diktat patu

128
WALET (Collocalia) Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 1 WALET (Collocalia) Sistematika Kingdom : Animal Fillum : Chordata Sub Filum : Vertebrata Klas : Aves Familia : Apodidae Genus : Collocalia Species : Collocalia fuciphagus (walet putih) Collocalia maxima (walet sarang hitam) Collocalia gigas (walet besar) Collocalia brevirostris (walet gunung) Collocalia vanikorensis (walet sarang lumut) Collocalia esculenta (walet sapi) Species walet umumnya dibedakan berdasarkan :  ukuran tubuh  warna bulu  bahan yang dipakai untuk membuat sarang Perbedaan Walet dan Kapinis (sriti) Keterangan Walet Kapini s Famili Apodidae Hirunidae Inggris Swift Swallow Kaki Lemah, tidak dapat bertengger Kuat, dapat bertengger Sayap Panjang, runcing dan melengkung Panjang, runcing dan lurus Ekor Terdapat celah Tidak terdapat celah Sarang Dari air liur Dari tanah dan rumput Panjang badan 9– 45 cm 10 –23 cm Produksi Telur 2 butir/periode 3 6 butir/perio de Warna kerabang Putih Putih atau bercak-bercak coklat muda

Upload: ichsan-alfan

Post on 13-Apr-2018

420 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 1/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 1 

WALET (Collocalia)

Sistematika

Kingdom : Animal

Fillum : Chordata

Sub Filum : Vertebrata

Klas : Aves

Familia : Apodidae

Genus : Collocalia

Species : Collocalia fuciphagus (walet putih)

Collocalia maxima (walet sarang hitam)

Collocalia gigas (walet besar)Collocalia brevirostris (walet gunung)

Collocalia vanikorensis (walet sarang lumut)

Collocalia esculenta (walet sapi)

Species walet umumnya dibedakan berdasarkan :

•  ukuran tubuh

•  warna bulu

•  bahan yang dipakai untuk membuat sarang

Perbedaan Walet dan Kapinis (sriti)

Keterangan Walet Kapinis

Famili Apodidae Hirunidae

Inggris Swift Swallow

Kaki Lemah, tidak dapat bertengger Kuat, dapat bertengger

Sayap Panjang, runcing dan melengkung Panjang, runcing dan lurus

Ekor Terdapat celah Tidak terdapat celah

Sarang Dari air liur Dari tanah dan rumput

Panjang badan 9– 45 cm 10 –23 cm

Produksi Telur 2 butir/periode 3 – 6 butir/periode

Warna kerabang Putih Putih atau bercak-bercak coklat

muda

Page 2: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 2/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 2 

Jenis Walet Di Indonesia

1. Walet Putih (Collocalia fuciphagus atau Aerodramus fuciphagus atauedible-nest swiflet)

•  Bulu berwarna cokelat kehitam-hitaman dengan bulu bagian bawah keabuan

atau cokelat.

•  Sarang terbuat dari air liur berwarna putih

•  Panjang badan 12 cm

•  Bertelur 2 butir/periode berwarna putih

•  Habitat : celah-celah batu karang dan gua kapur

•  Penyebaran : Asia Tenggara, Filipina, Kalimantan, Sumater, jawa dan Bali

2. Walet Besar (Collocalia gigas atau Hidrochous g igas atau giant swiflet)•  Bulu berwarna hitam dengan bagian bawah cokleat tua

•  Sarang terbuat dari akar-akaran, lumut serat dengan karekteristik semrawut

dan kotor.

•  Panjang badan 16 cm

•  Bertelur 1 butir/periode berwarna putih

•  Habitat : perbukitan dan huta-hutan pegunungan

•  Penyebaran : Semenanjung Malaya, Sumatera, Kalimantan, dan Jawa

3. Walet Sarang Hitam (Collocalia maxima atau Aerodramus maximus ataublack-nest swiflet)

•  Bulu berwarna cokelat kehitam-hitaman dengan bulu ekor cokelat kelabu

•  Sarang terbuat dari air yang tercampur dengan bulunya yang berwarna hitam

•  Panjang badan 12 cm

•  Bertelur 1 butir/periode berwarna putih

•  Habitat : Pesisir pantai atau pegunungan berkapur

•  Penyebaran : Himalaya Timur, Filipina, Kalimantan, Sumatera dan Jawa

4. Walet Gunung (Collocalia brevirostris atau Aerodramus brevirostris atauHimalayan swiflet)

•  Bulu berwarna hitam dengan bulu ekor abu-abu kehitam-hitaman

•  Sarang terbuat dari rumput-rumputan dan sedikit air liur atau tidak

menggunakan air liu (tidak dapat dimakan)

•  Panjang badan 14 cm

•  Bertelur 2 butir/periode berwarna putih

•  Habitat : tebing atau puncak gunung

•  Penyebaran : Himalaya, China, Asia Tenggara, Filipina, Sumatera dan Jawa

Barat

Page 3: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 3/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 3 

5. Walet Sarang Lumut (Collocalia vanikorensis atau Aerodramusvanikorensis atau moss-nest swiflet)

•  Bulu berwarna cokelat kehitam-hitaman dengan bulu ekor lebih gelap

•  Sarang terbuat dari air liur yang tercampur lumut

•  Panjang badan 12 cm

•  Bertelur 2 butir/periode berwarna putih

•  Habitat : bagian gua yang lebih dalam

•  Penyebaran : Kalimantan, Sumatera, Jawa sampai daerah Pasifik Barat Daya

6. Walet Sapi (Collocalia esculenta atau white-bellied swiflet)

•  Bulu berwarna hitam kebiru-biriuan dengan bagian bawah berwarna kelabu

gelap, dan bagian perut agak putih.

•  Sarang terbuat dari campuran lumut dan rumput yang direkatkan dengan airliur.

•  Panjang badan 10 cm

•  Bertelur 2 butir/periode berwarna putih

•  Habitat : padang rumput berpohon terbuka atau hutan.

•  Penyebaran : Himalaya, Asia Tenggara, Papua Nugini, Australia, Jawa dan

Bali.

Karakteristik Walet•  Habitat aslinya bersarang digua-gua yang terpencil dan gelap atau ditebing-

tebing yang curam dekat laut lepas.

•  Menyukai daerah yang terdapat perairan, pada rumput atau pepohonan yang

menghasilkan serangga-serangga kecil.

•  Walet tidak menyukai daerah yang tandus serta daerah dengan ketinggian diatas

1500 meter di atas permukaan laut.

•  Lokasi sarang memerlukan kelembaban ruangan 85 – 95 % dengan suhu antara

25 – 29oC.

•  Lokasi walet harus tenang, aman dan belum tercemar oleh polusi udara.

•  Walet hidup berkelompok atau berkoloni

•  Walet akan tetap pulang kandang ke lokasi asalnya selama keadaan tempat asal

tersebut sesuai dan aman.

Tingkah Laku Walet

Secara umum tingkah laku walet yang khas terdiri dari empat yaitui tingkah

laku makan (fooding behaviour ), tingkah laku pulang ke sarang (hooming behaviour

Page 4: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 4/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 4 

), tingkah laku membuat sarang (nesting behaviour), tingkah laku berkembang biak

(sexual behavior ).

Fooding Behaviour

Makanan utama walet adalah serangga seperti wereng, belalang kecil, semut

bersayap, laron dan kumbang kecil. Diantara serangga tersebut wereng merupakan

makanan utamanya. Walet biasanya memakan serangga dewasa yang sedang

terbang, dan tidak suka memangsa larva atau telur serangga.

Walet mencari makan pada jam 05.00 – 18.00 dengan ketentuan sebagai berikut :

  05.00 – 07.00 : Sawah dan Tegalan

  08.00 – 11.00 : Hutan dan Perkebunan

  12.00 – 15.00 : Sungai dan Rawa  16.00 – 18.00 : Sawah dan Tegalan

Homing Behaviour  

Tingkah laku walet pulang kesarangnya meliputi waktu pulang ke sarang, cara

terbang sebelum sampai disarang dan sifat keterikatan dengan tempat

bersarangnya.

Burung ini mulai pulang ke sarangnya pada pukul 16.00 dan mencapai

puncaknya pada saat mulai matahari terbenam jam 18.00. Namun diluar musimberkembang biak, walet mempunyai perilaku pulang lebih malam yaitu sampai pukul

19.00.

Pada saat pulang cara terbang walet cukup unik. Sebelum memasuki

sarangnya, walet akan terbang cepat dengan arah lurus selanjutnya setelah

memasuki pintu masuk tempat berdiamnya, cara terbang walet beralih dari lurus

menjadi berputar-putar (rooving area).

Sifat khas dari homing behavior adalah keterikatannya yang kuat dengan

tempat asalnya. Burung ini akan selalu kembali ke tempat berdiamnya selama

tempat tersebut dianggap aman dan nyaman.

Nesting Behaviour  

Walet membuat sarang pada malam hari, karena pagi hingga sore hari Walet

mencari makan. Pasangan walet jantan dan betina akan membuat sarangnya

secara bergantian dari air liurnya. Setelah sarang selesai dibuat maka betina akan

mulai bertelur, dan umumnya akan bertelur dua butir.

Berdasarkan kebiasannya, walet dapat membuat sarang tanpa berhenti setiap

tahunnya. Namun sarang yang dibuat di luar musim berkembang biak, berukuran

Page 5: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 5/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 5 

kecil dan tidak sempurna. Sarang ini hanya berfungsi sebagai tempat bergantung

dan beristirahat saja. Sebaliknya pada saat musim berkembang biak antara bulan

September sampai dengan April, ukurannya lebih besar, tebal dan bentuknya lebih

sempurna. Hal ini disebabkan sarang selain berfungsi tempat bergantung juga

tempat bertelur dan mengerami.

Pembuatan sarang di mulai pada bulan September dan mencapai puncaknya

pada bulan November, selanjutnya pembuatan sarang mulai menurun dan berakhir

pada bulan April. Pembuatan sarang pada musim berkembang biak dibutuhkan

waktu 40 hari, sedangkan selain musim berkembang biak memerlukan waktu 80 hari.

Hal ini disebabkan ketersedian air liur sebagai bahan utama dalam pembuatan

sarang.

Pada umumnya pemungutan sarang pada musim berkembang biak akanmerangsang walet untuk segera membuat sarang penggantinya. Pembuatan sarang

penggantinya memerlukan waktu lebih pendek dibandingkan pembuatan sarang

pertama. Namun perlu diketahui pemungutan sarang yang dilakukan secara

berturut-turut, terlebih lagi jika pemgungutan sarang pada saat bertelur atau

mengeram akan menyebabkan hilangnya rasa aman bagi Walet. Akibatnya walet

akan berhenti membuat sarang.

Sexual BehaviourMusim berbiak walet ditandai dengan banyaknya pasangan walet yang saling

berkejaran. Secara alami, walet akan memilih musim kawin dan berbiak menjelang

musim hujan. Hal ini berkaitannya dengan ketersedia serangga yang berlimpah

sebagai makananya untuk anaknya yang baru menetas.

Perkawinan walet terjadi setelah pembuatan sarang sempurna dan dilakukan

pada malam hari. Proses perkawinan dapat berlangsung beberapa kali dalam

semalam. Secara alami Walet tidak mengawini saudaranya, sehingga dapat

dihindari penurunan daya tetas dan kecacatan pada anak yang baru menetas.

 Antara 5 – 8 hari setelah proses perkawinan, Walet betina akan bertelur.

Selanjutnya pasangan Walet secara bergantian mengerami telurnya setelah jumlah

telurnya dua butir. Telur-telur akan dierami selama 13 – 15 hari. Setelah menetas,

anak Walet selama 45 hari disuapi oleh kedua induknya secara bergantian. Anak

Walet dapat bisa terbang dan mencari makan sendiri setelah berumur 45 hari.

Habitat Walet

Habitat Walet meliputi habitat makro dan habitat mikro. Habitat makro dan

mikro pada walet perlu diperhatikan agar dapat dicapai produksi yang optimal dalam

Page 6: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 6/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 6 

pembuatan sarang. Habitat makro merupakan lingkungan atau tempat walet mencari

makan, sedangkan habitat mikro yaitu tempat berdiamnya walet.

Persyaratan yang harus dipenuhi oleh habitat makro yaitu :

•  daerah basah dengan musim hujan lebih dari 6 bulan

•  daerah hutan tropis

•  daerah pertanian subur dengan irigasi yang baik

•  daerah perikanan yang terdapat banyak tambak, danau, kolam atau rawa

•  daerah dataran rendah sampai ketinggian 500 m dpl

•  temperatur ideal 28 – 30oC

•  daerah yang masih bersih udaranya dan belum tercemar industri

•  daerah yang tidak banyak berhembus angin kencang

•  daerah yang tidak banyak dihuni oleh musuh walet (predator)

Habitat mikro tempat berdiamnya walet. Pada dasarnya yang harus dipenuhi

oleh habitat mikro untuk walet yaitu kondisi yang gelap, tempetarur yang sesuai,

lembab dan lingkungan yang tenang. Berdasarkan habitat mikro, maka walet bisa

hidup di gua dan bangunan. Di gua walet hanya dapat beradaptasi dengan gua

kapur dan gua pantai, sedangkan bangunan atau rumah yang dapat dihuni oleh

walet yaitu rumah tradisional dan rumah modern. Rumah tradisional yang dimaksud

untuk tempat walet yaitu rumah atau bangunan kuno baik yang masih dihunimanusia ataupun sudah tidak didiami oleh manusia. Rumah modern walet yaitu

rumah yang dibuat khusus untuk dihuni oleh walet saja dengan persyaratan tertentu,

misalnya rumah bintang lima.

Persyaratan rumah walet bintang lima meliputi :

•  Keamanan terjamin

•  Habitat makronya sehat dan secara umum baik

•  Suhu dan kelemban udara terjamin stabil

•  Tersedia fasilitas hujan buatan, identitas bau, dan cairan perangsang

•  Fasilitas extra fooding terjamin

Dalam pembuatan rumah walet bintang lima yang harus diperhatikan adalah

keadaan fisik bangunan dan komponen fisik bangunan.

KEADAAN FISIK BANGUNAN

1. Persyaratan kaca susu

•  Kelembaban

Page 7: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 7/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 7 

Kelembaban dalam bangunan yang ideal untuk burung walet yaitu 85 – 95 %,

apabila kelembaban kurang menyebabkan walet tidak mau kawin.

Kelembaban sangat diperlukan pada saat musim kemarau. Untuk

menciptakan kelembaban yang stabil dipasang alat pengkabutan buatan atau

wadah-wadah yang diisi air.

•  Aroma

Rumah yang beraroma air liur dan kotoran walet akan memikat walet untuk

mendiaminya. Aroma yang disukai walet dapat dibuat dengan menebarkan

atau mengoleskan campuran kotoran dan sarangnya ke lantai, dinding dan

atap bangunan walet atau dapat juga menggunakan prafum buatan yang

sudah banyak diperjual belikan untuk memikat walet. Parfum buatan ini terdiridari sarang, vitamin dan antistress.

•  Cahaya

Kebutuhan cahaya di rumah walet yaitu antara 0,5 –2,0 foot candle atau

setara dengan dua nyala lilin. Pada rumah walet, cahaya yang masuk hanya

lewat lubang tempat keluar masuknya burung tersebut. Lubang tersebut

biasanya berbentuk persegi atau bulat. Untuk ukuran yang berbentuk persegi

yaitu 60 x 80 cm, 15 x 40 cm, 12 x 80 cm, sedangkan untuk ukuran bulatberdiameter 20 cm.

•  Suhu

Suhu optimal pada bangunan walet anatara 26 – 29oC. Untuk dapat

menciptakan kondisi tersebut disekitar bangunan walet yaitu menanam

pepohonan, kolam dan menyediakan serangga akuatik sebagai pakan walet.

•  Suara

Rumah walet yang menghasilkan suara dari sekumpulan atau koloni walet

dapat memikat walet lainnya. Oleh karena itu untuk bangunan yang baru

dibuat dapat dilantunkan suara walet melalui kaset.

2. Pengaturan ruangan

Dalam pembuatan gedung atau rumah walet harus disesuaikan dengan habitat

aslinya di gua. Oleh karena itu perlu pengaturan ruangan dengan baik. Secara

umum rumah walet dibagi menjadi beberapa ruangan yaitu :

•  Roving area

Page 8: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 8/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 8 

Merupakan bagian dari habitat walet yang berupa lapangan tempat berputar-

putar sebelum walet masuk ke bangunan atau rumah walet. Ukuran minimum

dari luas ruangan ini yaitu 3 x 3 m.

•  Roving Room

Suatu ruangan dalam rumah walet yang berada tepat didepan pintu masuk

walet. Ruangan ini biasanya digunakan oleh Walet untuk berputar saat

sebelum walet ke luar dari rumah walet.

•  Resting Room

Merupakan ruangan tempat walet beristirahat dan membuat sarang. Untuk

mendapatkan produksi sarang yang tinggi maka ruang istirahat harus dibuatremang-remang. Untuk mencegah cahaya yang masuk secara berlebihan,

ruangan ini selalu dalam keadaan lembab.

KOMPONEN FISIK BANGUNAN

1. Fondasi bangunan

Untuk meningkatkan kualitas fisik rumah walet bintang 5 maka fondasi bangunan

harus dibuat kuat sehingga tahan gempa.

2. Lantai bangunan

Lantai bangunan walet harus dibuat lurus, padat dan tidak berlubang-lubang.

Sebaiknya lantai diplester atau disemen, agar tidak mudah becek dan kotor serta

menjaga keamanan dari pencurian yang masuk dengan cara melubangi tanah

(ngerong).

3. Dinding Bangunan

Untuk model bangunan walet biasa atau tidak bertingkat dibuat dengan

ketinggian 4 – 6 m, sedangkan untuk rumah dibuat dua tingkat dinding tembok

dengan ketinggian 8 – 10 m. Dinding bangunan dibuat tebal sehingga kedap

suara, suhu, dan kelembaban. Bagian luar dinding diplester dan dibuat licin agar

predator seperti tikus tidak dapat masuk, sedangkan bagian dalam dinding

dioplester dibuat permukaannya kasar agar walet yang baru belajar terbang tidak

mengalami kesulitan ketika akan hinggap di tembok rumah tersebut. Sebaiknya

dinding bagian dalam jangan di cat karena walet sangat peka dengan bau cat.

4. Plafon dan kerangka

Page 9: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 9/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 9 

Plafon (langit-langit) untuk rumah walet sebaiknya dibuat dari kayu yang awet,

kering dan tua. Kayu jangan di cat atau diberi bahan kimia lainnya karena

baunya akan mengganggu walet. Sebaiknya, kayu untuk plafon jangan dibuat

licin karena akan menyulitkan walet menempelkan air liurnya.

5. Atap Bangunan

 Atap rumah walet dibuat lebih tinggi agar gerak walet tidak terganggu, serta

kelembaban dan suhu ruang lebih stabil. Atap luar rumah walet sebaiknya dari

genteng agar tahan lama, dapat meredam panas sehingga suhu dan kelembaban

ruangan sesuai dengan kondisi pemeliharaan walet.

6. Bagian Tambahan bangunanBagian tambahan bangunan pada rumah walet diantaranya pintu, lubang untuk

keluar masuk walet, lubang ventilasi dan pagar pengaman.

Pintu bertujuan untuk keluar masuk pekerja atau peternak walet. Pembuatan

pintu ini harus dibuat dari bahan yang kokoh dan kuat agar tidak mudah dijebol

pencuri.

Lubang untuk keluar masuk walet dapat berbentuk persegi atau bulat. Ukuran

masing-masing bentuk telah dijelaskan bagian cahaya pada persyaratan kaca

susu.Lubang ventilasi dibuat dari paralon berbentu bentuk “L”, kedua lubang paralon

ditutup dengan kasa halus sehingga hama pengganggu tidak dapat masuk, tetapi

sirkulasi udara tetap berjalan lancar.

Pagar pengaman sebaiknya dibuat disekeliling rumah walet. Pagar pengaman ini

dapat berupa tembok atau pagar besi yang kokoh.

Memikat Walet

1. Pasif (membiarkan rumah kosong)

2. Semiaktif (penyediaan pakan dan kaset pemanggil walet)

3. Aktif (menetaskan telur)

Reproduksi

Perilaku kawin walet sangat unik dan khas, yaitu dilakukan saat terbang

disiang hari dan dilajutkan saat mennempel disirip pada malam hari. Proses kawin

terbang ini didahului dengan kejar-kejaran sambil mengeluarkan bunyi. Selanjutnya

betina yang aada didepan jantan membalikkan tubuhnya dengan posisi terlentang.

Posisi ini memudahkan organ kelamin jantan ditempelkan pada organ kelamin

Page 10: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 10/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 10 

betina. Proses kawin terbang berlangsung sangat cepat dan berulang-ulang hingga

tiga kali. Secara alami walet memilih musim kawin dan berkembang biak menjelang

musim hujan. Hal ini berkaitan dengan ketersediaan serangga yang berlimpah

sebagai makanan untuk anaknya yang baru menetas.

Secara alami walet tidak mengawini saudaranya, sehingga dapat dihindari –

penurunan daya tetas dan kecatatan pada anak yang baru menetas. Antara lima

sampai delapan hari setelah proses perkawinan, walet betina akan bertelur.

Kemudian pasangan walet secara bergantian mengerami telurnya setelah telurnya

berjumlah dua butir. Telur walet dierami selama 13-15 hari. Setelah menetas, anak

walet selama 45 hari disuapi oleh kedua induknya secara bergantian. Anak walet

dapat terbang dan mencari makan sendiri setelah berumur 45 hari.

Makanan Walet

Kebutuhan pakan setiap burung walet sangat banyak yaitu sekitar 1000-1500

ekor serangga perhari. Cara memakan walet tidak dapat diubah dari menyambar ke

mematuk. Makanan utama walet adalah serangga seperti laron, wereng, semut

bersayap, kumbang kecil, belalang kecil. Ukuran serangga yang menjadi makanan

utama walet adalah sangat kecil dan halus, dengan panjang sekitar 2 mm. Jeni

serangga kecil ini sering terdapat didaerah basah dan subur, contohnya rawa,

danau, sawah, tambak, dan kolam. Didaerah yang ketersediaan pakannya melimpahkualitas sarang waletnya lebih baik, tebal dan besar.

Memancing walet bisa dilakukan dengan pendekatan dari sisi pakannya.

Burung walet mencari pakan berupa serangga-serangga kecil yang beterbangan di

sawah, rawa-rawa, atau di daerah yang banyak pepohonannya. Untuk menyediakan

pakannya ditebarkan jerami di lantai dalam rumah. Tumpukan jerami tersebut

diperciki air supaya cepat membusuk. Tak lama setelah membusuk, di dalam

tumpukan jerami akan muncul kutu-kutu kecil yang merupakan pakan walet. Kutu-

kutu ini juga bisa dikulturkan dengan menebar menir (butiran beras patah dua).

Setelah menir ditebar lalu diberi percikan air. Setelah 4- 5 bulan, menir-menir akan

membusuk dan keluarlah kutu-kutu yang siap disambar walet.

Penyediaan pakan di luar atau di sekeliling rumah walet juga dapat dilakukan

dengan cara membuat kolam. Kolam ini akan dihuni serangga-serangga akuatik.

Jarak kolam juga sebaiknya agak dekat (sekitar 1-2 m) dengan rumah. Sebab

disamping sebagai penyedia serangga-serangga akuatik juga dapat digunakan untuk

keperluan lain yang masih ada kaitannya dengan usaha mengoptimalkan kondisi

rumah walet, seperti pengendalian suhu atau menjaga kelembaban.

Page 11: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 11/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 11 

Kualitas Sarang Walet

Sarang walet yang dipanen haruslah berkualitas yang baik, karena semakin

baik kualitasnya harganya makin tinggi. Kualitas sarang walet ini dipengaruhi oleh

beberapa faktor yaitu :

Warna Sarang

Sarang walet berwarna merah, putih, kuning, biru, hitam dan coklat. Sarang walet

berwarna merah harganya lebih tinggi dibandingkan yang lainnya, sedangkan sarang

coklat harganya yang paling murah. Warna sarang walet dipengaruhi oleh sumber

makanan terutama serangga.

Bentuk SarangBentuk sarang dipengaruhi oleh faktor tempat menempel, cara pembuatan dan cara

penyimpanan sarang. Bentuk sarang walet yang paling tinggi harganya yaitu sarang

mangkokan, sarang ini berbentuk seperti mangkok dibelah dua. Sarang mangkokan

ini diperoleh dari sarang yang menempel di tengah-tengah sirip. Sarang sudut yaitu

sarang berbentuk mangkok yang dibelah empat, sarang ini dibuat pada sudut-sudut

sirip. Sarang sudut kurang disukai danm harganya relatif lebih murah dibandingkan

sarang mangkokan.

Ukuran Sarang

Ukuran sarang walet dipengaruhi oleh produtivitas air liur, cara memanen, dan

dimakan predator. Produktivitas air liur dipengaruhi oleh kondisi fisik walet dan

musim. Cara panen mempengaruhi ukuran sarang. Terdapat cara panen sarang

burung yaitu :

Panen Rampasan

Panen sarang walet yang dilakukan sebelum sarang tersebut dipakai bertelur. Panen

sarang ramppasan bentuknya tidak bersih namun warnanya putih.

Panen Buang Telur  

Panen sarang yang dilakukan pada saat sudah bertelur dua butir. Sarang yangdihasilkan ukuran cukup besar, bersih dan berwarna putih, serta harganya yangpaling mahal diantara jenis sarang lainnya.

Panen Tetasan

Panen sarang walet yang dilakukan setelah dipakai untuk mengasuh anak-anaknya

hingga bisa terbang. Sarang yang dihasilkan kurang besar, tebal, kotor dan

harganya tidak tinggi.

Page 12: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 12/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 12 

Panen Selekti f

Panen sarang walet yang tidak dilakukan secara bersama-sama, sesuai dengan

kebutuhan. Misalnya hanya memanen sarang panen tetasan saja atau panen buang

telur saja.

Kebersihan Telur

Kebersihan sarang walet menentukan harga jual. Kebersihan sarang ini dipengaruhi

oleh bulu walet, kotoran kepiding, kerabang telur walet, kotoran anak walet, kotoran

lipas.

Keutuhan SarangSarang walet yang baik yaitu sarang yang bentuknya masih utuh dan teratur. Faktor

yang mempengaruhi keutuhan sarang walet yaitu sarang dimakan oleh binatang atau

serangga, dipanen dengan cara kurang baik, sarang disimpan dengan cara kurang

baik, sarang ditempatkan pada bagian sirip (atap) yang kurang baik.

Mutu Sarang Walet

Mutu merah atau Mutu DarahJenis sarang ini adalah yang terbaik mutunya. Sarang warna merah, terlihat bersih

tanpa kotoran. Ukuran sangat besar karena sarang ini merupakan panen buang

telur. Berat sekitar 9 gram per sarang. Garis tengah sarang sekitar 10 cm. Satu

kilogram sarang terdiri atas 100-130 buah sarang.

Mutu Perak atau Mutu Balkon

Warna sarang putih, bersih dan tidak terdapat kotoran, ukuran besar dan

merupakan panen buang telur. Berat sekitar 8 gram per sarang. Garis tengah sarang

sekitar 10 cm. Satu kilogram sarang terdiri atas 110-140 buah sarang.

Mutu Bulu

Jenis sarang ini bermutu sedang, merupakan panen buang telur. Karakteristik

sarang ini sama dengan kedua jenis di atas namun sarangnya banyak bercampur

bulu walet.

Mutu Sarang Rampasan

Jenis sarang ini merupakan hasil panen rampasan, warna putih, tidak terdapat

kotoran, bentuk tidak sempurna, tipis dan kecil.

Page 13: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 13/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 13 

Mutu Sarang Pecah

Jenis ini bermutu rendah. Srang merupakan panen rampasan, bentuk tidak

beraturan, banyak yang pecak, remuk dan hancur.

Mutu Sarang Tetasan

Jenis ini merupakan hasil panen tetasan, ukuran besar, terdapat kotoran walet, noda

kutu busuk, rusak dimakan semut atau kecoa.

Mutu Sarang Hancuran

Srang jenis ini mujtunya yang paling rendah. Bentuknya tidak beraturan, pecah,

remuk dan kecil-kecil.

Faktor Penghambat Burung Walet

•  Gangguan karena Lingkungano  Asap dari pembakaran sampaho  Bau insektisida yang tajamo  Suara keraso  Perubahan warna yang mencoloko  Atap yang tidak rapat

•  Ganggua Karena Musuh Alamio  Tikuso

  Semuto  Kecoao  Kutu Busuko  Tokeko  Kelelawaro  Elango  Ularo  Pencuri

Page 14: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 14/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 14 

Merpati (Columba livia) 

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Subphylum : Vertebrata

Class : Aves

Order : Columbiformes

Family : Columbidae

Genus : Columba

Species : Columba livia 

DeskripsiMerpati termasuk jenis burung yang paling akrab dengan manusia. Di negara-

negara Barat merpati sering dibiarkan hidup liar di pusat-pusat kota tanpa diganggu.

Namun di Indonesia, hal seperti itu tidak dapat dijumpai, umumnya merpati dipelihara

sebagai hobi atau kesenangan. Di kota ataupun di pedesaan, merpati umumnya

hanya dilepas dan diberi pakan ala kadarnya.

Salah satu kelebihan merpati, dibandingkan dengan binatang lain, adalah

kemampuannya mengenali medan. Kemampuan ini membuat merpati mudah pulang

kandang kendati telah terbang jauh dari rumahnya. Selain itu, merpati menuntutpersyaratan khusus untuk kelangsungan hidupnya. Makanan dan perawatannya

tidak sulit, lagipula cukup mudah dikembangbiakkan. Merpati memiliki perilaku yang

sangat jinak sehingga banyak disukai orang. Walaupun umumnya merpati dipelihara

untuk hobi semata, tidak tertutup kemungkinan untuk dibududayakan secara intensif.

Berdasarkan catatan sejarah merpati telah banyak dipelihara orang sejak 3000

SM (sebelum masehi) di Mesir. Penyebaran Merpati liar meliputi Eropa, Asia Barat

Daya, Afrika Utara. Namun setelah didomestikasi penyebarannya di seluruh belahan

dunia.

HabitatMerpati dikenal dengan istilah Rock Dove, Domestic Pigeon, Rock Pigeon,

Feral Pigeon. Hal ini disebabkan merpati liar hidupnya di sepanjang karang tepi laut

berbatu-batu, dekat dengan daerah pertanian, semak beluka. Setelah didomestikasi

merpati tinggal di bangunan, gedung pencakar langit.

