kebijakan hutang ditinjau dari kepemilikan …
TRANSCRIPT
i
KEBIJAKAN HUTANG DITINJAU DARI
KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN KEPEMILIKAN
INSTITUSIONAL
Oleh:
CARROLIN
NIM : 232010057
KERTAS KERJA
Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Guna Memenuhi Sebagian dari
Persyaratan-Persyaratan untuk Mencapai
Gelar Sajarna Ekonomi
FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS
PROGRAM STUDI : AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WANCANA
SALATIGA
2015
ii
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
Jalan Diponegoro 52-60
Telp : (0298) 21212, 311881
Telex 22364 ukwsa ia
Salatiga 50711 – Indonesia
Fax. (0298) 213433
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Carrolin
NIM : 232010057
Program Studi: AKUNTANSI
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi,
Judul : Kebijakan Hutang Ditinjau Dari Kepemilikan Manajerial
dan Kepemilikan Institusional
Pembimbing : Maria Rio Rita, SE, M.Si.
Tanggal diuji : 18 April 2015
adalah benar-benar hasil karya saya.
Di dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan
orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk
rangkaian kalimat atau simbol yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya
sendiri tanpa memberikan pengakuan tanpa penulis aslinya.
Apabila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin
atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, saya
bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku di Fakultas Ekonomika
dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana, termasuk pencabutan gelar
keserjanaan yang telah saya peroleh.
Salatiga, April 2015
Yang memberi pernyataan,
Carrolin
iii
iv
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis menyadari bahwa selama proses perkuliahan dan dalam
penyusunan skripsi ini banyak sekali kesulitan yang ditemui dan harus dihadapi
oleh penulis. Berkat doa, motivasi, dan bimbingan dari berbagai pihak, maka
skripsi ini dapat juga terselesaikan.
Oleh karena itu penulis mencoba untuk menyampaikan rasa terima kasih
yang kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan pikiran dalam
pembuatan penulisan ini sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan serta:
1. Ibu Maria Rio Rita, SE, M.Si.selaku pembimbing yang telah memberikan
waktu, tenaga, dan pikiran selama proses bimbingan sehingga penulisan
skripsi ini dapat terselesaikan.
2. Bapak Paskah Ika Nugroho, SE, MSI selaku wali studi yang membimbing
dan memberi saran selama penulis menempuh studi.
3. Seluruh staf pengajar FEB-UKSW yang telah memberikan ilmu
pengetahuan kepada penulis selama menempuh studi.
4. Seluruh staf TU FEB-UKSW yang telah membantu penulis dalam
pengurusan persyaratan administrasi skripsi.
5. Keluargaku tercinta, Bapak Fransiskus Andy, Ibu Nurlena dan Felli
Junianto, SE, terima kasih untuk semua perhatian dan kasih sayang yang
dicurahkan selama ini.
6. Semua teman-teman FEB, terkhusus Andreas Puspo Nugroho SE,
Kristaka Surya Wijaya SE, Frendy Winanta SE, Pniel Agupha, Eko
Ujianto SE, Antoni Setiawan, Ivana Seftiyani, Dimas Pradipta SE,
v
Ardiansyah SE, Christian David Wahyu SE, Christika Isabelita SE, Hova
Ely Liam SE, Prilly Cristia SE, Fenny Jayanti SE dan anak-anak kemiri 1
No. 2A Salatiga terima kasih untuk segala batuan dan kerja samanya
selama ini.
7. Teman-teman dari Fakultas lain yang pernah membantu penulis selama
penulisan skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu-satu, penulis
ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Salatiga, April 2015
Penulis
Carrolin
vi
MOTTO
“We will never know the real answer before you try”
“Nothing is impossible. Anything can happen as long as we
believe”
“If you want to get something that you never own, you must
do something that you never done before”
“Setiap orang sukses pasti mempunyai kegagalan. Jangan
takut gagal karena kegagalan adalah bagian dari
kesuksesan”
vii
ABSTRACT
The purpose of this study is to examine high and low debt reviewed by managerial
ownership and institutional ownership. Sample in this study are all manufacturing
companies listed on the Indonesian Stock Exchange from 2011 and 2012. Total
sample in this study are 30 companies, which get from purposive sampling
method. Data in this study were analyzed using non parametric test. The result
from these study shows that there are no different between managerial ownership
in low and high debt, but there are different between institutional ownership in
low and high debt.
Keywords: Debt policy, managerial ownership, institutional ownership.
viii
SARIPATI
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji tinggi dan rendahnya hutang yang
ditinjau dari kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional. Sampel dalam
penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2011 dan 2012. Total sampel dalam penelitian ini adalah 30
perusahaan, yang didapat dari metode purposive sampling. Data dalam penelitian
ini dianalisis dengan menggunakan uji beda non parametric. Hasil dalam
penelitian ini menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan kepemiklikan
manajerial pada hutang yang tinggi ataupun rendah tetapi terdapat perbedaan pada
kepemilikan Institusional pada hutang yang tinggi ataupun rendah.
Kata kunci: Kebijakan hutang, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional.
ix
KATA PENGANTAR
Pada penelitian ini, penulis mampu menyelesaikan tugas akhir skripsi yang
berjudul “Kebijakan Hutang Ditinjau dari Kepemilikan Manajerial dan
Kepemilikan Institusional” ini dengan baik, sebagai salah satu syarat untuk
mendapatkan gelan Sarjana Ekonomi pada Progam Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomika dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana.
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan
karena kerterbatasan pengetahuan dan pengalaman, sehingga penulis
mengharapkan masukan, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan.
Namun penulis berharap agar hasil penelitian dalam skripsi ini dapat memberikan
manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan serta dapat memberi dorongan
bagi peneliti-peneliti lain untuk mengembangkan penelitian serupa dikemudian
hari. Semoga skripsi ini dapat berguna sebagai tambahan pengetahuan kita. Tuhan
memberkati kita sekalian.
