dimensi keprilakuan pada sistem pengendalian manajemen.docx

12
Dimensi Keprilakuan Pada Sistem Pengendalian Manajemen A. Latar Belakang Akuntansi manajemen dibangun di atas fondasi perilaku (Belqaoui, 2002). Istilah sistem akuntansi yang dimaksud di sini dalam arti yang luas yang meliputi seluruh desain alat pengendalian manajemen yang meliputi sistem pengendalian, system penganggaran, desain akuntansi pertangungjawaban, desain organisasi seperti desentralisasi atau sentralisasi, desain pengumpulan biaya, desain penilaian kinerja serta pelaporan keuangan. Secara lebih terinci ruang lingkup akuntansi keperilakuan meliputi: 1) mempelajari pengaruh antara perilaku manusia terhadap desain, konstruksi, dan penggunaan sistem akuntansi yang diterapkan dalam perusahaan, yang berarti bagaimana sikap dan gaya kepemimpinan manajemen mempengaruhi sifat pengendalian akuntansi dan desain organisasi; 2) mempelajari pengaruh sistem akuntansi terhadap perilaku manusia, yang berarti bagaimana sistem akuntansi mempengaruhi motivasi, produktivitas, pengambilan keputusan, kepuasan kerja dan kerja sama; 3) metode untuk memprediksi perilaku manusia dan strategi untuk mengubahnya, yang berarti bagaimana sistem akuntansi dapat dipergunakan untuk mempengaruhi perilaku (Hudayati,2002). Sistem pengendalian manajemen merupakan alat untuk memonitor atau mengamati pelaksanaan manajemen perusahaan yang mencoba mengarahkan pada tujuan organisasi dalam perusahaan agar kinerja yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan dapat berjalan

Upload: ghaliyah

Post on 20-Feb-2016

33 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Dimensi Keprilakuan Pada Sistem Pengendalian Manajemen.docx

Dimensi Keprilakuan Pada Sistem Pengendalian Manajemen

A. Latar Belakang

Akuntansi manajemen dibangun di atas fondasi perilaku (Belqaoui, 2002). Istilah sistem

akuntansi yang dimaksud di sini dalam arti yang luas yang meliputi seluruh desain alat

pengendalian manajemen yang meliputi sistem pengendalian, system penganggaran, desain

akuntansi pertangungjawaban, desain organisasi seperti desentralisasi atau sentralisasi, desain

pengumpulan biaya, desain penilaian kinerja serta pelaporan keuangan. Secara lebih terinci

ruang lingkup akuntansi keperilakuan meliputi: 1) mempelajari pengaruh antara perilaku

manusia terhadap desain, konstruksi, dan penggunaan sistem akuntansi yang diterapkan dalam

perusahaan, yang berarti bagaimana sikap dan gaya kepemimpinan manajemen mempengaruhi

sifat pengendalian akuntansi dan desain organisasi; 2) mempelajari pengaruh sistem akuntansi

terhadap perilaku manusia, yang berarti bagaimana sistem akuntansi mempengaruhi motivasi,

produktivitas, pengambilan keputusan, kepuasan kerja dan kerja sama; 3) metode untuk

memprediksi perilaku manusia dan strategi untuk mengubahnya, yang berarti bagaimana sistem

akuntansi dapat dipergunakan untuk mempengaruhi perilaku (Hudayati,2002).

Sistem pengendalian manajemen merupakan alat untuk memonitor atau mengamati

pelaksanaan manajemen perusahaan yang mencoba mengarahkan pada tujuan organisasi dalam

perusahaan agar kinerja yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan dapat berjalan lebih

efesien dan lancar. Yang dimonitor atau yang diatur dalam sistem pengendalian manajemen

adalah kinerja dari perilaku manajer di dalam mengelola perusahaan yang akan

dipertanggungjawabkan kepada stakeholders (Soobaroyen, 2006) dalam (Wiyantoro,2007).

Menurut Fisher (1995) sistem pengendalian manajemen dipengaruhi oleh faktor

kontinjensi seperti budaya dan struktur perusahaan yang secara tidak langsung berhubungan

dengan sistem pengendalian manajemen. Menurut Merchant (1998; 5) yang mengatakan bahwa

orientasi perilaku berhubungan dalam lingkungan pengendalian manajemen, perilaku

berpengaruh dalam desain sistem pengendalian manajemen untuk membantu, mengendalikan,

memotivasi manajemen dalam mengambil keputusan dan memonitor perilaku yang dapat

mengendalikan aktivitas-aktivitas yang terjadi dalam sebuah organisasi Sehingga dalam makalah

ini kami melihat hubungan antara aspek keprilakuan dengan system pengendalian manajemen.

