perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id hubungan...

53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user HUBUNGAN ANTARA GAGAL GINJAL KRONIS DENGAN GAMBARAN SEDIMEN URIN DI KANDUNG KEMIH PADA PEMERIKSAAN ULTRASONOGRAFI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran KONI ATIKAH UTAMI G0007096 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: dinhdien

Post on 06-Feb-2018

224 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …eprints.uns.ac.id/10748/1/190621611201112391.pdf · Sudarman, dr., Sp. THT-KL (K) NIP 1945 0712 197610 1 001 . ... Surat pengantar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

HUBUNGAN ANTARA GAGAL GINJAL KRONIS DENGAN

GAMBARAN SEDIMEN URIN DI KANDUNG KEMIH PADA

PEMERIKSAAN ULTRASONOGRAFI

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

KONI ATIKAH UTAMI

G0007096

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …eprints.uns.ac.id/10748/1/190621611201112391.pdf · Sudarman, dr., Sp. THT-KL (K) NIP 1945 0712 197610 1 001 . ... Surat pengantar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul : Hubungan Gagal Ginjal Kronis dengan Gambaran

Sedimen Urin di Kandung Kemih pada Pemeriksaan Ultrasonografi

Koni Atikah Utami, G0007096, Tahun 2010

Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Ujian

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pada hari Selasa, Tanggal 10 Agustus 2010

Pembimbing Utama Penguji Utama

Prof. Dr. Suyono, dr., Sp. Rad Widiastuti, dr., Sp. Rad

NIP 1947 0611 197610 1 001 NIP 1956 1120 198311 2 001

Pembimbing Pendamping Anggota Penguji

DR. drg. Pradipto Subiyantoro, Sp. BM Yoseph Indrayanto, dr.,MS,

Sp.And, SH

NIP 1957 0629 198403 1 003 NIP 1956 0815 198403 1 001

Tim Skripsi

Sudarman, dr., Sp. THT-KL (K)

NIP 1945 0712 197610 1 001

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …eprints.uns.ac.id/10748/1/190621611201112391.pdf · Sudarman, dr., Sp. THT-KL (K) NIP 1945 0712 197610 1 001 . ... Surat pengantar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan

sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya yang pernah ditulis atau

diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan

disebutkan dalam daftar pustaka.

Surakarta, 10 Agustus 2010

Koni Atikah Utami

G0007096

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …eprints.uns.ac.id/10748/1/190621611201112391.pdf · Sudarman, dr., Sp. THT-KL (K) NIP 1945 0712 197610 1 001 . ... Surat pengantar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi dengan judul: Hubungan antara Gagal Ginjal Kronis dengan Gambaran Sedimen Urin di Kandung Kemih pada Pemeriksaan

Ultrasonografi (USG) Koni Atikah Utami, NIM/semester: G0007096, Tahun: 2010

Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Pada hari Selasa , Tanggal 10 Agustus 2010

Pembimbing Utama Nama : Prof. Dr. Suyono, dr., Sp.Rad NIP : 19470611 197610 1 001 ……………………… Pembimbing Pendamping Nama : Dr. drg. Pradipto Subiyantoro, Sp.BM NIP : 19570629 198403 1 003 ……………………… Penguji Utama Nama : Widiastuti, dr., Sp.Rad NIP : 19561120 198311 2 001 …………………….... Anggota Penguji Nama : Yoseph Indrayanto, dr., M.S, Sp.And, SH NIP : 19560815 198403 1 001 ………………………

Surakarta, ......................................

Ketua Tim Skripsi Dekan FK UNS

Sri Wahjono, dr., M.Kes Prof. Dr. H. A.A. Subijanto, dr., M.S NIP 19450824 197310 1 001 NIP 19481107 197310 1 003

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …eprints.uns.ac.id/10748/1/190621611201112391.pdf · Sudarman, dr., Sp. THT-KL (K) NIP 1945 0712 197610 1 001 . ... Surat pengantar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

PRAKATA

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala berkah, nikmat, serta hidayah-Nya, sehingga skripsi dengan judul “Hubungan Gagal Ginjal Kronis dengan Gambaran Sedimen Urin di Kandung Kemih pada Pemeriksaan Ultrasonografi” dapat diselesaikan.

Penulis menyadari skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. A.A. Subijanto, dr., MS. selaku Dekan Fakultas Kedokteran Univeritas Sebelas Maret Surakarta.

2. Prof. Dr. Suyono, dr., Sp. Rad selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia membantu dan meluangkan waktunya hingga selesainya skripsi ini.

3. Dr. drg. Pradipto Subiyantoro, Sp. BM selaku Pembimbing Pendamping yang telah meluangkan waktu dan memberikan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

4. Widiastuti, dr., Sp. Rad selaku Penguji Utama atas masukan, kritik, dan saran yang telah diberikan.

5. Yoseph Indrayanto, dr., MS, Sp. And, SH sebagai Anggota Penguji atas masukan, kritik, dan saran yang telah diberikan.

6. Ketua Tim Skripsi beserta staf atas bimbingan dan bantuannya dalam penyusunan skripsi ini.

7. Bagian Pendidikan dan Penelitian RSUD Dr. Moewardi atas ijin dan bantuannya dalam penelitian ini.

8. Bagian Rekam Medis RSUD Dr. Moewardi atas ijin dan bantuannya dalam mengumpulkan data sehingga penelitian ini dapat dengan cepat diselesaikan.

9. Instalasi Radiologi RSUD Dr. Moewardi Surakarta atas ijin dan bantuannya dalam pelaksanaan penelitian ini.

10. Orangtua serta keluarga yang telah banyak memberi dukungan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

11. Seluruh teman-teman yang telah memberi dukungan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan dan mudah-mudahan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Surakarta, Agustus 2010

Koni Atikah Utami

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …eprints.uns.ac.id/10748/1/190621611201112391.pdf · Sudarman, dr., Sp. THT-KL (K) NIP 1945 0712 197610 1 001 . ... Surat pengantar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …eprints.uns.ac.id/10748/1/190621611201112391.pdf · Sudarman, dr., Sp. THT-KL (K) NIP 1945 0712 197610 1 001 . ... Surat pengantar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

DAFTAR ISI

PRAKATA .......................................................................................................... vi

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ................................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ . 1

B. Perumusan Masalah......................................................................... . 2

C. Tujuan Penelitian............................................................................. . 2

D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 3

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka ................................................................................. 4

B. Kerangka Pemikiran .......................................................................... 24

C. Hipotesis ........................................................................................... 25

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian .................................................................................. 26

B. Lokasi Penelitian ............................................................................... 26

C. Subyek Penelitian .............................................................................. 26

D. Teknik Sampling ............................................................................... 27

E. Identifikasi Variabel Penelitian ......................................................... 27

F. Definisi Operasional Variabel ........................................................... 28

G. Rancangan Penelitian ........................................................................ 29

H. Instrumen Penelitian .......................................................................... 29

I. Alat dan Cara Kerja ........................................................................... 29

J. Teknik Analisis Data ......................................................................... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian .................................................................................. 31

B. Analisis Data ..................................................................................... 34

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …eprints.uns.ac.id/10748/1/190621611201112391.pdf · Sudarman, dr., Sp. THT-KL (K) NIP 1945 0712 197610 1 001 . ... Surat pengantar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

BAB V PEMBAHASAN .................................................................................... 36

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ............................................................................................ 40

B. Saran .................................................................................................. 40

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 41

LAMPIRAN .......................................................................................................... 45

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …eprints.uns.ac.id/10748/1/190621611201112391.pdf · Sudarman, dr., Sp. THT-KL (K) NIP 1945 0712 197610 1 001 . ... Surat pengantar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Laju filtrasi glomerulus dan stadium penyakit ginjal kronis ……... 10

Tabel 2. Hubungan kadar kreatinin serum dengan laju filtrasi glomerulus

(LFG) …………………………………………… ………... ……..…13

Tabel 3. Distribusi responden gagal ginjal kronis menurut jenis kelamin...... 31

Tabel 4. Distribusi responden gagal ginjal kronis menurut usia ……………. 31

Tabel 5. Data hasil pemeriksaan ureum dan kreatinin pada penderita gagal

ginjal kronis .................................................................................. 32

Tabel 6. Hasil Uji Chi-Square tentang hubungan antara gagal ginjal kronis

dengan gambaran sedimen urin di kandung kemih ………………. . 33

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …eprints.uns.ac.id/10748/1/190621611201112391.pdf · Sudarman, dr., Sp. THT-KL (K) NIP 1945 0712 197610 1 001 . ... Surat pengantar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Anatomi Ginjal ........................................................................... 4

Gambar 2. Kandung kemih normal pada pemeriksaan USG ....................... 18

Gambar 3. Kandung kemih dengan kalsifikasi pada distal uretra

pada pemeriksaan USG .............................................................. 18

Gambar 4. Kandung kemih dengan sedimen urin pada pemeriksaan USG .. 19

Gambar 5. Ginjal normal pada pemeriksaan USG ....................................... 22

Gambar 6. Skema Kerangka Pemikiran ....................................................... 23

Gambar 7. Rancangan Penelitian ................................................................. 28