Salatiga, April 2015
Carrolin
x
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................... i
Surat Pernyataan Keaslian Skripsi ..................................................................... ii
Persetujuan atau Pengesahan ............................................................................. iii
Ucapan Terima Kasih.......................................................................................... iv
Motto. .................................................................................................................. vi
Abstract ............................................................................................................... vii
Saripati. ............................................................................................................... viii
Kata Pengantar . .................................................................................................. ix
Daftar Isi . ........................................................................................................... x
Tabel ................................................................................................................... xii
Lampiran ............................................................................................................ xiii
Latar Belakang .................................................................................................... 1
Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis ................................................... 4
Agency Theory ............................................................................................. 4
Mekanisme Good Corporate Governance ................................................... 5
Kebijakan Hutang ........................................................................................ 5
Kepemilikan Manajerial .............................................................................. 6
Kepemilikan Institusional ............................................................................ 6
Kebijakan Manajerial dan Kebijakan Hutang .............................................. 7
Kepemilikan Institusional dan Kebijakan Hutang ....................................... 8
Metode Penelitian .............................................................................................. 9
Populasi dan Sampel .................................................................................... 9
Jenis Data dan Sumber Data ........................................................................ 10
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ........................................... 10
Langkah Analisis Data ................................................................................. 10
Analisis dan Pembahasan .................................................................................... 12
Statistik Deskriptif ....................................................................................... 12
Hasil Pengujian ............................................................................................ 14
Penutup ............................................................................................................. 18
xi
Kesimpulan ................................................................................................. 18
Implikasi Penelitian .................................................................................... 18
Implikasi Teoritis........................................................................................ 19
Keterbatasan dan Saran Penelitian ............................................................ 19
Daftar Pustaka .................................................................................................... 20
xii
Tabel
Tabel 1. Teknik Pengambilan Sampel ................................................................ 9
Tabel 2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel .................................... 10
Tabel 3. Statisitk Deskriptif ................................................................................ 12
Tabel 4. Uji Normalitas ....................................................................................... 13
Tabel 5. Hasil Pengujian Mann-Whitney Kepemilikan Manajerial
Berdasarkan Tingkat Hutang. ............................................................... 14
Tabel 5. Hasil Pengujian Mann-Whitney Kepemilikan Institusional
Berdasarkan Tingkat Hutang. ............................................................... 15
xiii
Lampiran
Lampiran 1. Debt Equity Ratio (DER)................................................................ 23
Lampiran 2. Kepemilikan Manajerial (KM) ....................................................... 24
Lampiran 3. Kepemilikan Institusional (KI) ....................................................... 25
1
Latar Belakang
Tujuan utama perusahaan adalah untuk meningkatkan kemakmuran
pemilik atau pemegang saham, untuk mencapai tujuan tersebut, maka pemilik
modal menyerahkan wewenang untuk mengelola perusahaannya kepada manajer.
Namun seiring berjalannya waktu, dengan kewenangan yang dimiliki manajer
seringkali bertindak bertentangan dengan tujuan utama perusahaan dan hanya
mementingkan kepentingannya saja. Hal ini yang nantinya akan menimbulkan
konflik kepentingan antara manager dengan pemegang saham, yang biasa disebut
konflik keagenan.
Penyebab konflik kepentingan antara manager dengan pemegang saham
atau pemilik ini diantaranya adalah keputusan dalam hal pendanaan perusahaan.
Menurut Kusnaeni (2012), sumber pendanaan perusahaan terdiri 2 hal, yaitu
sumber intern dan sumber ekstern. Sumber intern merupakan sumber utama dalam
perusahaan untuk membiayain investasi dalam aktiva tetap atau pengeluaran
modal, terutama untuk perusahaan yang mempunyai resiko usaha besar.
Sedangkan dana yang berasal dari ekstern meliputi hutang dan modal dari pemilik
perusahaan. Pendanaan perusahaan dari luar atau hutang ini perlu
dipertimbangkan oleh perusahaan jika pendanaan yang berasal dari modal sendiri
mengalami kekurangan atau defisit.
Menurut Rebecca dan Siregar (2012), Corporate governance merupakan
mekanisme yang digunakan untuk mengurangi agency problem dengan
meningkatkan pemantauan terhadap tindakan manajemen, membatasi perilaku
2
oportunistik manajer, dan mengurangi risiko informasi yang ditanggung oleh
pemegang saham.
Menurut Purwantini (2011), mekanisme Corporate Governance dibagi
menjadi dua kelompok yaitu kelompok internal mechanism (mekanisme internal)
yang terdiri dari dewan direksi atau komisaris, kepemilikan manajerial dan
komposisi eksekutif. Kelompok kedua yaitu external mechanism (mekanisme
eksternal) yang terdiri dari pengendalian oleh pasar dan level debt financing
Manager cenderung menggunakan hutang yang besar untuk membiayai
kegiatan operasional perusahaan, hal tersebut berkaitan dengan kontrol manager.
Dalam mengurangi penggunaan hutang tersebut yang dilakukan oleh manajer
maka dengan meningkatkan kepemilikan saham manajerial. Adanya peningkatan
tersebut memaksa manajer untuk menaggung resiko sebagai konsekuensi dari
setiap keputusannya (Nengsi, 2013).
Selain itu, untuk mengontrol penggunaan hutang yang dilakukan oleh
pihak manajer dengan meningkatkan kepemilikan institusional. Semakin besar
persentase saham yang dimiliki oleh pihak institusional maka semakin efektif
usaha memonitoring karena dapat mengendalikan perilaku opportunistik yang
dilakukan oleh manajer (Abdullah, 2009)
Menurut Karinaputri (2012), perusahaan memilih pendanaan dari pihak
ekternal (hutang), maka perusahaan akan memperoleh keuntungan penghematan
pajak atas laba perusahaan. Selain itu hutang juga dapat meningkatkan nilai
perusahaan. Perusahaan yang menggunakan hutang akan dipercaya oleh pasar
karena telah memiliki kemampuan dan prospek yang cerah serta mendapat
3
kepercayaan investor. Selain itu, penggunaan hutang yang terlalu besar akan
meningkatkan risiko kebangkrutan perusahaan jika perusahaan tidak dapat
membayar hutang dan bunganya yang mengancam posisi manajer. Sebagai objek
penelitian difokuskan pada perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek
Indonesia untuk tahun 2011 sampai dengan 2012.
