narkoba ditinjau dari berbagai perspektif

Upload: mutiasariamanda

Post on 18-Jan-2016

181 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Makalah kwn

TRANSCRIPT

HAM dalam Perspektif Pancasila dan UUD 1945

Tugas Mata Kuliah Wajib Umum Pendidikan Kewarganegaraan

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah Subhanawataala yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulisan makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan lancar. Shalawat dan salam bagi pemimpin kita dan tauladan umat manusia Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya.

Makalah dengan judul Narkoba ditinjau dari Perspektif Hukum, Kodeki dan Agama sebagai tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Secara keseluruhan dalam makalah ini penulis membahas tentang Narkoba (Narkotika dan Obat-obatan yang mengandung zat adiktif/berbahaya dan terlarang) belakangan ini amat populer di kalangan remaja dan generasi muda bangsa Indonesia, sebab penyalahgunaan narkoba ini telah merebak ke semua lingkungan, bukan hanya di kalangan anak-anak nakal dan preman tetapi telah memasuki lingkungan kampus dan lingkungan terhormat lainnya.

Dalam penulisan makalah ini penulis banyak menerima bantuan bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini ,penulis mngucapkan terima kasih kepada:

1. Bpk. Dr. Mardenis,SH,M.Si. selaku dosen mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.

2. Orang tua yang telah memberikan bantuan materil dan spirtual.

4. Teman-teman angakatan 2013 Pendidikan Dokter Universitas Andalas.Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu diharapkan kritik serta saran yang membangun dari para pembaca guna kesempurnaan dalam penulisan karya ilmiah selanjutnya.

Padang, April 2014 PenulisDAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar ...... i

Daftar Isi ................ ii

BAB I PENDAHULUAN.

A. Latar Belakang Masalah ..... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................. 2C. Tujuan dan kegunaan penulisan ..... 2

BAB II PEMBAHASAN.

A. Defenisi dari narkoba secara umum, Hukum, dan AgamaB. Jenis dan Bentuk-bentuk NarkobaC. Faktor Penyebab Penyalahgunaan NarkobaD. Tanda-tanda Penyalahgunaan NarkobaE. Pandangan Hukum, Kodeki dan Agama terhadap NarkobaF. Solusi dari bidang Hukum, Kodeki dan Agama terhadap Penyalahgunaan Narkoba

BAB III PENUTUP..

A. Kesimpulan ...

B. Saran ..

DAFTAR PUSTAKA ...

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar belakang

Penyalahgunakan narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan generasi muda dewasa ini kian meningkat. Maraknya penyimpangan perilaku generasi muda tersebut, dapat membahayakan keberlangsungan hidup bangsa ini di kemudian hari. Karena pemuda sebagai generasi yang diharapkan menjadi penerus bangsa, semakin hari semakin rapuh digerogoti zat-zat adiktif penghancur syaraf. Sehingga pemuda tersebut tidak dapat berpikir jernih. Akibatnya, generasi harapan bangsa yang tangguh dan cerdas hanya akan tinggal kenangan. Sasaran dari penyebaran narkoba ini adalah kaum muda atau remaja. Jika dirata-ratakan, usia sasaran narkoba ini adalah usia pelajar, yaitu berkisar umur 11 sampai 24 tahun. Hal tersebut mengindikasikan bahwa bahaya narkoba sewaktu-waktu dapat mengincar anak didik kita kapan saja. Oleh karena itu, demi kebaikan kita dan kebaikan bangsa kita, maka rasa sadar akan bahaya narkoba ini harus kita ketahui, dan menjauhinya.

Saat ini para orang tua, mulai dari ulama, guru/dosen, pejabat, penegak hukum dan bahkan semua kalangan telah resah terhadap narkoba ini, sebab generasi muda masa depan bangsa telah banyak terlibat di dalamnya.Akibat leluasannya penjualan narkoba ini, secara umum mengakibatkan timbulnya gangguan mental organik dan pergaulan bebas yang pada gilirannya merusak masa depan bangsa.

Oleh sebab itu, penulis tergugah untuk merampungkan karya ilmiah ini, mengingat Narkoba menjadi masalah yang pelik dan menarik di dalam semua lapisan masyarakat saat ini.

B. Rumusan Masalah

1. Apa defenisi narkoba secara umum, hukum, dan agama ?

2. Apa saja jenis dan bentuk-bentuk narkoba?

3. Apa faktor penyebab penyalahgunaan narkoba?

4. Bagaimana tanda-tanda penyalahgunaan narkoba?

5. Bagaimana pandangan hukum, kodeki dan agama terhadap narkoba?

6. Bagaimana solusi hukum, kodeki dan agama terhadap penyalahgunaan narkoba?

C. Tujuan Pembahasan

1. Untuk mengetahui defenisi dari narkoba secara umum, hukum, dan agama.2. Untuk mengetahui jenis dan bentuk-bentuk narkoba.3. Untuk mengetahui faktor penyebab penyalahgunaan narkoba.4. Untuk mengetahui tanda-tanda penyalahgunaan narkoba.5. Untuk mengetahui pandangan hukum, kodeki dan agama terhadap narkoba.6. Untuk mengetahui solusi hukum, kodeki dan agama terhadap penyalahgunaan narkoba.BAB IIPEMBAHASAN

A. Defenisi dari narkoba secara umum, Hukum, dan Agama.

1. Defenisi Narkoba secara umum.

Secara etimologis istilah narkotika berasal dari kata marke (Bahasa Yunani) yang berarti terbius sehingga menjadi patirasa atau tidak merasakan apa-apa lagi. Yang dimaksud dengan narcotic adalah a drug that dulls the sense, relieves pain, induces sleep, and can produce addiction in varying degrees (Sudargo, 1981).

Pengertian narkobamenurut Kurniawan (2008) adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi seperti perasaan, pikiran, suasana hati serta perilaku jika masuk ke dalam tubuh manusia baik dengan cara dimakan, diminum, dihirup, suntik, intravena, dan lain sebagainya.Sedangkanpengertian narkobamenurutpakarkesehatanadalah psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioparasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini presepsi itu disalah gunakan akibat pemakaian yang telah diluarbatas dosis.

Narkoba adalah singkatan dari kata narkotika dan obat berbahaya. Narkotika secara etimologi berasal dari bahasa Yunani Narkoum, yang berarti membuat lumpuh atau membuat mati rasa. Pada dasarnya narkotika memiliki manfaat untuk digunakan dalam bidang kedokteran, kesehatan dan pengobatan serta berguna bagi pengembangan penelitian dalam bidang farmasi dan farmakologi. Sedangkan dalam bahasa Inggris Narcotic lebih mengarah ke obat yang membuat penggunanya kecanduan. Narkotika adalah zat yang dapat menimbulkan pengaruh tertentu bagi mereka yang menggunakannya dengan cara memasukkan obat tersebut ke dalam tubuhnya, pengaruh tersebut berupa pembiasan, hilangnya rasa sakit rangsangan, semangat dan halusinasi.

