dew as a

35
 Masa dewasa pertengahan (madya) atau yang disebut juga usia setengah baya dalam terminologi kronologis yaitu pada umumnya berkisar antara usia 40 - 60 tahun, dimana pada usia ini ditandai dengan berbagai perubahan fisik maupun mental (Hurlock,1980:320). Usia pertengahan dipenuhi tanggung jawab berat dan berbagai peran yang menyita waktu dan energi, tanggung jawab serta peran yang dirasa mampu ditanggung oleh sebagian besar Orang dewasa; menjalankan rumah tangga, departemen, atau perusahaan; memiliki anak Dan mungkin memelihara orang tua yang sudah uzur atau memulai karir baru. (Gallagher, 1993; Lachman, 2001; Lachman Lewkowicz, Markus, & Peng, 1994; Merrill & Verbrugge, 1999). Ciri-ciri Tugas Perkembangan Masa Dewasa Madya

Upload: nasih-sutisna

Post on 20-Jul-2015

57 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Dew as A

5/17/2018 Dew as A - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dew-as-a 1/35

 

Masa dewasa pertengahan (madya) atau yang disebut juga usia setengah baya dalam terminologi

kronologis yaitu pada umumnya berkisar antara usia 40 - 60 tahun, dimana pada usia ini ditandai dengan

berbagai perubahan fisik maupun mental (Hurlock,1980:320).

Usia pertengahan dipenuhi tanggung jawab berat dan berbagai peran yang menyita waktu dan energi,

tanggung jawab serta peran yang dirasa mampu ditanggung oleh sebagian besar Orang dewasa;

menjalankan rumah tangga, departemen, atau perusahaan; memiliki anak Dan mungkin memelihara orang

tua yang sudah uzur atau memulai karir baru. (Gallagher, 1993; Lachman, 2001; Lachman Lewkowicz,

Markus, & Peng, 1994; Merrill & Verbrugge, 1999).

Ciri-ciri

Tugas Perkembangan Masa Dewasa Madya

Page 2: Dew as A

5/17/2018 Dew as A - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dew-as-a 2/35

 

 

Menurut Erikson

Tugas perkembangan yang utama pada usia baya adalah mencapai generatifitas (Erikson, 1982).

Generatifitas adalah keinginan untuk merawat dan membimbing orang lain. Dewasa tengah dapat

mencapai generatifitas dengan anak-anaknya melalui bimbingan dalam interaksi sosial dengan generasi

berikutnya. Jika dewasa tengah gagal mencapai generatifitas akan terjadi stagnasi. Hal ini ditunjukkan

dengan perhatian yang berlebihan pada dirinya atau perilaku merusak anak-anaknya dan masyarakat.

Menurut Havighurst,

Tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang harus diselesaikan individu pada fase-fase atau periodekehidupan tertentu; dan apabila berhasil mencapainya mereka akan berbahagia, tetapi sebaliknya apabila

mereka gagal akan kecewa dan dicela orang tua atau masyarakat dan perkembangan selanjutnya juga akan

mengalami kesulitan… 

Masa Usia Dewasa Madya

1. Menerima dan menyesuaikan diri terhadap perubahan fisik dan fisiologis

2. Menghubungkan diri sendiri dengan pasangan hidup sebagai individu

3. Membantu anak-anak remaja belajar menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan berbahagia

4. Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam karir pekerjaan

5. Mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi waktu senggang yang dewasa

6. Mencapai tanggung jawab sosial dan warga Negara secara penuh.

7. Menyesuaikan diri dengan orang tua yang telah lansia.

Dinamika Perkembangan Fisik Masa Dewasa Madya

Page 3: Dew as A

5/17/2018 Dew as A - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dew-as-a 3/35

 

Menurut Hurlock (1980), baik pria maupun wanita selalu terdapat ketakutan, dimana penampilannya pada

masa ini akan menghambat kemampuannya untuk mempertahankan pasangan mereka, atau mengurangi

daya tarik lawan jenis.

Selain itu, sebuah penelitian dalam Nowark (1977) sebagaimana yang dikutip oleh Jhon F. Santrock 

(1995), menemukan bahwa perempuan berusia dewasa madya lebih memfokuskan perhatiannya pada

daya tarik wajah dari pada perempuan yang lebih muda atau tua.

Dalam penelitian ini, wanita dewasa madya lebih mungkin menganggap tanda-tanda penuaan sebagai

pengaruh negatif terhadap penampilan fisiknya.

Adapun beberapa perubahan fisik mulai tampak lebih awan di usia 30 tahun, tetapi pada beberapa titik 

atau bagian terjadi di usia 40 tahun, menurunnya perkembangan fisik menunjukan bahwa masa dewasa

madya telah datang.

Beberapa Perubahan Fisik yang Terjadi pada Masa Dewasa Madya antara lain:

1. Timbulnya Uban.

2. Kulit mulai keriput.

3. Gigi yang menguning.

4. Tubuh semakin lama semakin pendek karena otot-otot melemah.

5. Punggung orang dewasa melemah kerena piringan sendi di tulang belakang mengalami penurunan.

6. Tulang-tulang bergeser lebih dekat antara yang satu dengan yang lainnya, misalnya, seorang laki-laki

yang tingginya 5 kaki 10 inci pada usia 30 tahun barang kali akan menjadi 5 kaki 9 7/8 inci di usia 50

tahun, dan mungkin akan menjadi 5 kaki 9 1/4 pada usia 60 tahu.

7. Sulit melihat objek-objek yang dekat. Daya akomondasi mata, kemampuan untuk memfokuskan dan

mempertahankan gambar pada retina mengalami penurunan paling tajam pada usia 40 dan 59 tahun.

