diagnosis dan tatalaksana pasien dengan neuropati diabetik

Upload: ikmal-wahab

Post on 07-Jul-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 Diagnosis Dan Tatalaksana Pasien Dengan Neuropati Diabetik

    1/12

    Diagnosis dan Tatalaksana Pasien dengan Neuropati Diabetik 

    Mohamed Ikmal Bin A.Wahab

    10201!1"

    ikmal#ahab$%ahoo.&o.id

    Pendahuluan

     Neuropati diabetik merupakan salah satu komplikasi kronis paling sering ditemukan pada

    diabetes mellitus. 'isiko %ang dihadapi pasien diabetes mellitus dengan neuropati diabetes

    adalah in(eksi berulang) ulkus %ang tidak kun*ung sembuh) dan amputasi *ari+kaki.,ondisi

    inilah %ang men%ebabkan bertambahn%a angka kesakitan dan kematian.-ang berakibat

    meningkatn%a bia%a pengobatan pasien deiabetes melitus dengan neuropati.

    ingga saat ini patogenesis neuropati diabetik belum seluruhn%a diketahui dengan

     *elas.Namun demikian dianggap bah#a hiperglikemia persisten merupakan (aktor  primer./aktor metaboli& ini bukan satusatun%a %ang bertanggung *a#ab terhadap ter*adin%a

    neuropati diabetik) tetapi beberapa teori lain %ang diterima ialah teori as&ular) autoimun) dan

    nerve growth factor .

    Mani(estasi neuropati diabetik bisa sangat berariasi) mulai dari tanpa ge*ala dan han%a bisa

    terdeteksi dengan pemeriksaan elektro(isiologis) hingga keluhan n%eri %ang hebat.Bisa *uga

    keluhan dalam bentukneuropati lo&al atau sistemik) %ang semua itu bergantung pada lokasi

    dan *enis sara( %ang terkena.

    Dengan demikian) memahami mekanisme ter*adin%a neuropati diabetik dan (aktor (aktor 

    %ang berperan) merupakan landasan penting dalam pengelolaan dan pen&egahan neuropatidiabetik %ang lebih rasional.Dalam makalah ini akan dibahas lebih lan*ut tentang diagnosis

    dan tatalaksana pada pasien diabeti& neuropati.

    Skenario

    eorang perempuan berusia 30 tahun) datang ke poliklinik dengan keluhan se*ak tiga bulan

    terakhir pasien mengeluh kedua tangan dan kakin%a baal.

    Pembahasan

    Definisi

     Neuropati Diabetik adalah istilah deskripti( %ang menun*ukkan adan%a gangguan) baik klinis

    maupun subklinis) %ang ter*adi pada diabetes melitus tanpa pen%ebab neuropati peri(er %ang

    lain.4angguan neuropati ini termasuk mani(estasi somati& dan atau autunom dari sistem sara( 

     peri(er.1

    Prevalensi

    ebuah studi besar di Amerika memperkirakan bah#a 5"6 pasien dengan diabetes terkena

    neuropati peri(er. ekitar ")!6 pada pasien %ang a#al didiagnosis diabetes telah terkena

    neuropati. 7ebih dari setengah kasus adalah polineuropati distal simetris.indrom (o&al

    seperti &arpal tunnel s%ndrome 815069) radi&ulopati+ ple:opati) dan neuropati &ranialsisan%a.

  • 8/19/2019 Diagnosis Dan Tatalaksana Pasien Dengan Neuropati Diabetik

    2/12

    Dalam &ohort 5500 pasien di Belgia) Pirart et al menemukan bah#a ")!6 dari pasien %ang

    sudah memiliki neuropati pada a#al didiagnosis dengan diabetes. etelah 2! tahun) neuropati

    naik men*adi 5!6. Di Inggris) prealensi neuropati diabetes di antara populasi pasien di

    rumah sakit ter&atat sekitar 2;6.

    Pada neuropati diabetes) tidak ada predileksi ras tertentu %ang terkena neuropatidiabetes.Namun) pada anggota kelompok ras miroritas seperti ispanik) A(rika Amerika

    memiliki komplikasi %ang berat dari neuropati diabetes) seperti sampai amputasi ekstremitas

     ba#ah) dibandingkan dengan kulit putih.,elompok tersebut *uga sering sampai dira#at inap

    karena komplikasi dari neuropati diabetes.

    Pasien laki laki dengan diabetes mellitus tipe 2 sering terkena polineuropati lebih a#al

    dibandingkan dengan pasien perempuan) dan n%eri neuropati men%ebabkan angka morbiditas

     pada pasien perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan pada pasien laki laki.

