diah wulandari (1201008)

Upload: doubleuland

Post on 13-Oct-2015

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Nama: Diah WulandariNIM: 1201008Kelas: Teknik Perminyakan reg. A 20121. Jelaskan secara singkat hubungna tektonik dengan pembentukan cekungan sedimen!Jawab :Pembentukan cekungan sedimen erat hubungannya dengan gerakan kerak dan proses tektonik yang dialami lempeng. Ingersol dan Busby (1995) menunjukkan bahwa cekungan sedimen dapat terbentuk dalam 4 (empat) tataan tektonik: divergen,intraplate, konvergen dan transform). Menurut Dickinson, 1974 dan Miall, 1999; klasifikasi cekungan sedimen dapat berdasarkan pada:A. tipe dari kerak dimana cekungan berada,B. posisi cekungan terhadap tepi lempeng,C. untuk cekungan yang berada dekat dengan tepi lempeng, tipe interaksi lempeng yang terjadi selama sedimentasi,D. Waktu pembentukan danbasin fillterhadap tektonik yang berlangsung,E. Bentuk cekungan.Tiga bentuk umum basin setelan basin :Basin associated with:

2. Apa perbedaan cekungan fore arc basin dan back arc basin ditinjau dari posisi secara geologis, jenis batuan, dan potensi hidrokarbon?Jawab : Fore arc-Basin adalah depresi dasar laut yang terletak antara zona subduksi dan terkait dengan busur vulkanik. Sedimentasi yang terbentuk merupakan endapan material kerak samudra yang terendapkan di tepi-tepi pulau disampingnya. Cekungan muka busur (fore arc basin) terletak diantara palung laut dan busur vulkanik, merupakan suatu cekungan tempat terjadinya pengendapan sedimen. Dalam beberapa cekungan ini terdapat suatu peninggian setempat disebut outer arc ridges (Karig, 1970) yang bentuknya memanjang dan muncul berupa deretan pulau-pulau. Sedimentasi pada cekungan ini meliputi endapan fasies dangkal dan turbidit yang diendapkan pada lereng dan dalam cekungan. Busur vulkanik (volcanic arc) dicirikan oleh terdapatnya batuan vulkanik seri kalk-alkali yang umumnya berwujud piroklastika, batuan sedimen vulkanik klastik dan granit. Sedangkan Cekungan belakang busur (back arc basin) terletak di belakang busur vulkanik, merupakan tempat diendapkannya sedimen, terutama yang berasal dari busur vulkanik dan benua. Untuk wilayah Asia Tenggara dan khususnya untuk Indonesia, pada akhir Kenozoikum, strukture style dipengaruhi oleh interaksi tiga buah lempeng kerak bumi (Gambar 1.6), masing-masing adalah Lempeng Eurasia di bagian utara, Lempeng Samudera Pasifik di bagian timur dan Lempeng Samudera India-Australia di bagian selatan (Katili, 1973 dan Hamilton, 1979). Dengan asumsi Lempeng Eurasia relatif diam dan Lempeng Pasifik bergerak ke arah barat sedangkan Lempeng Hindia-Australia bergerak ke arah utara maka ketiga lempeng tersebut saling bertumbukan membentuk busur kepulauan yang aktif secara tektonik hingga sekarang. Bukti yang menunjukan bahwa tektonik di Indonesia ini aktif antara lain dijumpai banyaknya gunungapi aktif (sekitar 129 buah) serta seringnya terjadi peristiwa gempa bumi pada batas-batas interaksi lempeng (Katili dan Siswowidjojo,1994). Cekungan busur belakang timur Sumatera dan utara Jawa merupakan lapangan-lapangan minyak yang paling produktif. Pematangan minyak sangat didukung oleh adanya heat flow dari posisi penurunan cekunga dan pembebanan. Proses ini diperkuat oleh gaya-gaya kompresi telah menjadikan berbagai batuan sedimen berumur Paleogen menjadi perangkap struktur sebagai tempat akumulasi hidrokarbon. (Barber, 1985) Berdasarkan data terakhir yang dikumpulkan dari berbagai sumber, telah diketahui bahwa ada sekitar 60 basin