8. Penurunan pada sensitivitas pendengaran.

9. Menopause. pada usia dewasa madya ini mereka akan mengalami periode menopaose, dimana pada

periode ini haid dan kemampuan bereproduksi akan berhenti secara keseluruhan, sehingga dapat

Page 4: Dew as A

5/17/2018 Dew as A - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dew-as-a 4/35

 

menyebabkan gejala yang tidak menyenangkan bagi wanita, seperti hot flushses, mual, letih, dan cepatya

denyut jantung. hal ini disebabkan oleh menurunnya produksi hormon estrogen oleh indung telur.

10. Penurunan kebugaran fisik. masalah kesehatan utama pada masa dewasa madya antara lain penyakit

kanker, kardivaskuler, dan obesita.

Perkembangan Kognitif 

Pada tahap Formal Operasional :

dengan perkembangan tahap sebelumnya (tahap pemuda). Semua hal berikutnya sebenarnya merupakan

perluasan, penerapan, dan penghalusan dari pola pemikiran ini.

idealitas paling tinggi.

masalahnya. Ia mampu

mencoba beberapa penyelesaian secara konkrit dan dapat melihat akibat langsung dari usaha-usahanya

guna menyelesaikan masalah tersebut.

maupun yang berhubungan dengan realitas di lingkungan hidupnya.

menganalisis masalahnya dengan penyelesaian berbagai hipotesis yang mungkin ada. Atas dasar

analisanya ini, orang dewasa lalu membuat suatu strategi penyelesaian secara verbal. Yang kemudian

mengajukan pendapat-pendapat tertentu yang sering disebut sebagai proporsi, kemudian mencari sintesa

dan relasi antara proporsi yang berbeda-beda tadi.

Penyesuaian Diri Terhadap PerubahanFisik Masa Dewasa madya

penyesuaian diri terhadap perubahan fisik pada masa dewasa madya terasa agak sulit. Hal ini dikarenakan

adanya kenyataan bahwa sikap individu yang kurang menguntungkan semakin diintensifkan lagi oleh

perilaku sosial yang kurang menyenangkan terhadap perubahan normal yang muncul bersama pada tahun-

tahun selanjutnya.

Page 5: Dew as A

5/17/2018 Dew as A - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dew-as-a 5/35

 

Perubahan fisik yang terjadi pada masa dewasa madya yang menyebabkan individu perlu melakukan

penyesusaian padanya, antara lain:

han dalam penampilan

Daftar Pustaka

Santrock, John W., 2002, Life - Span Develompment (Perkembangan Sepanjang Hidup), Jilid I, Jakarta :

Erlangga

B. Hurlock, Elizabeth, 1987, Perkembangan Anak, Jakarta : Erlangga

Papalia, Diane E., Old, Sally Wendkos, & Feldman, Ruth Duskin, 2008, Human Development (Psikologi

Perkembangan), Jakarta : Kencana

BABI

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia adalah makhluk sosial yang eksploratif dan potensial. Manusia dikatakan makhluk yang

eksploratif karena manusia memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri baik secara fisik maupun

psikis. Manusia sebagai makhluk potensial karena pada diri manusia tersimpan sejumlah kemempuan

bawaan yang dapat diembangkan secara nyata. Selanjutnya manusia disebut sebagai makhluk yang

memiliki prinsip tanpa daya karena untuk tumbuh dan berkembang secara normal memerlukan bantuan

dari luar dirinya. Bantuan yang dimaksud antara lain adalah dalam bentuk bimbingan serta pengarahan.

Binbingan dan pengarahan yang diberikan dalam membantu perkembangan tersebut pada hakekeatnya

Page 6: Dew as A

5/17/2018 Dew as A - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dew-as-a 6/35

 

diharapkan sejalan dengan kebutuhan manusia itu sendiri, yang sudaah tersimpan sebagai potensi

bawaannya. Karena itu bimbingan tidak searah dengan potensi yang dimiki akan berdampak negative bagi

perkembangan manusia.

Sebagai akhir dari masa remaja adalah masa dewasa, atau biasa disebut dengan masa adolesen. Ketika

manusia meginjak masa dewasanya sudah terlihat adanya kematangan dalam dirinya. Kematangan jiwa

tersebut menggambarkan bahwa manusia tersebut sudah menyadari makna hidupnya. Dengan kata lain

manusia dewasa sudah mulai memilih nilai – nilai atau norma yang telah dianggap mereka aik untuk 

dirinya serta mereka berudaha untuk mempertahankan nilai – nilai atau norma – norma yang telah

dipilihnya tersebut.

Dari sedikit penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Psikologi Perkembangan Pada Manusi

Tingat Dewasa yaitu ilmu yang mepelajari tentang perkembangan jiwa manusia pada saat menginjak 

masa dewasa. Masa dewasa manusia dibagi menjadi 3 ( tiga ) tahap yaitu : Masa awal dewasa (early

adulthood), Masa pertengahan dewasa (middle adulthood), Masa akhir dewasa (late adulthood)

1.2 Rumusan Masalah :

1. Pembagian perkembangan masa dewasa

2. Krakteristik perkembangan orang dewasa

3. Faktor – faktor yang mrmprngaruhi perkembangan fisik orang dewasa

1.3 Tujuan :

1. Untuk memahami setiap tahap perkembangan dari masa dewasa

2. Untuk memahami krakteristik perkembangan orang dewasa

3. Untuk memahami faktor – faktor yang mrmprngaruhi perkembangan fisik orang dewasa

1.4 Manfaat :

1. Dapat memahami setiap tahap perkembangan dari masa dewasa,

2. Dapat memahami krakteristik perkembangan orang dewasa,

Page 7: Dew as A

5/17/2018 Dew as A - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dew-as-a 7/35

 

