pengaruh dimensi-dimensi religiusitas terhadap …
TRANSCRIPT
PENGARUH DIMENSI-DIMENSI RELIGIUSITAS
TERHADAP PENERIMAAN ORANG TUA ANAK AUTIS
DI BEKASI BARAT
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat
memperoleh gelar Sarjana Psikologi
Disusun Oleh :
TSARA SABIRA SUBHAN
206070004197
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011
i
PENGARUH DIMENSI-DIMENSI RELIGIUSITAS TERDAHAP PENERIMAAN
ORANG TUA ANAK AUTIS DI BEKASI BARAT
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat
memperoleh gelar Sarjana Psikologi
Oleh :
Tsara Sabira Subhan
Nim : 206070004197
Dibawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Solicha, M.Si. Gazi, M.Si
NIP. 19720415 199903 2 001 NIP. 197112142007011014
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul “PENGARUH DIMENSI-DIMENSI RELIGIUSITAS TERHADAP
PENERIMAAN ORANG TUA ANAK AUTIS DI BEKASI BARAT”, telah dujikan dalam
sidang munaqosyah Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 7 Oktober
2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu prasyarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Program Strata 1 (Satu) pada Fakultas Psikologi.
Jakarta, 7 Oktober 2011
Sidang Munaqosyah
Dekan / Ketua Pembantu Dekan / Sekretaris
Jahja Umar, Ph.D Dra. Fadhilah Suralaga, M.Si
NIP. 130855522 NIP. 19561223 198303 2 001
Anggota
Dra. Zahrotun Nihayah, M.Si Solicha, M.Si.
NIP. 19770608 200501 2 003 NIP. 19720415 199903 2 001
Gazi, M.Si
NIP. 19711214 200701 1 014
iii
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Tsara Sabira Subhan
Nim : 206070004197
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Dimensi-Dimensi Religiusitas
Terhadap Penerimaan Orang Tua Anak Autis Di Bekasi Barat” adalah benar merupakan karya
saya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun
kutipan-kutipan dalam penyusunan skripsi ini telah saya cantumkan sumber pengutipannya
dalam daftar pustaka.
Saya bersedia untuk melakukan proses yang semestinya sesuai dengan Undang-Undang jika
ternyata skripsi ini secara prinsip merupakan plagiat atau jiplakan dari karya orang lain.
Demikian pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebaik-baiknya.
Jakarta, 7 Oktober 2011
TSARA SABIRA SUBHAN
Nim : 2060 7000 4197
iv
ABSTRAK
(A) Fakultas Psikologi
(B) September 2011
(C) Tsara Sabira Subhan
(D) 125 halaman + lampiran
(E) Pengaruh Dimensi-Dimensi Religiusitas Terhadap Penerimaan Orang Tua Anak Autis Di Bekasi Barat.
(F) Setiap orang tua menginginkan yang terbaik bagi anaknya walaupun si anak menyandang
sindrom autis. Namun dalam proses ke arah sana orang tua mempunyai tanggung jawab
untuk dapat menerima keadaan anaknya dengan apa adanya secara keseluruhan, tanpa
disertai persyaratan atau penilaian, selain itu juga tetap menghargai dan memahami sebagai
individu yang berbeda dan mendukung perkembangannya. Karena penerimaan orang tua
ini akan sangat berpengaruh terhadap keadaan psikologis mereka. Menerima anak berarti
menyadari anak sebagai seorang individu yang memiliki perasaan, keinginan, dan
kebutuhan yang sama dengan anak-anak lainnya (Mangunsong, 1998). Salah satu faktor
yang mempengaruhi penerimaan orang tua antaranya adalah agama (religiusitas).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dimensi religiusitas terhadap
penerimaan orang tua yang memiliki anak autis. Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu pendekatan kuantitatif dengan menggunakan jenis penelitian
korelasional prediktif yaitu penelitian yang memfokuskan pada pengukuran terhadap satu
variabel atau lebih yang dapat dipakai untuk memprediksi atau meramal kejadian di masa
yang akan datang atau variabel lain.
Analisis data yang digunakan adalah uji regresi ganda. Subyek yang diambil dalam
penelitian ini adalah orang tua yang memiliki anak autis yang berdomisili di Bekasi Barat
dan menyekolahkan di sekolah/tempat terapi “Rumah Autis dan Yayasan Ananda”. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Teknik pengambilan data
yang digunakan yaitu menggunakan skala Religiusitas berdasarkan dimensi dari John E
Fetzer (1999) yang berjumlah 28 item dan skala penerimaan orang tua berdasarkan aspek
dari Mussen dan Conger (1963) yang berjumlah 56 item.
Dari hasil penelitian berdasarkan data yang diperoleh dalam uji regresi diketahui koefisien
determinasi R Square (R2) menunjukkan nilai sebesar 0.331 memberikan sumbangsih
sebesar 33,1% kepada penerimaan orang tua terhadap anak mereka. Dengan demikian
66,9% sisanya dapat dijelaskan oleh variabel lain selain dimensi religiusitas. Hal ini berarti
terdapat pengaruh tetapi tidak signifikan antara dimensi-dimensi religiusitas terhadap
penerimaan orang tua.
v
Dari kesebelas dimensi variable religiusitas terhadap penerimaan orang tua yang memiliki
sumbangsih secara signifikan hanya satu dimensi yaitu meaning yang memberikan
pengaruh signifikan terhadap variable penerimaan orang tua.
(G) Daftar Bacaan 25 (1963-2010)
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya setiap saat, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Dimensi-Dimensi Religiusitas Terhadap Penerimaan Orang Tua Yang Memiliki
Anak Autis”. Shalawat serta salam semoga tetap Allah limpahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, atas segala perjuangannya sehingga kita dapat merasakan indahnya hidup di bawah
naungan Islam.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak dapat terlepas dari bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah penulis untuk mengucapkan terima kasih yang
tak terhingga kepada :
1. Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah, Bapak Jahja Umar, Ph.D, seluruh
dosen dan seluruh staf karyawan fakultas yang telah banyak membantu penulis dalam
menuntut ilmu di Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah.
2. Ibu Solicha, M.Si. selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan arahan dan
bimbingan yang sangat berarti dengan segenap kesabarannya, sehingga penelitian ini
dapat diselesaikan dengan maksimal.
3. Bapak Gazi, M.Si, selaku dosen pembimbing II yang telah banyak memberikan arahan,
bimbingan, dan masukan yang teramat bermanfaat dalam penyelesaian penelitian ini.
4. Seluruh Dosen-dosen, Staf-staf dan Pengurus-pengurus Perpustakaan Fakultas Psikologi
yang telah membantu peneliti selama perkuliahan sampai selesai penyusunan skripsi.
5. Bapak Wawan dan Bapak Zainal selaku pimpinan yayasan Ananda, yang bersedia
yayasannya menjadi tempat penelitian peneliti.
6. Ibu Pipit dan Bapak Danu selaku pimpinan yayasan Rumah Autis, yang bersedia
yayasannya menjadi tempat penelitian peneliti.
7. Seluruh orang tua yang menjadi subjek penelitian, terima kasih atas waktunya dan
kesediaannya untuk menjadi responden.
8. Untuk kedua orangtuaku Drs. M. Subhan, MM dan Dra Etty Tuti Erwani, serta kaka-
kakak ku Ahmad Dzaki Subhan, H.I dan Maila Fadhillah Subhan, S.Sos terimakasih atas
vii
semua dukungan, sumber inspirasi, semangat, kasih sayang serta doa yang telah kalian
berikan kepada peneliti untuk selalu meneruskan perjuangan ini agar mencapai yang
terbaik. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan menganugerahkan
kebahagiaan kepada keluargaku tersayang.
9. Rohidi, seseorang yang selalu memberi inspirasi, dukungan, semangat, dan doa selama
penulis menyusun skripsi. Semoga kamu akan selalu terus ada di hatiku.
10. Seluruh sahabat-sahabat terbaikku, khususnya Bintang Mayyudhia S.Psi, Ita Puspita
Dewi S.Psi, Dedeh Mahmudah S.Psi, Agustin Harrum Sari S.Psi, Dewi Aminah, Iha
sholiha, Solihul Anwar, S.Psi, Nurfaizin, Deni Hermanyah . Terima kasih atas segala
bantuan yang telah diberikan kepada penulis.
11. Teman-teman Fakultas Psikologi Angkatan 2006, terima kasih atas dukungan dan
semangat yang kalian berikan kepada peneliti.
12. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, karena dukungan
dan pengertian mereka sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Hanya doa yang
dapat penulis panjatkan kepada semua pihak yang telah membantu penulis semoga
mendapatkan balasan pahala berlipat ganda dari Allah SWT.
Peneliti menyadari dengan segala semua kemampuan dan keterbatasan yang dimiliki
dalam penyusunan skripsi ini terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu peneliti mengucapkan
maaf yang sebesar-besarnya. Mudah-mudahan penelitian ini dapat bermanfaat sebagai mana
mestinya, terutama untuk peneliti sendiri.
Akhirnya peneliti ucapkan terima kasih sekali lagi untuk semua pihak yang sudah
membantu penyelesaian laporan penelitian ini. Wassalam.
Jakarta, 7 Oktober 2011
Peneliti
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN ……………………………………………………….. i
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………………… ii
HALAMAN PERNYATAAN ………………………………………………………… iii
ABSTRAKSI …………………………………………………………………………… iv
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………… vi
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………… viii
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………………... xi
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………………. xii
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………………… xii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1
1.2 Pembatasan dan Rumusan Masalah ................................................................ 8
1.2.1 Pembatasan masalah ............................................................................... 8
1.2.2 Perumusan masalah ............................................................................... 9
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................................ 10
1.3.1 Tujuan penelitian .................................................................................... 10
1.3.2 Manfaat penelitian ................................................................................ 12
1.4 Sistematika Penulisan ....................................................................................... 13
BAB 2 LANDASAN TEORI ........................................................................................... 14
2.1 Penerimaan Orang Tua yang Memiliki Anak Autis ........................................ 14
2.1.1 Definisi penerimaan orang tua ............................................................. 14
2.1.2 Aspek-aspek penerimaan orang tua ..................................................... 16
2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan orang tua ................... 17
2.1.4 Penerimaan Orang Tua yang Memiliki Anak Autis .............................. 21
ix
2.2 Religiusitas ...................................................................................................... 28
2.2.1 Definisi religiusitas ............................................................................... 28
2.2.2 Dimensi-dimensi religiusitas ................................................................. 30
2.2.3 Sumber-sumber munculnya sikap religiusitas ..................................... 38
2.2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi religiusitas ..................................... 38
2.3 Kerangka Berpikir ............................................................................................ 40
2.4 Hipotesis Penelitian ......................................................................................... 44
BAB 3 METODE PENELITIAN ..................................................................................... 47
3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian .................................................................. 47
3.2 Variabel Penelitian .......................................................................................... 48
3.3 Definisi Konseptual dan Definisi Oprasional Variabel .................................... 49
3.3.1 Definisi konseptual variabel ................................................................. 49
3.3.2 Definisi operasional variabel ............................................................... 49
3.4 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ....................................... 52
3.4.1 Populasi ................................................................................................ 52
3.4.2 Sampel .................................................................................................. 52
3.4.3 Teknik pengambilan sampel ................................................................ 52
3.5 Pengumpulan Data ........................................................................................... 53
3.6 Teknik Uji Instrumen ....................................................................................... 59
3.6.1 Uji validitas .......................................................................................... 59
3.6.2 Uji reliabilitas ....................................................................................... 59
3.7 Hasil Uji Coba Alat Ukur .................................................................................. 60
3.8 Uji Regresi ........................................................................................................ 64
3.9 Prosedur Penelitian ........................................................................................... 64
x
BAB 4 HASIL PENELITIAN ......................................................................................... 66
4.1 Gambaran Umum Responden Penelitian ………………………………………. 66
4.1 Deskripsi Data ................................................................................................... 67
4.2 Hasil Uji Hipotesis ............................................................................................ 70
BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI & SARAN .............................................................. 81
5.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 81
5.2 Diskusi ............................................................................................................ 82
5.3 Saran ................................................................................................................ 84
5.3.1 Saran teoritis ........................................................................................... 84
5.3.2 Saran praktis ........................................................................................... 85
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 87
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Blue Print Skala Dimensi-dimensi Religiusitas ............................................ 56
Tabel 3.2 Blue Print Skala Penerimaan Orang Tua ....................................................... 58
Tabel 3.3 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas .................................................................. 60
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Skala Dimensi-dimensi Religiusitas ............................... 62
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Skala Penerimaan Orang Tua .......................................... 63
Tabel 3.6 Koefisien Reliabilitas Instrumen Penelitian ................................................... 64
Table 4.1 Latar Belakang Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ................................ 66
Tabel 4.2 Deskripsi Statistik Perolehan dan Teoritik Skor Dimensi-dimensi
Religiusitas dan Penerimaan Orang Tua ...................................................... 67
Tabel 4.3 Model Summary ............................................................................................. 70
Tabel 4.4 Anovab ............................................................................................................ 71
Tabel 4.5 Coefficientsa ................................................................................................... 73
Tabel 4.6 Proporsi Varian Pada Dimensi-dimensi Religiusitas terhadap Penerimaan
Orang Tua .................................................................................................... 77
xii
DAFTAR GAMBAR
2.1 Gambar Kerangka Berpikir Penelitian Pengaruh Dimensi-dimensi
Religiusitas terhadap Penerimaan Orang Tua yang Memiliki Anak autis ................... 43
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pernyataan Kebersediaan dan Angket
Lampiran 2 Skoring Dimensi-dimensi Religiusitas Try Out
Lampiran 3 Skoring penerimaan Orang Tua Try Out
Lampiran 4 Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas
Lampiran 5 Hasil Uji Regresi Ganda
Lampiran 6 Rumus F Hitung
Lampiran 7 Surat Keterangan Penelitian
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang permasalahan, pembatasan masalah
dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.
1.1. Latar Belakang Permasalahan
Suatu kebanggaan bagi seorang ayah dan ibu saat menantikan hadirnya seorang
anak dalam keluarganya. Seluruh anggota keluarganya pun merasakan hal yang sama
dengan apa yang dirasakan ayah dan ibu. Lahirnya seorang anak menandakan
bertambahnya anggota baru dalam keluarga, yang disambut dengan penuh suka cita dan
penuh harapan. Setiap orang tua menginginkan anaknya berkembang secara sempurna.
Namun masih ada pula anak-anak di dunia yang mengalami kelainan sejak usia dini.
Salah satunya adalah anak yang mengalami autisme.
Anak dengan autisme dapat dikatakan anak yang memerlukan kebutuhan khusus.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang sistem
pendidikan Nasional Bab IV pasal 5 ayat (2), (3), dan (4) dinyatakan bahwa anak
berkebutuhan khusus adalah: (a). anak yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental,
intelektual, dan sosial hingga berhak memperoleh pendidikan khusus. (b). anak di
daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat yang terpencil sehingga berhak
memperoleh pendidikan layanan khusus. (c). anak yang memiliki potensi kecerdasan
dan bakat istimewa sehingga berhak memperoleh pendidikan khusus. (Agustyawati &
Solicha, 2009)
Dalam kutipan di atas dikatakan bahwa anak yang mengalami autisme memiliki
kebutuhan khusus, bukan saja kebutuhan dalam keseharian melainkan juga kebutuhan
dalam pendidikan. Anak autisme memang anak yang sangat istimewa, oleh karena itu
anak autis sangat memerlukan perhatian khusus para orang tua mereka.
Meskipun berbeda dari anak normal, pada dasarnya anak autis mempunyai hak-hak
yang sama seperti anak normal. Anak autis sangat memerlukan teman bermain dan
bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya. Mereka juga butuh untuk dicintai,
dihargai, serta diberikan kesempatan untuk mengembangkan diri. Anak autis
membutuhkan perhatian dari orang tuanya. Akan tetapi pada kenyataannya, orang tua
yang mempunyai anak autis pada awalnya menolak dan bahkan kecewa. Keberadaan
seorang anak dalam keluarga tentunya diharapkan dapat menjadi penerus bagi
keturunan keluarganya.
Setiap orang tua sangat mengharapkan dan mendambakan buah hatinya dapat lahir
secara normal dan sehat. Akan tetapi keinginan dan harapan tersebut tentunya tidak
selalu sejalan dengan apa yang diharapkannya. Keadaan anak yang serba terbatas
kemampuannya akan menimbulkan kekecewaan yang sangat mendalam dan merupakan
kenyataan pahit yang harus dihadapi orang tua. “Bila anak yang dinanti-nanti gagal
memenuhi harapan orang tua, maka orang tua akan merasa kecewa dan mulai bersikap
menolak” (Hurlock, 1978). Orang tua yang memiliki anak cacat akan berduka karena
harapan-harapan mereka tidak terpenuhi.
Ketika anak terdiagnosa autisme tidak mudah bagi orang tua untuk menerima kabar
tersebut dengan tenang, tanpa bereaksi apapun. Walau reaksi orang tua berbeda-beda,
pada umumnya orang tua merasa shock, tidak percaya, sedih, menjadi overprotektif
terhadap anak, merasa malu, marah, bahkan merasa bersalah. Tentunya setiap orang tua
menginginkan yang terbaik bagi anaknya walaupun si anak menyandang autisme,
namun dalam proses ke arah sana orang tua mempunyai tanggung jawab untuk dapat
menerima keadaan anaknya dengan apa adanya secara keseluruhan, tanpa disertai
persyaratan atau penilaian, selain itu juga tetap menghargai dan memahami sebagai
individu yang berbeda dan mendukung perkembangannya. Karena penerimaan orang
tua ini akan sangat berpengaruh terhadap keadaan psikologis seorang anak yang
mengalami sindrom autisme. Menerima anak berarti menyadari anak sebagai seorang
individu yang memiliki perasaan, keinginan, dan kebutuhan yang sama dengan anak-
anak lainya (Mangunsong, 1998).
Dalam surat Athagobun, ayat 15
Artinya : “Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu): di sisi Allah-
lah pahala yang besar”.
Sesuai dengan ayat di atas, sebagai orang tua sudah merupakan kewajiban untuk
menjaga anak-anak mereka, walau anak mereka terlahir dalam keadaan tidak normal.
Memang sulit bagi orang tua untuk awalnya menerima keadaan anak mereka yang
mengalami sindrom autisme, tetapi pada faktanya kebanyakan anak-anak yang
mengalami sindrom autisme dapat mandiri dengan sentuhan para orang tua mereka yang
ikhlas merawat anak autis tersebut. Kata sembuh yang dimaksud bukan hanya sembuh
dalam penderitaan sindom autisme, minimal penderita autisme dapat melakukan
tugasnya sendiri tanpa bantuan orang lain. Atau dengan kata lain si penderita autis dapat
mandiri. Para orang tua memang diharapkan ikhlas merawat dan menjaga anak mereka
karena dengan keikhlasan si anak dapat merasakan cinta kasih yang tulus, inilah awal
sembuhnya dengan cepat si penderita autis.
