diharapkan, sehingga periu ditinjau dan diatur kembali

6
LAMPI RAN NOMOR TANGGAL DAFTARTARIF UPAH MINIMUM PROVINSI DAN UPAH MINIMUM SE CTORAL PROVINSI SULTRA TAHUN 2007 : PERATURAN GUBERNUR SULAWESI TENGGARA : 35 TAHUN 2006 : 9 Nopember 2006 PLT. GUBERNUR SULAWESI TENGGARA cap/ttd H. YUSRAN A. SILONDAE s» ÿ f 146 PERATURAN GUBERNUR SULAWESI TENGGARA NOMOR: 36 TAHUN 2006 TENTANG PENINGKATAN DISIPLIN PEGAWAINEGERISIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SULAWESI TENGGARA Menimbang : a. bahwa dalam rangka menjamin tata tertib dan kelancaran pelaksanaanTugas-tugas dibidang Pemerintahan, Pembangunan dan Pelayanan Kemasyarakatan tetah ditetapkan Keputusan Gubemur Sulawesi Tenggara Nomor 07Tahun 2003 tentang Penetapan Hari/ Jam Ketja dan Pakaian Dinas Pegawal Negeri Sipil dilingkungan Peme rintah Provinsi Sulawesi Tenggara; b. bahwa kebijakan tersebut hurufa, setelah dievaluasi menunjukkan bahwa peningkatan disiplin belum maksimal sebagaimana yang diharapkan, sehingga periu ditinjau dan diatur kembali secara lebih Konperhensif, terpadu dan menyeluruh; c. bahwa berdasarkan pertimbangan haruf a, dan b tersebut diatas, maka perlu menetapkan Peraturan Gubernur Sulawesi Tenggara tentang Peningkatan Disiplin Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara. Mengingat : 1 . Undang-undang Nomor 13 Tahun 1964 tentang Penetapan Peraturan Pemenintah Pengganti Undang-undang Nomor 2 Tahun 1964 Tentang Pembentukan Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah dan Daerah Tingkat I Sulawesi Tenggara dengan mengubah Undang-undang Nomon 47 Prp. Tahun 1960 Tentang Pembentukan Daerah Tingkat I Sulawesi Utara-Tengah dan Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan-Tenggara ( 147

Upload: others

Post on 15-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: diharapkan, sehingga periu ditinjau dan diatur kembali

LAM PI RAN

NOMOR

TANGGAL

DAFTARTARIF UPAH MINIMUM PROVINSI DANUPAH MINIMUM SECTORAL PROVINSI SULTRA

TAHUN 2007

: PERATURAN GUBERNUR SULAWESI TENGGARA

: 35 TAHUN 2006

: 9 Nopember 2006

PLT. GUBERNUR SULAWESI TENGGARA

cap/ttd

H. YUSRAN A. SILONDAE

ÿf

146

PERATURAN GUBERNUR SULAWESI TENGGARANOMOR: 36 TAHUN 2006

TENTANG

PENINGKATAN DISIPLIN PEGAWAINEGERISIPIL DILINGKUNGANPEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA

DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR SULAWESI TENGGARA

Menimbang :a. bahwa dalam rangka menjamin tata tertib dan kelancaran

pelaksanaanTugas-tugas dibidang Pemerintahan, Pembangunandan Pelayanan Kemasyarakatan tetah ditetapkan Keputusan GubemurSulawesi Tenggara Nomor 07Tahun 2003 tentang Penetapan Hari/Jam Ketja dan Pakaian Dinas Pegawal Negeri Sipil dilingkunganPemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara;

b. bahwa kebijakan tersebut hurufa, setelah dievaluasi menunjukkan

bahwa peningkatan disiplin belum maksimal sebagaimana yangdiharapkan, sehingga periu ditinjau dan diatur kembali secara lebihKonperhensif, terpadu dan menyeluruh;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan haruf a, dan b tersebut diatas,maka perlu menetapkan Peraturan Gubernur Sulawesi Tenggaratentang Peningkatan Disiplin Pegawai Negeri Sipil dilingkunganPemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara.