3. Dapat memahami faktor – faktor yang mrmprngaruhi perkembangan fisik orang dewasa.

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 TEORI PENTAHAPAN MENURUT ERIKSON (1963)

Sesudah masa remaja yaitu masa penemuan identitas sesorang sekaligus mamasuki masa dewasa awal

yang ditandai oleh intimitasi vs isolasi, maka seseorang tinggal mengalami dua fase lagi meliputi

sebagian besar masa hidupnya. Dalam fase ketujuh atau masa dewasa pertengahan sesorang dapat

berkembang kearah generativitas vs stagnasi, sedangkan dalam fase kedelapan atau fase terakhir

seseorang dapat berkembang kearah integritas-ego vs putus asa. Erikson percaya pada Fase generativitas

vs stagnasi bahwa orang dewasa tengah berada pada posisi berbahaya menghadapi persoalan hidup yang

signifikan.

Erikson (1968) percaya bahwa orang dewasa tengah baya menghadapi persoalan hidup yang signifikan-

generativitas vs stagnasi, adalah nama yang diberikan Erikson pada fase ketujuh dalam teori masa

hidupnya. Generativitas mencangkup rencana-rencana orang dewasa yang mereka harap dapat dikerjakan

guna meninggalkan warisan dirinya sendiri pada generasi selanjutnya.

Sebaliknya, stagnasi (disebut juga “penyerapan-diri”) berkembang ketika individu merasa bahwa mereka

tidak melakukan apa-apa bagi generasi berikutnya. Orang dewasa tengah baya mengembangkan

generativitas dengan beberapa cara yang berbeda (Kotre, 1984).

Generativitas mencangkup rencana-rencana orang dewasa yang mereka harap dapat dikerjakan guna

meninggalkan warisan dirinya sendiri pada generasi selanjutnya. Sebaliknya, stagnasi (disebut juga

“penyerapan-diri”) berkembang ketika individu merasa bahwa mereka tidak melakukan apa-apa bagi

generasi berikutnya. Orang dewasa tengah baya, mengembangkan generativitas dengan beberapa carayang berbeda (Kotre, 1984).

Melalui generativitas biologis, orang dewasa hamil dan melahirkan anak. Melalui generativitas parental

(orang tua), orang dewasa memberikan asuhan dan bimbingan kepada anak-anak. Melalui generativitas

kultural, orang dewasa menciptakan, merenovasi atau memelihara kebudayaan yang akhirnya bertahan.

Dalam hal ini objek generatif adalah kebudayaan itu sendiri.

Page 8: Dew as A

5/17/2018 Dew as A - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dew-as-a 8/35

 

Melalui generativitas kerja, orang dewasa mengembangkan keahlian yang diturunkan kepada orang lain.

Dalam hal ini, individu generaf adalah seseorang yang mempelajari keahlian.

Melalui generativitas, orang dewasa mempromosikan dan membimbing generasi berikutnya melalui

aspek-aspek penting kehidupan seperti menjadi orang tua (parenting), memimpin, mengajar dan

melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat (Mc Adams, 1990). Orang dewasa generatif 

mengembangkan warissan diri yang posif dan kemudian memberikannya sebagai hadiah pada generasi

berikutnya.

Pada masa ini seseorang tidak hanya di tuntut untuk memperhatikan perubahan-perubahan dirinya sendiri

melainkan tuntutan tanggung jawab atas generasi selanjutnya, maka tingkah laku yang kreatif dalam

mengembangkan kultur merupakan salah satu wujud generativias dan perilaku membangun. Perubahan

yang harus di capai adalah menetralisir sifat egosentris (stagnasi). Fase ketujuh ini menurut Erikson akan

menjadi tahap di mana diperlukan dalam pengasuhan generasi muda.

Integritas ego atau integritas diri adalah perasaan menjadi bagian dari aturan yang ada di alam semesta,

dengan cara seseorang mencintai sesame maka akan menimbulkan keteraturan dunia. Integritas ego juga

memiliki arti masa penerimaan diri sendiri,mensyukuri nasib dan mencintai orang tua sebagai alat

keberadaannya di dunia. Seseorang yang telah mencapai pertahanan diri (integritas diri) bersikap

bijaksana dalam tingkah lakunya. Jalan pintas yang dilakukan oleh seseorang yang gagal dalam tahap ini

akan memilih putus asa, hal ini akan menjadi sumber ketakutan yang mendalam sehingga seakan-akan

tidak ada ruang lagi untuk bergerak lebih aktif dan dinamis. Perilaku yang ditimbulkan seperti penolakan

terhadap orang lain, lembaga-lembaga tertentu bahkan dirinya sendiri.

Vaillant melukiskan pertentangan antara “mempertahankan sesuatu yang bermakna dengan rigiditas”

maksudnya, interaksi generasi tengah baya yang akan memasuki masa tua dan generasi muda yang ada di

dunia kerja harus di seimbangkan. Generasi tengah baya memasuki masa tua lebih bersikap rigid, yaitu

tidak mau menerima pandangan orang lain khususnya pandangan kaum muda. Sedang kaum muda akan

berpikir rasional sesuai dangan pencapaian “dewasa” yang identic dengan kebijaksaan dalam bersikap. 