     Neuropati diabetes dapat ter*adi pada semua usia tetapi umumn%a bergantung pada

     bertambahn%a usia dan tingkat keparahan) serta durasi atau lama terkena diabetes.2

    Etiologi

    /aktor resiko %ang terkait dengan simtom %ang lebih parah termasuklah<

    • ,ontrol gula darah %ang buruk 

    • =sia lan*ut

    • ipertensi

    • 'i#a%at menderita DM %ang lama

    • Dislipidemia

    • Merokok • Pengambilan minuman berakohol %ang berlebihan

    • 7AD'+5 phenotipe

    • Tinggi badan

    Pengembangan ge*ala bergantung pada ban%akn%a (aktor risiko) seperti hiperglikemia dan

    (aktor risiko lain seperti lipid) tekanan darah) merokok) peningkatan tinggi badan) dan

    eksposur %ang tinggi pada agen %ang berpotensi neurotoksik lainn%a seperti ethanol. /aktor 

    genetik berperan sebagai (aktor utama.

     Neuropati peri(er telah di*elaskan pada pasien dengan DM primer 8tipe 1 dan 29 dan DM

    sekunder) menun*ukkan bah#a etiologi tersering %aitu hiperglikemia kronik.

    Patogenesis

    Proses ke*adian ND bera#al dari hiperglikemia berkepan*angan %ang berakibat ter*adin%a

     peningkatan aktiitas *alur poliol) sintesis advance glycosilation end products  8A4>s9)

     pembentukan radikal bebas dan aktiasi protein kinase ? 8P,?9. Aktiasi berbagai *alur 

    tersebut beru*ung padakurangn%a asodilatasi) sehingga aliran darah ke sara( menurun dan

     bersama rendahn%a mioinositol dalam sel ter*adilah ND.Berbagai penelititan membuktikan

     bah#a ke*adian ND berhubungan sangat kuat dengan lama dan beratn%a DM.

  • 8/19/2019 Diagnosis Dan Tatalaksana Pasien Dengan Neuropati Diabetik

    3/12

    1. Teori as&ular 

    Pada pasien diabetes dapat ter*adi penurunan aliran darah ke endoneurium %ang disebabkan

    oleh resistensi pembuluh darah oleh akibat hiperglikemia.Biopsi nerus suralis pada pasien

    diabetes mengalami penebalan pembuluh darah) agregasi trombosit) hiperplasia endothelial

    dan pembuluh darah) %ang semuan%a dapat men%ebabkan iskemia. Iskemia *uga dapatmen%ebabkan terganggungn%a transpor aksonal) akti(asi Na@+, @  ATPase %ang akhirn%a

    men%ebabkan degenerasi akson.

    2. Teori Metabolik 

    alur Pol%ol

    Teori *alur pol%ol berperan dalam beberapa perubahan dengan metabolism ini. Pada status

    %ang normoglikemik) keban%akan glukosa intraseluler di (os(orilasi ke glukosa3phosphate

    oleh he:okinase) han%a sebagian ke&il dari glukosa masuk *alur pol%ol. Pada kondisikondisi

    hiperglikemia) he:okinase %ang disaturasi) maka akan ter*adi in(luks glukosa ke dalam *alur 

     pol%ol. Aldose reduktase %ang se&ara normal mempun%ai (ungsi mengurangi aldehid bera&un

    di dalam sel ke dalam alkohol non akti() tetapi ketika konsentrasi glukosa di dalam sel

    men*adi terlalu tinggi) aldose reduktase *uga mengurangi glukosa ke dalam *alur sorbitol)

    %ang mana kemudian dioksidasi men*adi (ruktosa. Dalam proses mengurangi glukosa

    intraseluler tinggi ke sorbitol) aldose reduktase mengkonsumsi &o(aktor NADP

    8ni&otinamide adenine dinu&leotide phosphat h%drolase9. NADP adalah &o(aktor %ang

     penting untuk memperbaharui intra&elluler &riti&al anti o:idant) dan pegurangan glutathione.

    Dengan mengurangi *umlah glutathione) *alur pol%ol meningkatkan kepekaan stress oksidati( 

    intraseluler. tres oksidati( berperan utama di dalam patogenesis neuropati diabetika peri(er.

    Ada bukti peningkatan oksigen radikal bebas dan peningkatan beberapa penanda stres

    oksidati( seperti malondialdehide dan lipid h%droksiperoksida pada penderita neuropati

    diabetika. Indikator kuat untuk membuktikan oleh beberapa penelitian mengenai penggunaan

    antioksidan baik pada binatang per&obaan maupun pada pasien.