Ikhlas disini mungkin lebih tepatnya dikatakan bersabar dengan apa yang diterima.
Orang tua yang bersabar dalam menghadapi ujian dari Allah niscaya akan memperoleh
kemudahan dalam merawat dan menjaga anak yang mengalami sindrom autisme. Dalam
firman Allah di dalam Al-Qur’an surah Al Baqarah, ayat 153
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu,
sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”.
Dari ayat di atas, jika orang tua menerima dengan ikhlas atau bersabar dalam
mengdapai keadaan anaknya yang mengalami autisme, maka Allah bersama hambanya
yang sabar dan selalu memberi mereka kekuatan.
Sudah banyak fakta yang menunjukkan bahwa jika orang tua ikhlas dan bersabar
atas anak yang didapat walau mereka terlahir tidak normal, selain anak autis tersebut
dapat cepat sembuh bahkan para orang tua selalu diberi nikmat oleh Allah dari berbagai
sudut, misalnya anak autis tersebut dapat memenangkan perlombaan olimpiade khusus.
Seperti kristian salah satu atlet olimpiade khusus yang memenangkan juara dunia lomba
renang gaya bebas untuk putra. (dalam tayangan kick&andi, september 2011)
Peran orang tua dalam penyembuhan anak penderita autisme sangatlah penting.
Pada penelitian Kurnianti (2005) disimpulkan bahwa peran serta ayah dan ibu tidak ada
bedanya atau bisa dikatakan sama besarnya kepada anak-anak mereka, terutama anak-
anak yang mengalami kelainan atau anak berkebutuhan khusus. Hal ini berkaitan
dengan sikap penerimaan orang tua terhadap anak autisme yang ditunjukkan dalam
perilaku menghadapi anak autisme. Sikap menerima setiap anggota keluarga sebagai
langkah lanjutan pengertian yaitu berarti dengan segala kelemahan, kekurangan, dan
kelebihannya ia seharusnya mendapat tempat dalam keluarga. Setiap anggota keluarga
berhak atas kasih sayang orang tuanya. Penerimaan orang tua terhadap anak autis
memerlukan pengetahuan yang lebih tentang autism itu sendiri, sehingga orang tua akan
memahami arti dari autisme yang sebenarnya. Sesuai dengan pemahaman, maka orang
tua akan menerima kondisi anak dengan memberikan kasih sayang, perhatian, dan
memahami perkembangan anak sejak dini.
Dengan demikian semakin cepat orang tua anak autis menerima anak mereka yang
mengalami autisme, dapat membantu anak untuk menjadi lebih optimal dalam
penatalaksanaannya. Orang tua memiliki peran dominan dalam upaya penyembuhan,
orang tua sebaiknya lebih mempelajari hal-hal seputar autisme dan mampu
mengorganisir kegiatan terapi penyembuhan untuk anaknya. Meskipun semakin intensif
semakin baik, setidaknya ada usaha orang tua dan keluarga terus menerus melakukan
pendampingan pada anak sehingga mereka terlibat secara langsung dalam peroses
pengajaran anak. Keterlibatan langsung ini sangat berpengaruh pada perkembangan
anak. Para dokter tidak dapat bekerja tanpa peran serta orang tua dan terapi tidak akan
efektif bila orang tua tidak dapat bekerja sama. Bagaimanapun hebatnya seorang terapis
atau sebuah tempat terapi, guru terbaik adalah orang tua.
Penerimaan orang tua sangat dipengaruhi oleh beberapa unsur, salah satu unsur
tersebut adalah agama. Agama biasanya sangat mempengaruhi penerimaan atau
penolakan orang tua terhadap anak mereka yang mengalami kelainan karena dengan
agama juga diharap bisa mengontrol emosi yang berlebihan dalam diri seseorang,
terutama emosi yang dialami orang tua dalam penerimaan anak mereka yang mengalami
kelainan.
Salah satu fakta yang mempengaruhi penerimaan orang tua adalah peran agama,
dalam penelitihan terdahulu (Rachmayanti, 2009) menyebutkan jika orang tua tingkat
keberagamaannya kuat maka akan berpengaruh kuat pula dengan penerimaan terhadap
anak mereka, terutama jika orang tua yang memiliki anak yang mengalami kelainan
(berkebutuhan khusus). Penerimaan orang tua juga dipengaruhi faktor dukungan
keluarga besar, kemampuan keuangan keluarga, latar belakang agama, tingkat
pendidikan, status perkawinan, usia serta dukungan para ahli dan masyarakat.
Peneliti merasa agama sangat dominan dalam kekehidupan sehari-hari hal ini
dirasakan penting karena dalam ajaran agama bukan hanya dihubungkan interaksi antar
sesama manusia namun seimbangnya dengan inetraksi dengan Tuhan (Allah) pencipta
dan pemilik alam semesta.
Dalam penelitian ini peneliti mencoba mengkaitkan lebih erat dan lebih dalam lagi
mengenai penerimaan orang tua yang memiliki anak autis dengan agama atau yang
lebih di kenal dengan religiusitas. Religiusitas disini peneliti mencoba menarik
pengertian dan dimensi-dimensi religiusitas yang dikemukakan oleh John E. Fetzer
Institute (1999). Religiusitas yang di teliti oleh Fetzer terdapat 12 (dua belas) dimensi
yang bepengaruh dengan kegiatan atau perilaku sehari-hari dalam hubungannya dengan
agama.
Berdasarkan pemikiran tersebut penulis tertarik untuk meneliti mengenai
“PENGARUH DIMENSI-DIMENSI RELIGIUSITAS TERHADAP
PENERIMAAN ORANG TUA ANAK AUTIS DI BEKASI BARAT”
1.2. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Dalam penelitian ini peneliti memberi batasan masalah penelitian adalah sebagai
berikut :
1.2.1. Pembatasan masalah
Supaya permasalahan tidak meluas, maka pembahasan ini akan difokuskan dalam ruang
lingkup sebagai berikut :
1. Dimensi-dimensi religiusitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah peran
agama dalam diri seseorang (orang tua) dalam memperlakukan orang lain.
Religiusitas dalam hal ini menggunakan teori Jhon E. Fetzer Institute (1999) yang
terdiri dari 12 dimensi yaitu: individu penganut agama merasakan pengalaman
beragama sehari-hari (daily spiritual experience), kebermaknaan hidup dengan
beragama (religion-meaning), ekspresi keagamaan sebagai sebuah nilai (value),
keyakinan (belief), memaafkan (forgiveness), melatih diri dalam beragama
(private religious practice), penggunaan agama sebagai coping (religious/spiritual
coping), dukungan penganut sesama agama (religious support), sejarah
keberagamaan (religious/spiritual history), komitmen beragama (commitment),
mengikuti organisasi/kegiatan keagamaan (organizational religious), pilihan
agama (religious preference).
2. Penerimaan orang tua adalah penerimaan orang tua yang memiliki anak autis
yaitu adanya kontrol (usaha-usaha orang tua dalam menangani kegiatan anak
mereka), tuntutan kematangan (tekanan pada anak dalam melakukan sesuatu
sesuai dengan kemampuan intelektual dan emosional), komunikasi jelas antara
orang tua dengan anak, pengasuhan orang tua (adanya cinta dan sayang yang tulus
antara anak dan orang tua). (Mussen dan Conger, 1963)
3. Orang tua yang dimaksud dalam penelitian ini adalah orang tua anak autis yang
berdomisili di Bekasi Barat.
1.2.2. Perumusan masalah
Dari pembatasan masalah tersebut peneliti memberikan perumusan masalahnya
sebagai berikut :
a. Apakah ada pengaruh yang signifikan Daily Spiritual Experiences terhadap
penerimaan orang tua anak autis di Bekasi Barat?
b. Apakah ada pengaruh yang signifikan Meaning terhadap penerimaan orang tua
anak autis di Bekasi Barat?
c. Apakah ada pengaruh yang signifikan Value & Belief terhadap penerimaan orang
tua anak autis di Bekasi Barat ?
d. Apakah ada pengaruh yang signifikan Forgiveness terhadap penerimaan orang tua
anak autis di Bekasi Barat ?
e. Apakah ada pengaruh yang signifikan Religious Practices terhadap penerimaan
orang tua anak autis di Bekasi Barat?
f. Apakah ada pengaruh yang signifikan Religious/Spiritual Coping terhadap
penerimaan orang tua anak autis di Bekasi Barat?
g. Apakah ada pengaruh yang signifikan Religious Support terhadap penerimaan
orang tua anak autis di Bekasi Barat?
h. Apakah ada pengaruh yang signifikan Religious/Spiritual History terhadap
penerimaan orang tua anak autis di Bekasi Barat?
i. Apakah ada pengaruh yang signifikan Commitment terhadap penerimaan orang
tua anak autis di Bekasi Barat?
j. Apakah ada pengaruh yang signifikan Organizational Religiousness terhadap
penerimaan orang tua anak autis di Bekasi Barat?
k. Apakah ada pengaruh yang signifikan Religious Preferences terhadap penerimaan
orang tua anak autis di Bekasi Barat?
l. Apakah ada pengaruh yang signifikan religiusitas terhadap penerimaan orang tua
anak autis di Bekasi Barat?
1.3. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1.3.1. Tujuan penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah di kemukakan diatas, maka tujuan
dilaksanakan penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1. Pengaruh yang signifikan dimensi Daily Spiritual Experiences terhadap penerimaan
orang tua anak autis di Bekasi Barat.
2. Pengaruh yang signifikan dimensi Meaning terhadap penerimaan orang tua anak
autis di Bekasi Barat.
3. Pengaruh yang signifikan dimensi Value & Belief terhadap penerimaan orang tua
anak autis di Bekasi Barat.
4. Pengaruh yang signifikan dimensi Forgiveness terhadap penerimaan orang tua anak
autis di Bekasi Barat.
5. Pengaruh yang signifikan dimensi Religious Practices terhadap penerimaan orang
tua anak autis di Bekasi Barat.
6. Pengaruh yang signifikan dimensi Religious/Spiritual Coping terhadap penerimaan
orang tua anak autis di Bekasi Barat.
7. Pengaruh yang signifikan dimensi Religious Support terhadap penerimaan orang
tua anak autis di Bekasi Barat.
8. Pengaruh yang signifikan dimensi Religious/Spiritual History terhadap penerimaan
orang tua anak autis di Bekasi Barat.
9. Pengaruh yang signifikan dimensi Commitmen terhadap penerimaan orang tua anak
autis di Bekasi Barat.
10. Pengaruh yang signifikan dimensi Organizational Religiousness terhadap
penerimaan orang tua anak autis di Bekasi Barat.
11. Pengaruh yang signifikan dimensi Religious Preferences terhadap penerimaan
orang tua anak autis di Bekasi Barat.
12. Pengaruh yang signifikan religiusitas terhadap penerimaan orang tua anak autis di
Bekasi Barat.
1.3.2. Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun
praktis, yaitu sebagai berikut :
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan teori-teori
psikologi khususnya yang berhubungan dengan bidang klinis, perkembangan, dan
pendidikan.
b. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan dan pertimbangan
untuk penelitian-penelitian selanjutnya, serta dijadikan bahan pertimbangan dan dapat
memberi kontribusi pemikiran umumnya bagi orang tua yang terkait dengan masalah-
masalah yang terkait dengan autisme. Sehingga dengan banyaknya informasi yang
diterima oleh para orang tua yang memiliki anak kelainan atau sindro autisme,
diharapkan orang tua dapat menerima keberadaan anaknya dengan penuh kesadaran dan
keikhlasan dalam mendampingi, membesarkan dan mendidik anaknya dengan penuh
kasih sayang karena inilah modal utama yang diharapkan terjadinya kesembuhan dari
penyakit yang diderita oleh anaknya.
1.4. Sistemaika Penulisan
Adapun inti dari keseluruhan penulisan sebagai berikut :
BAB 1 Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang permasalahan, pembatasan
masalah dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, sistematika
penulisan.
BAB 2 Kajian teori yang terdiri dari teori-teori mengenai penerimaan orang tua yang
memiliki anak autis, teori-teori mengenai religiusitas, kerangka berfikir, dan
hipotesis
BAB 3 Metode Peneitian yang terdiri dari pendekatan dan metode penelitian,
variabel penelitian, definisi konseptual dan oprasional, populasi dan sampel,
pengumpulan data, teknik uji instrumen penelitian, hasil uji coba alat ukur,
uji regresi dan prosedur penelitian.
BAB 4 Hasil Penelitian yang terdiri dari deskripsi data, intervensi dimensi-dimensi
religiusitas, intervensi penerimaan orang tua, dan uji hipotesis.
BAB 5 Penutupan yang berisi dari kesimpulan, diskusi dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB 2
KAJIAN TEORI
Pada bab ini akan di bahas mengenai definisi penerimaan orang tua, aspek-aspek
penerimaan orang tua, faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan orang tua, dan
juga penerimaan orang tua yang memiliki anak autis. Selanjutnya akan membahas
tentang definisi dan dimensi religiusitas, sumber-sumber munculnya sikap religiusitas,
faktor-faktor yang mempengaruhi religiusitas, kerangka berpikir, serta hipotesis
penelitian.
2.1. Penerimaan Orang Tua Anak Autis
2.1.1. Definisi penerimaan orang tua
Menurut C.P. Chaplin (2000) penerimaan (acceptance) ditandai dengan sikap
penerimaan atau menolak. Menurut Rogers (dalam Kurnianti, 2005) penerimaan
merupakan dasar bagi setiap orang untuk dapat menerima kenyataan hidup. Semua
pengalaman-pengalaman, baik maupun buruk atau positif maupun negatif, dengan kata
lain seseorang membutuhkan situasi yang menghormati dan menghargai yang tidak
disertai persyaratan. Situasi ini bisa tercipta bila seseorang merasa diterima apa adanya
tanpa ada penilaian atau persyaratan tertentu. Oleh karena itu penerimaan orang tua
merupakan aspek yang penting dalam kehidupan seorang penyandang sindrom autisme.
Orang tua dalam lingkungan keluarga memegang tanggung jawab dan peranan yang
sangat penting dalam perkembangan anak. Perlakuan yang diberikan oleh orang tua
terhadap anaknya akan memberikan dampak bagi anak. Menurut Gordon (1999) “semua
orang tua adalah pribadi-pribadi yang dari masa ke masa mempunyai dua perasaan yang
berbeda terhadap anak-anak mereka menerima dan tidak menerima”.
Sedangkan menurut Johnson dan Medinnus (1974) penerimaan didefinisikan
sebagai “pemberian cinta tanpa syarat sehingga penerimaan orang tua terhadap anaknya
tercermin melalui adanya perhatian yang kuat, cinta kasih terhadap anak serta sikap
penuh kebahagiaan mengasuh anak”.
Ditambahkan pula oleh Hurlock (1978), konsep penerimaan orang tua ditandai
oleh: perhatian besar dan kasih sayang anak. Orang tua yang menerima akan
memperhatikan perkembangan kemampuan anak dan memperhitungkan minat. Anak
yang diterima umumnya bersosialisasi dengan baik, kooperatif, ramah, loyal, secara
emosional stabil, dan gembira.
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa penerimaan orang tua
terhadap anak autis adalah perhatian, cinta atau kasih sayang serta sikap pengertian dari
orang tua yang ditunjukkan dengan sikap yang penuh bahagia dalam mengasuh anak
mereka.
2.1.2. Aspek-aspek penerimaan orang tua
Orang tua yang menerima anaknya akan menempatkan anaknya pada posisi penting
dalam keluarga dan mengembangkan hubungan emosional yang hangat dengan anak.
Porter, 1954 (dalam Johnson dan Medinnus, 1974) mengungkap aspek-aspek
penerimaan orang tua terhadap anak sebagai berikut :
a. Menghargai anak sebagai individu dengan segenap perasaan mengakui hak-hak
anak dan memenuhi kebutuhan untuk mengekspresikan perasaan.
b. Menilai anaknya sebagai diri yang unik sehingga orang tua dapat memelihara
keunikan anaknya tanpa batas agar mampu menjadi pribadi yang sehat.
c. Mengenal kebutuhan-kebutuhan anak untuk membedakan dan memisahkan diri
dari orang tua dan mencintai individu yang mandiri
d. Mencintai anak tanpa syarat.
Menurut Zuck (dalam Ningrum, 2007) aspek-aspek yang terdapat dalam diri orang
tua yang menerima anaknya adalah, sebagai berikut :
a. Memperlihatkan kecemasan yang minimal dalam kehadiran anak
b. Memperlihatkan keadaan membela diri yang minimal tentang keterbatasan anak
c. Tidak ada penolakan yang jelas pada anak maupun membantu perkembangan
kepercayaan yang lebih.
Aspek-aspek penerimaan orang tua menurut Mussen dan Conger (1963) di
golongkan menjadi empat, yaitu :
a. Adanya kontrol, yaitu usaha –usaha untuk mempengaruhi aktivitas orientasi cita-
cita anak, membatasi ketergantungan, agresif dan perilaku untuk terus bermain
b. Tuntutan kematangan, tekanan pada anak untuk melakukan sesuatu sesuai dengan
kemampuan intelektual, sosial dan emosional
c. Komunikasi jelas antara orang tua dengan anak, contohnya menggunakan alasan
untuk menanyakan pendapat anak dan perasaannya
d. Pengasuhan orang tua, meliputi kehangatan (cinta, perhatian dan keharuan) dan
keterbukaan (pujian dan kesenangan dalam prestasi anak).
Berdasarkan uraian di atas peneliti mencoba mengambil aspek-aspek yang lebih
cocok dalam penelitian ini adalah pendapat Musen dan Conger (1963), karena dianggap
dapat memberi kontribusi terhadap cepat atau lamanya penerimaan orang tua terhadap
anak mereka yang mengalami sindrom autis.
