dewan perwakilan rakyat republik indonesia risalah … · 2019-12-05 · stabilitas politik, hukum,...

33
1 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KOMISI I DPR RI Tahun Sidang : 2019 - 2020 Masa Persidangan : I Jenis Rapat : Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi I DPR RI dengan Sestama Lemhannas, Sekretaris Jenderal (Sesjen) Wantannas, dan Sestama BSSN Hari, Tanggal : Rabu, 4 September 2019 Pukul : 10.58 WIB - 13.27 WIB Sifat Rapat : Terbuka Tempat : Ruang Rapat Komisi I DPR RI, Gedung Nusantara II Lt. 1, Jl. Jenderal Gatot Soebroto, Jakarta 10270 Ketua Rapat : Dr. H. Abdul Kharis Almasyhari, Ketua Komisi I DPR RI Sekretaris Rapat Acara : : Suprihartini, S.IP., M.SI., Kabagset. Komisi I DPR RI Pembahasan RKA Lemhannas, Wantannas, dan BSSN T.A. 2020 Hadir : PIMPINAN: 1. Dr. H. Abdul Kharis Almasyhari (F-PKS) 2. Ir. Bambang Wuryanto, M.BA. (F-PDI Perjuangan) 3. Ir. H. Satya Widya Yudha, M.E., M.Sc. (F-PG) 4. Asril Hamzah Tanjung, S.IP. (F-Gerindra) 5. H.A. Hanafi Rais, S.IP., M.PP. (F-PAN) ANGGOTA: FRAKSI PDI-PERJUANGAN (F-PDIP) 6. Ir. Rudianto Tjen 7. Dr. Effendi MS Simbolon, MIPol. 8. Charles Honoris 9. Andreas Hugo Pareira 10. Junico BP Siahaan 11. Drs. Ahmad Basarah, MH FRAKSI PARTAI GOLKAR (F-PG) 12. Meutya Viada Hafid 13. Dr. Jerry Sambuaga FRAKSI PARTAI GERINDRA (F-GERINDRA) 14. H. Ahmad Muzani 15. H. Biem Triani Benjamin, B.Sc., M.M. 16. H. Fadli Zon, S.S., M.Sc. FRAKSI PARTAI DEMOKRAT (F-PD) 17. Teuku Riefky Harsya, B.Sc., M.T. 18. Dr. Sjarifuddin Hasan, S.E., M.M., M.B.A.

Upload: others

Post on 21-Jan-2020

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · 2019-12-05 · Stabilitas politik, hukum, pertahanan dan keamanan, dan transformasi layanan publik. 5 Dalam prioritas nasional

1

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

RISALAH RAPAT KOMISI I DPR RI

Tahun Sidang

: 2019 - 2020

Masa Persidangan : I Jenis Rapat : Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi I DPR RI dengan

Sestama Lemhannas, Sekretaris Jenderal (Sesjen) Wantannas, dan Sestama BSSN

Hari, Tanggal : Rabu, 4 September 2019 Pukul : 10.58 WIB - 13.27 WIB Sifat Rapat : Terbuka

Tempat : Ruang Rapat Komisi I DPR RI, Gedung Nusantara II Lt. 1, Jl. Jenderal Gatot Soebroto, Jakarta 10270

Ketua Rapat : Dr. H. Abdul Kharis Almasyhari, Ketua Komisi I DPR RI Sekretaris Rapat Acara

: :

Suprihartini, S.IP., M.SI., Kabagset. Komisi I DPR RI Pembahasan RKA Lemhannas, Wantannas, dan BSSN T.A. 2020

Hadir : PIMPINAN: 1. Dr. H. Abdul Kharis Almasyhari (F-PKS) 2. Ir. Bambang Wuryanto, M.BA. (F-PDI Perjuangan) 3. Ir. H. Satya Widya Yudha, M.E., M.Sc. (F-PG) 4. Asril Hamzah Tanjung, S.IP. (F-Gerindra) 5. H.A. Hanafi Rais, S.IP., M.PP. (F-PAN) ANGGOTA: FRAKSI PDI-PERJUANGAN (F-PDIP) 6. Ir. Rudianto Tjen 7. Dr. Effendi MS Simbolon, MIPol. 8. Charles Honoris 9. Andreas Hugo Pareira 10. Junico BP Siahaan 11. Drs. Ahmad Basarah, MH

FRAKSI PARTAI GOLKAR (F-PG) 12. Meutya Viada Hafid 13. Dr. Jerry Sambuaga FRAKSI PARTAI GERINDRA (F-GERINDRA) 14. H. Ahmad Muzani 15. H. Biem Triani Benjamin, B.Sc., M.M. 16. H. Fadli Zon, S.S., M.Sc. FRAKSI PARTAI DEMOKRAT (F-PD) 17. Teuku Riefky Harsya, B.Sc., M.T. 18. Dr. Sjarifuddin Hasan, S.E., M.M., M.B.A.

Page 2: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · 2019-12-05 · Stabilitas politik, hukum, pertahanan dan keamanan, dan transformasi layanan publik. 5 Dalam prioritas nasional

2

FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL (F-PAN) 19. Zulkifli Hasan, S.E., M.M. 20. Budi Youyastri FRAKSI PARTAI KEBANGKITAN BANGSA (F-PKB) 21. Drs. H.A. Muhamin Iskandar, M.Si. FRAKSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (F-PKS) 22. Dr. H. M. Hidayat Nur Wahid, M.A. 23. Dr. H. Jazuli Juwaini, Lc., M.A.

FRAKSI PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN (F-PPP) 24. Moh. Arwani Thomafi FRAKSI PARTAI NASIONAL DEMOKRAT (F-NASDEM) 25. Prof. Dr. Bachtiar Aly, M.A. 26. Mayjen TNI (Purn) Supiadin Aries Saputra FRAKSI PARTAI HATI NURANI RAKYAT (F-HANURA)

Undangan : 1. Sestama Lemhanas, Komjen Pol. Dr. Mochamad Iriawan, S.H., M.M., M.H.;

2. Sesjen Wantannas, Laksdya TNI Ir. Achmad Djamiludin, M.A.P.; 3. Sestama BSSN, Syahrul Mubarak, S.I.P., M.M.;

Anggota yang Izin : 1. Dr. Evita Nursanty, M.Sc. (F-PDIP) 2. Yadi Srimulyadi (F-PDIP) 3. Bobby Adhityo Rizaldi, S.E., Ak., M.B.A., C.F.E. (F-PG) 4. Dave Akbarshah Fikarno, M.E. (F-PG) 5. Bambang Atmanto Wiyogo, S.E. (F-PG) 6. Venny Devianti, S. Sos. (F-PG) 7. H. Andi Rio Idris Padjalangi, S.H., M.Kn. (F-PG) 8. Martin Hutabarat (F-GERINDRA) 9. Rachel Maryam Sayidina (F-GERINDRA) 10. Andika Pandu Puragabaya, S.Psi, M.Si, M.Sc. (F-

GERINDRA) 11. Elnino M. Husein Mohi, S.T., M.Si. (F-GERINDRA) 12. H. Darizal Basir (F-PD) 13. Ir. Hari Kartana, M.M. (F-PD) 14. KRMT Roy Suryo Notodiprojo (F-PD) 15. Ir. Alimin Abdullah (F-PAN) 16. H.M. Syafrudin, S.T., M.M. (F-PAN) 17. Drs. H.M. Syaiful Bahri Anshori, M.P. (F-PKB) 18. Arvin Hakim Thoha (FPKB) 19. Drs. H. Taufiq R. Abdullah (F-PKB) 20. H. Sukamta, Ph.D. (F-PKS) 21. Dra. Hj. Lena Maryana (F-PPP) 22. H. Syaifullah Tamliha, S.Pi., M.S. (F-PPP) 23. Prananda Surya Paloh (F-NASDEM) 24. H. M. Ali Umri, S.H., M.Kn. (F-NASDEM) 25. Drs. Timbul P. Manurung (F-HANURA)

Page 3: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · 2019-12-05 · Stabilitas politik, hukum, pertahanan dan keamanan, dan transformasi layanan publik. 5 Dalam prioritas nasional

3

Jalannya Rapat: KETUA RAPAT (DR. H. ABDUL KHARIS ALMASYHARI):

Assalaamu'alaikum Warohmatulloohi Wabarokaatuh. Selamat pagi, salam sejahtera untuk kita semuanya.

Saya ucapkan selamat datang kepada yang terhormat Sestama Badan Siber dan Sandi Negara/Bapak Syahrul Mubarak, S.IP., M.M, saya ucapkan selamat datang kepada Sestama Lemhannas/Komisaris Jenderal Polisi Doktor Mochamad Iriawan, S.H., M.H., M.M, saya ucapkan selamat datang kepada Sesjen Wantannas Republik Indonesia/Laksamana Madya TNI Ir. Achmad Jamaludin, M.A.P, beserta seluruh jajaran dari BSSN, Lemhannas, dan Wantannas yang hadir pada hari ini Rabu 4 September 2019.

Yang terhormat, Pimpinan dan Anggota Komisi I DPR RI,

Sari informasi dari Sekretariat saat ini daftar hadir telah ditandatangani oleh 6 fraksi,

dengan demikian kuorum fraksi telah terpenuh. Dan dengan mengucapkan bismillaahirrohmaanirrohiim Rapat Dengar Pendapat Komisi I DPR RI dengan Sestama BSSN, Sestama Lemhannas, dan Sekretaris Jenderal Wantannas, Rabu 4 September 2019 saya nyatakan dibuka dan terbuka untuk umum.

KETOK PALU : 1 KALI

(RAPAT DIBUKA PUKUL 10.58 WIB)

Bapak/Ibu sekalian, Berdasarkan penjadualan rapat dari Badan Anggaran DPR RI terkait Rancangan Jadual

Pembicaraan Tingkat I (satu) Pembahasan RUU Tentang APBN Tahun Anggaran 2020, Surat Banggar DPR RI Nomor AG/11385/DPR RI/VII/2019 tanggal 18 Juli 2019 pada hari ini Komisi I DPR RI melaksanakan Rapat Dengar Pendapat dengan BSSN, Lemhannas, dan Wantannas, dengan agenda yaitu Pembahasan Pagu Anggaran RKAKL BSSN, Lemhannas RI, dan Wantannas RI, Tahun Anggaran 2020.

Dapat kami sampaikan bahwa: 1. Pagu Indikatif BSSN Tahun Anggaran 2020 sebesar 2 triliun 206 miliar 308 juta 572

ribu rupiah; 2. Pagu Indikatif Lemhannas pada Tahun Anggaran 2020 sebesar 204 miliar 233 juta

517 ribu rupiah, beserta usulan tambahan anggaran Tahun Anggaran 2020 sebesar 6 miliar 910 juta 721 ribu rupiah;

3. Pagu Indikatif Wantannas pada Tahun Anggaran 2020 sebesar 46 miliar 769 juta 196 ribu rupiah, dengan usulan tambahan anggaran Tahun Anggaran 2020 sebesar 77 miliar 583 juta 345 ribu rupiah.

Selanjutnya, sesuai dengan himpunan RKAKL Pemerintah Tahun Anggaran 2020 yang

disampaikan Pemerintah kepada DPR RI pada tanggal 16 Agustus 2019 BSSN mendapatkan Pagu Anggaran Tahun Anggaran 2020 sebesar 2 triliun 206,3 miliar rupiah, Lemhannas mendapatkan Pagu Tahun Anggaran 2020 sebesar 204,2 miliar, dan Wantannas mendapatkan Pagu Anggaran Tahun Anggaran 2020 sebesar 46,8 miliar rupiah.

Bapak/Ibu sekalian, pada mitra dari BSSN, Lemhannas, dan Wantannas,

Itulah sedikit rangkuman yang bisa kami ingatkan kepada Bapak-bapak sekalian. Jika

sekiranya nanti Bapak-bapak masih akan mengajukan perubahan anggaran, atau apapun perubahan yang ingin disampaikan, mohon disampaikan dalam kesempatan presentasi selanjutnya.

Page 4: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · 2019-12-05 · Stabilitas politik, hukum, pertahanan dan keamanan, dan transformasi layanan publik. 5 Dalam prioritas nasional

4

Oleh karena itu selanjutnya kami persilakan kepada yang terhormat Sestama BSSN, kemudian dilanjut dengan Sestama Lemhannas, dan dilanjutkan dengan Sekjen Wantannas untuk memberikan penjelasan terkait dengan RDP kita pada hari ini.

Kami persilakan mulai dari Sestama BSSN.

SEKRETARIS UTAMA BADAN SIBER DAN SANDI NEGARA RI (SYAHRUL MUBARAK, S.IP., M.M.):

Terima kasih Pimpinan.

Bismillaahirrohmaanirrohiim. Assalaamu'alaikum Warohmatulloohi Wabarokaatuh. Selamat pagi, salam sejahtera untuk kita sekalian. Yang terhormat, Pimpinan Rapat; Yang terhormat, Anggota Dewan Komisi I; Yang saya hormati, Sesjen Wantannas, Sestama Lemhannas, dan Bapak/Ibu sekalian,

Ijinkan kesempatan ini kami dari Badan Siber dan Sandi Negara akan memaparkan

mengenai Pagu Anggaran BSSN Tahun 2020 dan Rincian Proyek Prioritas Nasional BSSN Tahun 2020 sesuai dengan agenda rapat kerja hari ini.

Bapak/Ibu sekalian,

Merujuk surat bersama Menteri Keuangan dan Menteri Perencanaan Pembangunan

Nasional/Kepala Bappenas Nomor S557.1/MK.02/2019, dan nomor B432/N.PPN/D.8/KU.01.01/07/2019, tertanggal 22 Juli 2019 tentang Pagu Anggaran Kementerian/Lembaga Tahun Anggaran 2020 dan Penyelesaian Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga, total pagu anggaran BSSN Tahun 2020 adalah sebesar 2 triliun 206 miliar 308 juta 572 ribu rupiah.

Adapun total pagu alokasi anggaran BSSN tersebut meliputi 2 (dua) program, yaitu: 1. Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya BSSN, atau

program generik, dengan alokasi anggaran sebesar 899 miliar 899 juta 712 ribu rupiah. Alokasi tersebut meliputi 3 (tiga) belanja: 1) Belanja pegawai sebesar 157 miliar 766 juta 436 ribu rupiah; 2) Belanja barang operasional sebesar 98 miliar 375 juta 780 ribu rupiah; dan 3) Belanja non operasional sebesar 643 miliar 757 juta 496 ribu rupiah.

2. Program Pengembangan Siber dan Sandi Negara adalah sebesar 1 triliun 306 miliar 408 juta 860 ribu rupiah yang meliputi 2 (dua) kegiatan/proyek; 1) Proyek prioritas nasional sebesar 531 miliar 923 juta 144 ribu rupiah; 2) Belanja non operasional sebesar 774 miliar 485 juta 716 ribu rupiah.

Bapak/Ibu/Hadirin sekalian.

Dalam Rancangan Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2020 Pemerintah telah menetapkan 7 (tujuh) agenda prioritas nasional, yaitu meliputi:

1. Ketahanan ekonomi; 2. Pengembangan wilayah; 3. SDM berkualitas; 4. Membangun budaya dan karakter; 5. Memperkuat infrastruktur; 6. Membangun lingkungan hidup dan ketahanan bencana; dan 7. Stabilitas politik, hukum, pertahanan dan keamanan, dan transformasi layanan

publik.

Page 5: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · 2019-12-05 · Stabilitas politik, hukum, pertahanan dan keamanan, dan transformasi layanan publik. 5 Dalam prioritas nasional

5

Dalam prioritas nasional tersebut BSSN berkontribusi dalam mendukung pencapaian prioritas nasional yang ke-7 (tujuh), yaitu stabilitas polhukhankam dan transparansi layanan publik, dengan kegiatan prioritas yaitu penguatan ketahanan dan keamanan siber.

Arah kebijakan BSSN Tahun 2020 adalah sebagai berikut: 1. Pengembangan National Security Operation Center (NSOC) yang ini merupakan

upaya BSSN membangun sistem proteksi dan share situational awareness mengenai kondisi keamanan siber di Indonesia;

2. Memperkuat bidang penelitian dan pengembangan (litbang); Ini merupakan program BSSN dalam mewujudkan kemandirian dan kedaulatan teknologi siber dan sandi.

3. Pembangunan kapabilitas dan kapasitas sumber daya manusia siber dan sandi Guna mendukung pencapaian proyek prioritas pertama, yaitu penguatan kapasitas SDM,

keamanan siber, BSSN mengusulkan 6 (enam) output prioritas nasional dengan alokasi anggaran sebesar 24 miliar 967 juta 517 ribu rupiah.

Ke-6 (enam) output prioritas tersebut antara lain: 1. Pelaksanaan National Cyber Exercise dengan target 1.230 orang; 2. Penyusunan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) bidang

keamanan siber dengan target satu regulasi; 3. Pendidikan dan pelatihan fungsional sandi kementerian/lembaga dan daerah dengan

target 100 lulusa; 4. Pengembangan SDM di bidang keamanan siber dengan target 100 lulusan; 5. Peningkatan kompetensi SDM pengelola keamanan Sistem Pemerintahan Berbasis

Elektronik (SPBE) pada kementerian/ lembaga dan daerah dengan target 200 lulusan tersertifikasi;

6. Penyelenggaraan program born to defence untuk SDM pengelola keamanan siber sektor Infrastruktur Infomrasi Kritikal Nasional (IIKN) dengan target 500 lulusan.

