perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id penerapan teknik ...... · kelas xi bahasa sma negeri 2...

157
i PENERAPAN TEKNIK PEER-CORRECTION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARYA ILMIAH PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh: MARIA ULFAH K1208008 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA September 2012 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

Upload: doandang

Post on 09-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

i

PENERAPAN TEKNIK PEER-CORRECTION

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARYA ILMIAH

PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 2 SUKOHARJO

TAHUN AJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Oleh:

MARIA ULFAH

K1208008

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

September 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

iii

PENERAPAN TEKNIK PEER-CORRECTION

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARYA ILMIAH

PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 2 SUKOHARJO

TAHUN AJARAN 2011/2012

Oleh:

MARIA ULFAH

K1208008

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

September 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

iv

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

vi

ABSTRAK

Maria Ulfah. K1208008. PENERAPAN TEKNIK PEER-CORRECTION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARYA ILMIAH PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2011/2012. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta. September 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan: (1) kualitas proses pembelajaran menulis karya ilmiah pada siswa kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo dengan menerapkan teknik peer-correction; dan (2) kemampuan menulis karya ilmiah pada siswa kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo dengan menerapkan teknik peer-correction.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dan tiap siklus terdiri atas kegiatan: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI Bahasa. Objek penelitian adalah pembelajaran menulis karya ilmiah. Sumber data berasal dari: (1) peristiwa, yaitu kegiatan pembelajaran menulis karya ilmiah di kelas XI Bahasa SMA N 2 Sukoharjo; (2) informan, yaitu guru bahasa Indonesia kelas XI Bahasa dan beberapa orang siswa kelas XI Bahasa; dan (3) dokumen, antara lain catatan observasi selama proses pembelajaran, hasil tes siswa berupa tulisan ilmiah, daftar nilai yang berupa nilai proses dan hasil pembelajaran menulis karya ilmiah, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), catatan hasil wawancara yang ditranskrip, dan foto kegiatan pembelajaran menulis karya ilmiah. Teknik pengumpulan data adalah dengan observasi, wawancara, tes, dan analisis dokumen. Analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif komparatif yang mencakup analisis kritis terhadap kelebihan dan kelemahan kinerja siswa dan guru dalam proses pembelajaran pada setiap siklus dan membandingkan hasil tindakan setiap siklus dengan indikator ketercapaian yang ditentukan sebelumnya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan teknik peer-correction dapat meningkatkan kemampuan menulis karya ilmiah pada siswa kelas XI Bahasa SMA N 2 Sukoharjo dari prasiklus ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II. Proses pembelajaran pada prasiklus bersifat teacher-oriented learning sehingga keaktifan siswa dalam pembelajaran dan kemampuan menulis karya ilmiah siswa rendah. Pada siklus I, keaktifan siswa dalam pembelajaran dan kemampuan menulis karya ilmiah siswa meningkat meskipun belum optimal. Pelaksanaan siklus II menyebabkan keaktifan siswa dalam pembelajaran meningkat optimal dan kemampuan menulis karya ilmiah siswa menjadi baik sehingga mendukung suatu pembelajaran yang berkualitas.

Simpulan penelitian ini adalah penerapan teknik peer-correction dapat meningkatkan kemampuan menulis karya ilmiah pada siswa kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo.

Kata Kunci: teknik peer-correction, kemampuan menulis karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

vii

MOTTO

Hidup adalah pemanfaatan kekuatan, bukan penyesalan kelemahan

(Mario Teguh)

Iman, pekerti yang baik, pendidikan, dan kerja keras adalah jalan keluar

yang menaikkan

(Mario Teguh)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

viii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan untuk:

1. Ayahanda dan Ibunda tercinta, yang senantiasa

menyejukkan batin Ananda dengan mutiara kasih dan

untaian nasihatnya sebagai pembangkit semangat dalam

belajar dan berjuang;

2. Sosok-sosok guru nan mulia dan figur-figur pendidik

berkarakter kuat dan cerdas yang jadi inspirasiku;

3. Sahabat sejatiku: Sri Endahwati, Anggalia Novika,

Yuni’ah, Ana Erlina, Diska Mega V.D., Annisa Aini,

Kurnia Ayu R., Ilham Ratih, dan Agnes Lina, terimakasih

atas curahan motivasi dan semangat dari kalian, juga

semua perjalanan manis bersama selama ini;

4. Bapak dan Ibu kost yang baik hati serta semua teman di

kost Sanggar Pangudi Luhur dan Prabu Indah Baru (Unik,

Nani, Nina, Mbak Lilis, Ila, Indah, dkk.) yang telah

mengukir senyum dan kenangan indah selama bersama

kalian; dan

5. Teman-teman seperjuangan Bastind angkatan 2008 yang

telah menemani perjalananku selama ini dan memberikan

warna-warni kehidupanku.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala

limpahan nikmat, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu

menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini dibuat dengan tujuan sebagai

syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pendidikan.

Dalam Penyusunan skripsi ini, penulis menyadari tidak dapat bekerja

seorang diri melainkan bekerja sama dengan berbagai pihak. Atas

terselesaikannya skripsi ini, penulis meyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Prof.Dr.H.M.Furqon Hidayatullah,M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan izin

penulisan skripsi ini.

2. Dr.Muhammad Rohmadi,M.Hum., Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan

Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta yang telah memberikan izin dalam penulisan skripsi ini.

3. Dr.Kundaru Saddhono,S.S.,M.Hum., Ketua Program Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret Surakarta yang telah memberikan izin dalam penulisan skripsi ini.

4. Drs.Amir Fuady,M.Hum. dan Dr.Nugraheni E.W.,S.S,M.Hum., sebagai

pembimbing skripsi I dan II yang senantiasa dengan sabar dan perhatian

membimbing penulis dalam menyusun skripsi ini.

5. Ibu dan Bapak Dosen Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang

telah memberikan bekal ilmu kepada penulis.

6. Semua pihak yang telah mendukung dan membantu sehingga penulis mampu

menyelesaikan skripsi ini.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi

perkembangan dunia pendidikan, khususnya dalam bidang bahasa dan sastra

Indonesia.

Surakarta, September 2012

Penulis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

HALAMAN PERNYATAAN .................................................................... ii

HALAMAN PENGAJUAN ........................................................................ iii

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... v

HALAMAN ABSTRAK ............................................................................ vi

HALAMAN MOTTO .................................................................................. vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. viii

KATA PENGANTAR ................................................................................ ix

DAFTAR ISI ................................................................................................ x

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiv

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................... 9

C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 10

D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA ....................................................................... 12

A. Kajian Teori ..................................................................................... 12

1. Hakikat Menulis ......................................................................... 12

2. Hakikat Karya Ilmiah ................................................................. 18

3. Bahasa dalam Penulisan Karya Ilmiah ....................................... 24

4. Kesalahan Berbahasa ................................................................... 27

5. Koreksi Kesalahan Berbahasa ..................................................... 30

6. Teknik Koreksi Kesalahan Bahasa dalam Pembelajaran Menulis 32

7. Feedback dalam Penerapan Teknik Peer-correction .................. 38

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

xi

8. Penilaian Kualitas Proses dan Hasil Pembelajaran Menulis ....... 44

B. Kerangka Berpikir ............................................................................ 53

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 56

A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 56

B. Subjek Penelitian ............................................................................. 58

C. Data dan Sumber Data ..................................................................... 58

D. Pengumpulan Data ........................................................................... 59

E. Uji Validitas Data ............................................................................ 60

F. Analisis Data .................................................................................... 61

G. Indikator Kinerja Penelitian ............................................................. 61

H. Prosedur Penelitian ......................................................................... 62

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN .............................. 68

A. Deskripsi Pratindakan ...................................................................... 68

B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus ............................................. 80

1. Deskripsi Siklus I .......................................................................... 80

2. Deskripsi Siklus II ......................................................................... 98

C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus ....................................... 112

D. Pembahasan ...................................................................................... 126

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ..................................... 138

A. Simpulan .......................................................................................... 138

B. Implikasi .......................................................................................... 139

C. Saran ............................................................................................... 141

Daftar Pustaka ............................................................................................ 143

Lampiran ................................................................................................ 146

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Skema Kerangka Pemikiran ................................................................. 55

2. Grafik Nilai Rata-rata Proses Pembelajaran Antarsiklus ..................... 113

3. Grafik Nilai Rata-rata Aspek Keaktifan Siswa selama Apersepsi

pembelajaran......................................................................................... 112

4. Grafik Nilai Rata-rata Aspek Keaktifan dan Perhatian Siswa saat

Guru Menyampaikan Materi ................................................................ 115

5. Grafik Nilai Rata-rata Aspek Keaktifan dan Kesungguhan Siswa

dalam Melakukan Peer-correction ....................................................... 116

6. Grafik Nilai Rata-rata Aspek Minat dan Motivasi Siswa dalam

Mengikuti Pembelajaran ....................................................................... 117

7. Grafik Nilai Rata-rata Aspek Isi pada Hasil Tulisan Ilmiah Siswa ...... 118

8. Grafik Nilai Rata-rata Aspek Organisasi pada Isi Hasil Tulisan

Ilmiah Siswa ......................................................................................... 119

9. Grafik Nilai Rata-rata Aspek Kosakata pada Isi Hasil Tulisan Ilmiah

Siswa ................................................................................................ 120

10. Grafik Nilai Rata-rata Aspek Pengembangan Bahasa pada Isi Hasil

Tulisan Ilmiah Siswa ............................................................................ 121

11. Grafik Nilai Rata-rata Aspek Mekanik pada Isi Hasil Tulisan Ilmiah

Siswa ................................................................................................ 122

12. Grafik Nilai Rata-rata Hasil Pembelajaran Menulis Karya Ilmiah

Antarsiklus ............................................................................................ 123

13. Grafik nilai Rata-rata Proses dan Hasil Pembelajaran Menulis Karya

Ilmiah Antarsiklus ................................................................................ 125

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Penilaian Proses Pembelajaran ............................................................. 45

2. Model Penilaian Menulis Skala Interval .............................................. 51

3. Rincian Jadwal Penelitian..................................................................... 57

4. Indikator Kinerja Penelitian ................................................................. 62

5. Nilai Proses Pembelajaran Menulis Karya Ilmiah Siswa Kelas XI

Bahasa pada Kondisi Awal ................................................................... 72

6. Nilai Hasil Pembelajaran Menulis Karya Ilmiah Siswa Kelas XI

Bahasa pada Kondisi Awal ................................................................... 75

7. Nilai Proses Pembelajaran Menulis Karya Ilmiah Siswa Kelas XI

Bahasa pada Siklus I ............................................................................. 94

8. Nilai Hasil Pembelajaran Menulis Karya Ilmiah Siswa Kelas XI

Bahasa pada Siklus I ............................................................................. 95

9. Nilai Proses Pembelajaran Menulis Karya Ilmiah Siswa Kelas XI

Bahasa pada Siklus II ........................................................................... 110

10. Nilai Hasil Pembelajaran Menulis Karya Ilmiah Siswa Kelas XI

Bahasa pada Siklus II ........................................................................... 111

11. Nilai Proses Pembelajaran Menulis Karya Ilmiah Siswa Kelas XI

Bahasa Antarsiklus ............................................................................... 112

12. Nilai Hasil Pembelajaran Menulis Karya Ilmiah Siswa Kelas XI

Bahasa Antarsiklus ............................................................................... 124

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia

Tingkat Sekolah Menengah Atas Kelas XI Program Bahasa Semester

2 147

2. Silabus Pembelajaran Menulis Karya Ilmiah ......................................... 148

3. Lembar Nilai Siswa dalam Pembelajaran Menulis Karya Ilmiah .......... 150

4. Lembar Rekapitulasi Keaktifan Siswa Kelas XI Bahasa dalam

Pembelajaran Menulis Karya Ilmiah..................................................... 151

5. Pedoman Wawancara terhadap Guru Bahasa Indonesia (Pratindakan) . 152

6. Pedoman Wawancara dengan Siswa Kelas XI Bahasa (Pratindakan) ... 154

7. Pedoman Wawancara dengan Guru Bahasa Indonesia

(Pascatindakan) ...................................................................................... 155

8. Pedoman Wawancara dengan Siswa Kelas XI Bahasa

(Pascatindakan) ...................................................................................... 156

9. Lembar Observasi Kinerja Guru saat Mengajar .................................... 157

10. Lembar Observasi Keaktifan Siswa Kelas XI Bahasa dalam

Pembelajaran Menulis Karya Ilmiah...................................................... 159

11. Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Guru Bahasa Indonesia

Kelas XI Bahasa SMA N 2 Sukoharjo ................................................... 161

12. Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Siswa Pra-tindakan ......... 168

13. Catatan Lapangan (Fieldnote) Hasil Observasi Pra-tindakan

Pembelajaran Menulis Karya Ilmiah...................................................... 172

14. Lembaar Observasi Keaktifan Siswa Kelas XI Bahasa dalam

Pembelajaran Menulis Karya Ilmiah...................................................... 176

15. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pratindakan .................................. 177

16. Lembar Analisis Hasil Evaluasi dari Guru pada saat Pratindakan......... 179

17. Daftar Nilai Siswa dalam Pembelajaran Menulis Karya Ilmiah saat

Pratindakan ............................................................................................ 180

18. Lembar Observasi Kinerja Guru pada Pratindakan ............................... 181

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

xv

19. Hasil Pekerjaan Siswa Pratindakan ........................................................ 184

20. Dokumentasi Pembelajaran Menulis Karya Ilmiah pada Pra-tindakan . 185

21. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I .............................. 187

22. Catatan Lapangan Hasil Observasi Siklus I ........................................... 195

23. Catatan Lapangan (Fielnote) Hasil Observasi Pembelajaran Menulis

Karya Ilmiah dengan Teknik Peer-correction (Siklus I Pertemuan II) .

24. Hasil Pekerjaan Siswa Siklus I .............................................................. 207

25. Hasil Observasi Keaktifan Siswa Kelas XI Bahasa Siswa SMA N 2

Sukoharjo dalam Pembelajaran Menulis Karya Ilmiah ......................... 208

26. Lembar Observasi Kinerja Guru saat Mengajar pada Siklus I............... 209

27. Dokumentasi Pembelajaran Menulis Karya Ilmiah pada Siklus I ......... 211

28. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ............................. 213

29. Catatan Lapangan Hasil Observasi Siklus II ......................................... 221

30. Catatan Lapangan (Fielnote) Hasil Observasi Pembelajaran Menulis

Karya Ilmiah dengan Teknik Peer-correction (Siklus II Pertemuan II)

31. Hasil Pekerjaan Siswa Siklus II ............................................................. 230

32. Hasil Observasi Keaktifan Siswa Kelas XI Bahasa Siswa SMA N 2

Sukoharjo dalam Pembelajaran Menulis Karya Ilmiah pada Siklus II .. 231

33. Lembar Observasi Kinerja Guru saat Mengajar pada Siklus II ............. 232

34. Dokumentasi Pembelajaran Menulis Karya Ilmiah pada Siklus II ........ 234

35. Rekapitulasi Keaktifan Siswa Kelas XI Bahasa dalam Pembelajaran

Menulis Karya Ilmiah ............................................................................ 236

36. Catatan Lapangan Hasil Wawancara Pascatindakan dengan Guru ........ 237

37. Catatan Lapangan Hasil Wawancara Pascatindakan dengan Siswa ...... 241

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran menulis di SMA merupakan bagian dari mata pelajaran

Bahasa Indonesia yang bertujuan untuk menumbuhkembangkan keterampilan

siswa dalam mengungkapkan ide dan perasaannya melalui media bahasa tulis

secara efektif. Pembelajaran menulis pada jenjang ini termasuk dalam

pembelajaran menulis lanjut yang mulai diberikan kepada siswa sejak kelas IV SD

hingga di perguruan tinggi.

Pada tahap menulis lanjut siswa dituntut mampu melahirkan gagasan

dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar, yaitu dengan ejaan yang benar,

kosa kata yang tepat, kalimat yang efektif, dan paragraf yang baik. Dalam hal ini,

siswa SMA diharapkan telah mampu berkomunikasi menggunakan bahasa tulis

secara baik dan benar, dan kemampuan tersebut harus meningkat ketika mereka

duduk di perguruan tinggi. Akan tetapi, kenyataan di lapangan menunjukkan

banyaknya masalah berkaitan dengan kemampuan menulis siswa SMA, baik di

program kelas IPA maupun IPS, bahkan program bahasa.

Hasil survei awal di lapangan menunjukkan para siswa kelas bahasa yang

idealnya mampu menjadi model berbahasa yang baik bagi siswa-siswi kelas lain

(IPA dan IPS), termasuk dalam hal berbahasa tulis, ternyata juga mengalami

kesulitan dalam pembelajaran menulis. Hal tersebut terutama disebabkan

rendahnya penguasaan mereka akan kaidah bahasa Indonesia tulis. Masalah

demikian dialami pula oleh para siswa kelas XI Bahasa SMA N 2 Sukoharjo

dalam pembelajaran menulis karya ilmiah. Pada umumnya, siswa menganggap

materi dan penugasan menulis karya ilmiah sebagai materi dan tugas yang paling

sulit diantara materi dan tugas-tugas lain dalam pembelajaran bahasa dan sastra

Indonesia, misalnya tugas menulis narasi, menulis puisi, dan sebagainya. Hal ini

karena materi menulis karya ilmiah belum pernah dipelajari di kelas sebelumnya

atau merupakan materi pelajaran baru di kelas XI. Selain itu, dalam penulisan

karya ilmiah terdapat berbagai aturan dan batasan tertentu yang harus dipatuhi

1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

2

siswa, misalnya ide yang dikemukakan harus bersifat ilmiah dan bahasa yang

digunakan harus bahasa Indonesia yang baik dan benar (bahasa baku). Penulisan

karya ilmiah harus pula memperhatikan ketepatan penggunaan ejaan, tanda baca,

dan penulisan notasi ilmiah. Semua hal yang disebutkan di atas erat hubungannya

dengan penerapan kaidah bahasa Indonesia tulis. Oleh karena itu, dalam penulisan

karya ilmiah, di samping kecermatan dalam menyusun isi tulisan, penguasaan

kaidah bahasa tulis yang memadai juga mutlak diperlukan.

Seperti dikemukakan sebelumnya, rendahnya penguasaan siswa akan

kaidah bahasa Indonesia tulis menjadi kendala utama dalam pembelajaran menulis

karya ilmiah di kelas XI Bahasa SMA N 2 Sukoharjo. Kesulitan yang dialami

siswa tersebut ternyata berdampak pula pada kualitas proses pembelajaran. Hasil

pengamatan peneliti pada tahap pratindakan menunjukkan bahwa keaktifan,

perhatian, minat, dan motivasi siswa terhadap pembelajaran menulis karya ilmiah

masih rendah. Hal ini dapat dilihat misalnya dari sikap siswa yang kurang aktif

dan memperhatikan saat guru memberikan apersepsi maupun menyampaikan

materi, serta sikap siswa yang cenderung bermalas-malasan dan banyak mengeluh

selama pembelajaran yang mencerminkan rendahnya minat dan motivasi mereka

dalam mengikuti pembelajaran menulis karya ilmiah.

Dalam proses pembelajaran menulis karya ilmiah yang diamati oleh

peneliti, terlihat hanya beberapa siswa yang duduk di deretan bangku terdepan

yang fokus mendengarkan dan mencatat penjelasan materi dari guru serta aktif

bertanya dan mengemukakan pendapat maupun menjawab pertanyaan yang

diajukan guru. Adapun sebagian siswa yang lain tampak sibuk dengan

aktivitasnya sendiri dan mengobrol saat pembelajaran. Guru pun terpaksa

beberapa kali menegur siswa-siswa yang dirasa mengganggu pelajaran. Teguran

guru antara lain ditujukan kepada beberapa siswa yang menidurkan kepalanya di

atas meja atau asyik mengobrol dengan temannya selama guru menerangkan. Di

samping itu, penulis mendapati pula dua orang siswa yang duduk di bangku pojok

belakang sedang membaca-baca majalah sembari membuka handphone secara

sembunyi-sembunyi selama berlangsungnya pembelajaran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

3

Tidak hanya minat dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran

yang rendah, keaktifan para siswa sejak apersepsi hingga saat berlangsungnya

pembelajaran juga rendah. Hal ini dapat diamati dari sedikitnya jumlah siswa

yang aktif berpendapat, menjawab maupun mengajukan pertanyaan selama

pembelajaran. Bahkan, saat guru menyampaikan penugasan kepada siswa untuk

mencari buku di perpustakaan sebagai sumber penulisan karya ilmiah, beberapa

siswa justru mengeluh enggan. Mereka berjalan malas ke perpustakaan dan tidak

serius saat mencari buku. Waktu yang diberikan untuk mengkaji isi buku dan

membuat kerangka karya ilmiah pun lebih banyak digunakan untuk bercanda

dengan teman-temannya. Hal tersebut semakin menunjukkan rendahnya semangat

dan tanggung jawab siswa dalam melakukan tugas-tugas belajarnya. Oleh karena

itu, secara umum dapat dinyatakan bahwa kualitas proses pembelajaran menulis

karya ilmiah di kelas XI Bahasa ini masih rendah.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa, diketahui bahwa

rendahnya minat, motivasi, perhatian, dan keaktifan mereka dalam pembelajaran

menulis karya ilmiah disebabkan mereka memang kurang menyukai pelajaran

tersebut. Pada umumnya, siswa menganggap bahwa tugas menulis karya ilmiah

merupakan tugas tersulit dibandingkan tugas menulis yang lain. Hal ini karena

dalam proses penulisan karya ilmiah, mereka dituntut untuk mampu menulis

dengan bahasa yang baik dan benar serta menggunakan ejaan dan tanda baca yang

tepat. Padahal, para siswa merasa belum mampu melakukan hal tersebut karena

penguasaan kaidah bahasa tulis mereka kurang memadai.

Adapun terkait aktivitas pembelajaran yang dilakukan guru, meskipun

sudah memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih menulis, tetapi dalam

menyampaikan materi guru lebih banyak menerangkan hal-hal yang bersifat teori,

misalnya tentang pengertian, ciri-ciri, dan sistematika penulisan karya ilmiah,

sedangkan hal-hal yang berkaitan dengan penerapan kaidah bahasa dalam

penulisan karya ilmiah cenderung dikesampingkan. Berdasarkan hasil wawancara

peneliti dengan guru, diketahui bahwa guru merasa latihan menganalisis dan

memperbaiki kesalahan bahasa dalam tataran kalimat atau paragraf yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

4

dilatihkannya kepada siswa sudah cukup sebagai bekal siswa untuk menghasilkan

tulisan yang baik, benar, dan sesuai kaidah, dalam hal ini termasuk karya ilmiah.

Dari hasil wawancara dengan siswa dan keterangan yang diperoleh dari

guru, dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran yang dilakukannya selama

ini, guru lebih menekankan pada aspek pengetahuan tentang kaidah bahasa

dibandingkan penerapan kaidah berbahasa tersebut yang berupa pemberian

kesempatan kepada siswa untuk berlatih menulis. Guru lebih banyak menyajikan

contoh-contoh kalimat maupun paragraf yang mengandung kesalahan bahasa

untuk dianalisis dan diperbaiki oleh siswa. Adapun kesempatan siswa untuk

berlatih menulis sebagai wujud penerapan kaidah berbahasa yang dipelajarinya

jarang diberikan oleh guru karena dinilai memakan waktu. Akibatnya, siswa

merasa kesulitan saat harus menulis karya ilmiah dengan bahasa yang baik dan

benar.

Rendahnya kualitas proses pembelajaran tentunya berdampak pula

terhadap kualitas hasil pembelajaran. Dari keterangan guru, diperoleh informasi

bahwa selama ini nilai rata-rata menulis di kelas XI Bahasa adalah yang terendah

bila dibandingkan nilai rata-rata keterampilan berbahasa yang lain, yaitu

menyimak, membaca, dan berbicara. Nilai menulis siswa jatuh terutama

disebabkan rendahnya nilai menulis karya ilmiah. Menurut guru, rendahnya nilai

menulis karya ilmiah ini disebabkan banyaknya kesalahan bahasa dalam hasil

tulisan siswa. Kesalahan-kesalahan itu ditemukan merata, mulai dari aspek ejaan,

kata, kalimat, hingga paragraf. Bentuk kesalahan yang banyak dijumpai di

antaranya kesalahan pemakaian tanda baca, pemakaian huruf besar/kapital,

penulisan kata depan, pemakaian kata bahasa populer, pemakaian kata bahasa

Jawa, pemilihan kosa kata yang kurang tepat, dan kesalahan struktur kalimat.

Berbagai bentuk kesalahan tersebut dijumpai pada hampir semua hasil tulisan

siswa.

Rendahnya nilai menulis karya ilmiah siswa kelas XI Bahasa akibat

lemahnya penguasaan kaidah bahasa tulis siswa tentu membuat guru bahasa

Indonesia di kelas tersebut menjadi khawatir. Hal ini dapat dipahami karena

rendahnya nilai menulis karya ilmiah menjadi faktor utama rendahnya rata-rata

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

5

nilai menulis secara keseluruhan. Oleh karena itu, untuk meningkatkan nilai

menulis karya ilmiah di kelas XI Bahasa, penguasaan siswa akan kaidah bahasa

tulis perlu ditingkatkan tidak hanya dalam tataran pengetahuan, tetapi juga

penerapan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberikan lebih banyak

kesempatan kepada siswa untuk berlatih menulis.

Dalam wawancara yang dilakukan, guru menyatakan bahwa beliau sudah

menyarankan siswa untuk mengoreksi kembali hasil tulisannya sebelum

dikumpulkan agar memperoleh nilai yang baik. Guru juga sudah memberi

kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika mengalami kesulitan saat

mengoreksi hasil tulisannya. Namun, siswa tidak bersungguh-sungguh melakukan

saran dan anjuran guru. Para siswa enggan untuk mengoreksi hasil tulisannya dan

mengumpulkan apa adanya hasil tulisan tanpa diperbaiki terlebih dahulu.

Akibatnya, guru terus menemukan kesalahan bahasa seperti yang ditemukan

dalam hasil tulisan siswa sebelumnya.

Sehubungan dengan anjuran guru yang tidak dipatuhi para siswa, para

siswa mengakui bahwa mereka enggan untuk mengoreksi kembali hasil tulisan

mereka karena merasa kesulitan untuk menemukan letak kesalahannya. Sebagian

siswa justru mengungkapkan keinginan mereka untuk mendapatkan feedback,

masukan, ataupun bimbingan dari guru dalam mengoreksi dan memperbaiki hasil

tulisannya. Akan tetapi, ada pula siswa yang menyatakan tidak merasa perlu

menulis dengan baik termasuk menghindari kesalahan-kesalahan bahasa dalam

tulisannya karena nantinya hasil tulisan mereka hanya akan dibaca oleh guru.

Oleh karena itu, mereka tidak perlu malu jika hasil tulisannya jelek.

Sehubungan dengan keinginan siswa untuk memperoleh feedback dari

guru dalam mengoreksi hasil tulisannya, guru beralasan bahwa keterbatasan

waktu yang menyebabkan beliau tidak mungkin mengunjungi satu per satu siswa

dan memberi mereka masukan atas hasil tulisan masing-masing. Sebagai

alternatifnya, guru pun mengemukakan kekurangan dan kesalahan-kesalahan yang

umum dijumpai pada hasil tulisan siswa sembari membagikan hasil tulisan yang

telah dinilai. Pada kesempatan lain, guru berusaha memberikan masukan dengan

mengemukakan hasil koreksinya terhadap tulisan siswa yang dikumpulkan lebih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

6

awal. Dalam hal ini, umpan-balik diberikan guru secara personal kepada siswa

yang bersangkutan dengan cara memanggil siswa tersebut, menjelaskan letak

kesalahan, penyebab, dan cara memperbaikinya. Selanjutnya guru memberi

kesempatan kepada siswa yang bersangkutan untuk memperbaiki tulisannya

terlebih dahulu sebelum dikumpulkan kembali.

Agar umpan-balik yang diberikan kepada siswa lebih merata, guru pun

menerapkan teknik koreksi langsung atau teacher-correction. Dalam mengajarkan

materi menulis karya ilmiah berdasarkan kajian buku atau hasil penelitian

sederhana, teknik koreksi langsung tersebut diterapkan guru dengan prosedur

sebagai berikut: (1) guru memberi pilihan topik karya ilmiah sesuai jenis topik

buku yang banyak terdapat di perpustakaan sekolah, adapun judul ditentukan

sendiri oleh siswa; (2) guru mengajak siswa ke perpustakaan untuk mencari buku

sebagai sumber penulisan karya ilmiahnya; (3) guru meminta siswa membuat

kerangka karya ilmiah sesuai dengan topik dan judul yang dipilihnya; (4) guru

meminta siswa mengembangkan kerangka menjadi karya ilmiah; (5) pada batas

waktu yang ditentukan, siswa harus mengumpulkan hasil tulisannya; (6) guru

membaca hasil tulisan siswa, mencoret bagian-bagian yang salah dengan tinta

merah, langsung membetulkannya dan memberi nilai; serta (7) guru

mengembalikan hasil tulisan kepada siswa.

Dari prosedur tersebut dapat disimpulkan bahwa pada akhirnya yang

melakukan tahap revisi dengan cara mengoreksi kesalahan bahasa siswa adalah

guru itu sendiri. Gurulah yang mengidentifikasi letak kesalahan, menemukan

penyebab terjadinya kesalahan, dan membetulkan kesalahan tersebut. Artinya,

umpan balik yang diberikan guru terhadap tulisan siswa bersifat langsung (berupa

feedback langsung). Sehubungan dengan hal ini, Lee & Schallert (dalam

Sumarwati, Mulyono, dan Wuryanti, 2010:4) mengemukakan bahwa cara tersebut

justru menghambat siswa untuk belajar secara aktif dan kreatif karena siswa tidak

berkesempatan menggunakan feedback guru untuk melakukan koreksi kesalahan

bahasa. Padahal, pengalaman mengoreksi kesalahan bahasa sangat bemanfaat bagi

siswa. Hasil penelitian Sumarwati, Mulyono, dan Wuryanti, (2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

7

menemukan bahwa siswa yang lebih mahir dalam mengoreksi kesalahan bahasa

ternyata melakukan kesalahan bahasa lebih sedikit dalam karangannya.

Corder (dalam Suwarna, 1995:42) menyatakan bahwa kesalahan bahasa

merupakan umpan balik bagi guru dan pembelajar. Bagi guru, kesalahan bahasa

menunjukkan tingkat efektivitas pembelajaran. Bagi siswa, kesalahan bahasa yang

dilakukannya dapat menjadi alat untuk belajar. Dikatakan demikian karena

kesalahan tersebut mampu menyadarkan siswa untuk tidak mengulanginya pada

proses belajar selanjutnya apabila mereka menyadari kesalahan itu dan

mengetahui bagaimana pembetulannya. Hal ini bisa terjadi apabila siswa

dilibatkan dalam mengoreksi tulisannya. Sumarwati, dkk. (2010:5) menambahkan

apabila siswa tidak dilibatkan dalam mengoreksi, berarti gurulah yang belajar dari

kesalahan itu. Fenomena ini mengindikasikan pembelajaran yang berpusat pada

guru (teacher oriented learning). Agar pembelajaran lebih bersifat learner-

oriented, bantuan yang diberikan guru hendaknya sebatas pada pemberian

feedback tak langsung untuk memandu siswa menemukan letak kesalahan dan

mengidentifikasi penyebabnya. Dengan demikian, koreksi kesalahan bahasa

hendaknya dilakukan dengan melibatkan siswa agar aktivitas dan kreativitas

mereka dalam pembelajaran menulis lebih optimal.

Dalam koreksi kesalahan bahasa, teknik koreksi yang pelaksanaannya

melibatkan siswa dibedakan menjadi dua, yaitu self-correction (koreksi sendiri)

dan peer-correction (koreksi anterteman). Dalam teknik self-correction siswa

mengoreksi kesalahan bahasanya sendiri. Teknik inilah yang berusaha diterapkan

guru dengan cara meminta siswa mengoreksi dan memperbaiki hasil tulisannya

sebelum dikumpulkan. Adapun teknik peer-correction mengarahkan siswa untuk

saling mengoreksi kesalahan bahasa pada hasil tulisan temannya (saling

menukarkan hasil tulisan).

Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, ketidakmampuan siswa dalam

mengenali kesalahan bahasa dalam tulisannya sendiri dan minimnya feedback dari

guru untuk membantu siswa menemukan dan memperbaiki kesalahan bahasanya

menjadikan teknik self-correction yang diterapkan guru dalam pembelajaran

menulis selama ini kurang berdampak terhadap peningkatan kualitas proses dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

8

hasil pembelajaran menulis di kelas XI Bahasa. Hal ini sesuai dengan simpulan

penelitian Rollinson (dalam Sumarwati dan Mulyono, 2010:56) bahwa siswa

seringkali tidak dapat menemukan kekurangan dan kesalahan yang dilakukannya.

Oleh karena itu, ia merekomendasikan pelatihan teknik peer-correction kepada

siswa sebagai alternatif guru dalam membimbing siswa mengenali kesalahan

bahasa sesuai konteks bahasa mereka. Oleh karena itu, dalam penelitian ini

peneliti bersama guru sepakat untuk menerapkan teknik peer-correction.

Penerapan teknik peer-correction dalam penelitian ini dilakukan guna

memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar melakukan tahap revisi

dalam kegiatan menulis karya ilmiah sebagaimana proses pembelajaran menulis

yang seharusnya. Sebagai kegiatan baru yang akan dilatihkan kepada siswa,

pelaksanaan peer-correction tentu memerlukan arahan dari guru berupa feedback

tidak langsung. Adanya feedback diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa

dalam mengoreksi dan membantu siswa dalam menemukan dan memperbaiki

kesalahan bahasa pada tulisan ilmiah temannya. Berdasarkan pertimbangan

tersebut, guru dan peneliti menetapkan untuk menerapkan teknik peer-correction

berbantuan feedback guru. Adapun kegiatan revisi yang dilakukan lebih

ditekankan pada aspek bahasa dibandingkan isi tulisan. Hal ini dikarenakan aspek

isi tulisan cenderung bersifat lebih subjektif jika dikoreksi langsung oleh siswa,

berbeda dengan aspek isi tulisan yang dapat dikoreksi dengan bantuan feedback

dari guru sehingga lebih objektif.

Pemilihan teknik peer-correction dalam penelitian ini juga didasari

pertimbangan atas keberhasilan teknik ini dalam meningkatkan kualitas proses

dan hasil pembelajaran menulis sebagaimana dinyatakan dalam beberapa hasil

penelitian tentang penerapan teknik peer-correction, misalnya hasil penelitian

Sumarwati, dkk. (2008 dan 2010) tentang penerapa teknik peer-correction yang

menemukan bahwa teknik peer-corrrection lebih efektif dibandingkan teknik

teacher-correction dan self-correction. Selain itu, hasil penelitian Purwanto,

Suyadi, dan Sujoko (2007) tentang pemberian feedback yang efektif juga

menunjukkan bahwa pemberian feedback tidak langsung lebih efektif daripada

feedback langsung dalam meningkatkan kemampuan mengoreksi kesalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

9

bahasa pada mahasiswa. Dengan demikian, penerapan teknik peer-correction

dalam penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan keaktifan dan penguasaan

kaidah bahasa tulis siswa kelas XI Bahasa SMA N 2 Sukoharjo sehingga

kemampuan menulis karya ilmiah siswa meningkat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dan identifikasi masalah pada bagian latar belakang,

masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah penerapan teknik peer-correction yang dapat meningkatkan

kualitas proses pembelajaran menulis karya ilmiah pada siswa kelas XI Bahasa

SMA N 2 Sukoharjo?

2. Bagaimanakah prosedur penerapan teknik peer-correction yang dapat

meningkatkan kemampuan menulis karya ilmiah pada siswa kelas XI Bahasa

SMA N 2 Sukoharjo?

Pembelajaran menulis karya ilmiah di SMA merupakan bagian dari mata

pelajaran Bahasa Indonesia yang bertujuan untuk menumbuhkembangkan

keterampilan siswa dalam mengungkapkan ide dan perasaannya melalui media

bahasa tulis secara efektif. Teknik peer-correction dalam pembelajaran menulis

karya ilmiah dilakukan pada tahap revisi dengan cara saling menukarkan karya

ilmiah antarsiswa dan merupakan teknik mengidentifikasi kesalahan bahasa

berdasarkan tanda-tanda yang diberikan guru, mengenali penyebab terjadinya

kesalahan, dan membetulkannya. Adapun penguasaan kaidah bahasa tulis adalah

penguasaan terhadap kaidah-kaidah bahasa pada aspek ejaan, pilihan kata,

penyusunan kalimat, dan paragraf. Semakin baik penguasaan siswa terhadap

kaidah bahasa tulis, akan semakin sedikit kesalahan bahasa dalam karya ilmiahnya

sehingga nilai menulis karya ilmiahnya lebih tinggi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

10

Lingkup penelitian tindakan kelas ini dibatasi pada hal-hal berikut:

a. Materi pokok menulis yang digunakan sebagai objek didasarkan pada

kurikulum SMA untuk Kelas XI Program Bahasa semester 2, yaitu kompetensi

dasar ”Menyusun karya ilmiah berdasarkan kajian buku atau hasil penelitian

sederhana”. Penelitian ini direncanakan dilakukan dalam dua siklus. Agar lebih

fokus, materi ditetapkan pada penulisan karya ilmiah berdasarkan kajian buku.

b. Kualitas proses: dilihat dari sikap siswa selama mengikuti pembelajaran

menulis karya ilmiah, termasuk dalam melaksanakan peer-correction dengan

mengoreksi hasil karya ilmiah temannya.

c. Kemampuan menulis karya ilmiah: dilihat dari nilai akhir karya ilmiah siswa,

khususnya pada aspek pemakaian bahasanya (makin tinggi nilainya

mengindikasikan makin menurun jumlah kesalahan bahasa).

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan:

1. Kualitas proses pembelajaran menulis karya ilmiah pada siswa kelas XI Bahasa

SMA N 2 Sukoharjo melalui penerapan teknik peer-correction.

2. Kemampuan menulis karya ilmiah pada siswa kelas XI Bahasa SMA N 2

Sukoharjo melalui penerapan teknik peer-correction.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi siswa

a. dapat menerapkan tahap revisi sebagai salah satu tahapan proses menulis

yang benar;

b. dapat mendorong siswa untuk berupaya membuat tulisan sebaik mungkin

karena hasil tulisannya akan ditukar dengan temannya untuk dibaca dan

dikoreksi;

c. dapat belajar dari kesalahan bahasa yang dilakukan temannya dan

menghindari kesalahan yang sama pada kegiatan menulis selanjutnya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

11

2. Bagi guru

a. dapat membelajarkan siswa-siswanya untuk melakukan tahap revisi sebagai

bagian proses pembelajaran menulis yang benar;

b. dapat memberikan pengalaman langsung pada guru karena penerapan teknik

peer-correction dalam pembelajaran menulis merupakan hal yang masih

jarang dilakukan oleh guru;

c. dapat menjadi pendorong bagi guru bahasa Indonesia yang lain untuk

menerapkan pendekatan yang lebih inovatif dalam pembelajaran menulis

dan keterampilan berbahasa yang lain;

d. dapat memotivasi guru mata pelajaran lain untuk turut berusaha

mengembangkan inovasi pembelajaran yang sesuai dengan bidang pelajaran

yang diampunya.

