diktat program linear - pmat.stkipbjm.ac.id

36
DIKTAT PROGRAM LINEAR Disusun Oleh Abdul Jabar, M.Pd PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA STKIP PGRI BANJARMASIN SEPTEMBER 2011

Upload: others

Post on 01-Oct-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DIKTAT PROGRAM LINEAR - pmat.stkipbjm.ac.id

DIKTAT

PROGRAM LINEAR

Disusun Oleh

Abdul Jabar, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

STKIP PGRI BANJARMASIN

SEPTEMBER

2011

Page 2: DIKTAT PROGRAM LINEAR - pmat.stkipbjm.ac.id

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA STKIP PGRI BANJARMASIN

Diktat Program Linear Oleh Abdul Jabar Halaman ke - i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Segala kesempurnaan hanya milik ALLAH SWT, berkat RAHMAT dari ALLAH

SWT, penulis dapat menyelesaikan diktat PROGRAM LINEAR ini. Penulis juga mengucapkan terima

kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga penulisan diktat ini dapat selesai.

Materi pada diktat ini disusun untuk membantu mahasiswa Program Studi Pendidikan

Matematika STKIP PGRI Banjarmasin. mendalami persoalan-persoalan yang berkaitan dengan

pemograman linear.Prasyarat mata kuliah ini adalah Aljabar Linear.

Semoga dengan adanya diktat ini dapat membantu belajar mahasiswa dalam meraih yang

terbaik di mata kuliah ini khususnya, serta mata kuliah lain yang terkait. Penulis menyadari bahwa

isi diktat ini masih jauh dari kesempurnaan oleh sebab itu kritik dan saran sangat diperlukan.

Banjarmasin, September 2011

Penulis

Page 3: DIKTAT PROGRAM LINEAR - pmat.stkipbjm.ac.id

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA STKIP PGRI BANJARMASIN

Diktat Program Linear Oleh Abdul Jabar Halaman ke - ii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………………………………… i

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………………………………. ii

PENDAHULUAN ……………………………………………………………………………………………………….. 1

BAB I PEMOGRAMAN LINEAR ………………………………………………………………………………….. 2

1.1 Formulasi Model Program Linear …………………………………………………………………….. 2

1.2 Masalah Maksimisasi …………………………………………………………………………………………. 2

1 .3 Masalah Minimisasi …………………………………………………………………………………………. 4

BAB II METODE SIMPLEKS ……………………………………………………………………………………….. 6

2.1 Pengantar …………………………………………………………………………………………………………… 6

2.2 BENTUK BAKU ........................................................................................................................... 7

2.3 PEMBENTUKAN TABEL SIMPLEKS ……………………………………………………………………… 8

2.4 LANGKAH-LANGKAH PENYELESAIAN ................................................................................... 8

2.5 MEMBACA TABEL OPTIMAL .................................................................................................... 11

2.6 DUA FASE ....................................................................................................................................... 11

BAB III PERSOALAN TRANSPORTASI ……………………………………………………………………. 14

3.1 MASALAH TRANSPORTASI SEIMBANG …………………………………………………………….. 14

3.2 TABEL TRANSPORTASI ……………………………………………………………………………………. 15

3.3 METODE NORTH WEST CORNER ………………………………………………………………………. 16

3.4 STEPPING STONE ……………………………………………………………………………………………….. 16

3.5 Metode VAM ……………………………………………………………………………………………………….. 17

3.6 METODE MODI …………………………………………………………………………………………………….. 19

BAB IV PENUGASAN …………………………………………………………………………………………………. 23

4.1 Algoritma dengan Tujuan Meminimumkan ………………………………………………………… 23

4.2 Algoritma dengan Tujuan Memaksimalkan…………………………………………………………. 25

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………………………………….. 28

Page 4: DIKTAT PROGRAM LINEAR - pmat.stkipbjm.ac.id

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA STKIP PGRI BANJARMASIN

Diktat Program Linear Oleh Abdul Jabar Halaman ke - iii

Page 5: DIKTAT PROGRAM LINEAR - pmat.stkipbjm.ac.id

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA STKIP PGRI BANJARMASIN

Diktat Program Linear Oleh Abdul Jabar Halaman ke - 1

PENDAHULUAN

Dalam kehidupan sehari-hari sering kali kita menjumpai masalah yang dalam

penyelesaiannya kita menghendaki hasil yang optimum padahal sumber daya yang kita punyai

untuk mencapai hasil tersebut terbatas. Kumpulan cara atau metode untuk memecahkan masalah

tersebut di atas dikenal dengan Riset Operasional. Sebutan ini dikenal sejak selesainya perang

dunia II (akhir tahun 1950-an). Sebenarnya masalah serupa serta metode penyelesaiannya sudah

diketengahkan sejak lama. Namun, perkembangannya kurang begitu pesat, belum banyak ahli yang

berkecimpung dalam penyelesaian masalah tersebut maupun belum banyak hasil temuan metode

yang dipublikasikan. Akan tetapi,sejak adanya perang dunia kedua, dengan dipicu oleh keinginan

pihak sekutu untuk mengakhiri perang secepatnya, para ahli strategi militer maupun ilmuwan

banyak mencurahkan diri untuk mencari perencanaan strategi operasi militer yang diharapkan

dapat menyelesaikan perang secepatnya. Masalah yang dihadapi sebenarnya serupa dengan

masalah di atas, yaitu berangkat dari keterbatasan sumber daya (personil, biaya, peralatan),

diharapkan diperoleh hasil yang optimum. Hasil yang optimum tersebut berhubungan dengan

biaya, waktu maupun risiko yang minimum ataupun berhubungan dengan keuntungan, manfaat

yang maksimum.

Setelah selesainya perang dunia kedua, kumpulan metode yang telah ditemukan beralih

diterapkan pada masalah yang berhubungan dunia industri sejalan dengan beralihnya kebutuhan

yang dihadapi. Mulai saat itulah terjadi perkembangan pesat baik ragam masalah maupun metode

penyelesaiannya. Untuk selanjutnya kumpulan metode penyelesaiannya tersebut disebut orang

dengan Riset Operasional, sesuai dengan awal banyak digunakannya metode tersebut untuk

keperluan operasi militer. Sejak saat itu bidang kajian masalah maupun metode penyelesaian

masalahnya berkembang menjadi suatu disiplin keilmuan (bidang kajian) tersendiri.Dari uraian

tersebut di atas, kita dapat menyatakan secara lebih umum bahwa disiplin keilmuan Riset

Operasional berawal dari upaya untuk memecahkan masalah sebagai berikut.

Dengan mempertimbangkan keterbatasan sumber daya yang ada, bagaimana kita dapat

melakukan tugas yang diberikan agar diperoleh hasil yang optimum?Sebelum tugas yang diberikan

dilaksanakan, dilakukan dahulu riset (atau penelitian) untuk memperoleh rancangan. Diharapkan

rancangan yang diperoleh dapat dioperasionalkan (dapat dilaksanakan) dan dapat memberikan

hasil yang optimum dengan mempertimbangkan keterbatasan yang ada. Kumpulan metode atau

teknik yang digunakan untuk menghasilkan rancangan tersebut disebut selanjutnya dengan Riset

Operasional.

Page 6: DIKTAT PROGRAM LINEAR - pmat.stkipbjm.ac.id

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA STKIP PGRI BANJARMASIN

Diktat Program Linear Oleh Abdul Jabar Halaman ke - 2

BAB I

PEMOGRAMAN LINEAR

Program Linier merupakan metode matematik dalam mengalokasikan sumberdaya yang langka

untuk mencapai tujuan tunggal seperti memaksimumkan keuntungan atau meminimumkan biaya.

Program Linier banyak diterapkan dalam membantu menyelesaikan masalah ekonomi, indutri,

militer, social dan lain-lain.

1.1 Formulasi Model Program Linier

Masalah keputusan yang sering dihadapi analis adalah alokasi optimum sumberdaya langka.

Sumberdaya dapat berupa uang, tenaga kerja, bahan mentah, kapasitas mesin, waktu, ruang atau

teknologi. Tugas analis adalah mencapai hasil terbaik yang mungkin dengan keterbatasan sumber

daya itu. Hasil yang dinginkan mungkin ditunjukkan sebagai maksimasi dari beberapa ukuran

profit, penjualan dan kesejahteraan, atau minimisasi pada biaya, waktu dan jarak.

Setelah masalah di identifikasikan, tujuan ditetapkan, langkah selanjutnya adalah formulasi model

matematika yang meliputi tiga tahap seperti berikut :

1. Tentukan variable yang tidak diketahui (Variabel keputusan) dan nyatakan dalam symbol

matematika.

2. Membentuk fungsi tujuan yang ditunjukkan sebagai suatu hubungan linier (bukan

perkalian) dari variable keputusan.

3. Menentukan semua kendala masalah tersebut dan mengekspresikan dalam persamaan atau

pertidaksamaan yang juga merupakan hubungan linier dari variable keputusan yang

mencerminkan keterbatasan sumberdaya masalah itu.

1.2 Masalah Maksimalisasi

Maksimalisasi dapat berupa memaksimalkan keuntungan atau hasil.