Mengingat :1

. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1964 tentang Penetapan PeraturanPemenintah Pengganti Undang-undang Nomor 2 Tahun 1964 TentangPembentukan Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah dan Daerah TingkatI Sulawesi Tenggara dengan mengubah Undang-undang Nomon 47Prp. Tahun 1960 Tentang Pembentukan Daerah Tingkat I SulawesiUtara-Tengah dan Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan-Tenggara (

147

Page 2: diharapkan, sehingga periu ditinjau dan diatur kembali

Lembaran Negara RITahun 1964 Nomor 94, Tambahan LembaranNegara Rh Nomor 2687);

2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-pokok

Kepegawaian ( Lembaran Negara RI Tahun 1974 Nomor 55,

Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3041) sebagaimana telahdiubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentangperubahan Undang- undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-pokok Kepegawaian ( Lembaran Negara RITahun 1999 Nomor 169,Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3890);

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah(Lembaran Negara RITahun 2004 Nomor 125,Tambahan LembaranNegara RI Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan PeraturanPemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 3 tahun 2005 tentangPemerintahan Daerah menjadi Undang - undang (Lembaran NegaraRI Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor4548);

4. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan

Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan LembaranNegara RI Nomor 4438);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 32Tahun 1979, tentang Pember+ientianPegawai Negeri Sipil ( Lembaran Negara RITahun 1979 Nomor47,Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3149);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980, tentang Disiplin

Pegawai Negeri Sipil ( Lembaran Negara RI Tahun 1980 Nomor 50,Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3176);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000, tentang Kewenangan

Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara RI Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan LembaranNegara RI Nomor 3952);

8. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara Nomor 5 tahun 2000Tentang Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah ProvinsiSulawesi Tenggara sebagaimana telah diubah beberapa kali, dan

148

terakhir dengan Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi TenggaraNomor 15 Tahun 2001;

MEMUTUSKAN

Menetapkan: PERATURAN GUBERNUR SULAWESI TENGGARA TENTANGPENINGKATAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPILDILINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI

TENGGARA

BABI

KETENTUAN UMUM

Pasall

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :a. Daerah adalah Provinsi Sulawesi Tenggara.b

. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara.c. Gubernur adalah Gubernur Sulawesi Tenggara, selanjutnya dalam Peraturan

ini disebut sebagai Pembina Kepegawaian Daerah Provinsi SulawesiTenggara.

d. Sekretaris Daerah Provinsi adalah Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi

Tenggara.e. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Gubernur yang terdiri dan Sekretariat

Daerah Provinsi, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah.f

. Pegawai Negeri Sipil adalah Pegawai Negeri Sipil dilingkungan PemerintahProvinsi Sulawesi Tenggara.

g. Pakaian Dinas adalah Pakaian Dinas Pegawai Negeni Sipil dilingkungan PemerintahProvinsi Sulawesi Tenggara.

h. Sanksi adalah sanksi yang diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil karena

melanggar peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil.i. Hukuman Disiplin adalah Hukuman yang dijatuhkan kepada Pegawai Negeri Sipil

karena melanggar Peraturan Disiplin Pegawai Negeni Sipil.j. Jabatan Struktural adalah Jabatan yang secara tegas ada dalam Struktur

Organisasi Iingkup Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara Jabatan Non Strukturaladalah Unsur pembantu pada eselon terendah.

k. Jabatan Fungsional adalah Jabatan Fungsional dilingkungan Pemerintah Provinsi

Sulawesi Tenggara.

149

Page 3: diharapkan, sehingga periu ditinjau dan diatur kembali

BABII

PENGATURAN HARI / JAM KERJA

Pasal2

Ketentuan Hari / jam Kerja Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Pemerintah ProvinsiSulawesi Tenggara adalah 6 (enam) han kerja dengan ketentuan jam kerja sebagaiberikut:- Hari Senin s/d Kamis : 07.00 s/d 14.00 WITA- Hari Jum'at : 07.00 s/d 11.00 WITA- Hari Sabtu : 07

.00 s/d 12.30 WITA

Pasal 3

Bagi Pegawai Negeri Sipil yang meninggalkan ruangan kerja pada jam kerja harusmendapat izin tertulis dan atasan Iangsungnya dengan menggunakan kantu izin atauidentitas tugas luar.