2. Bagi sekolah

a. dapat meningkatkan kualitas tulisan siswanya;

b. dapat meningkatkan kompetensi mengajar guru-gurunya;

c. dapat menjadi model pelaksanaan pendekatan pembelajaran yang inovatif

sebagai masukan bagi guru-guru bidang studi lain.

3. Bagi peneliti

a. dapat memberikan pengalaman dan wawasan tentang penerapan teknik

peer-correction dalam pembelajaran menulis di sekolah;

b. dapat meningkatkan kerjasama peneliti sebagai kolaborator dengan guru

bahasa Indonesia dan pihak sekolah yang lain.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Hakikat Menulis

a. Pengertian Menulis

Gie (1992:17) mengungkapkan pengertian menulis dalam dua kategori,

yaitu pengertian menulis dalam arti sempit dan pengertian menulis dalam arti

luas. Dalam arti yang sempit, menulis didefinisikan sebagai pembuatan huruf,

angka, nama sesuatu tanda kebahasaan apapun dengan sesuatu alat tulis pada

suatu halaman tertentu. Dalam arti luas, definisi menulis dipersamakan dengan

mengarang, yaitu keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan

gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk

dipahami. Senada dengan Gie, Takala (dalam Achmadi, 1990:24)

mempersamakan definisi menulis dengan mengarang. Menurutnya,

mengarang adalah suatu proses menyusun, mencatat, dan mengomunikasikan

makna dalam tataran ganda, bersifat interaktif, dan diarahkan untuk mencapai

tujuan tertentu dengan menggunakan suatu sistem tanda konvensional yang

dapat dilihat (dibaca).

Meskipun secara luas istilah menulis dapat disamakan dengan

mengarang, tetapi ada kalanya kedua istilah tersebut tidak dapat disepadankan.

Lebih lanjut Gie mengutarakan bahwa ada kalanya padanan kata ‘mengarang’

dan menulis digunakan secara berselang-seling untuk mencegah kesenadaan

atau jika rasa kebahasaan menghendaki pemakaiannya. Berkaitan dengan hal

ini, Amir (2007:41) menyatakan bahwa tulisan lebih mengacu pada ide ilmiah,

sedangkan karangan mengacu pada ide non ilmiah.Pendapat Amir ini dapat

dipahami melalui penggunaan istilah mengarang dan menulis pada contoh

kalimat berikut: “Si Adik hobi mengarang cerpen, sedangkan kakaknya hobi

menulis karya ilmiah”.

Beberapa pakar bahasa lain juga mengemukakan definisi menulis. Semi

(1990:8) mengatakan bahwa menulis pada hakikatnya merupakan pemindahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

13

pikiran atau perasaan ke dalam bentuk lambang-lambang bahasa. Definisi ini

dipertegas oleh Sukarto (2010) dalam artikelnya dengan menyatakan menulis

sebagai suatu bentuk komunikasi tidak langsung yang berupa pemindahan

pikiran atau perasaan dengan memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan

kosakata dengan menggunakan simbol-simbol sehingga dapat dibaca seperti

apa yang diwakili oleh simbol tersebut. Adapun Akhadiah, Arsjad, dan

Ridwan (1996:2) menyatakan bahwa menulis berarti mengorganisasikan

gagasan secara sistematis serta mengungkapkannya secara tersurat. Pendapat

Akhadiah, dkk. ini juga didukung Murtono (2010:27) yang mengatakan bahwa

pengertian menulis hanya dikhususkan untuk penyampaian ide, gagasan, dan

sebagainya yang berupa tulisan saja.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dalam

menulis terdapat dua aktivitas yang ditekankan. Aktivitas pertama

menekankan unsur bahasa dan aktivitas kedua menekankan unsur gagasan.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan pengertian keterampilan menulis, yaitu

sebagai suatu aktivitas mengungkapkan gagasan, pikiran, dan perasaan

melalui tulisan dengan memperhatikan aspek-aspek kebahasaan yang baik dan

benar sehingga dapat dipahami oleh pembaca.

Sebuah tulisan dapat dikatakan baik atau berhasil jika tulisan tersebut

dapat dipahami dengan mudah oleh pembacanya. Artinya, pembaca dapat

menafsirkan isi tulisan sesuai dengan yang dimaksudkan penulis. Agar dapat

menghasilkan suatu tulisan yang baik, penulis perlu menguasai tiga

keterampilan dasar menulis sebagaimana yang dikemukakan Semi (1990:10)

sebagai berikut.

1) Keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menggunakan ejaan, tanda

baca, pembentukan kata, pemilihan kata, serta pembentukan kalimat

efektif.

2) Keterampilan penyajian, yaitu keterampilan pembentukan dan

pengembangan paragraf, keterampilan merinci pokok bahasan,

keterampilan merinci pokok bahasan menjadi subpokok bahasan, serta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

14

menyusun pokok bahasan dan subpokok bahasan ke dalam susunan yang

sistematis.

3) Keterampilan perwajahan, yaitu keterampilan pengaturan tipografi dan

pemanfaatan sarana tulis secara efektif dan efisien, tipe huruf, penjilidan,

penyusunan tabel, dan lain-lain.

b. Tahap-Tahap Menulis

Pada hakikatnya, menulis merupakan suatu proses, yaitu proses

penulisan. Sebagai suatu proses yang kreatif, kegiatan menulis tentunya

memiliki beberapa tahapan. Dalam hal ini, terdapat beberapa tahapan menulis

menurut beberapa ahli.

Akhadiah, dkk. (1996:5) mengidentifikasi tahapan menulis menjadi 3,

yaitu prapenulisan, penulisan, dan revisi. Sumarwati, Sudarsono, dan Suradi

(2006:3) juga menyebutkan penahapan menulis menurut beberapa ahli, di

antaranya menurut White & Arndt, Murray, dan Tompkins. White & Arndt

merinci penahapan menulis dalam 4 tahap, yaitu: prapenulisan, penulisan,

revisi, dan evaluasi; Murray membedakan tahapan menulis ke dalam 4 tahap,

yaitu: prewriting, drafting, revising, dan rewriting; sedangkan Tompkins

mengidentifikasi tahapan menulis dalam 5 langkah, yaitu: prapenulisan,

penulisan, revisi, pengeditan, dan publikasi.

Menurut Semi (1990:11-15), setidaknya terdapat 7 tahapan atau

langkah yang akan dilalui seseorang dalam kegiatan menulis, yaitu:

1) Pemilihan dan penetapan topik

Topik tulisan adalah masalah atau gagasan yang hendak disampaikan di

dalam tulisan. Masalah atau gagasan itu dapat digali dari beberapa sumber,

yaitu dari pengalaman, pengamatan, imajinasi, pendapat, serta keyakinan.

2) Pengumpulan informasi dan data

Pengumpulan informasi dan data dapat dilakukan agar tulisan menjadi

berbobot dan meyakinkan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

15

3) Penetapan tujuan

Tujuan penulisan perlu ditetapkan sebelum mulai menulis karena tujuan itu

sangat berpengaruh dalam menetapkan bentuk, panjang, sifat, dan cara

penyajian tulisan.

4) Perancangan tulisan

Hasil merancang tulisan ini antara lain akan berwujud sebagai kerangka

tulisan (outline) dan penetapan gaya penyajian tulisan.

5) Penulisan

Penulisan merupakan kerangka tulisan yang telah siap dikembangkan. Saat

penulisan dilakukan penulis perlu memperhatikan tujuan tulisan dan

kelompok calon pembaca tulisan.

6) Penyuntingan atau revisi

Kegiatan yang dilakukan dalam penyuntingan ini adalah menghilangkan

hal-hal atau sesuatu yang tidak perlu, manambah sesuatu yang perlu

ditambah, memperbaiki kalimat, ejaan, dan kosakata yang kurang tepat

diganti dengan yang lebih tepat, dan merevisi ketepatan angka-angka atau

nama yang salah.

7) Penulisan naskah jadi

Setelah penyuntingan dilakukan harus ditulis kembali untuk menjadikan

tulisan tersebut rapi dan bersih. Hal yang harus diperhatikan yaitu ejaan,

tanda baca, dan perwajahan.

c. Tujuan Menulis

Hugo Hartig (dalam Tarigan, 1984:24-25) menyatakan tujuan penulisan

suatu tulisan adalah sebagai berikut.

1) Tujuan penugasan (assigment purpose)

Tujuan penulisan ini tidak mempunyai tujuan sama sekali. Penulis menulis

sesuatu hanya karena ditugasi.

2) Tujuan altruristik (altruristik purpose)

Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan

kedukaan para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

16

menghargai perasaan dan penalarannya, ingin membuat hidup para

pembaca lebih mudah, dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu.

3) Tujuan persuasif (persuasif purpose)

Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembacanya akan kebenaran

gagasan yang diucapkan.

4) Tujuan informasional (informasional purpose)

Tulisan yang bertujuan memberi informasi kepada pembaca.

5) Tujuan pernyataan diri (self-expresive purpose)

Tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang

penulis kepada para pembaca.

6) Tujuan kreatif (creative purpose)

Tulisan yang bertujuan mencapai nilai-nilai artistik atau nilai-nilai

kesenian.

7) Tujuan pemecahan masalah (problem-solving purpose)

Tulisan yang bertujuan memecahkan masalah yang dihadapi.

d. Manfaat Menulis

Banyak manfaat yang diperoleh dari aktivitas menulis. Beberapa

manfaat menulis yang dikemukakan Gie (1992:4-5), antara lain:

1) suatu sarana untuk pengungkapan diri;

2) suatu sarana untuk pemahaman;

3) suatu sarana untuk membantu memperkembangkan kepuasan pribadi,

kebanggaan, dan suatu perasaan harga diri;

4) suatu sarana untuk meningkatkan kesadaran dan pencerapan terhadap

lingkungan sekeliling seseorang;

5) suatu sarana untuk keterlibatan secara bersemangat dan bukannya

penerimaan yang pasrah;

6) suatu sarana untuk memperkembangkan suatu pemahaman tentang dan

kemampuan mempergunakan bahasa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

17

Akhadiah,dkk. (1995:1) juga menyebutkan keuntungan atau manfaat

yang dapat dipetik dari pelaksanaan tugas atau kegiatan menulis sebagai

berikut.

a) Dengan menulis kita dapat lebih mengenali kemampuan dan potensi diri

kita. Kita mengetahui sampai di mana pengetahuan kita tentang suatu

topik. Untuk mengembangkan topik, kita terpaksa berpikir, menggali

pengetahuan dan pengalaman yang kadang tersimpan di alam bawah sadar.

b) Melalui kegiatan menulis kita mengembangkan berbagai gagasan. Kita

terpaksa bernalar: menghubung-hubungkan serta membandingkan fakta-

fakta yang mungkin tidak pernah kita lakukan jika kita tidak menulis.

c) Kegiatan menulis memaksa kita lebih banyak menyerap, mencari, serta

menguasai informasi sehubungan dengan topik yang kita tulis. Dengan

demikian, kegiatan menulis memperluas wawasan baik secara teoretis

maupun mengenai fakta-fakta yang berhubungan.

d) Menulis berarti mengorganisasikan gagasan secara sistematis serta

mengungkapkannya secara tersurat. Dengan demikian, kita dapat

menjelaskan permasalahan yang semula masih terasa samar bagi diri kita

sendiri.

e) Melalui tulisan, kita dapat meninjau serta menilai gagasan kita sendiri

secara lebih objektif.

f) Dengan menuliskan sesuatu di atas kertas, kita akan lebih mudah

memecahkan permasalahan, yaitu dengan menganalisisnya secara tersurat,

dalam konteks yang lebih konkret.

g) Tugas menulis mengenai suatu topik mendorong kita belajar secara aktif.

Kita harus menjadi penemu sekaligus pemecah masalah, bukan sekedar

menjadi penyadap informasi dari orang lain.

h) Kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan kita berpikir dan

berbahasa dengan tertib.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

18

2. Hakikat Karya Ilmiah

a. Pengertian Karya Ilmiah

Istilah karya ilmiah dapat dipersamakan dengan istilah karangan atau

tulisan ilmiah. Haryanto, Ruslijanto, dan Mulyono (2000) menyatakan:

Karangan atau tulisan ilmiah adalah karya tulis yang disusun berdasarkan tulisan, pernyataan, atau gagasan orang lain, baik yang telah, belum, atau bahkan tidak dipublikasikan sama sekali. Dengan demikian, tulisan ini merupakan suatu uraian yang didukung informasi yang telah diuji kebenarannya dan kemudian disajikan dengan cara yang lazim dan benar sesuai dengan metode yang berlaku (hlm. 8)

. Brotowidjoyo (dalam Amir, 2007:105) juga mempersamakan istilah

karya ilmiah dengan karangan ilmiah. Menurutnya, karangan ilmiah adalah

karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta umum dan ditulis menurut

metodologi penulisan yang baik dan benar. Di sisi lain, dua orang pakar

mempersamakan karya ilmiah dengan tulisan ilmiah dengan batasan sebagai

berikut.

Tulisan ilmiah adalah karya seorang ilmuwan (yang berupa hasil pengembangan) yang ingin mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang diperolehnya melalui kepustakaan, kumpulan pengalaman, penelitian, dan pengetahuan orang lain sebelumnya (Dwiloka dan Riana, 2005: 1).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan pengertian

karya ilmiah yaitu suatu karangan atau tulisan yang mengandung ide-ide atau

gagasan yang bersifat ilmiah dengan menyajikan fakta umum yang didukung

oleh studi kepustakaan atau hasil penelitian orang lain dan ditulis menurut

metodologi penulisan yang baik dan benar.

b. Ciri-ciri Karya Ilmiah

Berbeda dengan tulisan fiksi, karya ilmiah bersifat formal dan harus

memenuhi beberapa syarat tertentu yang sekaligus menjadi ciri karya ilmiah.

Dwiloka dan Riana (2005:4) mengemukakan beberapa syarat karya ilmiah

sebagai berikut.

1) Lugas dan tidak emosional, maksudnya adalah karya ilmiah hanya

mempunyai satu arti, tidak memakai kata-kata kiasan sehingga pembaca

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

19

tidak membuat tafsiran (interpretasi) sendiri-sendiri. Karena itu, perlu ada

batasan (definisi) operasional pengertian suatu istilah, konsep, atau variabel.

2) Logis, maksudnya adalah kalimat, alinea, subbab, subsubbab, disusun

berdasarkan suatu urutan yang konsisten.

3) Efektif, maksudnya adalah baik alinea atau subbab harus menunjukkan

adanya satu kebulatan pikiran, ada penekanan, dan ada pengembangan.

4) Efisien, maksudnya adalah hanya menggunakan kata atau kalimat yang

penting dan mudah dipahami.

5) Ditulis dengan bahasa Indonesia yang baku.

Haryanto, dkk. (2000:7) juga menyebutkan ciri-ciri karangan ilmiah

sebagai berikut:

a) Menyajikan fakta objektif secara sistematis

b) Pernyataannya cermat, tepat, tulus, dan benar, serta tidak memuat terkaan.

c) Penulisnya tidak mengejar keuntungan pribadi.

d) Penyusunannya dilaksanakan secara sistematis, konseptual, dan prosedural.

e) Tidak memuat pandangan-pandangan tanpa dukungan fakta.

f) Tidak emotif menonjolkan perasaan.

g) Tidak bersifat argumentatif, tetapi kesimpulannya terbentuk atas dasar fakta.

c. Penggolongan Karya Ilmiah

Karya ilmiah dapat digolongkan berdasarkan pertimbangan-

pertimbangan tertentu. Haryanto, dkk. (2000:7-10) mengemukakan

penggolongan karangan ilmiah sebagai berikut:

1) Ditinjau dari cara penulisannya, karangan ilmiah dibedakan menjadi:

a) Karangan ilmiah murni, yaitu karangan atau karya ilmiah yang ditujukan

untuk konsumsi kalangan profesi atau cendekiawan.

b) Karangan ilmiah populer, yaitu karangan atau karya ilmiah yang

ditujukan untuk masyarkat umum dengan tujuan membangkitkan

motivasi terhadap suatu pemecahan masalah.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

20

2) Ditinjau dari sumber utama yang digunakan sebagai dasar penulisannya,

karya ilmiah dibedakan menjadi:

a) Laporan Kasus (Studi Kasus), yaitu laporan tentang suatu hasil

pengamatan atau tindakan pemecahan masalah yang belum banyak

diketahui orang. Percobaannya cukup dilakukan pada satu atau beberapa

kasus saja.

b) Laporan Penelitian, yaitu suatu laporan tentang penelitian yang telah

diselesaikan oleh penulis. Adapun masalah yang diteliti diambil dari

sekelompok anggota masyarakat dan percobaannya dilakukan dengan

mengikuti suatu metode yang terarah dan rinci.

c) Studi Kepustakaan, yaitu penelaahan gagasan berbagai ahli mengenai

suatu masalah untuk diperbandingkan kemudian ditarik kesimpulan

menurut pandangan penulis. Dalam pembelajaran di sekolah, studi

kepustakaan ini sering disebut dengan istilah karya ilmiah berdasarkan

kajian buku.

3) Ditinjau dari bentuk karangannya, karya ilmiah dibedakan menjadi makalah,

kerja, skripsi, tesis, dan disertasi. Dwiloka dan Riana (2005:5-6)

memberikan penjelasan istilah-istilah karya ilmiah tersebut sebagai berikut.

a) Makalah, adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah dan

pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-

objektif. Makalah biasanya disusun untuk melengkapi tugas tertentu atau

memberikan saran pemecahan masalah secara ilmiah. Makalah adalah

bentuk yang paling sederhana diantara karya tulis ilmiah yang lain.

b) Kertas kerja (paper) yaitu makalah yang pembahasannya lebih

mendalam dan biasanya ditulis untuk disajikan dalam seminar atau

lokakarya.

c) Skripsi, yaitu karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis

berdasarkan pendapat orang lain. Pendapat yang diajukan harus

didukung oleh data dan fakta empiris-objektif, baik berdasarkan

penelitian langsung (observasi lapangan atau percobaan di laboratorium)

maupun penelitian tidak langsung (studi kepustakaan) dan ditulis sesuai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

21

metodologi yang benar sebagai persyaratan mendapatkan gelar sarjana

(S-1).

d) Tesis, adalah karya tulis yang sifatnya lebih mendalam dibandingkan

skripsi. Tesis mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dari

penelitian sendiri. Karya tulis ini memperbincangkan pengujian terhadap

satu atau lebih hipotesis dan ditulis oleh mahasiswa program pasca

sarjana untuk mendapatkan gelar magister (S-2).

e) Disertasi, yaitu karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang

dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih

(valid) dengan analisis yang terinci sebagai syarat untuk menyandang

gelar doktor (S-3).

d. Karya Ilmiah dari Kajian Buku atau Studi Kepustakaan

Penulisan karya ilmiah tentu membutuhkan sumber-sumber informasi

yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas. Ada beberapa sumber

informasi yang dapat dimanfaatkan dalam penulisan karya ilmiah sebagaimana

dikemukakan Haryanto, dkk. (2000:12) sebagai berikut.

1) Pengalaman atau pengamatan pribadi.

2) Pengalaman orang lain, yang dapat berupa publikasi dalam bentuk media

cetak seperti buku, artikel dalam majalah, brosur, dan lain-lain.

3) Publikasi bukan berupa media cetak, antara lain berupa kuliah, ceramah,

seminar, dan sebagainya.

4) Suatu bentuk lain pengungkapan pengalaman seseorang, misalnya

wawancara atau diskusi yang tidak dipublikasikan. Jenis ini sering disebut

sebagai komunikasi pribadi (personal communication)

Sebagaimana dikemukakan di atas, salah satu sumber informasi

penulisan karya ilmiah adalah pengalaman orang lain dalam bentuk media

cetak yang berupa buku-buku atau dapat disebut dengan istilah pustaka. Lebih

lanjut, penulisan karya ilmiah yang mengutamakan kepustakaan sebagai

sumber informasinya dapat digolongkan dalam studi kepustakaan, yaitu

penelaahan gagasan berbagai ahli mengenai suatu masalah untuk

diperbandingkan kemudian ditarik kesimpulan menurut pandangan penulis.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

22

Dalam pembelajaran di sekolah, studi kepustakaan ini sering disebut dengan

istilah karya ilmiah berdasarkan kajian buku.

Dalam penulisan karya ilmiah berupa studi pustaka, penelusuran

pustaka merupakan langkah awal yang sangat penting karena dapat

menghindarkan penulis dari duplikasi tulisan atau kegiatan. Tindakan ini juga

memungkinkan penulis mengetahui cara atau metode yang dilakukan oleh

peneliti sebelumnya sebagai bahan perbandingan. Dari penggalian gagasan ini

tidaklah mustahil gagasan atau ide baru bisa timbul demi kesempurnaan

penelitian atau penulisan selanjutnya.

Penulisan karya ilmiah berupa studi pustaka dapat mengalami hambatan

bahkan kegagalan apabila kepustakaan yang mutlak diperlukan tidak diperoleh

secara memadai. Hal ini dapat dikaitkan dengan pernyataan Edison (dalam

Haryanto, dkk. (2000) sebagai berikut.

Apabila seorang ilmuwan ingin mendapatkan suatu penemuan baru, maka ia memulai kegiatannya dengan membaca semua informasi yang pernah dikemukakan orang lain tentang bidang terkait yang akan ditelitinya. Oleh karena itu, keberadaan perpustakaan yang memadai sebagai sarana penyimpanan informasi yang begitu beragam dan sangat banyak jumlahnya sangat diperlukan (hlm. 18).

Lebih lanjut Haryanto, dkk. (2000:19) menyebut perpustakaan sebagai

unit kerja yang melaksanakan penyiapan, penyediaan, dan pelayanan informasi

kepada masyarakat untuk kepentingan pendidikan, penerangan, perencanaan,

pengambilan keputusan, tempat rekreasi, dan kebudayaan.

Koleksi sumber informasi penulisan karya ilmiah yang tersedia di

perpustakaan dapat berupa media cetak, misalnya buku teks, majalah. koran,

dan sebagainya. Selain itu, ada pula yang berbentuk media dengar-pandang,

misalnya tayangan film, foto, pita rekaman, film bingkai, video, dan lain

sejenisnya.

e. Sistematika Penulisan Karya Ilmiah dari Kajian Buku

Penyusunan karya ilmiah pada umumnya memiliki bentuk penulisan

yang serupa. Namun, mengingat ada beberapa jenis karya ilmiah, dikenal pula

cara penyusunan atau sistematika yang berbeda untuk setiap jenis karya ilmiah.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

23

Adapun sistematika penulisan karya ilmiah berupa kajian buku atau studi

pustaka adalah seperti layaknya karya ilmiah jenis lain yang terdiri atas bagian

pembuka, bagian tubuh atau isi, dan bagian penutup. Haryanto, dkk. (2000:78-

79) menjelaskan sistematika tersebut sebagai berikut.

Bagian pembuka, berisi pendahuluan yang menjelaskan latar belakang

masalah yang dilanjutkan dengan perumusan masalah, tinjauan singkat dan

tujuan/manfaat yang ingin dicapai atau diharapkan.

Bagian tubuh berisi uraian masalah dan pembahasan/diskusi. Uraian

masalah berisi berbagai teori mengenai masalah yang dibahas. Dalam

pembahasan, penulis membandingkan teori-teori yang digunakan dan pendapat

penulis sendiri.

Bagian penutup, dapat berupa kesimpulan yang berisi jalan keluar

penyelesaian masalah yang telah dibahas. Kesimpulan ini umumnya berupa

pernyataan yang singkat dan jelas maupun ringkasan yang merupakan uraian

penting dari karya ilmiah tersebut. Dalam hal ini, ringkasan tidak merupakan

pengulangan pendahuluan dan tidak mengemukakan sesuatu hal yang baru.

Selain kesimpulan, bagian penutup dapat pula dilengkapi dengan saran. Hal

lain yang tidak boleh dilupakan adalah pencantuman sumber buku yang

digunakan dalam bentuk daftar pustaka.

Berkaitan dengan pembelajaran menulis karya ilmiah berupa studi

pustaka di kelas XI Bahasa, sistematika penulisan karya ilmiah yang diterapkan

adalah sistematika yang paling sederhana, yaitu dalam bentuk makalah singkat.

Adapun unsur makalah sebagaimana dikemukakan Jauhari (2009:149) terdiri

atas halaman sampul, pendahuluan, pembahasan, penutup, dan daftar pustaka.

Secara ringkas, sistematika penulisan karya ilmiah studi pustaka dalam format

makalah dapat dituliskan sebagai berikut:

JUDUL

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

2. Rumusan Masalah

3. Tujuan Penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

24

B. ISI

C. PENUTUP

1. Kesimpulan

2. Saran

DAFTAR PUSTAKA

3. Bahasa dalam Penulisan Karya Ilmiah

a. Karakteristik Bahasa Tulis

Sumarwati, Suyatmin, dan Mulyani (2008) menyatakan:

Pemakaian bahasa dalam tulis-menulis merupakan pemakaian yang menuntut kegiatan encoding, kegiatan untuk menghasilkan atau menyampaikan bahasa kepada pihak lain, yakni pembaca. Bahasa yang dihasilkan kegiatan tersebut bersifat integral, merupakan kesatuan yang padu dari berbagai unsur kebahasaan yang ada, yang biasa dikategorikan dengan unsur-unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa (unsur linguistik dan ekstralinguistik) (hlm.10).

Pernyataan di atas memuat pengertian bahwa dalam suatu tulisan, baik

unsur bahasa maupun unsur isi haruslah terjalin sedemikian rupa sehingga

menghasilkan tulisan yang runtut dan padu. Oleh karena itu, tidak mudah bagi

seseorang untuk menghasilkan tulisan yang baik. Apabila dibandingkan dengan

ketiga keterampilan berbahasa yang lain, keterampilan menulis merupakan

keterampilan yang paling kompleks dan paling akhir dikuasai pelajar bahasa.

Alwasilah (dalam Murtono, 2010:3) mengemukakan ketidakmudahan

mengungkapkan pikiran dalam bentuk tulisan, khususnya bagi bangsa

Indonesia terbukti dari rendahnya produktivitas ilmuwan Indonesia dalam

menerbitkan buku jika dibandingkan dengan negara-negara maju maupun

negara tetangga yang lebih muda dan jumlah penduduknya lebih sedikit,

misalnya Malaysia.

Teeuw (1989:26-30) mengemukakan tujuh ciri bahasa tulis, yakni: (1)

dalam bahasa tulis antara penulis dan pembaca kehilangan sarana komunikasi

suprasegmental; (2) dalam bahasa tulis tidak ada hubungan fisik antara penulis

dan pembaca; (3) dalam teks-teks tertulis, penulis tidak hadir dalam situasi

komunikasi; (4) teks-teks tertulis dapat lepas dari kerangka referensi aslinya;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

25

(5) bagi pembaca, tulisan dapat dibaca ulang; (6) teks-teks tertulis dapat

diproduksi dalam berbagai bentuk dan jangkauan komunikasi yang lebih luas;

dan (7) komunikasi menembus jarak ruang, waktu, dan kebudayaan.

Berdasarkan ketujuh ciri bahasa tulis yang dikemukakan Teeuw

tersebut, dapat disimpulkan bahwa ketiadaan sarana suprasegmental dan

paralingual menyebabkan penulis harus mampu mengungkapkan sesuatu

dengan jelas dan berhati-hati dalam menyusun kalimat. Selain itu, komunikasi

tulis yang terjadi secara tidak langsung memungkinkan bahasa yang digunakan

dapat lebih tertata karena jika ditemukan kesalahan bahasa atau ejaan, tulisan

dapat diedit terlebih dahulu, demikian pula dengan kalimat yang strukturnya

kurang baik dapat diperbaiki sehingga tidak menghambat komunikasi. Jadi,

kelancaran komunikasi dalam suatu tulisan sangat tergantung pada bahasa yang

dilambangvisualkan.

Tulisan adalah suatu bentuk sistem komunikasi lambang visual. Agar

komunikasi melalui lambang tulis dapat seperti yang diharapkan, penulis

hendaklah menuangkan gagasannya ke dalam bahasa yang tepat, teratur, dan

lengkap. Sehubungan dengan hal tersebut, Tompkins dan Hoskisson (dalam

Pudjobroto dan Purwanto, 2007:7) menyatakan “Bahasa yang teratur

merupakan manifestasi pikiran yang teratur pula”.

Berkaitan dengan pernyataan di atas, maka segi “kelancaran”

komunikasi dan segi kebahasaan harus diperhatikan dengan seimbang.

Penilaian terhadap hasil tulisan para siswa hendaknya diarahkan pada unsur-

unsur tulisan yang oleh Heaton dan Brown (dalam Sumarwati, dkk., 2008:11)

meliputi content (isi atau gagasan yang disampaikan), form atau organization

(organisasi isi), grammar atau syntax (tata bahasa dan pola kalimat),

vocabulary (pilihan kata dan kosa kata), dan mechanics (pemakaian ejaan dan

penulisan kata-kata). Hal yang sama juga disampaikan Nurgiyantoro

(2010:441-442) yang mengarahkan penilaian menulis pada 5 aspek, yakni isi,

organisasi, kosakata, pengembangan bahasa, dan mekanik.

Sebagaimana dinyatakan sebelumnya, kegiatan menulis merupakan

kegiatan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

26

langsung atau tidak secara tatap muka dan ditujukan kepada orang lain. Oleh

karena itu, seorang penulis hendaknya menyadari bahwa apa yang ditulisnya

berbeda dengan apa yang diujarkanya. Tulisan memiliki sifat dapat dibaca oleh

orang lain, dikaji, dan dinilai tanpa bantuan alat-alat yang rumit, misalnya alat

perekam seperti halnya bahasa ujaran.

Ciri lain dari bahasa tulis adalah tidak terdapat perangkat seperti dalam

bahasa ujaran, misalnya intonasi, jeda, mimik wajah, serta gerak tubuh yang

dapat memperjelas komunikasi. Ketiadaan perangkat tersebut dapat

menyebabkan bahasa tulis lebih sulit dipahami pembacanya apabila di

dalamnya terdapat banyak kesalahan atau kekeliruan bahasa. Bahkan

Hendrickson (dalam Sumarwati, dkk., 2008:3) menyatakan bahwa menulis

dengan banyak kesalahan bahasa merupakan kegiatan yang sia-sia karena

tulisannya tidak akan dibaca orang. Sebaliknya, karangan dengan kesalahan

bahasa yang minimal memungkinkan pembaca dapat memahami isinya secara

optimal. Dengan demikian, sudah selayaknya penulis berhati-hati dalam

menyusun kalimat-kalimatnya dan menggunakan tanda baca agar

menghindarkan pembaca dari salah penafsiran maupun kesulitan dalam

memahami isi bacaan. Dengan kata lain, penguasaan kaidah kebahasaan yang

baik sangat perlu dimiliki oleh seorang penulis.

b. Ciri Bahasa dalam Penulisan Karya Ilmiah

Penulisan karya ilmiah menggunakan ragam bahasa tulis yang baku,

ejaan yang baku, kata-kata dan istilah yang baku, singkatan yang baku, dan

struktur kalimat yang baku pula, yang dirangkai dalam paragraf secara

sistematis dan masuk akal. Selain mengikuti kaidah-kaidah umum bahasa

Indonesia, bahasa yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah mempunyai

ciri-ciri seperti yang dikemukakan Haryanto, dkk., (2000:31-32) sebagai

berikut.

1) Bahasa dalam karya tulis ilmiah bersifat formal dan objektif. Oleh karena

itu tingkat bahasa yang digunakan juga tingkat bahasa formal, bukan

harian. Gagasan yang disampaikan didasarkan atas fakta dan tidak

berpihak pada siapa pun.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

27

2) Bahasa dalam karya tulis ilmiah termasuk ragam bahasa baku. Oleh karena

itu, bahasa yang digunakan mengikuti kaidah-kaidah bahasa Indonesia

baku dan sedapat mungkin menghindari kata-kata asing atau daerah yang

tidak lazim digunakan atau yang sudah ada padanannya dalam bahasa

Indonesia.

3) Bahasa dalam karya tulis ilmiah bukan suatu dialek. Oleh karena itu,

dalam karya tulis ilmiah perlu dihindari ungkapan-ungkapan yang berbau

dialek.

4) Bahasa dalam karya tulis ilmiah lebih berkomunikasi dengan pikiran

daripada dengan perasaan. Oleh karena itu, bahasa yang digunakan bersifat

tenang, sederhana, tidak emosional, tidak ekstrem, tidak berlebihan..

5) Komunikasi gagasan dalam karya ilmiah harus secara lengkap, jelas,

ringkas, meyakinkan, dan tepat. Bahasa dalam karya tulis ilmiah harus

cermat, singkat, dan jelas.

6) Dalam karya tulis ilmiah perlu dihindari bahasa yang usang, kolot, dan

basi.

7) Dalam karya tulis ilmiah perlu dihindari kata-kata yang mubazir

(redundant).

8) Dalam karya tulis ilmiah lazim digunakan ragam pasif, peristiwa lebih

diutamakan daripada pelaku perbuatan.

9) Kalimat-kalimat dalam karya tulis ilmiah panjangnya sedang.

10) Karya tulis ilmiah lazim menggunakan gambar, diagram, tabel, dan

análisis ilmu pasti.

11) Tanda baca, lambang ilmiah, singkatan, rujukan, jenis huruf (besar, kecil,

tegak, miring, tebal, tipis) dalam karya tulis sangat diperhatikan.

4. Kesalahan Berbahasa

Kesalahan berbahasa merupakan hal yang wajar terjadi pada pembelajar

bahasa, termasuk para siswa di sekolah. Corder (dalam Suwarna, 1995)

menyatakan bahwa kesalahan justru merupakan bukti bahwa dalam diri

pembelajar sedang terjadi proses belajar. Dalam kaitannya dengan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

28

menulis, kesalahan bahasa yang dilakukan siswa merupakan bukti bahwa siswa

tersebut sedang melalui proses belajar bahasa, yaitu belajar bahasa tulis.

Berkaitan dengan kesalahan bahasa, Setyawati (2010:13-14)

mengemukakan empat kata dalam bahasa Indonesia yang artinya bernuansa

dengan kesalahan yaitu: penyimpangan, pelanggaran, dan kekhilafan. Keempat

kata itu dapat dideskripsikan artinya sebagai berikut:

a. Kata ‘salah’ diantonimkan dengan ‘betul’, artinya apa yang dilakukan tidak

betul, tidak menurut norma, atau tidak menurut aturan yang ditentukan. Hal

tersebut mungkin disebabkan oleh pemakai bahasa yang belum tahu, atau tidak

tahu terdapat norma, kemungkinan yang lain adalah khilaf. Jika kesalahan ini

dihubungkan dengan penggunaan kata, pemakai bahasa tidak mengetahui kata

apa yang tepat untuk dipakai.

b. Penyimpangan, dapat diartikan menyimpang dari norma yang telah ditetapkan.

Pemakai bahasa menyimpang karena tidak mau, enggan, au tmalas mengikuti

norma yang ada. Sebenarnya pemakai bahasa tersebut mengetahui norma yang

benar, tetapi ia memakai norma lain yang dianggap lebih sesuai dengan

konsepnya.

c. Pelanggaran terkesan negatif karena pemakai dengan penuh kesadaran tidak

mau menurut norma yang telah ditentukan sekalipun ia menyadari bahwa apa

yang dilakukannya berakibat tidak baik.

d. Kekhilafan merupakan proses psikologis yang dalam hal ini menandai

seseorang khilaf menerapkan teori atau norma bahasa yang ada pada dirinya,

khilaf dapat mengakibatkan sikap keliru memakai. Kekhilafan dapat diartikan

kekeliruan. Kemungkinan salah ucap, salah susun karena kurang cermat.

Adapun Norish (1983:6-8) memandang perlunya membedakan tiga tipe

penyimpangan berbahasa yang berbeda. Tiga hal itu meliputi error, mistake, dan

lapse. Error, kesalahan, merupakan penyimpangan berbahasa secara sistematis

dan terus-menerus sebagai akibat belum dikuasainya kaidah-kaidah atau norma-

norma bahasa target. Mistake, kekeliruan, terjadi ketika seorang pembelajar tidak

secara konsisten melakukan penyimpanagn dalam berbahasa. Kadang-kadang

pembelajar dapat mempergunakan kaidah/norma yang benar tetapi kadang-kadang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

29

mereka membuat kekeliruan dengan mempergunakan kaidah/norma dan bentuk-

bentuk yang keliru. Lapse, selip lidah, diartikan sebagai bentuk penyimpangan

yang diakibatkan karena pembelajar kurang konsentrasi, rendahnya daya ingat

atau sebab-sebab lain yang dapat terjadi kapan saja dan pada siapa pun.

Senada dengan apa yang diutarakan Norish, Subyakto dan Nababan

(1993:131) menyatakan bahwa pengertian kesalahan berbeda dengan kekeliruan.

Kesalahan (error) merupakan tindak bahasa yang menyimpang dari kaidah

berbahasa, sedangkan kekeliruan (mistake) merupakan penyimpangan tindak

bahasa yang tidak disengaja sehingga dengan mudah dapat diperbaiki sendiri.

Djago Tarigan dan Lilis Siti Sulistyaningsih (dalam Purwanto, 2008:15)

menambahkan bahwa kekeliruan berbahasa berhubungan dengan masalah

performance, sedangkan kesalahan lebih disebabkan oleh faktor competence.

Kekeliruan merupakan penyimpangan pemakaian bahasa yang bersifat insidental

dan tidak sistematis. Hal ini bisa disebabkan oleh adanya faktor kelelahan, emosi,

dan lain sebagainya, sedangkan kesalahan bersifat menetap dan sistematis. Dalam

hal ini, kesalahan-kesalahan yang dilakukan dapat menunjukkan tingkat

kemampuan berbahasa seseorang.

Lebih lanjut Setyawati (2010:15-16) menyatakan bahwa pangkal penyebab

kesalahan bahasa ada pada orang yang menggunakan bahasa yang bersangkutan,

bukan pada bahasa yang digunakannya. Ada tiga kemungkinan penyebab

seseorang dapat salah dalam berbahasa, antara lain: (1) terpengaruh bahasa yang

lebih dahulu dikuasainya atau interferensi bahasa ibu, (2) kekurangpahaman

pemakai bahasa terhadap bahasa yang dipakainya sehingga salah atau keliru

dalam menerapkan kaidah bahasa, (3) Pengajaran bahasa yang berkaitan dengan

bahan ajar dan cara mengajar yang kurang tepat atau kurang sempurna.

Meskipun demikian, kesalahan berbahasa yang dilakukan seseorang tidak

dapat dijadikan petunjuk bahwa yang bersangkutan memiliki sikap bahasa yang

negatif. Sikap bahasa yang negatif terbentuk jika orang tahu atau sudah diberi tahu

bahwa ia telah melakukan kesalahan, tetapi enggan berusaha memperbaiki

kesalahan tersebut. Orang yang kurang terampil berbahasa dapat menunjukkan

sikap positif jika ia belajar dari kesalahan, memperhatikan saran, petunjuk, atau

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

30

pendapat orang yang ahli, serta mengupayakan perbaikan pemakaian bahasanya.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa kesalahan bahasa dapat dijadikan sarana untuk

memperbaiki pemakaian bahasa seseorang.

5. Koreksi Kesalahan Berbahasa

Kesalahan berbahasa yang terjadi atau dilakukan oleh siswa dalam suatu

proses belajar-mengajar mengindikasikan belum tercapainya tujuan pembelajaran

bahasa secara maksimal. Dalam pembelajaran menulis, semakin tinggi kuantitas

kesalahan bahasa dalam tulisan siswa berarti semakin sedikit pula tujuan

pengajaran bahasa yang tercapai. Kesalahan berbahasa yang dilakukan oleh siswa

harus dikurangi sampai ke batas minimal, bahkan diusahakan dihilangkan sama

sekali. Hal ini dapat dicapai jika guru mau mengkaji secara mendalam seluk-beluk

kesalahan berbahasa yang dilakukan siswanya dan melakukan koreksi dengan

teknik yang tepat dan efektif, yakni teknik koreksi yang sekaligus dapat menjadi

sarana pembelajaran bahasa bagi siswa.