Page 15: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 15/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 15 

Merpati berdasarkan tujuan dapat dibagi ke dalam 4 kelompok yaitu :

1. Perlombaan balapan (racing)

2. Kegemaran (fancy/exhibition)

3. Produksi daging (utility)

Terdapat 200 bangsa dan varietas merpati, tetapi dari sekian banyak varietas

yang cukup terkenal hanya King, Carneau, Giant Homer dan Mondaine. Dari

sepasang merpati unggul yang diseleksi dengan baik dapat dihasilkan 10 sampai 14

merpati potong (squab) setahun dengan bobot sekitar 340 – 675 gram tergantung

bangsanya pada umur 26 – 28 hari.

Bangsa-bangsa Merpati UnggulKing

Terdapat dua varietas merpati King yang populer dibudidayakan untuk merpati

potong yaitu merpati potong King Putih dan King Perak. Merpati King Putih adalah

keturunan dari Runt, Homer, Maltese dan Duchess yang dihasilkan di Amerika Seikat

pada tahun 1891.

Ciri-ciri King Putih :

•  Warna bulu seluruh bagian tubuh

adalah putih dan merapat ke tubuh•  Warna kulit putih sedikit kemerah-

merahan (pinkish white)

•  Tulang dada melengkung ke luar (ke

depan) sehingga dada tampak penuh

membusung dan lebar.

•  Pembawaan tubuhnya tegak dengan

ekor horisontal

•  Kepala relatif besar dan bulat

•  Leher besar

•  Tubuh padat berbentuk persegi

•  Merpati tua dapat mencapai bobot

badan antara 730 – 850 gram

sedangkan yang muda antara 670 – 790 gram.

•  Induk unggul dapat menghasilkan 12 – 15 anak dalam setahun dengan bobot

siap potong antara 450 – 670 gram.

•  King Putih merupakan bangsa merpati yang paling populer untuk dibudidayakan.

Page 16: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 16/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 16 

•  King Perak merupakan keturunan dari tetua King Putih, hanya perbedaannya

salah satu persilanganya yaitu Duchess diganti dengan Mondaine. Ciri-ciri King

Perak hampir sama dengan King Putih, kecuali kulit berwarna terang.

CarneauBangsa merpati ini dihasilkan di Perancis. Varietas Carneau yang terkenal

adalah merah dan Putih dan yang putih paling digemari. Anak merpati yang

dihasilkan lebih kecil dari King.

Ciri-ciri :

•  Warna bulu Carneau Merah adalah

merah coklat (deep red chestnut)

pada semua bagian tubuh, sedangkanCarneau Putih berwarna putih pada

seluruh tubuh.

•  Tubuh padat dan dada lebar

•  Pembawaan tubuhnya tegak, tidak

ada bagian-bagian tubuh yang

mempunyai penampilan gemuk.

•  Sayap dan ekor sedikit lebih panjang

dari King.•  Kepala sedang, lebar di bagian antara

kedua mata dan bagian atas bulat.

•  Bobot yang disukai atau dipilih oleh

peternak adalah 645 – 730 gram

untuk jantan tua, untuk betina tua dan jantan muda 616 – 700 gram dan betina

muda 590 – 700 gram.

HomerDari bangsa Homer, Giant Homer

merupakan paling banyak digunakan. Varietas

merpati Homeryang populer dibudidayakan adalah

yang biru dan putih. Kelebihan merpati Giant

Homer dibandingkan dengan merpati lain adalah

kuat (hardy), cepat berbiak dan peloloh anak yang

tekun serta pengasuh anak yang baik.

Ciri-ciri :

•  Warna bulu Giant Homer adalah abu-abu lebih

Page 17: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 17/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 17 

tua pada bagian kepala, ekor dan ujung-ujung sayap, bulu merapat ke tubuh.

•  Bentuk badan yang ideal yaitu dada lebar dan dalam

•  Warna kulit terang walaupun ada kecenderungan berwarna gelap

•  Bentuk tubuh lebih panjang dan tidak begitu kompak ataupun persegi

dibandingkan merpati King.

•  Bobot ideal untuk jantan muda dan tua yaitu 675 – 760 gram, sedangkan betina

muda dan tua yaitu 620 – 700 gram

•  Kurang senang berkelahi

•  Menghasilkan anak lebih banyak (prolifik)

•  Anak yang dihasilkan mempunyai bobot sedang

Swiss MondaineMerpati ini dikembangkan di

 Amerika. Merpati ini dikembangkan dari

merpati Runt Putih dan merpati

Mondaine dari Eropa, menghasilkan

anak merpati yang besar. Varietas

yang sudah dimasukkan dalam standar

adalah Swiss Mondaine Putih.

Ciri-ciri :•  Putih di seluruh bagian tubuh dan

merapat pada tubuh

•  Warna kulit terang

•  Tubuh besar dalam dan lebar serta

lebih panjang dari merpati King

•  Kepala cukup besar, bulat dan dahi menonjol.

•  Bobot minimum untuk jantan tua adalah 900 gram, betina tua 840 gram serta

 jantan maupun betina muda 785 gram. Tidak ada batas bobot maksimum.

Dalam menentukan pilihan varietas merpati mana yang baik dipelihara dapat

ditinjau dari beberapa faktor antara lain :

•  Penampilan (performan)

•  Tingkah laku umum, seperti sikap terhadap merpati lain dalam satu kandang

•  Aktif atau tidak pada siang hari

•  Ketekunan meloloh dan mengasuh anak

•  Kemampuan menghasilkan anak dalam jumlah (relatif) banyak

•  Banyak pakan yang dikonsumsi

Page 18: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 18/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 18 

Bangsa merpati apapun yang dipilih bila tujuan utama menghasilkan anak

merpati untuk dipotong, janganlah memilih merpati berdasarkan keindahan luarnya.

Belilah bibit dari peternak merpati potong (utility pigeon atau squabing pigeon).

Berdasarkan berat badannya merpati dibagi atas 3 tipe yaitu tipe berat dengan

berat badan yaitu 700 -900 gram, medium dengan berat badan yaitu 600 - 700 gram

dan tipe ringan dengan berat badan yaitu 400 - 600 gram.

Tabel 1. Bangsa-bangsa Merpati Berdasarkan Bobot Badan

Bangsa Tipe Luas lantai per pasang (m2)

Swiss Mondaine Berat 0,32 - 0,37

White King Berat 0,32 - 0,37

Silver King Berat 0,32 - 0,37

French Mondaine Berat 0,32 - 0,37

 Auto Sexing Texan Berat 0,32 - 0,37

Red atau White Carneaux Medium 0,23 - 0,28

 American Giant Homer Medium 0,23 - 0,28

Hungarian Ringan 0,21 - 0,23

Squabbing Hommer Ringan 0,21 - 0,23

 Anatomi dan Morphologi

Kepala burung

  Paruh dibangun oleh struktur yang terdiri dari zat tanduk.

  Lubang hidung ada sepasang terletak pada pangkal paruh. Disebelah belakang

lubang ini terdapat penebalan kulit, dinamakan seroma yang dengan pertolongan

Page 19: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 19/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 19 

otot-otot kulit dapat menutup dan membuka lubang. Struktur semacam ini adalah

khas bagi burung-burung dari familia Columbidae.

  Mata mempunyai kelopak mata atas dan bawah yang dapat menutup dan

membuka. Disudut muka dari mata terdapat selaput yang tembus cahaya yang

dapat bergerak dari muka ke belakang, disebut membrana niktitans.

  Lubang telinga terletak disebelah belakang mata agak ke Ventral, ditutupi dengan

bulu-bulu kecil

 Anggota tubuh burung 

 Anggota belakang berupa kaki yang terdiri dari paha, betis dan shank. Paha dan

betis tertutup dengan bulu, sedangkan shank (tarsometatarsus ) ditutupi dengansisik-sisik tanduk.

Pada bagian distal dari cokor terdapat empat buah jari ( 3 jari menjulur kedepan, satu

 jari kebelakang ).

 Anggota depan berupa sayap seluruhnya ditutupi dengan bulu. Terdiri dari tiga ruas,

yaitu brakhium, antebrakhium dan karpometakarpus.

Bulu Pada Burung

Perhatikan bulu-bulu yang menutupi hampir seluruh bagian tubuh burung.

Berdasarkan letak bulu, kita mengenal tiga macam bulu yaitu : remiges ,tektrises dan

rektrises;

  Remiges berupa bulu-bulu besar yang terdapat pada sayap, bentuknya simetris,

dipergunakan untuk terbang. Bagian veksillum yang sempat menutupi bagian

veksillum yang lebar dari remiges yang bertetangga. Dengandemikian, bulu

tersebut dapat lebih kuat menahan tekanan udara pada waktu sayap digerakkan

ke-bawah.

Page 20: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 20/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 20 

  Rektrises adalah bulu-bulu ekor, bentuknya simetris, digunakan sebagai kemudi

pada waktu terbang.

  Tektrises berupa bulu-bulu yang lebih kecil bentuknya yang menutupi tubuh

burung tersebut.

Berdasarkan strukturnya, kita juga mengenal tiga macam bulu, yaitu : plumae,

plumulae dan filoplumae.

  Plumae strukturnya kukuh, bagian-bagiannya adalah sebagi berikut :

Kalamus merupakan tangkai bulu yang berongga di dalamnya, bagian

proksimalnya tertanam di dalam kuliy dan ujungnya berlubang dinamakan

umbilikus inferior, bagian distalnya berlubang pula, dinamakan umbilikus superior.

 Adapun lubang-lubang dan rongga tersebut berfungsi tempat lalunya syaraf dan

pembuluh darah ketika bulu masih dalam pertumbuhan, sesudah selesaipertumbuhan pembuluh darah dan syaraf mengering sehingga terjadilah rongga

di dalam kalamus.

Rakhis letaknya sebelah distal dari kalamus berupa batang yang pepat dan

beralur di permukaan tengah-tengahnya, bekas tempat lalunya pembuluh darah

ketika bulu masih dalam pertumbuhan.

Rami berupa cabang-cabang halus dari kiri kanan rakhis, mempercabang-cabang

radii kearah distal dan proksimal.

Radioli berupa kait-kait pada radii yang dapat saling berkaitan antar radioli danradii sebelah distal dari radioli dari radii sebelah proksimalnya, sehingga

terbentuklah bendera bulu ( veksilum ). Kalau veksilum tersobek , dan dielus-elus,

sobekan tadi dapat bertaut kembali, karena radioli yang terlepas dapat berkait-

kaitan kembali.

  Plumulae berupa bulu-bulu yang lebih kecil, kalamusnya pendek sekali, tidak

mempunya veksilum karena pada radiinya tidak terdapat radioli.

  Filoplumula disebut juga bulu-bulu rambut, karena bentuknya seperti rambut ;

padanya hanya terdapat kalamus dan rami saja. Bulu ini dapat terlihat jelas

sesudah bulu-bulu lainnya dicabuti. Perhatikan daerah tubuh-tubuh yang tidak

ditumbuhi bulu, daerah tersebut dinamakan apteryale, sedangkan daerah yang

ditumbuhi bulu disebut pteryale.

Page 21: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 21/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 21 

OTOT-OTOT DADA (otot-otot pektoral )

Otot-otot pada dasarnya ada tiga macam, yaitu :

  Muskulus pektoralis major : yaitu otot dada yang paling besar, terletak pad daerah

luar dari dada. Origonya terdapat pada karina sternae dan basisternae,

sedangkan insertionya terdapat pada tulang humerus, fungsinya untuk menarik

sayap ke bawah.

  Muskulus pektoralis minor : origonya terdapat pada sternum dan insertionya pada

humerus. Fungsinya untuk mengangkat sayap.

  Muskulus korako brakhialis : ada sepasang yang bekerja antagonis, keduanya

mempunyai origo pada tulang korakoid, dan insetrionya pada tulang humerus.

Berfungsi untuk memutar sayap. Suatu lubang yang terdapat antara tulang-tulang

humerus, korakoud dan skapula, disebut foramentrioseus.

Ketika membedah bagian perut, dada dan leher, ada kantong-kantong udara

yang terdiri dari selaput yang tipis. Adapun kantong-kantong udara ini dipergunakan

untuk bernafas diwaktu terbang, karena daerah dada untuk melekatnya otot-otot

terbang harus stabil, rongga dada tidak dapat kembang kempis, maka dengan

bantuan gerak otot-otot, kantong-kantong tadi dapat kembang kempis sehingga

dapat bekerja seperti pompa untuk memompakan udara.

Menentukan Jenis KelaminMerpati adalah unggas yang sangat sulit dalam menentukan jenis kelaminnya

sebelum berumur 5 – 6 bulan.

Ciri-ciri merpati jantan :

Page 22: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 22/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 22 

•  Badan pada umumnya lebih besar dari betina

•  Penampilan merpati jantan lebih kasar, leher lebih tebal dan lebih banyak

bergerak dibandingkan merpati betina

•  Cara berdiri merpati jantan menunjukkan garis lurus miring ke atas dari ekor ke

pangkal leher.

•  Tingkah laku merpati jantan lebih agresif dari yang betina

•  Merpati jantan lebih sering mengeluarkan suara (cooing sambil menari atau

berputar)

•  Merpati jantan sering berjalan dengan membusungkan dada (strutting)

•  Merpati jantan menentukan tempat bertelur merpati betina, menjaganya dan

menggiring merpati betina ke sarang

•  Merpati jantan sering memusuhi merpati jantan lain.•  Jarak antara kedua ujung tulang pubis pada merpati jantan lebih sempit

dibandingkan dengan merpati betina yang telah bertelur pertama kali.

•  Bila seekor merpati jantan telah menemukan jodohnya, pada saat berciuman,

merpati jantan akan meletakkan paruhnya di bawah paruh merpati betina.

•  Merpati jantan menggantikan tugas merpati betina mengerami telurnya antara

pukul 10.00 – 15.00. Tidak semua pasangan melakukan pergantian mengeram

pada jam yang sama, kadang-kadang pergantian dilakukan lebih awal. Oleh

karena itu membedakan jantan dari yang betina lebih aman jika dilakukan padapukul 12.00 karena pada jam tersebut lebih dapat dipastikan giliran jantan yang

mengeram.

Ciri-ciri merpati betina :

•  Badan lebih kecil dari yang jantan

•  Penampilan kepala betina lebih halus

•  Cara berdiri merpati betina adalah dengan punggung horizontal dan ekornya lebih

terangkat dibandingkan dengan merpati jantan.

•  Merpati betina berpenampilan lebih lembut dari merpati jantan, kepala dan leher

kecil dari jantan.

•  Walaupun merpati betina juga mempunyai suara tetapi tidak sering berbunyi

seperti jantan

•  Merpati betina cenderung berjalan dengan bagian ekor bergoyang (waddle)

 jarang sekali menari-nari maupun membusungkan dada.

•  Jarak antara kedua ujung tulang pubis merpati betina yang telah bertelur pertama

kali lebih besar dari merpati jantan.

Page 23: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 23/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 23 

•  Bila seekor merpati betina telah menerima pendekatan seekor merpati jantan

maka ia akan menciumnya dengan jalan meletakkan paruhnya di atas paruh

merpati jantan.

•  Merpati betina bertugas mengerami telurnya antara pukul 16.00 – 10.00. Bila

seekor merpati sedang mengerami telurnya pukul 06.00 maka dapat dipastikan

merpati tersebut adalah betina.

Reproduksi

•  Merpati bersifat monogami

•  Merpati dalam membentuk pasangannya terdapat dua cara yaitu alami (natural)

dan secara paksaan (forced)

•  Membentuk pasangan merpati secara alami (natural) dan secara paksa (forced)

•  Perkawinan dapat dilakukan pada umur 5 - 8 bulan

•  Puncak produksi telur antara umur 12 -18 bulan

•  Merpati yang berproduksi baik bisa sampai 5 tahun

•  Setelah anak merpati umur 2 – 3 minggu, maka induknya bertelur kembali

•  Dalam setahun dapat bertelur 12 - 16 butir

•  Fertilisasi terjadi segera setelah ovulasi di infundibulum, sperma dapat hidup

dalam oviduct selama 14 hari, proses pembentukan telur 40 – 44 jam.

•  Bertelur sore hari, tiap clutch 2 butir, dierami oleh induk dan bapak, menetas

setelah 18 hari, jarang menetas bersama, selisih bisa sampai 12 jam.

•  Jantan dan betina menghasilkan Crop Milk / Pigeon Milk, dari tembolok untuk

meloloh anak.

•  Dapat dipelihara sampai umur 4 tahun, produksi terbaik pada tahun produksi ke

dua.

Tingkah Laku Kawin

Pejantan dalam melakukan persiapan kawin yaitu memikat perhatian betina

dengan cara menggembungkan temboloknya, bulu-bulu dimekarkan, sayapdirebahkan serta memperlihatkan penampilan yang tenang. Bila seekor betina

menerima pejantan tersebut, maka pasangan bersatu untuk seterusnya.

Setelah kawin, pejantan akan mencari bahan-bahan untuk mencari bahan-

bahan untuk membuat sarang.

Page 24: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 24/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 24 

Bertelur

Setelah sarang selesai dipersiapkan atau mendekati saat penyelesaian, betina

mengeluarkan telur yang pertama. Telur yang kedua dikeluarkan setelah 40 - 44

 jam. Tiap kali periode bertelur merpati menghasilkan 2 butir telur.Pengeraman dimulai dan dilakukan pasangan baik induk maupun pejantannya.

Perilaku pengeraman biasanya betina lebih banyak, dan waktu pengeramannya

pada sore sampai pagi hari, sedangkan pejantan melakukan pengeraman pada pagi

sampai siang hari. Telur merpati akan menetas selama 17 - 18 hari.

Jenis Kelamin

Membedakan jenis kelamin merpati pada umur relatif muda sangatlah sukar,

tetapi setelah dewasa dapat dibedakan dengan ciri dan perilaku sebagai berikut :•  Betina saat bercumbu menempatkan paruhnya pada paruh jantan

•  Paruh betina relatif lebih panjang dibanding yang jantan

•  Jantan bentuk badan lebih besar dari betina

Penyakit Merpati

•  Virus : New Castle Disease 

•  Ektoparasit : Menacanthus stramineus, Columbicola columbae, Cuclotogaster

heteriphagus, Syringophilus columbae dan Pseudolynchia canariensis.

•  Protozoa : Trichomonas columbae, Eimeria sp., Haemoproteus columbae dan

plasmodium sp.

•  Cacing : Ascaridia columbae dan Capillaria columbae.

•  jamur (cryptococcus neoformans) yang sporanya terdapat dalam kotoran burung

merpati, penyakit yang ditimbulkan yaitu kriptokokosis.

Hambatan dalam Mengembangkan Peternakan Merpati

•  Sifat mengeram

•  Monogami IB.

•  Modifikasi teknik meloloh anak (dalam jumlah banyak)

Makanan

Merpati sebaiknya diberi makanan yang berimbang, yang dimaksud makanan

berimbang adalah makanan yang mengadung unsur-unsur yang paling diperlukan

oleh burung dalam jumlah sedemikian rupa sehingga keperluan makan dan gizi

dipenuhi tetapi burung tidak menjadi gemuk oleh kelebihan makanan. Kadang kita

memberikan makanan kepada burung dengan mutu yang rendah, tetapi burung tidak

Page 25: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 25/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 25 

menunjukkan akibatnya. Makanan yang buruk nilai gizinya tidak selalu memberikan

pengaruh secara langsung. Tetapi kekurangan gizi yang berlarut-larut dapat

mengakibatkan burung menjadi lemah dan kehilangan daya tahan tubuh, sehingga

penyakit akan mudah menyerangnya. Kekurangan gizi juga mengurangi mutu

peneluran dan kemampuan terbangnya.

Belum ada makanan khusus untuk merpati, namun makanan untuk unggas

dalam berbagai bentuk (yang halus, butiran dan bentuk pellet besar dan kecil) telah

ditemukan di pasaran. Pakan tersebut juga dapat diberikan kepada merpati., karena

makanan ini pun dibuat dari biji-bijian yang dihaluskan dan diproses. Selain biji-bijian

yang telah diproses, makanan berupa biji-bijian utuh juga dapat diberikan. Biji-bijian

utuh yang diberikan dapat berupa gabah, jagung, beras merah (atau beras biasa),

kacang hijau. Biji-bijian itu harus dalam keadaan baik. Jangan sampai biji0bijian itudisimpan terlalu lama sejak pemanenan.

Memberikan makanan kepada merpati konsumsi tentu berbeda dengan

memberi makan merpati pos. Mutu gizi makan merpati perlu diperhatikan dengan

baik dalam bentuk pellet misalnya, burung ini perlu dilatih untuk memakan makanan

yang memiliki bentuk khusus ini. Disamping makanan biji-bijian, sebenarnya merpati

perlu mendapat makanan hijauan. Hijauan ini tidak perlu diberikan setiap hari,

melainkan sesekali saja.

Campuran butiran-butiran dan pellet akan memperbaiki keadaan tersebutdengan cara memberikkannya dalam perbandingan 50 : 50 atau dapat juga dengan

25% butiran dan 75% pellet. Pellet merupakan makanan yang diinginkan untuk dara

bibit yang sedang membesarkan anak-anaknya di sarang, karena pellet dapat

dicerna cepat sekali dan dengan demikian memungkinkan si induk memuntahkan

makanan yang sebagian telah dicerna dalam jumlah cukup untuk diberikan kepada

anak-anaknya.

Produksi anak burung dara yang berhasil memerlukan ransum yang dapat

menghasilkan anak burung bertumbuh cepat dan memproduksi daging baik. Lee dan

Haynes (1942) mengemukakan, ransum dara seimbang sebaiknya mengandung

protein sejumlah 13,5 – 15,0%, karbohidrat 60 – 70 %, lemak 2 – 5 % dan serat

kasar tidak lebih dari 5 %.

Bahan pakan biji-bijian yang seing digunakan diantaranya :

Page 26: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 26/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 26 

  Jagung kuning

  Kacang hijau

  Kacang kedele

  Kacang tanah

  Beras asah, putih

  Gandum

  Havermot

  Biji rami

  Sorghum

Zat mineral dibutuhkan untuk pembentukkan tulang, untuk keseimbangan

darah, dan untuk pembentukkan kulit telur. Campuran mineral yang dibutuhkanmenurut levi (1976), yaitu

  40 % Kulit erang tumbuk berukuran sedang

  35 % kapur atau grit granit

  10 % arang berukuran sedang

  5 % tepung tulang

  5 % kapur giling halus

  4 % garam

  1 % Venetian red

Merpati membutuhkan air untuk minum dan mandi. Air untuk mandi harus

dipisahkan dari air untuk minum. Burung tersebut perlu diberi kesempatan mandi 3

kali seminggu untuk menghilangkan parasit – parasit yang menempel di tubuh dan

bulu-bulunya. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa dengan diberikan kesempatan

mandi, reproduksi dapat terangsang.

 Air minum yang disediakan harus bersih, segar dan tidak tercemar serta perlu

disediakan terus-menerus. Merpati minum dengan cara menelah seperti halnya

manusia dan tidak mencelupkan paruhnya seperti halnya ayam. Oleh karena itu,

penyediaan air di bak air minum paling tidak adalah kurang 2 cm dalamnya setiap

saat. Merpati akan mati tanpa air, sedangkan burung lain dapat hidup selama

seminggu atau lebih tanpa air.

Umumnya peternak memberi makan merpati dua kali sehari, yaitu pagi hari

dan lepas siang. Sehingga banyak orang beranggapan merpati sebaiknya dibiarkan

sedikit kelaparan daripada kekenyangan. Salah satu cara yang ditempuh adalah

dengan memberikan makanan ditebarkan dilantai kandang, sedikit-sedikit, sambil

memperhatikan keadaan burung (sehat atau sakit).

Page 27: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 27/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 27 

Grit mempunyai arti ganda bagi burung. Selain membantu pencernaan, yaitu

menghancurkan biji-bijian yang dimakan burung, grit juga memberikan mineral yang

diperlukan oleh burung, untuk pembuatan tulang-tulang, bulu paruh, dan kulit telur.

Grit dapat kita beli di pedagang makanan ayam, atau dibuat sendiri. Grit umumnya

terdiri dari pecahan kerang, arang, ataupun pecahan batu. Pada grit itu sebenarnya

masih perlu ditambahkan tepung tulang dan garam. Grit perlu disediakan pada

temapt yang bersih, jauh dari kotoran burung maupun kotoran lainnya.

Potensi Produksi Merpati Lokal

•  Produksi anak rata – rata 8 ekor per pasang per tahun.

•  Pakan yang diberikan yaitu butiran : jagung, kacang hijau, dan sebagainya

•  Konsumsi ransum 120 gram per pasang per hari

o  Protein 17,5% . Energi metabolis 2725 kkal/kg

o  Protein 20,0% . Energi metabolis 2725 kkal/kg

o  Protein 17,5% . Energi metabolis 2950 kkal/kg

o  Protein 20,0% . Energi metabolis 2950 kkal/kg

•  Berat badan tertinggi (350g) pada tingkat ptotein 20% dan ME 2950.

•  Pemberian ransum serasi dengan biji – bijian

Performan Squab Keturunan Induk Merpati Impor Sampai Dengan Umur 30 Hari

Performan Prestasi

PBB jantan 10 g per mingguPBB Betina 8 g per mingguKonsumsi ransum 65 – 80 g / ps / hariBB akhir jantan 374 – 550 gBB akhir betina 360 – 498 gPersentase karkas betina 66,90%Persentase karkas jantan 67,54%Edibel portion Rata – rata 59,92%Mortalitas Anak 2,48%

Dara 6,46%Induk 0,23%

Daya hidup squab 97,44%

Penyakit

Page 28: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 28/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 28 

Umumnya merpati mempunyai daya tahan tubuh yang tinggi, sehingga tidak

sulit untuk dipelihara. Merpati juga mudah menyesuaikan diri. Untuk

mempertahankan kesehatannya maka kita perlu memberi perhatian kepada burung

ini. Untuk menjaga agar burung tetap sehat, ada beberapa hal yang harus

diperhatikan, yaitu :

o  Burung mempunyai tempat berteduh atau tempat tinggal (tidur) yang kering,

terang, ventilasi baik dan burung dapat pergi menghidari hembusan angin dari

satu arah (draugt).

o  Tempat berteduh atau tempat tinggal ini harus tetap bersih.

o  Burung perlu mendapat makanan yang masih baik mutunya, bersih, dan nilai

gizinya berimbang.

o  Burung perlu mendapat grit yang seimbang mutunya.o  Burung perlu mendapat air bersih, yang terpisah dari air yang sering dipakai

mandi.

Jika langkah-langkah itu dijalankan, kita dapat mengharapkan bahwa burung-

burung akan tetap sehat dan jarang terkena penyakit. Dalam keadaan tertentu, boleh

 jadi permasalahan yang berkaitan dengan kesehatan burung muncul. Penyakit-

penyakit itu muncul boleh jadi disebabkan oleh beberapa hal, anatara lain adanya

binatang-binatang kecil yang mengganggu burung sehingga burung menjadi sakit

oleh infeksi yang disebabkannya, atau juga bakteri dan virus serta infeksi-infeksiyang disebabkannya.

Binatang-binatang kecil (serangga) yang menyebarkan penyakit pada merpati

adalah :

1. Kutu

Kutu merpati cukup besar untuk dilihat dengan mata telanjang, dan kita dapat

melihatnya sewaktu mengamati badan burung. Binatang ini tidak menghisap

darah tetapi hidup dari bulu-bulu atau sisik kulit. Jika jumlahnya banyak,

kehadirannya akan mengganggu burung, dan dalam hawa (suhu udara) yang

panas perkembangbiakannya menjadi sangat cepat.

Terhadap kutu ini ada pihak yang menyarankan agar burung disemprot

pestisida khusus untuk burung, yang murah adalah menggunakan sodium klorida

dalam bentuk bubuk yang ditaburkan dibawah bulu-bulu burung. Atau bubuk ini

dilarutkan ke dalam air kemudian burung dicelupkan ke dalam larutan tersebut.

 Atau memasukkan bubuk ini ke dalam air mandi bagi burung dalam hal ini larutan

yang ada agar benar-benar encer. Melalui cara mandi ini kita perlu

memberikannya sekali dalam dua minggu untuk 3 sampai 4 kali.

2. Tungau Merah

Page 29: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 29/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 29 

Tungau ini sama dengan tungau ayam. Berbeda dengan kuut, tungau lebih

sulit ditangani bila jumlahnya sudah banyak di badan burung. Binatang ini akan

hidup di celah-celah kandang atau kotak sarang, dan keluar di malam hari hanya

untuk mencari makan.

Untuk mengatasinya tergolong sulit. Oleh karena itu tempat-tempat yang

diperkirakan ada tungaunya perlu disemprot dengan obat pembasmi tungau ini.

Burung juga perlu dibedaki dengan bubuk obat tungau ini. Jika jumlah burung

yang kita miliki banyak pemakaian minyak tanah yang dikuaskan pada celah-

celah kandang atau kotak sarang juga dapat mengurangi bahkan meniadakan

tungau ini.

3. Lalat MerpatiLalat ini bukan hanya hadir sebagai pengganggu tetapi juga sebagai

pembawa penyakit. Jika lalat ini hinggap pada burung dan kita ganggu maka

akan terbang dan sangat lincah atau bahkan menyembunyikan diri masuk

diantara bulu-bulu burung. Telur dan larva lalat ini ditempatkan di tepi sarang

burung, dan umumnya dipilih sarang burung yang masih terisi anak burung. Cara

terbaik untuk menanggulangi lalat merpati ini adalah dengan membersihkan

sarang secara berkala dan membunuh larvanya, lalu semprotlah kandang dan

burung dengan obat yang cocok.Selain binatang-binatang itu, kita akan menemukan beberapa penyakit pada

burung merpati, antara lain :

1. Kanker

Penyakit ini disebabkan oleh protozoa dan merupakan penyakit yang umum

ditemukan pada merpati. Gejalanya adalah luka di mulut atau leher yang diliputi

cairan kental putih kekuningan. Luka itu membesar dan akhirnya burung pun

mati.

 Ada beberapa cara penyembuhan yang tergolong efektif. Cara terbaik adalah

menyapu luka itu dengan larutan yang terdiri dari tiga bagian glycerin dan satu

bagian iodium.