Pasal 4

Unit kerja dan Unit Pelayanan masyarakat yang melakukan kegiatan pelayanan padahari libur agar dibentuk Satuan Piket pada hari libur dengan memperhatikan volumekegiatan/pelayanan

Pasal 5

a. Pimpinan Unit Kerja Iingkup Pemerintah Provinsi menunjuk minimal Pejabateselon III yang membidangi Kepegawaian untuk melakukan pengawasan ataspelaksanaan Jam Kerja dan Penggunaan tanda- tanda Atribut serta penggunaanPakaian Dinas dilingkungan masing-masing Unit Kerja.

b. Pejabat yang ditunjuk oleh pimpinan unit kerja sebagaimana tersebut diatas

agar disampaikan kepada Gubernur melalui Biro Onganisasi dan KepegawaianSekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara.

Pasal 6

Ketentuan pelaksanaan Upacara Bendera ditetapkan sebagai berikut:(1) Upacara Bendera dilaksanakan sekali dalam sebulan yaitu pada setiap tanggal

17 dipusatkan pada Kantor Gubernur Sulawesi Tenggara dengan menggunakanPakaian Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) lengkap diikuti semua

150

Pegawai Negeri Sipil Lingkup Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggaradan Pimpinan Unit Kerja lingkup Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara.

(2) Upacara tersebut pada ayat (1) diatas dipimpin oleh Gubernur/Wakil Gubernur/Sekretanis Daerah Provinsi.

Pasal 7

Setiap Hari Kerja Apel Pagi dan Siang dilaksanakan pada masing-masing Unit Kerjadengan ketentuan sebaga berikut:a. Sekretarat Daerah Provinsi, pada Hari Senin dipimpin oleh Asisten Sekretaris

Daerah atau Kepala Biro, secara bergilir, sedangkan Perangkat Daerah lainnyadipimpin oleh Pimpinan Unit Kerja (Kepala/ Wakil).

b. Hari kerja lainnya pada Sekretarat Daerah Provinsi dipimpin oleh Kepala Birosedangkan pada Perangkat Daerah lainnya dipimpin oleh Wakil Kepala atauEselon III.

Pasal 8

Ketentuan pelaksanaan Apel Pagi dan Siang sebagaimana pasal 7 diatas ditetapkansebagai berikut:a. Hari Senin s/d Kamis, Apel Pagi, dilaksanakan Jam 07.00 sedangkan Apel Siang

dilaksanakan Jam 14.00 WITA

b. Hari Jum'at, Apel Pagi, dilaksanakan Jam 07.00, sedangkan Apel Siang 11.00

WITA

c. Hari Sabtu, Apel Pagi dilaksanakan Jam 07.00, sedangkan Apel Siang Jam 12.30WITA

BAB III

PAKAIAN DINAS DAN ATRIBUT

Bagian PertamaPakaian Dinas

Pasal 9

Pakaian Dinas terdiri atas:

a. Pakaian Hansip/Linmas Lengkapb

. Pakaian Dinas Harian (PDH ) Warna Kekic. Pakaian Sipil Lengkap ( PSL)d

. Pakaian Sipil Resmi (PSR)e. Pakaian Sipil Harian (PSH)f

. Pakaian Dinas Lapangan (PDL)

151

Page 4: diharapkan, sehingga periu ditinjau dan diatur kembali

Pakaian Seragam KorpriPakaian KhasTenunan Daerah

Pakaian Olah Raga (Training Spak)

Bagian KeduaJenis Atribut

Pasal 10

(1) Penggunaan I Pemasangan Atnibut kelengkapan Pakaian Hansip/LinmasLengkap sebagal benikut:a. Papan nama dipasang didada sebelah kanan 1 (satu) Cm diatas saku;b

. Lencana Korpri dipasang didada sebelah kin I (satu) Cm diatas papanLinmas;

c. Papan Linmas dipasang didada sebetah kin I (satu) Cm diatas saku;d

. Logo Pertahanan Sipil dipasang pada lengan baju sebelah kin 2 (dua )Cm dibawah Iidah baju;

e. Tanda monognam pertahanan Sipil dipasang diatas kelopak leher baju;f.Pakai Topi Linmas dengan bentuk sebagai berikut:

ÿ Gol IV/c s/d Gol IV/e pakai Logo Pertahanan Sipil, satu bis dandua untaian padi dan kapas.