2.2 TEORI PENTAHAPAN MENURUT LAVINSON

Fokus perhatian Lavinson dalam mempelajari fase-fase hidup manusia tertuju pada siklus hidup dari pada

 jalan hidup seseorang. Jalan hidup seseorang berbeda-beda dari yang satu dengan yang lain, apa yang

Page 9: Dew as A

5/17/2018 Dew as A - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dew-as-a 9/35

 

berubah selama orang itu hidup merupakan struktur kehidupan yang mengatur transaksi antara struktur

kepribadian dengan struktur sosial. Lavinson membedakan empat periode kehidupan, yaitu:

1. Masa anak dan masa remaja (0-22 tahun)

2. Masa dewasa awal (17-45 tahun)

3. Masa dewasa madya (40-65)

4. Masa dewasa akhir (60 ke atas)

Antara 17 dan 22 tahun seseorang ada di dua masa. Ia meninggalkan masa pra-dewasa dan memasuki

masa dewasa awal yang mencangkup tiga periode, yaitu; pengenalan dengan dunia orang dewasa (22-28

tahun), di mana orang akan mencari tempat dalam dunia kerja dan dunia hubungan sosial untuk 

membentuk struktur kehidupan yang stabil. Pada usia antara 28-33 tahun pilihan struktur kehidupan inimenjadi lebih tetap dan stabil.

Dalam fase kemantapan (33-40 tahun) seseorang dengan keyakinan yang mantap menemukan tempatnya

dalam masyarakat dan berusaha sebaik-baiknya. Impian yang ada pada (17-33) mulai mencapai

kenyataan. Pekerjaan dan keluargan membentuk struktur peran yang memunculkan aspek-aspek 

kepribadian yang diperlukan dalam fase tersebut.

Pada usia 40 tahun tercapailah puncak masa dewasa. Setelah itu mulailah peralihan ke masa madya

(tengah baya antara usia 40-45 tahun), dalam masa ini seseorang memiliki tiga macam tugas:

1. Penilaian kembali pada masa lalu

2. Perubahan struktur kehidupan

3. Proses individuasi

Artinya seseorang menilai masa lalu dengan kenyataan yang ada saat ini, dan dengan pandangan ke depan

seseorang merubah struktur kehidupannya dengan penyesuaian pemikiran rasional pada zaman ini pula.

Proses individuasi akan membangun struktur kehidupan baru yang berlangsung sampai fase penghidupanyang berikutnya yaitu permulaan masa madya (45-50 tahun), fase berikutnya (50-55 tahun) sering kali

merupakan krisis bila sesorang tidak sepenuhnya berhasil dalam pensstrukturan kembali hidupnya pada

peralihan ke dewasa madya. Sesudah itu langkah puncak (55-60 tahun) sekaligus menandai masa dewasa

akhir.

Page 10: Dew as A

5/17/2018 Dew as A - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dew-as-a 10/35

 

Penelitian Levinson mengemukakan tahun-tahun usia yang eksak dengan pergeseran maksimum lima

tahun, hal ini cenderung menuju pada eksak semu, pengertian struktur kehidupan harus diteliti akan

ketetapan penggunaannya. Namun lavinson menitikberatkan bahwa pandangan akan siklus penghidupan

yang terlalu kaku atau terlambat tidak dapat dipertahankan lagi.

2.2.1 Teori Musim-Musim Kehidupan dari Levinson

Daniel Levinson (1978, 1980) dalam The Season of Man‟s Life (Musim-Musim Kehidupan Manusia)

menekankan bahwa tugas-tugas perkembangan harus dikuasai pada masing-masing fase. Pada masa

dewasa awal, dua tugas utama yang harus dikuasai adalah mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan

bagi kehidupan dewasa dan mengembangkan struktur kehidupan yang stabil.

Menurutnya, usia 20-an sebagai novice phase (fase orang baru) dari perkembangan orang dewasa. Novice

phase adalah waktu untuk eksperimentasi yang bebas dan waktu untuk menguji impian di dunia nyata.

Kira-kira pada usia 28 sampai 33 tahun, individu mengalami periode transisi dimana ia harus menghadapi

persoalan penentuan tujuan yang lebih serius.

Pada usia 30-an, individu biasanya berfokus pada keluarga dan perkembangan karir. Pada tahu-tahun

 berikutnya pada periode ini, individu memasuki fase Becaming One‟s Own man (atau BOOM, Menjadi

diri Sendiri).

Pada usia 40, individu telah mencapai tempat yang stabil dalam karirnya dan sekarang harus melihat ke

depan pada jenis kehidupan yang akan dijalaninya sebagai orang dewasa usia tengah baya.

Menurutnya, perubahan ke masa dewasa tengah berlangsung kira-kira 5 tahun dan mengharuskan orang

dewasa untuk berusaha mengatasi empat konflik utama yang telah ada dalam kehidupannya sejak masa

remaja: (1) menjadi muda vs. menjadi tua, (2) menjadi destruktif vs. menjadi konstruktif, (3) menjadi

maskulin vs. menjadi feminism, dan (4) terikat pada otang lain vs. terlepas dari mereka.

Menurutnya, keberhasilan transisi paruh baya kehidupan terletak pada seberapa efektif individu

mengurangi sifat-sifat barlawanan dan menerima masing masing dari mereka sebagai integral dari

keberadaanya.

2.3 TEORI PENTAHAPAN MENURUT TEORI SANTROK

Page 11: Dew as A

5/17/2018 Dew as A - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dew-as-a 11/35

 

Tugas-tugas perkembangan masa dewasa menurut santrok adalah :

1. Efisiensi Fisik 

Tugas memperhatikan aspek fisik individu sudah menjadi hal yang biasa dalam setiap perkembangan.

Namun, pada tahap masa dewasa seseorang tidak lagi mengedepankan penampilan sebagai mana yang

pernah dilakukan ketika masa remaja, masa dewasa awal pun hampir tidak lagi memperhatikan

penampilan imitative sebagai pusat perhatian utama, melainkan pandangan dalam aspek pekerjaan,

membina rumah tangga yang sakinah, dan bermasyarakat dengan relasi yang baik merupakan tugas paling

diutamakan. Disinilah efisiansi fisik orang dewasa bisa di lihat.

