingkungan Hidup

Strategis…………………………………………………………………… 90

3.7. Analisis Isu Strategis Global…………………………………………….. 91 3.8. Penentuan Isu Strategis…………………………………………………. 92 BAB IV. TUJUAN DAN SASARAN……………........................................................ 93 BAB V. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN……………………………………….. 95 BAB VI. RENCANA PROGRAM, KEGIATAN DAN KERANGKA

PENDANAAN…………………………………………………………………..

99 BAB VII KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN………………………………. 127

Page 4: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

iii |Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018 - 2023

BABVIII PENUTUP……………………………………………………………………… 129

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jumlah Pegawai berdasarkan Kualifikasi Pendidikan Pada Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur Tahun 2020

25

Tabel 2.2 Jumlah Pegawai berdasarkan Jabatan pada Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur Tahun 2020

26

Tabel 2.3 Jumlah Pegawai Pangkat dan Golongan Pada Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur Tahun 2020

26

Tabel 2.4 Jumlah Pegawai berdasarkan jabatan Fungsional pada Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur Tahun 2020

26

Tabel 2.5 Data Sarana dan Prasarana Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur Tahun 2020

27

Tabel T-C. 23 Kinerja Layanan dan Program Tahun 2016-2020 29

Tabel T-C.24 Alokasi dan Realiasai Anggaran Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur tahun 2016-2020

33

Tabel 3.1 Keterkaitan outcame sasaran Dinas Kesehatan Dengan Organisasi Perangkat Daerah Lainnya

90

Tabel T-C.25 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur Tahun 2018-2023

94

Tabel T-C.26 Strategi dan Arah kebijakan Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur tahun 2018-2023

96

Tabel T-C.27 Rencana Program, Kegiatan Dan Kerangka Pendanaan 99

Tabel T-C.28 Indikator Kinerja Penyelenggaran Urusan Kesehatan Kabupaten Lombok Timur yang mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD Tahun 2018-2023

127

Page 5: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

iv |Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018 - 2023

DAFTAR GRAFIK

Grafik 2.1 Capaian Umur Harapan Hidup Kabupaten Lombok Timur Tahun 2016 – 2020

34

Grafik 2.2 Perkembangan Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup di Kabupaten Lombok Timur Tahun 2016 – 2020

35

Grafik 2.3 Perkembangan Kunjungan Ibu Hamil (K1 dan K4) di Kabupaten Lombok Timur Tahun 2016 – 2020

37

Grafik 2.4. Perkembangan Cakupan Persalinan oleh Bidan atau Tenaga Kesehatan yang Memiliki Kompetensi Kebidanan di Kabupaten Lombok Timur Tahun 2016 – 2020

38

Grafik 2.5 Perkembangan Cakupan Pelayanan Ibu Nifas di Kabupaten Lombok Timur Tahun 2016 – 2020

39

Grafik. 2.6 Perkembangan Cakupan Ibu Hamil dengan Komplikasi Ditangani di Kabupaten Lombok Timur Tahun 2016 – 2020

40

Grafik. 2.7 Perkembangan Cakupan Peseta KB Aktif di Kabupaten Lombok Timur Tahun 2016 – 2020

41

Grafik. 2.8 Perkembangan Angka Kematian Bayi per 1.000 Kelahiran Hidup di Kabupaten Lombok Timur 2016 – 2020

43

Grafik. 2.9 Perkembangan Angka Kematian Balita per 1.000 Kelahiran Hidup di Kabupaten Lombok Timur Tahun 2016 – 2020

43

Grafik 2.10 Perkembangan Cakupan Neonatal dengan Komplikasi Ditangani di Kabupaten Lombok Timur Tahun 2016 – 2020

45

Grafik 2.11 Perkembangan Kasus Bayi BBLR di Kabupaten Lombok Timur Tahun 2016 – 2020

46

Grafik. 2.12 Perkembangan Cakupan Kunjungan Neonatus (KN) di Kabupaten Lombok Timur Tahun 2016 – 2020

47

Grafik 2.13 Perkembangan Cakupan Bayi Mendapat ASI Eksklusif di Kabupaten Lombok Timur Tahun 2016 – 2020

48

Grafik 2.14 Perkembangan Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi di Kabupaten Lombok Timur Tahun 2016 – 2020

49

Grafik 2.15. Perkembangan Cakupan Desa UCI di Kabupaten Lombok Timur Tahun 2016 – 2020

50

Grafik 2.16. Prevalensi Gizi Buruk di Kabupaten Lombok Timur Tahun 2014 -2018 53

Page 6: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

v |Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018 - 2023

Grafik 2.17 Perkembangan Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut di Kabupaten Lombok Timur Tahun 2016 – 2020

57

Grafik 2.18. Cakupan Penemuan dan Penanganan Penyakit Pneumonia pada Balita di Kabupaten Lombok Timur Tahun 2016 – 2020

61

Grafik 2.19 Perkembangan Penemuan Penderita HIV-AIDS di Kabupaten Lombok Timur Tahun 2016 – 2020

62

Grafik 2.20 Cakupan Penemuan Penyakit Diare di Kabupaten Lombok Timur Tahun 2016 – 2020

64

Grafik 2.21 Perkembangan AFP Rate Per 100.000 Penduduk Usia <15 Tahun di Kabupaten Lombok Timur Tahun 2016 – 2020

65

Grafik 2.22 Perkembangan Angka Kesakitan DBD per 100.000 penduduk di Kabupaten Lombok Timur Tahun 2016 – 2020

69

Grafik 2.23 Perkembangan Angka Kesakitan Malaria Per 1.000 Penduduk Beresiko di Kabupaten Lombok Timur Tahun 2016 – 2020

71

Grafik 2.24 Capain Indikator Akses Air Minum Sehat di Kabupaten Lombok Timur Tahun 2016 - 2020

77

Grafi 2.25 Perkembangan penduduk dengan akses sanitasi yang layak Tahun 2016-2020

78

Page 7: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

1 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan adalah suatu upaya yang dilaksanakan oleh semua

komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan

sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.

Pembangunan kesehatan dilaksanakan memperhatikan dinamika

kependudukan, epidemiologi penyakit, perubahan ekologi dan lingkungan, kemajuan

IPTEK, serta globalisasi dan demokratisasi dengan semangat kemitraan dan

kerjasama lintas sektoral serta dengan pengelolaan yang transparan dan akuntabel.

Kelangsungan pembangunan yang berkesinambungan membutuhkan sistem dan

mekanisme perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian yang lebih terpadu, serasi,

selaras dan seimbang antara sektoral, regional dan daerah, antar berbagai kegiatan

pemerintah dan kegiatan masyarakat yang dapat menjamin terpenuhinya aspirasi

dan kebutuhan masyarakat sesuai dengan tujuan pembangunan.

Sesuai Undang-Undang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor

25 Tahun 2004, Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional adalah satu kesatuan

tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana pembangunan

dalam jangka panjang, jangka menengah dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur

penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat pusat dan daerah.

Sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun

2017, Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah,

Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah,

Serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah,

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah

Daerah, setiap Organisasi Perangkat Daera (OPD) harus menyusun Rencana

Strategis (Renstra) Perangkat Daerah yang merupakan dokumen perencanaan

Perangkat Daerah untuk kurun waktu 5 (lima) tahun.

Sebagaimana diatur dalam Undang Undang No 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah bahwa tujuan penyusunan Renstra Organisasi Perangkat

Page 8: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

2 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

Daerah adalah untuk mewujudkan target indikator kinerja daerah dan target sasaran

pembangunan nasional.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daearah (RPJMD) Kabupate

Lombok Timur Tahun 2018 - 2023 telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor

1 Tahun 2018, dimana pembangunan kesehatan menjadi bagian integral dari

pembangunan daerah sebagaimana disebutkan dalam misi ke 2 yaitu Meningkatkan

mutu pendidikan dan pelayanan kesehatan yang berdayasaing dengan biaya

terjangkau.

Rencana Strategis (Renstra) OPD dapat dikategorikan sebagai dokumen

manajerial wilayah yang bersifat komprehensif karena mampu memberikan program-

program strategis sesuai dengan kebutuhan masing-masing bidang dalam lingkup

OPD.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur adalah

merupakan penjabaran teknis di bidang kesehatan dari visi,misi,dan program Bupati

Lombok Timur yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD) Kabupaten Tahun 2018-2023.

Fokus Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023 ditekankan pada upaya-

upaya untuk meningkatkan tingkat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten

Lombok Timur yang berada pada urutan nomor ke- 8 dari 10 Kabupaten/Kota se-

Provinsi NTB.

Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur Tahun 2018 - 2023

memuat tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan

sesuai dengan tugas dan fungsinya. Renstra Dinas Kesehatan disusun dengan

berpedoman pada RPJMD 2018 -2023 Kabupaten Lombok Timur dan bersifat

indikatif yang memuat program-program pembangunan kesehatan yang akan

dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur dengan mendorong

peran aktif seluruh komponen masyarakat.

B. Landasan Hukum

Landasan hukum dalam penyusunan Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten

Lombok Tahun 2018-2023 adalah sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 64 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah Tingkat I

Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 1649);

Page 9: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

3 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

2. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 75);

3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang

Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3851);

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4700);

7. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

(SJSN) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456);

8. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4700);

9. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846);

10. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5038);

11. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5063);

12. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011

Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

Page 10: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

4 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

13. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan

Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4815);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Nasional sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah

Nomor 13 Tahun 2017 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017

Nomor 77, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6042);

18. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan

Lembaran Negara Republi Indonesia Nomor 5887);

19. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019 (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2015 Nomor 3);

20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara

Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara

Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta

Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah,

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja

Pemerintah Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor

1312);

21. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 6 Tahun 2008 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lombok

Timur 2005-2025;

Page 11: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

5 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

22. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 2 Tahun 2012 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lombok Timur Tahun 2012-2032

(Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Timur Tahun 2012 Nomor 2, Tambahan

Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 2);

23. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 6 Tahun 2016 tentang

Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Lombok Timur;

24. Peraturan Bupati Lombok Timur Nomor 35 tahun 2016 tentang

Kedudukan,Susunan Organisasi, Uraian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas

Kesehatan;

25. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 1 Tahun 2019 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten

Lombok Timur Tahun 2018-2023.

C. Maksud dan Tujuan

Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur Tahun 2018 - 2023 disusun dan

ditetapkan dengan maksud sebagai arah dan pedoman dalam pelaksanaan

pembangunan kesehatan bagi pemerintah daerah dan masyarakat untuk secara

bersama mewujudkan tujuan pembangunan kesehatan khususnya dalam rangka

mendukung visi dan misi pembangunan daerah.

Tujuan penyusunan Dokumen Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur

tahun 2018-2023 adalah :

1. Menetapkan, tujuan, sasaran, arah kebijakan, program dan kegiatan

pembangunan kesehatan jangka menengah serta indikator kinerja

pembangunan kesehatan daerah;

2. Menetapkan pedoman dalam menyusun Rencana Kerja (Renja) OPD dan

perencanaan penganggaran;

3. Merumuskan gambaran ketersediaan anggaran yang dapat dibelanjakan dalam

rangka pelaksanaan program dan kegiatan disertai sasaran dan fokus

program/kegiatan di bidang kesehatan Tahun 2018-2023.

Page 12: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

6 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

D. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Rencana Strategis SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok

Timur NTB Tahun 2018-2023 adalah sebagai berikut:

● Bab I PENDAHULUAN

Menguraikan : Latar Belakang, Landasan Hukum, Maksud dan Tujuan serta

Sistematika Penulisan.

● BAB II GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH

Menguraikan : Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Perangkat Daerah, Sumber

Daya Perangkat Daerah, Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah, Anggaran,

Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Perangkat Daerah.

● BAB III PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS PERANGKAT DAERAH

Menguraikan : Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi

Pelayanan Perangkat Daerah, Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah

dan Wakil Kepala Daerah Terpilih, Telaah Renstra Kementerian Kesehatan,

Telaah Renstra Dinas Kesehatan Propinsi NTB, Telaah Tata Ruang Wilayah dan

Kajian Lingkungan Hidup Strategis, Penentuan Isu-isu Strategis.

● BAB IV TUJUAN DAN SASARAN

Menguraikan : Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Perangkat Daerah

● BAB V STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Menguraikan : Strategi dan Arah Kebijakan Perangkat Daerah.

● BAB VI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN

Menguraikan : Program prioritas mengacu Permendagri Nomor 13 tahun 2006

dan Permendari Nomor 59 tahun 2007 sesuai urusan beserta target kinerja dan

kebutuhan pendanaan dalam pencapaian visi dan misi serta indikator kinerja

● BAB VII KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN

Menguraikan indikator kinerja pembangunan kesehatan beserta target capaian

indikator kinerja per tahun

● BAB VIII PENUTUP

Page 13: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

7 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH

A. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Perangkat Daerah

a. Tugas dan Fungsi

Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu Dinas

Daerah dengan Type A yang menyelenggarakan Urusan Pemerintahan Bidang

Kesehatan sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Lombok

Timur Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah

Kabupaten Lombok Timur . Selanjutnya tugas, fungsi dan struktur organisasi Dinas

Kesehatan Kabupaten Lombok Timur dijabarkan dalam Peraturan Bupati Lombok

Timur Nomor 35 tahun 2016 tentang Kedudukan,Susunan Organisasi, Uraian Tugas,

Fungsi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan dengan uraian sebagai berikut:.

Kepala Dinas Kesehatan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

1. Perumusan kebijakan operasional dan rencana program di bidang kesehatan

masyarakat

2. Perumusan kebijakan operasional dan rencana program dibidang pencegahan,

pengendalian penyakit dan kesehatan lingkungan

3. Perumusan kebijakan operasional dan rencana program dibidang pelayanan

kesehatan

4. Perumusan kebijakan operasional dan rencana program dibidang sumber daya

kesehatan

1. Sekretariat

Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris Dinas yang berada di bawah

dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Sekretaris Dinas Kesehatan

mempunyai tugas pokok menyelenggarakan penyusunan program, pelaporan,

pengelolaan keuangan serta urusan umum dan kepegawaian.

Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Sekretaris Dinas Kesehatan

menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

a. Penyusunan Rencana Kerja Sekretariat dan Rencana Kerja Dinas;

b. Penyusunan Konsep Rencana Strategis Dinas;

Page 14: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

8 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

c. Penyusunan Konsep Kebijakan Pemerintah Daerah dibidang Kesehatan;

d. Penyusunan Konsep Kebijakan Dinas untuk pengelolaan program dan

pelaporan, keuangan, urusan umum dan kepegawaian;

e. Pengorganisasian tugas dan kegiatan di lingkup Sekretariat;

f. Pengorganisasian tugas dan program Sekretariat dengan bidang di lingkup

Dinas;

g. Penyelenggaraan pembinaan administrasi program dan pelaporan, keuangan

serta administrasi urusan umum dan kepegawaian di lingkup Dinas;

h. Pembinaan administrasi dan aparatur pada Sub Bagian Program dan

Pelaporan, Sub Bagian Keuangan serta Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

i. Penyelenggaran penilaian kinerja di lingkupDinas;

j. Penyelenggaraan pengawasan dan pengendalian, pemantauan dan evaluasi

kegiatan Sekretariat;

k. Pelaporan pelaksanaan tugas dan kegiatan di lingkup Sekretariat secara rutin

dan berkala;

l. Pelaporan pelaksanaan tugas dan program di lingkup Dinas secara rutin dan

berkala;

m. Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan;

Sekretariat terdiri dari Sub Bagian Program dan Pelaporan, Sub Bagian

Keuangan serta Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

1.1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Sub Bagian Umum dan Kepegawaian dipimpin oleh seorang Kepala

Sub Bagian Umum dan Kepegawaian yang berada di bawah dan

bertanggung jawab kepada Sekretaris Dinas. Kepala Sub Bagian Umum

dan Kepegawaian mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan umum

dan pengelolaan administrasi kepegawaian.

Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Kepala Sub Bagian Umum

dan Kepegawaian menyelenggarakan fungsi sebagai berikut

a. Penyusunan rencana kerja Sub Bagian Program dan Pelaporan;

b. Penyiapan aparatur, peralatan dan perlengkapan serta pendanaan untuk

pelaksanaan kegiatan Sub Bagian Program dan Pelaporan;

c. Pengkoordinasian tugas dan kegiatan Sub Bagian Program dan

Pelaporan dengan Sub Bagian lainnya di lingkup Sekretariat;

Page 15: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

9 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

d. Penyusunan bahan perumusan kebijakan Sub Bagian Umum dan

Kepegawaian;

e. Pelaksanaan kegiatan urusan umum, pengelolaan administrasi

kepegawaian dan administrasi perkantoran;

f. Pelaksanaan urusan keperotokolan, hubungan masyarakat, penyiapan

rapat dinas dan pendokumentasian kegiatan Dinas;

g. Pengelolaan kearsipan dan perpustakaan Dinas;

h. Pelaksanaan urusan rumah tangga, ketertiban, keamanan dan kebersihan

di lingkungan kerja;

i. Pemeliharaan dan perawatan kendaraan Dinas, peralatan dan

perlengkapan kantor dan asset lainnya;

j. Penyiapan rencana kebutuhan, pengadaan sarana dan prasarana,

pengurusan, penyimpanan, pendistribusian dan inventarisasi barang

inventaris Dinas;

k. Pengumpulan, pengelolaan, pemutahiran dan penyimpanan data dan

kartu kepegawaian di lingkunganDinas;

l. Penyiapan data dan dokumen administrasi kepegawaian sebagai bahan

pembinaan untuk peningkatan kapasitas dan kinerja aparatur, penjabaran

standar kompetensi, kenaikan pangkat, daftar penilaianpekerjaan, daftar

urut kepangkatan, sumpah/janjipegawai, gaji berkala,

pendidikan/pelatihan kepemimpinan, teknis dan fungsional, ujian dinas

dan peningkatan kesejahteraan pegawai;

m. Penyiapan pelaksanaan peningkatan kapasitas dan kompetensi aparatur

melalui pendidikan dan pelatihan, ujian dinas, kenaikan pangkat, dan

promosi jabatan, penilaian kerja dan penjabaran disiplin pegawai;

n. Pelaksanaan penyiapan administrasi dan pengusulan pegawai yang akan

pensiun, serta pemberian penghargaan kepada aparatur yang

berprestasi;

o. Pelaporan perkembangan dan kondisi aparatur, peralatan dan dan

perlengkapan, rumah tangga, keprotokolan dan hubungan masyarakat,

ketata usahaan dan ketatalaksanaan, arsip dan perpustakaan Dinas

secara rutin dan berkala;

p. Pelaporan pelaksanaan tugas dan kegiatan di lingkup Sub Bagian Umum

dan Kepegawaian secara rutin dan berkala;

Page 16: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

10 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

q. Pelaksanaan pengawasan dan evaluasi kegiatan Sub Bagian Umum dan

Kepegawaian; dan

r. Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan.

1.2. Sub BagianKeuangan

Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian

Keuangan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris

Dinas. Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok

melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan.

Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Kepala Sub Bagian Keuangan

menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

a. Penyusunan rencana kerja Sub Bagian Keuangan;

b. Penyiapanaparatur, peralatan dan perlengkapan serta pendanaan untuk

pelaksanaan kegiatan Sub Bagian Keuangan

c. Pengkoordinasian tugas dan kegiatan Sub Bagian Keuangan dengan Sub

Bagian lainnya di lingkup Sekretariat;

d. Penyusunan rencana kegiatan pengelolaan administrasi keuangan Dinas;

e. Penyusunan bahan perumusan kebijakan Sub Bagian Keuangan;

f. Penghimpunan dan pengolahan rencana anggaran sekretariat dan bidang

sebagai bahan penyusunan rencana anggaran Dinas;

g. Pelaksanaan kegiatan perbendaharaan, verifikasi dan pembukuan

keuangan anggaran belanja langsung dan belanja tidak langsung Dinas;

h. Pelaksanaan pengelolaan dokumen kontrak kerja dengan pihak ketiga;

i. Penyusunan laporan keuangan secara rutin maupun berkala untuk Dinas;

j. Penyusunan pelaporan perkiraan capaian target realisasi

keuanganDinas;

k. Pelaporan pelaksanaan tugas dan kegiatan di lingkup Sub Bagian

Keuangan secara rutin dan berkala;

l. Pelaksanaan pengawasan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan Sub

Bagian Keuangan;

m. Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan.

Page 17: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

11 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

1.3. Sub Bagian Program dan Pelaporan

Sub Bagian Program dan Pelaporan di pimpin oleh seorang Kepala

Sub Bagian Program dan Pelaporan yang berada di bawah dan bertanggung

jawab kepada Sekretaris Dinas. Kepala Sub Bagian Program dan Pelaporan

mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan perencanaan program

dan pelaporan kegiatan dinas.

Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Kepala Sub Bagian Program

dan Pelaporan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

a. Penyusunan rencana kerja Sub Bagian Program dan Pelaporan;

b. Penyiapan aparatur, peralatan dan perlengkapan serta pendanaan untuk

pelaksanaan kegiatan Sub Bagian Program dan Pelaporan;

c. Pengkoordinasian tugas dan kegiatan Sub Bagian Program dan

Pelaporan dengan Sub Bagian lainnya di lingkup Sekretariat;

d. Penghimpunan, pengolahan dan penyiapan bahan penyusunan konsep

rencana strategis Dinas;

e. Penghimpunan, pengolahan dan penyiapan rencana program kerja dan

kegiatan sekretariat dan bidang sebagai bahan penyusunan konsep

rencana program kerja dan kegiatan tahunan Dinas;

f. Penghimpunan dan pengolahan konsep kebijakan teknis masing-masing

bidang sebagai bahan penyusunan konsep kebijakan Pemerintah Daerah

di bidang kesehatan;

g. Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon

Anggaran Sementara (PPAS) Dinas;

h. Pelaksanaan kompilasi hasil penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran

(RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) masing-masing

bidang;

i. Penyusunan Rencana Kerja Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah

(RKA-SKPD) serta Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA-SKPD);

j. Pengumpulan, pengolahan dan penyusunan data pelaksanaan program

dan kegiatan tahunan Dinas;

k. Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtiar realisasi kinerja Dinas;

l. Pelaporan pelaksanaan tugas dan kegiatan di lingkup Sub Bagian

Program dan Pelaporan secara rutin dan berkala;

Page 18: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

12 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

m. Pelaksanaan pengawasan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan Sub

Bagian Program dan Pelaporan;

n. Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan.

2. Bidang Kesehatan Masyarakat

Bidang Kesehatan Masyarakat di pimpin oleh seorang Kepala Bidang yang

berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

Dalam melaksanakan tugas pokoknya,Kepala Bidang Kesehatan masyarakat

menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

a. Penyiapan perumusan kebijakan operasional bidang kesehatan masyarakat ;

b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan operasional bidang kesehatan masyarakat ;

c. Penyiapan bimbingan dan fasilitasiteknis bidang kesehatan masyarakat;

d. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan bidang kesehatan masyarakat.

2.1. Seksi Kesehatan Keluarga

Seksi Kesehatan Keluarga dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang

berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Kesehatan

Masyarakat.

Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Kepala Seksi Kesehatan Keluarga

menyelenggarakan fungsi, sebagai berikut :

a. Perumusan bahan kebijakan dan perencanaan program kegiatan

kesehatan keluarga;

b. Penyiapan bahan bimbingan teknis dan fasilitasi kegiatan kesehatan

keluarga;

c. Penyiapan bahan advokasi dan koordinasi kegiatan kesehatan keluarga;

d. Penyiapan bahan penyusunan pedoman kegiatan kesehatan keluarga;

dan

e. Penyiapan bahan pemantauan,evaluasi dan pelaporan kegiatan

kesehatan keluarga.

2.2. Seksi Gizi

Seksi Gizi dipimpin oleh seorang KepalaSeksi yang berada di bawah

dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat.

Page 19: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

13 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Kepala Seksi Gizi

menyelenggarakan fungsi, sebagai berikut :

a. Penyiapan bahan penyusunan kebijakan, perencanaan program kegiatan

pembinaan gizi masyarakat;

b. Penyiapan bahan bimbingan teknis dan fasilitasi kegiatan pembinaan gizi

masyarakat;

c. Penyiapan bahan advokasi dan koordinasi kegiatan pembinaan gizi

masyarakat kesehatan;

d. Penyiapan sosialisasi pedoman kegiatan pembinaan gizi masyarakat; dan

e. Penyiapan bahan pemantauan,evaluasi dan pelaporan kegiatan pembinaan

gizi masyarakat.

2.3. Seksi Promosi dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat

Seksi Promosi dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat dipimpin oleh

seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat.

Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Kepala Seksi Promosi Kesehatan

dan Peran Serta Masyarakat menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

a. Penyiapan bahan penyusunan kebijakan, perencanaan program kegiatan

promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat serta kesehatan kerja

dan olah raga;

b. Penyiapan bahan bimbingan teknis dan fasilitasi promosi kesehatan dan

pemberdayaan masyarakat serta kesehatan kerja dan olah raga;

c. Penyiapan bahan advokasi dan koordinasi promosi kesehatan dan

pemberdayaan masyarakat serta kesehatan kerja dan olah raga;

d. Penyiapan bahan penyusunan pedoman kegiatan promosi kesehatan dan

pemberdayaan masyarakat serta kesehatan kerja dan olah raga;

e. Penyiapan bahan bimbingan teknis dan fasilitasi kegiatan promosi

kesehatan dan pemberdayaan masyarakat serta kesehatan kerja dan olah

raga.

Page 20: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

14 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

3. Bidang Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan

Bidang Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan

dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung

jawab kepada KepalaDinas;

Kepala Bidang Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Kesehatan

Lingkungan mempunyai tugas pokok melaksanakan penyiapan bahan perumusan

kebijakan, koordinasi/advokasi, bimbingan teknis, fasilitasi, dan laporan kegiatan

pencegahan, pengendalian penyakit dan kesehatan lingkungan.

Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Kepala Bidang Pencegahan,

Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan menyelenggarakan fungsi

sebagai berikut :

a. Penyiapan perumusan kebijakan operasional Bidang Pencegahan,

Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan;

b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan operasional Bidang Pencegahan,

Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan;

c. Penyiapan koordinasi, advokasi, sosialisasi, bimbingan dan fasilitasi teknis

Bidang Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan; dan

d. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan Bidang Pencegahan, Pengendalian

Penyakit dan Kesehatan.

3.1. Seksi Surveilans Epidemiologi, Imunisasi dan Kesehatan Bencana

Seksi Surveilans Epidemiologi, Imunisasi dan Kesehatan Bencana

dipimpin seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab

kepada Kepala Bidang Pencegahan, PengendalianPenyakit dan

KesehatanLingkungan.

Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi, Imunisasi dan Kesehatan

Bencana mempunyai tugas pokok melaksanakan penyiapan bahan

penyusunan rencana dan program, melaksanakan kebijakan teknis dibidang

pengamatan penyakit dan penanggulangan bencana.

Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Kepala Surveilans Epidemiologi,

Imunisasi dan Kesehatan Bencana menyelenggarakan fungsi sebagai

berikut :

a. Penyiapan bahan penyusunan kebijakan, perencanaan program kegiatan

surveilan penyakit, imunisasi, penanggulangan KLB/Kesehatan Bencana,

Page 21: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

15 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

Surveilan Kesehatan Haji dan Kecelakaan, Kesehatan Matra dan

Karantina Kesehatan( Penyakit Infeksi Emerging );

b. Penyiapan bahan bimbingan teknis dan fasilitasi kegiatan surveilan

penyakit, imunisasi, penanggulangan KLB/Kesehatan Bencana, Surveilan

Kesehatan Haji dan Kecelakaan, Kesehatan Matra dan Karantina

Kesehatan( Penyakit Infeksi Emerging);

c. Penyiapan bahan advokasi, sosialisai dan koordinasi kegiatan surveilan

penyakit, imunisasi, penanggulangan KLB/Kesehatan Bencana, Surveilan

Kesehatan Haji dan Kecelakaan, Kesehatan Matra dan Karantina

Kesehatan( Penyakit Infeksi Emerging);

d. Penyiapan bahan penyusunan pedoman kegiatan kegiatan surveilan

penyakit, imunisasi, penanggulangan KLB/Kesehatan Bencana, Surveilan

Kesehatan Haji dan Kecelakaan, Kesehatan Matra dan Karantina

Kesehatan( Penyakit Infeksi Emerging); dan

e. Penyiapan bahan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan surveilan

penyakit, imunisasi, penanggulangan KLB/Kesehatan Bencana, Surveilan

Kesehatan Haji dan Kecelakaan, Kesehatan Matra dan Karantina

Kesehatan( Penyakit Infeksi Emerging);

f. Penyiapan logistic untuk kegiatan surveilan penyakit, imunisasi,

penanggulangan KLB/Kesehatan Bencana, Surveilan Kesehatan Haji dan

Kecelakaan, Kesehatan Matra dan Karantina Kesehatan ( Penyakit Infeksi

Emerging).

