makalah model pakem

25
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembelajaran merupakan salah satu unsur penentu baik tidaknya lulusan yang dihasilkan oleh suatu sistem pendidikan.Pembelajaran yang baik cenderung menghasilkan lulusan dengan hasil belajar yang baik pula.Hasil belajar pendidikan di Indonesia masih dipandang kurang baik.Sebagian besar siswa belum mampu menggapai potensi ideal/optimal yang dimilikinya. Oleh karena itu, perlu ada perubahan proses pembelajaran dari kebiasaan yang sudah berlangsung selama ini. Pembelajaran yang saat ini dikembangkan dan banyak dikenalkan ke seluruh pelosok tanah air adalah Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan atau disingkat dengan PAKEM. Model pembelajaran PAKEM dirancang agar mengaktifkan anak dan mengembangkan kreativitas, sehingga efektif namun tetap menyenangkan. Undang-undang RI No. 20 Pasal 40, ayat 2 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional berbunyi, Guru dan tenaga kependidikan berkewajiban: 1. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis. 2. Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan. 1

Upload: ajieonly-gayoung

Post on 23-Dec-2015

20 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

makalah pembelajaran model pakem

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Model Pakem

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pembelajaran merupakan salah satu unsur penentu baik tidaknya lulusan yang

dihasilkan oleh suatu sistem pendidikan.Pembelajaran yang baik cenderung menghasilkan

lulusan dengan hasil belajar yang baik pula.Hasil belajar pendidikan di Indonesia masih

dipandang kurang baik.Sebagian besar siswa belum mampu menggapai potensi

ideal/optimal yang dimilikinya. Oleh karena itu, perlu ada perubahan proses

pembelajaran dari kebiasaan yang sudah berlangsung selama ini. Pembelajaran yang saat

ini dikembangkan dan banyak dikenalkan ke seluruh pelosok tanah air adalah

Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan atau disingkat dengan PAKEM.

Model pembelajaran PAKEM dirancang agar mengaktifkan anak dan

mengembangkan kreativitas, sehingga efektif namun tetap menyenangkan. Undang-

undang RI No. 20 Pasal 40, ayat 2 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

berbunyi, Guru dan tenaga kependidikan berkewajiban:

1. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis

dan dialogis.

2. Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan.

3. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi dan kedudukan sesuai

dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

Sementara itu, dalam Peraturan Pemerintah No. 19 tentang Standar Nasional

Pendidikan, pasal 19, ayat 1 dinyatakan bahwa: proses pembelajaran pada satuan

pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,

memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, memberikan ruang gerak yang cukup bagi

prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik

serta psikologi siswa. Amanat perundang-undangan mengenai penyelenggaraan

pendidikan tersebut sering kita dengar dengan istilah PAKEM (Pembelajaran Aktif,

Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan).Untuk dapat melaksanakan amanat perundang-

undangan tersebut, guru hendaknya mengubah paradigma mengenai mengajar siswa

menjadi membelajarkan siswa.

1

Page 2: Makalah Model Pakem

Pelaksanaan PAKEM sebenarnya juga memberikan kesempatan pada guru untuk

membelajarkan beberapa keterampilan hidup atau kecakapan hidup.Kecakapan hidup

adalah kemampuan dan keberanian untuk menghadapi problema kehidupan, kemudian

secara aktif dan kreatif, mencari dan menemukan solusi untuk mengatasinya.

Dengan belajar kelompok yang benar misalnya, siswa belajar salah satu kecakapan hidup

yaitu berkomunikasi dan bekerja sama dalam tim. Melalui bentuk-bentuk tugas yang

menantang, siswa bisa membangun kemampuan mencari dan mengolah informasi,

mengambil keputusan, dan memecahkan masalah.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah yang dimaksud dengan model pembelajaran PAKEM?