Guna mendukung pencapaian proyek prioritas nasional yang kedua, yaitu pembangunan penguatan Search Computer Emergency Response Team BSSN mengusulkan 5 (lima) output prioritas nasional dengan alokasi anggaran sebesar 264 miliar 478 juta 705 ribu rupiah.

Ke-5 (lima) output prioritas tersebut antara lain: 1. Pembentukan Computer Security Incident Respon Team (CSIRT) pada sektor

Pemerintah dengan target 15 kementerian/lembaga daerah; 2. Penyusunan regulasi pembentukan CSIRT, Critical Infrastructure Information

(CIISIRT) dengan target 1 regulasi; 3. Membangun kemampuan penanganan insiden di sektor ekonomi digital atau

Management Crisis Cyber, Pretty Good Privacy (PGP), dan sertifikat digital untuk penguatan Incident Cyber Capacity Building dengan target 100 Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE);

4. Penyusunan regulasi managemen krisis keamanan siber nasional dengan target 1 regulasi; dan

5. Pembangunan kapabilitas National Computer Security Incident Response Team (NCSIRT) dengan target 1 sistem.

Bapak/Ibu sekalian,

Guna mendukung pencapaian proyek prioritas nasional ketiga, yaitu pengamanan

infrastruktur siber, BSSN mengusulkan 4 (empat) output prioritas nasional dengan alokasi anggaran sebesar 208 miliar 580 juta 717 ribu rupiah.

Ke-4 (empat) prioritas tersebut yaitu: 1. Pembuatan metriks keamanan siber dengan target 1 standar; 2. Peningkatan literasi dan budaya keamanan siber dengan target 4 nilai; 3. Penerapan standar kriptografi pada sektor ekonomi digital yang bersifat

interoperabilitas dengan target 100 PSE; dan 4. Peluasan cakupan Area National Cyber Security Operation Center (ANCSOC)

dengan target 4 titik.

Page 6: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · 2019-12-05 · Stabilitas politik, hukum, pertahanan dan keamanan, dan transformasi layanan publik. 5 Dalam prioritas nasional

6

Guna mendukung pencapaian prioritas nasional ke-4, yaitu penyusunan Rancangan Undang-Undang Tentang Keamanan dan Ketahanan Siber dengan peraturan turunannya, BSSN mengusulkan 4 (empat) output prioritas nasional dengan alokasi anggaran 18 miliar 896 juta 205 ribu rupiah.

Ke-4 (empat) output prioritas tersebut yaitu: 1. Pembuatan kerangka regulasi literasi keamanan siber dan pengendalian informasi

dengan target satu regulasi; 2. Standar audit keamanan siber Pemerintah dengan target 3 dokumen; 3. Penyusunan regulasi Information Sharing and Analysis Center (ISAC) dan Voluntary

Vulnarability Disclosuse Programe (VVDP) dengan target 2 regulasi; 4. Penyusunan rencana strategis keamanan siber sektor IIKN dengan target 1 regulasi. Berikutnya adalah, untuk mendukung pencapaian proyek prioritas ke-5, yaitu

peningkatan kerjasama internasional bidang siber, BSSN mengusulkan 1 (satu) output prioritas nasional dengan alokasi anggaran 5 miliar rupiah. 1 (satu) output prioritas tersebut adalah menjadi tuan rumah pelaksanaan Asean Japan tahun 2020 dengan target 1 kegiatan.

Bapak/Ibu sekalian,

Selain mendukung prioritas nasional, BSSN juga akan melaksanakan kegiatan prioritas

kementerian/lembaga sebesar 774 miliar 485 juta 716 ribu rupiah, dengan rincian sebagai berikut:

1. Pemenuhan layanan sertifikasi elektronik dalam rangka pengamanan transaksi elektronik pada sektor pemerintah dan perbankan;

2. Profil kerentanaan dan resiko keamanan siber sektor pemerintah (IKKN) dan sektor ekonomi digital;

3. Rekomendasi pencegahan dini terhadap ancaman keamanan siber; 4. Audit keamanan informasi pemerintah; 5. Operasi keamanan informasi pemerintah; 6. Proteksi Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional dan ekonomi digital; 7. Penyiapan stake holder dalam penanggulangan dan pemulihan insiden keamanan

siber pada sektor pemerintah, sektor IIKN, dna sektor ekonomi digital; 8. Analisis monitoring operasional keamanan siber nasional; 9. Kebijakan sertifikasi keamanan modul sandi atau perangkat TI; 10. Operasi pengendalian informasi, investigasi, dan forensik digital; 11. Kajian dan pengambangan teknologi keamanan siber dan sandi; 12. Pendidikan profesional di bidang siber dan sandi; dan 13. Pembentukan SDM siber dan sandi.

Bapak/Ibu Pimpinan Komisi I, Berikut kami sampaikan resume dari paparan yang kami sampaikan, yaitu: 1. Total pagu anggaran BSSN tahun 2020 sebesar 2 triliun 206 miliar 308 juta 572 ribu

rupiah; 2. Kebutuhan operasional perkantoran sebesar 899 miliar 899 juta 712 ribu rupiah; 3. Belanja pegawai sebesar 157 miliar 766 juta 436 ribu rupiah; 4. Belanja barang operasional 98 miliar 375 juta 480 ribu rupiah; dan 5. Belanja non operasional sebesar 643 miliar 757 juta 496 ribu rupiah; 6. Kebutuhan belanja RKP BSSN sebesar 531 miliar 923 juta 144 ribu rupiah; dan 7. Kebutuhan belanja prioritas kementerian/lembaga sebesar 774 miliar 485 juta 416

ribu rupiah. Demikian paparan singkat kami, terima kasih atas perhatian yang telah diberikan. Kami

mohon dukungan penuh dari Pimpinan dan Anggota Komisi I untuk kesuksesan pelaksanaan tugas dan fungsi dari BSSN di tahun 2020 dan masa yang akan datang. Semoga Alloh

Page 7: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · 2019-12-05 · Stabilitas politik, hukum, pertahanan dan keamanan, dan transformasi layanan publik. 5 Dalam prioritas nasional

7

Subhaanahuata’aala selalu memberikan keberkahan, petunjuk, dan kemudahan kepada kita semua.

Wabillaahitaufiq Wal Hidaayah. Wassalaamu'alaikum Warohmatulloohi Wabarokaatuh. KETUA RAPAT (DR. H. ABDUL KHARIS ALMASYHARI):

Wa’alaikumsalaam Warohmatulloohi Wabarokaatuh.

Terima kasih kepada Sestama BSSN. Selanjutnya kepada Sestama Lemhannas, kami persilakan.

SEKRETARIS UTAMA LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL RI (KOMJEN. POL.DR. DRS. H. MOCHAMAD IRIAWAN, S.H., M.M., M.H.):

Terima kasih Pimpinan.

Yang terhormat, Ketua Komisi I DPR RI beserta segenap Anggota Komisi I DPR RI; Yang saya hormati, Sekjen Wantannas, Sestama Badan Siber dan Sandi Negara Republik Indonesia; Para Deputi/Hadirin sekalian yang berbahagia. Assalaamu'alaikum Warohmatulloohi Wabarokaatuh. Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita sekalian.

Melalui rapat ini marilah kita panjatkan puji syukur kehadlirat Alloh Subhaanahuata’aala

Tuhan Maha Kuasa karena kita bersama dapat menghadiri rapat dengar pendapat dengan Komisi I DPR RI dalam keadaan sehat wal’afiat.

Ketua Komisi I dan Anggota Dewan yang berbahagia,

Berdasarkan surat undangan Pimpinan Komisi I DPR RI tanggal 21 Agustus 2019 perihal

undangan rapat dengar pendapat, maka melalui forum ini kami menyampaikan terima kasih kepada Komisi I DPR RI yang berkenan melakukan kegiatan ini dengan agenda rapat sebagai berikut:

1. Capaian kinerja Lemhannas RI Tahun 2019; 2. Rancangan Kerja dan Anggaran (RKA) Lemhannas RI Tahun 2020.

Ketua Komisi I dan Anggota Dewan yang berbahagia,

Agenda pertama adalah capaian kinerja Lemhannas RI Tahun 2018. Perlu kami

sampaikan hasil capaian kinerja Lemhannas RI Tahun 2018 berdasarkan hasil evaluasi Kemenko RI, Kemenpan RB, dan BPK RI adalah sebagai berikut:

1. Realisasi anggaran Lemhannas RI Tahun Anggaran 2018 adalah sebesar 98,84 persen;

2. Hasil monitoring dan evaluasi melalui aplikasi smart Kemenko RI bahwa Lemhannas RI mendapat nilai kinerja pengelolaan anggaran tahun 2018 sebesar 91,86, dan/atau pada urutan 20 dari 87 kementerian/lembaga;

3. Hasil evaluasi dan penilaian Kemenpan RB terhadap pelaksanaan reformasi birokrasi dan akuntabilitas kinerja lembaga tahun anggaran 2018 Lemhannas RI mendapat nilai B (Baik);

4. Hasil pemeriksaan terhadap pengelolaan dan pertanggungjawaban Lemhannas RI Tahun Anggaran 2018 dari Badan Pemeriksaan Keuangan RI Lemhannas RI mendapat status Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)

Page 8: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · 2019-12-05 · Stabilitas politik, hukum, pertahanan dan keamanan, dan transformasi layanan publik. 5 Dalam prioritas nasional

8

Capaian program kegiatan Lemhannas RI lainnya yang berskala nasional dan internasional adalah sebagai berikut:

1. Pemantapan nilai-nilai kebangsaan Anggota DPR RI yang diikuti oleh 575 anggota DPR RI dan 136 anggota DPD RI terpilih periode 2019-2024 yang bertujuan untuk menyegarkan pemahaman tentang wawasan kebangsaan, serta untuk menghilangkan ego sektoral kepartaian dan berpikir untuk kepentingan dan keutuhan bangsa dan negara. Saat ini sedang dilakukan outbound. Kebetulan Pak Gubernur sedang meninjau di Lido-Bogor;

2. Training of Trainer Make Indonesia 4.0, merupakan program penguatan kapasitas pemimpin Indonesia, dalam hal ini pimpinan kementerian/lembaga, serta para pejabat eselon satu dan dua untuk mengubah dan mengembangkan pola pikir agar mampu bertindak dan mengambil kebijakan dengan pola pikir baru, metode baru, budaya baru, strategi baru, serta cara-cara yang inovatif dan kreatif sesuai dengan perkembangan era industri 4.0 sesuai dengan arahan Bapak presiden pada kegiatan musyawarah perencanaan dan pembangunan nasional;

3. Jakarta Geopolitical Forum (JGF), ini merupakan session sharing bagi para pakar geo politik dunia dalam penelaahan situasi kawasan di dunia untuk memberikan kesempatan bagi para praktisi geopolitik profesional dan akademisi untuk bertukar pikiran dan pandangan mereka tentang masa depan geopolitik di kawasan regional dan internasional. Insya Alloh pada tanggal 25 nanti kita akan melaksanakan kegiatan ini. Tahun kemarin juga dilakukan, dimana pembicaranya berasal dari luar dari kawasan Asia-Pasifik, Eropa, dan juga dari Amerika;

4. Seminar Nasional Lemhannas RI merupakan kegiatan berskala nasional yang diikuti oleh pejabat pemerintah dan tokoh-tokoh nasional untuk membahas isu-isu nasional, serta solusi kreatif terbaik dalam penyelesaian masalah nasional yang akan digunakan sebagai masukan bagi Pemerintah RI dalam mengambil kebijakan.

Ketua Komisi dan Anggota Dewan yang berbahagia,

Agenda kedua adalah pembahasan Rancangan Kerja dan Anggaran Lemhannas RI

tahun 2020. Fokus dan arah kebijakan fiskal dalam Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2020 adalah

APBN untuk akselerasi daya saing melalui inovasi dan penguatan kualitas SDM. Lemhannas RI mendukung Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2020 pada penguatan kualitas sumber daya manusia melalui:

1. Program kedeputian pendidikan pimpinan tingkat nasional yang menyelenggarakan: a. Kegiatan pendidikan tingkat nasional yang akan menguatkan kualitas sumber

daya kader pimpinan tingkat nasional yang berdaya saing, berkarakter kebangsaan, demokratis, dan mampu berperan dalam pergaulan dunia internasional sebanyak 200 orang, yaitu terdiri dari pejabat setingkat eselon satu dan dua di lingkungan kementerian, lembaga pemerintah non kementerian, partai politik, organisasi fungsional, lembaga sosial kemasyarakatan, TNI/Polri, serta negara sahabat;

b. Kegiatan Pemantapan Pimpinan Daerah Angkatan (P3DA) yang akan menguatkan kualitas sumber daya pimpinan nasional tingkat daerah yang memiliki karakter kebangsaan, moral, etika, dan keunggulan komperatif sebanyak 50 peserta, terdiri daripada bupati, walikota, dan Ketua DPR kabupaten/kota seluruh Indonesia; Ini kita baru bisa menyelenggarakan untuk 50 orang. Padahal kalau kita lihat ini baru sepersepuluh dari jumlah anggota DPR. Atau mungkin dari kabupaten/kota bupati/walikota. Oleh sebab itu kami ijin ini catatan kami. Karena ini penting sekali untuk menyamakan persepsi dari masing-masing strata yang sekarang mereka menjadi walikota atau bupati, atau mungkin ketua DPR, di masing-masing kabupaten/kota.

2. Program kedeputian Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan yang menyelenggarakan:

Page 9: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · 2019-12-05 · Stabilitas politik, hukum, pertahanan dan keamanan, dan transformasi layanan publik. 5 Dalam prioritas nasional

9

a. Kegiatan pemantapan nilai kebangsaan yang akan menguatkan sumber daya manusia pada kalangan birokrat, akademisi, tokoh masyarakat, TNI dan Polri, sebanyak 200 orang;

b. Kegiatan untuk pelatihan Training Of Trainer (TOT), nilai-nilai kebangsaan yang akan menguatkan sumber daya guru, dosen, dan widyaiswara di pusat dan di daerah sebanyak 200 orang. Inipun kami rasakan kurang. Bahkan ada satu universitas di Jawa Tengah, Universitas 11 Maret, dia mengadakan sendiri, artinya minta kami yang melakukan training kepada mereka. Ini catatan kami juga.

c. Kegiatan dialog wawasan kebangsaan yang akan menguatkan wawasan kebangsaan sumber daya elemen masyarakat pusat dan daerah sebanyak 190 orang;

3. Program Kedeputian Pengkajian Strategis yang menyelenggarakan kegiatan kajian strategis yang membahas isu-isu strategis nasional dengan memberikan solusi kreatif dalam penyelesaian isu-isu tersebut dalam bentuk rekomendasi kepada pemerintah yang digunakan untuk mempercepat pencapaian target pembangunan nasional serta dalam pengambilan kebijakan;

4. Program Lemhannas lainnya adalah: a. Kegiatan Jakarta Geopolitical Forum (JGF) yang nanti direncanakan juga bulan

September 2020 juga merupakan agenda tahunan yang menghadirkan para pakar geopolitik dari berbagai negara;

b. Pusat laboratorium Lemhannas RI yang memberikan rekomendasi kepada pemerintah terkait dengan pembinaan ketahanan nasional.

Ketua Komisi I dan Anggota Dewan yang berbahagia,

Berdasarkan Surat Bersama Menteri Keuangan RI dan Menteri Bappenas RI tanggal 29

April 2019 perihal pagu indikatif belanja KL Tahun Anggaran 2020 disampaikan bahwa pagu indikatif Lemhannas RI Tahun Anggaran 2020 sebesar 204 miliar 23 juta 517 ribu rupiah yang dijabarkan menjadi Rencana Kerja Anggaran (RKA) Lemhannas RI Tahun Anggaran 2020 sebagai berikut:

1. Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya sebesar 149 miliar 634 juta 816 rupiah;

2. Program pengawasan dan peningkatan akuntabilitas aparatur sebesar 1 miliar 789 juta 863 rupiah;

3. Program pengembangan dan ketahanan nasional sebesar 52 miliar 800 juta 18 ribu rupiah dengan rincian sebagai berikut: a. Deputi Bidang Pendidikan Pimpinan Tingkat Nasional sebesar 36 miliar 260 juta

rupiah; b. Deputi Bidang Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan sebesar 6 miliar 784 juta

rupiah; c. Deputi Bidang Pekerjaan Strategis sebesar 6 miliar 366 juta rupiah; Pusat

Laboratorium Lemhannas RI sebesar 3 miliar 392 juta.

