diajukan kepada fakultas psikologi untuk memenuhi syarat...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEADILAN ORGANISASI
DENGAN SIKAP TENTANG AKSI MOGOK KERJA PADA BURUH
DI KAWASAN INDUSTRI JATIWARINGIN, MAUK-TANGERANG
SKRIPSI
Oleh:
RIZKI AMALI
NIM: 104070002365
Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat
memperoleh gelar Sarjana Psikologi
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1429 H / 2008 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEADILAN
ORGANISASI DENGAN SIKAP TENTANG AKSI MOGOK KERJA PADA
BURUH DI KAWASAN INDUSTRI JATIWARINGIN, MAUK- TANGERANG
telah diujikan dalam sidang munaqosyah Fakultas Psikologi Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 29 Mei 2008. Skripsi ini
telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Psikologi.
Jakarta, 29 Mei 2007
J Sidang Munaqosyah I ngkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota
M.Si
Anggota Penguji I Penguji II
Yunita Faela Nisa, M.Psi, Psi NIP: 130. 351. 146
Ors. Rachmat Mulyono, M.Si, Psi NIP : 150.293.240
Pembimbing
Yunita Faela Nisa, M.Psi, Psi NIP: 130. 351. 146
MOTTO
"'Wafiai orang-orang yang 6eriman, jadl{afi kg mu orang yang 6enar-
6enar penegak, k.§adl{an, menjadl sak.§i kgrena JI{{afi wa{aupun
terfiadap dlrimu sendiri atau i6u 6apak,dan kgum k.§ra6atmu"
(QS. }In :Nisa: 135)
" .... JIKA ANDA BERPIKIR TENTANG HAR/ YANG LALU
TANPA PENYESALAN DAN HAR/ ESOK TANPA RASA
TAKUT, ANDA SUDAH D!:::.r<A T DENGAN KEBAHAGIAN
YANG SEBENARNYA ... "
" ..... Dan Perjuangan adalah Pelaksanaan Kata-Kata" (WS. Rendra)
ABSTRAKSI
(C) Rizki Amali
(A) Fakultas Psikologi (B) Mei 2008
(D) Hubungan Persepsi Keadilan Organisasi dengan Sikap tentang Aksi Mogok Kerja pada Buruh di Kawasan Perindustrian Jati Waringin, Mauk - Kabupaten Tangerang
(E) xiii + 80 ha la man + 1 T lampiran (F) Kondisi buruk buruh Indonesia disebabkan oleh beberapa hal :
Pertama, Kurang kuat posisi tawar (bargaining power) tenaga kerja dengan pemilik perusahaan atau industri. Kedua, masih sedikit organisasi pekerja yang cukup berbobot dan mempunyai kualifikasi yang diperlukan sebagai lembaga untuk mewujudkan aspirasi dan kepentingan tenaga kerja. Ketiga, kebijakan pemerintah yang masih kurang responsif dan akomodatif terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat. Salah satu tindakan buruh melawan pihak perusahaan yang banyak menggejala di beberapa kota pusat industri adalah aksi unjuk rasa dalam bentuk aksi mogok kerja. Pemogokan pada dasarnya terjadi karena adanya ganjalan atau ketidakharmonisan hubungan antara pekerja dengan pengusaha. Bentuk ketidakharmonisan tersebut antara lain tuntutan yang berkaitan dengan keadilan organisasi yang diterapkan di perusahaan tempat buruh bekerja. Keadilan organisasi terdiri dari empat tipe, yaitu keadilan distributif, keadilan prosedural, keadilan informasional, dan keadilan interpersonal. Masing-masing tipe keadilan tersebut akan menimbulkan dampak terhadap sikap buruh tentang aksi mogok kerja. Hal itu tergantung seberapa besar persepsi buruh terhadap keadilan organisasi yang dirasakan oleh buruh diperusahaan tempat mereka bekerja.
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan apakah ada hubungan yang signifikan antara persepsi keadilan organisasi dengan sikap tentang aksi mogok kerja pada buruh di kawasan industri Jatiwaringin, Mauk -Kabupaten Tangerang.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan antara persepsi keadilan organisasi dengan sikap tentang aksi mogok kerja pada buruh di kawasan perindustrian Jatiwaringin, Mauk - Kabupaten Tangerang. Subyek penelitian adalah buruh yang bertempat tinggal di desa Jatiwaringin, Mauk - Kabupaten
Tangerang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling (sampling acak sederhana), yakni teknik sampel yang langsung dilakukan pada unit sampling. Dengan demikian setiap unit sampling sebagai unsur populasi yang terpencil memperoleh peluang yang sama untuk menjadi sampel atau mewakili populasi.
Sedangkan pengumpulan data menggunakan 2 skala, yaitu skala persepsi keadilan organisasi dan skala sikap tentang aksi mogok kerja. Teknik uji instrumen dilakukan dengan menggunakan korelasi product moment dari pearson untuk menguji validitas item, Alpha Cronbach untuk menguji reliabilitas instrumen pengumpulan data, Adapun analisis data untuk menguji hipotesis penelitian dilakukan dengan menggunakan contingency coeficient. Jumlah item valid untuk skala persepsi keadilan organisasi sebanyak 26 item dan jumlah item valid untuk skala sikap tentang aksi mogok kerja sebanyak 20 item. Adapun reliabilitas skala persepsi keadilan organisasi adalah 0,870, reliabilitas skala sikap tentang aksi mogok kerja adalah 0,832. Berdasarkan analisis contingency coeficient terhadap hipotesis yang diajukan, diperoleh hasil x2 hitung (0, 103) < x2 label (7,81) sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara persepsi keadilan organisasi dengan sikap tentang aksi mogok kerja pada buruh. Saran yang diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah sebaiknya sampel yang diambil lebih bervariasi dan perlu data pendukung dengan menggunakan wawancara dan observasi sehingga hasil yang didapat bisa lebih mendalam.
(G) Bahan Bacaan 41 (1975-2008).
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada ilahi Robbi yang telah
menganugerahkan rahmatnya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada
baginda Rosulullah SAW beserta keluarga, para sahabat dan seluruh
pengikutnya hingga akhir zaman.
Penulis menyadari bahwa terselesaikanya skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis ucapkan rasa terimakasih
tidak terhingga kepada :
I. lbu Ora. Hj Netty Hartati, M.Si selaku Oekan Fakultas Psikologi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta beserta jajaranya yang telah banyak
memberikan pengarahan dan perhatiannya selama menjalani proses
perkuliahan.
2. lbu Yunita Faela Nisa, M.Psi, Psi. sebagai Pembimbing yang
senantiasa memberikan perhatian, dukungan dan bimbingan serta
selalu meluangkan waktunya untuk membimbing penulis.
3. Yang tercinta dan teristimewa untuk bapa dan ibu Ors. H. Muhdi
Rosyadi dan Hj. Rohimah, S.Pd.I yang tidak lelah berjuang,
memberikan do'a, dukungan dan kasih sayang kepada penulis.
Harapan mereka untuk melihat penulis menyelesaikan studinya dan
menjadi orang yang berhasil menjadi motivasi terbesar bagi penulis.
4. Untuk Kakak dan teteh tersayang. A'la Rotby, Le, bd. Ida Farida, Ade
Utami lbnu, S.E, lrhamni, S.Si, Fahrni Auladi, S.T, dan Iman
Ni'matullah, S.E.I yang memberikan inspirasi dan motivasi yang sangat
luar biasa kepada penulis.
5. Untuk Adikku lhya, Ina, Adhim terimakasih untuk do'a, dukungan dan
bantuan yang telah kalian persembahkan untuk a'/ki.
6. Teruntuk sahabatku di HIMA PUI Jakarta yang selalu berjuang
bersama menegakan nilai-nilai lntisab dan /shlahuttsamaniyah yang
ditorehkan alas nama persahabatan semoga menjadi hal indah untuk
dipertahankan dan menjadi kenangan untuk kita ... selamanya .
7. Teruntuk para ustadz keluarga besar Persatuan Ummat Islam (PUI)
khususnya kepada ustadz Wildan Hakim, MA yang memberikan
suntikan motivasi bagi penulis untuk bergerak menuju perbaikan dan
perubahan.
8. Teman-teman KAMM!, LDK, FP21, Star Act-DC dan BEM F Psikologi
yang selalu memberikan warna di Kampus tercinta UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. ·
9. Teman-teman Fakultas Psikologi angkatan 2004 yang selalu
semangat dalam belajar. Terimakasih, semoga persahabatan ini selalu
kukuh dalam naungan Allah SWT.
10. Pengelola perpustakaan Psikologi UIN yang banyak memberikan
kemudahan bagi penulis dalam mencari referensi. Serta semua pihak
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang turut membantu
terealisasikannya skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas segala
kebaikan kalian.
Penulis menyatakan bahwa skripsi ini adalah murni hasil karya penulis
sendiri. Oleh karena itu, Penulis menyadari masih terdapat kekurangan
dalam penyusunan skripsi ini. Penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun untuk perbaikan pelaksanaan penelitian mendatang.
Pada akhirnya, penulis berharap skripsi ini dapat saya aplikasikan dalam
penelitian sehingga memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan, khususnya dalam bidang Psikologi.
Jakarta, 25 Mei 2008
Rizki Amali MR
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN
DAFTAR ISi
HALAMAN PENGESAHAN.. .. . .. . . . . .. . . . . . . . . . . . .. .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. ... . iii
MOTTO..................................................................................................... iv
ABSTRAKSI.......... .. . . . . . .. . . . . .. .. . . . .. .. . . . . . .. . . . . .. .. . .. . . . . .. . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . .. . .. . ... .. v
KAT A PEN GANT AR .. . . . . . . . . . . . . . . . ...... .. . . . . . . . .. ... . .. . .. . . . . . . . . . .. . .. . . . . . . . . . . . . . .. . ... ... . vii
DAFT AR 151.............................................................................................. ix
DAFT AR TABEL ...................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiii
BAB 1 PENDAHULUAN .. . . .. . ... . . .. . . .. . . . .. ... .. . . . . .. . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . ... . . .... 1
1.1 Latar Belakang Masalah.................................................. 1
1.2 ldentifikasi Masai ah......................................................... 14
1.3 Pembatasan dan Perumusan Masalah ............ ................ 15
1.3.1. Batasan Masalah ....... ........... ... ... ... .. ...... ............ .... 15
1.3.2. Perumusan Masalah .............................................. 16
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian........................................ 16
1.4.1. Tujuan Masalah ..................................................... 16
1.4.2. Manfaat Penelitian................................................. 16
1.5 Sistematika Penulisan ....................... ...... ........ ..... ........... 17
BAB 2 KAJIAN TEORI ....................................................................... 19
2.1 Persepsi Keadilan Organisasi .......................... ............... 19
2 .1. 1 . Persepsi .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . . . . .. .. .. .. .. .. .. .. 19
2.1.2. Keadilan Organisasi ................ ..... ........... .............. 20
2.1.3. Tipe -Tipe Keadilan Organisasi.. .......... ................. 24
2.2 Sikap Buruh tentang Aksi Mogok Kerja ........................... 29
2.2.1. Definisi Sikap......................................................... 29
2.2.2. Komponen Sikap ................................................... 30
2.2.3. Obyek Sikap .............. ............................................ 32
2.2.4. Pengukuran Sikap .............................. .................. 32
2.2.5. Definisi Aksi Mogok Kerja...................................... 35
2.3 Kerangka Berpikir ............................................................ 37
2.4 Hipotesis..... .......... ........................... ... . .. ............. ... .......... 41
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN .... .... .... .. .. .. .. ...... .. .. .. .. .. .. ...... .. .. .. 42
3.1 Jen is Penelitian ............................................ .................. 42
3.1.1. Pendekatan dan Metode Penelitian .. .. .. .. .. . .. .. .... . .. 42
3.1.2. Definisi Variabel dan Operasional Variabel ........... 43
3.2 Pengambilan Sampel ............................... ... .................... 45
3.2.1. Populasi dan Sampel ................ ........ .................... 45
3.2.2. Teknik Pengambilan Sampel................................. 46
3.3 Pengumpulan Data.......................................................... 46
3.3.1 Metode dan lnstrumen Pengumpulan Data.......... 46
3.3 2 Teknik Uji lnstrumen Penelitian............................ 50
3.4 Penyajian Data................................................................ 52
3.4.1. Uji lnstrumen Penelitian........ .... .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .... .. .. . 52
3.4.2. Hasil Uji Reliabilitas ............................................... 55
3.5 Uji Normalitas .................................................................. 56
3.6 Teknik Analisis Data........................................................ 58
3.7 Prosedur Penelitian ......................................................... 61
BAB 4 PRESENTASI DAN ANALISIS DATA..................................... 63
4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian ............................. 63
4.2 ldentifikasi Sl}or Persepsi terhadap Keadilan Organisasi 64
4.3 Uji Hipotesis .................................................................... 66
4.4 Hasil H ipotesis .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. 70
BAB 5 KESIMPULAN. DISKUSI, DAN SARAN................................. 71
5.1 Kesimpulan .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. . .. .. ... .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .... .. 71
5.2 Diskusi ........................................................................... 72
5. 3 Saran .. .. .. .... .. .. .... .. .. .. .. .... .. .. .... .. .... .... . .... . .. .. .. .. .. .. .... .. .. ... 7 4
DAFT AR PUST AKA................................................................................. 77
LAMPI RAN
Tabel3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 3.4
Tabel 3.5
DAFTAR TABEL
: Blue Print Skala Persepsi Keadilan Organisasi
: Blue Print Skala Sikap tentang Aksi Mogok Kerja
: Hasil Uji lnstrumen Item yang Valid (*) dari Skala Persepsi
Keadilan Organisasi
: Blue Print Skala Persepsi Keadilan Organisasi Setelah Uji
Instrument
: Hasil Uji lnstrumen Item yang Valid (*) dari Skala Sikap
Tentang Aksi Mogok Kerja
Tabel 3.6 : Norma Reliabilitas
Tabel 3.7 : One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Tabel 4.1 : Gambaran Umum Subyek Penelitian
Tabel 4.2 : Klasifikasi Responden Berdasarkan Persepsi terhadap Tipe
Keadilan Organisasi
Tabel 4.3 : Skor Sikap tentang Aksi Mogok Kerja
Tabel 4.4 : Tabel Fo
Tabel 4.5 : Tabel Fh
Tabel 4.6 : Tabel Kerja untuk Menghitung Chi-Square
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Data Mentah Hasil Tryout Skala Keadilan Organisasi
Lampiran 2 : Data Mentah Hasil Tryout Skala Sikap tentang Aksi Mogok
Kerja
Lampiran 3 : Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Keadilan Organisasi
Lampiran 4 : Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Sikap tentang Aksi Mogok
Kerja
Lampiran 5 : Data Mentah Hasil Penelitian Skala Keadilan Organisasi
Lampiran 6 : Data Mentah Hasil Penelitian Skala Sikap tentang Aksi Mogok
Kerja
Lampiran 7 : Skala Penelitian
Lampiran 8 : Uji Normalitas
Lampiran 9 : Tabel Nilai Z-Score
Lampiran 10 : Tabel Klasifikasi Persepsi Keadilan Organisasi
Lampiran 11 : Surat lzin Penelitian Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
Lampiran 12 : Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian di Desa
Jatiwaringin Mauk Tangerang.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Di Indonesia, dinamika perekonomian saat ini tidak terlepas dari
perkembangan berbagai organisasi kerja yang ada. Suatu organisasi kerja
tidak akan mungkin bisa berjalan tanpa adanya pekerja. Berdasarkan data
Biro Pusat Statistik (dalam Ahdiyat, 2005) diketahui bahwa 75 persen tenaga
kerja di Indonesia adalah buruh. Mengacu pada data tersebut, tidak dapat
dipungkiri peranan buruh dalam menggerakan perekonomian Indonesia
masih memperlihatkan kondisi termarginalisasi, tertindas, tidak berdaya, dan
tidak memiliki kekuatan tawar (Ahdiyat, 2005).
Hal itu dirasakan karena cara pandang terhadap buruh menjadi penentu
paradigma perburuhan. Selama ini, buruh lebih dipandang dari sudut
produksi dan ekonomi belaka. Padahal dimensi manusia, kerja, tenaga, upah,
dan hak dasar buruh merupakan aspek multidimensi dan memiliki pola
hubungan yang kompleks. Reduksi manusia yang multidimensi ini
menjadikannya hanya bersifat ekonomis semata, bahkan menjadi alat
reproduksi yang merupakan instrumen produktivitas. Hal ini menjadikan
buruh hanya komoditi dalam pasar kerja. Dehumanisasi inilah yang menjadi
pandangan dasar terhadap
buruh selama ini, sehingga pada proses selanjutnya semakin terasing buruh
dengan kodrat dasar sebagai manusia (Sudjana, 2005).
Kendati perjuangan buruh kunjung berhenti namun nasib mereka tak
beranjak baik. lronisnya, buruh yang jumlahnya mencapai jutaan orang,
hampir lepas dari perlindungan dan aukungan kalangan LSM, ormas dan
partai politik, termasuk kalangan Islam yang mayoritas buruh beragama
Islam. Akibatnya, perjuangan membela hak-hak buruh sangat diabaikan
(Sudjana, 2005).