Dasar pertimbangannya memfokuskan pada perusahaan manufaktur adalah
perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang melakukan kegiatan
oprasional sendiri seperti membeli bahan baku, pengelolahan bahan hingga
menjadi produk siap jual. Sehingga perusahaan manufaktur membutukan sumber
dana jangka panjang untuk membiayai operasi perusahaan salah satunya dengan
berhutang (Sitanggang, 2011).
Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik persoalan penelitian yaitu apakah
terdapat perbedaan kepemilikan manjerial dan kepemilikan institusional terhadap
kebijakan hutang yang tercermin dari tinggi dan rendahnya hutang?
Dengan penelitian ini diharapkan hasil yang didapat mampu memberikan
kontribusi terkait kebijakan hutang ditinjau dari kepemilikan manajerial dan
institusional serta memberikan manfaat bagi kreditor sebagai informasi dan
masukan dalam meminjamkan dana kepada sebuah perusahaan.
4
Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis
Agency Theory
Hardiningsih dan Oktaviani (2012), manajer memiliki tujuan pribadi yang
bersaing dengan tujuan memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham. Manajer
diberi kekuasaan oleh pemilik perusahaan, yaitu pemegang saham, untuk
membuat keputusan, dan hal ini menciptakan konflik potensial atas kepentingan
yang disebut teori keagenan (agency theory). Masalah keagenan muncul dalam
dua bentuk yaitu antara pemilik perusahaan (principal) dengan manajemen
(agent) dan hubungan antara pemegang saham dengan pemilik obligasi (pemberi
kredit).
Menurut Jensen dan Meckling (1976), agency problem akan terjadi bila
proporsi kepemilikan atas saham perusahaan kurang dari 100% sehingga manajer
cenderung bertindak untuk mengejar kepentingan dirinya dan sudah tidak
berdasarkan maksimalisasi nilai dalam pengambilan keputusan pendanaan.
Kondisi tersebut merupakan konsekuensi dari pemisahan fungsi pengelola dengan
fungsi kepemilikan, manajemen tidak akan menanggung resiko atas kesalahan
dalam pengambilan keputusan, resiko tersebut sepenuhnya ditanggung pemegang
saham (Principal). Oleh karena itu manajemen cenderung melakukan pengeluaran
yang bersifat konsumtif dan tidak produktif untuk kepentingan pripribadinya,
seperti peningkatan gaji dan status. Menurut Mursalim (2009), untuk mengurangi
agecy problem dengan meningkatkan peranan outsider dalam memonitoring
perusahaan, eksistensi kepemilikan manajerial, peningkatan pembayaran dividen
dan pendanaan melalui hutang.
5
Mekanisme Good Corporate Governance
Mekanisme corporate governance merupakan seperangkat tata cara,
prosedur atau aturan main yang jelas antar berbagai pihak yang terlibat dalam
pelaksanaan praktek tata kelola perusahan (Anyta, 2011). Menurut Purwantini
(2011), Penelitian mengenai Corporate Governance menghasilkan berbagai
mekanisme yang dimaksudkan untuk memastikan bahwa tindakan tim manajemen
benar-benar untuk kepentingan pemegang saham. Corporate Governance terdiri
atas dua mekanisme, yaitu mekanisme internal dan mekanisme eksternal. Walsh
dan Seward (1990) dalam Anyta (2011) menyatakan bahwa, “internal,
organizationally based mechanisms of corporate control and external, market-
based control mechanisms can be employed to help align the diverse interests of
managers and shareholders”. Artinya, mekanisme pengendalian perusahaan
berbasis organisasi (internal) dan mekanisme pengendalian berbasis pasar
(eksternal) dapat digunakan Untuk membantu menyelaraskan beragam
kepentingan manajer dan pemegang saham.
Kebijakan Hutang
Menurut Rahmawati (2012), hutang merupakan keputusan yang sangat
penting dalam perusahaan. Dimana kebijakan hutang merupakan salah satu bagian
dari kebijakan perusahaan. Kebijakan Hutang adalah kebijakan yang diambil oleh
pihak manajemen dalam rangka memperoleh sumber pembiayaan bagi perusahaan
sehingga dapat digunakan untuk membiayai aktivitas oprasional perusahaan.
Menurut Taswan (2003), besar kecilnya persentase hutang yang digunakan
oleh perusahaan, dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya kepemilikan
6
manajerial (insiders ownership), kepemilikan institusional (institutional
ownership), kebijakan dividen, resiko bisnis, profitabilitas dan pertumbuhan.
Kepemilikan Manajerial
Menurut Schroeder et al. (2001) dalam Christiawan dan Tarigan (2007),
Kepemilikan Manajerial adalah situasi dimana manajer memiliki saham
perusahaan atau dengan kata lain manager tersebut sekaligus pemegang. Dalam
laporan keuangan, keadaan ini ditunjukan dengan besarnya persentase
kepemilikan saham perusahaan oleh manajer. Karena hal ini merupakan informasi
penting bagi penguna laporan keuangan maka informasi ini akan diungkapkan
dalam catatan atas laporan kuangan. Adanya kepemilikan manajerial menjadi hal
yang menarik jika dikaitkan dengan agency theory. Dalam kerangka agency
theory, hubungan antara manajer dengan pemegang saham digambarkan sebagai
hubungan antara agent dan principal.
Kepemilikan Institusional
Menurut Tarjo (2008), kepemilikan institusional adalah kepemilikan
saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi atau lembaga seperti perusahaan
asuransi, bank, perusahaan investasi dan kepemilikan institusi lain. Kepemilikan
institusional memiliki arti yang penting dalam memonitor manajemen karena
dengan adanya kepemilikan oleh institusional akan mendorong peningkatan
pengawasan yang lebih optimal. Mentoring tersebut tentu akan menjamin
kemakmuran untuk pemegang saham, pengaruh kepemilikan institusional sebagai
agen pengawas ditekan melalui investasi mereka yang ckup besar dalam pasar
modal.
