perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id profil …/profil... · mengkoreksi jawaban siswa ketika...
TRANSCRIPT
i
PROFIL KESALAHAN SISWA SMA DALAM PENGERJAAN SOAL
PADA MATERI MOMENTUM DAN IMPULS
Skripsi
Oleh:
Sufi Ani Rufaida
K2308054
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PROFIL KESALAHAN SISWA SMA DALAM PENGERJAAN SOAL
PADA MATERI MOMENTUM DAN IMPULS
Oleh:
Sufi Ani Rufaida
K2308054
Skripsi
Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Persyaratan Guna
Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Fisika
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Sufi Ani Rufaida. PROFIL KESALAHAN SISWA SMA DALAM PENGERJAAN SOAL PADA MATERI MOMENTUM DAN IMPULS. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli 2012.
Penelitian bertujuan untuk mengetahui: (1) jenis kesalahan yang dilakukan
siswa dalam menyelesaikan soal-soal Momentum dan Impuls, (2) faktor-faktor
yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal
Momentum dan Impuls.
Penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif yang dilakukan pada
siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 8 Surakarta. Sampel penelitian yang dipilih
sebanyak 10 siswa dari 25 siswa kelas XI IPA 1, dengan teknik sampel bertujuan.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, dan
wawancara. Validasi data dilakukan dengan triangulasi data, yaitu
membandingkan antara data hasil observasi guru dan siswa, data hasil ulangan
harian siswa, dan data hasil wawancara dengan beberapa siswa. Analisis data
dilakukan melalui tahap reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan analisis data dan pembahasan, diperoleh kesimpulan: (1)
Jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal pada materi
pokok Momentum dan Impuls adalah kesalahan strategi (36%), kesalahan
terjemahan (84%), kesalahan konsep (68%), kesalahan hitung (60%), dan
kesalahan tanda (48%). Penyebab siswa melakukan kesalahan dalam
menyelesaikan soal-soal pada materi pokok Momentum dan Impuls adalah: (a)
Penyebab kesalahan strategi: siswa kurang teliti, dan belum dapat membedakan
penggunaan simbol-simbol Fisika. (b) Penyebab kesalahan terjemahan: siswa
kekurangan waktu, kurang teliti, lupa, bingung dengan simbol Fisika dan bahkan
tidak tahu. (c) Penyebab kesalahan konsep: siswa belum memahami dan bahkan
tidak tahu konsep-konsep yang terkandung dalam materi Momentum dan Impuls,
akibat kurang belajar. (d) Penyebab kesalahan hitung: siswa kurang teliti, bingung
dan tergesa-gesa dalam mengerjakan soal, karena kekurangan waktu, bahkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
beberapa siswa tidak dapat melakukan operasi perhitungan dengan baik. (e)
Penyebab kesalahan tanda: siswa lupa dan tidak teliti. (3) Cara mengatasi
terjadinya kesalahan siswa dalam mengerjakan soal-soal pada materi pokok
Momentum dan Impuls adalah: (a) Bagi guru diharapkan menggunakan media
pembelajaran yang tepat pada proses belajar mengajar, untuk meningkatkan
perhatian siswa pada materi, dan sebagai lahan memotivasi siswa dalam belajar
Fisika. (b) Bagi guru diharapkan menekankan konsep-konsep dasar yang harus
dikuasai siswa pada materi pokok Momentum dan Impuls, di antaranya mengenai
Hukum II Newton, Hukum III Newton, Hukum Kekekalan Momentum dan
Hukum Kekekalan Energi Mekanik. (c) Bagi guru, diharapkan lebih teliti dalam
mengkoreksi jawaban siswa ketika mengerjakan latihan soal-soal, baik pada
bagian diketahui, ditanyakan, dan proses pengerjaannya. (d) Bagi guru diharapkan
lebih menekankan pentingnya mengerjakan banyak latihan soal dan
memperhatikan penggunaan satuan dengan benar kepada siswa. (e) Bagi guru
diharapkan memberikan latihan soal secara berulang, dengan tipe soal yang
hampir sama, sehingga siswa benar-benar menguasai konsep yang terkandung
dalam soal. (f) Bagi guru Fisika diharapkan bekerjasama dengan guru
Matematika, untuk menekankan dasar matematis, misalnya mengenai perkalian,
pembagian dan melakukan pindah ruas. (g) Bagi siswa diharapkan meningkatkan
konsentrasi belajar dan aktif dalam kegiatan pembelajaran. (h) Bagi siswa
diharapkan memahami konsep-konsep yang ada dan konsisten dalam penggunaan
simbol-simbol Fisika. (i) Bagi siswa diharapkan lebih giat mengerjakan soal-soal,
dan tidak segan untuk bertanya kepada guru jika tidak bisa.
Kata kunci: analisis, kesalahan, soal, Momentum dan Impuls, SMA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
ABSTRACT
Sufi Ani Rufaida. PROFILE OF HIGH SCHOOL STUDENTS’ ERROR IN SOLVING PROBLEMS ON MOMENTUM AND IMPLULSE. Thesis, Teacher Training and Eucation Faculty, Sebelas Maret University Surakarta. July 2012
This research aimed to know: (1) types of error made by students in
solving problems on Momentum and Impulse, (2) factors causing the errors made
by the students in solving problems on Momentum and Impulse.
The study used descriptive-qualitative method performed on XI IPA 1
students of SMA Negeri 8 Surakarta. The selected sample were 10 out of 25
students of XI IPA 1 by an aimed sampling technique.
Data were collected through observation and interview. Data validation
was done by triangulation data, comparing the observation data from teachers and
students, data of students’ tests result, and data from interviews with several
students. Data analysis was performed through the data reduction, data
presentation, and conclusions.
Based on the data analysis and discussions, concluded that: (1) Types of
error made by students in solving the problems on the subject of Momentum and
Impulse are strategy error (36%), translation error (84%), misconception (68%),
calculation error (60%), and sign error (48%). (2) The causes of the error done by
the students in solving problems on the subject of Momentum and Impulse are: (a)
the strategy error: students were less scrupulous and had not been able to
distinguish the use of Physics symbols, (b) the translation error: students had lack
of time, were less scrupulous, forgetfulness, confused with Physics symbols, and
did not even know, (c) the misconception: students did not understand and did not
even know the concepts of Momentum and Impulse due to lack of learning, (d)
the calculation error: students were less scrupulous, confused, and in a hurry in the
work on the problems, because of lack of time, even some students could not
perform arithmetic operations well, (e) the sign error: students forgot and were not
conscientious. (3) How to overcome the errors made by the students in solving
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
problems on the subject of Momentum and Impulse are: (a) teachers are expected
to use appropriate instructional media in teaching and learning process to enhance
the students' attention on the subject, and to motivate students to learn Physics, (b)
teachers are expected to emphasize basic concepts that must be mastered by the
students on the subject of Momentum and Impulse, namely the Newton’s Second
Law, Newton's Third Law, the Law of Conservation of Momentum and the Law
of Conservation of Mechanical Energy, (c) teachers are expected to be more
careful in correcting students' solutions to the problems, either in the part of given,
asked, and the process of answering problems, (d) teachers are expected to further
emphasize the importance of doing a lot of exercises in solving problems and pay
attention to the students in the use of unit correctly, (e) teachers are expected to
provide exercises repeatedly, with a similar types of problem, so that students can
master the concepts on the subject, (f) Physics teachers are expected to cooperate
with Mathematics teachers to emphasize the mathematical basis, such as the
multiplication, division, and segment displacement, (g) students are expected to
increase the concentration and be active in the learning activities, (h) students
should understand the concepts and are consistent in the use of Physics symbols,
(i) student should work harder on solving problems, and do not hesitate to ask the
teacher if needed.
Keywords: analysis, error, problem, Momentum and Impluse, senior high school
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
MOTTO
“Menuntut ilmu wajib atas tiap muslim”. (HR. Ibnu Majah)
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”. (Q. S. Al Insyirah: 5)
“Barangsiapa merintis jalan mencari ilmu maka Allah akan memudahkan baginya
jalan ke surga”. (HR. Muslim)
“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Q. S. Al Mujaadillah: 11)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada:
1. Kedua orang tuaku: Ibu Siti Muhlisoh, S. Ag., & Bapak
Drs. H. Wazim Indar Wasid, yang selalu memberikan
kasih sayang, semangat, dukungan materiil dan
nonmateriil, serta lantunan doa tiada henti.
2. Saudaraku tersayang: Mas Muhammad Za’airul Haq, S.
Ag., De’ Muhammad Marwan Masruri, dan Mb’ Sekar
Dina Fatimah, S. S.
3. Mas Ade Yuniar Irawan, S.T, terima kasih untuk
semangat dan do’anya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil’alamiin, puji dan syukur dipanjatkan kepada Allah
SWT, karena atas segala nikmatNya yang tidak terhingga, penulis dapat
menyelesaikan Skripsi, dengan judul “PROFIL KESALAHAN SISWA SMA
DALAM PENGERJAAN SOAL PADA MATERI MOMENTUM DAN
IMPULS”. Shalawat dan salam tidak lupa penulis haturkan kepada suri tauladan
dan pemberi syafaat kelak, Nabi Muhammad SAW.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan guna
mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan, Program Pendidikan Fisika, Jurusan
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pendidikan Alam, Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Atas bantuan, saran, dan semangat, penulis menyampaikan rasa terima
kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pendidikan Alam, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pendidikan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
4. Dra. Rini Budiharti, M. Pd., Selaku Pembimbing I, yang telah memberikan
pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan Skripsi.
5. Ahmad Fauzi, S. Pd., M. Pd., Selaku Pembimbing II, yang telah memberikan
pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan Skripsi.
6. Kepala SMA Negeri 8 Surakarta, yang telah memberikan kesempatan dan
tempat guna pengambilan data dalam penelitian.
7. Drs. Ir. Fl. Wiku Dewanto, M.M., Selaku guru mata pelajaran Fisika SMA
Negeri 8 Surakarta, yang telah memberi bimbingan dan bantuan dalam
penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
8. Siswa-siswi kelas XI IPA 1 SMA Negeri 8 Surakarta, yang telah berpartisipasi
dalam pelaksanaan penelitian.
9. Keluarga Majlis Ta’lim Raudhatut Thalibin: Pak Nur, Bu Umi, Mufidah,
Aulia, Yuma, Yasin, Aufa, Mb’ Mega, Mas Kusnadi, Ifah, Habibi, dan Mas
Awang.
10. Sahabat-sahabatku Fisika: Mb’ Arum, Desti, Emi, Atna, Isnaini, Winda, Mas
Rahmat, Tami, Chirana, Yulian, Disa, Ratih A. A., Rio, Fia, Mas Jeihan,
Mufid, Sony, Toni, Huda, Tri, Rani, Utik, Susana, Wahyu, Maya, Ninda,
Shinta, dan Fitria Ayu.
11. Teman-teman Fisika 2008 (B), Sindikat, Grafitasi, dan LPM Motivasi.
12. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan Skripsi yang tidak
mungkin disebutkan satu per satu.
Tidak lupa penulis sampaikan maaf, jika ada kesalahan dan kekurangan
dalam penyusunan Skripsi. Kritik dan saran penulis harapkan sebagai perbaikan di
masa mendatang. Akhirnya, semoga Skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca sekalian.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN....................................................................... ii
HALAMAN PENGAJUAN .......................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... v
HALAMAN ABSTRAK ............................................................................... vi
HALAMAN MOTTO ................................................................................... x
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... xi
KATA PENGANTAR .................................................................................. xii
DAFTAR ISI ................................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................... 4
C. Pembatasan Masalah .............................................................. 4
D. Rumusan Masalah .................................................................. 5
E. Tujuan Penelitian ................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian ................................................................. 5
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka .................................................................... 7
B. Penelitian yang Relevan ......................................................... 27
C. Kerangka Pemikiran ............................................................... 28
D. Pertanyaan Penelitian ............................................................. 29
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian .................................................... 30
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 30
C. Subjek Penelitian.................................................................... 31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data .............................. 32
E. Validitas Data ........................................................................ 34
F. Teknik Analisis Data .............................................................. 34
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data ........................................................................ 36
B. Analisis Data .......................................................................... 40
C. Pembahasan ........................................................................... 81
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................ 85
B. Implikasi ................................................................................ 87
C. Saran ...................................................................................... 87
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 89
LAMPIRAN ................................................................................................. 92
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Grafik Hubungan Gaya dengan Waktu ....................................... 18
Gambar 2.2 Benda A dan B Sebelum Tumbukan .......................................... 19
Gambar 2.3 Benda A dan B Saat Tumbukan ................................................. 19
Gambar 2.4 Benda A dan B Sesudah Tumbukan ........................................... 19
Gambar 2.5 Analisis Tumbukan Lenting Sebagian ........................................ 22
Gambar 2.5 Ayunan Balistik ......................................................................... 24
Gambar 2.6 Bagan Kerangka Pemikiran ........................................................ 29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Jadwal Penelitian ....................................................................... 92
Lampiran 2 Tabel Jenis dan Indikator Kesalahan Siswa ................................ 93
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ................................. 94
Lampiran 4 Kisi-kisi Soal Ulangan ............................................................... 105
Lampiran 5 Pedoman Observasi .................................................................... 106
Lampiran 6 Pedoman Wawancara ................................................................. 108
Lampiran 7 Dokumentasi Observasi .............................................................. 109
Lampiran 8 Hasil Observasi .......................................................................... 111
Lampiran 9 Soal dan Kunci Jawaban PR dan Ulangan Harian ....................... 115
Lampiran 10 Deskripsi Kesalahan Siswa ....................................................... 122
Lampiran 11 Daftar Kesalahan Siswa............................................................ 144
Lampiran 12 Prosentase Kesalahan Siswa ..................................................... 153
Lampiran 13 Deskripsi Kesalahan 10 Subjek Terpilih ................................... 155
Lampiran 14 Transkrip Wawancara dengan Siswa ........................................ 164
Lampiran 15 Lembar Jawab Siswa ................................................................ 196
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Fisika adalah salah satu disiplin ilmu yang erat kaitannya dengan dunia
teknologi dan pembangunan. Maharta (2010: 2) menyatakan bahwa: “Fisika juga
menjadi ilmu fundamental dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi”.
Majunya suatu negara juga tidak lepas dari pandainya ilmuan-ilmuan dalam meracik
teori Fisika menjadi alat-alat berteknologi canggih yang bermanfaat bagi masyarakat.
Jika ingin berperan aktif dalam pengembangan teknologi, maka tidak ada pilihan
kecuali memperkuat ilmu dasar, salah satu di antaranya Fisika. Bangku sekolah
secara langsung menjadi pijakan awal bagi calon-calon ilmuan untuk menjadi
pembangun bangsa selanjutnya. Selain turut menyumbang terciptanya teknologi baru,
menurut Sutrisno (2009: 15-16): “Melalui pembelajaran Fisika juga mampu
menumbuhkan nilai-nilai positif, di antaranya melatih berpikir logis dan analitis;
melatih ketelitian dan berpikir kritis; melatih sikap hati-hati, teratur dan jujur; dan
sebagainya”. Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan serta pengurangan
dampak bencana alam juga tidak akan berjalan secara optimal tanpa pemahaman yang
baik tentang Fisika.
Sejak lama siswa-siswi Indonesia telah belajar Fisika. Bahkan sejak usia
sangat dini, Fisika telah pula diajarkan, melalui pelajaran IPA. Tentu saja hal tersebut
berlangsung paling tidak dalam koridor kurikulum pendidikan di Indonesia. Sutrisno
(2009: 14) menyatakan: “Meskipun kurikulum di Indonesia mengalami perubahan-
perubahan, tetapi esensi pelajaran Fisika tetap bertahan”. Pelajaran Fisika diperlukan
bukan saja bagi siswa Indonesia, melainkan juga bagi begitu banyak siswa di seluruh
dunia, baik di negara maju maupun di negara berkembang.
Pada tingkat SMA/ MA, Fisika dipandang penting untuk diajarkan sebagai
mata pelajaran tersendiri dengan beberapa pertimbangan. Pertama, selain
memberikan bekal ilmu kepada peserta didik, mata pelajaran Fisika
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
dimaksudkan sebagai wahana untuk menumbuhkan kemampuan berpikir yang
berguna untuk memecahkan masalah di dalam kehidupan sehari-hari. Kedua,
mata pelajaran Fisika perlu diajarkan untuk tujuan yang lebih khusus yaitu
membekali peserta didik pengetahuan, pemahaman dan sejumlah kemampuan
yang dipersyaratkan untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta
mengembangkan ilmu dan teknologi. Pembelajaran Fisika dilaksanakan secara
inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap
ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting kecakapan hidup.
(Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006)
Namun kenyataannya, sering dijumpai siswa SMA mengeluh kesulitan
belajar Fisika sehingga sering terjadi kesalahan-kesalahan dalam mengerjakan soal-
soal. Dalam makalah seminar yang disampaikan Hamidah (2006, 3), diungkapkan
bahwa:
kebanyakan dari siswa/ mahasiswa menganggap bahwa Fisika adalah suatu
ilmu yang sulit dimengerti dan memerlukan banyak energi dan waktu untuk
memahaminya. Mereka merasa lebih baik menghindari Fisika daripada
menemui kesulitan jika belajar Fisika. Kalau mereka terpaksa belajar Fisika,
sesungguhnya kebanyakan dari mereka hanya sekedar mengikuti untuk
memenuhi kewajiban pelajaran di sekolah, bukan berusaha untuk
memahaminya.
Penyebab kesulitan belajar Fisika antara lain adanya perbedaan dalam
penyajian pelajaran Fisika dalam waktu yang sama, seperti praktikum, rumus dan
perhitungan, grafik dan konsep, seperti dinyatakan oleh Funda Ornek (2008: 30),
sebagai berikut:
para siswa memandang bahwa mata pelajaran mempengaruhi pemahaman dan
pembelajaran mereka terhadap mata pelajaran tersebut. Banyak siswa berpikir
dan mengatakan, “Fisika sulit.” Selanjutnya, diselidiki tentang pandangan siswa
sekolah menengah dan guru Fisika mengenai Fisika. Ditemukan bahwa para
siswa menemui kesulitan Fisika karena penyajian Fisika berbeda-beda, seperti
eksperimen, perumusan dan kalkulasi, grafik, dan penjelasan konseptual pada
waktu yang sama. Lebih dari itu, siswa harus membuat perubahan bentuk di
antaranya. Contohnya, siswa harus dapat mengubah dari bentuk penyajian
grafik ke penyajian matematis, eksperimen, rumusan dan kalkulasi, grafik, dan
penjelasan konseptual pada waktu yang sama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Para peneliti bidang pendidikan Fisika di Indonesia menyebutkan beragam
alasan mengenai kurangnya pemahaman Fisika siswa. Banyak pihak mengatakan
bahwa penyebab kurangnya pemahaman Fisika siswa adalah guru yang tidak
qualified, fasilitas praktikum yang kurang memadai, jumlah mata pelajaran yang
banyak, silabus yang terlalu padat, dan kecilnya gaji guru. Selain itu, oleh Maharta
(2010: 2) disebutkan bahwa: “Kondisi buku pelajaran dan pola pembinaan calon guru
yang ada sekarang ini menjadi salah satu penyebabnya, serta kemampuan dan cara
mengajar guru ditengarai sebagai penyebab lemahnya pemahaman Fisika siswa”.
Materi pokok Momentum dan Impuls adalah salah satu materi Fisika yang
diajarkan di SMA. Dalam mempelajari materi ini, siswa juga kerap melakukan
kesalahan dalam mengerjakan soal-soal yang berkaitan dengan materi. Pemahaman
menyeluruh mengenai konsep-konsep yang ada, harus dikuasai siswa untuk dapat
menyelesaikan soal-soal pada materi pokok Momentum dan Impuls dengan tepat.
Konsep dalam Fisika sebagian besar telah mempunyai arti yang jelas karena
merupakan kesepakatan para Fisikawan, tetapi tafsiran konsep Fisika tersebut bisa
berbeda-beda antara siswa satu dengan siswa yang lainnya.
Dalam pengerjaan soal, siswa satu dengan siswa lain dimungkinkan akan
melakukan kesalahan yang tidak sama. Namun, hal itu dapat ditelaah secara
keseluruhan sehingga kesalahan yang umumnya terjadi pada siswa dapat diatasi dan
tidak terulang pada pembelajaran selanjutnya. Dari kesalahan-kesalahan pengerjaan
soal, maka dapat disimpulkan sejauh mana penguasaan siswa terhadap materi yang
dipelajari. Kesalahan yang ada selanjutnya dikaji dan diteliti sehingga akan
teridentifikasi sumber kesalahan siswa, untuk dicarikan strategi pemecahannya. Jika
tidak ditelaah kesalahan yang dilakukan sebelumnya, maka akan sulit untuk
memperbaiki sehingga analisis terhadap kesalahan siswa dalam mengerjakan soal
menjadi sangat penting. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengungkap profil
jenis-jenis kesalahan dan penyebab kesalahan yang dilakukan siswa SMA kelas XI
dalam menyelesaikan soal-soal pada materi pokok Momentum dan Impuls.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Profil adalah pandangan dari samping (tentang wajah orang), lukisan (gambar)
orang dari samping, sketsa biografis, penampang (tanah, gunung, dan
sebagainya), grafik atau ikhtisar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus.
(www.kamusbahasaindonesia.org)
Dari hasil analisis yang diperoleh, diharapkan dapat diungkap profil kesalahan-
kesalahan siswa dalam pengerjaan soal-soal Fisika, sehingga meningkatkan hasil
belajar Fisika, terutama pada materi pokok Momentum dan Impuls.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, dapat diidentifikasi masalah sebagai
berikut:
1. Siswa menganggap bahwa Fisika adalah suatu ilmu yang sulit dimengerti dan
memerlukan banyak energi dan waktu untuk memahaminya.
