diare dan disentri

16
DIARE dan DISENTRI dr. Gabriella Lintin

Upload: lazzluvly

Post on 27-Sep-2015

216 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

kni

TRANSCRIPT

Slide 1

DIARE dan DISENTRIdr. Gabriella LintinDIARE

Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 g atau 200 ml/24 jam. Definisi lain memakai kriteria frekuensi, yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari. Buang air besar encer tersebut dapat/tanpa disertai lendir dan darah. Diare akut adalah diare yang onset gejalanya tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari, sedang diare kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari. Diare dapat disebabkan infeksi maupun non infeksi. Dari penyebab diare yang terbanyak adalah diare infeksi. Diare infeksi dapat disebabkan Virus, Bakteri, dan Parasit.PATOFISIOLOGI

Diare akut infeksi diklasifikasikan secara klinis dan patofisiologis menjadi diare non inflamasi dan Diare inflamasi. Diare Inflamasi disebabkan invasi bakteri dan sitotoksin di kolon dengan manifestasi sindroma disentri dengan diare yang disertai lendir dan darah. Gejala klinis yang menyertai keluhan abdomen seperti mulas sampai nyeri seperti kolik, mual, muntah, demam, tenesmus, serta gejala dan tanda dehidrasi. Pada pemeriksaan tinja rutin secara makroskopis ditemukan lendir dan/atau darah, serta mikroskopis didapati sel leukosit polimorfonuklear.Samb. PATOFISIOLOGIPada diare non inflamasi, diare disebabkan oleh enterotoksin yang mengakibatkan diare cair dengan volume yang besar tanpa lendir dan darah. Keluhan abdomen biasanya minimal atau tidak ada sama sekali, namun gejala dan tanda dehidrasi cepat timbul, terutama pada kasus yang tidak mendapat cairan pengganti. Pada pemeriksaan tinja secara rutin tidak ditemukan leukosit.Manifestasi KlinikDiare Akut akibat infeksi :Nausea, Muntah, Nyeri Perut sampai kejang perut, Demam, dan Diare. Kekurangan cairan menyebabkan pasien akan merasa haus, lidah kering, tulang pipi menonjol, turgor kulit menurun, serta suara menjadi serak.Gangguan biokimiawi seperti asidosis metabolik Pernapasan KussmaulRenjatan Hipovolemik Takikardi, TD menurun, Gelisah, Pucat, Ujung-ujung ekstremitas dingin, dan kadang sianosisKekurangan Kalium Aritmia JantungPerfusi Ginjal menurun menimbulkan anuria.PEMERIKSAAN PENUNJANG

Evaluasi laboratorium pasien tersangka diare infeksi dimulai dari pemeriksaan feses adanya leukosit. Kotoran biasanya tidak mengandung leukosit, jika ada itu dianggap sebagai penanda inflamasi kolon baik infeksi maupun non infeksi. Karena netrofil akan berubah, sampel harus diperiksa sesegera mungkin. Sensitifitas lekosit feses terhadap inflamasi patogen (Salmonella, Shigella dan Campylobacter) yang dideteksi dengan kultur feses bervariasi dari 45% - 95% tergantung dari jenis patogennya.

Pasien dengan diare berat, demam, nyeri abdomen, atau kehilangan cairan harus diperiksa kimia darah, natrium, kalium, klorida, ureum, kreatinin, analisa gas darah dan pemeriksaan darah lengkap

Pemeriksaan radiologis seperti sigmoidoskopi, kolonoskopi dan lainnya biasanya tidak membantu untuk evaluasi diare akut infeksi.PENATALAKSANAAN

Rehidrasi sebagai prioritas utama pengobatanEmpat hal penting yang perlu diperhatikan adalah :Jenis Cairan (Ringan Oralit, Sedang dan Berat Ringer laktat atau NaCl isotonik + 1 amp. Na Bikarbonat 7,5% 50 mlJumlah Cairan yang diberikan sesuai dengan cairan yang dikeluarkan.

c. Jalan masuk atau cara pemberian cairand. Jadwal pemberian cairanRehidrasi dengan perhitungan kebutuhan cairan berdasarkan metode Daldiyono diberikan pada 2 jam pertama. Selanjutnya dilakukan penilaian kembali status hidrasi untuk memperhitungkan kebutuhan cairan. Rehidrasi diharapkan dapat terpenuhi lengkap pada akhir jam ke 32. Identifikasi penyebab diare akut karena infeksiapakah diare koleriform atau disentriform. Kemudian dilakukan pemeriksaan penunjang yang terarah.

3. Terapi SimtomatikObat anti diare bersifat simptomatik dan diberikan secara hati-hati atas pertimbangan yang rasional.

Anti motilitas dan sekresi usus Turunan Opiat (Difenoksilat, Loperamid, Kodein HCl/Fosfat)Anti emetik Metoklopropamid, Praklorprazin, Domperidone

4. Terapi DefinitifPemberian Edukasi yang jelas sangat penting sebagai langkah pencegahan. Higiene perorangan, sanitasi lingkungan. Terutama dilakukan pemberian antibiotik yang sesuai berdasarkan penyebab diare.DISENTRIDiare yang disertai darah dalam tinjanya. Akibat dari disentri adalah anoreksia, penurunan berat badan dengan cepat, kemungkinan terjadi komplikasi pada mukosa.Bisa disebabkan oleh bakteri Shigella atau parasit Entamoeba Hystolityca.Manifestasi Klinis : Diare berdarah disertai lendir, kram perut, dan demam.Disentri bakteri umumnya akut (3 hari 1 minggu), sementara disentri amuba terjadi perlahan-lahan (2 minggu atau lebih)

Pemeriksaan PenunjangDisentri Bakteri : Kultur Feses (jarang)Disentri Amuba : Pada pemeriksaan Mikroskopik akan ditemukan trofozoit yang berisi eritrosit multipel. Trofozoit tersebut memiliki satu nukleus dengan kariosom kecil yang terletak di sentral. Bila tidak ditemukan trofozoit anggap disentri bakteri.

Penatalaksanaan :Umumnya semua disentri dianggap bakterial sehingga D.O.Cnya diberikan antibiotik Cotrimoxazole. Bila setelah 2 hari tidak ada perbaikan, lakukan pemeriksaan tinja.Bila ditemukan Trofozoit, berikan metronidazole. Bila tidak, berikan ciprofloxacin, cefixime atau asam nalidiksat.TERIMA KASIH