7
Kebijakan Manajerial dan Kebijakan Hutang
Menurut Christiawan dan Tarigan (2007), sebagai seorang manajer
sekaligus pemegang saham, ia tidak ingin perusahaan mengalami kesulitan
keuangan atau bahkan kebangkrutan. Kesulitan keuangan atau kebangkrutan
usaha akan merugikan ia sebagai manajer atau sebagai pemegang saham. Sebagai
manajer akan kehilangan insentif dan pemegang saham, akan kehilangan return
bahkan dana yang diinvestasikan. Cara untuk menurunkan resiko ini adalah
dengan menurunkan tingkat debt yang dimiliki perusahaan. Debt yang tinggi akan
meningkatkan resiko kebangkrutan perusahaan, karena perusahaan mengalami
finacial distress. Karena itulah maka manajer akan berusaha menekan jumlah debt
serendah mungkin. Tindakan ini di sisi lain tidak menguntungkan karena
perusahaan hanya mengandalkan dana dari pemegang saham. Perusahaan tidak
bisa berkembang dengan cepat, dibandingkan jika perusahaan menggunakan dana
dari kreditor.
Sedangkan menurut Faisal (2004), Tingginya tingkat kepemilikan
manajerial di suatu perusahaan akan menurunkan Debt Equty Ratio karena
manajer akan berhati-hati dalam menggunakan dana yang berasal dari hutang
tersebut dan manajer tidak ingin perusahaan tersebut mengalami resiko
kebangkrutan karena akan mengancam dia sebagai manger sekaligus pemegang
saham. Hasil ini sejalan dengan Herdianingsih dan Oktaviani (2012).
8
Berdasarkan uraian di atas, hipotesis alternatif yang akan diuji adalah
sebagai berikut:
H1: Terdapat perbedaan kepemilikan manajerial pada tingkat hutang yang tinggi
atau rendah.
Kepemilikan Institusional dan Kebijakan Hutang
Menurut Yuniatie dan Destriana (2010), semakin tingginya kepemilikan
institusional maka keberadaan investor institusional untuk memonitor perilaku
manajemen akan semakin efektif. Adanya monitoring yang efektif oleh investor
institusional menyebabkan pnggunaan hutang menurun, karena peranan hutang
sebagai salah satu alat memonitoring agency cost sudah diambil alih oleh investor
institusional. Pernyataan tersebut di dukung oleh peneliti Masdupi (2005) dan
Taswan (2003).
Menurut Indahningrum dan Handayani (2009) menyatakan bahwa
kepemilikan institusional memiliki wewenang yang besar sehingga akan memilih
proyek yang memiliki resiko yang tinggi dengan harapan memperoleh untung
atau laba yang tinggi oleh karena itu untuk membiayai proyek tersebut maka
memilih pembiayaan melalui hutang. Apabila proyeknya berhasil maka pemegang
saham akan mendapatkan sisa dari pelunasan hutang beserta bunganya.
Berdasarkan uraian di atas, hipotesis alternatif yang akan diuji adalah
sebagai berikut:
H2: Terdapat perbedaan kepemilikan institusional pada tingkat hutang yang tinggi
atau rendah.
9
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang listing
di Bursa Efek Indonesia (BEI), sedangkan sampel yang diambil dalam penelitian
ini adalah perusahaan - perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek
Indonesia (BEI) tahun 2011 sampai dengan tahun 2012 dengan kriteria sebagai
berikut:
1. Perusahaan sampel yang menyajikan Laporan Keuangan selama tahun 2011-
2012, yang disajikan dalam mata uang rupiah.
2. Perusahaan yang mempunyai data lengkap yang dibutuhkan dalam penelitian.
Dalam pengumpulan sampel yang dipilih menggunakan metode purposive
judgement sampling, yaitu penentuan sampel berdasarkan kriteria tertentu sesuai
yang dikehendaki oleh peneliti.
Tabel 1. Teknik Pengambilan Sampel
Keterangan Jumlah
Perusahaan manufaktur yang terdaftar tahun 2011-2012 135
Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan dengan mata uang asing
tahun 2011-2012 (33)
Perusahaan yang tidak memiliki data kepemilikan manajerial tahun
2011-2012 (82)
Perusahaan yang tidak memiliki data kepemilikan institusitusional tahun
2011-2012 (10)
Jumlah Perusahaan 20
Total Sampel yang Diuji (15x2 tahun) 30
Sumber: www.idx.co.id
Jenis dan Sumber data
Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari
pihak lain atau didapat secara tidak langsung dari sumber utama (perusahaan),
10
dalam bentuk sudah jadi yang bersifat dokumenter. Adapun sumber data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Data publikasi laporan
keuangan tahunan perusahaan (financial report). Data ini diperoleh dari situs
Bursa Efek Indonesia (BEI) (www.idx.co.id).
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Tabel 2. definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel Indikator Pengukur Sumber
Kebijakan Hutang
(DER)
………….............................. (1)
Purba (2011)
Kepemilikan
Manajerial (KM)
................. (2)
Purba (2011)
Kepemilikan
Instusional (KI)
...…..... (3) Rahardja (2012)
Langkah Analisis Data
a. Teknik yang dilakukan dengan membagi kepemilikan manajerial dan
kepemilikan institusional yang naik dan yang turun dengan menggunakan
rata-rata (mean).
b. Uji Normalitas Data
Pengujian normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji
statistik Kolmogorov-Smirnov. Level of Significant yang digunakan adalah
0,05. Data berdistribusi normal jika nilai Asymp. Sig (2-tailed) hasil
perhitungan dalam komputer lebih dari 0,005. Pengujian dilakukan dengan
menggunakan bantuan software SPSS20.
c. Uji Beda
Uji beda dalam penelitian ini menggunakan uji statistik non parametik (Mann-
Whitney U) untuk pengujian hipotesis. Mann-Whitney U bertujuan untuk
menguji perbedaan rata-rata dua kelompok yang Indipendent.