2. Sering dijumpai siswa SMA mengeluh kesulitan belajar Fisika sehingga sering
terjadi kesalahan-kesalahan dalam mengerjakan soal-soal.
3. Siswa sering melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal Fisika.
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian lebih terarah dan dapat mencapai sasaran, peneliti
membatasi permasalahan penelitian ini pada:
1. Profil kesalahan dilakukan pada materi pokok Momentum dan Impuls.
2. Penelitian difokuskan pada kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam
menyelesaikan soal-soal pada materi pokok Momentum dan Impuls, yaitu
kesalahan strategi, kesalahan terjemahan, kesalahan konsep, kesalahan hitung
dan kesalahan tanda.
3. Subjek penelitian dibatasi pada siswa kelas XI IPA 1 di SMA Negeri 8 Surakarta
pada Semester Gasal Tahun Pelajaran 2011/ 2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka perumusan
masalah dalam penelitian sebagai berikut:
1. Apa jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal pada
materi pokok Momentum dan Impuls?
2. Apakah faktor-faktor yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan dalam
menyelesaikan soal-soal pada materi pokok Momentum dan Impuls?
3. Bagaimana cara mengatasi terjadinya kesalahan siswa dalam mengerjakan soal-
soal pada materi pokok Momentum dan Impuls?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan
soal-soal pada materi pokok Momentum dan Impuls.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan
dalam menyelesaikan soal-soal pada materi pokok Momentum dan Impuls.
3. Untuk mengetahui cara mengatasi terjadinya kesalahan siswa dalam mengerjakan
soal-soal pada materi pokok Momentum dan Impuls.
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan pada tujuan penelitian yang akan dicapai, maka hasil penelitian
diharapkan bermanfaat dalam pendidikan baik secara langsung maupun tidak
langsung. Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1. Memberikan informasi kepada guru khususnya, mengenai kesalahan yang
dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal pada materi pokok Momentum
dan Impuls.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
2. Memberikan informasi kepada guru khususnya, mengenai faktor-faktor yang
menyebabkan siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal pada
materi pokok Momentum dan Impuls.
3. Menjadi bahan pertimbangan atau referensi pada penelitian sejenis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Belajar
a. Pengertian Belajar
Banyak ahli mengungkapkan tentang pengertian belajar. Slameto (2003:
2) menyatakan: “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.
Menurut Winkel (1996: 53): “Belajar adalah suatu aktivitas mental/
psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman,
keterampilan dan nilai-sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan
berbekas”. Sedangkan Wittig dalam Muhhibin Syah (2006: 90) mengungkapkan
bahwa: “Belajar adalah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala
macam/ keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman”.
Belajar meliputi tidak hanya mata pelajaran, tetapi juga penguasaan,
kebiasaan, persepsi, kesenangan, minat, penyesuaian sosial, bermacam-
macam keterampilan, dan cita-cita. Belajar mengandung pengertian
terjadinya perubahan dari persepsi dan perilaku, misalnya pemuasan
kebutuhan masyarakat dan pribadi secara lebih lengkap. (Oemar Hamalik,
1992: 45)
Bertolak dari definisi para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah proses perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik yang
disebabkan oleh pengalaman individu dalam interaksinya dengan lingkungan.
b. Tujuan Belajar
Pencapaian tujuan belajar maka berarti akan menghasilkan hasil belajar
yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ketiga hasil belajar ini
merupakan tiga hal yang secara perencanaan terpisah tetapi setelah proses
internalisasi, terbentuklah suatu kepribadian utuh dalam diri siswa.
7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
1) Ranah Kognitif
Ranah kognitif, menurut Taksonomi Bloom dalam Ella Yulaelawati
(2004: 59-61) terdiri dari enam jenis perilaku sebagai berikut:
a) Pengetahuan didefinisikan sebagai ingatan terhadap hal-hal yang telah
dipelajari sebelumnya. Contoh: meniru, menyebutkan, menghafal,
mengulang, dan sebagainya.
b) Pemahaman didefinisikan sebagai kemampuan untuk memahami
materi/ bahan. Contoh: menjelaskan, mengemukakan, menerangkan,
menguraikan dan sebagainya.
c) Penerapan merupakan kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari dan dipahami ke dalam situasi konkret, nyata, atau baru.
Contoh: menerapkan, menggunakan, memilih, menentukan, menulis,
menafsirkan dan sebagainya.
d) Analisis merupakan kemampuan untuk menggunakan materi ke dalam
bagian-bagian atau komponen-komponen yang lebih terstruktur dan
mudah dimengerti. Contoh: membedakan, membandingkan,
menganalisis, mengkritik, dan sebagainya.
e) Sintesis merupakan kemampuan untuk mengumpulkan bagian-bagian
menjadi suatu bentuk yang utuh dan menyeluruh. Contoh:
menyiapakan, menyusun, mengoleksi, mengkonstruksi, menciptakan,
merancang, dan sebagainya.
f) Penilaian merupakan kemampuan untuk memperkirakan dan menguji
nilai suatu materi (pernyataan, novel, puisi, laporan penelitian) untuk
tujuan tertentu. Contoh: menghargai, menyanggah, menilai, menguji,
mendukung dan sebagainya.
2) Ranah Afektif
Ranah afektif menurut Taksonomi Krathwohl dalam Ella Yulaelawat
(2004: 61-63), terdiri dari lima perilaku-perilaku sebagai berikut:
a) Penerimaan merupakan kesadaran atau kepekaan yang disertai
keinginan untuk bertoleransi terhadap suatu gagasan, benda, atau gejala.
Contoh: menunjukkan penerimaan dengan mengiyakan, mendengarkan,
dan menanggapi sesuatu.
b) Penanggapan merupakan kemampuan memberikan tanggapan atau
respon terhadap suatu gagasan, benda, atau gejala tertentu. Contoh:
mematuhi, menuruti, tunduk, mengikuti, mengomentari, menyambut,
dan sebagainya.
c) Perhitungan atau penilaian merupakan kemampuan memberi penilaian
atau perhitungan terhadap gagasan, bahan, benda, atau gejala. Contoh:
menyerahkan, melepaskan sesuatu, menyumbang, mendukung,
mendebat, dan sebagainya.
d) Pengaturan atau pengelolaan merupakan kemampuan mengatur atau
mengelola yang berhubungan dengan tindakan penilaian dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
perhitungan yang telah dimiliki. Contoh: mendiskusikan, menteorikan,
merumuskan, membangun opini, menyeimbangkan, dan sebagainya.
e) Bermuatan nilai meupakan tindakan puncak dalam perwujudan perilaku
seseorang yang secara konsisten sejalan dengan nilai atau seperangkat
nilai-nilai yang dihayatinya secara mendalam. Contoh: memperbaiki,
membutuhkan, mencegah, berani menolak, mengelola, dan mencari
penyelesaian dari suatu masalah.
3) Ranah Psikomotorik
Menurut Anita Harrow dalam Ella Yulaelawati (2004: 63-64), ranah
psikomotorik terdiri dari lima perilaku sebagai berikut:
a) Gerakan refleks merupakan tindakan yang ditunjukkan tanpa belajar
dalam menanggapi stimulus. Contoh: merentngkan, memperluas,
melenturkan, dan sebagainya.
b) Gerakan dasar merupakan pola gerakan yang diwarisi yang terbentuk
berdasarkan campuran gerakan refleks dan gerakan yang lebih
kompleks. Contoh: berlari, berjalan, mendorong, menggenggam,
menggunakan, dan sebagainya.
c) Gerapan tanggap merupakan penafsiran terhadap segala rangsang yang
membuat seseorang mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan.
Contoh: waspada, kecermatan melihat, mendengar dan bergerak, atau
ketajaman dalam melihat perbedaan, dan sebagainya.
d) Kegiatan fisik merupakan kegiatan yang memerlukan kekuatan otot,
kekuatan mental, ketahanan, kecerdasan, kegesitan, dan kekuatan
suara. Contoh: pengerahan otot, gerakan sendi yang cepat, dan
sebagainya.
e) Komunikasi tidak berwacana merupakan komunikasi melalui gerakan
tubuh. Gerakan tubuh ini merentang dari ekspresi mimik muka sampai
dengan gerakan koreografi yang rumit.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Menurut Slameto (2003: 54), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
dibagi menjadi dua, yaitu:
1) Faktor Intern
a) Faktor jasmaniah di antaranya kesehatan dan cacat tubuh.
b) Faktor psikologis di antaranya intelegensi, perhatian, minat, bakat,
motif, kematangan, dan kesiapan.
c) Faktor kelelahan di antaranya kelelahan jasmani dan rohani.
2) Faktor Ekstern
a) Faktor keluarga di antaranya cara orang tua mendidik, relasi
antaranggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,
pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
b) Faktor sekolah di antaranya metode mengajar, kurikulum, relasi guru
dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat
pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan
gedung, metode belajar, dan tugas rumah.
c) Faktor masyarakat di antaranya kegiatan siswa dalam masyarakat,
mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.
2. Pembelajaran Fisika
a. Hakikat Fisika
Fisika sebagai ilmu pengetahuan alam mempelajari bagaimana sifat-sifat
alam itu. Berbagai keteraturan yang terjadi pada berbagai zat di sekitar, biasanya
dipahami sebagai hal yang wajar karena setiap orang mengamati dan
mengalaminya setiap hari. Misalnya, sebelum terjadi hujan lebat, biasanya muncul
awan tebal sehingga cuaca menjadi mendung dan gelap. Jika dipelajari, akan
banyak dijumpai keteraturan di sekitar.
Fisika berasal dari kata Yunani yang berarti alam, karena Fisika adalah
ilmu pengetahuan yang mempelajari benda-benda di alam, gejala-gejala,
kejadian-kejadian alam. Fisika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
benda-benda di alam, gejala-gejala, kejadian-kejadian alam serta interaksi
dari benda-benda di alam tersebut. Gejala-gejala ini pada mulanya adalah
apa yang dialami oleh indera manusia, misalnya penglihatan menemukan
optika/ cahaya dan pendengaran menemukan pelajaran tentang bunyi. Fisika
adalah ilmu pengetahuan yang tujuannya mempelajari bagian-bagian dari
alam dan interaksi antara bagian tersebut.(www.elearning.gunadarma.ac.id)
Pengertian Fisika juga diungkapkan oleh Funda Ornek dalam Redish
(1994: 30), yang menyatakan bahwa: “Fisika merupakan disiplin ilmu yang
mengharuskan siswa untuk memahami dan menterjemahkan tabel, angka,
penyamaan, diagram, peta. Fisika memerlukan kemampuan untuk menggunakan
aljabar, ilmu ukur, dan mengubah dari yang khusus ke umum dan sebaliknya”.
Hal ini membuat belajar Fisika sulit untuk para siswa. Sedangkan menurut
Mundilarto yang dikutip oleh Ani Rusilowati (2006: 100), menyatakan bahwa:
“Mata pelajaran Fisika menuntut intelektualitas yang relatif tinggi”.
Keterampilan berpikir sangat diperlukan ketika mempelajari Fisika, di
samping keterampilan berhitung, memanipulasi dan observasi, serta
keterampilan merespon suatu masalah secara kritis. Sifat mata pelajaran
Fisika salah satunya adalah bersyarat, artinya setiap konsep baru ada
kalanya menuntut prasyarat pemahaman atas konsep sebelumnya. Oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
karena itu, jika terjadi kesulitan belajar pada salah satu pokok bahasan, akan
terbawa ke pokok bahasan berikutnya, atau jika terjadi miskonsepsi, akan
terbawa sampai jenjang pendidikan berikutnya. (Ani Rusilowati, 2006: 100)
Kemampuan menerapkan formula dengan tepat dan menyelesaikan
perhitungan sangat perlu diajarkan pada proses pembelajaran Fisika. Penyelesaian
soal Fisika yang baik adalah jika tidak ada kesalahan baik dalam angka maupun
satuan. Untuk mencapai tahap seperti ini, maka siswa perlu berlatih melakukan
perhitungan dengan ketelitian tinggi. Menurut Sutrisno (2009: 15-16),
mempelajari Fisika dapat menumbuhkan nilai-nilai positif, di antaranya:
1) Belajar fisika: usaha memahami alam.
2) Berlatih berpikir logis.
3) Menyelesaikan persoalan fisis: berlatih berpikir logis dan analitis.
4) Menyelesaikan soal fisika dengan perhitungan: melatih ketelitian dan
berpikir kritis.
5) Melakukan eksperimen: melatih sikap hati-hati, teratur dan jujur.
b. Tujuan Pelajaran Fisika
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006,
mata pelajaran Fisika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai
berikut:
1) Membentuk sikap positif terhadap fisika dengan menyadari keteraturan
dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha
Esa.
2) Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, obyektif, terbuka, ulet, kritis dan
dapat bekerjasama dengan orang lain.
3) Mengembangkan pengalaman untuk dapat merumuskan masalah,
mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang dan
merakit instrumen percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan
menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara
lisan dan tertulis.
4) Mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif
dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk
menjelaskan berbagai peristiwa alam dan menyelesaian masalah baik
secara kualitatif maupun kuantitatif
5) Menguasai konsep dan prinsip fisika serta mempunyai keterampilan
mengembangkan pengetahuan, dan sikap percaya diri sebagai bekal
untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi serta
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. (Permendiknas
Nomor 22 Tahun 2006)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
c. Pembelajaran Fisika SMA
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), pembelajaran
Fisika di SMA mengacu pada Permendiknas Nomor 41 tahun 2007, dimana
pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan
kegiatan penutup.
Dalam kegiatan pendahuluan, guru menyiapkan peserta didik secara
psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran, mengajukan pertanyaan
yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari,
menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai,
menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.
Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta
didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi.
Dalam kegiatan eksplorasi, guru melibatkan peserta didik mencari
informasi yang luas dan dalam tentang topik/ tema materi yang akan dipelajari
dengan menerapkan prinsip alam dan belajar dari aneka sumber, menggunakan
beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain,
memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik
dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya, melibatkan peserta didik
secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran, dan memfasilitasi peserta
didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan.
Dalam kegiatan elaborasi, guru membiasakan peserta didik membaca
dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna,
memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk
memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis, memberi
kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan
bertindak tanpa rasa takut, memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran
kooperatif dan kolaboratif, memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara
sehat untuk meningkatkan prestasi belajar, memfasilitasi peserta didik membuat
laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual
maupun kelompok, memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
individual maupun kelompok, memfasilitasi peserta didik melakukan pameran,
turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan, memfasilitasi peserta didik
melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri
peserta didik.
Dalam kegiatan konfirmasi, guru memberikan umpan balik positif dan
penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap
keberhasilan peserta didik, memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan
elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber, memfasilitasi peserta didik
melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah
dilakukan, memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang
bermakna dalam mencapai kompetensi dasar: berfungsi sebagai narasumber dan
fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi
kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar; membantu
menyelesaikan masalah; memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan
pengecekan hasil eksplorasi; memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif.
Dalam kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan peserta didik
membuat rangkuman pelajaran; melakukan penilaian dan refleksi terhadap
kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program
pengayaan, layanan konseling dan memberikan tugas balik tugas individual
maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; menyampaikan
rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
d. Pemecahan Soal Fisika
Pada dasarnya, pemecahan soal Fisika merupakan penerapan konsep-
konsep Fisika yang diperoleh melalui proses belajar. Soal Fisika umumnya
merupakan tugas yang meminta siswa melakukan serentetan tindakan yang
membawanya dari kondisi awal menuju ke kondisi akhir yang diinginkan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
sehingga akan menghasilkan solusi atau penyelesaian soal.
Karakteristik soal Fisika yang dapat mempengaruhi tingkat kesulitannya
adalah konteks, petunjuk, informasi yang diberikan, kejelasan dari pertanyaan,
jumlah cara pemecahan yang dapat digunakan, dan beban ingatan. Dalam
memecahkan soal Fisika seringkali diperlukan perhitungan-perhitungan matematis
sebagai konsekuensi penggunaan rumus-rumus Fisika. Hal ini bagi sebagian besar
siswa akan menimbulkan kesulitan tersendiri.
Langkah-langkah pokok dalam pemecahan soal Fisika menurut
Mundilarto (2002: 10), sebagai berikut:
1) Analisis Soal
Tujuan analisis soal adalah untuk memahami soal secara keseluruhan
melalui identifikasi dan interpretasi informasi-informasi penting yang diberikan
serta jika diperlukan mengubahnya menjadi bentuk yang mempermudah langkah-
langkah penyelesaian. Untuk tujuan ini, siswa pertama kali harus membuat
spesifikasi soal secara jelas dengan jalan mengidentifikasi ciri-ciri penting soal
dan mendeskripsikan situasi soal dengan bantuan gambar, diagram, atau simbol-
simbol matematik serta membuat ringkasan tujuan-tujuan soal.
2) Penyusunan Konstruksi Penyelesaian
Strategi cukup efektif untuk menyusun konstruksi penyelesaian suatu
soal adalah membagi atau mengurai menjadi bagian-bagian soal yang lebih kecil
dan lebih sederhana yang disebut sub-sub soal. Proses penyelesaian seperti ini
dimungkinkan adanya penggunaan langkah-langkah yang berulang-ulang, yaitu
pemilihan salah satu dari beberapa alternatif penyelesaian yang memudahkan
proses, dan pelaksanaan penyelesaian berdasarkan alternatif yang dipilih. Kedua
langkah tersebut dapat diulang-ulang sampai diperoleh jawaban soal yang benar.
3) Pemeriksaan Solusi
Langkah ini sangat penting untuk memastikan apakah solusi yang
diperoleh benar dan memuaskan. Apabila ternyata ditemukan kekurangan ataupun
kesalahan dapat segera diperbaiki.
Analisis soal sangat mempengaruhi kelancaran penyelesaian suatu soal.
Dengan demikian, analisis soal merupakan langkah yang sangat penting, tetapi
sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam memahami suatu soal dalam
rangka mensarikan informasi-informasi yang ada dan menggambarkan situasi
soal. Ketika memulai langkah penyelesaian, seringkali kekurangan informasi yang
diperlukan. Apabila hal ini terjadi, siswa dapat menggunakan subsoal tertentu
untuk menemukan hubungan yang dapat memberikan informasi tersebut, atau jika
mempunyai hubungan yang berguna, tetapi mengandung besaran yang tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
diperlukan. Dalam hal ini, juga dapat menggunakan subsoal tertentu untuk
mengeliminasi besaran yang tidak diperlukan tersebut.
Di samping kemampuan-kemampuan tersebut, kemampuan siswa dalam
mengorganisasi pengetahuan Fisika yang secara hierarki terstruktur dengan baik,
juga mempengaruhi proses pemecahan soal. Pemecahan soal dapat dipandang
sebagai suatu proses penemuan kombinasi prinsip-prinsip Fisika yang telah
dipelajari sebelumnya dan dapat diterapkan untuk memperoleh solusi. Namun,
pemecahan soal bukan semata-mata penerapan prinsip-prinsip Fisika yang telah
dipelajari, tetapi merupakan proses mendapatkan hasil belajar yang baru.
Kesulitan-kesulitan yang banyak dihadapi siswa dalam pemecahan soal
tidak hanya bergantung pada tingkat kesulitan soal itu sendiri dan pengetahuan
Fisika yang dikuasainya, tetapi juga pada kemampuannya dalam pengambilan
keputusan untuk memilih serangkaian tindakan yang dapat mengarah kepada
tercapainya solusi.
e. Masalah Pelajaran Fisika
Gambaran secara umum masalah pelajaran Fisika di sekolah, salah
satunya diungkapkan oleh Williams yang dikutip oleh Soong (2009: 361): “Dalam
suatu survey tentang mengapa siswa sekunder di Inggris tidak tertarik belajar
Fisika. Dari hasil survey, ditemukan bahwa alasan utamanya, yaitu siswa merasa
Fisika adalah mata pelajaran yang sulit”. Herbert Druxes (1986: 27-30) juga
mengungkapkan beberapa masalah pelajaran Fisika di sekolah, sebagai berikut:
1) Fisika Tidak Disukai
Masih banyak dipertanyakan kegunaan hasil Fisika bagi manusia,
anggapan Fisika sebagai ilmu pengalaman terurai secara murni sehingga hasil dan
pernyataannya juga dianggap tidak mempunyai arti dalam gambaran dunia. Orang
beranggapan Fisika kurang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari, sehingga
orang tidak tertarik dan tidak suka untuk mempelajarinya, dan juga kebanyakan
pendapat bahwa Fisika itu sama dengan Matematika, karena kebanyakan soal-soal
diselesaikan dengan hitungan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
2) Fisika Itu Berat
Adanya pengertian dan model yang hampir tidak ada hubungannya
dengan dunia yang dapat diindera dan diamati. Sebagai contoh, untuk
menjelaskan dalam menjelaskan gejala relativitas, orang berbicara tentang
perbagai partikel elementer, yang terdiri atas kuark dan gluon, dimana bahan ini
termasuk ke dalam “keluarga-keluarga” tertentu dan mempunyai sifat-sifat yang
“khas” dan membuatnya abstrak, tidak tampak. Fisika dianggap sebagai pelajaran
yang sangat kompleks dan di dalamnya terdapat banyak terdapat simbol.
3) Pelajaran Fisika Tidak Aktual
Dalam surat kabar misalnya, terdapat berita tentang laser dan
mikroprosesor. Hal tersebut berkaitan dengan ilmu Fisika, tetapi pembelajaran
Fisika di sekolah tidak mengaktualkan peristiwa-peristiwa Fisika yang sedang
terjadi.