Contoh:

PT LAQUNATEKSTIL memiliki sebuah pabrik yang akan memproduksi 2 jenis produk, yaitu

kain sutera dan kain wol. Untuk memproduksi kedua produk diperlukan bahan baku benang

sutera, bahan baku benang wol dan tenaga kerja. Maksimum penyediaan benang sutera

adalah 60 kg per hari, benang wol 30 kg per hari dan tenaga kerja 40 jam per hari. Kebutuhan

setiap unit produk akan bahan baku dan jam tenaga kerja dapat dilihat dalam tabel berikut:

Jenis bahan baku

dan tenaga kerja

Kg bahan baku & Jam tenaga kerja Maksimum

penyediaan Kain sutera Kain wol

Benang sutera 2 3 60 kg

Benang wol - 2 30 kg

Tenaga kerja 2 1 40 jam

Kedua jenis produk memberikan keuntungan sebesar Rp 40 juta untuk kain sutera dan Rp 30

juta untuk kain wol. Masalahnya adalah bagaimana menentukan jumlah unit setiap jenis produk

yang akan diproduksi setiap hari agar keuntungan yang diperoleh bisa maksimal.

Langkah-langkah:

1) Tentukan variabel

X1=kain sutera

X2=kain wol

2) Fungsi tujuan

Zmax= 40X1 + 30X2

3) Fungsi kendala / batasan

1. 2X1 + 3X2 ≤ 60 (benang sutera)

2. 2X2 ≤ 30 (benang wol)

3. 2X1 + X2 ≤ 40 (tenaga kerja)

Page 7: DIKTAT PROGRAM LINEAR - pmat.stkipbjm.ac.id

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA STKIP PGRI BANJARMASIN

Diktat Program Linear Oleh Abdul Jabar Halaman ke - 3

4) Membuat grafik

1. 2X1 + 3 X2 = 60

X1=0, X2 =60/3 = 20

X2=0, X1= 60/2 = 30

2. 2X2 ≤ 30

X2=15

3. 2X1 + X2 ≤ 40

X1=0, X2 = 40

X2=0, X1= 40/2 = 20

Cara mendapatkan solusi optimal adalah dengan mencari nilai Z setiap titik ekstrim.

Titik A

X1=0, X2=0

masukkan nilai X1 dan X2 ke Z

Z = 40 . 0 + 30 . 0 = 0

Titik B

X1=20, X2=0

masukkan nilai X1 dan X2 ke Z

Z = 40 . 20 + 30 . 0 = 800

Titik C

Mencari titik potong (1) dan (3)

2X1 + 3X2 = 60

2X1 + X2 = 40 -

2X2 =20 X2=10

Masukkan X2 ke kendala (1)

2X1 + 3X2 = 60

2X1 + 3 . 10 = 60

2X1 + 30 = 60

2X1 = 30 X1 = 15

masukkan nilai X1 dan X2 ke Z

40X1 + 30X2 = 40 . 15 + 30 . 10 = 600 + 300 = 900 (optimal)

Titik D

2X2 = 30

X2 = 15

masukkan X2 ke kendala (1)

2X1 + 3 . 15 = 60

2X1 + 45 = 60

2X1 = 15 X1 = 7,5

masukkan nilai X1 dan X2 ke Z

Z = 40 . 7,5 + 30 . 15 = 300 + 450 = 750

Page 8: DIKTAT PROGRAM LINEAR - pmat.stkipbjm.ac.id

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA STKIP PGRI BANJARMASIN

Diktat Program Linear Oleh Abdul Jabar Halaman ke - 4

Titik E

X2 = 15

X1 = 0

masukkan nilai X1 dan X2 ke Z

Z = 40 . 0 + 30 .15 = 450

Kesimpulan :

untuk memperoleh keuntungan optimal, maka X1 = 15 dan X2 = 10 dengan

keuntungan sebesar Rp 900 juta.

1 .3 Masalah Minimalisasi

Minimalisasi dapat berupa meminimumkan biaya produksi. Solusi optimal tercapai pada saat garis

fungsi tujuan menyinggung daerah fasible yang terdekat dengan titik origin.

Contoh :

Perusahaan makanan ROYAL merencanakan untuk membuat dua jenis makananyaitu Royal Bee

dan Royal Jelly. Kedua jenis makanan tersebut mengandung vitamin dan protein. Royal Bee

paling sedikit diproduksi 2 unit dan Royal Jelly paling sedikit diproduksi 1 unit. Tabel berikut

menunjukkan jumlah vitamin dan protein dalam setiap jenis makanan:

Jenis makanan Vitamin

(unit)

Protein

(unit)

Biaya per unit

(ribu rupiah)

Royal Bee 2 2 100

Royal Jelly 1 3 80

minimum

kebutuhan

8 12

Bagaimana menentukan kombinasi kedua jenis makanan agar meminimumkan biaya produksi.

Langkah – langkah:

1. Tentukan variabel

X1 = Royal Bee

X2 = Royal Jelly

2. Fungsi tujuan

Zmin = 100X1 + 80X2

3. Fungsi kendala

1) 2X1 + X2 ≥ 8 (vitamin)

2) 2X1 + 3X2 ≥ 12 (protein)

3) X1 ≥ 2

4) X2 ≥1

4. Membuat grafik

1) 2X1 + X2 = 8

X1 = 0, X2 = 8

X2 = 0, X1 = 4

2) 2X1 + 3X2 = 12

X1 = 0, X2 = 4

X2 = 0, X1 = 6

3) X1 = 2

4) X2 = 1

Page 9: DIKTAT PROGRAM LINEAR - pmat.stkipbjm.ac.id

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA STKIP PGRI BANJARMASIN

Diktat Program Linear Oleh Abdul Jabar Halaman ke - 5

Solusi optimal tercapai pada titik B (terdekat dengan titik origin), yaitupersilangan garis

kendala (1) dan (2).

2X1 + X2 = 8

2X1 + 3X2 = 12 -

-2X2 = -4 ó X2 = 2

masukkan X2 ke kendala (1)

2X1 + X2 = 8

2X1 + 2 = 8

2 X1 = 6 X1 = 3

masukkan nilai X1 dan X2 ke Z

Z min = 100X1 + 80X2 = 100 . 3 + 80 . 2 = 300 + 160 = 460

Kesimpulan :

Untuk meminimumkan biaya produksi, maka X1 = 3 dan X2 = 2 dengan biaya produksi 460 ribu

rupiah.

SOAL LATIHAN

1. Maksimumkan Z = 3X1 + 5X2

Kendala :

1) 2X1 ≤ 8

2) 3X2 ≤ 15

3) 6X1 + 5X2 ≤ 30

X1≥ 0 , X2 ≥ 0

2. Minimumkan Z = 5 X1 + 2X2

Kendala:

1) 6X1 + X2 ≥ 6

2) 4X1 + 3X2 ≥ 2

3) X1 + 2X2 ≥ 4 , X1 ≥ 0

Page 10: DIKTAT PROGRAM LINEAR - pmat.stkipbjm.ac.id

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA STKIP PGRI BANJARMASIN

Diktat Program Linear Oleh Abdul Jabar Halaman ke - 6

BAB II

METODE SIMPLEKS

2.1 Pengantar

Salah satu teknik penentuan solusi optimal yang digunakan dalam pemrograman linier

adalah metode simpleks. Penentuan solusi optimal menggunakan metode simpleks didasarkan

pada teknik eleminasi Gauss Jordan. Penentuan solusi optimal dilakukan dengan memeriksa titik

ekstrim satu per satu dengan cara perhitungan iteratif. Sehingga penentuan solusi optimal dengan

simpleks dilakukan tahap demi tahap yang disebut dengan iterasi. Iterasi ke-i hanya tergantung

dari iterasi sebelumnya (i-1).

Ada beberapa istilah yang sangat sering digunakan dalam metode simpleks, diantaranya :

1. Iterasi adalah tahapan perhitungan dimana nilai dalam perhitungan itu tergantung dari nilai

tabel sebelumnya.

2. Variabel non basis adalah variabel yang nilainya diatur menjadi nol pada sembarang

iterasi. Dalam terminologi umum, jumlah variabel non basis selalu sama dengan derajat

bebas dalam sistem persamaan.

3. Variabel basis merupakan variabel yang nilainya bukan nol pada sembarang iterasi. Pada

solusi awal, variabel basis merupakan variabel slack (jika fungsi kendala merupakan

pertidaksamaan ≤ ) atau variabel buatan (jika fungsi kendala menggunakan pertidaksamaan

≥ atau =). Secara umum, jumlah variabel basis selalu sama dengan jumlah fungsi pembatas

(tanpa fungsi non negatif).

4. Solusi atau nilai kanan merupakan nilai sumber daya pembatas yang masih tersedia. Pada

solusi awal, nilai kanan atau solusi sama dengan jumlah sumber daya pembatas awal yang

ada, karena aktivitas belum dilaksanakan.

5. Variabel slack adalah variabel yang ditambahkan ke model matematik kendala untuk

mengkonversikan pertidaksamaan ≤ menjadi persamaan (=). Penambahan variabel ini

terjadi pada tahap inisialisasi. Pada solusi awal, variabel slack akan berfungsi sebagai

variabel basis.

6. Variabel surplus adalah variabel yang dikurangkan dari model matematik kendala untuk

mengkonversikan pertidaksamaan ≥ menjadi persamaan (=). Penambahan ini terjadi pada

tahap inisialisasi. Pada solusi awal, variabel surplus tidak dapat berfungsi sebagai variabel

basis.

7. Variabel buatan adalah variabel yang ditambahkan ke model matematik kendala dengan

bentuk ≥ atau = untuk difungsikan sebagai variabel basis awal. Penambahan variabel ini

terjadi pada tahap inisialisasi. Variabel ini harus bernilai 0 pada solusi optimal, karena

kenyataannya variabel ini tidak ada. Variabel hanya ada di atas kertas.

8. Kolom pivot (kolom kerja) adalah kolom yang memuat variabel masuk. Koefisien pada

kolom ini akn menjadi pembagi nilai kanan untuk menentukan baris pivot (baris kerja).