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …eprints.uns.ac.id/10748/1/190621611201112391.pdf · Sudarman, dr., Sp. THT-KL (K) NIP 1945 0712 197610 1 001 . ... Surat pengantar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Tabel sampel pasien non gagal ginjal kronis

Lampiran 2. Tabel sampel pasien dengan gagal ginjal kronis

Lampiran 3. Hasil uji Chi-Square tentang hubungan antara gagal ginjal kronis

dengan gambaran sedimen urin di kandung kemih

Lampiran 4. Surat ijin penelitian dan Pengambilan Sampel

Lampiran 5. Surat pengantar penelitian

Lampiran 6. Dokumentasi Penelitian

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …eprints.uns.ac.id/10748/1/190621611201112391.pdf · Sudarman, dr., Sp. THT-KL (K) NIP 1945 0712 197610 1 001 . ... Surat pengantar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

ABSTRAK Koni Atikah Utami, G0007096, 2010. Hubungan Gagal Ginjal Kronis dengan Gambaran Sedimen Urin di Kandung Kemih pada Pemeriksaan Ultrasonografi, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Tujuan: Gagal ginjal kronis merupakan penyakit kronis tidak menular yang kejadiannya semakin meningkat di negara maju dan berkembang. Pada pasien gagal ginjal kronis, fungsi konsentrasi dan pengenceran urin akan terganggu. Hal inilah yang akan menyebabkan terjadinya sedimentasi urin di kandung kemih yang terlihat pada pemeriksaan ultrasonografi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara gagal ginjal kronis dengan gambaran sedimen urin di kandung kemih pada pemeriksaan ultrasonografi. Metode: Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan pada bulan Juni – Juli 2010 di Instalasi Radiologi RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling. Penelitian ini mendapatkan 40 orang sampel yang terdiri dari 20 orang sampel gagal ginjal kronis dan 20 orang sampel non gagal ginjal kronis. Instrumen penelitian yang digunakan adalah data pada status pasien dan hasil foto pemeriksaan ultrasonografi. Data yang diperoleh dianalisis dengan program Statistical Products and Service Solutions (SPSS) for Windows Release 18.0 dan menggunakan uji statistik Chi-Square Test. Hasil: Hasil uji statistik Chi-Square didapatkan X2 = 32,73 dan P = 0,000 yang berarti bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara gagal ginjal kronis dengan gambaran sedimen urin di kandung kemih pada pemeriksaan ultrasonografi. Simpulan: Data menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara penyakit gagal ginjal kronis dengan gambaran sedimen urin di kandung kemih pada pemeriksaan ultrasonografi. Kata kunci : gagal ginjal kronis, sedimen urin

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …eprints.uns.ac.id/10748/1/190621611201112391.pdf · Sudarman, dr., Sp. THT-KL (K) NIP 1945 0712 197610 1 001 . ... Surat pengantar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRACT

Koni Atikah Utami, G0007096, 2010. The Relationship between Chronic Renal Failure and Sludge Appearance in Urinary Bladder on The Ultrasound Examination. Faculty of Medicine, Sebelas Maret University, Surakarta. Objective: Chronic Renal Failure is a chronic non-communicable disease that the incidents is increasing in developed and developing countries. In patients with chronic renal failure, the function of urine concentration and dilution will be disrupted. This is what will cause sludge or sedimentation in the urinary bladder seen on ultrasonography. This study aimed to determine whether there is any relationship between chronic renal failure and sludge appearance in the urinary bladder on ultrasound examination. Methods: This research is an observational analytic with cross sectional approach. The study was conducted in June- July 2010 at the Instalation of Radiology, Dr. Moewardi Hospital, Surakarta. Sampling was done by puposie sampling technique. This research is getting 40 people for samples. There are consists of 20 samples from chronic renal failure and 20 samples from non- chronic renal failure. Research instruments were used data on patient status and the result of ultrasonography images. The data were analyzed with Chi-Square Test with the program Statistical Products and Service Solutions (SPSS) for Windows, release 18.0. Results: The Results of Chi-Square test statistics obtained X2 = 32.73 and P = 0.000, which means that there is a significant relationship between chronic renal failure and sludge appearance in the urinary bladder on ultrasound examination. Conclusions: Data show that there is a significant relation between chronic renal failure and sludge appearance in the urinary bladder on ultrasound examination. Keyword : Chronic renal failure, sludge appearance

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …eprints.uns.ac.id/10748/1/190621611201112391.pdf · Sudarman, dr., Sp. THT-KL (K) NIP 1945 0712 197610 1 001 . ... Surat pengantar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Inovasi di bidang kedokteran semakin memberikan harapan. Kemajuan di

bidang teknologi pengobatan, pembedahan, serta diagnostik telah membekali para

dokter dan ilmuwan menghasilkan perangkat diagnosis dan perawatan kesehatan

yang semakin canggih sehingga dewasa ini semakin banyak orang memiliki

kesempatan hidup yang lebih lama dan lebih sehat. (Sari, 2006).

Di negara maju, penyakit kronik tidak menular (cronic non-communicable

diseases) terutama penyakit kardiovaskuler, hipertensi, diabetes mellitus, dan

penyakit ginjal kronik, sudah menggantikan penyakit menular (communicable

diseases) sebagai masalah kesehatan utama (Nahas, 2005). Penyakit ginjal kronis

lebih sering terjadi pada masyarakat maju. Penyakit ginjal kronis adalah suatu

keadaan penurunan fungsi ginjal secara perlahan dan terus-menerus dalam waktu

lebih dari tiga bulan untuk membuang racun, mengatur jumlah air seni dan

mineral. (Juanita, 2003). Stadium terakhir dari penyakit ginjal kronis adalah gagal

ginjal kronis. Menurut definisi konseptual, gagal ginjal kronis adalah suatu

sindrom klinis karena penurunan fungsi ginjal yang berjalan secara menetap,

kronis, dan progresif sehingga mencapai stadium end stage (Mansjoer, 2003).

Pada penyakit ginjal kronis, terdapat penurunan yang irreversible dari

kecepatan penyaringan glomerulus atau LFG (Glomerular Filtration Rate) hanya

tersisa 20-25% saja dibandingkan LFG yang normal. Jika LFG tersisa <15% saja,

maka kondisi ginjal sudah sampai stadium gagal ginjal. Ginjal kita umumnya

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …eprints.uns.ac.id/10748/1/190621611201112391.pdf · Sudarman, dr., Sp. THT-KL (K) NIP 1945 0712 197610 1 001 . ... Surat pengantar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

masih dapat mempertahankan fungsi yang relative normal jika jumlah nefron yang

sudah tidak bekerja itu belum melebihi 75% dari jumlah keseluruhannya

(Hartono, 2008). Namun akhirnya, kalau sekitar 75% masa nefron sudah hancur

atau bahkan lebih, maka kecepatan filtrasi dan beban zat terlarut bagi setiap

nefron sedemikian tinggi sehingga keseimbangan antara peningkatan filtrasi dan

peningkatan reabsorpsi oleh tubulus tidak dapat lagi dipertahankan. Pada keadaan

ini, ginjal kita tidak mampu lagi untuk memekatkan dan mengencerkan air seni

(Wilson, 2005).

Sedimen urin berasal dari hasil pemekatan urin yang terdiri dari garam

kalsium (Brown, 2006). Urin yang pekat ini berasal dari ginjal dengan berbagai

penyebab, salah satunya adalah gagal ginjal kronik, yang dialirkan melalui ureter

menuju kandung kemih dan nantinya akan dilanjutkan ke uretra sampai keluar

tubuh (Wilson. 2005)

B. Perumusan Masalah

Adakah hubungan gagal ginjal kronis dengan gambaran sedimen urin di

kandung kemih pada pemeriksaan ultrasonografi (USG)?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan

antara gagal ginjal kronis dengan gambaran sedimen urin di kandung kemih pada

pemeriksaan ultrasonografi (USG).

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …eprints.uns.ac.id/10748/1/190621611201112391.pdf · Sudarman, dr., Sp. THT-KL (K) NIP 1945 0712 197610 1 001 . ... Surat pengantar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini dapat memberikan kontribusi kepada ilmu pengetahuan

mengenai hubungan gagal ginjal kronis dengan gambaran sedimen urin di

kandung kemih pada pemeriksaan ultrasonografi (USG).

2. Manfaat aplikatif

Penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk pencegahan jika belum terjadi

gangguan lebih lanjut, diagnosis penunjang, dan penanganan jika telah terjadi

gangguan lebih lanjut dari penyakit gagal ginjal kronis.

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …eprints.uns.ac.id/10748/1/190621611201112391.pdf · Sudarman, dr., Sp. THT-KL (K) NIP 1945 0712 197610 1 001 . ... Surat pengantar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Anatomi dan Fisiologi Ginjal

a. Anatomi Ginjal

Ginjal merupakan organ berbentuk seperti kacang yang terletak di

kedua sisi tulang belakang (columna vertebralis) (Wilson, 2005). Ginjal

berwarna coklat kemerahan dibelakang peritonium, terletak pada dinding

posterior abdomen, di depan dua kosta terakhir dan tiga otot-otot besar,

yaitu transversus abdominis, kuadratus lumborum, dan psoas mayor.

Ginjal kanan terletak sedikit lebih rendah dibandingkan dengan ginjal kiri.

