piper manajemen.docx
TRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb.
Puji dan sykur dengan hati dan pikiran yang tulus dipanjatkan ke hadirat Allah SWT.,
karena berkat nikmat, ma’unah dan hidayah-Nya, paper ini dapat di selesaikan tepat pada
waktunya.
Shalawat dan salam dihaturkan pada Nabi Muhammad SAW., berserta keluarga dan
sahabatnya yang setia mengorbankan jiwa raga dan lainnya untuk tegaknya syi’ar Islam, yang
pengaruh dan manfaatnya hingga kini masih terasa.
Layaknya tak ada gading yang yang tak retak, begitu pula dengan paper ini, maka
penulis mohon kritik dan saran yang membangun. Dengan begitu akan menjadi maklum
adanya bila terdapat kesalahan.
Wasslamu’alaikum wr.wb.
Bandung, 30 Maret 2013
Rifqi Syamsul Fuadi
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
A. Hakikat Manajemen...................................................................................1
- Definisi Manajemen...............................................................................1
- Fungsi Manajemen.................................................................................2
- Manajemen sebagai Ilmu dan Seni.........................................................3
B. Evolusi Teori Manajemen..........................................................................4
- Tingkat Perkembangan Peradaban Manusia..........................................4
- Lahirnya Ilmu Manajemen.....................................................................5
- Faktor-Faktor yang Mempengaruhi........................................................7
C. Aliran dan Prinsip-Prinsip Teori Manajemen............................................7
- Aliran Klasik...........................................................................................7
- Aliran Hubungan Manusiawi (teori Prilaku)...........................................9
- Aliran Manajemen Modern (aliran Kuantitatif)....................................10
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................12
ii
PEMBAHASAN
A. Hakikat Manajemen
1. Definisi Manajemen
Menurut para ahli, manajemen itu sendiri berkaitan erat dengan style, seni dan
proses yang hidup dan dinamis dalam lingkup organisasi dalam upayanya untuk
mencapai tujuan serta bagaimana tujuan tersebut dapat dicapai secara efektif dan
efisien.
Luther Gulick memberikan definisi manajemen sebagai suatu cabang ilmu
pengetahuan yang berusaha secara sistematis untuk memahami mengapa dan
bagaimana manusia bekerja bersama untuk mencapai tujuan dan membuat sistem
kerja sama ini lebih baik bermanfaat bagi manusia (Handoko, 1999:9).
Sedangkan menurut Stoner manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota-anggota
organisasi dan penggunaan sumberdaya-sumberdaya organisasi agar mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan (Ibid, 8).
Sedangkan menurut pendapat Mary Parker Fallet, manajemen sebagai seni
(art) dalam menyelesaikan suatu pekerjaan melalui orang lain (Ibid, 12).
Pada definisi di atas, manajemen dititikberatkan pada usaha memanfaatkan
orang lain dalam pencapaian tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka orang-
orang didalam organisasi harus jelas wewenang, tanggungjawab dan tugas
pekerjaannya.
Sedangkan pengertian manajemen yang dikemukakan oleh Makharita
bahwa : Management is the utilization of available or potentials resources in
achieving a given ends (Manajemen adalah pemanfaatan sumber-sumber yang
tersedia atau yang berpotensial di dalam pencapaian tujuan (Handayaningrat,
1993:10).
Definisi manajemen tersebut lebih menitikberatkan pada usaha
menggunakan/memanfaatkan sumber yang tersedia atau yang berpotensi dalam
pencapaian tujuan. Adapun sumber-sumber tersebut adalah orang, uang, material,
peralatan (mesin), metode, waktu dan prasarana lainnya.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah
proses merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, dan mengendalikan kegiatan
untuk mencapai tujuan organisasi dengan menggunakan sumberdaya organisasi.