9. Baris pivot (baris kerja) adalah salah satu baris dari antara variabel basis yang memuat

variabel keluar.

10. Elemen pivot (elemen kerja) adalah elemen yang terletak pada perpotongan kolom dan

baris pivot. Elemen pivot akan menjadi dasar perhitungan untuk tabel simpleks berikutnya.

11. Variabel masuk adalah variabel yang terpilih untuk menjadi variabel basis pada iterasi

berikutnya. Variabel masuk dipilih satu dari antara variabel non basis pada setiap iterasi.

Variabel ini pada iterasi berikutnya akan bernilai positif.

12. Variabel keluar adalah variabel yang keluar dari variabel basis pada iterasi berikutnya dan

digantikan oleh variabel masuk. Variabel keluar dipilih satu dari antara variabel basis pada

setiap iterasi. Variabel ini pada iterasi berikutnya akan bernilai nol.

Page 11: DIKTAT PROGRAM LINEAR - pmat.stkipbjm.ac.id

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA STKIP PGRI BANJARMASIN

Diktat Program Linear Oleh Abdul Jabar Halaman ke - 7

2.2 BENTUK BAKU

Sebelum melakukan perhitungan iteratif untuk menentukan solusi optimal, pertama sekali

bentuk umum pemrograman linier dirubah ke dalam bentuk baku terlebih dahulu. Bentuk baku

dalam metode simpleks tidak hanya mengubah persamaan kendala ke dalam bentuk sama dengan,

tetapi setiap fungsi kendala harus diwakili oleh satu variabel basis awal. Variabel basis awal

menunjukkan status sumber daya pada kondisi sebelum ada aktivitas yang dilakukan. Dengan kata

lain, variabel keputusan semuanya masih bernilai nol. Dengan demikian, meskipun fungsi kendala

pada bentuk umum pemrograman linier sudah dalam bentuk persamaan, fungsi kendala tersebut

masih harus tetap berubah.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat bentuk baku, yaitu :

1. Fungsi kendala dengan pertidaksamaan ≤ dalam bentuk umum, dirubah menjadi persamaan

(=) dengan menambahkan satu variabel slack.

2. Fungsi kendala dengan pertidaksamaan ≥ dalam bentuk umum, dirubah menjadi persamaan

(=) dengan mengurangkan satu variabel surplus.

3. Fungsi kendala dengan persamaan dalam bentuk umum,ditambahkan satu artificial variabel

(variabel buatan).

Perhatikan kasus A berikut :

Fungsi tujuan : minimumkan z = 2 x1 + 5.5 x2

Kendala :

x1 + x2 = 90

0.001 x1 + 0.002 x2 ≤ 0.9

0.09 x1 + 0.6 x2 ≥ 27

0.02 x1 + 0.06 x2 ≤ 4.5

x1, x2 ≥ 0

Bentuk di atas adalah bentuk umum pemrograman liniernya. Kedalam bentuk baku, model

matematik tersebut akan berubah menjadi :

Fungsi tujuan : z - 2 x1- 5.5 x2 = 0

Kendala :

x1 + x2 + s1 = 90

0.001 x1 + 0.002 x2 + s2 = 0.9

0.09 x1 + 0.6 x2 – s3 + s4 = 27

0.02 x1 + 0.06 x2 + s5 = 4.5

x1, x2 , s1, s2, s3, s4, s5 ≥ 0

Fungsi kendala pertama mendapatkan variable buatan (s1), karena bentuk umumnya sudah

menggunakan bentuk persamaan. Fungsi kendala kedua dan keempat mendapatkan variabel slack

(s2 dan s5) karena bentuk umumnya menggunakan pertidaksamaan ≤, sedangkan fungsi kendala

ketiga mendapatkan variabel surplus (s3) dan variabel buatan (s4) karena bentuk umumnya

menggunakan pertidaksamaan ≥.

Perhatikan pula kasus B berikut ini :

Maksimumkan z = 2x1 + 3x2

Kendala :

10 x1 + 5 x2 ≤ 600

6 x1 + 20 x2 ≤ 600

8 x1 + 15 x2 ≤ 600

x1, x2 ≥ 0

Bentuk di atas juga merupakan bentuk umum. Perubahan ke dalam bentuk baku hanya

membutuhkan variabel slack, karena semua fungsi kendala menggunakan bentuk pertidaksamaan

≤ dalam bentuk umumnya. Maka bentuk bakunya adalah sebagai berikut :

z - 2x1- 3x2 + 0s1 + 0s2 + 0s3= 0 (Maksimum)

Kendala :

10 x1 + 5 x2 + s1 = 600

6 x1 + 20 x2 + s2 = 600

8 x1 + 15 x2 + s3 = 600

Page 12: DIKTAT PROGRAM LINEAR - pmat.stkipbjm.ac.id

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA STKIP PGRI BANJARMASIN

Diktat Program Linear Oleh Abdul Jabar Halaman ke - 8

x1, x2 , s1 , s2 , s3 ≥ 0

s1 , s2 , s3 merupakanvariable slack.

2.3 PEMBENTUKAN TABEL SIMPLEKS

Dalam perhitungan iterative, kita akan bekerja menggunakan tabel. Bentuk baku yang sudah

diperoleh, harus dibuat ke dalam bentuk tabel.

Semua variabel yang bukan variabel basis mempunyai solusi (nilai kanan) sama dengan nol dan

koefisien variabel basis pada baris tujuan harus sama dengan 0. Oleh karena itu kita harus

membedakan pembentukan tabel awal berdasarkan variabel basis awal. Gunakan kasus B di atas,

maka tabel awal simpleksnya adalah :

VB X1 X2 S1 S2 S3 Solusi

Z -2 -3 0 0 0 0

S1 10 5 1 0 0 600

S2 6 20 0 1 0 600

S3 8 15 0 0 1 600

2.4 LANGKAH-LANGKAH PENYELESAIAN

Langkah-langkah penyelesaian adalah sebagai berikut :

1. Periksa apakah tabel layak atau tidak. Kelayakan tabel simpleks dilihat dari solusi (nilai

kanan). Jika solusi ada yang bernilai negatif, maka tabel tidak layak. Tabel yang tidak layak

tidak dapat diteruskan untuk dioptimalkan.

2. Tentukan kolom pivot. Penentuan kolom pivot dilihat dari koefisien fungsi tujuan (nilai di

sebelah kanan baris z) dan tergantung dari bentuk tujuan. Jika tujuan maksimisasi, maka

kolom pivot adalah kolom dengan koefisien paling negatif. Jika tujuan minimisasi , maka

kolom pivot adalah kolom dengan koefisien positif terbesar. Jika kolom pivot ditandai dan

ditarik ke atas, maka kita akan mendapatkan variabel keluar. Jika nilai paling negatif (untuk

tujuan maksimisasi) atau positif terbesar (untuk tujuan minimisasi) lebih dari satu, pilih

salah satu secara sembarang.

3. Tentukan baris pivot. Baris pivot ditentukan setelah membagi nilai kanan dengan nilai

kolom pivot yang bersesuaian (nilai yang terletak dalam satu baris). Dalam hal ini, nilai

negatif dan 0 pada kolom pivot tidak diperhatikan, artinya tidak ikut menjadi pembagi. Baris

pivot adalah baris dengan rasio pembagian terkecil. Jika baris pivot ditandai dan ditarik ke

kiri, maka kita akan mendapatkan variabl keluar. Jika rasio pembagian terkecil lebih dari

satu, pilih salah sau secara sembarang.

4. Tentukan elemen pivot. Elemen pivot merupakan nilai yang terletak pada perpotongan

kolom dan baris pivot.

5. Bentuk tabel simpleks baru. Tabel simpleks baru dibentuk dengan pertama sekali

menghitung nilai baris pivot baru. Baris pivot baru adalah baris pivot lama dibagi dengan

elemen pivot. Baris baru lainnya merupakan pengurangan nilai kolom pivot baris yang

bersangkutan dikali baris pivot baru dalam satu kolom terhadap baris lamanya yang terletak

pada kolom tersebut.

6. Periksa apakah tabel sudah optimal. Keoptimalan tabel dilihat dari koefisien fungsi tujuan

(nilai pada baris z) dan tergantung dari bentuk tujuan. Untuk tujuan maksimisasi, tabel

sudah optimal jika semua nilai pada baris z sudah positif atau 0. Pada tujuan minimisasi,

tabel sudah optimal jika semua nilai pada baris z sudah negatif atau 0. Jika belum, kembali

ke langkah no. 2 , jika sudah optimal baca solusi optimalnya.