2
Padahal, persoalan buruh di Indonesia masih belum beranjak dari
pemenuhan hak dasarnya, yakni hak untuk memperoleh kesejahteraan, hak
berorganisasi, hak memperoleh perlindungan dan hak memperoleh keadilan.
Hak-hak dasar tersebut masih belum optimal diberikan kepada buruh, baik
oleh pemodal maupun negara (Sudjana, 2005).
Berbagai hal memberi kontribusi terhadap terjadinya keadaan tersebut. Di
antaranya adalah upah. Dari data Departemen Transmigrasi dan
Ketenagakerjaan (2006), sebagian besar daerah di Indonesia, upah minimum
Propinsi (UMP) lebih rendah dibandingkan dengan angka kebutuhan hidup
layak (KHL). Hal ini berarti seorang buruh lajang tidak dapat memenuhi
kebutuhan standar agar dapat hidup layak selama satu bulan. Sebagai
contoh, di OKI Jaka1ia, UMP untuk tahun 2006 adalah sebesar Rp 819.100,
sementara KHL sebesar Rp 831.336. Tentu saja keadaan akan lebih buruk
lagi bagi mereka yang sudah menikah atau berperan sebagai tulang
punggung keluarga.
3
Berdasarkan wawancara pendahuluan peneliti dengan buruh pada tanggal 28
Agustus 2007 pada pertemuan Serikat Pekerja se-Jakarta di aula
Departemen Pertanian, diketahui adanya fenomena ketidakpuasan terhadap
upah yang mereka terima. Mereka mengutarakan bahwa beban kerja mereka
lebih besar daripada upah yang diterima. Beban kerja itu terlihat dari
kecenderungan pengusaha untuk terus menerus menaikkan target kerja
buruh. Bila target tidak terpenuhi, maka mereka akan menghadapi
kemarahan atasannya yang biasanya diungkapkan secara verbal. Selain itu,
mereka jug a harus menghadapi sanksi yang dikenal dengan istilah 'skors',
atau kondisi dimana buruh harus bekerja di luar jam kerja untuk
menyelesaikan target yang belum tercapai tanpa mendapat bayaran.
Berkaitan dengan mogok kerja, para buruh menganggap aksi mogok kerja itu
merupakan dampak gagalnya negosiasi antara perwakilan buruh dan
manajemen, yang berarti ada ketidakadilan yang mereka rasakan dari para
pengusaha tempat mereka bekerja.
Di samping upah yang minim dan beban kerja yang berat, buruh juga tidak
mendapat berbagai bentuk tunjangan yang merupakan haknya sebagai
4
pekerja, di antaranya seperti jaminan sosial dan asuransi kesehatan (Ahdiyat,
2006). Sekarang ini, lebih banyak buruh yang berstatus kontrak daripada
buruh tetap. Berdasarkan data yang diperolah dari Lembaga Jaringan Buruh
dan Tani (2007), lebih dari 35 % buruh di tiap perusahaan berstatus kontrak.
Apabila kontrak kerja telah berakhir namun perusahaan masih membutuhkan
tenaga mereka, perusahaan akan memperpanjang kontrak kerja tanpa
merubah status mereka menjadi buruh tetap. Hal ini dilakukan pengusaha
untuk menghindari kewajiban membayar tunjangan bagi pekerjanya.
Menurut Sudjana (2005), kondisi buruk buruh Indonesia disebabkan oleh
beberapa hal : Pertama, lemahnya posisi tawar (bargaining power) tenaga
kerja pada pemilik perusahaan atau industri. Kedua, tidak adanya organisasi
pekerja yang cukup berbobot dan mempunyai kualifikasi yang diperlukan
sebagai Jembaga untuk mewujudkan aspirasi dan kepentingan tenaga kerja.
Ketiga, kebijakan pemerintah yang masih kurang responsif dan akomodatif
terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat.
Menilik kembali uraian di atas mengenai situasi kerja, beban kerja dan upah
minim yang diterima buruh, menimbulkan pertanyaan mengenai respon buruh
terhadap ketiga hal tersebut. Berkaitan dengan upah, Adam (dalam
Greenberg, 1990) menyatakan bahwa ketika individu merasa upah yang
diterimanya berada di bawah standar, individu tersebut akan berjuang untuk
mengatasi ketidakseimbangan antara reward dan kontribusi terhadap
pekerjaan; baik dengan cara mengurangi input atau berusaha menaikkan
hasilnya.
Penentuan upah/gaji dalam Islam adalah berdasarkan kerja dan kegunaan
tenaga seseorang. Sebagaimana Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Apabi/a salah seorang di antara ka/ian mengontrak seorang 'ajir
(buruh), maka hendaknya dia memberitahukan (honor)-nya kepada
yang bersangkutan." (HR. Imam Al-Daruqutni dan lbnu Mas'ud).
5
Dalam Islam, memberikan pekerjaan pada buruh harus sesuai dengan kadar
kemampuannya. Sebagaimana Hadits menyatakan :
"Janganlah kamu memberikan paksaan (kepada kaum buruh) itu
sesuatu yang mereka tidak kuasa melaksanakannya"(HR. Bukhari dan
Muslim)
Allah SWT. Berfirman dalam QS Al-Baqarah ayat 282 :
"Allah tidak memaksa seseorang melainkan sesuai dengan kadar
kemampuannya"
Persepsi individu bahwa ia telah diperlakukan secara tidak setimpal akan
menimbulkan reaksi untuk mengurangi tegangan akibat ini. Jika seorang
karyawan merasa dieksploitasi oleh perusahaan, maka mereka akan lebih
terlibat dalam tindakan-tindakan melawan organisasi sebagai suatu
mekanisme untuk memperbaiki persepsi tentang ketidaksetimpalan atau
ketidakadilan (inequity or injustice) (Hollinger & Clark, 1983, dalam
Greenberg, 1990).
6
Kenyataan empiris memperlihatkan, tidak sedikit perusahaan yang tidak
menghiraukan masalah keadilan organisasi ini. Hal ini dapat kita lihat dengan
banyaknya kasus-kasus aksi demonstrasi serta pemogokan yang dilakukan
oleh para karyawan di mana hal tersebut terjadi hampir di seluruh belahan
dunia seperti ditulis dalam website www.pdsorganiser.topcities.com.
Antara lain : Pada tahun 2002 di Serbia, aksi mogok kerja karyawan
pengendalian penerbangan (Air Trafic ControD di Serbia menuntut kenaikan
upah sebesar 30 persen (BBC News). Di Paris-Perancis (2001), aksi mogok
kerja total pekerja bandara Orly di Paris menuntut pencabutan aturan shift
kerja baru yang memperpanjang jam kerja tanpa memberikan tambahan
upah (The Times of India). Di lnggris pada tahun 2003, aksi mogok massal
para pekerja pemadam kebakaran (FBU) akibat veto yang dilakukan
pemerintah Blair terhadap keputusan pemerintah setempat untuk menaikkan
upah para pemadam kebakaran (BBC News). Di Jerman pada tahun 2003,
aksi mogok massal yang diprakarsai serikat bun..ih terbesar dan terkuat di
Jerman (VERDI) yang menuntut kenaikan upah (The Guardian). Di Nigeria
7
pada tahun 2005, aksi mogok nasional yang diprakarsai oleh Serikat Pekerja
utama Nigeria (NCL) memprotes penundaan pembayaran pensiun pegawai
negeri dan potongan wajib atas upah guna pembiayaan dana perumahan
nasional yang tidak mendapat keuntungan dari pemotongan tersebut
(al/Africa.com).
Salah satu tindakan buruh melawan organisasi yang banyak menggejala di
beberapa kota pusat industri adalah aksi unjuk rasa dalam bentuk
pemogokan kerja. Departemen Transmigrasi dan Ketenagakerjaan (2007)
mencatat ju ml ah pemogokan yang terjadi selama tahun 2006 di seluruh
Indonesia, yaitu 282 kasus pemogokan dengan tenaga kerja yang terlibat
sebanyak 586.830 orang, serta jam kerja yang hilang sebanyak 4.665.685
jam kerja.
Pemogokan pada dasarnya terjadi karena adanya ganjalan atau
ketidakharmonisan hubungan antara pekerja dan pengusaha. Adanya
tuntutan yang diajukan pekerja, yang tidak ditanggapi atau tidak dapat
dipenuhi oleh pengusaha, seringkali menimbulkan gejolak dan konflik yang
diikuti unjuk rasa dan pemogokan. Menurut Siregar (2006), tuntutan para
pengunjuk rasa dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu tuntutan normatif
dan tuntutan non normatif.
Tuntutan normatif antara lain berupa UMR, hak cuti, jamsostek, serikat
pekerja, hak THR, hak lembur, pelaksanaan pesangon. Sedangkan
untutan non rormatif berupa kenaikan upah/THR, menu/uang makan,
transport, insentif/kesejahteraan, solidaritas, intimidasi/skorsing, dan
pengangkatan
Penyebab utama dari fenomena pemogokan yang terjadi sepanjang 2006
ternyata bersifat non normatif yakni mencapai 260 kasus, sedangkan yang
bersifat normatif sebanyak 111 kasus. Penyebab non normatif paling
banyak yaitu tuntutan terhadap kesejahteraan sebanyak 44 kasus, dan
tuntutan kenaikan upah/THR sebanyak 38 kasus (Departemen
Transmigrasi dan Ketenagakerjaan, 2007).
Meski begitu, para buruh tetap tidak pernah jera melakukan aksi mogok.
Sebab hanya itulah saluran bagi mereka untuk melakukan penekanan.
Melalui gerakan moral itulah, para buruh pelan-pelan
mempunyai kekuatan untuk meningkatkan bargaining position (posisi
tawar-menawar) dengan pihak kuat yakni pengusaha. Tanpa itu,
keinginan untuk memperbaiki nasib sulit diwujudkan, apalagi kehadiran
SPSI (Serikat Pekerja Seluruh Indonesia) sendiri dinilai tidak
memberikan harapan. Buruh justru banyak mengalihkan perhatian dan
harapannya kepada LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) serta yang
lain (Buruh keluhkan ... , 2006).
Menurut Munandar (2001 ), berdasarkan teori keadilan dari Adams, orang
yang menerima upah yang dipersepsikan terlalu kecil atau terlalu besar
akan mengalami ketidakpuasan. Oleh karena itu, hal yang terpenting ialah
sejauh mana upah yang diterimanya dirasa adil. Jika upah dipersepsikan
sebagai adil didasarkan tuntutan-tuntutan pekerjaan, tingkat ketrampilan
individu dan standar upah yang berlaku untuk kelompok pekerjaan
tertentu, maka akan ada kepuasan kerja.
9
Lebih lanjut berkaitan dengan respon buruh terhadap upah, dapat dijelaskan
sebagai berikut. lndividu akan merasa frustrasi bila ia mendapatkan
hambatan dalam mencapai sesuatu yang diinginkannya (Spector dalam
Ahadiyat, 2005). Semakin penting hal tersebut bagi individu, semakin tinggi
pula frustrasi yang dialaminya bila ia tidak dapat memperoleh hal tersebut.
Semakin frustrasi individu, maka semakin besar kemungkinannya untuk
melakukan mogok kerja. Bagi buruh, hal utama yang dicari ketika bekerja
adalah upah (Strauss & Sayles dalam Supomo, 2003). Upah yang rendah
diasumsikan dapat menyebabkan frustrasi dengan intensitas yang tinggi bagi
buruh. Frustrasi dengan intensitas tinggi inilah·yang pada akhirnya akan
mendorong buruh untuk melakukan mogok kerja.
JO
Greenberg (1990) mengatakan bahwa persepsi tentang keadilan dan
perbandingan hasil tidak hanya tergantung pada tingkat hubungan antara
hasil-hasil saja, tetapi tergantung pada penjelasan yang diberikan mengenai
hasil yang diterima karyawan apabila; (1) karyawan tersebut yak in kalau
pimpinan mempunyai kepekaan terhadap pandangan karyawan, (2)
keputusan diambil tanpa bias, (3) keputusan yang diterapkan berlaku secara
konsisten (4) keputusan itu dipertimbangkan dengan matang berdasarkan
informasi yang kuat (5) pembuat keputusan mengkomunikasikan pikiran
pikirannya itu dengan bijaksana, dan (6) Karyawan yang mengalami
keputusan tersebut dilatih dengan penuh pengertian dan sikap sopan santun.
Kuppuswamy (1979) mengemukakan bahwa aksi mogok kerja merupakan
salah satu perwujudan kekecewaan dan ketidakpuasan yang tidak
tersalurkan melalui sistem akibat jalur lembaga resmi seringkali kurang
aspiratif. Berdasarkan pandangan psikologi sosial, unjuk rasa tergolong
sebagai salah satu bentuk social movement atau gerakan sosial. Gerakan
sosial merupakan salah satu bentuk dari collective behavior. Collective
behaviordigambarkan sebagai tingkah laku kelompok yang timbul secara
spontan, relatif tidak terorganisasi, perkembangannya umumnya tidak dapat
diduga, tidak terencana, dan tergantung pada interstimulasi diantara
partisipan. Tingkah laku yang ditampilkan dapat berkisar dari yang heroik
sampai yang paling brutal dan merusak (Kuppuswamy, 1979).
11
Seluruh efek negatif yang disebabkan oleh mogok kerja yang dialami secara
individual, pada akhirnya akan mempengaruhi organisasi kerja. Monahan
dalam Moorman (1991) menyebutkan bahwa frustrasi kerja akan
menyebabkan terjadinya peningkatan absenteeism dan turnover. Selain itu,
juga dapat menurunkan komitmen terhadap perusahaan, produktivitas,
kepuasan kerja, dan menimbulkan kerugian finansial (Budd, arvey & Lawless
dalam Moorman, 1991).
Dengan menggunakan teori keadilan dari Adams, berbagai penelitian
menemukan hasil bahwa orang yang menerima gaji yang dipersepsikan
terlalu kecil atau terlalu besar akan mengalami distress/ketidakpuasan
(Munandar, 2001 ).
Penelitian yang dilakukan oleh Skarlicki dan Folger (1997) pada pekerja di
Amerika Selatan menunjukkan bahwa keadilan prosedural, distributif dan
interpersonal berhubungan negatif dengan agresivitas pada buruh. Yang
berarti, bila individu mempersepsikan organisasi kerjanya tidak adil, maka
semakin besar kecenderungan individu tersebut untuk melakukan agresivitas,
dalam hal ini aksi pemogokan kerja. Sebaliknya, semakin tinggi persepsi
keadilan organisasional, semakin negatif sikap buruh terhadap aksi mogok
kerja.
12
Contoh paling aktual nasib buruh yang selalu menjadi obyek permainan
pengusaha adalah kasus ribuan buruh pabrik sepatu PT Dong Joe Indonesia
di Kecamatan Pasar Kemis dan PT Spotec di Kecamatan Cikupa. Keduanya
di Kabupaten Tangerang, Banten (www.ppk.lipi.go.id, 2007). Ribuan buruh
yang bekerja di perusahaan tersebut diberhentikan dengan alasan
permasalahan keuangan pada perusahaan. Kasus tersebut membuat
beberapa perikat kerja Buruh Cisadane (KBC~ dan Aliansi Buruh Menggugat
(ABM) melakukan aksi mogok kerja.
Menurut Kasmina, anggota tim advokasi buruh. KBC, menjelaskan, dari 164
perusahaan yang diteliti oleh pihaknya, 40 persennya melakukan
pelanggaran. "Kami menemukan 20 kasus pelanggaran terhadap hak-hak
buruh." Pelanggaran berupa pembayaran UMK di bawah standar, PHK
sepihak, dan anti serikat buruh (Karyawan Pabrik ... , 2008).
Beberapa pekerja yang diberhentikan berasal dari kecamatan Mauk, sebuah
kecamatan yang dijadikan kawasan tempat tinggal para buruh di kawasan
Tangerang. Kecamatan Mauk terdiri dari 12 desa, antara lain Mauk Baral,
Mauk Timur, Tegal Kunir Kidul, Tegal Ku,nir Lor. Sasak, Gunung Sari, Kedung
Dalem, Marga Mulya, Tanjung Anom, Jatiwaringi.n, Banyu Asih, Ketapang.
Secara keseluruhan Kecamatan Mauk memiliki 7105 penduduk yang bekerja
sebagai buruh industri atau sebanyak 23,37 % dari total penduduk (Data
Kantor Kecamatan Mauk, 2008). Adapun desa di kecamatan Mauk yang
penduduknya mayoritas sebagai buruh pabrik adalah desa Jati Waringin.
13
Adapun penelitian relevan yang pernah dilakukan antara lain Pengaruh
Kompensasi terhadap Motivasi Kerja dan Dampaknya pada Kinerja (Sujatno,
2002). Topik kajiannya tentang kompensasi langsung, kompensasi tidak
langsung, motivasi kerja, dan kinerja. Adapun hasil penelitiannya adalah
kompensasi langsung dan tak langsung berpengaruh secara signifikan
terhadap motivasi kerja. Penelitian kedua, Pengaruh Persepsi Keadi/an
Kompensasi dan Kepuasan Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan
(Kristyanto, 2000) menunjukkan bahwa persepsi _keadilan internal, eksternal
dan individu secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
kompensasi. Sementara kepuasan kompensasi berpengaruh signifikan
terhadap kinerja karyawan.