2. Kemampuan Motorik 

Motorik masa dewasa adalah gerak aktif yang sudah tidak lagi bermain-main, menghabiskan waktu

dengan hanya bersenang-senang. Kemampuan motoric masa dewasa lebih bersifat intelegensi, seperti

pengamatan yang berhubungan dengan tingkah laku dan menyelesaikan banyak hal dengan waktu yang

bersamaan adalah salah satu tugas motoric sama dewasa.

3. Kemampuan Mental

Disamping masa dewasa adalah masa produktif yang berkelanjutan maka proses kognitif yang beriringan

dengan mental yang matang merupakan tugas masa dewasa baik dewasa awal ataupu masa dewasa akhir.

4. Motifasi

Masa dewasa adalah waktu dimana seseorang diharapkan memberi motifasi sesuai dengan fungsi dan

tingkat usianya. Juga tidak menutup kemungkinan sebagai seorang yang memberi, akan memerlukan

kekuatan untuk membuat motifasi terhadap orang lain agar tidak mengalami keimbangan pemikiran.

5. Model peran

Kemandirian seseorang pada masa dewasa merupakan tujuan yang terjadi pada saat terjadinya masadewasa awal, sehingga pada tugasnya seseorang harus mampu berperan sebagai humanis yang bisa

menjadi panutan (model) baik bagi orang lain khususnya bagi diri sendiri.

2.4 TEORI TRANSFORMASI DARI GOULD

Page 12: Dew as A

5/17/2018 Dew as A - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dew-as-a 12/35

 

Roger Gould (1975, 1978, 1980, 1994) menghubungkan fase dan krisis dalam pandangannya tentang

transformasi perkembangan. Menurutnya, paruh kehidupan adalah sama bergejolaknya dengan masa

remaja, dengan penegecualian bahwa selama masa dewasa tengah usaha untuk menangani krisis mungkin

akan menghasilkan kehidupan yang lebih bahagia dan lebih sehat.

Dia percaya bahwa dalam usia 20-an, kita menerima peran-peran baru; dalam usia 30-an kita mulai

merasa terjepit dengan tanggung jawab kita, dalam usia 40-an kita mulai merasakan perasaan urgensi

bahwa hidup kita cepat berlalu.

Menurutnya, menangani krisis paruh kehidupan dan menyadari bahwa perasaan urgensi merupakan reaksi

alami terhadap fase ini membantu kita menuju jalan kematangan yang dewasa.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. PEMBAGIAN PERKEMBANGAN MASA DEWASA

Pembagian perkembangan masa dewasa ada 3, yaitu:

1. Dewasa Awal

Dewasa Awal merupakan masa dewasa atau satu tahap yang dianggap kritikal selepas alam remaja yang

berumur dua puluhan (20-an) sampai tiga puluhan (30 an). Ia dianggap kritikal karena disebabkan pada

masa ini manusia berada pada tahap awal pembentukan karir dan keluarga. Pada peringkat ini, seseorang

perlu membuat pilihan yang tepat demi menjamin masa depannya terhadap pekerjaan dan keluarga. Pada

masa ini juga seseorang akan menghadapi dilema antara pekerjaan dan keluarga. Berbagai masalah mulai

timbul terutama dalam perkembangan karir dan juga hubungan dalam keluarga.Dan masalah yang timbul

tersebut merupakan salah satu bagian dari perkembangan sosio-emosional.

Sosioemosional adalah perubahan yang terjadi pada diri setiap individu dalam warna afektif yang

menyertai setiap keadaan atau perilaku individu.

Menurut Teori Erikson, Tahap Dewasa Awal yaitu mereka di dalam lingkungan umur 20 an ke 30 an.

Pada tahap ini manusia mulai menerima dan memikul tanggungjawab yang lebih berat. Pada tahap ini

 juga hubungan intim mulai berlaku dan berkembang.

Page 13: Dew as A

5/17/2018 Dew as A - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dew-as-a 13/35

 

2. Dewasa Madya

Masa Dewasa Madya adalah masa peralihan dewasa yang berawal dari masa dewasa muda yang berusia

40- 65 tahun. Pada masa dewasa madya, ada aspek- aspek tertentu yang berkembang secara normal,

aspek-aspek lainnya berjalan lambat atau berhenti. Bahkan ada aspek- aspek yang mulai menunjukkan

terjadinya kemunduran- kemunduran.

Aspek jasmaniah mulai berjalan lamban, berhenti dan secara berangsur menurun. Aspek- aspek psikis

(intelektual- sosial- emosional- nilai) masih terus berkembang, walaupun tidak dalam bentuk penambahan

atau peningkatan kemampuan tetapi berupa perluasan dan pematangan kualitas. Pada akhir masa dewasa

madya (sekitar usia 40 tahun), kekuatan aspek- aspek psikis ini pun secara berangsur ada yang mulai

menurun, dan penurunannya cukup drastic pada akhir usia dewasa. Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan

disajikan uraian secara lebih rinci tentang perkembangan fisik, intelektual, moral, dan karier pada masa

dewasa.

Menurut Lavinson, Masa Dewasa Madya berusia 40-50 tahun. Masa Dewasa Madya adalah masa

peralihan dari masa dewasa awal. Pada usia 40 tahun tercapailah puncak masa dewasa. Setelah itu

mulailah peralihan ke masa madya (tengah baya antara usia 40-45 tahun), dalam masa ini seseorang

memiliki tiga macam tugas:

1. Penilaian kembali pada masa lalu

2. Perubahan struktur kehidupan

3. Proses individuasi

Artinya seseorang menilai masa lalu dengan kenyataan yang ada saat ini, dan dengan pandangan ke depan

seseorang merubah struktur kehidupannya dengan penyesuaian pemikiran rasional pada zaman ini pula.