ÿ Gol Ill/d s/d Gol IV/b pakai Logo Pertahanan Sipil, satu bis dansatu untaian padi dan kapas.

ÿ Gol Ill/a s/d Gol Ill/c pakai Logo Pertahanan Sipil dan bis.ÿ Gol I/a s/d Gol Il/d pakai logo pertahanan sipil

(2) Penggunaan I pemasangan atnibut kelengkapan pakaian dinas harlan (PDH) adalah sebagai berikut:a. Papan nama dipasang didada sebelah kanan 1 (satu) cm diatas saku;b

. Lencana Korpri dipasang didada sebelah kiri 2 (dua) cm diatas saku;c. Tanda lokasi Pemenintah Provinsi dipasang pada lengan baju sebelah

kiri I (satu) cm dibawah tanda Iidah baju;d

. Logo Pemerintah Provinsi dipasang pada lengan baju sebelah kiri I(satu) cm dibawah tanda lokasi Pemerintah Provinsi;

e. Tanda lokasi Nama Unit Kerja dipasang pada lengan baju sebelahkanan 2 (dua) cm dibawah Iidah baju dengan contoh sebagai berikut:. Sekretariat Daerah;

. Dinas Pendapatan Daerah;

. Badan Pemberdayaan Masyarakat;

. KantorArsip Daerah.

152

(3) Penggunaan I Pemasangan atribut kelengkapan Pakaian Sipil Lengkap (PSL)memakai Kopiah hitam.

(4) Penggunaan/Pemasangan atnibut kelengkapan Pakaian Sipil Resmi (PSR),Pakaian Sipil Harian (PSH) dan Pakaian Batik Korpri adalah sebagai berikut;a. Papan Nama dipasang didada sebelah kanan 1 (satu) cm diatas saku;b

. Lencana Konpni dipasang didada sebelah kin 2 (dua) cm diatas saku;c. Khusus Pakaian batik Konps Pegawai Republik Indonesia (Korpni)

memakai Kopiah Hitam.(5) Pegawai Negeri Sipil yang melanggar ketentuan ayat 1, 2, 3 dan 4 diberi

sanksi teguran lisan, teguran tertulis atau pernyataan tidak puas.

Bagian KetigaPenggunaan Pakaian Dinas

Pasal 11

(1) Pakaian Dinas Pegawai dilingkungan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggaraditetapkan sebagai berikut:a. Hari Senin menggunakan Pakaian Hansip/Linmas lengkap.b

. Hari Selasa, Rabu dan Kamis menggunakan Pakaian Dinas Harian (PDH)

warna keki.

c. Hari Jumat menggunakan Pakaian Olah Raga (Trening Spak).d

. Hari Sabtu menggunakan Pakaian KhasTenunan Daerah Sultra.e. Apabila tanggal 17 bertepatan hari Senin maka tetap menggunakan

Pakaian Hansip /Linmas

(2) Bagi Pejabat/staf yang akan menghadap kepada pimpinan pada hari jumattetap menggunakan pakaian dinas harian (PDH).

(3) Pegawai Negeri Sipil yang melanggar ketentuan ayat (1) dan (2) diberikansanksi berupa teguran lisan, teguran tertulis atau pernyataan tidak puas

Pasal 12

Penggunaan Pakaian Sipil Lengkap (PSL) Pakaian Dinas Resmi (PSR) Pakaian SipilHarian ( PSH) dan Pakaian Korps Pegawai Republik Indonesia disesuaikan denganketentuan pakaian dalam setiap kegiatan upacara / acara.

Pasal 13

153

Page 5: diharapkan, sehingga periu ditinjau dan diatur kembali

Penggunaan Pakaian Dinas bagi PNS khusus wanita yang menggunakan busanamuslim dapat diatur sebagai berikut:a Rok panjang, baju lengan panjang, dapat menggunakan tutup kepala

(Jilbab) disesuaikan dengan warna baju dinas yang digunakan.b

. Celana panjang, baju lengan panjang, dapat menggunakan tutupkepala (Jilbab) disesuaikan dengan warna baju dinas yang digunakan.