4) Pelajaran Fisika Itu Eksperimental
Pelajaran Fisika itu eksperimental, yaitu pelajaran Fisika oleh guru harus
dibarengi dengan percobaan di depan kelas dan di laboratorium oleh siswa, dalam
proses memudahkan siswa dalam memahami materi yang diajarkan. Dengan
demikian, terdapat pemberatan cukup besar bagi pengajar/ guru. Pelajaran Fisika
memerlukan percobaan/ eksperimen. Hal ini tentu merepotkan guru dan menyita
waktu. Apalagi jika di sekolah tidak mempunyai laboratorium atau alat untuk
percobaan, maka guru akan semakin repot dalam mengajar.
Berbagai hal yang dikemukakan di atas berpengaruh dalam pembelajaran
Fisika di sekolah, khususnya di Sekolah Menengah Atas (SMA). Hal ini juga
membuat siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal Fisika.
f. Kesalahan Belajar Fisika
Berbagai bentuk kesalahan dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-
soal, khususnya soal-soal Fisika. Kesalahan merupakan hal yang wajar terjadi,
apalagi pada siswa yang sedang belajar. Namun, hendaknya kesalahan-kesalahan
yang muncul dapat diminimalisasikan. Menurut Lerner yang dikutip oleh
Mulyono Abdurahman (2003: 262) mengemukakan bahwa ada beberapa
kekeliruan umum yang dilakukan anak yaitu: “Kurang pemahaman tentang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
simbol, nilai tempat, perhitungan, penggunaan proses yang keliru, dan tulisan
yang tidak dapat dibaca”.
Menurut Arti Sriati (1994: 8) dalam penelitian yang dilakukannya,
menyatakan bahwa 14 jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan
soal matematika, di antaranya:
1) Kesalahan strategi terjadi jika siswa memilih jalan yang tidak tepat yang
mengarahkan ke jalan buntu. Misalnya, menentukan akar-akar (x+p)2
=
q2 dengan menjabarkan ruas kiri.
2) Kesalahan terjemahan merupakan kesalahan mengubah informasi ke
ungkapan matematika.
3) Kesalahan konsep merupakan kesalahan dalam memahami gagasan
abstrak. Misalnya, siswa menganggap perbandingan sudut segitiga sama
dengan perbandingan sisi.
4) Kesalahan tanda terjadi pada penentuan nilai fungsi yang merupakan
prasyarat belajar persamaan dan fungsi kuadrat.
5) Kesalahan hitung merupakan kesalahan dalam menghitung, seperti
menjumlahkan, mengurangi, mengalikan, dan membagi.
3. Momentum dan Impuls
a. Momentum
Momentum sebuah partikel didefinisikan sebagai hasil kali massa
partikel dan kecepatannya:
vmp
(2.1)
dengan,
p
= momentum partikel (kgm/ s)
m = massa partikel (kg)
v
= kecepatan partikel (m/ s)
Momentum adalah besaran vektor yang arahnya sama dengan arah
kecepatannya.
dt
vda
vmdt
d
dt
vdmF
dt
(2.2)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Hukum II Newton di atas menghubungkan momentum linier partikel dengan
resultan gaya yang bekerja pada partikel.
b. Impuls
Berdasarkan Hukum II Newton:
dt
dtFpd
(2.3)
Untuk momentum partikel yang berubah dari 1p
pada waktu t1 menjadi
2p
pada waktu t2, diberi bentuk persamaan sebagai berikut:
2
1
t
t
12 dtFpppΔ
(2.4)
Ruas kanan persamaan (2.4) disebut impuls dari gaya F
, yang bekerja pada
partikel dalam selang waktu 12 ttΔt . Impuls ( I
) merupakan besaran vektor
yang dinyatakan sebagai berikut:
2
1
t
t
dtFI
(2.5)
Untuk kasus khusus yaitu jika F
konstan, maka penyelesaian persamaan
di atas menjadi:
ΔFI
t (2.6)
ΔFpΔ
t
Δt
pΔF
Besarnya impuls juga dapat dihitung dari luas daerah di bawah grafik
hubungan antara gaya dengan waktu, sebagai berikut:
Gambar 2.1 Grafik Hubungan Gaya dengan Waktu
O
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
c. Hubungan Impuls dan Momentum
Impuls sama dengan perubahan momentun, atau impuls dari gaya yang
bekerja pada sebuah partikel sama dengan perubahan momentum partikel oleh
gaya tersebut.
pΔI
(2.7)
d. Hukum Kekekalan Momentum
Gambar 2.2 Benda A dan B Sebelum Tumbukan
Gambar 2.3 Benda A dan B Saat Tumbukan
Gambar 2.4 Benda A dan B Sesudah Tumbukan
Pada Gambar 2.2, dua benda A dan B yang masing-masing massanya mA
dan mB, bergerak lurus segaris masing-masing dengan kecepatan vA dan vB,
kemudian bertumbukan. Pada saat bertumbukan (Gambar 2.3), tidak ada gaya luar
yang bekerja, yang bekerja hanya gaya FBA pada benda A yang dilakukan oleh
benda B dan gaya FAB pada benda B yang dilakukan benda A. Kedua gaya
tersebut merupakan pasangan aksi-reaksi, sesuai Hukum III Newton.
reaksiaksi FF
(2.8)
'
Av
'
Bv
ABF
BAF
Bv
Av
A B
A B
A B
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
AB
BAAB
BAAB
pΔpΔ
ΔtFΔtF
FF
0pΔpΔ AB
(2.9)
Karena total momentum sistem BAS ppp
, maka dari persamaan di
atas, dapat disimpulkan bahwa perubahan momentum sistem pada peristiwa
tumbukan adalah nol.
BAS ppp
= konstan (2.10)
Persamaan (2.10) menunjukkan bahwa momentun total sistem adalah
konstan atau kekal, yang dikenal sebagai hukum kekekalan momentum, atau
jumlah momentum sebelum tumbukan sama dengan jumlah momentum sesudah
tumbukan. Hukum kekekalan momentum tidak hanya berlaku pada peristiwa
tumbukan saja, tetapi berlaku secara umum untuk interaksi antara dua benda.
e. Tumbukan
Untuk sistem dua benda yang bertumbukan, momentum linier sistem
adalah tetap asalkan pada sistem tidak bekerja gaya luar. Namun, energi kinetik
sistem dapat berkurang karena sebagian energi kinetik diubah ke bentuk energi
kalor dan energi bunyi pada saat terjadi tumbukan, sehingga Hukum kekekalan
energi kinetik tidak berlaku. Peristiwa tumbukan akan terjadi jika sebuah benda
yang bergerak mengenai benda lain yang diam atau bergerak. Misalnya, tumbukan
antara koin-koin karambol, tumbukan antara bola dengan lantai, tumbukan antara
motor dengan sepeda, dan sebagainya.
Bahasan ini dibatasi pada tumbukan sentral lurus, yaitu tumbukan antar
dua benda yang arah geraknya berimpit dengan garis penghubung titik berat kedua
benda, sehingga arah kecepatan benda-benda yang bertumbukan berimpit dengan
garis penghubung tersebut. Tumbukan sentral lurus dibagi menjadi tiga macam,
yaitu tumbukan lenting sempurna, tumbukan lenting sebagian, dan tumbukan
tidak lenting sama sekali.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
1) Tumbukan Lenting Sempurna
Tumbukan lenting sempurna adalah tumbukan antara dua benda yang
jumlah energi kinetiknya tetap, sehingga berlaku ketentuan sebagai berikut:
a) Hukum Kekekalan Momentum
B
'
BB
'
AAA
B
'
BBA
'
AA
BA
ABBA
vvmvvm
Δt
vvm
Δt
vvm
Δt
vmΔ
Δt
vmΔ
FF
B
'
BB
'
AAA vvmvvm
(2.11)
b) Hukum Kekekalan Energi Kinetik
2
B
'2
BB
'2
A
2
AA
'2
BB
'2
AA
2
BB
2
AA
'2
BB
'2
AA
2
BB
2
AA
'
Bk,
'
Ak,Bk,Ak,
vvmvvm
vmvmvmvm
vm2
1vm
2
1vm
2
1vm
2
1
EEEE
B
'
BB
'
BB
'
AA
'
AAA vvvvmvvvvm (2.12)
Dari persamaan (2.11) dan (2.12), diperoleh:
B
'
BB
'
BB
'
AAB
'
BB vvvvmvvvvm
1vv
vv
1vv
vv
vvvv
vvvv
BA
'
B
'
A
BA
'
B
'
A
'
B
'
ABA
B
'
B
'
AA
evv
vv
BA
'
B
'
A (2.13)
Faktor e menyatakan koefisien restitusi (koefisien tumbukan sama
dengan koefisien kelentingan, yang besarnya antara 0 - 1), vA dan vB menyatakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
besarnya kecepatan benda A dan benda B sebelum tumbukan, serta vA’ dan vB
’
menyatakan besarnya kecepatan benda A dan B sesudah tumbukan.
2) Tumbukan Lenting Sebagian
Pada tumbukan lenting sebagian tidak berlaku hukum kekekalan energi
kinetik. Hal ini disebabkan sesudah tumbukan ada sebagian energi kinetik yang
hilang berubah menjadi energi panas, energi bunyi, energi cahaya, dan
sebagainya. Jadi, pada tumukan lenting sebagian hanya berlaku Hukum kekekalan
momentum, sedangkan koefisien restitusi untuk tumbukan lenting sebagian adalah
0<e<1.
Sebuah bola karet dijatuhkan dari ketinggian h1 di atas lantai. Setelah
menumbuk lantai, bola terpantul vertikal ke atas hingga mencapai ketinggian
maksimum h2. Bola karet yang jatuh merupakan peristiwa tumbukan lenting
sebagian sehingga analisis terhadap bola dan lantai adalah sebagai berikut:
Gambar 2.5 Analisis Tumbukan Lenting Sebagian
Kecepatan bola sesaat sebelum tumbukan ditentukan melalui hukum
kekekalan energi mekanik:
pBkBpAkA
mBmA
EEEE
EE
2
A1
kBpA
vm2
1mgh
EE
1
2
A 2ghv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
1A
1
2
A
2ghv
2ghv
1A 2ghv (2.14)
Tanda (-) menunjukkan arah ke bawah.
Kecepatan bola sesaat setelah tumbukan ditentukan melalui hukum
kekekalan energi mekanik:
pBkBpAkA
mBmA
EEEE
EE
2'
A2
kBpA
vm2
1mgh
EE
2
2'
A 2ghv
2
'
A 2ghv (2.15)
Tanda (+) menunjukkan arah ke atas.
Kecepatan lantai sesaat sebelum tumbukan sama dengan besar kecepatan
lantai sesaat sesudah tumbukan, yaitu nol, 0vv '
BB . Koefisien restitusi (e)
ditentukan melalui langkah berikut:
e02gh
02gh
evv
vv
1
2
BA
'
B
'
A
eh
h
1
2 (2.16)
3) Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali
Tumbukan tidak lenting sama sekali terjadi jika setelah tumbukan, kedua
benda bergerak bersama-sama dengan kecepatan yang sama besar dan koefisien
restitusi, e=0. Pada tumbukan jenis ini, berlaku hukum kekekalan momentum:
1212211 vmmvmvm
(2.17)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
m1
Dengan demikian, pada tumbukan tidak lenting sama sekali, energi sistem
berkurang.
Gambar 2.5 Ayunan Balistik
Gambar 2.5 merupakan gambar ayunan balistik untuk mengukur laju
peluru. Ayunan terdiri dari sebuah balok kayu bermassa m1 yang digantungkan
vertikal dengan dua utas tali. Peluru bermassa m2 ditembakkan secara mendatar
mengenai balok dan tertanam di dalamnya sehingga balok berayun. Karena kedua
benda bersatu sesudah tumbukan, maka berlaku hubungan kecepatan sesudah
tumbukan:
''
1
'
2
'
22
'
112211
vvv
vmvmvmvm
'
212211 vmmvmvm
(2.18)
Untuk kasus tumbukan khusus di mana salah satu bendanya mula-mula
diam, dapat memperoleh hubungan rasio antara energi kinetik akhir sistem dan
energi kinetik awal sistem dalam bentuk momentum. Misalnya, benda yang
datang bermassa m1 dengan besar kecepatan v1 dan benda kedua yang diam
bermassa m2. Momentum awal sistem kedua benda:
112211 vmvmvmp
(2.19)
Energi kinetik awal sistem:
1
2
112
11k2m
vmvm
2
1E (2.20)
Dengan mensubstitusi persamaan (2.19) dan (2.20):
1
2
k2m
pE (2.21)
m1+m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Setelah tumbukan, kedua benda bersatu dan bergerak dengan besar kecepatan v’.
Besarnya momentum akhir sistem kedua benda:
'
21
'
21
'
vmmp
vmmp
Energi kinetik akhir sistem tersebut:
21
2'
212'
21
'
kmm2
vmmvmm
2
1E
21
2'
kmm2
pE (2.22)
Dari persamaan 2.21 dan persamaan 2.22, tampak bahwa energi akhir lebih kecil
daripada energi awal. Rasio antara energi kinetik akhir dan awal sistem:
21
2
1
2
k
'
k
1
2
21
2
k
'
k
mm2p
2mp
E
E
2m
p
mm2
p
E
E
21
1
k
'
k
mm
m
E
E (2.23)
f. Prinsip Kerja Alat yang Berhubungan dengan Peristiwa Tumbukan
Roket dirancang dengan bagian-bagian penting yang terdiri dari tangki
bahan bakar berisi hidrogen cair dan oksigen cair, ruang pembakaran, dan saluran
gas buangan. Mula-mula oksigen cair yang masing-masing tersimpan dalam
tangki bahan bakar dipompa ke ruang pembakaran. Reaksi antara keduanya dalam
ruang pembakaran akan menimbulkan gas panas yang disemburkan keluar melalui
saluran yang terdapat pada ekor roket. Akibat semburan gas panas, roket bergerak
ke arah yang berlawanan dengan arah semburan gas.
Cara kerja roket berdasarkan hukum kekekalan momentum, yaitu jumlah
momentum sebelum dan sesudah gas disemburkan adalah sama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
gR
gR
gR
vΔmvΔmm
vΔmvΔmm0
ppp
gR vΔmm
Δmv
(2.24)
dengan,
p
= momentum roket sebelum gas disemburkan (kg m/s)
Rp
= momentum roket sesudah gas disemburkan (kg m/s)
gp
= momentum gas buang (kg m/s)
Rv
= kecepatan roket (m/s)
gv
= kecepatan gas buang (m/s)\
m = massa sistem roket (roket+gas) (kg)
Δm = massa gas yang disemburkan (kg)
Roket mula-mula diam, kemudian bergerak dengan besar kecepatan vR, sehingga
akan memiliki momentum yang besarnya:
gR
RR
vΔmm
ΔmΔmmp
vΔmmp
gR vΔmp
(2.25)
Gas yang disemburkan memiliki momentum:
gg vΔmp
(2.26)
Berdasarkan persamaan di atas, momentum roket sama besar dengan momentum
gas buang. Dengan adanya perubahan momentum dalam selang waktu Δt, maka
akan timbul gaya dorong pada roket ( F
) sebesar:
gvΔt
ΔmF
(2.27)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
B. Penelitian yang Relevan
Di dalam penelitian ini, mengacu pada beberapa penelitian yang telah
dilakukan oleh para ahli dan peneliti serupa sebelumnya, yaitu:
1. Arti Sriati (1994) meneliti kesulitan belajar Matematika pada siswa SMA,
melalui tes diagnostik. Jenis, sumber, dan penyebab kesalahan ditentukan
dengan analisis kesalahan melalui pedoman analisis dan wawancara. Dari
hasil penelitian, ditemukan jenis kesalahan siswa yang meliputi kesalahan
strategi, terjemahan, konsep, sistematik, tanda, tanpa pola, penentuan sudut di
luar kuadran I, penentuan nilai fungsi trigonometri sudut-sudut istimewa, dan
kesalahan hitung.
2. Novia Dyah Kusuma Dewi (2011) meneliti kesalahan siswa dalam
mengerjakan soal Fisika pada materi keseimbangan benda tegar.
Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, tes, dan wawancara. Dari
hasil penelitian, ditemukan jenis kesalahan siswa yang meliputi kesalahan
strategi, terjemahan, konsep, tanda, hitung dan kesalahan trigonometri.
3. Sunarika Septyawati (2010) meneliti kesalahan siswa dalam menyelesaian
soal matematika pada materi faktorisasi suku aljabar. Sumber data pada
penelitian ini, diperoleh dari hasil observasi, hasil tes siswa dan hasil
wawancara. Dari hasil penelitiannya, kesalahan-kesalahan siswa meliputi
kesalahan dalam memahami soal, kesalahan dalam penyusunan rencana
penyelesaian, kesalahan dalam melaksanakan rencana penyelesaian, dan
kesalahan dalam memeriksa jawaban.
4. Ani Rusilowati (2006) meneliti kesulitan belajar siswa pada materi
kelistrikan. Kesulitan belajar didiagnosis dengan lima pendekatan, yaitu
tujuan pembelajaran, pengetahuan prasyarat, profil materi, miskonsepsi, dan
pengetahuan terstruktur. Kesulitan belajar antara lain disebabkan oleh
rendahnya penguasaan konsep, lemahnya kemampuan matematis, dan
kekurangmampuan mengkonversi satuan. Penyebab kesulitan belajar dalam
pengetahuan terstruktur adalah rendahnya kemampuan: verbal, menggunakan
skema, membuat strategi pemecahan masalah, dan membuat algoritma.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
C. Kerangka Pemikiran
Momentum dan Impuls merupakan salah satu materi pokok yang
dipelajari pada Semester Ganjil kelas XI SMA. Pada materi ini sering terjadi
berbagai kesalahan sehingga mengakibatkan hasil belajar tidak maksimal.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis kesalahan yang dilakukan
siswa dalam menyelesaikan soal-soal pada materi pokok Momentum dan Impuls,
serta untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan siswa melakukan
kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal pada materi pokok Momentum dan
Impuls.
Langkah-langkah penelitian ini adalah melakukan observasi pada
kegiatan belajar mengajar pada materi pokok Momentum dan Impuls.
Selanjutnya, melakukan analisis terhadap hasil pengerjaan soal-soal pada materi
pokok Momentum dan Impuls yang diberikan guru kepada siswa. Berdasarkan
dari identifikasi jawaban siswa, kemudian dilakukan wawancara untuk
mengetahui faktor-faktor penyebab kesalahan yang dilakukan, kepada beberapa
siswa.
Dari data yang diperoleh, selanjutnya dilakukan triangulasi data, yaitu
membandingkan data yang diperoleh dari kegiatan observasi, pengerjaan soal dan
wawancara untuk memperoleh data yang valid. Kemudian, tahap yang dilakukan
adalah analisis data yang meliputi kegiatan reduksi data, penyajian data dan
verifikasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Observasi
Benar
Kesimpulan
Penyebab Kesalahan
Jenis-jenis Kesalahan
Analisis Kesalahan
Salah
Jawaban Siswa
Soal Momentum
dan Impuls
Wawancara
Gambar 2.6 Bagan Kerangka Pemikiran
D. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka pertanyaan penelitian
dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal
pada materi pokok Momentum dan Impuls meliputi kesalahan strategi,
kesalahan terjemahan, kesalahan konsep, kesalahan hitung, dan kesalahan
tanda?
2. Apakah faktor-faktor yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan dalam
menyelesaikan soal-soal pada materi pokok Momentum dan Impuls?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya,
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
alamiah. (Moleong, 2005: 6)
Menurut Moleong (2005: 8-13): “Ciri-ciri penelitian kualitatif di
antaranya latar alamiah, manusia sebagai alat (instrumen), metode kualitatif,
analisis data secara induktif, teori dari dasar (grounded theory), deskriptif, lebih
mementingkan proses daripada hasil, dan sebagainya”.
2. Desain Penelitian
Penelitian ini mendeskripsikan profil kesalahan siswa dalam
menyelesaikan soal pada materi pokok Momentum dan Impuls. Dalam penelitian,
digunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, dengan menganalisis soal-soal
yang diberikan guru pada materi pokok Momentum dan Impuls. Dari hasil
penelitian, maka akan dapat diketahui jenis-jenis kesalahan yang dilakukan siswa.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 8 Surakarta Tahun Pelajaran
2011/ 2012, kelas XI IPA 1.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada November sampai Februari Tahun Pelajaran
2011/ 2012. Tahap-tahap pelaksanaan penelitian sebagai berikut:
30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
a. Tahap Persiapan
Tahap persiapan meliputi: pengajuan judul skripsi, permohonan
pembimbing, pembuatan proposal penelitian, seminar proposal, survey ke sekolah
yang akan digunakan untuk penelitian, permohonan ijin penelitian, dan
penyusunan instrumen penelitian.
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, dilakukan pengambilan data, dengan
pelaksanaan sebagai berikut:
1) Pelaksanaan kegiatan observasi kegiatan belajar mengajar Fisika, di kelas XI
IPA 1 SMA Negeri 8 Surakarta pada materi pokok Momentum dan Impuls.
2) Pengambilan data tentang kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal, melalui
lembar jawaban siswa, dengan instrumen soal pada materi pokok Momentum
dan Impuls yang diberikan guru.
3) Pelaksanaan wawancara kepada beberapa siswa, untuk mengidentifikasi
penyebab siswa melakukan kesalahan dalam mengerjakan soal pada materi
pokok Momentum dan Impuls.
c. Tahap Pengolahan Data dan Penyusunan Laporan
Tahap ini meliputi analisis data, penyusunan laporan penelitian,
penarikan kesimpulan dan konsultasi dengan pembimbing.