2. Defenisi Narkoba menurut Hukum.

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (Undang-Undang No. 35 tahun 2009). Narkotika digolongkan menjadi tiga golongan sebagaimana tertuang dalam lampiran 1 undang-undang tersebut. Yang termasuk jenis narkotika adalah:

Tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing, jicingko), opium obat, morfina, kokaina, ekgonina, tanaman ganja, dan damar ganja.

Garam-garam dan turunan-turunan dari morfina dan kokaina, serta campuran-campuran dan sediaan-sediaan yang mengandung bahan tersebut di atas.

Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku (Undang-Undang No. 5/1997). Terdapat empat golongan psikotropika menurut undang-undang tersebut, namun setelah diundangkannya UU No. 35 tahun 2009 tentang narkotika, maka psikotropika golongan I dan II dimasukkan ke dalam golongan narkotika. Dengan demikian saat ini apabila bicara masalah psikotropika hanya menyangkut psikotropika golongan III dan IV sesuai Undang-Undang No. 5/1997. Zat yang termasuk psikotropika antara lain:

Sedatin (Pil BK), Rohypnol, Magadon, Valium, Mandrax, Amfetamine, Fensiklidin, Metakualon, Metifenidat, Fenobarbital, Flunitrazepam, Ekstasi, Shabu-shabu, LSD (Lycergic Syntetic Diethylamide) dan sebagainya.

Bahan Adiktif berbahaya lainnya adalah bahan-bahan alamiah, semi sintetis maupun sintetis yang dapat dipakai sebagai pengganti morfina atau kokaina yang dapat mengganggu sistem syaraf pusat, seperti:

Alkoholyang mengandung ethyl etanol, inhalen/sniffing (bahan pelarut) berupazat organik (karbon) yang menghasilkan efek yang sama dengan yang dihasilkan oleh minuman yang beralkohol atau obat anaestetik jika aromanya dihisap. Contoh: lem/perekat, aceton, ether dan sebagainya.

3. Defenisi Narkoba menurut Agama. Dalam wacana Islam, ada beberapa ayat al-Quran dan hadits yang melarang manusia untuk mengkonsumsi minuman keras dan hal-hal yang memabukkan. Minum khamar, sama dengan menghisap candu, dan menimbulkan ketagihan. Seseorang yang telah ketagihan minum khamr, baginya tak ada nilai harta benda, berapa saja harga khamr itu akan dibelinya, asal ketagihannya terpenuhi. Kalau sudah demikian halnya, maka khamr itu membahyakan pergaulan dan masyarakat, menimbulkan permusuhan, perkelahian dan sebagainya. Rumah tangga akan kacau, tetangga tak aman dan masyarakat akan rusak, lantaran minum khamr. Akan terlihatlah manusia yang mabuk-mabukan, yang mengganggu keamanan dan ketertiban.

Jika kebiasaan meminum khamr mengakibatkan mabuk dan ketagihan, maka terdapat kesamaan dengan narkoba (narkotik dan obat terlarang). Mengkonsumsi narkoba dalam dosis tertentu dapat menimbulkan dampak yang sangat merusak bagi pemakainya, seperti ketagihan dan merusak akal pikiran. Khamr dan narkoba merupakan dua jenis yang berbeda, tapi mempunyai kesamaan dalam akibat yang ditimbulkannya. Waktu Islam lahir dari terikpadang pasir lewat Nabi Muhammad, zat berbahaya yang paling populer memang baru minuman keras (khamar). Dalam perkembangan dunia Islam, khamar kemudian bergesekan, bermetamorfosa dan beranak pinak dalam bentuk yang makin canggih, yang kemudian lazim disebut narkotika atau lebih luas lagi narkoba.

Untuk itu, dalam analoginya, larangan mengonsumsi minuman keras dan hal-hal yang memabukkan, adalah sama dengan larangan mengonsumsi narkoba. Ada dua surat al-Quran dan dua hadits yang coba dilansir disini, yang terjemahannya kira-kira begini : Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. (QS Al-Maidah : 90)

Kemudian ayat yang kedua:Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).(QS Al-Maidah : 91) Perbuatan setan adalah hal-hal yang mengarah pada keburukan, kegelapan, dan sisi-sisi destruktif manusia. Ini semua bisa dipicu dari khamar (narkoba) dan judi karena bisa membius nalar yang sehat dan jernih. Khamar (narkoba) dan judi sangat dekat dengan dunia kejahatan dan kekerasan, maka menurut al-Quran khamar (narkoba) dan judi potensial memicu permusuhan dan kebencian antar sesama manusia. Khamar dan judi juga bisa memalingkan seseorang dari Allah dan shalat.

B. Jenis dan Bentuk-bentuk Narkoba.

Berdasarkan asal zat atau bahannya narkoba dibagi menjadi 2 yaitu:

1. Tanaman

a. Opium atau candu/morfin yaitu olahan getah tanaman papaver somniferum tidak terdapat di Indonesia, tetapi diselundupkan di Indonesia.

b. Kokain yaitu olahan daun koka diolah di Amerika (Peru, Bolivia, Kolumbia).

c. Cannabis Sativa atau Marihuana atau Ganja banyak ditanam di Indonesia.

2. Bukan Tanaman

a. Semi sintetik: adalah zat yang diproses secara ekstraksi, isolasi disebut alkaloid opium. Contoh: heroin, kodein, dan morfin.

b. Sintetik: diperoleh melalui proses kimia, menghasilkan zat baru yang mempuyai efek narkotika dan diperlukan medis untuk penelitian serta penghilang rasa sakit (analgesik) seperti penekan rasa batuk (antitusif). Contoh: Amfetamin, Metadon, Petidin, dan Deksamfetamin.

Berdasarkan pengertian Narkoba :

1. NarkotikaMenurut Soerdjono Dirjosisworo mengatakan bahwapengertian narkotikaadalah Zat yang bisa menimbulkan pengaruh tertentu bagi yang menggunakannya dengan memasukkan kedalam tubuh. Pengaruh tersebut bisa berupa pembiusan, hilangnya rasa sakit, rangsangan semangat dan halusinasi atau timbulnya khayalan-khayalan. Sifat-sifat tersebut yang diketahui dan ditemukan dalam dunia medis bertujuan dimanfaatkan bagi pengobatan dan kepentingan manusia di bidang pembedahan, menghilangkan rasa sakit dan lain-lain.