2. Apa saja ciri-ciri model pembelajaran PAKEM?

3. Apakah landasan hukum PAKEM itu?

4. Bagaimana peran guru dan siswa dalam PAKEM?

5. Langkah-langkah dalam proses pelaksanaan model PAKEM?

6. Apa saja kriteria penilaian PAKEM itu?

7. Bagaimana lingkungan belajar dalam PAKEM?

8. Apa saja kelebihan dan kelemahan model PAKEM?

C. TUJUAN

1. Mengetahui dan memahami model pembelajaran PAKEM.

2. Mengetahui ciri-ciri model PAKEM.

3. Mengetahui landasan hukum dalam model pembelajaran PAKEM.

4. Memahami peran guru dan siswa dalam proses pembelajaran model PAKEM.

5. Mengetahui langkah-langkah dalam proses pelaksanaan model PAKEM.

6. Mengetahui kriteria penilaian pada model PAKEM.

7. Mengetahui situasi lingkungan belajar dalam pembelajaran model PAKEM.

8. Memahami kelebihan dan kekurangan model pembelajaran PAKEM.

2

Page 3: Makalah Model Pakem

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MODEL PAKEM

PAKEM merupakan model pembelajaran dan menjadi pedoman dalam bertindak

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan pelaksanaan pembelajaran PAKEM,

diharapkan berkembangnya berbagai macam inovasi kegiatan pembelajaran untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang partisipatif, aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

Pembelajaran merupakan implementasi kurikulum di sekolah dari kurikulum yang sudah

dirancang dan menuntut aktivitas dan kreativitas guru dan siswa sesuai dengan rencana

yang telah diprogramkan secara efektif dan menyenangkan.

Guru harus dapat mengambil keputusan atas dasar penilaian yang tepat ketika siswa

belum dapat membentuk kompetensi dasar dan standar kompetensi berdasarkan interaksi

yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus mampu

menciptakan suasana pembelajaran partisipatif, aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan

supaya kompetensi dasar dan standar kompetensi yang telah dirancang dapat tercapai.

Guru harus menyadari bahwa pembelajaran memiliki sifat yang sangat kompleks.

Dalam model PAKEM pada akhirnya membuat siswa dapat menciptakan membuat

karya, gagasan, pendapat, ide atas hasil penemuannya dan usahanya sendiri, bukan dari

gurunya.

1. Pembelajaran Partisipatif

Pembelajaran partisipatif yaitu pembelajaran yang melibatkan siswa dalam

kegiatan pembelajaran secara optimal. Pembelajaran partisipatif menitikberatkan pada

keterlibatan siswa pada kegiatan pembelajaran (child center/student center) bukan pada

dominasi guru dalam penyampaian materi pelajaran (teacher center). Jadi pembelajaran

akan lebih bermakna bila siswa diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam

berbagai aktivitas kegiatan pembelajaran, sementara guru berperan sebagai

fasilitatordan mediator sehingga siswa mampu berperan dan berpartisipasi aktif dalam

mengaktualisasikan kemampuannya di dalam dan di luar kelas.

2. Pembelajaran Aktif

Pembelajaran aktif merupakan pendekatan pembelajaran yang lebih banyak

melibatkan aktivitas siswa dalam mengakses berbagai informasi dan pengetahuan untuk

3

Page 4: Makalah Model Pakem

dibahas dan dikaji dalam proses pembelajaran di kelas, sehingga mereka mendapatkan

berbagai pengalaman yang dapat meningkatkan pemahaman dan kompetensinya. Lebih

dari itu, pembelajaran aktif memungkinkan siswa mengembangkan kemampuan berfikir

tingkat tinggi, seperti menganalisis dan mensintesis, serta melakukan penilaian terhadap

berbagai peristiwa belajar dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.Pembelajaran

aktif memiliki persamaan model pembelajaran self discovery learning, yakni

pembelajaran yang dilakukan oleh siswa untuk menemukan kesimpulan sendiri

sehingga dapat dijadikan sebagai nilai baru yang dapat diimplementasikan dalam

kehidupan sehari-hari.

Dalam pembelajaran aktif, guru lebih banyak memosisikan dirinya sebagai

fasilitator, yang bertugas memberikan kemudahan belajar kepada siswa. Siswa terlibat

secara aktif dan berperan dalam proses pembelajaran, sedangkan guru lebih banyak

memberikan arahan dan bimbingan, serta mengatur sirkulasi dan jalannya proses

pembelajaran.

3. Pembelajaran Kreatif

Pembelajaran kreatif merupakan proses pembelajaran yang mengharuskan guru

untuk dapat memotivasi dan memunculkan kreativitas siswa selama pembelajaran

berlangsung dengan menggunakan beberapa metode dan strategi yang bervariasi,

misalnya kerja kelompok, bermain peran, dan pemecahan masalah.Pembelajaran kreatif

menuntut guru untuk merangsang kreativitas siswa, baik dalam mengembangkan

kecakapan berfikir maupun dalam melakukan suatu tindakan.Berfikir kreatif selalu

dimulai dengan berfikir kritis, yakni menemukan dan melahirkan sesuatu yang

sebelumnya tidak ada atau memperbaiki sesuatu.