C. Subjek Penelitian
Dalam penelitian, subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA
Negeri 8 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/ 2012, sejumlah 25 siswa. Selanjutnya,
diambil beberapa siswa sebagai sampel. Pengambilan sampel dengan teknik
sampel bertujuan. Menurut Moleong (2005: 224-225), ciri-ciri sampel bertujuan,
sebagai berikut:
1. Rancangan sampel yang muncul: sampel tidak dapat ditarik atau
ditentukan terlebih dahulu.
2. Pemilihan sampel secara berurutan: tujuan memperoleh variasi yang
sebanyak-banyaknya hanya dapat dicapai apabila pemilihan suatu sampel
dilakukan jika satuan sebelumnya sudah dijaring dan dianalisis.
3. Penyesuaian berkelanjutan dari sampel: pada awalnya setiap sampel
sama kegunaannya. Namun, sesudah semakin banyak informasi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
masuk dan makin mengembangkan hipotesis kerja, ternyata sampel
makin dipilih atas dasar fokus penelitian.
4. Pemilihan berakhir jika sudah terjadi pengulangan: jika sudah terjadi
pengulangan informasi, maka penarikan sampel sudah harus dihentikan.
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti meliputi pengamatan
(observasi), dan wawancara.
a. Pengamatan (Observasi)
Menurut Lexy J. Moleong (2005: 175), alasan metodologis bagi
penggunaan pengamatan ialah:
1) Pengamatan mengoptimalkan kemampuan peneliti dari segi motif,
kepercayaan, perhatian, perilaku tak sadar, kebiasaan, dan sebagainya.
2) Pengamatan memungkinkan pengamat untuk melihat dunia sebagaimana
dilihat oleh subjek penelitian, hidup pada saat itu, menangkap arti
fenomena dari segi pengertian subjek, menangkap kehidupan budaya dari
segi pandangan dan anutan para subjek pada waktu itu.
3) Pengamatan memungkinkan peneliti merasakan apa yang dirasakan dan
dihayati oleh subjek sehingga memungkinkan pula peneliti menjadi
sumber data.
4) Pengamatan memungkinkan pembentukan pengetahuan yang diketahui
bersama, baik dari pihaknya maupun dari pihak subjek.
Dalam penelitian ini, dilakukan observasi saat guru mengajarkan materi
pokok Momentum dan Impuls kepada siswa kelas XI IPA 1 SMA N 8 Surakarta
sehingga akan teramati interaksi antara guru dengan siswa dan metode pengajaran
yang digunakan oleh guru. Selain itu juga dilakukan observasi pada aktivitas
siswa selama pelajaran pada materi pokok Momentum dan Impuls berlangsung.
Komponen-komponen yang akan diamati dalam kegiatan observasi, selengkapnya
disajikan pada Lampiran 5.
b. Wawancara
Menurut Moleong (2005: 186): “Wawancara adalah percakapan dengan
maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang
memberikan jawaban atas pertanyaan itu”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Dalam penelitian ini akan digunakan metode wawancara tak terstruktur,
dan jauh lebih bebas sehingga pertanyaan tidak disusun terlebih dahulu, malah
disesuaikan dengan keadaan dan ciri yang unik dari responden. Menurut Moleong
(2005: 191): “Wawancara tak terstruktur dilakukan jika pewawancara ingin
menanyakan sesuatu secara lebih mendalam lagi pada seorang subjek tertentu”.
Selain itu, jika pewawancara menyelenggarakan kegiatan yang bersifat penemuan,
dan sebagainya.
Pencatatan data dilakukan melalui handphone recorder, dan dilakukan
dengan memperoleh persetujuan terwawancara terlebih dahulu. Di samping
perekaman, pewawancara juga membuat catatan lapangan. Menurut Bogdan dan
Biklen dalam Moleong (2005: 209): “Catatan lapangan adalah catatan tertulis
tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka
pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif”.
Wawancara pada penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi
tentang kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal pada materi pokok Momentum
dan Impuls, sehingga dapat diketahui letak kesalahan siswa dan mengetahui
faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya kesalahan tersebut. Di sini akan
diambil beberapa siswa yang memiliki kesalahan yang berbeda-beda, sebagai
wakil siswa lain yang melakukan kesalahan yang sama.
2. Instrumen Pengumpulan Data
Menurut Moleong (2005: 168): “Kedudukan peneliti dalam penelitian
kualitatif cukup rumit. Peneliti sekaligus merupakan perencana, pelaksana
pengumpulan data, analisis, penafsiran data, dan pada akhirnya peneliti menjadi
pelapor hasil penelitiannya”. Pengertian instrumen atau alat penelitian di sini
tepat, karena peneliti menjadi segalanya dari keseluruhan proses penelitian.
Namun, instrumen penelitian di sini dimaksudkan sebagai alat pengumpul data,
yang meliputi pedoman observasi, indikator kesalahan siswa, pedoman
wawancara, dan soal ulangan harian siswa pada materi pokok Momentum dan
Impuls.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
E. Validitas Data
Validitas data dilakukan untuk menguji keabsahan data. Validasi dalam
penelitian ini dilakukan dengan triangulasi. “Triangulasi adalah teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu
untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu”.
(Moleong, 2005: 330)
Penelitian ini menggunakan triangulasi sumber. Menurut Patton (1987:
331) dalam Lexy J. Moleong (2005: 330): “Triangulasi sumber berarti
membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang
diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif”.
Triangulasi sumber di antaranya dapat dilakukan dengan jalan membandingkan
data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
Di dalam penelitian ini, dibandingkan data hasil ulangan harian siswa,
data hasil observasi guru dan siswa, serta data hasil wawancara dengan beberapa
siswa.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data menurut Patton dalam Lexy J. Moleong (2005: 280) adalah:
“Proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola,
kategori, dan satuan uraian dasar”. Kegiatan analisis data melalui beberapa tahap,
yaitu:
1. Reduksi Data
Reduksi data mencakup proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan,
dan abstraksi data (kasar) yang didapat di lapangan. Reduksi data ini bertujuan
untuk menghindari penumpukan data. Dalam penelitian ini reduksi data
dilakukan untuk memilah data-data kesalahan siswa dalam mengerjakan soal
Fisika, yang termasuk dalam kategori yang sama dijadikan satu, sehingga tidak
terjadi penumpukkan data. Langkah yang dilakukan adalah dengan mengoreksi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
jawaban siswa benar atau salah, jawaban yang masuk kategori salah kemudian
ditelaah dan dimasukkan daftar jenis kesalahan siswa dalam mengerjakan soal.
2. Penyajian Data
Penyajian data mencakup kegiatan melukiskan kumpulan informasi yang
terorganisir sehingga memungkinkan untuk menarik kesimpulan dan memberikan
gambaran yang jelas tentang hasil penelitian. Dalam penelitian ini daftar jenis
kesalahan siswa dalam mengerjakan soal yang telah direduksi kemudian disajikan
dalam bentuk tabel deskripsi kesalahan siswa setiap nomor soal beserta
persentasenya. Persentasi diperoleh dari perbandingan jumlah subjek yang
melakukan kesalahan dengan jumlah seluruh subjek.
3. Penarikan Kesimpulan
Dari penyajian data, kemudian hasilnya dianalisis sehingga dapat ditarik
kesimpulan tentang jenis kesalahan yang sering dilakukan siswa ketika
mengerjakan soal-soal pada materi pokok Momentum dan Impuls, faktor
penyebabnya, serta cara mengatasi terjadinya kesalahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
1. Data Hasil Observasi
Penelitian dimulai dengan melakukan observasi ketika guru mengajarkan
materi pokok Momentum dan Impuls kepada siswa. Di sini akan diamati interaksi
antara guru dengan siswa dan metode pengajaran yang digunakan oleh guru.
Selain itu, juga dilakukan observasi terhadap aktivitas siswa selama pelajaran
pada materi pokok Momentum dan Impuls berlangsung. Berikut hasil observasi
yang dilakukan, didasarkan pada pedoman observasi yang telah dibuat (Lampiran
5).
a. Observasi Penguasaan Bahan Pelajaran oleh Guru
1) Guru menerangkan materi dengan jelas, lancar dan menarik. Penjelasan
dilakukan dengan memberikan contoh peristiwa yang berkaitan dengan
materi pokok Momentum dan Impuls sehingga siswa tertarik untuk
memperhatikan penjelasan guru.
2) Guru memberikan konsep sesuai dengan materi pokok Momentum dan
Impuls yang diajarkan. Materi dijelaskan dengan menanamkan konsep atau
pengetahuan yang didapatkan siswa sebelumnya. Misalnya, untuk
merumuskan persamaan momentum, digunakan perumusan yang didasarkan
pada Hukum II Newton. Guru juga memberikan rumus praktis untuk
memudahkan siswa dalam mengerjakan soal, khususnya soal mengenai
peristiwa tumbukan.
3) Materi pokok Momentum dan Impuls dijelaskan dengan cukup runtut.
Walaupun saat mengerjakan latihan soal, guru baru menerangkan bahwa arah
ke kanan positif sedangkan ke kiri negatif.
4) Contoh soal pada materi pokok Momentum dan Impuls yang bervariatif
diberikan guru beserta langkah-langkah pemecahannya. Guru selalu
memperingatkan siswa untuk menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan
dalam soal, serta mengingatkan siswa jika ada satuan yang belum
36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
dikonversikan ke SI, maupun besaran yang belum dibubuhi satuan. Dalam
mengerjakan contoh soal pada materi pokok Momentum dan Impuls, guru
menerapkan konsep dasar yang harus dipakai dan menuliskannya dalam
langkah-langkah pemecahan soal. Selain itu, siswa diberi latihan soal, dan
dikerjakan di papan tulis oleh siswa, sebagai tambahan nilai tugas. Guru juga
memberikan pekerjaan rumah kepada siswa. Soal-soal yang diberikan,
beberapa diambil dari buku pegangan siswa.
b. Observasi Kegiatan Belajar Mengajar
1) Dalam pembelajaran, guru menyiapkan RPP (Lampiran 3) dan menggunakan
metode yang sesuai dengan RPP yang ada. Guru tidak menggunakan media
seperti animasi flash atau membawa benda-benda yang dapat digunakan
sebagai media. Guru hanya memanfaatkan spidol dan whiteboard. Guru lebih
banyak memberikan contoh-contoh peristiwa pada materi pokok Momentum
dan Impuls yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari untuk menjelaskan
materi.
2) Hampir semua siswa terlihat antusias mengikuti pelajaran Fisika pada materi
pokok Momentum dan Impuls. Semua siswa mencatat catatan yang diberikan
guru. Guru selalu mengajak siswa untuk aktif berdiskusi, dalam melakukan
analisis contoh peristiwa yang disampaikan guru sesuai materi pokok
Momentum dan Impuls. Semua siswa membawa buku catatan, dan mencatat
materi yang dicatatkan guru di whiteboard. Di setiap meja, juga terdapat buku
pegangan. Namun, ketika guru memberikan soal PR, ada tiga siswa yang
tidak mengerjakan PR walaupun PR tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh
guru.
3) Siswa aktif dalam menanggapi dan menjawab pertanyaan guru terkait materi
pokok Momentum dan Impuls. Terlihat beberapa siswa berinteraksi,
berdiskusi bersama untuk menjawab pertanyaan guru, dan menanyakan
pertanyaan jika belum jelas. Kebanyakan siswa yang aktif duduk di dua
barisan depan. Siswa yang tidak aktif cenderung diam, tetapi tetap
memperhatikan penjelasan guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
4) Antusiasme siswa juga terlihat saat guru menawarkan siswa untuk
mengerjakan latihan soal pada materi pokok Momentum dan Impuls di papan
tulis. Siswa terlihat berlomba-lomba untuk mengerjakan di papan tulis,
walaupun ada beberapa siswa yang tampak tidak antusias dan cenderung pasif
di kelas. Dalam mengerjakan soal, siswa mengerjakan sesuai apa yang
diperintahkan guru, yaitu menuliskan apa yang diketahui, apa yang
ditanyakan, konsep dasarnya dan langkah-langkah pemecahannya. Namun,
beberapa siswa terlihat salah dalam mengerjakan soal pada materi pokok
Momentum dan Impuls, dan dibetulkan oleh siswa lain dan guru.
5) Guru memberikan perhatian pada siswa saat pelajaran pada materi pokok
Momentum dan Impuls. Jika ada siswa yang tampak kesulitan, guru segera
membantu. Begitu juga siswa, tidak segan untuk bertanya kepada guru jika
tidak bisa. Guru juga memperhatikan pekerjaan siswa yang ditulis di papan
tulis. Namun, guru cenderung berada di depan kelas, tidak berkeliling kelas
untuk berinteraksi dengan siswa yang duduk di barisan belakang.
6) Guru cenderung memancing siswa untuk menyimpulkan pelajaran pada
materi pokok Momentum dan Impuls yang didapatkan, dan menyuruh siswa
untuk mencatat kesimpulan sesuai bahasa mereka sendiri.
c. Observasi Evaluasi
Guru tidak menyampaikan kendala yang dihadapi saat berlangsungnya
kegiatan belajar pada materi pokok Momentum dan Impuls. Begitu juga dengan
siswa, siswa cenderung tidak mengeluh dengan metode yang digunakan guru
dalam mengajar.
2. Data Hasil Tes
Data analisis hasil tes diambil dari soal Pekerjaan Rumah (PR) yang
berjumlah tiga item soal dan soal ulangan harian siswa, yang terdiri dari soal
kanan dan kiri, yang masing-masing berjumlah tiga item soal. Siswa berjumlah 25
siswa, dengan rincian sebanyak 22 siswa mengerjakan soal PR, 25 siswa
mengerjakan soal ulangan harian. Data hasil tes ditabulasikan dalam bentuk tabel,
yang terdiri dari tabel deskripsi kesalahan siswa (Lampiran 10) yang mencakup 67
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
deskripsi kesalahan untuk soal ulangan harian, dan 17 deskripsi kesalahan untuk
soal PR. Kemudian, dibuat tabel daftar kesalahan siswa (Lampiran 11), dan
selanjutnya dihitung presentase jenis kesalahan siswa (Lampiran 12).
Untuk soal PR nomor satu, siswa tidak melakukan kesalahan strategi,
kesalahan konsep, kesalahan hitung, dan kesalahan tanda. Namun, sebanyak
90,90% siswa melakukan kesalahan terjemahan.
Untuk soal PR nomor dua, siswa tidak melakukan kesalahan konsep, dan
kesalahan tanda. Namun, 68,18% siswa melakukan kesalahan terjemahan.
Sedangkan kesalahan hitung serta kesalahan strategi sebanyak 9,09%.
Untuk soal PR nomor tiga, kesalahan terbanyak yang dilakukan siswa
adalah kesalahan terjemahan (77,27%), disusul kesalahan hitung (68,18%) dan
kesalahan strategi (59,09%). Siswa juga melakukan kesalahan tanda (50,00%) dan
kesalahan konsep (4,55%).
Untuk soal ulangan harian nomor satu, sebanyak 76% siswa melakukan
kesalahan terjemahan. Kemudian, 32% kesalahan konsep, 24% kesalahan hitung
dan 8% kesalahan strategi. Siswa tidak melakukan kesalahan tanda untuk soal
nomor satu.
Untuk soal ulangan harian nomor dua, kesalahan terbanyak yang
dilakukan siswa adalah kesalahan terjemahan (48%), disusul kesalahan hitung
(44%). 28% siswa melakukan kesalahan konsep, 16% melakukan kesalahan
strategi dan 12% melakukan kesalahan tanda.
Untuk soal ulangan harian nomor tiga, kesalahan terbanyak yang
dilakukan siswa adalah kesalahan terjemahan (44%), disusul kesalahan hitung
(40%), kesalahan konsep dan tanda masing-masing 36%, serta kesalahan strategi
24%.
Dari soal PR yang diberikan guru, kesalahan terbanyak yang dilakukan
siswa adalah kesalahan terjemahan (100%), disusul kesalahan hitung (72,73%),
kemudian kesalahan strategi (68,18%), kesalahan tanda (50%), dan kesalahan
konsep (4,55%).
Dari soal ulangan harian yang dikerjakan siswa, kesalahan paling banyak
yang dilakukan adalah kesalahan terjemahan (84%), disusul kesalahan konsep
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
(68%). Kemudian, kesalahan hitung (60%), kesalahan tanda (48%), dan kesalahan
strategi (36%).
Dari soal PR dan soal ulangan harian, terdapat 84 deskripsi kesalahan.
Kemudian, diambil beberapa siswa untuk dilakukan wawancara yang didasarkan
pada soal ulangan harian. Soal PR tidak dipakai sebagai acuan dalam wawancara,
karena terdapat tiga siswa yang tidak mengerjakan PR, dan sebagian besar siswa
mengerjakan PR secara bersama-sama. Data hasil PR digunakan untuk menunjang
data lainnya.
Dari data hasil ulangan harian, terdapat 67 deskripsi kesalahan dengan
rentang kesalahan 0% - 22,39%. Kemudian, diambil sejumlah siswa yang
melakukan kesalahan %95,8 . Adapun siswa tersebut adalah:
a. Siswa dengan nomor absen 2 (subjek 1), yang melakukan kesalahan 11,94%.
b. Siswa dengan nomor absen 3 (subjek 2), yang melakukan kesalahan 20,9%.
c. Siswa dengan nomor absen 6 (subjek 3), yang melakukan kesalahan 22,39%.
d. Siswa dengan nomor absen 9 (subjek 4), yang melakukan kesalahan 10,45%.
e. Siswa dengan nomor absen 11 (subjek 5), yang melakukan kesalahan 8,95%.
f. Siswa dengan nomor absen 14 (subjek 6), yang melakukan kesalahan 8,95%.
g. Siswa dengan nomor absen 16 (subjek 7), yang melakukan kesalahan 17,91%.
h. Siswa dengan nomor absen 22 (subjek 8), yang melakukan kesalahan 19,40%.
i. Siswa dengan nomor absen 23 (subjek 9), yang melakukan kesalahan 11,94%.
j. Siswa dengan nomor absen 24 (subjek 10), yang melakukan kesalahan
13,43%.
B. Analisis Data
1. Analisis Data Observasi
Berikut analisis data observasi untuk materi Momentum dan Impuls:
a. Guru menerangkan materi pokok Momentum dan Impuls dengan jelas, lancar
dan menarik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
b. Guru memberikan konsep sesuai materi pokok Momentum dan Impuls yang
diajarkan, dengan mengkaitkan dengan materi yang telah diajarkan
sebelumnya, serta memberikan rumus praktis.
c. Materi pokok Momentum dan Impuls dijelaskan dengan cukup runtut.
d. Guru memberikan contoh soal dan latihan soal pada materi pokok Momentum
dan Impuls yang bervariatif, diberikan guru beserta langkah-langkah
pemecahannya.
e. Guru memberikan pekerjaan rumah kepada siswa dan dikumpukan.
f. Guru melakukan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun.
g. Semua siswa mencatat materi pokok Momentum dan Impuls, dan setiap meja
terdapat buku pegangan.
h. Siswa aktif berdiskusi dengan menjawab pertanyaan yang diberikan guru, dan
menanyakan materi pokok Momentum dan Impuls yang belum jelas kepada
guru.
i. Siswa berlomba-lomba untuk mengerjakan latihan soal pada materi pokok
Momentum dan Impuls di papan tulis, yang diberikan guru.
j. Guru bersama siswa menarik kesimpulan pada materi pokok Momentum dan
Impuls yang telah dipelajari.
k. Guru tidak melakukan evaluasi dan siswa tidak mengeluh dengan metode
pembelajaran yang dilakukan guru.
2. Analisis Data Soal
Berikut adalah analisis kesalahan siswa dalam mengerjakan soal pada
materi pokok Momentum dan Impuls:
a. Soal Pekerjaan Rumah
1) Subjek 1
Berdasarkan lembar jawaban PR, Subjek 1 melakukan kesalahan
terjemahan dan kesalahan tanda, dengan rincian sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
a) Soal Nomor 1
(1) Kesalahan yang dilakukan adalah kesalahan terjemahan, yaitu subjek salah
dalam menuliskan satuan percepatan gravitasi. Subjek menuliskan satuan
percepatan gravitasi m/s.
(2) Penyebab kesalahan, dapat disebabkan karena subjek tidak mengetahui satuan
percepatan gravitasi.
b) Soal Nomor 2
(1) Kesalahan yang dilakukan adalah kesalahan terjemahan, yaitu subjek salah
menafsirkan Bv yang seharusnya nol, tetapi menuliskan 0vA , padahal Av
adalah yang ditanyakan. Kemudian, subjek tidak menuliskan satuan
kecepatan.
(2) Penyebab kesalahan, dapat disebabkan karena subjek tidak cermat dalam
membaca dan memahami soal, sehingga salah menafsirkan 0vA . Satuan
yang tidak ditulis, dapat disebabkan karena subjek tidak mengetahui satuan
kecepatan sehingga tidak menuliskannya.
c) Soal Nomor 3
(1) Kesalahan yang dilakukan adalah:
(a) Kesalahan terjemahan, yaitu subjek salah menafsirkan apa yang diketahui.
Kecepatan 0,2 m/s adalah kecepatan senapan setelah ditembakkan. Subjek
menuliskan 0,2m/svB , seharusnya 0,2m/sv '
B .
(b) Kesalahan tanda, yaitu subjek melakukan kesalahan dalam menuliskan tanda,
untuk arah kecepatan senapan saat tersentak ke belakang.
(2) Penyebab kesalahan:
(a) Dapat disebabkan karena subjek tidak cermat dalam membaca dan memahami
soal.
(b) Dapat disebabkan karena subjek tidak memahami tanda yang digunakan
ketika benda bergerak ke kanan atau ke kiri.