11
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Statistik Deskriptif
Penelitian ini menggunakan 2 variabel indipenden yaitu kepemilikan
manajerial (X1) dan kepemilikan institusional (X2), sedangkan variabel
dependenya kebijakan hutang (Y). Analisis statistik deskriptif untuk menjelaskan
variabel dependen dan independen dalam penelitian ini, dinyatakan dalam tabel
sebagai berikut:
Tabel 3. Statisitk Deskriptif
Variabel Penelitian Minimum Maksimum Mean
DER (%) 0.310 0.626 0.249
Kepemilikan Manajerial (KM) (%) 0.016 25.620 5.077
Kepemilikan Institusional (KI) (%) 5.720 95.060 43.207
Sumber: Data Sekunder yang diolah (2015)
Dalam tabel 3 untuk variabel dependent DER mempunyai nilai minimum
yaitu 0.310 artinya bahwa total jumlah hutang jangka panjang terendah adalah
sebesar 0.310 dari ekuitas perusahaan. Nilai makasimum yaitu 0.626 artinya
bahwa total hutang jangka panjang terbesar perusahaan sebesar 0.626 daru total
ekuitasnya. Nilai rata-rata sebesar 0.249 artinya bahwa selama periode penelitian
rata-rata perusahaan yang memiliki hutang jangka panjang adalah sebesar 0.249
dari total ekuitasnya. Hal ini berarti perusahaan yang menggunakan sumber
hutang lebih kecil daripada menggunakan modalnya sendri.
Kepemilikan manajerial mempunyai nilai minimum yaitu 0.016 artinya
bahwa saham yang dimiliki manager terendah adalah 0.016 dari total saham yang
beredar. Nilai maksimum sebesar 25.620 artinya kepemilikan saham oleh
12
manager sebesar 25.620 dari total saham yang beredar. Nilai rata-ratanya sebesar
5.077 yang artinya rata-rata saham yang dimiliki manager yaitu 5.077 dari total
saham yang beredar. Hal ini menunjukkan bahawa kepemilikan saham oleh
manager lebih sedikit dari total saham yang berdar.
Kepemilikan institusional mempunyai nilai minimum yaitu 5.720 artinya
bahwa saham yang dimiliki institusi terendah sebesar 5.720 dari total saham yang
beredar. Nilai maksimumnya yaitu sebesar 95.060 artinya bahwa kepemilikan
saham tertinggi yang dimiliki oleh institusi sebesar 95.060 dari total saham yang
beredar. Rata-ratanya sebesar 43.207 yang artinya bahwa rata-rata saham yang
dimiliki oleh institusi adalah sebesar 43.207 dari totla saham yang beredar.
Tabel 4. Uji Normalitas
Kolmogorov-Smirnova
Statistic df Sig.
DER 0.160 30 0.047
KM 0.265 30 0.000
KI 0.106 30 0.200*
a. Lilliefors Significance Correction
Sumber: Data Sekunder yang Diolah (2015)
Tabel 4 menunjukkan angka signifikansi DER sebesar 0.047 atau p =
0.047 artinya 0.047 < 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data variabel DER
menunjukkan distribusi yang tidak normal. Pada variabel KM menunjukkan
angka signifikansi sebesar 0.000 atau p = 0.000 artinya 0.000 < 0.05, sehingga
dapat disimpulkan bahwa data variabel KM menunjukkan distribusi yang tidak
normal. Sedangkan pada variabel KI menunjukkan signifikansi sebesar 0.200 atau
13
p = 0.200 artinya 0.200 > 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data variabel
KI menunjukan distribusi normal.
Hasil Pengujian
Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji beda Nonparametric Test yaitu
Mann-Whitney. Uji beda ini digunakan untuk mengetahui perbedaan median dua
(2) kelompok bebas apabila skala data variabel terkait adalah ordinal atau interval
atau ratio yang tidak berdistribusi normal. Uji ini dilakukan karena asumsi
normalitas tidak terpenuhi.
Tabel 5. Hasil Pengujian Mann-Whitney Kepemilikan Manajerial
Berdasarkan Tingkat Hutang
T_KM N Mean Rank Sum of Ranks
DER Tinggi 10 12.30 123.00
DER Rendah 20 17.10 342.00
Total 30
Asynp. Sig. (2-tailed) 0.159
a. Grouping Variable: T_KM
Dari tabel 5 menunjukkan Mean Rank KM antara DER yang tinggi dengan
DER yang rendah adalah berbeda. Pada KM dengan DER yang tinggi
menunjukan rata-rata peringkat (Mean Rank) sebesar 12.30. Angka tersebut lebih
kecil dari KM dengan DER yang rendah yaitu sebesar 17.10. Hasil test untuk
hipotesis pertama (H1) dengan p-value = 0.159. Dari hasil p-value sebesar 0.159
maka hipotesis pertama (H1) ditolak karena 0.159 > 0.05.
Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
perbedaan antara KM pada tingkat hutang tinggi ataupun rendah. Hal tersebut
14
dimungkinkan kepemilikan manajerial bukan faktor penentu dalam pengambilan
keputusan terutama kebijakan hutang.
Alasan yang kedua dalam penelitian ini perusahaan yang memiliki
kepemilikan manajerial diatas rata-rata 5.077% sebanyak 5 perusahaan saja (33%)
sehingga manajer tidak dapat mengambil keputusan dalam kebijakan hutang
berdasarkan atas keinginannya. Temuan ini sejalan dengan Pithaloka (2009), yang
menyatakan bahwa ada atau tidaknya kepemilikan manajerial, manajer tetap
konsisten dengan kewajibannya yaitu memakmurkan para pemegang saham dan
tidak mempunyai hak kendali dalam keputusan hutang karena banyak
dikendalikan oleh pemilik saham mayoritas seperti pihak institusional.
