perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ringkasan tesis .../hubungan...hubungan partisipasi siswa...
TRANSCRIPT
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
RINGKASAN TESIS
HUBUNGAN PARTISIPASI SISWA DALAM PAKEM DAN KEMANDIRIAN
BELAJAR DENGAN KETUNTASAN BELAJAR IPS
( Studi Korelasi Pada SD N 1 Pejagoan
Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran 20102011 )
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Master Pendidikan
Pada Jurusan Teknologi Pendidikan Program Pasca Sarjana
Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta
Disusun Oleh
Muhamad Chamdani
NIM S810908537
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET SURAKARTA
2011
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Pada pendahuluan ini akan diuraikan latar belakang masalah identifikasi
masalah pembatasan masalah perumusan masalah tujuan penelitian dan manfaat
penelitian
A Latar Belakang Masalah
Suatu sistem pendidikan dikatakan berkualitas jika proses
pembelajarannya berlangsung secara menarik dan menantang sehingga peserta
didik dapat belajar sebanyak mungkin melalui proses belajar yang berkelanjutan
Proses pendidikan yang berkualitas akan membuahkan hasil pendidikan yang
berkualitas pula dan dengan demikian akan makin meningkatkan kualitas
kehidupan bangsa
Dalam pendidikan di sekolah ada alur yang searah dan sebanding antara
input pendidikan proses pembelajaran dan hasil belajar Proses pembelajaran
yang berkualitas adalah proses pembelajaran yang memberi perubahan atas input
menuju output yang lebih baik dari sebelumnya Karenanya pembenahan yang
menyeluruh dan sistematis perlu dilakukan terhadap input proses sehingga dapat
menjamin terciptanya kualitas hasil yang tinggi dan merata Dengan kualitas
pendidikan yang optimal diharapkan akan diperoleh manusia-manusia sebagai
sumber daya unggul yang dapat menguasai pengetahuan keterampilan dan
keahlian sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu dan teknologi Untuk
1
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
2
mewujudkan pendidikan yang berkualitas dan efisien perlu disusun dan
dilaksanakan program-program pendidikan nasional di tingkat pusat maupun
daerah dengan satuan pendidikan yang mampu membawa peserta didik belajar
secara berkelanjutan Radno Harsanto ( 200710 ) menjelaskan bahwa upaya
pengembangan kualitas pendidikan dapat dilakukan melalui tiga pendekatan
sekaligus yaitu pendekatan subtansi pendidikan pendekatan teknis pendidikan
dan pendekatan pengelolaan pendidikan
Peningkatan kualitas pendidikan ditentukan oleh terjadinya perubahan
tingkah laku yang perlu dicapai oleh peserta didik Proses pembelajaran yang
selama ini mengarah pada penguasaan hafalan konsep dan teori yang bersifat
abstrak terbukti kurang menarik minat dan motivasi peserta didik untuk belajar
sehingga prestasi belajar siswa selalu rendah Apa yang dipelajari di kelas
cenderung artifisial dan seolah-olah dipisahkan dari permasalahan lingkungan
yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari Akibatnya kegiatan pembelajaran yang
seharusnya berorientasi pada siswa terkalahkan oleh kegiatan yang didominasi
guru
Pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada intinya
berorientasi pada pendekatan konstruktivistik oleh karena itu pembelajaran aktif
kreatif efektif dan menyenangkan (PAKEM) merupakan salah satu pola
pembelajaran yang dikembangkan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten
Kebumen untuk diterapkan di Sekolah Dasar (SD)
PAKEM adalah kependekan dari Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan
Menyenangkan Prinsip-prinsip PAKEM adalah merupakan implementasi dari
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
3
perubahan paradigma pembelajaran saat ini Prestasi akademik bukanlah satu-
satunya tujuan pembelajaran Di dalam PAKEM diterapkan model pembelajaran
yang dapat membuat siswa aktif selama proses pembelajaran Dikemas dalam
suasana yang menyenangkan dan menghasilkan hasil yang sesuai dengan kondisi
riil di masyarakat Siswa diharapkan dapat menerapkannya secara kreatif ketika
menjumpai suatu permasalahan PAKEM bertujuan agar pola pikir siswa lebih
berkembang melatih siswa hidup mandiri serta ikut mendidik masyarakat untuk
lebih peduli terhadap pendidikan (Durari 200212)
Dalam proses pembelajaran sangatlah penting untuk menumbuhkan sifat
kemandirian siswa dalam belajarnya Siswa dibiasakan untuk memperoleh data
dan informasi dengan tanpa menggantungkan diri pada guru Siswa dapat
memperolehnya dari orang tua sesama siswa buku-buku dan sumber-sumber
lainnya Dalam proses pembelajaran kemandirian belajar sangat dibiasakan dan
dilatihkan dengan sejumlah instrumen pembelajarannya Harapan ke depan adalah
terciptanya out put siswa yang pandai untuk learn how to learn atau terciptanya
generasi yang dapat belajar dengan mandiri sehingga dapat memecahkan
masalah hidupnya dengan kreatif
Peningkatan mutu pendidikan di Sekolah Dasar sangat bergantung pada
kegiatan dan proses pembelajaran Proses pembelajaran harus berlangsung dengan
baik berdaya guna dan berhasil guna Peningkatan mutu pendidikan tidak terlepas
dari mutu proses pembelajaran setiap mata pelajaran yang diberikan di Sekolah
termasuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Keberhasilan
pembelajaran mata pelajaran IPS di wilayah Kebumen masih tergolong rendah
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
4
Hal ini berdasarkan data rata-rata nilai mata pelajaran di SD mata pelajaran IPS
menduduki paling rendah rata-ratanya diantara mata pelajaran yang dievaluasi
Untuk itu peningkatan mutu pembelajaran IPS merupakan hal yang sangat
penting dan perlu mendapat perhatian
Ketuntasan belajar merupakan acuan dimana seorang guru mengadakan
penilaian untuk mengetahui apakah materi yang sudah disampaikan dikuasai oleh
anak Untuk mencapai ketuntasan belajar guru membandingkan materi pokok
bahasan standar kompetensi kompetensi dasar tiap semester dengan materi yang
sudah dikuasai anak lewat kegiatan penilaian Pada pelaksanaan Kurikulum
Tingkst Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 ketuntasan belajar yang dikenal
dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) dibuat oleh masing-masing lembaga
pendidikan
Berdasarkan uraian di atas penelitian ini akan mengungkap partisipasi
siswa dalam pembelajaran PAKEM kemandirian belajar dengan ketuntasan
belajar IPS peneliti ingin lebih lanjut dan mendalam untuk mencari hubungan
ketiga variabel arah dan kuatnya hubungan tersebut Penelitian ini mengambil
judul ldquo Hubungan Partisipasi Siswa Dalam PAKEM dan Kemandirian belajar
dengan ketuntasan belajar IPS rdquo (Studi Korelasi pada SD N 1 Pejagoan
Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran 20102011)
B Pembatasan Masalah
Bertolak dari latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang
diuraikan di atas maka perlu adanya pembatasan masalah yang dimaksudkan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
5
untuk memperjelas permasalahan yang diteliti dan dicari jawabannya Agar
mendapatkan gambaran dan kerangka yang jelas mengenai lingkup penelitian ini
maka perlu kiranya diberikan batasan-batasan yang jelas menyangkut
permasalahan yang akan dikaji yakni ketuntasan belajar IPS bagi siswa SD di SD
N 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen serta kaitannya dengan faktor-faktor yang
mempengaruhinya
Untuk memperoleh hasil yang optimal dalam ketuntasan belajar IPS SD
faktor yang diduga mempunyai kedudukan yang strategis dan sangat penting
adalah (1) partisipasi siswa dalam PAKEM dan (2) kemandirian belajar
C Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini dirumuskan
sebagai berikut
1 Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS apabila ada
bagaimana bentuk dan kuatnya hubungan
2 Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar mata pelajaran IPS apabila ada bagaimana bentuk dan
kuatnya hubungan
3 Apakah terdapat hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar mata
pelajaran IPS apabila ada bagaimana bentuk dan kuatnya hubungan
4
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
6
D Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini dapat
dikemukakan sebagai berikut
1 Ingin mengetahui bentuk dan kuatnya sumbangan partisipasi siswa dalam
PAKEM dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS
2 Ingin mengetahui bentuk dan kuatnya sumbangan kemandirian belajar siswa
dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS
3 Ingin mengetahui bentuk dan kuatnya sumbangan partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar mata
pelajaran IPS
E Manfaat Penelitian
Hasil penelitian tentang hubungan partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS SD diharapkan membawa
manfaat secara teoritis bagi pengembangan dunia pendidikan khususnya teknologi
pembelajaran
Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan memberi informasi nyata
pada lembaga pendidikan dasar untuk menyusun strategi pengelolaan dan
pembinaan kepada guru kepala sekolah pengelola pendidikan dan pengambil
kebijakan untuk dapat mengevaluasi dengan dilaksanakannya penerapan
pendekatan Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAKEM)
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
7
BAB II
KAJIAN TEORI
A Landasan Teori
Pada landasan teori ini akan diuraikan teori-teori maupun konsep-konsep
yang relevan dengan penelitian Landasan teori akan dibahas berturut-turut
mengenai partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar dan ketuntasan
belajar mata pelajaran IPS Sekolah Dasar
1 Partisipasi siswa dalam PAKEM
a Pengertian PAKEM
Awal mula kata PAKEM dikembangkan dari istilah AJEL (Active Joyfull
and Effective Learning) Untuk pertama kali di Indonesia pada tahun 1999 dikenal
dengan istilah PEAM (Pembelajaran Efektif Aktif dan Menyenangkan) Namun
seiring dengan perkembangan MBS di Indonesia pada tahun 2002 istilah PEAM
diganti menjadi PAKEM yaitu kependekan dari Pembelajaran Aktif Kreatif
Efektif dan Menyenangkan
Namun demikian jika dicermati dalam model-model pelatihan PAKEM
landasan teori yang digunakan didalamnya pada hakekatnya adalah mengambil
dari teori-teori tentang active learning atau pembelajaran aktif
Pendekatan belajar siswa aktif sebenarnya sudah sejak lama
dikembangkan Konsep ini didasari pada keyakinan bahwa hakekat belajar adalah
proses membangun makna pemahaman oleh si pebelajar terhadap pengalaman
dan informasi yang disaring dengan persepsi pikiran (pengetahuan yang dimiliki)
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
8
dan perasaannya Dengan demikian siswalah yang harus aktif untuk mencari
informasi pengalaman maupun keterampilan dalam rangka membangun sebuah
makna dari hasil proses pembelajaran
Pengertian pembelajaran aktif sedikit membingungkan Hal tersebut
dikarenakan setiap orang memberikan pengertian yang berbeda-beda Terlebih
jika melihat hakekat belajar sebagaimana disebutkan di atas yaitu proses
membangun makna oleh pembelajar Jadi mustahil siswa dikatakan belajar tetapi
pasif sama sekali
Pembelajaran aktif adalah suatu istilah yang memayungi beberapa pendekatan
pembelajaran yang memfokuskan tanggung jawab proses pembelajaran pada si
pelajar Bowell dan Eison (1991) dalam
httpenwikipediaorgwikiactivelearninghtm mempopulerkan pendekatan ini
kedalam pembelajaran Istilah active learning ini sudah dikenal pada tahun 1980-an
Kemudian pada tahun 1990-an Association for the Study of Higher Education (ASHE)
memberikan laporan yang lebih lengkap tentang active learning Dalam laporannya
tersebut telah didiskusikan berbagai metode pembelajaran untuk memperkenalkan
active learning
Berikut pandangan dari para ahli mengenai bagaimana kegiatan siswa
dan lingkungan belajar active learning yang dipaparkan oleh Robertsj (2007)
dalam httpschoolwebmissouriedustoutlandelementaryactivelearninghtm
Silberman M menggambarkan saat belajar aktif para siswa melakukan
banyak kegiatan menggunakan otak untuk mempelajari ide-ide
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
9
memecahkan permasalahan dan menerapkan apa yang dipelajari Belajar
aktif adalah mempelajari dengan cepat menyenangkan penuh semangat dan
keterlibatan secara pribadi Untuk mempelajari sesuatu dengan baik harus
mendengar melihat menjawab pertanyaan dan mendiskusikannya dengan
orang lain Semua itu diperlukan oleh siswa untuk melakukan kegiatanndash
menggambarkannya sendiri mencontohkan mencoba keterampilan dan
melaksanakan tugas sesuai pengetahuan yang telah mereka miliki
Joel Wein (19971) mendefinisikan active learning adalah nama suatu
guru diubah menjadi seorang pelatih dan penolong di dalam proses itu
Akhirnya pada tahun 2004 sebagimana dikatakan oleh Mayer (2004)
dalam wikipedia di httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumnone
htm strategi seperti ldquoactive learningrdquo sudah berkembang luas hampir pada
semua kelompok teori yang mengenalkan tentang pembelajaran yang mana
siswa dapat menemukan sendiri Bruner pada tahun 1961 pernah
menjelaskan bahwa asalkan siswa sudah terlibat dalam proses pembelajaran
kemudian dapat mengingat informasi yang telah diberikan sebelumnya itu
sudah dikatakan siswa aktif Tetapi penjelasan itu ditentang oleh Mayer
(2004) Kirschner Sweller and Clark (2006) yang pada intinya mengatakan
bahwa siswa aktif tidak hanya sekedar hadir di kelas menghafalkan dan
akhirnya mengerjakan soal-soal di akhir pelajaran Siswa harus terlibat aktif
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
10
baik secara fisik maupun mental Siswa semestinya juga aktif melakukan
praktik dalam proses pembelajaran
Bonwell dan Eison (1991) dalam wikipedia di httpwikipediaorgwiki
activelearningcolumnonehtm memberikan beberapa contoh pembelajaran
aktif seperti pembelajaran berpasang-pasangan berdiskusi bermain peran
debat studi kasus telibat aktif dalam kerja kelompok atau membuat laporan
singkat dan sebagainya Disarankan agar guru menjadi pemandu sepanjang
tahap awal pembelajaran kemudian biarkan anak melakukan praktik
keterampilan baru kemudian memberikan informasi-informasi baru yang
belum diketahui siswa selama pembelajaran Disarankan penggunaan active
learning pada saat siswa telah mengenal materi sebelumnya dan telah
memiliki suatu pemahaman yang baik menyangkut materi sebelumnya
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa active learning
adalah suatu pendekatan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada
siswa untuk berperan lebih aktif dalam proses pembelajaran (mencari
informasi mengolah informasi dan menyimpulkannya untuk kemudian
diterapkan dipraktikkan) dengan menyediakan lingkungan belajar yang
membuat siswa tidak tertekan dan senang melaksanakan kegiatan belajar
b Pentingnya PAKEM
PAKEM dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus
menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya
mempertanyakan dan mengemukakan gagasan Belajar memang merupakan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
11
suatu proses aktif dari si siswa dalam membangun pengetahuannya bukan
pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan
Sehingga jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa
untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut bertentangan dengn
hakekat belajar (Soediono dkk 2003 34)
Istilah rdquomenyenangkanrdquo adalah suasana belajar mengajar yang
menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada
belajar sehingga waktu curah perhatiannya (time on task) tinggi Menurut
hasil penelitian tingginya waktu curah terbukti meningkatkan hasil belajar
Seperti dikatakan oleh Muhammad Rasyid Dimas bahwa memetik senar
kegembiraan pada anak akan memunculkan keriangan dan vitalitas dalam
jiwanya Hal ini juga akan menjadikan si anak selalu siap untuk menerima
perintah peringatan atau bimbingan apapun Menabur kegembiraan dan
keceriaan pada anak akan membuatnya mampu mengaktualisasikan
kemampuannya dalam bentuk yang sempurna (Tate Qomaruddin 200519)
Secara garis besar PAKEM digambarkan sebagai berikut
Belajar = proses aktif Anak dilahirkan memiliki
Membangun makna rasa ingin tahu
Pemahaman dari imajinasi
Informasi dan penga- M
laman oleh si pebelajar
Modal Kreativitas
Pembelajaran memiliki tujuan yang harus dicapai
Untuk keberlanjutan pembelajaran
Gambar 21
Hakekat belajar dengan menggunakan PAKE(Sumber Soediono Dkk 2003311)
A K
E
E
M
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
12
Pentingnya pembelajaran PAKEM merupakan inovasi pembelajaran yang harus
dilaksanakan oleh guru sebagai tanggung jawab profesional dalam pembelajaran
c Karakteristik PAKEM
Ciri-ciri PAKEM secara singkat digambarkan oleh Soediono dkk (2003
3-4) adalah sebagai berikut
1) Siswa terlibat langsung dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan
pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar
melalui berbuat (learning to do)
2) Guru menggunakan berbagai alat Bantu dan berbagai cara dalam
membangkitkan semangat termasuk menggunakan lingkungan sebagai
sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik menyenangkan
dan cocok bagi siswa
3) Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan ajar yang
lebih menarik dan menyediakan ldquopokok bacardquo
4) Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif
termasuk belajar kelompok
5) Guru mendorong siswa untuk menemukan cara sendiri dalam
pemecahan suatu masalah untuk mengungkapkan gagasannya dan
melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
13
d Model PAKEM
Gambaran PAKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi
selama kegiatan belajar mengajar Beberapa sarana atau perangkat model
belajar PAKEM sebagai berikut
Buletin Selamat Pagi Papan Absen Mandiri Uji Cakap Mandiri Papan
Jadwal Mandiri Kantong Peraga Mandiri Lembar Jawab Berkomik Kotak
Pas Mandiri Pohon Ilmu Dokter Matematika Kotak Permainan Buah Soal
Mandiri Media ldquo Tugasku Tanggung Jawabku rdquo Bimbingan Belajar
(Durari 200218-19)
Pembelajaran model PAKEM dengan berbagai media akan menuntut
siswa berpartisipasi aktif dalam proses kegiatan belajar Sebagaimana yang
dikemukakan oleh Jerrold E Kemp (1985 4) dalam contribution of media
to the learning process (kontribusi dari media pada proses belajar
1) Pengantar dari pengajaran dapat menjadi lebih standar setiap siswa
melihat dan mendengar sebuah presentasi media
2) Pengajaran dapat menjadi lebih menarik dengan media pengajaran
3) Belajar menjadi lebih interaktif dengan media pengajaran
4) Efisiensi waktu dengan memanfaatkan media dalam pembelajaran
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru telah menerapkan
pola-pola pembelajaran yang mengaktifkan siswa khususnya di sekolah
dasar diantaranya cara belajar siswa akif (CBSA) Pola ini diterapkan di
Kabupaten Kebumen CBSA mengubah paradigma lama seorang guru dalam
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
14
menyampaikan pelajaran aktif murid cenderung pasif Dalam
pelaksanaannya di lapangan CBSA sangat dianjurkan dan terkesan
dipaksakan padahal tidak semua Sekolah Dasar (SD) mempunyai
kemampuan yang sama guru siswa sarana maupun prasarana CBSA
menuntut siswa untuk aktif terlibat penuh dalam kegiatan belajar mengajar
dari awal sampai akhir pembelajaran dengan perangkat lembar kerja
Beberapa tahun pola CBSA dilaksanakan tapi kurang membawa perubahan
yang berarti Siswa mengalami kejenuhan karena dituntut selalu aktif
Menjenuhkan jiwa anak yang masih suka bermain sambil belajar atau belajar
sambil bermain Pola CBSA dilaksanakan guru dan murid selalu berada
dalam satu tempat satu waktu dan situasi yang sama Kegiatan belajar
mengajar seringkali terhambat atau tidak berjalan karena guru sebagai
fasilitator tidak berada di arena belajar Hal ini mungkin guru masih dalam
perjalanan menuju ke sekolah atau guru berhalangan hadir ke sekolah
karena sakit atau karena kepentingan lain Maka kegiatan belajar mengajar
mengalami hambatan yang akhirnya CBSA tidak dapat terlaksana dengan
baik
Dalam kondisi seperti tersebut di atas diperlukan model pembelajaran
yang efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa
Bruce Joyce dan Marsha Weil (2003 11-21) mengelompokkan model-
model pembelajaran ke dalam empat kategori yaitu
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
15
a) Kelompok model sosial atau the social family meliputi partners in
learning investigasi kelompok (group investigation) bermain peran
(role playing) dan penelitian yurisprudential (jurisprudential inquiry)
b) Kelompok model pengolahan informasi atau the information-processing
family meliputi model berpikir induktif (inductive thinking)
pencapaian konsep (concept attainment) memorisasi (memorics)
pemandu awal (advance organizers) latihan penelitian (inquiry
training) pengembangan intelek (scientific inquiry) dan synectics
c) Kelompok model personal atau the personal family meliputi
pengajaran tanpa arahan (nondirective teaching) dan ananching self-
esteem
d) Kelompok model system perilaku atau the behavior system family
meliputi belajar tuntas (mastery learning) pembelajaran langsung
(direct instruction) simulasi (simulation) belajar sosial (social
learning) dan programmed schedule
Salah satu model pembelajaran yang memerlukan kemandirian siswa
adalah model pembelajaran self directed learning (SDL) atau belajar
dipimpin oleh diri sendiri Menurut Leonard Nadler dan Zeace Nadler (2003
4) mendefinisikan SDL sebagai berikut
Self directed learning is a training design in which trainees master
packages of predetermined material at their own pace whithout the aid of
an instructor
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
16
Model pembelajaran self directed learning (SDL) adalah sebuah
rancangan dalam pembelajaran yang dalam belajar dilatih oleh paket
mengajarguru yang ditentukan oleh material langkah siswa sendiri tanpa
pertolongan dari pembimbing
2 Kemandirian Belajar
a Pengertian Belajar Mandiri dan Kemandirian Belajar
Konsep Belajar Mandiri (Self-directed Learning) sebenarnya berakar
dari konsep pendidikan orang dewasa Namun demikian berdasarkan
beberapa penelitian yang dilakukan oleh para ahli seperti Garrison tahun
1997 Schilleref tahun 2001 dan Scheidet tahun 2003 ternyata belajar
mandiri juga cocok untuk semua tingkatan usia Dengan kata lain belajar
mandiri sesuai untuk semua jenjang sekolah baik untuk sekolah menengah
maupun sekolah dasar dalam rangka meningkatkan prestasi dan kemampuan
siswa (httpwwwnwrelorg planningreportsself-directindexphp)
Haris Mujiman (2005 1) mencoba memberikan pengertian belajar
mandiri dengan lebih lengkap Menurutnya belajar mandiri adalah kegiatan
belajar aktif yang di dorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu
kompetensi guna mengatasi suatu masalah dan dibangun dengan bekal
pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki Pencapaian kompetensi sebagai
tujuan belajar dan cara penyampaiannya baik penetapan waktu belajar
tempat belajar irama belajar tempo belajar cara belajar maupun evaluasi
belajar dilakukan oleh siswa sendiri Disini belajar mandiri lebih dimaknai
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
17
sebagai usaha siswa untuk melakukan kegiatan belajar yang didasari niatnya
untuk menguasai suatu kompetensi tertentu
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dan beberapa pertimbangan di
atas maka belajar mandiri dapat diartikan sebagai usaha individu untuk
melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang
lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai sesuatu materi dan
atau kompetensi tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan
masalah yang dijumpainya di dunia nyata
Self-directed Learning adalah kegiatan belajar mandiri sedangkan orang
yang melakukan belajar mandiri sering disebut siswa mandiri (self-directed
Learners) Mardziah Hayati Abdullah (20012) mengatakan self-directed
Learners adalah sebagai ldquopara manajer dan pemilik tanggung jawab dari
proses pembelajaran yang mereka lakukan sendirirdquo Individu seperti itu
mempunyai keterampilan untuk mengakses dan memproses informasi yang
mereka perlukan untuk suatu tujuan tertentu Dalam belajar mandiri
mengintegrasikan self-management (manajemen konteks termasuk latar
belakang sosial menentukan sumber daya dan tindakan) dengan yang self-
monitoring (proses siswa dalam memonitor mengevaluasi dan mengatur
strategi belajarnya)
Belajar mandiri dan siswa mandiri seperti sekeping mata uang yang
mempunyai dua muka yang berbeda tetapi merupakan satu kesatuan yang
mempunyai suatu fungsi yang saling mendukung Lebih jelasnya persamaan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
18
dan perbedaan antara belajar mandiri dengan siswa mandiri digambarkan
dalam bagan sebagai berikut
Gambar 22
Pendekatan personal Responbility Orientation (PRO)
(Sumber Roger Hiemstra 199825)
Belajar mandiri (self-directed learning) yang ada di sisi sebelah kiri dari
pendekatan mengacu pada karakteristik proses belajar mengajar atau apa
yang dikenal sebagai faktor eksternal dari si siswa Disini mengacu pada
bagaimana proses pembelajaran itu dilaksanakan Siswa mandiri (self-
direction Learners) yang ada di sebelah kanan dari pendekatan mengacu
pada individu yang melakukan kegiatan belajar Termasuk di dalamnya yaitu
karakteristik kepribadian siswa atau sering kita sebut faktor internal dari
individu yang bersangkutan Jika kedua hal tersebut (self-directed learning
dan self-direction Learners) dapat tercipta dalam proses pembelajaran maka
individu dapat memiliki kemandirian dalam belajar (self-direction in
learning)
Dengan demikian kemandirian belajar (self-direction in learning) dapat
diartikan sebagai sifat dan sikap serta kemampuan yang dimiliki siswa untuk
melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
19
lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai suatu kompetensi
tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan masalah yang
dijumpainya di dunia nyata
Burt Sisco dalam Hiemstra (19988) membuat sebuah pendekatan yang
membantu individu untuk menjadi lebih mandiri dalam belajar Menurut
Sisco ada enam langkah kegiatan untuk membantu individu menjadi lebih
mandiri dalam belajar yaitu (1) preplanning (aktivitas sebelum proses
pembelajaran) (2) menciptakan lingkungan belajar yang positif (3)
mengembangkan rencana pembelajaran (4) mengidentifikasi aktivitas
pembelajaran yang sesuai (5) melaksanakan kegiatan pembelajaran dan
monitoring dan (6) mengevaluasi hasil pembelajaran individu
Menurut Haris Mudjiman (2005 120) belajar mandiri memiliki tiga
tahap pelaksanaan yaitu tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran
dan tahap refleksi Sehingga keterampilan-keterampilan yang diperlukan
untuk belajar mandiri adalah keterampilan yang diperlukan untuk
mengerjakan setiap tahap belajar mandiri
Pada tahap pengembangan motivasi keterampilan yang perlu dikuasai
adalah keterampilan menumbuhkan self-motivation Untuk dapat
menumbuhkan self-motivation diperlukan beberapa keterampilan seperti
(1) Kemampuan mengetahui detail dari kegiatan (2) kemampuan
menganalisis dan menyimpulkan bahwa kegiatan sesuai dengan kebutuhan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
20
dan terjangkau (3) kemampuan menikmati pengalaman belajar (4)
kemampuan melakukan penilaian secara objektif
Pada tahap pembelajaran keterampilan yang perlu dikuasai adalah
keterampilan dasar penelitian yang meliputi (1) Keterampilan merumuskan
masalah (2) keterampilan menetapkan tujuan belajar (3) keterampilan
menetapkan strategi (4) keterampilan menetapkan jenis informasi yang di
perlukan (5) keterampilan mengidentifikasi sumber informasi (6)
keterampilan mencari informasi (7) keterampilan menganalisis informasi
(8) Keterampilan merumuskan hasil analisisnya (9) keterampilan
mengkomunikasikan hasil belajarnya (10) kemampuan menilai pada
kegiatan akhir belajar
Pada tahap refleksi keterampilan yang diperlukan antara lain (1)
kemampuan menentukan kebenaran dan kesalahan (2) kemampuan
menerima kesalahan sebagai sesuatu yang wajar (3) kemampuan
menggunakan kesalahan untuk perbaikan (4) kemampuan menerima
keberhasilan bukan untuk kebanggaan namun sebagai kenyataan untuk
dipahami untuk ditingkatkan pada proses berikutnya
Seluruh keterampilan di atas harus ditumbuhkan oleh guru dalam proses
pembelajaran dengan melakukan berbagai strategi pembelajaran yang
memungkinkan untuk berkembangnya seluruh keterampilan di atas
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
21
3 Mata Pelajaran IPS Sekolah Dasar
a Pengertian IPS
Ilmu pengetahuan sosial sebagaimana diberikan oleh The NCSS
(National Council for the Social Studies) Board of Diractors menyatakan
Social studies is the integrated study of the social sciences and humanities
to promote civics competence Within the school program social studies
provides coordinated systematic study drawing upon such disciplines as
anthropology archeology economics geography psychology religion
and sociology as well as appropriate content from the humanities
mathematics and the natural sciences The primary purpose of the social
studies is to help young people develop the ability to make informed and
reasoned decision for the public good as citizens of a culturally diverse
democratic society in an interdependent world ( NCSS Board of Direktors
1993213)
Ilmu pengetahuan sosial merupakan program pendidikan yang memiliki
bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniti yang
diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan
pendidikan (Muhamad Nursquoman Soemantri 19951)
Menurut kurikulum pendidikan dasar 2004 IPS adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari kenyataan sosial dalam kehidupan yang didasarkan pada
kajian geografi ekonomi sosiologi antropologi tata negara dan sejarah
Melalui mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar para siswa diharapkan
dapat memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep-konsep dasar ilmu
sosial dan humaniti memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah
sosial di lingkungannya serta memiliki keterampilan mengkaji dan
memecahkan masalah sosial Melalui mata pelajaran IPS diharapkan para
siswa dapat terbina menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
22
b Materi IPS SD
Materi pendidikan IPS di SD sebagaimana dikatakan oleh Saidihardjo
(1997 4) adalah Pendidikan IPS untuk pendidikan dasar dan menengah
sumber bahannya adalah disiplin ilmu-ilmu sosial seperti yang disajikan
pada tingkat universitas Hanya karena pertimbangan tingkat kecerdasan
kematangan jiwa peserta didik maka bahan pendidikannya disederhanakan
diseleksi diadaptasi dan dimodifikasi untuk tujuan institusional pendidikan
dasar dan menengah
Menurut Zamroni (2003 5) bahwa IPS adalah ilmu yang mempelajari
apa yang terjadi disekitar kita baik seorang individu maupun sebagai warga
kelompok masyarakat Karena berkaitan dengan rdquokitardquo maka kajian IPS
harus realistis IPS baru perlu dirumuskan suatu kajian perilaku manusia
yang berkaitan dengan berbagai latar belakang yang melingkupinya secara
objektif rasional dan realistis
Menurut Saidihardjo (2003 3) IPS untuk pendidikan dasar yaitu hasil
penyederhanaan adaptasi seleksi dan modifikasi dari konsep dasar ilmu-
ilmu sosial yang disusun secara sistematis dan pedagogis untuk tujuan
pendidikan dasar dan menengah dalam rangka mewujudkan tujuan nasional
yang berdasarkan Pancasila Menurut Colin Marsh (1991 10) rdquosocial studies
is the study of people as social beings as they have existed and interacted
with each other and the environment in the time and placerdquo Ilmu sosial
adalah ilmu tentang manusia dan interaksi antar mereka antara yang satu
dengan yang lain dan lingkungan waktu mereka berada dan tempat Ilmu
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
23
pengetahuan Sosial adalah program pendidikan yang mengintegrasikan
secara interdisipliner konsep-konsep ilmu sosial dan humaniora (Suwarso
dkk 2007 1)
c Tujuan IPS
Tujuan utama IPS adalah membantu para siswa untuk berpikir kritis atau
rdquocritical thinkingrdquo agar mampu mengambil keputusan secara rasional dengan
dasar informasi yang cukup Dalam kaitannya dengan masalah sosial yang
hasilnya tidak hanya untuk pribadi keluarga tetapi juga berguna bagi
masyarakat bangsa dan negara Menurut Saidihardjo tujuan IPS adalah agar
siswa memahami dan menghargai nilai norma dan budaya suatu masyarakat
setempat dan memupuk kesadaran siswa terhadap hak dan kewajiban Orang
yang berpikir kreatif diharapkan lebih cepat menemukan pemecahan masalah
baru terhadap problem yang dihadapi (Noeng Muhadjir 2001 56) Dengan
belajar IPS diharapkan siswa memiliki kemampuan analisis sosial yakni
mampu mendeteksi dan mempunyai pemahaman tentang perasaan motif dan
kepribadian orang lain
4 Ketuntasan Belajar
a Pengertian Belajar Tuntas
Belajar tuntas (Mastery learning) adalah suatu sistem belajar yang
mengharapkan sebagian besar siswa dapat menguasai tujuan instruksional
dari satuan atau unit-unit pelajaran secara tuntas Achdiat dkk (2000)
menjelaskan bahwa maksud utama belajar tuntas adalah memungkinkan 75
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
24
sampai 90 siswa untuk mencapai hasil belajar yang sama tingginya
dengan kelompok terpandai dalam pengajaran klasikal Dengan demikian
makna belajar tuntas adalah meningkatkan efisiensi belajar meningkatkan
minat belajar meningkatkan kemandirian belajar dan meningkatkan sikap
siswa yang positif terhadap bahan pelajaran yang dipelajarinya melalui
metode belajar pada kesatuan kelas Pada belajar tuntas siswa harus
mencapai suatu tingkat penguasaan tertentu terhadap tujuan instruksional
dari satuan pembelajaran tertentu sebelum melanjutkan kesatuan
pembelajaran berikutnya
Carroll (dalam Winkel 2000) mengembangkan suatu model belajar
yang antara lain bertitik tolak pada kemampuan intelektual siswa sebagai
indikasi untuk belajar menurut kecepatan tertentu bukan untuk indikasi
tingkat keberhasilan belajar yang dapat dicapai oleh siswa Senada dengan
pendapat Carroll James H Black (Dalam Warji R 1983) mengatakan bahwa
setiap siswa dapat menguasai bahan atau materi pelajaran tetapi waktu yang
ditentukan tidak sama Jika dikaitkan pendapat Carroll dan Black maka
tampak ada kesamaan pendapat yaitu untuk menguasai atau tuntas suatu
bahan pelajaran diperlukan waktu yang berbeda-beda bagi setiap siswa
Apabila siswa disediakan cukup waktu dan diberi pelayanan yang tepat yang
meliputi kesempatan belajar kualitas pembelajaran maka setiap siswa akan
mampu menguasai bahan pelajaran yang diberikan
Sistem belajar tuntas telah terintegrasi dalam kurikulum yang
dinyatakan bahwa jika ge 85 dari jumlah siswa menguasai le 75 tujuan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
25
yang disajikan maka diadakan pengayaan dan jika belum menguasai tujuan
yang disajikan maka diadakan perbaikan Menurut Bloom dalam buku
Mastery Learning (Siswoyo 198121) berpendapat bahwa
ldquo Mastery learning dipandang sebagai kemampuan siswa untuk menyerap
inti dan pengajaran yang telah diberikan kepadanya ke dalam suatu
keseluruhanrdquo
Amparo S Lardizibal (2000 179) mengemukakan ldquomastery learning
as a strategy for optimizing learning considers the individual capacity and
need of the learnerrdquo Mastery learning sebagai sebuah strategi untuk harapan
yang lebih baik dalam pembelajaran kapasitas individu dan kebutuhan
pembelajaran
Dari beberapa pengertian mastery learning dapat disimpulkan akan
belajar tuntas yakni belajar tuntas adalah suatu kegiatan pembelajaran yang
mengarahkan seluruh kemampuan agar materi pelajaran dapat dikuasai siswa
secara penuh dalam waktu tertentu
b Prinsip Belajar Tuntas
Dasar prinsip dari mastery learning menurut Amparo S Lardizabal
(2000 180) adalah 1) Unit belajar dipecah dalam komponen tingkah
lakusikap atau tugas-tugas 2) Tugas pembelajaran menjadi suatu rangkaian
yang pantas 3) Frekuensi diagnosa dan peningkatan dari format evaluasi
diberikan pada apa yang diajarkan 4) Perbaikan yang pantas diberikan untuk
mengatasi kelompok atau individu yang dinyatakan lemah melalui tes
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
26
formatif 5) Siswa diberikan cukup waktu untuk memperoleh penguasaan 6)
Tugas belajar tuntas didasari pada basis standar faktor penentu yang
dikriteriakan
Menurut Siswoyo (1981 3) faktor yang lebih prinsip dalam strategi
mastery learning adalah pengembangan prosedur-prosedur umpan balik dan
korektif (feed back and corrective procedures) pada berbagai taraf atau
bagian dari proses belajar Untuk umpan balik dapat dipakai lembaran kerja
ulangan-ulangan pekerjaan rumah (PR) test formatif dan sebagainya
Test-test semacam itu dimaksudkan untuk menentukan apa yang telah
dikuasai setiap siswa dalam satuan pelajaran bab atau bagian dari mata
pelajaran tertentu dan apa yang masih perlu dipelajarinya
c Kriteria Belajar Tuntas
Ketuntasan belajar merupakan target keberhasilan dari kegiatan belajar
mengajar Apakah materi yang disampaikan sampai berapa jauh dikuasai
oleh siswa Penilaian Acuan Patokan yang dipakai untuk mengukur
ketuntasan belajar sebagaimana dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM)
yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional tahun 2001
mentarget 75 daya serap materi yang disampaikan pada siswa
dalam kurikulum nasional
Semenjak penerapan kurikulum 2006 mulai tahun ajaran 20072008
khususnya di Sekolah Dasar (SD) dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) ketuntasan belajar dibuat oleh masing-masing lembaga
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
27
pendidikan dengan memperhatikan tingkat kesukaran daya dukung sarana
dan prasarana Ketuntasan belajar ini disebut Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) dan dibuat setiap indikator Untuk dapat mengetahui ketuntasan
belajar siswa tinggal membandingkan hasil ulangan atau test dengan standar
KKM yang dibuat Apabila nilai di bawah standar KKM maka siswa tersebut
belum tuntas apabila sama atau lebih tinggi dari standar KKM maka siswa
tersebut dinyatakan sudah mencapai tuntas dalam belajar
B Penelitian Yang Relevan
Banyak penelitian terdahulu yang relevan berkaitan dengan strategi
pembelajaran kemandirian belajar dan prestasi belajar variabel-variabel yang
diteliti dalam penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Kirno Suwanto pada tahun 2006 sistem pembelajaran sebagai upaya
meningkatkan kemandirian belajar siswa di SDIT Nur Hidayah menunjukkan
hubungan yang positif antara pembelajaran dengan kemandirian belajar Dwi
Atmojo pada tahun 2002 topik penelitian pengaruh penggunaan strategi
pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar
menunjukkan pengaruh yang positif penggunaan strategi pembelajaran kooperatif
dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Sukardi dan Anton Sukarno pada
tahun 2001 dengan topik kemampuan profesional guru SD (Studi Korelasi antara
Pengalaman Pendidikan dan sikap Profesional Guru) menunjukkan hubungan
yang positif dan signifikan Nurhilal pada tahun 2008 dengan topik penelitian
hubungan partisipasi siswa dalam PAKEM dan motivasi belajar dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
28
ketuntasan belajar IPA SD di Karanganyar Purbalingga menunjukkan adanya
hubungan yang signifikan antara pembelajaran PAKEM dan motivasi belajar
dengan ketuntasan belajar IPA di SD
Dari beberapa penelitian di atas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian untuk mencari hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar khususnya pada mata pelajaran
IPS
C Kerangka Berfikir
Berdasar latar belakang masalah kajian teori dan penelitian-penelitian
yang relevan maka dapat disusun kerangka berpikir sebagai berikut
1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan
belajar mata pelajaran IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang
menekankan siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat yang
sudah dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang
Dengan rasa senang pada diri siswa akan memudahkan untuk menerima
materi pelajaran sehinggga anak dapat menguasai keterampilan baik kognitif
afektif dan psikomotor yang diharapkan sehingga pada akhirnya ketuntasan
belajar yang ditargetkan akan dapat tercapai
Guru dan proses pembelajaran merupakan dua hal yang memiliki
keterkaitan sangat erat dan mutlak Artinya guru akan lebih memiliki makna
secara edukatif jika guru itu mampu melakukan proses pembelajaran yang
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
29
baik tepat akurat serta relevan dengan fungsi dan prinsip pendidikan Untuk
mewujudkan idealisme pendidikan itu tidak cukup diimbangi dengan
pembelajaran yang efektif melainkan perlu pembelajaran yang efisien
Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu menambah
wacana atau khasanah pengetahuan baru bagi siswa Sedangkan pembelajaran
yang efisien adalah pembelajaran di samping dapat menambah pengetahuan
atau informasi baru bagi siswa pembelajaran itu menyenangkan dan
menggairahkan siswa selama proses pembelajaran
2 Hubungan antara kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar mata
pelajaran IPS
Kemandirian belajar siswa dapat dilihat dari kemampuannya dalam
melaksanakan tiga kegiatan belajar yaitu (1) kemampuan untuk memotivasi
diri (2) kemampuan teknis dalam melakukan kegiatan belajar mandiri dan
(3) kemampuannya dalam merefleksi kegiatan belajar yanag telah
dilakukannya dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian siswa untuk
belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara Dengan kemandirian belajar
yang telah dimilikinya akan mendorong siswa untuk melakukan sesuatu
dengan penuh kesadaran dan keberartian Siswa menyadari bahwa kebutuhan
belajar penting untuk dirinya sendiri bukan untuk kepentingan orang lain
Dalam konteks pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
dan atau Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tidak
hanya menuntut guru untuk melakukan inovasi pembelajaran melainkan juga
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
30
menuntut siswa untuk melakukan cara belajar siswa aktif (CBSA) Dengan
CBSA dituntut siswa memiliki motivasi belajar yang optimal sehingga dapat
menumbuhkan kemandirian belajar siswa
3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar
dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan suatu cara pembelajaran
yang menuntut siswa aktif dan adanya rasa senang sehingga siswa tidak
merasa bosan untuk belajar Dengan berbagai media peraga perangkat dan
lain-lain Hal ini dapat menimbulkan kesenangan belajar siswa
Di samping partisipasi siswa dalam PAKEM tidak kalah pentingnya
kemandirian belajar yang mendorong siswa untuk mengembangkan motivasi
pembelajaran dan refleksi yang diperlukan untuk melakukan keterampilan-
keterampilan yang diperlukan untuk melakukan sesuatu kegiatan belajar
secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya
sendiri untuk menguasai sesuatu kompetensi tertentu Dalam kegiatan
pembelajaran seorang guru senantiasa berupaya agar materi yang disampaikan
atau dipelajari dapat dikuasai siswa secara optimal Untuk itu partisipasi
siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar merupakan dua faktor yang
diduga secara bersama-sama memiliki hubungan positif dengan ketuntasan
belajar mata pelajaran IPS SD
Salah satu persyaratan yang penting dalam melaksanakan
pembelajaran adalah kemampuan guru menjalankan suatu proses
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
31
pembelajaran yang bermakna bagi semua siswa Acuan proses pembelajaran
bukan saja harus melihat pada kondisi kini namun juga pada masa yang akan
datang bagi siswa usia pendidikan dasar Pembelajaran yang diberikan perlu
disesuaikan pada taraf perkembangan tingkat pertisipasi dan kemandirian
belajarnya
D Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dalam penelitian ini peneliti
mengajukan hipotesis sebagai berikut
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar IPS
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
1 Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Pejagoan
UPT Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kecamatan Pejagoan Kabupaten
Kebumen
2 Waktu Penelitian
Penelitian ini membutuhkan waktu penyelesaian selama kurang lebih 10
bulan dimulai dari observasi awal penyusunan proposal penyusunan
instrumen uji coba alat ukur pelaksanaan penelitian sampai pengolahan data
dan penyusunan laporan
A Metode Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian di atas metode penelitian yang digunakan
adalah deskriptif korelasional yaitu suatu peneltian yang bertujuan mendeteksi
seberapa jauh variasi-variasi suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada
satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefesien korelasi (Suryabrata 1981
24) Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Variabel Bebas (Variabel Prediktor)
a Partisipasi Siswa Dalam PAKEM (X1)
b Kemandirian Belajar IPS (X2)
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
33
2 Variabel Terikat (Variabel Respons)
- Ketuntasan Belajar IPS (Y)
Populasi dan Sampel
Populasi adalah sekelompok individu yang akan diteliti atau diselidiki
dalam suatu penelitian (Sugiyono 1997) Populasi dalam penelitian ini adalah
siswa SDN 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen yang berjumlah 220 siswa
Sampel adalah bagian dari populasi sampel yang dipakai itu diteliti agar
dapat mewakili jumlah populasi Apabila jumlah populasi kurang dari 100
sebaiknya diambil semua sebagai sampel sehingga penelitiannya bersifat total
Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil 10-15 atau
lebih besar dari itu (Arikunto 1996) Sejalan dengan hal tersebut populasi dalam
penelitian ini berjumlah 220 yaing terdiri dari tingkatan kelas 1 sampai kelas VI
Sampel diambil siswa kelas V yang berjumlah 40 siswa
Sampling adalah teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel
Adapun teknik sampling ada 2 macam yaitu teknik non random sampling dan
teknik random sampling Dalam penelitian ini digunakan teknik cluster random
sampling atau area sampling artinya pengambilan sampel yang didasarkan atas
ciori-ciri kelompok tertentu atau sifat tertentu yang ada pada tingkat kelas dan
dengan memberi kebebasan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk
menjadi anggota sampel dengan cara mengundi kelas yang diambil sebagai
sampel penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
34
B Teknik Pengumpulan Data
1 Angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan Kemandirian belajar
Angket partisipasi siswa dalam PAKEM terdiri dari 50 item Data untuk
kemandirian belajar IPS diperoleh melalui angket Angket partisipasi siswa
dalam PAKEM sebanyak 50 item dan angket kemandirian belajar sebanyak
50 item dan Tes ketuntasan belajar IPS sebanyak 50 item
Validitas ietem angket digunakan korelasi Product Moment dari
Pearson sedang reliabilitas item angket digunakan Alpha Cronbach
2 Metode Test
Metode test digunakan untuk mengetahui nilai ketuntasan belajar IPS
berdasarkan kisi-kisi pemberian skor terhadap tes kompetensi belajar IPS
E Teknik Analisis Data
Untuk menguji hipotesis (1) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan ketuntasan belajar IPSrdquo
dan hipotesis (2) yang berbunyi ldquoada hungan positif yang signifikan antara
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan teknik analisis
regresi dan korelasi sederhana atau sering disebut korelasi Product Moment
Untuk menguji hipotesis (3) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang signifikan
antara PAKEM dan kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan
teknik analisis regresi linier
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
35
F Hipotesis Statistik
Dalam penelitian ini hipotesis statistik adalah sebagai berikut
1 Hipotesis (1)
a Ho ry 1 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 1 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
2 Hipotesis (2)
a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian
belajar dengan ketuntasan belajar IPS
3 Hipotesis (3)
a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kemandirian belajar dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar
dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Skor Partisipasi Siswa dalam PAKEM
Data partisipasi siswa dalam PAKEM secara keseluruhan memiliki
rentangan (range) 45 dengan skor terendah 91 dan skor tertinggi 136 Data
partisipasi siswa dalam PAKEM mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar
1132 modus sebesar 91 median sebesar 114 varians sebesar 21616 dan
simpangan baku standar deviasi) sebesar 147 (nilai-nilai statistik ini
perhitungannya dilakukan dengan komputer dengan program SPSS versi 15
1 Skor Kemandirian Belajar
Data skor kemandirian belajar siswa secara keseluruhan memiliki
rentangan (range) 40 dengan skor terendah 92 dan skor tertinggi 132
Kemandirian belajar mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 1126 modus
sebesar 95 median sebesar 1135 varians sebesar 2276 dan simpangan baku
(standar deviasi) sebesar 151 (nilai-nilai statistik ini perhitungannya
dilakukan dengan komputer program SPSS versi 15
3 Ketuntasan belajar IPS
Data ketuntasan belajar IPS siswa yang memiliki secara keseluruhan
memiliki rentangan (range) 48 dengan skor terendah 50 dan skor tertinggi
98 Ketuntasan belajar IPS siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
37
rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians
sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai
statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS
A Pengujian Persyaratan Analisis
1 Uji Normalitas Data
a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada
lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi
sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa
data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang
berdistribusi normal
b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100
lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data
kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi
normal
c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
38
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov
Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance
sebesar 0808 lebih besar dari α (005)
2 Uji Linieritas
Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier
Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x
2 tabel
dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13
diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan
demikian model regresi adalah model linier
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan
skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS
Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi
Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai
dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44
Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis
Pengujian rhitung rtabel Keterangan
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0616 0312 Signifikan
Hubungan kemandirian
belajar siswa dalam
0677 0312 Signifikan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
39
PAKEM dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran
IPS
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0731 0312 Signifikan
F hitung = 21290
F tabel = 323
Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis
pada akhir Bab II adalah sebagai berikut
1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar
pada mata pelajaran IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi
(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat
diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika
semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
40
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil
perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf
signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat
dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo
sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
41
Coefficientsa
4545 11160 407 686
267 108 338 2467 018
368 105 482 3519 001
(Constant)
x1
x2
Model
1
B Std Error
Unstandardized
Coeff icients
Beta
Standardized
Coeff icients
t Sig
Dependent Variable ya
(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS
Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi
siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar
IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut
Tabel 45
Hasil Analisis Regresi Linier
Coefficients a
Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS
Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai
berikut
Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2
Interpretasi persamaan tersebut adalah
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
42
a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar
4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bernilai nol
b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa
kemandirian belajar bernilai konstan
b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar
siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan
Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan
sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar
42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar
58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari
sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini
menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
43
akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar
225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan
meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31
Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan
memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan
belajar IPS
B Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi
sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan
pembahasan sebagai berikut
Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan
taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat
dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa
dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang
berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat
student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan
menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
44
dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa
siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa
senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh
Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut
bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan
oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan
pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan
bentuk yang sempurna
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan
siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah
dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi
siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia
pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian
belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel
dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung
gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini
dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
45
siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan
yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan
kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan
prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan
kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha
meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha
belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)
bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab
dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa
yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki
tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap
refleksi
Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental
sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi
mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa
remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh
anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh
karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan
kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian
belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar
mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat
diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
46
lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan
pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal
Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu
yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya
bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi
dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang
afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan
belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong
seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni
belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi
pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya
Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi
tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha
untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa
dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam
kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin
kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai
Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa
senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki
banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi
tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester
kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
47
dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang
dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias
memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir
keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi
siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan
tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti
jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena
terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki
kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi
yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan
guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar
Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan
dalam proses belajar
Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa
PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan
dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel
0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian
belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang
menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
48
karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau
bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal
ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di
sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama
memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS
C Keterbatasan Penelitian
Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini
penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan
rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut
Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar
menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka
alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu
sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-
jujurnya
Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya
menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada
secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan
ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah
mencakup materi yang luas
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
49
Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi
proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian
belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek
penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat
sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil
penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
50
BAB V
KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat
disimpulkan bahwa
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan
analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini
berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan
arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan
(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar
siswa
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa
dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis
korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti
bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan
kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
51
mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif
ketuntasan hasil belajar siswa
3 Ketuntasan belajar IPS
Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan
yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa
hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi
pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti
proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan
kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar
IPS
B Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif
dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi
kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik
Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia
menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
52
metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang
diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna
oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu
penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan
antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab
demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan
simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan
antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)
contextual teaching learning (CTL) Jigsaw
Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi
akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang
disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki
hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS
Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model
pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan
menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan
hasil belajarnya
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
53
C Saran
1 Bagi Guru
Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan
materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan
lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan
pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan
belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya
meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar
karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan
prestasi dan ketuntasan belajarnya
2 Bagi siswa
Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar
Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus
menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar
IPS yang diharapkan
3 Bagi Sekolah
Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan
nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan
mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka
mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
54
prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan
tercapainya tujuan bersama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
55
Daftar Pustaka
Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery
Learning Jakarta Depdikbud
Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City
Phoenix Publishing House Inc
Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia
Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja
Grafindo Perasada
Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York
Longman
Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom
AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass
httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)
Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press
Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta
Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum
Depdiknas
Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta
Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan
httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret
Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung
Jurnal Pendidikan
Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas
Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins
Publishers
Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS
Semarang ISBN
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
56
Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press
Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite
(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford
Pergamon Press Reprinted here by permission (net)
__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence
for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College
Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York
Macmillan PublCoy
Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork
Harper and Raw Publisher
Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom
Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren
Teacer Hall India Private Limited
Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS
Jakarta Depdikbud
Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra
(2010)
Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning
httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp
Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest
httpwwweriedigestorg (19-05-2009)
Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta
LP3ES
Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery
learning The case for guided methods of instructionrdquo
httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)
Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan
Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah
disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung
Angkatan Pertama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
57
Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar
Bandung Sinar Baru
Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi
Aksara
Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri
Yogyakarta
Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer
wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)
Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius
Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary
active_learninghtm (20-05-2009)
Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches
Acknowledgement University of Saskatchewan
Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta
F IPS UNY
Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga
Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli
pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas
Unesco Unicer dan Nzaid
Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta
Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil
Cipta Media
Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal
Approach to Instructional Design Australian journal of Educational
Technology
Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas
Surabaya IDM
Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi
Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Pada pendahuluan ini akan diuraikan latar belakang masalah identifikasi
masalah pembatasan masalah perumusan masalah tujuan penelitian dan manfaat
penelitian
A Latar Belakang Masalah
Suatu sistem pendidikan dikatakan berkualitas jika proses
pembelajarannya berlangsung secara menarik dan menantang sehingga peserta
didik dapat belajar sebanyak mungkin melalui proses belajar yang berkelanjutan
Proses pendidikan yang berkualitas akan membuahkan hasil pendidikan yang
berkualitas pula dan dengan demikian akan makin meningkatkan kualitas
kehidupan bangsa
Dalam pendidikan di sekolah ada alur yang searah dan sebanding antara
input pendidikan proses pembelajaran dan hasil belajar Proses pembelajaran
yang berkualitas adalah proses pembelajaran yang memberi perubahan atas input
menuju output yang lebih baik dari sebelumnya Karenanya pembenahan yang
menyeluruh dan sistematis perlu dilakukan terhadap input proses sehingga dapat
menjamin terciptanya kualitas hasil yang tinggi dan merata Dengan kualitas
pendidikan yang optimal diharapkan akan diperoleh manusia-manusia sebagai
sumber daya unggul yang dapat menguasai pengetahuan keterampilan dan
keahlian sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu dan teknologi Untuk
1
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
2
mewujudkan pendidikan yang berkualitas dan efisien perlu disusun dan
dilaksanakan program-program pendidikan nasional di tingkat pusat maupun
daerah dengan satuan pendidikan yang mampu membawa peserta didik belajar
secara berkelanjutan Radno Harsanto ( 200710 ) menjelaskan bahwa upaya
pengembangan kualitas pendidikan dapat dilakukan melalui tiga pendekatan
sekaligus yaitu pendekatan subtansi pendidikan pendekatan teknis pendidikan
dan pendekatan pengelolaan pendidikan
Peningkatan kualitas pendidikan ditentukan oleh terjadinya perubahan
tingkah laku yang perlu dicapai oleh peserta didik Proses pembelajaran yang
selama ini mengarah pada penguasaan hafalan konsep dan teori yang bersifat
abstrak terbukti kurang menarik minat dan motivasi peserta didik untuk belajar
sehingga prestasi belajar siswa selalu rendah Apa yang dipelajari di kelas
cenderung artifisial dan seolah-olah dipisahkan dari permasalahan lingkungan
yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari Akibatnya kegiatan pembelajaran yang
seharusnya berorientasi pada siswa terkalahkan oleh kegiatan yang didominasi
guru
Pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada intinya
berorientasi pada pendekatan konstruktivistik oleh karena itu pembelajaran aktif
kreatif efektif dan menyenangkan (PAKEM) merupakan salah satu pola
pembelajaran yang dikembangkan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten
Kebumen untuk diterapkan di Sekolah Dasar (SD)
PAKEM adalah kependekan dari Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan
Menyenangkan Prinsip-prinsip PAKEM adalah merupakan implementasi dari
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
3
perubahan paradigma pembelajaran saat ini Prestasi akademik bukanlah satu-
satunya tujuan pembelajaran Di dalam PAKEM diterapkan model pembelajaran
yang dapat membuat siswa aktif selama proses pembelajaran Dikemas dalam
suasana yang menyenangkan dan menghasilkan hasil yang sesuai dengan kondisi
riil di masyarakat Siswa diharapkan dapat menerapkannya secara kreatif ketika
menjumpai suatu permasalahan PAKEM bertujuan agar pola pikir siswa lebih
berkembang melatih siswa hidup mandiri serta ikut mendidik masyarakat untuk
lebih peduli terhadap pendidikan (Durari 200212)
Dalam proses pembelajaran sangatlah penting untuk menumbuhkan sifat
kemandirian siswa dalam belajarnya Siswa dibiasakan untuk memperoleh data
dan informasi dengan tanpa menggantungkan diri pada guru Siswa dapat
memperolehnya dari orang tua sesama siswa buku-buku dan sumber-sumber
lainnya Dalam proses pembelajaran kemandirian belajar sangat dibiasakan dan
dilatihkan dengan sejumlah instrumen pembelajarannya Harapan ke depan adalah
terciptanya out put siswa yang pandai untuk learn how to learn atau terciptanya
generasi yang dapat belajar dengan mandiri sehingga dapat memecahkan
masalah hidupnya dengan kreatif
Peningkatan mutu pendidikan di Sekolah Dasar sangat bergantung pada
kegiatan dan proses pembelajaran Proses pembelajaran harus berlangsung dengan
baik berdaya guna dan berhasil guna Peningkatan mutu pendidikan tidak terlepas
dari mutu proses pembelajaran setiap mata pelajaran yang diberikan di Sekolah
termasuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Keberhasilan
pembelajaran mata pelajaran IPS di wilayah Kebumen masih tergolong rendah
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
4
Hal ini berdasarkan data rata-rata nilai mata pelajaran di SD mata pelajaran IPS
menduduki paling rendah rata-ratanya diantara mata pelajaran yang dievaluasi
Untuk itu peningkatan mutu pembelajaran IPS merupakan hal yang sangat
penting dan perlu mendapat perhatian
Ketuntasan belajar merupakan acuan dimana seorang guru mengadakan
penilaian untuk mengetahui apakah materi yang sudah disampaikan dikuasai oleh
anak Untuk mencapai ketuntasan belajar guru membandingkan materi pokok
bahasan standar kompetensi kompetensi dasar tiap semester dengan materi yang
sudah dikuasai anak lewat kegiatan penilaian Pada pelaksanaan Kurikulum
Tingkst Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 ketuntasan belajar yang dikenal
dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) dibuat oleh masing-masing lembaga
pendidikan
Berdasarkan uraian di atas penelitian ini akan mengungkap partisipasi
siswa dalam pembelajaran PAKEM kemandirian belajar dengan ketuntasan
belajar IPS peneliti ingin lebih lanjut dan mendalam untuk mencari hubungan
ketiga variabel arah dan kuatnya hubungan tersebut Penelitian ini mengambil
judul ldquo Hubungan Partisipasi Siswa Dalam PAKEM dan Kemandirian belajar
dengan ketuntasan belajar IPS rdquo (Studi Korelasi pada SD N 1 Pejagoan
Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran 20102011)
B Pembatasan Masalah
Bertolak dari latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang
diuraikan di atas maka perlu adanya pembatasan masalah yang dimaksudkan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
5
untuk memperjelas permasalahan yang diteliti dan dicari jawabannya Agar
mendapatkan gambaran dan kerangka yang jelas mengenai lingkup penelitian ini
maka perlu kiranya diberikan batasan-batasan yang jelas menyangkut
permasalahan yang akan dikaji yakni ketuntasan belajar IPS bagi siswa SD di SD
N 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen serta kaitannya dengan faktor-faktor yang
mempengaruhinya
Untuk memperoleh hasil yang optimal dalam ketuntasan belajar IPS SD
faktor yang diduga mempunyai kedudukan yang strategis dan sangat penting
adalah (1) partisipasi siswa dalam PAKEM dan (2) kemandirian belajar
C Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini dirumuskan
sebagai berikut
1 Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS apabila ada
bagaimana bentuk dan kuatnya hubungan
2 Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar mata pelajaran IPS apabila ada bagaimana bentuk dan
kuatnya hubungan
3 Apakah terdapat hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar mata
pelajaran IPS apabila ada bagaimana bentuk dan kuatnya hubungan
4
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
6
D Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini dapat
dikemukakan sebagai berikut
1 Ingin mengetahui bentuk dan kuatnya sumbangan partisipasi siswa dalam
PAKEM dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS
2 Ingin mengetahui bentuk dan kuatnya sumbangan kemandirian belajar siswa
dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS
3 Ingin mengetahui bentuk dan kuatnya sumbangan partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar mata
pelajaran IPS
E Manfaat Penelitian
Hasil penelitian tentang hubungan partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS SD diharapkan membawa
manfaat secara teoritis bagi pengembangan dunia pendidikan khususnya teknologi
pembelajaran
Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan memberi informasi nyata
pada lembaga pendidikan dasar untuk menyusun strategi pengelolaan dan
pembinaan kepada guru kepala sekolah pengelola pendidikan dan pengambil
kebijakan untuk dapat mengevaluasi dengan dilaksanakannya penerapan
pendekatan Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAKEM)
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
7
BAB II
KAJIAN TEORI
A Landasan Teori
Pada landasan teori ini akan diuraikan teori-teori maupun konsep-konsep
yang relevan dengan penelitian Landasan teori akan dibahas berturut-turut
mengenai partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar dan ketuntasan
belajar mata pelajaran IPS Sekolah Dasar
1 Partisipasi siswa dalam PAKEM
a Pengertian PAKEM
Awal mula kata PAKEM dikembangkan dari istilah AJEL (Active Joyfull
and Effective Learning) Untuk pertama kali di Indonesia pada tahun 1999 dikenal
dengan istilah PEAM (Pembelajaran Efektif Aktif dan Menyenangkan) Namun
seiring dengan perkembangan MBS di Indonesia pada tahun 2002 istilah PEAM
diganti menjadi PAKEM yaitu kependekan dari Pembelajaran Aktif Kreatif
Efektif dan Menyenangkan
Namun demikian jika dicermati dalam model-model pelatihan PAKEM
landasan teori yang digunakan didalamnya pada hakekatnya adalah mengambil
dari teori-teori tentang active learning atau pembelajaran aktif
Pendekatan belajar siswa aktif sebenarnya sudah sejak lama
dikembangkan Konsep ini didasari pada keyakinan bahwa hakekat belajar adalah
proses membangun makna pemahaman oleh si pebelajar terhadap pengalaman
dan informasi yang disaring dengan persepsi pikiran (pengetahuan yang dimiliki)
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
8
dan perasaannya Dengan demikian siswalah yang harus aktif untuk mencari
informasi pengalaman maupun keterampilan dalam rangka membangun sebuah
makna dari hasil proses pembelajaran
Pengertian pembelajaran aktif sedikit membingungkan Hal tersebut
dikarenakan setiap orang memberikan pengertian yang berbeda-beda Terlebih
jika melihat hakekat belajar sebagaimana disebutkan di atas yaitu proses
membangun makna oleh pembelajar Jadi mustahil siswa dikatakan belajar tetapi
pasif sama sekali
Pembelajaran aktif adalah suatu istilah yang memayungi beberapa pendekatan
pembelajaran yang memfokuskan tanggung jawab proses pembelajaran pada si
pelajar Bowell dan Eison (1991) dalam
httpenwikipediaorgwikiactivelearninghtm mempopulerkan pendekatan ini
kedalam pembelajaran Istilah active learning ini sudah dikenal pada tahun 1980-an
Kemudian pada tahun 1990-an Association for the Study of Higher Education (ASHE)
memberikan laporan yang lebih lengkap tentang active learning Dalam laporannya
tersebut telah didiskusikan berbagai metode pembelajaran untuk memperkenalkan
active learning
Berikut pandangan dari para ahli mengenai bagaimana kegiatan siswa
dan lingkungan belajar active learning yang dipaparkan oleh Robertsj (2007)
dalam httpschoolwebmissouriedustoutlandelementaryactivelearninghtm
Silberman M menggambarkan saat belajar aktif para siswa melakukan
banyak kegiatan menggunakan otak untuk mempelajari ide-ide
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
9
memecahkan permasalahan dan menerapkan apa yang dipelajari Belajar
aktif adalah mempelajari dengan cepat menyenangkan penuh semangat dan
keterlibatan secara pribadi Untuk mempelajari sesuatu dengan baik harus
mendengar melihat menjawab pertanyaan dan mendiskusikannya dengan
orang lain Semua itu diperlukan oleh siswa untuk melakukan kegiatanndash
menggambarkannya sendiri mencontohkan mencoba keterampilan dan
melaksanakan tugas sesuai pengetahuan yang telah mereka miliki
Joel Wein (19971) mendefinisikan active learning adalah nama suatu
guru diubah menjadi seorang pelatih dan penolong di dalam proses itu
Akhirnya pada tahun 2004 sebagimana dikatakan oleh Mayer (2004)
dalam wikipedia di httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumnone
htm strategi seperti ldquoactive learningrdquo sudah berkembang luas hampir pada
semua kelompok teori yang mengenalkan tentang pembelajaran yang mana
siswa dapat menemukan sendiri Bruner pada tahun 1961 pernah
menjelaskan bahwa asalkan siswa sudah terlibat dalam proses pembelajaran
kemudian dapat mengingat informasi yang telah diberikan sebelumnya itu
sudah dikatakan siswa aktif Tetapi penjelasan itu ditentang oleh Mayer
(2004) Kirschner Sweller and Clark (2006) yang pada intinya mengatakan
bahwa siswa aktif tidak hanya sekedar hadir di kelas menghafalkan dan
akhirnya mengerjakan soal-soal di akhir pelajaran Siswa harus terlibat aktif
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
10
baik secara fisik maupun mental Siswa semestinya juga aktif melakukan
praktik dalam proses pembelajaran
Bonwell dan Eison (1991) dalam wikipedia di httpwikipediaorgwiki
activelearningcolumnonehtm memberikan beberapa contoh pembelajaran
aktif seperti pembelajaran berpasang-pasangan berdiskusi bermain peran
debat studi kasus telibat aktif dalam kerja kelompok atau membuat laporan
singkat dan sebagainya Disarankan agar guru menjadi pemandu sepanjang
tahap awal pembelajaran kemudian biarkan anak melakukan praktik
keterampilan baru kemudian memberikan informasi-informasi baru yang
belum diketahui siswa selama pembelajaran Disarankan penggunaan active
learning pada saat siswa telah mengenal materi sebelumnya dan telah
memiliki suatu pemahaman yang baik menyangkut materi sebelumnya
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa active learning
adalah suatu pendekatan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada
siswa untuk berperan lebih aktif dalam proses pembelajaran (mencari
informasi mengolah informasi dan menyimpulkannya untuk kemudian
diterapkan dipraktikkan) dengan menyediakan lingkungan belajar yang
membuat siswa tidak tertekan dan senang melaksanakan kegiatan belajar
b Pentingnya PAKEM
PAKEM dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus
menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya
mempertanyakan dan mengemukakan gagasan Belajar memang merupakan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
11
suatu proses aktif dari si siswa dalam membangun pengetahuannya bukan
pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan
Sehingga jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa
untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut bertentangan dengn
hakekat belajar (Soediono dkk 2003 34)
Istilah rdquomenyenangkanrdquo adalah suasana belajar mengajar yang
menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada
belajar sehingga waktu curah perhatiannya (time on task) tinggi Menurut
hasil penelitian tingginya waktu curah terbukti meningkatkan hasil belajar
Seperti dikatakan oleh Muhammad Rasyid Dimas bahwa memetik senar
kegembiraan pada anak akan memunculkan keriangan dan vitalitas dalam
jiwanya Hal ini juga akan menjadikan si anak selalu siap untuk menerima
perintah peringatan atau bimbingan apapun Menabur kegembiraan dan
keceriaan pada anak akan membuatnya mampu mengaktualisasikan
kemampuannya dalam bentuk yang sempurna (Tate Qomaruddin 200519)
Secara garis besar PAKEM digambarkan sebagai berikut
Belajar = proses aktif Anak dilahirkan memiliki
Membangun makna rasa ingin tahu
Pemahaman dari imajinasi
Informasi dan penga- M
laman oleh si pebelajar
Modal Kreativitas
Pembelajaran memiliki tujuan yang harus dicapai
Untuk keberlanjutan pembelajaran
Gambar 21
Hakekat belajar dengan menggunakan PAKE(Sumber Soediono Dkk 2003311)
A K
E
E
M
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
12
Pentingnya pembelajaran PAKEM merupakan inovasi pembelajaran yang harus
dilaksanakan oleh guru sebagai tanggung jawab profesional dalam pembelajaran
c Karakteristik PAKEM
Ciri-ciri PAKEM secara singkat digambarkan oleh Soediono dkk (2003
3-4) adalah sebagai berikut
1) Siswa terlibat langsung dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan
pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar
melalui berbuat (learning to do)
2) Guru menggunakan berbagai alat Bantu dan berbagai cara dalam
membangkitkan semangat termasuk menggunakan lingkungan sebagai
sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik menyenangkan
dan cocok bagi siswa
3) Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan ajar yang
lebih menarik dan menyediakan ldquopokok bacardquo
4) Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif
termasuk belajar kelompok
5) Guru mendorong siswa untuk menemukan cara sendiri dalam
pemecahan suatu masalah untuk mengungkapkan gagasannya dan
melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
13
d Model PAKEM
Gambaran PAKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi
selama kegiatan belajar mengajar Beberapa sarana atau perangkat model
belajar PAKEM sebagai berikut
Buletin Selamat Pagi Papan Absen Mandiri Uji Cakap Mandiri Papan
Jadwal Mandiri Kantong Peraga Mandiri Lembar Jawab Berkomik Kotak
Pas Mandiri Pohon Ilmu Dokter Matematika Kotak Permainan Buah Soal
Mandiri Media ldquo Tugasku Tanggung Jawabku rdquo Bimbingan Belajar
(Durari 200218-19)
Pembelajaran model PAKEM dengan berbagai media akan menuntut
siswa berpartisipasi aktif dalam proses kegiatan belajar Sebagaimana yang
dikemukakan oleh Jerrold E Kemp (1985 4) dalam contribution of media
to the learning process (kontribusi dari media pada proses belajar
1) Pengantar dari pengajaran dapat menjadi lebih standar setiap siswa
melihat dan mendengar sebuah presentasi media
2) Pengajaran dapat menjadi lebih menarik dengan media pengajaran
3) Belajar menjadi lebih interaktif dengan media pengajaran
4) Efisiensi waktu dengan memanfaatkan media dalam pembelajaran
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru telah menerapkan
pola-pola pembelajaran yang mengaktifkan siswa khususnya di sekolah
dasar diantaranya cara belajar siswa akif (CBSA) Pola ini diterapkan di
Kabupaten Kebumen CBSA mengubah paradigma lama seorang guru dalam
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
14
menyampaikan pelajaran aktif murid cenderung pasif Dalam
pelaksanaannya di lapangan CBSA sangat dianjurkan dan terkesan
dipaksakan padahal tidak semua Sekolah Dasar (SD) mempunyai
kemampuan yang sama guru siswa sarana maupun prasarana CBSA
menuntut siswa untuk aktif terlibat penuh dalam kegiatan belajar mengajar
dari awal sampai akhir pembelajaran dengan perangkat lembar kerja
Beberapa tahun pola CBSA dilaksanakan tapi kurang membawa perubahan
yang berarti Siswa mengalami kejenuhan karena dituntut selalu aktif
Menjenuhkan jiwa anak yang masih suka bermain sambil belajar atau belajar
sambil bermain Pola CBSA dilaksanakan guru dan murid selalu berada
dalam satu tempat satu waktu dan situasi yang sama Kegiatan belajar
mengajar seringkali terhambat atau tidak berjalan karena guru sebagai
fasilitator tidak berada di arena belajar Hal ini mungkin guru masih dalam
perjalanan menuju ke sekolah atau guru berhalangan hadir ke sekolah
karena sakit atau karena kepentingan lain Maka kegiatan belajar mengajar
mengalami hambatan yang akhirnya CBSA tidak dapat terlaksana dengan
baik
Dalam kondisi seperti tersebut di atas diperlukan model pembelajaran
yang efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa
Bruce Joyce dan Marsha Weil (2003 11-21) mengelompokkan model-
model pembelajaran ke dalam empat kategori yaitu
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
15
a) Kelompok model sosial atau the social family meliputi partners in
learning investigasi kelompok (group investigation) bermain peran
(role playing) dan penelitian yurisprudential (jurisprudential inquiry)
b) Kelompok model pengolahan informasi atau the information-processing
family meliputi model berpikir induktif (inductive thinking)
pencapaian konsep (concept attainment) memorisasi (memorics)
pemandu awal (advance organizers) latihan penelitian (inquiry
training) pengembangan intelek (scientific inquiry) dan synectics
c) Kelompok model personal atau the personal family meliputi
pengajaran tanpa arahan (nondirective teaching) dan ananching self-
esteem
d) Kelompok model system perilaku atau the behavior system family
meliputi belajar tuntas (mastery learning) pembelajaran langsung
(direct instruction) simulasi (simulation) belajar sosial (social
learning) dan programmed schedule
Salah satu model pembelajaran yang memerlukan kemandirian siswa
adalah model pembelajaran self directed learning (SDL) atau belajar
dipimpin oleh diri sendiri Menurut Leonard Nadler dan Zeace Nadler (2003
4) mendefinisikan SDL sebagai berikut
Self directed learning is a training design in which trainees master
packages of predetermined material at their own pace whithout the aid of
an instructor
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
16
Model pembelajaran self directed learning (SDL) adalah sebuah
rancangan dalam pembelajaran yang dalam belajar dilatih oleh paket
mengajarguru yang ditentukan oleh material langkah siswa sendiri tanpa
pertolongan dari pembimbing
2 Kemandirian Belajar
a Pengertian Belajar Mandiri dan Kemandirian Belajar
Konsep Belajar Mandiri (Self-directed Learning) sebenarnya berakar
dari konsep pendidikan orang dewasa Namun demikian berdasarkan
beberapa penelitian yang dilakukan oleh para ahli seperti Garrison tahun
1997 Schilleref tahun 2001 dan Scheidet tahun 2003 ternyata belajar
mandiri juga cocok untuk semua tingkatan usia Dengan kata lain belajar
mandiri sesuai untuk semua jenjang sekolah baik untuk sekolah menengah
maupun sekolah dasar dalam rangka meningkatkan prestasi dan kemampuan
siswa (httpwwwnwrelorg planningreportsself-directindexphp)
Haris Mujiman (2005 1) mencoba memberikan pengertian belajar
mandiri dengan lebih lengkap Menurutnya belajar mandiri adalah kegiatan
belajar aktif yang di dorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu
kompetensi guna mengatasi suatu masalah dan dibangun dengan bekal
pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki Pencapaian kompetensi sebagai
tujuan belajar dan cara penyampaiannya baik penetapan waktu belajar
tempat belajar irama belajar tempo belajar cara belajar maupun evaluasi
belajar dilakukan oleh siswa sendiri Disini belajar mandiri lebih dimaknai
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
17
sebagai usaha siswa untuk melakukan kegiatan belajar yang didasari niatnya
untuk menguasai suatu kompetensi tertentu
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dan beberapa pertimbangan di
atas maka belajar mandiri dapat diartikan sebagai usaha individu untuk
melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang
lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai sesuatu materi dan
atau kompetensi tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan
masalah yang dijumpainya di dunia nyata
Self-directed Learning adalah kegiatan belajar mandiri sedangkan orang
yang melakukan belajar mandiri sering disebut siswa mandiri (self-directed
Learners) Mardziah Hayati Abdullah (20012) mengatakan self-directed
Learners adalah sebagai ldquopara manajer dan pemilik tanggung jawab dari
proses pembelajaran yang mereka lakukan sendirirdquo Individu seperti itu
mempunyai keterampilan untuk mengakses dan memproses informasi yang
mereka perlukan untuk suatu tujuan tertentu Dalam belajar mandiri
mengintegrasikan self-management (manajemen konteks termasuk latar
belakang sosial menentukan sumber daya dan tindakan) dengan yang self-
monitoring (proses siswa dalam memonitor mengevaluasi dan mengatur
strategi belajarnya)
Belajar mandiri dan siswa mandiri seperti sekeping mata uang yang
mempunyai dua muka yang berbeda tetapi merupakan satu kesatuan yang
mempunyai suatu fungsi yang saling mendukung Lebih jelasnya persamaan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
18
dan perbedaan antara belajar mandiri dengan siswa mandiri digambarkan
dalam bagan sebagai berikut
Gambar 22
Pendekatan personal Responbility Orientation (PRO)
(Sumber Roger Hiemstra 199825)
Belajar mandiri (self-directed learning) yang ada di sisi sebelah kiri dari
pendekatan mengacu pada karakteristik proses belajar mengajar atau apa
yang dikenal sebagai faktor eksternal dari si siswa Disini mengacu pada
bagaimana proses pembelajaran itu dilaksanakan Siswa mandiri (self-
direction Learners) yang ada di sebelah kanan dari pendekatan mengacu
pada individu yang melakukan kegiatan belajar Termasuk di dalamnya yaitu
karakteristik kepribadian siswa atau sering kita sebut faktor internal dari
individu yang bersangkutan Jika kedua hal tersebut (self-directed learning
dan self-direction Learners) dapat tercipta dalam proses pembelajaran maka
individu dapat memiliki kemandirian dalam belajar (self-direction in
learning)
Dengan demikian kemandirian belajar (self-direction in learning) dapat
diartikan sebagai sifat dan sikap serta kemampuan yang dimiliki siswa untuk
melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
19
lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai suatu kompetensi
tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan masalah yang
dijumpainya di dunia nyata
Burt Sisco dalam Hiemstra (19988) membuat sebuah pendekatan yang
membantu individu untuk menjadi lebih mandiri dalam belajar Menurut
Sisco ada enam langkah kegiatan untuk membantu individu menjadi lebih
mandiri dalam belajar yaitu (1) preplanning (aktivitas sebelum proses
pembelajaran) (2) menciptakan lingkungan belajar yang positif (3)
mengembangkan rencana pembelajaran (4) mengidentifikasi aktivitas
pembelajaran yang sesuai (5) melaksanakan kegiatan pembelajaran dan
monitoring dan (6) mengevaluasi hasil pembelajaran individu
Menurut Haris Mudjiman (2005 120) belajar mandiri memiliki tiga
tahap pelaksanaan yaitu tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran
dan tahap refleksi Sehingga keterampilan-keterampilan yang diperlukan
untuk belajar mandiri adalah keterampilan yang diperlukan untuk
mengerjakan setiap tahap belajar mandiri
Pada tahap pengembangan motivasi keterampilan yang perlu dikuasai
adalah keterampilan menumbuhkan self-motivation Untuk dapat
menumbuhkan self-motivation diperlukan beberapa keterampilan seperti
(1) Kemampuan mengetahui detail dari kegiatan (2) kemampuan
menganalisis dan menyimpulkan bahwa kegiatan sesuai dengan kebutuhan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
20
dan terjangkau (3) kemampuan menikmati pengalaman belajar (4)
kemampuan melakukan penilaian secara objektif
Pada tahap pembelajaran keterampilan yang perlu dikuasai adalah
keterampilan dasar penelitian yang meliputi (1) Keterampilan merumuskan
masalah (2) keterampilan menetapkan tujuan belajar (3) keterampilan
menetapkan strategi (4) keterampilan menetapkan jenis informasi yang di
perlukan (5) keterampilan mengidentifikasi sumber informasi (6)
keterampilan mencari informasi (7) keterampilan menganalisis informasi
(8) Keterampilan merumuskan hasil analisisnya (9) keterampilan
mengkomunikasikan hasil belajarnya (10) kemampuan menilai pada
kegiatan akhir belajar
Pada tahap refleksi keterampilan yang diperlukan antara lain (1)
kemampuan menentukan kebenaran dan kesalahan (2) kemampuan
menerima kesalahan sebagai sesuatu yang wajar (3) kemampuan
menggunakan kesalahan untuk perbaikan (4) kemampuan menerima
keberhasilan bukan untuk kebanggaan namun sebagai kenyataan untuk
dipahami untuk ditingkatkan pada proses berikutnya
Seluruh keterampilan di atas harus ditumbuhkan oleh guru dalam proses
pembelajaran dengan melakukan berbagai strategi pembelajaran yang
memungkinkan untuk berkembangnya seluruh keterampilan di atas
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
21
3 Mata Pelajaran IPS Sekolah Dasar
a Pengertian IPS
Ilmu pengetahuan sosial sebagaimana diberikan oleh The NCSS
(National Council for the Social Studies) Board of Diractors menyatakan
Social studies is the integrated study of the social sciences and humanities
to promote civics competence Within the school program social studies
provides coordinated systematic study drawing upon such disciplines as
anthropology archeology economics geography psychology religion
and sociology as well as appropriate content from the humanities
mathematics and the natural sciences The primary purpose of the social
studies is to help young people develop the ability to make informed and
reasoned decision for the public good as citizens of a culturally diverse
democratic society in an interdependent world ( NCSS Board of Direktors
1993213)
Ilmu pengetahuan sosial merupakan program pendidikan yang memiliki
bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniti yang
diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan
pendidikan (Muhamad Nursquoman Soemantri 19951)
Menurut kurikulum pendidikan dasar 2004 IPS adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari kenyataan sosial dalam kehidupan yang didasarkan pada
kajian geografi ekonomi sosiologi antropologi tata negara dan sejarah
Melalui mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar para siswa diharapkan
dapat memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep-konsep dasar ilmu
sosial dan humaniti memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah
sosial di lingkungannya serta memiliki keterampilan mengkaji dan
memecahkan masalah sosial Melalui mata pelajaran IPS diharapkan para
siswa dapat terbina menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
22
b Materi IPS SD
Materi pendidikan IPS di SD sebagaimana dikatakan oleh Saidihardjo
(1997 4) adalah Pendidikan IPS untuk pendidikan dasar dan menengah
sumber bahannya adalah disiplin ilmu-ilmu sosial seperti yang disajikan
pada tingkat universitas Hanya karena pertimbangan tingkat kecerdasan
kematangan jiwa peserta didik maka bahan pendidikannya disederhanakan
diseleksi diadaptasi dan dimodifikasi untuk tujuan institusional pendidikan
dasar dan menengah
Menurut Zamroni (2003 5) bahwa IPS adalah ilmu yang mempelajari
apa yang terjadi disekitar kita baik seorang individu maupun sebagai warga
kelompok masyarakat Karena berkaitan dengan rdquokitardquo maka kajian IPS
harus realistis IPS baru perlu dirumuskan suatu kajian perilaku manusia
yang berkaitan dengan berbagai latar belakang yang melingkupinya secara
objektif rasional dan realistis
Menurut Saidihardjo (2003 3) IPS untuk pendidikan dasar yaitu hasil
penyederhanaan adaptasi seleksi dan modifikasi dari konsep dasar ilmu-
ilmu sosial yang disusun secara sistematis dan pedagogis untuk tujuan
pendidikan dasar dan menengah dalam rangka mewujudkan tujuan nasional
yang berdasarkan Pancasila Menurut Colin Marsh (1991 10) rdquosocial studies
is the study of people as social beings as they have existed and interacted
with each other and the environment in the time and placerdquo Ilmu sosial
adalah ilmu tentang manusia dan interaksi antar mereka antara yang satu
dengan yang lain dan lingkungan waktu mereka berada dan tempat Ilmu
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
23
pengetahuan Sosial adalah program pendidikan yang mengintegrasikan
secara interdisipliner konsep-konsep ilmu sosial dan humaniora (Suwarso
dkk 2007 1)
c Tujuan IPS
Tujuan utama IPS adalah membantu para siswa untuk berpikir kritis atau
rdquocritical thinkingrdquo agar mampu mengambil keputusan secara rasional dengan
dasar informasi yang cukup Dalam kaitannya dengan masalah sosial yang
hasilnya tidak hanya untuk pribadi keluarga tetapi juga berguna bagi
masyarakat bangsa dan negara Menurut Saidihardjo tujuan IPS adalah agar
siswa memahami dan menghargai nilai norma dan budaya suatu masyarakat
setempat dan memupuk kesadaran siswa terhadap hak dan kewajiban Orang
yang berpikir kreatif diharapkan lebih cepat menemukan pemecahan masalah
baru terhadap problem yang dihadapi (Noeng Muhadjir 2001 56) Dengan
belajar IPS diharapkan siswa memiliki kemampuan analisis sosial yakni
mampu mendeteksi dan mempunyai pemahaman tentang perasaan motif dan
kepribadian orang lain
4 Ketuntasan Belajar
a Pengertian Belajar Tuntas
Belajar tuntas (Mastery learning) adalah suatu sistem belajar yang
mengharapkan sebagian besar siswa dapat menguasai tujuan instruksional
dari satuan atau unit-unit pelajaran secara tuntas Achdiat dkk (2000)
menjelaskan bahwa maksud utama belajar tuntas adalah memungkinkan 75
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
24
sampai 90 siswa untuk mencapai hasil belajar yang sama tingginya
dengan kelompok terpandai dalam pengajaran klasikal Dengan demikian
makna belajar tuntas adalah meningkatkan efisiensi belajar meningkatkan
minat belajar meningkatkan kemandirian belajar dan meningkatkan sikap
siswa yang positif terhadap bahan pelajaran yang dipelajarinya melalui
metode belajar pada kesatuan kelas Pada belajar tuntas siswa harus
mencapai suatu tingkat penguasaan tertentu terhadap tujuan instruksional
dari satuan pembelajaran tertentu sebelum melanjutkan kesatuan
pembelajaran berikutnya
Carroll (dalam Winkel 2000) mengembangkan suatu model belajar
yang antara lain bertitik tolak pada kemampuan intelektual siswa sebagai
indikasi untuk belajar menurut kecepatan tertentu bukan untuk indikasi
tingkat keberhasilan belajar yang dapat dicapai oleh siswa Senada dengan
pendapat Carroll James H Black (Dalam Warji R 1983) mengatakan bahwa
setiap siswa dapat menguasai bahan atau materi pelajaran tetapi waktu yang
ditentukan tidak sama Jika dikaitkan pendapat Carroll dan Black maka
tampak ada kesamaan pendapat yaitu untuk menguasai atau tuntas suatu
bahan pelajaran diperlukan waktu yang berbeda-beda bagi setiap siswa
Apabila siswa disediakan cukup waktu dan diberi pelayanan yang tepat yang
meliputi kesempatan belajar kualitas pembelajaran maka setiap siswa akan
mampu menguasai bahan pelajaran yang diberikan
Sistem belajar tuntas telah terintegrasi dalam kurikulum yang
dinyatakan bahwa jika ge 85 dari jumlah siswa menguasai le 75 tujuan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
25
yang disajikan maka diadakan pengayaan dan jika belum menguasai tujuan
yang disajikan maka diadakan perbaikan Menurut Bloom dalam buku
Mastery Learning (Siswoyo 198121) berpendapat bahwa
ldquo Mastery learning dipandang sebagai kemampuan siswa untuk menyerap
inti dan pengajaran yang telah diberikan kepadanya ke dalam suatu
keseluruhanrdquo
Amparo S Lardizibal (2000 179) mengemukakan ldquomastery learning
as a strategy for optimizing learning considers the individual capacity and
need of the learnerrdquo Mastery learning sebagai sebuah strategi untuk harapan
yang lebih baik dalam pembelajaran kapasitas individu dan kebutuhan
pembelajaran
Dari beberapa pengertian mastery learning dapat disimpulkan akan
belajar tuntas yakni belajar tuntas adalah suatu kegiatan pembelajaran yang
mengarahkan seluruh kemampuan agar materi pelajaran dapat dikuasai siswa
secara penuh dalam waktu tertentu
b Prinsip Belajar Tuntas
Dasar prinsip dari mastery learning menurut Amparo S Lardizabal
(2000 180) adalah 1) Unit belajar dipecah dalam komponen tingkah
lakusikap atau tugas-tugas 2) Tugas pembelajaran menjadi suatu rangkaian
yang pantas 3) Frekuensi diagnosa dan peningkatan dari format evaluasi
diberikan pada apa yang diajarkan 4) Perbaikan yang pantas diberikan untuk
mengatasi kelompok atau individu yang dinyatakan lemah melalui tes
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
26
formatif 5) Siswa diberikan cukup waktu untuk memperoleh penguasaan 6)
Tugas belajar tuntas didasari pada basis standar faktor penentu yang
dikriteriakan
Menurut Siswoyo (1981 3) faktor yang lebih prinsip dalam strategi
mastery learning adalah pengembangan prosedur-prosedur umpan balik dan
korektif (feed back and corrective procedures) pada berbagai taraf atau
bagian dari proses belajar Untuk umpan balik dapat dipakai lembaran kerja
ulangan-ulangan pekerjaan rumah (PR) test formatif dan sebagainya
Test-test semacam itu dimaksudkan untuk menentukan apa yang telah
dikuasai setiap siswa dalam satuan pelajaran bab atau bagian dari mata
pelajaran tertentu dan apa yang masih perlu dipelajarinya
c Kriteria Belajar Tuntas
Ketuntasan belajar merupakan target keberhasilan dari kegiatan belajar
mengajar Apakah materi yang disampaikan sampai berapa jauh dikuasai
oleh siswa Penilaian Acuan Patokan yang dipakai untuk mengukur
ketuntasan belajar sebagaimana dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM)
yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional tahun 2001
mentarget 75 daya serap materi yang disampaikan pada siswa
dalam kurikulum nasional
Semenjak penerapan kurikulum 2006 mulai tahun ajaran 20072008
khususnya di Sekolah Dasar (SD) dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) ketuntasan belajar dibuat oleh masing-masing lembaga
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
27
pendidikan dengan memperhatikan tingkat kesukaran daya dukung sarana
dan prasarana Ketuntasan belajar ini disebut Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) dan dibuat setiap indikator Untuk dapat mengetahui ketuntasan
belajar siswa tinggal membandingkan hasil ulangan atau test dengan standar
KKM yang dibuat Apabila nilai di bawah standar KKM maka siswa tersebut
belum tuntas apabila sama atau lebih tinggi dari standar KKM maka siswa
tersebut dinyatakan sudah mencapai tuntas dalam belajar
B Penelitian Yang Relevan
Banyak penelitian terdahulu yang relevan berkaitan dengan strategi
pembelajaran kemandirian belajar dan prestasi belajar variabel-variabel yang
diteliti dalam penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Kirno Suwanto pada tahun 2006 sistem pembelajaran sebagai upaya
meningkatkan kemandirian belajar siswa di SDIT Nur Hidayah menunjukkan
hubungan yang positif antara pembelajaran dengan kemandirian belajar Dwi
Atmojo pada tahun 2002 topik penelitian pengaruh penggunaan strategi
pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar
menunjukkan pengaruh yang positif penggunaan strategi pembelajaran kooperatif
dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Sukardi dan Anton Sukarno pada
tahun 2001 dengan topik kemampuan profesional guru SD (Studi Korelasi antara
Pengalaman Pendidikan dan sikap Profesional Guru) menunjukkan hubungan
yang positif dan signifikan Nurhilal pada tahun 2008 dengan topik penelitian
hubungan partisipasi siswa dalam PAKEM dan motivasi belajar dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
28
ketuntasan belajar IPA SD di Karanganyar Purbalingga menunjukkan adanya
hubungan yang signifikan antara pembelajaran PAKEM dan motivasi belajar
dengan ketuntasan belajar IPA di SD
Dari beberapa penelitian di atas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian untuk mencari hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar khususnya pada mata pelajaran
IPS
C Kerangka Berfikir
Berdasar latar belakang masalah kajian teori dan penelitian-penelitian
yang relevan maka dapat disusun kerangka berpikir sebagai berikut
1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan
belajar mata pelajaran IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang
menekankan siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat yang
sudah dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang
Dengan rasa senang pada diri siswa akan memudahkan untuk menerima
materi pelajaran sehinggga anak dapat menguasai keterampilan baik kognitif
afektif dan psikomotor yang diharapkan sehingga pada akhirnya ketuntasan
belajar yang ditargetkan akan dapat tercapai
Guru dan proses pembelajaran merupakan dua hal yang memiliki
keterkaitan sangat erat dan mutlak Artinya guru akan lebih memiliki makna
secara edukatif jika guru itu mampu melakukan proses pembelajaran yang
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
29
baik tepat akurat serta relevan dengan fungsi dan prinsip pendidikan Untuk
mewujudkan idealisme pendidikan itu tidak cukup diimbangi dengan
pembelajaran yang efektif melainkan perlu pembelajaran yang efisien
Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu menambah
wacana atau khasanah pengetahuan baru bagi siswa Sedangkan pembelajaran
yang efisien adalah pembelajaran di samping dapat menambah pengetahuan
atau informasi baru bagi siswa pembelajaran itu menyenangkan dan
menggairahkan siswa selama proses pembelajaran
2 Hubungan antara kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar mata
pelajaran IPS
Kemandirian belajar siswa dapat dilihat dari kemampuannya dalam
melaksanakan tiga kegiatan belajar yaitu (1) kemampuan untuk memotivasi
diri (2) kemampuan teknis dalam melakukan kegiatan belajar mandiri dan
(3) kemampuannya dalam merefleksi kegiatan belajar yanag telah
dilakukannya dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian siswa untuk
belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara Dengan kemandirian belajar
yang telah dimilikinya akan mendorong siswa untuk melakukan sesuatu
dengan penuh kesadaran dan keberartian Siswa menyadari bahwa kebutuhan
belajar penting untuk dirinya sendiri bukan untuk kepentingan orang lain
Dalam konteks pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
dan atau Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tidak
hanya menuntut guru untuk melakukan inovasi pembelajaran melainkan juga
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
30
menuntut siswa untuk melakukan cara belajar siswa aktif (CBSA) Dengan
CBSA dituntut siswa memiliki motivasi belajar yang optimal sehingga dapat
menumbuhkan kemandirian belajar siswa
3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar
dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan suatu cara pembelajaran
yang menuntut siswa aktif dan adanya rasa senang sehingga siswa tidak
merasa bosan untuk belajar Dengan berbagai media peraga perangkat dan
lain-lain Hal ini dapat menimbulkan kesenangan belajar siswa
Di samping partisipasi siswa dalam PAKEM tidak kalah pentingnya
kemandirian belajar yang mendorong siswa untuk mengembangkan motivasi
pembelajaran dan refleksi yang diperlukan untuk melakukan keterampilan-
keterampilan yang diperlukan untuk melakukan sesuatu kegiatan belajar
secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya
sendiri untuk menguasai sesuatu kompetensi tertentu Dalam kegiatan
pembelajaran seorang guru senantiasa berupaya agar materi yang disampaikan
atau dipelajari dapat dikuasai siswa secara optimal Untuk itu partisipasi
siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar merupakan dua faktor yang
diduga secara bersama-sama memiliki hubungan positif dengan ketuntasan
belajar mata pelajaran IPS SD
Salah satu persyaratan yang penting dalam melaksanakan
pembelajaran adalah kemampuan guru menjalankan suatu proses
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
31
pembelajaran yang bermakna bagi semua siswa Acuan proses pembelajaran
bukan saja harus melihat pada kondisi kini namun juga pada masa yang akan
datang bagi siswa usia pendidikan dasar Pembelajaran yang diberikan perlu
disesuaikan pada taraf perkembangan tingkat pertisipasi dan kemandirian
belajarnya
D Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dalam penelitian ini peneliti
mengajukan hipotesis sebagai berikut
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar IPS
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
1 Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Pejagoan
UPT Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kecamatan Pejagoan Kabupaten
Kebumen
2 Waktu Penelitian
Penelitian ini membutuhkan waktu penyelesaian selama kurang lebih 10
bulan dimulai dari observasi awal penyusunan proposal penyusunan
instrumen uji coba alat ukur pelaksanaan penelitian sampai pengolahan data
dan penyusunan laporan
A Metode Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian di atas metode penelitian yang digunakan
adalah deskriptif korelasional yaitu suatu peneltian yang bertujuan mendeteksi
seberapa jauh variasi-variasi suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada
satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefesien korelasi (Suryabrata 1981
24) Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Variabel Bebas (Variabel Prediktor)
a Partisipasi Siswa Dalam PAKEM (X1)
b Kemandirian Belajar IPS (X2)
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
33
2 Variabel Terikat (Variabel Respons)
- Ketuntasan Belajar IPS (Y)
Populasi dan Sampel
Populasi adalah sekelompok individu yang akan diteliti atau diselidiki
dalam suatu penelitian (Sugiyono 1997) Populasi dalam penelitian ini adalah
siswa SDN 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen yang berjumlah 220 siswa
Sampel adalah bagian dari populasi sampel yang dipakai itu diteliti agar
dapat mewakili jumlah populasi Apabila jumlah populasi kurang dari 100
sebaiknya diambil semua sebagai sampel sehingga penelitiannya bersifat total
Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil 10-15 atau
lebih besar dari itu (Arikunto 1996) Sejalan dengan hal tersebut populasi dalam
penelitian ini berjumlah 220 yaing terdiri dari tingkatan kelas 1 sampai kelas VI
Sampel diambil siswa kelas V yang berjumlah 40 siswa
Sampling adalah teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel
Adapun teknik sampling ada 2 macam yaitu teknik non random sampling dan
teknik random sampling Dalam penelitian ini digunakan teknik cluster random
sampling atau area sampling artinya pengambilan sampel yang didasarkan atas
ciori-ciri kelompok tertentu atau sifat tertentu yang ada pada tingkat kelas dan
dengan memberi kebebasan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk
menjadi anggota sampel dengan cara mengundi kelas yang diambil sebagai
sampel penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
34
B Teknik Pengumpulan Data
1 Angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan Kemandirian belajar
Angket partisipasi siswa dalam PAKEM terdiri dari 50 item Data untuk
kemandirian belajar IPS diperoleh melalui angket Angket partisipasi siswa
dalam PAKEM sebanyak 50 item dan angket kemandirian belajar sebanyak
50 item dan Tes ketuntasan belajar IPS sebanyak 50 item
Validitas ietem angket digunakan korelasi Product Moment dari
Pearson sedang reliabilitas item angket digunakan Alpha Cronbach
2 Metode Test
Metode test digunakan untuk mengetahui nilai ketuntasan belajar IPS
berdasarkan kisi-kisi pemberian skor terhadap tes kompetensi belajar IPS
E Teknik Analisis Data
Untuk menguji hipotesis (1) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan ketuntasan belajar IPSrdquo
dan hipotesis (2) yang berbunyi ldquoada hungan positif yang signifikan antara
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan teknik analisis
regresi dan korelasi sederhana atau sering disebut korelasi Product Moment
Untuk menguji hipotesis (3) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang signifikan
antara PAKEM dan kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan
teknik analisis regresi linier
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
35
F Hipotesis Statistik
Dalam penelitian ini hipotesis statistik adalah sebagai berikut
1 Hipotesis (1)
a Ho ry 1 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 1 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
2 Hipotesis (2)
a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian
belajar dengan ketuntasan belajar IPS
3 Hipotesis (3)
a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kemandirian belajar dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar
dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Skor Partisipasi Siswa dalam PAKEM
Data partisipasi siswa dalam PAKEM secara keseluruhan memiliki
rentangan (range) 45 dengan skor terendah 91 dan skor tertinggi 136 Data
partisipasi siswa dalam PAKEM mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar
1132 modus sebesar 91 median sebesar 114 varians sebesar 21616 dan
simpangan baku standar deviasi) sebesar 147 (nilai-nilai statistik ini
perhitungannya dilakukan dengan komputer dengan program SPSS versi 15
1 Skor Kemandirian Belajar
Data skor kemandirian belajar siswa secara keseluruhan memiliki
rentangan (range) 40 dengan skor terendah 92 dan skor tertinggi 132
Kemandirian belajar mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 1126 modus
sebesar 95 median sebesar 1135 varians sebesar 2276 dan simpangan baku
(standar deviasi) sebesar 151 (nilai-nilai statistik ini perhitungannya
dilakukan dengan komputer program SPSS versi 15
3 Ketuntasan belajar IPS
Data ketuntasan belajar IPS siswa yang memiliki secara keseluruhan
memiliki rentangan (range) 48 dengan skor terendah 50 dan skor tertinggi
98 Ketuntasan belajar IPS siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
37
rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians
sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai
statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS
A Pengujian Persyaratan Analisis
1 Uji Normalitas Data
a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada
lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi
sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa
data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang
berdistribusi normal
b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100
lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data
kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi
normal
c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
38
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov
Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance
sebesar 0808 lebih besar dari α (005)
2 Uji Linieritas
Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier
Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x
2 tabel
dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13
diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan
demikian model regresi adalah model linier
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan
skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS
Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi
Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai
dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44
Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis
Pengujian rhitung rtabel Keterangan
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0616 0312 Signifikan
Hubungan kemandirian
belajar siswa dalam
0677 0312 Signifikan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
39
PAKEM dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran
IPS
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0731 0312 Signifikan
F hitung = 21290
F tabel = 323
Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis
pada akhir Bab II adalah sebagai berikut
1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar
pada mata pelajaran IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi
(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat
diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika
semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
40
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil
perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf
signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat
dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo
sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
41
Coefficientsa
4545 11160 407 686
267 108 338 2467 018
368 105 482 3519 001
(Constant)
x1
x2
Model
1
B Std Error
Unstandardized
Coeff icients
Beta
Standardized
Coeff icients
t Sig
Dependent Variable ya
(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS
Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi
siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar
IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut
Tabel 45
Hasil Analisis Regresi Linier
Coefficients a
Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS
Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai
berikut
Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2
Interpretasi persamaan tersebut adalah
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
42
a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar
4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bernilai nol
b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa
kemandirian belajar bernilai konstan
b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar
siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan
Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan
sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar
42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar
58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari
sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini
menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
43
akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar
225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan
meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31
Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan
memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan
belajar IPS
B Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi
sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan
pembahasan sebagai berikut
Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan
taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat
dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa
dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang
berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat
student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan
menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
44
dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa
siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa
senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh
Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut
bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan
oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan
pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan
bentuk yang sempurna
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan
siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah
dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi
siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia
pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian
belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel
dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung
gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini
dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
45
siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan
yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan
kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan
prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan
kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha
meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha
belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)
bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab
dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa
yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki
tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap
refleksi
Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental
sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi
mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa
remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh
anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh
karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan
kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian
belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar
mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat
diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
46
lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan
pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal
Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu
yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya
bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi
dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang
afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan
belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong
seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni
belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi
pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya
Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi
tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha
untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa
dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam
kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin
kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai
Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa
senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki
banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi
tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester
kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
47
dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang
dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias
memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir
keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi
siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan
tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti
jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena
terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki
kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi
yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan
guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar
Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan
dalam proses belajar
Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa
PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan
dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel
0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian
belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang
menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
48
karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau
bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal
ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di
sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama
memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS
C Keterbatasan Penelitian
Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini
penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan
rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut
Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar
menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka
alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu
sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-
jujurnya
Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya
menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada
secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan
ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah
mencakup materi yang luas
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
49
Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi
proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian
belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek
penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat
sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil
penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
50
BAB V
KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat
disimpulkan bahwa
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan
analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini
berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan
arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan
(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar
siswa
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa
dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis
korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti
bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan
kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
51
mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif
ketuntasan hasil belajar siswa
3 Ketuntasan belajar IPS
Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan
yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa
hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi
pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti
proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan
kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar
IPS
B Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif
dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi
kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik
Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia
menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
52
metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang
diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna
oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu
penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan
antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab
demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan
simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan
antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)
contextual teaching learning (CTL) Jigsaw
Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi
akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang
disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki
hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS
Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model
pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan
menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan
hasil belajarnya
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
53
C Saran
1 Bagi Guru
Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan
materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan
lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan
pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan
belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya
meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar
karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan
prestasi dan ketuntasan belajarnya
2 Bagi siswa
Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar
Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus
menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar
IPS yang diharapkan
3 Bagi Sekolah
Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan
nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan
mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka
mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
54
prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan
tercapainya tujuan bersama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
55
Daftar Pustaka
Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery
Learning Jakarta Depdikbud
Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City
Phoenix Publishing House Inc
Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia
Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja
Grafindo Perasada
Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York
Longman
Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom
AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass
httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)
Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press
Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta
Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum
Depdiknas
Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta
Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan
httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret
Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung
Jurnal Pendidikan
Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas
Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins
Publishers
Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS
Semarang ISBN
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
56
Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press
Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite
(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford
Pergamon Press Reprinted here by permission (net)
__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence
for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College
Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York
Macmillan PublCoy
Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork
Harper and Raw Publisher
Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom
Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren
Teacer Hall India Private Limited
Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS
Jakarta Depdikbud
Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra
(2010)
Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning
httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp
Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest
httpwwweriedigestorg (19-05-2009)
Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta
LP3ES
Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery
learning The case for guided methods of instructionrdquo
httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)
Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan
Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah
disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung
Angkatan Pertama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
57
Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar
Bandung Sinar Baru
Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi
Aksara
Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri
Yogyakarta
Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer
wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)
Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius
Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary
active_learninghtm (20-05-2009)
Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches
Acknowledgement University of Saskatchewan
Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta
F IPS UNY
Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga
Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli
pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas
Unesco Unicer dan Nzaid
Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta
Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil
Cipta Media
Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal
Approach to Instructional Design Australian journal of Educational
Technology
Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas
Surabaya IDM
Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi
Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
2
mewujudkan pendidikan yang berkualitas dan efisien perlu disusun dan
dilaksanakan program-program pendidikan nasional di tingkat pusat maupun
daerah dengan satuan pendidikan yang mampu membawa peserta didik belajar
secara berkelanjutan Radno Harsanto ( 200710 ) menjelaskan bahwa upaya
pengembangan kualitas pendidikan dapat dilakukan melalui tiga pendekatan
sekaligus yaitu pendekatan subtansi pendidikan pendekatan teknis pendidikan
dan pendekatan pengelolaan pendidikan
Peningkatan kualitas pendidikan ditentukan oleh terjadinya perubahan
tingkah laku yang perlu dicapai oleh peserta didik Proses pembelajaran yang
selama ini mengarah pada penguasaan hafalan konsep dan teori yang bersifat
abstrak terbukti kurang menarik minat dan motivasi peserta didik untuk belajar
sehingga prestasi belajar siswa selalu rendah Apa yang dipelajari di kelas
cenderung artifisial dan seolah-olah dipisahkan dari permasalahan lingkungan
yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari Akibatnya kegiatan pembelajaran yang
seharusnya berorientasi pada siswa terkalahkan oleh kegiatan yang didominasi
guru
Pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada intinya
berorientasi pada pendekatan konstruktivistik oleh karena itu pembelajaran aktif
kreatif efektif dan menyenangkan (PAKEM) merupakan salah satu pola
pembelajaran yang dikembangkan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten
Kebumen untuk diterapkan di Sekolah Dasar (SD)
PAKEM adalah kependekan dari Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan
Menyenangkan Prinsip-prinsip PAKEM adalah merupakan implementasi dari
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
3
perubahan paradigma pembelajaran saat ini Prestasi akademik bukanlah satu-
satunya tujuan pembelajaran Di dalam PAKEM diterapkan model pembelajaran
yang dapat membuat siswa aktif selama proses pembelajaran Dikemas dalam
suasana yang menyenangkan dan menghasilkan hasil yang sesuai dengan kondisi
riil di masyarakat Siswa diharapkan dapat menerapkannya secara kreatif ketika
menjumpai suatu permasalahan PAKEM bertujuan agar pola pikir siswa lebih
berkembang melatih siswa hidup mandiri serta ikut mendidik masyarakat untuk
lebih peduli terhadap pendidikan (Durari 200212)
Dalam proses pembelajaran sangatlah penting untuk menumbuhkan sifat
kemandirian siswa dalam belajarnya Siswa dibiasakan untuk memperoleh data
dan informasi dengan tanpa menggantungkan diri pada guru Siswa dapat
memperolehnya dari orang tua sesama siswa buku-buku dan sumber-sumber
lainnya Dalam proses pembelajaran kemandirian belajar sangat dibiasakan dan
dilatihkan dengan sejumlah instrumen pembelajarannya Harapan ke depan adalah
terciptanya out put siswa yang pandai untuk learn how to learn atau terciptanya
generasi yang dapat belajar dengan mandiri sehingga dapat memecahkan
masalah hidupnya dengan kreatif
Peningkatan mutu pendidikan di Sekolah Dasar sangat bergantung pada
kegiatan dan proses pembelajaran Proses pembelajaran harus berlangsung dengan
baik berdaya guna dan berhasil guna Peningkatan mutu pendidikan tidak terlepas
dari mutu proses pembelajaran setiap mata pelajaran yang diberikan di Sekolah
termasuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Keberhasilan
pembelajaran mata pelajaran IPS di wilayah Kebumen masih tergolong rendah
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
4
Hal ini berdasarkan data rata-rata nilai mata pelajaran di SD mata pelajaran IPS
menduduki paling rendah rata-ratanya diantara mata pelajaran yang dievaluasi
Untuk itu peningkatan mutu pembelajaran IPS merupakan hal yang sangat
penting dan perlu mendapat perhatian
Ketuntasan belajar merupakan acuan dimana seorang guru mengadakan
penilaian untuk mengetahui apakah materi yang sudah disampaikan dikuasai oleh
anak Untuk mencapai ketuntasan belajar guru membandingkan materi pokok
bahasan standar kompetensi kompetensi dasar tiap semester dengan materi yang
sudah dikuasai anak lewat kegiatan penilaian Pada pelaksanaan Kurikulum
Tingkst Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 ketuntasan belajar yang dikenal
dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) dibuat oleh masing-masing lembaga
pendidikan
Berdasarkan uraian di atas penelitian ini akan mengungkap partisipasi
siswa dalam pembelajaran PAKEM kemandirian belajar dengan ketuntasan
belajar IPS peneliti ingin lebih lanjut dan mendalam untuk mencari hubungan
ketiga variabel arah dan kuatnya hubungan tersebut Penelitian ini mengambil
judul ldquo Hubungan Partisipasi Siswa Dalam PAKEM dan Kemandirian belajar
dengan ketuntasan belajar IPS rdquo (Studi Korelasi pada SD N 1 Pejagoan
Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran 20102011)
B Pembatasan Masalah
Bertolak dari latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang
diuraikan di atas maka perlu adanya pembatasan masalah yang dimaksudkan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
5
untuk memperjelas permasalahan yang diteliti dan dicari jawabannya Agar
mendapatkan gambaran dan kerangka yang jelas mengenai lingkup penelitian ini
maka perlu kiranya diberikan batasan-batasan yang jelas menyangkut
permasalahan yang akan dikaji yakni ketuntasan belajar IPS bagi siswa SD di SD
N 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen serta kaitannya dengan faktor-faktor yang
mempengaruhinya
Untuk memperoleh hasil yang optimal dalam ketuntasan belajar IPS SD
faktor yang diduga mempunyai kedudukan yang strategis dan sangat penting
adalah (1) partisipasi siswa dalam PAKEM dan (2) kemandirian belajar
C Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini dirumuskan
sebagai berikut
1 Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS apabila ada
bagaimana bentuk dan kuatnya hubungan
2 Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar mata pelajaran IPS apabila ada bagaimana bentuk dan
kuatnya hubungan
3 Apakah terdapat hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar mata
pelajaran IPS apabila ada bagaimana bentuk dan kuatnya hubungan
4
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
6
D Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini dapat
dikemukakan sebagai berikut
1 Ingin mengetahui bentuk dan kuatnya sumbangan partisipasi siswa dalam
PAKEM dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS
2 Ingin mengetahui bentuk dan kuatnya sumbangan kemandirian belajar siswa
dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS
3 Ingin mengetahui bentuk dan kuatnya sumbangan partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar mata
pelajaran IPS
E Manfaat Penelitian
Hasil penelitian tentang hubungan partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS SD diharapkan membawa
manfaat secara teoritis bagi pengembangan dunia pendidikan khususnya teknologi
pembelajaran
Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan memberi informasi nyata
pada lembaga pendidikan dasar untuk menyusun strategi pengelolaan dan
pembinaan kepada guru kepala sekolah pengelola pendidikan dan pengambil
kebijakan untuk dapat mengevaluasi dengan dilaksanakannya penerapan
pendekatan Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAKEM)
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
7
BAB II
KAJIAN TEORI
A Landasan Teori
Pada landasan teori ini akan diuraikan teori-teori maupun konsep-konsep
yang relevan dengan penelitian Landasan teori akan dibahas berturut-turut
mengenai partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar dan ketuntasan
belajar mata pelajaran IPS Sekolah Dasar
1 Partisipasi siswa dalam PAKEM
a Pengertian PAKEM
Awal mula kata PAKEM dikembangkan dari istilah AJEL (Active Joyfull
and Effective Learning) Untuk pertama kali di Indonesia pada tahun 1999 dikenal
dengan istilah PEAM (Pembelajaran Efektif Aktif dan Menyenangkan) Namun
seiring dengan perkembangan MBS di Indonesia pada tahun 2002 istilah PEAM
diganti menjadi PAKEM yaitu kependekan dari Pembelajaran Aktif Kreatif
Efektif dan Menyenangkan
Namun demikian jika dicermati dalam model-model pelatihan PAKEM
landasan teori yang digunakan didalamnya pada hakekatnya adalah mengambil
dari teori-teori tentang active learning atau pembelajaran aktif
Pendekatan belajar siswa aktif sebenarnya sudah sejak lama
dikembangkan Konsep ini didasari pada keyakinan bahwa hakekat belajar adalah
proses membangun makna pemahaman oleh si pebelajar terhadap pengalaman
dan informasi yang disaring dengan persepsi pikiran (pengetahuan yang dimiliki)
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
8
dan perasaannya Dengan demikian siswalah yang harus aktif untuk mencari
informasi pengalaman maupun keterampilan dalam rangka membangun sebuah
makna dari hasil proses pembelajaran
Pengertian pembelajaran aktif sedikit membingungkan Hal tersebut
dikarenakan setiap orang memberikan pengertian yang berbeda-beda Terlebih
jika melihat hakekat belajar sebagaimana disebutkan di atas yaitu proses
membangun makna oleh pembelajar Jadi mustahil siswa dikatakan belajar tetapi
pasif sama sekali
Pembelajaran aktif adalah suatu istilah yang memayungi beberapa pendekatan
pembelajaran yang memfokuskan tanggung jawab proses pembelajaran pada si
pelajar Bowell dan Eison (1991) dalam
httpenwikipediaorgwikiactivelearninghtm mempopulerkan pendekatan ini
kedalam pembelajaran Istilah active learning ini sudah dikenal pada tahun 1980-an
Kemudian pada tahun 1990-an Association for the Study of Higher Education (ASHE)
memberikan laporan yang lebih lengkap tentang active learning Dalam laporannya
tersebut telah didiskusikan berbagai metode pembelajaran untuk memperkenalkan
active learning
Berikut pandangan dari para ahli mengenai bagaimana kegiatan siswa
dan lingkungan belajar active learning yang dipaparkan oleh Robertsj (2007)
dalam httpschoolwebmissouriedustoutlandelementaryactivelearninghtm
Silberman M menggambarkan saat belajar aktif para siswa melakukan
banyak kegiatan menggunakan otak untuk mempelajari ide-ide
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
9
memecahkan permasalahan dan menerapkan apa yang dipelajari Belajar
aktif adalah mempelajari dengan cepat menyenangkan penuh semangat dan
keterlibatan secara pribadi Untuk mempelajari sesuatu dengan baik harus
mendengar melihat menjawab pertanyaan dan mendiskusikannya dengan
orang lain Semua itu diperlukan oleh siswa untuk melakukan kegiatanndash
menggambarkannya sendiri mencontohkan mencoba keterampilan dan
melaksanakan tugas sesuai pengetahuan yang telah mereka miliki
Joel Wein (19971) mendefinisikan active learning adalah nama suatu
guru diubah menjadi seorang pelatih dan penolong di dalam proses itu
Akhirnya pada tahun 2004 sebagimana dikatakan oleh Mayer (2004)
dalam wikipedia di httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumnone
htm strategi seperti ldquoactive learningrdquo sudah berkembang luas hampir pada
semua kelompok teori yang mengenalkan tentang pembelajaran yang mana
siswa dapat menemukan sendiri Bruner pada tahun 1961 pernah
menjelaskan bahwa asalkan siswa sudah terlibat dalam proses pembelajaran
kemudian dapat mengingat informasi yang telah diberikan sebelumnya itu
sudah dikatakan siswa aktif Tetapi penjelasan itu ditentang oleh Mayer
(2004) Kirschner Sweller and Clark (2006) yang pada intinya mengatakan
bahwa siswa aktif tidak hanya sekedar hadir di kelas menghafalkan dan
akhirnya mengerjakan soal-soal di akhir pelajaran Siswa harus terlibat aktif
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
10
baik secara fisik maupun mental Siswa semestinya juga aktif melakukan
praktik dalam proses pembelajaran
Bonwell dan Eison (1991) dalam wikipedia di httpwikipediaorgwiki
activelearningcolumnonehtm memberikan beberapa contoh pembelajaran
aktif seperti pembelajaran berpasang-pasangan berdiskusi bermain peran
debat studi kasus telibat aktif dalam kerja kelompok atau membuat laporan
singkat dan sebagainya Disarankan agar guru menjadi pemandu sepanjang
tahap awal pembelajaran kemudian biarkan anak melakukan praktik
keterampilan baru kemudian memberikan informasi-informasi baru yang
belum diketahui siswa selama pembelajaran Disarankan penggunaan active
learning pada saat siswa telah mengenal materi sebelumnya dan telah
memiliki suatu pemahaman yang baik menyangkut materi sebelumnya
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa active learning
adalah suatu pendekatan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada
siswa untuk berperan lebih aktif dalam proses pembelajaran (mencari
informasi mengolah informasi dan menyimpulkannya untuk kemudian
diterapkan dipraktikkan) dengan menyediakan lingkungan belajar yang
membuat siswa tidak tertekan dan senang melaksanakan kegiatan belajar
b Pentingnya PAKEM
PAKEM dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus
menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya
mempertanyakan dan mengemukakan gagasan Belajar memang merupakan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
11
suatu proses aktif dari si siswa dalam membangun pengetahuannya bukan
pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan
Sehingga jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa
untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut bertentangan dengn
hakekat belajar (Soediono dkk 2003 34)
Istilah rdquomenyenangkanrdquo adalah suasana belajar mengajar yang
menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada
belajar sehingga waktu curah perhatiannya (time on task) tinggi Menurut
hasil penelitian tingginya waktu curah terbukti meningkatkan hasil belajar
Seperti dikatakan oleh Muhammad Rasyid Dimas bahwa memetik senar
kegembiraan pada anak akan memunculkan keriangan dan vitalitas dalam
jiwanya Hal ini juga akan menjadikan si anak selalu siap untuk menerima
perintah peringatan atau bimbingan apapun Menabur kegembiraan dan
keceriaan pada anak akan membuatnya mampu mengaktualisasikan
kemampuannya dalam bentuk yang sempurna (Tate Qomaruddin 200519)
Secara garis besar PAKEM digambarkan sebagai berikut
Belajar = proses aktif Anak dilahirkan memiliki
Membangun makna rasa ingin tahu
Pemahaman dari imajinasi
Informasi dan penga- M
laman oleh si pebelajar
Modal Kreativitas
Pembelajaran memiliki tujuan yang harus dicapai
Untuk keberlanjutan pembelajaran
Gambar 21
Hakekat belajar dengan menggunakan PAKE(Sumber Soediono Dkk 2003311)
A K
E
E
M
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
12
Pentingnya pembelajaran PAKEM merupakan inovasi pembelajaran yang harus
dilaksanakan oleh guru sebagai tanggung jawab profesional dalam pembelajaran
c Karakteristik PAKEM
Ciri-ciri PAKEM secara singkat digambarkan oleh Soediono dkk (2003
3-4) adalah sebagai berikut
1) Siswa terlibat langsung dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan
pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar
melalui berbuat (learning to do)
2) Guru menggunakan berbagai alat Bantu dan berbagai cara dalam
membangkitkan semangat termasuk menggunakan lingkungan sebagai
sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik menyenangkan
dan cocok bagi siswa
3) Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan ajar yang
lebih menarik dan menyediakan ldquopokok bacardquo
4) Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif
termasuk belajar kelompok
5) Guru mendorong siswa untuk menemukan cara sendiri dalam
pemecahan suatu masalah untuk mengungkapkan gagasannya dan
melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
13
d Model PAKEM
Gambaran PAKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi
selama kegiatan belajar mengajar Beberapa sarana atau perangkat model
belajar PAKEM sebagai berikut
Buletin Selamat Pagi Papan Absen Mandiri Uji Cakap Mandiri Papan
Jadwal Mandiri Kantong Peraga Mandiri Lembar Jawab Berkomik Kotak
Pas Mandiri Pohon Ilmu Dokter Matematika Kotak Permainan Buah Soal
Mandiri Media ldquo Tugasku Tanggung Jawabku rdquo Bimbingan Belajar
(Durari 200218-19)
Pembelajaran model PAKEM dengan berbagai media akan menuntut
siswa berpartisipasi aktif dalam proses kegiatan belajar Sebagaimana yang
dikemukakan oleh Jerrold E Kemp (1985 4) dalam contribution of media
to the learning process (kontribusi dari media pada proses belajar
1) Pengantar dari pengajaran dapat menjadi lebih standar setiap siswa
melihat dan mendengar sebuah presentasi media
2) Pengajaran dapat menjadi lebih menarik dengan media pengajaran
3) Belajar menjadi lebih interaktif dengan media pengajaran
4) Efisiensi waktu dengan memanfaatkan media dalam pembelajaran
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru telah menerapkan
pola-pola pembelajaran yang mengaktifkan siswa khususnya di sekolah
dasar diantaranya cara belajar siswa akif (CBSA) Pola ini diterapkan di
Kabupaten Kebumen CBSA mengubah paradigma lama seorang guru dalam
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
14
menyampaikan pelajaran aktif murid cenderung pasif Dalam
pelaksanaannya di lapangan CBSA sangat dianjurkan dan terkesan
dipaksakan padahal tidak semua Sekolah Dasar (SD) mempunyai
kemampuan yang sama guru siswa sarana maupun prasarana CBSA
menuntut siswa untuk aktif terlibat penuh dalam kegiatan belajar mengajar
dari awal sampai akhir pembelajaran dengan perangkat lembar kerja
Beberapa tahun pola CBSA dilaksanakan tapi kurang membawa perubahan
yang berarti Siswa mengalami kejenuhan karena dituntut selalu aktif
Menjenuhkan jiwa anak yang masih suka bermain sambil belajar atau belajar
sambil bermain Pola CBSA dilaksanakan guru dan murid selalu berada
dalam satu tempat satu waktu dan situasi yang sama Kegiatan belajar
mengajar seringkali terhambat atau tidak berjalan karena guru sebagai
fasilitator tidak berada di arena belajar Hal ini mungkin guru masih dalam
perjalanan menuju ke sekolah atau guru berhalangan hadir ke sekolah
karena sakit atau karena kepentingan lain Maka kegiatan belajar mengajar
mengalami hambatan yang akhirnya CBSA tidak dapat terlaksana dengan
baik
Dalam kondisi seperti tersebut di atas diperlukan model pembelajaran
yang efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa
Bruce Joyce dan Marsha Weil (2003 11-21) mengelompokkan model-
model pembelajaran ke dalam empat kategori yaitu
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
15
a) Kelompok model sosial atau the social family meliputi partners in
learning investigasi kelompok (group investigation) bermain peran
(role playing) dan penelitian yurisprudential (jurisprudential inquiry)
b) Kelompok model pengolahan informasi atau the information-processing
family meliputi model berpikir induktif (inductive thinking)
pencapaian konsep (concept attainment) memorisasi (memorics)
pemandu awal (advance organizers) latihan penelitian (inquiry
training) pengembangan intelek (scientific inquiry) dan synectics
c) Kelompok model personal atau the personal family meliputi
pengajaran tanpa arahan (nondirective teaching) dan ananching self-
esteem
d) Kelompok model system perilaku atau the behavior system family
meliputi belajar tuntas (mastery learning) pembelajaran langsung
(direct instruction) simulasi (simulation) belajar sosial (social
learning) dan programmed schedule
Salah satu model pembelajaran yang memerlukan kemandirian siswa
adalah model pembelajaran self directed learning (SDL) atau belajar
dipimpin oleh diri sendiri Menurut Leonard Nadler dan Zeace Nadler (2003
4) mendefinisikan SDL sebagai berikut
Self directed learning is a training design in which trainees master
packages of predetermined material at their own pace whithout the aid of
an instructor
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
16
Model pembelajaran self directed learning (SDL) adalah sebuah
rancangan dalam pembelajaran yang dalam belajar dilatih oleh paket
mengajarguru yang ditentukan oleh material langkah siswa sendiri tanpa
pertolongan dari pembimbing
2 Kemandirian Belajar
a Pengertian Belajar Mandiri dan Kemandirian Belajar
Konsep Belajar Mandiri (Self-directed Learning) sebenarnya berakar
dari konsep pendidikan orang dewasa Namun demikian berdasarkan
beberapa penelitian yang dilakukan oleh para ahli seperti Garrison tahun
1997 Schilleref tahun 2001 dan Scheidet tahun 2003 ternyata belajar
mandiri juga cocok untuk semua tingkatan usia Dengan kata lain belajar
mandiri sesuai untuk semua jenjang sekolah baik untuk sekolah menengah
maupun sekolah dasar dalam rangka meningkatkan prestasi dan kemampuan
siswa (httpwwwnwrelorg planningreportsself-directindexphp)
Haris Mujiman (2005 1) mencoba memberikan pengertian belajar
mandiri dengan lebih lengkap Menurutnya belajar mandiri adalah kegiatan
belajar aktif yang di dorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu
kompetensi guna mengatasi suatu masalah dan dibangun dengan bekal
pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki Pencapaian kompetensi sebagai
tujuan belajar dan cara penyampaiannya baik penetapan waktu belajar
tempat belajar irama belajar tempo belajar cara belajar maupun evaluasi
belajar dilakukan oleh siswa sendiri Disini belajar mandiri lebih dimaknai
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
17
sebagai usaha siswa untuk melakukan kegiatan belajar yang didasari niatnya
untuk menguasai suatu kompetensi tertentu
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dan beberapa pertimbangan di
atas maka belajar mandiri dapat diartikan sebagai usaha individu untuk
melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang
lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai sesuatu materi dan
atau kompetensi tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan
masalah yang dijumpainya di dunia nyata
Self-directed Learning adalah kegiatan belajar mandiri sedangkan orang
yang melakukan belajar mandiri sering disebut siswa mandiri (self-directed
Learners) Mardziah Hayati Abdullah (20012) mengatakan self-directed
Learners adalah sebagai ldquopara manajer dan pemilik tanggung jawab dari
proses pembelajaran yang mereka lakukan sendirirdquo Individu seperti itu
mempunyai keterampilan untuk mengakses dan memproses informasi yang
mereka perlukan untuk suatu tujuan tertentu Dalam belajar mandiri
mengintegrasikan self-management (manajemen konteks termasuk latar
belakang sosial menentukan sumber daya dan tindakan) dengan yang self-
monitoring (proses siswa dalam memonitor mengevaluasi dan mengatur
strategi belajarnya)
Belajar mandiri dan siswa mandiri seperti sekeping mata uang yang
mempunyai dua muka yang berbeda tetapi merupakan satu kesatuan yang
mempunyai suatu fungsi yang saling mendukung Lebih jelasnya persamaan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
18
dan perbedaan antara belajar mandiri dengan siswa mandiri digambarkan
dalam bagan sebagai berikut
Gambar 22
Pendekatan personal Responbility Orientation (PRO)
(Sumber Roger Hiemstra 199825)
Belajar mandiri (self-directed learning) yang ada di sisi sebelah kiri dari
pendekatan mengacu pada karakteristik proses belajar mengajar atau apa
yang dikenal sebagai faktor eksternal dari si siswa Disini mengacu pada
bagaimana proses pembelajaran itu dilaksanakan Siswa mandiri (self-
direction Learners) yang ada di sebelah kanan dari pendekatan mengacu
pada individu yang melakukan kegiatan belajar Termasuk di dalamnya yaitu
karakteristik kepribadian siswa atau sering kita sebut faktor internal dari
individu yang bersangkutan Jika kedua hal tersebut (self-directed learning
dan self-direction Learners) dapat tercipta dalam proses pembelajaran maka
individu dapat memiliki kemandirian dalam belajar (self-direction in
learning)
Dengan demikian kemandirian belajar (self-direction in learning) dapat
diartikan sebagai sifat dan sikap serta kemampuan yang dimiliki siswa untuk
melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
19
lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai suatu kompetensi
tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan masalah yang
dijumpainya di dunia nyata
Burt Sisco dalam Hiemstra (19988) membuat sebuah pendekatan yang
membantu individu untuk menjadi lebih mandiri dalam belajar Menurut
Sisco ada enam langkah kegiatan untuk membantu individu menjadi lebih
mandiri dalam belajar yaitu (1) preplanning (aktivitas sebelum proses
pembelajaran) (2) menciptakan lingkungan belajar yang positif (3)
mengembangkan rencana pembelajaran (4) mengidentifikasi aktivitas
pembelajaran yang sesuai (5) melaksanakan kegiatan pembelajaran dan
monitoring dan (6) mengevaluasi hasil pembelajaran individu
Menurut Haris Mudjiman (2005 120) belajar mandiri memiliki tiga
tahap pelaksanaan yaitu tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran
dan tahap refleksi Sehingga keterampilan-keterampilan yang diperlukan
untuk belajar mandiri adalah keterampilan yang diperlukan untuk
mengerjakan setiap tahap belajar mandiri
Pada tahap pengembangan motivasi keterampilan yang perlu dikuasai
adalah keterampilan menumbuhkan self-motivation Untuk dapat
menumbuhkan self-motivation diperlukan beberapa keterampilan seperti
(1) Kemampuan mengetahui detail dari kegiatan (2) kemampuan
menganalisis dan menyimpulkan bahwa kegiatan sesuai dengan kebutuhan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
20
dan terjangkau (3) kemampuan menikmati pengalaman belajar (4)
kemampuan melakukan penilaian secara objektif
Pada tahap pembelajaran keterampilan yang perlu dikuasai adalah
keterampilan dasar penelitian yang meliputi (1) Keterampilan merumuskan
masalah (2) keterampilan menetapkan tujuan belajar (3) keterampilan
menetapkan strategi (4) keterampilan menetapkan jenis informasi yang di
perlukan (5) keterampilan mengidentifikasi sumber informasi (6)
keterampilan mencari informasi (7) keterampilan menganalisis informasi
(8) Keterampilan merumuskan hasil analisisnya (9) keterampilan
mengkomunikasikan hasil belajarnya (10) kemampuan menilai pada
kegiatan akhir belajar
Pada tahap refleksi keterampilan yang diperlukan antara lain (1)
kemampuan menentukan kebenaran dan kesalahan (2) kemampuan
menerima kesalahan sebagai sesuatu yang wajar (3) kemampuan
menggunakan kesalahan untuk perbaikan (4) kemampuan menerima
keberhasilan bukan untuk kebanggaan namun sebagai kenyataan untuk
dipahami untuk ditingkatkan pada proses berikutnya
Seluruh keterampilan di atas harus ditumbuhkan oleh guru dalam proses
pembelajaran dengan melakukan berbagai strategi pembelajaran yang
memungkinkan untuk berkembangnya seluruh keterampilan di atas
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
21
3 Mata Pelajaran IPS Sekolah Dasar
a Pengertian IPS
Ilmu pengetahuan sosial sebagaimana diberikan oleh The NCSS
(National Council for the Social Studies) Board of Diractors menyatakan
Social studies is the integrated study of the social sciences and humanities
to promote civics competence Within the school program social studies
provides coordinated systematic study drawing upon such disciplines as
anthropology archeology economics geography psychology religion
and sociology as well as appropriate content from the humanities
mathematics and the natural sciences The primary purpose of the social
studies is to help young people develop the ability to make informed and
reasoned decision for the public good as citizens of a culturally diverse
democratic society in an interdependent world ( NCSS Board of Direktors
1993213)
Ilmu pengetahuan sosial merupakan program pendidikan yang memiliki
bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniti yang
diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan
pendidikan (Muhamad Nursquoman Soemantri 19951)
Menurut kurikulum pendidikan dasar 2004 IPS adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari kenyataan sosial dalam kehidupan yang didasarkan pada
kajian geografi ekonomi sosiologi antropologi tata negara dan sejarah
Melalui mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar para siswa diharapkan
dapat memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep-konsep dasar ilmu
sosial dan humaniti memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah
sosial di lingkungannya serta memiliki keterampilan mengkaji dan
memecahkan masalah sosial Melalui mata pelajaran IPS diharapkan para
siswa dapat terbina menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
22
b Materi IPS SD
Materi pendidikan IPS di SD sebagaimana dikatakan oleh Saidihardjo
(1997 4) adalah Pendidikan IPS untuk pendidikan dasar dan menengah
sumber bahannya adalah disiplin ilmu-ilmu sosial seperti yang disajikan
pada tingkat universitas Hanya karena pertimbangan tingkat kecerdasan
kematangan jiwa peserta didik maka bahan pendidikannya disederhanakan
diseleksi diadaptasi dan dimodifikasi untuk tujuan institusional pendidikan
dasar dan menengah
Menurut Zamroni (2003 5) bahwa IPS adalah ilmu yang mempelajari
apa yang terjadi disekitar kita baik seorang individu maupun sebagai warga
kelompok masyarakat Karena berkaitan dengan rdquokitardquo maka kajian IPS
harus realistis IPS baru perlu dirumuskan suatu kajian perilaku manusia
yang berkaitan dengan berbagai latar belakang yang melingkupinya secara
objektif rasional dan realistis
Menurut Saidihardjo (2003 3) IPS untuk pendidikan dasar yaitu hasil
penyederhanaan adaptasi seleksi dan modifikasi dari konsep dasar ilmu-
ilmu sosial yang disusun secara sistematis dan pedagogis untuk tujuan
pendidikan dasar dan menengah dalam rangka mewujudkan tujuan nasional
yang berdasarkan Pancasila Menurut Colin Marsh (1991 10) rdquosocial studies
is the study of people as social beings as they have existed and interacted
with each other and the environment in the time and placerdquo Ilmu sosial
adalah ilmu tentang manusia dan interaksi antar mereka antara yang satu
dengan yang lain dan lingkungan waktu mereka berada dan tempat Ilmu
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
23
pengetahuan Sosial adalah program pendidikan yang mengintegrasikan
secara interdisipliner konsep-konsep ilmu sosial dan humaniora (Suwarso
dkk 2007 1)
c Tujuan IPS
Tujuan utama IPS adalah membantu para siswa untuk berpikir kritis atau
rdquocritical thinkingrdquo agar mampu mengambil keputusan secara rasional dengan
dasar informasi yang cukup Dalam kaitannya dengan masalah sosial yang
hasilnya tidak hanya untuk pribadi keluarga tetapi juga berguna bagi
masyarakat bangsa dan negara Menurut Saidihardjo tujuan IPS adalah agar
siswa memahami dan menghargai nilai norma dan budaya suatu masyarakat
setempat dan memupuk kesadaran siswa terhadap hak dan kewajiban Orang
yang berpikir kreatif diharapkan lebih cepat menemukan pemecahan masalah
baru terhadap problem yang dihadapi (Noeng Muhadjir 2001 56) Dengan
belajar IPS diharapkan siswa memiliki kemampuan analisis sosial yakni
mampu mendeteksi dan mempunyai pemahaman tentang perasaan motif dan
kepribadian orang lain
4 Ketuntasan Belajar
a Pengertian Belajar Tuntas
Belajar tuntas (Mastery learning) adalah suatu sistem belajar yang
mengharapkan sebagian besar siswa dapat menguasai tujuan instruksional
dari satuan atau unit-unit pelajaran secara tuntas Achdiat dkk (2000)
menjelaskan bahwa maksud utama belajar tuntas adalah memungkinkan 75
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
24
sampai 90 siswa untuk mencapai hasil belajar yang sama tingginya
dengan kelompok terpandai dalam pengajaran klasikal Dengan demikian
makna belajar tuntas adalah meningkatkan efisiensi belajar meningkatkan
minat belajar meningkatkan kemandirian belajar dan meningkatkan sikap
siswa yang positif terhadap bahan pelajaran yang dipelajarinya melalui
metode belajar pada kesatuan kelas Pada belajar tuntas siswa harus
mencapai suatu tingkat penguasaan tertentu terhadap tujuan instruksional
dari satuan pembelajaran tertentu sebelum melanjutkan kesatuan
pembelajaran berikutnya
Carroll (dalam Winkel 2000) mengembangkan suatu model belajar
yang antara lain bertitik tolak pada kemampuan intelektual siswa sebagai
indikasi untuk belajar menurut kecepatan tertentu bukan untuk indikasi
tingkat keberhasilan belajar yang dapat dicapai oleh siswa Senada dengan
pendapat Carroll James H Black (Dalam Warji R 1983) mengatakan bahwa
setiap siswa dapat menguasai bahan atau materi pelajaran tetapi waktu yang
ditentukan tidak sama Jika dikaitkan pendapat Carroll dan Black maka
tampak ada kesamaan pendapat yaitu untuk menguasai atau tuntas suatu
bahan pelajaran diperlukan waktu yang berbeda-beda bagi setiap siswa
Apabila siswa disediakan cukup waktu dan diberi pelayanan yang tepat yang
meliputi kesempatan belajar kualitas pembelajaran maka setiap siswa akan
mampu menguasai bahan pelajaran yang diberikan
Sistem belajar tuntas telah terintegrasi dalam kurikulum yang
dinyatakan bahwa jika ge 85 dari jumlah siswa menguasai le 75 tujuan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
25
yang disajikan maka diadakan pengayaan dan jika belum menguasai tujuan
yang disajikan maka diadakan perbaikan Menurut Bloom dalam buku
Mastery Learning (Siswoyo 198121) berpendapat bahwa
ldquo Mastery learning dipandang sebagai kemampuan siswa untuk menyerap
inti dan pengajaran yang telah diberikan kepadanya ke dalam suatu
keseluruhanrdquo
Amparo S Lardizibal (2000 179) mengemukakan ldquomastery learning
as a strategy for optimizing learning considers the individual capacity and
need of the learnerrdquo Mastery learning sebagai sebuah strategi untuk harapan
yang lebih baik dalam pembelajaran kapasitas individu dan kebutuhan
pembelajaran
Dari beberapa pengertian mastery learning dapat disimpulkan akan
belajar tuntas yakni belajar tuntas adalah suatu kegiatan pembelajaran yang
mengarahkan seluruh kemampuan agar materi pelajaran dapat dikuasai siswa
secara penuh dalam waktu tertentu
b Prinsip Belajar Tuntas
Dasar prinsip dari mastery learning menurut Amparo S Lardizabal
(2000 180) adalah 1) Unit belajar dipecah dalam komponen tingkah
lakusikap atau tugas-tugas 2) Tugas pembelajaran menjadi suatu rangkaian
yang pantas 3) Frekuensi diagnosa dan peningkatan dari format evaluasi
diberikan pada apa yang diajarkan 4) Perbaikan yang pantas diberikan untuk
mengatasi kelompok atau individu yang dinyatakan lemah melalui tes
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
26
formatif 5) Siswa diberikan cukup waktu untuk memperoleh penguasaan 6)
Tugas belajar tuntas didasari pada basis standar faktor penentu yang
dikriteriakan
Menurut Siswoyo (1981 3) faktor yang lebih prinsip dalam strategi
mastery learning adalah pengembangan prosedur-prosedur umpan balik dan
korektif (feed back and corrective procedures) pada berbagai taraf atau
bagian dari proses belajar Untuk umpan balik dapat dipakai lembaran kerja
ulangan-ulangan pekerjaan rumah (PR) test formatif dan sebagainya
Test-test semacam itu dimaksudkan untuk menentukan apa yang telah
dikuasai setiap siswa dalam satuan pelajaran bab atau bagian dari mata
pelajaran tertentu dan apa yang masih perlu dipelajarinya
c Kriteria Belajar Tuntas
Ketuntasan belajar merupakan target keberhasilan dari kegiatan belajar
mengajar Apakah materi yang disampaikan sampai berapa jauh dikuasai
oleh siswa Penilaian Acuan Patokan yang dipakai untuk mengukur
ketuntasan belajar sebagaimana dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM)
yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional tahun 2001
mentarget 75 daya serap materi yang disampaikan pada siswa
dalam kurikulum nasional
Semenjak penerapan kurikulum 2006 mulai tahun ajaran 20072008
khususnya di Sekolah Dasar (SD) dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) ketuntasan belajar dibuat oleh masing-masing lembaga
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
27
pendidikan dengan memperhatikan tingkat kesukaran daya dukung sarana
dan prasarana Ketuntasan belajar ini disebut Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) dan dibuat setiap indikator Untuk dapat mengetahui ketuntasan
belajar siswa tinggal membandingkan hasil ulangan atau test dengan standar
KKM yang dibuat Apabila nilai di bawah standar KKM maka siswa tersebut
belum tuntas apabila sama atau lebih tinggi dari standar KKM maka siswa
tersebut dinyatakan sudah mencapai tuntas dalam belajar
B Penelitian Yang Relevan
Banyak penelitian terdahulu yang relevan berkaitan dengan strategi
pembelajaran kemandirian belajar dan prestasi belajar variabel-variabel yang
diteliti dalam penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Kirno Suwanto pada tahun 2006 sistem pembelajaran sebagai upaya
meningkatkan kemandirian belajar siswa di SDIT Nur Hidayah menunjukkan
hubungan yang positif antara pembelajaran dengan kemandirian belajar Dwi
Atmojo pada tahun 2002 topik penelitian pengaruh penggunaan strategi
pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar
menunjukkan pengaruh yang positif penggunaan strategi pembelajaran kooperatif
dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Sukardi dan Anton Sukarno pada
tahun 2001 dengan topik kemampuan profesional guru SD (Studi Korelasi antara
Pengalaman Pendidikan dan sikap Profesional Guru) menunjukkan hubungan
yang positif dan signifikan Nurhilal pada tahun 2008 dengan topik penelitian
hubungan partisipasi siswa dalam PAKEM dan motivasi belajar dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
28
ketuntasan belajar IPA SD di Karanganyar Purbalingga menunjukkan adanya
hubungan yang signifikan antara pembelajaran PAKEM dan motivasi belajar
dengan ketuntasan belajar IPA di SD
Dari beberapa penelitian di atas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian untuk mencari hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar khususnya pada mata pelajaran
IPS
C Kerangka Berfikir
Berdasar latar belakang masalah kajian teori dan penelitian-penelitian
yang relevan maka dapat disusun kerangka berpikir sebagai berikut
1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan
belajar mata pelajaran IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang
menekankan siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat yang
sudah dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang
Dengan rasa senang pada diri siswa akan memudahkan untuk menerima
materi pelajaran sehinggga anak dapat menguasai keterampilan baik kognitif
afektif dan psikomotor yang diharapkan sehingga pada akhirnya ketuntasan
belajar yang ditargetkan akan dapat tercapai
Guru dan proses pembelajaran merupakan dua hal yang memiliki
keterkaitan sangat erat dan mutlak Artinya guru akan lebih memiliki makna
secara edukatif jika guru itu mampu melakukan proses pembelajaran yang
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
29
baik tepat akurat serta relevan dengan fungsi dan prinsip pendidikan Untuk
mewujudkan idealisme pendidikan itu tidak cukup diimbangi dengan
pembelajaran yang efektif melainkan perlu pembelajaran yang efisien
Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu menambah
wacana atau khasanah pengetahuan baru bagi siswa Sedangkan pembelajaran
yang efisien adalah pembelajaran di samping dapat menambah pengetahuan
atau informasi baru bagi siswa pembelajaran itu menyenangkan dan
menggairahkan siswa selama proses pembelajaran
2 Hubungan antara kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar mata
pelajaran IPS
Kemandirian belajar siswa dapat dilihat dari kemampuannya dalam
melaksanakan tiga kegiatan belajar yaitu (1) kemampuan untuk memotivasi
diri (2) kemampuan teknis dalam melakukan kegiatan belajar mandiri dan
(3) kemampuannya dalam merefleksi kegiatan belajar yanag telah
dilakukannya dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian siswa untuk
belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara Dengan kemandirian belajar
yang telah dimilikinya akan mendorong siswa untuk melakukan sesuatu
dengan penuh kesadaran dan keberartian Siswa menyadari bahwa kebutuhan
belajar penting untuk dirinya sendiri bukan untuk kepentingan orang lain
Dalam konteks pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
dan atau Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tidak
hanya menuntut guru untuk melakukan inovasi pembelajaran melainkan juga
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
30
menuntut siswa untuk melakukan cara belajar siswa aktif (CBSA) Dengan
CBSA dituntut siswa memiliki motivasi belajar yang optimal sehingga dapat
menumbuhkan kemandirian belajar siswa
3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar
dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan suatu cara pembelajaran
yang menuntut siswa aktif dan adanya rasa senang sehingga siswa tidak
merasa bosan untuk belajar Dengan berbagai media peraga perangkat dan
lain-lain Hal ini dapat menimbulkan kesenangan belajar siswa
Di samping partisipasi siswa dalam PAKEM tidak kalah pentingnya
kemandirian belajar yang mendorong siswa untuk mengembangkan motivasi
pembelajaran dan refleksi yang diperlukan untuk melakukan keterampilan-
keterampilan yang diperlukan untuk melakukan sesuatu kegiatan belajar
secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya
sendiri untuk menguasai sesuatu kompetensi tertentu Dalam kegiatan
pembelajaran seorang guru senantiasa berupaya agar materi yang disampaikan
atau dipelajari dapat dikuasai siswa secara optimal Untuk itu partisipasi
siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar merupakan dua faktor yang
diduga secara bersama-sama memiliki hubungan positif dengan ketuntasan
belajar mata pelajaran IPS SD
Salah satu persyaratan yang penting dalam melaksanakan
pembelajaran adalah kemampuan guru menjalankan suatu proses
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
31
pembelajaran yang bermakna bagi semua siswa Acuan proses pembelajaran
bukan saja harus melihat pada kondisi kini namun juga pada masa yang akan
datang bagi siswa usia pendidikan dasar Pembelajaran yang diberikan perlu
disesuaikan pada taraf perkembangan tingkat pertisipasi dan kemandirian
belajarnya
D Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dalam penelitian ini peneliti
mengajukan hipotesis sebagai berikut
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar IPS
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
1 Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Pejagoan
UPT Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kecamatan Pejagoan Kabupaten
Kebumen
2 Waktu Penelitian
Penelitian ini membutuhkan waktu penyelesaian selama kurang lebih 10
bulan dimulai dari observasi awal penyusunan proposal penyusunan
instrumen uji coba alat ukur pelaksanaan penelitian sampai pengolahan data
dan penyusunan laporan
A Metode Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian di atas metode penelitian yang digunakan
adalah deskriptif korelasional yaitu suatu peneltian yang bertujuan mendeteksi
seberapa jauh variasi-variasi suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada
satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefesien korelasi (Suryabrata 1981
24) Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Variabel Bebas (Variabel Prediktor)
a Partisipasi Siswa Dalam PAKEM (X1)
b Kemandirian Belajar IPS (X2)
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
33
2 Variabel Terikat (Variabel Respons)
- Ketuntasan Belajar IPS (Y)
Populasi dan Sampel
Populasi adalah sekelompok individu yang akan diteliti atau diselidiki
dalam suatu penelitian (Sugiyono 1997) Populasi dalam penelitian ini adalah
siswa SDN 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen yang berjumlah 220 siswa
Sampel adalah bagian dari populasi sampel yang dipakai itu diteliti agar
dapat mewakili jumlah populasi Apabila jumlah populasi kurang dari 100
sebaiknya diambil semua sebagai sampel sehingga penelitiannya bersifat total
Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil 10-15 atau
lebih besar dari itu (Arikunto 1996) Sejalan dengan hal tersebut populasi dalam
penelitian ini berjumlah 220 yaing terdiri dari tingkatan kelas 1 sampai kelas VI
Sampel diambil siswa kelas V yang berjumlah 40 siswa
Sampling adalah teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel
Adapun teknik sampling ada 2 macam yaitu teknik non random sampling dan
teknik random sampling Dalam penelitian ini digunakan teknik cluster random
sampling atau area sampling artinya pengambilan sampel yang didasarkan atas
ciori-ciri kelompok tertentu atau sifat tertentu yang ada pada tingkat kelas dan
dengan memberi kebebasan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk
menjadi anggota sampel dengan cara mengundi kelas yang diambil sebagai
sampel penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
34
B Teknik Pengumpulan Data
1 Angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan Kemandirian belajar
Angket partisipasi siswa dalam PAKEM terdiri dari 50 item Data untuk
kemandirian belajar IPS diperoleh melalui angket Angket partisipasi siswa
dalam PAKEM sebanyak 50 item dan angket kemandirian belajar sebanyak
50 item dan Tes ketuntasan belajar IPS sebanyak 50 item
Validitas ietem angket digunakan korelasi Product Moment dari
Pearson sedang reliabilitas item angket digunakan Alpha Cronbach
2 Metode Test
Metode test digunakan untuk mengetahui nilai ketuntasan belajar IPS
berdasarkan kisi-kisi pemberian skor terhadap tes kompetensi belajar IPS
E Teknik Analisis Data
Untuk menguji hipotesis (1) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan ketuntasan belajar IPSrdquo
dan hipotesis (2) yang berbunyi ldquoada hungan positif yang signifikan antara
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan teknik analisis
regresi dan korelasi sederhana atau sering disebut korelasi Product Moment
Untuk menguji hipotesis (3) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang signifikan
antara PAKEM dan kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan
teknik analisis regresi linier
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
35
F Hipotesis Statistik
Dalam penelitian ini hipotesis statistik adalah sebagai berikut
1 Hipotesis (1)
a Ho ry 1 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 1 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
2 Hipotesis (2)
a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian
belajar dengan ketuntasan belajar IPS
3 Hipotesis (3)
a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kemandirian belajar dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar
dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Skor Partisipasi Siswa dalam PAKEM
Data partisipasi siswa dalam PAKEM secara keseluruhan memiliki
rentangan (range) 45 dengan skor terendah 91 dan skor tertinggi 136 Data
partisipasi siswa dalam PAKEM mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar
1132 modus sebesar 91 median sebesar 114 varians sebesar 21616 dan
simpangan baku standar deviasi) sebesar 147 (nilai-nilai statistik ini
perhitungannya dilakukan dengan komputer dengan program SPSS versi 15
1 Skor Kemandirian Belajar
Data skor kemandirian belajar siswa secara keseluruhan memiliki
rentangan (range) 40 dengan skor terendah 92 dan skor tertinggi 132
Kemandirian belajar mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 1126 modus
sebesar 95 median sebesar 1135 varians sebesar 2276 dan simpangan baku
(standar deviasi) sebesar 151 (nilai-nilai statistik ini perhitungannya
dilakukan dengan komputer program SPSS versi 15
3 Ketuntasan belajar IPS
Data ketuntasan belajar IPS siswa yang memiliki secara keseluruhan
memiliki rentangan (range) 48 dengan skor terendah 50 dan skor tertinggi
98 Ketuntasan belajar IPS siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
37
rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians
sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai
statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS
A Pengujian Persyaratan Analisis
1 Uji Normalitas Data
a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada
lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi
sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa
data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang
berdistribusi normal
b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100
lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data
kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi
normal
c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
38
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov
Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance
sebesar 0808 lebih besar dari α (005)
2 Uji Linieritas
Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier
Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x
2 tabel
dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13
diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan
demikian model regresi adalah model linier
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan
skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS
Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi
Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai
dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44
Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis
Pengujian rhitung rtabel Keterangan
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0616 0312 Signifikan
Hubungan kemandirian
belajar siswa dalam
0677 0312 Signifikan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
39
PAKEM dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran
IPS
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0731 0312 Signifikan
F hitung = 21290
F tabel = 323
Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis
pada akhir Bab II adalah sebagai berikut
1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar
pada mata pelajaran IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi
(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat
diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika
semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
40
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil
perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf
signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat
dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo
sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
41
Coefficientsa
4545 11160 407 686
267 108 338 2467 018
368 105 482 3519 001
(Constant)
x1
x2
Model
1
B Std Error
Unstandardized
Coeff icients
Beta
Standardized
Coeff icients
t Sig
Dependent Variable ya
(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS
Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi
siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar
IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut
Tabel 45
Hasil Analisis Regresi Linier
Coefficients a
Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS
Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai
berikut
Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2
Interpretasi persamaan tersebut adalah
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
42
a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar
4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bernilai nol
b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa
kemandirian belajar bernilai konstan
b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar
siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan
Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan
sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar
42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar
58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari
sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini
menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
43
akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar
225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan
meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31
Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan
memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan
belajar IPS
B Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi
sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan
pembahasan sebagai berikut
Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan
taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat
dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa
dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang
berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat
student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan
menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
44
dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa
siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa
senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh
Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut
bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan
oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan
pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan
bentuk yang sempurna
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan
siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah
dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi
siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia
pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian
belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel
dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung
gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini
dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
45
siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan
yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan
kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan
prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan
kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha
meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha
belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)
bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab
dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa
yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki
tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap
refleksi
Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental
sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi
mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa
remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh
anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh
karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan
kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian
belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar
mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat
diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
46
lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan
pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal
Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu
yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya
bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi
dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang
afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan
belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong
seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni
belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi
pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya
Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi
tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha
untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa
dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam
kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin
kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai
Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa
senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki
banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi
tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester
kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
47
dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang
dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias
memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir
keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi
siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan
tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti
jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena
terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki
kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi
yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan
guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar
Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan
dalam proses belajar
Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa
PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan
dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel
0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian
belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang
menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
48
karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau
bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal
ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di
sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama
memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS
C Keterbatasan Penelitian
Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini
penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan
rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut
Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar
menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka
alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu
sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-
jujurnya
Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya
menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada
secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan
ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah
mencakup materi yang luas
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
49
Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi
proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian
belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek
penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat
sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil
penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
50
BAB V
KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat
disimpulkan bahwa
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan
analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini
berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan
arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan
(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar
siswa
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa
dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis
korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti
bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan
kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
51
mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif
ketuntasan hasil belajar siswa
3 Ketuntasan belajar IPS
Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan
yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa
hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi
pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti
proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan
kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar
IPS
B Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif
dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi
kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik
Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia
menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
52
metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang
diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna
oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu
penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan
antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab
demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan
simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan
antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)
contextual teaching learning (CTL) Jigsaw
Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi
akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang
disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki
hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS
Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model
pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan
menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan
hasil belajarnya
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
53
C Saran
1 Bagi Guru
Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan
materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan
lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan
pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan
belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya
meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar
karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan
prestasi dan ketuntasan belajarnya
2 Bagi siswa
Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar
Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus
menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar
IPS yang diharapkan
3 Bagi Sekolah
Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan
nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan
mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka
mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
54
prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan
tercapainya tujuan bersama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
55
Daftar Pustaka
Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery
Learning Jakarta Depdikbud
Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City
Phoenix Publishing House Inc
Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia
Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja
Grafindo Perasada
Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York
Longman
Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom
AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass
httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)
Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press
Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta
Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum
Depdiknas
Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta
Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan
httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret
Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung
Jurnal Pendidikan
Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas
Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins
Publishers
Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS
Semarang ISBN
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
56
Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press
Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite
(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford
Pergamon Press Reprinted here by permission (net)
__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence
for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College
Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York
Macmillan PublCoy
Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork
Harper and Raw Publisher
Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom
Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren
Teacer Hall India Private Limited
Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS
Jakarta Depdikbud
Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra
(2010)
Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning
httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp
Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest
httpwwweriedigestorg (19-05-2009)
Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta
LP3ES
Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery
learning The case for guided methods of instructionrdquo
httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)
Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan
Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah
disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung
Angkatan Pertama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
57
Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar
Bandung Sinar Baru
Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi
Aksara
Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri
Yogyakarta
Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer
wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)
Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius
Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary
active_learninghtm (20-05-2009)
Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches
Acknowledgement University of Saskatchewan
Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta
F IPS UNY
Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga
Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli
pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas
Unesco Unicer dan Nzaid
Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta
Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil
Cipta Media
Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal
Approach to Instructional Design Australian journal of Educational
Technology
Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas
Surabaya IDM
Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi
Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
3
perubahan paradigma pembelajaran saat ini Prestasi akademik bukanlah satu-
satunya tujuan pembelajaran Di dalam PAKEM diterapkan model pembelajaran
yang dapat membuat siswa aktif selama proses pembelajaran Dikemas dalam
suasana yang menyenangkan dan menghasilkan hasil yang sesuai dengan kondisi
riil di masyarakat Siswa diharapkan dapat menerapkannya secara kreatif ketika
menjumpai suatu permasalahan PAKEM bertujuan agar pola pikir siswa lebih
berkembang melatih siswa hidup mandiri serta ikut mendidik masyarakat untuk
lebih peduli terhadap pendidikan (Durari 200212)
Dalam proses pembelajaran sangatlah penting untuk menumbuhkan sifat
kemandirian siswa dalam belajarnya Siswa dibiasakan untuk memperoleh data
dan informasi dengan tanpa menggantungkan diri pada guru Siswa dapat
memperolehnya dari orang tua sesama siswa buku-buku dan sumber-sumber
lainnya Dalam proses pembelajaran kemandirian belajar sangat dibiasakan dan
dilatihkan dengan sejumlah instrumen pembelajarannya Harapan ke depan adalah
terciptanya out put siswa yang pandai untuk learn how to learn atau terciptanya
generasi yang dapat belajar dengan mandiri sehingga dapat memecahkan
masalah hidupnya dengan kreatif
Peningkatan mutu pendidikan di Sekolah Dasar sangat bergantung pada
kegiatan dan proses pembelajaran Proses pembelajaran harus berlangsung dengan
baik berdaya guna dan berhasil guna Peningkatan mutu pendidikan tidak terlepas
dari mutu proses pembelajaran setiap mata pelajaran yang diberikan di Sekolah
termasuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Keberhasilan
pembelajaran mata pelajaran IPS di wilayah Kebumen masih tergolong rendah
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
4
Hal ini berdasarkan data rata-rata nilai mata pelajaran di SD mata pelajaran IPS
menduduki paling rendah rata-ratanya diantara mata pelajaran yang dievaluasi
Untuk itu peningkatan mutu pembelajaran IPS merupakan hal yang sangat
penting dan perlu mendapat perhatian
Ketuntasan belajar merupakan acuan dimana seorang guru mengadakan
penilaian untuk mengetahui apakah materi yang sudah disampaikan dikuasai oleh
anak Untuk mencapai ketuntasan belajar guru membandingkan materi pokok
bahasan standar kompetensi kompetensi dasar tiap semester dengan materi yang
sudah dikuasai anak lewat kegiatan penilaian Pada pelaksanaan Kurikulum
Tingkst Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 ketuntasan belajar yang dikenal
dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) dibuat oleh masing-masing lembaga
pendidikan
Berdasarkan uraian di atas penelitian ini akan mengungkap partisipasi
siswa dalam pembelajaran PAKEM kemandirian belajar dengan ketuntasan
belajar IPS peneliti ingin lebih lanjut dan mendalam untuk mencari hubungan
ketiga variabel arah dan kuatnya hubungan tersebut Penelitian ini mengambil
judul ldquo Hubungan Partisipasi Siswa Dalam PAKEM dan Kemandirian belajar
dengan ketuntasan belajar IPS rdquo (Studi Korelasi pada SD N 1 Pejagoan
Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran 20102011)
B Pembatasan Masalah
Bertolak dari latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang
diuraikan di atas maka perlu adanya pembatasan masalah yang dimaksudkan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
5
untuk memperjelas permasalahan yang diteliti dan dicari jawabannya Agar
mendapatkan gambaran dan kerangka yang jelas mengenai lingkup penelitian ini
maka perlu kiranya diberikan batasan-batasan yang jelas menyangkut
permasalahan yang akan dikaji yakni ketuntasan belajar IPS bagi siswa SD di SD
N 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen serta kaitannya dengan faktor-faktor yang
mempengaruhinya
Untuk memperoleh hasil yang optimal dalam ketuntasan belajar IPS SD
faktor yang diduga mempunyai kedudukan yang strategis dan sangat penting
adalah (1) partisipasi siswa dalam PAKEM dan (2) kemandirian belajar
C Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini dirumuskan
sebagai berikut
1 Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS apabila ada
bagaimana bentuk dan kuatnya hubungan
2 Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar mata pelajaran IPS apabila ada bagaimana bentuk dan
kuatnya hubungan
3 Apakah terdapat hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar mata
pelajaran IPS apabila ada bagaimana bentuk dan kuatnya hubungan
4
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
6
D Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini dapat
dikemukakan sebagai berikut
1 Ingin mengetahui bentuk dan kuatnya sumbangan partisipasi siswa dalam
PAKEM dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS
2 Ingin mengetahui bentuk dan kuatnya sumbangan kemandirian belajar siswa
dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS
3 Ingin mengetahui bentuk dan kuatnya sumbangan partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar mata
pelajaran IPS
E Manfaat Penelitian
Hasil penelitian tentang hubungan partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS SD diharapkan membawa
manfaat secara teoritis bagi pengembangan dunia pendidikan khususnya teknologi
pembelajaran
Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan memberi informasi nyata
pada lembaga pendidikan dasar untuk menyusun strategi pengelolaan dan
pembinaan kepada guru kepala sekolah pengelola pendidikan dan pengambil
kebijakan untuk dapat mengevaluasi dengan dilaksanakannya penerapan
pendekatan Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAKEM)
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
7
BAB II
KAJIAN TEORI
A Landasan Teori
Pada landasan teori ini akan diuraikan teori-teori maupun konsep-konsep
yang relevan dengan penelitian Landasan teori akan dibahas berturut-turut
mengenai partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar dan ketuntasan
belajar mata pelajaran IPS Sekolah Dasar
1 Partisipasi siswa dalam PAKEM
a Pengertian PAKEM
Awal mula kata PAKEM dikembangkan dari istilah AJEL (Active Joyfull
and Effective Learning) Untuk pertama kali di Indonesia pada tahun 1999 dikenal
dengan istilah PEAM (Pembelajaran Efektif Aktif dan Menyenangkan) Namun
seiring dengan perkembangan MBS di Indonesia pada tahun 2002 istilah PEAM
diganti menjadi PAKEM yaitu kependekan dari Pembelajaran Aktif Kreatif
Efektif dan Menyenangkan
Namun demikian jika dicermati dalam model-model pelatihan PAKEM
landasan teori yang digunakan didalamnya pada hakekatnya adalah mengambil
dari teori-teori tentang active learning atau pembelajaran aktif
Pendekatan belajar siswa aktif sebenarnya sudah sejak lama
dikembangkan Konsep ini didasari pada keyakinan bahwa hakekat belajar adalah
proses membangun makna pemahaman oleh si pebelajar terhadap pengalaman
dan informasi yang disaring dengan persepsi pikiran (pengetahuan yang dimiliki)
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
8
dan perasaannya Dengan demikian siswalah yang harus aktif untuk mencari
informasi pengalaman maupun keterampilan dalam rangka membangun sebuah
makna dari hasil proses pembelajaran
Pengertian pembelajaran aktif sedikit membingungkan Hal tersebut
dikarenakan setiap orang memberikan pengertian yang berbeda-beda Terlebih
jika melihat hakekat belajar sebagaimana disebutkan di atas yaitu proses
membangun makna oleh pembelajar Jadi mustahil siswa dikatakan belajar tetapi
pasif sama sekali
Pembelajaran aktif adalah suatu istilah yang memayungi beberapa pendekatan
pembelajaran yang memfokuskan tanggung jawab proses pembelajaran pada si
pelajar Bowell dan Eison (1991) dalam
httpenwikipediaorgwikiactivelearninghtm mempopulerkan pendekatan ini
kedalam pembelajaran Istilah active learning ini sudah dikenal pada tahun 1980-an
Kemudian pada tahun 1990-an Association for the Study of Higher Education (ASHE)
memberikan laporan yang lebih lengkap tentang active learning Dalam laporannya
tersebut telah didiskusikan berbagai metode pembelajaran untuk memperkenalkan
active learning
Berikut pandangan dari para ahli mengenai bagaimana kegiatan siswa
dan lingkungan belajar active learning yang dipaparkan oleh Robertsj (2007)
dalam httpschoolwebmissouriedustoutlandelementaryactivelearninghtm
Silberman M menggambarkan saat belajar aktif para siswa melakukan
banyak kegiatan menggunakan otak untuk mempelajari ide-ide
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
9
memecahkan permasalahan dan menerapkan apa yang dipelajari Belajar
aktif adalah mempelajari dengan cepat menyenangkan penuh semangat dan
keterlibatan secara pribadi Untuk mempelajari sesuatu dengan baik harus
mendengar melihat menjawab pertanyaan dan mendiskusikannya dengan
orang lain Semua itu diperlukan oleh siswa untuk melakukan kegiatanndash
menggambarkannya sendiri mencontohkan mencoba keterampilan dan
melaksanakan tugas sesuai pengetahuan yang telah mereka miliki
Joel Wein (19971) mendefinisikan active learning adalah nama suatu
guru diubah menjadi seorang pelatih dan penolong di dalam proses itu
Akhirnya pada tahun 2004 sebagimana dikatakan oleh Mayer (2004)
dalam wikipedia di httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumnone
htm strategi seperti ldquoactive learningrdquo sudah berkembang luas hampir pada
semua kelompok teori yang mengenalkan tentang pembelajaran yang mana
siswa dapat menemukan sendiri Bruner pada tahun 1961 pernah
menjelaskan bahwa asalkan siswa sudah terlibat dalam proses pembelajaran
kemudian dapat mengingat informasi yang telah diberikan sebelumnya itu
sudah dikatakan siswa aktif Tetapi penjelasan itu ditentang oleh Mayer
(2004) Kirschner Sweller and Clark (2006) yang pada intinya mengatakan
bahwa siswa aktif tidak hanya sekedar hadir di kelas menghafalkan dan
akhirnya mengerjakan soal-soal di akhir pelajaran Siswa harus terlibat aktif
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
10
baik secara fisik maupun mental Siswa semestinya juga aktif melakukan
praktik dalam proses pembelajaran
Bonwell dan Eison (1991) dalam wikipedia di httpwikipediaorgwiki
activelearningcolumnonehtm memberikan beberapa contoh pembelajaran
aktif seperti pembelajaran berpasang-pasangan berdiskusi bermain peran
debat studi kasus telibat aktif dalam kerja kelompok atau membuat laporan
singkat dan sebagainya Disarankan agar guru menjadi pemandu sepanjang
tahap awal pembelajaran kemudian biarkan anak melakukan praktik
keterampilan baru kemudian memberikan informasi-informasi baru yang
belum diketahui siswa selama pembelajaran Disarankan penggunaan active
learning pada saat siswa telah mengenal materi sebelumnya dan telah
memiliki suatu pemahaman yang baik menyangkut materi sebelumnya
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa active learning
adalah suatu pendekatan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada
siswa untuk berperan lebih aktif dalam proses pembelajaran (mencari
informasi mengolah informasi dan menyimpulkannya untuk kemudian
diterapkan dipraktikkan) dengan menyediakan lingkungan belajar yang
membuat siswa tidak tertekan dan senang melaksanakan kegiatan belajar
b Pentingnya PAKEM
PAKEM dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus
menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya
mempertanyakan dan mengemukakan gagasan Belajar memang merupakan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
11
suatu proses aktif dari si siswa dalam membangun pengetahuannya bukan
pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan
Sehingga jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa
untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut bertentangan dengn
hakekat belajar (Soediono dkk 2003 34)
Istilah rdquomenyenangkanrdquo adalah suasana belajar mengajar yang
menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada
belajar sehingga waktu curah perhatiannya (time on task) tinggi Menurut
hasil penelitian tingginya waktu curah terbukti meningkatkan hasil belajar
Seperti dikatakan oleh Muhammad Rasyid Dimas bahwa memetik senar
kegembiraan pada anak akan memunculkan keriangan dan vitalitas dalam
jiwanya Hal ini juga akan menjadikan si anak selalu siap untuk menerima
perintah peringatan atau bimbingan apapun Menabur kegembiraan dan
keceriaan pada anak akan membuatnya mampu mengaktualisasikan
kemampuannya dalam bentuk yang sempurna (Tate Qomaruddin 200519)
Secara garis besar PAKEM digambarkan sebagai berikut
Belajar = proses aktif Anak dilahirkan memiliki
Membangun makna rasa ingin tahu
Pemahaman dari imajinasi
Informasi dan penga- M
laman oleh si pebelajar
Modal Kreativitas
Pembelajaran memiliki tujuan yang harus dicapai
Untuk keberlanjutan pembelajaran
Gambar 21
Hakekat belajar dengan menggunakan PAKE(Sumber Soediono Dkk 2003311)
A K
E
E
M
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
12
Pentingnya pembelajaran PAKEM merupakan inovasi pembelajaran yang harus
dilaksanakan oleh guru sebagai tanggung jawab profesional dalam pembelajaran
c Karakteristik PAKEM
Ciri-ciri PAKEM secara singkat digambarkan oleh Soediono dkk (2003
3-4) adalah sebagai berikut
1) Siswa terlibat langsung dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan
pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar
melalui berbuat (learning to do)
2) Guru menggunakan berbagai alat Bantu dan berbagai cara dalam
membangkitkan semangat termasuk menggunakan lingkungan sebagai
sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik menyenangkan
dan cocok bagi siswa
3) Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan ajar yang
lebih menarik dan menyediakan ldquopokok bacardquo
4) Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif
termasuk belajar kelompok
5) Guru mendorong siswa untuk menemukan cara sendiri dalam
pemecahan suatu masalah untuk mengungkapkan gagasannya dan
melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
13
d Model PAKEM
Gambaran PAKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi
selama kegiatan belajar mengajar Beberapa sarana atau perangkat model
belajar PAKEM sebagai berikut
Buletin Selamat Pagi Papan Absen Mandiri Uji Cakap Mandiri Papan
Jadwal Mandiri Kantong Peraga Mandiri Lembar Jawab Berkomik Kotak
Pas Mandiri Pohon Ilmu Dokter Matematika Kotak Permainan Buah Soal
Mandiri Media ldquo Tugasku Tanggung Jawabku rdquo Bimbingan Belajar
(Durari 200218-19)
Pembelajaran model PAKEM dengan berbagai media akan menuntut
siswa berpartisipasi aktif dalam proses kegiatan belajar Sebagaimana yang
dikemukakan oleh Jerrold E Kemp (1985 4) dalam contribution of media
to the learning process (kontribusi dari media pada proses belajar
1) Pengantar dari pengajaran dapat menjadi lebih standar setiap siswa
melihat dan mendengar sebuah presentasi media
2) Pengajaran dapat menjadi lebih menarik dengan media pengajaran
3) Belajar menjadi lebih interaktif dengan media pengajaran
4) Efisiensi waktu dengan memanfaatkan media dalam pembelajaran
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru telah menerapkan
pola-pola pembelajaran yang mengaktifkan siswa khususnya di sekolah
dasar diantaranya cara belajar siswa akif (CBSA) Pola ini diterapkan di
Kabupaten Kebumen CBSA mengubah paradigma lama seorang guru dalam
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
14
menyampaikan pelajaran aktif murid cenderung pasif Dalam
pelaksanaannya di lapangan CBSA sangat dianjurkan dan terkesan
dipaksakan padahal tidak semua Sekolah Dasar (SD) mempunyai
kemampuan yang sama guru siswa sarana maupun prasarana CBSA
menuntut siswa untuk aktif terlibat penuh dalam kegiatan belajar mengajar
dari awal sampai akhir pembelajaran dengan perangkat lembar kerja
Beberapa tahun pola CBSA dilaksanakan tapi kurang membawa perubahan
yang berarti Siswa mengalami kejenuhan karena dituntut selalu aktif
Menjenuhkan jiwa anak yang masih suka bermain sambil belajar atau belajar
sambil bermain Pola CBSA dilaksanakan guru dan murid selalu berada
dalam satu tempat satu waktu dan situasi yang sama Kegiatan belajar
mengajar seringkali terhambat atau tidak berjalan karena guru sebagai
fasilitator tidak berada di arena belajar Hal ini mungkin guru masih dalam
perjalanan menuju ke sekolah atau guru berhalangan hadir ke sekolah
karena sakit atau karena kepentingan lain Maka kegiatan belajar mengajar
mengalami hambatan yang akhirnya CBSA tidak dapat terlaksana dengan
baik
Dalam kondisi seperti tersebut di atas diperlukan model pembelajaran
yang efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa
Bruce Joyce dan Marsha Weil (2003 11-21) mengelompokkan model-
model pembelajaran ke dalam empat kategori yaitu
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
15
a) Kelompok model sosial atau the social family meliputi partners in
learning investigasi kelompok (group investigation) bermain peran
(role playing) dan penelitian yurisprudential (jurisprudential inquiry)
b) Kelompok model pengolahan informasi atau the information-processing
family meliputi model berpikir induktif (inductive thinking)
pencapaian konsep (concept attainment) memorisasi (memorics)
pemandu awal (advance organizers) latihan penelitian (inquiry
training) pengembangan intelek (scientific inquiry) dan synectics
c) Kelompok model personal atau the personal family meliputi
pengajaran tanpa arahan (nondirective teaching) dan ananching self-
esteem
d) Kelompok model system perilaku atau the behavior system family
meliputi belajar tuntas (mastery learning) pembelajaran langsung
(direct instruction) simulasi (simulation) belajar sosial (social
learning) dan programmed schedule
Salah satu model pembelajaran yang memerlukan kemandirian siswa
adalah model pembelajaran self directed learning (SDL) atau belajar
dipimpin oleh diri sendiri Menurut Leonard Nadler dan Zeace Nadler (2003
4) mendefinisikan SDL sebagai berikut
Self directed learning is a training design in which trainees master
packages of predetermined material at their own pace whithout the aid of
an instructor
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
16
Model pembelajaran self directed learning (SDL) adalah sebuah
rancangan dalam pembelajaran yang dalam belajar dilatih oleh paket
mengajarguru yang ditentukan oleh material langkah siswa sendiri tanpa
pertolongan dari pembimbing
2 Kemandirian Belajar
a Pengertian Belajar Mandiri dan Kemandirian Belajar
Konsep Belajar Mandiri (Self-directed Learning) sebenarnya berakar
dari konsep pendidikan orang dewasa Namun demikian berdasarkan
beberapa penelitian yang dilakukan oleh para ahli seperti Garrison tahun
1997 Schilleref tahun 2001 dan Scheidet tahun 2003 ternyata belajar
mandiri juga cocok untuk semua tingkatan usia Dengan kata lain belajar
mandiri sesuai untuk semua jenjang sekolah baik untuk sekolah menengah
maupun sekolah dasar dalam rangka meningkatkan prestasi dan kemampuan
siswa (httpwwwnwrelorg planningreportsself-directindexphp)
Haris Mujiman (2005 1) mencoba memberikan pengertian belajar
mandiri dengan lebih lengkap Menurutnya belajar mandiri adalah kegiatan
belajar aktif yang di dorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu
kompetensi guna mengatasi suatu masalah dan dibangun dengan bekal
pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki Pencapaian kompetensi sebagai
tujuan belajar dan cara penyampaiannya baik penetapan waktu belajar
tempat belajar irama belajar tempo belajar cara belajar maupun evaluasi
belajar dilakukan oleh siswa sendiri Disini belajar mandiri lebih dimaknai
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
17
sebagai usaha siswa untuk melakukan kegiatan belajar yang didasari niatnya
untuk menguasai suatu kompetensi tertentu
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dan beberapa pertimbangan di
atas maka belajar mandiri dapat diartikan sebagai usaha individu untuk
melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang
lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai sesuatu materi dan
atau kompetensi tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan
masalah yang dijumpainya di dunia nyata
Self-directed Learning adalah kegiatan belajar mandiri sedangkan orang
yang melakukan belajar mandiri sering disebut siswa mandiri (self-directed
Learners) Mardziah Hayati Abdullah (20012) mengatakan self-directed
Learners adalah sebagai ldquopara manajer dan pemilik tanggung jawab dari
proses pembelajaran yang mereka lakukan sendirirdquo Individu seperti itu
mempunyai keterampilan untuk mengakses dan memproses informasi yang
mereka perlukan untuk suatu tujuan tertentu Dalam belajar mandiri
mengintegrasikan self-management (manajemen konteks termasuk latar
belakang sosial menentukan sumber daya dan tindakan) dengan yang self-
monitoring (proses siswa dalam memonitor mengevaluasi dan mengatur
strategi belajarnya)
Belajar mandiri dan siswa mandiri seperti sekeping mata uang yang
mempunyai dua muka yang berbeda tetapi merupakan satu kesatuan yang
mempunyai suatu fungsi yang saling mendukung Lebih jelasnya persamaan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
18
dan perbedaan antara belajar mandiri dengan siswa mandiri digambarkan
dalam bagan sebagai berikut
Gambar 22
Pendekatan personal Responbility Orientation (PRO)
(Sumber Roger Hiemstra 199825)
Belajar mandiri (self-directed learning) yang ada di sisi sebelah kiri dari
pendekatan mengacu pada karakteristik proses belajar mengajar atau apa
yang dikenal sebagai faktor eksternal dari si siswa Disini mengacu pada
bagaimana proses pembelajaran itu dilaksanakan Siswa mandiri (self-
direction Learners) yang ada di sebelah kanan dari pendekatan mengacu
pada individu yang melakukan kegiatan belajar Termasuk di dalamnya yaitu
karakteristik kepribadian siswa atau sering kita sebut faktor internal dari
individu yang bersangkutan Jika kedua hal tersebut (self-directed learning
dan self-direction Learners) dapat tercipta dalam proses pembelajaran maka
individu dapat memiliki kemandirian dalam belajar (self-direction in
learning)
Dengan demikian kemandirian belajar (self-direction in learning) dapat
diartikan sebagai sifat dan sikap serta kemampuan yang dimiliki siswa untuk
melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
19
lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai suatu kompetensi
tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan masalah yang
dijumpainya di dunia nyata
Burt Sisco dalam Hiemstra (19988) membuat sebuah pendekatan yang
membantu individu untuk menjadi lebih mandiri dalam belajar Menurut
Sisco ada enam langkah kegiatan untuk membantu individu menjadi lebih
mandiri dalam belajar yaitu (1) preplanning (aktivitas sebelum proses
pembelajaran) (2) menciptakan lingkungan belajar yang positif (3)
mengembangkan rencana pembelajaran (4) mengidentifikasi aktivitas
pembelajaran yang sesuai (5) melaksanakan kegiatan pembelajaran dan
monitoring dan (6) mengevaluasi hasil pembelajaran individu
Menurut Haris Mudjiman (2005 120) belajar mandiri memiliki tiga
tahap pelaksanaan yaitu tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran
dan tahap refleksi Sehingga keterampilan-keterampilan yang diperlukan
untuk belajar mandiri adalah keterampilan yang diperlukan untuk
mengerjakan setiap tahap belajar mandiri
Pada tahap pengembangan motivasi keterampilan yang perlu dikuasai
adalah keterampilan menumbuhkan self-motivation Untuk dapat
menumbuhkan self-motivation diperlukan beberapa keterampilan seperti
(1) Kemampuan mengetahui detail dari kegiatan (2) kemampuan
menganalisis dan menyimpulkan bahwa kegiatan sesuai dengan kebutuhan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
20
dan terjangkau (3) kemampuan menikmati pengalaman belajar (4)
kemampuan melakukan penilaian secara objektif
Pada tahap pembelajaran keterampilan yang perlu dikuasai adalah
keterampilan dasar penelitian yang meliputi (1) Keterampilan merumuskan
masalah (2) keterampilan menetapkan tujuan belajar (3) keterampilan
menetapkan strategi (4) keterampilan menetapkan jenis informasi yang di
perlukan (5) keterampilan mengidentifikasi sumber informasi (6)
keterampilan mencari informasi (7) keterampilan menganalisis informasi
(8) Keterampilan merumuskan hasil analisisnya (9) keterampilan
mengkomunikasikan hasil belajarnya (10) kemampuan menilai pada
kegiatan akhir belajar
Pada tahap refleksi keterampilan yang diperlukan antara lain (1)
kemampuan menentukan kebenaran dan kesalahan (2) kemampuan
menerima kesalahan sebagai sesuatu yang wajar (3) kemampuan
menggunakan kesalahan untuk perbaikan (4) kemampuan menerima
keberhasilan bukan untuk kebanggaan namun sebagai kenyataan untuk
dipahami untuk ditingkatkan pada proses berikutnya
Seluruh keterampilan di atas harus ditumbuhkan oleh guru dalam proses
pembelajaran dengan melakukan berbagai strategi pembelajaran yang
memungkinkan untuk berkembangnya seluruh keterampilan di atas
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
21
3 Mata Pelajaran IPS Sekolah Dasar
a Pengertian IPS
Ilmu pengetahuan sosial sebagaimana diberikan oleh The NCSS
(National Council for the Social Studies) Board of Diractors menyatakan
Social studies is the integrated study of the social sciences and humanities
to promote civics competence Within the school program social studies
provides coordinated systematic study drawing upon such disciplines as
anthropology archeology economics geography psychology religion
and sociology as well as appropriate content from the humanities
mathematics and the natural sciences The primary purpose of the social
studies is to help young people develop the ability to make informed and
reasoned decision for the public good as citizens of a culturally diverse
democratic society in an interdependent world ( NCSS Board of Direktors
1993213)
Ilmu pengetahuan sosial merupakan program pendidikan yang memiliki
bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniti yang
diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan
pendidikan (Muhamad Nursquoman Soemantri 19951)
Menurut kurikulum pendidikan dasar 2004 IPS adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari kenyataan sosial dalam kehidupan yang didasarkan pada
kajian geografi ekonomi sosiologi antropologi tata negara dan sejarah
Melalui mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar para siswa diharapkan
dapat memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep-konsep dasar ilmu
sosial dan humaniti memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah
sosial di lingkungannya serta memiliki keterampilan mengkaji dan
memecahkan masalah sosial Melalui mata pelajaran IPS diharapkan para
siswa dapat terbina menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
22
b Materi IPS SD
Materi pendidikan IPS di SD sebagaimana dikatakan oleh Saidihardjo
(1997 4) adalah Pendidikan IPS untuk pendidikan dasar dan menengah
sumber bahannya adalah disiplin ilmu-ilmu sosial seperti yang disajikan