Narkotika digolongkan menjadi 3 kelompok yaitu :

Narkotika golongan Iadalah narkotika yang paling berbahaya. Daya adiktifnya sangat tinggi. Golongan ini digunakan untuk penelitian dan ilmu pengetahuan. Contoh : ganja, heroin, kokain, morfin, dan opium. Narkotika golongan IIadalah narkotika yang memiliki daya adiktif kuat, tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : petidin, benzetidin, dan betametadol. Narkotika golongan IIIadalah narkotika yang memiliki daya adiktif ringan, tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : kodein dan turunannya.2. PsikotropikaPsikotopikaadalah zat atau obat bukan narkotika, baik alamiah maupun sintesis, yang memiliki khasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas normal dan perilaku. Psikotropika digolongkan lagi menjadi 4 kelompok adalah :

Psikotropika golongan Iadalah dengan daya adiktif yang sangat kuat, belum diketahui manfaatnya untuk pengobatan dan sedang diteliti khasiatnya. Contoh: MDMA, LSD, STP, dan ekstasi. Psikotropika golongan IIadalah psikotropika dengan daya adiktif kuat serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : amfetamin, metamfetamin, dan metakualon. Psikotropika golongan IIIadalah psikotropika dengan daya adiksi sedang serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : lumibal, buprenorsina, dan fleenitrazepam. Psikotropika golongan IVadalah psikotropika yang memiliki daya adiktif ringan serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : nitrazepam (BK, mogadon, dumolid ) dan diazepam.3. Zat adiktif lainnyaZat adiktif lainnya adalah zat zat selain narkotika dan psikotropika yang dapat menimbulkan ketergantungan pada pemakainya, diantaranya adalah :

Rokok Kelompok alkoholdan minuman lain yang memabukkan dan menimbulkan ketagihan. Thiner dan zat lainnya, seperti lem kayu, penghapus cair dan aseton, cat, bensin yang bila dihirup akan dapat memabukkan (Alifia, 2008).Demikianlahjenis-jenis narkoba, untuk selanjutnya faktor-faktor penyebab penyalahgunaan narkotika.Jenis-jenis Narkoba antara lain:

1. Heroin

Heroin adalah derivatif 3.6-diasetil dari morfin karena itu nama lainnya disetilmorfin dan disintesis melalui asetilasi. Heroin murni dalah serbuk putih dengan rasa pahit. Bentuk kristal putih umumnya adalah garam hidroklorida, diamorrfin hidroklorida. Heroin terlarang dapat berwarna dari putih hingga coklat tua disebabkan pewarna atau zat-zat sisa dari proses pembuatan. Heroin adalah sejenis opioid alkaloid.

2. Ganja

Ganja termasuk tanaman perdu yang mempunyai tangkai dan jumlah daunnya selalu dalam bilangan ganjil antara 5-7, dan 9. Helai daunnya berbentuk memanjang, pinggirnya bergerigi dan ujungnya lancip. Daun ganja mengandung zat THC (tetra-hydrocannabinol) suatu zat sebagai elemen aktif penyebab halusinasi (hallucinogenio substance). Kadar THC tertinggi terdapat pada bunga ganja yang mulai mekar. Efek ganja antara lain:

Denyut jantung atau nadi lebih cepat

Mulut dan tenggorokan kering

Merasa lebih santai, banyak bicara dan gembira

Sulit mengingat suatu kejadian

Kesulitan kerja yang membutuhkan konsentrasi, reaksi yang cepat dan koordinasi

Kadang-kadang menjadi agresif bahkan melakukan kekerasan

Bila pemakaian dihentikan dapat menyebabkan sakit kepala, mual yang berkepanjangan, rasa letih

Gangguan tidur

Sensitive dan gelisah

Berkeringat

Berfantasi

Selera makan bertambah

3. Opiat atau Opium (candu)

Opium merupakan zat adiktif yang didapat dari tanaman candu, zat ini kadang digunakan dalam bidang kedokteran sebagai analgesic atau penghilang rasa sakit. Opium dibagi 3: opium alami (morfin. kodein, tebain), opium semi sintetis (heroin, hidromorfon), opium sintetis (meperidin dan propoksifen). Efek yang ditimbulkannya antara lain:

Menimbulkan rasa kesibukan (rushing sensation)

Menimbulkan semangat

Merasa waktu berjalan lambat

Pusing, kehilangan keseimbanga/mabuk

Hambatan seksual hilang

Timbul masalah kulit disekitar mulut dan hidung

4. Morfin

Kata morfin berasal dari Morpheus, dewa mimpi dalam mitologi Yunani. Morfin adalah alkaloid analgesic yang sangat kuat dan merupakan agen aktif utama yang ditemukan pada opium. Morfin bekerja langsung pada sistem saraf pusat untuk menghilangkan sakit. Morfin tidak berbau, rasa pahit dan berwarna gelap. Efek morfin antara lain:

Menimbulkan euphoria Mual, muntah, konstipasi

Berkeringat

Kebingungan

Jantung berdebar-debar, pingsan

Gelisah dan perubahan suasana hati

Mulut kering dan warna muka berubah

5. LSD atau Lysergic AcidLSD dibuat dari asam lysergic, suatu zat dari cendawan ergot yang hidup di gandum hitam atau dibuat dari lysergic acid amid, suatu bahan kimia yang terdapat dalam benih bunga Morning Glory. Efeknya yang ditimbulkan antara lain:

Tripping yaitu halusinasi warna, tempat dan waktu.

Menimbulkan obsesi

Paranoid

Denyut jantung dan tekanan darah meningkat

Diafragma mata melebar dan demam

Disoerientasi

Depresi

Pusing

Gangguan persepsi

6. Kokain

Kokain merupakan alkaloid yang didapat dari tanaman Erythroxylon coca, yang berasal dari Amerika Selatan. Saat ini kokain masih digunkan sebagai anestetik lokal, khususnya untuk pembedahan mata, hidung dan tenggorokan, karena efek vasokonstriksinya juga membantu. Efeknya antara lain:

Menimbulkan kegembiraan berlebihan (ecstasy)

Penggunaan jangka panjang mengurangi berat badan

Timbul masalah kulit

Kejang-kejang, kesulitan bernafas

Sering mengeluarkan dahak atau lendir

Emfisema

Memperlambat pencernaan

Paranoid

Merasa seperti ada kutu yang merambat diatas kulit (cocain bugs)

Gangguan penglihatan (snow light)

Kebingungan

Bicara seperti menelan (slurred speech)

7. Amfetamin

Nama generik/turunan Amfetamin adalah D-pseudo epinefrin sebagai pengurang sumbatan hidung (dekongestan). Jenis Amfetamin ada MDMA (Metil Dioksi Metamfetamin) dikenal dengan nama ekstasi. Efek yang ditimbulkan:

Jantung terasa sangat berdebar-debar

Suhu badan naik

Tidak bisa tidur

Merasa sangat bergembira

Menimbulkan hasutan

Banyak bicara

Menjadi lebih agresif

Kehilangan nafsu makan

Mulut kering dan merasa haus

Berkeringat

Tekanan darah meningkat

Mual dan merasa sakit

Tremor/gemetar

Depresi dala beberapa hari

Gigi rapuh karena kekurangan kalsium.8. Alkohol

Alkohol sering disalahgunakan manusia. Alkohol diperoleh dengan peragian/fermentasi madu, gula, sari buah atau umbi-umbian. Dari peragian tersebut dapat diperoleh alkohol sampai 15% tetapi dengan proses penyulingan (destilasi) dapat dihasilkan kadar alkohol yang lebih tinggi bahkan mencapai 100%. Kadar alkohol dalam darah maksimum dicapai 30-90 menit. Setelah diserap alkohol/etanol disebarluaskan ke seluruh jaringan dan cairan tubuh. Dikenal 3 golongan minuman beralkohol yaitu golongan A (kadar etanol 1-5%, bir), golongan B (kadar etanol 5-20%, wine/minuman anggur), dan golongan C (kadar etanol 20-45%, Whiskey, Vodca, TKW, Manson House, Johny Walker, Kamput). Pada umumnya alkohol akan menghilangkan perasaan yang menghambat atau merintangi, merasa lebih tegar dalam berhubungan sosial, merasa senang dan banyak tertawa, menimbulkan kebingungan, tidak mampu berjalan.

9. Inhalansia atau Solven

Adalah bahan yang mudah menguap yang dihirup, contohnya aerosol, bensin, lem, dan lain sebagainya. Penggunaan yang lama dapat mengganggu fungsi otak.

C. Faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkoba.

Faktor penyebab penyalahgunaan narkobadapat dibagi menjadi dua faktor, yaitu :

1. Faktor Internal

Yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu seperti kepribadian, kecemasan, dan depresi serta kurangya religiusitas.Kebanyakan penyalahgunaan narkotika dimulai atau terdapat padamasa remaja, sebabremaja yang sedang mengalami perubahan biologik, psikologik maupun sosial yang pesatmerupakan individu yang rentan untuk menyalahgunakan obat-obat terlarang ini. Anak atau remaja denganciri-ciri tertentu mempunyai risiko lebih besar untuk menjadi penyalahguna narkoba.

2. Faktor Eksternal

Yaitu faktor yang berasal dari luar individu atau lingkungan seperti keberadaan zat, kondisi keluarga, lemahnya hukum serta pengaruh lingkungan.

Faktor-faktor tersebut diatas memang tidakselau membuat seseorang kelak menjadi penyalahgunaan obat terlarang. Akan tetapi makin banyakfaktor-faktor diatas, semakin besar kemungkinan seseorang menjadi penyalahgunaan narkoba.Hal ini harus dipelajari Kasus demi kasus.

Faktor individu, faktor lingkungankeluarga dan teman sebaya/pergaulan tidak selalu sama besar perannya dalammenyebabkan seseorang menyalahgunakan narkoba. Karena faktor pergaulan, bisa sajaseorang anak yang berasal dari keluarga yang harmonis dan cukup kominikatif menjadipenyalahgunaan narkoba.

D. Tanda-tanda Penyalahgunaan Narkoba.

Menurut Ami Siamsidar Budiman (2006 : 5759) tanda awal atau gejala dini dari seseorang yang menjadi korban kecanduan narkoba antara lain :

1. Tanda-tanda fisik Penyalahgunaan NarkobaKesehatanfisik dan penampilan diri menurun dan suhu badan tidak beraturan,jalan sempoyongan, bicara pelo(cadel), apatis (acuh tak acuh), mengantuk, agresif,nafas sesak,denyut jantung dan nadilambat, kulit teraba dingin, nafas lambat/berhenti,mata dan hidungberair,menguap terus menerus,diare,rasa sakit diseluruh tubuh,takut airsehingga malas mandi,kejang, kesadaran menurun,penampilan tidak sehat,tidak peduliterhadap kesehatan dan kebersihan, gigi tidak terawat dan kropos,terhadap bekas suntikan pada lengan atau bagian tubuh lain (padapengguna dengan jarum suntik)

2. Tanda-tanda Penyalahgunaan Narkoba ketika di rumahMembangkang terhadap teguran orang tua, tidak mau mempedulikan peraturan keluarga, mulai melupakan tanggung jawab rutin di rumah, malas mengurus diri, sering tertidur dan mudah marah, sering berbohong, banyak menghindar pertemuan dengan anggota keluarga lainnya karena takut ketahuan bahwa ia adalah pecandu, bersikap kasar terhadap anggota keluarga lainnya dibandingkan dengan sebelumnya, pola tidur berubah, menghabiskan uang tabungannya dan selalu kehabisan uang, sering mencuri uang dan barang-barang berharga di rumah, sering merongrong keluarganya untuk minta uang dengan berbagai alasan, berubah teman dan jarang mau mengenalkan teman-temannya, sering pulang lewat jam malam dan menginap di rumah teman, sering pergi ke disko,mallatau pesta, bila ditanya sikapnya defensive atau penuh kebencian, sekali-sekali dijumpai dalam keadaan mabuk.

3. Tanda-tanda Penyalahgunaan Narkoba ketika di sekolahPrestasi belajardi sekolah tiba-tiba menurun mencolok, perhatian terhadap lingkungan tidak ada, sering kelihatan mengantuk di sekolah, sering keluar dari kelas pada waktu jam pelajaran dengan alasan ke kamar mandi, sering terlambat masuk kelas setelah jam istirahat; mudah tersinggung dan mudah marah di sekolah, sering berbohong, meninggalkan hobi-hobinya yang terdahulu (misalnya kegiatan ekstrakurikuler dan olahraga yang dahulu digemarinya), mengeluh karena menganggap keluarga di rumah tidak memberikan dirinya kebebasan, mulai sering berkumpul dengan anak-anak yang tidak beres di sekolah.

E. Pandangan Hukum, Kodeki dan Agama terhadap Narkoba.

1. Narkoba dalam Pandangan Hukum

Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika telah memberi perlakuan yang berbeda bagi pelaku penyalahgunaan narkotika, sebelum undang-undang ini berlaku tidak ada perbedaan perlakuan antara pengguna pengedar, bandar,maupun produsen narkotika. Pengguna atau pecandu narkotika di satu sisi merupakan pelaku tindak pidana, namun di sisi lain merupakan korban. Pengguna atau pecandu narkotika menurut undang-undang sebagai pelaku tindak pidana narkotika adalah dengan adanya ketentuan Undang-Undang Narkotika yang mengatur mengenai pidana penjara yang diberikan pada para pelaku penyalahgunaan narkotika. Kemudian di sisi lain dapat dikatakan bahwa menurut Undang-Undang Narkotika, pecandu narkotika tersebut merupakan korban adalah ditunjukkan dengan adanya ketentuan bahwa terhadap pecandu narkotika dapat dijatuhi vonis rehabilitasi.