Dari penelitian-penelitian tersebut menunjukkan bahwa persepsi tentang
keadilan kompensasi berpengaruh terhadap kinerja. Bila dikaitkan dengan
teori keadilan organisasi bahwa organisasi kerja yang mendistribusikan hasil
hasil secara adil, maka pekerja akan menilai bahwa telah terjadi keadilan
kompensasi (distributif) dalam organisasinya (Skarlicki, 1996)
14
Fenomena persepsi keadilan organisasi pada buruh di kawasan perindustrian
Mauk Tangerang menarik untuk diteliti. Karena itu oleh peneliti dijadikan
bahan untuk menyusun skripsi sebagai tugas akhir dengan membatasi
penelitian di desa Jatiwaringin.
1.2. ldentifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi beberapa
masalah seperti di bawah ini :
a. Bagaimana persepsi keadilan organisasi pada buruh?
b. Bagaimana sikap tentang aksi mogok kerja pada buruh di kawasan
industri Jatiwaringin, Mauk -Tangerang?
c. Apakah ada hubungan antara persepsi keadilan organisasi dengan
sikap tentang aksi mogok kerja pada buruh di kawasan industri
Jatiwaringin, Mauk - Tangerang ? .
d. Apakah ada hubungan antara persepsi keadilan distributif dengan
sikap tentang aksi mogok kerja pada buruh di kawasan industri
Jatiwaringin, Mauk - Tangerang ?.
e. Apakah ada hubungan antara persepsi keadilan prosedural dengan
sikap tentang aksi mogok kerja pacla buruh di kawasan industri
Jatiwaringin, Mauk - Tangerang?
PERf:)tJ~)T
LJii\i S\:···
15
f. Apakah ada hubungan antara persepsi keadilan interpersonal dengan
sikap tentang aksi mogok kerja pada buruh di kawasan industri
Jatiwaringin, Mauk - Tangerang ?
g. Apakah ada hubungan antara persepsi keadilan informasional dengan
sikap tentang aksi mogok kerja pada buruh di kawasan industri
Jatiwaringin, Mauk - Tangerang? ·
1.3. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah
1.3.1. Pembatasan Masalah
Untuk mengarahkan penelitian ini agar lebih terarah dan tidak meluas, maka
peneliti memberikan batasan pada penelitian ini sebagai berikut :
I. Persepsi Keadilan Organisasi
Dilandasi oleh fenomena diatas penulis menggunakan teori dari Greenberg
(1990) yang menyatakan bahwa keadilan organisasi merupakan persepsi
pekerja mengenai sejauhmana keadilan atasannya maupun organisasi
tempatnya bekerja. Menurut Greenberg (1990), terdapat empat tipe keadilan
organisasional, yaitu keadilan distributif, keadilan prosedural, keadilan
interpersonal dan keadilan informasional.
16
2. Sikap tentang Aksi Mogok Kerja
Yaitu ekspresi derajat suka atau tidak suka terhadap berbagai hal. Sikap
mewakili penilaian atau kecenderungan kesukc;an kita terhadap berbagai
jenis obyek sikap. Penilaian atau diekspresikan oleh istilah, seperti Liking
disliking, pro-anti, favoring-not favoring, and positive-negative. Sedangkan
pemogokan merupakan penghentian pekerjaan sementara waktu oleh suatu
kelompok pekerja/buruh untuk menyatakan suatu keluhan atau mengajukan
tuntutan.
1.3.2. Perumusan Masalah
Permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah apakah ada
hubungan yang signifikan antara persepsi keadilan organisasi dengan sikap
tentang aksi mogok kerja pad a buruh di kawasan industri Jatiwaringin, Mauk -
Tangerang?"
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan, maka tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara
persepsi keadilan organisasi dengan sikap tentang aksi mogok kerja pada
buruh di kawasan industri Jatiwaringin, Mauk - Tangerang.
17
1.4.2. Manfaat Penelitian
Manfaat teoritis dari penelitiaan ini yaitu agar dapat memperkaya literatur
tentang keadilan organisasi dan sikap aksi · mogok kerja pada buruh di
kawasan perindustrian Tangerang, khususnya pada Psikologi lndustri dan
Organisasi. Secara praktis, penelitian ini bermanfaat untuk dijadikan salah
satu panduan bagi para pengusaha, pekerja/buruh dalam menyikapi dinamika
organisasi.
1.5. Sisternatika Penulisan
Penulisan dan pembahasan dalam proposal penelitian 1ni akan diuraikan
seperti berikut ini :
BAB I : Pendahuluan
Mencakup latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan dan
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika
penulisan.
BAB II : Kajian Teoritis
Mencakup teori-teori berisi tentang persepsi keadilan organisasi yang terdiri
dari definisi persepsi, keadilan organisasi dan tipe-tipe keadilan organisasi.
Teori tentang sikap buruh tentang aksi mogok kerja yang terdiri dari
pengertian sikap, komponen sikap, obyek sikap, pengukuran sikap, definisi
mogok kerja dan kerangka berpikir serta hipotesis Penelitian.
BAB Ill : Metodologi Penelitian
18
Mencakup jenis penelitian yang terdiri dari pendekatan dan metode
penelitian, definisi variabel dan operasional variabel, pengambilan sampel
yang terdiri dari populasi dan sampel, pengumpulan data yang terdiri dari
metode dan instrumen penelitian, teknik uji instrumen penelitian, penyajian
data yang terdiri dari dari uji instrumen penelitian dan hasil uji reliabilitas. Uji
normalitas, teknik anaisis data dan prosedur penelitian.
BAB IV : Presentasi dan Analisis Data
Mencakup hasil penelitian, yang meliputi gambaran umum subyek Penelitian,
ldentifikasi skor penelitian, uji hipotesis, dan hasil hipotesis.
BAB V : Kesimpulan, Diskusi, dan Saran
Mencakup kesimpulan, diskusi, dan saran
BAB2
KAJIAN TEORI
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori dan hal-hal yang
berhubungan dengan persepsi keadilan organisasi dan sikap buruh tentang
aksi mogok kerja. Bab ini terdiri dari 4 subbab. Subbab pertama adalah
membahas tentang persepsi keadilan organisasi, subbab kedua adalah
membahas tentang sikap buruh tentang aksi mogok kerja, subbab ketiga
membahas tentang kerangka berpikir, dilanjutkan subbab keempat
membahas tentang hipotesis penelitian.
2.1. Persepsi Keadilan Organisasi
Sebelum membahas tentang persepsi keadilan organisasi, selanjutnya akan
diuraikan teori tentang persepsi, keadilan organisasi dan tipe-tipe keadilan
organisasi.
2.1.1 Persepsi
Persepsi dapat didefinisikan sebagai proses dimana individu-individu
mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberikan
makna kepada lingkungan mereka (Robbins dalam Kristyanto, 2000).
20
Persepsi menurut kamus psikologi artinya adalah proses dimana seseorang
menjadi sadar akan segala sesuatu dalam lingkungan melalui indera-indera
yang dimilikinya; pengetahuan lingkungan yang diperoleh melalui interpretasi
data indera (Gula, 2001).
Menurut Sitanggang (1994), persepsi merupakan proses pengenalan atau
pengidentifikasian sesuatu; biasanya digunakan tentang persepsi inderawi.
Persepsi diartikan sebagai suatu proses seseorang untuk mengetahui,
menginterpretasi dan mengevaluasi orang lain yang dipersepsi tentang sifat
sifatnya, kualitasnya dan keadaan yang lain yang ada dalam diri yang
dipersepsi, sehingga terbentuk gambaran mengenai obyek yang dipersepsi.
2.1.2 Keadilan Organisasi
Keadilan adalah fenomena perseptual atau sebuah penilaian, sehingga tidak
mempresentasikan suatu keadaan obyektif (Beugre dalam Wiyono, 2004).
Hal utama yang harus ditekankan adalah .bahwa keadilan merupakan suatu
persepsi.
Dari sudut bahasa, Keadilan adalah tindakan, keputusan, perlakuan. Keadilan
sosial adalah keadaan masyarakat yang bersatu secara organik yang setiap
anggotanya mempunyai kesempatan yang sama untuk tumbuh dan
berkembang serta belajar hidup pada kemampuan aslinya (Kamus Bahasa
Indonesia Kontemporer, 2002).
21
Keadilan organisasi (organizational justice) adalah persepsi pekerja atau
buruh mengenai sejauhmana keadilan atasannya maupun organisasi
tempatnya bekerja (Skarlicki & Latham, 1996). Dari pengertian di alas dapat
disimpulkan bahwa keadilan organisasi adalah persepsi individu mengenai
derajat keadilan atasan dan organisasi kerjanya, yang akhirnya akan
mempengaruhi hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan.
Menurut model Lawler, orang akan puas dengan bidang tertentu dari
pekerjaan mereka, misalnya dengan rekan kerja, atasan dan upah apabila
jumlah dari bidang yang mereka persepsikan harus mereka terima untuk
melaksanakan kerja sama dengan jumlah yang diterima secara aktual
(Munandar, 2001).
Keadilan di tempat kerja merupakan hal mendasar yang dianggap penting
(Wiyono, 2004). Hal ini dikarenakan persepsi terhadap keadilan memiliki
dampak yang signifikan terhadap cara berpikir, merasa dan bertingkah laku
dalam pekerjaan (Bougre dalam Wiyono, 2004). Sebagai contoh bila pekerja
merasa bahwa manajemen maupun keputusan perusahaan dianggap tidak
adil, maka pekerja tersebut akan merasa marah, sakit hati, ataupun dendam.
22
Secara psikologis reaksi terhadap keadilan akan menimbulkan dampak
positif, sedangkan ketidakadilan menimbulkan reaksi psikologis negatif.
Akibatnya akan timbul rasa seperti tidak senang dan marah.
Orang akan merasa puas atau tidak puas, tergantung dari apakah ia
merasakan adanya keadilan (equity) atas suatu situasi (Ahdiyat, 2005).
Perasaan equity (adil) atau inequity (tida~ adil) alas suatu situasi, diperoleh
orang dengan cara membandingkan dirinya dengan orang lain yang sekelas,
sekantor maupun di tempat lain. Jadi pengertian keadilan (equity) adalah
keseimbangan antara masukan-masukan yang dibawa masuk oleh individu
ke dalam suatu pekerjaan dengan hasil yang diperolehnya (Simamora, 1997).
Skarlick (1996) menyatakan bahwa teori ·keadilan itu berkaitan dengan
bagaimana seseorang menilai perlakuan yang diterimanya dibandingkan .
dengan orang lain. Perbandingan dilakukan terhadap hasil tertentu yang
diperoleh seseorang dengan input atau kontribusi yang diberikannya. Jika
outcomes yang diperoleh dirasakan sesuai dengan input yang diberikan,
maka kondisi itu dikatakan dengan adil (equity).
Wiyono (2004) mengatakan bahwa suatu kondisi yang tidak adil yang dialami
seseorang akan menimbulkan ketegangari dalam dirinya. Ketegangan ini
proporsional dengan ketidakadilam yang terjadi, kemudian ketegangan yang
23
timbul pada seseorang akan memotivasi karyawan untuk menurunkan
ketegangan tersebut. Adanya kondisi ketidakseimbangan ini dengan kata lain
akan memotivasi atau menggerakkan individu untuk mencapai keseimbangan
atau menurunkan ketidakseimbangan tersebut.
Keadilan organisasi (organizational justice) adalah persepsi pekerja atau
buruh mengenai sejauhmana keadilan atasannya maupun organisasi
tempatnya bekerja (Skarlicki & Latham, 1996). Dari pengertian di alas dapat
disimpulkan bahwa keadilan organisasi adalah persepsi individu mengenai
derajat keadilan atasan dan organisasi kerjanya, yang akhirnya akan ' .
mempengaruhi hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan.
Menurut model Lawler, orang akan puas deng;:in bidang tertentu dari
pekerjaan mereka, misalnya dengan rekan kerja, atasan dan upah apabila
jumlah dari bidang yang mereka persepsikan harus mereka terima untuk
melaksanakan kerja sama dengan jumlah yang diterima secara aktual
(Munandar, 2001).
Persepsi adil dan tidak ini diperoleh pekerja dengan cara membandingkan
dirinya dengan individu pembanding. Jika perbandingan antara hasil dengan
masukan pekerja, sama besar dengan individu pembanding, maka keadilan
tersebut tercapai. Sebaliknya jika tidak sama m·aka ketidakadilan akan
dirasakan oleh para pekerja (Tim FISIP-UI, 1988).
2.1.3 Tipe-Tipe Keadilan Organisasi
24
Menurut Greenberg (1990), terdapat empat tipe keadilan organisasi, yaitu
keadilan distributif, Keadilan prosedural, keadilan.lnformasional, dan Keadilan
interpersonal.
a. Keadilan distributif (distributive justice)
Keadilan distributif yaitu keadilan yang berkaitan dengan pendistribusian hasil
yang diterima oleh pekerja. Penelitian mengenai keadilan distribusi berawal
dari penelitian yang dilakukan Adams, yang dikenal dengan istilah equity
theory (Greenberg, 1990).
Filosof Aristoteles (dikutip Keraf, dalam Ahdiyat .. 2005) berpendapat bahwa
keadilan distributif berkaitan dengan distribusi fungsi-fungsi atau peran
diantara anggota masyarakat, seperti jabatan, uang, atau kekayaan di antara
anggotanya.
Menurut Adams, untuk menentukan apakah sebuah hasil adalah adil atau
tidak, adalah dengan menghitung rasio antara kontribusi (input) dengan hasil
yang diperoleh. Lalu membandingkan ras.io tersebut dengan orang lain. Bila
perbandingan rasio sama, maka individu akan merasa adil dan puas. Adams
(dalam Colquitt dkk., 2001) menyatakan bahwa walaupun perbandingan
antara dua rasio memberikan suatu komponen obyektif, proses ini
merupakan suatu proses subyektif.
25
Berdasarkan equity theory Adams, Leventhal (dalam Colquitt, 2001)
menyatakan bahwa terdapat tiga kriteria untuk menentukan keadilan
distributif. Pertama, aturan equity, yang menyatakan bahwa besarnya reward
yang diberikan disesuaikan dengan kontribusi individu tersebut (Colquitt,
2001). Kedua, aturan equality, yaitu bahwa setiap orang memiliki kesempatan
yang sama untuk memperoleh reward. Sedangkan aturan kebutuhan
menyatakan pemberian reward bagi individu harus didasari pada kebutuhan
yang saat itu dialami oleh individu yang bersangkutan.
Fokus utama keadilan distribusi adalah hasil (Skarlicki, 1996). Apabila
individu merasa bahwa organisasi kerjanya mendistribusikan hasil-hasil
secara tidak adil, maka individu tersebut akan menilai bahwa telah terjadi
ketidakadilan distributif dalam organisasi kerjanya.
Menurut Yamagishi (1984), Keadilan distributif meliputi segala bentuk
distribusi di antara anggota kelompok dan pertukaran antar pasangan (dalam
Faturrohman, 2002). Keadilan distributif yang dimaksudkan tidak hanya
26
berasosiasi dengan pemberian, tetapi juga meliputi pembagian, penyaluran,
penempatan, dan pertukaran,
Adanya persepsi ketidakadilan distributif mendorong individu untuk
melakukan berbagai usaha guna mendapatkan keadilan distributif. Sebagai
contoh penelitian yang dilakukan oleh O'Leary-Kelly, Griffin dan Glew (dalam
Greenberg, 1990) menunjukkan bahwa ketika karyawan mempersiapkan hal
hal berharga yang diinginkannya (seperti promosi, kompensasi) telah
didistribusikan secara tidak adil, maka karyawan tersebut akan melakukan
berbagai bentuk prates di tempat kerja.
b. Keadilan Prosedural
Keadilan Prosedural adalah keadilan yang berkaitan dengan prosedur yang
dipergunakan untuk membuat keputusan (Greenberg, 1990). Dari definisi
tersebut dapat disimpulkan bahwa keadilan prosedural adalah persepsi
mengenai keadilan prosedur atau kebijakan yang digunakan untuk
menghasilkan suatu keputusan.
Keadilan prosedural berkaitan dengan kecilnya tingkat konflik dan
ketidakharmonisan dalam kelompok, organisasi, atau institusi sosial. Hal ini
adalah pandangan dari sisi keadilan prosedural obyektif. Secara subyektif,
prosedur dikatakan adil bila dapat mengakomodasi kepentingan individu
(Ahdiyat, 2005)
27
Untuk menentukan apakah suatu prosedur adil atau tidak, ada berbagai cara.
Menurut Thibaut dan Walker (Beugre dalam Wiyono, 2004) ada dua hal yang
menentukan penilaian seseorang mengenai adil atau tidaknya suatu
prosedur, yakni kendali terhadap proses dan kendali terhadap keputusan.
Kendali terhadap proses mengacu pada kendali terhadap pemilihan informasi
yang akan menjadi dasar untuk mengambil keputusan yang berkaitan dengan
keputusan akhir.
Sedangkan kendali terhadap keputusan mengacu pada derajat partisipasi
individu dalam menentukan keputusan yang akan diambil (Beugre dalam
Wiyono, 2004). Derajat partisipasi individu tersebut, terlihat dari tersedianya
pilihan bagi individu untuk keinudian dipilih sebagai suatu keputusan akhir.
c. Keadilan lnformasional
Keadilan lnformasional adalah keadilan yang berkaitan dengan penjelasan
mengenai keputusan (Greenberg, 1990). Dapat diartikan bahwa keadilan
informasional adalah kekuatan informasi yang digunakan untuk menjelaskan
bagaimana pengambilan keputusan dilaksanakan serta kedetailan penjelasan
yang diberikan.