1
2. Fungsi Manajemen
Newman mengemukakan bahwa fungsi manajemen adalah sebagai berikut (Ibid, 11):
1) Perencanaan (Planning)
2) Pengorganisasian (Organizing)
3) Pengumpulan sumber (Asembling Resources)
4) Pengendalian kerja (Supervising)
5) Pengawasan (Controlling)
Namun yang lebih dikenal dan biasa digunakan oleh organisasi adalah fungsi
manajemen yang dikemukakan oleh George Tery, fungsi manajemen terdiri atas
(Ibid, 20):
1) Perencanaan (Planning)
Perencanaan melibatkan urusan memilih tugas yang harus di lakukan untuk
mempertahankan tujuan organisasi, menjelaskan bagaimana tugas harus
dilaksanakan, dan memberi indikasi kapan harus dikerjakan.
Aktivitas perencanaan memfokuskan pada mempertahankan tujuan. Para manajer
menegaskan secara jelas apa yang organisasi harus lakukan agar berhasil.
Perencanaan fokus terhadap kesuksesan dari organisasi dalam jangka waktu
pendek dan juga jangan panjang.
2) Pengorganisasian (Organization)
Pengorganisasian yakni memberi tugas sebagai hasil dari tahapan perencanaan,
tugas tersebut di berikan kepada beragam individu atau grup didalam organisasi.
Mengorganisir adalah untuk menciptakan mekanisme untuk menjalankan
rencana.
3) Penggerakan pelaksanaan (Actuating) atau pengarahan (leading)
Kegiatan memberi pengarahan (directing), mempengaruhi orang lain
(influencing), dan memotivasi orang tersebut untuk bekerja (motivating)
4) Pengawasan (Controlling)
Kegiatan yang bertujuan untuk melihat apakah kegiatan organisasi sesuai dengan
rencana.
Fungsi Pengendalian:
2
Menentukan standart prestasi.
Mengukur prestasi yg telah dicapai.
Membandingkan point-2 dengan point-1.
Melakukan perbaikan jika ada penyimpangan.
Dari pendapat mengenai fungsi manajemen di atas, secara keseluruhan menempatkan
perencanaan (Planning) pada urutan paling atas, dengan demikian para ahli
menempatkan perencanaan hal paling penting dalam fungsi manajemen.
3. Manajemen sebagai Ilmu dan Seni
Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno yaitu ménagement, yang
memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Karenanya, manajemen dapat
diartikan sebagai ilmu dan seni tentang upaya untuk memanfaatkan semua sumber
daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan secara efektif dan efesien. Manajemen
dipandang dari berbagai perpektif yang ada, mempunyai dasar yang kuat yang tidak
terlepas dari perpaduan antara ilmu dan seni.
Manajemen sebagai suatu seni, disini memandang bahwa di dalam mencapai
suatu tujuan diperlukan kerja sama dengan orang lain. Intinya bagaimana cara
memerintahkan pada orang lain agar mau bekerja sama. Pada hakekatnya kegiatan
manusia pada umumnya adalah managing (mengatur) untuk mengatur disini
diperlukan suatu seni, bagaimana orang lain memerlukan pekerjaan untuk mencapai
tujuan bersama.Seni dalam manajemen yaitu membentuk manusia menjadi lebih
efektif dari yang sudah dan sedang mereka lakukan tanpa anda. Ilmu adalah pada
bagaimana anda melakukannya, yaitu : planning, organizing, directing dan
monitoring. Sehingga manajemen sebagai ilmu adalah melihat bagaimana manajemen
dihubungkan dengan prinsip-prinsip manajemen,dan telah di organisasi menjadi teori.
Dimana seorang manajer mempelajari terlebih dahulu tujuannya lalu diproses olehnya
dengan keahliannya,setelah menjadi sebuah teori,lalu di buat penetapan tenaga kerja
pengarah dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan.