Proses individuasi akan membangun struktur kehidupan baru yang berlangsung sampai fase penghidupan

yang berikutnya yaitu permulaan masa madya (45-50 tahun)

3. Dewasa Akhir

Masa dewasa lanjut usia merupakan masa lanjutan atau masa dewasa akhir (60 ke atas). Perlu

memperhatikan khusus bagi orangtuanya yang sudah menginjak lansia dan anaknya yang butuh dukungan

 juga untuk menjadi seorang dewasa yang bertanggungjawab. Di samping itu permasalahan dari diri

sendiri dengan perubahan fisik, mulai tanda penuaan yang cukup menyita perhatian.

Page 14: Dew as A

5/17/2018 Dew as A - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dew-as-a 14/35

 

Saat individu memasuki dewasa akhir, mulai terlihat gejala penurunan fisik dan psikologis,

perkembangan intelektual dalam lambatnya gerak motorik, pencarian makna hidup selanjutnya. Menurut

erikson tahap dewasa akhir memasuki tahap integrity vs despair yaitu kemampuan perkembangan lansia

mengatasi krisis psikososialnya. Banyak stereotip positif dan negatif yang mampu mempengaruhi

kepribadian lansia. Integritas ego penting dalam menghadapi kehidupan dengan puas dan bahagia. Hal ini

berdampak pada hub.sosial dan produktivitasnya yang puas. Lawannya adalah despair yaitu rasa takut

mati dan hidup terlalu singkat, rasa kekecewaan. Beberapa cara hadapi krisis dimasa lansia adalah tetap

produktif dalam peran sosial, gaya hidup sehat, dan kesehatan fisik.

Akibat perubahan Fisik yang semakin menua maka perubahan ini akan sangat berpengaruh terhadap

peran dan hubungan dirinya dengan lingkunganya. Dengan semakin lanjut usia seseorang secara

berangsur-angsur ia mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya karena berbagai keterbatasan yang

dimilikinya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial para lansia menurun, baik secara kualitas

maupun kuantitasnya sehingga hal ini secara perlahan mengakibatkan terjadinya kehilangan dalam

berbagai hal yaitu: kehilangan peran ditengah masyarakat, hambatan kontak fisik dan berkurangnya

komitmen.Menurut Erikson, perkembangan psikososial masa dewasa akhir ditandai dengan tiga gejala

penting, yaitu keintiman, generatif, dan integritas.

Perkembangan Psikososial Masa Dewasa Akhir. Akibat perubahan Fisik yang semakin menua maka

perubahan ini akan sangat berpengaruh terhadap peran dan hubungan dirinya dengan lingkunganya.

Dengan semakin lanjut usia seseorang secara berangsur-angsur ia mulai melepaskan diri dari kehidupan

sosialnya karena berbagai keterbatasan yang dimilikinya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial para

lansia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitasnya sehingga hal ini secara perlahan

mengakibatkan terjadinya kehilangan dalam berbagai hal yaitu: kehilangan peran ditengah masyarakat,

hambatan kontak fisik dan berkurangnya komitmen.

Menurut Erikson, perkembangan psikososial masa dewasa akhir ditandai dengan tiga gejala penting, yaitu

keintiman, generatif, dan integritas.

1. Perkembangan Keintiman

Keintiman dapat diartikan sebagai suatu kemampuan memperhatikan orang lain dan membagi

pengalaman dengan mereka. Orang-orang yang tidak dapat menjalin hubungan intim dengan orang

lainakan terisolasi. Menurut Erikson, pembentukan hubungan intim ini merupakan tantangan utama yang

dihadapi oleh orang yang memasuki masa dewasa akhir.

2. Perkembangan Generatif 

Page 15: Dew as A

5/17/2018 Dew as A - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dew-as-a 15/35

 

Generativitas adalah tahap perkembangan psikososial ketujuh yang dialami individu selama masa

pertengahan masa dewasa. Ketika seseorang mendekati usia dewasa akhir, pandangan mereka mengenai

 jarak kehidupan cenderung berubah. Mereka tidak lagi memandang kehidupan dalam pengertian waktu

masa anak-anak, seperti cara anak muda memandang kehidupan, tetapi mereka mulai memikirkan

mengenai tahun yang tersisa untuk hidup. Pada masa ini, banyak orang yang membangun kembali

kehidupan mereka dalam pengertian prioritas, menentukan apa yang penting untuk dilakukan dalam

waktu yang masih tersisa.

3. Perkembangan Integritas

Integritas merupakan tahap perkembangan psikososial Erikson yang terakhir. Integritas paling tepat

dilukiskan sebagai suatu keadaan yang dicapai seseorang setelah memelihara benda-benda, orang-orang,

produk-produk dan ide-ide, serta setelah berhasil melakukan penyesuaian diri dengan bebrbagai

keberhasilan dan kegagalan dalam kehidupannya. Lawan dari integritas adalah keputusan tertentu dalam

menghadapi perubahan-perubahan siklus kehidupan individu, terhadap kondisi-kondisi sosial dan historis,

ditambah dengan kefanaan hidup menjelang kematian.

Tahap integritas ini ini dimulai kira-kira usia sekitar 65 tahun, dimana orang-orang yang tengah berada

pada usia itu sering disebut sebagai usia tua atau orang usia lanjut. Usia ini banyak menimbulkan masalah

baru dalam kehidupan seseorang. Meskipun masih banyak waktu luang yang dapat dinikmati, namun

karena penurunan fisik atau penyakit yang melemahkan telah membatasi kegiatan dan membuat orang

tidak menrasa berdaya.