BAB IV

SANKSI DAN KEWENANGAN PENJATUHAN

HUKUMAN DISIP1IN SERTA PEMBERIAN PENGHARGAAN

Bagian PertamaSanksi

Pasal 14

Pegawai Negeri Sipil yang metanggan ketentuan Pasal 2 Peraturan mi dibenikansanksi sebagai benilgut:a. 2 (dua) sampai 4 (empat) hari kerja tanpa keterangan (TK) dalam satu bulan

secara berturut-turut maupun berselang, dikenakan sanksi berupa teguran lisan.b

. 5 (tima) sampai 7 (tujuh) hari kerja tanpa keterangan (TK) dalam satu bulansecara berturut-turut maupun berselang, dikenakan sanksi berupa teguran tertulis.

c. 8 (delapan) sampai 10 (sepuluh) hari kerja tanpa keterangan (TK) dalam satubulan secara berturut-turut maupun berselang, dikenakan sanksi berupapernyataan tidak puas secara tertulis.

d. 11 (sebelas) sampai 13 (tiga belas) hari kerja tanpa keterangan (TK) dalam

satu bulan secara berturut-turut maupun belselang, dikenakan sanksi berupapenundaan kenaikan gaji berkala selama 3 (tiga) Bulan.

e. 14 (empat betas) sampai 16 (enam betas) hari kerja tanpa ketenangan (TK)dalam satu bulan secara berturut-tunut maupun berselang, dikenakan sanksiberupa penurunan gaji sebesar satu kali kenaikan gaji berkala selama 3 (tiga)bulan.

f. 17 (tujuh betas) sampai 19 (sembilan betas) hari kerja tanpa ketenangan (TK)

dalam satu bulan secara berturut-turut maupun berselang, dikenakan sanksiberupa penundaan kenaikan Gaji berkala selama 6 (enam) bulan.

g. Lebih dari 20 (dua puluh) hari kerja tanpa keterangan (TK) dalam satu bulansecara berturut-turut maupun berselang, dikenakan sanksi penundaan kenaikanpangkat selama 6 (enam ) bulan.

h. Lebih dan 52 (lima puluh dua) hari kerja atau dua bulan secara berturut-turut

tanpa keterangan (TK) dikenakan sanksi berupa pemberhentian pembayanangaji sementara.

154

Pasal 15

Pegawai Negeri Sipil yang melanggar ketentuan Pasal 8 Peraturan ini diberikan sanksi

sebagai benikjut:

a. 6 (enam) sampai 12 (dua belas) kali tidak mengikuti apel pagi/siang tanpa

keterangan (TK) dalam satu bulan secara berturut-turut maupun berselang

dikenakan sanksi berupa teguran hisan.

b. 13 (tiga betas) sampai 19 (sembilan belas) kali tidak mengikuti apel pagi/siang

tanpa keterangan (TK) dalam satu bulan secara berturut-turut maupun berselang

dikenakan sanksi berupa tegunan tertulis.c. 20 (dua puluh) sampai 26 (dua puluh enam) kali tidak mengikuti apel pagi/siang

tanpa keterangan (TK) dalam satu bulan secara benturut-turut maupunberselang dikenakan sanksi berupa pernyataan tidak puas.

d. 27 (dua pulu tujuh) sampai 33 (tiga puluh tiga) kali tidak mengikuti apel pagi/

siang tanpa keterangan (TK) dalam satu bulan secara berturut-tunut maupun

berselang dikenakan sanksi berupa penundaan kenaikan gaji berkala selama 3

(tiga) bulan.

e. 34 (tiga puluh empat) sampai 39 (tiga puluh sembilan) kali tidak mengikuti apelpagi/siang tanpa keterangan (TK) dalam satu bulan secara benturut-turut maupunberselang dikenakan sanksi berupa penurunan gaji sebesar satu kali kenaikangaji berkala selama 3 (tiga) bulan.

f. 40 (empat puluh) sampai 46 (empat puluh enam) kali tidak mengikuti apel pagi/

siang tanpa keterangan (TK) dalam satu bulan secana berturut-turut maupun

berselang dikenakan sanksi berupa penundaan kenaikan gaji berkala selama 6

(enam) bulan.

g. Lebih dan 47 (empat puluh tujuh) kali tidak mengikuti apel pagi/siang tanpaketenangan (TK) dalam satu bulan secana benturut-turut maupun berselangdikenakan sanksi penundaan kenaikan pangkat selama 6 (enam) bulan.

h. Lebih dan 105 (senatus lima) kali tidak mengikuti apel pagi/siang tanpa keterangan

(TK) atau dua bulan secara terus menerus dikenakan sanksi berupapemberhentian pembayaran gaji sementara.