yang diprediksi mengandung cebakan migas yang cukup potensial. Diantaranya basin Sumatera Utara, Sibolga, Sumatera Tengah, Bengkulu, Jawa Barat Utara, Natuna Barat, Natuna Timur, Tarakan, Sawu, Asem-Asem, Banda, dll. Secara rinci perkembangan sistem cekungan dan perangkap minyak bumi yang terbentuk sangat dipergaruhi oleh tatanan geologi local. Sebagai contoh structural pull apart basin menentukan perkembangan sistem cekungan Sumatera Utara (Davies, 1984).3. Bagaimana potensi Hidrokarbon diindonesia bagian Barat dan Timur?Jawab : IAGI dalam publikasinya tahun 1985 menyebutkan bahwa Indonesia memiliki 60 cekungan sedimen, 22 cekungan terletak di Indonesia bagian barat (Sumatera, Natuna, Jawa, Kalimantan) dan38 cekungan terdapat di Indonesia bagian timur, akan tetapi sampai saat ini eksplorasi dan eksploitasi minyakbumi masih difokuskan di wilayah Indonesia barat. dari 22 cekungan yang terdapat di Indonesia barat, hanya ada 2 cekungan yang belum pernah dilakukan pemboran. Jika dibandingkan dengan potensi cekungan yang dimiliki Indonesia timur, dari 38 cekungan terdapat 20 cekungan yang berstatusundrilled. Jika dilihat dari persentase produksinya, 50% dari jumlah cekungan di Indonesia bagian barat telah diproduksi dan 14% yang belum dilakukandrilling, sedangkan di Indonesia bagian timur hanya 11% cekungan yang di produksi danmasih ada 50% cekungan yang berstatusundrilled (sumber : Satyana, 2005).Dari fakta diatas, seharusnya Indonesia mulai meneropong jauh potensi hidrokarbon Cekungan Indonesia Timur, akan tetapi kenapa hal tersebut belum dilakukan? padahal produksi cekungan Indonesia Barat semakin menurun setiap tahunnya. Mungkin fakta dibawah ini akan menjawab pertanyaan mengapa Indonesia Timur masih belum banyak disentuh.Cekungan Indonesia Barat :1. Producing = 11 basin2. Drilled with discoveries or show = 4 basin3. Drilled, no discoveries = 4 basin4. Undrilled = 2 basinCekungan Indonesia Timur :1. Producing = 4 basin2. Drilled with discoveries or show = 5 basin3. Drilled, no discoveries = 10 basin4. Undrilled = 20 basin(Sumber : Satyana, 2005)Fakta diatas bisa jadi merupakan alasan mengapa para pemain industri migas tidak berani menyentuh cekungan Indonesia Timur terlalu jauh, karenapersentase keberhasilan masih sangat kecil, sehingga mereka lebih memilih untuk bermain aman saja di bagian barat Indonesia. Dari 172 wilayah kerja, hampir semuanya terpusat di Sumatera, Utara Jawa, Natuna, Kalimantan Timur, dan untuk wilayah timur,kegiatan eksplorasi dan produksi masih terfokus padaKepala Burung Papua, belum ada wilayah kerja yang bermain di Laut Aru yang memiliki banyak cekungan besar. Harus diakui memang, kendala utama dari kegiatan eksplorasi produksi di Indonesia Timur adalah dari segi infrastruktur yang kurang memadai, cekungan tersebar di lingkungan laut dalam, dan kekurang-pahaman geologi daerah tersebut menjadikan tantangan besar buat paraexplorationist dalam meningkatkan jumlah penemuan lapangan minyak baru.Indonesia membutuhkan banyak perusahaan seperti In*** yang berani bermain diremote area dengan membawa teknologi eksplorasi produksi minyak yang sangat canggih.

Sumber:http://gunoso.wordpress.com/2012/03/20/klasifikasi-cekungan-sedimen/http://poetrafic.wordpress.com/2010/10/26/pembentukan-regional-indonesia-terhadap-pembentukan-lokasi-cekungan-basin-di-indonesia/http://jurnal-geologi.blogspot.com/2010/01/geo-pendahuluan-tektonika.htmlhttp://aveliansyah.wordpress.com/2010/11/18/meneropong-indonesia-timur/slide pak widodo ST, MT