Berdasarkan tipologi korban yang diidentifikasi menurut keadaan dan status korban, yaitu:

a. Unrelated victims,

Yaitu korban yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan pelaku dan menjadi korban karena memang potensial.

b. Provocative victims,

Yaitu seseorang atau korban yang disebabkan peranan korban untuk memicu terjadinya kejahatan.

c. Participating victims,

Yaitu seseorang yang tidak berbuat, akan tetapi dengan sikapnya justru mendorong dirinya menjadi korban.

d. Biologically weak victims,

Yaitu mereka yang secara fisik memiliki kelemahan yang menyebabkan ia menjadi korban.

e. Socially weak victims,

Yaitu mereka yang memiliki kedudukan sosial yang lemah yang menyebabkan ia menjadi korban.

f. Self victimizing victims,

Yaitu mereka yang menjadi korban karena kejahatan yang dilakukannya sendiri. Pecandu narkotika merupakan self victimizing victims, karena pecandu narkotika menderita sindroma ketergantungan akibat dari penyalahgunaan narkotika yang dilakukannya sendiri.

Pasal 54 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika menyatakan bahwa: Pecandu narkotika dan korban penyalahgunaan narkotika wajib menjalani rehabilitasi medis dan rehabilitasi social. Rehabilitasi terhadap pecandu narkotika adalah suatu proses pengobatan untuk membebaskan pecandu dari ketergantungan, dan masa menjalani rehabilitasi tersebut diperhitungkan sebagai masa menjalani hukuman. Rehabilitasi terhadap pecandu narkotika juga merupakan suatu bentuk perlindungan sosial yang mengintegrasikan pecandu narkotika ke dalam tertib sosial agar dia tidak lagi melakukan penyalahgunaan narkotika.

Berdasarkan Undang Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang narkotika, yang merupakan pengganti dari Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika terdapat setidaknya dua jenis rehabilitasi, yaitu rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial.

Pasal 1 butir 16 Undang Undang Nomor 35 tahun 2009 menyatakan bahwa: Rehabilitasi medis adalah suatu proses kegiatan pengobatan secara terpadu untuk membebaskan pecandu dari ketergantungan narkotika.

Pasal 1 butir 17 Undang Undang Nomor 35 tahun 2009 menyatakan bahwa: Rehabilitasi sosial adalah suatu proses kegiatan pemulihan secara terpadu, baik fisik, mental, maupun sosial, agar bekas pecandu narkotika dapat kembali melaksanakan fungsi sosial dalam kehidupan masyarakat.

2. Narkoba dalam Pandangan KodekiKODEKI adalah panduan setiap dokter di Indonesia dalam menjalankan profesinya sebagai pengabdi bagi masyarakat. KODEKI memberi arahan kepada dokter dalam bertindak kepada diri sendiri, pasien, klien atau masyarakat setempat, teman sejawat.Namun, KODEKI tidak secara lugas membahas dan mengatur tentang narkoba, tetapi KODEKI secara tersirat memberi arahan tentang sikap seorang dokter terhadap narkoba.

Pasal 11 menyatakan bahwa setiap dokter wajib senantiasa mengingat kewajiban dirinya melindungi hidup makhluk insani. Melindungi hidup makhluk insani dapat diartikan melindungi manusia dari hal-hal yang dapat membahayakannya. Salah satunya adalah narkoba atau narkotika dan obat/bahan berbahaya. Narkoba menyebabkan penderitanya akan mengalami kecanduan dan memiliki banyak efek-efek yang sangat merugikan bagi penggunanya, salah satunya memutuskan urat-urat syaraf otak. Jika terlalu lama dan sudah terlalu ketergantungan pada narkoba maka lambat laun organ tubuh akan rusak dan jika sudah melebihi takaran maka penggunanya akan overdosis yang berujung pada kematian.

Dokter dituntut untuk memerangi narkoba dan mengajak masyarakat untuk ikut memeranginya.Yaitu dengan mencegah diri dari menggunakan narkoba dan juga masyarakat di sekitarnya, menggalakkan anti narkoba dengan penyuluhan atau kampanye.Dokter juga harus sangat berhati-hati dalam memberikan narkotika pada pasien tertentu.

Pencegahan lebih baik dari pengobatan, kata-kata ini harus dipegang oleh seorang dokter.Mengobati seorang pecandu narkoba tentu lebih berat daripada mencegah masyarakat untuk mengonsumsi narkoba.Karena itu, seorang dokter haruslah ikut memberikan penyuluhan tentang bahaya narkoba yang dapat merusak generasi muda Indonesia.Hal ini termuat dalam pasal 12 KODEKI yaitu dalam melakukan pekerjaannya seorang dokterwajib memperhatikan keseluruhan pelayanan kesehatan (promotif, preventif, kuratif, danrehabilitatif),baik fisik maupun psiko-sosial-kultural pasiennya serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi sejati masyarakat.Sikap dokter terhadap narkoba yaitu memeranginya dan mengusahakan masyarakat untuk ikut memeranginya.3. Narkoba dalam Pandangan Agama

3.1. Pandangan Agama Islam terhadap NarkobaDi dalam agama Islam, terdapat beberapa ayat al-Quran dan hadits yang melarang manusia untuk mengkonsumsi minuman keras dan hal-hal yang memabukkan. Di era Rasulullah, zat berbahaya yang paling populer memang baru minuman keras (khamar). Kemudian pada zaman modern seperti sekarang ini, Narkoba juga dapat dianalogikan sebagai hal-hal yang memabukkan.

dan haram mengonsumsi ganja, marihuana dan epium , karena merusak akal

dan menghalangi ingatan (dzikir) pada Allah dan shalat.Dari ulasan di atas bisa disimpulkan bahwa narkoba menurut Islam adalah:Segala sesuatu yang memabukkan atau menghilangkan kesadaran, tetapi bukan minuman keras, baik berupa tanaman maupun yang selainya. Tafsir mengenai perbuatan setan yang dimaksudkan di atas adalah hal-hal yang mengarah pada keburukan, kegelapan, dan sisi-sisi destruktif manusia. Hal-hal tersebut bisa dipicu dari khamar (termasuk narkoba) dan judi karena bisa membius nalar yang sehat dan jernih. Khamar (termasuk narkoba) dan judi potensial memicu permusuhan dan kebencian antar sesama manusia. Khamar dan judi juga bisa memalingkan seseorang dari Allah dan shalat.

Dari ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa khamar (termasuk ) bisa memerosokkan seseorang ke derajat yang rendah dan hina karena dapat memabukkan dan melemahkan. Untuk itu, khamar (dalam bentuk yang lebih luas adalah narkoba) dilarang dan diharamkan. Sementara itu, orang yang terlibat dalam penyalahgunaan khamar (narkoba) dilaknat oleh Allah, entah itu pembuatnya, pemakainya, penjualnya, pembelinya, penyuguhnya, dan orang yang mau disuguhi.

