perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id pengaruh model .../pengaruh... · di wilayah gugus gajah...

76
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS IV SD DI WILAYAH GUGUS GAJAH MADA KECAMATAN LAWEYAN KOTA SURAKARTA TAHUN 2012 SKRIPSI Oleh: THERESIA DIAN ANGGRAENI K7108240 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012

Upload: doanh

Post on 01-Apr-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS IV SD

DI WILAYAH GUGUS GAJAH MADA KECAMATAN LAWEYAN

KOTA SURAKARTA TAHUN 2012

SKRIPSI

Oleh:

THERESIA DIAN ANGGRAENI

K7108240

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS IV SD

DI WILAYAH GUGUS GAJAH MADA KECAMATAN LAWEYAN

KOTA SURAKARTA TAHUN 2012

Oleh:

THERESIA DIAN ANGGRAENI

K7108240

Skripsi

ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari : Selasa

Tanggal : 24 Juli 2012

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang anda Tangan

Ketua : Drs. Hadi Mulyono, M.Pd 1 ......................

Sekretaris : Drs. Chumdari, M.Pd 2......................

Anggota I : Dr. H. Suwarto Wa, M.Pd 3......................

Anggota II : Dr. Riyadi, M.Si 4......................

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

a.n. Dekan,

Pembantu Dekan I

Prof. Dr. rer. nat. H. Sajidan, M.Si.

NIP. 19660415 190103 1 002

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MOTTO

Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu.

Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.

Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri.

Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.

Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.

Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar

menanggung segala sesuatu.

Kasih tidak berkesudahan…

(1 Kor 13 : 4-8)

Apa yang tidak pernah mati hanyalah HARAPAN yang ada dalam hati kita.

Kesalahan kecil bisa mengakibatkan kesalahan yang lebih besar.

Bersamaan dengan kesalahan itu, persoalannya bisa menjadi besar pula.

Maka kesalahan kecil pun harus segera dibetulkan.

The grand essentials of happiness are ; something to do, something to love and something to hope

for.

(Allan K. Chalmers)

Mathematics is the language with which God has written the universe.

(Galileo Galilei)

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSEMBAHAN

Puji syukur penulis panjatkan atas rahmat, kasih dan karunia Tuhan Yang Maha Esa.

Suatu kebanggaan tersendiri bagi penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. Dengan rasa

syukur skripsi ini penulis persembahkan untuk :

Bapak dan Ibu tercinta

(F.X. Suyatno dan Ch. Sugiarti)

Terima kasih atas kasih sayang dan doa dalam setiap langkahku, serta tetesan

keringat perjuangan membesarkan, mendidik dengan penuh kesabaran dan cinta

tanpa mengenal lelah. Semoga ini menjadi awal bagiku dapat membahagiakan bapak

dan ibu.

Kakak-Kakak dan Keponakan-Keponakan Kecilku

(Mbak Atik, Mbak Lies, Mbak Sisca, Mas Budi, Adit, Aiz, Nugie, Rina, Chika)

Terima kasih atas semua kasih sayang, motivasi dan penghiburan yang kalian

berikan kepadaku.

Teman Terdekatku

(Vina dan Susi)

Terima kasih karena telah memotivasi dan bersedia mendengar setiap keluh kesahku.

Almamater

Tempat dimana mengajariku belajar, berkenalan dengan teman-teman, berjuang

bersama-sama mencari ilmu untuk bekal di masa depan. Khususnya kepada teman-

teman S1F08. Terima kasih selama ini telah menorehkan banyak memori yang

sungguh berkesan dalam. Kekonyolan-kekonyolan yang tidak akan terlupakan.

Semoga pertemanan kita tidak akan pernah putus walau dimakan waktu dan usia.

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

Theresia Dian A. PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE NHT

TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA BAGI SISWA KELAS IV SD

DI WILAYAH GUGUS GAJAH MADA KECAMATAN LAWEYAN KOTA

SURAKARTA TAHUN 2012. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret. Juli 2012

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui model pembelajaran

yang dapat memberikan hasil belajar matematika siswa yang lebih baik antara model

pembelajaran kooperatif tipe NHT atau model pembelajaran konvensional

Penelitian ini menggunakan metode eksperimental semu (Quasi

experimental research). Rancangan penelitian yaitu Randomized Control Only

Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD di wilayah

Gugus Gajah Mada Kecamatan Laweyan Kota Surakarta. Sampel pada penelitian ini

berjumlah 123 siswa, 40 siswa sebagai kelompok uji coba instrumen, 36 siswa

sebagai kelompok eksperimen yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif

tipe NHT dan 47 siswa sebagai kelompok kontrol yang diajar dengan model

pembelajaran konvensional. Teknik pengampilan sampel dilakukan secara cluster

random sampling. Data dikumpulkan dengan metode tes dan dokumentasi.

Dokumentasi digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Tes digunakan

untuk menilai hasil belajar matematika siswa. Uji normalitas menggunakan metode

Lilliefors, uji homogenitas menggunakan metode Bartlett, uji keseimbangan dan uji

hipotesis dengan uji t.

Berdasarkan analisis pengujian hipotesis diperoleh skor 𝑡hitung >

𝑡tabel (0,025;81) (2.651545 > 1.98969), sehingga H0 ditolak. Hal ini berarti ada

perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe

NHT dan model pembelajaran konvensional.

Simpulan penelitian ini adalah hasil belajar matematika siswa dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih baik dibanding

menggunakan model pembelajaran konvensional.

Kata Kunci : Model Kooperatif Tipe NHT, Hasil Belajar Matematika, Bilangan

Romawi

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT

Theresia Dian A. THE EFFECT OF COOPERATIVE LEARNING MODEL

TYPE NHT TO THE RESULT OF STUDENT MATHEMATICS LEARNING

AT FOURTH CLASS OF ELEMENTARY STATE SCHOOL OF THE

CONSTRUCTION REGION GAJAH MADA SUB-DISTRIC LAWEYAN

SURAKARTA IN 2012. Skripsi. Faculty of Teacher Training and Education

Sebelas Maret University Surakarta. 2012.

The purpose of this study was to determine the learning model that can

provide a better result of mathematics learning between cooperative learning model

type NHT and conventional learning.

The research use Quasi experimental research methods. The design of the

study is Randomized Control Only Design. The populations in this study were all

fourth grader students of Elementary State School of the construction region Gajah

Mada Laweyan Surakarta. Samples in this study amounted to 123 students, 40

students as a group of trial test instrument, 36 students as the experimental group

who were taught by cooperative learning model type NHT and 47 students as a

control group who were taught by conventional learning. Sampling conduced in

cluster random sampling. Data collected by the method of testing and

documentation. Documentation used to determine the ability of students beginning.

Test used to students learning results of mathematics. Normality test using Lilliefors

method, homogeneity test using Bartlett method, equilibrium test and hypothesis test

using t test.

Based on the anlysis of hypotheses testing obtained score 𝑡hitung >

𝑡tabel (0,025;81) (2.651545 > 1.98969), so that H0 rejected. Therefore, there are

differences in learning outcomes of students taught by cooperative learning model

type NHT and conventional learning.

The conclusion of this study is students learning results of mathematics using

cooperative learning model type NHT is better than the conventional learning.

Keywords: Cooperative Learning Model Type NHT, Mathematics

Achievement, Roman Numeral.

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala

limpahan rahmat, kasih dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model Kooperatif Tipe NHT Terhadap Hasil

Belajar Matematika Bagi Siswa Kelas IV SD di Wilayah Gugus Gajah Mada

Kecamatan Laweyan Kota Surakarta Tahun 2012.” Skripsi ini diajukan untuk

memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan skripsi

ini. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih dan

penghargaan yang sangat tulus kepada semua pihak, khususnya kepada :

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ketua Program Studi S1 PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memotivasi dalam penyelesaian

skripsi ini.

4. Dr. H. Suwarto Wa, M.Pd, selaku dosen Pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan dan motivasi demi kelancaran terselesainya skripsi ini.

5. Dr. Riyadi, M.Si, selaku dosen Pembimbing II yang telah membimbing dan

mengarahkan dengan sabar demi kesempurnaan skripsi ini.

6. Sugito, S.Ag, selaku Kepala Gugus Gajah Mada sekaligus Kepala SD N

Karangasem IV yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan

penelitian di SD tersebut.

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7. Siti Rakhmiyati, S.Pd selaku Kepala SD Negeri Soropadan yang telah

memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian di SD tersebut.

8. Drs. Heru Prasetyo selaku Kepala SD Negeri Karangasem I yang telah

memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian di SD tersebut.

9. Rodiana Wifia Sari, S.Pd selaku wali kelas IV SD Negeri Soropadan yang telah

membantu dalam setiap kegiatan penelitian yang penulis lakukan.

10. Wulan Kusumaningtyas, S.Pd selaku wali kelas IV SD Negeri Karangasem I

yang telah membantu kegiatan penelitian penulis.

11. Bapak dan Ibu di rumah yang senantiasa memberikan doa serta dukungan.

12. Teman-teman yang telah membantu dan memberikan semangat selama

pembuatan skripsi ini.

13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan

karena keterbatasan pengetahuan yang ada. Oleh karena itu, saran dan kritik yang

membangun sangat penulis harapkan untuk lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberi manfaat dan menambah wawasan

bagi para pembaca.

Surakarta, Juli 2012

Penulis

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN ...................................................................... ii

HALAMAN PENGAJUAN .......................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... v

ABSTRAK .................................................................................................... vi

HALAMAN MOTTO ................................................................................... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... ix

KATA PENGANTAR .................................................................................. x

DAFTAR ISI ................................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xv

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah........................................................ 1

B. Identifikasi Masalah .............................................................. 5

C. Pembatasan Masalah ............................................................. 5

D. Rumusan Masalah ................................................................. 6

E. Tujuan Penelitian .................................................................. 6

F. Manfaat Penelitian ................................................................ 6

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori .......................................................................... 8

1. Hakikat Hasil Belajar Matematika .................................. 8

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered

Heads Together (NHT) ................................................... 11

3. Hakikat Model Pembelajaran Konvensional .................. 24

B. Penelitian yang Relevan ........................................................ 25

C. Kerangka Berpikir ................................................................. 29

D. Hipotesis ............................................................................... 31

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... 32

1. Tempat Penelitian ........................................................... 32

2. Waktu Penelitian ............................................................. 32

B. Rancangan Penelitian ............................................................ 33

C. Populasi dan Sampel ............................................................. 33

1. Populasi Penelitian .......................................................... 33

2. Sampel Penelitian ............................................................ 34

D. Teknik Pengambilan Sampel ................................................ 34

E. Pengumpulan Data ................................................................ 35

1. Variabel Penelitian .......................................................... 35

2. Metode Pengumpulan Data ............................................. 35

F. Validasi Instrumen Penelitian ............................................... 37

1. Validitas .......................................................................... 37

2. Reliabilitas ...................................................................... 38

3. Analisis Butir Soal .......................................................... 38

G. Analisis Data ......................................................................... 40

1. Uji Prasyarat .................................................................... 40

2. Uji Keseimbangan ........................................................... 42

3. Uji Hipotesis ................................................................... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data ....................................................................... 46

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1. Profil SD ......................................................................... 46

2. Uji Instrumen Hasil Belajar ............................................ 46

3. Sajian Data Penelitian ..................................................... 48

B. Uji Keseimbangan Kemampuan Awal .................................. 52

1. Uji Normalitas Data Kemampuan Awal ......................... 52

2. Uji Homogenitas Data Kemampuan Awal...................... 52

3. Uji Keseimbangan ........................................................... 53

C. Pengujian Hipotesis .............................................................. 54

1. Uji Normalitas Data Hasil Belajar .................................. 54

2. Uji Homogenitas Data Hasil Belajar ............................... 54

3. Uji Hipotesis (t-test) ........................................................ 55

D. Pembahasan .......................................................................... 55

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ................................. 58

A. Simpulan ............................................................................... 58

B. Implikasi ............................................................................... 58

C. Saran ..................................................................................... 59

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 60

LAMPIRAN .................................................................................................. 63

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Berpikir ....................................................................... 30

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Rincian Waktu Kegiatan Penelitian ..................................................... 32

3.2 Rancangan Penelitian Randomized Control Only Design.................... 33

4.1 Klasifikasi Daya Beda Instrumen Hasil Belajar .................................. 47

4.2 Klasifikasi Uji Taraf Kesukaran Instrumen Hasil Belajar ................... 48

4.3 Data Kemampuan Awal Kelompok Eksperimen ................................. 49

4.4 Data Kemampuan Awal Kelompok Kontrol ........................................ 50

4.5 Data Hasil Belajar Kelompok Eksperimen .......................................... 51

4.6 Data Hasil Belajar Kelompok Kontrol ................................................. 51

4.7 Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Awal ..................................... 52

4.8 Hasil Uji Homogenitas Data Kemampuan Awal ................................. 53

4.9 Hasil Uji Keseimbangan ...................................................................... 53

4.10 Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar .............................................. 54

