perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id analisis network .../analisis...perpustakaan.uns.ac.id...

71
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS NETWORK PROSES PRODUKSI KAIN GREY PADA DEPARTEMEN WEAVING PT BUSANA MULYA TEXTILE KARANGANYAR TUGAS AKHIR Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh : NENI JAYANTI F3509050 PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN BISNIS FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Upload: dodat

Post on 30-Apr-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS NETWORK .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib ... analisis network proses produksi kain grey pada departemen weaving pt busana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ANALISIS NETWORK PROSES PRODUKSI KAIN GREY

PADA DEPARTEMEN WEAVING PT BUSANA MULYA TEXTILE

KARANGANYAR

TUGAS AKHIR

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya

Pada Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Oleh :

NENI JAYANTI

F3509050

PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN BISNIS

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS NETWORK .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib ... analisis network proses produksi kain grey pada departemen weaving pt busana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

Tugas Akhir dengan Judul :

ANALISIS NETWORK PROSES PRODUKSI KAIN GREY PADA

DEPARTEMEN WEAVING PT BUSANA MULYA TEXTILE

KARANGANYAR

Surakarta , Juli 2012

Disetujui Oleh Dosen Pembimbing

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS NETWORK .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib ... analisis network proses produksi kain grey pada departemen weaving pt busana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Tugas Akhir dengan Judul :

“ANALISIS NETWORK PROSES PRODUKSI KAIN GREY PADA

DEPARTEMEN WEAVING PT BUSANA MULYA TEXTILE,

KARANGANYAR”

Telah disahkan oleh Tim Penguji Tugas Akhir

Program Studi Diploma 3 Manajemen Bisnis

FakultasEkonomiUniversitasSebelasMaret Surakarta

Surakarta, Juli 2012

Tim Penguji Tugas Akhir

Sarwoto , SE, M.Sc

NIP . 350700001

Drs. Harmadi, MM

NIP . 19580513 198403 1 001

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS NETWORK .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib ... analisis network proses produksi kain grey pada departemen weaving pt busana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

HALAMAN MOTTO

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan .Maka apabila kamu telah

selesai dari satu urusan ,kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain”

( Q.S.Alam Nasyrah: 6-7)

“Raihlah ilmu, dan untuk meraih ilmu belajarlah untuk tenang dan sabar”

( Khalifah „Umar )

Dan katakanlah “Ya Tuhanku , tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan “

( Q.S. Thaahaa:114)

PERSEMBAHAN

Tugas Akhir ini saya persembahkan kepada :

Bapak dan Ibutercinta

Kakakku dan adikku yang tesayang

Teman-teman dan sahabatkku thank for all

Teman-teman manajemen Bisnis 2009

Almamaterku

Pacarku terkasih

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS NETWORK .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib ... analisis network proses produksi kain grey pada departemen weaving pt busana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

dan hidayah-Nya sehingga penulisan Tugas Akhir dengan judul “ ANALISIS

NETWORK PROSES PRODUKSI KAIN GREY PADA DEPARTEMEN

WEAVING PT. BUSANA MULYA TEXTILE, KARANGANYAR “ ini dapat

diselesaikan dngan baik.

Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi syarat-syarat mencapai gelar

Ahli Madya pada program Diploma III program studi Manajemen Bisnis Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam kesmpatan ini penulis ingin

menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang turut berperan dalam

penulisan Tugas Akhir ini, yaitu :

1. Dr. Wisnu Untoro, M. S selaku dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Sebelas Maret Surakarta .

2. Drs. Santosa Tri Hananto, M.Si, Ak selaku ketua program Diploma 3

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Sinto Sunaryo, SE,M.Si selaku ketua program Manajemen Bisnis

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Drs. Harmadi, M.M selaku dosen pembimbing penulisan Tugas Akhir.

5. Seluruh Bapak/Ibu dosen serta karyawan dan staf Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta, semoga ilmu yang di dapat

penulis dapat menjadi berkah dan bermanfaat untuk hidup dan masa

depan.

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS NETWORK .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib ... analisis network proses produksi kain grey pada departemen weaving pt busana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

6. Ibu Mulyani dan Bapak Didik serta seluruh staf dan karyawan PT

Busana Mulya Textile Karanganyar yang turut membantu dalam

penulisan Tugas Akhir ini.

7. Bapak dan ibuku tercinta yang telah memberikan dorongan serta

motivasi dan kasih sayangnya sehingga terselesaikannya tugas akhir ini

dengan baik.

8. Kakakku dan adikku yang tersayang yang selalu memberikan semangat

dan motivasi.

9. Semua sahabatku Santy, Raditya, Rizky, Yeni, Ana, Rachmani, Ivone,

Nike dan pacarku terkasih Mashuri yang selalu setia menemani hari-

hariku dan terima kasih atas doa dan semangatnya ^-^

10. Teman-temanku seperjuangan D3 Manajemen Bisnis angkatan 2009

sukses all…

11. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang

telah berjasa pada penulis dalam penulisan Tugas Akhir ini

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas akhir ini masih jauh dari

sempurna karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis sehingga

mohon maaf apabila banyak kekurangan. Namun demikian ,peulis berharap

semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Surakarta , Juli 2012

Penulis

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS NETWORK .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib ... analisis network proses produksi kain grey pada departemen weaving pt busana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

ABSTRAK .................................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN...................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ v

KATA PENGANTAR .................................................................................. vii

DAFTAR ISI ................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 4

D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 5

E. Metode Penelitian........................................................................ 6

F. Kerangka Pemikiran .................................................................... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Proses Produksi ......................................................... 13

B. Pengertian Manajemen Proyek ................................................... 14

C. Perencanaan Dan Pengendalian Produksi ................................... 15

D. Pengertian Penjadwalan .............................................................. 16

E. Analisis Network ......................................................................... 17

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS NETWORK .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib ... analisis network proses produksi kain grey pada departemen weaving pt busana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

BAB III PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan ..................................................... 21

1. Sejarah Berdirinya Perusahaan........ ..................................... 21

2. Lokasi Perusahaan.................................................................. 22

3. Struktur Organisasi dan Job Description ……………......... 24

4. Aspek Tenaga Kerja dan Sistem Penggajian...…………….. 29

5. Aspek Produksi……………………………………………. 35

6. Aspek Pemasaran…………………………………………... 41

B. Laporan Magang Kerja ................................................................. 42

1. Pengertian Magang Kerja..................................................... 42

2. Tujuan Magang Kerja............................................................ 43

3. Proses Pelaksanaan Magang Kerja........................................ 43

4. Manfaat Magang Kerja.......................................................... 44

C. Pembahasan Masalah.. ................................................................ 45

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................. 58

B. Saran ............................................................................................ 59

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS NETWORK .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib ... analisis network proses produksi kain grey pada departemen weaving pt busana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Jumlah Karyawan PT Busana Mulya Textile .............................. 29

Tabel 3.2 Jenis dan Urutan Proses Produksi Kain Grey ............................... 47

Tabel 3.3 Waktu Normal Proses Produksi Kain Grey .................................. 48

Tabel 3.4 Perkiraan Waktu Penyelesaian Proses Produksi Kain Grey ......... 49

Tabel 3.5 Data Perhitungan PERT Untuk Proses Produksi Kain Grey......... 51

Tabel 3.6 Data Perhitungan CPM Untuk Proses Produksi Kain Grey .......... 53

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS NETWORK .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib ... analisis network proses produksi kain grey pada departemen weaving pt busana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR Halaman

Gambar 1.1 Diagram Network ...................................................................... 9

Gambar 1.2 KerangkaPemikiran ................................................................... 11

Gambar 3.1 Diagram Struktur Organisasi .................................................... 25

Gambar 3.2 Bagan Proses Produksi Kain Grey ............................................ 41

Gambar 3.3 Diagram Network Proses Produksi Kain Grey ......................... 52

Gambar 3.4 Diagram Jalur Kritis Proses Produksi Kain Grey....................... 54

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS NETWORK .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib ... analisis network proses produksi kain grey pada departemen weaving pt busana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT

NETWORK ANALYSIS OF GREY FABRIC PRODUCTION PROCESS

WEAVING PT ON DEPARTMENT OF TEXTILE CLOTHING MULYA

KARANGANYAR

Neni Jayanti

F3509050

The accuracy of the company to fulfill orders on time is something that

must be maintained. Because of a production process is required pengendaliaan

good planning and production process to be completed on time. The research was

conducted at PT BusanaMulya Textile Karanganyar and implemented in February

2012. And this study aims to determine the flow of the production process,

knowing the time required for each activity and the application of network

analysis methods in the production of gray cloth.

This study uses network analysis using the PERT (Program and Receive

evalution Technique) and CPM (Critical Path Method). From the analysis of the

data obtained that the gray fabric production process includes the preparation of

the yarn (A), penghanian (B), pengkanjian (sizing) (C), pencucukan (D), palette

(E), weaving (F), inspecting (G), folding (H) with the standard time that the

company is scheduled for 14 555 minutes with the critical path of the gray fabric

production process, namely: the time ABCDFGH 14351.65 minutes.

Based on the analysis of the network, it can be seen between the standard

time has been scheduled with the company's calculations using different methods

of PERT and CPM, with the network method produces a relatively fast. When

companies use the company uses standard time, the gray fabric production process

takes penyelesaiaan of 14 555. Minutes or 242.58 hours, when calculated using

the network method requires the completion time of 14351.65 minutes or 239.19

hours.

By using this method a company can find the critical path is the path

ABCDFGH so the production process that occurs in the track, the company will

further monitor and control every activity is always the production process so that

no errors will occur in the activity through which the critical path activities. The

author tries to give advice to companies applying the network method in the

production process for the time and cost efficiency, because selisihwaktu 203.35

minutes or 3.39 hours each time producing gray cloth that can be used to perform

monitoring and checking of production machines in order to facilitate the

performance company.

Keywords: Network Analysis Method, PERT, CPM Methods, Production

Planning and Control, Critical Path

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS NETWORK .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib ... analisis network proses produksi kain grey pada departemen weaving pt busana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

ANALISIS NETWORK PROSES PRODUKSI KAIN GREY

PADA DEPARTEMEN WEAVING PT BUSANA MULYA TEXTILE

KARANGANYAR

NeniJayanti

F3509050

Ketepatan perusahaan dalam memenuhi pesanan dengan tepat waktu

merupakan sesuatu yang harus dijaga. Karena sebuah proses produksi sangat

diperlukan perencanaan dan pengendaliaan yang baik agar proses produksi dapat

diselesaikan tepat waktu. Penelitian ini dilakukan di PT BusanaMulya Textile

Karanganyar dan dilaksanakan pada bulan Februari 2012. Dan penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui aliran proses produksi, mengetahui waktu yang

diperlukan untuk masing-masing aktivitas serta penerapan metode analisis

network dalam proses produksi kain grey.

Penelitian ini menggunakan analisis network dengan menggunakan metode

PERT (Program Evalution and Receive Technique) dan CPM (Critical Path

Method). Dari analisis data diperoleh bahwa proses produksi kain grey meliputi

persiapan benang (A), penghanian (B), pengkanjian(sizing) (C), pencucukan (D),

palet (E), tenun (F), inspecting(G), folding (H) dengan waktu standar yang

dijadwalkan perusahaan selama 14555 menit dengan jalur kritis dari proses

produksi kain grey yaitu : A-B-C-D-F-G-H dengan waktu 14351,65 menit.