2. Kurus (menjadi kurus)

Burung tampak kurus dengan daging di dada menghilang dan burung

kelihatan sakit. Umumnya disertai dengan mencret. Merawat burung yang

terserang penyakit ini tak ada gunanya bila belum diketahui penyebab

sebenarnya. Tetapi suatu bantuan dengan cara membiarkan tembolok burung

Page 30: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 30/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 30 

kempis (kososng) dan kemudian burung diberi minum susu hangat dengan roti

dapat menolong.

3. Mencret (diarrhea)

Penyakit mencret pada merpati umumnya disebabkan karena makanan

burung kurang baik (sudah rusak). Penyakit ini menghilang setelah penyebabnya

diatasi. Cara penyembuhan yang terbaik adalah dengan memberikan jagung dan

butir biji-bijian yang kecil sampai burung sembuh. Dapat juga burung diberi

minyak kastroli atau garam epson sebagai sarana “urus-urus” (pencahar) untuk

membersihkan sistem pencernaannya.

4. PilekPenyakit pilek pada burung serupa dengan penyakit yang diderita oleh

manusia, dan boleh jadi penyebabnya pun sama. Burung merpati rupanya

memberikan reaksi yang sama seperti manusia dalam penyembuhannya.

Usahakan agar burung menjadi hangat, dan berilah minyak ikan agar

kekuatannya pulih. Minyak kastroli sebagai pencahar dapat diberikan untuk

membersihkan pencernaannya. Umumnya pilek menghilang dengan sendirinya

asalkan burung dibiarkan hangat dan dicegah dari aliran angin.

5. Pneumonia

Jika leher burung menjadi bengkak dan burung menaglami kesukaran dalam

bernafas, serta tampak demam dan sakit maka boleh jadi burung terserang

Pneumonia. Usahakan burung selalu hangat dan jatuhkan dari angin.

Pengobatan terbaik adalah dengan memberikan sulfa atau antibiotika.

6. Paratyphus

Penyakit ini disebabkan oleh bakteri dan mungkin merupakan penyakit paling

serius bagi merpati. Gejala dari penyakit ini dapat berbeda-beda. Persendian

(umumnya di sayap) dan kaki merupakan tempat-tempat yang mudah bengkak

dan akan terisi oleh cairan. Burung yang pincang atau lumpuh merupakan tanda

adanya penyakit paratyphus ini. Jika kita menemukan anak burung yang mati

sewaktu masih dalam telur (disarang) tanpa sebab-sebab yang jelas, kita dapat

memperkirakan penyebabnya adalah paratyphus.

Penyakit ini menyebar melalui berbagai cara, dan yang tercepat adalah

melalui kotoran dan air minum. Lalat, burung-burung liar, dan tikus merupakan

binatang yang dapat menyebarkan penyakit ini. Oleh karena itu, sekali kita yakin

Page 31: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 31/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 31 

ada burung yang terkena penyakit ini, maka bunuhlah, atau minimal pisahkan

dengan segera. Selanjutnya lakukan pengobatan masal terhadap seluruh burung

yang ada dengan obat antibiotika, sulfa (sulfamerazine, sulfamethazine)

7. Coccidiosis

Penyakit ini disebabkan oleh protozoa, dan mengakibatkan peradangan pada

intestine (usus). Serangan timbul manakala burung kekurangan gizi dan kondisi

fisiknya lemah. Burung yang terkena penyakit ini menjadi lemah, mengalami

mencret hebat, cepat menjadi kurus, dan tampak puncat kekurangan darah.

Burung banyak minum tetapi tidak mau makan dan mencretnya sering begitu

hebatnya sehingga terjadi gumpalan kotoran di pantatnya.

Satu-satunya penyebaran penyakit ini adalah melalui burung lain yangmemakan protozoa coccidia yang dikeluarkan oleh burung yang sakit melalui

kotorannya. Oleh karena itu bersihkanlah kandang sampai bersih betul, dan

usahakanlah agar kandang tetap kering, tidak lembab, sebab coccidia akan mati

bila keadaan menjadi kering. Dan cegahlah makanan jangan sampai terkena

kotoran burung. Pengobatan dapat dilakukan dengan memakai obat-obatan yang

sesuai yang dapat diperoleh di pasaran.

8. CacarCacar ini disebabkan oleh vorus. Cacar dapat mengakibatkan merpati cacat

bahkan menyebabkan kematian. Gejala dari penyakit ini tampak seperti kutil yang

mengembang dan muncul pada daerah yang tidak ditumbuhi oleh bulu. Ada dua

macam cacar, yaitu cacar leher dan cacar kulit. Cacar leher atau diphtera,

ditemukannya hanya pada leher dan memiliki angka kematian yang besar. Pada

cacar kulit kita akan melihat adanya pertumbuhan semacam kutil yang dapat

begitu besar sehingga daerah mata atau kaki dipenuhi seluruhnya.

Virus cacar ini dibawa oleh nyamuk, dan hanya dapat masuk ke badan melalui

luka. Cacar dapat juga menyebar melalui luka-luka terbuka yang didapat oleh

burung sewaktu berkelahi dengan burung lain yang menderita cacar.

Tidak ada pengobatan secara cepat bagi penyakit cacar ini. Vaksin cacar buat

burung dapat dipakai untuk pencegahan, tetapi kalau ada maka vaksin cacar

untuk manusia dapat diberikan kepada burung dan vaksin ini lebih baik dan lebih

efektif. Luka cacar setelah vaksinasi dapat diobati dengan iodium,

mercurochrome (obat merah), peroksida, atau obat sejenisnya.

Page 32: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 32/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 32 

ISTILAH

Istillah Keterangan

Hen Merpati betina dewasa.

Cock Merpati jantan dewasa.

Hachling Merpati yang baru beberapa hari menetas.

Squab Merpati muda antara umur 1 – 30 hari atau merpati

muda umur kurang kebin 30 hari untuk siap di potong

(merpati daging)

Peeper or squaker Suara merpati muda untuk meminta makan.

Fledgling Merpati yang baru pertama kali terbang.

Juvinate Merpati yang keluar dari sarangnya berumur kurang

dari 8 bulan.

Drag force Gaya hambat udara. Gaya ini berasal dari tumbukan

molekul-molekul udara dengan tubuh burung. Arah gaya

ini selalu berlawanan dengan arah gerak burung,

sedangkan besar gaya ini sangat tergantung pada luas

permukaan burung dan kecepatan burung.

Lift force (gaya

angkat)

Merupakan gaya yang mengangkat burung ke atas. Ada

dua hal yang dapat menimbulkan gaya angkat ini:

kepakan sayap dan aliran udara yang lewat sayap.

Istillah Keterangan

Thrust (gaya

dorong)

Gaya yang mendorong burung bergerak maju. Gaya ini

dihasilkan melalui kepakan sayap yang bergerak seperti

angka 8 rebah (dilihat dari samping). Kepakan sayap

menghasilkan suatu pusaran udara (vorteks) yang dapat

memberikan suatu dorongan bagi burung untuk

bergerak maju di udara. Besar-kecilnya gaya dorong ini

sangat bergantung pada kekuatan otot terbang.

Weight (gaya berat) Gaya tarik gravitasi Bumi. Besarnya sangat tergantung

pada massa burung. Arahnya vertikal ke bawah.

Kombinasi keempat gaya ini dimanfaatkan burung untuk

melakukan berbagai atraksi, seperti parachuting (gerak

parasut), gliding (meluncur), flight (terbang ke depan),

dan soaring (membubung).

Page 33: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 33/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 33 

Parachuting (gerak

parasut)

Gerak parasut merupakan gerak jatuh di udara (bisa

miring bisa pula vertikal). Sudut miringnya lebih besar

dari 450 terhadap garis mendatar.

Gliding (meluncur) Gerak jatuh yang membentuk sudut lebih kecil dari 45

derajat dengan garis mendatar.

Flight (terbang) Gerakan flight dilakukan dengan mengepakkan sayap.

Kepakan sayap digunakan untuk menghasilkan gaya

dorong ke depan (thrust) dan gaya angkat (lift). Gaya

dorong dan gaya angkat ini dapat diatur oleh burung

untuk mengendalikan arah, kecepatan, dan

ketinggiannya.

Soaring (gerak

membubung)

Gerak membubung merupakan gerak naik tanpa

mengepakkan sayap. Gerakan ini dapat dilakukan

dengan memanfaatkan arus udara. Akibat pemanasan

matahari, suhu udara yang dekat permukaan Bumi

menjadi lebih panas. Udara panas ini akan naik ke atas

dan menimbulkan arus udara ke atas.

Tingkah Laku Merpati

Pejantan merpati lokal yang digunakan sebagai performing breed tampak

agresif mengejar pasangan betinanya tetapi tidak ribut atau tidak bersuara nyaring

memanggil-manggil pasangannya yang dalam bahasa daerahnya disebut “bekur”.

Selalu berusaha mengejar pasangan betinanya, sekalipun si betina dikurung dan

 jantan berada di luar kurang jika tidak dipisahkan si betina bisa botak bulu kepalanyadipatuk oleh pasangannya.

Tingkah laku kawin merpati berbeda dari jenis unggas lainnya. Semangat

kawinnya tinggi untuk merpati performing breed. Mejelang kawin pejantannya

mengembungkan tembolok, bulu sayap dan punggung dimekarkan, sayap

direbahkan adakanya menyentuh lantai. Bila betinanya mengangguk-anggukkan

kepala lalu mendekam berarti menerima pejantan, selanjutnya pasangan itu mulai

bersatu.

Page 34: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 34/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 34 

Cooing : suara khas (coo-cuk-cuk-cuk-cooo) yang dihasilkan merpati jantan untuk menarik lawan jenisnya

Bowing : tingkah laku merpati jantan dengan caramengembangkan bulu leher disertai dengankepalanya merendah sambil mengelilingi betina

Tail-dragging: tingkah laku merpati jantan dengancara mengembangkan bulu ekor dan menarik betinauntuk terbang

Driving:  tingkah laku merpati berjalan, dimanaseekor merpati memimpinnya atau di depan 

Billing:  tingkah laku bercumbu merpati betina dimanaparuhnya diletakkan di bawah paruh merpati jantan

Mating: tingkah laku kawin dimana merpati jantan hinggapdi atas punggung betina 

Clapping : Tingkah laku merpati jantansetelah kawin dengan memperlihatkangerakakkan sayap sambil terbang.

Page 35: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 35/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 35 

 ANGSA ( Anser anser) 

Taksonomi AngsaKingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Subphylum : Vertebrata

Class : Aves

Order : Anseriformes

Family : Anatidae

Genus : Anser

Species :  Anser anser  

Deskripsi

 Angsa telah dipelihara sebagai unggas yang dijinakkan selama berabad-abad.

Berdasarkan catatan diketahui bahwa angsa adalah spesies unggas yang pertama

kali dijinakkan dan berasal dari spesies angsa liar yang disebut Graylag  ( Anser

 Anser ) dan angsa liar China ( Anser cygnoides). Dua bangsa angsa liar itu, sampai

sekarang masih banyak dijumpai dan sangat luas penyebarannya. Bangsa angsa di

 Asia dan Afrika pada umumnya merupakan keturunan  Anser cygnoides, sedangkan

bangsa angsa Eropa diturunkan oleh Anser anser.

Sebelum didomestikasi merupakan hewan yang bersifat monogami, namun

setelah didomestikasi bersifat poligami yang dapat mengawini 3 – 4 ekor betina.

Sebagai ternak untuk perayaan Thanksgiving Day.

Suatu cara atau bentuk lain dalam memproduksi angsa, dilakukan orang di

Perancis. Selama bertahun–tahun para peternak di Perancis telah menerapkan cara

yang dikenal dengan istilah ‘stuffing’ angsa. Ini tidak lain adalah memberikan kepada

angsa sejumlah pakan secara paksa dengan menggunakan tangan dan semacam

corong. Jumlah pakan yang dapat dihabiskan jauh lebih banyak dari pakan yang

dapat dihabiskan dengan cara biasa. Cara ini dapat sangat meningkatkan besarnya

hati angsa. Dalam keadaan biasa ukuran hati adalah sebesar kepalan tangan, tetapi

dengan pakan paksa dapat dicapai berat hati 0,6 sampai 1,0 kg dengan harga

sampai 10x harga karkas yang biasa.

Produksi telur per periode atau clutch size tiap spesies tidak berbeda jauh,

semisal angsa Canada clutch sizenya sebesar 4 – 7 butir telur, angsa Bar headed 3

Page 36: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 36/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 36 

 – 6 butir, angsa Western bean 3 – 7 butir, angsa Greylag 4 – 6 butir, sedangkan

untuk type berat produksi telurnya mencapai 20 – 50 butir per musim.

Kemampuan angsa dalam hal membersihkan rerumputan yang mengganggu

tanaman pokok dikenal dengan istilah weeder geese atau roughage burner.

Dewasa kelamin angsa yaitu umur 6 – 7 minggu. Biasanya angsa paling baik

dijodohkan sepasang atau bertiga. Angsa jantan yang perkasa akan puas mendapat

 jodoh dengan 4 atau 5 betina. Apabila mereka telah memilih sendiri pasangannya,

maka banyak sekali jantan berpasangan dengan betina yang sama dari tahun ke

tahun. Jumlah telur yang dihasilkan pada tahun kedua lebih banyak dari tahun

pertama. Prosentase keberhasilan penetasannya pun semaikn baik. Induk angsa

dapat terus memproduksi telur hingga umur 10 tahun. Dari hasil penelitian,

kemampuan angsa jantan lebih cepat turun disbanding angsa betina.

Tujuan Pemeliharaan Angsa sebagai salah satu dari ternak unggas memiliki banyak potensi yang

belum dimanfaatkan lebih jauh. Angsa merupakan ternak yang nyaris bebas dari

penyakit. Angsa dapat dimanfaatkan sebagai penghasil daging, telur, bulu, pencabut

rumput (gulma), penjaga, ternak ornamen dan bahkan di Eropa ternak ini

dimanfaatkan khusus sebagai penghasil hati yang disebut pate. Diantara berbagai

keunggulan-keunggulannya ternak angsa, terdapat pula kekurangan-kekuranganyasehingga ternak ini kurang begitu dapat berkembang, seperti sedikitnya produksi

telurnya sehingga agak sulit untuk lebih mengembangkan ternak ini. Angsa dikenal

sebagai ternak pemakan rumput liar yang biasa dilepas di pekarangan rumah atau

kebun dan lebih dikenal sebagai weeder geese. Disamping itu, bulu angsa juga

merupakan produk yang berharga. Dari 5 ekor angsa dewasa, dapat dihasilkan 1 kg

bulu angsa yang berkualitas bagus

Habitat

 Angsa adalah unggas setengah air, sangat mampu untuk hidup dan

berkembangbiak tanpa memerlukan air untuk berenang. Apabila tersedia air angsa

akan menggunakan sebagian waktunya untuk berenang dan beristirahat dalam air,

akan tetapi sebagian besar aktivitas makan berlangsung di daratan.

 Angsa biasanya dipelihara dengan cara dilepas begitu saja pada pekarangan

rumah atau ladang. Angsa dapat dilepas atau disebar di padang rumput dengan

kepadatan 50-100 ekor per hektar untuk angsa yang sedang tumbuh, dan kurang

lebih 20 ekor per hektar untuk angsa bibit.

Page 37: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 37/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 37 

Ciri Fisik, Anatomi, dan Morpholog i

Dilihat dari bentuk luarnya, angsa berada diantara itik dan undan (swan).

Setiap jenis unggas memiliki ciri-ciri fisik atau bentuk luar yang berbeda-beda satu

sma lain, tetapi secara umum angsa memiliki leher yang panjang dan didaerah pipi

(lore) berbulu. Dalam keadaan liar (feral) warna bulu anatara jantan dan betina sama,

kecuali pada beberpa bangsa tetentu saja yang berbeda.

Paruh dan lidah angsa teristimewa dilengkapi untuk merumput. Paruhnya

merupakan pinggir yang bergerigi tajam diperlukan untuk memotong dan

memisahkan rumput dan jaringan tumbuh-tumbuhan lainnya secara mudah. Ujung

lidahnya ditutupi dengan penonjolan-penonjolan keras menyerupai rambut mengarah

ke tenggorokan, yang secara cepat membawa potongan-potongan rumput dan

tumbuh-tumbuhan lain ke dalam tenggorokan. Lapisan kasar pada ujung lidahtersebut memungkinkan angsa menggigit rerumputan dan tumbuh-tumbuhan lebih

dekat ke tanah dibandingkan dengan apa yang telah dilakukan domba. Karena hal

tersebut, penggembalaan berlebihan harus dihindari, menjaga agar tanah menjadi

gundul.

 Angsa sebenarnya tidak mempunyai tembolok untuk menyimpan

makanannya: yang dimilikinya adalah pelebaran pada ujung kerongkongan proksimal

terhadap empedal yang berfungsi sebagai alat penyimpanan makanan sementara.

Varietas / Bangsa Angsa

Penggolongan angsa lebih didasarkan atas ukuran badannya daripada atas

tujuan pokok pemeliharaannya, sebab hampir keseluruhannya dipelihara untuk

tujuan produksi daging semata-mata.

Berat bervariasi dari 2000 sampai 11.800 gram tergantung tipe.

Tipe berat : 8.200 – 11.800 gram (African, Emden, Tolouse)

Tipe sedang : 4.500 – 8.200 gram (Buff, Canada, Chinese, Pilgrim, Sabastopol)

Tipe ringan : 2.000 – 2.500 gram ( Egyptian)

Berat badan jantan dan betina tiap bangsa berbeda, namun berat badan jantan

selalu lebih besar dari pada yang betina.

Dilihat dari bentuk luarnya angsa berada diantara itik dan undan (Swan). Leher

angsa relatif lebih panjang dan daerah pipi (lore) berbulu.

Dalam keadaan liar (feral) warna bulu antara jantan dan betina sama, kecuali pada

beberapa bangsa tertentu saja yang berbeda. Seperti pada bangsa Pilgrim jantan

dewasa berbulu putih, dan mata biru, sedangkan pada betina dewasa bulu berwarna

abu-abu dengan mata coklat.

Page 38: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 38/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 38 

TIPE BERAT1. African

•  Standar berat badan ♀ : 8,2 kg, ♂ : 9,1 kg.

•  Kepala berwarna coklat muda dengan

 jambul hitam, paruh hitam, mata coklat tua.

•  Warna bulu coklat muda (punggung dan

sayap), warna lebih terang pada leher,

dada, tubuh bawah.

•  Produksi telur baik, tumbuh cepat, masak

dini.

•  Kurang disukai sebagai pedaging karena finfeather hitam.

2. Emden : Jerman

•  Standar berat badan ♀ : 9,1 kg, ♂ : 11, 8 kg.

•  Warna bulu putih bersih.

•  Tumbuh cepat, masak dini.

•  Prodiksi telur baik, 35 – 40 butir.

3. Toulouse : Perancis

•  Standar berat badan ♀ : 9,1kg, ♂ : 11,8

kg.

•  Badan lebar dan dalam, bulu longgar.

•  Mata coklat gelap.

•  Warna bulu punggung abu – abu tua,

bagian – bagian tubuh lain berwarna lebih

muda, bagian abdomen berwarna putih.

•  Paruh, shank dan jari oranye.

TIPE SEDANG1. Buff

•  Standar berat badan ♀ : 7,3 kg, ♂ : 8,2 kg.

•  Warna dark buff (kekuningan) pada punggung, light buff pada dada dan putih

pada badan bagian bawah.

2. Canada : Unggas liar

Page 39: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 39/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 39 

•  Standar berat badan ♀ : 4,5 kg, ♂ : 5,5 kg.

•  Leher panjang dan langsing.

•  Posisi tubuh sejajar tanah.

•  Monogami, masak lambat, produksi telur rendah.

•  Jantan sering disilangkan menghasilkan anak yang steril dan kualitas daging

baik.

•  Dikenal sebagai hewan ornamen.

3. Chinese, yaitu Brown Chinese dan White Chinese

•  Standar berat badan ♀ : 4,5 kg, ♂ : 5,5 kg.

•  Masak dini, tumbuh cepat

•  Daging sangat disukai.•  Prodiksi telur baik, 40 – 65 butir.

•  Dikenal sebagai hewan ornamen / pameran.

4. Pilgrim

•  Standar berat badan ♀ : 5,9 kg, ♂ : 6,4 kg.

•  Colour sexing : DOG ♂ putih agak krem, sedang ♀ 

abu – abu.

•  ♂ dewasa, bulu putih, mata biru.

•  ♀ dewasa, bulu abu – abu, mata coklat.

5. Sabastopol

•  Standar berat badan ♀ : 5,5 kg, ♂ : 6,4 kg.

•  Warna bulu putih.

•  Bulu pada punggung : panjang, tebal dan

melengkung, sedangkan pada bagian bawah tubuh

keriting dan pendek.•  Dikenal sebagai hewan ornamen / pameran, sangat

atraktif.

TIPE RINGANEgyptian

•  Standar berat badan ♀ : 2,0 kg, ♂ : 2,5 kg.

•  Kaki panjang

•  Bulu abu – abu dan hitam dengan bercak – bercak

putih, coklat dan buff.

Page 40: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 40/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 40 

•  Dikenal sebagai hewan ornamen.

Tata Laksana Pemeliharaan

Penetasan Telur Angsa

Telur angsa dapat ditetaskan baik dengan menggunakan induk alamiah yaitu

angsa, entog, ayam atau kalkun, atau dapat pula menggunakan inkubator.

Berat telur yang akan ditetaskan sebaiknya antara 140-200 gram, tergantung

pada bangsa yang bersangkutan. Telur-telur sebainya tidak disimpan lebih dari satu

minggu sebelum ditetaskan. Bila dipergunakan induk ayam, jumlah yang dapat

dierami hanya berkisar antara 4-5 butir saja, sedangkan bila menggunakan induk

angsa bisa mencapai 10-15 butir dalam sekali pengeraman.Masa pengeraman untuk angsa tipe ringan ialah antara 28-30 hari, sedangkan

untuk angsa berat antara 34-35 hari. Apabila telah ada telur yang menetas, seluruh

penetasan akan berakhir dalam 2 atau 3 hari.

Induk angsa yang mengeram seringkali turun ke air untuk mandi. Apabila

tidak, telur yang dierami perlu diperciki dengan air hangat pada kira-kira 2 minggu

terakhir, agar terjaga tingkat kelembabannya hingga penetasan dapat berhasil baik.

Seperti halnya penetasan telur itik, kelembaban yang dibutuhkan lebih tinggi

bila dibandingkan penetasan telur ayam. Untuk menjaga agar kelembaban itu tetaptinggi dapat pula dilakukan pencelupan telur ke dalam air hangat selama ½ sampai 1

menit, atau kadang-kadang dengan menyemprotnya dengan air tersebut. Tingkat

kelembaban yang diperlukan sampai hari yang ke-23 adalah antara 65-70%,

sedangkan pada hari-hari seterusnya lebih tinggi yaitu antara 75-80%. Pembalikan

telur dilakukan 3 atau 4 kali sehari, agar suhunya merata serta tidak terjadi

penempelan-penempelan pada dinding telur bagian dalam.

Pemeliharaan

 Apabila tidak dipelihara oleh induknya, anak angsa yang baru saja menetas,

seperti halnya anak itik dan ayam, perlu tambahan pemanasan, sampai umur kira-

kira 4 minggu (artificial brooder). Sampai umur tersebut tiap ekor membutuhkan

luasan lantai kandang sebesar 0,11 sampai 0,15 m2 (1,25 sampai 1,5 sq. feet),

dengan suhu ruangan antara 30-350C. Pemanasan ini dapat dilakukan dengan

menggunakan sinar lampu infra merah. Kalau keadaan memungkinkan perlu

disediakan halaman bermain. Setelah berumur kira-kira satu bulan, ternak angsa

Page 41: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 41/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 41 

telah dapat dilepas secara bebas di halaman ‘free range’, namun memerlukan

peneduh (shades) guna melindunginya dari terik matahari.

Perbandingan jantan betina untuk pemeliharaan angsa secara intensif untuk

tipe berat 1 jantan : 3 betina dan untuk tipe ringan 1 jantan : 4 – 5 betina.

TINGKAH LAKU

 Angsa merupakan jenis unggas yang paling cerdas dan memiliki daya ingatan

yang sangat baik. Sifat monogamous yang dimilikinya semasa liar, telah secara

berangsur berubah menjadi polygamous sebagai akibat proses domestikasi.

Secara alamiah, angsa mengeram setelah selesai bertelur satu ‘clutch’ dan

sifat ini masih tetap bertahan walau telah mengalami domestikasi. Bangsa angsaToulouse adalah bangsa yang sudah sangat berkurang sifat mengeramnya.

 Angsa memakan sebagian terbesar rumput-rumputan, maka hewan tersebut

dimanfaatkan sebagai pencabut rumput tanaman tertentu tanpa merusak tanaman

tersebut. Anak angsa merupakan pencabut rumput yang baik untuk tanaman seperti

arbei, asparagus, gula bit, kapas, kebun bibit, dan kebun buah-buahan.

Untuk dimanfaatkan sebagai pencabut rumput yang berhasil, umur anak

angsa tidak boleh lebih dari 6 minggu, karena umur yang lebih tua kemungkinan

akan merusak tanaman dan buah-buahan. Tempat berteduh dan tempat berlindungperlu disediakan di tengah-tengah ladang; kalau tidak anak angsa dapat mati karena

sengatan matahari. Air minum perlu disediakan dibeberapa tempat di lapangan.

 Anak angsa yang dimanfaatkan sebagai pencabut rumput, perlu dibuat lapar, agar

mau memakan rerumputan. Meskipun demikian perlu disediakan ransum terdiri dari

butir-butiran atau pelet yang dihaluskan diwaktu sore yang jumlahnya tergantung dari

tersedianya rumput dilapangan tersebut.

MAKANAN

 Angsa merupakan ternak angonan yang baik dan dapat dipelihara hanya

dengan diberi rumput sampai dewasa kelamin, asalkan rumput yang diperolehnya

adalah rumput muda dan lunak. Akan tetapi dengan pemberian ransum terbatas

dikombinasikan dengan rumput akan menjamin laju pertumbuhan hewan tersebut

lebih baik.

Standar kebutuhan nutrisi angsa yang ditetapkan oleh NRC (1994), tertera

pada Tabel 1. Adapun susunan ransum untuk anak angsa dan angsa bibit tampak

pada Tabel 2.

Page 42: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 42/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 42 

 Anak angsa tidak memerlukan ransum sampai umur 36-48 jam setelah

menetas. Hijauan rumput merupakan sebagian terbesar makanannya, dan hanya

sebagian kecil butir-butiran diperlukan. Air minum yang segar dan bersih perlu

disediakan.

Mengenai pemberian ransum dianjurkan agar untuk angsa berumur 4 minggu,

disediakan ransum pemula (starter) yang mengandung 20% protein bersama dengan

pengenceran yang baik. Setelah berumur 4 minggu, perlu diberikan ransum berkadar

protein 16%. Ransum pemula dan akhir (finisher) dapat diberikan berupa basah atau

kering, dalam bentuk mash atau pellet.

Tabel 1. Kandungan Nutrisi Angsa

Nutrient Starting

0-4 minggu

Growing

Setelah 4 minggu

Breeding

EM (Kkal/kg) 2900 3000 2900

Protein (%) 20 15 15

Lysine (%) 0,9 0,6 0,6

Vitamin A (IU) 1500 1500 4000

Vitamin D (ICU) 200 200 200

Riboflavin (mg) 4 2,5 4

Niacin (mg) 55 35 20

Calcium (%) 0,65 0,6 2,25

Phosphorus 0,3 0,3 0,3

 Angsa perlu diberikan ransum pemula berkadar protein 20-22% dalam bentuk

pellet berukuran 3/32 atau 3/16 inci untuk 3 minggu pertama. Setelah 3 minggu perlu

diberi ransum pertumbuhan berkadar protein 15% dalam bentuk pellet berukuran 4,6

mm. Apabila banyak terdapat rumput berkualitas baik, jumlah pellet dapat dibatasi

sampai 0,5-1 kg/ekor/mingu sehingga angsa-angsa tersebut berumur 12 minggu. Akan tetapi untuk pertumbuhan maksimum, jumlah ransum perlu dinaikkan karena

rumput yang muda dan lunak berkurang jumlahnya atau apabila angsa mengurangi

 jumlah konsumsinya.

Tabel 2. Ransum Anak Angsa dan Angsa Bibi t

 Anak Angsa Angsa BibitBahan Makanan

Pemula Akhir Ransum 1 Ramsum 2

Page 43: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 43/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 43 

…………………………… % ……………………………

Jagung  34,75  40,75  30,75  57,75 

Shorgum 20,00 30,00 20,00 22,00

Bekatul 10,00 6,00 12,00 -Pollard 8,00 6,00 12,00 -

Bungkil Kelapa - - 8,00 -

Tepung daging 18,00 12,00 10,00 13,00

Tepung daun 5,00 3,00 5,00 5,00

Tepung ikan 4,00 2,00 - -

Kalsium karbonat - - 2,00 2,00

Garam 0,25 0,25 0,25 0,25

Jumlah  100,00  100,00  100,00  100,00 

Jumlah makanan yang dibutuhkan oleh seekor angsa dewasa, berkisar antara

250-300 gr setiap harinya. Jika angsa dipelihara secara ekstensif, penyediaan

rumput lapang akan banyak memberikan sumbangan berupa hijauan sehingga akan

membantu menekan biaya makanan, terutama dalam fase penggemukan angsa

muda.

Dalam pemeliharaan semacam ini, pemasaran dapat dilakukan pada umur 14-

18 minggu. Apabila diinginkan pemasaran lebih cepat berupa green geese  (10

minggu), pemberian makanan dilakukan dengan cara full-fed dan pemeliharaannya

terkurung.

 Angsa mempunyai pertumbuhan yang sangat cepat diantara semua unggas,

dan yang paling efisien dalam konversi bahan makanan, teristimewa pada saat umur

8-10 minggu pertama. Pada umur 6 minggu bobot badan angsa mencapai sekitar 3

kg dan mengkonsumsi ransum kurang lebih 2 kg/kg bobot badan. Setelah

pertumbuhan cepat tersebut berlangsung, tercapailah suatu periode stabil. Mulai

pada umur kurang lebih 20 minggu, angsa memperlihatkan lagi pertumbuhan cepat.

Periode berganti bulu adalah pada umur 20 minggu dan tidak akan berbulu lengkapsampai umur 16 minggu.