4.11 Hasil Uji Homogenitas Data Hasil Belajar .......................................... 55

4.12 Hasil Uji Hipotesis ............................................................................... 55

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kisi-Kisi Soal Post Test .......................................................................... 64

2. Soal Post Test .......................................................................................... 65

3. Kunci Jawaban dan Kriteria Penilaian Post Test .................................... 68

4. Data Nilai Kemampuan Awal Siswa ...................................................... 69

5. Data Nilai Post Test Siswa ...................................................................... 73

6. Hasil Uji Validitas Isi Instrumen Post Test ............................................. 76

7. Analisis Butir Soal Post Test .................................................................. 79

8. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Post Test .............................................. 83

9. Hasil Uji Daya Beda Instrumen Post Test .............................................. 85

10. Hasil Uji Tingkat Kesukaran Instrumen Post Test.................................. 86

11. Hasil Uji Normalitas Kemampuan Awal ................................................ 87

12. Hasil Uji Homogenitas Kemampuan Awal ............................................. 90

13. Hasil Uji Keseimbangan Kemampuan Awal .......................................... 94

14. Hasil Uji Normalitas Post Test................................................................ 97

15. Hasil Uji Homogenitas Post Test ............................................................ 100

16. Hasil Uji Hipotesis Post Test .................................................................. 104

17. Silabus ..................................................................................................... 107

18. RPP Kelompok Kontrol .......................................................................... 108

19. RPP Kelompok Eksperimen ................................................................... 118

20. Lembar Kerja Siswa dan Kriteria Penilaian ............................................ 130

21. Foto Pelaksanaan Penelitian.................................................................... 136

22. Surat Keputusan Dekan FKIP tentang Izin Penyusunan Skripsi ............ 139

23. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi .............................................. 140

24. Surat Permohonan Ijin Research / Try Out ............................................. 141

25. Surat Keterangan Penelitian dari SD ...................................................... 142

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu hal penting untuk menentukan maju

mundurnya suatu bangsa, maka untuk menghasilkan sumber daya manusia sebagai

subyek dalam pembangunan yang baik, diperlukan modal dari hasil pendidikan itu

sendiri. Sekolah adalah suatu wadah yang tepat untuk melaksanakan kegiatan

pendidikan dalam upayanya mewujudkan tujuan pendidikan sebagai salah satu

tujuan nasional, sebagaimana yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS), yaitu:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan

yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi

warga yang demokratis dan bertanggung jawab. (Depdiknas, 2004)

Dunia pendidikan terus berubah. Kompetensi yang dibutuhkan oleh

masyarakat terus-menertus berubah apalagi dalam era globalisasi seperti sekarang

ini. Kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki oleh seseorang dalam lembaga

pendidikan haruslah memenuhi standar. Sekarang ini, standar dan kompetensi dalam

pendidikan formal maupun informal terlihat hanya keranjingan terhadap standar dan

kompetensi pendidikan yang diukur oleh standar kompetensi tertentu. Sehingga

memungkinkan terjadinya kehilangan makna dan tujuan pendidikan tersebut.

Siswa Indonesia terkadang hanya memikirkan bagaimana agar mencapai

standar pendidikan saja, bukan bagaimana agar pendidikan yang diambil efektif dan

dapat digunakan. Tidak peduli bagaimana cara agar memperoleh hasil atau lebih

spesifiknya nilai yang diperoleh, yang terpenting adalah memenuhi nilai di atas

standar saja.

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Hal seperti di atas sangat disayangkan karena berarti pendidikan seperti

kehilangan makna saja karena terlalu menuntut standar kompetensi. Hal itu jelas

salah satu penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia.

Matematika merupakan ilmu dasar yang berkembang sangat pesat baik

materi maupun kegunaannya. Mata pelajaran ini berfungsi untuk mengembangkan

kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan dan menggunakan

ketajaman penalaran untuk dapat menyelesaikan persoalan sehari-hari.

Menurut Aisyah (2007: 1), tujuan dari pembelajaran matematika di sekolah,

khusus di Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidiyah (MI) agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) memahami konsep matematika,

menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma,

secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan masalah, (2) menggunakan

penalaran dan pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat

generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika,

(3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang

model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh, (4)

mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk

memperjelas keadaaan atau masalah, (5) memiliki sikap menghargai kegunaan

matematika dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam

pemecahan masalah.

Pembelajaran matematika dapat melatih siswa berpikir kritis dan bertindak

atas dasar pemikiran yang logis dalam kehidupan sehari-hari. Matematika memang

merupakan salah satu bidang ilmu yang perlu dipacu, sebab merupakan dasar dari

ilmu pengetahuan yang lain, khususnya bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi.

Namun kenyataannya pembelajaran matematika di sekolah seringkali

membuat siswa merasa kesulitan. Matematika itu sulit. Kesan itu beredar di antara

sebagian besar siswa dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas, bahkan

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mahasiswa pun memiliki kesan yang serupa. Kesan ini membuat banyak siswa tidak

menyukai pelajaran matematika.

Selain itu, matematika yang demikian penting tersebut dipandang sebagai

mata pelajaran yang cukup sulit. Hal itu disebabkan karena sedikit banyak guru

mendominasi dalam proses pembelajaran matematika, siswa hanya memperhatikan

apa yang dijelaskan oleh guru tanpa interaksi secara aktif dari siswa. Pada saat proses

pembelajaran siswa pasif dalam menghadapi mata pelajaran matematika, siswa

hanya sebagai menjadi pendengar dan penerima informasi dari guru. Hal ini

mengakibatkan sebagian siswa kurang menguasai pada beberapa materi yang telah

diterangkan oleh guru dan menganggap pelajaran matematika adalah salah satu mata

pelajaran yang paling sulit dipahami oleh sebagian siswa.

Bilangan Romawi merupakan salah satu materi pembelajaran matematika di

Sekolah Dasar yang penting untuk dikuasai siswa. Bilangan Romawi seringkali

muncul dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam pembelajaran di sekolah maupun

dalam kehidupan di masyarakat. Bilangan Romawi ini juga akan terus muncul di

berbagai mata pelajaran di senua jenjang pendidikan maupun dalam kehidupan

masyarakat. Sehingga apabila siswa tidak menguasai materi bilangan romawi, maka

ia akan kesulitan mengetahui dan memahami suatu urutan tertentu. Oleh karena itu

siswa diharapkan dapat menguasai materi ini dengan baik untuk dapat mengetahui

dan mengerti penulisan lambang bilangan romawi di berbagai aspek kehidupan.

Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah adalah

dengan perbaikan proses belajar mengajar. Pembelajaran yang ideal sebaiknya tidak

terus menerus berpusat pada guru (Teacher Centered) tetapi berdasarkan CBSA

(Cara Belajar Siswa Aktif), yaitu siswa ikut ambil bagian secara aktif dalam

pembelajaran. Berbagai model dan metode tentang proses belajar mengajar di

sekolah telah bermunculan dan berkembang seiring dengan perkembangan Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).

Guru diharapkan mampu menguasai berbagai model dan metode

pembelajaran karena suatu model dan metode tertentu belum tentu cocok digunakan

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

untuk setiap pokok bahasan yang berbeda. Model pembelajaran yang baik digunakan

sekarang ini adalah model pembelajaran aktif. Menurut Hisyam Zaini, dkk (2008:

xiv) pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik

untuk belajar secara aktif. Belajar aktif sangat diperlukan siswa untuk mendapatkan

hasil belajar yang maksimum. Pembelajaran aktif juga dapat mengurangi adanya

verbalisme dalam pembelajaran.

Salah satu model pembelajaran yang cocok untuk pembelajaran yang aktif

dalam pembelajaran matematika adalah Model Pembelajaran Kooperatif tipe

Numbered Heads Together (NHT). Model pembelajaran ini merupakan salah satu

teknik pembelajaran kooperatif yang memungkinkan siswa secara aktif mengikuti

pembelajaran. Model pembelajaran ini melibatkan banyak siswa dalam menelaah

materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka

terhadap isi suatu materi pelajaran.

Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)

membuat siswa mau tidak mau harus ikut berpikir mengenai suatu masalah. Dalam

pembelajaran ini siswa dibuat berkelompok. Masing-masing siswa dalam kelompok

diberi penomoran yang berbeda, untuk kemudian nomor yang sama pada semua

kelompok akan berlomba-lomba menjawab atau menyelesaikan masalah atau

pertanyaan untuk diselesaikan.

Model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) penting

dilaksanakan dalam pembelajaran di kelas untuk membuat semua siswa ikut serta

secara langsung dalam pembelajaran. Pembelajaran ini dilaksanakan dengan proses

yang diawali, dilakukan dan diakhiri dengan gembira. Model ini akan

menghidupkan kelas karena prosesnya diawali, dilakukan dan diakhiri dengan

gembira yang memotivasi siswa menyelesaikan suatu masalah yang ada dengan

benar dan tepat, sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi.

Berdasarkan paparan di atas penelitian ini mengambil judul “Pengaruh

Model Kooperatif Tipe NHT Terhadap Hasil Belajar Matematika Tentang Bilangan

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Romawi Bagi Siswa Kelas IV SD Di Wilayah Gugus Gajah Mada Kecamatan

Laweyan Kota Surakarta Tahun 2012.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi masalah

sebagai berikut:

1. Mata pelajaran matematika pada umumnya dianggap sebagai mata pelajaran yang

sulit bagi siswa.

2. Mata pelajaran matematika sering tidak disukai dan dihindari oleh siswa.

3. Sebagian besar guru masih mendominasi dalam pembelajaran.

4. Siswa pasif dan jenuh dalam mengikuti pembelajaran matematika. Hal ini

berakibat pada hasil belajar siswa yang menjadi kurang maksimal.

5. Masalah model pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran yang

kurang bervariasi. Khususnya belum digunakannya model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT).

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang dan identifikasi masalah maka pembatasan

masalah di dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Model pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran kurang bervariasi.

Khususnya belum digunakannya model pembelajaran kooperatif tipe Numbered

Heads Together (NHT).

2. Siswa tidak termotivasi dalam mengikuti pembelajaran matematika, siswa

bersikap pasif dan merasa jenuh. Sehingga berakibat pada hasil belajar siswa

yang menjadi kurang maksimal.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan

masalah, maka masalah yang akan dipecahkan melalui penelitian ini dirumuskan

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

agar tujuan penelitian jelas dan terarah yaitu, “manakah yang memberikan hasil

belajar matematika lebih baik antara penggunan model pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Heads Together dengan model pembelajaran konvensional pada kelas IV

SD se-gugus Gajah Mada Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2012?”

E. Tujuan Penelitian

Tujuan merupakan arah dari suatu kegiatan, maka harus ditentukan terlebih

dahulu agar kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik dan terarah. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah pengaruh penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) terhadap hasil

belajar siswa pada siswa kelas IV se-gugus Gajah Mada Kecamatan Laweyan Kota

Surakarta tahun 2012.

F. Manfaat Penelitian

Temuan penelitian ini akan bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis

khususnya bagi para pengajar atau guru dan masyarakat luas pada umumnya.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan terhadap teori

pembelajaran yang berkenaan dengan hasil belajar matematika dan model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT).

b. Hasil penelitian ini akan memperkaya ilmu pendidikan dan mendorong

peneliti lain untuk melaksanakan penelitian sejenis yang lebih luas pada

masa-masa mendatang.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru sebagai bahan pertimbangan dan masukan untuk guru dalam

memilih model pembelajaran yang aktif dan sesuai untuk siswa dalam

meningkatkan hasilbelajar matematika.

b. Bagi siswa dapat meningkatkan hasil belajar matematika.

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c. Bagi penulis dapat memberikan masukan, guna menambah pengetahuan dan

sebagai acuan bagi penelitian lebih lanjut, yang ada hubungannya dengan

masalah eksperimentasi model pembelajaran kooperatif tipe Numbered

Heads Together (NHT).

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Hakikat Hasil Belajar Matematika

a. Hakikat Matematika

Kamus Besar Bahasa Indonesia mengemukakan bahwa matematika

adalah ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antar bilangan dan prosedur

operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan.

Menurut Permana dalam tim carapedia.com (2011) matematika

adalah ilmu dasar yang dapat digunakan sebagai alat bantu memecahkan

masalah dalam berbagai bidang ilmu, seperti: ekonomi, akuntansi, astronomi,

geografi, dan antropologi.

Menurut Johnson dan Myklebust, matematika adalah bahasa

simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan

kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah kemampuan

untuk memudahkan berpikir (Abdurrahman, 2003: 252). Demikian pula

Leaner mengemukakan bahwa Matematika di samping sebagai bahasa

simbolis juga merupakan bahasa universal yang memungkinkan manusia

memikirkan, mencatat, dan mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan

kuantitas (Abdurrahman, 2003: 252).

Kline mengemukakan bahwa matematika merupakan bahasa

simbolis dan cirri utamanya adalah penggunaan cara bernalar deduktif, tetapi

juga tidak melupakan cara bernalar induktif (Abdurrahman, 2003: 252).