Hal ini disebabkan karena adanya lobus kanan hati yang besar. Ginjal

terlindung dengan baik dari trauma karena dilindungi oleh kosta disebelah

posterior dan oleh bantalan usus dibagian anterior (Snell, 2003).

Gambar 1. Anatomi Ginjal (NIH, 2009)

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …eprints.uns.ac.id/10748/1/190621611201112391.pdf · Sudarman, dr., Sp. THT-KL (K) NIP 1945 0712 197610 1 001 . ... Surat pengantar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Setiap ginjal pada orang dewasa beratnya kira-kira 150 gram dan

kira-kira seukuran kepalan tangan. Sisi medial setiap ginjal merupakan

daerah lekukan yang disebut hillum tempat lewatnya arteri dan vena

renalis, cairan limfatik, suplai saraf, dan ureter yang membawa urine akhir

dari ginjal ke kandung kemih, dimana urine disimpan hingga dikosongkan

(Guyton dan Hall, 2003).

Potongan longitudinal ginjal memperlihatkan korteks di bagian luar

dan medula di bagian dalam (Wilson, 2005). Korteks berisi glomerulus,

tubulus proksimal, tubulus distal, dan duktus kolektivus. Sedangkan

medula terdiri dari tubulus yang lurus, lengkung Henle, vasa rekta, dan

duktus koligens. Tiap-tiap tubulus dan glomerulus ginjal merupakan suatu

unit fungsional yang disebut nefron, dan pada manusia mempunyai kurang

lebih satu juta nefron pada masing-masing ginjalnya (Guyton dan Hall,

2003)

Tiap nefron terdiri atas bagian yang melebar yang disebut badan

malphigi, tubulus kontortus proksimal, bagian tipis dan tebal lengkung

Henle, dan tubulus kontortus distal. Duktus kolegens yang berasal dari

embriologi yang berbeda dengan nefron, merupakan duktus ekskresi

sistem tersebut. Unsur-unsur nefron tertanam oleh lamina basalis yang

dilanjutkan dengan sejumlah kecil jaringan penyambung organ. Badan

malphigi terdiri atas berkas-berkas kapiler, glomerulus, dikelilingi oleh

kapsula Bowman (Eroschenko, 2003)

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …eprints.uns.ac.id/10748/1/190621611201112391.pdf · Sudarman, dr., Sp. THT-KL (K) NIP 1945 0712 197610 1 001 . ... Surat pengantar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Ada beberapa struktur yang masuk atau keluar dari ginjal melalui

hilus, antara lain arteri renalis, vena renalis, saraf dan kelenjar limfe.

Arteri renalis yang merupakan cabang dari aorta abdominalis memasuki

ginjal melalui hilus bersama ureter dan vena renalis, kemudian bercabang-

cabang secara progresif membentuk arteri lobaris, arteri interlobaris

(berjalan di antara piramid), arteri arkuata, arteri interlobularis (tersusun

paralel dalam korteks), dan arteriole aferen yang menuju ke kapiler

glomerulus. Ujung distal kapiler dari tiap glomerulus bergabung untuk

membentuk arteriole eferen (Ganong, 2003).

Ukuran ginjal tidak dibedakan menurut bentuk dan ukuran tubuh,

melainkan ditentukan oleh jumlah nefron yang dimilikinya. Panjang ginjal

orang dewasa antara 10-13 cm, dan lebar ginjal orang dewasa antara 5-7

cm (Pearce, 2004).

b. Fisiologi Ginjal

Fungsi spesifik yang dilakukan oleh ginjal, yang sebagian besar

ditujukan untuk mempertahankan kestabilan lingkungan cairan internal,

yaitu: 1) mempertahankan keseimbangan H2O dalam tubuh, 2) mengatur

jumlah dan konsentrasi sebagian besar ion cairan ekstrasel, 3) memelihara

volume plasma yang sesuai dengan mengatur keseimbangan garam dan

H2O, 4) membantu memelihara keseimbangan asam-basa tubuh dengan

menyesuaikan pengeluaran H+ dan HCO3- melalui urin, 5) memelihara

osmolaritas berbagai cairan tubuh, 6) mengekskresikan (eliminasi) produk-

produk sisa (buangan) dari metabolisme tubuh, misalnya asam urat, urea,

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …eprints.uns.ac.id/10748/1/190621611201112391.pdf · Sudarman, dr., Sp. THT-KL (K) NIP 1945 0712 197610 1 001 . ... Surat pengantar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

dan kreatinin, 7) mengekskresikan banyak senyawa asing, 8)

mensekresikan eritropoietin, 9) mensekresikan renin, 10) mengubah

vitamin D menjadi bentuk aktifnya (Sherwood, 2001)

Faal ginjal dapat dibedakan menjadi faal ekskresi, faal regulasi, faal

endokrin dan aspek metabolik. Faal ekskresi dan regulasi dilakukan

dengan 3 proses yaitu filtrasi plasma darah melalui glomeruli, reabsorpsi

selektif oleh tubuli dan sekresi oleh tubuli. Hasil akhir yang dikeluarkan

dari tubuh adalah urin (Marzuki dan Rustadi, 2008).

Pembentukan urin dimulai dengan proses filtrasi plasma pada

glomerulus. Aliran darah ginjal jumlahnya 25% dari curah jantung atau

sekitar 1200 ml/menit. Bila hematokrit normal maka plasma ginjal yang

dialirkan melalui glomerulus ke kapsula bowman kurang lebih 125

ml/menit. Hal ini dikenal sebagai laju filtrasi glomerulus (LFG) atau

kecepatan penyaringan dalam glomerulus (Davey, 2003). Tekanan yang

berperan dalam proses laju filtrasi glomerulus (LFG) ini seluruhnya

bersifat pasif karena tidak membutuhkan energi metabolik (Guyton dan

Hall, 2003). Kecepatan filtrasi glomerulus (LFG) ditentukan oleh tiga

faktor, yaitu keseimbangan tekanan-tekanan yang bekerja dinding kapiler

(tekanan hidrostatik kapiler glomeruli dan tekanan onkotik kapsul

Bowman mendorong terjadinya filtrasi sedangkan tekanan onkotik kapiler

glomeruli dan tekanan hidrostatik kapsul Bowman menghambatnya),

kecepatan aliran plasma melalui glomeruli (GRF) dan permeabilitas serta

luas permukaan kapiler yang berfungsi. Urin dalam bentuk awal tersebut

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …eprints.uns.ac.id/10748/1/190621611201112391.pdf · Sudarman, dr., Sp. THT-KL (K) NIP 1945 0712 197610 1 001 . ... Surat pengantar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

merupakan ultranitrat plasma kecuali sejumlah kecil protein yang dapat

diabaikan dan yang kemudian akan direabsorpsi di tubuli (Marzuki dan

Rustadi, 2008).

Zat-zat yang direabsorpsi tidak keluar dari tubuh melalui urin, tetapi

diangkut oleh kapiler peritubulus ke sistem vena dan kemudian ke jantung

untuk kembali diedarkan. Secara umum, zat-zat yang perlu disimpan oleh

tubuh akan secara selektif direabsorpsi, sedangkan zat-zat yang tidak

dibutuhkan dan perlu dieliminasi akan tetap berada dalam urin (Sherwood,

2001).

Proses ginjal ketiga, sekresi tubulus, yaitu perpindahan selektif zat-

zat dari darah kapiler peritubulus ke dalam lumen tubulus. Semua zat yang

masuk ke cairan tubulus, baik melalui filtrasi glomerulus maupun sekresi

tubulus dan tidak direabsorpsi, akan dieliminasi ke dalam urin. Sekresi

tubulus melibatakan transportasi transepitel, seperti yang dilakukan

reabsorpsi tubulus, tetapi langkah-langkahnya berlawanan arah. Bahan

yang paling penting untuk yang disekresikan oleh tubulus adalah ion

hidrogen (H+), ion kalium (K+), serta anion dan kation organik, yang

banyak di antaranya adalah senyawa-senyawa yang asing bagi tubuh

(Sherwood, 2001).

Variabel utama yang menggambarkan efisiensi ginjal adalah laju

filtrasi glomerulus (LFG). Tes yang bisa digunakan untuk mengukur laju

filtrasi glomerulus (LFG) adalah pengukuran bersihan kreatinin

(Widdman, 1995). Kreatinin merupakan produk sisa dari perombakan

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …eprints.uns.ac.id/10748/1/190621611201112391.pdf · Sudarman, dr., Sp. THT-KL (K) NIP 1945 0712 197610 1 001 . ... Surat pengantar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

kreatin fosfat yang terjadi di otot. Kreatinin adalah zat racun dalam darah,

terdapat pada seseorang yang ginjalnya sudah tidak berfungsi dengan

normal (Wikipedia, 2010). Kreatinin normal berkisar antara 0,7 – 1,5

mg/dl (Rodwell, 2003)

2. Gagal Ginjal Kronis

a. Definisi

Penyakit ginjal kronis merupakan suatu keadaan klinis yang ditandai

dengan penurunan fungsi ginjal yang irreversible, pada suatu derajat yang

memerlukan terapi pengganti ginjal yang tetap, berupa dialisis atau

transplantasi ginjal (Suwitra, 2006). Menurut Perazella (2005), penyakit

ginjal kronik adalah kerusakan ginjal yang terjadi selama lebih dari 3

bulan, berdasarkan kelainan patalogis atau petanda kerusakan ginjal

seperti proteinuria, kelainan dalam pencitraan, dan kelainan dalam

komposisi darah atau urin. Jika tidak ada tanda kerusakan ginjal, diagnosis

penyakit ginjal kronik ditegakkan jika nilai laju filtrasi glomerulus kurang

dari 60ml/menit/1,73m2. Gagal ginjal kronis merupakan stadium terakhir

suatu sindrom klinis karena penurunan fungsi ginjal yang berjalan secara

menetap, kronis, dan progresif (Mansjoer, 2001).