    4ambar 1 alur Pol%ol.

    orbitol sesudah dioksidasi sorbitol deh%drogenase men*adi (ruktosa) mengalami degradasise&ara perlahan dan tidak &ukup menebus ke membran sel. Akumulasi sorbitol intraseluler 

  • 8/19/2019 Diagnosis Dan Tatalaksana Pasien Dengan Neuropati Diabetik

    4/12

    mengakibatkan perubahan osmotik %ang berpotensi ke arah kerusakan sel. Adan%a

     peningkatan osmolalitas intraseluler) dalam kaitan aliran glukosa kedalam *alur pol%ol dan

    akumulasi sorbitol) sebagai akibatn%a akan ter*adi kompensasi pengurangan endoneural

    osmolit taurine dan mioinositol untuk memelihara keseimbangan osmotik. Metabolit

    intraseluler) seperti mioinositol men*adi berkurang dan mendorong ke arah kerusakan sel

    sara(.Pada per&obaan binatang penurunan mioinositol berkaitan dengan penurunan aktiitas

     Na@+ , @ATPase dan memperlambat elositas konduksi sara(.

    Teori A4>s

    Peningkatan glukosa intraseluler men%ebabkan pembentukan adan&ed gl%&osilation

     produ&ts 8A4>s9 melalui glikosilasi nonen%matik pada protein seluler. 4likosilasi dan

     protein *aringan men%ebabkan pembentukan A4>s.4likosilasi nonenimatik ini merupakan

    hasil interaksi glukosa dengan kelompok amino pada protein.1 Pada hiperglikemia kronis

     beberapa kelebihan glukosa berkombinasi dengan asam amino pada sirkulasi atau protein

     *aringan. Proses ini pada a#aln%a membentukproduk glikosilasi a#al %ang reersibel dan

    selan*utn%a membentuk A4>s %ang ireersibel. ,onsentrasi A4>s meningkat pada penderita

    DM. Pada endotel mikroaskular manusia ) A4>s menghambat produksi prostasiklin dan

    menginduksi PAI18Plasminogen A&tiator Inhibitor19 dan akibatn%a ter*adi agregasi

    trombosit dan stabilisasi (ibrin) memudahkan trombosis. Mikrotrombus %ang dirangsang oleh

    A4>s berakibat hipoksia lokal dan meningkatkan angiogenesis dan akhirn%a mikroangiopati.

    Teori aktiasi protein kinase ?

    Aktiasi Protein ,inase ? 8P,?9 *uga berperan dalam patogenesis neuropati peri(er 

    diabetika. iperglikemia didalam sel meningkatkan sintesis atau pembentukan dia&%lgl%serol

    8DA49 dan selan*utn%a peningkatan Protein kinase ?. Protein kinase *uga diakti(kan oleh

    stres oksidati( dan adan&ed gl%&osilation produ&ts 8A4>s9.

    Aktiasi protein kinase ? men%ebabkan peningkatan permeabilitas askular)gangguan

    sintesis nitri& o:%de 8NC9 dan perubahan aliran darah.,etika P,?diakti(kan oleh

    hiperglikemia intraseluler) mempun%ai e(ek pada beberapa ekspresigenetik. asodilator %ang

    memproduksi endothelial nitri& o:%de s%nthase 8eNC9 berkurang) sedangkan

    asokonstriktor endothelin1 8>T19 akan meningkat. Trans(ormasi 4ro#th /aktor E 8T4/E9

    dan plasminogen inhibitor 1 8PAI19 *uga meningkat.Dalam endothelial sel) P,? *uga

    mengakti(kan nu&lear (aktor 8N/kB9) suatu (aktor transkripsi %ang dirin%a sendiri

    mengakti(kan ban%ak gen proin(lamasi di dalam pembuluh darah.

    Mekanisme imun

    uatu penelitian menun*ukkan bah#a 226 dari 120 pen%adang DM tipe 1 memiliki

    complement fixing antisciatic nerve antibodies dan 2!6 DM tipe 2 memperlihatkan hasil

    %ang positip. al ini menun*ukkan bah#a antibodi tersebut berperan pada patogenesis ND.

    Bukti lain %ang men%okong peran antibodi dalam mekanisme patogenik ND adalah adan%a

    anti neural anti bodies pada serum sebagiam pen%andang DM. Autoantibodi %ang beredar ini

    se&ara langsung dapat merusak struktur sara( motorik dan sensorik %ang bisa dideteksi

    dengan imuno(loresens indirek. Disamping itu adan%a penumpukan antibodi dan komplemen

     pada berbagai komponen sara( suralis memperlihatkan kemungkinan peran proses imun pada

     pathogenesis ND.2

  • 8/19/2019 Diagnosis Dan Tatalaksana Pasien Dengan Neuropati Diabetik

    5/12

    Peran Nere 4ro#th /a&tor 8N4/9

     N4/ diperlukan untuk memper&epat dan mempertahankan pertumbuhan sara(. Pada

     pen%andang diabetes) kadar N4/ serum &enderung turun dan berhubungan dengan dera*at

    neuropati. N4/ *uga berperan dalam regulasi gen substan&e P dan &al&itoningenregulated

     peptide 8?4'P9. Peptida ini mempun%ai e(ek terhadap asodilatasi) motilitas intestinal dannosisepti() %ang kesemuan%a itu mengalami gangguan pada ND.2