pada tingkat universitas Hanya karena pertimbangan tingkat kecerdasan
kematangan jiwa peserta didik maka bahan pendidikannya disederhanakan
diseleksi diadaptasi dan dimodifikasi untuk tujuan institusional pendidikan
dasar dan menengah
Menurut Zamroni (2003 5) bahwa IPS adalah ilmu yang mempelajari
apa yang terjadi disekitar kita baik seorang individu maupun sebagai warga
kelompok masyarakat Karena berkaitan dengan rdquokitardquo maka kajian IPS
harus realistis IPS baru perlu dirumuskan suatu kajian perilaku manusia
yang berkaitan dengan berbagai latar belakang yang melingkupinya secara
objektif rasional dan realistis
Menurut Saidihardjo (2003 3) IPS untuk pendidikan dasar yaitu hasil
penyederhanaan adaptasi seleksi dan modifikasi dari konsep dasar ilmu-
ilmu sosial yang disusun secara sistematis dan pedagogis untuk tujuan
pendidikan dasar dan menengah dalam rangka mewujudkan tujuan nasional
yang berdasarkan Pancasila Menurut Colin Marsh (1991 10) rdquosocial studies
is the study of people as social beings as they have existed and interacted
with each other and the environment in the time and placerdquo Ilmu sosial
adalah ilmu tentang manusia dan interaksi antar mereka antara yang satu
dengan yang lain dan lingkungan waktu mereka berada dan tempat Ilmu
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
23
pengetahuan Sosial adalah program pendidikan yang mengintegrasikan
secara interdisipliner konsep-konsep ilmu sosial dan humaniora (Suwarso
dkk 2007 1)
c Tujuan IPS
Tujuan utama IPS adalah membantu para siswa untuk berpikir kritis atau
rdquocritical thinkingrdquo agar mampu mengambil keputusan secara rasional dengan
dasar informasi yang cukup Dalam kaitannya dengan masalah sosial yang
hasilnya tidak hanya untuk pribadi keluarga tetapi juga berguna bagi
masyarakat bangsa dan negara Menurut Saidihardjo tujuan IPS adalah agar
siswa memahami dan menghargai nilai norma dan budaya suatu masyarakat
setempat dan memupuk kesadaran siswa terhadap hak dan kewajiban Orang
yang berpikir kreatif diharapkan lebih cepat menemukan pemecahan masalah
baru terhadap problem yang dihadapi (Noeng Muhadjir 2001 56) Dengan
belajar IPS diharapkan siswa memiliki kemampuan analisis sosial yakni
mampu mendeteksi dan mempunyai pemahaman tentang perasaan motif dan
kepribadian orang lain
4 Ketuntasan Belajar
a Pengertian Belajar Tuntas
Belajar tuntas (Mastery learning) adalah suatu sistem belajar yang
mengharapkan sebagian besar siswa dapat menguasai tujuan instruksional
dari satuan atau unit-unit pelajaran secara tuntas Achdiat dkk (2000)
menjelaskan bahwa maksud utama belajar tuntas adalah memungkinkan 75
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
24
sampai 90 siswa untuk mencapai hasil belajar yang sama tingginya
dengan kelompok terpandai dalam pengajaran klasikal Dengan demikian
makna belajar tuntas adalah meningkatkan efisiensi belajar meningkatkan
minat belajar meningkatkan kemandirian belajar dan meningkatkan sikap
siswa yang positif terhadap bahan pelajaran yang dipelajarinya melalui
metode belajar pada kesatuan kelas Pada belajar tuntas siswa harus
mencapai suatu tingkat penguasaan tertentu terhadap tujuan instruksional
dari satuan pembelajaran tertentu sebelum melanjutkan kesatuan
pembelajaran berikutnya
Carroll (dalam Winkel 2000) mengembangkan suatu model belajar
yang antara lain bertitik tolak pada kemampuan intelektual siswa sebagai
indikasi untuk belajar menurut kecepatan tertentu bukan untuk indikasi
tingkat keberhasilan belajar yang dapat dicapai oleh siswa Senada dengan
pendapat Carroll James H Black (Dalam Warji R 1983) mengatakan bahwa
setiap siswa dapat menguasai bahan atau materi pelajaran tetapi waktu yang
ditentukan tidak sama Jika dikaitkan pendapat Carroll dan Black maka
tampak ada kesamaan pendapat yaitu untuk menguasai atau tuntas suatu
bahan pelajaran diperlukan waktu yang berbeda-beda bagi setiap siswa
Apabila siswa disediakan cukup waktu dan diberi pelayanan yang tepat yang
meliputi kesempatan belajar kualitas pembelajaran maka setiap siswa akan
mampu menguasai bahan pelajaran yang diberikan
Sistem belajar tuntas telah terintegrasi dalam kurikulum yang
dinyatakan bahwa jika ge 85 dari jumlah siswa menguasai le 75 tujuan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
25
yang disajikan maka diadakan pengayaan dan jika belum menguasai tujuan
yang disajikan maka diadakan perbaikan Menurut Bloom dalam buku
Mastery Learning (Siswoyo 198121) berpendapat bahwa
ldquo Mastery learning dipandang sebagai kemampuan siswa untuk menyerap
inti dan pengajaran yang telah diberikan kepadanya ke dalam suatu
keseluruhanrdquo
Amparo S Lardizibal (2000 179) mengemukakan ldquomastery learning
as a strategy for optimizing learning considers the individual capacity and
need of the learnerrdquo Mastery learning sebagai sebuah strategi untuk harapan
yang lebih baik dalam pembelajaran kapasitas individu dan kebutuhan
pembelajaran
Dari beberapa pengertian mastery learning dapat disimpulkan akan
belajar tuntas yakni belajar tuntas adalah suatu kegiatan pembelajaran yang
mengarahkan seluruh kemampuan agar materi pelajaran dapat dikuasai siswa
secara penuh dalam waktu tertentu
b Prinsip Belajar Tuntas
Dasar prinsip dari mastery learning menurut Amparo S Lardizabal
(2000 180) adalah 1) Unit belajar dipecah dalam komponen tingkah
lakusikap atau tugas-tugas 2) Tugas pembelajaran menjadi suatu rangkaian
yang pantas 3) Frekuensi diagnosa dan peningkatan dari format evaluasi
diberikan pada apa yang diajarkan 4) Perbaikan yang pantas diberikan untuk
mengatasi kelompok atau individu yang dinyatakan lemah melalui tes
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
26
formatif 5) Siswa diberikan cukup waktu untuk memperoleh penguasaan 6)
Tugas belajar tuntas didasari pada basis standar faktor penentu yang
dikriteriakan
Menurut Siswoyo (1981 3) faktor yang lebih prinsip dalam strategi
mastery learning adalah pengembangan prosedur-prosedur umpan balik dan
korektif (feed back and corrective procedures) pada berbagai taraf atau
bagian dari proses belajar Untuk umpan balik dapat dipakai lembaran kerja
ulangan-ulangan pekerjaan rumah (PR) test formatif dan sebagainya
Test-test semacam itu dimaksudkan untuk menentukan apa yang telah
dikuasai setiap siswa dalam satuan pelajaran bab atau bagian dari mata
pelajaran tertentu dan apa yang masih perlu dipelajarinya
c Kriteria Belajar Tuntas
Ketuntasan belajar merupakan target keberhasilan dari kegiatan belajar
mengajar Apakah materi yang disampaikan sampai berapa jauh dikuasai
oleh siswa Penilaian Acuan Patokan yang dipakai untuk mengukur
ketuntasan belajar sebagaimana dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM)
yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional tahun 2001
mentarget 75 daya serap materi yang disampaikan pada siswa
dalam kurikulum nasional
Semenjak penerapan kurikulum 2006 mulai tahun ajaran 20072008
khususnya di Sekolah Dasar (SD) dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) ketuntasan belajar dibuat oleh masing-masing lembaga
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
27
pendidikan dengan memperhatikan tingkat kesukaran daya dukung sarana
dan prasarana Ketuntasan belajar ini disebut Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) dan dibuat setiap indikator Untuk dapat mengetahui ketuntasan
belajar siswa tinggal membandingkan hasil ulangan atau test dengan standar
KKM yang dibuat Apabila nilai di bawah standar KKM maka siswa tersebut
belum tuntas apabila sama atau lebih tinggi dari standar KKM maka siswa
tersebut dinyatakan sudah mencapai tuntas dalam belajar
B Penelitian Yang Relevan
Banyak penelitian terdahulu yang relevan berkaitan dengan strategi
pembelajaran kemandirian belajar dan prestasi belajar variabel-variabel yang
diteliti dalam penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Kirno Suwanto pada tahun 2006 sistem pembelajaran sebagai upaya
meningkatkan kemandirian belajar siswa di SDIT Nur Hidayah menunjukkan
hubungan yang positif antara pembelajaran dengan kemandirian belajar Dwi
Atmojo pada tahun 2002 topik penelitian pengaruh penggunaan strategi
pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar
menunjukkan pengaruh yang positif penggunaan strategi pembelajaran kooperatif
dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Sukardi dan Anton Sukarno pada
tahun 2001 dengan topik kemampuan profesional guru SD (Studi Korelasi antara
Pengalaman Pendidikan dan sikap Profesional Guru) menunjukkan hubungan
yang positif dan signifikan Nurhilal pada tahun 2008 dengan topik penelitian
hubungan partisipasi siswa dalam PAKEM dan motivasi belajar dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
28
ketuntasan belajar IPA SD di Karanganyar Purbalingga menunjukkan adanya
hubungan yang signifikan antara pembelajaran PAKEM dan motivasi belajar
dengan ketuntasan belajar IPA di SD
Dari beberapa penelitian di atas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian untuk mencari hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar khususnya pada mata pelajaran
IPS
C Kerangka Berfikir
Berdasar latar belakang masalah kajian teori dan penelitian-penelitian
yang relevan maka dapat disusun kerangka berpikir sebagai berikut
1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan
belajar mata pelajaran IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang
menekankan siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat yang
sudah dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang
Dengan rasa senang pada diri siswa akan memudahkan untuk menerima
materi pelajaran sehinggga anak dapat menguasai keterampilan baik kognitif
afektif dan psikomotor yang diharapkan sehingga pada akhirnya ketuntasan
belajar yang ditargetkan akan dapat tercapai
Guru dan proses pembelajaran merupakan dua hal yang memiliki
keterkaitan sangat erat dan mutlak Artinya guru akan lebih memiliki makna
secara edukatif jika guru itu mampu melakukan proses pembelajaran yang
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
29
baik tepat akurat serta relevan dengan fungsi dan prinsip pendidikan Untuk
mewujudkan idealisme pendidikan itu tidak cukup diimbangi dengan
pembelajaran yang efektif melainkan perlu pembelajaran yang efisien
Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu menambah
wacana atau khasanah pengetahuan baru bagi siswa Sedangkan pembelajaran
yang efisien adalah pembelajaran di samping dapat menambah pengetahuan
atau informasi baru bagi siswa pembelajaran itu menyenangkan dan
menggairahkan siswa selama proses pembelajaran
2 Hubungan antara kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar mata
pelajaran IPS
Kemandirian belajar siswa dapat dilihat dari kemampuannya dalam
melaksanakan tiga kegiatan belajar yaitu (1) kemampuan untuk memotivasi
diri (2) kemampuan teknis dalam melakukan kegiatan belajar mandiri dan
(3) kemampuannya dalam merefleksi kegiatan belajar yanag telah
dilakukannya dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian siswa untuk
belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara Dengan kemandirian belajar
yang telah dimilikinya akan mendorong siswa untuk melakukan sesuatu
dengan penuh kesadaran dan keberartian Siswa menyadari bahwa kebutuhan
belajar penting untuk dirinya sendiri bukan untuk kepentingan orang lain
Dalam konteks pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
dan atau Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tidak
hanya menuntut guru untuk melakukan inovasi pembelajaran melainkan juga
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
30
menuntut siswa untuk melakukan cara belajar siswa aktif (CBSA) Dengan
CBSA dituntut siswa memiliki motivasi belajar yang optimal sehingga dapat
menumbuhkan kemandirian belajar siswa
3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar
dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan suatu cara pembelajaran
yang menuntut siswa aktif dan adanya rasa senang sehingga siswa tidak
merasa bosan untuk belajar Dengan berbagai media peraga perangkat dan
lain-lain Hal ini dapat menimbulkan kesenangan belajar siswa
Di samping partisipasi siswa dalam PAKEM tidak kalah pentingnya
kemandirian belajar yang mendorong siswa untuk mengembangkan motivasi
pembelajaran dan refleksi yang diperlukan untuk melakukan keterampilan-
keterampilan yang diperlukan untuk melakukan sesuatu kegiatan belajar
secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya
sendiri untuk menguasai sesuatu kompetensi tertentu Dalam kegiatan
pembelajaran seorang guru senantiasa berupaya agar materi yang disampaikan
atau dipelajari dapat dikuasai siswa secara optimal Untuk itu partisipasi
siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar merupakan dua faktor yang
diduga secara bersama-sama memiliki hubungan positif dengan ketuntasan
belajar mata pelajaran IPS SD
Salah satu persyaratan yang penting dalam melaksanakan
pembelajaran adalah kemampuan guru menjalankan suatu proses
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
31
pembelajaran yang bermakna bagi semua siswa Acuan proses pembelajaran
bukan saja harus melihat pada kondisi kini namun juga pada masa yang akan
datang bagi siswa usia pendidikan dasar Pembelajaran yang diberikan perlu
disesuaikan pada taraf perkembangan tingkat pertisipasi dan kemandirian
belajarnya
D Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dalam penelitian ini peneliti
mengajukan hipotesis sebagai berikut
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar IPS
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
1 Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Pejagoan
UPT Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kecamatan Pejagoan Kabupaten
Kebumen
2 Waktu Penelitian
Penelitian ini membutuhkan waktu penyelesaian selama kurang lebih 10
bulan dimulai dari observasi awal penyusunan proposal penyusunan
instrumen uji coba alat ukur pelaksanaan penelitian sampai pengolahan data
dan penyusunan laporan
A Metode Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian di atas metode penelitian yang digunakan
adalah deskriptif korelasional yaitu suatu peneltian yang bertujuan mendeteksi
seberapa jauh variasi-variasi suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada
satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefesien korelasi (Suryabrata 1981
24) Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Variabel Bebas (Variabel Prediktor)
a Partisipasi Siswa Dalam PAKEM (X1)
b Kemandirian Belajar IPS (X2)
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
33
2 Variabel Terikat (Variabel Respons)
- Ketuntasan Belajar IPS (Y)
Populasi dan Sampel
Populasi adalah sekelompok individu yang akan diteliti atau diselidiki
dalam suatu penelitian (Sugiyono 1997) Populasi dalam penelitian ini adalah
siswa SDN 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen yang berjumlah 220 siswa
Sampel adalah bagian dari populasi sampel yang dipakai itu diteliti agar
dapat mewakili jumlah populasi Apabila jumlah populasi kurang dari 100
sebaiknya diambil semua sebagai sampel sehingga penelitiannya bersifat total
Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil 10-15 atau
lebih besar dari itu (Arikunto 1996) Sejalan dengan hal tersebut populasi dalam
penelitian ini berjumlah 220 yaing terdiri dari tingkatan kelas 1 sampai kelas VI
Sampel diambil siswa kelas V yang berjumlah 40 siswa
Sampling adalah teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel
Adapun teknik sampling ada 2 macam yaitu teknik non random sampling dan
teknik random sampling Dalam penelitian ini digunakan teknik cluster random
sampling atau area sampling artinya pengambilan sampel yang didasarkan atas
ciori-ciri kelompok tertentu atau sifat tertentu yang ada pada tingkat kelas dan
dengan memberi kebebasan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk
menjadi anggota sampel dengan cara mengundi kelas yang diambil sebagai
sampel penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
34
B Teknik Pengumpulan Data
1 Angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan Kemandirian belajar
Angket partisipasi siswa dalam PAKEM terdiri dari 50 item Data untuk
kemandirian belajar IPS diperoleh melalui angket Angket partisipasi siswa
dalam PAKEM sebanyak 50 item dan angket kemandirian belajar sebanyak
50 item dan Tes ketuntasan belajar IPS sebanyak 50 item
Validitas ietem angket digunakan korelasi Product Moment dari
Pearson sedang reliabilitas item angket digunakan Alpha Cronbach
2 Metode Test
Metode test digunakan untuk mengetahui nilai ketuntasan belajar IPS
berdasarkan kisi-kisi pemberian skor terhadap tes kompetensi belajar IPS
E Teknik Analisis Data
Untuk menguji hipotesis (1) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan ketuntasan belajar IPSrdquo
dan hipotesis (2) yang berbunyi ldquoada hungan positif yang signifikan antara
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan teknik analisis
regresi dan korelasi sederhana atau sering disebut korelasi Product Moment
Untuk menguji hipotesis (3) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang signifikan
antara PAKEM dan kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan
teknik analisis regresi linier
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
35
F Hipotesis Statistik
Dalam penelitian ini hipotesis statistik adalah sebagai berikut
1 Hipotesis (1)
a Ho ry 1 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 1 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
2 Hipotesis (2)
a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian
belajar dengan ketuntasan belajar IPS
3 Hipotesis (3)
a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kemandirian belajar dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar
dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Skor Partisipasi Siswa dalam PAKEM
Data partisipasi siswa dalam PAKEM secara keseluruhan memiliki
rentangan (range) 45 dengan skor terendah 91 dan skor tertinggi 136 Data
partisipasi siswa dalam PAKEM mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar
1132 modus sebesar 91 median sebesar 114 varians sebesar 21616 dan
simpangan baku standar deviasi) sebesar 147 (nilai-nilai statistik ini
perhitungannya dilakukan dengan komputer dengan program SPSS versi 15
1 Skor Kemandirian Belajar
Data skor kemandirian belajar siswa secara keseluruhan memiliki
rentangan (range) 40 dengan skor terendah 92 dan skor tertinggi 132
Kemandirian belajar mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 1126 modus
sebesar 95 median sebesar 1135 varians sebesar 2276 dan simpangan baku
(standar deviasi) sebesar 151 (nilai-nilai statistik ini perhitungannya
dilakukan dengan komputer program SPSS versi 15
3 Ketuntasan belajar IPS
Data ketuntasan belajar IPS siswa yang memiliki secara keseluruhan
memiliki rentangan (range) 48 dengan skor terendah 50 dan skor tertinggi
98 Ketuntasan belajar IPS siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
37
rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians
sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai
statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS
A Pengujian Persyaratan Analisis
1 Uji Normalitas Data
a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada
lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi
sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa
data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang
berdistribusi normal
b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100
lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data
kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi
normal
c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
38
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov
Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance
sebesar 0808 lebih besar dari α (005)
2 Uji Linieritas
Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier
Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x
2 tabel
dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13
diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan
demikian model regresi adalah model linier
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan
skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS
Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi
Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai
dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44
Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis
Pengujian rhitung rtabel Keterangan
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0616 0312 Signifikan
Hubungan kemandirian
belajar siswa dalam
0677 0312 Signifikan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
39
PAKEM dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran
IPS
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0731 0312 Signifikan
F hitung = 21290
F tabel = 323
Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis
pada akhir Bab II adalah sebagai berikut
1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar
pada mata pelajaran IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi
(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat
diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika
semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
40
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil
perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf
signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat
dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo
sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
41
Coefficientsa
4545 11160 407 686
267 108 338 2467 018
368 105 482 3519 001
(Constant)
x1
x2
Model
1
B Std Error
Unstandardized
Coeff icients
Beta
Standardized
Coeff icients
t Sig
Dependent Variable ya
(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS
Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi
siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar
IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut
Tabel 45
Hasil Analisis Regresi Linier
Coefficients a
Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS
Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai
berikut
Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2
Interpretasi persamaan tersebut adalah
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
42
a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar
4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bernilai nol
b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa
kemandirian belajar bernilai konstan
b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar
siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan
Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan
sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar
42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar
58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari
sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini
menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
43
akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar
225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan
meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31
Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan
memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan
belajar IPS
B Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi
sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan
pembahasan sebagai berikut
Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan
taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat
dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa
dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang
berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat
student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan
menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
44
dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa
siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa
senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh
Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut
bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan
oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan
pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan
bentuk yang sempurna
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan
siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah
dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi
siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia
pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian
belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel
dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung
gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini
dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
45
siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan
yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan
kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan
prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan
kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha
meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha
belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)
bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab
dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa
yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki
tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap
refleksi
Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental
sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi
mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa
remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh
anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh
karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan
kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian
belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar
mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat
diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
46
lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan
pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal
Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu
yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya
bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi
dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang
afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan
belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong
seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni
belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi
pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya
Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi
tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha
untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa
dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam
kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin
kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai
Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa
senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki
banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi
tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester
kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
47
dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang
dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias
memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir
keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi
siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan
tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti
jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena
terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki
kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi
yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan
guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar
Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan
dalam proses belajar
Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa
PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan
dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel
0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian
belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang
menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
48
karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau
bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal
ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di
sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama
memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS
C Keterbatasan Penelitian
Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini
penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan
rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut
Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar
menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka
alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu
sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-
jujurnya
Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya
menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada
secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan
ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah
mencakup materi yang luas
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
49
Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi
proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian
belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek
penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat
sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil
penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
50
BAB V
KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat
disimpulkan bahwa
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan
analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini
berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan
arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan
(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar
siswa
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa
dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis
korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti
bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan
kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
51
mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif
ketuntasan hasil belajar siswa
3 Ketuntasan belajar IPS
Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan
yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa
hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi
pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti
proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan
kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar
IPS
B Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif
dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi
kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik
Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia
menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
52
metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang
diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna
oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu
penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan
antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab
demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan
simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan
antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)
contextual teaching learning (CTL) Jigsaw
Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi
akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang
disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki
hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS
Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model
pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan
menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan
hasil belajarnya
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
53
C Saran
1 Bagi Guru
Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan
materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan
lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan
pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan
belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya
meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar
karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan
prestasi dan ketuntasan belajarnya
2 Bagi siswa
Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar
Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus
menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar
IPS yang diharapkan
3 Bagi Sekolah
Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan
nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan
mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka
mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
54
prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan
tercapainya tujuan bersama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
55
Daftar Pustaka
Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery
Learning Jakarta Depdikbud
Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City
Phoenix Publishing House Inc
Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia
Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja
Grafindo Perasada
Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York
Longman
Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom
AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass
httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)
Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press
Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta
Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum
Depdiknas
Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta
Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan
httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret
Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung
Jurnal Pendidikan
Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas
Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins
Publishers
Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS
Semarang ISBN
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
56
Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press
Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite
(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford
Pergamon Press Reprinted here by permission (net)
__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence
for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College
Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York
Macmillan PublCoy
Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork
Harper and Raw Publisher
Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom
Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren
Teacer Hall India Private Limited
Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS
Jakarta Depdikbud
Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra
(2010)
Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning
httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp
Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest
httpwwweriedigestorg (19-05-2009)
Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta
LP3ES
Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery
learning The case for guided methods of instructionrdquo
httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)
Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan
Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah
disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung
Angkatan Pertama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
57
Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar
Bandung Sinar Baru
Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi
Aksara
Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri
Yogyakarta
Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer
wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)
Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius
Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary
active_learninghtm (20-05-2009)
Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches
Acknowledgement University of Saskatchewan
Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta
F IPS UNY
Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga
Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli
pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas
Unesco Unicer dan Nzaid
Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta
Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil
Cipta Media
Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal
Approach to Instructional Design Australian journal of Educational
Technology
Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas
Surabaya IDM
Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi
Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
4
Hal ini berdasarkan data rata-rata nilai mata pelajaran di SD mata pelajaran IPS
menduduki paling rendah rata-ratanya diantara mata pelajaran yang dievaluasi
Untuk itu peningkatan mutu pembelajaran IPS merupakan hal yang sangat
penting dan perlu mendapat perhatian
Ketuntasan belajar merupakan acuan dimana seorang guru mengadakan
penilaian untuk mengetahui apakah materi yang sudah disampaikan dikuasai oleh
anak Untuk mencapai ketuntasan belajar guru membandingkan materi pokok
bahasan standar kompetensi kompetensi dasar tiap semester dengan materi yang
sudah dikuasai anak lewat kegiatan penilaian Pada pelaksanaan Kurikulum
Tingkst Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 ketuntasan belajar yang dikenal
dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) dibuat oleh masing-masing lembaga
pendidikan
Berdasarkan uraian di atas penelitian ini akan mengungkap partisipasi
siswa dalam pembelajaran PAKEM kemandirian belajar dengan ketuntasan
belajar IPS peneliti ingin lebih lanjut dan mendalam untuk mencari hubungan
ketiga variabel arah dan kuatnya hubungan tersebut Penelitian ini mengambil
judul ldquo Hubungan Partisipasi Siswa Dalam PAKEM dan Kemandirian belajar
dengan ketuntasan belajar IPS rdquo (Studi Korelasi pada SD N 1 Pejagoan
Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran 20102011)
B Pembatasan Masalah
Bertolak dari latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang
diuraikan di atas maka perlu adanya pembatasan masalah yang dimaksudkan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
5
untuk memperjelas permasalahan yang diteliti dan dicari jawabannya Agar
mendapatkan gambaran dan kerangka yang jelas mengenai lingkup penelitian ini
maka perlu kiranya diberikan batasan-batasan yang jelas menyangkut
permasalahan yang akan dikaji yakni ketuntasan belajar IPS bagi siswa SD di SD
N 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen serta kaitannya dengan faktor-faktor yang
mempengaruhinya
Untuk memperoleh hasil yang optimal dalam ketuntasan belajar IPS SD
faktor yang diduga mempunyai kedudukan yang strategis dan sangat penting
adalah (1) partisipasi siswa dalam PAKEM dan (2) kemandirian belajar
C Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini dirumuskan
sebagai berikut
1 Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS apabila ada
bagaimana bentuk dan kuatnya hubungan
2 Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar mata pelajaran IPS apabila ada bagaimana bentuk dan
kuatnya hubungan
3 Apakah terdapat hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar mata
pelajaran IPS apabila ada bagaimana bentuk dan kuatnya hubungan
4
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
6
D Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini dapat
dikemukakan sebagai berikut
1 Ingin mengetahui bentuk dan kuatnya sumbangan partisipasi siswa dalam
PAKEM dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS
2 Ingin mengetahui bentuk dan kuatnya sumbangan kemandirian belajar siswa
dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS
3 Ingin mengetahui bentuk dan kuatnya sumbangan partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar mata
pelajaran IPS
E Manfaat Penelitian
Hasil penelitian tentang hubungan partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS SD diharapkan membawa
manfaat secara teoritis bagi pengembangan dunia pendidikan khususnya teknologi
pembelajaran
Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan memberi informasi nyata
pada lembaga pendidikan dasar untuk menyusun strategi pengelolaan dan
pembinaan kepada guru kepala sekolah pengelola pendidikan dan pengambil
kebijakan untuk dapat mengevaluasi dengan dilaksanakannya penerapan
pendekatan Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAKEM)
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
7
BAB II
KAJIAN TEORI
A Landasan Teori
Pada landasan teori ini akan diuraikan teori-teori maupun konsep-konsep
yang relevan dengan penelitian Landasan teori akan dibahas berturut-turut
mengenai partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar dan ketuntasan
belajar mata pelajaran IPS Sekolah Dasar
1 Partisipasi siswa dalam PAKEM
a Pengertian PAKEM
Awal mula kata PAKEM dikembangkan dari istilah AJEL (Active Joyfull
and Effective Learning) Untuk pertama kali di Indonesia pada tahun 1999 dikenal
dengan istilah PEAM (Pembelajaran Efektif Aktif dan Menyenangkan) Namun
seiring dengan perkembangan MBS di Indonesia pada tahun 2002 istilah PEAM
diganti menjadi PAKEM yaitu kependekan dari Pembelajaran Aktif Kreatif
Efektif dan Menyenangkan
Namun demikian jika dicermati dalam model-model pelatihan PAKEM
landasan teori yang digunakan didalamnya pada hakekatnya adalah mengambil
dari teori-teori tentang active learning atau pembelajaran aktif
Pendekatan belajar siswa aktif sebenarnya sudah sejak lama
dikembangkan Konsep ini didasari pada keyakinan bahwa hakekat belajar adalah
proses membangun makna pemahaman oleh si pebelajar terhadap pengalaman
dan informasi yang disaring dengan persepsi pikiran (pengetahuan yang dimiliki)
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
8
dan perasaannya Dengan demikian siswalah yang harus aktif untuk mencari
informasi pengalaman maupun keterampilan dalam rangka membangun sebuah
makna dari hasil proses pembelajaran
Pengertian pembelajaran aktif sedikit membingungkan Hal tersebut
dikarenakan setiap orang memberikan pengertian yang berbeda-beda Terlebih
jika melihat hakekat belajar sebagaimana disebutkan di atas yaitu proses
membangun makna oleh pembelajar Jadi mustahil siswa dikatakan belajar tetapi
pasif sama sekali
Pembelajaran aktif adalah suatu istilah yang memayungi beberapa pendekatan
pembelajaran yang memfokuskan tanggung jawab proses pembelajaran pada si
pelajar Bowell dan Eison (1991) dalam
httpenwikipediaorgwikiactivelearninghtm mempopulerkan pendekatan ini
kedalam pembelajaran Istilah active learning ini sudah dikenal pada tahun 1980-an
Kemudian pada tahun 1990-an Association for the Study of Higher Education (ASHE)
memberikan laporan yang lebih lengkap tentang active learning Dalam laporannya
tersebut telah didiskusikan berbagai metode pembelajaran untuk memperkenalkan
active learning
Berikut pandangan dari para ahli mengenai bagaimana kegiatan siswa
dan lingkungan belajar active learning yang dipaparkan oleh Robertsj (2007)
dalam httpschoolwebmissouriedustoutlandelementaryactivelearninghtm
Silberman M menggambarkan saat belajar aktif para siswa melakukan
banyak kegiatan menggunakan otak untuk mempelajari ide-ide
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
9
memecahkan permasalahan dan menerapkan apa yang dipelajari Belajar
aktif adalah mempelajari dengan cepat menyenangkan penuh semangat dan
keterlibatan secara pribadi Untuk mempelajari sesuatu dengan baik harus
mendengar melihat menjawab pertanyaan dan mendiskusikannya dengan
orang lain Semua itu diperlukan oleh siswa untuk melakukan kegiatanndash
menggambarkannya sendiri mencontohkan mencoba keterampilan dan
melaksanakan tugas sesuai pengetahuan yang telah mereka miliki
Joel Wein (19971) mendefinisikan active learning adalah nama suatu
guru diubah menjadi seorang pelatih dan penolong di dalam proses itu
Akhirnya pada tahun 2004 sebagimana dikatakan oleh Mayer (2004)
dalam wikipedia di httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumnone
htm strategi seperti ldquoactive learningrdquo sudah berkembang luas hampir pada
semua kelompok teori yang mengenalkan tentang pembelajaran yang mana
siswa dapat menemukan sendiri Bruner pada tahun 1961 pernah
menjelaskan bahwa asalkan siswa sudah terlibat dalam proses pembelajaran
kemudian dapat mengingat informasi yang telah diberikan sebelumnya itu
sudah dikatakan siswa aktif Tetapi penjelasan itu ditentang oleh Mayer
(2004) Kirschner Sweller and Clark (2006) yang pada intinya mengatakan
bahwa siswa aktif tidak hanya sekedar hadir di kelas menghafalkan dan
akhirnya mengerjakan soal-soal di akhir pelajaran Siswa harus terlibat aktif
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
10
baik secara fisik maupun mental Siswa semestinya juga aktif melakukan
praktik dalam proses pembelajaran
Bonwell dan Eison (1991) dalam wikipedia di httpwikipediaorgwiki
activelearningcolumnonehtm memberikan beberapa contoh pembelajaran
aktif seperti pembelajaran berpasang-pasangan berdiskusi bermain peran
debat studi kasus telibat aktif dalam kerja kelompok atau membuat laporan
singkat dan sebagainya Disarankan agar guru menjadi pemandu sepanjang
tahap awal pembelajaran kemudian biarkan anak melakukan praktik
keterampilan baru kemudian memberikan informasi-informasi baru yang
belum diketahui siswa selama pembelajaran Disarankan penggunaan active
learning pada saat siswa telah mengenal materi sebelumnya dan telah
memiliki suatu pemahaman yang baik menyangkut materi sebelumnya
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa active learning
adalah suatu pendekatan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada
siswa untuk berperan lebih aktif dalam proses pembelajaran (mencari
informasi mengolah informasi dan menyimpulkannya untuk kemudian
diterapkan dipraktikkan) dengan menyediakan lingkungan belajar yang
membuat siswa tidak tertekan dan senang melaksanakan kegiatan belajar
b Pentingnya PAKEM
PAKEM dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus
menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya
mempertanyakan dan mengemukakan gagasan Belajar memang merupakan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
11
suatu proses aktif dari si siswa dalam membangun pengetahuannya bukan
pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan
Sehingga jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa
untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut bertentangan dengn
hakekat belajar (Soediono dkk 2003 34)
Istilah rdquomenyenangkanrdquo adalah suasana belajar mengajar yang
menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada
belajar sehingga waktu curah perhatiannya (time on task) tinggi Menurut
hasil penelitian tingginya waktu curah terbukti meningkatkan hasil belajar
Seperti dikatakan oleh Muhammad Rasyid Dimas bahwa memetik senar
kegembiraan pada anak akan memunculkan keriangan dan vitalitas dalam
jiwanya Hal ini juga akan menjadikan si anak selalu siap untuk menerima
perintah peringatan atau bimbingan apapun Menabur kegembiraan dan
keceriaan pada anak akan membuatnya mampu mengaktualisasikan
kemampuannya dalam bentuk yang sempurna (Tate Qomaruddin 200519)
Secara garis besar PAKEM digambarkan sebagai berikut
Belajar = proses aktif Anak dilahirkan memiliki
Membangun makna rasa ingin tahu
Pemahaman dari imajinasi
Informasi dan penga- M
laman oleh si pebelajar
Modal Kreativitas
Pembelajaran memiliki tujuan yang harus dicapai
Untuk keberlanjutan pembelajaran
Gambar 21
Hakekat belajar dengan menggunakan PAKE(Sumber Soediono Dkk 2003311)
A K
E
E
M
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
12
Pentingnya pembelajaran PAKEM merupakan inovasi pembelajaran yang harus
dilaksanakan oleh guru sebagai tanggung jawab profesional dalam pembelajaran
c Karakteristik PAKEM
Ciri-ciri PAKEM secara singkat digambarkan oleh Soediono dkk (2003
3-4) adalah sebagai berikut
1) Siswa terlibat langsung dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan
pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar
melalui berbuat (learning to do)
2) Guru menggunakan berbagai alat Bantu dan berbagai cara dalam
membangkitkan semangat termasuk menggunakan lingkungan sebagai
sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik menyenangkan
dan cocok bagi siswa
3) Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan ajar yang
lebih menarik dan menyediakan ldquopokok bacardquo
4) Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif
termasuk belajar kelompok
5) Guru mendorong siswa untuk menemukan cara sendiri dalam
pemecahan suatu masalah untuk mengungkapkan gagasannya dan
melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
13
d Model PAKEM
Gambaran PAKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi
selama kegiatan belajar mengajar Beberapa sarana atau perangkat model
belajar PAKEM sebagai berikut
Buletin Selamat Pagi Papan Absen Mandiri Uji Cakap Mandiri Papan
Jadwal Mandiri Kantong Peraga Mandiri Lembar Jawab Berkomik Kotak
Pas Mandiri Pohon Ilmu Dokter Matematika Kotak Permainan Buah Soal
Mandiri Media ldquo Tugasku Tanggung Jawabku rdquo Bimbingan Belajar
(Durari 200218-19)
Pembelajaran model PAKEM dengan berbagai media akan menuntut
siswa berpartisipasi aktif dalam proses kegiatan belajar Sebagaimana yang
dikemukakan oleh Jerrold E Kemp (1985 4) dalam contribution of media
to the learning process (kontribusi dari media pada proses belajar
1) Pengantar dari pengajaran dapat menjadi lebih standar setiap siswa
melihat dan mendengar sebuah presentasi media
2) Pengajaran dapat menjadi lebih menarik dengan media pengajaran
3) Belajar menjadi lebih interaktif dengan media pengajaran
4) Efisiensi waktu dengan memanfaatkan media dalam pembelajaran
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru telah menerapkan
pola-pola pembelajaran yang mengaktifkan siswa khususnya di sekolah
dasar diantaranya cara belajar siswa akif (CBSA) Pola ini diterapkan di
Kabupaten Kebumen CBSA mengubah paradigma lama seorang guru dalam
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
14
menyampaikan pelajaran aktif murid cenderung pasif Dalam
pelaksanaannya di lapangan CBSA sangat dianjurkan dan terkesan
dipaksakan padahal tidak semua Sekolah Dasar (SD) mempunyai
kemampuan yang sama guru siswa sarana maupun prasarana CBSA
menuntut siswa untuk aktif terlibat penuh dalam kegiatan belajar mengajar
dari awal sampai akhir pembelajaran dengan perangkat lembar kerja
Beberapa tahun pola CBSA dilaksanakan tapi kurang membawa perubahan
yang berarti Siswa mengalami kejenuhan karena dituntut selalu aktif
Menjenuhkan jiwa anak yang masih suka bermain sambil belajar atau belajar
sambil bermain Pola CBSA dilaksanakan guru dan murid selalu berada
dalam satu tempat satu waktu dan situasi yang sama Kegiatan belajar
mengajar seringkali terhambat atau tidak berjalan karena guru sebagai
fasilitator tidak berada di arena belajar Hal ini mungkin guru masih dalam
perjalanan menuju ke sekolah atau guru berhalangan hadir ke sekolah
karena sakit atau karena kepentingan lain Maka kegiatan belajar mengajar
mengalami hambatan yang akhirnya CBSA tidak dapat terlaksana dengan
baik
Dalam kondisi seperti tersebut di atas diperlukan model pembelajaran
yang efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa
Bruce Joyce dan Marsha Weil (2003 11-21) mengelompokkan model-
model pembelajaran ke dalam empat kategori yaitu
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
15
a) Kelompok model sosial atau the social family meliputi partners in
learning investigasi kelompok (group investigation) bermain peran
(role playing) dan penelitian yurisprudential (jurisprudential inquiry)
b) Kelompok model pengolahan informasi atau the information-processing
family meliputi model berpikir induktif (inductive thinking)
pencapaian konsep (concept attainment) memorisasi (memorics)
pemandu awal (advance organizers) latihan penelitian (inquiry
training) pengembangan intelek (scientific inquiry) dan synectics
c) Kelompok model personal atau the personal family meliputi
pengajaran tanpa arahan (nondirective teaching) dan ananching self-
esteem
d) Kelompok model system perilaku atau the behavior system family
meliputi belajar tuntas (mastery learning) pembelajaran langsung
(direct instruction) simulasi (simulation) belajar sosial (social
learning) dan programmed schedule
Salah satu model pembelajaran yang memerlukan kemandirian siswa
adalah model pembelajaran self directed learning (SDL) atau belajar
dipimpin oleh diri sendiri Menurut Leonard Nadler dan Zeace Nadler (2003
4) mendefinisikan SDL sebagai berikut
Self directed learning is a training design in which trainees master
packages of predetermined material at their own pace whithout the aid of
an instructor
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
16
Model pembelajaran self directed learning (SDL) adalah sebuah
rancangan dalam pembelajaran yang dalam belajar dilatih oleh paket
mengajarguru yang ditentukan oleh material langkah siswa sendiri tanpa
pertolongan dari pembimbing
2 Kemandirian Belajar
a Pengertian Belajar Mandiri dan Kemandirian Belajar
Konsep Belajar Mandiri (Self-directed Learning) sebenarnya berakar
dari konsep pendidikan orang dewasa Namun demikian berdasarkan
beberapa penelitian yang dilakukan oleh para ahli seperti Garrison tahun
1997 Schilleref tahun 2001 dan Scheidet tahun 2003 ternyata belajar
mandiri juga cocok untuk semua tingkatan usia Dengan kata lain belajar
mandiri sesuai untuk semua jenjang sekolah baik untuk sekolah menengah
maupun sekolah dasar dalam rangka meningkatkan prestasi dan kemampuan
siswa (httpwwwnwrelorg planningreportsself-directindexphp)
Haris Mujiman (2005 1) mencoba memberikan pengertian belajar
mandiri dengan lebih lengkap Menurutnya belajar mandiri adalah kegiatan
belajar aktif yang di dorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu
kompetensi guna mengatasi suatu masalah dan dibangun dengan bekal
pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki Pencapaian kompetensi sebagai
tujuan belajar dan cara penyampaiannya baik penetapan waktu belajar
tempat belajar irama belajar tempo belajar cara belajar maupun evaluasi
belajar dilakukan oleh siswa sendiri Disini belajar mandiri lebih dimaknai
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
17
sebagai usaha siswa untuk melakukan kegiatan belajar yang didasari niatnya
untuk menguasai suatu kompetensi tertentu
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dan beberapa pertimbangan di
atas maka belajar mandiri dapat diartikan sebagai usaha individu untuk
melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang
lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai sesuatu materi dan
atau kompetensi tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan
masalah yang dijumpainya di dunia nyata
Self-directed Learning adalah kegiatan belajar mandiri sedangkan orang
yang melakukan belajar mandiri sering disebut siswa mandiri (self-directed
Learners) Mardziah Hayati Abdullah (20012) mengatakan self-directed
Learners adalah sebagai ldquopara manajer dan pemilik tanggung jawab dari
proses pembelajaran yang mereka lakukan sendirirdquo Individu seperti itu
mempunyai keterampilan untuk mengakses dan memproses informasi yang
mereka perlukan untuk suatu tujuan tertentu Dalam belajar mandiri
mengintegrasikan self-management (manajemen konteks termasuk latar
belakang sosial menentukan sumber daya dan tindakan) dengan yang self-
monitoring (proses siswa dalam memonitor mengevaluasi dan mengatur
strategi belajarnya)
Belajar mandiri dan siswa mandiri seperti sekeping mata uang yang
mempunyai dua muka yang berbeda tetapi merupakan satu kesatuan yang
mempunyai suatu fungsi yang saling mendukung Lebih jelasnya persamaan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
18
dan perbedaan antara belajar mandiri dengan siswa mandiri digambarkan
dalam bagan sebagai berikut
Gambar 22
Pendekatan personal Responbility Orientation (PRO)
(Sumber Roger Hiemstra 199825)
Belajar mandiri (self-directed learning) yang ada di sisi sebelah kiri dari
pendekatan mengacu pada karakteristik proses belajar mengajar atau apa
yang dikenal sebagai faktor eksternal dari si siswa Disini mengacu pada
bagaimana proses pembelajaran itu dilaksanakan Siswa mandiri (self-
direction Learners) yang ada di sebelah kanan dari pendekatan mengacu
pada individu yang melakukan kegiatan belajar Termasuk di dalamnya yaitu
karakteristik kepribadian siswa atau sering kita sebut faktor internal dari
individu yang bersangkutan Jika kedua hal tersebut (self-directed learning
dan self-direction Learners) dapat tercipta dalam proses pembelajaran maka
individu dapat memiliki kemandirian dalam belajar (self-direction in
learning)
Dengan demikian kemandirian belajar (self-direction in learning) dapat
diartikan sebagai sifat dan sikap serta kemampuan yang dimiliki siswa untuk
melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
19
lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai suatu kompetensi
tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan masalah yang
dijumpainya di dunia nyata
Burt Sisco dalam Hiemstra (19988) membuat sebuah pendekatan yang
membantu individu untuk menjadi lebih mandiri dalam belajar Menurut
Sisco ada enam langkah kegiatan untuk membantu individu menjadi lebih
mandiri dalam belajar yaitu (1) preplanning (aktivitas sebelum proses
pembelajaran) (2) menciptakan lingkungan belajar yang positif (3)
mengembangkan rencana pembelajaran (4) mengidentifikasi aktivitas
pembelajaran yang sesuai (5) melaksanakan kegiatan pembelajaran dan
monitoring dan (6) mengevaluasi hasil pembelajaran individu
Menurut Haris Mudjiman (2005 120) belajar mandiri memiliki tiga
tahap pelaksanaan yaitu tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran
dan tahap refleksi Sehingga keterampilan-keterampilan yang diperlukan
untuk belajar mandiri adalah keterampilan yang diperlukan untuk
mengerjakan setiap tahap belajar mandiri
Pada tahap pengembangan motivasi keterampilan yang perlu dikuasai
adalah keterampilan menumbuhkan self-motivation Untuk dapat
menumbuhkan self-motivation diperlukan beberapa keterampilan seperti
(1) Kemampuan mengetahui detail dari kegiatan (2) kemampuan
menganalisis dan menyimpulkan bahwa kegiatan sesuai dengan kebutuhan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
20
dan terjangkau (3) kemampuan menikmati pengalaman belajar (4)
kemampuan melakukan penilaian secara objektif
Pada tahap pembelajaran keterampilan yang perlu dikuasai adalah
keterampilan dasar penelitian yang meliputi (1) Keterampilan merumuskan
masalah (2) keterampilan menetapkan tujuan belajar (3) keterampilan
menetapkan strategi (4) keterampilan menetapkan jenis informasi yang di
perlukan (5) keterampilan mengidentifikasi sumber informasi (6)
keterampilan mencari informasi (7) keterampilan menganalisis informasi
(8) Keterampilan merumuskan hasil analisisnya (9) keterampilan
mengkomunikasikan hasil belajarnya (10) kemampuan menilai pada
kegiatan akhir belajar
Pada tahap refleksi keterampilan yang diperlukan antara lain (1)
kemampuan menentukan kebenaran dan kesalahan (2) kemampuan
menerima kesalahan sebagai sesuatu yang wajar (3) kemampuan
menggunakan kesalahan untuk perbaikan (4) kemampuan menerima
keberhasilan bukan untuk kebanggaan namun sebagai kenyataan untuk
dipahami untuk ditingkatkan pada proses berikutnya
Seluruh keterampilan di atas harus ditumbuhkan oleh guru dalam proses
pembelajaran dengan melakukan berbagai strategi pembelajaran yang
memungkinkan untuk berkembangnya seluruh keterampilan di atas
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
21
3 Mata Pelajaran IPS Sekolah Dasar
a Pengertian IPS
Ilmu pengetahuan sosial sebagaimana diberikan oleh The NCSS
(National Council for the Social Studies) Board of Diractors menyatakan
Social studies is the integrated study of the social sciences and humanities
to promote civics competence Within the school program social studies
provides coordinated systematic study drawing upon such disciplines as
anthropology archeology economics geography psychology religion
and sociology as well as appropriate content from the humanities
mathematics and the natural sciences The primary purpose of the social
studies is to help young people develop the ability to make informed and
reasoned decision for the public good as citizens of a culturally diverse
democratic society in an interdependent world ( NCSS Board of Direktors
1993213)
Ilmu pengetahuan sosial merupakan program pendidikan yang memiliki
bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniti yang
diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan
pendidikan (Muhamad Nursquoman Soemantri 19951)
Menurut kurikulum pendidikan dasar 2004 IPS adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari kenyataan sosial dalam kehidupan yang didasarkan pada
kajian geografi ekonomi sosiologi antropologi tata negara dan sejarah
Melalui mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar para siswa diharapkan
dapat memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep-konsep dasar ilmu
sosial dan humaniti memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah
sosial di lingkungannya serta memiliki keterampilan mengkaji dan
memecahkan masalah sosial Melalui mata pelajaran IPS diharapkan para
siswa dapat terbina menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
22
b Materi IPS SD
Materi pendidikan IPS di SD sebagaimana dikatakan oleh Saidihardjo
(1997 4) adalah Pendidikan IPS untuk pendidikan dasar dan menengah
sumber bahannya adalah disiplin ilmu-ilmu sosial seperti yang disajikan
pada tingkat universitas Hanya karena pertimbangan tingkat kecerdasan
kematangan jiwa peserta didik maka bahan pendidikannya disederhanakan
diseleksi diadaptasi dan dimodifikasi untuk tujuan institusional pendidikan
dasar dan menengah
Menurut Zamroni (2003 5) bahwa IPS adalah ilmu yang mempelajari
apa yang terjadi disekitar kita baik seorang individu maupun sebagai warga
kelompok masyarakat Karena berkaitan dengan rdquokitardquo maka kajian IPS
harus realistis IPS baru perlu dirumuskan suatu kajian perilaku manusia
yang berkaitan dengan berbagai latar belakang yang melingkupinya secara
objektif rasional dan realistis
Menurut Saidihardjo (2003 3) IPS untuk pendidikan dasar yaitu hasil
penyederhanaan adaptasi seleksi dan modifikasi dari konsep dasar ilmu-
ilmu sosial yang disusun secara sistematis dan pedagogis untuk tujuan
pendidikan dasar dan menengah dalam rangka mewujudkan tujuan nasional
yang berdasarkan Pancasila Menurut Colin Marsh (1991 10) rdquosocial studies
is the study of people as social beings as they have existed and interacted
with each other and the environment in the time and placerdquo Ilmu sosial
adalah ilmu tentang manusia dan interaksi antar mereka antara yang satu
dengan yang lain dan lingkungan waktu mereka berada dan tempat Ilmu
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
23
pengetahuan Sosial adalah program pendidikan yang mengintegrasikan
secara interdisipliner konsep-konsep ilmu sosial dan humaniora (Suwarso
dkk 2007 1)
c Tujuan IPS
Tujuan utama IPS adalah membantu para siswa untuk berpikir kritis atau
rdquocritical thinkingrdquo agar mampu mengambil keputusan secara rasional dengan
dasar informasi yang cukup Dalam kaitannya dengan masalah sosial yang
hasilnya tidak hanya untuk pribadi keluarga tetapi juga berguna bagi
masyarakat bangsa dan negara Menurut Saidihardjo tujuan IPS adalah agar
siswa memahami dan menghargai nilai norma dan budaya suatu masyarakat
setempat dan memupuk kesadaran siswa terhadap hak dan kewajiban Orang
yang berpikir kreatif diharapkan lebih cepat menemukan pemecahan masalah
baru terhadap problem yang dihadapi (Noeng Muhadjir 2001 56) Dengan
belajar IPS diharapkan siswa memiliki kemampuan analisis sosial yakni
mampu mendeteksi dan mempunyai pemahaman tentang perasaan motif dan
kepribadian orang lain
4 Ketuntasan Belajar
a Pengertian Belajar Tuntas
Belajar tuntas (Mastery learning) adalah suatu sistem belajar yang
mengharapkan sebagian besar siswa dapat menguasai tujuan instruksional
dari satuan atau unit-unit pelajaran secara tuntas Achdiat dkk (2000)
menjelaskan bahwa maksud utama belajar tuntas adalah memungkinkan 75
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
24
sampai 90 siswa untuk mencapai hasil belajar yang sama tingginya
dengan kelompok terpandai dalam pengajaran klasikal Dengan demikian
makna belajar tuntas adalah meningkatkan efisiensi belajar meningkatkan
minat belajar meningkatkan kemandirian belajar dan meningkatkan sikap
siswa yang positif terhadap bahan pelajaran yang dipelajarinya melalui
metode belajar pada kesatuan kelas Pada belajar tuntas siswa harus
mencapai suatu tingkat penguasaan tertentu terhadap tujuan instruksional
dari satuan pembelajaran tertentu sebelum melanjutkan kesatuan
pembelajaran berikutnya
Carroll (dalam Winkel 2000) mengembangkan suatu model belajar
yang antara lain bertitik tolak pada kemampuan intelektual siswa sebagai
indikasi untuk belajar menurut kecepatan tertentu bukan untuk indikasi
tingkat keberhasilan belajar yang dapat dicapai oleh siswa Senada dengan
pendapat Carroll James H Black (Dalam Warji R 1983) mengatakan bahwa
setiap siswa dapat menguasai bahan atau materi pelajaran tetapi waktu yang
ditentukan tidak sama Jika dikaitkan pendapat Carroll dan Black maka
tampak ada kesamaan pendapat yaitu untuk menguasai atau tuntas suatu
bahan pelajaran diperlukan waktu yang berbeda-beda bagi setiap siswa
Apabila siswa disediakan cukup waktu dan diberi pelayanan yang tepat yang
meliputi kesempatan belajar kualitas pembelajaran maka setiap siswa akan
mampu menguasai bahan pelajaran yang diberikan
Sistem belajar tuntas telah terintegrasi dalam kurikulum yang
dinyatakan bahwa jika ge 85 dari jumlah siswa menguasai le 75 tujuan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
25
yang disajikan maka diadakan pengayaan dan jika belum menguasai tujuan
yang disajikan maka diadakan perbaikan Menurut Bloom dalam buku
Mastery Learning (Siswoyo 198121) berpendapat bahwa
ldquo Mastery learning dipandang sebagai kemampuan siswa untuk menyerap
inti dan pengajaran yang telah diberikan kepadanya ke dalam suatu
keseluruhanrdquo
Amparo S Lardizibal (2000 179) mengemukakan ldquomastery learning
as a strategy for optimizing learning considers the individual capacity and
need of the learnerrdquo Mastery learning sebagai sebuah strategi untuk harapan
yang lebih baik dalam pembelajaran kapasitas individu dan kebutuhan
pembelajaran
Dari beberapa pengertian mastery learning dapat disimpulkan akan
belajar tuntas yakni belajar tuntas adalah suatu kegiatan pembelajaran yang
mengarahkan seluruh kemampuan agar materi pelajaran dapat dikuasai siswa
secara penuh dalam waktu tertentu
b Prinsip Belajar Tuntas
Dasar prinsip dari mastery learning menurut Amparo S Lardizabal
(2000 180) adalah 1) Unit belajar dipecah dalam komponen tingkah
lakusikap atau tugas-tugas 2) Tugas pembelajaran menjadi suatu rangkaian
yang pantas 3) Frekuensi diagnosa dan peningkatan dari format evaluasi
diberikan pada apa yang diajarkan 4) Perbaikan yang pantas diberikan untuk
mengatasi kelompok atau individu yang dinyatakan lemah melalui tes
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
26
formatif 5) Siswa diberikan cukup waktu untuk memperoleh penguasaan 6)
Tugas belajar tuntas didasari pada basis standar faktor penentu yang
dikriteriakan
Menurut Siswoyo (1981 3) faktor yang lebih prinsip dalam strategi
mastery learning adalah pengembangan prosedur-prosedur umpan balik dan
korektif (feed back and corrective procedures) pada berbagai taraf atau
bagian dari proses belajar Untuk umpan balik dapat dipakai lembaran kerja
ulangan-ulangan pekerjaan rumah (PR) test formatif dan sebagainya
Test-test semacam itu dimaksudkan untuk menentukan apa yang telah
dikuasai setiap siswa dalam satuan pelajaran bab atau bagian dari mata
pelajaran tertentu dan apa yang masih perlu dipelajarinya
c Kriteria Belajar Tuntas
Ketuntasan belajar merupakan target keberhasilan dari kegiatan belajar
mengajar Apakah materi yang disampaikan sampai berapa jauh dikuasai
oleh siswa Penilaian Acuan Patokan yang dipakai untuk mengukur
ketuntasan belajar sebagaimana dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM)
yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional tahun 2001
mentarget 75 daya serap materi yang disampaikan pada siswa
dalam kurikulum nasional
Semenjak penerapan kurikulum 2006 mulai tahun ajaran 20072008
khususnya di Sekolah Dasar (SD) dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) ketuntasan belajar dibuat oleh masing-masing lembaga
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
27
pendidikan dengan memperhatikan tingkat kesukaran daya dukung sarana
dan prasarana Ketuntasan belajar ini disebut Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) dan dibuat setiap indikator Untuk dapat mengetahui ketuntasan
belajar siswa tinggal membandingkan hasil ulangan atau test dengan standar
KKM yang dibuat Apabila nilai di bawah standar KKM maka siswa tersebut
belum tuntas apabila sama atau lebih tinggi dari standar KKM maka siswa
tersebut dinyatakan sudah mencapai tuntas dalam belajar
B Penelitian Yang Relevan
Banyak penelitian terdahulu yang relevan berkaitan dengan strategi
pembelajaran kemandirian belajar dan prestasi belajar variabel-variabel yang
diteliti dalam penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Kirno Suwanto pada tahun 2006 sistem pembelajaran sebagai upaya
meningkatkan kemandirian belajar siswa di SDIT Nur Hidayah menunjukkan
hubungan yang positif antara pembelajaran dengan kemandirian belajar Dwi
Atmojo pada tahun 2002 topik penelitian pengaruh penggunaan strategi
pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar
menunjukkan pengaruh yang positif penggunaan strategi pembelajaran kooperatif
dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Sukardi dan Anton Sukarno pada
tahun 2001 dengan topik kemampuan profesional guru SD (Studi Korelasi antara
Pengalaman Pendidikan dan sikap Profesional Guru) menunjukkan hubungan
yang positif dan signifikan Nurhilal pada tahun 2008 dengan topik penelitian
hubungan partisipasi siswa dalam PAKEM dan motivasi belajar dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
28
ketuntasan belajar IPA SD di Karanganyar Purbalingga menunjukkan adanya
hubungan yang signifikan antara pembelajaran PAKEM dan motivasi belajar
dengan ketuntasan belajar IPA di SD
Dari beberapa penelitian di atas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian untuk mencari hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar khususnya pada mata pelajaran
IPS
C Kerangka Berfikir
Berdasar latar belakang masalah kajian teori dan penelitian-penelitian
yang relevan maka dapat disusun kerangka berpikir sebagai berikut
1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan
belajar mata pelajaran IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang
menekankan siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat yang
sudah dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang
Dengan rasa senang pada diri siswa akan memudahkan untuk menerima
materi pelajaran sehinggga anak dapat menguasai keterampilan baik kognitif
afektif dan psikomotor yang diharapkan sehingga pada akhirnya ketuntasan
belajar yang ditargetkan akan dapat tercapai
Guru dan proses pembelajaran merupakan dua hal yang memiliki
keterkaitan sangat erat dan mutlak Artinya guru akan lebih memiliki makna
secara edukatif jika guru itu mampu melakukan proses pembelajaran yang
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
29
baik tepat akurat serta relevan dengan fungsi dan prinsip pendidikan Untuk
mewujudkan idealisme pendidikan itu tidak cukup diimbangi dengan
pembelajaran yang efektif melainkan perlu pembelajaran yang efisien
Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu menambah
wacana atau khasanah pengetahuan baru bagi siswa Sedangkan pembelajaran
yang efisien adalah pembelajaran di samping dapat menambah pengetahuan
atau informasi baru bagi siswa pembelajaran itu menyenangkan dan
menggairahkan siswa selama proses pembelajaran
2 Hubungan antara kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar mata
pelajaran IPS
Kemandirian belajar siswa dapat dilihat dari kemampuannya dalam
melaksanakan tiga kegiatan belajar yaitu (1) kemampuan untuk memotivasi
diri (2) kemampuan teknis dalam melakukan kegiatan belajar mandiri dan
(3) kemampuannya dalam merefleksi kegiatan belajar yanag telah
dilakukannya dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian siswa untuk
belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara Dengan kemandirian belajar
yang telah dimilikinya akan mendorong siswa untuk melakukan sesuatu
dengan penuh kesadaran dan keberartian Siswa menyadari bahwa kebutuhan
belajar penting untuk dirinya sendiri bukan untuk kepentingan orang lain
Dalam konteks pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
dan atau Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tidak
hanya menuntut guru untuk melakukan inovasi pembelajaran melainkan juga
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
30
menuntut siswa untuk melakukan cara belajar siswa aktif (CBSA) Dengan
CBSA dituntut siswa memiliki motivasi belajar yang optimal sehingga dapat
menumbuhkan kemandirian belajar siswa
3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar
dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan suatu cara pembelajaran
yang menuntut siswa aktif dan adanya rasa senang sehingga siswa tidak
merasa bosan untuk belajar Dengan berbagai media peraga perangkat dan
lain-lain Hal ini dapat menimbulkan kesenangan belajar siswa
Di samping partisipasi siswa dalam PAKEM tidak kalah pentingnya
kemandirian belajar yang mendorong siswa untuk mengembangkan motivasi
pembelajaran dan refleksi yang diperlukan untuk melakukan keterampilan-
keterampilan yang diperlukan untuk melakukan sesuatu kegiatan belajar
secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya
sendiri untuk menguasai sesuatu kompetensi tertentu Dalam kegiatan
pembelajaran seorang guru senantiasa berupaya agar materi yang disampaikan
atau dipelajari dapat dikuasai siswa secara optimal Untuk itu partisipasi
siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar merupakan dua faktor yang
diduga secara bersama-sama memiliki hubungan positif dengan ketuntasan
belajar mata pelajaran IPS SD
Salah satu persyaratan yang penting dalam melaksanakan
pembelajaran adalah kemampuan guru menjalankan suatu proses
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
31
pembelajaran yang bermakna bagi semua siswa Acuan proses pembelajaran
bukan saja harus melihat pada kondisi kini namun juga pada masa yang akan
datang bagi siswa usia pendidikan dasar Pembelajaran yang diberikan perlu
disesuaikan pada taraf perkembangan tingkat pertisipasi dan kemandirian
belajarnya
D Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dalam penelitian ini peneliti
mengajukan hipotesis sebagai berikut
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar IPS
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
1 Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Pejagoan
UPT Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kecamatan Pejagoan Kabupaten
Kebumen
2 Waktu Penelitian
Penelitian ini membutuhkan waktu penyelesaian selama kurang lebih 10
bulan dimulai dari observasi awal penyusunan proposal penyusunan
instrumen uji coba alat ukur pelaksanaan penelitian sampai pengolahan data
dan penyusunan laporan
A Metode Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian di atas metode penelitian yang digunakan
adalah deskriptif korelasional yaitu suatu peneltian yang bertujuan mendeteksi
seberapa jauh variasi-variasi suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada
satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefesien korelasi (Suryabrata 1981
24) Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Variabel Bebas (Variabel Prediktor)
a Partisipasi Siswa Dalam PAKEM (X1)
b Kemandirian Belajar IPS (X2)
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
33
2 Variabel Terikat (Variabel Respons)
- Ketuntasan Belajar IPS (Y)
Populasi dan Sampel
Populasi adalah sekelompok individu yang akan diteliti atau diselidiki
dalam suatu penelitian (Sugiyono 1997) Populasi dalam penelitian ini adalah
siswa SDN 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen yang berjumlah 220 siswa
Sampel adalah bagian dari populasi sampel yang dipakai itu diteliti agar
dapat mewakili jumlah populasi Apabila jumlah populasi kurang dari 100
sebaiknya diambil semua sebagai sampel sehingga penelitiannya bersifat total
Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil 10-15 atau
lebih besar dari itu (Arikunto 1996) Sejalan dengan hal tersebut populasi dalam
penelitian ini berjumlah 220 yaing terdiri dari tingkatan kelas 1 sampai kelas VI
Sampel diambil siswa kelas V yang berjumlah 40 siswa
Sampling adalah teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel
Adapun teknik sampling ada 2 macam yaitu teknik non random sampling dan
teknik random sampling Dalam penelitian ini digunakan teknik cluster random
sampling atau area sampling artinya pengambilan sampel yang didasarkan atas
ciori-ciri kelompok tertentu atau sifat tertentu yang ada pada tingkat kelas dan
dengan memberi kebebasan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk
menjadi anggota sampel dengan cara mengundi kelas yang diambil sebagai
sampel penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
34
B Teknik Pengumpulan Data
1 Angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan Kemandirian belajar
Angket partisipasi siswa dalam PAKEM terdiri dari 50 item Data untuk
kemandirian belajar IPS diperoleh melalui angket Angket partisipasi siswa
dalam PAKEM sebanyak 50 item dan angket kemandirian belajar sebanyak
50 item dan Tes ketuntasan belajar IPS sebanyak 50 item
Validitas ietem angket digunakan korelasi Product Moment dari
Pearson sedang reliabilitas item angket digunakan Alpha Cronbach
2 Metode Test
Metode test digunakan untuk mengetahui nilai ketuntasan belajar IPS
berdasarkan kisi-kisi pemberian skor terhadap tes kompetensi belajar IPS
E Teknik Analisis Data
Untuk menguji hipotesis (1) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan ketuntasan belajar IPSrdquo
dan hipotesis (2) yang berbunyi ldquoada hungan positif yang signifikan antara
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan teknik analisis
regresi dan korelasi sederhana atau sering disebut korelasi Product Moment
Untuk menguji hipotesis (3) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang signifikan
antara PAKEM dan kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan
teknik analisis regresi linier
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
35
F Hipotesis Statistik
Dalam penelitian ini hipotesis statistik adalah sebagai berikut
1 Hipotesis (1)
a Ho ry 1 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 1 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
2 Hipotesis (2)
a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian
belajar dengan ketuntasan belajar IPS
3 Hipotesis (3)
a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kemandirian belajar dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar
dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Skor Partisipasi Siswa dalam PAKEM
Data partisipasi siswa dalam PAKEM secara keseluruhan memiliki
rentangan (range) 45 dengan skor terendah 91 dan skor tertinggi 136 Data
partisipasi siswa dalam PAKEM mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar
1132 modus sebesar 91 median sebesar 114 varians sebesar 21616 dan
simpangan baku standar deviasi) sebesar 147 (nilai-nilai statistik ini
perhitungannya dilakukan dengan komputer dengan program SPSS versi 15
1 Skor Kemandirian Belajar
Data skor kemandirian belajar siswa secara keseluruhan memiliki
rentangan (range) 40 dengan skor terendah 92 dan skor tertinggi 132
Kemandirian belajar mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 1126 modus
sebesar 95 median sebesar 1135 varians sebesar 2276 dan simpangan baku
(standar deviasi) sebesar 151 (nilai-nilai statistik ini perhitungannya
dilakukan dengan komputer program SPSS versi 15
3 Ketuntasan belajar IPS
Data ketuntasan belajar IPS siswa yang memiliki secara keseluruhan
memiliki rentangan (range) 48 dengan skor terendah 50 dan skor tertinggi
98 Ketuntasan belajar IPS siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
37
rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians
sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai
statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS
A Pengujian Persyaratan Analisis
1 Uji Normalitas Data
a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada
lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi
sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa
data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang
berdistribusi normal
b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100
lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data
kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi
normal
c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
38
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov
Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance
sebesar 0808 lebih besar dari α (005)
2 Uji Linieritas
Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier
Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x
2 tabel
dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13
diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan
demikian model regresi adalah model linier
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan
skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS
Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi
Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai
dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44
Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis
Pengujian rhitung rtabel Keterangan
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0616 0312 Signifikan
Hubungan kemandirian
belajar siswa dalam
0677 0312 Signifikan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
39
PAKEM dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran
IPS
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0731 0312 Signifikan
F hitung = 21290
F tabel = 323
Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis
pada akhir Bab II adalah sebagai berikut
1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar
pada mata pelajaran IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi
(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat
diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika
semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
40
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil
perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf
signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat
dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo
sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
41
Coefficientsa
4545 11160 407 686
267 108 338 2467 018
368 105 482 3519 001
(Constant)
x1
x2
Model
1
B Std Error
Unstandardized
Coeff icients
Beta
Standardized
Coeff icients
t Sig
Dependent Variable ya
(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS
Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi
siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar
IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut
Tabel 45
Hasil Analisis Regresi Linier
Coefficients a
Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS
Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai
berikut
Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2
Interpretasi persamaan tersebut adalah
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
42
a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar
4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bernilai nol
b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa
kemandirian belajar bernilai konstan
b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar
siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan
Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan
sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar
42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar
58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari
sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini
menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
43
akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar
225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan
meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31
Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan
memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan
belajar IPS
B Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi
sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan
pembahasan sebagai berikut
Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan
taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat
dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa
dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang
berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat
student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan
menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
44
dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa
siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa
senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh
Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut
bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan
oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan
pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan
bentuk yang sempurna
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan
siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah
dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi
siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia
pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian
belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel
dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung
gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini
dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
45
siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan
yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan
kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan
prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan
kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha
meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha
belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)
bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab
dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa
yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki
tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap
refleksi
Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental
sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi
mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa
remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh
anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh
karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan
kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian
belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar
mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat
diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
46
lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan
pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal
Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu
yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya
bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi
dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang
afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan
belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong
seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni
belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi
pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya
Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi
tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha
untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa
dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam
kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin
kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai
Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa
senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki
banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi
tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester
kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
47
dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang
dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias
memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir
keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi
siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan
tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti
jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena
terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki
kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi
yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan
guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar
Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan
dalam proses belajar
Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa
PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan
dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel
0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian
belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang
menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
48
karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau
bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal
ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di
sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama
memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS
C Keterbatasan Penelitian
Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini
penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan
rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut
Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar
menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka
alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu
sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-
jujurnya
Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya
menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada
secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan
ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah
mencakup materi yang luas
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
49
Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi
proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian
belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek
penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat
sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil
penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
50
BAB V
KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat
disimpulkan bahwa
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan
analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini
berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan
arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan
(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar
siswa
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa
dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis
korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti
bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan
kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
51
mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif
ketuntasan hasil belajar siswa
3 Ketuntasan belajar IPS
Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan
yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa
hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi
pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti
proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan
kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar
IPS
B Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif
dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi
kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik
Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia
menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
52
metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang
diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna
oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu
penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan
antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab
demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan
simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan
antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)
contextual teaching learning (CTL) Jigsaw
Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi
akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang
disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki
hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS
Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model
pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan
menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan
hasil belajarnya
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
53
C Saran
1 Bagi Guru
Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan
materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan
lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan
pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan
belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya
meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar
karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan
prestasi dan ketuntasan belajarnya
2 Bagi siswa
Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar
Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus
menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar
IPS yang diharapkan
3 Bagi Sekolah
Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan
nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan
mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka
mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
54
prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan
tercapainya tujuan bersama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
55
Daftar Pustaka
Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery
Learning Jakarta Depdikbud
Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City
Phoenix Publishing House Inc
Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia
Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja
Grafindo Perasada
Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York
Longman
Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom
AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass
httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)
Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press
Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta
Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum
Depdiknas
Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta
Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan
httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret
Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung
Jurnal Pendidikan
Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas
Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins
Publishers
Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS
Semarang ISBN
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
56
Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press
Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite
(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford
Pergamon Press Reprinted here by permission (net)
__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence
for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College
Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York
Macmillan PublCoy
Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork
Harper and Raw Publisher
Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom
Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren
Teacer Hall India Private Limited
Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS
Jakarta Depdikbud
Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra
(2010)
Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning
httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp
Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest
httpwwweriedigestorg (19-05-2009)
Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta
LP3ES
Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery
learning The case for guided methods of instructionrdquo
httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)
Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan
Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah
disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung
Angkatan Pertama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
57
Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar
Bandung Sinar Baru
Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi
Aksara
Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri
Yogyakarta
Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer
wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)
Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius
Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary
active_learninghtm (20-05-2009)
Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches
Acknowledgement University of Saskatchewan
Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta
F IPS UNY
Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga
Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli
pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas
Unesco Unicer dan Nzaid
Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta
Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil
Cipta Media
Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal
Approach to Instructional Design Australian journal of Educational
Technology
Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas
Surabaya IDM
Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi
Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
5
untuk memperjelas permasalahan yang diteliti dan dicari jawabannya Agar
mendapatkan gambaran dan kerangka yang jelas mengenai lingkup penelitian ini
maka perlu kiranya diberikan batasan-batasan yang jelas menyangkut
permasalahan yang akan dikaji yakni ketuntasan belajar IPS bagi siswa SD di SD
N 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen serta kaitannya dengan faktor-faktor yang
mempengaruhinya
Untuk memperoleh hasil yang optimal dalam ketuntasan belajar IPS SD
faktor yang diduga mempunyai kedudukan yang strategis dan sangat penting
adalah (1) partisipasi siswa dalam PAKEM dan (2) kemandirian belajar
C Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini dirumuskan
sebagai berikut
1 Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS apabila ada
bagaimana bentuk dan kuatnya hubungan
2 Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar mata pelajaran IPS apabila ada bagaimana bentuk dan
kuatnya hubungan
3 Apakah terdapat hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar mata
pelajaran IPS apabila ada bagaimana bentuk dan kuatnya hubungan
4
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
6
D Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini dapat
dikemukakan sebagai berikut
1 Ingin mengetahui bentuk dan kuatnya sumbangan partisipasi siswa dalam
PAKEM dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS
2 Ingin mengetahui bentuk dan kuatnya sumbangan kemandirian belajar siswa
dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS
3 Ingin mengetahui bentuk dan kuatnya sumbangan partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar mata
pelajaran IPS
E Manfaat Penelitian
Hasil penelitian tentang hubungan partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS SD diharapkan membawa
manfaat secara teoritis bagi pengembangan dunia pendidikan khususnya teknologi
pembelajaran
Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan memberi informasi nyata
pada lembaga pendidikan dasar untuk menyusun strategi pengelolaan dan
pembinaan kepada guru kepala sekolah pengelola pendidikan dan pengambil
kebijakan untuk dapat mengevaluasi dengan dilaksanakannya penerapan
pendekatan Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAKEM)
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
7
BAB II
KAJIAN TEORI
A Landasan Teori
Pada landasan teori ini akan diuraikan teori-teori maupun konsep-konsep
yang relevan dengan penelitian Landasan teori akan dibahas berturut-turut
mengenai partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar dan ketuntasan
belajar mata pelajaran IPS Sekolah Dasar
1 Partisipasi siswa dalam PAKEM
a Pengertian PAKEM
Awal mula kata PAKEM dikembangkan dari istilah AJEL (Active Joyfull
and Effective Learning) Untuk pertama kali di Indonesia pada tahun 1999 dikenal
dengan istilah PEAM (Pembelajaran Efektif Aktif dan Menyenangkan) Namun
seiring dengan perkembangan MBS di Indonesia pada tahun 2002 istilah PEAM
diganti menjadi PAKEM yaitu kependekan dari Pembelajaran Aktif Kreatif
Efektif dan Menyenangkan
Namun demikian jika dicermati dalam model-model pelatihan PAKEM
landasan teori yang digunakan didalamnya pada hakekatnya adalah mengambil
dari teori-teori tentang active learning atau pembelajaran aktif
Pendekatan belajar siswa aktif sebenarnya sudah sejak lama
dikembangkan Konsep ini didasari pada keyakinan bahwa hakekat belajar adalah
proses membangun makna pemahaman oleh si pebelajar terhadap pengalaman
dan informasi yang disaring dengan persepsi pikiran (pengetahuan yang dimiliki)
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
8
dan perasaannya Dengan demikian siswalah yang harus aktif untuk mencari
informasi pengalaman maupun keterampilan dalam rangka membangun sebuah
makna dari hasil proses pembelajaran
Pengertian pembelajaran aktif sedikit membingungkan Hal tersebut
dikarenakan setiap orang memberikan pengertian yang berbeda-beda Terlebih
jika melihat hakekat belajar sebagaimana disebutkan di atas yaitu proses
membangun makna oleh pembelajar Jadi mustahil siswa dikatakan belajar tetapi
pasif sama sekali
Pembelajaran aktif adalah suatu istilah yang memayungi beberapa pendekatan
pembelajaran yang memfokuskan tanggung jawab proses pembelajaran pada si
pelajar Bowell dan Eison (1991) dalam
httpenwikipediaorgwikiactivelearninghtm mempopulerkan pendekatan ini
kedalam pembelajaran Istilah active learning ini sudah dikenal pada tahun 1980-an
Kemudian pada tahun 1990-an Association for the Study of Higher Education (ASHE)
memberikan laporan yang lebih lengkap tentang active learning Dalam laporannya
tersebut telah didiskusikan berbagai metode pembelajaran untuk memperkenalkan
active learning
Berikut pandangan dari para ahli mengenai bagaimana kegiatan siswa
dan lingkungan belajar active learning yang dipaparkan oleh Robertsj (2007)
dalam httpschoolwebmissouriedustoutlandelementaryactivelearninghtm
Silberman M menggambarkan saat belajar aktif para siswa melakukan
banyak kegiatan menggunakan otak untuk mempelajari ide-ide
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
9
memecahkan permasalahan dan menerapkan apa yang dipelajari Belajar
aktif adalah mempelajari dengan cepat menyenangkan penuh semangat dan
keterlibatan secara pribadi Untuk mempelajari sesuatu dengan baik harus
mendengar melihat menjawab pertanyaan dan mendiskusikannya dengan
orang lain Semua itu diperlukan oleh siswa untuk melakukan kegiatanndash
menggambarkannya sendiri mencontohkan mencoba keterampilan dan
melaksanakan tugas sesuai pengetahuan yang telah mereka miliki
Joel Wein (19971) mendefinisikan active learning adalah nama suatu
guru diubah menjadi seorang pelatih dan penolong di dalam proses itu
Akhirnya pada tahun 2004 sebagimana dikatakan oleh Mayer (2004)
dalam wikipedia di httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumnone
htm strategi seperti ldquoactive learningrdquo sudah berkembang luas hampir pada
semua kelompok teori yang mengenalkan tentang pembelajaran yang mana
siswa dapat menemukan sendiri Bruner pada tahun 1961 pernah
menjelaskan bahwa asalkan siswa sudah terlibat dalam proses pembelajaran
kemudian dapat mengingat informasi yang telah diberikan sebelumnya itu
sudah dikatakan siswa aktif Tetapi penjelasan itu ditentang oleh Mayer
(2004) Kirschner Sweller and Clark (2006) yang pada intinya mengatakan
bahwa siswa aktif tidak hanya sekedar hadir di kelas menghafalkan dan
akhirnya mengerjakan soal-soal di akhir pelajaran Siswa harus terlibat aktif
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
10
baik secara fisik maupun mental Siswa semestinya juga aktif melakukan
praktik dalam proses pembelajaran
Bonwell dan Eison (1991) dalam wikipedia di httpwikipediaorgwiki
activelearningcolumnonehtm memberikan beberapa contoh pembelajaran
aktif seperti pembelajaran berpasang-pasangan berdiskusi bermain peran
debat studi kasus telibat aktif dalam kerja kelompok atau membuat laporan
singkat dan sebagainya Disarankan agar guru menjadi pemandu sepanjang
tahap awal pembelajaran kemudian biarkan anak melakukan praktik
keterampilan baru kemudian memberikan informasi-informasi baru yang
belum diketahui siswa selama pembelajaran Disarankan penggunaan active
learning pada saat siswa telah mengenal materi sebelumnya dan telah
memiliki suatu pemahaman yang baik menyangkut materi sebelumnya
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa active learning
adalah suatu pendekatan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada
siswa untuk berperan lebih aktif dalam proses pembelajaran (mencari
informasi mengolah informasi dan menyimpulkannya untuk kemudian
diterapkan dipraktikkan) dengan menyediakan lingkungan belajar yang
membuat siswa tidak tertekan dan senang melaksanakan kegiatan belajar
b Pentingnya PAKEM
PAKEM dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus
menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya
mempertanyakan dan mengemukakan gagasan Belajar memang merupakan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
11
suatu proses aktif dari si siswa dalam membangun pengetahuannya bukan
pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan
Sehingga jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa
untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut bertentangan dengn
hakekat belajar (Soediono dkk 2003 34)
Istilah rdquomenyenangkanrdquo adalah suasana belajar mengajar yang
menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada
belajar sehingga waktu curah perhatiannya (time on task) tinggi Menurut
hasil penelitian tingginya waktu curah terbukti meningkatkan hasil belajar
Seperti dikatakan oleh Muhammad Rasyid Dimas bahwa memetik senar
kegembiraan pada anak akan memunculkan keriangan dan vitalitas dalam
jiwanya Hal ini juga akan menjadikan si anak selalu siap untuk menerima
perintah peringatan atau bimbingan apapun Menabur kegembiraan dan
keceriaan pada anak akan membuatnya mampu mengaktualisasikan
kemampuannya dalam bentuk yang sempurna (Tate Qomaruddin 200519)
Secara garis besar PAKEM digambarkan sebagai berikut
Belajar = proses aktif Anak dilahirkan memiliki
Membangun makna rasa ingin tahu
Pemahaman dari imajinasi
Informasi dan penga- M
laman oleh si pebelajar
Modal Kreativitas
Pembelajaran memiliki tujuan yang harus dicapai
Untuk keberlanjutan pembelajaran
Gambar 21
Hakekat belajar dengan menggunakan PAKE(Sumber Soediono Dkk 2003311)
A K
E
E
M
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
12
Pentingnya pembelajaran PAKEM merupakan inovasi pembelajaran yang harus
dilaksanakan oleh guru sebagai tanggung jawab profesional dalam pembelajaran
c Karakteristik PAKEM
Ciri-ciri PAKEM secara singkat digambarkan oleh Soediono dkk (2003
3-4) adalah sebagai berikut
1) Siswa terlibat langsung dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan
pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar
melalui berbuat (learning to do)
2) Guru menggunakan berbagai alat Bantu dan berbagai cara dalam
membangkitkan semangat termasuk menggunakan lingkungan sebagai
sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik menyenangkan
dan cocok bagi siswa
3) Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan ajar yang
lebih menarik dan menyediakan ldquopokok bacardquo
4) Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif
termasuk belajar kelompok
5) Guru mendorong siswa untuk menemukan cara sendiri dalam
pemecahan suatu masalah untuk mengungkapkan gagasannya dan
melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
13
d Model PAKEM
Gambaran PAKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi
selama kegiatan belajar mengajar Beberapa sarana atau perangkat model
belajar PAKEM sebagai berikut
Buletin Selamat Pagi Papan Absen Mandiri Uji Cakap Mandiri Papan
Jadwal Mandiri Kantong Peraga Mandiri Lembar Jawab Berkomik Kotak
Pas Mandiri Pohon Ilmu Dokter Matematika Kotak Permainan Buah Soal
Mandiri Media ldquo Tugasku Tanggung Jawabku rdquo Bimbingan Belajar
(Durari 200218-19)
Pembelajaran model PAKEM dengan berbagai media akan menuntut
siswa berpartisipasi aktif dalam proses kegiatan belajar Sebagaimana yang
dikemukakan oleh Jerrold E Kemp (1985 4) dalam contribution of media
to the learning process (kontribusi dari media pada proses belajar
1) Pengantar dari pengajaran dapat menjadi lebih standar setiap siswa
melihat dan mendengar sebuah presentasi media
2) Pengajaran dapat menjadi lebih menarik dengan media pengajaran
3) Belajar menjadi lebih interaktif dengan media pengajaran
4) Efisiensi waktu dengan memanfaatkan media dalam pembelajaran
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru telah menerapkan
pola-pola pembelajaran yang mengaktifkan siswa khususnya di sekolah
dasar diantaranya cara belajar siswa akif (CBSA) Pola ini diterapkan di
Kabupaten Kebumen CBSA mengubah paradigma lama seorang guru dalam
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
14
menyampaikan pelajaran aktif murid cenderung pasif Dalam
pelaksanaannya di lapangan CBSA sangat dianjurkan dan terkesan
dipaksakan padahal tidak semua Sekolah Dasar (SD) mempunyai
kemampuan yang sama guru siswa sarana maupun prasarana CBSA
menuntut siswa untuk aktif terlibat penuh dalam kegiatan belajar mengajar
dari awal sampai akhir pembelajaran dengan perangkat lembar kerja
Beberapa tahun pola CBSA dilaksanakan tapi kurang membawa perubahan
yang berarti Siswa mengalami kejenuhan karena dituntut selalu aktif
Menjenuhkan jiwa anak yang masih suka bermain sambil belajar atau belajar
sambil bermain Pola CBSA dilaksanakan guru dan murid selalu berada
dalam satu tempat satu waktu dan situasi yang sama Kegiatan belajar
mengajar seringkali terhambat atau tidak berjalan karena guru sebagai
fasilitator tidak berada di arena belajar Hal ini mungkin guru masih dalam
perjalanan menuju ke sekolah atau guru berhalangan hadir ke sekolah
karena sakit atau karena kepentingan lain Maka kegiatan belajar mengajar
mengalami hambatan yang akhirnya CBSA tidak dapat terlaksana dengan
baik
Dalam kondisi seperti tersebut di atas diperlukan model pembelajaran
yang efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa
Bruce Joyce dan Marsha Weil (2003 11-21) mengelompokkan model-
model pembelajaran ke dalam empat kategori yaitu
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
15
a) Kelompok model sosial atau the social family meliputi partners in
learning investigasi kelompok (group investigation) bermain peran
(role playing) dan penelitian yurisprudential (jurisprudential inquiry)
b) Kelompok model pengolahan informasi atau the information-processing
family meliputi model berpikir induktif (inductive thinking)
pencapaian konsep (concept attainment) memorisasi (memorics)
pemandu awal (advance organizers) latihan penelitian (inquiry
training) pengembangan intelek (scientific inquiry) dan synectics
c) Kelompok model personal atau the personal family meliputi
pengajaran tanpa arahan (nondirective teaching) dan ananching self-
esteem
d) Kelompok model system perilaku atau the behavior system family
meliputi belajar tuntas (mastery learning) pembelajaran langsung
(direct instruction) simulasi (simulation) belajar sosial (social
learning) dan programmed schedule
Salah satu model pembelajaran yang memerlukan kemandirian siswa
adalah model pembelajaran self directed learning (SDL) atau belajar
dipimpin oleh diri sendiri Menurut Leonard Nadler dan Zeace Nadler (2003
4) mendefinisikan SDL sebagai berikut
Self directed learning is a training design in which trainees master
packages of predetermined material at their own pace whithout the aid of
an instructor
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
16
Model pembelajaran self directed learning (SDL) adalah sebuah
rancangan dalam pembelajaran yang dalam belajar dilatih oleh paket
mengajarguru yang ditentukan oleh material langkah siswa sendiri tanpa
pertolongan dari pembimbing
2 Kemandirian Belajar
a Pengertian Belajar Mandiri dan Kemandirian Belajar
Konsep Belajar Mandiri (Self-directed Learning) sebenarnya berakar
dari konsep pendidikan orang dewasa Namun demikian berdasarkan
beberapa penelitian yang dilakukan oleh para ahli seperti Garrison tahun
1997 Schilleref tahun 2001 dan Scheidet tahun 2003 ternyata belajar
mandiri juga cocok untuk semua tingkatan usia Dengan kata lain belajar
mandiri sesuai untuk semua jenjang sekolah baik untuk sekolah menengah
maupun sekolah dasar dalam rangka meningkatkan prestasi dan kemampuan
siswa (httpwwwnwrelorg planningreportsself-directindexphp)
Haris Mujiman (2005 1) mencoba memberikan pengertian belajar
mandiri dengan lebih lengkap Menurutnya belajar mandiri adalah kegiatan
belajar aktif yang di dorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu
kompetensi guna mengatasi suatu masalah dan dibangun dengan bekal
pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki Pencapaian kompetensi sebagai
tujuan belajar dan cara penyampaiannya baik penetapan waktu belajar
tempat belajar irama belajar tempo belajar cara belajar maupun evaluasi
belajar dilakukan oleh siswa sendiri Disini belajar mandiri lebih dimaknai
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
17
sebagai usaha siswa untuk melakukan kegiatan belajar yang didasari niatnya
untuk menguasai suatu kompetensi tertentu
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dan beberapa pertimbangan di
atas maka belajar mandiri dapat diartikan sebagai usaha individu untuk
melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang
lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai sesuatu materi dan
atau kompetensi tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan
masalah yang dijumpainya di dunia nyata
Self-directed Learning adalah kegiatan belajar mandiri sedangkan orang
yang melakukan belajar mandiri sering disebut siswa mandiri (self-directed
Learners) Mardziah Hayati Abdullah (20012) mengatakan self-directed
Learners adalah sebagai ldquopara manajer dan pemilik tanggung jawab dari
proses pembelajaran yang mereka lakukan sendirirdquo Individu seperti itu
mempunyai keterampilan untuk mengakses dan memproses informasi yang
mereka perlukan untuk suatu tujuan tertentu Dalam belajar mandiri
mengintegrasikan self-management (manajemen konteks termasuk latar
belakang sosial menentukan sumber daya dan tindakan) dengan yang self-
monitoring (proses siswa dalam memonitor mengevaluasi dan mengatur
strategi belajarnya)
Belajar mandiri dan siswa mandiri seperti sekeping mata uang yang
mempunyai dua muka yang berbeda tetapi merupakan satu kesatuan yang
mempunyai suatu fungsi yang saling mendukung Lebih jelasnya persamaan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
18
dan perbedaan antara belajar mandiri dengan siswa mandiri digambarkan
dalam bagan sebagai berikut
Gambar 22
Pendekatan personal Responbility Orientation (PRO)
(Sumber Roger Hiemstra 199825)
Belajar mandiri (self-directed learning) yang ada di sisi sebelah kiri dari
pendekatan mengacu pada karakteristik proses belajar mengajar atau apa
yang dikenal sebagai faktor eksternal dari si siswa Disini mengacu pada
bagaimana proses pembelajaran itu dilaksanakan Siswa mandiri (self-
direction Learners) yang ada di sebelah kanan dari pendekatan mengacu
pada individu yang melakukan kegiatan belajar Termasuk di dalamnya yaitu
karakteristik kepribadian siswa atau sering kita sebut faktor internal dari
individu yang bersangkutan Jika kedua hal tersebut (self-directed learning
dan self-direction Learners) dapat tercipta dalam proses pembelajaran maka
individu dapat memiliki kemandirian dalam belajar (self-direction in
learning)
Dengan demikian kemandirian belajar (self-direction in learning) dapat
diartikan sebagai sifat dan sikap serta kemampuan yang dimiliki siswa untuk
melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
19
lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai suatu kompetensi
tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan masalah yang
dijumpainya di dunia nyata
Burt Sisco dalam Hiemstra (19988) membuat sebuah pendekatan yang
membantu individu untuk menjadi lebih mandiri dalam belajar Menurut
Sisco ada enam langkah kegiatan untuk membantu individu menjadi lebih
mandiri dalam belajar yaitu (1) preplanning (aktivitas sebelum proses
pembelajaran) (2) menciptakan lingkungan belajar yang positif (3)
mengembangkan rencana pembelajaran (4) mengidentifikasi aktivitas
pembelajaran yang sesuai (5) melaksanakan kegiatan pembelajaran dan
monitoring dan (6) mengevaluasi hasil pembelajaran individu
Menurut Haris Mudjiman (2005 120) belajar mandiri memiliki tiga
tahap pelaksanaan yaitu tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran
dan tahap refleksi Sehingga keterampilan-keterampilan yang diperlukan
untuk belajar mandiri adalah keterampilan yang diperlukan untuk
mengerjakan setiap tahap belajar mandiri
Pada tahap pengembangan motivasi keterampilan yang perlu dikuasai
adalah keterampilan menumbuhkan self-motivation Untuk dapat
menumbuhkan self-motivation diperlukan beberapa keterampilan seperti
(1) Kemampuan mengetahui detail dari kegiatan (2) kemampuan
menganalisis dan menyimpulkan bahwa kegiatan sesuai dengan kebutuhan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
20
dan terjangkau (3) kemampuan menikmati pengalaman belajar (4)
kemampuan melakukan penilaian secara objektif
Pada tahap pembelajaran keterampilan yang perlu dikuasai adalah
keterampilan dasar penelitian yang meliputi (1) Keterampilan merumuskan
masalah (2) keterampilan menetapkan tujuan belajar (3) keterampilan
menetapkan strategi (4) keterampilan menetapkan jenis informasi yang di
perlukan (5) keterampilan mengidentifikasi sumber informasi (6)
keterampilan mencari informasi (7) keterampilan menganalisis informasi
(8) Keterampilan merumuskan hasil analisisnya (9) keterampilan
mengkomunikasikan hasil belajarnya (10) kemampuan menilai pada
kegiatan akhir belajar
Pada tahap refleksi keterampilan yang diperlukan antara lain (1)
kemampuan menentukan kebenaran dan kesalahan (2) kemampuan
menerima kesalahan sebagai sesuatu yang wajar (3) kemampuan
menggunakan kesalahan untuk perbaikan (4) kemampuan menerima
keberhasilan bukan untuk kebanggaan namun sebagai kenyataan untuk
dipahami untuk ditingkatkan pada proses berikutnya
Seluruh keterampilan di atas harus ditumbuhkan oleh guru dalam proses
pembelajaran dengan melakukan berbagai strategi pembelajaran yang
memungkinkan untuk berkembangnya seluruh keterampilan di atas
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
21
3 Mata Pelajaran IPS Sekolah Dasar
a Pengertian IPS
Ilmu pengetahuan sosial sebagaimana diberikan oleh The NCSS
(National Council for the Social Studies) Board of Diractors menyatakan
Social studies is the integrated study of the social sciences and humanities
to promote civics competence Within the school program social studies
provides coordinated systematic study drawing upon such disciplines as
anthropology archeology economics geography psychology religion
and sociology as well as appropriate content from the humanities
mathematics and the natural sciences The primary purpose of the social
studies is to help young people develop the ability to make informed and
reasoned decision for the public good as citizens of a culturally diverse
democratic society in an interdependent world ( NCSS Board of Direktors
1993213)
Ilmu pengetahuan sosial merupakan program pendidikan yang memiliki
bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniti yang
diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan
pendidikan (Muhamad Nursquoman Soemantri 19951)
Menurut kurikulum pendidikan dasar 2004 IPS adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari kenyataan sosial dalam kehidupan yang didasarkan pada
kajian geografi ekonomi sosiologi antropologi tata negara dan sejarah
Melalui mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar para siswa diharapkan
dapat memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep-konsep dasar ilmu
sosial dan humaniti memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah
sosial di lingkungannya serta memiliki keterampilan mengkaji dan
memecahkan masalah sosial Melalui mata pelajaran IPS diharapkan para
siswa dapat terbina menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
22
b Materi IPS SD
Materi pendidikan IPS di SD sebagaimana dikatakan oleh Saidihardjo
(1997 4) adalah Pendidikan IPS untuk pendidikan dasar dan menengah
sumber bahannya adalah disiplin ilmu-ilmu sosial seperti yang disajikan
pada tingkat universitas Hanya karena pertimbangan tingkat kecerdasan
kematangan jiwa peserta didik maka bahan pendidikannya disederhanakan
diseleksi diadaptasi dan dimodifikasi untuk tujuan institusional pendidikan
dasar dan menengah
Menurut Zamroni (2003 5) bahwa IPS adalah ilmu yang mempelajari
apa yang terjadi disekitar kita baik seorang individu maupun sebagai warga
kelompok masyarakat Karena berkaitan dengan rdquokitardquo maka kajian IPS
harus realistis IPS baru perlu dirumuskan suatu kajian perilaku manusia
yang berkaitan dengan berbagai latar belakang yang melingkupinya secara
objektif rasional dan realistis
Menurut Saidihardjo (2003 3) IPS untuk pendidikan dasar yaitu hasil
penyederhanaan adaptasi seleksi dan modifikasi dari konsep dasar ilmu-
ilmu sosial yang disusun secara sistematis dan pedagogis untuk tujuan
pendidikan dasar dan menengah dalam rangka mewujudkan tujuan nasional
yang berdasarkan Pancasila Menurut Colin Marsh (1991 10) rdquosocial studies
is the study of people as social beings as they have existed and interacted
with each other and the environment in the time and placerdquo Ilmu sosial
adalah ilmu tentang manusia dan interaksi antar mereka antara yang satu
dengan yang lain dan lingkungan waktu mereka berada dan tempat Ilmu
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
23
pengetahuan Sosial adalah program pendidikan yang mengintegrasikan
secara interdisipliner konsep-konsep ilmu sosial dan humaniora (Suwarso
dkk 2007 1)
c Tujuan IPS
Tujuan utama IPS adalah membantu para siswa untuk berpikir kritis atau
rdquocritical thinkingrdquo agar mampu mengambil keputusan secara rasional dengan
dasar informasi yang cukup Dalam kaitannya dengan masalah sosial yang
hasilnya tidak hanya untuk pribadi keluarga tetapi juga berguna bagi
masyarakat bangsa dan negara Menurut Saidihardjo tujuan IPS adalah agar
siswa memahami dan menghargai nilai norma dan budaya suatu masyarakat
setempat dan memupuk kesadaran siswa terhadap hak dan kewajiban Orang
yang berpikir kreatif diharapkan lebih cepat menemukan pemecahan masalah
baru terhadap problem yang dihadapi (Noeng Muhadjir 2001 56) Dengan
belajar IPS diharapkan siswa memiliki kemampuan analisis sosial yakni
mampu mendeteksi dan mempunyai pemahaman tentang perasaan motif dan
kepribadian orang lain
4 Ketuntasan Belajar
a Pengertian Belajar Tuntas
Belajar tuntas (Mastery learning) adalah suatu sistem belajar yang
mengharapkan sebagian besar siswa dapat menguasai tujuan instruksional
dari satuan atau unit-unit pelajaran secara tuntas Achdiat dkk (2000)
menjelaskan bahwa maksud utama belajar tuntas adalah memungkinkan 75
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
24
sampai 90 siswa untuk mencapai hasil belajar yang sama tingginya
dengan kelompok terpandai dalam pengajaran klasikal Dengan demikian
makna belajar tuntas adalah meningkatkan efisiensi belajar meningkatkan
minat belajar meningkatkan kemandirian belajar dan meningkatkan sikap
siswa yang positif terhadap bahan pelajaran yang dipelajarinya melalui
metode belajar pada kesatuan kelas Pada belajar tuntas siswa harus
mencapai suatu tingkat penguasaan tertentu terhadap tujuan instruksional
dari satuan pembelajaran tertentu sebelum melanjutkan kesatuan
pembelajaran berikutnya
Carroll (dalam Winkel 2000) mengembangkan suatu model belajar
yang antara lain bertitik tolak pada kemampuan intelektual siswa sebagai
indikasi untuk belajar menurut kecepatan tertentu bukan untuk indikasi
tingkat keberhasilan belajar yang dapat dicapai oleh siswa Senada dengan
pendapat Carroll James H Black (Dalam Warji R 1983) mengatakan bahwa
setiap siswa dapat menguasai bahan atau materi pelajaran tetapi waktu yang
ditentukan tidak sama Jika dikaitkan pendapat Carroll dan Black maka
tampak ada kesamaan pendapat yaitu untuk menguasai atau tuntas suatu
bahan pelajaran diperlukan waktu yang berbeda-beda bagi setiap siswa
Apabila siswa disediakan cukup waktu dan diberi pelayanan yang tepat yang
meliputi kesempatan belajar kualitas pembelajaran maka setiap siswa akan
mampu menguasai bahan pelajaran yang diberikan
Sistem belajar tuntas telah terintegrasi dalam kurikulum yang
dinyatakan bahwa jika ge 85 dari jumlah siswa menguasai le 75 tujuan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
25
yang disajikan maka diadakan pengayaan dan jika belum menguasai tujuan
yang disajikan maka diadakan perbaikan Menurut Bloom dalam buku
Mastery Learning (Siswoyo 198121) berpendapat bahwa
ldquo Mastery learning dipandang sebagai kemampuan siswa untuk menyerap
inti dan pengajaran yang telah diberikan kepadanya ke dalam suatu
keseluruhanrdquo
Amparo S Lardizibal (2000 179) mengemukakan ldquomastery learning
as a strategy for optimizing learning considers the individual capacity and
need of the learnerrdquo Mastery learning sebagai sebuah strategi untuk harapan
yang lebih baik dalam pembelajaran kapasitas individu dan kebutuhan
pembelajaran
Dari beberapa pengertian mastery learning dapat disimpulkan akan
belajar tuntas yakni belajar tuntas adalah suatu kegiatan pembelajaran yang
mengarahkan seluruh kemampuan agar materi pelajaran dapat dikuasai siswa
secara penuh dalam waktu tertentu
b Prinsip Belajar Tuntas
Dasar prinsip dari mastery learning menurut Amparo S Lardizabal
(2000 180) adalah 1) Unit belajar dipecah dalam komponen tingkah
lakusikap atau tugas-tugas 2) Tugas pembelajaran menjadi suatu rangkaian
yang pantas 3) Frekuensi diagnosa dan peningkatan dari format evaluasi
diberikan pada apa yang diajarkan 4) Perbaikan yang pantas diberikan untuk
mengatasi kelompok atau individu yang dinyatakan lemah melalui tes
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
26
formatif 5) Siswa diberikan cukup waktu untuk memperoleh penguasaan 6)
Tugas belajar tuntas didasari pada basis standar faktor penentu yang
dikriteriakan
Menurut Siswoyo (1981 3) faktor yang lebih prinsip dalam strategi
mastery learning adalah pengembangan prosedur-prosedur umpan balik dan
korektif (feed back and corrective procedures) pada berbagai taraf atau
bagian dari proses belajar Untuk umpan balik dapat dipakai lembaran kerja
ulangan-ulangan pekerjaan rumah (PR) test formatif dan sebagainya
Test-test semacam itu dimaksudkan untuk menentukan apa yang telah
dikuasai setiap siswa dalam satuan pelajaran bab atau bagian dari mata
pelajaran tertentu dan apa yang masih perlu dipelajarinya
c Kriteria Belajar Tuntas
Ketuntasan belajar merupakan target keberhasilan dari kegiatan belajar
mengajar Apakah materi yang disampaikan sampai berapa jauh dikuasai
oleh siswa Penilaian Acuan Patokan yang dipakai untuk mengukur
ketuntasan belajar sebagaimana dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM)
yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional tahun 2001
mentarget 75 daya serap materi yang disampaikan pada siswa
dalam kurikulum nasional
Semenjak penerapan kurikulum 2006 mulai tahun ajaran 20072008
khususnya di Sekolah Dasar (SD) dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) ketuntasan belajar dibuat oleh masing-masing lembaga
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
27
pendidikan dengan memperhatikan tingkat kesukaran daya dukung sarana
dan prasarana Ketuntasan belajar ini disebut Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) dan dibuat setiap indikator Untuk dapat mengetahui ketuntasan
belajar siswa tinggal membandingkan hasil ulangan atau test dengan standar
KKM yang dibuat Apabila nilai di bawah standar KKM maka siswa tersebut
belum tuntas apabila sama atau lebih tinggi dari standar KKM maka siswa
tersebut dinyatakan sudah mencapai tuntas dalam belajar
B Penelitian Yang Relevan
Banyak penelitian terdahulu yang relevan berkaitan dengan strategi
pembelajaran kemandirian belajar dan prestasi belajar variabel-variabel yang
diteliti dalam penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Kirno Suwanto pada tahun 2006 sistem pembelajaran sebagai upaya
meningkatkan kemandirian belajar siswa di SDIT Nur Hidayah menunjukkan
hubungan yang positif antara pembelajaran dengan kemandirian belajar Dwi
Atmojo pada tahun 2002 topik penelitian pengaruh penggunaan strategi
pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar
menunjukkan pengaruh yang positif penggunaan strategi pembelajaran kooperatif
dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Sukardi dan Anton Sukarno pada
tahun 2001 dengan topik kemampuan profesional guru SD (Studi Korelasi antara
Pengalaman Pendidikan dan sikap Profesional Guru) menunjukkan hubungan
yang positif dan signifikan Nurhilal pada tahun 2008 dengan topik penelitian
hubungan partisipasi siswa dalam PAKEM dan motivasi belajar dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
28
ketuntasan belajar IPA SD di Karanganyar Purbalingga menunjukkan adanya
hubungan yang signifikan antara pembelajaran PAKEM dan motivasi belajar
dengan ketuntasan belajar IPA di SD
Dari beberapa penelitian di atas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian untuk mencari hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar khususnya pada mata pelajaran
IPS
C Kerangka Berfikir
Berdasar latar belakang masalah kajian teori dan penelitian-penelitian
yang relevan maka dapat disusun kerangka berpikir sebagai berikut
1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan
belajar mata pelajaran IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang
menekankan siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat yang
sudah dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang
Dengan rasa senang pada diri siswa akan memudahkan untuk menerima
materi pelajaran sehinggga anak dapat menguasai keterampilan baik kognitif
afektif dan psikomotor yang diharapkan sehingga pada akhirnya ketuntasan
belajar yang ditargetkan akan dapat tercapai
Guru dan proses pembelajaran merupakan dua hal yang memiliki
keterkaitan sangat erat dan mutlak Artinya guru akan lebih memiliki makna
secara edukatif jika guru itu mampu melakukan proses pembelajaran yang
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
29
baik tepat akurat serta relevan dengan fungsi dan prinsip pendidikan Untuk
mewujudkan idealisme pendidikan itu tidak cukup diimbangi dengan
pembelajaran yang efektif melainkan perlu pembelajaran yang efisien
Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu menambah
wacana atau khasanah pengetahuan baru bagi siswa Sedangkan pembelajaran
yang efisien adalah pembelajaran di samping dapat menambah pengetahuan
atau informasi baru bagi siswa pembelajaran itu menyenangkan dan
menggairahkan siswa selama proses pembelajaran
2 Hubungan antara kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar mata
pelajaran IPS
Kemandirian belajar siswa dapat dilihat dari kemampuannya dalam
melaksanakan tiga kegiatan belajar yaitu (1) kemampuan untuk memotivasi
diri (2) kemampuan teknis dalam melakukan kegiatan belajar mandiri dan
(3) kemampuannya dalam merefleksi kegiatan belajar yanag telah
dilakukannya dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian siswa untuk
belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara Dengan kemandirian belajar
yang telah dimilikinya akan mendorong siswa untuk melakukan sesuatu
dengan penuh kesadaran dan keberartian Siswa menyadari bahwa kebutuhan
belajar penting untuk dirinya sendiri bukan untuk kepentingan orang lain
Dalam konteks pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
dan atau Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tidak
hanya menuntut guru untuk melakukan inovasi pembelajaran melainkan juga
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
30
menuntut siswa untuk melakukan cara belajar siswa aktif (CBSA) Dengan
CBSA dituntut siswa memiliki motivasi belajar yang optimal sehingga dapat
menumbuhkan kemandirian belajar siswa
3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar
dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan suatu cara pembelajaran
yang menuntut siswa aktif dan adanya rasa senang sehingga siswa tidak
merasa bosan untuk belajar Dengan berbagai media peraga perangkat dan
lain-lain Hal ini dapat menimbulkan kesenangan belajar siswa
Di samping partisipasi siswa dalam PAKEM tidak kalah pentingnya
kemandirian belajar yang mendorong siswa untuk mengembangkan motivasi
pembelajaran dan refleksi yang diperlukan untuk melakukan keterampilan-
keterampilan yang diperlukan untuk melakukan sesuatu kegiatan belajar
secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya
sendiri untuk menguasai sesuatu kompetensi tertentu Dalam kegiatan
pembelajaran seorang guru senantiasa berupaya agar materi yang disampaikan
atau dipelajari dapat dikuasai siswa secara optimal Untuk itu partisipasi
siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar merupakan dua faktor yang
diduga secara bersama-sama memiliki hubungan positif dengan ketuntasan
belajar mata pelajaran IPS SD
Salah satu persyaratan yang penting dalam melaksanakan
pembelajaran adalah kemampuan guru menjalankan suatu proses
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
31
pembelajaran yang bermakna bagi semua siswa Acuan proses pembelajaran
bukan saja harus melihat pada kondisi kini namun juga pada masa yang akan
datang bagi siswa usia pendidikan dasar Pembelajaran yang diberikan perlu
disesuaikan pada taraf perkembangan tingkat pertisipasi dan kemandirian
belajarnya
D Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dalam penelitian ini peneliti
mengajukan hipotesis sebagai berikut
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar IPS
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
1 Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Pejagoan
UPT Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kecamatan Pejagoan Kabupaten
Kebumen
2 Waktu Penelitian
Penelitian ini membutuhkan waktu penyelesaian selama kurang lebih 10
bulan dimulai dari observasi awal penyusunan proposal penyusunan
instrumen uji coba alat ukur pelaksanaan penelitian sampai pengolahan data
dan penyusunan laporan
A Metode Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian di atas metode penelitian yang digunakan
adalah deskriptif korelasional yaitu suatu peneltian yang bertujuan mendeteksi
seberapa jauh variasi-variasi suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada
satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefesien korelasi (Suryabrata 1981
24) Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Variabel Bebas (Variabel Prediktor)
a Partisipasi Siswa Dalam PAKEM (X1)
b Kemandirian Belajar IPS (X2)
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
33
2 Variabel Terikat (Variabel Respons)
- Ketuntasan Belajar IPS (Y)
Populasi dan Sampel
Populasi adalah sekelompok individu yang akan diteliti atau diselidiki
dalam suatu penelitian (Sugiyono 1997) Populasi dalam penelitian ini adalah
siswa SDN 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen yang berjumlah 220 siswa
Sampel adalah bagian dari populasi sampel yang dipakai itu diteliti agar
dapat mewakili jumlah populasi Apabila jumlah populasi kurang dari 100
sebaiknya diambil semua sebagai sampel sehingga penelitiannya bersifat total
Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil 10-15 atau
lebih besar dari itu (Arikunto 1996) Sejalan dengan hal tersebut populasi dalam
penelitian ini berjumlah 220 yaing terdiri dari tingkatan kelas 1 sampai kelas VI
Sampel diambil siswa kelas V yang berjumlah 40 siswa
Sampling adalah teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel
Adapun teknik sampling ada 2 macam yaitu teknik non random sampling dan
teknik random sampling Dalam penelitian ini digunakan teknik cluster random
sampling atau area sampling artinya pengambilan sampel yang didasarkan atas
ciori-ciri kelompok tertentu atau sifat tertentu yang ada pada tingkat kelas dan
dengan memberi kebebasan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk
menjadi anggota sampel dengan cara mengundi kelas yang diambil sebagai
sampel penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
34
B Teknik Pengumpulan Data
1 Angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan Kemandirian belajar
Angket partisipasi siswa dalam PAKEM terdiri dari 50 item Data untuk
kemandirian belajar IPS diperoleh melalui angket Angket partisipasi siswa
dalam PAKEM sebanyak 50 item dan angket kemandirian belajar sebanyak
50 item dan Tes ketuntasan belajar IPS sebanyak 50 item
Validitas ietem angket digunakan korelasi Product Moment dari
Pearson sedang reliabilitas item angket digunakan Alpha Cronbach
2 Metode Test
Metode test digunakan untuk mengetahui nilai ketuntasan belajar IPS
berdasarkan kisi-kisi pemberian skor terhadap tes kompetensi belajar IPS
E Teknik Analisis Data
Untuk menguji hipotesis (1) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan ketuntasan belajar IPSrdquo
dan hipotesis (2) yang berbunyi ldquoada hungan positif yang signifikan antara
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan teknik analisis
regresi dan korelasi sederhana atau sering disebut korelasi Product Moment
Untuk menguji hipotesis (3) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang signifikan
antara PAKEM dan kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan
teknik analisis regresi linier
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
35
F Hipotesis Statistik
Dalam penelitian ini hipotesis statistik adalah sebagai berikut
1 Hipotesis (1)
a Ho ry 1 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 1 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
2 Hipotesis (2)
a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian
belajar dengan ketuntasan belajar IPS
3 Hipotesis (3)
a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kemandirian belajar dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar
dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Skor Partisipasi Siswa dalam PAKEM
Data partisipasi siswa dalam PAKEM secara keseluruhan memiliki
rentangan (range) 45 dengan skor terendah 91 dan skor tertinggi 136 Data
partisipasi siswa dalam PAKEM mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar
1132 modus sebesar 91 median sebesar 114 varians sebesar 21616 dan
simpangan baku standar deviasi) sebesar 147 (nilai-nilai statistik ini
perhitungannya dilakukan dengan komputer dengan program SPSS versi 15
1 Skor Kemandirian Belajar
Data skor kemandirian belajar siswa secara keseluruhan memiliki
rentangan (range) 40 dengan skor terendah 92 dan skor tertinggi 132
Kemandirian belajar mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 1126 modus
sebesar 95 median sebesar 1135 varians sebesar 2276 dan simpangan baku
(standar deviasi) sebesar 151 (nilai-nilai statistik ini perhitungannya
dilakukan dengan komputer program SPSS versi 15
3 Ketuntasan belajar IPS
Data ketuntasan belajar IPS siswa yang memiliki secara keseluruhan
memiliki rentangan (range) 48 dengan skor terendah 50 dan skor tertinggi
98 Ketuntasan belajar IPS siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
37
rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians
sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai
statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS
A Pengujian Persyaratan Analisis
1 Uji Normalitas Data
a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada
lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi
sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa
data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang
berdistribusi normal
b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100
lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data
kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi
normal
c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
38
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov
Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance
sebesar 0808 lebih besar dari α (005)
2 Uji Linieritas
Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier
Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x
2 tabel
dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13
diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan
demikian model regresi adalah model linier
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan
skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS
Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi
Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai
dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44
Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis
Pengujian rhitung rtabel Keterangan
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0616 0312 Signifikan
Hubungan kemandirian
belajar siswa dalam
0677 0312 Signifikan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
39
PAKEM dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran
IPS
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0731 0312 Signifikan
F hitung = 21290
F tabel = 323
Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis
pada akhir Bab II adalah sebagai berikut
1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar
pada mata pelajaran IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi
(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat
diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika
semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
40
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil
perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf
signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat
dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo
sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
41
Coefficientsa
4545 11160 407 686
267 108 338 2467 018
368 105 482 3519 001
(Constant)
x1
x2
Model
1
B Std Error
Unstandardized
Coeff icients
Beta
Standardized
Coeff icients
t Sig
Dependent Variable ya
(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS
Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi
siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar
IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut
Tabel 45
Hasil Analisis Regresi Linier
Coefficients a
Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS
Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai
berikut
Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2
Interpretasi persamaan tersebut adalah
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
42
a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar
4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bernilai nol
b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa
kemandirian belajar bernilai konstan
b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar
siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan
Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan
sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar
42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar
58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari
sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini
menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
43
akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar
225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan
meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31
Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan
memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan
belajar IPS
B Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi
sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan
pembahasan sebagai berikut
Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan
taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat
dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa
dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang
berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat
student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan
menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
44
dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa
siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa
senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh
Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut
bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan
oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan
pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan
bentuk yang sempurna
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan
siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah
dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi
siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia
pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian
belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel
dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung
gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini
dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
45
siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan
yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan
kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan
prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan
kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha
meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha
belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)
bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab
dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa
yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki
tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap
refleksi
Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental
sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi
mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa
remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh
anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh
karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan
kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian
belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar
mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat
diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
46
lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan
pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal
Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu
yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya
bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi
dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang
afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan
belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong
seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni
belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi
pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya
Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi
tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha
untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa
dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam
kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin
kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai
Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa
senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki
banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi
tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester
kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
47
dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang
dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias
memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir
keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi
siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan
tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti
jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena
terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki
kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi
yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan
guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar
Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan
dalam proses belajar
Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa
PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan
dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel
0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian
belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang
menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
48
karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau
bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal
ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di
sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama
memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS
C Keterbatasan Penelitian
Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini
penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan
rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut
Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar
menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka
alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu
sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-
jujurnya
Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya
menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada
secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan
ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah
mencakup materi yang luas
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
49
Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi
proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian
belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek
penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat
sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil
penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
50
BAB V
KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat
disimpulkan bahwa
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan
analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini
berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan
arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan
(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar
siswa
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa
dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis
korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti
bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan
kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
51
mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif
ketuntasan hasil belajar siswa
3 Ketuntasan belajar IPS
Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan
yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa
hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi
pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti
proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan
kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar
IPS
B Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif
dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi
kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik
Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia
menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
52
metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang
diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna
oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu
penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan
antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab
demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan
simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan
antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)
contextual teaching learning (CTL) Jigsaw
Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi
akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang
disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki
hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS
Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model
pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan
menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan
hasil belajarnya
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
53
C Saran
1 Bagi Guru
Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan
materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan
lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan
pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan
belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya
meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar
karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan
prestasi dan ketuntasan belajarnya
2 Bagi siswa
Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar
Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus
menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar
IPS yang diharapkan
3 Bagi Sekolah
Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan
nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan
mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka
mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
54
prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan
tercapainya tujuan bersama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
55
Daftar Pustaka
Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery
Learning Jakarta Depdikbud
Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City
Phoenix Publishing House Inc
Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia
Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja
Grafindo Perasada
Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York
Longman
Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom
AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass
httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)
Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press
Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta
Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum
Depdiknas
Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta
Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan
httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret
Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung
Jurnal Pendidikan
Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas
Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins
Publishers
Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS
Semarang ISBN
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
56
Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press
Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite
(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford
Pergamon Press Reprinted here by permission (net)
__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence
for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College
Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York
Macmillan PublCoy
Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork
Harper and Raw Publisher
Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom
Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren
Teacer Hall India Private Limited
Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS
Jakarta Depdikbud
Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra
(2010)
Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning
httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp
Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest
httpwwweriedigestorg (19-05-2009)
Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta
LP3ES
Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery
learning The case for guided methods of instructionrdquo
httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)
Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan
Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah
disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung
Angkatan Pertama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
57
Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar
Bandung Sinar Baru
Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi
Aksara
Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri
Yogyakarta
Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer
wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)
Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius
Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary
active_learninghtm (20-05-2009)
Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches
Acknowledgement University of Saskatchewan
Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta
F IPS UNY
Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga
Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli
pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas
Unesco Unicer dan Nzaid
Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta
Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil
Cipta Media
Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal
Approach to Instructional Design Australian journal of Educational
Technology
Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas
Surabaya IDM
Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi
Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
6
D Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini dapat
dikemukakan sebagai berikut
1 Ingin mengetahui bentuk dan kuatnya sumbangan partisipasi siswa dalam
PAKEM dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS
2 Ingin mengetahui bentuk dan kuatnya sumbangan kemandirian belajar siswa
dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS
3 Ingin mengetahui bentuk dan kuatnya sumbangan partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar mata
pelajaran IPS
E Manfaat Penelitian
Hasil penelitian tentang hubungan partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS SD diharapkan membawa
manfaat secara teoritis bagi pengembangan dunia pendidikan khususnya teknologi
pembelajaran
Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan memberi informasi nyata
pada lembaga pendidikan dasar untuk menyusun strategi pengelolaan dan
pembinaan kepada guru kepala sekolah pengelola pendidikan dan pengambil
kebijakan untuk dapat mengevaluasi dengan dilaksanakannya penerapan
pendekatan Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAKEM)
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
7
BAB II
KAJIAN TEORI
A Landasan Teori
Pada landasan teori ini akan diuraikan teori-teori maupun konsep-konsep
yang relevan dengan penelitian Landasan teori akan dibahas berturut-turut
mengenai partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar dan ketuntasan
belajar mata pelajaran IPS Sekolah Dasar
1 Partisipasi siswa dalam PAKEM
a Pengertian PAKEM
Awal mula kata PAKEM dikembangkan dari istilah AJEL (Active Joyfull
and Effective Learning) Untuk pertama kali di Indonesia pada tahun 1999 dikenal
dengan istilah PEAM (Pembelajaran Efektif Aktif dan Menyenangkan) Namun
seiring dengan perkembangan MBS di Indonesia pada tahun 2002 istilah PEAM
diganti menjadi PAKEM yaitu kependekan dari Pembelajaran Aktif Kreatif
Efektif dan Menyenangkan
Namun demikian jika dicermati dalam model-model pelatihan PAKEM
landasan teori yang digunakan didalamnya pada hakekatnya adalah mengambil
dari teori-teori tentang active learning atau pembelajaran aktif
Pendekatan belajar siswa aktif sebenarnya sudah sejak lama
dikembangkan Konsep ini didasari pada keyakinan bahwa hakekat belajar adalah
proses membangun makna pemahaman oleh si pebelajar terhadap pengalaman
dan informasi yang disaring dengan persepsi pikiran (pengetahuan yang dimiliki)
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
8
dan perasaannya Dengan demikian siswalah yang harus aktif untuk mencari
informasi pengalaman maupun keterampilan dalam rangka membangun sebuah
makna dari hasil proses pembelajaran
Pengertian pembelajaran aktif sedikit membingungkan Hal tersebut
dikarenakan setiap orang memberikan pengertian yang berbeda-beda Terlebih
jika melihat hakekat belajar sebagaimana disebutkan di atas yaitu proses
membangun makna oleh pembelajar Jadi mustahil siswa dikatakan belajar tetapi
pasif sama sekali
Pembelajaran aktif adalah suatu istilah yang memayungi beberapa pendekatan
pembelajaran yang memfokuskan tanggung jawab proses pembelajaran pada si
pelajar Bowell dan Eison (1991) dalam
httpenwikipediaorgwikiactivelearninghtm mempopulerkan pendekatan ini
kedalam pembelajaran Istilah active learning ini sudah dikenal pada tahun 1980-an
Kemudian pada tahun 1990-an Association for the Study of Higher Education (ASHE)
memberikan laporan yang lebih lengkap tentang active learning Dalam laporannya
tersebut telah didiskusikan berbagai metode pembelajaran untuk memperkenalkan
active learning
Berikut pandangan dari para ahli mengenai bagaimana kegiatan siswa
dan lingkungan belajar active learning yang dipaparkan oleh Robertsj (2007)
dalam httpschoolwebmissouriedustoutlandelementaryactivelearninghtm
Silberman M menggambarkan saat belajar aktif para siswa melakukan
banyak kegiatan menggunakan otak untuk mempelajari ide-ide
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
9
memecahkan permasalahan dan menerapkan apa yang dipelajari Belajar
aktif adalah mempelajari dengan cepat menyenangkan penuh semangat dan
keterlibatan secara pribadi Untuk mempelajari sesuatu dengan baik harus
mendengar melihat menjawab pertanyaan dan mendiskusikannya dengan
orang lain Semua itu diperlukan oleh siswa untuk melakukan kegiatanndash
menggambarkannya sendiri mencontohkan mencoba keterampilan dan
melaksanakan tugas sesuai pengetahuan yang telah mereka miliki
Joel Wein (19971) mendefinisikan active learning adalah nama suatu
guru diubah menjadi seorang pelatih dan penolong di dalam proses itu
Akhirnya pada tahun 2004 sebagimana dikatakan oleh Mayer (2004)
dalam wikipedia di httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumnone
htm strategi seperti ldquoactive learningrdquo sudah berkembang luas hampir pada
semua kelompok teori yang mengenalkan tentang pembelajaran yang mana
siswa dapat menemukan sendiri Bruner pada tahun 1961 pernah
menjelaskan bahwa asalkan siswa sudah terlibat dalam proses pembelajaran
kemudian dapat mengingat informasi yang telah diberikan sebelumnya itu
sudah dikatakan siswa aktif Tetapi penjelasan itu ditentang oleh Mayer
(2004) Kirschner Sweller and Clark (2006) yang pada intinya mengatakan
bahwa siswa aktif tidak hanya sekedar hadir di kelas menghafalkan dan
akhirnya mengerjakan soal-soal di akhir pelajaran Siswa harus terlibat aktif
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
10
baik secara fisik maupun mental Siswa semestinya juga aktif melakukan
praktik dalam proses pembelajaran
Bonwell dan Eison (1991) dalam wikipedia di httpwikipediaorgwiki
activelearningcolumnonehtm memberikan beberapa contoh pembelajaran
aktif seperti pembelajaran berpasang-pasangan berdiskusi bermain peran
debat studi kasus telibat aktif dalam kerja kelompok atau membuat laporan
singkat dan sebagainya Disarankan agar guru menjadi pemandu sepanjang
tahap awal pembelajaran kemudian biarkan anak melakukan praktik
keterampilan baru kemudian memberikan informasi-informasi baru yang
belum diketahui siswa selama pembelajaran Disarankan penggunaan active
learning pada saat siswa telah mengenal materi sebelumnya dan telah
memiliki suatu pemahaman yang baik menyangkut materi sebelumnya
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa active learning
adalah suatu pendekatan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada
siswa untuk berperan lebih aktif dalam proses pembelajaran (mencari
informasi mengolah informasi dan menyimpulkannya untuk kemudian
diterapkan dipraktikkan) dengan menyediakan lingkungan belajar yang
membuat siswa tidak tertekan dan senang melaksanakan kegiatan belajar
b Pentingnya PAKEM
PAKEM dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus
menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya
mempertanyakan dan mengemukakan gagasan Belajar memang merupakan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
11
suatu proses aktif dari si siswa dalam membangun pengetahuannya bukan
pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan
Sehingga jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa
untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut bertentangan dengn
hakekat belajar (Soediono dkk 2003 34)
Istilah rdquomenyenangkanrdquo adalah suasana belajar mengajar yang
menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada
belajar sehingga waktu curah perhatiannya (time on task) tinggi Menurut
hasil penelitian tingginya waktu curah terbukti meningkatkan hasil belajar
Seperti dikatakan oleh Muhammad Rasyid Dimas bahwa memetik senar
kegembiraan pada anak akan memunculkan keriangan dan vitalitas dalam
jiwanya Hal ini juga akan menjadikan si anak selalu siap untuk menerima
perintah peringatan atau bimbingan apapun Menabur kegembiraan dan
keceriaan pada anak akan membuatnya mampu mengaktualisasikan
kemampuannya dalam bentuk yang sempurna (Tate Qomaruddin 200519)
Secara garis besar PAKEM digambarkan sebagai berikut
Belajar = proses aktif Anak dilahirkan memiliki
Membangun makna rasa ingin tahu
Pemahaman dari imajinasi
Informasi dan penga- M
laman oleh si pebelajar
Modal Kreativitas
Pembelajaran memiliki tujuan yang harus dicapai
Untuk keberlanjutan pembelajaran
Gambar 21
Hakekat belajar dengan menggunakan PAKE(Sumber Soediono Dkk 2003311)
A K
E
E
M
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
12
Pentingnya pembelajaran PAKEM merupakan inovasi pembelajaran yang harus
dilaksanakan oleh guru sebagai tanggung jawab profesional dalam pembelajaran
c Karakteristik PAKEM
Ciri-ciri PAKEM secara singkat digambarkan oleh Soediono dkk (2003
3-4) adalah sebagai berikut
1) Siswa terlibat langsung dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan
pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar
melalui berbuat (learning to do)
2) Guru menggunakan berbagai alat Bantu dan berbagai cara dalam
membangkitkan semangat termasuk menggunakan lingkungan sebagai
sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik menyenangkan
dan cocok bagi siswa
3) Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan ajar yang
lebih menarik dan menyediakan ldquopokok bacardquo
4) Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif
termasuk belajar kelompok
5) Guru mendorong siswa untuk menemukan cara sendiri dalam
pemecahan suatu masalah untuk mengungkapkan gagasannya dan
melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
13
d Model PAKEM
Gambaran PAKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi
selama kegiatan belajar mengajar Beberapa sarana atau perangkat model
belajar PAKEM sebagai berikut
Buletin Selamat Pagi Papan Absen Mandiri Uji Cakap Mandiri Papan
Jadwal Mandiri Kantong Peraga Mandiri Lembar Jawab Berkomik Kotak
Pas Mandiri Pohon Ilmu Dokter Matematika Kotak Permainan Buah Soal
Mandiri Media ldquo Tugasku Tanggung Jawabku rdquo Bimbingan Belajar
(Durari 200218-19)
Pembelajaran model PAKEM dengan berbagai media akan menuntut
siswa berpartisipasi aktif dalam proses kegiatan belajar Sebagaimana yang
dikemukakan oleh Jerrold E Kemp (1985 4) dalam contribution of media
to the learning process (kontribusi dari media pada proses belajar
1) Pengantar dari pengajaran dapat menjadi lebih standar setiap siswa
melihat dan mendengar sebuah presentasi media
2) Pengajaran dapat menjadi lebih menarik dengan media pengajaran
3) Belajar menjadi lebih interaktif dengan media pengajaran
4) Efisiensi waktu dengan memanfaatkan media dalam pembelajaran
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru telah menerapkan
pola-pola pembelajaran yang mengaktifkan siswa khususnya di sekolah
dasar diantaranya cara belajar siswa akif (CBSA) Pola ini diterapkan di
Kabupaten Kebumen CBSA mengubah paradigma lama seorang guru dalam
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
14
menyampaikan pelajaran aktif murid cenderung pasif Dalam
pelaksanaannya di lapangan CBSA sangat dianjurkan dan terkesan
dipaksakan padahal tidak semua Sekolah Dasar (SD) mempunyai
kemampuan yang sama guru siswa sarana maupun prasarana CBSA
menuntut siswa untuk aktif terlibat penuh dalam kegiatan belajar mengajar
dari awal sampai akhir pembelajaran dengan perangkat lembar kerja
Beberapa tahun pola CBSA dilaksanakan tapi kurang membawa perubahan
yang berarti Siswa mengalami kejenuhan karena dituntut selalu aktif
Menjenuhkan jiwa anak yang masih suka bermain sambil belajar atau belajar
sambil bermain Pola CBSA dilaksanakan guru dan murid selalu berada
dalam satu tempat satu waktu dan situasi yang sama Kegiatan belajar
mengajar seringkali terhambat atau tidak berjalan karena guru sebagai
fasilitator tidak berada di arena belajar Hal ini mungkin guru masih dalam
perjalanan menuju ke sekolah atau guru berhalangan hadir ke sekolah
karena sakit atau karena kepentingan lain Maka kegiatan belajar mengajar
mengalami hambatan yang akhirnya CBSA tidak dapat terlaksana dengan
baik
Dalam kondisi seperti tersebut di atas diperlukan model pembelajaran
yang efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa
Bruce Joyce dan Marsha Weil (2003 11-21) mengelompokkan model-
model pembelajaran ke dalam empat kategori yaitu
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
15
a) Kelompok model sosial atau the social family meliputi partners in
learning investigasi kelompok (group investigation) bermain peran
(role playing) dan penelitian yurisprudential (jurisprudential inquiry)
b) Kelompok model pengolahan informasi atau the information-processing
family meliputi model berpikir induktif (inductive thinking)
pencapaian konsep (concept attainment) memorisasi (memorics)
pemandu awal (advance organizers) latihan penelitian (inquiry
training) pengembangan intelek (scientific inquiry) dan synectics
c) Kelompok model personal atau the personal family meliputi
pengajaran tanpa arahan (nondirective teaching) dan ananching self-
esteem
d) Kelompok model system perilaku atau the behavior system family
meliputi belajar tuntas (mastery learning) pembelajaran langsung
(direct instruction) simulasi (simulation) belajar sosial (social
learning) dan programmed schedule
Salah satu model pembelajaran yang memerlukan kemandirian siswa
adalah model pembelajaran self directed learning (SDL) atau belajar
dipimpin oleh diri sendiri Menurut Leonard Nadler dan Zeace Nadler (2003
4) mendefinisikan SDL sebagai berikut
Self directed learning is a training design in which trainees master
packages of predetermined material at their own pace whithout the aid of
an instructor
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
16
Model pembelajaran self directed learning (SDL) adalah sebuah
rancangan dalam pembelajaran yang dalam belajar dilatih oleh paket
mengajarguru yang ditentukan oleh material langkah siswa sendiri tanpa
pertolongan dari pembimbing
2 Kemandirian Belajar
a Pengertian Belajar Mandiri dan Kemandirian Belajar
Konsep Belajar Mandiri (Self-directed Learning) sebenarnya berakar
dari konsep pendidikan orang dewasa Namun demikian berdasarkan
beberapa penelitian yang dilakukan oleh para ahli seperti Garrison tahun
1997 Schilleref tahun 2001 dan Scheidet tahun 2003 ternyata belajar
mandiri juga cocok untuk semua tingkatan usia Dengan kata lain belajar
mandiri sesuai untuk semua jenjang sekolah baik untuk sekolah menengah
maupun sekolah dasar dalam rangka meningkatkan prestasi dan kemampuan
siswa (httpwwwnwrelorg planningreportsself-directindexphp)
Haris Mujiman (2005 1) mencoba memberikan pengertian belajar
mandiri dengan lebih lengkap Menurutnya belajar mandiri adalah kegiatan
belajar aktif yang di dorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu
kompetensi guna mengatasi suatu masalah dan dibangun dengan bekal
pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki Pencapaian kompetensi sebagai
tujuan belajar dan cara penyampaiannya baik penetapan waktu belajar
tempat belajar irama belajar tempo belajar cara belajar maupun evaluasi
belajar dilakukan oleh siswa sendiri Disini belajar mandiri lebih dimaknai
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
17
sebagai usaha siswa untuk melakukan kegiatan belajar yang didasari niatnya
untuk menguasai suatu kompetensi tertentu
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dan beberapa pertimbangan di
atas maka belajar mandiri dapat diartikan sebagai usaha individu untuk
melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang
lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai sesuatu materi dan
atau kompetensi tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan
masalah yang dijumpainya di dunia nyata
Self-directed Learning adalah kegiatan belajar mandiri sedangkan orang
yang melakukan belajar mandiri sering disebut siswa mandiri (self-directed
Learners) Mardziah Hayati Abdullah (20012) mengatakan self-directed
Learners adalah sebagai ldquopara manajer dan pemilik tanggung jawab dari
proses pembelajaran yang mereka lakukan sendirirdquo Individu seperti itu
mempunyai keterampilan untuk mengakses dan memproses informasi yang
mereka perlukan untuk suatu tujuan tertentu Dalam belajar mandiri
mengintegrasikan self-management (manajemen konteks termasuk latar
belakang sosial menentukan sumber daya dan tindakan) dengan yang self-
monitoring (proses siswa dalam memonitor mengevaluasi dan mengatur
strategi belajarnya)
Belajar mandiri dan siswa mandiri seperti sekeping mata uang yang
mempunyai dua muka yang berbeda tetapi merupakan satu kesatuan yang
mempunyai suatu fungsi yang saling mendukung Lebih jelasnya persamaan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
18
dan perbedaan antara belajar mandiri dengan siswa mandiri digambarkan
dalam bagan sebagai berikut
Gambar 22
Pendekatan personal Responbility Orientation (PRO)
(Sumber Roger Hiemstra 199825)
Belajar mandiri (self-directed learning) yang ada di sisi sebelah kiri dari
pendekatan mengacu pada karakteristik proses belajar mengajar atau apa
yang dikenal sebagai faktor eksternal dari si siswa Disini mengacu pada
bagaimana proses pembelajaran itu dilaksanakan Siswa mandiri (self-
direction Learners) yang ada di sebelah kanan dari pendekatan mengacu
pada individu yang melakukan kegiatan belajar Termasuk di dalamnya yaitu
karakteristik kepribadian siswa atau sering kita sebut faktor internal dari
individu yang bersangkutan Jika kedua hal tersebut (self-directed learning
dan self-direction Learners) dapat tercipta dalam proses pembelajaran maka
individu dapat memiliki kemandirian dalam belajar (self-direction in
learning)
Dengan demikian kemandirian belajar (self-direction in learning) dapat
diartikan sebagai sifat dan sikap serta kemampuan yang dimiliki siswa untuk
melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
19
lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai suatu kompetensi
tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan masalah yang
dijumpainya di dunia nyata
Burt Sisco dalam Hiemstra (19988) membuat sebuah pendekatan yang
membantu individu untuk menjadi lebih mandiri dalam belajar Menurut
Sisco ada enam langkah kegiatan untuk membantu individu menjadi lebih
mandiri dalam belajar yaitu (1) preplanning (aktivitas sebelum proses
pembelajaran) (2) menciptakan lingkungan belajar yang positif (3)
mengembangkan rencana pembelajaran (4) mengidentifikasi aktivitas
pembelajaran yang sesuai (5) melaksanakan kegiatan pembelajaran dan
monitoring dan (6) mengevaluasi hasil pembelajaran individu
Menurut Haris Mudjiman (2005 120) belajar mandiri memiliki tiga
tahap pelaksanaan yaitu tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran
dan tahap refleksi Sehingga keterampilan-keterampilan yang diperlukan
untuk belajar mandiri adalah keterampilan yang diperlukan untuk
mengerjakan setiap tahap belajar mandiri
Pada tahap pengembangan motivasi keterampilan yang perlu dikuasai
adalah keterampilan menumbuhkan self-motivation Untuk dapat
menumbuhkan self-motivation diperlukan beberapa keterampilan seperti
(1) Kemampuan mengetahui detail dari kegiatan (2) kemampuan
menganalisis dan menyimpulkan bahwa kegiatan sesuai dengan kebutuhan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
20
dan terjangkau (3) kemampuan menikmati pengalaman belajar (4)
kemampuan melakukan penilaian secara objektif
Pada tahap pembelajaran keterampilan yang perlu dikuasai adalah
keterampilan dasar penelitian yang meliputi (1) Keterampilan merumuskan
masalah (2) keterampilan menetapkan tujuan belajar (3) keterampilan
menetapkan strategi (4) keterampilan menetapkan jenis informasi yang di
perlukan (5) keterampilan mengidentifikasi sumber informasi (6)
keterampilan mencari informasi (7) keterampilan menganalisis informasi
(8) Keterampilan merumuskan hasil analisisnya (9) keterampilan
mengkomunikasikan hasil belajarnya (10) kemampuan menilai pada
kegiatan akhir belajar
Pada tahap refleksi keterampilan yang diperlukan antara lain (1)
kemampuan menentukan kebenaran dan kesalahan (2) kemampuan
menerima kesalahan sebagai sesuatu yang wajar (3) kemampuan
menggunakan kesalahan untuk perbaikan (4) kemampuan menerima
keberhasilan bukan untuk kebanggaan namun sebagai kenyataan untuk
dipahami untuk ditingkatkan pada proses berikutnya
Seluruh keterampilan di atas harus ditumbuhkan oleh guru dalam proses
pembelajaran dengan melakukan berbagai strategi pembelajaran yang
memungkinkan untuk berkembangnya seluruh keterampilan di atas
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
21
3 Mata Pelajaran IPS Sekolah Dasar
a Pengertian IPS
Ilmu pengetahuan sosial sebagaimana diberikan oleh The NCSS
(National Council for the Social Studies) Board of Diractors menyatakan
Social studies is the integrated study of the social sciences and humanities
to promote civics competence Within the school program social studies
provides coordinated systematic study drawing upon such disciplines as
anthropology archeology economics geography psychology religion
and sociology as well as appropriate content from the humanities
mathematics and the natural sciences The primary purpose of the social
studies is to help young people develop the ability to make informed and
reasoned decision for the public good as citizens of a culturally diverse
democratic society in an interdependent world ( NCSS Board of Direktors
1993213)
Ilmu pengetahuan sosial merupakan program pendidikan yang memiliki
bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniti yang
diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan
pendidikan (Muhamad Nursquoman Soemantri 19951)
Menurut kurikulum pendidikan dasar 2004 IPS adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari kenyataan sosial dalam kehidupan yang didasarkan pada
kajian geografi ekonomi sosiologi antropologi tata negara dan sejarah
Melalui mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar para siswa diharapkan
dapat memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep-konsep dasar ilmu
sosial dan humaniti memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah
sosial di lingkungannya serta memiliki keterampilan mengkaji dan
memecahkan masalah sosial Melalui mata pelajaran IPS diharapkan para
siswa dapat terbina menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
22
b Materi IPS SD
Materi pendidikan IPS di SD sebagaimana dikatakan oleh Saidihardjo
(1997 4) adalah Pendidikan IPS untuk pendidikan dasar dan menengah
sumber bahannya adalah disiplin ilmu-ilmu sosial seperti yang disajikan
pada tingkat universitas Hanya karena pertimbangan tingkat kecerdasan
kematangan jiwa peserta didik maka bahan pendidikannya disederhanakan
diseleksi diadaptasi dan dimodifikasi untuk tujuan institusional pendidikan
dasar dan menengah
Menurut Zamroni (2003 5) bahwa IPS adalah ilmu yang mempelajari
apa yang terjadi disekitar kita baik seorang individu maupun sebagai warga
kelompok masyarakat Karena berkaitan dengan rdquokitardquo maka kajian IPS
harus realistis IPS baru perlu dirumuskan suatu kajian perilaku manusia
yang berkaitan dengan berbagai latar belakang yang melingkupinya secara
objektif rasional dan realistis
Menurut Saidihardjo (2003 3) IPS untuk pendidikan dasar yaitu hasil
penyederhanaan adaptasi seleksi dan modifikasi dari konsep dasar ilmu-
ilmu sosial yang disusun secara sistematis dan pedagogis untuk tujuan
pendidikan dasar dan menengah dalam rangka mewujudkan tujuan nasional
yang berdasarkan Pancasila Menurut Colin Marsh (1991 10) rdquosocial studies
is the study of people as social beings as they have existed and interacted
with each other and the environment in the time and placerdquo Ilmu sosial
adalah ilmu tentang manusia dan interaksi antar mereka antara yang satu
dengan yang lain dan lingkungan waktu mereka berada dan tempat Ilmu
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
23
pengetahuan Sosial adalah program pendidikan yang mengintegrasikan
secara interdisipliner konsep-konsep ilmu sosial dan humaniora (Suwarso
dkk 2007 1)
c Tujuan IPS
Tujuan utama IPS adalah membantu para siswa untuk berpikir kritis atau
rdquocritical thinkingrdquo agar mampu mengambil keputusan secara rasional dengan
dasar informasi yang cukup Dalam kaitannya dengan masalah sosial yang
hasilnya tidak hanya untuk pribadi keluarga tetapi juga berguna bagi
masyarakat bangsa dan negara Menurut Saidihardjo tujuan IPS adalah agar
siswa memahami dan menghargai nilai norma dan budaya suatu masyarakat
setempat dan memupuk kesadaran siswa terhadap hak dan kewajiban Orang
yang berpikir kreatif diharapkan lebih cepat menemukan pemecahan masalah
baru terhadap problem yang dihadapi (Noeng Muhadjir 2001 56) Dengan
belajar IPS diharapkan siswa memiliki kemampuan analisis sosial yakni
mampu mendeteksi dan mempunyai pemahaman tentang perasaan motif dan
kepribadian orang lain
4 Ketuntasan Belajar
a Pengertian Belajar Tuntas
Belajar tuntas (Mastery learning) adalah suatu sistem belajar yang
mengharapkan sebagian besar siswa dapat menguasai tujuan instruksional
dari satuan atau unit-unit pelajaran secara tuntas Achdiat dkk (2000)
menjelaskan bahwa maksud utama belajar tuntas adalah memungkinkan 75
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
24
sampai 90 siswa untuk mencapai hasil belajar yang sama tingginya
dengan kelompok terpandai dalam pengajaran klasikal Dengan demikian
makna belajar tuntas adalah meningkatkan efisiensi belajar meningkatkan
minat belajar meningkatkan kemandirian belajar dan meningkatkan sikap
siswa yang positif terhadap bahan pelajaran yang dipelajarinya melalui
metode belajar pada kesatuan kelas Pada belajar tuntas siswa harus
mencapai suatu tingkat penguasaan tertentu terhadap tujuan instruksional
dari satuan pembelajaran tertentu sebelum melanjutkan kesatuan
pembelajaran berikutnya
Carroll (dalam Winkel 2000) mengembangkan suatu model belajar
yang antara lain bertitik tolak pada kemampuan intelektual siswa sebagai
indikasi untuk belajar menurut kecepatan tertentu bukan untuk indikasi
tingkat keberhasilan belajar yang dapat dicapai oleh siswa Senada dengan
pendapat Carroll James H Black (Dalam Warji R 1983) mengatakan bahwa
setiap siswa dapat menguasai bahan atau materi pelajaran tetapi waktu yang
ditentukan tidak sama Jika dikaitkan pendapat Carroll dan Black maka
tampak ada kesamaan pendapat yaitu untuk menguasai atau tuntas suatu
bahan pelajaran diperlukan waktu yang berbeda-beda bagi setiap siswa
Apabila siswa disediakan cukup waktu dan diberi pelayanan yang tepat yang
meliputi kesempatan belajar kualitas pembelajaran maka setiap siswa akan
mampu menguasai bahan pelajaran yang diberikan
Sistem belajar tuntas telah terintegrasi dalam kurikulum yang
dinyatakan bahwa jika ge 85 dari jumlah siswa menguasai le 75 tujuan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
25
yang disajikan maka diadakan pengayaan dan jika belum menguasai tujuan
yang disajikan maka diadakan perbaikan Menurut Bloom dalam buku
Mastery Learning (Siswoyo 198121) berpendapat bahwa
ldquo Mastery learning dipandang sebagai kemampuan siswa untuk menyerap
inti dan pengajaran yang telah diberikan kepadanya ke dalam suatu
keseluruhanrdquo
Amparo S Lardizibal (2000 179) mengemukakan ldquomastery learning
as a strategy for optimizing learning considers the individual capacity and
need of the learnerrdquo Mastery learning sebagai sebuah strategi untuk harapan
yang lebih baik dalam pembelajaran kapasitas individu dan kebutuhan
pembelajaran
Dari beberapa pengertian mastery learning dapat disimpulkan akan
belajar tuntas yakni belajar tuntas adalah suatu kegiatan pembelajaran yang
mengarahkan seluruh kemampuan agar materi pelajaran dapat dikuasai siswa
secara penuh dalam waktu tertentu
b Prinsip Belajar Tuntas
Dasar prinsip dari mastery learning menurut Amparo S Lardizabal
(2000 180) adalah 1) Unit belajar dipecah dalam komponen tingkah
lakusikap atau tugas-tugas 2) Tugas pembelajaran menjadi suatu rangkaian
yang pantas 3) Frekuensi diagnosa dan peningkatan dari format evaluasi
diberikan pada apa yang diajarkan 4) Perbaikan yang pantas diberikan untuk
mengatasi kelompok atau individu yang dinyatakan lemah melalui tes
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
26
formatif 5) Siswa diberikan cukup waktu untuk memperoleh penguasaan 6)
Tugas belajar tuntas didasari pada basis standar faktor penentu yang
dikriteriakan
Menurut Siswoyo (1981 3) faktor yang lebih prinsip dalam strategi
mastery learning adalah pengembangan prosedur-prosedur umpan balik dan
korektif (feed back and corrective procedures) pada berbagai taraf atau
bagian dari proses belajar Untuk umpan balik dapat dipakai lembaran kerja
ulangan-ulangan pekerjaan rumah (PR) test formatif dan sebagainya
Test-test semacam itu dimaksudkan untuk menentukan apa yang telah
dikuasai setiap siswa dalam satuan pelajaran bab atau bagian dari mata
pelajaran tertentu dan apa yang masih perlu dipelajarinya
c Kriteria Belajar Tuntas
Ketuntasan belajar merupakan target keberhasilan dari kegiatan belajar
mengajar Apakah materi yang disampaikan sampai berapa jauh dikuasai
oleh siswa Penilaian Acuan Patokan yang dipakai untuk mengukur
ketuntasan belajar sebagaimana dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM)
yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional tahun 2001
mentarget 75 daya serap materi yang disampaikan pada siswa
dalam kurikulum nasional
Semenjak penerapan kurikulum 2006 mulai tahun ajaran 20072008
khususnya di Sekolah Dasar (SD) dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) ketuntasan belajar dibuat oleh masing-masing lembaga
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
27
pendidikan dengan memperhatikan tingkat kesukaran daya dukung sarana
dan prasarana Ketuntasan belajar ini disebut Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) dan dibuat setiap indikator Untuk dapat mengetahui ketuntasan
belajar siswa tinggal membandingkan hasil ulangan atau test dengan standar
KKM yang dibuat Apabila nilai di bawah standar KKM maka siswa tersebut
belum tuntas apabila sama atau lebih tinggi dari standar KKM maka siswa
tersebut dinyatakan sudah mencapai tuntas dalam belajar
B Penelitian Yang Relevan
Banyak penelitian terdahulu yang relevan berkaitan dengan strategi
pembelajaran kemandirian belajar dan prestasi belajar variabel-variabel yang
diteliti dalam penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Kirno Suwanto pada tahun 2006 sistem pembelajaran sebagai upaya
meningkatkan kemandirian belajar siswa di SDIT Nur Hidayah menunjukkan
hubungan yang positif antara pembelajaran dengan kemandirian belajar Dwi
Atmojo pada tahun 2002 topik penelitian pengaruh penggunaan strategi
pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar
menunjukkan pengaruh yang positif penggunaan strategi pembelajaran kooperatif
dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Sukardi dan Anton Sukarno pada
tahun 2001 dengan topik kemampuan profesional guru SD (Studi Korelasi antara
Pengalaman Pendidikan dan sikap Profesional Guru) menunjukkan hubungan
yang positif dan signifikan Nurhilal pada tahun 2008 dengan topik penelitian
hubungan partisipasi siswa dalam PAKEM dan motivasi belajar dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
28
ketuntasan belajar IPA SD di Karanganyar Purbalingga menunjukkan adanya
hubungan yang signifikan antara pembelajaran PAKEM dan motivasi belajar
dengan ketuntasan belajar IPA di SD
Dari beberapa penelitian di atas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian untuk mencari hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar khususnya pada mata pelajaran
IPS
C Kerangka Berfikir
Berdasar latar belakang masalah kajian teori dan penelitian-penelitian
yang relevan maka dapat disusun kerangka berpikir sebagai berikut
1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan
belajar mata pelajaran IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang
menekankan siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat yang
sudah dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang
Dengan rasa senang pada diri siswa akan memudahkan untuk menerima
materi pelajaran sehinggga anak dapat menguasai keterampilan baik kognitif
afektif dan psikomotor yang diharapkan sehingga pada akhirnya ketuntasan
belajar yang ditargetkan akan dapat tercapai
Guru dan proses pembelajaran merupakan dua hal yang memiliki
keterkaitan sangat erat dan mutlak Artinya guru akan lebih memiliki makna
secara edukatif jika guru itu mampu melakukan proses pembelajaran yang
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
29
baik tepat akurat serta relevan dengan fungsi dan prinsip pendidikan Untuk
mewujudkan idealisme pendidikan itu tidak cukup diimbangi dengan
pembelajaran yang efektif melainkan perlu pembelajaran yang efisien
Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu menambah
wacana atau khasanah pengetahuan baru bagi siswa Sedangkan pembelajaran
yang efisien adalah pembelajaran di samping dapat menambah pengetahuan
atau informasi baru bagi siswa pembelajaran itu menyenangkan dan
menggairahkan siswa selama proses pembelajaran
2 Hubungan antara kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar mata
pelajaran IPS
Kemandirian belajar siswa dapat dilihat dari kemampuannya dalam
melaksanakan tiga kegiatan belajar yaitu (1) kemampuan untuk memotivasi
diri (2) kemampuan teknis dalam melakukan kegiatan belajar mandiri dan
(3) kemampuannya dalam merefleksi kegiatan belajar yanag telah
dilakukannya dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian siswa untuk
belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara Dengan kemandirian belajar
yang telah dimilikinya akan mendorong siswa untuk melakukan sesuatu
dengan penuh kesadaran dan keberartian Siswa menyadari bahwa kebutuhan
belajar penting untuk dirinya sendiri bukan untuk kepentingan orang lain
Dalam konteks pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
dan atau Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tidak
hanya menuntut guru untuk melakukan inovasi pembelajaran melainkan juga
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
30
menuntut siswa untuk melakukan cara belajar siswa aktif (CBSA) Dengan
CBSA dituntut siswa memiliki motivasi belajar yang optimal sehingga dapat
menumbuhkan kemandirian belajar siswa
3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar
dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan suatu cara pembelajaran
yang menuntut siswa aktif dan adanya rasa senang sehingga siswa tidak
merasa bosan untuk belajar Dengan berbagai media peraga perangkat dan
lain-lain Hal ini dapat menimbulkan kesenangan belajar siswa
Di samping partisipasi siswa dalam PAKEM tidak kalah pentingnya
kemandirian belajar yang mendorong siswa untuk mengembangkan motivasi
pembelajaran dan refleksi yang diperlukan untuk melakukan keterampilan-
keterampilan yang diperlukan untuk melakukan sesuatu kegiatan belajar
secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya
sendiri untuk menguasai sesuatu kompetensi tertentu Dalam kegiatan
pembelajaran seorang guru senantiasa berupaya agar materi yang disampaikan
atau dipelajari dapat dikuasai siswa secara optimal Untuk itu partisipasi
siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar merupakan dua faktor yang
diduga secara bersama-sama memiliki hubungan positif dengan ketuntasan
belajar mata pelajaran IPS SD
Salah satu persyaratan yang penting dalam melaksanakan
pembelajaran adalah kemampuan guru menjalankan suatu proses
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
31
pembelajaran yang bermakna bagi semua siswa Acuan proses pembelajaran
bukan saja harus melihat pada kondisi kini namun juga pada masa yang akan
datang bagi siswa usia pendidikan dasar Pembelajaran yang diberikan perlu
disesuaikan pada taraf perkembangan tingkat pertisipasi dan kemandirian
belajarnya
D Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dalam penelitian ini peneliti
mengajukan hipotesis sebagai berikut
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar IPS
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
1 Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Pejagoan
UPT Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kecamatan Pejagoan Kabupaten
Kebumen
2 Waktu Penelitian
Penelitian ini membutuhkan waktu penyelesaian selama kurang lebih 10
bulan dimulai dari observasi awal penyusunan proposal penyusunan
instrumen uji coba alat ukur pelaksanaan penelitian sampai pengolahan data
dan penyusunan laporan
A Metode Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian di atas metode penelitian yang digunakan
adalah deskriptif korelasional yaitu suatu peneltian yang bertujuan mendeteksi
seberapa jauh variasi-variasi suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada
satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefesien korelasi (Suryabrata 1981
24) Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Variabel Bebas (Variabel Prediktor)
a Partisipasi Siswa Dalam PAKEM (X1)
b Kemandirian Belajar IPS (X2)
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
33
2 Variabel Terikat (Variabel Respons)
- Ketuntasan Belajar IPS (Y)
Populasi dan Sampel
Populasi adalah sekelompok individu yang akan diteliti atau diselidiki
dalam suatu penelitian (Sugiyono 1997) Populasi dalam penelitian ini adalah
siswa SDN 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen yang berjumlah 220 siswa
Sampel adalah bagian dari populasi sampel yang dipakai itu diteliti agar
dapat mewakili jumlah populasi Apabila jumlah populasi kurang dari 100
sebaiknya diambil semua sebagai sampel sehingga penelitiannya bersifat total
Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil 10-15 atau
lebih besar dari itu (Arikunto 1996) Sejalan dengan hal tersebut populasi dalam
penelitian ini berjumlah 220 yaing terdiri dari tingkatan kelas 1 sampai kelas VI
Sampel diambil siswa kelas V yang berjumlah 40 siswa
Sampling adalah teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel
Adapun teknik sampling ada 2 macam yaitu teknik non random sampling dan
teknik random sampling Dalam penelitian ini digunakan teknik cluster random
sampling atau area sampling artinya pengambilan sampel yang didasarkan atas
ciori-ciri kelompok tertentu atau sifat tertentu yang ada pada tingkat kelas dan
dengan memberi kebebasan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk
menjadi anggota sampel dengan cara mengundi kelas yang diambil sebagai
sampel penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
34
B Teknik Pengumpulan Data
1 Angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan Kemandirian belajar
Angket partisipasi siswa dalam PAKEM terdiri dari 50 item Data untuk
kemandirian belajar IPS diperoleh melalui angket Angket partisipasi siswa
dalam PAKEM sebanyak 50 item dan angket kemandirian belajar sebanyak
50 item dan Tes ketuntasan belajar IPS sebanyak 50 item
Validitas ietem angket digunakan korelasi Product Moment dari
Pearson sedang reliabilitas item angket digunakan Alpha Cronbach
2 Metode Test
Metode test digunakan untuk mengetahui nilai ketuntasan belajar IPS
berdasarkan kisi-kisi pemberian skor terhadap tes kompetensi belajar IPS
E Teknik Analisis Data
Untuk menguji hipotesis (1) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan ketuntasan belajar IPSrdquo
dan hipotesis (2) yang berbunyi ldquoada hungan positif yang signifikan antara
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan teknik analisis
regresi dan korelasi sederhana atau sering disebut korelasi Product Moment
Untuk menguji hipotesis (3) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang signifikan
antara PAKEM dan kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan
teknik analisis regresi linier
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
35
F Hipotesis Statistik
Dalam penelitian ini hipotesis statistik adalah sebagai berikut
1 Hipotesis (1)
a Ho ry 1 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 1 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
2 Hipotesis (2)
a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian
belajar dengan ketuntasan belajar IPS
3 Hipotesis (3)
a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kemandirian belajar dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar
dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Skor Partisipasi Siswa dalam PAKEM
Data partisipasi siswa dalam PAKEM secara keseluruhan memiliki
rentangan (range) 45 dengan skor terendah 91 dan skor tertinggi 136 Data
partisipasi siswa dalam PAKEM mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar
1132 modus sebesar 91 median sebesar 114 varians sebesar 21616 dan
simpangan baku standar deviasi) sebesar 147 (nilai-nilai statistik ini
perhitungannya dilakukan dengan komputer dengan program SPSS versi 15
1 Skor Kemandirian Belajar
Data skor kemandirian belajar siswa secara keseluruhan memiliki
rentangan (range) 40 dengan skor terendah 92 dan skor tertinggi 132
Kemandirian belajar mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 1126 modus
sebesar 95 median sebesar 1135 varians sebesar 2276 dan simpangan baku
(standar deviasi) sebesar 151 (nilai-nilai statistik ini perhitungannya
dilakukan dengan komputer program SPSS versi 15
3 Ketuntasan belajar IPS
Data ketuntasan belajar IPS siswa yang memiliki secara keseluruhan
memiliki rentangan (range) 48 dengan skor terendah 50 dan skor tertinggi
98 Ketuntasan belajar IPS siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
37
rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians
sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai
statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS
A Pengujian Persyaratan Analisis
1 Uji Normalitas Data
a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada
lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi
sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa
data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang
berdistribusi normal
b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100
lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data
kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi
normal
c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
38
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov
Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance
sebesar 0808 lebih besar dari α (005)
2 Uji Linieritas
Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier
Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x
2 tabel
dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13
diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan
demikian model regresi adalah model linier
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan
skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS
Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi
Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai
dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44
Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis
Pengujian rhitung rtabel Keterangan
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0616 0312 Signifikan
Hubungan kemandirian
belajar siswa dalam
0677 0312 Signifikan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
39
PAKEM dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran
IPS
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0731 0312 Signifikan
F hitung = 21290
F tabel = 323
Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis
pada akhir Bab II adalah sebagai berikut
1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar
pada mata pelajaran IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi
(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat
diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika
semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
40
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil
perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf
signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat
dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo
sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
41
Coefficientsa
4545 11160 407 686
267 108 338 2467 018
368 105 482 3519 001
(Constant)
x1
x2
Model
1
B Std Error
Unstandardized
Coeff icients
Beta
Standardized
Coeff icients
t Sig
Dependent Variable ya
(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS
Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi
siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar
IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut
Tabel 45
Hasil Analisis Regresi Linier
Coefficients a
Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS
Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai
berikut
Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2
Interpretasi persamaan tersebut adalah
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
42
a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar
4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bernilai nol
b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa
kemandirian belajar bernilai konstan
b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar
siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan
Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan
sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar
42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar
58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari
sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini
menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
43
akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar
225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan
meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31
Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan
memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan
belajar IPS
B Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi
sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan
pembahasan sebagai berikut
Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan
taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat
dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa
dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang
berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat
student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan
menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
44
dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa
siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa
senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh
Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut
bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan
oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan
pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan
bentuk yang sempurna
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan
siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah
dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi
siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia
pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian
belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel
dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung
gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini
dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
45
siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan
yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan
kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan
prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan
kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha
meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha
belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)
bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab
dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa
yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki
tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap
refleksi
Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental
sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi
mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa
remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh
anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh
karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan
kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian
belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar
mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat
diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
46
lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan
pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal
Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu
yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya
bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi
dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang
afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan
belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong
seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni
belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi
pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya
Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi
tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha
untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa
dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam
kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin
kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai
Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa
senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki
banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi
tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester
kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
47
dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang
dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias
memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir
keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi
siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan
tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti
jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena
terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki
kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi
yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan
guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar
Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan
dalam proses belajar
Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa
PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan
dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel
0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian
belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang
menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
48
karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau
bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal
ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di
sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama
memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS
C Keterbatasan Penelitian
Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini
penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan
rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut
Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar
menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka
alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu
sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-
jujurnya
Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya
menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada
secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan
ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah
mencakup materi yang luas
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
49
Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi
proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian
belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek
penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat
sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil
penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
50
BAB V
KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat
disimpulkan bahwa
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan
analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini
berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan
arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan
(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar
siswa
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa
dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis
korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti
bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan
kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
51
mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif
ketuntasan hasil belajar siswa
3 Ketuntasan belajar IPS
Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan
yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa
hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi
pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti
proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan
kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar
IPS
B Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif
dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi
kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik
Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia
menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
52
metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang
diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna
oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu
penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan
antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab
demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan
simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan
antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)
contextual teaching learning (CTL) Jigsaw
Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi
akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang
disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki
hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS
Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model
pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan
menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan
hasil belajarnya
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
53
C Saran
1 Bagi Guru
Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan
materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan
lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan
pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan
belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya
meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar
karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan
prestasi dan ketuntasan belajarnya
2 Bagi siswa
Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar
Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus
menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar
IPS yang diharapkan
3 Bagi Sekolah
Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan
nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan
mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka
mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
54
prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan
tercapainya tujuan bersama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
55
Daftar Pustaka
Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery
Learning Jakarta Depdikbud
Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City
Phoenix Publishing House Inc
Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia
Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja
Grafindo Perasada
Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York
Longman
Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom
AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass
httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)
Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press
Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta
Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum
Depdiknas
Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta
Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan
httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret
Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung
Jurnal Pendidikan
Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas
Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins
Publishers
Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS
Semarang ISBN
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
56
Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press
Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite
(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford
Pergamon Press Reprinted here by permission (net)
__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence
for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College
Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York
Macmillan PublCoy
Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork
Harper and Raw Publisher
Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom
Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren
Teacer Hall India Private Limited
Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS
Jakarta Depdikbud
Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra
(2010)
Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning
httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp
Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest
httpwwweriedigestorg (19-05-2009)
Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta
LP3ES
Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery
learning The case for guided methods of instructionrdquo
httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)
Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan
Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah
disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung
Angkatan Pertama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
57
Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar
Bandung Sinar Baru
Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi
Aksara
Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri
Yogyakarta
Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer
wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)
Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius
Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary
active_learninghtm (20-05-2009)
Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches
Acknowledgement University of Saskatchewan
Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta
F IPS UNY
Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga
Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli
pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas
Unesco Unicer dan Nzaid
Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta
Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil
Cipta Media
Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal
Approach to Instructional Design Australian journal of Educational
Technology
Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas
Surabaya IDM
Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi
Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
7
BAB II
KAJIAN TEORI
A Landasan Teori
Pada landasan teori ini akan diuraikan teori-teori maupun konsep-konsep
yang relevan dengan penelitian Landasan teori akan dibahas berturut-turut
mengenai partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar dan ketuntasan
belajar mata pelajaran IPS Sekolah Dasar
1 Partisipasi siswa dalam PAKEM
a Pengertian PAKEM
Awal mula kata PAKEM dikembangkan dari istilah AJEL (Active Joyfull
and Effective Learning) Untuk pertama kali di Indonesia pada tahun 1999 dikenal
dengan istilah PEAM (Pembelajaran Efektif Aktif dan Menyenangkan) Namun
seiring dengan perkembangan MBS di Indonesia pada tahun 2002 istilah PEAM
diganti menjadi PAKEM yaitu kependekan dari Pembelajaran Aktif Kreatif
Efektif dan Menyenangkan
Namun demikian jika dicermati dalam model-model pelatihan PAKEM
landasan teori yang digunakan didalamnya pada hakekatnya adalah mengambil
dari teori-teori tentang active learning atau pembelajaran aktif
Pendekatan belajar siswa aktif sebenarnya sudah sejak lama
dikembangkan Konsep ini didasari pada keyakinan bahwa hakekat belajar adalah
proses membangun makna pemahaman oleh si pebelajar terhadap pengalaman
dan informasi yang disaring dengan persepsi pikiran (pengetahuan yang dimiliki)
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
8
dan perasaannya Dengan demikian siswalah yang harus aktif untuk mencari
informasi pengalaman maupun keterampilan dalam rangka membangun sebuah
makna dari hasil proses pembelajaran
Pengertian pembelajaran aktif sedikit membingungkan Hal tersebut
dikarenakan setiap orang memberikan pengertian yang berbeda-beda Terlebih
jika melihat hakekat belajar sebagaimana disebutkan di atas yaitu proses
membangun makna oleh pembelajar Jadi mustahil siswa dikatakan belajar tetapi
pasif sama sekali
Pembelajaran aktif adalah suatu istilah yang memayungi beberapa pendekatan
pembelajaran yang memfokuskan tanggung jawab proses pembelajaran pada si
pelajar Bowell dan Eison (1991) dalam
httpenwikipediaorgwikiactivelearninghtm mempopulerkan pendekatan ini
kedalam pembelajaran Istilah active learning ini sudah dikenal pada tahun 1980-an
Kemudian pada tahun 1990-an Association for the Study of Higher Education (ASHE)
memberikan laporan yang lebih lengkap tentang active learning Dalam laporannya
tersebut telah didiskusikan berbagai metode pembelajaran untuk memperkenalkan
active learning
Berikut pandangan dari para ahli mengenai bagaimana kegiatan siswa
dan lingkungan belajar active learning yang dipaparkan oleh Robertsj (2007)
dalam httpschoolwebmissouriedustoutlandelementaryactivelearninghtm
Silberman M menggambarkan saat belajar aktif para siswa melakukan
banyak kegiatan menggunakan otak untuk mempelajari ide-ide
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
9
memecahkan permasalahan dan menerapkan apa yang dipelajari Belajar
aktif adalah mempelajari dengan cepat menyenangkan penuh semangat dan
keterlibatan secara pribadi Untuk mempelajari sesuatu dengan baik harus
mendengar melihat menjawab pertanyaan dan mendiskusikannya dengan
orang lain Semua itu diperlukan oleh siswa untuk melakukan kegiatanndash
menggambarkannya sendiri mencontohkan mencoba keterampilan dan
melaksanakan tugas sesuai pengetahuan yang telah mereka miliki
Joel Wein (19971) mendefinisikan active learning adalah nama suatu
guru diubah menjadi seorang pelatih dan penolong di dalam proses itu
Akhirnya pada tahun 2004 sebagimana dikatakan oleh Mayer (2004)
dalam wikipedia di httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumnone
htm strategi seperti ldquoactive learningrdquo sudah berkembang luas hampir pada
semua kelompok teori yang mengenalkan tentang pembelajaran yang mana
siswa dapat menemukan sendiri Bruner pada tahun 1961 pernah
menjelaskan bahwa asalkan siswa sudah terlibat dalam proses pembelajaran
kemudian dapat mengingat informasi yang telah diberikan sebelumnya itu
sudah dikatakan siswa aktif Tetapi penjelasan itu ditentang oleh Mayer
(2004) Kirschner Sweller and Clark (2006) yang pada intinya mengatakan
bahwa siswa aktif tidak hanya sekedar hadir di kelas menghafalkan dan
akhirnya mengerjakan soal-soal di akhir pelajaran Siswa harus terlibat aktif
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
10
baik secara fisik maupun mental Siswa semestinya juga aktif melakukan
praktik dalam proses pembelajaran
Bonwell dan Eison (1991) dalam wikipedia di httpwikipediaorgwiki
activelearningcolumnonehtm memberikan beberapa contoh pembelajaran
aktif seperti pembelajaran berpasang-pasangan berdiskusi bermain peran
debat studi kasus telibat aktif dalam kerja kelompok atau membuat laporan
singkat dan sebagainya Disarankan agar guru menjadi pemandu sepanjang
tahap awal pembelajaran kemudian biarkan anak melakukan praktik
keterampilan baru kemudian memberikan informasi-informasi baru yang
belum diketahui siswa selama pembelajaran Disarankan penggunaan active
learning pada saat siswa telah mengenal materi sebelumnya dan telah
memiliki suatu pemahaman yang baik menyangkut materi sebelumnya
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa active learning
adalah suatu pendekatan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada
siswa untuk berperan lebih aktif dalam proses pembelajaran (mencari
informasi mengolah informasi dan menyimpulkannya untuk kemudian
diterapkan dipraktikkan) dengan menyediakan lingkungan belajar yang
membuat siswa tidak tertekan dan senang melaksanakan kegiatan belajar
b Pentingnya PAKEM
PAKEM dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus
menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya
mempertanyakan dan mengemukakan gagasan Belajar memang merupakan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
11
suatu proses aktif dari si siswa dalam membangun pengetahuannya bukan
pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan
Sehingga jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa
untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut bertentangan dengn
hakekat belajar (Soediono dkk 2003 34)
Istilah rdquomenyenangkanrdquo adalah suasana belajar mengajar yang
menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada
belajar sehingga waktu curah perhatiannya (time on task) tinggi Menurut
hasil penelitian tingginya waktu curah terbukti meningkatkan hasil belajar
Seperti dikatakan oleh Muhammad Rasyid Dimas bahwa memetik senar
kegembiraan pada anak akan memunculkan keriangan dan vitalitas dalam
jiwanya Hal ini juga akan menjadikan si anak selalu siap untuk menerima
perintah peringatan atau bimbingan apapun Menabur kegembiraan dan
keceriaan pada anak akan membuatnya mampu mengaktualisasikan
kemampuannya dalam bentuk yang sempurna (Tate Qomaruddin 200519)
Secara garis besar PAKEM digambarkan sebagai berikut
Belajar = proses aktif Anak dilahirkan memiliki
Membangun makna rasa ingin tahu
Pemahaman dari imajinasi
Informasi dan penga- M
laman oleh si pebelajar
Modal Kreativitas
Pembelajaran memiliki tujuan yang harus dicapai
Untuk keberlanjutan pembelajaran
Gambar 21
Hakekat belajar dengan menggunakan PAKE(Sumber Soediono Dkk 2003311)
A K
E
E
M
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
12
Pentingnya pembelajaran PAKEM merupakan inovasi pembelajaran yang harus