3.2. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dipimpin seorang Kepala

Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang

Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan.

Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit mempunyai

tugas pokok melaksanakan penyiapan bahan penyusunan rencana dan

program, melaksanakan kebijakan teknis dibidang Pencegahan dan

Pengendalian Penyakit.

Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Kepala Seksi Pencegahan dan

Pengendalian Penyakit menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

Page 22: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

16 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

a. Penyiapan bahan penyusunan kebijakan, perencanaan program kegiatan

pencegahan dan pengendalian penyakit;

b. Penyiapan bahan bimbingan teknis dan fasilitasi kegiatan pencegahan

dan pengendalian penyakit;

c. Penyiapan bahan advokasi, sosialisai dan koordinasi kegiatan

pencegahan dan pengendalian penyakit;

d. Penyiapan bahan penyusunan pedoman kegiatan pencegahan dan

pengendalian penyakit; dan

e. Penyiapan bahan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan

pencegahan dan pengendalian penyakit.

3.3. Seksi Kesehatan Lingkungan

Seksi Kesehatan Lingkungan dipimpin seorang Kepala Seksi yang

berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pencegahan,

Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan.

Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan mempunyai tugas pokok

melaksanakan penyiapan bahan penyusunan rencana dan program,

melaksanakan kebijakan teknis dibidang Kesehatan lingkungan.

Dalam melaksanakan tugas pokoknya,kepala Seksi Kesehatan

Lingkungan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

a. Penyiapan bahan penyusunan kebijakan, perencanaan program kegiatan

kesehatan lingkungan dan hygiene sanitasi pangan;

b. Penyiapan bahan bimbingan teknis dan fasilitasi kegiatan kesehatan

lingkungan dan hygiene sanitasi pangan;

c. Penyiapan bahan advokasi, sosialisai dan koordinasi kegiatan kesehatan

lingkungan dan hygiene sanitasi pangan;

d. Penyiapan bahan penyusunan pedoman kegiatan kegiatan kesehatan

lingkungan dan hygiene sanitasi pangan; dan

e. Penyiapan bahan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan kesehatan

lingkungan dan hygiene sanitasi pangan.

4. Bidang Pelayanan Kesehatan

Bidang Pelayanan Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang

berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas;

Page 23: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

17 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas pokok

melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan operasional,

koordinasi, advokasi, bimbingan teknis, sosialisasi, pasilitasi serta pemantauan,

evaluasi dan pelaporan pelayanan kesehatan primer, kesehatan rujukan,

kefarmasian dan makanan minuman.

Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan

menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

a. Penyiapan perumusan kebijakan operasional Bidang Pelayanan Kesehatan;

b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan operasional Bidang Pelayanan Kesehatan;

c. Penyiapan koordinasi, advokasi, sosialisasi, bimbingan dan fasilitasi teknis

Bidang Pelayanan Kesehatan; dan

d. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan Bidang Pelayanan Kesehatan.

Bidang Pelayanan Kesehatan terdiri dari Seksi Pelayanan Kesehatan Primer,

Akreditasi dan KesehatanTradisional, Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan, dan

Seksi Kefarmasian dan Makmin.

4.1. Seksi Pelayanan Kesehatan Primer, Akreditasi dan Kesehatan

Tradisional

Seksi Pelayanan Kesehatan Primer, Akreditasi dan Kesehatan

Tradisional dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan

bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan.

Kepala Seksi PelayananKesehatan Primer, Akreditasi dan

KesehatanTradisional mempunyai tugas pokok melaksanakan penyiapan

bahan penyusunan rencana dan program, melaksanakan kebijakan teknis di

bidang Pelayanan Kesehatan Primer, Akreditasi dan Kesehatan Tradisional.

Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Kepala Seksi Pelayanan

Kesehatan Primer, Akreditasi dan Kesehatan Tradisional menyelenggarakan

fungsi sebagai berikut :

a. Penyiapan bahan penyusunan kebijakan, perencanaan program kegiatan

Pelayanan Kesehatan Primer, Akreditasi dan KesehatanTradisional;

b. Penyiapan bahan bimbingan teknis dan fasilitasi kegiatan Pelayanan

Kesehatan Primer, Akreditasi dan Kesehatan Tradisional;

c. Penyiapan bahan advokasi, sosialisai dan koordinasi kegiatan Pelayanan

Kesehatan Primer, Akreditasi dan Kesehatan Tradisional;

Page 24: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

18 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

d. Penyiapan bahan penyusunan pedoman kegiatan kegiatan Pelayanan

Kesehatan Primer, Akreditasi dan Kesehatan Tradisional; dan

e. Penyiapan bahan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan

Pelayanan Kesehatan Primer, Akreditasi dan Kesehatan Tradisional.

4.2. Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Penunjang Pelayanan

Kesehatan

Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Penunjang Pelayanan

Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan

bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan.

Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Penunjang Pelayanan

Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan penyiapan bahan

penyusunan rencana dan program, melaksanakan kebijakan teknis di bidang

Kesehatan Rujukan dan Penunjang Pelayanan Kesehatan.

Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Kepala Seksi Pelayanan

Kesehatan Rujukan dan Penunjang Pelayanan Kesehatan menyelenggarakan

fungsi sebagai berikut :

a. Penyiapan bahan penyusunan kebijakan, perencanaan program kegiatan

Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Penunjang Pelayanan Kesehatan;

b. Penyiapan bahan bimbingan teknis dan fasilitasi kegiatan Pelayanan

Kesehatan Rujukan dan Penunjang Pelayanan Kesehatan;

c. Penyiapan bahan advokasi, sosialisai dan koordinasi kegiatan Pelayanan

Kesehatan Rujukan dan Penunjang Pelayanan Kesehatan;

d. Penyiapan bahan penyusunan pedoman kegiatan Pelayanan Kesehatan

Rujukan dan Penunjang Pelayanan Kesehatan; dan

e. Penyiapan bahan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan

Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Penunjang Pelayanan Kesehatan.

4.3. Seksi Kefarmasian dan Makan Minuman

Seksi Kefarmasian dan Makan Minuman dipimpin oleh seorang Kepala

Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang

PelayananKesehatan.

Page 25: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

19 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

Kepala Seksi Kefarmasian dan Makan Minuman mempunyai tugas

pokok melaksanakan penyiapan bahan penyusunan rencana dan program,

melaksanakan kebijakan teknis di bidang Kefarmasian dan Makan Minuman.

Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Kepala Seksi Kefarmasian dan

Makan Minuman menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

a. Penyiapan bahan penyusunan kebijakan, perencanaan program kegiatan

Kefarmasian dan Makan Minuman;

b. Penyiapan bahan bimbingan teknis dan fasilitasi kegiatan Kefarmasian

dan Makan Minuman;

c. Penyiapan bahan advokasi, sosialisai dan koordinasi kegiatan

Kefarmasian dan Makan Minuman;

d. Penyiapan bahan penyusunan pedoman kegiatan Kefarmasian dan

Makan Minuman; dan

e. Penyiapan bahan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan

Kefarmasian dan Makan Minuman.

5. Bidang Sumber Daya Kesehatan

Bidang Sumber Daya Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang

berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

Kepala Sumber Daya Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan

penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan operasional, koordinasi,

advokasi, bimbingan teknis, sosialisasi, fasilitasi serta pemantauan, evaluasi dan

pelaporan Sumber Daya Kesehatan.

Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan

menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

a. Penyiapan perumusan kebijakan operasional Bidang Sumber Daya Kesehatan;

b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan operasional Bidang Sumber Daya

Kesehatan;

c. Penyiapan koordinasi, advokasi, sosialisasi, bimbingan dan fasilitasi teknis

Bidang Sumber Daya Kesehatan; dan

d. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan Bidang Sumber Daya Kesehatan.

Bidang Sumber Daya Kesehatan terdiri dari Seksi Pembiayaan Kesehatan,

Seksi Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan dan Seksi Sarana

Prasarana dan Alat Kesehatan.

Page 26: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

20 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

5.1. Seksi Pembiayaan Kesehatan

Seksi Pembiayaan Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi

yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Sumber

Daya Kesehatan.

Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Kepala Seksi Pembiayaan

Kesehatan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

a. Penyiapan bahan penyusunan kebijakan, perencanaan program kegiatan

Pembiayaan Kesehatan;

b. Penyiapan bahan bimbingan teknis dan fasilitasi kegiatan Pembiayaan

Kesehatan;

c. Penyiapan bahan advokasi, sosialisai dan koordinasi kegiatan Pembiayaan

Kesehatan;

d. Penyiapan bahan penyusunan pedoman kegiatan Pembiayaan Kesehatan;

dan

e. Penyiapan bahan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan

Pembiayaan Kesehatan.

5.2. Seksi Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan

Seksi Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan dipimpin oleh

seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan.

Kepala Seksi Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan tugas

pokok melaksanakan penyiapan bahan penyusunan rencana dan program,

melaksanakan kebijakan teknis di bidang Pengembangan Sumber Daya

Manusia Kesehatan.

Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Kepala Seksi Pengembangan

Sumber Daya Manusia Kesehatan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut

:

a. Penyiapan rencana kerja sub bidang pendidikan dan pelatihan

penjenjangan dasar;

b. Penyiapan bahan penyusunan kebijakan, perencanaan program kegiatan

Pengembangan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan dan

Litbangkes;

Page 27: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

21 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

c. Penyiapan bahan bimbingan teknis dan fasilitasi kegiatanPengembangan

dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan dan Litbangkes;

d. Penyiapan bahan advokasi, sosialisai dan koordinasi kegiatan

Pengembangan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan dan

Litbangkes;

e. Penyiapan bahan penyusunan pedoman kegiatan Pengembangan dan

pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan dan Litbangkes; dan

f. Penyiapan bahan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan

Pengembangan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan dan

Litbangkes.

5.3. Seksi Sarana Prasarana dan Alat Kesehatan

Seksi Sarana Prasarana dan Alat Kesehatan dipimpin oleh seorang

Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala

Bidang Sumber Daya Kesehatan.

Kepala Seksi Sarana Prasarana dan Alat Kesehatan mempunyai tugas

pokok menyiapkan bahan perumusan kebijakan ,koordinasi, advokasi,

fasilitasi dan bimbingan, pengendalian serta sosialisasi kegiatan Sarana

Prasarana dan Alat Kesehatan.

Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Kepala Seksi Sarana Prasarana

dan Alat Kesehatan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

a. Penyiapan bahan penyusunan kebijakan, perencanaan program kegiatan

Sarana Prasarana dan Alat Kesehatan;

b. Penyiapan bahan bimbingan teknis dan fasilitasi kegiatan SaranaPrasarana

dan Alat Kesehatan;

c. Penyiapan bahan advokasi, sosialisasi dan koordinasi kegiatan Sarana

Prasarana dan Alat Kesehatan;

d. Penyiapan bahan penyusunan pedoman kegiatan Sarana Prasarana dan

Alat Kesehatan; dan

e. Penyiapan bahan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan Sarana

Prasarana dan Alat Kesehatan.

Page 28: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

22 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

6. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian

tugas Dinas Kesehatan sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.Kelompok Jabatan

Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga dalam jenjang jabatan fungsional yang

terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya.

Jumlah Jabatan Fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban

kerja sedangkan jenis dan jenjang Jabatan Fungsional diatur sesuai dengan

Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

b. Susunan Organisasi

Susunan Organisasi Dinas Kesehatan terdiri atas :

1. Kepala Dinas

2. Sekretariat Dinas, terdiri dari :

a. Sub Bagian Program dan Pelaporan;

b. Sub Bagian Keuangan;

c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

3. Bidang Sumber Daya Kesehatan, Penelitian dan Pengembangan, terdiri dari :

a. Seksi Pembiayaan Kesehatan;

b. Seksi Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan;

c. Seksi Sarana Prasarana dan Alat Kesehatan;

4. Bidang Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan, terdiri

dari :

a. Seksi Survelans Epidemiologi, Imunisasi dan Kesehatan Bencana;

b. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit;

c. Seksi Kesehatan Lingkungan.

5. Bidang Pelayanan Kesehatan, terdiri dari :

a. Seksi Pelayanan Kesehatan Primer, Akreditasi dan Kesehatan Tradisional;

b. Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Penunjang Pelayanan;

c. Seksi Kefarmasian, Makanan dan Minuman.

6. Bidang Kesehatan Masyarakat, terdiri dari :

a. Seksi Kesehatan Keluarga;

b. Seksi Gizi Masyarakat;

c. Seksi Promosi, dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat;

7. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)

Page 29: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

23 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

8. Kelompok Jabatan Fungsional (Jafung)

B. Sumber Daya Perangkat Daerah

a. Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan suatu hal yang sangat penting dan

harus dimiliki dalam upaya mencapai tujuan organisasi serta merupakan elemen

utama organisasi dibandingkan dengan elemen sumber daya yang lain seperti

anggaran, sarana dan prasarana serta teknologi.

SDM Kesehatan menjadi salah satu sumber daya dibidang kesehatan yang

sangat strategis. Kurangnya tenaga kesehatan, baik jumlah, jenis dan distribusinya

menimbulkan dampak terhadap rendahnya akses masyarakat terhadap pelayanan

kesehatan berkualitas. Ketersediaan, penyebaran dan kualitas SDM Kesehatan yang

belum optimal menjadi isu dalam pengelolaan SDM Kesehatan.

Tabel 2.1 Jumlah Pegawai berdasarkan Kualifikasi Pendidikan Pada Dinas Kesehatan

Kabupaten Lombok Timur Tahun 2020

No Kualifikasi Pendidikan Jumlah

1 SD 5

2 SLTP 2

3 SLTA 143

4 D1 34

5 D2 -

6 D3 653

7 D4 39

8 Ners 44

9 S1 351

10 S2 36

11 S3 1

Jumlah 1307

Page 30: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

24 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

Tabel 2.2 Jumlah Pegawai berdasarkan Jabatan pada Dinas Kesehatan

Kabupaten Lombok Timur Tahun 2020

No Jabatan Jumlah

1 Eselon II/b 1 Orang

2 Eselon II/a 0 Orang

3 Eselon III/b 4 Orang

4 Eselon III/a 1 Orang

5 Eselon IV/b 26 Orang

6 Eselon IV/a 51 Orang

Total 1.307 Orang

Tabel 2.3 Jumlah Pegawai Pangkat dan GolonganPada Dinas Kesehatan

Kabupaten Lombok Timur Tahun 2020

No Berdasarkan Pangkat/Golongan Jumlah

1 Pangkat/Golongan I 8 Orang

2 Pangkat/Golongan II 458 Orang

3 Pangkat/Golongan III 773 Orang

4 Pangkat/Golongan IV 68 Orang

Total 1.307 Orang

Page 31: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

25 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

Tabel 2.4 Jumlah Pegawai berdasarkan jabatan Fungsional pada Dinas Kesehatan

Kabupaten Lombok Timur T ahun 2020

No Berdasarkan Jabatan Fungsional Jumlah

1 Dokter umum 62 Orang

2 Dokter gigi 19 Orang

3 Perawat 365 Orang

4 Bidan 383 Orang

5 Perawat gigi 49 Orang

6 Sanitarian 81 Orang

7 Gizi 56 Orang

8 Apoteker 7 Orang

9 Asisten Apotker 29 Orang

10 Pranata Laboratorium 39 Orang

11 Teknisis Elektromedik 7 Orang

12 Penyuluh kesehatan 17 Orang

13 Adminkes 3 Orang

14 Epidemiologi 1 Orang

15 K3 2 Orang

b. Sarana dan Prasarana

Sarana dan Prasarana yang dimiliki oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok

Timur dalam mendukung pelaksanaan pembangunan kesehatan berupa bangunan

gedung/kantor, tanah, kendaraan dinas/operasional, perlengkapan dan peralatan

kantor. Adapun sarana dan prasarana yang mendukung Dinas Kesehatan sebagai

berikut :

Page 32: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

26 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

Tabel 2.5 Data Sarana dan Prasarana Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur

Tahun 2020

No Jensi sarana/Prasarana Jumlah

1 Rumah Sakit 5 buah

2 Puskesmas 35 buah

3 Puskesmas Pembantu 87 buah

4 Poskesdes 244 buah

5 Instalasi Farmasi Kabupaten 1 buah

6 Posyandu 1.856 buah

7 Posbindu 146 buah

8 Posbindu asuhan Tokoh agama 45 buah

9 Poskestren 86 buah

10 Pos UKK 54 buah

11 Pusat Informasi Kesehatn 32 buah

12 Puskesmas Keliling 63 buah

13 Perahu bermotor 2 buah

14 Sepeda motor puskesmas 313 buah

15 Sepeda motor Dinas Kesehatan 25 buah

16 Komputer 684 buah

c. Anggaran Kesehatan

Anggaran yang digunakan untuk pelaksanaan program dan kegiatan pada

Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur dari APBD ( DAU, DAK, Pajak Rokok,

DBH-CHT, BPJS Kesehatan)

Jumlah anggaran bersumber APBD Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok

Timur cenderung meningkat , sebagaimana ditunjukkan pada tabel berikut :

Page 33: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

27 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

C. Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah

a. Kinerja Layanan dan Program

Tabel. T-C. 23

Kinerja Layanan dan Program Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur Tahun 2016-2020

No.

Indikator Kinerja Target

IKK Target SPM

Target Renstra SKPD Tahun Ke- Realisasi Renstra SKPD Tahun Ke- Rasio Capaian pada Tahun Ke-

2016 2017 2018 2019 2020 2016 2017 2018 2019 2020 2016 2017 2018 2019 2020

(1)

(2) (3) (4)

(5) (6) (7) (8) (`9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)

I.

IndikatorKesejahteraan

1.

Persentase Usia Harapan Hidup

62,8 63 63,2

63,4

1 65,81 66,21 64,73 65,01 65,41 65,75 66,21 102,75 102,86 103,15 99,91 100,00

2.

Persentase Puskesmas berkinerja baik

60 70 80 90 100 100 58,6 59,37 62,5 74,3 37,14 83,71 74,21 69,44 74,3 37,14

3.

PersentaseKetersediaanObatEsensialGenerik di SaranaPelayanan (135/152)

90 90 90 95 98 98 83,64 83,76 99,44 100 98,01 92,93 93,07 104,67 102,04 100,01

4.

AngkaKematianIbu (AKI) per 100.000 KelahiranHidup (KH)

102 102 100 102 100 196 75 84 124 108 157 73,53 84,00 121,57 108,00 80,10

5.

AngkaKematianBayi (AKB) per 1.000 KelahiranHidup (KH)

23 22 21 20 18 22 18 13 8 10 10 81,82 61,90 40,00 55,56 45,45

6.

PersentasePrevalensiBalitaGiziBuruk

3.3 3,2 3.1 3.0 5,35 5,35 3,10 2,30 6,59 0,92 0,44 96,88 74,19 219,67 17,20 8,22

II.

Standar Pelayanan Minimal

A Pelayanan Kesehatan

2

Cakupan Ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani

92 93 92,86 95 100 100 122,17 100 100 133,26 137,3 131,37 107,69 105,26 133,26 137,30

3

Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan

95 95 95 100 100 100 97,86 97,21 102,5 103,2 106,1 103,01 102,33 102,50 103,20 106,10

4 Cakupan pelayanan Ibu Nifas 95 95 95 95 100 100 95,01 96,8 99,20 100 102,27 100,01 101,89 104,42 100,00 102,27

Page 34: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

28 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

5

Cakupan neonatal dengan komplikasi yang ditangani

92 93 94 95 95 95 97,03 90,49 91,80 94,1 89,1 104,33 96,27 96,63 99,05 93,79

6 Cakupan kunjungan bayi 95 95 95 95 100 100 95,92 98,87 92,21 104,22 104,6 100,97 104,07 97,06 104,22 104,60

7

Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)

100 100 100 100 100 100 100,00 99,21 100 98,8 99,6 100,00 99,21 100,00 98,80 99,60

9

Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin

100 100 100 100 100 100 4,95 0 0 100 4,95 0,00 0,00 100,00 0,00

10

Cakupan Balita gizi buruk mendapat perawatan

100

100 100 100 100 100 100,00 100 100 100 100 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

12 Cakupan peserta KB Aktif 72 73 73 74 78 78 83,9 81,94 85 85,3 87,8 114,93 112,25 114,86 109,36 112,56

13

Persentase ibu hamil mendapatkan pelayanan kesehatan ibu hamil

100 100 100 100 98,12 99,98 100 104,91 98,12 99,98 100,00 104,91

14

Persentase ibu bersalin mendapatkan pelayanan persalinan

100 100 100 100 97,21 102.54 100 106,06 97,21 102,54 100,00 106,06

15

Persentase bayi baru lahir mendapatkan pelayanan kesehatan bayi baru lahir

100 100 100 100 98,73 107,15 100 106,22 98,73 107,15 100,00 106,22

16

Persentase anak usia 0-59 bulan yang mendapatkan pelayanan kesehatan balita sesuai standar

84 100 100 100 93,22 95,96 79,34 96,22 110,98 95,96 79,34 96,22

17

Persentase anak usia pendidikan dasar yang mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar

100 100 100 100 95,13 99.26 97,63 21,23 95,13 99,26 97,63 21,23

18

Persentase warga negara usia 15-59 tahun mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar

100 100 100 100 29,87 20,37 30,41 46,08 29,87 20,37 30,41 46,08

19

Persentase warga negara usia 60 tahun keatas mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar

100 100 100 100 70,75 65 71,69 85,13 70,75 65,00 71,69 85,13

20

PersentasePenderitahipertensimendapatpelayanankesehatansesuaistandar

100 100 100 100 33,83 31,6 37,41 19,8 33,83 31,60 37,41 19,80

21

Persentase penyandang DM mendapat pelayanan kesehatan sesuai standar

100 100 100 100 3,23 49,81 49,44 25,37 3,23 49,81 49,44 25,37

22

Persentase ODGJ berat mendapat pelayanan

100 100 100 100 67,27 68,36 55,59 67,31 67,27 68,36 55,59 67,31

Page 35: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

29 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

kesehatan jiwa sesuai standar

23

Persentase orang dengan TB mendapat pelayanan TB sesuai standar

100 100 100 100 100 100 39,06 26,67 100,00 100,00 39,06 26,67

24

Persentase orang beresiko terinfeksi HIV mendapatkan pemeriksaan HIV sesuai standar

100 100 100 100 12,43 73,44 21,38 31,2 12,43 73,44 21,38 31,20

25

Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin

100 100 100 100 100 100 40,07 43,68 71,93 89,30 85,08 40,07 43,68 71,93 0,00 0,00

B.

Pelayanan Kesehatan Rujukan

1

Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin.

2 2 2 0,83 0,83 0,83 3,47 5,18 7,31 6,34 4,63 173,5 259 9.137 7.925 5.787

2

Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yg harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kab/Kota.

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

C Penyelidikan

1

Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi <24 jam

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

2

Persentase korban bencana alam tertangani pelayanan kesehatannya

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

D Cakupan Penemuan dan

penanganan penderita penyakit

1 Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk < 15 tahun

2 2 2 2 2 2 1,12 1,1 1,1 2,2 0,08 56,00 55,00 55,00 110,00 4,00

2 Penemuan Penderita Pneumonia Balita

70 80 85 85 90 60 81,54 273,8 89,6 83,9 48,1 101,93 322,12 105,41 93,22 80,17

3 Penemuan Pasien Baru TB Positif

55 60 70 70 70 70 41,78 47,57 34,2 35,6 26,67 69,63 67,96 48,86 50,86 38,10

4 Penderita DBD yang Ditangani

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Page 36: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

30 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

5 Penemuan Penderita Diare

90

95 100 100 100 100

81,81 81,81 71,3 70,9 116,2 86,12 81,81 71,30 70,90

116,20

E Promosi

1 Cakupan Desa Siaga Aktif 73 75 80 80 80 80 97,24 97,24 100 100 100 129,65 121,55 125 125 125

2 Jumlah Posyandu Aktif dan UKBM lainnya

60 75 80 80 80 80 57,78 54,95 80,08 74,4 71 77,04 68,69 100,10 93,00 88,75

F KesehatanLingkungan

1

Persentase KK dengan akses sanitasi dasar yang memenuhi syarat kesehatan :

70,7 72,8 75 59,97 100 100 71,62 75,40 80,61 84,86 86 98,38 100,53 134,42 84,86 86

2 Persentase KK denganair besih yang memenuhi syarat kesehatan :

84 86 88 74,70 100 100 86,04 86,67 87,71 89,18 87,41 100,05 98,49 117,42 89,18 87,41

Page 37: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

31 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

b. Kinerja Anggaran

Tabel T-C.24 Alokasi dan Realiasai Anggaran Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur tahun 2016-2020

Uraian Anggaran pada Tahun Ke- Realisasi Anggaran pada Tahun Ke- Rasio antara Realisasi dan Anggaran pada Tahun Ke- Rata –Rata Pertumbuhan

2016 2017 2018 2019 2020 2016 2017 2018 2019 2020 2016 2017 2018 2019 2020 Anggaran Realisasi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 11 12 13 14 15 16 17

PENDAPATAN DAERAH

294.604.030.221 350.914.867.143 389.671.631.987 438.809.359.861 412.166.501.139 244.823.302.793 296.270.697.360 327.066.962.194 387.900.270.656 385.230.096.140 83,10

84,43

83,93

88,40 93,46 377.233.278.070

328.258.265.829

Pendapatan Asli Daerah

79.124.085.716 83.898.559.000 83.878.034.000 92.713.032.853 98.469.810.639 63.883.591.749 66.841.478.695 69.651.958.696 67.173.081.152 84.124.242.920 80,74

79,67

83,04

72,45 85,43 87.616.704.442

70.334.870.642

- Hasil Retribusi Daerah

25.510.956.000 27.604.791.000 27.584.266.000 26.666.907.042 23.001.787.067 12.783.391.999 16.865.368.000 17.634.357.200 16.175.940.000 13.948.320.409 50,11

61,10

63,93

60,66 60,64 26.073.741.422

15.481.475.522

- Lain-lain PAD yang Sah

53.613.129.716 56.293.768.000 56.293.768.000 66.046.125.811 75.468.023.572 51.100.199.750 49.976.110.695 52.017.601.496 50.997.141.152 70.175.922.511 95,31

88,78

92,40

77,2 92,99 61.542.963.020

54.853.395.121

BELANJA DAERAH

215.479.944.505 267.016.308.143 305.793.597.987 346.096.327.008 313.696.690.500 180.939.711.044 229.429.218.665 257.415.003.498 320.727.189.504 301.105.853.220 83,97

85,92

84,18

92,67 95,99 289.616.573.629

257.923.395.186

Belanja Tidak Langsung

60.953.804.906 69.982.065.428 74.889.097.598 80.528.738.929 77.096.743.809 60.319.641.014 65.773.318.441 65.370.325.398 79.852.295.128 77.011.627.863 98,96

93,99

87,29

99,16 99,89 72.690.090.134

69.665.441.569

Belanja Langsung

154.526.139.599 197.034.242.715 230.904.500.389 265.567.588.079 236.599.946.691 120.620.070.030 163.655.900.224 192.044.678.100 240.874.894.376 224.094.225.357 78,06

83,06

83,17

90,70 94,71 216.926.483.495

188.257.953.617

Page 38: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

32 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

c. Uraian Kinerja Program Kesehatan

a) Kesehatan Ibu

1. Usia Harapan Hidup

Rata-rata Angka Harapan Hidup merupakan hasil perhitungan yang sering

dipakai sebagai indicator Kesejahteraan Rakyat. Indeks Harapan Hidup

menunjukkan jumlah tahun hidup yang diharapkan dapat dinikmati penduduk suatu

wilayah. Di Kabupaten Lombok Timur usia harapan hidup pada periode tahun 2016

sd 2020 dapat disajikan dalam grafik berikut :

Grafik. 2.1 Grafik

Capaian Umur Harapan Hidup Kabupaten Lombok Timur Tahun 2016 – 2020

Sumber : BPS Kabupaten Lombok Timur Tahun 2020

2. Jumlah dan Angka Kematian Ibu (AKI)

Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya wanita yang meninggal dari

suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau

penanganannya selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari

setelah melahirkan) per 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu (AKI)

berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi

dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan

terutama untuk ibu hamil, pelayanan kesehatan waktu ibu melahirkan dan masa

nifas. Untuk mengantisipasi masalah ini maka diperlukan terobosan-terobosan

dengan mengurangi peran dukun dan meningkatkan peran bidan. Harapan kita

agar bidan di desa benar-benar sebagai ujung tombak dalam upaya penurunan

2016 2017 2018 2019 2020

REALISASI 64.73 65.01 65.4 65.75 65.97

TARGET 63 63.2 63.41 65.81 66.21

61

62

63

64

65

66

67

RA

TE

Page 39: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

33 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

AKB dan AKI.