Menurut National Kidney Foundation (2002), pada pasien penyakit

ginjal kronik, klasifikasi stadium ditentukan oleh nilai laju filtrasi

glomerulus, yaitu stadium yang lebih tinggi menunjukkan nilai laju filtrasi

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …eprints.uns.ac.id/10748/1/190621611201112391.pdf · Sudarman, dr., Sp. THT-KL (K) NIP 1945 0712 197610 1 001 . ... Surat pengantar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

glomerulus yang lebih rendah. Penyakit ginjal kronis dibagi ke dalam lima

stadium, yaitu

Tabel 1. Laju Filtrasi Glomerulus dan Stadium Penyakit Ginjal Kronik

(NKF, 2002)

Stadium Fungsi Ginjal Laju Filtrasi Glomerulus

(ml/menit/1,73m2)

Resiko meningkat Normal ≥ 90 (ada faktor resiko)

Stadium 1 Normal/ meningkat ≥ 90 (ada kerusakan ginjal)

Stadium 2 Penurunan ringan 60-89

Stadium 3 Penurunan sedang 30-59

Stadium 4 Penurunan berat 15-29

Stadium 5 Gagal ginjal < 15 atau dialisis

b. Etiologi

Gagal ginjal kronik dapat disebabkan oleh hilangnya sejumlah besar

nefron fungsional yang bersifat irreversible. Menurut Guyton dan Hall

(2003), beberapa penyebab gagal ginjal kronik antara lain: 1) gangguan

imunologis, 2) gangguan metabolik, seperti diabetes mellitus, 3) gangguan

pembuluh darah ginjal, seperti arterosklerosis, nefrosklerosis,4) infeksi,

seperti pielonefritis, tuberkulosis, 5) gangguan tubulus primer, seperti

nefrotoksin, 6) obstruksi traktus urinarius, seperti batu ginjal, hipertrofi

prostat, dan konstriksi uretra, 7) kelainan kongenital, seperti penyakit

polikistik, tidak adanya jaringan ginjal yang bersifat kongenital (hipoplasia

renalis).

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …eprints.uns.ac.id/10748/1/190621611201112391.pdf · Sudarman, dr., Sp. THT-KL (K) NIP 1945 0712 197610 1 001 . ... Surat pengantar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

c. Patofisiologi

Gagal ginjal kronis dapat disebabkan oleh bermacam-macam

penyebab. Meskipun penyakit ginjal kronis terus berlanjut, tetapi zat

terlarut yang harus diekskresi oleh ginjal untuk mempertahankan

homeostasis tidaklah berubah, kendati jumlah nefron yang bertugas

melakukan fungsi tersebut sudah menurun secara progresif. Dua adaptasi

penting dilakukan oleh ginjal sebagai respons terhadap ancaman

ketidakseimbangan cairan dan elelektrolit. Sisa nefron yang ada

mengalami hipertrofi dalam usahanya melaksanakan seluruh beban ginjal.

Untuk mempertahankan keseimbangan elektrolit dan cairan, laju filtrasi

ditingkatkan. Namun akhirnya, kalau sekitar 75% massa nefron sudah

hancur, maka kecepatan filtrasi dan beban zat terlarut bagi setiap nefron

demikian tinggi, sehingga keseimbangan peningkatan filtrasi dan

reabsorpsi tidak dapat lagi dipertahankan. Bersama dengan mekanisme

kompensasi ini, penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG) akan terjadi,

yang berarti merupakan penurunan vaskularisasi ginjal dan penurunan

fungsi ginjal.

Pada keadaan akhir didapatkan peningkatan kadar kreatinin serum

yang terus menerus meningkat. Hal ini terjadi karena zat seperti kreatinin

sangat tergantung pada filtrasi glomerulus untuk ekskresi ke dalam urin

sehingga saat laju filtrasi glomerulus (LFG) turun, kadarnya akan

meningkat (Pranawa, 1997). Oleh karena itu, hal ini dapat menyebabkan

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …eprints.uns.ac.id/10748/1/190621611201112391.pdf · Sudarman, dr., Sp. THT-KL (K) NIP 1945 0712 197610 1 001 . ... Surat pengantar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

hilangnya kemampuan memekatkan atau mengencerkan urin (Wilson,

2005).

d. Kriteria Diagnosis

1) Klinis

Pada stadium paling dini penyakit ginjal kronis, terjadi kehilangan

daya cadang ginjal, dimana LFG masih normal atau meningkat.

Kemudian, secara perlahan, akan terjadi penurunan fungsi nefron yang

progresif, yang ditandai dengan peningkatan kadar urea dan kreatinin

serum. Sampai pada LFG sebesar 60%, penderita masih belum

merasakan keluhan (asimtomatik), tetapi sudah mengalami

peningkatan kadar urea dan kreatinin serum. Sampai pada LFG sebesar

30%, mulai terjadi keluhan pada pasien, seperti nokturia, badan lemah,

mual, nafsu makan kurang, dan penurunan berat badan. Pada

pemeriksaan hanya ditemukan hipertensi, anemia, dan hiperurikemia.

Sampai pada LFG kurang dari 30% penderita memperlihatkan gejala

dan tanda uremia yang nyata seperti, anemia, peningkatan tekanan

darah, gangguan metabolisme fosfor dan kalsium, pruritus, mual,

muntah, dan lain sebagainya. Penderita juga akan terjadi gangguan

keseimbangan air, seperti hipo atau hipervolemia, gangguan

keseimbangan elektrolit, dan penderita juga mudah terkena infeksi.

Pada LFG di bawah 15%, akan terjadi gejala dan komplikasi yang

lebih serius, dan pasien sudah memerlukan terapi pengganti ginjal,

antara lain dialisis atau transplantasi ginjal (Wei dan Chan, 2003).

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …eprints.uns.ac.id/10748/1/190621611201112391.pdf · Sudarman, dr., Sp. THT-KL (K) NIP 1945 0712 197610 1 001 . ... Surat pengantar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

2) Laboratorium

a) Sesuai penyakit yang mendasarinya

b) Penurunan fungsi ginjal berupa peningkatan kadar ureum dan

kreatinin serum, dan penurunan LFG (Laju Filtrasi Glomerulus)

yang dihitung menggunakan rumus Kockcroft-Gault. Kadar

kreatinin serum saja tidak bisa dipergunakan untuk memperkirakan

fungsi ginjal (Suwitra, 2006)

Rumus Kockroft- Gault (NKF, 2002):

(1) Untuk Pria

LFG (ml/ min/ 1,73m2) =

(2) Untuk wanita

LFG = nilai pada pria x 0.85

Tabel 2. Hubungan Kadar Kreatinin Serum dengan Laju Filtrasi

Glomerulus (LFG) (Suwitra, 2001)

Derajat LFG (% normal) Kadar Kreatinin Serum

(mg/dl)

I 100 0,8 – 1,4

II 50-80 1,4 – 2,4

III 20-50 2,5 – 4,9

IV 10-20 5,0 – 7,9

V 5-10 8,0 – 12,0

VI <5 >12

(140-umur) x berat badan

72 x kreatinin plasma (mg/dl)

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …eprints.uns.ac.id/10748/1/190621611201112391.pdf · Sudarman, dr., Sp. THT-KL (K) NIP 1945 0712 197610 1 001 . ... Surat pengantar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

c) Kelainan biokimiawi darah, meliputi kenaikan kadar ureum,

kreatinin, asam urat, natrium, dan kalium yang merupakan

parameter utama yang menunjukkan kegagalan pada ginjal.

Penurunan nilai hemoglobin dan hematokrit, peningkatan kadar

gula, kolesterol, dan trigliserida juga merupakan tanda lain pada

penyakit ginjal kronis. Berat jenis urin tetap pada nilai 1,010.

Selain itu, keberadaan protein dan gula, sel darah merah, sel darah

putih, silinder atau kristal di dalam urin juga dapat ditemukan pada

penderita penyakit ginjal kronis (Chang et al., 2006).

d) Kelainan urinalisis meliputi, proteinuria, hematuria, leukosuria,

cast, dan isostenuria (Suwitra, 2006).