Rumus yang digunakan:

yr’ = rk

r

x

y (untuk baris ke – r yang terdapat elemen pivot)

yi’ = yi – bi ar (untuk baris ke – i yang tidak terdapat elemen pivot)

Keterangan:

yr’ = elemen baris ke – r pada tabel yang baru

Page 13: DIKTAT PROGRAM LINEAR - pmat.stkipbjm.ac.id

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA STKIP PGRI BANJARMASIN

Diktat Program Linear Oleh Abdul Jabar Halaman ke - 9

yi’ = elemen baris ke – i pada tabel yang baru

yr = elemen baris ke – r pada tabel yang lama

yi = elemen baris ke – i pada tabel yang lama

bi = elemen baris ke – i pada tabel lama yang se-kolom dengan elemen pivot

ar = elemen baris ke – r pada tabel yang baru

Selesaikan kasus berikut ini menggunakan metode simpleks :

Maksimum z = 8 x1 + 9 x2 + 4x3

Kendala :

x1 + x2 + 2x3 ≤ 2

2x1 + 3x2 + 4x3 ≤ 3

7x1 + 6x2 + 2x3 ≤ 8

x1,x2,x3 ≥ 0

Penyelesaian :

Bentuk bakunya adalah :

Maksimum z = 8 x1 + 9 x2 + 4x3 + 0s1 + 0s2 + 0s3 atau

z - 8 x1 - 9 x2 - 4x3 + 0s1 + 0s2 + 0s3 = 0

Kendala :

x1 + x2 + 2x3 + s1 = 2

2x1 + 3x2 + 4x3 + s2 = 3

7x1 + 6x2 + 2x3 + s3 = 8

x1,x2,x3 ,s1 , s2 , s3 ≥ 0

Solusi / table awal simpleks :

VB X1 X2 X3 S1 S2 S3 NK Rasio

Z -8 -9 -4 0 0 0 0

S1 1 1 2 1 0 0 2

S2 2 3 4 0 1 0 3

S3 7 6 2 0 0 1 8

Karena nilai negative terbesar ada pada kolom X2, maka kolom X2 adalah kolom pivot dan X2 adalah

variabel masuk. Rasio pembagian nilai kanan dengan kolom pivot terkecil adalah 1 bersesuaian

dengan baris s2, maka baris s2 adalah baris pivot dan s2 adalah varisbel keluar. Elemen pivot adalah

3.

VB X1 X2 X3 S1 S2 S3 NK Rasio

Z -8 -9 -4 0 0 0 0

S1 1 1 2 1 0 0 2 2

S2 2 3 4 0 1 0 3 1

S3 7 6 2 0 0 1 8 8/6

Iterasi 1

Nilai pertama yang kita miliki adalah nilai baris pivot baru (baris x2). Semua nilai pada baris s2

pada tabel solusi awal dibagi dengan 3 (elemen pivot).

VB X1 X2 X3 S1 S2 S3 NK Rasio

Z

S1

x2 2/3 1 4/3 0 1/3 0 1

S3

Perhitungan nilai barisnya :

Baris z :

Page 14: DIKTAT PROGRAM LINEAR - pmat.stkipbjm.ac.id

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA STKIP PGRI BANJARMASIN

Diktat Program Linear Oleh Abdul Jabar Halaman ke - 10

-8 -9 -4 0 0 0 0

-9 ( 2/3 1 4/3 0 1/3 0 1 ) -

-2 0 8 0 3 0 9

Baris s1 :

1 1 2 1 0 0 2

1 (2/3 1 4/3 0 1/3 0 1 ) -

1/3 0 2/3 1 -1/3 0 1

Baris s3 :

7 6 2 0 0 1 8

6 ( 2/3 1 4/3 0 1/3 0 1 ) -

3 0 -6 0 -2 1 2

Maka tabel iterasi 1 ditunjukkan tabel di bawah. Selanjutnya kita periksa apakah tabel sudah

optimal atau belum. Karena nilai baris z di bawah variabel x1 masih negatif, maka tabel belum

optimal. Kolom dan baris pivotnya ditandai pada tabel di bawah ini :

VB X1 X2 X3 S1 S2 S3 NK Rasio

Z -2 0 8 0 3 0 9 -

S1 1/3 0 2/3 1 -1/3 0 1 3

X2 2/3 1 4/3 0 1/3 0 1 3/2

S3 3 0 -6 0 -2 1 2 2/3

Variabel masuk dengan demikian adalah X1 dan variabel keluar adalah S3 . Hasil perhitungan

iterasi ke 2 adalah sebagai berikut :

Iterasi 2 :

VB X1 X2 X3 S1 S2 S3 NK Rasio

Z 0 0 4 0 5/3 2/3 31/3

S1 0 0 4/3 1 -1/9 -1/9 7/9

X2 0 1 8/3 0 7/9 -2/9 5/9

X1 1 0 -2 0 -2/3 1/3 2/3

Tabel sudah optimal, sehingga perhitungan iterasi dihentikan !

Perhitungan dalam simpleks menuntut ketelitian tinggi, khususnya jika angka yang

digunakan adalah pecahan. Pembulatan harus diperhatikan dengan baik. Disarankan jangan

menggunakan bentuk bilangan desimal, akan lebih teliti jika menggunakan bilangan pecahan.

Pembulatan dapat menyebabkan iterasi lebih panjang atau bahkan tidak selesai karena

ketidaktelitian dalam melakukan pembulatan.

Perhitungan iteratif dalam simpleks pada dasarnya merupakan pemeriksaan satu per satu titik-titik

ekstrim layak pada daerah penyelesaian. Pemeriksaan dimulai dari kondisi nol (dimana semua

aktivitas/variabel keputusan bernilai nol). Jika titik ekstrim berjumlah n, kemungkinan

terburuknya kita akan melakukan perhitungan iteratif sebanyak n kali.

Page 15: DIKTAT PROGRAM LINEAR - pmat.stkipbjm.ac.id

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA STKIP PGRI BANJARMASIN

Diktat Program Linear Oleh Abdul Jabar Halaman ke - 11

2.5 MEMBACA TABEL OPTIMAL

Membaca tabel optimal adalah bagian penting bagi pengambil keputusan. Ada beberapa hal yang

bisa dibaca dari table optimal :

1. Solusi optimal variable keputusan

2. Status sumber daya

3. harga bayangan (dual/shadow prices).

Menggunakan table optimal :

VB X1 X2 X3 S1 S2 S3 NK

Z 0 0 4 0 5/3 2/3 31/3

S1 0 0 4/3 1 -1/9 -1/9 7/9

X2 0 1 8/3 0 7/9 -2/9 5/9

X1 1 0 -2 0 -2/3 1/3 2/3

Solusi optimal X1 = 2/3, X2 = 5/9 , X3 = 0 dan Z = 31/3, artinya untuk mendapatkan keuntungan

maksimum sebesar $ 31/3 , maka perusahaan sebaiknya menghasilkan produk 1 sebesar 2/3 unit

dan produk 2 sebesar 5/9 unit.

Status sumber daya :

Sumber daya pertama dilihat dari keberadaan variable basis awal dari setiap fungsi kendala pada

table optimal. Dalam kasus di atas, untuk fungsi kendala pertama periksa keberadaan S1 pada

variable basis table optimal. Periksa keberadaan S2 pada variable basis table optimal untuk fungsi

kendala kedua. Periksa keberadaan S3 pada variable basis table optimal untuk fungsi kendala

ketiga.

S1 = 7/9. Sumber daya ini disebut berlebih (abundant)

S2 = S3 = 0. Kedua sumber daya ini disebut habis terpakai (scarce).

Harga bayangan :

Harga bayangan dilihat dari koefisien variable slack atau surplus pada baris fungsi tujuan.

Koefisien S1 pada baris fungsi tujuan table optimal = 0, dengan demikian harga bayangan sumber

daya pertama adalah 0

Koefisien S2 pada baris fungsi tujuan table optimal = 5/3, dengan demikian harga bayangan sumber

daya kedua adalah 5/3

Koefisien S3 pada baris fungsi tujuan table optimal = 2/3, dengan demikian harga bayangan sumber

daya kedua adalah 2/3.

2.6 DUA FASE

Metode ini digunakan untuk menyelesaikan persoalan PL yang memuat variabel buatan

Contoh: Min Z = 4 X1 + X2

Kendala 3 X1 + X2 = 3

4 X1 + 3 X2 ≥ 6

X1 + 2 X2 ≤ 4

X1 , X2 ≥ 0

Tahap 1 :

Bentuk dengan var buatan : R1 dan R2

Page 16: DIKTAT PROGRAM LINEAR - pmat.stkipbjm.ac.id

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA STKIP PGRI BANJARMASIN

Diktat Program Linear Oleh Abdul Jabar Halaman ke - 12

Min r = R1 + R2

Kendala 3 X1 + X2 + R1 = 3

4 X1 + 3 X2 - X3 +R2 = 6

X1 + 2 X2 + X4 = 4

X1 , X2 ,X3 ,R1 , R2 , X4 ≥ 0

Fungsi tujuan r = R1 + R2

= ( 3 – 3 X1 - X2 ) + ( 6 - 4 X1 - 3 X2 + X3 )

= -7 X1 - 4 X2 + X3 + 9(eksplisit)

r +7 X1+ 4 X2 - X3 + 0R1 + 0R2 + 0x4= 9(implisit)

Tabel Awal

VB X1 X2 X3 R1 R2 X4 NK

r 7 4 -1 0 0 0 9

R1 3 1 0 1 0 0 3

R2 4 3 -1 0 1 0 6

X4 1 2 0 0 0 1 4

Tabel optimum : setelah 2 iterasi ( periksa ! )

VB X1 X2 X3 R1 R2 X4 NK

r 0 0 0 -1 -1 0 0

X1 1 0 1/5 3/5 -1/5 0 3/5

X2 0 1 -3/5 -4/5 3/5 0 6/5

X4 0 0 1 1 -1 1 1

Karena minimum solusi r = 0, masalah ini memiliki pemecahan ( solusi ) layak. Lanjutkan ke

tahap ( Fase ) kedua.