Berkaitan dengan keefektifan koreksi sebagai sarana pembelajaran bahasa,

Wood (dalam Pudjobroto dan Purwanto, 2007:8) menyatakan kesalahan adalah

bagian dari proses belajar dan koreksi kesalahan adalah hal yang akan membawa

pembelajar ke arah kemajuan. Pendapat ini didukung oleh kesimpulan Sarigul

(2005) dan Choudron (1988) bahwa hasil koreksi bahasa yang dilakukan para

pelajar merupakan refleksi dari hasil belajarnya. Dikatakan demikian karena pada

dasarnya pembelajar bahasa ingin tahu pada hal apa ia masih kurang dan hal mana

ia telah mengalami kemajuan (dalam Pudjobroto dan Purwanto, 2007:8).

Djago Tarigan dan Lilis Siti Sulistyaningsih (dalam Purwanto, 2008:15)

menjelaskan bahwa koreksi kesalahan berbahasa menunjuk pada kegiatan

menemukan sumber-sumber (letak) kesalahan, mengenali penyebab, dan

memperbaikinya. Sumarwati, dkk., (2008:12) menambahkan bahwa ketiga

komponen tersebut merupakan suatu kesatuan, dalam pengertian penguasaan pada

salah satu komponen akan berpengaruh terhadap penguasaan komponen lainnya.

Seorang pembelajar akan kesulitan menemukan penyebab kesalahan jika ia tidak

mengetahui letak kesalahannya. Pembelajar juga akan mengalami hambatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

31

dalam melakukan pembetulan jika ia tidak memahami penyebab terjadinya suatu

kesalahan. Apabila ia dapat melakukannya, kegiatan tersebut lebih bersifat

spekulatif sehingga pembetulan itu belum tentu benar.

Dengan melakukan koreksi terhadap bahasanya sendiri, pembelajar akan

mampu mereaksi atau memberikan sikap baik secara internal maupun secara

eksternal. Ketika menyadari telah membuat kesalahan, pembelajar akan menjadi

kritis terhadap kesalahan dan mencoba menghindari kesalahan yang sama pada

kegiatan menulis selanjutnya. Secara eksternal, pembelajar akan menerima kritik

dari orang lain, baik pengajar atau teman, tentang kesalahan yang dibuatnya.

Dengan mengkritik orang lain (teman) yang berbuat salah, penilaiannya tersebut

sekaligus menjadi refleksi diri bagi pembelajar karena kesalahan itu kemungkinan

dilakukan juga olehnya. Adapun dengan melakukan koreksi terhadap bahasa

orang lain (teman), pembelajar akan mendapatkan masukan mengenai model-

model kesalahan yang mungkin belum pernah dilakukannya (Brown dalam

Sumarwati, dkk., 2008:58).

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan koreksi

memiliki begitu banyak manfaat dalam proses pembelajaran bahasa. Banyak

pakar bahasa mengemukakan berbagai manfaat yang dapat diperoleh guru dari

adanya kegiatan koreksi kesalahan terhadap pemakaian bahasa siswa, salah

satunya Nurgiyantoro (dalam Purwanto, 2008:17). Menurutnya, kegiatan koreksi

dapat digunakan guru untuk: (1) menentukan urutan sajian, (2) menentukan

penekanan dalam penjelasan dan pemberian latihan, (3) memperbaiki pengajaran

secara remedial, dan (4) memilih butir-butir yang tepat guna mengevaluasi

penguasaan bahasa tulis siswa. Adapun bagi siswa, penemuan dan penunjukan

kesalahan dalam bahasa tulis yang dilakukannya dapat menjadi pelajaran baginya.

Sebagai tindak lanjut, siswa akan lebih kritis dan korektif dalam menggunakan

bahasa.

Corder (dalam Purwanto, 2008:17) juga menyampaikan keuntungan lain

yang dapat diperoleh guru, peneliti, dan pengoreksi dari kegiatan koreksi, yaitu:

(a) bagi guru, koreksi kesalahan akan memberikan petunjuk tentang kemajuan

belajar yang dicapai siswa, apa yang telah dikuasainya, dan apa yang belum dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

32

masih harus dipelajarinya lagi; (b) bagi peneliti, akan diperoleh banyak

penjelasan tentang berlangsungnya proses pemerolehan bahasa dan strategi atau

prosedur apa yang digunakan siswa untuk menguasai bahasa yang dipelajari; dan

(c) bagi pengoreksi, ia dapat memanfaatkan kesalahan itu sebagai sesuatu yang

harus dipelajari.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa kehadiran koreksi kesalahan bahasa dalam

sebuah proses belajar bahasa, khususnya menulis, sangatlah penting. Dalam

proses belajar bahasa, guru hendaknya mampu membantu siswa untuk

menemukan sumber-sumber (letak) kesalahan bahasanya, mengenali

penyebabnya, dan memperbaiki kesalahan bahasa tersebut.

6.Teknik Koreksi Kesalahan Bahasa dalam Pembelajaran Menulis

Walz (1982:27-32) mengklasifikasikan berbagai teknik (prosedur) koreksi

pemakaian bahasa tulis ke dalam 3 kategori utama, yaitu teacher correction

(koreksi guru), peer-correction (koreksi bersama teman), dan self-correction

(koreksi-diri). Adapun penjelasan masing-masing teknik koreksi dapat dibaca di

bawah ini.

a. Teknik Teacher Correction (Koreksi Guru)

Teknik Teacher Correction, yaitu aktivitas koreksi yang dilakukan

oleh guru atau pengajar terhadap tulisan peserta didik dengan cara guru

mencoret atau memberi tanda langsung pada letak-letak atau bagian-bagian

yang salah serta menuliskan pembetulannya. Ini sesuai dengan pengertian yang

diberikan Hendrickson (dalam Pudjobroto dan Purwanto, 2007:9) mengenai

teacher correction yaitu guru mengoreksi secara langsung, yakni dengan

menunjukkan bagian-bagian yang salah sekaligus memperbaikinya. Caranya,

bagian yang salah diberi garis bawah (biasanya dengan tinta merah) kemudian

diikuti dengan pembetulannya. Kemudian tulisan yang telah dikoreksi tersebut

dikembalikan kepada peserta didik untuk dipelajari atau dijadikan masukan

bagi perbaikan dalam berbahasanya.

Teknik koreksi langsung memiliki kelebihan yaitu hasil koreksi lebih

tepat karena koreksi dilakukan langsung oleh guru. Akan tetapi, teknik ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

33

memiliki banyak kelemahan. Melalui teknik tersebut, guru berupaya

memperbaiki semua kesalahan siswanya dalam menulis, misalnya cara

penulisan, gramatika, dan sebagainya agar tulisan tersebut benar dan sesuai

kaidah. Pada saat dikembalikan kepada siswa, lembaran karangan tersebut

sudah penuh dengan coretan merah dari guru. Mengenai fenomena ini,

Sudjianto (2010) berpendapat bahwa hal tersebut merupakan suatu kesalahan

jika ternyata siswa tidak belajar dari hasil koreksi gurunya dan justru kecewa

pada dirinya sendiri karena merasa bahwa karangan yang sudah dibuatnya

sangat jelek. Hal tersebut dapat berakibat pada menurunnya motivasi siswa

pada tugas menulis selanjutnya.

Berkaitan dengan teknik koreksi langsung, Sutedi (2008) juga

mengemukakan kelemahan lain dari teknik koreksi langsung, yaitu koreksi ini

hanya menjangkau siswa pada tingkat individu sehingga hanya siswa yang

bersangkutan yang mengetahui dan menyadari kesalahannya, sedangkan siswa

yang lainnya tidak mendapatkan infomasi tersebut. Akibatnya, ada

kemungkinan kesalahan yang sama akan diulang oleh siswa yang lain.

Hendrickson (dalam Sumarwati, dkk., 2008:14) menambahkan bahwa

teknik koreksi langsung hanya tepat dilakukan untuk tujuan pemberian nilai

menulis dengan maksud agar siswa mengetahui alasan tinggi rendahnya nilai

yang diberikan guru. Dengan kata lain, pemberian nilai terhadap tulisan salah

satu aspek penentunya adalah dari jumlah kesalahan bahasa yang terdapat di

dalamnya. Sebuah tulisan dengan muatan isi dan organisasi isinya yang baik,

tetapi jumlah kesalahan bahasanya besar, akan mendapat nilai kurang baik.

Sebaliknya, tulisan dengan isi dan organisasinya baik serta jumlah kesalahan

bahasa kecil, akan mendapat nilai baik. Jadi, dapat disimpulkan bahwa

penerapan teknik koreksi langsung hanya tepat untuk memberikan pengertian

pada siswa mengenai alasan pemberian nilai tugas menulisnya tetapi kurang

tepat apabila ditujukan untuk membelajarkan siswa tentang kaidah bahasa tulis

melalui kesalahan-kesalahan bahasa yang diperbuatnya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

34

b. Teknik Peer-Correction (Koreksi bersama Teman)

Teknik peer-correction, yaitu kegiatan koreksi tulisan yang dilakukan

peserta didik dalam bentuk kelompok, baik kelompok besar (lebih dari 5 orang)

maupun kelompok kecil (bisa terdiri dari 2 orang). Purwanto (2008:19)

menyatakan teknik ini menunjuk pada kegiatan atau aktivitas siswa dalam

membaca tulisan temannya kemudian membuat respon (berupa koreksi) dalam

posisinya sebagai pembaca. Adapun istilah lain yang biasa digunakan untuk

menyebut teknik ini adalah teknik koreksi teman sebaya.

Walz (1982:27-32) menjelaskan berbagai bentuk pelaksanaan teknik

peer-correction sebagai berikut :

1) menggunakan media proyeksi

Prosesnya dapat dilakukan dengan cara menayangkan sebuah tulisan

siswa (misalnya melalui OHP) yang kemudian siswa lain dalam satu

kelompok di bawah bimbingan guru menemukan letak-letak kesalahan,

menemukan penyebab terjadinya kesalahan, dan membetulkan kesalahan

tersebut. Dalam hal ini, guru hendaknya menyeleksi tulisan yang hendak

dibahas dalam pembelajaran.

2) membahas secara berkelompok

Penerapannya dapat dilakukan dengan cara membahas sebuah tulisan

secara bersama-sama oleh sekelompok kecil siswa (bisa dua orang) yang

kemudian melakukan kegiatan koreksi terhadap tulisan tersebut berdasarkan

tipe-tipe kesalahan yang telah ditentukan sebelumnya.

3) tukar-menukar tulisan teman sebaya

Prosesnya berupa tukar-menukar tulisan misalnya dengan teman

sebangku untuk dikoreksi. Jadi, antara siswa yang satu dengan yang lain

saling mengoreksi hasil tulisan yang telah dibuat oleh temannya. Proses ini

tetap harus berada dalam bimbingan guru. Guru harus memberi pengertian

dan penegasan kepada siswa bahwa mereka harus benar-benar dan sungguh-

sungguh dalam mengoreksi dan koreksi yang dilakukan berdasarkan tipe-

tipe kesalahan yang telah ditentukan sebelumnya. Adapun dalam penelitian

ini, model tindakan peer-correction ketiga inilah yang akan diterapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

35

sebagai upaya meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis

karya ilmiah dari kajian buku pada siswa kelas XI Bahasa SMA N 2

Sukoharjo.

4) menulis secara berkelompok

Bentuk ini bisa diterapkan pada kelas dengan jumlah siswa yang

banyak yang kemudian dibagi-bagi menjadi beberapa kelompok untuk

membuat sebuah tulisan. Kemudian, tulisan tersebut dikoreksi secara

bersama-sama pula sehingga akan dihasilkan tulisan final yang akan

dikumpulkan kepada guru. Dengan demikian, hasil tulisan tersebut

merupakan hasil dari kerjasama kelompok dan hendaknya penilaian yang

dilakukan juga berdasarkan aspek kerjasama dan kekompakan anggota

kelompok.

Disamping mengemukakan bentuk-bentuk pelaksanaan peer-correction,

Walz (1982:17) juga menyebutkan beberapa manfaat yang bisa didapat dari

penerapan peer-correction antara lain : (a) akan dapat memperkuat motivasi

siswa dalam proses pembelajaran bahasa, (b) akan mampu melibatkan siswa

secara lebih aktif dalam proses belajar mengajar, (c) koreksi yang diberikan

akan lebih mudah dipahami oleh siswa-siswa lainnya, dan (d) dengan

diterapkannya teknik koreksi teman sebaya maka siswa akan lebih banyak

berperan untuk lebih aktif dalam pembelajaran.

Berkaitan dengan manfaat peer-correction yang dikemukakan Walz di

atas, beberapa pakar bahasa lain juga mengemukakan berbagai kelebihan dari

penerapan teknik peer-correction. Barnas (dalam Purwanto, 2008:20-21)

mengungkapkan kelebihan teknik peer-correction sebagai berikut : (a) teknik

ini berpusat kepada kegiatan siswa sebagai peserta didik ; (b) dapat memotivasi

siswa untuk aktif berpikir ; (c) siswa terlibat langsung dalam menilai hasil

karangan ; (d) dapat menghilangkan rasa kaku selama proses pembelajaran

karena siswa bertukar pikiran dengan temannya sendiri ; (e) memberikan

pengalaman langsung kepada siswa dalam memperbaiki karangan ; (f)

menghilangkan kejemuan saat proses pembelajaran di kelas, (g) guru lebih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

36

mudah memantau perkembangan kemampuan menulis siswa karena setiap

kegiatan tahapan menulis terlihat nyata.

Secara lebih jelas Bambang Kaswanti Purwo (dalam Purwanto, 2008:20)

mengungkapkan bahwa dengan adanya kegiatan siswa mencari dan

menemukan kesalahan dalam suatu kelompok kelas, siswa akan berpeluang

mengambil bagian secara aktif untuk mencoba, mencari, dan membetulkan

kesalahan temannya sehingga memungkinkan siswa yang lebih mampu akan

mengambil porsi yang lebih besar. Pada kegiatan ini siswa yang lemah akan

belajar banyak pada siswa yang lebih mampu. Disampaikan pula bahwa apa

yang disampaikan oleh teman sebayanya lebih mudah dipahami daripada apa

yang disampaikan oleh guru. Pendapat ini senada dengan apa yang

disampaikan oleh Stevick (dalam Purwanto, 2008:20) yang mengungkapkan

bahwa pemberian koreksi atau umpan balik yang dilakukan oleh teman sebaya

merupakan cara koreksi kesalahan yang lebih informatif karena diberikan oleh

orang yang memiliki kemampuan yang sebanding.

Lebih lanjut Li (dalam Purwanto, 2008:20) menyampaikan bahwa dalam

proses pembelajaran menulis, pada umumnya siswa senang berbagi tulisan dan

komentar dengan teman satu kelompok yang dipercayainya. Oleh karena itu,

dengan adanya penerapan teknik peer-correction diharapkan akan mampu

menumbuhkan sikap kritis siswa sehingga mereka akan lebih berhati-hati

dalam menulis dengan menghindari kesalahan-kesalahan bahasa seperti yang

dilakukan oleh temannya.

c. Teknik Self-correction (Koreksi Diri)

Teknik self-correction, yaitu kegiatan koreksi tulisan yang dilakukan

oleh pelajar bahasa yang membuat tulisan tersebut dengan bimbingan guru

karena umumnya para pelajar semakin kesulitan menemukan kesalahan

bahasanya sendiri. Untuk itu, guru dapat memberikan bantuan kepada siswa

dalam menemukan letak-letak kesalahannya dengan memberi penanda tertentu

pada tulisan siswa (Pudjobroto dan Purwanto, 2007:10).

Berkaitan dengan masalah koreksi kesalahan bahasa, penerapan self-

correction ini hampir serupa dengan penerapan teknik peer-correction. Kedua

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

37

teknik koreksi tersebut termasuk dalam jenis koreksi tidak langsung.

Perbedaannya, jika dalam penerapan peer-correction siswa melakukan koreksi

secara berpasangan, maka dalam self-correction siswa melakukan koreksi

secara individu. Namun, kedua teknik tersebut juga harus tetap dilaksanakan di

bawah bimbingan atau arahan dari guru. Hasil penelitian Pudjobroto &

Purwanto (2007) serta Sumarwati,dkk. (2010) menunjukkan bahwa teknik self-

correction dan peer-correction lebih efektif daripada teacher correction dalam

pembelajaran menulis.

Teknik self-correction memiliki beberapa kelebihan. Menurut Wood

(dalam Pudjobroto dan Purwanto, 2007:12) penerapan self-correction dalam

pembelajaran menulis memiliki nilai plus sebagai berikut: (1) dapat

mengembangkan penguasaan dan ketepatan berbahasa para siswa, (2)

memungkinkan siswa untuk tidak selalu bergantung pada guru dalam

mengoreksi kesalahan bahasanya, dan (3) memungkinkan guru dapat

membimbing siswa secara individual.

Namun demikian, teknik self-correction juga memiliki kelemahan

karena adakalanya saat siswa membaca tulisannya sendiri, ia tidak dapat

menemukan kekurangan dan kesalahan yang dilakukannya. Bahkan

Hendrickson (dalam Pudjobroto dan Purwanto, 2007:11) menegaskan bahwa

siswa tidak akan belajar secara pasti tanpa mengetahui kapan dan dalam hal apa

dia berbuat salah. Masalah itu pun mempunyai dampak bagi guru karena lebih

lanjut menurut Walz (dalam Pudjobroto dan Purwanto, 2007:11) jika siswa tak

menyadari kesalahannya sendiri, guru akan mengalami kesulitan dalam

membantu mengoreksinya. Selain itu, jika dibandingkan dengan teknik peer-

correction, dalam pelaksanaan teknik self-correction siswa akan cenderung

kurang termotivasi untuk membuat tulisan yang baik karena hasil tulisannya

nantinya hanya akan dibaca dan dikoreksi oleh dirinya sendiri dan gurunya,

bukan oleh teman-teman mereka ataupun orang lain.

Berdasarkan pertimbangan atas kelebihan dan kekurangan ketiga jenis

teknik koreksi yang telah diuraikan, maka dalam penelitian ini peneliti dan

kolaborator menetapkan untuk menerapkan teknik peer-correction berbatuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

38

feedback guru. Adapun penjelasan mengenai feedback atau umpan balik dalam

peer-correction akan diuraikan di bawah ini.

7. Feedback dalam Penerapan Teknik Peer-Correction

Feedback (umpan balik) merupakan hal penting yang pasti terjadi di dalam

interaksi pembelajaran yang baik (Chaudron, 1988:133). Pendapat ini didukung

oleh Rosset dan Arwady (dalam Anwar, 2006:156) yang menyatakan bahwa

umpan balik merupakan salah satu solusi bagi pemecahan masalah kinerja

(performance problem) yang dialami seseorang. Umpan balik merupakan bentuk

intervensi positif yang dilakukan terhadap orang lain, misalnya dengan mengajar

seseorang untuk melakukan sesuatu (teach someone to do something. Dalam hal

pembelajaran menulis, masalah kinerja yang dimaksud dapat dikaitkan dengan

masalah siswa dalam proses belajar menulisnya, sedangkan intervensi positif yang

dilakukan guru terhadap siswa dapat berupa upaya guru membelajarkan siswa

agar dapat mengoreksi hasil tulisan temannya.

Heinich et al (dalam Anwar, 2006:156) mengemukakan bahwa umpan

balik (feedback) adalah suatu bentuk kritis dari proses komunikasi, terutama

dalam komunikasi instruksional dimana penerima pesan merespon pesan yang

disampaikan. Ditambahkan pula oleh Johnson and Johnson (dalam Anwar,

2006:156) bahwa umpan balik itu bertujuan untuk memberi respon apakah

pekerjaan yang telah dilakukan seseorang atau sekelompok orang sudah dilakukan

dengan baik atau belum. Jika dikaitkan dengan pembelajaran menulis, maka

umpan balik merupakan cara yang praktis dan efektif untuk membantu siswa

dalam mencapai tujuan belajar menulisnya. Dalam hal ini, feedback atau umpan

balik dari guru kepada siswanya diharapkan dapat mengatasi kelemahan para

siswa dalam pembelajaran menulis, termasuk kelemahan dalam menerapkan

kaidah bahasa Indonesia tulis.

Berkaitan dengan keefektifan pemberian umpan balik, Kulhavy dan Stock

(dalam Paneo, 2007:728) menyatakan umpan balik menjadi efektif apabila

dilakukan verifikasi dan elaborasi. Dijelaskan lebih jauh olehnya bahwa verifikasi

adalah pertimbangan sederhana apakah jawaban siswa sudah benar atau masih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

39

salah, sedangkan elaborasi adalah komponen informasi yang disediakan untuk

memandu siswa ke arah suatu jawaban yang benar. Oleh karena itu, umpan balik

terhadap siswa diperlukan sebagai suatu koreksi internal (Gagne dalam Anwar,

2006:156) dan merupakan satu komponen yang sangat penting dalam

pembelajaran (Dick and Carey dalam Anwar, 2006:156). Dalam hal pembelajaran

bahasa, Sumarwati, dkk. (2010:13) menambahkan bahwa dari pandangan seorang

pengajar bahasa, adanya umpan balik merupakan alat utama yang bisa

memberitahukan kepada pembelajar mengenai ketepatan dalam menggunakan

bahasa. Penggunaan umpan balik dalam rangka koreksi kesalahan berbahasa

merupakan sumber pengembangan berbahasa yang sangat potensial.

Feedback atau umpan balik dalam pembelajaran memiliki beberapa fungsi.

Silverius (1991:149) menyebutkan tiga fungsi utama feedback dalam

pembelajaran, yakni fungsi informasional, motivasional, dan komunikasional.

Adapun Allwright (dalam Sumarwati, dkk., 2010:13) mengatakan bahwa feedback

mempunyai 3 fungsi, yakni sebagai pemberi reinforcement ‘penguatan”,

information ‘informasi’, dan motivation ‘motivasi’. Dijelaskan lebih lanjut

olehnya bahwa feedback dapat memberikan pertimbangan pada pembelajar untuk

mengulangi pemakaian pola-pola bahasa yang benar. Informasi yang ada pada

feedback dapat digunakan oleh pembelajar untuk membenarkan atau tidak

membenarkan dugaan-dugaan yang telah muncul dalam pikirannya terhadap suatu

bentuk pemakaian bahasa. Adapun sebagai pemberi motivasi, feedback dapat

mempengaruhi pembelajar untuk mencoba memperbaiki kesalahan bahasa yang

terjadi. Ini disebabkan tidak adanya feedback akan menimbulkan kecemasan akan

terjadinya kegagalan.

Pada dasarnya, apapun yang dilakukan oleh pengajar, pembelajar

mendapatkan masukan. Dalam kegiatan koreksi kesalahan berbahasa semua yang

dilakukan guru dapat berfungsi sebagai feedback, seperti pengajar melakukan

pengulangan pada ujaran yang salah (repetition), melakukan konfirmasi

melakukan klarifikasi, memberikan contoh, memberi tanda cek atau tanda lainnya

(clues), atau menerangkan (Walz, 1982:4). Akan tetapi, pemilihan bentuk

feedback harus pula disesuaikan dengan tingkat penguasaan kaidah oleh

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

40

pembelajar, kemajuan belajar yang telah dicapai, dan tujuan pembelajaran.

Berdasarkan faktor-faktor tersebut, Day (dalam Chaudron, 1984:2) membedakan

teknik pemberian feedback dalam kegiatan koreksi kesalahan menjadi 3, yaitu

kegiatan koreksi tanpa feedback, koreksi dengan feedback secara langsung, dan

koreksi dengan feedback secara tak langsung.

Kegiatan koreksi tanpa feedback menunjuk kegiatan menemukan sumber

kesalahan hingga pembetulannya tanpa mendapat petunjuk dari guru. Pembelajar

semata-mata hanya mengandalkan penguasaannya mengenai kaidah-kaidah

bahasa. Teknik ini dapat diterapkan pada kelas advance (mahir) atau untuk

mengukur tingkat penguasaan berbahasa seorang pelajar, tetapi disarankan tidak

digunakan untuk yang masih pada tahap belajar. Pembelajar akan mengalami

kebingungan kalau tidak diberi feedback ketika ia tidak bisa mempertimbangkan

mana yang salah (Hendrickson, 1981). Koreksi dengan feedback langsung yaitu

memberikan tanda-tanda bantuan (clues) yang ditempatkan pada sumber

kesalahan sehingga pembelajar bisa langsung membetulkannya. Kegiatan koreksi

dengan feedback tak langsung yaitu memberi tanda-tanda bantu tertentu baik

secara lisan maupun tertulis yang dapat digunakan pembelajar untuk

mengarahkannya dalam menemukan sumber-sumber kesalahan. Tujuannya adalah

untuk menghindarkan kebiasaan yang kurang baik seperti misalnya memanjakan

siswa dengan ‘menyuapi’ siswa secara langsung dengan perbaikan-perbaikan

yang dilakukan guru. Melalui pemberian kode-kode, siswa diharapkan dapat

memikirkan sendiri letak kesalahannya dan bagaimana memperbaikinya.

Menurut Walz (1982:27-32) pada tahap-tahap permulaan atau latihan

melakukan koreksi kesalahan bahasa, siswa perlu diberi feedback (umpan balik)

dengan berbagai cara, seperti:

a. Memberi simbol-simbol dan singkatan-singkatan

Cara yang sering digunakan untuk memotivasi siswa, khususnya yang

sedang belajar mengoreksi kesalahan bahasa, agar mereka bisa melakukan

koreksi adalah dengan memberi berbagai simbol atau kode pada tulisan yang

dikoreksinya. Penanda tersebut biasanya ditempatkan pada bagian margin,

tidak pada sumber atau letak kesalahan yang sebenarnya. Dengan demikian,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

41

para siswa harus menentukan letak-letak kesalahan bahasa temannya dan

membetulkan kesalahan tersebut.

Contoh :

Km = Tanda Koma

PK = Penulisan Kata

HD = Kehematan Diksi

BK = Kebakuan Kalimat.

Sudah barang tentu, untuk siswa dari kelas rendah penempatan

penandaan seperti di atas kurang efektif sehingga perlu dibuat yang lebih

khusus. Bahkan Hendrickson (dalam) mengusulkan seperangkat penanda

koreksi pada tulisan siswa dari kelas-kelas permulaan itu, sebagai pelengkap

dari pemberian tanda pada bagian margin seperti:

1) Garis bawah untuk penulisan huruf atau kata yang salah

2) Lingkaran untuk pemakaian tanda baca yang tidak tepat

3) Tanda panah untuk penempatan bagian kalimat yang tidak pada tempatnya.

4) Tanda tanya untuk bagian-bagian kalimat yang membingungkan

Untuk itu, guru perlu mempersiapkan daftar simbol maupun singkatan-

singkatan beserta penjelasannya dan menyampaikan informasi tersebut kepada

para siswa.

b. Memberi contoh-contoh kesalahan dan pembetulannya

Untuk jenis kesalahan-kesalahan yang sifatnya tidak terlalu kompleks

atau mudah untuk ditemukan sendiri oleh pembelajar, pelaksanaan koreksi bisa

dilakukan pengajar dan pembelajar secara bersama. Pengajar lebih dahulu

memberikan contoh-contoh mengenai satu jenis kesalahan, kemudian

pembelajar harus mengoreksi tulisan temannya untuk jenis kesalahan yang

sama dengan bimbingan pengajar. Selanjutnya, pembahasan bisa dialihkan

pada jenis kesalahan yang lain.

Dalam pemakaian bahasa Indonesia, jenis-jenis kesalahan yang bisa

dikoreksi dengan cara memberi contoh-contoh adalah penempatan tanda baca,

misalnya: tanda titik dan koma, pemakaian huruf kecil dan kapital, penulisan

kata depan dan imbuhan. Untuk menentukan jenis kesalahan yang bisa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

42

dikoreksi dengan cara ini, pengajar dapat melakukannya dengan berdasarkan

tingkat kemampuan pembelajar.

c. Menggunakan referensi tentang kaidah-kaidah bahasa tulis

Untuk menerapkan cara ini, terlebih dahulu pengajar perlu

menyeragamkan buku-buku atau referensi mengenai kaidah-kaidah penulisan

yang dipakai para pembelajar maupun yang menjadi pegangannya. Buku-buku

atau referensi yang memuat kaidah-kaidah berbahasa tulis tersebut seperti buku

pedoman penulisan ejaan, buku pedoman pembentukan istilah, dasar-dasar

komposisi, dan tata kalimat. maupun kamus.

Dengan berpedoman pada buku-buku yang telah dimiliki pembelajar,

pengajar dapat menandai bagian-bagian tulisan yang salah dengan menuliskan

nomor halaman buku dan identitas yang lebih khusus berkenaan dengan kaidah

penulisan yang dapat membantu pembelajar untuk memperbaiki kesalahan

tersebut.

Berdasarkan penjelasan tentang cara-cara pemberian feedback yang telah

dikemukakan, dalam penelitian ini peneliti dan kolaborator menetapkan untuk

menerapkan feedback dengan memberikan contoh-contoh kesalahan dan

pembetulannya. Sebagaimana diterangkan sebelumnya, pemberian feedback

dengan cara ini diawali dengan pemberian contoh-contoh mengenai satu jenis

kesalahan oleh pengajar, kemudian pembelajar harus mengoreksi tulisan

temannya untuk jenis kesalahan yang sama dengan bimbingan pengajar dan

seterusnya beralih pada jenis kesalahan yang lain. Karena kegiatan koreksi

dilakukan siswa secara berpasangan atau berkelompok, maka feedback yang

diberikan guru pun hendaknya melalui pendekatan kelompok.

Paneo (2007:729) menjelaskan bahwa dalam penyajian umpan balik secara

kelompok, para siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil dan diarahkan

untuk membahas dan menelaah hasil jawabannya yang telah dikoreksi guru,

sehingga mendapatkan suatu jawaban yang benar. Pada penerapan peer-correction

dalam pembelajaran menulis, karena koreksi dilakukan oleh siswa secara

berpasangan, maka guru hanya mengarahkan siswa untuk membahas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

43

menelaah hasil tulisan teman yang dikoreksinya. Dengan demikian, aktivitas

pembelajaran bisa lebih terpusat pada siswa, sedangkan guru hanya bertindak

sebagai fasilitator, mediator dalam memberikan arahan terhadap materi dan

prosedur yang akan dibahas, sekaligus sebagai evaluator dari hasil koreksi siswa

atas tulisan temannya.

Lebih lanjut berkenaan dengan pelaksanaan peer-correction dalam bentuk

kelompok kecil, Romiszowski (dalam Paneo, 2007:729) menyatakan bahwa

melalui kelompok-kelompok kecil setiap anggota kelompok berpeluang untuk

berdiskusi, mengklarifikasi permasalahan yang muncul, dan saling mengkritik

sesamanya. Selain itu, kegiatan yang dilakukan akan lebih sistematis dan

berorientasi pada tujuan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan tujuan pemberian

umpan balik kelompok, yaitu untuk membangkitkan interaksi yang efektif antara

anggota kelompok melalui diskusi sehingga terjadi komunikasi dua arah, bahkan

multi arah (Paneo, 2007:729).

Berdasarkan uraian yang telah disampaikan, dapat dirinci beberapa

keunggulan feedback kelompok sebagaimana yang diutarakan Paneo (2007:730)

sebagai berikut.

1) Meningkatkan rasa sosial;

2) Berpeluang untuk berinteraksi dalam kelompok;

3) Berpeluang untuk mengembangkan skill;

4) Dapat mengembangkan intelektuaitas;

5) Terjalin hubungan antara guru dan siswa secara humanistik;

6) Dapat menumbuhkembangkan kepribadian;

7) Dapat mengembangkan kreativitas;

8) Saling memberi dan menerima gagasan;

9) Menghargai kelebihan dan memahami kelemahan satu sama lain;

10) Mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif dalam kelompok;

11) Merekonstruksi pemahaman siswa terhadap pokok materi yang dibicarakan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

44

8. Penilaian Kualitas Proses dan Hasil Pembelajaran Menulis

Pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses, yaitu proses untuk

mencapai sejumlah tujuan. Oleh karena itu, penilaian yang dimaksudkan untuk

mengukur kadar pencapaian tujuan itu dengan sendirinya juga merupakan suatu

proses. Dengan demikian, penilaian yang dilakukan hendaknya berkesinambungan

seiring berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Hal ini dapat dikaitkan dengan

pengertian penilaian yang dikemukakan oleh Sarwiji Suwandi. Suwandi (2011:9)

menyatakan bahwa penilaian adalah suatu proses untuk mengetahui apakah proses

dan hasil dari suatu program kegiatan telah sesuai dengan tujuan atau kriteria yang

telah ditetapkan.

Berkaitan dengan proses dan hasil pembelajaran yang dinilai, maka

penilaian pembelajaran menulis juga dibagi menjadi dua, yaitu (1) penilaian

kualitas proses pembelajaran, dan (2) penilaian kualitas hasil pembelajaran.

a. Penilaian Kualitas Proses Pembelajaran Menulis

Penilaian terhadap proses belajar mengajar cenderung kurang mendapat

perhatian dibandingkan dengan penilaian hasil belajar. Padahal, pendidikan

tidak berorientasi pada hasil semata, tetapi juga proses. Oleh sebab itu,

penilaian terhadap hasil dan proses belajar harus dilaksanakan secara seimbang,

bahkan simultan. Penilaian proses, sebagaimana dikemukakan, adalah penilaian

yang dilakukan sepanjang dan bersamaan proses pembelajaran lewat berbagai

macam cara.

Penilaian proses belajar mengajar menyangkut penilaian terhadap

kegiatan guru, kegiatan siswa, pola interaksi guru dan siswa, dan

keterlaksanaan kegiatan belajar mengajar (Sudjana, 2005:1). Oleh karena itu,

penilaian proses belajar tersebut tentunya memerlukan kriteria sebagai tolok

ukur keberhasilannya. Berkaitan dengan hal tersebut, Sudjana (2005:60-62)

mengemukakan beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk menilai kualitas

proses belajar mengajar. Kriteria tersebut antara lain: (a) konsistensi kegiatan

belajar mengajar dengan kurikulum, (b) keterlaksanaan oleh guru, (c)

keterlaksanaan oleh siswa, (d) motivasi belajar siswa, (e) keaktifan para siswa

dalam kegiatan belajar, dan (f) interaksi guru dan siswa. Adapun alat penilaian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

45

yang digunakan untuk menilai kualitas proses pembelajaran dapat berbentuk

tes maupun nontes. Alat penilaian berbentuk tes dapat berupa tes uraian

maupun tes objektif, sedangkan alat penilaian berbentuk nontes dapat berupa

kuesioner, wawancara, skala, dan observasi.

Data hasil penilaian proses belajar mengajar sangat bermanfaat terutama

bagi guru dan siswa. Bagi guru ialah dapat menjadikan guru mengetahui

kemampuan dirinya sebagai pengajar, baik kekurangan maupun kelebihannya.

Guru juga dapat mengetahui pendapat dan aspirasi para siswa dalam berbagai

hal yang berkenaan dengan proses belajar-mengajar. Dengan demikian, guru

dapat memperbaiki dan menyempurnakan kekurangannya serta

mempertahankan atau meningkatkan kelebihan-kelebihannya. Bagi siswa, data

hasil penilaian mengenai cara belajar, kesulitan belajar, dan hubungan sosial

dapat dijadikan bahan untuk motivasi belajar yang lebih baik lagi.

Secara umum, objek atau sikap yang perlu dinilai dalam proses

pembelajaran meliputi beberapa hal, yakni sikap siswa terhadap materi

pelajaran (motivasi mengikuti pelajaran, keseriusan, semangat); sikap siswa

terhadap guru/pengajar (interaksi, respon); dan sikap siswa terhadap proses

pembelajaran (perhatian, kerjasama, konsentrasi, dsb.).

Sesuai penjelasan di atas, maka pedoman penilaian proses yang

digunakan dalam pembelajaran menulis karya ilmiah dengan menerapkan

teknik peer-correction adalah sebagai berikut.

Tabel 1. Penilaian Proses Pembelajaran

(Diadaptasi dari Suwandi, 2010:137)

No. Nama Siswa

Keaktifan siswa

selama apersepsi

Keaktifan dan

perhatian siswa pada saat guru

menyampai-kan materi

Keaktifan dan kesungguhan siswa dalam melakukan

peer-correcction

Minat dan motivasi

siswa saat mengikuti kegiatan

pembelajaran

Skor Nilai Ket.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

46

a. Kolom penilaian sikap diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut.

1 = sangat kurang (E) 4 = baik (B)

2 = kurang (D) 5 = amat baik (A)

3 = cukup (C)

b. Menghitung nilai

Nilai = Skor perolehan siswa x 100 = ....

Skor maksimal (20)

c. Keterangan diisi dengan kriteria berikut.

Nilai = 10 – 29 sangat kurang Nilai = 70 – 89 baik

Nilai = 30 – 49 kurang Nilai = 90 – 100 sangat baik

Nilai = 50 – 69 cukup

1) Keaktifan siswa selama apersepsi

Skor 5 :Jika siswa sepenuhnya aktif selama apersepsi (siswa sangat

aktif menanggapi pertanyaan maupun mengemukakan

pendapatnya atas apersepsi yang diberikan guru)

Skor 4 :Jika siswa aktif selama apersepsi (siswa aktif menanggapi

pertanyaan maupun mengemukakan pendapatnya atas apersepsi

yang diberikan guru)

Skor 3 :Jika siswa cukup aktif pada saat apersepsi (siswa cukup aktif

menanggapi pertanyaan maupun mengemukakan pendapatnya

atas apersepsi yang diberikan guru)

Skor 2 :Jika siswa kurang aktif pada saat apersepsi (siswa kurang aktif

menanggapi pertanyaan maupun mengemukakan pendapatnya

atas apersepsi yang diberikan guru)

Skor 1 :Jika siswa sama sekali tidak aktif saat apersepsi (siswa tidak

pernah menanggapi pertanyaan maupun mengemukakan

pendapatnya atas apersepsi yang diberikan guru)

2) Keaktifan dan perhatian siswa pada saat guru menyampaikan materi

Skor 5 :Jika siswa sepenuhnya memperhatikan pada saat guru

menyampaikan materi dan sangat aktif bertanya, menjawab,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

47

serta memberikan tanggapan (terjadi interaksi), dan

mengerjakan setiap tugas.

Skor 4 :Jika siswa memperhatikan saat guru menyampaikan materi dan

sesekali mau bertanya, menjawab, serta memberikan

tanggapan, dan mengerjakan setiap tugas.

Skor 3 :Jika siswa hanya memperhatikan saat guru menyampaikan

materi dan sama sekali tidak mau bertanya, menjawab, serta

memberikan tanggapan, dan mengerjakan setiap tugas.

Skor 2 :Jika siswa kurang memperhatikan serta kurang fokus saat guru

menyampaikan materi dan sama sekali tidak mau bertanya,

menjawab, serta memberikan tanggapan.

Skor 1 :Jika siswa sama sekali tidak memperhatikan guru saat

menyampaikan materi (sibuk beraktivitas sendiri seperti

berbicara atau membuat gaduh).