Ketua Komisi dan Anggota Dewan yang berbahagia, Untuk meningkatkan kinerja Lemhannas RI tersebut kami mengusulkan program

kegiatan tambahan sebesar 6 miliar 990 juta 721 ribu rupiah. Usulan tersebut tertuang dalam catatan pertemuan tiga pihak (trilateral meeting) antara Lemhannas RI, Bappenas, dan Kementerian Keuangan RI dengan rincian sebagai berikut:

1. Kegiatan peningkatan kapasitas karakter pemimpin melalui revolusi mental 4.0 dengan target 400 orang. Terdiri dari dosen, guru, tokoh agama, tokoh pemuda, para kabankesbang, dan widyaiswara untuk 4 (empat) kegiatan dengan kebutuhan anggaran 2 miliar 823 juta rupiah;

Page 10: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · 2019-12-05 · Stabilitas politik, hukum, pertahanan dan keamanan, dan transformasi layanan publik. 5 Dalam prioritas nasional

10

2. Kegiatan Gebyar Wawasan Kebangsaan dengan target 1.000 orang dengan kebutuhan anggaran sebesar 3 miliar 373 juta 890 ribu rupiah;

3. Kegiatan untuk menguji akuntabilitas kinerja dan mengelola keuangan unit kerja Lemhannas di lapangan dengan 22 locus dengan kebutuhan anggaran sebesar 713 juta rupiah.

Tentunya kami mohon dukungan Ketua Komisi I dan Anggota Dewan yang kami hormati

untuk mendukung usulan program kegiatan Lemhannas RI Tahun Anggaran 2020 sesuai dengan hasil pertemuan tiga pihak (trilateral meeting) antara Lemhannas RI, Bappenas, dan Kementerian Keuangan.

Ketua Komisi I dan Anggota Dewan yang berbahagia,

Tema pembangunan nasional adalah sumberdaya manusia unggul Indonesia maju.

Lemhannas RI adalah salah satu instansi pemerintah yang mempunyai tugas dan fungsi sebagai pembina ketahanan nasional melalui pembinaan dan pengembangan sumberdaya manusia terkait wawasan kebangsaan, baik untuk pimpinan tingkat nasional maupun masyarakat.

Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa Lemhannas RI berperan penting dalam pelaksanaan pembangunan nasional sesuai dengan RPJMN pemerintah periode 2020-2024. Namun dukungan anggaran untuk program atau kegiatan Lemhannas RI baru mencapai 30 persen dari usulan anggaran yang diajukan, sehingga berpotensi mengurangi target dan capaian kinerja Lemhannas RI. Untuk itu kami mohon dukungan Ketua Komisi I dan Anggota Dewan yang kami hormati untuk mendukung usulan program kegiatan Lemhannas RI kedepan agar mendapatkan porsi yang memadai, sehingga target dan capaian kinerja Lemhannas dapat meningkat secara signifikan.

Demikian penjelasan yang dapat kami sampaikan pada rapat dengar pendapat ini. Apabila ada hal yang perlu pendalaman kami bersedia untuk memberikan penjelasan lebih lanjut.

Sekian, terima kasih.

Wabillaahitaufiq Wal Hidaayah Wassalaamu'alaikum Warohmatulloohi Wabarokaatuh.

KETUA RAPAT (DR. H. ABDUL KHARIS ALMASYHARI):

Wa’alaikumsalaam Warohmatulloohi Wabarokaatuh.

Terima kasih Bapak Sestama Lemhannas. Selanjutnya kami persilakan kepada Sesjen Wantannas.

SEKRETARIS JENDERAL DEWAN KETAHANAN NASIONAL RI (LAKSAMANA MADYA TNI IR. ACHMAD DJAMALUDIN, M.A.P.):

Terima kasih.

Bismillaahirrohmaanirrohiim. Assalaamu'alaikum Warohmatulloohi Wabarokaatuh. Selamat siang, salam sejahtera untuk kita semua. Yang mulia, Pimpinan Rapat dan segenap Anggota Komisi I DPR RI; Yang kami hormati, Sestama Lemhannas dan Sestama BSSN; Hadirin dan Undangan yang berbahagia.

Mengawali paparan kami, ijinkan kami sekali lagi mengajak hadirin sekalian untuk

senantiasa memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, Alloh

Page 11: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · 2019-12-05 · Stabilitas politik, hukum, pertahanan dan keamanan, dan transformasi layanan publik. 5 Dalam prioritas nasional

11

Subhaanahuata’aala, karena kita masih diberi keluangan waktu dan kesehatan bisa berkumpul di tempat yang sangat indah ini.

Bapak/Ibu sekalian,

Sesuai dengan surat dari Sekjen DPR Nomor AG14019/DPR RI/VIII/2019 pada pagi hari

ini kami sangat berterima kasih diberi kesempatan untuk bisa melaksanakan dengar pendapat dengan Komisi I DPR.

Pimpinan Sidang dan Anggota Sidang yang kami hormati,

Sebelum masuk pada pokok permasalahan, yaitu anggaran tahun 2020 yang akan

datang, terlebih dahulu saya ijin melaporkan realisasi anggaran Wantannas sampai dengan 31 Agustus 2019 sebagai cara menggambarkan pada Bapak/Ibu sekalian.

Wantannas pada tahun 2019 mendapatkan anggaran sebesar 49,048 miliar. Untuk program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis sebesar 32,628 miliar, sudah terserap sebesar 23,166 miliar. Untuk program pengembangan kebijakan ketahanan nasional anggaran pagu sebesar 16,419 miliar, sudah terserap 12,283 miliar. Secara keseluruhan dari 49,048 miliar sudah terserap 35,450 miliar, atau sebesar 72,72 persen.

Bapak/Ibu sekalian,

Selanjutnya kami menginjak pada Pagu Anggaran Wantannas Tahun 2020. Sesuai dengan hasil atau surat bersama Kementerian Keuangan dan Kepala Bappenas,

pada tahun 2020 Wantannas mendapatkan pagu anggaran sebesar 46 miliar 769 juta 195 ribu rupiah. Pagu ini apabila diuraikan perbelanja maka belanja pegawai sebesar 24,308 miliar, atau sebesar 52 persen. Belanja barang operasional sebesar 10,384 miliar, atau 22 persen. Belanja barang non operasional sebesar 12,076 miliar, atau 26 persen. Apabila kita melihat komposisi ini maka terasa kurang ideal, karena belanja pegawai sudah melebihi dari 50 persen anggaran Wantannas itu sendiri.

Apabila kita lihat dari perprogram, maka program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya sebesar 37,038 miliar, atau 79 persen, dan program pengembangan kebijakan ketahanan nasional sebesar 9,730 miliar atau 21 persen. Ini sekali lagi sangat tidak sesuai atau tidak proporsional apabila dihadapkan dengan tupoksinya Wantannas.

Pagu anggaran 2020 per jenis kegiatan dapat kami laporkan: 1. Untuk pengeluaran perencanaan organisasi dan keuangan sebesar 25,384 miliar; 2. Untuk pengeluaran persidangan sisfo dan pengawasan sebesar 620 juta; 3. Untuk pengeluaran internal perkantoran sebesar 10,83 miliar; 4. Untuk program 06, yaitu kebijakan sistem nasional, sebesar 2,3 miliar; 5. Kebijakan politik dan strategis nasional sebesar 2,2 miliar; 6. Kebijakan penginderaan dan perkiraan ancaman sebesar 2,2 miliar; 7. Kebijakan evaluasi implementasi dan resiko pembangunan sebesar 2,3 miliar; 8. Kebijakan strategis terkait keahlian tertentu 430,484 juta; 9. Aksi bela negara 300 juta. Dengan anggaran tersebut maka kami tetap berupaya mencapai target kinerja tahun

2020, yaitu ada 3 naskah yang bersifat kajian psiklis, kemudian 26 naskah kajian dinamis, 43 naskah kajian dini atau perkiraan cepat, 1 kali kajian luar negeri dan aksi bela negara.

Bapak/Ibu sekalian,

Dari pagu anggaran yang sudah kami terima, kami adakan evaluasi, terdapat beberapa

kendala yang kami hadapi: 1. Anggaran pemeliharaan inventaris kantor, har gedung, har kendaraan taktis/teknis,

ini masih sangat jauh dari SBM Kementerian Keuangan;

Page 12: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · 2019-12-05 · Stabilitas politik, hukum, pertahanan dan keamanan, dan transformasi layanan publik. 5 Dalam prioritas nasional

12

Sebagai gambaran, untuk pemeliharaan komputer harusnya di SBM itu 730 ribu per tahun per unit, kami hanya bisa mengalokasikan sebesar 200 ribu. Kendaraan roda empat eselon satu yang seharusnya 40 juta per tahun pemeliharaannya, kami hanya bisa mengalokasikan 25 juta. Kendaraan roda empat operasional maupun untuk dinas yang lain seharusnya 33,6 juta pertahun, kami hanya bisa mengalokasikan 15 juta. Dengan demikian maka kondisi teknis kendaraan maupun gedung dan sebagainya mengalami penurunan yang cukup signifikan, karena kami tidak bisa me-maintenance dengan baik. Bahkan terpaksa yang pemegang kendaraan itu juga seringkali harus nombok bensin, kemudian uang tol, tidak ada yang dari dinas.

2. Honor petugas pengamanan, pengemudi, petugas kebersihan, pramubakti ini lebih kecil dari SBM Kementerian Keuangan, dan lebih kecil dari UMR DKI. Kami hanya bisa mengalokasikan sebesar 3 juta perbulan perorang, sementara di SBM 4,4 juta, UMR Jakarta 4,2 juta. Akhirnya ini sepertinya kami dzholim kepada para karyawan ini karena tidak bisa memberikan sesuai dengan apa yang harusnya mereka terima;

3. Honorarium narasumber juga hanya seperempat, bahkan kurang dari seperempat dari SBM nya Kementerian Keuangan. Di Kementerian Keuangan narasumber luar itu 1 juta 700 perjam per orang. Kami hanya bisa mengalokasikan 400 ribu per jam perorang. Padahal kami yang panggil adalah narasumber dari akademisi. Kadang-kadang yang datang juga profesor-profesor doktor. Kemudian dari birokrasi, eselon dua, eselon satu. Kemudian dari praktisi. Kami ini seringkali harus ‘malu’, karena hanya bisa memberi honorarium 400 ribu perjam, tidak sepadan dengan masukan yang beliau-beliau sampaikan. Akibatnya kajian memang tidak bisa tuntas seperti yang diharapkan;

4. Kegiatan pengumpulan data sangat terbatas sehingga sasaran output tidak memenuhi IKU. Kalaupun terlaksana, sekali lagi karena keterbatasan, maka tidak bisa optimal. Ini yang kami rasakan.

Dari kondisi seperti ini, sebagaimana disampaikan oleh Pimpinan Sidang tadi bahwa sebelumnya Wantannas mengajukan tambahan anggaran sebesar 77 miliar. Ini dibahas pada trilateral meeting, dan juga pada RDP bulan Juni yang lalu. Namun setelah kami evaluasi lagi, kami ingin menyampaikan usulan tambahan anggaran:

1. Penyesuaian kembali kepada SBM, menyesuaikan SBM, artinya indeks-indeks, honor-honor, dan sebagainya, kami sesuaikan dengan SBM Kemenkeu;

2. Untuk mengantisipasi visi pemerintah melalui optimalisasi tupoksi Wantannas. Penyesuaian dengan SBM akhirnya kami teliti lagi/evaluasi lagi, maka kami butuh

tambahan anggaran sebesar 36 miliar, hanya untuk menyesuaikan SBM, yaitu dari pengelolaan internal perkantoran kepegawaian ini kita membutuhkan tambahan 2 miliar 407 juta 164 ribu. Ini untuk menyelesaikan salah satunya adalah hargedung, haranmor, dan honor PPNPN.

Dari program 06 ini mayoritas adalah penyesuaian untuk honor narasumber, dan juga jaldis. Karena selama ini jaldis tidak sesuai SBM. Yang penting bisa berangkat kesana saja, begitu. Yang penting tidak tekor. Sehingga kita secara keseluruhan untuk penyesuaian SBM kami membutuhkan tambahan anggaran sebesar 36 miliar.

Apabila komposisi ini bisa terwujud maka untuk program 01 akan sebesar 47,30 persen, program 06 akan sebesar 52,7 persen, artinya ini proporsi yang sudah cukup ideal. Jadi anggaran ini tidak habis untuk belanja pegawai.

Selanjutnya, apabila dihadapkan dengan optimalisasi tugas pokok Wantannas terdapat beberapa kegiatan yang kami usulkan untuk penambahan anggaranya:

1. Pelaksanaan sidang dewan. Ini memang tidak pernah dilaksanakan, karena tidak ada anggaran. Kami mencoba nanti tahun 2020 ini bisa paling tidak dalam sekali atau dua kali dalam setahun bisa ada sidang dewan yang dipimpin langsung oleh Presiden. Atau paling tidak oleh wapres;

2. Untuk program kebijakan ketahanan nasional juga: 1) Pembentukan Dewan Keamanan Nasional.

Ini sudah amanah RPJM 2015-2019 yang sampai sekarang belum terlaksana. Ini hanya sampai pembentukan perpres;

2) Penyusunan rencana contingency.

Page 13: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · 2019-12-05 · Stabilitas politik, hukum, pertahanan dan keamanan, dan transformasi layanan publik. 5 Dalam prioritas nasional

13

Selama penyusunan rencana contingency dilaksanakan melalui rapat-rapat/ditumpangkan pada rapat-rapat yang digelar normal, rapat intern, sehingga narasumber yang diundang sangat terbatas karena anggaran terbatas. Ini kami coba untuk betul mandiri penyusunan dokumen-dokumen ini. Karena rencana contingency ini melibatkan minimal 34 KL, sementara di dalam program yang ada/anggaran yang ada paling banyak hanya 8 narasumber. Ini yang kami coba untuk optimalisasikan, yaitu penyesuaian rencana contingency, dokumen abstranas dan kirstanas, penyusunan indeks pembangunan nasional, dan indeks bela negara. Indeks bela negara sudah kami mulai sesuai dengan Inpres. Saat ini masih disiapkan, dan nanti di 2020 akan disempurnakan melalui kegiatan-kegiatan yang lebih melibatkan partisipasi publik. Setelah indeks ini tersusun, akan dilaksanakan dengan pengukuran maupun aksi bela negara itu sendiri.

Dari optimalisasi tupoksi Wantannas ini kami membutuhkan anggaran sebesar 81,557 miliar. Dengan demikian secara keseluruhan untuk penyesuaian dengan SBM dan optimalisasi tupoksi kami membutuhkan anggaran tambahan 118,182 miliar. Dengan komposisi ini maka nantinya program 01 akan mengambil porsi 24,17 persen, dan program 04 yang merupakan implementasi tupoksi Wantannas akan mengambil porsi 75,73 persen, dan ini sungguh sangat ideal.

Pimpinan Sidang dan Anggota Dewan yang kami hormati,

Demikian yang bisa saya sampaikan pada kesempatan ini. Sekali lagi kami mohon

dukungan dari Komisi I DPR untuk kebutuhan tambahan anggaran Wantannas. Sekian dan terima kasih.

Assalaamu'alaikum Warohmatulloohi Wabarokaatuh.

KETUA RAPAT (DR. H. ABDUL KHARIS ALMASYHARI):

Wa’alaikumsalaam Warohmatulloohi Wabarokaatuh. Terima kasih. Tiga penyaji sudah menyampaikan seluruh paparannya. Dari tiga lembaga ini berarti

satu dari Wantannas mengajukan usulan perubahan dan tambahan revisi atas usulan tambahan yang lalu, dari 77 menjadi 36. Dari Lemhannas tidak ada, dari BSSN tidak ada.

Ini nanti dari sini kami akan kirim ke Banggar. Jadi kami akan menyampaikan usulan itu sesuai dengan usulan awal. Yang Lemhannas kan tadi kembali pada tetap mengusulkan dukungan agar tercapai. Karena itu baru 30 persen kan.

Di meja pimpinan sudah ada dua yang akan melakukan pendalaman. Yang pertama dari Pak Jenderal Supiadin Aries Saputra, dan yang kedua dari Bapak Hidayat Nurwahid.

Pak Supiadin kami persilakan.

F-NASDEM (MAYJEN TNI (PURN) SUPIADIN ARIES SAPUTRA): Terima kasih Pimpinan. Terima kasih pada Sestama BSSN, Sestama Lemhannas, maupun Sesjen Wantannas

atas presentasinya. Pertama dari kacamata anggaran saya melihat disini memang Lemhannas dan BSSN

tidak mengajukan kebutuhan tambahan, belum terlihat angka-angkanya disini. Tapi kalau dari Wantannas secara jelas disini pengajuan tambahannya hampir 300 persen, dari 46 ajuan tambahannya 118, jadi hampir 300 persen. Oleh karena itu saya pikir untuk keseragaman, kalau memang masing-masing, termasuk Lemhannas, termasuk BSSN, ada keinginan tambahan itu saya kira diajukan dalam bentuk angka-angka. Jadi bukan dalam prosentase. Seperti yang

Page 14: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · 2019-12-05 · Stabilitas politik, hukum, pertahanan dan keamanan, dan transformasi layanan publik. 5 Dalam prioritas nasional

14

diajukan oleh Wantannas, jadi jelas rincian kegiatannya yang diajukan itu untuk apa. Jadi supaya nanti dari Komisi I mengajukan ke Badan Anggaran itu menjadi jelas.