Sedangkan Paling mengemukakan bahwa matematika adalah suatu cara untuk

menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia; suatu cara

menggunakan informasi menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan

ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitung, dan yang paling

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan

menggunakan hubungan hubungan (Abdurrahman, 2003: 252).

Berdasarkan pendapat Paling tersebut dapat disimpulkan bahwa

untuk menemukan jawaban atas tiap masalah yang dihadapinya, manusia

akan menggunakan (1) informasi yang berkaitan dengan masalah yang

dihadapi; (2) pengetahuan tentang bilangan, bentuk, dan ukuran; (3)

kemampuan untuk menghitung; dan (4) kemampuan untuk menghitung; dan

kemampuan untuk mengingat dan menggunakan hubungan-hubungan.

Matematika merupakan mata pelajaran yang diajarkan di berbagai

tingkat pendidikan, mulai dari PAUD hingga SMA bahkan hingga di

perguruan tinggi. Ada berbagai alasan tentang perlunya siswa maupun

mahasiswa belajar matematika. Cornelius mengemukakan lima alasan

perlunya belajar matematika karena matematika merupakan (1) sarana yang

berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah

kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan

generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas, (5)

sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.

(Abdurrahman, 2003: 253)

Dari beberapa pendapat tentang matematika yang telah dikemukakan

di atas dapat disimpulkan bahwa matematika adalah ilmu tentang bahasa

simbolis untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan

keruangan, yang memungkinkan manusia memikirkan, mencatat, dan

mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas serta memudahkan

manusia dalam berpikir untuk memecahkan masalah sehari-hari.

b. Hakikat Belajar

Belajar merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi

dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya.

(Purwanto, 2010: 38). Menurut Travers mengemukakan bahwa belajar adalah

proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku (Suprijono, 2010: 2).

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sedangkan Morgan berpendapat, “Learning is any relatively permanent

change in behavior that is result of past experience”, yang berarti belajar

adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari

pengalaman (Suprijono, 2010: 3).

Menurut Sudjana (2006: 28), belajar dalah proses melihat,

mengamati sesuatu. Apabila kita berbicara tentang belajar maka kita

berbicara bagaimana mengubah tingkah laku seseorang.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar

adalah suatu perubahan atau penyesuaian tingkah laku yang bersifat

permanen sebagai hasil dari pengalaman.

c. Hakikat Hasil Belajar

Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-

pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. (Suprijono, 2010: 5).

Soedijarto mendefinisikan hasil belajar sebagai tingkat penguasaan yang

dicapai oleh mahasiswa dalam mengikuti proses belajar mengajar sesuai

dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan (Purwanto, 2010: 46).

Sedangkan Winkel mengemukakan bahwa hasil belajar adalah

perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah

lakunya (Purwanto, 2010: 45). Aspek perubahan itu mengacu kepada

taksonomi pengajaran yang dikembangkan oleh Bloom, Simpson dan Harrow

mencakup aspek kognitif, afektif dan psikimotorik.

Dalam ranah kognitif, hasil belajar tersusun atas enam tingkatan: (1)

pengetahuan (knowledge), (2) pemahaman (comprehention), (3) penerapan

(aplication), (4) analisis (analysis), (5) sintesis (synthesis), (6) evaluasi

(evaluation).

Dalam ranah afektif terdiri atas lima tingkatan, yaitu: (1) penerimaan

(receiving), (2) merespon jawaban (responding), (3) penilaian (valuing), (4)

pengorganisasian (organizing), (5) karakterisasai nilai (characterization).

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dalam ranah psikomotorik ada enam tingkatan: (1) gerakan refleks

(keterampilan pada gerakan yang tidak sadar, (2) keterampilan pada gerakan-

gerakan dasar, (3) kemampuan perseptual. Kombinasi dari kemampuan

kognitif dan gerakan, (4) kemampuan fisik meliputi ketahanan, kekuatan,

kelenturan, dsb, (5) gerakan terlatih, (6) nondiscoursive communication

meliputi kemampuan untuk berkomunikasi dengan menggunakan gerakan.

Berdasarkan pendapat di atas, maka peneliti menyimpulkan hasil

belajar adalah perubahan perilaku yang mengarah dari ranah kognitif, afektif,

dan psikomotorik dari proses belajar yang dilakukan dalam kurun waktu

tertentu.

Jadi dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

matematika adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah belajar

matematika yang mengacu pada kemampuan kognitif, afektif dan

psikomotorik.

2. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together

(NHT)

a. Hakikat Model Pembelajaran

Menurut Milss, model adalah bentuk representasi akurat sebagai

proses aktual yang memungkinkan sekelompok orang mencoba bertindak

berdasarkan model itu (Suprijono 2008: 45).

Menurut Agus Suprijono (2008: 46), model pembelajaran ialah pola

yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas

maupun tutorial. Menurut Trianto (2007: 5), model pembelajaran adalah

suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam

merencanakan pembelajaran di kelas.

Menurut Arends, menyatakan bahwa: “The term teaching model

refers to particular approach to instrution that includes its goals, syntax,

environment, and management system” (Trianto, 2007: 5). Dari pendapat

Arends tersebut, dapat diartikan bahwa model pengajaran mengarah pada

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

suatu pendekatan pembelajaran tertentu termasuk tujuannya, sintaksnya,

lingkungannya, dan sistem pengelolaannya.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran

adalah suatu perncanaan yang sistematis yang berguna sebagai pedoman

dalam melaksanakan proses belajar mengajar untuk dapat mencapai tujuan

pembelajaran dan memberikan pengalaman belajar kepada siswa.

b. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran yang bernaung dalam teori konstruktivisme adalah

kooperatif. Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan

lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka

saling berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam

kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah yang

kompleks.

Menurut Joan Ballatine dan Patricia McCourt Larres (2007: 128)

....Individual accountability is attained when the instructor includes a

mechanism in the cooperative learning structure for holding group

members accountable for mastering the material and completing the

group task. This can be achieved by conducting individual test or

requiring students to indicate that they have contributed to a group

assignment by signing the group work....

Dari definisi yang ditulis Joan dan Patricia, yaitu ”...Setiap anak

memiliki tanggung jawab untuk mendengarkan guru ketika guru menjelaskan

mekanisme pembelajaran kooperatif agar menguasai materi dan dapat

menyelesaikan tugas. Hal ini dapat dicapai dengan tes secara individu atau

menuntut siswa menunjukkan peran serta mereka dalam tugas

kelompok......”.

Diharapkan dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif,

siswa dapat belajar secara berkelompok supaya menguasai materi dan

mendapatkan hasil belajar yang bagus.

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Di dalam kelas kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-

kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi

heterogen, kemampuan, jenis kelamin, suku/ras, dan satu sama lain saling

membantu.

Selama belajar secara kooperatif siswa tetap tinggal dalam

kelompoknya selama beberapa kali pertemuan. Mereka diajarkan

keterampilan-keterampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baik

didalam kelompoknya, seperti bekerja sama dengan baik didalam

kelompoknya, seperti menjadi pendengar aktif, memberikan penjelasan

kepada teman sekelompok dengan baik, berdiskusi, dan sebagainya. Agar

terlaksana dengan baik, siswa diberi lembar kegiatan yang beri pertanyaan

atau tugas yang direncanakan untuk diajarkan. Selama bekerja dalam

kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi.

Belajar belum selesai jika salah satu anggota kelompok ada yang belum

menguasai materi pelajaran. (Trianto, 2007: 41)

Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi

semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin

oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara lebih umum pembelajaran

kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, dimana guru menetapkan

tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan

inforamasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan

masalah yang dimaksud (Suprijono. 2009: 54).

Sugiyanto (2009: 40) berpendapat pembelajaran kooperatif adalah

pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang

sillih asuh untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang

dapat menimbulkan permusuhan, sebagai latihan hidup di masyarakat.

Berdasarkan definisi–definisi di atas dapat disimpulkan bahwa

model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang berfokus

pada penggunaan kelompok kecil yang heterogen, untuk bekerja sama

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

memecahkan masalah – masalah yang kompleks dalam memaksimalkan

kondisi belajar untuk mencapai tujuan bersama.

c. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang di dalamnya

terdapat elemen-elemen yang saling terkait. Elemen-elemen pembelajaran

kooperatif itu adalah saling ketergantungan positif, interaksi tatap muka,

akuntabilitas individual, dan keterampilan untuk menjalin hubungan antar

pribadi atau ketrampilan sosial yang secara sengaja diajarkan (Sugiyanto,

2009: 40).

1) Saling Ketergantungan Positif

Dalam pembelajaran kooperatif, guru menciptakan suasana yang

mendorong agar siswa merasa saling membutuhkan. Saling

ketergantungan dapat dicapai melalui: a) saling ketergantungan mencapai

tujuan, b) saling ketergantungan menyelesaikan tugas, c) saling

ketergantungan bahan atau sumber, d) saling ketergantungan peran, e)

saling ketergantungan hadiah.

2) Interaksi Tatap Muka

Interaksi tatap muka akan memaksa siswa tatap muka dalam

kelompok sehingga mereka dapat berdialog. Dialog tidak hanya

dilakukan dengan guru, melainkan jua dengan teman sebaya atau teman

di kelasnya. Interaksi semacam itu sangat penting karena siswa merasa

lebih mudah belajar dari sesamanya.

3) Akuntabilitas Individual

Pembelajaran kooperatif menampilkan wujudnya dalam belajar

kelompok. Penilaian ditujukan untuk mengetahui penguasaan siswa

terhadap materi pelajaran secara individual. Nilai kelompok didasarkan

atas rata-rata hasil belajar semua anggotanya, karena itu tiap anggota

kelompok harus memberikan sumbangan demi kemajuan yang didasarkan

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

atas rata-rata penguasaan semua anggota kelompok secara individual ini

dimaksud denagan akuntabilitas individual.

4) Ketrampilan Menjalin hubungan antar Pribadi

Keterampilan sosial seperti tenggang rasa, sikap sopan terhadap

teman, mengkritik ide dan bukan mengkritik teman, berani

mempertahankan pikiran logis, tidak mendominasi orang lain, mandiri,

dan berbagai sifat lain yang bermanfaat dalam menjalin hubungan antar

pribadi (interpersonal relationship) tidak hanya diasumsikan tetapi secara

sengaja diajarkan siswa yang tidak dapat menjalin hubungan antar pribadi

akan memperoleh teguran guru juga dari sesama siswa.

Sedangkan Arends (Trianto, 2007: 47) menyatakan bahwa pelajaran

yang mengunakan pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri antara lain: (1)

Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi

belajar; (2) Kelompok dibentuk dari siswa yang mempunyai kemampuan

tinggi, sedang, dan rendah; (3) Bila memungkinkan, anggota kelompok

berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang beragam; dan (4)

Penghargaan lebih berorientasi kepada kelopok dari individu.

Dari dua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri

pembelajaran kooperatif pada intinya adalah adanya pembagian kelompok

kecil yang heterogen, kelompok tersebut saling bekerja sama secara aktif

untuk menuntaskan materi belajar, dan pemberian nilai atau penghargaan

lebih berorientasi kepada kelompok daripada individu.

d. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif

Menurut Trianto (2007: 48) terdapat enam langkah utama atau

tahapan ada enam fase pembelajaran kooperatif. Fase pembelajaran

kooperatif sebagai berikut:

1. Fase 1

Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada

pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.

2. Fase 2

Menyajikan informasi

Guru menyajiak informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau

lewat bahan ajaran.

3. Fase 3

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk

kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi

secara efisien.

4. Fase 4

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka

mengerjakan tugas mereka.

5. Fase 5

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang meteri yang telah dipelajari atau

masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

6. Fase 6

Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupupun hasil

belajar individu dan kelompok.

e. Keuntungan dan Kekurangan Penggunaan Pembelajaran Kooperatif

Menurut Sugiyanto (2009: 43) ada 11 keuntungan menggunakan

pembelajaran kooperatif diantaranya: (1) meningkatkan kepekaan dan

kesetiakawanan sosial; (2) memungkinkan para siswa saling belajar mengenai

sikap, ketrampilan, informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan; (3)

memudahkan siswa untuk melakukan penyesuaian sosial; (4) memungkinkan

terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan komitmen; (5)

menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri; (6) membangun

persahabatan; (7) berbagi ketrampilan sosial yang diperlukan untuk

memelihara hubungan saling membutuhkan dan dapat diajarakan dan

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dipraktekkan. (8) meningkatkan saling percaya kepada sesama manusia; (9)

meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari berbagai

perspektif; (10) meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang

dirasakan lebih baik; dan (11) meningkatkan kegemaran berteman tanpa

memandang perbedaan kemampuan, jenis kelamoin, normal atau cacat, etnis,

kelas sosial, dan agama.

Menurut Sanjaya (2008: 249) yang dikutip oleh Sumarmo (2011)

dalam keunggulan dan kelemahan dari pembelajaran kooperatif,

keunggulannya adalah, (1) siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru,

akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, (2)

dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan, (3)

dapat membantu anak untuk merespon orang lain, (4) dapat memberdayakan

siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar, (5) Dapat meningkatkan

prestasi akademik sekaligus kemampuan social, (6) dapat mengembangkan

kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri, menerima

umpan balik, (7) dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan

informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata, (8) dapat

meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir.