3) Keaktifan dan kesungguhan siswa dalam melakukan peer-correction

Skor 5 :Jika siswa sangat aktif dan bersungguh-sungguh dalam

melakukan koreksi terhadap hasil tulisan temannya.

Skor 4 :Jika siswa aktif dan bersungguh-sungguh dalam melakukan

koreksi terhadap hasil tulisan temannya.

Skor 3 :Jika siswa cukup aktif dan bersungguh-sungguh dalam

melakukan koreksi terhadap hasil tulisan temannya.

Skor 2 :Jika siswa kurang aktif dan bersungguh-sungguh dalam

melakukan koreksi terhadap hasil tulisan temannya.

Skor 1 :Jika siswa tidak aktif dan bersungguh-sungguh dalam

melakukan koreksi terhadap hasil tulisan temannya.

4) Minat dan motivasi siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran

Skor 5 :Jika siswa tampak bersungguh-sungguh dan menunjukkan

adanya kesenangan dalam mengerjakan setiap tugas yang

diberikan; tampak antusias, senang, serta bersemangat dalam

mengikuti pembelajaran (tidak bosan, tidak mengantuk, secara

sukarela maju mengerjakan latihan di papan tulis).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

48

Skor 4 :Jika siswa mengerjakan setiap tugas yang diberikan guru serta

tampak bersemangat dan antusias dalam mengikuti

pembelajaran (tidak bosan, tidak mengantuk).

Skor 3 :Jika siswa mengerjakan setiap tugas yang diberikan namun

kurang bersemangat dan antusias dalam pembelajaran (kurang

serius).

Skor 2 :Jika siswa hanya sekedar mengerjakan tugas yang diberikan dan

terlihat tidak bersemangat dalam pembelajaran (ogah-ogahan,

meletakkan kepala di meja).

Skor 1 :Jika siswa sama sekali tidak mau mengerjakan tugas yang

diberikan dan sama sekali tidak bersemangat (tampak bosan,

tertidur).

b. Penilaian Kualitas Hasil Pembelajaran Menulis

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa

setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2005:22). Horward

Kingsley (dalam Sudjana, 2005:22) membagi tiga macam hasil belajar, yakni

(a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan

cita-cita. Sementara itu, Gagne (dalam Sudjana, 2005:22) membagi lima

kategori hasil belajar, yakni (a) informasi verbal, (b) keterampilan intelektual,

(c) strategi kognitif, (d) sikap, dan (e) keterampilan motoris.

Nurgiyantoro (2010:13) mempersamakan pengertian penilaian hasil

belajar dengan penilaian produk atau penilaian prestasi. Menurutnya, penilaian

hasil belajar adalah kegiatan penilaian yang dilakukan pada akhir pembelajaran

untuk mengukur capaian hasil belajar peserta didik terhadap keseluruhan

kompetensi yang dibelajarkan dalam periode tertentu. Dalam sistem pendidikan

nasional, rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun

instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom,

yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni kognitif, afektif,

dan psikomotoris. Ketiga ranah itulah yang menjadi objek penilaian hasil

belajar.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

49

Pada umumnya, alat penilaian yang digunakan untuk menilai kualitas

hasil pembelajaran dapat berbentuk tes, baik berupa tes uraian maupun tes

objektif. Selain itu, khusus dalam pembelajaran keterampilan menulis, dapat

dilakukan tes kemampuan menulis, yakni dengan memberikan tugas yang

bukan semata-mata memilih dan menghasilkan bahasa saja, melainkan juga

bagaimana mengungkapkan gagasan dengan mempergunakan sarana bahasa

tulis secara tepat (Nurgiyantoro, 2010:423). Artinya, setelah peserta didik dapat

menghasilkan sendiri bahasa untuk tujuan berkomunikasi, sebaiknya tugas

menulis sudah diarahkan ke penulisan pragmatik sekaligus otentik walaupun

masih sederhana. Caranya, peserta didik dibiarkan memilih sendiri bentuk

bahasa untuk mengungkapkan gagasannya.

Penilaian hasil pembelajaran menulis misalnya dapat ditujukan pada

hasil tulisan ilmiah siswa. Hal ini karena tulisan ilmiah yang dihasilkan dapat

sekaligus menunjukkan kompetensi berbahasa tulis siswa dalam arti yang

sebenarnya. Artinya, jika nilai menulis seorang siswa tinggi, semestinya

kompetensi menulisnya pun memadai. Akan tetapi, kenyataan di lapangan ada

kalanya berbeda. Hal ini dapat dikaitkan dengan kelemahan pokok dalam

penilaian terhadap tulisan atau karangan bebas, yaitu rendahnya objektifitas

dan tingginya kadar subjektifitas. Sebuah tulisan yang dinilai oleh dua orang

atau lebih biasanya tidak akan sama skornya. Bahkan, sebuah tulisan dinilai

dua kali oleh hanya seorang penilai dalam waktu berbeda ada kemungkinan

skornya pun berbeda (Nurgiyantoro, 2010:443). Oleh karena itu, perlu kejelian

dalam memilih model teknik penilaian yang memungkinkan penilai untuk

memperkecil kadar subjektivitas dirinya.

Penilaian yang dilakukan terhadap hasil tulisan siswa dapat dilakukan

secara holistis maupun analitis. Penilaian holistis dimaksudkan sebagai cara

penilaian hasil karangan yang bersifat menyeluruh dan sekaligus tanpa dirinci

ke dalam komponennya (Nurgiyantoro, 2010:443), sedangkan penilaian analitis

adalah penilaian hasil karangan peserta didik berdasarkan kualitas komponen

pendukungnya (Nurgiyantoro, 2010:444). Sehubungan dengan kedua teknik

penilaian tersebut, dapat dinyatakan bahwa penilaian holistik memang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

50

diperlukan agar proses menilai dapat berlangsung cepat. Akan tetapi, agar guru

dapat menilai hasil tulisan secara lebih objektif, penilaian hendaknya sekaligus

disertai dengan penilaian yang bersifat analitis dengan mengkategorikan

karangan ke dalam 5 aspek pokok, yaitu (1) kualitas dan ruang lingkup isi, (2)

organisasi dan penyajian isi, (3) gaya dan bentuk bahasa, (4) mekanik: tata

bahasa, ejaan, tanda baca yang sesuai dengan kaidah yang berlaku, dan (5)

respon afektif guru terhadap karya tulis.

Model skala interval merupakan satu diantara beberapa model penilaian

menulis yang dikemukakan Burhan Nurgiyantoro (2010) dalam bukunya yang

berjudul ”Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi”. Model ini

dimodifikasi Nurgiyantoro dari Hartfield, dkk. (1985). Model ini memberi

bobot yang tidak sama untuk tiap komponen, namun lebih rici dalam

melakukan penyekoran karena memergunakan model skala interval untuk tiap

tingkat tertentu pada tiap aspek yang dinilai sehingga lebih dapat

dipertanggungjawabkan. Meskipun demikian, aspek karangan yang dinilai

tetap melibatkan aspek isi dan bahasa. Model penilaian tersebut adalah sebagai

berikut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

51

Tabel 2. Model Penilaian Menulis dengan Skala Interval

No Dimensi Skor Kriteria 1. I

S I

27 – 30 22 – 26 17 – 21 13 – 16

SANGAT BAIK – SEMPURNA: Padat informasi, substansif, pengembangan tesis tuntas, relevan dengan permasalahan dan tuntas. CUKUP – BAIK: Informasi cukup, substansi cukup, pengembangan tesis terbatas, relevan dengan masalah tetapi tidak lengkap. SEDANG – CUKUP: Informasi terbatas, substansi kurang, pengembangan tesis tidak cukup, permasalahan tidak cukup. SANGAT – KURANG: Tidak berisi, tidak ada sunstansi, tidak ada pengembangan tesis, tidak ada permasalahan.

2. O R G A N I S A S I

18 – 20

14 – 17 10 – 13 7 – 9

SANGAT BAIK – SEMPURNA: Ekspresi lancar, gagasan diungkapkan dengan jelas, padat, tertata dengan baik, urutan logis, kohesif. CUKUP – BAIK: Kurang lancar, kurang terorganisir tetapi ide utama terlihat, bahan pendukung terbatas, urutan logis tetapi tidak lengkap. SEDANG – CUKUP: Tidak lancar, gagasan kacau, terpotong-potong, urutan dan pengembangan tidak logis. SANGAT – KURANG : Tidak komunikatif, tidak terorganisasi, tak layak nilai.

3. K O S A K A T A

18 – 20 14 – 17 10 – 13 7 – 9

SANGAT BAIK – SEMPURNA: Pemanfaatan potensi kata canggih, pemilihan kata dan ungkapan tepat, menguasai pembentukan kata. CUKUP – BAIK: Pemanfaatan kata agak canggih, pilihan kata dan ungkapan kadang-kadang kurang tepat tetapi tak mengganggu. SEDANG – CUKUP: Pemanfaatan potensi kata terbatas, sering terjadi kesalahan penggunaan kosa kata dan dapat merusak makna. SANGAT – KURANG: Pemanfaatan potensi kata asal-asalan, pengetahuan tentang kosa kata rendah, tidak layak nilai.

4. P E N G B A H A S A

22 – 25 18 – 21

11 – 17 5 – 10

SANGAT BAIK – SEMPURNA: Konstruksi kompleks tetapi efektif, hanya terjadi sedikit kesalahan penggunaan bentuk kebahasaan. CUKUP – BAIK: Konstruksi sederhana tetapi efektif, kesalahan kecil pada konstruksi kompleks, terjadi sejumlah kesalahan tetapi makna tidak kabur. SEDANG – CUKUP: Terjadi kesalahan serius dalam konstruksi kalimat, makna membingungan atau kabur. SANGAT – KURANG: Tidak menguasai aturan sintaksis, terdapat banyak kesalahan, tidak komunikatif, tak layak nilai.

5. M E K A N I K

5

4

3

2

SANGAT BAIK – SEMPURNA: Menguasai aturan penulisan, hanya terdapat beberapa kesalahan ejaan. CUKUP – BAIK: Kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan tetapi tidak mengaburkan makna. SEDANG – CUKUP: Sering terjadi kesalahan ejaan, makna membingungkan atau kabur. SANGAT – KURANG: Tidak menguasai aturan penulisan, terdapat banyak kesalahan ejaan, tulisan tidak terbaca, tidak layak nilai.

Jumlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

52

Penelitian tentang penerapan teknik peer-correction dalam pembelajaran

menulis pernah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Beberapa penelitian

relevan yang dapat dijadikan acuan bagi peneliti dalam melaksanakan penelitian

ini antara lain:

1) Penelitian eksperimen kuasi yang dilakukan oleh Purwanto, Suyadi, dan

Sujoko pada tahun 2007 yang berjudul “Feedback yang Efektif dalam

Perkuliahan Error Analysis untuk Meningkatkan Kemampuan Mengoreksi

Kesalahan Bahasa pada Mahasiswa”. Kesimpulan dari penelitian ini adalah

penggunaan feedback tidak langsung terbukti lebih efektif dalam meningkatkan

kemampuan menganalisis kesalahan bahasa para mahasiswa dan penggunaan

feedback tidak langsung yang berupa kode singkatan tipe kesalahan bahasa

terbukti paling efektif meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam

menganalisis kesalahan bahasa pada perkuliahan Error Analysis.

2) Penelitian yang dilakukan oleh Sumarwati, Suyatmin, dan Siti Mulyani pada

tahun 2008 dengan judul “Penerapan Teknik Peer-correction dalam

Pembelajaran Menulis untuk Meningkatkan Penguasaan Bahasa Indonesia

Tulis Siswa Kelas VIII SMP”. Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya

peningkatan keaktifan dan kesungguhan siswa dalam pembelajaran menulis

disamping adanya peningkatan kualitas hasil dan kualitas proses dalam

pembelajaran menulis setelah diterapkannya teknik peer-correction.

3) Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Joko Purwanto pada tahun 2008

dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Ilmiah melalui

Teknik Peer Correction pada Siswa Kelas XI IA SMA Muhammadiyah 3

Masaran”. Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya peningkatan kualitas

proses pembelajaran serta peningkatan kemampuan menulis ilmiah siswa

setelah diterapkannya teknik peer-correction.

4) Penelitian tindakan kelas oleh Suryani pada tahun 2009 yang berjudul

“Penerapan Teknik Koreksi Teman Sebaya untuk Meningkatkan Kemampuan

Menulis Karangan pada Siswa Kelas X AP 2 SMK Murni 2 Surakarta Tahun

Ajaran 2008/2009”. Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya peningkatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

53

kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis karangan dengan tercapainya

indikator-indikator yang telah ditetapkan.

5) Penelitian Sumarwati, Slamet Mulyono, dan Sri Wuryanti pada tahun 2010

dengan judul “Teknik Peer-Correction Berbantuan Feedback Guru dalam

Pembelajaran Menulis untuk Meningkatkan Penguasaan Kaidah Bahasa

Indonesia Tulis Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 24 Surakarta”. Kesimpulan

dari penelitian ini adalah teknik peer-correction berbantuan feedback guru

dalam pembelajaran menulis efektif untuk meningkatkan penguasaan kaidah

bahasa Indonesia tulis siswa kelas VIII B SMP Negeri 24 Surakarta dalam hal

kualitas proses pembelajaran maupun kualitas hasil keterampilan menulis para

siswa.

Berdasarkan simpulan kelima penelitian di atas maka relevansi atau

keterkaitan dengan penelitian ini adalah bahwa keikutsertaan, keterlibatan, atau

keaktifan siswa dalam mengoreksi hasil tulisan temannya, mempunyai pengaruh

positif dalam meningkatkan kemampuan, khususnya kemampuan produktif siswa,

atau secara singkat dapat dijelaskan bahwa apabila siswa mampu berperan aktif

dalam proses pembelajaran, maka akan berpengaruh positif dalam meningkatkan

kemampuannya dalam pembelajaran.

B. Kerangka Berpikir

Berdasarkan hasil survei awal peneliti di SMA N 2 Sukoharjo, diketahui

bahwa kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis karya ilmiah di sekolah

tersebut masih rendah. Rendahnya kualitas proses pembelajaran tercermin dari

rendahnya keaktifan, perhatian, minat, dan motivasi siswa dalam mengikuti

pembelajaran. Adapun untuk kualitas hasil tulisan, meskipun muatan dan

organisasi isinya relatif sudah baik, tetapi masih ditemukan banyak kesalahan

bahasa yang meliputi aspek pemakaian ejaan, diksi, dan kalimat. Kesalahan

bahasa yang banyak dilakukan siswa ini pada akhirnya menjadi penyebab

rendahnya nilai menulis karya ilmiah. Bahkan, lebih dari 50% siswa belum

mencapai KKM yang ditetapkan sekolah, yakni sebesar 70.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

54

Rendahnya kualitas proses dan hasil pembelajaran tersebut perlu disikapi

secara bijak dan diupayakan jalan keluarnya. Perubahan dalam proses

pembelajaran perlu dilakukan agar kemampuan menulis siswa meningkat, salah

satu dengan menerapkan teknik peer-correction. Teknik ini dapat mengaktifkan

siswa dalam pembelajaran menulis dengan mendorong mereka untuk mengoreksi

hasil tulisan temannya berdasarkan umpan balik yang diberikan guru. Melalui

pengalaman nyata tersebut siswa diharapkan dapat memahami secara lebih

mendalam bagaimana cara menulis karya ilmiah yang baik dan benar.

Penerapan teknik ini memberi kesempatan kepada siswa untuk

mengoreksi hasil tulisan temannya, baik dari segi ejaan dan tanda baca,

penyusunan kalimat, hingga pengembangan paragraf sehingga penguasaan siswa

akan kaidah bahasa tulis meningkat. Cara ini juga diharapkan mampu

meningkatkan daya ingat siswa terhadap apa yang telah dipelajari. Selain itu,

pengalaman mengoreksi langsung hasil tulisan temannya diharapkan mampu

menumbuhkan kesadaran dalam diri siswa untuk merefleksi diri sehingga tidak

melakukan kesalahan yang sama seperti yang diperbuat temannya saat mereka

menulis. Dengan demikian, kemampuan siswa dalam menulis karya ilmiah bisa

meningkat.

Berikut ini dapat disajikan alur kerangka berpikir penelitian pada gambar

1 di bawah ini.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

55

Kondisi awal sebelum dilakukan tindakan

Kualitas hasil pembelajaran menulis karya ilmiah rendah • Pengusaan kaidah bahasa Indonesia

tulis (penggunaan kalimat efektif, pemilihan kata, penggunaan tanda baca, penulisan ejaan, dan mekanik) siswa rendah

• Ketuntasan belajar belum sesuai harapan

Kualitas proses pembelajaran menulis karya ilmiah rendah • Keaktifan, perhatian, minat, dan

motivasi siswa kurang • Guru kurang terampil mengelola

kelas.

Penerapan teknik peer-correction dalam pembelajaran menulis karya ilmiah

Tindakan penelitian:

1. Koreksi kesalahan pada karya ilmiah teman. 2. Belajar dari kesalahan teman. 3. Menghindari kesalahan yang sama.

Refleksi

Kondisi akhir setelah dilakukan tindakan

Kualitas hasil pembelajaran menulis karya ilmiah meningkat • Pengusaan kaidah bahasa Indonesia

tulis (penggunaan kalimat efektif, pemilihan kata, penggunaan tanda baca, penulisan ejaan, dan mekanik) siswa meningkat

• Ketuntasan belajar tercapai sesuai harapan

Kualitas proses pembelajaran menulis karya ilmiah meningkat • Keaktifan, perhatian, minat, dan

motivasi siswa meningkat • Guru sudah lebih terampil mengelola

kelas.

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

56

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Sukoharjo. Sekolah ini

terletak di Jalan Raya Solo-Kartasura, Mendungan, Pabelan, Kartasura. Lokasinya

yang strategis dan dekat dengan kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta

(UMS) menyebabkan sekolah tersebut sering dijadikan tempat penelitian oleh

para peneliti perguruan tinggi, baik dari kalangan mahasiswa maupun dosen.

Meskipun SMA ini sering dijadikan sebagai tempat penelitian, dalam kaitannya

dengan pembelajaran Bahasa Indonesia, masih ada masalah yang belum diteliti

dan perlu dipecahkan. Masalah tersebut berkaitan dengan rendahnya kualitas

proses pembelajaran dan kemampuan menulis karya ilmiah di kelas XI Bahasa.

Adapun dari hasil wawancara dengan Ibu Endang Dwi Kiswati selaku

guru Bahasa Indonesia di sekolah tersebut, diperoleh informasi bahwa siswa-siswi

SMA N 2 Sukoharjo umumnya berasal dari keluarga dengan kelas ekonomi

menengah ke bawah dan kemampuan akademik siswanya berada pada tingkat

rata-rata atau sedang. Sebagaimana SMA negeri lain di Kabupaten Sukoharjo,

sekolah ini juga tidak membebankan biaya pendidikan kepada para siswanya.

Siswa hanya dianjurkan untuk membeli buku panduan pelajaran untuk

mendukung pemahaman belajar mereka.

Di sekolah ini terdapat 24 kelas. Adapun rinciannya sebagai berikut: kelas

X terdiri atas 8 kelas, yaitu kelas X-1 hingga X-8; kelas XI dan XII dibagi

menjadi 3 program, yaitu IPA, IPS dan Bahasa yang terdiri atas 3 kelas IPA, 4

kelas IPS, dan 1 kelas Bahasa untuk setiap jenjangnya.

Penyusunan proposal hingga pelaporan penelitian ini dilakukan dalam

waktu 6 bulan, yaitu mulai bulan Maret sampai dengan Agustus 2012. Adapun

rincian jadwal penelitian dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

57

Tabel 3. Rincian Jadwal Penelitian

Kegiatan Bulan

Maret April Mei Juni Juli Agustus 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Persiapan Tindakan a. Koordinasi peneliti

dengan kepala sekolah dan guru Bahasa Indonesia

b. Diskusi dengan guru untuk mengidentifikasi masalah pembelajaran dan merancang tindakan

c. Menyusun proposal penelitian

d. Menyiapkan perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian (lembar observasi)

e. Mengadakan simulasi pelaksanaan tindakan

2. Pelaksanaan Tindakan 1.Siklus 1

a. perencanaan b.pelaksanaan tindakan c. observasi d.refleksi

2.Siklus II a. perencanaan b.pelaksanaan tindakan c. observasi d.refleksi

3. Analisis Data dan Pelaporan

a. Analisis data (hasil tindakan 2 siklus)

b. Menyusun laporan skripsi

c. Ujian dan revisi d. Penggandaan dan

pengumpulan laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

58

B. Subjek Penelitian

Yang menjadi subjek penelitian adalah siswa dan guru bahasa Indonesia

kelas XI Bahasa SMA N 2 Sukoharjo tahun ajaran 2011/2012. Siswa kelas XI

Bahasa berjumlah 27 orang dengan karakter siswa yang cukup kompak.

Sebagaimana rata-rata siswa lain di sekolah ini, menurut keterangan guru, siswa

kelas XI Bahasa sebagian besar juga berasal dari keluarga dengan kelas ekonomi

menengah ke bawah dan kemampuan akademik para siswa berada pada tingkat

rata-rata atau sedang.

Di kelas XI Bahasa SMA N 2 Sukoharjo terdapat dua orang guru

pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia, yaitu Bapak Mursetyo dan Ibu

Endang Dwi Kiswati, S.Pd.. Bapak Mursetyo bertugas mengampu materi

pelajaran yang berkaitan dengan aspek kesusasteraan, sedangkan Ibu Endang

bertugas mengampu materi yang berkaitan dengan aspek kebahasaan. Karena

penelitian ini berkaitan dengan aspek kebahasaan, maka yang ditetapkan sebagai

subjek penelitian adalah Ibu Endang Dwi Kiswati, S.Pd..

Adapun objek penelitian adalah pembelajaran menulis karya ilmiah. Hal

ini dikarenakan kualitas proses pembelajaran dan kemampuan menulis karya

ilmiah di kelas XI Bahasa SMA N 2 Sukoharjo masih rendah dan merupakan

masalah utama yang mempengaruhi prestasi pelajaran bahasa Indonesia di kelas

tersebut.

C. Data dan Sumber Data

Ada tiga sumber data yang dijadikan sebagai sasaran pengumpulan data

serta informasi dalam penelitian ini. Sumber data tersebut, meliputi:

1. Informan

Informan dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran bahasa Indonesia di

kelas XI Bahasa dan siswa kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo.

2. Peristiwa

Yaitu proses pembelajaran menulis karya ilmiah dengan menerapkan teknik

peer-correction.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

59

3. Dokumen dan Arsip

Dokumen yang dijadikan sumber data pada penelitian ini, meliputi catatan

hasil observasi selama proses pembelajaran, hasil tes siswa berupa tulisan

ilmiah , daftar nilai, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), catatan hasil

wawancara yang ditranskrip, dan foto kegiatan pembelajaran menulis karya

ilmiah.

D. Pengumpulan Data

Berdasarkan sumber data yang ditetapkan, maka pengumpulan data dalam

penelitian ini dilakukan melalui teknik observasi, wawancara, tes, dan analisis

dokumen dengan penjelasan sebagai berikut:

Observasi dilakukan terhadap proses pembelajaran menulis karya ilmiah

sejak kegiatan apersepsi hingga evaluasi pembelajaran untuk melihat

perkembangan sebelum dan sesudah dilaksanakan tindakan. Fokus observasi

adalah kualitas proses pembelajaran menulis karya ilmiah yang tercermin dari

aktivitas guru dan siswa sejak kegiatan apersepsi hingga evaluasi pembelajaran

termasuk pada pelaksanaan peer-correction.

Wawancara dilakukan terhadap siswa yang tampak kurang aktif, perhatian,

dan antusias dalam mengikuti pembelajaran agar dapat diidentifikasi penyebab

serta kesulitannya dalam pembelajaran menulis karya ilmiah, termasuk penyebab

dan kesulitannya dalam melakukan peer-correction terhadap hasil tulisan

temannya. Wawancara juga dilakukan terhadap guru mengenai kendala yang

dihadapi pada saat mengajar, terutama pada pelaksanaan koreksi pemakaian

bahasa Indonesia sehingga dapat dicarikan solusi untuk lebih mengefektifkan

proses pembelajaran menulis karya ilmiah dan meningkatkan hasil pembelajaran.

Tes, dilakukan dengan memberikan tugas kepada siswa untuk menulis

karya ilmiah sebelum dan sesudah diberi tindakan dengan penerapan teknik peer-

correction.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

60

Analisis dokumen dilakukan dengan melihat atau mengamati serta menilai

hasil pekerjaan siswa dalam menulis karya ilmiah. Hasil pekerjaan ini berupa

penilaian unjuk kerja dari tes yang diberikan. Penilaian unjuk kerja ini digunakan

untuk mengetahui perkembangan dan keberhasilan pelaksanaan tindakan.

E. Uji Validitas Data

Pengujian validitas data dalam penelitian ini dilakukan melalui

trianggulasi sumber data serta trianggulasi metode dengan penjelasan sebagai

berikut.

1. Triangulasi metode, teknik ini digunakan untuk membandingkan data yang

telah diperoleh dari hasil observasi dengan data yang diperoleh dari kenyataan

di lapangan maupun wawancara. Dalam hal ini peneliti membandingkan hasil

observasi dengan data yang berasal dari siswa yang diperoleh melalui

observasi dan wawancara terstruktur. Data yang berasal dari guru diperoleh

melalui wawancara mendalam yakni mengenai segala hal yang terjadi dan

berhubungan dengan kegiatan pembelajaran menulis karya ilmiah di kelas XI

Bahasa SMA N 2 Sukoharjo.

2. Triangulasi sumber data, teknik ini digunakan untuk menguji satu data yang

diperoleh dari sumber data yang berbeda. Misalnya, untuk menentukan

keabsahan antusiasme siswa selama mengikuti pembelajaran, peneliti

melakukan trianggulasi sumber data dari siswa selaku informan dengan

sumber data dokumen yang berupa foto pembelajaran dan catatan lapangan.

(Dalam hal ini siswa dikatakan antusias jika dalam kegiatan pembelajaran

siswa terlihat bersemangat atau aktif baik saat mengerjakan tugas maupun

memperhatikan penjelasan guru serta merespons stimulus yang diberikan

guru, yang ditunjukkan melalui foto-foto pembelajaran ataupun catatan

lapangan).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

61

F. Analisis Data

Untuk menganalisis data yang diperoleh dari hasil pengamatan dan

wawancara yang berupa data kualitatif serta data dari hasil tes menulis karya

ilmiah yang berupa data kuantitatif, dilakukan análisis statistik deskriptif

komparatif dan analisis kritis, yakni membandingkan data dari siklus satu ke

siklus berikutnya. Yang dianalisis adalah hasil tes siswa sebelum menggunakan

teknik peer-correction dan nilai tes setelah menggunakan teknik peer-correction

sesuai dengan siklus yang dirancang. Kemudian, data yang berupa nilai tes antar

siklus tersebut dibandingkan dengan batas ketercapaian yang telah ditetapkan

dalam indikator kinerja. Hal itu untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan

tindakan yang telah dilakukan sehingga dapat ditetapkan langkah perbaikan pada

pelaksanaan tindakan berikutnya.

G. Indikator Kinerja Penelitian

Untuk mengukur keberhasilan tindakan, peneliti perlu merumuskan

indikator-indikator ketercapaiannya. Indikator ini dirumuskan dengan

mempertimbangkan beberapa hal, yaitu: (1) selama ini dalam pembelajaran

menulis karya ilmiah belum pernah diterapkan teknik peer-correction pada tahap

revisi tulisan, (2) jumlah siswa yang mendapat nilai minimal 70 kurang dari 50%,

dan (3) karakter siswa kelas XI Bahasa terkenal kompak sehingga sesuai dengan

karakteristik teknik peer-correction yang membutuhkan keaktifan dan kerjasama

antar siswa dalam pelaksanaannya. Mengingat hal-hal tersebut, indikator

keberhasilan penelitian ini dirumuskan dalam tabel sebagai berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

62

Tabel 4. Indikator Kinerja Penelitian

Aspek yang Diukur

Persentase Pencapaian pada Siklus

Akhir

Cara mengukur

Keaktifan siswa selama apersepsi

75%

Diamati saat guru memberikan apersepsi kepada siswa dengan menggunakan lembar observasi oleh peneliti dan dihitung dari jumlah siswa yang menampakkan keaktifan yang ditandai dengan kemauan merespon stimulus yang diberikan guru saat apersepsi.

Keaktifan dan perhatian siswa saat guru menyampai-kan materi

75%

Diamati saat pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi oleh peneliti dan dihitung dari jumlah siswa yang menunjukkan keaktifan bertanya, menjawab, serta menanggapi, mengerjakan tugas dan memperhatikan materi yang disampaikan guru (tidak berbicara dengan teman serta tidak sibuk beraktivitas sendiri).

Keaktifan dan kesungguhan siswa saat melaksana-kan peer-correcction

75%

Diamati saat pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi oleh peneliti dan dihitung dari jumlah siswa yang menunjukkan keaktifan dan kesungguhan saat mengoreksi hasil tulisan temannya.

Minat dan motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran

75%

Diamati saat pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi oleh peneliti dan dihitung dari jumlah siswa memperlihatkan kesungguhan, antusias, dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.

Kemampuan siswa dalam menulis karya ilmiah (ketuntasan belajar)

70%

Dihitung dari jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 dalam menulis karya ilmiah. Siswa yang mendapat nilai ≥ 70 dinyatakan telah mencapai ketuntasan belajar.

H. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam bentuk penelitian tindakan kelas yang

dilaksanakan dengan menempuh prosedur sebagai berikut.

1. Tahap Persiapan Tindakan

a. mengadakan sharing ideas dengan guru bahasa Indonesia SMA N 2

Sukoharjo untuk mendapatkan berbagai pertimbangan dan masukan

mengenai teknik peer-correction dalam pembelajaran menulis karya ilmiah.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

63

b. menyiapkan sarana dan sumber pembelajaran menulis, yaitu materi menulis

karya ilmiah dan contoh karya ilmiah sederhana berdasarkan kajian buku

yang sesuai dengan tingkat pemahaman bahasa siswa kelas XI Bahasa dan

sesuai KD menulis di kelas XI program bahasa semester 2.

c. menyiapkan pedoman observasi terhadap proses pembelajaran menulis

karya ilmiah dengan teknik peer-correction serta pedoman penilaian

terhadap karya ilmiah siswa.

2. Tahap Aplikasi Tindakan

Dalam pelaksanaan PTK ini, mekanisme kerjanya diwujudkan dalam

bentuk siklus yang setiap siklusnya mencakup 4 kegiatan, yaitu perencanaan,

pelaksanaan tindakan, observasi dan interpretasi, serta analisis dan refleksi

untuk perencanaan berikutnya. Dengan mempertimbangkan ketersediaan

waktu, tenaga, dan biaya, penelitian ini direncanakan dilakukan dalam 2

siklus.

a. Rancangan siklus 1

1) Tahap perencanaan, berupa kegiatan menyusun rencana penerapan

teknik peer-correction dalam pembelajaran menulis karya ilmiah.

Adapun wujud kegiatannya adalah:

a) guru bahasa Indonesia bersama peneliti menyusun skenario

pembelajaran menulis karya ilmiah dengan menerapkan teknik peer-

correction untuk Kompetensi Dasar ”Menyusun Karya Ilmiah

Berdasarkan Kajian Buku atau Hasil Penelitian Sederhana” sesuai

silabus yang disusun.

b) menyusun lembar observasi sebagai pedoman pengamatan terhadap

pelaksanaan teknik peer-correction dalam pembelajaran menulis

karya ilmiah untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan

kemampuan menulis karya ilmiah.

2) Tahap pelaksanaan, ditempuh dengan melaksanakan pembelajaran sesuai

skenario pembelajaran yang dibuat, yaitu dengan mengoptimalkan

penerapan teknik peer-correction dalam pembelajaran menulis karya

ilmiah. Pada siklus I ini pembelajaran dilakukan oleh guru bahasa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

64

Indonesia, sedangkan peneliti melakukan observasi terhadap proses

pembelajaran dan wawancara kepada beberapa siswa setelah

pembelajaran berakhir. Adapun langkah penerapan teknik peer-

correction dalam pembelajaran menulis karya ilmiah sebagai berikut:

a) Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan pengalaman siswa

membaca buku-buku non fiksi atau buku-buku yang bersifat non

ilmiah yang dapat dijadikan sumber penulisan karya ilmiah;

b) Guru menjelaskan cara penulisan karya ilmiah berdasarkan kajian

buku dengan memberi contoh cara menyusun kerangka karya ilmiah

dan pengembangannya menjadi karya ilmiah;

c) Guru menjelaskan aturan-aturan yang harus diperhatikan dalam

penulisan karya ilmiah, meliputi isi, pemakaian bahasa, dan

penggunaan ejaan serta tanda baca;

d) Siswa dan guru membahas kesalahan-kesalahan bahasa yang terdapat

dalam contoh karya ilmiah yang dibagikan oleh guru;

e) Siswa diajak ke perpustakaan untuk mencari buku sebagai sumber

penulisan karya ilmiah berdasarkan kajian buku;

f) Siswa diminta membuat kerangka karya ilmiah berdasarkan kajian

buku (tahap prapenulisan);

g) Siswa ditugasi mengembangkan kerangka tersebut menjadi karya

ilmiah (sebagai tugas rumah);

h) Siswa diminta mengumpulkan karya ilmiah yang dibuatnya untuk

direview dan diberi feedback oleh guru dalam bentuk simbol/penanda

kesalahan bahasa;

i) Guru mengemukakan hasil reviewnya atas tulisan siswa yang sudah

dikumpulkan dan mengaitkannya dengan hal-hal penting dalam

penilaian tulisan yang meliputi aspek isi, organisasi isi, kosakata,

pengembangan bahasa, dan mekanik;

j) Guru menjelaskan cara melaksanakan peer-correction terhadap hasil

tulisan siswa;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

65

k) Guru mengembalikan hasil tulisan yang telah diberi penanda

kesalahan bahasa di bagian marginnya;

l) Guru membagikan daftar simbol penanda kesalahan bahasa berikut

penjelasannya;

m) Siswa diminta saling menukarkan hasil tulisannya dengan teman

sebangkunya dan menuliskan namanya pada hasil tulisan tersebut

sebagai korektor;

n) Dengan bantuan feedback dari guru berupa simbol/penanda kesalahan

bahasa di bagian margin tulisan, siswa melakukan tahap penyuntingan

dengan mengoreksi kesalahan bahasa dalam karya ilmiah temannya.

Pelaksanaannya dilakukan dengan cara siswa mencocokkan penanda

pada bagian margin tulisan temannya dengan daftar penjelasan simbol

yang diberikan guru. Selanjutnya siswa mencari kesalahan yang

dimaksudkan pada baris yang diberi penanda. Setelah kesalahan

tersebut ditemukan, siswa harus menandainya dengan cara memberi

garis bawah pada kata/kalimat yang salah, mengidentifikasi penyebab

terjadinya kesalahan, kemudian membetulkannya di sekitar letak

kesalahan tersebut;

o) Hasil tulisan dikembalikan pada siswa (penulisnya);

p) Siswa diminta menulis ulang tulisan yang telah direvisi temannya

untuk dikumpulkan dan dinilai;

q) Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran

yang telah dilaksanakan;

r) Guru menutup pembelajaran.

3) Tahap observasi dan interpretasi, dilakukan oleh peneliti dengan

mengamati dan menginterpretasikan aktivitas penerapan peer-correction

dalam pembelajaran menulis pada proses (aktivitas guru dan siswa)

maupun hasil koreksi dengan menggunakan lembar observasi

berdasarkan pedoman yang telah disiapkan peneliti untuk mendapatkan

data tentang kekurangan dan kemajuan aplikasi tindakan pada siklus

pertama. Selain itu, untuk memperoleh data yang lebih akurat, peneliti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

66

juga melakukan wawancara dengan para siswa mengenai poin-poin

tertentu yang dirasa perlu ditanyakan pada siswa untuk mendapatkan

data yang lebih lengkap.

4) Tahap analisis dan refleksi, dilakukan oleh peneliti dan guru dengan cara

menganalisis hasil karangan siswa, hasil observasi, serta wawancara.

Tahap ini dilaksanakan peneliti dengan:

a) menghitung rerata persentase siswa yang aktif dan antusias serta

persentase siswa yang dapat menemukan 75% letak kesalahan bahasa

pada hasil tulisan temannya dan dapat membetulkan kesalahan

tersebut secara tepat;

b) mengidentifikasi penyebab siswa kurang aktif dan antusias selama

pembelajaran, serta belum dapat menemukan dan membetulkan 75%

kesalahan bahasa pada hasil tulisan temannya (wawancara dengan

siswa); dan

c) mengidentifikasi solusi/tindak lanjut yang perlu dilakukan pada

siklus berikutnya untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran

dan kemampuan menulis karya ilmiah siswa selanjutnya.

(wawancara dengan siswa).

Dengan demikian, analisis dilakukan terhadap proses dan hasil

pembelajaran untuk memperoleh kesimpulan bagian kegiatan

pembelajaran menulis karya ilmiah mana yang perlu dibenahi agar

penguasaan bahasa Indonesia tulis siswa meningkat dan bagian

tindakan mana yang telah memenuhi target. Semakin banyak siswa

yang menunjukkan keaktifan dan kesungguhan dalam melakukan peer-

correction (pada tindakan terakhir minimal mencapai 75% siswa),

berarti kualitas proses pembelajaran menulis karya ilmiah dapat

dinyatakan mengalami peningkatan. Adapun kemampuan menulis karya

ilmiah siswa dinyatakan meningkat apabila semakin banyak siswa dapat

membetulkan 75% kesalahan bahasa pada karangan temannya dan 75%

siswa memperoleh nilai 75 pada aspek pemakaian bahasa pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

67

tulisannya (mengalami penurunan jumlah kesalahan pada hasil tulisan

ilmiah berikutnya).

b. Rancangan siklus II

Pada siklus kedua dilakukan tahapan-tahapan seperti pada siklus

pertama dengan didahului perencanaan ulang berdasarkan hasil-hasil

yang diperoleh pada siklus pertama (refleksi), sehingga kelemahan-

kelemahan yang terjadi pada siklus pertama tidak terjadi pada siklus

kedua.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

68

BAB IV

HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab IV ini akan disajikan uraian hasil tindakan penelitian berikut

pembahasannya. Uraian hasil tindakan ini merupakan jawaban atas rumusan

masalah pada Bab I. Sebelum hasil penelitian dipaparkan, pada bab ini akan

diberikan terlebih dahulu deskripsi pratindakan yang menjelaskan kondisi awal

proses pembelajaran menulis karya ilmiah di kelas XI Bahasa SMA N 2

Sukoharjo beserta kemampuan awal siswanya dalam menulis karya ilmiah

sebelum dilakukan tindakan penelitian. Dalam pratindakan ini, peneliti melakukan

beberapa langkah, yakni: (1) mengamati proses pembelajaran menulis karya

ilmiah di kelas XI Bahasa SMA N 2 Sukoharjo (observasi); (2) wawancara

dengan guru; dan (3) wawancara dengan siswa.

Berikut ini akan diberikan deskripsi hasil tindakan setiap siklus dan

perbandingan hasil tindakan antarsiklus. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan

dalam 2 siklus dengan 4 tahap dalam setiap siklusnya, yaitu perencanaan,

pelaksanaan tindakan, observasi, serta analisis dan refleksi.