Page 2: Dimensi Keprilakuan Pada Sistem Pengendalian Manajemen.docx

Landasan Teori

Teori Agensi

Penelitian dalam teori agensi, mengadopsi dari teori ekonomi dan biasanya dilakukan dengan

eksperimen dan bukti empiris. Teori agensi banyak digunakan untuk menganalisis hubungan

antara dua pihak “prinsipal (majikan) dan agent (agen)”. Dalam konteks ini maka sistem

pengendalian juga dapat dikaji melalui hubungan antara si pengawas (General Manajer) dan

pihak yang diawasi (manajer operasional). Hubungan Prinsipal - Agen ini dapat digunakan untuk

mengkaji dan mendesain sistem pengendalian. Ketat atau longgarnya sistem pengendalian sangat

tergantung pada tingkat keyakinan pimpinan perusahaan kepada manajer operasional. Kalau

manajer operasional dipercaya maka biasanya system pengendalian relatif lebih longgar.

Demikian sebaliknya, jika pimpinan perusahaan kurang percaya kepada manajer operasional,

maka system pengendalian lebih ketat (Sumarno,2006).

Teori Motivasi

berhubungan dengan kekuatan intrinsik dalam diri individu-yaitu, motif dan kebutuhan individu.

Lebih eksplisit, motivasi berkaitan dengan "bagaimana perilaku akan dimulai, diberi energi,

ditopang, diarahkan, dihentikan. "57 Untuk alasan ini, motivasi penting bagi suatu organisasi dan

akuntansi manajemen. Pada dasarnya mengacu pada kebutuhan atau motif individu yang

membuat tindakan individu secara spesifik. Motivasi berkaitan semua aspek perilaku individu

mana yang disengaja dan tindakan sadar dimulai dalam organisasi untuk mengarahkan individu

sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan mereka sebanyak mungkin sementara mereka

berusaha untuk mencapaitujuan organisasi. Tindakan ini dapat dimulai baik secara langsung oleh

tindakan atau melalui adopsi manajemen yang tepat. Dengan demikian, teknik akuntansi

manajemen memerlukan sebuah pemahaman yang baik dari motivasi dalam organisasi.

literatur tentang motivasi mengidentifikasi lima teori motivasi: teori kebutuhan, teori dua faktor,

teori nilai / harapan, teori prestasi, dan teori ketidakadilan. Masing-masing teori ini

mengidentifikasi faktor-faktor apa dalam individu dan lingkungan nya mengaktifkan kinerja

tinggi, atau upaya untuk menjelaskan dan menggambarkan proses bagaimana mengendalikan

perilaku dan bagaimana mengendalikan (Belqaoui,2002).

Page 3: Dimensi Keprilakuan Pada Sistem Pengendalian Manajemen.docx

Permasalahan

Adapun permasalahan dalam makalah ini adalah,

1. Apakah Budaya organisasi berpengaruh pada sitem pengendalian manajemen?

2. Apakah Struktur organisasi berpengaruh pada anggaran partisipatif ?.

Page 4: Dimensi Keprilakuan Pada Sistem Pengendalian Manajemen.docx

B. Pembahasan

Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Pengendalian Manajemen

Budaya organisasi merupakan faktor kunci yang dapat membantu perusahaan untuk

mencapaitujuan yang direncanakan. Jika manajer mengubah nilai-nilai, aturan dan kebiasaan

perusahaan, mereka bisamemodifikasi perilaku dan sikap karyawan, yang mengarah ke

perbaikan kinerja perusahaan (Domingo,2008) Budaya merupakan norma-norma dan nilai-nilai

yang mengarahkan perilaku anggota organisasi. Setiap anggota akan berperilaku sesuai dengan

budaya yang berlaku agar diterima di lingkungannya. Demikian pula halnya dengan Flamholtz

(1983) dalam Sawitri (2011) yang lebih dulu menganggap bahwa budaya organisasi sebagai

sebuah komponen pengendalian selain struktur organisasi dan inti sistem pengendalian. Dia

mendefinisikan budaya organisasi sebagai pola dari nilai, norma dan kepercayaan yang bersama-

sama dimiliki oleh masing-masing anggota organisasi. Pengertian ini akan membantu dalam

mempengaruhi perilaku setiap anggota organisasi. Bila budaya organisasi telah dapat

digambarkan maka elemen pengendalian lainnya (misal struktur organisasi dan inti sistem

pengendalian) akan membantu menyebarkan dan menguatkan budaya ini kepada organisasi

dalam menerapkan strategi, membuat keputusan dan mengambil suatu tindakan..