2) Subjek 2 (Subjek Tidak Mengerjakan PR)
3) Subjek 3 (Subjek Tidak Mengerjakan PR)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
4) Subjek 4
Berdasarkan lembar jawaban PR, Subjek 4 melakukan kesalahan
terjemahan, kesalahan strategi dan kesalahan hitung, dengan rincian sebagai
berikut:
a) Soal Nomor 1
(1) Kesalahan yang dilakukan adalah kesalahan terjemahan, dimana subjek tidak
menuliskan satuan kecepatan. Kemudian, subjek salah dalam menuliskan
satuan percepatan gravitasi. Subjek menuliskan satuan percepatan gravitasi
m/s.
(2) Penyebab kesalahan, dapat disebabkan karena subjek tidak mengetahui satuan
kecepatan dan satuan percepatan gravitasi.
b) Soal Nomor 2, Jawaban Subjek Benar
c) Soal Nomor 3
(1) Kesalahan yang dilakukan adalah:
(a) Kesalahan strategi, yaitu subjek tidak tepat dalam menggunakan rumus untuk
sistem senapan dan peluru. Subjek tidak memperhatikan tanda aksennya.
Konsep 2211
'
22
'
11 vmvmvmvm menjadi 0vmvm 22
'
11 , kemudian
berubah menjadi 1
221
m
vmv .
(b) Kesalahan terjemahan, yaitu subjek salah menafsirkan apa yang diketahui.
Kecepatan 0,2m/s adalah kecepatan senapan setelah ditembakkan. Subjek
menuliskan 0,2m/sv2 , seharusnya 0,2m/sv '
2 .
(c) Kesalahan hitung, yaitu subjek tidak teliti dalam memasukkan angka ke
dalam persamaan, '
2v = -2 m/s, padahal '
2v = -0,2 m/s (v senapan setelah
ditembakkan).
(2) Penyebab kesalahan:
(a) Dapat disebabkan karena subjek tidak memahami soal dengan baik, dan tidak
memahami rumus yang digunakan.
(b) Dapat disebabkan karena subjek tidak cermat dalam membaca dan memahami
soal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
(c) Dapat disebabkan karena subjek kurang teliti dalam memasukkan angka.
5) Subjek 5
Berdasarkan lembar jawaban PR, Subjek 5 melakukan kesalahan
terjemahan, kesalahan strategi dan kesalahan hitung, dengan rincian sebagai
berikut:
a) Soal Nomor 1
(1) Kesalahan yang dilakukan adalah kesalahan terjemahan, yaitu subjek tidak
menuliskan satuan kecepatan.
(2) Penyebab kesalahan, dapat disebabkan karena subjek tidak mengetahui satuan
kecepatan.
b) Soal Nomor 2
(1) Kesalahan yang dilakukan adalah kesalahan terjemahan, yaitu subjek salah
menafsirkan bahwa 2m/svA . Seharusnya, 2m/svvv ''
B
'
A .
Kemudian, subjek tidak menuliskan satuan kecepatan.
(2) Penyebab kesalahan, dapat disebabkan karena subjek tidak cermat dalam
membaca dan memahami soal, sehingga salah menafsirkan 0vA . Satuan
yang tidak ditulis dapat disebabkan karena subjek tidak mengetahui satuan
kecepatan.
c) Soal Nomor 3
(1) Kesalahan yang dilakukan adalah:
(a) Kesalahan strategi, yaitu subjek tidak tepat mengubah persamaan
0vmvm '
22
'
11 menjadi 1
'
22'
1m
v2mv .
(b) Kesalahan hitung, yaitu subjek tidak teliti dalam memasukkan angka ke
dalam persamaan, '
2v = -2 m/s, padahal '
2v = -0,2 m/s (v senapan setelah
ditembakkan).
(2) Penyebab kesalahan:
(a) Dapat disebabkan karena subjek tidak memahami soal dengan baik, dan tidak
memahami rumus yang digunakan.
(b) Dapat disebabkan karena subjek kurang teliti dalam memasukkan angka.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
6) Subjek 6
Berdasarkan lembar jawaban PR, Subjek 6 melakukan kesalahan
terjemahan dan kesalahan hitung, dengan rincian sebagai berikut:
a) Soal Nomor 1, Jawaban Subjek Benar
b) Soal Nomor 2, Jawaban Subjek Benar
c) Soal Nomor 3
(1) Kesalahan yang dilakukan adalah:
(a) Kesalahan terjemahan, yaitu siswa salah menafsirkan apa yang diketahui.
Kecepatan 0,2m/s adalah kecepatan senapan setelah ditembakkan. Subjek
menuliskan 0,2m/svB , seharusnya, 0,2m/sv '
B .
(b) Kesalahan hitung, yaitu subjek tidak teliti dalam memasukkan angka ke
dalam persamaan. Subjek memasukkan angka yang salah yaitu 0m/svB .
(2) Penyebab kesalahan:
(a) Dapat disebabkan karena subjek tidak cermat dalam membaca dan memahami
soal.
(b) Dapat disebabkan karena subjek kurang teliti dalam memasukkan angka.
7) Subjek 7 (Subjek Tidak Mengerjakan PR)
8) Subjek 8
Berdasarkan lembar jawaban PR, Subjek 8 melakukan kesalahan
terjemahan, kesalahan strategi dan kesalahan hitung, dengan rincian sebagai
berikut:
a) Soal Nomor 1
(1) Kesalahan yang dilakukan adalah kesalahan terjemahan, yaitu subjek tidak
menuliskan satuan kecepatan.
(2) Penyebab kesalahan dapat disebabkan karena subjek tidak mengetahui satuan
kecepatan.
b) Soal Nomor 2, Jawaban Subjek Benar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
c) Soal Nomor 3
(1) Kesalahan yang dilakukan adalah:
(a) Kesalahan strategi, yaitu pada bagian diketahui, dituliskan pelurum , senapanm ,
senapanv . Sedangkan ketika menjawab, siswa menggunakan permisalan
,m,v,m 211 dan seterusnya. Hal tersebut menyebabkan siswa bingung dalam
memasukkan angka.
(b) Kesalahan terjemahan, yaitu subjek salah menafsirkan apa yang diketahui.
Kecepatan 0,2m/s adalah kecepatan senapan setelah ditembakkan. Subjek
menuliskan senapanv = 0,2m/s , seharusnya 0,2m/sv '
senapan . Kemudian, subjek
salah mengkonversi, dengan menuliskan 20gr = 0,002kg.
(c) Kesalahan hitung, yaitu subjek salah memasukkan angka untuk massa peluru
dan senapan.
(2) Penyebab kesalahan:
(a) Dapat disebabkan karena subjek masih bingung dengan simbol yang harus
digunakan untuk memisalkan besaran-besaran yang ada di dalam soal.
(b) Dapat disebabkan karena subjek karena subjek tidak cermat dalam membaca
dan memahami soal.
(c) Dapat disebabkan karena subjek kurang teliti dalam memasukkan angka.
9) Subjek 9
Berdasarkan lembar jawaban PR, Subjek 9 melakukan kesalahan strategi,
kesalahan terjemahan dan kesalahan hitung, dengan rincian sebagai berikut:
a) Soal Nomor 1
(1) Kesalahan yang dilakukan adalah kesalahan terjemahan, yaitu subjek salah
dalam menuliskan satuan percepatan gravitasi, dengan menuliskan m/s.
(2) Penyebab kesalahan, dapat disebabkan karena subjek tidak mengetahui satuan
percepatan gravitasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
b) Soal Nomor 2
(1) Kesalahan yang dilakukan adalah:
(a) Kesalahan strategi, yaitu subjek tidak tepat mengubah persamaan menjadi
BA
BBAA'
mm
vmvmv .
(b) Kesalahan terjemahan, yaitu subjek salah menafsirkan Bv yang seharusnya
nol, tetapi menuliskan 0vA . Av adalah yang ditanyakan.
(2) Penyebab kesalahan:
(a) Dapat disebabkan karena subjek tidak memahami rumus yang digunakan.
(b) Dapat disebabkan karena subjek tidak cermat dalam membaca dan memahami
soal, sehingga salah menafsirkan 0vA .
c) Soal Nomor 3
(1) Kesalahan yang dilakukan adalah:
(a) Kesalahan terjemahan, yaitu subjek salah menafsirkan apa yang diketahui.
Kecepatan 0,2m/s adalah kecepatan senapan setelah ditembakkan. Subjek
menuliskan 0,2m/sv2 . Seharusnya 0,2m/sv '
2 . Kemudian, subjek salah
mengkonversi, dengan menuliskan 20gr = 0,002kg.
(b) Kesalahan hitung tidak teliti dalam memasukkan angka ke dalam persamaan,
misalnya '
2v = -2 m/s, padahal '
2v = -0,2 m/s (v senapan setelah ditembakkan).
(2) Penyebab kesalahan:
(a) Dapat disebabkan karena subjek karena subjek tidak cermat dalam membaca
dan memahami soal, serta lupa dalam melakukan konversi satuan.
(b) Dapat disebabkan karena subjek kurang teliti dalam memasukkan angka.
10) Subjek 10
Berdasarkan lembar jawaban PR, Subjek 10 melakukan kesalahan
terjemahan, kesalahan strategi dan kesalahan hitung, dengan rincian sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
a) Soal Nomor 1
(1) Kesalahan yang dilakukan adalah kesalahan terjemahan, dimana subjek salah
dalam menuliskan satuan percepatan gravitasi. Subjek menuliskan satuan
percepatan gravitasi m/s.
(2) Penyebab kesalahan, dapat disebabkan karena subjek tidak mengetahui satuan
percepatan gravitasi.
b) Soal Nomor 2
(1) Kesalahan yang dilakukan adalah kesalahan terjemahan, yaitu subjek salah
menafsirkan Bv yang seharusnya nol, tetapi menuliskan 0vA , padahal Av
adalah yang ditanyakan.
(2) Penyebab kesalahan, dapat disebabkan karena subjek tidak cermat dalam
membaca dan memahami soal, sehingga salah menafsirkan 0vA .
c) Soal Nomor 3
(1) Kesalahan yang dilakukan adalah:
(a) Kesalahan strategi, yaitu pada bagian diketahui, dituliskan pelurum , senapanm ,
senapanv . Sedangkan ketika menjawab, siswa menggunakan permisalan
,m,v,m 211 dan seterusnya. Hal tersebut menyebabkan siswa bingung dalam
memasukkan angka.
(b) Kesalahan terjemahan, yaitu subjek salah menafsirkan apa yang diketahui.
Kecepatan 0,2m/s adalah kecepatan senapan setelah ditembakkan. Subjek
menuliskan senapanv = 0,2m/s , seharusnya 0,2m/sv '
senapan . Kemudian, subjek
salah mengkonversi, dengan menuliskan 20gr = 0,002kg.
(c) Kesalahan hitung, yaitu subjek salah memasukkan angka untuk massa peluru
dan senapan.
(2) Penyebab kesalahan:
(a) Dapat disebabkan karena subjek masih bingung dengan simbol yang harus
digunakan untuk memisalkan besaran-besaran yang ada di dalam soal.
(b) Dapat disebabkan karena subjek karena subjek tidak cermat dalam membaca
dan memahami soal, serta lupa dalam melakukan konversi satuan.
(c) Dapat disebabkan karena subjek kurang teliti dalam memasukkan angka.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
b. Soal Ulangan Harian
1) Subjek 1
Berdasarkan lembar jawaban ulangan harian, Subjek 1 melakukan
kesalahan terjemahan, kesalahan konsep dan kesalahan hitung, dengan rincian
sebagai berikut:
a) Soal Nomor 1
(1) Kesalahan yang dilakukan adalah:
(a) Kesalahan terjemahan, yaitu subjek tidak menuliskan satuan gaya. Kemudian,
subjek tidak mengkonversi satuan ke kilogram.
(b) Kesalahan konsep, yaitu subjek tidak memahami konsep gaya rata-rata,
dengan menuliskan Δv
ΔtmF .
(2) Penyebab kesalahan:
(a) Dapat disebabkan karena subjek tidak mengetahui satuan gaya dan lupa
dalam melakukan konversi satuan.
(b) Dapat disebabkan karena subjek tidak memahami konsep gaya rata-rata.
b) Soal Nomor 2
(1) Kesalahan yang dilakukan adalah:
(a) Kesalahan terjemahan, yaitu subjek salah menafsirkan apa yang diketahui dan
ditanyakan dalam soal. Subjek menuliskan pv pada bagian ditanyakan. Pada
bagian diketahui, subjek menuliskan '
sv , padahal yang ditanyakan adalah '
sv .
Kemudian, subjek tidak menuliskan satuan kecepatan.
(b) Kesalahan hitung, yaitu subjek salah dalam melakukan operasi pembagian,
dengan tidak membubuhkan tanda negatif.
(2) Penyebab kesalahan:
(a) Dapat disebabkan karena subjek tidak memahami soal dengan baik, dan
masih bingung dengan simbol yang harus digunakan untuk memisalkan
besaran-besaran yang ada di dalam soal. Kemudian, dapat disebabkan subjek
tidak mengetahui satuan kecepatan sehingga tidak menuliskan satuannya.
(b) Dapat disebabkan karena subjek tidak teliti dalam melakukan perhitungan
matematis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
c) Soal Nomor 3
(1) Kesalahan yang dilakukan adalah:
(a) Kesalahan terjemahan, yaitu subjek tidak menuliskan secara spesifik apa yang
ditanyakan, tetapi hanya menulis “lenting sempurna dan tak lenting sama
sekali”. Namun, subjek mengetahui jika yang ditanyakan adalah
kecepatannya.
(b) Kesalahan tanda, yaitu subjek salah menuliskan tanda untuk kecepatan bola
kedua yang bergerak ke kiri.
(2) Penyebab kesalahan:
(a) Dapat disebabkan karena subjek tergesa-gesa dalam memahami apa yang
ditanyakan sehingga hanya menuliskan “lenting sempurna dan tak lenting
sama sekali”.
(b) Dapat disebabkan karena subjek tidak memahami tanda yang digunakan
ketika benda bergerak ke kanan atau ke kiri.
2) Subjek 2
Berdasarkan lembar jawaban ulangan harian, Subjek 2 melakukan
kesalahan strategi, kesalahan terjemahan, kesalahan konsep, kesalahan hitung dan
kesalahan tanda, dengan rincian sebagai berikut:
a) Soal Nomor 1
(1) Kesalahan yang dilakukan adalah:
(a) Kesalahan terjemahan, yaitu subjek tidak menuliskan ke dalam simbol Fisika
untuk gaya. Kemudian, subjek tidak menuliskan satuan impuls dan salah
dalam menuliskan satuan gaya, dengan menuliskan kgm/s.
(b) Kesalahan konsep, yaitu subjek tidak memahami konsep impuls, dengan
menuliskan mvI . Kemudian, subjek juga tidak memahami konsep gaya
rata-rata, dengan menuliskan tIF .
(2) Penyebab kesalahan:
(a) Dapat disebabkan karena subjek tidak memahami simbol Fisika untuk gaya.
Kemudian, subjek tidak mengetahui satuan impuls dan gaya.
(b) Dapat disebabkan karena subjek tidak memahami konsep impuls dan gaya
rata-rata.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
b) Soal Nomor 2
(1) Kesalahan yang dilakukan adalah:
(a) Kesalahan strategi, yaitu subjek tidak konsisten dalam menggunakan
permisalan. Semula subjek menggunakan ms, kemudian berubah menjadi m1
dalam perhitungan. Akibatnya tidak jelas pemakaian m1 dan m2, maupun mp
dan ms sehingga salah dalam perhitungan.
(b) Kesalahan terjemahan, yaitu subjek menafsirkan bahwa 100m/s adalah 1v
dan yang ditanyakan adalah 2v .
(c) Kesalahan konsep, yaitu subjek tidak memahami bahwa ketika peluru
ditembakkan oleh senapan berlaku: '
ss
'
pp vmvm0 , tetapi menuliskan
)m(mvmvm 212211 .
(d) Kesalahan hitung, yaitu subjek salah melakukan pindah ruas.
(2) Penyebab kesalahan:
(a) Dapat disebabkan karena subjek tidak memahami soal dengan baik, dan
masih bingung dengan simbol yang harus digunakan untuk memisalkan
besaran-besaran yang ada di dalam soal.
(b) Dapat disebabkan karena subjek tidak cermat dalam membaca dan memahami
soal.
(c) Dapat disebabkan karena subjek tidak memahami konsep hukum kekekalan
momentum.
(d) Dapat disebabkan karena subjek tidak teliti dalam melakukan perhitungan
matematis.
c) Soal Nomor 3
(1) Kesalahan yang dilakukan adalah:
(a) Kesalahan terjemahan, yaitu subjek salah dalam menafsirkan apa yang
diketahui dan ditanyakan dalam soal, dengan menuliskan 2kgm2 pada
bagian diketahui. Sedangkan pada bagian ditanyakan subjek tidak menuliskan
secara spesifik apa yang ditanyakan, tetapi hanya menulis “lenting sempurna
dan tak lenting sama sekali”. Namun, subjek mengetahui jika yang
ditanyakan adalah kecepatannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
(b) Kesalahan tanda, yaitu subjek salah menuliskan tanda untuk kecepatan bola
kedua yang bergerak ke kiri.
(2) Penyebab kesalahan:
(a) Dapat disebabkan karena subjek tidak cermat dalam membaca dan memahami
soal. Kemudian, dapat disebabkan karena subjek tergesa-gesa dalam
memahami apa yang ditanyakan sehingga hanya menuliskan “lenting
sempurna dan tak lenting sama sekali”.
(b) Dapat disebabkan karena subjek tidak memahami tanda yang digunakan
ketika benda bergerak ke kanan atau ke kiri.
3) Subjek 3
Berdasarkan lembar jawaban ulangan harian, Subjek 3 melakukan
kesalahan strategi, kesalahan terjemahan, kesalahan konsep, kesalahan hitung dan
kesalahan tanda, dengan rincian sebagai berikut:
a) Soal Nomor 1
(1) Kesalahan yang dilakukan adalah:
(a) Kesalahan strategi, yaitu subjek tidak menuliskan rumus terlebih dahulu,
tetapi langsung menulis 0,1F dengan tulisan yang tidak jelas.
(b) Kesalahan terjemahan, yaitu subjek tidak menuliskan ke dalam simbol Fisika
untuk kecepatan. Kemudian, subjek salah menafsirkan simbol waktu (t),
tetapi menuliskan ω=0,1 s. Subjek juga tidak menuliskan apa yang
ditanyakan, walaupun pada pengerjaan subjek mencari F.
(2) Penyebab kesalahan:
(a) Dapat disebabkan karena subjek tidak memahami konsep apa yang harus
digunakan untuk mengerjakan soal.
(b) Dapat disebabkan karena subjek lupa dengan simbol Fisika untuk gaya.
Kemudian, dapat disebabkan subjek tergesa-gesa sehingga tidak menuliskan
apa yang ditanyakan.
b) Soal Nomor 2
(1) Kesalahan yang dilakukan adalah:
(a) Kesalahan strategi, yaitu subjek tidak konsisten dalam menggunakan
permisalan. Subjek menggunakan simbol 1sp v,m,m pada bagian diketahui,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
dan menggunakan simbol 2122 v,v,m,m pada bagian jawaban. Kemudian,
subjek bingung menentukan apa yang ditanyakan sehingga jawaban
menggunakan rumusan yang tidak tepat.
(b) Kesalahan terjemahan, yaitu subjek menafsirkan bahwa 100m/s adalah 1v .
Kemudian, sybyek juga tidak menuliskan apa yang ditanyakan.
(c) Kesalahan konsep, yaitu subjek tidak memahami bahwa ketika peluru
ditembakkan oleh senapan berlaku: '
ss
'
pp vmvm0 .
(2) Penyebab kesalahan:
(a) Dapat disebabkan karena subjek tidak memahami soal dengan baik, dan
masih bingung dengan simbol yang harus digunakan untuk memisalkan
besaran-besaran yang ada di dalam soal.
(b) Dapat disebabkan karena subjek tidak cermat dalam membaca dan memahami
soal.
(c) Dapat disebabkan karena subjek tidak memahami konsep hukum kekekalan
momentum.
c) Soal Nomor 3
(1) Kesalahan yang dilakukan adalah:
(a) Kesalahan strategi, yaitu subjek tidak mengerjakan soal dengan rumus yang
tepat, sehingga jawaban tidak tepat.
(b) Kesalahan konsep, yaitu subjek tidak memahami konsep hukum kekekalan
momentum dan tumbukan.
(c) Kesalahan hitung, yaitu subjek salah memasukkan angka pada rumus yang
digunakan.
(d) Kesalahan tanda, yaitu subjek salah menuliskan tanda untuk kecepatan bola
kedua yang bergerak ke kiri.
(2) Penyebab kesalahan:
(a) Dapat disebabkan karena subjek tidak memahami konsep apa yang harus
digunakan untuk mengerjakan soal.
(b) Dapat disebabkan subjek tidak memahami konsep hukum kekekalan
momentum dan tumbukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
(c) Dapat disebabkan karena subjek kurang teliti dalam memasukkan angka.
(d) Dapat disebabkan karena subjek tidak memahami tanda yang digunakan
ketika benda bergerak ke kanan atau ke kiri.
4) Subjek 4
Berdasarkan lembar jawaban ulangan harian, Subjek 4 melakukan
kesalahan strategi, kesalahan terjemahan, kesalahan konsep, kesalahan hitung dan
kesalahan tanda, dengan rincian sebagai berikut:
a) Soal Nomor 1
(1) Kesalahan yang dilakukan adalah:
(a) Kesalahan terjemahan, yaitu subjek salah menuliskan satuan gaya, dengan
menuliskan kgm/s.
(b) Kesalahan konsep, yaitu subjek tidak memahami konsep impuls dan gaya
rata-rata. Subjek menuliskan 12 vvmF .
(2) Penyebab kesalahan:
(a) Dapat disebabkan karena subjek tidak mengetahui satuan gaya.