Sedangkan kelemahannya adalah, (1) dengan leluasanya pembelajaran

maka apabila keleluasaan itu tidak optimal maka tujuan dari apa yang

dipelajari tidak akan tercapai, (2) penilaian kelompok dapat membutakan

penilaian secara individu apabila guru tidak jeli dalam pelaksanaannya, dan

(3) mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan waktu yang

panjang.

Dari pendapat-pendapat di atas dapat diketahui bahwa pembelajaran

kooperatif mempunyai lebih banyak kelebihan daripada kekurangannya.

Sehingga, pembelajaran dengan menggunakan kooperatif tentu

menguntungkan bagi para pengajar atau guru.

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

f. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads

Together (NHT)

NHT (Numbered Heads Together) pertama kali dikembangkan oleh

Spenser Kagen utuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi

yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka

terhadap isi pelajaran tersebut. Menurut Trianto (2007: 62), Numbered Heads

Together (NHT) atau penomoran berfikir bersama adalah jenis pembelajaran

kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan

sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional.

Menurut Huda (2011: 130), NHT merupakan varian diskusi

kelompok. Teknis pelaksanaanya hampir sama diskusi kelompok. Pertama-

tama, guru meminta siswa untuk duduk berkelompok-kelompok. Masing-

masing anggota diberi nomor. Setelah selesai, guru memanggil nomor yang

dimiliki masing-masing anggota kelompok untuk mempresentasikan hasil

diskusinya. Guru tidak memberitahukan nomor berapa yang akan

berpresentasi selanjutnya. Begitu terus selanjutnya hingga semua noomr

terpanggil. Pemanggilan secara acak ini akan memastikan semua siswa benar-

benar terlibat dalam diskusi tersebut.

Menurut Maheady Michielli-Pendl, Harper dan Mallete dalam Susan

Bawn (2007: 44), “Numbered Heads with incentive was more effective in

raising academic achievement than Numbered Heads without incentives and

both methods were more advantengous for learning than tradisional

methods”. Pendapat tersebut mempunyai arti yaitu kepala bernomor dengan

doronganlebih efektif dalam meningkatkan prestasi akademik daripada

kepala bernomor tanpa dorongan. Dan kedua metode iti lebih menguntungkan

untuk pembelajaran dibandingkan dengan metode tradisional. Dapat ditarik

kesimpulan, bahwa model pembelajaran NHT ini lebih efektif dibandingkan

metode tradisional dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dalam Numbered Heads Together, guru membagi kelas menjadi

kelompok kecil. Jumlah kelompok sebaiknya memperhatikan jumlah konsep

yang akan dipelajari. Jika jumlah peserta didik dalam satu kelas terdiri dari

40 siswa dan terbagi menjadi 5 kelompok berdasrkan jumlah konsep yang

dipelajari, maka tiap kelompok terdiri dari 8 orang. Tiap-tiap orang dalam

tiap-tiap kelompok diberi nomor 1-8. Setelah kelopok terbentuk guru

mengajukan beberapa pertanyaan yang harus dijawab tiap-tiap kelompok.

Memberikan kesempatan kepada masing-masing kelompok mengemukakan

jawabannya. Pada kesempatan ini tiap-tiap kelompok menyatukan kepala

“Heads Together” berdiskusi memikirkan jawaban atas pertanyaan guru.

Langkah berikutnya guru memanggil peserta didik yang memiliki nomor

yang sama dari tiap-tiap kelompok. Mereka diberi kesempatan memberi

jawaban atas pertanyaan yang diberi dari guru. Hal itu dilakukan terus hingga

semua peserta didik dengan nomor yang sama dari masing-masing kelompok

mendapat giliran memaparkan jawaban atas pertanyaan guru. Berdasarkan

jawaban-jawaban itu guru dapat mengembangkan diskusi lebih mendalam,

sehingga peserta didik dapat menentukan jawaban pertanyaan itu sebagai

pengetahuan yang utuh. (Suprijono, 2009: 92)

Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa NHT

(Numbered Heads Together) adalah sebuah model pembelajaran kooperatif

dimana siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan setiap anggota

kelompok diberi nomor dari nomor kecil sampai dengan nomor besar yang

diharapkan setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk menelaah

materi yang disajikan.

g. Kelebihan dan Kekurangan Numbered Heads Together (NHT)

Model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads

Together) ini memiliki banyak kelebihan dan beberapa kekurangan. Menurut

Hamdani (2010: 90) menyatakan NHT memiliki kelebihan dan kekurangan.

Kelebihannya antara lain: (1) Setiap siswa menjadi siap semua, (2) siswa

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh, dan (3) siswa yang

pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai. Sedangkan kelemahan

NHT, kemungkinan nomor yang dipanggil, akan dipanggil lagi oleh guru dan

tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru.

Menurut Ali (2010) kelebihan NHT (Numbered Heads Together)

antara lain: (1) Dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, (2) Mampu

memperdalam pemehaman siswa, menyenangkan siswa dalam belajar, (3)

Mengembangkan sikap positif siswa, mengembangkan sikap kepemimpinan

siswa, (4) Mengembangkan rasa ingin tahu siswa, (5) Meningkatkan rasa

percaya diri siswa, mengembangkan rasa saling memiliki, (6) Serta

mengembangkan ketrampilan untuk masa depan.

Dalam artikel Cooperatif Learning | Model Pembelajaran

Cooperatif Learning Tipe NHT | Kelebihan dan Kelemahan NHT (2011),

terdapat 4 kelebihan model pembelajaran tipe NHT yaitu:

1) Setiap siswa menjadi siap semua.

2) Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.

3) Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.

4) Tidak ada siswa yang mendominasi dalam kelompok.

Sedangkan Hamsa (2009) mengemukakan kelemahan NHT yaitu:

1) Tidak terlalu cocok untuk jumlah siswa yang banyak karena

membutuhkan waktu yang lama,

2) Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru,

3) Kemungkinan nomor dipanggil, dipanggil lagi oleh guru.

Dari beberapa uraian diatas, dapat diketahui bahwa model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together memiliki lebih

banyak kelebihan dari pada kelemahan. Kelemahan dan kelebihan metode

tersebut dapat dijadikan bahan pertimbangan oleh guru dalam pemilihan

metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan.

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kreativitas pemilihan metode dapat menjadi dasar tercapainya tujuan

pembelajaran berkualitas tinggi.

h. Tujuan Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)

Menurut Ibrahim dalam Santosa (2011), mengemukakan tiga tujuan

yang hendak dicapai dalam pemebelajaran kooperatif dengan tipe NHT yaitu:

1) Hasil belajar akademik stuktural

Hasil belajar ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam

tugas-tugas akademik.

2) Pengakuan adanya keragaman

Bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai

berbagai latar belakang. Tipe pembelajaran ini memberi peluang bagi

siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan

saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan saling menghargai satu

sama lain.

3) Pengembangan keterampilan sosial

Bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa.

Keterampilan yang dimaksud antara lain berbagi tugas, aktif bertanya,

menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat,

bekerja dalam kelompok dan sebagainya.

i. Manfaat Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)

Ada beberapa manfaat model pembelajaran NHT terhadap siswa

hasil belajar rendah yang dikemukakan oleh Laudgren, manfaat NHT sebagai

berikut: (1) Rasa harga diri menjadi lebih tinggi, (2) memperbaiki kehadiran,

(3) penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar, (4) perilaku

mengganggu menjadi lebih kecil, (5) konflik antara pribadi berkurang, (6)

pemahaman yang lebih mendalam, (7) meningkatkan kebaikan budi,

kepekaan dan toleransi, dan (8) hasil belajar menjadi lebih tinggi (Herdian,

2009).

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

j. Langkah-Langkah Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)

Trianto (2007: 62) mengemukakan, dalam mengajukan pertanyaan

kepada seluruh kelas, guru menggunakan struktur empat fase sebagai sintaks

NHT:

1) Fase 1: Penomoran

Dalam fase ini guru membagi siswa ke dalam kelompok maksimal terdiri

dari 5 orang setiap kelompok, dan kepada setiap anggota kelompok diberi

nomor antara 1 sampai 5

2) Fase 2: mengajukan Pertanyaan

Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat

bervariasi. Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat

tanya. Misalnya “Berapakah jumlah gigi orang dewasa?” Atau berbentuk

arahan, misalnya “pastikan setiap orang mengetahui 5 buah ibu kota

propinsi yang terletak di pulau Sumatra.”

3) Fase 3: Berpikir Bersama

Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan

meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim.

4) Fase 4: Menjawab

Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya

sesuai pada setiap kelompok, mengacungkan tangannya dan mencoba

menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT merujuk pada konsep

Kagen. Ibrahim dalam Herdian (2009) mengemukakan tiga langkah

pembelajaran NHT yaitu:

1) Pembentukan kelompok;

2) Diskusi masalah;

3) Tukar jawaban antar kelompok

Langkah-langkah tersebut kemudian dikembangkan menjadi enam

langkah sebagai berikut:

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1) Langkah 1. Persiapan

Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan

membuat Skenario Pembelajaran (SP), Lembar Kerja Siswa (LKS) yang

sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.

2) Langkah 2. Pembentukan kelompok

Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan model pembelajaran

kooperatif tipe NHT. Guru membagi para siswa menjadi beberapa

kelompok yang heterogen dan masing-masing beranggotakan 3-5 orang

siswa. Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan

nama kelompok yang berbeda. Selain itu, dalam pembentukan kelompok

digunakan nilai tes awal (pre-test) sebagai dasar dalam menentukan

masing-masing kelompok.

3) Langkah 3. Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan

Dalam pembentukan kelompok, tiap kelompok harus memiliki buku

paket atau buku panduan agar memudahkan siswa dalam menyelesaikan

LKS atau masalah yang diberikan oleh guru.

4) Langkah 4. Diskusi masalah

Dalam kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada setiap siswa

sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap siswa

berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap

orang mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS

atau pertanyaan yang telah diberikan oleh guru. Pertanyaan dapat

bervariasi, dari yang bersifat spesifik sampai yang bersifat umum.

5) Langkah 5. Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban

Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap

kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan

jawaban kepada siswa di kelas.

6) Langkah 6. Memberi kesimpulan

Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yang berhubungan dengan materi yang disajikan.

3. Hakikat Pembelajaran Konvensional

Menurut Hamdani (2011: 166), ciri-ciri pembelajaran konvensional

antara lain, (1) memfokuskan pada prestasi individu, (2) setiap siswa aka salaing

berkompetisi, (3) penghargaan berupa prestasi individu, (4) dalam proses

pembelajaran hanya sedikit terjadi proses diskusi antar siswa, (5) tanggung jawab

yang ada berupa tanggung jawab individu, (6) kemampuan social diabaikan, (7)

Tidak ada proses untuk meningkatkan kulalitas kerja, dan (8) pembentukan

kelompok tidak diperhatikan, yang ada berupa kelompok besar atau kelas. Jadi

dapat disimpulkan bahwa pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang

memfokuskan pada pencapaian hasil belajar individu siswa dan dalam proses

pembelajaran hanya sedikit terjadi proses diskusi antar siswa.

Dalam repository.upi.edu pembelajaran konvensional adalah

pembelajaran yang biasa dilakukan guru misalnya mengutamakan hafalan

daripada pengertian, mengutamakan hasil daripada keterampilan proses.

Pembelajaran konvensional pada umumnya memiliki kekhasan tertentu,

misalnya lebih menekankan hapalan daripada pemahaman, pembelajaran yang

mementingkan hasil daripada keterampilan proses, atau pembelajaran yang

berpusat pada guru atau teacher centered. Pada pembelajaran konvensional,

metode yang paling banyak ditemukan adalah metode ceramah. Sehingga banyak

yang mengartikan bahwa metode konvensional hampir sama dengan metode

ceramah.

Pada pembelajaran konvensional guru berbicara pada awal

pembelajaran, menerangkan materi kemudian memberikan contoh soal pada

waktu yang diperlukan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

konvensional adalah pembelajaran yang dilakukan oleh guru bisa melalui

ceramah, tanya jawab maupun latihan soal yang bertujuan agar siswa

memperoleh hasil dari pembelajaran yang baik.

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pembelajaran konvensional dalam penelitian ini adalah pembelajaran

konvensional yang menekankan pada latihan soal atau drilling soal kepada siswa

secara individu, sehingga tidak memungkinkan adanya siswa yang bergantung

pada siswa lain seperti pada pembelajaran dengan model berkelompok.

Langkah-langkah pembelajaran keonvensional dalam pembelajaran

matematika adalah sebagai berikut:

1) Kegiatan Awal

a) Melakukan apersepsi

b) Menyampaikan tujuan pembelajaran.

c) Memberikan motivasi untuk menarik perhatian siswa.

2) Kegiatan Inti

a) Guru menyampaikan materi pembelajaran.

b) Guru memberikan latihan soal.

c) Guru melakukan tanya jawab kepada siswa tentang materi yang belum

dipahami.