3) Gambaran Radiologis

a) Foto polos abdomen : bisa tampak batu radioopak

b) Pielografi intravena : jarang dikerjakan karena kontras sering tidak

bisa melewati filter glomerulus

c) Pielografi antegrade atau retrograde : dilakukan dengan indikasi

d) Ultrasonografi ginjal : pada penyakit ginjal kronis maupun akut,

terlihat gambaran korteks yang hiperekoik dibandingkan dengan

korteks normal, bahkan sonodensitasnya hampir sama dengan

densitas sinus renalis. Pada stadium awal ukuran ginjal masih

normal, umumnya bilateral, tetapi pada gagal ginjal yang lanjut,

ukuran ginjal mengecil dengan batas yang sangat irreguler akibat

proses fibrosis (contracted). Piramis ginjal pada awal penyakit

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …eprints.uns.ac.id/10748/1/190621611201112391.pdf · Sudarman, dr., Sp. THT-KL (K) NIP 1945 0712 197610 1 001 . ... Surat pengantar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

ginjal umunya masih baik, tetapi pada fase lanjut, akan sangat

mengecil, bahkan menghilang. Perubahan sinus renalis yang terjadi

pada penyakit ginjal ditandai dengan berkurangnya bahkan

menghilangnya sistem collecting.

(Iljas dan Boer, 2005 dan Suwitra, 2006)

3. Sedimen Urin

Sedimen urin merupakan hasil dari proses pemekatan urine (Brown,

2006). Urin yang pekat akan mengalami proses sedimentasi, yaitu proses

pemisahan padatan yang terkandung dalam urin (Rahayu, 2009). Urin

merupakan hasil metabolisme tubuh yang dikeluarkan melalui ginjal. Dari

1200 ml darah yang melalui glomeruli permenit akan terbentuk filtrat 120 ml

per menit. Filtrat tersebut akan mengalami reabsorpsi, difusi dan ekskresi oleh

tubuli ginjal yang akhirnya terbentuk 1 ml urin per menit. Secara umum, dapat

dikatakan bahwa pemeriksaan urin salah satunya dapat untuk mengetahui

kelainan ginjal.

Pemeriksaan urin rutin terdiri atas pemeriksaan mikroskopik,

makroskopik, dan kimia urin (Wirawan, et al., 2008). Pada pemeriksaan

makroskopik, yang diperiksa adalah 1) volume urin yang berguna untuk

menafsirkan hasil pemeriksaan kuantitatif atau semi kuantitatif suatu zat

dalam urin, dan untuk menentukan kelainan dalam keseimbangan berat badan.

Rata-rata didaerah tropik, volume urin dalam 24 jam antara 800--1300 ml

untuk orang dewasa. Pada penderita gagal ginjal mungkin dapat dijumpai

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …eprints.uns.ac.id/10748/1/190621611201112391.pdf · Sudarman, dr., Sp. THT-KL (K) NIP 1945 0712 197610 1 001 . ... Surat pengantar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

anuria, atau suatu keadaan dimana jumlah urin selama 24 jam kurang dari 300

ml, 2) warna urin yang terkadang dapat menunjukkan kelainan klinik. Warna

urin dipengaruhi oleh kepekatan urin, obat yang dimakan, maupun makanan.

Warna normal urin berkisar antara kuning muda dan kuning tua yang

disebabkan oleh beberapa macam zat warna seperti urochrom, urobilin, dan

porphyrin. 3) Kejernihan. Biasanya urin segar pada orang normal jernih. Urin

yang telah kruh pada waktu dikeluarkan dapat disebabkan oleh chilus, bakteri,

sedimen seperti epitel, leukosit dan eritrosit dalam jumlah banyak. 4) Berat

jenis urin yang berkaitan dengan fungsi pemekatan urin oleh ginjal. Berat jenis

urin sewaktu pada orang normal antara 1,003- 1,030. Berat jenis urin

berhubungan erat dengan diuresa, makin besar diuresa makin rendah berat

jenisnya dan sebaliknya. 5) Bau urin. Bau urin normal disebabkan oleh asam

organik yang mudah menguap. Adanya urin yang berbau busuk dari semula

dapat berasal dari perombakan protein dalam saluran kemih. 6) pH diperlukan

pada gangguan keseimbangan asam basa, kerena dapat memberi kesan tentang

keadaan dalam badan. pH urin normal berkisar antar 4,5- 8,0 (Wirawan, et al.,

2008).

Sedangkan, pemeriksaan mikroskopis merupakan pemeriksaan sedimen

urin. Jika sedimen ini tidak ikut dikeluarkan, akan menimbulkan sedimen urin

atau sedimen di dalam kandung kemih. Pemeriksaan ini penting untuk

mengetahui adanya kelainan pada ginjal dan saluran kemih serta berat

ringannya penyakit. Lazimnya unsur sedimen dibagi atas dua golongan yaitu

unsur organik dan tak organik. Unsur organik berasal dari sesuatu organ atau

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …eprints.uns.ac.id/10748/1/190621611201112391.pdf · Sudarman, dr., Sp. THT-KL (K) NIP 1945 0712 197610 1 001 . ... Surat pengantar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

jaringan antara lain epitel, eritrosit, leukosit, silinder, potongan jaringan,

sperma, bakteri, parasit dan yang tak organik tidak berasal dari sesuatu organ

atau jaringan seperti urat amorf dan kristal (Fischbach, 2004). 1) eritrosit atau

leukosit. Dalam keadaan normal tidak dijumpai eritrosit dalam sedimen urin,

sedangkan leukosit hanya terdapat 0 -- 5/LPK dan pada wanita dapat pula

karena kontaminasi dari genitalia. 2) silinder adalah endapan protein yang

terbentuk di dalam tubulus ginjal, mempunyai matrix berupa glikoprotein

(protein Tamm Horsfall) dan kadang-kadang dipermukaannya terdapat

leukosit, eritrosit dan epitel. Bermacam-macam silinder berhubungan dengan

berat ringannya penyakit ginjal. Eritrosit dan silinder eritrosit ditemukan pada

glomerulonefritis aktif. Silinder leukosit sering ditemukan pada penyakit

pielonefritis. Badan lemak oval dan silinder lemak sering ditemukan pada

sindrom nefrotik. Silinder granular yang besar merupakan penemuan yang

khas pada stadium akhir dari sel-sel yang sudah mati, dan besar karena

terbentuk dalam duktus pengumpul akibat aliran urin yang terlambat. Silinder

granular yang besar ini kadang-kadang disebut silinder gagal ginjal (Wilson,

2005), 3) Kristal yang keberadaannya dipengaruhi oleh dari jenis makanan,

banyak makanan, kecepatan metabolisme dan kepekatan urin. 4) Epitel

merupakan unsur sedimen organik yang dalam keadaan normal didapatkan

dalam sedimen urin (Wirawan, et al., 2008).

Pemeriksaan kimia urin dilakukan dengan menggunakan reagens pita. 1)

Protein. Proteinuria dapat terjadi karena kelainan prerenal, renal dan post-

renal. Proteinuria karena kelainan ginjal dapat disebabkan karena kelainan

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …eprints.uns.ac.id/10748/1/190621611201112391.pdf · Sudarman, dr., Sp. THT-KL (K) NIP 1945 0712 197610 1 001 . ... Surat pengantar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

glomerulus atau tubuli ginjal seperti pada penyakit glomerulunofritis akut atau

kronik, sindroma nefrotik, dan lain-lain. 2) Glukosa. Pada orang normal tidak

didapati glukosa dalam urin. Glukosuria dapat terjadi karena peningkatan

kadar glukosa dalam darah yang melebihi kepasitas maksimum tubulus untuk

mereabsorpsi glukosa. 3) Benda-benda keton. Dalam keadaan normal

pemeriksaan benda keton dalam urin negatif. Jumlah yang tinggi akan

dijumpai pada penderita kelainan metabolism karbohidrat atau lemak. 4)

Bilirubin, 5) urobilinogen. Dalam keadaan normal kadar urobilinogen berkisar

antara 0,1 -- 1,0 Ehrlich unit per dl urin. 6) Darah, 7) bakteriuria (Wirawan, et

al., 2008).

Gambar 2. Kandung kemih normal pada pemeriksaan USG (ER, 2010)

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …eprints.uns.ac.id/10748/1/190621611201112391.pdf · Sudarman, dr., Sp. THT-KL (K) NIP 1945 0712 197610 1 001 . ... Surat pengantar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Gambar 3. Kandung kemih dengan kalsifikasi pada

distal uretra pada pemeriksaan USG

(Kabala, 2003)

Gambar 4. Kandung kemih dengan sedimen urin

pada pemeriksaan USG (Kabala, 2003)

4. Ultrasonografi (USG)

USG merupakan salah satu pencitraan diagnostik untuk pemeriksaan

alat-alat tubuh, dimana dapat dipelajari bentuk, ukuran anatomi, gerakan, serta

hubungan dengan jaringan sekitarnya. Pemeriksaan ini bersifat non invasif,

tidak mempunyai efek samping, tidak menimbulkan rasa sakit pada penderita,

dapat dilakukan dengan cepat, aman, dan data yang diperoleh mempunyai nilai

diagnostik yang tinggi. Tidak ada kontraindikasi karena pemeriksaan ini tidak

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …eprints.uns.ac.id/10748/1/190621611201112391.pdf · Sudarman, dr., Sp. THT-KL (K) NIP 1945 0712 197610 1 001 . ... Surat pengantar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

akan memperburuk keadaan penderita. Faktor penyulit umum pada

pemeriksaan USG disebabkan karena USG tidak mampu untuk menembus

bagian tertentu dari tubuh. 70% gelombang suara yang mengenai tulang akan

dipantulkan, sedangkan pada daerah berongga yang mengandung gas, 99%

akan dipantulkan. Sehingga pemeriksaan USG paru-paru dan tulang pelvis

belum dapat dilakukan (Boer, 2005)

a. Cara Kerja USG

Pemeriksaan USG kedokteran adalah pemeriksaan organ tertentu

tubuh manusia dengan menggunakan gelombang suara yang

mempunyai frekuensi diluar daya dengar manusia, yaitu sekitar 2

MHz – 15 MHz. Prinsip kerja USG berdasarkan gelombang suara

yang dipancarkan ke dalam tubuh melalui kristal piezo elektrik yang

terdapat dalam transduser USG. Transduser bekerja sebagai

pemancar sekaligus penerima gelombang suara. Pantulan gelombang

suara yang telah mengalami perubahan berdasarkan jaringan yang

telah dilaluinya, kemudian ditangkap kembali oleh piezo elektrik

untuk kemudian diproses dan direkonstruksi menjadi gambar.