Meskipun angsa tergolong hewan yang pertumbuhannya cepat dan paling

efisien dalam mengkonversi ransum, praktis bebas penyakit dan baik sekali sebagai

unggas pemakan tumbuh-tumbuhan, akan tetapi perkembangbiakannya lambat,

produksi telurnya relatif sedikit yaitu 30-50 butir/tahun, tergantung dari jenisnya.

PENYAKIT

Page 44: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 44/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 44 

Penyakit yang suka menyerang angsa seperti juga penyakit yang suka

menyerang itik, karena kedua hewan ini sama – sama unggas air. Karena angsa

tidak dikandangkan, maka penyakit yang menyerang biasanya dari makanan yang ia

makan. Beberapa penyakit yang disebabkan oleh bakteri seperti Salmonelosis yang

disebkan oleh bakteri salmonella.

Untuk mencegah agar angsa tidak terkena penyakit memang sulit,

dikarenakan aktivitas angsa yang sangat mobile dan senang bergerombol. Jika

diberikan pakan sendiri haruslah diberikan dalam keadaan yang higienis, karena

faktor higienis ini sangat penting dalam rangka pengendalian penyakit.

Istilah – istilah 

Geese : Bentuk plural dari goose, istilah umum untuk angsa jantandan betina baik muda ataupun dewasa.

Gander : Angsa jantan dewasa.

Goose : Angsa betina dewasa.

Goosling : Anak angsa.

Green geese : Angsa muda yang dipasarkan atau dipotong pada umur 8-10

minggu.

Weeder : Pencabut rumput liar.

Page 45: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 45/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 45 

ITIK ( Anas plathyrynchos)

Kingdom : AnimaliaPhylum : Chordata

Subphylum : Vertebrata

Class : Aves

Order : Anseriformes

Family : Anatidae

Sub family : Antinae

Tribus : Anatini

Genus : Anas

Deskripsi

Ternak itik domestik, diperkirakan

merupakan keturunan langsung dari

Mallard atau Wild Mallard dan

berasal dari Asia Tenggara (China).

Sejauh ini dikenal ada 6 sub spesies

Mallard, namun yang paling terkenal

adalah Mallard Eropa ( Anas

plathyrynchos). Dalam keadaan liar

Mallard bersifat monogamous. Pejantannya meiliki bulu dengan warna lebih

cemerlang dibandingkan betina. Dalam satu clutch, betinanya bertelur 10 – 15

butir.

Mallard merupakan jenis itik yang memiliki sex feathers  yaitu bulu – bulu

mencuat keatas, yang terdapat pada ujung ekornya, sebagai pertanda khas pejantan

mallard. Mallard mengalami perubahan sifat morfologis yang cukup besar, hingga

pada akhirnya menghasilkan beberapa jenis itik Indonesia, misalnya itik Tegal.

Perkembangan Itik di Indonesia terutama di Pulau Jawa. Itik-itik yang sudah

dijinakkan tersebut oleh pendatang banyak dipelihara di daerah dataran rendah

karena peliharaannya mudah dan tahan terhadap penyakit. Oleh karena itu banyak

penduduk yang kemudian tertarik untuk memeliharanya. Itik yang sudah ada di

Indonesia sejak berabad-abad lalu oleh orang Belanda kemudian disebut sebagai

Indice Leoopoend (indian runner) atau itik Indonesia. Disebut demikian karena pada

waktu berjalan unggas ini hampir berdiri tegak dan tidak mendatar.

Page 46: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 46/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 46 

Itik Indonesia ini berkembang mulai dari Aceh hingga ujung Timur

Indonesia. Untuk selanjhutnya, di sentra-sentra petrnakan itik indian runner atau itik

indonesia ini dalam waktu yang lama dan juga mungkin tanpa disadari oleh para

peternaknya sendiri mengalami seleksi alam dan menjadi itik daerah.

 Asumsi bahwa itik merupakan keturunan Mallard :

1. Memiliki sex feather sama dengan Mallard

2. Mudah beradaptasi dan didomestikasi

3. Terdapat beberapa ciri anatomi dan morfologi yang sama dengan itik di

Indonesia

Tujuan PemeliharaanItik dibudidayakan dengan tujuan petelur, pedaging, dwiguna, dan ornamen.

Itik Petelur

1. Khaki Campbell

Itik ini termasuk tipe dwiguna,

sebagai penghasil daging dan penghasil

telur. Dari sekelompok itik Khaki

Campbell, beberapa ekor diantaranyamampu berproduksi sebanyak 365

butir/tahun. Berat standar dari jantan

dewasa adalah 2.5 kg, sedangkan betina

dewasa memiliki berat 2.24 kg. 

-  Petelur (s.d. 300 butir/th)

-  Di Inggris > Mrs. Campbell

2. Indian Runner/ Lau Fente

Bangsa Indian Runner terkenal

sebagai itij penghasil telur. Karakteristik

yang paling terkenal dari itik ini adalah :

sikap berdiri yang hampir tegak. Warna

paruhnya hitam, begitu juga dengan

kakinya. Berat jantan dewasa 2 kg,

sedangkan betinanya 1.8 kg. Hampir

seluruh populasi itik asli Indonesia

adalah anggota dari bangsa Indian

Page 47: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 47/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 47 

Runner. Yang termasuk dalam bangsa Indian Runner, yaitu : Itik Tegal, itik

 Alabio dan itik Bali

-  Prod. 180 butir/th

-  Buff IR, Fawn IR, White IR

3. Welsh Harlequin

-  Keturunan Khaki Campbell

-  Prod. telur hampir sama dgn Khaki Campbell

-  Disukai sbg pedaging

Itik Pedaging

1. AylesburyBangsa itik ini merupakan itik potong di

Ingris. Bangsa itik ini semuanya berwarna

bulu putih mengkilat. Badannya padat dari

punggung sampai ‘keel’nya. Keel letaknya

begitu rendah, hampir menyentuh tanah.

Paruh berwrna ‘pinkish white’ sampai merah

daing, sedangkan warna kakinya orange.

Matanya gelap, dagingnya berwarna putih,paruhnya panjang dan lurus. Itik dewasa

 jantan mencapai berat badan 4.5 kg dan

betina dewasa 4 kg. Produksi telurnya

rendah (100 butir/tahun). Seekor pejantan

umumnya hanya cocok untuk 3 ekor betina

saja.

-  Tipe berat, BB sekitar 10 lbs.

-  Prod telur sekitar 100 butir/th.

2. Peking

Berasal dari Cina, di Amerika

Serikat, itik ini dikembangkan sebagai

ternak potong.itik Peking mempunyai

kapasitas produksi telur antar 110

sampai 130/ tahun. Seekor pejantan

dapat mengawini 6 ekor. Pada

umumnya itik Peking berwarna putih

Page 48: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 48/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 48 

sampai cream dengan paruh dan kaki berwarna jingga.karkasnya berwarna

kuning dan menarik. Berat standar jantan dewasa 4.5 kg, sedangkan betina

dewasa 4 kg.

-  China th. 1870

-  Prod. telur sekitar 130 butir/th.

-  Sebagai pedaging di Australia dan Amerika Serikat

3. Rouen

Itik ini berasal dari Perancis,

untuk tujuan pedaging. Produksi

telurnya sedikit..pejantan Rouen

warna bulunya amat menyerupaiMallard. Paruhnya berwarna hijau

atau kuning, sedangkan kaki dan

selaput renang berwarna merah

bata. (tera cota) pada umur dewasa,

pejantan mencapai berat 5.5 kg,

sedangkan 4 kg. Produksi telurnya

antar 80 – 100 butir/tahun. 

-

  Pedaging di Perancis-  Prod. telur sekitar 90 butir/th.

Itik Dwiguna

1. American Buff Duck/ Buff Orpington

Bangsa itik ini termasuk bangsa yang

relatif baru. Disamping sebagai itik

pedaging, itik ini juga merupakan petelur

yang baik, dengan produksi telur mencapai

240 butir, dengan warna kerabang putih.

Jantan dan betina memiliki warna bulu yang hampir sama. Berat jantan dewasa 3

kg dan berat betina 2.7 kg

-  Tipe dwiguna di Inggris

-  Prod. telur 240 butir/th.

2. Crested Duck

-  Tipe medium di Inggris

Page 49: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 49/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 49 

Itik Hias

1. Cayuga dan Black East Indie

Bangsa itik ini bulunya berwarna hitam,

dengan kaki berwarna kuning atau coklat. Itik

Cayuga merupakan model besar dari bangsa

Black East Indian, suatu jenis itik ornamental.

Produksi telurnya cukup baik, dagingnya

berwarna putih. Karena bulunya hitam, maka

karkasnya terkesan berwarna kebiruan,

sehingga kurang disukai konsumen untuk

dikonsumsi.-  Itik ornamen/ hias

-  Prod. telur sangat rendah

-  Baik untuk mengeram

PETERNAKAN ITIK DI INDONESIA

Indian Runner, dengan ciri – ciri :

°  Kaki ramping dan kuat.

°  Badan hampir tegak.°  Kuat berjalan jauh.

°  Tidak mempunyai sifat mengeram.

°  Mulai bertelur pada umur ± 6 bulan.

Tanda – tanda fisik :

°  Bulu : merah tua coklat, bertotol – totol coklat, putih, putih kekuningan, abu – abu

hitam, campuran.

°  Badan langsing seperti botol.

°  Kepala kecil.

°  Leher langsing dan tegak.

°  Sayap rapat pada badan.

°  Kerabang telur biru kehijauan.

°  Kemampuan produksi telur, 140 – 250 butir per tahun, dengan berat antara 65 –

75 gr per butir.

JENIS ITIK DI INDONESIA

 A. Penghasil Telur, terdiri dari penghasil telur konsumsi dan telur tetas.

Page 50: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 50/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 50 

1. Itik Jawa ( Anas javanica)

°  Itik Tegal, Karawang, Cirebon.

°  Itik Mojosari warna lebih gelap.

°  Itik Magelang, dengan ciri khas kalung putih.

2. Itik Bali ( Anas sp).

3. Itik Alabio ( Anas platyrhynchos Borneo)

B. Penghasil Daging.

1. Itik manila / Serati / Entog (Cairina moschata)

PERFORMAN ITIK DI INDONESIA

Itik Tegal°  Ciri utama : saat berjalan tegak, tubuh

langsing seperti botol.

°  Warna bulu : coklat, branjangan (totol

coklat), hitam dan putih.

°  Paruh dan kaki hitam.

°  Mulai bertelur ± 6 bulan.

°  Masa produktif 1 – 2 tahun.

°  Produksi telur ± 250 butir per tahun.°  Bobot telur 60 – 70 grper butir.

°  Warna krabang hijau kebiruan.

Itik Mojosari

°  Tubuh lebih kecil dari IR yang lain.°  Warna bulu lebih gelap itik tegal.

°  Mulai bertelur ± 7 bulan.

°  Paruh dan kaki hitam.

°  Produksi telur, dipelihara ektensif ± 200

butir per tahun, sedangkan secara intensif

265 butir per tahun, bertelur ±.70 – 80%

dari populasi per hari.

°  Warna kerabang relatif lebih hijau dari Itk

Page 51: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 51/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 51 

Tegal.

°  Warna krabang hijau kebiruan.

°  Ukuran telur relatif lebih besar dari itik IR lain.

Itik Manila / Serati / Entog

°  Suka terbang.

°  Mulai bertelur pada umur 7,5 bulan.

°  Bobot telur 65 – 70 gr per butir.

°  Produksi telur ± 60 butir pertahun, baik

sebagai pengeram ataupun pedaging.

°  Bobot badan dewasa ♀ 3,2 kg, sedang

♂ 4,5 kg.°  Kerabang telur putih.

°  Persentase karkas pada umur 68 hari

-  ♀  : 65 – 67% BB70 : 2,4 kg.

-  ♂  : 68 – 70% BB84 : 4,3 kg.

°  Sering disilang dengan itik IR untuk

mendapatkan penghasil daging, disebut

Mandalung / Tongki, bersifat streril.

Itik Bali

°  Ciri khas jambul di kepala, berdiri

sangat tegak seperti penguin.

°  Dibandingkan dengan itik jawa :

-  Badan lebih besar.

-  Leher lebih pendek.

-  Bulu lebih terang.

°  Paruh dan kaki hitam.

°  Produksi telur ± 275 butir per tahun.

°  Bobot telur 56 – 70 gr per butir.

°  Warna krabang putih sampai putih kebiruan.

Page 52: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 52/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 52 

Itik Alabio

°  Badan tidak setegak itik jawa.

°  Warna bulu :

-  ♀  : kuning keabu – abuan, ujung

 – ujung bulu sayap, leher, ekor,

dada dan kepala berwarna

kehitaman.

-  ♂  : abu – abu kehitaman, ujung

ekor melengkung ke atas.

°  Paruh dan kaki kuning.°  Mulai bertelur ± 6 bulan.

°  Produksi telur ± 275 butir per tahun.

°  Bobot telur 56 – 70 grper butir.

°  Warna krabang hijau kelabu.

°  Biasa di afkir pada umur 3,5 tahun.

Sistem Pemeliharaan Itik di Indonesia1. Ekstensif

  Tanpa kandang, hanya pagar sebagai pembatas

  Itik mencari makan sendiri

a. Fully Mobile System:

  Tanpa home base

  Itik digembalakan berpindah menghampiri daerah panen

  Telur langsung dijual

b. Semi Mobile System:

  Mampu menempuh sekitar 300 km

2. Semi Intensif

  Malam hari dikandangkan, siang dilepas mencari makan

  Sudah mulai memperhitungkan factor produksi

  Sistem lanting di Kalimantan Selatan

3. Intensif

  Pemeliharaan sudah betul2 memperhatikan factor produksi; kandang, ransom,

obat-obatan disediakan

Page 53: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 53/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 53 

Tujuan Pemeliharaan Itik di Indonesia

Sebagai penghasil:

1. Telur tetas

2. Anak itik sehari (day old duckling)

3. Telur konsumsi

4. Itik dara (siap bertelur)

5. Daging (daerah tertentu)

Tata Laksana Pemeliharaan

Pada dasarnya tatalaksana (manajemen) pemeliharaan ternak itik hampirsama saja dengan pemeliharaan ayam. Dalam uraian berikut ini dikemukakan

beberapa hal yang dianggap penting untuk diperhatikan, sehingga usaha peternakan

itik itu dapat membuahkan hasil yang diharapkan. Awal kegiatan tata laksana ialah

pemeriksaan dan penentuan jenis kelamin anak itik, setelah menetas

Pembagian Fase Pemeliharaan

Seperti halnya pada peternakan ayam, setelah telur menetas, dalam

masa hidupnya itik mengalami fase-fase sebagai berikut :Pada itik tipe petelur

Fase pertama (Starter) umur : 0 sampai 2 minggu

Fase kedua (Grower) umur : 3 sampai 20 minggu, yang dibagi

Grower I umur : 3 sampai 10 minggu

Grower II umur : 10 sampai 20 minggu

Fase produksi (Layer) umur : setelah 20 minggu

Pada itik tipe pedaging

Fase pertama (Starter) umur : 0 sampai 2 minggu

Fase kedua (Gower) umur : 2 sampai 4 minggu

Fase akhir (Finisher) umur : 5 sampai 7 minggu.

Pemeliharaan itik pedaging, biasanya berakhir pada umur 7 atau 8 minggu

untuk kemudian dipotong/ dipasarkan. Bila pemeliharaan ingin diteruskan, maka

biasanya tujuannya adalah untuk menghasilkan bibit (breeder) untuk menghasilkan

anak itik pedaging.

Page 54: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 54/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 54 

Pemilihan bibit:

1. Pilih jenis itik yang telah dikenal dengan baik

2. Bentuk tubuh normal, kepala bersih, mata bersinar

3. Sayap mengepit tubuh dengan sempurna

4. Kaki kokoh dan kuat, berdiri sempurna

5. BB pd umur 20 minggu jantan 1,6 kg dan betina 1,4 kg

6. Perut rata dan penuh jarak antara tulang pelvis lebar

Sistem Perkawinan

1. Kawin AlamSex Ratio Daya Tetas

1 : 6 87,5%

1 : 8 80,5%

1 : 10 74,5%

1 : 12 65,5%

2. Inseminasi Buatan

°  Syaratnya umur induk harus lebih dari 9 bulan.

Sistem penetasan

Lebih suli t daripada telur ayam:

  Menetas lebih lama (28 hari)

  Pori-pori kerabang lebih besar

  Adanya selaput renang pada kaki

  Perlu kelembaban tinggi

1. Penetasan oleh induk itik Manila (atau ayam buras)

1. Daya tetas 80%-90%

2. Kemampuan mengerami 20-25 butir

3. Mampu mngerami 2-3 kali > 75 butir

4. Pada saat induk bertelur, setiap telur diganti oleh telur itik

2. Menggunakan gabah kering

1. Banyak dilakukan di Chins dan di Bali

2. Kapasitas lebih banyak daripada Induk itik Manila

Page 55: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 55/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 55 

3. Daya tetas: musim kemarau 70,3% dan musim hujan 74,5%

4. Peralatan: Gabah kering, kain belacu, karung goni, keranjang bambu,

kotak kayu, rak penetasan, thermometer, hygrometer.

3. Menggunakan mesin tetas seperti untuk telur tetas ayam ras.

Sexing

  Warna bulu jantan relative lebih gelap

  Paruh: Betina lebih lembut, warnanya lebih muda

  Suara: dengan memijit pangkal leher dekat tenggorokan suara betina lebih

nyaring, jantan lebih serak

  Vent sexing seperti pada ayam, pada jantan ada tonjolan  Dijual sebagai DOD atau dipelihara dan dijual menjelang bertelur (itik dara)

  Pemeliharaan jarang sejak DOD, membeli itik dara

  Pemeliharaan ekstensif: 3-4 ekor jantan/ 100 betina

  Pemeliharaan intensif: sama dengan ayam ras petelur

Feeding System

  Informasi masih sangat sedikit dibandingkan dengan ayam

  Kebutuhan protein lebih rendah daripada ayam  Kebutuhan vitamin B rendah, tetapi kebutuhan riboflavin tinggi

  Lebih toleran terhadap kadar serat kasar

  Pertumbuhan lebih cepat, sangat peka terhadap defisiensi

  Kebutuhan nutrient petelur dewasa hamper sama dgn ayam

  Bentuk ransum: tepung kering/ basah, pellet, crumble

  Penelitian kebutuhan nutrient didasarkan atas system pemeliharaan ekstensif

(bahan pakan yg ditemukan). Memanfaatkan bahan pakan konvensional

Tanda – tanda Khusus Pada Ternak Itik  Itik memiliki kaki yang relatif pendek untuk ukuran badannya. Ketiga jari di bagian

anterior dihubungkan dengan selaput, yang memungkinkan untuk bergerak cepat

di air.

  Paruh itik dilapisi oleh selaput lembut yang peka, sedangkan bagian ujungnya

terdapat suatu processus yang mengeras, yang dilapisi oleh zat tanduk. Di

bagian dalam paruh terdapat lamella bertanduk, yang berfungsi sebagai alat

penyaring bagi makanan yang masuk

  Bulu itik berbentuk konkaf yang merapat erat ke permukaan badan, dengan

permukaan bagian dalam yang lembut dan tebal. Karena itik mempunyai kelenjar

Page 56: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 56/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 56 

minyak yang relatif besar, bulu – bulu itik senantiasa bermunyak. Dengan

bantuan minyak tersebut, maka dapat dicegah masuknya air, hingga air tidak

dapat mencapai permukaan kulit. Timbunan lemak sub cutan cukup tebal, yang

berfungsi sebagi insulator, sehingga itik tahan dingin walau ia berada di air untuk

 jangka waktu yang cukup lama.

  Bagian badan itik yang dapat dimakan, relatif lebih kecil bila dibandingkan

dengan ayam, dagingnya berwarna lebih gelap.

  Itik memiliki kemampuan khusus untuk menyerap Na+ tanpa molekul

penyertanya. Kelebihan garam akan dikeluarkan melalui kelenjar yang terdapat

dalam hidung itik.

 Anatomi dan Fisiologi ItikPencernaan

•  Mulut : terdiri dari paruh dan ruang paruh serta lidah. Makanan yang masuk oleh

pergerakan lidah didorong masuk ke dalam Pharinx, yang kemudian ditelan.

Makanan yang terapung – apung di air, ditelan dengan bantuan alat penyaring,

yang berupa lamella parallel.

•  Pharynx : proses menelan pada ternak itik, tidak bersifat peristaltic, karena itik

tidak memiliki palat halus dan muskulus konstriktor pada pharinxnya

•  Esophagus : makanan masuk ke esophagus semata – mata oleh adanya gravitasi

makanan dan karena tekanan yang lebih rendah didalam ruang esophagus oleh

leher yang dijulurkan ke atas.

•  Crop : merupakan pelebaran dari dinding esophagus. Pada itik dan unggas air

pada umumnya, crop tidak berkembang dengan sempurna, tidak seperti pada

ayam. Crop berfungsi sebagai penampung sementara bagi makanan.

•  Perut terdiri dari perut kelenjar (proventrikulus) dan perut muscular (ventrikulus)

sebagai alat penghancus makanan.

•  Usus halus (intestine) terdiri dari : duodenum sepanjang antar 22 – 38 cm.

Jejunum sepanjang 105 cm dan ileum sepanjang 15 cm

•  Kolon terdapat 2 caeca, yang masing – masing panjangnya 10 – 20 cm

•  Rectum

•  Kloaka

Reproduksi

Perkawinan terjadi setiap saat. Kopulasi terjadi dengan menyatukan kolaka

 jantan dan kloaka betina, kemudian masuklah penis kedalam saluran genital dan

terjadi ejakulasi. Sperma itik akan bertahan utnuk jangka waktu 5 sampai 6 hari di

Page 57: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 57/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 57 

dalam saluran genitalia. Fertilisasi terjadi dibagian infundibulum. Pada itik jantan,

penis yang ereksi dapat mencapai panjang 5 cm. Pada itik betina ada sepasang

ovari.

Pembentukan sebutir telur pada itik memerlukan waktu sebanyak 24 – 24.4

 jam. Secara umum, telur itik lebih berat disbanding dengan telur ayam, dan

cangkangnya lebih tebal.

ItikJangka Waktu

Tsaiya Khaki Campbell Ayam

Waktu (jam)

Mulai saat oviposisi sampai

Ovulasi 0.16 0.16 0.40

Masuk uterus 4.5 – 6.0 5.40 5.66Oviposisi berikutnya 24.41 24.00 25.42

Berada di uterus 18.19 18.59 19.76

SITEM PERKANDANGAN

1. Kandang Boks (1 hari sampai 3 minggu).

°  Terbuat dari papasn atau bambu

°  Lantai kawat atau slat (jarak 1 – 1,5 cm)

°  Kepadatatan 50 ekor per m2 .

2. Kandang Itik Dara dan Dewasa.

°  Sistem postal, dengan bentuk lantai slat atau kawat, litter, dengan kepadatan

4 ekor per m2 

°  Sistem postal

°  Kandang baterai seperti ayam petelur

TINGKAH LAKU

•  Itik pejantan dan betina sangat liar, peka serta mudah kaget

•  Mengenali makanan hanya dari indra penglihatan saja, indra penciuman tidak

berperan

•  Itik termasuk golongan unggas air karena itu itik memerlukan air yang digunakan

untuk mencelupkan kepala atau air untuk membasahkan bulunya. Pencelupan

kepala itu agar mata dan lubang hidung itik selalu bersih.

PEMBERIAN MAKANAN

Page 58: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 58/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 58 

Dalam pemeliharaan itik secara terkurung (pemeliharaan intensif),

pemberian makanan dapat dilakukan dengan berbagai cara :

1. Pemberian makanan halus dalm keadaan kering (dry mash feeding). Cara ini

sudah mulai banyak dipraktekkan, namun mengandung kelemahan yaitu berup

kesulitan menelan (karena makanan itu halus) sehingga perlu terus menrus

minum. Disamping itu juga akan banyak makanan yang terbuang/ tercecer sia-

sia.

2. Pemberian makanan halus dalam keadaan basah (wet mash feeding). Cara ini

dilakukan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari ‘dry mash feeding’ dan

termasuk cra yang sangat umum dikerjakan oleh petrnak-peternak rakyat.

Pemberiannya dilakukan 4 atau 5 kali sehari pada itik muda, yang kemudian

menjadi 2 atau 3 kali sehari pada itik dewasa. Jumlah makanan pada tiap klipemberian hendaknya secukupnya saja, yang kira-kirabisa dihabiskan dalam

waktu lebih kurang ½ jam. Hal ini perlu diperhatikan untuk menghindari timbulnya

ketengikan ataupun tumbuhnya jamur pada makanan yang tersisa. Kalaupun ada

sisa, sebaiknya tiap kali dibuang (dibersihkan). Dengan cara pembrian makanan

basah, dapat diusahakan peningkatan jumlah konsumsi pakan, terutama pada

saat-saat ada kecenderungan konsumsi menurun karena suhu udara yang tinggi.

Sekalipundemikian cara pemberian makanan basah ini amat praktis untuk jumlah

itik yang banyak.3. Pemberian makanan dalam bentuk pellet. Cara ini telah mulai populer dibeberapa

negara, karena mnunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan cara- cara yang

lain, yaitu makanan mash kering dan basah.

Makanan pellet lebih mahal sebab pembuatannya (palletizing) memerlukan

biaya, disamping itu juga belum tersedia dengan mudah bagi para peternak yang

memrlukan. Namun demikian ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh

dengan pemberian makanan bentuk pellet, yaitu :

•  Menghemat makanan sampai sejumlah 15—20%, karena brkurangnya makann

yang terbuang sia-sia (waste)

•  Pemberiannya lebih mudah dan menghemat tenaga

•  Air minum akan lebih lama tetap tinggal bersih

•  Tidak ada pertumbuhan jamur sebab pellet dalam keadaan kering.

Dalam pemeliharaan yang dilakukan secaraextensif, jumlah makanan yang

diperoleh itik dalam penggembalaan, sukar diperkirakan. Akibatnya ialah sulit untuk

menetapkan jumlah atau kualitas makanan tambahn yang harus diberikan agar itik

mencapai produksi maksimal.

Page 59: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 59/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 59 

Bentuk pellet nampaknya memang lebih efisien untuk dipraktekkan, namun

kita harus selalu mempertimbangkan harga serta kemudahan/ penyediaannya untuk

pemakaian sehari-hari.

Ransum Itik Petelur

Kebutuhan Nutrisi (SEN, 1985)

Umur ItikNutrisi

0 – 8 minggu 8 – 20 minggu > 20 minggu

Energi metabolis (kkal/kg) 2900 2800 2700

Protein kasar (%) 17 – 20 18 16 – 18

Kalsium (%) 0,6 – 1,0 0,6 – 1,0 2,9 – 3,25

Fosphor (%) 0,6 0,6 0,47

Ransum Itik Bib it

Kebutuhan Nutrisi

Fase UmurNutrisi

Starter Grower Developer Layer

Energi metabolis (kkal/kg) 3100 2750 2700 2650

Protein kasar (%) 18 – 24 15 – 18 16 18 – 21

Kalsium (%) 1,10 1,10 0,47 2,25

Fosphor (%) 0,75 0,75 0,77 0,75Sumber : The Philippines Recommends fo Duckling Raising (1977)

Susunan Ransum Anak Itik

BahanMurtisari dkk,

1985

Rahardjo dan

Winarso, 1987Siti Wahyuni,1989

Dedak 13,80 10,70 40,58

Jagung 66,0 66,60 34,67Bkl. Kedelai 2,50 - 16,02

Tep. Ikan - - 3,14

Tep. Tulang 2,00 2,00 -

Tep. Bekicot

(mentah)

15,00 - -

Tep. Bekicot

(rebus)

- 20,0 -

Minyak - - 2,53

Page 60: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 60/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 60 

Premix A 0,20 0,50 0,44

Garam 0,25 0,25 0,27

Ca CO3  - - 1,77

Di Ca fosfat - - 0,57

Lisin 98% - - 0,02

Santoquin - - 0,001

Murtisari dkk,

1985

Rahardjo dan

Winarso, 1987

Siti Wahyuni,1989

Kandungan

Nutrisi

Energi metabolis

(kkal/kg)

2970 3000 2760

Protein kasar (%) 16,00 17,00 17,30

Kalsium (%) 0,60 0,70 0,99

Fosphor (%) 0,70 0,70 0,77

Susunan Ransum Itik Petelur

Bahan Pakan Rahardja, 1985 Sinurat , 1988 Siti Wahyuni,

1989

Dedak - 40,00 42,62

Jagung - - 27,56

Tep. Gaplek - 23,00 -

Beras 41,50 - 5,58

Bkl. Kedelai - - 10,27

Tep. Ikan 22,00 - 3,00Cangkang Udang 30,00 - -

Bungkil Sawit - 20,00 -

Minyak - - 3,34

Tep. Tulang 3,00 -0,20 -

Garam 0,50 6,00 -

Ca CO3  2,50 - 5,59

Di Ca fosfat - 0,50 0,57

Premix B 0,30 - 0,44

Page 61: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 61/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 61 

Lisin 98% 0,10 - 0,06

Metionin 0,10 - -

Santoquin - - 0,013

Kandungan

Nutrisi

Energi metabolis

(kkal/kg)

2750 2350 2660

Protein kasar (%) 18,00 16,00 15,20

Kalsium (%) 3,31 3,30 3,26

Fosphor (%) 0,52 0,86 1,05

BEBERAPA PENYAKIT PADA ITIK

Infeksi Virus

Duck Virus Hepatitis

°  Picorna virus.

°  Menyerang itik umur kurang dari 6 munggu.

°  Penularan melalui feses, sangat contagious !!.

°  Gejala :-  Seperti mengantuk.

-  Kejang – kejang.

-  Tiba – tiba mati.

-  Kematian bisa mencapai 95%.

°  Post mortem :

-  Pendarahan pada hati.

-  Degenerasi lemak.

-  Hati menguning.

°  Pencegahan, dengan cara induk harus divaksinasi atau anak pada saat menetas.

Duck Plague (Duck Virus Enteri tis)

°  Herpes virus

°  Penularan melalui feses, kontak langsung, tempat air minum dan tempat ransum.

°  Gejala :

-  Lesu.

-  Pergerakan lambat.

Page 62: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 62/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 62 

-  Sayap menggantung.

-  Pendarahan pada hidung.

-  Conjunctivitis.

-  Diare.

-  Serak / parau.