Yang kedua, untuk kaitan dengan anggaran ini, karena inikan pagu indikatif itu ditetapkan oleh Bappenas, oleh karena itu masing-masing lembaga itu harus rajin komunikasi dengan Bappenas. Jadi jangan menunggu turun saja dari atas, tetapi harus komunikasi. Sehingga paling tidak pengajuan-pengajuan kekurangan itu kalau toh tidak bisa didukung semua, ada skala prioritas. Oleh karena itu juga saya minta dalam pengajuan tambahan itu selain ajuan secara umum maka ada CB. Kalau kita kan bicara CB. Dari pengajuan ini kita ingin semua. Kalau ini tidak bisa semua maka prioritas utama yang perlu dibantu/ditambahkan ini, prioritas kedua ini, prioritas ketiga ini, sehingga dari sana ketika memberikan tambahan itu ada kepastian angkanya. Jadi jangan sampai, misalnya Wantannas mengajukan 118, tambah sajalah 40, misalnya kayak begitu. Tapi 40 itu untuk apa? Akhirnya Wantannas sendiri yang harus merinci 40 itu untuk apanya. Oleh karena itu dalam pengajuan tambahan pun harus ada tadi yang saya bilang, CB atau alternatif. Dari 118 itu, misalnya contoh Wantannas, kalau tidak bisa didukung semua maka kami prioritas ini, sebesar ini, prioritas kedua ini, priioritas ketiga ini, sehingga Bappenas tinggal memilih “kalau begitu ini kita prioritas, yang kedua dan ketiga nantilah”. Sehingga jangan istilah bahasa Jawa itu ‘dikasih bongko’an’, terus kita yang bingung memilih sendiri, “ini arep di apa’ ne”.

Prinsipnya saya dari Nasdem mendukung penuh anggaran-anggaran ini sepanjuang aslog. Itu disebut aslog, karena asal pengajuannya ‘asal logis’ pasti dipenuhi oleh aslog, maka disebut ‘aslog (asal logis)’.

Kemudian yang kedua kaitan dengan, di luar anggaran ini, artinya saya minta penjelasan, terutama dari Lemhannas pertama, selama ini kajian terhadap Papua berapa nilai ketahanan nasionalnya sampai bisa terjadi kasus seperti itu? Berapa? Oleh karena itu kita minta. Saya beberapakali minta kepada Gubernur Lemhannas, setiap rapat dengan Komisi I tolong setiap tahun itu kami dari Komisi I diberikan satu gambaran berapa nilai ketahanan nasional masing-masing provinsi.

Kan ini yang dihasilkan dari namanya laboratorium ketahanan nasional, itukan menghasilkan nilai-nilai. Apakah Papua itu sebelum kejadian nilai ketahanannya tangguh atau jauh dibawah tangguh misalnya, sehingga berdasarkan hasil nilai ketahanan nasional itu kalau terjadi sesuatu kita bisa menyimpulkan “ya pantas, karena selama ini nilai ketahanan nasional jauh dibawah tangguh” misalnya, cukup misalnya. Dan ini juga kan penting bagi Lemhannas sendiri, karena ini bahan masuk dari Presiden dalam memutuskan kebijakan prioritas pembangunan. Dengan dasar nilai ketahanan nasional itu maka ada prioritas pembangunan oleh pemerintah. “Oh ini ideologinya lemah ketahanannya, kalau begitu prioritas Presiden bagaimana meningkatkan ketahanan ideologi di provinsi ini”, misalnya kan begitu.

Saya kira ini penting. Oleh karena itu tadi sekali lagi saya minta setiap rapat dengan Komisi I kami minta diberikan gambaran secara nasional berapa nilai ketahanan nasional masing-masing provinsi dari 34 itu, sehingga kami juga dari Komisi I punya gambaran dalam analisis masalah-masalah itu. Itu penting.

Oleh karena itu dari nilai-nilai itu tadi saya minta juga kedepan, 2020, ada prioritas, walaupun dalam anggaran ini mungkin belum dicantumkan secara spesifik, saya minta Lemhannas perlu perhatian khusus terhadap Papua. Kalau kita dengar tadi malam di ILC cukup banyak.

Yang paling ekstrim itu tentang misalnya Bintang Kejora. Bintang Kejora itu bendera kultur, sepakat, boleh. Tetapi ketika bendera kultur itu dibawa ke lapangan kemudian menuntut kemerdekaan, itu yang tidak benar, berarti menjadi ke arah makar.

Wantannas, Siber (BSSN), ini bagaimana program kedepan. Kemarin secara terang-terangan Kepala BSSN menyatakan, dari hasil monitoring di media sosial maka ada aktor dari luar yang terlibat kerusuhan di Papua. Inikan memang harus jelas aktor dari luar ini. Kita nanti tanggal 5 akan rapat besok pada unsur-unsur pimpinan itu nanti.

Jadi sekali lagi ada proses sehingga sampai pada penilaian kita seperti itu maka sebenarnya selama ini apa yang terjadi hasil monitoring kita. Termasuk Wantannas. Wantannas ini bertanggungjawab langsung kepada Presiden. Kan kepalanya itu Presiden Wantannas ini. Beda, Lemhannas punya gubernur sendiri dia. Tapi Wantannas itu hanya Sesjen/Sekjen, dan dia

Page 15: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · 2019-12-05 · Stabilitas politik, hukum, pertahanan dan keamanan, dan transformasi layanan publik. 5 Dalam prioritas nasional

15

langsung di bawah Presiden, karena memang pimpinan Wantannas itu adalah Presiden. Oleh karena itu kaitan dengan anggaran tadi gunakan pendekatan ini, “kami ini langsung dibawah Presiden” kan. Masa yang langsung dibawah Presiden tidak diperhatikan anggarannya, misalnya kan begitu.

Jadi karena dibawah Presiden maka kajian-kajian ini, termasuk sekali lagi saya minta masalah Papua ini, sehingga kita tidak ada yang namanya cari kambing hitam. Karena memang kambing hitam itu mahal, jadi kita jangan cari kambing hitam. Tapi ada proses, sehingga terjadi begitu kita menyimpulkan “oh iya pantas selama ini ketahanan nasional itu lemah”. Oleh karena itu program kedepan, 2020, saya minta kepada Lemhannas bisa tidak Pak Iwan prioritas Papua itu para bupatinya ikut PPSA yang waktunya cukup panjang. Kan PPSA itukan tidak selamanya dia penuh. Kan dia ada jangka waktu, ada belajar di rumah, ada belajar di Lemhannas.

Saya punya pengalaman, Irwandi itu Gubernur Aceh, menolak dia. Awal-awal dia menolak untuk ikut Lemhannas, “saya ini sudah gubernur, ngapain ikut Lemhannas”. Tapi setelah saya bujuk-bujuk baru mengerti, “oh iya Pak saya tidak punya ilmu ini”.

Ini penting ilmu Lemhannas, karena disitu kajian. Lemhannas selalu pendekatannya Astagatra. Hari-hari, 7 bulan, 8 bulan, 4 bulan, itu yang dikaji cuma Astagatra saja. Semua persoalan pemecahannya lewat pendekatan Astagatra. Jadi ilmunya cuma itu saja, wawasan kebangsaan, wawasan nusantara, sama ketahanan nasional. Ini penting menurut saya. Karena kalau kita mengkaji semua masalah hanya dari satu aspek pendekatan, ini akan menjadi lemah. Ilmu Lemhannas itu menurut saya perlu dimiliki oleh para kepala daerah, sehingga pengambilan kebijakannya menjadi benar.

Jadi apakah nanti lewat PPSA, mereka apa lewat Taplai, atau lewat yang lain-lain silakanlah. Tapi saya kira ini satu langkah yang perlu diikuti petunjuk Presiden bagaimana melakukan dialog penyelesaian Papua ini. Salah satunya masukkan agenda dalam pendidikan 2020, masukkan para bupati di Jayapura, Bupati di Papua maksud saya, Papua dan Papua Barat. Pangdamnya sudah putra daerah dua-dua, gubernur/bupatu putra daerah, tapi mengapa terjadi begitu.

Kemudian BSSN saya minta juga melakukan analisis terhadap media sosial disana. Jadi bagaimana kerjasama BSSN yang sudah diberikan, Direktorat Keamanan dari Kominfo sudah dialihkan kepada BSSN maksudnya itu, supaya efektif melakukan itu semua.

Saya kira ini tanggapan pokok dari saya, Pimpinan. Saya minta ini menjadi perhatian. Kita 2020 ini tolong Papua ini menjadi perhatian utama.

Saya kira demikian, Pimpinan, terima kasih.

KETUA RAPAT (DR. H. ABDUL KHARIS ALMASYHARI): Terima kasih Pak Supiadin. Sekalian juga memang mohon untuk kepada Sestama Lemhannas untuk menugaskan

stafnya jika memang usulan 6 miliar 900 sekian itu tetap diajukan. Mungkin perlu di state dalam paragraf terakhir itu. Mungkin di revisi sebentar sehingga nanti kita akan masukkan. Walaupun dengan rekaman suara ini cukup, tapi untuk lebih mudahnya agar lampiran presentasi ini di state alinea terakhir itu mohon dukungan untuk ajuan anggaran tambahan Tahun Anggaran 2020 sebesar 6,9 miliar ini tetap dimunculkan jika memang tetap diajukan. Itukan belum ada angkanya, lalu hanya 30 persen dan seterusnya. Itu perlu ada tertulis disitu sehingga nanti bahan presentasi ini yang akan kita laporkan ke Banggar adalah bahan presentasi yang halaman terakhirnya sudah direvisi dimunculkan.

Sesungguhnya di dalam rapat ini kita memahami bahwa angka 6,9 tetap dimunculkan. Akan tetapi biar lebih mempermudah Banggar ketika melihat. Mohon yang alinea terakhir memohon dukungan agar ini ditambahkan kalimat ini agar 6,9 miliar ini angkanya dimunculkan. Mungkin bisa ditugaskan staf kerjasama dengan sekretariat. Nanti setelah rapat ini sudah selesai, tidak perlu kita bahas dalam rapat lagi usulannya.

Yang kedua dari Pak Hidayat, silakan.

Page 16: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · 2019-12-05 · Stabilitas politik, hukum, pertahanan dan keamanan, dan transformasi layanan publik. 5 Dalam prioritas nasional

16

F-PKS (DR. H. M. HIDAYAT NUR WAHID, M.A.): Terima kasih Pak Ketua.

Rekan-rekan Komisi I yang saya hormati; Bapak dan Ibu sekalian dari Lemhannas, BSSN, dan Wantannas, Sestama Lemhannas, Sestama BSSN, dan Sesjen Wantannas yang semuanya saya hormati.

Assalaamu'alaikum Warohmatulloohi Wabarokaatuh. Selamat siang dan salam sejahtera untuk kita semuanya.

Tadi yang disampaikan Pak Supiadin sudah sangat luar biasa mendasar, meluas, dan

amat sangat penting untuk mendapatkan tanggapan sebenarnya. Saya ingin menambahkan saja. Pertama, rapat kita ini adalah tentang membahas Rencana Kerja dan Anggaran bagi

ketiga lembaga yang siang hari ini bersama dengan kita. Secara prinsip saya kira saya setuju atau kita setuju untuuk membantu mengusahakan penambahan daripada anggaran yang diperlukan oleh masing-masing lembaga. Karena pastilah kita memahami bahwa lembaga-lembaga ini memang lembaga-lembaga yang sangat dipentingkan. Karena ini adalah lembaga negara sangat sewajarnya bila negara memenuhi anggaran bagi lembaga-lembaga tersebut.

Tadi Pak Supiadin menyampaikan salah satu sarannya adalah agar rekan-rekan dari lembaga-lembaga ini juga rajin dan/atau pintar dan/atau bijak untuk berkomunikasi dengan pembuat anggaran secara langsung, yaitu Bappenas maupun juga Kementerian Keuangan. Ini satu sisi yang saya kira sangat dipentingkan.

Tetapi karena tadi permintaannya kepada Komisi I, saya kira juga agar Komisi I bisa mendialogkan dengan Badan Anggaran dengan mitra terkait, kami juga memerlukan informasi tentang mengapa anggaran itu kemarin tidak dipenuhi, mengapa tidak terpenuhi sebagaimana yang dimintakan, mengapa yang diberikan hanya sejumlah itu. Sehingga dengan itu kita bisa mengukur rasionalisasi bagaimana. Atau kemudian kalau kita akan mengupayakan untuk membantu itu logikanya “bagaimana yang lain?”. Jadi saya kira sangat penting untuk nanti apakah secara tertulis disampaikan kepada Komisi I yang nanti akan disampaikan kepada Anggota Komisi I yang di Badan Anggaran, sehingga kita bisa fokus juga mana yang akan kemudian memerlukan bantuan, rasionalisasinya bagaimana, dan untuk kemudian bisa meyakinkan supaya kemudian anggaran ini bisa terpenuhi.

Karena disini belum disebutkan Pak, hanya kurang sekian, kita perlu menambah sekian, hanya terpenuhi sekian persen, tapi kenapa tidak terpenuhi, dan mengapa memerlukan tambahan, ini disebutkan. Itukan bagian-bagian dari yang ‘seandainya yang kemarin diminta terpenuhi berarti sebetulnya kan tidak diperlukan tambahan’. Tapi mengapa kemudian kemarin tidak terpenuhi? Saya kira informasi itu diperlukan supaya memudahkan kawan-kawan kami di dalam memperjuangkan dukungan penambahan anggarannya.

Yang kedua terkait dengan masalah rencana kerja. Tadi Pak Supiadin sudah menyampaikan hal yang konkrit, yaitu tentang masalah Papua. Itu pasti ada hubungannya dengan masalah pertahanan nasional, ada hubungannya dengan Wantannas, ada juga hubungannya dengan masalah siber nasional.

Memang kemarin inikan kesannya semuanya tergagap-tergagap, kaget. Dan kejadiannya kan ternyata bukan satu hari, dua hari. Meluas, berhari-hari. Dan bukan hanya di satu provinsi, bahkan di dua provinsi. Bukan hanya di satu kota, di banyak kota. Dan bahkan kemudian pun menyebar demonyaj, bukan hanya di Surabaya dan Malang, tapi bahkan di Semarang, di Bandung, di Jakarta. Bahkan dua kali demo di depan istana negara.

Saya sepakat dengan Pak Supiadin, sesunggunya dalam hal yang kaitannya dengan Lemhannas, Wantannas, dan BSSN, ini Papua itu sebenarnya ada dimana? Sepertinya semuanya tergagap-gagap, semuanya seperti kecolongan. Jadi menurut saya ini perlu menjadi bagian daripada rencana kerja yang selalu harus hadir dalam kerangka untuk memastikan NKRI kita tetap utuh.

Mungkin bukan hanya Papua, dan Papua Barat dalam konteks ini, termasuk juga nanti bagaimana solusinya, tapi juga program yang terkait dengan daerah-daerah yang potensial

Page 17: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · 2019-12-05 · Stabilitas politik, hukum, pertahanan dan keamanan, dan transformasi layanan publik. 5 Dalam prioritas nasional

17

menghadirkan separatisme. RMS masih tetap ada dengan beragam isu yang mereka create di dalam maupun di luar. Kemarin pun di Aceh juga ada yang mulai menyebarkan bendera GAM lagi, karena ingin meniru dari Papua. Menurut saya ini perlu dalam konteks program kerja perlu untuk juga menjadi bagian dari yang diprogramkan, karena ini terkait langsung dengan Wantannas, Lemhannas, dan maupun juga dengan BSSN dalam beragam kaitannya. Apakah masih politik, sosial, ekonomi, siber, termasuk juga militernya. Jadi kalau menurut saya daerah-daerah yang potensial untuk menjadi bagian dari yang membahayakan NKRI dari sisi teritorial menurut saya penting untuk diprogramkan untuk tetap dikaji.

Yang kedua, program yang menurut saya mestinya juga sudah muncul disini, yaitu sekarang kan pihak Pemerintah/Presiden sangat menggencarkan program pemindahan ibukota. Memindahkan ibukota pasti bukan masalah sederhana. Ini pasti ada kajian sebelumnya mestinya, ada kajian berikutnya mestinya. Dan kaitan-kaian kajian juga tentang kaitannya dengan masalah pertahanan, ketahanan, siber. Tapi tidak ada program untuk tahun 2020 mengkaji tentang masalah bila memang akan dilakukan pemindahan ibukota.

Saya kira yang paling berhak dan paling penting untuk melakukan kajian-kajian ini ya Bapak-bapak inilah. Karena ini juga nanti akan dijadikan rujukan oleh Presiden, dan atau itu nanti yang akan menjadi bagian yang menenangkan publik bahwa keputusan diambil memang sudah melalui kajian-kajian yang betul-betul komprehensif dan menyeluruh. Sebab ketika kemudian ibukota dipindahkan, secara geografis saja, dari Jakarta yang semuanya sudah terpenuhi, dan kemudian pun juga lingkungan keamanan yang sangat memadai, dengan dukungan logistik yang memadai, dipindahkan ke Kalimantan Timur misalnya, itukan dampak-dampaknya panjang Pak. Latarbelakang sosilogis yang berbeda, kemudian pun juga latarbelakang geografis yang berbeda, tantangan-tantangan yang berbeda.