Colquitt (2001) menyimpulkan bahwa terdapat beberapa kriteria untuk
menentukan keadilan informasional yaitu derajat kepercayaan (seberapa jujur
individu tersebut dalam memberikan informasi), alasan yang mendasari
pengambilan keputusan (apakah masuk aka! atau tidak), waktu pemberian
penjelasan yang berkaitan dengan keputusan (apakah penjelasan diberikan
tepat waktu atau tidak), kelengkapan dan kedetailan penjelasan yang
diberikan. Semakin tinggi derajat kepercayaan, masuk akalnya penjelasan
yang diberikan, ketepatan waktu, serta kedetailan penjelasan yang diberikan,
maka semakin tinggi persepsi individu mengenai keadilan informasional.
d. Keadilan Interpersonal
Keadilan Interpersonal merupakan derajat kesopanan dan penghargaan yang
ditunjukkan pengambil keputusan dalam perusahaan terhadap pekerja yang
ada dalam perusahaan tersebut (Greenberg, 1990).
Dari defininsi di atas, dapat juga dilihat bahwa individu lain yang
mempengaruhi penilaian seseorang mengenai keadilan interpersonal yang
ada dalam organisasi kerjanY,si adalah individu yang berperan sebagai
pengambil keputusan. Yang diperhatikan tidak hanya perilakunya saja,
namun juga pernyataan yang dikeluarkan individu tersebut (pengambilan
keputusan).
29
Fokus dari keadilan tipe ini adalah persepsi mengenai keadilan hubungan
interpersonal yang ada dalam suatu organisasi kerja (Colquit, 1996). lndividu
menghargai hubungan dengan orang lain karena melalui hubungan individu
dapat mengembangkan identitas diri serta harga dirinya.
Dalam penelitian ini, landasan teori tentang persepsi keadilan organisasi
yang dipakai adalah teori Greenberg (1990).
2.2 Sikap Buruh tentang Aksi Mogok Kerja
Pada subbab ini akan dijelaskan mengenai definisi sikap, komponen sikap,
obyek sikap, pengukuran sikap, dan definisi aksi mogok kerja.
2.2.1 Definisi Sikap
Sikap dapat diartikan sebagai expressions of how much we like or dislike
various things (Morgan, 1999), yaitu ekspresi derajat suka atau tidak suka
terhadap berbagai hal. Sikap mewakili penilaian atau kecenderungan
kesukaan kita terhadap berbagai jenis obyek sikap. Penilaian atau
diekspresikan oleh istilah seperti liking-disliking, pro-anti, favoring-not
favoring, and positive-negative. Sikap didasari atas informasi. Karena kita
tidak pernah dapat mengetahui semua informasi tentang suatu obyek sikap,
30
maka sikap kita juga selalu terbuka terhadap perbaikan-perbaikan. Hidup kita
diisi oleh kesempatan-kesempatan untuk mengubah sikap.
Dari pengertian mengenai sikap, ada tiga aspek dari sikap, yaitu keyakinan
(beliefs), perasaan (affect or feelings), dan kecenderungan bertingkahlaku
(intended behavior or act). Ketiga aspek ini lazim disebut sebagai komponen
sikap.
2.2.2. Komponen Sikap
Ajzen (1998) menyatakan bahwa sikap memiliki tiga komponen, yaitu :
a. Komponen Kognitif
Komponen ini berkaitan dengan beliefs, ide, dan konsep atau merefleksikan
pengetahuan atau pengenalan tentang obyek sikap. Keyakinan, ide, konsep
ataupun pengetahuan terbentuk dari apa yang telah kita lihat atau alami.
Berdasarkan pengalaman tersebut kemudian terbentuk ide, pengetahuan,
dan sebagainya mengenai sifat atau karakteristik umum dari suatu obyek.
Keyakinan atau ide itu tidak selalu akurat, karena kadang kala keyakinan atau
ide terbentuk justru tanpa adanya informasi yang tepat mengenai obyek yang
dihadapi. Fungsi dari kompoi:en ini adalah untuk menjawab pertanyaan apa
yang dipikirkan atau dipersepsikan seseorang atau masyarakat tentang suatu
obyek.
32
2.2.3. Obyek Sikap
Obyek sikap dalam pengertian Thurstone (dalam Edward, 1989) bisa berupa
simbol, frase, slogan, orang, institusi, cita-cita, atau gagasan dimana orang
yang satu dapat memiliki perasaan berbeda dengan orang lain terhadap
obyek-obyek psikologis yang sama.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sikap dapat meramalkan tingkah
laku individu terhadap obyek sikap tersebut, tetapi ada juga beberapa
penelitian yang membuktikan bahwa tidak selalu ada kaitan langsung antara
sikap dan tingkah laku (Morgan dkk, 1986).
Namun demikian, Morgan (1986) menegaskan bahwa sikap merupakan
ekspresi derajat suka atau tidak suka terhadap berbagai hal. Sikap mewakili
penilaian atau kecenderungan kesukaan kita terhadap berbagai jenis obyek
sikap. Penilaian atau diekspresikan oleh istilah seperti liking-disliking, pro
anti, favoring-not favoring, and positive-negative.
2.2.4. Pengukuran Sikap
Sikap merupakan konstruk hipotesis, atau suatu hal yang tidak dapat
diobservasi untuk menjelaskan kecenderungan seseorang untuk bereaksi
terhadap suatu hal (Baum dalam Kristyanto, 2000). Ada beberapa cara untuk
mengukur sikap. Baum dalam Kristyanto (2000) mengemukakan tiga cara,
yaitu:
a. Self Report, yaitu dengan menanyakan langsung kepada seseorang
bagaimana perasaannya terhadap suatu obyek sikap. Cara ini
memungkinkan responden memberikan opininya secara bebas, namun
memiliki kelemahan yaitu menyulitkan peneliti untuk membandingkan
jawaban-jawaban yang sangat beragam dari para responden,
membutuhkan banyak waktu untuk mengevaluasinya.
33
b. Skala Likert atau Method of Summated Ratings, yaitu skala yang terdiri
dari sejumlah pertanyaan atau pernyataan, dan masing-masing item
diikuti oelh serangkaian respon yang terbagi dalam interval, di mana
masing-masing interval itu memiliki label, misalnya derajat setuju sampai
tidak setuju terhadap item yang diajukan.
c. The Semantic-differential Scale yaitu suatu skala yang menggunakan
skala bipolar dan responden diberikan sejumlah opini dan diminta untuk
memberikan penilaian untuk suatu pernyataan dalam berbagai dimensi,
misalnya dimensi lemah-kuat, baik-buruk, dan sebagainya.
Dalam penelitian ini, skala yang akan digunakan adalah skala yang disusun
berdasarkan model Likert. Alasan pemilihan skala ini adalah karena
dibandingkan dengan skala sikap bentuk lain, pengkonstruksian dan
34
pengolahan datanya relatif lebih mudah. Selain itu, kelebihan-kelebihan lain
dari skala ini adalah memungkinkan kita untuk menggolongkan individu ke
dalam katagori suka, tidak suka atau ragu-ragu sehingga interpretasinya
menjadi lebih mud ah dengan. hanya melihat jumlah skor total. Sikap yang
menyetujui atau positif terhadap suatu obyek sikap akan terlihat dari jumlah
skor keseluruhan yang tinggi, sebaliknya sikap yang tidak menyetujui atau
negatif terhadap obyek sikap terlihat dari jumlah skor total yang rend ah.
Namun skala ini juga memiliki kelemahan yaitu sulit menginterpretasi
jawaban yang termasuk kategori "ragu-ragu"
Skala model Likert ini mengukur arah sikap dan derajat setuju-tidak setuju,
yang menggambarkan kadar sikap positif atau negatif subyek terhadap obyek
sikap. Dalam skala sikap model Likert, skor akhir subyek merupakan total
skor dari jawaban atas setiap item dalam skala sikap.
Dalam penelitian ini, yang akan menjadi obyek sikap adalah aksi mogok
kerja, dan lebih lanjut akan dilihat apakah sikap positif atau negatif terhadap
aksi aggression,. di mana ia menyerang untuk memperoleh tujuan lain.
Secara spesifik dalam kaitan dengan buruh, Kartono (1991) menggambarkan
bahwa buruh yang tengah mc.i!ah hebat bisa menyerang majikannya atau
menyerang dengan tindakan yang terselubung, misalnya menghasut massa
dan menyiarkan fitnah.
35
Gejala-gejala di atas dapat menjadikan situasi perusahan jadi panas, kritis,
berbahaya, dan sewaktu-waktu bisa meledak pengrusakan atau pemogokan
(Kartono, 1991 ).
2.2.5 Definisi Aksi Mogok Kerja
Pemogokan kerja adalah salah satu cara untuk mengirimkan pesan tertentu
bagi pengelola manajemen (Sudjana, 2005). Pemogokan merupakan suatu
situasi dimana pekerja/buruh.secara kolektif menghentikan pekerjaannya
untuk suatu periode tertentu. Pemogokan seringkali menjadi bentuk prates
yang paling terlihat dari tindakan prates lainnya. Akan tetapi pemogokan
seharusnya dilakukan oleh pekerja/buruh dengan pertimbangan yang cermat.
mengenai kesesuaian kekuatan mereka dengan kekuatan perusahan.
Pemogokan merupakan penghentian pekerjaan sementara waktu oleh suatu
kelompok pekerja/buruh untuk menyatakan suatau keluhan atau mengajukan
tuntutan (Sudjana, 2005).
Dalam UU No. 13 Tentang Ketenagakerjaan, disebutkan bahwa mogok kerja
adalah tindakan pekerja/buruh yang direncanakan dan dilaksanakan secara
bersama-sama dan/atau oleh serikat pekerja/buruh akan kembali bekerja
setelah pemogokan selesai.
Ada beberapa pendekatan psikologi dalam memandang proses terjadinya
pemogokan. Adapun pendekatan-pendekatan tersebut (Haslam, 2001)
adalah:
1. Pendekatan lnsting Primitif
36
Pendekatan ini menjelaskan bahwa pekerja/buruh yang melakukan tindakan
prates adalah individu yang tidak dapat mengendailan insting primitifnya.
2. Pendekatan Keunikan lndividu
Pendekatan ini secara umum berusaha mengidentifikasikan profil kepribadian
individu yang terlibat dalam tindakan prates atau untuk menentukan faktor
terpisah yang menyebabkan sebagian orang memutuskan melakukan
tindakan tersebut.
3. Pendekatan Kognitif
Pendekatan ini adalah salah satu varian yang paling signifikan dari
pendekatan keunikan individual. Pendekatan ini menganggap bahwa individu
akan melakukan analisis biaya dan keuntungan yang berkaitan dengan
tujuan, dampak sosial dan penghargaan.
37
4. Pendekatan Kesenjangan Relatif
Pendekatan ini menganggap bahwa tindakan prates terjadi karena persepsi
individu individu atas ketidakadilan antar kelampak dan ini berimbas pada
kagnisi dan perilaku.
5. Pendekatan ldentitas Sasial
Pendekatan ini memadukan antara pendekatan individual dan pendekatan
kelampak dalam menjelaskan terjadinya tindakan prates. Sebuah tindakan
prates lahir dari beberapa tahapan yang terjadi baik dalam diri individu, antar .,.
individu dalam kelampak maupun antar kelampak dalam perusahaan atau
arganisasi.
2.3 Kerangka Berpikir
Dari teari-teari di alas, berikut ini akan dibahas keterkaitan antara teari-teari
tersebut dan gambaran yang menjelaskan kerangka berpikir mengenai
hubungan antara persepsi keadilan arganisasi dengan sikap terhadap aksi
magak kerja.
Hubungan keempat tipe keadilan arganisasi dengan sikap tentang aksi
magak kerja dapat dijelaskan sebagai berikut :
38
a. Keadilan Distributif
Hal utama yang dicari oleh buruh ketika bekerja adalah gaji (Sudjana, 2005).
Bila dikaitkan dengan keempat tipe keadilan organisasi, gaji akan erat
kaitannya dengan keadilan distributif. Ketika individu mempersepsikan bahwa
tujuan yang akan penting bagi dirinya tidak tidak dapat dicapai akibat adanya
frustator (dalam hal ini adalah ketidakadilan distributif), maka individu tersebut
akan bereaksi dengan melakukan prates berupa pemogokan kerja. Hal ini
diduga terdapat hubungan negatif antara keadilan distributif dengan sikap
buruh tentang aksi mogok kerja di perusahaannya. Dengan kata lain,
semakin tinggi keadilan distributif, maka semakin negatif sikap buruh
terhadap aksi mogok kerja.
b. Keadilan Prosedural
Salah satu hal yang mempen·garuhi persepsi individu terhadap keadilan
prosedural adalah adanya kendali terhadap proses. Kendali terhadap proses
ditunjukan dengan adanya kesempatan bagi individu untuk memberiksn
suara untuk menentukan keputusan yang akan diambil. High voice
procedures cenderung menghasilkan keputusan yang favorable. lndividu
akan cenderung mempersepsikan adanya keadilan prosedural bila dihasilkan
suatu keputusan yang favorable. Sedangkan bila menghasilkan keputusan
yang unfavorable, maka individu akan mempersepsikan terjadinya
ketidakadilan prosedural. Adanya persepsi ketidakadilan prosedural akan
39
menyebabkan individu bereaksi dengan melakukan aksi pemogokan. Oleh
karena itu diasumsikan terdapat hubungan negatif antara keadilan prosedural
dengan sikap buruh terhadap aksi mogok kerja.
c. Keadilan Interpersonal
Salah satu hal yang dapat memicu aksi mogok kerja di tempat kerja adalah
perlakuan interpersonal yang buruk yang dilakukan oleh atasan (Sudjana,
1995). Perlakuan interpersonal yang buruk diantaranya ditampilkan dalam
bentuk pelecehan secara verbal, tidak adanya respek atupun intimidasi. Bila
dikaitkan dengan keadilan interpersonal. Sehingga, diasumsikan terdapat
hubungan negatif antara keadilan interpersonal dengan sikap buruh terhadap
aksi mogok kerja.
d. Keadilan lnformasional
Tidak adanya atau sedikitnya informasi yang diterima oleh para pekerja
berkaitan dengan berbagai keputusan yang diambil oleh pembuat keputusan,
menunjukan buruknya komunikasi dalam organisasi kerja. Buruknya
komunikasi menunjukkan ren.dahnya atau tidak adanya keadilan
informasional. Oleh karena itu, diduga terdapat hubungan negatif antara
keadilan informasional dengan sikap buruh terhadap aksi mogok kerja.
Persepsi Keadilan Organisasi
2.1 Skerna Kerangka Berpikir
r--------------------1 ' ' ' ' ' ' ' ' ' ~
' ' ' ' ' ' ' ' ~ ' ' ' -: ' ' ~ ' ' '
Keadilan lnformasional
Keadilan Prosedural
Keadilan Distributif
:'-------' ' ' ' ~
Keadilan Interpersonal
Tipe Keadilan
Sikap Buruh tentang Aksi mogok
Kerja
40
41
2.4. Hipotesis
Hipotesis adalah harapan yang dinyatakan oleh peneliti mengenai hubungan
antara variabel-variabel dalam penelitian. Jadi suatu hipotesis adalah
pernyatan masalah yang paling spesifik (Sevilla, 1993).
a. Hipotesis Alternatif (Ha) I
"Ada hubungan yang signifikan antara persepsi keadilan organisasi
dengan sikap tentang aksi mogok kerja pada buruh"
b. Hipotesis Nihil (Ho) I
"Tidak ada hubungan yang signifikan antara persepsi keadilan organisasi
dengan sikap tentang aksi mogok kerja pada buruh"
, -L,
BA83
METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini terdiri dari enam subbab. Subbab pertama membahas jenis penelitian.
Subbab kedua membahas tentang pengambilan sempel. Subbab ketiga
membahas tentang pengumpulan data. Subbab keempat membahas
penyajian data. Subbab kelima membahas uji normalitas. Subbab keenam
membahas teknk analisis data. Sedangkan subbab ketujuh membahas
prosedur penelitian
3.1. Jenis Penelitian
3.1.1. Pendekatan dan Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang
menghasilkan data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang dihasilkan
dari serangkaian pengukuran yang dinyatakan dengan angka-angka dan
kemudian dianalisis dengan uji statistik. Adapun metode penelitiannya
adalah korelasional, yaitu penelitian yang dirancang untuk menentukan
tingkat hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam suatu populasi.
Pengukuran korelasional digunakan untuk menentukan besarannya arah
hubungan (Sevilla, et.al, 1993).
43
Alasan peneliti menggunakan penelitian korelasional adalah karena penelitian
ini bertujuan untuk melihat hubungan antara 2 variabel, yaitu antara persepsi
keadilan organisasi dengan sikap buruh tentang mogok kerja. Jadi penelitian
yang cocok untuk digunakan dalam penelitian ini ialah jenis penelitian
korelasional.
3.1.2. Definisi Variabel dan Operasional Variabel
Variabel adalah suatu karakteristik yang memiliki dua atau lebih nilai atau
sifat yang berdiri sendiri. Kerlinger menyebutkan variabel sebagai konstruksi
atau sifat (properties) yang diteliti (Dalam Sevilla, et.al, 1993).