Terdapat beberapa tekanan yang membuat orang usia tua ini menarik diri dari keterlibatan sosial: (1)

ketika masa pensiun tiba dan lingkungan berubah, orang mungkin lepas dari peran dan aktifitas selama

ini; (2) penyakit dan menurunnya kemampuan fisik dan mental, membuat ia terlalu memikirkan diri

sendiri secara berlebihan; (3) orang-orang yang lebih muda disekitarnya cenderung menjauh darinya; dan

(4) pada saat kematian semakin mendekat, oran ingin seperti ingin membuang semua hal yang bagi

dirinya tidak bermanfaat lagi.

Jadi, tumbuh kembang dewasa muda, menengah dan akhir berbeda. Persamaannya dilihat dari tanda-

tanda memasuki usia dewasa seseorang/ individu, yaitu:

1. Membuat keputusan penting dalam menunjang karir, kesehatan dan hubungan personalnya.

2. Memiliki kedudukan dan peranana sebagai orang penting seperti pekerja, orang tua dan pasangan

hidup.

Page 16: Dew as A

5/17/2018 Dew as A - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dew-as-a 16/35

 

3. Mencapai kematangan psikologis sebagai orang dewasa dan segala macam tanggung jawabnya

serta berpikir sistematis dan analitis.

Menurut Lavinson, Dewasa Akhir mulai berumur 50-55 tahun sering kali merupakan krisis bila sesorang

tidak sepenuhnya berhasil dalam pensstrukturan kembali hidupnya pada peralihan ke dewasa madya.

Sesudah itu langkah puncak (55-60 tahun) sekaligus menandai masa dewasa akhir.

Penelitian Levinson mengemukakan tahun-tahun usia yang eksak dengan pergeseran maksimum lima

tahun, hal ini cenderung menuju pada eksak semu, pengertian struktur kehidupan harus diteliti akan

ketetapan penggunaannya. Namun lavinson menitikberatkan bahwa pandangan akan siklus penghidupan

yang terlalu kaku atau terlambat tidak dapat dipertahankan lagi.

3.2. KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN ORANG DEWASA

Karakteristik perkembangan orang dewasa ada 4, yaitu:

1. Perkembangan Fisik.

a. Perkembangan Fisik Masa Dewasa Awal

Dewasa awal adalah masa kematangan fisik dan psikologis. Menurut Anderson (dalam Mappiare : 17)

terdapat 7 ciri kematangan psikologi, ringkasnya sebagai berikut:

a. Berorientasi pada tugas, bukan pada diri atau ego; minat orang matang berorientasi pada tugas-tugas

yang dikerjakannya,dan tidak condong pada perasaan-perasaan diri sendri atau untuk kepentingan pribadi.

b. Tujuan-tujuan yang jelas dan kebiasaan-kebiasaan kerja yang efesien; seseorang yang matang melihat

tujuan-tujuan yang ingin dicapainya secara jelas dan tujuan-tujuan itu dapat didefenisikannya secara

cermat dan tahu mana pantas dan tidak serta bekerja secara terbimbing menuju arahnya.

c. Mengendalikan perasaan pribadi; seseorang yang matang dapat menyetir perasaan-perasaan sendiri dan

tidak dikuasai oleh perasaan-perasaannya dalam mengerjakan sesuatu atau berhadapan dengan orang lain.Dia tidak mementingkan dirinya sendiri, tetapi mempertimbangkan pula perasaan-perasaan orang lain.

d. Keobjektifan; orang matang memiliki sikap objektif yaitu berusaha mencapai keputusan dalam keadaan

yang bersesuaian dengan kenyataan.

Page 17: Dew as A

5/17/2018 Dew as A - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dew-as-a 17/35

 

e. Menerima kritik dan saran; orang matang memiliki kemauan yang realistis, paham bahwa dirinya tidak 

selalu benar, sehingga terbuka terhadap kritik-kritik dan saran-saran orang lain demi peningkatan dirinya.

f. Pertanggungjawaban terhadap usaha-usaha pribadi; orang yang matang mau memberi kesempatan pada

orang lain membantu usahan-usahanya untuk mencapai tujuan. Secara realistis diakuinya bahwa beberapa

hal tentang usahanya tidak selalu dapat dinilainya secara sungguh-sunguh, sehingga untuk itu dia bantuan

orang lain, tetapi tetap dia brtanggungjawab secara pribadi terhadap usaha-usahanya.

g. Penyesuaian yang realistis terhadap situasi-situasi baru; orang matang memiliki cirri fleksibel dan dapat

menempatkan diri dengan kenyataan-kenyataan yang dihadapinya dengan situasi-situasi baru.

Ciri-ciri perkembangan dewasa awal adalah:

a. Usia reproduktif (Reproductive Age)

Masa dewasa adalah masa usia reproduktif. Masa ini ditandai dengan membentuk rumah tangga.Tetapi

masa ini bisa ditunda dengan beberapa alasan. Ada beberapa orang dewasa belum membentuk keluarga

sampai mereka menyelesaikan dan memulai karir mereka dalam suatu lapangan tertentu.

b. Usia memantapkan letak kedudukan (Setting down age)

Dengan pemantapan kedudukan (settle down), seseorang berkembangan pola hidupnya secara individual,

yang mana dapat menjadi ciri khas seseorang sampai akhir hayat. Situasi yang lain membutuhkan

perubahan-perubahan dalam pola hidup tersebut, dalam masa setengah baya atau masa tua, yang dapatmenimbulkan kesukaran dan gangguan-gangguan emosi bagi orang-orang yang bersangkutan.