3) Kegiatan Akhir

a) Melakukan penilaian.

b) Memberikan tindak lanjut berupa PR.

Pembelajaran konvensional ini tentu berbeda dengan pembelajaran

Numbered Heads Together (NHT), terutama pada kegiatan inti. Dalam

pembelajaran konvensional setelah penyampaian materi oleh guru, siswa

diberikan latihan soal secara individu. Kemudian dievaluasi bersama-sama.

Sedangkan pada pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) setelah

penyampaian materi guru memberikan latihan soal secara berkelompok.

Kemudian evaluasi dilakukan tetapi yang bertugas menjawab pertanyaan adalah

masing-masing anggota kelompok yang mempunyai nomor yang sama seperti

yang disebutkan guru.

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang akan dilakukan mengacu pada penelitian-penelitian

terdahulu yang relevan, yaitu penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-

peneliti sebelumnya.

1. Nur Hidayah

Penelitian berjudul “Peningkatan Prestasi Belajar Matemetika

melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Heads

Together) Kelas III SD N Klumprit 03 Kabupaten Sukoharjo Tahun Ajaran

2009/2010”.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan: (1) Prestasi

belajar matematika pada materi keliling persegi dan persegi panjang

meningkat dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT

baik dilihat dari aspek kognitif, afektif maupun psikomotoriknya. Hal ini

dilihat dari nilai rata-rata kelas yang sisebutkan telah terjadi peningkatan

yaitu pada tes awal sebesar 58,5; siklus I 71,5; dan pada siklus II naik

menjadi 79,8. Untuk siswa tuntas belajar (nilai ketuntasan 67) pada tes awal

35%, tes sikllus I 75% dan pada siklus II 95% siswa. Dari aspek afektif

terliahat adanya peningkatan yang sebelumnya pada pra tindakan mayoritas

siswa termasuk ke dalam kriteria rendah yaitu 65%, lalu pada siklus II

didominasi kriteria yang sangat tinggi yaitu 70%. Sama halnya dengan

kriteria psikomotorik yang mengalami peningkatan, yaitu pada pra tindakan

didominasi kriteria sedang sebanyak 40%, siklus I 70% termasuk kriteria

tinggi dan 80% termasuk kriteria sangat tinggi pada siklus II.

Penelitian yang saya laksanakan mempunyai persamaan dan

perbedaan dengan penelitian Nur Hidayah. Persamaan tersebut terletak pada

salah satu variabel penelitiannya, yaitu model pembelajaran kooperatif NHT.

Sedangkan perbedaannya terletak pada metode penelitiannnya, subjek

penelitian dan variabel terikatnya. Dalam penelitian Nur Hidayah metode

penelitiannnya adalah Penelitian Tindakan Kelas, subjek penelitiannya adalah

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

siswa kelas III SD N Klumprit 03, dan variabel terikatnya adalah prestasi

belajar matematika.

2. Anik Nur Khayati

Penelitian berjudul.” Eksperimentasi Pembelajaran Matematika

dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Nht (Numbered Heads

Together) Pada Materi Luas Dan Volume Bangun Ruang Ditinjau Dari Gaya

Belajar Matematika siswa Kelas X SMA Batik 1 Surakarta”

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu. Pengambilan

sampel dilakukan secara sampling random kluster. Uji coba instrumen

dilaksanakan di MAN 1 Surakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan

adalah metode dokumentasi yang berupa data nilai ujian semester gasal mata

pelajaran matematika metode angket untuk data gaya belajar, metode tes

untuk data prestasi belajar matematika siswa pada materi luas dan volume

bangun ruang.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah (1) Penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together)

menghasilkan prestasi belajar matematika siswa yang lebih baik daripada

penggunaan model pembelajaran konvensional pada materi luas dan volume

bangun ruang pada siswa kelas X semester genap SMA Batik 1 Surakarta

Tahun Ajaran 2008/2009 (Fa 22,26120 < 3.984 = Ftabel pada taraf signifikansi

5%). (2) tidak ada perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa yang

mempunyai gaya belajar matematika tipe auditorial gaya belajar matematika

tipe visual dan gaya belajar matematika tipe kinestetik pada materi luas dan

volume bangun ruang siswa kelas X semester genap SMA Batik 1 Surakarta

Tahun Ajaran 2008/2009 (Fb 1,0527 < 3.134 = Ftabel pada taraf signifikansi

5%). (3) model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads

Together) menghasilkan prestasi belajar matematika siswa yang lebih baik

daripada model pembelajaran konvensional untuk setiap tipe gaya belajar

matematika siswa pada materi luas dan volume bangun ruang siswa kelas X

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

semester genap SMA Batik 1 Surakarta Tahun Ajaran 2008/2009 (Fab 0.3703

< 3.134 = Ftabel pada taraf signifikansi 5%)

Penelitian yang saya laksanakan mempunyai persamaan dan

perbedaan dengan penelitian Kristinawati. Persamaan tersebut terletak pada

salah satu variabel penelitiannya, yaitu model pembelajaran kooperatif NHT.

Sedangkan perbedaanya terletak pada subjek penelitian dan variabel

terikatnya. Dalam penelitian subjek penelitiannya adalah siswa kelas X SMA

Batik 1 Surakarta, dan variabel terikatnya adalah Gaya Belajar Matematika

3. Wahyu Sri Handayani.

Penelitiannya berjudul, “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Pada

Operasi Penjumlahan Bilangan Bulat dengan Menggunakan Media Manik-

Manik Pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Babarsari, Daerah

Istimewa Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012.”

Hasil penelitian ini adalah (1) adanya peningkatan rata-rata nilai

kelas yang diperoleh siswa dari sebelumnya pada sebelum tindakan 59,43;

kemudian pada siklus I menjadi 68,29; naik menjadi 75,71 pada siklus II, (2)

adanya peningkatan persentase ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan

hanya 40%; pada tes siklus I menjadi 63%; kemudian pada siklus II menjadi

91%. Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa

penggunaan media manik-manik dapat meningkatkan hasil belajar

matematika pada operasi penjumlahan bilangan bulat pada siswa kelas IV SD

Negeri Babarsari tahun ajaran 2011/2012.

Penelitian ini mempunyai persamaan pada variabel y, yaitu

mengenai hasli belajar matematika di kelas IV. Hal tersebut menunjukkan

bahwa memang di kelas IV SD pernah terjadi pemasalahan dalam hasil

belajar matematika.

Sehubungan dengan ketiga hasil penelitian tersebut, dapat ditarik

kesimpulan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT

(Numberes Heads Together) dalam pembelajaran mempunyai pengaruh terhadap

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

hasil pembelajaran. Dan hasil belajar matematika pernah mengalami

permasalahan di kelas IV. Dengan demikian ada keterkaitan dalam penelitian

yang dilakukan dengan penelitian tersebut, sehingga penelitian tersebut dijadikan

sebagai acuan oleh peneliti dalam mengadakan penelitian ini.

C. Kerangka Berpikir

Materi yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu mengenai Bilangan

Romawi pada pembelajaran Matematika di kelas IV. Dalam prakteknya seringkali

pembelajaran matematika hanya bersifat monoton dengan dominansi guru dalam

pembelajaran. Siswa yang sudah menganggap bahwa matematika sebagai mata

pelajaran yang sulit, menjadi semakin tidak menyukai pembelajaran matematika. Hal

ini tentu akan berakibat buruk dalam hasil dari pembelajaran matematika yang

nantinya akan bermuara pada mutu pendidikan nasional.

Pembelajaran yang aktif sangat diperlukan dalam pembelajaran di sekolah,

khususnya pada mata pelajaran matematika dalam rangka meningkatkan mutu

pendidikan. Penelitian ini akan menerapkan model pembelajaran yang dapat

mengatasi masalah dalam pembelajaran matematika tersebut salah satunya dengan

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)

dan model pembelajaran konvensional yang menekankan latihan soal atau model

drilling.

Model pembelajaran NHT merupakan salah satu teknik pembelajaran

kooperatif yang melibatkan banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup

dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi suatu materi

pelajaran. Dalam pembelajaran ini siswa dibuat berkelompok. Masing-masing siswa

dalam kelompok diberi penomoran yang berbeda, untuk kemudian nomor yang sama

pada semua kelompok akan berlomba-lomba menjawab atau menyelesaikan masalah

atau pertanyaan untuk diselesaikan. Sedangkan pembelajaran konvensional secara

umum yaitu pembelajaran dengan menggunakan metode yang biasa dilakukan oleh

guru yaitu memberi materi melalui ceramah, latihan soal kemudian pemberian tugas.

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pembelajaran konvensional ini mempunyai karakteristik yang menekankan pada

penyelesaian tugas siswa dan interaksi yang lebih dominan antara guru dengan siswa,

daripada antara siswa dengan siswa seperti pada pembelajaran kooperatif tipe NHT.

Pada penerapan model pembelajaran konvensional dalam penelitian ini,

pembelajaran ditekankan pada latihan soal secara mandiri untuk kemudian siswa

diminta maju menuliskan hasil pekerjaannya di depan kelas.

Seperti telah diterangkan di atas, pembelajaran dengan menggunakan model

NHT dapat dengan mudah menarik perhatian siswa untuk fokus pada mata pelajaran

yang sedang berlangsung dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional.

Model pembelajaran NHT ini membuat siswa lebih termotivasi untuk lebih belajar

lagi bersama teman sekelompoknya agar dapat menjawab semua pertanyaan yang

diajukan oleh guru dengan cepat dan tepat. Hal ini tentu dapat memberikan dampak

yang sangat baik pada hasil pembelajaran siswa.

Pada kelompok eksperimen dalam pembelajaran matematika kelas IV

menerapkan model pembelajaran NHT, sedangkan pada kelompok kontrol

pembelajaran matematika menerapkan model pembelajaran konvensional. Penelitian

ini dilakukan untuk mengetahui manakah model pembelajaran yang lebih dapat

berpengaruh dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Hal ini dapat

dilihat pada kerangka berpikir gambar 2.1 di bawah ini.

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dibandingkan dan dianalisis mana yang lebih baik

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

D. Hipotesis

Menurut Arikunto (2010: 110), hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat

sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang

terkumpul.

Berdasarkan dari kajian teori, kerangka berpikir maka hipotesis dalam

penelitian ini adalah: “Hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan model

pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih baik daripada yang diajar dengan model

pembelajaran konvensional.”

Kelompok Eksperimen

Numbered Heads Together

Post test

Kelompok Kontrol

Pembelajaran Konvensional

Post test

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD se-gugus Gajah Mada di Kecamatan

Laweyan Kota Surakarta. Subyek penelitian adalah siswa kelas IV semester II

tahun pelajaran 2011/1012. Alasan pemilihan SD se-gugus Gajah Mada di

Kecamatan Laweyan Kota Surakarta sebagai tempat penelitian karena data yang

diperlukan untuk penelitian tersedia dan adanya keterbukaan dari pihak tempat

penelitian dalam memberikan informasi yang membantu pelaksanaan penelitian.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini direncanakan selama 6 bulan yaitu dari akhir bulan Januari

2012 sampai dengan bulan Juli 2012 yang dimulai dengan pengajuan judul

sampai dengan sidang skripsi. Adapun rinciannya terdapat pada tabel berikut:

Tabel 3.1 Rincian Waktu Kegiatan Penelitian

No

Kegiatan

Waktu Penelitian

Februari Maret April Mei Juni Juli

4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan judul

2 Penyusunan

proposal

3 Pengajuan surat ijin

penelitian

4 Pelaksanaan

penelitian

5 Pengumpulan dan

analisis data

6 Penyusunan

Laporan

7 Ujian Skripsi dan

Revisi

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Rancangan Penelitian

Berdasarkan masalah-masalah yang akan dipelajari, maka penelitian ini

menggunakan metode eksperimen semu (Quasi exsperimental research) karena

peneliti tidak dapat mengontrol semua variabel. Tujuan penelitian eksperimen adalah

untuk mencari hubungan sebab akibat dengan memberi perlakuan-perlakuan tertentu

pada dua kelompok eksperimen.

Kedua kelompok baik kontrol maupun eksperimen dikelompokkan

berdasarkan tingkat motivasi belajar setelah itu diberi perlakuan berupa strategi

pembelajaran yang berbeda. Rancangan penelitian Randomized Control Only Design

ini dapat digambarkan pada Tabel 3.2 berikut:

Tabel 3.2. Rancangan Penelitian Randomized Control Only Design

Group Treatment Post Test

Eksperimen Group (R) X T2

Control Group (R) - T2

Keterangan:

X : Perlakuan yang diberikan kepada kelompok eksperimen yaitu dengan

penggunaan strategi pembelajaran pengguanaan media pembelajaran

T2 : Tes akhir yang diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

(R) : Random assigment (pemilihan kelompok secara random)

Pada kelas eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) sedangkan pada

kelas kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008:

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV semester 2 SD

se-gugus Gajah Mada di Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun pelajaran

2011/2012 yang terdiri dari 6 SD yaitu, SD Negeri Karangasem I, SD Negeri

Karangasem II, SD Negeri Karangasem III, SD Negeri Karangasem IV, SD

Negeri Soropadan, dan SD Muhammadiyah 16.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi (Sugiyono, 2008: 81). Dari populasi akan diambil sebagian anggota

untuk dijadikan sampel. Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai sampel

adalah sebagian siswa kelas IV SD se-gugus Gajah Mada di Kecamatan Laweyan

Kota Surakarta, diambil tiga SD sebagai kelas kontrol, kelas eksperimen dan

kelas uji coba.

D. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah

cluster random sampling. Cluster random sampling adalah cara pengambilan sampel

dimana sampel dipilih dalam kelompok-kelompok tertentu secara random (Sugiyono,

2008: 83). Langkah-langkah dalam pengambilan sampel yaitu diantaranya:

a. Menentukan populasi mana yang akan digunakan sebagai penelitian. Dalam

penelitian ini populasi yang digunakan adalah seluruh siswa SD se-gugus Gajah

Mada Kecamatan Laweyan Kota Surakarta.

b. Menetukan tiga sekolah yang akan digunakan sebagai kelompok kontrol,

kelompok eksperimen, dan kelompok uji coba.

c. Melakukan pengundian secara acak sebanyak tiga kali, sehingga ditemukan tiga

SD yang akan dijadikan sebagai kelompok kontrol, kelompok eksperimen, dan

kelompok uji coba.

d. Dari tiga SD tersebut peneliti dapat menentukan SD mana sebagai kelompok

kontrol, kelompok eksperimen dan kelompok uji coba.

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Hasilnya kelompok eksperimen yaitu siswa kelas IV SD Negeri Soropadan

yang berjumlah 36 siswa, kelompok kontrol yaitu siswa kelas IV SD Negeri

Karangasem I yang berjumlah siswa 47 siswa, dan kelompok uji coba instrumen

yaitu siswa kelas IV SD Negeri Karangasem IV yang berjumlah 40 siswa.

E. Pengumpulan Data

1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008:

38)

a. Variabel Bebas

Variabel bebas (independent variable) merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel

terikat (dependent variable). Dengan kata lain, variabel bebas merupakan

variabel yang dipilih oleh peneliti untuk dicari pengaruhnya terhadap variabel

dependen. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT).

b. Variabel Terikat

Variabel terikat (dependent variable) merupakan variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dengan

kata lain, variabel yang kehadirannya dipengaruhi oleh variabel yang lain,

atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat

dalam penelitian ini adalah hasil belajar matematika materi bilangan Romawi.

2. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengambilan data yaitu:

a. Teknik Tes

Tes sebagai instrumen pengumpulan data adalah serangkaian

pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu

atau kelompok (Riduwan, 2004: 105). Bentuk tes yang dikembangkan dalam

penelitian ini berupa tes obyektif. Tes dalam penelitian ini digunakan untuk

mengukur hasil belajar siswa. Adapun tes akan dilaksanakan sebanyak satu

kali yaitu Post test. Post test adalah tes yang diberikan setelah siswa

mendapat perlakuan dari peneliti. Post test dilakuan sesudah mempelajari

materi Bilangan Romawi. Post test ini diberikan kepada kelompok kontrol

dan kelompok eksperimen yang kemudian hasilnya akan dianalisis untuk

menjawab permasalahan penelitian sedangkan untuk menguji keseimbangan

siswa menggunakan hasil ujian akhir semester ganjil matematika kemarin.

Langkah-langkah dalam penyusunan instrumen post test:

1) Menentukan materi yang akan dibuat soal.

2) Menentukan bentuk soal yang akan dibuat yaitu pilihan ganda.

3) Membuat kisi-kisi soal.

4) Menyusun soal tes beserta kuncinya.

5) Menelaah soal sebelum dicetak.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tes hasil belajar dengan

jenis tertulis dan bentuk tes pilihan ganda sebagai dasar pertimbangan untuk

menghindari subjektivitas penilaian. Jawaban yang benar mendapat nilai 1

dan jawaban yang salah mendapat nilai 0.

b. Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data berupa

catatan-catatan dan menelaah dokumen sekolah yang berkaitan dengan objek

penelitian. Data yang dikumpulkan dengan teknik ini adalah data nilai Ujian

Semester Ganjil kelas IV tahun pelajaran 2011/2012 mata pelajaran

matematika sebagai data awal yang digunakan untuk uji keseimbangan.

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

F. Validasi Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes untuk

memperoleh data tentang hasil belajar Matematika. Instrumen yang akan dibuat

terlebih dahulu dibuat kisi-kisi yang selanjutnya dituangkan dalam bentuk tes.

Instrumen yang akan digunakan untuk mengambil data harus diujicobakan terlebih

dahulu pada sampel dari mana populasi diambil. Uji coba instrumen penelitian

dilaksanakan di SD Negeri Karangasem IV pada siswa kelas IV tahun pelajaran

2011/2012. Uji coba ini dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang

digunakan valid, reliabel, mengetahui tingkat kesukaran soal dan daya pembeda soal.

Instrument tes diuji validitas dan reliabilitasnya untuk mengetahui tingkat kualitas

soal. Kelayakan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini diuji sebagai berikut:

1. Validitas

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi dan

validitas konstruksi. Pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan

membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah

diajarkan. Secara teknis pengujian validitas konstruksi dan validitas isi dapat

dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen. Dalam kisi-kisi terdapat

variabel yang diteliti, indikator sebagai tolak ukur dan nomor butir pertanyaan

yang dijabarkan dari indikator. Dengan kisi-kisi instrumen maka pengujian

validitas dapat dilakukan dengan mudah (Sugiyono, 2008: 129).

Pengujian validitas instrumen test pada penelitian ini menggunakan

pendapat dari ahli (experts judgment). Para ahli diminta pendapatnya mengenai

instrumen yang telah disusun itu. (Sugiyono, 2008: 125). Langkah-langkah

pengujian instrumen dengan experts judgment adalah sebagai berikut:

1. Menyusun instrument tes sesuai dengan materi dan kisi-kisi yang digunakan.

2. Membuat tabel penilaian untuk pendapat para ahli.

3. Menyerahkan instrument tes pada para ahli.

4. Meminta penilaian para ahli pada instrument tes yang telah dibuat oleh

peneliti.

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dalam penelitian ini butir instrumen dikatakan valid menurut validitas

isi jika validator setuju dengan semua kriteria yang ditentukan sehingga butir

telah sesuai dengan semua kriteria yang ditentukan. Kriteria yang dimaksud

meliputi: kesesuaian butir soal dengan materi, kesesuaian butir soal dengan kisi-

kisi, soal tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar, kalimat soal mudah

dipahami, dan item soal tidak menimbulkan interpretasi ganda.

2. Reliabilitas

Reliabel artinya dapat dipercaya. Suatu tes dikatakan mempunyai taraf

reliabilitas yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap

apabila diteskan berulang-ulang. Reliabilitas instrumen tes hasil belajar menurut

Riduwan (2004: 119) dapat diukur menggunakan rumus Kuder Richardson (KR-

20) sebagai berikut:

2

2

111 S

pqS

k

kr

Keterangan:

r11 : Reliabilitas tes secara keseluruhan

k : Banyaknya item

S : Standar deviasi dari tes

p : Proporsi siswa yang menjawab item dengan benar

q : Proporsi siswa yang menjawab item dengan salah (1 – p)

∑pq : Jumlah hasil perkalian antara p dan q

Pada penelitian ini instrumen tes dikatakan reliabel jika r11 > 0,7.

3. Analisis Butir soal

a. Uji Taraf Kesukaran Soal

Butir soal yang baik adalah soal yang mempunyai tingkat kesukaran

yang memadai artinya tidak mudah dan tidak terlalu sukar.

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Untuk menentukan tingkat kesukaran tiap-tiap butir tes digunakan

rumus:

I = B

N

Keterangan:

I : indeks kesulitan untuk setiap butir soal

B : banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal

N : jumlah seluruh peserta tes

Kriteria indeks kesulitan soal tersebut adalah sebagai berikut:

0 – 0, 30 : soal kategori sukar

0,31 – 0,70 : soal kategori sedang

0,71 – 1,00 : soal kategori mudah

(Nana Sudjana, 2010: 137)

Dalam penelitian ini tingkat kesukaran yang digunakan adalah 0,31 - 0,7.

b. Daya Pembeda Soal

Soal yang baik memiliki kemampuan untuk membedakan antara

siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh

(berkemampuan rendah). Perbedaan jawaban benar dari siswa yang

berkemampuan rendah dengan siswa berkemampuan tinggi disebut Indeks

Diskriminasi (ID). ID diperoleh dengan rumus (Arikunto, 2010: 213-214)

sebagai berikut:

ID = 𝐵𝐴

𝐽𝐴 −

𝐵𝐵

𝐽𝐵

Keterangan:

J : Jumlah peserta tes

JA : Jumlah peserta kelompok atas

JB : Jumlah peserta kelompok bawah

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BA : Jumlah peserta kelompok atas yang menjawab benar

BB : Jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Klasifikasi pengujian daya pembeda adalah sebagai berikut:

0,40 atau lebih : Baik sekali

0,30 - 0,39 : Baik

0,20 - 0,29 : Cukup baik

Kurang dari 0,20 : Jelek

Klasifikasi daya beda yang digunakan pada penelitian ini adalah D ≥ 0,3.

G. Analisis Data

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis perbedaan

dua perlakuan dengan langkah-langkah yaitu uji kesimbangan, uji prasyarat, dan uji

homogenitas. Dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Uji Prasyarat

a. Uji Normalitas

Uji normalitas yang digunakan adalah uji Lilliefors. Uji ini

digunakan untuk mengetahui apakah sampel yang digunakan dalam

penelitian ini berasal dari populasi yang terdistribusi normal atau tidak.

Rumus uji normalitas menurut Budiyono (2004: 170-171) adalah sebagai

berikut:

1) Hipotesis

Ho : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal

2) Statistik Uji

L = Maks 𝐹(𝑧i) − S (𝑧i)

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dimana zi = 𝑋𝑖− 𝑋

𝑠

Keterangan:

𝐹 𝑧𝑖 = P 𝑍 ≤ 𝑧𝑖 ; Z ~ 𝑁 0,1 ;

𝑆 𝑧𝑖 = proporsi cacah Z ≤ 𝑧𝑖 terhadap seluruh 𝑧𝑖

3) Taraf Signifikansi (α) = 0,05

4) Daerah Kritik (DK) = 𝐿 𝐿 > 𝐿∝;𝑛 dengan n adalah ukuran sampel.

5) Keputusan Uji

𝐻0 ditolak jika 𝐿𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 terletak di daerah kritik.

6) Kesimpulan

a) Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika 𝐻0

diterima.

b) Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika 𝐻0

ditolak.

b. Uji Homogenitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah populasi penelitian

mempunyai variansi yang sama atau tidak. Untuk menguji homogenitas ini

digunakan metode Bartlett dengan uji Chi Kuadrat dengan prosedur sebagai

berikut:

1) Hipotesis

H0: 𝜎12 = 𝜎2

2 (variansi populasi homogen)

H1 : 𝜎12 𝜎2

2 (variansi populasi tidak homogen)

2) Taraf signifikansi (∝ = 0,05)

3) Statistik Uji

χ2 = ln 10 B − ni − 1 log si2

dengan

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

s2 = ni−1 si

2

ni−1 dan B = log s2 ni − 1

Keterangan:

𝑠2 = variansi gabungan

𝑛𝑖 = banyaknya anggota sampel ke-i

𝑠𝑖2 = variansi sampel ke-i

4) Daerah Kritik (DK) = χ2 χ2 > χ 1−∝ k−1 2

5) Keputusan Uji

H0 ditolak jika χ2 ∈ DK , dan

H0 diterima jika χ2 ∉ DK

6) Kesimpulan

a) Populasi-populasi homogen jika H0 diterima

b) Populasi-populasi tidak homogen jika H0 ditolak

(Sudjana, 2005: 263)

2. Uji Keseimbangan

Uji keseimbangan dilakukan untuk mengetahui apakah kelas (kelas

eksperimen dan kelas kontrol) dalam keadaan seimbang atau tidak, sebelum kelas

eksperimen mendapat perlakuan. Statistik uji yang digunakan adalah uji-t.

adapun data yang digunakan berasal dari data dokumen nilai belajar matematika

antara siswa dalam kelas-kelas yang digunakan sebagai sampel penelitian.

Langkah-langkah uji keseimbangan adalah sebagai berikut:

a. Hipotesis

H0: μ1= μ2 (kedua populasi memiliki kemampuan awal sama)

H1: μ1 ≠ μ2 (kedua populasi memiliki kemampuan awal berbeda)

b. Taraf signifikansi: ∝ = 0,05

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c. Statistik Uji

t = X 1− X 2

S 1

n 1+

1

n 2

dengan:

s : standar deviasi

s2 = n1− 1 s1

2+ n2− 1 s22

n1+ n2− 2

Keterangan:

X 1: rata-rata kelompok eksperimen

X 2: rata-rata kelompok kontrol

s1: simpangan baku kelompok eksperimen

s2: simpangan baku kelompok kontrol

n1: jumlah sampel kelompok eksperimen

n2: jumlah sampel kelompok kontrol

d. Daerah Kritik (DK) = t t < −tα

2; n1+ n2− 2 atau t > tα

2; n1+ n2− 2

e. Keputusan Uji

H0 ditolak jika t ∈ DK , dan

H0 diterima jika t ∉ DK

f. Kesimpulan

1) Kedua populasi memiliki kemampuan awal sama jika H0 diterima.