Variabel penelitian ini terdiri dari 2 yaitu variabel bebas (IV) dan variabel
terikat (DV).
Variabel bebas adalah variabel yang diharapkan dapat dimanipulasi sebelum
menelitinya atau juga disebut_sebagai penyebab. Sedangkan variabel terikat
adalah obyek dari studi atau penelitian atau sebagai hasil.
Dalam penelitian ini yang menjadi kedua variabel tersebut adalah
Independent Variable (Variabel Bebas) : Organizational Justice (Keadilan
Organisasi)
Dependent Variable (Variabel terikat) : Sikap buruh tentang aksi mogok
kerja.
Dalam penelitian ini, definisi konseptual yang dipakai kedua variabel
penelitian adalah : ~
I. Keadilan organisasional adalah persepsi pekerja atau buruh mengenai
sejauhmana keadilan atasannya maupun organisasi tempatnya bekerja
(Greenberg, 1996).
44
2. Sikap adalah ekspresi derajat suka atau tidak suka terhadap berbagai hal.
Sikap mewakili penilaian atau kecenderungan kesukaan kita terhadap
berbagai jenis obyek sikap (Morgan, 1999).
Sedang definisi operasional yang dipakai kedua variabel penelitian ini adalah
l. Keadilan organisasi akan diukur dengan menggunakan skala keadilan
organisasi yang melihat pada empat tipe keadilan organisasi , yaitu
keadilan distributif, keadilan prosedural, keadilan informasional, dan
keadilan interpersonal (Greenberg, 1990).
2. Sikap akan diukur dengan menggunakan skala sikap yang terdiri dari 3
komponen, yaitu komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen
afektif (Ajzen, 1998).
3.2. Pengambilan Sampel
Suatu penelitian yang dimaksudkan untuk menarik generalisasi, sangat
berkepentingan dengan masalah sampel, yaitu bagaimana mengambil
sampel dari suatu populasi sehingga hasil-hasil penelitian terhadap sampel
tersenut dapat melahirkan kesimpulan yang berlaku umum bagi seluruh
populasi.
3.2.1. Populasi dan Sampel
45
Menurut Sugiono (1999), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
alas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakter tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah buruh/pekerja yang berada
di kawasan industri Jatiwaringin, Mauk - Tangerang. Adapun jumlah populasi
riil sebanyak 750 pekerja dari berbagai perusahaan yang ada di kawasan
Mauk, Tangerang (www.tangerangkab.go.id, 2008). Populasi penelitian ini
adalah buruh/pekerja yang memiliki kriteria sebagai berikut :
I. Subyek adalah laki-laki dan perempuan
2. Masa kerja minimal selama 1 tahun
3. Berusia antara 20-35
4. Beragama Islam
5. Berpendidikan minimal SL TP, dimaksudkan agar subyek tidak
kesulitan dalam memahami ala! ukur.
46
Menurut Ferguson, sampel adalah beberapa bagian kecil atau cuplikan yang
didapat dari populasi (Sevilla, 1993). Sampel untuk try out sebanyak 30 orang
sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 50
orang, karena dianggap sudah mewakili populasi dalam penelitian ini..
3.2.2. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel adalah proses yang meliputi pengambilan satu
bagian dari populasi, melakukan pengamatan alas kelompok sampel,
kemudian menggeneralisasikan penemuan-penemuan pada populasi (Sevilla,
1993). Dalam proses penentuan sampel penelitian ini menggunakan teknik
simple random sampling yaitu bahwa setiap unsur dari keseluruhan populasi
mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih (Arikunto, 2006).
3.3. Pengumpulan Data
3.3.1. Metode dan lnstrumen Pengumpulam Data
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah
dengan menggunakan skala. Skala yang digunakan dalam pengumpulan
data adalah skala persepsi keadilan organisasi dan skala sikap tentang aksi
mogok kerja.
47
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode angket, yaitu sejumlah
pernyataan tertulis untuk memperoleh jawaban dari responden. Angket yang
digunakan bersifat langsung dan tertutup. Dengan item pernyataan positif
(favorable) dan negatif (unfavorable). Dalam merespon item tersebut subyek
diminta menunjukan kesukaannya dengan cara memilih sistem rating kategori
yang merentang dari "sangat setuju" sampai "sangat tidak setuju". Penskoran
untuk pernyataan positif dilakukan dengan memberi skor tertinggi pada
pilihan "sangat setuju" dan terendah pada pilihan "sangat tidak setuju" dan
sebaliknya untuk pernyataan negatif.
a. Butir Favorable
Sangat setuju (SS)
Setuju (S)
Tidak Setuju (TS)
Sangat Tidak Setuju (STS)
b. Butir Unfavorable
Sangat setuju (SS)
Setuju (S)
Tidak Setuju (TS)
Sangat Tidak Setuju (STS)
: skornya adalah 4
: skornya adalah 3
: skornya adalah 2
: skornya adalah 1
: skornya adalah 1
: skornya adalah 2
: skornya adalah 3
: skornya adalah 4
Peneliti menggunakan skala model Likert yang terdiri dari 2 macam, yaitu
skala persepsi keadilan organisasi dan skala sikap tentang aksi mogok kerja
48
Tabel 3.1 Blue Print Skala Persepsi Keadilan Organisasi
NO. ASP EK INDIKATOR FAVORABLE UNFAVORABLE JUMLAH 1. Keadilan Berkaitan 1,15,18, 22, 2, 16, 28, 29 11
Distributif dengan 42 pendistribusian hasil yang
' diterima oleh pekeria
2. Keadilan Berkaitan 4, 8,19, 27, 10,11,13, 21, 40 10 Prosedur dengan 25, 31 al prosedur yang
dipergunakan untuk membuat .. keputusan atau kebijakan yang digunakan untuk menghasilkan suatu keputusan.
3. Keadilan berkaitan 3, 12, 26, 32, 9, 6, 17, 33, 34 11 lnformasi dengan 35, 36 on al penjelasan
mengenai bagaimana pengambilan keputusan dilaksanakan serta kedetaiJan penjelasan yang diberikan
3 Keadilan Berkaitan 5, 20, 23, 37, 7, 14,24, 30, 39, 11 lnterpers dengan 38 41 on al hubungan
interpersonal yang ada dalam suatu organisasi kerja
22 21 43
49
Tabel 3.2 Blue Print Skala Sikap Buruh tentang Mogok Kerja
NO. ASPEK INDIKATOR FAVORABLE UNFAVORABLE JUMLAH 1. Komponen Berkaitan 1, 6, 9, 13, 19, 29 2, 10, 15, 26 10
Kognitif dengan belief, ide dan konsep atau merealisasikan pengetahuan atau pengenalan tentang obyek sikap
2. Komponen Berkaitan 4, 5, 7, 20,21, 27 11, 16, 22, 23, 11 Afektif dengan 28
kehidupan emosional seseorang dalam bentuk perasaan positif maupun negative terhadap obyek sikao
3. Komponen Berkaitan 3, 8, 14,24, 30 12,17, 18, 25, 9 Konatif dengan
tingkah laku, intensi, komitmen dan tindakan nyata yang mengarah pada obyek sikap
17 13 30
50
3.3.2. Teknik Uji lnstrumen Penelitian
a. Uji Validitas
Validitas berasal dari kata validity, mempunyai arti sejauhmana ketepatan
dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu alat
ukur mempunyai validitas yang tinggi apabila alat ukur tersebut menjalankan
funsi ukurnya atau memberikan hasil ukurnya yang sesuai dengan maksud
dilakukannya pengukuran tersebut. Tes tidak relevan dengan tujuan
pengukuran dikatakan sebagai tes yang memiliki validitas yang rendah
(Azwar, 1997).
Validitas item adalah pengujian terhadap kualitas item-item yang dipilih
adalah yang mengukur hal yang sama dengan apa yang akan diukur oleh
skala secara keseluruhan. Secara teknik, analisis item dilakukan denagn
menghitung koefisien korelasi antara skor item dengan skor total dengan
menggunakan rumus korelasi Product Moment, yang dikemukakan oleh
Pearson, yaitu :
Ryx= Z::XY - (Z::X)( Z::Y) /n
Keterangan :
Rxy : Koefisien Korelasi variabel x dan variabel y
N : Jumlah responden
L:XY : Jumlah hasil perkalian antar skor tiap item dengan
skor total
L:X : Jumlah skor tiap item
L:Y : Jumlah skor total
b. Reliabilitas
Yang dimaksud dengan konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu
pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya
apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok
subyek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang
diukur dalam diri subyek memang belum berubah.
51
Dalam hal ini, relatif sama berarti tetap adanya toleransi terhadap perbedaan
perbedaan kecil antara beberapa kali pengukuran. Bila perbedaan tersebut
sangat besar dari waktu ke waktu, maka hasil pengukuran tidak dapat
dipercaya dan dikatakan tidak reliabel (Azwar, 1997).
Rumus yang digunakan untuk menentukan koefisien reliabilitas dalam
penelitian ini adalah menggunakan rumus dari Cronbach, yaitu :
Keterangan
a
K
a= K- [1-1)>b2 I K-1 oi
: Koefisien reliabilitas
: Banyaknya belahan
: Jumlah Varians butir
: Varians Total
3.4. Penyajian Data
3.4.1. Uji lnstrumen Penelitian
Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti melakukan uji instrumen dengan
73 item dari dua skala yaitu skala persepsi keadilan organisasi 42 item dan
52
skala sikap buruh tentang aksi mogok kerja 31 item. Uji instrumen diberikan
pada 30 buruh yang menetap di kawasan industri Jatiwaringin, Mauk
Tangerang. Adapun tujuan dari pelaksanaan uji instrumen ini dilakukan
dengan maksud :
I. Mengetahui pemahaman responden terhadap pernyataan atau item-item
yang diberikan.
53
2. Mengetahui seberapa lama waktu yang dibutuhkan responden dalam
NO.
1. 2.
3.
4
menyelesaikan pengisian instrumen.
3. Mengetahui validitas instrumen, dimana skor iten dikorelasikan dengan
skor total.
4. Mengetahui tingkat reliabilitas instrumen yang digunakan untuk mengukur
tingkat reliabilitas skala tersebut.
a. Skala Persepsi Keadilan Organisasi
Setelah melakukan uji coba pada 30 orang sampel penelitian (r-Tabel 0,361),
skala keadilan organisasi terdiri dari 1-42 item. Terdapat 26 yang valid
sedangkan 16 item lainnya gugur dan kemudian dibuang. Dari uji reliabilitas
yang valid pada skala keadilan organisasi koefisien sebesar (a= 0,869).
Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3.3
Hasil Uji lnstrumen Item yang Valid (*) Dari Skala Persepsi l<eadilan
Organisasi
ASP EK FAVORABLE UNFAVORABLE JML Keadilan Distributif 1,15*,18*, 22*, 42* 2*,16, 28*, 29, 10 Keadilan Prosedural 4,8*,19*, 27*,25,31* 10*,"11,13*,21, 10
40* Keadilan lnformasional 3*, 12*, 26*, 32*, 35, 9, 6*,17, 33, 34* 11
36* Keadilan Interpersonal 5,20*,23*,37*, 38 7*,14*,24, 30, 11
39*, 41 Jumlah 22 20 42
54
Tabel 3.4
Blue Print Skala Persepsi Keadilan Organisasi Setelah Uji Instrument
NO. ASPEK FAVORABLE UNFAVORABLE JML
1.
2.
3.
4
Keadilan Distributif 15,18, 22, '42 2,28 6
Keadilan Prosedural 8, 31,19, 27 10, 13,40 8
Keadilan lnformasional 3, 12, 26, 32, 36 6,34 6
Keadilan Interpersonal 20,23,37 7, 14, 39 7
Jumlah 14 12 26
b. Skala sikap
Setelah melakukan uji coba pada 30 orang sampel penelitian (r-tabel 0,361),
skala sikap tentang aksi mogok kerja terdiri dari 30 item. Terdapat 20 item
yang valid sedangkan 10 item lainnya gugur yang kemudian dibuang. Dari uji
realibilitas yang valid pada skala sikap aksi tentang aksi mogok kerja
diperoleh koefisien sebesar (a= 0,827). Lebih jelasnya dapat dilihat pada
label berikut ini :
Tabel 4.4 Hasil Uji lnstrumen Item yang Valid (*) dari Skala Sikap tentang Aksi
Mogok Kerja
NO. ASP EK FAVORABLE UNFAVORABLE JUM 1. Komponen 1*, 6*,9, 13*, 19*, 2*, 10*, 15*, 26*, 8
Kognitif 29
2. Komponen 4, 5*, 7*, 20*,21, 11, 16, ' 22*, 23*, 7 Afektif 27*, 28*
3. Komponen 3*,8*, 14*, 24, 30 12*,17, 18*,25, 5 Konatif Jumlah 17 13 20
Tabel 4.5 Hasil Uji lnstrumen Item yang Valid (*) dari Skala Sikap Tentang Aksi
Mogok Kerja
NO. ASP EK FAVORABLE UNFAVORABLE JUM 1. Komponen 1,6,13,19, 2, 10, 15,26 8
Koqnitif 2. Komponen 5, 7, 20,27 22,23,28 7
Afektif
3. Komponen 3, 8, 14, 12,18, 5 Konatif Jumlah 17 13 20
3.4.2. Hasil Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilaksanakan pada buruh di kawasan perindustrian Jati
Waringin, Mauk Tangerang dengan jumlah sempel 30 orang. Uji reliabilitas
kedua skala ini menggunakan uji statistik Alpha Cronbach dengan
menggunakan program SPSS versi 15,0 hasil uji reliabilitas skala persepsi
keadilan organisasi dengan skala sikap tentang aksi mogok kerja, maka
diperoleh hasil :
55
I. Nilai reliabilitas skala persepsi keadilan organisasi dengan 26 item yang
valid adalah sebesar 0,870, jadi skala persepsi keadilan organisasi ini
dapat dikatakan reliabel atau dapat digunakan sebagai alat ukur dalam
penelitian.
56
2. Nilai reliabilitas skala sikap tentang aksi mogok kerja dengan 26 item yang
valid adalah sebesar 0,832, jadi skala ini dapat dikatakan reliabel atau
dapat digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian.
Berikut norma reliabilitas yang dijelaskan Guilford yang dikutip oleh Kuncono
(2004) pada tabel dibawah ini:
0
Kriteria
Sangat Reliabel
Reliabel
Cukup Reliabel
Kurang Reliabel
Tidak Reliabel
3.5. Uji Normalitas
Tabel 3.6
Norma Reliabilitas
Koefisien Reliabilitas
>0,90
0,70 sampai 0,90
0,40 sampai 0,70
0,20 sampai 0,40
<0,20
Data-data berskala interval sebagai hasil suatu pengukuran pada umumnya
mengikuti asumsi distribusi normal. Namun, tidak mustahil suatu data tidak
mengikuti asumsi normalitas. Untuk mengetahui kepastian sebaran data yang
diperoleh harus dilakukan uji normalitas terhadap data yang bersangkutan
57
(Triton, 2006). Dengan demikian, analisis statistik yang pertama kali harus
dilakukan dalam rangka analisis data statistik berupa uji normalitas.
Adapun uij normalitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov. Dalam hal ini diperhatikan tingkat kesesuaian antara
distribusi nilai sampel (skor yang diobservasi) dengan distribusi teoritis
tertentu (normal, uniform atau poison). Jadi hipotesis statistiknya adalah
distribusi frekuensi harapan (teoritis) (triton, 2006). Berikut adalah
hipotesisnya :
Ho : populasi berdistribusi. normal
H1 : populasi tidak normal
Berdasarkan uji normalitas yang menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov yang
dilakukan melalui program SPSS versi 12.0 diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.7 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N Normal Mean Parameters(a,b)
Std. Deviation Most Extreme Absolute Differences
Positive Neoative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sia. (2-tailed)
a Test d1stnbut1on ts Normal. b Calculated from data.
Keadilan 50
92.1600
8.48615
.101
.101 -.099 .712 .691
Sikao 50
70.3200
6.92950
.104
.085 -.104 .739 .646
58
Hasil uji normalitas data skala persepsi keadilan organisasi pada tebel di atas
diperoleh angka probabilitas 0,712 dengan menggunakan taraf signifikansi
alpha 5 %, maka diketahui bahwa nilai probabilitas 0,712 > 0,05 sehingga
dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal, dengan mean sebesar
92.16 dan standar deviasi (SD) 8.48. Sedangkan hasil uji normalitas data
skala sikap tentang aksi mogok kerja pada tabel di atas diperoleh angka
probabilitas angka 0.739 dengan menggunakan taraf signifikansi alpha 5 %,
maka diketahui bahwa nilai probabilitas 0.739 > 0.05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa data berdistribusi normal, dengan mean sebesar 70.32
dan standar deviasi (SD) 6.92.
3.6. Teknik Analisis Data
Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan analisis statistik
parametrik dengan jenis deskriptif yang bertujuan untuk memberikan
gambaran umum responden sedangkan bentuk analisis data yang digunakan
adalah analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif yakni jenis analisis
mempergunakan alat analisis berupa metode statistik, hasilnya disajikan
dalam bentuk angka yang selanjutnya dijelaskan dalam suatu uraian.