-  Kehausan.

°  Kematian :spesifik 9leher terpelintir, mati tiba – tiba, kematian bisa mencapai

100%.

°  Pada layer produksi telur turun sampai lebih dari 50%.

°  Post mortem :

-  Interitis.

-  Pharingitis.

-  Oesophagitis.

-  Cloacitis.

-  Ovaritis.

°  Pencegahan : Vaksinasi dan sanitasi.

White eye

°  Penyebab : diduga virus, sering keliru dengan defisiensi vitamin A yang hebat.

°  Menyerang itik umur 4 hari sampai 2 bulan.°  Gejala :

-  Anak itik matai tiba – tiba.

-  Kotoran berwarna bening sampai dengan putih sekitar mata dan paruh, bersin

 – bersin.

-  Dalam waktu singkat kotoran menguning mengendap pada rongga mata

sebelah bawah, sulit bernapas kemudian mati lemas.

°  Post mortem, peradangan rongga hidung.

°  Kematian bisa mencapai 65%.

°  Itik yang berhasil sembuh dari penyakit ini, bertindak sebagai carrier.

Infeksi Bakteri

Botulismus (Limber neck)

°  Penybab racun dari Clostridium botulinum , biasanya karena makan bangkai.

°  Gejala :

- Lesu.

- Kelumpuhan pada leher, sayap dan kaki.

- Bulu mudah dicabut.

Page 63: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 63/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 63 

- Mencret.

°  Pengobatan pada tahap awal diberi pencahar.

°  Pencegahan melalui sanitasi dan hindarkan itik dari makan bangkai.

Salmonellosis

°  Penyebab : Salmonella typhimurium zoonosis.

°  Penularan : bakteri termakan oleh itik, feses, peralatan kandang, alas kaki.

°  Menyerang itik umur 1 – 8 minggu.

°  Setelah sembuh bersifat carrier dan telur yang dihasilkan terinfeksi juga.

°  Gejala : Diare, malas makan, lemah endapan kotoran pada mata dan hidung.°  Pengobatan :

-  Furaszolidon dlam ransum (4%).

-  Sulfadimidine dalam air minum ~ coryza.

Kapang

Mikotoksis / Aspergillosis.

°  Penyebab : spora dari kapang – kapang Aspergillosis.

°  Gejala : gangguan pernapasan, conjunctivitis, eksudat pada mata, menyebabkan

buta, sulit makan dan mati.

°  Post mortem : spora dan miselia kapang ditemukan pada saluran pernapasan.

°  Mikotoksikosis akibat racun yang dihasilkan oleh kapang Aspergillus flavus.

racunnya disebut alfatoksin B1, disebut alfatoksikosis.

Istilah

Duck : itik secara umum atau itik dewasa betina

Drake : itik jantan dewasa

Drakelet atau

drakeling : itik jantan muda

Duckling : itik betina muda atau DOD

Green duck : Itik jantan atau betina muda umur 7 – 10 minggu

Page 64: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 64/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 64 

ITIK MANILA (Cairina moschata)

Sistematika

Phylum : Chordata

Subphylum : Vertebrata

Class : Aves

Order : Anseriformes

Family : Anatidae

Genus : Cairina

Species : Cairina moschata 

DeskripsiNama lain ternak

Negara asal dari Cairina moschata merupakan itik liar dan asli dari amerika

selatan dan brazil dan biasa bersarang dibawah pohon hutan rawa.

Itik manila atau Entog (Muscovy duck) mempunyai nama yang berbeda-beda

berdasarkan Negara ataupun tempat pemeliharaan. Di Suriname disebut dengan

Bosdoks, di Argentina dan di Uruguay disebut dengan Pato criollo, di Brazil disebut

dengan Pato do mato, di Meksiko disebut dengan Pato perulero, dan di beberapa

Negara bagian Amerika lainnya disebut dengan Pato real. Nama cairina berasal dariKairo.

HabitatEntog (cairina moschata) mempunyai habitat antara lain di danau, kolam,

daerah perkebunan dan dapat pula dijumpai dalam lingkungan kota. Entog dapat

 juga ditemukan di pinggiran hutan dan daerah padang rumput.entog dapat hidup di

ketinggian mulai 800 meter di atas permukaan laut. Untuk dapat hidup dengan baik,

entog membutuhkan temperature 63 oF sampai 70 oF (17.5o C dan 21o C).

Distribusi atau penyebaranJenis ini adalah satu-satunya itik yang bukan merupakan keturunan dari itik

liar. Bangsa burung ini merupakan bangsa yang berasal dari Amerika Selatan dan

 Amerika Pusat (Central America). Tersebar mulai dari pantai barat Meksiko, tepatnya

Sinaloa dan Tamaulipas, bergerak ke Amerika Tengah ke pantai pasifik Ekuador ,

kemudian di sebelah timur laut Uruguay dan di sebelah selatan Argentina.

Sebenarnya entog dapat ditemukan dibelahan dunia mana saja, hanya saja dalam

populasi yang terbatas.seperti di Amerika Utara, hanya ditemukan di Meksiko.

Page 65: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 65/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 65 

Jenis kelaminUntuk membedakan jantan dan betina pada entog dapat melalui beberapa

cara. Bila melihat dari ukuran tubuh, maka entog jantan biasanya berukuran dua kali

dari entog betina. Entog jantan dewasa biasanya berukuran 76-86 cm dengan berat

2-4,5 kg, sedangkan entog betina mempunyai ukuran tubuh 53-63 cm dengan berat

badan 1-2 kg. melihat penampilan tubuh, maka entog jantan memiliki gumpalan kulit

berwarna hitam yang dikelilingi oleh daging tumbuh yang berwarna merah, mulai dari

belakang mata menuju paruh. Melalui suara kita juga dapat membedakan entog

 jantan dan entog betina. Entog jantan menghasilkan suara menyiut yang rendah,

sedangkan entog betina menghasilkan suara yang lebih pendek. Pada gambar di

bawah ini, dapat dilihat perbedaan dari entog jantan dan betina.

Ciri fisik dari luar tubuhTetua dari entog yang pertama atau yang asli, berwarna putih ataupun hitam.

Tetapi akibat domestikasi, tercipta varietas warna baru, termasuk putih, hitam, coklat

dan biru. Entog mempunyai lapisan kulit keras (warty caruncles) yang berwarna

gambar anak entoggambar entog muda

gambar entog jantan

gambar entog betina

Page 66: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 66/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 66 

merah yang mengelilingi pangkal paruh dan mengelilingi mata. Kaki entog

mempunyai warna yang beragam, mulai dari kuning cerah sampai berwarna hitam.

Entog mempunyai kuku yang kuat dan juga tajam pada kedua kakinya. Entog yang

berwarna putih maupun hitam, pada bulunya juga dapat disisipi oleh warna hijau dan

biru pada bulu yang berwarna hitam, yang panjangnya sekitar 25-34 inch.

Berat standard : jantan dewasa 12 lbs (5,5 Kg) dan betina dewasa 7 lbs (3Kg)

Varietas/Bangsa

Tujuan pemeliharaan dari entog adalah untuk produksi daging, dikarenakan daging

entog mempunyai beberap kelebihan seperti yang tercantum pada tujuan

pemeliharaan dibawah. Ada tiga warna standar muscovy yaitu warna gelap, putih

dan biru.

Gambar. Lavender Muscovies

 Gambar. Silver Appleyard Muscovies 

Gambar. Pied Muscovies Gambar. Blue Musacovies

Page 67: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 67/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 67 

Karakteristik Itik Manila  Itik Muscovy tidak satu rumpun dengan itik, hal ini karena :

•  Tribus dan genusnya berbeda dengan jenis itik atau bebek yang lain. Itik

termasuk kedalam tribus anatini dan genus anas sedangkan itik manila

termasuk dalam tribus cairinini dan genus cairina. Meskipun keduanya

termasuk dalam family Anatinae.

•  Itik Manila lebih bersifat terestrial.

•  Itik manila tidak bersuara keras seperti itik atau bebek tetapi hanya bisa

mendesis.

•  Masa pengereman lebih lama dari Itik Asli (32 – 35 hari)

  Itik Manila mempunyai kuku yang tajam sehingga bisa bertengger di pohon.

Gambar. Black MuscovyGambar. white Muscovy

Gambar. Barred Muscovies

Page 68: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 68/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 68 

Reproduksi•  Entog merupakan hewan poligami, mempunyai musim kawin pada awal musim

penghujan atau akhir dari musim kemarau. Di Venezuela, musim kawin entog

berkisar mulai maret samapi agustus.

•  Produksi telur satu kali periode peneluran sebanyak 10 - 15 butir atau berkisar

antara 24 – 45 butir dalam setahun.

•  Masa pengeraman antara 32 – 35 hari

•  Telur berwarna krem

•  Mulai bertelur ± 7,5 bulan.Produksi Telur:

•  Bobot telur 65 – 70 gr per butir.

•  Daya tetas 80 – 90%

•  Kemampuan mengerami 20 – 25 butir.•  Entog mempunyai clutch size mulai 8-15 butir telur. Dalam setahun mempunyai

tiga kali clutch size.

Tujuan pemeliharaanTujuan pemeliharaan entog bukan untuk produksi telur konsumsi melainkan

sebagai penghasil daging, karena produktivitas telurnya sangat rendah.

Daging entog tidak seperti daging itik pada umumnya, yang mengandung

banyak lemak. Daging entog sama sekali tidak mengandung lemak, hal inidisebabkan oleh karena entog berasal dari daerah yang berilkim panas, sehingga

tidak membutuhkan lemak untuk menjaga suhu tubuhnya tetap hangat. Entog

mempunyai tekstur daging yang sangat baik, dan mempunyai cita rasa yang tinggi,

sehingga dapat disebut sebagai rasa daging terbaik dari semua itik.

Selain sebagai penghasil daging, entog ataupun itik Manila juga sebagai

penghasil bulu. Satu ekor itik dapat menghasilkan bulu campuran kira-kira 60 gram.

Bulunya dimanfaatkan sebagai bahan baku shuttle cock, perhiasan, bedding, atau

bahan pengisi perlengkapan tidur seperti sleeping bag, selimut, dan bahan pengisi

 jaket.

 ANATOMI DAN MORPHOLOGI

Ia termasuk ternak itik yang masih suka terbang seperti ayam, akan tetapi tidak

mau berjalan jauh-jauh. Pun ia tidak begitu banyak memerlukan air, sehingga ia

dapat dipelihara ditempat-tempat yang kering. Sifat-sifat biologis dari entog banyak

miripnya dengan ayam kampung, yaitu : telurnya tidak banyak (sekali bertelur hanya

8-15 butir), telur itu dapat dieraminya sendiri (lamanya mengeram 35 hari) dan ia

Page 69: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 69/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 69 

pandai pula membesarkan anak-anaknya. Entog itu sering kali dijadikan “tukang

mengeram” yang baik untuk telur itik.

Cir-ciri umum :

a. Kepala

Besar dan berjambul; bulu dari jambuil itu kasar-kasar, lebih pendek pada entog

 jantan dan bulu jambul tersebut dapat berdiri secara gerakan refleks, bila entog

itu dalam keadaan rtakut, terkejut atau marah.

b. Mata

Juga besar; pandangannya seolah-olah menantang (agak galak)

c. ParuhSedang besarnya.

Pada pangkal paruh itu dan juga pada mukanya terdapat banyak kutil.

d. leher

tidak begitu panjang, tetapi kuat.

e. Badan

- Bangun tubuhnya lebar, dalam dan berat (seperti tipe unggas pedaging).

- Badannya penuh daging (dagingnya lebih digemari daripada daging itik).

- Sayapnya kuat dan panjang.

- Ekor panjang, kedudukannya terhadap tubuh lebih mendatar (horizontal);

hanya ujungnya yang sedikit menurun ke arah belakang. Kedudukan ekor

yang sedemikian rupa itu menyebabkan badan entog tampaknya seolah-olah

lebih panjang.

- Berat badan entog dewasa;

Yang jantan : 5-7 Kg; yang betina : 2,5-3,5 kg. (berat yang jantan umumnya 2

kali lipat berat yang betna.

f. Kaki

Pendek tetapi tegap, letak kedua kaki tersebut juga agak berjauhan satu dengan

yang lain. Pun mempunyai selaput kulit berenang di antara jari-jari kaki yang

mengarah ke depan. Cara berjalannya sama seperti itik jawa.

Oleh karena itu pendek, maka perut sampai tercacah ke tanah.

g. Warna bulu

Kebanyakan hitam atau kehitam-hitaman.

Juga ada yang berwarna putih akan tetapi selalu terdapat bulu berwarna hitam di

antara bulu-bulu putih tersebut.

Page 70: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 70/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 70 

h. Beberapa sifat bioloigis.

- Masa dewasa

Entog betina mulai bertelur pada umur 7,5 bulan.

- Telur

Berwarna putih susu, beratnya 65-75 kg.

Hasil perkawinan silang antara itik biasa (Anas boschas) dengan entog (Cairina

moschata).

1. Cairana

 Adalah persilangan dari Anas boschas dengan Cairina moschata jantan.

2. Anirina

 Adalah hasil persilangan dari Anas boschas jantan dengan Cairina moschatabetna.

Tanda-tanda dan sifat-sifat karakteristik.

a. Warna bulu

- Cairana : Hampir serupa dengan Cairina moschata.

- Anirana : Hijau muda seperti buah zaitun pada yang betina, hitam atau kehitam-

hitaman pada yang jantan.

b. Gombak atau jambul.

- Cairana : Baik jantan ataupun betina mempunyai jambul dikepalanya.

- Anirina : Jambul hanya terdapat pada yang jantan.

c. Berat badan.

- Cairana : Hampir tidak ada perbedaan antara berat badan yang jantan dengan

yang betina.

- Anirana : Berat badan yang jantan rata-rata hampir dua kali berat badang yang

betna.

d. Sifat biologis.

- Cairana : Yang betina jarang atau sama sekali tidak dapat bertelur, karena

ovariumnya rudimenter (tidak sempurna tumbuhnya).

- Anirina : yang betina dapat menghasilkan telur, tetapi tidak dapat dieramkan

karena infertil.

Makanan Ternak i tik Cairina moschata

 Apabila kita memelihara ternak itik secara agak intensif dalam tempat

pemeliharaan yang dipusatkan dalam kandang-kandang dengan ren dan kolam

Page 71: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 71/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 71 

seperlunya, dengan sendirinya kita perlu menyediakan makanan yang memenuhi

syarat-syarat bagi itik tadi, guna mencukupi keperluan untuk pokok hidupnya dan

untuk menghasilkan telur yang memuaskan bagi para si pemelihara.

Penelitian-penelitian untuk menentukan persentasi kadar masing-masing zat

makanan yang tersedia dalam ransum itik sebetulnya belum lagi sempurna dilakukan

orang. Tetapi rupanya suatu ransum yang memberi hasil-hasil baik bagi ayam

petelur, ternyata memuaskan juga untuk itik. Oleh karena itu bahan-bahan makanan

yang digunakan umumnya tidak berbeda dengan bahan-bahan untuk makanan

ayam.

 Akan tetapi biasanya terdapat beberapa perbedaan dalam penentuan kadar

protein dalam ransum untuk anak itik dan itik muda. Bila pada anak ayam sampai

umur 8 minggu kadar protein dalam ransum selalu berkisar antara 18-22%, tidaklahdemikian halnya dengan makanan anak itik. Kadar protein dalam ransum untuk anak

itik umur 1 sampai 3 minggu tetap 18-22% akan tetapi untuk yang berumur 3–6

minggu diturunkan menjadi 16-18% dan mulai dai umur 6 minggu dan seterusnya

kadar protein dalam ransum sudah disamakan dengan kadar protein untuk makanan

itik dewasa.

Selain dari itu ada pula perbedaan terhadap komposisi bahan-bahan makanan

yang menjadi sumber zat protein. Itik dewasa (petelur) memerlukan lebih banyak zat

protein berasal dari hewan dalam ransumnya daripada ayam petelur. Banyaknyabahan-bahan makanan berasal dari hewan yang digunakan sebagai campuran di

dalam ransum itik ada 3 kali lipat. Apabila campuran makanan tepung untuk ayam

biasanya terdiri dari 6-8% bahan-bahan makanan yang berasal dari hewan, maka

makanan tepung itik sebaiknya mengandung 20-25% bahan-bahan makanan yang

berasal dari hewan. Dengan cara demikian banyaknya campuran bahan-bahan

makanan yang kaya akan protein asal dari tanam-tanaman menjadi kurang.

Penyakit pada itik Cairina moschata

Pada umumnya ternak itik lebih tahan terhadap penyakit-penyakit daripada ternak

ayam. Beberapa penyakit yang dapat menimbulkan gangguan dan kerugian bagi

peternak itik adalah :

1. Salmonellosis atau Paratyphus.

2. Botulismus atau keracunan.

3. Penyakit lumpuh.

4. Penyakit bubul

5. Penyakit kolera unggas.

Page 72: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 72/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 72 

PUYUH PETELUR (Coturnix coturnix japonica)

Sistematika

Phylum : Chordata

Sub Phylum : Veterbrata

Class : Aves (Bangsa Burung)

Order : Galliformes

Sub Order : Phasionoidae

Famili : Phasianidae

Sub Famili : Phasianinae

Genus : Coturnix

Species : Coturnix-coturnix japonica 

Deskripsi

Dalam istilah asing,

puyuh disebut quail yang

merupakan sebangsa

burung liar atau istilah lain

diantaranya Asian MigratoryQuail, Coturnix Quail,

Eastern Common Quail,

Manchurian Quail. Di

Indonesia, khususnya

Jawa, puyuh disebut

gemak. Sedangkan nama

latin dari puyuh petelur yang sering diternakkan yaitu Coturnix-coturnix japonica.

Puyuh ini biasa hidup di daera padang rumput atau daerah yang bersemak.

Tahun 1870, di Amerika Serikat puyuh mulai di ternakkan. Setelah masa itu, puyuh

terus berkembang dan menyebar ke seluruh dunia. Di Indonesia, puyuh mulai

dikenal dan diternakkan pada akhir tahun 1979. entra pengembangan puyuh di

Indonesia, kebanyakan ada di pulau Jawa. Beberapa sentra pengembangan puyuh

sebagai berikut :

1. Daerah Istimewa Yogyakarta, produksi telur sekitar 12 juta butir per minggu.

Page 73: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 73/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 73 

2. Eks-Karesidenan Surakarta meliputi Karanganyar, Sukoharjo, Boyolali, Wonogiri,

Sragen, Klaten dan Surakarta, dengan total produksi telur sekitar 13 juta butir per

minggu.

3. Daerah Pantura (Pantai Utara Pulau Jawa) meliputi Semarang, Tegal, Pemalang,

Brebes, Purbalingga, banyumas, Purwokerto, dan Wonosobo. Produksi telur di

wilayah ini hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan daerah sendiri.

4. Jawa Barat meliputi Kabupaten Bogor, Kabupaten Bekasi, Cianjur, dan

Sukabumi. Produksi telur di wilayah Sukabumi mencapai 9,5 juta butir per

minggu.

Manfaat  

1. Telur dan dagingnya mempunyai nilai gizi dan rasa yang lezat2. Bulunya sebagai bahan aneka kerajinan atau perabot rumah tangga lainnya

3. Kotorannya sebagai pupuk kandang ataupun kompos yang baik dapat digunakan

sebagai pupuk tanaman

Jenis Puyuh

Terdapat beberapa jenis puyuh di duania yang berdasarkan tujuannya

sebagai penghasil telur seperti Coturnix coturnix japonica, puyuh pedaging seperti

Colinus virgianus dan sebagai fancy  karena keindahan bulunya atau suaranyaseperti Callipepla squamata, Rollululus roulroul, dan Lophortix gambeli.

Jenis-jenis puyuh yang ada di dunia diantaranya :

Coturnix chinensis (Blue brested Quail)

  Di Indonesia dinamakan puyuh pepekoh.

  Burung puyuh ini termasuk dalam suku Phasinidae.

  Bertubuh sangat mungil, panjangnya hanya 15 cm.

  Habitatnya di sawah yang baru dipanen, semak alang-alang, dan tanah pertanian

yang belum ditanami.

  Hidupnya dalam kelompok-kelompok kecil.

  Daerah penyebaran unggas ini adalah India, China, Asia Tenggara, Filipina,

Sulawesi, Jawa, Bali, Papua Nugini, dan Australia.

  Makanannya berupa biji-bijian kecil dan serangga.

  Musim kawin di Jawa adalah bulan Februari sampai September dan puncaknya

pada April sampai Juni.

  Bertelur sebanyak 5-6 butir, telurnya kuning tua mengkilap dan bertotol-totol

hitam.

Page 74: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 74/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 74 

  Puyuh jantan di bagian tenggorokkannya terdapat warna hitam dengan garis

lebar berwarna putih. Perutnya berwarna cokelat dengan bagian sisi dada kiri dan

kanan badannya menyambung bulu yang berwarna abu-abu kebiruan. Oleh

karena itu dinamakan Blue brested quail. Punggung berwarna cokelat bercampur

abu-abu dengan garis putih kehitaman, warna biru di samping kepala dan dada,

pinggul, dan dibawah ekor.

  Kakinya berwarna kuning dengan mata cokelat dan paruh hitam. Puyuh betina

warnanya lebih muda, yaitu cokelat muda pada muka, dada, dan perut dengan

garis kehitaman. Kerongkongannya keputih-putihan.

 Arborophi la javanica (Chesnut bel lied Partridge)

  Di Indonesia disebut puyuh gonggong jawa.  Puyuh ini berukuran sedang, panjangnya mencapai 25 cm.

  Hidup di hutan dan padang rumput terbuka.

  Pada umumnya berpasangan atau dalam rombongan kecil.

  Di tempat tertentu seperti di Jawa Barat puyuh ini dapat hidup di hutan dengan

ketinggian 1.000 – 3.000 m dari permukaan laut.

  Makanannya buah-buahan, jagung, chesnut, serangga dan tempayak.

  Musim kawinnya tercatat selama bulan Januari, Maret, April, Agustus dan

September.  Bertelur sekitar 2-4 butir dan bawahnya putih.

  Sarangnya berbentuk seperti kubah dan dibuat diatas tanah.

  Mempunyai bulu kemerah-merahan, pada kepalanya terdapat tanda berbentuk

cincin yang berwarna hitam. Ekornya melengkung kebawah berwarna keabu-

abuan. Sayap berwarna kecokelatan dengan totol hitam, dan pada perut bagian

bawah berwarna cokelat kemerahan. Matanya merah, begitu juga kakinya. Paruh

berwarna hitam. Suaranya seperti kereta api yang terdengar keras dan monoton.

 Aborophi la or iental is ( Grey bell ied partr idge)

  Di Indonesia disebut puyuh gonggong biasa.

  Tubuhnya berukuran medium dengan panjang 25 cm.

  Hidup berpasangan atau dalam kelompok kecil di hutan dan padang rumput.

  Tersebar di beberapa daerah China Barat Daya, Asia Tenggara, Borneo,

Sumatera dan Jawa Timur.

  Makanannya berupa biji-bijian, buah-buahan dan serangga. Bertelur sekitar 2 – 4

butir.

Page 75: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 75/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 75 

  Pada leher bagian samping terdapat warna cokelat gelap dengan strip pada

mata. Dagu dan kuping terletak tersembunyi berwarna putih. Punggung berwarna

cokelat dengan garis-garis hitam, sayap cokelat dengan totol hitam. Dada cokelat

keabu-abuan dan perut keputih-putihan. Pinggul berwarna hitam bercampur

putih. Mata dan kaki berwarna kuning. Paruh cokelat kemerahan.

 Arborophi la bruneopectus (Bar backed partr idge)

  Nama lainnya Brown breasted partridge.

  Panjang tubuhnya sekitar 11 cm.

  Puyuh ini tersebar di daerah China Barat Daya, Sunda besar dan Asia Tenggara.

  Dari tenggorokan sampai dada bagian depan bergaris-garis hitam, bagian dada di

atas scapula ditandai warna hitam, sedangkan bagian dadanya sendiri tidakditandai warna hitam. Pinggul berwarna putih. Alisnya berwarna abu-abu, kaki

kuning sampai merah muda dan suaranya seperti peluit.

Turnix sylvatica

  Puyuh ini panjangnya 15 cm, sehingga tampak mungil.

  Termasuk ke dalam famili Turnicidae dan ordo Gruiformes.

  Habitat di tanah lapang terbuka dan semak-semak.

  Unggas ini tersebar di beberapa daerah seperti Spanyol bagian selatan, Afrika

Selatan dan Asia.

  Makanannya rumput-rumputan dan biji-bijian.

  Bersarang di atas tanah di tengah-tengah lembah.

  Jumlah telurnya kira-kira 4 butir.

  Sementara puyuh jantan membuat sarang, si puyuh betina aktif bermain-main.

  Telur-telur ini dierami oleh puyuh jantan.

  Menetas pada hari ke-18-19

  Puyuh ini pada bagian atas puyuh jantan berwarna kecokelatan dengan bintik-

bintik hitam dan abu-abu. Sedangkan pada bagian yang lebih bawah berwarna

putih susu. Pada sisi bagian dada ditandai dengan warna hitam, sedangkan

bagian tengah berwarna cokelat kekuningan.

  Puyuh betina ukuran tubuhnya lebih besar dan warnanya lebih menarik.

Mempunyai 3 jari pada kakinya.

Rollulus roulrou l (Puyuh Mahkota)

  Badannya bulat dengan panjang mencapai 25 cm.

  Termasuk famili Phasinidae dan ordo Galliformes.

Page 76: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 76/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 76 

  Terdapat bulu yang indah dengan ornamen berbentuk mahkota di kepala sang

 jantan.

  Hidup berkelompok kecil di hutan-hutan belukar dan hutan rimba serta rumpun-

rumpun bamboo. Unggas ini dapat hidup di dataran rendah hingga pegunungan

yang berketinggian 1.200 m di atas permukaan laut.

  Makanannya berupa buah-buahan, biji-bijian, serangga dan binatang kecil

lainnya. Sang betina bersarang di atas tanah.

  Telurnya berwarna putih kekuning-kuningan.

  Puyuh jantan terdapat jambul berbentuk mahkota berwarna merah, dengan

warna putih pada pangkal mahkota. Matanya yang merah dilingkari warna merah

terang. Tepat di pangkal paruh terdapat kumis hitam yang mencuat ke atas.

Paruhnya pendek dan kokoh berwarna merah dan hitam pada ujungnya. Bulupada badannya berwarna hijau dengan warna kebiru-biruan pada ekor,

punggung, dada dan perut. Lehernya berwarna biru tua kehitaman, sedangkan

sayapnya cukelat bercampur dengan cokelat kehitaman atau semu kebiru-biruan.

Kakinya berwarna merah tua.

  Betinanya tidak mempunyai mahkota, tetapi seperti pada jantan matanya yang

merah juga dilingkari warna merah terang. Bulu badannya hijau merata dari leher

hingga ekor, dengan sayap berwarna kecokelatan. Paruhnya berwarna hitam.

Baik jantan maupun betina mempunyai suara seperti siulan yang melengking.

Callipepla squamata (Scaled quail)

  Berukuran besar, panjangnya mencapai 25 – 30 cm.

  Termasuk ordo Galliformes dan famili Phasinidae.

  Unggas ini terdapat di Amerika Utara (sebelah barat Amerika dan Meksiko).

  Hidup di padang rumput, di daerah kering dan semi kering. Selama musim

bertelur unggas ini senang hidup menyendiri, tetapi pada musim gugur dan

musim dingin mereka berkumpul dalam kelompok besar.

  Produksi telur sebanyak 9 – 16 butir. Telurnya dierami sang betina selama 21

hari.

  Pakannya terdiri dari serangga, biji-bijian dan beberapa jenis sayur-sayuran.

  Warna bulu baik pada puyuh jantan maupun betina yaitu cokelat keabu-abuan

dengan ornamen abu-abu dan putih yang menghiasi bagian depan tubuhnya,

menyerupai sisik ikan. Oleh karena itu puyuh yang satu ini dinamakan scaled

quail, karena bentuknya yang lucu dengan komposisi bulu yang unik, unggas ini

cocok sekali sebagai unggas hias.

Page 77: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 77/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 77 

Lophort ix gambelli (Gambels quail)

  Panjang badannya 25-28 cm.

  Termasuk kedalam ordo Galliformes, dan famili Phasinidae.

  Hidup di daerah tandus yang bersemak-semak, dan hanya terdapat di Amerika

Utara.

  Makanannya berupa biji-bijian, pucuk-pucuk daun, buah-buahan serta sejumlah

kecil serangga.

  Sang betina bertelur sebanyak 9-14 butir dan telur-telur tersebut dieraminya

selama 21-24 hari.

  Anak-anak puyuh yang baru menetas dapat terbang setelah berumur 10 hari.

  Bagian badan paling atas puyuh jantan terdapat warna cokelat dengan variasi

garis-garis putih. Dadanya berwarna kuning tua diselingi garis lebar berwarnahitam, sedangkan di bagian sisi depan tubuhnya berwarna kemerah-merahan.

Ciri khasnya yaitu di bagian depan kepalanya terdapat bulu panjang yang

menyerupai jambul seorang mayorette, sehingga ketika ia berjalan jambul nya

akan bergoyang-goyang.

Turnix succiator (Barred button quail)

  Di Indonesia disebut puyuh tegalan loreng.

  Ukuran tubuhnya termasuk kecil, panjangnya hanya 16 cm.  Ditemukan di rerumputan dan habitat terbuka, baik sendiri maupun berpasangan.

  Tersebar dibeberapa negara, yaitu India, Cina, Jepang, Asia Tenggara dan

Filipina. Sementara di Indonesia terdapat di Sumatera, Jawa, Bali, Sulawesi dan

Nusa Tenggara. Di Jawa dan Bali umumnya terdapat di daerah berketinggian

1.500 m di atas permukaan laut.

  Berkembang biak sepanjang tahun, tetapi mencapai puncaknya pada bulan April

sampai Juni. Bertelur sebanyak 3-4 butir, berwarna keputih-putihan atau kuning

pucat dengan bintik cokelat abu-abu dan hitam. Telur-telurnya diletakkan di

sarang yang terbuat dari rumput akar yang halus, tersembunyi di antara

rerumputan. Seperti halnya dengan Turnix sylvatica, tugas mengerami telur

diserahkan kepada sang jantan.

  Ciri khas lainnya si betina gemar berpoliandri.

  Makanannya berupa rumput-rumputan, biji-bijian, daun-daunan, serangga dan

tempayak.