Berdasarkan hasil analisa network tersebut, maka dapat diketahui antara

standar waktu yang telah dijadwalkan perusahaan dengan waktu perhitungan yang

menggunakan metode PERT dan CPM berbeda, yaitu dengan metode network

menghasilkan waktu yang relatif cepat. Bila perusahaan menggunakan waktu

standar yang digunakan perusahaan, waktu proses produksi kain grey memerlukan

waktu penyelesaiaan sebesar 14555 .menit atau 242,58 jam, apabila dihitung

menggunakan metode network memerlukan waktu penyelesaian sebesar 14351,65

menit atau 239,19 jam.

Dengan menggunakan metode ini perusahaan dapat mengetahui jalur kritis

yaitu jalur A-B-C-D-F-G-H sehingga proses produksi yang terjadi di jalur

tersebut, perusahaan akan lebih mengawasi dan selalu mengontrol setiap aktivitas

proses produksi sehingga tidak akan terjadi kesalahan pada aktivitas kegiatan

yang dilewati jalur kritis. Penulis mencoba memberi saran agar perusahaan

menerapkan metode network di dalam proses produksi untuk efisiensi waktu dan

biaya, karena selisihwaktu 203,35 menit atau 3,39 jam dalam tiap kali

memproduksi kain grey itu dapat dipergunakan untuk melakukan pengawasan dan

checking terhadap mesin produksi agar memperlancar kinerja perusahaan.

Kata kunci : Analisis Network, Metode PERT, Metode CPM, Perencanaan dan

Pengendalian Produksi, Jalur Kritis

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS NETWORK .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib ... analisis network proses produksi kain grey pada departemen weaving pt busana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB l

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pada saat ini pertumbuhan industri di era globalisasi berkembang

dengan sangat pesat. Baik industri yang berskala besar maupun kecil saling

berlomba-lomba untuk menciptakan barang atau produk sesuai dengan

keinginan dan kebutuhan konsumen sehingga terjadi persaingan di antara

perusahaan-perusahaan tersebut. Berbagai cara serta strategi dilakukan oleh

tim manajemen perusahaan untuk mendapatkan perhatian dari konsumen,

tidak hanya dalam bentuk variasi produk yang dihasilkan ataupun kualitas

produk akan tetapi juga dalam hal efisiensi waktu dan biaya yang berkaitan

dengan sumber daya manusia serta aktivitas yang dilakukan untuk

menghasilkan sesuatu yang lebih baik dan optimal. Hal ini menuntut para

pengusaha lebih tanggap dan cepat dalam menerapkan strategi dan kebijakan

yang tepat pada perusahaan untuk mengembangkan variasi dan kualitas

produk sehingga tetap dapat bersaing dengan pesaingnya didunia bisnis.

Selain kemampuan dalam menciptakan sebuah produk, suatu

perusahaan juga perlu memiliki manajemen yang bisa memimpin perusahaan

dalam hal mengadakan rencana penyusunan dan penjadwalan yang baik agar

proses produksi dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan target yang

diinginkan perusahaan. Perencanaan dan penjadwalan yang baik akan

berpotensi baik pada penyediaan sumber daya termasuk kapasitas produksi

yang sesuai dengan kebutuhan. Perusahaan harus selalu melakukan langkah-

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS NETWORK .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib ... analisis network proses produksi kain grey pada departemen weaving pt busana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

langkah yang baru untuk selalu berinovasi dalam setiap produk yang

dihasilkan. Terlebih lagi bagi perusahaan manufaktur yang kegiatan

produksinya adalah memproses bahan baku menjadi barang setengah jadi

maupun barang jadi yang siap dipasarkan kepada konsumennya.

Perkembangan globalisasi yang terjadi sekarang ini membawa

pengaruh yang cukup besar kepada pelaku industri. Keadaan ini

mengharuskan perusahaan untuk dapat meningkatkan tingkat persaingan

dengan pelaku usaha lain dan mampu bersaing dengan perusahaan lain jika

ingin tetap bertahan di dunia usaha. Khusus pada perusahaan manufaktur yang

menghasilkan produk untuk dikomsumsi oleh orang lain. Adapun persaingan

yang terjadi diantaranya adalah persaingan dalam hal kualitas produk dan

kemampuan dalam hal memproduksi produk dengan tepat waktu. Berbicara

mengenai ketepatan waktu,manajemen harus dapat menyusun suatu

perencanaan dan pelaksanaan proses produksi untuk mengetahui kapan waktu

penyelesaian proses produksi secara tepat.

Proses produksi menyangkut hal-hal yang meliputi ;cara produksi,

urutan produksi, mesin dan peralatan, bahan baku serta tenaga kerja yang

digunakan. Dalam proses produksi perlu adanya perancanaan dan

pengawasan. Perencanaan adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan

pemutusan selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh

siapa (Handoko, 2003:77). Proses produksi dalam suatu perusahaan

merupakan hal yang sangat penting karena berkaitan dengan aliran proses

mengubah input menjadi output perusahaan, sehingga perlu adanya

perencanaan, pengkoordinasian, serta pengawasan yang terus menerus.

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS NETWORK .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib ... analisis network proses produksi kain grey pada departemen weaving pt busana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Ketidaktepatan dan keterlambatan waktu dalam proses produksi akan

mengakibatkan terjadinya penambahan waktu dan biaya. Karena aktivitas

yang tidak terjadwal akan mempengaruhi segala aktivitas yang berkaitan

dengan waktu pada setiap kegiatan yang dilakukan,sehingga menimbulkan

peningkatan biaya untuk tenaga kerja maupun biaya pemeliharaan alat-alat

yang digunakan. Usaha untuk mengantisipasi terjadinya keterlambatan

penyelesaian kegiatan atau aktivitas perusahaan dapat menggunakan analisis

network.

PT. Busana Mulya Textile merupakan sebuah perusahaan manufaktur

yang bergerak pada bidang industri textile dan memproduksi kain grey.

Perusahaan ini belum menerapkan analisis network dalam hal perencanaan

dan pengawasan produksi. Proses produksi dilakukan berdasarkan pesanan

dari pembeli (job ordering), akan tetapi perusahaan juga tetap berproduksi

untuk memenuhi stok perusahaan untuk dijual keperusahaan lain. Perusahaan

diberi jangka waktu tertentu untuk menyelesaikan pesanan tersebut dengan

tepat waktu. Agar perusahaan dapat menyelesaikan pesanan sesuai dengan

waktu yang telah ditentukan, perusahaan harus mempunyai perencanaan dan

penjadwalan pada masing-masing aktivitas dalam proses produksi. Karena

penyelesaian pesanan pada waktu yang ditentukan akan menjamin kepuasan

pelanggan sehingga proses produksi akan lebih efisien dan tidak terjadi

keterlambatan.

Untuk mengetahui jaringan kerja yang tepat bagi perusahaan, maka

perusahaan perlu menerapkan metode analisis network. Metode analisis

network dapat menggambarkan suatu urutan penyelesaiaan kegiatan serta

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS NETWORK .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib ... analisis network proses produksi kain grey pada departemen weaving pt busana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

waktu yang diperlukan untuk setiap kegiatan maupun secara keseluruhan ,

sehingga dapat diketahui jaringan kerja yang optimal bagi perusahaan.

Dengan menganalisa proses produksi dengan metode analisis network

ini bisa mendapatkan efisiensi waktu karena antara waktu yang digunakan

perusahaan dengan penggunaan metode analisis network ini akan mempunyai

selisih waktu, dan selisih waktu tersebut bisa digunakan untuk mengerjakan

pekerjaan untuk proses produksi selanjutnya.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis akan memperdalam

pembahasan mengenai penjadwalan produksi dan mengambil judul penelitian

“ANALISIS NETWORK PROSES PRODUKSI KAIN GREY PADA

DEPARTEMEN WEAVING PT. BUSANA MULYA TEXTILE

KARANGANYAR”.

B. RUMUSAN MASALAH

Masalah-masalah pokok yang mendorong penulis dalam penelitian

tentang penerapan analisis network pada PT .Busana Mulya Textile dapat

dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana urutan kegiatan proses produksi kain grey yang diterapkan

pada departemen weaving di PT.Busana Mulya Textile ?

2. Berapa lama waktu penyelesaian untuk masing-masing aktivitas yang

dibutuhkan pada proses produksi kain grey ?

3. Bagaimana menentukan jalur kritis untuk menyusun perencanaan dalam

proses pembuatan kain grey agar diketahui waktu penyelesaiaan produksi

yang paling efisien?

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS NETWORK .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib ... analisis network proses produksi kain grey pada departemen weaving pt busana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

C. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai

penulis melalui penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui urutan kegiatan proses produksi kain grey pada

departemen weaving PT Busana Mulya Textile.

2. Untuk mengetahui waktu penyelesaian tiap-tiap aktivitas pekerjaan pada

proses pembuatan kain grey.

3. Untuk mengetahui jalur kritis dalam proses pembuatan kain grey pada

departemen weaving guna menyusun perencanaan waktu yang efisien

dalam pemenuhan pesanan kain grey.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi perusahaan

Memberi masukan atau gambaran bagi perusahaan bahwa dengan

menggunakan analisis network dalam proses produksinya, perusahaan

dapat memperkirakan waktu penyelesaian produksi dan pengawasan

produksi untuk memperoleh efektivitas waktu dalam pembuatan produk

kain kain grey.

2. Bagi Penulis

Peneliti memperoleh pengetahuan secara langsung dalam dunia

kerja dan dapat menerapkan teori-teori yang didapat pada kegiatan

perkuliahan kedalam dunia nyata yaitu dunia kerja.

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS NETWORK .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib ... analisis network proses produksi kain grey pada departemen weaving pt busana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

3. Bagi pihak lain

Sebagai pedoman dan pertimbangan untuk memecahkan masalah

yang berkaitan dengan penggunaan analisis network dalam proses

produksi. Selain itu juga dapat dijadikan tambahan informasi dan referensi

bagi mahasiswa yang akan menyusun tugas akhir.

E. METODE PENELITIAN

1. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan oleh penulis yaitu dengan

mengambil objek penelitian di PT. Busana Mulya Textile Karanganyar.

Desain penelitian yang dilakukan untuk menjawab bagaimana jalur-jalur

kritis yang terjadi diproses produksi kain grey di PT. Busana Mulya

Textile.

2. Objek penelitian

Penelitian ini dilakukan di sebuah pabrik yang berada diwilayah

Karanganyar yaitu PT.Busana Mulya Textile. Perusahaan ini bergerak di

bidang textile yang memproduksi kain grey. Sebagian besar perusahaan ini

berproduksi berdasarkan pesanan (job ordering ). Akan tetapi perusahaan

ini juga masih tetap memproduksi kain grey untuk stok perusahaan dan di

jual ke perusahaan lain.