Namun agama islam memiliki pertimbangan akan penggunaan narkoba, sepanjang narkoba dipergunakan di jalan benar, maka Islam masih memberikan toleransi. Artinya narkoba dalam hal-hal tertentu boleh dipergunakan, khususnya pada kepentingan medis pada tingkat tingkat tertentu:

a. Pada tingkat darurat.

Yaitu pada aktifitas pembedahan atau operasi besar, yakni operasi pada organ-organ tubuh yang vital seperti hati, jantung, dan lain-lain. Yang apabila dilaksanakan tanpa diadakan pembiusan total, kemungkinan besar si pasien akan mengalami kematian.

b. Pada tingkat kebutuhan atau hajat.

Yaitu pada aktifitas pembedahan yang apabila tidak menggunakan pembiusan, pasien akan merasakan sangat kesakitan, tetapi pada akhirnya akan mengganggu jalanya pembedahan. Walaupun tidak sampai pada kekhawatiran matinya si pasien.

c. Tingkatan bukan darurat dan bukan hajat.

Yaitu tingkatan pada aktifitas pembedahan ringan yakni pembedahan paada organ tubuh yang apabila tidak dilakukan pembiusan, tidak apa-apa. Seperti pencabutan gigi, kuku, dan sebagainya. Namun pasien akan merasakan kesakitan juga. Setelah melalui proses diskusi dan perdebatan panjang, akhirnya para ulama sampai pada kesepakatan bahwa narkoba adlaah haram, karena pada narkoba terdapat illat (sifat) memabukkan sebagaimana pada khamer, sekalipun mekanisme hukumanya berbeda.

3.2. Pandangan Agama Kristen terhadap Narkoba

Seperti halnya agama Islam, agama Kristen juga mengingatkan penganutnya untuk menjauhi Narkoba. Dalam Korintus 7:1, dijelaskan sucikan dirimu dari semua hal yang mencemarkan jasmani dan rohani, supaya kedudukanmu sempurna di dalam takut Allah.

Menurut pandangan agama Kristen, tubuh harus dipelihara, dijaga dan disucikan, jangan melakukan dosa. Oleh karena Narkoba dapat merusak tubuh, baik jiwa, raga maupun akal, maka penggunaan Narkoba merupakan hal yang tidak diperbolehkan.

3.3. Pandangan Agama Katolik terhadap Narkoba

Menurut pandangan Agama Katholik, pada dasarnya setiap bentuk penyalahgunaan Narkoba bertentangan dengan moral Kristiani dan pada akhirnya akan menyebabkan kehancuran beragama, bermasyarakat dan bernegara. Menurut Paus Yohannes Paulus II dalam Contesimu Annus, konsumerisme digambarkan sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan hanya berdasarkan selera yang tidak menghiraukan kenyataan pribadinya sebagai makhluk yang berakal. Penyalahgunaan Narkoba merupakan suatu hal yang berakar dari konsumerisme, oleh karena itu Narkoba tdak dianjurkan bagi penganut agama Katholik.

3.4. Pandangan Agama Hindu terhadap Narkoba

Agama Hindu memang memandang semua barang yang ada di dunia ini, walau sekecil apapun, pasti akan membantu kehidupan. Menurut pandangan agama Hindu, apabila pikiran seseorang kacau, maka bisa saja barang yang awalnya bermanfaat menjadi sesuatu hal yang merugikan, misalnya saja Narkoba. Secara medis, Narkoba berguna dalam bidang kesehatan. Akan tetapi, karena pikiran umat yang kacau, maka Narkoba disalahgunakan sehingga dapat merusak tubuhnya. Oleh karena itu, pengkonsumsian Narkoba dilarang oleh agama Hindu.

3.5. Pandangan Agama Budha terhadap Narkoba

Agama Budha mengajarkan umatnya tentang lima disiplin moral, yaitu :

a. Panti pala vermani sikkapadhan samadiyami = aku bertekad melatih diri

menghindari pembunuhan makhluk,

b. adinnadan veramani sikkhapadar samadiyami = aku bertekad melatih diri

menghindari barang yang bukan miliknya,

c. kamesu miccara veramar sikkapadam samadiyami = aku bertekad melatih diri

menghindari asusila,

d. musavada veramani sikkapadam samadiyami = aku bertekad melatih diri

menghindari ucapan yang tidak benar (dusta) dan lainnya,

e. surameraya majjapamadatthana veramar sikkapadam samadiyami = aku bertekad melatih diri menghindari minuman keras dan obat-obat terlarang yang menyebabkan mabuk dan melemahkan.

F. Solusi dari bidang Hukum, Kodeki dan Agama terhadap Penyalahgunaan Narkoba.

1. Solusi Penyalahgunaan Narkoba dari Bidang Hukum.

Perlu diketahui bahwa penanggulangan akan sebuah kejahatan adalah merupakan bagian integral bagi upaya perlindungan kesejahteraan masyarakat. Untuk mencapai tujuan yang di maksud di atas dalam hal ini Sudarto yang dikutip oleh Barda Nawawi Arif (1996 : 1) menegaskan bahwa yang dimaksud dengan kebijakan kriminal adalah keseluruhan kebijakan yang dilakukan melalui perundang-undangan dan badan badan resmi, yang bertujuan untuk menegakkan norma-norma sentral dari masyarakat.

Secara singkat bahwa kebijakan kriminal adalah suatu usaha rasional dari masyarakat dalam menanggulangi kejahatan dilakukan upaya penal dan non penal dalam semua bentuk modus operandi kejahatan termasuk kejahatan penyalahgunaan narkotika dan psikotropika. Oleh karena kejahatan dan cara penanggulangannya timbul dan ditentukan oleh masyarakat itu sendiri melalui kebijakan yang ditetapkannya. Salah satu kebijakan penanggulangan masalah kejahatan dapat ditempuh melalui kebijakan kriminal atau politik kriminal yang merupakan sebagian dari kebijakan sosial baik melalui sarana penal maupun non penal seperti apa yang telah disebutkan di muka.

Secara skematis dapat di gambarkan sebagai berikut (Barda Nawawi Arief, 1996 : 3)

Kebijakan Kesejahteraan Masyarakat

Social Welfare Policy

Kebijakan Sosial

Sosial Policy

Kebijakan Perlindungan Masyarakat

Social Defence Policy

Kebijakan Kriminal

Criminal Policy

Di lihat dari bagan di atas, maka untuk mencapai tujuan hukum maka kebijakan kriminal itu menjadi bagian integral dari rencana pembangunan rasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Di lihat dari pencegahan penyalahgunaan narkotika dan psikotropika berkaitan dengan apa yang dikemukakan di atas, maka kebijakan kriminal juga tidak sedikit menyumbang peranan dalam kerangka berupaya mengerahkan semua usaha untuk mengendalikan kejahatan. Ditegaskan pula oleh Muladi (1995 :11) bahwa usaha untuk menanggulangi kejahatan sudah barang tentu tidak hanya dengan menggunakan sarana penal (hukum pidana) tetapi dapat juga dengan menggunakan sarana non penal bahkan dengan melalui media massa sebagai kutub yang lebih baik.