Berdasarkan Laporan Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan

Anak (PWS- KIA) di Kabupaten Lombok Timur tahun 2020, jumlah kasus kematian

ibu sebesar 43 kasus yang terdiri dari kematian ibu hamil sejumlah 9 kasus,

kematian ibu bersalin sejumlah 14 kasus dan kematian ibu nifas sejumlah 20

kasus dengan Angka Kematian Ibu (AKI) 157 per 100.000 Kelahiran Hidup. Target

cakupan Angka Kematian Ibu untuk tahun 2020 adalah 106 per 100.000 kelahiran

hidup, berarti belum mencapai target. Dibandingkan dengan capaian tahun 2019

dimana AKI sebesar 108 per 100.000 kelahiran hidup, terjadi peningkatan sebesar

49 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2020.

Penyebab kasus kematian ibu pada tahun 2020 terbanyak disebabkan oleh

HDK ( Hipertensi dalam kehamilan) sebesar 27,90% diikuti pendarahan (HPP) dan

infeksi kehamilan sebesar 25,53% dan Gangguan Sistem Peredaran Darah

sebesar 23,25%. Pola penyebab kematian ibu pada tahun ini masih sama dengan

tahun yang lalu dimana pendarahan masih merupakan penyebab tertinggi

peneyebab kematian ibu. Tingginya kematian ibu yang disebabkan oleh HDK tidak

terlepas dari kondisi kesehatan ibu dari sebelum dan selama hamil. Disamping itu

kasus-kasus kematian ini terjadi juga disebabkan oleh keterlambatan masyarakat

dalam membuat keputusan terutama dipihak keluarga sebagai pemberi keputusan

sehingga terjadi keterlambatan dirujuk, terlambat ditangani yang berakibat fatal

baik pada ibu maupun pada bayinya.

Adapun perkembangan Angka Kematian Ibu lima tahun terakhir dapat dilihat

pada grafik di bawah ini :

Page 40: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

34 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

Grafik. 2.2 Grafik

Perkembangan Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup di Kabupaten Lombok Timur Tahun 2016 – 2020

Sumber: Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur Tahun 2016 - 2020

Grafik 2.2 di atas menunjukkan bahwa pada lima tahun terakhir perkembangan

AKI masih mengalami trend meningkat (secara kualitas mengalami penurunan).

Dibandingkan dengan Angka Kematian Ibu secara nasional dengan target 305 per

100.000 Kelahiran Hidup menurut sensus tahun 2015, pencapaian AKI pada tahun

2020 masih cukup rendah.

3. Pelayanan Kesehatan Pada Ibu Hamil (K1 dan K4)

Cakupan kunjungan ibu hamil yaitu cakupan ibu hamil mendapat pelayanan

antenatal oleh tenaga kesehatan pada masa kehamilan. Pelayanan antenatal

merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan profesional (dokter

spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat) kepada ibu

hamil selama kehamilannya, yang mengikuti pedoman pelayanan antenatal yang

ada dengan titik berat pada kegiatan promotif dan preventif. Hasil pelayanan

antenatal dapat dilihat dari cakupan pelayanan K1 dan K4.

Cakupan K1 atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan

gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas

pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan

Cakupan K4 adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan

pelayanan ibu hamil sesuai dengan standar serta paling sedikit empat kali

kunjungan, dengan distribusi sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester

2016 2017 2018 2019 2020

REALISASI 75 84 125 108 157

TARGET 102 100 102 100 196

0

50

100

150

200

250

RATE

Page 41: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

35 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

dua dan dua kali pada trimester ketiga. Angka ini dapat dimanfaatkan untuk

melihat kualitas pelayanan kesehatan kepada ibu hamil.

Kunjungan ibu hamil sesuai standar adalah pelayanan yang mencakup

minimal, yakni: 1) Timbang badan dan ukur tinggi badan; 2) Ukur tekanan darah;

3) Skrining status imunisasi tetanus (pemberian tetanus toksoid), 4) ukur tinggi

fundus uteri; 5) pemberian tablet Fe (90 tablet selama kehamilan); 6) temu

wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling); 7) Test laboratorium

sederhana (Hb, Protein Urin) dan atau berdasarkan indikasi (HbsAg, Sifilis, HIV,

Malaria, TBC).

Cakupan kunjungan ibu hamil di Kabupaten Lombok Timur pada tahun

2020, yakni K1 sebesar 113,2% (30.691 bumil) dan K4 sebesar 104,9% (sejumlah

28.452 bumil). Target indikator K4 dalam Renstra 2018-2023 adalah sebesar

100%. Jadi cakupan kunjungan ibu hamil (K4) sudah mencapai target.

Dibandingkan dengan pencapaian tahun 2019 dengan cakupan tercapai sebesar

114% untuk K1 dan 103,4% untuk K4, dengan demikian cakupan K4 mengalami

peningkatan sebesar 1,5% dari tahun 2019.

Adapun perkembangan cakupan kunjungan ibu hamil (K1 dan K4) di

Kabupaten Lombok Timur lima tahun terakhir dapat dilihat pada grafik di bawah ini

:

Grafik. 2.3 Grafik

Perkembangan Kunjungan Ibu Hamil (K1 dan K4) di Kabupaten Lombok Timur Tahun 2016 – 2020

Sumber: Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur Tahun 2016 - 2020

Grafik 2.3 di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2016 – 2020 pencapaian

2016 2017 2018 2019 2020

K1 99.87 100.82 105.3 114 113.2

K4 98.12 98.12 100 103 104.9

85

90

95

100

105

110

115

120

PE

RSE

NT

ASE

Page 42: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

36 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

cakupan K1 dan K4 terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dan sudah

berada di atas target program 100%.

4. Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan

Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahir sebagian besar

terjadi pada masa di sekitar persalinan, hal ini antara lain disebabkan pertolongan

tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan.

Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang

memiliki kompetensi kebidanan tahun 2020 mencapai 106,1% (27.457 bulin).

Target indikator pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang

memiliki kompetensi kebidanan adalah sebesar 100%. Jadi cakupan pertolongan

persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan

telah mencapai target.

Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Lombok Timur

sudah dilaksanakan di fasyankes dan jarang sekali dilakukan di rumah atau di

dukun selama lima tahun terahir. Namun pada tahun 2020 dijumpai masih ada

persalinan non fasyankes, ini dapat dilihat dari capaian kegiatan Persalinan

Fasyankes menunjukkan angka sebesar 105,9%, ini berarti masih ada persalinan

yang dilaksanakan di luar fasyankes yakni 0,2%.

Adapun perkembangan cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau

tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan dapat dilihat pada grafik di

bawah ini :

Page 43: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

37 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

Grafik. 2.4 Grafik

Perkembangan Cakupan Persalinan oleh Bidan atau Tenaga Kesehatan yang Memiliki Kompetensi Kebidanan di Kabupaten Lombok Timur Tahun 2016 – 2020

Sumber: Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur Tahun 2014 - 2018

Grafik 2.4 di atas menunjukkan bahwa pada periode tahun 2016 – 2020 cakupan

persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi

kebidanan terus mengalami trend meningkat kecuali pada tahun 2017 mengalami

trend menurun.

5. Cakupan Pelayanan Ibu Nifas

Pelayanan kepada ibu nifas sesuai standar sedikitnya 3 kali, kunjungan nifas

ke-1 pada 6 jam setelah persalinan sampai dengan 3 hari; kunjungan nifas ke-2

hari ke 4 sampai dengan hari ke 28 setelah persalinan, kunjungan nifas ke-3 hari

ke 29 sampai dengan hari ke 42 setelah persalinan. Pelayanan nifas sesuai

standar termasuk pemberian Vitamin A 2 kali serta persiapan dan/atau

pemasangan KB pasca persalinan.

Di Kabupaten Lombok Timur tahun 2020, cakupan pelayanan ibu nifas

mencapai 100%. Target indikator pelayanan ibu nifas pada tahun 2020 adalah

sebesar 102,27%, jadi cakupan pelayanan ibu nifas sudah mencapai target.

Dibanding dengan pencapaian tahun 2019 dengan pencapaian 100% terjadi

peningkatan 2,27%.

Adapun perkembangan cakupan pelayanan ibu nifas lima tahun dapat

disajikan seperti garafik berikut:

2016 2017 2018 2019 2020

REALISASI 97.86 97.21 102.5 103.2 106.1

TARGET 95 95 100 100 100

88

90

92

94

96

98

100

102

104

106

108

PE

RSE

NT

ASE

Page 44: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

38 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

Grafik. 2.5 Grafik

Perkembangan Cakupan Pelayanan Ibu Nifas di Kabupaten Lombok Timur Tahun 2016 – 2020

Sumber: Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur Tahun 2016 - 2020

Grafik 2.5 di atas menunjukkan bahwa cakupan pelayanan ibu nifas periode tahun

2016 – 2020 terus mengalami trend meningkat bahkan melebihi target 100% yang

ditetapkan kabupaten.

6. Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan

Komplikasi kebidanan adalah merupakan kesakitan yang terjadi pada ibu

hamil, ibu bersalin, ibu nifas yang dapat mengancam jiwa ibu dan/bayi. Komplikasi

kebidanan tersebut meliputi: a) abortus, b) hipermesis gravidarum, c) perdarahan

per vaginam, d) hipertensi dalam kehamilan (preeklamsia, eklamsia), e)

kehamilan lewat waktu, f) ketuban pecah dini. Komplikasi kehamilan dapat

disebabkan oleh berbagai faktor; mulai dari gen wanita sampai lingkungan. Semua

faktor tersebut dapat membahayakan kesehatan fisik dan mental wanita. Yang

termasuk kedalam penanganan komplikasi kebidanan adalah penanganan

komplikasi pada masa hamil dan neonatal.

Jumlah ibu hamil pada tahun 2020 di Kabupaten Lombok Timur sejumlah

27.121 jiwa dengan perkiraan Bumil dengan kompilkasi kebidanan sebesar 20%

atau 5.424 Bumil. Jumlah bayi lahir hidup sejumlah 27.313 bayi dan perkiraan

Neonatal Komplikasi sebesar 15% atau sebesar 4.097 bayi. Hasil kegiatan

penanganan kompilkasi kebidanan sejumlah 7.445 Bumil (137,3 %) dan

2016 2017 2018 2019 2020

REALISASI 95.01 96.08 99.2 100 102.27

TARGET 95 95 95 100 100

90

92

94

96

98

100

102

104

PERSENTASE

Page 45: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

39 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

penanganan komlipkasi neonatal sebesar 89,1 %. Sedangkan target indikator ibu

hamil dengan komplikasi kebidanan yang ditangani sebesar 100%. Jadi cakupan

ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani telah belum mencapai target. Pada

tahun 2019 Hasil kegiatan penanganan kompilkasi kebidanan sejumlah 7.318

Bumil (133,3%) dan penanganan komlipkasi neonatal sebesar 94,1%. Dengan

demikian terjadi peningkatan capaian pada indikator penanganan kompilkasi

kebidanan sebesar 4,0% sedangkan penanganan komplikasi neonatal mengalami

penurunan sebesar 5,0%.

Adapun perkembangan cakupan ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani

lima tahun terakhir dapat dilihat pada grafik di bawah ini:

Grafik. 2.6

Grafik

Perkembangan Cakupan Ibu Hamil dengan Komplikasi Ditangani di

Kabupaten Lombok Timur Tahun 2016 – 2020

Sumber: Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur Tahun 2016 - 2020

Grafik 2.6 di atas menunjukkan bahwa cakupan ibu hamil dengan komplikasi

ditangani pada tahun 2016 – 2020 mengalami trend meningkat, ini terjadi tidak

lepas dari petugas yang lebih dini menemukan kasus-kasus baik resti maupun

faktor resiko, kerjasama antara keluarga pasien, kader, dukun, tokoh masyarakat

dengan petugas sudah berjalan dengan baik, penjaringan kasus lebih cepat

ditemukan.

7. Persentase Peserta Keluarga Berencana (KB) Aktif

Indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat pelayanan KB adalah

Peserta KB Aktif. Peserta aktif KB adalah peserta KB baru dan lama yang

2016 2017 2018 2019 2020

REALISASI 122.11 100 100 133.3 137.3

TARGET 93 92.86 95 100 100

0

20

40

60

80

100

120

140

160

PERSENTASE

Page 46: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

40 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

masih aktif memakai kontrasepsi terus-menerus untuk menunda, menjarangkan

kehamilan atau yang mengakhiri kesuburan. Angka cakupan peserta KB aktif

menunjukkan tingkat pemanfaatan kontrasepsi PUS.

Cakupan peserta KB aktif pada tahun 2020 di Kabupaten Lombok Timur

sejumlah 180.332 orang (87,8 %) dari jumlah 205.461 PUS. Dari jumlah tersebut

yang menjadi peserta KB Kondom 1,9%(3.362 orang), KB Suntik 52,5%(94.750

orang), KB PIL 15,1% (27.285 orang), KB AKDR 9,1 % (16.337 orang), peserta KB

MOP 0,5% (836 orang), KB MOW 1,8% (3.309 orang), dan KB Implan 19,1 %

(34.453 orang). Sedangkan target indikator peserta KB Aktif tahun 2020 adalah

sebesar 78%. Jadi cakupan peserta KB Aktif telah mencapai target. Dibandingkan

dengan capaian tahun 2019, pencapaian pada tahun ini meningkat sebesar 2,5%

dari capaian 85,3%. Jenis peserta KB yang menyumbangkan peningkatan capaian

KB tertinggi adalah peserta KB Implan sebesar 1,3% dari cakupan 17,8%, peserta

KB Kondom dan KB AKDR meningkat 0,1%, sedangkan peserta KB Suntik yang

biasanya jadi primadona pada tahun sebelumnya menurun 1,4% (cakupan tahun

2019 sebesar 53,9%).

Adapun perkembangan cakupan peserta KB aktif selama lima tahun terahir

dapat dilihat pada grafik berikut ini.

Grafik. 2.7 Perkembangan Cakupan Peseta KB Aktif di Kabupaten Lombok

Timur Tahun 2016 sd 2020

Sumber: Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB Kabupaten Lombok Timur Tahun 2016-2020

2016 2017 2018 2019 2020

REALISASI 83.9 81.94 85 85.3 87.8

TARGET 73 73 74 78 78

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

PERSENTASE

Page 47: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

41 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

Grafik 2.7 di atas menunjukkan bahwa cakupan peseta KB aktif selama lima tahun

terahir terus mengalami trend peningkatan. Hal ini menunjukkan peran serta

masyarakat dalam melaksanakan program KB tetap terjaga dan respon yang tinggi

dari masyarakat.

b) Kesehatan Anak

1. Jumlah dan Angka Kematian Neonatal

Kematian Neonatal adalah kematian yang terjadi pada bayi usia sampai

dengan 28 hari tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan, bencana, cedera atau

bunuh diri. Angka kematian neonatal adalah banyaknya kematian bayi yang terjadi

pada bulan pertama (dinyatakan dengan per seribu kelahiran hidup) setelah

dilahirkan, dan umumnya disebabkan oleh factor yang dibawa anak sejak lahir,

yang diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi atau didapat selama

kehamilan.

Berdasarkan Laporan Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan

Anak (PWS- KIA) di Kabupaten Lombok Timur tahun 2020, jumlah kasus kematian

neonatal sejumlah 243 kasus yang terdiri atas 149 bayi laki-laki (61,31%) dan 94

bayi perempuan (38,68%) dengan angka kematian sebesar 8 per 1.000 Kelahiran

Hidup. Angka ini tidak jauh berbeda dengan pencapaian tahun lalu yakni sebesar 8

per 1.000 Kelahiran Hidup (Jumlah kasus Kematian Neonatal tahun 2019 sejumlah

224 Kasus).

Penyebab terbanyak kematian neonatal di Kabupaten Lombok Timur tahun

2020 adalah kematian karena BBLR sejumlah 101 kasus (41,56 %), Asfiksia

sejumlah 73 kasus (30,04%), Sepsis sejumlah 7 kasus (2,5 %), kelainan bawaan

sejumlah 36 kasus (14,81%) dan penyebab lain juga sebesar 10,70% (26 kasus).

Berbeda dengan tahun sebelumnya dimana penyebab tertinggi oleh Asfiksia

sebesar 40,6%, pada tahun 2020 penyebab kematian neonatal tertinggi

disebabkan oleh kematian karena BBLR.

2. Jumlah dan Angka Kematian Bayi dan Kematian Balita

Angka Kematian Bayi (AKB) adalah banyaknya bayi yang meninggal

sebelum mencapai usia 1 (satu) tahun per 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang

sama. Indikator ini terkait langsung dengan target kelangsungan hidup anak dan

merefleksikan kondisi sosial, ekonomi dan lingkungan tempat tinggal anak-anak

Page 48: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

42 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

termasuk pemeliharaan kesehatannya. Angka Kematian Bayi cenderung lebih

menggambarkan kesehatan reproduksi dan juga relevan digunakan untuk

memonitor pencapaian target program karena mewakili komponen penting pada

kematian balita.

Kematian Balita adalah kematian yang terjadi pada bayi/anak usia 0 - 59

bulan (bayi + anak balita) tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan, bencana,

cedera atau bunuh diri. Angka Kematian Balita (AKABA) adalah jumlah anak

yang dilahirkan pada tahun tertentu dan meninggal sebelum mencapai usia 5

tahun yang dinyatakan sebagai angka per 1.000 kelahiran hidup. AKABA

menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan anak dan faktor-faktor

lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan Balita seperti gizi, sanitasi,

penyakit menular dan kecelakaan. Indikator ini menggambarkan tingkat

kesejahteraan sosial dalam arti besar dan tingkat kemiskinan penduduk, sehingga

sering dipakai untuk mengidentifikasi kesulitan ekonomi penduduk

Berdasarkan Laporan Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan

Anak (PWS- KIA) di Kabupaten Lombok Timur tahun 2020, jumlah kasus kematian

bayi sebanyak 297 kasus dengan AKB 10 per 1.000 Kelahiran Hidup) yang terdiri

dari kematian neonatal sejumlah 243 kasus dan post natal 54 kasus. Jumlah kasus

kematian Balita sejumlah 316 kasus dengan Angka Kematian Balita sebesar 11

per 1.000 kelahiran hidup. Bila pada tahun sebelumnya, jumlah kasus kematian

bayi sebanyak 288 kasus dan kasus kematian Balita sejumlah 303 kasus, dengan

demikian terjadi peningakatan kasus baik pada bayi maupun Balita masing-masing

sebesar 3,12% dan 4,29% pada tahun 2020 .

Penyebab terbanyak terjadinya kematian bayi (post natal) adalah Pnemonia

sebesar 46,15% dan sebab lain-lain sebesar 48,08%. Demikian juga pada kasus

kematian Anak Balita terbanyak disebabkan oleh Pnemonia 11,11% dan penyebab

lain 77,78%. Jika pada tahun 2019 penyebab terbanyak terjadinya kematian bayi

(post natal) dan Balita adalah Pnemonia juga, berarti selama dua tahun terakhir ini

penyakit Pnemonia merupakan salah satu penyakit terbanyak menyumbangkan

kontribusi permasalahan terhadap kesehatan masayarakat di Kabupaten Lombok

Timur.

Adapun perkembangan AKB lima tahun terakhir dapat dilihat pada grafik di

bawah ini :

Page 49: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

43 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

Grafik. 2.8 Perkembangan Angka Kematian Bayi per 1.000 Kelahiran Hidup di

Kabupaten Lombok Timur Tahun 2016 – 2020

Sumber: Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur Tahun 2016 - 2020

Grafik 2.8 di atas menunjukkan bahwa AKB di Kabupaten Lombok Timur selama 5

(lima) tahun terakhir terus mengalami penurunan sampai tahun 2018, namun pada

dua tahun terahir kembali menunjukkan peningkatan. Peningkatan angka kematian

bayi ini terjadi disebabkan diantaranya masih tingginya kejadian Pnemonia di

Kabupaten Lombok Timur. Beberapa upaya yang telah dilakukan untuk

menurunkan kematian bayi, diantaranya evaluasi penanganan anemia pada ibu

hamil, pelatihan kelas ibu hamil dan ibu balita, pelaksanaan P4K dan peningkatan

pelayanan petugas dalam kegawat darutan neonatus sudah berjalan secara baik.

Perkembangan Angka Kematian Balita lima tahun terakhir dapat dilihat pada

grafik di bawah ini

2016 2017 2018 2019 2020

REALISASI 18 13 8 10 10

TARGET 22 21 20 18 22

0

5

10

15

20

25

PE

RSE

NT

ASE

Page 50: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

44 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

Grafik 2.9 Perkembangan Angka Kematian Balita per 1.000 Kelahiran Hidup di

Kabupaten Lombok Timur Tahun 2016 – 2020

Sumber: Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur Tahun 2016 – 2020

Grafik 2.9 di atas menunjukkan bahwa perkembangan AKABA selama 5 (lima)

tahun terakhir terus mengalami trend penurunan namun pada dua tahun terahir

mengalami peningkatan.

3. Penanganan Komplikasi pada Neonatal

Komplikasi neonatal merupakan neonatal dengan penyakit dan kelainan

yang dapat menyebabkan kesakitan, kecacatan, dan kematian. Neonatus dengan

komplikasi seperti asfiksia, ikterus, hipotermia, tetanus neonatorum, infeksi/sepsis,

trauma lahir, BBLR (berat badan lahir rendah < 2500 gr ), sindroma gangguan

pernafasan, kelainan kongenital. Sedangkan penanganan komplikasi neonatal

adalah neonatal dengan komplikasi disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

yang ditangani sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih di seluruh

sarana pelayanan kesehatan.

Masalah pada neonatus biasanya timbul sebagai akibat yang spesifik terjadi

pada masa perinatal. Tidak hanya merupakan penyebab kematian tetapi penyebab

kecacatan. Masalah ini timbul sebagai akibat dari buruknya kesehatan ibu,

perawatan kehamilan yang kurang memadai, manajemen persalinan yang tidak

tepat dan bersih, dan kurangnya perawatan bayi baru lahir.

Komplikasi yang terjadi pada saat neonatal dapat dperkirakan sebesar 15%

2016 2017 2018 2019 2020

AKABA 19 14 9 11 11

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

PE

RSE

NT

ASE

Page 51: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

45 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

dari jumlah kelahiran hidup. Jumlah lahir hidup di Kabupaten Lombok Timur adalah

25.273 bayi. Dengan demikian perkiraan kompilkasi neoanatal sejumlah 3.791

bayi, sedangkan yang berhasil ditangani sejumlah 3.480 bayi atau sebesar 91,8%.

Target penanganan kompilkasi neonatal adalah 95%, berarti sudah mencapai

target kabupaten. Namun pencapaian ini bila dibandingkan tahun lalu dengan

capaian 100%, terjadi penurunan sebesar 8,2%.

Adapun perkembangan cakupan neonatal dengan komplikasi yang ditangani

lima tahun terakhir dapat dilihat pada grafik di bawah ini :

Grafik 2.10 Perkembangan Cakupan Neonatal dengan Komplikasi Ditangani di

Kabupaten Lombok Timur Tahun 2016 – 2020

Sumber: Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur Tahun 2014 - 2018

Grafik 2.10 di atas menunjukkan bahwa cakupan neonatal dengan komplikasi

ditangani pada tahun 2016 – 2020 mengalami trend menurun, dengan capaian

tertinggi pada tahun 2016 dan terendah pada tahun 2020.

4. Persentase Berat Badan Bayi Lahir Rendah

Berat Badan Lahir Rendah (<2.500 gram) merupakan salah satu faktor

utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal. BBLR

dibedakan dalam 2 (dua) kategori, yaitu BBLR karena prematur (usia kandungan

<37 minggu) atau BBLR karena Intra Uterine Retardation (IUGR) yaitu bayi yang

lahir cukup bulan tetapi berat badannya kurang. Di negara berkembang banyak

BBLR dengan IUGR karena ibu berstatus gizi buruk, anemia, malaria dan

menderita penyakit menular seksual sebelum konsepsi atau pada saat hamil.

2016 2017 2018 2019 2020

REALISASI 97.03 90.49 91.8 94.1 89.1

TARGET 93 94 95 95 95

84

86

88

90

92

94

96

98

PE

RSE

NT

ASE

Page 52: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

46 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

Bila ditemukan bayi BBLR penanganan yang harus dilakukan adalah

pelayanan kesehatan neonatal dasar (tindakan resusitasi, pencegahan hipotermia,

pemberian ASI dini dan ekslusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata,

talipusat, kulit, dan pemberian imunisasi); pemberian vitamin K; Manajemen

Terpadu Bayi Muda (MTBM); penanganan penyulit/komplikasi/masalah pada

BBLR dan penyuluhan perawatan neonatus di rumah menggunakan Buku KIA.

Di Kabupaten Lombok Timur pada tahun 2020 jumlah bayi lahir hidup

sejumlah 27.313 bayi, bayi baru lahir ditimbang 27.313 bayi(100%). Bayi BBLR

ditemukan sejumlah 945 bayi (3,46 %) yang terdiri dari 476 bayi laki-laki (50,37%)

dan 469 bayi perempuan(49,63 %). Target indikator penemuan bayi BBLR adalah

8%, berarti tingkat penemuan bayi BBLR masih rendah, namun dibandingkan

tahun 2019 dengan capaian 3,41% (911 bayi) berarti terjadi peningkatan sebesar

0,05%.

Perkembangan kasus bayi BBLR lima tahun terakhir dapat dilihat pada grafik

di bawah ini :

Grafik 2.11 Perkembangan Kasus Bayi BBLR di Kabupaten Lombok Timur

Tahun 2016 – 2020

Sumber: Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur Tahun 2016 - 2020

Grafik 2.11 di atas menunjukkan bahwa perkembangan kasus bayi BBLR pada

tahun 2016 – 2020 mengalami trend penurunan dengan titik terendah pada tahun

2017, namun pada empat tahun terahir sudah mulai menunjukkan peningkatan

penemuan kasus BBLR di Kabupaten Lombok Timur.

3.67

3.05 3.113.41 3.46

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

2016 2017 2018 2019 2020

PERSENTASE

TAHUN

Page 53: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

47 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

5. Cakupan Kunjungan Neonatal 1 (KN1) dan KN Lengkap

Bayi hingga usia kurang dari satu bulan merupakan golongan umur yang

memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan

untuk mengurangi risiko tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan

persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonatus (0 - 28

hari) minimal 2 kali, satu kali pada umur 0 - 7 hari dan satu kali lagi pada umur 8 -

28 hari. Sedangkan pelayanan Kunjungan Neonatal lengkap (KN3) minimal 3 kali

yaitu 1 kali pada usia 6 - 48 jam, 1 kali pada 3 - 7 hari, dan 1 kali pada 8 - 28

hari.