3. Jenis dan Sumber Data

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang berasal dari hasil pengamatan

langsung atau survey dari obyek penelitian. Selain itu juga langsung

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS NETWORK .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib ... analisis network proses produksi kain grey pada departemen weaving pt busana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

dari sumber informasi pertama melalui wawancara dengan orang yang

berkompeten dengan masalah ini yaitu Bapak Didik selaku Kabag

Produksi PT. Busana Mulya Textile untuk mengetahui gambaran umum

perusahaan dan proses produksi pada kain grey.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung

yaitu didapat dari buku, dokumen perusahaan, maupun sumber bacaan

lainnya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Data tersebut

meliputi data mengenai produk, proses produksi.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi merupakan teknik yang dilakukan dengan cara

mengamati secara langsung obyek penelitian yang ada di PT. Busana

Mulya Textile Karanganyar untuk memberikan gambaran yang

sesungguhnya tentang objek yang diteliti.

b. Wawancara

Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan

mengadakan tanya jawab secara langsung pada obyek penelitian, dalam

hal ini penulis melakukan wawancara lansung dengan Bapak Didik

selaku kabag produksi, Bapak Kasiun selaku kabag persiapan pada PT.

Busana Mulya Textile Karanganyar.

c. Studi Pustaka

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS NETWORK .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib ... analisis network proses produksi kain grey pada departemen weaving pt busana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Metode pengumpulan data dengan mengumpulkan data dari buku

yang berhubungan dengan masalah yang dibahas sebagai bahan

referensi.

d. Melihat Dokumen Perusahaan

Metode pengumpulan data dengan melihat dokumen PT. Busana

Mulya Textile dan melihat tugas akhir peneliti-peneliti lainnya yang

dilakukan pada PT. Busana Mulya Textile sebagai bahan referensi.

5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan oleh penulis adalah dengan

menggunakan metode jaringan kerja (analisis network ) dengan metode

PERT dan CPM dengan langkah sebagai berikut :

a. Menentukan urutan kegiatan dan waktu dalam penyelesaiaan suatu

pekerjaan dan menghitung estimasi waktu penyelesaiaan dengan

metode PERT pada setiap pekerjaan untuk mendapatkan waktu yang

diharapkan dengan rumus :

ET = α + 4(m) + b

6

dimana : ET = Waktu kegiatan yang diharapkan

a = Waktu optimis

b = Waktu pesimistis

m = Waktu realitas

b. Menyusun diagram network

1) Setiap kegiataan untuk menyelesaikan suatu proses produksi secara

keseluruhan yang ditulis dalam bentuk simbol.

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS NETWORK .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib ... analisis network proses produksi kain grey pada departemen weaving pt busana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

2) Menggambar diagram network

Gambar: 1.1

Diagram Network

Ket :

: Anak panah penuh sebagai kegiatan

: Lingkaran sebagai simbol peristiwa

c. Menentukan jalur kritis (CPM) dengan menggunakan metode

alogaritma dan secara keseluruhan dengan mencari waktu mulai awal

kegiatan sampai akhir kegiatan.

Untuk menghitung ES dan LS menggunakan rumus sebagai

berikut:

EF = ES + t t =Waktu yang diharapkan

LF = LS + t

S =LS – ES atau LF – EF

dimana :

ES( Earlies Start) = waktu mulai paling awal dari suatu pekerjaan.

EF(Earlies Finish) = waktu penyelesaian paling awal dari suatu

pekerjaan.

LS(Latest Start) = waktu mulai paling akhir dari suatu pekerjaan.

4 2

6 7 1

5 3

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS NETWORK .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib ... analisis network proses produksi kain grey pada departemen weaving pt busana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

LF(Latest Finish)= waktu paling akhir untuk menyelesaikan

pekerjaan.

S (Slack) = waktu mundur aktivitas

1) Jika suatu aktivitas hanya mempunyai satu pendahulu langsung.

ES sama dengan EF pendahulunya.

2) Jika suatu aktivitas mempunyai beberapa pendahulu langsung.

ES adalah nilai maksimum dari semua EF pendahulunya.

3) Jika aktivitas adalah pendahulu langsung hanya dari satu aktivitas.

Maka LF sama LS dari aktivitas yang secara langsung

mengikutinya.

4) Jika suatu aktivitas memilik lebih dari satu aktivitas .

LF adalah minimum dari seluruh nilai LS dari aktivitas yang

secara langsung mengikutinya.

Maka dari hal diatas dapat diperoleh suatu rumus (Render dan

Heizer, 2009: 102).

1) ES (Earliest Start) : Max (EF semua pendahulu langsung)

2) EF (Earliest Finish) : ES + waktu aktivitas

3) LF (Latest Start) : Min (LS dari seluruh aktivitas yang langsung

mengikutinya)

4) LS ( Latest Finish ) : LF – waktu aktivitas

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS NETWORK .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib ... analisis network proses produksi kain grey pada departemen weaving pt busana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

F . KERANGKA PEMIKIRAN

Gambar 1.2

Kerangka Pemikiran

Keterangan gambar :

Gambar 1.2 merupakan gambar mengenai kerangka pemikiran dalam

penelitian ini. Permintaan produksi yang terus-menerus terhadap kain grey pada

PT Busana Mulya Textile sangat diharapkan dalam proses produksi. Perusahaan

ini bersifat job ordering dimana perusahaan akan melakukan produksi apabila ada

pemesanan. Tetapi perusahaan juga terus melakukan proses produksinya untuk

memenuhi stok persediaannya. Dalam prosesnya, setelah permintaan atau orderan

konsumen diterima oleh bagian PPC (Planning Production Control) kemudian

perencanaan produksi mulai disusun.

Perencanaaan produksi (kontruksi kain) disesuaikan dengan permintaan

konsumen yang memesan, yang meliputi jumlah benang, panjang benang, serta

jenis benang. Tahap berikutnya adalah scheduling atau penjadwalan mengenai

alokasi waktu yang diperlukan oleh setiap kegiatan-kegiatan serta urutan

Permintaan produksi

Schedulling Perencanaan Produksi

Analisis Network

Pelaksanaan Produksi Efisiensi Waktu

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS NETWORK .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib ... analisis network proses produksi kain grey pada departemen weaving pt busana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

pekerjaan yang harus dilakukan. Dan untuk menganalisa scheduling yang telah

dibuat digunakan metode analisis network yaitu PERT ( Progam Evalution and

Review Technique) dan CPM (Critical Path Methode). Dari analisis network ini

akan diperoleh scheduling baru yang berorientasi pada tercapainya efisiensi waktu

penyelesaian pekerjaan.

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS NETWORK .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib ... analisis network proses produksi kain grey pada departemen weaving pt busana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Proses Produksi

Menurut Nasution (2003:3) proses produksi merupakan cara, metode dan

teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu produk dengan

mengoptimalkan sumber daya produksi (tenaga kerja, mesin, bahan baku,

dana) yang ada.

Sedangkan menurut Subagyo (2008:8) proses produksi merupakan proses

perubahan masukan menjadi keluaran. Pada umumnya proses produksi dibagi

menjadi dua macam yang sifatnya ekstrim yaitu :

1. Proses produksi continuos atau terus menerus

Proses produksi yang tidak pernah berganti macam barang yang

dikerjakan. Produksi yang berfokuskan pada produk atau produk fokus dan

biasa digunakan untuk membuat barang yang macamnya relative sama dan

jumlah yang dihasilkan banyak sekali.

2. Proses produksi intermitten atau terputus-putus

Proses produksi terputus-putus digunakan oleh perusahaan yang

mengerjakan bermacam-macam barang dengan jumlah yang hanya sedikit.

Proses produksi terputus-putus biasanya disebut juga sebagai proses

produksi yang berfokuskan pada proses.

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS NETWORK .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib ... analisis network proses produksi kain grey pada departemen weaving pt busana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

B. Pengertian Manajemen Proyek

Menurut Santosa (2003:3) yang dimaksud manajemen proyek adalah

kegiatan merencanakan dan mengendalikan sumber daya organisasi perusahaan

untuk mencapai tujuan tertentu dalam waktu tertentu dengan sumber daya

tertentu.

Proyek merupakan proses pencipataan suatu jenis produk agak rumit

denagn pendefinisian urutan tugas-tugas yang teratur akan keutuhan sumber

daya dan dibatasi oleh waktu penyelesaiaan ( Nasution,2003:11).

Sedangkan menurut Render dan Heizer (2009:87) proyek didefinisikan

sebagai sederetan tugas yang diarahkan pada suatu hasil output utama.

Menurut Heizer dan Render (2005:75) manajemen proyek meliputi tiga

fase ,yaitu :

1. Perencanaan yaitu Fase ini mencakup penetapan sasaran, mendefinisikan

proyek dan organisasi timnya.

2. Penjadwalan yaitu Fase ini menghubungkan orang, uang dan bahan untuk

kegiatan khusus dan menghubungkan masing-masing kegiatan satu orang

dengan yang lain.

3. Pengendalian yaitu pengawasan terhadap sumber daya , biaya kualitas dan

anggaran. Perusahaan yang merevisi atau mengubah rencana dan menggeser

atau mengelola kembali sumber daya agar dapat memenuhi kebutuhan dan

biaya.

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS NETWORK .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib ... analisis network proses produksi kain grey pada departemen weaving pt busana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

C. Perencanaan dan Pengendalian Produksi

Menurut Nasution ( 2003:130) perencanaan dan pengendalian produksi

dapat disebut juga dengan PPC (Planning Production Control). PPC

didefinisikan sebagai proses untuk merencanakan dan mengendalikan aliran

material yang masuk ,mengalir dan keluar dari sistem produksi atau operasi

sehingga permintaan pasar dipenuhi dengan jumlah yang tepat dan produksi

minimum.

Menurut Baroto (2002:14) perencanaan dan pengendalian produksi

(PPC) adalah aktivitas bagaimana mengelola proses produksi tersebut. PPC

merupakan tindakan yang sifatnya abstrak (tidak dapat dilihat dengan nyata).

1. Perencanaan Produksi

Perencanaan merupakan salah satu fungsi dari manajemen , dimana

manajemen tersebut menentukan usaha atau tindakan untuk suatu kegiatan

yang diputuskan oleh pimpinan.

Perencanaan merupakan tujuan pokok atau tujuan utama organisasi

beserta cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut (Gitosudarmo, 2002:49).

Tahap yang harus dilakukan untuk membuat perencanaan suatu

kegiatan menurut Handoko (2003:79) ada empat tahap, yaitu :

a. Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan

b. Merumuskan keadaan saat ini

c. Mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan

d. Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan pencapaian tujuan

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS NETWORK .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib ... analisis network proses produksi kain grey pada departemen weaving pt busana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

2. Pengendalian Produksi

Rencana produksi yang telah disusun tidak dapat dilaksanakan

tanpa adanya pengendalian terhadap pelaksanaan rencana tersebut.

Pengendalian yang dimaksud adalah pengawasan sekaligus dapat

mengambil beberapa tindakan untuk perbaikan yang diperlukan.

Menurut Nasution (2003:20) pengendalian dapat didefinisikan

sebagai proses yang dibuat untuk menjaga supaya realisasi dari suatu

aktivitas sesuai dengan yang direncanakan. Oleh karena itu, pengendalian

terdiri dari prosedur-prosedur untuk menentukan penyimpangan dari

rencana yang telah ditetapkan dan tindakan-tindakan perbaikan yang

diperlukan untuk mengurangi penyimpangan tersebut.