A. Deskripsi Pratindakan

Kondisi awal proses pembelajaran dan kemampuan awal siswa kelas XI

Bahasa dalam menulis karya ilmiah diketahui dengan dilakukannya observasi

yang dilakukan peneliti pada hari Sabtu, 24 Maret 2012 pada saat pembelajaran

menulis karya ilmiah di kelas. Survei ini dilaksanakan dengan tujuan untuk

mengetahui kondisi awal pembelajaran dan kemampuan awal siswa dalam

menulis karya ilmiah sebagai acuan untuk menetapkan tindakan yang tepat pada

proses pembelajaran selanjutnya. Pada kegiatan pratindakan ini, guru

melaksanakan pembelajaran sebagaimana biasa, sedangkan peneliti bertindak

sebagai partisipan pasif yang mengamati jalannya proses pembelajaran dari

tempat duduk di bagian belakang kelas yang telah dipersiapkan oleh guru. Berikut

ini uraian hasil survei awal yang dilakukan peneliti.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 84: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

69

Suasana kelas agak gaduh ketika guru dan peneliti memasuki kelas sesaat

setelah bel pertanda dimulainya jam pelajaran pertama. Sebagian siswa sudah

menempati tempat duduknya masing-masing dan bersiap menerima pelajaran,

tetapi sebagian yang lain terlihat masih sibuk dengan aktivitasnya sendiri. Guru

mengondisikan kelas dengan mengucapkan salam dan meminta ketua kelas

memimpin doa. Setelah itu, guru mengabsen kehadiran siswa dengan menanyakan

adakah siswa yang tidak masuk. Beberapa siswa berseru, “nihil Bu..”. Guru

kemudian mengisi buku harian kelas.

Guru mengawali pembelajaran dengan menyampaikan kompetensi dasar

yang akan dipelajari, yakni menulis karya ilmiah dari kajian buku atau hasil

penelitian sederhana. Guru lalu mengemukakan tujuan pembelajaran. Begitu guru

mengemukakan bahwa yang akan dipelajari siswa pada kesempatan tersebut

adalah materi penulisan karya ilmiah, beberapa siswa yang duduk di bangku

deretan belakang terdengar mengeluh dan menunjukkan keengganan. Guru

menanggapi dengan mengatakan bahwa materi menulis karya ilmiah memang

sukar. Oleh karena itu, para siswa harus memperhatikan baik-baik penjelasan

yang diberikan oleh guru. Selanjutnya, guru meminta para siswa membuka buku

panduan dan modul pembelajaran pada halaman yang membahas tentang

penulisan karya ilmiah.

Guru melakukan apersepsi dengan menguji pemahaman awal siswa

seputar penulisan karya ilmiah. Beliau mengajukan beberapa pertanyaan kepada

siswa. Namun, tidak ada siswa yang berinisiatif untuk menjawab pertanyaan guru

tersebut. Guru pun memutuskan untuk menunjuk dua orang siswa sebangku yang

terlihat berbisik-bisik. Mereka tampak sedang mendiskusikan jawaban pertanyaan

dari guru. Akan tetapi, ketika guru menyebutkan nama salah satu dari mereka,

seketika kedua siswa itu langsung berhenti berdiskusi dan siswa yang ditunjuk

menyahut sambil tersenyum malu, “tidak tahu, Bu…”. Pada akhirnya, guru

sendirilah yang menjawab pertanyaan yang diajukannya. Hal serupa terjadi ketika

guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, yakni sebagian besar

siswa cenderung pasif. Mereka tidak memanfaatkan kesempatan yang diberikan

oleh guru untuk bertanya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 85: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

70

Karena tanya jawab yang dilakukan kurang efektif dan cenderung bersifat

satu arah, guru pun melanjutkan pembelajaran dengan memberikan lebih banyak

uraian materi dengan berceramah. Akan tetapi, penjelasan yang diberikan guru

lebih banyak bersifat pengetahuan dan ingatan, misalnya tentang pengertian, ciri-

ciri, jenis-jenis, dan cara menyusun karya ilmiah mulai dari penulisan judul

hingga daftar pustaka. Adapun hal-hal yang berkaitan dengan penerapan kaidah

bahasa dalam tulisan ilmiah misalnya pemakaian kata dan penyusunan kalimat,

penggunaan ejaan, serta pemakaian tanda baca cenderung diabaikan oleh guru.

Padahal, hal-hal tersebut tidak kalah penting sebagai bekal bagi siswa dalam

berpraktik menulis karya ilmiah, yakni agar tulisan yang dihasilkan tidak hanya

baik secara isi, tetapi juga benar secara kaidah .

Saat pembelajaran berlangsung, siswa terlihat pasif. Beberapa siswa

terutama yang duduk di deretan depan memang tampak memperhatikan

penjelasan dari guru dan antusias mencatat materi. Namun, para siswa yang duduk

di deretan tengah dan belakang banyak yang memasang wajah bosan. Beberapa

dari mereka terlihat mengantuk dan menidurkan kepala di atas meja atau menguap

selama pembelajaran. Beberapa yang lain hanya bertopang dagu atau berbisik

mengobrol dengan teman sebangkunya. Bahkan, peneliti mendapati dua siswa

sebangku yang sibuk dengan aktivitasnya masing-masing, yaitu membaca majalah

dan membuka handphone secara sembunyi-sembunyi di laci meja. Guru pun

terpaksa menegur beberapa kali para siswa yang dirasa mengganggu

pembelajaran. Akan tetapi, teguran tersebut hanya mampu menenangkan siswa

sesaat.

Selesai menerangkan materi, guru memberi kesempatan kepada siswa

untuk bertanya jika ada bagian materi yang belum mereka pahami. Akan tetapi,

kembali tidak ada siswa yang bertanya. Saat guru menanyakan apakah semua

siswa sudah paham, para siswa menjawab dengan nada ragu-ragu, “Paham Bu…!”

Guru pun melanjutkan dengan mengemukakan penugasan. Para siswa diminta

mengunjungi perpustakaan dan mencari buku untuk dikaji sebagai sumber

penulisan karya ilmiah. Tak lupa guru menegaskan bahwa hasil tulisan (karya

ilmiah) harus dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 86: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

71

Mendengar penugasan yang diberikan, beberapa siswa yang tidak

memperhatikan penjelasan dari guru terlihat bingung. Mereka tampak keberatan

dan mengeluhkan tugas yang diberikan. Beberapa siswa bertanya pada temannya

yang dianggap memperhatikan sehingga suasana kelas menjadi gaduh. Guru pun

menegur dan menyalahkan para siswa yang bersangkutan karena tidak

memperhatikan penjelasan yang diberikan semenjak awal dan justru asik

mengobrol saat guru tengah menerangkan.

Selama berada di perpustakaan, banyak siswa yang terlihat tidak serius

saat mencari buku. Ada siswa yang hanya berkeliling mengitari rak buku dari satu

sisi ke sisi yang lain tanpa mencermati isi buku. Ada pula siswa yang mengambil

buku sedapatnya kemudian hanya duduk-duduk dan bercanda dengan temannya-

temannya. Adapun siswa yang serius mencari buku hanya sedikit jumlahnya. Para

siswa itu tampak memilih beberapa buku, membolak-balik halaman dan

membaca-baca isinya sekilas untuk menilai apakah buku tersebut menarik dan

bermanfaat untuk dikaji dan dijadikan sebagai sumber penulisan karya ilmiah.

Sesaat sebelum bel pergantian pelajaran, guru menutup pembelajaran

dengan menegaskan kembali tugas yang diberikan serta batas waktu pengumpulan

tugas. Setelah mengucapkan salam, guru pun mempersilakan siswa untuk kembali

ke kelas guna mengikuti pelajaran selanjutnya.

Dari hasil pantauan peneliti dengan menggunakan lembar observasi,

diketahui bahwa siswa yang aktif dalam pembelajaran hanya berjumlah 5 siswa

(18%) dari keseluruhan siswa yang berjumlah 27 orang. Dengan kata lain,

sebanyak 22 orang 82% siswa tidak aktif dalam pembelajaran. Nilai rata-rata

keaktifan siswa selama apersepsi pembelajaran baru mencapai skor 1,93. Skor ini

dapat dikategorikan masih sangat rendah dan masuk dalam kategori kurang. Nilai

keaktifan dan perhatian siswa saat guru menyampaikan materi juga masih rendah,

yaitu baru mencapai skor 2,33 dan termasuk dalam kategori kurang, sedangkan

skor rata-rata aspek minat dan keaktifan siswa mencapai skor 2,26 yang juga

masuk dalam kategori kurang. Dengan demikian, nilai rata-rata aspek dalam

penilaian proses pembelajaran mencapai skor 43,48. Berdasarkan skor tersebut,

kualitas proses pembelajaran yang mencakup aspek keaktifan siswa selama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 87: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

72

apersepsi, keaktifan dan perhatian siswa saat guru menyampaikan materi, dan

minat serta motivasi siswa dalam pembelajaran baru mencapai kategori kurang.

Untuk suatu kualitas proses pembelajaran yang maksimal, tentunya hasil tersebut

masih jauh dari harapan. Hasil penilaian proses pembelajaran pada prasiklus dapat

disajikan dalam tabel 5 di bawah ini.

Tabel 5. Nilai Proses Pembelajaran Menulis Karya Ilmiah Siswa Kelas XI Bahasa pada Kondisi Awal

No. Nama Nilai

Skor Nilai Ket. A* B* C*

1. Adika Devi K. 2 2 2 6 40 Kurang 2. Ahsana Prayoga 1 1 2 4 27 Kurang 3. Alfina Aunin S. 3 2 2 7 47 Kurang 4. Amirul Nisa 4 4 3 11 73 Baik 5. Atika H.P. 2 3 2 7 47 Kurang 6. Bety Palupi 1 2 2 5 33 Kurang 7. Desi Sari Nastiti 2 3 2 7 47 Kurang 8. Dommy Ryan N. 1 1 1 3 20 Kurang 9. Ermawati H. 3 3 3 9 60 Cukup 10. Erna Ambarwati 2 3 2 7 47 Kurang 11. Esti Kurniawati 2 3 3 8 53 Kurang 12. Eva Fembiana 2 2 2 6 40 Kurang 13. Fahmi Ghifari 1 1 2 4 27 Kurang 14. Faizal Riski W. 1 2 2 5 33 Kurang 15. Fajriyah Eka P. 2 3 2 7 47 Kurang 16. Fitri Tiara Kasih 3 4 4 11 73 Baik 17. Ghaniz Rasaq 1 2 2 5 33 Kurang 18. Indriani Ulfa 4 3 4 11 73 Baik 19. Kinayung D.K.A. 3 4 3 10 67 Cukup 20. Lisa Puspita Sari 2 2 2 6 40 Kurang 21. Novi Widyastuti 1 2 1 4 27 Kurang 22. Riyan Pangestu 2 1 2 5 33 Kurang 23. Rudi Kurniawan 1 2 1 4 27 Kurang 24. Sakti Affandi 1 2 2 5 33 Kurang 25. Solikhah W. 2 2 3 7 47 Kurang 26. Wisnu P.U 1 2 2 5 33 Kurang 27. Yudi Setyo N. 2 2 3 7 47 Kurang

Prosentase: siswa yang

baik/cukup baik

6 siswa (22,22%)

10 siswa (37,04%)

8 siswa (29,63%)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 88: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

73

Keterangan:

A* : Keaktifan selama apersepsi

B* : Keaktifan dan perhatian saat guru menyampaikan materi

C* : Minat dan motivasi dalam mengikuti pembelajaran

Dalam wawancara yang dilakukan, guru menyatakan bahwa dalam

pembelajaran di kelas selama ini, beliau sudah berupaya mengaktifkan siswa,

tetapi belum berhasil. Guru sudah memberi kesempatan kepada siswa untuk

bertanya maupun menjawab pertanyaan. Akan tetapi, siswa tidak memanfaatkan

kesempatan tersebut. Karena tanya jawab yang dilakukan kurang efektif, guru pun

memperbanyak pemberian materi dengan berceramah. Guru mengatakan bahwa

hal itu dilakukannya dengan tujuan agar siswa memiliki bekal materi yang lebih

banyak sebagai pendukung saat siswa melakukan praktik menulis karya ilmiah.

Lebih lanjut, peneliti mengajukan pertanyaan seputar penugasan menulis

karya ilmiah. Peneliti menanyakan langkah yang dilakukan guru setelah semua

hasil karya ilmiah siswa terkumpul. Guru mengatakan bahwa hasil karya ilmiah

yang sudah terkumpul langsung dikoreksi dan dinilai kemudian dibagikan kembali

kepada siswa. Dari hasil wawancara, diketahui pula bahwa guru terbiasa

mencantumkan langsung nilai siswa tanpa memberikan koreksi yang berupa

coretan-coretan pembetulan pada hasil tulisan siswa dengan alasan keterbatasan

waktu.

Berkaitan dengan nilai menulis siswa, guru menginformasikan bahwa dari

tahun ke tahun, nilai menulis karya ilmiah selalu rendah. Tidak hanya itu,

rendahnya nilai menulis karya ilmiah adalah penyebab utama jatuhnya nilai rata-

rata menulis secara keseluruhan. Di kelas XI Bahasa, rendahnya nilai menulis

terutama disebabkan banyaknya kesalahan bahasa yang dilakukan siswa.

Kesalahan-kesalahan tersebut terletak pada semua aspek bahasa, yaitu ejaan, kata,

maupun kalimat. Bentuk kesalahan yang banyak dijumpai diantaranya kesalahan

pemakaian tanda baca, pemakaian huruf kapital, penulisan kata depan, pemakaian

kata bahasa populer, pemakaian kata bahasa Jawa dan kosa kata yang kurang

tepat. Kesalahan tersebut dijumpai pada hampir semua hasil tulisan siswa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 89: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

74

Sehubungan dengan metode yang dipilih guru dalam pembelajaran, diakui

guru saat wawancara bahwa beliau belum menemukan metode maupun teknik

pembelajaran yang tepat untuk mengajarkan materi menulis karya ilmiah. Guru

juga mengemukakan keinginannya untuk mencoba menerapkan metode mengajar

baru yang efektif untuk mengajarkan materi menulis karya ilmiah, dalam arti

dapat meningkatkan keaktifan siswa sekaligus kemampuan menulis karya ilmiah

pada siswa.

Sebagaimana dinyatakan sebelumnya, nilai menulis karya ilmiah diketahui

rendah akibat banyaknya kesalahan bahasa dalam hasil tulisan siswa. Hal tersebut

mengindikasikan rendahnya penguasaan siswa akan kaidah bahasa dan

kemampuan mereka dalam menerapkan kaidah bahasa tersebut dalam bentuk

tulisan. Sesuai keterangan yang diberikan guru pada saat wawancara, data yang

diperoleh peneliti berkaitan dengan nilai hasil pembelajaran menulis karya ilmiah

siswa pada kondisi awal juga menunjukkan masih rendahnya kemampuan siswa

dalam menulis karya ilmiah. Banyaknya kesalahan bahasa dalam tulisan siswa

menjadikan gagasan yang dikemukakan menjadi kabur dan sulit dipahami.

Berikut ini tabel 6 yang menyajikan hasil rekap nilai menulis karya ilmiah siswa

kelas XI Bahasa SMA N 2 Sukoharjo pada kondisi awal.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 90: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

75

Tabel 6. Nilai Hasil Pembelajaran Menulis Karya Ilmiah Siswa Kelas XI Bahasa pada Kondisi Awal.

No. Nama Siswa Aspek Penilaian Nilai Ket I* II* III* IV* V*

1. Adika Devi K. 23 14 13 13 3 66 Belum Tuntas 2. Ahsana Prayoga 17 13 12 12 3 57 Belum Tuntas

3. Alfina Aunin S. 22 15 13 14 3 67 Belum Tuntas

4. Amirul Nisa 25 16 14 18 3 76 Tuntas 5. Atika H.P. 24 17 15 16 3 75 Tuntas 6. Bety Palupi 23 12 11 12 3 61 Belum Tuntas 7. Desi Sari Nastiti 23 17 15 15 3 73 Tuntas 8. Dommy Ryan N. 21 12 11 12 3 59 Belum Tuntas 9. Ermawati H. 24 17 16 15 3 75 Tuntas 10. Erna Ambarwati 23 16 15 17 3 74 Tuntas 11. Esti Kurniawati 25 16 14 17 3 75 Tuntas 12. Eva Fembiana 21 14 13 13 3 64 Belum Tuntas

13. Fahmi Ghifari 22 13 14 14 3 66 Belum Tuntas

14. Faizal Riski W. 22 13 11 12 3 61 Belum Tuntas

15. Fajriyah Eka P. 24 16 16 16 3 75 Tuntas 16. Fitri Tiara Kasih 25 15 15 18 4 77 Tuntas 17. Ghaniz Rasaq 21 15 14 13 3 66 Belum Tuntas 18. Indriani Ulfa 25 16 15 16 4 76 Tuntas 19. Kinayung D.K.A. 24 17 14 14 3 72 Tuntas 20. Lisa Puspita Sari 21 13 14 17 3 68 Belum Tuntas

21. Novi Widyastuti 22 14 11 11 3 61 Belum Tuntas

22. Riyan Pangestu 22 13 12 12 3 62 Belum Tuntas

23. Rudi Kurniawan 21 14 13 12 3 63 Belum Tuntas

24. Sakti Affandi 18 13 14 12 3 60 Belum Tuntas

25. Solikhah W. 23 14 14 13 3 67 Belum Tuntas

26. Wisnu P.U 20 13 12 13 3 61 Belum Tuntas

27. Yudi Setyo N. 22 14 13 13 3 65 Belum Tuntas

Jumlah 1822 Rata-rata 67,48

*Keterangan: I : Isi II : Organisasi Isi III : Kosakata IV : Pengembangan Bahasa V : Mekanik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 91: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

76

Nilai siswa yang disajikan pada tabel 6 di atas menunjukkan bahwa masih

terdapat 17 siswa (62,96 %) siswa yang belum mencapai KKM karena masih

memperoleh nilai di bawah 70, sedangkan sebanyak 10 siswa (37,04%) siswa

lainnya sudah mencapai nilai 70 atau lebih. Nilai rerata juga baru berada pada

tingkat 67,48. Data ini menunjukkan bahwa pembelajaran menulis karya ilmiah

yang telah dilakukan masih jauh dari batas ketuntasan yang ditetapkan.

Pembelajaran menulis karya ilmiah pada kondisi awal belum mampu mencapai

tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu, diperlukan adanya upaya peningkatan.

Upaya peningkatan tersebut tentunya harus memperhatikan penyebab rendahnya

nilai siswa, dalam hal ini adalah lemahnya penguasaan kaidah bahasa tulis siswa

yang mengakibatkan banyaknya kesalahan bahasa dalam hasil tulisan siswa.

Selain itu, kualitas proses pembelajaran menulis karya ilmiah yang rendah selama

ini tentunya harus pula diperbaiki agar kemampuan menulis karya ilmiah siswa

meningkat.

Dari hasil pengamatan peneliti selama berlangsungnya proses

pembelajaran dan wawancara dengan guru, diketahui bahwa pembelajaran

menulis karya ilmiah di kelas XI Bahasa yang dilakukan masih bersifat

konvensional. Pembelajaran masih berpusat pada guru meskipun siswa sedikit

banyak sudah diberikan kesempatan untuk bertanya. Metode dan teknik

pembelajaran yang diterapkan juga kurang bervariasi karena ceramah masih

mendominasi kegiatan pembelajaran. Penugasan menulis karya ilmiah diberikan

guru sebagai evaluasi pembelajaran, tetapi siswa belum diberi kesempatan

melakukan tahap revisi karena hasil tulisan langsung dikumpulkan, dikoreksi,

dinilai, dan dibagikan kembali kepada siswa. Anjuran merevisi hanya tersirat dari

nasihat sepintas guru agar siswa meneliti kembali hasil tulisannya sebelum

dikumpulkan. Ada kalanya revisi dilakukan guru dengan cara mengoreksi

beberapa hasil tulisan siswa yang terkumpul lebih awal. Selanjutnya, guru

memanggil siswa yang bersangkutan dan menunjukkan letak kesalahan dalam

tulisannya. Guru kemudian meminta siswa yang bersangkutan untuk memperbaiki

kembali hasil tulisannya sebelum dikumpulkan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 92: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

77

Adapun kesimpulan yang diperoleh dari hasil wawancara dengan siswa

terkait rendahnya antusiasme dan keaktifan mereka dalam pembelajaran menulis

karya ilmiah adalah sebagai berikut: (1) siswa merasa bosan saat mengikuti

pembelajaran menulis ilmiah karena guru lebih banyak menerangkan dengan

berceramah, yaitu mencatatkan poin-poin materi yang penting di papan tulis dan

menguraikannya panjang lebar; (2) cakupan materi yang diuraikan guru dalam

penjelasan dirasa terlalu banyak dan lebih bersifat teoretis sehingga sulit dicerna

dan dipraktikkan oleh siswa; (3) siswa kurang termotivasi karena guru hanya

memberikan contoh yang ada dalam buku panduan belajar; (4) siswa tidak aktif

menjawab pertanyaan guru di kelas karena tidak mengetahui atau ragu-ragu atas

jawaban yang akan diberikan; (5) siswa tidak aktif bertanya kepada guru karena

malu dan takut dianggap bodoh; (6) siswa tidak termotivasi untuk menulis karya

ilmiah yang bagus sebab hasil tulisan mereka nantinya hanya akan dibaca dan

dinilai oleh guru sehingga tidak perlu malu jika nilainya jelek; (6) siswa merasa

kesulitan jika guru meminta mereka mengoreksi hasil tulisannya sendiri. Siswa

kesulitan untuk mencari letak kesalahan, terlebih memperbaiki hasil tulisannya

sendiri. Oleh karena itu, mereka mengehendaki adanya bimbingan, petunjuk,

maupun feedback dari guru saat melakukan koreksi; (7) karena siswa tidak dapat

memperbaiki kesalahan dalam tulisannya sendiri, selama ini hasil tulisan siswa

selalu dikoreksi dan dinilai langsung oleh guru.

Berdasarkan kesimpulan hasil wawancara yang dilakukan, diketahui

bahwa pembelajaran menulis karya ilmiah dianggap sangat sukar dan

membosankan oleh sebagian besar siswa . Hal tersebut dikarenakan guru selalu

menerangkan materi secara panjang lebar dengan metode ceramah. Di akhir

pembelajaran, guru memberikan tugas menulis karya ilmiah sebagai evaluasi. Hal

itulah yang paling tidak disukai siswa karena mereka merasa penjelasan dari guru

yang lebih bersifat terori kurang memadai untuk mendukung kemampuan mereka

dalam menulis karya ilmiah. Siswa juga tidak dapat melakukan revisi terhadap

tulisannya karena minimnya feedback dari guru, sementara mereka sendiri tidak

mengetahui letak kesalahannya. Selain itu, karena pada akhirnya yang mengoreksi

dan menilai hasil tulisan mereka tetaplah guru, siswa menjadi kurang termotivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 93: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

78

dan bersungguh-sungguh dalam menulis karya ilmiah. Mereka juga tidak malu

jika nilai tulisannya jelek.

Berdasarkan hasil evaluasi terhadap hasil karya ilmiah siswa pada kondisi

awal, observasi, dan wawancara baik dengan guru maupun siswa, dapat

disimpulkan beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya kualitas proses

pembelajaran dan kemampuan menulis karya ilmiah pada siswa kelas XI Bahasa

sebagai berikut.

1. Siswa kurang tertarik pada pembelajaran menulis karya ilmiah

Dari observasi yang dilakukan peneliti dan wawancara kepada

beberapa orang siswa yang terlihat kurang aktif selama pembelajaran, diketahui

bahwa mereka kurang tertarik terhadap pembelajaran menulis karya ilmiah. Hal

itulah yang menyebabkan mereka kurang aktif selama pembelajaran. Mereka

kurang tertarik terhadap pembelajaran menulis karya ilmiah karena merasa

bosan dengan cara mengajar guru yang banyak memberikan ceramah. Selain

itu, mereka juga menganggap materi karya ilmiah merupakan materi yang

sukar dan memerlukan tingkat pemikiran yang lebih tinggi dibandingkan

materi menulis atau mengarang lain yang pernah diajarkan. Para siswa yang

kurang aktif selama pembelajaran beranggapan bahwa aturan-aturan yang rumit

dalam penulisan karya ilmiah hanya membuat mereka pusing. Oleh karena itu,

mereka berusaha mengalihkan fokus dan perhatian pada hal-hal lain selama

berlangsungnya pembelajaran.

2. Penguasan kosakata dan kemampuan pengembangan bahasa siswa belum

memadai

Hasil perolehan nilai siswa pada aspek kosakata dan struktur kalimat

pada tahap pratindakan masih termasuk dalam kriteria sedang-cukup, yakni

skor antara 11-16 untuk kosakata dan 11-18 untuk pengembangan bahasa. Dari

koreksi yang dilakukan guru bersama peneliti terhadap hasil tulisan ilmiah

siswa, diketahui bahwa penguasaan kosakata sebagian besar siswa masih

terbatas. Hal ini ditunjukkan dengan kurang bervariasinya kosakata yang

digunakan siswa dalam tulisannya. Banyak kata-kata yang diulang

penggunaannya sehingga membuat tulisan membosankan untuk dibaca. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 94: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

79

itu, pemilihan kata yang digunakan juga banyak yang kurang tepat sehingga

mengaburkan makna atau maksud yang ingin disampaikan lewat tulisan.

Masalah lainnya adalah banyaknya struktur kalimat yang kurang tepat atau

berantakan.

3. Aspek mekanik siswa belum memadai

Hasil tulisan ilmiah siswa pada tahap pratindakan menunjukkan masih

banyaknya kesalahan dalam aspek mekanik yang meliputi penggunaan ejaan

dan tanda baca. Siswa mengalami kesulitan diantaranya dalam penulisan huruf

kapital, pemakaian tanda titik, pemakaian tanda koma, penulisan kata depan

dan imbuhan, serta banyaknya penyingkatan kata yang tidak sesuai dengan

kaidah.

4. Guru belum menemukan metode dan teknik pembelajaran yang tepat untuk

meningkatkan kemampuan menulis karya ilmiah siswa kelas XI Bahasa.

Sebagaimana hasil pengamatan peneliti terhadap aktivitas

pembelajaran menulis karya ilmiah di kelas XI Bahasa yang telah diuraikan

sebelumnya, metode pengajaran yang digunakan guru cenderung konvensional,

yaitu dengan ceramah. Siswa lebih banyak mendengarkan penjelasan guru yang

bersifat teoretis seputar karya ilmiah, misalnya pengertian, ciri-ciri, jenis-jenis,

dan langkah penulisan karya ilmiah. Selanjutnya, siswa diminta menulis karya

ilmiah dan hasilnya dikumpulkan untuk dikoreksi dan dinilai langsung oleh

guru.

Berdasarkan hasil analisis dan refleksi terhadap kondisi awal

pembelajaran pada tahap pratindakan, peneliti dan guru merasa perlu

meningkatkan kemampuan menulis karya ilmiah pada siswa kelas XI Bahasa

SMA N 2 Sukoharjo. Lebih lanjut, peneliti bersama guru berdiskusi untuk

merencanakan langkah atau tindakan selanjutnya. Peneliti dan guru pada

akhirnya menyepakati untuk menerapkan teknik peer-correction dalam

pembelajaran menulis karya ilmiah. Adapun tindakan siklus I direncanakan

untuk dilakukan pada hari Sabtu, 12 Mei 2012.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 95: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

80

B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus

Bertolak dari hasil analisis dan refleksi peneliti pada saat survei awal serta

wawancara dengan guru dan siswa, peneliti dan guru merasa perlu untuk

melakukan tindakan guna mengatasi permasalahan yang terjadi, dalam hal ini

rendahnya kemampuan menulis karya ilmiah pada siswa kelas XI Bahasa SMA N

2 Sukoharjo. Tindakan tersebut dilakukan dalam bentuk siklus yang setiap

siklusnya terdiri atas empat tahapan yang berkesinambungan, yaitu (1)

perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (4) analisis

dan refleksi.

1. Deskripsi Siklus I

a. Perencanaan Tindakan

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 8 Mei 2012 di ruang

perpustakaan SMA N 2 Sukoharjo. Pada kesempatan ini peneliti bersama guru

mendiskusikan hal-hal yang akan dilakukan pada siklus I. Beberapa hal yang

didiskusikan tersebut antara lain: (1) peneliti menyamakan persepsi dengan

guru mengenai penelitian yang akan dilakukan; (2) peneliti menyarankan

penerapan teknik peer-correction dalam pembelajaran menulis karya ilmiah

serta menjelaskan cara penerapannya; (3) peneliti dan guru bersama-sama

menyusun RPP untuk siklus I; (4) peneliti dan guru bersama-sama merumuskan

indikator pencapaian tujuan; (5) peneliti dan guru bersama-sama membuat

lembar penilaian siswa, yaitu instrumen penelitian berupa tes dan nontes.

Instrumen tes digunakan untuk menilai karya ilmiah yang ditulis siswa

(penilaian hasil) dan instrumen nontes digunakan untuk menilai sikap siswa

selama mengikuti pembelajaran menulis karya ilmiah (penilaian proses).

Instrumen yang digunakan untuk menilai kualitas proses pembelajaran karya

ilmiah berupa rubrik penilaian proses pembelajaran yang meliputi keaktifan

siswa selama apersepsi, keaktifan dan perhatian siswa saat guru menyampaikan

materi, keaktifan dan kesungguhan siswa dalam melakukan peer-correction,

serta minat dan motivasi siswa (sikap) siswa saat mengikuti kegiatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 96: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

81

pembelajaran; (6) peneliti bersama guru menentukan jadwal pelaksanaan

tindakan.

b. Pelaksanaan Siklus I

Pelaksanaan siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Sabtu,

12 Mei 2012 selama dua jam pelajaran (2 x 45 menit) di ruang kelas XI Bahasa

SMA N 2 Sukoharjo. Dalam hal ini, guru bertindak sebagai pemimpin jalannya

pembelajaran, sedangkan peneliti bertindak sebagai pengamat yang

mengobservasi jalannya proses pembelajaran.

Langkah-langkah yang dilakukan guru dalam pembelajaran menulis

pada siklus I pertemuan pertama adalah sebagai berikut: (1) guru melakukan

apersepsi dengan menanyakan pengalaman siswa dalam membaca buku-buku

nonfiksi atau buku-buku yang bersifat nonilmiah yang dapat dijadikan sumber

penulisan karya ilmiah; (2) guru menjelaskan cara penulisan karya ilmiah dari

kajian buku dengan memberi contoh cara menyusun kerangka karya ilmiah dan

pengembangannya menjadi karya ilmiah; (3) guru menjelaskan aturan-aturan

yang harus diperhatikan dalam penulisan karya ilmiah, meliputi isi, pemakaian

bahasa, dan penggunaan ejaan serta tanda baca; (4) siswa dan guru membahas

kesalahan-kesalahan bahasa yang terdapat dalam contoh karya ilmiah yang

dibagikan oleh guru; (5) siswa diajak ke perpustakaan untuk mencari buku

sebagai sumber penulisan karya ilmiah berdasarkan kajian buku; (6) siswa

diminta membuat kerangka karya ilmiah berdasarkan kajian buku (tahap

prapenulisan); (7) siswa ditugasi mengembangkan kerangka tersebut menjadi

karya ilmiah (sebagai tugas rumah); (8) guru melakukan refleksi atas

pembelajaran yang telah dilakukan kemudian menutup pembelajaran.

Kegiatan yang dilakukan siswa setelah mendengarkan penjelasan guru

adalah membahas kesalahan-kesalahan bahasa yang terdapat dalam contoh

karya ilmiah yang dibagikan oleh guru. Contoh karya ilmiah yang disajikan

guru adalah karya ilmiah yang mengandung jenis-jenis kesalahan bahasa

seperti yang banyak ditemukan dalam hasil tulisan siswa. Guru meminta siswa

membaca contoh karya ilmiah yang dibagikan dan mencari bentuk-bentuk

kesalahan bahasa di dalamnya. Kemudian, guru meminta para siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 97: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

82

mengemukakan kesalahan bahasa yang berhasil ditemukannya. Melalui

diskusi, siswa dan guru menganalisis penyebab kesalahan, lalu memperbaiki

kesalahan bahasa tersebut secara bersama-sama.

Langkah pembelajaran berikutnya adalah guru mengajak siswa ke

perpustakaan untuk mencari buku sebagai sumber penulisan karya ilmiah.

Adapun tema dan topik karya ilmiah ditentukan sendiri oleh siswa sesuai buku

yang dipilihnya. Siswa lalu diminta mengembangkan kerangka karya ilmiah

berdasarkan buku yang sudah dipilih. Guru kemudian menyampaikan tugas

rumah kepada siswa, yaitu mengkaji isi buku, membuat kerangka karya ilmiah

dari kajian buku, dan mengembangkan kerangka tersebut menjadi karya ilmiah.

Guru meminta siswa mengumpulkan karya ilmiah tersebut maksimal satu hari

sebelum pertemuan berikutnya. Guru juga menyampaikan bahwa nantinya hasil

tulisan mereka akan direview terlebih dahulu dan diberi feedback oleh guru.

Setelah menyampaikan tugas, guru menutup pembelajaran menulis karya

ilmiah pada pertemuan pertama tersebut.

Pembelajaran menulis karya ilmiah dilanjutkan pada pertemuan

berikutnya, yaitu pada hari Kamis, 17 Mei 2012 di ruang kelas XI Bahasa SMA

N 2 Sukoharjo. Adapun langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan guru

pada pertemuan kedua ini adalah: (1) guru melakukan apersepsi berkaitan

dengan pentingnya pengeditan bahasa dalam penulisan karya ilmiah disamping

revisi terhadap isi tulisan; (2) guru mengemukakan hasil reviewnya atas tulisan

siswa yang sudah dikumpulkan dan mengaitkannya dengan hal-hal penting

dalam penilaian tulisan yang meliputi aspek isi, organisasi isi, kosakata,

pengembangan bahasa, dan mekanik; (3) guru menjelaskan cara melaksanakan

peer-correction terhadap hasil tulisan siswa; (4) guru mengembalikan hasil

tulisan siswa yang telah diberi penanda kesalahan bahasa di bagian margin-

nya; (5) guru membagikan daftar simbol penanda kesalahan bahasa berikut

penjelasannya; (6) siswa diminta saling menukarkan hasil tulisannya dengan

teman sebangkunya dan menuliskan namanya pada hasil tulisan tersebut

sebagai korektor; (7) dengan bantuan feedback dari guru berupa simbol

penanda kesalahan bahasa yang ditempatkan di bagian margin tulisan, siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 98: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

83

melakukan tahap penyuntingan dengan mengoreksi kesalahan bahasa dalam

tulisan ilmiah temannya; (8) hasil tulisan dikembalikan pada siswa

(penulisnya); (9) siswa diminta menulis ulang tulisan yang telah direvisi

temannya untuk dikumpulkan dan dinilai; (10) guru dan siswa melakukan

refleksi terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan; (11) guru

menutup pembelajaran.

Kegiatan yang dilakukan setelah siswa saling menukarkan hasil

tulisannya dan menuliskan nama pada hasil tulisan temannya sebagai korektor

adalah melakukan peer-correction terhadap hasil tulisan temannya.

Pelaksanaannya dilakukan dengan cara siswa mencocokkan penanda pada

bagian margin tulisan temannya dengan daftar penjelasan simbol yang

diberikan guru. Selanjutnya siswa mencari kesalahan yang dimaksudkan pada

baris yang diberi penanda. Setelah kesalahan tersebut ditemukan, siswa harus

menandainya dengan cara memberi garis bawah pada kata/kalimat yang salah,

mengidentifikasi penyebab terjadinya kesalahan, kemudian membetulkannya di

sekitar letak kesalahan tersebut. Hasil tulisan yang sudah dikoreksi dan

diperbaiki lalu dikembalikan kepada penulisnya. Selanjutnya, penulis diminta

untuk menyalin atau menulis ulang tulisan yang telah direvisi oleh temannya.

Guru menegaskan pada siswa bahwa hasil salinan tersebut merupakan hasil

akhir yang akan dinilai karena tulisan yang dibuat telah melalui tahap revisi.

Pembelajaran pun ditutup dengan refleksi Guru dan siswa terhadap kegiatan

peer-correction yang telah dilaksanakan dan salam penutup.

c. Observasi

Observasi dilaksanakan saat pembelajaran menulis karya ilmiah dengan

teknik peer-correction yang berlangsung pada hari Sabtu, 12 Mei 2012 pukul

07.00-08.30 WIB (jam ke-1 dan 2) dan hari Kamis, 17 Mei 2012 WIB (jam ke-

3 dan 4). Observasi difokuskan pada situasi pelaksanaan pembelajaran,

kegiatan yang dilaksanakan guru, serta aktivitas siswa dalam pembelajaran.

Dalam observasi ini, peneliti menggunakan pedoman observasi sebagaimana

terlampir. Pada saat observasi, peneliti bertindak sebagai partisipan pasif yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 99: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

84

duduk di bangku belakang. Namun, sesekali peneliti beranjak untuk mengambil

gambar dari berbagai sisi kelas guna melengkapi dokumentasi penelitian.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti, diperoleh

gambaran tentang jalannya kegiatan pembelajaran menulis karya ilmiah dengan

teknik peer-correction sejak guru memasuki kelas hingga berakhirnya proses

pembelajaran. Hasil pengamatan peneliti tersebut dapat dijelaskan sebagai

berikut.

Guru memasuki kelas dan mengondisikan siswa dengan mengucapkan

salam. Para siswa berangsur tenang setelah mendengar salam yang diucapkan

guru dengan volume suara keras. Mereka menjawab salam tersebut secara

serempak, diikuti seruan ketua kelas yang memimpin teman-temannya untuk

berdoa. Selesai berdoa, guru melakukan absen sekilas dengan menanyakan

siswa yang tidak masuk. Beberapa siswa menjawab nihil. Guru kemudian

mengisi jurnal pembelajaran harian kelas XI Bahasa.

Guru membuka pelajaran dengan melakukan apersepsi. Pertama-tama

guru mengemukakan KD, indikator, tujuan pembelajaran dan ruang lingkup

materi terkait pembelajaran menulis karya ilmiah berdasarkan kajian buku.

Sebagaimana saat pratindakan, kali ini pun terdengar keluhan beberapa orang

siswa ketika mereka mengetahui bahwa materi yang akan dipelajari adalah

menulis karya ilmiah. Guru menanggapinya dengan mengatakan bahwa materi

karya ilmiah sengaja diulang karena hasil nilai yang diperoleh siswa belum

memuaskan. Meskipun agak kecewa, para siswa terlihat memaklumi alasan

yang disampaikan guru.

Guru kemudian menanyakan pengalaman siswa dalam membaca buku,

baik fiksi maupun nonfiksi atau buku-buku yang bersifat ilmiah. Guru

mengatakan bahwa buku yang bersifat ilmiah atau nonfiksi memiliki banyak

manfaat, salah satunya sebagai sumber penulisan karya ilmiah. Para siswa

terutama yang duduk di bangku deretan depan tampak tertarik dan antusias

menyimak apersepsi dari guru. Tiga orang siswa bahkan bersedia menjawab

pertanyaan dari guru seputar pengalaman mereka membaca buku-buku ilmiah.

Meskipun masih tampak malu-malu, ketiga siswa itu bersedia saat guru

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 100: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

85

meminta mereka menceritakan lebih lanjut isi buku yang mereka baca. Guru

pun memberikan pujian atas keberanian mereka dalam menjawab dan

mengungkapkan pendapat. Mendengar pujian tersebut, siswa yang

bersangkutan terlihat senang dan semakin antusias mengikuti pelajaran.