Dari jumlah 27.313 bayi lahir hidup di Kabupaten Lombok Timur pada tahun

2020, yang berhasil dikujungi paripurna hingga 3 kali (KN3) sejumlah 26.052 bayi

(95,4%). Cakupan kunjungan neonatal (KN3) di Kabupaten Lombok Timur tahun

2019 sebesar 96,5%, berarti terjadi penurunan capaian sebesar 1,1%.

Adapun perkembangan cakupan kunjungan neonatal lima tahun terakhir

dapat dilihat pada grafik di bawah ini :

Grafik. 2.12 Perkembangan Cakupan Kunjungan Neonatus (KN) di Kabupaten

Lombok Timur Tahun 2016 – 2020

Sumber: Bidang Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur Tahun 2014 – 2018

Grafik 2.12 di atas menunjukkan bahwa perkembangan cakupan kunjungan

neonatus pada lima tahun terakhir terus mengalami trend menurun dengan tingkat

pencapaian tertinggi pada tahun 2018.

101.67

98.73

103.9

96.595.4

90

92

94

96

98

100

102

104

106

2016 2017 2018 2019 2020

PERSENTASE

TAHUN

Page 54: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

48 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

6. Persentase Bayi Diberi ASI Eksklusif

Bayi yang mendapat ASI Eksklusif adalah bayi umur 0 - 6 bulan yang diberi

air susu ibu saja tanpa makanan atau cairan lain kecuali obat, vitamin dan mineral

berdasarkan recall 24 jam. Sedangkan Bayi baru lahir mendapat IMD adalah bayi

baru lahir yang mendapat perlakuan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) yaitu meletakkan

bayi secara tengkurap di dada atau perut ibu sehingga kulit bayi melekat pada kulit

ibu sekurang-kurangnya satu jam segera setelah lahir.

Di Kabupaten Lombok Timur tahun 2020, jumlah bayi baru lahir adalah

27.313 bayi (bayi lahir+mati) dan bayi berusia sampai 6 bulan sejumlah 22.084

bayi. Dari jumlah tersebut yang mendapat inisiasi dini (IMD) sejumlah 25.227 bayi

(92,4%) dan yang tuntas hingga 6 bulan mendapat susu ASI saja sebesar 81,1%

(17.909 bayi). Data tahun 2019 menunjukkan jumlah bayi yang mendapat inisiasi

dini (IMD) sejumlah 22.170 bayi (81,3%) dan yang tuntas hingga 6 bulan mendapat

susu ASI saja sebesar 80,0% (20.723 bayi). Dengan demikian bila dibandingkan

dengan capaian tahun lalu, maka capaian IMD mengalami peningkatan sebesar

11,1% dan capaian ASI Eksklusif juga mengalami peningkatan sebesar 1,1% pada

tahun 2020.

Perkembangan cakupan bayi mendapat ASI Eksklusif selama lima tahun

terakhir dapat dilihat pada grafik di bawah ini :

Grafik 2.13 Perkembangan Cakupan Bayi Mendapat ASI Eksklusif di

Kabupaten Lombok Timur Tahun 2016 – 2020

Sumber: Bidang Kesmas Dinas Kesehatan Kab. Lombok Timur Tahun 2016 - 2020

Grafik 2.13 di atas menunjukkan bahwa perkembangan cakupan bayi mendapat

86.05

78.2579.2

8081.1

74

76

78

80

82

84

86

88

2016 2017 2018 2019 2020

PERSENTASE

TAHUN

Page 55: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

49 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

ASI Eksklusif selama lima tahun terahir mengalami trend menurun dengan

peningkatan tertinggi pada tahun 2016, terendah pada tahun pada tahun 2017 dan

selanjutnya mengalami peningkatan kembali pada tahun berikutnya.

7. Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi

Pelayanan kesehatan pada bayi minimal 4 kali yaitu satu kali pada umur 29

hari - 2 bulan, 1 kali pada umur 3 - 5 bulan, 1 kali pada umur 6 - 8 bulan, dan 1

kali pada umur 9 - 11 bulan. Pelayanan Kesehatan tersebut meliputi pemberian

imunisasi dasar (BCG, DPT/ HB1-3, Polio1-4, Campak), pemantauan

pertumbuhan, Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK),

pemberian vitamin A pada bayi umur 6-11 bulan, penyuluhan pemberian ASI

eksklusif dan Makanan Pendamping ASI (MP ASI).

Di Kabupaten Lombok Timur pada tahun 2020, cakupan pelayanan

kesehatan bayi tercapai sebesar 104,6% (25.780 bayi). Pencapaian ini bila

dibandingkan dengan capaian cakupan bayi tahun 2019 sebesar 100,6% (26.549

bayi), terjadi peningkatan sebesar 4,0%, dan bila dibandingkan dengan target

indikator pelayanan kesehatan bayi sebesar 100%, sudah melampaui target.

Adapun perkembangan cakupan pelayanan kesehatan bayi lima tahun

terakhir dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Grafik 2.14 Perkembangan Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi di Kabupaten

Lombok Timur Tahun 2016 – 2020

Sumber: Bidang Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur Tahun 2016 – 2020

Grafik 2.14 di atas menunjukkan bahwa perkembangan cakupan pelayanan

95.92

98.87

101.1 100.6

104.6

90

92

94

96

98

100

102

104

106

2016 2017 2018 2019 2020

PERSENTASE

TAHUN

Page 56: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

50 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

kesehatan bayi di Kabupaten Lombok Timur periode tahun 2016 – 2020 terus

mengalami trend peningkatan selama lima tahun terakhir.

8. Persentase Desa/Kelurahan UCI

Pencapaian Universal Child Immunization (UCI) pada dasarnya merupakan

proyeksi terhadap cakupan sasaran bayi yang telah mendapatkan imunisasi

secara lengkap. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan suatu wilayah

tertentu, berarti dalam wilayah tersebut juga tergambarkan besarnya tingkat

kekebalan masyarakat (herd immunity) terhadap penularan PD3I.

Desa/kelurahan UCI adalah desa/kelurahan dimana ≥80% dari jumlah bayi

yang ada di desa/kelurahan tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap

pada satu kurun waktu tertentu. Imunisasi dasar lengkap meliputi satu kali

imunisasi Hepatitis B, satu kali imunisasi BCG, tiga kali imunisasi DPT-HB, empat

kali imunisasi polio, dan satu kali imunisasi campak.

Di Kabupaten Lombok Timur pada tahun 2020, Cakupan desa UCI tercapai

sebesar 99,6% (253 desa dari 254 Desa/Kelurahan) atau mengalami peningkatan

sebesar 0,8% dari tahun 2019 dengan capaian 98,8%. Target indikator

Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) adalah sebesar 100%, jadi

cakupan Desa/Kelurahan UCI pada tahun 2019 masih belum mencapai target.

Adapun perkembangan cakupan desa UCI lima tahun terakhir di Kabupaten

Lombok Timur dapat dilihat pada grafik di bawah ini :

Grafik 2.15. Perkembangan Cakupan Desa UCI di Kabupaten Lombok Timur

Tahun 2016 – 2020

Sumber: Bidang P3KL Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur Tahun 2016-2020

100

99.21

100

98.8

99.6

98.2

98.4

98.6

98.8

99

99.2

99.4

99.6

99.8

100

100.2

2016 2017 2018 2019 2020

PERSENTASE

TAHUN

Page 57: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

51 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

Grafik 2.15 di atas menunjukkan bahwa perkembangan cakupan Desa UCI pada

tahun 2016 – 2020 mengalami fluktuatif, dengan capaian terendah pada tahun

2019.

9. Cakupan Imunisasi Campak/MR Pada Bayi

Salah satu penyakit yang termasuk ke dalam golongan PD3I adalah

Campak. Penyakit Campak dikenal juga sebagai Morbili atau Measles, merupakan

penyakit yang sangat menular (infeksius) dari genus Morbillivirus dan termasuk

golongan virus RNA. Manusia diperkirakan satu-satunya reservoir, walaupun

monyet dapat terinfeksi tetapi tidak berperan dalam penularan. Pada tahun 1980,

sebelum imunisasi dilakukan secara luas, diperkirakan lebih 20 juta orang di dunia

terkena Campak dengan 2,6 juta kematian setiap tahun yang sebagian besar

adalah anak-anak di bawah usia lima tahun. Sejak tahun 2000, lebih dari satu

miliar anak di negara-negara berisiko tinggi telah divaksinasi melalui program

imunisasi, sehingga pada tahun 2012 kematian akibat Campak telah mengalami

penurunan sebesar 78% secara global. Indonesia merupakan salah satu dari

negara-negara dengan kasus Campak terbanyak di dunia.

Penyebab Rubella adalah togavirus jenis rubivirus dan termasuk golongan

virus RNA. Virus dapat berkembang biak di nasofaring dan kelenjar getah bening

regional, dan viremia terjadi pada 4 – 7 hari setelah virus masuk tubuh. Virus

tersebut dapat melalui sawar plasenta sehingga menginfeksi janin dan dapat

mengakibatkan abortus atau Congenital Rubella Syndrome/CRS. Masa penularan

diperkirakan terjadi pada 7 hari sebelum hingga 7 hari setelah rash. Masa inkubasi

Rubella berkisar antara 14 – 21 hari. Gejala Rubella ditandai dengan demam

(37,2°C) dan bercak merah/rash makulopapuler disertai pembesaran kelenjar limfe

di belakang telinga, leher belakang dan sub occipital.

Pengendalian Campak di Indonesia diawali pada tahun 1982. Program

Imunisasi Nasional diperluas dan mulai menerapkan jadwal standar untuk

imunisasi rutin yang mencakup dosis vaksin Campak diberikan pada usia 9 bulan.

Pada tahun 2014 untuk lebih meningkatkan kekebalan pada anak-anak, maka

dikeluarkan kebijakan pemberian imunisasi Campak lanjutan pada anak usia 24

bulan dan sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12 Tahun 2017

pemberian imunisasi Campak lanjutan dosis ke-2 diberikan pada anak usia 18

Page 58: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

52 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

bulan Dalam upaya pengendalian penyakit campak di Indonesia, pemerintah

menjalankan kebijakan imunisasi rutin Kabupaten Lombok Timur telah dilakukan

Di Kabupaten Lombok Timur pada tahun 2018, pelaksanaan imunisasi rutin

campak menunjukkan hasil.

Di Kabupaten Lombok Timur pada tahun 2020, pelaksanaan imunisasi rutin

Campak menunjukkan hasil bahwa jumlah bayi yang mendapat imunisasi Campak

sejumlah 26.424 bayi yang terdiri dari 13.634 bayi laki-laki dan 12.790 bayi

perempuan. Adapun target sasaran bayi lahir sejumlah 23.989 bayi, maka cakupan

imunisasi Campak tahun 2020 adalah sebesar 110,1%. Dibandingkan pencapaian

tahun 2019 sebesar 102,4%, menunjukkan adanya peningkatan capaian sebesar

7,7% pada tahun 2020, dan sudah melebihi target indicator program 100%.

10. Cakupan Pelayanan Kesehatan Balita

Pelayanan kesehatan anak Balita adalah pelayanan kesehatan bagi anak

umur 6- 59 bulan yang memperoleh pelayanan sesuai standar, meliputi

pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun, pemantauan

perkembangan minimal 2 kali setahun, pemberian vitamin A 2 kali setahun

yang tercatat di kohort Balita dan pra sekolah, buku KIA/KMS atau buku

pencatatan dan pelaporan lainnya.

Di Kabupaten Lombok Timur pada tahun 2020, jumlah Balita berdasarakan

data Dinas Kesehatan sebanyak 98.619 orang, dengan jumlah Balita yang

mendapat pelayanan kesehatan minimal 8 kali sebanyak 100.038 orang (101,4%)

. Target indikator pelayanan kesehatan Anak Balita adalah sebesar 100%, jadi

cakupan pelayanan kesehatan Anak Balita sudah mencapai target program.

Pencapaian kegiatan pelayanan Anak Balita tahun 2019 adalah sebesar 82,3%,

dibandingkan capaian tahun 2020 terjadi peningkatan sebesar 19,1%.

11. Persentase Balita Ditimbang

Penimbangan Balita dilaksanakan setiap bulan di Posyandu bertujuan untuk

memantau pertumbuhan dan perkembangan balita setiap bulan. Pemantauan hasil

penimbangan dilaksanakan dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS)

yang dibedakan menurut jenis kelamin balita. Untuk mengetahui status gizi balita

yang ditimbang, maka berat badan balita diolah dengan menggunakan Standar

WHO 2005.

Page 59: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

53 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

Hasil penimbangan bulanan Puskesmas dilaporkan ke Dinas Kesehatan

setiap tanggal 5 bulan berikutnya. Dinas Kesehatan membuat rekapitulasi hasil

penimbangan tersebut untuk mendapatkan gambaran kecenderungan

perkembangan status gizi dan kesehatan balita setiap bulan sebagai dasar

perencanaan program gizi di tingkat Kabupaten. Indikator yang digunakan untuk

mengevaluasi keberhasilan kegiatan penimbangan balita meliputi tingkat

partisipasi Masyarakat (D/S) dan indikator BGM/D (efek program) yang digunakan

untuk pemantauan status gizi dimana keduanya digunakan untuk mengevaluasi

perkembangan pemantauan gizi masyarakat.

Berdasarkan data pemantauan status gizi Balita di Kabupaten Lombok Timur

pada tahun 2020, memberikan gambaran tingkat partisipasi masyarakat di

Kabupaten Lombok Timur sebesar 87,8 % (111.325 Balita) dari jumlah sasaran

126.856 Balita yang terdiri atas 55.989 Balita laki-laki dan 55.336 Balita

perempuan. Dibanding pencapaian tahun 2019 dengan hasil sebesar 89,22%

tingkat partisipasi masyarakat, ini berarti terjadi penurunan capaian sebesar 1,42%

pada tahun 2020. Demikian juga jika dibandingkan dengan target program,

pencapaian program tingkat partisipasi masyarakat masih belum tercapai karena

target program pada tahun 2019 adalah sebesar 95%. Tidak tercapainya cakupan

penimbangan balita pada tahun ini diantaranya disebabkan karena pandemic

Covid-19, banyak sasaran yang tidak bisa terkaver pada saat pelayanan di

Posyandu.

12. Persentase Balita Gizi Kurang (BB/Umur), Pendek (TB/Umur), dan Kurus

(BB/TB)

Gizi buruk adalah bentuk terparah dari proses terjadinya kekurangan gizi

menahun . Anak balita sehat atau kurang gizi secara sederhana dapat diketahui

dengan membandingkan antara berat badan menurut umurnya, dengan

rujukan(standar) yang telah ditetapkan . Apabila berat badan menurut umur sesuai

dengan standar, anak disebut gizi baik . Kalau sedikit di bawah standar disebut gizi

kurang. Apabila jauh di bawah standar dikatakan gizi buruk . Gizi buruk adalah

salah satu bentuk kekurangan gizi tingkat berat . Gizi buruk yang disertai dengan

tanda-tanda klinis disebut marasmus atau kwashiorkor, di masyarakat lebih dikenal

sebagai "busung lapar".

Page 60: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

54 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

Mulai pada tahun 2018 ini pemantaun gizi Balita dilaksanakan dengan

format terbaru yakni dengan melihat jumlah Balita Gizi Kurang (BB/Umur), Balita

Pendek (TB/Umur), dan Balita Kurus (BB/TB). Hasil pemantauan status gizi (PSG)

di wilayah Kabupaten Lombok Timur pada tahun 2020 menunjukkan jumlah Balita

ditimbang adalah sejumlah 106.879 Balita, yang termasuk kedalam kategori Balita

Gizi Kurang (BB/U) sebesar 11,05 % (11.806 Balita), kategori Balita Pendek

(TB/U) atau Stunting sebesar 20,94 % (22.382 Balita) dari jumlah 106.218 yang

diukur tinggi badannya, dan kategori Balita Kurus (Balita Wasting) sebesar 4,87 %

(5.206 Balita) dari jumlah 106.618 Balita yang diukur tinggi badannya .

Dibandingkan pencapaian tahun 2019, dimana pencapaian status Balita Gizi

Kurang (BB/U) tercapai sebesar 8,15%, kategori Balita Pendek (TB/U) tercapai

sebesar 12,2%, dan kategori Balita Kurus sebesar 0,7%, menunjukkan terjadi

peningkatan capaian cakupan dalam tahun 2020 ini. Berdasarkan indikator

kegiatan Program Gizi Masyarakat yang mempunyai target program adalah

perevalensi Balita Gizi Buruk sebesar 5,35%, dan Kependekan Balita (Stunting)

sebesar 38% dimana pencapaian indicator prevalensi Balita Gizi Buruk tercapai

sebesar 0,44% dan Balita Stunting tercapai sebesar 21,07%. Berarti pencapaian

indicator program kegiatan Gizi Masyarakat belum tercapai, masih berada dibawah

target kabupaten, artinya kualitas gizi Balita di Kabupaten Lombok Timur masih

cukup baik.

Grafik 2.16. Prevalensi Gizi Buruk di Kabupaten Lombok Timur Tahun 2016 -2020

Sumber: Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur Tahun 2016 – 2020

2016 2017 2018 2019 2020

REALISASI 3.1 2.3 6.5 0.92 0.44

TARGET 3.2 3.1 3 5.35 5.35

0

1

2

3

4

5

6

7

PERSENTASE

Page 61: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

55 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

13. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 1 SD/MI, 7 SMP/MTs, dan 10

SMA/MA

Pelayanan kesehatan pada anak usia sekolah dilakukan dengan

pelaksanaan kegiatan penjaringan kesehatan anak Sekolah Dasar atau setingkat,

anak Sekolah Menengah Pertama/setingkat, dan anak Sekolah Menengah

Atas/setingakt serta pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada anak SD/setingkat.

Pelaksanaan kegiatan ini dengan sasaran anak SD/MI kelas 1, SMP/MTs kelas 7

dan SMA/MA kelas 10 dengan tujuan untuk meningkatkan status kesehatan

peserta didik.

Pelayanan kesehatan (penjaringan) siswa SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA yaitu

pemeriksaan kesehatan umum, kesehatan gigi dan mulut siswa SD, SMP, SMA

atau setingkat melalui penjaringan kesehatan terhadap murid kelas 1 SD dan

Madrasah Ibtidaiyah, kelas 7 SMP/MTs, kelas 10 SMA/MA yang dilaksanakan

oleh tenaga kesehatan bersama tenaga kesehatan terlatih (guru dan dokter kecil).

Pemeriksaan gigi dan mulut merupakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut

dalam bentuk upaya promotif, preventif, dan kuratif sederhana seperti pencabutan

gigi sulung, pengobatan, dan penambalan sementara gigi sulung dan/atau gigi

tetap, yang dilakukan baik di sekolah maupun dirujuk ke puskesmas minimal 2 kali

dalam setahun.

Kegiatan pelayanan kesehatan (penjaringan) siswa kelas 1 SD dan setingkat

di Kabupaten Lombok Timur pada tahun 2020 diperoleh hasil sebesar 35,14%

(36.022 siswa) dari jumlah 102.505 siswa SD kelas 1, penjaringan siswa kelas 7

SMP/MTs diperoleh hasil sebesar 48,49% (22.850 siswa) dari jumlah 47.121 siswa

kelas 7, dan penjaringan siswa kelas 10 SMA/MA diperoleh hasil sebesar 45,99%

(15.189 siswa) dari jumlah 33.025 19.585 siswa kelas 10. Secara keseluruhan

usia pendidikan dasar yang mendapat pelayanan kesehatan sebesar 39,35 %

(58.872 orang) dari jumlah 149.626 orang usia pendidikan dasar di Kabupaten

Lombok Timur.

Sementara kegiatan pelayanan kesehatan (penjaringan) siswa kelas 1 SD

dan setingkat di Kabupaten Lombok Timur pada tahun 2019 diperoleh hasil

sebesar 97,6% (25.353 siswa) dari jumlah 25.959 siswa, penjaringan siswa kelas 7

SMP/MTs diperoleh hasil sebesar 83,8% (20.526 siswa) dari jumlah 24.496 siswa

kelas 7, dan penjaringan siswa kelas 10 SMA/MA diperoleh hasil sebesar 75,7%

(14.827 siswa) dari jumlah 19.585 siswa kelas 10. Sedangkan secara keseluruhan

Page 62: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

56 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

Usia Pendidikan Dasar yang mendapatkan pelayanan kesehatan pada tahun 2019

sebesar 22,4% (45.879 siswa). Dengan demikian pada tahun 2020 terjadi

penurunan capaian kegiatan penjaringan kesehatan pada semua kategori

pendidikan dasar di Kabupaten Lombok Timur. Penurunan disebabkan tidak

semua sekolah menyelenggarakan kegiatan penjaringan sekolah disebabkan

pandemic Covid-19 ini.

14. Pelayanan Kesehatan Pada Usia Pendidikan Dasar

Pelayanan kesehatan usia pendidikan dasar menurut Standar Pelayanan

Minimal tahun 2016 adalah penjaringan kesehatan yang diberikan kepada anak

usia pendidikan dasar, minimal satu kali pada kelas 1 dan kelas 7 yang dilakukan

oleh Puskesmas. Standar pelayanan penjaringan kesehatan adalah pelayanan

yang meliputi : a) Penilaian status gizi (tinggi badan, berat badan, tanda klinis

anemia); b) Penilaian tanda vital (tekanan darah, frekuensi nadi dan napas); c)

Penilaian kesehatan gigi dan mulut; d) Penilaian ketajaman indera penglihatan

dengan poster snellen; e) Penilaian ketajaman indera pendengaran dengan garpu

tala

Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut, menurut petunjuk penyusunan profil

2018 adalah merupakan setiap penyelenggaraan upaya kesehatan gigi dan mulut

untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut, mencegah dan menyembuhkan

penyakit serta memulihkan kesehatan gigi dan mulut perorangan, keluarga,

kelompok atau masyarakat secara paripurna, terpadu, dan berkualitas. Pelayanan

kesehatan gigi dan mulut yang diberikan dapat berupa: pemeriksaan, pengobatan,

pencabutan gigi tetap/gigi sulung, penambalan tetap/sementara, pembersihan

karang gigi yang dilakukan di sarana pelayanan kesehatan. Pemeriksaan gigi dan

mulut adalah merupakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut dalam bentuk upaya

promotif, preventif, dan kuratif sederhana seperti pencabutan gigi sulung,

pengobatan, dan penambalan sementara gigi sulung dan/atau gigi tetap, yang

dilakukan baik di sekolah maupun dirujuk ke puskesmas minimal 2 kali dalam

setahun.

Kegiatan yang dilaksanakan terkait dengan pelayanan kesehatan gigi pada

usia pendidikan dasar di Kabupaten Lombok Timur pada tahun 2020 tidak tersedia

dari program, hal ini disebabkan pelaporan dari Puskesmas yang mengalami

kendala.

Page 63: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

57 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

c) Kesehatan Usia Produktif Dan Usia Lanjut

1. Persentase Pelayanan Kesehatan Usia Produktif

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 4 Tahun 2019 tentang

Standar layanan Minimal diamanatkan bahwa setiap warga negara usia 15 tahun

sampai 59 tahun berhak mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar.

Pelayanan kesehatan usia produktif sesuai standar meliputi: 1) Edukasi kesehatan

termasuk keluarga berencana; 2) Skrining faktor risiko penyakit menular dan

penyakit tidak menular. Pelayanan skrining faktor risiko pada usia produktif meputi

Pengukuran tinggi badan, berat badan, dan lingkar perut; Pengukuran tekanan

darah; Pemeriksaan gula darah ; Anamnesa perilaku berisiko

Pelayanan kesehatan pada usia produktif sasarannya untuk penanggulangan

PTM. Penanggulangan PTM adalah upaya kesehatan yang mengutamakan aspek

promotif dan preventif tanpa mengabaikan aspek kuratif dan rehabilitatif serta

paliatif yang ditujukan untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan, dan

kematian yang dilaksanakan secara komprehensif, efektif, efisien, dan

berkelanjutan. Setiap warga negara Indonesia usia 15–59 tahun wajib

mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar.

Di Kabupaten Lombok Timur pada tahun 2020, pelayanan kesehatan usia

produktif berupa pengukuran tekanan darah dan pemeriksaan gula darah.

Berdasarkan hasil skrining kesehatan yang dilaksanakan di Kabupaten Lombok

Timur diperoleh hasil bahwa dari 742.422 orang usia produktif yang mendapat

skrining kesehatan sebesar 50,34% (373.737 orang) yang terdiri dari usia

produktif perempuan sejumlah 217.400 orang dan 156.337 orang laki-laki.

Sementara pada tahun 2019 , pelayanan kesehatan usia produktif diperoleh hasil

sebesar 30,91% (227.826 orang) dari 737.116 orang usia produktif, dengan

demikian terjadi peningkatan kegiatan sebesar 19,43% pada tahun 2020.

Peningkatan capaian program usia produktif dalam tahun ini cukup signifikans, hal

ini sebagai upaya kegiatan registrasi hasil Program Indonesia Sehat Pendekatan

Keluarga (PIS-PK) yang dikelola oleh program Usia Produktif.

2. Persentase Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut (60 Tahun keatas)

Pelayanan Kesehatan yang diberikan pada penduduk usia lanjut adalah

pelayanan kesehatan sesuai standar yang ada pada pedoman usia lanjut (60

Page 64: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

58 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

tahun ke atas) di fasilitas pelayanan kesehatan. Berdasarkan Peraturan Menteri

Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 tentang SPM Bidang Kesehatan, dijelaskan

bahwa Pelayanan kesehatan lanjut usia adalah pelayanan kesehatan untuk warga

negara usia 60 tahun ke atas dalam bentuk edukasi dan skrining usia lanjut sesuai

standar pada satu wilayah kerja dalam kurun waktu satu tahun. Setiap warga

negara Indonesia usia 60 tahun ke atas mendapatkan skrining kesehatan sesuai

standar. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota wajib memberikan skrining

kesehatan sesuai standar pada warga negara usia 60 tahun ke atas di wilayah

kerjanya minimal 1 kali dalam kurun waktu satu tahun. Kegiatan yang dilaksanakan

dalan pelayanan usia Lanjut meliputi :1). Deteksi hipertensi dengan mengukur

tekanan darah;2). Deteksi diabetes melitus dengan pemeriksaan kadar gula

darah;3).Deteksi kadar kolesterol dalam darah;4). Deteksi gangguan mental

emosional dan perilaku, termasuk kepikunan menggunakan Mini Cog atau Mini

Mental Status Examination (MMSE)/Test Mental Mini atau Abreviated Mental Test

(AMT) dan Geriatric Depression Scale (GDS).

Pada tahun 2020 jumlah usia lanjut (60 tahun ke atas) di Kabupaten Lombok

Timur sejumlah 109.975 orang yang terdiri dari usia lanjut laki-laki sejumlah 51.688

orang (47%) dan 58.287 orang perempuan (53%). Jumlah usila yang mendapat

pelayanan kesehatan sebanyak 93.622 orang (85,13%) yang terdiri dari Usila laki-

laki sejumlah 35.597 orang dan perempuan sejumlah 58.025 orang. Dibandingkan

dengan capaian tahun 2019, capaian cakupan pelayanan kesehatan usila dalam

tahun 2020 mengalami penurunan sebesar 3,57% dari capaian cakupan tahun

sebelumnya yakni sebesar 88,7%.

Berdasarkan target sasaran program pelayanan Lansia pada tahun 2020

sebesar 100%, maka pada tahun ini belum mencapai target. Tidak tercapaianya

target sasaran program Pelayanan Lansia pada tahun 2020 ini disebabkan

beberapa hal diantaranya adanya pembatasan kegiatan masyarakat di masa

pandemi.