    Diagnosis

    Diagnosis neuropati diabetik dapat ditegakkan berdasarkan pemeriksaan (isik) tetapi

    terkadang perlu dikon(irmasi dengan pen%elidikan 8noninasi(+inasi(9. Neuropati diabetik 

    sangat penting didiagnosis pada #aktu %ang tepat karena menun*ang interensi %ang e(ekti( 

    han%a selama (ase subklinis atau (ase a#al dis(ungsi. Ada dua pendekatan untuk 

    mendiagnosis neuropati diabetik %aitu se&ara tradisional dan baru.5

    Pendekatan Tradisional

    1. Pemeriksaan klinis

    Pendekatan tradisional untuk mendiagnosa neuropati diabetik memerlukan penilaian

    klinis %ang teliti terhadap tanda dari kerusakan sensorik) motorik) dan (ungsi otonom.

    Pemeriksaan klinis menghasilkan FalidF index of Diabetic Neuropathy  dengan &epat)

    tetapi ariabilitas antarpemeriksa membatasi reproduksibilitas dan keandalan dari

    hasil u*i.

    2. =*i (ungsi sensorik 

    Pemeriksaan sensorik %ang mendalam diperlukan karena pemeriksaan klinis rutin

    han%a akan mendeteksi kelainan pada tahap %ang relati( tinggi dan tidak *arang

    terdapat keterlibatan serat %ang selekti(. ,er*asama dari pasien sangat diperlukanuntuk pemeriksaan klinis.

    . Persepsi getaran threshold 8PT9

    al ini biasan%a diu*i dengan garpu tala 12G . an%a serat %ang besar diu*i oleh tes.

    Persepsi getaran biasan%a diu*i pada u*ung *ari kaki besar atau di atas maleolus lateral.

    aat ini instrumen %ang lebih &anggih tersedia untuk penilaian persepsi getaran am

     bang batas misaln%a) biosthesiometer) ibrameter. Biosthesiometer menggunakan

    elektromagnet untuk mengakti(kan pegas %ang dimuat stimulator) menurut skala

    se#enang#enang 0!0 olt. 'isiko ulserasi kaki meningkat 5 kali lipat *ika

     persepsi getaran melebihi ambang batas 2! olt. ibrameter *uga didasarkan pada

     prinsip biosthesiometer namun hasil %ang diberikan langsung dalam berapa besar  perubahan probe dalam satuan mm.

    5. ensasi sentuhan ringan

    ensasi ini diba#a oleh m%elinated besar A N%lon emmes Weintein mono(ilamen

    digunakan untuk pengu*ian sentuhan ringan. erangkaian (ilamen %ang tebaln%a

    meningkat diu*i) dan batas dimana pertama kali bisa dirasakan ketika tekuk di&atat.

    ,etidakmampuan untuk merasakan 10 gm (ilamen menun*ukkan bah#a pasien rentan

    terhadap ulserasi kaki.

    !. Ambang thermal

    ensasi hangat dan dingin harus diu*i se&ara terpisah. Dulu dimediasi oleh serat ?

    unm%elinated terke&il dan %ang terakhir oleh serat AH ke&il. Peralatan %ang

    digunakan untuk penilaian batas termal sangat mahal dan sering kali digunakan untuk 

  • 8/19/2019 Diagnosis Dan Tatalaksana Pasien Dengan Neuropati Diabetik

    6/12

     penelitian. Batas sakit dapat ditentukan dengan baik suhu tinggi atau rendah atau

    dengan menggunakan FPin&hometerF atau serangkaian *arum tertimbang.

    3. Pengu*ian (ungsi otonom

    Tes kardioaskular Bedside telah dikembangkan untuk mengealuasi neuropati

    kardioaskular otonom. Tes ini sangat sensiti( dan seban%ak seperlima dari semua

     pasien diabetes memiliki satu atau lebih kelainan sementara sedikit %ang lainmenderita ge*ala neuropati otonom) ketika ge*ala nonspesi(ik seperti diare atau

    gastroparesis ter*adi) tes otonom harus abnormal. /ungsi otonom lainn%a seperti

    respon tekanan darah terhadap genggaman tangan %ang berkelan*utan dan (ungsi pupil

    membutuhkan peralatan %ang lebih &anggih dan lebih sering digunakan sebagai alat

     penelitian dibandingkan alat praktek klinis rutin.