Berikut beberapa teknik perhitungan yang diinginkan untuk mengolah data
dalam penelitian ini :
a. Untuk tipe keadilan organisasi, hasil skor skala tipe keadilan
distandarisasikan dengan menggunakan rumus Z-score (Sulistyono,
2003) yaitu :
Keterangan :
Z: skor baku
X : skor kasar
M : nilai rata-rata
SD : standar deviasi
Z=X-M SD
Z-Score berguna untuk menstandarisasikan skor dari data masing-
masing tipe keadilan yang memiliki jumlah item yang berbeda.
b. Untuk mendapatkan kategori aspek sikap tentang aksi mogok kerja
digunakan rumus kategaorisasi berpatokan pada mean dari data ke
dalam tinggi-rendah. Mean digunakan sebagai nilai pemisah dua
59
kelompok bila ditemukan kemungkinan banyaknya kelompok alas tidak
sama dengan kelompok bawah. Kelompok alas adalah mereka yang
skornya lebih besar dari mean, sedangkan kelompok bawah adalah
mereka yang skornya sama atau lebih kecil dari mean. Banyaknya
subjek untuk setiap kategori kemudian dihitung dan dimasukan ke dalam
label kontingensi.
60
c. Untuk menjawab hipotesis penelitian yakni mengetahui hubungan antara
tipe keadilan organisasi dengan sikap tentang aksi mogok kerja di
gunaka rumus korelasi kontingensi.Teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah contingency coefficient C (koefisien
kontingensi). Teknik ini digunakan karena variabel yang dikorelasikan
berbentuk kategori (gejala ordinal)(Arikunto, 2000). C atau contingency
sangat erat hubungannya dengan Chi-Kuadrat dan dihitung dengan
tabel kerja chi-kuadrat. Rumus untuk koefisien kontingensi adalah :
c {;?; Keterangan :
X2 : Harga Chi-Kuadrat Hitung
X2 : Harga Chi-Kuadrat Tabel
N : Jumlah Responden
Penghitungan statistik dilakukan dengan menggunakan sistem komputerisasi
program SPSS versi 15,0 for windows yang diinterpretasikan dengan
mengacu pada tabel Chi-square pada tingkat signifikansi 0.05 dengan
menggunakan perumusan dua arah (two tailed). Jika chi-square hitung > chi
square tabel, maka Ha diterima dan jika chi-square hitung < chi-square tabel,
maka Ha ditolak.
61
3.7. Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti mencoba merencanakan langkah-langkah yang
diharapkan dapat menunjang kelancaran penelitian, yaitu sebagai berikut :
1. Persiapan penelitian
Dimulai dengan perumusan masalah.
Menentukan variabel yang akan diteliti.
Melakukan studi kepustakaan untuk mendapatkan gambaran dan
landasan teori yang tepat.
Menentukan, menyusun dan menyiapkan alat ukur yang akan
digunakan dalam penelitian ini yaitu skala keadilan organisasi dan
skala sikap tentang akt>i mogok kerja pada buruh berupa skala Liker!.
2. Tahap uji coba
Setelah mendapatkan persetujuan dari dosen pembimbing,peneliti melakukan
uji coba ala! ukur pada hari Rabu - Kamis tanggal 12 -13 Maret 2008 di
kawasan industri Jatiwaringin Mauk Tangerang. Uji coba alat ukur kapada
buruh. Setelah selesai mengisi kuesioner, peneliti meminta kesediaan
beberapa orang buruh, yang dipilih secara acak, untuk melakukan uji validitas
dan reliabilitas.
3. Tahap pengambilan data
Menentukan jumlah sampel penelitian.
Memberikan penjelasan mengenai tujuan penelitian dan meminta
kesediaan responden untuk mengisi skala penelitian.
62
Melaksanakan pengambilan data yang dilaksanakan pada hari Sabtu -
Minggu 22 - 23 Maret 2008 di kawasan industri Jati Waringin Mauk
Tangerang.
Memberikan ala! ukur yag telah disiapkan kepada responden
penelitian.
4. Tahap Pengolahan data
Melakukan skoring terhadap hasil skala yang telah diisi oleh
responden.
Menghitung dan membuat tabulasi data yang diperoleh, kemudian
membuat tebel data.
Melakukan analisa data dengan menggunakan metode statistik untuk
menguji hipotesis penelitian.
Membuat kesimpulan dan laporan akhir peneitian.
BAB4
PRESENT ASI DAN ANALISIS DAT A
4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian
Gambaran umum responden dalam penelitian ini berdasarkan jenis kelamin,
usia dan pendidikan. Subyek dalam penelitian ini adalah 50 orang buruh yang
berada di kawasan industri Jati Waringin, Mauk - Tangerang.
Tabel 4.1
Gambaran Umum Subyek Penelitian
Latar Belakang Frekuensi Persentase
Jenis Kelamin
Laki-laki 29 58%
Perempuan 21 42%
Usia
20-25 15 30%
26- 30 26 52%
31- 35 9 18%
Pendidikan
SMP 16 32%
SMA 29 58%
81 5 10%
64
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa dari 50 responden, terdiri dari 29
responden (58%) yang berjenis kelarnin perernpuan dan 21 responden (42%)
berjenis kelarnin laki-laki.
Berdasarkan usia, dari 50 orang subyek terdiri dari 15 responden (30 %) yang
berusia 20-25 tahun, 26 responden (52 %) yang berusia 26 -30 tahun, 9
responden (9 %) yang berusia 31-35 tahun.
Jika ditinjau berdasarkan tingkat pendidikan, dari 50 orang responden yang
diteliti terdiri dari 16 reponden (32%) rnerniliki latarbelakang pendidikan SMP,
29 orang responden (58%) rnerniliki latarbelakang pendidikan SMA, 5
responclen (10%) rnerniliki latarbelakang pendidikan S1.
4.2. ldentifikasi Skor Persepsi terhadap Tipe Keadilan
Organisasi
Dari pengklasifikasian yang dilakukan alas responden diperoleh
kecenderungan persepsi terhadap tipe keadilan organisasi yang dorninan
sebagai berikut :
65
Tabel 4.2
Klasifikasi Responden berdasarkan Persepsi terhadap Tipe Keadilan
Organisasi
---·"
Tipe Keadilan Frekuensi Persentase
K. Distributif 17 34%
K. Prosedural 12 . 24%
K. lnformasional 10 20%
K. Interpersonal 11 22 %
Total 50 100%
Berdasarkan data di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa persepsi
keadilan organisasi yang paling dominan adalah· persepsi keadilan distributif,
sebanyak 17 orang atau sebesar 34 %. Sedangkan yang paling kecil adalah
persepsi keadilan informasional sebanyak 11 orang atau sebesar 20 %.
Pengidentifikasian tipe keadilan organisasi tersebut diperoleh dari nilai
masing-masing pola komunikasi yang dominan, hasil skor ska la tipe keadilan
organisasi distandarisasikan dengan menggunakan nilai Z-Score. Setiap
responden memiliki empat nilai Z yang mewakili empat tipe keadilan
organisasi yang diteliti.
66
4.3. UJI HIPOTESIS
Unluk menguji hipolesis penelilian, digunakan korelasi konlingensi. Koefisien
konlingensi digunakan apabila variabel yang dikorelasikan berbenluk
kalegori. Koefisien konlingensi sangal eral kailannya dengan chi-kuadrat dan
dihitung dengan tabel kontingensi. Unluk menghilung koefisien kontingensi,
terlebih dahulu dihitung nilai chi-kuadrat.
Rumus chi-kuadrat digunakan untuk menguji signifikansi perbedaan frekuensi
yang diobservasi (Fo), dengan frekuensi yang diharapkan (Fh). Apabila dari
penghitungan ternyata harga X2 sama atau lebih besar dari harga kritik x2
yang tertera dalam label, sesuai dengan laraf signifikansi yang telah
ditetapkan dapat ditarik kesimpulan bahwa ada perbedaan yang signifikan
anlara Fo dan Fh atau sebaliknya (Arikunlo, 2006).
Sebelum melakukan penghilungan dengan koefisien kontingensi, terlebih
dahulu dilakukan pengklasifikasian pada sikap tentang aksi mogok kerja di
mana responden dikelompokkan ke dalam kecenderungan masing-masing
tipe keadilan organisasi seperti label di bawah ini :
67
Tabel 4.3
Skor Sikap Tentang Aksi Mogok kerja
No. Kecenderungan Tipe Keadilan Organisasi K. Distributif K. Prosedural K. lnformasional K. Interpersonal
1 69 68 79 44 2 72 66 67 67 3 79 79 79 66 4 77 73 59 61 5 60 78 76 75 6 80 73 72 63 -7 74 71 77 71 8 73 72 73 63 9 73 67 70 70 10 69 71 73 68 11 69 73 67 12 69 65 13 73 14 73 15 71 16 70 17 61 L: 1212 856 725 715 Mean 71.29 71.33 72.5 65
Dari data di atas, kemudian sikap tentang aksi mogok kerja dikelompokkan ke
dalam tingkatan positif atau negatif dengan menggunakan tolok ukur mean
teoritisnya yakni sebesar 71,70. Bila skor dari sikap tentang aksi mogok kerja
'.".. mean, maka responden digolongkan ke dalam tingkatan sikap tentang aksi
mogok kerja yang positif sedangkan skor sikap tentang aksi mogok kerja .:::
mean, maka responden digolongkan ke dalam tingkatan sikap tentang aksi
mogok kerja yang negatif. Data hasil pengelompokan tersebut dapat dilihat
pada label Fo berikut :
Keadilan Organisasi
K. Distributif
K. Prosedural
K. lnformasional
K. Interpersonal
I
Tabel 4.4
Fo
Sikap tentang mogok kerja
Posit if Negatif
9 8
6 6
7 3
1 10
23 27
68
L:
17
12
10
11
50
Dari label Fo di alas kemudian dilanjutkan dengan label Fh sebagai berikul :
Keadilan Organisasi
K. Distribulif
K. Prosedural
K. lnformasional
K. Interpersonal
I
Tabel 4.5
Fh
Sikap lentang mogok kerja
Posit if Negatif
7.82 9.18
5.52 6.48
4.6 5.4
5.06 5.94
23 27
L:
17
12
10
11
50
Berdasarkan label yang ada, yakni tabel Fo dan label Fh, dapat dihitung nilai
Chi-kuadrat sebagaimana yang terlampir pada tabel berikut :
69
Tabel 4.6
Tabel Kerja·untuk menghitung chi-square
Tipe keadilan Klasifikasi Fo Fh Fo-Fe (Fo-Fe) (Fo-Fe)/Fe
K. Distributif Positif 9 8 1 1 0.12
Negatif 8 9 -1 1 0.12
K. Prosedural Posilif 6 6 0 0 0
Negalif 6 6 0 0 0
K. lnformasional Posilif 7 5 2 2 0.29
Negalif 3 5 -2 2 0.67
K. Interpersonal Positif 1 5 -4 4 0.8
Negatif 10 6 4 4 0.4
2: 50 50 0 14 . 2.40 \
Berdasarkan perbandingan chi-kuadrat hitung dengan label chi-kuadral
berlaku aluran berikut : jika chi-square hilung > chi-square label, maka Ha
diterima dan jika chi-square hitung < chi-square label. Maka Ha ditolak. Dari
penghitungan yang dilakukan diperoleh nilai X 2 hitung = 2,40 ' dari nilai x2
label yakni sebesar 7,81
Dari hasil penghitungan juga diperoleh nilai koefisien kontingensi antara
persepsi keadilan organisasi dengan sikap tentang aksi mogok kerja sebesar
0, 103 dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
70
C=
C= 2,402
-~---(
2,402+50
=0,103
Dengan demikian Ho diterima, yang artinya tidak ada hubungan yang
signifikan antara persepsi keadilan organisasi dengan sikap tentang aksi
mogok kerja pada buruh di kawasan industri Jati Waringin, Mauk tangerang.
4.3. Hasil Hipotesis
Dari uji hipotesis yang telah dilakukan pada skala persepsi keadilan
organisasi dengan skala sikap tentang aksi mogok kerja diperoleh nilai
koefisien chi-kuadrat sebesar 2,40 dan nilai koefisien korelasi kontingensi
(C) sebesar 0, 103. Karena nilai koefisien korelasi kontingensi yang diperoleh
lebih kecil dari nilai x2 tabel pada taraf signifikansi 5% yakni 7.81. maka dari
hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Ho yang menyatakan "tidak ada
hubungan yang signifikan antara persepsi keadilan organisasi dengan sikap
tentang aksi mogok kerja pada buruh diterima. Dengan demikian Ha yang
berbunyi "ada hubungan yang signifikan antara persepsi keadilan organisasi
dengan sikap tentang aksi mogok kerja pada buruh" ditolak.
BAB5
KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
Dalam bab ini, akan diuraikan mengenai kesimpulan berdasarkan analisa
hasil penelitian, serta diskusi dan saran yang dapat diberikan sehubungan
dengan hasil penelitian ini.
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data serta pengujian hipotesis, nilai chi-kuadrat
hitung yang dihasilkan 2,40. Sementara nilai chi-kuadrat tabel pada taraf
signifikansi 5% adalah sebesar 7.81 : Ha diterima jika Xhitung > Xtabel.
Karena koefisien kontingensi yang dihasilkan (0.103) < x2 tabel, pada taraf
signifikansi 5% (7.81), maka hipotesis alternatifyang menyatakan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi keadilan organisasi
dengan sikap tentang aksi mogok kerja pada buruh ditolak. Dengan demikian
hipotesis nihil yang menyata~an bahwa tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara persepsi keadilan organisasi dengan sikap tentang aksi
mogok kerja pada buruh diterima.
5.2. Diskusi
Dari hasil penelitian, subyek cenderung memiliki persepsi yang tinggi
terhadap tipe keadilan distributif. Hal ini dapat dijelaskan karena berkaitan
dengan hasil atau upah yang diperoleh oleh para subyek penelitian.
72
Sebagian upah subyek penelitian telah melebihi batas minimal upah pekerja.
Walaupun belum tentu besaran upah tersebut dapat mencukupi kebutuhan
hidup mereka. Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Kabupaten
Tangerang menyebutkan sebagian besar perusahan yang berada di wilayah
Kabupaten Tangerang sudah menerapkan upah lebih dari upah minimum
kabupaten (UMK) Kabupaten Tangerang yaitu sebesar Rp 953.850 walaupun
Besaran KHL di Kabupaten Tangerang saat ini Rp 958 ribu (Tim Repu/ika,
2008). Besaran upah minimal pekerja yang ditetapkan pemerintah,
menunjukkan pendistribusian hasil serta kebijakan organisasi kerja yang
cukup berpihak pada pekerja".
Sedangkan, tipe keadilan yang lain tidak dijadikan perhatian serius bagi
subyek penelitian karena keadilan distributif adalah hal yang pokok dan asasi
bagi subyek penelitian. buruh lebih menginginkan keadilan dalam hal upah
dari pada sikap dan perlakuan perusahaan pada buruh tersebut (Karyawan
pabrik di Tangerang ... , 2008)
73
Dalam penelitian ini, ditemukan fenomena menarik tentang persepsi subyek
terhadap empat tipe keadilan. organisasi. Subyek mempersepsikan keadilan
distributif dan keadilan prosedural cenderung positif. Hal itu terjadi karena
kedua tipe tersebut lebih diperhatikan oleh perusahaan dengan ditetapkannya
gaji buruh sesuai UMR, tunjangan yang mencukupi dan memberikan
kesempatan kepada buruh untuk berpartispasi menentukan kebijakan
perusahaan. Sedangkan pada keadilan informasional dan interpersonal
subyek lebih mempersepsikan negatif. Hal itu terjadi karena kedua tipe ini
selalu luput dari perhatian perusahaan.
Berdasarkan hasil penelitian, tidak ada hubungan korelasi yang signifikan
antara persepsi keadilan dengan sikap tentang aksi mogok kerja.
Hal dapat dijelaskan bahwa persepsi keadilan organisasi yang tinggi tidak
mempengaruhi sikap tentang aksi mogok kerja pada buruh. lni dapat
dikatakan tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya
(Kristyanto, 2000) menurutnya, individu yang mempersepsikan adanya
ketidaksetimpalan akan berusaha untuk melakukan tindakan-tindakan untuk
mengubah keadaan ini. Salah satu cara untuk mengekspresikan
ketidakpuasan mereka melalui keikutsertaan dalam aksi mogok kerja. Hal ini
menunjukkan bahwa sikap juga dapat meramalkan tingkah laku dalam
kondisi-kondisi tertentu, karena ternyata hasilnya menunjukkan bahwa
74
persepsi keadilan organisasi yang tinggi tidak berkorelasi dengan sikap positif
tentang aksi mogok kerja.
Penelitian ini juga memiliki keterbatasan, yaitu sampel yang diambil kurang
bervariatif karena keterbatasan waktu yang tersedia. Selain itu, data yang
diperoleh kurang memberikan informasi secara lengkap tentang
permasalahan penelitian. Oleh karena itu, hasil penelitian ini belum bisa
digeneralisasikan pada seluruh buruh, namun hanya terbatas pada
responden penelitian saja.
5.3. SARAN
Berdasarkan kesimpulan dan diskusi, maka berikut ini akan disajikan saran
saran yang kiranya dapat berguna, khususnya untuk peneitian lanjutan yang
berkaitan dengan permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini.