2.1.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan orang tua
Hurlock (1978) mengemukakan bahwa penerimaan orang tua ditandai oleh
perhatian besar dan kasih sayang pada anak. Penerimaan orang tua di dalam pengertian
Hurlock menerangkan berbagai macam sikap khas orang tua terhadap anak. Sikap orang
tua terhadap anak mereka merupakan hasil belajar. Banyak faktor yang turut
mempengaruhi sikap orang tua terhadap anak. Hurlock (1978) menjelaskan faktor-
faktor tersebut dipengaruhi oleh :
a. Konsep “anak idaman”, yang terbentuk sebelum kelahiran anak, yang sangat
diwarnai romantisme, dan didasarkan gambaran anak ideal dari orang tua.
b. Pengalaman awal dengan anak mewarnai sikap orang tua terhadap anaknya.
c. Nilai budaya mengenai cara terbaik memperlakukan anak, secara otoriter,
demokratis maupun permisif, akan mempengaruhi sikap orang tua dan cara
memperlakukan anaknya.
d. Orang tua yang menyukai peran, merasa bahagia, dan mempunyai penyesuaian
yang baik terhadap perkawinan, akan mencerminkan penyesuaian yang baik pada
anak.
e. Apabila orang tua merasa mampu berperan sebagai orang tua, sikap mereka
terhadap anak dan perilakunya lebih baik dibandingkan sikap mereka yang merasa
kurang mampu dan ragu-ragu.
f. Kemampuan dan kemauan untuk menyesuaikan diri dengan pola kehidupan yang
berpusat pada keluarga.
g. Alasan memiliki anak. Apabila alasan untuk memiliki anak untuk mempertahankan
perkawinan yang retak dan hal ini tidak berhasil maka sikap orang tua terhadap
anak akan berkurang dibandingkan dengan sikap orang tua yang menginginkn
anak untuk memberikan kepuasan mereka dengan perkawinan mereka.
h. Cara anak bereaksi terhadap orang tuanya mempengaruhi sikap orang tua
terhadapnya.
Darling-Darling (dalam Ningrum, 2007) menjelaskan faktor-faktor yang
mempengaruhi penerimaan orang tua terhadap anaknya adalah :
a. Umur anak
Studi Korn menjelaskan orang tua dengan anak-anak cacat yang usianya lebih
muda lebih mudah tertekan dan menderita daripada orang tua dari anak-anak cacat
yang usianya lebih tua.
b. Agama
Zuck melaporkan bahwa orang tua yang menghargai terhadap agamanya dan
orang tua yang lebih intens dalam melakukan praktek agama cenderung bersikap
lebih menerima anak-anak mereka yang terhambat secara fisik.
c. Penerimaan diri sendiri orang tua
Medinnus dan Curtis menemukan terdapat hubungan yang sangat tinggi antara
penerimaan diri sendiri dan penerimaan orang tua terhadap anaknya.
d. Alasan orang tua memiliki anak
Orang tua yang mendambakan anaknya menjadi atlit atau orang yang terpelajar
akan menjadi kecewa pada kelahiran anaknya yang cacat secara fisik atau mental.
e. Status sosial ekonomi
Downey menjelaskan bahwa keluarga dari kelas bawah lebih dapat menerima
daripada keluarga kelas menengah.
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor-faktor yang turut
mempengaruhi penerimaan orang tua terhadap anaknya menurut Hurlock adalah
bagaimana konsep orang tua terhadap anaknya, apakah anaknya tersebut sesuai dengan
gambaran ideal orang tua, pengalaman dan cara bereaksi anak terhadap sikap orang tua,
gaya pengasuhan orang tua terhadap anaknya, kemampuan dan penyesuaian orang tua
terhadap perkawinannya, alasan orang tua memiliki anak, serta ditambahkan pula oleh
Darling-darling (dalam Ningrum, 2007), bahwa anak dengan usia yang lebih muda
dapat menyebabkan orang tua lebih mudah tertekan, dari sisi agama juga menjelaskan
bahwa orang tua yang lebih intens dalam melakukan praktek agama cenderung bersikap
lebih menerima anak-anak mereka yang terhambat secara fisik, dan alasan orang tua
memiliki anak, bagaimana penerimaan orang tua terhadap anaknya serta faktor sosial
ekonomi, merupakan faktor-faktor yang turut mempengaruhi penerimaan orang tua
terhadap anaknya.
2.1.4. Penerimaan orang tua anak autis
Karakteristik tentang autisme yang pertama kali diperkenalkan oleh Kanner (dalam
Rachmayanti, 2009) yang mendeskripsikan gangguan ini dengan tiga kriteria umum,
yaitu gangguan pada hubungan interpersonal, gangguan pada perkembangan bahasa dan
kebiasaan untuk melakukan pengulangan atau melakukan tingkah laku yang sama.
Autisme adalah suatu gangguan perkembangan yang kompleks menyangkut
komunikasi, interaksi sosial dan aktivitas imajinasi. Gejalanya mulai tampak sebelum
anak berusia 3 tahun. Bahkan pada autisme infantil gejalanya sudah ada sejak lahir
(Suryana, dalam Rachmayanti ,2009). Penyebab autisme adalah multifaktor,
kemungkinan besar disebabkan adanya kerentanan genetik seperti infeksi virus selama
kehamilan, bahan-bahan kimia serta polutan.
Kebanyakan orang tua mengalami shock bercampur perasaan sedih, khawatir,
cemas, takut dan marah ketika pertama kali mendengar diagnosa bahwa anaknya
mengalami gangguan autisme. Setiap orang tua pasti berbeda-beda reaksi emosionalnya,
bagaimanapun reaksi emosional yang dimunculkan oleh para orang tua tersebut adalah
hal yang wajar dan alamiah. Hal ini adalah persoalan yang sangat sulit dihadapi para
orang tua dan mereka dipaksa untuk berhadapan dengan keadaan tersebut, serta dipaksa
untuk menerima kenyataan yang menekan ini.
Ross (dalam Rachmayanti 2009), membahas reaksi-reaksi manusia dalam
menghadapi “cobaan” dalam hidup ini. Beliau membaginya menjadi lima tahap, (dalam
konteks orang tua dari anak-anak dengan kebutuhan khusus) tahapan ini bisa dijabarkan
sebagai berikut:
a. Tahap Denial (menolak menerima kenyataan)
Dimulai dari rasa tidak percaya saat menerima diagnosa dari seorang ahli,
perasaan orang tua selanjutnya akan diliputi kebingungan. Bingung atas arti
diagnosa, bingung akan apa yang harus dilakukan, sekaligus bingung mengapa hal
ini dapat terjadi pada anak mereka. Kebingungan ini sangat manusiawi, karena
umumnya, orang tua mengharapkan yang terbaik untuk keturunan mereka.
Tidak mudah bagi orang tua manapun untuk dapat menerima apa yang
sebenarnya terjadi. Kadangkala, terselip rasa malu pada orang tua untuk mengakui
bahwa hal tersebut dapat terjadi di keluarga mereka. Keadaan ini bisa menjadi
bertambah buruk, jika keluarga tersebut mengalami tekanan sosial dari lingkungan
untuk memberikan keturunan yang “sempurna”. Kadang dalam hati muncul
pernyataan “tidak mungkin hal ini terjadi pada anak saya” atau “tidak pernah
terjadi keadaan seperti ini di keluarga kami”.
b. Tahap Anger (marah)
Reaksi marah ini bisa dilampiaskan kepada beberapa pihak sekaligus. Bisa
kepada dokter yang memberi diagnosa. Bisa kepada diri sendiri atau kepada
pasangan hidup. Bisa juga, muncul dalam bentuk menolak untuk mengasuh anak
tersebut. Pernyataan yang sering muncul dalam hati (sebagai reaksi atas rasa
marah) muncul dalam bentuk “Tidak adil rasanya...”, “Mengapa kami yang
mengalami ini?” atau “Apa salah kami?”
c. Tahap Bargaining (menawar)
Pada tahap ini, orang tua berusaha untuk menghibur diri dengan pernyataan
seperti “Mungkin kalau kami menunggu lebih lama lagi, keadaan akan membaik
dengan sendirinya”.
d. Tahap Depression (depresi)
Muncul dalam bentuk putus asa, tertekan dan kehilangan harapan.
Kadangkala depresi dapat juga menimbulkan rasa bersalah, terutama di pihak ibu,
yang khawatir apakah keadaan anak mereka akibat dari kelalaian selama hamil,
atau akibat dosa di masa lalu. Ayahpun sering dihinggapi rasa bersalah, karena
merasa tidak dapat memberikan keturunan yang sempurna.
Putus asa, sebagai bagian dari depresi, akan muncul saat orang tua mulai
membayangkan masa depan yang akan dihadapi sang anak. Terutama jika mereka
memikirkan siapa yang dapat mengasuh anak mereka, pada saya mereka
meninggal.
Harapan atas masa depan anak menjadi keruh, dan muncul dalam bentuk
pertanyaan “Akankah anak kami mampu hidup mandiri dan berguna bagi orang
lain?”. Pada tahap depresi, orang tua cenderung murung, menghindar dari
lingkungan sosial terdekat, lelah sepanjang waktu dan kehilangan gairah hidup.
e. Tahap Acceptance (pasrah dan menerima kenyataan)
Pada tahap ini, orang tua sudah menjadi kenyataan baik secara emosi maupun
intelektual. Sambil mengupayakan “penyembuhan”, mereka mengubah persepsi
dan harapan atas anak. Orang tua pada tahap ini cenderung mengharapkan yang
terbaik sesuai dengan kapasitas dan kemampuan anak mereka.
Patut dicatat bahwa, kelima tahap tersebut di atas tidak harus terjadi secara
berurutan. Bisa saja ada satu tahap atau lebih yang terlompati, atau kembali
muncul jika ada hal-hal yang mengingatkan ketidak “sempurnaan” anak mereka
(bila dibandingkan dengan anak lain yang sebaya). Demikian pula pada tahap
awal. Ada juga orang tua yang telah begitu lama mencari diagnosa dan
penyembuhan. Begitu mereka mendapatkan diagnosa dan metode yang dapat
membantu mereka, perasaan legalah yang mereka dapatkan, bukan menolak
menerima kenyataan (denial).
Menurut Puspita (dalam Rachmayanti, 2009), bentuk penerimaan orang tua dalam
penanganan autisme adalah sebagai berikut :
a. Memahami keadaan anak apa adanya (positif-negatif, kelebihan dan kekurangan).
Langkah ini justru yang paling sulit dicapai orang tua karena banyak diantara
orang tua sulit atau enggan menangani sendiri anaknya sehari-hari dirumah.
Mereka mengandalkan bantuan pengasuh, pembantu, saudara dan nenek-kakek
dalam pengasuhan anak. Padahal pengasuhan sehari-hari justru berdampak baik
bagi hubungan interpersonal antara anak dengan orang tuanya.
b. Memahami kebiasaan-kebiasaan anak.
c. Menyadari apa yang bisa dan belum bisa dilakukan anak.
d. Memahami penyebab prilaku buruk atau baik anak-anak.
e. Membentuk ikatan batin yang kuat yang akan diperlukan dalam kehidupan dimasa
depan.
Sikap orang tua saat bersama anak sangat menentukan. Bila orang tua
bersikap mengecam, mengkritik, mengeluh dan terus mengulang-ulang pelajaran,
anak cenderung bersikap menolak dan “masuk” kembali kedunianya. Ada baiknya
orang tua bisa bersikap lebih santai dan “hangat” setiap kali berada bersama anak.
Sikap orang tua yang positif, biasanya membuat anak-anak lebih terbuka akan
pengarahan dan lalu berkembang ke arah yang lebih positif pula. Sebaliknya,
sikap orang tua yang menolak (langsung atau terselubung) biasanya menghasilkan
individu autis yang sulit untuk diarahkan, dididik dan dibina.
f. Mengupayakan alternatif penanganan sesuai kebutuhan anak.
Alternatif penanganan begitu banyak, orang tua yang tidak tahu harus
memberikan apa bagi anaknya. Peran dokter disini sangat penting dalam
membantu memberikan keterampilan kepada orang tua untuk dapat menetapkan
kebutuhan anak.
Menurut Saraswati (dalam Rachmayanti, 2009) peran orang tua bagi anak
penyandang autisme sangat penting, banyak hal yang bisa dan harus dilakukan orang
tua anak autisme diantaranya yaitu; Pertama, memastikan diagnostik, sekaligus
mengetahui ada tidaknya gangguan lain pada anak untuk ikut diobati. Memilih dokter
yang kompeten. Umumnya, adalah dokter anak yang menangani autisme, dokter saraf
anak, dan dokter rehabilitasi medik.
Kedua, orang tua perlu membina komunikasi dengan dokter. Hal ini dikarenakan
kerja sama antara orang tua dengan dokter sangatlah penting, keterbukaan orang tua
tentang kondisi anak, dan kesediaan mengikuti aneka pengobatan atau treatment yang
disarankan akan mempengaruhi kemajuan anaknya dan merupakan syarat mutlak.
Komunikasi yang baik antara dokter dengan orang tua dapat terlihat dari kemampuan
orang tua memperoleh informasi mengenai kondisi anak. Jadi, pada saat berobat bukan
hanya datang, anak diperiksa, diberi obat, lalu pulang. Jika hal itu terjadi maka waktu
dan biaya yang telah dikeluarkan akan sia-sia.
Ketiga, mencari dokter lain yang dapat memahami penyakit anak jika orang tua
menganggap dokter kurang kooperatif atau tidak memberikan konsultasi memadai.
Orang tua tidak boleh fanatik pada satu dokter karena tidak selamanya seorang dokter
benar secara mutlak.
Keempat, hal lain yang tidak kalah penting adalah berkata jujur pada dokter saat
konsultasi, misalnya tidak menutup-nutupi salah satu gejala yang dialami anak.
Kejujuran orang tua dalam menceritakan kondisi keseharian anak akan sangat
membantu dokter mengevaluasi kondisi anak yang dapat mempengaruhi kemajuan
anak.
Kelima, orang tua perlu memperkaya pengetahuannya mengenai autisme. Terutama
pengetahuan mengenai terapi yang tepat dan sesuai dengan anak. Selain itu, orang tua
perlu menguasai terapi karena orang tua selalu bersama anak, sedangkan pengajar atau
terapis hanya sesaat dan saling bergantian. Sebelum terapi dimulai, perlu
diinformasikan bahwa orang tua juga terlibat dan tidak ada terapi yang dilakukan tanpa
persetujuan orang tua. Untuk mengoptimalkan terapi perlu adanya kerja sama orang tua
dan pertemuan berkala antara orang tua dengan terapis untuk mengevaluasi program
maupun terapi itu sendiri.
Keenam. hal yang juga sangat membantu orang tua adalah bertemu dan berbicara
dengan sesama orang tua anak autis. Orang tua berusaha untuk bergabung dalam parent
support group. Selain untuk berbagi rasa, juga untuk berbagi pengalaman, informasi,
dan pengetahuan.
Ketujuh, selain itu, orang tua juga perlu bertindak sebagai manager saat terapi
dilakukan, misalnya mempersiapkan kamar khusus, mencari dan mewawancara terapis,
mengatur jadwal, melakukan evaluasi bersama tim, juga mampu memutuskan segala
sesuatu yang berkaitan dengan pendidikan, terapisan, dan pengobatan anak. Terapis
harus mempunyai perilaku professional termasuk mematuhi jam kerja dan
menginformasikan jika mereka datang terlambat atau tidak datang. Lingkungan rumah
tangga juga dapat menjadi suatu lingkungan terapi yang ideal bagi anak autisme.
Dari beberapa pendapat para pakar di atas, peneliti mencoba mengambil pendapat
dari puspita yaitu memahami keadaan anak apa adanya (positif-negatif, kelebihan dan
kekurangan), memahami kebiasaan-kebiasaan anak, menyadari apa yang bisa dan belum
bisa dilakukan anak, memahami penyebab prilaku buruk atau baik anak-anak,
membentuk ikatan batin yang kuat yang akan diperlukan dalam kehidupan dimasa
depan, mengupayakan alternatif penanganan sesuai kebutuhan anak.
2.2. Religiusitas
2.2.1. Definisi religiusitas
Secara bahasa, kata religiusitas adalah kata kerja yang berasal dari kata benda
religion. Religi itu sendiri berasal dari kata re dan ligare artinya menghubungkan
kembali yang telah putus, yaitu menghubungkan kembali tali hubungan antara Tuhan
dan manusia yang telah terputus oleh dosa-dosanya (Arifin, dalam Mahmuddah, 2011).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) religiusitas berarti pengabdian
terhadap agama atau kesalehan. Sedang menurut pengertian Glock dan Stark (1970)
agama atau religion adalah sistem simbol, sistem keyakinan, sistem nilai dan sistem
perilaku yang terlambangkan yang sebmuanya berpusat pada persoalan yang dihayati
sebagai yang paling maknawi (ultimate meaning).
Sedangkan Thouless (1992) mendefinisikan Religion adalah sikap atau cara
penyesuaian diri terhadap dunia yang mencakup acuan yang menunjukkan lingkungan
yang lebih luas dari pada lingkungan dunia fisik yang terikat ruang dan waktu.
Berkaitan dengan religiusitas Islam, kualitas religiusitas seseorang ditentukan oleh
seberapa jauh individu memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran serta
perintah Allah secara kaffah atau menyeluruh dan optimal. Untuk mencapai hal tersebut
maka diperlukan iman dan ilmu yang akhirnya berkaitan dengan amal perbuatan
sehingga fungsi Islam sebagai rahmat seluruh umat manusia dan seluruh alam dapat
dirasakan. Religiusitas Islam meliputi dimensi Jasmani dan Rohani, fikir dan dzikir,
aqidah dan ritual, peribadatan, penghayatan dan pengalaman, akhlak, individu dan sosial
kemasyarakatan, masalah duniawi dan akhirat, sehingga pada dasarnya religiusitas
islam meliputi seluruh dimensi dan aspek kehidupan. .
Untuk mengukur religiusitas tersebut, mengenal tiga dimensi dalam Islam yaitu
aspek akidah (keyakinan), syariah (praktik agama, ritual formal) dan akhlak
(pengamalan dari akidah dan syariah). (Arifin, dalam Mahmuddah, 2011)
Sebagaimana kita ketahui bahwa keberagamaan dalam Islam bukan hanya
diwujudkan dalam bentuk ibadah ritual saja, tapi juga dalam aktivitas-aktivitas lainnya.
Sebagai sistem yang menyeluruh, Islam mendorong pemeluknya untuk beragama secara
menyeluruh pula (QS 2: 208); baik dalam berpikir, bersikap maupun bertindak, harus
didasarkan pada prinsip penyerahan diri dan pengabdian secara total kepada Allah,
kapan, dimana dan dalam keadaan bagaimanapun. Karena itu, hanya konsep yang
mampu memberi penjelasan tentang kemenyeluruhan yang mampu memahami
keberagamaan umat Islam.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa religiusitas adalah internalisasi
nilai-nilai agama dalam diri seseorang. Internalisasi di sini berkaitan dengan
kepercayaan terhadap ajaran-ajaran agama baik di dalam hati maupun dalam ucapan.
Kepercayaan ini kemudian diaktualisasikan dalam perbuatan dan tingkah laku sehari-
hari.