Tahap 2

F Menyingkirkan variabel buatan ( R1 dan R2 )

F Dari tabel optimum tahap 1 didapatkan :

X1 + 1/5X3 = 3/5

X2 - 3/5X3 = 6/5

X3 + X4 = 1

Masalah semula ditulis :

Min Z = 4 X1 + X2

Kendala X1 + 1/5X3 = 3/5 ......... ( 1 )

X2 - 3/5X3 = 6/5 ......... ( 2 )

X3 + X4 = 1

X1 , X2 ,X3 ,X4 ≥ 0

Page 17: DIKTAT PROGRAM LINEAR - pmat.stkipbjm.ac.id

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA STKIP PGRI BANJARMASIN

Diktat Program Linear Oleh Abdul Jabar Halaman ke - 13

Maka terdapat 3 persamaan dan 4 variabel sehingga solusi dasar layak didapat dg membuat

(4 – 3) = 1 variabel dibuat nol

X3 = 0 -> X1 = 3/5 ; X2 = 6/5 ; X4 = 1

F Fungsi tujuan Z = 4 X1 + X2

= 4 ( 3/5-1/5 X3 ) + (6/5 + 3/5X3 )

= - 1/5 X3 + 18/5

Z +0x1 + 0x2 +1/5 X3 =18/5

Tabel Awal Var msk

Tabel optimum

Optimalnya Zmin = 17/5, x1 = 2/5, x2 = 9/5

SOAL LATIHAN

1. Selesaikan linear program berikut ini dengan metode Simplex

Maksimumkan Z = 400X1 + 300X2

Fungsi kendala/ batasan:

1) 4X1 + 6X2 ≤ 1200

2) 4X1 + 2X2 ≤ 800

3) X1 ≤ 250

4) X2 ≤ 300

5) X1, X2 ≥ 0

2. Selesaikan linear program berikut ini dengan metode Simplex

Maksimumkan Z = 2X1 + 3X2 + X3

Dengan fungsi kendala:

1) X1 + X2 + X3 ≤ 9

2) 2X1 + 3X2 ≤ 25

3) X2 + 2X3 ≤ 10

4) X1, X2, X3 ≥ 0

3. Minimumkan Z = 3X1 + 2X2

VB X1 X2 X3 X4 NK Rasio

Z 0 0 1/5 0 18/5

X1 1 0 1/5 0 3/5 3

X2 0 1 -3/5 0 6/5 -

X4 0 0 1 1 1 1

VB X1 X2 X3 X4 NK

Z 0 0 0 -1/5 17/5

X1 1 0 0 -1/5 2/5

X2 0 1 0 3/5 9/5

X3 0 0 1 1 1

Page 18: DIKTAT PROGRAM LINEAR - pmat.stkipbjm.ac.id

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA STKIP PGRI BANJARMASIN

Diktat Program Linear Oleh Abdul Jabar Halaman ke - 14

Fungsi batasan : 1) X1 + 2X2 ≥ 20 2) 3X1 + X2 ≥ 20 , X1 ≥ 0 , X2 ≥ 0

Page 19: DIKTAT PROGRAM LINEAR - pmat.stkipbjm.ac.id

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA STKIP PGRI BANJARMASIN

Diktat Program Linear Oleh Abdul Jabar Halaman ke - 15

BAB III

PERSOALAN TRANSPORTASI

Metode Transportasi merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengatur distribusi dari

sumber-sumber yang menyediakan produk yang sama ke tempat-tempat yang membutuhkan

secara optimal dengan biaya yang termurah. Alokasi produk ini harus diatur sedemikian rupa

karena terdapat perbedaan biaya-biaya alokasi dari satu sumber atau beberapa sumber ke tempat

tujuan yang berbeda.

Contoh model transportasi sebagai berikut : Misalkan suatu produk yang dihasilkan pada tiga pabrik (sumber) harus didistribusikan ke tiga gudang (tujuan) seperti berikut : Sumber (Pabrik) Tujuan (Gudang) Cirebon Semarang Bandung Jakarta Cilacap Purwokerto 3.1 MASALAH TRANSPORTASI SEIMBANG Contoh masalah transportasi yang mana jumlah supply dari semua sumber sama dengan jumlah

permintaan pada semua tempat tujuan.

Sebuah perusahaan Negara berkepentingan mengangkut pupuk dari tiga pabrik ke tiga pasar.

Kapasitas supply ketiga pabrik, permintaan pada ketiga pasar dan biaya transport per unit adalah

sebagai berikut :

Pasar Penawaran 1 2 3 Pabrik

1 8 5 6 120 2 15 10 12 80 3 3 9 10 80

Permintaan 150 70 60 280 Masalah transportasi diatas dapat gambarkan sebagai suatu model jaringan : Sumber Volume yang diangkut Tujuan (Gudang) S1 = 120 D1 = 150 S2 = 80 D2 = 70 S3 = 80 D3 = 60

1

2

3

2

1

3

Page 20: DIKTAT PROGRAM LINEAR - pmat.stkipbjm.ac.id

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA STKIP PGRI BANJARMASIN

Diktat Program Linear Oleh Abdul Jabar Halaman ke - 16

Masalah ini dapat juga dilihat dalam LP misalkan : Xij : banyaknya unit barang yang di kirim dari pabrik i (i = 1,2,3) ke pasar j (j = 1,2,3) Dengan fungsi Tujuan : Z= 8X11 + 5X12 + 6X13 + 15X21 + 10X22 + 12X23 + 3X31 + 9x32 + 10X33 Dengan batasan : X11 + X12 + X13 = 120 X21 + X22 + X23 = 80 X31 + X32 + X33 = 80 X11 + X21 + X31 = 150 X12 + X22 + X32 = 70 X13 + X23 + X33 = 60 3.2 TABEL TRANSPORTASI Masalah transportasi yang khas dapat ditempatkan dalam suatu bentuk tabel khusus yang dinamakan tabel transportasi.

ke

Dari

Tujuan

Supply

1

2

…….. j

……..

n

1

X11

X12

……..

……..

X1n

S1

2

X21

X22

……..

X21

……..

X2n

S2

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

. I

……..

30

……..

S1

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

M

Xm1

Xm2

……..

Xm1

……..

Sn

Demand

D1

D2

……..

Dj

……..

Dn

Si = Dj

Sumber ditulis dalam baris-baris dan tujuan dalam kolom – kolom. Biaya transfer per unit (Cij) di

catat pada kotak kecil. Permintaan dari setiap tujuan terdapat pada baris paling bawah, sementara

penawaran setiap sumber dicatat pada kolom paling kanan. Dan kotak pojok kanan bawah

menunjukkan kenyataan bahwa penawaran sama dengan permintaan. Variabel Xij menunjukkan

jumlah barang yang diangkut dari sumber i ke tujuan j (yang akan dicari).

Berikut solusi penyelesaian masalah transportasi, yang dimulai dari mencari solusi awal (dasar).

Ada tiga metode dalam penyelesaian solusi awal :

1. Metode North West Corner (NWC) => dari pojok kiri atas ke pojok kanan bawah

Kelemahan : tidak memperhitungkan besarnya biaya sehingga kurang efisien.

2. Metode biaya terkecil (Least Cost)=> mencari dan memenuhi yang biayanya terkecil dulu.

Lebih efisien dibanding metode NWC.

3. Aproksimasi Vogel

C11

C21

Ci1

C12

C22

Ci2

C11

10

Cij

C1n

Cin

Cm1 Cm1 Cmn Cm2

Page 21: DIKTAT PROGRAM LINEAR - pmat.stkipbjm.ac.id

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA STKIP PGRI BANJARMASIN

Diktat Program Linear Oleh Abdul Jabar Halaman ke - 17

da beberapa cara menentukan solusi optimum

1. Metode Stepping Stone

2. Metode Modified Distribution (MODI)

3. Masalah Transportasi Tak Seimbang

4. Degenerasi

5. Solusi Optimum Ganda

6. Rute Terlarang

3.3 METODE NORTH WEST CORNER (Mencari Solusi Awal)

1. Mulai pada pojok kiri atas dan alokasikan sebanyak mungkin pada X11 tanpa menyimpang

dari kendala penawaran atau permintaan (artinya X11 di tetapkan sama dengan yang terkecil

diantara nilai S1 dan D1.

2. Ini akan menghabiskan penawaran pada sumber 1 dan atau permintaan pada tujuan 1.

Akibatnya, tak ada lagi barang yang dapat dialokasikan ke kolom atau baris yang telah

dihabiskan dan kemudian baris atau kolom itu dihilangkan. Kemudian alokasikan sebanyak

mungkin ke kotak di dekatnya pada baris atau kolom yang tak dihilangkan. Jika baik kolom

maupun baris telah dihabiskan, pindahlah secara diagonal ke kotak berikutnya.

3. Lanjutkan dengan cara yang sama sampai semua penawaran telah dihabiskan dan keperluan permintaan telah di penuhi.

ke

Dari

1 2 3 Supply

1

120

120

2

30

50

80

3

20

60

80

Demand

150

70

60

280

3.4 STEPPING STONE

Suatu metode / teknik dalam masalah transportasi untuk mencari optimal solution (least Cost )

dengan cara trial dan error dari kolom – kolom yang masing-masing kosong yang memiliki biaya

yang rendah pada contoh :

ke

Dari

1 2 3 Supply

1

120

120

2

30

50

80

3

20

60

80

Demand

150

70

60

280

Alokasi Barang ini memiliki total cost (TC)

8

15

3

5

10

9

6

12

10

8

15

3

5

10

9

6

12

10

Page 22: DIKTAT PROGRAM LINEAR - pmat.stkipbjm.ac.id

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA STKIP PGRI BANJARMASIN

Diktat Program Linear Oleh Abdul Jabar Halaman ke - 18

TC = 8 (120) + 15 (30) + 10 (50) + 9 (20) + 10 (60) = 2690 (Apakah ini sudah minimum?)

Jika IP ≥ 0, maka pemecahan sudah minimum.

Jika tidak, maka pemecahan dilanjutkan hingga semua IP ≥ 0.

IP = Indeks Perbaikan = Nilai Zij-cij

LANGKAH-LANGKAH :

(1) Membuat jalur/lintasan mulai dari kotak non basis yang akan dihitung IP-nya.