Selanjutnya, untuk menguji pemahaman awal siswa dan memancing

kembali ingatan siswa akan materi penulisan karya ilmiah yang sebelumnya

pernah diajarkan saat pratindakan, guru mengajukan beberapa pertanyaan

kepada siswa. Pertanyaan tersebut meliputi pengertian, ciri-ciri, unsur-unsur,

sistematika penulisan, dan langkah menulis karya ilmiah. Beberapa siswa

tampak berbisik-bisik mendiskusikan jawaban pertanyaan dari guru, tetapi

mereka masih ragu untuk menjawab. Salah satu siswa yang merasa pernah

mencatat penjelasan guru terlihat membolak-balik catatan untuk menemukan

jawaban pertanyaan yang diajukan. Guru pun menunjuk siswa tersebut untuk

menjawab dengan cara membacakan hasil catatannya dengan suara keras agar

didengar pula oleh teman-temannya. Guru kemudian menjelaskan setiap poin

dari jawaban yang disampaikan siswa tersebut.

Selanjutnya, guru menjelaskan cara membuat kerangka karya ilmiah dari

kajian buku dengan memberikan contoh cara menyusun kerangka karya ilmiah

dan pengembangannya menjadi karya ilmiah. Guru juga memberikan

penjelasan seputar aspek-aspek kebahasaan lain yang harus diperhatikan dalam

penulisan karya ilmiah selain aspek isi. Penjelasan tersebut misalnya tentang

aspek organisasi isi yang berkaitan dengan penyusunan ide tulisan, aspek

kosakata yang berkaitan dengan pemilihan dan pemakaian kata dan kosakata,

aspek pengembangan bahasa yang berkaitan dengan struktur maupun

penyusunan kalimat, dan aspek mekanik yang berkaitan dengan penulisan ejaan

dan tanda baca.

Pada awalnya, beberapa siswa tampak merasa asing dan kurang paham

dengan penjelasan yang disampaikan guru. Agar siswa lebih paham, guru pun

membagikan contoh karya ilmiah yang telah dipersiapkannya. Guru

menyampaikan kepada siswa bahwa contoh karya ilmiah yang dibagikan

mengandung banyak kesalahan bahasa seperti yang sering ditemukan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 101: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

86

hasil tulisan siswa selama ini, terutama dalam penulisan karya ilmiah. Hal itu

pula yang menyebabkan nilai menulis mereka selalu rendah. Oleh karena itu,

untuk dapat meningkatkan nilai menulis, hal pertama yang harus dilakukan

siswa adalah berusaha meningkatkan penguasaan kaidah bahasa tulis mereka

dan kemampuan mereka menerapkannya dalam bentuk tulisan. Hal tersebut

dapat dilakukan siswa salah satunya dengan belajar mengoreksi kesalahan

bahasa seperti yang terdapat dalam contoh karya ilmiah yang dibagikan guru.

Guru kemudian memberikan arahan kepada siswa untuk mulai membaca

contoh karya ilmiah tersebut sembari mencari letak kesalahan bahasanya. Agar

siswa lebih berkonsentrasi, guru meminta siswa untuk membaca dalam hati

selama ±10 menit. Setelah siswa selesai membaca, guru kemudian menanyakan

kesalahan bahasa apa saja yang berhasil ditemukan siswa dari contoh karya

ilmiah tersebut dan dimana letaknya. Beberapa siswa terlihat berdiskusi dengan

teman sebangkunya dan saling menunjukkan letak kesalahan bahasa yang

berhasil mereka temukan, tetapi mereka masih ragu-ragu untuk

menyampaikannya kepada guru. Sementara itu, beberapa siswa yang

sebelumnya sudah aktif pada saat apersepsi kembali mencoba menjawab

pertanyaan guru sehingga diskusi dan tanya jawab dapat berlangsung cukup

efektif.

Adapun kesalahan bahasa yang umumnya ditemukan para siswa adalah

kesalahan dalam hal penulisan huruf kapital, kesalahan penulisan kata, dan

kesalahan pemakaian ejaan. Kesalahan tersebut rata-rata dapat diperbaiki

dengan benar oleh siswa. Akan tetapi, kesalahan yang berkaitan dengan aspek

pengembangan bahasa yang berhubungan dengan struktur kalimat masih jarang

ditemukan oleh siswa. Setiap kesalahan bahasa yang ditemukan siswa dibahas

bersama dengan guru, termasuk cara memperbaikinya. Dalam hal ini, para

siswa terlihat senang dan lebih antusias karena guru memberikan bimbingan

dan feedback dalam kegiatan koreksi yang dilakukan, yaitu dengan

memberikan penjelasan lebih lanjut tentang bentuk kesalahan bahasa yang

ditemukan, penyebabnya, dan cara memperbaikinya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 102: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

87

Langkah pembelajaran selanjutnya adalah guru mengajak siswa ke

perpustakaan. Siswa diminta mencari buku sebagai sumber penulisan karya

ilmiah. Hal ini sesuai dengan kompetensi dasar yang diajarkan di kelas XI

program Bahasa, yaitu menyusun karya ilmiah berdasarkan kajian buku.

Berbeda dengan pada saat pratindakan, pada pembelajaran siklus I ini para

siswa terlihat lebih antusias dan serius saat ditugasi mencari buku di

perpustakaan. Namun, masih tetap ada beberapa siswa yang bercanda dan tidak

serius saat mencari buku. Agar lebih efektif, guru menetapkan batas waktu

pencarian buku. Para siswa yang semula kurang serius akhirnya bergegas

mencari buku. Setelah semua siswa mendapatkan buku, guru meminta siswa

untuk mencoba membuat kerangka karya ilmiah dari buku yang dipilihnya.

Mendekati batas akhir pembelajaran, guru mengajak siswa untuk kembali ke

kelas.

Di kelas, guru mengemukakan tugas yang harus dikerjakan siswa di

rumah, yakni mengkaji isi buku yang dipilih, kemudian membuat kerangka

karya ilmiah yang sesuai dengan isi buku tersebut dan mengembangkannya

menjadi karya ilmiah. Guru menegaskan batas waktu pengumpulan tugas, yaitu

dua hari sebelum pertemuan berikutnya, tepatnya pada hari Selasa, tanggal 15

Mei 2012. Mendengar adanya pembatasan waktu, sebagian siswa mengeluh

dan menyatakan keberatannya. Guru pun mengemukakan alasan penetapan

batas waktu tersebut, yaitu karena nantinya hasil tulisan siswa akan direview

dan diberi feedback terlebih dahulu oleh guru. Seorang siswa yang terlihat

bingung dengan maksud perkataan guru mengacungkan jari dan menanyakan

feedback seperti apa yang akan diberikan guru. Guru pun menjelaskan bahwa

feedback yang akan diberikan berupa simbol-simbol penanda kesalahan bahasa

yang ditempatkan di bagian margin tulisan. Meskipun tampak belum terlalu

paham, siswa tersebut menganggukkan kepala dan tidak bertanya lebih lanjut.

Lebih lanjut, guru mengemukakan rencana kegiatan pembelajaran pada

pertemuan selanjutnya, yaitu siswa diminta mengoreksi hasil tulisan (karya

ilmiah) temannya. Guru juga mengemukakan harapannya agar feedback yang

diberikan dapat membantu siswa dalam mengoreksi. Disamping itu, guru

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 103: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

88

menegaskan bahwa siswa yang tidak mengumpulkan hasil tulisannya tepat

waktu tidak akan memperoleh feedback sehingga hasil tulisannya tidak dapat

dikoreksi oleh temannya. Beberapa siswa mengangguk pertanda mengerti.

Pembelajaran pada pertemuan pertama ini ditutup dengan penegasan materi

dari guru dan kegiatan refleksi yang dilakukan guru bersama siswa. Terakhir,

guru mengucapkan salam penutup pembelajaran.

Pada pertemuan kedua, gambaran pelaksanaan pembelajaran adalah

sebagai berikut. Guru memasuki kelas sesaat setelah terdengar bel dimulainya

pelajaran jam ke-3 dan 4. Saat guru masuk, suasana kelas belum terkondisi

dengan baik. Beberapa siswa terlihat masih sibuk menyelesaikan tugas mata

pelajaran sebelumnya dan beberapa yang lain ada yang meminta izin

mengumpulkan tugas di kantor. Guru mengizinkan dengan syarat siswa

kembali ke kelas secepatnya. Guru kemudian memperingatkan siswa agar

menghentikan segala aktivitasnya dan menyiapkan diri untuk mengikuti

pelajaran bahasa Indonesia. Siswa berangsur tenang dan mengikuti perintah

guru. Mereka memasukkan semua buku yang tidak berhubungan dengan

pelajaran bahasa Indonesia ke dalam tas dan mengeluarkan perlengkapan

belajar bahasa Indonesia, misalnya buku panduan, modul, dan buku catatan

bahasa Indonesia.

Setelah situasi kelas terkondisi, guru membuka pelajaran dengan

mengucapkan salam, kemudian mengabsen kehadiran siswa. Jumlah siswa

pada pertemuan kedua ini juga nihil. Guru memberi apersepsi dengan

mengutarakan pentingnya pengeditan bahasa terhadap semua hasil tulisan,

termasuk karya ilmiah. Guru juga mengemukakan hasil reviewnya atas tulisan

siswa yang sudah dikumpulkan. Guru mengatakan bahwa dalam tulisan siswa

masih dijumpai banyak kesalahan bahasa sehingga harus diedit terlebih dahulu.

Guru mengemukakan bahwa pada pembelajaran kali ini siswa akan

diberikan kesempatan untuk berlatih mengoreksi kesalahan bahasa dalam hasil

tulisan temannya. Hal itu dilakukan sebagai upaya meningkatkan penguasaan

kaidah bahasa tulis siswa agar hasil tulisan mereka lebih baik dan nilai menulis

mereka meningkat. Guru mengemukakan istilah peer-correction untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 104: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

89

menyebut koreksi antar teman yang akan dilakukan oleh siswa. Agar siswa

lebih termotivasi, Guru juga menyebutkan manfaat-manfaat yang dapat

diperoleh siswa dari kegiatan peer-correction, diantaranya siswa dapat belajar

menemukan kesalahan bahasa dalam tulisan temannya sekaligus belajar

memperbaikinya. Dengan demikian, siswa yang bersangkutan dapat

mengantisipasi agar tidak melakukan kesalahan seperti yang dilakukan

temannya pada saat menulis. Selain itu, saran atau masukan yang diberikan

temannya terhadap hasil tulisannya juga dapat menjadi sarana belajar dan

mengintrospeksi diri bagi siswa yang bersangkutan agar menyadari kesalahan

bahasa yang mungkin sering dilakukan tetapi tidak disadarinya selama ini.

Berikutnya, guru memberi penjelasan tentang aspek tulisan yang harus

menjadi fokus siswa saat mengoreksi. Aspek tersebut adalah aspek yang

berkaitan dengan penerapan kaidah bahasa seperti penggunaan kosakata (aspek

kosakata), penyusunan kata dan kalimat (aspek pengembangan bahasa), dan

penggunaan ejaan serta tanda baca (aspek mekanik). Adapun aspek isi dan

organisasi isi nantinya akan dikoreksi langsung oleh guru agar penilaiannya

lebih objektif.

Setelah memberikan penjelasan seputar manfaat kegiatan koreksi yang

akan dilakukan dan aspek-aspek tulisan yang harus dikoreksi oleh siswa, guru

memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya. Pada kesempatan ini,

seorang siswa putri bernama Eva Fembiana mengacungkan jari. Ia menanyakan

bagaimana jika ia atau temannya tidak dapat menemukan kesalahan bahasa

dalam tulisan yang dikoreksi atau bingung bagaimana cara memperbaiki

kesalahan bahasa yang ditemukan. Seorang siswa lain bernama Alfina juga

menanyakan bagaimana jika bagian tulisan yang dikoreksi dan diperbaiki

ternyata sudah benar dan karena diperbaiki justru menjadi salah. Guru

menanggapi pertanyaan Eva dan Alfina tersebut dengan mengatakan bahwa

hal-hal itu sangat mungkin terjadi saat siswa melakukan koreksi. Karenanya,

guru sudah mempersiapkan bantuan berupa pemberian feedback dalam bentuk

simbol-simbol penanda kesalahan bahasa yang ditempatkan di bagian margin

tulisan. Tidak hanya itu, guru juga sudah menyiapkan panduan mengoreksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 105: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

90

yang berisi penjelasan dari setiap simbol, contoh-contoh kesalahan bahasa

sesuai yang disimbolkan, dan pembetulannya. Dengan demikian, siswa

diharapkan lebih terarah dalam mengoreksi. Beberapa siswa tampak

mengangguk-angguk tanda mengerti.

Selanjutnya, guru membagikan daftar simbol yang dimaksudkan. Agar

lebih jelas, guru membahas sekilas daftar simbol tersebut bersama siswa. Guru

juga mengajak siswa berlatih mengoreksi beberapa kalimat yang dituliskan di

papan tulis. Guru membuat beberapa contoh kalimat yang mengandung

kesalahan bahasa dan memberi simbol penanda kesalahan yang sesuai.

Kemudian, Guru meminta siswa maju memperbaiki kalimat tersebut dengan

berpedoman pada daftar simbol yang diberikan. Pada kegiatan ini cukup

banyak siswa yang bersedia maju mengerjakan latihan dari guru. Namun,

beberapa siswa lain ada juga yang tidak berani maju dengan alasan malu dan

takut salah.

Agar siswa mengetahui kebenaran hasil koreksinya dan hasil koreksi

teman-temannya, guru mengajak siswa mendiskusikan setiap hasil koreksi.

Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk berpendapat jika ada hasil

koreksi yang dinilai masih salah. Guru dan siswa mengomentari penyebab

kesalahan dan mencoba memperbaikinya secara bersama-sama.

Setelah siswa cukup paham, guru mengarahkan siswa untuk mulai

melakukan peer-correction. Terlebih dahulu siswa diminta menukarkan hasil

tulisanyan (karya ilmiah) dengan temannya, kemudian mencantumkan

namanya sebagai korektor pada hasil tulisan temannya yang akan dikoreksi.

Selanjutnya, siswa diminta mencocokkan penanda kesalahan bahasa pada

bagian margin tulisan dengan daftar penjelasan simbol yang terdapat dalam

panduan mengoreksi. Siswa lalu diminta mencari dan menentukan letak dan

bentuk kesalahan bahasa pada baris yang diberi penanda, menandainya dengan

memberi garis bawah atau lingkaran, serta memberikan pembetulan di sekitar

kesalahan yang ditemukan. Para siswa kembali mengangguk paham dengan

instruksi yang diberikan guru.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 106: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

91

Pada saat pelaksanaan koreksi, para siswa terlihat cukup antusias.

Mereka tampak senang dapat menemukan kesalahan bahasa dalam tulisan

temannya sekaligus memperbaiki kesalahan tersebut. Namun, ada juga

beberapa siswa yang terlihat masih bingung dan ragu-ragu dalam mengoreksi,

terutama dalam memberikan pembetulan. Hal tersebut dikarenakan mereka

tidak memanfaatkan panduan mengoreksi yang diberikan guru secara

maksimal. Dengan kata lain, beberapa siswa masih mengoreksi secara asal-

asalan tanpa pedoman. Selain itu, ada pula beberapa siswa yang terlihat saling

membantu dengan berdiskusi bersama teman sebangkunya saat mengoreksi.

Sementara siswa mengoreksi, guru berkeliling kelas untuk memantau aktivitas

siswa, sedangkan peneliti melakukan penilaian terhadap keaktifan siswa dalam

melakukan peer-correction sembari mengambil dokumentasi.

Setelah proses mengoreksi selesai, guru meminta siswa mengembalikan

hasil tulisan kepada temannya yang bersangkutan. Selanjutnya, penulis diminta

mencermati kembali hasil tulisannya dan perbaikan yang disarankan oleh

temannya. Situasi kelas agak gaduh karena beberapa siswa berusaha

mengonfirmasi hasil koreksi temannya yang dinilai kurang sesuai. Guru pun

memberi nasihat dengan mengatakan bahwa kesalahan yang dilakukan siswa

dalam mengoreksi merupakan hal yang wajar karena mereka sedang berada

dalam tahap belajar. Karenanya, saran perbaikan dari korektor boleh diikuti

jika dianggap benar dan boleh tidak diikuti jika dirasa masih salah. Para siswa

tampak menyetujui usulan dari guru. Mereka mulai menyalin hasil tulisan yang

telah dikoreksi dan diperbaiki oleh temannya. Setelah selesai, Guru meminta

siswa mengumpulkan hasil salinan tersebut. Siswa yang belum selesai

menyalin diberi kesempatan mengumpulkan keesokan paginya. Terakhir, Guru

menyimpulkan pembelajaran, malakukan refleksi pembelajaran, dan menutup

pembelajaran dengan salam.

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti terhadap proses pembelajaran

menulis karya ilmiah pada siklus I, diperoleh gambaran ketercapaian indikator

pelaksanaan sebagai berikut, siswa yang aktif saat apersepsi sebanyak 13 siswa

(48,15%), sedangkan 14 siswa (51,85%) belum aktif saat apersepsi. Siswa yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 107: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

92

aktif dan memperhatikan saat guru menyampaikan materi sebanyak 16 siswa

(59,26%), sedangkan 11 siswa (40,74%) tidak memperhatikan penjelasan guru.

Siswa yang aktif dan bersungguh-sungguh saat melakukan peer-correction

sebanyak 19 siswa (70,37%), sedangkan 8 siswa (29,63%) tidak aktif dan

kurang bersungguh-sungguh dalam melakukan peer-correction. Siswa yang

memiliki minat dan motivasi saat mengikuti pembelajaran sebanyak 20 siswa

(74,07%), sedangkan 7 siswa (25,93%) tidak bersungguh-sungguh dan kurang

antusias dalam mengikuti pembelajaran.

d. Analisis dan Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I dapat dianalisis bahwa

kualitas proses pembelajaran sudah mengalami peningkatan, tetapi belum

maksimal. Indikator penelitian ini belum sepenuhnya tercapai. Oleh karena itu,

peneliti dan guru berupaya melakukan analisis dan refleksi secara bersama-

sama untuk menggali faktor penyebab fenomena tersebut dan mencari

solusinya.

Adapun hasil analisis dan refleksi yang dapat dikemukakan adalah

sebagai berikut.

1. Keaktifan siswa selama guru mengemukakan apersepsi mengalami

peningkatan. Hal tersebut terlihat dari adanya beberapa siswa yang mulai

berani mengemukakan pendapatnya saat guru menanyakan pengalaman

mereka dalam membaca buku-buku nonfiksi. Akan tetapi, keaktifan siswa

belum maksimal karena jumlah siswa yang menanggapi apersepsi dari

guru masih sedikit.

2. Keaktifan dan perhatian siswa saat guru menyampaikan materi meningkat

dibandingkan pada saat pratindakan. Akan tetapi, peningkatan yang terjadi

juga belum maksimal karena belum merata pada seluruh siswa. Hanya

beberapa siswa tertentu yang terus aktif selama pembelajaran dan

memanfaatkan kesempatan yang diberikan guru untuk bertanya,

menjawab, maupun mengajukan pendapat. Adapun siswa yang lainnya

masih cenderung pasif. Meskipun begitu, guru membiarkan saja siswa-

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 108: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

93

siswa yang pasif dan jarang menegur mereka. Dengan kata lain, guru lebih

memfokuskan perhatiannya hanya pada para siswa yang aktif.

3. Beberapa siswa masih menunjukkan kurangnya minat dan motivasi

mereka dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini diindikasikan dari sikap

siswa yang sibuk dengan aktivitasnya sendiri, tampak bosan, mengantuk,

atau bertopang dagu saat berlangsungnya pembelajaran.

4. Pemberian waktu bagi siswa untuk mencari buku di perpustakaan dinilai

kurang efektif karena banyak siswa yang tidak serius dan mengulur-ulur

waktu saat mencari buku. Sebagai alternatifnya, alokasi waktu ntuk

mencari buku di perpus dapat diganti dengan memperbanyak latihan

mengoreksi pada siswa.

5. Beberapa siswa belum sepenuhnya aktif dan bersungguh-sungguh saat

melakukan peer-correction. Mereka kurang serius saat mengoreksi atau

justru bermain-main sendiri dengan teman sebangkunya, bertopang dagu,

dan menidurkan kepala di atas meja. Beberapa siswa juga tampak

mengoreksi secara asal-asalan tanpa menggunakan pedoman.

6. Siswa sudah cukup mampu dalam mengidentifikasi kesalahan bahasa yang

terdapat dalam hasil tulisan temannya. Hal ini terlihat dari banyaknya

coretan kesalahan. Akan tetapi, beberapa siswa belum dapat membetulkan

kesalahan tersebut secara maksimal. Hal ini ditunjukkan dengan

banyaknya coretan koreksi yang tanpa tulisan pembetulan. Beberapa siswa

terlihat masih takut dan ragu untuk memberikan pembetulan.

7. Secara kualitas, hasil tulisan (karya ilmiah) siswa belum sepenuhnya baik.

Meskipun telah dikoreksi antar teman dan diperbaiki, hasil nilai yang

diperoleh menunjukkan masih ada beberapa siswa yang belum mencapai

KKM (70). Adapun dari hasil nilai karya ilmiah siswa pada siklus I,

diketahui bahwa telah terjadi peningkatan kemampuan menulis karya

ilmiah pada siswa. Skor dalam setiap aspek tulisan mengalami

peningkatan meskipun belum maksimal.

Untuk lebih jelasnya, berikut adalah tabel 7 dan 8 yang menyajikan

nilai proses dan hasil pembelajaran menulis karya ilmiah pada siklus I.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 109: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

94

Tabel 7. Nilai Proses Pembelajaran Menulis Karya Ilmiah Siswa Kelas XI Bahasa pada Siklus I

No. Nama Siswa Nilai

Skor Nilai Ket. A* B* C* D*

1. Adika Devi K. 2 3 3 3 11 55 Cukup 2. Ahsana Prayoga 1 2 2 2 7 35 Kurang 3. Alfina Aunin S. 4 3 3 3 13 65 Cukup 4. Amirul Nisa 4 4 3 4 15 75 Baik 5. Atika H.P. 3 4 3 4 14 70 Baik 6. Bety Palupi 2 2 2 3 9 45 Kurang 7. Desi Sari Nastiti 3 3 3 3 12 60 Cukup 8. Dommy Ryan N. 1 2 2 1 6 30 Kurang 9. Ermawati H. 3 4 4 3 14 70 Baik 10. Erna Ambarwati 2 3 3 3 11 55 Cukup 11. Esti Kurniawati 3 3 3 4 13 65 Cukup 12. Eva Fembiana 3 2 3 3 11 55 Cukup 13. Fahmi Ghifari 2 2 3 3 10 50 Cukup 14. Faizal Riski W. 2 2 2 2 8 40 Kurang 15. Fajriyah Eka P. 3 3 3 4 13 65 Cukup 16. Fitri Tiara Kasih 3 4 4 4 15 75 Baik 17. Ghaniz Rasaq 2 3 3 4 12 60 Cukup 18. Indriani Ulfa 4 3 4 4 15 70 Baik 19. Kinayung D.K.A. 3 4 4 3 14 70 Baik 20. Lisa Puspita Sari 2 2 3 3 10 50 Cukup 21. Novi Widyastuti 2 2 3 2 9 45 Kurang 22. Riyan Pangestu 2 2 2 3 9 45 Kurang 23. Rudi Kurniawan 2 2 2 2 8 40 Kurang 24. Sakti Affandi 1 3 2 2 8 40 Kurang 25. Solikhah W. 3 3 3 4 13 65 Cukup 26. Wisnu P.U 2 2 2 2 8 40 Kurang 27. Yudi Setyo N. 3 4 3 3 13 65 Cukup

Prosentase: siswa yang sangat

baik/baik

13 siswa (48,15%)

16 siswa (59,26%)

19 siswa (70,37%)

20 siswa (74,07%)

Keterangan:

A* : Keaktifan selama apersepsi

B* : Keaktifan dan perhatian saat guru menyampaikan materi

C* : Keaktifan dan kesungguhan dalam melakukan peer-correction

D* : Minat dan motivasi dalam mengikuti pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 110: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

95

Tabel 8. Nilai Hasil Pembelajaran Menulis Karya Ilmiah Siswa Kelas XI Bahasa pada Siklus I

No. Nama Siswa Aspek Penilaian

Nilai Ket. I* II* III* IV* V*

1. Adika Devi K. 23 15 15 14 3 70 Tuntas 2. Ahsana Prayoga 19 15 14 13 3 64 Belum Tuntas 3. Alfina Aunin S. 24 16 14 14 4 72 Tuntas 4. Amirul Nisa 25 16 16 19 4 80 Tuntas 5. Atika H.P. 25 17 16 17 4 79 Tuntas 6. Bety Palupi 24 13 13 14 4 68 Belum Tuntas 7. Desi Sari Nastiti 24 17 16 16 4 77 Tuntas 8. Dommy Ryan N. 21 13 13 14 4 65 Belum Tuntas 9. Ermawati H. 25 16 16 18 4 79 Tuntas 10. Erna Ambarwati 23 17 16 18 4 78 Tuntas 11. Esti Kurniawati 25 16 16 18 4 79 Tuntas 12. Eva Fembiana 24 16 15 15 4 74 Tuntas 13. Fahmi Ghifari 23 15 15 16 4 73 Tuntas 14. Faizal Riski W. 20 14 13 14 3 64 Belum Tuntas 15. Fajriyah Eka P. 25 17 17 16 4 79 Tuntas 16. Fitri Tiara Kasih 25 16 17 20 4 82 Tuntas 17. Ghaniz Rasaq 24 16 15 17 4 76 Tuntas 18. Indriani Ulfa 25 17 15 19 4 80 Tuntas 19. Kinayung D.K.A. 25 17 15 15 4 76 Tuntas 20. Lisa Puspita Sari 24 15 15 15 4 73 Tuntas 21. Novi Widyastuti 23 15 13 12 4 67 Belum Tuntas 22. Riyan Pangestu 23 14 15 13 4 69 Belum Tuntas 23. Rudi Kurniawan 23 15 14 13 3 68 Belum Tuntas 24. Sakti Affandi 20 14 15 14 4 67 Belum Tuntas 25. Solikhah W. 24 15 15 15 4 73 Tuntas 26. Wisnu P.U 20 14 13 14 4 65 Belum Tuntas 27. Yudi Setyo N. 23 15 14 14 4 70 Tuntas

Jumlah 1967 Rata-rata 72,85

Keterangan:

I : Isi

II : Organisasi isi

III : Kosakata

IV : Pengembangan Bahasa

V : Mekanik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 111: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

96

Hasil nilai menulis karya ilmiah siswa sebagaimana yang tampak dalam

tabel menunjukkan adanya peningkatan kemampuan menulis siswa meskipun

belum maksimal. Hal ini ditandai dengan jumlah siswa yang mendapatkan nilai

tuntas pada siklus I ini lebih banyak daripada saat observasi awal. Jumlah siswa

yang nilainya mencapai ketuntasan pada saat observasi awal hanya 10 siswa

(37,04%), tetapi setelah dilakukan tindakan, jumlah siswa yang nilainya tuntas

menjadi 18 siswa (66,67%). Selain dari hasil pembelajaran, peningkatan juga

terlihat pada proses belajar. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan

jumlah siswa yang aktif, memperhatikan, bersungguh-sungguh, berminat dan

menampakkan motivasinya selama mengikuti pembelajaran dibandingkan pada

saat observasi awal.

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, berikut ini dikemukakan

refleksi dari kekurangan yang ditemukan:

1) Untuk mendorong siswa agar lebih aktif selama apersepsi, pada saat guru

menyampaikan materi, maupun saat siswa melakukan koreksi, guru

hendaknya memberikan motivasi, pengarahan, serta penjelasan bahwa

penilaian pembelajaran tidak hanya dari hasil, tetapi juga dari keaktifan

siswa saat berlangsungnya pembelajaran

2) Guru perlu perlu memperbaiki cara mengajarnya. Hal ini perlu dilakukan

agar siswa yang semula tidak memperhatikan pelajaran menjadi

memperhatikan dan lebih aktif. Guru harus berusaha membagi perhatiannya

secara menyeluruh pada semua siswa, tidak hanya pada siswa-siswa yang

aktif. Guru sebaiknya menegur para siswa yang kurang aktif atau

menganggu pelajaran dengan memberi mereka pertanyaan atau meminta

mereka mengemukakan pendapat sehingga lebih mengena. Hal ini

sekaligus untuk memancing keaktifan siswa dalam mengikuti

pembelajaran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 112: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

97

3) Agar pemanfaatan waktu lebih efektif, kegiatan mencari buku di

perpustakaan dihilangkan dan diganti dengan memberikan lebih banyak

latihan kepada siswa dalam mengoreksi. Hal ini dilakukan agar siswa tidak

hanya mampu menyalahkan, tetapi juga mampu membetulkan kesalahan

bahasa yang ditemukan dalam hasil tulisan temannya.

4) Guru hendaknya lebih mengawasi siswa saat pembelajaran, terutama saat

melakukan koreksi, misalnya dengan cara berkeliling untuk memantau dan

menanyakan kesulitan-kesulitan yang dialami masing-masing siswa.

Dengan demikian, siswa akan lebih aktif, bersungguh-sungguh, dan

termotivasi dalam melakukan koreksi karena merasa diperhatikan oleh

guru. Selain itu, guru juga perlu menegaskan pentingnya pemanfaatan

panduan mengoreksi agar hasil koreksi siswa lebih maksimal.

5) Untuk lebih memaksimalkan kemampuan siswa dalam menulis karya

ilmiah, guru hendaknya lebih menegaskan kembali pokok-pokok penilaian

dalam sebuah tulisan. Dengan demikian, nilai karya ilmiah siswa akan lebih

baik atau setidaknya mencapai batas ketuntasan minimal sebesar 70.

Berdasarkan hasil analisis dan refleksi di atas, dapat disimpulkan bahwa

tindakan pada siklus I belum mencapai hasil yang memuaskan. Peningkatan

memang terjadi pada beberapa indikator yang telah ditentukan dibandingkan

pada saat survei awal. Akan tetapi, dalam siklus ini hanya 18 siswa yang telah

tuntas, sedangkan sisanya belum mencapai batas ketuntasan minimal yang

ditetapkan (70). Oleh karenanya, diperlukan adanya perbaikan pembelajaran

berupa tindakan pada siklus II. Perbaikan ini dilakukan untuk mengatasi

kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I. Selanjutya, siklus II

direncanakan akan dilaksanakan pada hari Kamis, 24 Mei 2012 dan Sabtu, 26

Mei 2012.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 113: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

98

2. Deskripsi Siklus II

a. Perencanaan Tindakan

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, peneliti dan guru menyepakati

perlunya dilaksanakan pembelajaran pada siklus II. Persiapan dan perencanaan

siklus II ini dilakukan pada hari Senin, 21 Mei 2012 di ruang perpustakaan

SMA N 2 Sukoharjo. Pada kesempatan ini, peneliti menyampaikan hasil

observasi berikut refleksi terhadap pembelajaran menulis karya ilmiah pada

siklus I. Pada guru yang bersangkutan, peneliti menyampaikan segala

kekurangan dan kelebihan proses pembelajaran yang telah dilakukan.

Untuk mengatasi beberapa kekurangan pada siklus I, guru dan peneliti

menyepakati beberapa hal yang sebaiknya dilakukan guru dalam pembelajaran

menulis karya ilmiah pada siklus selanjutnya, antara lain: (1) guru memberikan

motivasi kepada siswa agar lebih aktif dalam pembelajaran dan menegaskan

bahwa penilaian pembelajaran tidak hanya dari hasil, tetapi juga dari keaktifan

siswa saat berlangsungnya pembelajaran; (2) guru lebih meratakan

perhatiannya kepada seluruh siswa dan berusaha memancing keaktifan para

siswa yang masih pasif selama pembelajaran; (3) kegiatan mencari buku di

perpustakaan diganti dengan memperbanyak latihan mengoreksi agar siswa

tidak hanya mampu menyalahkan, tetapi juga mampu memperbaiki kesalahan

bahasa yang ditemukan; (4) guru hendaknya lebih memantau aktivitas siswa

terutama saat siswa melakukan koreksi serta guru mengingatkan siswa agar

memanfaatkan panduan mengoreksi secara maksimal; (5) guru perlu

menegaskan kembali pokok-pokok penilaian dalam sebuah tulisan agar hasil

tulisan siswa menjadi lebih baik.

Adapun skenario yang direncanakan dalam siklus II adalah sebagai

berikut: (1) guru mengucapkan salam dan mengondisikan kelas; (2) guru

melakukan apersepsi dengan mengemukakan hasil refleksinya atas karya

ilmiah siswa pada siklus I; (3) guru dan siswa bertanya jawab tentang

kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam menulis karya ilmiah pada siklus

I; (4) guru memberikan motivasi kepada siswa dengan memaparkan manfaat

penulisan karya ilmiah dan menceritakan prestasi yang berhasil dicapai para

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 114: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

99

pemenang lomba karya ilmiah; (5) guru menyampaikan materi menulis karya

ilmiah berdasarkan kajian buku dan langkah pembelajaran yang akan ditempuh

siswa; (6) guru memberikan latihan kepada siswa untuk mengoreksi contoh

karya ilmiah yang telah dipersiapkan; (7) guru menegaskan pokok-pokok

penilaian dalam sebuah tulisan (karya ilmiah); (8) guru mengemukakan tugas

rumah kepada siswa untuk mencari buku nonfiksi, mengkajinya, dan membuat

karya ilmiah berdasarkan kajian terhadap buku tersebut; (9) guru

menyimpulkan pembelajaran, melakukan refleksi bersama siswa, dan menutup

pembelajaran dengan salam.

Skenario pembelajaran pada pertemuan kedua adalah sebagai berikut:

(1) guru memberikan apersepsi berkaitan dengan pentingnya pengeditan bahasa

dalam penulisan karya ilmiah; (2) guru mengemukakan review-nya atas hasil

tulisan siswa yang sudah dikumpulkan; (3) guru dan siswa bertanya jawab

tentang kesulitan-kesulitan yang dialami siswa saat melakukan peer-correction

pada siklus I; (4) guru membagikan hasil tulisan siswa (karya ilmiah) yang

sudah dikumpulkan dan diberi feedback kemudian meminta siswa menukarkan

hasil tulisannya dengan temannya; (5) sebelum mengoreksi, guru menegaskan

kembali cara melakukan peer-correction dan hal-hal yang harus dikoreksi oleh

siswa, terutama yang berkaitan dengan penerapan kaidah kebahasaan, yaitu

aspek kosakata, pengembangan bahasa, dan mekanik dalam tulisan; (6) guru

membagikan panduan mengoreksi dan mengingatkan siswa untuk

memanfaatkan panduan tersebut secara maksimal pada saat mengoreksi; (7) di

bawah bimbingan guru, masing-masing siswa melakukan koreksi terhadap

hasil tulisan temannya berdasarkan aspek-aspek yang telah ditentukan dan

pedoman pengoreksian yang diberikan; (8) guru meminta siswa

mengembalikan hasil tulisan yang telah dikoreksinya pada siswa yang

bersangkutan; (9) guru memberikan penegasan tentang penulisan karya ilmiah

yang baik dan benar dari segi isi, organisasi, kosakata, pengembangan bahasa,

maupun mekaniknya; (10) guru meminta siswa memperbaiki karya ilmiahnya

dari segi isi maupun bahasanya dan menyalinnya kembali untuk dikumpulkan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 115: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

100

b. Pelaksanaan Tindakan

Sebagaimana yang direncanakan, tindakan siklus II dilaksanakan dalam

dua kali pertemuan, yaitu pada hari Kamis, 24 Mei 2012 dan Sabtu, 26 Mei

2012 di ruang kelas XI Bahasa SMA N 2 Sukoharjo. Masing-masing

pertemuan berlangsung 2 x 45 menit. Pada pertemuan pertama, tindakan

dilaksanakan pada pukul 08.30-10.00 WIB (jam ke-3 dan 4). Langkah-langkah

yang dilakukan guru dalam pembelajaran menulis karya ilmiah pada tindakan

siklus II pertemuan pertama ini adalah sebagai berikut:

1) guru mengucapkan salam dan mengondisikan kelas;

2) guru melakukan apersepsi dengan mengemukakan hasil refleksinya atas

karya ilmiah siswa pada siklus I;

3) guru dan siswa bertanya jawab tentang kesulitan-kesulitan yang dialami

siswa dalam menulis karya ilmiah pada siklus I;

4) guru memberikan motivasi kepada siswa dengan memaparkan manfaat

penulisan karya ilmiah dan menceritakan prestasi yang berhasil dicapai

para pemenang lomba karya ilmiah;

5) guru menyampaikan materi menulis karya ilmiah berdasarkan kajian buku

dan langkah pembelajaran yang akan ditempuh siswa;

6) guru memberikan latihan kepada siswa untuk mengoreksi contoh karya

ilmiah yang telah dipersiapkan;

7) guru menegaskan pokok-pokok penilaian dalam sebuah tulisan (karya

ilmiah);

8) guru mengemukakan tugas rumah kepada siswa untuk mencari buku

nonfiksi, mengkajinya, dan membuat karya ilmiah berdasarkan kajian

terhadap buku tersebut;

9) guru menyimpulkan pembelajaran dan melakukan refleksi bersama siswa

kemudian menutup pembelajaran dengan salam.

Pertemuan selanjutnya dilaksanakan pada hari Sabtu, 26 Mei 2012

pukul 07.00-08.30 WIB (jam ke-1 dan 2). Adapun langkah-langkah

pembelajaran yang dilaksanakan guru adalah sebagai berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 116: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

101

1) guru memberikan apersepsi berkaitan dengan pentingnya pengeditan

bahasa dalam penulisan karya ilmiah;

2) guru mengemukakan review-nya atas hasil tulisan siswa yang sudah

dikumpulkan;

3) guru dan siswa bertanya jawab tentang kesulitan-kesulitan yang dialami

siswa saat melakukan peer-correction pada siklus I;

4) guru membagikan hasil tulisan siswa (karya ilmiah) yang sudah

dikumpulkan dan diberi feedback kemudian meminta siswa menukarkan

hasil tulisan tersebut dengan temannya;

5) sebelum mengoreksi, guru menegaskan kembali cara melakukan peer-

correction dan hal-hal yang harus dikoreksi oleh siswa, terutama yang

berkaitan dengan penerapan kaidah kebahasaan, yaitu aspek kosakata,

pengembangan bahasa, dan mekanik dalam tulisan;

6) guru membagikan panduan mengoreksi dan mengingatkan siswa untuk

memanfaatkan panduan tersebut secara maksimal pada saat mengoreksi;

7) di bawah bimbingan guru, masing-masing siswa melakukan koreksi

terhadap hasil tulisan temannya berdasarkan aspek-aspek yang telah

ditentukan dan pedoman pengoreksian yang diberikan;

8) guru meminta siswa mengembalikan hasil tulisan yang telah dikoreksinya

pada siswa yang bersangkutan;

9) guru memberikan penegasan tentang penulisan karya ilmiah yang baik dan

benar dari segi isi, organisasi, kosakata, pengembangan bahasa, maupun

mekaniknya;

10) guru meminta siswa memperbaiki karya ilmiahnya dari segi isi maupun

bahasanya dan menyalinnya kembali untuk dikumpulkan;

11) guru dan siswa melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran yang telah

ditempuh dan menutup pembelajaran dengan salam.