Dengan demikian, bila transduser digerak-gerakkan, seolah-olah kita

melakukan irisan pada bagian tubuh yang diinginkan. (Budyatmoko,

2005)

b. USG ginjal normal

Ginjal terletak peritoneal terhadap dinding belakang abdomen.

Ukuran panjang ginjal normal secara USG lebih kecil bila

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …eprints.uns.ac.id/10748/1/190621611201112391.pdf · Sudarman, dr., Sp. THT-KL (K) NIP 1945 0712 197610 1 001 . ... Surat pengantar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

dibandingkan dengan yang terlihat secara radiografi. Untuk setiap

pemeriksaan, hendaknya kedua ginjal diperiksa dan dibandingkan

hasilnya. Perubahan anatomis yang bisa ditangkap dengan USG

adalah diameter korteks dan medulla, batas korteks dan medulla,

echogenitas, dan colour Doppler yang bisa menampilkan variasi dari

vascularisasi baik di korteks maupun di medulla.

1) Pemeriksaan Ginjal Kanan

Penderita diminta untuk berbaring terlentang, dan penderita

diminta untuk menahan nafas pada inspirasi dalam. Posisi ini

paling baik untuk menilai parenkin ginjal. Sedangkan, untuk

membantu memperlihatkan lesi yang tidak tergambar pada posisi

lain, pemeriksaan USG dilakukan pada posisi berbaring miring

ke kiri (LLD). Pada posisi ini ginjal dapat diperiksa dalam

penampang membujur dan melintang dengan meletakkan

transduser di sebelah kanan lateral garis tengah dan diatur sejajar

atau tegak lurus sumbu ginjal. Ukuran panjang ginjal kanan

dewasa normal adalah 8-14 cm (rata-rata 10,74 cm) (Iljas dan

Boer, 2005)

2) Pemeriksaan Ginjal Kiri

Gambaran USG ginjal kiri paling baik terlihat bila dilakukan

pada posisi miring ke kanan. Penampang melintang ginjal dapat

diperiksa dengan meletakkan transduser di sela iga, dalam

keadaan ekspirasi. Namun, dapat juga dilakukan pada posisi

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …eprints.uns.ac.id/10748/1/190621611201112391.pdf · Sudarman, dr., Sp. THT-KL (K) NIP 1945 0712 197610 1 001 . ... Surat pengantar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

pasien berbaring telungkup dan transduser diletakkan di sebelah

kiri lateral garis tengah. Posisi telentang tidak dianjurkan untuk

memeriksa ginjal kiri, karena gambaran ginjal terganggu oleh

bayangan udara di lambung dan usus, kecuali bila lambung diisi

air. Ukuran ginjal kiri normal pada dewasa : 7-12 cm (rata-rata

11,10 cm).

Diameter anteroposterior rata-rata 4 cm dan diameter

melintang rata-rata 5cm (Iljas dan Boer, 2005).

Gambar 5. Ginjal normal pada pemeriksaan USG

(Ultrasoundpaedia, 2009)

c. USG gagal ginjal kronis

USG digunakan sebagai pemeriksaan pertama secara rutin pada

keadaan gagal ginjal. Pada ginjal normal, korteks terlihat hipoekoik,

sedangkan sinus ginjal tampak hiperekoik karena komposisinya

terdiri atas lemak dan jaringan parenkim. Pada keadaan gagal ginjal,

dimana korteks sering mengalami nefrosklerosis, sering ditemukan

gambaran korteks hiperekoik jika dibandingkan dengan korteks

normal. Saat stadium awal biasanya ukuran ginjal masih normal,

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …eprints.uns.ac.id/10748/1/190621611201112391.pdf · Sudarman, dr., Sp. THT-KL (K) NIP 1945 0712 197610 1 001 . ... Surat pengantar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

tetapi pada tahap lanjut, ukuran ginjal akan mengecil disertai batas

irreguler dengan jaringan sekitarnya akibat proses fibrosis. Hal

tersebut sebelumnya didahului dengan pengecilan piramis ginjal dan

menghilangnya sistem collecting sinus ginjal (Latief, 2000).

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …eprints.uns.ac.id/10748/1/190621611201112391.pdf · Sudarman, dr., Sp. THT-KL (K) NIP 1945 0712 197610 1 001 . ... Surat pengantar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

B. Kerangka Pemikiran

Gambar 6. Skema Kerangka Pemikiran

Fungsi Nefron ↓

Laju Filtrasi Glomerulus ↓

Penurunan Fungsi Ginjal <75%

Penurunan Fungsi Ginjal >75%

Hipertrofi Nefron sehat

Kompensasi

Nefron nekrosis

Kehilangan Fungsi

Pemekatan dan fungsi

pengenceran urin

Urin mengandung protein, sel darah merah, sel darah

putih, kalsium, dan banyak sedimen,

Retensi Urin

Sedimen Urin

Penyakit Ginjal Kronis

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …eprints.uns.ac.id/10748/1/190621611201112391.pdf · Sudarman, dr., Sp. THT-KL (K) NIP 1945 0712 197610 1 001 . ... Surat pengantar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

C. Hipotesis

Ada hubungan antara gagal ginjal kronis dengan gambaran sedimen urin

pada pemeriksaan ultrasonografi (USG).

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …eprints.uns.ac.id/10748/1/190621611201112391.pdf · Sudarman, dr., Sp. THT-KL (K) NIP 1945 0712 197610 1 001 . ... Surat pengantar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross

sectional.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi

Penelitian dilakukan di Instalasi Radiologi RSUD Dr. Moewardi

Surakarta.

2. Waktu

Penelitian ini dimulai pada minggu pertama bulan Juni hingga minggu

pertama bulan Juli tahun 2010.

C. Subjek penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah penderita gagal ginjal kronis yang

melakukan pemeriksaan di Bagian Radiologi RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

2. Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah subjek dalam populasi penelitian

yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut:

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …eprints.uns.ac.id/10748/1/190621611201112391.pdf · Sudarman, dr., Sp. THT-KL (K) NIP 1945 0712 197610 1 001 . ... Surat pengantar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

a. Kriteria inklusi

1) Penderita gagal ginjal kronis (kreatinin ≥ 5,0 mg/dl)

2) Usia 20 tahun ke atas

3) Laki-laki dan perempuan

b. Kriteria inklusi

1) Penderita gagal ginjal kronis dengan usia di bawah 20 tahun

2) Penderita penyakit ginjal kronis dengan kreatinin <5,0 mg/dl

3) Penderita gagal ginjal akut

4) Penderita gagal ginjal kronis dengan Benign Prostat Hyperplasi, batu

uretra, konstriktur uretra, neoplasma di bagian distal dari traktus

genitourinaria, atau kanker serviks

5) Penderita gagal ginjal kronis yang memakai kateter.

B. Teknik Sampling

Sampel yang diambil sebagai probandus adalah yang memenuhi kriteria

inklusi di atas, dalam hal ini sampel dipilih dengan cara non-probability sampling

yakni, purposive sampling dengan besar sampel 40 orang. Purposive sampling

merupakan teknik pemilihan subyek sampel berdasarkan ciri-ciri atau sifat

tertentu yang berkaitan dengan karakteristik populasi yang diinginkan

(Taufiqurrahman, 2004).

C. Identifikasi Variabel

1. Variabel bebas : penderita gagal ginjal kronis

2. Variabel terikat : gambaran sedimen urin

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …eprints.uns.ac.id/10748/1/190621611201112391.pdf · Sudarman, dr., Sp. THT-KL (K) NIP 1945 0712 197610 1 001 . ... Surat pengantar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

3. Variabel luar :

a. Variabel luar yang dapat dikendalikan:

1) Usia

2) Jenis kelamin

3) Penyakit penyerta

b. Variabel luar yang tidak dapat dikendalikan : tidak ada

D. Definisi Operasional Variabel

1. Penderita Gagal Ginjal Kronis

Penderita gagal ginjal kronis merupakan rujukan dari Bagian Penyakit

Dalam RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Diagnosis penderita gagal ginjal

kronis dapat diketahui melalui status pasien. Skala pengukuran berupa skala

nominal, dimana sampel dikelompokkan menjadi dua, atau secara dikotomi,

yaitu gagal ginjal kronis dan non gagal ginjal kronis.

