dewan perwakilan rakyat republik indonesia … filemaupun di bph serta diduia mitra kerja urusan gas...

48
sudah DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI VII DPR RI DENGAN PLT. DIRJEN MIGAS, KA. BPH MIGAS DLL Tahun Sidang : 2017-2018 Masa Persidangan : III (tiga) Rapat ke- : Jenis Rapat : Rapat Dengar Pendapat Hari, Tanggal : Senin, 12 Februari 2018 Waktu : 13.19 WIB 16.04 WIB Tempat : R. Rapat Komisi VII Ketua Rapat : Dr. Ir. H.E. HERMAN KHAERON, M.SI/F-PD. (Wakil Ketua Komisi VII/F-PD) Sekretaris Rapat : Dra. Nanik Herry Murti (Kepala Bagian Sekretariat Komisi VII) Acara : 1. Kebijakan Gas Domestik dan Jaringan Gas 2. Penjelasan terkait Proyek Pipanisasi Kalimantan-Jawa (KaLIJA) 3. Dan Lain-lain Hadir : 28 Anggota Dengan rincian: Fraksi PDI-P 5 orang dari 9 Anggota Fraksi Partai Gerindra 4 orang dari 7 Anggota Fraksi Partai Golkar 5 orang dari 9 Anggota Fraksi PAN 3 orang dari 5 Anggota Fraksi Partai Demokrat 3 orang dari 5 Anggota Fraksi PKB 2 orang dari 4 Anggota Fraksi PKS 1 orang dari 4 Anggota Fraksi PPP 3 orang dari 3 Anggota Fraksi Partai Hanura ... orang dari 3 Anggota Fraksi Partai Nasdem 2 orang dari 3 Anggota

Upload: trinhngoc

Post on 28-Apr-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

sudah

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

REPUBLIK INDONESIA

RISALAH RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI VII DPR RI

DENGAN

PLT. DIRJEN MIGAS, KA. BPH MIGAS DLL

Tahun Sidang : 2017-2018

Masa Persidangan : III (tiga)

Rapat ke- :

Jenis Rapat : Rapat Dengar Pendapat

Hari, Tanggal : Senin, 12 Februari 2018

Waktu : 13.19 WIB – 16.04 WIB

Tempat : R. Rapat Komisi VII

Ketua Rapat :

Dr. Ir. H.E. HERMAN KHAERON, M.SI/F-PD. (Wakil Ketua

Komisi VII/F-PD)

Sekretaris Rapat :

Dra. Nanik Herry Murti (Kepala Bagian Sekretariat Komisi

VII)

Acara : 1. Kebijakan Gas Domestik dan Jaringan Gas

2. Penjelasan terkait Proyek Pipanisasi Kalimantan-Jawa

(KaLIJA)

3. Dan Lain-lain

Hadir : 28 Anggota

Dengan rincian:

Fraksi PDI-P 5 orang dari 9 Anggota

Fraksi Partai Gerindra 4 orang dari 7 Anggota

Fraksi Partai Golkar 5 orang dari 9 Anggota

Fraksi PAN 3 orang dari 5 Anggota

Fraksi Partai Demokrat 3 orang dari 5 Anggota

Fraksi PKB 2 orang dari 4 Anggota

Fraksi PKS 1 orang dari 4 Anggota

Fraksi PPP 3 orang dari 3 Anggota

Fraksi Partai Hanura ... orang dari 3 Anggota

Fraksi Partai Nasdem 2 orang dari 3 Anggota

JALANNYA RAPAT: KETUA RAPAT (Dr. Ir. H.E. HERMAN KHAERON, M.SI/F-PD): Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabaraakatuh Salam sejahtera untuk kita semua Selamat siang Para Eselon I dibidangnya masing-masing kedepan sajalah. SKK ka nada itu Pak Sekretarisnya depan saja Pak. ada Pak Deputi. Satuan pengawas didepan saja Pak biar kelihatan penuh kan didepan bagus begitu. para direksi yang ikut boleh didepan. Hari ini kita Rapat Dengar Pendapat terkait dengan dua hal penting, tetapi hal lain saya kira silakan untuk diangkat pada Rapat Dengar Pendapat ini. perlu saya sampaikan, hari ini ada Rapat Paripurna pukul 16.00, sehingga kita batasi waktu paling lambat ya pukul 16.00 itu karena kita tidak boleh menabrak Rapat Paripurna, sehingga kita harapkan semua bisa dengan efektif untuk menyampaikan hal-hal terkait dengan agenda kebijakan gas domestik dan jaringan gas. Yang kedua, penjelasan yang terkait dengan project pipanisasi Kalimantan-Jawa dan lain-lain karena BPH sebagai pemangku kebijakan untuk dihilir, tentu juga menyampaikan hal-hal lain dan tentu nanti sesuai dengan pemaparan dari masing-masing Eselon I dan para Pimpinan di SKK maupun di BPH serta diduia mitra kerja urusan gas yaitu Pertagas dan PGN. Yang terhormat seluruh Anggota Komisi VII DPR RI, bapak-Ibu sekalian. PLT Dirjen Migas ini tidak ganti-ganti, kapan gantinya ini Pak…, jadi paling sering rapat disini akhirnya beserta seluruh jajaran di Direktorat Migas Kementerian ESDM, Saudara Kepala BPH Migas, Saudara Kepala SKK Migas yang diwakilkan kepada Wakil Kepala SKK Migas karena Pak Amin hari ini sedang sakit. Kemudian dengan Komite BPH Migas, Direktur Utama PT Pertamina Gas dan Direksi yang hadir serta Direktur Utama PT PGN. Pertama-tama marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah Subhanallahu Wata’ala Tuhan yang Maha Kuasa kita masih diberi kesehatan didalam rangka menjalankan tugas konstitusional kita. Kami menjalankan tugas hari ini adalah pengawasan dan Bapak-Ibu sekalian menjalani tugas dieksekutif sebagai mitra kerja. Telah dihadiri 11 Anggota dari 8 fraksi tertandatangani dan saya mohon izin forum untuk segera kita membuka rapat ini dan karena ini rapatnya sifatnya juga terbuka, tentu saya mohon izin untuk terbuka untuk umum. Dengan mengucapkan bismillahirrahmannirahim rapat saya dibuka dan terbuka untuk umum.

(RAPAT DIBUKA PUKUL 13.19 WIB) Bapak-Ibu sekalian. Tentu terkait gas, banyak hal yang ini menjadi persoalan dilapangan. Selain juga dihantui persoalan kekurangan gas domestik juga beberapa yang mungkin terkait dengan jaringan bahkan terakhir ini kita disibukkan dengan kegaduhan akibat langkanya gas 3 kilo gram yang menurut saya tidak ada lagi pilihan bahwa jaringan gas ini menjadi solusi yang paling tepat. Selain bisa menyalurkan langsung terhadap komunitas atau terhadap masyarakat dengan harga yang murah, dengan cara yang efektif juga boleh jadi ini akan mengurangi terhadap kekurangan supply gas akibat hal-hal lain. Hal-hal lain banyak sekali. Bisa jadi penyelewengan, bisa jadi agen dan distributor yang tidak mengikuti aturan yang berlaku. Namun demikian, juga Pak Ego pemerintah harus turun langsung saya kira menangani persoalan ini. Tidak bisa persoalan ini kemudian menjadi tugas Pertamina Gas dan PGN perusahaan gas negara. Contoh untuk bisa secara efektif menyalurkan gas kerumah tangga ini juga sangat terkendala oleh jaringan utama gas yang semestinya pemerintah memberikan

fasilitasi terhadap infrastruktur ini dan lain hal, tentu nanti Kepala BPH Migas akan menyampaikan pemaparan terkait dengan policy terhadap penyaluran dihilir migas. Saya kira, saya tidak berpanjang lebar untuk menyampaikan kata pengantar dari Pimpinan.

Selebihnya saya persilakan Saudara-saudara yang diundang pada hari ini untuk menyampaikan pemaparannya. Untuk pertama kali, kami persilakan Saudara PLT Dirjen Migas dan Sekjen Kementerian ESDM untuk menyampaikan pemaparan. Selanjutnya nanti dilanjutkan BPH migas, kemudian Wakil Kepala SKK Migas dan nanti mitra kerja dimasing-masing perusahaan penyalur gas untuk menyampaikan pemaparannya. Waktu dan kesempatan, kami persilakan. PLT DIRJEN MIGAS: Terima kasih. Yang kami hormati Pimpinan dan Anggota Komisi VII DPR RI, Kepala BPH Migas, Kepala SKK Migas yang diwakili oleh Wakil Kepala SKK Migas, Direktur Utama Pertamina Gas beserta jajarannya, Direktur Utama PT PGN beserta jajaran, para pejabat dilingkungan Kementerian ESDM serta hadirin yang berbahagia. Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Selamat siang. Salam sejahtera untuk kita semuanya. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas rahmat-Nya kita pada siang ini dapat berkumpul untuk melaksanakan amanah konstitusi yaitu Rapat Dengar Pendapat dengan agenda fungsi pengawasan yaitu kebijakan gas domestik, jaringan gas serta penjelasan terkait project pipanisasi Kalimantan-Jawa atau Kalija. Pimpinan dan Anggota Komisi VII DPR RI yang kami hormati. Status cadangan gas nasional per-1 Januari 2017 adalah sebesar 142,72 triliun standar kubik fix yang terdiri dari cadangan terbukti sebesar 100,36 triliun kubik fix, cadangan mungkin 21 triliun kubik fix dan cadangan harapan sebesar 20, 63 triliun kubik fix. Sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM Nomor 06 2016 Menteri ESDM menetapkan alokasi dan harga gas bumi. Penetapan alokasi dan pemanfaatan gas bumi dilakukan dengan mempertimbangkan kebijakan energi nasional, kepentingan umum dan negara. Neraca gas bumi Indonesia, neraca induk infrastruktur gas bumi nasional, cadangan serta peluang pasal serta keekonomian lapangan dari cadangan gas yang akan dialokasikan. Sedangkan penetapan harga mempertimbangkan keekonomian lapangan, harga gas bumi di dalam negeri dan internasional. Nilai tambah dari pemanfaatan gas bumi domestik, kemampuan daya beli, konsumen domestik, dukungan program pemerintah dan harga bahan bakar lainnya. Utilisasi gas untuk kebutuhan domestik mulai meningkat, sehingga porsi alokasi domestik lebih besar daripada porsi alokasi ekspor yang dimulai Tahun 2012. Sebagai gambaran Bapak-Ibu sekalian, pada Tahun 2017 sebesar 61, 8% gas dialokasikan untuk kebutuhan domestik yang antara lain dimanfaatkan oleh pabrik pupuk sebesar 12%, kelistrikan 15%, industri 25%, lifting gas 3% serta gas kota dan SBBG. Pimpinan dan Anggota Komisi VII DPR RI yang saya hormati. Infrastruktur gas termasuk jaringan gas merupakan jembatan agar besarnya Sumber Daya Alam Indonesia dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menggerakan kehidupan dan perekonomian karena sebagai negara kepulauan seringkali lokasi sumber gas sangat jauh dari konsumen dan dari pusat kegiatan. Dapat kami laporkan kepada Bapak-bapak dan Ibu-ibu para Anggota Dewan yang kami hormati, bahwa untuk jaringan gas rumah tangga yang sudah terbangun melalui APBN sejak Tahun 2009 hingga Tahun 2017 berjumlah 235.925 sambungan rumah tangga. Capaian pembangunan jaringan gas rumah tangga di Tahun 2017 ini adalah sebesar 41.394 sambungan rumah. Sedangkan yang menggunakan

penyelesaian dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 243 adalah sebanyak 8000 sambungan rumah tangga. Dua lokasi yaitu di Kota Samarinda dan Kabupaten Pali putus kontrak dan akan dilanjutkan di Tahun 2018 setelah mendapatkan persetujuan BPKP. Pimpinan dan Anggota Komisi VII DPR RI yang saya hormati. Izinksn kami untuk menyampaikan perkembangan terkait dengan pipanisasi Kalija. Apabila merujuk kepada keputusan Menteri ESDM 1321/K 20/Mem 2015 tentang Rencana Induk Jaringan transmisi dan distribusi gas bumi nasional serta keputusan Kepala BPH Migas Nomor 042/KPTS/PL BPH Migas/2006 telah ditetapkan PT Bakri and Brothers sebagai pemenang lelang hak khusus ruas Bontang-Semarang dengan spesifikasi pipa sebagai berikut panjang pipa 207 kilometer, 204 kilometers, offshore 3 kilometer onshore, kapasitas pipa 200 mm skaf dan biaya tol fee sebesar 1,546 US$ per mm skaf. Terkait dengan pipa kalijadua telah ditetapkan PT Bakri dan Brothers sebagai pemenang lelang hak khusus. Rencana spesifikasi pipa pada pipa Kalijadua ini adalah ruas pipa terbentang dari Bontang hingga Kepodang dengan panjang kurang lebih 1000 kilometer. Untuk detail lebih lanjut setelah kami menyampaikan paparan BPH Migas untuk menyampaikan paparan lebih detail. Pimpinan dan Anggota Komisi VII DPR RI yang kami hormati. Sebagai penutup kami ingin menyampaikan bahwa pemerintah telah menerbitkan berbagai regulasi dan kebiijakan yang mendukung pemanfaatan gas bumi sebagai prioritas. Pemerintah terus meningkatkan lokasi gas untuk domestik dan pembangunan gas rumah tangga. Untuk itu, kami mohon dukungan dari seluruh organisasi kementerian, lembaga dan badan usaha untuk dapat mewujudkannya. Pimpinan dan Anggota Komisi VII DPR RI yang kami hormati. Demikian penjelasan kami mengenai topic yang telah diagendakan. Terima kasih Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh KETUA RAPAT: Wa’alaikumussalam Terima kasih Pak Ego PLT Dirjen Migas dan sebelum ke Kepala BPH Migas, saya ingin nanti ada jawaban, jawabannya nanti saja terkait dengan tadi kalau melihat Kalija itukan Jawa-Kalimantan inter koneksi yang sekarang sudah terpasang ke Podang, apakah memungkinkan itu terjadinya koneksi dari Kalimantan ke Podang dan ke Jawa? Yang kedua, apakah memang besarannya sudah memadai sebesar pemipaan yang sudah terpasang. Ini supaya efisien karena sudah investasi disitu. Kalau investasinya tidak berlangsung juga nanti saya kira para mitra yang sudah memasang pipa itu juga akan kerugianlah begitu ya. Itu dua hal yang saya kira mohon nanti dijawab. Terakhir dan yang ketiga, apakah pemerintah juga menyiapkan infrastruktur? Kalau kitakan saat ini lebih melihat infrastruktur itu adalah jalan, jembatan, pelabuhan, kemudian airport kan sama saja sebetulnya kepentingannya dengan infrastruktur untuk penyedia gas terhadap masyarakat diseluruh Indonesia. Jadi itu nanti mohon jawaban yang lebih jelas secara teknis. Selanjutnya kami persilakan Kepala BPH Migas untuk memberikan pemaparannya. KEPALA BPH MIGAS: Bismillahirrohmannirrohim. Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh. Selamat siang dan salam sejahtera bagi kita semua.

Yang kami hormati Pimpinan Komisi VII DPR, Bapak-bapak-Ibu-ibu Anggota Komisi VII DPR yang berbahagia dan rekan-rekan Dirjen Migas, Komite BP Migas, SKK Migas dan Direksi atau pun Dirut daripada Dirut Badan Usaha Milik Negara PGN dan Pertamina. Izinkan kami menyampaikan yang mungkin lebih detail tentang sejarah perjalanan bagaimana proyek Kalija ini telah dilelang oleh BPH MIgas sejak Tahun 2006. Sebelum kami masuk ke Kalija, kami menyampaikan dulu bagaimana secara hukum tugas BPH Migas. Tugas BPH Migas didalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 pada Pasal 46 ayat (3) itu ada 6. Dalam 6 itu 3 di BBM, 3 di gas. Nah khusus 3 yang digas ini perlu kami sampaikan pertama itu adalah mengatur dan menetapkan tariff pengangkutan gas bumi atau tol fee itu dari BP Migas. Yang kedua, mengatur dan menetapkan harga gas bumi untuk rumah tangga dan usaha pelanggan kecil. Jadi harga gas untuk rumah tangga dan pelanggan kecil. Jadi harga gas untuk rumah tangga dan pelanggan kecil itu tugas BPH Migas, tapi untuk harga gas industri itu pemerintah langsung. Jadi seperti yang kemarin Pak Menteri diresmikan di Mojokerto itu harga gas ditentukan oleh BPH Migas untuk gas. Nah yang ketiga, ini kaitan sama Kalija tugas BPH Migas sebagaimana amanah dari Undang-Undang adalah mengatur dan menetapkan pengusahaan transmisi dan distribusi gas bumi. Disini adalah BPH Migas sebagaimana membuat pengusahaan gas bumi baik itu transmisi maupun Wilayah Jaringan Distribusi atau WJD. Nah bagaimana melaksanakan lelang ini? BPH Migas diatur yang namanya irijigeben itu ada didalam PP Nomor 36 Tahun 2004 ya dan Peraturan BPH juga. Itu diamanah Undang-Undang Migas. Ijigeben itu adalah Rencana Induk Jaringan Gas Transmisi dan Distribusi Gas Bumi Nasional 2012 sampai 2025. Nah rencana inilah yang menjadi patokan BPH Migas yang mesti dilelang. Jadi sebagai info Bapak-bapak dan Ibu-ibu sekalian, didalam rijigeben itu paling tidak untuk transmisi saja. Ada 18 ruas yang mesti kami lelang oleh BPH MIgas, tetapi sejak Tahun 2006 sampai hari ini belum sempat kami lelang lagi Pak karena kepastian pasokan gas tadi yang disampaikan Pak Dirjen Migas bahwa penentuan gas itu, pasokan gas itu ditentukan oleh menteri baik itu rekomendasi SKK Migas maupun langsung oleh Pak Menteri. Nah disini kami belum bisa ini melaksanakan ini, tetapi ini adalah tusi BPH Migas. Kalau kami tidak melaksanakan berarti kami menyalahi kinerja kami. Apalagi dalam RPJM-N dalam induk kinerja BPH Migas itu mesti ada dalam tahun ini saja 550 kilo minimal yang mesti kami bangun infastruktur pipa tadi. Terkait dengan pipa yang telah dilelang pada Tahun 2006 tadi itu ada 3 ruas. Pipa Kalimantan-Jawa tadi sudah disampaikan ada 1200 kilo, kemudian ada pipa Gresik-Semarang itu sepanjang lebih kurang 267 kilo, ada pipa Cirebon-Semarang sepanjang 230 kilo. Ini yang dilelang pada Tahun 2006 lalu. Untuk pipa Kalimantan-Jawa yang sepanjang 1200 kilo tadi itu pemenangnya Bakrie and Brothers, kemudian untuk pipa Cirebon-Semarang pemenangnya adalah rekayasa industri yang sampai hari ini juga belum dilaksanakan masih nol dan pipa Gresik-Semarang dilaksanakan oleh PT pertamian dan Petragas. Waktu itu pemenangnya masih belum dipecah menjadi ada Petragas dan Petragas Niaga, jadi masih holdingnya. Nah ini progressnya sudah 72%. Inilah tiga ini yang sampai hari ini kami baru bisa laksanakan selama BPH Migas ini ada Tahun 2006 itu pun yang baru berjalan tadi ke Podang-Tampak Loro. Jadi Kalija… KETUA RAPAT: Itu berapa total investasi untuk semua jaringan itu? KEPALA BPH MIGAS: Ada dihalaman terakhir Pak. Kami hitung itu sekitar bisa dicek dihalaman supaya singkat saja ya? dihalaman. KETUA RAPAT: Lanjut dulu Pak Ivan

KEPALA BPH MIGAS:

Baik kami sampaikan ini Pak. dua itu amanah undang-undang dilelang oleh BPH tiga ruas tadi dan yang baru bisa dilaksanakan Gresik-Semarang ini pun kita sudah ada sekarang ada… biru yang di Exxon dibeli oleh Pertamina punya keoptimisan jadi ini akan selesai … di PLN Gresik. Kemudian Kalija juga akhirnya pada Tahun 2013 itu dipecah menjadi Kalija satu dan Kalija dua. Kalija satu itu adalah dari Kepodang-Tambak lorok yang sekitar 200 kilo yang itu sudah gas ini sejak Tahun 2015 yang mestinya itu mungkin sampai Tahun 2025 itu masih jalan, tapi kita dapat laporan yaitu sudah … dan dianggap gasnya sudah mau decline. Yang melaksanakan pipa ini adalah Bakri, tapi dalam pelaksanaannya waktu itu menjadi KJG namanya PT Kalimantan Jawa Gas kerja sama antara PGN dengan PT Bakrie and Brothers Pak. inilah yang jalan Pak. selebihnya diluar itu belum bisa dilaksanakan karena tadi kita kepastian pasok gas tadi Pak. F-PG (H. DITO GANINDUTO., M.BA):

Pak Pimpinan, sedikit Pimpinan. Pak mungkin tadi PPH maupun SKK maupun

PGN kita di highlight dikasus Petronas ini saja Pak yang di decline. Itu kita highlight

jangan sampai kitakan ada Rapat Paripurna, jadi sampai selesai paling tidak kasus ini

harus kita bicarakan ya. di highlight saja Pak, bapak-bapak yang bagian presentasi

tolong di highlight mengenai kasus ini Pak. force majeure itu.