Dalam Rusman (2010: 324) yang mengutip Mulyasa, (2006: 192), berfikir

kritis harus dikembangkan dalam proses pembelajaran agar siswa terbiasa

mengembangkan kreativitasnya. Pada umumnya, berfikir kreatif memiliki empat

tahapan sebagai berikut:

a) Tahap pertama: persiapan, yaitu proses pengumpulan informasi untuk diuji.

b) Tahap kedua: inkubasi, yaitu suatu rentang waktu untuk merenungkan

hipotesis.Informasi tersebut sampai diperoleh keyakinan bahwa hipotesis tersebut

rasional.

c) Tahap ketiga: iluminasi, yaitu suatu kondisi untuk menemukan keyakinan bahwa

hipotesis tersebut benar, tepat dan rasional.

4

Page 5: Makalah Model Pakem

d) Tahap keempat: verifikasi, yaitu pengujian kembali hipotesis untuk dijadikan sebuah

rekomendasi, konsep dan teori.

4. Pembelajaran Efektif

Pembelajaran dapat di katakan efektif jika mampu memberikan pengalaman

baru kepada siswa, mengantarkan mereka ke tujuan yang ingin dicapai secara

optimal.Pembelajaran efektif menuntut keterlibatan siswa secara aktif, karenamereka

merupakan pusat kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi.siswa harus di

dorong untuk menafsirkan informasi yang telah di sajikan oleh guru sampai informasi

tersebut dapat di terima dengan akal sehat. Dalam pelaksanaannya, hal ini memerlukan

proses pertukaran pikiran, diskusi, dan perdebatan dalam rangka pencapaian

pemahaman terhadap materi yang harus dikuasai siswa.

Pembelajaran efektif harus di dukung oleh lingkungan yang kondusif atau

memadai.Oleh karena itu guru harus mampu mengelola siswa, mengelola kegiatan

pembelajaran, mengelola isi atau materi pembelajaran, dan mengelola sumber sumber

belajar. Menciptakan kelas yang efektif dengan peningkatan efektivitas proses

pembelajaran tidak bisa di lakukan secara parisal, melainkan harus menyeluruh mulai

dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

Proses pelaksanaan pembelajaran efektif dapat di lakukan melalui prosedur sebagai

berikut :

1) Melakukan appersepsi.

2) Melakukan eksporasi, yaitu memperkenalkan materi pokok dan kompetensi dasar

yang akan dicapai.

3) Melakukan konsolidasi pembelajaran, yaitu mengaktikan siswa dalam membentuk

kompetensi dan mengaitkannya dalam kehidupan.

4) Melakukan penilaian, yaitu mengumpulkan fakta fakta dan data/ dokumen belajar

siswa yang vailid untuk melakukan perbaikan program pembelajaran.

5. Pembelajaran Menyenangkan

Pembelajaran menyenangkan merupakan suatu proses pembelajaran yang di

dalamnya terdapat suatu kohesi yang kuat antara guru dan siswa, tanpa ada perasaan

terpaksa atau tertekan. Dengan kata lain, pemebelajaran menyenangkan adalah pola

hubungan yang baik antara guru dengan siswa dalam peoses pembelajaran. Guru

memosisikan diri sebagai mitra belajar siswa, bahkan dalam hal tertentu tidak menutup

kemungkinan guru belajar dari siswanya. Dalam hal ini perlu diciptakan suasana yang

5

Page 6: Makalah Model Pakem

demokratis dan tidak ada beban, baik guru maupun siswa dalam melakukan proses

pembelajaran.Untuk mewujudkan proses pembelajaran yang menyenangkan, guru

harus mampu merancang pembelajaran dengan baik, memilih materi yang tepat, serta

memilih dan mengembangkan strategi yang dapat melibatkan siswa secara optimal.

(Rusman, 2011: 322-327).

B. CIRI-CIRI MODEL PAKEM

Secara singkat, ciri-ciri PAKEM digambarkan dalam buku pelatihan awal program MBS.

Pelatihan ini merupakan program kerjasama pemerintah Indonesia dengan UNESCO dan

UNICEF (2003: 3-4). Berikut ciri-ciri pakem tersebut:

1. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan

kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat (learning to do).

2. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan cara dalam membangkitkan semangat,

termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan

pembelajaran menjadi menarik,menyenangkan, dan cocok bagi siswa.