D. Pengertian Penjadwalan

Supaya proses produksi berjalan dengan lancar perlu adanya perencanaan

yang matang, selain itu dengan pengawasan ketat disetiap kegiatan dapat

meminimalisir penyimpangan-penyimpangan yang terjadi baik dari faktor

bahan baku, mesin, maupun sumber daya manusia yang digunakan.

Menurut Render dan Heizer (2009: 90) penjadwalan proyek meliputi

pengurutan dan pembagian waktu untuk seluruh aktivitas proyek. Pada

penjadwalan, seorang manajer memutuskan berapa lama waktu yang

diperlukan untuk setiap aktivitas atau kegiatan.

Namun sebelum memulai penjadwalan ada beberapa hal yang harus

diperhatikan sebelum membuat penjadwalan, yaitu mengenai sarana dan

prasarana yang ada, seperti jumlah permintaan, bahan baku, biaya, dan

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS NETWORK .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib ... analisis network proses produksi kain grey pada departemen weaving pt busana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

kapasitas sumber daya manusia. Dengan adanya penjadwalan produksi kinerja

karyawan akan lebih terarah, mereka dapat mengetahui dengan pasti tentang

apa yang harus segera dilakukan dan berapa lama waktu yang mereka perlukan

untuk melakukan tugas tersebut.

E. Analisis Network

1. Pengertian Analisis Network

Analisis network merupakan suatu metode analisis yang mampu

memberikan informasi pada perusahaan sehingga dapat melakukan

perencanaan dan pengendalian suatu kegiatan produksi atau proyek yang

dilakukan. Metode ini digunakan untuk mengendalikan kegiatan-kegiatan

yang tidak bersifat rutin atau terutama pada tiap proses produksi yang

intermitted atau produksi pesanan (Gitosudarmo, 2002:297). Dalam hal ini

terdapat beberapa simbol yang diperlukan yaitu :

a. Simbol anak panah

Menunjukkan kegiatan atau aktivitas. Yang dimaksud ialah segala

tindakan yang memakan waktu dalam pemakaian atau penggunaan

sejumlah material, tenaga kerja serta peralatan.

b. Simbol lingkaran

Menunjukkan suatu kejadian (event), baik kejadian atas berakhir

atau selesainya kejadian suatu kegiatan tertentu atau kejadian

dimulainya kejadian yang lain. Jadi dalam hal ini berarti bahwa satu

simbol lingkaran itu sekaligus menunjukkan dua buah kejadian.

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS NETWORK .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib ... analisis network proses produksi kain grey pada departemen weaving pt busana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

c. Simbol anak panah putus-putus

Menunjukkan kegiatan semu (dummy). Dalam diagram network

,kegiatan semu boleh ada dan boleh tidak. Kegiatan semu dimunculkan

untuk menghindari diantara dua peristiwa terdapat lebih dari satu

kegiatan.

Adapun keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh dengan

menggunakan analisis network (Haryadi, 2009:12):

1) Mengorganisir dan memberikan informasi secara sistematik

2) Penentuan urutan atau prioritas pekerjaan

3) Dapat menentukan pekerjaan-pekerjaan yang dapat ditunda tanpa

menyebabkan terlambatnya penyelesaian proyek secara keseluruhan

sehingga pekerjaan – pekerjaan tersebut dapat dihemat waktu, biaya

dan tenaga.

4) Dapat segera menentukan pekerjaan-pekerjaan mana harus disub

kontrakkan agar penyelesaiaan proyek secara keseluruhan dapat

sesuai dengan permintaan konsumen.

2. Metode Analisis Network

Ada dua metode analisis network yang paling terkenal dan digunakan

dalam pengawasan dan penjadwalan, yaitu :

a. PERT (Program Evaluation and Review Technique)

Menurut Render dan Heizer (2005:80) PERT merupakan teknik

manajemen proyek yang menggunakan tiga estimasi waktu yaitu waktu

optimis, waktu realistis, dan waktu pesimis untk masing-masing

kegiatan.

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS NETWORK .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib ... analisis network proses produksi kain grey pada departemen weaving pt busana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

PERT menggunakan tiga estimasi waktu tersebut untuk mendapatkan

waktu kegiatan yang diharapkan (expected time) dengan rumus :

b. Analisis CPM (Critical Path Methode)

Dalam Render dan Heizer (2009:93) CPM (Critical Path Methode)

adalah teknik manajemen proyek yang menggunakan hanya satu faktor

waktu per aktivitas.

Pada metode CPM dikenal adanya analisis jalur kritis. Jalur kritis

merupakan jalur-jalur didalam diagram network itu, dimana jalur

tersebut memiliki waktu penyelesaian yang terpanjang dari jumlah

waktu penyelesaian pada jalur-jalur yang lain.

Menurut Heizer dan Render (2001:513), sasaran analisis jalur kritis

adalah untuk menentukan kuantitas masing-masing aktivitas berikut ini:

1) ES = Earliest Start

Waktu mulai aktivitas paling awal. Semua aktivitas yang

mendahuluinya harus diselesaikan sebelum suatu aktivitas bisa

dimulai

2) LS = Latest Start

Waktu mulai aktivitas paling akhir. Semua aktivitas berikut harus

diselesaikan tanpa menunda keseluruhan proyek.

3) EF = Earliest Finish

Waktu penyelesain aktivitas paling awal

4) LF = Latest Finish

Waktu penyelesaian paling aktivitas akhir

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS NETWORK .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib ... analisis network proses produksi kain grey pada departemen weaving pt busana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

5) S = Slack

Waktu mundur aktivitas yang sama dengan (LS-ES) dan (LF-EF.

Jadi analisis PERT dan CPM sangat penting bagi suatu proyek,

yang digunakan untuk menetukan aktivitas yang akan diselesaikan tepat

waktu sehingga menjamin penyelesaian keseluruhan proyek sesuai

jadwal.

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS NETWORK .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib ... analisis network proses produksi kain grey pada departemen weaving pt busana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

BAB III

PEMBAHASAAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah Berdirinya Perusahaan

PT. Busana Mulya Textile didirikan pada tahun 1980 oleh Bapak

R.Mulyono di atas tanah seluas 2000 m2 dengan nama PT. Adiwarna

Busana Textile atau singkatan PT ADISATEX . Kemudian karena dalam

rangka pengembangan maka berganti nama menjadi PT Adiwarnatex pada

tahun 1984,yang kemudian menjadi PT. Sawah Karunia Agung Textile.

Lokasi perusahaan terletak didaerah Dagen Jaten Karanganyar Perusahaan

ini diresmikan oleh Gubernur Jawa Tengah saat itu. Pendirian pabrik

terutama difokuskan dalam bidang jasa, yaitu memproduksi kain bila ada

yang perusahaan lain yang memesan. Akan tetapi dengan seiringnya waktu,

perusahaan juga memproduksi kain untuk dijual sendiri keperusahaan lain.

Perusahaan ini bergerak dibidang pembuatan kain mulai dari proses

penggulungan benang (warping) sampai pada tahap tenun (weaving).

Produk yang dihasilkan dari PT. Busana Mulya Textile terdiri dari kain

jeans dan kain grey atau kain mentah. Sehingga perusahaan ini dikenal

dengan proses weavingnya.

Produksi pertama pada tahun 1981 dengan menggunakan mesin yang

didatangkan dari Taiwan. Dan pada tahun 1990 berdiri lagi pada bagian

pertenunan dengan jumlah karyawan ± 800 orang dan jumlah karyawan

seluruhnya di PT .SKATEX ± 1500 orang.

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS NETWORK .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib ... analisis network proses produksi kain grey pada departemen weaving pt busana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Pada tahun 2009 perusahaan berganti nama yaitu PT BUSANA

MULYA TEXTILE dengan jumlah karyawan ± 600 orang.

a. Visi dan Misi Perusahaan

Bidang usaha yang dijalani selama ini adalah tekstile melalui

kantor pusatnya di Karanganyar.

1) Visi Perusahaan

a) Meningkatkan mutu pelayanan di bidang perindustrian tekstile.

b) Ikut mendorong pemerintah atau instansi resmi agar lebih berperan

dalam pengembangan bidang industri tekstile.

2) Misi Perusahaan

a) Menjadi industri tekstile yang dapat memberikan manfaat pada

masyarakat dan lingkungan. Untuk menjadi sebuah industri tekstile

kelas dunia, yang menjadi tolak ukur kualitas untuk perusahaan

tekstile lainnya.

b) Menjadi perusahaan terbaik dalam bidang pemasaran dan industri

tekstile yang memiliki keunggulan dalam inovasi , mutu produk,

dan kepuasan pelanggan.

c) Memperluas pangsa pasar dunia melampaui lintas negara dengan

menawarkan nilai tambah yang telah dinikmati oleh konsumen

Indonesia.

2. Lokasi Perusahaan

Salah satu unsur penting dalam mendirikan perusahaan adalah

menentukan lokasi perusahaan.Lokasi perusahaan yang dimaksud disini

adalah tempat kegiatan perusahaan dalam menjalankan operasi produksinya

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS NETWORK .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib ... analisis network proses produksi kain grey pada departemen weaving pt busana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

dan aktivitas administrasinya. Karena penentuan lokasi ini akan

mempengaruhi kedudukan perusahaan dalam persaingan dan menentukan

kelangsungan hidup di perusahaan di masa yang akan datang. Lokasi yang

tepat dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan. Dan lokasi

perusahaan dikatakan tepat yaitu apabila dekat dengan bahan baku, tenaga

kerja, transportasi yang lancar, dan mampu melayani konsumen dengan

baik.

PT. Busana Mulya Textile terletak di jalan Solo-Karanganyar. Ada

beberapa pertimbangan dipilihnya lokasi tersebut sebagai pabrik

diantaranya:

a. Segi ekonomi

1) Proses pendistribusian bahan baku dan bahan produksi lebih mudah

sehingga biaya produksi kain dapat diminimalkan.

2) Proses pemasaran hasil produksi lebih mudah karena terletak di

pinggir jalan raya dan pusat kota.

3) Didaerah sekitar merupakan daerah pemukiman yang padat penduduk,

sehingga memudahkan dalam perekrutan karyawan.

b. Segi Sosial

1) Dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi penduduk disekitar

perusahaan.

2) Membantu pemerintah dalam mensukseskan pemakaian produk dalam

negeri.

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS NETWORK .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib ... analisis network proses produksi kain grey pada departemen weaving pt busana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

c. Segi geografis

1) Daerah sekitar perusahaan masih cukup luas untuk mengembangkan

perusahaan tersebut.

2) Mudah untuk mendatangkan alat-alat, mesin-mesin dan memperoleh

ahli mesin atau montir.

3. Struktur Organisasi dan Job Description

Struktur organisasi adalah salah satu kerangka yang menunjukkan

hubungan antara jabatan maupun bidang kerja yang satu dengan yang

lainnya sehingga akan tampak struktur kepegawaiannya. Dengan adanya

struktur organisasi yang baik, maka akan dapat diketahui mengenai

kedudukan, tanggung jawab , wewenang , tugas dan kewajiban dari masing-

masing pegawai.