Penulis membagi saran tersebut menjadi saran teoritis dan saran praktis,
saran teoritis diajukan kepada pihak-pihak yang ingin mengembangkan
sekaligus menyempurnakan penelitian yang penulis lakukan. Sedangkan
saran praktis penulis ajukan kepada pihak perusahan, karyawan dan
siapapun yang masyarakat Jatiwaringin, Mauk Tangerang.
5.3.1 Saran Teoritis
Penelitian ini masih banyak kekurangan dan masih dalam lingkup yang
masih terbatas, oleh karena itu penulis memberikan beberapa saran,
diantaranya :
75
I. Untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan keadilan
organisasi dan sikap tentang aksi mogok kerja, hendaknya sampel
penelitian tidak hanya penduduk desa Jatiwaringin sehingga data yang
didapat bisa lebih beragam.
2. Untuk penelitian selanjutnya dalam pengambilan data hendaknya
dilakukan dengan wawancara dan observasi untuk mendapatkan data
pendukung penelitian tentang keadilan organisasi pada perusahaan
tempat sampel bekerja, agar tujuan hasil penelitian lebih mendalam.
5.3.2. Saran Praktis
a. Bagi Perusahaan
Untuk lebih meningkatkan keadilan organisasi, selain proses pendistribusian
hasil-hasil, perbaikan perlu d!lakukan pada seluruh aspek keadilan meliputi,
proses pembuatan kebijakan, proses pemberian informasi, dan hubungan
interpersonal terhadap para buruh.
b. Bagi Buruh
Agar keadilan organisasi di perusahaan diterapkan secara optimal, buruh
tidak hanya menuntut hak-haknya, melainkan senantiasa menjalankan
kewajiban-kewajiban yang tertera dalam undang-undang ketenagakerjaan.
76
Al-Qur'an.
Al-had its.
DAFTAR PUSTAKA
77
Ahdiyat, A. (2005). Ulasan kritis terhadap retalisasi di tempat kerja: Peranan
keadilan distributif, prosedural dan interaksional, Kompak, edisi Januari
April hal. 89.
Ajzen, F. (1975). Belief, attitude, intention and behavior. an introduction
to teary and research. London :Addison Wesley Publishing Co.
Ajzen, 1998. Organizational Behavior and Human Decision Process: The
Theory of Planned Behavior. http://home.comcast.net, diambil 30 Maret
2008.
Aksi unjuk rasa para Buruh, diambil dari www.pdsorganiser.topcities.com.
Tanggal 13 Maret 2005
Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik .. Jakarta :
Rineka Cipta
Azwar, S. (1997). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Azwar, S. (2000). Sikap manusia: Teori dan pengukurannya. Ed. 2.
Yogyakarta : Pustaka .Pelajar.
Baron, R.A & Byrne.D. (2002) Social psychology. New Delhi; Prentice Hall of
India
78
Buruh keluhkan SPSI yang kurang memihak. Dikutip Harian Banten tanggal
29 September 2007.
Colquit, J.A. (2001) On the dimensionality of organizational justice: A
construct validation of a measure. Journal of Applied Psychology,
386-400.
Departemen Transmigrasi dan Tenaga Kerja (2007). Hasil monitoring
penetapan upah minif!lum propinsi tahun 2006 (ticlak dipublikasikan).
Jakarta.
Faturochman, (2002). Keadilan perspektif psikologi. Yogyakarta Pustaka
Pelajar.
Greenberg, J. (1990) Organizational Justice : Yesterday, today, and
tomorrow. Journal of Managemet, 16(2), 399-432
Jaringan Buruh dan Tani (2007), Gambaran umum buruh Indonesia. (tidak
dipublikasikan)
Kartono, K. (1991 ). Psikologi.sosial untuk manajemen, perusahan dan
industri. Ed. 2. Jakarta; Rajawali, CV
Karyawan pabrik di Tangerang gelar unjuk rasa. Dikutip dari Banten Raya
Pas tanggal 5 Mei 2008.
Kristyanto, (2000). Pengaruh persepsi keadilan kompensasi dan kepuasan
kompensasi terhadap kinerja karyawan. Serang : Universitas Tirtayasa
Kuppuswamy, B. (1979). Element of social psychology. New Delhi; Vikas
Publishing House, PUT LTD
f.'.:iE~Rr)tJ
LJJ f\J
Moorman, R.H. (1991). Relationship between organizational Justice and
79
organizational citizenship behavior : Do fairness perception influence
employe citizenship? Journal of Applied Psycholoy, 76 (6), 845-855.
Morgan, CT; King, RA. 1975. Introduction to Psychology. Tokyo: Mc.GrawHill Kogakusha, Ltd.
Morgan, Robert M. and Hunt Shelby D, (1999) The Commitemn - Truts Teory of Relationsship Marketing. Journal of Marketing
Munandar, A.S. (2004). Psikologi industri dan organisasi. Jakarta; UI Press
Papu, J. (2000). Dilema perburuhan kita. http//www. e-psikologi.com. diambil
tanggal 20 April 2008.
Sevilla, C. G, Alih Bahasa Alimuddin Tuwu. (1993). Pengantar
metode penelitian. Jakarta: Ul-Press
Skarlicki, D.P & Latham, G.P (1996) Increasing citizenship behavior within a
Jabour union: A test of organizational justice theory. Journal of Applied
Psychology, 81 (2), 161-169.
Simamora, H. (1997). Manajemen sumberdaya manusia. Ed.2, STIE-YKPN:
Yogyakarta.
Sitanggang, A.H. (1994). Kamus psikologi. Bandung: Armico. CV
Siregar, N .(2006). Pokok permasalahan dalam hubungan industrial.
http//www.nakertrans.go.id diambil tanggal 20 April 2008
Sudjana, E. (2005). Nasib dan perjuangan buruh di Indonesia. Jakarta :
Renaisan.
Sujatno, (2002). Pengaruh kompensasi terhadap motivasi kerja dan
dampaknya pada kinerja. Serang : Universitas Tirtayasa.
Sugiono. (1998). Metode penelitian bisnis. Bandung : Alfa Beta. CV
Sulistyono, S.(2003). Statistika -. Purwokerto: Universitas Muhamadiyah
Purwokerto
Supomo, I. (2003). Pengantar hukum perburuhan. Ed. 13. ,Jakarta :
Djambatan
80
Tim UPI, (2007). Kondisi · buruh di Kabupaten Tangerang. Tangerang
www.ppk.lipi.qo.id, Dambil tanggal 20 Januari 2007.
Tim Liputan 6, (2004) Permasalahan perburuhan Indonesia. Jakarta; www.
liputan6. com, Diambil tanggal 25 April 2008.
Tim Republika, (2008}. PSI keluhkan penurunan upah. Jakarta, www.
Republika.co.id. Diambil tanggal 16 Februari 2008
Triton, P.B. (2006). SPSS 13,0 Terapan : Riset statistik parametik.
Yogyakarta : Andi.
Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
Undang-Undang No. 21 Tahun 2000 Tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh
Wiyono (2004). Keadilan organisasional dan kepuasan kerja: Pengujian
keterkaitan equity theory dengan outcomes, Benefit vol. 8 No. 2
hal.119-210
No Butir Pern ataan Persepsi Keadllan orqanisasi 1rv Out Total re so. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 140 41 42 Jumlah
1 1 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 1 3 4 4 1 3 4 3 4 3 4 4 4 1 4 4 4 3 3 4 4 4 3 2 4 3 141 2 4 4 3 2 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 2 3 3 4 2 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 2 4 4 3 4 4 4 4 3 4 146 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 158 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 2 4 4 3 2 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 143 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 1 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 158 6 4 2 2 3 4 2 2 3 2 3 4 2 2 2 3 4 3 2 2 3 3 2 2 3 4 2 2 3 4 2 2 3 4 2 2 3 3 4 2 3 4 3 116 7 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 144 8 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 156 9 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 2 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 143
10 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 :4 3 4 158 11 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 144 12 4 4 2 3 4 4 2 4 2 4 4 4 2 2 3 4 4 2 3 4 4 4 2 4 3 4 2 4 4 4 2 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 143 13 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 161 14 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 .4 4 4 159 15 4 4 2 3 4 4 2 3 2 3 4 4 2 2 3 4 4 2 2 3 4 3 2 3 4 4 2 2 3 4 2 3 4 4 4 2 4 3 4 3 4 4 133 16 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 2 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 156 17 3 3 4 3 3 4 4 3 1 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 138 18 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 160 19 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 1 1 4 4 3 2 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 142 20 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 160 21 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 2 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 144 22 4 2 4 3 4 2 3 3 4 3 4 2 4 4 3 4 3 4 4 3 3 2 4 3 4 4 4 3 3 2 4 3 4 2 2 4 3 4 2 3 4 2 136 23 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 165 24 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 2 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 156 25 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 162 26 4 2 4 4 4 2 4 2 4 2 3 2 4 3 2 4 3 4 4 2 4 2 4 4 4 2 4 3 4 4 4 3 4 2 1 4 2 4 2 2 4 2 132 27 3 4 2 4 3 4 2 4 4 3 3 3 2 2 4 3 3 2 2 4 4 3 2 4 3 4 4 3 4 4 2 3 3 4 4 2 4 3 4 4 3 4 136 28 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 2 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 149 29 3 4 4 4 3 2 4 4 4 3 2 4 3 4 2 3 4 4 4 2 4 3 4 3 3 4 4 2 3 4 4 3 3 4 4 4 2 3 4 2 3 4 141 30 4 3 4 4 4 2 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 151
Total 4431
No Butir Pern ataan sika~ tentan aksi mopok keria (tr out Total res 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 24 25 26 27 28 29 30 31
1 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 1 3 4 4 1 3 4 3 4 3 4 4 4 1 102 2 4 4 3 2 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 2 3 3 4 2 4 3 4 4 4 3 4 4 4 104 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 111 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 2 4 4 3 2 3 4 3 4 3 4 3 3 3 101 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 1 113 6 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 4 2 2 2 3 4 3 2 2 3 3 2 2 3 4 2 2 3 4 2 77 7 2 2 4 3 2 2 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 2 4 3 4 3 4 2 4 2 4 3 1 94 8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 113 9 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 2 3 99
10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 2 4 114 11 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 101 12 4 4 2 3 4 4 2 4 2 4 4 4 2 2 3 4 4 2 3 4 4 4 2 4 3 4 2 4 4 4 100 13 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 115 14 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 113 15 4 4 2 3 4 4 2 3 2 3 3 4 2 2 3 4 4 2 2 3 4 3 2 3 4 4 2 2 3 4 91 16 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 2 3 4 109 17 3 3 4 3 4 4 4 3 1 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 101 18 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 113 19 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 1 1 4 4 3 2 4 103 20 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 2 4 2 4 4 4 4 111 21 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 2 3 4 3 4 3 4 103 22 2 2 4 3 2 2 3 3 4 3 4 2 4 4 3 4 3 4 4 3 3 2 4 3 4 4 4 3 3 2 95 23 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 118 24 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 0 4 4 4 3 , 2 4 3 4 4 4 109 v ~
25 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 113 26 3 2 4 4 2 2 4 2 4 2 2 2 4 3 2 4 3 4 4 2 4 2 4 4 4 2 4 3 4 4 94 27 3 4 2 4 4 4 2 4 4 3 3 3 2 2 4 3 3 2 2 4 4 3 2 4 3 4 4 3 4 4 97 28 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 2 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 104 29 4 4 4 4 2 2 4 4 4 3 4 4 3 4 2 3 4 4 4 2 4 3 4 3 3 4 4 2 3 4 103 30 4 3 4 4 1 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 107
Total 3128
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS SKALA PERSEPSI KEADILAN ORGAN IS AS I
Warnings
- ·-me covariance malnx is calctilatea and-used Tri the-anafysis.
The determinant of the covariance matrix is zero or approximately zero. Statistics based on its inverse matrix cannot be computed and they are displayed as system missing
values.
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
149.6000 176.593 13.28883 42
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Based
on Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.869 .873 42
Item Statistics
Mean Std. Deviation N VAR00001 3.6333 .66868 30
VAR00002 3.6000 .67466 30 VAR00003 3.5333 .73030 30 VAR00004 3.4333 .62606 30
VAR00005 3.7333 .44978 30
VAR00006 3.5000 .77682 30 VAR00007 3.4000 .72397 30 VAR00008 3.6667 .54667 30 VAR00009 3.4000 .93218 30 VAR00010 3.5667 .56832 30 VAR00011 3.3667 .66868 30 VAR00012 3.5000 .68229 30
VAR00013 3.5333 .73030 30
VAR00014 3.4667 .73030 30 VAR00015 3.5000 .62972 30 VAR00016 3.7333 .44978 30
VAR00017 3.2333 .77385 30
VAR00018 3.5000 .73108 30
VAR00019 3.5333 .68145 30
VAR00020 3.6000 .62146 30
VAR00021 3.3000 .79438 30 VAR00022 3.4667 .68145 30 VAR00023 .. . 3.£333 .73030 . - 30 VAR00024 3.3000 .74971 30 VAR00025 3.4667 .77608 30 VAR00026 3.6000 .67466 30
VAR00027 3.5333 .68145 30
VAR00028 3.5000 .68229 30 VAR00029 3.2333 .67891 30 VAR00030 3.5000 .90019 30 VAR00031 3.5333 .73030 30 VAR00032 3.5667 .50401 30 VAR00033 3.5000 .57235 30
VAR00034 3.6000 .67466 30
VAR00035 3.3667 .80872 30 VAR00036 3.5000 .68229 30 VAR00037 3.6333 .61495 30 VAR00038 3.7333 .44978 30
VAR00039 3.6667 .66089 30 VAR00040 3.5333 .68145 30 VAR00041 3.6667 .47946 30
VAR00042 3.5333 .62881 30
Summary Item Statistics
Maximum/ N of Mean Minimum Maximum Ranae Minimum Variance Items
Item Means 3.517 3.233 3.733 .500 1.155 .015 42 Inter-Item Correlations .141 -.521 1.000 1.521 -1.919 .112 42
The covariance matnx 1s calculated and used in the analysis.
Item-Total Statistics
Scale Corrected Squared Cronbach's Scale Mean if Variance if Item-Total Multiple Alpha if Item Item Deleted Item Deleted Correlation Correlation Deleted
VAR00001 144.0667 125.651 .137 .870
VAR00002 144.1000 118.645 .616 .861 VAR00003 144.1667 119.799 .489 .863
VAR00004 144.2667 125.237 .180 .869
VAR00005 143.9667 126.792 .114 .869
VAR00006 144.2000 119.614 .467 .863 VAR00007 144.3000 121.390 .865 VAR00008 144.0333 121.137 .863 VAR00009 144.3000 122.286 .242 .869 VAR00010 144.1333 ·119.982 .630 . .862 VAR00011 144.3333 127.402 .020 .872 VAR00012 144.2000 119.407 .555 .862 VAR00013 144.1667 119.247 .525 .862 VAR00014 144.2333 118.737 .558 .862 VAR00015 144.2000 121.821 .427 ; .865 VAR00016 143.9667 126.792 .114 .869 VAR00017 144.4667 125.154 .138 .871 VAR00018 144.2000 119.338 .518 .862 VAR00019 144.1667 120.764 .462 .864 VAR00020 144.1000 120.300 .547 .863 VAR00021 144.4000 127.076 .025 .873 VAR00022 144.2333 117.013 .724 .859 VAR00023 144.1667 119.799 .489 .863 VAR00024 144.4000 125.145 .146 .870 VAR00025 144.2333 130.116 -.145 .876 VAR00026 144.1000 121.955 .385 .865 VAR00027 144.1667 121.730 .396 .865 VAR00028 144.2000 120.303 .493 .863 VAR00029 144.4667 131.982 -.275 .877 VAR00030 144.2000 122.372 .249 - .869 VAR00031 144.1667 119.799 .489 .863 VAR00032 144.1333 121.223 .601 .863 VAR00033 144.2000 129.338 -.117 .873 VAROQ034 144.1000 118.645 .616 .861 VAR00035 144.3333 122.299 .290 .867 VAR00036 144.2000 122.303 .356 .866 . VAR00037 144.0667 121.582 .456 .864 VAR00038 143.9667 125.275 .265 .867 VAR00039 144.0333 119.275 .584 .862 VAR00040 144.1667 119.454 .553 .862 VAR00041 144.0333 127.413 .047 .870 VAR00042 144.1667 121.799 .429 .865
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
147.7000 128.148 11.32026 42
UJI VALIDIT AS DAN RELIABILIT AS SKALA SIKAP TENT ANG AKSI MOGOKKERJA
Warnings
The covariance matrix is calculated and used in the analysis.
The determinant of the covariance matrix is zero or approximately zero. Statistics based on its inverse matrix cannot be computed and they are displayed as system missing
values.