dilaksanakan oleh guru sebagai tanggung jawab profesional dalam pembelajaran
c Karakteristik PAKEM
Ciri-ciri PAKEM secara singkat digambarkan oleh Soediono dkk (2003
3-4) adalah sebagai berikut
1) Siswa terlibat langsung dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan
pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar
melalui berbuat (learning to do)
2) Guru menggunakan berbagai alat Bantu dan berbagai cara dalam
membangkitkan semangat termasuk menggunakan lingkungan sebagai
sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik menyenangkan
dan cocok bagi siswa
3) Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan ajar yang
lebih menarik dan menyediakan ldquopokok bacardquo
4) Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif
termasuk belajar kelompok
5) Guru mendorong siswa untuk menemukan cara sendiri dalam
pemecahan suatu masalah untuk mengungkapkan gagasannya dan
melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
13
d Model PAKEM
Gambaran PAKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi
selama kegiatan belajar mengajar Beberapa sarana atau perangkat model
belajar PAKEM sebagai berikut
Buletin Selamat Pagi Papan Absen Mandiri Uji Cakap Mandiri Papan
Jadwal Mandiri Kantong Peraga Mandiri Lembar Jawab Berkomik Kotak
Pas Mandiri Pohon Ilmu Dokter Matematika Kotak Permainan Buah Soal
Mandiri Media ldquo Tugasku Tanggung Jawabku rdquo Bimbingan Belajar
(Durari 200218-19)
Pembelajaran model PAKEM dengan berbagai media akan menuntut
siswa berpartisipasi aktif dalam proses kegiatan belajar Sebagaimana yang
dikemukakan oleh Jerrold E Kemp (1985 4) dalam contribution of media
to the learning process (kontribusi dari media pada proses belajar
1) Pengantar dari pengajaran dapat menjadi lebih standar setiap siswa
melihat dan mendengar sebuah presentasi media
2) Pengajaran dapat menjadi lebih menarik dengan media pengajaran
3) Belajar menjadi lebih interaktif dengan media pengajaran
4) Efisiensi waktu dengan memanfaatkan media dalam pembelajaran
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru telah menerapkan
pola-pola pembelajaran yang mengaktifkan siswa khususnya di sekolah
dasar diantaranya cara belajar siswa akif (CBSA) Pola ini diterapkan di
Kabupaten Kebumen CBSA mengubah paradigma lama seorang guru dalam
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
14
menyampaikan pelajaran aktif murid cenderung pasif Dalam
pelaksanaannya di lapangan CBSA sangat dianjurkan dan terkesan
dipaksakan padahal tidak semua Sekolah Dasar (SD) mempunyai
kemampuan yang sama guru siswa sarana maupun prasarana CBSA
menuntut siswa untuk aktif terlibat penuh dalam kegiatan belajar mengajar
dari awal sampai akhir pembelajaran dengan perangkat lembar kerja
Beberapa tahun pola CBSA dilaksanakan tapi kurang membawa perubahan
yang berarti Siswa mengalami kejenuhan karena dituntut selalu aktif
Menjenuhkan jiwa anak yang masih suka bermain sambil belajar atau belajar
sambil bermain Pola CBSA dilaksanakan guru dan murid selalu berada
dalam satu tempat satu waktu dan situasi yang sama Kegiatan belajar
mengajar seringkali terhambat atau tidak berjalan karena guru sebagai
fasilitator tidak berada di arena belajar Hal ini mungkin guru masih dalam
perjalanan menuju ke sekolah atau guru berhalangan hadir ke sekolah
karena sakit atau karena kepentingan lain Maka kegiatan belajar mengajar
mengalami hambatan yang akhirnya CBSA tidak dapat terlaksana dengan
baik
Dalam kondisi seperti tersebut di atas diperlukan model pembelajaran
yang efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa
Bruce Joyce dan Marsha Weil (2003 11-21) mengelompokkan model-
model pembelajaran ke dalam empat kategori yaitu
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
15
a) Kelompok model sosial atau the social family meliputi partners in
learning investigasi kelompok (group investigation) bermain peran
(role playing) dan penelitian yurisprudential (jurisprudential inquiry)
b) Kelompok model pengolahan informasi atau the information-processing
family meliputi model berpikir induktif (inductive thinking)
pencapaian konsep (concept attainment) memorisasi (memorics)
pemandu awal (advance organizers) latihan penelitian (inquiry
training) pengembangan intelek (scientific inquiry) dan synectics
c) Kelompok model personal atau the personal family meliputi
pengajaran tanpa arahan (nondirective teaching) dan ananching self-
esteem
d) Kelompok model system perilaku atau the behavior system family
meliputi belajar tuntas (mastery learning) pembelajaran langsung
(direct instruction) simulasi (simulation) belajar sosial (social
learning) dan programmed schedule
Salah satu model pembelajaran yang memerlukan kemandirian siswa
adalah model pembelajaran self directed learning (SDL) atau belajar
dipimpin oleh diri sendiri Menurut Leonard Nadler dan Zeace Nadler (2003
4) mendefinisikan SDL sebagai berikut
Self directed learning is a training design in which trainees master
packages of predetermined material at their own pace whithout the aid of
an instructor
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
16
Model pembelajaran self directed learning (SDL) adalah sebuah
rancangan dalam pembelajaran yang dalam belajar dilatih oleh paket
mengajarguru yang ditentukan oleh material langkah siswa sendiri tanpa
pertolongan dari pembimbing
2 Kemandirian Belajar
a Pengertian Belajar Mandiri dan Kemandirian Belajar
Konsep Belajar Mandiri (Self-directed Learning) sebenarnya berakar
dari konsep pendidikan orang dewasa Namun demikian berdasarkan
beberapa penelitian yang dilakukan oleh para ahli seperti Garrison tahun
1997 Schilleref tahun 2001 dan Scheidet tahun 2003 ternyata belajar
mandiri juga cocok untuk semua tingkatan usia Dengan kata lain belajar
mandiri sesuai untuk semua jenjang sekolah baik untuk sekolah menengah
maupun sekolah dasar dalam rangka meningkatkan prestasi dan kemampuan
siswa (httpwwwnwrelorg planningreportsself-directindexphp)
Haris Mujiman (2005 1) mencoba memberikan pengertian belajar
mandiri dengan lebih lengkap Menurutnya belajar mandiri adalah kegiatan
belajar aktif yang di dorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu
kompetensi guna mengatasi suatu masalah dan dibangun dengan bekal
pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki Pencapaian kompetensi sebagai
tujuan belajar dan cara penyampaiannya baik penetapan waktu belajar
tempat belajar irama belajar tempo belajar cara belajar maupun evaluasi
belajar dilakukan oleh siswa sendiri Disini belajar mandiri lebih dimaknai
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
17
sebagai usaha siswa untuk melakukan kegiatan belajar yang didasari niatnya
untuk menguasai suatu kompetensi tertentu
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dan beberapa pertimbangan di
atas maka belajar mandiri dapat diartikan sebagai usaha individu untuk
melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang
lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai sesuatu materi dan
atau kompetensi tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan
masalah yang dijumpainya di dunia nyata
Self-directed Learning adalah kegiatan belajar mandiri sedangkan orang
yang melakukan belajar mandiri sering disebut siswa mandiri (self-directed
Learners) Mardziah Hayati Abdullah (20012) mengatakan self-directed
Learners adalah sebagai ldquopara manajer dan pemilik tanggung jawab dari
proses pembelajaran yang mereka lakukan sendirirdquo Individu seperti itu
mempunyai keterampilan untuk mengakses dan memproses informasi yang
mereka perlukan untuk suatu tujuan tertentu Dalam belajar mandiri
mengintegrasikan self-management (manajemen konteks termasuk latar
belakang sosial menentukan sumber daya dan tindakan) dengan yang self-
monitoring (proses siswa dalam memonitor mengevaluasi dan mengatur
strategi belajarnya)
Belajar mandiri dan siswa mandiri seperti sekeping mata uang yang
mempunyai dua muka yang berbeda tetapi merupakan satu kesatuan yang
mempunyai suatu fungsi yang saling mendukung Lebih jelasnya persamaan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
18
dan perbedaan antara belajar mandiri dengan siswa mandiri digambarkan
dalam bagan sebagai berikut
Gambar 22
Pendekatan personal Responbility Orientation (PRO)
(Sumber Roger Hiemstra 199825)
Belajar mandiri (self-directed learning) yang ada di sisi sebelah kiri dari
pendekatan mengacu pada karakteristik proses belajar mengajar atau apa
yang dikenal sebagai faktor eksternal dari si siswa Disini mengacu pada
bagaimana proses pembelajaran itu dilaksanakan Siswa mandiri (self-
direction Learners) yang ada di sebelah kanan dari pendekatan mengacu
pada individu yang melakukan kegiatan belajar Termasuk di dalamnya yaitu
karakteristik kepribadian siswa atau sering kita sebut faktor internal dari
individu yang bersangkutan Jika kedua hal tersebut (self-directed learning
dan self-direction Learners) dapat tercipta dalam proses pembelajaran maka
individu dapat memiliki kemandirian dalam belajar (self-direction in
learning)
Dengan demikian kemandirian belajar (self-direction in learning) dapat
diartikan sebagai sifat dan sikap serta kemampuan yang dimiliki siswa untuk
melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
19
lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai suatu kompetensi
tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan masalah yang
dijumpainya di dunia nyata
Burt Sisco dalam Hiemstra (19988) membuat sebuah pendekatan yang
membantu individu untuk menjadi lebih mandiri dalam belajar Menurut
Sisco ada enam langkah kegiatan untuk membantu individu menjadi lebih
mandiri dalam belajar yaitu (1) preplanning (aktivitas sebelum proses
pembelajaran) (2) menciptakan lingkungan belajar yang positif (3)
mengembangkan rencana pembelajaran (4) mengidentifikasi aktivitas
pembelajaran yang sesuai (5) melaksanakan kegiatan pembelajaran dan
monitoring dan (6) mengevaluasi hasil pembelajaran individu
Menurut Haris Mudjiman (2005 120) belajar mandiri memiliki tiga
tahap pelaksanaan yaitu tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran
dan tahap refleksi Sehingga keterampilan-keterampilan yang diperlukan
untuk belajar mandiri adalah keterampilan yang diperlukan untuk
mengerjakan setiap tahap belajar mandiri
Pada tahap pengembangan motivasi keterampilan yang perlu dikuasai
adalah keterampilan menumbuhkan self-motivation Untuk dapat
menumbuhkan self-motivation diperlukan beberapa keterampilan seperti
(1) Kemampuan mengetahui detail dari kegiatan (2) kemampuan
menganalisis dan menyimpulkan bahwa kegiatan sesuai dengan kebutuhan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
20
dan terjangkau (3) kemampuan menikmati pengalaman belajar (4)
kemampuan melakukan penilaian secara objektif
Pada tahap pembelajaran keterampilan yang perlu dikuasai adalah
keterampilan dasar penelitian yang meliputi (1) Keterampilan merumuskan
masalah (2) keterampilan menetapkan tujuan belajar (3) keterampilan
menetapkan strategi (4) keterampilan menetapkan jenis informasi yang di
perlukan (5) keterampilan mengidentifikasi sumber informasi (6)
keterampilan mencari informasi (7) keterampilan menganalisis informasi
(8) Keterampilan merumuskan hasil analisisnya (9) keterampilan
mengkomunikasikan hasil belajarnya (10) kemampuan menilai pada
kegiatan akhir belajar
Pada tahap refleksi keterampilan yang diperlukan antara lain (1)
kemampuan menentukan kebenaran dan kesalahan (2) kemampuan
menerima kesalahan sebagai sesuatu yang wajar (3) kemampuan
menggunakan kesalahan untuk perbaikan (4) kemampuan menerima
keberhasilan bukan untuk kebanggaan namun sebagai kenyataan untuk
dipahami untuk ditingkatkan pada proses berikutnya
Seluruh keterampilan di atas harus ditumbuhkan oleh guru dalam proses
pembelajaran dengan melakukan berbagai strategi pembelajaran yang
memungkinkan untuk berkembangnya seluruh keterampilan di atas
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
21
3 Mata Pelajaran IPS Sekolah Dasar
a Pengertian IPS
Ilmu pengetahuan sosial sebagaimana diberikan oleh The NCSS
(National Council for the Social Studies) Board of Diractors menyatakan
Social studies is the integrated study of the social sciences and humanities
to promote civics competence Within the school program social studies
provides coordinated systematic study drawing upon such disciplines as
anthropology archeology economics geography psychology religion
and sociology as well as appropriate content from the humanities
mathematics and the natural sciences The primary purpose of the social
studies is to help young people develop the ability to make informed and
reasoned decision for the public good as citizens of a culturally diverse
democratic society in an interdependent world ( NCSS Board of Direktors
1993213)
Ilmu pengetahuan sosial merupakan program pendidikan yang memiliki
bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniti yang
diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan
pendidikan (Muhamad Nursquoman Soemantri 19951)
Menurut kurikulum pendidikan dasar 2004 IPS adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari kenyataan sosial dalam kehidupan yang didasarkan pada
kajian geografi ekonomi sosiologi antropologi tata negara dan sejarah
Melalui mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar para siswa diharapkan
dapat memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep-konsep dasar ilmu
sosial dan humaniti memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah
sosial di lingkungannya serta memiliki keterampilan mengkaji dan
memecahkan masalah sosial Melalui mata pelajaran IPS diharapkan para
siswa dapat terbina menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
22
b Materi IPS SD
Materi pendidikan IPS di SD sebagaimana dikatakan oleh Saidihardjo
(1997 4) adalah Pendidikan IPS untuk pendidikan dasar dan menengah
sumber bahannya adalah disiplin ilmu-ilmu sosial seperti yang disajikan
pada tingkat universitas Hanya karena pertimbangan tingkat kecerdasan
kematangan jiwa peserta didik maka bahan pendidikannya disederhanakan
diseleksi diadaptasi dan dimodifikasi untuk tujuan institusional pendidikan
dasar dan menengah
Menurut Zamroni (2003 5) bahwa IPS adalah ilmu yang mempelajari
apa yang terjadi disekitar kita baik seorang individu maupun sebagai warga
kelompok masyarakat Karena berkaitan dengan rdquokitardquo maka kajian IPS
harus realistis IPS baru perlu dirumuskan suatu kajian perilaku manusia
yang berkaitan dengan berbagai latar belakang yang melingkupinya secara
objektif rasional dan realistis
Menurut Saidihardjo (2003 3) IPS untuk pendidikan dasar yaitu hasil
penyederhanaan adaptasi seleksi dan modifikasi dari konsep dasar ilmu-
ilmu sosial yang disusun secara sistematis dan pedagogis untuk tujuan
pendidikan dasar dan menengah dalam rangka mewujudkan tujuan nasional
yang berdasarkan Pancasila Menurut Colin Marsh (1991 10) rdquosocial studies
is the study of people as social beings as they have existed and interacted
with each other and the environment in the time and placerdquo Ilmu sosial
adalah ilmu tentang manusia dan interaksi antar mereka antara yang satu
dengan yang lain dan lingkungan waktu mereka berada dan tempat Ilmu
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
23
pengetahuan Sosial adalah program pendidikan yang mengintegrasikan
secara interdisipliner konsep-konsep ilmu sosial dan humaniora (Suwarso
dkk 2007 1)
c Tujuan IPS
Tujuan utama IPS adalah membantu para siswa untuk berpikir kritis atau
rdquocritical thinkingrdquo agar mampu mengambil keputusan secara rasional dengan
dasar informasi yang cukup Dalam kaitannya dengan masalah sosial yang
hasilnya tidak hanya untuk pribadi keluarga tetapi juga berguna bagi
masyarakat bangsa dan negara Menurut Saidihardjo tujuan IPS adalah agar
siswa memahami dan menghargai nilai norma dan budaya suatu masyarakat
setempat dan memupuk kesadaran siswa terhadap hak dan kewajiban Orang
yang berpikir kreatif diharapkan lebih cepat menemukan pemecahan masalah
baru terhadap problem yang dihadapi (Noeng Muhadjir 2001 56) Dengan
belajar IPS diharapkan siswa memiliki kemampuan analisis sosial yakni
mampu mendeteksi dan mempunyai pemahaman tentang perasaan motif dan
kepribadian orang lain
4 Ketuntasan Belajar
a Pengertian Belajar Tuntas
Belajar tuntas (Mastery learning) adalah suatu sistem belajar yang
mengharapkan sebagian besar siswa dapat menguasai tujuan instruksional
dari satuan atau unit-unit pelajaran secara tuntas Achdiat dkk (2000)
menjelaskan bahwa maksud utama belajar tuntas adalah memungkinkan 75
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
24
sampai 90 siswa untuk mencapai hasil belajar yang sama tingginya
dengan kelompok terpandai dalam pengajaran klasikal Dengan demikian
makna belajar tuntas adalah meningkatkan efisiensi belajar meningkatkan
minat belajar meningkatkan kemandirian belajar dan meningkatkan sikap
siswa yang positif terhadap bahan pelajaran yang dipelajarinya melalui
metode belajar pada kesatuan kelas Pada belajar tuntas siswa harus
mencapai suatu tingkat penguasaan tertentu terhadap tujuan instruksional
dari satuan pembelajaran tertentu sebelum melanjutkan kesatuan
pembelajaran berikutnya
Carroll (dalam Winkel 2000) mengembangkan suatu model belajar
yang antara lain bertitik tolak pada kemampuan intelektual siswa sebagai
indikasi untuk belajar menurut kecepatan tertentu bukan untuk indikasi
tingkat keberhasilan belajar yang dapat dicapai oleh siswa Senada dengan
pendapat Carroll James H Black (Dalam Warji R 1983) mengatakan bahwa
setiap siswa dapat menguasai bahan atau materi pelajaran tetapi waktu yang
ditentukan tidak sama Jika dikaitkan pendapat Carroll dan Black maka
tampak ada kesamaan pendapat yaitu untuk menguasai atau tuntas suatu
bahan pelajaran diperlukan waktu yang berbeda-beda bagi setiap siswa
Apabila siswa disediakan cukup waktu dan diberi pelayanan yang tepat yang
meliputi kesempatan belajar kualitas pembelajaran maka setiap siswa akan
mampu menguasai bahan pelajaran yang diberikan
Sistem belajar tuntas telah terintegrasi dalam kurikulum yang
dinyatakan bahwa jika ge 85 dari jumlah siswa menguasai le 75 tujuan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
25
yang disajikan maka diadakan pengayaan dan jika belum menguasai tujuan
yang disajikan maka diadakan perbaikan Menurut Bloom dalam buku
Mastery Learning (Siswoyo 198121) berpendapat bahwa
ldquo Mastery learning dipandang sebagai kemampuan siswa untuk menyerap
inti dan pengajaran yang telah diberikan kepadanya ke dalam suatu
keseluruhanrdquo
Amparo S Lardizibal (2000 179) mengemukakan ldquomastery learning
as a strategy for optimizing learning considers the individual capacity and
need of the learnerrdquo Mastery learning sebagai sebuah strategi untuk harapan
yang lebih baik dalam pembelajaran kapasitas individu dan kebutuhan
pembelajaran
Dari beberapa pengertian mastery learning dapat disimpulkan akan
belajar tuntas yakni belajar tuntas adalah suatu kegiatan pembelajaran yang
mengarahkan seluruh kemampuan agar materi pelajaran dapat dikuasai siswa
secara penuh dalam waktu tertentu
b Prinsip Belajar Tuntas
Dasar prinsip dari mastery learning menurut Amparo S Lardizabal
(2000 180) adalah 1) Unit belajar dipecah dalam komponen tingkah
lakusikap atau tugas-tugas 2) Tugas pembelajaran menjadi suatu rangkaian
yang pantas 3) Frekuensi diagnosa dan peningkatan dari format evaluasi
diberikan pada apa yang diajarkan 4) Perbaikan yang pantas diberikan untuk
mengatasi kelompok atau individu yang dinyatakan lemah melalui tes
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
26
formatif 5) Siswa diberikan cukup waktu untuk memperoleh penguasaan 6)
Tugas belajar tuntas didasari pada basis standar faktor penentu yang
dikriteriakan
Menurut Siswoyo (1981 3) faktor yang lebih prinsip dalam strategi
mastery learning adalah pengembangan prosedur-prosedur umpan balik dan
korektif (feed back and corrective procedures) pada berbagai taraf atau
bagian dari proses belajar Untuk umpan balik dapat dipakai lembaran kerja
ulangan-ulangan pekerjaan rumah (PR) test formatif dan sebagainya
Test-test semacam itu dimaksudkan untuk menentukan apa yang telah
dikuasai setiap siswa dalam satuan pelajaran bab atau bagian dari mata
pelajaran tertentu dan apa yang masih perlu dipelajarinya
c Kriteria Belajar Tuntas
Ketuntasan belajar merupakan target keberhasilan dari kegiatan belajar
mengajar Apakah materi yang disampaikan sampai berapa jauh dikuasai
oleh siswa Penilaian Acuan Patokan yang dipakai untuk mengukur
ketuntasan belajar sebagaimana dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM)
yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional tahun 2001
mentarget 75 daya serap materi yang disampaikan pada siswa
dalam kurikulum nasional
Semenjak penerapan kurikulum 2006 mulai tahun ajaran 20072008
khususnya di Sekolah Dasar (SD) dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) ketuntasan belajar dibuat oleh masing-masing lembaga
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
27
pendidikan dengan memperhatikan tingkat kesukaran daya dukung sarana
dan prasarana Ketuntasan belajar ini disebut Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) dan dibuat setiap indikator Untuk dapat mengetahui ketuntasan
belajar siswa tinggal membandingkan hasil ulangan atau test dengan standar
KKM yang dibuat Apabila nilai di bawah standar KKM maka siswa tersebut
belum tuntas apabila sama atau lebih tinggi dari standar KKM maka siswa
tersebut dinyatakan sudah mencapai tuntas dalam belajar
B Penelitian Yang Relevan
Banyak penelitian terdahulu yang relevan berkaitan dengan strategi
pembelajaran kemandirian belajar dan prestasi belajar variabel-variabel yang
diteliti dalam penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Kirno Suwanto pada tahun 2006 sistem pembelajaran sebagai upaya
meningkatkan kemandirian belajar siswa di SDIT Nur Hidayah menunjukkan
hubungan yang positif antara pembelajaran dengan kemandirian belajar Dwi
Atmojo pada tahun 2002 topik penelitian pengaruh penggunaan strategi
pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar
menunjukkan pengaruh yang positif penggunaan strategi pembelajaran kooperatif
dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Sukardi dan Anton Sukarno pada
tahun 2001 dengan topik kemampuan profesional guru SD (Studi Korelasi antara
Pengalaman Pendidikan dan sikap Profesional Guru) menunjukkan hubungan
yang positif dan signifikan Nurhilal pada tahun 2008 dengan topik penelitian
hubungan partisipasi siswa dalam PAKEM dan motivasi belajar dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
28
ketuntasan belajar IPA SD di Karanganyar Purbalingga menunjukkan adanya
hubungan yang signifikan antara pembelajaran PAKEM dan motivasi belajar
dengan ketuntasan belajar IPA di SD
Dari beberapa penelitian di atas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian untuk mencari hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar khususnya pada mata pelajaran
IPS
C Kerangka Berfikir
Berdasar latar belakang masalah kajian teori dan penelitian-penelitian
yang relevan maka dapat disusun kerangka berpikir sebagai berikut
1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan
belajar mata pelajaran IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang
menekankan siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat yang
sudah dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang
Dengan rasa senang pada diri siswa akan memudahkan untuk menerima
materi pelajaran sehinggga anak dapat menguasai keterampilan baik kognitif
afektif dan psikomotor yang diharapkan sehingga pada akhirnya ketuntasan
belajar yang ditargetkan akan dapat tercapai
Guru dan proses pembelajaran merupakan dua hal yang memiliki
keterkaitan sangat erat dan mutlak Artinya guru akan lebih memiliki makna
secara edukatif jika guru itu mampu melakukan proses pembelajaran yang
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
29
baik tepat akurat serta relevan dengan fungsi dan prinsip pendidikan Untuk
mewujudkan idealisme pendidikan itu tidak cukup diimbangi dengan
pembelajaran yang efektif melainkan perlu pembelajaran yang efisien
Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu menambah
wacana atau khasanah pengetahuan baru bagi siswa Sedangkan pembelajaran
yang efisien adalah pembelajaran di samping dapat menambah pengetahuan
atau informasi baru bagi siswa pembelajaran itu menyenangkan dan
menggairahkan siswa selama proses pembelajaran
2 Hubungan antara kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar mata
pelajaran IPS
Kemandirian belajar siswa dapat dilihat dari kemampuannya dalam
melaksanakan tiga kegiatan belajar yaitu (1) kemampuan untuk memotivasi
diri (2) kemampuan teknis dalam melakukan kegiatan belajar mandiri dan
(3) kemampuannya dalam merefleksi kegiatan belajar yanag telah
dilakukannya dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian siswa untuk
belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara Dengan kemandirian belajar
yang telah dimilikinya akan mendorong siswa untuk melakukan sesuatu
dengan penuh kesadaran dan keberartian Siswa menyadari bahwa kebutuhan
belajar penting untuk dirinya sendiri bukan untuk kepentingan orang lain
Dalam konteks pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
dan atau Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tidak
hanya menuntut guru untuk melakukan inovasi pembelajaran melainkan juga
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
30
menuntut siswa untuk melakukan cara belajar siswa aktif (CBSA) Dengan
CBSA dituntut siswa memiliki motivasi belajar yang optimal sehingga dapat
menumbuhkan kemandirian belajar siswa
3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar
dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan suatu cara pembelajaran
yang menuntut siswa aktif dan adanya rasa senang sehingga siswa tidak
merasa bosan untuk belajar Dengan berbagai media peraga perangkat dan
lain-lain Hal ini dapat menimbulkan kesenangan belajar siswa
Di samping partisipasi siswa dalam PAKEM tidak kalah pentingnya
kemandirian belajar yang mendorong siswa untuk mengembangkan motivasi
pembelajaran dan refleksi yang diperlukan untuk melakukan keterampilan-
keterampilan yang diperlukan untuk melakukan sesuatu kegiatan belajar
secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya
sendiri untuk menguasai sesuatu kompetensi tertentu Dalam kegiatan
pembelajaran seorang guru senantiasa berupaya agar materi yang disampaikan
atau dipelajari dapat dikuasai siswa secara optimal Untuk itu partisipasi
siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar merupakan dua faktor yang
diduga secara bersama-sama memiliki hubungan positif dengan ketuntasan
belajar mata pelajaran IPS SD
Salah satu persyaratan yang penting dalam melaksanakan
pembelajaran adalah kemampuan guru menjalankan suatu proses
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
31
pembelajaran yang bermakna bagi semua siswa Acuan proses pembelajaran
bukan saja harus melihat pada kondisi kini namun juga pada masa yang akan
datang bagi siswa usia pendidikan dasar Pembelajaran yang diberikan perlu
disesuaikan pada taraf perkembangan tingkat pertisipasi dan kemandirian
belajarnya
D Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dalam penelitian ini peneliti
mengajukan hipotesis sebagai berikut
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar IPS
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
1 Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Pejagoan
UPT Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kecamatan Pejagoan Kabupaten
Kebumen
2 Waktu Penelitian
Penelitian ini membutuhkan waktu penyelesaian selama kurang lebih 10
bulan dimulai dari observasi awal penyusunan proposal penyusunan
instrumen uji coba alat ukur pelaksanaan penelitian sampai pengolahan data
dan penyusunan laporan
A Metode Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian di atas metode penelitian yang digunakan
adalah deskriptif korelasional yaitu suatu peneltian yang bertujuan mendeteksi
seberapa jauh variasi-variasi suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada
satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefesien korelasi (Suryabrata 1981
24) Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Variabel Bebas (Variabel Prediktor)
a Partisipasi Siswa Dalam PAKEM (X1)
b Kemandirian Belajar IPS (X2)
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
33
2 Variabel Terikat (Variabel Respons)
- Ketuntasan Belajar IPS (Y)
Populasi dan Sampel
Populasi adalah sekelompok individu yang akan diteliti atau diselidiki
dalam suatu penelitian (Sugiyono 1997) Populasi dalam penelitian ini adalah
siswa SDN 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen yang berjumlah 220 siswa
Sampel adalah bagian dari populasi sampel yang dipakai itu diteliti agar
dapat mewakili jumlah populasi Apabila jumlah populasi kurang dari 100
sebaiknya diambil semua sebagai sampel sehingga penelitiannya bersifat total
Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil 10-15 atau
lebih besar dari itu (Arikunto 1996) Sejalan dengan hal tersebut populasi dalam
penelitian ini berjumlah 220 yaing terdiri dari tingkatan kelas 1 sampai kelas VI
Sampel diambil siswa kelas V yang berjumlah 40 siswa
Sampling adalah teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel
Adapun teknik sampling ada 2 macam yaitu teknik non random sampling dan
teknik random sampling Dalam penelitian ini digunakan teknik cluster random
sampling atau area sampling artinya pengambilan sampel yang didasarkan atas
ciori-ciri kelompok tertentu atau sifat tertentu yang ada pada tingkat kelas dan
dengan memberi kebebasan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk
menjadi anggota sampel dengan cara mengundi kelas yang diambil sebagai
sampel penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
34
B Teknik Pengumpulan Data
1 Angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan Kemandirian belajar
Angket partisipasi siswa dalam PAKEM terdiri dari 50 item Data untuk
kemandirian belajar IPS diperoleh melalui angket Angket partisipasi siswa
dalam PAKEM sebanyak 50 item dan angket kemandirian belajar sebanyak
50 item dan Tes ketuntasan belajar IPS sebanyak 50 item
Validitas ietem angket digunakan korelasi Product Moment dari
Pearson sedang reliabilitas item angket digunakan Alpha Cronbach
2 Metode Test
Metode test digunakan untuk mengetahui nilai ketuntasan belajar IPS
berdasarkan kisi-kisi pemberian skor terhadap tes kompetensi belajar IPS
E Teknik Analisis Data
Untuk menguji hipotesis (1) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan ketuntasan belajar IPSrdquo
dan hipotesis (2) yang berbunyi ldquoada hungan positif yang signifikan antara
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan teknik analisis
regresi dan korelasi sederhana atau sering disebut korelasi Product Moment
Untuk menguji hipotesis (3) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang signifikan
antara PAKEM dan kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan
teknik analisis regresi linier
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
35
F Hipotesis Statistik
Dalam penelitian ini hipotesis statistik adalah sebagai berikut
1 Hipotesis (1)
a Ho ry 1 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 1 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
2 Hipotesis (2)
a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian
belajar dengan ketuntasan belajar IPS
3 Hipotesis (3)
a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kemandirian belajar dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar
dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Skor Partisipasi Siswa dalam PAKEM
Data partisipasi siswa dalam PAKEM secara keseluruhan memiliki
rentangan (range) 45 dengan skor terendah 91 dan skor tertinggi 136 Data
partisipasi siswa dalam PAKEM mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar
1132 modus sebesar 91 median sebesar 114 varians sebesar 21616 dan
simpangan baku standar deviasi) sebesar 147 (nilai-nilai statistik ini
perhitungannya dilakukan dengan komputer dengan program SPSS versi 15
1 Skor Kemandirian Belajar
Data skor kemandirian belajar siswa secara keseluruhan memiliki
rentangan (range) 40 dengan skor terendah 92 dan skor tertinggi 132
Kemandirian belajar mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 1126 modus
sebesar 95 median sebesar 1135 varians sebesar 2276 dan simpangan baku
(standar deviasi) sebesar 151 (nilai-nilai statistik ini perhitungannya
dilakukan dengan komputer program SPSS versi 15
3 Ketuntasan belajar IPS
Data ketuntasan belajar IPS siswa yang memiliki secara keseluruhan
memiliki rentangan (range) 48 dengan skor terendah 50 dan skor tertinggi
98 Ketuntasan belajar IPS siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
37
rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians
sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai
statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS
A Pengujian Persyaratan Analisis
1 Uji Normalitas Data
a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada
lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi
sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa
data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang
berdistribusi normal
b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100
lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data
kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi
normal
c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
38
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov
Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance
sebesar 0808 lebih besar dari α (005)
2 Uji Linieritas
Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier
Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x
2 tabel
dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13
diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan
demikian model regresi adalah model linier
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan
skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS
Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi
Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai
dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44
Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis
Pengujian rhitung rtabel Keterangan
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0616 0312 Signifikan
Hubungan kemandirian
belajar siswa dalam
0677 0312 Signifikan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
39
PAKEM dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran
IPS
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0731 0312 Signifikan
F hitung = 21290
F tabel = 323
Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis
pada akhir Bab II adalah sebagai berikut
1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar
pada mata pelajaran IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi
(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat
diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika
semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
40
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil
perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf
signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat
dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo
sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
41
Coefficientsa
4545 11160 407 686
267 108 338 2467 018
368 105 482 3519 001
(Constant)
x1
x2
Model
1
B Std Error
Unstandardized
Coeff icients
Beta
Standardized
Coeff icients
t Sig
Dependent Variable ya
(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS
Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi
siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar
IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut
Tabel 45
Hasil Analisis Regresi Linier
Coefficients a
Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS
Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai
berikut
Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2
Interpretasi persamaan tersebut adalah
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
42
a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar
4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bernilai nol
b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa
kemandirian belajar bernilai konstan
b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar
siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan
Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan
sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar
42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar
58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari
sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini
menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
43
akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar
225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan
meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31
Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan
memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan
belajar IPS
B Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi
sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan
pembahasan sebagai berikut
Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan
taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat
dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa
dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang
berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat
student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan
menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
44
dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa
siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa
senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh
Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut
bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan
oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan
pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan
bentuk yang sempurna
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan
siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah
dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi
siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia
pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian
belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel
dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung
gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini
dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
45
siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan
yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan
kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan
prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan
kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha
meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha
belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)
bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab
dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa
yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki
tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap
refleksi
Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental
sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi
mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa
remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh
anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh
karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan
kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian
belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar
mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat
diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
46
lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan
pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal
Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu
yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya
bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi
dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang
afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan
belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong
seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni
belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi
pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya
Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi
tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha
untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa
dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam
kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin
kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai
Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa
senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki
banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi
tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester
kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
47
dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang
dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias
memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir
keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi
siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan
tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti
jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena
terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki
kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi
yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan
guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar
Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan
dalam proses belajar
Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa
PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan
dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel
0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian
belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang
menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
48
karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau
bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal
ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di
sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama
memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS
C Keterbatasan Penelitian
Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini
penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan
rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut
Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar
menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka
alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu
sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-
jujurnya
Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya
menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada
secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan
ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah
mencakup materi yang luas
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
49
Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi
proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian
belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek
penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat
sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil
penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
50
BAB V
KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat
disimpulkan bahwa
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan
analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini
berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan
arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan
(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar
siswa
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa
dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis
korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti
bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan
kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
51
mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif
ketuntasan hasil belajar siswa
3 Ketuntasan belajar IPS
Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan
yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa
hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi
pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti
proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan
kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar
IPS
B Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif
dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi
kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik
Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia
menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
52
metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang
diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna
oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu
penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan
antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab
demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan
simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan
antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)
contextual teaching learning (CTL) Jigsaw
Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi
akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang
disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki
hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS
Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model
pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan
menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan
hasil belajarnya
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
53
C Saran
1 Bagi Guru
Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan
materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan
lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan
pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan
belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya
meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar
karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan
prestasi dan ketuntasan belajarnya
2 Bagi siswa
Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar
Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus
menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar
IPS yang diharapkan
3 Bagi Sekolah
Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan
nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan
mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka
mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
54
prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan
tercapainya tujuan bersama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
55
Daftar Pustaka
Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery
Learning Jakarta Depdikbud
Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City
Phoenix Publishing House Inc
Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia
Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja
Grafindo Perasada
Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York
Longman
Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom
AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass
httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)
Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press
Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta
Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum
Depdiknas
Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta
Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan
httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret
Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung
Jurnal Pendidikan
Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas
Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins
Publishers
Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS
Semarang ISBN
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
56
Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press
Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite
(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford
Pergamon Press Reprinted here by permission (net)
__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence
for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College
Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York
Macmillan PublCoy
Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork
Harper and Raw Publisher
Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom
Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren
Teacer Hall India Private Limited
Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS
Jakarta Depdikbud
Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra
(2010)
Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning
httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp
Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest
httpwwweriedigestorg (19-05-2009)
Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta
LP3ES
Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery
learning The case for guided methods of instructionrdquo
httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)
Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan
Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah
disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung
Angkatan Pertama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
57
Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar
Bandung Sinar Baru
Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi
Aksara
Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri
Yogyakarta
Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer
wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)
Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius
Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary
active_learninghtm (20-05-2009)
Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches
Acknowledgement University of Saskatchewan
Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta
F IPS UNY
Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga
Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli
pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas
Unesco Unicer dan Nzaid
Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta
Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil
Cipta Media
Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal
Approach to Instructional Design Australian journal of Educational
Technology
Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas
Surabaya IDM
Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi
Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
8
dan perasaannya Dengan demikian siswalah yang harus aktif untuk mencari
informasi pengalaman maupun keterampilan dalam rangka membangun sebuah
makna dari hasil proses pembelajaran
Pengertian pembelajaran aktif sedikit membingungkan Hal tersebut
dikarenakan setiap orang memberikan pengertian yang berbeda-beda Terlebih
jika melihat hakekat belajar sebagaimana disebutkan di atas yaitu proses
membangun makna oleh pembelajar Jadi mustahil siswa dikatakan belajar tetapi
pasif sama sekali
Pembelajaran aktif adalah suatu istilah yang memayungi beberapa pendekatan
pembelajaran yang memfokuskan tanggung jawab proses pembelajaran pada si
pelajar Bowell dan Eison (1991) dalam
httpenwikipediaorgwikiactivelearninghtm mempopulerkan pendekatan ini
kedalam pembelajaran Istilah active learning ini sudah dikenal pada tahun 1980-an
Kemudian pada tahun 1990-an Association for the Study of Higher Education (ASHE)
memberikan laporan yang lebih lengkap tentang active learning Dalam laporannya
tersebut telah didiskusikan berbagai metode pembelajaran untuk memperkenalkan
active learning
Berikut pandangan dari para ahli mengenai bagaimana kegiatan siswa
dan lingkungan belajar active learning yang dipaparkan oleh Robertsj (2007)
dalam httpschoolwebmissouriedustoutlandelementaryactivelearninghtm
Silberman M menggambarkan saat belajar aktif para siswa melakukan
banyak kegiatan menggunakan otak untuk mempelajari ide-ide
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
9
memecahkan permasalahan dan menerapkan apa yang dipelajari Belajar
aktif adalah mempelajari dengan cepat menyenangkan penuh semangat dan
keterlibatan secara pribadi Untuk mempelajari sesuatu dengan baik harus
mendengar melihat menjawab pertanyaan dan mendiskusikannya dengan
orang lain Semua itu diperlukan oleh siswa untuk melakukan kegiatanndash
menggambarkannya sendiri mencontohkan mencoba keterampilan dan
melaksanakan tugas sesuai pengetahuan yang telah mereka miliki
Joel Wein (19971) mendefinisikan active learning adalah nama suatu
guru diubah menjadi seorang pelatih dan penolong di dalam proses itu
Akhirnya pada tahun 2004 sebagimana dikatakan oleh Mayer (2004)
dalam wikipedia di httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumnone
htm strategi seperti ldquoactive learningrdquo sudah berkembang luas hampir pada
semua kelompok teori yang mengenalkan tentang pembelajaran yang mana
siswa dapat menemukan sendiri Bruner pada tahun 1961 pernah
menjelaskan bahwa asalkan siswa sudah terlibat dalam proses pembelajaran
kemudian dapat mengingat informasi yang telah diberikan sebelumnya itu
sudah dikatakan siswa aktif Tetapi penjelasan itu ditentang oleh Mayer
(2004) Kirschner Sweller and Clark (2006) yang pada intinya mengatakan
bahwa siswa aktif tidak hanya sekedar hadir di kelas menghafalkan dan
akhirnya mengerjakan soal-soal di akhir pelajaran Siswa harus terlibat aktif
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
10
baik secara fisik maupun mental Siswa semestinya juga aktif melakukan
praktik dalam proses pembelajaran
Bonwell dan Eison (1991) dalam wikipedia di httpwikipediaorgwiki
activelearningcolumnonehtm memberikan beberapa contoh pembelajaran
aktif seperti pembelajaran berpasang-pasangan berdiskusi bermain peran
debat studi kasus telibat aktif dalam kerja kelompok atau membuat laporan
singkat dan sebagainya Disarankan agar guru menjadi pemandu sepanjang
tahap awal pembelajaran kemudian biarkan anak melakukan praktik
keterampilan baru kemudian memberikan informasi-informasi baru yang
belum diketahui siswa selama pembelajaran Disarankan penggunaan active
learning pada saat siswa telah mengenal materi sebelumnya dan telah
memiliki suatu pemahaman yang baik menyangkut materi sebelumnya
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa active learning
adalah suatu pendekatan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada
siswa untuk berperan lebih aktif dalam proses pembelajaran (mencari
informasi mengolah informasi dan menyimpulkannya untuk kemudian
diterapkan dipraktikkan) dengan menyediakan lingkungan belajar yang
membuat siswa tidak tertekan dan senang melaksanakan kegiatan belajar
b Pentingnya PAKEM
PAKEM dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus
menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya
mempertanyakan dan mengemukakan gagasan Belajar memang merupakan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
11
suatu proses aktif dari si siswa dalam membangun pengetahuannya bukan
pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan
Sehingga jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa
untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut bertentangan dengn
hakekat belajar (Soediono dkk 2003 34)
Istilah rdquomenyenangkanrdquo adalah suasana belajar mengajar yang
menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada
belajar sehingga waktu curah perhatiannya (time on task) tinggi Menurut
hasil penelitian tingginya waktu curah terbukti meningkatkan hasil belajar
Seperti dikatakan oleh Muhammad Rasyid Dimas bahwa memetik senar
kegembiraan pada anak akan memunculkan keriangan dan vitalitas dalam
jiwanya Hal ini juga akan menjadikan si anak selalu siap untuk menerima
perintah peringatan atau bimbingan apapun Menabur kegembiraan dan
keceriaan pada anak akan membuatnya mampu mengaktualisasikan
kemampuannya dalam bentuk yang sempurna (Tate Qomaruddin 200519)
Secara garis besar PAKEM digambarkan sebagai berikut
Belajar = proses aktif Anak dilahirkan memiliki
Membangun makna rasa ingin tahu
Pemahaman dari imajinasi
Informasi dan penga- M
laman oleh si pebelajar
Modal Kreativitas
Pembelajaran memiliki tujuan yang harus dicapai
Untuk keberlanjutan pembelajaran
Gambar 21
Hakekat belajar dengan menggunakan PAKE(Sumber Soediono Dkk 2003311)
A K
E
E
M
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
12
Pentingnya pembelajaran PAKEM merupakan inovasi pembelajaran yang harus
dilaksanakan oleh guru sebagai tanggung jawab profesional dalam pembelajaran
c Karakteristik PAKEM
Ciri-ciri PAKEM secara singkat digambarkan oleh Soediono dkk (2003
3-4) adalah sebagai berikut
1) Siswa terlibat langsung dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan
pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar
melalui berbuat (learning to do)
2) Guru menggunakan berbagai alat Bantu dan berbagai cara dalam
membangkitkan semangat termasuk menggunakan lingkungan sebagai
sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik menyenangkan
dan cocok bagi siswa
3) Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan ajar yang
lebih menarik dan menyediakan ldquopokok bacardquo
4) Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif
termasuk belajar kelompok
5) Guru mendorong siswa untuk menemukan cara sendiri dalam
pemecahan suatu masalah untuk mengungkapkan gagasannya dan
melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
13
d Model PAKEM
Gambaran PAKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi
selama kegiatan belajar mengajar Beberapa sarana atau perangkat model
belajar PAKEM sebagai berikut
Buletin Selamat Pagi Papan Absen Mandiri Uji Cakap Mandiri Papan
Jadwal Mandiri Kantong Peraga Mandiri Lembar Jawab Berkomik Kotak
Pas Mandiri Pohon Ilmu Dokter Matematika Kotak Permainan Buah Soal
Mandiri Media ldquo Tugasku Tanggung Jawabku rdquo Bimbingan Belajar
(Durari 200218-19)
Pembelajaran model PAKEM dengan berbagai media akan menuntut
siswa berpartisipasi aktif dalam proses kegiatan belajar Sebagaimana yang
dikemukakan oleh Jerrold E Kemp (1985 4) dalam contribution of media
to the learning process (kontribusi dari media pada proses belajar
1) Pengantar dari pengajaran dapat menjadi lebih standar setiap siswa
melihat dan mendengar sebuah presentasi media
2) Pengajaran dapat menjadi lebih menarik dengan media pengajaran
3) Belajar menjadi lebih interaktif dengan media pengajaran
4) Efisiensi waktu dengan memanfaatkan media dalam pembelajaran
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru telah menerapkan
pola-pola pembelajaran yang mengaktifkan siswa khususnya di sekolah
dasar diantaranya cara belajar siswa akif (CBSA) Pola ini diterapkan di
Kabupaten Kebumen CBSA mengubah paradigma lama seorang guru dalam
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
14
menyampaikan pelajaran aktif murid cenderung pasif Dalam
pelaksanaannya di lapangan CBSA sangat dianjurkan dan terkesan
dipaksakan padahal tidak semua Sekolah Dasar (SD) mempunyai
kemampuan yang sama guru siswa sarana maupun prasarana CBSA
menuntut siswa untuk aktif terlibat penuh dalam kegiatan belajar mengajar
dari awal sampai akhir pembelajaran dengan perangkat lembar kerja
Beberapa tahun pola CBSA dilaksanakan tapi kurang membawa perubahan
yang berarti Siswa mengalami kejenuhan karena dituntut selalu aktif
Menjenuhkan jiwa anak yang masih suka bermain sambil belajar atau belajar
sambil bermain Pola CBSA dilaksanakan guru dan murid selalu berada
dalam satu tempat satu waktu dan situasi yang sama Kegiatan belajar
mengajar seringkali terhambat atau tidak berjalan karena guru sebagai
fasilitator tidak berada di arena belajar Hal ini mungkin guru masih dalam
perjalanan menuju ke sekolah atau guru berhalangan hadir ke sekolah
karena sakit atau karena kepentingan lain Maka kegiatan belajar mengajar
mengalami hambatan yang akhirnya CBSA tidak dapat terlaksana dengan
baik
Dalam kondisi seperti tersebut di atas diperlukan model pembelajaran
yang efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa
Bruce Joyce dan Marsha Weil (2003 11-21) mengelompokkan model-
model pembelajaran ke dalam empat kategori yaitu
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
15
a) Kelompok model sosial atau the social family meliputi partners in
learning investigasi kelompok (group investigation) bermain peran
(role playing) dan penelitian yurisprudential (jurisprudential inquiry)
b) Kelompok model pengolahan informasi atau the information-processing
family meliputi model berpikir induktif (inductive thinking)
pencapaian konsep (concept attainment) memorisasi (memorics)
pemandu awal (advance organizers) latihan penelitian (inquiry
training) pengembangan intelek (scientific inquiry) dan synectics
c) Kelompok model personal atau the personal family meliputi
pengajaran tanpa arahan (nondirective teaching) dan ananching self-
esteem
d) Kelompok model system perilaku atau the behavior system family
meliputi belajar tuntas (mastery learning) pembelajaran langsung
(direct instruction) simulasi (simulation) belajar sosial (social
learning) dan programmed schedule
Salah satu model pembelajaran yang memerlukan kemandirian siswa
adalah model pembelajaran self directed learning (SDL) atau belajar
dipimpin oleh diri sendiri Menurut Leonard Nadler dan Zeace Nadler (2003
4) mendefinisikan SDL sebagai berikut
Self directed learning is a training design in which trainees master
packages of predetermined material at their own pace whithout the aid of
an instructor
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
16
Model pembelajaran self directed learning (SDL) adalah sebuah
rancangan dalam pembelajaran yang dalam belajar dilatih oleh paket
mengajarguru yang ditentukan oleh material langkah siswa sendiri tanpa
pertolongan dari pembimbing
2 Kemandirian Belajar
a Pengertian Belajar Mandiri dan Kemandirian Belajar
Konsep Belajar Mandiri (Self-directed Learning) sebenarnya berakar
dari konsep pendidikan orang dewasa Namun demikian berdasarkan
beberapa penelitian yang dilakukan oleh para ahli seperti Garrison tahun
1997 Schilleref tahun 2001 dan Scheidet tahun 2003 ternyata belajar
mandiri juga cocok untuk semua tingkatan usia Dengan kata lain belajar
mandiri sesuai untuk semua jenjang sekolah baik untuk sekolah menengah
maupun sekolah dasar dalam rangka meningkatkan prestasi dan kemampuan
siswa (httpwwwnwrelorg planningreportsself-directindexphp)
Haris Mujiman (2005 1) mencoba memberikan pengertian belajar
mandiri dengan lebih lengkap Menurutnya belajar mandiri adalah kegiatan
belajar aktif yang di dorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu
kompetensi guna mengatasi suatu masalah dan dibangun dengan bekal
pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki Pencapaian kompetensi sebagai
tujuan belajar dan cara penyampaiannya baik penetapan waktu belajar
tempat belajar irama belajar tempo belajar cara belajar maupun evaluasi
belajar dilakukan oleh siswa sendiri Disini belajar mandiri lebih dimaknai
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
17
sebagai usaha siswa untuk melakukan kegiatan belajar yang didasari niatnya
untuk menguasai suatu kompetensi tertentu
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dan beberapa pertimbangan di
atas maka belajar mandiri dapat diartikan sebagai usaha individu untuk
melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang
lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai sesuatu materi dan
atau kompetensi tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan
masalah yang dijumpainya di dunia nyata
Self-directed Learning adalah kegiatan belajar mandiri sedangkan orang
yang melakukan belajar mandiri sering disebut siswa mandiri (self-directed
Learners) Mardziah Hayati Abdullah (20012) mengatakan self-directed
Learners adalah sebagai ldquopara manajer dan pemilik tanggung jawab dari
proses pembelajaran yang mereka lakukan sendirirdquo Individu seperti itu
mempunyai keterampilan untuk mengakses dan memproses informasi yang
mereka perlukan untuk suatu tujuan tertentu Dalam belajar mandiri
mengintegrasikan self-management (manajemen konteks termasuk latar
belakang sosial menentukan sumber daya dan tindakan) dengan yang self-
monitoring (proses siswa dalam memonitor mengevaluasi dan mengatur
strategi belajarnya)
Belajar mandiri dan siswa mandiri seperti sekeping mata uang yang
mempunyai dua muka yang berbeda tetapi merupakan satu kesatuan yang
mempunyai suatu fungsi yang saling mendukung Lebih jelasnya persamaan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
18
dan perbedaan antara belajar mandiri dengan siswa mandiri digambarkan
dalam bagan sebagai berikut
Gambar 22
Pendekatan personal Responbility Orientation (PRO)
(Sumber Roger Hiemstra 199825)
Belajar mandiri (self-directed learning) yang ada di sisi sebelah kiri dari
pendekatan mengacu pada karakteristik proses belajar mengajar atau apa
yang dikenal sebagai faktor eksternal dari si siswa Disini mengacu pada
bagaimana proses pembelajaran itu dilaksanakan Siswa mandiri (self-
direction Learners) yang ada di sebelah kanan dari pendekatan mengacu
pada individu yang melakukan kegiatan belajar Termasuk di dalamnya yaitu
karakteristik kepribadian siswa atau sering kita sebut faktor internal dari
individu yang bersangkutan Jika kedua hal tersebut (self-directed learning
dan self-direction Learners) dapat tercipta dalam proses pembelajaran maka
individu dapat memiliki kemandirian dalam belajar (self-direction in
learning)
Dengan demikian kemandirian belajar (self-direction in learning) dapat
diartikan sebagai sifat dan sikap serta kemampuan yang dimiliki siswa untuk
melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
19
lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai suatu kompetensi
tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan masalah yang
dijumpainya di dunia nyata
Burt Sisco dalam Hiemstra (19988) membuat sebuah pendekatan yang
membantu individu untuk menjadi lebih mandiri dalam belajar Menurut
Sisco ada enam langkah kegiatan untuk membantu individu menjadi lebih
mandiri dalam belajar yaitu (1) preplanning (aktivitas sebelum proses
pembelajaran) (2) menciptakan lingkungan belajar yang positif (3)
mengembangkan rencana pembelajaran (4) mengidentifikasi aktivitas
pembelajaran yang sesuai (5) melaksanakan kegiatan pembelajaran dan
monitoring dan (6) mengevaluasi hasil pembelajaran individu
Menurut Haris Mudjiman (2005 120) belajar mandiri memiliki tiga
tahap pelaksanaan yaitu tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran
dan tahap refleksi Sehingga keterampilan-keterampilan yang diperlukan
untuk belajar mandiri adalah keterampilan yang diperlukan untuk
mengerjakan setiap tahap belajar mandiri
Pada tahap pengembangan motivasi keterampilan yang perlu dikuasai
adalah keterampilan menumbuhkan self-motivation Untuk dapat
menumbuhkan self-motivation diperlukan beberapa keterampilan seperti
(1) Kemampuan mengetahui detail dari kegiatan (2) kemampuan
menganalisis dan menyimpulkan bahwa kegiatan sesuai dengan kebutuhan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
20
dan terjangkau (3) kemampuan menikmati pengalaman belajar (4)
kemampuan melakukan penilaian secara objektif
Pada tahap pembelajaran keterampilan yang perlu dikuasai adalah
keterampilan dasar penelitian yang meliputi (1) Keterampilan merumuskan
masalah (2) keterampilan menetapkan tujuan belajar (3) keterampilan
menetapkan strategi (4) keterampilan menetapkan jenis informasi yang di
perlukan (5) keterampilan mengidentifikasi sumber informasi (6)
keterampilan mencari informasi (7) keterampilan menganalisis informasi
(8) Keterampilan merumuskan hasil analisisnya (9) keterampilan
mengkomunikasikan hasil belajarnya (10) kemampuan menilai pada
kegiatan akhir belajar
Pada tahap refleksi keterampilan yang diperlukan antara lain (1)
kemampuan menentukan kebenaran dan kesalahan (2) kemampuan
menerima kesalahan sebagai sesuatu yang wajar (3) kemampuan
menggunakan kesalahan untuk perbaikan (4) kemampuan menerima
keberhasilan bukan untuk kebanggaan namun sebagai kenyataan untuk
dipahami untuk ditingkatkan pada proses berikutnya
Seluruh keterampilan di atas harus ditumbuhkan oleh guru dalam proses
pembelajaran dengan melakukan berbagai strategi pembelajaran yang
memungkinkan untuk berkembangnya seluruh keterampilan di atas
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
21
3 Mata Pelajaran IPS Sekolah Dasar
a Pengertian IPS
Ilmu pengetahuan sosial sebagaimana diberikan oleh The NCSS
(National Council for the Social Studies) Board of Diractors menyatakan
Social studies is the integrated study of the social sciences and humanities
to promote civics competence Within the school program social studies
provides coordinated systematic study drawing upon such disciplines as
anthropology archeology economics geography psychology religion
and sociology as well as appropriate content from the humanities
mathematics and the natural sciences The primary purpose of the social
studies is to help young people develop the ability to make informed and
reasoned decision for the public good as citizens of a culturally diverse
democratic society in an interdependent world ( NCSS Board of Direktors
1993213)
Ilmu pengetahuan sosial merupakan program pendidikan yang memiliki
bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniti yang
diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan
pendidikan (Muhamad Nursquoman Soemantri 19951)
Menurut kurikulum pendidikan dasar 2004 IPS adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari kenyataan sosial dalam kehidupan yang didasarkan pada
kajian geografi ekonomi sosiologi antropologi tata negara dan sejarah
Melalui mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar para siswa diharapkan
dapat memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep-konsep dasar ilmu
sosial dan humaniti memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah
sosial di lingkungannya serta memiliki keterampilan mengkaji dan
memecahkan masalah sosial Melalui mata pelajaran IPS diharapkan para
siswa dapat terbina menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
22
b Materi IPS SD
Materi pendidikan IPS di SD sebagaimana dikatakan oleh Saidihardjo
(1997 4) adalah Pendidikan IPS untuk pendidikan dasar dan menengah
sumber bahannya adalah disiplin ilmu-ilmu sosial seperti yang disajikan
pada tingkat universitas Hanya karena pertimbangan tingkat kecerdasan
kematangan jiwa peserta didik maka bahan pendidikannya disederhanakan
diseleksi diadaptasi dan dimodifikasi untuk tujuan institusional pendidikan
dasar dan menengah
Menurut Zamroni (2003 5) bahwa IPS adalah ilmu yang mempelajari
apa yang terjadi disekitar kita baik seorang individu maupun sebagai warga
kelompok masyarakat Karena berkaitan dengan rdquokitardquo maka kajian IPS
harus realistis IPS baru perlu dirumuskan suatu kajian perilaku manusia
yang berkaitan dengan berbagai latar belakang yang melingkupinya secara
objektif rasional dan realistis
Menurut Saidihardjo (2003 3) IPS untuk pendidikan dasar yaitu hasil
penyederhanaan adaptasi seleksi dan modifikasi dari konsep dasar ilmu-
ilmu sosial yang disusun secara sistematis dan pedagogis untuk tujuan
pendidikan dasar dan menengah dalam rangka mewujudkan tujuan nasional
yang berdasarkan Pancasila Menurut Colin Marsh (1991 10) rdquosocial studies
is the study of people as social beings as they have existed and interacted
with each other and the environment in the time and placerdquo Ilmu sosial
adalah ilmu tentang manusia dan interaksi antar mereka antara yang satu
dengan yang lain dan lingkungan waktu mereka berada dan tempat Ilmu
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
23
pengetahuan Sosial adalah program pendidikan yang mengintegrasikan
secara interdisipliner konsep-konsep ilmu sosial dan humaniora (Suwarso
dkk 2007 1)
c Tujuan IPS
Tujuan utama IPS adalah membantu para siswa untuk berpikir kritis atau
rdquocritical thinkingrdquo agar mampu mengambil keputusan secara rasional dengan
dasar informasi yang cukup Dalam kaitannya dengan masalah sosial yang
hasilnya tidak hanya untuk pribadi keluarga tetapi juga berguna bagi
masyarakat bangsa dan negara Menurut Saidihardjo tujuan IPS adalah agar
siswa memahami dan menghargai nilai norma dan budaya suatu masyarakat
setempat dan memupuk kesadaran siswa terhadap hak dan kewajiban Orang
yang berpikir kreatif diharapkan lebih cepat menemukan pemecahan masalah
baru terhadap problem yang dihadapi (Noeng Muhadjir 2001 56) Dengan
belajar IPS diharapkan siswa memiliki kemampuan analisis sosial yakni
mampu mendeteksi dan mempunyai pemahaman tentang perasaan motif dan
kepribadian orang lain
4 Ketuntasan Belajar
a Pengertian Belajar Tuntas
Belajar tuntas (Mastery learning) adalah suatu sistem belajar yang
mengharapkan sebagian besar siswa dapat menguasai tujuan instruksional
dari satuan atau unit-unit pelajaran secara tuntas Achdiat dkk (2000)
menjelaskan bahwa maksud utama belajar tuntas adalah memungkinkan 75
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
24
sampai 90 siswa untuk mencapai hasil belajar yang sama tingginya
dengan kelompok terpandai dalam pengajaran klasikal Dengan demikian
makna belajar tuntas adalah meningkatkan efisiensi belajar meningkatkan
minat belajar meningkatkan kemandirian belajar dan meningkatkan sikap
siswa yang positif terhadap bahan pelajaran yang dipelajarinya melalui
metode belajar pada kesatuan kelas Pada belajar tuntas siswa harus
mencapai suatu tingkat penguasaan tertentu terhadap tujuan instruksional
dari satuan pembelajaran tertentu sebelum melanjutkan kesatuan
pembelajaran berikutnya
Carroll (dalam Winkel 2000) mengembangkan suatu model belajar
yang antara lain bertitik tolak pada kemampuan intelektual siswa sebagai
indikasi untuk belajar menurut kecepatan tertentu bukan untuk indikasi
tingkat keberhasilan belajar yang dapat dicapai oleh siswa Senada dengan
pendapat Carroll James H Black (Dalam Warji R 1983) mengatakan bahwa
setiap siswa dapat menguasai bahan atau materi pelajaran tetapi waktu yang
ditentukan tidak sama Jika dikaitkan pendapat Carroll dan Black maka
tampak ada kesamaan pendapat yaitu untuk menguasai atau tuntas suatu
bahan pelajaran diperlukan waktu yang berbeda-beda bagi setiap siswa
Apabila siswa disediakan cukup waktu dan diberi pelayanan yang tepat yang
meliputi kesempatan belajar kualitas pembelajaran maka setiap siswa akan
mampu menguasai bahan pelajaran yang diberikan
Sistem belajar tuntas telah terintegrasi dalam kurikulum yang
dinyatakan bahwa jika ge 85 dari jumlah siswa menguasai le 75 tujuan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
25
yang disajikan maka diadakan pengayaan dan jika belum menguasai tujuan
yang disajikan maka diadakan perbaikan Menurut Bloom dalam buku
Mastery Learning (Siswoyo 198121) berpendapat bahwa
ldquo Mastery learning dipandang sebagai kemampuan siswa untuk menyerap
inti dan pengajaran yang telah diberikan kepadanya ke dalam suatu
keseluruhanrdquo
Amparo S Lardizibal (2000 179) mengemukakan ldquomastery learning
as a strategy for optimizing learning considers the individual capacity and
need of the learnerrdquo Mastery learning sebagai sebuah strategi untuk harapan
yang lebih baik dalam pembelajaran kapasitas individu dan kebutuhan
pembelajaran
Dari beberapa pengertian mastery learning dapat disimpulkan akan
belajar tuntas yakni belajar tuntas adalah suatu kegiatan pembelajaran yang
mengarahkan seluruh kemampuan agar materi pelajaran dapat dikuasai siswa
secara penuh dalam waktu tertentu
b Prinsip Belajar Tuntas
Dasar prinsip dari mastery learning menurut Amparo S Lardizabal
(2000 180) adalah 1) Unit belajar dipecah dalam komponen tingkah
lakusikap atau tugas-tugas 2) Tugas pembelajaran menjadi suatu rangkaian
yang pantas 3) Frekuensi diagnosa dan peningkatan dari format evaluasi
diberikan pada apa yang diajarkan 4) Perbaikan yang pantas diberikan untuk
mengatasi kelompok atau individu yang dinyatakan lemah melalui tes
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
26
formatif 5) Siswa diberikan cukup waktu untuk memperoleh penguasaan 6)
Tugas belajar tuntas didasari pada basis standar faktor penentu yang
dikriteriakan
Menurut Siswoyo (1981 3) faktor yang lebih prinsip dalam strategi
mastery learning adalah pengembangan prosedur-prosedur umpan balik dan
korektif (feed back and corrective procedures) pada berbagai taraf atau
bagian dari proses belajar Untuk umpan balik dapat dipakai lembaran kerja
ulangan-ulangan pekerjaan rumah (PR) test formatif dan sebagainya
Test-test semacam itu dimaksudkan untuk menentukan apa yang telah
dikuasai setiap siswa dalam satuan pelajaran bab atau bagian dari mata
pelajaran tertentu dan apa yang masih perlu dipelajarinya
c Kriteria Belajar Tuntas
Ketuntasan belajar merupakan target keberhasilan dari kegiatan belajar
mengajar Apakah materi yang disampaikan sampai berapa jauh dikuasai
oleh siswa Penilaian Acuan Patokan yang dipakai untuk mengukur
ketuntasan belajar sebagaimana dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM)
yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional tahun 2001
mentarget 75 daya serap materi yang disampaikan pada siswa
dalam kurikulum nasional
Semenjak penerapan kurikulum 2006 mulai tahun ajaran 20072008
khususnya di Sekolah Dasar (SD) dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) ketuntasan belajar dibuat oleh masing-masing lembaga
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
27
pendidikan dengan memperhatikan tingkat kesukaran daya dukung sarana
dan prasarana Ketuntasan belajar ini disebut Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) dan dibuat setiap indikator Untuk dapat mengetahui ketuntasan
belajar siswa tinggal membandingkan hasil ulangan atau test dengan standar
KKM yang dibuat Apabila nilai di bawah standar KKM maka siswa tersebut
belum tuntas apabila sama atau lebih tinggi dari standar KKM maka siswa
tersebut dinyatakan sudah mencapai tuntas dalam belajar
B Penelitian Yang Relevan
Banyak penelitian terdahulu yang relevan berkaitan dengan strategi
pembelajaran kemandirian belajar dan prestasi belajar variabel-variabel yang
diteliti dalam penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Kirno Suwanto pada tahun 2006 sistem pembelajaran sebagai upaya
meningkatkan kemandirian belajar siswa di SDIT Nur Hidayah menunjukkan
hubungan yang positif antara pembelajaran dengan kemandirian belajar Dwi
Atmojo pada tahun 2002 topik penelitian pengaruh penggunaan strategi
pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar
menunjukkan pengaruh yang positif penggunaan strategi pembelajaran kooperatif
dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Sukardi dan Anton Sukarno pada
tahun 2001 dengan topik kemampuan profesional guru SD (Studi Korelasi antara
Pengalaman Pendidikan dan sikap Profesional Guru) menunjukkan hubungan
yang positif dan signifikan Nurhilal pada tahun 2008 dengan topik penelitian
hubungan partisipasi siswa dalam PAKEM dan motivasi belajar dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
28
ketuntasan belajar IPA SD di Karanganyar Purbalingga menunjukkan adanya
hubungan yang signifikan antara pembelajaran PAKEM dan motivasi belajar
dengan ketuntasan belajar IPA di SD
Dari beberapa penelitian di atas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian untuk mencari hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar khususnya pada mata pelajaran
IPS
C Kerangka Berfikir
Berdasar latar belakang masalah kajian teori dan penelitian-penelitian
yang relevan maka dapat disusun kerangka berpikir sebagai berikut
1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan
belajar mata pelajaran IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang
menekankan siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat yang
sudah dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang
Dengan rasa senang pada diri siswa akan memudahkan untuk menerima
materi pelajaran sehinggga anak dapat menguasai keterampilan baik kognitif
afektif dan psikomotor yang diharapkan sehingga pada akhirnya ketuntasan
belajar yang ditargetkan akan dapat tercapai
Guru dan proses pembelajaran merupakan dua hal yang memiliki
keterkaitan sangat erat dan mutlak Artinya guru akan lebih memiliki makna
secara edukatif jika guru itu mampu melakukan proses pembelajaran yang
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
29
baik tepat akurat serta relevan dengan fungsi dan prinsip pendidikan Untuk
mewujudkan idealisme pendidikan itu tidak cukup diimbangi dengan
pembelajaran yang efektif melainkan perlu pembelajaran yang efisien
Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu menambah
wacana atau khasanah pengetahuan baru bagi siswa Sedangkan pembelajaran
yang efisien adalah pembelajaran di samping dapat menambah pengetahuan
atau informasi baru bagi siswa pembelajaran itu menyenangkan dan
menggairahkan siswa selama proses pembelajaran
2 Hubungan antara kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar mata
pelajaran IPS
Kemandirian belajar siswa dapat dilihat dari kemampuannya dalam
melaksanakan tiga kegiatan belajar yaitu (1) kemampuan untuk memotivasi
diri (2) kemampuan teknis dalam melakukan kegiatan belajar mandiri dan
(3) kemampuannya dalam merefleksi kegiatan belajar yanag telah
dilakukannya dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian siswa untuk
belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara Dengan kemandirian belajar
yang telah dimilikinya akan mendorong siswa untuk melakukan sesuatu
dengan penuh kesadaran dan keberartian Siswa menyadari bahwa kebutuhan
belajar penting untuk dirinya sendiri bukan untuk kepentingan orang lain
Dalam konteks pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
dan atau Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tidak
hanya menuntut guru untuk melakukan inovasi pembelajaran melainkan juga
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
30
menuntut siswa untuk melakukan cara belajar siswa aktif (CBSA) Dengan
CBSA dituntut siswa memiliki motivasi belajar yang optimal sehingga dapat
menumbuhkan kemandirian belajar siswa
3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar
dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan suatu cara pembelajaran
yang menuntut siswa aktif dan adanya rasa senang sehingga siswa tidak
merasa bosan untuk belajar Dengan berbagai media peraga perangkat dan
lain-lain Hal ini dapat menimbulkan kesenangan belajar siswa
Di samping partisipasi siswa dalam PAKEM tidak kalah pentingnya
kemandirian belajar yang mendorong siswa untuk mengembangkan motivasi
pembelajaran dan refleksi yang diperlukan untuk melakukan keterampilan-
keterampilan yang diperlukan untuk melakukan sesuatu kegiatan belajar
secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya
sendiri untuk menguasai sesuatu kompetensi tertentu Dalam kegiatan
pembelajaran seorang guru senantiasa berupaya agar materi yang disampaikan
atau dipelajari dapat dikuasai siswa secara optimal Untuk itu partisipasi
siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar merupakan dua faktor yang
diduga secara bersama-sama memiliki hubungan positif dengan ketuntasan
belajar mata pelajaran IPS SD
Salah satu persyaratan yang penting dalam melaksanakan
pembelajaran adalah kemampuan guru menjalankan suatu proses
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
31
pembelajaran yang bermakna bagi semua siswa Acuan proses pembelajaran
bukan saja harus melihat pada kondisi kini namun juga pada masa yang akan
datang bagi siswa usia pendidikan dasar Pembelajaran yang diberikan perlu
disesuaikan pada taraf perkembangan tingkat pertisipasi dan kemandirian
belajarnya
D Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dalam penelitian ini peneliti
mengajukan hipotesis sebagai berikut
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar IPS
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
1 Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Pejagoan
UPT Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kecamatan Pejagoan Kabupaten
Kebumen
2 Waktu Penelitian
Penelitian ini membutuhkan waktu penyelesaian selama kurang lebih 10
bulan dimulai dari observasi awal penyusunan proposal penyusunan
instrumen uji coba alat ukur pelaksanaan penelitian sampai pengolahan data
dan penyusunan laporan
A Metode Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian di atas metode penelitian yang digunakan
adalah deskriptif korelasional yaitu suatu peneltian yang bertujuan mendeteksi
seberapa jauh variasi-variasi suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada
satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefesien korelasi (Suryabrata 1981
24) Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Variabel Bebas (Variabel Prediktor)
a Partisipasi Siswa Dalam PAKEM (X1)
b Kemandirian Belajar IPS (X2)
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
33
2 Variabel Terikat (Variabel Respons)
- Ketuntasan Belajar IPS (Y)
Populasi dan Sampel
Populasi adalah sekelompok individu yang akan diteliti atau diselidiki
dalam suatu penelitian (Sugiyono 1997) Populasi dalam penelitian ini adalah
siswa SDN 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen yang berjumlah 220 siswa
Sampel adalah bagian dari populasi sampel yang dipakai itu diteliti agar
dapat mewakili jumlah populasi Apabila jumlah populasi kurang dari 100
sebaiknya diambil semua sebagai sampel sehingga penelitiannya bersifat total
Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil 10-15 atau
lebih besar dari itu (Arikunto 1996) Sejalan dengan hal tersebut populasi dalam
penelitian ini berjumlah 220 yaing terdiri dari tingkatan kelas 1 sampai kelas VI
Sampel diambil siswa kelas V yang berjumlah 40 siswa
Sampling adalah teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel
Adapun teknik sampling ada 2 macam yaitu teknik non random sampling dan
teknik random sampling Dalam penelitian ini digunakan teknik cluster random
sampling atau area sampling artinya pengambilan sampel yang didasarkan atas
ciori-ciri kelompok tertentu atau sifat tertentu yang ada pada tingkat kelas dan
dengan memberi kebebasan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk
menjadi anggota sampel dengan cara mengundi kelas yang diambil sebagai
sampel penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
34
B Teknik Pengumpulan Data
1 Angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan Kemandirian belajar
Angket partisipasi siswa dalam PAKEM terdiri dari 50 item Data untuk
kemandirian belajar IPS diperoleh melalui angket Angket partisipasi siswa
dalam PAKEM sebanyak 50 item dan angket kemandirian belajar sebanyak
50 item dan Tes ketuntasan belajar IPS sebanyak 50 item
Validitas ietem angket digunakan korelasi Product Moment dari
Pearson sedang reliabilitas item angket digunakan Alpha Cronbach
2 Metode Test
Metode test digunakan untuk mengetahui nilai ketuntasan belajar IPS
berdasarkan kisi-kisi pemberian skor terhadap tes kompetensi belajar IPS
E Teknik Analisis Data
Untuk menguji hipotesis (1) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan ketuntasan belajar IPSrdquo
dan hipotesis (2) yang berbunyi ldquoada hungan positif yang signifikan antara
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan teknik analisis
regresi dan korelasi sederhana atau sering disebut korelasi Product Moment
Untuk menguji hipotesis (3) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang signifikan
antara PAKEM dan kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan
teknik analisis regresi linier
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
35
F Hipotesis Statistik
Dalam penelitian ini hipotesis statistik adalah sebagai berikut
1 Hipotesis (1)
a Ho ry 1 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 1 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
2 Hipotesis (2)
a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian
belajar dengan ketuntasan belajar IPS
3 Hipotesis (3)
a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kemandirian belajar dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar
dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Skor Partisipasi Siswa dalam PAKEM
Data partisipasi siswa dalam PAKEM secara keseluruhan memiliki
rentangan (range) 45 dengan skor terendah 91 dan skor tertinggi 136 Data
partisipasi siswa dalam PAKEM mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar
1132 modus sebesar 91 median sebesar 114 varians sebesar 21616 dan
simpangan baku standar deviasi) sebesar 147 (nilai-nilai statistik ini
perhitungannya dilakukan dengan komputer dengan program SPSS versi 15
1 Skor Kemandirian Belajar
Data skor kemandirian belajar siswa secara keseluruhan memiliki
rentangan (range) 40 dengan skor terendah 92 dan skor tertinggi 132
Kemandirian belajar mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 1126 modus
sebesar 95 median sebesar 1135 varians sebesar 2276 dan simpangan baku
(standar deviasi) sebesar 151 (nilai-nilai statistik ini perhitungannya
dilakukan dengan komputer program SPSS versi 15
3 Ketuntasan belajar IPS
Data ketuntasan belajar IPS siswa yang memiliki secara keseluruhan
memiliki rentangan (range) 48 dengan skor terendah 50 dan skor tertinggi
98 Ketuntasan belajar IPS siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
37
rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians
sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai
statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS
A Pengujian Persyaratan Analisis
1 Uji Normalitas Data
a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada
lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi
sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa
data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang
berdistribusi normal
b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100
lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data
kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi
normal
c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
38
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov
Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance
sebesar 0808 lebih besar dari α (005)
2 Uji Linieritas
Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier
Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x
2 tabel
dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13
diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan
demikian model regresi adalah model linier
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan
skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS
Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi
Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai
dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44
Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis
Pengujian rhitung rtabel Keterangan
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0616 0312 Signifikan
Hubungan kemandirian
belajar siswa dalam
0677 0312 Signifikan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
39
PAKEM dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran
IPS
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0731 0312 Signifikan
F hitung = 21290
F tabel = 323
Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis
pada akhir Bab II adalah sebagai berikut
1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar
pada mata pelajaran IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi
(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat
diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika
semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
40
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil
perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf
signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat
dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo
sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
41
Coefficientsa
4545 11160 407 686
267 108 338 2467 018
368 105 482 3519 001
(Constant)
x1
x2
Model
1
B Std Error
Unstandardized
Coeff icients
Beta
Standardized
Coeff icients
t Sig
Dependent Variable ya
(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS
Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi
siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar
IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut
Tabel 45
Hasil Analisis Regresi Linier
Coefficients a
Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS
Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai
berikut
Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2
Interpretasi persamaan tersebut adalah
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
42
a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar
4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bernilai nol
b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa
kemandirian belajar bernilai konstan
b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar
siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan
Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan
sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar
42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar
58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari
sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini
menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
43
akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar
225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan
meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31
Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan
memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan
belajar IPS
B Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi
sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan
pembahasan sebagai berikut
Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan
taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat
dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa
dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang
berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat
student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan
menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
44
dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa
siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa
senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh
Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut
bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan
oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan
pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan
bentuk yang sempurna
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan
siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah
dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi
siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia
pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian
belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel
dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung
gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini
dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
45
siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan
yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan
kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan
prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan
kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha
meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha
belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)
bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab
dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa
yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki
tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap
refleksi
Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental
sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi
mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa
remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh
anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh
karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan
kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian
belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar
mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat
diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
46
lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan
pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal
Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu
yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya
bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi
dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang
afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan
belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong
seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni
belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi
pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya
Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi
tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha
untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa
dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam
kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin
kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai
Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa
senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki
banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi
tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester
kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
47
dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang
dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias
memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir
keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi
siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan
tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti
jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena
terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki
kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi
yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan
guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar
Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan
dalam proses belajar
Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa
PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan
dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel
0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian
belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang
menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
48
karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau
bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal
ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di
sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama
memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS
C Keterbatasan Penelitian
Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini
penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan
rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut
Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar
menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka
alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu
sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-
jujurnya
Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya
menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada
secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan
ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah
mencakup materi yang luas
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
49
Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi
proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian
belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek
penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat
sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil
penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
50
BAB V
KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat
disimpulkan bahwa
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan
analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini
berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan
arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan
(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar
siswa
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa
dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis
korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti
bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan
kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
51
mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif
ketuntasan hasil belajar siswa
3 Ketuntasan belajar IPS
Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan
yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa
hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi
pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti
proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan
kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar
IPS
B Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif
dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi
kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik
Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia
menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
52
metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang
diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna
oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu
penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan
antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab
demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan
simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan
antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)
contextual teaching learning (CTL) Jigsaw
Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi
akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang
disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki
hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS
Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model
pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan
menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan
hasil belajarnya
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
53
C Saran
1 Bagi Guru
Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan
materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan
lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan
pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan
belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya
meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar
karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan
prestasi dan ketuntasan belajarnya
2 Bagi siswa
Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar
Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus
menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar
IPS yang diharapkan
3 Bagi Sekolah
Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan
nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan
mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka
mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
54
prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan
tercapainya tujuan bersama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
55
Daftar Pustaka
Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery
Learning Jakarta Depdikbud
Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City
Phoenix Publishing House Inc
Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia
Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja
Grafindo Perasada
Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York
Longman
Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom
AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass
httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)
Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press
Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta
Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum
Depdiknas
Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta
Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan
httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret
Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung
Jurnal Pendidikan
Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas
Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins
Publishers
Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS
Semarang ISBN
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
56
Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press
Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite
(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford
Pergamon Press Reprinted here by permission (net)
__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence
for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College
Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York
Macmillan PublCoy
Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork
Harper and Raw Publisher
Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom
Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren
Teacer Hall India Private Limited
Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS
Jakarta Depdikbud
Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra
(2010)
Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning
httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp
Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest
httpwwweriedigestorg (19-05-2009)
Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta
LP3ES
Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery
learning The case for guided methods of instructionrdquo
httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)
Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan
Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah
disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung
Angkatan Pertama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
57
Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar
Bandung Sinar Baru
Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi
Aksara
Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri
Yogyakarta
Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer
wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)
Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius
Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary
active_learninghtm (20-05-2009)
Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches
Acknowledgement University of Saskatchewan
Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta
F IPS UNY
Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga
Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli
pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas
Unesco Unicer dan Nzaid
Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta
Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil
Cipta Media
Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal
Approach to Instructional Design Australian journal of Educational
Technology
Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas
Surabaya IDM
Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi
Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
9
memecahkan permasalahan dan menerapkan apa yang dipelajari Belajar
aktif adalah mempelajari dengan cepat menyenangkan penuh semangat dan
keterlibatan secara pribadi Untuk mempelajari sesuatu dengan baik harus
mendengar melihat menjawab pertanyaan dan mendiskusikannya dengan
orang lain Semua itu diperlukan oleh siswa untuk melakukan kegiatanndash
menggambarkannya sendiri mencontohkan mencoba keterampilan dan
melaksanakan tugas sesuai pengetahuan yang telah mereka miliki
Joel Wein (19971) mendefinisikan active learning adalah nama suatu
guru diubah menjadi seorang pelatih dan penolong di dalam proses itu
Akhirnya pada tahun 2004 sebagimana dikatakan oleh Mayer (2004)
dalam wikipedia di httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumnone
htm strategi seperti ldquoactive learningrdquo sudah berkembang luas hampir pada
semua kelompok teori yang mengenalkan tentang pembelajaran yang mana
siswa dapat menemukan sendiri Bruner pada tahun 1961 pernah
menjelaskan bahwa asalkan siswa sudah terlibat dalam proses pembelajaran
kemudian dapat mengingat informasi yang telah diberikan sebelumnya itu
sudah dikatakan siswa aktif Tetapi penjelasan itu ditentang oleh Mayer
(2004) Kirschner Sweller and Clark (2006) yang pada intinya mengatakan
bahwa siswa aktif tidak hanya sekedar hadir di kelas menghafalkan dan
akhirnya mengerjakan soal-soal di akhir pelajaran Siswa harus terlibat aktif
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
10
baik secara fisik maupun mental Siswa semestinya juga aktif melakukan
praktik dalam proses pembelajaran
Bonwell dan Eison (1991) dalam wikipedia di httpwikipediaorgwiki
activelearningcolumnonehtm memberikan beberapa contoh pembelajaran
aktif seperti pembelajaran berpasang-pasangan berdiskusi bermain peran
debat studi kasus telibat aktif dalam kerja kelompok atau membuat laporan
singkat dan sebagainya Disarankan agar guru menjadi pemandu sepanjang
tahap awal pembelajaran kemudian biarkan anak melakukan praktik
keterampilan baru kemudian memberikan informasi-informasi baru yang
belum diketahui siswa selama pembelajaran Disarankan penggunaan active
learning pada saat siswa telah mengenal materi sebelumnya dan telah
memiliki suatu pemahaman yang baik menyangkut materi sebelumnya
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa active learning
adalah suatu pendekatan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada
siswa untuk berperan lebih aktif dalam proses pembelajaran (mencari
informasi mengolah informasi dan menyimpulkannya untuk kemudian
diterapkan dipraktikkan) dengan menyediakan lingkungan belajar yang
membuat siswa tidak tertekan dan senang melaksanakan kegiatan belajar
b Pentingnya PAKEM
PAKEM dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus
menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya
mempertanyakan dan mengemukakan gagasan Belajar memang merupakan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
11
suatu proses aktif dari si siswa dalam membangun pengetahuannya bukan
pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan
Sehingga jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa
untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut bertentangan dengn
hakekat belajar (Soediono dkk 2003 34)
Istilah rdquomenyenangkanrdquo adalah suasana belajar mengajar yang
menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada
belajar sehingga waktu curah perhatiannya (time on task) tinggi Menurut
hasil penelitian tingginya waktu curah terbukti meningkatkan hasil belajar
Seperti dikatakan oleh Muhammad Rasyid Dimas bahwa memetik senar
kegembiraan pada anak akan memunculkan keriangan dan vitalitas dalam
jiwanya Hal ini juga akan menjadikan si anak selalu siap untuk menerima
perintah peringatan atau bimbingan apapun Menabur kegembiraan dan
keceriaan pada anak akan membuatnya mampu mengaktualisasikan
kemampuannya dalam bentuk yang sempurna (Tate Qomaruddin 200519)
Secara garis besar PAKEM digambarkan sebagai berikut
Belajar = proses aktif Anak dilahirkan memiliki
Membangun makna rasa ingin tahu
Pemahaman dari imajinasi
Informasi dan penga- M
laman oleh si pebelajar
Modal Kreativitas
Pembelajaran memiliki tujuan yang harus dicapai
Untuk keberlanjutan pembelajaran
Gambar 21
Hakekat belajar dengan menggunakan PAKE(Sumber Soediono Dkk 2003311)
A K
E
E
M
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
12
Pentingnya pembelajaran PAKEM merupakan inovasi pembelajaran yang harus
dilaksanakan oleh guru sebagai tanggung jawab profesional dalam pembelajaran
c Karakteristik PAKEM
Ciri-ciri PAKEM secara singkat digambarkan oleh Soediono dkk (2003
3-4) adalah sebagai berikut
1) Siswa terlibat langsung dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan
pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar
melalui berbuat (learning to do)
2) Guru menggunakan berbagai alat Bantu dan berbagai cara dalam
membangkitkan semangat termasuk menggunakan lingkungan sebagai
sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik menyenangkan
dan cocok bagi siswa
3) Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan ajar yang
lebih menarik dan menyediakan ldquopokok bacardquo
4) Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif
termasuk belajar kelompok
5) Guru mendorong siswa untuk menemukan cara sendiri dalam
pemecahan suatu masalah untuk mengungkapkan gagasannya dan
melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
13
d Model PAKEM
Gambaran PAKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi
selama kegiatan belajar mengajar Beberapa sarana atau perangkat model
belajar PAKEM sebagai berikut
Buletin Selamat Pagi Papan Absen Mandiri Uji Cakap Mandiri Papan
Jadwal Mandiri Kantong Peraga Mandiri Lembar Jawab Berkomik Kotak
Pas Mandiri Pohon Ilmu Dokter Matematika Kotak Permainan Buah Soal
Mandiri Media ldquo Tugasku Tanggung Jawabku rdquo Bimbingan Belajar
(Durari 200218-19)
Pembelajaran model PAKEM dengan berbagai media akan menuntut
siswa berpartisipasi aktif dalam proses kegiatan belajar Sebagaimana yang
dikemukakan oleh Jerrold E Kemp (1985 4) dalam contribution of media
to the learning process (kontribusi dari media pada proses belajar
1) Pengantar dari pengajaran dapat menjadi lebih standar setiap siswa
melihat dan mendengar sebuah presentasi media
2) Pengajaran dapat menjadi lebih menarik dengan media pengajaran
3) Belajar menjadi lebih interaktif dengan media pengajaran
4) Efisiensi waktu dengan memanfaatkan media dalam pembelajaran
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru telah menerapkan
pola-pola pembelajaran yang mengaktifkan siswa khususnya di sekolah
dasar diantaranya cara belajar siswa akif (CBSA) Pola ini diterapkan di
Kabupaten Kebumen CBSA mengubah paradigma lama seorang guru dalam
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
14
menyampaikan pelajaran aktif murid cenderung pasif Dalam
pelaksanaannya di lapangan CBSA sangat dianjurkan dan terkesan
dipaksakan padahal tidak semua Sekolah Dasar (SD) mempunyai
kemampuan yang sama guru siswa sarana maupun prasarana CBSA
menuntut siswa untuk aktif terlibat penuh dalam kegiatan belajar mengajar
dari awal sampai akhir pembelajaran dengan perangkat lembar kerja
Beberapa tahun pola CBSA dilaksanakan tapi kurang membawa perubahan
yang berarti Siswa mengalami kejenuhan karena dituntut selalu aktif
Menjenuhkan jiwa anak yang masih suka bermain sambil belajar atau belajar
sambil bermain Pola CBSA dilaksanakan guru dan murid selalu berada
dalam satu tempat satu waktu dan situasi yang sama Kegiatan belajar
mengajar seringkali terhambat atau tidak berjalan karena guru sebagai
fasilitator tidak berada di arena belajar Hal ini mungkin guru masih dalam
perjalanan menuju ke sekolah atau guru berhalangan hadir ke sekolah
karena sakit atau karena kepentingan lain Maka kegiatan belajar mengajar
mengalami hambatan yang akhirnya CBSA tidak dapat terlaksana dengan
baik
Dalam kondisi seperti tersebut di atas diperlukan model pembelajaran
yang efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa
Bruce Joyce dan Marsha Weil (2003 11-21) mengelompokkan model-
model pembelajaran ke dalam empat kategori yaitu
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
15
a) Kelompok model sosial atau the social family meliputi partners in
learning investigasi kelompok (group investigation) bermain peran
(role playing) dan penelitian yurisprudential (jurisprudential inquiry)
b) Kelompok model pengolahan informasi atau the information-processing
family meliputi model berpikir induktif (inductive thinking)
pencapaian konsep (concept attainment) memorisasi (memorics)
pemandu awal (advance organizers) latihan penelitian (inquiry
training) pengembangan intelek (scientific inquiry) dan synectics
c) Kelompok model personal atau the personal family meliputi
pengajaran tanpa arahan (nondirective teaching) dan ananching self-
esteem
d) Kelompok model system perilaku atau the behavior system family
meliputi belajar tuntas (mastery learning) pembelajaran langsung
(direct instruction) simulasi (simulation) belajar sosial (social
learning) dan programmed schedule
Salah satu model pembelajaran yang memerlukan kemandirian siswa
adalah model pembelajaran self directed learning (SDL) atau belajar
dipimpin oleh diri sendiri Menurut Leonard Nadler dan Zeace Nadler (2003
4) mendefinisikan SDL sebagai berikut
Self directed learning is a training design in which trainees master
packages of predetermined material at their own pace whithout the aid of
an instructor
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
16
Model pembelajaran self directed learning (SDL) adalah sebuah
rancangan dalam pembelajaran yang dalam belajar dilatih oleh paket
mengajarguru yang ditentukan oleh material langkah siswa sendiri tanpa
pertolongan dari pembimbing
2 Kemandirian Belajar
a Pengertian Belajar Mandiri dan Kemandirian Belajar
Konsep Belajar Mandiri (Self-directed Learning) sebenarnya berakar
dari konsep pendidikan orang dewasa Namun demikian berdasarkan
beberapa penelitian yang dilakukan oleh para ahli seperti Garrison tahun
1997 Schilleref tahun 2001 dan Scheidet tahun 2003 ternyata belajar
mandiri juga cocok untuk semua tingkatan usia Dengan kata lain belajar
mandiri sesuai untuk semua jenjang sekolah baik untuk sekolah menengah
maupun sekolah dasar dalam rangka meningkatkan prestasi dan kemampuan
siswa (httpwwwnwrelorg planningreportsself-directindexphp)
Haris Mujiman (2005 1) mencoba memberikan pengertian belajar
mandiri dengan lebih lengkap Menurutnya belajar mandiri adalah kegiatan
belajar aktif yang di dorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu
kompetensi guna mengatasi suatu masalah dan dibangun dengan bekal
pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki Pencapaian kompetensi sebagai
tujuan belajar dan cara penyampaiannya baik penetapan waktu belajar
tempat belajar irama belajar tempo belajar cara belajar maupun evaluasi
belajar dilakukan oleh siswa sendiri Disini belajar mandiri lebih dimaknai
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
17
sebagai usaha siswa untuk melakukan kegiatan belajar yang didasari niatnya
untuk menguasai suatu kompetensi tertentu
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dan beberapa pertimbangan di
atas maka belajar mandiri dapat diartikan sebagai usaha individu untuk
melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang
lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai sesuatu materi dan
atau kompetensi tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan
masalah yang dijumpainya di dunia nyata
Self-directed Learning adalah kegiatan belajar mandiri sedangkan orang
yang melakukan belajar mandiri sering disebut siswa mandiri (self-directed
Learners) Mardziah Hayati Abdullah (20012) mengatakan self-directed
Learners adalah sebagai ldquopara manajer dan pemilik tanggung jawab dari
proses pembelajaran yang mereka lakukan sendirirdquo Individu seperti itu
mempunyai keterampilan untuk mengakses dan memproses informasi yang
mereka perlukan untuk suatu tujuan tertentu Dalam belajar mandiri
mengintegrasikan self-management (manajemen konteks termasuk latar
belakang sosial menentukan sumber daya dan tindakan) dengan yang self-
monitoring (proses siswa dalam memonitor mengevaluasi dan mengatur
strategi belajarnya)
Belajar mandiri dan siswa mandiri seperti sekeping mata uang yang
mempunyai dua muka yang berbeda tetapi merupakan satu kesatuan yang
mempunyai suatu fungsi yang saling mendukung Lebih jelasnya persamaan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
18
dan perbedaan antara belajar mandiri dengan siswa mandiri digambarkan
dalam bagan sebagai berikut
Gambar 22
Pendekatan personal Responbility Orientation (PRO)
(Sumber Roger Hiemstra 199825)
Belajar mandiri (self-directed learning) yang ada di sisi sebelah kiri dari
pendekatan mengacu pada karakteristik proses belajar mengajar atau apa
yang dikenal sebagai faktor eksternal dari si siswa Disini mengacu pada
bagaimana proses pembelajaran itu dilaksanakan Siswa mandiri (self-
direction Learners) yang ada di sebelah kanan dari pendekatan mengacu
pada individu yang melakukan kegiatan belajar Termasuk di dalamnya yaitu
karakteristik kepribadian siswa atau sering kita sebut faktor internal dari
individu yang bersangkutan Jika kedua hal tersebut (self-directed learning
dan self-direction Learners) dapat tercipta dalam proses pembelajaran maka
individu dapat memiliki kemandirian dalam belajar (self-direction in
learning)
Dengan demikian kemandirian belajar (self-direction in learning) dapat
diartikan sebagai sifat dan sikap serta kemampuan yang dimiliki siswa untuk
melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
19
lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai suatu kompetensi
tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan masalah yang
dijumpainya di dunia nyata
Burt Sisco dalam Hiemstra (19988) membuat sebuah pendekatan yang
membantu individu untuk menjadi lebih mandiri dalam belajar Menurut
Sisco ada enam langkah kegiatan untuk membantu individu menjadi lebih
mandiri dalam belajar yaitu (1) preplanning (aktivitas sebelum proses
pembelajaran) (2) menciptakan lingkungan belajar yang positif (3)
mengembangkan rencana pembelajaran (4) mengidentifikasi aktivitas
pembelajaran yang sesuai (5) melaksanakan kegiatan pembelajaran dan
monitoring dan (6) mengevaluasi hasil pembelajaran individu
Menurut Haris Mudjiman (2005 120) belajar mandiri memiliki tiga
tahap pelaksanaan yaitu tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran
dan tahap refleksi Sehingga keterampilan-keterampilan yang diperlukan
untuk belajar mandiri adalah keterampilan yang diperlukan untuk
mengerjakan setiap tahap belajar mandiri
Pada tahap pengembangan motivasi keterampilan yang perlu dikuasai
adalah keterampilan menumbuhkan self-motivation Untuk dapat
menumbuhkan self-motivation diperlukan beberapa keterampilan seperti
(1) Kemampuan mengetahui detail dari kegiatan (2) kemampuan
menganalisis dan menyimpulkan bahwa kegiatan sesuai dengan kebutuhan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
20
dan terjangkau (3) kemampuan menikmati pengalaman belajar (4)
kemampuan melakukan penilaian secara objektif
Pada tahap pembelajaran keterampilan yang perlu dikuasai adalah
keterampilan dasar penelitian yang meliputi (1) Keterampilan merumuskan
masalah (2) keterampilan menetapkan tujuan belajar (3) keterampilan
menetapkan strategi (4) keterampilan menetapkan jenis informasi yang di
perlukan (5) keterampilan mengidentifikasi sumber informasi (6)
keterampilan mencari informasi (7) keterampilan menganalisis informasi
(8) Keterampilan merumuskan hasil analisisnya (9) keterampilan
mengkomunikasikan hasil belajarnya (10) kemampuan menilai pada
kegiatan akhir belajar
Pada tahap refleksi keterampilan yang diperlukan antara lain (1)
kemampuan menentukan kebenaran dan kesalahan (2) kemampuan
menerima kesalahan sebagai sesuatu yang wajar (3) kemampuan
menggunakan kesalahan untuk perbaikan (4) kemampuan menerima
keberhasilan bukan untuk kebanggaan namun sebagai kenyataan untuk
dipahami untuk ditingkatkan pada proses berikutnya
Seluruh keterampilan di atas harus ditumbuhkan oleh guru dalam proses
pembelajaran dengan melakukan berbagai strategi pembelajaran yang
memungkinkan untuk berkembangnya seluruh keterampilan di atas
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
21
3 Mata Pelajaran IPS Sekolah Dasar
a Pengertian IPS
Ilmu pengetahuan sosial sebagaimana diberikan oleh The NCSS
(National Council for the Social Studies) Board of Diractors menyatakan
Social studies is the integrated study of the social sciences and humanities
to promote civics competence Within the school program social studies
provides coordinated systematic study drawing upon such disciplines as
anthropology archeology economics geography psychology religion
and sociology as well as appropriate content from the humanities
mathematics and the natural sciences The primary purpose of the social
studies is to help young people develop the ability to make informed and
reasoned decision for the public good as citizens of a culturally diverse
democratic society in an interdependent world ( NCSS Board of Direktors
1993213)
Ilmu pengetahuan sosial merupakan program pendidikan yang memiliki
bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniti yang
diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan
pendidikan (Muhamad Nursquoman Soemantri 19951)
Menurut kurikulum pendidikan dasar 2004 IPS adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari kenyataan sosial dalam kehidupan yang didasarkan pada
kajian geografi ekonomi sosiologi antropologi tata negara dan sejarah
Melalui mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar para siswa diharapkan
dapat memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep-konsep dasar ilmu
sosial dan humaniti memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah
sosial di lingkungannya serta memiliki keterampilan mengkaji dan
memecahkan masalah sosial Melalui mata pelajaran IPS diharapkan para
siswa dapat terbina menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
22
b Materi IPS SD
Materi pendidikan IPS di SD sebagaimana dikatakan oleh Saidihardjo
(1997 4) adalah Pendidikan IPS untuk pendidikan dasar dan menengah
sumber bahannya adalah disiplin ilmu-ilmu sosial seperti yang disajikan
pada tingkat universitas Hanya karena pertimbangan tingkat kecerdasan
kematangan jiwa peserta didik maka bahan pendidikannya disederhanakan
diseleksi diadaptasi dan dimodifikasi untuk tujuan institusional pendidikan
dasar dan menengah
Menurut Zamroni (2003 5) bahwa IPS adalah ilmu yang mempelajari
apa yang terjadi disekitar kita baik seorang individu maupun sebagai warga
kelompok masyarakat Karena berkaitan dengan rdquokitardquo maka kajian IPS
harus realistis IPS baru perlu dirumuskan suatu kajian perilaku manusia
yang berkaitan dengan berbagai latar belakang yang melingkupinya secara
objektif rasional dan realistis
Menurut Saidihardjo (2003 3) IPS untuk pendidikan dasar yaitu hasil
penyederhanaan adaptasi seleksi dan modifikasi dari konsep dasar ilmu-
ilmu sosial yang disusun secara sistematis dan pedagogis untuk tujuan
pendidikan dasar dan menengah dalam rangka mewujudkan tujuan nasional
yang berdasarkan Pancasila Menurut Colin Marsh (1991 10) rdquosocial studies
is the study of people as social beings as they have existed and interacted
with each other and the environment in the time and placerdquo Ilmu sosial
adalah ilmu tentang manusia dan interaksi antar mereka antara yang satu
dengan yang lain dan lingkungan waktu mereka berada dan tempat Ilmu
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
23
pengetahuan Sosial adalah program pendidikan yang mengintegrasikan
secara interdisipliner konsep-konsep ilmu sosial dan humaniora (Suwarso
dkk 2007 1)
c Tujuan IPS
Tujuan utama IPS adalah membantu para siswa untuk berpikir kritis atau
rdquocritical thinkingrdquo agar mampu mengambil keputusan secara rasional dengan
dasar informasi yang cukup Dalam kaitannya dengan masalah sosial yang
hasilnya tidak hanya untuk pribadi keluarga tetapi juga berguna bagi
masyarakat bangsa dan negara Menurut Saidihardjo tujuan IPS adalah agar
siswa memahami dan menghargai nilai norma dan budaya suatu masyarakat
setempat dan memupuk kesadaran siswa terhadap hak dan kewajiban Orang
yang berpikir kreatif diharapkan lebih cepat menemukan pemecahan masalah
baru terhadap problem yang dihadapi (Noeng Muhadjir 2001 56) Dengan
belajar IPS diharapkan siswa memiliki kemampuan analisis sosial yakni
mampu mendeteksi dan mempunyai pemahaman tentang perasaan motif dan
kepribadian orang lain
4 Ketuntasan Belajar
a Pengertian Belajar Tuntas
Belajar tuntas (Mastery learning) adalah suatu sistem belajar yang
mengharapkan sebagian besar siswa dapat menguasai tujuan instruksional
dari satuan atau unit-unit pelajaran secara tuntas Achdiat dkk (2000)
menjelaskan bahwa maksud utama belajar tuntas adalah memungkinkan 75
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
24
sampai 90 siswa untuk mencapai hasil belajar yang sama tingginya
dengan kelompok terpandai dalam pengajaran klasikal Dengan demikian
makna belajar tuntas adalah meningkatkan efisiensi belajar meningkatkan
minat belajar meningkatkan kemandirian belajar dan meningkatkan sikap
siswa yang positif terhadap bahan pelajaran yang dipelajarinya melalui
metode belajar pada kesatuan kelas Pada belajar tuntas siswa harus
mencapai suatu tingkat penguasaan tertentu terhadap tujuan instruksional
dari satuan pembelajaran tertentu sebelum melanjutkan kesatuan
pembelajaran berikutnya
Carroll (dalam Winkel 2000) mengembangkan suatu model belajar
yang antara lain bertitik tolak pada kemampuan intelektual siswa sebagai
indikasi untuk belajar menurut kecepatan tertentu bukan untuk indikasi
tingkat keberhasilan belajar yang dapat dicapai oleh siswa Senada dengan
pendapat Carroll James H Black (Dalam Warji R 1983) mengatakan bahwa
setiap siswa dapat menguasai bahan atau materi pelajaran tetapi waktu yang
ditentukan tidak sama Jika dikaitkan pendapat Carroll dan Black maka
tampak ada kesamaan pendapat yaitu untuk menguasai atau tuntas suatu
bahan pelajaran diperlukan waktu yang berbeda-beda bagi setiap siswa
Apabila siswa disediakan cukup waktu dan diberi pelayanan yang tepat yang
meliputi kesempatan belajar kualitas pembelajaran maka setiap siswa akan
mampu menguasai bahan pelajaran yang diberikan
Sistem belajar tuntas telah terintegrasi dalam kurikulum yang
dinyatakan bahwa jika ge 85 dari jumlah siswa menguasai le 75 tujuan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
25
yang disajikan maka diadakan pengayaan dan jika belum menguasai tujuan
yang disajikan maka diadakan perbaikan Menurut Bloom dalam buku
Mastery Learning (Siswoyo 198121) berpendapat bahwa
ldquo Mastery learning dipandang sebagai kemampuan siswa untuk menyerap
inti dan pengajaran yang telah diberikan kepadanya ke dalam suatu
keseluruhanrdquo
Amparo S Lardizibal (2000 179) mengemukakan ldquomastery learning
as a strategy for optimizing learning considers the individual capacity and
need of the learnerrdquo Mastery learning sebagai sebuah strategi untuk harapan
yang lebih baik dalam pembelajaran kapasitas individu dan kebutuhan
pembelajaran
Dari beberapa pengertian mastery learning dapat disimpulkan akan
belajar tuntas yakni belajar tuntas adalah suatu kegiatan pembelajaran yang
mengarahkan seluruh kemampuan agar materi pelajaran dapat dikuasai siswa
secara penuh dalam waktu tertentu
b Prinsip Belajar Tuntas
Dasar prinsip dari mastery learning menurut Amparo S Lardizabal
(2000 180) adalah 1) Unit belajar dipecah dalam komponen tingkah
lakusikap atau tugas-tugas 2) Tugas pembelajaran menjadi suatu rangkaian
yang pantas 3) Frekuensi diagnosa dan peningkatan dari format evaluasi
diberikan pada apa yang diajarkan 4) Perbaikan yang pantas diberikan untuk
mengatasi kelompok atau individu yang dinyatakan lemah melalui tes
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
26
formatif 5) Siswa diberikan cukup waktu untuk memperoleh penguasaan 6)
Tugas belajar tuntas didasari pada basis standar faktor penentu yang
dikriteriakan
Menurut Siswoyo (1981 3) faktor yang lebih prinsip dalam strategi
mastery learning adalah pengembangan prosedur-prosedur umpan balik dan
korektif (feed back and corrective procedures) pada berbagai taraf atau
bagian dari proses belajar Untuk umpan balik dapat dipakai lembaran kerja
ulangan-ulangan pekerjaan rumah (PR) test formatif dan sebagainya
Test-test semacam itu dimaksudkan untuk menentukan apa yang telah
dikuasai setiap siswa dalam satuan pelajaran bab atau bagian dari mata
pelajaran tertentu dan apa yang masih perlu dipelajarinya
c Kriteria Belajar Tuntas
Ketuntasan belajar merupakan target keberhasilan dari kegiatan belajar
mengajar Apakah materi yang disampaikan sampai berapa jauh dikuasai
oleh siswa Penilaian Acuan Patokan yang dipakai untuk mengukur
ketuntasan belajar sebagaimana dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM)
yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional tahun 2001
mentarget 75 daya serap materi yang disampaikan pada siswa
dalam kurikulum nasional
Semenjak penerapan kurikulum 2006 mulai tahun ajaran 20072008
khususnya di Sekolah Dasar (SD) dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) ketuntasan belajar dibuat oleh masing-masing lembaga
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
27
pendidikan dengan memperhatikan tingkat kesukaran daya dukung sarana
dan prasarana Ketuntasan belajar ini disebut Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) dan dibuat setiap indikator Untuk dapat mengetahui ketuntasan
belajar siswa tinggal membandingkan hasil ulangan atau test dengan standar
KKM yang dibuat Apabila nilai di bawah standar KKM maka siswa tersebut
belum tuntas apabila sama atau lebih tinggi dari standar KKM maka siswa
tersebut dinyatakan sudah mencapai tuntas dalam belajar
B Penelitian Yang Relevan
Banyak penelitian terdahulu yang relevan berkaitan dengan strategi
pembelajaran kemandirian belajar dan prestasi belajar variabel-variabel yang
diteliti dalam penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Kirno Suwanto pada tahun 2006 sistem pembelajaran sebagai upaya
meningkatkan kemandirian belajar siswa di SDIT Nur Hidayah menunjukkan
hubungan yang positif antara pembelajaran dengan kemandirian belajar Dwi
Atmojo pada tahun 2002 topik penelitian pengaruh penggunaan strategi
pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar
menunjukkan pengaruh yang positif penggunaan strategi pembelajaran kooperatif
dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Sukardi dan Anton Sukarno pada
tahun 2001 dengan topik kemampuan profesional guru SD (Studi Korelasi antara
Pengalaman Pendidikan dan sikap Profesional Guru) menunjukkan hubungan
yang positif dan signifikan Nurhilal pada tahun 2008 dengan topik penelitian
hubungan partisipasi siswa dalam PAKEM dan motivasi belajar dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
28
ketuntasan belajar IPA SD di Karanganyar Purbalingga menunjukkan adanya
hubungan yang signifikan antara pembelajaran PAKEM dan motivasi belajar
dengan ketuntasan belajar IPA di SD
Dari beberapa penelitian di atas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian untuk mencari hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar khususnya pada mata pelajaran
IPS
C Kerangka Berfikir
Berdasar latar belakang masalah kajian teori dan penelitian-penelitian
yang relevan maka dapat disusun kerangka berpikir sebagai berikut
1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan
belajar mata pelajaran IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang
menekankan siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat yang
sudah dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang
Dengan rasa senang pada diri siswa akan memudahkan untuk menerima
materi pelajaran sehinggga anak dapat menguasai keterampilan baik kognitif
afektif dan psikomotor yang diharapkan sehingga pada akhirnya ketuntasan
belajar yang ditargetkan akan dapat tercapai
Guru dan proses pembelajaran merupakan dua hal yang memiliki
keterkaitan sangat erat dan mutlak Artinya guru akan lebih memiliki makna
secara edukatif jika guru itu mampu melakukan proses pembelajaran yang
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
29
baik tepat akurat serta relevan dengan fungsi dan prinsip pendidikan Untuk
mewujudkan idealisme pendidikan itu tidak cukup diimbangi dengan
pembelajaran yang efektif melainkan perlu pembelajaran yang efisien
Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu menambah
wacana atau khasanah pengetahuan baru bagi siswa Sedangkan pembelajaran
yang efisien adalah pembelajaran di samping dapat menambah pengetahuan
atau informasi baru bagi siswa pembelajaran itu menyenangkan dan
menggairahkan siswa selama proses pembelajaran
2 Hubungan antara kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar mata
pelajaran IPS
Kemandirian belajar siswa dapat dilihat dari kemampuannya dalam
melaksanakan tiga kegiatan belajar yaitu (1) kemampuan untuk memotivasi
diri (2) kemampuan teknis dalam melakukan kegiatan belajar mandiri dan
(3) kemampuannya dalam merefleksi kegiatan belajar yanag telah
dilakukannya dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian siswa untuk
belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara Dengan kemandirian belajar
yang telah dimilikinya akan mendorong siswa untuk melakukan sesuatu
dengan penuh kesadaran dan keberartian Siswa menyadari bahwa kebutuhan
belajar penting untuk dirinya sendiri bukan untuk kepentingan orang lain
Dalam konteks pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
dan atau Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tidak
hanya menuntut guru untuk melakukan inovasi pembelajaran melainkan juga
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
30
menuntut siswa untuk melakukan cara belajar siswa aktif (CBSA) Dengan
CBSA dituntut siswa memiliki motivasi belajar yang optimal sehingga dapat
menumbuhkan kemandirian belajar siswa
3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar
dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan suatu cara pembelajaran
yang menuntut siswa aktif dan adanya rasa senang sehingga siswa tidak
merasa bosan untuk belajar Dengan berbagai media peraga perangkat dan
lain-lain Hal ini dapat menimbulkan kesenangan belajar siswa
Di samping partisipasi siswa dalam PAKEM tidak kalah pentingnya
kemandirian belajar yang mendorong siswa untuk mengembangkan motivasi
pembelajaran dan refleksi yang diperlukan untuk melakukan keterampilan-
keterampilan yang diperlukan untuk melakukan sesuatu kegiatan belajar
secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya
sendiri untuk menguasai sesuatu kompetensi tertentu Dalam kegiatan
pembelajaran seorang guru senantiasa berupaya agar materi yang disampaikan
atau dipelajari dapat dikuasai siswa secara optimal Untuk itu partisipasi
siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar merupakan dua faktor yang
diduga secara bersama-sama memiliki hubungan positif dengan ketuntasan
belajar mata pelajaran IPS SD
Salah satu persyaratan yang penting dalam melaksanakan
pembelajaran adalah kemampuan guru menjalankan suatu proses
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
31
pembelajaran yang bermakna bagi semua siswa Acuan proses pembelajaran
bukan saja harus melihat pada kondisi kini namun juga pada masa yang akan
datang bagi siswa usia pendidikan dasar Pembelajaran yang diberikan perlu
disesuaikan pada taraf perkembangan tingkat pertisipasi dan kemandirian
belajarnya
D Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dalam penelitian ini peneliti
mengajukan hipotesis sebagai berikut
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar IPS
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
1 Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Pejagoan
UPT Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kecamatan Pejagoan Kabupaten
Kebumen
2 Waktu Penelitian
Penelitian ini membutuhkan waktu penyelesaian selama kurang lebih 10
bulan dimulai dari observasi awal penyusunan proposal penyusunan
instrumen uji coba alat ukur pelaksanaan penelitian sampai pengolahan data
dan penyusunan laporan
A Metode Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian di atas metode penelitian yang digunakan
adalah deskriptif korelasional yaitu suatu peneltian yang bertujuan mendeteksi
seberapa jauh variasi-variasi suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada
satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefesien korelasi (Suryabrata 1981
24) Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Variabel Bebas (Variabel Prediktor)
a Partisipasi Siswa Dalam PAKEM (X1)
b Kemandirian Belajar IPS (X2)
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
33
2 Variabel Terikat (Variabel Respons)
- Ketuntasan Belajar IPS (Y)
Populasi dan Sampel
Populasi adalah sekelompok individu yang akan diteliti atau diselidiki
dalam suatu penelitian (Sugiyono 1997) Populasi dalam penelitian ini adalah
siswa SDN 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen yang berjumlah 220 siswa
Sampel adalah bagian dari populasi sampel yang dipakai itu diteliti agar
dapat mewakili jumlah populasi Apabila jumlah populasi kurang dari 100
sebaiknya diambil semua sebagai sampel sehingga penelitiannya bersifat total
Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil 10-15 atau
lebih besar dari itu (Arikunto 1996) Sejalan dengan hal tersebut populasi dalam
penelitian ini berjumlah 220 yaing terdiri dari tingkatan kelas 1 sampai kelas VI
Sampel diambil siswa kelas V yang berjumlah 40 siswa
Sampling adalah teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel
Adapun teknik sampling ada 2 macam yaitu teknik non random sampling dan
teknik random sampling Dalam penelitian ini digunakan teknik cluster random
sampling atau area sampling artinya pengambilan sampel yang didasarkan atas
ciori-ciri kelompok tertentu atau sifat tertentu yang ada pada tingkat kelas dan
dengan memberi kebebasan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk
menjadi anggota sampel dengan cara mengundi kelas yang diambil sebagai
sampel penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
34
B Teknik Pengumpulan Data
1 Angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan Kemandirian belajar
Angket partisipasi siswa dalam PAKEM terdiri dari 50 item Data untuk
kemandirian belajar IPS diperoleh melalui angket Angket partisipasi siswa
dalam PAKEM sebanyak 50 item dan angket kemandirian belajar sebanyak
50 item dan Tes ketuntasan belajar IPS sebanyak 50 item
Validitas ietem angket digunakan korelasi Product Moment dari
Pearson sedang reliabilitas item angket digunakan Alpha Cronbach
2 Metode Test
Metode test digunakan untuk mengetahui nilai ketuntasan belajar IPS
berdasarkan kisi-kisi pemberian skor terhadap tes kompetensi belajar IPS
E Teknik Analisis Data
Untuk menguji hipotesis (1) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan ketuntasan belajar IPSrdquo
dan hipotesis (2) yang berbunyi ldquoada hungan positif yang signifikan antara
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan teknik analisis
regresi dan korelasi sederhana atau sering disebut korelasi Product Moment
Untuk menguji hipotesis (3) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang signifikan
antara PAKEM dan kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan
teknik analisis regresi linier
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
35
F Hipotesis Statistik
Dalam penelitian ini hipotesis statistik adalah sebagai berikut
1 Hipotesis (1)
a Ho ry 1 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 1 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
2 Hipotesis (2)
a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian
belajar dengan ketuntasan belajar IPS
3 Hipotesis (3)
a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kemandirian belajar dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar
dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Skor Partisipasi Siswa dalam PAKEM
Data partisipasi siswa dalam PAKEM secara keseluruhan memiliki
rentangan (range) 45 dengan skor terendah 91 dan skor tertinggi 136 Data
partisipasi siswa dalam PAKEM mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar
1132 modus sebesar 91 median sebesar 114 varians sebesar 21616 dan
simpangan baku standar deviasi) sebesar 147 (nilai-nilai statistik ini
perhitungannya dilakukan dengan komputer dengan program SPSS versi 15
1 Skor Kemandirian Belajar
Data skor kemandirian belajar siswa secara keseluruhan memiliki
rentangan (range) 40 dengan skor terendah 92 dan skor tertinggi 132
Kemandirian belajar mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 1126 modus
sebesar 95 median sebesar 1135 varians sebesar 2276 dan simpangan baku
(standar deviasi) sebesar 151 (nilai-nilai statistik ini perhitungannya
dilakukan dengan komputer program SPSS versi 15
3 Ketuntasan belajar IPS
Data ketuntasan belajar IPS siswa yang memiliki secara keseluruhan
memiliki rentangan (range) 48 dengan skor terendah 50 dan skor tertinggi
98 Ketuntasan belajar IPS siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
37
rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians
sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai
statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS
A Pengujian Persyaratan Analisis
1 Uji Normalitas Data
a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada
lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi
sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa
data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang
berdistribusi normal
b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100
lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data
kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi
normal
c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
38
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov
Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance
sebesar 0808 lebih besar dari α (005)
2 Uji Linieritas
Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier
Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x
2 tabel
dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13
diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan
demikian model regresi adalah model linier
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan
skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS
Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi
Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai
dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44
Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis
Pengujian rhitung rtabel Keterangan
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0616 0312 Signifikan
Hubungan kemandirian
belajar siswa dalam
0677 0312 Signifikan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
39
PAKEM dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran
IPS
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0731 0312 Signifikan
F hitung = 21290
F tabel = 323
Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis
pada akhir Bab II adalah sebagai berikut
1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar
pada mata pelajaran IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi
(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat
diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika
semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
40
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil
perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf
signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat
dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo
sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
41
Coefficientsa
4545 11160 407 686
267 108 338 2467 018
368 105 482 3519 001
(Constant)
x1
x2
Model
1
B Std Error
Unstandardized
Coeff icients
Beta
Standardized
Coeff icients
t Sig
Dependent Variable ya
(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS
Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi
siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar
IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut
Tabel 45
Hasil Analisis Regresi Linier
Coefficients a
Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS
Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai
berikut
Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2
Interpretasi persamaan tersebut adalah
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
42
a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar
4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bernilai nol
b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa
kemandirian belajar bernilai konstan
b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar
siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan
Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan
sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar
42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar
58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari
sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini
menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
43
akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar
225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan
meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31
Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan
memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan
belajar IPS
B Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi
sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan
pembahasan sebagai berikut
Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan
taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat
dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa
dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang
berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat
student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan
menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
44
dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa
siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa
senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh
Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut
bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan
oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan
pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan
bentuk yang sempurna
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan
siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah
dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi
siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia
pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian
belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel
dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung
gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini
dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
45
siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan
yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan
kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan
prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan
kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha
meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha
belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)
bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab
dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa
yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki
tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap
refleksi
Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental
sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi
mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa
remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh
anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh
karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan
kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian
belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar
mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat
diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
46
lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan
pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal
Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu
yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya
bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi
dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang
afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan
belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong
seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni
belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi
pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya
Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi
tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha
untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa
dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam
kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin
kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai
Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa
senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki
banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi
tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester
kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
47
dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang
dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias
memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir
keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi
siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan
tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti
jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena
terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki
kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi
yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan
guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar
Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan
dalam proses belajar
Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa
PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan
dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel
0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian
belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang
menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
48
karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau
bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal
ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di
sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama
memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS
C Keterbatasan Penelitian
Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini
penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan
rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut
Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar
menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka
alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu
sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-
jujurnya
Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya
menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada
secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan
ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah
mencakup materi yang luas
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
49
Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi
proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian
belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek
penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat
sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil
penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
50
BAB V
KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat
disimpulkan bahwa
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan
analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini
berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan
arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan
(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar
siswa
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa
dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis
korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti
bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan
kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
51
mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif
ketuntasan hasil belajar siswa
3 Ketuntasan belajar IPS
Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan
yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa
hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi
pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti
proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan
kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar
IPS
B Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif
dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi
kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik
Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia
menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
52
metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang
diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna
oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu
penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan
antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab
demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan
simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan
antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)
contextual teaching learning (CTL) Jigsaw
Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi
akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang
disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki
hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS
Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model
pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan
menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan
hasil belajarnya
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
53
C Saran
1 Bagi Guru
Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan
materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan
lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan
pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan
belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya
meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar
karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan
prestasi dan ketuntasan belajarnya
2 Bagi siswa
Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar
Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus
menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar
IPS yang diharapkan
3 Bagi Sekolah
Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan
nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan
mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka
mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
54
prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan
tercapainya tujuan bersama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
55
Daftar Pustaka
Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery
Learning Jakarta Depdikbud
Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City
Phoenix Publishing House Inc
Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia
Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja
Grafindo Perasada
Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York
Longman
Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom
AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass
httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)
Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press
Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta
Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum
Depdiknas
Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta
Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan
httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret
Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung
Jurnal Pendidikan
Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas
Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins
Publishers
Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS
Semarang ISBN
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
56
Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press
Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite
(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford
Pergamon Press Reprinted here by permission (net)
__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence
for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College
Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York
Macmillan PublCoy
Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork
Harper and Raw Publisher
Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom
Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren
Teacer Hall India Private Limited
Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS
Jakarta Depdikbud
Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra
(2010)
Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning
httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp
Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest
httpwwweriedigestorg (19-05-2009)
Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta
LP3ES
Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery
learning The case for guided methods of instructionrdquo
httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)
Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan
Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah
disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung
Angkatan Pertama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
57
Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar
Bandung Sinar Baru
Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi
Aksara
Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri
Yogyakarta
Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer
wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)
Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius
Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary
active_learninghtm (20-05-2009)
Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches
Acknowledgement University of Saskatchewan
Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta
F IPS UNY
Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga
Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli
pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas
Unesco Unicer dan Nzaid
Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta
Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil
Cipta Media
Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal
Approach to Instructional Design Australian journal of Educational
Technology
Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas
Surabaya IDM
Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi
Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
10
baik secara fisik maupun mental Siswa semestinya juga aktif melakukan
praktik dalam proses pembelajaran
Bonwell dan Eison (1991) dalam wikipedia di httpwikipediaorgwiki
activelearningcolumnonehtm memberikan beberapa contoh pembelajaran
aktif seperti pembelajaran berpasang-pasangan berdiskusi bermain peran
debat studi kasus telibat aktif dalam kerja kelompok atau membuat laporan
singkat dan sebagainya Disarankan agar guru menjadi pemandu sepanjang
tahap awal pembelajaran kemudian biarkan anak melakukan praktik
keterampilan baru kemudian memberikan informasi-informasi baru yang
belum diketahui siswa selama pembelajaran Disarankan penggunaan active
learning pada saat siswa telah mengenal materi sebelumnya dan telah
memiliki suatu pemahaman yang baik menyangkut materi sebelumnya
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa active learning
adalah suatu pendekatan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada
siswa untuk berperan lebih aktif dalam proses pembelajaran (mencari
informasi mengolah informasi dan menyimpulkannya untuk kemudian
diterapkan dipraktikkan) dengan menyediakan lingkungan belajar yang
membuat siswa tidak tertekan dan senang melaksanakan kegiatan belajar
b Pentingnya PAKEM
PAKEM dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus
menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya
mempertanyakan dan mengemukakan gagasan Belajar memang merupakan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
11
suatu proses aktif dari si siswa dalam membangun pengetahuannya bukan
pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan
Sehingga jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa
untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut bertentangan dengn
hakekat belajar (Soediono dkk 2003 34)
Istilah rdquomenyenangkanrdquo adalah suasana belajar mengajar yang
menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada
belajar sehingga waktu curah perhatiannya (time on task) tinggi Menurut
hasil penelitian tingginya waktu curah terbukti meningkatkan hasil belajar
Seperti dikatakan oleh Muhammad Rasyid Dimas bahwa memetik senar
kegembiraan pada anak akan memunculkan keriangan dan vitalitas dalam
jiwanya Hal ini juga akan menjadikan si anak selalu siap untuk menerima
perintah peringatan atau bimbingan apapun Menabur kegembiraan dan
keceriaan pada anak akan membuatnya mampu mengaktualisasikan
kemampuannya dalam bentuk yang sempurna (Tate Qomaruddin 200519)
Secara garis besar PAKEM digambarkan sebagai berikut
Belajar = proses aktif Anak dilahirkan memiliki
Membangun makna rasa ingin tahu
Pemahaman dari imajinasi
Informasi dan penga- M
laman oleh si pebelajar
Modal Kreativitas
Pembelajaran memiliki tujuan yang harus dicapai
Untuk keberlanjutan pembelajaran
Gambar 21
Hakekat belajar dengan menggunakan PAKE(Sumber Soediono Dkk 2003311)
A K
E
E
M
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
12
Pentingnya pembelajaran PAKEM merupakan inovasi pembelajaran yang harus
dilaksanakan oleh guru sebagai tanggung jawab profesional dalam pembelajaran
c Karakteristik PAKEM
Ciri-ciri PAKEM secara singkat digambarkan oleh Soediono dkk (2003
3-4) adalah sebagai berikut
1) Siswa terlibat langsung dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan
pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar
melalui berbuat (learning to do)
2) Guru menggunakan berbagai alat Bantu dan berbagai cara dalam
membangkitkan semangat termasuk menggunakan lingkungan sebagai
sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik menyenangkan
dan cocok bagi siswa
3) Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan ajar yang
lebih menarik dan menyediakan ldquopokok bacardquo
4) Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif
termasuk belajar kelompok
5) Guru mendorong siswa untuk menemukan cara sendiri dalam
pemecahan suatu masalah untuk mengungkapkan gagasannya dan
melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
13
d Model PAKEM
Gambaran PAKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi
selama kegiatan belajar mengajar Beberapa sarana atau perangkat model
belajar PAKEM sebagai berikut
Buletin Selamat Pagi Papan Absen Mandiri Uji Cakap Mandiri Papan
Jadwal Mandiri Kantong Peraga Mandiri Lembar Jawab Berkomik Kotak
Pas Mandiri Pohon Ilmu Dokter Matematika Kotak Permainan Buah Soal
Mandiri Media ldquo Tugasku Tanggung Jawabku rdquo Bimbingan Belajar
(Durari 200218-19)
Pembelajaran model PAKEM dengan berbagai media akan menuntut
siswa berpartisipasi aktif dalam proses kegiatan belajar Sebagaimana yang
dikemukakan oleh Jerrold E Kemp (1985 4) dalam contribution of media
to the learning process (kontribusi dari media pada proses belajar
1) Pengantar dari pengajaran dapat menjadi lebih standar setiap siswa
melihat dan mendengar sebuah presentasi media
2) Pengajaran dapat menjadi lebih menarik dengan media pengajaran
3) Belajar menjadi lebih interaktif dengan media pengajaran
4) Efisiensi waktu dengan memanfaatkan media dalam pembelajaran
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru telah menerapkan
pola-pola pembelajaran yang mengaktifkan siswa khususnya di sekolah
dasar diantaranya cara belajar siswa akif (CBSA) Pola ini diterapkan di
Kabupaten Kebumen CBSA mengubah paradigma lama seorang guru dalam
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
14
menyampaikan pelajaran aktif murid cenderung pasif Dalam
pelaksanaannya di lapangan CBSA sangat dianjurkan dan terkesan
dipaksakan padahal tidak semua Sekolah Dasar (SD) mempunyai
kemampuan yang sama guru siswa sarana maupun prasarana CBSA
menuntut siswa untuk aktif terlibat penuh dalam kegiatan belajar mengajar
dari awal sampai akhir pembelajaran dengan perangkat lembar kerja
Beberapa tahun pola CBSA dilaksanakan tapi kurang membawa perubahan
yang berarti Siswa mengalami kejenuhan karena dituntut selalu aktif
Menjenuhkan jiwa anak yang masih suka bermain sambil belajar atau belajar
sambil bermain Pola CBSA dilaksanakan guru dan murid selalu berada
dalam satu tempat satu waktu dan situasi yang sama Kegiatan belajar
mengajar seringkali terhambat atau tidak berjalan karena guru sebagai
fasilitator tidak berada di arena belajar Hal ini mungkin guru masih dalam
perjalanan menuju ke sekolah atau guru berhalangan hadir ke sekolah
karena sakit atau karena kepentingan lain Maka kegiatan belajar mengajar
mengalami hambatan yang akhirnya CBSA tidak dapat terlaksana dengan
baik
Dalam kondisi seperti tersebut di atas diperlukan model pembelajaran
yang efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa
Bruce Joyce dan Marsha Weil (2003 11-21) mengelompokkan model-
model pembelajaran ke dalam empat kategori yaitu
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
15
a) Kelompok model sosial atau the social family meliputi partners in
learning investigasi kelompok (group investigation) bermain peran
(role playing) dan penelitian yurisprudential (jurisprudential inquiry)
b) Kelompok model pengolahan informasi atau the information-processing
family meliputi model berpikir induktif (inductive thinking)
pencapaian konsep (concept attainment) memorisasi (memorics)
pemandu awal (advance organizers) latihan penelitian (inquiry
training) pengembangan intelek (scientific inquiry) dan synectics
c) Kelompok model personal atau the personal family meliputi
pengajaran tanpa arahan (nondirective teaching) dan ananching self-
esteem
d) Kelompok model system perilaku atau the behavior system family
meliputi belajar tuntas (mastery learning) pembelajaran langsung
(direct instruction) simulasi (simulation) belajar sosial (social
learning) dan programmed schedule
Salah satu model pembelajaran yang memerlukan kemandirian siswa
adalah model pembelajaran self directed learning (SDL) atau belajar
dipimpin oleh diri sendiri Menurut Leonard Nadler dan Zeace Nadler (2003
4) mendefinisikan SDL sebagai berikut
Self directed learning is a training design in which trainees master
packages of predetermined material at their own pace whithout the aid of
an instructor
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
16
Model pembelajaran self directed learning (SDL) adalah sebuah
rancangan dalam pembelajaran yang dalam belajar dilatih oleh paket
mengajarguru yang ditentukan oleh material langkah siswa sendiri tanpa
pertolongan dari pembimbing
2 Kemandirian Belajar
a Pengertian Belajar Mandiri dan Kemandirian Belajar
Konsep Belajar Mandiri (Self-directed Learning) sebenarnya berakar
dari konsep pendidikan orang dewasa Namun demikian berdasarkan
beberapa penelitian yang dilakukan oleh para ahli seperti Garrison tahun
1997 Schilleref tahun 2001 dan Scheidet tahun 2003 ternyata belajar
mandiri juga cocok untuk semua tingkatan usia Dengan kata lain belajar
mandiri sesuai untuk semua jenjang sekolah baik untuk sekolah menengah
maupun sekolah dasar dalam rangka meningkatkan prestasi dan kemampuan
siswa (httpwwwnwrelorg planningreportsself-directindexphp)
Haris Mujiman (2005 1) mencoba memberikan pengertian belajar
mandiri dengan lebih lengkap Menurutnya belajar mandiri adalah kegiatan
belajar aktif yang di dorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu
kompetensi guna mengatasi suatu masalah dan dibangun dengan bekal
pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki Pencapaian kompetensi sebagai
tujuan belajar dan cara penyampaiannya baik penetapan waktu belajar
tempat belajar irama belajar tempo belajar cara belajar maupun evaluasi
belajar dilakukan oleh siswa sendiri Disini belajar mandiri lebih dimaknai
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
17
sebagai usaha siswa untuk melakukan kegiatan belajar yang didasari niatnya
untuk menguasai suatu kompetensi tertentu
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dan beberapa pertimbangan di
atas maka belajar mandiri dapat diartikan sebagai usaha individu untuk
melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang
lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai sesuatu materi dan
atau kompetensi tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan
masalah yang dijumpainya di dunia nyata
Self-directed Learning adalah kegiatan belajar mandiri sedangkan orang
yang melakukan belajar mandiri sering disebut siswa mandiri (self-directed
Learners) Mardziah Hayati Abdullah (20012) mengatakan self-directed
Learners adalah sebagai ldquopara manajer dan pemilik tanggung jawab dari
proses pembelajaran yang mereka lakukan sendirirdquo Individu seperti itu
mempunyai keterampilan untuk mengakses dan memproses informasi yang
mereka perlukan untuk suatu tujuan tertentu Dalam belajar mandiri
mengintegrasikan self-management (manajemen konteks termasuk latar
belakang sosial menentukan sumber daya dan tindakan) dengan yang self-
monitoring (proses siswa dalam memonitor mengevaluasi dan mengatur
strategi belajarnya)
Belajar mandiri dan siswa mandiri seperti sekeping mata uang yang
mempunyai dua muka yang berbeda tetapi merupakan satu kesatuan yang
mempunyai suatu fungsi yang saling mendukung Lebih jelasnya persamaan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
18
dan perbedaan antara belajar mandiri dengan siswa mandiri digambarkan
dalam bagan sebagai berikut
Gambar 22
Pendekatan personal Responbility Orientation (PRO)
(Sumber Roger Hiemstra 199825)
Belajar mandiri (self-directed learning) yang ada di sisi sebelah kiri dari
pendekatan mengacu pada karakteristik proses belajar mengajar atau apa
yang dikenal sebagai faktor eksternal dari si siswa Disini mengacu pada
bagaimana proses pembelajaran itu dilaksanakan Siswa mandiri (self-
direction Learners) yang ada di sebelah kanan dari pendekatan mengacu
pada individu yang melakukan kegiatan belajar Termasuk di dalamnya yaitu
karakteristik kepribadian siswa atau sering kita sebut faktor internal dari
individu yang bersangkutan Jika kedua hal tersebut (self-directed learning
dan self-direction Learners) dapat tercipta dalam proses pembelajaran maka
individu dapat memiliki kemandirian dalam belajar (self-direction in
learning)
Dengan demikian kemandirian belajar (self-direction in learning) dapat
diartikan sebagai sifat dan sikap serta kemampuan yang dimiliki siswa untuk
melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
19
lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai suatu kompetensi
tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan masalah yang
dijumpainya di dunia nyata
Burt Sisco dalam Hiemstra (19988) membuat sebuah pendekatan yang
membantu individu untuk menjadi lebih mandiri dalam belajar Menurut
Sisco ada enam langkah kegiatan untuk membantu individu menjadi lebih
mandiri dalam belajar yaitu (1) preplanning (aktivitas sebelum proses
pembelajaran) (2) menciptakan lingkungan belajar yang positif (3)
mengembangkan rencana pembelajaran (4) mengidentifikasi aktivitas
pembelajaran yang sesuai (5) melaksanakan kegiatan pembelajaran dan
monitoring dan (6) mengevaluasi hasil pembelajaran individu
Menurut Haris Mudjiman (2005 120) belajar mandiri memiliki tiga
tahap pelaksanaan yaitu tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran
dan tahap refleksi Sehingga keterampilan-keterampilan yang diperlukan
untuk belajar mandiri adalah keterampilan yang diperlukan untuk
mengerjakan setiap tahap belajar mandiri
Pada tahap pengembangan motivasi keterampilan yang perlu dikuasai
adalah keterampilan menumbuhkan self-motivation Untuk dapat
menumbuhkan self-motivation diperlukan beberapa keterampilan seperti
(1) Kemampuan mengetahui detail dari kegiatan (2) kemampuan
menganalisis dan menyimpulkan bahwa kegiatan sesuai dengan kebutuhan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
20
dan terjangkau (3) kemampuan menikmati pengalaman belajar (4)
kemampuan melakukan penilaian secara objektif
Pada tahap pembelajaran keterampilan yang perlu dikuasai adalah
keterampilan dasar penelitian yang meliputi (1) Keterampilan merumuskan
masalah (2) keterampilan menetapkan tujuan belajar (3) keterampilan
menetapkan strategi (4) keterampilan menetapkan jenis informasi yang di
perlukan (5) keterampilan mengidentifikasi sumber informasi (6)
keterampilan mencari informasi (7) keterampilan menganalisis informasi
(8) Keterampilan merumuskan hasil analisisnya (9) keterampilan
mengkomunikasikan hasil belajarnya (10) kemampuan menilai pada
kegiatan akhir belajar
Pada tahap refleksi keterampilan yang diperlukan antara lain (1)
kemampuan menentukan kebenaran dan kesalahan (2) kemampuan
menerima kesalahan sebagai sesuatu yang wajar (3) kemampuan
menggunakan kesalahan untuk perbaikan (4) kemampuan menerima
keberhasilan bukan untuk kebanggaan namun sebagai kenyataan untuk
dipahami untuk ditingkatkan pada proses berikutnya
Seluruh keterampilan di atas harus ditumbuhkan oleh guru dalam proses
pembelajaran dengan melakukan berbagai strategi pembelajaran yang
memungkinkan untuk berkembangnya seluruh keterampilan di atas
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
21
3 Mata Pelajaran IPS Sekolah Dasar
a Pengertian IPS
Ilmu pengetahuan sosial sebagaimana diberikan oleh The NCSS
(National Council for the Social Studies) Board of Diractors menyatakan
Social studies is the integrated study of the social sciences and humanities
to promote civics competence Within the school program social studies
provides coordinated systematic study drawing upon such disciplines as
anthropology archeology economics geography psychology religion
and sociology as well as appropriate content from the humanities
mathematics and the natural sciences The primary purpose of the social
studies is to help young people develop the ability to make informed and
reasoned decision for the public good as citizens of a culturally diverse
democratic society in an interdependent world ( NCSS Board of Direktors
1993213)
Ilmu pengetahuan sosial merupakan program pendidikan yang memiliki
bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniti yang
diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan
pendidikan (Muhamad Nursquoman Soemantri 19951)
Menurut kurikulum pendidikan dasar 2004 IPS adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari kenyataan sosial dalam kehidupan yang didasarkan pada
kajian geografi ekonomi sosiologi antropologi tata negara dan sejarah
Melalui mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar para siswa diharapkan
dapat memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep-konsep dasar ilmu
sosial dan humaniti memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah
sosial di lingkungannya serta memiliki keterampilan mengkaji dan
memecahkan masalah sosial Melalui mata pelajaran IPS diharapkan para
siswa dapat terbina menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
22
b Materi IPS SD
Materi pendidikan IPS di SD sebagaimana dikatakan oleh Saidihardjo
(1997 4) adalah Pendidikan IPS untuk pendidikan dasar dan menengah
sumber bahannya adalah disiplin ilmu-ilmu sosial seperti yang disajikan
pada tingkat universitas Hanya karena pertimbangan tingkat kecerdasan
kematangan jiwa peserta didik maka bahan pendidikannya disederhanakan
diseleksi diadaptasi dan dimodifikasi untuk tujuan institusional pendidikan
dasar dan menengah
Menurut Zamroni (2003 5) bahwa IPS adalah ilmu yang mempelajari
apa yang terjadi disekitar kita baik seorang individu maupun sebagai warga
kelompok masyarakat Karena berkaitan dengan rdquokitardquo maka kajian IPS
harus realistis IPS baru perlu dirumuskan suatu kajian perilaku manusia
yang berkaitan dengan berbagai latar belakang yang melingkupinya secara
objektif rasional dan realistis
Menurut Saidihardjo (2003 3) IPS untuk pendidikan dasar yaitu hasil
penyederhanaan adaptasi seleksi dan modifikasi dari konsep dasar ilmu-
ilmu sosial yang disusun secara sistematis dan pedagogis untuk tujuan
pendidikan dasar dan menengah dalam rangka mewujudkan tujuan nasional
yang berdasarkan Pancasila Menurut Colin Marsh (1991 10) rdquosocial studies
is the study of people as social beings as they have existed and interacted
with each other and the environment in the time and placerdquo Ilmu sosial
adalah ilmu tentang manusia dan interaksi antar mereka antara yang satu
dengan yang lain dan lingkungan waktu mereka berada dan tempat Ilmu
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
23
pengetahuan Sosial adalah program pendidikan yang mengintegrasikan
secara interdisipliner konsep-konsep ilmu sosial dan humaniora (Suwarso
dkk 2007 1)
c Tujuan IPS
Tujuan utama IPS adalah membantu para siswa untuk berpikir kritis atau
rdquocritical thinkingrdquo agar mampu mengambil keputusan secara rasional dengan
dasar informasi yang cukup Dalam kaitannya dengan masalah sosial yang
hasilnya tidak hanya untuk pribadi keluarga tetapi juga berguna bagi
masyarakat bangsa dan negara Menurut Saidihardjo tujuan IPS adalah agar
siswa memahami dan menghargai nilai norma dan budaya suatu masyarakat
setempat dan memupuk kesadaran siswa terhadap hak dan kewajiban Orang
yang berpikir kreatif diharapkan lebih cepat menemukan pemecahan masalah
baru terhadap problem yang dihadapi (Noeng Muhadjir 2001 56) Dengan
belajar IPS diharapkan siswa memiliki kemampuan analisis sosial yakni
mampu mendeteksi dan mempunyai pemahaman tentang perasaan motif dan
kepribadian orang lain
4 Ketuntasan Belajar
a Pengertian Belajar Tuntas
Belajar tuntas (Mastery learning) adalah suatu sistem belajar yang
mengharapkan sebagian besar siswa dapat menguasai tujuan instruksional
dari satuan atau unit-unit pelajaran secara tuntas Achdiat dkk (2000)
menjelaskan bahwa maksud utama belajar tuntas adalah memungkinkan 75
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
24
sampai 90 siswa untuk mencapai hasil belajar yang sama tingginya
dengan kelompok terpandai dalam pengajaran klasikal Dengan demikian
makna belajar tuntas adalah meningkatkan efisiensi belajar meningkatkan
minat belajar meningkatkan kemandirian belajar dan meningkatkan sikap
siswa yang positif terhadap bahan pelajaran yang dipelajarinya melalui
metode belajar pada kesatuan kelas Pada belajar tuntas siswa harus
mencapai suatu tingkat penguasaan tertentu terhadap tujuan instruksional
dari satuan pembelajaran tertentu sebelum melanjutkan kesatuan
pembelajaran berikutnya
Carroll (dalam Winkel 2000) mengembangkan suatu model belajar
yang antara lain bertitik tolak pada kemampuan intelektual siswa sebagai
indikasi untuk belajar menurut kecepatan tertentu bukan untuk indikasi
tingkat keberhasilan belajar yang dapat dicapai oleh siswa Senada dengan
pendapat Carroll James H Black (Dalam Warji R 1983) mengatakan bahwa
setiap siswa dapat menguasai bahan atau materi pelajaran tetapi waktu yang
ditentukan tidak sama Jika dikaitkan pendapat Carroll dan Black maka
tampak ada kesamaan pendapat yaitu untuk menguasai atau tuntas suatu
bahan pelajaran diperlukan waktu yang berbeda-beda bagi setiap siswa
Apabila siswa disediakan cukup waktu dan diberi pelayanan yang tepat yang
meliputi kesempatan belajar kualitas pembelajaran maka setiap siswa akan
mampu menguasai bahan pelajaran yang diberikan
Sistem belajar tuntas telah terintegrasi dalam kurikulum yang
dinyatakan bahwa jika ge 85 dari jumlah siswa menguasai le 75 tujuan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
25
yang disajikan maka diadakan pengayaan dan jika belum menguasai tujuan
yang disajikan maka diadakan perbaikan Menurut Bloom dalam buku
Mastery Learning (Siswoyo 198121) berpendapat bahwa
ldquo Mastery learning dipandang sebagai kemampuan siswa untuk menyerap
inti dan pengajaran yang telah diberikan kepadanya ke dalam suatu
keseluruhanrdquo
Amparo S Lardizibal (2000 179) mengemukakan ldquomastery learning
as a strategy for optimizing learning considers the individual capacity and
need of the learnerrdquo Mastery learning sebagai sebuah strategi untuk harapan
yang lebih baik dalam pembelajaran kapasitas individu dan kebutuhan
pembelajaran
Dari beberapa pengertian mastery learning dapat disimpulkan akan
belajar tuntas yakni belajar tuntas adalah suatu kegiatan pembelajaran yang
mengarahkan seluruh kemampuan agar materi pelajaran dapat dikuasai siswa
secara penuh dalam waktu tertentu
b Prinsip Belajar Tuntas
Dasar prinsip dari mastery learning menurut Amparo S Lardizabal
(2000 180) adalah 1) Unit belajar dipecah dalam komponen tingkah
lakusikap atau tugas-tugas 2) Tugas pembelajaran menjadi suatu rangkaian
yang pantas 3) Frekuensi diagnosa dan peningkatan dari format evaluasi
diberikan pada apa yang diajarkan 4) Perbaikan yang pantas diberikan untuk
mengatasi kelompok atau individu yang dinyatakan lemah melalui tes
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
26
formatif 5) Siswa diberikan cukup waktu untuk memperoleh penguasaan 6)
Tugas belajar tuntas didasari pada basis standar faktor penentu yang
dikriteriakan
Menurut Siswoyo (1981 3) faktor yang lebih prinsip dalam strategi
mastery learning adalah pengembangan prosedur-prosedur umpan balik dan
korektif (feed back and corrective procedures) pada berbagai taraf atau
bagian dari proses belajar Untuk umpan balik dapat dipakai lembaran kerja
ulangan-ulangan pekerjaan rumah (PR) test formatif dan sebagainya
Test-test semacam itu dimaksudkan untuk menentukan apa yang telah
dikuasai setiap siswa dalam satuan pelajaran bab atau bagian dari mata
pelajaran tertentu dan apa yang masih perlu dipelajarinya
c Kriteria Belajar Tuntas
Ketuntasan belajar merupakan target keberhasilan dari kegiatan belajar
mengajar Apakah materi yang disampaikan sampai berapa jauh dikuasai
oleh siswa Penilaian Acuan Patokan yang dipakai untuk mengukur
ketuntasan belajar sebagaimana dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM)
yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional tahun 2001
mentarget 75 daya serap materi yang disampaikan pada siswa
dalam kurikulum nasional
Semenjak penerapan kurikulum 2006 mulai tahun ajaran 20072008
khususnya di Sekolah Dasar (SD) dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) ketuntasan belajar dibuat oleh masing-masing lembaga
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
27
pendidikan dengan memperhatikan tingkat kesukaran daya dukung sarana
dan prasarana Ketuntasan belajar ini disebut Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) dan dibuat setiap indikator Untuk dapat mengetahui ketuntasan
belajar siswa tinggal membandingkan hasil ulangan atau test dengan standar
KKM yang dibuat Apabila nilai di bawah standar KKM maka siswa tersebut
belum tuntas apabila sama atau lebih tinggi dari standar KKM maka siswa
tersebut dinyatakan sudah mencapai tuntas dalam belajar
B Penelitian Yang Relevan
Banyak penelitian terdahulu yang relevan berkaitan dengan strategi
pembelajaran kemandirian belajar dan prestasi belajar variabel-variabel yang
diteliti dalam penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Kirno Suwanto pada tahun 2006 sistem pembelajaran sebagai upaya
meningkatkan kemandirian belajar siswa di SDIT Nur Hidayah menunjukkan
hubungan yang positif antara pembelajaran dengan kemandirian belajar Dwi
Atmojo pada tahun 2002 topik penelitian pengaruh penggunaan strategi
pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar
menunjukkan pengaruh yang positif penggunaan strategi pembelajaran kooperatif
dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Sukardi dan Anton Sukarno pada
tahun 2001 dengan topik kemampuan profesional guru SD (Studi Korelasi antara
Pengalaman Pendidikan dan sikap Profesional Guru) menunjukkan hubungan
yang positif dan signifikan Nurhilal pada tahun 2008 dengan topik penelitian
hubungan partisipasi siswa dalam PAKEM dan motivasi belajar dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
28
ketuntasan belajar IPA SD di Karanganyar Purbalingga menunjukkan adanya
hubungan yang signifikan antara pembelajaran PAKEM dan motivasi belajar
dengan ketuntasan belajar IPA di SD
Dari beberapa penelitian di atas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian untuk mencari hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar khususnya pada mata pelajaran
IPS
C Kerangka Berfikir
Berdasar latar belakang masalah kajian teori dan penelitian-penelitian
yang relevan maka dapat disusun kerangka berpikir sebagai berikut
1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan
belajar mata pelajaran IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang
menekankan siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat yang
sudah dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang
Dengan rasa senang pada diri siswa akan memudahkan untuk menerima
materi pelajaran sehinggga anak dapat menguasai keterampilan baik kognitif
afektif dan psikomotor yang diharapkan sehingga pada akhirnya ketuntasan
belajar yang ditargetkan akan dapat tercapai
Guru dan proses pembelajaran merupakan dua hal yang memiliki
keterkaitan sangat erat dan mutlak Artinya guru akan lebih memiliki makna
secara edukatif jika guru itu mampu melakukan proses pembelajaran yang
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
29
baik tepat akurat serta relevan dengan fungsi dan prinsip pendidikan Untuk
mewujudkan idealisme pendidikan itu tidak cukup diimbangi dengan
pembelajaran yang efektif melainkan perlu pembelajaran yang efisien
Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu menambah
wacana atau khasanah pengetahuan baru bagi siswa Sedangkan pembelajaran
yang efisien adalah pembelajaran di samping dapat menambah pengetahuan
atau informasi baru bagi siswa pembelajaran itu menyenangkan dan
menggairahkan siswa selama proses pembelajaran
2 Hubungan antara kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar mata
pelajaran IPS
Kemandirian belajar siswa dapat dilihat dari kemampuannya dalam
melaksanakan tiga kegiatan belajar yaitu (1) kemampuan untuk memotivasi
diri (2) kemampuan teknis dalam melakukan kegiatan belajar mandiri dan
(3) kemampuannya dalam merefleksi kegiatan belajar yanag telah
dilakukannya dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian siswa untuk
belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara Dengan kemandirian belajar
yang telah dimilikinya akan mendorong siswa untuk melakukan sesuatu
dengan penuh kesadaran dan keberartian Siswa menyadari bahwa kebutuhan
belajar penting untuk dirinya sendiri bukan untuk kepentingan orang lain
Dalam konteks pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
dan atau Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tidak
hanya menuntut guru untuk melakukan inovasi pembelajaran melainkan juga
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
30
menuntut siswa untuk melakukan cara belajar siswa aktif (CBSA) Dengan
CBSA dituntut siswa memiliki motivasi belajar yang optimal sehingga dapat
menumbuhkan kemandirian belajar siswa
3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar
dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan suatu cara pembelajaran
yang menuntut siswa aktif dan adanya rasa senang sehingga siswa tidak
merasa bosan untuk belajar Dengan berbagai media peraga perangkat dan
lain-lain Hal ini dapat menimbulkan kesenangan belajar siswa
Di samping partisipasi siswa dalam PAKEM tidak kalah pentingnya
kemandirian belajar yang mendorong siswa untuk mengembangkan motivasi
pembelajaran dan refleksi yang diperlukan untuk melakukan keterampilan-
keterampilan yang diperlukan untuk melakukan sesuatu kegiatan belajar
secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya
sendiri untuk menguasai sesuatu kompetensi tertentu Dalam kegiatan
pembelajaran seorang guru senantiasa berupaya agar materi yang disampaikan
atau dipelajari dapat dikuasai siswa secara optimal Untuk itu partisipasi
siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar merupakan dua faktor yang
diduga secara bersama-sama memiliki hubungan positif dengan ketuntasan
belajar mata pelajaran IPS SD
Salah satu persyaratan yang penting dalam melaksanakan
pembelajaran adalah kemampuan guru menjalankan suatu proses
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
31
pembelajaran yang bermakna bagi semua siswa Acuan proses pembelajaran
bukan saja harus melihat pada kondisi kini namun juga pada masa yang akan
datang bagi siswa usia pendidikan dasar Pembelajaran yang diberikan perlu
disesuaikan pada taraf perkembangan tingkat pertisipasi dan kemandirian
belajarnya
D Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dalam penelitian ini peneliti
mengajukan hipotesis sebagai berikut
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar IPS
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
1 Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Pejagoan
UPT Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kecamatan Pejagoan Kabupaten
Kebumen
2 Waktu Penelitian
Penelitian ini membutuhkan waktu penyelesaian selama kurang lebih 10
bulan dimulai dari observasi awal penyusunan proposal penyusunan
instrumen uji coba alat ukur pelaksanaan penelitian sampai pengolahan data
dan penyusunan laporan
A Metode Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian di atas metode penelitian yang digunakan
adalah deskriptif korelasional yaitu suatu peneltian yang bertujuan mendeteksi
seberapa jauh variasi-variasi suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada
satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefesien korelasi (Suryabrata 1981
24) Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Variabel Bebas (Variabel Prediktor)
a Partisipasi Siswa Dalam PAKEM (X1)
b Kemandirian Belajar IPS (X2)
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
33
2 Variabel Terikat (Variabel Respons)
- Ketuntasan Belajar IPS (Y)
Populasi dan Sampel
Populasi adalah sekelompok individu yang akan diteliti atau diselidiki
dalam suatu penelitian (Sugiyono 1997) Populasi dalam penelitian ini adalah
siswa SDN 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen yang berjumlah 220 siswa
Sampel adalah bagian dari populasi sampel yang dipakai itu diteliti agar
dapat mewakili jumlah populasi Apabila jumlah populasi kurang dari 100
sebaiknya diambil semua sebagai sampel sehingga penelitiannya bersifat total
Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil 10-15 atau
lebih besar dari itu (Arikunto 1996) Sejalan dengan hal tersebut populasi dalam
penelitian ini berjumlah 220 yaing terdiri dari tingkatan kelas 1 sampai kelas VI
Sampel diambil siswa kelas V yang berjumlah 40 siswa
Sampling adalah teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel
Adapun teknik sampling ada 2 macam yaitu teknik non random sampling dan
teknik random sampling Dalam penelitian ini digunakan teknik cluster random
sampling atau area sampling artinya pengambilan sampel yang didasarkan atas
ciori-ciri kelompok tertentu atau sifat tertentu yang ada pada tingkat kelas dan
dengan memberi kebebasan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk
menjadi anggota sampel dengan cara mengundi kelas yang diambil sebagai
sampel penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
34
B Teknik Pengumpulan Data
1 Angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan Kemandirian belajar
Angket partisipasi siswa dalam PAKEM terdiri dari 50 item Data untuk
kemandirian belajar IPS diperoleh melalui angket Angket partisipasi siswa
dalam PAKEM sebanyak 50 item dan angket kemandirian belajar sebanyak
50 item dan Tes ketuntasan belajar IPS sebanyak 50 item
Validitas ietem angket digunakan korelasi Product Moment dari
Pearson sedang reliabilitas item angket digunakan Alpha Cronbach
2 Metode Test
Metode test digunakan untuk mengetahui nilai ketuntasan belajar IPS
berdasarkan kisi-kisi pemberian skor terhadap tes kompetensi belajar IPS
E Teknik Analisis Data
Untuk menguji hipotesis (1) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan ketuntasan belajar IPSrdquo
dan hipotesis (2) yang berbunyi ldquoada hungan positif yang signifikan antara
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan teknik analisis
regresi dan korelasi sederhana atau sering disebut korelasi Product Moment
Untuk menguji hipotesis (3) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang signifikan
antara PAKEM dan kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan
teknik analisis regresi linier
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
35
F Hipotesis Statistik
Dalam penelitian ini hipotesis statistik adalah sebagai berikut
1 Hipotesis (1)
a Ho ry 1 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 1 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
2 Hipotesis (2)
a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian
belajar dengan ketuntasan belajar IPS
3 Hipotesis (3)
a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kemandirian belajar dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar
dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Skor Partisipasi Siswa dalam PAKEM
Data partisipasi siswa dalam PAKEM secara keseluruhan memiliki
rentangan (range) 45 dengan skor terendah 91 dan skor tertinggi 136 Data
partisipasi siswa dalam PAKEM mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar
1132 modus sebesar 91 median sebesar 114 varians sebesar 21616 dan
simpangan baku standar deviasi) sebesar 147 (nilai-nilai statistik ini
perhitungannya dilakukan dengan komputer dengan program SPSS versi 15
1 Skor Kemandirian Belajar
Data skor kemandirian belajar siswa secara keseluruhan memiliki
rentangan (range) 40 dengan skor terendah 92 dan skor tertinggi 132
Kemandirian belajar mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 1126 modus
sebesar 95 median sebesar 1135 varians sebesar 2276 dan simpangan baku
(standar deviasi) sebesar 151 (nilai-nilai statistik ini perhitungannya
dilakukan dengan komputer program SPSS versi 15
3 Ketuntasan belajar IPS
Data ketuntasan belajar IPS siswa yang memiliki secara keseluruhan
memiliki rentangan (range) 48 dengan skor terendah 50 dan skor tertinggi
98 Ketuntasan belajar IPS siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
37
rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians
sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai
statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS
A Pengujian Persyaratan Analisis
1 Uji Normalitas Data
a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada
lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi
sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa
data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang
berdistribusi normal
b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100
lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data
kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi
normal
c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
38
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov
Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance
sebesar 0808 lebih besar dari α (005)
2 Uji Linieritas
Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier
Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x
2 tabel
dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13
diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan
demikian model regresi adalah model linier
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan
skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS
Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi
Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai
dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44
Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis
Pengujian rhitung rtabel Keterangan
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0616 0312 Signifikan
Hubungan kemandirian
belajar siswa dalam
0677 0312 Signifikan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
39
PAKEM dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran
IPS
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0731 0312 Signifikan
F hitung = 21290
F tabel = 323
Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis
pada akhir Bab II adalah sebagai berikut
1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar
pada mata pelajaran IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi
(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat
diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika
semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
40
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil
perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf
signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat
dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo
sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
41
Coefficientsa
4545 11160 407 686
267 108 338 2467 018
368 105 482 3519 001
(Constant)
x1
x2
Model
1
B Std Error
Unstandardized
Coeff icients
Beta
Standardized
Coeff icients
t Sig
Dependent Variable ya
(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS
Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi
siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar
IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut
Tabel 45
Hasil Analisis Regresi Linier
Coefficients a
Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS
Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai
berikut
Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2
Interpretasi persamaan tersebut adalah
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
42
a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar
4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bernilai nol
b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa
kemandirian belajar bernilai konstan
b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar
siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan
Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan
sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar
42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar
58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari
sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini
menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
43
akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar
225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan
meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31
Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan
memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan
belajar IPS
B Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi
sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan
pembahasan sebagai berikut
Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan
taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat
dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa
dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang
berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat
student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan
menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
44
dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa
siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa
senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh
Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut
bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan
oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan
pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan
bentuk yang sempurna
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan
siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah
dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi
siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia
pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian
belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel
dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung
gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini
dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
45
siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan
yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan
kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan
prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan
kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha
meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha
belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)
bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab
dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa
yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki
tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap
refleksi
Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental
sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi
mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa
remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh
anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh
karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan
kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian
belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar
mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat
diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
46
lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan
pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal
Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu
yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya
bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi
dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang
afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan
belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong
seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni
belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi
pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya
Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi
tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha
untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa
dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam
kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin
kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai
Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa
senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki
banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi
tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester
kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
47
dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang
dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias
memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir
keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi
siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan
tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti
jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena
terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki
kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi
yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan
guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar
Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan
dalam proses belajar
Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa
PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan
dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel
0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian
belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang
menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
48
karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau
bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal
ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di
sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama
memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS
C Keterbatasan Penelitian
Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini
penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan
rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut
Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar
menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka
alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu
sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-
jujurnya
Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya
menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada
secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan
ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah
mencakup materi yang luas
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
49
Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi
proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian
belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek
penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat
sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil
penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
50
BAB V
KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat
disimpulkan bahwa
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan
analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini
berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan
arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan
(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar
siswa
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa
dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis
korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti
bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan
kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
51
mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif
ketuntasan hasil belajar siswa
3 Ketuntasan belajar IPS
Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan
yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa
hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi
pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti
proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan
kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar
IPS
B Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif
dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi
kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik
Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia
menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
52
metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang
diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna
oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu
penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan
antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab
demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan
simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan
antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)
contextual teaching learning (CTL) Jigsaw
Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi
akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang
disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki
hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS
Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model
pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan
menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan
hasil belajarnya
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
53
C Saran
1 Bagi Guru
Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan
materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan
lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan
pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan
belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya
meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar
karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan
prestasi dan ketuntasan belajarnya
2 Bagi siswa
Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar
Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus
menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar
IPS yang diharapkan
3 Bagi Sekolah
Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan
nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan
mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka
mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
54
prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan
tercapainya tujuan bersama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
55
Daftar Pustaka
Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery
Learning Jakarta Depdikbud
Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City
Phoenix Publishing House Inc
Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia
Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja
Grafindo Perasada
Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York
Longman
Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom
AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass
httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)
Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press
Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta
Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum
Depdiknas
Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta
Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan
httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret
Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung
Jurnal Pendidikan
Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas
Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins
Publishers
Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS
Semarang ISBN
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
56
Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press
Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite
(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford
Pergamon Press Reprinted here by permission (net)
__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence
for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College
Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York
Macmillan PublCoy
Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork
Harper and Raw Publisher
Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom
Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren
Teacer Hall India Private Limited
Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS
Jakarta Depdikbud
Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra
(2010)
Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning
httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp
Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest
httpwwweriedigestorg (19-05-2009)
Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta
LP3ES
Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery
learning The case for guided methods of instructionrdquo
httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)
Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan
Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah
disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung
Angkatan Pertama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
57
Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar
Bandung Sinar Baru
Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi
Aksara
Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri
Yogyakarta
Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer
wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)
Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius
Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary
active_learninghtm (20-05-2009)
Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches
Acknowledgement University of Saskatchewan
Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta
F IPS UNY
Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga
Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli
pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas
Unesco Unicer dan Nzaid
Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta
Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil
Cipta Media
Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal
Approach to Instructional Design Australian journal of Educational
Technology
Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas
Surabaya IDM
Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi
Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
11
suatu proses aktif dari si siswa dalam membangun pengetahuannya bukan
pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan
Sehingga jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa
untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut bertentangan dengn
hakekat belajar (Soediono dkk 2003 34)
Istilah rdquomenyenangkanrdquo adalah suasana belajar mengajar yang
menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada
belajar sehingga waktu curah perhatiannya (time on task) tinggi Menurut
hasil penelitian tingginya waktu curah terbukti meningkatkan hasil belajar
Seperti dikatakan oleh Muhammad Rasyid Dimas bahwa memetik senar
kegembiraan pada anak akan memunculkan keriangan dan vitalitas dalam
jiwanya Hal ini juga akan menjadikan si anak selalu siap untuk menerima
perintah peringatan atau bimbingan apapun Menabur kegembiraan dan
keceriaan pada anak akan membuatnya mampu mengaktualisasikan
kemampuannya dalam bentuk yang sempurna (Tate Qomaruddin 200519)
Secara garis besar PAKEM digambarkan sebagai berikut
Belajar = proses aktif Anak dilahirkan memiliki
Membangun makna rasa ingin tahu
Pemahaman dari imajinasi
Informasi dan penga- M
laman oleh si pebelajar
Modal Kreativitas
Pembelajaran memiliki tujuan yang harus dicapai
Untuk keberlanjutan pembelajaran
Gambar 21
Hakekat belajar dengan menggunakan PAKE(Sumber Soediono Dkk 2003311)
A K
E
E
M
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
12
Pentingnya pembelajaran PAKEM merupakan inovasi pembelajaran yang harus
dilaksanakan oleh guru sebagai tanggung jawab profesional dalam pembelajaran
c Karakteristik PAKEM
Ciri-ciri PAKEM secara singkat digambarkan oleh Soediono dkk (2003
3-4) adalah sebagai berikut
1) Siswa terlibat langsung dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan
pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar
melalui berbuat (learning to do)
2) Guru menggunakan berbagai alat Bantu dan berbagai cara dalam
membangkitkan semangat termasuk menggunakan lingkungan sebagai
sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik menyenangkan
dan cocok bagi siswa
3) Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan ajar yang
lebih menarik dan menyediakan ldquopokok bacardquo
4) Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif
termasuk belajar kelompok
5) Guru mendorong siswa untuk menemukan cara sendiri dalam
pemecahan suatu masalah untuk mengungkapkan gagasannya dan
melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
13
d Model PAKEM
Gambaran PAKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi
selama kegiatan belajar mengajar Beberapa sarana atau perangkat model
belajar PAKEM sebagai berikut
Buletin Selamat Pagi Papan Absen Mandiri Uji Cakap Mandiri Papan
Jadwal Mandiri Kantong Peraga Mandiri Lembar Jawab Berkomik Kotak
Pas Mandiri Pohon Ilmu Dokter Matematika Kotak Permainan Buah Soal
Mandiri Media ldquo Tugasku Tanggung Jawabku rdquo Bimbingan Belajar
(Durari 200218-19)
Pembelajaran model PAKEM dengan berbagai media akan menuntut
siswa berpartisipasi aktif dalam proses kegiatan belajar Sebagaimana yang
dikemukakan oleh Jerrold E Kemp (1985 4) dalam contribution of media
to the learning process (kontribusi dari media pada proses belajar
1) Pengantar dari pengajaran dapat menjadi lebih standar setiap siswa
melihat dan mendengar sebuah presentasi media
2) Pengajaran dapat menjadi lebih menarik dengan media pengajaran
3) Belajar menjadi lebih interaktif dengan media pengajaran
4) Efisiensi waktu dengan memanfaatkan media dalam pembelajaran
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru telah menerapkan
pola-pola pembelajaran yang mengaktifkan siswa khususnya di sekolah
dasar diantaranya cara belajar siswa akif (CBSA) Pola ini diterapkan di
Kabupaten Kebumen CBSA mengubah paradigma lama seorang guru dalam
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
14
menyampaikan pelajaran aktif murid cenderung pasif Dalam
pelaksanaannya di lapangan CBSA sangat dianjurkan dan terkesan
dipaksakan padahal tidak semua Sekolah Dasar (SD) mempunyai
kemampuan yang sama guru siswa sarana maupun prasarana CBSA
menuntut siswa untuk aktif terlibat penuh dalam kegiatan belajar mengajar
dari awal sampai akhir pembelajaran dengan perangkat lembar kerja
Beberapa tahun pola CBSA dilaksanakan tapi kurang membawa perubahan
yang berarti Siswa mengalami kejenuhan karena dituntut selalu aktif
Menjenuhkan jiwa anak yang masih suka bermain sambil belajar atau belajar
sambil bermain Pola CBSA dilaksanakan guru dan murid selalu berada
dalam satu tempat satu waktu dan situasi yang sama Kegiatan belajar
mengajar seringkali terhambat atau tidak berjalan karena guru sebagai
fasilitator tidak berada di arena belajar Hal ini mungkin guru masih dalam
perjalanan menuju ke sekolah atau guru berhalangan hadir ke sekolah
karena sakit atau karena kepentingan lain Maka kegiatan belajar mengajar
mengalami hambatan yang akhirnya CBSA tidak dapat terlaksana dengan
baik
Dalam kondisi seperti tersebut di atas diperlukan model pembelajaran
yang efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa
Bruce Joyce dan Marsha Weil (2003 11-21) mengelompokkan model-
model pembelajaran ke dalam empat kategori yaitu
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
15
a) Kelompok model sosial atau the social family meliputi partners in
learning investigasi kelompok (group investigation) bermain peran
(role playing) dan penelitian yurisprudential (jurisprudential inquiry)
b) Kelompok model pengolahan informasi atau the information-processing
family meliputi model berpikir induktif (inductive thinking)
pencapaian konsep (concept attainment) memorisasi (memorics)
pemandu awal (advance organizers) latihan penelitian (inquiry
training) pengembangan intelek (scientific inquiry) dan synectics
c) Kelompok model personal atau the personal family meliputi
pengajaran tanpa arahan (nondirective teaching) dan ananching self-
esteem
d) Kelompok model system perilaku atau the behavior system family
meliputi belajar tuntas (mastery learning) pembelajaran langsung
(direct instruction) simulasi (simulation) belajar sosial (social
learning) dan programmed schedule
Salah satu model pembelajaran yang memerlukan kemandirian siswa
adalah model pembelajaran self directed learning (SDL) atau belajar
dipimpin oleh diri sendiri Menurut Leonard Nadler dan Zeace Nadler (2003
4) mendefinisikan SDL sebagai berikut
Self directed learning is a training design in which trainees master
packages of predetermined material at their own pace whithout the aid of
an instructor
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
16
Model pembelajaran self directed learning (SDL) adalah sebuah
rancangan dalam pembelajaran yang dalam belajar dilatih oleh paket
mengajarguru yang ditentukan oleh material langkah siswa sendiri tanpa
pertolongan dari pembimbing
2 Kemandirian Belajar
a Pengertian Belajar Mandiri dan Kemandirian Belajar
Konsep Belajar Mandiri (Self-directed Learning) sebenarnya berakar
dari konsep pendidikan orang dewasa Namun demikian berdasarkan
beberapa penelitian yang dilakukan oleh para ahli seperti Garrison tahun
1997 Schilleref tahun 2001 dan Scheidet tahun 2003 ternyata belajar
mandiri juga cocok untuk semua tingkatan usia Dengan kata lain belajar
mandiri sesuai untuk semua jenjang sekolah baik untuk sekolah menengah
maupun sekolah dasar dalam rangka meningkatkan prestasi dan kemampuan
siswa (httpwwwnwrelorg planningreportsself-directindexphp)
Haris Mujiman (2005 1) mencoba memberikan pengertian belajar
mandiri dengan lebih lengkap Menurutnya belajar mandiri adalah kegiatan
belajar aktif yang di dorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu
kompetensi guna mengatasi suatu masalah dan dibangun dengan bekal
pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki Pencapaian kompetensi sebagai
tujuan belajar dan cara penyampaiannya baik penetapan waktu belajar
tempat belajar irama belajar tempo belajar cara belajar maupun evaluasi
belajar dilakukan oleh siswa sendiri Disini belajar mandiri lebih dimaknai
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
17
sebagai usaha siswa untuk melakukan kegiatan belajar yang didasari niatnya
untuk menguasai suatu kompetensi tertentu
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dan beberapa pertimbangan di
atas maka belajar mandiri dapat diartikan sebagai usaha individu untuk
melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang
lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai sesuatu materi dan
atau kompetensi tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan
masalah yang dijumpainya di dunia nyata
Self-directed Learning adalah kegiatan belajar mandiri sedangkan orang
yang melakukan belajar mandiri sering disebut siswa mandiri (self-directed
Learners) Mardziah Hayati Abdullah (20012) mengatakan self-directed