Sehubungan dengan penggunaan sketmatis di atas yang digunakan dalam penanggulangan narkotika dan psikotropika, berkaitan dengan menggunakan sarana penal sebagai sarana utama baik melalui hukum pidana material yakni Undang undang tentang narkotika dan psikotropika, maupun hukum pidana formil, juga pelaksanaan hukum pidana yang dilaksanakan oleh Sistem Peradilan Pidana (SPP), baik melalui tujuan jangka pendek dan panjang. Pada tujuan jangka pendek ini adalah dengan memasyarakat kembali pelaku tindak kriminal narkotika dan psikotropika. Jangka panjang dengan tujuan akhir adalah untuk mencapai kesejahteraan sosial, yakni bebas dari penyalahgunaan narkotika dan psikotropika.

Dengan demikian jelas bahwa Undang undang tentang narkotika dan psikotropika mempunyai fungsi ganda pada salah satu sisi secara primer berfungsi sebagai sarana menanggulangi kejahatan atau tindak kriminal (bagian kebijakan kriminal) sedangkan di sisi yang lain secara sekunder berfungsi sebagai sarana pengatur kontrol sosial (pengawasan).

Dalam penggunaan sarana nonpenal merupakan usaha yang dapat dilakukan meliputi berbagai persoalan yang cukup luas. Karena pada prinsipnya jalur non penal lebih mentitik beratkan pada sifat prevential (pencegahan/ penghalang/penangkalan) sebelum kejahatan itu terjadi (Barda nawawi Arief, 1996 : 49). Mengingat bahwa lewat jalur nonpenal lebih bersifar tindakan pencegahan maka sarana utama adalah menangani faktorfaktor kondusif penyebab dari kejahatan, juga bisa termasuk tindak kriminal narkotika dan psikotropika.

Upaya non penal dalam penanggulangan penyalahgunaan narkotika dan psikotropika ini dititik beratkan pada upaya pencegahan, dengan melalui jalur kontrol atau pengawasan. Kerjasama yang integral antara aparat penegak hukum, pemerintah dan kalangan masyarakat luas, selain pengendalian terhadap pelbagai tempat dan kebocoran terhadap saluran resmi, penegak hukum terhadap kesepakatan internasional dan penyembuhan secara terapi melalui medis (kesehatan).

Di lihat dari jalur pengawasan ini dapat dilakukan dengan pengawasan atau kontrol yang ketat terhadap tempat-tempat rawan transaksi narkotika dan psikotropika yakni di tempat-tempat hiburan, transportasi melalui jalur darat, udara dan laut. Juga melakukan pengawasan terhadap pendatang asing baik berkedok sebagai turis maupun yang berprofesi lainnya termasuk yang melakukan aktivitas di bidang perdagangan (bisnis). Namun selain itu perlu juga melakukan kontrol ketat terhadap produk atau obat dari luar negeri yang di jual bebas di pasar hingga sekarang ini. Terutama pengawasan dari pihak kesehatan khususnya Balai Pengawasan Obat dan Makanan (POM)

Di lihat dari sisi koordinasi, ini dapat dilakukan melalui upaya integral antara unsur aparat dan upaya peningkatan potensi masyarakat melalui fungsi dan perannya masing-msing secara terus menerus dan berkesinambungan. Dalam pelaksanaannya dapat dilakukan melalui berbagai pendekatan terhadap para pencandu narkotika dan psikotropika. Dengan tujuan ini diharapkan dapat merubah sikap dan perilaku, dan cara berpikir sehingga terciptanya kesadaran akan menjahui narkotika dan psikotropika. Sedangkan pendekatan dapat dilakukan melalui kerjasama antara jalur keluarga, pendidikan formal maupun informal, jalur lembaga swadaya masyarakat (LSM), lembaga keagamaan, kelompok-kelompok teman bermain remaja, pemuda, club, seni olahraga dan melalui keterampilan lainnya. Disamping itu juga dapat dilakukan melalui pemanfaatan organisasi social kemasyarakatan, media cetak, elektronika, film dan pentas tradisional dalam berbagai kesempatan.

Sanksi dan ketentuan Pidana bagi Pemakai dan Pengedar Narkoba terdapat juga dalam UU KUHP tentang Narkoba, yaitu UU No. 22 Tahun 1997 Pasal 79 ayat 1 bagi Pengedar Kelas Teri (Narkotika) dan UU No. 5 Tahun 1997 Pasal 79 ayat 1 bagi pengedar kelas kakap (psikotropika). Ketentuan pidana diatur dalam UU No. 35 Tahun 2009.

2. Solusi Penyalahgunaan Narkoba dari bidang Kodeki.

Solusi penyalahgunaan narkoba dari bidang kodeki adalah dengan mewajibkan kepada seluruh dokter dalam pemberantasan penyalahgunaan narkoba.Dokter harus bersikap antinarkoba dan memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya narkoba sehingga masyarakat di sekitarnya menyadari efek buruk yang ditimbulkan oleh narkoba tersebut dan ikut memeranginya.

3. Solusi Penyalahgunaan Narkoba dari bidang Agama.

Hampir seluruh bangsa-bangsa di dunia telah menyadari betapa bahaya tentang penyalahgunaan narkotika dan obat-bat terlarang (Narkoba) baik terhadap kesehatan jasmani dan rohani. Belum lagi bahaya yang ditimbulkan sebagai akibat sampingan yang mengancam aspek-aspek ketertiban hidup masyarakat baik terhadap negara itu sendiri, maupun bagi bangsa-bangsa di dunia pada umumnya.Karena luasnya lingkup jangkauan bahaya tersebut yang sudah bersifat internasional, maka usaha penanggulangan masalah-masalah tersebut selain bersifat nasional juga sudah berkembang pula menjadi usaha penanggulangan yang memerlukan kerjasama antara bangsa-bangsa di dunia, baik bersifat regional maupun internasional, baik secara bilateral maupun secara multilateral.

Penyalahgunaan narkotika saat ini banyak menimpa generasi muda, yang merupakan generasi penerus bangsa, sehingga generasi muda harus diselamatkan, dibimbing, dibina dan dipersiapkan untuk menerima pewaris nilai-nilai luhur bangsa. Pembinaan generasi muda sebagai tunas-tunas bangsa, diarahkan pada upaya pembentukan generasi muda yang lebih baik, lebih bertanggung jawab dan lebih mampu mengisi dan membina kemerdekan bangsa.Dalam hal ini dibutuhkan peranan semua komponen bangsa untuk mengatasi masalah ini, demikian pula peranan pemuka agama dalam menanggulangi penyalahgunaan narkoba perlu ditingkatkan.