2. Gambaran Sedimen Urin

Gambaran sedimen urin di kandung kemih dapat ditemukan dan dilihat

pada pemeriksaan ultrasonografi. Sedimen urin yang ditemukan terlihat

seperti timbunan pasir yang mengendap. Pemeriksaan dilakukan oleh dokter

radiologi. Skala pengukuran berupa nominal, dimana sampel dikelompokkan

menjadi dua, yaitu terdapat sedimen urin di kandung kemih atau non sedimen

urin di kandung kemih.

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …eprints.uns.ac.id/10748/1/190621611201112391.pdf · Sudarman, dr., Sp. THT-KL (K) NIP 1945 0712 197610 1 001 . ... Surat pengantar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

E. Rancangan Penelitian

Gambar 7. Rancangan Penelitian

F. Instrumen Penelitian

1. Data yang digunakan adalah rekam medis atau status pasien untuk mengetahui

adanya diagnosis gagal ginjal kronis.

2. Bahan-bahan yang digunakan : Hasil foto USG dari Instalasi Radiologi RSUD

Dr.Moewardi dalam bentuk interpretasi hasil foto untuk mengetahui adanya

sedimen urin di kandung kemih dan gambaran ginjal pada gagal ginjal kronis.

G. Alat dan Cara Kerja

Penelitian ini menggunakan alat ultrasonografi untuk mengetahui adanya

gambaran sedimen urin di kandung kemih. Pada pasien gagal ginjal kronis,

setelah dilakukan pengukuran kreatinin dan ureum, dilakukan pemeriksaan USG

abdomen. Selain untuk melihat gambaran ginjal, pemeriksaan USG yang

Gagal Ginjal Kronis Non Gagal Ginjal Kronis

USG USG

Sludge + Sludge - Sludge + Sludge -

Analisis Data

Sampel 40

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …eprints.uns.ac.id/10748/1/190621611201112391.pdf · Sudarman, dr., Sp. THT-KL (K) NIP 1945 0712 197610 1 001 . ... Surat pengantar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

dilakukan oleh dokter radiologi juga dapat mendeteksi adanya gambaran sedimen

urin di kandung kemih. Pengukuran dilakukan pada 20 orang penderita gagal

ginjal kronis dan 20 orang penderita non gagal ginjal kronis. Pengukuran pada

penderita non gagal ginjal kronis didapatkan dari pemeriksaan USG abdomen

semua pasien non gagal ginjal dan pasien yang tidak memenuhi kriteria eksklusi

di atas. Data pasien yang digunakan adalah Februari - Juli 2010.

H. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis secara statistik menggunakan program

Statistical Products and Service Solutions (SPSS) for Windows Release 18.0

(Morgan et al., 2001) dan p< 0,05 dipilih sebagai tingkat minimal signifikansinya.

Karena dalam populasi sampel terdiri atas dua kelas, dengan variabel bebas dan

variabel terikat termasuk skala nominal maka digunakan uji statistik Chi-Square.

Salah satu syarat untuk uji Chi-Square ini bila jumlah subyek antara 20- 40 dan

semua nilai expected >5 (Sugiyono, 2003 dan Sastroasmoro, 2002)

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …eprints.uns.ac.id/10748/1/190621611201112391.pdf · Sudarman, dr., Sp. THT-KL (K) NIP 1945 0712 197610 1 001 . ... Surat pengantar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian tentang hubungan gagal ginjal kronis dengan gambaran

sedimen urin pada pemeriksaan ultrasonografi telah dilakukan di Instalasi

Radiologi Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta pada periode Juni sampai

dengan Juli tahun 2010. Sampel yang diambil sebagai probandus adalah

yang memenuhi kriteria inklusi, dalam hal ini sampel dipilih dengan cara

dilakukan non probability sampling, yakni purposive sampling. Besar

sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 40 pasien yang

terdiri atas 20 pasien gagal ginjal kronis dan 20 pasien non gagal ginjal

kronis. Sampel yang saya dapatkan tersebut berasal dari data primer dan

data sekunder. Data primer adalah data yang didapatkan secara langsung

pada pasien yang datang untuk melakukan pemeriksaan USG sedangkan

data sekunder adalah data yang didapatkan dari catatan atau rekam medis

pasien. Sampel untuk pasien dengan gagal ginjal kronis selain diketahui

lewat gambaran ginjal (khususnya korteks) yang mulai mengabur, dan

batas antara korteks - medula yang sudah mulai tidak jelas, dapat juga

diketahui lewat hasil pemeriksaan kreatinin-ureum. Sedangkan gambaran

sedimen urin diketahui lewat hasil pemeriksaan USG. Data yang

digunakan adalah data pasien bulan Februari hingga Juli tahun 2010.

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …eprints.uns.ac.id/10748/1/190621611201112391.pdf · Sudarman, dr., Sp. THT-KL (K) NIP 1945 0712 197610 1 001 . ... Surat pengantar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Tabel 3. Distribusi responden gagal ginjal kronis menurut jenis kelamin

No Gagal Ginjal Kronis Laki-Laki Perempuan Jumlah N % N % N %

1. ( + ) 13 32,5 7 17,5 20 50 2. ( - ) 4 10 16 40 20 50

Jumlah 17 42,5 23 57,5 40 100 (Sumber : Data Primer dan Sekunder Februari - Juli 2010)

Berdasarkan data pada tabel 3, dapat dijelaskan bahwa 20 penderita

gagal ginjal kronik terdiri dari 13 orang berjenis kelamin laki-laki (32,5 %)

dan 7 orang berjenis kelamin perempuan (17,5%).

Tabel 4. Distribusi responden gagal ginjal kronis menurut usia

No. Kelompok Umur Jumlah Persentase (%) 1. 20 – 29 1 2,5 2. 30 – 39 2 5 3. 40 – 49 8 20 4. 50 – 59 6 15 5. 60 – 69 1 2,5 6. 70 – 79 1 2,5 7. 80 – 89 1 2,5

Jumlah 20 50 (Sumber : Data sekunder Februari – Juli 2010)

Berdasarkan data pada tabel 4, dapat dijelaskan bahwa penderita

gagal ginjal kronis terbanyak terdapat pada kelompok umur 40 – 49 tahun

sebanyak 8 orang (20%) dan paling sedikit terdapat pada kelompok umur

antara 20 – 29 tahun sebanyak 1 penderita (2,5%), 60 – 69 tahun sebanyak

1 penderita (2,5%), 70 – 79 tahun sebanyak 1 penderita (2,5%), dan 80 –

89 tahun sebanyak 1 penderita (2,5%).

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …eprints.uns.ac.id/10748/1/190621611201112391.pdf · Sudarman, dr., Sp. THT-KL (K) NIP 1945 0712 197610 1 001 . ... Surat pengantar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Tabel 5. Data hasil pemeriksaan ureum dan kreatinin pada penderita gagal ginjal kronis

No. Nama Umur (tahun)

No. RM Lab

L P Ureum Kreatinin 1. Tn. RT 40 993831 227 11,5 2. Sdr. IBL 21 480529 153 16,9 3. Tn. DR 46 981062 289 23,1 4. Ny. ST 45 01011443 149 11,8 5. Ny. PM 48 01004340 234 6,3 6. Ny. STM 45 977032 240 7,8 7. Ny. RP 56 989293 499 34,6 8. Tn. MJL 37 985076 133 7,0 9. Tn. SWA 45 988897 472 28,7 10. Tn. DB 55 984348 170 11 11. Tn. LM 54 978999 254 20,2 12. Tn. PJ 56 981798 202 12,7 13. Tn. KH 70 01013711 233 7,7 14. Tn. KHM 35 892563 263 8,3 15. Ny. SD 41 879600 129 13,1 16. Tn. US 80 01013061 315 12,8 17. Ny. MYN 68 995796 357 17,3 18. Tn. TM 41 992784 320 24,6 19. Ny. JR 53 991385 432 14,0 20. Tn. SLD 51 917750 615 32,2

nilai rujukan kreatinin pria 0,6-1,3 mg/dl nilai rujukan kreatinin wanita 0,5-1 mg/dl nilai rujukan ureum 10-50 mg/dl (Sumber : Data Sekunder Februari – Juli 2010)

Berdasarkan data pada tabel 5, dapat dijelaskan bahwa nilai ureum

dan kreatinin pada 20 sampel penderita gagal ginjal kronis berada di atas

nilai rujukan.

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …eprints.uns.ac.id/10748/1/190621611201112391.pdf · Sudarman, dr., Sp. THT-KL (K) NIP 1945 0712 197610 1 001 . ... Surat pengantar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

B. Analisis Data

Untuk melihat hubungan antara gagal ginjal kronis dengan

gambaran sedimen urin di kandung kemih maka dilakukan analisis data

menggunakan uji statistik Chi-Square karena penelitian ini merupakan

penelitian dengan variabel bebas dan variabel terikat termasuk variabel

kategorik. Uji Chi-Square dapat dilakukan jika jumlah subjek sampel total

>40 dengan tanpa melihat nilai expected, jika jumlah subyek antara 20 dan

40, dan semua nilai expected >5, jika syarat tersebut terpenuhi, maka dapat

dilakukan uji Chi-Square menggunakan program SPSS for Windows

Release 18.0 dan p < 0,05 dipilih sebagai tingkat minimal signifikansinya.

Uji Chi-Square yang dipilih adalah uji Chi-Square untuk 2 kelompok tidak

berpasangan karena sampel yang digunakan dipilih secara independen.