Sebagaimana Hofstede, Neuijen & Sanders (1990) dalam Sawitri (2011) menemukan bahwa

sistem pengendalian akan berbeda untuk organisasi yang berbeda terutama bila ditinjau dari

kultur organisasional (budaya per-usahaan) atau lebih tepatnya ia menunjukkan bahwa perbedaan

kultur organisasional dipengaruhi oleh faktor-faktor organisasional, antara lain: size, tipe

kepemilikan (swasta-pemerintah), struktur organisasi-onal, sistem pengendalian dan profil

karyawan. Budaya perusahaan yang dominan mempunyai pengaruh kuat terhadap anggota

organisasi, dengan demikian berarti budaya akan mendukung keber-hasilan manajemen dalam

mengimplementasi strategi perusahaan karena budaya perusahaan mengarahkan perilaku anggota

organisasi dalam mencapai sasaran perusahaan dengan cara meningkatkan koordinasi dan

pengendalian dalam perusahaan (Hofstede et al., 1990; Indriantoro, 2000) dalam (Sawitri,2011).

Harrison dan Mc Kinnon (1999) dalam Sawitri (2011) menelaah kem-bali riset-riset lintas

budaya akan sistem pengendalian manajemen sejak 1980 melewati 15 tahun terakhir, mereka

menemukan bahwa riset-riset lintas budaya ini tidak menggunakan dimensi budaya menurut

Page 5: Dimensi Keprilakuan Pada Sistem Pengendalian Manajemen.docx

hasil kerja Hofstede (1980) dalam Sawitri (2011) secara lengkap namun masih memandang

hanya pada satu atau dua dimensi saja, demikian pula melihat sistem pengendalian manajemen

hanya pada satu atau dua sub sistem atau bagian dari sistem pengendalian manajemen. Mereka

menganggap bahwa riset budaya dalam sistem pengendalian manajemen masih belumlah matang

sehingga banyak peluang yang bisa dilakukan untuk riset mendatang dengan sebaiknya lebih

mencoba menggunakan metode dari ilmu-ilmu sosial lainnya seperti antropologi, sosiologi dan

literatur-literatur sejarah.

Hasil temuan Sawitri (2011) menggambarkan bahwa bila unit bisnis cenderung

mempunyai budaya perusahaan yang berorientasi pada hasil, pekerjaan, profesional, sistem

terbuka, kontrol ketat dan pragmatis, maka penggunaan atribut (alat pengendalian) dan

mekanisme sistem umpan balik bukanlah tergantung pada budaya perusahaan tersebut,

melainkan ditentukan oleh faktor lainnya, karena budaya perusahaan itu sendiri sudah dianggap

sebagai mekanisme pengendalian.

Penelitian yang dilakukan oleh Owoyemi & Ekwoaba 2014 menguji budaya organisasi

sebagai alat bagi manajemen untuk kontrol, memotivasi dan meningkatkan / memperbaiki

kinerja karyawan di dipilih pemerintah federal perguruan tinggi di Lagos daratan wilayah

pemerintah lokal negara Lagos. Kuesioner terstruktur merupakan instrumen utama; yang

diberikan pada 120 karyawan Personalia Departemen lembaga-lembaga ini. Statistik deskriptif

dan inferensial digunakan untuk analisis data. Tingkat respon adalah 90 persen karena hanya 108

kuesioner yang diisi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya organisasi adalah dua pedang

bermata yang dapat memotong di kedua manajemen dan karyawan, dan karena itu harus

didorong jika hal itu akan menyebabkan produktivitas dan meningkatkan kinerja, jika tidak, cara

lain kinerja mencapai harus digunakan. Penelitian ini menunjukkan bahwa budaya organisasi

adalah ambigu dan dapat menyebabkan penutupan pikiran dan pembatasan dan pengurangan

otonomi. Hal ini juga memberikan arahan.

Minat peneliti dan industri semakin meningkat terhadap peranan budaya organisasi dalam

meningkatkan kinerja organisasi, namun belum ada kesepakatan yang jelas tentang arti budaya

organisasi. Nilai dan kepercayaan dianggap sebagai elemen utama dari pengertian konsep budaya

organisasi oleh para peneliti (O’Reilly & Chatman, 1996; Schein, 1985 dalam Sawitri

(2011)Banyak peneliti lebih memilih definisi ini karena nilai yang oleh anggota organisasi relatif

Page 6: Dimensi Keprilakuan Pada Sistem Pengendalian Manajemen.docx

stabil dan mampu bertahan dalam interaksi sesama anggota organisasi dengan struktur organisasi

dalam mempro-duksi pola perilaku anggota organisasi (Chatman, 1991 dalam Sawitri (2011).