Adapun perkembangan cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut lima tahun

terakhir dapat dilihat pada grafik di bawah ini :

Page 65: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

59 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

Grafik 2.17 Perkembangan Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut di

Kabupaten Lombok Timur Tahun 2016 – 2020

Sumber: Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur Tahun 2016 – 2020

Grafik 2.17 di atas menunjukkan bahwa perkembangan cakupan pelayanan

kesehatan usia lanjut terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun di

Kabupaten Lombok Timur selama periode tahun 2016 sampai dengan tahun 2020.

Namun pada satu tahun terahir mengalami penurunan lebih disebabkan karena

ada pembatasan kegiatan masyarakat di masa pandemi yang melanda Kabupaten

Lombok Timur.

d) Pengendalian Penyakit Menular Langsung

Penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya agen

penyebab yang mengakibatkan perpindahan penularan penyakit dari orang atau

hewan yang terinfeksi, kepada orang atau hewan yang rentan, baik secara langsung

maupun tidak langsung melalui perantara atau lingkungan hidup.

1. Penyakit Tuberclosis (TB) Paru

Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh

kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang

paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. Pengendalian Tuberkulosis

(TB) di Indonesia sudah berlangsung sejak zaman penjajahan Belanda namun

terbatas pada kelompok tertentu. Setelah perang kemerdekaan, TB ditanggulangi

melalui Balai Pengobatan Penyakit Paru Paru (BP-4). Sejak tahun 1969

23.18 26.55

64.98

88.7 85.13

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

2016 2017 2018 2019 2020

PERSENTASE

TAHUN

Page 66: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

60 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

pengendalian dilakukan secara nasional melalui Puskesmas. Obat anti

tuberkulosis (OAT) yang digunakan adalah paduan standar INH, PAS dan

Streptomisin selama satu sampai dua tahun. Asam Para Amino Salisilat (PAS)

kemudian diganti dengan Pirazinamid. Sejak 1977 mulai digunakan paduan OAT

jangka pendek yang terdiri dari INH, Rifampisin, Pirazinamid dan Ethambutol

selama 6 bulan.

1) Persentase orang terduga TBC mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai

standar

Seseorang yang menunjukkan gejala batuk > 2 minggu disertai dengan

panas badan adalah disebut Terduga tuberkulosis .Terduga tuberkulosis yang

mendapatkan pelayanan sesuai standar adalah Terduga tuberkulosis yang

mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar dengan penegakan

diagnosis tuberkulosis melalui pemeriksaan bakteriologis dan klinis, dilakukan

pemeriksaan penunjang lainnya atau di rujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan

rujukan tingkat lanjut serta dilakukan pengobatan sesuai standar jika dinyatakan

tuberkulosis (register TBC 06).

Di Kabupaten Lombok Timur pada tahun 2020 terdapat 1.135 kasus baru

TB Paru BTA+ yang terdiri dari laki-laki sebanyak 641 kasus (56,5%) dan

perempuan sejumlah 494 kasus ( 43,5%). Jumlah orang terduga TB+

mendapatkan pelayanan sesuai sesuai standar adalah 9.257 orang dan jumlah

Terduga tuberkulosis sejumlah 22.982 orang, maka persentase orang terduga

TB Paru BTA+ mendapat pelayanan sesuai standar sebesar 40,3 %.

Sedangkan capaian kegiatan pelayanan TB sesuai standar tahun 2019

diperoleh sebesar 39,1% (16.604 orang) dari jumlah orang terduga TBC 42.510

orang.

Berdasarkan target program penanganan penyakit menular ditetapkan

sebesar 100% penduduk harus terlayani, berarti capaian pelayanan TB

mendapatkan pelayanan sesuai standar pada tahun ini masih rendah.

Dibandingkan dengan capaian tahun lalu terdapat peningkatan sebesar 1,2%

pada tahun ini.

2) Cakupan Penemuan Kasus TBC Anak

Cakupan penemuan kasus tuberkulosis anak merupakan jumlah seluruh

Page 67: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

61 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

kasus tuberkulosis anak yang ditemukan di antara perkiraan jumlah kasus

tuberkulosis anak yang ada disuatu wilayah dalam periode tertentu. Perkiraan

jumlah kasus tuberkulosis anak adalah 12% dari perkiraan jumlah semua kasus

tuberkulosis (insiden) yang ada di masing-masing kabupaten/kota. Besarnya

cakupan penemuan kasus tuberkulosis anak diperoleh dengan membandingkan

jumlah semua kasus tuberkulosis anak yang ditemukan dengan perkiraan

jumlah kasus tuberkulosis anak.

Di Kabupaten Lombok Timur pada tahun 2020, jumlah insiden

tuberkulosis diperkirakan sejumlah 4.256 kasus, maka 12% nya adalah insiden

tuberkulosis anak yakni 510 kasus. Jumlah kasus tuberkulosis anak ditemukan

sejumlah 40 kasus, dengan demikian besarnya cakupan penemuan kasus

tuberkulosis anak adalah sebesar 7,8%. Capaian ini masih sama dengan

capaian tahun lalu 7,8%.

3) Angka Pengobatan Lengkap (Complete Rate) Semua Kasus Tuberkulosis

Angka pengobatan lengkap (Complete Rate) pasien tuberkulosis semua

adalah pasien tuberkulosis yang telah menyelesaikan pengobatan secara

lengkap dimana pada salah satu pemeriksaan sebelum akhir pengobatan

hasilnya negatif namun tanpa ada bukti hasil pemeriksaan bakteriologis pada

akhir pengobatan.. Angka pengobatan lengkap diperoleh dengan

membandingkan jumlah semua kasus tuberkulosis yang mendapat

pengobatan lengkap dengan jumlah semua kasus yang diobati dan dilaporkan

pada kohort yang sama.

Dari jumlah 1.504 kasus yang mendapat pengobatan pada tahun 2019 di

Kabupaten Lombok Timur yang berhasil melaksanakan pengobatan lengkap

sebanyak 461 kasus (30,7%) yang terdiri dari 257 kasus laki-laki dan 204 kasus

perempuan. Sedangkan pada tahun 2018 pelayanan pengobatan lengkap

Tuberkulosis diperoleh sebesar 29,2% (415 kasus ) yang terdiri dari 251 kasus

laki-laki dan 164 kasus perempuan. Dengan demikian pada tahun ini terjadi

peningkatan sebesar 1,5% dari tahun sebelumnya.

4) Jumlah Kematian Selama Pengobatan Tuberkulosis

Kematian selama pengobatan tuberkulosis didefinisikan sebagai Jumlah

pasien tuberkulosis yang meninggal oleh sebab apapun selama masa

Page 68: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

62 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

pengobatan tuberculosis. Kematian tuberculosis diperoleh dengan

membandingkan jumlah pasien tuberkulosis yang meninggal oleh sebab

apapun selama masa pengobatan tuberculosis dengan jumlah semua kasus

tuberculosis yang diobati dan dilaporkan pada kohort yang sama.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur pada tahun

2020 ditemukan jumlah pasien tuberculosis meninggal selama masa

pengobatan sejumlah 55 kasus, sementara jumlah semua kasus yang diobati

adalah sebanyak 1.504 kasus, maka kematian karena tuberculosis diperoleh

sebesar 3,7%. Jumlah kematian akibat TB paru pada tahun 2019 sebesar 53

kasus (3,7%), dengan demikian capaian keberhasilan program masih sama

dengan capaian tahun lalu yakni sebesar 3,7%. Ini menggambarkan

keberhasilan program pengobatan penyakit tuberculosis pada tahun ini masih

perlu upaya-upaya peningkatan.

2. Persentase Penemuan Penderita Pneumonia Pada Balita

Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru

(alveoli) yang ditandai dengan batuk disertai napas cepat dan atau napas sesak.

Sedangkan cakupan Balita dengan pneumonia yang ditangani adalah cakupan

penemuan dan tatalaksana penderita pneumonia pada Balita yang mendapat

antibiotik sesuai standar atau pneumonia berat dirujuk ke RS di satu wilayah pada

kurun waktu tertentu.

Di Kabupaten Lombok Timur pada tahun 2020, perkiraan penemuan

Pneumonia pada Balita adalah sejumlah 6.292 kasus. Dalam pelaksanaannya

penemuan Pneumonia tercatat sejumlah 3.028 kasus (48,1%) yang terdiri atas

1.706 kasus dengan jenis kelamin laki-laki dan 1.322 kasus perempuan. Dari total

6.292 kasus Pneumonia yang ada dibedakan menjadi Pnemonia ringan sejumlah

1.132 kasus (673 kasus laki-laki dan 459 kasus perempuan) dan Pnemonia berat

sejumlah 2.033 kasus (1.104 kasus jenis kelain laki-laki dan 929 kasus

perempuan). Sedangkan penemuan kasus pada tahun 2019 tercapai sebesar

83,9% (6.430 kasus) yang terdiri atas Pnemonia ringan sejumlah 6.014 kasus

dan Pnemonia berat sejumlah 435 kasus.

Berdasarkan data tersebut diatas dapat diketahui bahwa penemuan kasus

Pnemonia pada tahun 2020 masih jauh dari target yang tetapkan 80%. Jika

dibandingkan penemuan kasus Pnemonia tahun 2019%, maka penemuan dalam

Page 69: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

63 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

tahun ini terjadi penurunan sebesar 35,8%. Dilihat penyebarannya berdasarkan

jenis kelamin, penemuan kasus Pnemonia pada tahun ini terbanyak pada jenis

kelamin laki-laki sebesar 56,34% sedangkan jenis kelamin perempuan sebesar

43,65%. Dari jumlah 3.165 kasus Pnemonia yang berkembang menjadi Pnemonia

berat sebesar 64,23% (2.033 kasus). Dari jumlah tersebut yang menjadi

penyumbang kematian bayi dan Balita sebesar 8,30% (26 kasus).

Perkembangan cakupan penemuan dan penanganan penyakit pneumonia

pada balita lima tahun terakhir dapat dilihat pada grafik di bawah ini :

Grafik 2.18. Cakupan Penemuan dan Penanganan Penyakit Pneumonia pada

Balita di Kabupaten Lombok Timur Tahun 2016 – 2020

Sumber: Bidang P3KL Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur Tahun 2016-2020

Grafik 2.18 di atas menunjukkan bahwa cakupan penemuan dan penanganan

penyakit pneumonia pada balita tahun 2016 – 2020 terus mengalami penurunan

dengan capaian tertinggi pada tahun 2016 dan terendah pada tahun 2020.

3. Penderita HIV-AIDS

HIV-AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human

Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Infeksi tersebut

menyebabkan penderita mengalami penurunan ketahanan tubuh sehingga sangat

mudah untuk terinfeksi berbagai macam penyakit lain.

Sebelum memasuki fase AIDS, penderita terlebih dahulu dinyatakan sebagai

HIV positif. Jumlah HIV positif yang ada di masyarakat dapat diketahui melalui 3

metode, yaitu pada layanan Voluntary, Counseling, and Testing (VCT), sero

2016 2017 2018 2019 2020

REALISASI 113.94 81.54 89.6 83.9 50.3

TARGET 80 85 85 90 60

0

20

40

60

80

100

120

PE

RSE

NT

ASE

Page 70: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

64 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

survey, dan Survey Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP).

Penemuan penderita HIV di Kabupaten Lombok Timur pada tahun 2020

sebanyak 19 kasus yang terdiri dari 12 kasus laki-laki (63,2%) dan 7 kasus

perempuan (36,8%). Sementara penderita AIDS sebanyak 5 kasus yang

semuanya terdiri laki-laki. Sedangkan penemuan penderita HIV di Kabupaten

Lombok Timur pada tahun 2019 sebanyak 26 kasus, dan penderita AIDS

sebanyak 12 kasus. Dengan demikian terjadi penurunan penemuan baik pada

kasus HIV dan AIDS pada tahun 2020 sebesar masing-masing 26,92% dan

58,33%.

Adapun jumlah kasus AIDS sampai dengan tahun 2020 terdapat sejumlah

187 kasus, meningkat 5 kasus dari tahun sebelumnya 182 pada tahun 2019.

Adapun perkembangan penemuan kasus lima tahun terakhir di Kabupaten

Lombok Timur dapat dilihat pada grafik berikut ini :

Grafik 2.19 Perkembangan Penemuan Penderita HIV-AIDS di Kabupaten

Lombok Timur Tahun 2016 – 2020

Sumber: Bidang P3KL Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur Tahun 2016-2020

Grafik 2.19 di atas menunjukkan bahwa penemuan penderita HIV mengalami trend

meningkat dari tahun 2016 hingga tahun 2019, sementara kasus AIDS mengalami

trend menurun pada periode 4 tahun terahir. Tingginya penemuan HIV maupun

AIDS dimungkinkan beberapa hal, diantaranya penambahan layanan pemeriksaan

HIV-AIDS di beberapa Puskesmas, disamping keaktifan petugas yang cukup baik.

Adapun penemuan AIDS yang tinggi pada satu tahun terahir dibanding penemuan

HIV menunjukkan adanya keterlambatan dalam penemuan kasus.

Berdasarkan kelompok umur, distribusi penderita HIV di Kabupaten Lombok

Timur tahun 2020 ditemukan pada kelompok kelompok umur 20-24 Tahun

2016 2017 2018 2019 2020

HIV 4 14 13 26 19

AIDS 13 28 11 12 5

0

5

10

15

20

25

30

PE

RSE

NT

ASE

Page 71: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

65 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

sebanyak 4 kasus ( 21,1%) dan umur sebanyak 25 – 49 tahun sejumlah 15 kasus

(78,9%), sedangkan pada kelompok umur 5 – 14 dan > 50 tahun tidak ditemukan

kasus HIV. Dari data tersebut diketahui bahwa penyebaran tertinggi kasus HIV

ditemukan pada kelompok usia produktif dan sedikit sekali dijumpai pada

kelompok umur dibawah 5 tahun atau diatas 50 tahun.

Penyebaran kasus AIDS berdasarkan kelompok umur ditemukan pada

kelompok umur 20-29 tahun sebanyak 2 kasus (40%) dan kelompok umur 30-39

tahun sebanyak 3 kasus (60%). Sedangkan kelompok 15 tahun kebawah dan 40

tahun ke atas tidak ditemukan pada tahun 2020. Dengan demikian penyebaran

kasus AIDS pada tahun 2020 ditemukan secara keseluruhan pada kelompok umur

produktif.

4. Penderita Diare

Penyakit diare sampai kini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat,

walaupun secara umum angka kesakitan masih berfluktuatif namun penyakit ini

masih sering menimbulkan KLB yang cukup banyak bahkan menimbulkan

kematian.

Penderita diare yang ditangani yaitu jumlah penderita yang datang dan

dilayani di sarana kesehatan dan kader di suatu wilayah tertentu dalam waktu satu

tahun. Perkiraan jumlah penderita diare yang datang ke sarana kesehatan dan

kader adalah 20% dari angka kesakitan dikalikan jumlah penduduk di satu wilayah

dalam waktu satu tahun. Target penemuan kasus diare yang digunakan adalah

dengan angka kesakitan diare 270 per 1.000 penduduk.

Penemuan penderita penyakit Diare pada Balita di Kabupaten Lombok Timur

tahun 2020 sebesar 100% lebih(18.770 Balita) dari jumlah 16.627 Balita. Pada

tahun 2019 penemuan penyakit Diare pada Balita sebesar 73,1% (23.291 Balita)

dari jumlah 31.842 Balita , atau terjadi peningkatan capaian hampir mencapai 40%

pada tahun ini. Berdasarkan target yang ditetapkan kabupaten, maka pada tahun

ini sudah mencapai target 100%.

Penemuan penderita penyakit Diare pada golongan semua umur adalah

sejumlah 37.912 orang (116,2%) dari jumlah 32.632 golongan semua umur di

Kabupaten Lombok Timur pada tahun 2020. Sedangkan pencapaian tahun 2019

sebesar 70,9% (45.999 orang) dari jumlah 64.833 golongan semua umur di

Kabupaten Lombok Timur.

Page 72: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

66 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

Dari jumlah semua penderita Diare yang ditemukan di fasilitas kesehatan di

Kabupaten Lombok Timur pada tahun 2020 semuanya mendapat penanganan

standar yakni dengan pemberian Oralit dan Zinc pada setiap penderita.

Perkembangan cakupan penemuan penyakit Diare selama lima tahun

terakhir dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Grafik 2.20 Cakupan Penemuan Penyakit Diare di Kabupaten Lombok Timur

Tahun 2016 – 2020

Sumber: Bidang P3KL Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur Tahun 2016-2020

Grafik 2.20 di atas menunjukkan bahwa cakupan penemuan penyakit Diare selama

lima tahun terahir terus mengalami penurunan, kecuali pada satu tahun terahir

mengalami peningkatan.

e) Pengendalian Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi

1. Penderita Acute Flaccid Paralysis (AFP) Anak Usia <15 Tahun

Acute Flaccid Paralysis (AFP) adalah penderita dengan gejala lumpuh layuh

mendadak (akut), bukan disebabkan ruda paksa, yang ditemukan pada anak usia

<15 tahun dan diduga kuat poliomyelitis.

Di Kabupaten Lombok Timur pada tahun 2020, kasus AFP ditemukan

sejumlah 1 kasus dari jumlah penduduk ≤15 Tahun sebanyak 356.197 jiwa.

Dengan demikian AFP Rate tahun 2020 sebesar 0,08 per 100.000 penduduk.

Adapun capaian cakupan AFP Rate tahun 2019 sebesar 2,2 per 100.000 jiwa,

atau terjadi penurunan 1,02 per 100.000 jiwa atau dua kali lipat. Target indikator

AFP Rate per 100.000 penduduk ≤15 tahun 2020 sebesar 2 per 100.000 penduduk

(8 kasus absolut), jadi capaian cakupan AFP Rate di Kabupaten Lombok Timur

85.12 81.8171.3 70.9

116.2

0

20

40

60

80

100

120

140

2016 2017 2018 2019 2020

PE

RSE

NT

ASE

TAHUN

Page 73: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

67 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

pada tahun 2020 masih dibawah target indicator program. Salah satu penyebab

tidak tercapainya target penemuan kasus AFP adalah pelacakan dan sekrening

kasus AFP yang belum maksimal dilaksanakan karena upaya kegiatan lebih fokus

pada upaya penanganan pandemi Covid-19.

Adapun perkembangan AFP Rate per 100.000 penduduk usia <15 tahun

lima tahun terakhir dapat dilihat pada grafik di bawah ini :

Grafik 2.21 Perkembangan AFP Rate Per 100.000 Penduduk Usia <15 Tahun di

Kabupaten Lombok Timur Tahun 2016 – 2020

Sumber: Bidang P3KL Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur Tahun 2016-2020

Grafik 2.21 di atas menunjukkan Grafik tersebut di atas menunjukkan bahwa

perkembangan AFP Rate per 100.000 penduduk usia <15 tahun selama periode

tahun 2016 – 2020 menunjukkan trend menurun. Tidak tercapainya target

penemuan AFP selama lima tahun terakhir disebabkan kurangnya sosialisasi pada

staf Puskesmas dan jajarannya; petugas surveilans yang bertanggung jawab

terhadap surveilans AFP sering mengalami pergantian sehingga mempengaruhi

kinerja petugas. Khusus pada satu terakhir terkendala pada penanganan

pandemic Covid-19, sehingga upaya penemuan kasus program AFP tidak masimal

dapat dilaksanakan.

2. Penyakit Campak

Campak adalah penyakit akut yang disebabkan Morbilivirus ditandai dengan

munculnya bintik merah (ruam), terjadi pertama kali saat anak-anak. Campak

1.68

1.12 1.1

2.2

0.08

0

0.5

1

1.5

2

2.5

2016 2017 2018 2019 2020

PERSENTASE

TAHUN

Page 74: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

68 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

merupakan infeksi yang disebabkan oleh virus. Penyakit ini akan memunculkan

ruam di seluruh tubuh dan sangat menular. Campak bisa sangat mengganggu dan

mengarah pada komplikasi yang lebih serius. Gejala campak mulai muncul sekitar

satu hingga dua minggu setelah virus masuk ke dalam tubuh.

Campak ditularkan melalui percikan cairan yang dikeluarkan oleh pengidap

campak saat bersin dan batuk. Virus campak akan menulari siapa pun yang

menghirup percikan cairan ini. Virus campak bisa bertahan selama beberapa jam

sehingga dapat dengan mudah menempel pada benda-benda. Saat seseorang

kontak dengan benda-benda tersebut maka ia pun bisa tertular campak.

Jumlah kasus Susfek Campak yang ditemukan di fasilitas kesehatan di

Kabupaten Lombok Timur pada tahun 2020 sejumlah 6 kasus, yang terdiri dari 4

kasus berjenis kelamin laki-laki dan 2 kasus jenis kelamin perempuan. Adapun

kasus Susfek Campak yang ditemukan di fasilitas kesehatan di Kabupaten

Lombok Timur pada tahun 2019 sejumlah 40 kasus, atau terjadi penurunan

penemuan kasus Campak hampir mencapai enam kali lipat.

Jika pada tahun 2019 suspek Campak ditemukan pada 8 lokasi wilayah

Puskesmas(24,24%) dengan penemuan kasus Susfek Campak tertinggi ditemukan

di wilayah Puskesmas Keruak sebesar 60% (24 kasus), diikuti Puskesmas

Batuyang 12,5% (5 kasus) dan Sakra sebesar 7,5% (3 kasus). Pada tahun 2020

ini Susfek Campak tersebar pada 4 lokasi yakni Puskesmas Terara dan Batuyang

masing-masing 2 kasus , Puskesmas Montong Betok dan Aikmel Utara masing-

masing 1 kasus.

3. Persentase KLB Ditangani <24 Jam

Upaya penyelidikan epidemiologi dan penaggulangan KLB merupakan tindak

lanjut dari penemuan dini kasus-kasus penyakit berpotensi KLB/wabah yang terjadi

pada masyarakat. Upaya penanggulangan yang dilakukan dimaksudkan untuk

mencegah penyebaran lebih luas dan mengurangi dampak yang ditimbulkan.

Desa/kelurahan mengalami KLB yang ditangani <24 jam adalah

desa/kelurahan yang mengalami KLB dan dilakukan penyelidikan epeidemiologi

<24 jam oleh Kabupaten/Kota terhadap KLB pada periode/kurun waktu tertentu.

Ditangani <24 jam ini maksudnya penyelidikan dan penanggulangan KLB <24 jam

sejak laporan W1 diterima sampai penyelidikan dilakukan dengan catatan selain

formulir W1 dapat juga berupa faximili, telepon atau SMS.

Page 75: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

69 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

Pada tahun 2020 terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) di 8 desa/kelurahan (6

lokasi kecamatan) dan semuanya dapat ditangani <24 jam. Target indikator

Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi <24

jam sebesar 100%. Jadi cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan

penyelidikan epidemiologi <24 jam telah mencapai target. Sedangkan pada tahun

2019 terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) di 14 desa/kelurahan ( 9 lokasi

kecamatan). Jika dibandingkan dengan pencapaian tahun 2019, maka telah terjadi

penurunan sebesar 42,85% pada tahun ini.

Kejadian luar biasa (KLB) yang terjadi di Kabupaten Lombok Timur tahun

2020 meliputi: KLB Keracunan Makanan yang terjadi pada enam lokasi desa, KLB

DBD dan KLB Diare terjadi pada masing-masing satu lokasi desa. Sementara

pada tahun 2019 Kejadian luar biasa (KLB) yang terjadi di Kabupaten Lombok

Timur meliputi: KLB Keracunan Makanan yang terjadi pada enam lokasi desa, KLB

DBD pada enam lokasi desa dan KLB Campak yang terjadi pada satu lokasi desa.

Jumlah penderita pada KLB tahun 2020 sejumlah 202 orang yang terdiri dari

Keracunan Makanan tercatat sejumlah 72 orang, KLB DBD tercatat sejumlah 20

orang dan 110 orang pada KLB Diare. Sementara pada tahun 2019 jumlah

penderita KLB sebanyak 392 penderita yang terdiri dari 261 penderita KLB

Keracunan Makanan, KLB DBD sejumlah 118 kasus dan 13 penderita KLB

Campak.

Kejadian Luar Biasa pada tahun 2020 dapat juga kita lihat berdasarkan

kelompok umur, dimana pada KLB Keracunan Makanan terbanyak ditemukan

pada kelompok umur 20-44 yakni sebesar 29,17% dari 72 kasus Keracunan

Makanan, Kejadian Luar Biasa DBD tertinggi ditemukan pada kelompok umur 45-

54 tahun sebesar 35% dari 20 kasus Diare; dan pada KLB Diare terbanyak

ditemukan pada kelompok umur 20-44 tahun mencapai 44,55% dari 110 kasus

campak.

f) Pengendalian Penyakit Tular Vektor Dan Zoonotik

1. Penderita Demam Berdarah Dengue (DBD)

Penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penderita demam tinggi

mendadak berlangsung 2-7 hari, disertai manifestasi perdarahan (antara lain

uji tourniqet positif, petekie, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis

dan/atau melena, dsb) ditambah trombositopenia (trombosit ≤100.000/mm³) dan

Page 76: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

70 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit ≥20%). Sedangkan Angka Kesakitan

DBD adalah jumlah kasus DBD yang ditemukan pada suatu wilayah dibandingkan

dengan jumlah penduduk pada tempat dan waktu yang sama. Angka kematian

DBD (Case Fatality Rate) adalah jumlah kematian yang disebabkan DBD pada

kurun waktu tahun tertentu.

Di Kabupaten Lombok Timur tahun 2020, menurut data Dinas Kesehatan,

penderita DBD ditemukan sejumlah 545 kasus. Jumlah tersebut terdiri dari 254

orang berjenis kelamin laki-laki dan 291 orang perempuan dengan insiden rate

sebesar 45,1 per 100.000 penduduk. Jika dibandingkan dengan penemuan tahun

2019 yang berjumlah 341 kasus dengan insiden rate sebesar 28,4 per 100.000

penduduk, maka telah terjadi peningkatan penemuan kasus DBD hampir 2 kali

lipat lebih. Semua penderita dapat ditangani secara baik sehingga tidak

meninmbulkan kematian.

Target indikator penemuan dan penanganan penderita DBD di Kabupaten

Lombok Timur tahun 2020 sebesar 100%. Dari jumlah 545 kasus Demam

Berdarah yang ditemukan di fasilitas kesehatan, semuanya mendapatkan

penanganan sesuai standar, sehingga cakupan penemuan dan penanganan

penderita DBD telah mencapai target.

Berdasarkan lokasi penemuan, bahwa penemuan kasus DBD pada tahun

2020 tersebar pada 32 Puskesmas dari 35 Puskesmas di Kabupaten Lombok

Timur. Penyebaran kasus terbanyak terdapat di wilayah kerja Puskesma Lepak

sebesar 11,19% (61 kasus), Puskesmas Selong sebesar 10,09%(55 kasus) dan

Labuhan Haji sebesar 8,44%(46 kasus). Terdapat hanya dua wilayah Puskesmas

saja di Kabupaten Lombok Timur yang tidak ditemukan kasus DBD yakni wilayah

Puskesmas Suela dan Sembalun dalam tahun anggaran 2020 ini. Dibandingkan

dengan pencapaian tahun 2019 dimana penyebaran kasus DBD tersebar pada

pada 23 Puskesmas. Penyebaran kasus terbanyak terdapat di wilayah kerja

Puskesma Belanting sebesar 34,31% (117 kasus), Puskesmas Rarang sebesar

16,13%(59 kasus) dan Sikur sebesar 6,7%(23 kasus).

Perkembangan angka kesakitan (Incidence Rate) DBD per 100.000

penduduk lima tahun terakhir dapat dilihat pada grafik di bawah ini :

Page 77: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

71 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

Grafik 2.22 Perkembangan Angka Kesakitan DBD per 100.000 penduduk di

Kabupaten Lombok Timur Tahun 2016 – 2020

Sumber: Bidang P3KL Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur Tahun 2016-2020

Grafik 2.22 di atas menunjukkan bahwa angka kesakitan DBD selama lima tahun

terakhir mengalami trend menurun. Angka kesakitan DBD tertinggi terjadi pada

tahun 2016 yakni sebesar 89,97 per 100.000 penduduk dan terendah terjadi pada

tahun 2018 sebesar 2 per 100.000 penduduk.