Hubungan, wewenang dan tanggung jawab seorang pegawai

didasarkan pada PT.Busana Mulya Textile ditunjukkan pada gambar sebagai

berikut :

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS NETWORK .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib ... analisis network proses produksi kain grey pada departemen weaving pt busana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Gambar 3.1 Diagram Struktur Organisasi

Direktur

Direksi

Marketing

Kabag

Finishing

Kabag

Weaving

Kabag

Teknisi

Kabag

Auconting

Kabag

Teknik

Kabag

Personalia

Kabag

Gudang

Teknisi

Kasi PPC Kasi Tenun A Kasi Tenun B

Supervisor

Persiapan

Supervisor

Persiapan

Supervisor

Teknik

Supervisor

Inspecting

Supervisor

Persiapan

Supervisor

Tenun

Supervisor

Inspecting

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS NETWORK .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib ... analisis network proses produksi kain grey pada departemen weaving pt busana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Adapun Job Description dari masing-masing pegawai sebagai berikut:

a. Direktur

Tugas dan tanggung jawab Direktur :

1) Bertanggung jawab atas kelancaran kehidupan karyawan

2) Membina hubungan baik dengan perusahaan lain

3) Memimpin rapat pada waktu-waktu tertentu untuk membahas secara

menyeluruh penyelenggaraan tugas perusahaan

4) Mengambil tindakan-tindakan yang dirasa perlu dan menguntungkan

b. Direksi

Tugas dan tanggung jawab Direksi :

1) Merumuskan dan mengusulkan kebijaksanaan umum perusahaan

untuk masa yang akan datang kepada dewan komisaris

2) Merencanakan, mengkoordinir, dan mengawasi pelaksanaan rencana

kerja yang telah disetujui

3) Memberikan keterangan yang sewaktu-waktu diperlukan oleh dewan

komisaris

4) Mengajukan neraca dan perhitungan rugi laba serta laporan berkala

lainnya

5) Mengajukan jenis usaha baru yang dapat dilaksanakan oleh

perusahaan

6) Bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya untuk

kepentingan perusahaan baik tujuannya maupun pelaksanaannya

c. Marketing

Tugas dan tanggung jawab bagian marketing :

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS NETWORK .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib ... analisis network proses produksi kain grey pada departemen weaving pt busana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

1) Bertanggung jawab terhadap strategi produk lama dan baru

2) Mengkoordinir dan mengurus staff dan sub distributor

3) Mencapai rencana target sesuai budget promosi dan iklan yang

ditentukan

d. Kabag Produksi Tenun

Tugas dan tanggung jawab Kabag Produksi Tenun

1) Bertanggung jawab atas kelancaran produksi di bagian tenun

2) Bertanggung jawab atas sejumlah masing-masing yang digunakan

beserta personilnya

3) Bertanggung jawab terhadap kuantitas dan kualitas hasil produksi

pertenunan

e. Kabag Teknisi

Bagian Teknisi mempunyai tugas :

1) Bertanggung jawab atas kelancaran dan kerusakan mesin bagian

produksi

2) Mengadakan koordinasi terhadap kepala bagian produksi

3) Menentukan jadwal untuk revisi mesin atau servis mesin

f. Kabag Accounting

Tugas dan tanggung jawab bagian Accounting :

1) Melakukan pencatatan transaksi keuangan perusahaan dengan benar

dan tepat waktu

2) Mengklasifikasikan transaksi-transaksi keuangan perusahaan secara

tepat dan benar sesuai dengan bukti yang ada.

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS NETWORK .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib ... analisis network proses produksi kain grey pada departemen weaving pt busana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

g. Kabag Teknik

Tugas dan tanggung jawab bagian teknik :

1) Membawahi urusan-urusan mesin dan ketel uap , urusan disel dan

listrik serta urusan bengkel

2) Mengatur dan bertanggung jawab atas pengadaan bahan bakar dan

kelancaran mesin

h. Kabag Gudang

Tugas dan tanggung jawab bagian gudang :

1) Mencatat bahan bahan yang masuk dan mengeluarkan saat bahan baku

tersebut untuk diproses

2) Menerima barang dari hasil produksi serta mendata sesuai dengan

jumlah kualitas dan kuantitas barang yang di gudang

3) Bertanggung jawab pengiriman barang keluar sesuai dengan

permintaan marketing

i. Kabag Personalia

Bagian Personalia menangani masalah kepegawaian dan

ketenagakerjaan . Karyawan merupakan salah satu faktor yang dapat

menjalankan proses produksi, sehingga tenaga kerja memegang peranan

yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan usaha dalam suatu

perusahaan.

j. Satpam

Tugas satpam adalah bertanggung jawab kepada kepala regu satpam dan

juga menjaga keamanan dan ketertiban perusahaan.

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS NETWORK .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib ... analisis network proses produksi kain grey pada departemen weaving pt busana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

4. Aspek Tenaga Kerja dan Sitem Penggajian

Tenaga kerja adalah salah satu sumber daya penting dalam

perusahaan.Pengembangan sumber daya manusia secara menyeluruh

dilakukan perusahaan guna mengoptimalkan kinerja sunber daya yang ada

dengan memberikan kesempatan kepada seluruh karyawan untuk latihan dan

pendidikan guna meningkatkan kemampuan. Selain itu perusahaan

mengatur tentang sistem kompensasi jaminan sosial,mengenai jam kerja dan

lain-lain.

a. Status Karyawan

1) Jumlah Tenaga Kerja

Tabel 3.1

Jumlah Tenaga Kerja PT. Busana Mulya Textile

Status Karyawan Jumlah Karyawan

Karyawan Bulanan 500 orang

Karyawan Harian 100 orang

Sumber : PT Busana Mulya Textile

2) Pengaturan Jam Kerja dan Tata Tertib

a) Jam Kerja dan Istirahat

(1) Jam kerja karyawan ditetapkan sebagai berikut:

(a) Shif l jam 07.00 s/d 15.00 (1 jam istirahat)

(b) Shif ll jam 15.00 s/d 23.00 (1 jam istirahat)

(c) Shif lll jam 23.00 s/d 07.00 (1 jam istirahat)

(d) Khusus untuk Day Shif jam 08.00 s/d 16.00 (1 jam

istirahat)

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS NETWORK .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib ... analisis network proses produksi kain grey pada departemen weaving pt busana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

(2) Jam istirahat digunakan secara bebas dan tertib dalam

lingkungan perusahaan, dan karyawan harus sudah ditempat

sebelum jam kerja yang telah ditentukan.

(3) Apabila karyawan akan meninggalkan tempat kerja atau izin

dikarenakan suatu hal maka karyawan wajib menunjukkan

surat yang ditanda tangani kepala bagian yang bersangkutan di

posko keamanan.

b) Tata Tertib Kerja

(1) Setiap karyawan harus melaksanakan tugas yang

diintruksikan atasannya

(2) Karyawan wajib menjaga dan memelihara dengan baik semua

peralatan kerja yang ada dalam perusahaan

(3) Karyawan wajib melapor atau memberitahukan kepada

pimpinan setiap berhalangan hadir

(4) Karyawan dilarang menyalahgunakan kepercayaan

perusahaan yang dapat mengakibatkan kerugian perusahaan

(5) Karyawan yang akan meninggalkan pekerjaan untuk

kepentingan harus mendapat izin terlebih dahulu dari atasan

langsung atau pimpinan perusahaan.

3) Sistem Penggajian Karyawan

Kebijakan perusahaan mengenai sistem penggajian didasarkan pada

beberapa penetapan antara lain :

a) Gaji bulanan

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS NETWORK .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib ... analisis network proses produksi kain grey pada departemen weaving pt busana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Gaji yang diterima karyawan dihitung bulanan dengan

sistem pembayaran gaji pada awal bulan. Jika awal bulan bulan

bertepatan dengan hari libur maka gaji akan diberikan pada

akhir bulan sebelumnya atau diundur . Gaji bulanan diberikan

hanya pada staf administrasi ( HRD, Akunkantasi , dan

Pemasaran ).

b) Gaji Minggunan

Gaji diberikan kepada karyawan setiap 2 minggu sekali.

Karyawan yang mereka gaji 2 minggu adalah karyawan

produksi ( karyawan tetap dan karyawan kontrak ).

c) Gaji Harian

Karyawan menerima upah atau gaji yang diberikan

kepada karyawan dengan ketentuan jumlah hasil produksi yang

telah dikerjakan.Karyawan menerima upah selama seminggu

sekali yaitu pada hari Sabtu.

4) Perekrutan Karyawan

Cara perekrutan karyawan yang diinginkan suatu perusahaan

dilakukan melalui saluran-saluran. Kadang-kadang perusahaan

menunggu pelamar atau perusahaan mengadakan pengumuman

melalui media massa. Cara yang digunakan perusahaan untuk

merekrut karyawan adalah sebagai berikut :

a) Pelamar datang sendiri

b) Rekomendasi pegawai

c) Agen-agen penempatan tenaga kerja swasta

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS NETWORK .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib ... analisis network proses produksi kain grey pada departemen weaving pt busana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

d) Organisasi pegawai

e) Perhitungan prestasi

5) Pelatihan dan Pengembangan

Pelatihan dan pengembangan merupakan kegiatan yang

bermaksud memperbaiki dan mengembangkan sikap, perilaku

,ketrampilan, dan pengetahuan karyawan sesuai dengan keinginan

perusahaan. Proses pelatihan dan pengembangan dilaksanakan baik

karyawan baru maupun karyawan lama.

6) Pembinaan karyawan

Tunjangan program pengembangan pendidikan karyawan

adalah :

a) Untuk pengembangan pengetahuan dan kemampuan serta

terwujudnya tenaga-tenaga terampil dalam berbagai bidang sesuai

dengan kebutuhan perusahaan

b) Diharapkan mampu menyerap ilmu pengetahuan dan teknologi

yang berkembang serta meningkatkan moral karyawan dalam hal

etika, tingkah laku, kejujuran dan norma-norma yang ada.

7) Kesejahteraan Karyawan

Kesejahteraan tenaga kerja PT. Busana Mulya Textile

sangat diutamakan. Karena akan dapat memberikan motivasi kepada

karyawan dalam bekerja. Berikut kesejahteraan yang diberikan oleh

perusahaan :

a) Pelaksanaan cuti di perusahaan

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS NETWORK .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib ... analisis network proses produksi kain grey pada departemen weaving pt busana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Cuti adalah tidak masuk kerja yang diijinkan alam waktu tertentu

dengan ijin karyawan yang berwenang.

Adapun pelaksanaan cuti sebagai berikut :

(1) Cuti Tahunan

Karyawan berhak atas cuti tahunan selama dua minggu setelah

bekerja selama 2 bulan terus menerus.

(2) Cuti Sakit

Cuti yang diberikan pada karyawan yang sedang sakit dengan

dibuktikan dengan surat keterangan dokter

(3) Cuti Hamil dan Melahirkan

Diberikan kepada karyawan yang akan melahirkan selama 1,5

bulan sebelum dan sesudah melahirkan

(4) Hak Cuti Karyawan

Untuk karyawan yang akan melangsungkan pernikahan,

karyawan cuti 2 hari dan cuti pribadi 3 hari, untuk pernikahan

anak karyawan 2 hari.

b) Jamsostek

Sesuai dengan peraturan pemerintah No. 14 Tahun 1993,

perusahaan mengansuransikan pada ansuransi sosial tenaga kerja

yang meliputi tanggungan.