(2) Dari suatu kotak nonbasis, ditarik garis lurus ke kotak basis terdekat dengan syarat kotak yang

dihubungi mempunyai partner pada kolom/baris yang sama agar garis bisa terus bersambung

sampai kembali ke kotak semula.

(3) Awal perjalanan diberi kode *.

(4) Menghitung nilai IP-nya. Dimulai dengan tanda - lalu + dan seterusnya berganti-ganti. Yang

diperhitungkan adalah biaya (c).

ke

Dari

1 2 3 Supply

1

120

2

2

120

2

30

50

1

80

3

-11

20

60

80

Demand

150

70

60

280

Ternyata nilai IP-nya masih ada yang negatif atau< nol, maka pemecahan belum optimum. Nilai

Z1 masih belum minimum dan bisa dikecilkan lagi.

(5) Memilih kotak yang harus masuk basis atau keluar basis.

Kriteria: Kotak dengan nilai IP paling negatif harus masuk basis lebih dulu. Kalau sama besar,

pilih sembarang aja.

Dalam kasus ini, kotak (3,1) harus masuk basis karena IP-nya paling negatif (-11).

Cara menentukan kotak yang harus keluar basis:

(a) Dari cara mencari IP31, perhatikan biaya dengan tanda - yaitu c32 dan c21.

(b) Kita cari kotak yang memiliki nilai variabel terkecil, dalam hal ini adalah 20. Kita pilih x32 yang

keluar

Ingat kotak yang masuk basis adalah kotak (3,1) dengan variabel x31. Maka: nilai x21 sama dengan nilai minimum yang baru kita pilih. x’31 = x32 = 20→ diisikan ke kotak (3,1) Nilai variabel lain yang terlibat pembentukan jalur didapat dengan aturan: Tanda biaya -⇒ nilai variabel baru = nilai variabel lama – nilai minimum. Tanda biaya +⇒ nilai variabel baru = nilai variabel lama + nilai minimum. Sehingga,

TC = 25 (30) + 40 (15) + 15 (10) + 30 (35) = 2450 3.5 Metode VAM (Vogel Aprosimasi Metode)

Metode ini sudah lebih akurat dibanding dengan metode terdahulu (Stepping Stone)

8

15

3

5

10

9

6

12

10

Page 23: DIKTAT PROGRAM LINEAR - pmat.stkipbjm.ac.id

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA STKIP PGRI BANJARMASIN

Diktat Program Linear Oleh Abdul Jabar Halaman ke - 19

Adapun langkah-langkahnya :

1. Buatlah table / bagan kebutuhan VS kapasitas.

Sumber K L M Kapasitas Produksi

Index Baris

A 15 20 10 40 5 B 10 15 25 60 5 C 20 30 40 50 10 Kebutuhan 30 45 75 Xam = 40 Index Kolom

5 5 15

2. Buat selisih dua harga terkecil dan terkecil kedua untuk setiap baris dan kolom

Baris A : 15 – 10 = 5

Baris B : 15 – 10 = 5

Baris C : 30 – 20 = 10

Kolom K : 15 – 10 = 5

Kolom L : 20 – 15 = 5

Kolom M : 25 – 15 = 15

3. Cari nilai terbesar dari nilai – nilai pada langkah – langkah 2

4. Karena nilai terbesar adalah 15 pada kolom 3 maka cari biaya terkecil dari nilai pada kolom

ke 3 dan diberi kotak biaya terkecilnya

Biaya terkecilnya adalah 10 à kapasitas : 40

Kebutuhan : 75

5. Hapus Baris A karena sudah terpakai habis

Sumber K L M Kapasitas Index

B 10 15 25 60 5 C 20 30 40 50 10

Kebutuhan 30 45 35 Xbl = 45 Index 10 15 15

6. Ulangi Langkah 2 dengan melihat table di atas Baris B = 15 – 10 = 5 Baris C = 30 – 20 = 10 Kolom K = 20 – 10 = 10 Kolom L = 30 – 15 = 15 Kolom M = 40 – 25 = 15 7. Index terbesar adalah 15 pada kolom L & M Karena index sama maka cari yang biaya terkecil à Kolom L 8. Biaya = 15 menghubungkan kapasitas 60 Cari yang terkecil untuk dialokasikan

Kebutuhan 45 9. Hapus Kolom L (Karna sudah habis terpakai ) Sehingga :

K M Kapasitas Index B 10 25 15 15 C 20 40 50 20 30 35 Xck = 30 Index 10 15

Baris B = 25 – 10 = 15 Baris C = 40 – 20 = 20 à Index terbesar maka biaya terkecil adalah 20 yang menghubungkan menghubungkan kapasitas 50

Page 24: DIKTAT PROGRAM LINEAR - pmat.stkipbjm.ac.id

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA STKIP PGRI BANJARMASIN

Diktat Program Linear Oleh Abdul Jabar Halaman ke - 20

Cari yang terkecil untuk dialokasikan

Kebutuhan 30 Hapus kolom K

M kapasitas B 25 15 C 40 20 XBM = 15

XCM = 20 TC = 40 (10) + 45 (15) + 30 (20) + 15 (25) + 20 (40) = 2850

1 2 3 SUPPLY INDEKS BARIS

1 8 5 6 120 1 2 15 10 12 80 2 3 3 9 10 80 6 DEMAND 150 70 60 X31 = 80 INDEKS KOLOM

5 4 4

Z = 3.80 +... 1. Tentukan indeks

2. Pilih indeks terbesar

3. Pilih biaya terkecil

4. Pilih barang yang terkecil

5. Hapus baris atau kolom yang barangnya diambil

1 2 3 SUPPLY INDEKS BARIS

1 8 5 6 120 1 2 15 10 12 80 2 DEMAND 70 70 60 X11 = 70 INDEKS KOLOM

7 5 6

Z = 3.80 + 8.70 +... 2 3 SUPPLY INDEKS

BARIS 1 5 6 50 1 2 10 12 80 2 DEMAND 70 60 X13 = 50 INDEKS KOLOM

5 6

Z = 3.80 + 8.70 + 6.50 + ... 2 3 SUPPLY INDEKS

BARIS 2 10 12 80 2 DEMAND 70 10 X23 = 10 INDEKS KOLOM

10 12

Z = 3.80 + 8.70 + 6.50 + 12.10 + ... 2 SUPPLY INDEKS

BARIS 2 10 70 10 DEMAND 70 X22 = 70 INDEKS KOLOM

10

Z = 3.80 + 8.70 + 6.50 + 12.10 + 10.70 = 1920

Proses VAM dapat diringkas sebagai berikut :

Page 25: DIKTAT PROGRAM LINEAR - pmat.stkipbjm.ac.id

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA STKIP PGRI BANJARMASIN

Diktat Program Linear Oleh Abdul Jabar Halaman ke - 21

1. Hitung Opportunity Cost untuk setiap baris dan kolom. Opportunity cost untuk setiap baris I dihitung dengan mengurangkan nilai cij terkecil pada baris itu dari nilai cij satu tingkat lebih besar pada baris yang sama. Opportunity cost kolom diperoleh dengan cara serupa.

2. Pilih baris atau kolom dengan opportunity cost terbesar (jika terdapat nilai kembar pilih secara sembarang). Alokasikan sebanyak mungkin ke kotak dengan nilai cij minimum (biaya paling kecil) pada baris atau kolom yang dipilih. Untuk Cij terkecil. Xij = Minimum [Si,Dj).

3. Sesuaikan penawaran dan permintaan untuk menunjukkan alokasi yang sudah dilakukan. Hilangkan semua baris dan kolom dimana penawaran dan permintaan telah habis.

4. Jika semua penawaran dan permintaan belum dipenuhi, kembali ke langkah 1 dan hitung lagi opportunity cost yang baru.

Page 26: DIKTAT PROGRAM LINEAR - pmat.stkipbjm.ac.id

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA STKIP PGRI BANJARMASIN

Diktat Program Linear Oleh Abdul Jabar Halaman ke - 22

3.6 METODE MODI ( MODIFIED DISTRIBUTION ) Metode ini adalah mirip dengan stepping stone hanya saja dalam mencari biaya minimal menggunakan cara yang lebih pasti. Perbaikan Contoh berikut :

A = 20 B = 5 C = 14 Kapasitas W = 0

(50)

(40)

90

H = 15 -20

(60)

60

P = 5

(10)

(40)

50

Kebutuhan 50

110 40 200

Langkah penyelesaian MODI

1. Lakukan pengisian awal (Nort West Corner)

2. Memberi bobot dari setiap baris dan setiap kolom.

Ri + Kj = Cij ( Pada kotak-kotak yang terisi)

Ri = Index Baris

Kj = Index Kolom

Cij = Biaya di angkut atau satuan barang dari I ke j

3. Menentukan index perbaikan dengan mengikuti Cij – Ri – Kj (Pada kotak-kotak yang masih

kosong)

4. Menentukan titik awal perubahan

- Bahwa perubahan dilakukan bila masih ada index perbaikan yang negative

- Bila ada beberapa index perbaikan yang negative maka titik awal perubahan di mulai

pada perbaikan yang paling negative

5. Hitung TC untuk masing-masing perubahan dan perubahan berhenti bila tidak ada index

perbaikan yang negative

Pada contoh tersebut maka :

Langkah 2

RW + KA = CWA atau 0 + KA = 20 à KA = 20

RW + KB = CWB atau 0 + KB = 5 à KB = 5

RH + KB = CHB atau RH + 5 = 20 à RH = 15

RP + KB = CPB atau Rp + 5 = 10 à RP = 5

RP + KC = CPC atau 5 + KC = 19 à KC = 14

TC = 50 (20) + 40 (5) + 60 (20) + 10 (10) + 40 (19)