Tabel 6. Hasil Pengujian Mann-Whitney Kepemilikan Institusional
Berdasarkan Tingkat Hutang
T_KI N Mean Rank Sum of Ranks
DER Tinggi 16 19.94 319.00
DER Rendah 14 10.43 146.00
Total 30
Asynp. Sig. (2-tailed) 0.003
a. Grouping Variable: T_KI
Dari tabel 6 menunjukkan Mean Rank KI antara DER yang tinggi dengan
DER yang rendah adalah berbeda. Pada KM dengan DER yang tinggi
menunjukan mean rank sebesar 20.13. Angka tersebut lebih besar dari KM
dengan DER yang renda yaitu sebesar 10.21. Hasil p-value sebesar 0.003 maka
hipotesis kedua (H2) diterima karena 0.002 < 0.05. Berdasarkan hasil analisis
tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara KI pada tingkat
hutang tinggi ataupun rendah. Hutang yang meningkat nenunjukkan adanya
15
pengawasan yang baik dari pihak pemegang hutang sehingga meningkatkan minat
kepemilikan institusional untuk memiliki saham perusahaan. (Murtiningtyas,
2012). Hal terusebut sejalan dengan Indahningrum dan Handayani (2009), pemilik
saham institusional memiliki wewenang yang lebih tinggi dibandingkan dengan
pemegang saham yang lain. Oleh karena itu, pihak institusional dapat memilih
dan menentukan proyek yang lebih beresiko, dengan harapan akan memperoleh
keuntungan yang tinggi. Untuk membiayai proyek tersebut, perushaan memilih
pembiayaan melalui hutang. Dengan kebijakan tersebut, mereka dapat
mengalihkan penangguhan risiko kepada pihak kreditor apabila proyek gagal,
tetapi jika proyek tersebut berhasil maka perusahaan akan membayar kreditor
sejumlah tertentu yang serupa bunga dan sisa dari pembayaran hutang itu akan
diberikan kepada pemegang saham. Sehingga peranan kreditor berkepentingan
untuk memonitor perusahaan atas hutangnya.
16
PENUTUP
Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji perbedaan kepemilikan manajerial
dan kepemilikan institusional pada tingkat hutang tinggi atau rendah pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk
periode 2011 sampai dengan 2012. Kesimpulan yang dapar ditarik adalah:
1. Tidak ada perbedaan kepemilikan manajerial pada tingkat hutang yang
tinggi atau rendah pada perusahaan disektor manufaktur tahun 2011-2012.
2. Terdapat perbedaan kepemilikan institusional pada tingkat hutang yang
tinggi atau rendah pada perusahaan disektor manufaktur tahun 2011-2012.
Implikasi Penelitian
1. Bagi Perusahaan
Adanya kepemilikan institusional di suatu perusahaan yang bertujuan untuk
memonitor secara optimal perusahaan dan manajer. Serta, meminimalisasi
penyelewengan-penyelewengan yang dilakukan oleh manajer terutama dalam
menggunakan hutang.
2. Bagi Kreditor
Kreditor memilih kepemilikan institusional diatas rata-rata dari industri
manufaktur karena adanya pengawasan yang baik dari pihak institusional,
maka kreditor percaya bahwa perusahaan tersebut dapat menggembalikan
hutang beserta bunganya.
17
Implikasi Teoritis
Kepemilikan Institusional merupakan salah satu bagian dari mekanisme
Good Corporate Governance, dimana institusional berperan dalam mengawasi
perusahaan sekaligus dapat mengurangi biaya keagenan temuan ini sejalan dengan
Yuniatie dan Destriana (2010).
Keterbatasan dan Saran Penelitian
Penelitian ini belum memasukkan variabel ukuran perusahaan yang diduga
menjadi faktor pertimbangan dalam menentukan level hutang perusahaan dan
mempengaruhi kemudahan suatu perusahaan dalam memperoleh sumber
pendanaan baik eksternal maupun internal perusahaan maka untuk penelitian
selanjutnya menambahkan variabel ukuran perusahaan (Bhakti, 2013).
18
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, W. D. 2009. Kebijakan Dividen dan Struktur Kepemilikan terhadap
Kebijakan Hutang: Sebuah Perspektif Agency Theory. Jurnal Keuangan
Perbankan 13 (2).
Anyta. 2011. Analisis Pengaruh Mekanisme Corporate Govermance terhadap
Voluntary Corporate Governance Disclosure. Skripsi Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro. http://eprints.undip.ac.id/26929/1/SKRIPSI-
ANYTAx(r) diakses pada tahun 2014
Bhakti, A. D 2013. Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan
Institusional terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di BEI Tahun 2009-2011. Jurnal Ilmiah Fakultas Ekonomi
Universitas Brawijaya.
http://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/viewFile/750/689 diakses
pada tahun 2014
Christiawan, Y. Y. dan Tarigan, J. 2007. Kepemilikan Manajerial: Kebijakan
Hutang, Kinerja dan Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan
Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra, 9 (1).
Erni, M. 2005. Analisis Dampak Struktur Kepemilikan pada Kebijakan Hutang
dalam Mengkontrol Konflik Keagenan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Indonesia, 2 (1): 57-69.
Faisal, M. 2004. Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Set Kesempatan Investasi,
Kepemilikan Manajerial dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan
Hutang (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek
Indonesia). Tesis Magister Manajemen Universitas Diponegoro.
http://eprints.undip.ac.id/11620/1/2004MM3278.pdf diakses pada tahun
2015.
Hardinigsih, P. dan Oktaviani, R. M. 2012. Derteminan Kebijakan Hutang (Dalam
Agency Theory dan Packing Order Theory). Dinamika Akuntansi,
Keuangan dan Perbankan, 1 (1): 11-24.
Indahningrum, R. P. dan Handayani, R. 2009. Pengaruh Kepemilikan Manajerial,
Kepemilikan Institusional, Dividen, Pertumbuhan Perusahaan, Free Cash
Flow, dan Profitabilitas terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan. Jurnal
Bisnis dan akuntansi, 11 (3), Desember: 189-207.