Pendekatan melalui bahasa agama merupakan bagian yang integral/ tak terpisahkan dari usaha penanggulangan penyalahgunaan narkotika. Disamping penanggulangan melalui pendekatan jasmaniah bagi para korban penyalahgunaan narkoba. Pendekatan melalui bahasa agama dapat meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan generasi muda terhadap bahaya penyalahgunaan narkotika. Sebenarnya kalau kesadaran belum tumbuh dalam hati generasi muda terhadap bahaya ini, walaupun sudah ada undang-undang yang mengaturnya, mereka masih tetap saja menyalahgunakan narkotika dan dengan sengaja melanggar undang-undang tersebut. Masalah narkotika dan obat terlarang menuntut peningkatan peranan para pemuka agama, guru agama, dan penyuluh agama untuk memberikan bimbingan, penyuluhan dan motivasi melalui pendekatan bahasa agama tentang bahaya narkotika dan obat-obat terlarang lainnya.

Mengingat betapa dahsyatnya bahaya yang akan ditimbulkan oleh Narkoba dan betapa cepatnya tertular para generasi muda untuk mengkonsumsi Narkoba, maka diperlukan upaya-upaya konkrit untuk mengatasinya.

Upaya-upaya tersebut antara lain adalah :

1. Meningkatkan iman dan taqwa melalui pendidikan agama dan keagamaan baik di sekolah maupun di masyarakat.

2. Meningkatkan peran keluarga melalui perwujudan keluarga sakinah, sebab peran keluarga sangat besar terhadap pembinaan diri seseorang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak-anak nakal dan brandal pada umumnya adalah berasal dari keluarga yang berantakan (broken home).

3. Penanaman nilai sejak dini bahwa Narkoba adalah haram sebagaimana haramnya Babi dan berbuat zina.4. Meningkatkan peran orang tua dalam mencegah Narkoba, di Rumah oleh Ayah dan Ibu, di Sekolah oleh Guru/Dosen dan di masyarakat oleh tokoh agama dan tokoh masyarakat serta aparat penegak hukum.

BAB IIIPENUTUPA. Kesimpulan

Dari makalah diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa Narkoba adalah barang yang sangat berbahaya dan bisa merusak susunan syaraf yang bisa merubah sebuah kepribadian seseorang menjadi semakin buruk.

Narkoba adalah sumber dari tindakan kriminalitas yang bisa merusak norma dan ketentramanmu. Menimbulkan dampak negative yang berpengaruh pada tubuh baik secara fisik maupun psikologis.

UU Narkotika mengartikan Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Narkotika dapat merusak kesehatan, seperti merusak jaringan syaraf, hati, ginjal dan sebagainya, juga menimbulkan dampak psikososial yang sangat merugikan baik bagi para penyalahgunanya, maupun bagi masyarakat pada umumnya, seperti dapat merusak hubungan kekeluargaan, menurunkan kemampuan belajar, ketidakmampuan untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, perubahan prilaku menjadi anti sosial, merosotnya produktivitas kerja, mempertingggi kecelakaan lalu lintas, kriminalitas, dan tindak kekerasan lainnya.

Narkoba di dalam semua agama tuhannya melanggar kepada umatnya untuk tidak memakai barang haram itu.Karena barang itu adalah barang yang di sukai oleh syetan. kemudian syetan itu membujuk manusia yang sedang mengalami masalah yang sangat berat.

Adapun sangsi hukumnya, bagi pengguna narkoba sepenuhnya menjadi wewenang hakim. Selain itu, Islam memandang narkoba merupakan barang yang sejak awal sudah diharamkan. Oleh karenanya pada kebutuhan medis, penggunaan narkoba dianggap tingkat darurat atau toleransi.

B. Saran

Bahwa berdasarkan hukum dan agama mempembolehkan narkotika dan Psikotropika digunakan untuk guna kepentingan medis karena kalau tidak menggunakan itu maka pasien akan mengalami kesakitan selain dari itu diharam karena dapat merusak tubuh dilihat dari hokum kesehatanya sendiri.

Pengawasan guna untuk agar penyalagunaan narkotika dan Psikotropika dapat di hindari selain pengawasan dari pihak berwajib juga diperlukan keaktif masyarakat untuk dapat mencegah pengedaran Narkotika karena kalau tidak diantisipasi yang akan terkena dapatkan adalah generasii muda yang masih Aktif dan produktif karena seusia ABG ini yang diincar para pengedaran Narkoba karena usia remaja adalah dimana pencari jati diri dan sangat muda untuk dihasut atau didoktir oleh para pengedaran Narkoba sinilah diperlu pesaran serta dari orang tua untuk memantau pergaulan anak remaja sekarang untuk mengantisipasi karena dapat merusak psikologis dari remaja itu dan Fisiologis dari anak remaja itu sendiri.

Berdasarkan makalah yang telah kami buat, kami menyarankan kepada pembaca agar :

a. Tidak mencoba bahkan mengkonsumsi barang haram tersebut karena dampak yang ditimbulkan oleh barang tersebut sangat berbahaya.

b. Menjauhi barang haram tersebut agar masa depan kita dan juga masa depan bangsa kita lebih terjaga.

Kami juga menyarankan kepada penulis lanjutan agar :

a. Turut serta untuk menjauhi barang haram tersebut untuk kebaikan kita dan kebaikan bangsa kita.

b. Terus berkarya untuk kemajuan bangsa ini.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, Mengenal Penyalahgunaan Narkoba,

Jakarta, 2007

Badan Narkotika Propinsi Sumatera Barat, Kebersamaan Memerangi Penyalahgunaan

dan Peredaran Gelap Narkoba, Padang. 2010

Kusno Adi. Diversi Sebagai Upaya Alternative Penanggulangan Tindak Pidana

Narkotika Oleh Anak, Umm Press, 2009.

Lydia Harlina Martono dan Satya Joewana. Pencagahan dan Penanggulangan

Penyalahgunaan Narkoba Berbasis Sekolah, Balai Pustaka, Jakarta. 2010

URGENSI_VONIS_REHABILITASI_TERHADAP_KORBAN_NAPZA_DI_INDONESIA.htm

http://donxsaturniev.blogspot.com/2008/08/teori-teori-pemidanaan.html

http:// ichadchemical.wordpress.com/2010/07/20/penggolongan-narkotika/

http:// www.canboyz.co.cc/2010/03/pengertian-narkotika-dan-jenis-jenisnya.html

http://ukmdfc.blogspot.com/2008/10/narkotika-dan-jenisnya.html

www.bnn.go.id/portal/index.php/suara_masyarakat/detail/4992Narkoba ditinjau dari Perspektif Hukum, Kodeki dan Agama.

2014

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

OLEH :

Riri Mulyanisa1310311004

Sri Ayu Rihana1310312040

Mutia S. Amanda 1310312082

Aryf Kurniawan 1310312062

Ummu Hani 1310312104

Tujuan

Penal

Non Penal

1