Dalam kenyataannya manajemen sulit dedifenisikan karena tidak ada defenisi
manajemen yang diterima secara universal. Chaster I Bernard dalam bukunya yang
berjudul The function of the executive, bahwa manajemen yaitu seni dan ilmu, juga
Henry Fayol, Alfin Brown Harold, Koontz Cyril O’donnel dan Geroge R. Terry. Mary
Parker Follet pun mendefenisikan manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan
3
pekerjaan melalui orang lain. Hal ini berarti bahwa para manajer untuk mencapai
tujuan organisasinya harus melalui kerjasama orang lain untuk melaksanakan berbagai
tugas yang mungkin dilakukan. Manajemen memang bisa berarti seperti itu, tetapi
bisa juga mempunyai pengertian lebih dari pada itu. Sehingga dalam kenyataannya
tidak ada defenisi yang digunakan secara konsisten oleh semua orang, diantaranya
adalah sebagai berikut :
1) Manajemen sebagai ilmu pengetahuan (management as a science) adalah bersifat
interdisipliner yang mana mempergunakan bantuan dari ilmu-ilmu sosial, filsafat
dan matematika.
2) Manajemen sebagai suatu sistem (management as a system) adalah kerangka kerja
yang terdiri dari beberapa komponen/bagian, secara keseluruhan saling berkaitan
dan diorganisir sedemikian rupa dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
3) Manajemen sebagai suatu fungsi (management as a function) adalah suatu
rangkaian kegiatan yang masing-masing kegiatan dapat dilaksanakan tanpa
menunggu selesainya kegiatan lain, walaupun kegiatan tersebut saling berkaitan
dalam rangka untuk mencapai tujuan organisasi.
4) Manajemen sebagai suatu proses (management as a process) adalah serangkaian
tahap kegiatan yang diarahkan pada pencapaian suatu tujuan dengan pemanfaatan
semaksimal mungkin sumber-sumber yang tersedia.
5) Manajemen sebagai suatu profesi (management as a profession) adalah suatu
bidang kegiatan atau bidang keahlian tertentu, antara lain profesi di bidang
kedokteran, bidang teknik dan bidang hukum.
6) Manajemen sebagai kumpulan orang (management as people / group of people)
adalah suatu istilah yang dipakai dalam arti kolektif untuk menunjukkan jabatan
kepemimpinan di dalam organisasi antara lain kelompok pimpinan atas, kelompok
pimpinan tengah dan kelompok pimpinan bawah.
B. Evolusi Teori Manajemen
1. Tingkat Perkembangan Peradaban Manusia
Pada perkembangan peradaban rnanusia, ilmu terbagi dalam tiga kelompok besar,
yaitu :
Ilmu yang mempelajari setia/seluruh gejala, bentuk dan eksistensinya yang erat
hubungannya dengan alam beserta isinya dan secara universal mempunyai sifat
4
yang pasti dan sarna serta tidak dipisahkan oleh ruang dan waktu, disebut ilmu
eksakta, contoh : fisika, kimia dan biologi.
IImu yang mempelajari seluruh gejala rnanusia dan eksistensinya dalam
hubungannya pada setiap aspek kehidupan yang terjadi dalam kehidupan
Masyarakat dinamakan ilmu sosial/non eksakta, misalnya : ekonomi, politik,
psikologi, sosiologi, hukum, administrasi dan lain-lain.
IImu humaniora, kumpulan pengetahuan yang erat hubungannya dengan seni,
misalnya : seni tari, seni lukis, seni sastra, dan seni suara.
2. Lahirnya Ilmu Manajemen
Ilmu manajemen telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Hal ini dibuktikan
dengan adanya piramida di Mesir. Piramida tersebut dibangun oleh lebih dari 100.000
orang selama 20 tahun. Pembangunan piramida ini tak mungkin terlaksana tanpa
adanya seseorang yang merencanakan, mengorganisasikan dan menggerakan para
pekerja, dan mengontrol pembangunannya.
Praktik-praktik manajemen lainnya dapat disaksikan selama tahun 1400-an di
kota Venesia, Italia, yang ketika itu menjadi pusat perekonomian dan perdagangan di
sana. Penduduk Venesia mengembangkan bentuk awal perusahaan bisnis dan
melakukan banyak kegiatan yang lazim terjadi di organisasi modern saat ini. Sebagai
contoh : di gudang senjata Venesia, kapal perang diluncurkan sepanjang kanal dan
pada tiap-tiap perhentian, bahan baku dan tali layar ditambahkan ke kapal tersebut.