= 3260

Langkah 3

Kotak Kosong Cij – Ri – Kj Nilai 1 Perbaikan

HA 15 - 15 – 20 - 20

PA 25 - 5 – 20 0

WC 8 - 0 - 14 - 6

HC 10 - 15 - 14 -19

20

15

5 8

20

25 10

10

19

Page 27: DIKTAT PROGRAM LINEAR - pmat.stkipbjm.ac.id

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA STKIP PGRI BANJARMASIN

Diktat Program Linear Oleh Abdul Jabar Halaman ke - 23

Langkah 4 memulai pengisian kotak HA

A = 0 B = 5 C = 14 Kapasitas W = 0

90

90

H = 15

50

10

-19 60

P = 5

10

40

50

Kebutuhan 50

110 40 200

TC 2 = 90 (5) + 50(15 + 10 (20) + 10(10) + 40(19) = 2260 Index perbaikan Cij – Ri – Kj hanya untuk kotak yang kosong Kotak Cij – Ri – Kj Index Perbaikan WA 20 – 0 – 0 20 WC 8 – 0 – 14 -6 HC 10 – 15 – 14 - 19 PA 25 – 5 – 0 20 Titik awal perbaikan dimulai pada kotak HC dimana kotak HC memiliki tetangga terdekat (membentuk segi empat dengan tiga kotak lainnya yang terisi) TC = 90 (5) + 50(15) + 10(10) + 20(10) + 30(19) = 2070 Karena index perbaikan masih ada yang negative maka :

A = 19 B = 5 C = 14 Kapasitas W = 0

90

-6 90

H = -4

50

10 60

P = 5

20

30

50

Kebutuhan 50

110 40 200

1. Penentuan index baris dan kolom yang baru

Ri + Kj = Cij à hanya untuk kotak yang terisi RW + KB = 5 à 0 + KB = 5 KB = 5 RP + KC = 19 à 5 + KC = 19 KC = 14 RH + KC = 10 à 10 + 14 = -4 RH + KA = 15 à -4 + KA = 15 à KA = 19

2. Index Perbaikan Kotak Cij – Ri – Kj Index Perbaikan WA 20 – 0 – 0 20

20

15

5 8

20

25 10

10

19

20

15

5 8

20

25 10

10

19

Page 28: DIKTAT PROGRAM LINEAR - pmat.stkipbjm.ac.id

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA STKIP PGRI BANJARMASIN

Diktat Program Linear Oleh Abdul Jabar Halaman ke - 24

WC 8 – 0 – 14 -6 HB 20 – 15 – 5 0 PA 25 – 5 – 0 20

A = 13 B = 5 C = 8 Kapasitas W = 0

60

30 90

H = 2

50

10

60

P = 5

50

50

Kebutuhan 50

110 40 200

TC = 60 (5) + 30(8) + 50(15) + 10(10) + 50(10) = 1890

1. Karena masih ada yang negative – 6 maka : RW = 0

2. Tentukan lagi index baris dan kolom baru

Ri + kj = Cij

RW + KB = 5 à 0 + KB = 5 KB = 5 Rp + KB = 10 à Rp + 5 = 10 à KB = 5 RW + KC = 8 à 0 + Kc = 8 à KC = 8 RH + KC = 10 à RH + 8 = 10 RH = 2 RH + KA = 15 à 2 + KA = 15 à KA = 13

3. Kotak Cij – Ri – Kj Index Perbaikan

WA 20 – 0 – 19 1 HB 20 – (-4) – 5 19 PA 25 – 5 – 19 1 PC 19 – 5 – 14 0

Sudah OPTIMAL sebab tidak ada lagi index perbaikan yang negatif SOAL LATIHAN 1. Berikut tabel transportasi

Ke Dari

Gudang A C1 =

Gudang B C2=

Gudang C C3=

Kapasitas Pabrik

Pabrik 1 R1= Rp 3200 Rp 3300 Rp 3400 106 Pabrik 2 R2= Rp 3600 Rp 4200 Rp 3800 132 Pabrik 3 R3= Rp 3400 Rp 3700 Rp 4000 127 Kebutuhan Gudang

122 152 91 365

Ke

Dari Gudang A C1 = 3200

Gudang B C2= 3800

Gudang C C3=4100

Kapasitas Pabrik

Pabrik 1 R1= 0 Rp 3200

(106) Rp 3300

-500 Rp 3400

-700 106

Pabrik 2 R2= 400 Rp 3600

(16) Rp 4200

(116) Rp 3800

-700 132

Pabrik 3 R3= -100 Rp 3400

300 Rp 3700

(36) Rp 4000

(91) 127

20

15

5 8

20

25 10

10

19

Page 29: DIKTAT PROGRAM LINEAR - pmat.stkipbjm.ac.id

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA STKIP PGRI BANJARMASIN

Diktat Program Linear Oleh Abdul Jabar Halaman ke - 25

Kebutuhan Gudang

122 152 91 365

Selesaikan dengan metode: a. NWC b. Biaya terkecil c. MODI

2. Produksi pabrik A, B, C adalah sebagai berikut:

Pabrik Kapasitas produksi tiap bulan A B C

150 ton 40 ton 80 ton

Jumlah 270 ton

Gudang pabrik tersebut mempunyai kapasitas sebagai berikut: Gudang Kebutuhan produksi tiap bulan

H I J

110 ton 70 ton 90 ton

Jumlah 270 ton Biaya untuk mendistribusikan barang dari pabrik ke gudang :

Ke Dari

Biaya tiap ton (Rp) Gudang H Gudang I Gudang J

Pabrik A 27000 23000 31000 Pabrik B 10000 45000 40000 Pabrik C 30000 54000 35000

a. Buat tabel awal transportasi b. Selesaikan dengan metode biaya terkecil dan optimalkan dengan metodeMODI c. Selesaikan dengan metode VAM K1 = 8 K2 = 7 K3 = 14 Kapasitas B1 = 0

(80)

(20)

8

100

B2 = 2

-1

(90)

4 90

B3 = -4

(5)

-5

(75)

80

Kebutuhan 85

110 75 270

K1 = 8 K2 = 7 K3 = 6 Kapasitas B1 = 0

(5)

(20)

(75)

100

B2 = 2

-1

(90)

-4 90

B3 = -4

(80)

-5

-8

80

Kebutuhan 85

110 75 270

Z = 1760 Bi + Kj = cij IPij = Bi + Kj – cij

8

11

7 6

9

4 8

12

10

8

11

7 6

9

4 8

12

10

Page 30: DIKTAT PROGRAM LINEAR - pmat.stkipbjm.ac.id

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA STKIP PGRI BANJARMASIN

Diktat Program Linear Oleh Abdul Jabar Halaman ke - 26

Page 31: DIKTAT PROGRAM LINEAR - pmat.stkipbjm.ac.id

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA STKIP PGRI BANJARMASIN

Diktat Program Linear Oleh Abdul Jabar Halaman ke - 27

BAB IV

PENUGASAN Tujuan dari Metode Penugasan adalah bagaimana menempatkan tenaga ahli pada bidang yang telah

ditentukan agar biaya lebih meinimum. Penempatan karyawan tidak boleh asal dilakukan saja,

sebab kalau cara penempatannya berbeda akan membawa konsekuensi hasil atau pengorbanan

yang berbeda pula. Karyawan yang kita alokasikan secara optimal, artinya kalau memakan biaya /

pengorbanan kita usahakan sekecil-kecilnya dan menghasilkan manfaat kita usahakan sebesar-

besarnya.

Cara pengalokasian karyawan dapat dilakukan dengam menggunakan algoritma. Biasanya yang

digunakan sebagai ukuran untuk menentukan efisiensi dan tidaknya adalah uang. Metode algoritma

yang digunakan disini sering juga disebut sebagai Hungarian Methode.

Algoritma dalam penyelesaian Penugasan ada dua cara :

A. Algoritma dengan Tujuan Meminimumkan

B. Algoritma dengan Tujuan Memaksimalkan

4.1 Algoritma dengan Tujuan Meminimumkan

Dalam model ini tujuan kita meminimumkan pengorbanan biasanya dalam bentuk biaya untuk

menyelesaikan suatu pekerjaan oleh seorang karyawan.

Dalam penempatan karyawan yang paling cocok adalah satu pekerjaan ditangani satu orang

karyawan.

Contoh :

Suatu Penugasan memiliki 4 orang karyawan yang akan ditugaskan untuk menyelesaikan 4 macam

tugas. Satu karyawan harus mengerjakan satu macam pekerjaan. Dan biaya penyelesaikan

pekerjaan itu oleh tiap karyawan seperti terlihat pada table berikut :

Untuk melakukan alokasi penugasan karyawan yang optimal dengan langkah-langkah sebagai

berikut :

1. Membuat Tabel Opportunity Cost dengan mengurangi elemen tiap baris dengan elemen

terkecil dari baris itu. Sehingga Menghasilkan Tabel berikut :

2. Membuat Total Opportunity Cost Matrik

- Dari Tabel Opportunity Cost disetiap kolom harus memiliki paling sedikit 1 elemen

benilai nol.

- Ternyata pada kolom ketiga belum ada elemen bernilai nol, maka harus kita dibuat agar

memiliki nilai nol dengan cara : Mengurangi elemen pada kolom tersebut dengan nilai

paling kecil di kolom tersebut.