  Sang jantan memiliki mahkota berbercak cokelat, muka serta dagu berbintik putih

dan bergaris hitam pada dada.

Page 78: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 78/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 78 

  Puyuh betina ukuran tubuhnya lebih besar. Dagu dan kerongkongannya

berwarna hitam. Mahkotanya kehitaman dan kepalanya abu-abu berbercak putih.

  Baik jantan maupun betina bulu bagian atas tubuhnya berbintik cokelat,

sedangkan bagian bawahnya berwarna kuning cokelat. Paruh dan kakinya

berwarna abu-abu.

Jenis puyuh ada yang termasuk famili Phasianidae dan Turnicidae. Perbedaan

kedua famili tersebut yaitu jari kaki famili Phasianidae terdapat 4 buah dengan 3 jari

kaki mengarah ke depan dan 1 jari kaki mengarah ke belakang, sedangkan famili

Turnicidae hanya memiliki 3 jari kaki yang menghadap ke depan. Ciri khas lain dari

famili Turnicidae yaitu jantan melakukan tugas mengerami telurnya.

Jenis puyuh yang sudah didomestikasi dan sudah diperjual belikan secara

komersial yaitu Coturnix coturnix japonica  dan Collinus virgianus, sedangkan jenispuyuh lainnya bersifat liar. Jenis puyuh yang liar ini mempunyai karakteristik telur

sedikit dan mempunyai sifat mengeram.

POTENSI TERNAK PUYUH

1. Telur dan daging disenangi.

2. Dewasa kelamin cepat.

3. Produksi telur 200 – 300 butir/th.

(bobot telur 10 – 11 gram / 7% dari bobot badan)4. Menetas hari ke 16 – 17.

5. Biaya pakan relatif sedikit

(konsumsi puyuh dewasa 21 gram/ekor/hari)

6. Luas ruangan yang diperlukan relatif sedikit yaitu 40 – 50 ekor/m2 

7. Baik untuk hewan percobaan karena sangat peka terhadap perubahan

lingkungan

8. Coturnix – coturnix japonica banyak diternakkan dan di impor dari Taiwan,

Hongkong dan Jepang

SIFAT – SIFAT PUYUH

1. Puyuh merupakan ternak yang mudah terganggu atau cepat stress oleh kondisi-

kondisi tertentu seperti kunjungan manusia, bau amoniak dan suara yang tidak

sering didengar sehingga pada gilirannya brerpengaruh terhadap produksi.

2. Bersifat kanibalisme yang tinggi. Biasanya diakibatkan oleh sangkar sempit,

lingkungan panas, tempat makan sempit dan penerangan yang terlalu cerah.

3. Mempunyai sifat meloncat ke atas arah vertikal dalam kandang sehingga

biasanya kepala terluka akibat terbentur dengan atap kandang atau sangkar.

Page 79: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 79/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 79 

4. Peka terhadap penyakit. Umumnya penyakit ayam dapat menyerang puyuh.

5. Tinja puyuh menimbulkan bau yang kuat karena kandungan ammonia yang tinggi

sehingga tinjanya harus sering dibuang karena mengganggu pernapasan piuyuh

dan mengganggu lingkungan sekitarnya.

CIRI – CIRI Coturnix Coturnix japonica

1. Bentuk badan bulat. Panjang badan 19 cm, ekor pendek, kaki berwarna

kekuning – kuningan dengan jari 4 buah.

2. Pertumbuhan bulu lengkap pada umur 2 – 3 minggu.

3. Bulu puyuh jantan dewasa :

•  Bulu kepala dan diatas mata bagian alis berwarna putih berbentuk garis

melengkung tebal.•  Bulu punggung berwarna campuran coklat gelap, abu – abu dengan garis

putih.

•  Bulu daerah kerongkongan bervariasi coklat muda sampai coklat kehitam –

hitaman.

4. Bulu puyuh betina dewasa :

Warna bulu sama dengan bulu jantan, kecuali bulu badan warna merah sawo,

dengan garis – garis atau belang kehitaman (lurik).

5. Telur•  Produksi 200 – 300 butir / th

•  Bobot 9 – 12 gram / butir

•  warna bervariasi dari mulai coklat tua, putih sampai dengan kekuning –

kuningan dengan bintik hitam biru atau coklat.

6. Dewasa kelamin betina dan jantan dicapai pada umur 42 hari, dewasa tubuh

 jantan lebih cepat pada umur 8 minggu, sedangkan yang betina pada umur 9 –

10 minggu.

7. Bobot tubuh puyuh betina yaitu 125 gram, sedangkan yang jantan dengan berta

badan 110 gram

KANDANG DAN PERALATAN

Kandang puyuh disebut sangkar, bentuk sangkar ada yang bulat atau persegi.

Umumnya sangkar untuk pemeliharaan komersial dibuat kelompok dengan isi dari

mulai puluhan sampai ratusan ekor dalam satu sangkar. Untuk penelitian, setiap ekor

puyuh ditempatkan dalam sangkar ukuran 15 x 25 x 15 cm.

Page 80: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 80/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 80 

Hal yang perlu diperhatikan dalam membuat sangkar :

1. Sangkar harus mampu melindungi puyuh dari gangguan binatang lain seperti

kucing atau tikus.

2. Sangkar tidak perlu terlalu tinggi 20 – 30 cm, tergantung besarnya tempat

pakan.

3. Puyuh mempunyai kebiasaan melompat arah vertikal pintu sangkar jangan

dipasang diatas, melainkan disamping.

4. Alas litter atau cage.

5. Alas sangkar puyuh umur sehari – 3 minggu di pasang datar, setelah itudipasang

miring sehingga telur dapat menggelinding keluar.

6. Luas sangkar

Umur (Minggu) Keperluan/ekor (Cm2)

< 1 50

1 – 2 100

2 – 3 150

190 (Tempat. Makan & Minum diluar)> 3

200 (Tempat. Makan dan Minum didalam)

PERALATAN YANG PERLU DISEDIAKAN

1. Alat Pemanas

UMUR (MINGGU KE) KEBUTUHAN/100 EKOR (WATT)

I 75

II 60

III 60

IV 50

2. Tempat Air Minum

•  Untuk puyuh umur kurang dari seminggu, tempat air minum harus berlubang

kecil, selebar 0,75 cm.

•  Tempat minum model stoples terbalik digunakan setelah puyuh berumur lebih

dari seminggu.

Page 81: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 81/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 81 

3. Tempat Makan

•  Puyuh umur 1 – 3 hari, makanan diberikan ditempat ceper atau ditabur diatas

kertas penutup alas.

•  Puyuh umur 1 hari – 1 munggu disediakan tempat pakan 2 cm/ekor dan

setelah seminggu 3cm/ekor.

•  Pada permukaan tempat pakan letakan kawat loket ukuran 1,5 x 1,5 cm agar

puyuh tidak masuk ke dalam tempat pakan dan menghamburkan makanan

sehingga hanya paruh yang bisa masuk kedalam lubang kawat.

•  Setelah umur 2 minggu dapat digunakan tempat makan gantung, dgn

diameter piring 20 cm untuk 20 ekor, tinggi tabung 20 cm.

4. Penerangan

Untuk tumbuh dan menghasilkan telur puyuhmemerlukan penerangan 24 jam.

Pagi dan siang dari sinar matahari dan malam dari lampu listrik.

PEMELIHARAAN PUYUH

•  Pemeliharaan puyuh dibagi dalam tiga periode yaitu starter dari umur sehari

sampai 3 minggu, grower dari umur 3 sampai 6 minggu dan layer setelah umur 6

minggu. Periode pertumbuhan pada puyuh yaitu dari umur sehari sampai 6minggu.

•  Untuk membesarkan anak puyuh, digunakan brooder untuk anak ayam

•  Kepadatan kandang

UMUR (MINGGU) KEPADATAN (EKOR/M2)

< 1 100

1 – 6 65 – 75

>6 25 - 50

•  Kandang harus jauh dari bising,

•  Tinggi kandang 20 – 30

Page 82: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 82/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 82 

PERIODE STARTER

Temperatur dan Kelembaban

Umur (Minggu) Temperatur (0c) Kelembaban (%)

0 – 1 38

1 – 2 35

2 – 3 30

3 – 4 24

70

Kematian pada umumnya lebih banyak terjadi antar minggu ke 1 dan ke 3, bisa

sampai 30%, hal ini disebabkan oleh pemanas yang kurang dan basah karena

air minum

Pemisahan Jantan dan Betina

•  Pada umur satu minggu sebaiknya jantan dan betina dipisahkan.

•  Betina mempunyai cirri bulu bagian dada berwarna lurik sedangkan jantan

berbulu polos serta badan lebih kecil.

•  Pemisahan jantan dan betina pada umur lebih dari seminggu selalu dari

warna bulu, dapat juga dari suara yyaitu jantan bersuara lebih keras dan

nyaring.

Pemotongan Paruh

Untuk mengurangi kanibalisme, pemotongannya dilakukan pada umur <

seminggu, dengan metoda paruh atas dipotong 1/3 bagian.

Pencegahan Penyakit

Perlu divaksin ND dan cacar (fowl fox)

•  Cara vaksinasi NDdapat melalui air minum, vaksinasi dapat dilakukan pada

puyuh umur 2 minggu dan diulang setiap 4 bulan.

•  Vaksinasi cacar, diberikan 2 minggu setelah ND.

Penyakit yang sering menyerang , yaitu coccidiosis dan snot

Page 83: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 83/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 83 

PERIODE Grower (3 – 6 Minggu)

Seleksi dimulai pada minggu ke 3 – 4 serta dibedakan pemeliharaan sesuai dengan

tujuan pemeliharaan, yaitu puyuh pembibit, petelur atau pedaging.

Perawatan Puyuh Petelur

-  Puyuh petelur adalah puyuh betina yang tidak memenuhi syarat sebagai puyuh

pembibit tetapi terseleksi.

-  Puyuh yang dipilih berumur 4 minggu yang sehat, bergairah dan tidak kanibal.

-  Pada umur 3 – 6 minggu jantan dan betina dipisahkan.

-  Kepadatan kandang harus diperhatikan.

-  Mulai bertelur pada umur 6 minggu.

-  Penyakit yang sering menyerang yaitu coccidiosis dan snot. Untuk penyakit

coccidiosis diberi pengobatan sulfa dengan dosis sama untuk anak ayam.

Pemeliharaanpuyuh petelur

Jantan dipisahdari betina yang

Dimanfaatkan Anaknya

DimanfaatkanTelurnya

DimanfaatkanDagingnya

Jantan HasilPemisahan

Disatukan dalamKotak Unit

Pembibitan dengan jantan terpilih

Dipelihara TanpaPejantan

Tambahan Jantanuntuk Pedaging

PemeliharaanPembibit

Pemeliharaanpuyuh pedaging

Disatukan dalamKotak Unit

Pembibitan antaraantan dan betina

Page 84: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 84/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 84 

PERIODE LAYER

 A. Untuk produksi telur dan pertumbuhan puyuh memerlukan penerangan 24 jam,

sinar tidak terlalu cerah tetapi harus merata. Lampu 25 watt dapat digunakan

untuk menerangi ruangan seluas 5 m2.

B. Kebersihan

Bila tinja puyuh tidak sering disingkirkan dari ruangan maka gas amoniak akan

mengganggu produksi telur an melemahkan pernapasan.

C. Cara meletakan tempat makan dan minum, harus sejajar dengan punggung

puyuh.

D. Produksi Telur

◊  Dewasa kelamin pada umur 5 – 6 minggu, setelah umur 9 bulan, produksi

telur tidak efisien.

◊  Waktu bertelur, 75% pada jam 3 – 6 sore dan 20% saat gelap (woodard,

1973).

◊  Grafik produksi telur puyuh mirip dengan ayam, bedanya hanya produksi

puncak (egg production peak) lebih lama.

◊  Tingkat produksi setiap tahun, pada puyuh 16 h lebih rendah dari ayam, tetapi

lebih tinggi dari kalkun (wodddard,1973). Produksi tehun kedua pada puyuh

48,3% dan ayam 68%.

PRODUKSI TELUR

Produksi harian puyuh (quail day) yaitu 76,96%, sedangkan untuk ayam (henday)

yaitu 73,90 %.

Page 85: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 85/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 85 

PROD. BLN KE PUYUH (%) AYAM (%)

1 53,81 46,44

2 89,29 80,14

3 91,14 90,534 87,49 80,75

5 88,42 79,06

6 87,50 77,89

7 77,98 74,33

8 70,30 73,71

9 63,34 65,61

Komposisi Berbagai Telur Unggas

Spesies Berat (gram) Albumen (%) Yolk (%) Kulit (%)

 Ayam 58 55,8 31,9 12,3

Itik 70 52,6 35,4 12,0

Kalkun 85 55,9 32,3 11,8

Puyuh 10 47,4 31,9 20,7

 Angsa 200 52,5 35,1 12,4

Merpati 17 74,0 17,9 8,10

Bagian – Bagian Telur Unggas (%)

SPESIES YOLK ALBUMEN KULIT PROTEIN

PUYUH 38 51 11 13,6

 AYAM 31,8 47 20,7 12,7

Produks i Telur Beberapa Macam Unggas

Jenis Unggas Produksi Telur Mak. / Tahun

 Ayam petelur 300 – 360

 Ayam broiler 190 – 200Itik 250 – 310

Bebek 120

Kalkun 220

 Angsa 100

puyuh 130 – 300

Merpati 50

Sumber : Listiyowati dan Roospitasari (1992)

Page 86: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 86/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 86 

Perawatan Puyuh Pedaging

-  Puyuh tujuan penghasil daging dapat berasal dari :

-  Jantan dan betina afkir

-  Tidak terpilih sebagai pembibit

-  Betina yang tidak lagi penghasil telur konsumsi atau yang bertelur tidak

produktif.

-  Puyuh pedaging dipanen umur 31 – 37 hari bobot badan 110 – 120 gram.

-  Proses pemotongan dengan 2 cara untuk mendapatkan karkas :

1. Leher dipotong (pengeluaran darah selama 1,5 menit), celup dalam air hangat

kemudian cabut bulu.

2. Leher dipotong, dikuliti seperti kodok/kelinci, yaitu dengan cara menyayat kulit

dibawah leher, kemudian kulit dan bulu ditarik kebawah sehingga dihasilkanpuyuh tanpa kulit.

Tata Laksana Puyuh Pembib it

-  Induk petelur bibit diseleksi.

-  Puyuh jantan yang tidak terpilih sebagai pejantan dijadikan puyuh pedaging.

Puyuh betina yang tidak terpilih sebagai pembibit dijadikan puyuh pedaging.

-  Induk terpilih

  Sehat  Tubuh tegap

  Bobot badan 1,5 – 1,6 ons

  Dada berisi

  Kaki terbuka

  Tidak cacat

  Gesit dan bergairah

  Tidak kanibal

  Jantan dan betina tidak sedarah

-  Umur betina yang digunakan untuk induk 10 – 24 minggu (3 – 6 bulan)

-  Jantan berumur 8 – 24 minggu (2 – 6 bulan)

Jantan dapat melakukan perkawinan 4 – 5 kali/hari. Satu kali kawin mengawini 3

betina, dalam satu hari dapat mengawini 12 – 15 ekor.

-  Sek ratio jantan dan betina, 1 : 3

-  Bila pemeliharaan baik, dewasa kelamin dicapai pada umur + 6 minggu.

-  Masa produktif sampai umur 16 bulan. Bila pemeliharaan tidak bagus masa

produktif hanya 6 – 8 bulan.

Page 87: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 87/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 87 

PENETASAN TELUR PUYUH

Seleksi Telur Tetas

1. Telur dihasilkan oleh jantan dan betina yang sudah berumur 2 bulan dan tidak

lebih dari 7 bulan, dengan sex ratio jantan dan betina 1 : 2.

2. Besar Telur.

Telur terlalu besar atau kecil tidak menetas dengan baik. Telur yang baik

dengan berat 9 – 11 gram (rata-rata 10 gram) dan berbentuk avoid (tidak

lonjong dan tidak bulat)

3. Kerabang.

Ketebalan korelasi berkorelasi positif dengan daya tetas. Telur dengankerabang yang tipis daya tetasnya rendah karena terjadi penyusutan bobot

telur akibat penguapan dan biasanya defisiensi kalsium.

4. Kualitas Isi Telur (Candling).

Rongga udara yang besar, kuning telur tdk terletak ditengah serta kuning telur

ganda dapat menyebabkan daya tetas menurun.

5. Umur Telur

Umur telur tetas tidak boleh lebih dari 7 hari, karena dapat menyebabkan

daya tetas menurun. Sebaiknya telur disimpan pada suhu 65 0F (18,30C) agar

tidak terjadi perkembangan embrio. Kelembaban udara sebaiknya 70 – 80%

untuk mencegah penguapan isi telur

Penanganan Telur Tetas Selama di Inkubasi

1. Suhu dan Kelembaban Inkubator

Periode pengeraman (17 hari)

SuhuUmur Penetasan (hari)(0C) (

0F)

Kelembaban(%)

1 – 14 37,0 99,25 84 – 86

15 – 17 37,2 99,00 90 – 94

Bila suhu incubator meningkat maka telur cepat menetas, dan sebaliknya bila

suhu incubator rendah maka telur lambat menetas.

Page 88: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 88/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 88 

2. Ventilasi Incubator

Menyediakan O2 untuk perkembangan embrio dan menjaga CO2 dalam telur

sampai batas tertentu. Komposisi udara dalam mesin tetas O2 (21%) CO2 

(0,5 – 0,8%) dan pergerakan udara (12 cm/menit).

3. Posisi Telur

Ujung tumpul diatas kepala embrio berkembang pada ujung tumpul

Hal – Hal Yang Mempengaruhi Hasil Penetasan

a. Daya Tunas (Fertilitas)

Diartikan sebagai persentase telur yang bertunas dari seluruh telur yang

diinkubasi, dipengaruhi oleh : Genetik., strain, musim, pengelolaan bibit,frekuensi perkawinan.

Puyuh dalam kandang kawat, sex ratio 1 : 1 dan 1 : 6 mempunyai daya

tunas dan daya tetas yang rendah, tertinggi dicapai pada sex ratio 1 : 2

(82,4%) dan Sex ratio optimal 1 : 3 (87,45%).

b. Daya Tetas (Hatchability)

Diartikan sebagai persentase telur menetas dari seluruh telur yang

ditetaskan atau persentase telur menetas dari telur yang bertunas.

Dipengaruhi oleh daya tunas, Genetik, nutrisi, penyakit, seleksi,pengelolaan telur dan mesin tetas.

4. Pemutaran Telur

Minimal 3 kali per hari untuk mencegah embrio menempel pada kulit telur.

Pemutaran telur dilakukan sampai dengan hari ke-14 dengan kemiringan 450.

5. Jangka Menetas

Puyuh Bob White (pedaging) 23 hari sedang Coturnix –coturnix japonica 

(petelur) 17 hari dan puyuh liar (Turnix) 12 hari.

6. Perlakuan Setelah Menetas

Satu jam setelah menetas bulu anak puyuh telah mengering dan dikeluarkan

dari mesin tetas. Sexing jantan dan betina umur sehari dilihat dari bulu alis di

atas matanya.

Seleksi Anak Puyuh

  Besar anak puyuh dapat dijual 70 – 90%, dengan criteria : tidak cacat, pusar

terserap sempurna, tidak mengalami dehidrasi, warna bulu sesuai dengan

bangsa, dan mampu berdiri tegak dengan baik.

Page 89: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 89/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 89 

  Daya tetas yang normal sebesar 75 – 80%.

  Penyakit ND dan IB dapat mempengaruhi bentuk dan ketebalan kerabang

daya tetas, sehingga daya tetas menurun.

  Umur induk berpengaruh terhadap daya tetas . Daya tetas optimal dicapai

oleh puyuh umur 8 ssampai dengan 24 minggu dan daya tetas rendah

setelah umur 8 bulan.

MAKANAN PUYUH

Puyuh cepat tumbuh dan menghasilkan telur

1. Bobot Badan

◊  Saat menetas berat 6 – 7 gram

◊  1 – 3 minggu berat 2 kali lipat◊  Setelah 4 minggu, pertumbuhan menurun

2. Kemampuan Makan Puyuh

Minggu Konsumsi (gr/ekor/hari)

I 3,6

II 6,8

III 8,9

IV 10,8

V 15

VI 14 – 18

Setelah bertelur 20

3. Ransum puyuh

Umur (mgg) Protein (%) Energi (kkal/kg)

0 –5 24 2800

> 6 20 2600

Harus diperhatikan kandungan lysine, methionin, trypyophan dan glysine

Page 90: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 90/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 90 

PUYUH PEDAGING (Colinus virginianus)

Taxonomi :

☻Kingdom : Animalia

☻Phylum : Chordata

☻Subphylum : Vertebrata

☻Class : Aves

☻Order : Galliformes

☻Family : Phasianidae

☻Genus : Colinus

☻Species : Colinus virginianus

Di Amerika Utara terbagi lagi menjadi 8 subspecies antara lain :

☻Subspecies : Colinus virginianus Linnaeus (Northern Bob white)

Colinus virginianus spp. marilandicus (Linnaeus) 

Colinus virginianus ssp. mexicanus (Linnaeus) 

Colinus virginianus spp. virginianus 

Colinus virginianus spp. floridanus (Coues) 

Colinus virginianus spp. taylori Lincoln 

Colinus virginianus spp. texanus (Lawrence) 

Colinus virginianus ridwayi (Masked Bob White) 

Deskripsi 

Burung puyuh pedaging (Bob White) merupakan burung kecil yang sering

diburu, dikenal sebagai burung yang lincah “Bob-bob White” pada saat musim semi

dan musim panas. Burung puyuh Bob White merupakan burung puyuh utama yang

di buru di daerah bagian Iowa. Hanya di bagian daerah Iowa saja burung puyuh ini

biasa bergerombol dan bertengger diatas ranting, dimana terdapat di Iowa bagian

utara. Lokasi dimana burung puyuh ini biasa bertengger bisa menentukan

bagaimana pola burung tersebut biasa berada bergerombol. Kemungkinan besar

burung pyuh Bob White ini merupakan burung asli dari daerah padang rumput

disekitar Iowa. Populasinya bisa ditemukan banyak sekali disekitar daerah pinggiran

hutan di Iowa. Bagaimanapun dataran di daerah Iowa telah berubah tetapi

sebelumnya daerah tersebut pernah mengalami ledakan populasi burung puyuh

tersebut. Sekitar tahun 1860 sampai 1990 para penebang datang dan menebang

sekitar ¼ bagian lahan yang terdapat di Iowa, para penebang itu mengambil kayu

Page 91: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 91/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 91 

dan memasang pagar-pagar, kemudian mereka menanam tanaman Osage. Pohon-

pohon tersebut ditanam sepanjang 6 mil untuk melindungi burung puyuh di setiap

bagian lahan tersebut, semua lahan tersebut digunakan untuk lahan-lahan pertanian

terutama ladang.Populasi burung puyuhpun mengalami ledakan akibat dari

habitatnya yang kembali ideal. Burung puyuh ini bisa ditemukan disetiap negara

bagian, tetapi pada kondisi sekarang ini sukar untuk ditemukan kembali. Pada tahun

1920 dilaporkan populasinya mengalami penurunan di daerah lahan pertanian dan

pagar dari tanamanpun diganti dengan menggunakan pagar kawat berduri. Pada

tahun 1931 sampai 1932 dilaporkan bahwa kepadatan burung puyuh pada musim

hujan hanya 1 ekor per 20 – 40 acre pada sepertiga negara bagian utara, satu ekor

per 6 – 20 acre sepertiga di bagian tengah, dan satu ekor per 1 – 6 acre di sepertiga

negara bagian selatan.Bagaimanapun populasi burung puyuh ini telah mengalamipenurunan secara nasional dan di Iowa sejak tahun 1930. Pertanian dengan sistem

intensif telah mengusir burung puyuh ini dari Iowa pada tahun 1950. Bob White

sekarang hanya bisa ditemukan didaerah Iowa bagian selatan. Sangat beruntung

sekali Iowa bagian selatan bisa di manfaatkan oleh burung puyuh ini sebagai

habitatnya meskipun habitatnya setiap tahun terus berkurang dan lahan-lahan

pertanianpu terus bertambah, dengan pemasangan jalur pembatas dan pagar, serta

penanaman tanaman yang berbedapu mulai dikurangi. Pada tahun berikutnya

perburuan burung puyuh di Iowa pun bisa memanen hasilnya dengan jumlah burungpuyuh setiap tahun sekitar 1 juta burung puyuh, tetapi dengan rusaknya habitat

burung puyuh ini hasil panenpun terus berkurang pada dekade terakhir menjadi

200.000 burung puyuh per tahun.

Gambar burung puyuh Bob White (Colinus virginianus).

Page 92: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 92/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 92 

Masked Bob White (Colinus virginianus ridwayi) 

Burung puyuh Masked Bob White ditemukan pertama kali di Arizona pada

tahun 1800. Beberapa laporan menyebutkan bahwa burung ini pernah ada di daerah

Santa Cruz dan Altar Valleys di bagian selatan Arizona.

Burung puyuh ini dilaporkan menyukai daerah berrumput disamping menyukai

daerah yang tandus dan habitat yang paling disukainya yaitu daerah yang bersemak

belukar seperti burung puyuh Gambel.

Burung puyuh Masked Bob White berhasil diselamatkan dari kepunahan

ketika habitatnya di Arizona dihancurkan untuk diguinakan sebagai tempat

penggembalaan sapi pada akhir tahun 1800 dan pada awal tahun 1900. Keberadaan

burung puyuh ini saat itu ada hingga tahun 1940. Burung puyuh Masked ini selalu

berada didaerah Mexico tepatnya di daerah Sonora setelah punah di daerah Arizonadan populasinyapun semakin berkurang, dikhawatirkan burung puyuh ini akan

mengalami kepunahan. Gambar burung puyuh Masked Bob White.

Gambar burung puyuh Masked Bob White (Colinus virginianus ridwayi)

Habitat

Burung puyuh Bob white menyukai lahan pertanian, daerah terbuka yang

bersemak, lahan dengan pepohonan terbuka, ladang, padang rumput, dan daerah

pinggiran jalan, sedangkan di Amerika Timur untuk burung puyuh Northern Bob

White menyukai hutan dengan pohon-pohon yang terbuka dan hutan pinus di bagian

Selatan, diantaranya padang ilalang, padang rumput, pastura, dan lahan pertanian

dengan semak-semak yang lebat. Northern Bob White memelihara daerah tempat

Page 93: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 93/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 93 

tinggalnya dengan pohon-pohon yang lebat dan semak belukar. Hasil penelitian di

Texas burung puyuh Northern Bob White memilih tanaman yang penuh dengan

tanaman obat dan memilih daerah yang penuh dengan ilalang yang berbeda dengan

daerah tandus. Di bagian Barat Daya burung puyuh Bob White memilih tebing-tebing

curam dengan buah-buah kaktus (Opuntia spp.) yang melindunginya di musim panas

dan menyediakan makanan di waktu musim dingin. Keberadaan sarang biasanya

ditemukan di daerah yang banyak terdapat pohon-pohon terbuka dimana tanah tidak

terlalu banyak. Di Arizona burung puyuh Masked Bob White menempati daerah 75%

- 100% daerah yang dekat dengan tebing dan padang ilalang. Pada pemeliharaan

dipeternakan burung puyuh ini membututkan suhu 35 sampai 36 0C selain itu

pemeliharaannyapun hampir sama dengan pemeliharaan unggas lainnya.

Karakteristik Fisik

Burung puyuh Bob White jantan dengan ciri-ciri :

a. Panjang badan 8 sampai 11 inchi.

b. Badan kecil, gemuk, ekor pendek, sayap menggantung, merupakan jenis

burung yang sering berada diatas tanah, dan terdapat jambul tipis diatas

kepalanya.

c. Pada punggungnya berwarna coklat, jambulnya berwarna kecoklatan, diatas

matanya terdapat garis berwarna putih, sedangkan disisi lain matanya

terdapat garis berwarna gelap, paruhnya pendek dan berbentuk segitiga

(lancip), apabila dilihat dari samping akan terlihat vertikal dan apabila terlihat

dari bawah akan tampak horizontal.

d. Warna pada daerah dagu dan supecillium berwarna putih. Pada kepala, garis

mata, tengkuk, dan kerongkongannya berwarna hitam, Badan berwarna

merah kecoklatan dengan garis putih dan bercak hitam, pada bagian perut

berwarna putih). 

e. Pada puyuh Masked Bob White bagian dadanya penuh dengan bercak merah

dan pada kepala serta kerongkongannya berwarna hitam. Sebagian pada

superciliary berwarna putih hingga putih kekuningan dan sebagian lagi warna

putih ini juga terdapat pada kepala, selain itu pada jambulnya berwarna hitam

dan kemerah-merahan.

Burung puyuh Bob White betina dengan ciri-ciri :

a. Pada bagian kerongkongan dan supercilium berwarna kekuning-kuningan.

b. Badan berwarna merah kecoklatan dengan bagian punggung berwarna agak

gelap.

Page 94: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 94/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 94 

c. Bagian bawah badan berwarna agak pucat.

d. Pada beberapa bagian punggung terdapat corak warna hitam dan putih serta

chevron.

e. Pada bagian kepala, garis mata, tengkuk dan kerongkongan berwarna agak

gelap.

Managemen untuk Breeder

1. Untuk daerah dingin 1 pen diisi 10 ekor, sedangkan untuk kandang cage

kepadatan kandang 0,5 sqft per ekor, dan Floor pen 1 sqft per ekor

Gambar Burung Puyuh BetinaGambar Burung Puyuh Jantan

Sepasang Burung Puyuh Bob White

Page 95: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 95/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 95 

2. Test pullorum harus dilakukan

3. Bibit dicampurkan 4 – 6 minggu sebelum bertelur.

4. Sex ratio antara jantan dan betina 1:1 (monogami)

5. Kandang indoor/tertutup

Cahaya diberikan 17 jam/hari

6. Bob White Quail mulai bertelur umur 16 – 24 minggu, dewasa kelamin 16 – 18

minggu.

7. Suhu kandang 60 – 850F

Temperatur Brooding

Umur (minggu) Suhu (0F)

I 100

II 95

III 90

IV 85

V 80

•  Awal pemeliharaan harus menggunakan pembatas brooder, untuk mencegah

anak puyuh keluar dari pemanas. Pembatas dilepas setelah 5 hari.