    ". >lektro(isiologi

    Metode el&tro(isiologis standar *uga telah digunakan se&ara luas untuk mendiagnosa

    dan mengikuti perkembangan neuropati diabetik. >lektro(isiologi) terutama pada

    ke&epatan konduksi sa*a) mungkin memberikan pengukuran %ang buruk dari dis(ungsi

    a#al pada beberapa pasien) karena ada sedikit demielinasi di tahap a#al. Meskipunrespon amplitudo dapat dikorelasikan dengan kepadatan populasi) ter*adin%a

     perubahan dalam pengukuran mereka mungkin tidak terlihat pada pasien indiidu

    karena ariabilitas %ang &ukup besar dalam ukuran amplitudo.!

    Pendekatan baru dalam diagnosis ND

    1. Biopsi *arum kulit dan immunohistokimia pe#arnaan

    Pukulan ,ulit spesimen biopsi 85 mm diameter9 diperoleh dari pasien %ang di

     ba#ah anestesi lidokain lokal di ba#ah teknik aseptik tetap dalam (ormalin) dipotong

    men*adi !0 mm bagian beku dan diproses untuk immunohistokimia menggunakan

    antibodi poliklonal tersedia se&ara komersial ditu*ukan terhadap produk gen proteinmanusia ;.!. sehingga kepadatan serat ini dapat segera diukur) dilaporkan dengan

     per*an*ian interobserer setinggi ;36 50.

    Tingkat dari kedua substansi P dan gen kalsitonin peptida terkait 8?4'P9 berkurang

     pada biopsi kulit dari pasien diabetes sebelum bukti klinis atau neuro(isiologis

    neuropati. ,etika sub%ek normal dibandingkan dengan pasien diabetes dengan bukti

    klinis neuropati terdapat kerugian progresi( dalam *umlah dan daerah diinerasi oleh

    serabut sara( %ang positi( ?4'P.

    ,ombinasi pukulan biopsi kulit dan immuno pe#arnaan dengan antibodi spesi(ik 

    memiliki keuntungan %aitu trauma minimal untuk pasien) keandalan) Juanti(iabilit%)

    dan korelasi %ang diperlihatkan dengan keparahan pen%akit %ang dide(inisikan se&araklinis.K

    ,lasik biopsi *arum kulit lebih berguna pada diabetes karena insult klasik dalam

    neuropati diabetes somatik sedang sekarat kembali dari akson. Distal ini untuk 

    gradien proksimal patologi aksonal bisa lebih baik diealuasi dengan pemeriksaan

     biopsi beberapa. aat ini) beberapa pusat memiliki pengalaman langsung dengan

     prosedur ini) sehingga data %ang tersedia kurang.K

    2. Pengu*ian kuantitati( sensorik 8LT9

    Ini mem(asilitasi diagnosis dini dan penilaian %ang akurat neuropati diabetes. Dalam

    LT) alat u*i sensorik standar digunakan untuk mengontrol dan memberikan

    rangsangan dengan intensitas tertentu untuk mengu*i batas sensorik. al ini

    dide(inisikan sebagai energi stimulus minimum %ang terdeteksi !06 dari #aktu.

  • 8/19/2019 Diagnosis Dan Tatalaksana Pasien Dengan Neuropati Diabetik

    7/12

    Pengu*ian sensoris kuantitati( dapat diukur dengan <

    1 ,omputer dibantu ealuasi sensorik 8,asus I9.

    2 Ph%sitemp NT>2a tester termal.

    Ta&tile diskriminator melingkar.

    LT memberikan pengukuran parametrik (ungsi sensorik %ang dapat menargetkan

    akson dari diameter serat tertentu. ,elainan pada LT men&erminkan aksonal patologi atau perubahan transduksi sensorik. >(ek %ang kemudian mun&ul mungkin

    menarik karena hasil terbaru menun*ukkan bah#a kelainan pada tingkat peptida

    neurotransmitter distal dapat ter*adi pada serabut sara( peri(er pasien diabetes sebelum

    kerugian aksonal terdeteksi. Dais et al menun*ukkan bah#a ambang batas getaran

    dari LT dapat mendeteksi neuropati subklinis pada anakanak dan rema*a dengan

    diabetes tipe 1. Namun) ada dua masalah penting dalam LT) pertama) LT han%a

     pengukuran semiob%ekti() dan dapat dipengaruhi oleh perhatian dan motiasi dari

     pasien. ,edua) hasil abnormal dari LT dapat hasil dari patologi sumsum tulang

     belakang serta kortikal lesi. Dengan demikian) meskipun LT sensiti( untuk neuropati

     peri(er) tidak spesi(ik untuk kondisi ini.!3

    Klasifikasi

     Neuropati diabetik merupakan kelainan %ang heterogen) sehingga ditemukan berbagai ragam

    klasi(ikasi. e&ara umum ND %ang dikemukakan bergantung pada 2 hal) pertama menurut

     per*alanan pen%akitn%a 8lama menderita DM9 dan kedua) menurut *enis serabut sara( %ang

    terkena lesi.