Jensen, M. C, dan Meckling, W. H. 1976. Theory of the Firm: Managerial
Behavior, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial
Economics, October 1976, 3 (4): 305-360. http://ssrn.com/abstract=94043
diakses pada tahun 2014.
Karinaputri, N. 2012. Analisis Pengaruh Kepemilikan Institusional, Kebijakan
Dividen, Profitabilitas dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Kebijakan
Hutang (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2008-2010). Skripsi Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Diponegoro.
http://eprints.undip.ac.id/35789/1/KARINAPUTRI.pdf diakses pada tahun
2013.
19
Kusnaeni, D. 2012. Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan pada
Industri Konsumsi di Bursa Efek Indonesia. Koleksi Perpustakaan
Universitas Terbuka Jakarta.
http://www.pustaka.ut.ac.id/dev25/pdftesis2/40806.pdf diakses pada tahun
2013.
Larasati, E. 2011. Pengaruh Kepemilikan Manjerial, Kepemilikan Institusional
dan Kebijakan Dividen terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan. Jurnal
Ekonomi Bisnis 16 (2).
Mursalim. 2009. Simultanitas Akitvisme Institusional, Struktur Kepemilikan,
Kebijakan Dividen dan Hutang dalam Mengurangi Konflik Keagenan
(Studi Empiris pada Perusahaan Go Publik di Indonesia). Universitas
Muslim Indonesia.
https://smartaccounting.files.wordpress.com/2011/03/simultanitas-
aktivisme-institusiona-struktur-kepemilikanm-kebijakan-dividen-dan-
utang-dalam-mengurangi-konflik-keagenan.pdf diakses pada tahun 2014
Murtiningtyas, A. I. 2012. Kebijakan Dividen, Kepemilikan Manajerial,
Kepemilikan Institusional, Profitabilitas, Resiko Bisnis terhadap
Kebijakan Hutang. Accounting Analysis Journal 1 (2) Universitas Negeri
Semarang
Pithaloka, N. D. 2009. Pengaruh Faktor-Faktor Intern Perusahaan terhadap
Kebijakan Hutang: dengan Pendekatan Pecking Order Theory. Skripsi
Fakultas Ekonomi Universitas Lampung. http://fe-
akuntansi.unila.ac.id/skripsi/0511031013/NINA%20DIAH%20PITHALO
KA.pdf diakses pada tahun 2015
Purba, L. J. R. 2011. Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kebijakan
Dividen, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas Terhadap Kebijakan Hutang
(Studi Kasus pada Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2006-2009). Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas
Diponegoro http://eprints.undip.ac.id/28642/1/Skripsi06.pdf diakses pada
tahun 2013.
Purwantini, V. T. 2011. Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance
terhadap Nilai Perusahaan dan Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi
Pada Perusahaan-Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia). STIE AUB Surakarta. http://e-journal.stie-aub.ac.id/e-
journal/index.php/probank/article/viev/69 diakses pada tahun 2014
Rahardja, M. D. S. 2012. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap
Manajemen Laba dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi
Empiris pada Perusahaan Manufaktur di BEI). Diponegoro Journal of
Accounting, 1 (1): 1-15. http://ejournal-
s1.undip.ac.id/index.php/accounting. Diakses pada tahun 2014
Rahmawati, A. N. 2012. Analisis Faktor Kebijakan Hutang yang Mempengaruhi
Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
BEI Periode 2006-2010). Skripsi Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Diponegoro.
http://eprints.undip.ac.id/35630/1/Skripsi_RAHMAWATI_Apriliana.pdf
diakses pada tahun 2014.
20
Rebecca, Y. dan Siregar, S. V. 2012. Pengaruh Corporate Governance Index,
Kepemilikan Keluarga, dan Kepemilikan Institusional terhadap Biaya
Ekuitas dan Biaya Utang: Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di BEI. Simposium Nasional Akuntansi 15.
Sitanggang, L.S. 2011. pengaruh Laba bersih dan Arus Kas Operasi terhadap
Dividen Tunai pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/26899 diakses pada tahun
2015
Tarjo. 2008. Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan Institusional dan Leverage
terhadap Manajemen Laba, Nilai Pemegang Saham serta Cost of Equity
Capital. Simposium Nasional Akuntansi XI.
Taswan. 2003. Analisis Pengaruh Insider Ownership, Kebijakan Hutang dan
Dividen terhadap Nilai Perusahaan Serta Faktor-Faktor yang
Mempengaruhinya. Jurnal Bisnis dan Ekonomi, September 2003. Jurnal
Bisnis dan Ekonomi 9 (2):149-163.