Pada tahap pelaksanaan kegiatan ini, seperti pada siklus I, guru

bertindak sebagai pemimpin jalannya kegiatan pembelajaran, sedangkan

peneliti hanya bertindak sebagai partisipan pasif yang memantau dan

mendokumentasikan kegiatan pembelajaran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 117: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

102

c. Observasi

Observasi dilaksanakan selama berlangsungnya pembelajaran menulis

karya ilmiah dengan teknik peer-correction pada hari Kamis, 24 Mei 2012

pukul 08.30-10.00 WIB dan Sabtu, 26 Mei 2012 pukul 07.00-08.30 WIB.

Observasi difokuskan pada situasi pelaksanaan pembelajaran, kegiatan yang

dilaksanakan guru, serta aktivitas siswa dalam pembelajaran. Pengamatan

dilakukan dengan menggunakan pedoman observasi sebagaimana terlampir

untuk menilai proses pembelajaran serta membuat catatan lapangan. Peneliti

duduk di bangku paling belakang sambil sesekali berjalan ke samping kelas

untuk mengambil dokumentasi.

Pada pelaksanaan pembelajaran menulis karya ilmiah siklus II ini, guru

mengaplikasikan solusi yang telah disepakati bersama dengan peneliti untuk

mengatasi berbagai kekurangan yang ditemukan dalam proses pembelajaran

pada siklus I. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, diperoleh gambaran

jalannya kegiatan pembelajaran menulis karya ilmiah dengan teknik peer-

correction di kelas XI Bahasa sebagai berikut.

Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, kemudian

mengondisikan kelas dengan meminta siswa agar lebih tenang dan

mempersiapkan perlengkapan belajar bahasa Indonesia. Selanjutnya, guru

mengabsen kehadiran siswa dengan menanyakan adakah siswa yang tidak

masuk. Para siswa menjawab nihil. Guru kemudian mengisi buku harian kelas.

Langkah berikutnya, sebagai apersepsi, guru membagikan hasil karya

ilmiah siswa pada siklus I yang sudah dinilai dan mengemukakan refleksinya

dengan menunjukkan kesalahan-kesalahan dan kekurangan yang masih

terdapat dalam beberapa hasil tulisan siswa. Kegiatan ini bertujuan agar siswa

memperoleh gambaran tentang karya ilmiah yang baik dan mengetahui

kesalahan yang masih sering mereka lakukan saat menulis karya ilmiah. Para

siswa tampak menyimak dengan baik refleksi dari guru. Beberapa siswa juga

ada yang mengajukan pertanyaan atas hasil refleksi yang dinyatakan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 118: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

103

Refleksi dilanjutkan dengan tanya jawab guru dan siswa tentang

kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam menulis karya ilmiah. Para siswa

mengemukakan berbagai kesulitan yang dialaminya tanpa rasa sungkan.

Kebanyakan siswa mengungkapkan bahwa kesulitan mereka adalah menulis

dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar, termasuk di dalamnya

adalah memilih kata dan kosakata yang tepat, menyusun kalimat dengan

struktur yang benar dan mudah dipahami, serta menggunakan ejaan dan tanda

baca yang tepat. Adapun mengenai ide dan organisasi yang berkaitan dengan

aspek isi tulisan, para siswa menyatakan mereka tidak terlalu kesulitan karena

dapat menemukan ide tulisan dan menyusun isinya dari buku yang telah

mereka kaji sebagai sumber penulisan karya ilmiah.

Dari keluhan dan kesulitan-kesulitan yang disampaikan siswa, guru

memberikan solusi dengan menjelaskan kembali hal-hal yang perlu

diperhatikan dalam membuat tulisan, misalnya pemilihan kata, penyusunan

kalimat, serta penlisan ejaan dan pemakaian tanda baca. Agar siswa lebih

termotivasi dalam mengikuti pembelajaran, guru memaparkan berbagai

manfaat yang dapat diperoleh siswa dari kegiatan menulis karya ilmiah. Guru

juga menceritakan pengalaman dan prestasi yang berhasil diraih para

pemenang lomba karya ilmiah untuk menginspirasi siswa. Para siswa tampak

antusias mendengarkan cerita dari guru dan terlihat lebih bersemangat dalam

mengikuti pembelajaran.

Perhatian siswa juga tampak saat guru mengulas kembali materi

penulisan karya ilmiah dari kajian buku dan menyampaikan langkah

pembelajaran yang akan ditempuh, salah satunya adalah melakukan latihan

mengoreksi hasil tulisan temannya dengan teknik peer-correction seperti yang

pernah dilakukan dalam pembelajaran sebelumnya. Bahkan, para siswa sudah

lebih aktif saat guru memberikan kesempatan untuk bertanya, menjawab,

maupun mengajukan pendapat di sela-sela penyampaian materi dari guru.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 119: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

104

Kegiatan yang dilakukan guru setelah menyampaikan materi adalah

memberikan latihan kepada siswa untuk mengoreksi contoh karya ilmiah yang

telah dipersiapkan. Latihan ini dimaksudkan agar siswa lebih mampu dalam

mengenali dan memperbaiki kesalahan-kesalahan bahasa yang sering dijumpai

dalam tulisan. Guru meminta para siswa mengemukakan kesalahan-kesalahan

bahasa yang ditemukannya, lalu membahas bersama siswa tentang penyebab

dan cara memperbaiki kesalahan-kesalahan tersebut. Guru juga membantu

siswa dalam menemukan jenis kesalahan bahasa yang jarang ditemukan karena

tidak disadari oleh siswa, misalnya penyusunan kalimat (aspek pengembangan

bahasa) dan pemilihan kata yang kurang tepat (aspek kosakata). Di akhir

latihan mengoreksi, guru menegaskan kembali pokok-pokok penilaian dalam

sebuah tulisan (karya ilmiah) yang harus selalu menjadi perhatian siswa pada

saat menulis.

Menjelang batas waktu berakhirnya pembelajaran pada pertemuan

pertama ini, guru mengemukakan tugas rumah kepada siswa untuk mencari

buku nonfiksi, mengkajinya, dan membuat karya ilmiah berdasarkan kajian

terhadap buku tersebut. Guru juga menegaskan batas waktu pengumpulan tugas

dan memberitahukan bahwa hasil tulisan siswa akan diberi feedback berupa

simbol penanda kesalahan bahasa seperti pada siklus I. Berbeda dengan saat

pratindakan dan siklus I, pada siklus II ini siswa tampak lebih antusias dengan

penugasan yang diberikan guru. Mereka tidak lagi mengeluh karena merasa

sudah lebih paham. Guru kemudian menyimpulkan pembelajaran dan

melakukan refleksi bersama siswa, lalu menutup pembelajaran dengan salam.

Pembelajaran dilanjutkan pada pertemuan berikutnya, yaitu pada hari

Sabtu, 26 Mei 2012 pukul 07.00-08.30 (jam ke-1 dan 2). Adapun hasil

pengamatan peneliti pada pertemuan kedua ini dapat digambarkan sebagai

berikut.

Guru mengucapkan salam dan mengondisikan kelas. Selanjutnya, guru

mengecek kehadiran siswa dan mengisi buku harian kelas. Guru kemudian

memberikan apersepsi dengan menegaskan manfaat dan pentingnya pengeditan

bahasa dalam penulisan karya ilmiah selain revisi terhadap isi tulisan. Guru lalu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 120: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

105

mengemukakan reviewnya terhadap hasil karya ilmiah siswa yang sudah

dikumpulkan dan diberi feedback berupa simbol penanda kesalahan bahasa.

Guru menyebutkan jenis-jenis kesalahan bahasa yang masih banyak

dijumpainya dalam hasil tulisan siswa dan memberikan nasihat agar nantinya

siswa lebih cermat pada saat mengoreksi.

Setelah mengemukakan review-nya atas hasil tulisan siswa, kegiatan

yang dilakukan guru selanjutnya adalah bertanya jawab dengan siswa seputar

kesulitan-kesulitan yang dialami siswa pada saat mengoreksi hasil tulisan

temannya seperti yang dilakukan pada siklus I. Sesuai dengan hasil analisis dan

refleksi pada siklus I, banyak siswa menyatakan bahwa mereka terkadang

masih ragu untuk memberikan pembetulan karena tidak yakin pembetulan yang

diberikannya benar. Sebagai solusinya, guru memberikan motivasi kepada

siswa agar lebih percaya diri pada saat mengoreksi. Guru menegaskan bahwa

latihan mengoreksi yang dilakukan adalah sarana belajar agar siswa lebih

memahami penerapan kaidah bahasa dalam tulisan. Oleh karenanya, siswa

tidak perlu ragu dan takut salah ketika mengoreksi maupun saat memberikan

pembetulan. Guru juga tidak lupa mengingatkan siswa agar memanfaatkan

panduan mengoreksi supaya hasil koreksi siswa lebih maksimal.

Kegiatan selanjutnya, guru membagikan hasil tulisan siswa (karya

ilmiah) yang sudah dikumpulkan dan diberi feedback, kemudian siswa diminta

menukarkan hasil tulisannya dengan temannya. Sebelum siswa melakukan

koreksi, guru menegaskan kembali cara melakukan peer-correction dan hal-hal

yang harus dikoreksi oleh siswa, terutama yang berkaitan dengan penerapan

kaidah kebahasaan, yaitu aspek kosakata, pengembangan bahasa, dan mekanik

dalam tulisan. Para siswa tampak sangat paham karena kegiatan peer-corretion

sudah pernah dilakukan pada siklus I. Guru kemudian membagikan panduan

mengoreksi dan kembali mengingatkan siswa untuk memanfaatkan panduan

tersebut secara maksimal pada saat mengoreksi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 121: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

106

Di bawah bimbingan dan pantauan guru, siswa melakukan koreksi

terhadap hasil tulisan temannya berdasarkan aspek-aspek yang telah ditentukan

dan pedoman pengoreksian yang diberikan. Pada kegiatan ini, siswa terlihat

antusias dan sudah lebih percaya diri pada saat mengoreksi. Jumlah siswa yang

menunjukkan keaktifan dan kesungguhan pada saat mengoreksi juga lebih

banyak dibandingkan saat pelaksanaan peer-correction pada siklus I. Tampak

para siswa memanfaatkan panduan mengoreksi secara maksimal sebagaimana

yang dianjurkan guru.

Setelah siswa selesai mengoreksi, guru meminta siswa mengembalikan

hasil tulisan yang dikoreksinya kepada siswa yang bersangkutan. Setelah

semua siswa memperoleh kembali hasil tulisannya, guru memberikan

penegasan tentang penulisan karya ilmiah yang baik dan benar, baik dari segi

isi, organisasi, kosakata, pengembangan bahasa, maupun mekaniknya. Guru

kemudian meminta siswa memperbaiki karya ilmiahnya, baik dari segi isi

maupun bahasa dan menyalinnya kembali untuk dikumpulkan. Di akhir

pembelajaran, guru dan siswa melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran

yang telah dilaksanakan. Terakhir, guru menutup pembelajaran dengan salam.

d. Analisis dan Refleksi

Proses pembelajaran menulis karya ilmiah dengan teknik peer-

correction di kelas XI Bahasa SMA N 2 Sukoharjo pada siklus II yang

dilaksanakan dalam dua kali pertemuan, yakni hari Kamis, 24 Mei 2012 dan

Sabtu, 26 Mei 2012 secara keseluruhan dapat dinyatakan berjalan baik dan

lancar. Kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I dapat diatasi dengan

baik oleh guru.

Kualitas proses pembelajaran menulis karya ilmiah mengalami

peningkatan. Hal ini ditandai dengan tercapainya indikator-indikator yang

ditetapkan. Indikator tersebut meliputi keaktifan dan perghatian siswa selama

apersepsi, keaktifan siswa saat guru menyampaikan materi, keaktifan dan

kesungguhan siswa saat melakukan peer-correction, dan minat serta motivasi

siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran. Selain itu, pada siklus II ini,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 122: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

107

berbagai kekurangan yang terdapat dalam pelaksanaan siklus I dapat diatasi

dengan baik oleh guru. Pada siklus II, siswa lebih aktif baik pada saat

apersepsi, penyampaian materi, maupun pelaksanaan koreksi. Tidak hanya itu,

minat dan motivasi siswa terhadap pembelajaran menulis karya ilmiah juga

semakin tampak. Segala bentuk peningkatan itu tidak terlepas dari peran guru

yang berupaya mengaktifkan siswa dalam pembelajaran dengan memberikan

kegiatan yang banyak melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran.

Di samping itu, dukungan, nasihat, dan apresiasi positif yang diberikan guru

kepada siswa juga mampu meningkatan minat dan motivasi siswa dalam

pembelajaran. Hal itu terjadi karena siswa merasa lebih diperhatikan oleh guru

sehingga tidak lagi merasa canggung untuk bertanya, menjawab, maupun

mengutarakan pendapatnya saat proses pembelajaran.

Secara rinci, hasil analisis dan refleksi terhadap pelaksanaan siklus II

dapat dikemukakan sebagai berikut.

1) Keaktifan siswa selama guru mengemukakan apersepsi mengalami

peningkatan. Hal tersebut terlihat dari meningkatnya jumlah siswa yang aktif

menanggapi apersepsi dari guru dengan bertanya maupun mengemukakan

pendapatnya. Tanya jawab yang dilakukan guru saat apersepsi pun sudah

lebih efektif dibandingkan pada saat pratindakan dan siklus I.

2) Keaktifan dan perhatian siswa saat guru menyampaikan materi meningkat

dibandingkan saat pratindakan dan siklus I. Jumlah siswa yang aktif dan

memperhatikan penyampaian materi dari guru sudah lebih banyak dan

merata. Hal ini karena guru sudah membagi perhatiannya secara menyeluruh

pada semua siswa. Guru juga berusaha menegur dan memancing keaktifan

siswa-siswa yang pasif dengan memberi mereka pertanyaan sehingga lebih

mengena.

3) Jumlah siswa yang menunjukkan minat dan motivasi mereka dalam

mengikuti pembelajaran meningkat. Hal ini terindikasi dari sikap siswa yang

tidak lagi sibuk dengan aktivitasnya sendiri, tampak lebih bersemangat,

bersungguh-sungguh, dan lebih aktif dalam pembelajaran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 123: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

108

4) Guru sudah membimbing dan memberi kesempatan kepada siswa untuk

lebih banyak berlatih mengoreksi berbagai bentuk kesalahan bahasa dalam

tulisan. Guru juga memberikan solusi atas kesulitan-kesulitan yang dialami

siswa dalam menulis karya ilmiah maupun saat melakukan koreksi.

5) Guru sudah memantau dan memonitor siswa dengan lebih baik pada saat

apersepsi, penyampaian materi, pelaksanaan koreksi, maupun penutupan

pembelajaran sehingga setiap kegiatan belajar yang dilakukan dapat

berlangsung dengan baik dan lancar karena situasi pembelajaran lebih

kondusif.

6) Siswa sudah mampu dan lebih percaya diri dalam mengidentifikasi dan

memperbaiki kesalahan bahasa yang terdapat dalam tulisan temannya. Hal

ini terlihat dari semakin banyaknya coretan kesalahan yang sudah dilengkapi

dengan tulisan pembetulan.

7) Kualitas hasil tulisan (karya ilmiah) siswa meningkat secara signifikan. Hal

ini mengindikasikan kemampuan siswa dalam menulis karya ilmiah juga

mengalami peningkatan. Hasil tulisan siswa lebih baik dibandingkan pada

saat pratindakan maupun siklus I. Hal tersebut ditandai dengan

meningkatnya nilai siswa pada setiap aspek tulisan. Peningkatan nilai

tersebut terjadi merata pada semua siswa sehingga nilai rata-rata menulis

karya ilmiah di kelas XI Bahasa ikut meningkat. Dengan demikian, dapat

dinyatakan bahwa kemampuan menulis karya ilmiah pada siswa mengalami

peningkatan.

8) Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses dan hasil pembelajaran

menulis karya ilmiah dengan teknik peer-correction di kelas XI Bahasa,

diperoleh gambaran ketercapaian indikator dalam pelaksanaan siklus II

sebagai berikut.

a) Siswa yang menunjukkan keaktifan pada saat apersepsi yang diindikatori

oleh antusiasme dan keaktifan mereka dalam merespon apersepsi dari

guru adalah sebanyak 21 siswa (77,78%), sedangkan 6 siswa lainnya

(22,22%) tampak berbicara dengan temannya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 124: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

109

b) Siswa yang menunjukkan keaktifan dan perhatian pada saat mengikuti

pelajaran yang diindikatori oleh kemauan siswa untuk memperhatikan

dan memberikan respon pada guru sebanyak 22 siswa (81,48%),

sedangkan 5 siswa lainnya (18,52%) kurang memperhatikan penjelasan

dari guru dan kurang aktif memberikan respon.

c) Siswa yang menunjukkan keaktifan dan kesungguhan dalam melakukan

peer-correction sebanyak 24 siswa (88,89%), sedangkan 3 siswa lainnya

(11,11%) kurang aktif dan bersungguh-sungguh saat melaksanakan peer-

correction.

d) Siswa yang memiliki minat dan motivasi saat mengikuti pembelajaran

yang diindikatori oleh adanya kesungguhan, keantusiasan dan semangat

dalam mengerjakan setiap tugas maupun saat kegiatan pembelajaran

sebanyak 23 siswa (85,19%), sedangkan sebanyak 4 siswa (14,81%) tetap

tampak kurang antusias mengikuti pembelajaran.

e) Siswa yang sudah dapat mencapai ketuntasan belajar (70) sebanyak 27

siswa (100%) dengan nilai rata-ratanya 72,85.

Agar lebih jelas, pada tebel 9 dan 10 disajikan hasil penilaian proses

dan hasil pembelajaran menulis karya ilmiah pada siklus II.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 125: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

110

Tabel 9. Nilai Proses Pembelajaran Menulis Karya Ilmiah Siswa Kelas XI Bahasa pada Siklus II

No. Nama Siswa Nilai

Skor Nilai Ket. A* B* C* D*

1. Adika Devi K. 3 3 4 3 13 65 Baik 2. Ahsana Prayoga 2 2 2 2 8 40 Kurang 3. Alfina Aunin S. 4 3 4 4 15 75 Baik 4. Amirul Nisa 4 5 5 4 18 90 Sangat Baik 5. Atika H.P. 3 4 4 4 15 75 Baik 6. Bety Palupi 3 3 2 3 11 55 Cukup 7. Desi Sari Nastiti 3 4 4 3 14 70 Baik 8. Dommy Ryan N. 2 2 2 2 8 40 Kurang 9. Ermawati H. 4 4 4 4 16 80 Baik 10. Erna Ambarwati 3 4 4 4 15 75 Baik 11. Esti Kurniawati 3 4 4 4 15 75 Baik 12. Eva Fembiana 4 3 3 3 13 65 Cukup 13. Fahmi Ghifari 3 3 4 3 13 65 Cukup 14. Faizal Riski W. 2 2 3 3 10 50 Cukup 15. Fajriyah Eka P. 4 3 4 4 15 75 Baik 16. Fitri Tiara Kasih 4 5 5 4 18 90 Sangat Baik 17. Ghaniz Rasaq 3 4 3 4 14 70 Baik 18. Indriani Ulfa 4 4 4 4 16 80 Baik 19. Kinayung D.K.A. 4 4 4 4 16 80 Baik 20. Lisa Puspita Sari 3 3 3 3 12 60 Cukup 21. Novi Widyastuti 2 3 4 3 12 60 Cukup 22. Riyan Pangestu 3 4 4 3 14 70 Baik 23. Rudi Kurniawan 2 2 3 2 9 45 Kurang 24. Sakti Affandi 3 4 4 4 15 75 Baik 25. Solikhah W. 3 3 4 4 14 70 Baik 26. Wisnu P.U 2 2 3 2 9 45 Kurang 27. Yudi Setyo N. 3 4 4 3 14 70 Baik

Prosentase: siswa yang sangat

baik/baik

77,78% (21

siswa)

81,48% (22

siswa)

88,89% (24

siswa)

85,19% (23

siswa)

Keterangan: A* : Keaktifan siswa selama apersepsi B* : Keaktifan dan perhatian siswa saat guru menerangkan materi C* : Keaktifan dan kesungguhan siswa dalam melaksanakan peer-correction D* : Minat dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 126: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

111

Tabel 10. Nilai Hasil Pembelajaran Menulis Karya Ilmiah Siswa Kelas XI Bahasa pada Siklus II

No. Nama Siswa Aspek Penilaian

Nilai Ket. I II III IV V

1. Adika Devi K. 23 16 16 15 4 74 Tuntas 2. Ahsana Prayoga 20 16 15 15 4 70 Tuntas

3. Alfina Aunin S. 23 17 16 17 4 77 Tuntas

4. Amirul Nisa 26 17 17 21 4 85 Tuntas

5. Atika H.P. 25 17 16 18 4 80 Tuntas

6. Bety Palupi 24 15 14 17 4 74 Tuntas

7. Desi Sari Nastiti 24 17 16 17 4 78 Tuntas

8. Dommy Ryan N. 22 14 14 16 4 70 Tuntas

9. Ermawati H. 24 17 17 19 4 81 Tuntas

10. Erna Ambarwati 23 17 16 19 4 79 Tuntas

11. Esti Kurniawati 26 16 16 19 4 81 Tuntas

12. Eva Fembiana 23 16 17 16 4 76 Tuntas

13. Fahmi Ghifari 24 16 16 17 4 77 Tuntas

14. Faizal Riski W. 23 15 15 16 4 73 Tuntas

15. Fajriyah Eka P. 23 18 18 17 4 80 Tuntas

16. Fitri Tiara Kasih 23 17 18 21 4 83 Tuntas

17. Ghaniz Rasaq 22 17 16 18 4 77 Tuntas

18. Indriani Ulfa 24 17 16 20 4 81 Tuntas

19. Kinayung D.K.A. 26 18 17 17 4 82 Tuntas

20. Lisa Puspita Sari 23 16 16 16 4 75 Tuntas

21. Novi Widyastuti 24 16 14 15 4 73 Tuntas

22. Riyan Pangestu 24 17 16 15 4 76 Tuntas

23. Rudi Kurniawan 23 16 15 15 4 73 Tuntas

24. Sakti Affandi 26 17 17 18 4 82 Tuntas

25. Solikhah W. 24 16 16 16 4 76 Tuntas

26. Wisnu P.U 22 15 14 16 4 71 Tuntas

27. Yudi Setyo N. 24 16 15 16 4 75 Tuntas

Jumlah 2079 Rata-rata 77

Keterangan:

I : Isi

II : Organisasi isi

III : Kosakata

IV : Pengembangan Bahasa

V : Mekanik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 127: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

112

C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus

Data penilaian proses pembelajaran menulis karya ilmiah di kelas XI

Bahasa SMA N 2 Sukoharjo dapat dilihat pada tabel 11 di bawah ini.

Tabel 11. Nilai Proses Pembelajaran Menulis Karya Ilmiah Siswa Kelas XI Bahasa Antarsiklus

No. Nama Siswa Nilai

Keterangan Prasiklus Siklus I Siklus II

1. Adika Devi K. 40 55 65 Meningkat 2. Ahsana Prayoga 27 35 45 Meningkat

3. Alfina Aunin S. 47 65 75 Meningkat

4. Amirul Nisa 73 75 90 Meningkat

5. Atika H.P. 47 70 75 Meningkat

6. Bety Palupi 33 45 60 Meningkat

7. Desi Sari Nastiti 47 60 70 Meningkat

8. Dommy Ryan N. 20 30 40 Meningkat

9. Ermawati H. 60 70 80 Meningkat

10. Erna Ambarwati 47 55 75 Meningkat

11. Esti Kurniawati 53 65 75 Meningkat

12. Eva Fembiana 40 55 65 Meningkat

13. Fahmi Ghifari 27 50 65 Meningkat

14. Faizal Riski W. 33 40 65 Meningkat

15. Fajriyah Eka P. 47 65 75 Meningkat

16. Fitri Tiara Kasih 73 75 90 Meningkat

17. Ghaniz Rasaq 33 60 70 Meningkat

18. Indriani Ulfa 73 70 80 Meningkat

19. Kinayung D.K.A. 67 70 80 Meningkat

20. Lisa Puspita Sari 40 50 60 Meningkat

21. Novi Widyastuti 27 45 65 Meningkat

22. Riyan Pangestu 33 45 70 Meningkat

23. Rudi Kurniawan 27 40 60 Meningkat

24. Sakti Affandi 33 40 75 Meningkat

25. Solikhah W. 47 65 70 Meningkat

26. Wisnu P.U 33 40 45 Meningkat

27. Yudi Setyo N. 47 65 70 Meningkat

Rata-rata Kelas 43,48 58,50 68,70 Meningkat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 128: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

113

Berdasarkan data pada tabel 11 di atas, dapat digambarkan grafik pada

gambar 2 sebagai berikut.

Gambar 2. Grafik Nilai Rata-rata Proses Pembelajaran Antarsiklus

Berdasarkan grafik pada gambar 2 di atas, tergambar dengan jelas bahwa

nilai proses pembelajaran dari prasiklus hingga siklus II mengalami kenaikan.

Pada prasiklus, nilai rata-ratanya 43,48, kemudian pada siklus I nilai rata-ratanya

naik menjadi 55,56, kemudian pada siklus II meningkat menjadi 67,04 pada siklus

II. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan kualitas proses pembelajaran menulis

karya ilmiah dari siklus I hingga siklus II.

Peningkatan kualitas proses pembelajaran menulis karya ilmiah dari siklus

I hingga siklus II dapat dilihat dengan semakin meningkatnya nilai rata-rata

keseluruhan siswa seperti yang termuat pada tabel 11 dan gambar 2. Akan tetapi,

peningkatan nilai tersebut juga dipengaruhi oleh kenaikan nilai rata-rata dari tiap

aspek penilaian proses. Aspek-aspek tersebut meliputi: (1) keaktifan siswa pada

saat apersepsi; (2) keaktifan dan perhatian siswa pada saat guru menyampaikan

materi, (3) keaktifan dan kesungguhan siswa dalam melakukan peer-correction;

serta (4) minat dan motivasi siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran.

43.48

55.56

67.04

01020304050607080

Prasiklus Siklus I Siklus II

Nila

i

Grafik Nilai Rata-rata Proses Pembelajaran Antarsiklus

Nilai Proses

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 129: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

114

Gambar 3. Grafik Nilai Rata-rata Aspek Keaktifan Siswa selama Apersepsi

Pembelajaran

Grafik pada gambar 3 di atas menggambarkan hasil nilai rata-rata aspek

keaktifan siswa pada saat apersepsi pembelajaran. Pada prasiklus, nilai rata-

ratanya mencapai skor 1,93. Nilai tersebut meningkat pada siklus I, yaitu

mencapai skor 2,48, kemudian naik menjadi 3,07 pada siklus II. Perolehan nilai

tersebut apabila digambarkan dengan grafik garis akan menunjuk pada garis naik

seperti pada gambar di atas. Gambaran tersebut memperjelas adanya kenaikan

nilai rata-rata aspek keaktifan siswa saat apersepsi pembelajaran dari siklus I

hingga siklus II. Selanjutnya, di bawah ini merupakan grafik nilai rata-rata aspek

keaktifan dan perhatian siswa pada saat guru menyampaikan materi.

1.932.48

3.07

00.5

11.5

22.5

33.5

Prasiklus Siklus I Siklus II

Nila

iGrafik Nilai Rata-rata Aspek Keaktifan Siswa

selama Apersepsi Pembelajaran

Keaktifan selama Apersepsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 130: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

115

Gambar 4. Grafik Nilai Rata-Rata Aspek Keaktifan dan Perhatian Siswa saat Guru Menyampaikan Materi

Grafik pada gambar 4 di atas menggambarkan hasil nilai rata-rata aspek

keaktifan dan perhatian siswa saat guru menyampaikan materi. Pada prasiklus,

nilai rata-ratanya mencapai skor 2,33, kemudian pada siklus I nilai rata-ratanya

naik mencapai skor 2,81 dan pada siklus II meningkat menjadi 3,37. Perolehan

nilai tersebut apabila digambarkan dengan grafik garis akan menunjuk pada garis

naik seperti pada gambar di atas. Hal tersebut menjadi gambaran yang

memperjelas adanya kenaikan nilai rata-rata aspek keaktifan dan perhatian siswa

saat guru menyampaikan materi dalam pembelajaran menulis karya ilmiah dari

siklus I hingga siklus II.

Di samping peningkatan keaktifan siswa pada saat apersepsi dan

penyampaian materi, keaktifan dan kesungguhan siswa dalam melaksanakan peer-

correction juga mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut disajikan dalam

grafik pada gambar 5 di bawah ini.

2.332.81

3.37

0

1

2

3

4

Prasiklus Siklus I Siklus II

Nila

iGrafik Nilai Rata-rata Aspek Keaktifan

dan Perhatian Siswa saat Guru Menyampaikan Materi

Keaktifan dan perhatian saat Guru Menyampaikan Materi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 131: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

116

Gambar 5. Grafik Nilai Rata-rata Aspek Keaktifan dan Kesungguhan Siswa dalam Melakukan Peer-correction

Grafik pada gambar 5 di atas menggambarkan hasil nilai rata-rata aspek

keaktifan dan kesungguhan dalam melakukan peer-correction. Pada siklus I nilai

rata-ratanya mencapai skor 2,85, kemudian naik menjadi 3,63 pada siklus II.

Perolehan nilai tersebut apabila digambarkan dengan grafik garis akan menunjuk

pada garis naik seperti pada gambar di atas. Gambaran tersebut memperjelas

adanya kenaikan nilai rata-rata aspek keaktifan dan kesungguhan siswa saat

melaksanakan peer-correction. dari siklus I hingga siklus II. Selanjutnya, di

bawah ini juga disajikan grafik pada gambar 6 yang menggambarkan nilai rata-

rata aspek minat dan motivasi siswa saat mengikuti pembelajaran.

2.85

3.63

00.5

11.5

22.5

33.5

4

Siklus I Siklus II

Grafik Nilai Rata-rata Aspek Keaktifan dan Kesungguhan Siswa dalam Melakukan

Peer-correction

Keaktifan dan Kesungguhan Siswa dalam Melakukan Peer-correction

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 132: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

117

Gambar 6. Grafik Nilai Rata-Rata Aspek Minat dan Motivasi Siswa dalam Mengikuti Pembelajaran

Grafik pada gambar 6 di atas menggambarkan hasil nilai rata-rata aspek

minat dan motivasi siswa saat mengikuti pembelajaran. Pada prasiklus skor yang

dicapai hanya 2,26, pada siklus I skor rata-ratanya mencapai 3, kemudian naik

menjadi 3,33 pada siklus II. Perolehan nilai tersebut apabila digambarkan dengan

grafik garis akan menunjuk pada garis naik seperti pada gambar di atas. Gambaran

tersebut memperjelas adanya kenaikan nilai rata-rata aspek minat dan motivasi

siswa saat mengikuti pembelajaran dari prasiklus, siklus I, dan siklus II.

Selain data mengenai kualitas proses pembelajaran, berikut ini dijabarkan

pula tentang penilaian kualitas hasil pembelajaran menulis karya ilmiah.

Sebelumnya, kualitas hasil pembelajaran tersebut yang berupa karya ilmiah juga

dinilai dari berbagai aspek, yaitu meliputi : (1) isi; (2) organisasi isi; (3) kosakata;

(4) struktur kalimat; dan (5) mekanik/ejaan. Adapun datanya dapat dilihat pada

grafik pada gambar 7 berikut.

2.26

33.33

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

Prasiklus Siklus I Siklus II

Nila

iGrafik Nilai Rata-rata Aspek Minat dan Motivasi

Siswa dalam Pembelajaran

Minat dan Motivasi dalam Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 133: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

118

Gambar 7. Grafik Nilai Rata-rata Aspek Isi pada Hasil Tulisan Ilmiah Siswa

Berdasarkan grafik pada gambar 7 dapat diketahui bahwa pada prasiklus,

rata-rata skor pada aspek isi adalah 22,33, kemudian menjadi 23,3 pada siklus I,

dan menjadi 23,63 pada siklus II. Dari rata-rata skor tiap siklus tersebut sesuai

dengan model penilaian Burhan Nurgiyantoro dapat dijabarkan bahwasejak saat

prasiklus hingga siklus II, rata-rata skor yang dicapai siswa masuk dalam kriteria

cukup-baik (22-26) dan terus mengalami peningkatan pada setiap siklusnya.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kemampuan siswa dalam

pengungkapan gagasan yang tercakup dalam isi tulisannya mengalami

peningkatan setelah dilakukan tindakan dengan teknik peer-correction.

Selanjutnya, pada gambar 8 di bawah ini disajikan grafik nilai aspek organisasi isi

dalam hasil tulisan siswa.

22.33

23.3

23.63

21.5

22

22.5

23

23.5

24

Prasiklus Siklus I Siklus II

Grafik Nilai Rata-rata Aspek Isi pada Hasil Tulisan Ilmiah Siswa

Isi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 134: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

119

Gambar 8. Grafik Nilai Rata-rata Aspek Organisasi Isi pada Hasil Tulisan Ilmiah Siswa

Grafik pada gambar 8 di atas menunjukkan bahwa pada prasiklus skor

rata-rata aspek organisasi isi adalah 14,52 kemudian menjadi 15,41 pada siklus I,

dan 16,37 pada siklus II. Dari capaian skor tersebut dapat diketahui bahwa

kemampuan siswa dalam mengorganisasi isi tulisan semakin meningkat setelah

dilakukan tindakan. Gambar 9 di bawah ini menyajikan grafik nilai aspek

kosakata pada hasil tulisan (karya ilmiah) siswa.

14.52

15.41

16.37

13.5

14

14.5

15

15.5

16

16.5

17

Prasiklus Siklus I Siklus II

Grafik Nilai Rata-rata Aspek Organisasi Isi pada Hasil Tulisan Ilmiah Siswa

Organisasi Isi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 135: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

120

Gambar 9. Grafik Nilai Rata-Rata Aspek Kosakata pada Hasil Tulisan Ilmiah Siswa

Berdasarkan grafik pada gabar 9 di atas dapat dinyatakan bahwa pada

prasiklus skor rata-rata aspek kosakata yang dicapai siswa adalah 13,48 kemudian

menjadi 14,85 pada siklus I, dan menjadi 15,89 pada siklus II. Dengan demikian,

dapat dinyatakan bahwa kemampuan siswa dalam pemanfaatan potensi kata

(kosakata) semakin meningkat setelah dilakukan tindakan. Selanjutnya, di bawah

ini merupakan gambar 10 yang menyaikan grafik nilai aspek pengembangan

bahasa/struktur kalimat pada hasil tulisan (karya ilmiah) siswa.

13.48

14.85

15.89

12

13

14

15

16

17

Prasiklus Siklus I Siklus II

Grafik Nilai Rata-rata Aspek Kosakatapada Hasil Tulisan Ilmiah Siswa

Kosakata

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 136: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

121

Gambar 10. Grafik Nilai Rata-rata Aspek Pengembangan Bahasa pada Hasil Tulisan Ilmiah Siswa

Berdasarkan grafik pada gambar 10 di atas, terlihat bahwa capaian skor

rata-rata aspek pengembangan bahasa dari prasiklus mencapai skor 14,07,

kemudian menjadi 15,44 pada siklus I dan naik menjadi 17,11 pada siklus II.

Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa terjadi peningkatan penguasaan siswa

dalam aspek pengembangan bahasa atau struktur kalimat setelah dilakukannya

tindakan. Selanjutnya, pada gambar 11 berikut ini disajikan grafik nilai aspek

mekanik/ejaan pada hasil tulisan (karya ilmiah) siswa.

14.0715.44

17.11

02468

1012141618

Prasiklus Siklus I Siklus II

Grafik Nilai Rata-rata Aspek Pengembangan Bahasa pada Hasil Tulisan Ilmiah Siswa

Pengembangan Bahasa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 137: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

122

Gambar 11. Grafik Nilai Rata-rata Aspek Mekanik pada Hasil Tulisan Ilmiah Siswa

Berdasarkan grafik pada gambar 11, diperoleh informasi bahwa skor rata-

rata aspek mekanik yang dicapai yaitu 3,07 pada prasiklus, 3,85 pada siklus I, dan

4 pada siklus II. Data tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan nilai pada

aspek mekanik dalam hasil tulisan (karya ilmiah) siswa.. Selanjutnya, berikut ini

adalah gambar 12 yang menyajikan grafik nilai rata-rata keseluruhan hasil

penilaian menulis karya ilmiah siswa yang merupakan indikator dari kemampuan

menulis karya ilmiah siswa.

3.073.85 4

0

1

2

3

4

5

Prasiklus Siklus I Siklus II

Grafik Nilai Rata-rata Aspek Mekanik pada Tulisan Siswa

Mekanik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 138: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

123

Gambar 12. Grafik Nilai Rata-rata Hasil Pembelajaran Menulis Karya Ilmiah Antarsiklus

Adapun hasil nilai rata-rata karya ilmiah siswa secara menyeluruh pada

tiap siklus dapat ditampilkan dalam tabel 12 berikut ini.

67.48

72.89

77.33

62646668707274767880

Prasiklus Siklus I Siklus II

Grafik Nilai Rata-rata Hasil Pembelajaran Menulis Karya Ilmiah Antarsiklus

Nilai Hasil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 139: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

124

Tabel 12. Nilai Hasil Pembelajaran Menulis Karya Ilmiah Siswa Kelas XI Bahasa Antarsiklus

No. Nama Siswa Prasiklus Siklus I Siklus II Keterangan 1. Adika Devi K. 66 70 74 Meningkat 2. Ahsana Prayoga 57 65 73 Meningkat 3. Alfina Aunin Sholichah 67 72 77 Meningkat 4. Amirul Nisa 76 80 85 Meningkat 5. Atika Hatmaning P. 75 79 80 Meningkat 6. Bety Palupi 61 68 74 Meningkat 7. Desi Sari Nastiti 73 77 78 Meningkat 8. Dommy Ryan Nugroho 59 65 73 Meningkat 9. Ermawati Handayani 75 79 81 Meningkat 10. Erna Ambarwati 74 78 79 Meningkat 11. Esti Kurniawati 75 79 81 Meningkat 12. Eva Fembiana 64 74 76 Meningkat 13. Fahmi Ghifari 66 73 77 Meningkat 14. Faizal Riski Wijaya 61 64 73 Meningkat 15. Fajriyah Eka P. 75 79 80 Meningkat 16. Fitri Tiara Kasih 77 82 83 Meningkat 17. Ghaniz Rasaq 66 76 77 Meningkat 18. Indriani Ulfa 76 80 81 Meningkat 19. Kinayung Dyah K.A. 72 76 82 Meningkat 20. Lisa Puspita Sari 68 73 75 Meningkat 21. Novi Widyastuti 61 67 73 Meningkat 22. Riyan Pangestu 62 69 76 Meningkat 23. Rudi Kurniawan 63 68 73 Meningkat 24. Sakti Affandi 60 67 82 Meningkat 25. Solikhah Widyastuti 67 73 76 Meningkat 26. Wisnu Pambudi Utomo 61 65 74 Meningkat 27. Yudi Setyo Nugroho 65 70 75 Meningkat

Nilai rata-rata 67,48 72,89 77,33 Meningkat

Berdasarkan data pada gambar 12 dan tabel 12 di atas, diperoleh informasi

bahwa pada saat prasiklus nilai rata-rata yang dicapai adalah 67,48. Nilai ini

belum mencapai KKM yang ditentukan oleh guru dan peneliti, yaitu sebesar 70.

Pada siklus I terdapat peningkatan nilai menulis karya ilmiah. Nilai rata-rata yang

dicapai adalah 72,89. Meskipun pada siklus I ini nilai rata-rata sudah mencapai

KKM, tetapi masih ada 9 orang siswa yang belum tuntas atau belum mencapai

KKM sehingga perlu dilaksanakan siklus II. Setelah pelaksanaan siklus II, nilai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 140: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

125

rata-rata yang dicapai adalah 77,33. Nilai pada siklus II ini sudah cukup baik,

secara rata-rata sudah memenuhi KKM dan seluruh siswa juga sudah tuntas atau

mencapai KKM.