KEPALA BPH MIGAS: Ya saya lanjutkan Pak ya? jadi terima kasih Pak Dito. KETUA RAPAT: Jadi sesuai presentasi, nanti penekanannya dikasus Podang itu. KEPALA BPH MIGAS: Jadi khusus untuk Kepodang Pak ya? ini prosesnya sudah mungkin ada dihalaman 8 dan 9 Pak. Jadi sudah kami sampaikan kronologisnya Pak ya. Jadi mulai sejak BPH Migas melelang tadi Pak Tahun 2005 hanya dimenangkan 2006 dan selanjutnya mungkin kami langsung saja pada Tahun 2013 itu dihalaman 7 ya bahwa ada skema dulu hulu Pak, jadi didekat hulu sebenarnya pipa Kepodang-Tambak Lorok ini dirubah jadi untuk menteri merubah itu ada dari tanggal 12 April 2012 waktu jamannya SDM untuk harga gas antara CPML dengan PT PLN Tambak lorok sebesar 4,61 US$ per-mmbtu dengan eskalasi 8,6 pertahun. Kemudian lanjut Pak 8 Mei 2012, PT Bakrie menyatakan kesiapan membangun pipa transmisi gas bumi Rusa Kepodang-Tambak Lorok. F-GERINDRA (RAMSON SIAGIAN):

Interupsi Pak Ketua. Tadi menjelaskan Kepala BPH ini yang halaman…

KEPALA BPH MIGAS: Halaman 7 F-GERINDRA (RAMSON SIAGIAN):

Yang rencana lelang ruas tranmisi itukan ada Palembang-Tanjung Siapi-api, ada

Natuna-Kalbar itu semua dana atau belum Dan?

KEPALA BPH MIGAS: Ada yang belum Dan, ada yang baru rencana Pak, tapi itu semua adalah …

F-GERINDRA (RAMSON SIAGIAN):

Dan itu apa? aturannya dijelaskan dong Pak Ketua oleh beliau. Kan begitu kita

tahu mana yang sudah DAN ini, jangan hanya disebut-sebut rencana lelang mana yang

sudah dam.

KETUA RAPAT:

Jadi nanti disebutkan saja. Kronologis ini terlalu rigit begitu ya.

F-GERINDRA (RAMSON SIAGIAN):

Jadi jangan dibaca begitu yang penting-penting.

KETUA RAPAT:

Ini disebutkan rencananya tahun sekian, lelang tahun sekian. Rencana itu kapan

rencananya, jadi jelas. Kalau memang pada keberatan dari investasi swasta kan bisa

saja nanti infrastuktur gas utama inikan juga menjadi fiscal negara begitu ya. lanjut Pak.

KEPALA BPH MIGAS: Jadi mungkin saya menjawab dulu yang spesifik atau yang umum dulu Pak? F-GERINDRA (RAMSON SIAGIAN):

Yang tadi itukan sudah dijelaskan cuma tidak diberitahu mana yang sudah dan, mana yang belum. KETUA RAPAT: Jadi begini supaya Pak Ifan tidak ngaclok, runtun tadi yang ditanyakan Pak Dito disitu didalamin. Tadi yang minta penjelasan Pak Ramson didalami. Jadi runtun saja. Jadi jangan ngaclok-ngaclok, nanti malah semua tidak dapat begitu loh ya dan yang tidak terlalu penting menurut saya tidak perlu dijabarkan terlalu panjang begitu. silakan. Ini pukul 16.00 soalnya kita harus stop rapat ini. silakan Pak. KEPALA BPH MIGAS: Oke. kami menjawab dulu tadi ya yang khusus ke Podang-Tambak Lorok dulu Pak ya? jadi tadi kami sampaikan sudah ada kronologisnya kami sampaikan semua itu Pak dihalaman 7 maupun 8 maupun sampai halaman 9 Pak khusus masalah yang ke pipa Podang-TamBak Lorok ini Pak. Jadi kami langsung loncat saja Pak kehalaman 9 ya Pak. Disitu disampaikan bahwa pada Tahun 2014 sudah ada perjanjian kerja sama offtaker antara gas energi, PLN dan Petro Gas Niaga tentang pemanfaatan gas bumi dari Kaltim yang dialihkan melalui pipa Kalija tahap dua untuk kepentingan dalam negeri berlaku 1 tahun. Ini halaman 8 saja Pak. Kalau yang itu pengembangan Kalija dua ini. Jadi halaman 8 pada tanggal 16 Januari 2012 rapat rencana pelimpahan pemenangan lelang hak khusus dari Bakrie ke KJG PT Kalimantan Jawa Gas yang memutuskan bahwa diperlukan surat pernyataan DPT Barata dan PT Bakrie waktu itu pendamping lelangnya Pak serta pelaku lelang tidak keberatan dan tidak akan melakukan gugatan hukum dikemudian hari atas pelimpahan pemenang lelang hak khusus kepada dari PT Bakrie ke PT KJG. Kemudian 16 Januari 2014 surat pernyataan PGN perihal tidak berkeberatan dan tidak akan melawan gugatan hukum dikemudian hari atas pelimpahan pemenang lelang hak khusus PT Bakrie ke KJG. Dimana didalam KJG pun PGN memiliki saham disana Pak. Kemudian 16 Januari 2014 juga ada surat pernyataan PT Barata ya menyatakan tidak keberatan, kemudian tanggal 17 Januari 2014 BPH Migas menyetujui pembangunan ruas tranmisi ke Podang-Tambak Lorok oleh PT KJG melalui keputusan

sidang komite Pak. pada tanggal 20 Januari 2014 BPJ membuat surat kepada menteri mendukung upaya yang telah dilakukan PT Bakrie dalam menyelesaikan pembangunan Kalija tahap satu dan kita tahu bahwa pipa kalija ini sudah berjalan, sudah gas in pada Tahun 2015. Selanjutnya kita tahu setelah dapat informasi terakhir, laporan dari PT KJG… menyatakan bahwa terjadi force majeure ya pada Tahun 2018 ini dan KJG maupun Petronas sudah menunjuk Lemigas untuk melaksanakan audit pihak ketiga yang terus-terang saja sampai saat ini BPH Migas pun belum tahu hasil dari lemigas itu apa. Yang jelas kami dari BPH Migas yang melelang pipa ini mengharapkan pipa ini tetap bisa dipakai Pak karena ini investasinya belum balik modal Pak dan kalau ini gagal, tidak bisa dipakai, maka apapun yang dilelang oleh BPH kemudian tidak ada yang percaya investor. Apakah itu BUMN maupun swasta. Nah ini point kami dari sisi Undang-Undang Migas. Kami adalah yang melelang, menetapkan pengadaan pipa transmisi ini. jadi kami meminta bagaimana pipa yang sudah ada ini Pak dimanfaatkan untuk menyuplai nanti di Tambak lorok ini, nah apakah nanti bisa terkoneksi dengan pipa Kalijasan, Kali dua yang dari Bontang tadi dan sesungguhnya itu kami persilakan saja. Yang jelas kami sudah berharap ini sudah kami lelang… F-PD (H. IHWAN DATU ADAM, SE.):

Interupsi Pak Pimpinan.

KETUA RAPAT:

Silakan.

F-PD (H. IHWAN DATU ADAM, SE.):

Ini baru dapat SMS dari Kesekjenan kita tinggal 10 menit. Pukul 14.00 ada Rapat

Paripurna. Demikian Pimpinan.

Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Saya minta sekretariat untuk cek dulu ya. oke lanjut dulu silakan.

KEPALA BPH MIGAS: Oke Pak langsung tadi menjawab pertanyaan Pak Ramson Pak yang dihalaman 29 Pak. dihalaman 29 inilah ruas-ruas pipa transmisi yang diamanahkan kepada BPH Migas melewati Kepmen 2700 pada Tahun 2012. Ini baru pipa transmisinya saja Pak. ini saja ada 18 ruas. Kami sampaikan tadi contoh ada pipa dari Dumai 2700 pada Tahun 2012. Ini baru pipa transmisinya saja Pak. Ini saja ada 18 ruas. Kami sampaikan tadi contoh ada pipa Duri-Dumai Pak. itu coba lagi dilaksanakan oleh PT PGN sama Perta gas sama-sama Pak. Sekarang lagi on progress. Kalau tidak progress-nya sudah mungkin ya 30% ya. Kemudian Gresik-Palembang Pak. Gresik-Palembang ini sudah diajukan oleh BUMD Sulsel, PPDE Sulsel. Jadi sudah mengajukan dokumennya, tapi belum bisa dilelang sama BPH Migas karena syarat lelang BPH Migas itu mesti ada FS… sama feet-nya Pak, nah ini belum masuk. F-GERINDRA (RAMSON SIAGIAN):

Interupsi Pak Ketua, maksud saya Pak Kepala BPH yang sudah dan itu yang

mana saja, yang lainnya retorika yang dan yang mana. Itu saja Pak kepala karena

inikan sekarang dibirokrasi dimana pun ada retorika, ada yang dan ya Pak Kurtubi ya

melalui Pak Ketua. Jadi semua banyak bahasa politik sudah semua, tapi sekarang era

pencitraan. Semua dibikin-bikin seakan-akan sudah jalan itu barang, padahal belum

bergerak kan begitu. Yang aktual saja langsung.

KEPALA BPH MIGAS: Terima kasih Jadi Pak kalau kami sampaikan yang 18 ini hampir semua belum ada Pak, kecuali tadi Pak yang kami sampaikan… F-GERINDRA (RAMSON SIAGIAN):

Maaf Pak, bahasa hampir semua belum ada. Itu coba Pak Ketua ini ahli bahasa

ini saya lihat doktor semuamya. Waktu membuat abstrak bahasanya bagus saya lihat.

KETUA RAPAT:

Rupanya baca juga, padahal tidak baca.

KEPALA BPH MIGAS: Jadi ini memang. KETUA RAPAT:

Begini, dari 18 ini mana yang jalan, mana yang tidak jalan. Itu saja.

KEPALA BPH MIGAS: Yang sudah jalan itu Duri-Dumai Pak, kemudian… KETUA RAPAT:

Sebentar, interupsi dulu silakan Pak Ahmad Farial.

F-PPP (H. ACHMAD FARIAL):

Terima kasih Ketua.

Tolong dari 18 itu disebut siapa-siapa yang punya dan dilelang tahun berapa.

Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Silakan. Lebih jelas saja. Inikan sudah jelas 18 Pak. dari 18 mana yang jalan,

mana yang tidak jalan. Bukan belum, tidak jalan begitu. terus kemudian siapa saja ini

dari 18 ini yang menang tender itu. Silakan.

F-GERINDRA (RAMSON SIAGIAN):

Pak Ketua, bukan hampir tidak jalan. Inikan bahasa ngeri juga “hampir tidak

jalan”.

KETUA RAPAT:

Tadi saya katakan “tidak jalan” Pak, “tidak hampir”.

KEPALA BPH MIGAS: Jadi Pak, dari 18 ruas ini yang sudah Pak ya dilaksanakan itu Duri-Dumai Pak. ini pelaksanaannya dilakukan oleh PGN sama Pertagas. Sudah jalan, jadi sudah progress fisik ya. Kemudian yang kedua, itu adalah Palembang-Tanjung Api-api, Tanjung Api-api-Muntok 45 Pak. Ini pun baru mengajukan ke BPH Migas, BUMN namanya PPD Sumsel, jadi belum dilelang oleh BPH Migas. F-GERINDRA (RAMSON SIAGIAN):

Belum dan-lah.

KEPALA BPH MIGAS: Belum, jadi dia sudah mengajukan ya, tapi karena kita tunggu ini Pak. nah diluar itu semua belum ada ini Bapak, makanya ini peluang investasi, tapi ini adalah amanah didalam …Rencana Induk Jaringan Gas, Transmisi dan Distribusi Gas Bumi nasional yang di SK-kan oleh menteri pada tahun 2012. Nah BPH tidak bisa melelang karena lelang itu bisa dilaksanakan kalau pasokan gasnya supply side-nya maupun demand-side-nya sudah pasti, nah ini… F-GERINDRA (RAMSON SIAGIAN):

Interupsi kami berarti termasuk Kalija yang dimaksud Pak Ketua belum sama

sekali?

KEPALA BPH MIGAS: Belum. Pemenangnya sudah ada 2006 tadi Pak yang Kalija dua Pak. kalau Kalija satu yang di Kepulauan Tambang Lolo sudah jalan tahu-tahu yang mestinya habisnya mungkin Tahun 2025, Tahun 2018 gasnya… KETUA RAPAT:

Baik. Ini informasi dulu yang pukul 14.00 itu imunisasi Pak. imunisasi difteri.

Yang takut penyakit difteri silakan pukul 14.00 untuk imunisasi. Rapat Paripurna pukul

16.00. Lanjut Pak Ivan.

KEPALA BPH MIGAS: Jadi kalau yang tadi lelang Tahun 2006 itu Pak, jadi hanya itu saja Pak BPH yang menang lelang. Tahun 2006 tadi Kalija itu dipecah dua Pak. Kalija satu yang tadi 200 kilo sudah jalan, tapi gasnya habis kan. Ini yang menjadi force majeure jadi masalah yang disampaikan oleh Pak Dito. Yang 1000 kilo tadi Pak yang dari Bontang itu belum dilaksanakan oleh Bakrie sampai hari ini, tapi pemenangnya PT Bakrie. KETUA RAPAT:

Kendalanya apa itu Pak kendalanya?

KEPALA BPH MIGAS: Kendalanya … KETUA RAPAT:

Dan apakah pada waktu melelang itu tidak dipersyaratkan dengan time line

misalkan. Kalau tidak dilaksanakan dalam satu tahun, maka ini kembali akan diambil

alih atau 6 bulanlah begitu ya

KEPALA BPH MIGAS: Ya ini panjang Pak ada kesepakatan mesti dibangun dan sebagainya, tapi selalu inikan dari pasokan gas Pak. kebetulan juga Cirebon sama Semarang tadi Pak. ini pun belum dibangun yang dilelang 11 tahun tadi yang pemenangnya PT REKIND. Yang sudah dilaksanakan ini Gresik-Semarang oleh Pertagas Pak. itu yang mungkin sudah 70% progress-nya. Jadi walaupun waktu Gresik-Semarang itu belum pasti Pertagasnya gasnya waktu itu Pak, mereka bangun saja. Ini commitment Pertamina. Alhamdulilah sekarang dengan commitment … berhenti biru dibeli ini malah makin semangatkan begitu. sudah pasti penyaluran untuk Gresik-Semarang akan dipakai untuk penyaluran gas transmisi Pak. Diluar ini, ini BPH Migas tadi sebagaimana undang-undang ada namanya pipa wilayah jaringan distribusi ini yang sedang ditata dengan Peraturan BPH Nomor 8 Tahun 2014 yang baru diterbitkan 2 minggu lalu oleh Pak Menteri. Ini adalah untuk mengembangkan wilayah jaringan distribusi Pak. Jadi nanti kedepan Pak, tidak ada lagi izin ditingkat hilir yang dikeluarkan oleh Kementerian ESDM. Itu adalah wilayah industri mungkin seperti di Bekasi, di Karawang itu nanti wilayah itu dikuasakan kepada satu badan usaha yang dia bisa melaksanakan pengembangan kawasan gas industri disana nanti selama mungkin sekitar 20 tahun dan seterusnya begitu Pak. Nah inilah tugas BPH Migas. KETUA RAPAT:

Pak Ifan, tadikan mungkin bahasanya terus ya? ini mungkin terus itu aturannya apa memang pasal karet, abu-abu atau bagaimana itu ya? Tadikan mungkin kalau nanti mungkin kalau dikembangkan ke area-area industri. Kata mungkin inikan seolah-olah tidak ada kepastian terhadap penetapan para pemenang tender begitu artinya aturannya ada tidak? Aturan yang kemudian itu memastikan tidak lagi memakai kata “mungkin”, tapi itu adalah aturan yang mengikat terhadap persoalan pemenang tender begitu. KEPALA BPH MIGAS: Ya kalau untuk pemenang tender inikan ada mekanisme Pak, pembentuk panitia lelang, ada… teknis administrasi ada semua Pak begitu. Jadi selama ini… KETUA RAPAT: Tapi kalau sudah 11 tahun begitu tidak dilaksanakan kan itu mengikat terus dengan sipemenang tender? KEPALA BPH MIGAS: Ya betul KETUA RAPAT: Kemudian tidak bisa juga dilelang kepada pihak lain begitu. KEPALA BPH MIGAS: Ya tidak bisa KETUA RAPAT: Ya itukan berarti tidak ada aturan yang tegas disitu begitu. KEPALA BPH MIGAS:

Ini yang kami minta arahan di Komisi VII DPR mau diapain ini Pak? kami bisa saja sidang komite menyatakan “sudah stop ini dicabut tidak ada lagi Pak karena pasokan gas tidak ada”. Nah ini mungkin ada penjelasan dari sisi hulunya kan Pak karena kami tanya ke investornya Pak, kami bagaimana mau mendapatkan dana karena investor perbankan akan menanya “mana pasokan gasnya begitu Pak?” F-PG (H. DITO GANINDUTO., M.BA): Pimpinan.. KETUA RAPAT: Ya Pak Dito silakan. F-PG (H. DITO GANINDUTO., M.BA): Saya ingat pada waktu tender itu, itu kejadiannya mesti begitu bagus kalau tidak salah. Itu sudah kita pertanyakan mengenai sumbernya. Nah sekarang kalau memang ternyata tidak ada sumbernya ya jangan salahin badan usahanya dong. Saya kira, Kepala BPH Migas minta saja ke pemerintah sumbernya bagaimana nih ceritanya bagaimana ini Pak? jadi harus ada kepastian hukum juga untuk investor. Kan juga harus ada kepastian, kalau tiba-tiba tidak ada sumbernya determinate salahnya apa kan begitu. Dulu persyaratannya bawa inikan paket oke ditender dengan catatan ada sumbernya ternyata sumbernya tidak ada kan bisa saja subnya… atau apa bisa cari alternative lain Pak. itu Pimpinan. F-GERINDRA (Ir. H. HARRY POERNOMO): Pimpinan, izin interupsi Pimpinan. KETUA RAPAT: Melanjutkan dulu Pak Dito. Apakah ada keterkaitannya tidak dengan kebijakan menteri? Dengan penetapan tender itu? ada tidak Pak? KEPALA BPH MIGAS: Tadi Pak masalah yang disampaikan tadi bahwa kami yang bertugas melelang Pak, pemenang sudah ada, tetap yang menetapkan gas itu dialokasikan dalam negeri atau diekspor itu mengacu kepada Permen 06 Tahun 2015 itu adalah Menteri ESDM bisa melalui rekomendasi SKK Migas. KETUA RAPAT: Oke berarti masih ada kaitannyalah. Silakah Pak Harry. F-GERINDRA (Ir. H. HARRY POERNOMO): Terima kasih Pimpinan. Saya melihat inilah contoh nyata amburadulnya tata kelola migas kita ya. saya melihatnya begini, penanggungjawab sektor migas itukan ESDN. Jadi yang menentukan rencana tender-tender ini, walaupun wewenang tendernya di BP Hilir, tetapi semua berawal dari policy blue print atau apapun namanya dari ESDM. Jangan dibalik. Jangan lelang dulu gasnya kemudian. Gasnya dulu diadakan baru lelang mestinya begitu. saya melihat sejak awal adanya BP Hilir dengan ESDM ini, itu terkotak-kotak. BP Hilir merasa punya kewenangan lelang, dia main lelang saja. Gasnya tidak tahu dimana, tapi lelang. Itu suasana pada waktu itu. Jadi ini contoh nyata kenapa kita melahirkan revisi Undang-Undang Migas itu kita satukan, tidak ada lagi terkotak-kotak begitu loh. Jadi memang BP Hilir ini sejak awal melangkah apa ya kebablasanlah kurang lebih begitu. Mereka tidak memikir gasnya ada apa tidak. Yang penting saya lelang.