(1) Jaminan kecelakaan

(2) Jaminan hari tua

(3) Jaminan kematian

(4) Rekreasi yang diadakan perusahaan 1 tahun sekali

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS NETWORK .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib ... analisis network proses produksi kain grey pada departemen weaving pt busana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

(5) Program koperasi karyawan

(6) Mendirikan tempat peribadatan

(7) Bantuan Sosial

(a) Perkawinan

(b) Kematian

(c) Melahirkan

c) Pemberhentian Tenaga Kerja

Dalam hal memberhentikan atau pemutusan hubungan kerja

pada PT. Busana Mulya Textile adalah sebagai berikut :

(1) Pemberhentian atas inisiatif sendiri (Pengunduran Diri)

(a) Apabila karyawan akan mengundurkan dari pekerjaannya,

karyawan harus mengajukan pemberhentian secara

tertulis 1 bulan sebelumnya kepada perusahaan. Hal ini

karyawan tidak berhak mendapatkan pesangon, tetapi

diberi uang kebijaksanaan yang ditentukan perusahaan.

(b) Karyawan tidak masuk kerja selama 8 hari berturut-turut

tanpa surat izin dalam 1 bulan terakhir maka dianggap

mengundurkan diri sesuai peraturan perusahaan.

(2) Pemberhentian oleh perusahaan

Karyawan dapat diberhentikan tanpa syarat apabila melanggar

hukum atau melakukan kesalahan-kesalahan besar, misal:

(a) Melakukan perbuatan asusila ditempat kerja

(b) Tidak masuk kerja selama 8 hari berturut-turut tidak izin

dengan catatan dipanggil 2 kali

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS NETWORK .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib ... analisis network proses produksi kain grey pada departemen weaving pt busana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

(c) Melakukan tindak pidana di luar perusahaan

(d) Menyalahgunakan kepercayaan perusahaan untuk

kepentingan diri sendiri

(e) Melakukan tindak kejahatan misalnya: mencuri,

menggelapkan uang, menipu dan memperdagangkan

barang terlarang baik di dalam maupun di luar perusahaan.

5. Aspek Produksi

Sistem produksi yang diterapkan pada PT. Busana Mulya Textile

sebagian besar berupa sistem job orderdan perusahaan tetap berproduksi

untuk dijual sendiri.Job order yaitu semua hasil produksi merupakan

kesesuaian dengan keinginan pemesan. Sebuah kontruksi kain ditentukan

oleh pemesan, selanjutnya perusahaan akan menganalisis dan memproduksi

kain keinginan dari pemesan. Yang akan dianalisis dan menjadi

perhitungan tersebut meliputi jumlah boom yang naik untuk memenuhi

kapasitas pesanan, jumlah helai benang (lusi) yang naik pada proses

warping dan jumlah benang pakan yang dibutuhkan.

a) Bahan baku untuk produksi

Bahan baku yang dipergunakan dalam proses produksi adalah benang.

Benang yang dipergunakan seperti rayon, cotton. Untuk benang yang

dipakai, perusahaan tidak memproduksi sendiri akan tetapi benang

didapat dari pemesan kain itu sendiri dan juga membeli dari perusahaan

lain yang memproduksi benang.

b) Bahan pembantu

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS NETWORK .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib ... analisis network proses produksi kain grey pada departemen weaving pt busana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Bahan yang digunakan untuk pendukung atau pembantu proses produksi

kain diantaranya kanji,tepung terigu, tapioka, acril, wap, PPA, tawas, dan

apreton.

c) Mesin yang dipergunakan

Ada beberapa mesin yang dipergunakan untuk melakukan proses

produksi antara lain yaitu :

(1) Mesin Warping

(2) Mesin palet

(3) Mesin sizing

(4) Cucuk

(5) Mesin tenun (mesin RRT dan mesin Ishikawa )

(6) Inspect

(7) Mesin lipat (folding)

d) Proses Produksi

PT Busana Mulya Textile mempunyai dua departemen yaitu departemen

weaving (proses pembuatan kain dari benang menjadi kain mentah) dan

departemen finishing (proses pemutihan untuk kain putih dan pewarnaan

kain). Pada pembahasan ini penulis hanya menguraikan untuk

departemen weaving yaitu pada proses pembuatan kain grey. Pada proses

pembuatan kain grey melalui beberapa tahapan proses diantaranya

sebagai berikut :

(1) Persiapan benang

Dalam proses persiapan benang terdapat dua macam yaitu

persiapan benang untuk benang lusi dan benang pakan. Jenis

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS NETWORK .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib ... analisis network proses produksi kain grey pada departemen weaving pt busana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

benang yang digunakan untuk benang lusi dan benang pakan

disesuaikan dengan kontruksi kain grey dari permintaan

konsumen. Benang yang dipakai berasal dari perusahaan lain dan

akan disimpan digudang penyimpanan benang.

(2) Proses warping

Warping merupakan proses penggulungan benang yang

masih dalam bentuk gulungan cheese digulung kedalam boom.

Dengan menggunakan mesin warping, banyaknya cheese yang

diletakkan menentukan banyaknya helai benang yang digulung

kedalam boom. Sedangkan banyaknya helai benang akan

menentukan stuktur kain. Hal-hal yang perlu diketahui dalam

proses warping adalah jumlah benang lusi, panjang benang lusi,

dan banyaknya cheese yang perlu dipergunakan.

Benang yang sudah dinaikkan pada mesin kemudian

dililitkan pada boom warping dan ditarik. Boom yang sudah terisi

dengan gulungan benang kemudian mengantri pada proses sizing.

(3) Proses sizing atau pengkanjian

Yang dimaksud penganjian adalah sejumlah jajaran benang

lusi yang telah teratur yang berasal dari boom hanian dan

dimasukkan kedalam bak yang telah berisi larutan kanji (size book)

yang merupakan campuran yang terdiri dari air, tepung tapioka

kemudian didihkan bersamaan dalam mixer. Melalui pipa-pipa

yang dihubungkan kedalam mesin sizing, larutan tersebut dialirkan

pada benang yang sedang ditarik . Dalam hal ini banyak yang perlu

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS NETWORK .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib ... analisis network proses produksi kain grey pada departemen weaving pt busana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

diperhatikan antara lain, ketegangan benang, kekentalan cairan dan

suhu larutan itu sendiri.

Melalui sebuah blower, benang yang sudah dialirkan

kedalam larutan kanji dikeringkan melalui beberapa silinder

pengering yang berisi uap panas dan kemudian digulung kedalam

boom tenun dan siap diturunksn dan masuk kedalam proses cucuk.

Tujuan dari penganjian itu sendiri adalah untuk

meningkatkan kekuatan benang lusi untuk ditenun dengan cara

memberikan zat pelindung , sehingga tahan terhadap gesekan-

gesekan dan tegangan yang terjadi selama proses menenun.

(4) Proses cucuk atau reaching

Proses cucuk yaitu proses memasukkan benang lusi kedalam

lubang dropper dan gun (sisir) secara manual. Operator

menggunakan alat berupa kawat yang berbentuk seperti paku yang

disebut cucuk. Berdasarkan cara memasukkan dropper, proses

cucuk dibagi menjadi dua macam yaitu cucukan plat dan cucukan

kamran.

Proses cucukan plat memasukkan benang lusi pertama

dengan benang ketiga, benang kedua dengan benang keempat pada

droper. Sedangkan untuk proses kamran dilakukan dengan

memasukkan benang secara berurutan yaitu benang pertama

dengan benang kedua dan benang ketiga dengan benang keempat.

Dan proses cucuk kamran digunakan untuk benang lusi yang

tergolong rusak.

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS NETWORK .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib ... analisis network proses produksi kain grey pada departemen weaving pt busana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Untuk nomor sisir biasanya sudah ditentukan dalam

kontruksi kain.Semakin tinggi angka sisir semakin rapat pula sisir

tersebut.

(5) Proses Palet

Proses palet yaitu proses penggulungan benang pakan

kedalam kayu linting dengan mesin palet yang akan melepas

gulungan dari cones dan memindahkan kebatang palet, kemudian

dimasukkan kedalam teropong kayu linting atau penggulung batang

palet yang telah berisi benang dipindahkan kebagian penenunan

bersama dengan benang lusi.

(6) Proses Weaving (tenun)

Proses tenun adalah menyilangkan (menganyam) antara

benang pakan dan benang lusi sehingga akan terbentuk kain yang

sesuai dengan rancangan yang telah ditentukan. Operator yang

menjalankan tenun bertugas mengawasi jalannya mesin dan

menyambung benang jika ada yang putus.

Mesin tenun secara otomatis akan berhenti jika ada benang

yang putus. Dan operator akan menyambung serta memasukkan

kayu linting benang pakan yang baru apabila benang pakan telah

habis. Kayu linting atau palet akan jatuh dengan sendirinya dan

terganti dengan bobbin yang baru.

(7) Inspecting

Proses inspecting merupakan proses pemeriksaan bila ada

kain yang cacat atau rusak. Cara mengecek kain pada inspecting

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS NETWORK .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib ... analisis network proses produksi kain grey pada departemen weaving pt busana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

yaitu kain dilewatkan pada meja kaca, dimana pada bagian bawah

kaca diberi lampu penerangan untuk melihat kecacatan atau

kerusakan pada kain dan selanjutnya akan dilakukan perbaikan.

Alat-alat yang digunakan dalam proses ini yaitu gunting, jarum,

sisir untuk merapatkan antara benang lusi dan pakan.

(8) Proses Folding

Proses folding merupakan langkah terakhir dalam pembuatan

kain grey, yaitu proses pelipatan kain dengan menggunakan mesin

folding setelah proses inspecting. Kain yang lolos inspecting di

naikkan kesebuah meja dan ujungnya disangkutkan pada lengan

mesin. Lalu lengan mesin akan menarik kain dan memindahkan ke

meja yang lain dalam bentuk lipatan sepanjang 1 meter.

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS NETWORK .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib ... analisis network proses produksi kain grey pada departemen weaving pt busana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Bagan Proses Produksi Kain Grey

Gambar 3.2

Proses Produksi kain

6. Aspek pemasaran

Masalah pemasaran adalah salah satu hal yang juga harus

diperhatikan oleh tim manajemen dalam sebuah perusahaan, sebab berhasil

atau tidaknya suatu produk dipangsa pasar tergantung dari sistem pemasaran

dalam perusahaan tersebut.

a. Daerah pemasaran

Pada awal perusahaan dibangun pemasaran produk baru terbatas

pada area Surakarta, namun semakin berkembangnya perusahaan

Benang

Palet Lusi

Penganjian

Cucuk

Tenun

Inspecting

Folding

Packing

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS NETWORK .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib ... analisis network proses produksi kain grey pada departemen weaving pt busana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

pemasarannya juga semakin meluas.Wilayah pemasaran mencakup ke

wilayah Pekalongan, Bandung, Jakarta.

b. Saluran distribusi

Untuk memudahkan dan menghemat biaya distribusi maka

perusahaan sistem pendistribusiannya dengan melayani pelanggan secara

langsung tanpa perantara agen.Dalam melakukan pendistribusian

menggunakan alat transportasi truk.

c. Harga

Kebijakan harga yang ditetapkan oleh perusahaan berdasarkan

dengan besar kecilnya biaya produksi yang ditanggung perusahaan.