2) Kedua populasi memiliki kemampuan awal berbeda jika H0 ditolak.

(Sudjana, 2005: 239)

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Uji Hipotesis

Setelah data terkumpul, baik data sebelum diadakan perlakuan maupun

data setelah diadakan perlakuan dengan menggunakan metode pembelajaran diuji

prasyaratnya maka kedua data tersebut dianalisis dengan menggunakan analisis

statistik t-test sebagai berikut:

a. Hipotesis:

H0 : μ1 = μ2 (hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Heads Together tidak berbeda

dengan yang diajar dengan model pembelajaran konvensional)

H1 : μ1 ≠ μ2 (hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Heads Together berbeda dengan

yang diajar dengan model pembelajaran konvensional)

b. Taraf signifikansi (∝ = 0,05)

c. Statistik Uji

t = 𝑋 1− 𝑋 2

𝑆 1

𝑛1+

1

𝑛2

dengan:

s : standar deviasi

𝑠2 = 𝑛1− 1 𝑠1

2+ 𝑛2− 1 𝑠22

𝑛1+ 𝑛2− 2

Keterangan:

𝑋 1: rata-rata kelompok eksperimen

𝑋 2: rata-rata kelompok kontrol

𝑠1: simpangan baku kelompok eksperimen

𝑠2: simpangan baku kelompok kontrol

n1: jumlah sampel kelompok eksperimen

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

n2: jumlah sampel kelompok kontrol

d. Daerah Kritik (DK) = t t < −tα

2;n1+ n2− 2 atau t > tα

2;n1+ n2− 2

e. Keputusan Uji

H0 ditolak jika t ∈ DK , dan

H0 diterima jika t ∉ DK

f. Kesimpulan

1) Hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif

tipe NHT tidak berbeda dari yang diajar dengan model pembelajaran

konvensional jika H0 diterima.

2) Hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif

tipe NHT berbeda dari yang diajar dengan model pembelajaran

konvensional jika H0 ditolak.

(Sudjana, 2005: 239)

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

1. Profil SD

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 3 SD, yaitu untuk kelompok

try out, kelompok eksperimen dan kelompok control. Untuk kelompok try out

adalah SD Negeri Karangasem IV, kelompok eksperimen adalah SD Negeri

Soropadan, dan kelompok kontrol adalah SD Negeri Karangasem I.

SD Negeri Karangasem IV sebagai kelompok try out ini terletak di Jalan

Srikaya I RT 03 / IX Kecamatan Laweyan, Surakarta yang dipimpin oleh Sugito,

S.Ag. Peneliti mengambil 1 kelas untuk kelompok try out pada kelas IV dengan

jumlah siswa sebanyak 40 anak.

Untuk kelompok eksperimen adalah SD Negeri Soropadan. Sekolah ini

beralamat di Jalan Srikoyo 8 Kelurahan Karangsem, Kecamatan Laweyan,

Surakarta yang dipimpin oleh Siti Rakhmiyati, S. Pd. Peneliti mengambil 1 kelas

untuk kelompok eksperimen pada kelas IV dengan jumlah siswa sebanyak 36

anak.

Sedangkan untuk kelompok kontrol adalah SD Negeri Karangasem I.

Sekolah ini berada di RT 01 RW IV Kelurahan Karangsem, Kecamatan

Laweyan, Surakarta yang dipimpin oleh Drs. Heru Prasetyo. Peneliti mengambil

1 kelas untuk kelompok eksperimen pada kelas IV dengan jumlah siswa

sebanyak 47 anak.

2. Uji Instrumen Hasil Belajar

a. Uji Validitas Isi

Uji validitas pada penelitian ini diuji dengan uji validitas isi.

Validitas isi digunakan untuk menguji validitas isi instrument hasil belajar.

Validitas isi ini dilakukan oleh 3 ahli. Pengujian dilakukan oleh 1 guru senior

di SD Negeri Soropadan yaitu Sugiyanto, S.Pd, 1 guru di SD Negeri

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Karangasem I yaitu Wulan Kusumaningtyas, S.Pd dan 1 dosen senior PGSD

UNS, yaitu Dra. Siti Kamsiyati, M.Pd. Berdasarkan hasil uji validitas isi post

test hasil belajar siswa, dari jumlah 25 soal dinyatakan semua soal valid.

Hasil uji validitas isi post test dapat dilihat pada lampiran 6.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui keandalan atau

kestabilan instrument. Hasil uji reliabilitas instrumen hasil belajar terdapat

pada Lampiran 8. Berdasarkan hasil uji reliabilitas instrument hasil belajar

diketahui r11 sebesar 0,898083. Pada penelitian ini instrumen tes dikatakan

reliabel jika r11 di atas 0,7, maka instrumen post test hasil belajar dinyatakan

reliabel.

c. Uji Daya Beda

Berdasarkan data pada uji daya beda yang terdapat pada Lampiran 9,

hasil uji daya beda selanjutnya diklasifikasi menjadi 4 yaitu baik sekali, baik,

cukup dan jelek. Berikut klasifikasi uji daya beda instrument hasil belajar

bilangan romawi terdapat pada Tabel 4.1 di bawah ini:

Tabel 4.1 Klasifikasi Daya Beda Instrumen Hasil Belajar

No. Klasifikasi Daya Beda Frekuensi Presentase

1. 0,40 atau lebih = Baik sekali 16 64 %

2. 0,30 - 0,39 = Baik 5 20 %

3. 0,20 - 0,29 = Cukup baik 0 0 %

4. Kurang dari 0,20 = Jelek 4 16 %

Jumlah 25 100%

Berdasarkan hasil uji daya pembeda butir diketahui daya beda butir

dengan klasifikasi baik sekali sebanyak 16 soal atau 64 %, klasifikasi baik

sebanyak 5 soal atau 20 %, klasifikasi kurang sebanyak 4 soal atau 16 %.

Hasil uji ini menunjukkan istrumen hasil belajar memiliki daya pembeda

butir baik sekali.

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

d. Uji Taraf Kesukaran

Berdasarkan data pada uji taraf kesukaran yang terdapat pada

Lampiran 10, hasil uji taraf kesukaran selanjutnya diklasifikasi menjadi 3

yaitu sukar, sedang dan mudah. Berdasarkan klasifikasi data diperoleh hasil

uji taraf kesukaran terdapat pada Tabel 4.2 sebagai berikut:

Tabel 4.2 Klasifikasi Uji Taraf Kesukaran Instrumen Hasil Belajar

No Klasifikasi Kesukaran Frekuensi Presentase

1. Sukar 1 4%

2. Sedang 21 84%

3. Mudah 3 12%

Jumlah 25 100%

Berdasarkan hasil uji taraf kesukaran diketahui butir soal dengan

klasifikasi sukar sebanyak 1 atau 4%. klasifikasi sedang sebanyak 21 atau

84%, dan klasifikasi mudah sebanyak 3 atau 12%.

Berdasarkan uji validitas, reliabilitas, uji daya beda dan taraf

kesukaran, soal yang dipakai adalah 20 soal yang telah mewakili indikator

pembelajaran dalam penelitian ini sekaligus untuk memudahkan perhitungan

Soal yang tidak dipakai adalah 5 soal, yaitu nomor 2, 3, 10, 17 dan 24.

3. Sajian Data Penelitian

a. Data Try Out

Instrumen try out diberikan kepada kelompok sampel try out yang

mengambil sampel siswa SD Negeri Karangasem IV. Pelaksanaan

penyebaran soal try out dilaksanakan pada tanggal 26 April 2012. Data

analisis hasil try out hasil belajar terdapat pada Lampiran 7.

b. Data Kemampuan Awal (Nilai Hasil Ujian Matematika Semester Ganjil)

Pengumpulan data kemampuan awal siswa menggunakan nilai hasil

ujian matematika pada semester ganjil. Berikut sajian data kemampuan awal

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dari hasil ujian matematika semester ganjil dari kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol.

1) Data Kelompok Eksperimen

Hasil kemampuan awal kelompok eksperimen dapat

dideskripsikan pada Tabel 4.3 di bawah:

Tabel 4.3 Data Kemampuan Awal Kelompok Eksperimen

No. Data Kemampuan Awal Siswa Nilai Data

1. Jumlah Sampel 36

2. Nilai Mean 72,36111

3. Nilai Median 72,5

4. Nilai Modus 65

5. Nilai Maksimum 90

6. Nilai Minimum 50

7. Varians 114,9802

8. Simpangan Baku 10,72288

Berdasarkan data yang diperoleh, nilai terendah matematika

siswa adalah 50 sedangkan nilai tertinggi adalah 90. Nilai modus

kelompok eksperimen yaitu 65 dan nilai mediannya adalah 72,5. Dari

hasil keseluruhan data kemampuan awal diperoleh rata-rata nilai

kemampuan awal siswa kelompok eksperimen sebesar 72,36111.

Data lengkap nilai kemampuan awal kelompok eksperimen

terdapat pada Lampiran 4.

2) Data Kelompok Kontrol

Hasil kemampuan awal kelompok kontrol dapat dideskripsikan

pada Tabel 4.4 di bawah ini:

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 4.4 Data Kemampuan Awal Kelompok Kontrol

No. Data Kemampuan Awal Siswa Nilai Data

1. Jumlah Sampel 47

2. Nilai Mean 74,38298

3. Nilai Median 75

4. Nilai Modus 65

5. Nilai Maksimum 90

6. Nilai Minimum 62

7. Varians 74,76318

8. Simpangan Baku 8,646571

Berdasarkan data, nilai terendah matematika siswa adalah 62

sedangkan nilai tertinggi adalah 90. Nilai modus kelompok kontrol yaitu

65 dan nilai mediannya adalah 75. Dari hasil keseluruhan data

kemampuan awal diperoleh rata-rata nilai kemampuan awal siswa

kelompok kontrol sebesar 74,38298. Data nilai kemampuan awal

kelompok kontrol terdapat pada Lampiran 4.

3) Data Hasil Belajar (Hasil Belajar Siswa Sesudah Perlakuan)

Sebelum Post Test, peneliti memberikan tindakan pembelajaran

kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Tindakan yang

diberikan adalah pembelajaran dengan model kooperatif tipe Numbered

Heads Together pada kelompok eksperimen dan pembelajaran

konvensional pada kelompok kontrol.

Setelah pemberian tindakan pembelajaran pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol selesai, maka langkah selanjutnya

adalah pengumpulan data nilai siswa pada materi Bilangan Romawi atau

Post Test. Pengumpulan data nilai hasil belajar siswa pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol setelah perlakuan dilaksanakan pada

tanggal 1 Mei 2012. Berikut sajian hasil belajar dari kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol.

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

a) Data Kelompok Eksperimen

Hasil belajar kelompok eksperimen dapat dideskripsikan pada

Tabel 4.5 di bawah ini:

Tabel 4.5 Data Hasil Belajar Kelompok Eksperimen.

No. Data Hasil Belajar Siswa Nilai Data

1. Jumlah Sampel 36

2. Nilai Mean 87,08333

3. Nilai Median 90

4. Nilai Modus 95

5. Nilai Maksimum 100

6. Nilai Minimum 60

7. Varians 120,5357

8. Simpangan Baku 10,97888

Berdasarkan data, nilai terendah matematika siswa adalah 60,

sedangkan nilai tertinggi adalah 100. Nilai modus kelompok

eksperimen adalah 95 dan nilai mediannya adalah 90. Dari hasil

keseluruhan data hasil belajar diperoleh rata-rata nilai kemampuan

awal siswa kelompok eksperimen sebesar 87,08333. Data nilai hasil

belajar kelompok eksperimen terdapat pada Lampiran 5.

b) Data Kelompok Kontrol

Hasil belajar kelompok kontrol dapat dideskripsikan pada

Tabel 4.6 di bawah ini:

Tabel 4.6 Data Hasil Belajar Kelompok Kontrol.

No. Data Hasil Belajar Siswa Nilai Data

1. Jumlah Sampel 47

2. Nilai Mean 80,53191

3. Nilai Median 80

4. Nilai Modus 75

5. Nilai Maksimum 100

6. Nilai Minimum 60

7. Varians 127,4283

8. Simpangan Baku 11,28841

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan data, nilai terendah matematika siswa adalah 60,

sedangkan nilai tertinggi adalah 100. Nilai modus kelompok kontrol

yaitu 75 dan nilai mediannya yaitu 80. Dari hasil keseluruhan data

kemampuan awal diperoleh rata-rata nilai hasil belajar siswa

kelompok eksperimen sebesar 80,532. Data nilai hasil belajar

kelompok eksperimen terdapat pada Lampiran 5.