Yunitae dan Destriana, N. 2010. Faktor-Faktor yang mempengaruhi kebijakan
Hutang pada Perusahaan Nonkeuangan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 12 (1): 1-16
23
Lampiran 1
Debt Equity Ratio (DER)
No Nama Perusahaan Kode 2011 2012
Total Liabilitas Total Ekuitas DER Total Liabilitas Total Ekuitas DER
1 PT. Alumindo Light Metal Industry Tbk ALMI 264,072,274,293 588,058,903,788 0.449 367,886,911,194 587,883,021,026 0.626
2 PT. Duta Pertiwi Nusantara Tbk DPNS 18,982,620,623 131,169,188,261 0.145 16,433,810,159 155,696,522,072 0.106
3 PT. Eterindo Wahanatama Tbk dan Entitas Anak ETWA 11,824,085,477 375,955,480,827 0.031 139,728,624,299 437,749,233,845 0.319
4 PT. Lionmesh Prima Tbk LMSH 8,946,810,235 57,202,680,156 0.156 5,986,238,681 97,525,195,182 0.061
5 PT. Panasia Indo Resoures Tbk HDTX 137,804,489,781 565,234,862,845 0.244 295,719,182,828 635,591,912,356 0.465
6 PT. Kabelindo Murni Tbk dan Entitas Anak KLBM 12,840,938,748 244,364,131,761 0.053 156,462,630,297 1,136,572,861,829 0.138
7 PT. Indosring Tbk dan Entitas Anak INDS 177,227,480,414 632,249,053,230 0.280 16,668,115,691 264,746,064,454 0.063
8 PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk PRAS 125,386,758,036 238,844,930,394 0.525 119,904,257,212 280,293,729,818 0.428
9 PT. Gudang Garam Tbk dan Entitas Anak GGRM 14,537,777,000,000 24,550,928,000,000 0.592 14,903,612,000,000 26,605,713,000,000 0.560
10 PT. Indofood Sukses Makmur dan Entitas Anak INDF 9,144,404,000,000 31,610,225,000,000 0.289 12,100,989,000,000 34,142,674,000,000 0.354
11 PT. Kedaung Indah Can Tbk KICI 15,395,321,964 64,297,602,391 0.239 15,464,492,789 66,557,077,885 0.232
12 PT. Langgeng Makmur Industri Tbk LMPI 60,073,215,635 407,119,930,796 0.148 56,982,213,828 409,460,604,815 0.139
13 PT. Sekar Laut Tbk dan Entitas Anak SKLT 30,942,997,591 122,900,384,177 0.252 31,439,200,976 129,482,560,948 0.243
14 PT. Tempo Scan Pasific TBk dan Entitas Anak TSPC 158,032,261,568 3,045,935,747,008 0.052 182,694,345,603 3,353,156,079,810 0.054
15 PT. Ultrajaya Milk Industry dan Trading Company Tbk ULTJ 216,760,061,969 1,351,971,313,937 0.160 151,451,739,464 1,676,519,113,422 0.090
Sumber: Data Sekunder yang Diolah (2015)
24
Lampiran 2
Kepemilikan Manajerial (KM)
No Nama Perusahaan Kode
2011 2012
Saham
Manajerial
Total
Saham
Persentase
KM
Saham
Manajerial
Total
Saham
Persentase
KM
1 PT. Alumindo Light Metal Industry Tbk ALMI 4940000 308000000 1.604 4940000 308000000 1.604
2 PT. Duta Pertiwi Nusantara Tbk DPNS 41451899 331129952 12.518 41451899 331129952 12.518
3 PT. Eterindo Wahanatama Tbk dan Entitas Anak ETWA 75000000 968297000 7.750 75000000 968297000 7.750
4 PT. Lionmesh Prima Tbk LMSH 2459500 9600000 25.620 2459500 9600000 25.620
5 PT. Panasia Indo Resoures Tbk HDTX 36400000 1532571000 2.380 36400000 1532571000 2.380
6 PT. Kabelindo Murni Tbk dan Entitas Anak KBLM 171765200 1120000000 15.34 171765200 1120000000 15.34
7 PT. Indosring Tbk dan Entitas Anak INDS 920000 225000000 0.409 920000 225000000 0.409
8 PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk PRAS 34745900 588000000 5.909 34745900 588000000 5.909
9 PT. Gudang Garam Tbk dan Entitas Anak GGRM 16425610 1924088000 0.854 17702299 1924088000 0.920
10 PT. Indofood Sukses Makmur dan Entitas Anak INDF 4595700 8780426500 0.052 1380020 8780426500 0.016
11 PT. Kedaung Indah Can Tbk KICI 313080 138000000 0.227 313080 138000000 0.227
12 PT. Langgeng Makmur Industri Tbk LMPI 168263 1008510337 0.017 168263 1008510337 0.017
13 PT. Sekar Laut Tbk dan Entitas Anak SKLT 864000 690740500 0.125 864000 690740500 0.125
14 PT. Tempo Scan Pasific TBk dan Entitas Anak TSPC 197475000 17180325 0.087 229900000 225000000000 0.102
15 PT. Ultrajaya Milk Industry dan Trading Company Tbk ULTJ 93750000 2888382000 3.246 93750000 2888382000 3.246
Sumber: Data Sekunder yang Diolah (2015)
25
Lampiran 3
Kepemilikan Institusioanl
No. Nama Perusahaan Kode
2011 2012
Saham
Institusional
Total
Saham
Persentase
KI
Saham
Institusional
Total
Saham
Persentase
KI
1 PT. Alumindo Light Metal Industry Tbk ALMI 258225313 308000000 83.839 258225313 308000000 83.839
2 PT. Duta Pertiwi Nusantara Tbk DPNS 33570935 331129952 10.138 33114435 331129952 10.000
3 PT. Eterindo Wahanatama Tbk dan Entitas Anak ETWA 55415600 968297000 5.723 55415600 968297000 5.723
4 PT. Lionmesh Prima Tbk LMSH 640000 9600000 6.667 640000 9600000 6.667
5 PT. Panasia Indo Resoures Tbk HDTX 724000000 1532571000 47.241 724000000 1532571000 47.241
6 PT. Kabelindo Murni Tbk dan Entitas Anak KBLM 691988300 1532571000 45.152 691988300 1532571000 45.152
7 PT. Indosring Tbk dan Entitas Anak INDS 38617600000 1120000000 34.480 38606400000 1120000000 34.470
8 PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk PRAS 266000000 588000000 45.238 588000000 45.238 45.238
9 PT. Gudang Garam Tbk dan Entitas Anak GGRM 1453589500 1924088000 75.547 1924088000 75.547 75.547
10 PT. Indofood Sukses Makmur dan Entitas Anak INDF 4396103450 8780426500 50.067 8780426500 50.067 50.067
11 PT. Kedaung Indah Can Tbk KICI 43332000 138000000 31.400 53721200 138000000 38.928
12 PT. Langgeng Makmur Industri Tbk LMPI 177901002 1008517669 17.640 177901002 1008517669 17.640
13 PT. Sekar Laut Tbk dan Entitas Anak SKLT 484625000 690740500 70.160 484625000 690740500 70.160
14 PT. Tempo Scan Pasific TBk dan Entitas Anak TSPC 4277791818 4500000000 95.062 3477850818 4500000000 77.286
15 PT. Ultrajaya Milk Industry dan Trading Company Tbk ULTJ 728260961 2888382000 25.213 728260961 2888382000 25.213
Sumber: Data Sekunder yang Diolah (2015)