3. Guru mengatur kelas dengan cara memajang buku-buku dan bahan ajar yang lebih

menarik dan menyediakan “pojok baca”.

4. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatifdan interaktif , termasuk belajar

kelompok.

5. Guru mendorong siswa untuk menemukan cara sendiri dalam pemecahan suatu

masalah , untuk mengungkapkan gagasannya dan melibatkan siswa dalam menciptakan

lingkungn sekolahnya.

C. LANDASAN HUKUM PAKEM

1. UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003

1) Pasal 4

Pendidikan di selenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan.

Dan mengembangkan kreatifitas peserta didik dalam proses pembelajaran.

2) Pasal 40

Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif,

dinamis, dan dialogis.

6

Page 7: Makalah Model Pakem

2. PP No. 19 tahun 2005 pasal 19

Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,

inspiratif, menyenangkan, menantanng, memotifasi peserta didik untuk berpartispasi

aktif serta memberi ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian

sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

D. PERAN GURU DAN SISWA DALAM PAKEM

Dalam PAKEM, aktor utamanya adalah guru dan siswa. Keduanya ada dalam interaksi

yang dinamis dan kontekstual. Jika keduanya pasif dan tidak kreatif, maka PAKEM tidak

dapat berjalan sesuai dengan koridornya.

1. Gambaran tentang Peran Guru dan Siswa

Berkut ini gambaran lengkap mengenai peran guru dan siswa dalam PAKEM.

a. Pembelajaran Aktif

1) Guru aktif:

a) Memantau kegiatan belajar siswa.

b) Memberi umpan balik.

c) Mengajuakn pertanyaan yang menantang.

d) Mempertanyakan gagasan siswa.

2) Siswa aktif:

a) Membangun konsep bertanya.

b) Bertanya.

c) Bekerja, terlibat, dan berpartisipasi.

d) Menemukan dan memecahkan masalah.

e) Mengemukakan gagagsan.

f) Mempertanyakan gagasan.

b. Pembelajaran Kreatif

1) Guru kreatif:

a) Mengembangkan kegiatan yang menarik dan beragam.

b) Membuat alat bantu belajar.

c) Memanfaatkan lingkungan.

d) Mengelola kelas dan sumber belajar.

e) Merencanakan proses dan hasil belajar.

7

Page 8: Makalah Model Pakem

2) Siswa kreatif:

a) Membuat atau merancang sesuatu.

b) Menulis atau mengarang.

c. Pembelajaran Efektif

1) Guru mencapai tujuan pembelajaran.

2) Siswa mencapai kompetensi yang diharapkan.

d. Pembelajaran Menyenangkan

1) Siswa senang karena:

a) Kegiatannya menarik, menantang, dan meningkatkan motivasi.

b) Mendapatkan pengalaman secara langsung.

c) Kemampuan dalam memecahkan masalah

2) Guru senang karena, anak:

a) Berani menjawab.

b) Berani bertanya.

c) Berani memberikan gagasan atau pendapat.

d) Berani mempertanyakan gagasan orang lain.

E. LANGKAH-LANGKAH DALAM PROSES PELAKSANAAN MODEL

PAKEM

Dalam pelaksanaan PAKEM, ada beberapa langkah yang harus diperhatikan, yaitu:

1. Memahami Sifat yang Dimiliki Anak

Pada dasarnya, anak memiliki sifat ingin tahu dan berimajinasi. Pembelajaran

merupakan lahan yang harus kita olah, sehingga kedua sifat tersebut dapat

berkembang dengan subur. Dalam suasana pembelajaran guru memuji anak karena

hasil karyanya, guru mengajukan pertanyaan yang menantang, dan guru yang

mendorong anak untuk melakukan percobaan, merupakan pembelajaran yang

diharapkan mampu mengembangkan kedua sifat di atas.

2. Mengenal Anak Secara Perseorangan

Siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki

kemampuan yang berbeda. Dalam PAKEM, perbedaan individual tersebut perlu

diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran. Semua anak dalam

kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan

kecepatan belajarnya. Anak-anak yang mempunyai kemampuan lebih dapat

8

Page 9: Makalah Model Pakem

dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah. Dengan mengenal kemampuan

anak kita dapat membantunya, sehingga belajar anak menjadi lebih optimal.

3. Memanfaatkan Perilaku Anak dalam Pengorganisasian Belajar

Sebagai makhluk sosial, secara alami anak akan bermain secara berpasangan

atau berkelompok. perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar.