Tadi yang dikatakan kewenangannya lelang ada di BP Hilir ya lelang memang ada di BP Hilir, tetapi policy tata kelola migas ini jaringannya itu menentukan tetap sektor Menteri ESDM. Kalau memang gasnya tidak ada apa susahnya sih bangun LNG, tetapikan ESDM belum punya rencana itu. ini harus kita benahi. Oleh karena itu, didalam RUU Migas kita BP Hilir itu tidak bisa berjalan sendiri, tidak bisa. Semua bermuara dari ESDM dimana pemegang alokasi gas. Contohnya Kalija itu sampai kapan pun tidak akan terbangun. Gasnya tidak ada begitu loh dan itu sudah berulangkali saya angkat didalam forum Komisi VII DPR, tetapikan sampai hari ini tidak ada penegasan. Oleh karena itu, kita harus revisi ini lagi siapa sih yang berwenang bicara masalah ini BP Hilir atau ESDM? Harusnya ESDM ini bukan BP Hilir. Kita ikuti saja pola kerjanya jalan tol. Itu PUPR, tetapi Badan Pengatur Jalan Tol itu hanya melelang, tetapi blue print-nya ada di Kementerian karena Kementerian membawahi SKK Migas sekaligus Menteri ESDM membawahi juga BP Hilir. Kan kesehariannya BP HIlir lapornya ke Dirjen Migas juga, jadi ini masalah tata kelola juga.

Jadi ini omong semua itu 1 sampai 18 itu. Sampai kapan pun tidak akan jadi. …tidak ada, tetapi kita butuh jaringan ini memang. Oleh karena itu, berulangkali saya angkat juga segeralah ESDM itu punya kebijakan blue print ini bagaimana yang terutama di Pantai Utara Jawa itu. Buat saya itu receiving terminal LNG, kemudian jaringan gas. Jadi tidak usah menunggu SKK Migas itu. SKK Migaskan gas lapangan, tapi kalau receiving terminal legalisasi masuk pipa itu urusan hilir saja, tidak ada urusannya sama SKK Migas karena LNG bisa datang dari mana-mana. Bisa impor, bisa dari LNG plan didomestik itu yang harus kita kelola. Oleh karena itu, harapan saya melalui RDP ini ESDM yang mengambil peran ya, bukan BP Hilir, ESDM begitu loh yang menentukan konsep itu.

Berulangkali saya challange menteri itu jaringan gas-jaringan gas, tapi memang sampai hari ini belum keluar. Saya lihat paparan Dirjen Migas juga tidak cara ini toh. Tidak ada Dirjen Migas kan aneh. Ini harusnya rumah tangga Dirjen Migas ini, bukan BP Hilir ini. BP Hilir hanya lelang saja. Kira-kira begitu.

Terima kasih.

KETUA RAPAT: Baik lanjut Pak Ifan. KEPALA BPH MIGAS: Terima kasih Pimpinan.

Jadi saya sepakat Pak yang disampaikan oleh Pak Harry Poernomo ini adalah wilayahnya Kementerian ESDM, tapi ini hanya melaksanakan apa yang sudah dibentuk rencana induk yang disahkan oleh Kementerian ESDM Pak. Jadi yang kami sampaikan adalah SK Menteri, Keputusan Menteri ESDM Tahun 2015. Nah masalah alokasi gas yang sudah dilelang BPH Tahun 2006 Pak, pada saat itu ada alokasi gasnya Pak, jelas ada karena pada saat itu, itu dari Menko Ekuinnya, tetapi kebijakan penting pada saat itu …

KETUA RAPAT: Tetapi ada didalam bumi atau ada sudah? KEPALA BPH MIGAS: Sudah di Pontang tadi Pak yang kami dapat info kebijakan politiknya terjadi perubahan yang awalnya itu untuk kepentingan dalam negeri mungkin itu dibawa keluar itu Pak, nah pada saat itu. Terima kasih F-PG (H. DITO GANINDUTO., M.BA): Interupsi Pimpinan.

Saya menambahkan sedikit Pak Ketua BPH maupun Pak Harry. Saya saksi hidup, saya di Komisi VI DPR ada cadangannya, firm ada ya, kalau yang bilang tidak ada itu salah itu. Yang kedua, memang ada perubahan berubah saja jadi LNG. Nah sekarang kalau tadi Pak Harry bilang tidak ada cadangan menurut saya sih ada. Ada 18 kargo LNG yang dari Bontang yang uncommitted itukan berarti bisa dong mestinya. Coba nanti SKK Migas bisa jelaskan Pak. itu kenapa tidak gasnya saja kita alirkan ke Kalija satu yang sebenarnya mungkin mestinya ada. Dulu sih ada, saya tahu ada. Inilah kadang-kadang pemerintah kita berubah-rubah. Dulu ada, sekarang tidak ada. Aneh saja. Betul ada itu Tahun 2006, jadi betul. Jadi saya kira BPH Migas ini menjalankan yang sudah ada dalam rancangan induk jaringan distribusi itu dari pemerintah melaksanakan tendernya, tapi pengelolaan alokasinya pemerintahkan dalam hal ini SKK Migas. Jadi jangan disalahkan kepada itunya dong, ke ininya saja. Jadi BPH Migas koordinasi saja dengan pemerintah. Itu saja Pimpinan. Jadi ada itu gasnya. F-GERINDRA (Ir. H. HARRY POERNOMO): Pimpinan, mohon maaf Pak Dito. Saya tidak hanya bicara Bontang dekat Jawa, tapi saya ambil contoh sajalah Teras ke Surakarta, ke Ponorogo mau gasnya darimana kalau bukan LNG itu? Teras itu di Boyolali. Jadi kalau memang Bontang ke Jawa ada sebetulnya, kalau memang kita niatnya mau membawa gas dari Bontang ke Jawa itu ada, tapi memang pemerintah yang setengah hati begitu loh dan salah satu masalah juga masyarakat di Bontang itu tidak setuju kalau gasnya dibawa ke Jawa melalui pipa karena dia tidak dapat bagi hasil katanya begitu. takut LNG plan-nya tutup karenakan tidak perlu diproses LNG Pak kalau dibawa ke Jawa kira-kira begitu. Jadi lapangan pekerjaannya berkurang di Bontang itu. itu keluhan dari Walikota Bontang waktu itu.

Sebetulnya ada, kalau memang kita niatnya ada, tetapi maksud saya daerah-daerah ambil contoh Semarang-Teras. Semarang itu tidak ada gas, gas darimana? Kecuali kalau mau yang…, yang sekarang kering itu. Oleh karena itu, saya hanya usul di Pantai Utara Jawa itu Jawa Barat I, Jawa Tengah I, Jawa Timur I bangun receiving terminal LNG, kemudian legalisifikasi masukan ke jalur pipa karena Pantai Utara ini butuh gas industri semua begitu loh. Kalau pun nanti ada gas lapangan ke Polda, dari Tiung Biru kan bisa dimasukan juga kepipa yang sama. Gampang sebetulnya, tapi sayangnya kita tidak punya masterplan yang memang betul-betul capable begitu loh.

Sebetulnya gampang sekali tidak sulit. Saya ambil contoh misalnya pemerintah mau bangun pelabuhan besar di Patimbang, di Cilamaya. Bangun saja sekalian itu LNG receiving terminal, kemudian di Batang ada power plan, LNG juga pasang saja sekarang receiving terminal LNG pasang pipa sekalian, jadi PLN, PLTU-nya dapat, industri juga dapat. Kan di Batang itu sekarang ada power plan dua kali seribu megawatt, tapi belum ada gasnya. Padahal seharusnya pakai gas itu, tidak perlu pakai batubara. Harusnya dibangun saja receiving terminal LNG. Termina dengan PLN kan bangun juga itu di Jawa I lokasinya dimana itu? kalau tidak salah di Jawa Barat Utara itu LNG juga, tapi PLN mau bangun sendiri. Ini maksud saya yang harus diintegrasikan Menteri ESDM yang ambil peran, bukan PLN bangun…sendiri, PGN sendiri, Pertamina sendiri kan aneh republik ini. ini contohnya ada … itu di Cilacap. Itu siapa yang main disitu? Saya tidak tahu … Cilacap, RU IV ya? itu siapa Pertamina? Rencananya dimana itu tidak masuk akal semua ini asal taruh saja tidak jelas apa disitu. Itu kira-kira begitu. saya usul kalau bisa Pimpinan justru kita ini kesempatan bagus, kita buat saja antara pemerintah dengan Komisi VII DPR membuat blue print jaringan pipa gas ini. kita konkritkan saja. Itu usul saya Pimpinan.

Terima kasih.

KETUA RAPAT: Tolong interupsinya singkat, nanti kita dipendalaman boleh kita dalami lagi ya supaya waktunya lebih efisien. Silakan Pak Kurtubi. F-NASDEM (Dr. KURTUBI, S.E., M.Sp., M.Si):

Saya sependapat harus ada kepastian gasnya dulu baru ditender, baru soal pipa ini. Jangan kebalik. Kalimantan Timur itu memang gasnya anjlok research-nya itu. LNG Tangguh itu kapasitas besar, tapi mungkin sekarang tidak sampai seperapat LNG plan-nya jalan karena gasnya sudah habis, sudah berkurang dengan jalannya waktu ya. Jadi gas bisa ada juga kalau batubara dibikin gas di Kalimantan Timur itu, tapi costnya mahal. Kultu gas untuk gantiin itu, tapi itu mahal. Jadi ini kesalahan, tidak tahu kesalahan siapa ini ya, tapi yang jelas akan ada kerugian ya kalau membangun pipa tanpa ada kepastian gasnya terlebih dahulu. Tadi betul Pak Harry itu rakyat Kalimantan Timur tidak rela gasnya dibawa ke Jawa itu intinya pada waktu itu untuk LNG-nya saja menurun terus. Orang Kaltim tidak mau gasnya dibawa lewat pipa ke Jawa. Inginnya tetap LNG, sehingga Kaltim pendapatan daerahnya lebih besar begitu loh, tapi ini pipa gas mau dipaksain terus mau dibangun seperti itu. bisa kedepan seperti itu, kalau coal dari Kaltim itu dirubah jadi dulu atau ada penemuan dari lapangan tentang gas yang baru, tetapi ini betul-betul harus ditata ulanglah masalah pergasan nasional ini. ini kita butuh gas Pulau Jawa saya sepakat. Pantai Utara Sepanjang Jawa itu harus ada pipa gas dimana kota-kota yang dilalui bisa cari gas untuk rumah tangga bisa dibangun. Itu membantu rakyat sekali itu, tapi pastikan dulu gasnya, pastikan tolong. Jangan sampai banyak kasus yang mengatakan migasnya diperut bumi ini besar. Baru jalan beberapa lama anjlok ya, Podang itu ya.

Belum kasus Pertamina dilapangan migas di Australia ya besar. Ngomong besar waktu beli eh baru jalan tidak setahun anjlok ya yang rugi negara juga. nah kita tantang ini geologis-geologis kita supaya lebih hati-hati memberikan rekomendasi kepada Pimpinan ya pada geologis bahwa lapangannya itu gasnya maupun minyaknya jangan me-mark up ya? gas maupun minyak yang perlu … disitu jangan di mark up deh, sehingga kasihan hilirnya ini bangun infrastruktur sudah jadi. Pertamina beli lapangan minyak di Australia sudah keluar duit sekian juta dolar baru beberapa saat anjlok, tutup. Lah ini apakah geologis kita lulusnya tidak benar atau bagaimana ya? mohon maaf ya saya bilang ini oknumlah katakanlah begitu menganalisa tidak benar ini.

Demikian, terima kasih.

KETUA RAPAT: Baik Pak Ifan cukup ya? saya kira cukup ya untuk Pak Ifan, sehingga ini menjadi catatan utama bahwa memang koordinasi ini penting dan Pak Dirjen tolong dicatat betul. Jadi memang kementerian sebagai pemegang otoritas ini harus mengkoordinasikan betul terhadap kerja masing-masing sektoralnya. Silakan dilanjut SKK Migas. WAKIL SKK MIGAS: Pimpinan yang kami hormati; Bapak-ibu Anggota Komisi VII DPR RI yang kami hormati. Kami coba Pak slide yang peningkatan pasokan gas untuk memenuhi kebutuhan domestik. Disini Pak, kami ingin menyampaikan bahwa kami ini sudah berusaha agar supply gas ke … domestik itu jauh lebih besar dbanding dengan yang kita ekspor. Ekportiknya itu kira-kira 4336 BBUTD atau ini equivalen kurang lebih hampir sama dengan MMFD pak 4000-an, namun perhari ini sudah tinggal 2400 MMCFD kurang lebih, namun yang merah itu adalah chart pemakaian gas di dalam negeri baik dalam bentuk LNG maupun gas pipa dimana volumenya jauh lebih besar dibanding dengan yang kita ekspor. Kira-kira rasionya sudah hampir 60% Pak Pimpinan. Kemudian slide lanjutan Pak. disini kami ingin ya memberikan terutama chart yang dibawah Pak bahwa penyerapan industri itu dari nomor 3 yang dibawah Pak ya? penyerapan industri di dalam negeri dari yang kami siapkan 1900 BBUTD itu hanya terserap 80% Pak, kemudian bagaimana dengan dipupuk? Pupuk juga sama kira-kira penyerapannya 86% under Pak. Kemudian mengenai kelistrikan. Kelistrikan ini agak-agak jauh Pak. utilisasinya hanya kira-kira 79% dari gas yang kami siapkan. Kemudian… F-GERINDRA (RAMSON SIAGIAN):

Interupsi Pak Ketua. Berapa puluh persen tadi? WAKIL SKK MIGAS: 59% Bapak F-GERINDRA (RAMSON SIAGIAN): Berapa? WAKIL SKK MIGAS: 59% kalau untuk yang domestik F-GERINDRA (RAMSON SIAGIAN): Berarti yang 41% idol? WAKIL SKK MIGAS: Bukan Pak. Itu yang dieksport Pak. F-GERINDRA (RAMSON SIAGIAN): Maksudnya untuk listrik yang… WAKIL SKK MIGAS: Oh listrik? Listrik itu 79 Pak berarti 21% yang tidak terserap oleh PLN. F-GERINDRA (RAMSON SIAGIAN): Itu pembangkit listrik termasuk milik PLN sama IPP ya? WAKIL SKK MIGAS: Betul Pak. F-GERINDRA (RAMSON SIAGIAN): Kok bisa terjadi seperti itu Pak? itu bagaimana yang rugi siapa disitu? WAKIL SKK MIGAS: Ya tentunya dihulu migas Pak karena gas yang sudah siap tidak terserap dengan baik. Ini kami dijelaskan bahwa setiap …PLN… KETUA RAPAT: Pak Wakil, Pak Waka sebentar. Itukan kalau digeneralisir misalnya tidak terserap hanya 80% serapan begitu ya? itukan bisa saja untuk rata-rata bisa saja mungkin juga tidak terlayani bahkan. Kalau berbicara rata-ratakan bisa terserap. Mungkin kalau dilebih detailkan misalkan PLN serapannya hanya 80%. Kenapa? Karena tidak ada pipanya yang bisa menyalurkan kepada plan-nya PLN misalkan. Mungkin ini harus dijelaskan juga jangan kalau digeneralisirkan menurut saya tidak bisa. Kalau kapasitas serapan di Kalimantan kecil, tetapi di Jawa butuhnya jawa tidak ada suppl-nya diJawa ya jelas akan 80% begitu. WAKIL SKK MIGAS:

Ya itu kali Pak. Jadi kami bisa berikan agak-agak detail, namun salah satu yang membuat jadi … tinggi-rendah lagi, tinggi-rendah lagi karena sebagai picker Pak kebanyakan. Itu yang membuat akhirnya ya permintaannya berfluktuasi. Kemudian kami singgung mengenai commitment kami dijaringan jaringan gas Pak ya? dihalaman belakang Pak Wisnu maaf Pak ini halamannya tidak ada Pak yang ini Pak. Jadi kami ditahun ini maaf Pak di Tahun 2017 Pak ada 10 supply untuk jaringan gas, namun volumenya sangat kecil-kecil misalnya terakhir diresmikan di Mojokerto itu yang dari haski CNOOC itu 0,25 MMCFD Pak. Kalau kami diminta gas untuk jargas kami comit karena ini untuk kepentingan masyarakat banyak dan di Tahun 2017 itu ada kira-kira 10 lokasi Pak yang kami supply. Kalau misalnya ada proyek lagi, ada jarkas lagi selama gasnya ada disekitar karena ada jaringan, maka kami dengan senang hati untuk bisa menyampaikan Pak. Saya kira itu Pak. Kemudian yang… KETUA RAPAT: Sebentar-sebentar. Pak Sekretaris, yang waktu disampaikan di Cirebon itu lapangan apa ya? SKK MIGAS: Mohon maaf Pak. itu lapangannya punyanya EP Pak. KETUA RAPAT: Ada disitu di 10 itu? SKK MIGAS: Tidak ada Pak. inikan masih eksplorasi Pak. KETUA RAPAT: Silakan Pak Waka dilanjutkan. WAKIL SKK MIGAS: Yang tidak kalah penting Pak. Ini kami barusan dapat char dari kantor karena hangat dibahas mengenai jaringan pipa dari Kalimantan ke Jawa Pak ya? jadi kami sampaikan apa adanya Pak yang kami punya di Kalimantan. Pak Wisnu bisa tolong Pak disampaikan Pak? ini file-nya kami belum punya Pak, namun nanti bisa di copy. Nah ini Pak yang garis diatas itu Pak yang hitam ya Pak ya? itu adalah existing gas supply Pak. Kemudian penurunan itu adalah penurunan base on data yang kami punya hari ini dan resource … Pak. gasnya akan turun. Kemudian yang hijau Pak mohon maaf. Yang hijau itu adalah this covery dari Marakas Pak. Marakas itu miliknya Eni ini perusahaan dari Itali. Dimana itu akan memberikan tambahan supply kewilayah east Kalimantan. Kemudian yang biru Pak ini kami-kami sudah buat agak-agak agresif.