2.2.2. Dimensi-dimensi Religiusitas
Dalam sebuah laporan penelitian yang diterbitkan oleh John E. Fetzer Institute
(1999) yang berjudul Multidimensional Measurement of Religiousness, Spirituality for
Use in Health Research menjelaskan dua belas dimensi religiusitas, yaitu; Daily
Spiritual Experiences, Meaning, Values, Beliefs, Forgiveness, Private Religious
Prectices, Religious/Spiritual coping, Religious Support, Religious/Spiritual Histrory,
Commitment, Organizational Religiousness, dan Religious Preference. Satu persatu
dijelaskan berikut ini :
a. Daily Spiritual Experiences (dalam Fetzer, 1999) merupakan dimensi yang
memandang dampak agama dan spritual dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal
ini Daily Spiritual Experinces merupakan persepsi individu terhadap sesuatu yang
berkaitan dengan transenden dalam kehidupan sehari-hari dan persepsi terhadap
interaksinya pada kehidupan tersebut, sehingga Daily Spiritual Experinces lebih
kepada pengalaman dibandingkan kognitif.
b. Adapun meaning dijelaskan oleh Pragment (dalam Fetzer, 1999) bahwa konsep
meaning dalam hal religiusitas sebagaimana konsep meaning yang dijelaskan oleh
Fiktor Vrankl yang biasa disebut dengan istilah kebermaknaan hidup. Adapun
meaning yang dimaksud di sini adalah yang berkaitan dengan religiusitas atau
disebut religion-meaning yaitu sejauh mana agama dapat menjadi tujuan
hidupnya.
c. Konsep value menurut Idler (dalam Fetzer, 1999) adalah pengaruh keimanan
terhadap nilai-nilai hidup, seperti mengajarkan tentang nilai cinta, saling tolong,
saling melindungi, dan sebagainya.
d. Konsep belief menurut Idler (dalam Fetzer, 1999) merupakan sentral dari
religiusitas. Religiusitas merupakan keyakinan akan konsep-konsep yang dibawa
oleh suatu agama.
e. Dimensi forgiveness menurut Idler (dalam Fetzer, 1999) mencakup lima dimensi
turunan, yaitu :
1. Pengakuan dosa (Confession).
2. Merasa diampuni oleh Tuhan (feeling forgiven by God).
3. Merasa dimaafkan oleh orang lain (feeling forgiven by others).
4. Memaafkan orang lain (forgiving others).
5. Memaafkan diri sendiri (forgiving one self)
Namun posisi dimensi forgiving others tidak sama dengan forgiveness sebagai
dependen variabel. Dimensi forgiving others pada dimensi religiusitas yang
dimaksud adalah sikap memaafkan yang lebih terkait dengan keberagamaan,
motivasi memaafkan lebih pada motivasi mengharapkan pahala dan menjauhkan
dosa karena membalas dendam merupakan perbuatan tercela dan memaafkan
adalah anjuran dalam agama.
f. Private religious practices menurut Levin (dalam Fetzer, 1999) merupakan
perilaku beragama dalam praktek agama meliputi ibadah, mempelajari kitab, dan
kegiatan-kegiatan lain untuk meningkatkan religiusitasnya.
g. Religious/spiritual coping menurut Pragament (dalam Fetzer, 1999) merupakan
coping stress dengan menggunakan pola dan metode religius. Seperti dengan
berdoa, beribadah untuk menghilangkan stres, dan sebagainya. Menurut Pragment
1988 (dalam Fetzer Insitute, 1999) menjelaskan bahwa ada tiga jenis coping
secara religius, yaitu :
1. Deferring Style, yaitu memeinta penyelesaian masalah kepada Tuhan saja.
Yaitu dengan cara berdoa dan meyakini bahwa Tuhan akan menolong
hamba-Nya dan menyerahkan semuanya kepada Tuhan.
2. Colaborative Style, yaitu hamba meminta solusi kepada Tuhan dan
hambanya senantiasa berusaha untuk melakukan coping.
3. Self-directing Style, yaitu individu bertanggung jawab sendiri dalam
menjalankan coping.
h. Konsep religous support menurut Krause (dalam Fetzer, 1999) adalah aspek
hubungan sosial antara individu dengan pemeluk agama sesamanya. Dalam Islam
hal semacam ini sering disebut al-Ukhuwah al-Islamiyah.
i. Konsep religious/spiritual history menurut George (dalam Fetzer, 1999) adalah
seberapa jauh individu berpartisipasi untuk agamanya selama hidupnya dan
seberapa jauh agama memepngaruhi perjalanan hidupnya.
j. Konsep commitment menurut Williams (dalam Fetzer, 1999) adalah seberapa jauh
individu mementingkan agamanya, komitmen, serta berkontribusi kepada
agamanya.
k. Konsep organizational religiousness menurut Idler (dalam Fetzer, 1999)
merupakan konsep yang mengukur seberapa jauh individu ikut serta dalam
lembaga keagamaan yang ada di masyarakat dan beraktifitas di dalamnya.
l. Konsep religious preference menurut Ellison (dalam Fetzer, 1999) yaitu
memandang sejauh mana individu membuat pilihan dan memastikan pilihan
agamanya. Misalnya, majlis taklim dan lain-lain.
Sedang menurut Glock dan Stark (dalam Afiatin, 2008) mengatakan bahwa terdapat
lima dimensi dalam religiusitas, yaitu:
a. Religious Belief (The Ideological Dimension)
Religious belief (the idiological dimension) atau disebut juga dimensi
keyakinan adalah tingkatan sejauh mana seseorang menerima hal-hal yang
dogmatik dalam agamanya, misalnya kepercayaan kepada Tuhan, malaikat, surga
dan neraka. Meskipun harus diakui setiap agama tentu memiliki seperangkat
kepercayaan yang secara doktriner berbeda dengan agama lainnya, bahkan untuk
agamanya saja terkadang muncul paham yang berbeda dan tidak jarang
berlawanan. Pada dasarnya setiap
Agama juga menginginkan adanya unsur ketaatan bagi setiap pengikutnya.
Adapun dalam agama yang dianut oleh seseorang, makna yang terpenting adalah
kemauan untuk mematuhi aturan yang berlaku dalam ajaran agama yang
dianutnya. Jadi dimensi keyakinan lebih bersifat doktriner yang harus ditaati oleh
penganut agama. Dimensi keyakinan dalam agama Islam diwujudkan dalam
pengakuan (syahadat) yang diwujudkan dengan membaca dua kalimat syahadat,
Bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan nabi Muhammad itu utusan allah.
Dengan sendirinya dimensi keyakinan ini menuntut dilakukannya praktek-praktek
peribadatan yang sesuai dengan nilai-nilai Islam (Ancok dan Suroso, 1995).
b. Religious Practice (The Ritual Dimension)
Religious practice (the ritual dimension) yaitu tingkatan sejauh mana
seseorang mengerjakan kewajiban-kewajiban ritual dalam agamanya. Unsur yang
ada dalam dimensi ini mencakup pemujaan, kultur serta hal-hal yang lebih
menunjukkan komitmen seseorang dalam agama yang dianutnya. Wujud dari
dimensi ini adalah prilaku masyarakat pengikut agama tertentu dalam
menjalankan ritus-ritus yang berkaitan dengan agama. Dimensi praktek dalam
agama Islam dapat dilakukan dengan menjalankan ibadah shalat, puasa, zakat, haji
ataupun praktek muamalah lainnya (Ancok dan Suroso, 1995)
c. Religious Feeling (The Experiental Dimension)
Religious Feeling (The Experiental Dimension) atau bisa disebut dimensi
pengalaman, adalah perasaan-perasaan atau pengalaman yang pernah dialami dan
dirasakan. Misalnya merasa dekat dengan Tuhan, merasa takut berbuat dosa,
merasa doanya dikabulkan, diselamatkan oleh Tuhan, dan sebagainya. Ancok dan
Suroso (1995) mengatakan kalau dalam Islam dimensi ini dapat terwujud dalam
perasaan dekat atau akrab dengan Allah, perasaan bertawakal (pasrah diri dalam
hal yang positif) kepada Allah. Perasaan khusyuk ketika melaksanakan shalat atau
berdoa, perasaan tergetar ketika mendengar adzan atau ayat-ayat Al Qur’an,
perasaan bersyukur kepada Allah, perasaan mendapat peringatan atau pertolongan
dari Allah.
d. Religious Knowledge (The Intellectual Dimension)
Religious Knowledge (The Intellectual Dimension) atau dimensi pengetahuan
agama adalah dimensi yang menerangkan seberapa jauh seseorang mengetahui
tentang ajaran-ajaran agamanya, terutama yang ada di dalam kitab sucinya atau
dimensi pengetahuan agama adalah dimensi yang menerangkan seberapa jauh
seseorang mengetahui tentang ajaran-ajaran agamanya, terutama yang ada di
dalam kitab suci manapun yang lainnya. paling tidak seseorang yang beragama
harus mengetahui hal-hal pokok mengenai dasar-dasar keyakinan, ritus-ritus, kitab
suci dan tradisi. Dimensi ini dalam Islam menunjuk kepada seberapa tingkat
pengetahuan dan pemahaman muslim terhadap ajaran-ajaran agamanya terutama
mengenai ajaran pokok agamanya, sebagaimana yang termuat di dalam kitab
sucinya (Ancok dan Suroso, 1995)
e. Religious Effect (The Consequential Dimension)
Religious effect (the consequential dimension) yaitu dimensi yang mengukur
sejauh mana prilaku seseorang dimotivasi oleh ajaran-ajaran agamanya dalam
kehidupan sosial, misalnya apakah ia mengunjungi tetangganya sakit, menolong
orang yang kesulitan, mendermakan hartanya, dan sebagainya.
Dari dua pakar yang mengemukakan tentang dimensi religiusitas, maka dalam
penelitian ini peneliti menggunakan dua belas dimensi religiusitas yang dipaparkan oleh
Fetzer Institute (1999) dikarenakan teori yang dikemukakan oleh Fetzer lebih mendekati
dan lebih banyak dimensi-dimensinya dalam mengulas pengaruh religiusitas terhadap
penerimaan orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus.
2.2.3. Sumber-sumber munculnya sikap religiusitas
Melalui teori The Four Wishes yang dikutip oleh Jalaludin (dalam Nurhayati, 2009)
mengemukakan bahwa yang menjadi sumber kejiwaan agama adalah empat macam
keinginan dasar yang ada dalam jiwa manusia yaitu :
a. Keinginan untuk keselamatan
Keinginan untuk memperoleh perlindungan atau penyelamatan dirinya baik secara
fisik maupun psikis
b. Keinginan untuk mendapat penghargaan
Keinginan ini merupakan dorongan yang menyebabkan manusia mendambakan
adanya rasa ingin dihargai dan dikenal orang lain.
c. Keinginan untuk ditanggapi
Keinginan ini menimbulkan rasa ingin mencintai dan dicintai dalam pergaulan.
d. Keinginan akan pengetahuan dan pengalaman baru
Keinginan ini menyebabkan manusia mengeksplorasi dirinya, serta selalu ingin
mencari pengetahuan dan pengalaman baru yang belum diketahui.
2.2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi religiusitas
Thouless (1992), membedakan faktor-faktor yang mempengaruhi sikap keagamaan
menjadi empat macam, yaitu :
a. Pengaruh pendidikan atau pengajaran dan berbagai tekanan sosial
Faktor ini mencakup semua pengaruh sosial dalam perkembangan keagamaan itu,
termasuk pendidikan dari orang tua, tradisi-tradisi sosial, tekanan dari lingkungan
social untuk menyesuaikan diri dengan berbagai pendapat dan sikap yang
disepakati oleh lingkungan itu.
b. Faktor pengalaman
Berkaitan dengan berbagai jenis pengalaman yang membentuk sikap keagamaan.
Terutama pengalaman mengenai keindahan, konflik moral dan pengalaman
emosional keagamaan. Faktor ini umumnya berupa pengalaman spiritual yang
secara cepat dapat mempengaruhi perilaku individu.
c. Faktor kehidupan
Kebutuhan-kebutuhan ini secara garis besar dapat menjadi empat, yaitu : (a).
kebutuhan akan keamanan atau keselamatan, (b). kebutuhan akan cinta kasih, (c).
kebutuhan untuk memperoleh harga diri, dan (d). kebutuhan yang timbul karena
adanya ancaman kematian.
d. Faktor intelektual
Berkaitan dengan berbagai proses penalaran verbal atau rasionalisasi.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulan bahwa setiap individu berbeda-
beda tingkat religiusitasnya dan dipengaruhi oleh dua macam faktor secara garis
besarnya yaitu internal dan eksternal. Faktor internal yang dapat mempengaruhi
religiusitas seperti adanya pengalaman-pengalaman emosional keagamaan, kebutuhan
individu yang mendesak untuk dipenuhi seperti kebutuhan akan rasa aman, harga diri,
cinta kasih dan sebagainya. Sedangkan pengaruh eksternalnya seperti pendidikan
formal, pendidikan agama dalam keluarga, tradisi-tradisi social yang berlandaskan nilai-
nilai keagamaan, tekanan-tekanan lingkungan sosial dalam kehidupan individu.
2.3 Kerangka Berfikir
Penerimaan orang tua adalah awal dimana adanya penanganan terhadap anak,
khususnya jika anak mengalami kelainan atau kebutuhan khusus (autis). Semakin cepat
orang tua dapat menerima anak mereka yang autis, semakin cepat pula penanganan anak
mereka. Orang tua anak autis dituntut mengerti dan paham apa itu autis, gejala-
gejalanya sampai kebutuhannya. Oleh karena itu orang tua selain dituntut cepat
menerima anak mereka juga harus segera membawa atau memikirkan cara
penangannannya.
Sebesar apapun upaya yang dilakukan dokter atau pisikiater tidak akan berdampak
banyak pada perubahan anak jika orang tua tetap saja tidak menerima anak mereka.
Sebagian besar orang tua yang pertama kali mendengar diagnosa dokter pasti terkejut
atau bahkan menolak. Hal ini dianggap wajar karena apa yang dibayangkan dan diharap
orang tua terhadap anak mereka tidak seperti yang diharapkan.
Salah satu faktor pengaruh yang menyebabkan orang tua dengan cepat menerima
anak mereka yang autis adalah religiusitas. Religiusitas atau peran kegamaan yang
dimiliki oleh orang tua anak autis yaitu dengan menyadari dan meyakini bahwa
sesungguhnya Allah Maha Berkuasa atas segala sesuatu.
Dengan demikian orang tua harus menyadari dan meyakini bahwa memiliki anak
autis juga merupakan salah satu dari kehendak Allah SWT.
Pada umumnya tidak ada orang tua yang menghendaki anaknya mengalami autis,
akan tetapi dengan keyakinan bahwa ini adalah kehendak Allah SWT maka mau atau
tidak mau, suka atau tidak suka, senang atau tidak senang, terpaksa atau tidak terpaksa,
rela atau tidak rela maka nikmat Allah berupa memiliki anak autis dapat diterima
dengan baik oleh orang tuanya. Dengan ini diharapkan melalui berjalannya waktu orang
tua dapat menerima anaknya yang mengalami sindrom autisme dengan sabar
menerimanya. Sehingga diharapkan anaknya yang mengalami autis dapat disayangi dan
dikasihi yang bisa melebihi kasih sayang terhadap anak-anaknya yang tidak mengalami
autis.
Melalui perilaku yang demikian inilah diharapkan anak yang mengalami sindrom
autis merasa dihargai sebagai modal utama kesembuhan terhadap penyakit yang
dideritanya yaitu sindrom autisme.
Religiusitas pada penelitian ini, peneliti mengambil religiusitas yang di cetuskan
oleh Fetzer (1999) yang terdiri dari dimensi : individu penganut agama merasakan
pengalaman beragama sehari-hari (daily spiritual experience), kebermaknaan hidup
dengan beragama (religion-meaning), ekspresi keagamaan sebagai sebuah nilai (value),
keyakinan (belief), memaafkan (forgiveness), melatih diri dalam beragama (private
religious practice), penggunaan agama sebagai coping (religious/spiritual coping),
dukungan penganut sesama agama (religious support), sejarah keberagamaan
(religious/spiritual history), komitmen beragama (commitment), mengikuti
organisasi/kegiatan keagamaan (organizational religious), pilihan agama (religious
preference).
Kesebelas dimensi religiusitas ini dapat berdampak dalam proses penerimaan orang
tua terhadap anak mereka. Juga kesebelas religiusitas (keagamaan) diperaktekkan dalam
kehidupan sehari-hari, khususnya untuk mengelola emosi dengan baik sehingga bisa
memikirkan langkah-langkah atau penanganan terhadap anak mereka yang memiliki
sindrom autis.
Dalam hipotesis sementara, peneliti menyimpulkan: jika religiusitas yang dimiliki
orang tua anak autis tinggi maka pengaruh orang tua dalam menerima anak mereka
yang mengalami sindrom autis juga akan tinggi (cepat menerima), dan sebaliknya jika
religiusitas yang dimiliki orang tua anak autis rendah maka pengaruh orang tua dalam
menerima anak mereka yang mengalami sindrom autis juga ikut rendah (lambat
menerima). Dengan demikian skema kerangka berfikir dapat digambarkan sebagai
berikut :
Gambar 2.1
Daily Spiritual
Experiences
Meaning
Value & Belief
Forgiveness
Private Religious
Practices
Penerimaan
Orang Tua
Anak Autis
Di Bekasi
Barat
Religiusitas
Religious
Preference
Religious/Spiritual
Coping
Religious Support
Religious/Spiritual
History
Commitmen
Organizational
Religiousness
2.4 Hipotesis Penelitian
1. a) Ha : Ada pengaruh Daily Supiritual Experiences terhadap penerimaan orang
tua anak autis di Bekasi Barat.
b) Ho : Tidak ada pengaruh Daily Supiritual Experiences terhadap penerimaan
orang tua anak autis di Bekasi Barat.
2. a) Ha : Ada pengaruh Meaning terhadap penerimaan orang tua anak autis di
Bekasi Barat.
b) Ho : Tidak ada pengaruh Meaning terhadap penerimaan orang tua anak autis
di Bekasi Barat.
3. a) Ha : Ada pengaruh Value & Belief terhadap penerimaan orang tua anak autis
di Bekasi Barat.
b) Ho : Tidak ada pengaruh Value & Belief terhadap penerimaan orang tua anak
autis di Bekasi Barat .
4. a) Ha : Ada pengaruh Forgiveness terhadap penerimaan orang tua anak autis di
Bekasi Barat.
b) Ho : Tidak ada pengaruh Forgiveness terhadap penerimaan orang tua anak
autis di Bekasi Barat .
5. a) Ha : Ada pengaruh Private Religious Practices terhadap penerimaan orang tua
anak autis di Bekasi Barat.
b) Ho : Tidak ada pengaruh Private Religious Practices terhadap penerimaan
orang tua anak autis di Bekasi Barat.
6. a) Ha : Ada pengaruh Religious/Spiritual Coping terhadap penerimaan orang tua
anak autis di Bekasi Barat.
b) Ho : Tidak ada pengaruh Religious/Spiritual Coping terhadap penerimaan
orang tua anak autis di Bekasi Barat.