Hal ini mirip dengan model lini perakitan (assembly line) yang dikembangkan oleh
Hanry Ford untuk merakit mobil-mobilnya. Selain lini perakitan tersebut, orang
Venesia memiliki sistem penyimpanan dan pergudangan untuk memantau isinya,
manajemen sumber daya manusia untuk mengelola angkatan kerja, dan sistem
akuntansi untuk melacak pendapatan dan biaya.
Sebelum abad ke-20, terjadi dua peristiwa penting dalam ilmu manajemen.
Peristiwa pertama terjadi pada tahun 1776 ketika Adam Smith menerbitkan sebuah
doktrin ekonomi klasik, The Wealth of Nation. Dalam bukunya itu, ia mengemukakan
keunggulan ekonomis yang akan diperoleh organisasi dari pembagian kerja (division
of labor) yaitu perincian pekerjaan ke dalam tugas-tugas yang spesifik dan berulang.
Smith menyimpulkan bahwa pembagian kerja dapat meningkatkan produktivitas
dengan meningkatnya keterampilan dan kecekatan tiap-tiap pekerja, menghemat
5
waktu yang terbuang dalam pergantian tugas, dan menciptakan mesin dan penemuan
lain yang dapat menghemat tenaga kerja.
Peristiwa penting kedua yang mempengaruhi perkembangan ilmu manajemen
adalah revolusi industri di Inggris. Revolusi Industri menandai dimulainya
penggunaan mesin, menggantikan tenaga manusia, yang berakibat pada pindahnya
kegiatan produksi dari rumah-rumah menuju tempat khusus yang disebut pabrik.
Perpindahan ini mengakibatkan manajer-manajer ketika itu membutuhkan teori yang
dapat membantu mereka meramalkan permintaan, memastikan cukupnya persediaan
bahan baku, memberikan tugas kepada bawahan, mengarahkan kegiatan sehari-hari,
dan lain-lain, sehingga ilmu manajamen mulai dikembangkan oleh para ahli.
Di awal abad ke-20 seorang industriawan Perancis bernama Henry Fayol mengajukan
gagasan lima fungsi utama manajemen: merancang, mengorganisasi, memerintah,
mengoordinasi, dan mengendalikan. Gagasan Fayol itu kemudian mulai digunakan
sebagai kerangka kerja buku ajar ilmu manajemen pada pertengahan tahun 1950 dan
terus berlangsung hingga sekarang.
Ahli sosilogi Jerman Max Weber, menggambarkan suatu tipe ideal organisasi
yang disebut sebagai birokrasi bentuk organisasi yang dicirikan oleh pembagian kerja,
hierarki yang didefinisikan dengan jelas, peraturan dan ketetapan yang rinci, dan
sejumlah hubungan yang impersonal. Weber menyadari bahwa bentuk “birokrasi yang
ideal” itu tidak ada dalam realita. Dia menggambarkan tipe organisasi tersebut dengan
maksud menjadikannya sebagai landasan untuk berteori tentang bagaimana pekerjaan
dapat dilakukan dalam kelompok besar. Teorinya tersebut menjadi contoh desain
struktural bagi banyak organisasi besar sekarang ini.
Perkembangan selanjutnya terjadi pada tahun 1940-an ketika Patrick Blackett
melahirlkan ilmu riset operasi yang merupakan kombinasi dari teori statistika dengan
teori mikroekonomi. Dikenal dengan “Sains Manajemen”. Beliau mencoba
pendekatan sains untuk menyelesaikan masalah dalam manajemen khususnya di
bidang logistik dan operasi. Pada tahun 1946 Peter F. Drucker sering disebut sebagai
Bapak Ilmu Manajemen menerbitkan salah satu buku paling awal tentang manajemen
terapan: “Konsep Korporasi” (Concept of the Corporation). Buku ini muncul atas ide
Alfred Sloan (chairman dari General Motors) yang menugaskan penelitian tentang
organisasi
IImu manajemen merupakan salah satu disiplin ilmu sosial. Pada tahun 1886
Frederick W. Taylor melakukan suatu percobaan time and motion study dengan
6
teorinya ban berjalan. Dari sini lahirlah konsep teori efisiensi dan efektivitas.