Ini adalah development dari IDD Pak. IDD itu adalah Indonesian The Water Development … CEVRON disitu sama ENI dan kalau ini agresif, maka akan ada supply yang biru itu dan diperkirakan Pak dibanding dengan demand yang ada termasuk permintaan dari kilang minyaknya Pertamina di Tahun 2028 kira-kira gasnya itu match Pak sama demand yang ada hari ini. Pak Kurtubi memang betul Pak. Ini tahun lalu Pak … itu utilisasinya hanya kira-kira 57%. Kami hanya kirim kargo itu 171 kargo, sementara capacity-nya itu sampai 300 kargo Pak. Jadi kami sudah mengurangi begitu Pak. Selanjutnya yang hijau Pak. Ini kenapa hijaunya tinggi? Karena kami bicara dengan Pertamina mereka menyampaikan plan bahwa nanti ada kilang di Balikpapan butuh tambahan 140 mmcfd. Kilang di Dumai butuh 120 mmcfd di Bontang juga butuh termasuk juga untuk PLN Jawa 6 dan Jawa 7 Pak, sehingga kalau dijumlah yang permintaan baru ini kurang lebih sekitar 900 mmcfd Pak. nah ini yang biru itu kami kira mencadangkan untuk permintaan di dalam negeri yang kami sebut yang terakhir ini. Jadi kalau ini maaf… ada, di Kaltim ada Pak, namun sudah … dibanding dengan diawal-awal dulu. Ini sebagai ilustrasi Pak. Jadi yang Mahakam itu pick-nya di 2860

mmcfd Pak di Tahun 2009, namun hari ini cuma tinggal 1027 Pak mmcfd, sehingga kurang lebih hanya sepertiganya Pak. Kemudian di fiko itu picknya itu 1589 mmcfd di Tahun 1988. Hari ini cuma tinggal 131 mmcfd Pak. kemudian yang agak besar juga … itu pick-nya 394 mmcfd Tahun 1997 hari ini tinggal 86 Pak, sehingga general memang sudah agak-agak berkurang kecuali ada discovery yang baru Pak. sampai hari ini yang kami indentifikasi hanya Merakes, kemudian IDD Pak. Terima kasih Pak. F-GERINDRA (Ir. H. HARRY POERNOMO): Interupsi Pimpinan. Sebelum ditemukan lapangan baru ini kesimpulannya jadi gasnya tidak ada dari Bontang kira-kira begitu ya? WAKIL SKK MIGAS: Iya Pak. F-GERINDRA (Ir. H. HARRY POERNOMO): Oke. Inikan sudah berulangkali Pak Ego ya Dirjen Migas, saya sampaikan didepan menteri, segera diberikan keputusan yang pasti. Kalija ini berjalan apa tidak? Kalau tidak ya buat penegasan segera, jadi tidak gantung. Kerjaan BP Hilir ini harus diberikan kepastian. Kedepan BP Hilir jangan diulang lagi kejadian ini. jadi mohon Pak Ego kalau memang sudah demikian ya sudah Kalija tender itu terminated demi hukum apa demi faktanya tidak ada. Kecuali SKK bisa menjamin. Nah saya ada pertanyaan yang mungkin sangat teknis ya? itu lapangan Eni apa dari Eni itu ke Bontang dengan ke Jawa itu jauh mana jaraknya? WAKIL SKK MIGAS: Jadi nanti akan di … di jangkrik Pak, lebih dekat ke Bontang Pak Harry. F-GERINDRA (Ir. H. HARRY POERNOMO): Tetap lebih deket ke Bontang Pak. WAKIL SKK MIGAS: Lebih dekat ke Bontang Pak. F-GERINDRA (Ir. H. HARRY POERNOMO): Saya ingin melanjutkan ini sekalian masalah Tambak lorok. Sudahlah segera bangun … terminal itu di Jawa Tengah Pantai Utara itu segera sudah. Lupakan Kalija ini karena gasnya memang sudah tidak ada. Kalau pun ada nanti, saya maaf ya pribadi, saya punya pendapat sudahlah toh suda ada LNG, kalau di Jawa itu ada LNG terminal sudahlah dari Bontang itu dianggap pakai kapal saja. Tidak usah bangun pipa itu pendapat saya pribadi dari awal begitu. Jadi tidak usah repot-repot bangun pipa, wong plan-nya sudah ada kok. Memang waktu itu banyak pendapat mana sih lebih efisien mengangkut LNG dari Bontang ke Jawa dibanding masang pipa gas? Saya mengatakan karena pabrik LNG-nya sudah ada ya sudah pakai kapal saja, ngapain bangun pipa begitu loh. Nanti kalau gasnya habis, pipanya jadi nganggur begitukan seperti ke Podang ini pipanya nganggur. Kalau bangun LNG plan di Jawa Tengah Utara, LNG kalau habis Bontang bisa dari mana-mana dari Qatar ke, dari Tangguh ke. Jadi lebih apa ya, lebih long lasting-lah kalau LNG tidak terikat dengan gas lapangan. Oleh karena itu, saya tetap berpendapat segera resmikan terminal di Pulau Jawa itu paling tidak tiga lokasi Jawa Tengah, ya Jawa Barat Utara, Jawa Tengah Utara, Jawa Timur Utara diintegrasikan dengan pipa dari barat ke timur, dari timur ke barat bisa. Itu saja. Segera Pak Ego ini sangat strategis. Jangan ketinggalan dengan jalur kereta api, jalur trans Jawa, trans Sumatera jangan ketinggalan. Gas itu lebih strategis daripada

jalan tol pandangan saya karena masalah energi. Tidak ada pilihan lain. Itu saja Pimpinan. Terima kasih KETUA RAPAT: Silakan masih dilanjut. Cukup? Baik. Setelah tiga pengambil kebijakan, saya kira kita dengarkan… F-PG (H. DITO GANINDUTO., M.BA): Pimpinan, PGN belum Pimpinan KETUA RAPAT: Ya sebentar, nanti kepelaku maksud saya setelah tiga ini baru ke pelaku Pak. ini pelakunyakan dua ini. Sebelumnya Pak Ego, kalau kebijakan untuk membangun receiving LNG terminal itu disiapa itu kebijakannya? Kementerian ESDM. Kementerian ESDM itu bisa saja meminta kepada presiden untuk membangun beberapa LNG receiving terminal bisa? Bisa Pak? pakai mix Pak. KETUA DIRJEN MIGAS:

Ya bisa Pak. ini sesuai dengan. KETUA RAPAT: Artinya kalau di Komisi VII DPR dirapat anggaran meminta kepada pemerintah untuk membangunkan sebagai cadangan, jika menurun gas yang ada sekarangkan itu menurut undang-undang kan masih boleh begitu ya menurut peraturan? KETUA DIRJEN MIGAS: Baik Pak. KETUA RAPAT: Ini nanti kita dalami kalau memang memungkinkan bahwa pemerintah kemudian menyiapkan fiscal untuk itu, tetapi jangan mengurangi terhadap anggaran yang kecil itu karena kalau Rp6,5 triliun anggaran Kementerian ESDM itukan kecil sekali. Kalau dibebankan kepada itukan kecil, nah apakah nanti bisa menggunakan fiscal seperti jalan tol kan ada yang dibangun pemerintah, ada yang dibangun swasta kan bisa saja begitu ya. pepti-peptikan bisa begitu. baik kita dengarkan dari masing-masing pelaku dilapangan. Saya kira ini penting supaya persoalan-persoalan yang saat ini menjadi permasalahan dilapangan ini bisa kita tuntaskan dirapat ini. kami persilakan dari PGN dulu.. kan belum merger belum kan? PGN kan masih sendiri, kalau Perta Gas kan anak perusahaan Pertamina masih. Silakan Pak Coky. DIRUT PGN: Terima kasih Pak Ketua. Yang saya hormati Bapak Pimpinan Komisi VII DPR RI; Yang saya hormati Bapak dan Ibu Anggota Komisi VII DPR RI, Kepala SKK Dirjen Migas, kemudian ada Kepala BPH, Direksi Pertagas, Direksi PGN dan para tamu dan undangan. Kami sudah menyiapkan bahan presentasi Pak. Kami sudah menyiapkan materi presentasi Pak, tapi kami akan langsung. Kalau boleh langsung ke ada bagian 1, 2, 3, 4, 5 kami focus kebagian tiga dulu karena terbatasnya waktu. Kalau diizinkan kami langsung kepenugasan pemerintah kepada PGN. Jadi izinkan kami untuk

menyampaikan bahwa kami selaku badan usaha membantu sangat tunduk dan patuh kepada penugasan pemerintah. Kami ada 5 penugasan. Yang pertama adalah bagaimana kami mengembangkan jaringan gas rumah tangga untuk sektor rumah tangga, kemudian kami juga diminta untuk mengoperasikan dan membangun SPBG Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas untuk transportasi umum, kemudian kami juga diberikan tugas untuk menyediakan dan mendistribusikan, dan memasang konforter kit untuk kendaraan dinas maupun untuk kendaraan angkutan umum, kemudian kami yang terakhir mendapatkan tugas juga untuk membangun pipa dari Dumai serta pengoperasian, pembangunan jalur pipa dari Tain Poin WNTS ke Pulau Pemping. Dimana kita tahu gas dari WNTS yang hari ini mengalir ke Singapura dengan adanya fasilitas ini dimungkinkan untuk masuk ke Pulau Batam maupun kepengembangan selanjutnya di Dumai… Selanjutnya ini adalah jargas jaringan gas yang sudah kami lakukan baik yang kami operasikan maupun yang kita bangun mendukung program pemerintah. Dimana ada kurang lebih 40 lokasi dengan total kurang lebih hampir 78 ribu satuan gas sambungan rumah tangga telah kami pasang diluar pemasangan gas rumah tangga yang dilakukan oleh PGN itu sendiri, sehingga totalnya saat ini hampir 192.500 rumah tangga yang sudah dilayani dialiri gas melalui jaringan pipa. Selanjutnya ini pemasangan pipa Duri-Dumai, dimana diproyek distribusinya sudah selesai. Kami sekarang menunggu pemasangan pipa transmisi yang 63 kilometer yang tadi disampaikan oleh Pak Ifan. Ini adalah kelanjutan dari pipa transmisi Duri-dumai yang kami bangun sejak Tahun 1998. Selanjutnya ini adalah ruas pipa tain point WNTS. WNTS itu adalah West NatunaTransportation System ke Pulau Pemping. Pulau Pemping itu adalah pulau mungkin salah satu pulau terluar dimana kita memasang meter yang alat transaksi kita kepelanggan transmisi kami di Singapura. Dimana dengan adanya pipa ini, maka gas dari west Natuna dimungkinkan untuk masuk didalam domestik. Hari ini kami masih menunggu karena demand dari pihak kelistrikan di Pulau Batam sedang tidak tumbuh dan berkembang, sehingga masih cukup dipenuhi dengan kemampuan gas yang ada di Sumatera Selatan. Untuk enggenering maupun fit sudah siap, sehingga … demandnya muncul, nanti di Batam maupun di Sumatera pembangunan bisa dilakukan mungkin dalam 15 bulan selesai dipasang Pak. Selanjutnya ini adalah gambar dari SPBG-SPBG yang kita bangun ada 12 SPBG dan 4 MRU. MRU itu adalah Mobile Refueling Unit Pak. ini ada di Monas, ada di Grogol, di Gresik dan di Bandung. Dimana dilokasi-lokasi ini lahannya sulit Pak, sehingga dipasang Mobil Refueling Unit ini memungkinkan bajaj atau kendaraan umum bisa mengisi ditempat yang tidak dimungkinkan kami melakukan pembebasan tanah. Convorter kit kami juga sudah bangun, sudah bagikan kurang lebih hampir lebih dari 2000 unit baik untuk angkutan umum maupun taksi dan kendaraan dinas. Selanjutnya boleh kami lanjutkan untuk pipa KJG Pak? bahwa yang kita bangun kurang lebih sekitar 200 kilometer investasinya 277 juta dolar, panjang pipanya kurang lebih 200 kilometer, kapasitasnya design sekitar 100 milion …, durasi kontrak kami JTA selama 12 tahun, sehingga dalam volume 5 tahun pertama dijanjikan 116 milion skof hanya untuk 12 tahun itu kami berdasarkan aturan BPH Tahun 2015 kami disepakati… mencapai 2,326 …million skof. Sumber gasnya dari Lapangan Kepodang, single supplayer, kemudian dialirkan untuk single user yaitu PLTU Tambak Lorok yang dimiliki Indonesia Power. .. ini dilakukan pada tanggal 22 Agustus 2015. Selanjutnya ini adalah tahun kontrak JTA kami distribusinya pertahun demikian bahwa dari tahun 2015 itu sampai dengan 2019 volumenya kurang lebih 119 milion …per…, kemudian mengalami penurunan sesuai dengan … yang ada berakhir di Tahun 2026 dengan volume 7 miliar … per…. Ada volume ship or pay untuk menjamin investasi atas pipa transmisi itu kurang lebih 90% dari … capacity, sehingga dari Tahun 2015 kami menjamin ship or pay-nya sebesar 104 dari 116 …capacity. Yang paling kanan ini adalah realisasi. Dimana realisasinya sejak tahun pertama jauh dibawah ship or pay, sehingga Tahun 2015 kami mendapatkan volume ship or pay pembayaran atas volume ship or pay pembayaran atas volume ship or pay 2016 dan 2017 masih dibicarakan ship or pay-nya dengan pihak Petronas. Kami masih menunggu pengembangan sumur-sumur dari Petronas sesuai dengan POD. Masih ada dua sumber lagi yang diharapkan dieksplorasi, sehingga kami mudah-mudahan dengan itu volumenya bisa sesuai dengan kontrak. Kemudian produksinya ini tidak sesuai dengan kapasitas yang sudah kami siapkan. Kemudian produksi lapangan Kepodang, dari informasi yang dapat itu hanya berproduksi sampai

Tahun 2019 dari rencana awal yang waktu itu dijanjikan sebagai basis hitungan kita sampai Tahun 2026. Itu yang kami sampaikan Pak. F-PG (H. DITO GANINDUTO., M.BA): Pimpinan, sebentar Pimpinan. Yang tadi Pak, ship or pay-nya sudah dibayar belum Pak sama Petronas? DIRUT PGN: 2015 sudah Pak, 2016-2017 belum Pak. F-PG (H. DITO GANINDUTO., M.BA): Jadi berapa kira-kira yang belum dibayar? Kemudian ini Pak, kerugiannya kan tadi investasi Rp270 juta kira-kira Pak ya? kemudian inikan akan berakhir Tahun 2018 ini , jadi berapa kerugiannya ini kira-kira? Yang kedua, apakah sudah ada statement dari mereka force majeure? KETUA RAPAT: Silakan Pak. Kalau dirutnya agak sulit menjawab, bisa ke direksi lainnya. DIREKSI PGN: Siap. Saya Dilo Pak Direktur Teknik Infrastruktur. Menanggapi Pak Dito tadi bahwa investasinya kita itu kita rencanakan seumur kontrak receive capacity Pak. jadi kalau misalnya receive capacity-nya tahun 2015 itu 116 mm…, kemudian realisasinya ternyata dibawah itu sementara save or pay-nya itu 104 juga tidak tercapai itu pada Tahun 2015 itu karena kesiapan dari PLN-nya yang belum siap, tapi PLN bayar Pak save or pay-nya. Save or pay-nya PLN bayar artinya PLN complay terhadap kontrak GTA. Kemudian Tahun 2016-2017 gilirannya yang PLN-nya sudah siap pembangkitnya, tetapi supply-nya yang memang tidak pernah tercapai. Nah dalam hal ini Petronas yang sampai hari ini belum bisa menyelesaikan tanggungjawabnya sesuai dengan GTA. Kalau masalah kerugian Pak, sesuai dengan kontrak memang masih berlaku perhari ini dengan asumsi bahwa kontrak itu masih berlaku, dimana ada jaminan pengembalian kita itu di ship or pay kita belum bisa menghitung kerugian sebenarnya kalau memang semuanya itu sesuai dengan kontrak yang ada begitu Pak. ini yang sekarang kita anggap memang terjadi dispute-nya dimasalah Petronas yang belum comply yang belum melakukan pembayaran terhadap ship or pay-nya Pak. Kemudian untuk masalah force majeure tadi mungkin sudah disampaikan oleh SKK maupun BPH bahwa sesuai dengan GTA Pak itu salah satu pihak boleh menyatakan fors major, tetapi harus bisa terima oleh pihak yang lainnya. Kalau untuk itu, perlu dilakukan perifikasi dalam hal ini oleh pihak ketiga yang ditunjuk. Kemarin memang sempat ditunjuk dari pihak Lemigas untuk melakukan perifikasi, tetapi hasilnya sampai dengan hari ini memang belum ada kepastian, apakah itu merupakan force majeure atau tidak. Sesuai GTA juga Pak setelah itu diperifikasi oleh pihak ketiga, kemudian ditetapkan oleh SKK, kemudian baru disampaikan oleh para pihak apakah para pihak itu bisa menerima atau tidak. Nah karena sekarang posisinya prosesnya untuk masalah force majeure itu masih deklarasi dari pihak Petronas sepihak Pak, ini memang belum bisa dikatakan bahwa ini adalah force majeure begitu Pak karena sesuai kontrak bunyinya seperti itu secara prosesnya Pak. Demikian, terima kasih. F-PG (H. DITO GANINDUTO., M.BA): Pimpinan, sebentar. Dalam kontrak GTA-nya criteria force majeure-nya itu apa? kriteria force majeure-nya itu bisa macam-macam dalam kontrak ini apa istilahnya? Disebut apa gempa bumi apa kek begitu? DIREKSI PGN:

Didalam kontrak itu memang macam-macam Pak criteria force majeure, tetapi yang disampaikan oleh Petronas salah satunya adalah karena criteria permanen dipresation Pak. nah permanen deplation harus ada pihak yang memang bisa memastikan, apakah itu permanen diplation atau tidak? Karena memang ada kemarin sedikit konsideran. Kalau awalnya kecil, sekarangnya juga kecil artinya belum ada deplation begitu Pak. Nah ini memang yang kemarin masih didalam kerangka yang perlu diperifikasi Pak. Terima kasih Pak. F-PG (H. DITO GANINDUTO., M.BA): Ya mestinya permanen deplation ini tidak bisa masuk force majeure itu, tapi tidak tahulah kita lihat saja nanti karena permanen deplation susah kalau masukin force majeure jadi alasan saja nanti. Oke any way itu saja dulu, nanti saya masuk kepertanyaan. F-GERINDRA (Ir. H. HARRY POERNOMO): Pimpinan.. KETUA RAPAT: Sebentar. Saya tanya dulu Pak Joby, kalau disitu ditetapkan ship or pay-nya 104 dengan kapasitas 116 supply, tetapi kemudian realisasi 8606. Ship or pay-nya turun atau tetap sesuai dengan agreement 104? DIRUT PGN: Ship or pay-nya tetap 104 Pak kaerna itu adalah minimum gas yang harus mengalir supaya keekonomian dari pipa transmisi ini tetap terjaga Pak. KETUA RAPAT: Artinya bahwa kalau ship or pay sudah ditentukan dari 104 sampai 8 dalam 12 tahun itu yang harus dibayar oleh Petronas. DIRUT PGN: Iya Pak KETUA RAPAT: Kecuali kalau dinyatakan force majeure. DIRUT PGN: Untuk force majeure tidak masuk didalam hitungan ini karena tol fee kita juga tidak… KETUA RAPAT: Didalam agreement-nya bagaimana itu? apakah dengan kemudian dinyatakan shut down di Tahun 2019 karena memang marginal, kemudian tetap ship or pay-nya dibayar sebesar yang ada didalam bayangan ini? DIRUT PGN: Ya Pak. Itu yang kami terus perjuangkan Pak karena pipa sudah dipasang Pak, sudah tidak bisa di… menjadi biaya yang sangat mahal. Ini adalah salah satu yang unfleksibility daripada pipa yang dipasang…