Setelah semua memiliki nilai nol disetiap kolom, maka diperoleh table TotalOpportunity

Cost Matrix sebagai berikut :

Pekerja Karywan I II III IV Dalam Rupiah

A B C D

20 15 10 25

28 13 21 20

25 13 20 23

24 11 30 20

Pekerja Karywan

I II III IV Dalam Rupiah

A B C D

0 4 0 5

8 2

11 0

5 2

10 3

4 0

20 0

Page 32: DIKTAT PROGRAM LINEAR - pmat.stkipbjm.ac.id

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA STKIP PGRI BANJARMASIN

Diktat Program Linear Oleh Abdul Jabar Halaman ke - 28

3. Menarik Garis untuk meliput angka nol

Setelah semua baris dari kolom memiliki angka nol, maka tariklah garis seminimum

mungkin, baik vertical maupun horizontal yang bisa menghubungkan angka nol.

Apakah penugasan sudah optimal? Belum optimal karena jumlah garis yang dibuat itu masih

lebih kecil dibanding dengan jumlah baris atau kolom yang belum terliput garis.

Untuk merubah table diatas dilakukan langkah sebagai berikut :

• Pilih angka terkecil diantara semua angka yang belum terliput dengan garis dan

kurangkan semua angka yang belum terliput garis dengan angka terkecil tersebut.

• Angka yang terliput dengan garis vertical dan horizontal, tambahkan dengan angka

terkecil yang belum terliput dengan garis, sehingga menghasilkan table Perubahan Total

Opportunity Cost Matrix sebagai berikut :

Tabel diatas sudah optimal, karena garis yang dibuat sudah 4 garis, sama dengan jumlah

baris atau jumlah kolom.

Setelah itu letakkan karyawan pada salah satu pekerjaan yang nilainya pada Total

Opportunity Cost = 0 (Cari Biaya Terendah) tiap kolom atau baris, dan satu pekerjaan bisa

diisi oleh satu orang saja dan tambahkan semua biaya agar diperoleh biaya keseluruhan

sebagai berikut :

Karyawan Tugas yang ditempati Biaya yang dikeluarkan

A III Rp. 25 B IV Rp. 11 C I Rp. 10. D II Rp. 20

Jumlah Rp. 66 Biaya yang tercantum pada kolom ke 3 merupakan biaya yang diambil dari Tabel Biaya Awal Penugasan. Jumlah biaya Rp. 66 merupakan biaya termurah dibanding dengan semua alternative lain.

Pekerja Karywan

I II III IV Dalam Rupiah

A B C D

0 4 0 5

8 2

11 0

3 0 8 1

4 0

20 0

Pekerja Karywan

I II III IV Dalam Rupiah

A B C D

0 4 0 5

8 2

11 0

3 0 8 1

4 0

20 0

Pekerja Karywan

I II III IV Dalam Rupiah

A B C D

0 7 0 8

5 2 8 0

0 0 5 1

1 0

17 0

Page 33: DIKTAT PROGRAM LINEAR - pmat.stkipbjm.ac.id

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA STKIP PGRI BANJARMASIN

Diktat Program Linear Oleh Abdul Jabar Halaman ke - 29

4.2 Algoritma dengan Tujuan Memaksimalkan

Dalam model ini tujuan kita Memaksimalkan keuntungan, bila kita menganggap bahwa pekerjaan

dalam menempatkan karyawan menguntungkan bagi karyawan.

Dalam penempatan karyawan yang paling cocok adalah satu pekerjaan ditangani satu orang

karyawan.

Contoh :

Suatu Penugasan memiliki 4 orang karyawan yang akan ditugaskan untuk menyelesaikan 4 macam

tugas. Satu karyawan harus mengerjakan satu macam pekerjaan. Dan biaya penyelesaikan

pekerjaan itu oleh tiap karyawan seperti terlihat pada table berikut :

Untuk melakukan alokasi penugasan karyawan yang optimal dengan yang menguntungkan perusahaan maka langkah-langkah penugasan sebagai berikut :

1. Membuat Tabel Opportunity Loss Matrik dengan mencari elemen terbesar dibaris itu dan

mengurangkan dengan nilai elemen tiap baris.. Sehingga Menghasilkan Tabel berikut :

2. Membuat Total Opportunity Loss Matrik

a. Dari Tabel Opportunity Loss Matrik disetiap kolom harus memiliki paling sedikit 1

elemen benilai nol (Langkah sama dengan algoritma meminimumkan)

b. Ternyata pada kolom ketiga belum ada elemen bernilai nol, maka harus kita dibuat agar memiliki nilai nol dengan cara : Mengurangi elemen pada kolom tersebut dengan nilai paling kecil di kolom tersebut. Setelah semua memiliki nilai nol disetiap kolom, maka diperoleh table TotalOpportunity Loss Matrix sebagai berikut :

3. Menarik Garis untuk meliput angka nol

Setelah semua baris dari kolom memiliki angka nol, maka tariklah garis seminimum mungkin, baik vertical maupun horizontal yang bisa menghubungkan angka nol.

Pekerja Karywan I II III IV Dalam Rupiah

A B C D

20 28 16 26

24 20 18 30

20 18 14 16

16 30 16 32

Pekerja Karywan

I II III IV Dalam Rupiah

A B C D

4 2 2 6

0 10 0 2

4 12 4

16

8 0 2 0

Pekerja Karywan

I II III IV Dalam Rupiah

A B C D

4 2 2 6

0 10 0 2

0 8 0

12

8 0 2 0

Pekerja Karywan

I II III IV Dalam Rupiah

A B C D

4 2 2 6

0 10 0 2

0 8 0

12

8 0 2 0

Page 34: DIKTAT PROGRAM LINEAR - pmat.stkipbjm.ac.id

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA STKIP PGRI BANJARMASIN

Diktat Program Linear Oleh Abdul Jabar Halaman ke - 30

Apakah penugasan sudah optimal? Belum optimal karena jumlah garis yang dibuat itu masih

lebih kecil dibanding dengan jumlah baris atau kolom yang belum terliput garis.

Untuk merubah table diatas dilakukan langkah sebagai berikut :

• Pilih angka terkecil diantara semua angka yang belum terliput dengan garis dan

kurangkan semua angka yang belum terliput garis dengan angka terkecil tersebut.

• Angka yang terliput dengan garis vertical dan horizontal, tambahkan dengan angka

terkecil yang belum terliput dengan garis, sehingga menghasilkan table Perubahan Total

Opportunity Cost Matrix sebagai berikut :

Tabel diatas sudah optimal, karena garis yang dibuat sudah 4 garis, sama dengan jumlah

baris atau jumlah kolom.

Setelah itu letakkan karyawan pada salah satu pekerjaan yang nilainya pada Total

Opportunity Cost = 0 (Cari Biaya Terendah) tiap kolom atau baris, dan satu pekerjaan bisa

diisi oleh satu orang saja dan tambahkan semua biaya agar diperoleh biaya keseluruhan

sebagai berikut :

Karyawan Tugas yang ditempati Biaya yang dikeluarkan

A II Rp. 24 B I Rp. 28 C III Rp. 14 D IV Rp. 32

Jumlah Rp.96 Biaya yang tercantum pada kolom ke 3 merupakan biaya yang diambil dari Tabel Biaya

Awal Penugasan.

Jumlah biaya Rp. 96 merupakan biaya termurah dibanding dengan semua alternative lain.

SOAL LATIHAN

1. Sebuah perusahaan pengecoran logam mempunyai empat jenis mesin yang diberi nama M1,

M2, M3 dan M4. Setiap mesin mempunyai kapasitas yang berbeda dalam pengoperasiannya.

Dalam minggu mendatang perusahaan mendapatkan pesanan untuk menyelesaikan empat

jenis pekerjaan (job) yaitu J1, J2, J3 dan J4. Biaya pengoperasian setiap pekerjaan oleh keempat

mesin dapat dilihat dalam tabel berikut:

Mesin Job

M1 M2 M3 M4

J1 210 150 180 130 J2 140 160 200 190 J3 150 175 220 200 J4 200 115 160 190

Masalahnya adalah bagaimana menugaskan keempat mesin untuk menyelesaikan keempat

jenis pekerjaan agar total biaya pekerjaan minimum!

2. Seorang pengusaha konveksi mempunyai 4 orang karyawati yangmemproduksi 4 jenis produk.

Jumlah produk yang dihasilkan masing-masingkaryawan tiap bulannya dapat dilihat pada tabel

berikut:

Pekerja Karywan

I II III IV Dalam Rupiah

A B C D

4 0 2 4

0 8 0 0

0 6 0

10

10 0 4 0

Page 35: DIKTAT PROGRAM LINEAR - pmat.stkipbjm.ac.id

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA STKIP PGRI BANJARMASIN

Diktat Program Linear Oleh Abdul Jabar Halaman ke - 31

Produk Karyawati

Celana panjang Rok Hem Baju safari

Ulfah 6 7 10 9 Salma 2 8 7 8 Rana 8 9 5 12 Nabila 7 11 12 3

Buat penugasan agar jumlah produk yang dihasilkan bisa maksimum!

Page 36: DIKTAT PROGRAM LINEAR - pmat.stkipbjm.ac.id

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA STKIP PGRI BANJARMASIN

Diktat Program Linear Oleh Abdul Jabar Halaman ke - 32

DAFTAR PUSTAKA

Taha,H. Operation Research An Introduction, Edisi 4, Macmillan,New York

Bronson, R.Theory and Problem of Operation Research ,McGraw-Hill, Singapore.

Pangestu,S., Asri,M. dan Handoko, H. 2000.Dasar-DasarOperation Research, Yogyakarta.

Aminudin.2005. Prinsip-Prinsip Riset Operasi, Erlangga.

Zamit, Y.Manajemen Kuantitatif, BPFE, Yogyakarta