Biaya-biaya yang mempengaruhi penetapan harga antara lain biaya

bahan baku, biaya bahan pembantu, dan biaya tenaga kerja.

B. Laporan Magang Kerja

1. Pengertian Magang Kerja

Magang kerja merupakan bentuk kegiatan penunjang perkuliahan di

luar kampus yang berorientasi pada dunia nyata (dunia kerja) yang

merupakan penerapan dari teori-teori yang telah dipelajari selama masa

perkuliahan dan dilakukan diluar kampus secara kelompok atau individu .

Magang kerja tersebut merupakan program D3 Manajemen Bisnis UNS

Surakarta, dalam upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan pada

program D3 Manajemen Bisnis.

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS NETWORK .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib ... analisis network proses produksi kain grey pada departemen weaving pt busana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

2. Tujuan Magang Kerja

a. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan memahami permasalahan

yang timbul serta memberikan solusi pemecahan permasalahan tersebut

di dalam dunia usaha

b. Agar mahasiswa mendapatkan pengalaman secara langsung mengenai

aktivitas nyata dalam dunia usaha

c. Melalui magang kerja mahasiswa dapat berlatih untuk bekerja secara

professional sebelum memasuki dunia kerja yang sesungguhnya

d. Untuk melengkapi dan memenuhi syarat-syarat dalam mmelakukan Ujian

Tugas Akhir

3. Proses Pelaksanaan Magang Kerja

a. Waktu dan Pelaksanaan Magang Kerja

1) Waktu : 8 Februari – 8 Maret 2012

2) Tempat : PT. Busana Mulya Textile

3) Alamat : Jalan Jaten KM Karanganyar

b. Kegiatan Magang Kerja

Dengan persetujuan pimpinan perusahaan PT. Busana Mulya

Textile Karanganyar,kegiatan magang kerja dilaksanakan mulai tanggal 8

Februari 2012 sampai dengan tanggal 8 Maret 2012. Magang kerja

dimulai pada pukul 08.00 – 14.00 Wib, dan dilaksanakan pada hari

Senin sampai Jum’at.Peserta magang terdiri dari 3 orang saja.Dalam

pelaksanaan magang, mahasiswa tidak diharuskan memakai seragam

akan tetapi berpakaian rapi dan sopan.

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS NETWORK .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib ... analisis network proses produksi kain grey pada departemen weaving pt busana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

c. Kegiatan selama magang kerja

1) Minggu 1 di bagian kantor

a) Adaptasi lingkungan perusahaan dan pengenalan staf karyawan.

b) Penjelasan urutan proses produksi oleh kepala bagian produksi.

2) Minggu II dibagian persiapan produksi

a) Mengamati proses produksi secara langsung

b) Penjelasan bahan-bahan dan mesin-mesin yang ada di bagian

persiapan.

c) Interview dengan karyawan dan kepala bagian persiapan

3) Minggu III di bagian weaving

a) Penjelasan proses tenun dan mesin-mesin yang digunakan.

b) Mengamati langkah-langkah produksi

c) Interview dengan kepala bagian produksi dan karyawan yang

bekerja diperusahaan itu.

4) Minggu IV dibagian inspecting

a) Mengamati proses inspecting dan penjelasan tentang caraquality

control.

b) Melakukan evaluasi data dan melengkapi data yang diperlukan

serta berpamitan karena magang sudah selesai.

4. Manfaat Magang Kerja

a. Bagi mahasiswa

1) Dapat melihat secara jelas bagaimana proses produksi atau kegiatan

yang terjadi pada obyek penelitian

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS NETWORK .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib ... analisis network proses produksi kain grey pada departemen weaving pt busana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

2) Memberikan ketrampilan dan pengalaman pada mahasiswa dalam

memasuki dunia usaha

3) Dapat mengetahui permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan dan

mencoba mencari solusinya

4) Mampu menerapkan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan kedalam

dunia usaha

b. Bagi Perguruan Tinggi

1) Terjalinnya hubungan kerja sama yang lebih baik dengan perusahaan

yang ditempati untuk magang kerja

2) Dapat mengetahui sejauh mana ilmu yang diserap oleh mahasiswa

selama perkuliahan.

c. Bagi Perusahaan

1) Terjadinya kerjasama dengan dunia pendidikan

2) Sebagai sarana perkembangan guna peningkatan produktivitas

perusahaan

3) Mendapat masukan-masukan yang dapat digunakan sebagai

pertimbangan perusahaan dalam menyelesaikan permasalahan yang

ada.

C. PEMBAHASAN MASALAH

Dalam proses produksi sebuah perusahaan diperlukan sebuah manajemen

yang baik dimana waktu produksi yang lebih efektif dan efisien. Dengan begitu

keuuntungan yang lebih bagi perusahaan yang bersangkutan karena

berkurangnya biaya produksi. Karena semakin sedikit waktu yang dibutuhkan

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS NETWORK .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib ... analisis network proses produksi kain grey pada departemen weaving pt busana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

dalam memproduksi kain grey maka semakin banyak pula kain grey yang

dihasilkan PT Busana Mulya Textile. Oleh karena itu diperlukan suatau

perencanaan dan pengawasan yang baik.

Kegiatan penelitian terhadap suatu objek perlu dilakukan tindakan-

tindakan analisis data terhadap data yang diperoleh peneliti. Disini peneliti

melakukan analisis terhadap jaringan kerja pada proses produksi kain grey.

Untuk dapat memberikan jawaban atas penelitian serta argumentasi pada PT

Busana Mulya Textile, peneliti dapat menggunakan salah satu alat analisis

yang tepat serta menghasilkan perhitungan yang akurat sehingga dapat

membantu dalam pengambilan keputusan untuk menentukan kebijakan-

kebijakan terhadap data yang diperoleh selama melakukan penelitian.

Pengambilan keputusan yang tepat merupakan hal yang sangat diperlukan

untuk melangsungkan proses produksi, karena perusahaan PT Busana Mulya

Textile memproduksi kain grey secara continue ( terus-menerus ) dan secara

job ordering yang harus selalu dapat mengambil keputusan-keputusan yang

tepat. Maka teknik yang akan digunakan dalam menganalisa waktu adalah

analisis network, dan metode ini akan diketahui jalur kritis atau waktu kritis

yang dapat digunakana untuk memproduksi kain grey.

Dengan penggambaran jaringan kerja proses produksi maka akan

memudahkan dalam menentukan perencanaan, penjadwalan, dan pengawasan

proses produksi supaya mendapatkan waktu kerja yang leih efektif dan efisien

sehingga dapat memenuhi pesanan dengan tepat waktu.

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS NETWORK .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib ... analisis network proses produksi kain grey pada departemen weaving pt busana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

1. Routling Proses Produksi

Merupakan semua kegiatan yang ada dalam proses produksi dan

ditentukan, sehingga dapat diketahui kegiatan yang harus diselesaikan

sebelum kegiatan lain dapat dimulai. Dengan demikian maka dapat

diketahui hubungan ketergantungan antar kegiatan dan urut-urutan pada

proses produksi kain grey.

Tabel 3.2

Jenis dan Urutan Proses Produksi Kain Grey

PT Busana Mulya Textile Karanganyar

No Aktivitas Simbol Kegiatan Kegiatan yang

mendahului

1 Persiapan Benang A -

2 Penghanian B A

3 Pengkanjian C B

4 Pencucukan D C

5 Palet E A

6 Tenun F D , E

7 Inspecting G F

8 Folding H G

Sumber : Bagian Produksi PT Busana Mulya Textile

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS NETWORK .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib ... analisis network proses produksi kain grey pada departemen weaving pt busana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Tabel 3.3

Waktu normal Proses Produksi Kain Grey

PT Busana Mulya Textile, Karanganyar

No Aktivitas Simbol Kegiatan Waktu (menit)

1 Persiapan benang A 490

2 Penghanian(warping) B 620

3 Pengkanjian(sizing) C 580

4 Pencucukan D 675

5 Palet E 200

6 Tenun F 11700

7 Inspecting G 110

8 Folding H 180

Sumber: Bagian Produksi PT Busana Mulya Textile

2. Perkiraan waktu kegiatan

Penentuan perkiraan waktu untuk masing-masing kegiatan dengan

tepat tidak mudah. Untuk menentukan waktu kegiatan yang tepat dapat

menggunakan suatu analisis yaitu metode PERT .Metode ini didasarkan

pada tiga estimasi waktu yaitu waktu optimis, waktu realistis dan waktu

pesimis. Berdasarkan metode tersebut dapat diketahui perhitungan waktu

sebagai berikut :

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS NETWORK .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib ... analisis network proses produksi kain grey pada departemen weaving pt busana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Tabel 3.4

Perkiraan Waktu Penyelesaian Masing-masing Pekerjaan

Proses Produksi Kain Grey PT Busana Mulya Textile Karanganyar

No Aktivitas Simbol

Kegiatan

a

(waktu

optimis)

menit

m

(waktu

realistis)

menit

b

(waktu

pesimis)

menit

1 Persiapan benang A 320 490 660

2 Penghanian(warping) B 495 620 720

3 Pengkanjian C 500 580 640

4 Pencucukan D 570 675 750

5 Palet E 120 200 210

6 Tenun F 9800 11700 13700

7 Inspecting G 60 110 135

8 Folding H 100 180 240

Sumber : Bagian Produksi PT Busana Mulya Textile

Setelah data megenai tiga estimasi waktu diperoleh maka hal lain

yang perlu diperhatikan adalah total waktu ( Expected Time) yang

dilambangkan dengan simbol ET. Penghitungan durasi waktu yang

diharapkan untuk pengerjaan sebuah aktivitas menggunakan rumus

sebagai berikut :

Et = a + 4(m) + b

6

Keterangan:

Et = waktu kegiatan yang diharapkan

a = waktu optimistis,waktu kegiatan bila semuanya berjalan baik

tanpa ada hambatan – hambatan atau penundaan.