(b) Dapat disebabkan karena subjek tidak memahami konsep impuls dan gaya
rata-rata.
b) Soal Nomor 2
(1) Kesalahan yang dilakukan adalah kesalahan hitung, yaitu subjek salah
melakukan operasi penjumlahan 12-2=24.
(2) Penyebab kesalahan, dapat disebabkan karena subjek kurang teliti dalam
melakukan perhitungan matematis.
c) Soal Nomor 3
(1) Kesalahan yang dilakukan adalah:
(a) Kesalahan strategi, yaitu subjek tidak menggunakan konsep 'ΔvΔv dalam
mengerjakan soal, tetapi menggunakan konsep
BBAA
'
BB
'
AA vmvmvmvm .
(b) Kesalahan terjemahan, yaitu subjek tidak menuliskan satuan kecepatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
(c) Kesalahan konsep, yaitu subjek tidak memahami dengan konsep tumbukan
lenting sempurna dan tidak lenting sama sekali. Subjek menggunakan rumus
)m(mvvmvm BA
'
BBAA .
(d) Kesalahan tanda, yaitu subjek menuliskan 1m/svB , seharusnya
1m/svB .
(2) Penyebab kesalahan:
(a) Dapat disebabkan karena subjek tidak memahami konsep apa yang akan
digunakan untuk mengerjakan soal.
(b) Dapat disebabkan karena subjek tidak mengetahui satuan kecepatan.
(c) Dapat disebabkan karena subjek tidak memahami konsep tumbukan.
(d) Dapat disebabkan karena subjek tidak memahami tanda yang digunakan
ketika benda bergerak ke kanan atau ke kiri.
5) Subjek 5
Berdasarkan lembar jawaban ulangan harian, Subjek 5 melakukan
kesalahan strategi, kesalahan terjemahan dan kesalahan tanda, dengan rincian
sebagai berikut:
a) Soal Nomor 1
(1) Kesalahan yang dilakukan adalah kesalahan terjemahan, yaitu subjek tidak
menuliskan satuan gaya. Kemudian, subjek salah menuliskan apa yang
diketahui 0,1st tetapi menuliskan 1st .
(2) Penyebab kesalahan, dapat disebabkan karena subjek tidak mengetahui satuan
gaya, dan kurang teliti dalam menuliskan apa yang diketahui.
b) Soal Nomor 2
(1) Kesalahan yang dilakukan adalah:
(a) Kesalahan strategi, yaitu subjek menuliskan “diam di tempat tumbukan”
ketika 3,5m/sv '.
(b) Kesalahan tanda, yaitu subjek menuliskan 2m/sv2 , seharusnya
2m/sv2 .
(2) Penyebab kesalahan,
(a) Dapat disebabkan karena subjek tidak mencermati jawaban subjek sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
(b) Dapat disebabkan karena subjek tidak memahami tanda yang digunakan
ketika benda bergerak ke kanan atau ke kiri.
c) Soal Nomor 3
(1) Kesalahan yang dilakukan adalah kesalahan terjemahan, yaitu subjek tidak
menuliskan satuan kecepatan. Selain itu, subjek tidak menuliskan bahwa
kecepatan yang ditanyakan dalam soal.
(2) Penyebab kesalahan, dapat disebabkan karena subjek tidak mengetahui satuan
kecepatan, dan tidak cermat dalam membaca dan memahami soal.
6) Subjek 6
Berdasarkan lembar jawaban ulangan harian, Subjek 6 melakukan
kesalahan terjemahan, kesalahan konsep, kesalahan hitung dan kesalahan tanda,
dengan rincian sebagai berikut:
a) Soal Nomor 1
(1) Kesalahan yang dilakukan adalah:
(a) Kesalahan terjemahan yaitu subjek tidak menuliskan apa yang ditanyakan.
Kemudian, pada bagian diketahui, hanya menuliskan 10m/sv , padahal
10m/sv1 .
(b) Kesalahan konsep, yaitu subjek tidak memahami konsep impuls dan gaya
rata-rata. Subjek menuliskan Δt
mvF .
(2) Penyebab kesalahan:
(a) Dapat disebabkan karena subjek tergesa-gesa dalam mengerjakan soal
sehingga tidak cermat dalam membaca dan memahami soal.
(b) Dapat disebabkan karena subjek tidak memahami konsep impuls dan gaya
rata-rata.
b) Soal Nomor 2
(1) Kesalahan yang dilakukan adalah:
(a) Kesalahan hitung, yaitu subjek salah memasukkan nilai 2kgm2 , padahal
1kgm2 .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
(b) Kesalahan tanda, yaitu subjek menuliskan 2m/sv2 , seharusnya
2m/sv2 .
(2) Penyebab kesalahan:
(a) Dapat disebabkan karena subjek kurang teliti dalam memasukkan angka.
(b) Dapat disebabkan karena subjek tidak memahami tanda yang digunakan
ketika benda bergerak ke kanan atau ke kiri.
c) Soal Nomor 3
(1) Kesalahan yang dilakukan adalah kesalahan terjemahan yaitu subjek tidak
menuliskan apa yang ditanyakan.
(2) Penyebab kesalahan, dapat disebabkan karena subjek tergesa-gesa sehingga
tidak menuliskan apa yang ditanyakan dalam soal.
7) Subjek 7
Berdasarkan lembar jawaban ulangan harian, Subjek 7 melakukan
kesalahan terjemahan, kesalahan konsep, kesalahan hitung dan kesalahan tanda,
dengan rincian sebagai berikut:
a) Soal Nomor 1
(1) Kesalahan yang dilakukan adalah:
(a) Kesalahan terjemahan, yaitu subjek salah menafsirkan apa yang diketahui,
seharusnya 1v 10m/s tetapi menuliskan 10m/sv . Kemudian, subjek tidak
menuliskan satuan gaya.
(b) Kesalahan hitung, yaitu subjek melakukan kesalahan melakukan operasi
pembagian 20000,1
20000.
(2) Penyebab kesalahan:
(a) Dapat disebabkan karena subjek tidak cermat dalam membaca dan memahami
soal, serta tidak mengetahui satuan gaya.
(b) Dapat disebabkan karena subjek tidak teliti dalam melakukan perhitungan
matematis.
b) Soal Nomor 2
(1) Kesalahan yang dilakukan adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
a) Kesalahan terjemahan, yaitu subjek menuliskan 9gramm p , padahal
8grammp. Kemudian, subjek menafsirkan bahwa yang diketahui adalah
100m/sv , dan menafsirkan bahwa yang ditanyakan adalah sv .
b) Kesalahan konsep, yaitu subjek tidak memahami bahwa ketika peluru
ditembakkan oleh senapan berlaku: '
ss
'
pp vmvm0 . Subjek langsung
menuliskan s
pp
sm
mvv .
(2) Penyebab kesalahan:
a) Dapat disebabkan karena subjek kurang teliti dalam mencermati soal.
b) Dapat disebabkan karena subjek tidak memahami konsep hukum kekekalan
momentum.
c) Soal Nomor 3
(1) Kesalahan yang dilakukan adalah:
(a) Kesalahan terjemahan, yaitu subjek salah dalam menafsirkan apa yang
diketahui dan ditanyakan dalam soal, dengan menuliskan 2kgm2 pada
bagian diketahui. Sedangkan pada bagian ditanyakan subjek tidak menuliskan
secara spesifik apa yang ditanyakan, tetapi hanya menulis “lenting sempurna
dan tak lenting sama sekali”. Namun, subjek mengetahui jika yang
ditanyakan adalah kecepatannya. Kemudian, subjek tidak menuliskan satuan
kecepatan.
(b) Kesalahan hitung, yaitu subjek salah memasukkan angka, misalnya untuk m2,
pada rumus yang digunakan. Kemudian, subjek salah melakukan operasi
perhitungan 274
28
31
4221v '
1 .
(c) Kesalahan tanda, yaitu subjek salah menuliskan tanda untuk kecepatan bola
kedua yang bergerak ke kiri.
(2) Penyebab kesalahan:
(a) Dapat disebabkan karena subjek tidak cermat dalam membaca dan memahami
soal. Kemudian, dapat disebabkan karena subjek tergesa-gesa dalam
memahami apa yang ditanyakan sehingga hanya menuliskan “lenting
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
sempurna dan tak lenting sama sekali”. Subjek tidak menuliskan satuan
kecepatan, dapat disebabkan karena tidak mengetahui satuan kecepatan.
(b) Dapat disebabkan karena subjek kurang teliti dalam memasukkan angka dan
kurang teliti dalam melakukan perhitungan matematis.
(c) Dapat disebabkan karena subjek tidak memahami tanda yang digunakan
ketika benda bergerak ke kanan atau ke kiri.
8) Subjek 8
Berdasarkan lembar jawaban ulangan harian, Subjek 8 melakukan
kesalahan strategi, kesalahan terjemahan dan kesalahan konsep dengan rincian
sebagai berikut:
a) Soal Nomor 1
(1) Kesalahan yang dilakukan adalah kesalahan terjemahan, yaitu subjek salah
menafsirkan apa yang diketahui, seharusnya 1v 10m/s tetapi menuliskan
2v =10m/s. Kemudian, subjek tidak menuliskan satuan gaya.
(2) Penyebab kesalahan, dapat disebabkan karena subjek tidak cermat dalam
membaca dan memahami soal, serta tidak mengetahui satuan gaya.
b) Soal Nomor 2
(1) Kesalahan yang dilakukan adalah:
(a) Kesalahan terjemahan, yaitu subjek tidak menuliskan satuan kecepatan dan
massa serta tidak mengkonversikan 8 gram ke dalam kg. Kemudian, subjek
menuliskan pv pada bagian ditanyakan. Pada bagian diketahui juga, subjek
menafsirkan 100m/sv ' .
(b) Kesalahan konsep, yaitu subjek tidak memahami bahwa ketika peluru
ditembakkan oleh senapan berlaku: '
ss
'
pp vmvm0 . Subjek menggunakan
persamaan '
212211 )vm(mvmvm .
(2) Penyebab kesalahan:
(a) Dapat disebabkan karena subjek tidak mengetahui satuan kecepatan dan
massa, dan lupa tidak mengkonversikan satuan ke kilogram. Kemudian,
subjek menuliskan pv pada bagian ditanyakan, dapat disebabkan karena lupa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
(b) Dapat disebabkan karena subjek tidak memahami konsep hukum kekekalan
momentum.
c) Soal Nomor 3
(1) Kesalahan yang dilakukan adalah:
(a) Kesalahan strategi, yaitu subjek menjawab soal 3a hanya dengan rumus
12
'
1
'
2 vvvv .
(b) Kesalahan terjemahan, yaitu subjek tidak menuliskan apa yang ditanyakan
dan tidak menuliskan satuan kecepatan.
(c) Kesalahan konsep, yaitu subjek tidak memahami dengan konsep hukum
kekekalan momentum dan tumbukan. Subjek menuliskan hukum kekekalan
momentum '
22
'
11221 vmvmvmm . Kemudian, subjek juga tidak
memahami dengan konsep tumbukan lenting sempurna dan tidak lenting
sama sekali.
(2) Penyebab kesalahan:
(a) Dapat disebabkan karena subjek tidak memahami konsep apa yang digunakan
untuk mengerjakan soal.
(b) Dapat disebabkan karena subjek tidak cermat dalam membaca dan memahami
soal, serta tidak mengetahui satuan kecepatan.
(c) Dapat disebabkan subjek tidak memahami konsep hukum kekekalan
moemntum dan tumbukan.
9) Subjek 9
Berdasarkan lembar jawaban ulangan harian, Subjek 9 melakukan
kesalahan strategi, kesalahan terjemahan, kesalahan konsep dan kesalahan hitung,
dengan rincian sebagai berikut:
a) Soal Nomor 1
(1) Kesalahan yang dilakukan adalah:
(a) Kesalahan terjemahan, yaitu subjek tidak menuliskan apa yang ditanyakan
dan tidak menuliskan satuan gaya.
(b) Kesalahan konsep, yaitu subjek tidak memahami konsep gaya rata-rata dan
menuliskan tIF .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
(2) Penyebab kesalahan:
(a) Dapat disebabkan karena subjek tergesa-gesa sehingga tidak menuliskan apa
yang ditanyakan dalam soal. Kemudian, dapat disebabkan subjek tidak
mengetahui satuan gaya sehingga tidak menuliskan satuannya.
(b) Dapat disebabkan karena subjek tidak memahami konsep gaya rata-rata.
b) Soal Nomor 2
(1) Kesalahan yang dilakukan adalah:
(a) Kesalahan terjemahan, yaitu subjek tidak menuliskan apa yang ditanyakan.
(b) Kesalahan hitung, yaitu subjek salah melakukan pindah ruas
'
212211 vmmvmvm menjadi 2211
21'
vmvm
mmv .
(2) Penyebab kesalahan:
(a) Dapat disebabkan karena subjek tergesa-gesa sehingga tidak menuliskan apa
yang ditanyakan dalam soal.
(b) Dapat disebabkan karena subjek kurang teliti dalam melakukan perhitungan
matematis.
c) Soal Nomor 3
(1) Kesalahan yang dilakukan adalah:
(a) Kesalahan strategi, yaitu subjek tidak tepat dalam mengubah persamaan
12 vvΔv , menjadi 41Δv dan 12 v3vΔv .
(b) Kesalahan terjemahan, yaitu subjek tidak menuliskan apa yang ditanyakan.
(c) Kesalahan hitung, yaitu subjek salah melakukan pindah
ruas2111
21'
1vmvm
mmv .
(2) Penyebab kesalahan:
(a) Dapat disebabkan karena subjek tidak memahami konsep apa yang akan
digunakan untuk mengerjakan soal.
(b) Dapat disebabkan karena subjek tergesa-gesa sehingga tidak menuliskan apa
yang ditanyakan dalam soal.
(c) Dapat disebabkan karena subjek kurang teliti dalam melakukan perhitungan
matematis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
10) Subjek 10
Berdasarkan lembar jawaban ulangan harian, Subjek 10 melakukan
kesalahan strategi, kesalahan terjemahan, kesalahan konsep , kesalahan hitung,
dan kesalahan tanda, dengan rincian sebagai berikut:
a) Soal Nomor 1
(1) Kesalahan yang dilakukan adalah:
(a) Kesalahan terjemahan, yaitu subjek tidak menuliskan satuan massa dan tidak
mengkonversikan massa ke kilogram. Kemudian, subjek juga salah dalam
menuliskan satuan gaya dan impuls.
(b) Kesalahan hitung, yaitu subjek salah dalam melakukan operasi pengurangan
(0-10=10) dan pembagian 45
101,0
102.
(2) Penyebab kesalahan:
(a) Dapat disebabkan karena subjek tidak mengetahui satuan gaya, impuls dan
massa, dan lupa tidak mengkonversikan satuan ke kg.
(b) Dapat disebabkan karena subjek kurang teliti dalam melakukan perhitungan
matematis.
b) Soal Nomor 2
(1) Kesalahan yang dilakukan adalah:
(a) Kesalahan strategi, yaitu subjek mengubah persamaan
'
ss
'
ppsspp vmvmvmvm menjadi ss
'
ppsspp vmvmvmvm dan
tidak melanjutkan pengerjaan soal.
(b) Kesalahan terjemahan, yaitu subjek menuliskan 0,08kg8gr .
(2) Penyebab kesalahan:
(a) Dapat disebabkan karena subjek tidak memahami konsep apa yang akan
digunakan untuk mengerjakan soal.
(b) Dapat disebabkan karena subjek kurang teliti dalam mengkonversikan satuan
ke kilogram.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
c) Soal Nomor 3
(1) Kesalahan yang dilakukan adalah:
(a) Kesalahan konsep, yaitu subjek tidak memahami konsep tumbukan lenting
sempurna, atau tumbukan tidak lenting sama sekali. Subjek tidak
menggunakan rumus 1Δv
Δv '
, tetapi menuliskan '
1
'
2
' vvv .
(b) Kesalahan tanda, yaitu subjek salah menuliskan tanda untuk kecepatan bola
kedua yang bergerak ke kiri.
(2) Penyebab kesalahan:
(a) Dapat disebabkan karena subjek tidak memahami konsep koefisien restitusi
dalam peristiwa tumbukan.
(b) Dapat disebabkan karena subjek tidak memahami tanda yang digunakan
ketika benda bergerak ke kanan atau ke kiri.
3. Analisis Data Wawancara
Analisis data jawaban siswa untuk soal ulangan harian tidak selamanya
memiliki kebenaran mutlak sehingga perlu dilakukan wawancara. Wawancara
bertujuan untuk mendukung dan melengkapi data yang diperoleh dari hasil
observasi dan ulangan harian. Pedoman wawancara, selengkapnya pada Lampiran
6 dan hasil percakapan wawancara pada Lampiran 13. Dari hasil wawancara
diharapkan akan diketahui penyebab kesalahan yang dilakukan siswa. Berikut
hasil wawancara dengan sepuluh subjek terpilih.
a. Subjek 1
Untuk soal nomor satu, subjek mengatakan paham, tetapi lupa kalau
konsep dari impuls adalah ΔtFI , sehingga menuliskan Δt
FI pada lembar
jawaban. Subjek mencari gaya rata-rata dengan menggunakan konsep percepatan
amF . Namun, pada konsep percepatan subjek menyadari terjadinya
kesalahan, yaitu Δv
Δta . Kemudian, subjek tidak menuliskan satuan gaya karena
lupa, tetapi subjek tahu bahwa satuan gaya adalah newton. Subjek juga lupa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
mengkonversikan massa 2 ton ke dalam kilogram, walaupun subjek tahu kalau 2
ton sama dengan 2000 kilogram.
Untuk soal nomor dua, subjek kurang teliti dalam menuliskan apa yang
ditanyakan dalam soal. Namun, subjek tahu bahwa yang dicari adalah '
sv bukan
pv sehingga dalam pengerjaan, subjek mencari '
sv . Subjek mengatakan bahwa
pertama kali persepsinya mencari pv , tetapi setelah diteliti ternyata salah,
kemudian mencari '
sv . Kemudian, subjek menganggap jawaban tersebut betul,
tetapi belum mengganti pada bagian ditanyakannya. Dalam melakukan
perhitungan, subjek kurang teliti untuk mencantumkan tanda minusnya sehingga
hasilnya salah. Subjek juga lupa mencantumkan satuan kecepatan, tetapi tahu
bahwa satuan kecepatan adalah m/s.
Untuk soal nomor tiga, subjek kurang waktu sehingga tidak
mencantumkan secara spesifik apa yang ditanyakan. Kemudian, subjek tahu,
tetapi lupa kalau benda bergerak ke kiri diberi tanda minus sehingga jawaban
salah, walaupun strategi dan konsep yang digunakan sudah betul.
b. Subjek 2
Untuk soal nomor satu, subjek lupa kalau simbol gaya adalah F. Subjek
salah dalam konsep impuls, dengan menuliskan mvI . Kemudian, subjek salah
dalam konsep gaya rata-rata, dengan menuliskan tIF . Subjek telah belajar dan
mengaku masih bingung. Subjek tidak tahu dengan satuan impuls sehingga tidak
menuliskannya, walaupun sudah diajarkan guru. Subjek salah menuliskan satuan
gaya, dengan menuliskan satuan gaya kgm/s . Subjek mengaku tidak tahu kenapa
subjek menuliskan satuan tersebut. Subjek tahu kalau satuan gaya adalah newton,
tetapi tidak tahu bahwa newton itu sama dengan 2kgm/s . Sebenarnya, strategi
yang dilakukan subjek sudah benar, yaitu mencari impuls, kemudian mencari gaya
rata-rata.
Untuk soal nomor dua, subjek masih bingung dalam menggunakan
simbol-simbol Fisika. Misalnya, subjek bingung ketika ditanya simbol untuk
kecepatan peluru sebelum ditembakkan. Namun, subjek dapat menjawab ketika
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
ditanya mengenai simbol untuk kecepatan peluru setelah ditembakkan, yaitu '
pv .
Subjek mengaku, 100 m/s adalah kecepatan peluru sesudah ditembakkan, dengan
simbol 1v . Subjek tidak membubuhkan tanda aksen, karena tidak tahu. Subjek
menggunakan permisalan yang tidak konsisten. Subjek menggunakan simbol pv
dan 1v , misalnya. Subjek mengatakan lebih memilih menggunakan 1v daripada
pv karena disesuaikan dengan apa yang diajarkan guru. Subjek sudah terbiasa
memakai simbol tersebut dan mudah dihafal oleh subjek. Namun, subjek mengaku
tidak dapat membedakan simbol-simbol yang digunakan. Subjek juga tidak
menuliskan konsep hukum kekekalan momentum terlebih dahulu,
'
22
'
112211 vmvmvmvm , karena alasan waktu, tetapi subjek paham dengan
konsep tersebut. Hal itu menyebabkan salah dalam mengerjakan soal, yaitu
dengan langsung menuliskan )m(mvmvm 212211 . Kemudian, subjek juga
masih bingung dalam melakukan pindah ruas.
Untuk soal nomor tiga, subjek kurang teliti dalam menuliskan nilai 2m .
Subjek tidak mencantumkan secara spesifik apa yang ditanyakan karena masalah
waktu. Subjek juga tidak membubuhkan tanda minus untuk benda yang bergerak
ke kiri/ berlawanan gerak dengan benda pertama, karena tergesa-gesa dan tidak
teliti.
c. Subjek 3
Untuk soal nomor satu, subjek tidak mengubah besaran kecepatan ke
dalam simbol Fisika, karena lupa. Selain itu, subjek mengatakan tergesa-gesa
dalam menuliskan simbol waktu (t) sehingga pada bagian diketahui, terdapat
simbol yang mirip dengan simbol omega. Faktor tergesa-gesa disebabkan subjek
duduk di depan guru pengawas sehingga merasa grogi. Subjek juga lupa tidak
menuliskan simbol gaya rata-rata (F) dan apa yang ditanyakan, karena lupa.