Dalam melakukan tugas atau membahas sesuatu, anak dapat melakukannya secara

berpasangan atau dalam kelompok. Berdasarkan pengalaman, anak akan

menyelesaikan tugas dengan baik bila mereka duduk berkelompok. Duduk

berkelompok memudahkan anak untuk berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun

demikian, anak juga perlu menyelesaikan tugas secara perorangan agar bakat

individunya juga berkembang.

4. Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis, Kreatif, dan Kemampuan Memecahkan

Masalah

Pada dasarnya, hidup ini adalah untuk memecahkan masalah. Oleh karena itu,

dibutuhkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis masalah

dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah. Kedua jenis berpikir

tersebut berasal dari rasa ingin tahu dan imajinasi, yang keduanya ada pada diri anak

sejak lahir. Maka dari itu, tugas guru adalah mengembangkannya.

5. Mengembangkan Ruang Kelas sebagai Lingkungan Belajar yang Menarik

Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan dalam

PAKEM. Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajang untuk memenuhi ruang kelas.

Hasil pekerjaan yang dipajang, baik hasil perorangan maupun kelompok, diharapkan

dapat memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi

siswa yang lainnya. Pajangan tersebut dapat berupa gambar, peta, diagram, model,

benda asli, puisi, karangan dan sebagainya. Ruang kelas yang penuh dengan pajangan

hasil pekerjaan siswa, dan ditata dengan baik, dapat membatu guru dalam

pembelajaran, karena dapat dijadiakan rujukan ketika membahas suatu masalah.

6. Memanfaatkan Lingkungan sebagai Sumber Belajar

Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) merupakan sumber yang sangat kaya

untuk bahan belajar anak. Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar, tetapi

juga sebagai objek kajian (sumber belajar). Penggunaan lingkungan sebagai sumber

belajar sering membuat anak merasa senang dalam belajar. Belajar dengan

menggunakan lingkungan tidak harus selalu ke luar kelas. Bahan dari lingkungan

9

Page 10: Makalah Model Pakem

dapat dibawa ke ruang kelas untuk menghemat biaya dan waktu. Pemanfaatan

lingkungan dapat mengembangkan sejumlah keterampilan, seperti mengamati (dengan

seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis, mengklasifikasikan,

membuat tulisan, dan membuat gambar/diagram.

7. Memberikan Umpan Balik yang Baik untuk Meningkatkan Kegiatan Belajar

Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belajar.

Pemberian umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk interaksi

antara guru dan siswa. Umpan balik itu hendaknya lebih mengungkap kekuatan

daripada kelemahan siswa. Selain itu, cara memberikan umpan balik harus secara

santun agar siswa lebih percaya diri dalam menghadapi tugas-tugas belajar

selanjutnya.

8. Membedakan Aktif Fisik dan Aktif Mental

Banyak guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para siswa tampak

sibuk bekerja dan bergerak. Apalagi jika bangku dan meja diatur berkelompok serta

siswa duduk saling berhadapan. Keadaan tersebut bukanlah ciri yang sebenarnya dari

PAKEM. Aktif mental lebih diinginkan dari pada aktif fisik. Sering bertanya,

mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan gagasan merupakan tanda-

tanda aktif mental. Syarat berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya perasaan

tidak takut, baik takut ditertawakan, takut disepelekan, atau takut dimarahi jika salah.

Oleh karena itu, guru hendaknya menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baik

yang datang dari guru itu sendiri maupun dari temannya. (Jamal Ma’mur Asmani,

2010: 99-104).

Terdapat empat aspek yang mempengaruhi model PAKEM, yaitu pengalaman,

komunikasi, interaksi, dan refleksi. Apabila dalam sebuah pembelajaran terdapat

keempat aspek tersebut, maka kriteria PAKEM terpenuhi.

1. Pengalaman

Siswa diajarkan untuk dapat belajar mandiri. Di dalamnya terdapat banyak

cara untuk penerapannya antara lain seperti: eksperimen, pengalaman, percobaan,

penyelidikan, dan wawancara. Anak belajar banyak melalui berbuat dan dengan

melalui pengalaman langsung, dapat mengaktifkan banyak indera yang dimiliki

anak tersebut.

10

Page 11: Makalah Model Pakem

2. Komunikasi

Komunikasi dapat dilakukan dengan beberapa bentuk, antara lain

mengemukakan pendapat, presentasi laporan, dan memajangkan hasil kerja.