B. Uji Keseimbangan Kemampuan Awal

1. Uji Normalitas Data Kemampuan Awal

Uji persyaratan eksperimen salah satunya menggunakan uji normalitas

yang bertujuan untuk menunjukkan bahwa sampel berasal dari populasi yang

berdistribusi normal. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan metode

Lilliefors dengan taraf signifikansi 0,05. Dari metode tersebut diperoleh statistik

uji seperti yang dideskripsikan pada Tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Awal dengan menggunakan

Metode Liliefors

Kelompok Lmaks Ltabel Keputusan

Uji Kesimpulan

Eksperimen 0,116011 0,147667 H0 diterima berdistribusi normal

Kontrol 0,121449 0,129236 H0 diterima berdistribusi normal

Berdasarkan uji normalitas kedua kelompok (sampel), diketahui untuk

kelompok eksperimen Lhitung > Ltabel (0,116011 > 0,147667) dan untuk kelompok

kontrol Lhitung > Ltabel (0,121449 > 0,129236), maka Ho diterima yang berarti

kedua sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Perhitungan

selengkapnya dapat dilihat di Lampiran 11.

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Uji Homogenitas Data Kemampuan Awal

Uji homogenitas untuk mengetahui apakah sampel mempunyai variansi

yang sama atau tidak. Dalam penelitian ini uji homogenitas menggunakan

metode Barlett dengan realistik uji Chi Kuadrat dengan taraf signifikan yang

digunakan adalah 0,05 diperoleh hasil uji homogenitas yang terlihat pada Tabel

4.8 sebagai berikut ini:

Tabel 4.8 Hasil Uji Homogenitas Data Kemampuan Awal dengan menggunakan

Metode Barlett dengan realistik uji Chi Kuadrat.

Kelompok 𝝌2hitung 𝝌2

tabel Keputusan

Uji Kesimpulan

Eksperimen

dan Kontrol 1.863262 3.84146 Ho diterima Homogen

Berdasarkan Tabel 4.9 di atas terlihat bahwa harga 𝝌2hitung bukan

merupakan anggota daerah kritik, sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel

berasal dari populasi yang homogen. Perhitungan homogenitas kemampuan awal

siswa dapat dilihat pada Lampiran 12.

3. Uji Keseimbangan

Uji persyaratan eksperimen menggunakan uji keseimbangan. Uji

keseimbangan dilakukan untuk mengetahui apakah sampel penelitian yang

dikenai tindakan mempunyai kemampuan matematika yang sama. Data untuk uji

keseimbangan ini diambil dari nilai ujian matematika semester ganjil kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol.

Tabel 4.9 Hasil Uji Keseimbangan menggunakan Statistik uji t-test.

Kelompok thitung ttabel Keputusan

Uji Kesimpulan

Eksperimen dan

Kontrol -0,95102 1,98969 Ho diterima Seimbang

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan uji keseimbangan dengan menggunakan uji t diketahui

bahwa nilai thitung bukan anggota daerah kritik, sehingga H0 diterima. Hal ini

berarti bahwa kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki kemampuan

awal yang sama atau seimbang. Perhitungan hasil uji keseimbangan dapat dilihat

pada Lampiran 13.

C. Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan terhadap data hasil belajar kelompok kontrol dan

eksperimen.

1. Uji Normalitas Data Hasil Belajar

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui suatu sampel berasal dari

populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Berikut hsil uji normalitas data

dari hasil belajar sengan menggunakan metode Lilliefors pada Tabel 4.10 di

bawah ini:

Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar

No. Kelompok Lhitung Ltabel Keterangan

1. Eksperimen 0,119 0,147667 H0 diterima

2. Kontrol 0,100396 0,129236 H0 diterima

Berdasarkan uji normalitas kedua kelompok (sampel) diketahui bahwa

Lhitung bukan anggota daerah kritik. Jadi H0 diterima, sehingga kedua kelompok

sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hasil perhitungan uji

normalitas hasil belajar tersebut secara lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran

14.

2. Uji Homogenitas Data Hasil Belajar

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi

penelitian mempunyai variansi yang sama atau tidak. Berikut hasil uji

homogenitas data hasil belajar dengan menggunakan uji Barlett pada Tabel 4.11

di bawah ini:

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 4.11 Hasil Uji Homogenitas Data Hasil Belajar

Kelompok 𝝌2hitung

𝝌2tabel Keterangan

Kelompok kontrol dan

eksperimen 0,03065 3,84146 H0 diterima

Berdasarkan uji homogenitas data hasil belajar, diketahui bahwa 𝝌2hitung

bukan merupakan anggota daerah kritik, maka H0 diterima, yang berarti bahwa

kedua kelompok sampel dinyatakan homogen. Perhitungan hasil uji homogenitas

terdapat pada Lampiran 15.

3. Uji Hipotesis (t-test)

Uji hipotesis t-test dilakukan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar

dari kelompok eksperimen dan kontrol setelah perlakuan. Berikut hasil uji

hipotesis dengan t-test terdapat pada Tabel 4.12 di bawah ini :

Tabel 4.12 Hasil Uji Hipotesis

Kelompok thitung ttabel Keterangan

Kelompok kontrol dan

eksperimen 2,651545 1,98969 H0 ditolak

Pada hasil uji thitung di atas, nilai thitung adalah 2,651545 dengan ttabel

adalah 1,98969, maka thitung merupakan anggota dari daerah kritik, sehingga H0

ditolak. Hal ini berarti ada perbedaan hasil belajar kelompok eksperimen yang

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan kelompok kontrol

yang menerapkan model pembelajaran knvensional. Perhitungan uji t-test secara

lebih terperinci dapat dilihat pada Lampiran 16.

D. Pembahasan

Setelah dilakukan penelitian dan dilakukan uji hipotesis, hasil menunjukkan

skor dari thitung 2,651545 atau thitung > ttabel (2,651545 > 1,98969) sehingga H0

ditolak. Hal ini berarti bahwa terdapat perbedaan nilai yang signifikan antara

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Berdasarkan hasil analisis

diperoleh rata-rata nilai hasil belajar siswa kelompok eksperimen yaitu 87,08333

lebih besar dari rata-rata nilai hasil belajar kelompok kontrol yaitu 80,53191. Hal ini

berarti hasil belajar matematika tentang bilangan romawi siswa yang diajar dengan

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih baik dibandingkan

dengan hasil belajar matematika tentang bilangan romawi siswa yang menerapkan

model pembelajaran konvensional. Hal ini terjadi dikarenakan model kooperatif tipe

NHT memiliki kelebihan untuk membuat siswa lebih termotivasi semangat

belajarnya dengan model pembelajarannya yang seperti perlombaan daripada model

pembelajaran konvensional yang masih bersifat monoton.

Pada kelompok eksperimen (SD Negeri Karangasem I) diterapkan

pembelajaran dengan model kooperatif tipe NHT dan pada kelompok kontrol (SD

Negeri Soropadan) diterapkan pembelajaran dengan model konvensional, hasil post

test setelah perlakuan (treatment) nilai hasil belajar matematika siswa kelompok

eksperimen dan nilai hasil belajar matematika siswa kelompok kontrol dinyatakan

berbeda. Hasil dari post test ini juga menunjukkan bahwa hasil belajar siswa-siswa

yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih baik

dibandingkan dengan siswa-siswa yang diajar dengan model pembelajaran

konvensional.

Pada pembelajaran konvensional, siswa dalam pembelajaran hanya duduk,

diam, menerima apa yang telah dijelaskan oleh guru dan mengerjakan latihan soal.

Pembelajaran konvensional memiliki sifat pembelajaran yang monoton seperti ini

sudah sering dialami siswa. Pembelajaran ini juga terus menerus hanya

mengandalkan interaksi antara guru dan siswa saja. Hal ini membuta siswa merasa

jenuh untuk menerima pembelajaran matematika. Akibatnya semangat dan motivasi

siswa dalam pembelajaran pun tidak maksimal. Berbeda halnya dengan model

pembelajaran NHT. Model pembelajaran ini baru pertama kali dirasakan oleh siswa

sehingga cukup menarik perhatian siswa. Model pembelajaran NHT memiliki sifat

yang seperti perlombaan sehingga siswa lebih termotivasi semangat belajarnya.

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Selain itu, dengan pembagian kelompoknya yang bernomor, masing-masing siswa

merasa memiliki tanggung jawab atas pemahaman materi yang dimilikinya supaya

nantinya dapat menjawab pertanyaan yang diajukan sehingga ia akan termotivasi

untuk terus belajar. Disamping itu, siswa yang sudah pandai juga mempunyai

motivasi dan tanggung jawab untuk mengajari siswa yang kurang pandai dalam

upayanya untuk membuat kelompoknya selalu mendapatkan poin sebanyak-

banyaknya. Pada akhirnya setiap siswa termotivasi untuk terus belajar sehingga hasil

belajar mereka meningkat.

Hasil pembahasan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Anik

Nur Khayati yang berjudul. ”Eksperimentasi Pembelajaran Matematika dengan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Heads Together) Pada Materi

Luas Dan Volume Bangun Ruang Ditinjau Dari Gaya Belajar Matematika siswa

Kelas X SMA Batik 1 Surakarta” dan Nur Hidayah yang berjudul “Peningkatan

Prestasi Belajar Matemetika melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT

(Numbered Heads Together) Kelas III SD N Klumprit 03 Kabupaten Sukoharjo

Tahun Ajaran 2009/2010”. Hal ini terjadi karena penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe NHT dapat menjadikan pembelajaran matematika menjadi lebih

bermakna sehingga hasil belajar siswa meningkat.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika materi

bilangan Romawi dengan menggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT

lebih baik daripada hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran

konvensional pada siswa kelas IV SD se-Gugus Gajah Mada, Kecamatan Laweyan,

Kota Surakarta tahun 2012.

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Dari hasil uji hipotesis, diketahui 𝑡𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar 2,651545 dan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

sebesar 1,98969 yang menunjukkan bahwa H0 ditolak. Hal ini berarti kedua

kelompok memiliki perbedaan hasil belajar. Berdasarkan hasil analisis diperoleh

rata-rata nilai hasil belajar siswa kelompok eksperimen yaitu 87,08333 lebih besar

dari rata-rata nilai hasil belajar kelompok kontrol yaitu 80,53191. Data tersebut

menunjukkan nilai rata-rata kelompok ekperimen setelah penerapan model

pembelajaran Numbered Heads Together lebih baik daripada hasil belajar kelompok

kontrol.

Jadi dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan dari

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih

baik terhadap hasil belajar matematika tentang bilangan romawi pada siswa kelas IV

di wilayah Gugus Gajah Mada Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2012.

B. Implikasi

Implikasi dalam pendidikan yang dimaksudkan disini adalah nilai-nilai

positif yang terkandung dalam masalah yang diteliti serta berhubungan dengan

pendidikan. Sesuai dengan masalah yang diteliti dan hipotwsa yang telah diajukan

dalam penelitian telah terbukti kebenarannya, maka dapat dipaparkan implikasi

penelitian sebagai berikut:

1. Dapat memberikan suatu gambaran atau semacam petunjuk bagi guru untuk

menerapkan model pembelajaran yang sesuai tepat dapat memotivasi siswa

sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa, yaitu dengan menerapkan

model kooperatif tipe NHT dalam mengajar matematika materi bilangan romawi

pada kelas IV siswa Sekolah Dasar.

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH MODEL .../Pengaruh... · di wilayah gugus gajah mada kecamatan laweyan kota surakarta tahun 2012 oleh: theresia dian anggraeni k7108240

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Dapat memberikan satu gambaran bagi para guru untuk memilih dan menerapkan

model pembelajaran yang sesuai dengan jenis materi yang disampaikan dan baik

yang bertujuan membantu siswa memperdalam materi matematika sehingga

dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat disampaikan beberapa saran sebagai

berikut:

1. Bagi Guru

a. Hendaknya guru dalam memberikan materi pembelajaran menerapkan

model pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk memperdalam

materi khususnya model kooperatif tipe NHT dengan mempertimbangkan

kesesuaian antara materi dan model pembelajaran yang diterapkan.

b. Hendaknya guru dalam memberikan materi pembelajaran menggunakan

variasi model pembelajaran sehingga siswa tidak merasa jenuh.

c. Hendaknya dalam proses pembelajaran guru lebih banyak melibatkan siswa

buakan menguasai atau mendominasi proses pembelajaran..

2. Bagi Siswa

a. Setiap siswa hendaknya menjalin hubungan baik dengan temannya, agar

saat berdiskusi kelompok bisa bekerja sama dengan baik.

b. Hendaknya siswa lebih aktif bertanya kepada guru dan dapat

mengungkapkan ide kreatif maupun pengalaman mereka saat berdiskusi

kelompok.

3. Bagi Sekolah

Hendaknya sekolah mendorong para guru untuk menggunakan model

pembelajaran yang bervariasi khususnya model pembelajaran kooperatif tipe

NHT serta memberikan kemudahan sarana dan prasarana yang dibutuhkan guru

dalam rangka meningkatkan proses pembelajaran yang lebih baik.