Apabila nilai rata-rata proses dan hasil pembelajaran tersebut digambarkan

dalam bentuk grafik, maka hasilnya tampak dalam gambar 13 sebagai berikut.

Gambar 13. Grafik Nilai Rata-rata Proses dan Hasil Pembelajaran Menulis Karya Ilmiah Siswa Kelas XI Bahasa Antarsiklus

Berdasarkan grafik pada gambar 13, dapat dinyatakan bahwa terjadi

peningkatan kualitas proses dan kemampuan menulis karya ilmiah pada siswa

kelas XI Bahasa SMA N 2 Sukoharjo yang tampak dari meningkatnya nilai rata-

rata hasil pembelajaran dari prasiklus, siklus I, dan siklus II.

67.4872.89

77.33

43.48

55.56

67.04

0102030405060708090

Prasiklus Siklus II Siklus II

Nila

i

Grafik Nilai Rata-rata Proses dan Hasil Pembelajaran Menulis Karya Ilmiah Antarsiklus

Nilai Hasil

Nilai Proses

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 141: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

126

D. Pembahasan

Berdasarkan analisis dan refleksi terhadap pelaksanaan siklus I dan II serta

perbandingan hasil tindakan antarsiklus, dapat dinyatakan bahwa guru telah

berhasil melaksanakan pembelajaran menulis karya ilmiah dengan teknik peer-

correction. Keberhasilan tersebut dapat dilihat dari meningkatnya keaktifan,

perhatian, kesungguhan, dan minat serta motivasi siswa dalam mengikuti

pembelajaran sehingga keterampilan siswa dalam pembelajaran berkembang

dengan baik. Hal ini juga mengindikasikan meningkatnya kualitas proses

pembelajaran dan kemampuan menulis karya ilmiah pada siswa.

Selain berhasil meningkatkan keaktifan siswa di kelas, penelitian ini juga

berhasil meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran menulis

karya ilmiah secara efektif dan menarik di kelas XI Bahasa SMA N 2 Sukoharjo.

Teknik peer-correction terbukti mampu menjadi salah satu teknik atau metode

alternatif yang digunakan guru untuk menarik perhatian siswa agar terlibat aktif

dalam pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pernyataan Corder mengenai manfaat

yang dapat diperoleh guru dan siswa dari kegiatan mengoreksi, yaitu: (a) bagi

guru, koreksi kesalahan akan memberikan petunjuk tentang kemajuan belajar

yang dicapai siswa, apa yang telah dikuasainya, dan apa yang belum dan masih

harus dipelajarinya lagi; dan (b) bagi pengoreksi, ia dapat memanfaatkan

kesalahan itu sebagai sesuatu yang harus dipelajari (Corder dalam Purwanto,

2008:17).

Keberhasilan teknik peer-correction dalam meningkatkan kualitas proses

pembelajaran dan kemampuan menulis karya ilmiah pada siswa kelas XI Bahasa

SMA N 2 Sukoharjo ini dapat dilihat dari tercapainya indikator-indikator yang

telah ditetapkan. Berikut ini adalah uraian tentang pencapaian indikator

keberhasilan penelitian.

1. Kualitas Proses Pembelajaran Menulis Karya Ilmiah

a. Keaktifan siswa selama apersepsi

Keaktifan siswa selama apersepsi mengalami peningkatan. Hal ini

terlihat dari antusiasme dan keberanian siswa untuk merespon apersepsi dari

guru. Setelah dilakukannya tindakan, tampak bahwa siswa sudah lebih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 142: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

127

berani dan percaya diri dalam menjawab pertanyaan apersepsi dari guru,

bertanya, maupun mengajukan pendapat pada saat apersepsi. Keaktifan

siswa tersebut tentunya berbeda dengan keadaan saat prasiklus. Pada saat

prasiklus, siswa cenderung pasif, mereka duduk, mendengarkan, dan tidak

mau menjawab pertanyaan dari guru dengan alasan malu. Mereka juga tidak

aktif bertanya ataupun mengemukakan pendapatnya atas apersepsi yang

diberikan guru.

Dari pantauan peneliti, keaktifan siswa pada saat apersepsi

pembelajaran pada prasiklus mencapai 6 siswa (22,22%), pada siklus I

diindikasi mencapai 48,15% (13 siswa), dan pada siklus II, keaktifan siswa

mencapai 77,78% (21 siswa). Artinya, terjadi peningkatan keaktifan siswa

pada saat apersepsi masing-masing sebanyak 25,93% dari prasiklus hingga

siklus I dan 29,63% dari siklus I hingga siklus II. Jumlah siswa yang aktif

saat apersepsi bertambah masing-masing sebanyak 7 orang pada siklus I dan

orang pada siklus II.

b. Keaktifan dan perhatian siswa saat guru menyampaikan materi

Keaktifan dan perhatian siswa saat guru menyampaikan materi juga

meningkat. Setelah dilaksanakannya tindakan, tampak bahwa siswa sudah

banyak yang memperhatikan saat guru memberikan penjelasan. Mereka

tidak lagi sibuk dengan aktivitasnya sendiri maupun mengobrol dengan

teman sebagaimana pada saat prasiklus.

Secara garis besar, keadaan yang terjadi di kelas dapat dideskripsikan

bahwa pada saat siklus I siswa lebih memperhatikan penjelasan guru

daripada saat prasiklus. Hal ini terjadi karena dengan diterapkannya teknik

peer-correction, siswa dituntut untuk memahami hal-hal yang harus

diperhatikan dalam mengoreksi. Dengan demikian, siswa yang tidak

memperhatikan penjelasan guru tentunya tidak akan dapat mengoreksi

dengan baik. Hal tersebut selalu ditekankan guru dalam penjelasan yang

diberikannya sehingga siswa terdorong untuk memperhatikan guru dengan

baik.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 143: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

128

Demikian pula yang terjadi pada siklus II. Dibandingkan pada saat

siklus I, pada siklus II ini siswa lebih memperhatikan lagi penjelasan yang

disampaikan oleh guru. Mereka menunjukkan sikap yang sudah jauh

berbeda dengan saat prasiklus. Tidak hanya menyimak dengan baik

penjelasan dari guru, para siswa juga sudah lebih aktif menanyakan hal-hal

yang belum mereka pahami. Mereka juga tidak lagi segan untuk

mengemukakan pendapat maupun menjawab pertanyaan dari guru.

Berdasarkan hasil pantauan peneliti, keaktifan dan perhatian siswa

pada saat guru menyampaikan materi pada pembelajaran prasiklus diindikasi

hanya mencapai 37,04% (10 siswa), pada siklus I diindikasi mencapai

59,26% (16 siswa). Pada siklus II, keaktifan dan perhatian siswa mencapai

81,48% (22 siswa). Artinya, terjadi peningkatan keaktifan dan perhatian

siswa pada saat guru menyampaikan materi masing-masing sebanyak

22,22% dari prasiklus hingga siklus I dan dari siklus I hingga siklus II.

Jumlah siswa yang memperhatikan dan aktif saat guru menyampaikan

materi bertambah sebanyak 6 orang pada setiap siklusnya.

c. Keaktifan dan kesungguhan siswa dalam melaksanakan peer-correction

Seperti halnya aspek keaktifan siswa pada saat apersepsi dan

penyampaian materi dari guru, keaktifan siswa pada saat melaksanakan

peer-correction juga menunjukkan adanya peningkatan. Pada pelaksanaan

peer-correction dalam pembelajaran menulis karya ilmiah siklus I, masih

tampak beberapa siswa yang belum menunjukkan kesungguhan dan

keaktifannya dalam melakukan peer-correction. Mereka mengoreksi sambil

bercanda dengan temannya dan tidak memanfaatkan secara maksimal

panduan mengoreksi yang diberikan oleh guru sehingga koreksi yang

dilakukan dapat dikatakan masih asal-asalan. Ada pula beberapa siswa yang

terlihat masih ragu dan takut dalam memberikan pembetulan.

Akan tetapi, pada pelaksanaan siklus II, semua kekurangan di atas

dapat diatasi dengan baik. Hal ini karena guru berhasil menerapkan dengan

baik refleksi dan solusi-solusi yang disepakati bersama peneliti atas

kekurangan-kekurangan dalam siklus I. Solusi yang disepakati misalnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 144: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

129

guru memberikan lebih banyak kesempatan kepada siswa untuk berlatih

mengoreksi, memotivasi siswa agar lebih percaya diri dalam mengoreksi,

serta menegaskan kepada siswa agar memanfaatkan pedoman pengoreksian

secara maksimal saat mengoreksi. Hasilnya, pada siklus II siswa sudah

terlihat lebih aktif, antusias, serta bersungguh-sungguh dalam mengoreksi

hasil tulisan (karya ilmiah) temannya.

Dari hasil pengamatan peneliti, tercatat bahwa keaktifan dan

kesungguhan siswa pada saat melakukan peer-correction pada pembelajaran

siklus I diindikasi mencapai 70,37% (19 siswa). Pada siklus II, keaktifan dan

kesungguhan siswa dalam melakukan peer-correction mencapai 88,89% (24

siswa). Artinya, terjadi peningkatan keaktifan dan kesungguhan siswa dalam

melakukan peer-correction sebanyak 18.52% dari siklus I hingga siklus II.

Jumlah siswa yang aktif dan bersungguh-sungguh saat melakukan peer-

correction bertambah sebanyak 5 orang, yaitu dari sebelumnya 19 siswa

menjadi 24 siswa

d. Minat dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran

Tindakan dengan penerapan teknik peer-correction menjadikan

siswa semakin berminat dan termotivasi dalam pembelajaran. Peningkatan

minat dan motivasi tersebut misalnya tampak dari semangat siswa dalam

mengerjakan tugas yang diberikan, yaitu menulis karya ilmiah. Berbeda

dengan pada saat pratindakan di mana siswa banyak mengemukakan

keluhan atas tugas yang diberikan, pada siklus I dan II, siswa tidak hanya

menunjukkan semangat dalam mengerjakan tugas, tetapi juga bersungguh-

sungguh dalam mengerjakan tugas tersebut. Dalam hal ini, termasuk tugas

melakukan peer-correction atas hasil tulisan temannya. Para siswa sudah

tidak tampak bermalas-malasan di kelas, bertopang dagu, menidurkan

kepalanya di meja, dan melakukan hal-hal lain yang mencerminkan

rendahnya minat dan motivasi mereka dalam mengikuti pembelajaran.

Peningkatan minat dan motivasi siswa yang signifikan dalam

mengikuti pembelajaran menulis karya ilmiah setelah diterapkannya teknik

peer-correction dapat diketahui dari hasil pengamatan peneliti selama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 145: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

130

berlangsungnya pembelajaran. Pada pembelajaran prasiklus, minat dan

motivasi belajar siswa diindikasi baru mencapai 29,63% (8 siswa). Setelah

diterapkannya peer-correction, pada siklus I minat dan motivasi belajar

siswa diindikasi mencapai 74,07% (20 siswa), dan pada siklus II meningkat

menjadi 85,19% (23 siswa). Artinya, terjadi peningkatan minat dan motivasi

siswa sebanyak 44,44% dari prasiklus hingga siklus I dan 11,12% dari siklus

I ke siklus II. Jumlah siswa yang menunjukkan minat dan motivasinya

selama mengikuti pembelajaran bertambah sebanyak 12 orang dari prasiklus

hingga siklus I dan 3 orang dari siklus I hingga siklus II.

e. Perolehan nilai proses pembelajaran meningkat

Peningkatan nilai tiap aspek dalam penilaian proses secara langsung

akan berpengaruh pada meningkatnya nilai rata-rata proses pembelajaran

secara keseluruhan. Meskipun penilaian proses ini tidak dijadikan sebagai

penilaian yang nantinya dimasukkan dalam rapor siswa, penilaian ini tetap

penting sebagai sarana untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran. Hal ini

karena kualitas proses pembelajaran yang baik sangat berpengaruh terhadap

kualitas hasil pembelajarannya. Apabila diketahui bahwa kualitas proses

pembelajarannya masih kurang baik, hal tersebut dapat dijadikan sebagai

acuan untuk memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya agar hasil

pembelajarannya lebih baik.

Peningkatan nilai proses pembelajaran yang terjadi setelah

dilakukannya penelitian ini semakin menegaskan bahwa teknik peer-

correction terbukti memiliki kelebihan sebagaimana yang diungkapkan

Barnas sebagai berikut: (a) teknik ini berpusat kepada kegiatan siswa

sebagai peserta didik; (b) dapat memotivasi siswa untuk aktif berpikir; (c)

siswa terlibat langsung dalam menilai hasil karangan; (d) dapat

menghilangkan rasa kaku selama proses pembelajaran karena siswa bertukar

pikiran dengan temannya sendiri; (e) memberikan pengalaman langsung

kepada siswa dalam memperbaiki karangan; (f) menghilangkan kejemuan

saat proses pembelajaran di kelas ; (g) guru lebih mudah memantau

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 146: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

131

perkembangan kemampuan menulis siswa karena setiap kegiatan tahapan

menulis terlihat nyata (Barnas dalam Purwanto, 2008:20-21).

Gambar 2 halaman 113 yaitu grafik nilai rata-rata proses

pembelajaran antarsiklus dengan jelas menunjukkan adanya peningkatan

kualitas proses pembelajaran secara keseluruhan. Dari grafik tersebut,

diperoleh keterangan bahwa pada prasiklus, nilai rata-rata proses

pembelajaran adalah 43,48 dan pada siklus I nilai rata-ratanya naik menjadi

55,56. Nilai tersebut kemudian meningkat menjadi 6,04 pada siklus II.

Secara speifik, dapat dinyatakan bahwa penerapan teknik peer-

correction dalam penelitian ini berpengaruh paling besar terhadap

peningkatan minat dan motivasi belajar siswa. Hal ini karena penerapan

teknik peer-correction dapat membuat siswa terdorong untuk mampu

mengoreksi hasil tulisan temannya dengan baik. Para siswa mengakui bahwa

mereka merasakan kepuasan dan kebanggaan tersendiri manakala mampu

mengoreksi kesalahan bahasa temannya dan membetulkannya. Secara tidak

langsung, hal tersebut membuat siswa memiliki minat yang tinggi dan lebih

termotivasi untuk mengikuti pembelajaran selanjutnya, bahkan menanti

kesempatan untuk bisa kembali berlatih mengoreksi.

Keadaan sebagaimana yang dijelaskan di atas sesuai dengan

pernyataan Allwright (dalam Sumarwati, dkk., 2008:59) bahwa feedback

yang dalam hal ini adalah kegiatan koreksi memiliki tiga fungsi, yakni

sebagai pemberi reinforcement ‘penguatan’, information ‘informasi’, dan

motivation ‘motivasi’. Sebagai pemberi motivasi, koreksi dapat

mempengaruhi pembelajar untuk memperbaiki kesalahan pada hasil

kerjanya. Dengan demikian, siswa menjadi lebih bersemangat dalam

menyelesaikan setiap tugas, tidak bermalas-malasan di kelas, serta tidak

mengeluh ketika harus menyelesaikan tugas.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 147: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

132

2. Kemampuan Menulis Karya Ilmiah pada Siswa

Peningkatan kualitas proses pembelajaran juga berimplikasi pada

kemampuan siswa dalam menulis karya ilmiah. Kemampuan siswa dalam

menulis karya ilmiah mengalami peningkatan yang cukup baik. Hal ini terlihat

dari hasil tulisan ilmiah siswa setelah dilakukannya tindakan, yaitu lebih baik

dari segi isi maupun bahasanya dibandingkan saat sebelum dilakukannya

tindakan. Peningkatan tersebut diindikatori oleh:

a. Pengungkapan gagasan (aspek isi tulisan)

Siswa sudah lebih mampu menuangkan ide dan mengembangkannya

dengan baik sesuai dengan isi buku yang dijadikan sumber penulisan karya

ilmiah. Berbeda dengan kondisi prasiklus yang mana karangan siswa pada

aspek isinya masih kurang baik karena gagasan atau ide yang dikemukakan

terlalu sempit dan cenderung diulang-ulang.

Gambaran lebih jelas dari hasil penilaian pengungkapan gagasan atau

isi tulisan siswa dapat dilihat pada gambar 7 halaman 118. Dari grafik

tersebut diketahi bahwa pada prasiklus, rata-rata skor pada aspek isi adalah

22,33 kemudian menjadi 23,3 pada siklus I, dan menjadi 23,63 pada siklus

II. Dari rata-rata skor tiap siklus tersebut, sesuai dengan model penilaian

menulis dari Burhan Nurgiyantoro dapat dijabarkan bahwa pada saat

prasiklus hingga siklus II skor rata-rata yang dicapai siswa masuk dalam

kriteria cukup-baik dan terjadi peningkatan nilai rata-rata antarsiklus.

Dengan demikian, kemampuan siswa dalam pengungkapan gagasan yang

tercakup dalam isi tulisan juga mengalami peningkatan setelah dilakukan

tindakan pembelajaran menulis karya ilmiah dengan teknik peer-correction.

b. Pengorganisasian paragraf (aspek organisasi isi tulisan)

Berdasarkan hasil tulisan siswa dalam setiap siklusnya, diketahui

bahwa siswa sudah dapat mengorganisasi paragraf dengan baik sehingga isi

tulisannya mudah dipahami oleh pembaca. Peningkatan kemampuan

mengorganisasi paragraf tersebut tampak dari grafik nilai rata-rata capaian

skor siswa dari aspek organisasi yang dapat dilihat pada gambar 8 halaman

119. Grafik tersebut menunjukkan bahwa pada prasiklus, skor rata-ratanya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 148: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

133

14,52, kemudian menjadi 15,41 pada siklus I dan 16,37 pada siklus II. Dari

capaian skor tersebut dapat diketahui bahwa kemampuan siswa dalam

mengorganisasi paragraf semakin meningkat setelah dilakukan tindakan.

c. Pemanfaatan potensi kata (aspek kosakata)

Melalui tulisan yang dihasilkan, dapat dikatakan bahwa siswa sudah

mampu memanfaatkan potensi kata dengan baik. Hal ini terlihat dari siklus I

dan II, bahwa kosakata yang dipilih siswa untuk mengungkapkan ide serta

gagasannya sudah semakin variatif sehingga hasil tulisannya tidak

membosankan untuk dibaca.

Gambaran lebih jelas dari hasil penilaian aspek pemanfaatan potensi

kata atau kosakata dapat dilihat pada grafik gambar 9 halaman 120. Dari

grafik tersebut, dapat dinyatakan bahwa pada prasiklus, skor rata-rata yang

dicapai siswa 13,48 kemudian menjadi 14,85 pada siklus I, dan menjadi

15,89 pada siklus II. Skor 15,89 pada siklus II ini masuk dalam kriteria

cukup-baik sesuai dengan model penilaian Burhan Nurgiyantoro. Dengan

demikian, kemampuan siswa dalam pemanfaatan potensi kata atau kosakata

semakin meningkat setelah dilakukannya tindakan.

d. Pengembangan Bahasa (struktur kalimat)

Siswa sudah mampu mengembangkan bahasa dengan baik. Hal ini

terlihat dari tatanan atau struktur kalimat yang dihasilkan siswa dalam

tulisannya. Pada prasiklus, siswa belum mampu mengembangkan bahasa

dengan baik. Hal ini terlihat dari masih banyaknya kalimat yang kurang

efektif, kemubaziran kata, dan kalimat yang ambigu dan sulit dipahami.

Akan tetapi, setelah dilakukan siklus, siswa sudah mampu mengembangkan

kalimatnya dengan baik.

Gambaran lebih jelas dari hasil penilaian aspek pengembangan

bahasa atau struktur kalimat ini dapat dilihat pada gambar 10 halaman 121.

Berdasarkan grafik tersebut, tampak bahwa capaian skor rata-rata dari

prasiklus mencapai 14,07 (sedang-cukup), kemudian menjadi 15,44 (sedang-

cukup) pada siklus I, lalu meningkat menjadi 17,11 (cukup-baik) pada siklus

II. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa terjadi peningkatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 149: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

134

penguasaan siswa dalam aspek struktur kalimat atau pengembangan bahasa

setelah dilakukannya tindakan.

e. Mekanik (aspek ejaan dan tanda baca)

Kesalahan mekanik yang dalam hal ini berupa kesalahan ejaan dan

tanda baca pada awalnya sering dijumpai dalam tulisan siswa. Setelah

dilakukannya tindakan, kesalahan tersebut menjadi berkurang. Karangan

siswa menjadi lebih baik dalam hal ejaan dan tanda bacanya serta lebih rapi

dalam hal penulisannya.

Kesalahan ejaan yang banyak dilakukan siswa dalam tulisannya saat

prasiklus misalnya penulisan huruf kapital, pemakaian tanda baca, penulisan

kata-kata baku, serta penyingkatan kata yang tidak dibenarkan dalam

penulisan sudah mulai berkurang saat dilakukannya tindakan siklus I dan

semakin sedikit jumlahnya pada siklus II. Dengan demikian, terbukti bahwa

penerapan teknik peer-correction sangat berperan dalam membantu siswa

belajar menggunakan ejaan dan tanda baca yang benar.

Pengalaman siswa dalam mengoreksi hasil tulisan temannya

membuat siswa dapat mengerti dan memahami dengan cepat penggunaan

ejaan dan tanda baca yang benar dan sesuai kaidah. Skor menulis siswa dari

aspek mekanik pun meningkat. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan

Bambang Kaswanti Purwo (dalam Purwanto, 2008:20) bahwa apa yang

disampaikan oleh teman sebayanya lebih mudah dipahami daripada apa

yang disampaikan oleh guru. Pendapat ini senada dengan apa yang

disampaikan oleh Stevick (dalam Purwanto, 2008:20) yang mengungkapkan

bahwa pemberian koreksi atau umpan balik yang dilakukan oleh teman

sebaya merupakan cara koreksi kesalahan yang lebih informatif karena

diberikan oleh orang yang memiliki kemampuan yang sebanding.

Gambaran lebih jelas dari hasil penilaian terhadap aspek mekanik

atau ejaan dalam tulisan siswa dapat dilihat pada gambar 11 halaman 122.

Berdasarkan grafik tersebut, diperoleh informasi bahwa skor rata-rata yang

dicapai siswa yaitu 3,07 (sedang-cukup) pada prasiklus, 3,85 (sedang-cukup)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 150: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

135

pada siklus I dan 4 (cukup-baik) pada siklus II. Data tersebut memperjelas

bahwa terjadi peningkatan nilai pada aspek mekanik dalam tulisan siswa.

f. Kemampuan menulis karya ilmiah siswa meningkat

Berdasarkan hasil nilai menulis karya ilmiah pada saat prasiklus,

diketahui bahwa kemampuan menulis karya ilmiah siswa masih tergolong

rendah. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata yang dicapai oleh siswa.

Gambaran lebih jelas dari hasil nilai rata-rata menulis karya ilmiah

dapat dilihat pada grafik gambar 12 halaman 123. Pada saat prasiklus, nilai

rata-rata yang dicapai adalah 67,48. Nilai ini belum mencapai KKM yang

ditentukan oleh guru dan peneliti sebesar 70. Pada siklus I terdapat

peningkatan nilai tulisan siswa, yaitu nilai rata-ratanya mencapai 72,89.

Meskipun pada siklus I ini nilai rata-rata sudah mencapai KKM, tetapi masih

ada 9 orang siswa yang belum mencapai KKM sehingga perlu dilakukan

siklus II. Pada siklus II ini nilai rata-rata yang dicapai adalah 77,33. Nilai

pada siklus II ini sudah cukup baik, secara rata-rata telah mencapai KKM

dan seluruh siswa sudah tuntas atau mencapai KKM.

Adanya peningkatan nilai yang dicapai siswa menunjukkan bahwa

penerapan teknik peer-correction dapat meningkatkan kemampuan menulis

karya ilmiah pada siswa. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Wood

(dalam Sumarwati, dkk., 2008:18) dalam hasil penelitiannya bahwa

penerapan penerapan peer-correction dalam pembelajaran menulis memiliki

nilai plus, yaitu: (1) dapat mengembangkan penguasaan dan ketepatan

berbahasa pada siswa; (2) memungkinkan siswa untuk tidak selalu

bergantung pada guru dalam mengoreksi kesalahan bahasanya; serta (3)

memungkinkan siswa dapat membimbing siswa lain. Hasil penelitian

tersebut semakin memperkuat bahwa penerapan teknik peer-correction

dapat meningkatkan kemampuan menulis pada siswa.

Agar lebih jelas, peningkatan kualitas proses pembelajaran dan

kemampuan menulis karya ilmiah pada siswa dapat dilihat pada gambar 13

halaman 125. Grafik tersebut secara jelas menunjukkan adanya peningkatan

nilai rata-rata proses dan hasil pembelajaran menulis karya ilmiah secara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 151: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

136

keseluruhan setelah dilakukannya tindakan. Hal tersebut ditunjukkan oleh

garis lurus yang terus naik dari titik prasiklus, siklus I, dan siklus II.

Secara spesifik, dapat dinyatakan bahwa penerapan teknik peer-

correction dalam penelitian ini paling berdampak terhadap peningkatan

kemampuan siswa dalam mengembangkan bahasa. Hal ini dapat diketahui

dari hasil penghitungan peneliti terhadap peningkatan nilai rata-rata setiap

aspek tulisan pada setiap siklusnya sebagai berikut: (a) nilai rata-rata aspek

isi meningkat sebanyak 1,3 poin, yakni dari 22,33 pada prasiklus menjadi

23,63 pada siklus II; (b) nilai rata-rata aspek organisasi isi meningkat

sebanyak 1,85 poin, yakni dari 14,52 pada prasiklus menjadi 15,41 pada

siklus II; (c) nilai rata-rata aspek kosakata meningkat sebanyak 2,41 poin,

yakni dari 13,48 pada prasiklus menjadi 15,89 pada siklus II; (d) nilai rata-

rata pengembangan bahasa meningkat sebanyak 3,04 poin, yakni dari 14,07

pada prasiklus menjadi 17,11 pada siklus II; dan (e) nilai rata-rata aspek

mekanik meningkat sebanyak 0,93 poin, yakni dari 3,07 pada prasiklus

menjadi 4 pada siklus II.

Dalam pedoman penilaian hasil tulisan yang dikemukakan Burhan

Nugiyantoro, aspek pengembangan bahasa merupakan aspek tulisan yang

memiliki rentang nilai terbesar (5-25) dibandingkan keempat aspek tulisan

yang lain, yakni aspek isi (13-30), organisasi isi (7-20), kosakata (7-20), dan

mekanik (2-5). Artinya, aspek pengembangan bahasa merupakan aspek

tulisan yang paling sulit dikuasai dan menjadi titik kelemahan sebagian

penulis, dalam hal ini termasuk siswa dalam menulis karya ilmiah. Akan

tetapi, selama ini guru kurang menyadari hal tersebut. Oleh karena itu,

dalam pembelajarannya selama ini guru hanya memberikan bentuk-bentuk

tes yang berupa pengenalan kesalahan struktur kalimat, melengkapi kalimat,

atau membetulkan kalimat untuk melatih kemampuan siswa dalam

mengembangkan bahasa. Sehubungan dengan itu, Nurgiyantoro (2010:425)

menyatakan bahwa bentuk-bentuk tes tersebut kurang dapat mengungkap

kemampuan menulis peserta didik yang sebenarnya. Selain tidak menuntut

peserta didik untuk memikirkan unsur “isi, juga hanya mengukur aspek-

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 152: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

137

aspek tertentu secara terpisah. Oleh karena itu, tugas itu tidak alamiah

seperti halnya kegiatan menulis pada umumnya.

Dengan diterapkannya peer-correction, guru berkesempatan

menggunakan tahap pengeditan untuk melatih dan mengevaluasi

kemampuan siswa dalam mengembangkan bahasa. Untuk itu, guru

memberikan penjelasan singkat berikut contoh kesalahan struktur kalimat

dalam sebuah tulisan. Selanjutnya, para siswa mempraktikkan

pemahamannya dengan mengoreksi tulisan temannya berdasarkan penanda

yang diberikan. Sehubungan dengan hal itu, Calkins (dalam Sumarwati,

dkk., 2010:57) menyatakan bahwa cara tersebut lebih efektif untuk

mengajarkan masalah kebahasaan daripada pengajaran yang bersifat hafalan.

Dengan melakukan peer-correction, para siswa dapat belajar

menemukan dan memperbaiki kesalahan struktur kalimat dalam hasil tulisan

temannya yang membuat pengungkapan gagasan menjadi tidak lancar.

Tidak hanya itu, setelah melakukan peer-correction, para siswa semakin

menyadari bahwa kelancaran komunikasi dalam tulisan sangat ditentukan

oleh bahasa yang digunakan, terutama struktur kalimatnya. Oleh karena itu,

pada tugas menulis selanjutnya, mereka berusaha membuat tulisan dengan

bahasa yang lebih tepat, teratur, dan lengkap. Dengan demikian, kemampuan

para siswa dalam mengembangkan bahasa terus meningkat.

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian ini, dapat dinyatakan

bahwa penerapan teknik peer-correction dapat meningkatkan kualitas proses

dan kemampuan menulis karya ilmiah pada siswa kelas XI Bahasa SMA N 2

Sukoharjo. Kualitas proses pembelajaran meningkat terutama pada minat

dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran, sedangkan kemampuan

menulis karya ilmiah pada siswa meningkat terutama pada aspek

pengembangan bahasa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 153: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

138

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Simpulan yang dihasilkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Penerapan teknik peer-correction dapat meningkatkan kualitas proses

pembelajaran menulis karya ilmiah pada siswa kelas XI Bahasa SMA N 2

Sukoharjo, terutama pada aspek minat dan motivasi siwa dalam mengikuti

pembelajaran. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan proses

pembelajaran, yang meliputi hal-hal sebagai berikut: (a) meningkatnya

keaktifan siswa saat mengikuti apersepsi. Hal tersebut dapat dilihat dari

peningkatan keaktifan siswa saat mengikuti apersepsi pada setiap siklusnya.

Pada prasiklus, keaktifan siswa saat mengikuti apersepsi hanya sebesar

14,81%, pada siklus I meningkat secara signifikan menjadi 48,15% dan pada

siklus II naik lagi menjadi 77,7%; (b) meningkatnya keaktifan dan perhatian

siswa pada saat guru menyampaikan materi. Hal ini terbukti dengan

meningkatnya keaktifan siswa dalam merespon stimulus yang diberikan guru

(bertanya, menjawab, menanggapi,) dan perhatian siswa pada saat

pembelajaran di setiap siklusnya. Pada prasiklus, siswa yang aktif mengikuti

kegiatan pembelajaran sebesar 37,04%. Pada siklus I jumlah siswa yang aktif

mengikuti kegiatan pembelajaran bertambah menjadi sebesar 59,26%. Pada

siklus II, keaktifan siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran mengalami

peningkatan menjadi sebesar 81,48%; (c) meningkatnya keaktifan dan

kesungguhan siswa dalam melakukan peer-correcction. Hal ini terbukti dengan

meningkatnya keaktifan dan kesungguhan siswa dalam mengoreksi hasil

tulisan ilmiah temannya pada setiap siklusnya. Pada siklus I siswa yang aktif

dan bersungguh-sungguh melakukan peer-correction sebesar 70,37%. Pada

siklus berikutnya keaktifan dan kesungguhan siswa dalam melakukan peer-

correction mengalami peningkatan yang signifikan. Peningkatan tersebut

sebesar 88,89% pada siklus II; (d) meningkatnya minat dan motivasi siswa

dalam mengikuti pembelajaran menulis karya ilmiah. Hal ini tampak pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 154: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

139

kesungguhan siswa saat mengerjakan tugas serta keantusiasan dan semangat

siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Pada prasiklus, siswa yang

tampak berminat dan termotivasi hanya sebanyak 29,63%. Pada siklus I,

prosentase siswa yang berminat dan memiliki motivasi dalam mengikuti

pembelajaran bertambah menjadi sebesar 74,07% dan pada siklus II meningkat

menjadi 85,19%.

2. Penerapan teknik peer-correction dapat meningkatkan kemampuan menulis

karya ilmiah pada siswa kelas XI Bahasa SMA N 2 Sukoharjo, terutama pada

aspek pengembangan bahasa. Adanya peningkatan kemampuan siswa dalam

menulis karya ilmiah dapat dilihat dari meningkatnya nilai siswa pada aspek

isi, organisasian isi, kosakata, pengembangan bahasa, dan mekanik tulisan.

Peningkatan kemampuan siswa terjadi pada siklus I hingga III yang

ditunjukkan dengan semakin banyaknya siswa yang telah mencapai batas

ketuntasan (KKM ≥ 70). Pada prasiklus, siswa yang telah mencapai

ketuntasan belajar hanya sebesar 37,02% atau sebanyak 10 siswa, pada siklus I

meningkat menjadi 66,67% (18 siswa) dan pada siklus II juga meningkat

menjadi 100% (27 siswa).

B. Implikasi

Penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan teknik peer-correction dapat

meningkatkan kualitas proses dan kemampuan menulis karya ilmiah pada siswa.

Hal ini dikarenakan teknik peer-correction merupakan teknik yang mampu

melibatkan siswa secara aktif, baik secara fisik maupun emosional karena siswa

dilibatkan untuk mengoreksi hasil tulisan temannya secara cermat dan teliti.

Selain itu, teknik ini juga mampu menumbuhkan rasa saling percaya antar teman

dan kepercayaan diri siswa untuk memperbaiki kesalahan bahasa dalam tulisan

temannya, serta memberikan kesadaran kepada siswa untuk belajar

mengintrospeksi diri dan hasil tulisannya lewat saran perbaikan yang diberikan

oleh temannya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 155: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

140

Penerapan teknik peer-correction ini dapat membantu siswa dalam

mengaplikasikan kemampuannya yang berkaitan dengan pengetahuan dan

penguasaannya akan kaidah bahasa tulis serta menjadikan pengetahuan yang

dimilikinya bertahan lebih lama dibandingkan jika mereka harus menghafal teori-

teori yang berkaitan dengan materi menulis karya ilmiah.

Mengingat penerapan teknik peer-correction ini dapat meningkatkan

kualitas proses pembelajaran dan kemampuan menulis karya ilmiah pada siswa,

diharapkan teknik ini dapat diterapkan oleh guru dalam pembelajaran, khususnya

dalam pembelajaran menulis yang sesuai dengan karakteristik teknik peer-

correction. Adapun hal-hal yang dapat diterapkan oleh guru untuk meningkatkan

kemampuan menulis karya ilmiah pada siswa sebagai implikasi penelitian ini

adalah:

1. Memotivasi dan melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran.

Kegiatan menulis karya ilmiah merupakan suatu proses. Oleh karena itu, guru

perlu memberikan motivasi kepada siswa agar rajin berlatih. Selain itu, guru

juga perlu mengupayakan keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran

agar mereka mendapatkan pengetahuan yang mendalam serta mampu

mengaplikasikannya secara nyata, misalnya melalui kegiatan saling mengoreksi

tulisan temannya.

2. Meningkatkan pengetahuan siswa.

Selain siswa dilibatkan secara aktif dan terus dimotivasi untuk menulis,

siswa juga harus dimotivasi untuk terus menambah wawasan dan pengetahuannya.

Hal tersebut dapat dilakukan misalnya dengan menyarankan siswa agar banyak

membaca buku dan referensi-referensi yang berkaitan dengan pembelajaran.

Selain menambah wawasan, sembari membaca siswa juga dapat mencermati dan

mempelajari penggunaan bahasa yang baik dan benar dalam sebuah tulisan.

Dengan demikian, penguasaan kaidah bahasa tulis pada siswa diharapkan semakin

meningkat sehingga mereka tidak merasa kesulitan pada saat mengerjakan tugas

menulis.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 156: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

141

C. Saran

Berkaitan dengan simpulan dan implikasi di atas, maka peneliti

mengajukan saran-saran sebagai berikut.

1. Bagi Siswa

a. Dalam mengikuti pembelajaran menulis karya ilmiah, siswa disarankan

lebih aktif dan mengikuti setiap kegiatan pembelajaran dengan perasaan

senang. Hal ini dikarenakan adanya rasa senang terhadap pembelajaran

dapat menumbuhkan keingintahuan terhadap materi yang dipelajari dan

memudahkan siswa untuk mendalami materi tersebut.

b. Siswa hendaknya memberdayakan keberanian untuk mengungkapkan

kesulitan-kesulitannya dalam pembelajaran kepada guru dengan cara yang

sopan, serta mengemukakan dengan santun saran dan masukan-masukan

penting lainnya sebagai sarana perbaikan bagi guru dalam mengajar.

c. Siswa hendaknya lebih rajin dalam berlatih menulis karya ilmiah agar dapat

menghasilkan tulisan yang baik. Selain itu, ada baiknya siswa

memperbanyak kegiatan membaca. Hal ini karena selain dapat memperluas

wawasan, sembari membaca siswa dapat mencermati penggunaan bahasa

yang baik dalam tulisan sehingga dapat meningkatkan penguasaan kaidah

bahasa tulis dan mendukung kemampuannya dalam menulis karya ilmiah.

d. Siswa hendaknya lebih aktif dan bersungguh-sungguh dalam

mempraktikkan teknik peer-correction dalam pembelajaran menulis karya

ilmiah, yaitu dengan menukarkan hasil karangannya untuk saling dikoreksi

kemudian diperbaiki berdasarkan feedback yang diberikan oleh guru

sehingga kualitas hasil tulisannya semakin baik dan kemampuan menulis

karya ilmiahnya terus meningkat.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 157: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN TEKNIK ...... · kelas XI Bahasa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 27 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

142

2. Bagi Guru

a. Para guru, khususnya bidang studi bahasa Indonesia hendaknya dapat

menerapkan teknik peer-correction dalam mengajarkan materi

pembelajaran menulis lain yang sesuai dengan karakteristik teknik peer-

correction.

b. Guru hendaknya membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

sesuai format yang terbaru (ada apersepsi, eksplorasi, elaborasi, dan

konfirmasi) setiap hendak mengajar sebagaimana yang dibuat bersama

peneliti selama berlangsungnya penelitian.

c. Guru hendaknya memberikan lebih banyak kesempatan kepada siswa

untuk berlatih menulis agar kemampuan menulis siswa meningkat.

3. Bagi Sekolah

a. Pihak sekolah hendaknya menambah sarana dan fasilitas belajar-mengajar

yang berkaitan erat dengan pembelajaran menulis karya ilmiah, misalnya

dengan memperbaharui dan mencukupi persediaan buku-buku di

perpustakaan yang dapat digunakan oleh siswa sebagai sumber penulisan

karya ilmiah agar kegiatan pembelajaran lebih optimal.

b. Pihak sekolah hendaknya dapat memotivasi dan memfasilitasi guru dalam

meningkatkan kemampuan mengajar. Baik dengan mengikut-sertakan guru

dalam kegiatan seminar, workshop, penataran, maupun dengan

mendukung guru untuk melakukan berbagai penelitian dalam pendidikan

dan pengajaran.

4. Bagi Peneliti Lain

Peneliti lain diharapkan dapat berkolaborasi secara aktif dengan guru

dan dapat menerapkan metode pembelajaran baru yang inovatif dan banyak

melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, bakat,

potensi, dan kreativitas siswa dapat berkembang dengan baik sehingga

kualitas pendidikan di Indonesia semakin meningkat.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user