Case Processing Summary
N % Cases Valid 30 100.0
Excluded 0 .o
(a) Total 30 100.0
a Listw1se deletion based on all variables 1n the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Based
on Cronbach's Standardized
Aloha Items N of Items
.827 .833 30
Item _Statistics
Mean Std. Deviation N VAR00001 3.5333 .68145 30 VAR00002 3.5333 .73030 30
VAR00003 3.5667 .72793 30
VAR00004 3.4000 .62146 30
VAR00005 3.3333 .88409 30
VAR00006 3.4333 .81720 30
VAR00007 3.4000 .72397 30
VAR00008 3.6667 .54667 30
VAR00009 3.4000 .93218 30 VAR00010 3.5667 .56832 30
VAR00011 3.5000 .62972 30 VAR00012 3.4667 .68145 30 VAR00013 3.5667 .72793 30 VAR00014 3.4667 .73030 30
VAR00015 3.5000 .62972 30
VAR00016 3.7667 .43018 30
VAR00017 3.2333 .77385 30
VAR00018 3.5333 .73030 30
VAR00019 3.5000 .73108 30 VAROOOW -· ·3'61:l00- :e-1-VAR00021 3.3000 .79438 30 VAR00022 3.4667 .68145 30 VAR00023 3.5333 .73030 30
VAR00024 3.3333 .75810 30
VAR00025 3.4333 .81720 30 VAR00026 3.6000 .67466 30 VAR00027 3.5000 .73108 30 VAR00028 3.5000 .68229 30 VAR00029 3.2333 .67891 30 VAR00030 3.4000 1.00344 30
Summary Item Statistics
Maximum I Varia N of Mean Minimum Maximum Range Minimum nee Items
Item Means 3.476 3.233 3.767 .533 1.165 .014 30 Inter-Item Correlations . 143 -.538 . .969 1.506 -1.801 .086 30
The covariance matnx 1s calculated and used 1n the analysis.
Item-Total Statistics
Scale Corrected Squared Cronbach's Scale Mean if Variance if Item-Total Multiple Alpha if Item Item Deleted Item Deleted Correlation Correlation Deleted
VAR00001 100.7333 71.651 .564 .815
VAR00002 100.7333 70.271 .638 .812 VAR00003 100.7000 71.941 .498 .817 VAR00004 100.8667 7~.844 .220 .826
VAR00005 100.9333 73.168 .309 .824 VAR00006 100.8333 71.109 .496 .816 VAR00007 100.8667 72.326 .468 .818 VAR00008 100.6000 73.490 .515 .818 VAR00009 100.8667 73.706 .252 .827
VAR00010 100.7000 72.907 .555 .817 VAR00011 100.7667 78.599 -.034 .834
VAR00012 100.8000 71.545 .573 .815
VAR00013 100.7000 71.872 .503 .817
VAR00014 100.8000 70.717 .600 .813
VAR00015 100.7667 74.530 .339 .823 VAR00016 100.5000 79.086 -.086 .832 VAR00017 101.0333 76.516 .111 .831 VAR00018 100.7333 71.789 .509 .816 VAR00019 . 100.7667 . 71.564 --"- .527 .816 VAR00020 100.6667 73.402 .453 .819 VAR00021 100.9667 77.757 .016 .835 VAR00022 100.8000 70.510 .668 .811 VAR00023 100.7333 71.237 .555 .815 VAR00024 100.9333 77.513 .040 .833 VAR00025 100.8333 80.282 -.159 .841 VAR00026 100.6667 73.816 .375 .821 VAR00027 100.7667 71.840 .504 .817 VAR00028 100.7667 73.082 .435 .819 VAR00029 101.0333 81.964 -.310 .843 VAR00030 100.8667 72.947 .272 .827
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
104.2667 78.616 8.86657 30
Butir Pern ataan Perseosi Keadilan on:ianisasi Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 2 3 4 4 93 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 93 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 103 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 89 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 102 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 62 4 3 4 ··4 ·3 3 4.4 ·3 3 4 4 ·3 3 4 3 3 4 4 4 ·3 4 4 -3 4 4 93 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 103 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 88 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 103 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 87 42 4 4 2 2 4 4 2 2 3 4 2 2 4 2 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 84 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 102 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 102 4 2 3 4 2 2 4 4 2 2 3 2 2 2 4 2 2 3 4 4 2 3 3 4 3 3 75 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 96 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 89 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 102 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 94 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 101 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 94 2 4 2 2 4 4 2 4 4 4 3 3 4 4 2 3 4 3 3 2 4 3 3 2 3 3 81 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 103 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 95 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 102 .. 2 4 2 2 4. 4 2 2 4 3 2 3 4 4 2 4 4 2 2 2 4 2 2 2 2 3 73 4 2 3 3 2 2 4 4 4 2 4 3 2 2 4 2 2 4 4 4 2 3 4 4 4 3 81 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 90 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 2 2 4 4 2 4 4 4 2 4 4 3 2 4 2 3 88 3 4 4 .4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 95 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 94 ! 4 4 4 4 2 3 4 2 4 4 4 4 3 4 4 2 3 4 3 3 4 4 3 4 4 92 ·-! 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 2 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 9o I 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 102 I 3 3 4 3 2 4 4 2 3 4 2 3 4 4 3 2 3 4 4 3 4 4 4 4 3 87 1 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 2 4 2 2 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 88 14 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 98 I 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 93 I 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 99 !4 4 2 4 4 4 2 4 3 2 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 2 3 4 2 4 87 12 4 3 2 3 4 4 3 2 4 4 2 4 4 2 3 2 4 4 2 3 4 4 4 4 85 13 2 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 91 14 4 4 3 4 2 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 3 2 4 3 3 2 2 4 88 14 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 97 14 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 9~ 14 2 2 4 4 4 2 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 94 .4 3 4 4 2 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 2 2 4 3 2 2 4 3 86 .4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 2 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 91 .3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 96 . 4 4 2 4 4 4 3 4 3 2 4 4 4 2 3 4 4 2 4 4 3 2 4 2 3 85
4608
No sikao tentana aksi mo ok ker' a Total res 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 1 4 4 69 2 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 72 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 79 .4 3 3 3 .3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4-3 3 3 68 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 77 6 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 44 7 2 2 4 3 4 4 3 2 2 2 4 4 3 2 4 4 2 1 4 4 60 8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80 9 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 66
10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 79 11 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 67 12 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 3 4 2 2 4 2 3 4 4 4 66 13 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 78 14 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 76 15 4 4 3 4 2 2 2 4 4 4 3 4 2 2 3 2 2 4 3 3 61 16 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 75 17 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 69 18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 79 19 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 74 20 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 76 21 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 73 22 2 2 2 2 4 4 4 2 2 2 3 4 3 4 3 4 4 2 3 3 59 23 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 78 24 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 73 25 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 76 26 3 2 2 2 4 4 3 3 2 2 2 2 4 4 2 4 4 4 2 2 57 27 3 4 3 3 2 2 2 3 4 4 4 4 2 4 4 2 2 4 3 4 63 28 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 71 29 4 4 3 4 3 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 3 2 69 30 4 3 4 4 4 4 4 4 1 2 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 71 31 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 76 32 4 4 3 4 2 4 2 4 4 4 3 3 4 4 4 2 3 3 4 4 69 33 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 3 4 2 4 3 4 4 4 3 4 72 34 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 76 35 3 3 4 4 2 4 2 3 4 4 3 2 4 4 3 2 2 4 3 3 63 36 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 77 37 2 4 2 3 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 3 4 4 2 3 3 67 38 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 77 39 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 73 40 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 73 41 4 4 2 4 3 4 3 4 3 4 4 2 3 4 4 3 3 4 4 4 70 42 4 2 3 2 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 70 43 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 75 44 3 2 3 4 3 4 4 4 2 2 4 4 4 4 2 3 3 4 2 4 65 45 3 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 3 3 4 71 46 4 4 4 2 4 3 3 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 3 2 70 47 4 4 3 3 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 73 48 4 3 3 4 2 4 2 4 1 2 3 4 3 3 4 2 2 4 4 3 61 49 3 2 3 4 4 4 4 3 2 2 3 4 4 4 2 4 4 4 2 3 65 50 3 4 4 3 4 2 4 3 4 4 3 3 2 4 4 4 4 3 3 3 68
Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ANGKET PENELITIAN
Saya mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif idayatullah Jakarta bermaksud untuk mengadakan penelitian mengenai "Hubungan 1tara Persepsi Keadilan Organisasi dengan Sikap tentang Aksi Mogok Ketja pada ~ruh di kawasan perindustrian Tangerang"
Oleh karena itu saya meminta kesediaan anda untuk menjadi sampel dalam strumen penelitian yang berupa angket. lapun tujuan dari penelitian ini adalah : ~tuk mengetahui hubungan antara Persepsi Keadilan Organisasi dengan Sikap 1ruh tentang aksi mogok Kerja.
Hasil penelitian ini bersifat rahasia sehingga identitas anda akan kami rahasia 1n dan jawaban anda tidak akan mempengaruhi apapun.
Saya mengucapkan terimakasih atas kerjasama dan kesediaan anda aluangkan waktu untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.
IDENTITAS SAMPEL
mgan ini saya menyatakan bahwa
1ma
~ia
nis kelamin
1ndidikan Terakhir :
a mat
1sa Kerja
ima Perusahaan
1nyatakan kesediaan ikut dalam penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa fakultas ikologi Universitas Islam Nengeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, mengenai bungan antara Persepsi Keadilan Organisasi dengan Sikap buruh tentang aksi mogok rja
Jakarta, 2008
( .................................. " ... )
PETUNJUK PENGISIAN
1wablah dengan memberikan tanda cheklist (v') pada pernyataan yang sesuai
mgan pendapat Anda.
S : Sangat Setuju
: Setuju
5 : Tidak Setuju
rs : Sangat Tidak Setuju
, Skala Persepsi Keadilan Organisasi
' I ' i 1
I a PERNYATAAN '·ss I s'. ms:,;: STS.1
I I ' I > ,, , 11~{, 1
, 1 , 0 ,1 ,,~af1,,\,;,,>Jtt«»f'
Gaji yang saya peroleh menunjukkan besarnya usaha yang saya berikan untuk oekeriaan sava. Perusahan tidak menambah uang gaji walaupun jam kerja ditambah. Setiap karyawan mempunyai kesempatan vanq sama dalam hal promosi. Cukup banyak pendapat yang dapat saya berikan selama proses pengambilan keputusan dilaksanakan. Perusahaan menerapkan peraturan perusahaan yang sama kepada semua karvawan tanoa memandanq status iabatan. Gaji yang saya terima tidak sesuai dengan kesepakatan semula. Perusahaan hanya memperhatikan kesalahan tanpa memberikan oenqarahan. Saya merasa perlu mengikuti pelatihan karena banvak informasi vanq didapat. Peraturan yang ada saat ini tidak membuat karvawan lebih disiplin.
). Perusahaan sering melakukan penempatan yanq asal-asalan.
1. Perusahaan melakukan penempatan sesuai denqan kemamouan pekerja.
~- Saya mendapatkan program diklat yang saya butuhkan untuk menunjang pekerjaan aQar lebih baik.
~- Sistem kerja yang berlaku saat ini membuat sava enggan mengikuti prosedur.
14. Atasan saya memperlakukan saya dengan tidak so an.
15. Besarnya gaji yang saya terima sesuai dengan prestasi yang saya berikan dibandin kan den an teman seker'a sa a.
6. Perusahan saya memberikan THR hanya ke ada a ama tertentu.
7. Sa ya merasa sulit mendapatkan informasi karena sa a han a ka awan biasa.
8. Tempat saya bekerja menerapkan peraturan perusahaan yang sama kepada semua ka awan tan a memandan status 'abatan.
9. Atasan saya jujur dalam berkomunikasi den an sa a.
0. Atasan saya memperlakukan saya dengan so an.
1. Sistem kerja yang berlaku saat ini membuat sa a en an men ikuti rosedur.
2. Penilaian perusahaan akan diberikan pada kriteria yang jelas bagi karyawan yang ber restas.
3. Saya tidak akan bekerja sebelum ada erintah.
4. Atasan saya tidak pernah memuji hasil kerja sa a.
5. Peraturan yang dibuat perusahaan harus di atuhi dan ditaati
6
. Sikap tentang Aksi Mogok Kerja
Q PERNYATAAN SS I
s :rs STS Menurut saya, aksi mogok kerja merupakan wadah untuk memperjuangkan keseiahteraan sava.
' Buruh yang terlibat aksi mogok kerja .. memlliki risiko dipecat dari perusahaan
'· Saya mengajak teman sekerja saya untuk menQikuti aksi moQok keria Hati saya bahagia jika tuntutan para pekerja diperusahaan saya diterima oleh pimpinan perusahaan. Saya yakin, aksi mogok kerja menjadi jalan keluar permasalahan buruh di tempat saya bekerja. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) oleh perusahaan kepada pegawai yang mogok keria akan membuat iera para pekeria. Saya mendukung aksi mogok kerja di perusahaan tempat saya bekerja Saya selalu menghadiri kegiatan yang diadakan oleh serikat pekerja di perusahaan saya. Mogok kerja adalah merupakan akibat dari QaQalnva perundinQan.
). Menurut saya, aksi mogok kerja tidak layak . dilakukan.
1. Saya tidak suka dengan adanya aksi mogok kerja di perusahaan sava.
~- Saya memilih untuk terus bekerja dari pada menQikuti aksi moQok keria.
l. Mogok kerja adalah merupakan hak dasar pekerja/ buruh.
L Saya mengikuti aksi mogok kerja yang dilakukan oleh teman sava.
). Aksi mogok kerja mengganggu produktivitas perusahaan.
). Saya merasa tidak semangat bekerja jika perusahaan tidak merespon tuntutan para pekerja.
' Saya yakin, aksi mogok kerja bukan jalan keluar permaslahan buruh di tempat saya bekerja.
I. Saya tidak ikut aksi mogok kerja karena menyita waktu saya.
UJI NORMALITAS
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Keadilan 50 92.1600 8.48615 62.00 Sikap 50 70.3200 6.92950 44.00
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N
Mean Normal Parameters(a,b)
Std. Deviation
Most Extreme Absolute Differences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a Test d1stnbut1on 1s Normal. b Calculated from data.
Keadilan
50
92.1600
8.48615
.101 Negative
-.099
.712
.691
Maxi mu ~ ·~
103.
80.
Sikao
50
70.3200
6.92950
.104
.085
-.104
.739
.646
Tabel Nilai Z-Score No K. Ditributif K. Prosedural K. lnformasional K. Interpersonal Sikao 1 0.41 0.33 0.33 ·1 -0.19 2 0.41 -0.67 0 0.33 0.28 3 1.25 0.67 1 0.66 1.28 4 -0.41 0.33 -0.33 -1 -0.28 5 1.25 1 1 0 1 6 -2.91 -3 -3 -2 -3.7 7 0.41 -0.33 0 ·0 -1.4 8 1.25 1 1 0.33 1.42 9 -0.41 0 -0.67 -0.66 -0.57 10 ·1.25 1 0.67 0.66 1.28 11 -0.41 -0.33 -0.67 0.66 -0.42 12 -0.41 -1 -0.33 () -0.57 13 'l.25 0.33 1 0.66 '1.14 14 '1.25 0.67 0.67 0.66 0.85 15 -1.25 -2 -2 -0.33 -1.28 16 0.41 0.33 0 0.33 0.71 17 0 0 -0.33 -1 -0.14 18 1.25 0.67 1 o.:33 1.28 19 0.41 -0.33 0.33 () 0.57 20 0.83 1 0.33 0.136 0.85 21 041 -0.33 0.33 0.33 0.42 22 -1.67 -0.33 -0.33 -2 -1.57 23 1083 1 1 0.()6 1.14 24 0.41 0 0 O.:l3 0.42 25 0.83 0.67 1 0.()6 0.85 26 -2.6 -1.33 -0.33 -2.66 -1.85 27 -0.83 -2 -1.33 (I -1 28 0 -0.33 -0.33 0.33 0.14 29 0 -0.67 -0.33 -0.136 -0.41 30 -0.41 1 -0.33 O.<l3 0.14 31 0 0 -0.67 - 0.66 0.85 32 1.25 0 -0.33 -0.136 -0.14 33 0.41 0.33 1 0 0.28 34 0.83 1 0.67 0.66 0.85 35 0.41 -0.33 -2 0.66 -1 36 . -1.07 -0.33 0 -O.:l6 1 37 0.83 0.67 -0.33 0.33 -0.42 38 0.41 0 1 . -1 1 39 0.83 0.67 0.33 0.33 0.42 40 -2.08 -1.33 0.33 0 0.42 41 ·0.83 -2 0 0.66 0 I
42 0 0.33 -0.33 0.33 0 43 0 -0.67 1 -2 0.71 44 -0.41 1 0 0.66 -0.71 45 0 -0.33 1 0.33 0.14 46 1.25 -0.33 -0.63 0.66 0 47 0.41 1 -1.33 -2.66 0.42 48 0.83 0 0.33 0 -1.28 49 0.41 0.67 -0.33 0.33 -0.71 50 -1.67 -1.33 0.33 0.66 -0.28
p;~:,:;"UST/1!:,'J,:J 1. •;_'
PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG
KECAMATAN l\/[AUI( DESA JATIW ARil'TGIN
SURAT KETERANGAN
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama Jabatan
: DRS. E:DI MASYKUR : Lurah
Dengan ini menerangkan bahwa: Nam a : RIZK! AMAL! NIM : 104070002365 Fakultas : Psikologi lJ!N Syarif Hidayatullah Jakarta
Benar bahwa yang bersangkutan tersebut diatas telah melakukan penelitian di Desa Jatiwaringin, Mauk - Tangerang dengan judul Huhungan antara Persepsi Kea.Ulan Organisasi dengan Sikap tenlang Aksi fl,Jogok Kery"a pad.a Buruh di. KrnPasan lndust.ri JatitParingin, Mauk -Tangerang.
Demikian surat ini kami berikan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Tangerang, 20 April 2008
Lurah J ati waringin