7. a) Ha : Ada pengaruh Religious Support terhadap penerimaan orang tua anak
autis di Bekasi Barat.
b) Ho : Tidak ada pengaruh Religious Support terhadap penerimaan orang tua
anak autis di Bekasi Barat.
8. a) Ha : Ada pengaruh Religious/Spiritual History terhadap penerimaan orang tua
anak autis di Bekasi Barat.
b) Ho : Tidak ada pengaruh Religious/Spiritual History terhadap penerimaan
orang tua anak autis di Bekasi Barat.
9. a) Ha : Ada pengaruh Commitment terhadap penerimaan orang tua anak autis di
Bekasi Barat.
b) Ho : Tidak ada pengaruh Commitment terhadap penerimaan orang tua anak
autis di Bekasi Barat.
10. a) Ha : Ada pengaruh Organizational Religious terhadap penerimaan orang tua
anak autis di Bekasi Barat.
b) Ho : Tidak ada pengaruh Organizational Religious terhadap penerimaan orang
tua anak autis di Bekasi Barat.
11. a) Ha : Ada pengaruh Religious Preference terhadap penerimaan orang tua anak
autis di Bekasi Barat.
b) Ho : Tidak ada pengaruh Religious Preference terhadap penerimaan orang tua
anak autis di Bekasi Barat.
12. a) Ha : Ada pengaruh religiusitas terhadap penerimaan orang tua anak autis di
Bekasi Barat.
b) Ho : Tidak ada pengaruh religiusitas terhadap penerimaan orang tua anak autis
di Bekasi Barat.
BAB 3
METODE PENELITIAN
Pada bab ini dibahas mengenai pendekatan dan metode penelitian, variabel penelitian,
definisi konseptual dan definisi operasional, populasi, sampel dan teknik pengambilan
sampel, pengumpulan data, teknik uji instrumen penelitian, hasil uji coba alat ukur, uji
regresi dan prosedur penelitian.
3.1. Pendekatan dan Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif.
Pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan yang diambil menggunakan angka, mulai dari
pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya
(Arikunto, 1997).
Asumsi dari penelitian kuantitatif adalah bahwa fakta-fakta dari obyek penelitian
memiliki realitas dan variabel-variabel dapat diidentifikasikan, serta hubungannya dapat
diukur. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis korelasional
prediktif.
3.2. Variabel Penelitian
Menurut Kerlinger (dalam Sevilla, 2006), variabel adalah sebagai konstruk atau
sifat (properties) yang diteliti. Penelitian ini melibatkan dua jenis variabel yaitu
Variabel Bebas (Independent Variabel) dan Variabel Terikat (Dependent Variabel)
1. Variabel Bebas (Independent Variabel) (IV), yaitu Dimensi-dimensi religiusitas.
Dimensi-dimensi Religiusitas sebagai berikut : individu penganut agama
merasakan pengalaman beragama sehari-hari (daily spiritual experience),
kebermaknaan hidup dengan beragama (religion-meaning), ekspresi keagamaan
sebagai sebuah nilai (value), keyakinan (belief), memaafkan (forgiveness), melatih
diri dalam beragama (private religious practice), penggunaan agama sebagai
coping (religious/spiritual coping), dukungan penganut sesama agama (religious
support), sejarah keberagamaan (religious/spiritual history), komitmen beragama
(commitment), mengikuti organisasi/kegiatan keagamaan (organizational
religious), pilihan agama (religious preference).
2. Variabel Terikat (Dependent Variabel), yaitu Penerimaan Orang Tua Anak Autis
di Bekasi Barat.
3.3. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional
3.3.1. Definisi konseptual
Definisi Konseptual menurut Kerlinger (dalam Sevilla, 1993) adalah
mendefinisikan suatu konstruk atau variabel dengan menggunakan konstruk-konstruk
lain.
Religiusitas
Religiusitas adalah internalisasi nilai-nilai agama dalam diri seseorang.
Internalisasi di sini berkaitan dengan kepercayaan terhadap ajaran-ajaran agama
baik di dalam hati maupun dalam ucapan. Kepercayaan ini kemudian
diaktualisasikan dalam perbuatan dan tingkah laku sehari-hari.
Penerimaan orang tua anak autis
Penerimaan orang tua anak autis adalah perhatian, cinta atau kasih sayang serta
sikap pengertian dari orang tua yang ditunjukkan dengan sikap yang penuh
bahagia dalam mengasuh anak mereka.
3.3.2. Definisi operasional
Menurut Kerlinger (dalam Sevilla, 1993), definisi operasional adalah melekatkan
arti pada suatu konstruk atau variabel dengan cara menetapkan kegiatan-kegiatan atau
tindakan-tindakan yang perlu untuk mengukur konstruk atau variabel tersebut.
Religiusitas
Definisi operasional religiusitas adalah skor yang diperoleh dari pengukuran
religiusitas yang dikemukakan oleh Fetzer (1999) yang terdiri dari dua belas (12)
dimensi, sebagi berikut :
a. Merasakan pengalaman beragama sehari-hari (daily spiritual experience).
b. Kebermaknaan hidup (meaning)
c. Ekspresi keagamaan sebagai sebuah nilai (value) & Keyakinan (belief).
d. Memaafkan (forgiveness).
e. Melatih diri dalam beragama (private religious practice).
f. Penggunaan agama sebagai coping (religious/spiritual coping).
g. Dukungan penganut sesama agama (religious support).
h. Sejarah keberagamaan (religious/spriritual history).
i. Komitmen beragama (commitment).
j. Mengikuti organisasi/kegiatan keagamaan (organizational religiousness).
k. Pilihan agama (religious preference).
Semakin tinggi skor total skala dimensi-dimensi religiusitas yang diperoleh,
maka makin tinggi pengaruh religiusitas terhadap penerimaan orang tua. Dan
sebaliknya semakin rendah skor total skala dimensi-dimensi religiusitas yang
diperoleh maka pengaruh religiusitas terhadap penerimaan orang tua makin
rendah.
Penerimaan Orang Tua Anak Autis
Definisi operasional untuk menyatakan penerimaan orang tua anak autis adalah
terdapatnya aspek-aspek penerimaan orang tua menurut Mussen dan Conger
(1963) di golongkan menjadi empat, yaitu :
a. Adanya kontrol, yaitu usaha –usaha untuk mempengaruhi aktivitas orientasi
cita-cita anak, membatasi ketergantungan, agresif dan perilaku untuk terus
bermain
b. Tuntutan kematangan, tekanan pada anak untuk melakukan sesuatu sesuai
dengan kemampuan intelektual, sosial dan emosional
c. Komunikasi jelas antara orang tua dengan anak, contohnya menggunakan
alasan untuk menanyakan pendapat anak dan perasaannya
d. Pengasuhan orang tua, meliputi kehangatan (cinta, perhatian dan keharuan)
dan keterbukaan (pujian dan kesenangan dalam prestasi anak).
Semakin tinggi skor total skala penerimaan orang tua yang diperoleh, maka
makin tinggi penerimaan orang tua terhadap anak autis. Dan sebaliknya semakin
rendah skor total skala penerimaan orang tua yang diperoleh, maka penerimaan
orang tua terhadap anak autis makin rendah.
3.4. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambillan Sampel
3.4.1. Populasi
Kerlinger (dalam Sevilla, 1993) mendefinisikan populasi sebagai “keseluruhan
anggota, kejadian atau objek-objek yang telah ditetapkan dengan baik”. Populasi dalam
penelitian ini adalah orang tua anak autis di Bekasi Barat yang berjumlah 170 orang tua
anak autis, dari dua tempat terapi (terapi Rumah Autis dan Yayasan Ananda).
3.4.2. Sampel
Untuk jumlah sampel, peneliti menggunakan ukuran minimum yang ditawarkan
oleh Gay, bahwa untuk penelitian korelasi diambil 30 subjek atau lebih (Sevilla, 1993).
Menurut Gay (dalam Sevilla, 1993) ukuran sampel dalam penelitian deskriptif
korelasional adalah 30 subjek. Oleh karena itu sample dalam penelitian ini adalah 90
orang tua anak autis. Yang terbagi atas 40 orang tua untuk Try Out dan 50 orang tua
untuk field tes.
3.4.3. Teknik pengambilan sampel
Menurut Ary, Jacob dan Razavieh (dalam Sevilla,1993) teknik pengambilan sampel
adalah suatu proses yang meliputi pengambilan sebagian dari populasi, melakukan
pengamatan pada populasi secara keseluruhan. Dalam penelitian ini pengambilan
sampel yang digunakan menggunakan teknik purposive sampling yaitu mengambil
sampel sesuai dengan karakteristik yang digunakan dalam penelitian.
Karakteristik sampel dalam penelitian ini adalah dengan kriteria :
1. Orang tua yang memiliki anak autis dan orang tua yang berdomisili di Bekasi
Barat.
2. Orang tua anak autis yang menyekolahkan anak mereka yang autis ke sekolah-
sekolah khusus ataupun tempat terapi di wilayah Bekasi Barat, khususnya di
Yayasan Rumah Autis dan di Yayasan Ananda.
3. Dalam penelitian ini hanya diambil sampel dari dua tempat terapi. Dari 90 orang
tua anak autis di Yayasan Rumah Autis hanya 40 orang tua yang bersedia mengisi
kuesioner, dan dari 80 orang tua anak autis di Yayasan Ananda hanya 50 orang
tua yang bersedia mengisi koesioner.
3.5. Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan alat pengumpulan data yang berupa
skala model Likert menurut Ryff (dalam Sevilla, 1993) yaitu bentuk pernyataan dengan
beberapa alternatif jawaban yang telah ditentukan terlebih dahulu oleh peneliti,
sehingga responden hanya memilih jawaban yang paling sesuai dengan pendapatnya.
Alat pegumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket yang
terdiri dari dua bagian, yaitu:
1. Bagian pertama berisi skala Tingkat religiusitas yang diambil berdasarkan
dimensi-dimensi religiusitas, yaitu daily spiritual experience, value, belief,
forgiveness, private religious practice, religious/spiritual coping, religious
support, religious/spriritual history, commitmen, organizational religiousness,
religious preference.
Pada skala dimensi-dimensi religiusitas ini terdapat empat alternatif jawaban,
yaitu a, b, c, atau d.
Jawaban Favorable (+) Unfavorable (-)
A 4 1
B 3 2
C 2 3
D 1 4
Skala religiusitas digunakan untuk mengukur sejauh mana pengaruh masing-
masing dimensi religiusitas dalam penerimaan orang tua yang memiliki anak
autis. Adapun jumlah item yang digunakan dalam skala ini adalah sebanyak 33
item.
Skala penalaran moral ini memiliki format respon dengan empat alternatif
jawaban yaitu : a, b, c, dan d. Format ini mengharuskan responden memilih salah
satu dari empat alternatif jawaban. Masing-masing item pada skala ini memiliki
rentang skor 1 sampai 4. Berikut ini adalah tabel skoring pernyataan dan tabel
blue print skala penalaran moral.
Tabel 3.1
Blue Print Skala Religiusitas
No Dimensi-dimensi Nomor Butir Jumlah
Favorable Unfavorable
1 Daily Spiritual Experience 1, 2, 3 - 3
2 Meaning 4, 5, 6 - 3
3 Values / Belief 7, 8, 9 - 3
4 Forgiveness 11, 12 10 3
5 Private religious practice 13, 14 - 2
6 Religious and spiritual
coping
15, 16, 17 - 3
7 Religious support 19, 20 18 3
8 Religious / spiritual history 32, 33 31 3
9 Commitment 25, 26, 27 - 3
10 Organizational religiousness 28, 29, 30 - 3
11 Religious preference 21, 23, 24 22 4
Jumlah 29 4 33
2. Bagian kedua adalah skala Penerimaan orang tua yang disusun berdasarkan aspek
yang mempengaruhi penerimaan orang tua terhadap anak mereka yang mengalami
autis adalah 1) adanya kontrol, usaha orang tua untuk membatasi prilaku agresif
anak yg berlebih. 2) tuntutan kematangan, usaha orang tua dalam menyesuaikan
kemampuan intelektual anak. 3) komunikasi jelas antara orang tua dengan anak.
4) pengasuhan orang tua, meliputi kehangatan cinta, perhatian, dan pujian
terhadap anak.
Pada skala penerimaan orang tua terdapat pula empat alternatif jawaban, yaitu
sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).
Jawaban Nilai
SS 4
S 3
TS 2
STS 1
Skala Penerimaan orang tua digunakan untuk mengukur sejauh mana
penerimaan orang tua yang memiliki anak autis dalam menerima anak mereka
yang dipengaruh nilai-nilai agama (religiusitas). Adapun jumlah item yang
digunakan dalam skala ini adalah sebanyak 56 item.
Skala Penerimaan orang tua ini memiliki format respon dengan empat
alternatif jawaban yaitu : Sangat Setuju(SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS) dan
Sangat Tidak Setuju (STS). Format ini mengharuskan responden memilih salah
satu dari empat alternatif jawaban. Masing-masing item pada skala ini memiliki
rentang skor 1 sampai 4. Berikut ini adalah tabel skoring pernyataan dan tabel
blue print skala Penerimaan Orang Tua.
Tabel 3.2
Blue Print Skala Penerimaan Orang Tua
No Indikator Nomor Butir Jumlah
1 Adanya kontrol 1, 5, 10, 18, 23, 25,
28, 29, 34, 45, 47,
50, 53
13
2 Tuntutan kematangan 2, 8, 9, 16, 17, 21,
30, 32, 35, 36, 40, 54
12
3 Komunikasi jelas antara orang
tua dengan anak
7, 13, 14, 19, 20, 22,
26, 27, 31, 33, 37,
38, 39, 42, 43, 46,
48, 56
18
4 Pengasuhan orang tua 3, 4, 6, 11, 12, 15,
24, 41, 44, 49, 51,
52, 55
13
Jumlah 56 56
3.6. Teknik Uji Instrumen Penelitian
3.6.1. Uji Validitas
Validitas sebuah tes menyangkut apa yang diukur tes dan seberapa baik tes itu
dapat mengukur (Anastasi dan Urbina, 2007). Untuk mengetahui apakah skala yang
telah dibuat mampu menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan ukurnya, maka
diperlukan pengukuran validitas. Oleh karena itu, untuk menguji validitas dari skala
yang telah dibuat dengan menggunakan teknik korelasional Product Moment Pearson,
dalam perhitungannya dilakukan dengan analisa statistik melalui perhitungan SPSS
versi 16.
3.6.2. Uji Reliabilitas
Perhitungan reliabilitas adalah ketepatan atau tingkat presisi suatu ukuran atau alat
pengukur (Nazir, 1988). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan SPSS versi 16 untuk
menguji reliabilitas alat ukur penelitian.
Tabel 3.3.
Klasifikasi Koefisien Reliabilitas
Kriteria Koefisien Reliabilitas
Sangat Reliabel >0,9
Reliabel 0,7-0,9
Cukup Reliabel 0,4-0,7
Kurang Reliabel 0,2-0,4
Tidak Reliabel <0,2
3.7 Hasil uji coba alat ukur
Setelah item-item skala dibuat, peneliti mengujicobakan skala tersebut. Untuk
pertama peneliti melakukan Try Out, dimana peneliti menggunakan sampel dari
Yayasan Rumah Autis sebanyak 40 orang tua anak autis. Dalam tahap uji coba, peneliti
memberikan tiga puluh tiga item pada skala dimensi-dimensi religiusitas, dan lima
puluh enam item pada skala penerimaan orang tua.
Hasil uji validitas dengan perhitungan korelasi Product Moment Pearson pada skala
religiusitas dari 33 item didapatkan 28 item yang valid. Item–item yang valid tersebut
adalah item nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 19, 20, 22, 23, 24,
25, 26, 27, 29, 30, 32, dan 33. Adapun nilai reliabilitas yang dihasilkan sebesar 0,955.
Artinya nilai skala ini reliabel untuk digunakan dalam penelitian.
Hasil uji coba validitas skala penerimaan orang tua yang berjumlah 56 item
didapatkan hasil bahwa dalam ke 56 item tersebut dinyatakan valid. Adapun nilai
reliabilitas yang dihasilkan pada skala penerimaan orang tua adalah sebesar 0,989.
Artinya nilai skala ini reliable untuk digunakan dalam penelitian.
Kedua alat ukur ini menurut kaidah Guilford dapat disimpulkan memiliki
reliabilitas yang baik karena suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel (Kuncono,
2004). Artinya nilai skala ini reliabel untuk digunakan dalam penelitian.
Hasil Uji Validitas Skala Dimensi-dimensi Religiusitas dapat dilihat pada tabel 3.4.
dan Hasil Uji Validitas Skala Penerimaan Orang Tua juga dapat dilihat pada tabel 3.5
dibawah ini.
Tabel 3.4.
Hasil Uji Validitas Skala Dimensi-dimensi Religiusitas
No Dimensi-dimensi Nomor Butir Jumlah
Favorable Unfavorable
1 Daily Spiritual Experience 1*, 2*, 3* - 3
2 Meaning 4*, 5*, 6* - 3
3 Values / Belief 7*, 8*, 9* - 3
4 Forgiveness 11*, 12 10* 3
5 Private religious practice 13*, 14* - 2
6 Religious and spiritual coping 15*, 16*,
17*
- 3
7 Religious support 19*, 20* 18 3
8 Religious / spiritual history 32*, 33* 31 3
9 Commitment 25*, 26*,
27*
- 3
10 Organizational religiousness 28, 29*, 30* - 3
11 Religious preference 21, 23*, 24* 22* 4
Jumlah 29 4 33
Keterangan : * (item yang valid)
Tabel 3.5.
Hasil Uji Validitas Skala Penerimaan Orang Tua
No Indikator Nomor Butir Jumlah
1 Adanya kontrol 1*, 5*, 10*, 18*, 23*, 25*,
28*, 29*, 34*, 45*, 47*,
50*, 53*
13
2 Tuntutan kematangan 2*, 8*, 9*, 16*, 17*, 21*,
30*, 32*, 35*, 36*, 40*,
54*
12
3 Komunikasi jelas antara
orang tua dengan anak
7*, 13*, 14*, 19*, 20*, 22*,
26*, 27*, 31*, 33*, 37*,
38*, 39*, 42*, 43*, 46*,
48*, 56*
18
4 Pengasuhan orang tua 3*, 4*, 6*, 11*, 12*, 15*,
24*, 41*, 44*, 49*, 51*,
52*, 55*
13
Jumlah 56 56
Keterangan : * (item yang valid)
Tabel 3.6.