Ini bagaimana, sama sekali belum ada program dari tiga lembaga ini mengkaji kaitan dengan bila ibukota dipindahkan. Jadi menurut saya ini menjadi bagian yang perlu diprogramkan. Tentu babnya bukan untuk sekedar ‘asal Bapak senang’, tapi betul-betul dalam rangka untuk kita memastikan bahwa kebijakan yang diambil adalah betul-betul kebijakan yang perfect. Karena kita bicara tentang ibukota negara dengan segala dampaknya. Dalam konteks kami di MPR saya selalu ingatkan bahwa memindahkan ibukota negara ini bukan sekedar urusan DPR, bukan sekedar urusan eksekutif dengan DPR. Ini ada urusannya juga dengan MPR. Karena dalam Undang-Undang Dasar, baik yang sebelum dirubah Undang-Undang Dasar 1945, maupun setelah perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Pasal 2 ayat (2) itu tetap bunyinya ‘MPR menyelenggarakan sidang sekurang-kurangnya sekali dalam 5 (lima) tahun di ibukota negara’. Sidang MPR untuk melantik Presiden, Wakil Presiden, mengesahkan Undang-Undang Dasar, dan untuk bila terjadi masalah pergantian Presiden. Jadi inikan masalah yang sangat mendasar untuk kehidupan bernegara kita. Karenanya posisi daripada ibukota negara menjadi amat sangat penting dikaji secara cermat oleh semuanya, karena disitulah nanti MPR akan menyelenggarakan sidang.

Sayangnya juga masalah ini tidak muncul dalam program Bapak-bapak di tahun 2020. Jadi menurut saya bab ini penting untuk dimasukkan dalam program, sehingga dengan demikian maka kita semuanya bisa melihat secara obyektif tentang kebijakan yang nanti akan diambil.

Terima kasih.

Wassalaamu'alaikum Warohmatulloohi Wabarokaatuh.

KETUA RAPAT (DR. H. ABDUL KHARIS ALMASYHARI):

Wa’alaikumsalaam Warohmatulloohi Wabarokaatuh. Ada lagi? Pak Nico.

F-PDIP (JUNICO BP. SIAHAAN, S.E): Terima kasih Ketua.

Page 18: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · 2019-12-05 · Stabilitas politik, hukum, pertahanan dan keamanan, dan transformasi layanan publik. 5 Dalam prioritas nasional

18

Rekan-rekan yang saya hormati, kepada Sestama Lemhannas, Sesjen Wantannas, dan Sestama BSSN,

Sedikit pertanyaan, karena memang kita bicara mengenai sumber daya manusia seperti

yang sama-sama disampaikan oleh Pak Presiden, jadi dari tiga tamu ini kami akan membahas mengenai sumber daya manusia. Kenapa, karena memang banyak sekali sekarang cara masuk ideologi-ideologi yang bertentangan dengan Pancasila, ini masuk melalui ruang-ruang didik. Jadi kita perlu sekali pendidik itu mendapatkan betul-betul perhatian dari ketiga lembaga tersebut.

Yang pertama dari BSSN saya melihat ada proyek prioritas yang pertama, yaitu penguatan kapasitas SDM keamanan siber dengan target dan indikator yang sudah nampak disini, tapi saya merasa bahwa sepertinya dengan begitu cepatnya perkembangan digital yang sekarang, apalagi di Industrial 4.0 ini, apakah jumlah angka lulusan ini sudah cukup? Karena angkanya kalau kita bandingkan biaya pendidikan terhadap APBN 20 persen, kalau ini 24 miliar terhadap 2 triliun, apakah punya konsep yang sama mengenai bagaimana pendidikan atau mendidik tenaga-tenaga ahli di bidang sandi dan siber ini. Sepertinya masih belum mendapatkan perhatian yang cukup, sehingga saya rasa masih ada perlu juga penambahan anggaran di penguatan kapasitas SDM keamanan siber seperti yang sudah disampaikan oleh Sestama tadi.

Kemudian, begitu juga dengan Lemhannas disini saya melihat bahwa ada kegiatan pelatihan TOT untuk penguatan nilai-nilai kebangsaan guru, dosen, dan widyaiswara. Tapi hanya 200 orang Pak. Kita lihat memang lewat kampus, guru-guru, survei-survei mengatakan bahwa pendidik-pendidik di Indonesia ini sudah hampir 40 persen tidak lagi percaya bahwa Pancasila adalah satu-satunya ideologi. Artinya angka 200, walaupun itu TOT, saya rasa masih sangat kurang untuk kita bisa sama-sama menanamkan kembali. Karena para guru sekarang adalah orang-orang yang paling terdepan dalam mengantarkan ideologi-ideologi anti Pancasila, menurut saya begitu. Jadi menurut saya ini harus segera kita kembalikan lagi. Karena bukan hanya guru-guru tertentu, hampir di semua lini. Dari mulai paud sampai dengan SMA. Bahkan sudah masuk di kampus-kampus. Jadi saya rasa angka 200 ini bisa kita tambah, Pak Sestama. Karena kalau saya lihat beberapa angka dibelakang, ada yang kegiatan gebyar wawasan kebangsaan 1.000 orang, kemudian kegiatan-kegiatan lain yang mencapai menuju ke jumlah yang lebih besar dan lebih banyak lagi.

Dan kemudian untuk Dewan Ketahanan Wantannas saya hanya tertarik dengan, ini penting juga, karena kami juga sedang menyusun Rancangan Undang-Undang PSDN, disini ada angka nomor 6 di halaman 8 ‘penyusunan indeks bela negara dan aksi bela negara’. Tolong dijelaskan kepada kami, karena angkanya cukup signifikan, apa indeks yang ingin dihasilkan dari indeks bela negara dan aksi bela negara.

Terima kasih Ketua.

KETUA RAPAT (DR. H. ABDUL KHARIS ALMASYHARI): Terima kasih. Terakhir, Pak Effendi Simbolon.

F-PDIP (DR. EFFENDI MS SIMBOLON, MIPOL.): Terima kasih Ketua.

Saudara-saudara yang saya hormati,

Dari BSSN mudah-mudahan undang-undangnya segera lahir. Atau sudah lahir Pak?

Belum ya. Saya mendengar paparannya terhadap kebutuhan di BSSN, memang kita nanti mendapat penjelasan dari Kepala bahwa apakah dengan terdukungnya 2 triliun itu sudah memenuhi standar siber internasional. Karena kalau tidak maka posisinya sama seperti yang lalu, sama seperti Lemsaneg yang lalu. Jadi jangan kemudian kita terharu dengar angka 2 triliun itu, tapi sebenarnya sama dengan posisi yang lalu.

Page 19: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · 2019-12-05 · Stabilitas politik, hukum, pertahanan dan keamanan, dan transformasi layanan publik. 5 Dalam prioritas nasional

19

Kita ini kadang-kadang memang sangat terbiasa dengan anggaran apa adanya. Karena begitu baiknya Tuhan sama kita, karena selamat terus kita. Kita bangsa yang sudah jarang perang. Akhirnya sekali 30 tahun perang harusnya, jadi terkonsolidasi. Tidak perlu ada Lemhannas lagi, karena rakyat itu terkonsolidasi langsung. Paling tidak 20 sekali kita perang lah. Tapi jangan dengan bangsa sendiri Pak. Kenakalan itu harus disalurkan juga.

Kembali ke Lemsaneg, saya ingin mendapatkan penjelasan saja dari Bapak, apakah angka ini sudah memenuhi standar. Sebab kalau tidak memenuhi standar maka sebenarnya tugas tupoksinya BSSN ini sudah dianggap tidak memenuhi persyaratan juga. Karena kita tahu kejahatan sekarang ini lebih di dominasi di di wilayahnya siber. Dan Pemerintah juga melakukan counter attack terhadap masalah politik, masalah Papua, itu juga berdasarkan wilayah di siber juga. Saya tidak tahu persis ini detail dari usulan-usulan Sestama, tolong sampaikan ke kepala, apakah ini memenuhi sudah? Sebab kalau tidak ya lebih baik kembali ke yang lama saja. Ngapain dikasih 2 triliun kalau toh tidak bisa juga mengejar kejahatan siber itu.

Itu juga yang kita dukung kenapa BIN dia harus lompat keluar dari era yang analog yang kemudian ke arah digital. Ini sudah digital semua tudak istilahnya ini, Pak Sestama? Saya tidak tahu detailnya ini. Yang ahlinya mungkin Bapak-bapak semua.

Itu saja pertanyaan saya ke BSSN. Tolong jangan sampai angkanya kita besarkan tapi sebenarnya untuk for nothing Pak. Dulu TNI beli Leopard, tidak penting itu Pak. Tidak ada peperangan pakai alat berat seberat itu. Musuh tidak ada lagi model jaman ini. Tapi dibeli juga. Triliunan uang rakyat itu. Uang rakyat itu, bukan uang DPR itu. Sia-sia.

Ini juga di BSSN jangan hanya karena “ini WTP kami dari BPK”. Tidak ada urusan kami dengan WTP. WTP bisa dibayar, saya bisa buktikan itu WTP itu bisa dibayar. Dan mayoritas yang WTP lah yang ketangkap KPK semua. Saya hanya ingin membuktikan bahwa anda diberikan oleh rakyat uang 2 triliun itu betul tidak sudah on the right track, bisa mengelola proxy atau peperangan atau kejahatan siber? Itu saja, Pak Sestama. Kalau tidak, lebih baik anda kembali ke angka yang lama. Untuk apa ini. Kita kembali modulnya modul tradisional saja, pakai dukun saja kita. Bisa dukun, penerawangan.

Jadi angka 2, angka 3, angka 4 triliun pun menurut saya jangan dilihat “wow sudah 2 triliun”. Mana pernah Lembaga Sandi Negara dapat uang segini Pak. Tidak pernah Pak. Yang penting bagi saya Bapak memenuhi. Mau 10 triliun kalau perlu minta Pak. Tapi asal Bapak bisa. Jangan seperti sekarang, apa-apa di blokir, apa-apa dibikin lemot, kampungan sekali Pak.

Kita karena rapat didalam ini kita ngomong begini. Kalau diluar kita tidak ngomong begitulah. Tapi kampungan Pak, cara pemblokiran itu kampungan Pak. Kalau mau kamu punya wechat sendiri kayak China. Kamu kalahkan itu google, IG, segala macam. Kampungan itu Pak.

Jadi saya mau Bapak sebagai lembaga yang nanti juga punya landasan hukum, undang-undang yang lex specialist Bapak, juga didukung oleh anggaran yang cukup.

Kemudian ke Wantannas. Wantannas saya juga tidak menduga ada pelompatan yang luar biasa itu. Saya hanya mohon untuk hati-hati. Karena dulu di Bakamla itu lompatan 400 persen akhirnya temuan, KPK semua Pak. Tidak tahu, ini walloohua’lam saja. Untuk apa-untuk apa itu hanya Bapak dan Tuhan saja yang tahu itu. Tidak ada kita ngerti-ngerti itu, tahu-tahu ujungnya OTT saja. Hati-hati Pak, jangan terlalu nafsu Pak.

Terus Lemhannas ini, ini kalau cari uang 6 miliar tidak usah pakai permohonanlah, malu-maluin saja. Pakai dengan permohonan dengan hormat, dengan segala kerendahan hati, tidak perlulah. Justru malu kita kenaikannya segitu.

Tadi diluar di tanya, “Pak, bagaimana fungsi Lemhannas”. Mau fungsi apa, dia saja tidak berfungsi. Bagaimana dia fungsi, errection-nya tidak ada dia mau coba mengobati orang yang menjadi errection. Tidak bisa Pak. Ini teman-teman yang satu-dua gelombang pertama komentarnya a, b, c, d semua tentang Lemhannas. Masa Lemhannas sekarang sama seperti Lemhannas yang dulu. Dengan anggaran Lemhannas ini kelihatan, kita business as usual saja. Seperti yang kemarin-kemarin sami lah. Cetak karakter yang baru yang punya kejujuran, berani.

Kayak Papua, minta maaf Pak, Republik itu harus minta maaf kepada bangsa Papua. Jangan suruh orang minta maaf. Presidennya minta maaf. Karena Papua itu masuk ke negara kita bukan bersama dengan wilayah lain. Kita samakan dia kayak kampung saya, kayak di Lampung, kayak di Jawa. Beda mereka Pak. Mereka karena keputusan PBB mereka bergabung

Page 20: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · 2019-12-05 · Stabilitas politik, hukum, pertahanan dan keamanan, dan transformasi layanan publik. 5 Dalam prioritas nasional

20

dengan kita. Harus ada pernyataan maaf, jelas itu. DPR juga minta maaf. Mereka tidak membutuhkan pembangunan, mereka butuh kehidupan.

Mana Lemhannas kajiannya. Saya minta kajian Lemhannas soal reorganisasi berapa banyak. 1.300 kolonel dan jenderal yang parkir/yang nganggur di TNI, sampai sekarang tidak ada itu, mana Lemhannas. Kalian penggunanya siapa? Saya tidak punya, saya tidak lihat di undang-undangnya penggunanya tunggal, Presiden. Beda dengan BIN. Mana, saya yang minta tidak pernah dikasih sama Pak Gubernur. Pak Gubernur asik saja foto sana-foto sini. Saya butuh itu sehingga kita tahu siapa yang bersalah ini seribu sekian, ada kolonel, ada jenderal, sampai bintang tiga nganggur di republik ini. Mana ada negara seperti kita ada yang nganggur. Pindah-pindahkan sana, pindah-pindahkan sini, diparkirin sana-diparkirin sini. Tidak ada itu Pak. Berarti ada yang salah. Kajianya saya minta dari Lemhannas. Alhamdulillaah sampai sekarang tidak ada itu. Tolong sampaikan ke Pak Gubernur, bagaimana kita mau mendukung anggaran.

Kalau anggaran cuma yang tadi sudahlah, masih ada tabungan saya membantu segitu. Malu-maluin saja Lemhannas. Jujur saja saya. Ini mintanya 6 miliar? Tidak bisa Pak. Makanya di Indonesia ini saya lihat cara pandang orang selalu dari nilai yang terlihat. Bertiga ini yang paling gede kayaknya BSSN ini, 2 triliun. Yang sebelahnya ciut, 24 miliar. Hati-hati OTT Pak. Sebelahnya minta 6 miliar tambahan. Kalian harus berani keluar dari boks yang lama itu. Ini katanya mau peningkatan SDM maju, apa maju itu.

Mana tadi Wantannas bilang kami hanya bisa memberi narasumber 400 ribu sejam. Bapak harus tinjau juga kenapa tingkat gaji tentara nasional Indonesia itu sangat rendah? Kopassus saja ngojek Pak. Kopassus yang siap mati ngojek, tidak cukup pendapatannya. Tidak sampai 4 juga gajinya Pak. Ada orang tidak sampai 4 juta mau berani mati? Belum tentu Pak. Dikaji semua Pak.

Saya tidak tahu kalau Polri, mungkin sama juga. Gaji kolonel saja 6 juta. Baru berebutan jabatan, ada 7 juta, 13 juta. Seorang kolonel umur 48, umur 50. Mau dengar apa kita Pak. Ini yang dikaji Pak. Ongkos mengkajinya itu mahal Pak. Keluar dari Lemhannas, “ini loh rekomendasi kami, Pak Presiden, sudah saatnya gaji kolonel itu 30 juta”.

Masa lebih rendah dari lurah Jakarta Pak. Lurah Jakarta 42 juta. Kolonel-kolonel kalau ada dangdutan kabur, tidak berani nyawer. Darimana uang sawerannya. 42 juta ini fakta Pak. Maksud saya, yang mungkin tidak terlihat oleh mata kita selama ini.

15 tahun di Kemlu, senator-senator kita, local stuff, di seluruh dunia semuanya sekarang rata-rata nguber. Di Amerika nguber, di Paris nguber, di London nguber. Nguber Pak, bawa mobil. Bagaimana Pak? Masih saja kita tidak mau keluar dari saya tidak tahu zona apa itu.

Mohon Bapak sebagai lembaga pengkajian, sebagai yang bertanggungjawab mengelola pendidikan calon pemimpin dan pemimpin monggo Pak.

Kalau BSSN pesan saya itu saja, jangan pikir 2 sudah hebat. 2 kalau tidak memenuhi harapan tugas dari negara itu percuma juga. Jadi kalaupun dapat 4-5 triliun tidak apa-apa Pak. Bapak jangan mengatakan “kami kegedean”, tidak Pak. Bapak ketinggalan jaman, Bapak tidak bisa mengikuti perang proxy war, tidak bisa Pak. Alat-alat Bapak saya tahu semua. Alat Bapak itu kuno Pak.

Bapak sekali lagi jangan mengikuti rekanan Pak. Ini saya ingatkan, ini ada KPK di atas ini. Pokoknya jangan pernah menuruti rekanan. Turutilah sesuai dengan requirement Bapak. Hati-hati Pak. Kita hidup sebentar saja Pak, ikut apa yang menjadi aturan. Jangan pernah mengikuti rekanan, saya ingatkan Bapak itu. Karena berpotensi disini.

Saya kira itu saja, Pimpinan, terima kasih.

KETUA RAPAT (DR. H. ABDUL KHARIS ALMASYHARI): Terima kasih. Cukup ya. Sudah dilakukan pendalaman oleh 4 Anggota untuk ditanggapi. Berturut-turut kita balik.