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS NETWORK .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib ... analisis network proses produksi kain grey pada departemen weaving pt busana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

m = waktu realistis, waktu kegiatan yang akan terjadi bila suatu

kegiatan dilaksanakan dalam kondisi normal dengan

penundaan-penundaan tertentu yang dapat diterima.

b = waktu pesimis, waktu kegiatan bila terjadi hambatan atau

penundaan

Adapun perhitungan perkiraan waktu penyelesaian aktivitas (ET)

masing-masing kegiatan adalah sebagai berikut :

a. ET A = = 490

b. ET B = = 615,83

c. ET C = = 576,66

d. ET D = = 670

e. ET E = = 188,33

f. ET F = = 11716,67

g. ET G = = 105,83

h. ET H = = 176,66

Dari hasil perhitungan di atas dapat diperoleh mengenai perkiraan

jumlah waktu dari masing- masing kegiatan. Hasil tersebut kemudiaan

menjadi waktu suatu pekerjaan dan akan digunakan untuk menentukan

jalur kritis. Dari perhitungan diatas dapat dibuat tabel dengan data PERT

sebagai berikut :

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS NETWORK .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib ... analisis network proses produksi kain grey pada departemen weaving pt busana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Tabel 3.5

Data Perhitungan PERT Proses Produksi Kain Grey

PT . Busana Mulya Textile

No Node Simbol

Kegiatan

Kegiatan

yang

mendahului

a

(waktu

optimis)

menit

m

( waktu

realistis)

menit

b

( waktu

pesimis )

menit

Waktu yang

diharapkan

(t)

Menit

1 1 – 2 A - 320 490 660 490

2 2 – 3 B A 495 620 720 615,83

3 3 – 4 C B 500 580 640 576,66

4 4 – 5 D C 570 675 750 670

5 2 – 5 E A 120 200 210 188,33

6 5 – 6 F D,E 9800 11700 13700 11716,67

7 6 – 7 G F 60 110 135 105,83

8 7 – 8 H G 100 180 240 176,66

Sumber : Data primer yang diolah

3. Identifikasi Jalur Kritis Menggunakan Metode CPM

Setelah diketahui urutan proses serta waktu yang diperlukan untuk

setiap kegiatan dalam proses produksi, maka dapat diperoleh diagram

jaringan kerja (network). Adapun penyelesaian diagram network proses

produksi pembuatan kain grey pada PT Busana Mulya Textile

Karanganyar, yaitu :

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS NETWORK .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib ... analisis network proses produksi kain grey pada departemen weaving pt busana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

(A) 490 (B) 615,83 (C) 576,66

(D) 670

(E)188,33

(F)

(G) 105,83

(H) 176,66

Gambar 3. 3

Diagram Network Proses Produksi Kain Grey

Dari gambar diagram diatas dapat diperoleh kegiatan mana saja

yang merupakan jalur kritis. Jika melihat diagram jaringan kerja diatas

diperoleh dua jalur, yaitu :

a. A-B-C- D-F-G-H

b. A-E-F-G-H

Dapat diketahui jalur manakah yang merupakan jalur kritis. Jalur

kritis dapat diidentifikasi melalui peristiwa-peristiwa yang dihubungkan

4 3 2 1

5

6

8

7

17116,67

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS NETWORK .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib ... analisis network proses produksi kain grey pada departemen weaving pt busana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

oleh kegiatan-kegiatan dengan waktu longgar nol (Slack), dimana slack

merupakan perbedaan waktu “ Latest dan Earlest” atau selisih antara LS

dan ES, atau antara LF dan EF.

Untuk mengidentifikasi jalur kritis , maka diperlukan metode CPM

dengan cara menghitung dua waktu paling awal dan waktu paling akhir.

1) ES (waktu mulai paling awal) : Max (EF semua pendahulu langsung)

2) EF (waktu selesai paling awal) : ES + waktu aktivitas

3) LF (Waktu selesai paling awal) : Min (LS dari seluruh aktivitas yang

langsung mengikutinya)

4) LS ( waktu selesai paling akhir ) : LF – waktu aktivitas

Tabel 3. 6

Data Perhitungan CPM Proses Produksi Kain Grey

PT Busana Mulya Textile

Kegiat

an

Kegiatan

yang

mendahului

Waktu

(menit)

ES

(Early

Start)

EF

(Early

Finish)

LS

(Latest

Start)

LF

(Latest

Finish)

Slack

Pada

Jalur

Kritis

A - 490 0 490 0 489,99 0 Kritis

B A 615,83 490 1105,83 489,99 1105,83 0 Kritis

C B 576,66 1105,83 1682,5 1105,83 1682,5 0 Kritis

D C 670 1682,5 2352,5 1682,5 2352,5 0 Kritis

E A 188,33 490 678,83 2164,16 2352,5 1674,

16

Tidak

kritis

F D,E 11716,67 2352,5 14069,17 2352,5 14069,17 0 Kritis

G F 105,83 14069,17 14175 14069,17 14175 0 Kritis

H G 176,66 14175 14351,6 14175 14351,67 0 Kritis

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS NETWORK .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib ... analisis network proses produksi kain grey pada departemen weaving pt busana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

(

Keterangan :

= Jalur Kritis

= Bukan jalur kritis

Gambar 3.4

Diagram Jalur Kritis Proses Produksi Kain Grey

PT Busana Mulya Textile

Dari hasil analisis data dengan metode CPM, maka dapat diketahui

jalur kritis pada proses produksi kain grey PT Busana Mulya Textile. Jalur

kritis adalah aktivitas dalam suatu proyek yang memiliki waktu paling

panjang.

1 2 3 4

5

6

7

8

(A) 490

(B) 615,83

(C) 576,66

(D) 670

(E) 188,33

(F) 11716,67

(G) 105,83

(H) 176,66

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS NETWORK .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib ... analisis network proses produksi kain grey pada departemen weaving pt busana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Jalur 1 = A-B-C-D-F-G-H

= 490 + 615,83 + 576,66 + 670 + 11716,67 + 105,83 + 176,66

= 14351,65

Jalur 2 = A-E-F-G-H

= 490 + 188,33 + 11716,67 + 105,83 + 176,66

= 12677,49

Sehingga dapat diketahui jalur kritisnya yaitu jalur 1 : A-B-C-D-F-

G-H dengan waktu 14351,65 menit sedangkan standar waktu yang

dijadwalkan perusahaan setiap memproduksi kain grey yaitu sebesar

14555 menit. Dan untuk jalur 2 yaitu A-E-F-G-H waktu penyelesaian

selama 12677,49 menit.Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa jalur

kritis merupakan jalur terpanjang yang dilalui dalam tiap produksi dan

aktivitas yang dilalui oleh jalur kritis tidak bisa ditunda waktu

pengerjaannya.

Dari hasil perhitungan diatas, penulis mencoba menganalisa hasil

perhitungan apabila perusahaan menggunakan waktu standar perusahaaan

yaitu perusahaan dalam setiap kali melakukan produksi kain grey mulai

dari proses persiapan benang sampai folding memerlukan waktu selama

14555 menit atau 242,58 jam atau 10,10 hari(10 hari) dalam setiap kali

memproduksi kain grey. Akan tetapi apabila perusahaan menggunakan

metode analisis network maka waktu penyelesaiaan kain grey itu menjadi

14351,65 menit atau 239,19 jam.Atau waktu standar perusahaan sebesar

14555 menit(242,58 jam) dan apabila menggunakan network sebesar

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS NETWORK .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib ... analisis network proses produksi kain grey pada departemen weaving pt busana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

14351,65 menit( 239,19 jam) maka perbedaan waktu keduanya sebesar

3,39 jam.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa waktu pengerjaan mulai dari

proses persiapan sampai proses folding yaitu dalam setiap 10 hari

perusahaan bisa menghemat waktu sebesar 3,39 jam apabila mengunakan

metode analisis network. Dan selama 2 kali proses produksi (20 hari)

perusahaan bisa meng-efisien waktu produksi sebanyak 6,78 jam dan

seterusnya. Sehingga setiap bulannya perusahaan bisa menghemat waktu

sebanyak 8,48 jam. Efisien waktu tersebut tentu akan berpengaruh

terhadap biaya-biaya yang lain yaitu bisa mengurangi biaya tetap, biaya

listrik, biaya bahan bakar sehingga dengan metode ini diharapkan mampu

membantu perusahaan dalam mengurangi sedikit biaya dalam proses

produksi kain grey ini sehingga efisiensi waktu dan biaya dapat tercapai.

Dengan metode network semuanya sudah memperhitungkan

apabila ada hambatan-hambatan dalam tiap proses produksi kain grey

dengan waktu penyelesaiaan selama 17055 menit atau 284,25 jam apabila

terjadi hambatan-hambatan dalam proses produksi. Dan juga dengan

menggunakan metode analisis network diketahui jalur-jalur kritis sehingga

perusahaan harus selalu mengawasi dan mengontrol setiap kegiatan yang

dilalui jalur kritis, karena jalur kritis merupakan jalur terpenting dan setiap

kegiatan yang dilalui jalur ini tidak boleh terjadi keterlambatan maupun

penundaan karena apabila terjadi satu saja keterlambatan salah satu dari

aktivitas proses produksi maka akan berdampak pada aktivitas lainnya dan

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS NETWORK .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib ... analisis network proses produksi kain grey pada departemen weaving pt busana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

proses produksi akan mengalami hambatan shingga proses produksi tidak

akan berjalan dengan maksimal.

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS NETWORK .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib ... analisis network proses produksi kain grey pada departemen weaving pt busana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari pembahasan mengenai analisis network pada proses produksi kain

grey pada departemen weaving PT Busana Mulya Textile Karanganyar, dapat

disimpulkan :

1. Metode PERT dan CPM dalam analisis network yang digunakan dapat

diketahui hasilnya, yaitu mengenai urutan pekerjaan. Urutan kegiatan

dalam proses produksi kain grey terdiri dari persiapan benang (A),

penghanian (B), pengkanjian (C), pencucukan (D), palet (D), tenun (E),

inspecting (F), dan folding (H).

2. Dapat dilihat waktu penyelesaian dari hasil perhitungan dengan

menggunakan metode network untuk masing-masing aktivitas yaitu mulai

dari proses persiapan benang: 490 menit, proses penghanian : 615,83

menit, proses penkanjian: 576,66 menit, proses pencucukan: 670 menit,

proses pemaletan:188,33 menit, proses tenun: 11716,67 menit, proses

inspecting: 105,83 menit dan proses folding: 176,66 menit.

3. Jalur kritis dari urutan kegiatan dalam proses produksi kain grey yaitu jalur

A-B-C-D-F-G-H dengan waktu penyelesaiaan 14351,65 menit atau 239,19

jam tiap kali proses produksi sedangkan untuk bukan jalur kritis yaitu A-

E-F-G-H waktu penyelesiaannya 12677,49 menit. Dan selisih waktu

antara waktu yang distandarkan perusahaan yaitu sebesar 14555 menit atau

242,58 jam dengan waktu perhitungan menggunakan metode network

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS NETWORK .../Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib ... analisis network proses produksi kain grey pada departemen weaving pt busana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

sebesar 203,35 menit atau 3,39 jam dalam setiap produksi kain grey

selama 10 hari.

B. SARAN

Berdasarkan pengamatan dan penelitian yang dilakukan di PT Busana

Mulya Textile, penulis akan mencoba memberi masukan dan saran untuk

dijadikan bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan yang berkaitan

dengan proses produksi, antara lain :

1. PT Busana Mulya Textile khususnya pada departemen weaving sebaiknya

menerapkan metode analisis network dengan metode PERT dan CPM

dalam menentukan waktu penyelesaiaan suatu proses produksi karena

dengan penerapan metode ini perusahaan akan dapat mencapai efisiensi

waktu produksi yang lebih optimal dan efisien.

2. Melakukan pemeliharaan atau checking pada mesin-mesin produksi

terutama mesin yang dilalui oleh jalur kritis, karena mesin-mesin yang

digunakan pada jalur ini begitu penting. Dan juga melakukan service

mesin secara rutin dan berkala supaya kondisi mesin tetap bagus agar tidak

terjadi kerusakan yang mendadak yang bisa menghambat kinerja mesin

dan proses produksi bisa berjalan dengan maksimal. Dengan demikian

produk yang dihasilkan lebih optimal dan berkualitas.

3. Perusahaan sebaiknya melakukan pelatihan penerapan metode network ini

di semua lini di perusahaan supaya kedepannya perusahaan bisa

nenerapkan metode ini kedalam proses produksi sehingga efisiensi waktu

dapat tercapai.