Koefisien Reliabilitas Instrumen Penelitian
Alat Ukur Koefisien Alpha Cronbach Keterangan
Dimensi-dimensi
Religiusitas
0,955 Reliabel
Penerimaan Orang Tua 0,989 Reliabel
3.8 Uji Regresi
Pada penelitian ini menggunakan regresi ganda, yaitu untuk meramalkan pengaruh
dua variabel prediktor atau lebih terhadap satu variabel kriterium atau untuk
membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsional antara dua buah variabel bebas
atau lebih dengan sebuah variabel terikat (dalam Usman & Akbar, 2008).
Hasil perhitungan diperoleh dengan menggunakan sistem komputerisasi dengan
program SPSS versi 16.
3.9 Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti mencoba merencanakan langkah-langkah yang
diharapkan dapat menunjang kelancaran penelitian, yaitu sebagai berikut :
1. Tahap persiapan
Dimana pada tahap ini peneliti memulai dengan merumuskan masalah dan menentukan
variabel yang akan diteliti. Kemudian peneliti mencari serta menyusun teori, menentukan
lokasi penelitian, membuat instrument atau alat ukur penelitian berupa Skala Sikap
Model Likert dan penskalaan stimulus.
2. Tahap pelaksanaan
Pada tahap yang kedua ini, peneliti mulai menentukan sampel penelitian. Peneliti
menggunakan tekhnik purposive sampling runtuk mengambil sampel penelitian.
Setelah itu peneliti memberikan penjelasan mengenai tujuan peneltian dan
meminta kesedian subyek untuk mengisi skala penelitian, setelah itu
melaksanakan pengambilan data dengan memberikan skala yang telah ditentukan
yang telah disiapkan kepada subyek penelitian.
3. Tahap pengolahan data
Pada tahap yang terakhir ini peneliti melakukan skoring terhadap hasil skala yang
telah diisi oleh subyek penelitian atau responden, kemudian menghitung dan
membuat tabulasi data yang diperoleh, selanjutnya peneliti membuat tabel data
dan terakhir melakukan analisa data dengan menggunakan metode stastistik untuk
menguji hipotesis penelitian.
BAB 4
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini dibahas mengenai gambaran umum responden penelitian, deskripsi data,
interprestasi dimensi-dimensi religiusitas, interprestasi penerimaan orang tua, dan hasil
uji hipotesis.
4.1. Gambaran Umum Responden Penelitian
Gambaran umum responden penelitian akan diuraikan secara deskriptif dan dibantu
dengan penyajian dalam bentuk tabel dari berdasarkan jenis kelamin.
Tabel 4.1.
Latar Belakang Responden Berdasarkan Jenis kelamin
Jenis kelamin Jumlah Persentase
Laki-laki 18 36 %
Perempuan 32 64 %
Jumlah 50 100 %
Dari 50 responden yang diteliti berdasarkan jenis kelamin pada penelitian ini,
diketahui bahwa 18 orang berjenis kelamin laki-laki (36 %) dan 32 orang yang berjenis
kelamin perempuan (64 %).
Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan kurnianti (2005) tidak ada perbedaan
penerimaan orang tua antara ibu dan ayah, oleh karena itu peneliti tidak mencantumkan
jenis kelamin sebagai faktor lain yang mendukung persentase hasil penelitian.
4.2. Deskripsi Data
Tabel 4.2.
Deskripsi Statistik perolehan dan teoritik Skor Skala Dimensi-dimensi Religiusitas
dan Penerimaan Orang Tua
Variabel N Skor Min Skor Max Mean Std Dev
Dimensi-dimensi
Religiusitas :
1. daily spiritual
experience.
2. Meaning.
3. value & belief.
4. forgiveness.
50
50
50
8
8
8
12
12
12
10,22
10,24
10,08
1,15
0,98
1,07
5. private religious
practice.
6. religious/spiritual
coping.
7. religious support.
8. religious/spriritual
history.
9. Commitmen.
10. Organizational
religiousness.
11. religious preference.
50
50
50
50
50
50
50
50
5
5
8
5
5
8
5
7
8
8
12
8
8
12
8
12
6,86
6.94
10,3
6,58
6,84
10,36
6,75
10,06
0,88
0,79
1,25
0,86
0,93
1,00
0,87
1,08
Skala Peneimaan Orang
Tua
50
180
202
192,68
5,26
Dari 50 responden, di ketahui bahwa skor masing-masing dimensi religiusitas dan
penerimaan orang tua sebagai berikut :
a. Skor dimensi Daily Spiritual Experiences yang terendah adalah 8, dan skor
tertinggi 12 dengan nilai rata-rata 10,22 dan standar deviasi sebesar 1,15.
b. Skor dimensi Meaning yang terendah adalah 8, dan skor tertinggi 12 dengan
nilai rata-rata 10,24 dan standar deviasi sebesar 0,98.
c. Skor dimensi Value dan Belief yang terendah adalah 8, dan skor tertinggi 12
dengan nilai rata-rata 10,08 dan standar deviasi sebesar 1,07.
d. Skor dimensi Forgiveness yang terendah adalah 5, dan skor tertinggi 8 dengan
nilai rata-rata 6,86 dan standar deviasi sebesar 0,88.
e. Skor dimensi Private Religious Practices yang terendah adalah 5, dan skor
tertinggi 8 dengan nilai rata-rata 6,94 dan standar deviasi sebesar 0,79.
f. Skor dimensi Religious/Spiritual Coping yang terendah adalah 8 dan skor
tertinggi 12 dengan nilai rata-rata 10,3 dan standar deviasi sebesar 1,25.
g. Skor dimensi Religious Support yang terendah adalah 5, dan skor tertinggi 8
dengan nilai rata-rata 6,58 dan standar deviasi sebesar 0,86.
h. Skor dimensi Religious/Spiritual History yang terendah adalah 5, dan skor
tertinggi 8 dengan nilai rata-rata 6,84 dan standar deviasi sebesar 0,93.
i. Skor dimensi Commitmen yang terendah adalah 8, dan skor tertinggi 12 dengan
nilai rata-rata 10,36 dan standar deviasi sebesar 1,00.
j. Skor dimensi Organization Religious yang terendah adalah 5, dan skor tertinggi
8 dengan nilai rata-rata 6,75 dan standar deviasi sebesar 0,87.
k. Skor dimensi Religious Preference yang terendah adalah 7, dan skor tertinggi 12
dengan nilai rata-rata 10,06 dan standar deviasi sebesar 1,08.
l. Skor Penerimaan Orang Tua yang terendah adalah 180, dan skor tertinggi 202
dengan nilai rata-rata 192,68 dan standar deviasi sebesar 5,26.
4.3. Hasil Uji Hipotesis
Peneliti menggunakan analisis regresi untuk mengetahui pengaruh dua variabel
prediktor atau lebih terhadap satu variabel kriterium atau untuk membuktikan ada atau
tidaknya hubungan fungsional antara dua buah variabel bebas atau lebih dengan sebuah
variabel terikat (dalam Usman & Akbar, 2008). Koefisien determinasi (R square)
merupakan suatu nilai yang menggambarkan seberapa besar sumbangsih dimensi-
dimensi religiusitas terhadap penerimaan orang tua. Hasil perhitungannya akan
ditampilkan pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.3.
Model Summary
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .576a .331 .138 9.28641
a. Predictors: (Constant), religious preferences, private religious practices, religious support,
religious spiritual history, daily spiritual experiences, religious spiritual coping, meaning,
commitment, forgiveness, value&belief, organizational religious.
Berdasarkan tabel di atas diketahui nilai koefisien determinasi (R square) yang
didapat adalah sebesar 0,331. Hal ini berarti bahwa kesebelas dimensi Religiusitas
memberikan sumbangsih sebesar 33,1% bagi bervariasinya variabel penerimaan orang
tua. Dengan demikian 66,9% dipengaruhi oleh aspek lain selain kesebelas dimensi dari
indikator religiusitas yang tidak terukur dalam penelitian ini yang dapat memberikan
perubahan terhadap variable penerimaan orang tua.
Setelah dilakukan perhitungan nilai R square maka diketahui sumbangsih dari
dimensi-dimensi religiusitas terhadap penerimaan orang tua, kemudian dilakukan
penghitungan Anova untuk mengetahui dimensi-dimensi pada model persamaan regresi
ini. Hasilnya disajikan pada tabel Anova (b) berikut:
Tabel 4.4.
Anova (b)
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 1622.979 11 147.544 1.711 .108a
Residual 3277.021 38 86.237
Total 4900.000 49
a. Predictors: (Constant), a. Predictors: (Constant), religious preferences, private religious
practices, religious support, religious spiritual history, daily spiritual experiences, religious spiritual
coping, meaning, commitment, forgiveness, value&belief, organizational religious.
b. Dependent Variable: penerimaan orang tua
Hasil penghitungan menunjukkan bahwa nilai probabilitas hitung atau taraf
signifikansi yang didapat adalah sebesar 0.108. Karena taraf signifikansi > 0.05, maka
secara simultan (keseluruhan) tidak dapat berpengaruh. Hal ini berarti ada pengaruh
tetapi tidak sigifikan signifikan antara dimensi religious preferences, dimensi private
religious practices, dimensi religious support, dimensi religious spiritual history,
dimensi daily spiritual experiences, dimensi religious spiritual coping, dimensi
meaning, dimensi commitment, dimensi forgiveness, dimensi value&belief, dimensi
organizational religious dengan penerimaan orang tua anak autis.
Setelah diketahui nilai f hitung untuk menguji persamaan regresi, kemudian
dilakukan penghitungan uji signifikansi konstanta dari dimensi-dimensi variabel
independen yang diukur. Hasilnya disajikan pada tabel Coefficients (a) berikut:
Tabel 4.5.
Coefficients (a)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 80.042 40.037 1.999 .053
Daily -.003 .152 -.003 -.021 .983
Meaning -.690 .199 -.571 -3.468 .001
Valuebelief -.225 .213 -.167 -1.058 .297
Forgiveness 2.335 1.795 .206 1.301 .201
Privatereligious 1.352 1.865 .107 .725 .473
Religiousspiritual .056 .160 .052 .348 .730
Religioussupport -.909 1.643 -.078 -.554 .583
religiousspiritualhistory 1.541 1.698 .144 .908 .370
Commitment -.017 .220 -.012 -.079 .937
Organizational -1.146 1.999 -.100 -.573 .570
Religiouspreferences -.165 .157 -.165 -1.050 .300
a. Dependent Variable: penerimaanorangtua
Dari hasil tabel Coefficients tersebut maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:
Y’ = 80.042 - 0.003X1 - 0.690X2 - 0.225X3 + 2.335X4 + 1.352X5 + 0.056X6 -
0.909X7 + 1.541X8 - 0.017X9 - 1.146X10 - 0.165X11
Keterangan :
X1 : Daily spiritual experiences X7 : Religious support
X2 : Meaning X8 : religious spiritual history
X3 : Value & Belief X9 : Commitment
X4 : Forgiveness X10 : Organizational religiousness
X5 : Private religious practices X11 : Religious preferences
X6 : Religious spiritual coping
Berdasarkan tabel 4.5, dari sebelas koefisien regresi yang dihasilkan ternyata hanya
ada satu dimensi, yaitu dimensi commitment yang secara statistik pengaruhnya
signifikan terhadap penerimaan orang tua. (nilai p < 0.05). Penjelasan dari nilai
koefisien regresi yang diperoleh pada masing-masing dimensi religiusitas adalah
sebagai berikut :
1. Dimensi Daily spiritual experiences, diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -
0.003 yang berarti bahwa dimensi Daily spiritual experiences secara negatif
mempengaruhi penerimaan orang tua tetapi tidak signifikan, karena (P 0.983 >
0.05).
2. Dimensi Meaning, diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.690 yang berarti
bahwa dimensi meaning secara negatif mempengaruhi penerimaan orang tua
secara signifikan, karena (P 0,001 > 0.05).
3. Dimensi Value & Belief, diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0,225 yang
berarti bahwa dimensi value & belief secara negatif mempengaruhi penerimaan
orang tua tetapi tidak signifikan, karena (P 0.297 > 0.05).
4. Dimensi Forgiveness, diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 2.335 yang berarti
bahwa dimensi forgiveness secara positif mempengaruhi penerimaan orang tua
tetapi tidak signifikan, karena (P 0.201 > 0.05).
5. Dimensi Private religious practices, diperoleh nilai koefisien regresi sebesar
1.352 yang berarti bahwa dimensi private religious practices secara positif
mempengaruhi penerimaan orang tua tetapi tidak signifikan, karena (P 0,473 >
0.05).
6. Dimensi Religious spiritual coping, diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.056
yang berarti bahwa dimensi religious spiritual coping secara positif mempengaruh
penerimaan orang tua tetapi tidak signifikan, karena (P 0.730 > 0.05).
7. Dimensi Religious support, diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0,909 yang
berarti bahwa dimensi religious support secara negatif mempengaruhi penerimaan
orang tua tetapi tidak signifikan, karena (P 0.583 > 0.05).
8. Dimensi religious spiritual history, diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 1.541
yang berarti bahwa dimensi religious spiritual history secara positif
mempengaruhi penerimaan orang tua tetapi tidak signifikan, karena (P 0.370 >
0.05).
9. Dimensi Commitmen, diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.017 yang berarti
bahwa dimensi commitmen secara negatif mempengaruhi penerimaan orang tua
tetapi tidak signifikan, karena (P 0.939 < 0.05).
10. Dimensi organizational religiousness, diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -
1.146 yang berarti bahwa dimensi organizational religiousness secara negatif
mempengaruhi penerimaan orang tua tetapi tidak signifikan, karena (P 0.570 >
0.05).
11. Dimensi religious preference, diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.165
yang berarti bahwa dimensi religious preference secara negatif mempengaruhi
penerimaan orang tua tetapi tidak signifikan, karena (P 0.300 > 0.05).
Tabel 4.6.
Proporsi Varian Pada Dimensi-dimensi Religiusitas Terhadap Penerimaan Orang
Tua
IV R2
R2
Change
Fhitung df Ftabel Signifikansi
X1 .001 .001 .056 1,48 4.04 Tidak Signifikan
X12 .223 .221 13.392 1,47 4.04 Signifikan
X123 .248 .025 1.529 1,46 4.04 Tidak Signifikan
X1234 .273 .025 1.577 1,45 4.04 Tidak Signifikan
X12345 .281 .008 .461 1,44 4.04 Tidak signifikan
X123456 .291 .011 .645 1,43 4.04 Tidak Signifikan
X1234567 .294 .002 .140 1,42 4.04 Tidak Signifikan
X12345678 .302 .008 .475 1,41 4.04 Tidak signifikan
X123456789 .303 .001 .051 1,40 4.04 Tidak signifikan
X12345678910 .312 .221 .520 1,39 4.04 Tidak signifikan
X1234567891011 .331 .025 1.103 1,38 4.04 Tidak signifikan
Total 0.331
Keterangan:
X1 : Daily spiritual experiences X7 : Religious support
X2 : Meaning X8 : religious spiritual history
X3 : Value & Belief X9 : Commitment
X4 : Forgiveness X10 : Organizational religiousness
X5 : Private religious practices X11 : Religious preferences
X6 : Religious spiritual coping
Dari tabel di atas dapat di lihat besarnya kontribusi masing-masing dimensi dari
variabel Religiusitas, sebagai berikut:
1. Dimensi Daily Spiritual Experiences dari variable Religiusitas terhadap
penerimaan orang tua diperoleh kontribusinya 0.001 dan nilai f hitung sebesar
0.056 pada signifikansi 0.010 < f tabel sebesar 4.04 dan df 1,48. Sumbangan
tersebut tidak signifikan karena f hitung < f tabel.
2. Dimensi Meaning dari variable Religiusitas terhadap penerimaan orang tua
diperoleh kontribusinya 0.221 dan nilai f hitung sebesar 13,392 pada signifikansi
0.010 > f tabel 4.04 dan df 1,47. Sumbangan tersebut signifikan karena f hitung >
f tabel.
3. Dimensi Value & Belief dari variable Religiusitas terhadap penerimaan orang tua
diperoleh kontribusinya 0.025 dan nilai f hitung sebesar 1.592 pada signifikansi
0.010 < f tabel 4.04 dan df 1,46. Sumbangan tersebut tidak signifikan karena f
hitung < f tabel.
4. Dimensi Forgiveness dari variable Religiusitas terhadap penerimaan orang tua
diperoleh kontribusinya 0.025 dan nilai f hitung sebesar 1.577 pada signifikansi
0.010 < f tabel 4.04 dan df 1,45. Sumbangan tersebut tidak signifikan karena f
hitung < f tabel.
5. Dimensi Private Religious Practices fisik dari variable Religiusitas terhadap
penerimaan orang tua diperoleh kontribusinya 0.008 dan nilai f hitung sebesar
0.461 pada signifikansi 0.010 < f tabel 4.04 dan df 1,44. Sumbangan tersebut
tidak signifikan karena f hitung < f tabel.
6. Dimensi Religious Spiritual Coping dari variabel Religiusitas terhadap
penerimaan orang tua diperoleh kontribusinya 0.011 dan nilai f hitung sebesar
0.645 pada signifikansi 0.010 < f tabel 4.04 dan df 1,43. Sumbangan tersebut
tidak signifikan karena f hitung < f tabel.
7. Dimensi Religious Support dari variabel Religiusitas terhadap penerimaan orang
tua diperoleh kontribusinya 0.002 dan nilai f hitung sebesar 0.140 pada
signifikansi 0.010 < f tabel 4.04 dan df 1,42. Sumbangan tersebut tidak signifikan
karena f hitung < f tabel.
8. Dimensi Religious Spiritual History pengamat dari variable Religiusitas terhadap
penerimaan orang tua diperoleh kontribusinya 0.008 dan nilai f hitung sebesar
0.475 pada signifikansi 0.010 < f tabel 4.04 dan df 1,41. Sumbangan tersebut
tidak signifikan karena f hitung < f tabel.
9. Dimensi Commitmen pengamat dari variable Religiusitas terhadap penerimaan
orang tua diperoleh kontribusinya 0.001 dan nilai f hitung sebesar 0.051 pada
signifikansi 0.010 < f tabel 4.04 dan df 1,40. Sumbangan tersebut tidak signifikan
karena f hitung < f tabel.
10. Dimensi Organizational Religiousness pengamat dari variable Religiusitas
terhadap penerimaan orang tua diperoleh kontribusinya 0.021 dan nilai f hitung
sebesar 0.520 pada signifikansi 0.010 < f tabel 4.04 dan df 1,39. Sumbangan
tersebut tidak signifikan karena f hitung < f tabel.
11. Dimensi Religious Preferences pengamat dari variable Religiusitas terhadap
penerimaan orang tua diperoleh kontribusinya 0.025 dan nilai f hitung sebesar
1.130 pada signifikansi 0.010 < f tabel 4.04 dan df 1,38. Sumbangan tersebut
tidak signifikan karena f hitung < f tabel.