KETUA RAPAT: Diambenden maupun tidak kan rugi kalau tidak kemudian dibayar kan? Silakan Pak Harry. F-GERINDRA (Ir. H. HARRY POERNOMO): Terima kasih Pimpinan. Ini pada waktu kami Komisi VII DPR ke Semarang, kebetulan dipimpin oleh Pak Herman juga waktu itu ini menjadi masalah. Pertanyaan saya satu. Pertama, sikap kementerian dan SKK Migas bagaimana menyikapi hal ini? apakah menerima begitu saja pernyataan force majeure, saya ingin mendapatkan klarifikasi disini. apa sikapnya sejauh ini sampai hari ini? apa masih diam saja terhadap pernyataan Petronas force majeure? Yang kedua, walaupun ini b to b sifatnya, saya minta peranan SKK Migas juga membantu PGN. Jangan Petronas seenak udelnya saja ya tidak mentaati JTA itu. yang ketiga, ESDM dan SKK Migas sikapnya apa, mencari solusinya bagaimana ya menyikapi hal ini? Yang keempat, Pimpinan saya usul masalah ini dibahas lebih rinci di Panja Migas ya. Saya ingin mendalami apakah memang latar belakang pada waktu approve POD itu memang masuk akal apa tidak? Jangan sampai kita jadi korban rekayasa pada waktu SKK Migas menyetujui POD. Jangan-jangan memang ada manipulasi data pada waktu itu. Kita menyatakan receive-nya memadai ya, supply-nya bisa mencukupinya itu data abal-abal. Saya ingin tahu siapa yang dulu melakukan kajian mengenai receive ini, lembaga mana. Ini tidak bisa main-main kan di approve semua oleh menteri, oleh SKK Migas POD-nya. Inikan semua base on POD, tapi ternyata abal-abal ada apa? Ini periode yang lalu memang SKK Migas bukan yang sekarang, tapi perlu kita dalami Pimpinan melalui Panja Migas saya usul diadakan kajian lebih detail ya. Kemudian saya tanya mohon Pak Dirjen atau SKK apa sikapnya terhadap fors major ini? kemudian apa yang diperbuat SKK Migas terhadap dispute antara Petronas dengan PGN? Mestinya SKK Migas bersikap dong karenakan ada B to B GTA itukan base on approvel SKK Migas supply gasnya. SKK Migas tidak bisa berdiam diri dalam konteks ini. Saya ingin tahu apa action-nya SKK Migas ya. KETUA RAPAT: Kita tahan dulu saja ya, pertanyaannya nanti ya? nanti jawabannya disatukan dengan pertanyaan saya, pertanyaan Pak Dito begitu ya supaya ini kita tuntas, setelah itu pendalaman, tetapi apa yang disampaikan didalam interupsi, tentu ini menjadi catatan yang harus dijawab nanti pada waktu kesempatan menjawabnya. Pak joby dilanjut. DIRUT PGN: Ya itu akhir presentasi kami dan hanya mengingatkan tadi Pak, mungkin urung rembuk saja dimasukan. Pengalaman PGN berpuluh-puluh tahun bangun pipa transmisi maupun distribusi, kita jangan hanya terjebak didalam pemikiran supply Pak. Yang menjadi arus pemikiran adalah dari sisi demand. Hari ini PGN punya … di Lampung dengan demandnya yang rendah menjadi tidak function Pak. Kalau kita lihat utilisasi daripada fasilitas yang terbangun pun ini juga menjadi isu. Soalnya selalu segi tiga Pak. ada supply, ada demand dan ada infrastruktur Pak. jadi kalau hanya di-supply dan infrastruktur, tidak ada demandnya ini akan menjadi kendala. Hari ini selalu yang selama pengalaman PGN membangun fasilitas itu anker demand-nya ider pembangkit atau pupuk Pak atau pembangkit yang besar? Kalau rumah tangga komersial itu tidak terlampau signifikan Pak. Jadi kalau segi tiga ini tidak saling berhubungan, maka supply dan infrastruktur ini tidak akan menjadi ekonomis dan tidak akan terbangun tanpa terjaminnya demand Pak. KETUA RAPAT: Sebentar itukan teori ya, itu teorinya?

DIRUT PGN: Ya KETUA RAPAT: Sekarang persoalan yang dilapangan itu apa begitu? persoalannya apa? Misalkan tadi …tidak ada jaringan infrastruktur gas utama dari Sumatera-Jawa misalkan itukan menjadi masalah artinya kalau tadi dengan demand yang kecil, tetapi harus berinfestasi yang besar yang menjadi masalah kan? DIRUT PGN: Ya tadi saya hanya ingin melengkapi Pak bahwa tadi bahwa infrastuktur itu tidak bisa dibangun kalau hanya supply-nya saja terjamin, demand-nya tidak Pak. Hari ini masalahnya demand dari kawasan industri, pada saat industri yang dibangun ini yang meng-crite demand besar ini ankernya sudah tidak terlampau banyak dengan. Dengan 35 gega dan … itu batu bara gas tidak terlampau terlalu banyak lagi anker demand yang berbasis. KETUA RAPAT: Sebentar pak saya potong artinya pertumbuhan demand-nya sekarang menurun dibandingkan dengan. DIRUT PGN: Tidak Pak untuk menjamin misalnya selalu ada supply, ada infrastruktur dan ada demand. Hari ini kalau ditanya berapa besar demand pikser, hari ini kami yang disini tidak bisa meng-crite yang demand. Yang bisa meng-crite demand adalah Departemen Perindustrian dan …, sehingga kalau ini bisa dikelola menjadi segi tiga yang tertutup Pak antara supply, demand dan infrastruktur ini akan bisa mengoptimalkan apa yang akan dikelola atau dilakukan oleh pihak BPH. Terima kasih Pimpinan. KETUA RAPAT: Kanan dulu ya. Pak Toni, kemudian Pak Dito. TONI: Terima kasih Pimpinan. Kalau kita bicara demand sebenarnya kan dari fungsi dari tur marketing PGN-nya ini kemana? Harusnya kan juga bisa memprediksi ya kan? Proses permintaan itu pastikan ada bagian yang harusnya juga disikapi ya. saya rasa itu saja Pimpinan. Terima kasih. KETUA RAPAT: Ya silakan Pak Fadel. F-PG (Dr. Ir. H. FADEL MUHAMMAD):

Terima kasih Saudara Pimpinan. Bapak-bapak yang saya hormati. Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Sebenarnya kita mendengar tujuan kita untuk bikin pertemuan ini adalah memang ternyata benar apa yang kita lihat sebuah fakta yang memalukan buat bangsa kita. Fakta dimana kita tidak punya sebuah perencanaan yang bagus, yang benar PLN kurang ini, jadi saya kira Saudara Pimpinan kita khawatir waktu kita tidak banyak lagi tinggal beberapa menit kita harus meninggalkan. Mungkin setelah Dirjen Migas baru datang, kita kalau perlu bikin diskusi khusus memperdalam mengenai masalah ini Saudara Pimpinan karena malam hari ini kita dipertontonkan dengan sesuatu yang malu. Kita lihat kebutuhannya kurang, ini tidak ada. Saya ketemu dengan Saudara Menteri Perindustrian bicara panjang lebar mengeluh mengenai masalah gas yang mahal, gas yang kurang, padahal fakta yang ada demikian banyak. Saya hanya ingin buat catatan bahwa kita tidak akan selesai, kecuali beberapa kasus-kasus yang penting tadi kita carikan solusinya, tetapi keseluruhannya kita perlu duduk, kita perlu bicara dan kita harapkan Saudara Dirjen Migas yang baru bersama-sama kita duduk 2 hari untuk membicarakan hal ini secara detail dan data-data mengenai ini saya kira ada, ada dan hampir disemua tempat ada, tapi kalau kita lihat fakta yang ada, kita malu begitu hebatnya Singapura bisa bicara mengenai listriknya begitu hebat dan sebagainya menggunakan gas kita. Saya kira, waktu terbatas. Saya hanya menyampaikan bahwa Saudara Pimpinan kita perlu duduk lagi membicarakan hal ini lebih detail supaya tidak malu kita dimata masyarakat. Saya kembalikan Saudara Pimpinan. KETUA RAPAT: Terima kasih. Jadi memang harus ada konsinyering ya. kita bicara khusus kemudian policy-nya apa, aturannya apa dan semua stakeholder ada disitu baru kita jalankan. Lanjut dulu tadi. terima kasih Pak Fadel. Pak Menteri. Ini Menteri, Menteri Kelautan dan Perikanan. Silakan Pak Dito, kemudian Pak Harry. F-PG (H. DITO GANINDUTO., M.BA): Saya nanti kepertanyaan saja lanjut. Lanjut saja Pak Ketua, saya pertanyaan saja nanti. KETUA RAPAT: Pak Harry. F-GERINDRA (Ir. H. HARRY POERNOMO): Terima kasih Pimpinan. Kepada Dirut PGN Pak… ya. Tadi disinggung masalah … di Lampung ya? itu marketnya kemana sih?kok under utilize DIRUT PGN: Sejarahnya perlu kami.. F-GERINDRA (Ir. H. HARRY POERNOMO): Singkat saja deh biar waktunya ini. itu supply kemana… DIRUT PGN: Awalnya untuk di Medan Pak, tapi karena kami digusur kami harus optimalkan. Kami dipindahkan ke Lampung karena… F-GERINDRA (Ir. H. HARRY POERNOMO): Ke Lampung supply kemana?

DIRUT PGN: Kami integrasikan ke tranmision grate kita Pak. Jadi itu kita berlakukan sebagai suatu infrastruktur. F-GERINDRA (Ir. H. HARRY POERNOMO): Ya sudah begini saja, kalau memang Tambak lorok itu ternyata memang kering pindah ke Tambak Lorok saja sekalian. Kira-kira berapa persen kalau dibawa ke Tambak lorok utilisasinya naik apa tidak? DIRUT PGN: Kita sudah pernah kaji Pak kapasitas mm… kami itu sign out-nya sampai dengan 140 milion … F-GERINDRA (Ir. H. HARRY POERNOMO): Besar dong? DIRUT PGN: Iya besar Pak. F-GERINDRA (Ir. H. HARRY POERNOMO): Tambak Lorok berapa itu? ini 116 juga kok DIRUT PGN: Ini 110-an Pak. F-GERINDRA (Ir. H. HARRY POERNOMO): Jadi kurang lebih equallah. Ya coba dikaji sajalah. DIRUT PGN: Siap. F-GERINDRA (Ir. H. HARRY POERNOMO): Saya hanya ingin memberikan masukan saja, kalau pun ke… ternyata memang kering apapun alasannyalah ya salah satu solusi jangka pendek yang …utilize-nya itu dipindahkan ke Tambak Lorok saya kira tidak mayhal-mahal amat yang nyambung di…, tapi jangka panjangnya, memang kita harus membangun receiving terminal. Terima kasih Pimpinan. KETUA RAPAT: Baik cukup ya PGN? Dan terakhir kami persilakan dari Terminal gas. DIREKTUR PERTAMINA GAS: Terima kasih. Yang kami hormati Pimpinan dan Anggota Komisi VII DPR, Dirjen Migas, Kepala BPH Migas, SKK Migas dari PGN Tadi sudah disampaikan dari pembuat kebijakan, kemudian dari teman-teman PGN. Saya lebih akan melengkapi saja Pak bagaimana peran Pertagas saat ini didalam

mendukung program pemanfaatan gas bumi di Indonesia. Jadi mungkin izin di slide pertamanya. KETUA RAPAT: Ini termasuk kegagalan koordinasi. F-PG (H. DITO GANINDUTO., M.BA): Kalau tidak ada slide, ini saja Pak singkat-singkat saja deh. DIREKTUR PERTAMINA GAS: Oke. Jadi slidenya sebenarnya sudah ada dan sudah kami bagikan. Jadi prinsipnya adalah kami ingin menyampaikan bahwa dalam memanfaatkan gas bumi di Indonesia ini seperti yang disampaikan oleh Pak …bahwa tadi memang harus memperhatikan tiga faktor utama selain supply, kemudian infrastruktur dan juga didemandnya sendiri. Nah di Pertagas hari ini lebih focus disupply melalui anak-anak perusahaannya Pertamina dan diinfrastrukturnya. Projek-projek yang sedang kami laksanakan hari ini mungkin yang disampaikan oleh BPH adalah Gresik, Semarang. Dimana Gresik, Semarang itu meskipun dari sisi supply jaminannya saat itu juga belum mendapatkan, tapi kami comit untuk membangun. Kami membangun dari Gresik ke Semarang sepanjang 267 kilo, kemudian diameternya kurang lebih 28 in. kami harapkan nanti itu akan bisa menyuplai ke PLN di Gresik Tambak Lorok serta distribusi di Jawa Tengah. Jadi itu mungkin salah satu solusi seandainya nanti Tambak Lorok gasnya kekurangan. Kemudian juga kami selain pipa … kami mengembangkan pipa Gresik-Palembang. Tadi yang disampaikan sebenarnya Gresik-Pusri, tapi Gresik-Palembang itu 167 kilometer ke pupuk di Palembang. Ini sebagai anker untuk pengembangan distribusi diwilayah Palembang yang nanti disampaikan dari Kota Palembang menuju kekawasan industri si api-api. Kemudian juga kami sedang membangun pipa dari Dumai yang tujuannya untuk menyuplai kekilang kami di Dumai yang nantinya juga bisa dimanfaatkan oleh teman-teman PGN untuk distribusi. Jadi itu adalah pengembangan yang saat ini sedang kami lakukan. Selain kami memiliki pipa-pipa existing yang fokusnya kami ditransmisi mulai dari di Sumatera Utara kami sudah membangun pipa di Belawan dan ini juga supply-nya tidak hanya selain gas pipa, tapi juga LNG dari Arun, sehingga jaminan supply akan terjamin karena kami mempunyai supply dari gas LNG maupun gas pipa. Ini yang di Sumatera Utara.

Kemudian untuk yang di Jawa Barat kami memiliki pipa dari Cimalaya sampai ke Cilegon sebenarnya ini juga isa terintegrasi dengan pipa-pipanya teman-teman PGN …, sehingga bisa memenuhi seluruh kebutuhan yang ada di Jawa Barat, kemudian Sumataera Selatan dan di Lampung. Di Sumatera Selatan kami juga memiliki pipa-pipa transmisi yang kami supply ke teman-teman pupuk, apakah itu pupuk Palembang atau keteman-teman PLN. Kemudian yang di Jawa Timur kami juga memiliki pipa tranmisi dari sumur-sumur yang mengembangkan di Jawa Timur, kemudian kami supply nantinya berhubungan sampai ke Gresik, kemudian sampai ke Pasuruan dan kemudian interconnected dari Gresik sampai ke Semarang. Jadi Jawa Timur, Jawa Tengah sebentar lagi akan terkoneksi Pak. Mungkin kalau project Gresik-Semarang sudah jadi, Semarang-Cirebon dilakukan oleh teman-teman rekayasa industri yang sudah mendapat penunjukan BPH. Pulau Jawa-Sumatera akan terhubung dengan pipa. Mungkin tinggal sedikit. Duri-Dumai, kemudian Dumai ke Medan. Kalau mungkin itu yang terbangun Sumatera…

F-PD (H. IHWAN DATU ADAM, SE.):

Interupsi PImpinan. Itu kemungkinan salah itu. bukan di Gresik-Palembang, tapi

Gresik-Pusri kali?

DIREKTUR PERTAMINA GAS:

Namanya Gresik-Pusri proyeknya, tapi Pusri adanya di Palembang kira-kira begitu Pak. posisinya, makanya tadi saya meneruskan proyek kami namanya Gresik Pusri, tetapi Pusrinya posisinya di Palembang kira-kira begitu Pak. Posisinya tadi makanya saya meneruskan proyek kami namanya Gresik-Pusri, tetapi Pusrinya posisinya di Palembang. F-PG (ENI MAULANI SARAGIH):

Interupsi boleh Pak Pimpinan?

KETUA RAPAT:

Interupsi Bu Eni silakan.

F-PG (ENI MAULANI SARAGIH):

Ini saya mau tanya langsung Pak Pertagas. Ini Pertagas sama PGN ini tidak

musuhan ya? sama orang sebenarnya. Saya mau tanya ini bangun infrastruktur, inikan

memang carut-marut betul ya Pertagas bangun juga, PGN bangun juga. maksud saya

daerah mana yang Pertagas bangun juga, PGN bangun juga begitu yang

berbenturanlah kepentingan, walaupun nanti bakalan kalau di sub holding itu PGN

dengan Pertamina akan menjadi satu nanti kan begitu ya? bagaimana Pak?

DIREKTUR PERTAMINA GAS: Untuk yang pembangunan baru, pipa transmisi tidak ada berbenturan kecuali yang Muara Karang, Muara Tawar Bu. Jadi Muara Karang-Muara Tawar kami membangun sudah ada dari Muara Karang menuju Muara Tawar dengan supply gas kami dari LNG di … di Jakarta, teman-teman PGN membangun dari Muara Tawar menuju Jakarta. Mungkin ini yang over laping untuk pipa tranmisi. Kemudian untuk pipa distribusi ada beberapa yang memang kami berbenturan dengan teman-teman PGN karena Pertagas atau Pertamina bergeraknya dari hulu transmisi mau membangun kedistribusi langsung ke user. Kalau kebetulan mungkin PGN membangun dari distribusi, jadi ketemunya disana. Mungkin seperti itu kira-kira. F-PG (ENI MAULANI SARAGIH):

Ya ini Pimpinan, makanya perlu kita dalami di Panja Migas supaya lebih detail.

KETUA RAPAT: Masih dilanjut…? DIREKTUR PERTAMINA GAS: Ya kira-kira itu yang sedang kami lakukan. Kemudian kedepannya kami akan mengikuti roopmap dari temant-teman, dari kebijakan pemerintah, sehingga kami berharap. Nah kira-kira ini. kami ingin bahwa Indonesia bagian barat ini kita bangun menggunakan jaringan pipa yang tadi sudah kami sampaikan terhubung antara di Sumatera, Jawa, kemudian juga mungkin dengan Kalimantan kalau itu memungkinkan. Complimentery-nya adalah menggunakan moda lain bisa menggunakan CNGL NG detail, sehingga kami mencoba untuk membuka wilayah-wilayah demand dengan tidak hanya kepada industri, tapi juga keretail karena kami melihat memang demand terbesar hari ini adalah dari sektor retail itu adalah rumah tangga, restoran, kemudian ada hotel, kemudian ada juga dari sektor transportasi sendiri.

Kemudian yang kami harapkan menjadi uncle player-nya adalah industri dan juga teman-teman PLN maupun kami sendiri yang mempunyai kilang-kilang menjadi uncle player untuk infrastrukturnya. Mungkin untuk menjangkau yang lebih ke daerah-daerah, kami akan membangun pipa distribusi dengan di complimenter oleh CNG

maupun LNG. Diwilayah bagian timur, kami sudah coba memulai hari ini bekerja sama dengan teman-teman PLN untuk membangun pipa, membangun LNG retail khususnya kami supply mungkin yang sudah kami lakukan untuk diwilayah Kalimantan mungkin kami sudah sama teman PLN sedang kami rintis untuk diwilayah lain di Sulawesi, maupun di Kalimantan, maupun di Irian. Kira-kira seperti itu konsep yang kami kembangkan. F-GERINDRA (Ir. H. HARRY POERNOMO): Pimpinan, mohon izin interupsi Pimpinan. Terima kasih. Saya ingin bertanya ke Pertagas. Tadi disebutkan ada bangun pipa dari Gresik ke Semarang, sementara sekarang Pertagas juga punya ke Semarang juga darimana itu dari Gundi atau darimana itu? itu kaitannya bagaimana ya? terus ada rencana juga mengembangkan Tiung Biru juga mau ditarik pipa nyambung ke Semarang juga. yang sekarang menyatu ke Semarang dengan PGN itu gas darimana, pipa darimana itu? Pertagas sudah ada itu di Semarang sudah ada dua jalur. PGN satu, Pertagas satu. DIREKTUR PERTAMINA GAS: Di Jawa Tengah belum ada Pak. Jadi pipa tranmisinya adalah dari Gresik ke Semarang… F-GERINDRA (Ir. H. HARRY POERNOMO): Dari Gundi itu loh? DIREKTUR PERTAMINA GAS: Dari Gundi itu bukan miliknya Pertagas, miliknya teman-teman swasta Pak dari Blora ke Gundik, ke Tambak Lorok. F-GERINDRA (Ir. H. HARRY POERNOMO): Oh swasta itu? DIREKTUR PERTAMINA GAS: Swasta Pak. F-GERINDRA (Ir. H. HARRY POERNOMO): Apakah tidak bisa. Itu berapa kilometer ya dari Gundik ke Semarang? DIREKTUR PERTAMINA GAS: Mungkin 50… F-GERINDRA (Ir. H. HARRY POERNOMO): Begini maksud saya, jangan kita berfikir terkotak-kotak. Swasta, BUMN atau siapa pun ya? itu disatukan. Kalau nyambung pipa dari Gresik ke Semarang sudah ada pipa yang dari Gundi menyatu saja. Syukur-syukur pipanya itu nyambung ke PGN yang dari Gresik ke Semarangnya lewat lapangan Kepodang itu. F-PG (ENI MAULANI SARAGIH):

Ini tugasnya BPH ini Pak.