Pada tahun 1911 Taylor menulis buku berjudul The Principle of Scientific
Management yang merupakan awal dari lahirnya manajemen sebagai ilmu.
Ilmu manajemen sebagai ilmu pengetahuan mempunyai ciri-ciri:
1) Adanya kelompok manusia (terdiri atas dua orang atau lebih)
2) Adanya kerjasama dalam kelompok
3) Adanya kegiatan proses
4) Adanya tujuan
Ilmu manajemen merupakan kumpulan disiplin ilmu sosial yang mempelajari dan
melihat manajemen sebagai fenomena dari masyarakat modern. Dimana fenomena
masyarakat modern itu merupakan gejala sosial yang membawa perubahan terhadap
organisasi.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Ada beberapa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi yaitu:
1) Tekanan pemilik perusahaan
2) Kemajuan teknologi
3) Saingan baru
4) Tuntutan masyarakat
5) Kebijaksanaan pemerintah
6) Pengaruh dunia Internasional
C. Aliran dan Prinsip-Prinsip Teori Manajemen
1. Aliran Klasik
Awal sekali ilmu manajemen timbul akibat terjadinya revolusi industri di Inggris pada
abad 18. Tokoh yang berperan dalam aliran klasik ini antara lain:
1) Robert Owen (1771 -1858)
Robert Owen adalah orang yang menentang praktek-praktek memperkerjakan
anak-anak usia 5 atau 6 tahun dan standar kerja 13 jam per hari. Tersentuh
dengan kondisi kerja yang amat menyedihkan itu, beliau mengajukan adanya
perbaikan temadap kondisi kerja ini.
Pada tahun-tahun awal revolusi industri, ketika para pekerja dianggap
instrumen yang tidak berdaya, Owen berusaha rneningkatkan kondisi kerja di
7
pabrik, rnenaikkan usia minimum kerja bagi anak-anak, mengurangi jam kerja
karyawan, menyediakan makanan bagi karyawan pabrik, mendirikan toko-toko
untuk menjual keperluan hidup karyawan dengan harga yang layak, dan berusaha
memperbaiki lingkungan hidup tempat karyawan tinggal, dengan
membangun rumah-rumah dan membuat jalan, sehingga lingkungan hidup dan
pabrik rnenjadi menarik. Karena semua itu akhirnya beliau disebut Bapak Personal
Manajemen Modern. Owen juga lebih banyak memperhatikan pekerja, karena
menurutnya investasi yang penting bagi manajer adalah sumber daya manusia.
Selain mengenai perbaikan kondisi kerja, beliau juga rnembuat prosedur untuk
meningkatkan produktivitas, seperti prosedur penilaian kerja dan bersaing secara
terbuka.
2) Charles Babbage (1792 -1871)
Charles Babbage pertarna kali mengusulkan adanya pembagian kerja
berdasarkan spesialisasi pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan tertentu,
sehingga pekerjaan dibuat rutin dan lebih mudah dapat dikendalikan dengan alat
yang sekarang kita ketahui sebagai kalkulator. Babbage merupakan penemu
kalkulator mekanis pada tahun 1822 yang disebut “rnesin penambah dan
pengurang (Difference Machine)”,
Pada tahun 1833 beliau menyusun sebuah Mesin analitis (Analysical Machine)
yaitu sebuah komputer otomatis dan merupakan dasar komputer modern sehingga
beliau juga dinamakan “Bapak Komputer”. Beliau tertarik pada prinsip efisiensi
dalam pembagian tugas dan perkembangan prinsip-prinsip ilmiah untuk
menentukan seorang manajer harus memakai fasilitas, bahan, dan tenaga kerja
supaya rnendapatkan hasil yang sebaik-baiknya. Disamping itu Babbage sangat
memperhatikan faktor manusia, dia menyarankan sebaiknya ada semacam sistem
pembagian keuntungan antara pekerja dan pemilik pabrik, sehingga para pekerja
memperoleh bagian keuntungan pabrik, apabila mereka ikut menyumbang dalam
peningkatan produktivitas. Beliau menyarankan para pekerja selayaknya menerirna
pembayaran tetap atas dasar sifat pekerjaan mereka, ditambahkan dengan
pembagian keuntungan, dan bonus untuk setiap saran yang mereka berikan dalam
peningkatkan produktivitas.