Dari kesebelas dimensi variable religiusitas terhadap penerimaan orang tua anak
autis yang memiliki sumbangsih secara signifikan adalah dimensi meaning dengan nilai
f hitung 13.392 dan nilai t table 4.04 maka dapat di simpulkan bahwa f hitung dimensi
meaning > f table, dengan demikian bahwa hanya dimensi meaning yang memberikan
pengaruh signifikan terhadap variable penerimaan orang tua anak autis.
Dan hasil regresi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa dimensi meaning
sangat mempengaruhi penerimaan orang tua dalam menerima anak mereka yang
mengalami sindrom autisme, maka intervensi yang harus diperhatikan adalah dimensi
meaning karena dimensi tersebut memberikan signifikansi yang paling besar diantara
aspek-aspek lainnya.
BAB 5
KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
Pada bab terakhir ini peneliti mencoba menyimpulkan dari semua hasil penelitian serta
mendiskusikan hasil penelitian ini yang berkaitan dan juga dengan saran untuk
penelitian yang sejenis dengan apa yang penulis teliti agar lebih berkembang dan tentu
saja lebih baik dari penelitian yang sudah ada.
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data serta pengujian hipotesis yang telah dikemukakan
pada bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini
berdasarkan hasil yang diperoleh adalah :
1. Berdasarkan data yang diperoleh dalam uji regresi diketahui koefisien determinasi
R Square (R2) menunjukkan nilai sebesar 0.331 atau 33,1%. Hal ini berarti
dimensi-dimensi religiusitas memberikan sumbangsih sebesar 33,1% terhadap
penerimaan orang tua terhadap anak mereka. Dengan demikian 66,9% sisanya
dapat dijelaskan oleh variabel lain selain dimensi religiusitas. Hal ini berarti
terdapat pengaruh tetapi tidak signifikan dimensi-dimensi religiusitas terhadap
penerimaan orang tua.
2. Dari kesebelas dimensi variable religiusitas terhadap penerimaan orang tua yang
memiliki sumbangsih secara signifikan hanya satu dimensi yaitu meaning dengan
t hitung 13.392 dan nilai t table 4.04. Maka dapat disimpulkan bahwa f hitung
dimensi meaning > f table, dengan demikian bahwa hanya dimensi meaning
yang memberikan pengaruh signifikan terhadap variable penerimaan orang tua.
3. Hasil regresi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa meaning
(kebermaknaan agama) berpengaruh sangat signifikan pada diri orang tua yang
memiliki anak autis terhadap penerimaan orang tua pada anak mereka yang autis.
5.2. Diskusi
Berdasarkan kesimpulan di atas, bahwa hanya ada satu dari sebelas dimensi-
dimensi religiusitas yang sangat signifikan dalam mempengaruhi penerimaan orang tua.
Dimensi tersebut adalah dimensi kebermaknaan hidup (meaning). Hal ini sesuai dengan
pendapat Zuck (dalam Darling-Darling, 1982) yang menyatakan bahwa orang tua yang
menghargai terhadap agamanya, maka orang tua lebih menerima anak-anak mereka
yang terhambat secara fisik. Hal yang sama juga dikatakan oleh Rahmawati (2009) yang
menyebutkan jika oarang tua beragama kuat maka akan berpengaruh kuat pula dengan
penerimaan terhadap anak mereka, terutama pada orang tua yang memiliki anak yang
mengalami kelainan (berkebutuhan khusus).
Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu dari Zuck (dalam Darling-
Darling 1982) dan Rahmawati (2009). Namun walau agama (religiusitas)
mempengaruhi dalam penerimaan orang tua terhadap anak mereka yang mengalami
kelainan ternyata sangat kecil, ini disimpulkan berdasarkan hasil penelitian yang hanya
33.1% sedang faktor yang lebih besar yaitu 66,9% di pengaruhi oleh faktor lain.
Setelah mendapat hasil yang menyatakan bahwa agama (religiusitas) hanya 33.1%
peneliti mencoba menanyakan ke beberapa sampel, ternyata mereka mengiyakan bahwa
ada faktor yang lebih mendukung selain agama (religiusitas) misalkan emosi dan
pengetahuan mengenai kelainan anak mereka (penyakit anak).
Dalam penelitian ini hanya meaning yang berperan secara signifikan dari kesebelas
dimensi religiusitas, hal ini berkaitan dengan penelitian sebelumnya oleh Afiatin (2008)
yang menyatakan bahwa benar hanya dimensi meaning (kebermaknaan) dalam dimensi
religiusitas yang memberikan pengaruh yang signifikan dengan penerimaan orang tua
yang memiliki anak berkelainan khusus. Dalam memaknai agama dan menjalankan
ritual keagamaan dapat di samakan dalam kehidupan sehari-hari, khusus dalam hal ini
misalnya berhubungan dengan menetapnya pola penerapan (terapi) yang dilakukan oleh
orang tua terhadap anak mereka. Oleh karena itu dalam penelitian ini meaning
mempunyai pengaruh yang signifikan dibanding kesebelas dimensi religiusitas.
Hasil dari kesebelas dimensi hanya dimensi meaning yang sangat mempengaruhi,
ini disebabkan karena dari kesebelas dimensi setelah di faktorkan ternyata satu sama
lain mempunyai persamaan, bisa dikatakan dari sebelas dimensi setalah difaktorkan
hanya menjadi lima (5) dimensi. Ini yang mengakibatkan kecilnya persentase yang
diperoleh untuk pengaruh dimensi-dimensi religiusitas terhadap penerimaan orang tua
anak autis yaitu hanya 33,1%. Sebaiknya untuk penelitian selanjutnya tidak
menggabungkan antara pengaruh dimensi-dimensi religiusitas terhadap penerimaan
orang tua anak autis. Mungkin bisa menggabungkan dimensi-dimensi religiusitas
dengan variabel lain atau penerimaan orang tua anak autis dengan variabel lain.
5.3. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan pengalaman yang dialami
dalam penelitian ini, peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan di dalam
penulisan ini. Untuk itu, ada beberapa saran untuk bahan pertimbangan sebagai
penyempurnaan penelitian selanjutnya yang terkait dengan penelitian serupa. Ada dua
saran yang pertama saran teoritis diajukan kepada pihak-pihak yang ingin
menyempurnakan penelitian yang penulis lakukan, sedangkan saran yang kedua adalah
saran praktis penulis ajukan kepada para orang tua yang memiliki anak auti. Adapun
saran itu yaitu:
5.3.1. Saran teoritis
a. Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya mengambil tempat penelitian bukan
hanya dua tempat sehingga dapat mewakili populasi yang sebenarnya.
Diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar penyebaran sampel yang
lebih luas, misalnya tidak hanya pada wilayah Bekasi Barat saja tapi
sekota Bekasi, sehingga benar-benar mendapatkan hasil yang lebih
maksimal. Dan mungkin juga sebaiknya tidak menggabungkan antara
dimensi-dimensi religiusitas terhadap penerimaan orang tua anak autis,
bisa mencari variabel lain.
b. Penelitian selanjutnya perlu mengembangkan penelitian tentang
penerimaan oarang tua yang dipengaruhi oleh variabel lainnya selain
religiusitas misalnya seperti umur anak dan status sosial ekonomi
(Darling-darling, dalam Ningrum 2007)
c. Dalam penelitian ini alat ukur skala dimensi-dimensi religiusitas yang
dipakai masih secara umum belum mengukur berkaitan dengan
penerimaan orang tua yang memiliki anak autis karena masing-masing
skala masih membahas secara umum belum menjurus (mengkerucut).
Peneliti selanjutnya diharapkan memperhatikan alat ukur yang digunakan
dalam penelitian selanjutnya agar dapat memperoleh hasil yang maksimal.
5.3.2 Saran praktis
a. Bagi individu, semoga penelitian ini dapat dijadikan bahan acuan untuk
melihat pengaruh dimensi-dimensi religiusitas, penerimaan orang tua yang
memiliki anak autis terhadap variabel lainnya.
b. Kepada orang tua yang memiliki anak autis, khususnya yang berdomisili
di Bekasi Barat diharapkan bila menghadapi situasi yang membuat para
orang tua kaget untuk pertama kali mendengar kabar anak mengalami
sindrom autis, berusaha santai, tetap optimis, dan tawakal kepada Allah,
mengadukan segala masalah kita kepada-Nya. Insyaallah para orang tua
akan menemukan jalan keluar yang terbaik dari permasalahan yang sedang
dialami. Karena semakin orang tua lama untuk menerima anak yang
mengalami sindrom autis, akan memperlama penanganannya.
Demikianlah saran-saran penulis, semoga dapat bermanfaat bagi semua orang dan
para peneliti lain.
Daftar Pustaka
Abidin, Zainal. M. (2010). Penelitian korelasional. Diambil dari websit
http://meetabied.wordpress.com. Tanggal 28 Jaruari 2011.
Afiatin. (2008). Hubungan antara stres dan religiusitas pada dewasa muda beragama
Islam. Skripsi. Universitas Indonesia. Jakarta.
Agustyawati & Solicha. (2009). Psikologi pendidikan anak berkebutuhan khusus.
Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas Islam Negeri.
Anastasi, A. Urbina, S. (2007). Tes psikologi, psychological testing. Jakarta : PT.
Indeks.
Arikunto, S. (1997). Prosedur penelitian, suatu pendekatan praktek. Jakarta : Rineka
Cipta.
Caplin, J. P. (2000). Kamus lengkap psikologi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Darling, D. (1982). Children who are different meeting the challenges of birth desfects
in society. London: C. V. Mosby Company.
Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus besar bahasa indonesia pusat
bahasa. Edisi keempat. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Fetzer Institute and Nasional Institute on Aging Working Group. (1999).
Multidimensional measurement of religiousness, spiritual for use in health
research. Ferzer Institute in Collaboration with the Nasional Institute on Aging.
Kalamazoo.
Gordon, T. (1996). Menjadi orang tua efektif, petunjuk terbaru mendidik anak yang
bertanggung jawab. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Hurlock, EB. (1978). Perkembangan anak. Jilid I, Edisi Keenam. Ahli bahasa: dr. Med
Meitasari Tjandrasa. Jakarta: Erlangga.
Johnson, R Medinnus, Gene. (1974). Child psychology behaviour and development.
Edisi keenam. United States of America : John Wiley and Sons, Inc.
Kuncono. (2004). Diktat kuliah dan panduan praktikum : Aplikasi Komputer Psikologi.
Jakarta : Fakultas Psikologi Universitas Persada Indonesia.
Kurnianti, Dewi. (2005). Perbedaan penerimaan orang tua (ayah dan ibu) terhadap anak
penyandang down syndrom. Skripsi Universitas Indonesia Jakarta.
Mahmuddah, Dede. (2011). Hubungan Dukungan Keluarga dan Religiusitas Dengan
Kecemasan Melahirkan Pada Ibu Hamil Anak Pertama (Primigravida). Skripsi.
Universitas Islam Negeri.
Mangunsong, F. (1998). Psikologi dan pendidikan anak luar biasa. Jakarta: Lembaga
Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikkan Psikologi. Depok: (LPSP3)
UI.
Mussen, P. & Conger, J. (1963). Child development and presonality. Fifth Edition. New
York: Happer & Row.
Nazir, M. (1988). Metode penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Nigrum, Diah Putri. (2007). Pengaruh penerimaan orang tua terhadap penyesuaian diri
anak tuna rungu di sekolah tahun Ajaran 2006-2007. Diambil dari websit
http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH0152.dir/doc.pdf.
Tanggal 17 Januari 2011.
Nurhayati. (2009). Hubungan antara tingkat religiusitas dengan perilaku seksual pada
remaja siswa smu adi luhur jakarta timur. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Rahmawati, Sri. (2009). Gambaran penerimaan diri orang tua terhadap anak autis dan
peranannya dalam terapi autisme. Skripsi Universitas Gunadarma Jakarta.
Sevilla, C.G., Ochave, J.A., Punsalan, TG., Regala, B. P., Uriarte, G. G. Penerjemah
Alimuddin Tuwu. (2006). Pengantar metode penelitian. Jakarta: Penerbit
Universitas Indonesia.
Sulistiyono, S. (2006). Buku ajar statistika psikologi 2. Jakarta : Fakultas Psikologi
Universitas Persada Indonesia “YAI”
Thoules, R. (1992). Pengantar psikologi agama. Jakarta: PT Raja Geafindo Persada.
Usman, Husain dan Akbar, Setiady Purnomo. (2008). Pengantar Statistik. Edisi kedua.
Jakarta : Bumu Aksara.
Lampiran 1
PERNYATAAN KEBERSEDIAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Inisial :
Jenis Kelamin :
Usia :
Pendidikan terakhir :
Alamat / Asal daerah :
Pekerjaan :
Usia anak :
Menyatakan Bahwa :
1. Saya bersedia menjadi responden penelitian yang dilakukan Tsara Sabira Subhan
(mahasiswi fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayahtullah Jakarta).
2. Saya bersedia untuk memberikan data yang sebenar-benarnya dan sesuai dengan
pendapat saya.
3. Data saya dijamin kerahasiaannya dan hanya di gunakan untuk kepentingan penelitian.
Jakarta, Mei 2011
(Tanda Tangan)
Skala Penerimaan Orang Tua
Di bawah ini terdapat beberapa pernyataan, Bapak/Ibu diminta untuk mengisi sesuai dengan
kondisi Bapak/Ibu.
Petunjuk Pengisian
a. Berilah tanda (√) pada salah satu pilihan jawaban yang sesuai dengan diri anda. Pada
kolom yang telah disediakan, yaitu yang berisi 4 (empat) pilihan jawaban :
SS : Sangat Sesuai
S : Sesuai
TS : Tidak Sesuai
STS : Sangat Tidak Sesuai
b. Semua pernyataan harus diselesaikan seluruhnya, jika telah selesai periksalah kembali
jawabannya, jangan sampai ada yang terlewati.
c. Selamat mengerjakan dan terimakasih atas partisipasi Bapak / Ibu.
Contoh soal dan cara menjawabnya
No Pernyataan SS S ST STS
1 Saya sangat menyangi anak saya walau ia autis √
No Aspek-aspek SS S TS STS
1 Bila saya kesal dengan anak, saya tidak mengeluarkan kata-
kata kasar didepannya.
2 Terhadap apapun yang dikerjakan anak di rumah, saya kurang
memperhatikannya.
3 Saya mendampingi anak ketika ia hendak belajar.
4 Saya lebih tenang apabila anak, saya titipkan pada pembantu
rumah.
5 Saya menyayangi anak meskipun anak saya autis.
6 Ketika anak saya jatuh sakit sikap saya acuh tak acuh.
7 Saya mengajak anak untuk jalan-jalan berbelanja.
8 Saya cemas dan khawatir apabila memikirkan masa depan
anak.
9 Saya beranggapan masih ada kesempatan untuk
mengembangkan bakat bagi anak saya.
10 Terkadang saya menyalahkan diri sendiri ketika mengetahui
anak saya mengalami sindrom autis.
11 Saya meluangkan waktu bersama anak saya di rumah.
12 Saya khawatir akan terjadi sesuatu dengan anak saya bila saya
memperbolehkan anak untuk keluar rumah.
13 Ketika anak hendak tidur, saya akan menemaninya hingga ia
tertidur pulas.
14 Bila anak berkeluh kesah, saya akan bersikap acuh tak acuh.
15 Dalam menangani segala keperluan anak, saya kerjakan
dengan sepenuh hati.
16 Saya merasa kurang puas terhadap prestasi belajar yang
dicapai anak selama ini.
17 Saya memperbolehkan anak untuk mengikuti kegiatan di
sekolah.
18 Saya kurang senang apabila anak mengajak teman-temannya
bermain dirumah.
19 Saya akan berada bersama anak saya ketika ia membutuhkan
bantuan.
20 Kurangnya keakraban anak dengan saya, membuat anak takut
apabila berhadapan dan bertemu dengan saya.
21 Saya mengijinkan anak untuk bermain ke rumah tetangga.
22 Saya keberatan jika harus memberikan kasih sayang yang
lebih pada anak saya.
23 Bila mengetahui anak mendapat nilai jelek, saya berusaha
membesarkan hatinya.
24 Saya kurang berkenan apabila ada orang lain yang mengajak
anak saya pergi.
25 Saya berusaha menampakkan wajah gembira dihadapan anak
meskipun ada masalah.
26 Bila ada tamu, saya akan mengajak anak saya untuk berada
dikamarnya.
27 Bila berada di rumah saya senang membuat kejutan untuk
anak saya.
28 Bila saya mengetahui anak saya menangis, maka saya hanya
tersenyum.
29 Saya memahami kondisi psikologis anak saya yang autis saat
berada dalam situasi apapun.
30 Bila anak berkelakuan aneh, saya berusaha
memperhatikannya.
31 Saya menyiapkan kebutuhan sehari-hari anak saya
32 Saya kurang mampu memahami apa kemampuan anak saya
jika ia mulai menangis.
33 Saya menyempatkan berkumpul dengan anak walau hanya
sebentar.
34 Saya akan menghukum anak bila ia berbuat nakal dengan
temannya.
35 Saya percaya bisa mengurus anak saya.
36 Saya tidak khawatir apabila terjadi sesuatu dengan anak di
sekolah.
37 Saya menuruti keinginan anak, bila ia meminta dibelikan
sesuatu.
38 Saya mempunyai kesulitan mengajak berbicara dengan anak.
39 Setelah selesai menemani anak belajar, saya membantu anak
menyiapkan buku yang harus dibawa besok.
40 Saya memberikan kebebasan pada anak saya untuk
menentukan sendiri, apa yang akan ia lakukan.
41 Ada rasa malu menemani anak untuk sekedar keluar berjalan-
jalan.
42 Saya akan menanyakan hal-hal yang baru saja anak lakukan.
43 Saya menolak apabila anak mengajak saya untuk bermain
44 Saya senang bila menemani dan menunggu anak saya di
sekolah.
45 Tanggung jawab dan kesabaran dalam merawat anak autis
membuat saya lelah.
46 Saya biasa menanyakan kegiatan anak di sekolah.
47 Emosi saya akan meninggi bila melihat tingkah laku anak
yang selalu marah-marah.
48 Hubungan antara saya dan anak terlihat sangat akrab.
49 Saya mengkritik anak saya apabila ia melakukan sesuatu yang
kurang tepat.
50 Saya akan menghibur anak ketika ia sedang sedih.
51 Bila anak mengajak untuk menemaninya menonton TV, saya
akan menyibukkan diri dengan kegiatan saya.
52 Apabila ada acara keluarga, saya mengajak anak untuk
menemani saya.
53 Saya tidak tenang bila anak memberantakkan rumah.
54 Meski anak saya autis, saya yakin anak saya mampu
melakukan tugas sekolah dengan teman-temannya.
55 Saya merasa lebih tenang bila meninggalkan anak sendirian
dirumah dari pada ia bermain ke luar rumah.