F-GERINDRA (Ir. H. HARRY POERNOMO):

Tugas yang begini Kementerian ESDM ya. Dari Muria ke Semarang itukan rute k Gresik juga sebetulnya. Jadi jangan sampai kesatu titik ada dua pipa. Secara nasional itu tidak efisien begitu loh. Terlepas itu pipanya BUMN, swasta atau siapa pun itu integrasikan itu. Kalau terbuka open akses katanya, jadi pipanya nyambung-nyambung. Jalan tol juga tiap jengkal bayar tol kita karena investornya beda. Kita dari Cengkareng ke Jakarta berapa kali bayar tol lewat tol ring road barat itu karena investornya beda. Kira-kira begitu. Ya tolong dikaji secara serius ya dari Tambak Lorok ke Gresik itu sudah ada beberapa jengkal pipa itu nanti saling menyambung. Jangan masing-masing bangun sendiri. Dikata-katain orang. Ini bodoh banget orang Indonesia cara bangun pipanya begini. Malu Komisi VII DPR. Terima kasih. KETUA RAPAT: Baik. Mohon Pak Eko dicatat ya karena kebijakannya saya kira semuanya bermuara di Kementerian ESDM. Baik seluruhnya sudah menyampaikan paparan dan saya kira sesuai dengan jadwal acara hari ini kita langsung kependalaman. Kesempatan pertama kami persilakan ke Pak Dito. Siap-siap Pak Dino. F-PG (H. DITO GANINDUTO., M.BA): Terima kasih Pimpinan Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh PLT Dirjen Migas, Kepala BPH Migas dan seluruh jajaran; Pertamina, SKK migas, kemudian PG. Saya akan memfokuskan kepada masalah Petronas ini Pak. jadi mungkin kepada PGN dulu saya minta Pak Jobinya kemana itu? ke toilet. Ya sudah tidak apa-apa yang ada saja. Tadikan saya tanya mengenai kerugian. Saya kira, mestinya bisalah diestimasi kira-kira toh sudah tahu Tahun 2018-2019 sudah tidak dialirkan lagi. masalahnya begini, PGN inikan sahamnya dimiliki oleh rakyat Indonesia, jadi kita harus tahu kerugian dengan investasi 270 juta, sekarang anda sudah terima berapa sih dari tol fee itu? kan Cuma 2015. Saya kalau menghitung secara ini yang secara kira-kira saja berarti bangsa ratusan juta juga, Rp200 juta mah ada ruginya itu berapa triliun. Itu pertama. Yang kedua, apakah PGN sudah menyiapkan suatu tuntutan dengan adanya atau sudah diam-diam saja. Rugi-rugi deh sudah biarin saja nasib begitu atau bagaimana Pak? DIREKSI PGN: Izin Ketua. Saya sampaikan Pak Dito yang 2015 ship or paynya sudah dibayar semua? F-PG (H. DITO GANINDUTO., M.BA): Berapa? DIREKSI PGN: Itu hampir 1,9 juta dolar. Kalau yang 2016 itu aktual penyalurannya itu dibayar oleh Petronas Pak yang 80 sama 90 tadi, cuma sisanya yang memang kewajiban minimum pembayarannya yang tidak dibayar untuk Tahun 2016 itu 8,8 juta dolar, sementara yang 2017 itu 21,5 juta dolar Pak. Itu yang mungkin saat ini yang memang masih ekspose. Sementara yang pertanyaan kedua terkait sama apa yang sudah kita lakukan, kita sudah mencoba melakukan beberapa kali mediasi termasuk didalamnya adalah bagaimana kita menentukan pihak ketiga untuk melakukan perifikasi, tetapi ini sekarang sedang berlangsung terus. Yang jelas masalah ship or pay kita sudah melakukan tuntutan ke Petronas. Kita sudah melayangkan surat beberapa kali dari

tanggal 7 Januari kita sudah melayangkan surat, kita kasih waktu sampai dengan 7 Februari. 7 Februari kemarin memang belum ada tanggapan. Selanjutnya secara sesuai dengan kontrak, maka ini akan masuk keruang mediasi yang mungkin nanti karena ini kontraknya GTA Pak, GTA itu dibawah pembinaan dari BPH Migas, nanti mungkin akan masuk kedalam ruang mediasi. Nanti mungkin dalam hal ini BPH Migas yang akan memediasikan. Itu Pak.

Terima kasih. F-PG (H. DITO GANINDUTO., M.BA): Oke. Terima kasih. Kalau begitu kepada SKK Migas Pak … saya minta data karena kitakan akan rapat dengan Petronas juga. Sebelumnya saya minta data-data dulu tolong dicatat ya Pak untuk POD. Dalam POD itu kira-kira jumlah cadangannya itu jumlah cadangan, kemudian firm commitment, total investasi dan total pendapatan negara itu tolong disampaikan ke kita tertulis saja Pak tidak apa-apa. Kemudian pada waktu POD itu konsultannya itu siapa Pak pada waktu itu dan yang meng-approve seingat saya masih jaman BP Migas itu ya kira-kira siapa sih orangnya. Kemudian dari BP Migas itu siapa yang terlibat? Karena tadi seperti yang disampaikan oleh Pak Harry ini akan kita bawa ke Panja Migas, tapi kalau kita data-datanya tidak lengkap, kita akan angkat lebih tinggi lagi ke Pansus Pak. jadi tolong dikasih data yang bagus, sehingga kita LHK terlalu tinggi, tetapi ini kita keys, cukup keys besar kita minta supaya dipenuhi. Yang kedua, mengenai realisasi Pak ya. total investasi Petronas itu berapa, total pendapatan negara Pak sama total cost recovery. Kemudian pelaksanaan pada waktu drilling segala macam itukan selalu dilaporkan ke SKK Migas kan Pak ya? tolong minta report-nya Pak laporan mengenai pada waktu melaksanakan itu berapa sih, bagaimana sih segala macam … segala macamlah data… kedua. Kemudian force majeure apakah ini siapa yang akan … ini Pak Dirjen Migas juga PLT yang akan declare force majeure ini siapa? Pemerintah, SKK atau siapa? Sudah sejauh mana? Ini karena saya lihat tadi dalam kriteria major kalau … deplation ya ini agak aneh saja kalau menurut saya. Kemudian Lemigas ini sudah melakukan perifikasi kepada pemerintah ya pak? pemerintah yang menunjuk Lemigas untuk melakukan perifikasi. Kalau melakukan perifikasi yang sekarang itu tidak ada gunanya yang perlu memperifikasi itu adalah POD yang dihasilkan, dilaporkan oleh PP maupun PP Migas pada waktu itu, itu yang harus diperifikasi. Benar tidak, sesuai tidak itunya Pak? sesuai tidak seperti yang dilaporkan? Ternyatakan sekarang bedanya jauh sekali. Tahun 2026 selesai ini Tahun 2015 sudah selesai kan beda sekali Pak, cuma 30% ya kan? pada waktu membuat POD itu, itu sudah benar belum begitu. Ada apa begitu kira-kira. Nah Lemigas itu harus mengevaluasi pembuatan POD-nya bukan mengevaluasi yang sekarang. Kalau mengevaluasi ya sama saja hasilnya begitu loh Pak. Saya kira perlu ditambahkan untuk melakukan itu. saya kira, sementara itu saja dari saya. Mudah-mudahan kalau bisa datanya kita terima tertulis, jadi pada waktu kita rapat dengan Petronas dengan SKK Migas lebih sudah punya data yang cukup untuk kita melakukan evaluasi untuk ini. itu saja Pimpinan. Terima kasih KETUA RAPAT: Baik, terima kasih Pak Dito. Lanjut Pak Dony. Siap-siap Pak Kiai Nawafie. F-PDIP (DONY MARYADI OEKON):

Terima kasih Pimpinan.

Mungkin pertanyaan saya sama saja sama Pak Dito ini sama Pak Harry, Cuma

saya lebih memfokuskan kepada masalah KJG ini Pak. Kalimantan Jawa Gas ke Pak

Dirjen. Seperti yang diketahui inikan sudah menjadi BUMN seperti PGN kan sudah

diberikan penugasan untuk investasikan Pak? seperti yang disampaikan oleh teman-

teman PGN dan saat ini ada permasalahan dengan PCML yang tidak menghormati

kontrak yang ada dengan tidak membayar ship or pay. Kalau kita lihat tadikan hasilnya

2016-2017 mereka belum membayar ship or pay, nah ini yang saya pertanyakan Pak,

mohon izin nanti saya minta jawaban secara tertulis jelas Pak. Jadi buat kita juga harus

menjadi pegangan Pak ya? bagaimana peran pemerintah untuk melindungi

permasalahan ini. Melindungi dalam arti kata investasi teman-teman BUMN Pak peran

pemerintah kepada apa yang dilakukan teman-teman BUMN.

Yang kedua, BPH disini sebagai Pembina sektor hilir migas, apabila ada dispute

kontrak JTA yang menjadi domain BPH ini Pak, saya pikir yang paling utama adalah

ship or pay-nya. Ada jaminan tidak mereka harus membayar ship or pay ini karena

kalau dilihat kita tadi disampaikan PGN bisa rugi, tapi kalau ship or pay-nya dibayar.

Coba saya interaktif sedikit dengan PG. kalau ship or pay-nya dibayar ini tidak rugikan?

DIREKSI PGN: Siap tidak Pak. F-PDIP (DONY MARYADI OEKON):

Jadikan sebetulnya yang harus dibantu adalah PGN. Dalam hal ini BUMN-nya.

Kalau dia dibayar dengan ship or pay-nya dan confirm mereka membayar, PGN tidak

ada masalah sebetulnya. Jadi ini tekanan dari pemerintah sendiri untuk menjamin ship

or pay ini harus dibayar ah ini dari teman-teman pemerintah bagaimana

menghadapinya? Saya ingin jawaban yang jelas Pak.

Kemudian peran SKK juga, disini saya lihat didalam POD-nya ka nada satu

sumur yang oleh Petronas belum dibor Pak. ini sudah cukup lama dan tindakan apa

yang dilakukan SKK kepada Petronas? Jangan kita mau dipermainkan oleh mereka

Pak. dia tidak mau bayar ship or pay, dia bilang mau ngebor 10 sumur, sampai hari ini

dia belum ngebor ya masih kurang kan? Tapi dalam POD-nya kan jelas mereka akan

menjanjikan 10 sumur, nah ini juga kita apa. Jangan kita dimaininlah.

Kemudian kalau ini berjalan, saya melihat PGN sendiri teman-teman bagaimana

karena dengan penugasan oleh pemerintah, planning-nya seperti apa ini? kalau

investasi ini diserahkan ke PGN nanti seluruhnya, saya bicara PGN karenakan

sekarang Pertagas sebab kita tidak tahu ini Pertagas sama PGN ini kita info diluar saja

bahwasannya sudah menyatu Pertagas masuk ke PGN . itu betul tidak? Mohon

interaksi sebentar.

DIRUT PGN: Iya Pak sesuai dengan rencana holding migas, memang demikian Pak. F-PDIP (DONY MARYADI OEKON):

Nda, kalau sekarang ini dengan menyatunya ini planning-nya seperti apa

nantinya? Planning kedepannya dalam investasi? Izin Pimpinan interaksi.

DIRUT PGN:

Terima kasih Pak Donny.

Tentunya dengan bersatunya dua BUMN ini, tentunya akan memperbesar kita

pak dalam mengembangkan infrastruktur terutama dalam menjalankan Permen baru

Pak untuk pengembangan WJWDNT, tentunya akan menjadi memiliki kekuatan dua

kali lipat dibandingkan dengan yang ada sekarang.

F-PDIP (DONY MARYADI OEKON):

Ya jadi sekali lagi Pak ke Pak Dirjen, saya ingin juga ditekankan kepada teman-

teman semua dilingkungan Pak Dirjen bahwasannya PGN dengan investasi, orang

investasi tidak akan pernah ada yang rugi kan Pak? ini sekarang dengan ship or pay ini

mereka tetap bisa berjalan. Nah sekarang kewajiban mereka, apa jaminannya mereka

mau membayar ship or pay kepada PGN sebagai investor. Saya pikir itu Pimpinan.

Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Baik, terima kasih Pak Donny dan hal-hal tadi yang terkait dengan permintaan

untuk tertulis, tentunya nanti tertulis ya. lanjut Pak Kiai Nawafie. Siap-siap Pak Kurtubi.

Waktu kita ya kalau dengan kesimpulan mungkin masih ada setengah jamlah ya.

F-PG (Drs. KH. NAWAFIE SALEH, SE., MM.): Terima kasih Pimpinan Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Pimpinan dan rekan-rekan Anggota Komisi VII DPR yang kami hormati; Pak Dirjen, Pak BPH Migas, Pak SKK MIgas dan juga dari PGN, Saya ingin tertuju sedikit saja. Saya ingin menanyakan tadikan sudah mendapat masukan dan penjelasan bahwa pembangunan jargas ini sudah dilaksanakan oleh pemerintah dan badan usaha, jadi kedua-duanya sudah melaksanakan. Kami berharap harga jual jargas segera ditetapkan. Ditetapkannya untuk satu harga, jadi tidak beda-beda harganya seperti halnya BBM. Itu yang ingin mendapat respon dari Pak Dirjen dan BPH Migas.

Kemudian Pak Dirjen, saya dapat masukan dari para pengusaha LPG 3 kilo ini ada pengaturan tata niaga dari Pertamina yang unit 3 khususnya Jakarta, Banten dan Jawa Barat. Jadi tata niaga ini yang biasanya satu dilapangan itu pangkalan biasa perhari mendapat Rp200, sekarang menjadi 70. Jauh sekali turunnya. Jadi mereka mengeluh disamping informasi kaitannya yang kita juga rasakan kaitan dengan kelangkaan yang 3 kilo, sekarang malah diberikan kontribusi surat dari Pertamina ini hanya 70. Kalaulah turunnya 50% umpamanya 100 kata mereka mungkin tidak akan terlalu mengganggu. Ini terlalu jauh Pak dibawah 50%. Itu saja Pak Ketua yang dapat kami sampaikan karena mengingat waktu. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. KETUA RAPAT:

Wa’alaikumsalam

Terima kasih Pak Nawafie. Siap-siap Pak Ramson.

F-NASDEM (Dr. KURTUBI, S.E., M.Sp., M.Si):

Terima kasih Pak Ketua

Dari presentasi yang disampaikan dari mitra kita, memang perlu harus ada

perencanaan gas yang komprehensif mengkoreksi yang ada selama ini agar tidak jalan

sendiri-sendiri termasuk penggabungan Pertagas dengan PGN. Menurut hemat saya

sih ada baiknya seyognya menunggu dulu revisi Undang-Undang Migas. Apa payungh

ukumnya menggabungkan Pertagas dengan PGN saat ini ya? apa dasar hukumnya?

Wong undang-undangnya sedang direvisi kok. Belum tentu revisi Undang-Undang

Migas sesuai dengan kemauan BUMN yang gabung-gabung ini ya. Apakah holding

atau apapun namanya belum tentu sama. Jadinya nanti setelah revisi Undang-Undang

Migas Nomor 2 Tahun 2001 diketok DPR belum tentu sama dengan konsep BUMN

dalam menyatukan perusahaan BUMN dibidang migas ini ya misalnya mengingatkan

jangan sampai kita kerja dua kali mubajir nanti. Tidak mungkin undang-undang didikte

oleh BUMN ya? parlemen itu punya kebebasan, punya independensi untuk menyusun

undang-undang, bukan di dirve, didikte oleh BUMN ya? nah ini harus dipahami sistem

ketatanegaraan kita ini. Jadi ingin cepat, ingin itu, tapi akhirnya nanti mubajir. Tunggu

dululah, maka sebenarnya revisi Undang-Undang Migas di Komisi VII DPR ini sudah

selesai.

Sekarang bolanya ada di Badan legislasi DPR ya. Bisa cepat, bisa lama ya kita

tidak tahu disini. Ya mestinya seyogyanya lebih cepat. Nah ini juga kalau memang

pemerintah menganggap perlu masalah holding ini punya payung hukum satu dan

pemerintah juga perlu mendorong investasi disektor migas ini terutama sisi

eksplorasinya yang terus-menerus turun ini harus ada kepastian hukum. Kepatian

hukumnya adalah Undang-Undang Migas yang hasil revisi nanti, tetapi tolong dicatat

kalau ini dpandang, dinilai kelamaan dan memang kita pun merasa ini kelamaan

menimbulkan ketidakpastian disektor migas ini karena lambannya revisi Undang-

Undang Migas. Dengan argumentasi mendesak bisa saja Menteri ESDM, pemerintah

keluarkan saja Perpu ya? keluarin saja Perpu cabut Undang-Undang Migas.

KETUA RAPAT:

Pak Kurtubi, Pak Kurtubi bicara agak panjang sedikit ya saya mau kebelakang,

tidak bisa diwakilkan ya?

F-NASDEM (Dr. KURTUBI, S.E., M.Sp., M.Si):

Oke silakan. Sayang Pimpinan satu orang ini. Jadi menurut hemat saya ada

baiknya agar seharusnya menunggu Undang-Undang Migas. Kalau tidak sabaran

menunggu revisi Undang-Undang Migas silakan keluarin Perpu. Kita juga menanti-nanti

Undang-Undang Migas tidak selesai-selesai sebab ini menyangkut 11 komisi. Mohon

maaf 11 fraksi menyangkut prosedur, penyusunan undang-undang didewan yang harus

lewat Badan legislasi dan seterusnya. Ini butuh waktu lama begitu, keluarin saja Perpu

kalau mau cepat ya, sehingga tadi saran Pak Harry itu apa namanya terintegrasi. SKK

Migas agar tidak terjadi seperti saat sekarang ini gabung saja dengan Dirjen migas

bagian Perpu. BP Migas yang bernama SKK Migas, gabung saja ke Pertamina ya?

rancangan Undang-Undang Migas kira-kira seperti itu.

Jadi untuk ada payung hukum pakai perpu saja deh. Kalau itu intinya mungkin

sama pikiran pemerintah dengan Komisi VII DPR ini, sehingga cepat ada dasar

hukumnya. Kasihan juga sektor migas ini tidak ada kepastian hukumnya, investasi

anjlok terus, sektor gasnya ini amburadul antara BPH Migas dengan Dirjen Migas ini

siapa yang lebih dulu jalan soal apa namanya tender bangun pipa gas, gasnya

darimana ini siapa yang menentukan sebenarnya? Tidak jelas ini, tapi kalau sudah

terintegrasi begitu pemerintah itu sebagai regulator pemegang apa namanya wakil dari

pemerintah dan wakil presiden dibidang migas ya Menteri ESDM begitu.

Jadi arahnya kita ingin sistem tata kelola migas ini yang disederhanakan, tidak

tumpang tindih-tidak semrawut seperti sekarang dan terutama ada kepastian hukum,

sehingga investor itu tidak ragu-ragu datang ke Indonesia untuk menspen investasi,

eksplorasi atau sektor ... stream, down stream seperti itu ya. jadi ada dasar hukumnya.