Tabel 6. Hasil Uji Chi-Square tentang hubungan antara gagal ginjal kronis dengan gambaran sedimen urin di kandung kemih

Gagal Ginjal Kronis Sedimen Urin

Jumlah X2 P Ya Tidak

Ya 20 (100%) 0 (0%) 20 (100%)

32,73 0,000

expected 11.0 9.0 20.0

Tidak 2 (10%) 18 (90%) 20 (100%)

expected 11.0 9.0 20.0

Jumlah 22 (55%) 18 (45%) 40 (100%)

expected 22.0 18.0 40.0

Berdasarkan tabel 6, pada kasus ini dapat digunakan uji Chi-

Square karena jumlah sampel yang digunakan 40 dan tidak ada nilai

expected yang kurang dari 5. Nilai expected adalah nilai yang diperoleh

apabila hipotesis nol benar. Tabel 6 menunjukkan bahwa besarnya

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …eprints.uns.ac.id/10748/1/190621611201112391.pdf · Sudarman, dr., Sp. THT-KL (K) NIP 1945 0712 197610 1 001 . ... Surat pengantar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

kemungkinan hasil yang diperoleh atau hasil yang lebih ekstrim diperoleh

karena faktor peluang, bila hipotesis nol benar adalah 0,000 (P=0,000).

Karena faktor peluang kurang dari 5% (0,0%), maka hasil tersebut

bermakna. Oleh karena itu, pada kasus ini terdapat hubungan antara gagal

ginjal kronis dengan gambaran sedimen urin di kandung kemih pada

pemeriksaan ultrasonografi.

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …eprints.uns.ac.id/10748/1/190621611201112391.pdf · Sudarman, dr., Sp. THT-KL (K) NIP 1945 0712 197610 1 001 . ... Surat pengantar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

BAB V

PEMBAHASAN

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian, hasil perhitungan

statistik, dan teori penelitian yang terdahulu, maka dapat dibahas sebagai berikut :

Empat faktor resiko utama dalam perkembangan gagal ginjal kronis adalah

usia, ras, jenis kelamin, dan riwayat keluarga. Tabel 3 menunjukkan bahwa

penyakit gagal ginjal kronis lebih banyak diderita oleh orang dengan jenis

kelamin laki-laki, yaitu sebanyak 13 penderita (65%) dibandingkan dengan jenis

kelamin perempuan, yaitu sebanyak 7 penderita (35%). Menurut Price (2005),

insidensi penyakit gagal ginjal kronis lebih besar terjadi pada laki-laki (56,3%)

daripada perempuan (43,7%). Hal ini dapat terjadi karena sebagian besar

penyebab penyakit gagal ginjal kronis diderita oleh penderita laki-laki. Penyakit

yang paling banyak menyebabkan gagal ginjal kronis yaitu diabetes mellitus

(34%) dan hipertensi (21%). Diabetes mellitus banyak diderita oleh laki-laki

(Perkeni, 2002). Hipertensi sebagai penyebab terbesar kedua (27%) juga banyak

diderita oleh laki-laki (Kuswardhani, 2006). Begitu pula dengan penyebab

lainnya, seperti batu saluran kemih. Faktor resiko laki-laki berbanding perempuan

untuk kasus batu saluran kemih adalah 3:1 (Cahyono, 2009).

Tabel 4 menunjukkan bahwa penderita gagal ginjal kronis terbanyak

terdapat pada kelompok umur 40 - 49 tahun yaitu sebanyak 8 penderita (20%).

Menurut Ganong (1998), dengan bertambahnya usia, fungsi ginjal akan semakin

berkurang. Fungsi ginjal menurun sekitar 55% antara 35-80 tahun. Banyak fungsi

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …eprints.uns.ac.id/10748/1/190621611201112391.pdf · Sudarman, dr., Sp. THT-KL (K) NIP 1945 0712 197610 1 001 . ... Surat pengantar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

yang mengalami kemunduran, contohnya laju filtrasi, ekskresi, dan reabsorbsi

oleh ginjal. Reaksi asam basa terhadap perubahan metabolisme melambat.

Pembuangan sisa-sisa metabolisme protein dan elektrolit yang harus dilakukan

ginjal menjadi beban tersendiri. Hal ini dikarenakan banyak jaringan yang hilang

dari korteks ginjal, glomerulus, dan tubulus. Setelah 40 tahun, permukaan

glomerulus akan berkurang secara progresif dan jaringan sklerotik akan

bertambah. Selain itu, setelah umur 35 tahun, laju filtrasi glomerulus (LFG) akan

menurun hingga 8-10 ml/menit/1,73m2/dekade. Hal ini menyebabkan fungsi

konsentrasi dan pengenceran menurun, keseimbangan elektrolit dan asam basa

lebih mudah terganggu bila dibandingkan dengan usia muda. Terjadinya penyakit

gagal ginjal kronis tidak hanya disebabkan oleh menurunnya fungsi ginjal sebagai

akibat dari bertambahnya umur. Terdapat faktor-faktor yang dapat mempercepat

terjadinya penurunan fungsi ginjal, antara lain glomerulonefritis, diabetes

mellitus, hipertensi, nefrosklerosis pielonefritis, hipertrofi prostat, batu saluran

kemih, dan sebagainya (Guyton dan Hall, 2003).

Tabel 5 menyajikan hasil pemeriksaan ureum dan kreatinin sebagai dasar

menentukan diagnosis gagal ginjal kronis. Nilai rujukan kreatinin untuk pria

adalah 0,6-1,3 mg/dl dan untuk wanita adalah 0,5-1 mg/dl (Widmann, 1995).

Dalam tabel 5 diketahui bahwa nilai ureum dan kreatinin 20 sampel pasien gagal

ginjal kronis berada di atas nilai rujukan. Menurut Watnick (2007), pasien gagal

ginjal kronis mengalami peningkatan ureum dan kreatinin dalam plasma.

Kreatinin dalam darah meningkat apabila fungsi renal berkurang. Hal ini

disebabkan oleh penurunan fungsi nefron yang menyebabkan berkurangnya laju

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …eprints.uns.ac.id/10748/1/190621611201112391.pdf · Sudarman, dr., Sp. THT-KL (K) NIP 1945 0712 197610 1 001 . ... Surat pengantar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

filtrasi glomerulus (LFG). Semakin tinggi kadar kreatinin, semakin besar pula

penurunan LFG. Peningkatan kreatinin pada pasien gagal ginjal kronis harus

disertai dengan peningkatan ureum. Hal ini disebabkan karena fungsi ginjal yang

sudah berkurang, tidak akan mudah untuk mengekskresikan ureum yang

merupakan sampah metabolik, dan pada akhirnya ureum akan tertimbun di

plasma.

Tabel 6 menunjukkan terdapat hubungan antara gagal ginjal kronis dengan

gambaran sedimen urin. Hubungan tersebut secara statistic adalah significant

(P=0,000). Menurut Cox, Jr, dkk (1985), apabila fungsi ginjal terganggu, maka

akan terganggu pula fungsi konsentrasi dan pengenceran urin. Urin yang pekat

akan mengalami proses sedimentasi (Rahayu, 2009). Jika sedimen ini tidak ikut

dikeluarkan, akan menimbulkan sedimen di dalam kandung kemih. Menurut

Russel, Tolkoff, Rubu, dan Rubin (1989), gagal ginjal kronis merupakan salah

satu penyebab infeksi saluran kemih. Penemuan bakteri dalam urin merupakan

syarat untuk menyatakan adanya infeksi saluran kemih. Menurut Rubin (1989),

bakteri dapat tumbuh salah satunya karena adanya sisa urin dalam kandung kemih

meningkat akibat pengosongan kandung kemih kurang efektif. Sisa urin yang

pekat pada pasien gagal ginjal kronis akan mengalami sedimentasi dalam kandung

kemih. Sedimentasi urin ini dapat dilihat dengan menggunakan pemeriksaan

ultrasonografi.

Dalam pelaksanaan penelitian ini terdapat beberapa kekurangan dan

keterbatasan, antara lain :

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …eprints.uns.ac.id/10748/1/190621611201112391.pdf · Sudarman, dr., Sp. THT-KL (K) NIP 1945 0712 197610 1 001 . ... Surat pengantar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

1. Interpretasi gambaran sedimen urin dalam pemeriksaan ultrasonografi

masih memiliki subjektifitas.

2. Pencantuman hasil pemeriksaan sedimen urin pada hasil USG pasien

gagal ginjal kronis sangat terbatas. Hal ini menyebabkan waktu yang

diperlukan untuk penelitian cukup lama.

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN …eprints.uns.ac.id/10748/1/190621611201112391.pdf · Sudarman, dr., Sp. THT-KL (K) NIP 1945 0712 197610 1 001 . ... Surat pengantar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Terdapat hubungan yang berarti antara gagal ginjal kronis dengan

gambaran sedimen urin pada pemeriksaan ultrasonografi.

B. Saran

Mengingat masih banyaknya keterbatasan dan kekurangan dalam

penelitian ini, maka diperlukan penelitian lebih lanjut yang hendaknya

merupakan penelitian serupa dengan beberapa perbaikan, yaitu dapat

dilakukan penelitian selanjutnya yang mengamati hubungan berat jenis

urin dengan urinalisis pada pasien gagal ginjal kronis