    • Menurut per*alanan pen%akitn%a) ND dibagi men*adi<

     Neuropati (ungsional+ subklinis) %aitu ge*ala %ang mun&ul sebagai akibat

     perubahan biokimia#i.Pada (ase ini belum ada kelainan patologik sehinggamasih reersible.

     Neuropati struktural+ klinis) %aitu ge*ala timbul sebagai akibat kerusakan

    struktural serabut sara(. Pada (ase ini masih ada komponen %ang reersible.

    ,ematian neuron+ tingkat lan*ut) %aitu ter*adi penurunan kepadatan serabut

    sara( akibat kematian neuron. Pada (ase ini sudah irreersible. ,erusakan

    serabut sara( pada umumn%a dimulai dari distal menu*u ke proksimal)

    sedangkan proses perbaikan mulai dari proksimal ke distal. Cleh kerana itu

    lesi distal paling ban%ak ditemukan) seperti polineuropati simetris distal.

    • Menurut *enis serabut sara( %ang terkena lesi<

     Neuropati di(us Polineuropati sensorimotor simetris distal.

     Neuropati otonom< Neuropati sudomotor) Neuropati otonom

    kardioaskular) Neuropati gastrointestinal) Neuropati genitourinaria.

     Neuropati lo#er limb motor simetris proksimal 8amiotropi9.

     Neuropati (okal

     Neuropati kranial

    'adikulopati+ pleksopati

    >ntrapment neuropath%

    ,lasi(ikasi ND diatas berdasarkan anatomi serabut sara( peri(er %ang se&ara umum dibagi

    atas sistem %aitu sistem motorik) sensorik) dan autonom. Mani(estasi klinis ND bergantung

  • 8/19/2019 Diagnosis Dan Tatalaksana Pasien Dengan Neuropati Diabetik

    8/12

    dari *enis serabut sara( %ang mengalami lesi. Mengingat *enis serabut sara( %ang terkena lesi

     bisa %ang ke&il atau besar) lokasi proksimal atau distal) (okal atau di(us) motori& atau sensorik 

    atau autonom%)maka mani(estasi klinis ND men*adi berariasi)mulai kesemutan kebas tebal

    mati rasa rasa terbakar seperti ditusuk) disobek) ditikam."

     Diagnosis Banding

    Neuropati et causa defisiensi vitamin

     Neuropati dapat ter*adi akibat dari kekurangan gii) %ang mempun%ai ban%ak 

     pen%ebab termasuk gii buruk disebabkan oleh diet %ang tidak seimbang dan + atau

    alkoholisme. elain itu) hubungan %ang *elas telah dibentuk antara kekurangan

    itamin B12 dan neuropati peri(er.

    De(isiensi itamin B12

    ,ekurangan itamin B12 adalah umum di Amerika erikat) terutama di kalangan

    orang tua. Diperkirakan bah#a antara 106 dan 2!6 dari orangorang lebih dari G0tahun mungkin memiliki kekurangan B12. Ada beberapa pen%ebab de(isiensi B12.

    Diet egetarian %ang ketat dapat meningkatkan kekurangan B12 karena makanan

    he#ani seperti daging merah) produk susu) ikan) unggas dan telur adalah satusatun%a

    sumber %ang mempun%ai itamin B12. ,urangn%a B12) atau ketidak mampuan asam

    lambung untuk membantu dalam pen%erapan) *uga men%ebabkan de(isiensi B12.

    Akibatn%a) obat %ang mengurangi asam lambung harus diambil dengan suplemen

    itamin B12. e*umlah kondisi lain) prosedur) dan obatobatan %ang berhubungan

    dengan berkurangn%a kemampuan untuk men%erap B12. Ini termasuk pen%akit

    autoimun) anemia pernisiosa atau di*elaskan) pen%akit pankreas) reseksi ileum)

     pen%akit ?rohn) in(eksi I) gastritis) lambung atau usus ke&il operasi) sindrommalabsorpsi) multiple s&lerosis) dan penggunaan antagonis reseptor histamine2 atau

    inhibitor pompa proton.G

    Neuropati et causa autoimun

    ,erusakan sara( %ang disebabkan oleh pen%akit autoimun. Pen%akit autoimun adalah

    kerusakan respon kekebalan tubuh %ang men%ebabkan antibod% tubuh men%erang

    dirin%a sendiri. Dalam pen%ebab neuropati autoimun) sistem kekebalan tubuh

    men%erang sara( %ang mengakibatkan kerusakan sara(. 'heumatoid arthritis dan lupus

    adalah gangguan autoimun %ang dapat men%ebabkan neuropati autoimun.;

    Penatalaksanaan

    trategi pengelolaan pasien DM dengan keluhan neuropati diabetik dibagi men*adi

    tiga bagian.