Subjek tidak paham dengan konsep gaya rata-rata. Dalam mengerjakan soal,
subjek tidak menuliskan rumusnya terlebih dahulu, tetapi langsung memasukkan
angka ke dalam rumus, 0,1F , karena tergesa-gesa. Dari sini, subjek ternyata
mencontek jawaban teman. Faktor tergesa-gesa menyebabkan subjek lupa dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
konsep gaya rata-rata, penulisan satuan, dan simbol-simbol Fisika sehingga
memilih jalan terakhir yaitu mencontek.
Untuk soal nomor dua, subjek tidak konsisten dalam menggunakan
permisalan pada bagian diketahui. Misalnya, semula subjek menggunakan simbol
1v , tetapi pada pengerjaannya diganti dengan simbol pv . Subjek mengatakan
lebih suka menggunakan simbol 1v daripada pv , karena mengikuti rumus yang
diberikan oleh guru. Subjek bingung dengan apa yang ditanyakan, karena terlihat
bahwa subjek tidak dapat membedakan 2v dengan '
2v . Selain tidak konsisten
menggunakan simbol, subjek juga tidak paham dengan konsep hukum kekekalan
momentum.
Untuk soal nomor tiga, subjek lupa mencantumkan tanda minus untuk
benda yang bergerak ke kiri. Subjek tidak menuliskan apa yang ditanyakan secara
terperinci, walaupun tahu apa yang ditanyakan. Subjek tidak paham dengan cara
pengerjaan, dan tidak paham dengan konsep-konsep yang digunakan. Subjek juga
kadang salah dalam memasukkan angka dalam perhitungan.
d. Subjek 4
Untuk soal nomor satu, subjek salah bahwa konsep impuls adalah
mΔI t. Subjek menuliskan 12 vvmF . Subjek tidak tahu dengan konsep
gaya rata-rata. Subjek mengaku belajar, walaupun hanya sedikit yang dipelajari.
Kemudian, subjek juga salah dalam menuliskan satuan gaya, dengan menuliskan
kgm/s. Ketika ditanya satuan impuls, subjek juga tidak tahu.
Untuk soal nomor dua, konsep yang digunakan sudah benar, kecuali pada
operasi penjumlahan, 12-2. Subjek menuliskan bahwa 12-2=24. Hal itu
dikarenakan, subjek memberikan tanda kurung untuk -2, sehingga subjek mengira
12x(-2), bukan 12(-2). Subjek mengaku kurang teliti.
Untuk soal nomor tiga, subjek membubuhkan tanda minus untuk benda
yang bergerak ke kanan sehingga 1vb . Subjek berpikir bahwa benda bergerak
ke kiri. Subjek lupa dengan cara yang digunakan untuk mengerjakan soal nomor
tiga. Subjek lupa dengan rumusan 'ΔvΔv karena tidak mempelajari meteri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
tersebut. Kemudian, subjek juga lupa tidak menuliskan satuan kecepatan karena
tergesa-gesa.
e. Subjek 5
Untuk soal nomor satu, subjek kurang teliti kalau t=0,1 s sehingga salah
dalam perhitungan. Konsep yang digunakan sudah betul. Namun, subjek juga lupa
tidak mencantumkan satuan gaya.
Untuk soal nomor dua, subjek tidak membubuhkan tanda minus untuk
benda yang bergerak ke kiri, karena kurang teliti. Konsep yang digunakan sudah
betul. Kemudian pada bagian akhir, subjek mengatakan tidak tahu mengapa
menambahkan keterangan v’=3,5 m/s (diam di tempat tumbukan).
Untuk soal nomor tiga, subjek bingung sehingga tidak menuliskan bahwa
kecepatan yang ditanyakan, walaupun sebenarnya subjek tahu kalau kecepatan
yang ditanyakan. Kemudian, subjek tidak teliti sehingga tidak menuliskan satuan
kecepatan. Cara pengerjaan pada dasarnya sudah benar. Namun, subjek tidak
mengerjakan soal 3b karena kekurangan waktu, dan mengatakan bahwa lupa
dengan konsep tumbukan tidak lenting sama sekali.
f. Subjek 6
Untuk soal nomor satu, subjek mengira bahwa 1v = 10 m/s. Subjek
terburu-buru sehingga tidak menuliskan apa yang ditanyakan, walaupun tahu.
Subjek salah dalam memahami konsep impuls. Subjek mengatakan tidak
memperhatikan penjelasan guru sehingga baru mengetahui bahwa mΔI t, dan
menuliskan mv dengan mempersepsikan bahwa mv adalah momentum gaya.
Untuk soal nomor dua, subjek lupa kalau benda bergerak ke kiri harus
dibubuhi tanda minus. Konsep yang digunakan sudah betul, tetapi subjek juga
kurang teliti dalam memasukkan angka.
Untuk soal nomor tiga, subjek bingung dengan apa yang ditanyakan.
Subjek juga tidak mengerjakan soal nomor tiga, karena tidak paham dengan
konsep tumbukan lenting sempurna dan tidak lenting sama sekali.
g. Subjek 7
Untuk soal nomor satu, subjek lupa tidak menuliskan permisalan untuk
kecepatan truk sebelum menabrak, pada bagian diketahui, karena lupa. Konsep
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
yang digunakan subjek sudah benar, kecuali pada operasi pembagian. Subjek
menuliskan bahwa 1,0
20000 hasilnya adalah 2000, karena subjek menafsirkan
bahwa jumlah nol pada pembilang hanya dicoret satu, dengan penyebutnya.
Kemudian, subjek mengaku lupa menuliskan satuan gaya.
Untuk soal nomor dua, subjek mengaku tergesa-gesa, karena waktu
terbatas sehingga tidak menuliskan dengan tepat massa peluru. Subjek tidak
membubuhkan tanda aksen untuk kecepatan senapan setelah peluru ditembakkan,
dan hanya menuliskan sv . Subjek melakukan hal tersebut karena dirasa lebih
udah diingat, dan di rumus hanya ditulis seperti itu saja. Namun, akhirnya subjek
mengaku bingung dalam membubuhkan tanda aksen, sementara materi tersebut
sudah diajarkan guru. Sebenarnya, konsep yang digunakan hampir benar, hanya
tidak dituliskan aksennya. Subjek menuliskan s
pp
sm
mvv . Subjek tidak
menuliskan konsepnya dulu, '
22
'
112211 vmvmvmvm , karena agar lebih
cepat.
Untuk soal nomor tiga, subjek tidak membubuhkan tanda minus untuk
benda yang bergerak ke kiri. Subjek mengaku lupa dan karena pada lembar soal
juga tidak ditulis tanda minusnya sehingga subjek menuliskan sesuai dengan yang
tertera pada soal. Subjek sebenarnya tahu kalau benda bergerak ke kiri dibubuhi
tanda minus. Kemudian, mengenai tulisan ''
1
'
2 vvv yang terdapat di lembar
jawaban subjek, subjek mengaku tidak tahu apa maksud tulisan tersebut. Subjek
juga tidak menuliskan satuan kecepatan pada jawaban yang diperoleh, karena
lupa. Selanjutnya, untuk jawaban 3b, subjek sudah benar konsepnya, kecuali pada
operasi perkalian. Subjek mengaku kurang teliti, karena waktu sudah habis.
h. Subjek 8
Untuk soal nomor satu, subjek bingung sehingga salah menuliskan nilai
1v dan 2v . Pada lembar jawaban, subjek menuliskan 0m/sv1 dan 10m/sv2 .
Subjek tidak menuliskan satuan gaya. Subjek mengaku lupa menuliskan satuan
sejak kelas satu (SMA).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Untuk soal nomor dua, pada bagian diketahui, subjek hanya menuliskan
8m p tidak dituliskan satuannya, karena lupa. Kemudian, subjek juga tidak
mengkonversikan satuan dari gram menjadi kilogram, karena lupa. Subjek
mengaku tidak teliti dan masih bingung dalam menuliskan apa yang ditanyakan.
Subjek menuliskan yang ditanyakan adalah pv . Subjek juga lupa tidak
menuliskan satuan kecepatan. Subjek salah dalam menuliskan konsep yang
digunakan, yaitu menuliskan '
212211 )vm(mvmvm . Subjek tidak
menuliskan terlebih dulu konsep hukum kekekalan momentum, karena tidak tahu.
Untuk soal nomor tiga, subjek tidak menuliskan apa yang ditanyakan
karena lupa. Subjek juga tidak menuliskan satuan kecepatan pada jawaban yang
didapatkan. Subjek salah pada konsep hukum kekekalan momentum, yaitu
menuliskan '
22
'
11221 vmvmvmm . Subjek mengaku belajar sedikit, dan
waktu yang digunakan untuk mengerjakan terlalu cepat. Subjek juga tidak paham
dengan konsep untuk tumbukan tidak lenting sama sekali. Subjek mengaku masih
bingung dalam menentukan cara yang digunakan untuk mengerjakan soal nomor
tiga.
i. Subjek 9
Untuk soal nomor satu, subjek tergesa-gesa sehingga lupa menuliskan
apa yang ditanyakan. Subjek sebenarnya tahu, tetapi lupa konsep gaya rata-rata,
dan menuliskan tIF . Subjek tidak menuliskan satuan gaya, karena tidak tahu
kalau satuan gaya adalah newton.
Untuk soal nomor dua, konsep yang digunakan subjek sudah benar, tetapi
subjek salah dalam melakukan pindah ruas '
212211 vmmvmvm menjadi
2211
21'
vmvm
mmv . Subjek mengatakan tidak bisa melakukan pindah ruas.
Untuk soal nomor tiga, subjek lupa tidak menuliskan apa yang
ditanyakan. Namun, dia tahu apa yang ditanyakan. Pada pengerjaan sebenarnya
hampir benar, tetapi subjek bingung dengan pekerjaannya sendiri, tidak tahu
mengapa dia menulis 41Δv dan 12 v3vΔv . Subjek juga bingung
dengan konsep 'ΔvΔv . Untuk soal nomor 3b, subjek sudah betul, tetapi salah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
melakukan pindah ruas 2111
21'
1vmvm
mmv . Subjek mengatakan tidak bisa
melakukan pindah ruas
j. Subjek 10
Untuk soal nomor satu, subjek lupa mengkonversikan 2 ton ke dalam
kilogram. Subjek juga tidak menuliskan satuan massanya. Konsep yang
digunakan sudah betul, tetapi subjek salah dalam melakukan operasi pengurangan
(0-10=10), karena lupa. Selain itu, subjek juga salah dalam melakukan operasi
pembagian 45
101,0
102. Subjek salah menuliskan satuan gaya, dengan
menuliskan m/s, walaupun sebenarnya subjek tahu kalau satuan gaya adalah
newton.
Untuk soal nomor dua, subjek salah dalam mengkonversikan 8 gram
menjadi kilogram. Subjek tidak tahu kalau 8 gram sama dengan 0,008 kg. Subjek
tidak mengerjakan soal nomor dua karena bingung dan lupa rumusnya sehingga
menuliskan rumus lain.
Untuk soal nomor tiga, subjek tidak membubuhkan tanda minus untuk
benda yang bergerak ke kiri, walaupun subjek tahu kalau benda bergerak ke kiri
itu minus. Subjek lupa dengan perumusan 1Δv
Δv '
untuk tumbukan lenting
sempurna. Sedangkan konsep tumbukan tidak lenting sama sekali, sudah betul.
4. Hasil Validasi Data
Untuk mendapatkan data yang valid mengenai jenis kesalahan yang
dilakukan oleh siswa dan penyebabnya, maka dilakukan triangulasi data yaitu
dengan mensesuaikan data hasil observasi, hasil analisis ulangan harian, dan hasil
analisis wawancara. Berikut adalah validasi dari 10 siswa.
a. Siswa dengan Nomor Absen 2
Berdasarkan observasi, ulangan harian, dan hasil wawancara dengan
siswa, berikut kesalahan yang dilakukan saat mengerjakan soal disertai
penyebabnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
1) Kesalahan Terjemahan
Kesalahan terjemahan yang dilakukan siswa meliputi:
a) Siswa tidak menuliskan satuan gaya, kecepatan dan tidak mengkonversi
satuan ke kilogram. Hal itu disebabkan karena siswa lupa.
b) Siswa salah menafsirkan apa yang diketahui dan ditanyakan dalam soal. Hal
itu disebabkan karena siswa kurang waktu sehingga kurang teliti ketika
menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dalam soal.
2) Kesalahan Konsep
Siswa tidak memahami konsep gaya rata-rata, dengan menuliskan
Δv
ΔtmF . Hal itu disebabkan karena siswa lupa, walaupun paham dengan konsep
gaya rata-rata.
3) Kesalahan Hitung
Siswa salah dalam melakukan operasi pembagian. Hal itu disebabkan
karena siswa kurang teliti.
4) Kesalahan Tanda
Siswa salah menuliskan tanda untuk kecepatan bola kedua yang bergerak
ke kiri. Hal itu disebabkan karena siswa lupa.
b. Siswa dengan Nomor Absen 3
Berdasarkan observasi, ulangan harian, dan hasil wawancara dengan
siswa, berikut kesalahan yang dilakukan saat mengerjakan soal disertai
penyebabnya.
1) Kesalahan Strategi
Siswa tidak konsisten dalam menggunakan permisalan. Semula siswa
menggunakan ms, kemudian berubah menjadi m1 dalam perhitungan. Hal itu
disebabkan karena siswa masih bingung sehingga tidak dapat membedakan
simbol-simbol yang digunakan.
2) Kesalahan Terjemahan
Kesalahan terjemahan yang dilakukan siswa meliputi:
a) Siswa tidak menuliskan ke dalam simbol Fisika untuk gaya, karena lupa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
b) Siswa tidak menuliskan satuan impuls, karena siswa tidak mengetahui satuan
impuls.
c) Siswa salah dalam menuliskan satuan gaya, dengan menuliskan kgm/s. Hal
itu disebabkan karena siswa lupa jika satuan adalah newton, dan tidak
mengetahui jika newton sama dengan 2kgm/s .
d) Siswa menafsirkan bahwa 100m/s adalah 1v dan yang ditanyakan adalah 2v .
Hal itu disebabkan karena siswa tidak dapat membedakan simbol-simbol
yang digunakan. Siswa mengatakan lebih memilih menggunakan 1v daripada
pv karena disesuaikan dengan apa yang diajarkan guru. Siswa sudah terbiasa
memakai simbol tersebut dan mudah dihafal oleh siswa.
e) Siswa salah dalam menafsirkan apa yang diketahui dan ditanyakan dalam
soal. Hal itu disebabkan karena siswa kurang teliti dan tergesa-gesa sehingga
tidak spesifik menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan.
3) Kesalahan Konsep
Kesalahan konsep yang dilakukan siswa meliputi:
a) Siswa tidak memahami konsep impuls, dengan menuliskan mvI .
Kemudian, siswa juga tidak memahami konsep gaya rata-rata, dengan
menuliskan tIF . Hal itu disebabkan karena siswa tidak paham dan lupa
saat mengerjakan.
b) Siswa tidak memahami bahwa ketika peluru ditembakkan oleh senapan
berlaku: '
ss
'
pp vmvm0 , tetapi menuliskan )m(mvmvm 212211 .
Hal itu disebabkan karena siswa kekurangan waktu dalam mengerjakan
sehingga langsung menuliskan rumus tersebut tanpa menuliskan konsep
dasarnya terlebih dahulu.
4) Kesalahan Tanda
Siswa salah menuliskan tanda untuk kecepatan bola kedua yang bergerak
ke kiri. Hal itu disebabkan karena siswa tergesa-gesa dan tidak teliti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
c. Siswa dengan Nomor Absen 6
Berdasarkan observasi, ulangan harian, dan hasil wawancara dengan
siswa, berikut kesalahan yang dilakukan saat mengerjakan soal disertai
penyebabnya.
1) Kesalahan Strategi
Kesalahan strategi yang dilakukan siswa meliputi:
a) Siswa tidak menuliskan rumus terlebih dahulu, tetapi langsung menulis
0,1F dengan tulisan yang tidak jelas, karena tergesa-gesa. Faktor tergesa-
gesa menyebabkan siswa lupa dengan konsep gaya rata-rata, penulisan
satuan, dan simbol-simbol Fisika sehingga memilih jalan terakhir yaitu
mencontek.
b) Siswa tidak konsisten dalam menggunakan permisalan. Siswa menggunakan
simbol 1sp v,m,m pada bagian diketahui, dan menggunakan simbol
2122 v,v,m,m pada bagian jawaban. Hal itu disebabkan karena siswa lebih
suka menggunakan simbol 1v daripada pv , karena mengikuti rumus yang
diberikan oleh guru. Kemudian, siswa bingung menentukan apa yang
ditanyakan sehingga jawaban menggunakan rumusan yang tidak tepat. Hal itu
disebabkan karena siswa tidak dapat membedakan 2v dengan '
2v .
c) Siswa bingung mengerjakan soal sehingga jawaban menggunakan rumusan
yang tidak tepat. Hal itu disebabkan karena siswa tidak memahami dengan
cara pengerjaan, dan lupa dengan konsep-konsep yang digunakan.
2) Kesalahan Terjemahan
Kesalahan terjemahan yang dilakukan siswa meliputi:
a) Siswa tidak menuliskan ke dalam simbol Fisika untuk kecepatan, karena lupa.
Karena tergesa-gesa, siswa salah menafsirkan simbol waktu (t), tetapi
menuliskan ω=0,1 s. Siswa juga tidak menuliskan apa yang ditanyakan,
karena lupa. Siswa duduk di depan guru pengawas sehingga merasa grogi.
b) Siswa menafsirkan bahwa 100m/s adalah 1v . Hal itu disebabkan karena siswa
tidak dapat membedakan simbol-simbol yang digunakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
3) Kesalahan Konsep
Kesalahan konsep yang dilakukan siswa meliputi:
a) Siswa tidak memahami bahwa ketika peluru ditembakkan oleh senapan
berlaku: '
ss
'
pp vmvm0 , karena siswa tidak paham dengan konsep hukum
kekekalan momentum.
b) Siswa tidak memahami konsep hukum kekekalan momentum dan tumbukan.
Hal itu disebabkan karena siswa tidak memahami cara pengerjaan, dan tidak
paham dengan konsep-konsep yang harus digunakan.
4) Kesalahan Tanda
Siswa salah menuliskan tanda untuk kecepatan bola kedua yang bergerak
ke kiri, karena lupa.
5) Kesalahan Hitung
Siswa salah memasukkan angka pada rumus yang digunakan. Hal itu
disebabkan karena siswa memang kadang salah dalam memasukkan angka.
d. Siswa dengan Nomor Absen 9
Berdasarkan observasi, ulangan harian, dan hasil wawancara dengan
siswa, berikut kesalahan yang dilakukan saat mengerjakan soal disertai
penyebabnya.
1) Kesalahan Strategi
Siswa tidak menggunakan konsep 'ΔvΔv dalam mengerjakan soal,
karena lupa.
2) Kesalahan Terjemahan
Siswa salah menuliskan satuan gaya, dengan menuliskan kgm/s dan tidak
menuliskan satuan kecepatan, karena hanya sedikit belajar.
3) Kesalahan Konsep
Kesalahan konsep yang dilakukan siswa meliputi:
a) Siswa tidak memahami konsep impuls dan gaya rata-rata. Siswa menuliskan
mΔF t, karena sedikit belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
b) Siswa tidak memahami dengan konsep tumbukan lenting sempurna dan tidak
lenting sama sekali. Siswa menggunakan rumus
)m(mvvmvm BA
'
BBAA , karena tidak belajar.
4) Kesalahan Hitung
Siswa salah melakukan operasi penjumlahan 12-2=24. Hal itu disebabkan
karena siswa memberikan tanda kurung untuk -2, sehingga siswa mengira 12x(-2),
bukan 12(-2). Siswa mengaku kurang teliti.
5) Kesalahan Tanda
Siswa menuliskan 1m/svB , seharusnya 1m/svB . Hal itu
disebabkan karena siswa berpikir bahwa benda bergerak ke kiri.
e. Siswa dengan Nomor Absen 11
Berdasarkan observasi, ulangan harian, dan hasil wawancara dengan
siswa, berikut kesalahan yang dilakukan saat mengerjakan soal disertai
penyebabnya.
1) Kesalahan Strategi
Siswa menuliskan “diam di tempat tumbukan” ketika 3,5m/sv ' .
Siswa mengaku tidak mengetahui maksud dari kalimat yang ditulisnya sendiri.
2) Kesalahan Terjemahan
Kesalahan terjemahan yang dilakukan siswa meliputi:
a) Siswa lupa sehingga tidak menuliskan satuan gaya.
b) Siswa salah menuliskan apa yang diketahui 0,1st , tetapi menuliskan
1st , karena kurang teliti.
c) Siswa bingung sehingga tidak menuliskan secara spesifik apa yang
ditanyakan.
3) Kesalahan Tanda
Siswa menuliskan 2m/sv2 , seharusnya 2m/sv2 , karena siswa
kurang teliti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
f. Siswa dengan Nomor Absen 14
Berdasarkan observasi, ulangan harian, dan hasil wawancara dengan
siswa, berikut kesalahan yang dilakukan saat mengerjakan soal disertai
penyebabnya.
1) Kesalahan Terjemahan
Kesalahan terjemahan yang dilakukan siswa meliputi:
a) Siswa tidak menuliskan apa yang ditanyakan, karena terburu-buru dan
bingung.
b) Pada bagian diketahui, siswa hanya menuliskan 10m/sv , padahal
10m/sv1 . Hal itu disebabkan karena siswa mengira bahwa 1v =10 m/s.