Pada tahun 2020 di Kabupaten Lombok Timur tidak ditemukan adanya

penderita Demam Berdarah yang meninggal seperti beberapa tahun yang lalu.

Hal ini disebabkan penanganan penderita secara sistematis sudah dapat berjalan

dengan baik di Kabupaten Lombok Timur. Dimana penemuan deteksi dini kasus

dapat berjalan dengan baik dan mendapat penanganan yang segera dari petugas,

dan apabila harus mendapatkan perawatan lebih lanjut diupayakan ke jenjang

fasilitas kesehatan yang lebih tinggi yakni rumah sakit.

2. Penderita Malaria

Penyakit malaria merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi

sasaran prioritas komitmen global dalam Millenium Development Goals (MDGs).

Berbagai upaya penanggulangan telah dilaksanakan dengan menggalang

berbagai sumber dana, baik dari pemerintah maupun non pemerintah antara lain

World Health Organisation (WHO) dan Global Fund (GF). Untuk percepatan

penanggulangan malaria dilakukan berbagai intervensi antara lain: kelambu

berinsektisida untuk penduduk berisiko, pengobatan yang tepat untuk subjek

terinfeksi malaria dengan Artemisinin-based Combination Therapy (ACT), dan

89.97

29.58

2

28.4

45.1

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

2016 2017 2018 2019 2020

Insi

den

Rat

e

TAHUN

Page 78: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

72 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

penyemprotan rumah dengan insektisida (Riskesdas 2010).

Penyakit malaria menyebar cukup merata di seluruh kawasan Indonesia,

namun paling banyak dijumpai di luar wilayah Jawa dan Bali, bahkan di beberapa

tempat dapat dikatakan sebagai daerah endemis malaria. Menurut hasil

pemantauan program diperkirakan sebesar 35% penduduk Indonesia tinggal di

wilayah endemis, dan sampai saat ini malaria masih menjadi ancaman di daerah–

daerah pesisir pantai Kabupaten Lombok Timur.

Angka Kesakitan Malaria (AMI/API) adalah jumlah penderita tersangka

malaria dan atau positif malaria dibandingkan dengan jumlah penduduk pada

kurun waktu yang sama. Sedangkan pengertian suspek Malaria didefisinikan

adalah setiap individu yang tinggal di daerah endemik malaria yang menderita

demam atau memiliki riwayat demam dalam 48 jam terakhir atau tampak anemi;

wajib diduga malaria tanpa mengesampingkan penyebab demam yang lain.

Di Kabupaten Lombok Timur pada tahun 2020 ditemukan kasus Malaria

positif sejumlah 17 kasus yang terdiri dari 6 kasus dengan jenis kelamin laki-laki

dan 11 kasus jenis kelamin perempuan. Dari jumlah tersebut dapat diketahui

besarnya angka kesakitan Malaria yakni sebesar 0,01 per 1.000 penduduk.

Dibanding dengan pencapaian tahun 2019, dimana API sebesar 0,021 per 1.000

penduduk, maka capaian tahun 2020 terjadi penurunan 0,011 per 1.000 penduduk.

Target angka kesakitan malaria (annual parasite incidence) per 1.000 penduduk

pada tahun 2020 adalah sebesar <1/1.000 penduduk. Ini berarti angka kesakitan

malaria di Kabupaten Lombok Timur masih berada pada standar API <1 per 1.000

penduduk.

Adapun perkembangan angka kesakitan malaria (annual parasite incidence)

per 1.000 penduduk beresiko dalam lima tahun terakhir dapat dilihat pada grafik

berikut ini :

Page 79: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

73 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

Grafik 2.23 Perkembangan Angka Kesakitan Malaria Per 1.000 Penduduk

Beresiko di Kabupaten Lombok Timur Tahun 2016 – 2020

Sumber: Bidang P3KL Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur Tahun 2016-2020

Grafik 2.23 di atas menunjukkan bahwa perkembangan angka kesakitan Malaria

pada tahun 2016 – 2020 mengalami trend menurun, dimana pada tahun 2016

merupakan capaian cakupan tertinggi. Berdasarkan grafik diatas Kabupaten

Lombok Timur masih terdapat kasus malaria walaupun jumlahnya semakin

menurun dari tahun ke tahun. Hasil evaluasi eliminir malaria tahun 2021

menunjukkan Kabupaten Lombok Timur masih belum mampu mengeliminir

malaria.

g) Pengendalian Penyakit Tidak Menular

Pembangunan bidang kesehatan saat ini dihadapkan pada peningkatan kasus-

kasus Penyakit Tidak Menular (PTM) atau Penyakit Akibat Gaya Hidup, serta penyakit

degeneratif. Kecenderungan ini dipacu oleh perubahan gaya hidup akibat urbanisasi,

modernisasi dan globalisasi.

Beberapa PTM yang dialami oleh sebagain besar masyarakat antara lain

hypertensi, stroke, penyakit jantung obstruksi kronis, penyakit paru obstruksi kronis,

diabetes militus, rhematoid arthritis, gagal ginjal kronis, hiperthyroid, kanker payudara,

kanker mulut rahim, dan kecelakaan. Sedangkan faktor risiko yang memicu kejadian

penyakit tersebut antara lain kebiasaan merokok, minum alkohol, sering makan

asin, sering makan/minum manis, makanan tinggi lemak, kurang sayur/buah,

kurang aktifitas fisik, stress, berat badan lebih, dan obesitas.

0.26

0.060.035

0.021 0.01

-0.05

0

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

0.3

2016 2017 2018 2019 2020

PE

RSE

NT

ASE

TAHUN

Page 80: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

74 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

Ada beberapa kegiatan yang dilakukan dalam rangka mencegah dan

menscreening PTM seperti: sosialisasi program PTM kepada masyarakat baik

kelompok masyarakat sehat, beresiko dan penderita PTM; pembentukan Pos

Pembinaan Terpadu (Posbindu) sebagai wadah penyelenggara kegiatan

pengendalian faktor resiko PTM berbasis masyarakat; dan percepatan pembentukan

Peskesmas PTM.

1. Persentase Penderita Hipertensi Yang Mendapatkan Pelayanan Kesehatan

Sesuai Standar

Hipertensi disebut sebagai si pembunuh senyap karena gejalanya sering

tanpa keluhan. Biasanya, penderita tidak mengetahui kalau dirinya mengidap

hipertensi dan baru diketahui setelah terjadi komplikasi. Satu-satunya cara untuk

mencegahnya adalah cek tekanan darah. Hipertensi dapat dicegah dengan

mengendalikan perilaku berisiko seperti merokok, diet tidak sehat, kurang

konsumsi sayur dan buah, dan mengonsumsi garam berlebih.

Definisi Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan

darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg

pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup

istirahat/tenang. Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka

waktu lama (persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal),

jantung (penyakit jantung koroner) dan otak (menyebabkan stroke) bila tidak

dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang memadai. Banyak pasien

hipertensi dengan tekanan darah tidak terkontrol dan jumlahnya terus meningkat.

Oleh karena itu, partisipasi semua pihak, baik dokter dari berbagai bidang

peminatan hipertensi, pemerintah, swasta maupun masyarakat diperlukan agar

hipertensi dapat dikendalikan.

Data Dinas Kesehatan pada tahun 2020 menunjukkan bahwa jumlah

penderita yang mendapat pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan sejumlah

20.748 orang yang terdiri dari penderita hipertensi berjenis kelamin laki-laki 7.109

orang dan 13.639 orang perempuan. Jumlah estimasi penderita hipertensi berusia

≥ 15 tahun diperkirakan sejumlah 104.760 jiwa. Dari data tersebut dapat dihitung

besarnya jumlah penderita hipertensi yang mendapat pelayanan kesehatan adalah

19,8 43,9%. Bila dibandingkan dengan perolehan capaian tahun 2019 sebesar

43,9%, maka terjadi penurunan cakupan sebesar 24,1% pada tahun 2020.

Page 81: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

75 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

Terjadinya penurunan capaian cakupan program hipertensi pada tahun ini

yang begitu kontras dibandingkan dengan capaian tahun 2019, antara lainnya

disebabkan sumber entry data pada tahun 2019 yang masih duplikasi antara entry

data secara manual degan hasil entry data secara digital melalui aplikasi PTM.

Dampak dari manajemen data yang kurang oftimal, sehingga hasil yang diperoleh

tidak bisa dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu mulai pada tahun 2020 entry

data sudah dilaksanakan secara terpusat yang dilakukan melalui aplikasi SIPTM.

2. Persentase Penderita DM Yang Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Sesuai

Standar

Diabetes Melitus (DM) atau kencing manis adalah suatu kumpulan gejala

yang timbul pada seseorang karena adanya peningkatan kadar gula dalam darah

akibat kekuranganinsulin, baik absolut maupun relatif. bsolut artinya pankreas

sama sekali tidak bisamenghasilkan insulin sehingga harus mendapatkan insulin

dari luar (melalui suntikan) danrelatif artinya pankreas masih bisa menghasilkan

insulin yang kadarnya berbeda pada setiaporang.

Diabetes Melitus merupakan penyakit kronis yang tidak dapat disembuhkan

tetapidapat dikendalikan, artinya sekali didiagnosa DM maka seumur hidup akan

bergauldengannya. !enderita mampu hidup sehat bersama DM, asalkan mau patuh

dan selalumengontrolkan kesehatannya secara teratur. Untuk itu diperlukan upaya

pengelolaan perkembangan penyakit DM diperlukan upaya yang terus

berkesinambungan.

Jumlah penderita Diabetes Melitus (DM) di Kabupaten Lombok Timur pada

tahun 2020 menurut data Dinas Kesehatan tercatat sejumlah 3.352 orang

(25,37%) yang mendapat pelayanan kesehatan sesuai standar dari sasaran

13.212 penderita DM. Sedangkan pada tahun 2019 jumlah penderita Diabetes

Melitus (DM) yang mendapat pelayanan sesuai standar tercatat sejumlah 6.478

orang (49,55%) atau mengalami penurunan sebesar 24,18% pada tahun ini.

Data hasil pelayanan Diabetes Melitrus (DM) berdasarkan lokasi penyebaran

menurut wilayah Puskesmas dapat diketahui bahwa jumlah Puskesmas yang

capaian kegiatan pelayanan DM diatas 50% sebesar 8,8% ( 3 Puskesmas),

capaian program antara 10%-50% sebesar 52,94% ( 18 Puskesmas) dan capaian

program di bawah 10% sebesar 38,23% ( 13 Puskesmas ). Berarti capaian

kegiatan pelayanan Diabetes Melitus (DM) di Puskesmas berada pada kisaran

Page 82: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

76 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

10% – 50%.

Terjadinya penurunan capaian cakupan program Diabetes Melitus pada

tahun ini yang begitu kontras dibandingkan dengan capaian tahun 2019, antara

lainnya disebabkan sumber entry data pada tahun 2019 yang masih duplikasi

antara entry data secara manual degan hasil entry data secara digital melalui

aplikasi PTM. Dampak dari manajemen data yang kurang oftimal ini, sehingga

hasil yang diperoleh tidak bisa dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu mulai pada

tahun 2020 entry data sudah dilaksanakan secara terpusat yang dilakukan melalui

aplikasi SIPTM.

Disamping itu, dampak dari pandemic Covid-19 menyebabkan banyak

Puskesmas yang tidak bisa melaksanakan pelayanan Diabetes Melitus (DM) dan

tidak melaporkan kegiatannya. Disatu sisi anggaran program banyak terserap

untuk pengaanggaran Covid-19, sehingga turut mempengaruhi frekuensi

pelaksanaan kegiatan di Puskesmas.

3. Persentase Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Dan Kanker Payudara

Kanker leher rahim adalah tumor ganas/karsinoma yang tumbuh di dalam

leher rahim/serviks, yaitu suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang

merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan

liang senggama (vagina). Kanker ini biasanya terjadi pada wanita yang telah

berumur, tetapi bukti statistik menunjukan bahwa kanker leher rahim dapat juga

menyerang wanita yang berumur antara 20 sampai 30 tahun (Anonim, 2007).

Sementara Kanker payudara adalah tumor ganas yang terbentuk di jaringan

payudara. Tumor ganas merupakan kumpulan sel kanker yang berkembang

secara cepat ke jaringan di sekitarnya atau menyebar ke bagian tubuh yang lebih

jauh. Penyakit ini terjadi hampir selalu pada wanita namun dapat terjadi pula pada

pria.

Kedua jenis kanker ini merupakan kanker yang menyerang wanita dan sulit

disembuhkan untuk itu perlu ditemukan secara dini . Upaya deteksi dini kanker

yang dilakukan petugas kesehatan adalah dengan secara sadanis (pemeriksaan

payudara klinis ) dan dengan metode IVA untuk kanker leher rahim pada

perempuan usia 30-50 tahun.

Di Kabupaten Lombok Timur, upaya pelaksanaan deteksi dini kanker

payudara dan leher rahim berdasarkan data Dinas Kesehatan dilaksanakan

Page 83: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

77 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

melalui serangkaian kegiatan skrining kesehatan terhadap perempuan usia 30 –

50 tahun yang meliputi pemeriksaan kanker payudara melalui sadanis dan kanker

leher rahim melalui pemeriksaan IVA. Hasil skrining deteksi dini kanker leher

Rahim dan payudara dilaksanakan terhadap 3.492 orang atau sebesar 2,2% dari

jumlah 158.611 perempuan berusia 30 – 50 tahun di Kabupaten Lombok Timur

pada tahun 2020. Dari jumlah tersebut yang dicurigai kanker 2 orang, dinyatakan

IVA Posistif sejumlah 11 orang (0,3%) dan Tumor dengan benjolan 0,1% (2 orang)

. Sedangkan pada tahun 2019 kegiatan ini dilaksanakan pada 20.684 orang

(13,1%) dari sasaran 157.485 perempuan berumur 30-50 tahun di Kabupaten

Lombok Timur. Dari jumlah tersebut yang menunjukkan hasil positif menderita

kanker Leher rahim melalui pemeriksaan IVA sebesar 0,4% (76 orang), yang

dicurigai kanker payudara 1 orang dan sudah dapat teraba (adanya benjolan)

sebesar 0,1% (11 orang).

Berdasarkan data tersebut memberi gambaran bahwa kegiatan pemeriksaan

deteksi dini kanker leher Rahim pada tahun 2020 menunjukkan adanya penurunan

sebesar 10,9%, dan pemeriksaan IVA Positif mengalami penurunan sebesar 0,1%.

Penurunan hasil kegiatan Pemeriksaan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dalam

tahun 2020 tidak lepas dari kejadian pandemic Covid-19 yang sedang melanda

daerah Kabupaten Lombok Timur, karena berbagai kegiatan tidak bisa

dilaksanakan secara oftimal.

4. Persentase Pelayanan Kesehatan Orang Dengan Gangguan Jiwa Berat

Gangguan jiwa merupakan kondisi adanya gejala klinis berupa sindroma

pola perilaku dan pola psikologik yang sangat berkaitan dengan adanya rasa tidak

nyaman, rasa nyeri, dan tidak tenteram. Berikut ini merupakan beberapa macam

gangguan jiwa pada manusia.

Secara umum, manusia yang mengalami gangguan jiwa, biasanya

disebabkan dari beberapa faktor. Misalnya saja faktor fisik, lingkungan sosial atau

juga faktor psikis atau psikogenik. Faktor yang menyebabkan gangguan kejiwaan

ini biasanya tidak berasal dari satu unsur saja. Namun, bisa berasal dari beberapa

unsur yang saling mempengaruhi, atau terjadi secara bersamaan. Dari sinilah

kemudian muncul gejala gangguan kejiwaan pada diri seseorang.

Pelayanan kesehatan jiwa di Kabupaten Lombok Timur pada tahun 2020

berdasarkan hasil pendataan Dinas Kesehatan sejumlah 2.113 orang (67,2%) dari

Page 84: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

78 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

sasaran ODGJ 3.142 orang. Pada tahun 2019 ditemukan kasus jiwa sejumlah

1.103 orang (55,6%) dari sasaran ODGJ 1.984 orang. Dengan demikian terjadi

peningkatan capaian kegiatan pelayanan kesehatan jiwa sebesar 11,6% pada

tahun 2020 dibandingkan tahun 2019. Namun dibanding dengan target program

yang seharusnya tercapai 100%, berarti pencapaian tahun 2020 masih berada

dibawah target.

Berdasarkan lokasi penyebaran hasil pelayanan ODGJ berat menurut

wilayah kerja Puskesmas dapat diketahui bahwa terdapat 44,12% Puskesmas

yang hasil pelayanannya ada diatas rata-rata kabupaten, dan 55,88% Puskesmas

hasil pelayanannya berada dibawah capaian rata-rata kabupaten. Bahkan ada

beberapa Puskesmas yang capaiannya jauh diatas target program seperti

Puskesmas Kotaraja (115,7%), Puskesmas Masbagik (110,3%), dan Puskesmas

Lenek (180,1%).

h) Pembinaan Kesehatan Lingkungan Dan Sanitasi Dasar

1. Persentase Sarana Air Minum Dengan Risiko Rendah+Sedang

Air minum adalah merupakan kebutuhan dasar yang sangat diperlukan bagi

kehidupan manusia secara berkelanjutan dalam rangka peningkatan derajat

kesehatan masyarakat. Untuk memenuhi kebutuhan dasar tersebut diperlukan

sarana air minum yang baik jumlah dan kualitas dapat terpenuhi bagi masyarakat.

Aarah pembangunan nasional bidang air minum adalah pemenuhan ketersediaan

infrastruktur dasar dan standar layanan minimum dengan salah satu indikatornya

adalah tercapainya 100% pelayanan air minum.

Sarana air minum menurut Petunjuk Teknis Penyusunan Profil tahun 2018

didefinisikan sebagai penyelenggara air minum yang meliputi PDAM /BPAM/PT

yang terdaftar di persatuan perusahaan air minum seluruh indonesia (PERPAMSI),

Sarana air minum perpipaan non PDAM, Sarana air minum bukan jaringan

perpipaan komunal (Sumur gali, sumur bor dengan pompa, penampungan air

hujan, mata air terlindung, terminal air/ tangki air, depot air minum).

Dalam upaya melaksanakan pengawasan air minum yang berkualitas

dilaksanakan serangkaian kegiatan inspeksi kesehatan terhadap sarana air minum

. Kegiatan inspeksi kesehatan sarana air minum merupakan kegiatan pengamatan

keadaan fisik sarana, lingkungan, dan perilaku masyarakat yang

diperkirakanydapat mempengaruhi kualitas air dari sarana yang diinspeksi dengan

Page 85: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

79 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

menggunakan formulir yang telah ditetapkan. Berdasarkan inspeksi sanitasi

tersebut, ditetapkan risiko pencemaran dari sarana ke dalam 4 kategori, yaitu: 1)

Rendah, 2) Sedang, 3) Tinggi, dan 4) Amat Tinggi.

Hasil Inspeksi Kesehatan Lingkungan di wilayah Kabupaten Lombok Timur

pada tahun 2020 diperoleh data tentang jumlah sarana air minum sejumlah

234.635 sarana. Jumlah sarana air minum yang berhasil diinspeksi kesehatan

sejumlah 34.526 sarana (14,71%). Dari jumlah tersebut yang termasuk dalam

kategori pencemaran rendah dan sedang sebesar 81,7% (28.192 sarana).

Sementara pada tahun 2019 sarana air minum yang berhasil diinspeksi kesehatan

sejumlah 31.897 sarana (14,3%). Dari jumlah tersebut yang termasuk dalam

kategori pencemaran rendah dan sedang sebesar 90,03%. Bila melihat capaian

tahun 2019, dimana banyaknya sarana yang memenuhi syarat kesehatan

berdasarkan hasil inspeksi sanitasi adalah sebesar 90,03%, maka terjadi

penurunan sebesar 8,33%, sedangkan jumlah sarana yang dinspeksi mengalami

peningkatan sebesar sebesar 0,41%.

2. Persentase sarana air minum memenuhi syarat

Upaya penyehatan air bertujuan untuk menjamin tersedianya air minum

ataupun air bersih yang memenuhi persyaratan kesehatan bagi seluruh

masyarakat baik perkotaan maupun pedesaan. Untuk menjamin tersedianya

kualitas air yang memenuhi persyaratan tersebut, berbagai upaya telah

dilaksanakan oleh pemerintah maupun masyarakat, seperti pembangunan dan

perbaikan sarana air bersih/air minum, Upaya pengawasan kualitas air dan

penyuluhan–penyuluhan mengenai hubungan kesehatan dengan tersedianya air

yang memenuhi persyaratan kesehatan.

Sebagaimana peraturan pemerintah No.82 Tahun 2001 tentang parameter

penentu kualitas air yang meliputi standar kualitas fisik, kimia dan biologis.

Parameter fisik meliputi warna, bau, rasa, dan kekeruhan. Bau dan rasa biasanya

ditimbulkan oleh bahan kimia dan kehadiran bakteri tertentu. Parameter kimia, nilai

pH, senyawa kimia di dalam air, residu pestisida, deterjen, senyawa toksin.

Parameter biologis merupakan parameter yang paling banyak digunakan untuk

menentukan kualitas perairan melalui parameter mikrobiologinya.

Dalam upaya melaksanakan pengawasan terhadap kualitas sarana air

minum di Kabupaten Lombok Timur pada tahun 2020 telah dilaksanakan kegiatan

Page 86: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

80 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

pengambilan sampel terhadap 79 sarana. Setelah dilakukan pengujian melalui

pemeriksaan mikrobiologi diperoleh jumlah sampel sarana yang memenuhi syarat

kesehatan sebesar 31,6 % (25 sarana ). Bila pada tahun 2019 jumlah sarana yang

memenuhi syarat kesehatan sebesar 41,10% dari jumlah 365 sampel air, maka

terjadi penurunan capaian sebesar 9,50% pada tahun 2020. Penurunan capaian

dalam kegiatan pengawasan kualitas sarana air minum pada tahun ini disebabkan

beberapa hal diantaranya masalah Covid-19 yang melanda Kabupaten Lombok

Timur. Petugas tidak bisa aktif dalam melaksanakan kegiatan karena lebih focus

dalam penanganan penyakit COvid. Disamping itu dana untuk pelaksanaan

kegiatan mengalami recopushing sehingga mempengaruhi pencapaian cakupan

kegiatan.

Grafik 2.24 Capain Indikator Akses Air Minum Sehat di Kabupaten Lombok

Timur Tahun 2016 - 2020

Sumber: Bidang P3KL Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur Tahun 2016-2020

3. Persentase penduduk dengan akses terhadap sanitasi yang layak (jamban sehat)

Fasilitas sanitasi yang layak (Jamban Sehat) yaitu fasilitas pembuangan tinja

(jamban) yang digunakan sendiri atau bersama, yang efektif untuk memutus mata

rantai penularan penyakit (Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

852/Menkes/KS/IX/2008). Dilengkapi dengan tanki septic tank/sistem pengolahan

2016 2017 2018 2019 2020

REALISASI 86.04 86.67 87.71 89.18

TARGET 86 88 74.7

65

70

75

80

85

90

95

PE

RSE

NT

ASE

Page 87: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

81 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

air limbah, dengan klosed leher angsa dan pembuangan akhir tidak mencemari

sumber air/tanah.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan tahun 2020 di Kabupaten Lombok Timur,

jumlah fasilitas Sanitasi (Jamban Keluarga) sejumlah 200.661 unit yang terdiri atas

Sharing Komunal 13.543 unit (6,75%), Jamban sehat semi permanen sejumlah

19.571 unit (9,75%), dan Jamban sehat permanen sejumlah 167.547 unit

(83,49%). Sedangkan jumlah pengguna berjumlah 304.860 KK dengan rincian,

pengguna Sharing Komunal 22.458 KK, pengguna Jamban Sehat Semi Permanen

adalah 36.783 KK dan pengguna Jamban Sehat Permanen sejumlah 245.619 KK.

Sementara pada tahun 2019, jumlah fasilitas Sanitasi (Jamban Keluarga) sejumlah

198.001 unit yang terdiri atas Sharing Komunal 13.341 12.723 unit (4,46%),

Jamban sehat semi permanen sejumlah 19.419 unit (55,28%), dan Jamban sehat

permanen sejumlah 165.241 unit (84,28%). Sedangkan jumlah pengguna

berjumlah 298.894 KK dengan rincian, pengguna Sharing Komunal 21.453 KK,

pengguna Jamban Sehat Semi Permanen adalah 35.486 KK dan pengguna

Jamban Sehat Permanen sejumlah 241.955 KK.

Dari data tersebut menunjukkan bahwa sebahagian besar kepala keluarga di

Kabupaten Lombok Timur sudah memiliki fasilitas sanitasi yang layak yakni

sebesar 83,49% dari jumlah 200.661 fasilitas, dengan jumlah pengguna sejumlah

245.619 KK. Dengan demikian penduduk dengan akses sanitasi yang layak di

Kabupaten Lombok Timur pada tahun 2020 adalah sebesar 86,00 84,86%.

Capaian cakupan ini menunjukkan peningkatan sebesar 1,14% dari tahun

sebelumnya dengan capaian sebesar 84,86 %.

Perkembangan penduduk dengan akses sanitasi yang layak selama lima

tahun dapat disajikan seperti grafik berikut :

Page 88: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

82 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

Grafik 2.25 Perkembangan penduduk dengan akses sanitasi yang layak Tahun

2016-2020

Sumber: Bidang P3KL Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur Tahun 2016-2020

4. Persentase desa STBM

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat merupakan pendekatan untuk

mengubah perilaku higiene dan sanitasi masyarakat yang meliputi 5 pilar yaitu

tidak buang air besar (BAB) sembarangan, mencuci tangan pakai sabun,

mengelola air minum dan makanan yang aman, mengelola sampah dengan benar,

mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman melalui pemberdayaan

masyarakat dengan metode pemicuan.

Pada tahun 2020, semua desa (254 desa) di Kabupaten Lombok Timur

telah melaksanakan kegiatan STBM. Jumlah desa yang memenuhi kriteria desa

STBM sebesar 5,1% (13 desa), dan desa Stop BABS sebesar 46,1% (117 desa ).

Sementara pada tahun 2019 Jumlah desa yang memenuhi kriteria desa STBM

sebesar 5,1% (13 desa), dan desa Stop BABS sebesar 41,7% (106 desa ). Ini

berarti pada tahun ini tidak terjadi perubahan kondisi desa STBM, sedangkan desa

Stop BABS terjadi peningkatan sebesar 4,4% dari tahun sebelumnya.

Jika pada tahun 2019 Puskesmas Aikmel merupakan penyumbang desa

dengan Stop BABS terbesar yakni sebesar 90%, kemudian Puskesmas Sakra

sebesar 75%, dan Puskesmas Rensing dengan capaian sebesar 72,22%, maka

pada tahun 2020 Puskesmas Aikmel masih tetap dengan capaian tertinggi

bersama Aikmel Utara yakni sebesar 100%, Puskesmas Rensing dengan capaian

2016 2017 2018 2019 2020

REALISASI 71.62 75.4 80.61 84.86 86

TARGET 70.7 72.8 75 59.97

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

PE

RSE

NT

ASE

Page 89: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

83 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

77,78% dan Puskesmas Sakra dan Terara sebesar 75%. Jika pada tahun 2019

wilayah Puskesmas Puskesmas Denggen, Sukaraja, Jerowaru dan Sambelia saja

yang msih belum ada desa Stop, maka pada tahun ini tinggal desa di wilayah

Puskesmas Sukaraja, Jerowaru dan Belanting saja yang msih belum ada desa

Stop BABS. Adapun desa STBM masih terdapat pada wilayah Puskesmas Keruak,

Sakra, Rensing, Rarang, Montong Betok, SIkur, Pringgasela, Dasan Lekong,

Aikmel, Aikmel Utara dan Kalijaga.