Struktur Organisasi Terhadap Pengendalian Manajemen (Penyusunan Anggaran)

Anggaran merupakan perencanaan manajerial untuk tindakan yang dinyatakan dalam

istilah-istilah keuangan. Anggaran merupakan rencana laba jangka pendek yang komprehensif,

yang membuat tujuan dan target manajemen dilaksanakan. Anggaran adalah alat manajerial yang

memastikan pencapaian target organisasional dan memberikan pedoman yang terperinci untuk

operasi harian (Lubis,2009). Menurut Neadler dan Tushman (1988) struktur organisasional

merupakan pengendalian organisasional yang menunjukkan tingkat pendelegasian wewenang

manajemen puncak dalam pembuatan keputusan kepada senior manajemen level menengah, yang

secara ekstrem di kelompokkan menjadi dua yaitu sentralisasi dan desentralisasi. Sebagian

wewenang pembuatan keputusan, pada struktur organisasional yang tersentralisasim dilakuakan

secara terpusat oleh manajemen puncak. Struktur desentralisasi, pihak lain, menunjukkan adanya

pendelegasian wewenang keputusan dari manajemen puncak kepada manajer pada tingkat lebih

rendah. Dengan demikian, wewenang pembuatan keputusan yang dilakukan oleh bawahan

relative lebih besar pada struktur desentralisasi daripada strukrur desentralisasi. Strukrut

desentralisasi memberikan tanggung jawab yang lebih besar pada para manajer dalam kegiatan

perencanaan dan pengendalian (Tintri,2002).

Page 7: Dimensi Keprilakuan Pada Sistem Pengendalian Manajemen.docx

Kesimpulan

Budaya Organisasi memiliki peranan penting dalam meningkatkan system pengendalian

manajemen perusahaan karena budaya merupakan norma-norma dan nilai-nilai yang

mengarahkan perilaku anggota organisasi dalam mencapai tujuan organisasi. Selain itu budaya

dapat menghasilkan struktur organisasi yang sentralistik dan desentralistik.

Struktur Organisasi yang sentralistik memungkinkan manajer tingkat bawah dalam

penyusunan anggaran kurang berpartisipasi dan kurang memiliki informasi anggaran. Sedangkan

struktur organisasi yang desentralistik memungkinkan manajer tingkat bawah untuk

berpartisipasi dalam penyusunan anggaran dan memiliki informasi anggaran yang lebih luas

dibandingkan pada struktur sentralisasi. Desentralisasi lebih memungkinkan terjadinya

pertukaran informasi antara atasan dengan bawahan sehingga dapat mengurangi ketidakpastian.

\

Page 8: Dimensi Keprilakuan Pada Sistem Pengendalian Manajemen.docx

DAFTAR PUSTAKA

Belqoui, 2002. Behavioral Management Accounting. Quorium Books, London

Hudayati,Ataina, 2002. Perkembangan Penelitian Akuntansi Keperilakuan BerbagaiTeori dan Pendekatan Yang Melandasi. JAAI. Vol6. No.2

Wiyantoro, Lili. 2007. Hubungan Antara Sistem Pengendalian Manajemen Dengan Perilaku Dysfuctional: Budaya Nasional sebagai Variabel Moderating. SNA X

Sumarno. 2006. Pengaruh Sistem Pengendalia Terhadap Kinerja Manajerial. Tesis. Universitas Diponogoro

Insanti,2013. Teori Kontijensi Sistem Pengendalian Manajemen dan Keluaran Perusahaan:Hasil yang Lalu dan Arah Masa Depan. Potensio.Vol 18 No. 2

Owoyami, Ekwoaba, 2014. Organisational Culture: A Tool for Management to Control, Motivate, and Enchance Employees’ Performance. American Journal of Business and Management Vol 3 No 3

Sawitri, Pemi. 2011. Interaksi Organisasi dengan Sistem Pengendalian Manajemen Terhadap Kinerja Unit Bisnis Industri Manufaktur dan Jasa. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan Vol. 13 No. 2

Domingo, Garcia. 2008. Innovate Culture, Management Control Systems, and performance In Young SMEs. Faculty of Business Technical of Cartagena

Lubis, 2009. Akuntansi Keperilakuan. Salemba Empat.Jakarta

Tintri,2002. Pengaruh Struktur dan Kultur Organisasional Terhadap Keefektifan Anggaran Partisipatif Dalam Peningkatan Kinerja Manajerial. Jurnal Ekonomi dan Bisnis No, 2 Jilid 7