8
3) Frederick W. Taylor (1856 -1915)
Frederick W. Taylor dikenal dengan manajemen ilmiahnya dalam upaya
meningkatkan produktivitas. Gerakannya yang terkenal adalah gerakan efisiensi
kerja. Taylor membuat prinsip-prinsip yang menjadi intinya. manajemen ilmiah
yang terkenal dengan rencana pengupahan yang menghasilkan turunnya biaya dan
meningkatkan produktivitas, mutu, pendapatan pekerjaan dan semangat kerja
karyawan. Taylor menetapkan 4 prinsip yaitu:
a) Pengembangan manajemen ilmiah secara benar.
b) Pekerjaan diseleksi secara ilmiah dengan rnenempatkan pekerjaan yang
cocok untuk satu pekerjaan.
c) Adanya pendidikan dan pengambangan ilmiah dari para pekerja.
d) Kerjasama yang baik antara manajernen dengan pekerja.
Dalam menerapkan ke-empat prinsip ini diperlukan revolusi mental di
kalangan manajer dan pekerja. Prinsip-prinsip dasar Taylor adalah:
a) Adanya ilmu pengetahuan yang menggantikan cara kerja yang asal-asalan.
b) Adanya hubungan waktu dan gerak kelompok.
c) Adanya kerja sarna sesama pekerja dan bukan bekerja secara individual.
d) Bekerja untuk hasil yang maksimal.
e) Mengembangkan seluruh karyawan hingga taraf yang setinggi-tingginya.
Buku-buku Taylor yang terkenal adalah “Shop management (1930)”,
Principles Of Scientific Management (1911)”, dan “Testimory Before Special
House Comittee (1912)”. Tahun 1947, ketiga buku tersebut digabungkan dalam 1
buku dengan judul “Scientific Management”.
2. Aliran Hubungan Manusiawi (teori Perilaku)
Aliran ini mernandang aliran klasik kurang lengkap karena terlihat kurang
mampu rnewujudkan efisiensi produksi yang sempurna dengan keharmonisan di
tempat kerja. Manusia dalam sebuah organisasi tidak selalu dapat dengan mudah
diramalkan prilakunya karena sering juga tidak rasional. Oleh sebab itu para manajer
perlu dibantu dengan ilmu sosiologi dan psikologi. Ada tiga orang pelopor aliran
perilaku yaitu:
1) Hugo Munsterberg (1863 -1916)
Hugo dikenal sebagai Bapak Psikologi Industri. Didalam bukunya “Psychology
and Indutrial Efficiency”, ia memberikan 3 cara untuk meningkatkan produktivitas:
9
a) Menempatkan seorang pekerja terbaik yang paling sesuai dengan bidang
pekerjaan yang akan dikerjakannya.
b) Menciptakan tata kerja yang terbaik yang memenuhi syarat-syarat psikologis
untuk memaksimalkan produktivitas.
c) Menggunakan pengaruh psikologis agar memperoleh dampak yang paling tepat
dalam mendorong karyawan
2) Elton Mayo (1880 -1949)
Suatu gerakan yang memiliki hubungan timbal balik manajer dan bawahan
sehingga mereka secara serasi mewujudkan kerjasama yang memuaskan, dan
tercipta semangat dan efisiensi kerja yang memuaskan. Disini terlihat adanya peran
faktor-faktor sosial dan psikologis dalam memberi dorongan kerja kepada
karyawan. Mayo menyatakan dalam meningkatkan produktivitas adalah satu
karena sikap yang dimiliki karyawan yang merasa rnanajer ataupun atasannya
memberikan perhatian yang cukup terhadap kesejahteraan mereka yang dikenal
dengan sebutan “Hawthorne effect”.