5. Persentase tempat-tempat umum memenuhi syarat kesehatan

Tempat-Tempat Umum (TTU) yaitu tempat atau sarana yang

diselenggarakan pemerintah/swasta atau perorangan yang digunakan untuk

kegiatan bagi masyarakat yang meliputi: sarana kesehatan (rumah sakit,

puskesmas), sarana sekolah (SD/MI, SLTP/MTs, SLTA/MA), dan hotel (bintang

dan non bintang).

Berdasarkan data hasil pengawasan TTU tahun 2020 2019, jumlah TTU

yang ada di Kabupaten Lombok Timur sejumlah 3.968 3.916 sarana, yang terdiri

dari Sarana Pendidikan sejumlah 1.719 1.668 sarana, Sarana Kesehatan 37 36

sarana, Tempat Ibadah sejumlah 2.188 2.188 sarana , dan Pasar sejumlah 24 24

sarana. Dari hasil pemeriksaan kualitas sarana ditemukan jumlah sarana

Pendidikan yang memenuhi syarat sebesar 53,64 55,27% (922 sarana), sarana

kesehatan yang memenuhi syarat kesehatan sebesar 100% ( 37 sarana), sarana

Pasar sebesar 16,7% dan sarana Tempat Ibadah yang memenuhi syarat

kesehatan sebesar 18,6 18,2% (406 398 sarana), maka secara keseluruhan TTU

yang memenuhi syarat kesehatan sebesar 34,50 34,73%. Sedangkan berdasarkan

hasil pemeriksaan kualitas sarana pada tahun 2019 ditemukan jumlah sarana

Pendidikan yang memenuhi syarat sebesar 55,27% (802 sarana), sarana

kesehatan yang memenuhi syarat kesehatan sebesar 100% ( 36 sarana), dan

sarana Tempat Ibadah yang memenuhi syarat kesehatan sebesar 18,2%, secara

keseluruhan TTU yang memenuhi syarat kesehatan sebesar 34,73%.

Dari data tersebut diatas dapat diketahui, bahwa pada tahun ini terjadi

penurunan capaian kegiatan pengawasan kualitas saran Tempat-Tempat Umum

dibanding tahun 2019 yakni sebesar 0,23%. Variable Tempat-tempat Umum yang

mengalami penurunan capaian adalah sarana Pendidikan menurun sebesar

Page 90: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

84 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

1,63%, sedangkan Sarana Tempat Ibadah mengalami peningkatan capaian yakni

sebesar 0,4%.

D. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan/Program Perangkat Daerah

Dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 pasal 28 H (ayat 1) diamanatkan bahwa

setiap orang berhak atas pelayanan kesehatan, dan ditegaskan dengan pasal 34 (ayat 3)

yang menyebutkan bahwa Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan

kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak. Disisi lain, semakin kritisnya

masyarakat akan pelayanan kesehatan sebagai ekses dari globalisasi dan peluang

persaingan yang semakin terbuka, mengharuskan sektor kesehatan beradaptasi dan

melakukan inovasi-inovasi atau pengembangan pelayanan untuk menjawab tantangan

yang ada.

Evaluasi terhadap kinerja pelayanan atau program kegiatan di Dinas Kesehatan 5

(lima) tahun terakhir, menunjukan bahwa masih ada indicator kinerja yang pencapaiannya

belum sesuai dengan target yang ditetapkan.

Analisis lingkungan baik internal maupun eksternal organisasi merupakan hal yang

penting dalam menentukan faktor-faktor penentu keberhasilan bagi suatu organisasi.

Dengan mengetahui kondisi inernal maupun eksternal organisasi dengan memperhatikan

kebutuhan stakeholder, akan dapat diketahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman

yang menghadang organisasi. Analisis lingkungan sangat diperlukan untuk meningkatkan

kemampuan organisasi dalam merespon setiap perkembangan zaman.

Lingkungan internal mencakup struktur organisasi, komunikasi antar bagian dalam

organisasi, sumberdaya yang semuanya akan mendukung kelangsungan hidup organisasi.

Pemahaman terhadap lingkungan internal akan memberikan pemahaman kepada

organisasi akan kondisi dan kemampuan organisasi. Sedangkan lingkungan eksternal

meliputi situasi dan kondisi sekeliling organisasi yang berpengaruh pada kehidupan

organisasi.

Page 91: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

85 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

1) Faktor Internal

Kekuatan (S/Strengths)

a. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

b. Adanya RPJMD Kabupaten Lombok Timur tahun 2018-2023

c. Adanya peraturan daerah yang mengatur retribusi pelayanan kesehatan

d. Potensi sumberdaya manusia kesehatan yang cukup

e. Potensi sarana kesehatan yang memadai

f. Tersedianya obat dan perbekalan kesehatan

g. Adanya dukungan dana dari pemerintah daerah

h. Adanya pembagian wilayah puskesmas yang jelas

i. Adanya pedoman dan petunjuk teknis pelayanan kesehatan/SOP

Kelemahan (W/Weakness)

a. Belum adanya dokumen Sistim Kesehatan Daerah

b. Belum lengkapnya peralatan medis

c. Masih ada sarana pelayanan kesehatan yang rusak

d. Sumberdaya Manusia Paramedis yang masih perlu ditingkatkan

e. Pelayanan kesehatan belum maksimal

f. Pemberdayaan masyarakat belum optimal

g. Sistem Informasi Kesehatan belum memadai

h. Program PHBS belum optimal dilakukan olah masyarakat

2) Faktor Eksternal

Peluang (O/Opportunities)

a. Prioritas pembangungan Kabupaten Lombok Timur adalah pendidikan dan

kesehatan

b. Terbentuknya badan/organisasi pendukung program kesehatan (Komite

Penanggulangan AIDS, dll)

c. Adanya kemitraan/kerjasama lintas sektor

d. Kondisi geografis sebagian besar cukup terjangkau

Ancaman (T/threaths)

a. Kondisi musim yang tidak dapat ditentukan sehingga sering menimbulkan wabah

penyakit

b. Belum ditemukannya obat dan vaksin penyakit demam berdarah

c. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit menular dan penyakit tidak

menular

Page 92: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

86 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

d. Prevalensi anemia gizi besi remaja yang masih tinggi

e. Meningkatnya pencemaran lingkungan yang mempengaruhi status kesehatan

f. Masih adanya penyakit infeksi dan penyakit akibat perubahan gaya hidup

g. Bertambahnya sarana pelayanan kesehatan swasta yang berorientasi hanya kuratif

dan bisnis

h. Biaya pendidikan kesehatan relatif tinggi

i. Mobilisasi penduduk meningkat yang potensial menyebabkan penularan penyakit

Page 93: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

87 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018 - 2023

BAB III

PERMASALAHAN

DAN ISU-ISU STRATEGIS PERANGKAT DAERAH

A. Permasalahan Pembangunan Kesehatan

Keberhasilan penyelenggaraan urusan wajib bidang kesehatan dapat dilihat dari

berbagai indikator, salah satunya adalah angka harapan hidup yang dapat

menggambarkan derajat kesehatan masyarakat. Pada tahun 2013-2017, Kabupaten

Lombok Timur berhasil meningkatkan 1,92 tahun harapan hidup penduduk dari 63,90

tahun menjadi 65,01 tahun. Meskipun demikian, bila dibandingkan dengan kondisi

Propinsi NTB angka harapan hidup kabupaten Lombok Timur masih dibawah angka

harapan hidup propinsi NTB yaitu 65,55 tahun dan apabila dibandingkan dengan

nasional, angka harapan hidup kabiupate Lombok Timur masih berada di bawah nilai

capaian nasional yang sudah berada pada angka 71,06 tahun. Oleh karena itu meskipun

sudah menunjukan progres yang cukup baik, namun masih perlu adanya perbaikan

dalam sektor kesehatan.

Ada beberapa permasalahan yang dihadapi dalam sektor kesehatan yaitu

sebagai berikut:

1. Kasus kematian bayi dan ibu

2. Status gizi balita

3. Penyakit menular, diantaranya penyakit DBD, TB, HIV AIDS

4. Peningkatan penyakit tidak menular yaitu hipertensi dan DM

5. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) belum menjadi budaya masyarakat

6. Jumlah, jenis dan kompetensi tenaga kesehatan belum memenuhi kebutuhan

pelayanan

7. Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) program kesehatan belum maksimal

Prioritas masalah kesehatan di Kabupaten Lombok Timur berdasarkan permasalahan

yang ada sebagai berikut:

1. Angka Kematian Ibu

2. Angka Kematian Bayi

3. Gizi Buruk dan stunting

4. Penyakit menular, khususnya Demam Berdarah Dengue, TB, HIV AIDS

5. Penyakit tidak menular.

Page 94: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

88 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018 - 2023

B. Telaah Visi,Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Visi Bupati Lombok Timur adalah “Lombok Timur yang Adil, Sejahtera dan Aman”

Selanjutnya dari visi tersebut dapat dijabarkan dalam beberapa misi sebagai berikut :

1. Membangun dan meningkatkan infrastruktur wilayah secara berimbang pada bidang

transportasi, energi, irigasi, air bersih serta perumahan.

2. Meningkatkan mutu pendidikan dan pelayanan kesehatan yang berdayasaing

dengan biaya terjangkau

3. Menumbuhkembangkan perekonomian masyarakat yang bertumpu pada

pembangunan potensi lokal melalui sinergi fungsi-fungsi pertanian, peternakan,

perdagangan, perikanan, kelautan, pariwisata dan sumberdaya lainnya

4. Memperkuat pemberdayaan perempuan dalam sosial, politik,pencegahan kekerasan

dalam rumah tanggga dan perlindungan anak serta meningkatkan pembinaan

kepemudaan dan olah raga.

5. Menciptakan keamanan dan ketertiban yang harmonis dalam masyarakat dengan

meningkatkan pembangunan kehidupan keagamaan yang lebih baik dan religius

6. Meningkatkan reformasi birokrasi melalui pemekaran pemerihan desa, kecamatan

dan kabupaten untuk menuju aparatus yang bersih dan berorientasi kepada

pelayanan publik.

Berdasarkan Visi dan Misi Bupati Lombok Timur 2018 -2023 serta mengacu kepada

tugas dan fungsinya, maka Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur akan

mendukung terlaksananya visi dan misi Bupati terutama di Misi Kedua,

yaitu“Meningkatkan mutu pendidikan dan pelayanan kesehatan yang

berdayasaing dengan biaya terjangkau”

Adapun Tujuan dari Misi Kedua ini adalah Mewujudkan sumber daya manusia yang

berkualitas melalui peningkatan akses pelayanan kesehatan dan rujukan serta

pendidikan yang bermutu dan terjangkau.

Sedangkan Sasaran dari Misi Kedua adalah: Meningkatkan kualitas sumber daya

manusia melalui ketersediaan akses pelayanan kesehatan dan rujukan serta pendidikan

yang bermutu, terjangkau sesuai kemampuan masyarakat.

Adapun pilihan strategi untuk pencapaian Misi Kedua untuk bidang kesehatan adalah

Peningkatan kualitas dan akses layanan kesehatan kesehatan serta rujukan yang

terjangkau.

Page 95: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

89 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018 - 2023

C. Telaah Renstra Kementerian Kesehatan

Dalam Renstra Kementerian Kesehatan terdapat dua tujuan Kementerian Kesehatan

pada tahun 2015-2019, yaitu: 1) meningkatnya status kesehatan masyarakat dan; 2)

meningkatnya daya tanggap (responsiveness) dan perlindungan masyarakat terhadap

risiko sosial dan finansial di bidang kesehatan.

Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus

kehidupan (life cycle), yaitu bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, kelompok usia kerja,

maternal, dan kelompok lansia.

Tujuan indikator Kementerian Kesehatan bersifat dampak (impact atau outcome). dalam

peningkatan status kesehatan masyarakat, indikator yang akan dicapai adalah:

1. Menurunnya angka kematian ibu dari 359 per 100.00 kelahiran hidup (SP 2010), 346

menjadi 306 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI 2012).

2. Menurunnya angka kematian bayi dari 32 menjadi 24 per 1.000 kelahiran hidup.

3. Menurunnya persentase BBLR dari 10,2% menjadi 8%.

4. Meningkatnya upaya peningkatan promosi kesehatan dan pemberdayaan

masyarakat, serta pembiayaan kegiatan promotif dan preventif.

5. Meningkatnya upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat.

Sasaran Strategis Kementerian Kesehatan adalah:

1. Meningkatnya Kesehatan Masyarakat

2. Meningkatnya Pengendalian Penyakit

3. Meningkatnya Akses dan Mutu Fasilitas Pelayanan Kesehatan

4. Meningkatnya akses, kemandirian, dan mutu sediaan farmasi dan alat kesehatan

5. Meningkatnya Jumlah, Jenis, Kualitas dan Pemerataan Tenaga Kesehatan

6. Meningkatnya sinergitas antar Kementerian/Lembaga

7. Meningkatnya daya guna kemitraan dalam dan luar negeri

8. Meningkatnya integrasi perencanaan, bimbingan teknis dan pemantauan-evaluasi

9. Meningkatnya efektivitas penelitian dan pengembangan kesehatan

10. Meningkatnya tata kelola kepemerintahan yang baik dan bersih

11. Meningkatnya kompetensi dan kinerja aparatur Kementerian Kesehatan

12. Meningkatkan sistem informasi kesehatan integrasi,

Arah kebijakan Kementerian Kesehatan RI untuk mencapai tujuan dan sasaran adalah

sebagai berikut:

1) Penguatan Pelayanan Kesehatan Primer (Primary Health Care) Puskesmas

mempunyai fungsi sebagai pembina kesehatan wilayah melalui 4 jenis upaya yaitu :

Page 96: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

90 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018 - 2023

Meningkatkan dan memberdayakan masyarakat, Melaksanakan Upaya Kesehatan

Masyarakat, Melaksanakan Upaya Kesehatan Perorangan dan Memantau dan

mendorong pembangunan berwawasan kesehatan.

Untuk penguatan ke tiga fungsi tersebut, perlu dilakukan Revitalisasi

Puskesmas,dengan fokus pada 5 hal, yaitu: 1) peningkatan SDM; 2) peningkatan

kemampuan teknis dan manajemen Puskesmas; 3) peningkatan pembiayaan; 4)

peningkatan Sistem Informasi Puskesmas (SIP); dan 5) pelaksanaan akreditasi

Puskesmas

2) Penerapan Pendekatan Keberlanjutan Pelayanan (Continuum Of Care)

Pendekatan ini dilaksanakan melalui peningkatan cakupan, mutu, dan

keberlangsungan upaya pencegahan penyakit dan pelayanan kesehatan ibu,

bayi,balita, remaja, usia kerja dan usia lanjut.

3) Intervensi Berbasis Risiko Kesehatan.

Program-program khusus untuk menangani permasalahan kesehatan pada

bayi,balita dan lansia, ibu hamil, pengungsi, dan keluarga miskin, kelompok-

kelompok berisiko, serta masyarakat di daerah terpencil, perbatasan, kepulauan,

dan daerah bermasalah kesehatan.

Strategi pembangunan kesehatan 2015-2019 meliputi:

1) Akselerasi Pemenuhan Akses Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak, Remaja, dan Lanjut

Usia yang Berkualitas.

2) Mempercepat Perbaikan Gizi Masyarakat.

3) Meningkatkan Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

4) Meningkatkan Akses Pelayanan Kesehatan Dasar yang Berkualitas

5) Meningkatkan Akses Pelayanan Kesehatan Rujukan yang Berkualitas

6) Meningkatkan Ketersediaan, Keterjangkauan, Pemerataan, dan Kualitas Farmasi

7) dan Alat Kesehatan

8) Meningkatkan Pengawasan Obat dan Makanan

9) Meningkatkan Ketersediaan, Penyebaran, dan Mutu Sumber Daya Manusia

10) Kesehatan

11) Meningkatkan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

12) Menguatkan Manajemen, Penelitian Pengembangan dan Sistem Informasi

13) Memantapkan Pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) Bidang

Kesehatan

Page 97: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

91 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018 - 2023

14) Mengembangkan dan Meningkatkan Efektifitas Pembiayaan Kesehatan

Program Kemenkes ada dua yaitu program generik dan program teknis.

Program generik meliputi:

1) Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya.

2) Program Penguatan Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)/Kartu

3) Indonesia Sehat (KIS).

4) Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Kementerian

5) Kesehatan.

6) 4). Program Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Program teknis meliputi:

1) Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak.

2) Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan dan Lingkungan.

3) Program Pembinaan Upaya Kesehatan.

4) Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan.

5) Program Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan.

D. Telaah Renstra Dinas Kesehatan Propinsi

Keberhasilan penyelenggaraan urusan wajib bidang kesehatan dapat dilihat dari

berbagai indikator, salah satunya adalah angka harapan hidup yang dapat

menggambarkan derajat kesehatan masyarakat. Pada tahun 2013-2017, Provinsi NTB

berhasil meningkatkan 0,65 tahun harapan hidup penduduk dari 64,90 tahun menjadi

65,55 tahun. Meskipun demikian, bila dibandingkan dengan kondisi nasional, angka

harapan hidup NTB masih berada di bawah nilai capaian nasional yang sudah berada

pada angka 71,06 tahun. Oleh karena itu meskipun sudah menunjukan progres yang

cukup baik, namun masih perlu adanya perbaikan dalam sektor kesehatan.

Ada beberapa permasalahan yang dihadapi dalam sektor kesehatan yaitu

sebagai berikut:

▪ Kesehatan ibu dan anak belum optimal, hal ini ditandai dengan: (1) masih adanya

kematian bayi dan ibu melahirkan, pada tahun 2017 AKB sebesar 9 per 1.000

kelahiran hidup dan AKI sebesar 82 per 100.000 kelahiran hidup; (2) masih adanya

kelahiran ditolong non tenaga kesehatan (8,17%)

▪ Gizi masyarakat belum optimal yang ditandai dengan: (1) angka stunting pada balita

usia 0-23 bulan tahun 2017 sebesar 7,40% nasional 6,90%; (2) Masih ditemui balita

gizi buruk, pada tahun 2017 sebesar 4,30% nasional 3,80%; (3) persentase balita 0-

Page 98: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

92 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018 - 2023

23 bulan dengan status gizi sangat pendek (wasting) sebesar 2,50% nasional

3,90%;

▪ Belum optimalnya pengendalian penyakit menular dan tidak menular, ditandai

dengan: (1) Success Rate/Angka Keberhasilan Pengobatan tuberkulosis semua tipe

61,48% nasional 77,57%; (2) pada penyakit DBD dengue incidence rate per 100.000

penduduk sebesar 26,86 di atas angka nasional 22,55% dan Case Fatality Rate

0,15%; (3) angka morbiditas 2016 sebesar 20,81% masih di atas nilai nasional

(15,18%); (4) persentase merokok pada penduduk ≥ 15 tahun pada tahun 2017

sebesar 30,88% di atas nilai nasional 28,97%

▪ Akses dan mutu pelayanan kesehatan belum optimal yang ditandai dengan

beberapa permasalahan: (1) Persentase puskesmas yang terakreditasi masih 55%;

(2) Persentase rumah sakit terakreditasi baru 65,63%; (3) Masih cukup rendahnya

Posyandu yang aktif yaitu 51,11% (nasional 56,57%);

▪ Sitem Jaminan Sosial belum seluruhnya dinikmati oleh seluruh penduduk Provinsi

NTB (71,42% pada tahun 2017)

▪ Mutu dan penyebaran tenaga kesehatan belum merata, permasalahan diantaranya:

(1) persentase Puskesmas dengan kecukupan dokter dengan status kurang sebesar

35,44%; (2) persentase Puskesmas dengan kecukupan dokter gigi dengan status

kurang sebesar 40,51%; (3) persentase Puskesmas memiliki 5 jenis tenaga

kesehatan promotif preventif 50,63%; (4) Jumlah tenaga kesehatan belum optimal,

terutama di daerah terpencil.

▪ Ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas (Berdasarkan profil kesehatan NTB

tahun 2016 tercatat 84,44%)

Isu strategis pembangunan kesehatan Provinsi NTB tahun 2019-2023 adalah

Derajat Kesehatan Masyarakat Relatif Rendah dengan indikator antara lain :

a. Angka harapan hidup saat lahir masih relatif rendah

b. Angka kematian ibu, bayi dan balita relatif masih tinggi

c. Tingginya prevalensi kurang gizi dan stunting

d. Belum meratanya fasilitas kesehatan yang terakreditasi dan terstandar

e. Belum meratanya SDM kesehatan antar daerah

f. Akses terhadap layanan kesehatan belum optimal

g. Upaya promotif dan preventif masalah kesehatan belum optimal

h. Masih relatif mudanya usia kawin pertama perempuan <21 tahun

Page 99: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

93 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018 - 2023

E. Telaah Keterkaitan dengan Perangkat Daerah Lainnya

Keberhasilan pelayanan kesehatan tidak akan maksimal tanpa adanya koordinasi

lintas sektor dengan perangkat daerah lainnya.

Tabel.3.1 Keterkaitan outcame sasaran Dinas Kesehatan Dengan Organisasi Perangkat

Daerah Lainnya

Outcame Sasaran Strategis

Isu Lintas Sektor OPD Terkait

Kasus Kematian Ibu Angka Kematian Bayi

Pernikahan Dini Kemenag, DP3AKB, Pemerintahaan Desa, Dinas PMD

KB DP3AKB

Pembangunan dan rehabilitasi jalan menuju Fasyankes

Dinas PU PR

Kepesertaan JKN Maskin Dinas Sosial Dinas DukCapil

Pencemaran air bersih dan air minum

Dinas LHK

Gizi buruk dan Stunting Penyediaan sarana air bersih Penyediaan sarana air minum Pemeberian makanan Tambahan Pemberdayaan masyarakat

Dinas Pekerjaaan Umum dan Penataan Ruang PDAM Pemerintahan Desa, DKP Dinas PMD

TB paru Pembangunan rumah layak huni

Dinas Perkim

F. Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah-Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Dalam rangka pelaksanaan pembangunan kesehatan di Kabupaten Lombok

Timur diperlukan sarana dan prasarana seperti bangunan gedung puskesmas,

poskesdes/polindes, puskesmas pembantu, listrik, air bersih dan sarana sanitasi lainya.

Sasaran pembangunan kesehatan Kabupaten Lombok Timur pada akhir tahun 2023

adalah mengatasi masalah pokok kesehatan yaitu kematian ibu melahirkan, kematian

bayi, Status gizi masyarakat, penyakit menular dan tidak menular,kesehatan lingkungan,

perilaku hidup bersih dan sehat serta jaminan asuransi kesehatan masyarakat.

Page 100: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

94 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018 - 2023

G. Analisis Isu Strategis Global

Millenium Development Goals (MDGs) merupakan deklarasi milenium hasil

kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189 negara pada tahun 2015.

Sejak disepakatinya pada bulan September 2000, MDGs telah menjadi suatu paradigma

pembangu nan hampir seluruh negara-negara di dunia. MDGs sendiri memiliki 8

goal, 18 target dan 67 indikator dan telah berakhir pada tahun 2015. Selanjutnya sebagai

tindak lanjut pelaksanaan MDGs muncul istilah baru yang disebut dengan Sustainable

Development Goals (SDGs) atau dikenal juga dengan Tujuan Pembangunan

Berkelanjutan (TPB).

Pada bulan September 2015, Sidang Umum PBB yang diikuti oleh 159 Kepala

Negara, termasuk Indonesia, telah menyepakati Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

(TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs) menjadi agenda global 2030.

TPB/SDGs tersebut berisikan 17 Goals dan 169 Target untuk periode pelaksanaan

tahun 2015-2030. Sejalan dengan perumusan TPB/SDGs di tingkat global, Indonesia

juga menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPMN) tahun

2015-2019, sehingga substansi yang terkandung dalam TPB/SDGs telah selaras dengan

RPJMN yang merupakan penjabaran Nawacita sebagai Visi dan Misi Presiden. Hal ini

diperkuat dengan ditetapkannya Perpres Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan

Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

Berikut ini 17 goals yang diusung dalam SDGs yang harus dijadikan perhatian

dalam perencanaan pembangunan di daerah termasuk indikator yang digunakan.

1) Tujuan 1. Tanpa Kemiskinan (No Poverty-End poverty in all its forms everywhere)

2) Tujuan 2. Tanpa Kelaparan (zero hunger- End hunger, achieve food security and

improved nutrition and promote sustainable agriculture)

3) Tujuan 3. Kehidupan Sehat dan Sejahtera (Good Health and well-being- Ensure

healthy lives and promote well-being for all at all ages)

4) Tujuan 4. Pendidikan Berkualitas (Quality Education- Ensure inclusive and quality

education for all and promote lifelong learning)

5) Tujuan 5. Kesetaraan Gender (Gender Equality- Achieve gender equality and

empower all women and girls)

6) Tujuan 6. Air Bersih dan Sanitasi Layak (Clean Water and Sanitaton- Ensure access

to water and sanitation for all)

Page 101: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

95 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018 - 2023

7) Tujuan 7. Energi Bersih dan Terjangkau (Affordable and Clean Energy- Ensure

access to affordable, reliable, sustainable and modern energy for all)

8) Tujuan 8. Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi (Decent Work and Economic

Growth- Promote inclusive and sustainable economic growth, employment and

decent work for all)

9) Tujuan 9. Industri, Inovasi dan Infrastruktur (Industri, Innovation and Infrastructure-

Build resilient infrastructure, promote sustainable industrialization and foster

innovation)

10) Tujuan 10. Berkurangnya Kesenjangan (Reduced Inequalities- Reduce inequality

within and among countries)

11) Tujuan 11. Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan (Sustainable Cities and

Communities- Make cities inclusive, safe, resilient and sustainable)

12) Tujuan 12. Konsumsi dan Produksi yang Berkelanjutan (Responsible Consumption

and Production- Ensure sustainable consumption and production patterns)

13) Tujuan 13. Penanganan Perubahan Iklim (Climate Action- Take urgent action to

combat climate change and its impacts)

14) Tujuan 14. Ekosistem Lautan (Life Below Water- Conserve and sustainably use the

oceans, seas and marine resources)

15) Tujuan 15. Ekosistem Daratan (Life on Land- Sustainably manage forests, combat

desertification, halt and reverse land degradation, halt biodiversity loss)

16) Tujuan 16. Perdamaian, Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh (Peace, Justice

and Strong Institution- Promote just, peaceful and inclusive societies)

17) Tujuan 17. Kemitraan untuk Mencapai Tujuan (Partnerships for the Goals- Revitalize

the global partnership for sustainable development)

H. Penentuan Isu Strategis

Faktor-faktor dari pelayanan Dinas Kesehatan yang mempengaruhi

permasalahan pelayanan pada Dinas Kesehatan ditinjau dari gambaran pelayanan

OPD,sasaran jangka menengah pada Renstra K/L, sasaran jangka menengah Renstra

Dinas kesehatan propinsi/Kabupaten,implikasi RTRW pagi pelayanan OPD, implikasi

KLHS bagi pelayanan OPD adalah sebagai berikut :

a. Rendahnya derajat kesehatan masyarakat (masih tingginya AKB,AKI, status gizi

balita masih rendah, angka kesakitan pada beberapa penyakit masih tinggi)

Page 102: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

96 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018 - 2023

b. Penanggulangan penyakit tidak menular dan gangguan jiwa yang masih belum

optimal.

c. Belum terlindunginya masyarakat secara maksimal terhadap beban pembiayaan

kesehatan.

d. Belum terpenuhinya jumlah, jenis, kualitas serta penyebaran sumber daya manusia

kesehatan sesuai standart kebutuhan SDM Kesehatan di fasilitas kesehatan

e. Belum optimalnya penggunaan obat yang tidak rasional dan

penyelenggaraanpelayanan kefarmasian yang berkualitas.

f. Kuantitas dan kualitas sarana prasana penunjang untuk pelayanan kesehatan

masyarakat masih kurang

Page 103: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

97 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

BAB IV

TUJUAN DAN SASARAN

Dalam Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kesehatan 2018-2023 tidak ada visi dan

misi, namun mengikuti visi dan misi Bupati Lombok Timur yaitu “Lombok Timur yang Adil,

Sejahtera dan Aman”.