Dalam aspek ini ada hal-hal yang ingin didapatkan, misalnya anak dapat

mengungkapkan gagasan, dapat mengonsolidasi pikirannya, mengeluarkan

gagasannya, memancing gagasan orang lain, dan membuat bangunan makna

mereka dapat diketahui oleh guru.

3. Interaksi

Interaksi ini dapat dilakukan dengan tanya jawab dan saling melempar

pertanyaan. Dengan hal-hal seperti itulah kesalahan makna yang diperbuat oleh

anak-anak berpeluang untuk terkoreksi dan makna yang terbangun semakin

mantap, sehingga dapat menyebabkan hasil belajar meningkat.

4. Refleksi

Dalam refleksi, yang dilakukan adalah memikirkan kembali apa yang telah

diperbuat atau dipikirkan oleh anak selama mereka belajar. Hal ini dilakukan

supaya terdapat perbaikan gagasan atau makna yang telah dikeluarkan oleh anak

dan agar mereka tidak mengulangi kesalahan. Anak diharapkan dapat

menciptakan gagasan-gagasan baru. (Rusman, 2010: 327-328).

F. KRITERIA PENILAIAN YANG SESUAI PAKEM

Beberapa kriteria penilaian yang sesuai dengan konsep PAKEM yaitu:

1. Penilaian yang sesuai dengan pembelajaran model PAKEM adalah penilaian otentik

yang merupakan proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan

pencapaian pembelajaran peserta didik melalui berbagai teknik yang mampu

mengungkapkan, membuktikan atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan

pembelajaran telah benar-benar dikuasai dan dicapai.

2. Tujuan penilaian otentik itu sendiri adalah untuk:

a) Menilai kemampuan individual melalui tugas tertentu.

b) Menentukan kebutuhan pembelajaran.

c) Membantu dan mendorong guru untuk mengajar lebih baik lagi.

d) Menentukan strategi pembelajaran.

e) Akuntabilitas lembaga.

f) Meningkatkan kualitas pendidikan.

11

Page 12: Makalah Model Pakem

3. Bentuk penilaian tes dapat dilakukan secara lisan, tertulis dan perbuatan. Sementara itu,

bentuk penilaan non tes dilakukan dengan menggunakan skala sikap, cek lis, kuisioner,

studi kasus dan porto folio.

4. Dalam pembelajaran, rangkaian penilaian ini sebaiknya dilakukan oleh seorang guru.

Hal ini disebabkan setiap jenis atau bentuk penilaian memiliki beberapa kelemahan dan

keunggulan

Proses penilaian PAKEM harus benar-benar objektif dan sesuai realitas yang

ada. Jangan sampai ada yang ditutup-tutupi, karena hanya akan menghambat proses

pengembangan selanjutnya. Dengan objektivitas yang tinggi, evaluasi akan berjalan

dengan baik dan efektif.

G. LINGKUNGAN BELAJAR DALAM PAKEM

Lingkungan belajar mempunyai peran besar dalam menggerakkan kesadaran belajar dan

meningkatkan kualitas pembelajaran yang berlangsung. Menciptakan lingkungan belajar

bukan persoalan mudah, karena menarik minat belajar seseorang adalah pekerjaan yang

sulit.

1. Pengertian Lingkungan Belajar

PAKEM membutuhkan lingkungan belajar yang kondusif bagi pembelajaran. Menurut

Muhammad Saroni (2006: 82-84), lingkungan belajar adalah segala sesuatu yang

berhubungan dengan tempat proses pembelajaran dilaksanakan. Lingkungan ini

mencakup dua hal utama, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Dalam proses

pembelajaran, kedua aspek lingkungan tersebut harus saling mendukung, sehingga

siswa merasa betah di sekolah dan mau mengikuti proses pembelajaran secara sadar,

bukan karena tekanan ataupun keterpaksaan.

a) Lingkungan Fisik

Lingkungan fisik adalah lingkungan yang ada di sekitar siswa belajar, berupa

sarana fisik, baik yang ada di dalam sekolah maupun di sekitar sekolah, termasuk

masyarakat. Lingkungan fisik dalam PAKEM lebih ditekankan pada lingkungan

fisik dalam ruang kelas, alat atau media belajar yang ada, dan alat atau media

belajar yang dapat dibuat sendiri atau diambil dari lingkungan.

b) Lingkungan Sosial

Menurut Muhammad Saroni (2006: 83), lingkungan sosial berhubungan dengan

pola interaksi antarpersonil yang ada di lingkungan sekolah secara umum.