Learners adalah sebagai ldquopara manajer dan pemilik tanggung jawab dari
proses pembelajaran yang mereka lakukan sendirirdquo Individu seperti itu
mempunyai keterampilan untuk mengakses dan memproses informasi yang
mereka perlukan untuk suatu tujuan tertentu Dalam belajar mandiri
mengintegrasikan self-management (manajemen konteks termasuk latar
belakang sosial menentukan sumber daya dan tindakan) dengan yang self-
monitoring (proses siswa dalam memonitor mengevaluasi dan mengatur
strategi belajarnya)
Belajar mandiri dan siswa mandiri seperti sekeping mata uang yang
mempunyai dua muka yang berbeda tetapi merupakan satu kesatuan yang
mempunyai suatu fungsi yang saling mendukung Lebih jelasnya persamaan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
18
dan perbedaan antara belajar mandiri dengan siswa mandiri digambarkan
dalam bagan sebagai berikut
Gambar 22
Pendekatan personal Responbility Orientation (PRO)
(Sumber Roger Hiemstra 199825)
Belajar mandiri (self-directed learning) yang ada di sisi sebelah kiri dari
pendekatan mengacu pada karakteristik proses belajar mengajar atau apa
yang dikenal sebagai faktor eksternal dari si siswa Disini mengacu pada
bagaimana proses pembelajaran itu dilaksanakan Siswa mandiri (self-
direction Learners) yang ada di sebelah kanan dari pendekatan mengacu
pada individu yang melakukan kegiatan belajar Termasuk di dalamnya yaitu
karakteristik kepribadian siswa atau sering kita sebut faktor internal dari
individu yang bersangkutan Jika kedua hal tersebut (self-directed learning
dan self-direction Learners) dapat tercipta dalam proses pembelajaran maka
individu dapat memiliki kemandirian dalam belajar (self-direction in
learning)
Dengan demikian kemandirian belajar (self-direction in learning) dapat
diartikan sebagai sifat dan sikap serta kemampuan yang dimiliki siswa untuk
melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
19
lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai suatu kompetensi
tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan masalah yang
dijumpainya di dunia nyata
Burt Sisco dalam Hiemstra (19988) membuat sebuah pendekatan yang
membantu individu untuk menjadi lebih mandiri dalam belajar Menurut
Sisco ada enam langkah kegiatan untuk membantu individu menjadi lebih
mandiri dalam belajar yaitu (1) preplanning (aktivitas sebelum proses
pembelajaran) (2) menciptakan lingkungan belajar yang positif (3)
mengembangkan rencana pembelajaran (4) mengidentifikasi aktivitas
pembelajaran yang sesuai (5) melaksanakan kegiatan pembelajaran dan
monitoring dan (6) mengevaluasi hasil pembelajaran individu
Menurut Haris Mudjiman (2005 120) belajar mandiri memiliki tiga
tahap pelaksanaan yaitu tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran
dan tahap refleksi Sehingga keterampilan-keterampilan yang diperlukan
untuk belajar mandiri adalah keterampilan yang diperlukan untuk
mengerjakan setiap tahap belajar mandiri
Pada tahap pengembangan motivasi keterampilan yang perlu dikuasai
adalah keterampilan menumbuhkan self-motivation Untuk dapat
menumbuhkan self-motivation diperlukan beberapa keterampilan seperti
(1) Kemampuan mengetahui detail dari kegiatan (2) kemampuan
menganalisis dan menyimpulkan bahwa kegiatan sesuai dengan kebutuhan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
20
dan terjangkau (3) kemampuan menikmati pengalaman belajar (4)
kemampuan melakukan penilaian secara objektif
Pada tahap pembelajaran keterampilan yang perlu dikuasai adalah
keterampilan dasar penelitian yang meliputi (1) Keterampilan merumuskan
masalah (2) keterampilan menetapkan tujuan belajar (3) keterampilan
menetapkan strategi (4) keterampilan menetapkan jenis informasi yang di
perlukan (5) keterampilan mengidentifikasi sumber informasi (6)
keterampilan mencari informasi (7) keterampilan menganalisis informasi
(8) Keterampilan merumuskan hasil analisisnya (9) keterampilan
mengkomunikasikan hasil belajarnya (10) kemampuan menilai pada
kegiatan akhir belajar
Pada tahap refleksi keterampilan yang diperlukan antara lain (1)
kemampuan menentukan kebenaran dan kesalahan (2) kemampuan
menerima kesalahan sebagai sesuatu yang wajar (3) kemampuan
menggunakan kesalahan untuk perbaikan (4) kemampuan menerima
keberhasilan bukan untuk kebanggaan namun sebagai kenyataan untuk
dipahami untuk ditingkatkan pada proses berikutnya
Seluruh keterampilan di atas harus ditumbuhkan oleh guru dalam proses
pembelajaran dengan melakukan berbagai strategi pembelajaran yang
memungkinkan untuk berkembangnya seluruh keterampilan di atas
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
21
3 Mata Pelajaran IPS Sekolah Dasar
a Pengertian IPS
Ilmu pengetahuan sosial sebagaimana diberikan oleh The NCSS
(National Council for the Social Studies) Board of Diractors menyatakan
Social studies is the integrated study of the social sciences and humanities
to promote civics competence Within the school program social studies
provides coordinated systematic study drawing upon such disciplines as
anthropology archeology economics geography psychology religion
and sociology as well as appropriate content from the humanities
mathematics and the natural sciences The primary purpose of the social
studies is to help young people develop the ability to make informed and
reasoned decision for the public good as citizens of a culturally diverse
democratic society in an interdependent world ( NCSS Board of Direktors
1993213)
Ilmu pengetahuan sosial merupakan program pendidikan yang memiliki
bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniti yang
diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan
pendidikan (Muhamad Nursquoman Soemantri 19951)
Menurut kurikulum pendidikan dasar 2004 IPS adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari kenyataan sosial dalam kehidupan yang didasarkan pada
kajian geografi ekonomi sosiologi antropologi tata negara dan sejarah
Melalui mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar para siswa diharapkan
dapat memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep-konsep dasar ilmu
sosial dan humaniti memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah
sosial di lingkungannya serta memiliki keterampilan mengkaji dan
memecahkan masalah sosial Melalui mata pelajaran IPS diharapkan para
siswa dapat terbina menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
22
b Materi IPS SD
Materi pendidikan IPS di SD sebagaimana dikatakan oleh Saidihardjo
(1997 4) adalah Pendidikan IPS untuk pendidikan dasar dan menengah
sumber bahannya adalah disiplin ilmu-ilmu sosial seperti yang disajikan
pada tingkat universitas Hanya karena pertimbangan tingkat kecerdasan
kematangan jiwa peserta didik maka bahan pendidikannya disederhanakan
diseleksi diadaptasi dan dimodifikasi untuk tujuan institusional pendidikan
dasar dan menengah
Menurut Zamroni (2003 5) bahwa IPS adalah ilmu yang mempelajari
apa yang terjadi disekitar kita baik seorang individu maupun sebagai warga
kelompok masyarakat Karena berkaitan dengan rdquokitardquo maka kajian IPS
harus realistis IPS baru perlu dirumuskan suatu kajian perilaku manusia
yang berkaitan dengan berbagai latar belakang yang melingkupinya secara
objektif rasional dan realistis
Menurut Saidihardjo (2003 3) IPS untuk pendidikan dasar yaitu hasil
penyederhanaan adaptasi seleksi dan modifikasi dari konsep dasar ilmu-
ilmu sosial yang disusun secara sistematis dan pedagogis untuk tujuan
pendidikan dasar dan menengah dalam rangka mewujudkan tujuan nasional
yang berdasarkan Pancasila Menurut Colin Marsh (1991 10) rdquosocial studies
is the study of people as social beings as they have existed and interacted
with each other and the environment in the time and placerdquo Ilmu sosial
adalah ilmu tentang manusia dan interaksi antar mereka antara yang satu
dengan yang lain dan lingkungan waktu mereka berada dan tempat Ilmu
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
23
pengetahuan Sosial adalah program pendidikan yang mengintegrasikan
secara interdisipliner konsep-konsep ilmu sosial dan humaniora (Suwarso
dkk 2007 1)
c Tujuan IPS
Tujuan utama IPS adalah membantu para siswa untuk berpikir kritis atau
rdquocritical thinkingrdquo agar mampu mengambil keputusan secara rasional dengan
dasar informasi yang cukup Dalam kaitannya dengan masalah sosial yang
hasilnya tidak hanya untuk pribadi keluarga tetapi juga berguna bagi
masyarakat bangsa dan negara Menurut Saidihardjo tujuan IPS adalah agar
siswa memahami dan menghargai nilai norma dan budaya suatu masyarakat
setempat dan memupuk kesadaran siswa terhadap hak dan kewajiban Orang
yang berpikir kreatif diharapkan lebih cepat menemukan pemecahan masalah
baru terhadap problem yang dihadapi (Noeng Muhadjir 2001 56) Dengan
belajar IPS diharapkan siswa memiliki kemampuan analisis sosial yakni
mampu mendeteksi dan mempunyai pemahaman tentang perasaan motif dan
kepribadian orang lain
4 Ketuntasan Belajar
a Pengertian Belajar Tuntas
Belajar tuntas (Mastery learning) adalah suatu sistem belajar yang
mengharapkan sebagian besar siswa dapat menguasai tujuan instruksional
dari satuan atau unit-unit pelajaran secara tuntas Achdiat dkk (2000)
menjelaskan bahwa maksud utama belajar tuntas adalah memungkinkan 75
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
24
sampai 90 siswa untuk mencapai hasil belajar yang sama tingginya
dengan kelompok terpandai dalam pengajaran klasikal Dengan demikian
makna belajar tuntas adalah meningkatkan efisiensi belajar meningkatkan
minat belajar meningkatkan kemandirian belajar dan meningkatkan sikap
siswa yang positif terhadap bahan pelajaran yang dipelajarinya melalui
metode belajar pada kesatuan kelas Pada belajar tuntas siswa harus
mencapai suatu tingkat penguasaan tertentu terhadap tujuan instruksional
dari satuan pembelajaran tertentu sebelum melanjutkan kesatuan
pembelajaran berikutnya
Carroll (dalam Winkel 2000) mengembangkan suatu model belajar
yang antara lain bertitik tolak pada kemampuan intelektual siswa sebagai
indikasi untuk belajar menurut kecepatan tertentu bukan untuk indikasi
tingkat keberhasilan belajar yang dapat dicapai oleh siswa Senada dengan
pendapat Carroll James H Black (Dalam Warji R 1983) mengatakan bahwa
setiap siswa dapat menguasai bahan atau materi pelajaran tetapi waktu yang
ditentukan tidak sama Jika dikaitkan pendapat Carroll dan Black maka
tampak ada kesamaan pendapat yaitu untuk menguasai atau tuntas suatu
bahan pelajaran diperlukan waktu yang berbeda-beda bagi setiap siswa
Apabila siswa disediakan cukup waktu dan diberi pelayanan yang tepat yang
meliputi kesempatan belajar kualitas pembelajaran maka setiap siswa akan
mampu menguasai bahan pelajaran yang diberikan
Sistem belajar tuntas telah terintegrasi dalam kurikulum yang
dinyatakan bahwa jika ge 85 dari jumlah siswa menguasai le 75 tujuan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
25
yang disajikan maka diadakan pengayaan dan jika belum menguasai tujuan
yang disajikan maka diadakan perbaikan Menurut Bloom dalam buku
Mastery Learning (Siswoyo 198121) berpendapat bahwa
ldquo Mastery learning dipandang sebagai kemampuan siswa untuk menyerap
inti dan pengajaran yang telah diberikan kepadanya ke dalam suatu
keseluruhanrdquo
Amparo S Lardizibal (2000 179) mengemukakan ldquomastery learning
as a strategy for optimizing learning considers the individual capacity and
need of the learnerrdquo Mastery learning sebagai sebuah strategi untuk harapan
yang lebih baik dalam pembelajaran kapasitas individu dan kebutuhan
pembelajaran
Dari beberapa pengertian mastery learning dapat disimpulkan akan
belajar tuntas yakni belajar tuntas adalah suatu kegiatan pembelajaran yang
mengarahkan seluruh kemampuan agar materi pelajaran dapat dikuasai siswa
secara penuh dalam waktu tertentu
b Prinsip Belajar Tuntas
Dasar prinsip dari mastery learning menurut Amparo S Lardizabal
(2000 180) adalah 1) Unit belajar dipecah dalam komponen tingkah
lakusikap atau tugas-tugas 2) Tugas pembelajaran menjadi suatu rangkaian
yang pantas 3) Frekuensi diagnosa dan peningkatan dari format evaluasi
diberikan pada apa yang diajarkan 4) Perbaikan yang pantas diberikan untuk
mengatasi kelompok atau individu yang dinyatakan lemah melalui tes
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
26
formatif 5) Siswa diberikan cukup waktu untuk memperoleh penguasaan 6)
Tugas belajar tuntas didasari pada basis standar faktor penentu yang
dikriteriakan
Menurut Siswoyo (1981 3) faktor yang lebih prinsip dalam strategi
mastery learning adalah pengembangan prosedur-prosedur umpan balik dan
korektif (feed back and corrective procedures) pada berbagai taraf atau
bagian dari proses belajar Untuk umpan balik dapat dipakai lembaran kerja
ulangan-ulangan pekerjaan rumah (PR) test formatif dan sebagainya
Test-test semacam itu dimaksudkan untuk menentukan apa yang telah
dikuasai setiap siswa dalam satuan pelajaran bab atau bagian dari mata
pelajaran tertentu dan apa yang masih perlu dipelajarinya
c Kriteria Belajar Tuntas
Ketuntasan belajar merupakan target keberhasilan dari kegiatan belajar
mengajar Apakah materi yang disampaikan sampai berapa jauh dikuasai
oleh siswa Penilaian Acuan Patokan yang dipakai untuk mengukur
ketuntasan belajar sebagaimana dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM)
yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional tahun 2001
mentarget 75 daya serap materi yang disampaikan pada siswa
dalam kurikulum nasional
Semenjak penerapan kurikulum 2006 mulai tahun ajaran 20072008
khususnya di Sekolah Dasar (SD) dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) ketuntasan belajar dibuat oleh masing-masing lembaga
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
27
pendidikan dengan memperhatikan tingkat kesukaran daya dukung sarana
dan prasarana Ketuntasan belajar ini disebut Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) dan dibuat setiap indikator Untuk dapat mengetahui ketuntasan
belajar siswa tinggal membandingkan hasil ulangan atau test dengan standar
KKM yang dibuat Apabila nilai di bawah standar KKM maka siswa tersebut
belum tuntas apabila sama atau lebih tinggi dari standar KKM maka siswa
tersebut dinyatakan sudah mencapai tuntas dalam belajar
B Penelitian Yang Relevan
Banyak penelitian terdahulu yang relevan berkaitan dengan strategi
pembelajaran kemandirian belajar dan prestasi belajar variabel-variabel yang
diteliti dalam penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Kirno Suwanto pada tahun 2006 sistem pembelajaran sebagai upaya
meningkatkan kemandirian belajar siswa di SDIT Nur Hidayah menunjukkan
hubungan yang positif antara pembelajaran dengan kemandirian belajar Dwi
Atmojo pada tahun 2002 topik penelitian pengaruh penggunaan strategi
pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar
menunjukkan pengaruh yang positif penggunaan strategi pembelajaran kooperatif
dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Sukardi dan Anton Sukarno pada
tahun 2001 dengan topik kemampuan profesional guru SD (Studi Korelasi antara
Pengalaman Pendidikan dan sikap Profesional Guru) menunjukkan hubungan
yang positif dan signifikan Nurhilal pada tahun 2008 dengan topik penelitian
hubungan partisipasi siswa dalam PAKEM dan motivasi belajar dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
28
ketuntasan belajar IPA SD di Karanganyar Purbalingga menunjukkan adanya
hubungan yang signifikan antara pembelajaran PAKEM dan motivasi belajar
dengan ketuntasan belajar IPA di SD
Dari beberapa penelitian di atas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian untuk mencari hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar khususnya pada mata pelajaran
IPS
C Kerangka Berfikir
Berdasar latar belakang masalah kajian teori dan penelitian-penelitian
yang relevan maka dapat disusun kerangka berpikir sebagai berikut
1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan
belajar mata pelajaran IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang
menekankan siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat yang
sudah dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang
Dengan rasa senang pada diri siswa akan memudahkan untuk menerima
materi pelajaran sehinggga anak dapat menguasai keterampilan baik kognitif
afektif dan psikomotor yang diharapkan sehingga pada akhirnya ketuntasan
belajar yang ditargetkan akan dapat tercapai
Guru dan proses pembelajaran merupakan dua hal yang memiliki
keterkaitan sangat erat dan mutlak Artinya guru akan lebih memiliki makna
secara edukatif jika guru itu mampu melakukan proses pembelajaran yang
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
29
baik tepat akurat serta relevan dengan fungsi dan prinsip pendidikan Untuk
mewujudkan idealisme pendidikan itu tidak cukup diimbangi dengan
pembelajaran yang efektif melainkan perlu pembelajaran yang efisien
Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu menambah
wacana atau khasanah pengetahuan baru bagi siswa Sedangkan pembelajaran
yang efisien adalah pembelajaran di samping dapat menambah pengetahuan
atau informasi baru bagi siswa pembelajaran itu menyenangkan dan
menggairahkan siswa selama proses pembelajaran
2 Hubungan antara kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar mata
pelajaran IPS
Kemandirian belajar siswa dapat dilihat dari kemampuannya dalam
melaksanakan tiga kegiatan belajar yaitu (1) kemampuan untuk memotivasi
diri (2) kemampuan teknis dalam melakukan kegiatan belajar mandiri dan
(3) kemampuannya dalam merefleksi kegiatan belajar yanag telah
dilakukannya dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian siswa untuk
belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara Dengan kemandirian belajar
yang telah dimilikinya akan mendorong siswa untuk melakukan sesuatu
dengan penuh kesadaran dan keberartian Siswa menyadari bahwa kebutuhan
belajar penting untuk dirinya sendiri bukan untuk kepentingan orang lain
Dalam konteks pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
dan atau Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tidak
hanya menuntut guru untuk melakukan inovasi pembelajaran melainkan juga
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
30
menuntut siswa untuk melakukan cara belajar siswa aktif (CBSA) Dengan
CBSA dituntut siswa memiliki motivasi belajar yang optimal sehingga dapat
menumbuhkan kemandirian belajar siswa
3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar
dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan suatu cara pembelajaran
yang menuntut siswa aktif dan adanya rasa senang sehingga siswa tidak
merasa bosan untuk belajar Dengan berbagai media peraga perangkat dan
lain-lain Hal ini dapat menimbulkan kesenangan belajar siswa
Di samping partisipasi siswa dalam PAKEM tidak kalah pentingnya
kemandirian belajar yang mendorong siswa untuk mengembangkan motivasi
pembelajaran dan refleksi yang diperlukan untuk melakukan keterampilan-
keterampilan yang diperlukan untuk melakukan sesuatu kegiatan belajar
secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya
sendiri untuk menguasai sesuatu kompetensi tertentu Dalam kegiatan
pembelajaran seorang guru senantiasa berupaya agar materi yang disampaikan
atau dipelajari dapat dikuasai siswa secara optimal Untuk itu partisipasi
siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar merupakan dua faktor yang
diduga secara bersama-sama memiliki hubungan positif dengan ketuntasan
belajar mata pelajaran IPS SD
Salah satu persyaratan yang penting dalam melaksanakan
pembelajaran adalah kemampuan guru menjalankan suatu proses
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
31
pembelajaran yang bermakna bagi semua siswa Acuan proses pembelajaran
bukan saja harus melihat pada kondisi kini namun juga pada masa yang akan
datang bagi siswa usia pendidikan dasar Pembelajaran yang diberikan perlu
disesuaikan pada taraf perkembangan tingkat pertisipasi dan kemandirian
belajarnya
D Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dalam penelitian ini peneliti
mengajukan hipotesis sebagai berikut
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar IPS
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
1 Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Pejagoan
UPT Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kecamatan Pejagoan Kabupaten
Kebumen
2 Waktu Penelitian
Penelitian ini membutuhkan waktu penyelesaian selama kurang lebih 10
bulan dimulai dari observasi awal penyusunan proposal penyusunan
instrumen uji coba alat ukur pelaksanaan penelitian sampai pengolahan data
dan penyusunan laporan
A Metode Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian di atas metode penelitian yang digunakan
adalah deskriptif korelasional yaitu suatu peneltian yang bertujuan mendeteksi
seberapa jauh variasi-variasi suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada
satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefesien korelasi (Suryabrata 1981
24) Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Variabel Bebas (Variabel Prediktor)
a Partisipasi Siswa Dalam PAKEM (X1)
b Kemandirian Belajar IPS (X2)
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
33
2 Variabel Terikat (Variabel Respons)
- Ketuntasan Belajar IPS (Y)
Populasi dan Sampel
Populasi adalah sekelompok individu yang akan diteliti atau diselidiki
dalam suatu penelitian (Sugiyono 1997) Populasi dalam penelitian ini adalah
siswa SDN 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen yang berjumlah 220 siswa
Sampel adalah bagian dari populasi sampel yang dipakai itu diteliti agar
dapat mewakili jumlah populasi Apabila jumlah populasi kurang dari 100
sebaiknya diambil semua sebagai sampel sehingga penelitiannya bersifat total
Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil 10-15 atau
lebih besar dari itu (Arikunto 1996) Sejalan dengan hal tersebut populasi dalam
penelitian ini berjumlah 220 yaing terdiri dari tingkatan kelas 1 sampai kelas VI
Sampel diambil siswa kelas V yang berjumlah 40 siswa
Sampling adalah teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel
Adapun teknik sampling ada 2 macam yaitu teknik non random sampling dan
teknik random sampling Dalam penelitian ini digunakan teknik cluster random
sampling atau area sampling artinya pengambilan sampel yang didasarkan atas
ciori-ciri kelompok tertentu atau sifat tertentu yang ada pada tingkat kelas dan
dengan memberi kebebasan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk
menjadi anggota sampel dengan cara mengundi kelas yang diambil sebagai
sampel penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
34
B Teknik Pengumpulan Data
1 Angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan Kemandirian belajar
Angket partisipasi siswa dalam PAKEM terdiri dari 50 item Data untuk
kemandirian belajar IPS diperoleh melalui angket Angket partisipasi siswa
dalam PAKEM sebanyak 50 item dan angket kemandirian belajar sebanyak
50 item dan Tes ketuntasan belajar IPS sebanyak 50 item
Validitas ietem angket digunakan korelasi Product Moment dari
Pearson sedang reliabilitas item angket digunakan Alpha Cronbach
2 Metode Test
Metode test digunakan untuk mengetahui nilai ketuntasan belajar IPS
berdasarkan kisi-kisi pemberian skor terhadap tes kompetensi belajar IPS
E Teknik Analisis Data
Untuk menguji hipotesis (1) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan ketuntasan belajar IPSrdquo
dan hipotesis (2) yang berbunyi ldquoada hungan positif yang signifikan antara
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan teknik analisis
regresi dan korelasi sederhana atau sering disebut korelasi Product Moment
Untuk menguji hipotesis (3) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang signifikan
antara PAKEM dan kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan
teknik analisis regresi linier
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
35
F Hipotesis Statistik
Dalam penelitian ini hipotesis statistik adalah sebagai berikut
1 Hipotesis (1)
a Ho ry 1 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 1 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
2 Hipotesis (2)
a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian
belajar dengan ketuntasan belajar IPS
3 Hipotesis (3)
a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kemandirian belajar dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar
dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Skor Partisipasi Siswa dalam PAKEM
Data partisipasi siswa dalam PAKEM secara keseluruhan memiliki
rentangan (range) 45 dengan skor terendah 91 dan skor tertinggi 136 Data
partisipasi siswa dalam PAKEM mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar
1132 modus sebesar 91 median sebesar 114 varians sebesar 21616 dan
simpangan baku standar deviasi) sebesar 147 (nilai-nilai statistik ini
perhitungannya dilakukan dengan komputer dengan program SPSS versi 15
1 Skor Kemandirian Belajar
Data skor kemandirian belajar siswa secara keseluruhan memiliki
rentangan (range) 40 dengan skor terendah 92 dan skor tertinggi 132
Kemandirian belajar mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 1126 modus
sebesar 95 median sebesar 1135 varians sebesar 2276 dan simpangan baku
(standar deviasi) sebesar 151 (nilai-nilai statistik ini perhitungannya
dilakukan dengan komputer program SPSS versi 15
3 Ketuntasan belajar IPS
Data ketuntasan belajar IPS siswa yang memiliki secara keseluruhan
memiliki rentangan (range) 48 dengan skor terendah 50 dan skor tertinggi
98 Ketuntasan belajar IPS siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
37
rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians
sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai
statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS
A Pengujian Persyaratan Analisis
1 Uji Normalitas Data
a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada
lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi
sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa
data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang
berdistribusi normal
b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100
lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data
kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi
normal
c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
38
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov
Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance
sebesar 0808 lebih besar dari α (005)
2 Uji Linieritas
Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier
Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x
2 tabel
dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13
diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan
demikian model regresi adalah model linier
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan
skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS
Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi
Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai
dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44
Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis
Pengujian rhitung rtabel Keterangan
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0616 0312 Signifikan
Hubungan kemandirian
belajar siswa dalam
0677 0312 Signifikan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
39
PAKEM dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran
IPS
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0731 0312 Signifikan
F hitung = 21290
F tabel = 323
Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis
pada akhir Bab II adalah sebagai berikut
1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar
pada mata pelajaran IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi
(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat
diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika
semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
40
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil
perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf
signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat
dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo
sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
41
Coefficientsa
4545 11160 407 686
267 108 338 2467 018
368 105 482 3519 001
(Constant)
x1
x2
Model
1
B Std Error
Unstandardized
Coeff icients
Beta
Standardized
Coeff icients
t Sig
Dependent Variable ya
(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS
Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi
siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar
IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut
Tabel 45
Hasil Analisis Regresi Linier
Coefficients a
Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS
Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai
berikut
Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2
Interpretasi persamaan tersebut adalah
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
42
a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar
4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bernilai nol
b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa
kemandirian belajar bernilai konstan
b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar
siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan
Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan
sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar
42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar
58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari
sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini
menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
43
akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar
225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan
meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31
Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan
memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan
belajar IPS
B Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi
sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan
pembahasan sebagai berikut
Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan
taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat
dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa
dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang
berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat
student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan
menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
44
dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa
siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa
senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh
Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut
bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan
oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan
pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan
bentuk yang sempurna
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan
siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah
dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi
siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia
pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian
belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel
dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung
gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini
dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
45
siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan
yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan
kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan
prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan
kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha
meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha
belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)
bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab
dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa
yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki
tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap
refleksi
Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental
sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi
mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa
remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh
anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh
karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan
kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian
belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar
mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat
diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
46
lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan
pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal
Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu
yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya
bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi
dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang
afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan
belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong
seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni
belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi
pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya
Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi
tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha
untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa
dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam
kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin
kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai
Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa
senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki
banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi
tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester
kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
47
dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang
dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias
memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir
keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi
siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan
tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti
jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena
terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki
kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi
yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan
guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar
Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan
dalam proses belajar
Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa
PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan
dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel
0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian
belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang
menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
48
karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau
bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal
ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di
sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama
memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS
C Keterbatasan Penelitian
Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini
penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan
rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut
Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar
menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka
alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu
sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-
jujurnya
Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya
menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada
secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan
ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah
mencakup materi yang luas
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
49
Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi
proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian
belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek
penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat
sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil
penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
50
BAB V
KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat
disimpulkan bahwa
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan
analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini
berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan
arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan
(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar
siswa
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa
dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis
korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti
bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan
kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
51
mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif
ketuntasan hasil belajar siswa
3 Ketuntasan belajar IPS
Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan
yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa
hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi
pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti
proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan
kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar
IPS
B Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif
dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi
kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik
Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia
menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
52
metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang
diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna
oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu
penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan
antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab
demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan
simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan
antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)
contextual teaching learning (CTL) Jigsaw
Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi
akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang
disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki
hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS
Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model
pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan
menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan
hasil belajarnya
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
53
C Saran
1 Bagi Guru
Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan
materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan
lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan
pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan
belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya
meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar
karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan
prestasi dan ketuntasan belajarnya
2 Bagi siswa
Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar
Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus
menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar
IPS yang diharapkan
3 Bagi Sekolah
Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan
nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan
mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka
mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
54
prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan
tercapainya tujuan bersama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
55
Daftar Pustaka
Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery
Learning Jakarta Depdikbud
Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City
Phoenix Publishing House Inc
Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia
Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja
Grafindo Perasada
Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York
Longman
Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom
AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass
httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)
Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press
Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta
Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum
Depdiknas
Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta
Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan
httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret
Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung
Jurnal Pendidikan
Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas
Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins
Publishers
Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS
Semarang ISBN
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
56
Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press
Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite
(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford
Pergamon Press Reprinted here by permission (net)
__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence
for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College
Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York
Macmillan PublCoy
Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork
Harper and Raw Publisher
Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom
Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren
Teacer Hall India Private Limited
Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS
Jakarta Depdikbud
Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra
(2010)
Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning
httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp
Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest
httpwwweriedigestorg (19-05-2009)
Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta
LP3ES
Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery
learning The case for guided methods of instructionrdquo
httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)
Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan
Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah
disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung
Angkatan Pertama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
57
Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar
Bandung Sinar Baru
Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi
Aksara
Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri
Yogyakarta
Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer
wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)
Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius
Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary
active_learninghtm (20-05-2009)
Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches
Acknowledgement University of Saskatchewan
Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta
F IPS UNY
Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga
Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli
pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas
Unesco Unicer dan Nzaid
Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta
Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil
Cipta Media
Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal
Approach to Instructional Design Australian journal of Educational
Technology
Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas
Surabaya IDM
Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi
Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
12
Pentingnya pembelajaran PAKEM merupakan inovasi pembelajaran yang harus
dilaksanakan oleh guru sebagai tanggung jawab profesional dalam pembelajaran
c Karakteristik PAKEM
Ciri-ciri PAKEM secara singkat digambarkan oleh Soediono dkk (2003
3-4) adalah sebagai berikut
1) Siswa terlibat langsung dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan
pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar
melalui berbuat (learning to do)
2) Guru menggunakan berbagai alat Bantu dan berbagai cara dalam
membangkitkan semangat termasuk menggunakan lingkungan sebagai
sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik menyenangkan
dan cocok bagi siswa
3) Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan ajar yang
lebih menarik dan menyediakan ldquopokok bacardquo
4) Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif
termasuk belajar kelompok
5) Guru mendorong siswa untuk menemukan cara sendiri dalam
pemecahan suatu masalah untuk mengungkapkan gagasannya dan
melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
13
d Model PAKEM
Gambaran PAKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi
selama kegiatan belajar mengajar Beberapa sarana atau perangkat model
belajar PAKEM sebagai berikut
Buletin Selamat Pagi Papan Absen Mandiri Uji Cakap Mandiri Papan
Jadwal Mandiri Kantong Peraga Mandiri Lembar Jawab Berkomik Kotak
Pas Mandiri Pohon Ilmu Dokter Matematika Kotak Permainan Buah Soal
Mandiri Media ldquo Tugasku Tanggung Jawabku rdquo Bimbingan Belajar
(Durari 200218-19)
Pembelajaran model PAKEM dengan berbagai media akan menuntut
siswa berpartisipasi aktif dalam proses kegiatan belajar Sebagaimana yang
dikemukakan oleh Jerrold E Kemp (1985 4) dalam contribution of media
to the learning process (kontribusi dari media pada proses belajar
1) Pengantar dari pengajaran dapat menjadi lebih standar setiap siswa
melihat dan mendengar sebuah presentasi media
2) Pengajaran dapat menjadi lebih menarik dengan media pengajaran
3) Belajar menjadi lebih interaktif dengan media pengajaran
4) Efisiensi waktu dengan memanfaatkan media dalam pembelajaran
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru telah menerapkan
pola-pola pembelajaran yang mengaktifkan siswa khususnya di sekolah
dasar diantaranya cara belajar siswa akif (CBSA) Pola ini diterapkan di
Kabupaten Kebumen CBSA mengubah paradigma lama seorang guru dalam
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
14
menyampaikan pelajaran aktif murid cenderung pasif Dalam
pelaksanaannya di lapangan CBSA sangat dianjurkan dan terkesan
dipaksakan padahal tidak semua Sekolah Dasar (SD) mempunyai
kemampuan yang sama guru siswa sarana maupun prasarana CBSA
menuntut siswa untuk aktif terlibat penuh dalam kegiatan belajar mengajar
dari awal sampai akhir pembelajaran dengan perangkat lembar kerja
Beberapa tahun pola CBSA dilaksanakan tapi kurang membawa perubahan
yang berarti Siswa mengalami kejenuhan karena dituntut selalu aktif
Menjenuhkan jiwa anak yang masih suka bermain sambil belajar atau belajar
sambil bermain Pola CBSA dilaksanakan guru dan murid selalu berada
dalam satu tempat satu waktu dan situasi yang sama Kegiatan belajar
mengajar seringkali terhambat atau tidak berjalan karena guru sebagai
fasilitator tidak berada di arena belajar Hal ini mungkin guru masih dalam
perjalanan menuju ke sekolah atau guru berhalangan hadir ke sekolah
karena sakit atau karena kepentingan lain Maka kegiatan belajar mengajar
mengalami hambatan yang akhirnya CBSA tidak dapat terlaksana dengan
baik
Dalam kondisi seperti tersebut di atas diperlukan model pembelajaran
yang efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa
Bruce Joyce dan Marsha Weil (2003 11-21) mengelompokkan model-
model pembelajaran ke dalam empat kategori yaitu
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
15
a) Kelompok model sosial atau the social family meliputi partners in
learning investigasi kelompok (group investigation) bermain peran
(role playing) dan penelitian yurisprudential (jurisprudential inquiry)
b) Kelompok model pengolahan informasi atau the information-processing
family meliputi model berpikir induktif (inductive thinking)
pencapaian konsep (concept attainment) memorisasi (memorics)
pemandu awal (advance organizers) latihan penelitian (inquiry
training) pengembangan intelek (scientific inquiry) dan synectics
c) Kelompok model personal atau the personal family meliputi
pengajaran tanpa arahan (nondirective teaching) dan ananching self-
esteem
d) Kelompok model system perilaku atau the behavior system family
meliputi belajar tuntas (mastery learning) pembelajaran langsung
(direct instruction) simulasi (simulation) belajar sosial (social
learning) dan programmed schedule
Salah satu model pembelajaran yang memerlukan kemandirian siswa
adalah model pembelajaran self directed learning (SDL) atau belajar
dipimpin oleh diri sendiri Menurut Leonard Nadler dan Zeace Nadler (2003
4) mendefinisikan SDL sebagai berikut
Self directed learning is a training design in which trainees master
packages of predetermined material at their own pace whithout the aid of
an instructor
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
16
Model pembelajaran self directed learning (SDL) adalah sebuah
rancangan dalam pembelajaran yang dalam belajar dilatih oleh paket
mengajarguru yang ditentukan oleh material langkah siswa sendiri tanpa
pertolongan dari pembimbing
2 Kemandirian Belajar
a Pengertian Belajar Mandiri dan Kemandirian Belajar
Konsep Belajar Mandiri (Self-directed Learning) sebenarnya berakar
dari konsep pendidikan orang dewasa Namun demikian berdasarkan
beberapa penelitian yang dilakukan oleh para ahli seperti Garrison tahun
1997 Schilleref tahun 2001 dan Scheidet tahun 2003 ternyata belajar
mandiri juga cocok untuk semua tingkatan usia Dengan kata lain belajar
mandiri sesuai untuk semua jenjang sekolah baik untuk sekolah menengah
maupun sekolah dasar dalam rangka meningkatkan prestasi dan kemampuan
siswa (httpwwwnwrelorg planningreportsself-directindexphp)
Haris Mujiman (2005 1) mencoba memberikan pengertian belajar
mandiri dengan lebih lengkap Menurutnya belajar mandiri adalah kegiatan
belajar aktif yang di dorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu
kompetensi guna mengatasi suatu masalah dan dibangun dengan bekal
pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki Pencapaian kompetensi sebagai
tujuan belajar dan cara penyampaiannya baik penetapan waktu belajar
tempat belajar irama belajar tempo belajar cara belajar maupun evaluasi
belajar dilakukan oleh siswa sendiri Disini belajar mandiri lebih dimaknai
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
17
sebagai usaha siswa untuk melakukan kegiatan belajar yang didasari niatnya
untuk menguasai suatu kompetensi tertentu
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dan beberapa pertimbangan di
atas maka belajar mandiri dapat diartikan sebagai usaha individu untuk
melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang
lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai sesuatu materi dan
atau kompetensi tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan
masalah yang dijumpainya di dunia nyata
Self-directed Learning adalah kegiatan belajar mandiri sedangkan orang
yang melakukan belajar mandiri sering disebut siswa mandiri (self-directed
Learners) Mardziah Hayati Abdullah (20012) mengatakan self-directed
Learners adalah sebagai ldquopara manajer dan pemilik tanggung jawab dari
proses pembelajaran yang mereka lakukan sendirirdquo Individu seperti itu
mempunyai keterampilan untuk mengakses dan memproses informasi yang
mereka perlukan untuk suatu tujuan tertentu Dalam belajar mandiri
mengintegrasikan self-management (manajemen konteks termasuk latar
belakang sosial menentukan sumber daya dan tindakan) dengan yang self-
monitoring (proses siswa dalam memonitor mengevaluasi dan mengatur
strategi belajarnya)
Belajar mandiri dan siswa mandiri seperti sekeping mata uang yang
mempunyai dua muka yang berbeda tetapi merupakan satu kesatuan yang
mempunyai suatu fungsi yang saling mendukung Lebih jelasnya persamaan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
18
dan perbedaan antara belajar mandiri dengan siswa mandiri digambarkan
dalam bagan sebagai berikut
Gambar 22
Pendekatan personal Responbility Orientation (PRO)
(Sumber Roger Hiemstra 199825)
Belajar mandiri (self-directed learning) yang ada di sisi sebelah kiri dari
pendekatan mengacu pada karakteristik proses belajar mengajar atau apa
yang dikenal sebagai faktor eksternal dari si siswa Disini mengacu pada
bagaimana proses pembelajaran itu dilaksanakan Siswa mandiri (self-
direction Learners) yang ada di sebelah kanan dari pendekatan mengacu
pada individu yang melakukan kegiatan belajar Termasuk di dalamnya yaitu
karakteristik kepribadian siswa atau sering kita sebut faktor internal dari
individu yang bersangkutan Jika kedua hal tersebut (self-directed learning
dan self-direction Learners) dapat tercipta dalam proses pembelajaran maka
individu dapat memiliki kemandirian dalam belajar (self-direction in
learning)
Dengan demikian kemandirian belajar (self-direction in learning) dapat
diartikan sebagai sifat dan sikap serta kemampuan yang dimiliki siswa untuk
melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
19
lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai suatu kompetensi
tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan masalah yang
dijumpainya di dunia nyata
Burt Sisco dalam Hiemstra (19988) membuat sebuah pendekatan yang
membantu individu untuk menjadi lebih mandiri dalam belajar Menurut
Sisco ada enam langkah kegiatan untuk membantu individu menjadi lebih
mandiri dalam belajar yaitu (1) preplanning (aktivitas sebelum proses
pembelajaran) (2) menciptakan lingkungan belajar yang positif (3)
mengembangkan rencana pembelajaran (4) mengidentifikasi aktivitas
pembelajaran yang sesuai (5) melaksanakan kegiatan pembelajaran dan
monitoring dan (6) mengevaluasi hasil pembelajaran individu
Menurut Haris Mudjiman (2005 120) belajar mandiri memiliki tiga
tahap pelaksanaan yaitu tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran
dan tahap refleksi Sehingga keterampilan-keterampilan yang diperlukan
untuk belajar mandiri adalah keterampilan yang diperlukan untuk
mengerjakan setiap tahap belajar mandiri
Pada tahap pengembangan motivasi keterampilan yang perlu dikuasai
adalah keterampilan menumbuhkan self-motivation Untuk dapat
menumbuhkan self-motivation diperlukan beberapa keterampilan seperti
(1) Kemampuan mengetahui detail dari kegiatan (2) kemampuan
menganalisis dan menyimpulkan bahwa kegiatan sesuai dengan kebutuhan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
20
dan terjangkau (3) kemampuan menikmati pengalaman belajar (4)
kemampuan melakukan penilaian secara objektif
Pada tahap pembelajaran keterampilan yang perlu dikuasai adalah
keterampilan dasar penelitian yang meliputi (1) Keterampilan merumuskan
masalah (2) keterampilan menetapkan tujuan belajar (3) keterampilan
menetapkan strategi (4) keterampilan menetapkan jenis informasi yang di
perlukan (5) keterampilan mengidentifikasi sumber informasi (6)
keterampilan mencari informasi (7) keterampilan menganalisis informasi
(8) Keterampilan merumuskan hasil analisisnya (9) keterampilan
mengkomunikasikan hasil belajarnya (10) kemampuan menilai pada
kegiatan akhir belajar
Pada tahap refleksi keterampilan yang diperlukan antara lain (1)
kemampuan menentukan kebenaran dan kesalahan (2) kemampuan
menerima kesalahan sebagai sesuatu yang wajar (3) kemampuan
menggunakan kesalahan untuk perbaikan (4) kemampuan menerima
keberhasilan bukan untuk kebanggaan namun sebagai kenyataan untuk
dipahami untuk ditingkatkan pada proses berikutnya
Seluruh keterampilan di atas harus ditumbuhkan oleh guru dalam proses
pembelajaran dengan melakukan berbagai strategi pembelajaran yang
memungkinkan untuk berkembangnya seluruh keterampilan di atas
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
21
3 Mata Pelajaran IPS Sekolah Dasar
a Pengertian IPS
Ilmu pengetahuan sosial sebagaimana diberikan oleh The NCSS
(National Council for the Social Studies) Board of Diractors menyatakan
Social studies is the integrated study of the social sciences and humanities
to promote civics competence Within the school program social studies
provides coordinated systematic study drawing upon such disciplines as
anthropology archeology economics geography psychology religion
and sociology as well as appropriate content from the humanities
mathematics and the natural sciences The primary purpose of the social
studies is to help young people develop the ability to make informed and
reasoned decision for the public good as citizens of a culturally diverse
democratic society in an interdependent world ( NCSS Board of Direktors
1993213)
Ilmu pengetahuan sosial merupakan program pendidikan yang memiliki
bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniti yang
diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan
pendidikan (Muhamad Nursquoman Soemantri 19951)
Menurut kurikulum pendidikan dasar 2004 IPS adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari kenyataan sosial dalam kehidupan yang didasarkan pada
kajian geografi ekonomi sosiologi antropologi tata negara dan sejarah
Melalui mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar para siswa diharapkan
dapat memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep-konsep dasar ilmu
sosial dan humaniti memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah
sosial di lingkungannya serta memiliki keterampilan mengkaji dan
memecahkan masalah sosial Melalui mata pelajaran IPS diharapkan para
siswa dapat terbina menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
22
b Materi IPS SD
Materi pendidikan IPS di SD sebagaimana dikatakan oleh Saidihardjo
(1997 4) adalah Pendidikan IPS untuk pendidikan dasar dan menengah
sumber bahannya adalah disiplin ilmu-ilmu sosial seperti yang disajikan
pada tingkat universitas Hanya karena pertimbangan tingkat kecerdasan
kematangan jiwa peserta didik maka bahan pendidikannya disederhanakan
diseleksi diadaptasi dan dimodifikasi untuk tujuan institusional pendidikan
dasar dan menengah
Menurut Zamroni (2003 5) bahwa IPS adalah ilmu yang mempelajari
apa yang terjadi disekitar kita baik seorang individu maupun sebagai warga
kelompok masyarakat Karena berkaitan dengan rdquokitardquo maka kajian IPS
harus realistis IPS baru perlu dirumuskan suatu kajian perilaku manusia
yang berkaitan dengan berbagai latar belakang yang melingkupinya secara
objektif rasional dan realistis
Menurut Saidihardjo (2003 3) IPS untuk pendidikan dasar yaitu hasil
penyederhanaan adaptasi seleksi dan modifikasi dari konsep dasar ilmu-
ilmu sosial yang disusun secara sistematis dan pedagogis untuk tujuan
pendidikan dasar dan menengah dalam rangka mewujudkan tujuan nasional
yang berdasarkan Pancasila Menurut Colin Marsh (1991 10) rdquosocial studies
is the study of people as social beings as they have existed and interacted
with each other and the environment in the time and placerdquo Ilmu sosial
adalah ilmu tentang manusia dan interaksi antar mereka antara yang satu
dengan yang lain dan lingkungan waktu mereka berada dan tempat Ilmu
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
23
pengetahuan Sosial adalah program pendidikan yang mengintegrasikan
secara interdisipliner konsep-konsep ilmu sosial dan humaniora (Suwarso
dkk 2007 1)
c Tujuan IPS
Tujuan utama IPS adalah membantu para siswa untuk berpikir kritis atau
rdquocritical thinkingrdquo agar mampu mengambil keputusan secara rasional dengan
dasar informasi yang cukup Dalam kaitannya dengan masalah sosial yang
hasilnya tidak hanya untuk pribadi keluarga tetapi juga berguna bagi
masyarakat bangsa dan negara Menurut Saidihardjo tujuan IPS adalah agar
siswa memahami dan menghargai nilai norma dan budaya suatu masyarakat
setempat dan memupuk kesadaran siswa terhadap hak dan kewajiban Orang
yang berpikir kreatif diharapkan lebih cepat menemukan pemecahan masalah
baru terhadap problem yang dihadapi (Noeng Muhadjir 2001 56) Dengan
belajar IPS diharapkan siswa memiliki kemampuan analisis sosial yakni
mampu mendeteksi dan mempunyai pemahaman tentang perasaan motif dan
kepribadian orang lain
4 Ketuntasan Belajar
a Pengertian Belajar Tuntas
Belajar tuntas (Mastery learning) adalah suatu sistem belajar yang
mengharapkan sebagian besar siswa dapat menguasai tujuan instruksional
dari satuan atau unit-unit pelajaran secara tuntas Achdiat dkk (2000)
menjelaskan bahwa maksud utama belajar tuntas adalah memungkinkan 75
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
24
sampai 90 siswa untuk mencapai hasil belajar yang sama tingginya
dengan kelompok terpandai dalam pengajaran klasikal Dengan demikian
makna belajar tuntas adalah meningkatkan efisiensi belajar meningkatkan
minat belajar meningkatkan kemandirian belajar dan meningkatkan sikap
siswa yang positif terhadap bahan pelajaran yang dipelajarinya melalui
metode belajar pada kesatuan kelas Pada belajar tuntas siswa harus
mencapai suatu tingkat penguasaan tertentu terhadap tujuan instruksional
dari satuan pembelajaran tertentu sebelum melanjutkan kesatuan
pembelajaran berikutnya
Carroll (dalam Winkel 2000) mengembangkan suatu model belajar
yang antara lain bertitik tolak pada kemampuan intelektual siswa sebagai
indikasi untuk belajar menurut kecepatan tertentu bukan untuk indikasi
tingkat keberhasilan belajar yang dapat dicapai oleh siswa Senada dengan
pendapat Carroll James H Black (Dalam Warji R 1983) mengatakan bahwa
setiap siswa dapat menguasai bahan atau materi pelajaran tetapi waktu yang
ditentukan tidak sama Jika dikaitkan pendapat Carroll dan Black maka
tampak ada kesamaan pendapat yaitu untuk menguasai atau tuntas suatu
bahan pelajaran diperlukan waktu yang berbeda-beda bagi setiap siswa
Apabila siswa disediakan cukup waktu dan diberi pelayanan yang tepat yang
meliputi kesempatan belajar kualitas pembelajaran maka setiap siswa akan
mampu menguasai bahan pelajaran yang diberikan
Sistem belajar tuntas telah terintegrasi dalam kurikulum yang
dinyatakan bahwa jika ge 85 dari jumlah siswa menguasai le 75 tujuan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
25
yang disajikan maka diadakan pengayaan dan jika belum menguasai tujuan
yang disajikan maka diadakan perbaikan Menurut Bloom dalam buku
Mastery Learning (Siswoyo 198121) berpendapat bahwa
ldquo Mastery learning dipandang sebagai kemampuan siswa untuk menyerap
inti dan pengajaran yang telah diberikan kepadanya ke dalam suatu
keseluruhanrdquo
Amparo S Lardizibal (2000 179) mengemukakan ldquomastery learning
as a strategy for optimizing learning considers the individual capacity and
need of the learnerrdquo Mastery learning sebagai sebuah strategi untuk harapan
yang lebih baik dalam pembelajaran kapasitas individu dan kebutuhan
pembelajaran
Dari beberapa pengertian mastery learning dapat disimpulkan akan
belajar tuntas yakni belajar tuntas adalah suatu kegiatan pembelajaran yang
mengarahkan seluruh kemampuan agar materi pelajaran dapat dikuasai siswa
secara penuh dalam waktu tertentu
b Prinsip Belajar Tuntas
Dasar prinsip dari mastery learning menurut Amparo S Lardizabal
(2000 180) adalah 1) Unit belajar dipecah dalam komponen tingkah
lakusikap atau tugas-tugas 2) Tugas pembelajaran menjadi suatu rangkaian
yang pantas 3) Frekuensi diagnosa dan peningkatan dari format evaluasi
diberikan pada apa yang diajarkan 4) Perbaikan yang pantas diberikan untuk
mengatasi kelompok atau individu yang dinyatakan lemah melalui tes
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
26
formatif 5) Siswa diberikan cukup waktu untuk memperoleh penguasaan 6)
Tugas belajar tuntas didasari pada basis standar faktor penentu yang
dikriteriakan
Menurut Siswoyo (1981 3) faktor yang lebih prinsip dalam strategi
mastery learning adalah pengembangan prosedur-prosedur umpan balik dan
korektif (feed back and corrective procedures) pada berbagai taraf atau
bagian dari proses belajar Untuk umpan balik dapat dipakai lembaran kerja
ulangan-ulangan pekerjaan rumah (PR) test formatif dan sebagainya
Test-test semacam itu dimaksudkan untuk menentukan apa yang telah
dikuasai setiap siswa dalam satuan pelajaran bab atau bagian dari mata
pelajaran tertentu dan apa yang masih perlu dipelajarinya
c Kriteria Belajar Tuntas
Ketuntasan belajar merupakan target keberhasilan dari kegiatan belajar
mengajar Apakah materi yang disampaikan sampai berapa jauh dikuasai
oleh siswa Penilaian Acuan Patokan yang dipakai untuk mengukur
ketuntasan belajar sebagaimana dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM)
yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional tahun 2001
mentarget 75 daya serap materi yang disampaikan pada siswa
dalam kurikulum nasional
Semenjak penerapan kurikulum 2006 mulai tahun ajaran 20072008
khususnya di Sekolah Dasar (SD) dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) ketuntasan belajar dibuat oleh masing-masing lembaga
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
27
pendidikan dengan memperhatikan tingkat kesukaran daya dukung sarana
dan prasarana Ketuntasan belajar ini disebut Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) dan dibuat setiap indikator Untuk dapat mengetahui ketuntasan
belajar siswa tinggal membandingkan hasil ulangan atau test dengan standar
KKM yang dibuat Apabila nilai di bawah standar KKM maka siswa tersebut
belum tuntas apabila sama atau lebih tinggi dari standar KKM maka siswa
tersebut dinyatakan sudah mencapai tuntas dalam belajar
B Penelitian Yang Relevan
Banyak penelitian terdahulu yang relevan berkaitan dengan strategi
pembelajaran kemandirian belajar dan prestasi belajar variabel-variabel yang
diteliti dalam penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Kirno Suwanto pada tahun 2006 sistem pembelajaran sebagai upaya
meningkatkan kemandirian belajar siswa di SDIT Nur Hidayah menunjukkan
hubungan yang positif antara pembelajaran dengan kemandirian belajar Dwi
Atmojo pada tahun 2002 topik penelitian pengaruh penggunaan strategi
pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar
menunjukkan pengaruh yang positif penggunaan strategi pembelajaran kooperatif
dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Sukardi dan Anton Sukarno pada
tahun 2001 dengan topik kemampuan profesional guru SD (Studi Korelasi antara
Pengalaman Pendidikan dan sikap Profesional Guru) menunjukkan hubungan
yang positif dan signifikan Nurhilal pada tahun 2008 dengan topik penelitian
hubungan partisipasi siswa dalam PAKEM dan motivasi belajar dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
28
ketuntasan belajar IPA SD di Karanganyar Purbalingga menunjukkan adanya
hubungan yang signifikan antara pembelajaran PAKEM dan motivasi belajar
dengan ketuntasan belajar IPA di SD
Dari beberapa penelitian di atas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian untuk mencari hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar khususnya pada mata pelajaran
IPS
C Kerangka Berfikir
Berdasar latar belakang masalah kajian teori dan penelitian-penelitian
yang relevan maka dapat disusun kerangka berpikir sebagai berikut
1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan
belajar mata pelajaran IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang
menekankan siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat yang
sudah dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang
Dengan rasa senang pada diri siswa akan memudahkan untuk menerima
materi pelajaran sehinggga anak dapat menguasai keterampilan baik kognitif
afektif dan psikomotor yang diharapkan sehingga pada akhirnya ketuntasan
belajar yang ditargetkan akan dapat tercapai
Guru dan proses pembelajaran merupakan dua hal yang memiliki
keterkaitan sangat erat dan mutlak Artinya guru akan lebih memiliki makna
secara edukatif jika guru itu mampu melakukan proses pembelajaran yang
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
29
baik tepat akurat serta relevan dengan fungsi dan prinsip pendidikan Untuk
mewujudkan idealisme pendidikan itu tidak cukup diimbangi dengan
pembelajaran yang efektif melainkan perlu pembelajaran yang efisien
Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu menambah
wacana atau khasanah pengetahuan baru bagi siswa Sedangkan pembelajaran
yang efisien adalah pembelajaran di samping dapat menambah pengetahuan
atau informasi baru bagi siswa pembelajaran itu menyenangkan dan
menggairahkan siswa selama proses pembelajaran
2 Hubungan antara kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar mata
pelajaran IPS
Kemandirian belajar siswa dapat dilihat dari kemampuannya dalam
melaksanakan tiga kegiatan belajar yaitu (1) kemampuan untuk memotivasi
diri (2) kemampuan teknis dalam melakukan kegiatan belajar mandiri dan
(3) kemampuannya dalam merefleksi kegiatan belajar yanag telah
dilakukannya dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian siswa untuk
belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara Dengan kemandirian belajar
yang telah dimilikinya akan mendorong siswa untuk melakukan sesuatu
dengan penuh kesadaran dan keberartian Siswa menyadari bahwa kebutuhan
belajar penting untuk dirinya sendiri bukan untuk kepentingan orang lain
Dalam konteks pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
dan atau Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tidak
hanya menuntut guru untuk melakukan inovasi pembelajaran melainkan juga
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
30
menuntut siswa untuk melakukan cara belajar siswa aktif (CBSA) Dengan
CBSA dituntut siswa memiliki motivasi belajar yang optimal sehingga dapat
menumbuhkan kemandirian belajar siswa
3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar
dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan suatu cara pembelajaran
yang menuntut siswa aktif dan adanya rasa senang sehingga siswa tidak
merasa bosan untuk belajar Dengan berbagai media peraga perangkat dan
lain-lain Hal ini dapat menimbulkan kesenangan belajar siswa
Di samping partisipasi siswa dalam PAKEM tidak kalah pentingnya
kemandirian belajar yang mendorong siswa untuk mengembangkan motivasi
pembelajaran dan refleksi yang diperlukan untuk melakukan keterampilan-
keterampilan yang diperlukan untuk melakukan sesuatu kegiatan belajar
secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya
sendiri untuk menguasai sesuatu kompetensi tertentu Dalam kegiatan
pembelajaran seorang guru senantiasa berupaya agar materi yang disampaikan
atau dipelajari dapat dikuasai siswa secara optimal Untuk itu partisipasi
siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar merupakan dua faktor yang
diduga secara bersama-sama memiliki hubungan positif dengan ketuntasan
belajar mata pelajaran IPS SD
Salah satu persyaratan yang penting dalam melaksanakan
pembelajaran adalah kemampuan guru menjalankan suatu proses
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
31
pembelajaran yang bermakna bagi semua siswa Acuan proses pembelajaran
bukan saja harus melihat pada kondisi kini namun juga pada masa yang akan
datang bagi siswa usia pendidikan dasar Pembelajaran yang diberikan perlu
disesuaikan pada taraf perkembangan tingkat pertisipasi dan kemandirian
belajarnya
D Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dalam penelitian ini peneliti
mengajukan hipotesis sebagai berikut
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar IPS
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
1 Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Pejagoan
UPT Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kecamatan Pejagoan Kabupaten
Kebumen
2 Waktu Penelitian
Penelitian ini membutuhkan waktu penyelesaian selama kurang lebih 10
bulan dimulai dari observasi awal penyusunan proposal penyusunan
instrumen uji coba alat ukur pelaksanaan penelitian sampai pengolahan data
dan penyusunan laporan
A Metode Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian di atas metode penelitian yang digunakan
adalah deskriptif korelasional yaitu suatu peneltian yang bertujuan mendeteksi
seberapa jauh variasi-variasi suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada
satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefesien korelasi (Suryabrata 1981
24) Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Variabel Bebas (Variabel Prediktor)
a Partisipasi Siswa Dalam PAKEM (X1)
b Kemandirian Belajar IPS (X2)
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
33
2 Variabel Terikat (Variabel Respons)
- Ketuntasan Belajar IPS (Y)
Populasi dan Sampel
Populasi adalah sekelompok individu yang akan diteliti atau diselidiki
dalam suatu penelitian (Sugiyono 1997) Populasi dalam penelitian ini adalah
siswa SDN 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen yang berjumlah 220 siswa
Sampel adalah bagian dari populasi sampel yang dipakai itu diteliti agar
dapat mewakili jumlah populasi Apabila jumlah populasi kurang dari 100
sebaiknya diambil semua sebagai sampel sehingga penelitiannya bersifat total
Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil 10-15 atau
lebih besar dari itu (Arikunto 1996) Sejalan dengan hal tersebut populasi dalam
penelitian ini berjumlah 220 yaing terdiri dari tingkatan kelas 1 sampai kelas VI
Sampel diambil siswa kelas V yang berjumlah 40 siswa
Sampling adalah teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel
Adapun teknik sampling ada 2 macam yaitu teknik non random sampling dan
teknik random sampling Dalam penelitian ini digunakan teknik cluster random
sampling atau area sampling artinya pengambilan sampel yang didasarkan atas
ciori-ciri kelompok tertentu atau sifat tertentu yang ada pada tingkat kelas dan
dengan memberi kebebasan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk
menjadi anggota sampel dengan cara mengundi kelas yang diambil sebagai
sampel penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
34
B Teknik Pengumpulan Data
1 Angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan Kemandirian belajar
Angket partisipasi siswa dalam PAKEM terdiri dari 50 item Data untuk
kemandirian belajar IPS diperoleh melalui angket Angket partisipasi siswa
dalam PAKEM sebanyak 50 item dan angket kemandirian belajar sebanyak
50 item dan Tes ketuntasan belajar IPS sebanyak 50 item
Validitas ietem angket digunakan korelasi Product Moment dari
Pearson sedang reliabilitas item angket digunakan Alpha Cronbach
2 Metode Test
Metode test digunakan untuk mengetahui nilai ketuntasan belajar IPS
berdasarkan kisi-kisi pemberian skor terhadap tes kompetensi belajar IPS
E Teknik Analisis Data
Untuk menguji hipotesis (1) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan ketuntasan belajar IPSrdquo
dan hipotesis (2) yang berbunyi ldquoada hungan positif yang signifikan antara
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan teknik analisis
regresi dan korelasi sederhana atau sering disebut korelasi Product Moment
Untuk menguji hipotesis (3) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang signifikan
antara PAKEM dan kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan
teknik analisis regresi linier
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
35
F Hipotesis Statistik
Dalam penelitian ini hipotesis statistik adalah sebagai berikut
1 Hipotesis (1)
a Ho ry 1 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 1 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
2 Hipotesis (2)
a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian
belajar dengan ketuntasan belajar IPS
3 Hipotesis (3)
a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kemandirian belajar dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar
dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Skor Partisipasi Siswa dalam PAKEM
Data partisipasi siswa dalam PAKEM secara keseluruhan memiliki
rentangan (range) 45 dengan skor terendah 91 dan skor tertinggi 136 Data
partisipasi siswa dalam PAKEM mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar
1132 modus sebesar 91 median sebesar 114 varians sebesar 21616 dan
simpangan baku standar deviasi) sebesar 147 (nilai-nilai statistik ini
perhitungannya dilakukan dengan komputer dengan program SPSS versi 15
1 Skor Kemandirian Belajar
Data skor kemandirian belajar siswa secara keseluruhan memiliki
rentangan (range) 40 dengan skor terendah 92 dan skor tertinggi 132
Kemandirian belajar mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 1126 modus
sebesar 95 median sebesar 1135 varians sebesar 2276 dan simpangan baku
(standar deviasi) sebesar 151 (nilai-nilai statistik ini perhitungannya
dilakukan dengan komputer program SPSS versi 15
3 Ketuntasan belajar IPS
Data ketuntasan belajar IPS siswa yang memiliki secara keseluruhan
memiliki rentangan (range) 48 dengan skor terendah 50 dan skor tertinggi
98 Ketuntasan belajar IPS siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
37
rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians
sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai
statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS
A Pengujian Persyaratan Analisis
1 Uji Normalitas Data
a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada
lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi
sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa
data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang
berdistribusi normal
b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100
lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data
kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi
normal
c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
38
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov
Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance
sebesar 0808 lebih besar dari α (005)
2 Uji Linieritas
Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier
Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x
2 tabel
dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13
diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan
demikian model regresi adalah model linier
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan
skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS
Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi
Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai
dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44
Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis
Pengujian rhitung rtabel Keterangan
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0616 0312 Signifikan
Hubungan kemandirian
belajar siswa dalam
0677 0312 Signifikan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
39
PAKEM dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran
IPS
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0731 0312 Signifikan
F hitung = 21290
F tabel = 323
Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis
pada akhir Bab II adalah sebagai berikut
1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar
pada mata pelajaran IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi
(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat
diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika
semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
40
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil
perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf
signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat
dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo
sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
41
Coefficientsa
4545 11160 407 686
267 108 338 2467 018
368 105 482 3519 001
(Constant)
x1
x2
Model
1
B Std Error
Unstandardized
Coeff icients
Beta
Standardized
Coeff icients
t Sig
Dependent Variable ya
(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS
Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi
siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar
IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut
Tabel 45
Hasil Analisis Regresi Linier
Coefficients a
Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS
Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai
berikut
Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2
Interpretasi persamaan tersebut adalah
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
42
a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar
4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bernilai nol
b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa
kemandirian belajar bernilai konstan
b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar
siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan
Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan
sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar
42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar
58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari
sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini
menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
43
akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar
225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan
meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31
Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan
memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan
belajar IPS
B Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi
sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan
pembahasan sebagai berikut
Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan
taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat
dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa
dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang
berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat
student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan
menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
44
dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa
siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa
senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh
Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut
bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan
oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan
pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan
bentuk yang sempurna
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan
siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah
dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi
siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia
pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian
belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel
dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung
gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini
dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
45
siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan
yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan
kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan
prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan
kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha
meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha
belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)
bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab
dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa
yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki
tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap
refleksi
Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental
sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi
mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa
remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh
anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh
karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan
kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian
belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar
mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat
diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
46
lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan
pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal
Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu
yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya
bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi
dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang
afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan
belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong
seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni
belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi
pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya
Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi
tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha
untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa
dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam
kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin
kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai
Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa
senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki
banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi
tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester
kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
47
dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang
dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias
memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir
keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi
siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan
tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti
jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena
terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki
kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi
yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan
guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar
Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan
dalam proses belajar
Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa
PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan
dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel
0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian
belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang
menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
48
karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau
bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal
ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di
sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama
memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS
C Keterbatasan Penelitian
Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini
penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan
rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut
Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar
menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka
alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu
sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-
jujurnya
Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya
menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada
secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan
ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah
mencakup materi yang luas
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
49
Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi
proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian
belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek
penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat
sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil
penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
50
BAB V
KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat
disimpulkan bahwa
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan
analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini
berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan
arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan
(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar
siswa
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa
dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis
korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti
bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan
kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
51
mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif
ketuntasan hasil belajar siswa
3 Ketuntasan belajar IPS
Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan
yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa
hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi
pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti
proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan
kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar
IPS
B Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif
dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi
kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik
Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia
menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
52
metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang
diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna
oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu
penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan
antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab
demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan
simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan
antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)
contextual teaching learning (CTL) Jigsaw
Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi
akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang
disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki
hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS
Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model
pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan
menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan
hasil belajarnya
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
53
C Saran
1 Bagi Guru
Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan
materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan
lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan
pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan
belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya
meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar
karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan
prestasi dan ketuntasan belajarnya
2 Bagi siswa
Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar
Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus
menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar
IPS yang diharapkan
3 Bagi Sekolah
Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan
nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan
mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka
mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
54
prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan
tercapainya tujuan bersama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
55
Daftar Pustaka
Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery
Learning Jakarta Depdikbud
Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City
Phoenix Publishing House Inc
Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia
Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja
Grafindo Perasada
Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York
Longman
Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom
AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass
httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)
Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press
Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta
Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum
Depdiknas
Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta
Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan
httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret
Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung
Jurnal Pendidikan
Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas
Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins
Publishers
Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS
Semarang ISBN
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
56
Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press
Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite
(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford
Pergamon Press Reprinted here by permission (net)
__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence
for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College
Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York
Macmillan PublCoy
Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork
Harper and Raw Publisher
Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom
Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren
Teacer Hall India Private Limited
Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS
Jakarta Depdikbud
Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra
(2010)
Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning
httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp
Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest
httpwwweriedigestorg (19-05-2009)
Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta
LP3ES
Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery
learning The case for guided methods of instructionrdquo
httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)
Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan
Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah
disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung
Angkatan Pertama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
57
Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar
Bandung Sinar Baru
Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi
Aksara
Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri
Yogyakarta
Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer
wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)
Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius
Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary
active_learninghtm (20-05-2009)
Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches
Acknowledgement University of Saskatchewan
Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta
F IPS UNY
Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga
Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli
pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas
Unesco Unicer dan Nzaid
Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta
Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil
Cipta Media
Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal
Approach to Instructional Design Australian journal of Educational
Technology
Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas
Surabaya IDM
Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi
Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
13
d Model PAKEM
Gambaran PAKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi
selama kegiatan belajar mengajar Beberapa sarana atau perangkat model
belajar PAKEM sebagai berikut
Buletin Selamat Pagi Papan Absen Mandiri Uji Cakap Mandiri Papan
Jadwal Mandiri Kantong Peraga Mandiri Lembar Jawab Berkomik Kotak
Pas Mandiri Pohon Ilmu Dokter Matematika Kotak Permainan Buah Soal
Mandiri Media ldquo Tugasku Tanggung Jawabku rdquo Bimbingan Belajar
(Durari 200218-19)
Pembelajaran model PAKEM dengan berbagai media akan menuntut
siswa berpartisipasi aktif dalam proses kegiatan belajar Sebagaimana yang
dikemukakan oleh Jerrold E Kemp (1985 4) dalam contribution of media
to the learning process (kontribusi dari media pada proses belajar
1) Pengantar dari pengajaran dapat menjadi lebih standar setiap siswa
melihat dan mendengar sebuah presentasi media
2) Pengajaran dapat menjadi lebih menarik dengan media pengajaran
3) Belajar menjadi lebih interaktif dengan media pengajaran
4) Efisiensi waktu dengan memanfaatkan media dalam pembelajaran
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru telah menerapkan
pola-pola pembelajaran yang mengaktifkan siswa khususnya di sekolah
dasar diantaranya cara belajar siswa akif (CBSA) Pola ini diterapkan di
Kabupaten Kebumen CBSA mengubah paradigma lama seorang guru dalam
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
14
menyampaikan pelajaran aktif murid cenderung pasif Dalam
pelaksanaannya di lapangan CBSA sangat dianjurkan dan terkesan
dipaksakan padahal tidak semua Sekolah Dasar (SD) mempunyai
kemampuan yang sama guru siswa sarana maupun prasarana CBSA
menuntut siswa untuk aktif terlibat penuh dalam kegiatan belajar mengajar
dari awal sampai akhir pembelajaran dengan perangkat lembar kerja
Beberapa tahun pola CBSA dilaksanakan tapi kurang membawa perubahan
yang berarti Siswa mengalami kejenuhan karena dituntut selalu aktif
Menjenuhkan jiwa anak yang masih suka bermain sambil belajar atau belajar
sambil bermain Pola CBSA dilaksanakan guru dan murid selalu berada
dalam satu tempat satu waktu dan situasi yang sama Kegiatan belajar
mengajar seringkali terhambat atau tidak berjalan karena guru sebagai
fasilitator tidak berada di arena belajar Hal ini mungkin guru masih dalam
perjalanan menuju ke sekolah atau guru berhalangan hadir ke sekolah
karena sakit atau karena kepentingan lain Maka kegiatan belajar mengajar
mengalami hambatan yang akhirnya CBSA tidak dapat terlaksana dengan
baik
Dalam kondisi seperti tersebut di atas diperlukan model pembelajaran
yang efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa
Bruce Joyce dan Marsha Weil (2003 11-21) mengelompokkan model-
model pembelajaran ke dalam empat kategori yaitu
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
15
a) Kelompok model sosial atau the social family meliputi partners in
learning investigasi kelompok (group investigation) bermain peran
(role playing) dan penelitian yurisprudential (jurisprudential inquiry)
b) Kelompok model pengolahan informasi atau the information-processing
family meliputi model berpikir induktif (inductive thinking)
pencapaian konsep (concept attainment) memorisasi (memorics)
pemandu awal (advance organizers) latihan penelitian (inquiry
training) pengembangan intelek (scientific inquiry) dan synectics
c) Kelompok model personal atau the personal family meliputi
pengajaran tanpa arahan (nondirective teaching) dan ananching self-
esteem
d) Kelompok model system perilaku atau the behavior system family
meliputi belajar tuntas (mastery learning) pembelajaran langsung
(direct instruction) simulasi (simulation) belajar sosial (social
learning) dan programmed schedule
Salah satu model pembelajaran yang memerlukan kemandirian siswa
adalah model pembelajaran self directed learning (SDL) atau belajar
dipimpin oleh diri sendiri Menurut Leonard Nadler dan Zeace Nadler (2003
4) mendefinisikan SDL sebagai berikut
Self directed learning is a training design in which trainees master
packages of predetermined material at their own pace whithout the aid of
an instructor
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
16
Model pembelajaran self directed learning (SDL) adalah sebuah
rancangan dalam pembelajaran yang dalam belajar dilatih oleh paket
mengajarguru yang ditentukan oleh material langkah siswa sendiri tanpa
pertolongan dari pembimbing
2 Kemandirian Belajar
a Pengertian Belajar Mandiri dan Kemandirian Belajar
Konsep Belajar Mandiri (Self-directed Learning) sebenarnya berakar
dari konsep pendidikan orang dewasa Namun demikian berdasarkan
beberapa penelitian yang dilakukan oleh para ahli seperti Garrison tahun
1997 Schilleref tahun 2001 dan Scheidet tahun 2003 ternyata belajar
mandiri juga cocok untuk semua tingkatan usia Dengan kata lain belajar
mandiri sesuai untuk semua jenjang sekolah baik untuk sekolah menengah
maupun sekolah dasar dalam rangka meningkatkan prestasi dan kemampuan
siswa (httpwwwnwrelorg planningreportsself-directindexphp)
Haris Mujiman (2005 1) mencoba memberikan pengertian belajar
mandiri dengan lebih lengkap Menurutnya belajar mandiri adalah kegiatan
belajar aktif yang di dorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu
kompetensi guna mengatasi suatu masalah dan dibangun dengan bekal
pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki Pencapaian kompetensi sebagai
tujuan belajar dan cara penyampaiannya baik penetapan waktu belajar
tempat belajar irama belajar tempo belajar cara belajar maupun evaluasi
belajar dilakukan oleh siswa sendiri Disini belajar mandiri lebih dimaknai
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
17
sebagai usaha siswa untuk melakukan kegiatan belajar yang didasari niatnya
untuk menguasai suatu kompetensi tertentu
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dan beberapa pertimbangan di
atas maka belajar mandiri dapat diartikan sebagai usaha individu untuk
melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang
lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai sesuatu materi dan
atau kompetensi tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan
masalah yang dijumpainya di dunia nyata
Self-directed Learning adalah kegiatan belajar mandiri sedangkan orang
yang melakukan belajar mandiri sering disebut siswa mandiri (self-directed
Learners) Mardziah Hayati Abdullah (20012) mengatakan self-directed
Learners adalah sebagai ldquopara manajer dan pemilik tanggung jawab dari
proses pembelajaran yang mereka lakukan sendirirdquo Individu seperti itu
mempunyai keterampilan untuk mengakses dan memproses informasi yang
mereka perlukan untuk suatu tujuan tertentu Dalam belajar mandiri
mengintegrasikan self-management (manajemen konteks termasuk latar
belakang sosial menentukan sumber daya dan tindakan) dengan yang self-
monitoring (proses siswa dalam memonitor mengevaluasi dan mengatur
strategi belajarnya)
Belajar mandiri dan siswa mandiri seperti sekeping mata uang yang
mempunyai dua muka yang berbeda tetapi merupakan satu kesatuan yang
mempunyai suatu fungsi yang saling mendukung Lebih jelasnya persamaan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
18
dan perbedaan antara belajar mandiri dengan siswa mandiri digambarkan
dalam bagan sebagai berikut
Gambar 22
Pendekatan personal Responbility Orientation (PRO)
(Sumber Roger Hiemstra 199825)
Belajar mandiri (self-directed learning) yang ada di sisi sebelah kiri dari
pendekatan mengacu pada karakteristik proses belajar mengajar atau apa
yang dikenal sebagai faktor eksternal dari si siswa Disini mengacu pada
bagaimana proses pembelajaran itu dilaksanakan Siswa mandiri (self-
direction Learners) yang ada di sebelah kanan dari pendekatan mengacu
pada individu yang melakukan kegiatan belajar Termasuk di dalamnya yaitu
karakteristik kepribadian siswa atau sering kita sebut faktor internal dari
individu yang bersangkutan Jika kedua hal tersebut (self-directed learning
dan self-direction Learners) dapat tercipta dalam proses pembelajaran maka
individu dapat memiliki kemandirian dalam belajar (self-direction in
learning)
Dengan demikian kemandirian belajar (self-direction in learning) dapat
diartikan sebagai sifat dan sikap serta kemampuan yang dimiliki siswa untuk
melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
19
lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai suatu kompetensi
tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan masalah yang
dijumpainya di dunia nyata
Burt Sisco dalam Hiemstra (19988) membuat sebuah pendekatan yang
membantu individu untuk menjadi lebih mandiri dalam belajar Menurut
Sisco ada enam langkah kegiatan untuk membantu individu menjadi lebih
mandiri dalam belajar yaitu (1) preplanning (aktivitas sebelum proses
pembelajaran) (2) menciptakan lingkungan belajar yang positif (3)
mengembangkan rencana pembelajaran (4) mengidentifikasi aktivitas
pembelajaran yang sesuai (5) melaksanakan kegiatan pembelajaran dan
monitoring dan (6) mengevaluasi hasil pembelajaran individu
Menurut Haris Mudjiman (2005 120) belajar mandiri memiliki tiga
tahap pelaksanaan yaitu tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran
dan tahap refleksi Sehingga keterampilan-keterampilan yang diperlukan
untuk belajar mandiri adalah keterampilan yang diperlukan untuk
mengerjakan setiap tahap belajar mandiri
Pada tahap pengembangan motivasi keterampilan yang perlu dikuasai
adalah keterampilan menumbuhkan self-motivation Untuk dapat
menumbuhkan self-motivation diperlukan beberapa keterampilan seperti
(1) Kemampuan mengetahui detail dari kegiatan (2) kemampuan
menganalisis dan menyimpulkan bahwa kegiatan sesuai dengan kebutuhan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
20
dan terjangkau (3) kemampuan menikmati pengalaman belajar (4)
kemampuan melakukan penilaian secara objektif
Pada tahap pembelajaran keterampilan yang perlu dikuasai adalah
keterampilan dasar penelitian yang meliputi (1) Keterampilan merumuskan
masalah (2) keterampilan menetapkan tujuan belajar (3) keterampilan
menetapkan strategi (4) keterampilan menetapkan jenis informasi yang di
perlukan (5) keterampilan mengidentifikasi sumber informasi (6)
keterampilan mencari informasi (7) keterampilan menganalisis informasi
(8) Keterampilan merumuskan hasil analisisnya (9) keterampilan
mengkomunikasikan hasil belajarnya (10) kemampuan menilai pada
kegiatan akhir belajar
Pada tahap refleksi keterampilan yang diperlukan antara lain (1)
kemampuan menentukan kebenaran dan kesalahan (2) kemampuan
menerima kesalahan sebagai sesuatu yang wajar (3) kemampuan
menggunakan kesalahan untuk perbaikan (4) kemampuan menerima
keberhasilan bukan untuk kebanggaan namun sebagai kenyataan untuk
dipahami untuk ditingkatkan pada proses berikutnya
Seluruh keterampilan di atas harus ditumbuhkan oleh guru dalam proses
pembelajaran dengan melakukan berbagai strategi pembelajaran yang
memungkinkan untuk berkembangnya seluruh keterampilan di atas
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
21
3 Mata Pelajaran IPS Sekolah Dasar
a Pengertian IPS
Ilmu pengetahuan sosial sebagaimana diberikan oleh The NCSS
(National Council for the Social Studies) Board of Diractors menyatakan
Social studies is the integrated study of the social sciences and humanities
to promote civics competence Within the school program social studies
provides coordinated systematic study drawing upon such disciplines as
anthropology archeology economics geography psychology religion
and sociology as well as appropriate content from the humanities
mathematics and the natural sciences The primary purpose of the social
studies is to help young people develop the ability to make informed and
reasoned decision for the public good as citizens of a culturally diverse
democratic society in an interdependent world ( NCSS Board of Direktors
1993213)
Ilmu pengetahuan sosial merupakan program pendidikan yang memiliki
bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniti yang
diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan
pendidikan (Muhamad Nursquoman Soemantri 19951)
Menurut kurikulum pendidikan dasar 2004 IPS adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari kenyataan sosial dalam kehidupan yang didasarkan pada
kajian geografi ekonomi sosiologi antropologi tata negara dan sejarah
Melalui mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar para siswa diharapkan
dapat memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep-konsep dasar ilmu
sosial dan humaniti memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah
sosial di lingkungannya serta memiliki keterampilan mengkaji dan
memecahkan masalah sosial Melalui mata pelajaran IPS diharapkan para
siswa dapat terbina menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
22
b Materi IPS SD
Materi pendidikan IPS di SD sebagaimana dikatakan oleh Saidihardjo
(1997 4) adalah Pendidikan IPS untuk pendidikan dasar dan menengah
sumber bahannya adalah disiplin ilmu-ilmu sosial seperti yang disajikan
pada tingkat universitas Hanya karena pertimbangan tingkat kecerdasan
kematangan jiwa peserta didik maka bahan pendidikannya disederhanakan
diseleksi diadaptasi dan dimodifikasi untuk tujuan institusional pendidikan
dasar dan menengah
Menurut Zamroni (2003 5) bahwa IPS adalah ilmu yang mempelajari
apa yang terjadi disekitar kita baik seorang individu maupun sebagai warga
kelompok masyarakat Karena berkaitan dengan rdquokitardquo maka kajian IPS
harus realistis IPS baru perlu dirumuskan suatu kajian perilaku manusia
yang berkaitan dengan berbagai latar belakang yang melingkupinya secara
objektif rasional dan realistis
Menurut Saidihardjo (2003 3) IPS untuk pendidikan dasar yaitu hasil
penyederhanaan adaptasi seleksi dan modifikasi dari konsep dasar ilmu-
ilmu sosial yang disusun secara sistematis dan pedagogis untuk tujuan
pendidikan dasar dan menengah dalam rangka mewujudkan tujuan nasional
yang berdasarkan Pancasila Menurut Colin Marsh (1991 10) rdquosocial studies
is the study of people as social beings as they have existed and interacted
with each other and the environment in the time and placerdquo Ilmu sosial
adalah ilmu tentang manusia dan interaksi antar mereka antara yang satu
dengan yang lain dan lingkungan waktu mereka berada dan tempat Ilmu
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
23
pengetahuan Sosial adalah program pendidikan yang mengintegrasikan
secara interdisipliner konsep-konsep ilmu sosial dan humaniora (Suwarso
dkk 2007 1)
c Tujuan IPS
Tujuan utama IPS adalah membantu para siswa untuk berpikir kritis atau
rdquocritical thinkingrdquo agar mampu mengambil keputusan secara rasional dengan
dasar informasi yang cukup Dalam kaitannya dengan masalah sosial yang
hasilnya tidak hanya untuk pribadi keluarga tetapi juga berguna bagi
masyarakat bangsa dan negara Menurut Saidihardjo tujuan IPS adalah agar
siswa memahami dan menghargai nilai norma dan budaya suatu masyarakat
setempat dan memupuk kesadaran siswa terhadap hak dan kewajiban Orang
yang berpikir kreatif diharapkan lebih cepat menemukan pemecahan masalah
baru terhadap problem yang dihadapi (Noeng Muhadjir 2001 56) Dengan
belajar IPS diharapkan siswa memiliki kemampuan analisis sosial yakni
mampu mendeteksi dan mempunyai pemahaman tentang perasaan motif dan
kepribadian orang lain
4 Ketuntasan Belajar
a Pengertian Belajar Tuntas
Belajar tuntas (Mastery learning) adalah suatu sistem belajar yang
mengharapkan sebagian besar siswa dapat menguasai tujuan instruksional
dari satuan atau unit-unit pelajaran secara tuntas Achdiat dkk (2000)
menjelaskan bahwa maksud utama belajar tuntas adalah memungkinkan 75
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
24
sampai 90 siswa untuk mencapai hasil belajar yang sama tingginya
dengan kelompok terpandai dalam pengajaran klasikal Dengan demikian
makna belajar tuntas adalah meningkatkan efisiensi belajar meningkatkan
minat belajar meningkatkan kemandirian belajar dan meningkatkan sikap
siswa yang positif terhadap bahan pelajaran yang dipelajarinya melalui
metode belajar pada kesatuan kelas Pada belajar tuntas siswa harus
mencapai suatu tingkat penguasaan tertentu terhadap tujuan instruksional
dari satuan pembelajaran tertentu sebelum melanjutkan kesatuan
pembelajaran berikutnya
Carroll (dalam Winkel 2000) mengembangkan suatu model belajar
yang antara lain bertitik tolak pada kemampuan intelektual siswa sebagai
indikasi untuk belajar menurut kecepatan tertentu bukan untuk indikasi
tingkat keberhasilan belajar yang dapat dicapai oleh siswa Senada dengan
pendapat Carroll James H Black (Dalam Warji R 1983) mengatakan bahwa
setiap siswa dapat menguasai bahan atau materi pelajaran tetapi waktu yang
ditentukan tidak sama Jika dikaitkan pendapat Carroll dan Black maka
tampak ada kesamaan pendapat yaitu untuk menguasai atau tuntas suatu
bahan pelajaran diperlukan waktu yang berbeda-beda bagi setiap siswa
Apabila siswa disediakan cukup waktu dan diberi pelayanan yang tepat yang
meliputi kesempatan belajar kualitas pembelajaran maka setiap siswa akan
mampu menguasai bahan pelajaran yang diberikan
Sistem belajar tuntas telah terintegrasi dalam kurikulum yang
dinyatakan bahwa jika ge 85 dari jumlah siswa menguasai le 75 tujuan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
25
yang disajikan maka diadakan pengayaan dan jika belum menguasai tujuan
yang disajikan maka diadakan perbaikan Menurut Bloom dalam buku
Mastery Learning (Siswoyo 198121) berpendapat bahwa
ldquo Mastery learning dipandang sebagai kemampuan siswa untuk menyerap
inti dan pengajaran yang telah diberikan kepadanya ke dalam suatu
keseluruhanrdquo
Amparo S Lardizibal (2000 179) mengemukakan ldquomastery learning
as a strategy for optimizing learning considers the individual capacity and
need of the learnerrdquo Mastery learning sebagai sebuah strategi untuk harapan
yang lebih baik dalam pembelajaran kapasitas individu dan kebutuhan
pembelajaran
Dari beberapa pengertian mastery learning dapat disimpulkan akan
belajar tuntas yakni belajar tuntas adalah suatu kegiatan pembelajaran yang
mengarahkan seluruh kemampuan agar materi pelajaran dapat dikuasai siswa
secara penuh dalam waktu tertentu
b Prinsip Belajar Tuntas
Dasar prinsip dari mastery learning menurut Amparo S Lardizabal
(2000 180) adalah 1) Unit belajar dipecah dalam komponen tingkah
lakusikap atau tugas-tugas 2) Tugas pembelajaran menjadi suatu rangkaian
yang pantas 3) Frekuensi diagnosa dan peningkatan dari format evaluasi
diberikan pada apa yang diajarkan 4) Perbaikan yang pantas diberikan untuk
mengatasi kelompok atau individu yang dinyatakan lemah melalui tes
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
26
formatif 5) Siswa diberikan cukup waktu untuk memperoleh penguasaan 6)
Tugas belajar tuntas didasari pada basis standar faktor penentu yang
dikriteriakan
Menurut Siswoyo (1981 3) faktor yang lebih prinsip dalam strategi
mastery learning adalah pengembangan prosedur-prosedur umpan balik dan
korektif (feed back and corrective procedures) pada berbagai taraf atau
bagian dari proses belajar Untuk umpan balik dapat dipakai lembaran kerja
ulangan-ulangan pekerjaan rumah (PR) test formatif dan sebagainya
Test-test semacam itu dimaksudkan untuk menentukan apa yang telah
dikuasai setiap siswa dalam satuan pelajaran bab atau bagian dari mata
pelajaran tertentu dan apa yang masih perlu dipelajarinya
c Kriteria Belajar Tuntas
Ketuntasan belajar merupakan target keberhasilan dari kegiatan belajar
mengajar Apakah materi yang disampaikan sampai berapa jauh dikuasai
oleh siswa Penilaian Acuan Patokan yang dipakai untuk mengukur
ketuntasan belajar sebagaimana dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM)
yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional tahun 2001
mentarget 75 daya serap materi yang disampaikan pada siswa
dalam kurikulum nasional
Semenjak penerapan kurikulum 2006 mulai tahun ajaran 20072008
khususnya di Sekolah Dasar (SD) dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) ketuntasan belajar dibuat oleh masing-masing lembaga
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
27
pendidikan dengan memperhatikan tingkat kesukaran daya dukung sarana
dan prasarana Ketuntasan belajar ini disebut Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) dan dibuat setiap indikator Untuk dapat mengetahui ketuntasan
belajar siswa tinggal membandingkan hasil ulangan atau test dengan standar
KKM yang dibuat Apabila nilai di bawah standar KKM maka siswa tersebut
belum tuntas apabila sama atau lebih tinggi dari standar KKM maka siswa
tersebut dinyatakan sudah mencapai tuntas dalam belajar
B Penelitian Yang Relevan
Banyak penelitian terdahulu yang relevan berkaitan dengan strategi
pembelajaran kemandirian belajar dan prestasi belajar variabel-variabel yang
diteliti dalam penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Kirno Suwanto pada tahun 2006 sistem pembelajaran sebagai upaya
meningkatkan kemandirian belajar siswa di SDIT Nur Hidayah menunjukkan
hubungan yang positif antara pembelajaran dengan kemandirian belajar Dwi
Atmojo pada tahun 2002 topik penelitian pengaruh penggunaan strategi
pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar
menunjukkan pengaruh yang positif penggunaan strategi pembelajaran kooperatif
dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Sukardi dan Anton Sukarno pada
tahun 2001 dengan topik kemampuan profesional guru SD (Studi Korelasi antara
Pengalaman Pendidikan dan sikap Profesional Guru) menunjukkan hubungan
yang positif dan signifikan Nurhilal pada tahun 2008 dengan topik penelitian
hubungan partisipasi siswa dalam PAKEM dan motivasi belajar dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
28
ketuntasan belajar IPA SD di Karanganyar Purbalingga menunjukkan adanya
hubungan yang signifikan antara pembelajaran PAKEM dan motivasi belajar
dengan ketuntasan belajar IPA di SD
Dari beberapa penelitian di atas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian untuk mencari hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar khususnya pada mata pelajaran
IPS
C Kerangka Berfikir
Berdasar latar belakang masalah kajian teori dan penelitian-penelitian
yang relevan maka dapat disusun kerangka berpikir sebagai berikut
1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan
belajar mata pelajaran IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang
menekankan siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat yang
sudah dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang
Dengan rasa senang pada diri siswa akan memudahkan untuk menerima
materi pelajaran sehinggga anak dapat menguasai keterampilan baik kognitif
afektif dan psikomotor yang diharapkan sehingga pada akhirnya ketuntasan
belajar yang ditargetkan akan dapat tercapai
Guru dan proses pembelajaran merupakan dua hal yang memiliki
keterkaitan sangat erat dan mutlak Artinya guru akan lebih memiliki makna
secara edukatif jika guru itu mampu melakukan proses pembelajaran yang
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
29
baik tepat akurat serta relevan dengan fungsi dan prinsip pendidikan Untuk
mewujudkan idealisme pendidikan itu tidak cukup diimbangi dengan
pembelajaran yang efektif melainkan perlu pembelajaran yang efisien
Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu menambah
wacana atau khasanah pengetahuan baru bagi siswa Sedangkan pembelajaran
yang efisien adalah pembelajaran di samping dapat menambah pengetahuan
atau informasi baru bagi siswa pembelajaran itu menyenangkan dan
menggairahkan siswa selama proses pembelajaran
2 Hubungan antara kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar mata
pelajaran IPS
Kemandirian belajar siswa dapat dilihat dari kemampuannya dalam
melaksanakan tiga kegiatan belajar yaitu (1) kemampuan untuk memotivasi
diri (2) kemampuan teknis dalam melakukan kegiatan belajar mandiri dan
(3) kemampuannya dalam merefleksi kegiatan belajar yanag telah
dilakukannya dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian siswa untuk
belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara Dengan kemandirian belajar
yang telah dimilikinya akan mendorong siswa untuk melakukan sesuatu
dengan penuh kesadaran dan keberartian Siswa menyadari bahwa kebutuhan
belajar penting untuk dirinya sendiri bukan untuk kepentingan orang lain
Dalam konteks pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
dan atau Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tidak
hanya menuntut guru untuk melakukan inovasi pembelajaran melainkan juga
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
30
menuntut siswa untuk melakukan cara belajar siswa aktif (CBSA) Dengan
CBSA dituntut siswa memiliki motivasi belajar yang optimal sehingga dapat
menumbuhkan kemandirian belajar siswa
3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar
dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan suatu cara pembelajaran
yang menuntut siswa aktif dan adanya rasa senang sehingga siswa tidak
merasa bosan untuk belajar Dengan berbagai media peraga perangkat dan
lain-lain Hal ini dapat menimbulkan kesenangan belajar siswa
Di samping partisipasi siswa dalam PAKEM tidak kalah pentingnya
kemandirian belajar yang mendorong siswa untuk mengembangkan motivasi
pembelajaran dan refleksi yang diperlukan untuk melakukan keterampilan-
keterampilan yang diperlukan untuk melakukan sesuatu kegiatan belajar
secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya
sendiri untuk menguasai sesuatu kompetensi tertentu Dalam kegiatan
pembelajaran seorang guru senantiasa berupaya agar materi yang disampaikan
atau dipelajari dapat dikuasai siswa secara optimal Untuk itu partisipasi
siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar merupakan dua faktor yang
diduga secara bersama-sama memiliki hubungan positif dengan ketuntasan
belajar mata pelajaran IPS SD
Salah satu persyaratan yang penting dalam melaksanakan
pembelajaran adalah kemampuan guru menjalankan suatu proses
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
31
pembelajaran yang bermakna bagi semua siswa Acuan proses pembelajaran
bukan saja harus melihat pada kondisi kini namun juga pada masa yang akan
datang bagi siswa usia pendidikan dasar Pembelajaran yang diberikan perlu
disesuaikan pada taraf perkembangan tingkat pertisipasi dan kemandirian
belajarnya
D Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dalam penelitian ini peneliti
mengajukan hipotesis sebagai berikut
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar IPS
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
1 Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Pejagoan
UPT Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kecamatan Pejagoan Kabupaten
Kebumen
2 Waktu Penelitian
Penelitian ini membutuhkan waktu penyelesaian selama kurang lebih 10
bulan dimulai dari observasi awal penyusunan proposal penyusunan
instrumen uji coba alat ukur pelaksanaan penelitian sampai pengolahan data
dan penyusunan laporan
A Metode Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian di atas metode penelitian yang digunakan
adalah deskriptif korelasional yaitu suatu peneltian yang bertujuan mendeteksi
seberapa jauh variasi-variasi suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada
satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefesien korelasi (Suryabrata 1981
24) Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Variabel Bebas (Variabel Prediktor)
a Partisipasi Siswa Dalam PAKEM (X1)
b Kemandirian Belajar IPS (X2)
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
33
2 Variabel Terikat (Variabel Respons)
- Ketuntasan Belajar IPS (Y)
Populasi dan Sampel
Populasi adalah sekelompok individu yang akan diteliti atau diselidiki
dalam suatu penelitian (Sugiyono 1997) Populasi dalam penelitian ini adalah
siswa SDN 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen yang berjumlah 220 siswa
Sampel adalah bagian dari populasi sampel yang dipakai itu diteliti agar
dapat mewakili jumlah populasi Apabila jumlah populasi kurang dari 100
sebaiknya diambil semua sebagai sampel sehingga penelitiannya bersifat total
Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil 10-15 atau
lebih besar dari itu (Arikunto 1996) Sejalan dengan hal tersebut populasi dalam
penelitian ini berjumlah 220 yaing terdiri dari tingkatan kelas 1 sampai kelas VI
Sampel diambil siswa kelas V yang berjumlah 40 siswa
Sampling adalah teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel
Adapun teknik sampling ada 2 macam yaitu teknik non random sampling dan
teknik random sampling Dalam penelitian ini digunakan teknik cluster random
sampling atau area sampling artinya pengambilan sampel yang didasarkan atas
ciori-ciri kelompok tertentu atau sifat tertentu yang ada pada tingkat kelas dan
dengan memberi kebebasan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk
menjadi anggota sampel dengan cara mengundi kelas yang diambil sebagai
sampel penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
34
B Teknik Pengumpulan Data
1 Angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan Kemandirian belajar
Angket partisipasi siswa dalam PAKEM terdiri dari 50 item Data untuk
kemandirian belajar IPS diperoleh melalui angket Angket partisipasi siswa
dalam PAKEM sebanyak 50 item dan angket kemandirian belajar sebanyak
50 item dan Tes ketuntasan belajar IPS sebanyak 50 item
Validitas ietem angket digunakan korelasi Product Moment dari
Pearson sedang reliabilitas item angket digunakan Alpha Cronbach
2 Metode Test
Metode test digunakan untuk mengetahui nilai ketuntasan belajar IPS
berdasarkan kisi-kisi pemberian skor terhadap tes kompetensi belajar IPS
E Teknik Analisis Data
Untuk menguji hipotesis (1) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan ketuntasan belajar IPSrdquo
dan hipotesis (2) yang berbunyi ldquoada hungan positif yang signifikan antara
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan teknik analisis
regresi dan korelasi sederhana atau sering disebut korelasi Product Moment
Untuk menguji hipotesis (3) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang signifikan
antara PAKEM dan kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan
teknik analisis regresi linier
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
35
F Hipotesis Statistik
Dalam penelitian ini hipotesis statistik adalah sebagai berikut
1 Hipotesis (1)
a Ho ry 1 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 1 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
2 Hipotesis (2)
a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian
belajar dengan ketuntasan belajar IPS
3 Hipotesis (3)
a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kemandirian belajar dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar
dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Skor Partisipasi Siswa dalam PAKEM
Data partisipasi siswa dalam PAKEM secara keseluruhan memiliki
rentangan (range) 45 dengan skor terendah 91 dan skor tertinggi 136 Data
partisipasi siswa dalam PAKEM mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar
1132 modus sebesar 91 median sebesar 114 varians sebesar 21616 dan
simpangan baku standar deviasi) sebesar 147 (nilai-nilai statistik ini
perhitungannya dilakukan dengan komputer dengan program SPSS versi 15
1 Skor Kemandirian Belajar
Data skor kemandirian belajar siswa secara keseluruhan memiliki
rentangan (range) 40 dengan skor terendah 92 dan skor tertinggi 132
Kemandirian belajar mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 1126 modus
sebesar 95 median sebesar 1135 varians sebesar 2276 dan simpangan baku
(standar deviasi) sebesar 151 (nilai-nilai statistik ini perhitungannya
dilakukan dengan komputer program SPSS versi 15
3 Ketuntasan belajar IPS
Data ketuntasan belajar IPS siswa yang memiliki secara keseluruhan
memiliki rentangan (range) 48 dengan skor terendah 50 dan skor tertinggi
98 Ketuntasan belajar IPS siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
37
rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians
sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai
statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS
A Pengujian Persyaratan Analisis
1 Uji Normalitas Data
a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada
lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi
sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa
data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang
berdistribusi normal
b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100
lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data
kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi
normal
c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
38
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov
Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance
sebesar 0808 lebih besar dari α (005)
2 Uji Linieritas
Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier
Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x
2 tabel
dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13
diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan
demikian model regresi adalah model linier
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan
skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS
Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi
Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai
dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44
Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis
Pengujian rhitung rtabel Keterangan
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0616 0312 Signifikan
Hubungan kemandirian
belajar siswa dalam
0677 0312 Signifikan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
39
PAKEM dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran
IPS
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0731 0312 Signifikan
F hitung = 21290
F tabel = 323
Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis
pada akhir Bab II adalah sebagai berikut
1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar
pada mata pelajaran IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi
(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat
diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika
semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
40
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil
perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf
signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat
dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo
sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
41
Coefficientsa
4545 11160 407 686
267 108 338 2467 018
368 105 482 3519 001
(Constant)
x1
x2
Model
1
B Std Error
Unstandardized
Coeff icients
Beta
Standardized
Coeff icients
t Sig
Dependent Variable ya
(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS
Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi
siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar
IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut
Tabel 45
Hasil Analisis Regresi Linier
Coefficients a
Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS
Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai
berikut
Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2
Interpretasi persamaan tersebut adalah
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
42
a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar
4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bernilai nol
b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa
kemandirian belajar bernilai konstan
b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar
siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan
Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan
sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar
42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar
58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari
sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini
menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
43
akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar
225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan
meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31
Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan
memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan
belajar IPS
B Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi
sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan
pembahasan sebagai berikut
Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan
taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat
dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa
dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang
berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat
student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan
menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
44
dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa
siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa
senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh
Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut
bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan
oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan
pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan
bentuk yang sempurna
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan
siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah
dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi
siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia
pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian
belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel
dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung
gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini
dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
45
siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan
yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan
kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan
prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan
kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha
meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha
belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)
bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab
dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa
yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki
tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap
refleksi
Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental
sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi
mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa
remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh
anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh
karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan
kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian
belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar
mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat
diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
46
lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan
pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal
Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu
yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya
bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi
dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang
afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan
belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong
seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni
belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi
pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya
Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi
tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha
untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa
dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam
kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin
kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai
Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa
senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki
banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi
tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester
kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
47
dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang
dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias
memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir
keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi
siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan
tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti
jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena
terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki
kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi
yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan
guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar
Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan
dalam proses belajar
Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa
PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan
dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel
0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian
belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang
menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
48
karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau
bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal
ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di
sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama
memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS
C Keterbatasan Penelitian
Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini
penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan
rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut
Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar
menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka
alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu
sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-
jujurnya
Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya
menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada
secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan
ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah
mencakup materi yang luas
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
49
Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi
proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian
belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek
penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat
sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil
penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
50
BAB V
KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat
disimpulkan bahwa
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan
analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini
berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan
arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan
(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar
siswa
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa
dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis
korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti
bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan
kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
51
mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif
ketuntasan hasil belajar siswa
3 Ketuntasan belajar IPS
Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan
yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa
hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi
pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti
proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan
kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar
IPS
B Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif
dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi
kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik
Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia
menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
52
metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang
diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna
oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu
penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan
antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab
demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan
simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan
antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)
contextual teaching learning (CTL) Jigsaw
Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi
akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang
disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki
hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS
Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model
pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan
menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan
hasil belajarnya
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
53
C Saran
1 Bagi Guru
Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan
materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan
lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan
pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan
belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya
meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar
karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan
prestasi dan ketuntasan belajarnya
2 Bagi siswa
Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar
Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus
menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar
IPS yang diharapkan
3 Bagi Sekolah
Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan
nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan
mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka
mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
54
prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan
tercapainya tujuan bersama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
55
Daftar Pustaka
Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery
Learning Jakarta Depdikbud
Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City
Phoenix Publishing House Inc
Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia
Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja
Grafindo Perasada
Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York
Longman
Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom
AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass
httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)
Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press
Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta
Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum
Depdiknas
Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta
Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan
httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret
Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung
Jurnal Pendidikan
Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas
Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins
Publishers
Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS
Semarang ISBN
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
56
Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press
Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite
(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford
Pergamon Press Reprinted here by permission (net)
__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence
for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College
Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York
Macmillan PublCoy
Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork
Harper and Raw Publisher
Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom
Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren
Teacer Hall India Private Limited
Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS
Jakarta Depdikbud
Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra
(2010)
Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning
httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp
Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest
httpwwweriedigestorg (19-05-2009)
Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta
LP3ES
Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery
learning The case for guided methods of instructionrdquo
httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)
Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan
Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah
disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung
Angkatan Pertama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
57
Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar
Bandung Sinar Baru
Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi
Aksara
Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri
Yogyakarta
Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer
wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)
Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius
Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary
active_learninghtm (20-05-2009)
Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches
Acknowledgement University of Saskatchewan
Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta
F IPS UNY
Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga
Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli
pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas
Unesco Unicer dan Nzaid
Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta
Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil
Cipta Media
Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal
Approach to Instructional Design Australian journal of Educational
Technology
Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas
Surabaya IDM
Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi
Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
14
menyampaikan pelajaran aktif murid cenderung pasif Dalam
pelaksanaannya di lapangan CBSA sangat dianjurkan dan terkesan
dipaksakan padahal tidak semua Sekolah Dasar (SD) mempunyai
kemampuan yang sama guru siswa sarana maupun prasarana CBSA
menuntut siswa untuk aktif terlibat penuh dalam kegiatan belajar mengajar
dari awal sampai akhir pembelajaran dengan perangkat lembar kerja
Beberapa tahun pola CBSA dilaksanakan tapi kurang membawa perubahan
yang berarti Siswa mengalami kejenuhan karena dituntut selalu aktif
Menjenuhkan jiwa anak yang masih suka bermain sambil belajar atau belajar
sambil bermain Pola CBSA dilaksanakan guru dan murid selalu berada
dalam satu tempat satu waktu dan situasi yang sama Kegiatan belajar
mengajar seringkali terhambat atau tidak berjalan karena guru sebagai
fasilitator tidak berada di arena belajar Hal ini mungkin guru masih dalam
perjalanan menuju ke sekolah atau guru berhalangan hadir ke sekolah
karena sakit atau karena kepentingan lain Maka kegiatan belajar mengajar
mengalami hambatan yang akhirnya CBSA tidak dapat terlaksana dengan
baik
Dalam kondisi seperti tersebut di atas diperlukan model pembelajaran
yang efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa
Bruce Joyce dan Marsha Weil (2003 11-21) mengelompokkan model-
model pembelajaran ke dalam empat kategori yaitu
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
15
a) Kelompok model sosial atau the social family meliputi partners in
learning investigasi kelompok (group investigation) bermain peran
(role playing) dan penelitian yurisprudential (jurisprudential inquiry)
b) Kelompok model pengolahan informasi atau the information-processing
family meliputi model berpikir induktif (inductive thinking)
pencapaian konsep (concept attainment) memorisasi (memorics)
pemandu awal (advance organizers) latihan penelitian (inquiry
training) pengembangan intelek (scientific inquiry) dan synectics
c) Kelompok model personal atau the personal family meliputi
pengajaran tanpa arahan (nondirective teaching) dan ananching self-
esteem
d) Kelompok model system perilaku atau the behavior system family
meliputi belajar tuntas (mastery learning) pembelajaran langsung
(direct instruction) simulasi (simulation) belajar sosial (social
learning) dan programmed schedule
Salah satu model pembelajaran yang memerlukan kemandirian siswa
adalah model pembelajaran self directed learning (SDL) atau belajar
dipimpin oleh diri sendiri Menurut Leonard Nadler dan Zeace Nadler (2003
4) mendefinisikan SDL sebagai berikut
Self directed learning is a training design in which trainees master
packages of predetermined material at their own pace whithout the aid of
an instructor
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
16
Model pembelajaran self directed learning (SDL) adalah sebuah
rancangan dalam pembelajaran yang dalam belajar dilatih oleh paket
mengajarguru yang ditentukan oleh material langkah siswa sendiri tanpa
pertolongan dari pembimbing
2 Kemandirian Belajar
a Pengertian Belajar Mandiri dan Kemandirian Belajar
Konsep Belajar Mandiri (Self-directed Learning) sebenarnya berakar
dari konsep pendidikan orang dewasa Namun demikian berdasarkan
beberapa penelitian yang dilakukan oleh para ahli seperti Garrison tahun
1997 Schilleref tahun 2001 dan Scheidet tahun 2003 ternyata belajar
mandiri juga cocok untuk semua tingkatan usia Dengan kata lain belajar
mandiri sesuai untuk semua jenjang sekolah baik untuk sekolah menengah
maupun sekolah dasar dalam rangka meningkatkan prestasi dan kemampuan
siswa (httpwwwnwrelorg planningreportsself-directindexphp)
Haris Mujiman (2005 1) mencoba memberikan pengertian belajar
mandiri dengan lebih lengkap Menurutnya belajar mandiri adalah kegiatan
belajar aktif yang di dorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu
kompetensi guna mengatasi suatu masalah dan dibangun dengan bekal
pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki Pencapaian kompetensi sebagai
tujuan belajar dan cara penyampaiannya baik penetapan waktu belajar
tempat belajar irama belajar tempo belajar cara belajar maupun evaluasi
belajar dilakukan oleh siswa sendiri Disini belajar mandiri lebih dimaknai
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
17
sebagai usaha siswa untuk melakukan kegiatan belajar yang didasari niatnya
untuk menguasai suatu kompetensi tertentu
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dan beberapa pertimbangan di
atas maka belajar mandiri dapat diartikan sebagai usaha individu untuk
melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang
lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai sesuatu materi dan
atau kompetensi tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan
masalah yang dijumpainya di dunia nyata
Self-directed Learning adalah kegiatan belajar mandiri sedangkan orang
yang melakukan belajar mandiri sering disebut siswa mandiri (self-directed
Learners) Mardziah Hayati Abdullah (20012) mengatakan self-directed
Learners adalah sebagai ldquopara manajer dan pemilik tanggung jawab dari
proses pembelajaran yang mereka lakukan sendirirdquo Individu seperti itu
mempunyai keterampilan untuk mengakses dan memproses informasi yang
mereka perlukan untuk suatu tujuan tertentu Dalam belajar mandiri
mengintegrasikan self-management (manajemen konteks termasuk latar
belakang sosial menentukan sumber daya dan tindakan) dengan yang self-
monitoring (proses siswa dalam memonitor mengevaluasi dan mengatur
strategi belajarnya)
Belajar mandiri dan siswa mandiri seperti sekeping mata uang yang
mempunyai dua muka yang berbeda tetapi merupakan satu kesatuan yang
mempunyai suatu fungsi yang saling mendukung Lebih jelasnya persamaan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
18
dan perbedaan antara belajar mandiri dengan siswa mandiri digambarkan
dalam bagan sebagai berikut
Gambar 22
Pendekatan personal Responbility Orientation (PRO)
(Sumber Roger Hiemstra 199825)
Belajar mandiri (self-directed learning) yang ada di sisi sebelah kiri dari
pendekatan mengacu pada karakteristik proses belajar mengajar atau apa
yang dikenal sebagai faktor eksternal dari si siswa Disini mengacu pada
bagaimana proses pembelajaran itu dilaksanakan Siswa mandiri (self-
direction Learners) yang ada di sebelah kanan dari pendekatan mengacu
pada individu yang melakukan kegiatan belajar Termasuk di dalamnya yaitu
karakteristik kepribadian siswa atau sering kita sebut faktor internal dari
individu yang bersangkutan Jika kedua hal tersebut (self-directed learning
dan self-direction Learners) dapat tercipta dalam proses pembelajaran maka
individu dapat memiliki kemandirian dalam belajar (self-direction in
learning)
Dengan demikian kemandirian belajar (self-direction in learning) dapat
diartikan sebagai sifat dan sikap serta kemampuan yang dimiliki siswa untuk
melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
19
lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai suatu kompetensi
tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan masalah yang
dijumpainya di dunia nyata
Burt Sisco dalam Hiemstra (19988) membuat sebuah pendekatan yang
membantu individu untuk menjadi lebih mandiri dalam belajar Menurut
Sisco ada enam langkah kegiatan untuk membantu individu menjadi lebih
mandiri dalam belajar yaitu (1) preplanning (aktivitas sebelum proses
pembelajaran) (2) menciptakan lingkungan belajar yang positif (3)
mengembangkan rencana pembelajaran (4) mengidentifikasi aktivitas
pembelajaran yang sesuai (5) melaksanakan kegiatan pembelajaran dan
monitoring dan (6) mengevaluasi hasil pembelajaran individu
Menurut Haris Mudjiman (2005 120) belajar mandiri memiliki tiga
tahap pelaksanaan yaitu tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran
dan tahap refleksi Sehingga keterampilan-keterampilan yang diperlukan
untuk belajar mandiri adalah keterampilan yang diperlukan untuk
mengerjakan setiap tahap belajar mandiri
Pada tahap pengembangan motivasi keterampilan yang perlu dikuasai
adalah keterampilan menumbuhkan self-motivation Untuk dapat
menumbuhkan self-motivation diperlukan beberapa keterampilan seperti
(1) Kemampuan mengetahui detail dari kegiatan (2) kemampuan
menganalisis dan menyimpulkan bahwa kegiatan sesuai dengan kebutuhan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
20
dan terjangkau (3) kemampuan menikmati pengalaman belajar (4)
kemampuan melakukan penilaian secara objektif
Pada tahap pembelajaran keterampilan yang perlu dikuasai adalah
keterampilan dasar penelitian yang meliputi (1) Keterampilan merumuskan
masalah (2) keterampilan menetapkan tujuan belajar (3) keterampilan
menetapkan strategi (4) keterampilan menetapkan jenis informasi yang di
perlukan (5) keterampilan mengidentifikasi sumber informasi (6)
keterampilan mencari informasi (7) keterampilan menganalisis informasi
(8) Keterampilan merumuskan hasil analisisnya (9) keterampilan
mengkomunikasikan hasil belajarnya (10) kemampuan menilai pada
kegiatan akhir belajar
Pada tahap refleksi keterampilan yang diperlukan antara lain (1)
kemampuan menentukan kebenaran dan kesalahan (2) kemampuan
menerima kesalahan sebagai sesuatu yang wajar (3) kemampuan
menggunakan kesalahan untuk perbaikan (4) kemampuan menerima
keberhasilan bukan untuk kebanggaan namun sebagai kenyataan untuk
dipahami untuk ditingkatkan pada proses berikutnya
Seluruh keterampilan di atas harus ditumbuhkan oleh guru dalam proses
pembelajaran dengan melakukan berbagai strategi pembelajaran yang
memungkinkan untuk berkembangnya seluruh keterampilan di atas
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
21
3 Mata Pelajaran IPS Sekolah Dasar
a Pengertian IPS
Ilmu pengetahuan sosial sebagaimana diberikan oleh The NCSS
(National Council for the Social Studies) Board of Diractors menyatakan
Social studies is the integrated study of the social sciences and humanities
to promote civics competence Within the school program social studies
provides coordinated systematic study drawing upon such disciplines as
anthropology archeology economics geography psychology religion
and sociology as well as appropriate content from the humanities
mathematics and the natural sciences The primary purpose of the social
studies is to help young people develop the ability to make informed and
reasoned decision for the public good as citizens of a culturally diverse
democratic society in an interdependent world ( NCSS Board of Direktors
1993213)
Ilmu pengetahuan sosial merupakan program pendidikan yang memiliki
bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniti yang
diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan
pendidikan (Muhamad Nursquoman Soemantri 19951)
Menurut kurikulum pendidikan dasar 2004 IPS adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari kenyataan sosial dalam kehidupan yang didasarkan pada
kajian geografi ekonomi sosiologi antropologi tata negara dan sejarah
Melalui mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar para siswa diharapkan
dapat memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep-konsep dasar ilmu
sosial dan humaniti memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah
sosial di lingkungannya serta memiliki keterampilan mengkaji dan
memecahkan masalah sosial Melalui mata pelajaran IPS diharapkan para
siswa dapat terbina menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
22
b Materi IPS SD
Materi pendidikan IPS di SD sebagaimana dikatakan oleh Saidihardjo
(1997 4) adalah Pendidikan IPS untuk pendidikan dasar dan menengah
sumber bahannya adalah disiplin ilmu-ilmu sosial seperti yang disajikan
pada tingkat universitas Hanya karena pertimbangan tingkat kecerdasan
kematangan jiwa peserta didik maka bahan pendidikannya disederhanakan
diseleksi diadaptasi dan dimodifikasi untuk tujuan institusional pendidikan
dasar dan menengah
Menurut Zamroni (2003 5) bahwa IPS adalah ilmu yang mempelajari
apa yang terjadi disekitar kita baik seorang individu maupun sebagai warga
kelompok masyarakat Karena berkaitan dengan rdquokitardquo maka kajian IPS
harus realistis IPS baru perlu dirumuskan suatu kajian perilaku manusia
yang berkaitan dengan berbagai latar belakang yang melingkupinya secara
objektif rasional dan realistis
Menurut Saidihardjo (2003 3) IPS untuk pendidikan dasar yaitu hasil
penyederhanaan adaptasi seleksi dan modifikasi dari konsep dasar ilmu-
ilmu sosial yang disusun secara sistematis dan pedagogis untuk tujuan
pendidikan dasar dan menengah dalam rangka mewujudkan tujuan nasional
yang berdasarkan Pancasila Menurut Colin Marsh (1991 10) rdquosocial studies
is the study of people as social beings as they have existed and interacted
with each other and the environment in the time and placerdquo Ilmu sosial
adalah ilmu tentang manusia dan interaksi antar mereka antara yang satu
dengan yang lain dan lingkungan waktu mereka berada dan tempat Ilmu
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
23
pengetahuan Sosial adalah program pendidikan yang mengintegrasikan
secara interdisipliner konsep-konsep ilmu sosial dan humaniora (Suwarso
dkk 2007 1)
c Tujuan IPS
Tujuan utama IPS adalah membantu para siswa untuk berpikir kritis atau
rdquocritical thinkingrdquo agar mampu mengambil keputusan secara rasional dengan
dasar informasi yang cukup Dalam kaitannya dengan masalah sosial yang
hasilnya tidak hanya untuk pribadi keluarga tetapi juga berguna bagi
masyarakat bangsa dan negara Menurut Saidihardjo tujuan IPS adalah agar
siswa memahami dan menghargai nilai norma dan budaya suatu masyarakat
setempat dan memupuk kesadaran siswa terhadap hak dan kewajiban Orang
yang berpikir kreatif diharapkan lebih cepat menemukan pemecahan masalah
baru terhadap problem yang dihadapi (Noeng Muhadjir 2001 56) Dengan
belajar IPS diharapkan siswa memiliki kemampuan analisis sosial yakni
mampu mendeteksi dan mempunyai pemahaman tentang perasaan motif dan
kepribadian orang lain
4 Ketuntasan Belajar
a Pengertian Belajar Tuntas
Belajar tuntas (Mastery learning) adalah suatu sistem belajar yang
mengharapkan sebagian besar siswa dapat menguasai tujuan instruksional
dari satuan atau unit-unit pelajaran secara tuntas Achdiat dkk (2000)
menjelaskan bahwa maksud utama belajar tuntas adalah memungkinkan 75
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
24
sampai 90 siswa untuk mencapai hasil belajar yang sama tingginya
dengan kelompok terpandai dalam pengajaran klasikal Dengan demikian
makna belajar tuntas adalah meningkatkan efisiensi belajar meningkatkan
minat belajar meningkatkan kemandirian belajar dan meningkatkan sikap
siswa yang positif terhadap bahan pelajaran yang dipelajarinya melalui
metode belajar pada kesatuan kelas Pada belajar tuntas siswa harus
mencapai suatu tingkat penguasaan tertentu terhadap tujuan instruksional
dari satuan pembelajaran tertentu sebelum melanjutkan kesatuan
pembelajaran berikutnya
Carroll (dalam Winkel 2000) mengembangkan suatu model belajar
yang antara lain bertitik tolak pada kemampuan intelektual siswa sebagai
indikasi untuk belajar menurut kecepatan tertentu bukan untuk indikasi
tingkat keberhasilan belajar yang dapat dicapai oleh siswa Senada dengan
pendapat Carroll James H Black (Dalam Warji R 1983) mengatakan bahwa
setiap siswa dapat menguasai bahan atau materi pelajaran tetapi waktu yang
ditentukan tidak sama Jika dikaitkan pendapat Carroll dan Black maka
tampak ada kesamaan pendapat yaitu untuk menguasai atau tuntas suatu
bahan pelajaran diperlukan waktu yang berbeda-beda bagi setiap siswa
Apabila siswa disediakan cukup waktu dan diberi pelayanan yang tepat yang
meliputi kesempatan belajar kualitas pembelajaran maka setiap siswa akan
mampu menguasai bahan pelajaran yang diberikan
Sistem belajar tuntas telah terintegrasi dalam kurikulum yang
dinyatakan bahwa jika ge 85 dari jumlah siswa menguasai le 75 tujuan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
25
yang disajikan maka diadakan pengayaan dan jika belum menguasai tujuan
yang disajikan maka diadakan perbaikan Menurut Bloom dalam buku
Mastery Learning (Siswoyo 198121) berpendapat bahwa
ldquo Mastery learning dipandang sebagai kemampuan siswa untuk menyerap
inti dan pengajaran yang telah diberikan kepadanya ke dalam suatu
keseluruhanrdquo
Amparo S Lardizibal (2000 179) mengemukakan ldquomastery learning
as a strategy for optimizing learning considers the individual capacity and
need of the learnerrdquo Mastery learning sebagai sebuah strategi untuk harapan
yang lebih baik dalam pembelajaran kapasitas individu dan kebutuhan
pembelajaran
Dari beberapa pengertian mastery learning dapat disimpulkan akan
belajar tuntas yakni belajar tuntas adalah suatu kegiatan pembelajaran yang
mengarahkan seluruh kemampuan agar materi pelajaran dapat dikuasai siswa
secara penuh dalam waktu tertentu
b Prinsip Belajar Tuntas
Dasar prinsip dari mastery learning menurut Amparo S Lardizabal
(2000 180) adalah 1) Unit belajar dipecah dalam komponen tingkah
lakusikap atau tugas-tugas 2) Tugas pembelajaran menjadi suatu rangkaian
yang pantas 3) Frekuensi diagnosa dan peningkatan dari format evaluasi
diberikan pada apa yang diajarkan 4) Perbaikan yang pantas diberikan untuk
mengatasi kelompok atau individu yang dinyatakan lemah melalui tes
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
26
formatif 5) Siswa diberikan cukup waktu untuk memperoleh penguasaan 6)
Tugas belajar tuntas didasari pada basis standar faktor penentu yang
dikriteriakan
Menurut Siswoyo (1981 3) faktor yang lebih prinsip dalam strategi
mastery learning adalah pengembangan prosedur-prosedur umpan balik dan
korektif (feed back and corrective procedures) pada berbagai taraf atau
bagian dari proses belajar Untuk umpan balik dapat dipakai lembaran kerja
ulangan-ulangan pekerjaan rumah (PR) test formatif dan sebagainya
Test-test semacam itu dimaksudkan untuk menentukan apa yang telah
dikuasai setiap siswa dalam satuan pelajaran bab atau bagian dari mata
pelajaran tertentu dan apa yang masih perlu dipelajarinya
c Kriteria Belajar Tuntas
Ketuntasan belajar merupakan target keberhasilan dari kegiatan belajar
mengajar Apakah materi yang disampaikan sampai berapa jauh dikuasai
oleh siswa Penilaian Acuan Patokan yang dipakai untuk mengukur
ketuntasan belajar sebagaimana dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM)
yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional tahun 2001
mentarget 75 daya serap materi yang disampaikan pada siswa
dalam kurikulum nasional
Semenjak penerapan kurikulum 2006 mulai tahun ajaran 20072008
khususnya di Sekolah Dasar (SD) dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) ketuntasan belajar dibuat oleh masing-masing lembaga
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
27
pendidikan dengan memperhatikan tingkat kesukaran daya dukung sarana
dan prasarana Ketuntasan belajar ini disebut Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) dan dibuat setiap indikator Untuk dapat mengetahui ketuntasan
belajar siswa tinggal membandingkan hasil ulangan atau test dengan standar
KKM yang dibuat Apabila nilai di bawah standar KKM maka siswa tersebut
belum tuntas apabila sama atau lebih tinggi dari standar KKM maka siswa
tersebut dinyatakan sudah mencapai tuntas dalam belajar
B Penelitian Yang Relevan
Banyak penelitian terdahulu yang relevan berkaitan dengan strategi
pembelajaran kemandirian belajar dan prestasi belajar variabel-variabel yang
diteliti dalam penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Kirno Suwanto pada tahun 2006 sistem pembelajaran sebagai upaya
meningkatkan kemandirian belajar siswa di SDIT Nur Hidayah menunjukkan
hubungan yang positif antara pembelajaran dengan kemandirian belajar Dwi
Atmojo pada tahun 2002 topik penelitian pengaruh penggunaan strategi
pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar
menunjukkan pengaruh yang positif penggunaan strategi pembelajaran kooperatif
dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Sukardi dan Anton Sukarno pada
tahun 2001 dengan topik kemampuan profesional guru SD (Studi Korelasi antara
Pengalaman Pendidikan dan sikap Profesional Guru) menunjukkan hubungan
yang positif dan signifikan Nurhilal pada tahun 2008 dengan topik penelitian
hubungan partisipasi siswa dalam PAKEM dan motivasi belajar dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
28
ketuntasan belajar IPA SD di Karanganyar Purbalingga menunjukkan adanya
hubungan yang signifikan antara pembelajaran PAKEM dan motivasi belajar
dengan ketuntasan belajar IPA di SD
Dari beberapa penelitian di atas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian untuk mencari hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar khususnya pada mata pelajaran
IPS
C Kerangka Berfikir
Berdasar latar belakang masalah kajian teori dan penelitian-penelitian
yang relevan maka dapat disusun kerangka berpikir sebagai berikut
1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan
belajar mata pelajaran IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang
menekankan siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat yang
sudah dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang
Dengan rasa senang pada diri siswa akan memudahkan untuk menerima
materi pelajaran sehinggga anak dapat menguasai keterampilan baik kognitif
afektif dan psikomotor yang diharapkan sehingga pada akhirnya ketuntasan
belajar yang ditargetkan akan dapat tercapai
Guru dan proses pembelajaran merupakan dua hal yang memiliki
keterkaitan sangat erat dan mutlak Artinya guru akan lebih memiliki makna
secara edukatif jika guru itu mampu melakukan proses pembelajaran yang
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
29
baik tepat akurat serta relevan dengan fungsi dan prinsip pendidikan Untuk
mewujudkan idealisme pendidikan itu tidak cukup diimbangi dengan
pembelajaran yang efektif melainkan perlu pembelajaran yang efisien
Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu menambah
wacana atau khasanah pengetahuan baru bagi siswa Sedangkan pembelajaran
yang efisien adalah pembelajaran di samping dapat menambah pengetahuan
atau informasi baru bagi siswa pembelajaran itu menyenangkan dan
menggairahkan siswa selama proses pembelajaran
2 Hubungan antara kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar mata
pelajaran IPS
Kemandirian belajar siswa dapat dilihat dari kemampuannya dalam
melaksanakan tiga kegiatan belajar yaitu (1) kemampuan untuk memotivasi
diri (2) kemampuan teknis dalam melakukan kegiatan belajar mandiri dan
(3) kemampuannya dalam merefleksi kegiatan belajar yanag telah
dilakukannya dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian siswa untuk
belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara Dengan kemandirian belajar
yang telah dimilikinya akan mendorong siswa untuk melakukan sesuatu
dengan penuh kesadaran dan keberartian Siswa menyadari bahwa kebutuhan
belajar penting untuk dirinya sendiri bukan untuk kepentingan orang lain
Dalam konteks pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
dan atau Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tidak
hanya menuntut guru untuk melakukan inovasi pembelajaran melainkan juga
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
30
menuntut siswa untuk melakukan cara belajar siswa aktif (CBSA) Dengan
CBSA dituntut siswa memiliki motivasi belajar yang optimal sehingga dapat
menumbuhkan kemandirian belajar siswa
3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar
dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan suatu cara pembelajaran
yang menuntut siswa aktif dan adanya rasa senang sehingga siswa tidak
merasa bosan untuk belajar Dengan berbagai media peraga perangkat dan
lain-lain Hal ini dapat menimbulkan kesenangan belajar siswa
Di samping partisipasi siswa dalam PAKEM tidak kalah pentingnya
kemandirian belajar yang mendorong siswa untuk mengembangkan motivasi
pembelajaran dan refleksi yang diperlukan untuk melakukan keterampilan-
keterampilan yang diperlukan untuk melakukan sesuatu kegiatan belajar
secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya
sendiri untuk menguasai sesuatu kompetensi tertentu Dalam kegiatan
pembelajaran seorang guru senantiasa berupaya agar materi yang disampaikan
atau dipelajari dapat dikuasai siswa secara optimal Untuk itu partisipasi
siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar merupakan dua faktor yang
diduga secara bersama-sama memiliki hubungan positif dengan ketuntasan
belajar mata pelajaran IPS SD
Salah satu persyaratan yang penting dalam melaksanakan
pembelajaran adalah kemampuan guru menjalankan suatu proses
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
31
pembelajaran yang bermakna bagi semua siswa Acuan proses pembelajaran
bukan saja harus melihat pada kondisi kini namun juga pada masa yang akan
datang bagi siswa usia pendidikan dasar Pembelajaran yang diberikan perlu
disesuaikan pada taraf perkembangan tingkat pertisipasi dan kemandirian
belajarnya
D Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dalam penelitian ini peneliti
mengajukan hipotesis sebagai berikut
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar IPS
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
1 Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Pejagoan
UPT Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kecamatan Pejagoan Kabupaten
Kebumen
2 Waktu Penelitian
Penelitian ini membutuhkan waktu penyelesaian selama kurang lebih 10
bulan dimulai dari observasi awal penyusunan proposal penyusunan
instrumen uji coba alat ukur pelaksanaan penelitian sampai pengolahan data
dan penyusunan laporan
A Metode Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian di atas metode penelitian yang digunakan
adalah deskriptif korelasional yaitu suatu peneltian yang bertujuan mendeteksi
seberapa jauh variasi-variasi suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada
satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefesien korelasi (Suryabrata 1981
24) Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Variabel Bebas (Variabel Prediktor)
a Partisipasi Siswa Dalam PAKEM (X1)
b Kemandirian Belajar IPS (X2)
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
33
2 Variabel Terikat (Variabel Respons)
- Ketuntasan Belajar IPS (Y)
Populasi dan Sampel
Populasi adalah sekelompok individu yang akan diteliti atau diselidiki
dalam suatu penelitian (Sugiyono 1997) Populasi dalam penelitian ini adalah
siswa SDN 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen yang berjumlah 220 siswa
Sampel adalah bagian dari populasi sampel yang dipakai itu diteliti agar
dapat mewakili jumlah populasi Apabila jumlah populasi kurang dari 100
sebaiknya diambil semua sebagai sampel sehingga penelitiannya bersifat total
Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil 10-15 atau
lebih besar dari itu (Arikunto 1996) Sejalan dengan hal tersebut populasi dalam
penelitian ini berjumlah 220 yaing terdiri dari tingkatan kelas 1 sampai kelas VI
Sampel diambil siswa kelas V yang berjumlah 40 siswa
Sampling adalah teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel
Adapun teknik sampling ada 2 macam yaitu teknik non random sampling dan
teknik random sampling Dalam penelitian ini digunakan teknik cluster random
sampling atau area sampling artinya pengambilan sampel yang didasarkan atas
ciori-ciri kelompok tertentu atau sifat tertentu yang ada pada tingkat kelas dan
dengan memberi kebebasan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk
menjadi anggota sampel dengan cara mengundi kelas yang diambil sebagai
sampel penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
34
B Teknik Pengumpulan Data
1 Angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan Kemandirian belajar
Angket partisipasi siswa dalam PAKEM terdiri dari 50 item Data untuk
kemandirian belajar IPS diperoleh melalui angket Angket partisipasi siswa
dalam PAKEM sebanyak 50 item dan angket kemandirian belajar sebanyak
50 item dan Tes ketuntasan belajar IPS sebanyak 50 item
Validitas ietem angket digunakan korelasi Product Moment dari
Pearson sedang reliabilitas item angket digunakan Alpha Cronbach
2 Metode Test
Metode test digunakan untuk mengetahui nilai ketuntasan belajar IPS
berdasarkan kisi-kisi pemberian skor terhadap tes kompetensi belajar IPS
E Teknik Analisis Data
Untuk menguji hipotesis (1) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan ketuntasan belajar IPSrdquo
dan hipotesis (2) yang berbunyi ldquoada hungan positif yang signifikan antara
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan teknik analisis
regresi dan korelasi sederhana atau sering disebut korelasi Product Moment
Untuk menguji hipotesis (3) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang signifikan
antara PAKEM dan kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan
teknik analisis regresi linier
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
35
F Hipotesis Statistik
Dalam penelitian ini hipotesis statistik adalah sebagai berikut
1 Hipotesis (1)
a Ho ry 1 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 1 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
2 Hipotesis (2)
a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian
belajar dengan ketuntasan belajar IPS
3 Hipotesis (3)
a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kemandirian belajar dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar
dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Skor Partisipasi Siswa dalam PAKEM
Data partisipasi siswa dalam PAKEM secara keseluruhan memiliki
rentangan (range) 45 dengan skor terendah 91 dan skor tertinggi 136 Data
partisipasi siswa dalam PAKEM mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar
1132 modus sebesar 91 median sebesar 114 varians sebesar 21616 dan
simpangan baku standar deviasi) sebesar 147 (nilai-nilai statistik ini
perhitungannya dilakukan dengan komputer dengan program SPSS versi 15
1 Skor Kemandirian Belajar
Data skor kemandirian belajar siswa secara keseluruhan memiliki
rentangan (range) 40 dengan skor terendah 92 dan skor tertinggi 132
Kemandirian belajar mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 1126 modus
sebesar 95 median sebesar 1135 varians sebesar 2276 dan simpangan baku
(standar deviasi) sebesar 151 (nilai-nilai statistik ini perhitungannya
dilakukan dengan komputer program SPSS versi 15
3 Ketuntasan belajar IPS
Data ketuntasan belajar IPS siswa yang memiliki secara keseluruhan
memiliki rentangan (range) 48 dengan skor terendah 50 dan skor tertinggi
98 Ketuntasan belajar IPS siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
37
rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians
sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai
statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS
A Pengujian Persyaratan Analisis
1 Uji Normalitas Data
a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada
lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi
sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa
data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang
berdistribusi normal
b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100
lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data
kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi
normal
c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
38
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov
Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance
sebesar 0808 lebih besar dari α (005)
2 Uji Linieritas
Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier
Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x
2 tabel
dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13
diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan
demikian model regresi adalah model linier
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan
skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS
Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi
Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai
dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44
Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis
Pengujian rhitung rtabel Keterangan
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0616 0312 Signifikan
Hubungan kemandirian
belajar siswa dalam
0677 0312 Signifikan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
39
PAKEM dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran
IPS
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0731 0312 Signifikan
F hitung = 21290
F tabel = 323
Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis
pada akhir Bab II adalah sebagai berikut
1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar
pada mata pelajaran IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi
(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat
diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika
semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
40
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil
perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf
signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat
dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo
sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
41
Coefficientsa
4545 11160 407 686
267 108 338 2467 018
368 105 482 3519 001
(Constant)
x1
x2
Model
1
B Std Error
Unstandardized
Coeff icients
Beta
Standardized
Coeff icients
t Sig
Dependent Variable ya
(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS
Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi
siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar
IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut
Tabel 45
Hasil Analisis Regresi Linier
Coefficients a
Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS
Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai
berikut
Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2
Interpretasi persamaan tersebut adalah
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
42
a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar
4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bernilai nol
b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa
kemandirian belajar bernilai konstan
b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar
siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan
Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan
sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar
42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar
58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari
sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini
menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
43
akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar
225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan
meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31
Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan
memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan
belajar IPS
B Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi
sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan
pembahasan sebagai berikut
Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan
taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat
dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa
dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang
berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat
student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan
menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
44
dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa
siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa
senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh
Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut
bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan
oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan
pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan
bentuk yang sempurna
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan
siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah
dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi
siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia
pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian
belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel
dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung
gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini
dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
45
siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan
yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan
kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan
prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan
kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha
meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha
belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)
bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab
dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa
yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki
tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap
refleksi
Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental
sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi
mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa
remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh
anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh
karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan
kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian
belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar
mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat
diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
46
lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan
pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal
Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu
yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya
bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi
dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang
afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan
belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong
seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni
belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi
pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya
Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi
tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha
untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa
dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam
kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin
kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai
Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa
senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki
banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi
tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester
kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
47
dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang
dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias
memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir
keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi
siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan
tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti
jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena
terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki
kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi
yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan
guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar
Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan
dalam proses belajar
Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa
PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan
dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel
0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian
belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang
menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
48
karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau
bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal
ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di
sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama
memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS
C Keterbatasan Penelitian
Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini
penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan
rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut
Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar
menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka
alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu
sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-
jujurnya
Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya
menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada
secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan
ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah
mencakup materi yang luas
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
49
Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi
proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian
belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek
penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat
sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil
penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
50
BAB V
KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat
disimpulkan bahwa
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan
analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini
berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan
arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan
(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar
siswa
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa
dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis
korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti
bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan
kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
51
mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif
ketuntasan hasil belajar siswa
3 Ketuntasan belajar IPS
Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan
yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa
hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi
pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti
proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan
kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar
IPS
B Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif
dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi
kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik
Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia
menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
52
metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang
diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna
oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu
penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan
antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab
demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan
simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan
antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)
contextual teaching learning (CTL) Jigsaw
Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi
akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang
disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki
hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS
Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model
pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan
menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan
hasil belajarnya
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
53
C Saran
1 Bagi Guru
Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan
materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan
lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan
pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan
belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya
meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar
karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan
prestasi dan ketuntasan belajarnya
2 Bagi siswa
Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar
Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus
menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar
IPS yang diharapkan
3 Bagi Sekolah
Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan
nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan
mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka
mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
54
prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan
tercapainya tujuan bersama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
55
Daftar Pustaka
Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery
Learning Jakarta Depdikbud
Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City
Phoenix Publishing House Inc
Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia
Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja
Grafindo Perasada
Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York
Longman
Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom
AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass
httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)
Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press
Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta
Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum
Depdiknas
Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta
Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan
httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret
Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung
Jurnal Pendidikan
Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas
Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins
Publishers
Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS
Semarang ISBN
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
56
Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press
Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite
(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford
Pergamon Press Reprinted here by permission (net)
__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence
for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College
Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York
Macmillan PublCoy
Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork
Harper and Raw Publisher
Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom
Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren
Teacer Hall India Private Limited
Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS
Jakarta Depdikbud
Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra
(2010)
Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning
httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp
Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest
httpwwweriedigestorg (19-05-2009)
Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta
LP3ES
Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery
learning The case for guided methods of instructionrdquo
httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)
Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan
Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah
disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung
Angkatan Pertama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
57
Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar
Bandung Sinar Baru
Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi
Aksara
Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri
Yogyakarta
Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer
wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)
Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius
Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary
active_learninghtm (20-05-2009)
Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches
Acknowledgement University of Saskatchewan
Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta
F IPS UNY
Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga
Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli
pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas
Unesco Unicer dan Nzaid
Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta
Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil
Cipta Media
Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal
Approach to Instructional Design Australian journal of Educational
Technology
Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas
Surabaya IDM
Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi
Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
15
a) Kelompok model sosial atau the social family meliputi partners in
learning investigasi kelompok (group investigation) bermain peran
(role playing) dan penelitian yurisprudential (jurisprudential inquiry)
b) Kelompok model pengolahan informasi atau the information-processing
family meliputi model berpikir induktif (inductive thinking)
pencapaian konsep (concept attainment) memorisasi (memorics)
pemandu awal (advance organizers) latihan penelitian (inquiry
training) pengembangan intelek (scientific inquiry) dan synectics
c) Kelompok model personal atau the personal family meliputi
pengajaran tanpa arahan (nondirective teaching) dan ananching self-
esteem
d) Kelompok model system perilaku atau the behavior system family
meliputi belajar tuntas (mastery learning) pembelajaran langsung
(direct instruction) simulasi (simulation) belajar sosial (social
learning) dan programmed schedule
Salah satu model pembelajaran yang memerlukan kemandirian siswa
adalah model pembelajaran self directed learning (SDL) atau belajar
dipimpin oleh diri sendiri Menurut Leonard Nadler dan Zeace Nadler (2003
4) mendefinisikan SDL sebagai berikut
Self directed learning is a training design in which trainees master
packages of predetermined material at their own pace whithout the aid of
an instructor
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
16
Model pembelajaran self directed learning (SDL) adalah sebuah
rancangan dalam pembelajaran yang dalam belajar dilatih oleh paket
mengajarguru yang ditentukan oleh material langkah siswa sendiri tanpa
pertolongan dari pembimbing
2 Kemandirian Belajar
a Pengertian Belajar Mandiri dan Kemandirian Belajar
Konsep Belajar Mandiri (Self-directed Learning) sebenarnya berakar
dari konsep pendidikan orang dewasa Namun demikian berdasarkan
beberapa penelitian yang dilakukan oleh para ahli seperti Garrison tahun
1997 Schilleref tahun 2001 dan Scheidet tahun 2003 ternyata belajar
mandiri juga cocok untuk semua tingkatan usia Dengan kata lain belajar
mandiri sesuai untuk semua jenjang sekolah baik untuk sekolah menengah
maupun sekolah dasar dalam rangka meningkatkan prestasi dan kemampuan
siswa (httpwwwnwrelorg planningreportsself-directindexphp)
Haris Mujiman (2005 1) mencoba memberikan pengertian belajar
mandiri dengan lebih lengkap Menurutnya belajar mandiri adalah kegiatan
belajar aktif yang di dorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu
kompetensi guna mengatasi suatu masalah dan dibangun dengan bekal
pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki Pencapaian kompetensi sebagai
tujuan belajar dan cara penyampaiannya baik penetapan waktu belajar
tempat belajar irama belajar tempo belajar cara belajar maupun evaluasi
belajar dilakukan oleh siswa sendiri Disini belajar mandiri lebih dimaknai
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
17
sebagai usaha siswa untuk melakukan kegiatan belajar yang didasari niatnya
untuk menguasai suatu kompetensi tertentu
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dan beberapa pertimbangan di
atas maka belajar mandiri dapat diartikan sebagai usaha individu untuk
melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang
lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai sesuatu materi dan
atau kompetensi tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan
masalah yang dijumpainya di dunia nyata
Self-directed Learning adalah kegiatan belajar mandiri sedangkan orang
yang melakukan belajar mandiri sering disebut siswa mandiri (self-directed
Learners) Mardziah Hayati Abdullah (20012) mengatakan self-directed
Learners adalah sebagai ldquopara manajer dan pemilik tanggung jawab dari
proses pembelajaran yang mereka lakukan sendirirdquo Individu seperti itu
mempunyai keterampilan untuk mengakses dan memproses informasi yang
mereka perlukan untuk suatu tujuan tertentu Dalam belajar mandiri
mengintegrasikan self-management (manajemen konteks termasuk latar
belakang sosial menentukan sumber daya dan tindakan) dengan yang self-
monitoring (proses siswa dalam memonitor mengevaluasi dan mengatur
strategi belajarnya)
Belajar mandiri dan siswa mandiri seperti sekeping mata uang yang
mempunyai dua muka yang berbeda tetapi merupakan satu kesatuan yang
mempunyai suatu fungsi yang saling mendukung Lebih jelasnya persamaan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
18
dan perbedaan antara belajar mandiri dengan siswa mandiri digambarkan
dalam bagan sebagai berikut
Gambar 22
Pendekatan personal Responbility Orientation (PRO)
(Sumber Roger Hiemstra 199825)
Belajar mandiri (self-directed learning) yang ada di sisi sebelah kiri dari
pendekatan mengacu pada karakteristik proses belajar mengajar atau apa
yang dikenal sebagai faktor eksternal dari si siswa Disini mengacu pada
bagaimana proses pembelajaran itu dilaksanakan Siswa mandiri (self-
direction Learners) yang ada di sebelah kanan dari pendekatan mengacu
pada individu yang melakukan kegiatan belajar Termasuk di dalamnya yaitu
karakteristik kepribadian siswa atau sering kita sebut faktor internal dari
individu yang bersangkutan Jika kedua hal tersebut (self-directed learning
dan self-direction Learners) dapat tercipta dalam proses pembelajaran maka
individu dapat memiliki kemandirian dalam belajar (self-direction in
learning)
Dengan demikian kemandirian belajar (self-direction in learning) dapat
diartikan sebagai sifat dan sikap serta kemampuan yang dimiliki siswa untuk
melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
19
lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai suatu kompetensi
tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan masalah yang
dijumpainya di dunia nyata
Burt Sisco dalam Hiemstra (19988) membuat sebuah pendekatan yang
membantu individu untuk menjadi lebih mandiri dalam belajar Menurut
Sisco ada enam langkah kegiatan untuk membantu individu menjadi lebih
mandiri dalam belajar yaitu (1) preplanning (aktivitas sebelum proses
pembelajaran) (2) menciptakan lingkungan belajar yang positif (3)
mengembangkan rencana pembelajaran (4) mengidentifikasi aktivitas
pembelajaran yang sesuai (5) melaksanakan kegiatan pembelajaran dan
monitoring dan (6) mengevaluasi hasil pembelajaran individu
Menurut Haris Mudjiman (2005 120) belajar mandiri memiliki tiga
tahap pelaksanaan yaitu tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran
dan tahap refleksi Sehingga keterampilan-keterampilan yang diperlukan
untuk belajar mandiri adalah keterampilan yang diperlukan untuk
mengerjakan setiap tahap belajar mandiri
Pada tahap pengembangan motivasi keterampilan yang perlu dikuasai
adalah keterampilan menumbuhkan self-motivation Untuk dapat
menumbuhkan self-motivation diperlukan beberapa keterampilan seperti
(1) Kemampuan mengetahui detail dari kegiatan (2) kemampuan
menganalisis dan menyimpulkan bahwa kegiatan sesuai dengan kebutuhan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
20
dan terjangkau (3) kemampuan menikmati pengalaman belajar (4)
kemampuan melakukan penilaian secara objektif
Pada tahap pembelajaran keterampilan yang perlu dikuasai adalah
keterampilan dasar penelitian yang meliputi (1) Keterampilan merumuskan
masalah (2) keterampilan menetapkan tujuan belajar (3) keterampilan
menetapkan strategi (4) keterampilan menetapkan jenis informasi yang di
perlukan (5) keterampilan mengidentifikasi sumber informasi (6)
keterampilan mencari informasi (7) keterampilan menganalisis informasi
(8) Keterampilan merumuskan hasil analisisnya (9) keterampilan
mengkomunikasikan hasil belajarnya (10) kemampuan menilai pada
kegiatan akhir belajar
Pada tahap refleksi keterampilan yang diperlukan antara lain (1)
kemampuan menentukan kebenaran dan kesalahan (2) kemampuan
menerima kesalahan sebagai sesuatu yang wajar (3) kemampuan
menggunakan kesalahan untuk perbaikan (4) kemampuan menerima
keberhasilan bukan untuk kebanggaan namun sebagai kenyataan untuk
dipahami untuk ditingkatkan pada proses berikutnya
Seluruh keterampilan di atas harus ditumbuhkan oleh guru dalam proses
pembelajaran dengan melakukan berbagai strategi pembelajaran yang
memungkinkan untuk berkembangnya seluruh keterampilan di atas
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
21
3 Mata Pelajaran IPS Sekolah Dasar
a Pengertian IPS
Ilmu pengetahuan sosial sebagaimana diberikan oleh The NCSS
(National Council for the Social Studies) Board of Diractors menyatakan
Social studies is the integrated study of the social sciences and humanities
to promote civics competence Within the school program social studies
provides coordinated systematic study drawing upon such disciplines as
anthropology archeology economics geography psychology religion
and sociology as well as appropriate content from the humanities
mathematics and the natural sciences The primary purpose of the social
studies is to help young people develop the ability to make informed and
reasoned decision for the public good as citizens of a culturally diverse
democratic society in an interdependent world ( NCSS Board of Direktors
1993213)
Ilmu pengetahuan sosial merupakan program pendidikan yang memiliki
bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniti yang
diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan
pendidikan (Muhamad Nursquoman Soemantri 19951)
Menurut kurikulum pendidikan dasar 2004 IPS adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari kenyataan sosial dalam kehidupan yang didasarkan pada
kajian geografi ekonomi sosiologi antropologi tata negara dan sejarah
Melalui mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar para siswa diharapkan
dapat memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep-konsep dasar ilmu
sosial dan humaniti memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah
sosial di lingkungannya serta memiliki keterampilan mengkaji dan
memecahkan masalah sosial Melalui mata pelajaran IPS diharapkan para
siswa dapat terbina menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
22
b Materi IPS SD
Materi pendidikan IPS di SD sebagaimana dikatakan oleh Saidihardjo
(1997 4) adalah Pendidikan IPS untuk pendidikan dasar dan menengah
sumber bahannya adalah disiplin ilmu-ilmu sosial seperti yang disajikan
pada tingkat universitas Hanya karena pertimbangan tingkat kecerdasan
kematangan jiwa peserta didik maka bahan pendidikannya disederhanakan
diseleksi diadaptasi dan dimodifikasi untuk tujuan institusional pendidikan
dasar dan menengah
Menurut Zamroni (2003 5) bahwa IPS adalah ilmu yang mempelajari
apa yang terjadi disekitar kita baik seorang individu maupun sebagai warga
kelompok masyarakat Karena berkaitan dengan rdquokitardquo maka kajian IPS
harus realistis IPS baru perlu dirumuskan suatu kajian perilaku manusia
yang berkaitan dengan berbagai latar belakang yang melingkupinya secara
objektif rasional dan realistis
Menurut Saidihardjo (2003 3) IPS untuk pendidikan dasar yaitu hasil
penyederhanaan adaptasi seleksi dan modifikasi dari konsep dasar ilmu-
ilmu sosial yang disusun secara sistematis dan pedagogis untuk tujuan
pendidikan dasar dan menengah dalam rangka mewujudkan tujuan nasional
yang berdasarkan Pancasila Menurut Colin Marsh (1991 10) rdquosocial studies
is the study of people as social beings as they have existed and interacted
with each other and the environment in the time and placerdquo Ilmu sosial
adalah ilmu tentang manusia dan interaksi antar mereka antara yang satu
dengan yang lain dan lingkungan waktu mereka berada dan tempat Ilmu
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
23
pengetahuan Sosial adalah program pendidikan yang mengintegrasikan
secara interdisipliner konsep-konsep ilmu sosial dan humaniora (Suwarso
dkk 2007 1)
c Tujuan IPS
Tujuan utama IPS adalah membantu para siswa untuk berpikir kritis atau
rdquocritical thinkingrdquo agar mampu mengambil keputusan secara rasional dengan
dasar informasi yang cukup Dalam kaitannya dengan masalah sosial yang
hasilnya tidak hanya untuk pribadi keluarga tetapi juga berguna bagi
masyarakat bangsa dan negara Menurut Saidihardjo tujuan IPS adalah agar
siswa memahami dan menghargai nilai norma dan budaya suatu masyarakat
setempat dan memupuk kesadaran siswa terhadap hak dan kewajiban Orang
yang berpikir kreatif diharapkan lebih cepat menemukan pemecahan masalah
baru terhadap problem yang dihadapi (Noeng Muhadjir 2001 56) Dengan
belajar IPS diharapkan siswa memiliki kemampuan analisis sosial yakni
mampu mendeteksi dan mempunyai pemahaman tentang perasaan motif dan
kepribadian orang lain
4 Ketuntasan Belajar
a Pengertian Belajar Tuntas
Belajar tuntas (Mastery learning) adalah suatu sistem belajar yang
mengharapkan sebagian besar siswa dapat menguasai tujuan instruksional
dari satuan atau unit-unit pelajaran secara tuntas Achdiat dkk (2000)
menjelaskan bahwa maksud utama belajar tuntas adalah memungkinkan 75
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
24
sampai 90 siswa untuk mencapai hasil belajar yang sama tingginya
dengan kelompok terpandai dalam pengajaran klasikal Dengan demikian
makna belajar tuntas adalah meningkatkan efisiensi belajar meningkatkan
minat belajar meningkatkan kemandirian belajar dan meningkatkan sikap
siswa yang positif terhadap bahan pelajaran yang dipelajarinya melalui
metode belajar pada kesatuan kelas Pada belajar tuntas siswa harus
mencapai suatu tingkat penguasaan tertentu terhadap tujuan instruksional
dari satuan pembelajaran tertentu sebelum melanjutkan kesatuan
pembelajaran berikutnya
Carroll (dalam Winkel 2000) mengembangkan suatu model belajar
yang antara lain bertitik tolak pada kemampuan intelektual siswa sebagai
indikasi untuk belajar menurut kecepatan tertentu bukan untuk indikasi
tingkat keberhasilan belajar yang dapat dicapai oleh siswa Senada dengan
pendapat Carroll James H Black (Dalam Warji R 1983) mengatakan bahwa
setiap siswa dapat menguasai bahan atau materi pelajaran tetapi waktu yang
ditentukan tidak sama Jika dikaitkan pendapat Carroll dan Black maka
tampak ada kesamaan pendapat yaitu untuk menguasai atau tuntas suatu
bahan pelajaran diperlukan waktu yang berbeda-beda bagi setiap siswa
Apabila siswa disediakan cukup waktu dan diberi pelayanan yang tepat yang
meliputi kesempatan belajar kualitas pembelajaran maka setiap siswa akan
mampu menguasai bahan pelajaran yang diberikan
Sistem belajar tuntas telah terintegrasi dalam kurikulum yang
dinyatakan bahwa jika ge 85 dari jumlah siswa menguasai le 75 tujuan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
25
yang disajikan maka diadakan pengayaan dan jika belum menguasai tujuan
yang disajikan maka diadakan perbaikan Menurut Bloom dalam buku
Mastery Learning (Siswoyo 198121) berpendapat bahwa
ldquo Mastery learning dipandang sebagai kemampuan siswa untuk menyerap
inti dan pengajaran yang telah diberikan kepadanya ke dalam suatu
keseluruhanrdquo
Amparo S Lardizibal (2000 179) mengemukakan ldquomastery learning
as a strategy for optimizing learning considers the individual capacity and
need of the learnerrdquo Mastery learning sebagai sebuah strategi untuk harapan
yang lebih baik dalam pembelajaran kapasitas individu dan kebutuhan
pembelajaran
Dari beberapa pengertian mastery learning dapat disimpulkan akan
belajar tuntas yakni belajar tuntas adalah suatu kegiatan pembelajaran yang
mengarahkan seluruh kemampuan agar materi pelajaran dapat dikuasai siswa
secara penuh dalam waktu tertentu
b Prinsip Belajar Tuntas
Dasar prinsip dari mastery learning menurut Amparo S Lardizabal
(2000 180) adalah 1) Unit belajar dipecah dalam komponen tingkah
lakusikap atau tugas-tugas 2) Tugas pembelajaran menjadi suatu rangkaian
yang pantas 3) Frekuensi diagnosa dan peningkatan dari format evaluasi
diberikan pada apa yang diajarkan 4) Perbaikan yang pantas diberikan untuk
mengatasi kelompok atau individu yang dinyatakan lemah melalui tes
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
26
formatif 5) Siswa diberikan cukup waktu untuk memperoleh penguasaan 6)
Tugas belajar tuntas didasari pada basis standar faktor penentu yang
dikriteriakan
Menurut Siswoyo (1981 3) faktor yang lebih prinsip dalam strategi
mastery learning adalah pengembangan prosedur-prosedur umpan balik dan
korektif (feed back and corrective procedures) pada berbagai taraf atau
bagian dari proses belajar Untuk umpan balik dapat dipakai lembaran kerja
ulangan-ulangan pekerjaan rumah (PR) test formatif dan sebagainya
Test-test semacam itu dimaksudkan untuk menentukan apa yang telah
dikuasai setiap siswa dalam satuan pelajaran bab atau bagian dari mata
pelajaran tertentu dan apa yang masih perlu dipelajarinya
c Kriteria Belajar Tuntas
Ketuntasan belajar merupakan target keberhasilan dari kegiatan belajar
mengajar Apakah materi yang disampaikan sampai berapa jauh dikuasai
oleh siswa Penilaian Acuan Patokan yang dipakai untuk mengukur
ketuntasan belajar sebagaimana dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM)
yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional tahun 2001
mentarget 75 daya serap materi yang disampaikan pada siswa
dalam kurikulum nasional
Semenjak penerapan kurikulum 2006 mulai tahun ajaran 20072008
khususnya di Sekolah Dasar (SD) dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) ketuntasan belajar dibuat oleh masing-masing lembaga
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
27
pendidikan dengan memperhatikan tingkat kesukaran daya dukung sarana
dan prasarana Ketuntasan belajar ini disebut Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) dan dibuat setiap indikator Untuk dapat mengetahui ketuntasan
belajar siswa tinggal membandingkan hasil ulangan atau test dengan standar
KKM yang dibuat Apabila nilai di bawah standar KKM maka siswa tersebut
belum tuntas apabila sama atau lebih tinggi dari standar KKM maka siswa
tersebut dinyatakan sudah mencapai tuntas dalam belajar
B Penelitian Yang Relevan
Banyak penelitian terdahulu yang relevan berkaitan dengan strategi
pembelajaran kemandirian belajar dan prestasi belajar variabel-variabel yang
diteliti dalam penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Kirno Suwanto pada tahun 2006 sistem pembelajaran sebagai upaya
meningkatkan kemandirian belajar siswa di SDIT Nur Hidayah menunjukkan
hubungan yang positif antara pembelajaran dengan kemandirian belajar Dwi
Atmojo pada tahun 2002 topik penelitian pengaruh penggunaan strategi
pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar
menunjukkan pengaruh yang positif penggunaan strategi pembelajaran kooperatif
dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Sukardi dan Anton Sukarno pada
tahun 2001 dengan topik kemampuan profesional guru SD (Studi Korelasi antara
Pengalaman Pendidikan dan sikap Profesional Guru) menunjukkan hubungan
yang positif dan signifikan Nurhilal pada tahun 2008 dengan topik penelitian
hubungan partisipasi siswa dalam PAKEM dan motivasi belajar dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
28
ketuntasan belajar IPA SD di Karanganyar Purbalingga menunjukkan adanya
hubungan yang signifikan antara pembelajaran PAKEM dan motivasi belajar
dengan ketuntasan belajar IPA di SD
Dari beberapa penelitian di atas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian untuk mencari hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar khususnya pada mata pelajaran
IPS
C Kerangka Berfikir
Berdasar latar belakang masalah kajian teori dan penelitian-penelitian
yang relevan maka dapat disusun kerangka berpikir sebagai berikut
1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan
belajar mata pelajaran IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang
menekankan siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat yang
sudah dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang
Dengan rasa senang pada diri siswa akan memudahkan untuk menerima
materi pelajaran sehinggga anak dapat menguasai keterampilan baik kognitif
afektif dan psikomotor yang diharapkan sehingga pada akhirnya ketuntasan
belajar yang ditargetkan akan dapat tercapai
Guru dan proses pembelajaran merupakan dua hal yang memiliki
keterkaitan sangat erat dan mutlak Artinya guru akan lebih memiliki makna
secara edukatif jika guru itu mampu melakukan proses pembelajaran yang
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
29
baik tepat akurat serta relevan dengan fungsi dan prinsip pendidikan Untuk
mewujudkan idealisme pendidikan itu tidak cukup diimbangi dengan
pembelajaran yang efektif melainkan perlu pembelajaran yang efisien
Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu menambah
wacana atau khasanah pengetahuan baru bagi siswa Sedangkan pembelajaran
yang efisien adalah pembelajaran di samping dapat menambah pengetahuan
atau informasi baru bagi siswa pembelajaran itu menyenangkan dan
menggairahkan siswa selama proses pembelajaran
2 Hubungan antara kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar mata
pelajaran IPS
Kemandirian belajar siswa dapat dilihat dari kemampuannya dalam
melaksanakan tiga kegiatan belajar yaitu (1) kemampuan untuk memotivasi
diri (2) kemampuan teknis dalam melakukan kegiatan belajar mandiri dan
(3) kemampuannya dalam merefleksi kegiatan belajar yanag telah
dilakukannya dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian siswa untuk
belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara Dengan kemandirian belajar
yang telah dimilikinya akan mendorong siswa untuk melakukan sesuatu
dengan penuh kesadaran dan keberartian Siswa menyadari bahwa kebutuhan
belajar penting untuk dirinya sendiri bukan untuk kepentingan orang lain
Dalam konteks pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
dan atau Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tidak
hanya menuntut guru untuk melakukan inovasi pembelajaran melainkan juga
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
30
menuntut siswa untuk melakukan cara belajar siswa aktif (CBSA) Dengan
CBSA dituntut siswa memiliki motivasi belajar yang optimal sehingga dapat
menumbuhkan kemandirian belajar siswa
3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar
dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan suatu cara pembelajaran
yang menuntut siswa aktif dan adanya rasa senang sehingga siswa tidak
merasa bosan untuk belajar Dengan berbagai media peraga perangkat dan
lain-lain Hal ini dapat menimbulkan kesenangan belajar siswa
Di samping partisipasi siswa dalam PAKEM tidak kalah pentingnya
kemandirian belajar yang mendorong siswa untuk mengembangkan motivasi
pembelajaran dan refleksi yang diperlukan untuk melakukan keterampilan-
keterampilan yang diperlukan untuk melakukan sesuatu kegiatan belajar
secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya
sendiri untuk menguasai sesuatu kompetensi tertentu Dalam kegiatan
pembelajaran seorang guru senantiasa berupaya agar materi yang disampaikan
atau dipelajari dapat dikuasai siswa secara optimal Untuk itu partisipasi
siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar merupakan dua faktor yang
diduga secara bersama-sama memiliki hubungan positif dengan ketuntasan
belajar mata pelajaran IPS SD
Salah satu persyaratan yang penting dalam melaksanakan
pembelajaran adalah kemampuan guru menjalankan suatu proses
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
31
pembelajaran yang bermakna bagi semua siswa Acuan proses pembelajaran
bukan saja harus melihat pada kondisi kini namun juga pada masa yang akan
datang bagi siswa usia pendidikan dasar Pembelajaran yang diberikan perlu
disesuaikan pada taraf perkembangan tingkat pertisipasi dan kemandirian
belajarnya
D Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dalam penelitian ini peneliti
mengajukan hipotesis sebagai berikut
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar IPS
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
1 Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Pejagoan
UPT Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kecamatan Pejagoan Kabupaten
Kebumen
2 Waktu Penelitian
Penelitian ini membutuhkan waktu penyelesaian selama kurang lebih 10
bulan dimulai dari observasi awal penyusunan proposal penyusunan
instrumen uji coba alat ukur pelaksanaan penelitian sampai pengolahan data
dan penyusunan laporan
A Metode Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian di atas metode penelitian yang digunakan
adalah deskriptif korelasional yaitu suatu peneltian yang bertujuan mendeteksi
seberapa jauh variasi-variasi suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada
satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefesien korelasi (Suryabrata 1981
24) Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Variabel Bebas (Variabel Prediktor)
a Partisipasi Siswa Dalam PAKEM (X1)
b Kemandirian Belajar IPS (X2)
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
33
2 Variabel Terikat (Variabel Respons)
- Ketuntasan Belajar IPS (Y)
Populasi dan Sampel
Populasi adalah sekelompok individu yang akan diteliti atau diselidiki
dalam suatu penelitian (Sugiyono 1997) Populasi dalam penelitian ini adalah
siswa SDN 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen yang berjumlah 220 siswa
Sampel adalah bagian dari populasi sampel yang dipakai itu diteliti agar
dapat mewakili jumlah populasi Apabila jumlah populasi kurang dari 100
sebaiknya diambil semua sebagai sampel sehingga penelitiannya bersifat total
Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil 10-15 atau
lebih besar dari itu (Arikunto 1996) Sejalan dengan hal tersebut populasi dalam
penelitian ini berjumlah 220 yaing terdiri dari tingkatan kelas 1 sampai kelas VI
Sampel diambil siswa kelas V yang berjumlah 40 siswa
Sampling adalah teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel
Adapun teknik sampling ada 2 macam yaitu teknik non random sampling dan
teknik random sampling Dalam penelitian ini digunakan teknik cluster random
sampling atau area sampling artinya pengambilan sampel yang didasarkan atas
ciori-ciri kelompok tertentu atau sifat tertentu yang ada pada tingkat kelas dan
dengan memberi kebebasan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk
menjadi anggota sampel dengan cara mengundi kelas yang diambil sebagai
sampel penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
34
B Teknik Pengumpulan Data
1 Angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan Kemandirian belajar
Angket partisipasi siswa dalam PAKEM terdiri dari 50 item Data untuk
kemandirian belajar IPS diperoleh melalui angket Angket partisipasi siswa
dalam PAKEM sebanyak 50 item dan angket kemandirian belajar sebanyak
50 item dan Tes ketuntasan belajar IPS sebanyak 50 item
Validitas ietem angket digunakan korelasi Product Moment dari
Pearson sedang reliabilitas item angket digunakan Alpha Cronbach
2 Metode Test
Metode test digunakan untuk mengetahui nilai ketuntasan belajar IPS
berdasarkan kisi-kisi pemberian skor terhadap tes kompetensi belajar IPS
E Teknik Analisis Data
Untuk menguji hipotesis (1) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan ketuntasan belajar IPSrdquo
dan hipotesis (2) yang berbunyi ldquoada hungan positif yang signifikan antara
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan teknik analisis
regresi dan korelasi sederhana atau sering disebut korelasi Product Moment
Untuk menguji hipotesis (3) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang signifikan
antara PAKEM dan kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan
teknik analisis regresi linier
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
35
F Hipotesis Statistik
Dalam penelitian ini hipotesis statistik adalah sebagai berikut
1 Hipotesis (1)
a Ho ry 1 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 1 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
2 Hipotesis (2)
a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian
belajar dengan ketuntasan belajar IPS
3 Hipotesis (3)
a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kemandirian belajar dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar
dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Skor Partisipasi Siswa dalam PAKEM
Data partisipasi siswa dalam PAKEM secara keseluruhan memiliki
rentangan (range) 45 dengan skor terendah 91 dan skor tertinggi 136 Data
partisipasi siswa dalam PAKEM mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar
1132 modus sebesar 91 median sebesar 114 varians sebesar 21616 dan
simpangan baku standar deviasi) sebesar 147 (nilai-nilai statistik ini
perhitungannya dilakukan dengan komputer dengan program SPSS versi 15
1 Skor Kemandirian Belajar
Data skor kemandirian belajar siswa secara keseluruhan memiliki
rentangan (range) 40 dengan skor terendah 92 dan skor tertinggi 132
Kemandirian belajar mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 1126 modus
sebesar 95 median sebesar 1135 varians sebesar 2276 dan simpangan baku
(standar deviasi) sebesar 151 (nilai-nilai statistik ini perhitungannya
dilakukan dengan komputer program SPSS versi 15
3 Ketuntasan belajar IPS
Data ketuntasan belajar IPS siswa yang memiliki secara keseluruhan
memiliki rentangan (range) 48 dengan skor terendah 50 dan skor tertinggi
98 Ketuntasan belajar IPS siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
37
rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians
sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai
statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS
A Pengujian Persyaratan Analisis
1 Uji Normalitas Data
a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada
lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi
sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa
data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang
berdistribusi normal
b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100
lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data
kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi
normal
c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
38
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov
Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance
sebesar 0808 lebih besar dari α (005)
2 Uji Linieritas
Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier
Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x
2 tabel
dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13
diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan
demikian model regresi adalah model linier
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan
skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS
Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi
Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai
dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44
Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis
Pengujian rhitung rtabel Keterangan
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0616 0312 Signifikan
Hubungan kemandirian
belajar siswa dalam
0677 0312 Signifikan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
39
PAKEM dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran
IPS
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0731 0312 Signifikan
F hitung = 21290
F tabel = 323
Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis
pada akhir Bab II adalah sebagai berikut
1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar
pada mata pelajaran IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi
(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat
diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika
semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
40
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil
perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf
signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat
dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo
sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
41
Coefficientsa
4545 11160 407 686
267 108 338 2467 018
368 105 482 3519 001
(Constant)
x1
x2
Model
1
B Std Error
Unstandardized
Coeff icients
Beta
Standardized
Coeff icients
t Sig
Dependent Variable ya
(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS
Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi
siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar
IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut
Tabel 45
Hasil Analisis Regresi Linier
Coefficients a
Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS
Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai
berikut
Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2
Interpretasi persamaan tersebut adalah
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
42
a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar
4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bernilai nol
b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa
kemandirian belajar bernilai konstan
b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar
siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan
Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan
sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar
42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar
58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari
sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini
menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
43
akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar
225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan
meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31
Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan
memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan
belajar IPS
B Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi
sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan
pembahasan sebagai berikut
Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan
taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat
dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa
dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang
berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat
student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan
menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
44
dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa
siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa
senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh
Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut
bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan
oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan
pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan
bentuk yang sempurna
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan
siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah
dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi
siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia
pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian
belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel
dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung
gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini
dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
45
siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan
yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan
kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan
prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan
kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha
meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha
belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)
bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab
dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa
yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki
tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap
refleksi
Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental
sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi
mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa
remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh
anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh
karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan
kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian
belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar
mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat
diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
46
lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan
pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal
Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu
yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya
bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi
dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang
afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan
belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong
seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni
belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi
pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya
Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi
tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha
untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa
dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam
kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin
kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai
Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa
senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki
banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi
tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester
kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
47
dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang
dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias
memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir
keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi
siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan
tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti
jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena
terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki
kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi
yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan
guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar
Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan
dalam proses belajar
Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa
PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan
dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel
0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian
belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang
menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
48
karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau
bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal
ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di
sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama
memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS
C Keterbatasan Penelitian
Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini
penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan
rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut
Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar
menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka
alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu
sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-
jujurnya
Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya
menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada
secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan
ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah
mencakup materi yang luas
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
49
Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi
proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian
belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek
penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat
sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil
penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
50
BAB V
KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat
disimpulkan bahwa
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan
analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini
berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan
arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan
(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar
siswa
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa
dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis
korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti
bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan
kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
51
mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif
ketuntasan hasil belajar siswa
3 Ketuntasan belajar IPS
Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan
yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa
hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi
pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti
proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan
kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar
IPS
B Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif
dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi
kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik
Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia
menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
52
metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang
diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna
oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu
penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan
antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab
demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan
simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan
antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)
contextual teaching learning (CTL) Jigsaw
Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi
akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang
disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki
hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS
Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model
pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan
menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan
hasil belajarnya
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
53
C Saran
1 Bagi Guru
Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan
materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan
lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan
pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan
belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya
meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar
karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan
prestasi dan ketuntasan belajarnya
2 Bagi siswa
Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar
Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus
menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar
IPS yang diharapkan
3 Bagi Sekolah
Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan
nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan
mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka
mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
54
prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan
tercapainya tujuan bersama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
55
Daftar Pustaka
Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery
Learning Jakarta Depdikbud
Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City
Phoenix Publishing House Inc
Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia
Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja
Grafindo Perasada
Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York
Longman
Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom
AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass
httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)
Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press
Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta
Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum
Depdiknas
Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta
Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan
httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret
Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung
Jurnal Pendidikan
Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas
Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins
Publishers
Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS
Semarang ISBN
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
56
Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press
Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite
(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford
Pergamon Press Reprinted here by permission (net)
__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence
for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College
Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York
Macmillan PublCoy
Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork
Harper and Raw Publisher
Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom
Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren
Teacer Hall India Private Limited
Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS
Jakarta Depdikbud
Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra
(2010)
Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning
httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp
Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest
httpwwweriedigestorg (19-05-2009)
Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta
LP3ES
Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery
learning The case for guided methods of instructionrdquo
httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)
Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan
Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah
disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung
Angkatan Pertama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
57
Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar
Bandung Sinar Baru
Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi
Aksara
Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri
Yogyakarta
Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer
wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)
Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius
Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary
active_learninghtm (20-05-2009)
Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches
Acknowledgement University of Saskatchewan
Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta
F IPS UNY
Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga
Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli
pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas
Unesco Unicer dan Nzaid
Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta
Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil
Cipta Media
Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal
Approach to Instructional Design Australian journal of Educational
Technology
Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas
Surabaya IDM
Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi
Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
16
Model pembelajaran self directed learning (SDL) adalah sebuah
rancangan dalam pembelajaran yang dalam belajar dilatih oleh paket
mengajarguru yang ditentukan oleh material langkah siswa sendiri tanpa
pertolongan dari pembimbing
2 Kemandirian Belajar
a Pengertian Belajar Mandiri dan Kemandirian Belajar
Konsep Belajar Mandiri (Self-directed Learning) sebenarnya berakar
dari konsep pendidikan orang dewasa Namun demikian berdasarkan
beberapa penelitian yang dilakukan oleh para ahli seperti Garrison tahun
1997 Schilleref tahun 2001 dan Scheidet tahun 2003 ternyata belajar
mandiri juga cocok untuk semua tingkatan usia Dengan kata lain belajar
mandiri sesuai untuk semua jenjang sekolah baik untuk sekolah menengah
maupun sekolah dasar dalam rangka meningkatkan prestasi dan kemampuan
siswa (httpwwwnwrelorg planningreportsself-directindexphp)
Haris Mujiman (2005 1) mencoba memberikan pengertian belajar
mandiri dengan lebih lengkap Menurutnya belajar mandiri adalah kegiatan
belajar aktif yang di dorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu
kompetensi guna mengatasi suatu masalah dan dibangun dengan bekal
pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki Pencapaian kompetensi sebagai
tujuan belajar dan cara penyampaiannya baik penetapan waktu belajar
tempat belajar irama belajar tempo belajar cara belajar maupun evaluasi
belajar dilakukan oleh siswa sendiri Disini belajar mandiri lebih dimaknai
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
17
sebagai usaha siswa untuk melakukan kegiatan belajar yang didasari niatnya
untuk menguasai suatu kompetensi tertentu
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dan beberapa pertimbangan di
atas maka belajar mandiri dapat diartikan sebagai usaha individu untuk
melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang
lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai sesuatu materi dan
atau kompetensi tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan
masalah yang dijumpainya di dunia nyata
Self-directed Learning adalah kegiatan belajar mandiri sedangkan orang
yang melakukan belajar mandiri sering disebut siswa mandiri (self-directed
Learners) Mardziah Hayati Abdullah (20012) mengatakan self-directed
Learners adalah sebagai ldquopara manajer dan pemilik tanggung jawab dari
proses pembelajaran yang mereka lakukan sendirirdquo Individu seperti itu
mempunyai keterampilan untuk mengakses dan memproses informasi yang
mereka perlukan untuk suatu tujuan tertentu Dalam belajar mandiri
mengintegrasikan self-management (manajemen konteks termasuk latar
belakang sosial menentukan sumber daya dan tindakan) dengan yang self-
monitoring (proses siswa dalam memonitor mengevaluasi dan mengatur
strategi belajarnya)
Belajar mandiri dan siswa mandiri seperti sekeping mata uang yang
mempunyai dua muka yang berbeda tetapi merupakan satu kesatuan yang
mempunyai suatu fungsi yang saling mendukung Lebih jelasnya persamaan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
18
dan perbedaan antara belajar mandiri dengan siswa mandiri digambarkan
dalam bagan sebagai berikut
Gambar 22
Pendekatan personal Responbility Orientation (PRO)
(Sumber Roger Hiemstra 199825)
Belajar mandiri (self-directed learning) yang ada di sisi sebelah kiri dari
pendekatan mengacu pada karakteristik proses belajar mengajar atau apa
yang dikenal sebagai faktor eksternal dari si siswa Disini mengacu pada
bagaimana proses pembelajaran itu dilaksanakan Siswa mandiri (self-
direction Learners) yang ada di sebelah kanan dari pendekatan mengacu
pada individu yang melakukan kegiatan belajar Termasuk di dalamnya yaitu
karakteristik kepribadian siswa atau sering kita sebut faktor internal dari
individu yang bersangkutan Jika kedua hal tersebut (self-directed learning
dan self-direction Learners) dapat tercipta dalam proses pembelajaran maka
individu dapat memiliki kemandirian dalam belajar (self-direction in
learning)
Dengan demikian kemandirian belajar (self-direction in learning) dapat
diartikan sebagai sifat dan sikap serta kemampuan yang dimiliki siswa untuk
melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
19
lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai suatu kompetensi
tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan masalah yang
dijumpainya di dunia nyata
Burt Sisco dalam Hiemstra (19988) membuat sebuah pendekatan yang
membantu individu untuk menjadi lebih mandiri dalam belajar Menurut
Sisco ada enam langkah kegiatan untuk membantu individu menjadi lebih
mandiri dalam belajar yaitu (1) preplanning (aktivitas sebelum proses
pembelajaran) (2) menciptakan lingkungan belajar yang positif (3)
mengembangkan rencana pembelajaran (4) mengidentifikasi aktivitas
pembelajaran yang sesuai (5) melaksanakan kegiatan pembelajaran dan
monitoring dan (6) mengevaluasi hasil pembelajaran individu
Menurut Haris Mudjiman (2005 120) belajar mandiri memiliki tiga
tahap pelaksanaan yaitu tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran
dan tahap refleksi Sehingga keterampilan-keterampilan yang diperlukan
untuk belajar mandiri adalah keterampilan yang diperlukan untuk
mengerjakan setiap tahap belajar mandiri
Pada tahap pengembangan motivasi keterampilan yang perlu dikuasai
adalah keterampilan menumbuhkan self-motivation Untuk dapat
menumbuhkan self-motivation diperlukan beberapa keterampilan seperti
(1) Kemampuan mengetahui detail dari kegiatan (2) kemampuan
menganalisis dan menyimpulkan bahwa kegiatan sesuai dengan kebutuhan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
20
dan terjangkau (3) kemampuan menikmati pengalaman belajar (4)
kemampuan melakukan penilaian secara objektif
Pada tahap pembelajaran keterampilan yang perlu dikuasai adalah
keterampilan dasar penelitian yang meliputi (1) Keterampilan merumuskan
masalah (2) keterampilan menetapkan tujuan belajar (3) keterampilan
menetapkan strategi (4) keterampilan menetapkan jenis informasi yang di
perlukan (5) keterampilan mengidentifikasi sumber informasi (6)
keterampilan mencari informasi (7) keterampilan menganalisis informasi
(8) Keterampilan merumuskan hasil analisisnya (9) keterampilan
mengkomunikasikan hasil belajarnya (10) kemampuan menilai pada
kegiatan akhir belajar
Pada tahap refleksi keterampilan yang diperlukan antara lain (1)
kemampuan menentukan kebenaran dan kesalahan (2) kemampuan
menerima kesalahan sebagai sesuatu yang wajar (3) kemampuan
menggunakan kesalahan untuk perbaikan (4) kemampuan menerima
keberhasilan bukan untuk kebanggaan namun sebagai kenyataan untuk
dipahami untuk ditingkatkan pada proses berikutnya
Seluruh keterampilan di atas harus ditumbuhkan oleh guru dalam proses
pembelajaran dengan melakukan berbagai strategi pembelajaran yang
memungkinkan untuk berkembangnya seluruh keterampilan di atas
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
21
3 Mata Pelajaran IPS Sekolah Dasar
a Pengertian IPS
Ilmu pengetahuan sosial sebagaimana diberikan oleh The NCSS
(National Council for the Social Studies) Board of Diractors menyatakan
Social studies is the integrated study of the social sciences and humanities
to promote civics competence Within the school program social studies
provides coordinated systematic study drawing upon such disciplines as
anthropology archeology economics geography psychology religion
and sociology as well as appropriate content from the humanities
mathematics and the natural sciences The primary purpose of the social
studies is to help young people develop the ability to make informed and
reasoned decision for the public good as citizens of a culturally diverse
democratic society in an interdependent world ( NCSS Board of Direktors
1993213)
Ilmu pengetahuan sosial merupakan program pendidikan yang memiliki
bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniti yang
diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan
pendidikan (Muhamad Nursquoman Soemantri 19951)
Menurut kurikulum pendidikan dasar 2004 IPS adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari kenyataan sosial dalam kehidupan yang didasarkan pada
kajian geografi ekonomi sosiologi antropologi tata negara dan sejarah
Melalui mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar para siswa diharapkan
dapat memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep-konsep dasar ilmu
sosial dan humaniti memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah
sosial di lingkungannya serta memiliki keterampilan mengkaji dan
memecahkan masalah sosial Melalui mata pelajaran IPS diharapkan para
siswa dapat terbina menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
22
b Materi IPS SD
Materi pendidikan IPS di SD sebagaimana dikatakan oleh Saidihardjo
(1997 4) adalah Pendidikan IPS untuk pendidikan dasar dan menengah
sumber bahannya adalah disiplin ilmu-ilmu sosial seperti yang disajikan
pada tingkat universitas Hanya karena pertimbangan tingkat kecerdasan
kematangan jiwa peserta didik maka bahan pendidikannya disederhanakan
diseleksi diadaptasi dan dimodifikasi untuk tujuan institusional pendidikan
dasar dan menengah
Menurut Zamroni (2003 5) bahwa IPS adalah ilmu yang mempelajari
apa yang terjadi disekitar kita baik seorang individu maupun sebagai warga
kelompok masyarakat Karena berkaitan dengan rdquokitardquo maka kajian IPS
harus realistis IPS baru perlu dirumuskan suatu kajian perilaku manusia
yang berkaitan dengan berbagai latar belakang yang melingkupinya secara
objektif rasional dan realistis
Menurut Saidihardjo (2003 3) IPS untuk pendidikan dasar yaitu hasil
penyederhanaan adaptasi seleksi dan modifikasi dari konsep dasar ilmu-
ilmu sosial yang disusun secara sistematis dan pedagogis untuk tujuan
pendidikan dasar dan menengah dalam rangka mewujudkan tujuan nasional
yang berdasarkan Pancasila Menurut Colin Marsh (1991 10) rdquosocial studies
is the study of people as social beings as they have existed and interacted
with each other and the environment in the time and placerdquo Ilmu sosial
adalah ilmu tentang manusia dan interaksi antar mereka antara yang satu
dengan yang lain dan lingkungan waktu mereka berada dan tempat Ilmu
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
23
pengetahuan Sosial adalah program pendidikan yang mengintegrasikan
secara interdisipliner konsep-konsep ilmu sosial dan humaniora (Suwarso
dkk 2007 1)
c Tujuan IPS
Tujuan utama IPS adalah membantu para siswa untuk berpikir kritis atau
rdquocritical thinkingrdquo agar mampu mengambil keputusan secara rasional dengan
dasar informasi yang cukup Dalam kaitannya dengan masalah sosial yang
hasilnya tidak hanya untuk pribadi keluarga tetapi juga berguna bagi
masyarakat bangsa dan negara Menurut Saidihardjo tujuan IPS adalah agar
siswa memahami dan menghargai nilai norma dan budaya suatu masyarakat
setempat dan memupuk kesadaran siswa terhadap hak dan kewajiban Orang
yang berpikir kreatif diharapkan lebih cepat menemukan pemecahan masalah
baru terhadap problem yang dihadapi (Noeng Muhadjir 2001 56) Dengan
belajar IPS diharapkan siswa memiliki kemampuan analisis sosial yakni
mampu mendeteksi dan mempunyai pemahaman tentang perasaan motif dan
kepribadian orang lain
4 Ketuntasan Belajar
a Pengertian Belajar Tuntas
Belajar tuntas (Mastery learning) adalah suatu sistem belajar yang
mengharapkan sebagian besar siswa dapat menguasai tujuan instruksional
dari satuan atau unit-unit pelajaran secara tuntas Achdiat dkk (2000)
menjelaskan bahwa maksud utama belajar tuntas adalah memungkinkan 75
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
24
sampai 90 siswa untuk mencapai hasil belajar yang sama tingginya
dengan kelompok terpandai dalam pengajaran klasikal Dengan demikian
makna belajar tuntas adalah meningkatkan efisiensi belajar meningkatkan
minat belajar meningkatkan kemandirian belajar dan meningkatkan sikap
siswa yang positif terhadap bahan pelajaran yang dipelajarinya melalui
metode belajar pada kesatuan kelas Pada belajar tuntas siswa harus
mencapai suatu tingkat penguasaan tertentu terhadap tujuan instruksional
dari satuan pembelajaran tertentu sebelum melanjutkan kesatuan
pembelajaran berikutnya
Carroll (dalam Winkel 2000) mengembangkan suatu model belajar
yang antara lain bertitik tolak pada kemampuan intelektual siswa sebagai
indikasi untuk belajar menurut kecepatan tertentu bukan untuk indikasi
tingkat keberhasilan belajar yang dapat dicapai oleh siswa Senada dengan
pendapat Carroll James H Black (Dalam Warji R 1983) mengatakan bahwa
setiap siswa dapat menguasai bahan atau materi pelajaran tetapi waktu yang
ditentukan tidak sama Jika dikaitkan pendapat Carroll dan Black maka
tampak ada kesamaan pendapat yaitu untuk menguasai atau tuntas suatu
bahan pelajaran diperlukan waktu yang berbeda-beda bagi setiap siswa
Apabila siswa disediakan cukup waktu dan diberi pelayanan yang tepat yang
meliputi kesempatan belajar kualitas pembelajaran maka setiap siswa akan
mampu menguasai bahan pelajaran yang diberikan
Sistem belajar tuntas telah terintegrasi dalam kurikulum yang
dinyatakan bahwa jika ge 85 dari jumlah siswa menguasai le 75 tujuan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
25
yang disajikan maka diadakan pengayaan dan jika belum menguasai tujuan
yang disajikan maka diadakan perbaikan Menurut Bloom dalam buku
Mastery Learning (Siswoyo 198121) berpendapat bahwa
ldquo Mastery learning dipandang sebagai kemampuan siswa untuk menyerap
inti dan pengajaran yang telah diberikan kepadanya ke dalam suatu
keseluruhanrdquo
Amparo S Lardizibal (2000 179) mengemukakan ldquomastery learning
as a strategy for optimizing learning considers the individual capacity and
need of the learnerrdquo Mastery learning sebagai sebuah strategi untuk harapan
yang lebih baik dalam pembelajaran kapasitas individu dan kebutuhan
pembelajaran
Dari beberapa pengertian mastery learning dapat disimpulkan akan
belajar tuntas yakni belajar tuntas adalah suatu kegiatan pembelajaran yang
mengarahkan seluruh kemampuan agar materi pelajaran dapat dikuasai siswa
secara penuh dalam waktu tertentu
b Prinsip Belajar Tuntas
Dasar prinsip dari mastery learning menurut Amparo S Lardizabal
(2000 180) adalah 1) Unit belajar dipecah dalam komponen tingkah
lakusikap atau tugas-tugas 2) Tugas pembelajaran menjadi suatu rangkaian
yang pantas 3) Frekuensi diagnosa dan peningkatan dari format evaluasi
diberikan pada apa yang diajarkan 4) Perbaikan yang pantas diberikan untuk
mengatasi kelompok atau individu yang dinyatakan lemah melalui tes
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
26
formatif 5) Siswa diberikan cukup waktu untuk memperoleh penguasaan 6)
Tugas belajar tuntas didasari pada basis standar faktor penentu yang
dikriteriakan
Menurut Siswoyo (1981 3) faktor yang lebih prinsip dalam strategi
mastery learning adalah pengembangan prosedur-prosedur umpan balik dan
korektif (feed back and corrective procedures) pada berbagai taraf atau
bagian dari proses belajar Untuk umpan balik dapat dipakai lembaran kerja
ulangan-ulangan pekerjaan rumah (PR) test formatif dan sebagainya
Test-test semacam itu dimaksudkan untuk menentukan apa yang telah
dikuasai setiap siswa dalam satuan pelajaran bab atau bagian dari mata
pelajaran tertentu dan apa yang masih perlu dipelajarinya
c Kriteria Belajar Tuntas
Ketuntasan belajar merupakan target keberhasilan dari kegiatan belajar
mengajar Apakah materi yang disampaikan sampai berapa jauh dikuasai
oleh siswa Penilaian Acuan Patokan yang dipakai untuk mengukur
ketuntasan belajar sebagaimana dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM)
yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional tahun 2001
mentarget 75 daya serap materi yang disampaikan pada siswa
dalam kurikulum nasional
Semenjak penerapan kurikulum 2006 mulai tahun ajaran 20072008
khususnya di Sekolah Dasar (SD) dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) ketuntasan belajar dibuat oleh masing-masing lembaga
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
27
pendidikan dengan memperhatikan tingkat kesukaran daya dukung sarana
dan prasarana Ketuntasan belajar ini disebut Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) dan dibuat setiap indikator Untuk dapat mengetahui ketuntasan
belajar siswa tinggal membandingkan hasil ulangan atau test dengan standar
KKM yang dibuat Apabila nilai di bawah standar KKM maka siswa tersebut
belum tuntas apabila sama atau lebih tinggi dari standar KKM maka siswa
tersebut dinyatakan sudah mencapai tuntas dalam belajar
B Penelitian Yang Relevan
Banyak penelitian terdahulu yang relevan berkaitan dengan strategi
pembelajaran kemandirian belajar dan prestasi belajar variabel-variabel yang
diteliti dalam penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Kirno Suwanto pada tahun 2006 sistem pembelajaran sebagai upaya
meningkatkan kemandirian belajar siswa di SDIT Nur Hidayah menunjukkan
hubungan yang positif antara pembelajaran dengan kemandirian belajar Dwi
Atmojo pada tahun 2002 topik penelitian pengaruh penggunaan strategi
pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar
menunjukkan pengaruh yang positif penggunaan strategi pembelajaran kooperatif
dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Sukardi dan Anton Sukarno pada
tahun 2001 dengan topik kemampuan profesional guru SD (Studi Korelasi antara
Pengalaman Pendidikan dan sikap Profesional Guru) menunjukkan hubungan
yang positif dan signifikan Nurhilal pada tahun 2008 dengan topik penelitian
hubungan partisipasi siswa dalam PAKEM dan motivasi belajar dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
28
ketuntasan belajar IPA SD di Karanganyar Purbalingga menunjukkan adanya
hubungan yang signifikan antara pembelajaran PAKEM dan motivasi belajar
dengan ketuntasan belajar IPA di SD
Dari beberapa penelitian di atas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian untuk mencari hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar khususnya pada mata pelajaran
IPS
C Kerangka Berfikir
Berdasar latar belakang masalah kajian teori dan penelitian-penelitian
yang relevan maka dapat disusun kerangka berpikir sebagai berikut
1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan
belajar mata pelajaran IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang
menekankan siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat yang
sudah dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang
Dengan rasa senang pada diri siswa akan memudahkan untuk menerima
materi pelajaran sehinggga anak dapat menguasai keterampilan baik kognitif
afektif dan psikomotor yang diharapkan sehingga pada akhirnya ketuntasan
belajar yang ditargetkan akan dapat tercapai
Guru dan proses pembelajaran merupakan dua hal yang memiliki
keterkaitan sangat erat dan mutlak Artinya guru akan lebih memiliki makna
secara edukatif jika guru itu mampu melakukan proses pembelajaran yang
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
29
baik tepat akurat serta relevan dengan fungsi dan prinsip pendidikan Untuk
mewujudkan idealisme pendidikan itu tidak cukup diimbangi dengan
pembelajaran yang efektif melainkan perlu pembelajaran yang efisien
Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu menambah
wacana atau khasanah pengetahuan baru bagi siswa Sedangkan pembelajaran
yang efisien adalah pembelajaran di samping dapat menambah pengetahuan
atau informasi baru bagi siswa pembelajaran itu menyenangkan dan
menggairahkan siswa selama proses pembelajaran
2 Hubungan antara kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar mata
pelajaran IPS
Kemandirian belajar siswa dapat dilihat dari kemampuannya dalam
melaksanakan tiga kegiatan belajar yaitu (1) kemampuan untuk memotivasi
diri (2) kemampuan teknis dalam melakukan kegiatan belajar mandiri dan
(3) kemampuannya dalam merefleksi kegiatan belajar yanag telah
dilakukannya dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian siswa untuk
belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara Dengan kemandirian belajar
yang telah dimilikinya akan mendorong siswa untuk melakukan sesuatu
dengan penuh kesadaran dan keberartian Siswa menyadari bahwa kebutuhan
belajar penting untuk dirinya sendiri bukan untuk kepentingan orang lain
Dalam konteks pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
dan atau Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tidak
hanya menuntut guru untuk melakukan inovasi pembelajaran melainkan juga
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
30
menuntut siswa untuk melakukan cara belajar siswa aktif (CBSA) Dengan
CBSA dituntut siswa memiliki motivasi belajar yang optimal sehingga dapat
menumbuhkan kemandirian belajar siswa
3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar
dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan suatu cara pembelajaran
yang menuntut siswa aktif dan adanya rasa senang sehingga siswa tidak
merasa bosan untuk belajar Dengan berbagai media peraga perangkat dan
lain-lain Hal ini dapat menimbulkan kesenangan belajar siswa
Di samping partisipasi siswa dalam PAKEM tidak kalah pentingnya
kemandirian belajar yang mendorong siswa untuk mengembangkan motivasi
pembelajaran dan refleksi yang diperlukan untuk melakukan keterampilan-
keterampilan yang diperlukan untuk melakukan sesuatu kegiatan belajar
secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya
sendiri untuk menguasai sesuatu kompetensi tertentu Dalam kegiatan
pembelajaran seorang guru senantiasa berupaya agar materi yang disampaikan
atau dipelajari dapat dikuasai siswa secara optimal Untuk itu partisipasi
siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar merupakan dua faktor yang
diduga secara bersama-sama memiliki hubungan positif dengan ketuntasan
belajar mata pelajaran IPS SD
Salah satu persyaratan yang penting dalam melaksanakan
pembelajaran adalah kemampuan guru menjalankan suatu proses
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
31
pembelajaran yang bermakna bagi semua siswa Acuan proses pembelajaran
bukan saja harus melihat pada kondisi kini namun juga pada masa yang akan
datang bagi siswa usia pendidikan dasar Pembelajaran yang diberikan perlu
disesuaikan pada taraf perkembangan tingkat pertisipasi dan kemandirian
belajarnya
D Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dalam penelitian ini peneliti
mengajukan hipotesis sebagai berikut
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar IPS
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
1 Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Pejagoan
UPT Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kecamatan Pejagoan Kabupaten
Kebumen
2 Waktu Penelitian
Penelitian ini membutuhkan waktu penyelesaian selama kurang lebih 10
bulan dimulai dari observasi awal penyusunan proposal penyusunan
instrumen uji coba alat ukur pelaksanaan penelitian sampai pengolahan data
dan penyusunan laporan
A Metode Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian di atas metode penelitian yang digunakan
adalah deskriptif korelasional yaitu suatu peneltian yang bertujuan mendeteksi
seberapa jauh variasi-variasi suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada
satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefesien korelasi (Suryabrata 1981
24) Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Variabel Bebas (Variabel Prediktor)
a Partisipasi Siswa Dalam PAKEM (X1)
b Kemandirian Belajar IPS (X2)
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
33
2 Variabel Terikat (Variabel Respons)
- Ketuntasan Belajar IPS (Y)
Populasi dan Sampel
Populasi adalah sekelompok individu yang akan diteliti atau diselidiki
dalam suatu penelitian (Sugiyono 1997) Populasi dalam penelitian ini adalah
siswa SDN 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen yang berjumlah 220 siswa
Sampel adalah bagian dari populasi sampel yang dipakai itu diteliti agar
dapat mewakili jumlah populasi Apabila jumlah populasi kurang dari 100
sebaiknya diambil semua sebagai sampel sehingga penelitiannya bersifat total
Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil 10-15 atau
lebih besar dari itu (Arikunto 1996) Sejalan dengan hal tersebut populasi dalam
penelitian ini berjumlah 220 yaing terdiri dari tingkatan kelas 1 sampai kelas VI
Sampel diambil siswa kelas V yang berjumlah 40 siswa
Sampling adalah teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel
Adapun teknik sampling ada 2 macam yaitu teknik non random sampling dan
teknik random sampling Dalam penelitian ini digunakan teknik cluster random
sampling atau area sampling artinya pengambilan sampel yang didasarkan atas
ciori-ciri kelompok tertentu atau sifat tertentu yang ada pada tingkat kelas dan
dengan memberi kebebasan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk
menjadi anggota sampel dengan cara mengundi kelas yang diambil sebagai
sampel penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
34
B Teknik Pengumpulan Data
1 Angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan Kemandirian belajar
Angket partisipasi siswa dalam PAKEM terdiri dari 50 item Data untuk
kemandirian belajar IPS diperoleh melalui angket Angket partisipasi siswa
dalam PAKEM sebanyak 50 item dan angket kemandirian belajar sebanyak
50 item dan Tes ketuntasan belajar IPS sebanyak 50 item
Validitas ietem angket digunakan korelasi Product Moment dari
Pearson sedang reliabilitas item angket digunakan Alpha Cronbach
2 Metode Test
Metode test digunakan untuk mengetahui nilai ketuntasan belajar IPS
berdasarkan kisi-kisi pemberian skor terhadap tes kompetensi belajar IPS
E Teknik Analisis Data
Untuk menguji hipotesis (1) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan ketuntasan belajar IPSrdquo
dan hipotesis (2) yang berbunyi ldquoada hungan positif yang signifikan antara
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan teknik analisis
regresi dan korelasi sederhana atau sering disebut korelasi Product Moment
Untuk menguji hipotesis (3) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang signifikan
antara PAKEM dan kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan
teknik analisis regresi linier
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
35
F Hipotesis Statistik
Dalam penelitian ini hipotesis statistik adalah sebagai berikut
1 Hipotesis (1)
a Ho ry 1 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 1 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
2 Hipotesis (2)
a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian
belajar dengan ketuntasan belajar IPS
3 Hipotesis (3)
a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kemandirian belajar dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar
dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Skor Partisipasi Siswa dalam PAKEM
Data partisipasi siswa dalam PAKEM secara keseluruhan memiliki
rentangan (range) 45 dengan skor terendah 91 dan skor tertinggi 136 Data
partisipasi siswa dalam PAKEM mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar
1132 modus sebesar 91 median sebesar 114 varians sebesar 21616 dan
simpangan baku standar deviasi) sebesar 147 (nilai-nilai statistik ini
perhitungannya dilakukan dengan komputer dengan program SPSS versi 15
1 Skor Kemandirian Belajar
Data skor kemandirian belajar siswa secara keseluruhan memiliki
rentangan (range) 40 dengan skor terendah 92 dan skor tertinggi 132
Kemandirian belajar mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 1126 modus
sebesar 95 median sebesar 1135 varians sebesar 2276 dan simpangan baku
(standar deviasi) sebesar 151 (nilai-nilai statistik ini perhitungannya
dilakukan dengan komputer program SPSS versi 15
3 Ketuntasan belajar IPS
Data ketuntasan belajar IPS siswa yang memiliki secara keseluruhan
memiliki rentangan (range) 48 dengan skor terendah 50 dan skor tertinggi
98 Ketuntasan belajar IPS siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
37
rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians
sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai
statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS
A Pengujian Persyaratan Analisis
1 Uji Normalitas Data
a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada
lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi
sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa
data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang
berdistribusi normal
b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100
lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data
kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi
normal
c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
38
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov
Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance
sebesar 0808 lebih besar dari α (005)
2 Uji Linieritas
Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier
Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x
2 tabel
dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13
diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan
demikian model regresi adalah model linier
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan
skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS
Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi
Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai
dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44
Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis
Pengujian rhitung rtabel Keterangan
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0616 0312 Signifikan
Hubungan kemandirian
belajar siswa dalam
0677 0312 Signifikan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
39
PAKEM dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran
IPS
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0731 0312 Signifikan
F hitung = 21290
F tabel = 323
Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis
pada akhir Bab II adalah sebagai berikut
1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar
pada mata pelajaran IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi
(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat
diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika
semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
40
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil
perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf
signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat
dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo
sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
41
Coefficientsa
4545 11160 407 686
267 108 338 2467 018
368 105 482 3519 001
(Constant)
x1
x2
Model
1
B Std Error
Unstandardized
Coeff icients
Beta
Standardized
Coeff icients
t Sig
Dependent Variable ya
(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS
Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi
siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar
IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut
Tabel 45
Hasil Analisis Regresi Linier
Coefficients a
Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS
Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai
berikut
Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2
Interpretasi persamaan tersebut adalah
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
42
a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar
4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bernilai nol
b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa
kemandirian belajar bernilai konstan
b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar
siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan
Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan
sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar
42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar
58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari
sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini
menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
43
akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar
225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan
meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31
Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan
memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan
belajar IPS
B Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi
sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan
pembahasan sebagai berikut
Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan
taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat
dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa
dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang
berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat
student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan
menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
44
dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa
siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa
senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh
Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut
bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan
oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan
pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan
bentuk yang sempurna
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan
siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah
dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi
siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia
pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian
belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel
dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung
gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini
dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
45
siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan
yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan
kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan
prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan
kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha
meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha
belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)
bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab
dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa
yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki
tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap
refleksi
Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental
sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi
mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa
remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh
anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh
karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan
kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian
belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar
mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat
diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
46
lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan
pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal
Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu
yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya
bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi
dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang
afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan
belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong
seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni
belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi
pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya
Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi
tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha
untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa
dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam
kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin
kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai
Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa
senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki
banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi
tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester
kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
47
dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang
dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias
memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir
keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi
siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan
tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti
jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena
terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki
kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi
yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan
guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar
Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan
dalam proses belajar
Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa
PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan
dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel
0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian
belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang
menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
48
karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau
bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal
ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di
sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama
memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS
C Keterbatasan Penelitian
Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini
penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan
rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut
Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar
menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka
alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu
sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-
jujurnya
Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya
menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada
secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan
ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah
mencakup materi yang luas
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
49
Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi
proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian
belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek
penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat
sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil
penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
50
BAB V
KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat
disimpulkan bahwa
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan
analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini
berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan
arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan
(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar
siswa
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa
dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis
korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti
bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan
kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
51
mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif
ketuntasan hasil belajar siswa
3 Ketuntasan belajar IPS
Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan
yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa
hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi
pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti
proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan
kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar
IPS
B Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif
dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi
kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik
Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia
menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
52
metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang
diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna
oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu
penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan
antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab
demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan
simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan
antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)
contextual teaching learning (CTL) Jigsaw
Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi
akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang
disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki
hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS
Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model
pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan
menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan
hasil belajarnya
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
53
C Saran
1 Bagi Guru
Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan
materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan
lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan
pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan
belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya
meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar
karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan
prestasi dan ketuntasan belajarnya
2 Bagi siswa
Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar
Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus
menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar
IPS yang diharapkan
3 Bagi Sekolah
Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan
nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan
mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka
mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
54
prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan
tercapainya tujuan bersama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
55
Daftar Pustaka
Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery
Learning Jakarta Depdikbud
Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City
Phoenix Publishing House Inc
Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia
Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja
Grafindo Perasada
Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York
Longman
Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom
AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass
httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)
Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press
Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta
Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum
Depdiknas
Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta
Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan
httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret
Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung
Jurnal Pendidikan
Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas
Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins
Publishers
Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS
Semarang ISBN
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
56
Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press
Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite
(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford
Pergamon Press Reprinted here by permission (net)
__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence
for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College
Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York
Macmillan PublCoy
Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork
Harper and Raw Publisher
Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom
Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren
Teacer Hall India Private Limited
Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS
Jakarta Depdikbud
Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra
(2010)
Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning
httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp
Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest
httpwwweriedigestorg (19-05-2009)
Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta
LP3ES
Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery
learning The case for guided methods of instructionrdquo
httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)
Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan
Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah
disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung
Angkatan Pertama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
57
Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar
Bandung Sinar Baru
Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi
Aksara
Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri
Yogyakarta
Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer
wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)
Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius
Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary
active_learninghtm (20-05-2009)
Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches
Acknowledgement University of Saskatchewan
Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta
F IPS UNY
Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga
Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli
pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas
Unesco Unicer dan Nzaid
Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta
Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil
Cipta Media
Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal
Approach to Instructional Design Australian journal of Educational
Technology
Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas
Surabaya IDM
Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi
Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
17
sebagai usaha siswa untuk melakukan kegiatan belajar yang didasari niatnya
untuk menguasai suatu kompetensi tertentu
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dan beberapa pertimbangan di
atas maka belajar mandiri dapat diartikan sebagai usaha individu untuk
melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang
lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai sesuatu materi dan
atau kompetensi tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan
masalah yang dijumpainya di dunia nyata
Self-directed Learning adalah kegiatan belajar mandiri sedangkan orang
yang melakukan belajar mandiri sering disebut siswa mandiri (self-directed
Learners) Mardziah Hayati Abdullah (20012) mengatakan self-directed
Learners adalah sebagai ldquopara manajer dan pemilik tanggung jawab dari
proses pembelajaran yang mereka lakukan sendirirdquo Individu seperti itu
mempunyai keterampilan untuk mengakses dan memproses informasi yang
mereka perlukan untuk suatu tujuan tertentu Dalam belajar mandiri
mengintegrasikan self-management (manajemen konteks termasuk latar
belakang sosial menentukan sumber daya dan tindakan) dengan yang self-
monitoring (proses siswa dalam memonitor mengevaluasi dan mengatur
strategi belajarnya)
Belajar mandiri dan siswa mandiri seperti sekeping mata uang yang
mempunyai dua muka yang berbeda tetapi merupakan satu kesatuan yang
mempunyai suatu fungsi yang saling mendukung Lebih jelasnya persamaan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
18
dan perbedaan antara belajar mandiri dengan siswa mandiri digambarkan
dalam bagan sebagai berikut
Gambar 22
Pendekatan personal Responbility Orientation (PRO)
(Sumber Roger Hiemstra 199825)
Belajar mandiri (self-directed learning) yang ada di sisi sebelah kiri dari
pendekatan mengacu pada karakteristik proses belajar mengajar atau apa
yang dikenal sebagai faktor eksternal dari si siswa Disini mengacu pada
bagaimana proses pembelajaran itu dilaksanakan Siswa mandiri (self-
direction Learners) yang ada di sebelah kanan dari pendekatan mengacu
pada individu yang melakukan kegiatan belajar Termasuk di dalamnya yaitu
karakteristik kepribadian siswa atau sering kita sebut faktor internal dari
individu yang bersangkutan Jika kedua hal tersebut (self-directed learning
dan self-direction Learners) dapat tercipta dalam proses pembelajaran maka
individu dapat memiliki kemandirian dalam belajar (self-direction in
learning)
Dengan demikian kemandirian belajar (self-direction in learning) dapat
diartikan sebagai sifat dan sikap serta kemampuan yang dimiliki siswa untuk
melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
19
lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai suatu kompetensi
tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan masalah yang
dijumpainya di dunia nyata
Burt Sisco dalam Hiemstra (19988) membuat sebuah pendekatan yang
membantu individu untuk menjadi lebih mandiri dalam belajar Menurut
Sisco ada enam langkah kegiatan untuk membantu individu menjadi lebih
mandiri dalam belajar yaitu (1) preplanning (aktivitas sebelum proses
pembelajaran) (2) menciptakan lingkungan belajar yang positif (3)
mengembangkan rencana pembelajaran (4) mengidentifikasi aktivitas
pembelajaran yang sesuai (5) melaksanakan kegiatan pembelajaran dan
monitoring dan (6) mengevaluasi hasil pembelajaran individu
Menurut Haris Mudjiman (2005 120) belajar mandiri memiliki tiga
tahap pelaksanaan yaitu tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran
dan tahap refleksi Sehingga keterampilan-keterampilan yang diperlukan
untuk belajar mandiri adalah keterampilan yang diperlukan untuk
mengerjakan setiap tahap belajar mandiri
Pada tahap pengembangan motivasi keterampilan yang perlu dikuasai
adalah keterampilan menumbuhkan self-motivation Untuk dapat
menumbuhkan self-motivation diperlukan beberapa keterampilan seperti
(1) Kemampuan mengetahui detail dari kegiatan (2) kemampuan
menganalisis dan menyimpulkan bahwa kegiatan sesuai dengan kebutuhan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
20
dan terjangkau (3) kemampuan menikmati pengalaman belajar (4)
kemampuan melakukan penilaian secara objektif
Pada tahap pembelajaran keterampilan yang perlu dikuasai adalah
keterampilan dasar penelitian yang meliputi (1) Keterampilan merumuskan
masalah (2) keterampilan menetapkan tujuan belajar (3) keterampilan
menetapkan strategi (4) keterampilan menetapkan jenis informasi yang di
perlukan (5) keterampilan mengidentifikasi sumber informasi (6)
keterampilan mencari informasi (7) keterampilan menganalisis informasi
(8) Keterampilan merumuskan hasil analisisnya (9) keterampilan
mengkomunikasikan hasil belajarnya (10) kemampuan menilai pada
kegiatan akhir belajar
Pada tahap refleksi keterampilan yang diperlukan antara lain (1)
kemampuan menentukan kebenaran dan kesalahan (2) kemampuan
menerima kesalahan sebagai sesuatu yang wajar (3) kemampuan
menggunakan kesalahan untuk perbaikan (4) kemampuan menerima
keberhasilan bukan untuk kebanggaan namun sebagai kenyataan untuk
dipahami untuk ditingkatkan pada proses berikutnya
Seluruh keterampilan di atas harus ditumbuhkan oleh guru dalam proses
pembelajaran dengan melakukan berbagai strategi pembelajaran yang
memungkinkan untuk berkembangnya seluruh keterampilan di atas
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
21
3 Mata Pelajaran IPS Sekolah Dasar
a Pengertian IPS
Ilmu pengetahuan sosial sebagaimana diberikan oleh The NCSS
(National Council for the Social Studies) Board of Diractors menyatakan
Social studies is the integrated study of the social sciences and humanities
to promote civics competence Within the school program social studies
provides coordinated systematic study drawing upon such disciplines as
anthropology archeology economics geography psychology religion
and sociology as well as appropriate content from the humanities
mathematics and the natural sciences The primary purpose of the social
studies is to help young people develop the ability to make informed and
reasoned decision for the public good as citizens of a culturally diverse
democratic society in an interdependent world ( NCSS Board of Direktors
1993213)
Ilmu pengetahuan sosial merupakan program pendidikan yang memiliki
bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniti yang
diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan
pendidikan (Muhamad Nursquoman Soemantri 19951)
Menurut kurikulum pendidikan dasar 2004 IPS adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari kenyataan sosial dalam kehidupan yang didasarkan pada
kajian geografi ekonomi sosiologi antropologi tata negara dan sejarah
Melalui mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar para siswa diharapkan
dapat memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep-konsep dasar ilmu
sosial dan humaniti memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah
sosial di lingkungannya serta memiliki keterampilan mengkaji dan
memecahkan masalah sosial Melalui mata pelajaran IPS diharapkan para
siswa dapat terbina menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
22
b Materi IPS SD
Materi pendidikan IPS di SD sebagaimana dikatakan oleh Saidihardjo
(1997 4) adalah Pendidikan IPS untuk pendidikan dasar dan menengah
sumber bahannya adalah disiplin ilmu-ilmu sosial seperti yang disajikan
pada tingkat universitas Hanya karena pertimbangan tingkat kecerdasan
kematangan jiwa peserta didik maka bahan pendidikannya disederhanakan
diseleksi diadaptasi dan dimodifikasi untuk tujuan institusional pendidikan
dasar dan menengah
Menurut Zamroni (2003 5) bahwa IPS adalah ilmu yang mempelajari
apa yang terjadi disekitar kita baik seorang individu maupun sebagai warga
kelompok masyarakat Karena berkaitan dengan rdquokitardquo maka kajian IPS
harus realistis IPS baru perlu dirumuskan suatu kajian perilaku manusia
yang berkaitan dengan berbagai latar belakang yang melingkupinya secara
objektif rasional dan realistis
Menurut Saidihardjo (2003 3) IPS untuk pendidikan dasar yaitu hasil
penyederhanaan adaptasi seleksi dan modifikasi dari konsep dasar ilmu-
ilmu sosial yang disusun secara sistematis dan pedagogis untuk tujuan
pendidikan dasar dan menengah dalam rangka mewujudkan tujuan nasional
yang berdasarkan Pancasila Menurut Colin Marsh (1991 10) rdquosocial studies
is the study of people as social beings as they have existed and interacted
with each other and the environment in the time and placerdquo Ilmu sosial
adalah ilmu tentang manusia dan interaksi antar mereka antara yang satu
dengan yang lain dan lingkungan waktu mereka berada dan tempat Ilmu
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
23
pengetahuan Sosial adalah program pendidikan yang mengintegrasikan
secara interdisipliner konsep-konsep ilmu sosial dan humaniora (Suwarso
dkk 2007 1)
c Tujuan IPS
Tujuan utama IPS adalah membantu para siswa untuk berpikir kritis atau
rdquocritical thinkingrdquo agar mampu mengambil keputusan secara rasional dengan
dasar informasi yang cukup Dalam kaitannya dengan masalah sosial yang
hasilnya tidak hanya untuk pribadi keluarga tetapi juga berguna bagi
masyarakat bangsa dan negara Menurut Saidihardjo tujuan IPS adalah agar
siswa memahami dan menghargai nilai norma dan budaya suatu masyarakat
setempat dan memupuk kesadaran siswa terhadap hak dan kewajiban Orang
yang berpikir kreatif diharapkan lebih cepat menemukan pemecahan masalah
baru terhadap problem yang dihadapi (Noeng Muhadjir 2001 56) Dengan
belajar IPS diharapkan siswa memiliki kemampuan analisis sosial yakni
mampu mendeteksi dan mempunyai pemahaman tentang perasaan motif dan
kepribadian orang lain
4 Ketuntasan Belajar
a Pengertian Belajar Tuntas
Belajar tuntas (Mastery learning) adalah suatu sistem belajar yang
mengharapkan sebagian besar siswa dapat menguasai tujuan instruksional
dari satuan atau unit-unit pelajaran secara tuntas Achdiat dkk (2000)
menjelaskan bahwa maksud utama belajar tuntas adalah memungkinkan 75
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
24
sampai 90 siswa untuk mencapai hasil belajar yang sama tingginya
dengan kelompok terpandai dalam pengajaran klasikal Dengan demikian
makna belajar tuntas adalah meningkatkan efisiensi belajar meningkatkan
minat belajar meningkatkan kemandirian belajar dan meningkatkan sikap
siswa yang positif terhadap bahan pelajaran yang dipelajarinya melalui
metode belajar pada kesatuan kelas Pada belajar tuntas siswa harus
mencapai suatu tingkat penguasaan tertentu terhadap tujuan instruksional
dari satuan pembelajaran tertentu sebelum melanjutkan kesatuan
pembelajaran berikutnya
Carroll (dalam Winkel 2000) mengembangkan suatu model belajar
yang antara lain bertitik tolak pada kemampuan intelektual siswa sebagai
indikasi untuk belajar menurut kecepatan tertentu bukan untuk indikasi
tingkat keberhasilan belajar yang dapat dicapai oleh siswa Senada dengan
pendapat Carroll James H Black (Dalam Warji R 1983) mengatakan bahwa
setiap siswa dapat menguasai bahan atau materi pelajaran tetapi waktu yang
ditentukan tidak sama Jika dikaitkan pendapat Carroll dan Black maka
tampak ada kesamaan pendapat yaitu untuk menguasai atau tuntas suatu
bahan pelajaran diperlukan waktu yang berbeda-beda bagi setiap siswa
Apabila siswa disediakan cukup waktu dan diberi pelayanan yang tepat yang
meliputi kesempatan belajar kualitas pembelajaran maka setiap siswa akan
mampu menguasai bahan pelajaran yang diberikan
Sistem belajar tuntas telah terintegrasi dalam kurikulum yang
dinyatakan bahwa jika ge 85 dari jumlah siswa menguasai le 75 tujuan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
25
yang disajikan maka diadakan pengayaan dan jika belum menguasai tujuan
yang disajikan maka diadakan perbaikan Menurut Bloom dalam buku
Mastery Learning (Siswoyo 198121) berpendapat bahwa
ldquo Mastery learning dipandang sebagai kemampuan siswa untuk menyerap
inti dan pengajaran yang telah diberikan kepadanya ke dalam suatu
keseluruhanrdquo
Amparo S Lardizibal (2000 179) mengemukakan ldquomastery learning
as a strategy for optimizing learning considers the individual capacity and
need of the learnerrdquo Mastery learning sebagai sebuah strategi untuk harapan
yang lebih baik dalam pembelajaran kapasitas individu dan kebutuhan
pembelajaran
Dari beberapa pengertian mastery learning dapat disimpulkan akan
belajar tuntas yakni belajar tuntas adalah suatu kegiatan pembelajaran yang
mengarahkan seluruh kemampuan agar materi pelajaran dapat dikuasai siswa
secara penuh dalam waktu tertentu
b Prinsip Belajar Tuntas
Dasar prinsip dari mastery learning menurut Amparo S Lardizabal
(2000 180) adalah 1) Unit belajar dipecah dalam komponen tingkah
lakusikap atau tugas-tugas 2) Tugas pembelajaran menjadi suatu rangkaian
yang pantas 3) Frekuensi diagnosa dan peningkatan dari format evaluasi
diberikan pada apa yang diajarkan 4) Perbaikan yang pantas diberikan untuk
mengatasi kelompok atau individu yang dinyatakan lemah melalui tes
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
26
formatif 5) Siswa diberikan cukup waktu untuk memperoleh penguasaan 6)
Tugas belajar tuntas didasari pada basis standar faktor penentu yang
dikriteriakan
Menurut Siswoyo (1981 3) faktor yang lebih prinsip dalam strategi
mastery learning adalah pengembangan prosedur-prosedur umpan balik dan
korektif (feed back and corrective procedures) pada berbagai taraf atau
bagian dari proses belajar Untuk umpan balik dapat dipakai lembaran kerja
ulangan-ulangan pekerjaan rumah (PR) test formatif dan sebagainya
Test-test semacam itu dimaksudkan untuk menentukan apa yang telah
dikuasai setiap siswa dalam satuan pelajaran bab atau bagian dari mata
pelajaran tertentu dan apa yang masih perlu dipelajarinya
c Kriteria Belajar Tuntas
Ketuntasan belajar merupakan target keberhasilan dari kegiatan belajar
mengajar Apakah materi yang disampaikan sampai berapa jauh dikuasai
oleh siswa Penilaian Acuan Patokan yang dipakai untuk mengukur
ketuntasan belajar sebagaimana dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM)
yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional tahun 2001
mentarget 75 daya serap materi yang disampaikan pada siswa
dalam kurikulum nasional
Semenjak penerapan kurikulum 2006 mulai tahun ajaran 20072008
khususnya di Sekolah Dasar (SD) dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) ketuntasan belajar dibuat oleh masing-masing lembaga
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
27
pendidikan dengan memperhatikan tingkat kesukaran daya dukung sarana
dan prasarana Ketuntasan belajar ini disebut Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) dan dibuat setiap indikator Untuk dapat mengetahui ketuntasan
belajar siswa tinggal membandingkan hasil ulangan atau test dengan standar
KKM yang dibuat Apabila nilai di bawah standar KKM maka siswa tersebut
belum tuntas apabila sama atau lebih tinggi dari standar KKM maka siswa
tersebut dinyatakan sudah mencapai tuntas dalam belajar
B Penelitian Yang Relevan
Banyak penelitian terdahulu yang relevan berkaitan dengan strategi
pembelajaran kemandirian belajar dan prestasi belajar variabel-variabel yang
diteliti dalam penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Kirno Suwanto pada tahun 2006 sistem pembelajaran sebagai upaya
meningkatkan kemandirian belajar siswa di SDIT Nur Hidayah menunjukkan
hubungan yang positif antara pembelajaran dengan kemandirian belajar Dwi
Atmojo pada tahun 2002 topik penelitian pengaruh penggunaan strategi
pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar
menunjukkan pengaruh yang positif penggunaan strategi pembelajaran kooperatif
dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Sukardi dan Anton Sukarno pada
tahun 2001 dengan topik kemampuan profesional guru SD (Studi Korelasi antara
Pengalaman Pendidikan dan sikap Profesional Guru) menunjukkan hubungan
yang positif dan signifikan Nurhilal pada tahun 2008 dengan topik penelitian
hubungan partisipasi siswa dalam PAKEM dan motivasi belajar dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
28
ketuntasan belajar IPA SD di Karanganyar Purbalingga menunjukkan adanya
hubungan yang signifikan antara pembelajaran PAKEM dan motivasi belajar
dengan ketuntasan belajar IPA di SD
Dari beberapa penelitian di atas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian untuk mencari hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar khususnya pada mata pelajaran
IPS
C Kerangka Berfikir
Berdasar latar belakang masalah kajian teori dan penelitian-penelitian
yang relevan maka dapat disusun kerangka berpikir sebagai berikut
1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan
belajar mata pelajaran IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang
menekankan siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat yang
sudah dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang
Dengan rasa senang pada diri siswa akan memudahkan untuk menerima
materi pelajaran sehinggga anak dapat menguasai keterampilan baik kognitif
afektif dan psikomotor yang diharapkan sehingga pada akhirnya ketuntasan
belajar yang ditargetkan akan dapat tercapai
Guru dan proses pembelajaran merupakan dua hal yang memiliki
keterkaitan sangat erat dan mutlak Artinya guru akan lebih memiliki makna
secara edukatif jika guru itu mampu melakukan proses pembelajaran yang
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
29
baik tepat akurat serta relevan dengan fungsi dan prinsip pendidikan Untuk
mewujudkan idealisme pendidikan itu tidak cukup diimbangi dengan
pembelajaran yang efektif melainkan perlu pembelajaran yang efisien
Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu menambah
wacana atau khasanah pengetahuan baru bagi siswa Sedangkan pembelajaran
yang efisien adalah pembelajaran di samping dapat menambah pengetahuan
atau informasi baru bagi siswa pembelajaran itu menyenangkan dan
menggairahkan siswa selama proses pembelajaran
2 Hubungan antara kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar mata
pelajaran IPS
Kemandirian belajar siswa dapat dilihat dari kemampuannya dalam
melaksanakan tiga kegiatan belajar yaitu (1) kemampuan untuk memotivasi
diri (2) kemampuan teknis dalam melakukan kegiatan belajar mandiri dan
(3) kemampuannya dalam merefleksi kegiatan belajar yanag telah
dilakukannya dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian siswa untuk
belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara Dengan kemandirian belajar
yang telah dimilikinya akan mendorong siswa untuk melakukan sesuatu
dengan penuh kesadaran dan keberartian Siswa menyadari bahwa kebutuhan
belajar penting untuk dirinya sendiri bukan untuk kepentingan orang lain
Dalam konteks pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
dan atau Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tidak
hanya menuntut guru untuk melakukan inovasi pembelajaran melainkan juga
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
30
menuntut siswa untuk melakukan cara belajar siswa aktif (CBSA) Dengan
CBSA dituntut siswa memiliki motivasi belajar yang optimal sehingga dapat
menumbuhkan kemandirian belajar siswa
3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar
dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan suatu cara pembelajaran
yang menuntut siswa aktif dan adanya rasa senang sehingga siswa tidak
merasa bosan untuk belajar Dengan berbagai media peraga perangkat dan
lain-lain Hal ini dapat menimbulkan kesenangan belajar siswa
Di samping partisipasi siswa dalam PAKEM tidak kalah pentingnya
kemandirian belajar yang mendorong siswa untuk mengembangkan motivasi
pembelajaran dan refleksi yang diperlukan untuk melakukan keterampilan-
keterampilan yang diperlukan untuk melakukan sesuatu kegiatan belajar
secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya
sendiri untuk menguasai sesuatu kompetensi tertentu Dalam kegiatan
pembelajaran seorang guru senantiasa berupaya agar materi yang disampaikan
atau dipelajari dapat dikuasai siswa secara optimal Untuk itu partisipasi
siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar merupakan dua faktor yang
diduga secara bersama-sama memiliki hubungan positif dengan ketuntasan
belajar mata pelajaran IPS SD
Salah satu persyaratan yang penting dalam melaksanakan
pembelajaran adalah kemampuan guru menjalankan suatu proses
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
31
pembelajaran yang bermakna bagi semua siswa Acuan proses pembelajaran
bukan saja harus melihat pada kondisi kini namun juga pada masa yang akan
datang bagi siswa usia pendidikan dasar Pembelajaran yang diberikan perlu
disesuaikan pada taraf perkembangan tingkat pertisipasi dan kemandirian
belajarnya
D Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dalam penelitian ini peneliti
mengajukan hipotesis sebagai berikut
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar IPS
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
1 Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Pejagoan
UPT Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kecamatan Pejagoan Kabupaten
Kebumen
2 Waktu Penelitian
Penelitian ini membutuhkan waktu penyelesaian selama kurang lebih 10
bulan dimulai dari observasi awal penyusunan proposal penyusunan
instrumen uji coba alat ukur pelaksanaan penelitian sampai pengolahan data
dan penyusunan laporan
A Metode Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian di atas metode penelitian yang digunakan
adalah deskriptif korelasional yaitu suatu peneltian yang bertujuan mendeteksi
seberapa jauh variasi-variasi suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada
satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefesien korelasi (Suryabrata 1981
24) Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Variabel Bebas (Variabel Prediktor)
a Partisipasi Siswa Dalam PAKEM (X1)
b Kemandirian Belajar IPS (X2)
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
33
2 Variabel Terikat (Variabel Respons)
- Ketuntasan Belajar IPS (Y)
Populasi dan Sampel
Populasi adalah sekelompok individu yang akan diteliti atau diselidiki
dalam suatu penelitian (Sugiyono 1997) Populasi dalam penelitian ini adalah
siswa SDN 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen yang berjumlah 220 siswa
Sampel adalah bagian dari populasi sampel yang dipakai itu diteliti agar
dapat mewakili jumlah populasi Apabila jumlah populasi kurang dari 100
sebaiknya diambil semua sebagai sampel sehingga penelitiannya bersifat total
Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil 10-15 atau
lebih besar dari itu (Arikunto 1996) Sejalan dengan hal tersebut populasi dalam
penelitian ini berjumlah 220 yaing terdiri dari tingkatan kelas 1 sampai kelas VI
Sampel diambil siswa kelas V yang berjumlah 40 siswa
Sampling adalah teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel
Adapun teknik sampling ada 2 macam yaitu teknik non random sampling dan
teknik random sampling Dalam penelitian ini digunakan teknik cluster random
sampling atau area sampling artinya pengambilan sampel yang didasarkan atas
ciori-ciri kelompok tertentu atau sifat tertentu yang ada pada tingkat kelas dan
dengan memberi kebebasan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk
menjadi anggota sampel dengan cara mengundi kelas yang diambil sebagai
sampel penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
34
B Teknik Pengumpulan Data
1 Angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan Kemandirian belajar
Angket partisipasi siswa dalam PAKEM terdiri dari 50 item Data untuk
kemandirian belajar IPS diperoleh melalui angket Angket partisipasi siswa
dalam PAKEM sebanyak 50 item dan angket kemandirian belajar sebanyak
50 item dan Tes ketuntasan belajar IPS sebanyak 50 item
Validitas ietem angket digunakan korelasi Product Moment dari
Pearson sedang reliabilitas item angket digunakan Alpha Cronbach
2 Metode Test
Metode test digunakan untuk mengetahui nilai ketuntasan belajar IPS
berdasarkan kisi-kisi pemberian skor terhadap tes kompetensi belajar IPS
E Teknik Analisis Data
Untuk menguji hipotesis (1) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan ketuntasan belajar IPSrdquo
dan hipotesis (2) yang berbunyi ldquoada hungan positif yang signifikan antara
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan teknik analisis
regresi dan korelasi sederhana atau sering disebut korelasi Product Moment
Untuk menguji hipotesis (3) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang signifikan
antara PAKEM dan kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan
teknik analisis regresi linier
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
35
F Hipotesis Statistik
Dalam penelitian ini hipotesis statistik adalah sebagai berikut
1 Hipotesis (1)
a Ho ry 1 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 1 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
2 Hipotesis (2)
a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian
belajar dengan ketuntasan belajar IPS
3 Hipotesis (3)
a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kemandirian belajar dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar
dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Skor Partisipasi Siswa dalam PAKEM
Data partisipasi siswa dalam PAKEM secara keseluruhan memiliki
rentangan (range) 45 dengan skor terendah 91 dan skor tertinggi 136 Data
partisipasi siswa dalam PAKEM mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar
1132 modus sebesar 91 median sebesar 114 varians sebesar 21616 dan
simpangan baku standar deviasi) sebesar 147 (nilai-nilai statistik ini
perhitungannya dilakukan dengan komputer dengan program SPSS versi 15
1 Skor Kemandirian Belajar
Data skor kemandirian belajar siswa secara keseluruhan memiliki
rentangan (range) 40 dengan skor terendah 92 dan skor tertinggi 132
Kemandirian belajar mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 1126 modus
sebesar 95 median sebesar 1135 varians sebesar 2276 dan simpangan baku
(standar deviasi) sebesar 151 (nilai-nilai statistik ini perhitungannya
dilakukan dengan komputer program SPSS versi 15
3 Ketuntasan belajar IPS
Data ketuntasan belajar IPS siswa yang memiliki secara keseluruhan
memiliki rentangan (range) 48 dengan skor terendah 50 dan skor tertinggi
98 Ketuntasan belajar IPS siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
37
rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians
sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai
statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS
A Pengujian Persyaratan Analisis
1 Uji Normalitas Data
a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada
lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi
sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa
data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang
berdistribusi normal
b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100
lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data
kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi
normal
c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
38
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov
Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance
sebesar 0808 lebih besar dari α (005)
2 Uji Linieritas
Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier
Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x
2 tabel
dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13
diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan
demikian model regresi adalah model linier
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan
skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS
Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi
Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai
dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44
Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis
Pengujian rhitung rtabel Keterangan
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0616 0312 Signifikan
Hubungan kemandirian
belajar siswa dalam
0677 0312 Signifikan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
39
PAKEM dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran
IPS
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0731 0312 Signifikan
F hitung = 21290
F tabel = 323
Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis
pada akhir Bab II adalah sebagai berikut
1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar
pada mata pelajaran IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi
(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat
diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika
semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
40
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil
perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf
signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat
dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo
sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
41
Coefficientsa
4545 11160 407 686
267 108 338 2467 018
368 105 482 3519 001
(Constant)
x1
x2
Model
1
B Std Error
Unstandardized
Coeff icients
Beta
Standardized
Coeff icients
t Sig
Dependent Variable ya
(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS
Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi
siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar
IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut
Tabel 45
Hasil Analisis Regresi Linier
Coefficients a
Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS
Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai
berikut
Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2
Interpretasi persamaan tersebut adalah
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
42
a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar
4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bernilai nol
b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa
kemandirian belajar bernilai konstan
b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar
siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan
Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan
sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar
42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar
58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari
sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini
menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
43
akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar
225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan
meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31
Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan
memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan
belajar IPS
B Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi
sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan
pembahasan sebagai berikut
Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan
taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat
dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa
dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang
berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat
student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan
menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
44
dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa
siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa
senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh
Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut
bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan
oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan
pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan
bentuk yang sempurna
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan
siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah
dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi
siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia
pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian
belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel
dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung
gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini
dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
45
siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan
yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan
kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan
prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan
kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha
meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha
belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)
bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab
dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa
yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki
tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap
refleksi
Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental
sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi
mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa
remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh
anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh
karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan
kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian
belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar
mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat
diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
46
lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan
pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal
Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu
yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya
bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi
dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang
afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan
belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong
seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni
belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi
pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya
Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi
tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha
untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa
dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam
kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin
kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai
Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa
senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki
banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi
tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester
kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
47
dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang
dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias
memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir
keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi
siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan
tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti
jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena
terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki
kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi
yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan
guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar
Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan
dalam proses belajar
Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa
PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan
dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel
0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian
belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang
menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
48
karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau
bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal
ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di
sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama
memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS
C Keterbatasan Penelitian
Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini
penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan
rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut
Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar
menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka
alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu
sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-
jujurnya
Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya
menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada
secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan
ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah
mencakup materi yang luas
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
49
Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi
proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian
belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek
penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat
sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil
penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
50
BAB V
KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat
disimpulkan bahwa
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan
analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini
berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan
arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan
(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar
siswa
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa
dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis
korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti
bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan
kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
51
mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif
ketuntasan hasil belajar siswa
3 Ketuntasan belajar IPS
Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan
yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa
hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi
pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti
proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan
kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar
IPS
B Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif
dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi
kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik
Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia
menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
52
metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang
diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna
oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu
penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan
antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab
demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan
simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan
antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)
contextual teaching learning (CTL) Jigsaw
Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi
akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang
disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki
hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS
Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model
pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan
menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan
hasil belajarnya
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
53
C Saran
1 Bagi Guru
Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan
materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan
lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan
pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan
belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya
meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar
karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan
prestasi dan ketuntasan belajarnya
2 Bagi siswa
Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar
Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus
menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar
IPS yang diharapkan
3 Bagi Sekolah
Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan
nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan
mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka
mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
54
prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan
tercapainya tujuan bersama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
55
Daftar Pustaka
Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery
Learning Jakarta Depdikbud
Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City
Phoenix Publishing House Inc
Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia
Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja
Grafindo Perasada
Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York
Longman
Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom
AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass
httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)
Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press
Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta
Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum
Depdiknas
Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta
Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan
httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret
Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung
Jurnal Pendidikan
Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas
Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins
Publishers
Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS
Semarang ISBN
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
56
Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press
Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite
(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford
Pergamon Press Reprinted here by permission (net)
__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence
for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College
Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York
Macmillan PublCoy
Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork
Harper and Raw Publisher
Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom
Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren
Teacer Hall India Private Limited
Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS
Jakarta Depdikbud
Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra
(2010)
Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning
httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp
Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest
httpwwweriedigestorg (19-05-2009)
Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta
LP3ES
Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery
learning The case for guided methods of instructionrdquo
httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)
Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan
Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah
disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung
Angkatan Pertama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
57
Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar
Bandung Sinar Baru
Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi
Aksara
Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri
Yogyakarta
Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer
wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)
Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius
Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary
active_learninghtm (20-05-2009)
Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches
Acknowledgement University of Saskatchewan
Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta
F IPS UNY
Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga
Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli
pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas
Unesco Unicer dan Nzaid
Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta
Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil
Cipta Media
Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal
Approach to Instructional Design Australian journal of Educational
Technology
Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas
Surabaya IDM
Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi
Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
18
dan perbedaan antara belajar mandiri dengan siswa mandiri digambarkan
dalam bagan sebagai berikut
Gambar 22
Pendekatan personal Responbility Orientation (PRO)
(Sumber Roger Hiemstra 199825)
Belajar mandiri (self-directed learning) yang ada di sisi sebelah kiri dari
pendekatan mengacu pada karakteristik proses belajar mengajar atau apa
yang dikenal sebagai faktor eksternal dari si siswa Disini mengacu pada
bagaimana proses pembelajaran itu dilaksanakan Siswa mandiri (self-
direction Learners) yang ada di sebelah kanan dari pendekatan mengacu
pada individu yang melakukan kegiatan belajar Termasuk di dalamnya yaitu
karakteristik kepribadian siswa atau sering kita sebut faktor internal dari
individu yang bersangkutan Jika kedua hal tersebut (self-directed learning
dan self-direction Learners) dapat tercipta dalam proses pembelajaran maka
individu dapat memiliki kemandirian dalam belajar (self-direction in
learning)
Dengan demikian kemandirian belajar (self-direction in learning) dapat
diartikan sebagai sifat dan sikap serta kemampuan yang dimiliki siswa untuk
melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
19
lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai suatu kompetensi
tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan masalah yang
dijumpainya di dunia nyata
Burt Sisco dalam Hiemstra (19988) membuat sebuah pendekatan yang
membantu individu untuk menjadi lebih mandiri dalam belajar Menurut
Sisco ada enam langkah kegiatan untuk membantu individu menjadi lebih
mandiri dalam belajar yaitu (1) preplanning (aktivitas sebelum proses
pembelajaran) (2) menciptakan lingkungan belajar yang positif (3)
mengembangkan rencana pembelajaran (4) mengidentifikasi aktivitas
pembelajaran yang sesuai (5) melaksanakan kegiatan pembelajaran dan
monitoring dan (6) mengevaluasi hasil pembelajaran individu
Menurut Haris Mudjiman (2005 120) belajar mandiri memiliki tiga
tahap pelaksanaan yaitu tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran
dan tahap refleksi Sehingga keterampilan-keterampilan yang diperlukan
untuk belajar mandiri adalah keterampilan yang diperlukan untuk
mengerjakan setiap tahap belajar mandiri
Pada tahap pengembangan motivasi keterampilan yang perlu dikuasai
adalah keterampilan menumbuhkan self-motivation Untuk dapat
menumbuhkan self-motivation diperlukan beberapa keterampilan seperti
(1) Kemampuan mengetahui detail dari kegiatan (2) kemampuan
menganalisis dan menyimpulkan bahwa kegiatan sesuai dengan kebutuhan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
20
dan terjangkau (3) kemampuan menikmati pengalaman belajar (4)
kemampuan melakukan penilaian secara objektif
Pada tahap pembelajaran keterampilan yang perlu dikuasai adalah
keterampilan dasar penelitian yang meliputi (1) Keterampilan merumuskan
masalah (2) keterampilan menetapkan tujuan belajar (3) keterampilan
menetapkan strategi (4) keterampilan menetapkan jenis informasi yang di
perlukan (5) keterampilan mengidentifikasi sumber informasi (6)
keterampilan mencari informasi (7) keterampilan menganalisis informasi
(8) Keterampilan merumuskan hasil analisisnya (9) keterampilan
mengkomunikasikan hasil belajarnya (10) kemampuan menilai pada
kegiatan akhir belajar
Pada tahap refleksi keterampilan yang diperlukan antara lain (1)
kemampuan menentukan kebenaran dan kesalahan (2) kemampuan
menerima kesalahan sebagai sesuatu yang wajar (3) kemampuan
menggunakan kesalahan untuk perbaikan (4) kemampuan menerima
keberhasilan bukan untuk kebanggaan namun sebagai kenyataan untuk
dipahami untuk ditingkatkan pada proses berikutnya
Seluruh keterampilan di atas harus ditumbuhkan oleh guru dalam proses
pembelajaran dengan melakukan berbagai strategi pembelajaran yang
memungkinkan untuk berkembangnya seluruh keterampilan di atas
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
21
3 Mata Pelajaran IPS Sekolah Dasar
a Pengertian IPS
Ilmu pengetahuan sosial sebagaimana diberikan oleh The NCSS
(National Council for the Social Studies) Board of Diractors menyatakan
Social studies is the integrated study of the social sciences and humanities
to promote civics competence Within the school program social studies
provides coordinated systematic study drawing upon such disciplines as
anthropology archeology economics geography psychology religion
and sociology as well as appropriate content from the humanities
mathematics and the natural sciences The primary purpose of the social
studies is to help young people develop the ability to make informed and
reasoned decision for the public good as citizens of a culturally diverse
democratic society in an interdependent world ( NCSS Board of Direktors
1993213)
Ilmu pengetahuan sosial merupakan program pendidikan yang memiliki
bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniti yang
diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan
pendidikan (Muhamad Nursquoman Soemantri 19951)
Menurut kurikulum pendidikan dasar 2004 IPS adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari kenyataan sosial dalam kehidupan yang didasarkan pada
kajian geografi ekonomi sosiologi antropologi tata negara dan sejarah
Melalui mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar para siswa diharapkan
dapat memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep-konsep dasar ilmu
sosial dan humaniti memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah
sosial di lingkungannya serta memiliki keterampilan mengkaji dan
memecahkan masalah sosial Melalui mata pelajaran IPS diharapkan para
siswa dapat terbina menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
22
b Materi IPS SD
Materi pendidikan IPS di SD sebagaimana dikatakan oleh Saidihardjo
(1997 4) adalah Pendidikan IPS untuk pendidikan dasar dan menengah
sumber bahannya adalah disiplin ilmu-ilmu sosial seperti yang disajikan
pada tingkat universitas Hanya karena pertimbangan tingkat kecerdasan
kematangan jiwa peserta didik maka bahan pendidikannya disederhanakan
diseleksi diadaptasi dan dimodifikasi untuk tujuan institusional pendidikan
dasar dan menengah
Menurut Zamroni (2003 5) bahwa IPS adalah ilmu yang mempelajari
apa yang terjadi disekitar kita baik seorang individu maupun sebagai warga
kelompok masyarakat Karena berkaitan dengan rdquokitardquo maka kajian IPS
harus realistis IPS baru perlu dirumuskan suatu kajian perilaku manusia
yang berkaitan dengan berbagai latar belakang yang melingkupinya secara
objektif rasional dan realistis
Menurut Saidihardjo (2003 3) IPS untuk pendidikan dasar yaitu hasil
penyederhanaan adaptasi seleksi dan modifikasi dari konsep dasar ilmu-
ilmu sosial yang disusun secara sistematis dan pedagogis untuk tujuan
pendidikan dasar dan menengah dalam rangka mewujudkan tujuan nasional
yang berdasarkan Pancasila Menurut Colin Marsh (1991 10) rdquosocial studies
is the study of people as social beings as they have existed and interacted
with each other and the environment in the time and placerdquo Ilmu sosial
adalah ilmu tentang manusia dan interaksi antar mereka antara yang satu
dengan yang lain dan lingkungan waktu mereka berada dan tempat Ilmu
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
23
pengetahuan Sosial adalah program pendidikan yang mengintegrasikan
secara interdisipliner konsep-konsep ilmu sosial dan humaniora (Suwarso
dkk 2007 1)
c Tujuan IPS
Tujuan utama IPS adalah membantu para siswa untuk berpikir kritis atau
rdquocritical thinkingrdquo agar mampu mengambil keputusan secara rasional dengan
dasar informasi yang cukup Dalam kaitannya dengan masalah sosial yang
hasilnya tidak hanya untuk pribadi keluarga tetapi juga berguna bagi
masyarakat bangsa dan negara Menurut Saidihardjo tujuan IPS adalah agar
siswa memahami dan menghargai nilai norma dan budaya suatu masyarakat
setempat dan memupuk kesadaran siswa terhadap hak dan kewajiban Orang
yang berpikir kreatif diharapkan lebih cepat menemukan pemecahan masalah
baru terhadap problem yang dihadapi (Noeng Muhadjir 2001 56) Dengan
belajar IPS diharapkan siswa memiliki kemampuan analisis sosial yakni
mampu mendeteksi dan mempunyai pemahaman tentang perasaan motif dan
kepribadian orang lain
4 Ketuntasan Belajar
a Pengertian Belajar Tuntas
Belajar tuntas (Mastery learning) adalah suatu sistem belajar yang
mengharapkan sebagian besar siswa dapat menguasai tujuan instruksional
dari satuan atau unit-unit pelajaran secara tuntas Achdiat dkk (2000)
menjelaskan bahwa maksud utama belajar tuntas adalah memungkinkan 75
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
24
sampai 90 siswa untuk mencapai hasil belajar yang sama tingginya
dengan kelompok terpandai dalam pengajaran klasikal Dengan demikian
makna belajar tuntas adalah meningkatkan efisiensi belajar meningkatkan
minat belajar meningkatkan kemandirian belajar dan meningkatkan sikap
siswa yang positif terhadap bahan pelajaran yang dipelajarinya melalui
metode belajar pada kesatuan kelas Pada belajar tuntas siswa harus
mencapai suatu tingkat penguasaan tertentu terhadap tujuan instruksional
dari satuan pembelajaran tertentu sebelum melanjutkan kesatuan
pembelajaran berikutnya
Carroll (dalam Winkel 2000) mengembangkan suatu model belajar
yang antara lain bertitik tolak pada kemampuan intelektual siswa sebagai
indikasi untuk belajar menurut kecepatan tertentu bukan untuk indikasi
tingkat keberhasilan belajar yang dapat dicapai oleh siswa Senada dengan
pendapat Carroll James H Black (Dalam Warji R 1983) mengatakan bahwa
setiap siswa dapat menguasai bahan atau materi pelajaran tetapi waktu yang
ditentukan tidak sama Jika dikaitkan pendapat Carroll dan Black maka
tampak ada kesamaan pendapat yaitu untuk menguasai atau tuntas suatu
bahan pelajaran diperlukan waktu yang berbeda-beda bagi setiap siswa
Apabila siswa disediakan cukup waktu dan diberi pelayanan yang tepat yang
meliputi kesempatan belajar kualitas pembelajaran maka setiap siswa akan
mampu menguasai bahan pelajaran yang diberikan
Sistem belajar tuntas telah terintegrasi dalam kurikulum yang
dinyatakan bahwa jika ge 85 dari jumlah siswa menguasai le 75 tujuan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
25
yang disajikan maka diadakan pengayaan dan jika belum menguasai tujuan
yang disajikan maka diadakan perbaikan Menurut Bloom dalam buku
Mastery Learning (Siswoyo 198121) berpendapat bahwa
ldquo Mastery learning dipandang sebagai kemampuan siswa untuk menyerap
inti dan pengajaran yang telah diberikan kepadanya ke dalam suatu
keseluruhanrdquo
Amparo S Lardizibal (2000 179) mengemukakan ldquomastery learning
as a strategy for optimizing learning considers the individual capacity and
need of the learnerrdquo Mastery learning sebagai sebuah strategi untuk harapan
yang lebih baik dalam pembelajaran kapasitas individu dan kebutuhan
pembelajaran
Dari beberapa pengertian mastery learning dapat disimpulkan akan
belajar tuntas yakni belajar tuntas adalah suatu kegiatan pembelajaran yang
mengarahkan seluruh kemampuan agar materi pelajaran dapat dikuasai siswa
secara penuh dalam waktu tertentu
b Prinsip Belajar Tuntas
Dasar prinsip dari mastery learning menurut Amparo S Lardizabal
(2000 180) adalah 1) Unit belajar dipecah dalam komponen tingkah
lakusikap atau tugas-tugas 2) Tugas pembelajaran menjadi suatu rangkaian
yang pantas 3) Frekuensi diagnosa dan peningkatan dari format evaluasi
diberikan pada apa yang diajarkan 4) Perbaikan yang pantas diberikan untuk
mengatasi kelompok atau individu yang dinyatakan lemah melalui tes
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
26
formatif 5) Siswa diberikan cukup waktu untuk memperoleh penguasaan 6)
Tugas belajar tuntas didasari pada basis standar faktor penentu yang
dikriteriakan
Menurut Siswoyo (1981 3) faktor yang lebih prinsip dalam strategi
mastery learning adalah pengembangan prosedur-prosedur umpan balik dan
korektif (feed back and corrective procedures) pada berbagai taraf atau
bagian dari proses belajar Untuk umpan balik dapat dipakai lembaran kerja
ulangan-ulangan pekerjaan rumah (PR) test formatif dan sebagainya
Test-test semacam itu dimaksudkan untuk menentukan apa yang telah
dikuasai setiap siswa dalam satuan pelajaran bab atau bagian dari mata
pelajaran tertentu dan apa yang masih perlu dipelajarinya
c Kriteria Belajar Tuntas
Ketuntasan belajar merupakan target keberhasilan dari kegiatan belajar
mengajar Apakah materi yang disampaikan sampai berapa jauh dikuasai
oleh siswa Penilaian Acuan Patokan yang dipakai untuk mengukur
ketuntasan belajar sebagaimana dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM)
yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional tahun 2001
mentarget 75 daya serap materi yang disampaikan pada siswa
dalam kurikulum nasional
Semenjak penerapan kurikulum 2006 mulai tahun ajaran 20072008
khususnya di Sekolah Dasar (SD) dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) ketuntasan belajar dibuat oleh masing-masing lembaga
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
27
pendidikan dengan memperhatikan tingkat kesukaran daya dukung sarana
dan prasarana Ketuntasan belajar ini disebut Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) dan dibuat setiap indikator Untuk dapat mengetahui ketuntasan
belajar siswa tinggal membandingkan hasil ulangan atau test dengan standar
KKM yang dibuat Apabila nilai di bawah standar KKM maka siswa tersebut
belum tuntas apabila sama atau lebih tinggi dari standar KKM maka siswa
tersebut dinyatakan sudah mencapai tuntas dalam belajar
B Penelitian Yang Relevan
Banyak penelitian terdahulu yang relevan berkaitan dengan strategi
pembelajaran kemandirian belajar dan prestasi belajar variabel-variabel yang
diteliti dalam penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Kirno Suwanto pada tahun 2006 sistem pembelajaran sebagai upaya
meningkatkan kemandirian belajar siswa di SDIT Nur Hidayah menunjukkan
hubungan yang positif antara pembelajaran dengan kemandirian belajar Dwi
Atmojo pada tahun 2002 topik penelitian pengaruh penggunaan strategi
pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar
menunjukkan pengaruh yang positif penggunaan strategi pembelajaran kooperatif
dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Sukardi dan Anton Sukarno pada
tahun 2001 dengan topik kemampuan profesional guru SD (Studi Korelasi antara
Pengalaman Pendidikan dan sikap Profesional Guru) menunjukkan hubungan
yang positif dan signifikan Nurhilal pada tahun 2008 dengan topik penelitian
hubungan partisipasi siswa dalam PAKEM dan motivasi belajar dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
28
ketuntasan belajar IPA SD di Karanganyar Purbalingga menunjukkan adanya
hubungan yang signifikan antara pembelajaran PAKEM dan motivasi belajar
dengan ketuntasan belajar IPA di SD
Dari beberapa penelitian di atas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian untuk mencari hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar khususnya pada mata pelajaran
IPS
C Kerangka Berfikir
Berdasar latar belakang masalah kajian teori dan penelitian-penelitian
yang relevan maka dapat disusun kerangka berpikir sebagai berikut
1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan
belajar mata pelajaran IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang
menekankan siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat yang
sudah dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang
Dengan rasa senang pada diri siswa akan memudahkan untuk menerima
materi pelajaran sehinggga anak dapat menguasai keterampilan baik kognitif
afektif dan psikomotor yang diharapkan sehingga pada akhirnya ketuntasan
belajar yang ditargetkan akan dapat tercapai
Guru dan proses pembelajaran merupakan dua hal yang memiliki
keterkaitan sangat erat dan mutlak Artinya guru akan lebih memiliki makna
secara edukatif jika guru itu mampu melakukan proses pembelajaran yang
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
29
baik tepat akurat serta relevan dengan fungsi dan prinsip pendidikan Untuk
mewujudkan idealisme pendidikan itu tidak cukup diimbangi dengan
pembelajaran yang efektif melainkan perlu pembelajaran yang efisien
Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu menambah
wacana atau khasanah pengetahuan baru bagi siswa Sedangkan pembelajaran
yang efisien adalah pembelajaran di samping dapat menambah pengetahuan
atau informasi baru bagi siswa pembelajaran itu menyenangkan dan
menggairahkan siswa selama proses pembelajaran
2 Hubungan antara kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar mata
pelajaran IPS
Kemandirian belajar siswa dapat dilihat dari kemampuannya dalam
melaksanakan tiga kegiatan belajar yaitu (1) kemampuan untuk memotivasi
diri (2) kemampuan teknis dalam melakukan kegiatan belajar mandiri dan
(3) kemampuannya dalam merefleksi kegiatan belajar yanag telah
dilakukannya dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian siswa untuk
belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara Dengan kemandirian belajar
yang telah dimilikinya akan mendorong siswa untuk melakukan sesuatu
dengan penuh kesadaran dan keberartian Siswa menyadari bahwa kebutuhan
belajar penting untuk dirinya sendiri bukan untuk kepentingan orang lain
Dalam konteks pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
dan atau Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tidak
hanya menuntut guru untuk melakukan inovasi pembelajaran melainkan juga
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
30
menuntut siswa untuk melakukan cara belajar siswa aktif (CBSA) Dengan
CBSA dituntut siswa memiliki motivasi belajar yang optimal sehingga dapat
menumbuhkan kemandirian belajar siswa
3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar
dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan suatu cara pembelajaran
yang menuntut siswa aktif dan adanya rasa senang sehingga siswa tidak
merasa bosan untuk belajar Dengan berbagai media peraga perangkat dan
lain-lain Hal ini dapat menimbulkan kesenangan belajar siswa
Di samping partisipasi siswa dalam PAKEM tidak kalah pentingnya
kemandirian belajar yang mendorong siswa untuk mengembangkan motivasi
pembelajaran dan refleksi yang diperlukan untuk melakukan keterampilan-
keterampilan yang diperlukan untuk melakukan sesuatu kegiatan belajar
secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya
sendiri untuk menguasai sesuatu kompetensi tertentu Dalam kegiatan
pembelajaran seorang guru senantiasa berupaya agar materi yang disampaikan
atau dipelajari dapat dikuasai siswa secara optimal Untuk itu partisipasi
siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar merupakan dua faktor yang
diduga secara bersama-sama memiliki hubungan positif dengan ketuntasan
belajar mata pelajaran IPS SD
Salah satu persyaratan yang penting dalam melaksanakan
pembelajaran adalah kemampuan guru menjalankan suatu proses
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
31
pembelajaran yang bermakna bagi semua siswa Acuan proses pembelajaran
bukan saja harus melihat pada kondisi kini namun juga pada masa yang akan
datang bagi siswa usia pendidikan dasar Pembelajaran yang diberikan perlu
disesuaikan pada taraf perkembangan tingkat pertisipasi dan kemandirian
belajarnya
D Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dalam penelitian ini peneliti
mengajukan hipotesis sebagai berikut
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar IPS
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
1 Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Pejagoan
UPT Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kecamatan Pejagoan Kabupaten
Kebumen
2 Waktu Penelitian
Penelitian ini membutuhkan waktu penyelesaian selama kurang lebih 10
bulan dimulai dari observasi awal penyusunan proposal penyusunan
instrumen uji coba alat ukur pelaksanaan penelitian sampai pengolahan data
dan penyusunan laporan
A Metode Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian di atas metode penelitian yang digunakan
adalah deskriptif korelasional yaitu suatu peneltian yang bertujuan mendeteksi
seberapa jauh variasi-variasi suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada
satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefesien korelasi (Suryabrata 1981
24) Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Variabel Bebas (Variabel Prediktor)
a Partisipasi Siswa Dalam PAKEM (X1)
b Kemandirian Belajar IPS (X2)
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
33
2 Variabel Terikat (Variabel Respons)
- Ketuntasan Belajar IPS (Y)
Populasi dan Sampel
Populasi adalah sekelompok individu yang akan diteliti atau diselidiki
dalam suatu penelitian (Sugiyono 1997) Populasi dalam penelitian ini adalah
siswa SDN 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen yang berjumlah 220 siswa
Sampel adalah bagian dari populasi sampel yang dipakai itu diteliti agar
dapat mewakili jumlah populasi Apabila jumlah populasi kurang dari 100
sebaiknya diambil semua sebagai sampel sehingga penelitiannya bersifat total
Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil 10-15 atau
lebih besar dari itu (Arikunto 1996) Sejalan dengan hal tersebut populasi dalam
penelitian ini berjumlah 220 yaing terdiri dari tingkatan kelas 1 sampai kelas VI
Sampel diambil siswa kelas V yang berjumlah 40 siswa
Sampling adalah teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel
Adapun teknik sampling ada 2 macam yaitu teknik non random sampling dan
teknik random sampling Dalam penelitian ini digunakan teknik cluster random
sampling atau area sampling artinya pengambilan sampel yang didasarkan atas
ciori-ciri kelompok tertentu atau sifat tertentu yang ada pada tingkat kelas dan
dengan memberi kebebasan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk
menjadi anggota sampel dengan cara mengundi kelas yang diambil sebagai
sampel penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
34
B Teknik Pengumpulan Data
1 Angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan Kemandirian belajar
Angket partisipasi siswa dalam PAKEM terdiri dari 50 item Data untuk
kemandirian belajar IPS diperoleh melalui angket Angket partisipasi siswa
dalam PAKEM sebanyak 50 item dan angket kemandirian belajar sebanyak
50 item dan Tes ketuntasan belajar IPS sebanyak 50 item
Validitas ietem angket digunakan korelasi Product Moment dari
Pearson sedang reliabilitas item angket digunakan Alpha Cronbach
2 Metode Test
Metode test digunakan untuk mengetahui nilai ketuntasan belajar IPS
berdasarkan kisi-kisi pemberian skor terhadap tes kompetensi belajar IPS
E Teknik Analisis Data
Untuk menguji hipotesis (1) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan ketuntasan belajar IPSrdquo
dan hipotesis (2) yang berbunyi ldquoada hungan positif yang signifikan antara
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan teknik analisis
regresi dan korelasi sederhana atau sering disebut korelasi Product Moment
Untuk menguji hipotesis (3) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang signifikan
antara PAKEM dan kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan
teknik analisis regresi linier
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
35
F Hipotesis Statistik
Dalam penelitian ini hipotesis statistik adalah sebagai berikut
1 Hipotesis (1)
a Ho ry 1 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 1 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
2 Hipotesis (2)
a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian
belajar dengan ketuntasan belajar IPS
3 Hipotesis (3)
a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kemandirian belajar dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar
dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Skor Partisipasi Siswa dalam PAKEM
Data partisipasi siswa dalam PAKEM secara keseluruhan memiliki
rentangan (range) 45 dengan skor terendah 91 dan skor tertinggi 136 Data
partisipasi siswa dalam PAKEM mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar
1132 modus sebesar 91 median sebesar 114 varians sebesar 21616 dan
simpangan baku standar deviasi) sebesar 147 (nilai-nilai statistik ini
perhitungannya dilakukan dengan komputer dengan program SPSS versi 15
1 Skor Kemandirian Belajar
Data skor kemandirian belajar siswa secara keseluruhan memiliki
rentangan (range) 40 dengan skor terendah 92 dan skor tertinggi 132
Kemandirian belajar mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 1126 modus
sebesar 95 median sebesar 1135 varians sebesar 2276 dan simpangan baku
(standar deviasi) sebesar 151 (nilai-nilai statistik ini perhitungannya
dilakukan dengan komputer program SPSS versi 15
3 Ketuntasan belajar IPS
Data ketuntasan belajar IPS siswa yang memiliki secara keseluruhan
memiliki rentangan (range) 48 dengan skor terendah 50 dan skor tertinggi
98 Ketuntasan belajar IPS siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
37
rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians
sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai
statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS
A Pengujian Persyaratan Analisis
1 Uji Normalitas Data
a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada
lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi
sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa
data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang
berdistribusi normal
b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100
lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data
kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi
normal
c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
38
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov
Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance
sebesar 0808 lebih besar dari α (005)
2 Uji Linieritas
Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier
Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x
2 tabel
dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13
diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan
demikian model regresi adalah model linier
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan
skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS
Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi
Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai
dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44
Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis
Pengujian rhitung rtabel Keterangan
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0616 0312 Signifikan
Hubungan kemandirian
belajar siswa dalam
0677 0312 Signifikan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
39
PAKEM dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran
IPS
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0731 0312 Signifikan
F hitung = 21290
F tabel = 323
Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis
pada akhir Bab II adalah sebagai berikut
1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar
pada mata pelajaran IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi
(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat
diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika
semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
40
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil
perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf
signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat
dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo
sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
41
Coefficientsa
4545 11160 407 686
267 108 338 2467 018
368 105 482 3519 001
(Constant)
x1
x2
Model
1
B Std Error
Unstandardized
Coeff icients
Beta
Standardized
Coeff icients
t Sig
Dependent Variable ya
(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS
Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi
siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar
IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut
Tabel 45
Hasil Analisis Regresi Linier
Coefficients a
Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS
Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai
berikut
Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2
Interpretasi persamaan tersebut adalah
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
42
a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar
4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bernilai nol
b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa
kemandirian belajar bernilai konstan
b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar
siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan
Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan
sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar
42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar
58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari
sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini
menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
43
akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar
225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan
meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31
Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan
memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan
belajar IPS
B Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi
sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan
pembahasan sebagai berikut
Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan
taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat
dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa
dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang
berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat
student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan
menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
44
dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa
siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa
senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh
Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut
bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan
oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan
pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan
bentuk yang sempurna
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan
siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah
dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi
siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia
pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian
belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel
dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung
gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini
dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
45
siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan
yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan
kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan
prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan
kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha
meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha
belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)
bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab
dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa
yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki
tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap
refleksi
Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental
sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi
mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa
remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh
anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh
karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan
kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian
belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar
mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat
diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
46
lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan
pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal
Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu
yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya
bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi
dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang
afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan
belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong
seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni
belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi
pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya
Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi
tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha
untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa
dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam
kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin
kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai
Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa
senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki
banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi
tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester
kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
47
dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang
dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias
memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir
keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi
siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan
tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti
jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena
terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki
kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi
yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan
guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar
Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan
dalam proses belajar
Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa
PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan
dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel
0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian
belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang
menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
48
karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau
bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal
ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di
sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama
memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS
C Keterbatasan Penelitian
Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini
penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan
rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut
Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar
menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka
alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu
sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-
jujurnya
Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya
menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada
secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan
ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah
mencakup materi yang luas
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
49
Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi
proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian
belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek
penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat
sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil
penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
50
BAB V
KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat
disimpulkan bahwa
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan
analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini
berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan
arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan
(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar
siswa
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa
dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis
korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti
bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan
kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
51
mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif
ketuntasan hasil belajar siswa
3 Ketuntasan belajar IPS
Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan
yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa
hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi
pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti
proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan
kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar
IPS
B Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif
dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi
kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik
Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia
menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
52
metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang
diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna
oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu
penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan
antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab
demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan
simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan
antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)
contextual teaching learning (CTL) Jigsaw
Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi
akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang
disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki
hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS
Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model
pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan
menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan
hasil belajarnya
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
53
C Saran
1 Bagi Guru
Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan
materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan
lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan
pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan
belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya
meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar
karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan
prestasi dan ketuntasan belajarnya
2 Bagi siswa
Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar
Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus
menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar
IPS yang diharapkan
3 Bagi Sekolah
Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan
nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan
mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka
mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
54
prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan
tercapainya tujuan bersama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
55
Daftar Pustaka
Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery
Learning Jakarta Depdikbud
Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City
Phoenix Publishing House Inc
Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia
Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja
Grafindo Perasada
Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York
Longman
Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom
AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass
httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)
Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press
Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta
Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum
Depdiknas
Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta
Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan
httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret
Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung
Jurnal Pendidikan
Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas
Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins
Publishers
Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS
Semarang ISBN
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
56
Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press
Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite
(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford
Pergamon Press Reprinted here by permission (net)
__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence
for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College
Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York
Macmillan PublCoy
Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork
Harper and Raw Publisher
Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom
Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren
Teacer Hall India Private Limited
Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS
Jakarta Depdikbud
Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra
(2010)
Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning
httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp
Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest
httpwwweriedigestorg (19-05-2009)
Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta
LP3ES
Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery
learning The case for guided methods of instructionrdquo
httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)
Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan
Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah
disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung
Angkatan Pertama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
57
Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar
Bandung Sinar Baru
Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi
Aksara
Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri
Yogyakarta
Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer
wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)
Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius
Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary
active_learninghtm (20-05-2009)
Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches
Acknowledgement University of Saskatchewan
Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta
F IPS UNY
Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga
Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli
pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas
Unesco Unicer dan Nzaid
Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta
Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil
Cipta Media
Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal
Approach to Instructional Design Australian journal of Educational
Technology
Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas
Surabaya IDM
Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi
Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
19
lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai suatu kompetensi
tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan masalah yang
dijumpainya di dunia nyata
Burt Sisco dalam Hiemstra (19988) membuat sebuah pendekatan yang
membantu individu untuk menjadi lebih mandiri dalam belajar Menurut
Sisco ada enam langkah kegiatan untuk membantu individu menjadi lebih
mandiri dalam belajar yaitu (1) preplanning (aktivitas sebelum proses
pembelajaran) (2) menciptakan lingkungan belajar yang positif (3)
mengembangkan rencana pembelajaran (4) mengidentifikasi aktivitas
pembelajaran yang sesuai (5) melaksanakan kegiatan pembelajaran dan
monitoring dan (6) mengevaluasi hasil pembelajaran individu
Menurut Haris Mudjiman (2005 120) belajar mandiri memiliki tiga
tahap pelaksanaan yaitu tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran
dan tahap refleksi Sehingga keterampilan-keterampilan yang diperlukan
untuk belajar mandiri adalah keterampilan yang diperlukan untuk
mengerjakan setiap tahap belajar mandiri
Pada tahap pengembangan motivasi keterampilan yang perlu dikuasai
adalah keterampilan menumbuhkan self-motivation Untuk dapat
menumbuhkan self-motivation diperlukan beberapa keterampilan seperti
(1) Kemampuan mengetahui detail dari kegiatan (2) kemampuan
menganalisis dan menyimpulkan bahwa kegiatan sesuai dengan kebutuhan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
20
dan terjangkau (3) kemampuan menikmati pengalaman belajar (4)
kemampuan melakukan penilaian secara objektif
Pada tahap pembelajaran keterampilan yang perlu dikuasai adalah
keterampilan dasar penelitian yang meliputi (1) Keterampilan merumuskan
masalah (2) keterampilan menetapkan tujuan belajar (3) keterampilan
menetapkan strategi (4) keterampilan menetapkan jenis informasi yang di
perlukan (5) keterampilan mengidentifikasi sumber informasi (6)
keterampilan mencari informasi (7) keterampilan menganalisis informasi
(8) Keterampilan merumuskan hasil analisisnya (9) keterampilan
mengkomunikasikan hasil belajarnya (10) kemampuan menilai pada
kegiatan akhir belajar
Pada tahap refleksi keterampilan yang diperlukan antara lain (1)
kemampuan menentukan kebenaran dan kesalahan (2) kemampuan
menerima kesalahan sebagai sesuatu yang wajar (3) kemampuan
menggunakan kesalahan untuk perbaikan (4) kemampuan menerima
keberhasilan bukan untuk kebanggaan namun sebagai kenyataan untuk
dipahami untuk ditingkatkan pada proses berikutnya
Seluruh keterampilan di atas harus ditumbuhkan oleh guru dalam proses
pembelajaran dengan melakukan berbagai strategi pembelajaran yang
memungkinkan untuk berkembangnya seluruh keterampilan di atas
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
21
3 Mata Pelajaran IPS Sekolah Dasar
a Pengertian IPS
Ilmu pengetahuan sosial sebagaimana diberikan oleh The NCSS
(National Council for the Social Studies) Board of Diractors menyatakan
Social studies is the integrated study of the social sciences and humanities
to promote civics competence Within the school program social studies
provides coordinated systematic study drawing upon such disciplines as
anthropology archeology economics geography psychology religion
and sociology as well as appropriate content from the humanities
mathematics and the natural sciences The primary purpose of the social
studies is to help young people develop the ability to make informed and
reasoned decision for the public good as citizens of a culturally diverse
democratic society in an interdependent world ( NCSS Board of Direktors
1993213)
Ilmu pengetahuan sosial merupakan program pendidikan yang memiliki
bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniti yang
diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan
pendidikan (Muhamad Nursquoman Soemantri 19951)
Menurut kurikulum pendidikan dasar 2004 IPS adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari kenyataan sosial dalam kehidupan yang didasarkan pada
kajian geografi ekonomi sosiologi antropologi tata negara dan sejarah
Melalui mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar para siswa diharapkan
dapat memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep-konsep dasar ilmu
sosial dan humaniti memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah
sosial di lingkungannya serta memiliki keterampilan mengkaji dan
memecahkan masalah sosial Melalui mata pelajaran IPS diharapkan para
siswa dapat terbina menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
22
b Materi IPS SD
Materi pendidikan IPS di SD sebagaimana dikatakan oleh Saidihardjo
(1997 4) adalah Pendidikan IPS untuk pendidikan dasar dan menengah
sumber bahannya adalah disiplin ilmu-ilmu sosial seperti yang disajikan
pada tingkat universitas Hanya karena pertimbangan tingkat kecerdasan
kematangan jiwa peserta didik maka bahan pendidikannya disederhanakan
diseleksi diadaptasi dan dimodifikasi untuk tujuan institusional pendidikan
dasar dan menengah
Menurut Zamroni (2003 5) bahwa IPS adalah ilmu yang mempelajari
apa yang terjadi disekitar kita baik seorang individu maupun sebagai warga
kelompok masyarakat Karena berkaitan dengan rdquokitardquo maka kajian IPS
harus realistis IPS baru perlu dirumuskan suatu kajian perilaku manusia
yang berkaitan dengan berbagai latar belakang yang melingkupinya secara
objektif rasional dan realistis
Menurut Saidihardjo (2003 3) IPS untuk pendidikan dasar yaitu hasil
penyederhanaan adaptasi seleksi dan modifikasi dari konsep dasar ilmu-
ilmu sosial yang disusun secara sistematis dan pedagogis untuk tujuan
pendidikan dasar dan menengah dalam rangka mewujudkan tujuan nasional
yang berdasarkan Pancasila Menurut Colin Marsh (1991 10) rdquosocial studies
is the study of people as social beings as they have existed and interacted
with each other and the environment in the time and placerdquo Ilmu sosial
adalah ilmu tentang manusia dan interaksi antar mereka antara yang satu
dengan yang lain dan lingkungan waktu mereka berada dan tempat Ilmu
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
23
pengetahuan Sosial adalah program pendidikan yang mengintegrasikan
secara interdisipliner konsep-konsep ilmu sosial dan humaniora (Suwarso
dkk 2007 1)
c Tujuan IPS
Tujuan utama IPS adalah membantu para siswa untuk berpikir kritis atau
rdquocritical thinkingrdquo agar mampu mengambil keputusan secara rasional dengan
dasar informasi yang cukup Dalam kaitannya dengan masalah sosial yang
hasilnya tidak hanya untuk pribadi keluarga tetapi juga berguna bagi
masyarakat bangsa dan negara Menurut Saidihardjo tujuan IPS adalah agar
siswa memahami dan menghargai nilai norma dan budaya suatu masyarakat
setempat dan memupuk kesadaran siswa terhadap hak dan kewajiban Orang
yang berpikir kreatif diharapkan lebih cepat menemukan pemecahan masalah
baru terhadap problem yang dihadapi (Noeng Muhadjir 2001 56) Dengan
belajar IPS diharapkan siswa memiliki kemampuan analisis sosial yakni
mampu mendeteksi dan mempunyai pemahaman tentang perasaan motif dan
kepribadian orang lain
4 Ketuntasan Belajar
a Pengertian Belajar Tuntas
Belajar tuntas (Mastery learning) adalah suatu sistem belajar yang
mengharapkan sebagian besar siswa dapat menguasai tujuan instruksional
dari satuan atau unit-unit pelajaran secara tuntas Achdiat dkk (2000)
menjelaskan bahwa maksud utama belajar tuntas adalah memungkinkan 75
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
24
sampai 90 siswa untuk mencapai hasil belajar yang sama tingginya
dengan kelompok terpandai dalam pengajaran klasikal Dengan demikian
makna belajar tuntas adalah meningkatkan efisiensi belajar meningkatkan
minat belajar meningkatkan kemandirian belajar dan meningkatkan sikap
siswa yang positif terhadap bahan pelajaran yang dipelajarinya melalui
metode belajar pada kesatuan kelas Pada belajar tuntas siswa harus
mencapai suatu tingkat penguasaan tertentu terhadap tujuan instruksional
dari satuan pembelajaran tertentu sebelum melanjutkan kesatuan
pembelajaran berikutnya
Carroll (dalam Winkel 2000) mengembangkan suatu model belajar
yang antara lain bertitik tolak pada kemampuan intelektual siswa sebagai
indikasi untuk belajar menurut kecepatan tertentu bukan untuk indikasi
tingkat keberhasilan belajar yang dapat dicapai oleh siswa Senada dengan
pendapat Carroll James H Black (Dalam Warji R 1983) mengatakan bahwa
setiap siswa dapat menguasai bahan atau materi pelajaran tetapi waktu yang
ditentukan tidak sama Jika dikaitkan pendapat Carroll dan Black maka
tampak ada kesamaan pendapat yaitu untuk menguasai atau tuntas suatu
bahan pelajaran diperlukan waktu yang berbeda-beda bagi setiap siswa
Apabila siswa disediakan cukup waktu dan diberi pelayanan yang tepat yang
meliputi kesempatan belajar kualitas pembelajaran maka setiap siswa akan
mampu menguasai bahan pelajaran yang diberikan
Sistem belajar tuntas telah terintegrasi dalam kurikulum yang
dinyatakan bahwa jika ge 85 dari jumlah siswa menguasai le 75 tujuan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
25
yang disajikan maka diadakan pengayaan dan jika belum menguasai tujuan
yang disajikan maka diadakan perbaikan Menurut Bloom dalam buku
Mastery Learning (Siswoyo 198121) berpendapat bahwa
ldquo Mastery learning dipandang sebagai kemampuan siswa untuk menyerap
inti dan pengajaran yang telah diberikan kepadanya ke dalam suatu
keseluruhanrdquo
Amparo S Lardizibal (2000 179) mengemukakan ldquomastery learning
as a strategy for optimizing learning considers the individual capacity and
need of the learnerrdquo Mastery learning sebagai sebuah strategi untuk harapan
yang lebih baik dalam pembelajaran kapasitas individu dan kebutuhan
pembelajaran
Dari beberapa pengertian mastery learning dapat disimpulkan akan
belajar tuntas yakni belajar tuntas adalah suatu kegiatan pembelajaran yang
mengarahkan seluruh kemampuan agar materi pelajaran dapat dikuasai siswa
secara penuh dalam waktu tertentu
b Prinsip Belajar Tuntas
Dasar prinsip dari mastery learning menurut Amparo S Lardizabal
(2000 180) adalah 1) Unit belajar dipecah dalam komponen tingkah
lakusikap atau tugas-tugas 2) Tugas pembelajaran menjadi suatu rangkaian
yang pantas 3) Frekuensi diagnosa dan peningkatan dari format evaluasi
diberikan pada apa yang diajarkan 4) Perbaikan yang pantas diberikan untuk
mengatasi kelompok atau individu yang dinyatakan lemah melalui tes
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
26
formatif 5) Siswa diberikan cukup waktu untuk memperoleh penguasaan 6)
Tugas belajar tuntas didasari pada basis standar faktor penentu yang
dikriteriakan
Menurut Siswoyo (1981 3) faktor yang lebih prinsip dalam strategi
mastery learning adalah pengembangan prosedur-prosedur umpan balik dan
korektif (feed back and corrective procedures) pada berbagai taraf atau
bagian dari proses belajar Untuk umpan balik dapat dipakai lembaran kerja
ulangan-ulangan pekerjaan rumah (PR) test formatif dan sebagainya
Test-test semacam itu dimaksudkan untuk menentukan apa yang telah
dikuasai setiap siswa dalam satuan pelajaran bab atau bagian dari mata
pelajaran tertentu dan apa yang masih perlu dipelajarinya
c Kriteria Belajar Tuntas
Ketuntasan belajar merupakan target keberhasilan dari kegiatan belajar
mengajar Apakah materi yang disampaikan sampai berapa jauh dikuasai
oleh siswa Penilaian Acuan Patokan yang dipakai untuk mengukur
ketuntasan belajar sebagaimana dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM)
yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional tahun 2001
mentarget 75 daya serap materi yang disampaikan pada siswa
dalam kurikulum nasional
Semenjak penerapan kurikulum 2006 mulai tahun ajaran 20072008
khususnya di Sekolah Dasar (SD) dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) ketuntasan belajar dibuat oleh masing-masing lembaga
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
27
pendidikan dengan memperhatikan tingkat kesukaran daya dukung sarana
dan prasarana Ketuntasan belajar ini disebut Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) dan dibuat setiap indikator Untuk dapat mengetahui ketuntasan
belajar siswa tinggal membandingkan hasil ulangan atau test dengan standar
KKM yang dibuat Apabila nilai di bawah standar KKM maka siswa tersebut
belum tuntas apabila sama atau lebih tinggi dari standar KKM maka siswa
tersebut dinyatakan sudah mencapai tuntas dalam belajar
B Penelitian Yang Relevan
Banyak penelitian terdahulu yang relevan berkaitan dengan strategi
pembelajaran kemandirian belajar dan prestasi belajar variabel-variabel yang
diteliti dalam penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Kirno Suwanto pada tahun 2006 sistem pembelajaran sebagai upaya
meningkatkan kemandirian belajar siswa di SDIT Nur Hidayah menunjukkan
hubungan yang positif antara pembelajaran dengan kemandirian belajar Dwi
Atmojo pada tahun 2002 topik penelitian pengaruh penggunaan strategi
pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar
menunjukkan pengaruh yang positif penggunaan strategi pembelajaran kooperatif
dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Sukardi dan Anton Sukarno pada
tahun 2001 dengan topik kemampuan profesional guru SD (Studi Korelasi antara
Pengalaman Pendidikan dan sikap Profesional Guru) menunjukkan hubungan
yang positif dan signifikan Nurhilal pada tahun 2008 dengan topik penelitian
hubungan partisipasi siswa dalam PAKEM dan motivasi belajar dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
28
ketuntasan belajar IPA SD di Karanganyar Purbalingga menunjukkan adanya
hubungan yang signifikan antara pembelajaran PAKEM dan motivasi belajar
dengan ketuntasan belajar IPA di SD
Dari beberapa penelitian di atas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian untuk mencari hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar khususnya pada mata pelajaran
IPS
C Kerangka Berfikir
Berdasar latar belakang masalah kajian teori dan penelitian-penelitian
yang relevan maka dapat disusun kerangka berpikir sebagai berikut
1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan
belajar mata pelajaran IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang
menekankan siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat yang
sudah dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang
Dengan rasa senang pada diri siswa akan memudahkan untuk menerima
materi pelajaran sehinggga anak dapat menguasai keterampilan baik kognitif
afektif dan psikomotor yang diharapkan sehingga pada akhirnya ketuntasan
belajar yang ditargetkan akan dapat tercapai
Guru dan proses pembelajaran merupakan dua hal yang memiliki
keterkaitan sangat erat dan mutlak Artinya guru akan lebih memiliki makna
secara edukatif jika guru itu mampu melakukan proses pembelajaran yang
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
29
baik tepat akurat serta relevan dengan fungsi dan prinsip pendidikan Untuk
mewujudkan idealisme pendidikan itu tidak cukup diimbangi dengan
pembelajaran yang efektif melainkan perlu pembelajaran yang efisien
Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu menambah
wacana atau khasanah pengetahuan baru bagi siswa Sedangkan pembelajaran
yang efisien adalah pembelajaran di samping dapat menambah pengetahuan
atau informasi baru bagi siswa pembelajaran itu menyenangkan dan
menggairahkan siswa selama proses pembelajaran
2 Hubungan antara kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar mata
pelajaran IPS
Kemandirian belajar siswa dapat dilihat dari kemampuannya dalam
melaksanakan tiga kegiatan belajar yaitu (1) kemampuan untuk memotivasi
diri (2) kemampuan teknis dalam melakukan kegiatan belajar mandiri dan
(3) kemampuannya dalam merefleksi kegiatan belajar yanag telah
dilakukannya dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian siswa untuk
belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara Dengan kemandirian belajar
yang telah dimilikinya akan mendorong siswa untuk melakukan sesuatu
dengan penuh kesadaran dan keberartian Siswa menyadari bahwa kebutuhan
belajar penting untuk dirinya sendiri bukan untuk kepentingan orang lain
Dalam konteks pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
dan atau Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tidak
hanya menuntut guru untuk melakukan inovasi pembelajaran melainkan juga
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
30
menuntut siswa untuk melakukan cara belajar siswa aktif (CBSA) Dengan
CBSA dituntut siswa memiliki motivasi belajar yang optimal sehingga dapat
menumbuhkan kemandirian belajar siswa
3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar
dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan suatu cara pembelajaran
yang menuntut siswa aktif dan adanya rasa senang sehingga siswa tidak
merasa bosan untuk belajar Dengan berbagai media peraga perangkat dan
lain-lain Hal ini dapat menimbulkan kesenangan belajar siswa
Di samping partisipasi siswa dalam PAKEM tidak kalah pentingnya
kemandirian belajar yang mendorong siswa untuk mengembangkan motivasi
pembelajaran dan refleksi yang diperlukan untuk melakukan keterampilan-
keterampilan yang diperlukan untuk melakukan sesuatu kegiatan belajar
secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya
sendiri untuk menguasai sesuatu kompetensi tertentu Dalam kegiatan
pembelajaran seorang guru senantiasa berupaya agar materi yang disampaikan
atau dipelajari dapat dikuasai siswa secara optimal Untuk itu partisipasi
siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar merupakan dua faktor yang
diduga secara bersama-sama memiliki hubungan positif dengan ketuntasan
belajar mata pelajaran IPS SD
Salah satu persyaratan yang penting dalam melaksanakan
pembelajaran adalah kemampuan guru menjalankan suatu proses
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
31
pembelajaran yang bermakna bagi semua siswa Acuan proses pembelajaran
bukan saja harus melihat pada kondisi kini namun juga pada masa yang akan
datang bagi siswa usia pendidikan dasar Pembelajaran yang diberikan perlu
disesuaikan pada taraf perkembangan tingkat pertisipasi dan kemandirian
belajarnya
D Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dalam penelitian ini peneliti
mengajukan hipotesis sebagai berikut
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar IPS
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
1 Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Pejagoan
UPT Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kecamatan Pejagoan Kabupaten
Kebumen
2 Waktu Penelitian
Penelitian ini membutuhkan waktu penyelesaian selama kurang lebih 10
bulan dimulai dari observasi awal penyusunan proposal penyusunan
instrumen uji coba alat ukur pelaksanaan penelitian sampai pengolahan data
dan penyusunan laporan
A Metode Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian di atas metode penelitian yang digunakan
adalah deskriptif korelasional yaitu suatu peneltian yang bertujuan mendeteksi
seberapa jauh variasi-variasi suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada
satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefesien korelasi (Suryabrata 1981
24) Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Variabel Bebas (Variabel Prediktor)
a Partisipasi Siswa Dalam PAKEM (X1)
b Kemandirian Belajar IPS (X2)
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
33
2 Variabel Terikat (Variabel Respons)
- Ketuntasan Belajar IPS (Y)
Populasi dan Sampel
Populasi adalah sekelompok individu yang akan diteliti atau diselidiki
dalam suatu penelitian (Sugiyono 1997) Populasi dalam penelitian ini adalah
siswa SDN 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen yang berjumlah 220 siswa
Sampel adalah bagian dari populasi sampel yang dipakai itu diteliti agar
dapat mewakili jumlah populasi Apabila jumlah populasi kurang dari 100
sebaiknya diambil semua sebagai sampel sehingga penelitiannya bersifat total
Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil 10-15 atau
lebih besar dari itu (Arikunto 1996) Sejalan dengan hal tersebut populasi dalam
penelitian ini berjumlah 220 yaing terdiri dari tingkatan kelas 1 sampai kelas VI
Sampel diambil siswa kelas V yang berjumlah 40 siswa
Sampling adalah teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel
Adapun teknik sampling ada 2 macam yaitu teknik non random sampling dan
teknik random sampling Dalam penelitian ini digunakan teknik cluster random
sampling atau area sampling artinya pengambilan sampel yang didasarkan atas
ciori-ciri kelompok tertentu atau sifat tertentu yang ada pada tingkat kelas dan
dengan memberi kebebasan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk
menjadi anggota sampel dengan cara mengundi kelas yang diambil sebagai
sampel penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
34
B Teknik Pengumpulan Data
1 Angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan Kemandirian belajar
Angket partisipasi siswa dalam PAKEM terdiri dari 50 item Data untuk
kemandirian belajar IPS diperoleh melalui angket Angket partisipasi siswa
dalam PAKEM sebanyak 50 item dan angket kemandirian belajar sebanyak
50 item dan Tes ketuntasan belajar IPS sebanyak 50 item
Validitas ietem angket digunakan korelasi Product Moment dari
Pearson sedang reliabilitas item angket digunakan Alpha Cronbach
2 Metode Test
Metode test digunakan untuk mengetahui nilai ketuntasan belajar IPS
berdasarkan kisi-kisi pemberian skor terhadap tes kompetensi belajar IPS
E Teknik Analisis Data
Untuk menguji hipotesis (1) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan ketuntasan belajar IPSrdquo
dan hipotesis (2) yang berbunyi ldquoada hungan positif yang signifikan antara
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan teknik analisis
regresi dan korelasi sederhana atau sering disebut korelasi Product Moment
Untuk menguji hipotesis (3) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang signifikan
antara PAKEM dan kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan
teknik analisis regresi linier
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
35
F Hipotesis Statistik
Dalam penelitian ini hipotesis statistik adalah sebagai berikut
1 Hipotesis (1)
a Ho ry 1 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 1 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
2 Hipotesis (2)
a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian
belajar dengan ketuntasan belajar IPS
3 Hipotesis (3)
a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kemandirian belajar dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar
dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Skor Partisipasi Siswa dalam PAKEM
Data partisipasi siswa dalam PAKEM secara keseluruhan memiliki
rentangan (range) 45 dengan skor terendah 91 dan skor tertinggi 136 Data
partisipasi siswa dalam PAKEM mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar
1132 modus sebesar 91 median sebesar 114 varians sebesar 21616 dan
simpangan baku standar deviasi) sebesar 147 (nilai-nilai statistik ini
perhitungannya dilakukan dengan komputer dengan program SPSS versi 15
1 Skor Kemandirian Belajar
Data skor kemandirian belajar siswa secara keseluruhan memiliki
rentangan (range) 40 dengan skor terendah 92 dan skor tertinggi 132
Kemandirian belajar mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 1126 modus
sebesar 95 median sebesar 1135 varians sebesar 2276 dan simpangan baku
(standar deviasi) sebesar 151 (nilai-nilai statistik ini perhitungannya
dilakukan dengan komputer program SPSS versi 15
3 Ketuntasan belajar IPS
Data ketuntasan belajar IPS siswa yang memiliki secara keseluruhan
memiliki rentangan (range) 48 dengan skor terendah 50 dan skor tertinggi
98 Ketuntasan belajar IPS siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
37
rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians
sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai
statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS
A Pengujian Persyaratan Analisis
1 Uji Normalitas Data
a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada
lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi
sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa
data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang
berdistribusi normal
b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100
lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data
kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi
normal
c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
38
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov
Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance
sebesar 0808 lebih besar dari α (005)
2 Uji Linieritas
Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier
Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x
2 tabel
dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13
diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan
demikian model regresi adalah model linier
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan
skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS
Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi
Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai
dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44
Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis
Pengujian rhitung rtabel Keterangan
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0616 0312 Signifikan
Hubungan kemandirian
belajar siswa dalam
0677 0312 Signifikan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
39
PAKEM dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran
IPS
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0731 0312 Signifikan
F hitung = 21290
F tabel = 323
Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis
pada akhir Bab II adalah sebagai berikut
1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar
pada mata pelajaran IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi
(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat
diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika
semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
40
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil
perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf
signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat
dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo
sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
41
Coefficientsa
4545 11160 407 686
267 108 338 2467 018
368 105 482 3519 001
(Constant)
x1
x2
Model
1
B Std Error
Unstandardized
Coeff icients
Beta
Standardized
Coeff icients
t Sig
Dependent Variable ya
(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS
Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi
siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar
IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut
Tabel 45
Hasil Analisis Regresi Linier
Coefficients a
Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS
Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai
berikut
Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2
Interpretasi persamaan tersebut adalah
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
42
a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar
4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bernilai nol
b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa
kemandirian belajar bernilai konstan
b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar
siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan
Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan
sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar
42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar
58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari
sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini
menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
43
akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar
225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan
meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31
Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan
memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan
belajar IPS
B Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi
sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan
pembahasan sebagai berikut
Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan
taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat
dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa
dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang
berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat
student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan
menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
44
dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa
siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa
senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh
Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut
bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan
oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan
pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan
bentuk yang sempurna
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan
siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah
dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi
siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia
pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian
belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel
dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung
gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini
dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
45
siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan
yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan
kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan
prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan
kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha
meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha
belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)
bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab
dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa
yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki
tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap
refleksi
Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental
sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi
mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa
remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh
anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh
karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan
kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian
belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar
mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat
diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
46
lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan
pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal
Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu
yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya
bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi
dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang
afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan
belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong
seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni
belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi
pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya
Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi
tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha
untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa
dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam
kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin
kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai
Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa
senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki
banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi
tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester
kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
47
dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang
dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias
memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir
keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi
siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan
tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti
jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena
terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki
kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi
yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan
guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar
Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan
dalam proses belajar
Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa
PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan
dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel
0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian
belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang
menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
48
karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau
bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal
ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di
sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama
memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS
C Keterbatasan Penelitian
Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini
penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan
rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut
Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar
menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka
alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu
sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-
jujurnya
Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya
menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada
secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan
ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah
mencakup materi yang luas
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
49
Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi
proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian
belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek
penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat
sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil
penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
50
BAB V
KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat
disimpulkan bahwa
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan
analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini
berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan
arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan
(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar
siswa
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa
dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis
korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti
bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan
kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
51
mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif
ketuntasan hasil belajar siswa
3 Ketuntasan belajar IPS
Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan
yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa
hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi
pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti
proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan
kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar
IPS
B Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif
dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi
kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik
Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia
menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
52
metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang
diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna
oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu
penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan
antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab
demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan
simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan
antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)
contextual teaching learning (CTL) Jigsaw
Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi
akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang
disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki
hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS
Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model
pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan
menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan
hasil belajarnya
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
53
C Saran
1 Bagi Guru
Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan
materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan
lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan
pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan
belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya
meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar
karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan
prestasi dan ketuntasan belajarnya
2 Bagi siswa
Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar
Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus
menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar
IPS yang diharapkan
3 Bagi Sekolah
Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan
nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan
mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka
mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
54
prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan
tercapainya tujuan bersama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
55
Daftar Pustaka
Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery
Learning Jakarta Depdikbud
Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City
Phoenix Publishing House Inc
Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia
Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja
Grafindo Perasada
Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York
Longman
Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom
AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass
httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)
Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press
Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta
Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum
Depdiknas
Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta
Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan
httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret
Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung
Jurnal Pendidikan
Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas
Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins
Publishers
Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS
Semarang ISBN
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
56
Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press
Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite
(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford
Pergamon Press Reprinted here by permission (net)
__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence
for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College
Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York
Macmillan PublCoy
Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork
Harper and Raw Publisher
Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom
Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren
Teacer Hall India Private Limited
Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS
Jakarta Depdikbud
Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra
(2010)
Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning
httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp
Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest
httpwwweriedigestorg (19-05-2009)
Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta
LP3ES
Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery
learning The case for guided methods of instructionrdquo
httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)
Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan
Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah
disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung
Angkatan Pertama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
57
Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar
Bandung Sinar Baru
Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi
Aksara
Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri
Yogyakarta
Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer
wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)
Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius
Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary
active_learninghtm (20-05-2009)
Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches
Acknowledgement University of Saskatchewan
Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta
F IPS UNY
Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga
Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli
pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas
Unesco Unicer dan Nzaid
Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta
Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil
Cipta Media
Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal
Approach to Instructional Design Australian journal of Educational
Technology
Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas
Surabaya IDM
Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi
Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
20
dan terjangkau (3) kemampuan menikmati pengalaman belajar (4)
kemampuan melakukan penilaian secara objektif
Pada tahap pembelajaran keterampilan yang perlu dikuasai adalah
keterampilan dasar penelitian yang meliputi (1) Keterampilan merumuskan
masalah (2) keterampilan menetapkan tujuan belajar (3) keterampilan
menetapkan strategi (4) keterampilan menetapkan jenis informasi yang di
perlukan (5) keterampilan mengidentifikasi sumber informasi (6)
keterampilan mencari informasi (7) keterampilan menganalisis informasi
(8) Keterampilan merumuskan hasil analisisnya (9) keterampilan
mengkomunikasikan hasil belajarnya (10) kemampuan menilai pada
kegiatan akhir belajar
Pada tahap refleksi keterampilan yang diperlukan antara lain (1)
kemampuan menentukan kebenaran dan kesalahan (2) kemampuan
menerima kesalahan sebagai sesuatu yang wajar (3) kemampuan
menggunakan kesalahan untuk perbaikan (4) kemampuan menerima
keberhasilan bukan untuk kebanggaan namun sebagai kenyataan untuk
dipahami untuk ditingkatkan pada proses berikutnya
Seluruh keterampilan di atas harus ditumbuhkan oleh guru dalam proses
pembelajaran dengan melakukan berbagai strategi pembelajaran yang
memungkinkan untuk berkembangnya seluruh keterampilan di atas
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
21
3 Mata Pelajaran IPS Sekolah Dasar
a Pengertian IPS
Ilmu pengetahuan sosial sebagaimana diberikan oleh The NCSS
(National Council for the Social Studies) Board of Diractors menyatakan
Social studies is the integrated study of the social sciences and humanities
to promote civics competence Within the school program social studies
provides coordinated systematic study drawing upon such disciplines as
anthropology archeology economics geography psychology religion
and sociology as well as appropriate content from the humanities
mathematics and the natural sciences The primary purpose of the social
studies is to help young people develop the ability to make informed and
reasoned decision for the public good as citizens of a culturally diverse
democratic society in an interdependent world ( NCSS Board of Direktors
1993213)
Ilmu pengetahuan sosial merupakan program pendidikan yang memiliki
bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniti yang
diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan
pendidikan (Muhamad Nursquoman Soemantri 19951)
Menurut kurikulum pendidikan dasar 2004 IPS adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari kenyataan sosial dalam kehidupan yang didasarkan pada
kajian geografi ekonomi sosiologi antropologi tata negara dan sejarah
Melalui mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar para siswa diharapkan
dapat memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep-konsep dasar ilmu
sosial dan humaniti memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah
sosial di lingkungannya serta memiliki keterampilan mengkaji dan
memecahkan masalah sosial Melalui mata pelajaran IPS diharapkan para
siswa dapat terbina menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
22
b Materi IPS SD
Materi pendidikan IPS di SD sebagaimana dikatakan oleh Saidihardjo
(1997 4) adalah Pendidikan IPS untuk pendidikan dasar dan menengah
sumber bahannya adalah disiplin ilmu-ilmu sosial seperti yang disajikan
pada tingkat universitas Hanya karena pertimbangan tingkat kecerdasan
kematangan jiwa peserta didik maka bahan pendidikannya disederhanakan
diseleksi diadaptasi dan dimodifikasi untuk tujuan institusional pendidikan
dasar dan menengah
Menurut Zamroni (2003 5) bahwa IPS adalah ilmu yang mempelajari
apa yang terjadi disekitar kita baik seorang individu maupun sebagai warga
kelompok masyarakat Karena berkaitan dengan rdquokitardquo maka kajian IPS
harus realistis IPS baru perlu dirumuskan suatu kajian perilaku manusia
yang berkaitan dengan berbagai latar belakang yang melingkupinya secara
objektif rasional dan realistis
Menurut Saidihardjo (2003 3) IPS untuk pendidikan dasar yaitu hasil
penyederhanaan adaptasi seleksi dan modifikasi dari konsep dasar ilmu-
ilmu sosial yang disusun secara sistematis dan pedagogis untuk tujuan
pendidikan dasar dan menengah dalam rangka mewujudkan tujuan nasional
yang berdasarkan Pancasila Menurut Colin Marsh (1991 10) rdquosocial studies
is the study of people as social beings as they have existed and interacted
with each other and the environment in the time and placerdquo Ilmu sosial
adalah ilmu tentang manusia dan interaksi antar mereka antara yang satu
dengan yang lain dan lingkungan waktu mereka berada dan tempat Ilmu
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
23
pengetahuan Sosial adalah program pendidikan yang mengintegrasikan
secara interdisipliner konsep-konsep ilmu sosial dan humaniora (Suwarso
dkk 2007 1)
c Tujuan IPS
Tujuan utama IPS adalah membantu para siswa untuk berpikir kritis atau
rdquocritical thinkingrdquo agar mampu mengambil keputusan secara rasional dengan
dasar informasi yang cukup Dalam kaitannya dengan masalah sosial yang
hasilnya tidak hanya untuk pribadi keluarga tetapi juga berguna bagi
masyarakat bangsa dan negara Menurut Saidihardjo tujuan IPS adalah agar
siswa memahami dan menghargai nilai norma dan budaya suatu masyarakat
setempat dan memupuk kesadaran siswa terhadap hak dan kewajiban Orang
yang berpikir kreatif diharapkan lebih cepat menemukan pemecahan masalah
baru terhadap problem yang dihadapi (Noeng Muhadjir 2001 56) Dengan
belajar IPS diharapkan siswa memiliki kemampuan analisis sosial yakni
mampu mendeteksi dan mempunyai pemahaman tentang perasaan motif dan
kepribadian orang lain
4 Ketuntasan Belajar
a Pengertian Belajar Tuntas
Belajar tuntas (Mastery learning) adalah suatu sistem belajar yang
mengharapkan sebagian besar siswa dapat menguasai tujuan instruksional
dari satuan atau unit-unit pelajaran secara tuntas Achdiat dkk (2000)
menjelaskan bahwa maksud utama belajar tuntas adalah memungkinkan 75
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
24
sampai 90 siswa untuk mencapai hasil belajar yang sama tingginya
dengan kelompok terpandai dalam pengajaran klasikal Dengan demikian
makna belajar tuntas adalah meningkatkan efisiensi belajar meningkatkan
minat belajar meningkatkan kemandirian belajar dan meningkatkan sikap
siswa yang positif terhadap bahan pelajaran yang dipelajarinya melalui
metode belajar pada kesatuan kelas Pada belajar tuntas siswa harus
mencapai suatu tingkat penguasaan tertentu terhadap tujuan instruksional
dari satuan pembelajaran tertentu sebelum melanjutkan kesatuan
pembelajaran berikutnya
Carroll (dalam Winkel 2000) mengembangkan suatu model belajar
yang antara lain bertitik tolak pada kemampuan intelektual siswa sebagai
indikasi untuk belajar menurut kecepatan tertentu bukan untuk indikasi
tingkat keberhasilan belajar yang dapat dicapai oleh siswa Senada dengan
pendapat Carroll James H Black (Dalam Warji R 1983) mengatakan bahwa
setiap siswa dapat menguasai bahan atau materi pelajaran tetapi waktu yang
ditentukan tidak sama Jika dikaitkan pendapat Carroll dan Black maka
tampak ada kesamaan pendapat yaitu untuk menguasai atau tuntas suatu
bahan pelajaran diperlukan waktu yang berbeda-beda bagi setiap siswa
Apabila siswa disediakan cukup waktu dan diberi pelayanan yang tepat yang
meliputi kesempatan belajar kualitas pembelajaran maka setiap siswa akan
mampu menguasai bahan pelajaran yang diberikan
Sistem belajar tuntas telah terintegrasi dalam kurikulum yang
dinyatakan bahwa jika ge 85 dari jumlah siswa menguasai le 75 tujuan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
25
yang disajikan maka diadakan pengayaan dan jika belum menguasai tujuan
yang disajikan maka diadakan perbaikan Menurut Bloom dalam buku
Mastery Learning (Siswoyo 198121) berpendapat bahwa
ldquo Mastery learning dipandang sebagai kemampuan siswa untuk menyerap
inti dan pengajaran yang telah diberikan kepadanya ke dalam suatu
keseluruhanrdquo
Amparo S Lardizibal (2000 179) mengemukakan ldquomastery learning
as a strategy for optimizing learning considers the individual capacity and
need of the learnerrdquo Mastery learning sebagai sebuah strategi untuk harapan
yang lebih baik dalam pembelajaran kapasitas individu dan kebutuhan
pembelajaran
Dari beberapa pengertian mastery learning dapat disimpulkan akan
belajar tuntas yakni belajar tuntas adalah suatu kegiatan pembelajaran yang
mengarahkan seluruh kemampuan agar materi pelajaran dapat dikuasai siswa
secara penuh dalam waktu tertentu
b Prinsip Belajar Tuntas
Dasar prinsip dari mastery learning menurut Amparo S Lardizabal
(2000 180) adalah 1) Unit belajar dipecah dalam komponen tingkah
lakusikap atau tugas-tugas 2) Tugas pembelajaran menjadi suatu rangkaian
yang pantas 3) Frekuensi diagnosa dan peningkatan dari format evaluasi
diberikan pada apa yang diajarkan 4) Perbaikan yang pantas diberikan untuk
mengatasi kelompok atau individu yang dinyatakan lemah melalui tes
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
26
formatif 5) Siswa diberikan cukup waktu untuk memperoleh penguasaan 6)
Tugas belajar tuntas didasari pada basis standar faktor penentu yang
dikriteriakan
Menurut Siswoyo (1981 3) faktor yang lebih prinsip dalam strategi
mastery learning adalah pengembangan prosedur-prosedur umpan balik dan
korektif (feed back and corrective procedures) pada berbagai taraf atau
bagian dari proses belajar Untuk umpan balik dapat dipakai lembaran kerja
ulangan-ulangan pekerjaan rumah (PR) test formatif dan sebagainya
Test-test semacam itu dimaksudkan untuk menentukan apa yang telah
dikuasai setiap siswa dalam satuan pelajaran bab atau bagian dari mata
pelajaran tertentu dan apa yang masih perlu dipelajarinya
c Kriteria Belajar Tuntas
Ketuntasan belajar merupakan target keberhasilan dari kegiatan belajar
mengajar Apakah materi yang disampaikan sampai berapa jauh dikuasai
oleh siswa Penilaian Acuan Patokan yang dipakai untuk mengukur
ketuntasan belajar sebagaimana dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM)
yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional tahun 2001
mentarget 75 daya serap materi yang disampaikan pada siswa
dalam kurikulum nasional
Semenjak penerapan kurikulum 2006 mulai tahun ajaran 20072008
khususnya di Sekolah Dasar (SD) dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) ketuntasan belajar dibuat oleh masing-masing lembaga
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
27
pendidikan dengan memperhatikan tingkat kesukaran daya dukung sarana
dan prasarana Ketuntasan belajar ini disebut Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) dan dibuat setiap indikator Untuk dapat mengetahui ketuntasan
belajar siswa tinggal membandingkan hasil ulangan atau test dengan standar
KKM yang dibuat Apabila nilai di bawah standar KKM maka siswa tersebut
belum tuntas apabila sama atau lebih tinggi dari standar KKM maka siswa
tersebut dinyatakan sudah mencapai tuntas dalam belajar
B Penelitian Yang Relevan
Banyak penelitian terdahulu yang relevan berkaitan dengan strategi
pembelajaran kemandirian belajar dan prestasi belajar variabel-variabel yang
diteliti dalam penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Kirno Suwanto pada tahun 2006 sistem pembelajaran sebagai upaya
meningkatkan kemandirian belajar siswa di SDIT Nur Hidayah menunjukkan
hubungan yang positif antara pembelajaran dengan kemandirian belajar Dwi
Atmojo pada tahun 2002 topik penelitian pengaruh penggunaan strategi
pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar
menunjukkan pengaruh yang positif penggunaan strategi pembelajaran kooperatif
dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Sukardi dan Anton Sukarno pada
tahun 2001 dengan topik kemampuan profesional guru SD (Studi Korelasi antara
Pengalaman Pendidikan dan sikap Profesional Guru) menunjukkan hubungan
yang positif dan signifikan Nurhilal pada tahun 2008 dengan topik penelitian
hubungan partisipasi siswa dalam PAKEM dan motivasi belajar dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
28
ketuntasan belajar IPA SD di Karanganyar Purbalingga menunjukkan adanya
hubungan yang signifikan antara pembelajaran PAKEM dan motivasi belajar
dengan ketuntasan belajar IPA di SD
Dari beberapa penelitian di atas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian untuk mencari hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar khususnya pada mata pelajaran
IPS
C Kerangka Berfikir
Berdasar latar belakang masalah kajian teori dan penelitian-penelitian
yang relevan maka dapat disusun kerangka berpikir sebagai berikut
1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan
belajar mata pelajaran IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang
menekankan siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat yang
sudah dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang
Dengan rasa senang pada diri siswa akan memudahkan untuk menerima
materi pelajaran sehinggga anak dapat menguasai keterampilan baik kognitif
afektif dan psikomotor yang diharapkan sehingga pada akhirnya ketuntasan
belajar yang ditargetkan akan dapat tercapai
Guru dan proses pembelajaran merupakan dua hal yang memiliki
keterkaitan sangat erat dan mutlak Artinya guru akan lebih memiliki makna
secara edukatif jika guru itu mampu melakukan proses pembelajaran yang
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
29
baik tepat akurat serta relevan dengan fungsi dan prinsip pendidikan Untuk
mewujudkan idealisme pendidikan itu tidak cukup diimbangi dengan
pembelajaran yang efektif melainkan perlu pembelajaran yang efisien
Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu menambah
wacana atau khasanah pengetahuan baru bagi siswa Sedangkan pembelajaran
yang efisien adalah pembelajaran di samping dapat menambah pengetahuan
atau informasi baru bagi siswa pembelajaran itu menyenangkan dan
menggairahkan siswa selama proses pembelajaran
2 Hubungan antara kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar mata
pelajaran IPS
Kemandirian belajar siswa dapat dilihat dari kemampuannya dalam
melaksanakan tiga kegiatan belajar yaitu (1) kemampuan untuk memotivasi
diri (2) kemampuan teknis dalam melakukan kegiatan belajar mandiri dan
(3) kemampuannya dalam merefleksi kegiatan belajar yanag telah
dilakukannya dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian siswa untuk
belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara Dengan kemandirian belajar
yang telah dimilikinya akan mendorong siswa untuk melakukan sesuatu
dengan penuh kesadaran dan keberartian Siswa menyadari bahwa kebutuhan
belajar penting untuk dirinya sendiri bukan untuk kepentingan orang lain
Dalam konteks pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
dan atau Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tidak
hanya menuntut guru untuk melakukan inovasi pembelajaran melainkan juga
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
30
menuntut siswa untuk melakukan cara belajar siswa aktif (CBSA) Dengan
CBSA dituntut siswa memiliki motivasi belajar yang optimal sehingga dapat
menumbuhkan kemandirian belajar siswa
3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar
dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan suatu cara pembelajaran
yang menuntut siswa aktif dan adanya rasa senang sehingga siswa tidak
merasa bosan untuk belajar Dengan berbagai media peraga perangkat dan
lain-lain Hal ini dapat menimbulkan kesenangan belajar siswa
Di samping partisipasi siswa dalam PAKEM tidak kalah pentingnya
kemandirian belajar yang mendorong siswa untuk mengembangkan motivasi
pembelajaran dan refleksi yang diperlukan untuk melakukan keterampilan-
keterampilan yang diperlukan untuk melakukan sesuatu kegiatan belajar
secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya
sendiri untuk menguasai sesuatu kompetensi tertentu Dalam kegiatan
pembelajaran seorang guru senantiasa berupaya agar materi yang disampaikan
atau dipelajari dapat dikuasai siswa secara optimal Untuk itu partisipasi
siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar merupakan dua faktor yang
diduga secara bersama-sama memiliki hubungan positif dengan ketuntasan
belajar mata pelajaran IPS SD
Salah satu persyaratan yang penting dalam melaksanakan
pembelajaran adalah kemampuan guru menjalankan suatu proses
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
31
pembelajaran yang bermakna bagi semua siswa Acuan proses pembelajaran
bukan saja harus melihat pada kondisi kini namun juga pada masa yang akan
datang bagi siswa usia pendidikan dasar Pembelajaran yang diberikan perlu
disesuaikan pada taraf perkembangan tingkat pertisipasi dan kemandirian
belajarnya
D Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dalam penelitian ini peneliti
mengajukan hipotesis sebagai berikut
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar IPS
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
1 Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Pejagoan
UPT Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kecamatan Pejagoan Kabupaten
Kebumen
2 Waktu Penelitian
Penelitian ini membutuhkan waktu penyelesaian selama kurang lebih 10
bulan dimulai dari observasi awal penyusunan proposal penyusunan
instrumen uji coba alat ukur pelaksanaan penelitian sampai pengolahan data
dan penyusunan laporan
A Metode Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian di atas metode penelitian yang digunakan
adalah deskriptif korelasional yaitu suatu peneltian yang bertujuan mendeteksi
seberapa jauh variasi-variasi suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada
satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefesien korelasi (Suryabrata 1981
24) Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Variabel Bebas (Variabel Prediktor)
a Partisipasi Siswa Dalam PAKEM (X1)
b Kemandirian Belajar IPS (X2)
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
33
2 Variabel Terikat (Variabel Respons)
- Ketuntasan Belajar IPS (Y)
Populasi dan Sampel
Populasi adalah sekelompok individu yang akan diteliti atau diselidiki
dalam suatu penelitian (Sugiyono 1997) Populasi dalam penelitian ini adalah
siswa SDN 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen yang berjumlah 220 siswa
Sampel adalah bagian dari populasi sampel yang dipakai itu diteliti agar
dapat mewakili jumlah populasi Apabila jumlah populasi kurang dari 100
sebaiknya diambil semua sebagai sampel sehingga penelitiannya bersifat total
Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil 10-15 atau
lebih besar dari itu (Arikunto 1996) Sejalan dengan hal tersebut populasi dalam
penelitian ini berjumlah 220 yaing terdiri dari tingkatan kelas 1 sampai kelas VI
Sampel diambil siswa kelas V yang berjumlah 40 siswa
Sampling adalah teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel
Adapun teknik sampling ada 2 macam yaitu teknik non random sampling dan
teknik random sampling Dalam penelitian ini digunakan teknik cluster random
sampling atau area sampling artinya pengambilan sampel yang didasarkan atas
ciori-ciri kelompok tertentu atau sifat tertentu yang ada pada tingkat kelas dan
dengan memberi kebebasan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk
menjadi anggota sampel dengan cara mengundi kelas yang diambil sebagai
sampel penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
34
B Teknik Pengumpulan Data
1 Angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan Kemandirian belajar
Angket partisipasi siswa dalam PAKEM terdiri dari 50 item Data untuk
kemandirian belajar IPS diperoleh melalui angket Angket partisipasi siswa
dalam PAKEM sebanyak 50 item dan angket kemandirian belajar sebanyak
50 item dan Tes ketuntasan belajar IPS sebanyak 50 item
Validitas ietem angket digunakan korelasi Product Moment dari
Pearson sedang reliabilitas item angket digunakan Alpha Cronbach
2 Metode Test
Metode test digunakan untuk mengetahui nilai ketuntasan belajar IPS
berdasarkan kisi-kisi pemberian skor terhadap tes kompetensi belajar IPS
E Teknik Analisis Data
Untuk menguji hipotesis (1) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan ketuntasan belajar IPSrdquo
dan hipotesis (2) yang berbunyi ldquoada hungan positif yang signifikan antara
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan teknik analisis
regresi dan korelasi sederhana atau sering disebut korelasi Product Moment
Untuk menguji hipotesis (3) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang signifikan
antara PAKEM dan kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan
teknik analisis regresi linier
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
35
F Hipotesis Statistik
Dalam penelitian ini hipotesis statistik adalah sebagai berikut
1 Hipotesis (1)
a Ho ry 1 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 1 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
2 Hipotesis (2)
a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian
belajar dengan ketuntasan belajar IPS
3 Hipotesis (3)
a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kemandirian belajar dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar
dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Skor Partisipasi Siswa dalam PAKEM
Data partisipasi siswa dalam PAKEM secara keseluruhan memiliki
rentangan (range) 45 dengan skor terendah 91 dan skor tertinggi 136 Data
partisipasi siswa dalam PAKEM mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar
1132 modus sebesar 91 median sebesar 114 varians sebesar 21616 dan
simpangan baku standar deviasi) sebesar 147 (nilai-nilai statistik ini
perhitungannya dilakukan dengan komputer dengan program SPSS versi 15
1 Skor Kemandirian Belajar
Data skor kemandirian belajar siswa secara keseluruhan memiliki
rentangan (range) 40 dengan skor terendah 92 dan skor tertinggi 132
Kemandirian belajar mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 1126 modus
sebesar 95 median sebesar 1135 varians sebesar 2276 dan simpangan baku
(standar deviasi) sebesar 151 (nilai-nilai statistik ini perhitungannya
dilakukan dengan komputer program SPSS versi 15
3 Ketuntasan belajar IPS
Data ketuntasan belajar IPS siswa yang memiliki secara keseluruhan
memiliki rentangan (range) 48 dengan skor terendah 50 dan skor tertinggi
98 Ketuntasan belajar IPS siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
37
rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians
sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai
statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS
A Pengujian Persyaratan Analisis
1 Uji Normalitas Data
a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada
lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi
sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa
data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang
berdistribusi normal
b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100
lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data
kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi
normal
c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
38
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov
Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance
sebesar 0808 lebih besar dari α (005)
2 Uji Linieritas
Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier
Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x
2 tabel
dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13
diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan
demikian model regresi adalah model linier
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan
skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS
Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi
Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai
dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44
Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis
Pengujian rhitung rtabel Keterangan
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0616 0312 Signifikan
Hubungan kemandirian
belajar siswa dalam
0677 0312 Signifikan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
39
PAKEM dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran
IPS
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0731 0312 Signifikan
F hitung = 21290
F tabel = 323
Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis
pada akhir Bab II adalah sebagai berikut
1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar
pada mata pelajaran IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi
(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat
diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika
semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
40
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil
perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf
signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat
dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo
sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
41
Coefficientsa
4545 11160 407 686
267 108 338 2467 018
368 105 482 3519 001
(Constant)
x1
x2
Model
1
B Std Error
Unstandardized
Coeff icients
Beta
Standardized
Coeff icients
t Sig
Dependent Variable ya
(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS
Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi
siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar
IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut
Tabel 45
Hasil Analisis Regresi Linier
Coefficients a
Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS
Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai
berikut
Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2
Interpretasi persamaan tersebut adalah
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
42
a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar
4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bernilai nol
b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa
kemandirian belajar bernilai konstan
b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar
siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan
Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan
sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar
42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar
58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari
sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini
menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
43
akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar
225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan
meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31
Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan
memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan
belajar IPS
B Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi
sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan
pembahasan sebagai berikut
Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan
taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat
dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa
dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang
berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat
student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan
menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
44
dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa
siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa
senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh
Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut
bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan
oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan
pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan
bentuk yang sempurna
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan
siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah
dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi
siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia
pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian
belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel
dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung
gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini
dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
45
siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan
yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan
kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan
prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan
kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha
meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha
belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)
bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab
dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa
yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki
tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap
refleksi
Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental
sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi
mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa
remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh
anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh
karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan
kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian
belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar
mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat
diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
46
lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan
pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal
Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu
yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya
bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi
dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang
afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan
belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong
seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni
belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi
pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya
Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi
tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha
untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa
dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam
kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin
kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai
Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa
senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki
banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi
tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester
kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
47
dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang
dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias
memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir
keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi
siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan
tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti
jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena
terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki
kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi
yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan
guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar
Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan
dalam proses belajar
Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa
PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan
dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel
0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian
belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang
menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
48
karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau
bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal
ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di
sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama
memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS
C Keterbatasan Penelitian
Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini
penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan
rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut
Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar
menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka
alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu
sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-
jujurnya
Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya
menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada
secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan
ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah
mencakup materi yang luas
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
49
Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi
proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian
belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek
penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat
sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil
penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
50
BAB V
KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat
disimpulkan bahwa
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan
analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini
berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan
arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan
(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar
siswa
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa
dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis
korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti
bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan
kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
51
mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif
ketuntasan hasil belajar siswa
3 Ketuntasan belajar IPS
Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan
yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa
hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi
pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti
proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan
kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar
IPS
B Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif
dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi
kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik
Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia
menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
52
metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang
diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna
oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu
penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan
antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab
demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan
simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan
antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)
contextual teaching learning (CTL) Jigsaw
Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi
akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang
disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki
hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS
Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model
pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan
menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan
hasil belajarnya
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
53
C Saran
1 Bagi Guru
Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan
materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan
lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan
pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan
belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya
meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar
karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan
prestasi dan ketuntasan belajarnya
2 Bagi siswa
Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar
Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus
menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar
IPS yang diharapkan
3 Bagi Sekolah
Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan
nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan
mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka
mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
54
prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan
tercapainya tujuan bersama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
55
Daftar Pustaka
Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery
Learning Jakarta Depdikbud
Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City
Phoenix Publishing House Inc
Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia
Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja
Grafindo Perasada
Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York
Longman
Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom
AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass
httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)
Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press
Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta
Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum
Depdiknas
Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta
Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan
httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret
Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung
Jurnal Pendidikan
Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas
Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins
Publishers
Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS
Semarang ISBN
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
56
Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press
Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite
(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford
Pergamon Press Reprinted here by permission (net)
__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence
for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College
Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York
Macmillan PublCoy
Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork
Harper and Raw Publisher
Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom
Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren
Teacer Hall India Private Limited
Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS
Jakarta Depdikbud
Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra
(2010)
Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning
httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp
Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest
httpwwweriedigestorg (19-05-2009)
Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta
LP3ES
Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery
learning The case for guided methods of instructionrdquo
httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)
Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan
Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah
disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung
Angkatan Pertama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
57
Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar
Bandung Sinar Baru
Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi
Aksara
Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri
Yogyakarta
Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer
wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)
Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius
Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary
active_learninghtm (20-05-2009)
Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches
Acknowledgement University of Saskatchewan
Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta
F IPS UNY
Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga
Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli
pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas
Unesco Unicer dan Nzaid
Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta
Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil
Cipta Media
Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal
Approach to Instructional Design Australian journal of Educational
Technology
Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas
Surabaya IDM
Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi
Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
21
3 Mata Pelajaran IPS Sekolah Dasar
a Pengertian IPS
Ilmu pengetahuan sosial sebagaimana diberikan oleh The NCSS
(National Council for the Social Studies) Board of Diractors menyatakan
Social studies is the integrated study of the social sciences and humanities
to promote civics competence Within the school program social studies
provides coordinated systematic study drawing upon such disciplines as
anthropology archeology economics geography psychology religion
and sociology as well as appropriate content from the humanities
mathematics and the natural sciences The primary purpose of the social
studies is to help young people develop the ability to make informed and
reasoned decision for the public good as citizens of a culturally diverse
democratic society in an interdependent world ( NCSS Board of Direktors
1993213)
Ilmu pengetahuan sosial merupakan program pendidikan yang memiliki
bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniti yang
diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan
pendidikan (Muhamad Nursquoman Soemantri 19951)
Menurut kurikulum pendidikan dasar 2004 IPS adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari kenyataan sosial dalam kehidupan yang didasarkan pada
kajian geografi ekonomi sosiologi antropologi tata negara dan sejarah
Melalui mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar para siswa diharapkan
dapat memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep-konsep dasar ilmu
sosial dan humaniti memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah
sosial di lingkungannya serta memiliki keterampilan mengkaji dan
memecahkan masalah sosial Melalui mata pelajaran IPS diharapkan para
siswa dapat terbina menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
22
b Materi IPS SD
Materi pendidikan IPS di SD sebagaimana dikatakan oleh Saidihardjo
(1997 4) adalah Pendidikan IPS untuk pendidikan dasar dan menengah
sumber bahannya adalah disiplin ilmu-ilmu sosial seperti yang disajikan
pada tingkat universitas Hanya karena pertimbangan tingkat kecerdasan
kematangan jiwa peserta didik maka bahan pendidikannya disederhanakan
diseleksi diadaptasi dan dimodifikasi untuk tujuan institusional pendidikan
dasar dan menengah
Menurut Zamroni (2003 5) bahwa IPS adalah ilmu yang mempelajari
apa yang terjadi disekitar kita baik seorang individu maupun sebagai warga
kelompok masyarakat Karena berkaitan dengan rdquokitardquo maka kajian IPS
harus realistis IPS baru perlu dirumuskan suatu kajian perilaku manusia
yang berkaitan dengan berbagai latar belakang yang melingkupinya secara
objektif rasional dan realistis
Menurut Saidihardjo (2003 3) IPS untuk pendidikan dasar yaitu hasil
penyederhanaan adaptasi seleksi dan modifikasi dari konsep dasar ilmu-
ilmu sosial yang disusun secara sistematis dan pedagogis untuk tujuan
pendidikan dasar dan menengah dalam rangka mewujudkan tujuan nasional
yang berdasarkan Pancasila Menurut Colin Marsh (1991 10) rdquosocial studies
is the study of people as social beings as they have existed and interacted
with each other and the environment in the time and placerdquo Ilmu sosial
adalah ilmu tentang manusia dan interaksi antar mereka antara yang satu
dengan yang lain dan lingkungan waktu mereka berada dan tempat Ilmu
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
23
pengetahuan Sosial adalah program pendidikan yang mengintegrasikan
secara interdisipliner konsep-konsep ilmu sosial dan humaniora (Suwarso
dkk 2007 1)
c Tujuan IPS
Tujuan utama IPS adalah membantu para siswa untuk berpikir kritis atau
rdquocritical thinkingrdquo agar mampu mengambil keputusan secara rasional dengan
dasar informasi yang cukup Dalam kaitannya dengan masalah sosial yang
hasilnya tidak hanya untuk pribadi keluarga tetapi juga berguna bagi
masyarakat bangsa dan negara Menurut Saidihardjo tujuan IPS adalah agar
siswa memahami dan menghargai nilai norma dan budaya suatu masyarakat
setempat dan memupuk kesadaran siswa terhadap hak dan kewajiban Orang
yang berpikir kreatif diharapkan lebih cepat menemukan pemecahan masalah
baru terhadap problem yang dihadapi (Noeng Muhadjir 2001 56) Dengan
belajar IPS diharapkan siswa memiliki kemampuan analisis sosial yakni
mampu mendeteksi dan mempunyai pemahaman tentang perasaan motif dan
kepribadian orang lain
4 Ketuntasan Belajar
a Pengertian Belajar Tuntas
Belajar tuntas (Mastery learning) adalah suatu sistem belajar yang
mengharapkan sebagian besar siswa dapat menguasai tujuan instruksional
dari satuan atau unit-unit pelajaran secara tuntas Achdiat dkk (2000)
menjelaskan bahwa maksud utama belajar tuntas adalah memungkinkan 75
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
24
sampai 90 siswa untuk mencapai hasil belajar yang sama tingginya
dengan kelompok terpandai dalam pengajaran klasikal Dengan demikian
makna belajar tuntas adalah meningkatkan efisiensi belajar meningkatkan
minat belajar meningkatkan kemandirian belajar dan meningkatkan sikap
siswa yang positif terhadap bahan pelajaran yang dipelajarinya melalui
metode belajar pada kesatuan kelas Pada belajar tuntas siswa harus
mencapai suatu tingkat penguasaan tertentu terhadap tujuan instruksional
dari satuan pembelajaran tertentu sebelum melanjutkan kesatuan
pembelajaran berikutnya
Carroll (dalam Winkel 2000) mengembangkan suatu model belajar
yang antara lain bertitik tolak pada kemampuan intelektual siswa sebagai
indikasi untuk belajar menurut kecepatan tertentu bukan untuk indikasi
tingkat keberhasilan belajar yang dapat dicapai oleh siswa Senada dengan
pendapat Carroll James H Black (Dalam Warji R 1983) mengatakan bahwa
setiap siswa dapat menguasai bahan atau materi pelajaran tetapi waktu yang
ditentukan tidak sama Jika dikaitkan pendapat Carroll dan Black maka
tampak ada kesamaan pendapat yaitu untuk menguasai atau tuntas suatu
bahan pelajaran diperlukan waktu yang berbeda-beda bagi setiap siswa
Apabila siswa disediakan cukup waktu dan diberi pelayanan yang tepat yang
meliputi kesempatan belajar kualitas pembelajaran maka setiap siswa akan
mampu menguasai bahan pelajaran yang diberikan
Sistem belajar tuntas telah terintegrasi dalam kurikulum yang
dinyatakan bahwa jika ge 85 dari jumlah siswa menguasai le 75 tujuan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
25
yang disajikan maka diadakan pengayaan dan jika belum menguasai tujuan
yang disajikan maka diadakan perbaikan Menurut Bloom dalam buku
Mastery Learning (Siswoyo 198121) berpendapat bahwa
ldquo Mastery learning dipandang sebagai kemampuan siswa untuk menyerap
inti dan pengajaran yang telah diberikan kepadanya ke dalam suatu
keseluruhanrdquo
Amparo S Lardizibal (2000 179) mengemukakan ldquomastery learning
as a strategy for optimizing learning considers the individual capacity and
need of the learnerrdquo Mastery learning sebagai sebuah strategi untuk harapan
yang lebih baik dalam pembelajaran kapasitas individu dan kebutuhan
pembelajaran
Dari beberapa pengertian mastery learning dapat disimpulkan akan
belajar tuntas yakni belajar tuntas adalah suatu kegiatan pembelajaran yang
mengarahkan seluruh kemampuan agar materi pelajaran dapat dikuasai siswa
secara penuh dalam waktu tertentu
b Prinsip Belajar Tuntas
Dasar prinsip dari mastery learning menurut Amparo S Lardizabal
(2000 180) adalah 1) Unit belajar dipecah dalam komponen tingkah
lakusikap atau tugas-tugas 2) Tugas pembelajaran menjadi suatu rangkaian
yang pantas 3) Frekuensi diagnosa dan peningkatan dari format evaluasi
diberikan pada apa yang diajarkan 4) Perbaikan yang pantas diberikan untuk
mengatasi kelompok atau individu yang dinyatakan lemah melalui tes
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
26
formatif 5) Siswa diberikan cukup waktu untuk memperoleh penguasaan 6)
Tugas belajar tuntas didasari pada basis standar faktor penentu yang
dikriteriakan
Menurut Siswoyo (1981 3) faktor yang lebih prinsip dalam strategi
mastery learning adalah pengembangan prosedur-prosedur umpan balik dan
korektif (feed back and corrective procedures) pada berbagai taraf atau
bagian dari proses belajar Untuk umpan balik dapat dipakai lembaran kerja
ulangan-ulangan pekerjaan rumah (PR) test formatif dan sebagainya
Test-test semacam itu dimaksudkan untuk menentukan apa yang telah
dikuasai setiap siswa dalam satuan pelajaran bab atau bagian dari mata
pelajaran tertentu dan apa yang masih perlu dipelajarinya
c Kriteria Belajar Tuntas
Ketuntasan belajar merupakan target keberhasilan dari kegiatan belajar
mengajar Apakah materi yang disampaikan sampai berapa jauh dikuasai
oleh siswa Penilaian Acuan Patokan yang dipakai untuk mengukur
ketuntasan belajar sebagaimana dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM)
yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional tahun 2001
mentarget 75 daya serap materi yang disampaikan pada siswa
dalam kurikulum nasional
Semenjak penerapan kurikulum 2006 mulai tahun ajaran 20072008
khususnya di Sekolah Dasar (SD) dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) ketuntasan belajar dibuat oleh masing-masing lembaga
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
27
pendidikan dengan memperhatikan tingkat kesukaran daya dukung sarana
dan prasarana Ketuntasan belajar ini disebut Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) dan dibuat setiap indikator Untuk dapat mengetahui ketuntasan
belajar siswa tinggal membandingkan hasil ulangan atau test dengan standar
KKM yang dibuat Apabila nilai di bawah standar KKM maka siswa tersebut
belum tuntas apabila sama atau lebih tinggi dari standar KKM maka siswa
tersebut dinyatakan sudah mencapai tuntas dalam belajar
B Penelitian Yang Relevan
Banyak penelitian terdahulu yang relevan berkaitan dengan strategi
pembelajaran kemandirian belajar dan prestasi belajar variabel-variabel yang
diteliti dalam penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Kirno Suwanto pada tahun 2006 sistem pembelajaran sebagai upaya
meningkatkan kemandirian belajar siswa di SDIT Nur Hidayah menunjukkan
hubungan yang positif antara pembelajaran dengan kemandirian belajar Dwi
Atmojo pada tahun 2002 topik penelitian pengaruh penggunaan strategi
pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar
menunjukkan pengaruh yang positif penggunaan strategi pembelajaran kooperatif
dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Sukardi dan Anton Sukarno pada
tahun 2001 dengan topik kemampuan profesional guru SD (Studi Korelasi antara
Pengalaman Pendidikan dan sikap Profesional Guru) menunjukkan hubungan
yang positif dan signifikan Nurhilal pada tahun 2008 dengan topik penelitian
hubungan partisipasi siswa dalam PAKEM dan motivasi belajar dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
28
ketuntasan belajar IPA SD di Karanganyar Purbalingga menunjukkan adanya
hubungan yang signifikan antara pembelajaran PAKEM dan motivasi belajar
dengan ketuntasan belajar IPA di SD
Dari beberapa penelitian di atas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian untuk mencari hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar khususnya pada mata pelajaran
IPS
C Kerangka Berfikir
Berdasar latar belakang masalah kajian teori dan penelitian-penelitian
yang relevan maka dapat disusun kerangka berpikir sebagai berikut
1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan
belajar mata pelajaran IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang
menekankan siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat yang
sudah dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang
Dengan rasa senang pada diri siswa akan memudahkan untuk menerima
materi pelajaran sehinggga anak dapat menguasai keterampilan baik kognitif
afektif dan psikomotor yang diharapkan sehingga pada akhirnya ketuntasan
belajar yang ditargetkan akan dapat tercapai
Guru dan proses pembelajaran merupakan dua hal yang memiliki
keterkaitan sangat erat dan mutlak Artinya guru akan lebih memiliki makna
secara edukatif jika guru itu mampu melakukan proses pembelajaran yang
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
29
baik tepat akurat serta relevan dengan fungsi dan prinsip pendidikan Untuk
mewujudkan idealisme pendidikan itu tidak cukup diimbangi dengan
pembelajaran yang efektif melainkan perlu pembelajaran yang efisien
Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu menambah
wacana atau khasanah pengetahuan baru bagi siswa Sedangkan pembelajaran
yang efisien adalah pembelajaran di samping dapat menambah pengetahuan
atau informasi baru bagi siswa pembelajaran itu menyenangkan dan
menggairahkan siswa selama proses pembelajaran
2 Hubungan antara kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar mata
pelajaran IPS
Kemandirian belajar siswa dapat dilihat dari kemampuannya dalam
melaksanakan tiga kegiatan belajar yaitu (1) kemampuan untuk memotivasi
diri (2) kemampuan teknis dalam melakukan kegiatan belajar mandiri dan
(3) kemampuannya dalam merefleksi kegiatan belajar yanag telah
dilakukannya dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian siswa untuk
belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara Dengan kemandirian belajar
yang telah dimilikinya akan mendorong siswa untuk melakukan sesuatu
dengan penuh kesadaran dan keberartian Siswa menyadari bahwa kebutuhan
belajar penting untuk dirinya sendiri bukan untuk kepentingan orang lain
Dalam konteks pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
dan atau Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tidak
hanya menuntut guru untuk melakukan inovasi pembelajaran melainkan juga
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
30
menuntut siswa untuk melakukan cara belajar siswa aktif (CBSA) Dengan
CBSA dituntut siswa memiliki motivasi belajar yang optimal sehingga dapat
menumbuhkan kemandirian belajar siswa
3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar
dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan suatu cara pembelajaran
yang menuntut siswa aktif dan adanya rasa senang sehingga siswa tidak
merasa bosan untuk belajar Dengan berbagai media peraga perangkat dan
lain-lain Hal ini dapat menimbulkan kesenangan belajar siswa
Di samping partisipasi siswa dalam PAKEM tidak kalah pentingnya
kemandirian belajar yang mendorong siswa untuk mengembangkan motivasi
pembelajaran dan refleksi yang diperlukan untuk melakukan keterampilan-
keterampilan yang diperlukan untuk melakukan sesuatu kegiatan belajar
secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya
sendiri untuk menguasai sesuatu kompetensi tertentu Dalam kegiatan
pembelajaran seorang guru senantiasa berupaya agar materi yang disampaikan
atau dipelajari dapat dikuasai siswa secara optimal Untuk itu partisipasi
siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar merupakan dua faktor yang
diduga secara bersama-sama memiliki hubungan positif dengan ketuntasan
belajar mata pelajaran IPS SD
Salah satu persyaratan yang penting dalam melaksanakan
pembelajaran adalah kemampuan guru menjalankan suatu proses
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
31
pembelajaran yang bermakna bagi semua siswa Acuan proses pembelajaran
bukan saja harus melihat pada kondisi kini namun juga pada masa yang akan
datang bagi siswa usia pendidikan dasar Pembelajaran yang diberikan perlu
disesuaikan pada taraf perkembangan tingkat pertisipasi dan kemandirian
belajarnya
D Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dalam penelitian ini peneliti
mengajukan hipotesis sebagai berikut
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar IPS
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
1 Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Pejagoan
UPT Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kecamatan Pejagoan Kabupaten
Kebumen
2 Waktu Penelitian
Penelitian ini membutuhkan waktu penyelesaian selama kurang lebih 10
bulan dimulai dari observasi awal penyusunan proposal penyusunan
instrumen uji coba alat ukur pelaksanaan penelitian sampai pengolahan data
dan penyusunan laporan
A Metode Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian di atas metode penelitian yang digunakan
adalah deskriptif korelasional yaitu suatu peneltian yang bertujuan mendeteksi
seberapa jauh variasi-variasi suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada
satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefesien korelasi (Suryabrata 1981
24) Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Variabel Bebas (Variabel Prediktor)
a Partisipasi Siswa Dalam PAKEM (X1)
b Kemandirian Belajar IPS (X2)
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
33
2 Variabel Terikat (Variabel Respons)
- Ketuntasan Belajar IPS (Y)
Populasi dan Sampel
Populasi adalah sekelompok individu yang akan diteliti atau diselidiki
dalam suatu penelitian (Sugiyono 1997) Populasi dalam penelitian ini adalah
siswa SDN 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen yang berjumlah 220 siswa
Sampel adalah bagian dari populasi sampel yang dipakai itu diteliti agar
dapat mewakili jumlah populasi Apabila jumlah populasi kurang dari 100
sebaiknya diambil semua sebagai sampel sehingga penelitiannya bersifat total
Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil 10-15 atau
lebih besar dari itu (Arikunto 1996) Sejalan dengan hal tersebut populasi dalam
penelitian ini berjumlah 220 yaing terdiri dari tingkatan kelas 1 sampai kelas VI
Sampel diambil siswa kelas V yang berjumlah 40 siswa
Sampling adalah teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel
Adapun teknik sampling ada 2 macam yaitu teknik non random sampling dan
teknik random sampling Dalam penelitian ini digunakan teknik cluster random
sampling atau area sampling artinya pengambilan sampel yang didasarkan atas
ciori-ciri kelompok tertentu atau sifat tertentu yang ada pada tingkat kelas dan
dengan memberi kebebasan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk
menjadi anggota sampel dengan cara mengundi kelas yang diambil sebagai
sampel penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
34
B Teknik Pengumpulan Data
1 Angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan Kemandirian belajar
Angket partisipasi siswa dalam PAKEM terdiri dari 50 item Data untuk
kemandirian belajar IPS diperoleh melalui angket Angket partisipasi siswa
dalam PAKEM sebanyak 50 item dan angket kemandirian belajar sebanyak
50 item dan Tes ketuntasan belajar IPS sebanyak 50 item
Validitas ietem angket digunakan korelasi Product Moment dari
Pearson sedang reliabilitas item angket digunakan Alpha Cronbach
2 Metode Test
Metode test digunakan untuk mengetahui nilai ketuntasan belajar IPS
berdasarkan kisi-kisi pemberian skor terhadap tes kompetensi belajar IPS
E Teknik Analisis Data
Untuk menguji hipotesis (1) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan ketuntasan belajar IPSrdquo
dan hipotesis (2) yang berbunyi ldquoada hungan positif yang signifikan antara
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan teknik analisis
regresi dan korelasi sederhana atau sering disebut korelasi Product Moment
Untuk menguji hipotesis (3) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang signifikan
antara PAKEM dan kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan
teknik analisis regresi linier
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
35
F Hipotesis Statistik
Dalam penelitian ini hipotesis statistik adalah sebagai berikut
1 Hipotesis (1)
a Ho ry 1 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 1 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
2 Hipotesis (2)
a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian
belajar dengan ketuntasan belajar IPS
3 Hipotesis (3)
a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kemandirian belajar dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar
dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Skor Partisipasi Siswa dalam PAKEM
Data partisipasi siswa dalam PAKEM secara keseluruhan memiliki
rentangan (range) 45 dengan skor terendah 91 dan skor tertinggi 136 Data
partisipasi siswa dalam PAKEM mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar
1132 modus sebesar 91 median sebesar 114 varians sebesar 21616 dan
simpangan baku standar deviasi) sebesar 147 (nilai-nilai statistik ini
perhitungannya dilakukan dengan komputer dengan program SPSS versi 15
1 Skor Kemandirian Belajar
Data skor kemandirian belajar siswa secara keseluruhan memiliki
rentangan (range) 40 dengan skor terendah 92 dan skor tertinggi 132
Kemandirian belajar mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 1126 modus
sebesar 95 median sebesar 1135 varians sebesar 2276 dan simpangan baku
(standar deviasi) sebesar 151 (nilai-nilai statistik ini perhitungannya
dilakukan dengan komputer program SPSS versi 15
3 Ketuntasan belajar IPS
Data ketuntasan belajar IPS siswa yang memiliki secara keseluruhan
memiliki rentangan (range) 48 dengan skor terendah 50 dan skor tertinggi
98 Ketuntasan belajar IPS siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
37
rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians
sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai
statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS
A Pengujian Persyaratan Analisis
1 Uji Normalitas Data
a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada
lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi
sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa
data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang
berdistribusi normal
b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100
lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data
kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi
normal
c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
38
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov
Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance
sebesar 0808 lebih besar dari α (005)
2 Uji Linieritas
Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier
Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x
2 tabel
dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13
diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan
demikian model regresi adalah model linier
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan
skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS
Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi
Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai
dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44
Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis
Pengujian rhitung rtabel Keterangan
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0616 0312 Signifikan
Hubungan kemandirian
belajar siswa dalam
0677 0312 Signifikan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
39
PAKEM dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran
IPS
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0731 0312 Signifikan
F hitung = 21290
F tabel = 323
Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis
pada akhir Bab II adalah sebagai berikut
1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar
pada mata pelajaran IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi
(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat
diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika
semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
40
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil
perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf
signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat
dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo
sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
41
Coefficientsa
4545 11160 407 686
267 108 338 2467 018
368 105 482 3519 001
(Constant)
x1
x2
Model
1
B Std Error
Unstandardized
Coeff icients
Beta
Standardized
Coeff icients
t Sig
Dependent Variable ya
(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS
Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi
siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar
IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut
Tabel 45
Hasil Analisis Regresi Linier
Coefficients a
Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS
Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai
berikut
Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2
Interpretasi persamaan tersebut adalah
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
42
a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar
4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bernilai nol
b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa
kemandirian belajar bernilai konstan
b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar
siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan
Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan
sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar
42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar
58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari
sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini
menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
43
akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar
225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan
meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31
Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan
memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan
belajar IPS
B Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi
sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan
pembahasan sebagai berikut
Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan
taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat
dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa
dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang
berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat
student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan
menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
44
dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa
siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa
senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh
Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut
bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan
oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan
pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan
bentuk yang sempurna
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan
siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah
dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi
siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia
pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian
belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel
dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung
gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini
dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
45
siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan
yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan
kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan
prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan
kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha
meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha
belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)
bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab
dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa
yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki
tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap
refleksi
Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental
sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi
mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa
remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh
anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh
karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan
kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian
belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar
mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat
diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
46
lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan
pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal
Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu
yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya
bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi
dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang
afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan
belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong
seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni
belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi
pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya
Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi
tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha
untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa
dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam
kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin
kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai
Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa
senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki
banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi
tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester
kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
47
dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang
dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias
memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir
keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi
siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan
tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti
jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena
terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki
kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi
yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan
guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar
Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan
dalam proses belajar
Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa
PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan
dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel
0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian
belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang
menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
48
karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau
bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal
ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di
sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama
memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS
C Keterbatasan Penelitian
Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini
penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan
rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut
Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar
menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka
alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu
sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-
jujurnya
Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya
menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada
secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan
ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah
mencakup materi yang luas
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
49
Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi
proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian
belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek
penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat
sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil
penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
50
BAB V
KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat
disimpulkan bahwa
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan
analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini
berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan
arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan
(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar
siswa
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa
dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis
korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti
bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan
kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
51
mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif
ketuntasan hasil belajar siswa
3 Ketuntasan belajar IPS
Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan
yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa
hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi
pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti
proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan
kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar
IPS
B Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif
dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi
kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik
Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia
menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
52
metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang
diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna
oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu
penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan
antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab
demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan
simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan
antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)
contextual teaching learning (CTL) Jigsaw
Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi
akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang
disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki
hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS
Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model
pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan
menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan
hasil belajarnya
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
53
C Saran
1 Bagi Guru
Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan
materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan
lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan
pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan
belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya
meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar
karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan
prestasi dan ketuntasan belajarnya
2 Bagi siswa
Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar
Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus
menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar
IPS yang diharapkan
3 Bagi Sekolah
Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan
nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan
mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka
mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
54
prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan
tercapainya tujuan bersama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
55
Daftar Pustaka
Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery
Learning Jakarta Depdikbud
Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City
Phoenix Publishing House Inc
Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia
Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja
Grafindo Perasada
Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York
Longman
Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom
AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass
httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)
Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press
Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta
Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum
Depdiknas
Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta
Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan
httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret
Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung
Jurnal Pendidikan
Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas
Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins
Publishers
Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS
Semarang ISBN
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
56
Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press
Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite
(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford
Pergamon Press Reprinted here by permission (net)
__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence
for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College
Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York
Macmillan PublCoy
Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork
Harper and Raw Publisher
Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom
Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren
Teacer Hall India Private Limited
Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS
Jakarta Depdikbud
Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra
(2010)
Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning
httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp
Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest
httpwwweriedigestorg (19-05-2009)
Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta
LP3ES
Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery
learning The case for guided methods of instructionrdquo
httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)
Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan
Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah
disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung
Angkatan Pertama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
57
Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar
Bandung Sinar Baru
Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi
Aksara
Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri
Yogyakarta
Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer
wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)
Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius
Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary
active_learninghtm (20-05-2009)
Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches
Acknowledgement University of Saskatchewan
Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta
F IPS UNY
Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga
Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli
pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas
Unesco Unicer dan Nzaid
Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta
Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil
Cipta Media
Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal
Approach to Instructional Design Australian journal of Educational
Technology
Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas
Surabaya IDM
Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi
Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
22
b Materi IPS SD
Materi pendidikan IPS di SD sebagaimana dikatakan oleh Saidihardjo
(1997 4) adalah Pendidikan IPS untuk pendidikan dasar dan menengah
sumber bahannya adalah disiplin ilmu-ilmu sosial seperti yang disajikan
pada tingkat universitas Hanya karena pertimbangan tingkat kecerdasan
kematangan jiwa peserta didik maka bahan pendidikannya disederhanakan
diseleksi diadaptasi dan dimodifikasi untuk tujuan institusional pendidikan
dasar dan menengah
Menurut Zamroni (2003 5) bahwa IPS adalah ilmu yang mempelajari
apa yang terjadi disekitar kita baik seorang individu maupun sebagai warga
kelompok masyarakat Karena berkaitan dengan rdquokitardquo maka kajian IPS
harus realistis IPS baru perlu dirumuskan suatu kajian perilaku manusia
yang berkaitan dengan berbagai latar belakang yang melingkupinya secara
objektif rasional dan realistis
Menurut Saidihardjo (2003 3) IPS untuk pendidikan dasar yaitu hasil
penyederhanaan adaptasi seleksi dan modifikasi dari konsep dasar ilmu-
ilmu sosial yang disusun secara sistematis dan pedagogis untuk tujuan
pendidikan dasar dan menengah dalam rangka mewujudkan tujuan nasional
yang berdasarkan Pancasila Menurut Colin Marsh (1991 10) rdquosocial studies
is the study of people as social beings as they have existed and interacted
with each other and the environment in the time and placerdquo Ilmu sosial
adalah ilmu tentang manusia dan interaksi antar mereka antara yang satu
dengan yang lain dan lingkungan waktu mereka berada dan tempat Ilmu
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
23
pengetahuan Sosial adalah program pendidikan yang mengintegrasikan
secara interdisipliner konsep-konsep ilmu sosial dan humaniora (Suwarso
dkk 2007 1)
c Tujuan IPS
Tujuan utama IPS adalah membantu para siswa untuk berpikir kritis atau
rdquocritical thinkingrdquo agar mampu mengambil keputusan secara rasional dengan
dasar informasi yang cukup Dalam kaitannya dengan masalah sosial yang
hasilnya tidak hanya untuk pribadi keluarga tetapi juga berguna bagi
masyarakat bangsa dan negara Menurut Saidihardjo tujuan IPS adalah agar
siswa memahami dan menghargai nilai norma dan budaya suatu masyarakat
setempat dan memupuk kesadaran siswa terhadap hak dan kewajiban Orang
yang berpikir kreatif diharapkan lebih cepat menemukan pemecahan masalah
baru terhadap problem yang dihadapi (Noeng Muhadjir 2001 56) Dengan
belajar IPS diharapkan siswa memiliki kemampuan analisis sosial yakni
mampu mendeteksi dan mempunyai pemahaman tentang perasaan motif dan
kepribadian orang lain
4 Ketuntasan Belajar
a Pengertian Belajar Tuntas
Belajar tuntas (Mastery learning) adalah suatu sistem belajar yang
mengharapkan sebagian besar siswa dapat menguasai tujuan instruksional
dari satuan atau unit-unit pelajaran secara tuntas Achdiat dkk (2000)
menjelaskan bahwa maksud utama belajar tuntas adalah memungkinkan 75
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
24
sampai 90 siswa untuk mencapai hasil belajar yang sama tingginya
dengan kelompok terpandai dalam pengajaran klasikal Dengan demikian
makna belajar tuntas adalah meningkatkan efisiensi belajar meningkatkan
minat belajar meningkatkan kemandirian belajar dan meningkatkan sikap
siswa yang positif terhadap bahan pelajaran yang dipelajarinya melalui
metode belajar pada kesatuan kelas Pada belajar tuntas siswa harus
mencapai suatu tingkat penguasaan tertentu terhadap tujuan instruksional
dari satuan pembelajaran tertentu sebelum melanjutkan kesatuan
pembelajaran berikutnya
Carroll (dalam Winkel 2000) mengembangkan suatu model belajar
yang antara lain bertitik tolak pada kemampuan intelektual siswa sebagai
indikasi untuk belajar menurut kecepatan tertentu bukan untuk indikasi
tingkat keberhasilan belajar yang dapat dicapai oleh siswa Senada dengan
pendapat Carroll James H Black (Dalam Warji R 1983) mengatakan bahwa
setiap siswa dapat menguasai bahan atau materi pelajaran tetapi waktu yang
ditentukan tidak sama Jika dikaitkan pendapat Carroll dan Black maka
tampak ada kesamaan pendapat yaitu untuk menguasai atau tuntas suatu
bahan pelajaran diperlukan waktu yang berbeda-beda bagi setiap siswa
Apabila siswa disediakan cukup waktu dan diberi pelayanan yang tepat yang
meliputi kesempatan belajar kualitas pembelajaran maka setiap siswa akan
mampu menguasai bahan pelajaran yang diberikan
Sistem belajar tuntas telah terintegrasi dalam kurikulum yang
dinyatakan bahwa jika ge 85 dari jumlah siswa menguasai le 75 tujuan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
25
yang disajikan maka diadakan pengayaan dan jika belum menguasai tujuan
yang disajikan maka diadakan perbaikan Menurut Bloom dalam buku
Mastery Learning (Siswoyo 198121) berpendapat bahwa
ldquo Mastery learning dipandang sebagai kemampuan siswa untuk menyerap
inti dan pengajaran yang telah diberikan kepadanya ke dalam suatu
keseluruhanrdquo
Amparo S Lardizibal (2000 179) mengemukakan ldquomastery learning
as a strategy for optimizing learning considers the individual capacity and
need of the learnerrdquo Mastery learning sebagai sebuah strategi untuk harapan
yang lebih baik dalam pembelajaran kapasitas individu dan kebutuhan
pembelajaran
Dari beberapa pengertian mastery learning dapat disimpulkan akan
belajar tuntas yakni belajar tuntas adalah suatu kegiatan pembelajaran yang
mengarahkan seluruh kemampuan agar materi pelajaran dapat dikuasai siswa
secara penuh dalam waktu tertentu
b Prinsip Belajar Tuntas
Dasar prinsip dari mastery learning menurut Amparo S Lardizabal
(2000 180) adalah 1) Unit belajar dipecah dalam komponen tingkah
lakusikap atau tugas-tugas 2) Tugas pembelajaran menjadi suatu rangkaian
yang pantas 3) Frekuensi diagnosa dan peningkatan dari format evaluasi
diberikan pada apa yang diajarkan 4) Perbaikan yang pantas diberikan untuk
mengatasi kelompok atau individu yang dinyatakan lemah melalui tes
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
26
formatif 5) Siswa diberikan cukup waktu untuk memperoleh penguasaan 6)
Tugas belajar tuntas didasari pada basis standar faktor penentu yang
dikriteriakan
Menurut Siswoyo (1981 3) faktor yang lebih prinsip dalam strategi
mastery learning adalah pengembangan prosedur-prosedur umpan balik dan
korektif (feed back and corrective procedures) pada berbagai taraf atau
bagian dari proses belajar Untuk umpan balik dapat dipakai lembaran kerja
ulangan-ulangan pekerjaan rumah (PR) test formatif dan sebagainya
Test-test semacam itu dimaksudkan untuk menentukan apa yang telah
dikuasai setiap siswa dalam satuan pelajaran bab atau bagian dari mata
pelajaran tertentu dan apa yang masih perlu dipelajarinya
c Kriteria Belajar Tuntas
Ketuntasan belajar merupakan target keberhasilan dari kegiatan belajar
mengajar Apakah materi yang disampaikan sampai berapa jauh dikuasai
oleh siswa Penilaian Acuan Patokan yang dipakai untuk mengukur
ketuntasan belajar sebagaimana dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM)
yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional tahun 2001
mentarget 75 daya serap materi yang disampaikan pada siswa
dalam kurikulum nasional
Semenjak penerapan kurikulum 2006 mulai tahun ajaran 20072008
khususnya di Sekolah Dasar (SD) dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) ketuntasan belajar dibuat oleh masing-masing lembaga
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
27
pendidikan dengan memperhatikan tingkat kesukaran daya dukung sarana
dan prasarana Ketuntasan belajar ini disebut Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) dan dibuat setiap indikator Untuk dapat mengetahui ketuntasan
belajar siswa tinggal membandingkan hasil ulangan atau test dengan standar
KKM yang dibuat Apabila nilai di bawah standar KKM maka siswa tersebut
belum tuntas apabila sama atau lebih tinggi dari standar KKM maka siswa
tersebut dinyatakan sudah mencapai tuntas dalam belajar
B Penelitian Yang Relevan
Banyak penelitian terdahulu yang relevan berkaitan dengan strategi
pembelajaran kemandirian belajar dan prestasi belajar variabel-variabel yang
diteliti dalam penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Kirno Suwanto pada tahun 2006 sistem pembelajaran sebagai upaya
meningkatkan kemandirian belajar siswa di SDIT Nur Hidayah menunjukkan
hubungan yang positif antara pembelajaran dengan kemandirian belajar Dwi
Atmojo pada tahun 2002 topik penelitian pengaruh penggunaan strategi
pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar
menunjukkan pengaruh yang positif penggunaan strategi pembelajaran kooperatif
dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Sukardi dan Anton Sukarno pada
tahun 2001 dengan topik kemampuan profesional guru SD (Studi Korelasi antara
Pengalaman Pendidikan dan sikap Profesional Guru) menunjukkan hubungan
yang positif dan signifikan Nurhilal pada tahun 2008 dengan topik penelitian
hubungan partisipasi siswa dalam PAKEM dan motivasi belajar dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
28
ketuntasan belajar IPA SD di Karanganyar Purbalingga menunjukkan adanya
hubungan yang signifikan antara pembelajaran PAKEM dan motivasi belajar
dengan ketuntasan belajar IPA di SD
Dari beberapa penelitian di atas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian untuk mencari hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar khususnya pada mata pelajaran
IPS
C Kerangka Berfikir
Berdasar latar belakang masalah kajian teori dan penelitian-penelitian
yang relevan maka dapat disusun kerangka berpikir sebagai berikut
1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan
belajar mata pelajaran IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang
menekankan siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat yang
sudah dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang
Dengan rasa senang pada diri siswa akan memudahkan untuk menerima
materi pelajaran sehinggga anak dapat menguasai keterampilan baik kognitif
afektif dan psikomotor yang diharapkan sehingga pada akhirnya ketuntasan
belajar yang ditargetkan akan dapat tercapai
Guru dan proses pembelajaran merupakan dua hal yang memiliki
keterkaitan sangat erat dan mutlak Artinya guru akan lebih memiliki makna
secara edukatif jika guru itu mampu melakukan proses pembelajaran yang
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
29
baik tepat akurat serta relevan dengan fungsi dan prinsip pendidikan Untuk
mewujudkan idealisme pendidikan itu tidak cukup diimbangi dengan
pembelajaran yang efektif melainkan perlu pembelajaran yang efisien
Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu menambah
wacana atau khasanah pengetahuan baru bagi siswa Sedangkan pembelajaran
yang efisien adalah pembelajaran di samping dapat menambah pengetahuan
atau informasi baru bagi siswa pembelajaran itu menyenangkan dan
menggairahkan siswa selama proses pembelajaran
2 Hubungan antara kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar mata
pelajaran IPS
Kemandirian belajar siswa dapat dilihat dari kemampuannya dalam
melaksanakan tiga kegiatan belajar yaitu (1) kemampuan untuk memotivasi
diri (2) kemampuan teknis dalam melakukan kegiatan belajar mandiri dan
(3) kemampuannya dalam merefleksi kegiatan belajar yanag telah
dilakukannya dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian siswa untuk
belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara Dengan kemandirian belajar
yang telah dimilikinya akan mendorong siswa untuk melakukan sesuatu
dengan penuh kesadaran dan keberartian Siswa menyadari bahwa kebutuhan
belajar penting untuk dirinya sendiri bukan untuk kepentingan orang lain
Dalam konteks pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
dan atau Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tidak
hanya menuntut guru untuk melakukan inovasi pembelajaran melainkan juga
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
30
menuntut siswa untuk melakukan cara belajar siswa aktif (CBSA) Dengan
CBSA dituntut siswa memiliki motivasi belajar yang optimal sehingga dapat
menumbuhkan kemandirian belajar siswa
3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar
dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan suatu cara pembelajaran
yang menuntut siswa aktif dan adanya rasa senang sehingga siswa tidak
merasa bosan untuk belajar Dengan berbagai media peraga perangkat dan
lain-lain Hal ini dapat menimbulkan kesenangan belajar siswa
Di samping partisipasi siswa dalam PAKEM tidak kalah pentingnya
kemandirian belajar yang mendorong siswa untuk mengembangkan motivasi
pembelajaran dan refleksi yang diperlukan untuk melakukan keterampilan-
keterampilan yang diperlukan untuk melakukan sesuatu kegiatan belajar
secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya
sendiri untuk menguasai sesuatu kompetensi tertentu Dalam kegiatan
pembelajaran seorang guru senantiasa berupaya agar materi yang disampaikan
atau dipelajari dapat dikuasai siswa secara optimal Untuk itu partisipasi
siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar merupakan dua faktor yang
diduga secara bersama-sama memiliki hubungan positif dengan ketuntasan
belajar mata pelajaran IPS SD
Salah satu persyaratan yang penting dalam melaksanakan
pembelajaran adalah kemampuan guru menjalankan suatu proses
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
31
pembelajaran yang bermakna bagi semua siswa Acuan proses pembelajaran
bukan saja harus melihat pada kondisi kini namun juga pada masa yang akan
datang bagi siswa usia pendidikan dasar Pembelajaran yang diberikan perlu
disesuaikan pada taraf perkembangan tingkat pertisipasi dan kemandirian
belajarnya
D Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dalam penelitian ini peneliti
mengajukan hipotesis sebagai berikut
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar IPS
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
1 Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Pejagoan
UPT Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kecamatan Pejagoan Kabupaten
Kebumen
2 Waktu Penelitian
Penelitian ini membutuhkan waktu penyelesaian selama kurang lebih 10
bulan dimulai dari observasi awal penyusunan proposal penyusunan
instrumen uji coba alat ukur pelaksanaan penelitian sampai pengolahan data
dan penyusunan laporan
A Metode Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian di atas metode penelitian yang digunakan
adalah deskriptif korelasional yaitu suatu peneltian yang bertujuan mendeteksi
seberapa jauh variasi-variasi suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada
satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefesien korelasi (Suryabrata 1981
24) Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Variabel Bebas (Variabel Prediktor)
a Partisipasi Siswa Dalam PAKEM (X1)
b Kemandirian Belajar IPS (X2)
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
33
2 Variabel Terikat (Variabel Respons)
- Ketuntasan Belajar IPS (Y)
Populasi dan Sampel
Populasi adalah sekelompok individu yang akan diteliti atau diselidiki
dalam suatu penelitian (Sugiyono 1997) Populasi dalam penelitian ini adalah
siswa SDN 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen yang berjumlah 220 siswa
Sampel adalah bagian dari populasi sampel yang dipakai itu diteliti agar
dapat mewakili jumlah populasi Apabila jumlah populasi kurang dari 100
sebaiknya diambil semua sebagai sampel sehingga penelitiannya bersifat total
Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil 10-15 atau
lebih besar dari itu (Arikunto 1996) Sejalan dengan hal tersebut populasi dalam
penelitian ini berjumlah 220 yaing terdiri dari tingkatan kelas 1 sampai kelas VI
Sampel diambil siswa kelas V yang berjumlah 40 siswa
Sampling adalah teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel
Adapun teknik sampling ada 2 macam yaitu teknik non random sampling dan
teknik random sampling Dalam penelitian ini digunakan teknik cluster random
sampling atau area sampling artinya pengambilan sampel yang didasarkan atas
ciori-ciri kelompok tertentu atau sifat tertentu yang ada pada tingkat kelas dan
dengan memberi kebebasan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk
menjadi anggota sampel dengan cara mengundi kelas yang diambil sebagai
sampel penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
34
B Teknik Pengumpulan Data
1 Angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan Kemandirian belajar
Angket partisipasi siswa dalam PAKEM terdiri dari 50 item Data untuk
kemandirian belajar IPS diperoleh melalui angket Angket partisipasi siswa
dalam PAKEM sebanyak 50 item dan angket kemandirian belajar sebanyak
50 item dan Tes ketuntasan belajar IPS sebanyak 50 item
Validitas ietem angket digunakan korelasi Product Moment dari
Pearson sedang reliabilitas item angket digunakan Alpha Cronbach
2 Metode Test
Metode test digunakan untuk mengetahui nilai ketuntasan belajar IPS
berdasarkan kisi-kisi pemberian skor terhadap tes kompetensi belajar IPS
E Teknik Analisis Data
Untuk menguji hipotesis (1) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan ketuntasan belajar IPSrdquo
dan hipotesis (2) yang berbunyi ldquoada hungan positif yang signifikan antara
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan teknik analisis
regresi dan korelasi sederhana atau sering disebut korelasi Product Moment
Untuk menguji hipotesis (3) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang signifikan
antara PAKEM dan kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan
teknik analisis regresi linier
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
35
F Hipotesis Statistik
Dalam penelitian ini hipotesis statistik adalah sebagai berikut
1 Hipotesis (1)
a Ho ry 1 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 1 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
2 Hipotesis (2)
a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian
belajar dengan ketuntasan belajar IPS
3 Hipotesis (3)
a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kemandirian belajar dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar
dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Skor Partisipasi Siswa dalam PAKEM
Data partisipasi siswa dalam PAKEM secara keseluruhan memiliki
rentangan (range) 45 dengan skor terendah 91 dan skor tertinggi 136 Data
partisipasi siswa dalam PAKEM mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar
1132 modus sebesar 91 median sebesar 114 varians sebesar 21616 dan
simpangan baku standar deviasi) sebesar 147 (nilai-nilai statistik ini
perhitungannya dilakukan dengan komputer dengan program SPSS versi 15
1 Skor Kemandirian Belajar
Data skor kemandirian belajar siswa secara keseluruhan memiliki
rentangan (range) 40 dengan skor terendah 92 dan skor tertinggi 132
Kemandirian belajar mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 1126 modus
sebesar 95 median sebesar 1135 varians sebesar 2276 dan simpangan baku
(standar deviasi) sebesar 151 (nilai-nilai statistik ini perhitungannya
dilakukan dengan komputer program SPSS versi 15
3 Ketuntasan belajar IPS
Data ketuntasan belajar IPS siswa yang memiliki secara keseluruhan
memiliki rentangan (range) 48 dengan skor terendah 50 dan skor tertinggi
98 Ketuntasan belajar IPS siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
37
rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians
sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai
statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS
A Pengujian Persyaratan Analisis
1 Uji Normalitas Data
a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada
lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi
sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa
data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang
berdistribusi normal
b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100
lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data
kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi
normal
c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
38
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov
Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance
sebesar 0808 lebih besar dari α (005)
2 Uji Linieritas
Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier
Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x
2 tabel
dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13
diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan
demikian model regresi adalah model linier
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan
skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS
Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi
Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai
dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44
Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis
Pengujian rhitung rtabel Keterangan
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0616 0312 Signifikan
Hubungan kemandirian
belajar siswa dalam
0677 0312 Signifikan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
39
PAKEM dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran
IPS
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0731 0312 Signifikan
F hitung = 21290
F tabel = 323
Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis
pada akhir Bab II adalah sebagai berikut
1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar
pada mata pelajaran IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi
(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat
diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika
semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
40
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil
perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf
signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat
dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo
sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
41
Coefficientsa
4545 11160 407 686
267 108 338 2467 018
368 105 482 3519 001
(Constant)
x1
x2
Model
1
B Std Error
Unstandardized
Coeff icients
Beta
Standardized
Coeff icients
t Sig
Dependent Variable ya
(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS
Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi
siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar
IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut
Tabel 45
Hasil Analisis Regresi Linier
Coefficients a
Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS
Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai
berikut
Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2
Interpretasi persamaan tersebut adalah
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
42
a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar
4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bernilai nol
b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa
kemandirian belajar bernilai konstan
b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar
siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan
Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan
sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar
42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar
58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari
sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini
menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
43
akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar
225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan
meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31
Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan
memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan
belajar IPS
B Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi
sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan
pembahasan sebagai berikut
Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan
taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat
dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa
dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang
berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat
student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan
menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
44
dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa
siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa
senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh
Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut
bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan
oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan
pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan
bentuk yang sempurna
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan
siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah
dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi
siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia
pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian
belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel
dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung
gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini
dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
45
siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan
yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan
kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan
prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan
kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha
meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha
belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)
bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab
dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa
yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki
tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap
refleksi
Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental
sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi
mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa
remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh
anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh
karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan
kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian
belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar
mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat
diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
46
lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan
pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal
Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu
yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya
bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi
dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang
afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan
belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong
seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni
belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi
pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya
Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi
tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha
untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa
dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam
kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin
kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai
Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa
senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki
banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi
tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester
kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
47
dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang
dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias
memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir
keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi
siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan
tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti
jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena
terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki
kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi
yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan
guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar
Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan
dalam proses belajar
Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa
PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan
dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel
0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian
belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang
menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
48
karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau
bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal
ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di
sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama
memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS
C Keterbatasan Penelitian
Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini
penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan
rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut
Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar
menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka
alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu
sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-
jujurnya
Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya
menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada
secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan
ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah
mencakup materi yang luas
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
49
Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi
proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian
belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek
penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat
sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil
penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
50
BAB V
KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat
disimpulkan bahwa
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan
analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini
berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan
arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan
(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar
siswa
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa
dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis
korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti
bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan
kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
51
mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif
ketuntasan hasil belajar siswa
3 Ketuntasan belajar IPS
Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan
yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa
hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi
pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti
proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan
kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar
IPS
B Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif
dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi
kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik
Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia
menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
52
metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang
diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna
oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu
penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan
antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab
demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan
simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan
antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)
contextual teaching learning (CTL) Jigsaw
Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi
akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang
disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki
hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS
Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model
pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan
menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan
hasil belajarnya
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
53
C Saran
1 Bagi Guru
Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan
materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan
lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan
pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan
belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya
meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar
karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan
prestasi dan ketuntasan belajarnya
2 Bagi siswa
Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar
Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus
menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar
IPS yang diharapkan
3 Bagi Sekolah
Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan
nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan
mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka
mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
54
prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan
tercapainya tujuan bersama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
55
Daftar Pustaka
Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery
Learning Jakarta Depdikbud
Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City
Phoenix Publishing House Inc
Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia
Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja
Grafindo Perasada
Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York
Longman
Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom
AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass
httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)
Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press
Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta
Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum
Depdiknas
Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta
Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan
httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret
Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung
Jurnal Pendidikan
Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas
Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins
Publishers
Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS
Semarang ISBN
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
56
Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press
Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite
(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford
Pergamon Press Reprinted here by permission (net)
__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence
for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College
Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York
Macmillan PublCoy
Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork
Harper and Raw Publisher
Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom
Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren
Teacer Hall India Private Limited
Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS
Jakarta Depdikbud
Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra
(2010)
Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning
httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp
Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest
httpwwweriedigestorg (19-05-2009)
Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta
LP3ES
Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery
learning The case for guided methods of instructionrdquo
httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)
Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan
Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah
disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung
Angkatan Pertama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
57
Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar
Bandung Sinar Baru
Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi
Aksara
Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri
Yogyakarta
Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer
wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)
Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius
Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary
active_learninghtm (20-05-2009)
Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches
Acknowledgement University of Saskatchewan
Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta
F IPS UNY
Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga
Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli
pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas
Unesco Unicer dan Nzaid
Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta
Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil
Cipta Media
Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal
Approach to Instructional Design Australian journal of Educational
Technology
Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas
Surabaya IDM
Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi
Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
23
pengetahuan Sosial adalah program pendidikan yang mengintegrasikan
secara interdisipliner konsep-konsep ilmu sosial dan humaniora (Suwarso
dkk 2007 1)
c Tujuan IPS
Tujuan utama IPS adalah membantu para siswa untuk berpikir kritis atau
rdquocritical thinkingrdquo agar mampu mengambil keputusan secara rasional dengan
dasar informasi yang cukup Dalam kaitannya dengan masalah sosial yang
hasilnya tidak hanya untuk pribadi keluarga tetapi juga berguna bagi
masyarakat bangsa dan negara Menurut Saidihardjo tujuan IPS adalah agar
siswa memahami dan menghargai nilai norma dan budaya suatu masyarakat
setempat dan memupuk kesadaran siswa terhadap hak dan kewajiban Orang
yang berpikir kreatif diharapkan lebih cepat menemukan pemecahan masalah
baru terhadap problem yang dihadapi (Noeng Muhadjir 2001 56) Dengan
belajar IPS diharapkan siswa memiliki kemampuan analisis sosial yakni
mampu mendeteksi dan mempunyai pemahaman tentang perasaan motif dan
kepribadian orang lain
4 Ketuntasan Belajar
a Pengertian Belajar Tuntas
Belajar tuntas (Mastery learning) adalah suatu sistem belajar yang
mengharapkan sebagian besar siswa dapat menguasai tujuan instruksional
dari satuan atau unit-unit pelajaran secara tuntas Achdiat dkk (2000)
menjelaskan bahwa maksud utama belajar tuntas adalah memungkinkan 75
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
24
sampai 90 siswa untuk mencapai hasil belajar yang sama tingginya
dengan kelompok terpandai dalam pengajaran klasikal Dengan demikian
makna belajar tuntas adalah meningkatkan efisiensi belajar meningkatkan
minat belajar meningkatkan kemandirian belajar dan meningkatkan sikap
siswa yang positif terhadap bahan pelajaran yang dipelajarinya melalui
metode belajar pada kesatuan kelas Pada belajar tuntas siswa harus
mencapai suatu tingkat penguasaan tertentu terhadap tujuan instruksional
dari satuan pembelajaran tertentu sebelum melanjutkan kesatuan
pembelajaran berikutnya
Carroll (dalam Winkel 2000) mengembangkan suatu model belajar
yang antara lain bertitik tolak pada kemampuan intelektual siswa sebagai
indikasi untuk belajar menurut kecepatan tertentu bukan untuk indikasi
tingkat keberhasilan belajar yang dapat dicapai oleh siswa Senada dengan
pendapat Carroll James H Black (Dalam Warji R 1983) mengatakan bahwa
setiap siswa dapat menguasai bahan atau materi pelajaran tetapi waktu yang
ditentukan tidak sama Jika dikaitkan pendapat Carroll dan Black maka
tampak ada kesamaan pendapat yaitu untuk menguasai atau tuntas suatu
bahan pelajaran diperlukan waktu yang berbeda-beda bagi setiap siswa
Apabila siswa disediakan cukup waktu dan diberi pelayanan yang tepat yang
meliputi kesempatan belajar kualitas pembelajaran maka setiap siswa akan
mampu menguasai bahan pelajaran yang diberikan
Sistem belajar tuntas telah terintegrasi dalam kurikulum yang
dinyatakan bahwa jika ge 85 dari jumlah siswa menguasai le 75 tujuan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
25
yang disajikan maka diadakan pengayaan dan jika belum menguasai tujuan
yang disajikan maka diadakan perbaikan Menurut Bloom dalam buku
Mastery Learning (Siswoyo 198121) berpendapat bahwa
ldquo Mastery learning dipandang sebagai kemampuan siswa untuk menyerap
inti dan pengajaran yang telah diberikan kepadanya ke dalam suatu
keseluruhanrdquo
Amparo S Lardizibal (2000 179) mengemukakan ldquomastery learning
as a strategy for optimizing learning considers the individual capacity and
need of the learnerrdquo Mastery learning sebagai sebuah strategi untuk harapan
yang lebih baik dalam pembelajaran kapasitas individu dan kebutuhan
pembelajaran
Dari beberapa pengertian mastery learning dapat disimpulkan akan
belajar tuntas yakni belajar tuntas adalah suatu kegiatan pembelajaran yang
mengarahkan seluruh kemampuan agar materi pelajaran dapat dikuasai siswa
secara penuh dalam waktu tertentu
b Prinsip Belajar Tuntas
Dasar prinsip dari mastery learning menurut Amparo S Lardizabal
(2000 180) adalah 1) Unit belajar dipecah dalam komponen tingkah
lakusikap atau tugas-tugas 2) Tugas pembelajaran menjadi suatu rangkaian
yang pantas 3) Frekuensi diagnosa dan peningkatan dari format evaluasi
diberikan pada apa yang diajarkan 4) Perbaikan yang pantas diberikan untuk
mengatasi kelompok atau individu yang dinyatakan lemah melalui tes
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
26
formatif 5) Siswa diberikan cukup waktu untuk memperoleh penguasaan 6)
Tugas belajar tuntas didasari pada basis standar faktor penentu yang
dikriteriakan
Menurut Siswoyo (1981 3) faktor yang lebih prinsip dalam strategi
mastery learning adalah pengembangan prosedur-prosedur umpan balik dan
korektif (feed back and corrective procedures) pada berbagai taraf atau
bagian dari proses belajar Untuk umpan balik dapat dipakai lembaran kerja
ulangan-ulangan pekerjaan rumah (PR) test formatif dan sebagainya
Test-test semacam itu dimaksudkan untuk menentukan apa yang telah
dikuasai setiap siswa dalam satuan pelajaran bab atau bagian dari mata
pelajaran tertentu dan apa yang masih perlu dipelajarinya
c Kriteria Belajar Tuntas
Ketuntasan belajar merupakan target keberhasilan dari kegiatan belajar
mengajar Apakah materi yang disampaikan sampai berapa jauh dikuasai
oleh siswa Penilaian Acuan Patokan yang dipakai untuk mengukur
ketuntasan belajar sebagaimana dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM)
yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional tahun 2001
mentarget 75 daya serap materi yang disampaikan pada siswa
dalam kurikulum nasional
Semenjak penerapan kurikulum 2006 mulai tahun ajaran 20072008
khususnya di Sekolah Dasar (SD) dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) ketuntasan belajar dibuat oleh masing-masing lembaga
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
27
pendidikan dengan memperhatikan tingkat kesukaran daya dukung sarana
dan prasarana Ketuntasan belajar ini disebut Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) dan dibuat setiap indikator Untuk dapat mengetahui ketuntasan
belajar siswa tinggal membandingkan hasil ulangan atau test dengan standar
KKM yang dibuat Apabila nilai di bawah standar KKM maka siswa tersebut
belum tuntas apabila sama atau lebih tinggi dari standar KKM maka siswa
tersebut dinyatakan sudah mencapai tuntas dalam belajar
B Penelitian Yang Relevan
Banyak penelitian terdahulu yang relevan berkaitan dengan strategi
pembelajaran kemandirian belajar dan prestasi belajar variabel-variabel yang
diteliti dalam penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Kirno Suwanto pada tahun 2006 sistem pembelajaran sebagai upaya
meningkatkan kemandirian belajar siswa di SDIT Nur Hidayah menunjukkan
hubungan yang positif antara pembelajaran dengan kemandirian belajar Dwi
Atmojo pada tahun 2002 topik penelitian pengaruh penggunaan strategi
pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar
menunjukkan pengaruh yang positif penggunaan strategi pembelajaran kooperatif
dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Sukardi dan Anton Sukarno pada
tahun 2001 dengan topik kemampuan profesional guru SD (Studi Korelasi antara
Pengalaman Pendidikan dan sikap Profesional Guru) menunjukkan hubungan
yang positif dan signifikan Nurhilal pada tahun 2008 dengan topik penelitian
hubungan partisipasi siswa dalam PAKEM dan motivasi belajar dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
28
ketuntasan belajar IPA SD di Karanganyar Purbalingga menunjukkan adanya
hubungan yang signifikan antara pembelajaran PAKEM dan motivasi belajar
dengan ketuntasan belajar IPA di SD
Dari beberapa penelitian di atas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian untuk mencari hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar khususnya pada mata pelajaran
IPS
C Kerangka Berfikir
Berdasar latar belakang masalah kajian teori dan penelitian-penelitian
yang relevan maka dapat disusun kerangka berpikir sebagai berikut
1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan
belajar mata pelajaran IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang
menekankan siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat yang
sudah dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang
Dengan rasa senang pada diri siswa akan memudahkan untuk menerima
materi pelajaran sehinggga anak dapat menguasai keterampilan baik kognitif
afektif dan psikomotor yang diharapkan sehingga pada akhirnya ketuntasan
belajar yang ditargetkan akan dapat tercapai
Guru dan proses pembelajaran merupakan dua hal yang memiliki
keterkaitan sangat erat dan mutlak Artinya guru akan lebih memiliki makna
secara edukatif jika guru itu mampu melakukan proses pembelajaran yang
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
29
baik tepat akurat serta relevan dengan fungsi dan prinsip pendidikan Untuk
mewujudkan idealisme pendidikan itu tidak cukup diimbangi dengan
pembelajaran yang efektif melainkan perlu pembelajaran yang efisien
Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu menambah
wacana atau khasanah pengetahuan baru bagi siswa Sedangkan pembelajaran
yang efisien adalah pembelajaran di samping dapat menambah pengetahuan
atau informasi baru bagi siswa pembelajaran itu menyenangkan dan
menggairahkan siswa selama proses pembelajaran
2 Hubungan antara kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar mata
pelajaran IPS
Kemandirian belajar siswa dapat dilihat dari kemampuannya dalam
melaksanakan tiga kegiatan belajar yaitu (1) kemampuan untuk memotivasi
diri (2) kemampuan teknis dalam melakukan kegiatan belajar mandiri dan
(3) kemampuannya dalam merefleksi kegiatan belajar yanag telah
dilakukannya dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian siswa untuk
belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara Dengan kemandirian belajar
yang telah dimilikinya akan mendorong siswa untuk melakukan sesuatu
dengan penuh kesadaran dan keberartian Siswa menyadari bahwa kebutuhan
belajar penting untuk dirinya sendiri bukan untuk kepentingan orang lain
Dalam konteks pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
dan atau Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tidak
hanya menuntut guru untuk melakukan inovasi pembelajaran melainkan juga
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
30
menuntut siswa untuk melakukan cara belajar siswa aktif (CBSA) Dengan
CBSA dituntut siswa memiliki motivasi belajar yang optimal sehingga dapat
menumbuhkan kemandirian belajar siswa
3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar
dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan suatu cara pembelajaran
yang menuntut siswa aktif dan adanya rasa senang sehingga siswa tidak
merasa bosan untuk belajar Dengan berbagai media peraga perangkat dan
lain-lain Hal ini dapat menimbulkan kesenangan belajar siswa
Di samping partisipasi siswa dalam PAKEM tidak kalah pentingnya
kemandirian belajar yang mendorong siswa untuk mengembangkan motivasi
pembelajaran dan refleksi yang diperlukan untuk melakukan keterampilan-
keterampilan yang diperlukan untuk melakukan sesuatu kegiatan belajar
secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya
sendiri untuk menguasai sesuatu kompetensi tertentu Dalam kegiatan
pembelajaran seorang guru senantiasa berupaya agar materi yang disampaikan
atau dipelajari dapat dikuasai siswa secara optimal Untuk itu partisipasi
siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar merupakan dua faktor yang
diduga secara bersama-sama memiliki hubungan positif dengan ketuntasan
belajar mata pelajaran IPS SD
Salah satu persyaratan yang penting dalam melaksanakan
pembelajaran adalah kemampuan guru menjalankan suatu proses
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
31
pembelajaran yang bermakna bagi semua siswa Acuan proses pembelajaran
bukan saja harus melihat pada kondisi kini namun juga pada masa yang akan
datang bagi siswa usia pendidikan dasar Pembelajaran yang diberikan perlu
disesuaikan pada taraf perkembangan tingkat pertisipasi dan kemandirian
belajarnya
D Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dalam penelitian ini peneliti
mengajukan hipotesis sebagai berikut
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar IPS
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
1 Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Pejagoan
UPT Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kecamatan Pejagoan Kabupaten
Kebumen
2 Waktu Penelitian
Penelitian ini membutuhkan waktu penyelesaian selama kurang lebih 10
bulan dimulai dari observasi awal penyusunan proposal penyusunan
instrumen uji coba alat ukur pelaksanaan penelitian sampai pengolahan data
dan penyusunan laporan
A Metode Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian di atas metode penelitian yang digunakan
adalah deskriptif korelasional yaitu suatu peneltian yang bertujuan mendeteksi
seberapa jauh variasi-variasi suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada
satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefesien korelasi (Suryabrata 1981
24) Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Variabel Bebas (Variabel Prediktor)
a Partisipasi Siswa Dalam PAKEM (X1)
b Kemandirian Belajar IPS (X2)
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
33
2 Variabel Terikat (Variabel Respons)
- Ketuntasan Belajar IPS (Y)
Populasi dan Sampel
Populasi adalah sekelompok individu yang akan diteliti atau diselidiki
dalam suatu penelitian (Sugiyono 1997) Populasi dalam penelitian ini adalah
siswa SDN 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen yang berjumlah 220 siswa
Sampel adalah bagian dari populasi sampel yang dipakai itu diteliti agar
dapat mewakili jumlah populasi Apabila jumlah populasi kurang dari 100
sebaiknya diambil semua sebagai sampel sehingga penelitiannya bersifat total
Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil 10-15 atau
lebih besar dari itu (Arikunto 1996) Sejalan dengan hal tersebut populasi dalam
penelitian ini berjumlah 220 yaing terdiri dari tingkatan kelas 1 sampai kelas VI
Sampel diambil siswa kelas V yang berjumlah 40 siswa
Sampling adalah teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel
Adapun teknik sampling ada 2 macam yaitu teknik non random sampling dan
teknik random sampling Dalam penelitian ini digunakan teknik cluster random
sampling atau area sampling artinya pengambilan sampel yang didasarkan atas
ciori-ciri kelompok tertentu atau sifat tertentu yang ada pada tingkat kelas dan
dengan memberi kebebasan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk
menjadi anggota sampel dengan cara mengundi kelas yang diambil sebagai
sampel penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
34
B Teknik Pengumpulan Data
1 Angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan Kemandirian belajar
Angket partisipasi siswa dalam PAKEM terdiri dari 50 item Data untuk
kemandirian belajar IPS diperoleh melalui angket Angket partisipasi siswa
dalam PAKEM sebanyak 50 item dan angket kemandirian belajar sebanyak
50 item dan Tes ketuntasan belajar IPS sebanyak 50 item
Validitas ietem angket digunakan korelasi Product Moment dari
Pearson sedang reliabilitas item angket digunakan Alpha Cronbach
2 Metode Test
Metode test digunakan untuk mengetahui nilai ketuntasan belajar IPS
berdasarkan kisi-kisi pemberian skor terhadap tes kompetensi belajar IPS
E Teknik Analisis Data
Untuk menguji hipotesis (1) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan ketuntasan belajar IPSrdquo
dan hipotesis (2) yang berbunyi ldquoada hungan positif yang signifikan antara
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan teknik analisis
regresi dan korelasi sederhana atau sering disebut korelasi Product Moment
Untuk menguji hipotesis (3) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang signifikan
antara PAKEM dan kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan
teknik analisis regresi linier
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
35
F Hipotesis Statistik
Dalam penelitian ini hipotesis statistik adalah sebagai berikut
1 Hipotesis (1)
a Ho ry 1 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 1 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
2 Hipotesis (2)
a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian
belajar dengan ketuntasan belajar IPS
3 Hipotesis (3)
a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kemandirian belajar dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar
dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Skor Partisipasi Siswa dalam PAKEM
Data partisipasi siswa dalam PAKEM secara keseluruhan memiliki
rentangan (range) 45 dengan skor terendah 91 dan skor tertinggi 136 Data
partisipasi siswa dalam PAKEM mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar
1132 modus sebesar 91 median sebesar 114 varians sebesar 21616 dan
simpangan baku standar deviasi) sebesar 147 (nilai-nilai statistik ini
perhitungannya dilakukan dengan komputer dengan program SPSS versi 15
1 Skor Kemandirian Belajar
Data skor kemandirian belajar siswa secara keseluruhan memiliki
rentangan (range) 40 dengan skor terendah 92 dan skor tertinggi 132
Kemandirian belajar mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 1126 modus
sebesar 95 median sebesar 1135 varians sebesar 2276 dan simpangan baku
(standar deviasi) sebesar 151 (nilai-nilai statistik ini perhitungannya
dilakukan dengan komputer program SPSS versi 15
3 Ketuntasan belajar IPS
Data ketuntasan belajar IPS siswa yang memiliki secara keseluruhan
memiliki rentangan (range) 48 dengan skor terendah 50 dan skor tertinggi
98 Ketuntasan belajar IPS siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
37
rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians
sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai
statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS
A Pengujian Persyaratan Analisis
1 Uji Normalitas Data
a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada
lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi
sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa
data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang
berdistribusi normal
b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100
lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data
kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi
normal
c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
38
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov
Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance
sebesar 0808 lebih besar dari α (005)
2 Uji Linieritas
Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier
Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x
2 tabel
dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13
diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan
demikian model regresi adalah model linier
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan
skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS
Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi
Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai
dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44
Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis
Pengujian rhitung rtabel Keterangan
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0616 0312 Signifikan
Hubungan kemandirian
belajar siswa dalam
0677 0312 Signifikan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
39
PAKEM dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran
IPS
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0731 0312 Signifikan
F hitung = 21290
F tabel = 323
Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis
pada akhir Bab II adalah sebagai berikut
1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar
pada mata pelajaran IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi
(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat
diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika
semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
40
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil
perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf
signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat
dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo
sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
41
Coefficientsa
4545 11160 407 686
267 108 338 2467 018
368 105 482 3519 001
(Constant)
x1
x2
Model
1
B Std Error
Unstandardized
Coeff icients
Beta
Standardized
Coeff icients
t Sig
Dependent Variable ya
(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS
Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi
siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar
IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut
Tabel 45
Hasil Analisis Regresi Linier
Coefficients a
Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS
Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai
berikut
Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2
Interpretasi persamaan tersebut adalah
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
42
a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar
4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bernilai nol
b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa
kemandirian belajar bernilai konstan
b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar
siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan
Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan
sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar
42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar
58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari
sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini
menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
43
akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar
225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan
meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31
Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan
memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan
belajar IPS
B Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi
sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan
pembahasan sebagai berikut
Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan
taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat
dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa
dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang
berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat
student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan
menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
44
dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa
siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa
senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh
Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut
bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan
oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan
pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan
bentuk yang sempurna
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan
siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah
dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi
siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia
pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian
belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel
dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung
gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini
dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
45
siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan
yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan
kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan
prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan
kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha
meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha
belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)
bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab
dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa
yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki
tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap
refleksi
Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental
sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi
mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa
remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh
anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh
karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan
kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian
belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar
mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat
diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
46
lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan
pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal
Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu
yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya
bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi
dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang
afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan
belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong
seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni
belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi
pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya
Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi
tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha
untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa
dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam
kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin
kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai
Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa
senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki
banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi
tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester
kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
47
dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang
dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias
memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir
keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi
siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan
tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti
jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena
terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki
kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi
yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan
guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar
Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan
dalam proses belajar
Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa
PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan
dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel
0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian
belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang
menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
48
karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau
bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal
ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di
sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama
memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS
C Keterbatasan Penelitian
Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini
penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan
rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut
Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar
menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka
alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu
sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-
jujurnya
Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya
menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada
secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan
ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah
mencakup materi yang luas
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
49
Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi
proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian
belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek
penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat
sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil
penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
50
BAB V
KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat
disimpulkan bahwa
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan
analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini
berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan
arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan
(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar
siswa
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa
dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis
korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti
bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan
kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
51
mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif
ketuntasan hasil belajar siswa
3 Ketuntasan belajar IPS
Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan
yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa
hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi
pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti
proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan
kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar
IPS
B Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif
dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi
kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik
Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia
menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
52
metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang
diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna
oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu
penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan
antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab
demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan
simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan
antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)
contextual teaching learning (CTL) Jigsaw
Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi
akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang
disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki
hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS
Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model
pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan
menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan
hasil belajarnya
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
53
C Saran
1 Bagi Guru
Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan
materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan
lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan
pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan
belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya
meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar
karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan
prestasi dan ketuntasan belajarnya
2 Bagi siswa
Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar
Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus
menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar
IPS yang diharapkan
3 Bagi Sekolah
Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan
nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan
mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka
mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
54
prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan
tercapainya tujuan bersama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
55
Daftar Pustaka
Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery
Learning Jakarta Depdikbud
Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City
Phoenix Publishing House Inc
Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia
Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja
Grafindo Perasada
Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York
Longman
Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom
AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass
httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)
Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press
Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta
Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum
Depdiknas
Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta
Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan
httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret
Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung
Jurnal Pendidikan
Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas
Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins
Publishers
Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS
Semarang ISBN
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
56
Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press
Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite
(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford
Pergamon Press Reprinted here by permission (net)
__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence
for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College
Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York
Macmillan PublCoy
Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork
Harper and Raw Publisher
Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom
Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren
Teacer Hall India Private Limited
Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS
Jakarta Depdikbud
Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra
(2010)
Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning
httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp
Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest
httpwwweriedigestorg (19-05-2009)
Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta
LP3ES
Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery
learning The case for guided methods of instructionrdquo
httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)
Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan
Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah
disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung
Angkatan Pertama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
57
Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar
Bandung Sinar Baru
Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi
Aksara
Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri
Yogyakarta
Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer
wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)
Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius
Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary
active_learninghtm (20-05-2009)
Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches
Acknowledgement University of Saskatchewan
Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta
F IPS UNY
Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga
Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli
pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas
Unesco Unicer dan Nzaid
Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta
Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil
Cipta Media
Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal
Approach to Instructional Design Australian journal of Educational
Technology
Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas
Surabaya IDM
Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi
Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
24
sampai 90 siswa untuk mencapai hasil belajar yang sama tingginya
dengan kelompok terpandai dalam pengajaran klasikal Dengan demikian
makna belajar tuntas adalah meningkatkan efisiensi belajar meningkatkan
minat belajar meningkatkan kemandirian belajar dan meningkatkan sikap
siswa yang positif terhadap bahan pelajaran yang dipelajarinya melalui
metode belajar pada kesatuan kelas Pada belajar tuntas siswa harus
mencapai suatu tingkat penguasaan tertentu terhadap tujuan instruksional
dari satuan pembelajaran tertentu sebelum melanjutkan kesatuan
pembelajaran berikutnya
Carroll (dalam Winkel 2000) mengembangkan suatu model belajar
yang antara lain bertitik tolak pada kemampuan intelektual siswa sebagai
indikasi untuk belajar menurut kecepatan tertentu bukan untuk indikasi
tingkat keberhasilan belajar yang dapat dicapai oleh siswa Senada dengan
pendapat Carroll James H Black (Dalam Warji R 1983) mengatakan bahwa
setiap siswa dapat menguasai bahan atau materi pelajaran tetapi waktu yang
ditentukan tidak sama Jika dikaitkan pendapat Carroll dan Black maka
tampak ada kesamaan pendapat yaitu untuk menguasai atau tuntas suatu
bahan pelajaran diperlukan waktu yang berbeda-beda bagi setiap siswa
Apabila siswa disediakan cukup waktu dan diberi pelayanan yang tepat yang
meliputi kesempatan belajar kualitas pembelajaran maka setiap siswa akan
mampu menguasai bahan pelajaran yang diberikan
Sistem belajar tuntas telah terintegrasi dalam kurikulum yang
dinyatakan bahwa jika ge 85 dari jumlah siswa menguasai le 75 tujuan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
25
yang disajikan maka diadakan pengayaan dan jika belum menguasai tujuan
yang disajikan maka diadakan perbaikan Menurut Bloom dalam buku
Mastery Learning (Siswoyo 198121) berpendapat bahwa
ldquo Mastery learning dipandang sebagai kemampuan siswa untuk menyerap
inti dan pengajaran yang telah diberikan kepadanya ke dalam suatu
keseluruhanrdquo
Amparo S Lardizibal (2000 179) mengemukakan ldquomastery learning
as a strategy for optimizing learning considers the individual capacity and
need of the learnerrdquo Mastery learning sebagai sebuah strategi untuk harapan
yang lebih baik dalam pembelajaran kapasitas individu dan kebutuhan
pembelajaran
Dari beberapa pengertian mastery learning dapat disimpulkan akan
belajar tuntas yakni belajar tuntas adalah suatu kegiatan pembelajaran yang
mengarahkan seluruh kemampuan agar materi pelajaran dapat dikuasai siswa
secara penuh dalam waktu tertentu
b Prinsip Belajar Tuntas
Dasar prinsip dari mastery learning menurut Amparo S Lardizabal
(2000 180) adalah 1) Unit belajar dipecah dalam komponen tingkah
lakusikap atau tugas-tugas 2) Tugas pembelajaran menjadi suatu rangkaian
yang pantas 3) Frekuensi diagnosa dan peningkatan dari format evaluasi
diberikan pada apa yang diajarkan 4) Perbaikan yang pantas diberikan untuk
mengatasi kelompok atau individu yang dinyatakan lemah melalui tes
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
26
formatif 5) Siswa diberikan cukup waktu untuk memperoleh penguasaan 6)
Tugas belajar tuntas didasari pada basis standar faktor penentu yang
dikriteriakan
Menurut Siswoyo (1981 3) faktor yang lebih prinsip dalam strategi
mastery learning adalah pengembangan prosedur-prosedur umpan balik dan
korektif (feed back and corrective procedures) pada berbagai taraf atau
bagian dari proses belajar Untuk umpan balik dapat dipakai lembaran kerja
ulangan-ulangan pekerjaan rumah (PR) test formatif dan sebagainya
Test-test semacam itu dimaksudkan untuk menentukan apa yang telah
dikuasai setiap siswa dalam satuan pelajaran bab atau bagian dari mata
pelajaran tertentu dan apa yang masih perlu dipelajarinya
c Kriteria Belajar Tuntas
Ketuntasan belajar merupakan target keberhasilan dari kegiatan belajar
mengajar Apakah materi yang disampaikan sampai berapa jauh dikuasai
oleh siswa Penilaian Acuan Patokan yang dipakai untuk mengukur
ketuntasan belajar sebagaimana dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM)
yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional tahun 2001
mentarget 75 daya serap materi yang disampaikan pada siswa
dalam kurikulum nasional
Semenjak penerapan kurikulum 2006 mulai tahun ajaran 20072008
khususnya di Sekolah Dasar (SD) dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) ketuntasan belajar dibuat oleh masing-masing lembaga
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
27
pendidikan dengan memperhatikan tingkat kesukaran daya dukung sarana
dan prasarana Ketuntasan belajar ini disebut Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) dan dibuat setiap indikator Untuk dapat mengetahui ketuntasan
belajar siswa tinggal membandingkan hasil ulangan atau test dengan standar
KKM yang dibuat Apabila nilai di bawah standar KKM maka siswa tersebut
belum tuntas apabila sama atau lebih tinggi dari standar KKM maka siswa
tersebut dinyatakan sudah mencapai tuntas dalam belajar
B Penelitian Yang Relevan
Banyak penelitian terdahulu yang relevan berkaitan dengan strategi
pembelajaran kemandirian belajar dan prestasi belajar variabel-variabel yang
diteliti dalam penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Kirno Suwanto pada tahun 2006 sistem pembelajaran sebagai upaya
meningkatkan kemandirian belajar siswa di SDIT Nur Hidayah menunjukkan
hubungan yang positif antara pembelajaran dengan kemandirian belajar Dwi
Atmojo pada tahun 2002 topik penelitian pengaruh penggunaan strategi
pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar
menunjukkan pengaruh yang positif penggunaan strategi pembelajaran kooperatif
dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Sukardi dan Anton Sukarno pada
tahun 2001 dengan topik kemampuan profesional guru SD (Studi Korelasi antara
Pengalaman Pendidikan dan sikap Profesional Guru) menunjukkan hubungan
yang positif dan signifikan Nurhilal pada tahun 2008 dengan topik penelitian
hubungan partisipasi siswa dalam PAKEM dan motivasi belajar dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
28
ketuntasan belajar IPA SD di Karanganyar Purbalingga menunjukkan adanya
hubungan yang signifikan antara pembelajaran PAKEM dan motivasi belajar
dengan ketuntasan belajar IPA di SD
Dari beberapa penelitian di atas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian untuk mencari hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar khususnya pada mata pelajaran
IPS
C Kerangka Berfikir
Berdasar latar belakang masalah kajian teori dan penelitian-penelitian
yang relevan maka dapat disusun kerangka berpikir sebagai berikut
1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan
belajar mata pelajaran IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang
menekankan siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat yang
sudah dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang
Dengan rasa senang pada diri siswa akan memudahkan untuk menerima
materi pelajaran sehinggga anak dapat menguasai keterampilan baik kognitif
afektif dan psikomotor yang diharapkan sehingga pada akhirnya ketuntasan
belajar yang ditargetkan akan dapat tercapai
Guru dan proses pembelajaran merupakan dua hal yang memiliki
keterkaitan sangat erat dan mutlak Artinya guru akan lebih memiliki makna
secara edukatif jika guru itu mampu melakukan proses pembelajaran yang
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
29
baik tepat akurat serta relevan dengan fungsi dan prinsip pendidikan Untuk
mewujudkan idealisme pendidikan itu tidak cukup diimbangi dengan
pembelajaran yang efektif melainkan perlu pembelajaran yang efisien
Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu menambah
wacana atau khasanah pengetahuan baru bagi siswa Sedangkan pembelajaran
yang efisien adalah pembelajaran di samping dapat menambah pengetahuan
atau informasi baru bagi siswa pembelajaran itu menyenangkan dan
menggairahkan siswa selama proses pembelajaran
2 Hubungan antara kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar mata
pelajaran IPS
Kemandirian belajar siswa dapat dilihat dari kemampuannya dalam
melaksanakan tiga kegiatan belajar yaitu (1) kemampuan untuk memotivasi
diri (2) kemampuan teknis dalam melakukan kegiatan belajar mandiri dan
(3) kemampuannya dalam merefleksi kegiatan belajar yanag telah
dilakukannya dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian siswa untuk
belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara Dengan kemandirian belajar
yang telah dimilikinya akan mendorong siswa untuk melakukan sesuatu
dengan penuh kesadaran dan keberartian Siswa menyadari bahwa kebutuhan
belajar penting untuk dirinya sendiri bukan untuk kepentingan orang lain
Dalam konteks pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
dan atau Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tidak
hanya menuntut guru untuk melakukan inovasi pembelajaran melainkan juga
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
30
menuntut siswa untuk melakukan cara belajar siswa aktif (CBSA) Dengan
CBSA dituntut siswa memiliki motivasi belajar yang optimal sehingga dapat
menumbuhkan kemandirian belajar siswa
3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar
dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan suatu cara pembelajaran
yang menuntut siswa aktif dan adanya rasa senang sehingga siswa tidak
merasa bosan untuk belajar Dengan berbagai media peraga perangkat dan
lain-lain Hal ini dapat menimbulkan kesenangan belajar siswa
Di samping partisipasi siswa dalam PAKEM tidak kalah pentingnya
kemandirian belajar yang mendorong siswa untuk mengembangkan motivasi
pembelajaran dan refleksi yang diperlukan untuk melakukan keterampilan-
keterampilan yang diperlukan untuk melakukan sesuatu kegiatan belajar
secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya
sendiri untuk menguasai sesuatu kompetensi tertentu Dalam kegiatan
pembelajaran seorang guru senantiasa berupaya agar materi yang disampaikan
atau dipelajari dapat dikuasai siswa secara optimal Untuk itu partisipasi
siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar merupakan dua faktor yang
diduga secara bersama-sama memiliki hubungan positif dengan ketuntasan
belajar mata pelajaran IPS SD
Salah satu persyaratan yang penting dalam melaksanakan
pembelajaran adalah kemampuan guru menjalankan suatu proses
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
31
pembelajaran yang bermakna bagi semua siswa Acuan proses pembelajaran
bukan saja harus melihat pada kondisi kini namun juga pada masa yang akan
datang bagi siswa usia pendidikan dasar Pembelajaran yang diberikan perlu
disesuaikan pada taraf perkembangan tingkat pertisipasi dan kemandirian
belajarnya
D Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dalam penelitian ini peneliti
mengajukan hipotesis sebagai berikut
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar IPS
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
1 Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Pejagoan
UPT Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kecamatan Pejagoan Kabupaten
Kebumen
2 Waktu Penelitian
Penelitian ini membutuhkan waktu penyelesaian selama kurang lebih 10
bulan dimulai dari observasi awal penyusunan proposal penyusunan
instrumen uji coba alat ukur pelaksanaan penelitian sampai pengolahan data
dan penyusunan laporan
A Metode Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian di atas metode penelitian yang digunakan
adalah deskriptif korelasional yaitu suatu peneltian yang bertujuan mendeteksi
seberapa jauh variasi-variasi suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada
satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefesien korelasi (Suryabrata 1981
24) Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Variabel Bebas (Variabel Prediktor)
a Partisipasi Siswa Dalam PAKEM (X1)
b Kemandirian Belajar IPS (X2)
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
33
2 Variabel Terikat (Variabel Respons)
- Ketuntasan Belajar IPS (Y)
Populasi dan Sampel
Populasi adalah sekelompok individu yang akan diteliti atau diselidiki
dalam suatu penelitian (Sugiyono 1997) Populasi dalam penelitian ini adalah
siswa SDN 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen yang berjumlah 220 siswa
Sampel adalah bagian dari populasi sampel yang dipakai itu diteliti agar
dapat mewakili jumlah populasi Apabila jumlah populasi kurang dari 100
sebaiknya diambil semua sebagai sampel sehingga penelitiannya bersifat total
Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil 10-15 atau
lebih besar dari itu (Arikunto 1996) Sejalan dengan hal tersebut populasi dalam
penelitian ini berjumlah 220 yaing terdiri dari tingkatan kelas 1 sampai kelas VI
Sampel diambil siswa kelas V yang berjumlah 40 siswa
Sampling adalah teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel
Adapun teknik sampling ada 2 macam yaitu teknik non random sampling dan
teknik random sampling Dalam penelitian ini digunakan teknik cluster random
sampling atau area sampling artinya pengambilan sampel yang didasarkan atas
ciori-ciri kelompok tertentu atau sifat tertentu yang ada pada tingkat kelas dan
dengan memberi kebebasan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk
menjadi anggota sampel dengan cara mengundi kelas yang diambil sebagai
sampel penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
34
B Teknik Pengumpulan Data
1 Angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan Kemandirian belajar
Angket partisipasi siswa dalam PAKEM terdiri dari 50 item Data untuk
kemandirian belajar IPS diperoleh melalui angket Angket partisipasi siswa
dalam PAKEM sebanyak 50 item dan angket kemandirian belajar sebanyak
50 item dan Tes ketuntasan belajar IPS sebanyak 50 item
Validitas ietem angket digunakan korelasi Product Moment dari
Pearson sedang reliabilitas item angket digunakan Alpha Cronbach
2 Metode Test
Metode test digunakan untuk mengetahui nilai ketuntasan belajar IPS
berdasarkan kisi-kisi pemberian skor terhadap tes kompetensi belajar IPS
E Teknik Analisis Data
Untuk menguji hipotesis (1) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan ketuntasan belajar IPSrdquo
dan hipotesis (2) yang berbunyi ldquoada hungan positif yang signifikan antara
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan teknik analisis
regresi dan korelasi sederhana atau sering disebut korelasi Product Moment
Untuk menguji hipotesis (3) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang signifikan
antara PAKEM dan kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan
teknik analisis regresi linier
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
35
F Hipotesis Statistik
Dalam penelitian ini hipotesis statistik adalah sebagai berikut
1 Hipotesis (1)
a Ho ry 1 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 1 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
2 Hipotesis (2)
a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian
belajar dengan ketuntasan belajar IPS
3 Hipotesis (3)
a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kemandirian belajar dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar
dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Skor Partisipasi Siswa dalam PAKEM
Data partisipasi siswa dalam PAKEM secara keseluruhan memiliki
rentangan (range) 45 dengan skor terendah 91 dan skor tertinggi 136 Data
partisipasi siswa dalam PAKEM mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar
1132 modus sebesar 91 median sebesar 114 varians sebesar 21616 dan
simpangan baku standar deviasi) sebesar 147 (nilai-nilai statistik ini
perhitungannya dilakukan dengan komputer dengan program SPSS versi 15
1 Skor Kemandirian Belajar
Data skor kemandirian belajar siswa secara keseluruhan memiliki
rentangan (range) 40 dengan skor terendah 92 dan skor tertinggi 132
Kemandirian belajar mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 1126 modus
sebesar 95 median sebesar 1135 varians sebesar 2276 dan simpangan baku
(standar deviasi) sebesar 151 (nilai-nilai statistik ini perhitungannya
dilakukan dengan komputer program SPSS versi 15
3 Ketuntasan belajar IPS
Data ketuntasan belajar IPS siswa yang memiliki secara keseluruhan
memiliki rentangan (range) 48 dengan skor terendah 50 dan skor tertinggi
98 Ketuntasan belajar IPS siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
37
rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians
sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai
statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS
A Pengujian Persyaratan Analisis
1 Uji Normalitas Data
a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada
lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi
sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa
data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang
berdistribusi normal
b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100
lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data
kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi
normal
c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
38
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov
Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance
sebesar 0808 lebih besar dari α (005)
2 Uji Linieritas
Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier
Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x
2 tabel
dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13
diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan
demikian model regresi adalah model linier
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan
skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS
Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi
Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai
dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44
Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis
Pengujian rhitung rtabel Keterangan
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0616 0312 Signifikan
Hubungan kemandirian
belajar siswa dalam
0677 0312 Signifikan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
39
PAKEM dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran
IPS
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0731 0312 Signifikan
F hitung = 21290
F tabel = 323
Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis
pada akhir Bab II adalah sebagai berikut
1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar
pada mata pelajaran IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi
(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat
diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika
semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
40
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil
perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf
signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat
dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo
sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
41
Coefficientsa
4545 11160 407 686
267 108 338 2467 018
368 105 482 3519 001
(Constant)
x1
x2
Model
1
B Std Error
Unstandardized
Coeff icients
Beta
Standardized
Coeff icients
t Sig
Dependent Variable ya
(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS
Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi
siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar
IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut
Tabel 45
Hasil Analisis Regresi Linier
Coefficients a
Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS
Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai
berikut
Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2
Interpretasi persamaan tersebut adalah
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
42
a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar
4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bernilai nol
b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa
kemandirian belajar bernilai konstan
b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar
siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan
Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan
sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar
42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar
58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari
sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini
menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
43
akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar
225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan
meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31
Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan
memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan
belajar IPS
B Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi
sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan
pembahasan sebagai berikut
Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan
taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat
dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa
dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang
berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat
student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan
menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
44
dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa
siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa
senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh
Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut
bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan
oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan
pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan
bentuk yang sempurna
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan
siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah
dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi
siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia
pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian
belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel
dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung
gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini
dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
45
siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan
yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan
kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan
prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan
kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha
meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha
belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)
bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab
dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa
yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki
tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap
refleksi
Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental
sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi
mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa
remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh
anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh
karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan
kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian
belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar
mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat
diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
46
lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan
pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal
Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu
yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya
bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi
dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang
afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan
belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong
seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni
belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi
pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya
Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi
tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha
untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa
dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam
kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin
kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai
Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa
senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki
banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi
tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester
kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
47
dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang
dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias
memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir
keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi
siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan
tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti
jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena
terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki
kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi
yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan
guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar
Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan
dalam proses belajar
Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa
PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan
dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel
0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian
belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang
menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
48
karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau
bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal
ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di
sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama
memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS
C Keterbatasan Penelitian
Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini
penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan
rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut
Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar
menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka
alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu
sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-
jujurnya
Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya
menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada
secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan
ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah
mencakup materi yang luas
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
49
Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi
proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian
belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek
penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat
sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil
penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
50
BAB V
KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat
disimpulkan bahwa
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan
analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini
berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan
arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan
(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar
siswa
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa
dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis
korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti
bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan
kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
51
mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif
ketuntasan hasil belajar siswa
3 Ketuntasan belajar IPS
Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan
yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa
hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi
pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti
proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan
kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar
IPS
B Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif
dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi
kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik
Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia
menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
52
metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang
diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna
oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu
penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan
antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab
demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan
simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan
antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)
contextual teaching learning (CTL) Jigsaw
Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi
akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang
disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki
hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS
Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model
pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan
menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan
hasil belajarnya
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
53
C Saran
1 Bagi Guru
Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan
materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan
lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan
pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan
belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya
meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar
karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan
prestasi dan ketuntasan belajarnya
2 Bagi siswa
Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar
Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus
menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar
IPS yang diharapkan
3 Bagi Sekolah
Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan
nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan
mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka
mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
54
prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan
tercapainya tujuan bersama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
55
Daftar Pustaka
Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery
Learning Jakarta Depdikbud
Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City
Phoenix Publishing House Inc
Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia
Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja
Grafindo Perasada
Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York
Longman
Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom
AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass
httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)
Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press
Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta
Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum
Depdiknas
Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta
Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan
httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret
Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung
Jurnal Pendidikan
Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas
Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins
Publishers
Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS
Semarang ISBN
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
56
Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press
Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite
(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford
Pergamon Press Reprinted here by permission (net)
__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence
for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College
Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York
Macmillan PublCoy
Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork
Harper and Raw Publisher
Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom
Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren
Teacer Hall India Private Limited
Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS
Jakarta Depdikbud
Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra
(2010)
Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning
httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp
Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest
httpwwweriedigestorg (19-05-2009)
Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta
LP3ES
Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery
learning The case for guided methods of instructionrdquo
httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)
Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan
Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah
disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung
Angkatan Pertama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
57
Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar
Bandung Sinar Baru
Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi
Aksara
Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri
Yogyakarta
Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer
wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)
Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius
Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary
active_learninghtm (20-05-2009)
Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches
Acknowledgement University of Saskatchewan
Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta
F IPS UNY
Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga
Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli
pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas
Unesco Unicer dan Nzaid
Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta
Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil
Cipta Media
Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal
Approach to Instructional Design Australian journal of Educational
Technology
Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas
Surabaya IDM
Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi
Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
25
yang disajikan maka diadakan pengayaan dan jika belum menguasai tujuan
yang disajikan maka diadakan perbaikan Menurut Bloom dalam buku
Mastery Learning (Siswoyo 198121) berpendapat bahwa
ldquo Mastery learning dipandang sebagai kemampuan siswa untuk menyerap
inti dan pengajaran yang telah diberikan kepadanya ke dalam suatu
keseluruhanrdquo
Amparo S Lardizibal (2000 179) mengemukakan ldquomastery learning
as a strategy for optimizing learning considers the individual capacity and
need of the learnerrdquo Mastery learning sebagai sebuah strategi untuk harapan
yang lebih baik dalam pembelajaran kapasitas individu dan kebutuhan
pembelajaran
Dari beberapa pengertian mastery learning dapat disimpulkan akan
belajar tuntas yakni belajar tuntas adalah suatu kegiatan pembelajaran yang
mengarahkan seluruh kemampuan agar materi pelajaran dapat dikuasai siswa
secara penuh dalam waktu tertentu
b Prinsip Belajar Tuntas
Dasar prinsip dari mastery learning menurut Amparo S Lardizabal
(2000 180) adalah 1) Unit belajar dipecah dalam komponen tingkah
lakusikap atau tugas-tugas 2) Tugas pembelajaran menjadi suatu rangkaian
yang pantas 3) Frekuensi diagnosa dan peningkatan dari format evaluasi
diberikan pada apa yang diajarkan 4) Perbaikan yang pantas diberikan untuk
mengatasi kelompok atau individu yang dinyatakan lemah melalui tes
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
26
formatif 5) Siswa diberikan cukup waktu untuk memperoleh penguasaan 6)
Tugas belajar tuntas didasari pada basis standar faktor penentu yang
dikriteriakan
Menurut Siswoyo (1981 3) faktor yang lebih prinsip dalam strategi
mastery learning adalah pengembangan prosedur-prosedur umpan balik dan
korektif (feed back and corrective procedures) pada berbagai taraf atau
bagian dari proses belajar Untuk umpan balik dapat dipakai lembaran kerja
ulangan-ulangan pekerjaan rumah (PR) test formatif dan sebagainya
Test-test semacam itu dimaksudkan untuk menentukan apa yang telah
dikuasai setiap siswa dalam satuan pelajaran bab atau bagian dari mata
pelajaran tertentu dan apa yang masih perlu dipelajarinya
c Kriteria Belajar Tuntas
Ketuntasan belajar merupakan target keberhasilan dari kegiatan belajar
mengajar Apakah materi yang disampaikan sampai berapa jauh dikuasai
oleh siswa Penilaian Acuan Patokan yang dipakai untuk mengukur
ketuntasan belajar sebagaimana dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM)
yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional tahun 2001
mentarget 75 daya serap materi yang disampaikan pada siswa
dalam kurikulum nasional
Semenjak penerapan kurikulum 2006 mulai tahun ajaran 20072008
khususnya di Sekolah Dasar (SD) dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) ketuntasan belajar dibuat oleh masing-masing lembaga
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
27
pendidikan dengan memperhatikan tingkat kesukaran daya dukung sarana
dan prasarana Ketuntasan belajar ini disebut Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) dan dibuat setiap indikator Untuk dapat mengetahui ketuntasan
belajar siswa tinggal membandingkan hasil ulangan atau test dengan standar
KKM yang dibuat Apabila nilai di bawah standar KKM maka siswa tersebut
belum tuntas apabila sama atau lebih tinggi dari standar KKM maka siswa
tersebut dinyatakan sudah mencapai tuntas dalam belajar
B Penelitian Yang Relevan
Banyak penelitian terdahulu yang relevan berkaitan dengan strategi
pembelajaran kemandirian belajar dan prestasi belajar variabel-variabel yang
diteliti dalam penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Kirno Suwanto pada tahun 2006 sistem pembelajaran sebagai upaya
meningkatkan kemandirian belajar siswa di SDIT Nur Hidayah menunjukkan
hubungan yang positif antara pembelajaran dengan kemandirian belajar Dwi
Atmojo pada tahun 2002 topik penelitian pengaruh penggunaan strategi
pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar
menunjukkan pengaruh yang positif penggunaan strategi pembelajaran kooperatif
dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Sukardi dan Anton Sukarno pada
tahun 2001 dengan topik kemampuan profesional guru SD (Studi Korelasi antara
Pengalaman Pendidikan dan sikap Profesional Guru) menunjukkan hubungan
yang positif dan signifikan Nurhilal pada tahun 2008 dengan topik penelitian
hubungan partisipasi siswa dalam PAKEM dan motivasi belajar dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
28
ketuntasan belajar IPA SD di Karanganyar Purbalingga menunjukkan adanya
hubungan yang signifikan antara pembelajaran PAKEM dan motivasi belajar
dengan ketuntasan belajar IPA di SD
Dari beberapa penelitian di atas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian untuk mencari hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar khususnya pada mata pelajaran
IPS
C Kerangka Berfikir
Berdasar latar belakang masalah kajian teori dan penelitian-penelitian
yang relevan maka dapat disusun kerangka berpikir sebagai berikut
1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan
belajar mata pelajaran IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang
menekankan siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat yang
sudah dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang
Dengan rasa senang pada diri siswa akan memudahkan untuk menerima
materi pelajaran sehinggga anak dapat menguasai keterampilan baik kognitif
afektif dan psikomotor yang diharapkan sehingga pada akhirnya ketuntasan
belajar yang ditargetkan akan dapat tercapai
Guru dan proses pembelajaran merupakan dua hal yang memiliki
keterkaitan sangat erat dan mutlak Artinya guru akan lebih memiliki makna
secara edukatif jika guru itu mampu melakukan proses pembelajaran yang
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
29
baik tepat akurat serta relevan dengan fungsi dan prinsip pendidikan Untuk
mewujudkan idealisme pendidikan itu tidak cukup diimbangi dengan
pembelajaran yang efektif melainkan perlu pembelajaran yang efisien
Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu menambah
wacana atau khasanah pengetahuan baru bagi siswa Sedangkan pembelajaran
yang efisien adalah pembelajaran di samping dapat menambah pengetahuan
atau informasi baru bagi siswa pembelajaran itu menyenangkan dan
menggairahkan siswa selama proses pembelajaran
2 Hubungan antara kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar mata
pelajaran IPS
Kemandirian belajar siswa dapat dilihat dari kemampuannya dalam
melaksanakan tiga kegiatan belajar yaitu (1) kemampuan untuk memotivasi
diri (2) kemampuan teknis dalam melakukan kegiatan belajar mandiri dan
(3) kemampuannya dalam merefleksi kegiatan belajar yanag telah
dilakukannya dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian siswa untuk
belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara Dengan kemandirian belajar
yang telah dimilikinya akan mendorong siswa untuk melakukan sesuatu
dengan penuh kesadaran dan keberartian Siswa menyadari bahwa kebutuhan
belajar penting untuk dirinya sendiri bukan untuk kepentingan orang lain
Dalam konteks pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
dan atau Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tidak
hanya menuntut guru untuk melakukan inovasi pembelajaran melainkan juga
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
30
menuntut siswa untuk melakukan cara belajar siswa aktif (CBSA) Dengan
CBSA dituntut siswa memiliki motivasi belajar yang optimal sehingga dapat
menumbuhkan kemandirian belajar siswa
3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar
dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan suatu cara pembelajaran
yang menuntut siswa aktif dan adanya rasa senang sehingga siswa tidak
merasa bosan untuk belajar Dengan berbagai media peraga perangkat dan
lain-lain Hal ini dapat menimbulkan kesenangan belajar siswa
Di samping partisipasi siswa dalam PAKEM tidak kalah pentingnya
kemandirian belajar yang mendorong siswa untuk mengembangkan motivasi
pembelajaran dan refleksi yang diperlukan untuk melakukan keterampilan-
keterampilan yang diperlukan untuk melakukan sesuatu kegiatan belajar
secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya
sendiri untuk menguasai sesuatu kompetensi tertentu Dalam kegiatan
pembelajaran seorang guru senantiasa berupaya agar materi yang disampaikan
atau dipelajari dapat dikuasai siswa secara optimal Untuk itu partisipasi
siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar merupakan dua faktor yang
diduga secara bersama-sama memiliki hubungan positif dengan ketuntasan
belajar mata pelajaran IPS SD
Salah satu persyaratan yang penting dalam melaksanakan
pembelajaran adalah kemampuan guru menjalankan suatu proses
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
31
pembelajaran yang bermakna bagi semua siswa Acuan proses pembelajaran
bukan saja harus melihat pada kondisi kini namun juga pada masa yang akan
datang bagi siswa usia pendidikan dasar Pembelajaran yang diberikan perlu
disesuaikan pada taraf perkembangan tingkat pertisipasi dan kemandirian
belajarnya
D Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dalam penelitian ini peneliti
mengajukan hipotesis sebagai berikut
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar IPS
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
1 Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Pejagoan
UPT Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kecamatan Pejagoan Kabupaten
Kebumen
2 Waktu Penelitian
Penelitian ini membutuhkan waktu penyelesaian selama kurang lebih 10
bulan dimulai dari observasi awal penyusunan proposal penyusunan
instrumen uji coba alat ukur pelaksanaan penelitian sampai pengolahan data
dan penyusunan laporan
A Metode Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian di atas metode penelitian yang digunakan
adalah deskriptif korelasional yaitu suatu peneltian yang bertujuan mendeteksi
seberapa jauh variasi-variasi suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada
satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefesien korelasi (Suryabrata 1981
24) Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Variabel Bebas (Variabel Prediktor)
a Partisipasi Siswa Dalam PAKEM (X1)
b Kemandirian Belajar IPS (X2)
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
33
2 Variabel Terikat (Variabel Respons)
- Ketuntasan Belajar IPS (Y)
Populasi dan Sampel
Populasi adalah sekelompok individu yang akan diteliti atau diselidiki
dalam suatu penelitian (Sugiyono 1997) Populasi dalam penelitian ini adalah
siswa SDN 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen yang berjumlah 220 siswa
Sampel adalah bagian dari populasi sampel yang dipakai itu diteliti agar
dapat mewakili jumlah populasi Apabila jumlah populasi kurang dari 100
sebaiknya diambil semua sebagai sampel sehingga penelitiannya bersifat total
Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil 10-15 atau
lebih besar dari itu (Arikunto 1996) Sejalan dengan hal tersebut populasi dalam
penelitian ini berjumlah 220 yaing terdiri dari tingkatan kelas 1 sampai kelas VI
Sampel diambil siswa kelas V yang berjumlah 40 siswa
Sampling adalah teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel
Adapun teknik sampling ada 2 macam yaitu teknik non random sampling dan
teknik random sampling Dalam penelitian ini digunakan teknik cluster random
sampling atau area sampling artinya pengambilan sampel yang didasarkan atas
ciori-ciri kelompok tertentu atau sifat tertentu yang ada pada tingkat kelas dan
dengan memberi kebebasan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk
menjadi anggota sampel dengan cara mengundi kelas yang diambil sebagai
sampel penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
34
B Teknik Pengumpulan Data
1 Angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan Kemandirian belajar
Angket partisipasi siswa dalam PAKEM terdiri dari 50 item Data untuk
kemandirian belajar IPS diperoleh melalui angket Angket partisipasi siswa
dalam PAKEM sebanyak 50 item dan angket kemandirian belajar sebanyak
50 item dan Tes ketuntasan belajar IPS sebanyak 50 item
Validitas ietem angket digunakan korelasi Product Moment dari
Pearson sedang reliabilitas item angket digunakan Alpha Cronbach
2 Metode Test
Metode test digunakan untuk mengetahui nilai ketuntasan belajar IPS
berdasarkan kisi-kisi pemberian skor terhadap tes kompetensi belajar IPS
E Teknik Analisis Data
Untuk menguji hipotesis (1) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan ketuntasan belajar IPSrdquo
dan hipotesis (2) yang berbunyi ldquoada hungan positif yang signifikan antara
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan teknik analisis
regresi dan korelasi sederhana atau sering disebut korelasi Product Moment
Untuk menguji hipotesis (3) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang signifikan
antara PAKEM dan kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan
teknik analisis regresi linier
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
35
F Hipotesis Statistik
Dalam penelitian ini hipotesis statistik adalah sebagai berikut
1 Hipotesis (1)
a Ho ry 1 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 1 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
2 Hipotesis (2)
a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian
belajar dengan ketuntasan belajar IPS
3 Hipotesis (3)
a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kemandirian belajar dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar
dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Skor Partisipasi Siswa dalam PAKEM
Data partisipasi siswa dalam PAKEM secara keseluruhan memiliki
rentangan (range) 45 dengan skor terendah 91 dan skor tertinggi 136 Data
partisipasi siswa dalam PAKEM mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar
1132 modus sebesar 91 median sebesar 114 varians sebesar 21616 dan
simpangan baku standar deviasi) sebesar 147 (nilai-nilai statistik ini
perhitungannya dilakukan dengan komputer dengan program SPSS versi 15
1 Skor Kemandirian Belajar
Data skor kemandirian belajar siswa secara keseluruhan memiliki
rentangan (range) 40 dengan skor terendah 92 dan skor tertinggi 132
Kemandirian belajar mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 1126 modus
sebesar 95 median sebesar 1135 varians sebesar 2276 dan simpangan baku
(standar deviasi) sebesar 151 (nilai-nilai statistik ini perhitungannya
dilakukan dengan komputer program SPSS versi 15
3 Ketuntasan belajar IPS
Data ketuntasan belajar IPS siswa yang memiliki secara keseluruhan
memiliki rentangan (range) 48 dengan skor terendah 50 dan skor tertinggi
98 Ketuntasan belajar IPS siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
37
rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians
sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai
statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS
A Pengujian Persyaratan Analisis
1 Uji Normalitas Data
a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada
lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi
sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa
data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang
berdistribusi normal
b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100
lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data
kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi
normal
c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
38
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov
Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance
sebesar 0808 lebih besar dari α (005)
2 Uji Linieritas
Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier
Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x
2 tabel
dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13
diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan
demikian model regresi adalah model linier
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan
skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS
Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi
Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai
dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44
Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis
Pengujian rhitung rtabel Keterangan
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0616 0312 Signifikan
Hubungan kemandirian
belajar siswa dalam
0677 0312 Signifikan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
39
PAKEM dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran
IPS
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0731 0312 Signifikan
F hitung = 21290
F tabel = 323
Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis
pada akhir Bab II adalah sebagai berikut
1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar
pada mata pelajaran IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi
(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat
diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika
semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
40
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil
perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf
signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat
dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo
sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
41
Coefficientsa
4545 11160 407 686
267 108 338 2467 018
368 105 482 3519 001
(Constant)
x1
x2
Model
1
B Std Error
Unstandardized
Coeff icients
Beta
Standardized
Coeff icients
t Sig
Dependent Variable ya
(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS
Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi
siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar
IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut
Tabel 45
Hasil Analisis Regresi Linier
Coefficients a
Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS
Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai
berikut
Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2
Interpretasi persamaan tersebut adalah
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
42
a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar
4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bernilai nol
b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa
kemandirian belajar bernilai konstan
b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar
siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan
Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan
sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar
42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar
58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari
sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini
menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
43
akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar
225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan
meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31
Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan
memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan
belajar IPS
B Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi
sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan
pembahasan sebagai berikut
Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan
taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat
dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa
dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang
berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat
student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan
menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
44
dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa
siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa
senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh
Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut
bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan
oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan
pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan
bentuk yang sempurna
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan
siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah
dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi
siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia
pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian
belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel
dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung
gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini
dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
45
siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan
yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan
kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan
prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan
kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha
meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha
belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)
bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab
dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa
yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki
tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap
refleksi
Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental
sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi
mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa
remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh
anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh
karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan
kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian
belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar
mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat
diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
46
lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan
pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal
Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu
yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya
bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi
dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang
afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan
belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong
seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni
belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi
pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya
Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi
tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha
untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa
dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam
kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin
kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai
Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa
senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki
banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi
tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester
kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
47
dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang
dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias
memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir
keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi
siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan
tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti
jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena
terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki
kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi
yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan
guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar
Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan
dalam proses belajar
Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa
PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan
dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel
0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian
belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang
menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
48
karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau
bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal
ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di
sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama
memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS
C Keterbatasan Penelitian
Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini
penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan
rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut
Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar
menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka
alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu
sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-
jujurnya
Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya
menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada
secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan
ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah
mencakup materi yang luas
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
49
Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi
proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian
belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek
penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat
sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil
penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
50
BAB V
KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat
disimpulkan bahwa
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan
analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini
berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan
arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan
(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar
siswa
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa
dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis
korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti
bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan
kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
51
mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif
ketuntasan hasil belajar siswa
3 Ketuntasan belajar IPS
Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan
yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa
hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi
pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti
proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan
kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar
IPS
B Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif
dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi
kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik
Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia
menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
52
metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang
diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna
oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu
penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan
antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab
demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan
simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan
antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)
contextual teaching learning (CTL) Jigsaw
Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi
akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang
disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki
hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS
Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model
pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan
menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan
hasil belajarnya
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
53
C Saran
1 Bagi Guru
Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan
materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan
lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan
pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan
belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya
meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar
karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan
prestasi dan ketuntasan belajarnya
2 Bagi siswa
Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar
Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus
menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar
IPS yang diharapkan
3 Bagi Sekolah
Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan
nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan
mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka
mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
54
prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan
tercapainya tujuan bersama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
55
Daftar Pustaka
Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery
Learning Jakarta Depdikbud
Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City
Phoenix Publishing House Inc
Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia
Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja
Grafindo Perasada
Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York
Longman
Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom
AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass
httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)
Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press
Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta
Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum
Depdiknas
Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta
Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan
httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret
Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung
Jurnal Pendidikan
Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas
Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins
Publishers
Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS
Semarang ISBN
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
56
Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press
Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite
(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford
Pergamon Press Reprinted here by permission (net)
__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence
for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College
Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York
Macmillan PublCoy
Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork
Harper and Raw Publisher
Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom
Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren
Teacer Hall India Private Limited
Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS
Jakarta Depdikbud
Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra
(2010)
Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning
httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp
Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest
httpwwweriedigestorg (19-05-2009)
Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta
LP3ES
Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery
learning The case for guided methods of instructionrdquo
httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)
Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan
Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah
disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung
Angkatan Pertama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
57
Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar
Bandung Sinar Baru
Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi
Aksara
Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri
Yogyakarta
Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer
wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)
Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius
Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary
active_learninghtm (20-05-2009)
Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches
Acknowledgement University of Saskatchewan
Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta
F IPS UNY
Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga
Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli
pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas
Unesco Unicer dan Nzaid
Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta
Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil
Cipta Media
Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal
Approach to Instructional Design Australian journal of Educational
Technology
Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas
Surabaya IDM
Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi
Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
26
formatif 5) Siswa diberikan cukup waktu untuk memperoleh penguasaan 6)
Tugas belajar tuntas didasari pada basis standar faktor penentu yang
dikriteriakan
Menurut Siswoyo (1981 3) faktor yang lebih prinsip dalam strategi
mastery learning adalah pengembangan prosedur-prosedur umpan balik dan
korektif (feed back and corrective procedures) pada berbagai taraf atau
bagian dari proses belajar Untuk umpan balik dapat dipakai lembaran kerja
ulangan-ulangan pekerjaan rumah (PR) test formatif dan sebagainya
Test-test semacam itu dimaksudkan untuk menentukan apa yang telah
dikuasai setiap siswa dalam satuan pelajaran bab atau bagian dari mata
pelajaran tertentu dan apa yang masih perlu dipelajarinya
c Kriteria Belajar Tuntas
Ketuntasan belajar merupakan target keberhasilan dari kegiatan belajar
mengajar Apakah materi yang disampaikan sampai berapa jauh dikuasai
oleh siswa Penilaian Acuan Patokan yang dipakai untuk mengukur
ketuntasan belajar sebagaimana dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM)
yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional tahun 2001
mentarget 75 daya serap materi yang disampaikan pada siswa
dalam kurikulum nasional
Semenjak penerapan kurikulum 2006 mulai tahun ajaran 20072008
khususnya di Sekolah Dasar (SD) dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) ketuntasan belajar dibuat oleh masing-masing lembaga
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
27
pendidikan dengan memperhatikan tingkat kesukaran daya dukung sarana
dan prasarana Ketuntasan belajar ini disebut Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) dan dibuat setiap indikator Untuk dapat mengetahui ketuntasan
belajar siswa tinggal membandingkan hasil ulangan atau test dengan standar
KKM yang dibuat Apabila nilai di bawah standar KKM maka siswa tersebut
belum tuntas apabila sama atau lebih tinggi dari standar KKM maka siswa
tersebut dinyatakan sudah mencapai tuntas dalam belajar
B Penelitian Yang Relevan
Banyak penelitian terdahulu yang relevan berkaitan dengan strategi
pembelajaran kemandirian belajar dan prestasi belajar variabel-variabel yang
diteliti dalam penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Kirno Suwanto pada tahun 2006 sistem pembelajaran sebagai upaya
meningkatkan kemandirian belajar siswa di SDIT Nur Hidayah menunjukkan
hubungan yang positif antara pembelajaran dengan kemandirian belajar Dwi
Atmojo pada tahun 2002 topik penelitian pengaruh penggunaan strategi
pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar
menunjukkan pengaruh yang positif penggunaan strategi pembelajaran kooperatif
dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Sukardi dan Anton Sukarno pada
tahun 2001 dengan topik kemampuan profesional guru SD (Studi Korelasi antara
Pengalaman Pendidikan dan sikap Profesional Guru) menunjukkan hubungan
yang positif dan signifikan Nurhilal pada tahun 2008 dengan topik penelitian
hubungan partisipasi siswa dalam PAKEM dan motivasi belajar dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
28
ketuntasan belajar IPA SD di Karanganyar Purbalingga menunjukkan adanya
hubungan yang signifikan antara pembelajaran PAKEM dan motivasi belajar
dengan ketuntasan belajar IPA di SD
Dari beberapa penelitian di atas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian untuk mencari hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar khususnya pada mata pelajaran
IPS
C Kerangka Berfikir
Berdasar latar belakang masalah kajian teori dan penelitian-penelitian
yang relevan maka dapat disusun kerangka berpikir sebagai berikut
1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan
belajar mata pelajaran IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang
menekankan siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat yang
sudah dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang
Dengan rasa senang pada diri siswa akan memudahkan untuk menerima
materi pelajaran sehinggga anak dapat menguasai keterampilan baik kognitif
afektif dan psikomotor yang diharapkan sehingga pada akhirnya ketuntasan
belajar yang ditargetkan akan dapat tercapai
Guru dan proses pembelajaran merupakan dua hal yang memiliki
keterkaitan sangat erat dan mutlak Artinya guru akan lebih memiliki makna
secara edukatif jika guru itu mampu melakukan proses pembelajaran yang
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
29
baik tepat akurat serta relevan dengan fungsi dan prinsip pendidikan Untuk
mewujudkan idealisme pendidikan itu tidak cukup diimbangi dengan
pembelajaran yang efektif melainkan perlu pembelajaran yang efisien
Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu menambah
wacana atau khasanah pengetahuan baru bagi siswa Sedangkan pembelajaran
yang efisien adalah pembelajaran di samping dapat menambah pengetahuan
atau informasi baru bagi siswa pembelajaran itu menyenangkan dan
menggairahkan siswa selama proses pembelajaran
2 Hubungan antara kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar mata
pelajaran IPS
Kemandirian belajar siswa dapat dilihat dari kemampuannya dalam
melaksanakan tiga kegiatan belajar yaitu (1) kemampuan untuk memotivasi
diri (2) kemampuan teknis dalam melakukan kegiatan belajar mandiri dan
(3) kemampuannya dalam merefleksi kegiatan belajar yanag telah
dilakukannya dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian siswa untuk
belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara Dengan kemandirian belajar
yang telah dimilikinya akan mendorong siswa untuk melakukan sesuatu
dengan penuh kesadaran dan keberartian Siswa menyadari bahwa kebutuhan
belajar penting untuk dirinya sendiri bukan untuk kepentingan orang lain
Dalam konteks pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
dan atau Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tidak
hanya menuntut guru untuk melakukan inovasi pembelajaran melainkan juga
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
30
menuntut siswa untuk melakukan cara belajar siswa aktif (CBSA) Dengan
CBSA dituntut siswa memiliki motivasi belajar yang optimal sehingga dapat
menumbuhkan kemandirian belajar siswa
3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar
dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan suatu cara pembelajaran
yang menuntut siswa aktif dan adanya rasa senang sehingga siswa tidak
merasa bosan untuk belajar Dengan berbagai media peraga perangkat dan
lain-lain Hal ini dapat menimbulkan kesenangan belajar siswa
Di samping partisipasi siswa dalam PAKEM tidak kalah pentingnya
kemandirian belajar yang mendorong siswa untuk mengembangkan motivasi
pembelajaran dan refleksi yang diperlukan untuk melakukan keterampilan-
keterampilan yang diperlukan untuk melakukan sesuatu kegiatan belajar
secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya
sendiri untuk menguasai sesuatu kompetensi tertentu Dalam kegiatan
pembelajaran seorang guru senantiasa berupaya agar materi yang disampaikan
atau dipelajari dapat dikuasai siswa secara optimal Untuk itu partisipasi
siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar merupakan dua faktor yang
diduga secara bersama-sama memiliki hubungan positif dengan ketuntasan
belajar mata pelajaran IPS SD
Salah satu persyaratan yang penting dalam melaksanakan
pembelajaran adalah kemampuan guru menjalankan suatu proses
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
31
pembelajaran yang bermakna bagi semua siswa Acuan proses pembelajaran
bukan saja harus melihat pada kondisi kini namun juga pada masa yang akan
datang bagi siswa usia pendidikan dasar Pembelajaran yang diberikan perlu
disesuaikan pada taraf perkembangan tingkat pertisipasi dan kemandirian
belajarnya
D Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dalam penelitian ini peneliti
mengajukan hipotesis sebagai berikut
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar IPS
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
1 Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Pejagoan
UPT Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kecamatan Pejagoan Kabupaten
Kebumen
2 Waktu Penelitian
Penelitian ini membutuhkan waktu penyelesaian selama kurang lebih 10
bulan dimulai dari observasi awal penyusunan proposal penyusunan
instrumen uji coba alat ukur pelaksanaan penelitian sampai pengolahan data
dan penyusunan laporan
A Metode Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian di atas metode penelitian yang digunakan
adalah deskriptif korelasional yaitu suatu peneltian yang bertujuan mendeteksi
seberapa jauh variasi-variasi suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada
satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefesien korelasi (Suryabrata 1981
24) Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Variabel Bebas (Variabel Prediktor)
a Partisipasi Siswa Dalam PAKEM (X1)
b Kemandirian Belajar IPS (X2)
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
33
2 Variabel Terikat (Variabel Respons)
- Ketuntasan Belajar IPS (Y)
Populasi dan Sampel
Populasi adalah sekelompok individu yang akan diteliti atau diselidiki
dalam suatu penelitian (Sugiyono 1997) Populasi dalam penelitian ini adalah
siswa SDN 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen yang berjumlah 220 siswa
Sampel adalah bagian dari populasi sampel yang dipakai itu diteliti agar
dapat mewakili jumlah populasi Apabila jumlah populasi kurang dari 100
sebaiknya diambil semua sebagai sampel sehingga penelitiannya bersifat total
Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil 10-15 atau
lebih besar dari itu (Arikunto 1996) Sejalan dengan hal tersebut populasi dalam
penelitian ini berjumlah 220 yaing terdiri dari tingkatan kelas 1 sampai kelas VI
Sampel diambil siswa kelas V yang berjumlah 40 siswa
Sampling adalah teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel
Adapun teknik sampling ada 2 macam yaitu teknik non random sampling dan
teknik random sampling Dalam penelitian ini digunakan teknik cluster random
sampling atau area sampling artinya pengambilan sampel yang didasarkan atas
ciori-ciri kelompok tertentu atau sifat tertentu yang ada pada tingkat kelas dan
dengan memberi kebebasan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk
menjadi anggota sampel dengan cara mengundi kelas yang diambil sebagai
sampel penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
34
B Teknik Pengumpulan Data
1 Angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan Kemandirian belajar
Angket partisipasi siswa dalam PAKEM terdiri dari 50 item Data untuk
kemandirian belajar IPS diperoleh melalui angket Angket partisipasi siswa
dalam PAKEM sebanyak 50 item dan angket kemandirian belajar sebanyak
50 item dan Tes ketuntasan belajar IPS sebanyak 50 item
Validitas ietem angket digunakan korelasi Product Moment dari
Pearson sedang reliabilitas item angket digunakan Alpha Cronbach
2 Metode Test
Metode test digunakan untuk mengetahui nilai ketuntasan belajar IPS
berdasarkan kisi-kisi pemberian skor terhadap tes kompetensi belajar IPS
E Teknik Analisis Data
Untuk menguji hipotesis (1) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan ketuntasan belajar IPSrdquo
dan hipotesis (2) yang berbunyi ldquoada hungan positif yang signifikan antara
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan teknik analisis
regresi dan korelasi sederhana atau sering disebut korelasi Product Moment
Untuk menguji hipotesis (3) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang signifikan
antara PAKEM dan kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan
teknik analisis regresi linier
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
35
F Hipotesis Statistik
Dalam penelitian ini hipotesis statistik adalah sebagai berikut
1 Hipotesis (1)
a Ho ry 1 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 1 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
2 Hipotesis (2)
a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian
belajar dengan ketuntasan belajar IPS
3 Hipotesis (3)
a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kemandirian belajar dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar
dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Skor Partisipasi Siswa dalam PAKEM
Data partisipasi siswa dalam PAKEM secara keseluruhan memiliki
rentangan (range) 45 dengan skor terendah 91 dan skor tertinggi 136 Data
partisipasi siswa dalam PAKEM mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar
1132 modus sebesar 91 median sebesar 114 varians sebesar 21616 dan
simpangan baku standar deviasi) sebesar 147 (nilai-nilai statistik ini
perhitungannya dilakukan dengan komputer dengan program SPSS versi 15
1 Skor Kemandirian Belajar
Data skor kemandirian belajar siswa secara keseluruhan memiliki
rentangan (range) 40 dengan skor terendah 92 dan skor tertinggi 132
Kemandirian belajar mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 1126 modus
sebesar 95 median sebesar 1135 varians sebesar 2276 dan simpangan baku
(standar deviasi) sebesar 151 (nilai-nilai statistik ini perhitungannya
dilakukan dengan komputer program SPSS versi 15
3 Ketuntasan belajar IPS
Data ketuntasan belajar IPS siswa yang memiliki secara keseluruhan
memiliki rentangan (range) 48 dengan skor terendah 50 dan skor tertinggi
98 Ketuntasan belajar IPS siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
37
rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians
sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai
statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS
A Pengujian Persyaratan Analisis
1 Uji Normalitas Data
a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada
lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi
sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa
data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang
berdistribusi normal
b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100
lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data
kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi
normal
c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
38
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov
Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance
sebesar 0808 lebih besar dari α (005)
2 Uji Linieritas
Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier
Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x
2 tabel
dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13
diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan
demikian model regresi adalah model linier
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan
skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS
Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi
Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai
dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44
Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis
Pengujian rhitung rtabel Keterangan
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0616 0312 Signifikan
Hubungan kemandirian
belajar siswa dalam
0677 0312 Signifikan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
39
PAKEM dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran
IPS
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0731 0312 Signifikan
F hitung = 21290
F tabel = 323
Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis
pada akhir Bab II adalah sebagai berikut
1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar
pada mata pelajaran IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi
(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat
diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika
semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
40
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil
perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf
signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat
dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo
sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
41
Coefficientsa
4545 11160 407 686
267 108 338 2467 018
368 105 482 3519 001
(Constant)
x1
x2
Model
1
B Std Error
Unstandardized
Coeff icients
Beta
Standardized
Coeff icients
t Sig
Dependent Variable ya
(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS
Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi
siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar
IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut
Tabel 45
Hasil Analisis Regresi Linier
Coefficients a
Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS
Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai
berikut
Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2
Interpretasi persamaan tersebut adalah
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
42
a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar
4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bernilai nol
b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa
kemandirian belajar bernilai konstan
b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar
siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan
Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan
sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar
42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar
58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari
sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini
menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
43
akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar
225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan
meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31
Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan
memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan
belajar IPS
B Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi
sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan
pembahasan sebagai berikut
Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan
taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat
dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa
dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang
berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat
student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan
menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
44
dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa
siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa
senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh
Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut
bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan
oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan
pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan
bentuk yang sempurna
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan
siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah
dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi
siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia
pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian
belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel
dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung
gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini
dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
45
siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan
yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan
kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan
prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan
kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha
meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha
belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)
bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab
dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa
yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki
tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap
refleksi
Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental
sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi
mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa
remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh
anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh
karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan
kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian
belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar
mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat
diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
46
lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan
pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal
Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu
yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya
bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi
dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang
afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan
belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong
seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni
belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi
pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya
Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi
tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha
untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa
dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam
kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin
kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai
Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa
senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki
banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi
tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester
kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
47
dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang
dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias
memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir
keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi
siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan
tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti
jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena
terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki
kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi
yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan
guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar
Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan
dalam proses belajar
Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa
PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan
dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel
0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian
belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang
menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
48
karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau
bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal
ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di
sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama
memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS
C Keterbatasan Penelitian
Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini
penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan
rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut
Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar
menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka
alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu
sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-
jujurnya
Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya
menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada
secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan
ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah
mencakup materi yang luas
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
49
Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi
proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian
belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek
penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat
sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil
penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
50
BAB V
KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat
disimpulkan bahwa
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan
analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini
berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan
arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan
(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar
siswa
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa
dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis
korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti
bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan
kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
51
mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif
ketuntasan hasil belajar siswa
3 Ketuntasan belajar IPS
Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan
yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa
hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi
pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti
proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan
kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar
IPS
B Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif
dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi
kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik
Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia
menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
52
metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang
diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna
oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu
penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan
antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab
demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan
simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan
antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)
contextual teaching learning (CTL) Jigsaw
Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi
akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang
disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki
hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS
Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model
pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan
menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan
hasil belajarnya
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
53
C Saran
1 Bagi Guru
Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan
materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan
lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan
pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan
belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya
meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar
karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan
prestasi dan ketuntasan belajarnya
2 Bagi siswa
Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar
Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus
menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar
IPS yang diharapkan
3 Bagi Sekolah
Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan
nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan
mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka
mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
54
prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan
tercapainya tujuan bersama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
55
Daftar Pustaka
Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery
Learning Jakarta Depdikbud
Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City
Phoenix Publishing House Inc
Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia
Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja
Grafindo Perasada
Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York
Longman
Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom
AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass
httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)
Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press
Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta
Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum
Depdiknas
Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta
Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan
httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret
Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung
Jurnal Pendidikan
Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas
Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins
Publishers
Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS
Semarang ISBN
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
56
Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press
Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite
(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford
Pergamon Press Reprinted here by permission (net)
__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence
for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College
Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York
Macmillan PublCoy
Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork
Harper and Raw Publisher
Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom
Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren
Teacer Hall India Private Limited
Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS
Jakarta Depdikbud
Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra
(2010)
Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning
httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp
Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest
httpwwweriedigestorg (19-05-2009)
Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta
LP3ES
Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery
learning The case for guided methods of instructionrdquo
httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)
Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan
Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah
disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung
Angkatan Pertama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
57
Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar
Bandung Sinar Baru
Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi
Aksara
Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri
Yogyakarta
Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer
wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)
Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius
Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary
active_learninghtm (20-05-2009)
Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches
Acknowledgement University of Saskatchewan
Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta
F IPS UNY
Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga
Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli
pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas
Unesco Unicer dan Nzaid
Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta
Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil
Cipta Media
Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal
Approach to Instructional Design Australian journal of Educational
Technology
Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas
Surabaya IDM
Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi
Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
27
pendidikan dengan memperhatikan tingkat kesukaran daya dukung sarana
dan prasarana Ketuntasan belajar ini disebut Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) dan dibuat setiap indikator Untuk dapat mengetahui ketuntasan
belajar siswa tinggal membandingkan hasil ulangan atau test dengan standar
KKM yang dibuat Apabila nilai di bawah standar KKM maka siswa tersebut
belum tuntas apabila sama atau lebih tinggi dari standar KKM maka siswa
tersebut dinyatakan sudah mencapai tuntas dalam belajar
B Penelitian Yang Relevan
Banyak penelitian terdahulu yang relevan berkaitan dengan strategi
pembelajaran kemandirian belajar dan prestasi belajar variabel-variabel yang
diteliti dalam penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Kirno Suwanto pada tahun 2006 sistem pembelajaran sebagai upaya
meningkatkan kemandirian belajar siswa di SDIT Nur Hidayah menunjukkan
hubungan yang positif antara pembelajaran dengan kemandirian belajar Dwi
Atmojo pada tahun 2002 topik penelitian pengaruh penggunaan strategi
pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar
menunjukkan pengaruh yang positif penggunaan strategi pembelajaran kooperatif
dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Sukardi dan Anton Sukarno pada
tahun 2001 dengan topik kemampuan profesional guru SD (Studi Korelasi antara
Pengalaman Pendidikan dan sikap Profesional Guru) menunjukkan hubungan
yang positif dan signifikan Nurhilal pada tahun 2008 dengan topik penelitian
hubungan partisipasi siswa dalam PAKEM dan motivasi belajar dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
28
ketuntasan belajar IPA SD di Karanganyar Purbalingga menunjukkan adanya
hubungan yang signifikan antara pembelajaran PAKEM dan motivasi belajar
dengan ketuntasan belajar IPA di SD
Dari beberapa penelitian di atas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian untuk mencari hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar khususnya pada mata pelajaran
IPS
C Kerangka Berfikir
Berdasar latar belakang masalah kajian teori dan penelitian-penelitian
yang relevan maka dapat disusun kerangka berpikir sebagai berikut
1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan
belajar mata pelajaran IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang
menekankan siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat yang
sudah dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang
Dengan rasa senang pada diri siswa akan memudahkan untuk menerima
materi pelajaran sehinggga anak dapat menguasai keterampilan baik kognitif
afektif dan psikomotor yang diharapkan sehingga pada akhirnya ketuntasan
belajar yang ditargetkan akan dapat tercapai
Guru dan proses pembelajaran merupakan dua hal yang memiliki
keterkaitan sangat erat dan mutlak Artinya guru akan lebih memiliki makna
secara edukatif jika guru itu mampu melakukan proses pembelajaran yang
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
29
baik tepat akurat serta relevan dengan fungsi dan prinsip pendidikan Untuk
mewujudkan idealisme pendidikan itu tidak cukup diimbangi dengan
pembelajaran yang efektif melainkan perlu pembelajaran yang efisien
Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu menambah
wacana atau khasanah pengetahuan baru bagi siswa Sedangkan pembelajaran
yang efisien adalah pembelajaran di samping dapat menambah pengetahuan
atau informasi baru bagi siswa pembelajaran itu menyenangkan dan
menggairahkan siswa selama proses pembelajaran
2 Hubungan antara kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar mata
pelajaran IPS
Kemandirian belajar siswa dapat dilihat dari kemampuannya dalam
melaksanakan tiga kegiatan belajar yaitu (1) kemampuan untuk memotivasi
diri (2) kemampuan teknis dalam melakukan kegiatan belajar mandiri dan
(3) kemampuannya dalam merefleksi kegiatan belajar yanag telah
dilakukannya dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian siswa untuk
belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara Dengan kemandirian belajar
yang telah dimilikinya akan mendorong siswa untuk melakukan sesuatu
dengan penuh kesadaran dan keberartian Siswa menyadari bahwa kebutuhan
belajar penting untuk dirinya sendiri bukan untuk kepentingan orang lain
Dalam konteks pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
dan atau Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tidak
hanya menuntut guru untuk melakukan inovasi pembelajaran melainkan juga
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
30
menuntut siswa untuk melakukan cara belajar siswa aktif (CBSA) Dengan
CBSA dituntut siswa memiliki motivasi belajar yang optimal sehingga dapat
menumbuhkan kemandirian belajar siswa
3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar
dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan suatu cara pembelajaran
yang menuntut siswa aktif dan adanya rasa senang sehingga siswa tidak
merasa bosan untuk belajar Dengan berbagai media peraga perangkat dan
lain-lain Hal ini dapat menimbulkan kesenangan belajar siswa
Di samping partisipasi siswa dalam PAKEM tidak kalah pentingnya
kemandirian belajar yang mendorong siswa untuk mengembangkan motivasi
pembelajaran dan refleksi yang diperlukan untuk melakukan keterampilan-
keterampilan yang diperlukan untuk melakukan sesuatu kegiatan belajar
secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya
sendiri untuk menguasai sesuatu kompetensi tertentu Dalam kegiatan
pembelajaran seorang guru senantiasa berupaya agar materi yang disampaikan
atau dipelajari dapat dikuasai siswa secara optimal Untuk itu partisipasi
siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar merupakan dua faktor yang
diduga secara bersama-sama memiliki hubungan positif dengan ketuntasan
belajar mata pelajaran IPS SD
Salah satu persyaratan yang penting dalam melaksanakan
pembelajaran adalah kemampuan guru menjalankan suatu proses
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
31
pembelajaran yang bermakna bagi semua siswa Acuan proses pembelajaran
bukan saja harus melihat pada kondisi kini namun juga pada masa yang akan
datang bagi siswa usia pendidikan dasar Pembelajaran yang diberikan perlu
disesuaikan pada taraf perkembangan tingkat pertisipasi dan kemandirian
belajarnya
D Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dalam penelitian ini peneliti
mengajukan hipotesis sebagai berikut
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar IPS
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
1 Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Pejagoan
UPT Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kecamatan Pejagoan Kabupaten
Kebumen
2 Waktu Penelitian
Penelitian ini membutuhkan waktu penyelesaian selama kurang lebih 10
bulan dimulai dari observasi awal penyusunan proposal penyusunan
instrumen uji coba alat ukur pelaksanaan penelitian sampai pengolahan data
dan penyusunan laporan
A Metode Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian di atas metode penelitian yang digunakan
adalah deskriptif korelasional yaitu suatu peneltian yang bertujuan mendeteksi
seberapa jauh variasi-variasi suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada
satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefesien korelasi (Suryabrata 1981
24) Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Variabel Bebas (Variabel Prediktor)
a Partisipasi Siswa Dalam PAKEM (X1)
b Kemandirian Belajar IPS (X2)
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
33
2 Variabel Terikat (Variabel Respons)
- Ketuntasan Belajar IPS (Y)
Populasi dan Sampel
Populasi adalah sekelompok individu yang akan diteliti atau diselidiki
dalam suatu penelitian (Sugiyono 1997) Populasi dalam penelitian ini adalah
siswa SDN 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen yang berjumlah 220 siswa
Sampel adalah bagian dari populasi sampel yang dipakai itu diteliti agar
dapat mewakili jumlah populasi Apabila jumlah populasi kurang dari 100
sebaiknya diambil semua sebagai sampel sehingga penelitiannya bersifat total
Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil 10-15 atau
lebih besar dari itu (Arikunto 1996) Sejalan dengan hal tersebut populasi dalam
penelitian ini berjumlah 220 yaing terdiri dari tingkatan kelas 1 sampai kelas VI
Sampel diambil siswa kelas V yang berjumlah 40 siswa
Sampling adalah teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel
Adapun teknik sampling ada 2 macam yaitu teknik non random sampling dan
teknik random sampling Dalam penelitian ini digunakan teknik cluster random
sampling atau area sampling artinya pengambilan sampel yang didasarkan atas
ciori-ciri kelompok tertentu atau sifat tertentu yang ada pada tingkat kelas dan
dengan memberi kebebasan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk
menjadi anggota sampel dengan cara mengundi kelas yang diambil sebagai
sampel penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
34
B Teknik Pengumpulan Data
1 Angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan Kemandirian belajar
Angket partisipasi siswa dalam PAKEM terdiri dari 50 item Data untuk
kemandirian belajar IPS diperoleh melalui angket Angket partisipasi siswa
dalam PAKEM sebanyak 50 item dan angket kemandirian belajar sebanyak
50 item dan Tes ketuntasan belajar IPS sebanyak 50 item
Validitas ietem angket digunakan korelasi Product Moment dari
Pearson sedang reliabilitas item angket digunakan Alpha Cronbach
2 Metode Test
Metode test digunakan untuk mengetahui nilai ketuntasan belajar IPS
berdasarkan kisi-kisi pemberian skor terhadap tes kompetensi belajar IPS
E Teknik Analisis Data
Untuk menguji hipotesis (1) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan ketuntasan belajar IPSrdquo
dan hipotesis (2) yang berbunyi ldquoada hungan positif yang signifikan antara
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan teknik analisis
regresi dan korelasi sederhana atau sering disebut korelasi Product Moment
Untuk menguji hipotesis (3) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang signifikan
antara PAKEM dan kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan
teknik analisis regresi linier
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
35
F Hipotesis Statistik
Dalam penelitian ini hipotesis statistik adalah sebagai berikut
1 Hipotesis (1)
a Ho ry 1 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 1 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
2 Hipotesis (2)
a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian
belajar dengan ketuntasan belajar IPS
3 Hipotesis (3)
a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kemandirian belajar dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar
dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Skor Partisipasi Siswa dalam PAKEM
Data partisipasi siswa dalam PAKEM secara keseluruhan memiliki
rentangan (range) 45 dengan skor terendah 91 dan skor tertinggi 136 Data
partisipasi siswa dalam PAKEM mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar
1132 modus sebesar 91 median sebesar 114 varians sebesar 21616 dan
simpangan baku standar deviasi) sebesar 147 (nilai-nilai statistik ini
perhitungannya dilakukan dengan komputer dengan program SPSS versi 15
1 Skor Kemandirian Belajar
Data skor kemandirian belajar siswa secara keseluruhan memiliki
rentangan (range) 40 dengan skor terendah 92 dan skor tertinggi 132
Kemandirian belajar mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 1126 modus