Kalau tadi dari BSSN, sekarang kita mulai dari yang paling belakang, Wantannas. Silakan.

Page 21: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · 2019-12-05 · Stabilitas politik, hukum, pertahanan dan keamanan, dan transformasi layanan publik. 5 Dalam prioritas nasional

21

SEKRETARIS JENDERAL DEWAN KETAHANAN NASIONAL RI (LAKSAMANA MADYA TNI IR. ACHMAD DJAMALUDIN, M.A.P.):

Terima kasih Bapak Pimpinan Sidang. Kami akan mencoba menjawab apa yang ditanyakan oleh yang terhormat para Anggota

Komisi I. Yang pertama dari Pak Supiadin tadi. Kami sudah siapkan untuk prioritas mana yang

alternatif satu, alternatif dua, alternatif tiga. Yang satu ini yang katakanlah harus dipenuhi. Paling tidak tadi yang sesuai dengan SBM biar kami tidak dzholim juga.

Kemudian untuk masalah Papua kami sebetulnya sudah pernah dan sedang membuat sebuah kajian atau memanggil beberapa narasumber. Bahkan pada hari kedua yang pada saat baru terjadi di Manokwari kami sudah langsung. Karena kalau melalui surat itu prosesnya panjang, kami langsung WA ke Pak Seskab. Saran saya intinya adalah saran kepada Presiden harus hadir disana. Itu yang kami sarankan lewat Seskab. Dan itu dari Seskab sudah oke, note it, kami laporkan ke Presiden. Kalau sampai sekarang belum kesana ya kami tidak bisa memaksa.

Kemudian tadi pertanyaan Pak Hidayat kenapa tidak disetujui usulan? Yang pertama, saat itu dari Kementerian Keuangan menyatakan ada prioritas

pemerintah yang lebih tinggi, sehingga semua KL itu istilahnya dipotong, tidak boleh ini-tidak boleh itu.

Yang kedua pada usulan itu ada kegiatan bela negara, dimana bela negara ini Inpresnya hanya berlaku 2018-2019 penugasan kepada Wantannas. Saat ini kami sudah mengajukan Rinpres untuk 2020 sampai 2024 ke Seskab. Sudah di Seskab. Informasi yang terakhir akan dirapatkan lagi.

Memang ini seperti ada dualisme dengan Kemhan. Tapi sebetulnya tidak Pak, karena tahun 2018-2019 ini sesuai dengan Inpres modul-modul utamanya sudah dihasilkan oleh Wantannas, dan ditindaklanjuti dengan TOT maupun pelatihan perancang diklat. Nanti berikutnya sudah semua KL jalan sinergi, jadi tidak ada dualisme antara. KETUA RAPAT (DR. H. ABDUL KHARIS ALMASYHARI):

Sebentar, saya harus komunikasi dengan Panglima TNI, saya mohon ijin keluar

sebentar. Di skors dulu sebentar.

SEKRETARIS JENDERAL DEWAN KETAHANAN NASIONAL RI (LAKSAMANA MADYA TNI IR. ACHMAD DJAMALUDIN, M.A.P.):

Kami teruskan jawabnya atau? Siap Pak. Demikian Pak, jadi untuk bela negara waktu itu tidak dulu karena belum ada dasar

hukumnya. Kemudian untuk pemindahan ibukota itu juga kami sudah mengajukan saran tindak

kepada Presiden. Namun lebih pada saran memilih tempat mana yang paling layak. Karena pemindahan ini betul-betul keputusan politik, kami melihatnya kira-kira memilih mana yang paling layak dari alternatif. Dan alhamdulillaah yang dipilih sekarang ini sesuai dengan rekomendasi yang dibuat oleh Wantannas, di Penajam.

Kemudian tadi ditanyakan oleh Pak Nico masalah indeks bela negara. bela negara kan masalah hati. Tidak seperti ketahanan nasional, wilayah. Karena ini masalah yang menyangkut personil ke personil. Indeks ini didasarkan pada nilai-nilai dasar bela negara.

Ada 6 nilai dasar: 1. Cinta tanah air; 2. Rela berkorban; 3. Setia pada Pancasila; 4. Kemampuan awal bela negara; 5. Semangat untuk mewujudkan negara yang adil dan makmur.

Page 22: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · 2019-12-05 · Stabilitas politik, hukum, pertahanan dan keamanan, dan transformasi layanan publik. 5 Dalam prioritas nasional

22

Dari ke-6 nilai-nilai dasar ini saat ini kami, walaupun belum didukung dengan dana yang ada, lagi menyusun semacam TOR untuk bagaimana menyusun indeks bela negara. Bekerjasama dengan BPS dan para akademisi. Kalau sudah indeks bela negara terbentuk akan kita coba dulu sosialisasikan dan diuji di lapangan. Setelah itu disempurnakan melalui berbagai kegiatan FGD maupun rapat-rapat terbatas. Kalau sudah sempurna atau sudah sesuai dengan hasil uji tadi, baru kita lakukan pengukuran bela negara.

Bayangannya adalah bela negara ini nanti diukur bukan perwilayah, tapi persegmen masyarakat. Misalkan bagaimana bela negara anak-anak SMA di Jawa. Atau bela negara di kalangan Ormas. Ini bisa berbeda-beda dengan pertanyaan-pertanyaan atau ukuran-ukuran yang berbeda. Ini yang kenapa sampai bela negara ini bisa angkanya cukup banyak.

Kemudian juga ada kegiatan bela negara yang masih harus tiap tahun di update. Misalkan yang sudah terlaksana baru melatih Wisesa Utama gelombang satu. Ini baru sedikit. Baru di kementerian Pak, di KL. Dan nanti Wisesa Utama di pemda-pemda belum, karena memang keterbatasan anggaran. Ini nanti yang akan menjadi kader-kader bela negara.

Untuk kegiatan ini kami juga sudah menggandeng dari SQ-165, Dr. Ari Ginandjar, untuk lebih bagaimana biar pesan bela negara ini bisa tersampaikan itu pada alam bawah sadar sehingga menjadi believe bagi orang. Kalau sudah menjadi believe nanti muncullah kecintaan-kecintaan mereka. Tidak pada tataran alam sadar yang pada otak, pada nalar. Menurut Dr. Ari Ginandjar, kalau kita bela negara itu pada tataran nalar akan seperti P4, selesai dilatih hilang. Tapi kalau sudah menjadi di alam bawah sadar, believe, maka dia akan melekat bela negaranya bela negara di masing-masing orang.

Kemudian tadi Pak Effendi Simbolon lompatan 300 persen. Insya Alloh Pak, karena tidak ada sama sekali pengadaan barang, jadi kemungkinan untuk OTT KPK Insya Alloh tidak. Tadi sudah disampaikan, SBM saja tidak terpenuhi untuk menaikkan tadi. Satu contoh, honor narasumber yang harusnya di SBM 1 juta 700 perjam hanya mampu dialokasikan 400 ribu perjam. Demikian juga honor para PPNPN tadi, yang harusnya minimal UMR Jakarta, tapi ternyata lebih kecil dari UMR Jakarta. Kemudian Jaldis yang seharusnya sesuai dengan SBM, kami tidak bisa memberikan sesuai dengan standar itu.

Ini yang utama, prioritas satu, adalah untuk menyesuaikan dengan SBM. Yang prioritas dua nanti adalah untuk yang kajian-kajian psiklist yang harus kami buat yang selama ini ditumpangkan pada kegiatan rapat biasa, sehingga keterbatasan narasumber yang kami undang, keterbatasan waktu yang tersedia, ini yang ingin kami optimalkan menjadi kegiatan sesuai dengan tupoksi Wantannas. Dengan demikian usulan kebutuhan anggaran itu sama sekali tidak ada dalam bentuk pengadaan barang.

Kami kira untuk Wantannas itu, terima kasih.

KETUA RAPAT (DR. H. ABDUL KHARIS ALMASYHARI): Sampai mana tadi? Sudah. Terus Lemhannas berarti, silakan.

SEKRETARIS UTAMA LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL RI (KOMJEN. POL.DR. DRS. H. MOCHAMAD IRIAWAN, S.H., M.M., M.H.):

Terima kasih Pak Ketua. Beberapa hal jadi catatan kami, baik itu saran/masukan, tentunya kami terima untuk kita

diskusikan kedepan. Seperti Pak Nico tadi menyampaikan berkaitan dengan TOT yang hanya 200 orang diantara guru-guru yang itu menjadi ujung tombak kita nantinya. Memang keinginan kita memang lebih dari itu, Insya Alloh nanti kita akan bahas bersama untuk bisa ditingkatkan menjadi 1.000 orang seperti Gebyar Nusantara yang ada dalam paparan tadi.

Kemudian dari Pak Supiadin terima kasih tadi ada beberapa yang kami catat berkaitan dengan anggaran. Khususnya dengan Labkurtannas nanti mungkin kami kalau dalam paparan berikutnya kita sampaikan berkaitan dengan Labkurtannas dari seluruh provinsi yang ada.

Khusus yang Bapak tanyakan berkaitan dengan Papua, memang dari hasil catatan kami hasil pengukuran indeks ketahanan nasional sampai dengan Desember 2018 Papua dengan

Page 23: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · 2019-12-05 · Stabilitas politik, hukum, pertahanan dan keamanan, dan transformasi layanan publik. 5 Dalam prioritas nasional

23

Papua Barat memiliki indeks terendah, dari 33 dan 34 provinsi, dengan status kurang tangguh. Pronvinsi kedua mempunyai gatra-gatra yang catatan kami kurang baik. Diantaranya Gatra SKA juga demikian, kemudian Gatra Ideologi, politik, sosial, budaya, dan hankam. Jadi memang catatan kami demikian Pak, sehingga memang ini menjadi perhatian bagi Pemerintah. Kami dari Labkurtannas sudah memberi masukan juga berkaitan dengan ini ke pihak terkait di kementerian/lembaga berkaitan dengan catatan Labkurtannas.

Untuk 2020 tentunya menjadi catatan perhatian kami juga, fokus kepada Papua dan Papua Barat. Adapun beberapa pejabat yang ada di Papua yang sudah mengikuti beberapa kegiatan, khususnya PPRA juga cukup banyak. PPRA ada 5 orang, PPSA ada 1. Dan untuk PPRA sudah sering sekali dari Papua untuk ikut dalam kegiatan peserta di Lemhannas.

Mmeang untuk bupati/walikota ini rencana bulan depan kita akan mengadakan program pemantapan pimpinan daerah, yaitu P3DA namanya, untuk para bupati/walikota dan Ketua DPR. Sebetulnya sudah ada dua yang daftar. Tetapi setelah kejadian ini dua-duanya mengundurkan diri. Mungkin mengingat situasi yang ada disana mungkin.

Kemudian dari Pak Hidayat Nurwahid.

F-PDIP (DR. ANDREAS HUGO PAREIRA): Pimpinan, sedikit interupsi untuk pendalaman. Yang berkaitan dengan tadi yang Pak Sestama sampaikan soal indeks keamanan saya

kira ini poin yang sangat penting, karena beberapa waktu yang lalu juga kami menyampaikan ini pada Pak Gubernur pada waktu itu.

Saya sendiri sebenarnya pernah dalam satu forum bersama Pak Gubernur, Pak Gubernur memaparkan tentang indeks keamanan ini, indeks keamana yang merupakan hasil kajian dari Lemhannas. Menurut saya sangat bagus, sangat menarik sebagai indikator awal untuk mendeteksi situasi ketahanan nasional. Waktu itu dalam diskusi di Kompas, Pak Gubernur menyampaikan sebelum pemilu pada waktu itu. Dan apa yang Pak Gubernur sampaikan itu menurut saya deteksi-deteksi awal yang bagus untuk pengambil keputusan.

Poin saya yang ingin saya sampaikan adalah, saya kira ini perlu menjadi fokus dari Lemhannas. Fokus dari Lemhannas dalam arti salah satu proyek kerja utama dari Lemhannas untuk memberikan masukan-masukan, indikator-indikator yang berkaitan dengan ketahanan nasional. Karena apa yang kita alami saat ini sangat rentan soal ketahanan nasional ini. Sehingga berkaitan dengan ini saya secara pribadi menghimbau kepada teman-teman Komisi I memberikan dukungan full berkaitan dengan kerjasama ketahanan nasional ini yang merupakan wilayah kerja pokok daripada Lemhannas.

Kemudian pertanyaan saya yang lain, apakah selama ini masukan dari Lemhannas itu oleh para pengambil keputusan menjadi salah satu barometer tidak di dalam proses pengambilan keputusan? Memang saya tahu bahwa daya paksa Lemhannas untuk dieksekusi mungkin tidak sampai kesitu, tapi apakah indikator-indikator yang disampaikan itu kemudian menjadi perhatian atau tidak? Karena menurut saya itu akan menjadi mubazir kerja yang bagus, hasil yang bagus, output yang bagu, tapi kemudian tidka dimanfaatkan. Ini hal yang ingin saya ketahui.

Apakah juga Lemhannas memonitor bahwa masukan itu kemudian menjadi kebijakan atau eksekusi yang untuk diatasi persoalannya. Contoh kasus misalnya masalah Papua ini. Tadi Pak Sestama sudah menyampaikan ini, ada indikator-indikator yang berkaitan dengan lemahnya ketahanan nasional di wilayah ini. Karena saya tahu dari penjelasan Pak Gubernur itu sangat detail, per provinsi, bahkan per daerah di wilayah di provinsi itu, sehingga kalau kita mau mengatasi persoalan deteksi awal sebenarnya kita sudah tahu disini ada masalah ini-ini, yang harus ditangani ini-ini-ini. Tetapi dalam kenyataan kan sudah banyak terjadi dulu baru kita kaget. Kayak misalnya masalah Papua ini, mungkin tidak terjadi di Papua, tetapi hal-hal yang menyangkut personal dengan orang Papua. Pertanyaan saya, apakah ini memang juga dimanfaatkan. Sejauhmana Lemhannas juga memonitor bahwa pemanfaatan itu.

Terima kasih.

Page 24: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · 2019-12-05 · Stabilitas politik, hukum, pertahanan dan keamanan, dan transformasi layanan publik. 5 Dalam prioritas nasional

24

SEKRETARIS UTAMA LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL RI (KOMJEN. POL.DR. DRS. H. MOCHAMAD IRIAWAN, S.H., M.M., M.H.):

Terima kasih. Kita memang selalu memberikan masukan ke Pak Presiden berkaitan dengan isu-isu

yang kira-kira terkini. Kami tidak pernah bisa memonitor apakah kajian atau masukan kami itu memang ditindaklanjuti oleh kementerian terkait, karena memang di kami tidak menilai sampai kesana. Mungkin ini masukan buat kami.

Setiap saat kita ada FGD, kita membahas justru ketahanan yang ada, baik kesehatan dan lain sebagainya, sebagai stunting. Dalam catatan World Bank tingkat kebodohan anak-anak sekarang lebih tinggi daripada sebelum reformasi. Kenapa, bahwa ada lembaga khusus yang menangani seperti dulu BKKBN mengenai KB itu mereka bisa tahu di dalam satu desa ini ada orang hamil 7 orang, usia hamilnya yang 3 bulan, 6 bulan, 9 bulan, itu diberikan oleh keluarga berencana yang ada di puskemas di tempat itu vaksin ini, vitamin, dan lain sebagainya. Sampai mereka lahir. Lahir pun demikian, usia balita sudah diberikan, ada susu ini, vaksin ini. Tapi sekarang berkurang. Ada juga bantuan langsung tunai yang sampai kepada perorangan yang akhirnya tidak diberikan sesuai yang peruntukkan bagi bayi atau janinnya. Kajian ini kita lakukan juga, sehingga disitulah terjadi kebodohan yang cukup banyak dibandingkan dengan jaman dulu sebelum reformasi dan setelah reformasi.

Kami memberikan masukan kepada pimpinan negara agar fungsi daripada BKKBN itu dimaksimalkan seperti jaman dulu. Itu kita berikan masukan juga Pak. Adapun nanti ditindaklanjuti kami tidak sampai kesana sampai sekarang. Tapi ini menjadi bahan catatan kami untuk menjadi catatan apakah masukan Lemhannas ditindaklanjuti oleh Presiden dengan kementerian lainnya. Ini sebagai bahan masukan kami kedepan.

F-PDIP (DR. ANDREAS HUGO PAREIRA):

Sedikit, Pak Ketua. Saya kira kita selama inikan mengenal audit keuangan kan yang dilakukan oleh BPK. Ini

sebenarnya model untuk audit ketahanan nasional kita, kalau Bapak juga menyampaikan ini/memberikan output yang sudah dihasilkan kemudian juga memonitor pelaksanaannya itu. Mungkin dalam kasus ini Lemhannas tidak mempunyai daya paksa, tapi sampaikanlah ke DPR di komisi terkait. Misalnya tadi kayak soal stunting, saya kira itu sudah menjadi pengetahuan umum bahwa pasca reformasi ada loosing generation karena kurang perhatian, terutama di masa-masa awal reformasi dulu, sehingga kemudian melahirkan ada generasi yang kurang pendidikan, kurang gizi, yang sekarang mereka menjadi remaja. Begitupun dengan kasus yang tadi Bapak sampaikan berkaitan dengan stunting. Inikan tugas daripada BKKBN yang bisa dikasih masukan ke komisi terkait, sehingga komisi terkait bisa memberikan pengawasan kepada Pemerintah, sehingga apa yang dihasilkan itu/output itu mempunyai manfaat.