    1. Diagnosis neuropati diabetik sedini mungkin.

    2. ,endali glukosa darah

    . Pera#atan kaki sebaik baikn%a.trategi pera#atan kaki dilakukan setelah

     pengendalian glukosa darah.

    Pengendalin 4lukosa Darah

  • 8/19/2019 Diagnosis Dan Tatalaksana Pasien Dengan Neuropati Diabetik

    9/12

    Berdasarkan patogenesisn%a) maka langkah a#al %ang harus dilakukan ialah

     pengendalian glukosa darah dan monitor bA1& se&ara berkala.elain itu

     pengendalian (aktor metabolik lainn%a seperti hemoglobin) albumin) dan lipid sebagai

    komponen tak terpisahkan *uga perlu dilakukan.

    Tiga studi epidemiologi besar) diabetes &ontrol and &ompli&ation trial 8D??T9)

    kumamoto stud% dan united kingdom prospe&tie diabetes stud% 8=,PD9

    membuktikan bah#a dengan mengendalikan glukosa darah) komplikasi kronik 

    diabetes termasuk neuropati diabetik dapat dikurangi. Pada D??T) kelompok pasien

    dengan terapi intensi( %ang berhasil menurunkan kadar bA1& dari ; ke "6) telah

    menurunkan risiko timbul dan berkembangn%a komplikasi mikroaskular) termasuk 

    menurunkan risiko neuropati diabetik sebesar 306 dalam ! tahun. Pada studi

    kumamoto) suatu penelitian mirip D??T tetapi pada DM tipe 2) *uga membuktikan

     bah#a dengan terapi intensi( mampu menurunkan risiko komplikasi) termasuk 

     perbaikan ke&epatan konduksi sara( dan ambang rangsang ibrasi. Demikian *uga

    dengan =,PD %ang memberikan hasil serupa dengan 2 studi sebelumn%a.10

    Pera#atan ,aki

    Pera#atan kak sangat penting pada pasien dengan neuropati diabetik.Pasien harus diberikan

    instruksi untuk selalu memeriksa kakin%a pada setiap malam untuk melihat ada atau tidakn%a

    ulkus baru) le&et atau luka pada kakin%a.Mengenangkan sepatu *uga daoat mengurangi

     potensi untuk ter*adin%a ulkus atau luka baru.Pemasangan orthoti& mungkin *uga dapat

    membantu mengurangi ulserasi lebih lan*ut dan menstabilkan kaki.

    Terapi Medika mentosa

    Terapi untuk n%eri neuropati diabetik

    Cbat obatan %ang digunakan untuk n%eri neuropatik seperti opioid dan tramadol)

    serta agen antidepressant dan antiepelepsi.Biasan%a pasien memerlukan dosis besar pada

     penggunaan opioid untuk menghilangkan rasa n%eri dan pemberian long acting opioid  %ang

    utama digunakan.Namun untuk menghindari e(ek adikti( pada penggunaan opioid) sehingga

     penggunaan%a tidak di*adikan sebagai lini pertama pada penanganan n%eri neuropati diabetik.

    Me:iletine merupakan Na ?hannel Blo&ker dan agen antiaritmia *uga terbukti memiliki e(ek 

    analgesik.

    Alpha2delta inhibitor) gabapentin dan pregabalin adalah obatobatan %ang digunakan

    untuk antiepilepsi. ,euntungan penggunaan gabapentin dan pregabalin adalah ekskresimelalui gin*al dan mengurangi interaksi dengan obat lain. >(ek samping utama meliputi

    mengantuk) pusing) edema peri(er) penambahan berat badan) dan ke*ang mioklonik pada

     penggunaan besar. 4abapentin biasan%a dimulai pada dosis 00mg sampai tiga kali sehari

    dan dapat ditingkatkan sampai 5G00mg dengan dosis terbagi.,arena paruh #aktu %ang

     pendek) sehingga dibutuhkan pemakaian tiga sampai empat kali dalam sehari.Pregabalin

    memiliki paruh #aktu %ang pan*ang dan biasan%a pemberian dua kali sehari) namun pada

     beberapa pasien baru mendapatkan e(ek dari obat tersebut pada pemberian tiga kali

    sehari.Pregabalin biasan%a dimulai dengan dosis "!mg dua kali sehari dan dititrasi hingga

    00mg setiap dua kali sehari.Pada pasien dengan ketergantungan dial%sis sebaikn%a

    dikonsultasikan dengan ahli gin*al untuk ekskresi gin*aln%a) tetapi tidak menghalangi penggunaan terapi pada pasien tersebut. Biasan%a ahli gin*al akan mengelola satu dosis

  • 8/19/2019 Diagnosis Dan Tatalaksana Pasien Dengan Neuropati Diabetik

    10/12

    setelah dialisis. Penggunaan antikonulsan %ang digunakan utuk n%eri neuropati antara

    lain&arbamaepine) o:&arbaepine) asam alproik) lamotrigin) la&osamide) dan (enitoin.