•  Tempat makan dan tempat minum disediakan 2 buah/pen dan ditempatkan dekat

brooder.

•  Umur 5 – 6 minggu, puyuh dipindah ke kandang pertumbuhan dan dilakukan

seleksi serta debeaking.

•  Debeaking dilaksanakan dengan memotong ¼ - 1/3 bagian paruh atas. dan

diulang setiap 2 – 3 minggu.

•  Atur kepadatan kandang untuk mencegah kanibalisme.

Floor Space

Umur

1 – 10 hr 10 hr – 6 mgg 6 – 14 mgg

Kandang (bird/feet) 9 6 2

T. makan (inch/bird) 0,5 1 1,5

T. minum (galon/100 bird) 2,5

Faktor – Faktor yang Menurunkan Daya Tetas :

1. Inbreeding terus menerus diatas 3 th.

Page 96: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 96/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 96 

2. Telur berasal dari bibit tua.

3. Bibit jantan dan betina mandul sehingga telur infertil.

4. Sex ratio tidak sesuai, banyak betina dibandingkan jantan.

5. Penyimpanan telur terlalu lama dan temperatur penyimpanan tidak sesuai.

6. Fluktuasi terlalu lebar pada saat pengeraman.

7. Kelembaban tidak tepat, terutama pada periode hatcher (21 – 23 hari)

8. Sanitasi dan kebersihan mesin tetas kurang.

9. Pencucian telur.

Brooding (0 – 5/6 minggu)

1. Persiapan kandang.

2. Litter yang digunakan dengan ketebalan minimal minimal 5 cm , tidakmenggunakan litter bekas.

3. Brooder harus dipasang ± 24 jam sebelum DOQ datang.

Periode Pertumbuhan

1. Kepadatan jangan terlalu tinggi karena dapat menimbulkan kanibalisme.

2. Debeaking sebelum pindah dari brooding ke kandang grower (6 minggu).

3. Ukuran kandang 5 x 10 feet untuk 100 ekor.

4. Pada lantai kawat :•  Bag. Muka kandang harus terbuka dan mengarah keselatan.

•  Kandang boleh permanen atau portabel.

•  Tinggi lantai kawat 4 – 6 inch dari lantai.

5. Makanan dan air minum harus selalu tersedia.

6. Kontrol terhadap puyuh yang sakit dan harus dipisahkan.

7. Dewasa kelamin umur 16 minggu.

Laying (>16 mgg – afkir)

1. Mulai bertelur umur 16 – 24 minggu.

2. Jumlah telur yang dihasilkan :

•  Tidak ada penambahan cahaya 50 – 100 butir / musim.

•  Ada penambahan cahaya 14 jam / hari 70 – 150 atau 200 butir / tahun.

Penanganan Telur

1. Pengumpulan : 2 – 3 kali / hari.

2. Simpan pada ruangan dengan suhu 550

F, RH 75%.

Page 97: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 97/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 97 

3. Jangan mencuci telur yang kotor dengan lap kotor, karena akan menghilangkan

lapisan pelindung telur, gunakan amplas yang halus.

4. Penyimpanan jangan lebih dari 10 hari dan harus diputar dengan sudut 450.

Penetasan

1. Jangka waktu menetas 23 –24 hari.

2. Temperatur 99,75 – 1000F.

3. RH untuk periode setter 84 – 86% dan hatcher 90 – 94%.

4. Pemindahan dari setter ke hatcher pada hari ke 21, telur tidak diputar.

5. Daya tetas 75 – 78%.

Cara Pemberian Pakan

I Bibit / Layer•  Makanan untuk bibit diberikan sebulan sebelum puyuh bertelur afkir.

Ransum dengan kadar protein 24% dan EM 2800 –3100 kkal/kg. Asam

amino lysine 0,7%, metionin+cystine 0,6% dan glysine+serine 0,9%.

II Starter dan Grower

•  Ransum dengan kadar protein 28% dan EM 2800 –3100 kkal/kg. Asam

amino lysine 1,4%, metionin+cystine 0,9% dan glysine+serine 1,6%.

•  Konsumsi umur 1 hari – 8 minggu sebanyak 1,3 – 1,5 pound / ekor dan

umur 8– 16 minggu konsumsinya sebanyak 2,5 – 3,0 pound / ekor.

Tatalaksana Pemeliharaan

Burung puyuh pedaging (Bob White) ini termasuk kedalam jenis burung puyuh

penghasil daging tetapi di negara asalnya yaitu Amerika, burung puyuh ini dijadikan

alat olahraga untuk berburu, selain itu burung puyuh ini bisa dibuat masakan olahan

misalnya di Negara Malaysia dan Eropa.

Pemeliharaan puyuh pedaging tidak memerlukan lahan yang luas, ini semua

karena burung puyuh berbeda dengan unggas lainnya yang mempunyai ukuran

badan yang kecil dibandingkan dengan ayam, tetapi didalam hal pemeliharaan tidak

terlalu jauh berbeda dengan peternakan ayam.

Didalam pemilihan lokasi peternakan sebaiknya jauh dari pemukiman dan

peternakan unggas lainnya. Lokasi peternakan hendaklah terbebas dari banjir dan

mudah didalam pengangkutan sarana dan prasarana produksi sehingga

memperlancar jalannya usaha peternakaan. Tanah berbukit bukanlah suatu

hambatan kecuali perlu diratakan hanya untuk daerah yang akan dibuat kandang

pemeliharaan saja, daerah yang mempunyai peredaran udara yang baik sangat

Page 98: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 98/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 98 

cocok sebagai lahan untuk lokasi peternakan. Kebutuhan kandang tergantung

kepada banyaknya burung puyuh yang akan dipelihara dan berapa produksi yang

akan dihasilkan dalam setiap periode panen, sebagai contoh bagi peternak yang

menginginkan setiap panennya seminggu sekali paling sedikit harus memiliki

delapan kandang, ini berdasarkan kepada sistem peternakan “all in all out” bagi

setiap kandang, begitu juga dengan ukuran kebutuhan kandang dimana untuk

memelihara 10.000 ekor puyuh perlu kandang dengan ukuran 10 m lebar X 21

meter panjang dan 3,6 meter tinggi dengan kebutuhan setiap ekor 210 m2. Jarak

antar kandang sekurang-kurangnya 15 m, lokasi peternakan harus dipagar untuk

menghindari gangguan dari ternak lain atau dari predator, karena burung puyuh

mempunyai sifat mudah terkejut dan “excitability” yang memperlihatkan rasa

terkejutnya (Gambar kandang burung puyuh).

Pada umumnya para peternak puyuh pedaging memiliki tempat

penyembelihan tersendiri dan menjual puyuh tersebut dalam bentuk yang telah

bersih atau sudah menjadi karkas. Tempat pemotongan ini sebaiknya berjauhan dari

lokasi kandang, bangunan tempat pemotongan burung puyuh ini tergantung dari

banyaknya jumlah burung puyuh yang akan disembelih, kamar pendingin atau peti

pendingin perlu disediakan untuk menyimpan puyuh yang telah menjadi karkastersebut

Perkandangan  

Perkandangan ini harus mempunyai syarat-syarat sebagai berikut :

1. Sirkulasi udara harus sempurna.

2. Kapasitas kandang harus sesuai dengan jumlah burung puyuh yang akan

dipelihara (1 ekor = 20 inchi persegi).

Page 99: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 99/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 99 

3. Kandang sebaiknya berada jauh dari suara bising, terlindung dari terik cahaya

matahari (arah Timur-Barat), cuaca buruk dan predator.

Indukan 

Pastikan anak puyuh diberi perlakuan sebagai berikut :

•  Suhu, pada minggu pertama suhu 95 0F (35 0C) dan minggu 2 suhu 90 0F

(320C) atau lihat sebaran anak puyuh

•  Pasang tirai pada waktu siang dan malam hari sampai umur 1 minggu,

kemudian minggu ke dua hanya pada waktu malam atau hujan saja

•  Siapkan lampu pada periode perindukan dan waktu malam

•  Berikan makanan/minuman secara adlibitum

•  Ganti alas lantai yang basah atau kotor

•  Buang alas lantai apabila kaki anak puyuh terperosok kelantai kandang indukan

•  Pindahkan anak puyuh ke kandang pembesaran pada umur 2 minggu (jika

menggunakan kandang indukan)

•  Perluas sekat pembatas pada minggu 2 supaya anak puyuh dapat bergerak

secara leluasa

•  Siapkan catatan dan catat semua kegiatan setiap hari.

Pembesaran 

•  Lepas semua sekat, tirai dan pembatas

•  Pastikan air/makanan senantiasa ada

•  Kumpulkan pakan yang tercecer dan masukan kembali kedalam tempat pakan

•  Hindari mortalitas akibat dimangsa oleh predator dan pemeliharaan

•  Panen segera setelah sesuai dengan umur yang ditetapkan

•  Catat semua kegiatan yang dilakukan.

Makanan

Umumnya puyuh makan 2 kali sehari, yaitu pagi hari dan siang sampai sore

hari. Bobwhites adalah pemakan biji-bijian yang paling utama., menghabiskan biji

rumput-rumputan, dedak. Jagung dan kacang kedelai bentuk porsi utama dari diet

Page 100: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 100/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 100 

pada musim gugur, musim dingin dan musim semi. Yang sering di konsumsi

diantaranya biji rumput-rumputan dan rumput liar.

Serangga adalah salah satu makanan pokok penting untuk betina dewasa

selama periode reproduksi karena diperlukan protein tinggi untuk menetaskan telur.

Puyuh muda juga banyak memakan serangga, secara berangsur-angsur berubah

kepada suatu porsi terbaik dari biji-bijian adalah mereka yang mendekati usia

dewasa. Makanan yang dikonsumsi olah puyuh dapat berubah-ubah dari tahun ke

tahun dan musim ke musim tergantung dari ketersediaannya.

Pemberian Ransum

1. Jenis Ransum yang diberikan ialah:

 A. Quail Starter Mash serta Quail Finisher Pellet atauB. Broiler Starter Mash atau Broiler Starter Crumblers atau Broiler Finisher Pellet

Kebutuhan zat makanan untuk puyuh pedaging :

•  Energi = 2600 - 3200 ME

•  Protein Kasar = 24 - 25 %

2. Cara Pemberian

Cara Pertama

1 hari - 14 hari - Quail starter Mash15 hari - panen - Quail Finisher Pellet

Cara Kedua

1 hari - panen - Broiler Starter Mash/Crumbles atau

- Quail Starter Mash

Cara Ketiga

1 hari sampai 21 hari - Broiler Starter Mash

22 hari - panen - Broiler Finisher Pellet

Diet Protein

(%) Calcium

(%) Phosphorus

(%) Methionine

(%) 

Bobwhite Quail - Meat-type 

Starter (0 - 6 minggu)  23,0 1,0 0,50 0,50

Finisher (di atas 6 minggu) 19,0 0,9 0,50 0,40

Flight Starter (0 - 6 minggu)  24,0 1,0 0,50 0,55

Developer (6 - 16 minggu)  20,0 0,9 0,50 0,42

Breeders 

Starter (0 - 6 minggu) 

23,0 1,0 0,50 0,50

Page 101: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 101/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 101 

Developer (6 - 20 minggu)  18,0 1,0 0,50 0,40

Layer (di atas 20 minggu )  19,0 2,75 0,65 0,50

Tingkah Laku

Bobwhite mempunyai banyak cara memanggil dan pergerakan kelompok

secara langsung; 1 panggilan untuk memberitahukan lokasi makanan, 11 panggilan

untuk meminta pertolongan dalam menghindari musuh, 6 panggilan untuk sexual dan

agonistic dan 2 panggilan merupakan panggilan induk, Bobwhite mempunyai sistem

hierarcy sosial jantan, (Stokes 1967), Makan benyak dilakukan pada pagi hari dan

menjelang malam, Mereka dapat terbang dengan jarak relatif pendek, dengan rata-

rata terbang selama 5,1 detik, tetapi banyak menghabiskan waktu mereka di darat,

Reproduksi

Pada akhir bulan Maret dan awal April, sekelompok burung tersebut akan

membentuk pasangannya secara individual antar jantan dan betina dan pada musim

tersebut mulailah terjadi perkawinan, Banyaknya cahaya setiap jam akan

meningkatkan pasangan tersebut dan menstimulasi organ reproduksi kedua burung

puyuh tersebut, Sarang burung puyuh Bob White mempunyai karakteristik

mengandung campuran tanaman obat-obatan dan ilalang serta semak belukar,

  Sarang tersebut secara umum berada di tebing pada ketinggian 50 kaki,

Keduanya baik jantan maupun betina bekerja sama membangun sarang tersebut

dari bahan-bahan ilalang dan daun-daunan kering serta rumput, Sarang tersebut

dibuat saling berdekatan dengan yang lainnya, tetapi masing-masing sarang saling

terpisah dan hanya dihubungkan olah satu lubang kecil. Sarang tersebut akan

selesai pada awal pertengahan April atau akhir awal September untuk di bagian

daerah Iowa, tapi untuk anak-anak yang baru menetas akan keluar pada akhir bulan

Juni, Biasanya pada cuaca dingin akan sedikit terlambat menetas atau pada cuacahangat pada musim semi akan banyak sekali telur yang akan menetas, Telur akan

menetas dalam beberapa hari setelah sarang dibangun rata-rata satu telur setiap

hari sampai satu periode bertelur (rata-rata 14) selesai, Semua telur dierami selama

periode 24 jam oleh jantan dan betina bersama-sama didalam sarang sampai anak

puyuh kering, Kematian anak puyuh sangat tinggi pada dua minggu pertama setelah

menetas dan mengalami rontok bulu mencapai 30 sampai 50 persen, Anak puyuh

dapat terbang pada umur 2-3 minggu dan akan menjadi puyuh dewasa pada umur

15 minggu, Puyuh dewasa dan muda tinggal bersama-sama di dalam sebuah

Page 102: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 102/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 102 

kelompok sampai akhir musim gugur, ketika (setiap individu puyuh bergabung

membentuk kelompok)

Penyakit

Puyuh pada umumnya mempunyai kekebalan terhadap penyakit tetapi puyuh

 juga bisa terkena oleh jenis penyakit yang biasa menyerang pada unggas lainnya,

Penyakit-penyakit puyuh yang spesifik adalah Ulcerative Enterititis dan Quail

Bronchitis, Luka akibat kanibalisme, karena sering melompat/terbang 'flighty

behaviour' dan perkelahian karena perebutan kedudukan sosial merupakan salah

satu sebab utama kematian, Peternak disarankan agar menghubungi dinaskesehatan hewan secara berkala terhadap hal-hal yang menyerang ternaknya dan

memeriksakan ternaknya secara berkala,

Penyakit yang sering menyerang burung puyuh diantaranya :

a. Radang usus (Quail enteritis)

Penyebab: bakteri anerobik yang membentuk spora dan menyerang usus,

sehingga timbul pearadangan pada usus, Gejala: puyuh tampak lesu, mata

tertutup, bulu kelihatan kusam, kotoran berair dan mengandung asam urat,

Pengendalian: memperbaiki tata laksana pemeliharaan, serta memisashkanburung puyuh yang sehat dari yang telah terinfeksi,

b. Tetelo (NCD/New Casstle Diseae)

Gejala: puyuh sulit bernafas, batuk-batuk, bersin, timbul bunyi ngorok, lesu, mata

ngantuk, sayap terkulasi, kadang berdarah, tinja encer kehijauan yang spesifik

adanya gejala "tortikolis"yaitu kepala memutar-mutar tidak menentu dan lumpuh,

Pengendalian: (1) menjaga kebersihan lingkungan dan peralatan yang tercemar

virus, binatang vektor penyakit tetelo, ayam yang mati segera dibakar/dibuang;

(2) pisahkan ayam yang sakit, mencegah tamu masuk areal peternakan tanpa

baju yang mensucihamakan/ steril serta melakukan vaksinasi NCD, Sampai

sekarang belum ada obatnya,

c. Berak putih (Pullorum)

Penyebab: Kuman Salmonella pullorum dan merupakan penyakit menular,

Gejala: kotoran berwarna putih, nafsu makan hilang, sesak nafas, bulu-bulu

mengerut dan sayap lemah menggantung, Pengendalian: sama dengan

pengendalian penyakit tetelo,

Page 103: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 103/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 103 

d. Berak darah (Coccidios is)

Gejala: tinja berdarah dan mencret, nafsu makan kurang, sayap terkulasi, bulu

kusam menggigil kedinginan, Pengendalian: (1) menjaga kebersihan

lingkungaan, menjaga litter tetap kering; (2) dengan Tetra Chloine Capsule

diberikan melalui mulut; Noxal, Trisula Zuco tablet dilarutkan dalam air minum

atau sulfaqui moxaline, amprolium, cxaldayocox

e. Cacar Unggas (Fowl Pox)

Penyebab: Poxvirus, menyerang bangsa unggas dari semua umur dan jenis

kelamin, Gejala: imbulnya keropeng-keropeng pada kulit yang tidak berbulu,

seperti pial, kaki, mulut dan farink yang apabila dilepaskan akan mengeluarkandarah, Pengendalian: vaksin dipteria dan mengisolasi kandang atau puyuh yang

terinfksi,

f. Quail Bronchit is

Penyebab: Quail bronchitis virus (adenovirus) yang bersifat sangat menular,

Gejala: puyuh kelihatan lesu, bulu kusam, gemetar, sulit bernafas, batuk dan

bersi, mata dan hidung kadang-kadang mengeluarkan lendir serta kadangkala

kepala dan leher agak terpuntir, Pengendalian: pemberian pakan yang bergizi

dengan sanitasi yang memadai,

g. Aspergillosis

Penyebab: cendawan Aspergillus fumigatus, Gejala: Puyuh mengalami gangguan

pernafasan, mata terbentuk lapisan putih menyerupai keju, mengantuk, nafsu

makan berkurang, Pengendalian: memperbaiki sanitasi kandang dan lingkungan

sekitarnya,

h. Cacingan

Penyebab: sanitasi yang buruk, Gejala: puyuh tampak kurus, lesu dan lemah,

Pengendalian: menjaga kebersihan kandang dan pemberian pakan yang terjaga

kebersihannya,

Predator

Predator yang sering memangsa burung puyuh Bob White dewasa

diantaranya elang cooper's, rakun, tupai, skunk, dan serigala, Sedangkan untuk

hewan-hewan lokal sering memangsa burung puyuh ini yaitu kucing dan anjing,

Page 104: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 104/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 104 

Pemangsa yang sering memakan anak burung puyuh dan telur diantaranya

skunk dan musang, rakun, tupai virginia, ular, burung gagak, tikus dan bajing, ketika

beranjak dewasa anak-anak burung puyuh akan menghadapi banyak sekali

pamangsa, dan mereka akan memberi tanda bahaya kepada kelompoknya melalui

suara dan gerakan terbang, Tingkah laku yang sering di pelajari untuk menghadapi

para predator ini yaitu dengan bertingkah laku aneh, Warna bulu yang dimiliki oleh

burung puyuh ini akan membantu melindungi mereka dari para pemangsa, 

Perawatan Puyuh Pedaging

-  Puyuh tujuan penghasil daging dapat berasal dari :

-  Jantan dan betina afkir

-  Tidak terpilih sebagai pembibit

-  Betina yang tidak lagi penghasil telur konsumsi atau yang bertelur tidak

produktif,

-  Puyuh pedaging dipanen umur 31 – 37 hari bobot badan 110 – 120

gram,

-  Proses pemotongan dengan 2 cara untuk mendapatkan karkas :

3. Leher dipotong (pengeluaran darah selama 1,5 menit), celup dalam air

hangat kemudian cabut bulu,

4. Leher dipotong, dikuliti seperti kodok/kelinci, yaitu dengan caramenyayat kulit dibawah leher, kemudian kulit dan bulu ditarik kebawah

sehingga dihasilkan puyuh tanpa kulit,

Page 105: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 105/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 105 

BURUNG UNTA (Struthio camelus)

SistematikaKingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Sub Phylum : Vertebrata

Class : Aves

Order :  Struthioniformes 

Familia : Struthionidae

Genus : Struthio 

Species : Struthio camelus 

Deskripsi

Tempat hidup : Savana terbuka, gurun didaerah kering, lahan tandus tidak

produktif

Sifat : Agak liar dan suka bergerak kesana kemari sehingga

memerlukan lahan yang luas

 Adaptasi : Dapat menyesuaikan diri dengan kondisi ekstrim, 560 C, tidak

mengalami stres

Burung unta atau Ostrich (Struthio camelus)  adalah satu-satunya burung

terbesar di dunia yang masih ada. Burung unta tergolong dalam kumpulan Keluarga

r atitae yaitu burung yang berlari dan tidak dapat terbang seperti:

1. Burung Kaswari dari Australia.

2. Burung Emus dari Australia.

3. Burung Nandus (rhea) dari Amerika Selatan.

4. Burung Kiwi dari New Zealand.

Burung unta hidup bebas di habitat aslinya di kawasan padang pasir di benua Afrika. Berawal dari Senegal di sebelah Utara Afrika sampai ke Ethiopia dan di

sebelah Selatan Afrika sampai juga ke Tanzania.

Burung unta mempunyai ciri-ciri fisik yang istimewa hingga dapat

menyesuaikan diri hidup di kawasan padang pasir. Burung unta mempunyai

sepasang mata yang besar (hampir dua pertiga dari ukuran kepalanya) dan

posisinya sedikit menonjol keluar sehingga memudahkan burung unta melihat ke

semua arah. Burung unta mempunyai penglihatan yang tajam. Mata burung unta

mempunyai selaput nipis lutsinar  yang sangat berguna untuk mereka. Selaput tipis

Page 106: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 106/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 106 

ini akan menutup mata burung unta dalam keadaan angin besar di padang pasir

guna melindungi mata dari pasir yang masuk ke matanya tanpa mengganggu

penglihatan mereka. Terdapat juga sepasang telinga di sebelah belakang matanya

yang dapat dibuka dan ditutup. Daya pendengarannya sama seperti daya

pendengaran manusia. Burung unta mempunyai leher yang panjang  (satu meter)

yang dapat digerakkan ke semua arah. Dengan mempunyai leher demikian, burung

unta dapat mampu melihat dari jarak yang jauh.

Burung unta/ Ostrich/ Struthio camellus merupakan hewan sejenis burung yang

hidup di savana terbuka, gurun di daerah kering, lahan tandus tidak produktif. Sifat

burung unta agak liar dan suka bergerak kesana kemari, sehingga memerlukan

lahan yang luas. Burung unta hidup bebas di habitat aslinya di kawasan padang

pasir di benua Afrika. Berawal dari Senegal di sebelah Utara Afrika sampai keEthiopia dan di sebelah Selatan Afrika sampai juga ke Tanzania.

Burung unta dewasa dapat mencapai ketinggian 2.5 meter   dan mempunyai

berat badan antara 100 hingga 150 kg   /ekor. Lama hidupnya  antara 60 - 70

tahun. Burung unta mempunyai struktur badan yang agak aneh. Burung unta

mempunyai 2 jari  saja dan bagian ini saja yang menyokong keseluruhan badan

burung unta pada saat berdiri maupun berlari. Dengan keadaan demikian

memungkinkan burung ini berlari dengan cepat. Kecepatan burung unta berlari

dapat mencapai 70 km/jam dalam jarak 3 - 4 km tanpa berhenti. Sewaktu berlari,sayap burung unta akan terbuka supaya dapat mengimbangi badannya  ketika

bergerak laju.

Burung unta terbagi pada empat subspesis iaitu :

1. S. camelus australis terdapat di sebelah Selatan Afrika

2. S. camelus massaicus yang terdapat di Timur Afrika

3. S. camelus camelus yang terdapat di Utara Afrika

4. S. camelus molybdophanes yang terdapat di Somalia

Varietas Burung Unta 

Page 107: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 107/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 107 

Massai Ostrich (Struthio camelus massaicus) 

Berasal dari Kenya bagian timur dan Tanganyika. Yang jantan mirip Struthio

camelus camelus tetapi tidak memiliki spot tanpa buluy dikepalanya, sedangkan

betinanya tidak dapat dibedakan dengan betina subspecies lainnya. Warna telur

sangat khas yaitu berwarna ungu tua.

North African Ostrich (Struthio camelus camelus)

Berasal dari Afrika Utara, subspecies ini sekarang sudah punah di tempat asalnya.

Burung jantan mempunyai spot tanpa bulu di kepala.

Somali Ostrich (Struthio camelus molybdophanes)

Penyebarannya Somalia, Etiopia Selatan, Sungai Tana Bagian Selatan. Kepalanya

gundul, leher dan pahanya berwarna keabua-abuan. Bulu leher bagian depanberwarna abu perak dan bulu leher belakang berwana putih. Bulu punggung

kombinasi warna hitam hitam dan merah mengkilap. Paruh warna merah pucat dan

kuning di bagian atasnya. Bagian leher, kepala dan kaki yang betina berwarna abu-

abu.

 Arabian Ostrich (Struthio camelus syriacus) 

Ras ini habitatnya di Siria dan gurun Arab dan sudah punah sejak 1941.

Struthio camelus spattzi 

Berasal dari Rio de Oro.

Struthio camelus australia

Berasal dari Afrika Selatan, bagian Selatan Sungan Cunene dan Sungai Zambesi.

Burung jantan dewasa memiliki kepal, leher, dan paha tanpa bulu, hanya ditutupi

rambut-rambut halus. Warna kulit abu-abu. Kaki berwarna merah.

Tujuan produksi :

•  Daging : bahan makanan, karena kandungan lemak dan kolesterolnya rendah

•  Telur : konsumsi gastronomi atau dijual sebagai bibit

•  Kulit : untuk tas, dompet, ikat pinggang

•  Bulu : industri mobil, selendang, kostum ataiu pakaina theater, kuas

•  Minyak : bahan dasar kosmetik

•  Otak : menyembuhkan penyakit Alzhheimer  

•  Lensa matanya : digunakan untuk transplantasi mata manusia

•  Tulangnya : komponen afrodisiak, konon mampu memacu libido

Page 108: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 108/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 108 

NILAI KOMERSIAL

Di negara Afrika sendiri, peternakan burung unta mulai diperkenalkan secara

komersial pada pertengahan abad 19. Usaha peternakan burung unta telah

berkembang dengan pesatnya pada tahun 1860-an.

BULU 

Bulu burung unta mempunyai nilai komersial yang tinggi  sejak abad 19

sebagai bahan perhiasan. Pakaian wanita-wanita glamour yang dihiasi dengan bulu

burung unta telah mendapat perhatian ramai. Selain dijadikan perhiasan pakaian,

bulu burung unta juga dijadikan bulu mata palsu. Oleh kerana bulunya statik

bulunya juga dapat digunakan sebagai bahan pencuci habuk  yang terbaik.Penggunaannya sangat meluas di dalam industri automobil elektronik dan komputer

sebagai bahan pencuci habuk. Seekor burung unta dewasa mampu menghasilkan

1.8 hingga 2.5 kg bulu setahun.

DAGING 

Burung unta mempunyai daging bewarna merah seperti daging rusa, lembu

dan kambing. Berbeda dengan daging burung-burung lain termasuk ayam itik yang

mempunyai daging berwarna putih. Keistimewaan daging burung unta dibandingdengan daging lain ialah mempunyai kandungan lemak dan kolesterol yang

rendah. Daging burung ini menjadi hidangan mewah di negara barat. Permintaan

daging burung ini juga meningkat setiap tahun dan berdasarkan sumber tertentu

yang menyatakan permintaannya masih belum terpenuhi. Harga dagingnya di

pasaran agak mahal di antara RM 25 - RM 35 /kg. 

Umur dan berat badan yang cocok untuk menghasilkan daging ialah di antara

12 - 14 bulan untuk mencapai berat badan 90 - 120 kg. Dapat menghasilkan daging

dengan berat bersih mencapai 30 - 35 kg per ekor.

KULIT 

Kulit yang dihasilkan dari burung unta mempunyai kecantikan asli  yang

tidakberbeda dengan kulit-kulit hewan yang lain. Kulitnya mempunyai bintik-bintik

timbul ( guill pattern ) yang kekal dan jelas terlihat. Ketahanan kulitnya adalah tiga

kali dibandingkan kulit lembu. Tidak heran mengapa kulit burung unta mendapat

pasar yang baik dengan harga yang mahal. Industri kulit burung unta dimulai sekitar

tahun enam puluhan. Produk yang dihasilkan dari kulit burung unta ialah seperti :

Page 109: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 109/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 109 

1. Kasut

2. Tas Tangan

3. Ikat Pinggang

4. Pemegang Kunci

5. Lain-lain

Produknya menjadi pilihan orang-orang dari golongan mewah. Permintaan

dunia terhadap burung unta untuk industri kulit saja dianggarkan melebihi 750,000

ekor setahun. Umur dewasa burung unta untuk penghasilan kulit ialah 14 bulan dan

dapat menghasilkan di antara 1.3 - 1.5 meter persegi kul it per ekor. 

Ciri – ciri :

•  Ukuran tubuh besar dengan sayap kecil, sehingga tidak bisa terbang.•  Leher panjang, kaki panjang dan tidak berbulu, jarinya hanya 2, dapat lari cepat

60 km/jam.

•  Ukuran tubuh burung dewasa, tinggi 2,5 m dan berat 150 kg, pertumbuhan cepat

yaitu 30 cm/bulan dan mencapai tinggi 2,1 m pada umur satu tahun.

•  Umurnya dapat mencapai 30 – 70 tahun.

•  Burung unta mahluk yang tidak cerdas, ukuran otaknya kecil dengan berat 40

gram dan merupakan binatang siang, malam hari tidak aktif kecuali jika

terganggu.

Ciri – ciri Jenis Kelamin

•  Burung Unta liar dewasa kelamin pada umur 4 – 5 th, sedang yang telah

diternakan yang jantan 3 th, sedanggkan yang betina lebih cepat yaitu pada umur

25 – 28 bulan.

•  Perbedaan  jantan dan betina sangat nyata pada yang dewasa, jantan lebih

besar dari betina warna bulu jantan hitam dan tepi sayap putih, sedang betina

warna bulunya coklat.

•  Berkembang biak dengan cara kawin, membuat sarang, bertelur dan mengerami.

•  Setiap induk yang dipelihara secara alami dapat menghasilkan telur 6 – 8

butir/musim, sedangkan bila secara intensif menghasilkan telu 40 – 70

butir/musim (th), dengan bobot telur 1,5 kg/butir dan fertilitas 60 – 80%.