12

Page 13: Makalah Model Pakem

Lingkungan sosial yang baik memungkinkan para siswa untuk berinteraksi secara

baik, mulai dari siswa dengan siswa, guru dengan siswa, guru dengan guru, guru

dengan karyawan, siswa dengan karyawan, serta secara umum interaksi

antarpersonil. Kondisi pembelajaran yang kondusif hanya dapat dicapai jika

interaksi sosial ini berlangsung secara baik.

2. Mengatur Lingkungan Belajar

PAKEM membutuhkan sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang mendukung

tercapainya tujuan. Menurut Sapriya (2003: 28), ruang kelas yang mmenarik

merupakan hal yang sangat disarankan dalam PAKEM. Oleh karena itu, perlu

dilakukan penataan lingkungan belajar (kelas) agar menjadi menarik. Lingkungan

belajar yang dapat memacu belajar serta daya ingat siswa meliputi:

a) Lingkungan Sekeliling Kelas

Guru dapat memanfaatkan kemampuan siswa untuk menyerap informasi melalui

kemitraan otak dan mata.

b) Pajangan Karya Siswa

Menurut Coony Semiawan, ddk (1992: 91), suatu kelas yang memiliki pajangan

atau pameran hasil karya siswa, baik yang ditempelkan di dinding, diletakkan di

rak, meja, atau di tempat-tempat lain dalam kelas, dapat menjadi tempat yang

menarik dan memberikan rangsangan bagi para siswa untuk belajar. Suasana kelas

yang kosong tanpa pajangan, akan menjadi tempat yang membosankan, gersang,

dan tidak menggugah inspirasi para siswa.

c) Pengelolaan Anak dan Sumber Belajar

Menurut de Porter Boobi, Reardon Mark, dan Singer Sarah Nuurie (2001: 70), alat

atau alat bantu adalah benda yang dapat mewakili suatu gagasan. Pendapat ini

semakin ditegaskan oleh Indera Djati Sidi (2005: 50) yang menyatakan bahwa guru

dan siswa dapat menggunakan berbagai sumber dan alat-alat yang sederhana dalam

proses pembelajarannya.

d) Pengaturan Tempat Duduk (Pengelolaan Siswa)

Cara guru dalam mengatur bangku, memainkan peran penting dalam membangun

belajar. Guru perlu memperhatikan bentuk dan jenis kursi dalam kelas. Guru harus

mampu mengatur meja, kursi, alat peraga, dan peralatan lain sedemikian rupa,

sehingga tidak menggangu siswa untuk bergerak dan memudahkan guru untuk

berinteraksi dan mengamati siswa saat belajar.

13

Page 14: Makalah Model Pakem

e) Sudut Baca

Dalam kelas yang menggunakan PAKEM, menurut Indera Djati Sidi (2005: 44),

perlu ada sudut baca, sehingga ruang kelas benar-benar dapat dijadikan sebagai

tempat untuk menimba ilmu. Isi sudut baca dapat diperoleh dari kumulan hasil

karya siswa yang terpilih, koleksi referensi yang tidak ada di perpustakaan dan

mendukung kegiatan pembelajaran di kelas, dan sebagainya. Untuk mengadakan

koleksi isi sudut baca ini, selain dari koleksi hasil karya dapat juga dari koleksi

yang dimiliki siswa yang ada dirumah berdasarkan kesepakatan kelas dan

kesadaran bersama dalam kelas.

f) Program Sarapan Pagi

Menurut Indera Djati Sidi (2004: 7-8) yang dimaksud dengan program sarapan pagi

adalah pemberian pekerjaan awal kepada setiap siswa sebelum jam pelajaran

dimulai atau jam awal pelajaran. Program sarapan pagi siswa terdiri dari kehadiran

siswa dan blangko dokumentasi kehadiran, kotak soal, soal-soal dalam amplop, dan

konsultasi kecil. Dalam program ini, siswa akan melakukan aktifitas-aktifitas

seperti berikut:

1) Memasang jam kedatangan.

2) Mengambil soal dalam kotak soal.

3) Menyerahkan jawaban pada konsultan kecil.

4) Menjawab soal yang diambil.

5) Menulis kedatangan dan soal yang diambil.

6) Konsultan menuliskan nilai.