Nah kalau sekarang ini jelas sendiri-sendiri dan sering secara nasional menjadi tidak

efisien, secara nasional menjadi tidak efisien ini ya.

Demikian yang bisa kami sampaikan Pak Ketua. Mudah-mudahan bisa didengar

oleh pemerintah. Kalau memang mau menganggap lahirnya revisi Undang-Undang

Migas ini kelamaan. Butuh payung hukum tata kelola migas kita ini sekarang-sekarang

juga. Keluarin saja perpu, tapi Perpu yang isinya sejalan dengan konsep kita di Komisi

VII DPR jadi sudah dengan Perpu itu ketok palu kita setuju wong isinya sama misalnya

cepat itu.

Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Saya kira, memang benar juga kalau sampai saat ini kita terhambat di Baleg,

keluarkan saja Perpu Pemerintah isinya disinkronisasikan dengan di Komisi VII DPR.

saya kira ide bagus itu fraksi pemerintah harus begitu Pak. ya. silakan Pak Ramson,

setelah Pak Kurtubi kita. Mungkin ada perbedaan ini kalau.

F-GERINDRA (RAMSON SIAGIAN):

Terima kasih banyak Pak Ketua.

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Salam sejahtera untuk kita semua

Pak Ketua dan rekan-rekan Anggota yang terhormat;

Pak Dirjen, Sekjen, dirut-dirut Pimpinan semua PGN, Pertamina Gas serta semua

jajaran yang kami hormati.

Pertama, saya terkejut juga tadi penyampaian Pak Kurtubi terakhir melalui Pak

Ketua, kita di DPR RI malah jadi minta Perpu karena kita sedang proses. Saya ada

keprihatinan bahwa ada mekanisme yang tidak pas diinternal kita. Apa itu RUU-nya lagi

dikantong siapa saja juga tidak tahu. Mungkin lagi dikantong yak an? sehingga tidak

terproses sampai minta kita buat dibuat pemerintah perpu.

F-NASDEM (Dr. KURTUBI, S.E., M.Sp., M.Si):

Mungkin Pak Ramson sebagai wakil di Baleg dapat menjelaskan mengapa

begitu lama di Baleg.

F-GERINDRA (RAMSON SIAGIAN):

Nanti dirapat internal Pak Kurtubi saya bisa sampaikan supaya dikeluarkan dari

kantong. Terus Pak Ketua dan rekan-rekan Anggota yang terhormat, disini Pak Dirjen

PGS dan semuanya, ini ada struktur dari SKK Migas mengenai struktur pemanfaatan

gas bumi Indonesia. Ini sedikit nanti interaktif Pak Ketua ya? bahwa LNG ekspor sekitar

29,3% ekspor gas pipa 12,04%, industri 23%, pupuk 10,4%, kelistrikan 14,9%. Yang

potensial pakai pipa kelistrikan ekspor gas pipa, industri dan pupuk. Berapa puluh

persen dari pemanfaatan gas bumi ini yang sekarang memakai jalur pipa? Bisa dijawab

tidak langsung interaktif. Kan itu distrukturnya bisa dibuka disitu oleh ahli IT-nya

realisasi pemanfaatan gas bumi Indonesia 2017. Bisa ditampilkan tidak ya?

WAKIL SKK MIGAS:

Bisa Pak.

F-GERINDRA (RAMSON SIAGIAN):

Yang SKK migas. Saya dalami betul ini SKK. Saya ibarat ini tidak mau hanya

berenang. Saya kalau sudah masuk menyelam saya. jadi biarkan bidang Bapak-bapak,

saya bisa selam. Jadi diantara ini berapa yang pakai pipa dari ekspor gas pipa industri

pupuk dan kelistrikan? Kalau LNG trans tidak, LNG domestik tidak pakai pipa. Berapa

puluh persen yang pakai pipa?

WAKIL SKK MIGAS:

Ini boleh kami jawab Pak ya? mohon maaf.

F-GERINDRA (RAMSON SIAGIAN):

Silakan langsung sudah seizin Pak Ketua.

WAKIL SKK MIGAS:

Izin Pak Ketua. Mohon maaf. Jadi kelistrikan itu mayoritas pakai pipa kecuali

yang ada di Bali Pak. Bali itu kecil Pak, kemudian pupuk pakai pipa, industri pakai pipa,

city gas pakai pipa, ekspor gas ke Malaysia itu pakai pipa. Jadi yang pakai LNG prose

situ 5,6 hampir 6% ditambah 30% kira-kira 36% pak yang LNG.

F-GERINDRA (RAMSON SIAGIAN):

Kok koordinasinya dengan BPH Migas bagaimana? Itu yang saya mau tanyakan.

Kenapa? Karena diantara 18 yang masuk dalam perencanaan BPH Migas baru dua

yang potensial jalan. Menurut tadi Kepala BPH Migas. Kenapa bisa terjadi, padahal ini

sekitar berapa puluh persen itu hampir 70% menggunakan pipa.

WAKIL SKK MIGAS:

Iya Pak. Jadi begini Pak, kami sebagai produsen … produsen Pak ya? jadi pada

saat gas itu discovery, kami kemudian bikin … development, maka kami harus

memikirkan pasarnya kemana kira-kira begitu Pak dan … itu hanya boleh di-develop

hanya boleh dikembangkan kalau memang janji beli gas dari konsumen sudah ada Pak.

nah kemudian janji beli konsumen anda ini kira-kira kemana begitu. Kami tidak

membangun pipa yang down stream kecuali yang bagian dari pipa-pipa up stream Pak

ya? yang di down stream ini dikerjakan oleh BPH Migas. Nah biasanya BPH migas

kemudian disini yang … untuk membangun pipa down stream-nya Pak, tapi kalau pipa

itu bagian dari up stream misalnya East Kalimantan … yang ratusan kilometer itu

wilayahnya up streamnya Pak, tapi kalau yang gas ke… misalnya begini Pak…

F-GERINDRA (RAMSON SIAGIAN):

Mohon maaf, jadi versinya SKK Kalija itu up stream atau down stream?

WAKIL SKK MIGAS:

Hari ini faktanya adalah itu down stream Pak

F-GERINDRA (RAMSON SIAGIAN):

Tapi versinya SKK bagaimana?

WAKIL SKK MIGAS:

Agak sulit kami jawab Pak, tapi faktanya hari ini dulu kami tidak ikut approve Pak

pada saat POD Tahun 2005. Faktanya adalah KJG Pak ya? itu adalah down stream

Pak di … down stream.

Terima kasih.

F-GERINDRA (RAMSON SIAGIAN):

Nanti masih lanjut. Inilah Pak Ketua kelemahan kebijakan energi kita. In syaa

Allah nanti Bulan Oktober 2019 Bapak Prabowo jadi presiden kita akan tata semuanya

dengan baik, kita akan tata dengan baik, jika harus recovery semua karena coba

overlapping bagaimana coba dari yang 16 ini menuntut pemerintah dibawa ke

arbitrase? Habis dong iya kan? Sudah dikasih izin, sudah menang tender untung baik-

baik tuh, tapi in syaa Allah sesudah Bulan Oktober 2019 Pak Prabowo jadi presiden

akan tertata dengan baik. Akan diberikan jaminan kepada para investor dengan

utamakan kepentingan rakyat karena kepentingan gas untuk rakyat. Karena gas itu

untuk listrik, transportasi dan untuk pangan, pupuk, sehingga pupuk bisa lebih murah.

Bagaimana me-manage ini baru satu baru gas dari sekian banyak energi primer yang

kita gunakan.

Ada 7 atau 8 energi primer kalau Pak Kurtubi sebut nuklir itu energi nuklir bukan

terbarukan. Kita punya energi fosil, kita punya energi terbarukan, kita punya energi

nuklir. Ini harus dimanage dengan efektif sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat,

sehingga kita kompetitif Pak Ketua. Bagaimana kompetitif begini? Dari 18 hanya 2

yang jalan. Tadi saja SKK dengan BPH beda versi mengenai Kalija. Maaf seperti nama

perempuan kalau dipendekan. Jadi Kalimantan-Jawa saja lebih bagus, cuma Pak Ketua

tidak senang disebut-sebut Kalija. Itu yang pertama. Yang sangat memprihatinkan kalau

kita lihat dari struktur potensi gas kita dan yang sudah terealisasi 2017. Nah ini yang

repot karena ini termasuk bagaimana kita membuat energi yang kompetitif harganya.

Kalau kompetitif harga energi berarti produk kita juga kompetitif.

Cina bisa masuk menjadi nomor 1 secara ekonomi di dunia 20 tahun mereka

menggunakan keunggulan komparatif. Sekarang baru mereka masuk keera keunggulan

kompetitif. Mereka memasukan pasar di dunia, sehingga mereka punya uang banyak.

Cadangan devisanya besar. Meraka sesudah besar baru masuk keluar memaksa pun

mau untuk masuk investasi. Foreign investment. Jadi mereka masuk memaksa, bila

perlu caranya bagaimana pun uang mereka tidak boleh numpuk di dalam negeri. Itu

memang ada teorinya itu kapitalisme memang begitu. Politiknya mereka memang

komunis, tapi ekonomi kapitalistis. Mereka akan tekan semua ini. Uangnya sudah

banyak sekali disana, padahal itu dengan keunggulan komparatif kita tidak bisa masuk

disitu, padahal kita punya macam-macam Pak termasuk soal energi. Ini saja sudah

berbeda disini. Nah komandannya yang harus mantap.

Saya lihat presiden belum mempunyai kebijakan energi yang efektif Pak Ketua

yang sekarang. Saya ngomong apa adanya, nanti Pak Probowo akan menyampaikan

kebijakan energi kita 5 tahun mendatang. Betul bisa bertarung nanti, debat. Itu siap kita,

sudah siap kita karena untuk kepentingan rakyat. Pak Kurtubi kita bukan hanya retorika

akan kebijakan-kebijakan yang pro aktif, yang bisa dilaksanakan dengan sumber daya

yang ada direpublik ini. Banyak orang-orang cerdas seperti Pak Ketua, tapi bagaimana

mengkoordinasikannya, resources kita banyak begitu Pak Ketua. Saya sangat prihatin

sesudah membaca ini supaya jangan makin prihatin, tidak usah saya lanjutkan lagi.

yang penting Bulan Oktober 2019 siap mendukungkan untuk kepentingan bangsakan?

Maksud saya rakyatnya begitu, bangsanya mendukung. Demikian Pak Ketua.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

KETUA RAPAT:

Kalau ada Pak Aryo disini luar biasa. (suara tidak terdengar) Ibu Eni Saragih

tidak ada ya? Pak Andi Jamaro, kemudian nanti terakhir Pak Harry Poernomo.

F-PPP (Dr. ANDI JAMARO DULUNG, M.Si.):

Baik terima kasih

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Waktu kita terbatas, saya langsung saja. Sebagian yang saya ingin laporkan

sudah ditanyakan oleh Anggota yang lain. Yang ringan-ringan saja Pak. kalau di … itu

ada kebijakan pemerintah tentang BBM … harga, apa tidak memungkinkan di BPH

sendiri ini ada kebijakan satu harga? Itu satu. Yang kedua, kalau di PLN itu ada sistem

apa token artinya ada pra bayar, di gas kelihatannya belum apa memungkinkan itu

dilakukan?

Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Baik Pak Andi Jamaro. Silakan Pak Harry.

F-GERINDRA (Ir. H. HARRY POERNOMO):

Pertanyaan Pak Harry kan …, saya kali ini singkat mungkin sudah banyak

disinggung oleh teman-teman. Satu hal yang saya… ini kita mewarisi tata kelola energi

yang sangat lemah. Tadi sudah disinggung oleh Pak Ramson juga setelah berlakunya

Undang-Undang Migas ini sayang sekali kita mewarisi situasi yang memprihatinkan.

Sementara masalah gas ini …energi kita terutama di Pulau Jawa. Tidak ada energi lain

yang bisa lebih baik dari gas sebetulnya, tapi sayangnya pemerintahan yang sekarang

ini justru… menggunakan batu bara lagi. ini mundur karena batu bara ini sebetulnya

bertentangan dengan ratifikasi kita terhadap apa Program Green Ekonomi.

Hal kedua yang ingin saya sampaikan, saya prihatin ya disini kita melihat sangat

terkotak-kotak antara kementerian, SKK Migas, BP Hilir dan para pelaku BUMN. Tidak

ada satu pun yang punya pemikiran terintegrasi. Inilah kelemahan tata kelola kita.

Harusnya ini ditangan kementerian sebetulnya bagaimana bisa terjadi seperti ini. oleh

karena itu, kedepan kebetulan disini yang hadir Dirjen Migas, pejabat ya, walaupun ini

sudah berulangkali saya kemukakan dirapat dengan menteri Saya harapkan

kementerian ambil peranan disini dan disatupadukan langkah baik BP Hilir, SKK Migas

maupun pelaku, walaupun BUMN ini juga dualisme karena komandannya berdua. Yang

satu korporasi ke Menteri BUMN, sektornya ke Menteri Energi.

Sayangnya kedua kementerian ini tidak komunikasi. Menteri Energi dengan

Menteri BUMN tidak ada komunikasi. Contoh yang paling nyata saja masing-masing

PLN, PGN, Pertamina bangun … sendiri-sendiri. Inikan cermin ego sektoral. Kedepan

sudah tidak boleh lagi kita seperti itu. Kita tidak pernah punya pemikiran yang lebih

strategis. Kenapa sih kita bicara pipa… satu pun tidak punya rencana receiving terminal

energi. Kita butuh di Pulau Jawa itu receiving terminal… ini oleh kementerian. Baru saja

saya baca ada link Menteri Energi menderegulasi, mengurangi aturan untuk

menghambat investasi. Katanya mengharapkan investasi Rp600 triliun lebih. Itu sudah

masukan ke Program Receiving Terminal Energi. Terserah mau di Jawa Barat Utara,

Jawa Tengah, Jawa Timur itu nanti diintegrasikan dengan pipa dan pipa tadi, semua

rencana tadi dikaji ulang supaya terintegrasi. Entah punya PGN, entah punya PLN,

entah punya swasta diintegrasikan itu jangan sendiri-sendiri.

Yang berikutnya yang saya dengar ya Pertamina kan masuk dikegiatan power

membangun Jawa Power I dengan LNG juga tetapi akan di supply energi oleh PLN

dengan … juga. seizin Pimpinan interaktif dengan Patraniaga, apa Patra Petragas. Apa

betul? Paham tidak? Ini yang datang bukan direkturnya kebetulan.

DIREKTUR PERTAGAS:

Yang membangun adalah Pertamina Power Indonesia bekerja sama dengan

PLN Pak.

F-GERINDRA (Ir. H. HARRY POERNOMO): Energinya siapa yang ngurus? Yang supply katanya PLN? DIREKTUR PERTAGAS:

Yang membangun infrastrukturnya adalah Pertamina

F-GERINDRA (Ir. H. HARRY POERNOMO): Wujudnya apa nanti terminal atau … value? DIREKTUR PERTAGAS:

… value Pak.

F-GERINDRA (Ir. H. HARRY POERNOMO): Cobalah ini dikaji ulang kita punya … value sekarang di Teluk Semangka, apa di Lampung, ada di Jakarta Utara. Jawa power letaknya dimana? DIREKTUR PERTAGAS:

Ada di Cimalaya nanti Pak

F-GERINDRA (Ir. H. HARRY POERNOMO): Makanya Cimalaya kitakan punya pipa dari Cimalaya ke Cilegon. Kalau receiving terminal di Cimalaya, dari LNG itu bisa masuk ke pipa yang ke Cilegon juga. nanti kalau mau dibangun Cilegon ke Semarang itu dari LNG juga bisa ke Semarang begitu loh. Nah ini tugasnya Menteri Energi bukan orang lain, bukan BP Hilir, bukan SKK Migas. Tolong Pak Ego ini dipikirkan. Kita berfikir terkotak-kotak ini yang jadi masalah karena tidak ada komandan yang satu yang punya grade ya, punya determitasi cukup untuk mengendalikan ini semua. Rusak acaranya kalau kita begini. Tidak efisiensi secara nasional. Sudah bangun receiving terminal di Cimalaya untuk Jawa Power I nanti dia bisa masuk pipa yang ke Cilegon, kalau mau bangun yang … Cilegon-Semarang deket Cimalaya-Cilegonnya nyambung bisa ke Semarang. Kemudian pertanyaan saya seizin Pimpinan, tadi mau dibangun Gresik-Semarang itu gasnya darimana? Dari pipa yang sekarang sudah ada itu di Jawa Timur. TJG atau apa itu? TJG DIREKTUR PERTAGAS:

Jadi gasnya dari EJGP sebagaian juga nanti gas dari…

F-GERINDRA (Ir. H. HARRY POERNOMO): Yang biru juga exxon. Oke itu diintegrasikan, tapi pesan saya jangan pipanya apa ya tengprentil diintegrasikan semua itu ya? satu. Jadi pikir ulanglah itu sebelum terlanjur. Sudah bangun saja receiving TBL LNG di Cimalaya. Ini gagasan sudah lama sebetulnya. Dulu pernah dilahirkan. Sekarang tidak bisa lagi PLN, PGN, Pertamina masing-masing jalan sendiri. Satukan itu Pak Ego, bicara sama menterinya ya. itukan semuanya BUMN energi. Tugas pokoknya sama ya energi, semua energi. Harusnya langkahnya bareng itu, walaupun bosnya beda. Oleh karena itu, Undang-Undang Migas kita pemegang saham BUMN energi itu bertiga. Menteri BUMN, Menteri Energi plus Menteri Keuangan terintegrasi semuanya ya, tapi sayangnya undang-undangnya tidak kunjung lahir ya. Berikutnya PGN segera dicarikan solusi ya, terlepas dari masalah-masalah yang tadi kami minta kita akan kaji sejak awalnya, sejak approval POD-nya untuk ke Podang itu, tetapi juga yang paling penting sekarang dibawah koordinasi kementerian segera dicarikan solusi. Jangan sampai Tambak lorok ini mati PLTU-nya karena gasnya kering, sementara belum ada alternative. Kalau memang perlu ya segera dibangun FSRU di Semarang itu, sementara entrim solution atau dipindahkan yang dari Teluk Semangka Lampung itu memang disana tidak utilize ya. Kemudian yang terakhir karena sudah banyak isu diangkat oleh teman-teman tadi bersamaan dengan pertanyaan saya, saya batalkan. Tingkat utilisasi SPBG yang dibangun oleh Pertamina maupun PGN ini seperti apa? Tolong seizin Pimpinan interaksi. Dari PGN tadi katanya sudah mengelola, membangun berapa unit BBG? DIRUT PGN: 14 Pak. F-GERINDRA (Ir. H. HARRY POERNOMO): 14 kira-kira shells berapa persen dari kapasitas yang terpasang itu? efektif apa tidak? Jangan hanya ceremonial saja ini. DIRUT PGN: Ya Pak. ini KM dan telur Pak. kalau kita tidak menyiapkan fasilitas, maka mobil-mobil yang mau … F-GERINDRA (Ir. H. HARRY POERNOMO): Makanya sekarang fasilitas sudah ada bagaimana caranya tadi disinggung juga bagaimana kita meng-crite demand kan? Ini tugas siapa? Kementerian atau siapa? Saya pikir tidak ada pilihan lain kecuali kementerian. Kementerian koordinasi dengan Menteri Perhubungan misalnya. Semua kendaraan umum yang lewat trayek itu harus pakai BBG. Tidak bisa habis gunting pita selesai, habis gunting pita selesai. Ini penyakit sudah lama ini dari Tahun 1980 BBG ini begini terus. Tidak maju-maju bangsa ini ya Pak Ego? Jadi jangan bicara converter kit ya converter kit untuk nelayan saja, tapi untuk lalu lintas yang lewat BBG-nya, SPBG-nya PGN. Kemudian yang Pertamina Pertagas mengurusi SPBG tidak? Ada berapa station yang terbangun sudah seluruh Indonesia? DIRUT PERTAGAS: Pertamina ada 57 Pak yang beroperasi 21,.. F-GERINDRA (Ir. H. HARRY POERNOMO): berarti yang 30 besi tua?