Untuk mewujudkan visi tersebut ada 6 misi pembangunan yaitu :

1. Membangun dan meningkatkan infrastruktur wilayah secara berimbang pada bidang

transportasi, energi, irigasi, air bersih serta perumahan.

2. Meningkatkan mutu pendidikan dan pelayanan kesehatan yang berdayasaing dengan

biaya terjangkau

3. Menumbuhkembangkan perekonomian masyarakat yang bertumpu pada pembangunan

potensi lokal melalui sinergi fungsi-fungsi pertanian, peternakan, perdagangan, perikanan,

kelautan, pariwisata dan sumberdaya lainnya

4. Memperkuat pemberdayaan perempuan dalam sosial, politik,pencegahan kekerasan

dalam rumah tanggga dan perlindungan anak serta meningkatkan pembinaan

kepemudaan dan olah raga.

5. Menciptakan keamanan dan ketertiban yang harmonis dalam masyarakat dengan

meningkatkan pembangunan kehidupan keagamaan yang lebih baik dan religius

6. Meningkatkan reformasi birokrasi melalui pemekaran pemerihan desa, kecamatan dan

kabupaten untuk menuju aparatus yang bersih dan berorientasi kepada pelayanan publik.

Tujuan merupakan penjabaran/implementasi dari pernyataan-pernyataan tentang hal-

hal yang perlu dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan misi dengan menjawab isu

strategis daerah dan permasalahan pembangunan daerah dalam bidang kesehatan.

Sedangkan sasaran adalah penjabaran dari tujuan, merupakan hasil yang diharapkan dari

suatu tujuan yang diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional, untuk

dapat dilaksanakan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan.

Tujuan dan sasaran jangka menengah Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tahun

2018 – 2023 adalah sebagai berikut :

Page 104: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

97 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

Tabel T-C.25 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur Tahun 2018-2023

RPJMD RENSTRA

No Misi Bupati ke 2

Tujuan RPJMD

Indikator Tujuan

Sasaran RPJMD

Indikator sasaran RPJMD

Tujuan Indikator Tujuan Sasaran Indikator sasaran

Kondisi awal 2018

Target Kinerja Tujuan/Sasaran pada Tahun Ke-

2019 2020 2021 2022 2023

1 Meningkatkan mutu pendidikan dan pelayanan kesehatan yang berdaya saing dengan biaya terjangkau

Mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas melalui peningkatan akses dan pelayanan kesehatan dan rujukan serta pendidikan yang bermutu dan terjangkau

Indeks pembangunan manusia (IPM)

Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui ketersediaan akses pelayanan kesehatan dan rujukan serta pendidikan yang bermutu, terjangkau sesuai kemampuan masyarakat

Angka harapan hidup (AHH)

Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan

Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

Menurunnya angka kematian

Angka kematian ibu

102 100 196 192 188 184

Angka kematian bayi

20 18 22 20 18 16

Page 105: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

99 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

BAB V STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Untuk mempercepat implementasi dan konsistensi visi, misi, tujuan dan sasaran

dalam proses pembangunan daerah, perlu dikembangkan strategi dan arah kebijakan

sehingga dinamika pembangunan tetap terarah, terpadu dan berkesinambungan .

Strategi dan arah kebijakan pembangunan kesehatan merupakan rumusan perencanaan

komprehensif mengacu kepada bagaimana Pemerintah Daerah mencapai tujuan dan

sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien selama 5 (lima) tahun kedepan.

Strategi adalah pemikiran-pemikiran secara konseptual analitis dan komprehensif

tentang langkah-langkah yang diperlukan untuk memperlancar atau memperkuat pencapaian

tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Untuk mengarahkan strategi yang dipilih agar

lebih terarah dalam mencapai tujuan dan sasaran dari waktu ke waktu selama 5 (lima) tahun

dan merasionalkan pilihan strategi agar memiliki fokus dan sesuai dengan pengaturan

pelaksanaannya, diperlukan pedoman berupa arah kebijakan.

Tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan dalam melaksanakan pembangunan

kesehatan daerah dalam kurun waktu 5 tahun secara lebih jelas dapat dilihat melalui

penjabarannya pada tabel dibawah ini :

Page 106: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

100 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

Visi : Lombok Timur yang Adil, Sejahtera dan Aman

Misi: Meningkatkan mutu pendidikan dan pelayanan kesehatan yang berdayasaing

dengan biaya terjangkau

Tabel T-C.26

Strategi dan Arah kebijakan Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur tahun 2018-2023

Tujuan

Sasaran

Strategi Arah Kebijakan

Meningkatkan pelayanan kesehatan yang berdaya saing dengan biaya terjangkau

Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan untuk masyarakat terutama masyarakat miskin dan tidak mampu

Peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan

- Menjalin kerjasama dengan dokter spesialis untuk melakukan kunjungan ke puskesmas ( melakukan pelayanan kesehatan bergerak) terutama daerah terpencil

- Peningkatan kemampuan teknis dan manajemen Puskesmas dan pelaksanaan dan pelaksanaan akreditasi

- Meningkatkan ketersedian obat yang rasional dan BMHP

- Peningkatan kualitas sarana, prasarana serta pemenuhan alat kesehatan sesuai standar

- Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM

Peningkatan Pelayanan kesehatan Masyarakat Miskin

- Membuat regulasi yang bisa menjamin agar masyarakt miskin mendapat pelayanan kesehatan

- Advokasi dengan pemerintahan desa agar berperan aktf dalam masalah kesehatan

- Sosialisasi, advokasi dan validasi data penerima bantuan iuran (PBI) bagi masyarakat miskin dan dan kurang mampu dalam pelaksanaan sistem pembiayaan melalui Jaminan Kesehatan Nasional

Page 107: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

101 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

BAB VI RENCANA PROGRAM, KEGIATAN DAN KERANGKA PENDANAAN

Tabel T-C.27

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN DAN KERANGKA PENDANAAN

NO PROGRAM INDIKATOR SUB KEGIATAN TAHUN

2019 2020 2021 2022 2023

I PROGRAM PENUNJANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA

55.068.915.378

135,552,484,000 140,974,579,000

A Perencanaan, Penganggaran, dan Evaluasi Kinerja Perangkat Daerah

103.045.000 43,050,000 44,772,000

1 Penyusunan Dokumen Perencanaan Perangkat Daerah

Jumlah Dokumen Laporan 30.000.000 29,080,000 30,243,000

2 Koordinasi dan Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD

Jumlah Laporan 73.045.000 13,970,000 14,529,000

B Administrasi Keuangan Perangkat Daerah

250.779.675

97,317,291,000 101,209,982,000

1 Penyediaan Gaji dan Tunjangan AS

Gaji ASN Terbayar 96,967,283,000 100,845,974,000

2 Pelaksanaan Penatausahaan dan Pengujian/Verifikasi Keuangan SKPD

Jumlah Penatausahaan dan Verifikasi Keungan

247.670.000 235.779.675

339,112,000 352,677,000

3 Koordinasi dan Penyusunan Laporan Keuangan Bulanan/Triwulanan /Semesteran SKPD

Laporan Keuangan Bulanan/Triwulan/Tahunan

15.000.000

10,896,000 11,331,000

Page 108: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

102 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

C Administrasi Barang Milik Daerah pada Perangkat Daerah

- 55,744,000 57,973,000

1 Penatausahaan Barang Milik Daerah pada SKPD

Tersedianya Dokumen Aset BMD Dikes

- 55,744,000 57,973,000

D Administrasi Kepegawaian Perangkat Daerah

19,772,000 20,563,000

1 Pendataan dan Pengolahan Administrasi Kepegawaian

Dokumen Kepegawaian - 19,772,000 20,563,000

E Administrasi Umum Perangkat Daerah

58.125.146

270,254,000 281,063,000

1 Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor

Jumlah Komponen Instalasi Listrik

189.000.000 189.000.000 16.537.500

1,121,000 1,165,000

2 Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor

Jumlah Peralatan/Perlengkapan Kantor

30.515.546

262,466,000 272,965,000

3 Penyediaan Peralatan Rumah Tangga

Jumlah Peralatan/Perlengkapan Kantor

7.500.000 4,343,000 4,516,000

4 Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundangundangan

Jumlah bahan bacaan 3.572.100

2,324,000 2,417,000

F Pengadaan Barang Milik Daerah Penunjang Urusan Pemerintah Daerah

232.130.000 1,200,784,000 1,248,815,000

1 Pengadaan Kendaraan Dinas Operasional atau Lapangan

Jumlah Kendaraan Operasiona

232.130.000 1,200,784,000 1,248,815,000

G Penyediaan Jasa Penunjang Urusan Pemerintahan Daerah

180.682.500

349,622,000 363,606,000

Page 109: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

103 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

1 Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik

Jumlah Tagihan 189.000.000 189.000.000

168.682.500

260,832,000 271,265,000

2 Penyediaan Jasa Pelayanan Umum Kantor

Jumlah Jasa Pelayanan 19.100.000

18.075.000 12.000.000 88,790,000 92,341,000

H Pemeliharaan Barang Milik Daerah Penunjang Urusan Pemerintahan Daera

91.099.575

639,392,000 664,967,000

1 Penyediaan Jasa Pemeliharaan, Biaya Pemeliharaan dan Pajak Kendaraan Perorangan Dinas atau Kendaraan Dinas Jabatan

Jumlah Kendaraan Dinas Jabatan

29.500.000

12,480,000 12,979,000

2 Penyediaan Jasa Pemeliharaan, Biaya Pemeliharaan, Pajak, dan Perizinan Kendaraan Dinas Operasional atau Lapangan

Jumlah Kendaraan Dinas Operasional

17.000.000 61.599.575

13,312,000 13,844,00

3 Pemeliharaan/Rehabilitasi Gedung Kantor dan Bangunan Lainnya

Jumlah Gedung Yang diRehab

- 613,600,000 638,144,000

I Peningkatan Pelayanan BLUD

54.153.053.482

35,656,575,000 37,082,838,000

Pelayanan dan Penunjang Pelayanan BLUD

Jumlah Puskesmas BLUD 54.153.053.482

35,656,575,000 37,082,838,000

II PROGRAM PEMENUHAN UPAYA KESEHATAN PERORANGAN DAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT

203.743.241.102

159,665,140,000 165,951,781,000

A Penyediaan Fasilitas Pelayanan Kesehatan untuk UKM dan UKP

85.448.185.548 28,003,418,000

29,163,555,000

Page 110: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

104 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

Kewenangan Daerah Kabupaten/Kot

1 Pembangunan Rumah Sakit beserta Sarana dan Prasarana Pendukungnya

Jumlah Rumah Sakit Yang di Bangun

10,000,000,000 10,000,000,000

2 Pembangunan Puskesmas Jumlah Puskesmas Yang dibangun

35.875.545.266

3,118,117,000 3,242,842,000

3 Pembangunan Fasilitas Kesehatan Lainnya

Jumlah Pustu Yang di Bangun

1.650.000.000

780,000,000 811,200,000

4 Pembangunan Rumah Dinas Tenaga Kesehatan

Jumlah Rumah Dinas Yang Dibangun

418.275.000

1.800.000.000

1,872,000,000 1,946,880,000

Rehabilitasi dan Pemeliharaan Puskesmas

1.201.426.750

5 Rehabilitasi dan Pemeliharaan Fasilitas Kesehatan Lainnya

Jumlah Pustu Yang diRehabilitasi

5.351.339.510 416,000,000 432,640,000

6 Pengadaan Sarana Fasilitas Pelayanan Kesehatan

- 0 0

7 Pengadaan Prasarana dan Pendukung Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Jumlah Prasarana Pendukung Fasyankes

3.483.754.313

2,271,869,000 2,362,744,000

8 Pengadaan Alat Kesehatan/Alat Penunjang Medik Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Jumlah Alat Kesehatan 20.008.849.832

2,049,121,000 2,531,086,000

9 Pengadaan dan Pemeliharaan Alat Kalibrasi

Jumlah Alat Terkalibrasi - 208,000,000 216,320,000

10 Pengadaan Obat, Vaksin Jumlah Item Obat Yang Diadakan

13.111.136.420

3,459,858,000 3,638,252,000

11 Pengadaan Bahan Habis pakai

Jumlah Item BMHP Yang diadakan

2.966.133.457

3,828,453,000 3,981,591,000

B Penyediaan Layanan Kesehatan untuk UKM dan UKP Rujukan Tingkat Daerah Kabupaten/Kota

118.191.614.042

129,982,955,000 135,042,309,000

Page 111: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

105 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

1 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil

Jumlah Ibu Hamil Yang Dilayani

250.000.000 171,145,000 177,991,000

2 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin

Jumlah Ibu Bersalin Yang dilayani

2.680.177.500 5,509,959,000 5,730,357,000

3 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir

Jumlah Bayi Baru Lahir Yang dilayani

250.000.000 138,372,000 143,906,000

4 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Balita

Jumlah Balita Yang dilayani 350.000.000

88,816,000 92,386,000

5 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan pada Usia Pendidikan Dasar

Jumlah Usia Pendidikan Dasar Yang dilayani

200.000.000

99,715,000 103,704,000

6 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan pada Usia Produktif

Jumlah Usia Produktif Yang dilayanai

200.000.000

178,360,000 185,494,000

7 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan pada Usia Lanjut

Jumlah Usia Lanjut Yang dilayani

200.000.000

69,160,000 71,926,000

8 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi

Jumlah Penderita Hipertensi Yang dilayani

400.000.000 28,477,000 29,616,000

9 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Penderita Diabetes Melitus

Jumlah Penderita Diabetes Melitus Yang dilayani

400.000.000 25,751,000 26,781,000

10 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Orang dengan Gangguan Jiwa Berat

Jumlah ODGJ Yang dilayani 100.000.000

104,583,000 108,766,000

11 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Orang Terduga Tuberkulosis

Jumlah Penderita TB Yang dilayani

350.000.000

112,507,000 117,007,000

12 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Orang dengan Risiko Terinfeksi HIV

Jumlah Penderita HIV Yang dilayani

300.000.000

108,077,000 112,400,000

13 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan bagi Penduduk pada Kondisi Kejadian Luar Biasa (KLB)

Jumlah Penduduk Yang Dilayani

7,253,967,000 7,253,967,000

14 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan bagi Penduduk

Jumlah Korban Bencana Yang Mendapat Pelayanan

282.710.000

54,595,000 56,799,000

Page 112: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

106 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

Terdampak Krisis Kesehatan Akibat Bencana dan/atau Berpotensi Bencana

Kesehatan

15 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Gizi Masyarakat

Jumlah Kasus Stunting 193.046.096

921,232,000 958,081,000

16 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Kerja dan Olahraga

Jumlah Puskesmas Melaksanakan Kesehatan Kerja dan Olahraga

88.200.000

78,000,000 81,120,000

17 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Lingkungan

jumlah Akses Air Minum,Jamban Keluarga,Jumlah TTU,dan TPM Yang di Bina

289.406.250

312,000,000 324,480,000

18 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Tradisional, Akupuntur, Asuhan Mandiri, dan Tradisional Lainnya

Puskesmas Yang Memberikan Pelayanan Kestrad

16.537.500

38,006,000 39,527,000

19 Pengelolaan Surveilans Kesehatan

Terpantaunya Trend Penyakit Potensial Wabah

68.906.250

390,310,000 405,923,000

20 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Jiwa dan NAPZA

Terlaksananya kegiatan sosialisasi tentang bahaya narkotika bagi masyarakat

81.715.000

219,189,000 219,189,000

21 Pengelolaan Upaya Kesehatan Khusus

Jumlah Calon Jamaah Haji Yang dilayani

177.641.966

34,694,000 36,082,000

22 Pelayanan Kesehatan Penyakit Menular dan Tidak Menular

Jumlah Orang Yang Mendapatkan Pelayanan Penyakit Menular dan Tidak Menular Yang dilayani

220.500.000

197,773,000 205,684,000

23 Pengelolaan Jaminan Kesehatan Masyarakat

Jumlah Pengembangan kepesrtaan PBI dalam JKN/KIS

62.872.917.513

87,672,430,000 91,179,327,000

24 Operasional Pelayanan Rumah Sakit

Jumlah Fasilitas Kesehatan Yang Melaksanakan Upaya Kuratif dan Rehabilitatif

223.250.000 1,000,000,000 1,000,000,000

25 Operasional Pelayanan Puskesmas

Jumlah Puskesmas Yang Melaksanakan Upaya Promotif dan Preventif

45.388.509.916

23,052,110,000 24,173,120,000

Page 113: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

107 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

26 Pelaksanaan Akreditasi Fasilitas Kesehatan di Kabupaten/Kota

Jumlah Puskesmas Terakreditasi

2.492.548.538 2,043,954,000 2,125,712,000

27 Investigasi Awal Kejadian Tidak Diharapkan (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi dan Pemberian Obat Massal)

Semua Sasaran Imunisasi Bayi, Baduta, Anak Sekolah dan Bumil Mendapat Pelayanan Imunisasi

115.547.513 79,773,000 82,964,000

C Penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan secara Terintegrasi

103.441.512 83,595,000 86,938,000

1 Pengelolaan Data dan Informasi Kesehatan

Jumlah Pelaporan Tepat Waktu

51.720.756

63,814,000 66,366,000

2 Pengelolaan Sistem Informasi Kesehatan

Jumlah Puskesmas Menggunakan Sistem Informasi Kesehatan

51.720.756

19,781,000 20,572,000

D Penerbitan Izin Rumah Sakit Kelas C, D dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Daerah Kabupaten/Kota

1,595,172,000 1,658,979,000

1 Peningkatan Mutu Pelayanan Fasilitas Kesehatan

Terlaksananya Pelayanan Kesehatan Yang Bermutu

1,595,172,000 1,658,979,000

III PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

300.440.000 1,244,275,000 1,294,046,000

A Perencanaan Kebutuhan dan Pendayagunaan Sumberdaya Manusia Kesehatan untuk UKP dan UKM di Wilayah Kabupaten/Kota

100.000.000 998,083,000 1,038,006,000

Page 114: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

108 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

1 Perencanaan dan Distribusi serta Pemerataan Sumber Daya Manusia Kesehatan

Tersusunnya Dokumen Perencanaan Tenaga Kesehatan, Dokumen Deskripsi Profil SDMK Kabupaten Lombok Timur dokumen Desk Tenaga Nusantara Sehat/Desk Program PIIDI

50.000.000

54,439,000 56,617,000

2 Pemenuhan Kebutuhan Sumber Daya Manusia Kesehatan sesuai Standar

Terbayarnya Jasa Petugas Kesehatan

50.000.000

943,644,000 981,389,000

B Pengembangan Mutu dan Peningkatan Kompetensi Teknis Sumber Daya Manusia Kesehatan Tingkat Daerah Kabupaten/Kota

200.440.000

246,192,000 256,040,000

1 Pengembangan Mutu dan Peningkatan Kompetensi Teknis Sumber Daya Manusia Kesehatan Tingkat Daerah Kabupaten/Kota

Terlaksananya Kegiatan Pengembangan Mutu dan Peningkatan Kompetensi Teknis Sumber Daya Manusia Kesehatan

200.440.000

246,192,000 256,040,000

IV PROGRAM SEDIAAN FARMASI, ALAT KESEHATAN DAN MAKANAN MINUMAN

113.339.000 166,875,000 173,551,000

A Pemberian Izin Apotek, Toko Obat, Toko Alat Kesehatan dan Optikal, Usaha Mikro Obat Tradisional (UMOT)

58.419.000

14,532,000 15,114,000

1 Penyediaan dan Pengelolaan Data Perizinan dan Tindak Lanjut Pengawasan Izin Apotek,

Jumlah Sarana Yang Mendapat Izin

58.419.000

14,532,000 15,114,000

Page 115: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

109 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

Toko Obat, Toko Alat Kesehatan, dan Optikal, Usaha Mikro Obat Tradisional (UMOT)

B Penerbitan Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga dan Nomor P-IRT sebagai Izin Produksi, untuk Produk Makanan Minuman Tertentu yang dapat Diproduksi oleh Industri Rumah Tangga

44.920.000

101,654,000 105,720,000

1 Pengendalian dan Pengawasan serta Tindak Lanjut Pengawasan Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga dan Nomor P-IRT sebagai Izin Produksi, untuk Produk Makanan Minuman Tertentu yang dapat Diproduksi oleh Industri Rumah Tangga

Jumlah Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga

44.920.000

101,654,000 105,720,000

C Pemeriksaan dan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Post Market pada Produksi dan Produk Makanan Minuman Industri Rumah Tangga

10.000.000

50,689,000 52,717,000

1 Pemeriksaan Post Market pada Produk MakananMinuman Industri Rumah Tangga yang Beredar dan Pengawasan serta Tindak Lanjut

Jumlah Pemeriksaan Post Market Pada Produk Makanan dan Minuman

10.000.000

50,689,000 52,717,000

Page 116: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

110 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

Pengawasan

V PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BIDANG KESEHATAN

259.056.000 560,147,000 582,552,000

A Advokasi, Pemberdayaan, Kemitraan, Peningkatan Peran serta Masyarakat dan Lintas Sektor Tingkat Daerah Kabupaten/Kota

182.437.500

442,630,000 460,335,000

1 Peningkatan Upaya Promosi Kesehatan, Advokasi, Kemitraan dan Pemberdayaan Masyarakat

Jumlah Regulasi dan Dokumen Pencegahan Stunting

182.437.500

442,630,000 460,335,000

B Pelaksanaan Sehat dalam rangka Promotif Preventif Tingkat Daerah Kabupaten/Kota

38.309.250

74,315,000 77,287,000

1 Penyelenggaraan Promosi Kesehatan dan Gerakan Hidup Bersih dan Sehat

Jumlah Masyarakat Yang Mengikuti Kegiatan Pergerakan Masyarakat GERMAS

38.309.250

74,315,000 77,287,000

C Pengembangan dan Pelaksanaan Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) Tingkat Daerah Kabupaten/Kota

38.309.250 43,202,000 44,930,000

1 Bimbingan Teknis dan Supervisi Pengembangan dan Pelaksanaan Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM)

Jumlah Posyandu Aktif dan Desa Siaga Aktif Yang dibina

38.309.250 43,202,000 44,930,000

Page 117: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

111 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

BAB VII KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN

Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberi gambaran tentang

ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi kepala daerah dan wakil kepala daerah

pada akhir periode masa jabatan. Keberhasilan tersebut ditunjukkan dari akumulasi

pencapaian indikator sasaran pembangunan daerah setiap tahun atau indikator capaian

yang bersifat mandiri setiap tahun. Penetapan Indikator Kinerja Pembangunan Daerah di

Kabupaten Lombok Timur sebagaimana ditunjukkan pada table berikut :

Page 118: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

112 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

Tabel T-C.28 Indikator Kinerja Penyelenggaran Urusan Kesehatan Kabupaten Lombok Timur yang mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD

Tahun 2018-2023

No Program Indikator Program Satuan Kondisi

Kinerja pada

awal Renstra

Target capaian tiap tahun

2020 2021 2022 2023 Kondisi kinerja pada

akhir periode Renstra

2023

I PROGRAM

PENUNJANG

URUSAN

PEMERINTAHAN

DAERAH

KABUPATEN/KOTA

Persentase sarana dan

prasarana

pelayanan yang terawat dan

berfungsi baik untuk

mendukung pelaksanaan

program

% 100 100 100 100 100 100

II PROGRAM

PEMENUHAN UPAYA

KESEHATAN

PERORANGAN DAN

UPAYA KESEHATAN

MASYARAKAT

1. Persentase

cakupanketersediaan

obat dan BMHP di

puskesmas

% 85

85

85

85

85

85

2. Persentase penyediaan

fasilitas UKM untuk

kewenangan kabupaten

% 85 85 85 85 85 85

3. Persentase penyediaan

fasilitas UKP untuk

% 75 75 75 75 75 75

Page 119: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

113 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

kewenangan kabupaten

4. Cakupan pelayanan

kesehatan anak balita

sesuai standar

% 100 100 100 100 100 100

5. Cakupan Sanitasi

Memenuhi Syarat

Kesehatan

% 100 100 100 100 100 100

6. Persentase anak usia

pendidikan dasar yang

mendapatkan pelayanan

kesehatan sesuai standar

% 100 100 100 100 100 100

7. Persentase bayi baru

lahir mendapat

pelayanan kesehatan

sesuai standar

% 100 100 100 100 100 100

8. Persentase bayi usia 0-

11 bulan yang mendapat

imunisasi dasar lengkap

% 100 100 100 100 100 100

9. Persentase ibu bersalin

yang mendapatkan

pelayanan sesuai

standar

% 100 100 100 100 100 100

10. Persentase ibu hamil

yang mendapatkan

pelayanan sesuai

standar

% 100 100 100 100 100 100

11. Persentase masyarakat % 100 100 100 100 100 100

Page 120: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

114 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

menjadi peserta BPJS

12. Persentase ODGJ berat

yang mendapatkan

pelayanan kesehatan

jiwa sesuai standar

% 100 100 100 100 100 100

13. Persentase orang

dengan resiko terinfeksi

HIV mendapatkan

pelayanan deteksi dini

HIV sesuai standar

% 100 100 100 100 100 100

14. Persentase orang

terduga TBC

endapatkan pelayanan

kesehatan sesuai standar

% 100 100 100 100 100 100

15. Persentase orang usia

15-59 tahun endapatkan

skrining kesehatan

sesuai standar

% 100 100 100 100 100 100

16. Persentase orang usia

lanjut yang endapatkan

skrining kesehatan

sesuai standar

% 100 100 100 100 100 100

17. Persentase penderita

DM yang mendapatkan

pelayanan kesehatan

sesuai standar

% 100 100 100 100 100 100

18. Persentase

penderitahipertensi

% 100 100 100 100 100 100

Page 121: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

115 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

yang

endapatkanpelayanan

kesehatan sesuaistandar

III PROGRAM

PENINGKATAN

KAPASITAS SUMBER

DAYA MANUSIA

KESEHATAN

Persentase tenaga

kesehatan

yang kompeten

% 100 100 100 100 100 100

IV PROGRAM SEDIAAN

FARMASI, ALAT

KESEHATAN DAN

MAKANAN

MINUMAN

Persentase peningkatan

jumlah sediaan farmasi, alat

kesehatan, dan

makananminuman

% 100 100 100 100 100 100

V PROGRAM

PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT

BIDANG

KESEHATAN

Persentase UKBM

Posyandu

dan desa siaga aktif yang

mendapatkan upaya

pemberdayaan

% 100 100 100 100 100 100

Page 122: DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018 …

116 Renstra Review Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

BAB VIII

PENUTUP

Secara umum dokumen Renstra ini merupakan garis kebijaksanaan yang disusun

sebagai acuan dalam membuat kebijakan dan pedoman untuk melaksanakan pembangunan

yang berwawasan kesehatan dengan mengembangkan kreatifitas, inovasi dan kemampuan

pemasaran produk/jasa pelayanan kesehatan. Secara teknis Renstra ini dijabarkan lebih

lanjut dalam bentuk program-program kerja, yang selanjutnya menjadi acuan bagi jajaran

aparatur Dinas Kesehatan agar tercipta sinergi dalam pelaksanaannya.

Dokumen Renstra ini diharapkan dapat memberikan kejelasan bagi seluruh

komponen yang terlibat, dan memperjelas rangkaian pelaksanaan pembangunan daerah,

khususnya bidang kesehatan sehingga diharapkan akan dapat mereduksi setiap deviasi

pelaksanaan dan hambatan yang mungkin timbul, sehingga pada akhirnya pembangunan

kesehatan Kabupaten Lombok Timur Tahun 2018-2023 dapat terwujud sesuai arah

kebijakan yang telah ditentukan dalam mewujudkan cita-cita masyarakat Kabupaten Lombok

Timur. Jika di kemudian hari diperlukan adanya perubahan pada Renstra Dinas Kesehatan

2018-2023, maka akan dilakukan penyempurnaan sebagaimana mestinya.

Kepala Dinas Kesehatan

Kabupaten Lombok Timur

Dr.H.PATHURRAHMAN, SKM,M.AP

NIP. 19681231 199003 1 109