7) Guru membantu konsultan.

H. KELEBIHAN DAN KELEMAHAM MODEL PAKEM

1. Kelebihan

a) Pengalaman

Di aspek pengalaman ini siswa diajarkan untuk dapat belajar mandiri. Di dalamnya

terdapat banyak cara untuk penerapannya, antara lain seperti eksperimen,

pengamatan, percobaan, penyelidikan, dan wawancara. Di aspek pengalaman, anak

belajar banyak melalui berbuat dan dengan melalui pengalaman langsung, dapat

mengaktifkan banyak indera yang dimiliki anak tersebut.

b) Komunikasi

14

Page 15: Makalah Model Pakem

Aspek komunikasi ini dapat dilakukan dengan beberapa bentuk, antara lain:

mengemukakan pendapat, presentasi laporan, dan memajangkan hasil kerja. Di

aspek ini ada hal-hal yang ingin didapatkan, misalnya anak dapat mengungkapkan

gagasan, dapat mengonsolidasi pikirannya, mengeluarkan gagasannya, memancing

gagasan orang lain, dan membuat bangunan makna mereka dapat diketahui oleh

guru.

c) Interaksi

Aspek interaksi dapat dilakukan dengan interaksi, tanya jawab, dan saling

melempar pertanyaan. Dengan hal-hal seperti itulah kesalahan makna yang

diperbuat oleh anak-anak berpeluang untuk terkoreksi dan makna yang terbangun

semakin mantap, sehingga dapat menyebabkan hasil belajar meningkat.

d) Refleksi

Dalam aspek ini yang dilakukan adalah memikirkan kembali apa yang telah

diperbuat atau dipikirkan oleh anak selama belajar. Hal ini dilakukan supaya

terdapat perbaikan gagasan atau makna yang telah dikeluarkan oleh anak dan agar

mereka tidak mengulangi kesalahan. Anak diharapkan dapat menciptakan gagasan-

gagasan baru. Model PAKEM diharapkan dapat menghasilkan pembelajaran yang

berkualitas atau bermutu dan menghasilkan perubahan yang signifikan, seperti

dalam peran guru di kelas, perlakuan terhadap siswa, pertanyaan, latihan, interaksi,

dan pengelolaan kelas.

2. Kelemahan

a) Menuntut seorang guru untuk aktif dan kreatif dalam mengembangkan ilmu dan

wawasannya, sehingga mampu memberikan inspirasi dan motivasi siswa untuk

belajar dan mengembangkan kreativitasnya.

b) Mengharuskan seorang guru untuk berperan aktif, proaktif, dan kreatif dalam

mencari dan merancang media atau bahan ajar alternatif yang murah, mudah,

sederhana, namun tetap relevan dengan tema pelajaran yang sedang dipelajari.

15

Page 16: Makalah Model Pakem

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah

seperangkat prosedur yang sistematis sebagai perancang bagi para pengajar untuk

mencapai tujuan belajar.PAKEM merupakan model pembelajaran dan menjadi pedoman

dalam bertindakuntuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan menggunakan

metode PAKEM peserta didik diharapkan dapat memahami materi yang disampaikan

oleh guru dengan baik, karena dalam pembelajaran ini peserta didik terlibat secara

langsung. Materi yang disampaikan lebih menyenangkan karena menggunakan alat

peraga.

Peran guru hanya sebagai fasilitator saja, peserta didiklah yang aktif bertanya,

mencari, dan menemukan suatu gagasan. Penilaian dalam metode PAKEM adalah

penilaian otentik. Bentuk penilaian tes dapat dilakukan secara lisan, tertulis dan

perbuatan. Sementara itu, bentuk penilaan non tes dilakukan dengan menggunakan skala

sikap, cek lis, kuisioner, studi kasus dan porto folio. Guru dapat mengetahui kemampuan

peserta didiknya melalui penilaian tersebut.

B. KRITUK DAN SARAN

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik

dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi

kesempurnaan makalah ini. Terimakasih.

16

Page 17: Makalah Model Pakem

DAFTAR PUSTAKA

Asmani, J.M., (2010). 7 Tips Aplikasi PAKEM. Jogjakarta: Diva Press.

Anonim. (2013). Model Pembelajaran. [Online] Tersedia:

http://gremura.blogspot.com/2013/09/model-pembelajaran-pengertian-ciri-ciri.html

Rusman. (2010). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalise Guru.Jakarta:

Rajawali Pers.

17