56 Mengantar anak berangkat ke sekolah bagi saya
menyenangkan.
Skala Dimensi-Dimensi Religiusitas
Di bawah ini terdapat beberapa pernyataan, Bapak/Ibu diminta untuk menyilangkan salah
satu jawaban yang anda anggap sesuai dengan diri Bapak/Ibu.
Petunjuk Pengisian
1. Berilah tanda (X) pada salah satu jawaban yang sesuai dengan diri Bapak/Ibu.
Silangkan pilihan jawaban anda pada salah satu huruf, diantara huruf-huruh di bawah
ini :
a. c.
b. d.
2. Semua pernyataan harus Bapak/Ibu selesaikan seluruhnya, jika telah selesai periksalah
kembali jawabannya, jangan sampai ada yang terlewati.
3. Selamat mengerjakan dan terimakasih atas partisipasi Bapak / Ibu.
Contoh soal dan cara menjawabnya
1. Pelajaran agama yang saya dengar selalu saya terapkan ke kehidupan sehari-hari :
a. Sangat sesuai c. Tidak sesuai
b. Sesuai d. Sangat tidak sesuai
Daily spiritual experiences
1. Saya merasakan kehadiran Allah :
b. Selalu c. Kadang-kadang
c. Sering d. Tidak pernah
2. Saya mendapat kekuatan dan kenyamanan di dalam agama saya :
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak setuju
3. Saya merasa kasih sayang Allah kepada saya, baik secara langsung ataupun melalui
orang lain :
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak setuju
Meaning
4. Seberapa banyak perubahan yang Bapak/Ibu lakukan diniatkan karena ibadah :
a. Semuanya c. Sedikit
b. Beberapa d. Tidak ada
5. Saya terpanggil untuk menyebarkan ilmu dan pemahaman agama yang saya miliki
kepada lingkungan saya :
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
6. Seluruh hidup saya, saya curahkan untuk urusan agama :
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
Values and Belief
7. Saya yakin Allah mengamati seluruh perbuatan saya :
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
8. Saya merasa bertanggung jawab untuk mengurangi penderitaan dan kesedihan fakir
miskin dan anak yatim :
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
9. Seberapa banyak sifat atau akhlaq anda yang sesuai dengan tuntutan agama :
a. Sangat banyak c. Sedikit
b. Banyak d. Tidak ada
Forgiveness
10. Saya tidak mudah memaafkan orang yang telah melakukan kesalahan kepada saya :
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
11. Saya memaafkan diri saya atas kesalahan yang pernah saya lakukan :
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
12. Saya yakin Allah telah mengampuni dosa-dosa saya :
a. Sangat yakin c. Cukup yakin
b. Yakin d. Tidak yakin
Private religious practices
13. Seberapa sering Bapak/Ibu mendengar atau menyaksikan program agama di
televisi/radio :
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
14. Seberapa sering Bapak/Ibu membaca Al-Qur’an :
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
Religious/spiritual coping
15. Ketika saya mendapat masalah besar saya bertawakal kepada Allah :
a. Sangat sesuai c. Kurang sesuai
b. Sesuai d. Tidak sesuai
16. Allah meninggalkan saya ketika saya mendapat masalah besar :
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
17. Menurut saya agama mempengaruhi pemahaman atau cara saya mengatasi sebuah
masalah :
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
Religious support
18. Seberapa sering teman seagama Bapak/Ibu memberi saran pada masalah yang anda
hadapi :
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
19. Ketika anda sakit, seberapa banyak teman-teman seagama Bapak/Ibu datang
menjenguk :
a. Sangat banyak c. Sedikit
b. banyak d. Tidak ada
20. Jika anda menghadapi masalah, seberapa besar dukungan dari teman seagama anda :
a. Sangat membantu c. Kurang membantu
b. Cukup membantu d. Tidak membantu
Religious Preference
21. Saya yakin dengan pilihan agama saya :
a. Sangat yakin c. Cukup yakin
b. Yakin d. Tidak yakin
22. Saya pikir agama lain lebih baik dari agama saya :
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
23. Bagaimana Bapak/Ibu memandang diri anda sebagai orang yang beragama :
a. Sangat beragama c. Kurang beragama
b. Cukup beragama d. Tidak beragama
24. Seberapa bangga Bapak/Ibu menjadi pengikut agama Bapak/Ibu :
a. Sangat bangga c. Cukup bangga
b. Bangga d. Tidak bangga
Commitment
25. Saya bersungguh-sungguh mencoba menerapkan keyakinan keimanan saya di dalam
seluruh aspek kehidupan :
a. Sangat sesuai c. Kurang sesuai
b. Sesuai d. Tidak sesuai
26. Saya berusaha keras dalam hidup untuk membawa keyakinan agama saya kepada orang
lain :
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
27. Seberapa banyak waktu yang Bapak/Ibu habiskan untuk mengikuti kegiatan
keagamaan:
a. Sangat banyak waktu yang saya gunakan
b. Banyak waktu yang saya gunakan
c. Sedikit waktu yang saya gunakan
d. Tidak ada waktu yang saya gunakan
Organizational religiousness
28. Seberapa sering Bapak/Ibu mengikuti acara keagamaan :
a. Lebih dari sekali dalam seminggu c.Sekali atau dua kali sebulan
b. Seminggu sekali d. Sekali atau dua kali setahun
29. Seberapa sering Bapak/Ibu terlibat dalam kegiatan keagamaan :
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
30. Seberapa senang Bapak/Ibu mengikuti organisasi keagamaan :
a. Sangat senang c. Cukup senang
b. Senang d. Tidak senang
Religious / spiritual history
31. Saya tumbuh di lingkungan beragama yang cukup kuat :
a. Sangat sesuai c. Kurang sesuai
b. Sesuai d. Tidak sesuai
32. Saya mengalami pengalaman beragama yang merubah hidup saya :
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
33. Seberapa berpengaruh agama Bapak/Ibu dalam merubah kehidupan anda :
a. Sangat berpengaruh c. Cukup berpengaruh
b. Berpengaruh d. Tidak berpengaruh
Lampiran 2
Try Out Dimensi-Dimensi Religiusitas
No
/
Ite
m 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
8
1
9
2
0
2
1
2
2
2
3
2
4
2
5
2
6
2
7
2
8
2
9
3
0
3
1
3
2
3
3
To
tal
Standar
Deviasi
Me
an
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
12
8
10,1702
1796
118
,45
2 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4
11
2
3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
11
9
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
12
8
5 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 4 3 3 3 4 3 4 3 2 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 99
6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
12
8
7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
12
8
8 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4
12
0
9 2 2 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 2 4 3 3 3
10
8
10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
12
8
11 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4
11
2
12 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 11
9
13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
12
8
14 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3
11
6
15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
12
8
16 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4
11
2
17 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
11
9
18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
12
8
19 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 4 3 3 3 4 3 4 3 2 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 99
20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
12
8
21 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4
12
0
22 2 2 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 2 4 3 3 3
10
8
23 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
12
8
24 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4
11
2
25 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
11
9
26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
12
8
27 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 4 3 3 3 4 3 4 3 2 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 99
28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
12
8
29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
12
8
30 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 4 3 3 3 4 3 4 3 2 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 99
31 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
12
8
32 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4
12
0
33 2 2 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 2 4 3 3 3
10
8
34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
12
8
35 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4
11
2
34 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4
11
2
37 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
11
9
38 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
12
8
39 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 4 3 3 3 4 3 4 3 2 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 99
40 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
12
8
Lampiran 3
Try Out Penerimaan Orang Tua
No /
Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 27 29 30 31 32 33
1 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3
2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
7 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
8 3 4 4 2 3 4 3 3 2 4 4 4 3 2 3 4 4 2 3 3 3 3 4 2 2 4 3 2 4 2 3 2 3
9 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2
10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
11 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3
12 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
13 4 2 4 3 4 3 2 4 3 2 4 3 3 4 3 2 3 4 4 3 4 3 4 3 4 2 3 4 4 3 2 4 3
14 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3
15 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2
16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
17 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3
18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
20 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
21 3 3 3 2 3 4 3 3 2 3 3 4 3 2 3 4 4 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3
22 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2
23 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
24 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3
25 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
26 4 2 4 3 4 3 2 4 3 2 4 3 3 4 3 2 3 4 4 3 4 3 4 3 4 2 3 4 4 3 2 4 3
27 4 2 4 3 4 3 2 4 3 2 4 3 3 4 3 2 3 4 4 3 4 3 4 3 4 2 3 4 4 3 2 4 3
28 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3
29 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2
30 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
31 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3
32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
33 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
34 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
35 3 4 4 2 3 4 3 3 2 4 4 4 3 2 3 4 4 2 3 3 3 3 4 2 2 4 3 2 4 2 3 2 3
36 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2
37 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
38 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3
39 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
40 4 2 4 3 4 3 2 4 3 2 4 3 3 4 3 2 3 4 4 3 4 3 4 3 4 2 3 4 4 3 2 4 3
34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 Total Standar Deviasi Mean
4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 197
29,7374839 187,8
3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 4 2 3 2 3 2 3 2 3 141
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 224
4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 196
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 224
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 224
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 168
2 4 2 3 2 3 3 2 4 4 2 3 3 2 4 2 3 4 3 2 4 3 2 167
3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 140
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 224
4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 197
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 169
2 4 2 4 4 4 3 2 3 3 4 3 4 3 3 2 2 3 4 3 2 3 4 178
4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 197
3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 4 2 3 2 3 2 3 2 3 141
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 224
4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 196
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 224
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 224
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 168
2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 154
3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 140
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 224
4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 197
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 169
2 4 2 4 4 4 3 2 3 3 4 3 4 3 3 2 2 3 4 3 2 3 4 178
2 4 2 4 4 4 3 2 3 3 4 3 4 3 3 2 2 3 4 3 2 3 4 178
4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 197
3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 4 2 3 2 3 2 3 2 3 141
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 224
4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 196
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 224
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 224
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 168
2 4 2 3 2 3 3 2 4 4 2 3 3 2 4 2 3 4 3 2 4 3 2 167
3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 140
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 224
4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 197
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 169
2 4 2 4 4 4 3 2 3 3 4 3 4 3 3 2 2 3 4 3 2 3 4 178
Lampiran 4
RELIABILITAS DAN VALIDITAS TRY OUT
a. Reliabilitas dan Validitas Dimensi-dimensi Religiusitas
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.955 33
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
VAR00001 118.7000 102.574 .567 .954
VAR00002 118.8500 95.515 .899 .951
VAR00003 118.4750 105.538 .511 .954
VAR00004 118.7250 96.666 .934 .950
VAR00005 118.3500 105.259 .722 .953
VAR00006 118.6500 98.387 .810 .952
VAR00007 118.6250 104.138 .587 .954
VAR00008 118.7250 96.666 .934 .950
VAR00009 118.6250 104.138 .587 .954
VAR00010 118.5750 100.558 .662 .953
VAR00011 118.5750 103.738 .647 .953
VAR00012 118.2250 110.333 .000 .956
VAR00013 118.6250 103.676 .634 .953
VAR00014 118.4750 105.538 .511 .954
VAR00015 118.3750 105.112 .686 .953
VAR00016 118.4500 106.869 .376 .955
VAR00017 118.4500 103.433 .781 .952
VAR00018 118.3000 108.677 .285 .955
VAR00019 118.7250 101.794 .811 .952
VAR00020 118.7750 98.589 .792 .952
VAR00021 118.2500 110.192 .035 .956
VAR00022 118.3500 105.259 .722 .953
VAR00023 118.4500 106.869 .376 .955
VAR00024 118.5250 103.281 .725 .953
VAR00025 118.4500 106.869 .376 .955
VAR00026 118.5750 103.738 .647 .953
VAR00027 118.4500 106.869 .376 .955
VAR00028 118.3000 108.677 .285 .955
VAR00029 118.7000 102.574 .567 .954
VAR00030 118.5250 103.281 .725 .953
VAR00031 118.3000 108.677 .285 .955
VAR00032 118.6000 101.579 .861 .952
VAR00033 118.4500 103.433 .781 .952
b. Reliabilitas dan Validitas Penerimaan Orang Tua
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.989 56
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
VAR00001 184.4000 847.221 .844 .989
VAR00002 184.4000 859.938 .607 .989
VAR00003 184.4250 850.763 .764 .989
VAR00004 184.4250 855.892 .763 .989
VAR00005 184.4750 848.615 .827 .989
VAR00006 184.2750 863.487 .692 .989
VAR00007 184.6750 844.687 .849 .989
VAR00008 184.2500 861.628 .759 .989
VAR00009 184.6500 842.797 .916 .989
VAR00010 184.4000 859.938 .607 .989
VAR00011 184.4250 850.763 .764 .989
VAR00012 184.2750 863.487 .692 .989
VAR00013 184.5750 846.558 .918 .989
VAR00014 184.3250 857.917 .693 .989
VAR00015 184.5750 846.558 .918 .989
VAR00016 184.3750 861.676 .560 .989
VAR00017 184.5000 850.462 .790 .989
VAR00018 184.3250 857.917 .693 .989
VAR00019 184.4750 848.615 .827 .989
VAR00020 184.3500 859.618 .827 .989
VAR00021 184.4750 848.615 .827 .989
VAR00022 184.3500 859.618 .827 .989
VAR00023 184.4250 850.763 .764 .989
VAR00024 184.4250 855.892 .763 .989
VAR00025 184.5500 844.869 .825 .989
VAR00026 184.4000 859.938 .607 .989
VAR00027 184.5750 846.558 .918 .989
VAR00028 184.2500 856.500 .733 .989
VAR00029 184.5000 852.154 .749 .989
VAR00030 184.3500 854.490 .788 .989
VAR00031 184.7500 846.038 .865 .989
VAR00032 184.2500 856.500 .733 .989
VAR00033 184.6500 847.926 .932 .989
VAR00034 184.4500 852.664 .691 .989
VAR00035 184.5000 852.154 .749 .989
VAR00036 184.4500 852.664 .691 .989
VAR00037 184.5500 849.997 .820 .989
VAR00038 184.2500 856.500 .733 .989
VAR00039 184.5500 849.997 .820 .989
VAR00040 184.2750 858.204 .873 .989
VAR00041 184.8250 842.251 .892 .989
VAR00042 184.2250 860.333 .808 .989
VAR00043 184.6000 850.092 .843 .989
VAR00044 184.2500 856.500 .733 .989
VAR00045 184.6500 847.926 .932 .989
VAR00046 184.1750 860.199 .830 .989
VAR00047 184.7250 844.153 .934 .989
VAR00048 184.1500 867.515 .582 .989
VAR00049 184.8250 842.251 .892 .989
VAR00050 184.3750 856.394 .695 .989
VAR00051 184.5250 853.025 .736 .989
VAR00052 184.1750 860.199 .830 .989
VAR00053 184.7250 844.153 .934 .989
VAR00054 184.3250 858.533 .637 .989
VAR00055 184.6500 847.926 .932 .989
VAR00056 184.2500 856.500 .733 .989
Lampiran 5
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .576a .331 .138 9.28641
a. Predictors: (Constant), religious preferences, private religious practices, religious support,
religious spiritual history, daily spiritual experiences, religious spiritual coping, meaning,
commitment, forgiveness, value&belief, organizational religious.
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 1622.979 11 147.544 1.711 .108a
Residual 3277.021 38 86.237
Total 4900.000 49
a. Predictors: (Constant), a. Predictors: (Constant), religious preferences, private religious
practices, religious support, religious spiritual history, daily spiritual experiences, religious spiritual
coping, meaning, commitment, forgiveness, value&belief, organizational religious.
b. Dependent Variable: penerimaan orang tua
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 80.042 40.037 1.999 .053
Daily -.003 .152 -.003 -.021 .983
Meaning -.690 .199 -.571 -3.468 .001
valuebelief -.225 .213 -.167 -1.058 .297
forgiveness 2.335 1.795 .206 1.301 .201
privatereligious 1.352 1.865 .107 .725 .473
religiousspiritual .056 .160 .052 .348 .730
religioussupport -.909 1.643 -.078 -.554 .583
religiousspiritualhistory 1.541 1.698 .144 .908 .370
commitment -.017 .220 -.012 -.079 .937
organizational -1.146 1.999 -.100 -.573 .570
religiouspreferences -.165 .157 -.165 -1.050 .300
a. Dependent Variable: penerimaan orang tua
Lampiran 6
Model Summary
Model R
R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the
Estimate
Change Statistics
R Square
Change
F
Change df1 df2
Sig. F
Change
1 .034a .001 -.020 10.09776 .001 .056 1 48 .814
2 .472b .223 .190 9.00238 .221 13.392 1 47 .001
3 .498c .248 .199 8.95214 .025 1.529 1 46 .223
4 .523d .273 .209 8.89650 .025 1.577 1 45 .216
5 .530e .281 .199 8.95021 .008 .461 1 44 .501
6 .540f .291 .192 8.98654 .011 .645 1 43 .426
7 .542g .294 .176 9.07781 .002 .140 1 42 .710
8 .549h .302 .166 9.13506 .008 .475 1 41 .494
a. Predictors: (Constant), daily
b. Predictors: (Constant), daily, meaning
c. Predictors: (Constant), daily, meaning, valuebelief
d. Predictors: (Constant), daily, meaning, valuebelief, forgiveness
e. Predictors: (Constant), daily, meaning, valuebelief, forgiveness, privatereligious
f. Predictors: (Constant), daily, meaning, valuebelief, forgiveness, privatereligious, religiousspiritual
g. Predictors: (Constant), daily, meaning, valuebelief, forgiveness, privatereligious, religiousspiritual,
religioussupport
h. Predictors: (Constant), daily, meaning, valuebelief, forgiveness, privatereligious, religiousspiritual,
religioussupport, religiousspiritualhistory
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Change Statistics
R Square
Change
F
Change df1 df2
Sig. F
Change
1 .549a .302 .166 9.13506 .302 2.215 8 41 .046
2 .550b .303 .146 9.24269 .001 .051 1 40 .823
3 .558c .312 .135 9.29864 .221 .520 1 39 .475
4 .576d .331 .138 9.28641 .025 1.103 1 38 .300
a. Predictors: (Constant), religiousspiritualhistory, daily, privatereligious, religioussupport, religiousspiritual,
meaning, forgiveness, valuebelief
b. Predictors: (Constant), religiousspiritualhistory, daily, privatereligious, religioussupport, religiousspiritual,
meaning, forgiveness, valuebelief, commitment
c. Predictors: (Constant), religiousspiritualhistory, daily, privatereligious, religioussupport, religiousspiritual,
meaning, forgiveness, valuebelief, commitment, organizational
d. Predictors: (Constant), religiousspiritualhistory, daily, privatereligious, religioussupport, religiousspiritual,
meaning, forgiveness, valuebelief, commitment, organizational, religiouspreferences