Tadi kalau misalnya pertanyaan dari banyak kawan-kawan kan juga Lemhannas ini lembaga dengan nama besar tapi hasilnya apa? Padahal sebenarnya ada yang kemudian seharusnya bisa bermanfaat di dalam kerja-kerja kebijakan. Karena masalah ketahanan nasional itukan kalau terjadi dulu baru kemudian terasa bahwa ada masalah. Tapi kalau baik-baik saya orang pikir seolah-olah kita tidak berbuat apa-apa.

Saya kira ini sebagai masukan untuk Lemhannas, terima kasih Pak.

SEKRETARIS UTAMA LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL RI (KOMJEN. POL.DR. DRS. H. MOCHAMAD IRIAWAN, S.H., M.M., M.H.):

Terima kasih, sebagai masukan kami, akan kami laporkan Pak Gubernur. Mungkin

catatan kalau memang tidak ditindaklanjuti kami bisa sampaikan ke dalam forum ini pada saat nanti.

Dari Pak Hidayat tadi menyampaikan tentang tidak terpenuhinya anggaran tersebut itu harus dijelaskan jawabannya apa. Tentu ini sebagai masukan.

Page 25: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · 2019-12-05 · Stabilitas politik, hukum, pertahanan dan keamanan, dan transformasi layanan publik. 5 Dalam prioritas nasional

25

Kemudian pengkajian tentang ibukota memang kami belum pernah melakukan itu, belum pernah ada. Inikan juga dalam proses, jadi Insya Alloh kami lakukan masukan dari Bapak.

Kemudian yang terakhir dari Pak Effendi. Terima kasih Pak, kita ingin seperti yang Bapak sampaikan. Jadi memang kembali anggaran yang cukup menurun dari tahun ke tahun. Tapi ini tolong saja dulu yang 7 miliar, lumayan buat kami, sehingga kita bisa jalan.

Sekian, terima kasih.

Wassalaamu'alaikum Warohmatulloohi Wabarokaatuh.

KETUA RAPAT (DR. H. ABDUL KHARIS ALMASYHARI):

Wa’alaikumsalaam Warohmatulloohi Wabarokaatuh.

F-PDIP (DR. EFFENDI MS SIMBOLON, MIPOL.): Sebentar Pak. Saya minta itu yang telaahan mengenai.

SEKRETARIS UTAMA LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL RI (KOMJEN. POL.DR. DRS. H. MOCHAMAD IRIAWAN, S.H., M.M., M.H.):

Telaahan mengenai menumpuknya perwira TNI di satuan yang Bapak sampaikan tempo

hari.

F-PDIP (DR. EFFENDI MS SIMBOLON, MIPOL.): Jadi kolonel sampai bintang itukan masalah. Kalau boleh telaahannya kita terima.

SEKRETARIS UTAMA LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL RI (KOMJEN. POL.DR. DRS. H. MOCHAMAD IRIAWAN, S.H., M.M., M.H.):

Itu pernah kita bahas, nanti akan cek lagi berkaitan dengan telaahan yang Bapak

sampaikan tempo hari kolonel yang cukup banyak di TNI yang nganggur. Terima kasih.

KETUA RAPAT (DR. H. ABDUL KHARIS ALMASYHARI): Nanti jika kajiannya sudah mohon dikirim ke Komisi I. Jika kajiannya belum ada mohon

dilakukan kajian terhadap hal itu. Dari BSSN, silakan.

SEKRETARIS UTAMA BADAN SIBER DAN SANDI NEGARA RI (SYAHRUL MUBARAK, S.IP., M.M.):

Terima kasih Pimpinan. Terima kasih atas pertanyaan dan tanggapan dari Pak Supiadin, Pak Hidayat, Pak

Effendi, dan Pak Nico. Saya mencoba untuk menjelaskan beberapa hal yang terkait dengan pertanyaan-pertanyaan tadi.

Jadi anggaran yang diajukan oleh BSSN di tahun 2020 ini, dan telah dibahas dalam trilateral meeting, dan angka yang keluar di pagu anggaran 2,2. Dan untuk di tahun 2020 ini dinilai itu memadai.

Memang di bulan Mei yang lalu terjadi pergantian Kepala BSSN, dan Kepala BSSN nampaknya memang menilai dari kegiatan di tahun 2020 itu memprioritaskan kepada tiga hal. Jadi dari tiga hal yang Beliau sampaikan itu sudah dapat didukung:

1. Pengembangan National Security Operation Center (NSOC);

Page 26: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · 2019-12-05 · Stabilitas politik, hukum, pertahanan dan keamanan, dan transformasi layanan publik. 5 Dalam prioritas nasional

26

2. Penguatan bidang penelitian dan pengembangan; 3. Pengembangan kapabilitas dan kapasitas SDM. 3 (tiga) hal ini tercermin dari kegiatan-kegiatan yang ada di BSSN, dimana semua

kegiatan tersebut diarahkan dengan lebih mematangkan atau meningkatkan maturitas dari keamanan siber di tiga sektor. Dan itu tidak bisa memang hal itu bisa berjalan apabila dilakukan dengan berkolaborasi dan bersinergi. Karena kita pahami bersama, setiap kejadian, khususnya di ranah siber ini untuk keamanan siber, itu kolaborasi menjadi sesuatu keniscayaan. Jadi kalau BSSN membangun dirinya sendiri kuat, namun ekosistem dari keamanan siber itu tidak dibangun, itu juga percuma. Jadi sekarang memang diarahkan ke arah membangun maturitas dari tiga sektor yang menjadi ruang lingkup BSSN.

Kemudian pertanyaan yang kedua tadi mengenai Papua. Memang betul BSSN juga memberikan tanggapan, karena salah satu fungsi dari BSSN adalah melakukan deteksi ancaman. Deteksi ancaman yang kita monitoring, kemudian hasil dari apa yang kami dapatkan melalui ranah siber, dan berdasarkan sumbernya sosial media dan sebagainya, itu sudah diberikan melalui Menkopolhukam, dan Pak Kepala juga menyampaikan di beberapa rapat Menkopolhukam.

Kemudian pertanyaan yang berikut dari Pak Hidayat. Untuk yang Papua di tahun 2019 ini, selain deteksi ancaman tadi, BSSN juga sedang membangun di 2019 adalah tadi yang saya sebutkan National Security Operation Center. Ini adalah satu sistem dimana BSSN berada di level nasional. Di layer-layer bawahnya yang ada di kementerian/lembaga, bahkan di daerah, itu diharapkan juga membangun security operation center, sehingga nanti ancaman-ancaman di bidang siber melalui, tentunya tingkat ancamannya dan penanganannya itu bisa di cover oleh seluruhnya KL secara kolaborasi, dan juga oleh BSSN. Jadi sistem ini merupakan sistem proteksi, dan juga sekaligus nantinya ini menjadi tempat untuk berbagi informasi tentang ancaman atau insiden siber. Jadi sistem ini bersifat komprehensif.

Kemudian yang kedua kaitan dengan pindah ibukota memang kami belum memasukkan di dalam 2020. Namun kalau melihat dari program kami, dimana Pemerintah sudah mengeluarkan Perpres Nomor 95 Tahun 2018 tentang sistem pemerintahan berbasis elektronik (e-government). Dalam perpres itu melibatkan beberapa kementerian/lembaga, termasuk BSSN. BSSN bertanggungjawab terhadap keamanan informasi dari sistem pemerintahan berbasis elektronik. Nampaknya ini kalau diterapkan di dalam pemerintahan atau di ibukota baru ini akan menjadi satu sistem yang terintegrasi. Dan saya pikir arsitekturnya mungkin lebih baik dibanding yang sekarang di Jakarta ini. Dan kami terlibat di dalam pembangunan, khususnya arsitektur keamanan informasinya.

Kemudian pertanyaan yang kedua dari Pak Nico. Memang betul Pak di dalam prioritas BSSN tergambar mengenai kegiatan atau program yang berkaitan dengan SDM. Didalam prioritas nomor satu ini, penguatan kapasitas SDM keamanan siber, kami masih melihat bahwa penyelenggaraan pelaksanaan keamanan siber di sektor pemerintah masih lemah. Jadi berangkatnya dari sana. Karena yang kami tangani kan ada tiga, sektor pemerintah, sektor critical information, sektor ekonomi digital. Maka prioritas di sektor pemerintah ini kami lakukan penguatan kapasitas SDM untuk semua sektor-sektor yang menangani keamanan siber.

Sedangkan ke sektor-sektor lain ada kegiatan-kegiatan, tapi tidak masuk di prioritas yang sifatnya adalah membangun budaya keamanan siber, melakukan literasi kepada masyarakat melalui program-program yang dilakukan ke kalangan anak-anak remaja maupun para mahasiswa. Ini dilakukan roadshow semacam itu, itu juga tetap dilakukan. Jadi prioritasnya memang untuk kearah keamanan siber di sektor pemerintah.

Kemudian untuk yang Bapak Simbolon. BSSN memiliki 3 (tiga) fungsi secara umum: 1. Fungsi operasional; 2. Sebagai regulator dan juga melakukan audit keamanan; dan 3. Membangun ekosistem dari keamanan siber. Untuk di 2020 ini yang operasional kami prioritaskan untuk pembangunan NSOC tadi.

Jadi kebutuhan untuk pembangunan NSOC dipenuhi. Tahap pertamanya di 2019 dan pengembangannya lanjutannya di 2020. Insya Alloh kalau sudah di 2020 ini dilakukan maka prioritas berikutnya kami sudah masukkan di dalam renstra atau RPJMN 2020-2024. Jadi skala prioritasnya seperti itu.

Page 27: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · 2019-12-05 · Stabilitas politik, hukum, pertahanan dan keamanan, dan transformasi layanan publik. 5 Dalam prioritas nasional

27

Untuk yang lainnya, selain NSOC ini adalah Litbang. Kita tahu bahwa teknologi keamanan informasi maupun keamanan sandi informasi itu memang kekuatan yang paling baik adalah yang dibuat sendiri. Jadi untuk itu di tahun 2020 Litbang ini menjadi salah satu prioritas untuk bisa mengembangkan teknologi yang berkaitan dengan keamanan siber dan keamanan persandian.

Kemudian yang ketiga baru kita lakukan yang pengembangan SDM tadi. Jadi dibalik keberhasilan semua itu tergantung dari manusianya. Untuk itu pengembangan SDM keamanan siber sandi ini juga menjadi prioritas.

Jadi itu yang bisa kami jelaskan untuk di 2020 bahwa skala prioritas seperti yang tadi kami sebutkan.

Mungkin itu saja, Pak Pimpinan. F-PDIP (DR. EFFENDI MS SIMBOLON, MIPOL.):

Sebentar Pak. Itu renstranya ada ya?

SEKRETARIS UTAMA BADAN SIBER DAN SANDI NEGARA RI (SYAHRUL MUBARAK, S.IP., M.M.):

Memang renstra inikan terkait juga dengan presiden yang akan datang. Jadi untuk

Pemerintah sendiri sudah menyusun naskah teknokratiknya. Kami pun sudah menyusun naskah teknokratiknya. Nanti setelah digabungkan baru kami menyusun renstranya. Jadi diperkirakan itu bulan Januari.

F-PDIP (DR. EFFENDI MS SIMBOLON, MIPOL.):

Maksud saya begini Pak, kan resntranya renstra BSSN ya BSSN. Bukan visi-misi ini.

Kalau visi-misi tunggal, Presiden. Ini renstra blue print-nya khusus di kelembagaan ini. Karena inikan dua lembaga dipadukan ini, Sandi dan Siber. Sebenarnya harusnya jangan digabung. Sandi sendiri, Siber sendiri, harusnya. Tapi ini di Indonesia digabungkan. Lain fungsi sebenarnya Pak.

Karena sandi itukan pengamanan seluruh instrumen negara. Kalau siber itu Bapak kan keluar itu sampai bisa meng-attack kemana-mana urusan siber. Tapi di Indonesia digabungkan. Makanya di undang-undang itu saya juga belum lihat itu.

Saya melihat apakah dengen pemenuhan angka ini hanya pemenuhan semata? Ini sering di TNI/Polri ini. Pemimpinnya A belinya ini, nanti ganti pemimpin belinya B, pemimpin C ganti lagi. Itu yang terjadi di TNI/Polri begitu alutsistanya. Ini sama tidak begitu? Makanya kita mau lihat renstranya mana, tolong diberikan ke kita.

Jangan tanya Pemerintah, Bapak kan punya renstra sendiri. Bahwa itu merujuk ke RPJMN itu iya. Tapi resntranya yang Bapak jadikan panduan untuk pengajuan inikan renstra Bapak kan? Renstranya mana?

SEKRETARIS UTAMA BADAN SIBER DAN SANDI NEGARA RI (SYAHRUL MUBARAK, S.IP., M.M.):

Memang saat ini belum disahkan, karena memang menunggu dari RPJMN nya dulu.

F-PDIP (DR. EFFENDI MS SIMBOLON, MIPOL.): Kok disahkan resntranya sendiri. Siapa yang mengesahkan resntranya BSSN?

Page 28: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · 2019-12-05 · Stabilitas politik, hukum, pertahanan dan keamanan, dan transformasi layanan publik. 5 Dalam prioritas nasional

28

SEKRETARIS UTAMA BADAN SIBER DAN SANDI NEGARA RI (SYAHRUL MUBARAK, S.IP., M.M.):

Kepala BSSN.

F-PDIP (DR. EFFENDI MS SIMBOLON, MIPOL.): Iya, mana?

SEKRETARIS UTAMA BADAN SIBER DAN SANDI NEGARA RI (SYAHRUL MUBARAK, S.IP., M.M.):

Tapi nanti menunggu RPJMN.

F-PDIP (DR. EFFENDI MS SIMBOLON, MIPOL.): Ngapain.

SEKRETARIS UTAMA BADAN SIBER DAN SANDI NEGARA RI (SYAHRUL MUBARAK, S.IP., M.M.):

Karena arahnya dari kebijakan nasionalnya dulu.

F-PDIP (DR. EFFENDI MS SIMBOLON, MIPOL.): BSSN itu punya kemandirian dia dalam menata urusan siber dan urusan sandi.

Sebenarnya kalau saya dari awal tidak setuju disatukan itu. Lembaga sandi itu sendiri, lembaga siber sendiri. Tapi di Indonesia dipadukan. Renstranya mana, sehingga Bapak bisa mengajukan angka ini.

Ini di Indonesia Pak, ini latah-latah begini sering sekali. Diajukan, beli, habis itu tidak connect dia sama berikutnya ini. Panduan saya renstranya mana, ada tidak sekarang?

SEKRETARIS UTAMA BADAN SIBER DAN SANDI NEGARA RI (SYAHRUL MUBARAK, S.IP., M.M.):

Kalau draft sudah ada.

F-PDIP (DR. EFFENDI MS SIMBOLON, MIPOL.): Kenapa masih draft? Kenapa tidak ditandatangani dulu. Bahwa nanti di revisi oleh atas

perintah si A, si B, itu soal lain. Tapi kan resntranya ada dulu. Katanya Kepala mengajukan tiga poin ini, dasarnya darimana? SEKRETARIS UTAMA BADAN SIBER DAN SANDI NEGARA RI (SYAHRUL MUBARAK, S.IP., M.M.):

Renstra.

F-PDIP (DR. EFFENDI MS SIMBOLON, MIPOL.): Mana renstranya? Kok renstra ngarang-ngarang, memang ini perusahaan pribadi ini?

Tidak bisa. Ini keseringan di instrumen kementerian kita yang buat konsultan. Konsultan asing, konsultan orang luar, bikin, tahu-tahu bikin saja. Tidak pernah padu Pak. Saya ingin melihat Bapak patokannya angka ini darimana, sehingga kita bisa lihat.

Seperti BIN, dia ingin ke 20 triliun, tapi itu mungkin 10 tahun, tapi dia menuju pertama sekian triliun dulu, pengadaan ini-pengadaan ini untuk mengejar ketertinggalannya dan

Page 29: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · 2019-12-05 · Stabilitas politik, hukum, pertahanan dan keamanan, dan transformasi layanan publik. 5 Dalam prioritas nasional

29

sebagainya. Ada, BIN saja kasih ke kita. BSSN mana? Saya tidak mau kasih persetujuan kalau Bapak tidak kasih itu. Karena persetujuan kita buat apa. Silakan saja Pemerintah menyetujui Bapak. Saya dari Fraksi PDI Perjuangan tidak akan setuju. Karena inikan sama juga mengarang, dengan segala hormat saya.

Pegangan kita adalah renstra Bapak. Bapak KPA (Kuasa Pengguna Anggaran) kok tidak punya renstra? Renstra itu kita jadikan pegangan/panduan, baru kita bisa memberikan pertimbangan menyetujui atau tidak. Kalau tiba-tiba pengadaan-pengadaan tahu-tahu tidak tahu darimana arahnya, untuk apa ini. Itu yang terjadi selama ini di TNI/Polri. Pejabatnya A ganti, pejabatnya B ganti. Tolong Pak, bisa dipenuhi tidak?