    Antidepresan beker*a pada norepine(rin antidepresan trisiklik dan selekti( serotonin)

    serta norepinefrin reuptake inhibitor   dulo:etine *uga membantu dalam mengobati n%eri

    neuropati. Dulo:etine dapat ditoleransi dengan baik) dengan e(ek samping %angsedikit.Pasien dengan insu(isiensi gin*al harus diamati ada atau tidakn%a peningkatan darah

    sistolik. >(ek samping mual dapat dirasakan pada a#al pemakaian) namun dapat dihindari

    dengan pemakaian a#al 200mg dan dititrasi lambat hingga 30mg. >(ektiitas pada

     penggunaan 120mg se&ara statisti& tidak ada perbedaan dengan penggunaan 30mg dalam

    studi klinis) #alaupun pada beberapa pasien memiliki man(aat %ang meningkat pada

     penggunaan dosis besar. Antidepresan trisiklik terdapat e(ek menenangkan sehingga memiliki

    man(aat pasien pasien %ang mengalami kesulitan untuk memulai tidur. Biasan%a

    menggunakan dosis 2!100mg pada dua *am sebelum tidur. Pada penggunaan dosis tinggi

     pada lan*ut usia harus dilakukan >,4 terlebih dahulu) karena e(ek trisiklik dapat

    memperpan*ang gelombang LT dan blok *antung. >(ek samping penggunaan trisiklik antaralain mengantuk) perasaan ingin buang air ke&il) konstipasi) hipotensi ortostatik dan dis(ungsi

    ereksi.

    Penggunaan krim topi&al tidak memilik khasiat pada pasien neuropati

    diabetik.?apsai&in &ream+Pat&h telah menun*ukkan khasiat) tetapi tidak ditoleransi dengan

     baik pada a#al penggunaan saat n%eri.arung mata harus digunakan dan hindari kontak pada

    mata. Terkadang 16 lidokain pat&h dapat membantu pada pasien dengan mononeuropati

    (o&al seperti meralgia parestheti&a 8kompresi lateral sara( kutan (emoralis9. ,rim topikal %ang

    mengandung gabapentin) amitript%line) dan ketamine telah digunakan tetapi tidak ada laporan

    %ang menun*ukkan pada keberhasilan dalam studi plasebo terkontrol.11

    Edukasi

    Memberikan pen*elasan tentang baha%a kurang atau hilangn%a senasi rasa di kaki) sehingga

     perlu dilakukan pemeriksaan kaki pada setiap pertemuan ke dokter) serta pentingn%a ealuasi

    se&ara teratur terhadap kemungkinan timbuln%a neuropati diabetik pada pasien diabetes

    mellitus.

    Kesimpulan 

    Diabetes merupakan pen%ebab utama Polineuropati.  indrome dari Diabeti& Neuropath%

    sangat berariasi) %ang tersering adalah Distal Sensoric Polyneurophaty 8DPN9. Terapi %ang

    terbaik adalah dengan kontrol kadar gula darah.

  • 8/19/2019 Diagnosis Dan Tatalaksana Pasien Dengan Neuropati Diabetik

    11/12

    Daftar Pustaka

    1. Mayo clinic staff. Definisi neuropati diabetic. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/diabetic-neuropathy/basics/definition/con-2003333. Diunduh pada: Dec201!.

    2. "mam #.$u%u a&ar ilmu penya%it dalam: neuropati diabeti%."nterna'ublishing(200)( edisi *( &ilid """( 1)+,-!1.

    3. arrington itchfield . he aldose reductase pathway and nonen4ymaticglycation in the pathogenesis of diabetic neuropathy: a critical re5iew for the end of the 20th century. Diabetes 6e5iews. 200!. ,:2,!-)).

    +. 7ochodne D8. Diabetic polyneuropathy: an update. urr 9pin eurol. 200; 9ct.21

    !. 'er%ins $ 9laleye D 7inman $ $ril *. #imple screening tests for peripheralneuropathy in the diabetes clinic. Diabetes are. 2010 >eb. 2+

  • 8/19/2019 Diagnosis Dan Tatalaksana Pasien Dengan Neuropati Diabetik

    12/12