sebesar 95 median sebesar 1135 varians sebesar 2276 dan simpangan baku
(standar deviasi) sebesar 151 (nilai-nilai statistik ini perhitungannya
dilakukan dengan komputer program SPSS versi 15
3 Ketuntasan belajar IPS
Data ketuntasan belajar IPS siswa yang memiliki secara keseluruhan
memiliki rentangan (range) 48 dengan skor terendah 50 dan skor tertinggi
98 Ketuntasan belajar IPS siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
37
rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians
sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai
statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS
A Pengujian Persyaratan Analisis
1 Uji Normalitas Data
a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada
lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi
sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa
data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang
berdistribusi normal
b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100
lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data
kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi
normal
c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
38
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov
Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance
sebesar 0808 lebih besar dari α (005)
2 Uji Linieritas
Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier
Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x
2 tabel
dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13
diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan
demikian model regresi adalah model linier
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan
skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS
Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi
Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai
dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44
Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis
Pengujian rhitung rtabel Keterangan
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0616 0312 Signifikan
Hubungan kemandirian
belajar siswa dalam
0677 0312 Signifikan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
39
PAKEM dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran
IPS
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0731 0312 Signifikan
F hitung = 21290
F tabel = 323
Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis
pada akhir Bab II adalah sebagai berikut
1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar
pada mata pelajaran IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi
(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat
diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika
semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
40
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil
perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf
signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat
dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo
sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
41
Coefficientsa
4545 11160 407 686
267 108 338 2467 018
368 105 482 3519 001
(Constant)
x1
x2
Model
1
B Std Error
Unstandardized
Coeff icients
Beta
Standardized
Coeff icients
t Sig
Dependent Variable ya
(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS
Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi
siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar
IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut
Tabel 45
Hasil Analisis Regresi Linier
Coefficients a
Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS
Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai
berikut
Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2
Interpretasi persamaan tersebut adalah
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
42
a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar
4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bernilai nol
b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa
kemandirian belajar bernilai konstan
b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar
siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan
Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan
sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar
42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar
58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari
sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini
menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
43
akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar
225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan
meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31
Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan
memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan
belajar IPS
B Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi
sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan
pembahasan sebagai berikut
Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan
taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat
dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa
dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang
berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat
student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan
menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
44
dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa
siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa
senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh
Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut
bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan
oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan
pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan
bentuk yang sempurna
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan
siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah
dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi
siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia
pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian
belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel
dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung
gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini
dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
45
siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan
yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan
kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan
prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan
kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha
meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha
belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)
bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab
dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa
yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki
tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap
refleksi
Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental
sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi
mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa
remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh
anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh
karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan
kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian
belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar
mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat
diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
46
lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan
pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal
Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu
yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya
bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi
dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang
afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan
belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong
seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni
belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi
pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya
Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi
tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha
untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa
dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam
kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin
kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai
Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa
senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki
banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi
tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester
kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
47
dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang
dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias
memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir
keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi
siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan
tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti
jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena
terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki
kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi
yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan
guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar
Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan
dalam proses belajar
Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa
PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan
dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel
0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian
belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang
menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
48
karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau
bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal
ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di
sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama
memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS
C Keterbatasan Penelitian
Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini
penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan
rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut
Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar
menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka
alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu
sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-
jujurnya
Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya
menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada
secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan
ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah
mencakup materi yang luas
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
49
Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi
proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian
belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek
penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat
sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil
penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
50
BAB V
KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat
disimpulkan bahwa
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan
analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini
berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan
arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan
(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar
siswa
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa
dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis
korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti
bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan
kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
51
mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif
ketuntasan hasil belajar siswa
3 Ketuntasan belajar IPS
Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan
yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa
hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi
pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti
proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan
kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar
IPS
B Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif
dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi
kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik
Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia
menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
52
metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang
diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna
oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu
penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan
antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab
demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan
simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan
antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)
contextual teaching learning (CTL) Jigsaw
Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi
akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang
disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki
hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS
Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model
pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan
menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan
hasil belajarnya
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
53
C Saran
1 Bagi Guru
Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan
materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan
lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan
pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan
belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya
meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar
karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan
prestasi dan ketuntasan belajarnya
2 Bagi siswa
Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar
Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus
menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar
IPS yang diharapkan
3 Bagi Sekolah
Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan
nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan
mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka
mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
54
prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan
tercapainya tujuan bersama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
55
Daftar Pustaka
Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery
Learning Jakarta Depdikbud
Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City
Phoenix Publishing House Inc
Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia
Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja
Grafindo Perasada
Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York
Longman
Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom
AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass
httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)
Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press
Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta
Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum
Depdiknas
Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta
Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan
httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret
Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung
Jurnal Pendidikan
Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas
Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins
Publishers
Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS
Semarang ISBN
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
56
Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press
Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite
(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford
Pergamon Press Reprinted here by permission (net)
__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence
for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College
Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York
Macmillan PublCoy
Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork
Harper and Raw Publisher
Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom
Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren
Teacer Hall India Private Limited
Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS
Jakarta Depdikbud
Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra
(2010)
Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning
httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp
Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest
httpwwweriedigestorg (19-05-2009)
Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta
LP3ES
Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery
learning The case for guided methods of instructionrdquo
httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)
Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan
Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah
disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung
Angkatan Pertama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
57
Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar
Bandung Sinar Baru
Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi
Aksara
Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri
Yogyakarta
Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer
wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)
Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius
Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary
active_learninghtm (20-05-2009)
Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches
Acknowledgement University of Saskatchewan
Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta
F IPS UNY
Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga
Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli
pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas
Unesco Unicer dan Nzaid
Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta
Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil
Cipta Media
Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal
Approach to Instructional Design Australian journal of Educational
Technology
Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas
Surabaya IDM
Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi
Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
28
ketuntasan belajar IPA SD di Karanganyar Purbalingga menunjukkan adanya
hubungan yang signifikan antara pembelajaran PAKEM dan motivasi belajar
dengan ketuntasan belajar IPA di SD
Dari beberapa penelitian di atas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian untuk mencari hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar khususnya pada mata pelajaran
IPS
C Kerangka Berfikir
Berdasar latar belakang masalah kajian teori dan penelitian-penelitian
yang relevan maka dapat disusun kerangka berpikir sebagai berikut
1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan
belajar mata pelajaran IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang
menekankan siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat yang
sudah dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang
Dengan rasa senang pada diri siswa akan memudahkan untuk menerima
materi pelajaran sehinggga anak dapat menguasai keterampilan baik kognitif
afektif dan psikomotor yang diharapkan sehingga pada akhirnya ketuntasan
belajar yang ditargetkan akan dapat tercapai
Guru dan proses pembelajaran merupakan dua hal yang memiliki
keterkaitan sangat erat dan mutlak Artinya guru akan lebih memiliki makna
secara edukatif jika guru itu mampu melakukan proses pembelajaran yang
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
29
baik tepat akurat serta relevan dengan fungsi dan prinsip pendidikan Untuk
mewujudkan idealisme pendidikan itu tidak cukup diimbangi dengan
pembelajaran yang efektif melainkan perlu pembelajaran yang efisien
Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu menambah
wacana atau khasanah pengetahuan baru bagi siswa Sedangkan pembelajaran
yang efisien adalah pembelajaran di samping dapat menambah pengetahuan
atau informasi baru bagi siswa pembelajaran itu menyenangkan dan
menggairahkan siswa selama proses pembelajaran
2 Hubungan antara kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar mata
pelajaran IPS
Kemandirian belajar siswa dapat dilihat dari kemampuannya dalam
melaksanakan tiga kegiatan belajar yaitu (1) kemampuan untuk memotivasi
diri (2) kemampuan teknis dalam melakukan kegiatan belajar mandiri dan
(3) kemampuannya dalam merefleksi kegiatan belajar yanag telah
dilakukannya dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian siswa untuk
belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara Dengan kemandirian belajar
yang telah dimilikinya akan mendorong siswa untuk melakukan sesuatu
dengan penuh kesadaran dan keberartian Siswa menyadari bahwa kebutuhan
belajar penting untuk dirinya sendiri bukan untuk kepentingan orang lain
Dalam konteks pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
dan atau Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tidak
hanya menuntut guru untuk melakukan inovasi pembelajaran melainkan juga
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
30
menuntut siswa untuk melakukan cara belajar siswa aktif (CBSA) Dengan
CBSA dituntut siswa memiliki motivasi belajar yang optimal sehingga dapat
menumbuhkan kemandirian belajar siswa
3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar
dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan suatu cara pembelajaran
yang menuntut siswa aktif dan adanya rasa senang sehingga siswa tidak
merasa bosan untuk belajar Dengan berbagai media peraga perangkat dan
lain-lain Hal ini dapat menimbulkan kesenangan belajar siswa
Di samping partisipasi siswa dalam PAKEM tidak kalah pentingnya
kemandirian belajar yang mendorong siswa untuk mengembangkan motivasi
pembelajaran dan refleksi yang diperlukan untuk melakukan keterampilan-
keterampilan yang diperlukan untuk melakukan sesuatu kegiatan belajar
secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya
sendiri untuk menguasai sesuatu kompetensi tertentu Dalam kegiatan
pembelajaran seorang guru senantiasa berupaya agar materi yang disampaikan
atau dipelajari dapat dikuasai siswa secara optimal Untuk itu partisipasi
siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar merupakan dua faktor yang
diduga secara bersama-sama memiliki hubungan positif dengan ketuntasan
belajar mata pelajaran IPS SD
Salah satu persyaratan yang penting dalam melaksanakan
pembelajaran adalah kemampuan guru menjalankan suatu proses
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
31
pembelajaran yang bermakna bagi semua siswa Acuan proses pembelajaran
bukan saja harus melihat pada kondisi kini namun juga pada masa yang akan
datang bagi siswa usia pendidikan dasar Pembelajaran yang diberikan perlu
disesuaikan pada taraf perkembangan tingkat pertisipasi dan kemandirian
belajarnya
D Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dalam penelitian ini peneliti
mengajukan hipotesis sebagai berikut
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar IPS
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
1 Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Pejagoan
UPT Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kecamatan Pejagoan Kabupaten
Kebumen
2 Waktu Penelitian
Penelitian ini membutuhkan waktu penyelesaian selama kurang lebih 10
bulan dimulai dari observasi awal penyusunan proposal penyusunan
instrumen uji coba alat ukur pelaksanaan penelitian sampai pengolahan data
dan penyusunan laporan
A Metode Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian di atas metode penelitian yang digunakan
adalah deskriptif korelasional yaitu suatu peneltian yang bertujuan mendeteksi
seberapa jauh variasi-variasi suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada
satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefesien korelasi (Suryabrata 1981
24) Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Variabel Bebas (Variabel Prediktor)
a Partisipasi Siswa Dalam PAKEM (X1)
b Kemandirian Belajar IPS (X2)
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
33
2 Variabel Terikat (Variabel Respons)
- Ketuntasan Belajar IPS (Y)
Populasi dan Sampel
Populasi adalah sekelompok individu yang akan diteliti atau diselidiki
dalam suatu penelitian (Sugiyono 1997) Populasi dalam penelitian ini adalah
siswa SDN 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen yang berjumlah 220 siswa
Sampel adalah bagian dari populasi sampel yang dipakai itu diteliti agar
dapat mewakili jumlah populasi Apabila jumlah populasi kurang dari 100
sebaiknya diambil semua sebagai sampel sehingga penelitiannya bersifat total
Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil 10-15 atau
lebih besar dari itu (Arikunto 1996) Sejalan dengan hal tersebut populasi dalam
penelitian ini berjumlah 220 yaing terdiri dari tingkatan kelas 1 sampai kelas VI
Sampel diambil siswa kelas V yang berjumlah 40 siswa
Sampling adalah teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel
Adapun teknik sampling ada 2 macam yaitu teknik non random sampling dan
teknik random sampling Dalam penelitian ini digunakan teknik cluster random
sampling atau area sampling artinya pengambilan sampel yang didasarkan atas
ciori-ciri kelompok tertentu atau sifat tertentu yang ada pada tingkat kelas dan
dengan memberi kebebasan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk
menjadi anggota sampel dengan cara mengundi kelas yang diambil sebagai
sampel penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
34
B Teknik Pengumpulan Data
1 Angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan Kemandirian belajar
Angket partisipasi siswa dalam PAKEM terdiri dari 50 item Data untuk
kemandirian belajar IPS diperoleh melalui angket Angket partisipasi siswa
dalam PAKEM sebanyak 50 item dan angket kemandirian belajar sebanyak
50 item dan Tes ketuntasan belajar IPS sebanyak 50 item
Validitas ietem angket digunakan korelasi Product Moment dari
Pearson sedang reliabilitas item angket digunakan Alpha Cronbach
2 Metode Test
Metode test digunakan untuk mengetahui nilai ketuntasan belajar IPS
berdasarkan kisi-kisi pemberian skor terhadap tes kompetensi belajar IPS
E Teknik Analisis Data
Untuk menguji hipotesis (1) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan ketuntasan belajar IPSrdquo
dan hipotesis (2) yang berbunyi ldquoada hungan positif yang signifikan antara
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan teknik analisis
regresi dan korelasi sederhana atau sering disebut korelasi Product Moment
Untuk menguji hipotesis (3) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang signifikan
antara PAKEM dan kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan
teknik analisis regresi linier
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
35
F Hipotesis Statistik
Dalam penelitian ini hipotesis statistik adalah sebagai berikut
1 Hipotesis (1)
a Ho ry 1 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 1 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
2 Hipotesis (2)
a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian
belajar dengan ketuntasan belajar IPS
3 Hipotesis (3)
a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kemandirian belajar dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar
dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Skor Partisipasi Siswa dalam PAKEM
Data partisipasi siswa dalam PAKEM secara keseluruhan memiliki
rentangan (range) 45 dengan skor terendah 91 dan skor tertinggi 136 Data
partisipasi siswa dalam PAKEM mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar
1132 modus sebesar 91 median sebesar 114 varians sebesar 21616 dan
simpangan baku standar deviasi) sebesar 147 (nilai-nilai statistik ini
perhitungannya dilakukan dengan komputer dengan program SPSS versi 15
1 Skor Kemandirian Belajar
Data skor kemandirian belajar siswa secara keseluruhan memiliki
rentangan (range) 40 dengan skor terendah 92 dan skor tertinggi 132
Kemandirian belajar mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 1126 modus
sebesar 95 median sebesar 1135 varians sebesar 2276 dan simpangan baku
(standar deviasi) sebesar 151 (nilai-nilai statistik ini perhitungannya
dilakukan dengan komputer program SPSS versi 15
3 Ketuntasan belajar IPS
Data ketuntasan belajar IPS siswa yang memiliki secara keseluruhan
memiliki rentangan (range) 48 dengan skor terendah 50 dan skor tertinggi
98 Ketuntasan belajar IPS siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
37
rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians
sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai
statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS
A Pengujian Persyaratan Analisis
1 Uji Normalitas Data
a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada
lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi
sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa
data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang
berdistribusi normal
b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100
lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data
kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi
normal
c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
38
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov
Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance
sebesar 0808 lebih besar dari α (005)
2 Uji Linieritas
Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier
Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x
2 tabel
dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13
diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan
demikian model regresi adalah model linier
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan
skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS
Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi
Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai
dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44
Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis
Pengujian rhitung rtabel Keterangan
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0616 0312 Signifikan
Hubungan kemandirian
belajar siswa dalam
0677 0312 Signifikan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
39
PAKEM dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran
IPS
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0731 0312 Signifikan
F hitung = 21290
F tabel = 323
Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis
pada akhir Bab II adalah sebagai berikut
1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar
pada mata pelajaran IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi
(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat
diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika
semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
40
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil
perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf
signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat
dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo
sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
41
Coefficientsa
4545 11160 407 686
267 108 338 2467 018
368 105 482 3519 001
(Constant)
x1
x2
Model
1
B Std Error
Unstandardized
Coeff icients
Beta
Standardized
Coeff icients
t Sig
Dependent Variable ya
(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS
Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi
siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar
IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut
Tabel 45
Hasil Analisis Regresi Linier
Coefficients a
Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS
Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai
berikut
Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2
Interpretasi persamaan tersebut adalah
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
42
a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar
4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bernilai nol
b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa
kemandirian belajar bernilai konstan
b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar
siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan
Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan
sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar
42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar
58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari
sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini
menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
43
akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar
225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan
meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31
Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan
memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan
belajar IPS
B Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi
sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan
pembahasan sebagai berikut
Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan
taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat
dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa
dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang
berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat
student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan
menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
44
dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa
siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa
senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh
Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut
bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan
oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan
pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan
bentuk yang sempurna
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan
siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah
dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi
siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia
pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian
belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel
dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung
gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini
dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
45
siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan
yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan
kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan
prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan
kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha
meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha
belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)
bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab
dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa
yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki
tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap
refleksi
Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental
sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi
mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa
remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh
anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh
karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan
kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian
belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar
mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat
diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
46
lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan
pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal
Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu
yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya
bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi
dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang
afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan
belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong
seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni
belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi
pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya
Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi
tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha
untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa
dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam
kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin
kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai
Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa
senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki
banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi
tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester
kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
47
dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang
dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias
memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir
keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi
siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan
tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti
jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena
terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki
kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi
yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan
guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar
Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan
dalam proses belajar
Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa
PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan
dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel
0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian
belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang
menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
48
karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau
bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal
ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di
sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama
memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS
C Keterbatasan Penelitian
Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini
penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan
rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut
Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar
menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka
alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu
sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-
jujurnya
Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya
menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada
secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan
ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah
mencakup materi yang luas
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
49
Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi
proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian
belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek
penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat
sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil
penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
50
BAB V
KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat
disimpulkan bahwa
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan
analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini
berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan
arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan
(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar
siswa
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa
dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis
korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti
bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan
kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
51
mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif
ketuntasan hasil belajar siswa
3 Ketuntasan belajar IPS
Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan
yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa
hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi
pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti
proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan
kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar
IPS
B Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif
dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi
kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik
Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia
menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
52
metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang
diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna
oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu
penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan
antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab
demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan
simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan
antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)
contextual teaching learning (CTL) Jigsaw
Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi
akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang
disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki
hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS
Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model
pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan
menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan
hasil belajarnya
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
53
C Saran
1 Bagi Guru
Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan
materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan
lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan
pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan
belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya
meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar
karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan
prestasi dan ketuntasan belajarnya
2 Bagi siswa
Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar
Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus
menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar
IPS yang diharapkan
3 Bagi Sekolah
Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan
nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan
mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka
mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
54
prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan
tercapainya tujuan bersama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
55
Daftar Pustaka
Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery
Learning Jakarta Depdikbud
Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City
Phoenix Publishing House Inc
Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia
Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja
Grafindo Perasada
Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York
Longman
Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom
AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass
httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)
Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press
Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta
Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum
Depdiknas
Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta
Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan
httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret
Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung
Jurnal Pendidikan
Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas
Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins
Publishers
Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS
Semarang ISBN
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
56
Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press
Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite
(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford
Pergamon Press Reprinted here by permission (net)
__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence
for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College
Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York
Macmillan PublCoy
Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork
Harper and Raw Publisher
Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom
Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren
Teacer Hall India Private Limited
Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS
Jakarta Depdikbud
Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra
(2010)
Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning
httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp
Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest
httpwwweriedigestorg (19-05-2009)
Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta
LP3ES
Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery
learning The case for guided methods of instructionrdquo
httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)
Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan
Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah
disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung
Angkatan Pertama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
57
Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar
Bandung Sinar Baru
Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi
Aksara
Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri
Yogyakarta
Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer
wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)
Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius
Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary
active_learninghtm (20-05-2009)
Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches
Acknowledgement University of Saskatchewan
Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta
F IPS UNY
Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga
Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli
pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas
Unesco Unicer dan Nzaid
Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta
Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil
Cipta Media
Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal
Approach to Instructional Design Australian journal of Educational
Technology
Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas
Surabaya IDM
Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi
Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
29
baik tepat akurat serta relevan dengan fungsi dan prinsip pendidikan Untuk
mewujudkan idealisme pendidikan itu tidak cukup diimbangi dengan
pembelajaran yang efektif melainkan perlu pembelajaran yang efisien
Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu menambah
wacana atau khasanah pengetahuan baru bagi siswa Sedangkan pembelajaran
yang efisien adalah pembelajaran di samping dapat menambah pengetahuan
atau informasi baru bagi siswa pembelajaran itu menyenangkan dan
menggairahkan siswa selama proses pembelajaran
2 Hubungan antara kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar mata
pelajaran IPS
Kemandirian belajar siswa dapat dilihat dari kemampuannya dalam
melaksanakan tiga kegiatan belajar yaitu (1) kemampuan untuk memotivasi
diri (2) kemampuan teknis dalam melakukan kegiatan belajar mandiri dan
(3) kemampuannya dalam merefleksi kegiatan belajar yanag telah
dilakukannya dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian siswa untuk
belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara Dengan kemandirian belajar
yang telah dimilikinya akan mendorong siswa untuk melakukan sesuatu
dengan penuh kesadaran dan keberartian Siswa menyadari bahwa kebutuhan
belajar penting untuk dirinya sendiri bukan untuk kepentingan orang lain
Dalam konteks pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
dan atau Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tidak
hanya menuntut guru untuk melakukan inovasi pembelajaran melainkan juga
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
30
menuntut siswa untuk melakukan cara belajar siswa aktif (CBSA) Dengan
CBSA dituntut siswa memiliki motivasi belajar yang optimal sehingga dapat
menumbuhkan kemandirian belajar siswa
3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar
dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan suatu cara pembelajaran
yang menuntut siswa aktif dan adanya rasa senang sehingga siswa tidak
merasa bosan untuk belajar Dengan berbagai media peraga perangkat dan
lain-lain Hal ini dapat menimbulkan kesenangan belajar siswa
Di samping partisipasi siswa dalam PAKEM tidak kalah pentingnya
kemandirian belajar yang mendorong siswa untuk mengembangkan motivasi
pembelajaran dan refleksi yang diperlukan untuk melakukan keterampilan-
keterampilan yang diperlukan untuk melakukan sesuatu kegiatan belajar
secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya
sendiri untuk menguasai sesuatu kompetensi tertentu Dalam kegiatan
pembelajaran seorang guru senantiasa berupaya agar materi yang disampaikan
atau dipelajari dapat dikuasai siswa secara optimal Untuk itu partisipasi
siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar merupakan dua faktor yang
diduga secara bersama-sama memiliki hubungan positif dengan ketuntasan
belajar mata pelajaran IPS SD
Salah satu persyaratan yang penting dalam melaksanakan
pembelajaran adalah kemampuan guru menjalankan suatu proses
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
31
pembelajaran yang bermakna bagi semua siswa Acuan proses pembelajaran
bukan saja harus melihat pada kondisi kini namun juga pada masa yang akan
datang bagi siswa usia pendidikan dasar Pembelajaran yang diberikan perlu
disesuaikan pada taraf perkembangan tingkat pertisipasi dan kemandirian
belajarnya
D Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dalam penelitian ini peneliti
mengajukan hipotesis sebagai berikut
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar IPS
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
1 Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Pejagoan
UPT Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kecamatan Pejagoan Kabupaten
Kebumen
2 Waktu Penelitian
Penelitian ini membutuhkan waktu penyelesaian selama kurang lebih 10
bulan dimulai dari observasi awal penyusunan proposal penyusunan
instrumen uji coba alat ukur pelaksanaan penelitian sampai pengolahan data
dan penyusunan laporan
A Metode Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian di atas metode penelitian yang digunakan
adalah deskriptif korelasional yaitu suatu peneltian yang bertujuan mendeteksi
seberapa jauh variasi-variasi suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada
satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefesien korelasi (Suryabrata 1981
24) Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Variabel Bebas (Variabel Prediktor)
a Partisipasi Siswa Dalam PAKEM (X1)
b Kemandirian Belajar IPS (X2)
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
33
2 Variabel Terikat (Variabel Respons)
- Ketuntasan Belajar IPS (Y)
Populasi dan Sampel
Populasi adalah sekelompok individu yang akan diteliti atau diselidiki
dalam suatu penelitian (Sugiyono 1997) Populasi dalam penelitian ini adalah
siswa SDN 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen yang berjumlah 220 siswa
Sampel adalah bagian dari populasi sampel yang dipakai itu diteliti agar
dapat mewakili jumlah populasi Apabila jumlah populasi kurang dari 100
sebaiknya diambil semua sebagai sampel sehingga penelitiannya bersifat total
Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil 10-15 atau
lebih besar dari itu (Arikunto 1996) Sejalan dengan hal tersebut populasi dalam
penelitian ini berjumlah 220 yaing terdiri dari tingkatan kelas 1 sampai kelas VI
Sampel diambil siswa kelas V yang berjumlah 40 siswa
Sampling adalah teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel
Adapun teknik sampling ada 2 macam yaitu teknik non random sampling dan
teknik random sampling Dalam penelitian ini digunakan teknik cluster random
sampling atau area sampling artinya pengambilan sampel yang didasarkan atas
ciori-ciri kelompok tertentu atau sifat tertentu yang ada pada tingkat kelas dan
dengan memberi kebebasan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk
menjadi anggota sampel dengan cara mengundi kelas yang diambil sebagai
sampel penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
34
B Teknik Pengumpulan Data
1 Angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan Kemandirian belajar
Angket partisipasi siswa dalam PAKEM terdiri dari 50 item Data untuk
kemandirian belajar IPS diperoleh melalui angket Angket partisipasi siswa
dalam PAKEM sebanyak 50 item dan angket kemandirian belajar sebanyak
50 item dan Tes ketuntasan belajar IPS sebanyak 50 item
Validitas ietem angket digunakan korelasi Product Moment dari
Pearson sedang reliabilitas item angket digunakan Alpha Cronbach
2 Metode Test
Metode test digunakan untuk mengetahui nilai ketuntasan belajar IPS
berdasarkan kisi-kisi pemberian skor terhadap tes kompetensi belajar IPS
E Teknik Analisis Data
Untuk menguji hipotesis (1) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan ketuntasan belajar IPSrdquo
dan hipotesis (2) yang berbunyi ldquoada hungan positif yang signifikan antara
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan teknik analisis
regresi dan korelasi sederhana atau sering disebut korelasi Product Moment
Untuk menguji hipotesis (3) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang signifikan
antara PAKEM dan kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan
teknik analisis regresi linier
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
35
F Hipotesis Statistik
Dalam penelitian ini hipotesis statistik adalah sebagai berikut
1 Hipotesis (1)
a Ho ry 1 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 1 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
2 Hipotesis (2)
a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian
belajar dengan ketuntasan belajar IPS
3 Hipotesis (3)
a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kemandirian belajar dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar
dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Skor Partisipasi Siswa dalam PAKEM
Data partisipasi siswa dalam PAKEM secara keseluruhan memiliki
rentangan (range) 45 dengan skor terendah 91 dan skor tertinggi 136 Data
partisipasi siswa dalam PAKEM mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar
1132 modus sebesar 91 median sebesar 114 varians sebesar 21616 dan
simpangan baku standar deviasi) sebesar 147 (nilai-nilai statistik ini
perhitungannya dilakukan dengan komputer dengan program SPSS versi 15
1 Skor Kemandirian Belajar
Data skor kemandirian belajar siswa secara keseluruhan memiliki
rentangan (range) 40 dengan skor terendah 92 dan skor tertinggi 132
Kemandirian belajar mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 1126 modus
sebesar 95 median sebesar 1135 varians sebesar 2276 dan simpangan baku
(standar deviasi) sebesar 151 (nilai-nilai statistik ini perhitungannya
dilakukan dengan komputer program SPSS versi 15
3 Ketuntasan belajar IPS
Data ketuntasan belajar IPS siswa yang memiliki secara keseluruhan
memiliki rentangan (range) 48 dengan skor terendah 50 dan skor tertinggi
98 Ketuntasan belajar IPS siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
37
rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians
sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai
statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS
A Pengujian Persyaratan Analisis
1 Uji Normalitas Data
a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada
lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi
sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa
data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang
berdistribusi normal
b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100
lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data
kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi
normal
c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
38
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov
Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance
sebesar 0808 lebih besar dari α (005)
2 Uji Linieritas
Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier
Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x
2 tabel
dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13
diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan
demikian model regresi adalah model linier
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan
skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS
Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi
Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai
dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44
Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis
Pengujian rhitung rtabel Keterangan
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0616 0312 Signifikan
Hubungan kemandirian
belajar siswa dalam
0677 0312 Signifikan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
39
PAKEM dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran
IPS
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0731 0312 Signifikan
F hitung = 21290
F tabel = 323
Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis
pada akhir Bab II adalah sebagai berikut
1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar
pada mata pelajaran IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi
(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat
diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika
semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
40
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil
perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf
signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat
dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo
sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
41
Coefficientsa
4545 11160 407 686
267 108 338 2467 018
368 105 482 3519 001
(Constant)
x1
x2
Model
1
B Std Error
Unstandardized
Coeff icients
Beta
Standardized
Coeff icients
t Sig
Dependent Variable ya
(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS
Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi
siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar
IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut
Tabel 45
Hasil Analisis Regresi Linier
Coefficients a
Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS
Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai
berikut
Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2
Interpretasi persamaan tersebut adalah
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
42
a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar
4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bernilai nol
b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa
kemandirian belajar bernilai konstan
b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar
siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan
Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan
sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar
42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar
58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari
sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini
menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
43
akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar
225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan
meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31
Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan
memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan
belajar IPS
B Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi
sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan
pembahasan sebagai berikut
Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan
taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat
dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa
dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang
berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat
student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan
menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
44
dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa
siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa
senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh
Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut
bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan
oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan
pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan
bentuk yang sempurna
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan
siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah
dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi
siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia
pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian
belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel
dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung
gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini
dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
45
siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan
yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan
kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan
prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan
kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha
meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha
belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)
bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab
dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa
yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki
tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap
refleksi
Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental
sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi
mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa
remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh
anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh
karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan
kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian
belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar
mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat
diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
46
lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan
pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal
Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu
yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya
bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi
dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang
afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan
belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong
seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni
belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi
pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya
Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi
tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha
untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa
dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam
kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin
kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai
Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa
senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki
banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi
tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester
kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
47
dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang
dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias
memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir
keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi
siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan
tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti
jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena
terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki
kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi
yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan
guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar
Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan
dalam proses belajar
Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa
PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan
dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel
0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian
belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang
menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
48
karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau
bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal
ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di
sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama
memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS
C Keterbatasan Penelitian
Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini
penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan
rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut
Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar
menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka
alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu
sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-
jujurnya
Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya
menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada
secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan
ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah
mencakup materi yang luas
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
49
Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi
proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian
belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek
penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat
sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil
penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
50
BAB V
KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat
disimpulkan bahwa
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan
analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini
berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan
arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan
(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar
siswa
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa
dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis
korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti
bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan
kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
51
mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif
ketuntasan hasil belajar siswa
3 Ketuntasan belajar IPS
Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan
yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa
hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi
pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti
proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan
kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar
IPS
B Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif
dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi
kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik
Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia
menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
52
metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang
diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna
oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu
penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan
antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab
demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan
simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan
antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)
contextual teaching learning (CTL) Jigsaw
Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi
akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang
disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki
hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS
Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model
pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan
menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan
hasil belajarnya
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
53
C Saran
1 Bagi Guru
Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan
materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan
lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan
pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan
belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya
meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar
karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan
prestasi dan ketuntasan belajarnya
2 Bagi siswa
Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar
Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus
menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar
IPS yang diharapkan
3 Bagi Sekolah
Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan
nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan
mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka
mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
54
prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan
tercapainya tujuan bersama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
55
Daftar Pustaka
Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery
Learning Jakarta Depdikbud
Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City
Phoenix Publishing House Inc
Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia
Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja
Grafindo Perasada
Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York
Longman
Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom
AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass
httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)
Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press
Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta
Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum
Depdiknas
Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta
Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan
httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret
Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung
Jurnal Pendidikan
Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas
Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins
Publishers
Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS
Semarang ISBN
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
56
Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press
Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite
(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford
Pergamon Press Reprinted here by permission (net)
__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence
for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College
Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York
Macmillan PublCoy
Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork
Harper and Raw Publisher
Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom
Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren
Teacer Hall India Private Limited
Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS
Jakarta Depdikbud
Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra
(2010)
Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning
httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp
Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest
httpwwweriedigestorg (19-05-2009)
Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta
LP3ES
Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery
learning The case for guided methods of instructionrdquo
httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)
Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan
Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah
disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung
Angkatan Pertama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
57
Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar
Bandung Sinar Baru
Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi
Aksara
Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri
Yogyakarta
Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer
wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)
Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius
Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary
active_learninghtm (20-05-2009)
Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches
Acknowledgement University of Saskatchewan
Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta
F IPS UNY
Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga
Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli
pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas
Unesco Unicer dan Nzaid
Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta
Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil
Cipta Media
Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal
Approach to Instructional Design Australian journal of Educational
Technology
Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas
Surabaya IDM
Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi
Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
30
menuntut siswa untuk melakukan cara belajar siswa aktif (CBSA) Dengan
CBSA dituntut siswa memiliki motivasi belajar yang optimal sehingga dapat
menumbuhkan kemandirian belajar siswa
3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM kemandirian belajar
dengan ketuntasan belajar mata pelajaran IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan suatu cara pembelajaran
yang menuntut siswa aktif dan adanya rasa senang sehingga siswa tidak
merasa bosan untuk belajar Dengan berbagai media peraga perangkat dan
lain-lain Hal ini dapat menimbulkan kesenangan belajar siswa
Di samping partisipasi siswa dalam PAKEM tidak kalah pentingnya
kemandirian belajar yang mendorong siswa untuk mengembangkan motivasi
pembelajaran dan refleksi yang diperlukan untuk melakukan keterampilan-
keterampilan yang diperlukan untuk melakukan sesuatu kegiatan belajar
secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya
sendiri untuk menguasai sesuatu kompetensi tertentu Dalam kegiatan
pembelajaran seorang guru senantiasa berupaya agar materi yang disampaikan
atau dipelajari dapat dikuasai siswa secara optimal Untuk itu partisipasi
siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar merupakan dua faktor yang
diduga secara bersama-sama memiliki hubungan positif dengan ketuntasan
belajar mata pelajaran IPS SD
Salah satu persyaratan yang penting dalam melaksanakan
pembelajaran adalah kemampuan guru menjalankan suatu proses
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
31
pembelajaran yang bermakna bagi semua siswa Acuan proses pembelajaran
bukan saja harus melihat pada kondisi kini namun juga pada masa yang akan
datang bagi siswa usia pendidikan dasar Pembelajaran yang diberikan perlu
disesuaikan pada taraf perkembangan tingkat pertisipasi dan kemandirian
belajarnya
D Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dalam penelitian ini peneliti
mengajukan hipotesis sebagai berikut
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar IPS
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
1 Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Pejagoan
UPT Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kecamatan Pejagoan Kabupaten
Kebumen
2 Waktu Penelitian
Penelitian ini membutuhkan waktu penyelesaian selama kurang lebih 10
bulan dimulai dari observasi awal penyusunan proposal penyusunan
instrumen uji coba alat ukur pelaksanaan penelitian sampai pengolahan data
dan penyusunan laporan
A Metode Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian di atas metode penelitian yang digunakan
adalah deskriptif korelasional yaitu suatu peneltian yang bertujuan mendeteksi
seberapa jauh variasi-variasi suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada
satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefesien korelasi (Suryabrata 1981
24) Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Variabel Bebas (Variabel Prediktor)
a Partisipasi Siswa Dalam PAKEM (X1)
b Kemandirian Belajar IPS (X2)
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
33
2 Variabel Terikat (Variabel Respons)
- Ketuntasan Belajar IPS (Y)
Populasi dan Sampel
Populasi adalah sekelompok individu yang akan diteliti atau diselidiki
dalam suatu penelitian (Sugiyono 1997) Populasi dalam penelitian ini adalah
siswa SDN 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen yang berjumlah 220 siswa
Sampel adalah bagian dari populasi sampel yang dipakai itu diteliti agar
dapat mewakili jumlah populasi Apabila jumlah populasi kurang dari 100
sebaiknya diambil semua sebagai sampel sehingga penelitiannya bersifat total
Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil 10-15 atau
lebih besar dari itu (Arikunto 1996) Sejalan dengan hal tersebut populasi dalam
penelitian ini berjumlah 220 yaing terdiri dari tingkatan kelas 1 sampai kelas VI
Sampel diambil siswa kelas V yang berjumlah 40 siswa
Sampling adalah teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel
Adapun teknik sampling ada 2 macam yaitu teknik non random sampling dan
teknik random sampling Dalam penelitian ini digunakan teknik cluster random
sampling atau area sampling artinya pengambilan sampel yang didasarkan atas
ciori-ciri kelompok tertentu atau sifat tertentu yang ada pada tingkat kelas dan
dengan memberi kebebasan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk
menjadi anggota sampel dengan cara mengundi kelas yang diambil sebagai
sampel penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
34
B Teknik Pengumpulan Data
1 Angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan Kemandirian belajar
Angket partisipasi siswa dalam PAKEM terdiri dari 50 item Data untuk
kemandirian belajar IPS diperoleh melalui angket Angket partisipasi siswa
dalam PAKEM sebanyak 50 item dan angket kemandirian belajar sebanyak
50 item dan Tes ketuntasan belajar IPS sebanyak 50 item
Validitas ietem angket digunakan korelasi Product Moment dari
Pearson sedang reliabilitas item angket digunakan Alpha Cronbach
2 Metode Test
Metode test digunakan untuk mengetahui nilai ketuntasan belajar IPS
berdasarkan kisi-kisi pemberian skor terhadap tes kompetensi belajar IPS
E Teknik Analisis Data
Untuk menguji hipotesis (1) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan ketuntasan belajar IPSrdquo
dan hipotesis (2) yang berbunyi ldquoada hungan positif yang signifikan antara
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan teknik analisis
regresi dan korelasi sederhana atau sering disebut korelasi Product Moment
Untuk menguji hipotesis (3) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang signifikan
antara PAKEM dan kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan
teknik analisis regresi linier
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
35
F Hipotesis Statistik
Dalam penelitian ini hipotesis statistik adalah sebagai berikut
1 Hipotesis (1)
a Ho ry 1 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 1 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
2 Hipotesis (2)
a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian
belajar dengan ketuntasan belajar IPS
3 Hipotesis (3)
a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kemandirian belajar dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar
dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Skor Partisipasi Siswa dalam PAKEM
Data partisipasi siswa dalam PAKEM secara keseluruhan memiliki
rentangan (range) 45 dengan skor terendah 91 dan skor tertinggi 136 Data
partisipasi siswa dalam PAKEM mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar
1132 modus sebesar 91 median sebesar 114 varians sebesar 21616 dan
simpangan baku standar deviasi) sebesar 147 (nilai-nilai statistik ini
perhitungannya dilakukan dengan komputer dengan program SPSS versi 15
1 Skor Kemandirian Belajar
Data skor kemandirian belajar siswa secara keseluruhan memiliki
rentangan (range) 40 dengan skor terendah 92 dan skor tertinggi 132
Kemandirian belajar mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 1126 modus
sebesar 95 median sebesar 1135 varians sebesar 2276 dan simpangan baku
(standar deviasi) sebesar 151 (nilai-nilai statistik ini perhitungannya
dilakukan dengan komputer program SPSS versi 15
3 Ketuntasan belajar IPS
Data ketuntasan belajar IPS siswa yang memiliki secara keseluruhan
memiliki rentangan (range) 48 dengan skor terendah 50 dan skor tertinggi
98 Ketuntasan belajar IPS siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
37
rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians
sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai
statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS
A Pengujian Persyaratan Analisis
1 Uji Normalitas Data
a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada
lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi
sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa
data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang
berdistribusi normal
b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100
lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data
kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi
normal
c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
38
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov
Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance
sebesar 0808 lebih besar dari α (005)
2 Uji Linieritas
Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier
Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x
2 tabel
dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13
diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan
demikian model regresi adalah model linier
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan
skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS
Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi
Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai
dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44
Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis
Pengujian rhitung rtabel Keterangan
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0616 0312 Signifikan
Hubungan kemandirian
belajar siswa dalam
0677 0312 Signifikan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
39
PAKEM dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran
IPS
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0731 0312 Signifikan
F hitung = 21290
F tabel = 323
Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis
pada akhir Bab II adalah sebagai berikut
1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar
pada mata pelajaran IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi
(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat
diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika
semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
40
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil
perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf
signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat
dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo
sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
41
Coefficientsa
4545 11160 407 686
267 108 338 2467 018
368 105 482 3519 001
(Constant)
x1
x2
Model
1
B Std Error
Unstandardized
Coeff icients
Beta
Standardized
Coeff icients
t Sig
Dependent Variable ya
(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS
Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi
siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar
IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut
Tabel 45
Hasil Analisis Regresi Linier
Coefficients a
Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS
Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai
berikut
Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2
Interpretasi persamaan tersebut adalah
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
42
a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar
4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bernilai nol
b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa
kemandirian belajar bernilai konstan
b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar
siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan
Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan
sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar
42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar
58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari
sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini
menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
43
akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar
225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan
meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31
Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan
memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan
belajar IPS
B Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi
sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan
pembahasan sebagai berikut
Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan
taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat
dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa
dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang
berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat
student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan
menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
44
dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa
siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa
senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh
Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut
bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan
oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan
pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan
bentuk yang sempurna
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan
siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah
dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi
siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia
pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian
belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel
dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung
gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini
dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
45
siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan
yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan
kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan
prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan
kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha
meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha
belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)
bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab
dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa
yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki
tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap
refleksi
Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental
sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi
mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa
remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh
anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh
karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan
kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian
belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar
mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat
diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
46
lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan
pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal
Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu
yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya
bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi
dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang
afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan
belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong
seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni
belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi
pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya
Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi
tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha
untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa
dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam
kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin
kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai
Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa
senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki
banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi
tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester
kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
47
dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang
dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias
memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir
keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi
siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan
tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti
jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena
terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki
kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi
yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan
guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar
Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan
dalam proses belajar
Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa
PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan
dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel
0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian
belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang
menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
48
karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau
bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal
ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di
sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama
memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS
C Keterbatasan Penelitian
Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini
penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan
rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut
Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar
menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka
alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu
sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-
jujurnya
Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya
menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada
secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan
ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah
mencakup materi yang luas
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
49
Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi
proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian
belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek
penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat
sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil
penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
50
BAB V
KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat
disimpulkan bahwa
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan
analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini
berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan
arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan
(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar
siswa
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa
dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis
korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti
bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan
kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
51
mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif
ketuntasan hasil belajar siswa
3 Ketuntasan belajar IPS
Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan
yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa
hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi
pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti
proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan
kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar
IPS
B Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif
dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi
kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik
Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia
menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
52
metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang
diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna
oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu
penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan
antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab
demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan
simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan
antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)
contextual teaching learning (CTL) Jigsaw
Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi
akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang
disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki
hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS
Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model
pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan
menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan
hasil belajarnya
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
53
C Saran
1 Bagi Guru
Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan
materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan
lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan
pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan
belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya
meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar
karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan
prestasi dan ketuntasan belajarnya
2 Bagi siswa
Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar
Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus
menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar
IPS yang diharapkan
3 Bagi Sekolah
Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan
nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan
mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka
mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
54
prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan
tercapainya tujuan bersama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
55
Daftar Pustaka
Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery
Learning Jakarta Depdikbud
Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City
Phoenix Publishing House Inc
Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia
Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja
Grafindo Perasada
Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York
Longman
Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom
AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass
httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)
Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press
Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta
Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum
Depdiknas
Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta
Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan
httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret
Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung
Jurnal Pendidikan
Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas
Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins
Publishers
Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS
Semarang ISBN
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
56
Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press
Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite
(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford
Pergamon Press Reprinted here by permission (net)
__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence
for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College
Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York
Macmillan PublCoy
Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork
Harper and Raw Publisher
Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom
Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren
Teacer Hall India Private Limited
Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS
Jakarta Depdikbud
Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra
(2010)
Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning
httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp
Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest
httpwwweriedigestorg (19-05-2009)
Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta
LP3ES
Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery
learning The case for guided methods of instructionrdquo
httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)
Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan
Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah
disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung
Angkatan Pertama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
57
Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar
Bandung Sinar Baru
Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi
Aksara
Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri
Yogyakarta
Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer
wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)
Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius
Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary
active_learninghtm (20-05-2009)
Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches
Acknowledgement University of Saskatchewan
Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta
F IPS UNY
Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga
Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli
pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas
Unesco Unicer dan Nzaid
Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta
Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil
Cipta Media
Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal
Approach to Instructional Design Australian journal of Educational
Technology
Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas
Surabaya IDM
Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi
Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
31
pembelajaran yang bermakna bagi semua siswa Acuan proses pembelajaran
bukan saja harus melihat pada kondisi kini namun juga pada masa yang akan
datang bagi siswa usia pendidikan dasar Pembelajaran yang diberikan perlu
disesuaikan pada taraf perkembangan tingkat pertisipasi dan kemandirian
belajarnya
D Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dalam penelitian ini peneliti
mengajukan hipotesis sebagai berikut
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar IPS
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
1 Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Pejagoan
UPT Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kecamatan Pejagoan Kabupaten
Kebumen
2 Waktu Penelitian
Penelitian ini membutuhkan waktu penyelesaian selama kurang lebih 10
bulan dimulai dari observasi awal penyusunan proposal penyusunan
instrumen uji coba alat ukur pelaksanaan penelitian sampai pengolahan data
dan penyusunan laporan
A Metode Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian di atas metode penelitian yang digunakan
adalah deskriptif korelasional yaitu suatu peneltian yang bertujuan mendeteksi
seberapa jauh variasi-variasi suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada
satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefesien korelasi (Suryabrata 1981
24) Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Variabel Bebas (Variabel Prediktor)
a Partisipasi Siswa Dalam PAKEM (X1)
b Kemandirian Belajar IPS (X2)
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
33
2 Variabel Terikat (Variabel Respons)
- Ketuntasan Belajar IPS (Y)
Populasi dan Sampel
Populasi adalah sekelompok individu yang akan diteliti atau diselidiki
dalam suatu penelitian (Sugiyono 1997) Populasi dalam penelitian ini adalah
siswa SDN 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen yang berjumlah 220 siswa
Sampel adalah bagian dari populasi sampel yang dipakai itu diteliti agar
dapat mewakili jumlah populasi Apabila jumlah populasi kurang dari 100
sebaiknya diambil semua sebagai sampel sehingga penelitiannya bersifat total
Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil 10-15 atau
lebih besar dari itu (Arikunto 1996) Sejalan dengan hal tersebut populasi dalam
penelitian ini berjumlah 220 yaing terdiri dari tingkatan kelas 1 sampai kelas VI
Sampel diambil siswa kelas V yang berjumlah 40 siswa
Sampling adalah teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel
Adapun teknik sampling ada 2 macam yaitu teknik non random sampling dan
teknik random sampling Dalam penelitian ini digunakan teknik cluster random
sampling atau area sampling artinya pengambilan sampel yang didasarkan atas
ciori-ciri kelompok tertentu atau sifat tertentu yang ada pada tingkat kelas dan
dengan memberi kebebasan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk
menjadi anggota sampel dengan cara mengundi kelas yang diambil sebagai
sampel penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
34
B Teknik Pengumpulan Data
1 Angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan Kemandirian belajar
Angket partisipasi siswa dalam PAKEM terdiri dari 50 item Data untuk
kemandirian belajar IPS diperoleh melalui angket Angket partisipasi siswa
dalam PAKEM sebanyak 50 item dan angket kemandirian belajar sebanyak
50 item dan Tes ketuntasan belajar IPS sebanyak 50 item
Validitas ietem angket digunakan korelasi Product Moment dari
Pearson sedang reliabilitas item angket digunakan Alpha Cronbach
2 Metode Test
Metode test digunakan untuk mengetahui nilai ketuntasan belajar IPS
berdasarkan kisi-kisi pemberian skor terhadap tes kompetensi belajar IPS
E Teknik Analisis Data
Untuk menguji hipotesis (1) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan ketuntasan belajar IPSrdquo
dan hipotesis (2) yang berbunyi ldquoada hungan positif yang signifikan antara
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan teknik analisis
regresi dan korelasi sederhana atau sering disebut korelasi Product Moment
Untuk menguji hipotesis (3) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang signifikan
antara PAKEM dan kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan
teknik analisis regresi linier
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
35
F Hipotesis Statistik
Dalam penelitian ini hipotesis statistik adalah sebagai berikut
1 Hipotesis (1)
a Ho ry 1 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 1 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
2 Hipotesis (2)
a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian
belajar dengan ketuntasan belajar IPS
3 Hipotesis (3)
a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kemandirian belajar dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar
dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Skor Partisipasi Siswa dalam PAKEM
Data partisipasi siswa dalam PAKEM secara keseluruhan memiliki
rentangan (range) 45 dengan skor terendah 91 dan skor tertinggi 136 Data
partisipasi siswa dalam PAKEM mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar
1132 modus sebesar 91 median sebesar 114 varians sebesar 21616 dan
simpangan baku standar deviasi) sebesar 147 (nilai-nilai statistik ini
perhitungannya dilakukan dengan komputer dengan program SPSS versi 15
1 Skor Kemandirian Belajar
Data skor kemandirian belajar siswa secara keseluruhan memiliki
rentangan (range) 40 dengan skor terendah 92 dan skor tertinggi 132
Kemandirian belajar mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 1126 modus
sebesar 95 median sebesar 1135 varians sebesar 2276 dan simpangan baku
(standar deviasi) sebesar 151 (nilai-nilai statistik ini perhitungannya
dilakukan dengan komputer program SPSS versi 15
3 Ketuntasan belajar IPS
Data ketuntasan belajar IPS siswa yang memiliki secara keseluruhan
memiliki rentangan (range) 48 dengan skor terendah 50 dan skor tertinggi
98 Ketuntasan belajar IPS siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
37
rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians
sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai
statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS
A Pengujian Persyaratan Analisis
1 Uji Normalitas Data
a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada
lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi
sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa
data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang
berdistribusi normal
b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100
lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data
kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi
normal
c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
38
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov
Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance
sebesar 0808 lebih besar dari α (005)
2 Uji Linieritas
Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier
Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x
2 tabel
dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13
diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan
demikian model regresi adalah model linier
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan
skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS
Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi
Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai
dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44
Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis
Pengujian rhitung rtabel Keterangan
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0616 0312 Signifikan
Hubungan kemandirian
belajar siswa dalam
0677 0312 Signifikan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
39
PAKEM dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran
IPS
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0731 0312 Signifikan
F hitung = 21290
F tabel = 323
Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis
pada akhir Bab II adalah sebagai berikut
1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar
pada mata pelajaran IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi
(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat
diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika
semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
40
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil
perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf
signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat
dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo
sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
41
Coefficientsa
4545 11160 407 686
267 108 338 2467 018
368 105 482 3519 001
(Constant)
x1
x2
Model
1
B Std Error
Unstandardized
Coeff icients
Beta
Standardized
Coeff icients
t Sig
Dependent Variable ya
(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS
Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi
siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar
IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut
Tabel 45
Hasil Analisis Regresi Linier
Coefficients a
Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS
Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai
berikut
Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2
Interpretasi persamaan tersebut adalah
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
42
a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar
4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bernilai nol
b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa
kemandirian belajar bernilai konstan
b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar
siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan
Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan
sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar
42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar
58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari
sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini
menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
43
akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar
225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan
meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31
Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan
memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan
belajar IPS
B Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi
sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan
pembahasan sebagai berikut
Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan
taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat
dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa
dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang
berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat
student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan
menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
44
dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa
siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa
senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh
Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut
bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan
oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan
pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan
bentuk yang sempurna
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan
siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah
dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi
siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia
pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian
belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel
dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung
gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini
dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
45
siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan
yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan
kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan
prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan
kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha
meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha
belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)
bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab
dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa
yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki
tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap
refleksi
Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental
sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi
mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa
remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh
anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh
karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan
kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian
belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar
mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat
diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
46
lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan
pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal
Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu
yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya
bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi
dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang
afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan
belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong
seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni
belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi
pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya
Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi
tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha
untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa
dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam
kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin
kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai
Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa
senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki
banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi
tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester
kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
47
dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang
dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias
memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir
keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi
siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan
tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti
jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena
terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki
kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi
yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan
guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar
Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan
dalam proses belajar
Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa
PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan
dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel
0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian
belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang
menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
48
karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau
bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal
ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di
sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama
memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS
C Keterbatasan Penelitian
Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini
penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan
rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut
Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar
menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka
alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu
sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-
jujurnya
Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya
menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada
secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan
ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah
mencakup materi yang luas
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
49
Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi
proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian
belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek
penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat
sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil
penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
50
BAB V
KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat
disimpulkan bahwa
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan
analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini
berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan
arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan
(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar
siswa
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa
dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis
korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti
bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan
kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
51
mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif
ketuntasan hasil belajar siswa
3 Ketuntasan belajar IPS
Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan
yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa
hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi
pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti
proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan
kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar
IPS
B Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif
dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi
kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik
Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia
menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
52
metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang
diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna
oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu
penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan
antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab
demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan
simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan
antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)
contextual teaching learning (CTL) Jigsaw
Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi
akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang
disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki
hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS
Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model
pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan
menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan
hasil belajarnya
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
53
C Saran
1 Bagi Guru
Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan
materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan
lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan
pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan
belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya
meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar
karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan
prestasi dan ketuntasan belajarnya
2 Bagi siswa
Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar
Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus
menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar
IPS yang diharapkan
3 Bagi Sekolah
Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan
nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan
mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka
mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
54
prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan
tercapainya tujuan bersama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
55
Daftar Pustaka
Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery
Learning Jakarta Depdikbud
Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City
Phoenix Publishing House Inc
Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia
Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja
Grafindo Perasada
Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York
Longman
Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom
AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass
httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)
Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press
Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta
Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum
Depdiknas
Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta
Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan
httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret
Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung
Jurnal Pendidikan
Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas
Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins
Publishers
Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS
Semarang ISBN
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
56
Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press
Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite
(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford
Pergamon Press Reprinted here by permission (net)
__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence
for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College
Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York
Macmillan PublCoy
Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork
Harper and Raw Publisher
Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom
Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren
Teacer Hall India Private Limited
Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS
Jakarta Depdikbud
Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra
(2010)
Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning
httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp
Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest
httpwwweriedigestorg (19-05-2009)
Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta
LP3ES
Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery
learning The case for guided methods of instructionrdquo
httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)
Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan
Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah
disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung
Angkatan Pertama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
57
Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar
Bandung Sinar Baru
Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi
Aksara
Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri
Yogyakarta
Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer
wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)
Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius
Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary
active_learninghtm (20-05-2009)
Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches
Acknowledgement University of Saskatchewan
Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta
F IPS UNY
Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga
Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli
pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas
Unesco Unicer dan Nzaid
Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta
Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil
Cipta Media
Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal
Approach to Instructional Design Australian journal of Educational
Technology
Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas
Surabaya IDM
Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi
Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
1 Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Pejagoan
UPT Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kecamatan Pejagoan Kabupaten
Kebumen
2 Waktu Penelitian
Penelitian ini membutuhkan waktu penyelesaian selama kurang lebih 10
bulan dimulai dari observasi awal penyusunan proposal penyusunan
instrumen uji coba alat ukur pelaksanaan penelitian sampai pengolahan data
dan penyusunan laporan
A Metode Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian di atas metode penelitian yang digunakan
adalah deskriptif korelasional yaitu suatu peneltian yang bertujuan mendeteksi
seberapa jauh variasi-variasi suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada
satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefesien korelasi (Suryabrata 1981
24) Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Variabel Bebas (Variabel Prediktor)
a Partisipasi Siswa Dalam PAKEM (X1)
b Kemandirian Belajar IPS (X2)
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
33
2 Variabel Terikat (Variabel Respons)
- Ketuntasan Belajar IPS (Y)
Populasi dan Sampel
Populasi adalah sekelompok individu yang akan diteliti atau diselidiki
dalam suatu penelitian (Sugiyono 1997) Populasi dalam penelitian ini adalah
siswa SDN 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen yang berjumlah 220 siswa
Sampel adalah bagian dari populasi sampel yang dipakai itu diteliti agar
dapat mewakili jumlah populasi Apabila jumlah populasi kurang dari 100
sebaiknya diambil semua sebagai sampel sehingga penelitiannya bersifat total
Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil 10-15 atau
lebih besar dari itu (Arikunto 1996) Sejalan dengan hal tersebut populasi dalam
penelitian ini berjumlah 220 yaing terdiri dari tingkatan kelas 1 sampai kelas VI
Sampel diambil siswa kelas V yang berjumlah 40 siswa
Sampling adalah teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel
Adapun teknik sampling ada 2 macam yaitu teknik non random sampling dan
teknik random sampling Dalam penelitian ini digunakan teknik cluster random
sampling atau area sampling artinya pengambilan sampel yang didasarkan atas
ciori-ciri kelompok tertentu atau sifat tertentu yang ada pada tingkat kelas dan
dengan memberi kebebasan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk
menjadi anggota sampel dengan cara mengundi kelas yang diambil sebagai
sampel penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
34
B Teknik Pengumpulan Data
1 Angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan Kemandirian belajar
Angket partisipasi siswa dalam PAKEM terdiri dari 50 item Data untuk
kemandirian belajar IPS diperoleh melalui angket Angket partisipasi siswa
dalam PAKEM sebanyak 50 item dan angket kemandirian belajar sebanyak
50 item dan Tes ketuntasan belajar IPS sebanyak 50 item
Validitas ietem angket digunakan korelasi Product Moment dari
Pearson sedang reliabilitas item angket digunakan Alpha Cronbach
2 Metode Test
Metode test digunakan untuk mengetahui nilai ketuntasan belajar IPS
berdasarkan kisi-kisi pemberian skor terhadap tes kompetensi belajar IPS
E Teknik Analisis Data
Untuk menguji hipotesis (1) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan ketuntasan belajar IPSrdquo
dan hipotesis (2) yang berbunyi ldquoada hungan positif yang signifikan antara
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan teknik analisis
regresi dan korelasi sederhana atau sering disebut korelasi Product Moment
Untuk menguji hipotesis (3) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang signifikan
antara PAKEM dan kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan
teknik analisis regresi linier
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
35
F Hipotesis Statistik
Dalam penelitian ini hipotesis statistik adalah sebagai berikut
1 Hipotesis (1)
a Ho ry 1 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 1 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
2 Hipotesis (2)
a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian
belajar dengan ketuntasan belajar IPS
3 Hipotesis (3)
a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kemandirian belajar dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar
dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Skor Partisipasi Siswa dalam PAKEM
Data partisipasi siswa dalam PAKEM secara keseluruhan memiliki
rentangan (range) 45 dengan skor terendah 91 dan skor tertinggi 136 Data
partisipasi siswa dalam PAKEM mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar
1132 modus sebesar 91 median sebesar 114 varians sebesar 21616 dan
simpangan baku standar deviasi) sebesar 147 (nilai-nilai statistik ini
perhitungannya dilakukan dengan komputer dengan program SPSS versi 15
1 Skor Kemandirian Belajar
Data skor kemandirian belajar siswa secara keseluruhan memiliki
rentangan (range) 40 dengan skor terendah 92 dan skor tertinggi 132
Kemandirian belajar mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 1126 modus
sebesar 95 median sebesar 1135 varians sebesar 2276 dan simpangan baku
(standar deviasi) sebesar 151 (nilai-nilai statistik ini perhitungannya
dilakukan dengan komputer program SPSS versi 15
3 Ketuntasan belajar IPS
Data ketuntasan belajar IPS siswa yang memiliki secara keseluruhan
memiliki rentangan (range) 48 dengan skor terendah 50 dan skor tertinggi
98 Ketuntasan belajar IPS siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
37
rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians
sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai
statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS
A Pengujian Persyaratan Analisis
1 Uji Normalitas Data
a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada
lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi
sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa
data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang
berdistribusi normal
b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100
lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data
kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi
normal
c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
38
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov
Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance
sebesar 0808 lebih besar dari α (005)
2 Uji Linieritas
Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier
Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x
2 tabel
dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13
diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan
demikian model regresi adalah model linier
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan
skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS
Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi
Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai
dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44
Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis
Pengujian rhitung rtabel Keterangan
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0616 0312 Signifikan
Hubungan kemandirian
belajar siswa dalam
0677 0312 Signifikan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
39
PAKEM dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran
IPS
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0731 0312 Signifikan
F hitung = 21290
F tabel = 323
Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis
pada akhir Bab II adalah sebagai berikut
1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar
pada mata pelajaran IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi
(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat
diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika
semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
40
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil
perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf
signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat
dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo
sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
41
Coefficientsa
4545 11160 407 686
267 108 338 2467 018
368 105 482 3519 001
(Constant)
x1
x2
Model
1
B Std Error
Unstandardized
Coeff icients
Beta
Standardized
Coeff icients
t Sig
Dependent Variable ya
(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS
Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi
siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar
IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut
Tabel 45
Hasil Analisis Regresi Linier
Coefficients a
Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS
Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai
berikut
Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2
Interpretasi persamaan tersebut adalah
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
42
a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar
4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bernilai nol
b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa
kemandirian belajar bernilai konstan
b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar
siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan
Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan
sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar
42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar
58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari
sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini
menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
43
akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar
225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan
meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31
Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan
memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan
belajar IPS
B Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi
sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan
pembahasan sebagai berikut
Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan
taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat
dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa
dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang
berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat
student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan
menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
44
dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa
siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa
senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh
Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut
bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan
oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan
pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan
bentuk yang sempurna
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan
siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah
dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi
siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia
pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian
belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel
dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung
gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini
dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
45
siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan
yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan
kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan
prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan
kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha
meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha
belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)
bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab
dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa
yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki
tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap
refleksi
Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental
sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi
mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa
remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh
anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh
karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan
kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian
belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar
mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat
diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
46
lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan
pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal
Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu
yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya
bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi
dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang
afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan
belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong
seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni
belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi
pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya
Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi
tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha
untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa
dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam
kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin
kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai
Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa
senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki
banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi
tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester
kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
47
dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang
dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias
memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir
keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi
siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan
tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti
jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena
terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki
kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi
yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan
guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar
Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan
dalam proses belajar
Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa
PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan
dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel
0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian
belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang
menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
48
karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau
bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal
ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di
sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama
memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS
C Keterbatasan Penelitian
Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini
penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan
rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut
Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar
menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka
alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu
sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-
jujurnya
Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya
menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada
secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan
ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah
mencakup materi yang luas
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
49
Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi
proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian
belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek
penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat
sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil
penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
50
BAB V
KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat
disimpulkan bahwa
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan
analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini
berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan
arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan
(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar
siswa
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa
dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis
korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti
bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan
kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
51
mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif
ketuntasan hasil belajar siswa
3 Ketuntasan belajar IPS
Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan
yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa
hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi
pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti
proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan
kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar
IPS
B Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif
dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi
kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik
Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia
menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
52
metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang
diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna
oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu
penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan
antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab
demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan
simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan
antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)
contextual teaching learning (CTL) Jigsaw
Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi
akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang
disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki
hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS
Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model
pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan
menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan
hasil belajarnya
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
53
C Saran
1 Bagi Guru
Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan
materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan
lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan
pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan
belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya
meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar
karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan
prestasi dan ketuntasan belajarnya
2 Bagi siswa
Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar
Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus
menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar
IPS yang diharapkan
3 Bagi Sekolah
Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan
nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan
mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka
mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
54
prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan
tercapainya tujuan bersama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
55
Daftar Pustaka
Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery
Learning Jakarta Depdikbud
Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City
Phoenix Publishing House Inc
Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia
Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja
Grafindo Perasada
Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York
Longman
Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom
AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass
httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)
Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press
Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta
Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum
Depdiknas
Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta
Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan
httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret
Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung
Jurnal Pendidikan
Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas
Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins
Publishers
Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS
Semarang ISBN
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
56
Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press
Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite
(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford
Pergamon Press Reprinted here by permission (net)
__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence
for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College
Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York
Macmillan PublCoy
Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork
Harper and Raw Publisher
Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom
Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren
Teacer Hall India Private Limited
Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS
Jakarta Depdikbud
Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra
(2010)
Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning
httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp
Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest
httpwwweriedigestorg (19-05-2009)
Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta
LP3ES
Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery
learning The case for guided methods of instructionrdquo
httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)
Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan
Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah
disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung
Angkatan Pertama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
57
Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar
Bandung Sinar Baru
Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi
Aksara
Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri
Yogyakarta
Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer
wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)
Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius
Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary
active_learninghtm (20-05-2009)
Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches
Acknowledgement University of Saskatchewan
Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta
F IPS UNY
Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga
Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli
pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas
Unesco Unicer dan Nzaid
Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta
Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil
Cipta Media
Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal
Approach to Instructional Design Australian journal of Educational
Technology
Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas
Surabaya IDM
Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi
Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
33
2 Variabel Terikat (Variabel Respons)
- Ketuntasan Belajar IPS (Y)
Populasi dan Sampel
Populasi adalah sekelompok individu yang akan diteliti atau diselidiki
dalam suatu penelitian (Sugiyono 1997) Populasi dalam penelitian ini adalah
siswa SDN 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen yang berjumlah 220 siswa
Sampel adalah bagian dari populasi sampel yang dipakai itu diteliti agar
dapat mewakili jumlah populasi Apabila jumlah populasi kurang dari 100
sebaiknya diambil semua sebagai sampel sehingga penelitiannya bersifat total
Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil 10-15 atau
lebih besar dari itu (Arikunto 1996) Sejalan dengan hal tersebut populasi dalam
penelitian ini berjumlah 220 yaing terdiri dari tingkatan kelas 1 sampai kelas VI
Sampel diambil siswa kelas V yang berjumlah 40 siswa
Sampling adalah teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel
Adapun teknik sampling ada 2 macam yaitu teknik non random sampling dan
teknik random sampling Dalam penelitian ini digunakan teknik cluster random
sampling atau area sampling artinya pengambilan sampel yang didasarkan atas
ciori-ciri kelompok tertentu atau sifat tertentu yang ada pada tingkat kelas dan
dengan memberi kebebasan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk
menjadi anggota sampel dengan cara mengundi kelas yang diambil sebagai
sampel penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
34
B Teknik Pengumpulan Data
1 Angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan Kemandirian belajar
Angket partisipasi siswa dalam PAKEM terdiri dari 50 item Data untuk
kemandirian belajar IPS diperoleh melalui angket Angket partisipasi siswa
dalam PAKEM sebanyak 50 item dan angket kemandirian belajar sebanyak
50 item dan Tes ketuntasan belajar IPS sebanyak 50 item
Validitas ietem angket digunakan korelasi Product Moment dari
Pearson sedang reliabilitas item angket digunakan Alpha Cronbach
2 Metode Test
Metode test digunakan untuk mengetahui nilai ketuntasan belajar IPS
berdasarkan kisi-kisi pemberian skor terhadap tes kompetensi belajar IPS
E Teknik Analisis Data
Untuk menguji hipotesis (1) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan ketuntasan belajar IPSrdquo
dan hipotesis (2) yang berbunyi ldquoada hungan positif yang signifikan antara
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan teknik analisis
regresi dan korelasi sederhana atau sering disebut korelasi Product Moment
Untuk menguji hipotesis (3) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang signifikan
antara PAKEM dan kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan
teknik analisis regresi linier
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
35
F Hipotesis Statistik
Dalam penelitian ini hipotesis statistik adalah sebagai berikut
1 Hipotesis (1)
a Ho ry 1 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 1 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
2 Hipotesis (2)
a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian
belajar dengan ketuntasan belajar IPS
3 Hipotesis (3)
a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kemandirian belajar dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar
dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Skor Partisipasi Siswa dalam PAKEM
Data partisipasi siswa dalam PAKEM secara keseluruhan memiliki
rentangan (range) 45 dengan skor terendah 91 dan skor tertinggi 136 Data
partisipasi siswa dalam PAKEM mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar
1132 modus sebesar 91 median sebesar 114 varians sebesar 21616 dan
simpangan baku standar deviasi) sebesar 147 (nilai-nilai statistik ini
perhitungannya dilakukan dengan komputer dengan program SPSS versi 15
1 Skor Kemandirian Belajar
Data skor kemandirian belajar siswa secara keseluruhan memiliki
rentangan (range) 40 dengan skor terendah 92 dan skor tertinggi 132
Kemandirian belajar mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 1126 modus
sebesar 95 median sebesar 1135 varians sebesar 2276 dan simpangan baku
(standar deviasi) sebesar 151 (nilai-nilai statistik ini perhitungannya
dilakukan dengan komputer program SPSS versi 15
3 Ketuntasan belajar IPS
Data ketuntasan belajar IPS siswa yang memiliki secara keseluruhan
memiliki rentangan (range) 48 dengan skor terendah 50 dan skor tertinggi
98 Ketuntasan belajar IPS siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
37
rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians
sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai
statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS
A Pengujian Persyaratan Analisis
1 Uji Normalitas Data
a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada
lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi
sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa
data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang
berdistribusi normal
b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100
lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data
kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi
normal
c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
38
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov
Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance
sebesar 0808 lebih besar dari α (005)
2 Uji Linieritas
Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier
Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x
2 tabel
dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13
diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan
demikian model regresi adalah model linier
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan
skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS
Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi
Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai
dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44
Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis
Pengujian rhitung rtabel Keterangan
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0616 0312 Signifikan
Hubungan kemandirian
belajar siswa dalam
0677 0312 Signifikan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
39
PAKEM dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran
IPS
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0731 0312 Signifikan
F hitung = 21290
F tabel = 323
Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis
pada akhir Bab II adalah sebagai berikut
1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar
pada mata pelajaran IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi
(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat
diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika
semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
40
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil
perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf
signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat
dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo
sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
41
Coefficientsa
4545 11160 407 686
267 108 338 2467 018
368 105 482 3519 001
(Constant)
x1
x2
Model
1
B Std Error
Unstandardized
Coeff icients
Beta
Standardized
Coeff icients
t Sig
Dependent Variable ya
(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS
Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi
siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar
IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut
Tabel 45
Hasil Analisis Regresi Linier
Coefficients a
Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS
Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai
berikut
Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2
Interpretasi persamaan tersebut adalah
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
42
a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar
4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bernilai nol
b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa
kemandirian belajar bernilai konstan
b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar
siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan
Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan
sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar
42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar
58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari
sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini
menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
43
akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar
225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan
meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31
Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan
memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan
belajar IPS
B Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi
sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan
pembahasan sebagai berikut
Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan
taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat
dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa
dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang
berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat
student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan
menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
44
dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa
siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa
senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh
Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut
bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan
oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan
pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan
bentuk yang sempurna
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan
siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah
dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi
siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia
pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian
belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel
dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung
gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini
dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
45
siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan
yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan
kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan
prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan
kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha
meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha
belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)
bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab
dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa
yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki
tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap
refleksi
Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental
sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi
mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa
remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh
anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh
karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan
kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian
belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar
mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat
diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
46
lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan
pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal
Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu
yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya
bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi
dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang
afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan
belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong
seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni
belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi
pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya
Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi
tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha
untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa
dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam
kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin
kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai
Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa
senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki
banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi
tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester
kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
47
dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang
dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias
memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir
keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi
siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan
tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti
jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena
terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki
kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi
yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan
guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar
Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan
dalam proses belajar
Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa
PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan
dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel
0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian
belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang
menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
48
karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau
bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal
ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di
sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama
memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS
C Keterbatasan Penelitian
Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini
penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan
rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut
Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar
menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka
alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu
sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-
jujurnya
Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya
menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada
secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan
ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah
mencakup materi yang luas
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
49
Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi
proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian
belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek
penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat
sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil
penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
50
BAB V
KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat
disimpulkan bahwa
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan
analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini
berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan
arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan
(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar
siswa
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa
dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis
korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti
bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan
kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
51
mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif
ketuntasan hasil belajar siswa
3 Ketuntasan belajar IPS
Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan
yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa
hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi
pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti
proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan
kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar
IPS
B Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif
dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi
kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik
Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia
menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
52
metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang
diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna
oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu
penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan
antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab
demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan
simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan
antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)
contextual teaching learning (CTL) Jigsaw
Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi
akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang
disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki
hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS
Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model
pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan
menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan
hasil belajarnya
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
53
C Saran
1 Bagi Guru
Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan
materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan
lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan
pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan
belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya
meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar
karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan
prestasi dan ketuntasan belajarnya
2 Bagi siswa
Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar
Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus
menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar
IPS yang diharapkan
3 Bagi Sekolah
Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan
nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan
mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka
mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
54
prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan
tercapainya tujuan bersama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
55
Daftar Pustaka
Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery
Learning Jakarta Depdikbud
Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City
Phoenix Publishing House Inc
Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia
Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja
Grafindo Perasada
Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York
Longman
Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom
AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass
httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)
Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press
Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta
Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum
Depdiknas
Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta
Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan
httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret
Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung
Jurnal Pendidikan
Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas
Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins
Publishers
Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS
Semarang ISBN
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
56
Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press
Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite
(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford
Pergamon Press Reprinted here by permission (net)
__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence
for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College
Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York
Macmillan PublCoy
Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork
Harper and Raw Publisher
Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom
Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren
Teacer Hall India Private Limited
Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS
Jakarta Depdikbud
Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra
(2010)
Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning
httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp
Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest
httpwwweriedigestorg (19-05-2009)
Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta
LP3ES
Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery
learning The case for guided methods of instructionrdquo
httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)
Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan
Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah
disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung
Angkatan Pertama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
57
Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar
Bandung Sinar Baru
Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi
Aksara
Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri
Yogyakarta
Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer
wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)
Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius
Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary
active_learninghtm (20-05-2009)
Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches
Acknowledgement University of Saskatchewan
Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta
F IPS UNY
Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga
Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli
pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas
Unesco Unicer dan Nzaid
Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta
Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil
Cipta Media
Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal
Approach to Instructional Design Australian journal of Educational
Technology
Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas
Surabaya IDM
Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi
Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
34
B Teknik Pengumpulan Data
1 Angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan Kemandirian belajar
Angket partisipasi siswa dalam PAKEM terdiri dari 50 item Data untuk
kemandirian belajar IPS diperoleh melalui angket Angket partisipasi siswa
dalam PAKEM sebanyak 50 item dan angket kemandirian belajar sebanyak
50 item dan Tes ketuntasan belajar IPS sebanyak 50 item
Validitas ietem angket digunakan korelasi Product Moment dari
Pearson sedang reliabilitas item angket digunakan Alpha Cronbach
2 Metode Test
Metode test digunakan untuk mengetahui nilai ketuntasan belajar IPS
berdasarkan kisi-kisi pemberian skor terhadap tes kompetensi belajar IPS
E Teknik Analisis Data
Untuk menguji hipotesis (1) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan ketuntasan belajar IPSrdquo
dan hipotesis (2) yang berbunyi ldquoada hungan positif yang signifikan antara
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan teknik analisis
regresi dan korelasi sederhana atau sering disebut korelasi Product Moment
Untuk menguji hipotesis (3) yang berbunyi ldquoada hubungan positif yang signifikan
antara PAKEM dan kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS digunakan
teknik analisis regresi linier
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
35
F Hipotesis Statistik
Dalam penelitian ini hipotesis statistik adalah sebagai berikut
1 Hipotesis (1)
a Ho ry 1 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 1 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
2 Hipotesis (2)
a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian
belajar dengan ketuntasan belajar IPS
3 Hipotesis (3)
a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kemandirian belajar dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar
dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Skor Partisipasi Siswa dalam PAKEM
Data partisipasi siswa dalam PAKEM secara keseluruhan memiliki
rentangan (range) 45 dengan skor terendah 91 dan skor tertinggi 136 Data
partisipasi siswa dalam PAKEM mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar
1132 modus sebesar 91 median sebesar 114 varians sebesar 21616 dan
simpangan baku standar deviasi) sebesar 147 (nilai-nilai statistik ini
perhitungannya dilakukan dengan komputer dengan program SPSS versi 15
1 Skor Kemandirian Belajar
Data skor kemandirian belajar siswa secara keseluruhan memiliki
rentangan (range) 40 dengan skor terendah 92 dan skor tertinggi 132
Kemandirian belajar mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 1126 modus
sebesar 95 median sebesar 1135 varians sebesar 2276 dan simpangan baku
(standar deviasi) sebesar 151 (nilai-nilai statistik ini perhitungannya
dilakukan dengan komputer program SPSS versi 15
3 Ketuntasan belajar IPS
Data ketuntasan belajar IPS siswa yang memiliki secara keseluruhan
memiliki rentangan (range) 48 dengan skor terendah 50 dan skor tertinggi
98 Ketuntasan belajar IPS siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
37
rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians
sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai
statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS
A Pengujian Persyaratan Analisis
1 Uji Normalitas Data
a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada
lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi
sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa
data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang
berdistribusi normal
b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100
lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data
kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi
normal
c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
38
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov
Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance
sebesar 0808 lebih besar dari α (005)
2 Uji Linieritas
Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier
Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x
2 tabel
dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13
diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan
demikian model regresi adalah model linier
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan
skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS
Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi
Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai
dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44
Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis
Pengujian rhitung rtabel Keterangan
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0616 0312 Signifikan
Hubungan kemandirian
belajar siswa dalam
0677 0312 Signifikan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
39
PAKEM dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran
IPS
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0731 0312 Signifikan
F hitung = 21290
F tabel = 323
Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis
pada akhir Bab II adalah sebagai berikut
1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar
pada mata pelajaran IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi
(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat
diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika
semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
40
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil
perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf
signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat
dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo
sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
41
Coefficientsa
4545 11160 407 686
267 108 338 2467 018
368 105 482 3519 001
(Constant)
x1
x2
Model
1
B Std Error
Unstandardized
Coeff icients
Beta
Standardized
Coeff icients
t Sig
Dependent Variable ya
(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS
Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi
siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar
IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut
Tabel 45
Hasil Analisis Regresi Linier
Coefficients a
Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS
Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai
berikut
Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2
Interpretasi persamaan tersebut adalah
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
42
a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar
4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bernilai nol
b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa
kemandirian belajar bernilai konstan
b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar
siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan
Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan
sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar
42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar
58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari
sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini
menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
43
akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar
225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan
meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31
Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan
memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan
belajar IPS
B Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi
sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan
pembahasan sebagai berikut
Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan
taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat
dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa
dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang
berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat
student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan
menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
44
dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa
siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa
senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh
Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut
bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan
oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan
pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan
bentuk yang sempurna
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan
siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah
dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi
siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia
pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian
belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel
dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung
gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini
dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
45
siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan
yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan
kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan
prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan
kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha
meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha
belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)
bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab
dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa
yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki
tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap
refleksi
Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental
sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi
mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa
remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh
anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh
karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan
kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian
belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar
mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat
diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
46
lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan
pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal
Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu
yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya
bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi
dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang
afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan
belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong
seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni
belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi
pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya
Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi
tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha
untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa
dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam
kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin
kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai
Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa
senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki
banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi
tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester
kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
47
dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang
dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias
memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir
keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi
siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan
tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti
jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena
terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki
kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi
yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan
guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar
Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan
dalam proses belajar
Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa
PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan
dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel
0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian
belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang
menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
48
karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau
bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal
ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di
sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama
memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS
C Keterbatasan Penelitian
Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini
penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan
rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut
Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar
menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka
alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu
sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-
jujurnya
Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya
menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada
secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan
ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah
mencakup materi yang luas
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
49
Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi
proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian
belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek
penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat
sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil
penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
50
BAB V
KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat
disimpulkan bahwa
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan
analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini
berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan
arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan
(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar
siswa
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa
dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis
korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti
bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan
kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
51
mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif
ketuntasan hasil belajar siswa
3 Ketuntasan belajar IPS
Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan
yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa
hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi
pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti
proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan
kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar
IPS
B Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif
dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi
kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik
Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia
menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
52
metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang
diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna
oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu
penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan
antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab
demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan
simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan
antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)
contextual teaching learning (CTL) Jigsaw
Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi
akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang
disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki
hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS
Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model
pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan
menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan
hasil belajarnya
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
53
C Saran
1 Bagi Guru
Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan
materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan
lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan
pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan
belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya
meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar
karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan
prestasi dan ketuntasan belajarnya
2 Bagi siswa
Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar
Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus
menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar
IPS yang diharapkan
3 Bagi Sekolah
Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan
nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan
mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka
mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
54
prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan
tercapainya tujuan bersama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
55
Daftar Pustaka
Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery
Learning Jakarta Depdikbud
Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City
Phoenix Publishing House Inc
Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia
Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja
Grafindo Perasada
Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York
Longman
Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom
AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass
httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)
Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press
Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta
Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum
Depdiknas
Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta
Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan
httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret
Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung
Jurnal Pendidikan
Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas
Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins
Publishers
Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS
Semarang ISBN
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
56
Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press
Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite
(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford
Pergamon Press Reprinted here by permission (net)
__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence
for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College
Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York
Macmillan PublCoy
Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork
Harper and Raw Publisher
Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom
Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren
Teacer Hall India Private Limited
Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS
Jakarta Depdikbud
Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra
(2010)
Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning
httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp
Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest
httpwwweriedigestorg (19-05-2009)
Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta
LP3ES
Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery
learning The case for guided methods of instructionrdquo
httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)
Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan
Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah
disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung
Angkatan Pertama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
57
Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar
Bandung Sinar Baru
Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi
Aksara
Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri
Yogyakarta
Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer
wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)
Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius
Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary
active_learninghtm (20-05-2009)
Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches
Acknowledgement University of Saskatchewan
Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta
F IPS UNY
Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga
Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli
pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas
Unesco Unicer dan Nzaid
Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta
Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil
Cipta Media
Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal
Approach to Instructional Design Australian journal of Educational
Technology
Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas
Surabaya IDM
Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi
Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
35
F Hipotesis Statistik
Dalam penelitian ini hipotesis statistik adalah sebagai berikut
1 Hipotesis (1)
a Ho ry 1 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 1 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
2 Hipotesis (2)
a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian
belajar dengan ketuntasan belajar IPS
3 Hipotesis (3)
a Ho ry 2 P = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kemandirian belajar dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar IPS
b Hi RY 2 P gt 0 Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar
dan partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Skor Partisipasi Siswa dalam PAKEM
Data partisipasi siswa dalam PAKEM secara keseluruhan memiliki
rentangan (range) 45 dengan skor terendah 91 dan skor tertinggi 136 Data
partisipasi siswa dalam PAKEM mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar
1132 modus sebesar 91 median sebesar 114 varians sebesar 21616 dan
simpangan baku standar deviasi) sebesar 147 (nilai-nilai statistik ini
perhitungannya dilakukan dengan komputer dengan program SPSS versi 15
1 Skor Kemandirian Belajar
Data skor kemandirian belajar siswa secara keseluruhan memiliki
rentangan (range) 40 dengan skor terendah 92 dan skor tertinggi 132
Kemandirian belajar mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 1126 modus
sebesar 95 median sebesar 1135 varians sebesar 2276 dan simpangan baku
(standar deviasi) sebesar 151 (nilai-nilai statistik ini perhitungannya
dilakukan dengan komputer program SPSS versi 15
3 Ketuntasan belajar IPS
Data ketuntasan belajar IPS siswa yang memiliki secara keseluruhan
memiliki rentangan (range) 48 dengan skor terendah 50 dan skor tertinggi
98 Ketuntasan belajar IPS siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
37
rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians
sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai
statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS
A Pengujian Persyaratan Analisis
1 Uji Normalitas Data
a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada
lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi
sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa
data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang
berdistribusi normal
b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100
lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data
kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi
normal
c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
38
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov
Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance
sebesar 0808 lebih besar dari α (005)
2 Uji Linieritas
Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier
Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x
2 tabel
dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13
diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan
demikian model regresi adalah model linier
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan
skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS
Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi
Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai
dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44
Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis
Pengujian rhitung rtabel Keterangan
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0616 0312 Signifikan
Hubungan kemandirian
belajar siswa dalam
0677 0312 Signifikan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
39
PAKEM dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran
IPS
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0731 0312 Signifikan
F hitung = 21290
F tabel = 323
Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis
pada akhir Bab II adalah sebagai berikut
1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar
pada mata pelajaran IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi
(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat
diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika
semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
40
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil
perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf
signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat
dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo
sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
41
Coefficientsa
4545 11160 407 686
267 108 338 2467 018
368 105 482 3519 001
(Constant)
x1
x2
Model
1
B Std Error
Unstandardized
Coeff icients
Beta
Standardized
Coeff icients
t Sig
Dependent Variable ya
(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS
Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi
siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar
IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut
Tabel 45
Hasil Analisis Regresi Linier
Coefficients a
Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS
Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai
berikut
Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2
Interpretasi persamaan tersebut adalah
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
42
a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar
4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bernilai nol
b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa
kemandirian belajar bernilai konstan
b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar
siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan
Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan
sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar
42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar
58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari
sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini
menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
43
akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar
225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan
meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31
Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan
memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan
belajar IPS
B Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi
sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan
pembahasan sebagai berikut
Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan
taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat
dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa
dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang
berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat
student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan
menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
44
dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa
siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa
senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh
Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut
bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan
oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan
pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan
bentuk yang sempurna
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan
siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah
dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi
siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia
pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian
belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel
dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung
gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini
dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
45
siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan
yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan
kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan
prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan
kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha
meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha
belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)
bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab
dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa
yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki
tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap
refleksi
Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental
sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi
mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa
remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh
anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh
karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan
kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian
belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar
mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat
diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
46
lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan
pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal
Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu
yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya
bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi
dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang
afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan
belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong
seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni
belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi
pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya
Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi
tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha
untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa
dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam
kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin
kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai
Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa
senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki
banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi
tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester
kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
47
dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang
dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias
memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir
keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi
siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan
tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti
jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena
terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki
kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi
yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan
guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar
Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan
dalam proses belajar
Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa
PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan
dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel
0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian
belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang
menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
48
karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau
bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal
ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di
sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama
memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS
C Keterbatasan Penelitian
Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini
penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan
rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut
Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar
menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka
alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu
sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-
jujurnya
Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya
menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada
secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan
ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah
mencakup materi yang luas
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
49
Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi
proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian
belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek
penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat
sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil
penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
50
BAB V
KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat
disimpulkan bahwa
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan
analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini
berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan
arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan
(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar
siswa
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa
dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis
korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti
bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan
kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
51
mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif
ketuntasan hasil belajar siswa
3 Ketuntasan belajar IPS
Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan
yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa
hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi
pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti
proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan
kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar
IPS
B Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif
dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi
kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik
Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia
menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
52
metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang
diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna
oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu
penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan
antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab
demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan
simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan
antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)
contextual teaching learning (CTL) Jigsaw
Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi
akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang
disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki
hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS
Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model
pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan
menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan
hasil belajarnya
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
53
C Saran
1 Bagi Guru
Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan
materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan
lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan
pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan
belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya
meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar
karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan
prestasi dan ketuntasan belajarnya
2 Bagi siswa
Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar
Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus
menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar
IPS yang diharapkan
3 Bagi Sekolah
Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan
nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan
mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka
mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
54
prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan
tercapainya tujuan bersama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
55
Daftar Pustaka
Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery
Learning Jakarta Depdikbud
Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City
Phoenix Publishing House Inc
Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia
Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja
Grafindo Perasada
Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York
Longman
Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom
AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass
httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)
Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press
Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta
Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum
Depdiknas
Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta
Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan
httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret
Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung
Jurnal Pendidikan
Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas
Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins
Publishers
Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS
Semarang ISBN
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
56
Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press
Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite
(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford
Pergamon Press Reprinted here by permission (net)
__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence
for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College
Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York
Macmillan PublCoy
Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork
Harper and Raw Publisher
Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom
Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren
Teacer Hall India Private Limited
Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS
Jakarta Depdikbud
Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra
(2010)
Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning
httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp
Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest
httpwwweriedigestorg (19-05-2009)
Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta
LP3ES
Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery
learning The case for guided methods of instructionrdquo
httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)
Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan
Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah
disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung
Angkatan Pertama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
57
Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar
Bandung Sinar Baru
Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi
Aksara
Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri
Yogyakarta
Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer
wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)
Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius
Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary
active_learninghtm (20-05-2009)
Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches
Acknowledgement University of Saskatchewan
Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta
F IPS UNY
Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga
Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli
pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas
Unesco Unicer dan Nzaid
Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta
Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil
Cipta Media
Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal
Approach to Instructional Design Australian journal of Educational
Technology
Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas
Surabaya IDM
Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi
Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Skor Partisipasi Siswa dalam PAKEM
Data partisipasi siswa dalam PAKEM secara keseluruhan memiliki
rentangan (range) 45 dengan skor terendah 91 dan skor tertinggi 136 Data
partisipasi siswa dalam PAKEM mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar
1132 modus sebesar 91 median sebesar 114 varians sebesar 21616 dan
simpangan baku standar deviasi) sebesar 147 (nilai-nilai statistik ini
perhitungannya dilakukan dengan komputer dengan program SPSS versi 15
1 Skor Kemandirian Belajar
Data skor kemandirian belajar siswa secara keseluruhan memiliki
rentangan (range) 40 dengan skor terendah 92 dan skor tertinggi 132
Kemandirian belajar mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 1126 modus
sebesar 95 median sebesar 1135 varians sebesar 2276 dan simpangan baku
(standar deviasi) sebesar 151 (nilai-nilai statistik ini perhitungannya
dilakukan dengan komputer program SPSS versi 15
3 Ketuntasan belajar IPS
Data ketuntasan belajar IPS siswa yang memiliki secara keseluruhan
memiliki rentangan (range) 48 dengan skor terendah 50 dan skor tertinggi
98 Ketuntasan belajar IPS siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
37
rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians
sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai
statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS
A Pengujian Persyaratan Analisis
1 Uji Normalitas Data
a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada
lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi
sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa
data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang
berdistribusi normal
b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100
lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data
kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi
normal
c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
38
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov
Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance
sebesar 0808 lebih besar dari α (005)
2 Uji Linieritas
Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier
Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x
2 tabel
dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13
diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan
demikian model regresi adalah model linier
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan
skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS
Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi
Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai
dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44
Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis
Pengujian rhitung rtabel Keterangan
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0616 0312 Signifikan
Hubungan kemandirian
belajar siswa dalam
0677 0312 Signifikan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
39
PAKEM dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran
IPS
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0731 0312 Signifikan
F hitung = 21290
F tabel = 323
Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis
pada akhir Bab II adalah sebagai berikut
1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar
pada mata pelajaran IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi
(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat
diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika
semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
40
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil
perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf
signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat
dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo
sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
41
Coefficientsa
4545 11160 407 686
267 108 338 2467 018
368 105 482 3519 001
(Constant)
x1
x2
Model
1
B Std Error
Unstandardized
Coeff icients
Beta
Standardized
Coeff icients
t Sig
Dependent Variable ya
(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS
Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi
siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar
IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut
Tabel 45
Hasil Analisis Regresi Linier
Coefficients a
Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS
Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai
berikut
Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2
Interpretasi persamaan tersebut adalah
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
42
a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar
4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bernilai nol
b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa
kemandirian belajar bernilai konstan
b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar
siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan
Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan
sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar
42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar
58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari
sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini
menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
43
akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar
225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan
meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31
Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan
memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan
belajar IPS
B Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi
sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan
pembahasan sebagai berikut
Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan
taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat
dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa
dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang
berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat
student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan
menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
44
dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa
siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa
senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh
Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut
bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan
oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan
pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan
bentuk yang sempurna
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan
siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah
dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi
siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia
pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian
belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel
dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung
gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini
dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
45
siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan
yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan
kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan
prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan
kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha
meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha
belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)
bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab
dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa
yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki
tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap
refleksi
Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental
sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi
mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa
remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh
anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh
karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan
kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian
belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar
mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat
diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
46
lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan
pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal
Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu
yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya
bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi
dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang
afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan
belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong
seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni
belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi
pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya
Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi
tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha
untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa
dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam
kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin
kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai
Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa
senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki
banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi
tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester
kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
47
dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang
dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias
memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir
keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi
siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan
tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti
jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena
terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki
kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi
yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan
guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar
Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan
dalam proses belajar
Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa
PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan
dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel
0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian
belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang
menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
48
karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau
bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal
ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di
sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama
memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS
C Keterbatasan Penelitian
Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini
penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan
rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut
Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar
menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka
alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu
sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-
jujurnya
Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya
menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada
secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan
ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah
mencakup materi yang luas
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
49
Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi
proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian
belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek
penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat
sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil
penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
50
BAB V
KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat
disimpulkan bahwa
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan
analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini
berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan
arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan
(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar
siswa
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa
dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis
korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti
bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan
kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
51
mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif
ketuntasan hasil belajar siswa
3 Ketuntasan belajar IPS
Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan
yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa
hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi
pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti
proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan
kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar
IPS
B Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif
dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi
kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik
Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia
menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
52
metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang
diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna
oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu
penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan
antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab
demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan
simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan
antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)
contextual teaching learning (CTL) Jigsaw
Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi
akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang
disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki
hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS
Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model
pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan
menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan
hasil belajarnya
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
53
C Saran
1 Bagi Guru
Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan
materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan
lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan
pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan
belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya
meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar
karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan
prestasi dan ketuntasan belajarnya
2 Bagi siswa
Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar
Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus
menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar
IPS yang diharapkan
3 Bagi Sekolah
Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan
nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan
mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka
mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
54
prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan
tercapainya tujuan bersama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
55
Daftar Pustaka
Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery
Learning Jakarta Depdikbud
Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City
Phoenix Publishing House Inc
Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia
Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja
Grafindo Perasada
Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York
Longman
Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom
AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass
httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)
Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press
Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta
Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum
Depdiknas
Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta
Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan
httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret
Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung
Jurnal Pendidikan
Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas
Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins
Publishers
Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS
Semarang ISBN
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
56
Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press
Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite
(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford
Pergamon Press Reprinted here by permission (net)
__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence
for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College
Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York
Macmillan PublCoy
Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork
Harper and Raw Publisher
Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom
Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren
Teacer Hall India Private Limited
Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS
Jakarta Depdikbud
Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra
(2010)
Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning
httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp
Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest
httpwwweriedigestorg (19-05-2009)
Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta
LP3ES
Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery
learning The case for guided methods of instructionrdquo
httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)
Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan
Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah
disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung
Angkatan Pertama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
57
Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar
Bandung Sinar Baru
Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi
Aksara
Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri
Yogyakarta
Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer
wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)
Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius
Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary
active_learninghtm (20-05-2009)
Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches
Acknowledgement University of Saskatchewan
Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta
F IPS UNY
Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga
Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli
pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas
Unesco Unicer dan Nzaid
Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta
Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil
Cipta Media
Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal
Approach to Instructional Design Australian journal of Educational
Technology
Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas
Surabaya IDM
Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi
Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
37
rata (mean) sebesar 763 modus sebesar 78 median sebesar 78 varians
sebesar 1278 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 113 (nilai-nilai
statistik ini perhitungannya dilakukan dengan computer program SPSS
A Pengujian Persyaratan Analisis
1 Uji Normalitas Data
a Hasil uji normalitas data partisipasi siswa dalam PAKEM
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data partisipasi siswa dalam PAKEM siswa dapat dilihat pada
lampiran 12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi
sebesar 0808 lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa
data partisipasi siswa dalam PAKEM berasal dari data populasi yang
berdistribusi normal
b Hasil uji normalitas data kemandirian belajar siswa
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov
Smirnov pada data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0100
lebih besar dari α (005) sehingga dapat disimpulkan bahwa data
kemandirian belajar siswa yang berasal dari data populasi yang berdistribusi
normal
c Hasil uji normalitas data ketuntasan belajar IPS siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
38
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov
Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance
sebesar 0808 lebih besar dari α (005)
2 Uji Linieritas
Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier
Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x
2 tabel
dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13
diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan
demikian model regresi adalah model linier
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan
skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS
Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi
Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai
dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44
Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis
Pengujian rhitung rtabel Keterangan
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0616 0312 Signifikan
Hubungan kemandirian
belajar siswa dalam
0677 0312 Signifikan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
39
PAKEM dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran
IPS
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0731 0312 Signifikan
F hitung = 21290
F tabel = 323
Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis
pada akhir Bab II adalah sebagai berikut
1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar
pada mata pelajaran IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi
(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat
diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika
semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
40
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil
perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf
signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat
dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo
sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
41
Coefficientsa
4545 11160 407 686
267 108 338 2467 018
368 105 482 3519 001
(Constant)
x1
x2
Model
1
B Std Error
Unstandardized
Coeff icients
Beta
Standardized
Coeff icients
t Sig
Dependent Variable ya
(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS
Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi
siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar
IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut
Tabel 45
Hasil Analisis Regresi Linier
Coefficients a
Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS
Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai
berikut
Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2
Interpretasi persamaan tersebut adalah
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
42
a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar
4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bernilai nol
b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa
kemandirian belajar bernilai konstan
b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar
siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan
Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan
sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar
42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar
58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari
sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini
menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
43
akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar
225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan
meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31
Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan
memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan
belajar IPS
B Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi
sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan
pembahasan sebagai berikut
Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan
taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat
dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa
dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang
berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat
student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan
menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
44
dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa
siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa
senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh
Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut
bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan
oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan
pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan
bentuk yang sempurna
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan
siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah
dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi
siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia
pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian
belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel
dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung
gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini
dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
45
siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan
yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan
kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan
prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan
kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha
meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha
belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)
bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab
dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa
yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki
tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap
refleksi
Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental
sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi
mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa
remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh
anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh
karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan
kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian
belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar
mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat
diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
46
lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan
pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal
Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu
yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya
bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi
dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang
afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan
belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong
seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni
belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi
pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya
Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi
tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha
untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa
dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam
kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin
kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai
Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa
senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki
banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi
tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester
kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
47
dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang
dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias
memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir
keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi
siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan
tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti
jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena
terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki
kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi
yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan
guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar
Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan
dalam proses belajar
Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa
PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan
dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel
0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian
belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang
menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
48
karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau
bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal
ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di
sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama
memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS
C Keterbatasan Penelitian
Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini
penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan
rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut
Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar
menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka
alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu
sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-
jujurnya
Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya
menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada
secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan
ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah
mencakup materi yang luas
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
49
Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi
proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian
belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek
penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat
sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil
penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
50
BAB V
KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat
disimpulkan bahwa
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan
analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini
berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan
arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan
(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar
siswa
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa
dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis
korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti
bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan
kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
51
mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif
ketuntasan hasil belajar siswa
3 Ketuntasan belajar IPS
Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan
yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa
hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi
pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti
proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan
kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar
IPS
B Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif
dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi
kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik
Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia
menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
52
metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang
diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna
oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu
penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan
antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab
demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan
simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan
antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)
contextual teaching learning (CTL) Jigsaw
Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi
akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang
disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki
hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS
Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model
pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan
menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan
hasil belajarnya
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
53
C Saran
1 Bagi Guru
Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan
materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan
lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan
pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan
belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya
meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar
karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan
prestasi dan ketuntasan belajarnya
2 Bagi siswa
Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar
Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus
menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar
IPS yang diharapkan
3 Bagi Sekolah
Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan
nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan
mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka
mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
54
prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan
tercapainya tujuan bersama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
55
Daftar Pustaka
Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery
Learning Jakarta Depdikbud
Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City
Phoenix Publishing House Inc
Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia
Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja
Grafindo Perasada
Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York
Longman
Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom
AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass
httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)
Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press
Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta
Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum
Depdiknas
Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta
Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan
httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret
Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung
Jurnal Pendidikan
Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas
Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins
Publishers
Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS
Semarang ISBN
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
56
Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press
Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite
(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford
Pergamon Press Reprinted here by permission (net)
__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence
for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College
Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York
Macmillan PublCoy
Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork
Harper and Raw Publisher
Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom
Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren
Teacer Hall India Private Limited
Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS
Jakarta Depdikbud
Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra
(2010)
Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning
httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp
Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest
httpwwweriedigestorg (19-05-2009)
Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta
LP3ES
Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery
learning The case for guided methods of instructionrdquo
httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)
Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan
Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah
disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung
Angkatan Pertama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
57
Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar
Bandung Sinar Baru
Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi
Aksara
Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri
Yogyakarta
Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer
wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)
Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius
Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary
active_learninghtm (20-05-2009)
Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches
Acknowledgement University of Saskatchewan
Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta
F IPS UNY
Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga
Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli
pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas
Unesco Unicer dan Nzaid
Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta
Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil
Cipta Media
Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal
Approach to Instructional Design Australian journal of Educational
Technology
Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas
Surabaya IDM
Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi
Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
38
Perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov
Smirnov pada data ketuntasan belajar IPS siswa dapat dilihat pada lampiran
12 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai asymptotic signivicance
sebesar 0808 lebih besar dari α (005)
2 Uji Linieritas
Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier
Criteria pengujian adalah model regresi dikatakan linier jika x2 hitung lt x
2 tabel
dengan taraf signifikansi = 005 Hasil perhitungan pada lampiran 13
diperoleh x2 hitung sebesar 214 lebih kecil dari x2 tabel yaitu 552585 Dengan
demikian model regresi adalah model linier
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis hubungan
skor partisipasi siswa dalam PAKEM dan skor kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS
Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji korelasi dan regresi
Hasil perhitungan uji korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran 16 sampai
dengan lampiran 18 Berdasarkan hasil analisis dapat dirangkum pada tabel 44
Tabel 44 Rangkuman Hasil Analisis
Pengujian rhitung rtabel Keterangan
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0616 0312 Signifikan
Hubungan kemandirian
belajar siswa dalam
0677 0312 Signifikan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
39
PAKEM dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran
IPS
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0731 0312 Signifikan
F hitung = 21290
F tabel = 323
Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis
pada akhir Bab II adalah sebagai berikut
1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar
pada mata pelajaran IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi
(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat
diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika
semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
40
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil
perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf
signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat
dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo
sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
41
Coefficientsa
4545 11160 407 686
267 108 338 2467 018
368 105 482 3519 001
(Constant)
x1
x2
Model
1
B Std Error
Unstandardized
Coeff icients
Beta
Standardized
Coeff icients
t Sig
Dependent Variable ya
(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS
Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi
siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar
IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut
Tabel 45
Hasil Analisis Regresi Linier
Coefficients a
Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS
Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai
berikut
Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2
Interpretasi persamaan tersebut adalah
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
42
a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar
4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bernilai nol
b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa
kemandirian belajar bernilai konstan
b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar
siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan
Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan
sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar
42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar
58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari
sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini
menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
43
akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar
225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan
meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31
Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan
memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan
belajar IPS
B Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi
sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan
pembahasan sebagai berikut
Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan
taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat
dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa
dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang
berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat
student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan
menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
44
dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa
siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa
senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh
Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut
bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan
oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan
pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan
bentuk yang sempurna
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan
siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah
dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi
siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia
pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian
belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel
dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung
gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini
dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
45
siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan
yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan
kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan
prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan
kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha
meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha
belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)
bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab
dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa
yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki
tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap
refleksi
Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental
sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi
mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa
remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh
anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh
karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan
kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian
belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar
mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat
diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
46
lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan
pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal
Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu
yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya
bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi
dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang
afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan
belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong
seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni
belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi
pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya
Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi
tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha
untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa
dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam
kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin
kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai
Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa
senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki
banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi
tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester
kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
47
dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang
dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias
memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir
keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi
siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan
tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti
jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena
terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki
kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi
yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan
guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar
Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan
dalam proses belajar
Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa
PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan
dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel
0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian
belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang
menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
48
karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau
bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal
ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di
sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama
memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS
C Keterbatasan Penelitian
Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini
penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan
rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut
Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar
menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka
alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu
sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-
jujurnya
Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya
menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada
secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan
ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah
mencakup materi yang luas
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
49
Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi
proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian
belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek
penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat
sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil
penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
50
BAB V
KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat
disimpulkan bahwa
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan
analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini
berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan
arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan
(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar
siswa
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa
dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis
korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti
bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan
kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
51
mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif
ketuntasan hasil belajar siswa
3 Ketuntasan belajar IPS
Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan
yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa
hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi
pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti
proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan
kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar
IPS
B Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif
dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi
kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik
Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia
menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
52
metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang
diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna
oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu
penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan
antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab
demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan
simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan
antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)
contextual teaching learning (CTL) Jigsaw
Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi
akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang
disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki
hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS
Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model
pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan
menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan
hasil belajarnya
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
53
C Saran
1 Bagi Guru
Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan
materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan
lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan
pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan
belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya
meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar
karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan
prestasi dan ketuntasan belajarnya
2 Bagi siswa
Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar
Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus
menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar
IPS yang diharapkan
3 Bagi Sekolah
Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan
nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan
mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka
mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
54
prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan
tercapainya tujuan bersama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
55
Daftar Pustaka
Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery
Learning Jakarta Depdikbud
Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City
Phoenix Publishing House Inc
Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia
Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja
Grafindo Perasada
Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York
Longman
Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom
AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass
httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)
Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press
Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta
Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum
Depdiknas
Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta
Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan
httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret
Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung
Jurnal Pendidikan
Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas
Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins
Publishers
Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS
Semarang ISBN
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
56
Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press
Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite
(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford
Pergamon Press Reprinted here by permission (net)
__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence
for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College
Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York
Macmillan PublCoy
Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork
Harper and Raw Publisher
Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom
Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren
Teacer Hall India Private Limited
Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS
Jakarta Depdikbud
Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra
(2010)
Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning
httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp
Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest
httpwwweriedigestorg (19-05-2009)
Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta
LP3ES
Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery
learning The case for guided methods of instructionrdquo
httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)
Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan
Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah
disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung
Angkatan Pertama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
57
Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar
Bandung Sinar Baru
Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi
Aksara
Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri
Yogyakarta
Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer
wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)
Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius
Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary
active_learninghtm (20-05-2009)
Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches
Acknowledgement University of Saskatchewan
Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta
F IPS UNY
Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga
Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli
pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas
Unesco Unicer dan Nzaid
Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta
Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil
Cipta Media
Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal
Approach to Instructional Design Australian journal of Educational
Technology
Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas
Surabaya IDM
Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi
Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
39
PAKEM dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran
IPS
Hubungan partisipasi siswa
dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan
ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
0731 0312 Signifikan
F hitung = 21290
F tabel = 323
Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagaimana yang tertulis
pada akhir Bab II adalah sebagai berikut
1 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar
pada mata pelajaran IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara antara partisipasi siswa dalam ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi
(lampiran 15) diperoleh nilai rhitung = 0616 Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh rtabel 0312 Jadi rhitung gt rtabel (0616 gt 0312) sehingga dapat
diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 naik maka variabel Y naik atau berarti jika
semakin tinggi partisipasi didwa dalam PAKEM maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
2 Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada
mata pelajaran IPS
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
40
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil
perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf
signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat
dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo
sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
41
Coefficientsa
4545 11160 407 686
267 108 338 2467 018
368 105 482 3519 001
(Constant)
x1
x2
Model
1
B Std Error
Unstandardized
Coeff icients
Beta
Standardized
Coeff icients
t Sig
Dependent Variable ya
(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS
Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi
siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar
IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut
Tabel 45
Hasil Analisis Regresi Linier
Coefficients a
Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS
Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai
berikut
Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2
Interpretasi persamaan tersebut adalah
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
42
a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar
4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bernilai nol
b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa
kemandirian belajar bernilai konstan
b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar
siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan
Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan
sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar
42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar
58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari
sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini
menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
43
akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar
225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan
meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31
Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan
memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan
belajar IPS
B Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi
sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan
pembahasan sebagai berikut
Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan
taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat
dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa
dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang
berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat
student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan
menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
44
dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa
siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa
senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh
Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut
bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan
oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan
pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan
bentuk yang sempurna
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan
siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah
dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi
siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia
pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian
belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel
dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung
gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini
dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
45
siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan
yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan
kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan
prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan
kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha
meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha
belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)
bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab
dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa
yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki
tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap
refleksi
Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental
sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi
mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa
remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh
anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh
karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan
kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian
belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar
mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat
diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
46
lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan
pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal
Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu
yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya
bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi
dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang
afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan
belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong
seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni
belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi
pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya
Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi
tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha
untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa
dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam
kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin
kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai
Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa
senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki
banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi
tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester
kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
47
dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang
dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias
memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir
keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi
siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan
tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti
jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena
terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki
kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi
yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan
guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar
Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan
dalam proses belajar
Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa
PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan
dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel
0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian
belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang
menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
48
karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau
bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal
ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di
sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama
memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS
C Keterbatasan Penelitian
Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini
penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan
rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut
Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar
menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka
alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu
sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-
jujurnya
Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya
menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada
secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan
ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah
mencakup materi yang luas
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
49
Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi
proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian
belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek
penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat
sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil
penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
50
BAB V
KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat
disimpulkan bahwa
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan
analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini
berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan
arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan
(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar
siswa
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa
dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis
korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti
bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan
kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
51
mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif
ketuntasan hasil belajar siswa
3 Ketuntasan belajar IPS
Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan
yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa
hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi
pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti
proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan
kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar
IPS
B Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif
dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi
kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik
Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia
menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
52
metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang
diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna
oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu
penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan
antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab
demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan
simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan
antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)
contextual teaching learning (CTL) Jigsaw
Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi
akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang
disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki
hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS
Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model
pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan
menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan
hasil belajarnya
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
53
C Saran
1 Bagi Guru
Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan
materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan
lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan
pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan
belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya
meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar
karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan
prestasi dan ketuntasan belajarnya
2 Bagi siswa
Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar
Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus
menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar
IPS yang diharapkan
3 Bagi Sekolah
Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan
nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan
mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka
mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
54
prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan
tercapainya tujuan bersama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
55
Daftar Pustaka
Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery
Learning Jakarta Depdikbud
Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City
Phoenix Publishing House Inc
Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia
Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja
Grafindo Perasada
Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York
Longman
Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom
AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass
httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)
Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press
Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta
Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum
Depdiknas
Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta
Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan
httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret
Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung
Jurnal Pendidikan
Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas
Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins
Publishers
Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS
Semarang ISBN
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
56
Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press
Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite
(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford
Pergamon Press Reprinted here by permission (net)
__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence
for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College
Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York
Macmillan PublCoy
Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork
Harper and Raw Publisher
Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom
Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren
Teacer Hall India Private Limited
Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS
Jakarta Depdikbud
Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra
(2010)
Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning
httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp
Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest
httpwwweriedigestorg (19-05-2009)
Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta
LP3ES
Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery
learning The case for guided methods of instructionrdquo
httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)
Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan
Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah
disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung
Angkatan Pertama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
57
Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar
Bandung Sinar Baru
Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi
Aksara
Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri
Yogyakarta
Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer
wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)
Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius
Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary
active_learninghtm (20-05-2009)
Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches
Acknowledgement University of Saskatchewan
Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta
F IPS UNY
Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga
Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli
pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas
Unesco Unicer dan Nzaid
Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta
Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil
Cipta Media
Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal
Approach to Instructional Design Australian journal of Educational
Technology
Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas
Surabaya IDM
Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi
Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
40
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
digunakan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung = 0677 (lampiran16) Hasil
perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf
signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0677 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang positif
signifikan antara kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Hal ini menunjukkan jika variabel X2 naik maka variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi
keruntasan hasil belajar IPS
3 Hubungan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa dengan ketuntasan belajar IPS digunakan analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 (lampiran16) Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 005 dengan df =
40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat
dikatakan ada hubungan yang positif signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS
Signifikansi tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji F dimana diperoleh Fo
sebesar 21290 lebih besar dari f tabel pada signifikansi α = 005 dengan df =
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
41
Coefficientsa
4545 11160 407 686
267 108 338 2467 018
368 105 482 3519 001
(Constant)
x1
x2
Model
1
B Std Error
Unstandardized
Coeff icients
Beta
Standardized
Coeff icients
t Sig
Dependent Variable ya
(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS
Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi
siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar
IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut
Tabel 45
Hasil Analisis Regresi Linier
Coefficients a
Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS
Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai
berikut
Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2
Interpretasi persamaan tersebut adalah
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
42
a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar
4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bernilai nol
b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa
kemandirian belajar bernilai konstan
b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar
siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan
Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan
sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar
42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar
58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari
sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini
menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
43
akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar
225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan
meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31
Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan
memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan
belajar IPS
B Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi
sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan
pembahasan sebagai berikut
Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan
taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat
dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa
dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang
berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat
student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan
menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
44
dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa
siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa
senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh
Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut
bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan
oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan
pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan
bentuk yang sempurna
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan
siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah
dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi
siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia
pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian
belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel
dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung
gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini
dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
45
siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan
yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan
kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan
prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan
kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha
meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha
belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)
bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab
dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa
yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki
tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap
refleksi
Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental
sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi
mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa
remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh
anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh
karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan
kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian
belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar
mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat
diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
46
lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan
pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal
Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu
yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya
bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi
dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang
afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan
belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong
seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni
belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi
pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya
Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi
tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha
untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa
dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam
kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin
kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai
Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa
senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki
banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi
tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester
kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
47
dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang
dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias
memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir
keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi
siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan
tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti
jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena
terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki
kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi
yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan
guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar
Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan
dalam proses belajar
Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa
PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan
dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel
0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian
belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang
menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
48
karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau
bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal
ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di
sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama
memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS
C Keterbatasan Penelitian
Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini
penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan
rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut
Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar
menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka
alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu
sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-
jujurnya
Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya
menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada
secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan
ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah
mencakup materi yang luas
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
49
Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi
proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian
belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek
penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat
sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil
penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
50
BAB V
KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat
disimpulkan bahwa
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan
analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini
berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan
arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan
(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar
siswa
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa
dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis
korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti
bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan
kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
51
mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif
ketuntasan hasil belajar siswa
3 Ketuntasan belajar IPS
Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan
yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa
hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi
pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti
proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan
kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar
IPS
B Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif
dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi
kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik
Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia
menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
52
metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang
diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna
oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu
penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan
antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab
demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan
simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan
antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)
contextual teaching learning (CTL) Jigsaw
Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi
akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang
disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki
hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS
Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model
pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan
menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan
hasil belajarnya
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
53
C Saran
1 Bagi Guru
Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan
materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan
lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan
pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan
belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya
meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar
karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan
prestasi dan ketuntasan belajarnya
2 Bagi siswa
Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar
Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus
menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar
IPS yang diharapkan
3 Bagi Sekolah
Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan
nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan
mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka
mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
54
prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan
tercapainya tujuan bersama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
55
Daftar Pustaka
Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery
Learning Jakarta Depdikbud
Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City
Phoenix Publishing House Inc
Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia
Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja
Grafindo Perasada
Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York
Longman
Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom
AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass
httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)
Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press
Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta
Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum
Depdiknas
Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta
Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan
httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret
Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung
Jurnal Pendidikan
Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas
Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins
Publishers
Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS
Semarang ISBN
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
56
Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press
Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite
(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford
Pergamon Press Reprinted here by permission (net)
__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence
for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College
Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York
Macmillan PublCoy
Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork
Harper and Raw Publisher
Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom
Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren
Teacer Hall India Private Limited
Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS
Jakarta Depdikbud
Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra
(2010)
Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning
httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp
Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest
httpwwweriedigestorg (19-05-2009)
Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta
LP3ES
Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery
learning The case for guided methods of instructionrdquo
httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)
Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan
Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah
disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung
Angkatan Pertama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
57
Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar
Bandung Sinar Baru
Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi
Aksara
Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri
Yogyakarta
Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer
wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)
Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius
Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary
active_learninghtm (20-05-2009)
Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches
Acknowledgement University of Saskatchewan
Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta
F IPS UNY
Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga
Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli
pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas
Unesco Unicer dan Nzaid
Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta
Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil
Cipta Media
Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal
Approach to Instructional Design Australian journal of Educational
Technology
Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas
Surabaya IDM
Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi
Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
41
Coefficientsa
4545 11160 407 686
267 108 338 2467 018
368 105 482 3519 001
(Constant)
x1
x2
Model
1
B Std Error
Unstandardized
Coeff icients
Beta
Standardized
Coeff icients
t Sig
Dependent Variable ya
(237) yaitu 323 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini
menunjukkan jika variabel X1 dan X2 naik maska variabel Y naik atau berarti
jika semakin tinggi partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar
siswa maka semaikan tinggi ketuntasan belajar IPS
Hasil analisis regresi ganda yang menunjukan hubungan antara partsisipasi
siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar
IPS dapat dilihat pada lampiran 18 dengan hasil sebagai berikut
Tabel 45
Hasil Analisis Regresi Linier
Coefficients a
Dependent Vartabel Ketuntasan Belajar IPS
Dari hasil analisis regresi linier pada tabel 45 dapat dibuat persamaan sebagai
berikut
Y = 4545+ 0267X1 + 0368X2
Interpretasi persamaan tersebut adalah
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
42
a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar
4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bernilai nol
b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa
kemandirian belajar bernilai konstan
b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar
siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan
Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan
sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar
42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar
58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari
sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini
menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
43
akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar
225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan
meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31
Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan
memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan
belajar IPS
B Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi
sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan
pembahasan sebagai berikut
Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan
taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat
dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa
dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang
berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat
student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan
menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
44
dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa
siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa
senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh
Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut
bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan
oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan
pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan
bentuk yang sempurna
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan
siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah
dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi
siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia
pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian
belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel
dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung
gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini
dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
45
siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan
yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan
kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan
prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan
kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha
meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha
belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)
bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab
dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa
yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki
tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap
refleksi
Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental
sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi
mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa
remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh
anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh
karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan
kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian
belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar
mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat
diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
46
lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan
pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal
Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu
yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya
bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi
dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang
afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan
belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong
seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni
belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi
pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya
Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi
tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha
untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa
dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam
kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin
kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai
Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa
senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki
banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi
tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester
kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
47
dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang
dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias
memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir
keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi
siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan
tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti
jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena
terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki
kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi
yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan
guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar
Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan
dalam proses belajar
Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa
PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan
dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel
0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian
belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang
menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
48
karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau
bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal
ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di
sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama
memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS
C Keterbatasan Penelitian
Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini
penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan
rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut
Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar
menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka
alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu
sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-
jujurnya
Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya
menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada
secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan
ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah
mencakup materi yang luas
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
49
Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi
proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian
belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek
penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat
sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil
penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
50
BAB V
KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat
disimpulkan bahwa
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan
analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini
berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan
arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan
(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar
siswa
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa
dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis
korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti
bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan
kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
51
mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif
ketuntasan hasil belajar siswa
3 Ketuntasan belajar IPS
Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan
yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa
hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi
pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti
proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan
kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar
IPS
B Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif
dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi
kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik
Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia
menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
52
metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang
diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna
oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu
penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan
antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab
demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan
simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan
antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)
contextual teaching learning (CTL) Jigsaw
Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi
akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang
disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki
hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS
Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model
pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan
menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan
hasil belajarnya
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
53
C Saran
1 Bagi Guru
Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan
materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan
lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan
pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan
belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya
meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar
karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan
prestasi dan ketuntasan belajarnya
2 Bagi siswa
Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar
Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus
menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar
IPS yang diharapkan
3 Bagi Sekolah
Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan
nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan
mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka
mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
54
prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan
tercapainya tujuan bersama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
55
Daftar Pustaka
Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery
Learning Jakarta Depdikbud
Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City
Phoenix Publishing House Inc
Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia
Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja
Grafindo Perasada
Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York
Longman
Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom
AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass
httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)
Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press
Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta
Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum
Depdiknas
Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta
Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan
httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret
Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung
Jurnal Pendidikan
Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas
Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins
Publishers
Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS
Semarang ISBN
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
56
Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press
Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite
(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford
Pergamon Press Reprinted here by permission (net)
__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence
for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College
Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York
Macmillan PublCoy
Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork
Harper and Raw Publisher
Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom
Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren
Teacer Hall India Private Limited
Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS
Jakarta Depdikbud
Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra
(2010)
Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning
httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp
Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest
httpwwweriedigestorg (19-05-2009)
Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta
LP3ES
Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery
learning The case for guided methods of instructionrdquo
httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)
Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan
Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah
disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung
Angkatan Pertama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
57
Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar
Bandung Sinar Baru
Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi
Aksara
Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri
Yogyakarta
Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer
wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)
Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius
Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary
active_learninghtm (20-05-2009)
Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches
Acknowledgement University of Saskatchewan
Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta
F IPS UNY
Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga
Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli
pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas
Unesco Unicer dan Nzaid
Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta
Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil
Cipta Media
Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal
Approach to Instructional Design Australian journal of Educational
Technology
Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas
Surabaya IDM
Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi
Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
42
a = 4545 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS sebesar
4545 jika variabel partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bernilai nol
b1 = 0267 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebsar 0267 jika variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM meningkat dalam 1 satuan dengan asumsi bahwa
kemandirian belajar bernilai konstan
b2 = 0368 artinya bahawa nilai ketuntasan belajar IPS akan
meningkat sebesar 0368 jika variabel kemandirian belajar
siswa meningkat 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM bernilai konstan
Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi ganda dapat ditentukan
sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa sumbangan relatif variabel
partisipasi siswa dalam PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar
42 lebih kecil dari sumbangan relatif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar
58 Demikian juga untuk sumbangan efektif variabel partisipasi siswa dalam
PAKEM terhadap ketuntasan belajar IPS adalah sebesar 225 lebih kecil dari
sumbangan efektif variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 31 Hal ini
menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi siswa dalam PAKEM secara efektif
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
43
akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar
225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan
meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31
Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan
memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan
belajar IPS
B Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi
sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan
pembahasan sebagai berikut
Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan
taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat
dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa
dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang
berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat
student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan
menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
44
dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa
siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa
senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh
Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut
bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan
oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan
pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan
bentuk yang sempurna
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan
siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah
dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi
siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia
pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian
belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel
dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung
gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini
dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
45
siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan
yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan
kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan
prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan
kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha
meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha
belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)
bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab
dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa
yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki
tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap
refleksi
Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental
sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi
mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa
remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh
anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh
karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan
kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian
belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar
mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat
diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
46
lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan
pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal
Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu
yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya
bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi
dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang
afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan
belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong
seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni
belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi
pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya
Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi
tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha
untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa
dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam
kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin
kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai
Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa
senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki
banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi
tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester
kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
47
dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang
dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias
memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir
keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi
siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan
tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti
jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena
terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki
kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi
yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan
guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar
Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan
dalam proses belajar
Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa
PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan
dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel
0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian
belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang
menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
48
karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau
bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal
ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di
sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama
memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS
C Keterbatasan Penelitian
Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini
penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan
rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut
Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar
menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka
alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu
sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-
jujurnya
Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya
menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada
secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan
ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah
mencakup materi yang luas
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
49
Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi
proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian
belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek
penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat
sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil
penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
50
BAB V
KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat
disimpulkan bahwa
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan
analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini
berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan
arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan
(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar
siswa
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa
dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis
korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti
bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan
kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
51
mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif
ketuntasan hasil belajar siswa
3 Ketuntasan belajar IPS
Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan
yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa
hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi
pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti
proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan
kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar
IPS
B Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif
dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi
kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik
Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia
menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
52
metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang
diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna
oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu
penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan
antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab
demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan
simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan
antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)
contextual teaching learning (CTL) Jigsaw
Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi
akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang
disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki
hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS
Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model
pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan
menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan
hasil belajarnya
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
53
C Saran
1 Bagi Guru
Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan
materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan
lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan
pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan
belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya
meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar
karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan
prestasi dan ketuntasan belajarnya
2 Bagi siswa
Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar
Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus
menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar
IPS yang diharapkan
3 Bagi Sekolah
Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan
nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan
mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka
mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
54
prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan
tercapainya tujuan bersama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
55
Daftar Pustaka
Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery
Learning Jakarta Depdikbud
Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City
Phoenix Publishing House Inc
Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia
Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja
Grafindo Perasada
Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York
Longman
Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom
AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass
httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)
Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press
Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta
Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum
Depdiknas
Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta
Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan
httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret
Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung
Jurnal Pendidikan
Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas
Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins
Publishers
Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS
Semarang ISBN
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
56
Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press
Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite
(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford
Pergamon Press Reprinted here by permission (net)
__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence
for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College
Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York
Macmillan PublCoy
Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork
Harper and Raw Publisher
Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom
Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren
Teacer Hall India Private Limited
Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS
Jakarta Depdikbud
Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra
(2010)
Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning
httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp
Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest
httpwwweriedigestorg (19-05-2009)
Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta
LP3ES
Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery
learning The case for guided methods of instructionrdquo
httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)
Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan
Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah
disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung
Angkatan Pertama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
57
Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar
Bandung Sinar Baru
Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi
Aksara
Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri
Yogyakarta
Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer
wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)
Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius
Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary
active_learninghtm (20-05-2009)
Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches
Acknowledgement University of Saskatchewan
Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta
F IPS UNY
Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga
Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli
pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas
Unesco Unicer dan Nzaid
Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta
Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil
Cipta Media
Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal
Approach to Instructional Design Australian journal of Educational
Technology
Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas
Surabaya IDM
Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi
Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
43
akan meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebesar
225 sedangkan peningkatan kemandirian belajar siswa secara efektif akan
meningkatkan nilai ketuntasan belajar IPS dengan peningkatan sebsar 31
Dengan demikian variabel kemandirian belajar siswa dalam PAKEM akan
memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai ketuntasan
belajar IPS
B Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis korelasi dan regresi
sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis di atas dapat dikemukakan
pembahasan sebagai berikut
Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara
partisipasi siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0616 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan
taraf signifikansi α = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung gt r tabel
(0616 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif partisipasi siswa
dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 225 Hal ini dapat
dikatakan bahwa pembelajaran dengan model PAKEM dan partisipasi aktif siswa
dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang
berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam pembelajaran model PAKEM bersifat
student centered dimana siswa terlibat secara aktif kreatif efektif dan
menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga belajar akan lebih bermakna
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
44
dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa
siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa
senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh
Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut
bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan
oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan
pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan
bentuk yang sempurna
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan
siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah
dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi
siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia
pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian
belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel
dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung
gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini
dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
45
siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan
yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan
kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan
prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan
kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha
meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha
belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)
bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab
dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa
yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki
tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap
refleksi
Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental
sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi
mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa
remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh
anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh
karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan
kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian
belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar
mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat
diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
46
lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan
pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal
Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu
yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya
bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi
dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang
afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan
belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong
seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni
belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi
pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya
Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi
tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha
untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa
dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam
kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin
kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai
Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa
senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki
banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi
tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester
kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
47
dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang
dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias
memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir
keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi
siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan
tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti
jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena
terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki
kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi
yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan
guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar
Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan
dalam proses belajar
Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa
PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan
dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel
0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian
belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang
menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
48
karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau
bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal
ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di
sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama
memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS
C Keterbatasan Penelitian
Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini
penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan
rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut
Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar
menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka
alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu
sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-
jujurnya
Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya
menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada
secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan
ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah
mencakup materi yang luas
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
49
Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi
proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian
belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek
penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat
sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil
penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
50
BAB V
KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat
disimpulkan bahwa
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan
analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini
berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan
arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan
(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar
siswa
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa
dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis
korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti
bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan
kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
51
mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif
ketuntasan hasil belajar siswa
3 Ketuntasan belajar IPS
Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan
yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa
hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi
pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti
proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan
kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar
IPS
B Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif
dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi
kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik
Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia
menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
52
metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang
diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna
oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu
penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan
antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab
demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan
simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan
antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)
contextual teaching learning (CTL) Jigsaw
Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi
akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang
disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki
hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS
Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model
pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan
menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan
hasil belajarnya
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
53
C Saran
1 Bagi Guru
Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan
materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan
lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan
pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan
belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya
meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar
karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan
prestasi dan ketuntasan belajarnya
2 Bagi siswa
Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar
Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus
menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar
IPS yang diharapkan
3 Bagi Sekolah
Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan
nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan
mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka
mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
54
prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan
tercapainya tujuan bersama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
55
Daftar Pustaka
Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery
Learning Jakarta Depdikbud
Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City
Phoenix Publishing House Inc
Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia
Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja
Grafindo Perasada
Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York
Longman
Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom
AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass
httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)
Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press
Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta
Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum
Depdiknas
Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta
Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan
httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret
Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung
Jurnal Pendidikan
Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas
Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins
Publishers
Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS
Semarang ISBN
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
56
Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press
Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite
(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford
Pergamon Press Reprinted here by permission (net)
__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence
for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College
Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York
Macmillan PublCoy
Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork
Harper and Raw Publisher
Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom
Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren
Teacer Hall India Private Limited
Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS
Jakarta Depdikbud
Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra
(2010)
Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning
httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp
Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest
httpwwweriedigestorg (19-05-2009)
Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta
LP3ES
Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery
learning The case for guided methods of instructionrdquo
httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)
Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan
Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah
disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung
Angkatan Pertama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
57
Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar
Bandung Sinar Baru
Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi
Aksara
Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri
Yogyakarta
Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer
wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)
Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius
Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary
active_learninghtm (20-05-2009)
Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches
Acknowledgement University of Saskatchewan
Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta
F IPS UNY
Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga
Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli
pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas
Unesco Unicer dan Nzaid
Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta
Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil
Cipta Media
Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal
Approach to Instructional Design Australian journal of Educational
Technology
Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas
Surabaya IDM
Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi
Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
44
dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa
siswa dapat belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan merasa
senang mengikuti proses pembelajaran tersebut sebagaimana diutarakan oleh
Soediono dkk (2003 34) bahwa pembelajaran yang tidak memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut
bertentangan dengan hakekat belajar Demikian pula dengan apa yang diutarakan
oleh Tate Qomarudin ( 2005 19) bahwa menabur kegembiraan dan keceriaan
pada anak akan membuatnya mampu mengfaktualisasikan kemampuannya dan
bentuk yang sempurna
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan cara belajar yang menekankan
siswa aktif dengan menggunakan media atau perangkat-perangkat yang sudah
dimodifikasi sehingga anak disamping belajar aktif ada rasa senang Partisipasi
siswa dalam PAKEM atau pola pembelajaran menjadi faktor penting di dunia
pendidikan Hal ini di duga ada hubungan-hubungan positif antara partisipasi
siswa dalam PAKEM dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Di samping itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemandirian
belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS
Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi diperoleh nilai r hitung =
0677 (lampiran 6) Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel
dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel 0312 Jadi r hitung
gt r tabel (0677 gt 0312) dan berdasarkan perhitungan sumbangan efektif
kemandirian belajar siswa dengan ketuntasan belajar IPS sebesar 31 Hal ini
dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pengembangan kemandirian belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
45
siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan
yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan
kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan
prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan
kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha
meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha
belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)
bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab
dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa
yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki
tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap
refleksi
Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental
sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi
mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa
remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh
anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh
karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan
kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian
belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar
mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat
diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
46
lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan
pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal
Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu
yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya
bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi
dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang
afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan
belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong
seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni
belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi
pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya
Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi
tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha
untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa
dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam
kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin
kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai
Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa
senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki
banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi
tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester
kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
47
dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang
dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias
memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir
keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi
siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan
tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti
jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena
terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki
kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi
yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan
guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar
Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan
dalam proses belajar
Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa
PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan
dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel
0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian
belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang
menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
48
karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau
bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal
ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di
sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama
memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS
C Keterbatasan Penelitian
Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini
penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan
rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut
Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar
menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka
alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu
sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-
jujurnya
Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya
menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada
secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan
ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah
mencakup materi yang luas
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
49
Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi
proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian
belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek
penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat
sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil
penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
50
BAB V
KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat
disimpulkan bahwa
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan
analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini
berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan
arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan
(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar
siswa
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa
dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis
korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti
bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan
kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
51
mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif
ketuntasan hasil belajar siswa
3 Ketuntasan belajar IPS
Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan
yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa
hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi
pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti
proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan
kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar
IPS
B Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif
dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi
kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik
Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia
menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
52
metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang
diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna
oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu
penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan
antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab
demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan
simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan
antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)
contextual teaching learning (CTL) Jigsaw
Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi
akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang
disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki
hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS
Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model
pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan
menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan
hasil belajarnya
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
53
C Saran
1 Bagi Guru
Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan
materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan
lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan
pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan
belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya
meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar
karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan
prestasi dan ketuntasan belajarnya
2 Bagi siswa
Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar
Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus
menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar
IPS yang diharapkan
3 Bagi Sekolah
Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan
nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan
mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka
mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
54
prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan
tercapainya tujuan bersama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
55
Daftar Pustaka
Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery
Learning Jakarta Depdikbud
Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City
Phoenix Publishing House Inc
Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia
Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja
Grafindo Perasada
Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York
Longman
Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom
AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass
httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)
Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press
Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta
Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum
Depdiknas
Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta
Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan
httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret
Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung
Jurnal Pendidikan
Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas
Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins
Publishers
Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS
Semarang ISBN
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
56
Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press
Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite
(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford
Pergamon Press Reprinted here by permission (net)
__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence
for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College
Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York
Macmillan PublCoy
Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork
Harper and Raw Publisher
Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom
Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren
Teacer Hall India Private Limited
Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS
Jakarta Depdikbud
Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra
(2010)
Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning
httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp
Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest
httpwwweriedigestorg (19-05-2009)
Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta
LP3ES
Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery
learning The case for guided methods of instructionrdquo
httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)
Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan
Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah
disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung
Angkatan Pertama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
57
Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar
Bandung Sinar Baru
Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi
Aksara
Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri
Yogyakarta
Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer
wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)
Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius
Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary
active_learninghtm (20-05-2009)
Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches
Acknowledgement University of Saskatchewan
Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta
F IPS UNY
Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga
Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli
pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas
Unesco Unicer dan Nzaid
Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta
Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil
Cipta Media
Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal
Approach to Instructional Design Australian journal of Educational
Technology
Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas
Surabaya IDM
Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi
Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
45
siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan
yang berarti terhadap ketuntasan belajar IPS
Peningkatan ini disebabkan dalam proses pembelajaran IPS dengan
kemandirian belajar siswa akan lebih berdisiplin dan mampu meningkatkan
prestasi belajar siswa Salah satu alasan mengapa siswa dikembangkan
kemandirian belajar dengan baik adalah mereka terlibat langsung dan berusaha
meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha
belajarnya sebagaimana diutarakan oleh Mardziah Hayati Abdullah (2001 2)
bahwa pengembangan kemandirian belajar siswa sebagai pemilik tanggung jawab
dari proses pembelajaran yang mereka lakukan sendiri Demikian pula dengan apa
yang diutarakan oleh Haris Mujiman ( 2005 19) bahwa belajar mandiri memiliki
tiga tahap yaitun tahap pengembangan motivasi tahap pembelajaran dan tahap
refleksi
Bagi anak SD kemandirian merupakan faktor psikologis yang fundamental
sebab sebagai jembatan untuk lepas dari ikatan emosional orang lain Bagi
mereka kemandirian yang kuat akan menjadi dasar bagi kemandirian pada masa
remaja dewasa dan seterusnya Bahkan pentingnya kemandirian yang diperoleh
anak terkait dengan pencapaian identitas diri kelak pada masa remaja Oleh
karena itu anak usia SD harus mulai dengan gigih dalam memperjuangkan
kemandirian termasuk didalamnya adalah kemandirian belajar Kemandirian
belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan kegiatan belajar
mengajar lebih efektif Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan cepat
diserap dan dikuasainya namun sebaiknya apabila kemandirian belajar siswa
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
46
lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan
pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal
Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu
yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya
bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi
dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang
afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan
belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong
seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni
belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi
pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya
Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi
tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha
untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa
dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam
kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin
kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai
Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa
senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki
banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi
tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester
kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
47
dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang
dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias
memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir
keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi
siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan
tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti
jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena
terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki
kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi
yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan
guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar
Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan
dalam proses belajar
Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa
PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan
dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel
0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian
belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang
menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
48
karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau
bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal
ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di
sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama
memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS
C Keterbatasan Penelitian
Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini
penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan
rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut
Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar
menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka
alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu
sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-
jujurnya
Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya
menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada
secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan
ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah
mencakup materi yang luas
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
49
Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi
proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian
belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek
penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat
sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil
penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
50
BAB V
KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat
disimpulkan bahwa
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan
analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini
berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan
arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan
(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar
siswa
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa
dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis
korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti
bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan
kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
51
mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif
ketuntasan hasil belajar siswa
3 Ketuntasan belajar IPS
Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan
yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa
hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi
pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti
proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan
kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar
IPS
B Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif
dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi
kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik
Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia
menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
52
metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang
diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna
oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu
penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan
antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab
demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan
simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan
antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)
contextual teaching learning (CTL) Jigsaw
Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi
akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang
disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki
hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS
Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model
pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan
menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan
hasil belajarnya
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
53
C Saran
1 Bagi Guru
Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan
materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan
lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan
pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan
belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya
meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar
karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan
prestasi dan ketuntasan belajarnya
2 Bagi siswa
Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar
Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus
menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar
IPS yang diharapkan
3 Bagi Sekolah
Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan
nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan
mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka
mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
54
prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan
tercapainya tujuan bersama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
55
Daftar Pustaka
Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery
Learning Jakarta Depdikbud
Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City
Phoenix Publishing House Inc
Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia
Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja
Grafindo Perasada
Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York
Longman
Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom
AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass
httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)
Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press
Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta
Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum
Depdiknas
Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta
Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan
httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret
Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung
Jurnal Pendidikan
Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas
Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins
Publishers
Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS
Semarang ISBN
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
56
Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press
Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite
(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford
Pergamon Press Reprinted here by permission (net)
__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence
for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College
Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York
Macmillan PublCoy
Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork
Harper and Raw Publisher
Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom
Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren
Teacer Hall India Private Limited
Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS
Jakarta Depdikbud
Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra
(2010)
Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning
httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp
Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest
httpwwweriedigestorg (19-05-2009)
Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta
LP3ES
Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery
learning The case for guided methods of instructionrdquo
httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)
Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan
Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah
disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung
Angkatan Pertama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
57
Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar
Bandung Sinar Baru
Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi
Aksara
Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri
Yogyakarta
Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer
wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)
Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius
Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary
active_learninghtm (20-05-2009)
Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches
Acknowledgement University of Saskatchewan
Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta
F IPS UNY
Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga
Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli
pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas
Unesco Unicer dan Nzaid
Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta
Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil
Cipta Media
Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal
Approach to Instructional Design Australian journal of Educational
Technology
Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas
Surabaya IDM
Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi
Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
46
lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang akibatnya tujuan
pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal
Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu
yang seharusnya dikerjakan perlu diselidiki sebabnya dan sebab itu biasanya
bermacam-macam mungkin ia tidak senang sakit lapar ada problem pribadi
dan lain-lain Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi tidak terangsang
afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan
belajar Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebab dan kemudian mendorong
seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni
belajar Dengan kata lain siswa itu perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi
pada dirinya atau singkatnya perlu ditingkatkan kemandirian belajarnya
Kemandirian merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi
tertentu sehingga siswa mau belajar dan bila ia tidak suka maka akan berusaha
untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu Kemandirian bisa
dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa Dalam
kegiatan belajar kemandirian dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin
kelangsungan kegiatan belajar tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai
Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang berperan menumbuhkan gairah rasa
senang dan semangat Siswa yang memiliki kemandirian kuat akan memiliki
banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sebagai contoh siswa diberi
tambahan jam pelajaran IPS oleh gurunya pada waktu liburan akhir semester
kedua berkenaan sudah menjelang Tes kenaikan kelas Bagi siswa yang tertarik
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
47
dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang
dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias
memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir
keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi
siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan
tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti
jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena
terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki
kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi
yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan
guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar
Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan
dalam proses belajar
Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa
PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan
dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel
0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian
belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang
menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
48
karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau
bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal
ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di
sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama
memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS
C Keterbatasan Penelitian
Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini
penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan
rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut
Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar
menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka
alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu
sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-
jujurnya
Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya
menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada
secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan
ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah
mencakup materi yang luas
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
49
Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi
proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian
belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek
penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat
sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil
penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
50
BAB V
KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat
disimpulkan bahwa
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan
analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini
berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan
arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan
(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar
siswa
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa
dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis
korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti
bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan
kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
51
mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif
ketuntasan hasil belajar siswa
3 Ketuntasan belajar IPS
Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan
yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa
hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi
pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti
proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan
kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar
IPS
B Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif
dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi
kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik
Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia
menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
52
metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang
diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna
oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu
penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan
antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab
demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan
simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan
antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)
contextual teaching learning (CTL) Jigsaw
Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi
akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang
disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki
hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS
Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model
pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan
menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan
hasil belajarnya
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
53
C Saran
1 Bagi Guru
Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan
materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan
lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan
pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan
belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya
meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar
karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan
prestasi dan ketuntasan belajarnya
2 Bagi siswa
Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar
Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus
menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar
IPS yang diharapkan
3 Bagi Sekolah
Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan
nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan
mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka
mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
54
prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan
tercapainya tujuan bersama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
55
Daftar Pustaka
Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery
Learning Jakarta Depdikbud
Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City
Phoenix Publishing House Inc
Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia
Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja
Grafindo Perasada
Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York
Longman
Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom
AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass
httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)
Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press
Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta
Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum
Depdiknas
Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta
Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan
httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret
Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung
Jurnal Pendidikan
Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas
Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins
Publishers
Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS
Semarang ISBN
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
56
Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press
Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite
(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford
Pergamon Press Reprinted here by permission (net)
__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence
for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College
Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York
Macmillan PublCoy
Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork
Harper and Raw Publisher
Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom
Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren
Teacer Hall India Private Limited
Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS
Jakarta Depdikbud
Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra
(2010)
Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning
httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp
Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest
httpwwweriedigestorg (19-05-2009)
Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta
LP3ES
Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery
learning The case for guided methods of instructionrdquo
httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)
Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan
Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah
disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung
Angkatan Pertama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
57
Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar
Bandung Sinar Baru
Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi
Aksara
Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri
Yogyakarta
Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer
wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)
Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius
Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary
active_learninghtm (20-05-2009)
Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches
Acknowledgement University of Saskatchewan
Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta
F IPS UNY
Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga
Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli
pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas
Unesco Unicer dan Nzaid
Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta
Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil
Cipta Media
Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal
Approach to Instructional Design Australian journal of Educational
Technology
Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas
Surabaya IDM
Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi
Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
47
dengan mata pelajaran ini akan tumbuh motivasinya bersemangat untuk datang
dan membawa buku-buku yang diperlukan Mereka sangat antusias
memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya Hampir
keseluruhan energi yang ada pada dirinya diperuntukan belajar IPS itu Tapi bagi
siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran IPS tidak akan termotivasi dan
tidak akan tumbuh sikap kemandirian belajarnya apalagi untuk datang mengikuti
jam tambahan pada waktu liburan Seandainya mau datang mereka karena
terpaksa oleh gurunya atau oleh orang tuanya Siswa yang tidak memiliki
kemandirian belajar IPS ini dalam mengikuti pelajaran tidak sepenuhnya energi
yang ada dicurahkan untuk itu Di kelas mereka tidak memperhatikan keterangan
guru enggan mencatat dan bahkan mengganggu siswa lain yang sedang belajar
Jadi ada atau tidaknya besar kecilnya kemandirian belajar akan termanifestasikan
dalam proses belajar
Temuan berikut dari penelitian ini adalah hubungan antara partisipasi siswa
PAKEM dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan ketuntasan
belajar pada mata pelajaran IPS Berdasarkan hasil analisis regresi linier
diperoleh nilai r hitung = 0731 Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan
dengan r tabel dengan taraf signifikansi = 005 dengan df = 40 diperoleh r tabel
0312 Jadi r hitung gt r tabel (0731 gt 0312) sehingga dapat dikatakan ada hubungan
positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan kemandirian
belajar siswa dengan ketentuan belajar IPS
Partisipasi siswa dalam PAKEM merupakan satu cara pembelajaran yang
menuntut siswa aktif dan senangsehinga siswa tidak merasa bosan untuk belajar
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
48
karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau
bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal
ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di
sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama
memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS
C Keterbatasan Penelitian
Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini
penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan
rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut
Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar
menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka
alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu
sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-
jujurnya
Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya
menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada
secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan
ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah
mencakup materi yang luas
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
49
Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi
proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian
belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek
penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat
sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil
penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
50
BAB V
KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat
disimpulkan bahwa
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan
analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini
berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan
arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan
(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar
siswa
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa
dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis
korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti
bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan
kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
51
mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif
ketuntasan hasil belajar siswa
3 Ketuntasan belajar IPS
Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan
yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa
hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi
pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti
proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan
kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar
IPS
B Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif
dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi
kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik
Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia
menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
52
metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang
diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna
oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu
penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan
antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab
demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan
simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan
antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)
contextual teaching learning (CTL) Jigsaw
Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi
akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang
disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki
hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS
Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model
pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan
menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan
hasil belajarnya
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
53
C Saran
1 Bagi Guru
Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan
materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan
lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan
pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan
belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya
meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar
karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan
prestasi dan ketuntasan belajarnya
2 Bagi siswa
Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar
Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus
menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar
IPS yang diharapkan
3 Bagi Sekolah
Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan
nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan
mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka
mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
54
prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan
tercapainya tujuan bersama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
55
Daftar Pustaka
Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery
Learning Jakarta Depdikbud
Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City
Phoenix Publishing House Inc
Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia
Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja
Grafindo Perasada
Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York
Longman
Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom
AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass
httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)
Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press
Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta
Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum
Depdiknas
Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta
Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan
httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret
Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung
Jurnal Pendidikan
Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas
Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins
Publishers
Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS
Semarang ISBN
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
56
Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press
Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite
(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford
Pergamon Press Reprinted here by permission (net)
__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence
for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College
Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York
Macmillan PublCoy
Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork
Harper and Raw Publisher
Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom
Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren
Teacer Hall India Private Limited
Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS
Jakarta Depdikbud
Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra
(2010)
Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning
httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp
Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest
httpwwweriedigestorg (19-05-2009)
Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta
LP3ES
Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery
learning The case for guided methods of instructionrdquo
httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)
Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan
Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah
disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung
Angkatan Pertama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
57
Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar
Bandung Sinar Baru
Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi
Aksara
Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri
Yogyakarta
Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer
wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)
Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius
Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary
active_learninghtm (20-05-2009)
Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches
Acknowledgement University of Saskatchewan
Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta
F IPS UNY
Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga
Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli
pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas
Unesco Unicer dan Nzaid
Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta
Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil
Cipta Media
Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal
Approach to Instructional Design Australian journal of Educational
Technology
Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas
Surabaya IDM
Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi
Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
48
karena pola PAKEM memungkinkan siswa belajar dengan cara bermain atau
bermain untuk belajardengan berbagai mediaperaga perangkatdan lain-lain Hal
ini dapat menimbulkan kesenangan belajar bagi siswa
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru berupaya agar materi yang di
sampaikan atau dipelajari dapat dikuasai siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama
memiliki hubungan positif dengan ketentuan belajar IPS
C Keterbatasan Penelitian
Meskipun telah belajar secara maksimal dalam melaksanakan penelitian ini
penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan dengan
rancangan maupu prosedur pelaksanaan penelitian di antaranya sebagai berikut
Pertama dalam melaksanakan angket partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar pada saat peneliti sedang menjelaskan kepada siswa agar
menjawab angket sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau apa yang mereka
alami hasil angket tidak mepengaruhi nilai siswa Namun penulis tidak tahu
sesungguhnya apa siswa menjawab angket menjawab sebenarnya atau sejujur-
jujurnya
Kedua dalam melaksanakan tes ketuntasan belajar IPS penulis hanya
menggunakan bentuk pilihan ganda tidak sebagaimana teori evaluasi yang ada
secara lengkap Pengambilan nilai ketuntasan belajar IPS dengan tes pilihan
ganda dengan maksud memudahkan penyelegaran maupun koreksi yang sudah
mencakup materi yang luas
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
49
Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi
proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian
belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek
penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat
sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil
penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
50
BAB V
KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat
disimpulkan bahwa
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan
analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini
berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan
arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan
(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar
siswa
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa
dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis
korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti
bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan
kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
51
mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif
ketuntasan hasil belajar siswa
3 Ketuntasan belajar IPS
Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan
yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa
hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi
pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti
proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan
kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar
IPS
B Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif
dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi
kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik
Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia
menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
52
metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang
diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna
oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu
penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan
antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab
demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan
simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan
antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)
contextual teaching learning (CTL) Jigsaw
Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi
akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang
disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki
hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS
Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model
pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan
menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan
hasil belajarnya
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
53
C Saran
1 Bagi Guru
Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan
materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan
lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan
pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan
belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya
meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar
karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan
prestasi dan ketuntasan belajarnya
2 Bagi siswa
Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar
Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus
menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar
IPS yang diharapkan
3 Bagi Sekolah
Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan
nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan
mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka
mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
54
prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan
tercapainya tujuan bersama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
55
Daftar Pustaka
Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery
Learning Jakarta Depdikbud
Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City
Phoenix Publishing House Inc
Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia
Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja
Grafindo Perasada
Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York
Longman
Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom
AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass
httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)
Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press
Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta
Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum
Depdiknas
Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta
Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan
httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret
Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung
Jurnal Pendidikan
Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas
Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins
Publishers
Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS
Semarang ISBN
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
56
Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press
Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite
(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford
Pergamon Press Reprinted here by permission (net)
__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence
for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College
Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York
Macmillan PublCoy
Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork
Harper and Raw Publisher
Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom
Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren
Teacer Hall India Private Limited
Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS
Jakarta Depdikbud
Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra
(2010)
Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning
httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp
Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest
httpwwweriedigestorg (19-05-2009)
Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta
LP3ES
Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery
learning The case for guided methods of instructionrdquo
httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)
Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan
Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah
disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung
Angkatan Pertama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
57
Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar
Bandung Sinar Baru
Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi
Aksara
Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri
Yogyakarta
Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer
wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)
Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius
Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary
active_learninghtm (20-05-2009)
Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches
Acknowledgement University of Saskatchewan
Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta
F IPS UNY
Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga
Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli
pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas
Unesco Unicer dan Nzaid
Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta
Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil
Cipta Media
Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal
Approach to Instructional Design Australian journal of Educational
Technology
Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas
Surabaya IDM
Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi
Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
49
Ketiga banyak sedikitnya waktu berinteraksi juga akan mempengaruhi
proses pembelajaran Pertemuan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian
belum dapat menciptakan jalinan yang akrab antara peneliti dengan subjek
penelitian Di samping itu pelaksanaan model PAKEM memerlukan perangkat
sarana dan prasarana yang ideal Hal inipun akan berpengaruh pada hasil
penelitian
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
50
BAB V
KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat
disimpulkan bahwa
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan
analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini
berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan
arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan
(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar
siswa
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa
dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis
korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti
bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan
kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
51
mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif
ketuntasan hasil belajar siswa
3 Ketuntasan belajar IPS
Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan
yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa
hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi
pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti
proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan
kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar
IPS
B Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif
dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi
kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik
Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia
menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
52
metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang
diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna
oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu
penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan
antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab
demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan
simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan
antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)
contextual teaching learning (CTL) Jigsaw
Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi
akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang
disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki
hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS
Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model
pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan
menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan
hasil belajarnya
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
53
C Saran
1 Bagi Guru
Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan
materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan
lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan
pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan
belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya
meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar
karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan
prestasi dan ketuntasan belajarnya
2 Bagi siswa
Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar
Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus
menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar
IPS yang diharapkan
3 Bagi Sekolah
Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan
nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan
mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka
mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
54
prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan
tercapainya tujuan bersama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
55
Daftar Pustaka
Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery
Learning Jakarta Depdikbud
Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City
Phoenix Publishing House Inc
Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia
Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja
Grafindo Perasada
Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York
Longman
Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom
AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass
httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)
Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press
Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta
Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum
Depdiknas
Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta
Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan
httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret
Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung
Jurnal Pendidikan
Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas
Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins
Publishers
Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS
Semarang ISBN
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
56
Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press
Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite
(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford
Pergamon Press Reprinted here by permission (net)
__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence
for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College
Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York
Macmillan PublCoy
Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork
Harper and Raw Publisher
Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom
Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren
Teacer Hall India Private Limited
Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS
Jakarta Depdikbud
Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra
(2010)
Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning
httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp
Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest
httpwwweriedigestorg (19-05-2009)
Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta
LP3ES
Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery
learning The case for guided methods of instructionrdquo
httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)
Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan
Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah
disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung
Angkatan Pertama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
57
Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar
Bandung Sinar Baru
Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi
Aksara
Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri
Yogyakarta
Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer
wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)
Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius
Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary
active_learninghtm (20-05-2009)
Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches
Acknowledgement University of Saskatchewan
Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta
F IPS UNY
Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga
Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli
pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas
Unesco Unicer dan Nzaid
Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta
Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil
Cipta Media
Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal
Approach to Instructional Design Australian journal of Educational
Technology
Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas
Surabaya IDM
Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi
Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
50
BAB V
KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN PENELITIAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat
disimpulkan bahwa
1 Ada hubungan positif yang signifikan antara partisipasi siswa dalam
PAKEM dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan
analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini
berarti bahwa hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM
dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan
arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
pendekatan model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan
(PAKEM) dapat mempengaruhi secara positif ketuntasan hasil belajar
siswa
2 Ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar siswa
dengan ketuntasan belajar IPS Berdasarkan hasil perhitungan analisis
korelasi menunjukkan hubungan positif yang signifikan Hal ini berarti
bahwa hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan
ketuntasan belajar IPS bermakna bagi pembelajaran Berdasarkan arah dan
kuatnya hubungan hal ini berarti proses pembelajaran dengan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
51
mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif
ketuntasan hasil belajar siswa
3 Ketuntasan belajar IPS
Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan
yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa
hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi
pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti
proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan
kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar
IPS
B Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif
dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi
kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik
Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia
menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
52
metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang
diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna
oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu
penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan
antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab
demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan
simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan
antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)
contextual teaching learning (CTL) Jigsaw
Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi
akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang
disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki
hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS
Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model
pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan
menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan
hasil belajarnya
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
53
C Saran
1 Bagi Guru
Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan
materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan
lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan
pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan
belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya
meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar
karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan
prestasi dan ketuntasan belajarnya
2 Bagi siswa
Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar
Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus
menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar
IPS yang diharapkan
3 Bagi Sekolah
Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan
nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan
mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka
mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
54
prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan
tercapainya tujuan bersama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
55
Daftar Pustaka
Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery
Learning Jakarta Depdikbud
Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City
Phoenix Publishing House Inc
Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia
Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja
Grafindo Perasada
Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York
Longman
Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom
AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass
httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)
Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press
Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta
Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum
Depdiknas
Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta
Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan
httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret
Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung
Jurnal Pendidikan
Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas
Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins
Publishers
Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS
Semarang ISBN
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
56
Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press
Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite
(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford
Pergamon Press Reprinted here by permission (net)
__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence
for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College
Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York
Macmillan PublCoy
Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork
Harper and Raw Publisher
Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom
Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren
Teacer Hall India Private Limited
Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS
Jakarta Depdikbud
Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra
(2010)
Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning
httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp
Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest
httpwwweriedigestorg (19-05-2009)
Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta
LP3ES
Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery
learning The case for guided methods of instructionrdquo
httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)
Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan
Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah
disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung
Angkatan Pertama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
57
Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar
Bandung Sinar Baru
Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi
Aksara
Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri
Yogyakarta
Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer
wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)
Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius
Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary
active_learninghtm (20-05-2009)
Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches
Acknowledgement University of Saskatchewan
Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta
F IPS UNY
Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga
Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli
pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas
Unesco Unicer dan Nzaid
Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta
Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil
Cipta Media
Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal
Approach to Instructional Design Australian journal of Educational
Technology
Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas
Surabaya IDM
Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi
Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
51
mengembangkan kemandirian belajar dapat mempengaruhi secara positif
ketuntasan hasil belajar siswa
3 Ketuntasan belajar IPS
Ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar bersama-sama dengan ketuntasan belajar IPS
Berdasarkan hasil analisis reregresi ganda menunjukkan adanya sumbangan
yang signifikan dengan ketuntasan belajar IPS Hal ini berarti bahwa
hubungan yang positif antara partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar dengan ketuntasan belajar IPS bermakna bagi
pembelajaran Berdasarkan arah dan kuatnya hubungan hal ini berarti
proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM dan mengambangkan
kemandirian belajar siswa dapat mengoptimalkan ketuntasan hasil belajar
IPS
B Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam
PAKEM dan kemandirian belajar menjadi faktor yang memiliki hubungan positif
dengan ketuntasan belajar IPS Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam PAKEM dan makin tinggi
kemandirian belajarnya maka ketuntasan hasil belajar IPS akan semakin baik
Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia
menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar menggunkan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
52
metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang
diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna
oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu
penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan
antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab
demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan
simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan
antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)
contextual teaching learning (CTL) Jigsaw
Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi
akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang
disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki
hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS
Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model
pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan
menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan
hasil belajarnya
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
53
C Saran
1 Bagi Guru
Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan
materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan
lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan
pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan
belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya
meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar
karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan
prestasi dan ketuntasan belajarnya
2 Bagi siswa
Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar
Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus
menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar
IPS yang diharapkan
3 Bagi Sekolah
Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan
nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan
mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka
mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
54
prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan
tercapainya tujuan bersama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
55
Daftar Pustaka
Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery
Learning Jakarta Depdikbud
Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City
Phoenix Publishing House Inc
Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia
Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja
Grafindo Perasada
Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York
Longman
Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom
AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass
httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)
Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press
Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta
Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum
Depdiknas
Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta
Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan
httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret
Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung
Jurnal Pendidikan
Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas
Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins
Publishers
Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS
Semarang ISBN
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
56
Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press
Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite
(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford
Pergamon Press Reprinted here by permission (net)
__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence
for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College
Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York
Macmillan PublCoy
Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork
Harper and Raw Publisher
Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom
Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren
Teacer Hall India Private Limited
Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS
Jakarta Depdikbud
Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra
(2010)
Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning
httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp
Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest
httpwwweriedigestorg (19-05-2009)
Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta
LP3ES
Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery
learning The case for guided methods of instructionrdquo
httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)
Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan
Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah
disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung
Angkatan Pertama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
57
Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar
Bandung Sinar Baru
Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi
Aksara
Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri
Yogyakarta
Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer
wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)
Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius
Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary
active_learninghtm (20-05-2009)
Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches
Acknowledgement University of Saskatchewan
Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta
F IPS UNY
Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga
Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli
pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas
Unesco Unicer dan Nzaid
Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta
Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil
Cipta Media
Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal
Approach to Instructional Design Australian journal of Educational
Technology
Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas
Surabaya IDM
Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi
Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
52
metode yang sesuai dengan pelajaran tujuan dan pokok bahasan yang
diajarkannya Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna
oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik Dengan demikian guru perlu
penguasaan terhadap metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan
antara lain penugasan eksperimen proyek diskusi widya wisata tanya jawab
demonstrasi bermain peran latihan ceramah pameran permainan cerita dan
simulasi serta pendekatan atau model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan
antara lain pembelajaran aktif kreatifefektif dan menyenangkan (PAKEM)
contextual teaching learning (CTL) Jigsaw
Partisipasi aktif siswa dalam PAKEM dan kemandirian belajar yang tinggi
akan mengoptimalkan siswa dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berupaya agar materi yang
disampaikan dapat dikuasi siswa Untuk itu partisipasi siswa dalam PAKEM dan
kemandirian belajar menjadi faktor yang secara bersama-sama memiliki
hubungan positif dengan ketuntasan belajar IPS
Dengan melihat manfaat-manfaat yang diperoleh maka penerapan model
pembelajaran PAKEM yang mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dan
menumbuihkan kemandirian siswa dalam belajar akan meningkatkan ketuntasan
hasil belajarnya
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
53
C Saran
1 Bagi Guru
Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan
materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan
lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan
pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan
belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya
meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar
karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan
prestasi dan ketuntasan belajarnya
2 Bagi siswa
Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar
Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus
menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar
IPS yang diharapkan
3 Bagi Sekolah
Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan
nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan
mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka
mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
54
prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan
tercapainya tujuan bersama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
55
Daftar Pustaka
Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery
Learning Jakarta Depdikbud
Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City
Phoenix Publishing House Inc
Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia
Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja
Grafindo Perasada
Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York
Longman
Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom
AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass
httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)
Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press
Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta
Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum
Depdiknas
Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta
Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan
httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret
Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung
Jurnal Pendidikan
Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas
Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins
Publishers
Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS
Semarang ISBN
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
56
Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press
Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite
(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford
Pergamon Press Reprinted here by permission (net)
__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence
for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College
Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York
Macmillan PublCoy
Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork
Harper and Raw Publisher
Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom
Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren
Teacer Hall India Private Limited
Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS
Jakarta Depdikbud
Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra
(2010)
Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning
httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp
Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest
httpwwweriedigestorg (19-05-2009)
Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta
LP3ES
Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery
learning The case for guided methods of instructionrdquo
httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)
Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan
Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah
disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung
Angkatan Pertama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
57
Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar
Bandung Sinar Baru
Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi
Aksara
Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri
Yogyakarta
Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer
wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)
Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius
Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary
active_learninghtm (20-05-2009)
Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches
Acknowledgement University of Saskatchewan
Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta
F IPS UNY
Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga
Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli
pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas
Unesco Unicer dan Nzaid
Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta
Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil
Cipta Media
Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal
Approach to Instructional Design Australian journal of Educational
Technology
Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas
Surabaya IDM
Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi
Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
53
C Saran
1 Bagi Guru
Guru IPS perlu menerapkan pembelajaran PAKEM dalam menyampaikan
materi pelajaran Dengan penerapan metode ini siswa diharapkan akan
lebih bergairah dalam proses belajar dan mampu meningkatkan
pemahamannya terhadap suatu pokok bahasan Pada akhirnya ketuntasan
belajar dapat dicapai secara optimal Guru IPS sebaiknya
meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar siswanya dalam belajar
karena partisipasi dan kemandirian belajar yang tinggi akan meningkatkan
prestasi dan ketuntasan belajarnya
2 Bagi siswa
Siswa harus selalu belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajar
Siswa harus bisa bekerjasama dengan siswa lainSiswa mampu dan harus
menumbuhkan kemandirian belajarnya untuk mencapai ketuntasan belajar
IPS yang diharapkan
3 Bagi Sekolah
Pihak sekolah seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan
nyaman serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan
mengembangkan ide-ide yang positif sehingga memudahkan mereka
mencapai prestasi yang optimalSekolah harus menyediakan sarana dan
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
54
prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan
tercapainya tujuan bersama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
55
Daftar Pustaka
Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery
Learning Jakarta Depdikbud
Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City
Phoenix Publishing House Inc
Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia
Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja
Grafindo Perasada
Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York
Longman
Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom
AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass
httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)
Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press
Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta
Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum
Depdiknas
Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta
Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan
httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret
Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung
Jurnal Pendidikan
Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas
Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins
Publishers
Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS
Semarang ISBN
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
56
Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press
Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite
(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford
Pergamon Press Reprinted here by permission (net)
__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence
for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College
Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York
Macmillan PublCoy
Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork
Harper and Raw Publisher
Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom
Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren
Teacer Hall India Private Limited
Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS
Jakarta Depdikbud
Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra
(2010)
Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning
httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp
Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest
httpwwweriedigestorg (19-05-2009)
Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta
LP3ES
Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery
learning The case for guided methods of instructionrdquo
httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)
Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan
Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah
disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung
Angkatan Pertama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
57
Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar
Bandung Sinar Baru
Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi
Aksara
Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri
Yogyakarta
Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer
wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)
Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius
Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary
active_learninghtm (20-05-2009)
Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches
Acknowledgement University of Saskatchewan
Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta
F IPS UNY
Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga
Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli
pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas
Unesco Unicer dan Nzaid
Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta
Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil
Cipta Media
Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal
Approach to Instructional Design Australian journal of Educational
Technology
Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas
Surabaya IDM
Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi
Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
54
prasarana yang memadai demi kelancaran proses pembelajaran dan
tercapainya tujuan bersama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
55
Daftar Pustaka
Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery
Learning Jakarta Depdikbud
Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City
Phoenix Publishing House Inc
Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia
Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja
Grafindo Perasada
Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York
Longman
Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom
AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass
httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)
Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press
Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta
Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum
Depdiknas
Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta
Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan
httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret
Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung
Jurnal Pendidikan
Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas
Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins
Publishers
Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS
Semarang ISBN
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
56
Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press
Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite
(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford
Pergamon Press Reprinted here by permission (net)
__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence
for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College
Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York
Macmillan PublCoy
Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork
Harper and Raw Publisher
Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom
Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren
Teacer Hall India Private Limited
Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS
Jakarta Depdikbud
Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra
(2010)
Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning
httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp
Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest
httpwwweriedigestorg (19-05-2009)
Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta
LP3ES
Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery
learning The case for guided methods of instructionrdquo
httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)
Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan
Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah
disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung
Angkatan Pertama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
57
Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar
Bandung Sinar Baru
Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi
Aksara
Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri
Yogyakarta
Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer
wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)
Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius
Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary
active_learninghtm (20-05-2009)
Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches
Acknowledgement University of Saskatchewan
Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta
F IPS UNY
Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga
Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli
pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas
Unesco Unicer dan Nzaid
Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta
Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil
Cipta Media
Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal
Approach to Instructional Design Australian journal of Educational
Technology
Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas
Surabaya IDM
Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi
Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
55
Daftar Pustaka
Achdiat Maman dan Ngadiyono (1980) Beberapa Catatan Tentang Mastery
Learning Jakarta Depdikbud
Amparo S Lardizabal 2000 Principles and Methods of Teaching Qoezon City
Phoenix Publishing House Inc
Ating Soemantra 2006 Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung Pustaka Setia
Bambang Prasetyo 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta PT Raja
Grafindo Perasada
Banks James A (1985) Teaching Strategis for The Social Studies New York
Longman
Bonwell C amp Eison J Active learning Creating Exitement in the Classroom
AEHE-ERIC Higher Education Report No1 Washington DC Jossey Bass
httpenwikipediaorgwikiactive_learning (15-06-2009)
Budiyono 2004 Stastistika Untuk Penelitian Surakarta UNS Press
Depdiknas 2001 Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan SD Jakarta
Depdiknas 2004 Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Jakarta Dikmenum
Depdiknas
Depdikbud 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta
Djoko Saryono 2007 Pembelajaran yang Menyenangkan
httplubisgrafurawordpresscom Diakses Tanggal 20 Maret
Donagy 2005 Pengembangan Pembelajaran Dengan Mastery Learning Bandung
Jurnal Pendidikan
Durari Moh 2002 Model Belajar Mandiri PAKEM Banyumas Mitramas
Gagne Robert M 1976 The Conditions of Learning Florida Harper Collins
Publishers
Ghozali Imam 2005 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS
Semarang ISBN
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
56
Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press
Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite
(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford
Pergamon Press Reprinted here by permission (net)
__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence
for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College
Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York
Macmillan PublCoy
Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork
Harper and Raw Publisher
Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom
Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren
Teacer Hall India Private Limited
Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS
Jakarta Depdikbud
Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra
(2010)
Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning
httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp
Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest
httpwwweriedigestorg (19-05-2009)
Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta
LP3ES
Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery
learning The case for guided methods of instructionrdquo
httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)
Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan
Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah
disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung
Angkatan Pertama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
57
Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar
Bandung Sinar Baru
Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi
Aksara
Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri
Yogyakarta
Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer
wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)
Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius
Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary
active_learninghtm (20-05-2009)
Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches
Acknowledgement University of Saskatchewan
Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta
F IPS UNY
Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga
Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli
pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas
Unesco Unicer dan Nzaid
Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta
Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil
Cipta Media
Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal
Approach to Instructional Design Australian journal of Educational
Technology
Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas
Surabaya IDM
Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi
Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
56
Haris Mudjiman 2008 Belajar Mandiri Surakarta UNS Press
Hiemstra R (1994) Self-directed learning In T husen amp TN Postlethhhwaite
(Eds) The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford
Pergamon Press Reprinted here by permission (net)
__________ 1998 Advocacy and Self-directed Learning A Potential Confluence
for Enhanced Personal Empowermen New York elmira College
Jarolimek John (1986) Social Studies In Elementary Education New York
Macmillan PublCoy
Jerrold E Kemp 1985 Planning and Pruducting Instructional Media New Tork
Harper and Raw Publisher
Jeri Wennstrom 2005 Proses Belajar Kreatif httpwwwhandsofalchemycom
Joise Brus Marca Wail 2003 Model of Theaching Fifth Edition New Delhi Tren
Teacer Hall India Private Limited
Kurikulum SD 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Model IPS
Jakarta Depdikbud
Knowles MS Pembelajaran Partisipatif httphometwcynyricomhiemstra
(2010)
Leonard Nadler Zeace Nadler 2003 Model Pembelajaran Self-Directed Learning
httpwwwnwrelorgplanningreportsself-directindexphp
Mardziah Hayati Abdullah 2001 Self-Directed Learning ERIC Digest
httpwwweriedigestorg (19-05-2009)
Masrisingarimbun dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei Jakarta
LP3ES
Mayer M 2004 ldquoshould there be a three-strikes rule against pure discovery
learning The case for guided methods of instructionrdquo
httpwikipediaorgwikiactive_learningcolumn-one (22-04-2009)
Muhamad Nursquoman Soemantri (1995) Memantapkan Jatidiri Batang Tubuh dan
Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di LPTK Makalah
disajikan dalam seminar mahasiswa program IPS SD S1 ke dua di IKIP Bandung
Angkatan Pertama
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
57
Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar
Bandung Sinar Baru
Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi
Aksara
Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri
Yogyakarta
Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer
wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)
Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius
Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary
active_learninghtm (20-05-2009)
Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches
Acknowledgement University of Saskatchewan
Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta
F IPS UNY
Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga
Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli
pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas
Unesco Unicer dan Nzaid
Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta
Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil
Cipta Media
Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal
Approach to Instructional Design Australian journal of Educational
Technology
Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas
Surabaya IDM
Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi
Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND
perpustakaanunsacid digilibunsacid
commit to user
57
Nana Sudjana 1988 Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar
Bandung Sinar Baru
Nurul Zuriah 2006 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta Bumi
Aksara
Nung Muhajir 2001 Makalah Seminar Nasional Yogyakarta Universitas Negeri
Yogyakarta
Piccinin S 2000 Making Our Teaching more Student - Centered httpwwwwcer
wiscedustepep301fall2000tochonitesstu_cenhtm (12-06-2009)
Radno Harsanto 2007 Pengelolaan Kelas yang Dinamis Yogyakarta Kanisius
Robertsj 2007 Active learning httpschoolwebmissouriedustoutlandelementary
active_learninghtm (20-05-2009)
Robertson Gladene and Hellmut Lang 1985 Instructional Approaches
Acknowledgement University of Saskatchewan
Saifudin Azwar 2000 Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Saidi Hardjo 2003 Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosia Jogjakarta
F IPS UNY
Siswoyo 1981 Belajar Tuntas Jakarta Erlangga
Soediono Dkk 2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli
pendidikan Anak program Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta Depdiknas
Unesco Unicer dan Nzaid
Suwarso 2007 Hakekat Studi Sosial Bandung Alfabeta
Tate Qomarudin 2005 Kiat Mempengaruh Jiwa dan Akal Anak Bandung Syaamil
Cipta Media
Wallace Philip R 1992 A Proposed Reconciliation of Conservative and Liberal
Approach to Instructional Design Australian journal of Educational
Technology
Warji R 1983 Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belakar Tuntas
Surabaya IDM
Wiyono 1994 Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS Pelatihan Metodologi
Bidang Studi IPS bagi dosen PGSD P3GSD IBRD LOAN 3496 - IND