2) Kesalahan Konsep
Siswa tidak memahami konsep impuls dan gaya rata-rata. Siswa
menuliskan Δt
mvF . hal itu disebabkan karena siswa salah dalam memahami
konsep impuls. Siswa mengatakan tidak memperhatikan penjelasan guru sehingga
baru mengetahui bahwa mΔI v, dan menuliskan mv dengan mempersepsikan
bahwa mv adalah momentum gaya.
3) Kesalahan Hitung
Siswa salah memasukkan nilai 2kgm2 , padahal 1kgm2 , karena
kurang teliti.
4) Kesalahan Tanda
Siswa menuliskan 2m/sv2 , seharusnya 2m/sv2 , karena lupa.
g. Siswa dengan Nomor Absen 16
Berdasarkan observasi, ulangan harian, dan hasil wawancara dengan
siswa, berikut kesalahan yang dilakukan saat mengerjakan soal disertai
penyebabnya.
1) Kesalahan Terjemahan
Kesalahan terjemahan yang dilakukan siswa meliputi:
a) Siswa lupa sehingga salah menafsirkan apa yang diketahui dan tidak
menuliskan satuan gaya serta kecepatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
b) Siswa salah menuliskan 9gramm p , padahal 8grammp. Hal itu
disebabkan karena siswa tergesa-gesa, dan karena waktu terbatas sehingga
tidak menuliskan dengan tepat massa peluru.
2) Kesalahan Konsep
Siswa tidak memahami bahwa ketika peluru ditembakkan oleh senapan
berlaku: '
ss
'
pp vmvm0 . Siswa langsung menuliskan s
pp
sm
mvv . Hal itu
disebabkan karena siswa tidak membubuhkan tanda aksen untuk kecepatan
senapan setelah peluru ditembakkan, dan hanya menuliskan sv . Siswa melakukan
hal tersebut karena dirasa lebih udah diingat, dan di rumus hanya ditulis seperti itu
saja. Namun, akhirnya siswa mengaku bingung dalam membubuhkan tanda aksen,
sementara materi tersebut sudah diajarkan guru. Siswa tidak menuliskan
konsepnya dulu, '
22
'
112211 vmvmvmvm , karena agar lebih cepat.
3) Kesalahan Hitung
Kesalahan hitung yang dilakukan siswa meliputi:
a) Siswa melakukan kesalahan melakukan operasi pembagian 20001,0
20000.
Hal itu disebabkan karena siswa menafsirkan bahwa jumlah nol pada
pembilang hanya dicoret satu, dengan penyebutnya.
b) Siswa salah memasukkan angka, misalnya untuk m2, pada rumus yang
digunakan. Kemudian, siswa salah melakukan operasi perhitungan
274
28
31
4221v '
1 . Hal itu disebabkan karena siswa kurang teliti.
4) Kesalahan Tanda
Siswa salah menuliskan tanda untuk kecepatan bola kedua yang bergerak
ke kiri. Hal itu disebabkan karena siswa lupa dan karena pada lembar soal juga
tidak ditulis tanda negatifnya sehingga siswa menuliskan sesuai dengan yang
tertera pada soal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
h. Siswa dengan Nomor Absen 22
Berdasarkan observasi, ulangan harian, dan hasil wawancara dengan
siswa, berikut kesalahan yang dilakukan saat mengerjakan soal disertai
penyebabnya.
1) Kesalahan Strategi
Siswa menjawab soal 3a hanya dengan rumus 12
'
1
'
2 vvvv . Hal
itu disebabkan karena siswa masih bingung dalam menentukan cara yang
digunakan untuk mengerjakan soal nomor tiga.
2) Kesalahan Terjemahan
Kesalahan terjemahan yang dilakukan siswa meliputi:
a) Siswa salah menafsirkan apa yang diketahui, seharusnya 1v 10m/s tetapi
menuliskan 2v =10m/ s. Hal itu disebabkan karena siswa bingung sehingga
salah menuliskan nilai 1v dan 2v .
b) Siswa menuliskan pv pada bagian ditanyakan. Pada bagian diketahui, siswa
menuliskan 0v p . Hal itu disebabkan karena siswa tidak teliti dan masih
bingung dalam menuliskan apa yang ditanyakan.
c) Siswa tidak menuliskan satuan gaya, kecepatan, dan massa, karena lupa
menuliskan satuan sejak kelas satu (SMA).
d) Siswa tidak mengkonversikan 8 gram ke dalam kg, karena lupa.
e) Siswa tidak menuliskan apa yang ditanyakan, karena lupa.
3) Kesalahan Konsep
Kesalahan konsep yang dilakukan siswa meliputi:
a) Siswa tidak memahami bahwa ketika peluru ditembakkan oleh senapan
berlaku: '
ss
'
pp vmvm0 , karena tidak tahu.
b) Siswa tidak memahami dengan konsep hukum kekekalan momentum dan
tumbukan. Siswa menuliskan hukum kekekalan momentum
'
22
'
11221 vmvmvmm . Kemudian, siswa juga tidak memahami dengan
konsep tumbukan lenting sempurna dan tidak lenting sama sekali. Hal itu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
disebabkan karena siswa belajar sedikit, dan waktu yang digunakan untuk
mengerjakan terlalu cepat.
i. Siswa dengan Nomor Absen 23
Berdasarkan observasi, ulangan harian, dan hasil wawancara dengan
siswa, berikut kesalahan yang dilakukan saat mengerjakan soal disertai
penyebabnya.
1) Kesalahan Strategi
Siswa tidak tepat dalam mengubah persamaan 12 vvΔv , menjadi
41Δv dan 12 v3vΔv . Hal itu disebabkan karena siswa bingung dengan
pekerjaannya sendiri, tidak mengetahui mengapa menulis 41Δv dan
12 v3vΔv . Siswa juga lupa dalam menuliskan konsep 'ΔvΔv .
2) Kesalahan Terjemahan
Kesalahan terjemahan yang dilakukan siswa meliputi:
a) Siswa tidak menuliskan apa yang ditanyakan, karena tergesa-gesa.
b) Siswa tidak menuliskan satuan gaya, karena tidak mengetahui jika satuan
gaya adalah newton.
3) Kesalahan Konsep
Kesalahan konsep yang dilakukan siswa meliputi:
a) Siswa tidak memahami konsep gaya rata-rata dan menuliskan tIF , karena
lupa, walaupun sebenarnya tahu.
b) Siswa salah dengan konsep 'ΔvΔv , karena masih bingung.
4) Kesalahan Hitung
Siswa salah melakukan pindah ruas, karena siswa mengaku tidak bisa
melakukan pindah ruas.
j. Siswa dengan Nomor Absen 24
Berdasarkan observasi, ulangan harian, dan hasil wawancara dengan
siswa, berikut kesalahan yang dilakukan saat mengerjakan soal disertai
penyebabnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
1) Kesalahan Strategi
Siswa mengubah persamaan '
ss
'
ppsspp vmvmvmvm menjadi
ss
'
ppsspp vmvmvmvm dan tidak melanjutkan pengerjaan soal. Hal itu
disebabkan karena siswa lupa rumusnya dan menuliskan rumus lain.
2) Kesalahan Terjemahan
Kesalahan terjemahan yang dilakukan siswa meliputi:
a) Siswa tidak menuliskan satuan massa, tidak mengkonversikan massa ke
kilogram, dan siswa juga salah dalam menuliskan satuan gaya, dengan
menuliskan m/s, karena siswa lupa.
b) Siswa menuliskan 0,08kg8gr , karena siswa tidak mengetahui.
3) Kesalahan Konsep
Siswa tidak memahami konsep tumbukan lenting sempurna, tetapi paham
dengan konsep tumbukan tidak lenting sama sekali. Siswa tidak menggunakan
rumus 1Δv
Δv '
, tetapi menuliskan '
1
'
2
' vvv , karena lupa.
4) Kesalahan Hitung
Siswa salah dalam melakukan operasi pengurangan (0-10=10) dan
pembagian 45
101,0
102, karena lupa.
5) Kesalahan Tanda
Siswa salah menuliskan tanda untuk kecepatan bola kedua yang bergerak
ke kiri. Hal itu disebabkan karena siswa tidak membubuhkan tanda negatif untuk
benda yang bergerak ke kiri, walaupun siswa mengetahui jika benda bergerak ke
kiri itu negatif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
C. Pembahasan
1. Jenis dan Penyebab Kesalahan
Dari hasil analisis observasi, analisis kesalahan siswa, dan wawancara,
maka diperoleh jenis-jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam mengerjakan
soal pada materi pokok Momentum dan Impuls, sebagai berikut.
a. Kesalahan Strategi
Kesalahan strategi dilakukan jika siswa memilih jalan yang tidak tepat
sehingga mengarah ke jawaban yang tidak tepat atau mengarah ke jalan buntu.
Pada materi pokok momentum impuls, siswa pada umumnya tidak konsisten
dalam melakukan permisalan pada bagian diketahui. Pada bagian diketahui
misalnya, siswa menuliskan pelurum , senapanm , pssenapan v,m,v , dan seterusnya.
Sedangkan ketika menjawab, siswa menggunakan permisalan ,m,v,m 211 dan
seterusnya sehingga mengakibatkan jawaban siswa salah.
Selain itu, beberapa siswa langsung menuliskan rumus, tanpa menuliskan
rumusan awal terlebih dahulu. Misalnya, ketika siswa akan mencari impuls
( ΔtFI ), siswa langsung menuliskan I= 0,1F . Beberapa siswa juga salah
dalam menggunakan rumus. Siswa tidak menggunakan konsep 'ΔvΔv dalam
mengerjakan soal, tetapi menggunakan konsep BBAA
'
BB
'
AA vmvmvmvm .
Siswa yang melakukan kesalahan strategi lebih disebabkan karena faktor
kurang teliti, dan belum dapat membedakan penggunaan simbol-simbol Fisika.
b. Kesalahan Terjemahan
Kesalahan terjemahan terjadi jika siswa tidak menuliskan atau tidak
menuliskan dengan tepat apa yang diketahui dan ditanyakan. Selain itu, jika siswa
tidak menuliskan besaran yang ada ke dalam simbol Fisika, tidak melakukan
konversi satuan, tidak menuliskan atau salah menuliskan satuan.
Pada materi momentum impuls, banyak sekali siswa yang melakukan
kesalahan terjemahan. Banyak siswa yang masih bingung dalam menerapkan
simbol Fisika untuk menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan. Siswa juga
banyak yang tidak menuliskan satuan atau salah dalam menuliskan satuan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
misalnya untuk satuan kecepatan. Konversi satuan juga kadang dilupakan siswa
dan beberapa siswa masih melakukan kesalahan dalam konversi satuan.
Umumnya, kesalahan terjadi karena siswa kekurangan waktu, kurang teliti, lupa,
bingung dengan simbol Fisika dan bahkan tidak tahu. Selain itu, ada juga siswa
yang lupa menuliskan satuan karena memang menjadi kebiasaan siswa tersebut
sejak kelas X SMA. Walaupun begitu, siswa menganggap bahwa menulis satuan
adalah penting.
c. Kesalahan Konsep
Kesalahan konsep terjadi jika siswa tidak memahami konsep impuls dan
hukum kekekalan momentum, serta tidak memahami konsep tumbukan, baik
tumbukan lenting sempurna, lenting sebagian dan tidak lenting sama sekali. Pada
materi pokok Momentum dan Impuls banyak siswa yang masih salah dalam
memahami konsep gaya rata-rata, konsep impuls, dan kesalahan dalam
mengaplikasikan hukum kekekalan momentum pada soal. Misalnya, siswa tidak
memahami bahwa ketika peluru ditembakkan oleh senapan berlaku
sspp
'
ss
'
pp vmvmvmvm yang selanjutnya ditelaah sehingga menjadi
rumusan '
ss
'
pp vmvm0 . Kemudian, banyak siswa yang tidak menggunakan
rumus 1Δv
Δv '
, tetapi menuliskan rumusan lain, misalnya '
1
'
2
' vvv .
Kesalahan konsep terjadi karena siswa belum memahami dan bahkan
tidak tahu konsep-konsep yang terkandung dalam materi momentum impuls,
akibat kurang belajar. Dalam pengerjaan, beberapa siswa mengaku tergesa-gesa,
grogi, lupa dan gugup karena takut pada guru pengawas.
d. Kesalahan Hitung
Kesalahan hitung terjadi jika siswa salah dalam melakukan operasi
perhitungan, pindah ruas dan memasukkan angka ke dalam persamaan. Pada
materi pokok Momentum dan Impuls, banyak siswa yang salah dalam melakukan
perhitungan, terutama dalam perkalian dan pembagian. Kemudian, akibat dari
tidak konsisten dalam menggunakan permisalan, siswa salah dalam memasukkan
angka. Beberapa siswa juga mengaku tidak bisa melakukan operasi pindah ruas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Kesalahan hitung diakibatkan karena siswa kurang teliti, bingung dan tergesa-gesa
dalam mengerjakan soal, karena kekurangan waktu. Sedangkan beberapa siswa
mengaku tidak dapat melakukan operasi perhitungan dengan baik.
e. Kesalahan Tanda
Kesalahan tanda terjadi jika siswa melakukan kesalahan dan tidak
konsisten dalam menentukan tanda. Pada materi pokok Momentum dan Impuls
jika benda bergerak ke kanan (+) dan bergerak ke kiri (-). Umumnya, siswa
menuliskan bahwa arah gerak benda baik ke kanan atau ke kiri, diberi tanda yang
sama. Jika benda A bergerak ke kanan, siswa menuliskan tanda (+), begitu juga
untuk benda B yang bergerak ke kiri, siswa tetap menuliskan tanda (+). Dalam hal
ini, sebenarnya banyak siswa yang tahu kalau benda ke kanan bertanda (+)
sedangkan ke kiri (–) (berlawanan dengan gerak benda yang lain), tetapi banyak
siswa yang mengaku lupa dan tidak teliti.
2. Cara Mengatasi Kesalahan
Berdasarkan jenis kesalahan dan faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya kesalahan dalam pengerjaan soal pada materi pokok Momentum dan
Impuls, maka dapat dikemukakan beberapa cara untuk mengatasi penyebab
kesalahan siswa, di antaranya sebagai berikut:
1. Bagi guru diharapkan menggunakan media pembelajaran yang tepat pada
proses belajar mengajar, untuk meningkatkan perhatian siswa pada materi,
dan sebagai lahan memotivasi siswa dalam belajar Fisika.
2. Bagi guru diharapkan menekankan konsep-konsep dasar yang harus dikuasai
siswa pada materi pokok Momentum dan Impuls, di antaranya mengenai
Hukum II Newton, Hukum III Newton, Hukum Kekekalan Momentum dan
Hukum Kekekalan Energi Mekanik.
3. Bagi guru, diharapkan lebih teliti dalam mengkoreksi jawaban siswa ketika
mengerjakan latihan soal-soal, baik pada bagian diketahui, ditanyakan, dan
proses pengerjaannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
4. Bagi guru diharapkan lebih menekankan pentingnya mengerjakan banyak
latihan soal dan memperhatikan penggunaan satuan dengan benar kepada
siswa.
5. Bagi guru diharapkan memberikan latihan soal secara berulang, dengan tipe
soal yang hampir sama, sehingga siswa benar-benar menguasai konsep yang
terkandung dalam soal.
6. Bagi guru Fisika diharapkan bekerjasama dengan guru Matematika, untuk
menekankan dasar matematis, misalnya mengenai perkalian, pembagian dan
melakukan pindah ruas.
7. Bagi siswa diharapkan meningkatkan konsentrasi belajar dan aktif dalam
kegiatan pembelajaran.
8. Bagi siswa diharapkan memahami konsep-konsep yang ada dan konsisten
dalam penggunaan simbol-simbol Fisika.
9. Bagi siswa diharapkan lebih giat mengerjakan soal-soal, dan tidak segan
untuk bertanya kepada guru jika tidak bisa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan di dalam penelitian ini, dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal Fisika
materi pokok Momentum dan Impuls adalah:
a. Kesalahan strategi, sebanyak 36%.
b. Kesalahan terjemahan, sebanyak 84%.
c. Kesalahan konsep, sebanyak 68%.
d. Kesalahan hitung, sebanyak 60%.
e. Kesalahan tanda, sebanyak 48%.
2. Penyebab siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal Fisika
materi pokok Momentum dan Impuls adalah:
a. Kesalahan strategi yaitu kesalahan siswa dalam memilih jalan yang tidak
tepat sehingga mengarah ke jawaban yang tidak tepat atau mengarah ke
jalan buntu, yang disebabkan karena siswa kurang teliti, dan belum dapat
membedakan penggunaan simbol-simbol Fisika.
b. Kesalahan terjemahan yaitu kesalahan siswa dalam menterjemahkan
simbol-simbol Fisika dan maksud soal, yang disebabkan karena siswa
kekurangan waktu, kurang teliti, lupa, bingung dengan simbol Fisika dan
bahkan tidak tahu.
c. Kesalahan konsep yaitu kesalahan siswa karena tidak memahami konsep
pada materi pokok Momentum dan Impuls, yang disebabkan karena
siswa belum memahami dan bahkan tidak tahu konsep-konsep yang
terkandung dalam materi pokok Momentum dan Impuls, akibat kurang
belajar.
d. Kesalahan hitung yaitu kesalahan siswa dalam melakukan operasi
perhitungan, yang disebabkan karena siswa kurang teliti, bingung dan
85
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
tergesa-gesa dalam mengerjakan soal, karena kekurangan waktu, bahkan
beberapa siswa tidak dapat melakukan operasi perhitungan dengan baik.
e. Kesalahan tanda yaitu kesalahan siswa dalam menerapkan tanda (+) dan
(-), yang disebabkan karena siswa lupa dan tidak teliti.
3. Cara mengatasi terjadinya kesalahan siswa dalam mengerjakan soal-soal pada
materi pokok Momentum dan Impuls adalah:
a. Bagi guru diharapkan menggunakan media pembelajaran yang tepat pada
proses belajar mengajar, untuk meningkatkan perhatian siswa pada
materi, dan sebagai lahan memotivasi siswa dalam belajar Fisika.
b. Bagi guru diharapkan menekankan konsep-konsep dasar yang harus
dikuasai siswa pada materi pokok Momentum dan Impuls, di antaranya
mengenai Hukum II Newton, Hukum III Newton, Hukum Kekekalan
Momentum dan Hukum Kekekalan Energi Mekanik.
c. Bagi guru, diharapkan lebih teliti dalam mengkoreksi jawaban siswa
ketika mengerjakan latihan soal-soal, baik pada bagian diketahui,
ditanyakan, dan proses pengerjaannya.
d. Bagi guru diharapkan lebih menekankan pentingnya mengerjakan banyak
latihan soal dan memperhatikan penggunaan satuan dengan benar kepada
siswa.
e. Bagi guru diharapkan memberikan latihan soal secara berulang, dengan
tipe soal yang hampir sama, sehingga siswa benar-benar menguasai
konsep yang terkandung dalam soal.
f. Bagi guru Fisika diharapkan bekerjasama dengan guru Matematika,
untuk menekankan dasar matematis, misalnya mengenai perkalian,
pembagian dan melakukan pindah ruas.
g. Bagi siswa diharapkan meningkatkan konsentrasi belajar dan aktif dalam
kegiatan pembelajaran.
h. Bagi siswa diharapkan memahami konsep-konsep yang ada dan
konsisten dalam penggunaan simbol-simbol Fisika.
i. Bagi siswa diharapkan lebih giat mengerjakan soal-soal, dan tidak segan
untuk bertanya kepada guru jika tidak bisa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
B. Implikasi
Setelah dilakukan penelitian tentang kesalahan siswa pada materi pokok
Momentum dan Impuls, maka implikasi dari penelitian adalah:
1. Penelitian dapat digunakan guru sebagai lahan informasi mengenai kesalahan
dan penyebab kesalahan siswa, dalam mengerjakan soal Momentum dan
Impuls sehingga diharapkan guru dapat mengantisipasi dan mampu
mengurangi terjadinya kesalahan.
2. Penelitian dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran sehingga diharapkan semua siswa dapat terlibat secara
aktif.
3. Penelitian dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan atau referensi pada
penelitian sejenis.
C. Saran
Berdasarkan hasil analisis data, maka saran yang dapat dikemukakan
adalah:
1. Guru
a. Hendaknya menerapkan metode pembelajaran yang lebih menarik sehingga
semua siswa dapat berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
b. Hendaknya berusaha untuk memperhatikan semua siswa, baik yang duduk di
depan atau di belakang.
c. Hendaknya lebih menekankan konsep dasar pada materi pokok Momentum
dan Impuls.
d. Hendaknya mengingatkan siswa untuk lebih teliti dalam mengerjakan soal.
e. Hendaknya memberikan banyak latihan soal pada materi pokok Momentum
dan Impuls untuk siswa.
f. Hendaknya selalu memberikan motivasi siswa agar siswa lebih bersemangat
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran Fisika.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
2. Siswa
a. Hendaknya lebih berkonsentrasi dalam memperhatikan penjelasan guru dan
berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
b. Hendaknya lebih memperhatikan konsep dasar yang terdapat pada materi
pokok Momentum dan Impuls.
c. Hendaknya banyak berlatih mengerjakan soal pada materi pokok Momentum
dan Impuls.
d. Hendaknya selalu memperhatikan satuan, dan teliti dalam perhitungan.
3. Peneliti
a. Hendaknya peneliti lain yang akan melakukan penelitian sejenis, tidak hanya
menganalisis soal pekerjaan rumah dan ulangan harian saja, tetapi meneliti
semua soal yang dikerjakan siswa di papan tulis.
b. Hendaknya melakukan penelitian sejenis untuk semua materi Fisika, sehingga
dapat teridentifikasi kesalahan yang dilakukan siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user