DIRUT PERTAGASl: Yang segera akan beroperasi 7, kemudian melanjutkan operasi 14 kira-kira begitu Pak. jadi sebelum beroperasi ada 14 F-GERINDRA (Ir. H. HARRY POERNOMO): Berapa sels-nya kira-kira atau kira-kira artinya utilisasinya berapa persen? 50% sampai? DIRUT PERTAGAS: Sampai Pak. F-GERINDRA (Ir. H. HARRY POERNOMO): Itulah ini kembali Kementerian ESDM lagi lagi. banyak pekerjaan ESDM itu dri awal saya duduk di Komisi VII DPR itu, tapi tidak kunjung ada kemajuan. Lagi-lagi saya menyitir pendapat Pak Ramson penuh dengan wacana ya, pencitraan, gunting pita, ground breaking selesai. Selesainya nanti ya sebelum 2019, sebelum Pilpres, tapi benar atau tidaknya walauhu a’lam begitu. Memang eranya era citra sekarang ini, tapi kita tidak mau begitu karena kita sudah mengeluarkan banyak sekali biaya melalui APBN-APBD itu ya. Semua kembali ke menteri muaranya Pimpinan ya, ke menteri, Menteri Energi. Bukan orang lain sebenarnya karena memang dia penanggungjawab masalah energi khususnya gas. Tidak ada orang lain direpublik ini ya Kementerian Energi dan dari awal saya sudah kritisi sejak Pak Sudirman Said masalah ini ya. Tidak ada kemajuan 3 tahun ini ya.

Pesan saya, satu duduk bersama dibawah kendali kementerian bagaimana jaringan pipa ini ya, kemudian menurut saya tidak ada cara lain kecuali receiving terminal LNG dibangun di Pantai Utara Jawa. Utamanya pertama di Cimalaya itu. Integrasikan dengan pembangunan pelabuhan Patimbang ya, Jawa Power I, nanti pipanya bisa ke barat ke timur sudah itu. Mudah sebetulnya, apalagi menteri sudah mencanangkan, mengantisipasi investasi Rp600 triliun lebih. Itu bukan hanya dihulu. Jangan salah loh migas itu bukan hanya di SKK Migas, yang jauh lebih penting itu adalah bagaimana menyediakan gasnya sampai kekonsumen, menciptakan demand. Kalau perlu gasnya impor semua pun tidak jadi masalah. Kita tutup semua sumur minyak di Indonesia itu tidak jadi masalah sebetulnya. Banyak negara lain juga hidup tanpa sumber daya alam. Kenapa kita mesti tergantung sama sumber daya alam? Kutukan semua sumber daya alam itu. mana kita tidak maju-maju. KETUA RAPAT: Baik Pak Harry. F-GERINDRA (Ir. H. HARRY POERNOMO): Terima kasih KETUA RAPAT: Baik, sengaja saya potong karena kita pukul 16.00 kita akan mengikuti Rapat Paripurna. Dalam Tata Tertib tidak boleh ada rapat-rapat lain ketika ada Rapat Paripurna. Jika diizinkan oleh seluruh Anggota Komisi VII DPR RI, saya kira nanti jawaban secara tertulis saja dan kita masuk dalam sesi kesimpulan. Setuju ya? nanti mohon jawaban tertulisnya sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan yang tadi disampaikan oleh seluruh Anggota Komisi VII DPR RI yang terhormat. Atas persetujuan itu, kita masuk dalam draft kesimpulan Rapat Dengar Pendapat dengan PLT Dirjen Migas, Kementerian ESDM, Kepala BPH migas, Kepala SKK migas, Direktur Utama PGN dan Direktur Utama PT Pertamina Gas.

1. Komisi VII DPR RI sepakat dengan PLT Dirjen Migas, Kementeria ESDM, Kepala BPH Migas dan Kepala SKK Migas untuk melakukan koordinasi antar

instansi terkait termasuk BUMN Migas untuk menjamin ketersedianya pasokan gas untuk kebutuhan domestik. Point 1 tambah “dengan” disitu ya diatas sepakat dengan PLTN. Saya tanya dulu

draft ini kepada seluruh Anggota Komisi VII DPR apakah disepakati? Sepakat ya? ini masalah koordinasi tadi banyak disinggung oleh seluruh Anggota. Pak Dirjen? PLT DIRJEN MIGAS: Sepakat Pak. KETUA RAPAT: Seluruhnya sepakat ya? Pak Dirjen mewakili ya? jadi nanti.. F-GERINDRA (RAMSON SIAGIAN):

Pak Ketua interupsi. Kita sepakat itu institusi koordinasi, padahal komandannya

beliau-beliau ini harus presiden dengan kebijakan energi yang jelas. Itu bagaimana ini?

KETUA RAPAT: Sejak Tahun 2019 nanti Pak. bapakkan tadi bicara sampai situkan? F-GERINDRA (RAMSON SIAGIAN):

Oh begitu bisalah. Sementara ya. saya pikir pers dengar itu, nanti kita lebih

optimis. Terima kasih-terima kasih.

KETUA RAPAT: Setuju ya?

(RAPAT: SETUJU) Kalau ada keberatan sampaikan ke Pak Dirjen ya supaya nanti tidak terlalu banyak, tapi yang melamun nanti saya akan tanya.

2. Komisi VII DPR RI mendesak PLT Dirjen Migas, Kementerian ESDM, Kepala BPH Migas dan Kepala SKK Migas untuk membuat cetak biru tata kelola gas diantaranya meliputi pembangunan infrastruktur gas dan LNG receiving terminal di Pantai Utara Jawa sebagai upaya menyelesaikan persoalan alokasi distirubis dan harga gas nasional.

Ini saya kira tadi Pak Harry banyak bicara ini kita simpulkan ini dalam sedikit

kalimat ini.

F-GERINDRA (Ir. H. HARRY POERNOMO): Terima kasih Pimpinan. KETUA RAPAT: Setuju ya? setuju. Pemerintah? silakan WAKIL SKK MIGAS: Mohon izin Pak. Ada sedikit pertanyaan saja. Jadi yang dimaksud LNG Receving terminal itu maksudnya onshore atau boleh upshore? KETUA RAPAT:

Terserah. Bisa RFSU, bisa onshore, bisa floating terserahlah begitu ya. yang penting tadi supply-nya bisa menjamin. Bagaimana pemerintah setuju ya? PLT DIRJEN MIGAS: Sepakat. KETUA RAPAT: Setuju ya? KEPALA BPH MIGAS: Setuju. KETUA RAPAT: Pak Suko setuju Pak Suko? Pak Suko senyum-senyum tadi soalnya, tapi mohon ini jangan jadi kesimpulan Pak Eko setuju ya?

(RAPAT: SETUJU)

3. Komisi VII DPR RI meminta Kepala BPH migas untuk menyampaikan data secara detail pemenang dan waktu tender terkait investasi gas bumi melalui pipa dan menyampaikan kepada Komisi VII DPR RI. Ini terkait 20 tadi Pak. setuju ya? ini karena BPH Migas, jadi saya tanya Pak

Fansory setuju Pak? pakai mix biar direkam, nanti saya dianggap menyetujui sendiri begitu. KEPALA BPH MIGAS: Setuju Bapak. KETUA RAPAT: Setuju ya? hal-halo Pak Kurtubi setuju?

(RAPAT: SETUJU)

4. Komisi VII DPR RI mendesak Kepala BPH Migas agar lebih cermat dan seksama dalam melakukan studi dan perencanaan pembangunan infrastruktur gas agar tidak terjadi persoalan seperti pada pembangunan jaringan pipa gas yang belum dapat dilaksanakan karena persoalan cadangan gas bumi yang tidak cukup serta belum adanya kepastian pengembangan lapangan CWM dan Sheel gas. Saya kira ini menegaskanlah. Kan tadi banyak mungkin-mungkin begitu ya? jadi

nanti topoksinya BPH Migas ditambahlah begitu, ditambah untuk membuat kajian yang lebih. Seluruh Anggota Komisi VII DPR sepakat ya? sepakat. Pak Kepala BPH?

KEPALA BPH MIGAS: Izin sebenarnya. Kalau yang sudah ada dalam… tadi Pak, rencana induk… KETUA RAPAT: Itu siapa yang membuat rencana induk itu? PLT DIRJEN MIGAS: Menteri ESDM.

KETUA RAPAT:

Nah Bapak sekarang bikin perencanaannya. Nah itu yang nanti diusulkan kepada pemerintah. Selama ini kalau Bapak yang bikin terus kemudian BPH yang melaksanakan ya akhirnya begini begitu ya. jadi ini adalah pendelegasian Komisi VII DPR kepada BPH untuk membuat kajian sendiri pak. masa tidak siap begitu. sesuai undang-undang kesimpulan ini. Tadikan Bapak undang-undangnya jelas ada tiga instrument yang ini menjadi pekerjaan di BPH Migas. Setuju ya Pak?

(RAPAT: SETUJU)

1. Komisi VII DPR RI sepakat dengan PLT Dirjen Migas, Kementerian ESDM, Kepala SKK Migas dan Kepala BPH Migas, dalam pengelolaan gas bumi domestik untuk percepatan perwujudan ketahanan energi nasional melalui pemanfaatan dan pembangunan infrastruktur gas bumi melalui: a. kerja sama operasi infrastruktur yang sudah ada yang dimiliki oleh PGN dan

Pertagas diwilayah Sumatera Utara dan Jambi. Ini memang mengambil kesimpulan dari materi tadi.\

b. kerja sama operasi pipa transmisi dan distribusi wilayah Sumatera Selatan,

Lampung, Banten, DKI Jakarta dan Jawa Barat; c. kerja sama operasi asset jaringan distribusi PGN dan pipa transmisi pertagas

di Jawa Timur.

Saya kira, kalau memang ini menjadi hajat hidup rakyat banyak penugasan sajalah kepada BUMN Pak begitu ya? daripada nanti ditender-tenderkan tidak jalan-jalan 15 tahun, lebih baik ditugaskan dan kalau memang ini harus ada stimulus program fiscal nasional kan bisa diambilkan dari APBN kan begitu seperti jalan tol. Jalan tol kalau swasta tidak bangun, pemerintah yang bangun. Silakan pemerintah karena ini menyangkut kebijakan. DIRUT PGN: Sepakat Pak KETUA RAPAT: Sepakat ya. Komisi VII DPR sepakat? Sepakat? DIRUT PGN: Usul interupsi. KETUA RAPAT: Silakan. DIRUT PGN: Yang a, b, dan c mungkin menjadi satu-kesatuan saja Pak, jadi tidak dibagi perwilayah Pak. iya karena c hanya Jawa Timur, yang atas… KETUA RAPAT: Atau begini saja, nanti gas bumi domestik untuk percepatan perwujudan ketahanan Dirjen Nasional melalui pemanfaatan dan pembangunan infrastruktur gas bumi melalui kerja sama operasi infrastruktur PGN dan Pertagas begitu ya. jadi semuanya sudah mencakup ya? tidak usah pakai a, b, c. melalui pemetaan dan gas bumi, melalui langsung saja disitu titik duanya hapus melalui kerja sama operasi struktur PGN dan Pertagas begitu saja. Diseluruh wilayah tanah air beta.

DIREKTUR PERTAGAS: Kami mau interupsi Pak. mengusulkan selain infrastruktur juga niaganya Pak. KETUA RAPAT: Apanya? DIREKTUR PERTAGAS: Niaganya. KETUA RAPAT: Oh niaga. Tulis niaga. DIREKTUR PERTAGAS: Infrastruktur dan niaga gas. DIRUT PGN: Karena ini tidak disampaikan tadi mungkin Pak KETUA RAPAT: Infrastruktur dan niaga. Sebentar satu-satu Pak. infrastruktur dan niaga toh diatas baru kedua terakhir infrastruktur dan niaga. Ya bagaimana Pak Yopy? DIRUT PGN: Ya Pak mengenai infrastruktur niaga kita harus lihat Permen, saya takutnya kalau dibuat kesimpulan ini dan tidak bisa jalan karena harus ada peraturan-peraturan yang harus disesuaikan Pak. KETUA RAPAT: Ya jadi sesuaikanlah peraturannya. Kan nanti katanya mau gabung sama Pertamina. Koma dulu lainnya. koma mana tadi? oh diatas ya tanah air termasuk melaksanakan penugasan pemerintah karena inikan sekarang banyak melaksanakan penugasan ya? begitu Pak Eko ya? supaya kita sama-sama satu persepsilah untuk hal-hal yang menyangkut rakyat banyak pemerintah bisa melakukan penugasan kepada BUMN gas yang ada di Indonesia. Para Anggota Komisi VII DPR yang terhormat setuju? JOKO (SKK MIGAS): Izin Pimpinan. KETUA RAPAT: Silakan. Pak Joko. JOKO (SKK MIGAS): Pak, itu kalau diseluruh tanah air swastanya protes tidak Pak kalau hanya PGM-Pertamina nanti ada yang protes, yang swasta khawatir itu saja sih. KETUA RAPAT:

Ya kalau protes, nanti kita swastanya datang kesini sajalah begitu ya. ya biar protes dia datang kesini nanti. Setuju Pak Eko ya? tuh Pak Eko saja setuju. Pak Joko itu. setuju ya? swastanya kalau protes suruh datang ke Komisi VII DPR Pak.

5. Komisi VII DPR RI mendesak PLT Dirjen Migas, Kementerian ESDM, Kepala SKK Migas dan Kepala BPH Migas segera menyampaikan rekomendasi kepada pemerintah terkait dengan masalah KCG. Tolong dipanjangan KJG-nya ya? agar tidak menghambat investasi

pembangunan pipanisasi lainnya”. go or no go. Agar tidak menghambat investasi pembangunan pipanisasi lainnya”. inikan tadi Pak Ansory. Pemerintah dulu setuju ya atau kita pakai “sepakat” saja? Sepakat sajalahlah ya? sepakatlah ya? Komisi VII DPR sepakat ya tidak ada interupsi?

(RAPAT: SETUJU)

6. Komisi VII DPR RI sepakat dengan PLT Dirjen Migas Kementerian ESDM,

Kepala SKK Migas, Kepala BPH Migas, PT Pertamina Gas dan Dirut PT PGN untuk meneruskan permasalahan kebijakan domestik… dalam Panja Migas Komisi VII DPR RI. … sesuai rekomendasi RDP ke Panja, nanti Panja mengajukan rekomendasi ke

raker dengan menteri, nanti kita putuskan raker dengan menteri supaya ini menjadi keputusan lebih tinggi. Setuju ya? Pak Menteri … Pak Dirjen setuju ya? kita semua setuju? Dari mitra semua setuju? Jadi nanti membahas ini kita bersama-sama saja Pak, bilamana kita konsinyering begitu ya bisa 2 hari atau … kesini menjadikan cetak biru yang menurut saya… nanti leading sektornya ada di Pak Eko ya? Pak Ekokan merangkap Sekjen. Saya kira bisa nanti untuk mengundang bersama-sama… untuk sekaligus penjelasan terhadap peraturan-peraturan mana yang tabrakan yang tidak ingin melakukan, bertentangan. Saya kira ini yang perlu kita luruskan nanti. Komisi VII setuju? Terakhir point

7. Komisi VII DPR RI meminta jawaban tertulis atas pertanyaan seluruh Anggota Komisi VII DPR RI dan disampaikan paling lambat tanggal … Februari 2018 dan disertai data terkait persetujuan… (suara tidak terdengar jelas) Pak Eko setuju?

DIRJEN MIGAS: Setuju. KETUA RAPAT: Waktunya setuju ya tanggal 19 Februarilah masih cukup panjang… tidak terkecuali PGN, Pertamina Gas juga membuat jawaban tertulis sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Apakah ada kesimpulan yang ingin ditambahkan? F-PPP (Dr. ANDI JAMARO DULUNG, M.Si.): Ada Ketua. KETUA RAPAT: Silakan. F-PPP (Dr. ANDI JAMARO DULUNG, M.Si.): Ada hal yang saya usulkan tadi belum dimasukan dalam kesimpulan. Saya coba membacakan rancangan kesimpulan yang saya ajukan.

Komisi VII DPR RI meminta kepada Kementerian ESDM dan BPH Migas agar segera menetapkan harga… gas yang telah dibangun dan dioperasikan … satu harga. Apakah itu perlu di… KETUA RAPAT: Sebetulnya kami minta jawaban tertulis dulu…, tetapi kalau ini kemudian menjadi kepentingan untuk menjadi kebijakan pemerintah ya ini bisa kita masukan didalam kesimpulan… bahkan beda itu harga nasional. Harga rakyat dengan harganya industrikan berbeda ya? beri kesempatan dulu Pak. Silakan Pak 1 menit. PLT. DIRJEN MIGAS: Mohon izin Pak Pimpinan. Memang saat ini kami bersama BPH Migas sedang mengkaji Pak terkait sama harga gas … satu harga untuk seluruh Indonesia. Jadi kami mohon ini agar dijawab secara tertulis dulu, sebelum nanti akhirnya akan dijadikan suatu kebijakan didalam kesimpulan ini Pak. KETUA RAPAT: Atau dibuatkan kesimpulan … jawabannya adalah hasil dari membuat …. Jadi coba tolong ditulis. “Komisi VII DPR RI sepakat dengan PLT Dirjen Migas Kementerian ESDM, Kepala SKK Migas, Kepala BPH Migas untuk membuat kajian terkait dengan gas satu harga diseluruh Indonesia, jaringan gas diseluruh Indonesia”. Ah itu ya Pak Andi ya? jadi nanti jaringan gas untuk rumah tangga karena yang lain itu komersial ya? baik. Kalau yang industri komersial Pak. setuju ya? setuju. Baik. Saya kira, seluruh rangkaian RDP ini sudah kita lalui dan untuk mengakhiri acara RDP kami persilakan. Ini pas jamnya. Itu jam terlalu cepat Pak. jam saya pas. Saya persilakan dari pemerintah diwakili oleh Saudara PLT Dirjen Migas untuk menyampaikan kata akhir. PLT DIRJEN MIGAS: Yang kami hormati Pimpinan dan seluruh Anggota Komisi VII DPR RI Kami bersama-sama dengan Kepala BPH Migas, Wakil Kepala SKK Migas, Direktur Utama Pertamina Gas, Direktur Utama PT PGN beserta seluruh pejabat dilingkungan Kementerian ESDM mengucapkan terima kasih atas selesainya Rapat Dengar Pendapat dengan agenda fungsi pengawasan. Kami menyampaikan mohon maaf, apabila didalam penyampaian maupun dalam proses interaksi ada hal-hal yang kurang berkenan. Demikian. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh KETUA RAPAT: Wa’alaikumussalam Kesimpulan ini mengikat dan dimasa sidang yang akan datang, kami akan menjadwalkan, mengevaluasi terhadap berbagai kesimpulan. Mohon nanti Pak Eko sebagai Sekjen juga disiapkan kesimpulan-kesimpulan yang waktu kita melakukan rapat kerja atau pun RDP sebelumnya. Kita akan evaluasi bagaimana progressnya terhadap kesimpulan-kesimpulan yang sudah dilakukan didalam rapat-rapat di Komisi VII DPR. terima kasih kami sampaikan kepada seluruh Anggota Komisi VII DPR yang terhormat, para undangan Dirjen Migas, Kepala BPH Migas, wakil Kepala SKK Migas, Direktur Utama Pertamina Gas, Direktur Utama PGN dan para komisioner yang hadir, para Eselon I, Eselon II, Bapak-Ibu sekalian media massa mohon maaf jika ada hal yang kurang berkenan. Dengan mengucapkan Alhamdulillah rapat ini saya nyatakan ditutup.

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

RAPAT DITUTUP PUKUL 16.04 WIB

a.n. KETUA RAPAT

SEKRETARIS RAPAT

Dra. Nanik Herry Murti

NIP. 196505061994032002