Teori Mayo pendapat bahwa rnanusia tidak hanya didorong oleh berbagai
kebutuhan yang dikenal dengan konsep “complex-man”. Karena tidak ada dua
orang yang persis sarna, oleh sebab itu seorang manajer yang efektif akan berusaha
mempelajari kebutuhan-kebutuhan setiap individu yang terkait dalam
organisasinya agar dapat mempengaruhi individu tersebut.
3. Aliran Manajemen Modern (Aliran Kuantitatif)
Pada aliran ini berkumpul para sarjana matematika, pisik, dan sarjana eksakta
lainnya dalam memecahkan masalah yang lebih kompleks. Masalah-masalah ruwet
yang memerlukan “OR Tim” ini antara lain di bidang transportasi dan komunikasi.
Kehadiran teknologi komputer, membuat prosedur OR lebih diformasikan
menjadi aliran IImu Manajemen Modern Pengembangan model-model dalam
memecahkan masalah-masalah manajemen yang kompleks. Adanya bantuan
komputer, maka dapat memberi pemecahan masalah yang lebih berdasar rasional
kepada para manajer dalam membuat putusan-putusannya. Teknik-teknik ilmu
manajemen ini membantu para manajer organisasi dalam berbagai kegiatan penting.
Aliran ini juga memiliki kelemahan karena kurang memberi perhatian kepada
hubungan manusia. Oleh karena itu sangat cocok untuk bidang perencanaan dan
10
pengendalian, tetapi tidak dapat menjawab masalah-masalah sosial individu seperti
motivasi, organisasi dan kepegawaian.
Proses perkembangan teori manajemen dilihat dari lima sisi yaitu:
Dominan
yaitu aliran yang muncul karena adanya aliran lain. Pengkajian dari masing-masing
aliran masih dirasakan bermanfaat bagi pengembangan teori manajemen.
Divergensi
yaitu dimana ketiga aliran masing-masing berkembang sendiri-sendiri tanpa
memanfaatkan pandangan aliran-aliran lainnya.
Konvergensi
menampilkan aliran dalam satu bentuk yang sarna sehingga batas antara aliran
menjadi kabur. Perkembangan seperti inilah yang sudah terjadi sekalipun bentuk
pengembangannya tidak seimbang karena masih terlihat bentuk dominan dari satu
rnazhab terhadap yang lain.
Sintesis
berupa pengembangan menyeluruh yang lebih bersitat integrasi dari aliran-aliran
seperti yang kemudian tampil dalam pendekatan sistem dan kontingensi.
Proliferasi
merupakan bentuk perkembangan teori manajemen dengan munculnya teori-teori
manajemen baru yang memusatkan perhatian kepada satu permasalahan
manajemen tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
11
http://tkampus.blogspot.com/2011/11/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html diakses hari Jumat 29 Maret 2013 pukul 19.10 WIB.
http://fardiansyah7fold.wordpress.com/11/ diakses hari Jumat 29 Maret 2013 pukul 19.28 WIB.
http://www.kajianpustaka.com/2012/11/pengertian-fungsi-tingkatan-manajemen.html#.UVWJfRySJBl diakses hari Jumat 29 Maret 2013 pukul 19.31 WIB.
http://3yoo.wordpress.com/2011/11/29/sejarah-perkembangan-dan-teori-manajemen/ diakses hari Jumat 29 Maret 2013 pukul 19.38 WIB.
http://adityalkspt27.blogspot.com/2011/11/tugas-evolusi-teori-manajemen.html diakses hari Jumat 29 Maret 2013 pukul 19.42 WIB.
12