Bagian KeduaTingkatan dan jenis Hukuman Disiplin

155

Page 6: diharapkan, sehingga periu ditinjau dan diatur kembali

Pasal 16

Tingkatan dan jenis hukuman disiplin Pegawai Negeri Sipil tetap mempedomaniPeraturan Pemenintah RI Nomor

, 30Tahun 1980 adalah sebagai berikut:(1) Tingkatan dan jenis Hukuman Disiplin

a. Hukuman disiplin ringanb

. Hukuman disiplin sedangc. Hukuman disiplin berat

(2) Hukuman disiplin ringan terdiri dari:a. Teguran hisan;b

. Teguran tertulisc. Pernyataan tidak puas secara tertulis.

(3) Hukuman disiplin sedang terdiri dari:a. Penundaan KGB paling lama 1 Tahun.b

. Penundaan gaji sebesan satu kali KGB paling lama 1 tahunc. Penundaan kenaikan pangkat untuk paling lama 1 tahun

(4) Hukuman disiplin berat terdiri dari:a. Penurunan pangkat pada pangkat yang setingkat lebih rendah untuk paling

lama 1 tahun.b

. Pembebasandarijabatanc. Pembertientian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai Pegawai

Negeri Sipil.d

. Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil.

Bagian KetigaKewenangan Penjatuhan Hukuman Disiplin

Pasal 17

Kewenangan penjatuhan hukuman disiplin sebagaimana dimaksud pada pasal 13peraturan ini ditetapkan sebagai berikut:a. Hukuman disiplin berat dilakukan oleh Pembina Kepegawaian Tingkat Provinsi

Sulawesi Tenggana.b

. Hukuman disiplin sedang dilakukan oleh Pimpinan Unit Kerja masing-masingdalam Iingkup Pemerintah Provinsi Sulawesi tenggara. *

c. Hukuman disiplin ringan dilakukan oleh masing-masing atasan Iangsung PegawaiNegeri Sipil yang bersangkutan.

Pasal 18

Untuk tertibnya pelaksanaan Peraturan Gubernur ini agar masing-masing instansimenyampaikan laporan tertulis setiap bulan pada minggu pertama untuk bulan yang

156

telah berjalan kepada Gubernur Sulawesi Tenggara melalui Biro Organisasi danKepegawaian Setda Prov. Sultra.

Bagian Keempat

Pemberian Penghargaan

Pasal 19

(1) Pegawai Negeri Sipil yang disiplin melaksanakan peraturan ini diberikanpenghargaan insentif.

(2) Penghargaan sebagaimana tersebut diatas dibebankan pada APBD ProvinsiSulawesi Tenggara.

(3) Pegawai Negeri Sipil yang mendapat penghargaan tersebut diatas agardisampaikan kepada Gubernur Sulawesi Tenggara melalui Biro Organisasi danKepegawaian Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara selanjutnyadilakukan penilaian dan evaluasi oleh Tim Penilai dan hasil penilaian akanditetapkan dalam Keputusan Gubernur.

(4) Kriteria untuk mendapatkan penghargaan sebagaimana tersebut diatas akandiatur melalui Surat Edaran Gubernur.

BAB. V

KETENTUAN LAIN - LAIN DAN PENUTUP

Pasal 20

Kegiatan Olah Raga, siraman rohani dan kerja bakti dilaksanakan setiap harijumat pada masing - masing unit kerja

Pasal 21

Dengan berlakunya Peraturan ini, maka Keputusan Gubernur Sulawesi TenggaraNomor 07 Tahun 2003 tentang penetapan hari / jam kerja dan Pakalan Dinas

n pegawai dilingkungan Pemeriintah Provinsi Sulawesi Tenggara dinyatakan tidakberlaku lagi.

Pasal 22

Peraturan ini mulai berlaku sejaktanggal diundangkan;

157