SEKRETARIS UTAMA BADAN SIBER DAN SANDI NEGARA RI (SYAHRUL MUBARAK, S.IP., M.M.):

Kami punya dua dokumen yang menjadi rujukan. Jadi sebelum membuat renstra yang 5

tahunan itu kami juga punya road map. Kalau road map itu kami sudah ada. Mungkin disana bisa Bapak lihat di road map. Itu dokumen rujukan yang pertama. Tapi kalau renstranya sendiri memang belum.

F-PDIP (DR. EFFENDI MS SIMBOLON, MIPOL.):

Yang pasti, Pimpinan maaf, yang pasti kan Bapak mengatakan “sejak pimpinan kami

baru Beliau mengarahkan tiga poin ini”. Betul Pak? Itu dasarnya darimana? Inikan tidak bisa ngarang-ngarang Pak. Ini tidak bisa maunya Effendi Simbolon, maunya Pak Hinca, tidak bisa ini. Ini lembaga negara Pak, semua ada kode aturannya. Apa konkordannya, apa pertimbangannya, dasarnya apa, goal-nya apa, sehingga kita bisa memenuhi angka ini. Bahkan bukan kita mengatakan “ini kebesaran”, belum tentu. Jangan-jangan kurang Pak. Tapi panduan saya adalah resntranya Bapak. Bukan visi-misi, visi-misi Presiden Pak. Jadi tolong diberikan, itu menjadi persyaratan saya menyetujui untuk Bapak diteruskan ke Banggar. Sebab kalau tidak nanti saya titip juga di Banggar untuk dibintangi dulu Bapak nanti. Jangan pikir itu bisa dicairkan itu.

Saya sekali lagi saya tidak masuk dalam satuan dua-tiga Bapak. Itu sepenuhnya adalah hak domain Bapak. Tapi bapak mengajukan, dan ini keluar dari RKP Pemerintah, kita pegangannya harus jelas. Karena BSSN ini lembaga baru yang kita penuhi dengan aturan undang-undang, kemudian dukungan anggaran. Tujuannya juga sangat strategis, yaitu adalah mengantisipasi seluruh proxy yang ada di seluruh wilayah siber. KETUA RAPAT (DR. H. ABDUL KHARIS ALMASYHARI):

Pak Sestama BSSN, Bapak tinggal jawab, serahkan saja road map dan draft. Mau yang

seperti apa yang dipakai jadi rujukan pembuatan ini. Jangan berputar-putar, nanti Pak Effendi Simbolon makin tertarik untuk memperdalam lagi ini. Kalau sampai tidak punya renstra sama sekali berarti masalah besar. Jangan Bapak “ini yang sudah ditandatangani atau belum”, kasihkan renstranya selesai. Road map-nya kasihkan, renstranya kasihkan, selesai. Jadi tidak usah dipanjang-panjangin.

Kalau Bapak tidak berani menyerahkan, Pak Kepala BSSN suruh menyerahkan ke Komisi I, karena Beliau yang mengambil tiga poin tadi. Nanti akan kita tanya dasarnya apa, “dasarnya ini” ya sudah selesai. Kalau Bapak tidak berani menjawab tidak apa-apa, nanti biar Pak Kepala BSSN yang jawab.

Saya kira demikian, Bapak/Ibu sekalian. Mohon kalau hal-hal yang pertanyaan “mana, kami minta”, jawab saja “kami akan serahkan”. Jangan berputar-putar. Kalau berputar-putar seolah-olah Bapak ini berlindung dari sesuatu yang tidak jelas, padahal kita jelas semuanya.

Page 30: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · 2019-12-05 · Stabilitas politik, hukum, pertahanan dan keamanan, dan transformasi layanan publik. 5 Dalam prioritas nasional

30

Bapak/Ibu sekalian, Kita masuk ke draft kesimpulan. Jadi ini bukan pembahasan anggaran yang terakhir,

masih ada satu pembahasan lagi, sehingga garis besar dari kesimpulan ini adalah kita akan meneruskan ke Badan Anggaran.

Seperti tadi dikatakan Pak Effendi Simbolon, kalau tidak disampaikan road map ataupun renstranya Beliau mengusulkan untuk dibintangi.

Akan disampaikan pal ya? Baik, begitu saja.

Draft Kesimpulan Rapat Dengar Pendapat Komisi I DPR RI

Dengan Sestama BSSN, Sestama Lemhannas, dan Sesjen Wantannas

Rabu, 4 September 2109 1. Komisi I DPR RI telah menerima penjelasan Sestama BSSN, Sestama, Lemhannas,

Sesjen Wantannas terkait pagu anggaran BSSN, Lemhannas, dan Wantannas Tahun Anggaran 2020 dengan rincian sebagai berikut: a. Pagu Anggaran BSSN Tahun Anggaran 2020 sebesar 2 triliun 206 miliar 308

juta 572 ribu rupiah yang terdiri dalam program: 1) Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya BSSN

sebesar 899 miliar 899 juta 712 rupiah; 2) Program pengembangan Siber dan Sandi Negara sebesar 1 triliun 306 miliar

408 juta 860 ribu rupiah; b. Pagu Anggaran Lemhannas Tahun Anggaran 2020 sebesar 204 miliar 233 juta

517 ribu rupiah yang terbagi dalam program: 1) Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya

Lemhannas sebesar 149 miliar 634 juta 816 ribu rupiah; 2) Program pengawasan dan peningkatan akuntabilitas aparatur sebesar 1

miliar 789 juta 863 ribu rupiah; 3) Program pengembangan ketahanan nasional sebesar 52 miliar 808 juta 838

ribu rupiah; c. Pagu Anggaran Wantannas Tahun Anggaran 2020 sebesar 46 miliar 769 juta

195 ribu rupiah yang terbagi dalam program: 1) Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya

sebesar 37 miliar 38 juta 711 ribu rupiah; 2) Program pengembangan kebijakan ketahanan nasional sebesar 9 miliar 730

juta 484 ribu rupiah; Selanjutnya Komisi I DPR RI akan menyampaikan kepada Badan Anggaran DPR RI untuk ditindaklajuti sesuai dengan mekanisme pembahasan anggaran yang ditetapkan oleh Badan Anggaran DPR RI;

2. Komisi I DPR RI dapat menerima penjelasan Sestama Lemhannas dan Sesjen Wantannas yang berkaitan dengan urgensi atau hal-hal penting yang menyangkut peningkatan kebutuhan anggaran Lemhannas dan Wantannas Tahun Anggaran 2020 sesuai usulan kebutuhan tambahan anggaran sebesar: a. Usulan tambahan anggaran Lemhannas Tahun Anggaran 2020 sebesar 6 miliar

910 juta 721 ribu rupiah; b. Usulan tambahan anggaran Wantannas Tahun Anggaran 2020 sebesar 118

miliar 182 juta 474 ribu 500 rupiah; Usulan tersebut selanjutnya akan disampaikan kepada Badan Anggaran DPR RI untuk ditindaklanjuti sesuai dengan mekanisme pembahasan anggaran yang ditetapkan oleh Badan Anggaran DPR RI.

Ada koreksi?

Page 31: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · 2019-12-05 · Stabilitas politik, hukum, pertahanan dan keamanan, dan transformasi layanan publik. 5 Dalam prioritas nasional

31

F-PDIP (DR. EFFENDI MS SIMBOLON, MIPOL.): Pimpinan, itu yang pertama saya mohon dalam kesimpulan kita juga tercatat. Karena itu

buat semua mitra kita juga harus sama, jadi rujukannya itu harus renstranya. TNI juga begitu, pagu itu dari renstra. Jadi kalau kita tidak catatkan ini nanti seolah-olah ini menjadi masalah yang sepele. Karena tidak mungkin mengajukan angka sekian tapi ujug-ujug darimana.

Kalau road map, road map mana, kita kan belum lama RDP dengan Kepala Sandi juga. Tidak ada ajuan sebesar ini.

Ini contoh, Kepala BIN saja turut/patuh. Bahkan dua kali berturut-turut di ruangan ini. Bahkan kepaa BIN sendiri yang minta maaf untuk merevisi.

Saya terus terang saja, saya tidak terlalu respect kalau cara pengajuan angka dari BSSN seperti ini, Pak Sestama. Jadi tolonglah, kita inikan tertib. Bernegara ini juga tertib dalam penyelenggaraannya. Tolong buktikan bahwa renstra itu ada. Dimana nanti saya mau lihat, highlight-nya dimana. Karena ini kita pertanggungjawabkan uang rakyat ini, betul tidak ini penting, betul tidak ini urgent.

Remonerasinya TNI saja baru kemarin dibayar 3 bulan lumsum. Hampir itu semua orang tidak bayar segala macam 3 bulan. Jadi jangan kita negara kita lagi surplus. Lagi defisit kita.

Jadi tolong saya minta dicatatkan ini, Pimpinan, di poin 1 tadi.

KETUA RAPAT (DR. H. ABDUL KHARIS ALMASYHARI): Pak Effendi Simbolon, kita cek dulu. Karena memang ini adalah rangkaian, di usulan

pertama mestinya ada. Inikan rapat yang kesekian dari anggaran. Sedang kita cek dulu Pak. Nanti kalau ada yang tidak ada itu baru kita tegur.

F-PDIP (DR. EFFENDI MS SIMBOLON, MIPOL.): Oke, baik.

KETUA RAPAT (DR. H. ABDUL KHARIS ALMASYHARI): Ketika mengajukan pertama biasanya pasti landasannya ini-ini-ini segala macam,

panjang itu.

F-PDIP (DR. EFFENDI MS SIMBOLON, MIPOL.): Kita pengalaman Pak, ini sharing saja, di Bakamla saya sebut saja, itu dia kenaikan itu

sampai 5 kali lipat dari DIPA nya sendiri. Itu kemudian terbukti. Saya mohon maaf ini, bukan ke Sestama, bukan ke BSSN, ini analogi saja. Sekali lagi

saya bukan dalam posisi menuduh, tapi saya menganalogikan bukan sama, tapi hal-hal yang seperti ini kita ingin juga clear juga, ada apa ini terdadak-dadak. Makanya saya Wantannas juga tadi dengan segala hormat saya mohon maaf, Pak Laksamana, bukan saya masalah pribadi, biar clear juga kita Pak. Karena di kami juga waktu di Bakamla korban juga anggota-anggota kami, teman-teman kami, karena ternyata dia menyisipkan itu, yang bukan barangnya tapi dititipkan disitu.

Ini mohon kita clear. Sudah jelas renstranya, rujukannya ini jelas, oke go a head, nanti tinggal walloohu a’lam saja kesana. Tapi kalau disini juga kemudian kita ujug-ujug, nanti dulu. Paling tidak saya ketika saya hadir di rapat saya tidak mau.

KETUA RAPAT (DR. H. ABDUL KHARIS ALMASYHARI):

Ini kita bukakan, jadi rapat pertama tanggal 17 Juni 2019, halaman ketiga ‘Capaian

Laporan Keuangan Wajar Tanpa Pengecualian’. Halaman kedua tentang ‘Program Kerja Anggaran BSSN 2020’. Terus halaman kelima itu tentang Prioritas Nasional, terus Program Prioritas. Terus kebagian prioritas nasional yang kelima ‘Stabilitas Pertahanan Keamanan’, terus

Page 32: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · 2019-12-05 · Stabilitas politik, hukum, pertahanan dan keamanan, dan transformasi layanan publik. 5 Dalam prioritas nasional

32

kemudian memang tidak ada renstra, sehingga nanti kita harus sampaikan. Bisa jadi ini mengacunya pada renstra, saya tidak tahu ya, tetapi tidak ditulis disitu.

Jadi saya kira kita terima usulan Pak Effendi Simbolon untuk menambahkan/mencantumkan. Coba ditulis redaksinya, kita buat satu kesimpulan sendiri, Komisi I meminta kepada tiga-tiganya sajalah sekalian ya, untuk menyerahkan dan melampirkan renstra masing-masing dalam usulan program dan anggaran tahun anggaran 2020.

F-PDIP (DR. EFFENDI MS SIMBOLON, MIPOL.):

Pimpinan, tapi ini subject to-nya. Jadi kita tidak akan teruskan ke Badan Anggaran. Atau

kita meneruskan dengan catatan itu minta untuk dibintangi itu. Kita berhak membintangi itu. Jadi kalau kita dibintangi kita bikin surat ke Menteri Keuangan dan ke Presiden bahwa ini belum clear. Bisa itu, banyak.

Kita tidak ada kepentingan disini. Cuma kalau dibuat seperti ini terpisah seolah-olah kita minta lagi. Kita tidak akan meneruskan pembahasan ini ke Badan Anggaran yang mulai besok bersidang kalau ini tidak disampaikan. Sebab kita hanya mau mengecek saja betul tidak anda menyusun ini/mengajukan ini merujuk kepada renstra. Tidak boleh Pak ini kemudian di benak sesaat begitu, latah-latahan, repot kita Pak, pertanggungjawabanya repot. Banyak sekali ini kejadian.

Jadi mohon, Pak Pimpinan dan kita semua, teman-teman mohon pengertiannya, bahwa ini penting agar tertib penyelenggara negara. Khususnya masalah Undang-Undang 17 juga benar kita melaksanakan dari mulai awalnya.

KETUA RAPAT (DR. H. ABDUL KHARIS ALMASYHARI):

Mungkin begini, Pak Effendi, nanti soal itu dimasukkan ke 1 boleh, tidak masalah, buat

saya tidak masalah. Tapi kan memang masing-masing kementerian dan lembaga itu ada program prioritas nasional yang ini bukan dia yang buat.

F-PDIP (DR. EFFENDI MS SIMBOLON, MIPOL.):

Program prioritas dia nomor 7, bukan nomor 5. Tetapi itukan umum. Bisa dia

mengajukan ke angka itu rujukannya apa. Kayak BIN itu contoh, dia menuju ke angka 20 triliun. Tahap pertama dia pengembangan dulu ke 10 triliun. Maka diajukan sama dia, clear disini. Dua hari ini Kepala BIN, dua hari full, sampai pagi kita. Clear itu. Malah pulang dulu, balik lagi kesini. Betul tidak Pak, Bapak yang pimpin kemarin. Clear itu, jelas. Tidak bisa ujug-ujug di gedok disini. Makanya kita tidak perlu berdebat, tunjukkan saja renstra Bapak.

KETUA RAPAT (DR. H. ABDUL KHARIS ALMASYHARI):

Oke, saya kira tadi sudah disanggupi Pak BSSN, dan yang lain nanti. Terus kemudian memasukkan ini kesimpulan satu ya.

F-PDIP (DR. EFFENDI MS SIMBOLON, MIPOL.): Iya, jadi kesimpulan satu, ‘usulan tersebut selanjutnya akan disampaikan kepada Badan

Anggaran dengan catatan’, begitu Pak. Kita tidak ada niat kita menahan-nahan itu.

KETUA RAPAT (DR. H. ABDUL KHARIS ALMASYHARI): Coba yang 3 itu di copy, naik ke atas: ‘Selanjutnya Komisi I DPR RI akan menyampaikan kepada Badan Anggaran DPR RI

untuk ditindaklanjuti sesuai dengan mekanisme pembahasan anggaran yang ditetapkan oleh Badan Anggaran DPR RI dengan catatan (koma) BSSN, Lemhannas, menyerahkan dan melampirkan renstra masing-masing dalam usulan program’.

Page 33: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · 2019-12-05 · Stabilitas politik, hukum, pertahanan dan keamanan, dan transformasi layanan publik. 5 Dalam prioritas nasional

33

Oke ya saya baca ya: ‘Selanjutnya Komisi I DPR RI akan menyampaikan kepada Badan Anggaran DPR RI

untuk ditindaklanjuti sesuai dengan mekanisme pembahasan anggaran yang ditetapkan oleh Badan Anggaran DPR RI dengan catatan, BSSN, Lemhannas, sudah menyerahkan dan melampirkan renstra masing-masing dalam usulan program dan anggaran tahun anggaran 2020’.

Yang ke 2 tadi sudah, saya tidak perlu baca lagi. Perubahan itu yang pertama.

Bapak/Ibu sekalian, Saya ketok dulu ya, ini kita sudah sepakati.

(RAPAT : SETUJU) Dengan demikian berarti Rapat Dengar Pendapat Komisi I DPR RI dengan Sestama

BSSN, Sestama Lemhannas, dan Sesjen Wantannas Rabu 4 September 2019 telah selesai. Kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pimpinan dan jajaran dari BSSN, Lemhannas, dan Wantannas. Kami ucapkan terima kasih kepada seluruh Anggota Komisi I atas perhatiannya dalam rapat ini.

Saya tutup dengan alhamdulillaahirobbil ‘aalamiin.

Assalaamu'alaikum Warohmatulloohi Wabarokaatuh.

KETOK PALU : 3 KALI (RAPAT DITUTUP PUKUL 13.27 WIB)

Jakarta, 4 September 2019 a.n. KETUA RAPAT

SEKRETARIS RAPAT,

SUPRIHARTINI, S.I.P., M.Si. NIP. 19710106 199003 2 001