•  Telur yang dierami oleh induk menetas setelah hari ke 52, sedang dengan mesin

tetas setelah 42 hari.

•  Anak burung unta mencapai optimal untuk dipotong dalam waktu 8 – 14 bulan

sedangkan bila digunakan untuk induk petelur memerlukan waktu 25 – 36 bulan.

•  Usia produktif burung petelur dapat mencapai 20 – 40 th.

Page 110: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 110/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 110 

Jantan

•  paruh dan kakinya berwarna merah

•  tinggi : 2,1 – 2,75 m

•  bobot : 150 kg

•  Warna bulu : hitam

Betina

•  paruh dan kakinya berwarna keabu-abuan

•  tinggi : 1,75 – 2,1 m

•  bobot : 110 kg

•  Warna bulu : cokelat

 Anatomi dan Morfologi : 

http://www.dalyndigitalphotography.com/buy/photo35434.html 

Page 111: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 111/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 111 

REPRODUKSI

Dewasa kelamin bagi seekor burung unta betina ialah 20 bulan dan jantannya

antara 25 - 28 bulan. Burung unta betina yang telah mencapai dewasa kelamin

mampu bertelur sebanyak 40 hingga 80 telur dalam satu setahun. Burung unta

bertelur di dalam sarang dengan ukuran 3 meter yang di buat di atas pasir kering.

Burung unta betina menjadi sangat agresif pada musim bertelur dan sewaktu

mengeramkan telur. Berat telur burung unta adalah antara 800 gr - 1500 gr /ekor

dengan ukuran 130 mm lebar dan 170 mm panjang. Kulit telur burung unta agak

tebal dan mampu menerima tekanan beban seberat 60 kg. Ini berarti kita dapat

berdiri di atas telurnya. Untuk merebus sebutir telur burung unta kita memerlukanwaktu selama 1,5 jam. Masa pengeraman telur diperlukan selama 42 hari. 

Sewaktu pengeraman, burung unta betina akan mengeramkan telurnya pada waktu

siang dan burung unta jantan akan mengambil alih pada waktu malam. Anak burung

unta yang baru menetas mempunyai ketinggian 25 cm dengan berat badan 900

gr . Anak-anak burung unta yang masih kecil akan dijaga oleh burung unta jantan.

•  Bersifat poligami

•  Burung Unta liar dewasa kelamin pada umur 4 – 5 th, sedang yang telah

diternakan yang♂

 3 th, dan♀

 lebih cepat yaitu pada umur 25 – 28 bulan.•  Berkembang biak dengan cara kawin, membuat sarang, bertelur dan mengerami.

•  Setiap induk yang dipelihara secara alami dapat menghasilkan telur 6 – 8

butir/musim, sedangkan bila secara intensif menghasilkan telu 40 – 70

butir/musim (th), dengan bobot telur 1,5 kg/butir dan fertilitas 60 – 80%.

•  Telur yang dierami oleh induk menetas setelah hari ke 52, sedang dengan mesin

tetas setelah 42 hari.

•  Anak burung unta mencapai optimal untuk dipotong dalam waktu 8 – 14 bulan

sedangkan bila digunakan untuk induk petelur memerlukan waktu 25 – 36 bulan.

•  Usia produktif burung petelur dapat mencapai 20 – 40 th.

CARA PEMELIHARAAN BURUNG UNTA

PEMELIHARAAN SECARA BEBAS 

Cara ini dijalankan dalam beternak burung-burung unta secara bebas di dalam

sebuah kawasan yang berpagar. Dengan cara ini ternak akan hidup bebas seperti

keadaan habitat aslinya. Cara ini memerlukan kawasan pastura yang cukup luas.

Kelemahan pada cara ini ialah tingkat kematian anak yang tinggi dibandingkan

dengan cara - cara lain.

Page 112: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 112/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 112 

PEMELIHARAAN SECARA SEMI INTENSIF 

Pemeliharaan burung unta dengan menggunakan cara ini memerlukan

beberapa kandang berpagar yang luas untuk burung meragut rumput. Kandang

seluas 4 - 6 hektar mampu menampung 30 ekor burung unta. Setiap kandang perlu

 juga disediakan beberapa tempat makanan tambahan dan bangsal untuk menyerap

air hujan.

Kebaikan cara ini ialah tidak memerlukan tempat yang luas dibandingkan

dengan peternakan bebas. Kita dapat mengontrol burung yang produktif dan dapat

mengontrol kesehatan dan pembesaran burung. Keuntungan cara ini dapat lebih

menghemat makanan. Kelemahan yang terdapat pada cara ini ialah terjadinya

persaingan antara ternak burung unta sehingga menghambat pertumbuhanbeberapa burung unta yang kalah dalam bersaing.

PEMELIHARAAN SECARA INTENSIF 

Pemeliharaan secara intensif memerlukan lahan berpagar seluas 0.5 - 2

hektar untuk 3 ekor burung dengan perbandingan yang ideal 1 : 2 (1 ekor jantan dan

2 ekor betina). Dengan cara ini kita dapat menentukan yang mana pasangan yang

produktif dan menentukan anak-anak yang dihasilkan dari induk-induk berkualitas

baik. Cara ini juga dapat memudahkan kita menangani setiap ekor burung dengan

tepat. Walau bagaimanapun cara ini memerlukan biaya yang besar untuk

menyediakan insfrastruktur. Biaya makanan juga lebih tinggi. Cara ini lebih sesuai

dilakukan di ladang-ladang peternakan untuk pembiakan yang memerlukan

pengawasan yang rapi. 

Page 113: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 113/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 113 

Pemeliharaan Burung Unta Breeder•

  Burung unta dapat dipelihara dengan sistem intensif (lahan yang terbatas), semiintensif (lahan luas) dan ektensif (lahan sangat luas)

•  Periode pemeliharaan burung unta terdiri dari 3 periode, yaitu :

  Periode Starter (1 hari – 3 bulan)

  Periode Grower (4 – 14 bulan)

  Periode Layer (>15 bulan)

Periode Starter (1 hari – 3 bulan)

•  Bobot badan umur sehari 1 kg.

•  Ukuran kandang brooder 1,2 x 0,75 x 0,9

m dengan suhu brooder 23,8 – 25,50C.

•  Sampai umur 6 – 8 hari, anak burung

belum membutuhkan pakan & minum

karena dapat memanfaatkan

cadangan kuning telur di jaringan kulit

perut dan kelebihan air di jaringan tubuh.

•   Anak burung setelah umur 1 mgg

dipindahkan ke sangkar pembesaran, bila cuaca cerah sangkar ditaruh di

kandang Ren yang lahannya berumput agar mengenal udara terbuka dan cahaya

matahari.

•  Pakan yang digunakan berbentuk pellet untuk anak broiler dan dapat ditambah

hijauan.

•  Umur 1 – 2 bulan bobotnya dua kali lebih berat dibandingkan saat menetas,

bertambah rata – rata 0,226 kg/hari, pada umur 3 bulan bobotnya 13,6 kg.

•  Sexing ♂ dan ♀ dilakukan pada umur 4 – 8 mgg, dilihat di cloaca.

Periode Grower (4 – 14 bulan)

•  Pada usia 3 – 4 bulan, bila cuaca buruk digunakan shelter.

•  Umur 8 bln, bobot badan telah mencapai 75 % dari bobot akhir.

•  Kandang yang digunakan = untuk burung unta umur 2 – 3 bln, hanya ukuran yang

diperluas, dengan tanah ditanami rumput seperti alfalfa.

•  Kandang untuk burung berumur > 20 mgg berukuran 1 ha untuk 100 ekor.

  Kandang grower dilengkapi dengan fasilitas handling untuk penangkapan.

Page 114: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 114/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 114 

Periode Layer (>15 bulan)

•  Sex ratio 1 jantan : 2 betina untuk breeder dan 2 jantan : 4 betina untuk

komersial.

•  Kandang

  Daerah curah hujan rendah : ukuran 40 x 60 m untuk sepasang trio, komersil

80 x 60 m untuk 2 jantan: 4 betina.

  Daerah curah hujan tinggi : 40 x 40 m. Di Bogor (breeder), ukuran

kandangnya 30 x 30 m.  Lokasinya jauh dari keramaian % gangguan yang dapat membuat stress.

  Dibuat Shelter dengan ukuran 5 x 3 x 3 m dari kayu dan atap daun

rumbia/anyaman/alang-alang/genteng, gunanya untuk melindungi pakan dari

air hujan.

•  Tempat makan terbuat dari ban bekas, ukuran 15 m dan tempat air minum

terbuat dari tong yang dibelah, tempat makan dan tempat minum diletakan di

pinggir pagar agar mudah dibersihkan dan pengesian.

•  Musim bertelur burung unta berlangsung selama 6 – 8 bulan setiap tahun. Di

belahan utara musim kawin/bertelur antara Maret – Agustus, sednag di selatan

Juli/Agustus – Maret. DI Bogor diperkirakan Maret – November. Setelah bertelur

burung unta harus beristirahat agar organ reproduksi kembali pada kondisi baik.

•  Jantan bersifat poligami dan mengawini beina lebih dari satu .

•  Dewasa kelamin jantan : 4 tahun dan : betina 3 tahun (alami), bila Intensif betina

umur 18 bulan - 2 tahun, setelah diberi gizi cukup.

•  Betina bertelur setiap 2 hari, cluth size 20 – 24 butir, pause 7 – 10 hari.

Burung Unta Penghasil Daging

Page 115: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 115/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 115 

•  Dipotong umur 9 bulan dengan bobot 90 – 100 kg, produksi dagingnya 30 –35%

dari bobot hidup.

•  Tinggi burung unta dewasa 2,25 m (umur 1,5 - 2,5 th) dengan bobot badan 130 –

140 kg.

•  Pakan utama hijauan dan konsentrat dengan perbandingan 1 : 1,5 – 2,

pemberian 1 kg hijauan dan 1,5 – 2 kg konsentrat/ekor/hari.

•   Air minum yang harus disediakan 7 lt/ekor/hari.

Perbandingan Nutrisi daging burung unta dengan hewan lainnya

Kandungan Emu Burung

Unta

Sapi Unggas Rusa Ikan

Protein (%) 21,2 21,7 18-22 23 - 24 20,6 16

Kalori (kkal/kg) 127 105 157 114 108 70-120

Lemak (%) 1,7 – 2,5 1,2 – 1,7 2 – 14,7 1 - 3 3,34 1

Kolesterol (mg/100g) 39 - 48 30,4 –

37,8

63 64 - 90

Magnesium (mg/100g ) 28,7-30,9 21,5 20 20 - 27 - 20 - 50

Fosfor (mg/100 g) 480-490 208 - - 249 240 – 500

Potasium (mg/100 g) 313 - 317 351,4 - - 330 240 – 250

Ciri – Ciri Telur Burung Unta

•  Warna krem atau agak kehijauan.

•  Bentuk oval, ukuran 12,7 x 10,3 cm sampai 16 x 12,3 cm. Shape indek 79,4 –

82,4.

•  Berat 1,4 –1,5 kg/butir (23 –25 kali tl. Ayam), 1,2% dari berat tubuh.

•  Tebal kerabang 1,83 – 1,84 mm setebal piring perselen.

•  Komposisi telur : 53% Albumen, 32,5% Yolk dan 14,1% shell.

•  Kandungan protein 12,5%, Lemak 11,7% dan Karbohidrat 0,7%.•  Masa inkubasi (penetasan) : 42 hari

Page 116: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 116/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 116 

Ciri-ciri fi sik Telur Burung Unta, Kalkun, Itik, Ayam dan Puyuh

Species Panjang Lebar Shape Indeks

Telur

………….. cm …………..

Burung Unta 17,0 13,5 79,4

14,9 12,3 82,6

15,3 12,6 82,4

Kalkun 6,5 4,9 75,4

Itik 6,2 4,5 72,6

 Ayam 5,3 4,0 75,5

Puyuh 3,0 2,3 76,7

Komposisi Berbagai Telur Unggas

SpeciesBerat Telur

(gram)

Berat

 AlbumenBerat Yolk

Berat

Kerabang

…………………. % ………………….

Burung Unta 1400,0 53,4 32,5 14,1

Kalkun 88,0 58,8 31,4 9,8

Itik 58,1 57,3 33,6 9,1

 Ayam 56,7 57,1 31,1 10,7

Puyuh 10,3 58,7 31,1 10,2

Berbagai Ketebalan Membran Sel Telur Unggas

Species Thickness Outer Inner Air Cell

…………………. mm …………………. cmBurung Unta 0,200 0,12 0,080 4

Kalkun - 0,09 0,017 -

 Ayam 0,069 0,05 0,016 1,5

Puyuh 0,067 0,06 0,008 -

Page 117: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 117/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 117 

Berbagai Ketebalan Membran Sel Telur Unggas

Species Thickness Jumlah Pori-porimm N/0,25 cm2 

Burung Unta 1,83 – 1,84 4,0

Kalkun 0,36 22,7

 Ayam 0,31 – 0,35 26,2

Puyuh 0,19 7,1

Komposis i Zat Makanan Berbagai Telur Unggas

Species Air Protein Lemak Abu Karbohidrat

 

Burung Unta 75,1 12,2 11,7 1,4 0,7

Kalkun 74,7 12,0 12,3 - -

 Ayam 74,3 13,1 11,1 1,1 0,4

Puyuh 73,7 13,1 11,7 0,8 0,7

Itik 70,5 13,3 14,5 1,0 -

Pakan Burung Unta•  Terdiri dari konsentrat dan hijauan

•  Grower s.d umur 6 bulan diberi pakan ad libitum, setelah umur 6 bulan jumlah

pemberian didasarkan umum.

Tabel. Kebutuhan Konsumsi dan Nutrsisi Burung Unta

Kandungan gizi (%)Umur

(mgg)

Bobot

badan (kg)

Jml. Konsumsi

(kg/ekor/hari)Hijauan (%)

Konsentrat

(%) prot Ca P

0 – 4 0,25 – 5 0,12 - - 25 1,2 0,7

4 – 8 6 – 15 0,3 5 95 22 1,2 0,7

8 – 14 16 – 40 1,5 25 75 16 1,2 0,7

Grower 41– 75 2,5 35 – 45 65 – 55 14 1,2 0,7

Dewasa 76 – 100 2,5 45 55 12 - -

Petelur 120 1,5 – 2 50 50 14 2,4 0,8

Page 118: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 118/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 118 

Spesifikasi Kandungan Zat-Zat Makanan Berdasarkan Umur Pada Burung Unta 

…………………….. Umur ……………………..

0 - 1 bulan 1 - 2 bulan 2 - 6 bulan 6 - 11 bulan11 - 14bulan

Pembibitan

Protein, min % 25,00 22,00 16,00 14,00 14,00 14,00

Lysine 1,20 1,00 0,85 0,60 0,60 0,70

Methionine 0,45 0,36 0,30 0,22 0,22 0,27

TSAA 0,78 0,65 0,55 0,39 0,39 0,42

0,92 0,77 0,65 0,46 0,46 0,54

Isoleucine 1,00 0,85 0,73 0,52 0,52 0,67

 Arginine 1,38 1,15 0,98 0,69 0,69 0,80

Tryptophan 0,25 0,21 0,18 0,13 0,13 0,13

Roughage, max % 7,00 10,00 12,00 14,00 18,00 16,00

Calcium 1,50 1,50 1,50 1,50 1,50 3,50

Phoshrous, min % 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75

Perkiraan KonversiRansum Kg

0,12 0,30 1,50 2,50 2,00 1,50

Estimated Lucerne % 0 5,00 25,00 35,45 45,00 50,00

Pencegahan dan Pengobatan Penyakit

Penyebab penyakit pada Burung Unta

1. Virus : ND & Avian Fox

2. Bakteri : E, Coli, Clostridium, Salmonella

3. Jamur : Aspergilus, Candidiasis, Mycotic dermatis

4. Parasit : Cacing, Kutu

5. Gizi : Kekurangan Vit, A, D, E, C, B dan Mineral

6. Kaki tidak normal : Kekurangan gizi, Keturunan

Vaksinasi

•  Vaksinasi yang umum pada Burung Unta adalah : Anthrax, Clostrdium, Fowl Fox ,

ND dan Avian Influenza,

•  Cara vaksinasi melalui tetes mata atau hidung, air minum, suntik , dan semprot,

•  Vaksinasi Anthrax, dilakukan penyuntikan di bawah kulit, 1 – 2 kali setahun,

•  Clostridium, dilakukan penyuntikan pada otot, dengan jadwal suntikan

pendahuluan sekali, pendukung 2 kali dan rutin 1 – 2 kali setahun,

•  Fowl Fox, dilakukan dengan cara goresan pada sayap, pada usia diatas 2 minggu

dan sebelum masa produksi,

•  ND :

Page 119: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 119/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 119 

Vaksin ke Pada Umur

I 3 – 7 hari

II 2 minggu

III 3 – 6 bulan

IV Rutin 1 kali/tahun

TINGKAH LAKUBurung unta mempunyai sifat yang mudah menyesuaikan diri dengan

lingkungan sosialnya, dan kadang-kadang hidup sendiri namun lebih sering hidup

berkelompok, Burung unta dapat bertingkah laku sangat aktif bila merasa terancam,

mereka menggunakan kekuatan kaki dan cakarnya untuk melukai penyerangnya,

Burung unta menghabiskan waktunya sepanjang hari untuk mencari makan,

Kebanyakan dari mereka saling berinteraksi, termasuk dalam perkelahian kecil, yang

mana biasanya mereka menyudahi perkelahian tersebut dengan suitan dan

mengambil sikap,

Itu adalah suatu mitos bahwa burung unta mengubur kepalanya di dalam

tanah apabila merasa terancam atau berhadapan dengan bahaya,

PREDATOR•  Burung heriang

•  Serigala

•  Anjing hutan

•  Singa

Page 120: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 120/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 120 

KALKUN (Meleagris gallopavo)

Sistematika

Kingdom : AnimaliaPhylum : Chordata

Subphylum : Vertebrata

Class : Aves

Ordo : Galliformes

Family : Phasianidae

Genus : Meleagris

Species : Meleagris gallopavo

Deskripsi

•  Bangsa unggas yang mempunyai badan besar, dapat mencapai 2 kali badan

angsa

•  Produk lezat dan bergizi dengan kadar lemak dan kolesterol rendah

•  Banyak digunakan untuk perayaan Thanksgiving dan Pesta Natal 

VARIETAS KALKUN

Menurut The America Standard of Perfection, terdapat 7 varietas kalkun, yaitu :

Bronze White Holland

Beltsville Small White Naragansett

Bourbon Red Black

Slate

Gambar Kalkun Bronze Gambar Bourbon

Page 121: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 121/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 121 

Yang terkenal dan banyak dipelihara :

Broad Breasted Bronze Beltsville Small White

Broad Breasted White White Holland

Broad Breasted white

•  Asal dari inggris, berkembang di AS dan yang berkembang sekarang ini berasal

dari AS.

•  Warna bulu putih.

•  Berat badan dewasa betina yaitu 6,5 – 10 kg, sedangkan untuk jantan sebesar

11 – 18 kg.

•  Merupakan petelur tidak produktif, dengan produksi 50 – 60 butir per musim

Gambar Kalkun Slate Gambar Kalkun Naragansett

Gambar Kalkun Black

Gambar Kalkun White Holland

Page 122: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 122/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 122 

Broad Breasted Bronze

•  Banyak dipelihara secara besar – besaran, karena badan besar, dewasa kelamin

cepat dan keuntungan per ekor lebih tingi dibanding varietas lain.

•  Berat dewasa betina yaitu 6,5 – 10 kg, sedangkan untuk jantan sebesar 11 – 18

kg.

•  Bulu mempunyai pinggiran ujung berwarna putih dengan warna bronze pada ekor

dan sayap.

•  Varietas Bronze White Hollad dikembangka sebagai kalkun pedaging.

Beltsville Small White

•  Warna bulu putih.

•  Berat badan dewasa betina sebesar 4,5 kg, sedangkan jantan sebesar 6,5 kg.

•  Produksi telur tinggi 100 – 120 butir per tahun

Berdasarkan Umur Kalkun Digolongkan :

Fryer – Roaster Turkey : Kalkun dibawah umur 16 minggu

Young Hen Turkey : Kalkun betina muda umur 5 – 7 bulan

Young Tom Turkey : Kalkun jantan muda umur 5 – 7 bulan

Yearling Hen Turkey : Kalkun betina muda masak kelamin

dibawah umur 15 bulan

Yearling Tom Turkey : Kalkun jantan muda masak kelamin

dibawah umur 15 bulan

Mature Turkey or Old Turkey : Kalkun yang sudah tua, baik jantan

maupun betina berumur >15 bulan

Berat badan dari 7 varietas menurut “The America Standard of Perfection”

Tom (♂) Hen (♀)

Varietas  Adult Yearling Young Adult Yearling Young

Bronze 36 33 25 20 18 16

White Holland 33 30 23 18 17 14

Narragansett 33 30 23 18 16 14

Bourbon Red

Black

Slate

33 30 23 18 16 14

Beltsville Small White 23 22 19 13 12 11

Page 123: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 123/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 123 

Berdasarkan Bobot Badan Kalkun Dibedakan :

1. Tipe berat (12 – 18 kg)

2. Tipe sedang (4 – 12 kg)

3. Tipe ringan (3 – 4 kg)

Bobot badan rata – rata jantan tipe ringan umur 12 minggusebesar 4,26 kg dan 3,22 kg untuk betina. Konsumsi kumulatif jantan umur 12 minggu sebesar 9,16 kg sedangkan konsumsi

untuk betina sebesar 7,12 kg.

Kalkun yang ada di Indonesia

Tipe ringan dan tipe sedang berasal dari keturunan bronze, dengan ciri – ciri :

•  Jantan berwarna bulu hitam dan permukaan lurik – lurik merah hijau

•  Betina berbulu mirip jantan tetapi pada bagian sayap dan leher berwarna putih

•  Kalkun Varietas Bronze & Beltsville (Putih)

•  Diternakan dengan tujuan penghasil daging atau “Roaster”

•  Berat dibawah 6 kg

•  Dipasarkan pada umur 12 – 15 minggu dengan konformasi ideal sebagai berikut :

  Perdagingan cukup baik

  Daging empuk dan lunak

  Serat halus  Tulang – tulang tidak keras

BREEDING

•  Untuk bibit seleksi betina dilakukan pada umur 16 minggu dan yang jantan umur

16 – 18 minggu.

•  Untuk menjadi breeder dilakukan test darah untuk penyakit :

  Mycoplasma meleagridis

  Mycoplasma synoviae

  Pulllorum

•  Dewasa kelamin kalkun lebih lambat dibandingkan dengan ayam, dewasa

kelamin betina dicapai pada umur 22 – 26 minggu untuk tipe ringan dan 24 – 28

minggu untuk tipe berat

Turkey Breeder Toms (Pejantan)

•  Dikandangkan terpisah dari yang betina pada farm yang sama

•  Satu kandang digunakan untuk 10 – 15 ekor agar mengurangi berkelahi, space

yang dibutuhkan 0,5 – 1 m2 / ekor

Page 124: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 124/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 124 

•  Pembatasan ransum digunakan untuk mencegah kegemukan dan meningkatkan

kualitas sperma

•  Penambahan cahaya untuk pejantan dimulai umur 18 – 20 minggu selama 12 jam

/ hari, dengan intensitas 5 foot / candle (50 lux)

•  Pejantan mulai dikawinkan umur 34 minggu untuk tipe ringan dan 40 minggu

untuk tipe berat

•  Sex ratio

1 jantan : 14 betina untuk tipe ringan

1 jantan : 12 betina untuk tipe medium

Perkawinan flock

1 jantan : 10 betina untuk tipe berat

•  Untuk perkawinan IB dilakukan pada umur 12 bulan

Turkey Breeder Hens

•  Pertama bertelur umur 32 – 36 minggu. 6 bulan pertama produksi telur 75 – 90

butir, dengan kebutuhan kandang 0,3 – 0,5 m2/ekor

•  Induk dapat dikawinkan pada umur 30 mgg untuk tipe ringandan 36 mgg untuk tipe berat

Pengeraman dengan Mesin Tetas

•  Telur sebelum masuk mesin tetas disimpan diruangan dengan suhu 55 – 65

0

 F(13 – 18

0 C)

•  Suhu mesin 37,50 C ; RH 62% selama 24 hari dan naik 75% pada 4 hari terakhir

•  Telur menetas setelah 28 hari

•  Bobot telur 83 – 85 gr, dgn panjang 6,5 cm dan lebar 4,9 cm.

HOUSING AND EQUIPMENT

Kepadatan Kalkun

Umur (mgg) Sex Kepadatan (ekor/m

2

)0 – 8 Jantan dan betina 2

betina 2,28 – 24

Jantan 2

≤ 12 (standard Perancis) Jantan dan betina 7 – 10

Page 125: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 125/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 125 

Floor Space Land Recommendation Per Bird for Brooding,

Rearing and reeding TurkeyBooder

house

ConfinementSemiconfinement Range Age

(weeks)Floor (m) Floor (m) Floor Land Shelter Land

8 – 10 0,116 - -

8 – 12 - 0,1 0,1 0,6 0,1 9,3

12 – 16 - 0,2 0,1 1,5 0,1 16,3

16 – sale - 0,4 0,1 2,0 0,1 25,6

Breeder - 0,4 0,1 2,4 0,1 32,6

Floor space, Tempat makan dan Tempat Minum

Space per turkey Age (weeks)

Feeder (cm) Waterer (cm)

0 – 2 2,54 1,27

2 – 4 2,54 1,27

4 – 6 5,08 2,54

6 – 8 5,08 2,54

8 – 12 5,08 2,5412 – 16 5,08 2,54

16 – 20 6,35 2,54

20 – dipasarkan 6,35 2,54

Breeder 7,62 2,54

TATA LAKSANA PEMELIHARAAN

Brooding (0 – 8 minggu)•

  Anak kalkun ditempatkan didalam brooder selama 4 – 6 minggu, pada umur 6 – 8minggu pindah ke kandang pembesaran. Suhu brooder 95

0  F dan tiap minggu

turun 50 F.

 

•  Ukuran brooder house p x l x t = 80 –130 x 13 x 5 m, dengan alas litter dan

ditutup koran sampai hari ke 4 – 6. Kepadatan brooder 30 cm2 untuk tiap ekor. 

•  Brooder guards ditempatkan 1 – 1,5 m dari pemanas, tinggi 40 – 60 cm.

 

•  Makanan diberikan setelah 24 jam 

•  Setelah 8 minggu dipindahkan kekandang grower  

•  Space requirement untuk floor, waterer and feeder dapat dilihat di tabel dibawah

Page 126: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 126/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 126 

•  ini.

 

Facility and Equitment Recommended for Brooding Turkey

 Age of Poult (weeks)Item

0 – 4 4 – 8

Space 0,05 m2 / bird 0,13 m

2 / bird

Brooder 1/ 250-300 bird

Gallon Jars 2 / 100 birdWaters

Trought 1 in (2,5 cm) / bird 1 in (2,5 cm) / bird

Feeders Trought 3 in (7,5 cm) / bird 3 in (7,5 cm) / bird

Grower (8 – 26 minggu)

•  Pertumbuhan kalkun lebih cepat dibandingkan dengan ayam dan untuk

mengimbanginya diperlukan protein yang tinggi.

•  Pertambahan bobot badan kalkun betna dan jantan seperti pada tabel.

Bobot badan kalkun betina dan jantan Broad Brested Bronze sampai umur 20 mgg

Bobot badan rata – rata (gram)Umur (minggu)

Betina Jantan

Saat menetas 60,84 60,841 122,58 131,66

2 240,58 258,78

3 408,60 454,00

4 635,60 771,80

5 953,40 1112,30

6 1271,20 1452,30

7 1634,40 1884,10

8 1947,60 2315,40

9 2497,00 2860,20

10 2724,00 3405,0011 3087,20 3945,00

12 3450,40 4585,40

13 3813,60 5175,60

14 4222,20 5765,80

15 4585,40 6378,70

16 4948,60 6991,60

17 5266,40 7559,10

18 5584,20 8126,60

19 5879,30 8671,40

20 6174,40 9216,20

Page 127: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 127/128

WALET (Collocalia)

Ilmu Produksi Aneka Ternak Unggas Hal 127 

Sumber : Marsden (1971), Turkey Production

Periode produksi (26 minggu – afki r)

•  Dewasa kelamin betina umur 22 – 26 minggu untuk tipe ringan dan 24 – 28

minggu untuk tipe berat.

Varietas broad dewasa kelamin rata – rata umur 8 bulan

•  Sarang

Satu sarang untuk 3 kalkun dengan ukuran 0,45 x 0,45 x 0,65 m

Bagian depan sarang miring ke belakang sehingga tinggi bagian belakang

Vaksinasi

•  Vaksin ND

Program vaksinasi ND dilakukan pada umur 1 – 10 hari,kedua umur 6 – 8 minggu, ketiga umur 16 – 20 minggu, dan

diulang tiap 2 atau 3 bulan sekali.•  Cholera

Program vaksinasi cholera pertama umur 18 – 20 minggu dan kedua umur 24 –

28 minggu.

•   Avian Enccepholomyeli ti  

Program vaksinasi AE dilakukan pada umur 26 – 28 minggu.

Pakan Kalkun

•  Kalkun lebih menyukai pakan bentuk Crumble

•  8 minggu pertama diberikan protein tinggi (28%)

•  8 minggu selanjutnya diberikan pakan dengan energi lebih rendah (Grower)

•  Pada umur 14 minggu diganti ransum finisher, 16 minggu dipasarkan

•  Hijauan diberikan pada umur 12 minggu

Kebutuhan Protein Dan Energi Metabolis Kalkun (Ewis 1979)

Umur (minggu)Fase

Pertumbuhan

Protein (%) EM (kkal/kg)

0 – 4 Pre starter 29 3000

4 – 8 Starter 24 3100

8 – 12 Grower I 20 3100

12 – 16 Grower II 18 3150

16 – 20 Finisher 16 3200

> 20 Finisher 12 3300

Page 128: Diktat PATU

7/23/2019 Diktat PATU

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-patu 128/128

WALET (Collocalia)

Kebutuhan Protein Dan Energi Metabol is Kalkun (Scott , dkk., 1982)

Fase Pertumbuhan Protein (%) EM (kkal/kg)

Starter 28 – 32 2800

Grower I 20 – 22 2900

Grower II 16 – 19 3000

Finisher 13 – 15 3100

Bibit 16 – 18 3300