Ini adalah masa dimana seseorang mengatur hidup dan bertanggungjawab dengan kehidupannya. Pria

mulai membentuk bidang pekerjaan yang akan ditangani sebagai karirnya, sedangkan wanita muda

diharapkan mulai menerima tanggungjawab sebagai ibu dan pengurus rumah tangga.

c. Usia Banyak Masalah (Problem age)

Masa ini adalah masa yang penuh dengan masalah. Jika seseorang tidak siap memasuki tahap ini, dia akan

kesulitan dalam menyelesaikan tahap perkembangannya. Persoalan yang dihadapi seperti persoalan

pekerjaan/jabatan, persoalan teman hidup maupun persoalan keuangan, semuanya memerlukan

penyesuaian di dalamnya.

d. Usia tegang dalam hal emosi (emostional tension)

Page 18: Dew as A

5/17/2018 Dew as A - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dew-as-a 18/35

 

Banyak orang dewasa muda mengalami kegagalan emosi yang berhubungan dengan persoalan-persoalan

yang dialaminya seperti persoalan jabatan, perkawinan, keuangan dan sebagainya. Ketegangan emosional

seringkali dinampakkan dalam ketakutan-ketakutan atau kekhawatiran-kekhawatiran. Ketakutan atau

kekhawatiran yang timbul ini pada umumnya bergantung pada ketercapainya penyesuaian terhadap

persoalan-persoalan yang dihadapi pada suatu saat tertentu, atau sejauh mana sukses atau kegagalan yang

dialami dalam pergumulan persoalan.

e. Masa keterasingan sosial

Dengan berakhirnya pendidikan formal dan terjunnya seseorang ke dalam pola kehidupan orang dewasa,

yaitu karir, perkawinan dan rumah tangga, hubungan dengan teman-teman kelompok sebaya semakin

menjadi renggang, dan berbarengan dengan itu keterlibatan dalam kegiatan kelompok diluar rumah akan

terus berkurang. Sebai akibatnya, untuk pertama kali sejak bayi semua orang muda, bahkan yang

populerpun, akan mengalami keterpencilan sosial atau apa yang disebut krisis ketersingan (Erikson:34).

f. Masa komitmen

Mengenai komitmen, Bardwick (dalam Hurlock:250) mengatakan: “Nampak tidak mungkin orang

mengadakan komitmen untuk selama-lamanya. Hal ini akan menjadi suatu tanggungajwab yang trrlalu

berat untuk dipikul. Namun banyak komitmen yang mempunyai sifat demikian: Jika anda menjadi

orangtua menjadi orang tua untuk selamanya; jika anda menjadi dokter gigi, dapat dipastikan bahwa

pekerjaan anda akan terkait dengan mulut orang untuk selamanya; jika anda mencapai gelar doctor,

karena ada prestasi baik disekolah sewaktu anda masih muda, besar kemungkinan anda sampai akhir

hidup anda akan berkarier se bagai guru besar”. 

g. Masa Ketergantungan

Masa dewasa awal ini adalah masa dimana ketergantungan pada masa dewasa biasanya berlanjut.

Ketergantungan ini mungkin pada orangtua, lembaga pendidikan yang memberikan beasiswa sebagian

atau sepenuh atau pada pemerintah karena mereka memperoleh pinjaman untuk membiayai pendidikan

mereka.

h. Masa perubahan nilai

Beberapa alasan terjadinya perubahan nilai pada orang dewasa adalah karena ingin diterima pada

kelompok orang dewasa, kelompok-kelompok sosial dan ekonomi orang dewasa.

i. Masa Kreatif 

Page 19: Dew as A

5/17/2018 Dew as A - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dew-as-a 19/35

 

Bentuk kreativitas yang akan terlihat sesudah orang dewasa akan tergantung pada minat dan kemampuan

individual, kesempatan untuk mewujudkan keinginan dan kegiatan-kegiatan yang memberikan kepuasan

sebesar-besarnya. Ada yang menyalurkan kreativitasnya ini melalui hobi, ada yang menyalurkannya

melalui pekerjaan yang memungkinkan ekspresi kreativitas.

b. Perkembangan Fisik Masa Dewasa Madya

Rentang usia dewasa madya atau yang disebut juga usia setengah baya pada umumnya berkisar antara

usia 40 – 60 tahun, dimana pada usia ini ditandai dengan berbagai perubahan fisik maupun mental

(Hurlock, 1980:320).

Masa usia dewasa madya diartikan sebagai suatu masa menurunnya keterampilan fisik dan semakin

besarnya tanggung jawab, suatu periode dimana orang menjadi sadar akan polaritas muda-tua dan

semakin berkuranggya jumlah waktu yang tersisa dalam kehidupan, suatu masa ketika orang mencapai

dan mempertahankan kepuasan dalam karier, dan suatu titik ketika individu berusaha meneruskan suatu

yang berarti pada generasi berikutnya.

Perkembangan Fisik 

Menurut Hurlock (1980), baik pria maupun wanita selalu terdapat ketakutan, dimana penampilannya pada

masa ini akan menghambat kemampuannya untuk mempertahankan pasangan mereka, atau mengurangi

daya tarik lawan jenis.

Selain itu, sebuah penelitian dalam Nowark (1977) sebagaimana yang dikutip oleh Jhon F. Santrock 

(1995), menemukan bahwa perempuan berusia dewasa madya lebih memfokuskan perhatiannya pada

daya tarik wajah dari pada perempuan yang lebih muda atau tua. Dalam penelitian ini, wanita dewasa

madya lebih mungkin menganggap tanda-tanda penuaan sebagai pengaruh negative terhadap penampilan

fisiknya.

Adapun beberapa perubahan fisik mulai tampak lebih awan di usia 30 tahun, tetapi pada beberapa titik 

atau bagian terjadi di usia 40 tahun, menurunnya perkembangan fisik menunjukan bahwa masa dewasa

madya telah datang.

Beberapa perubahan fisik yang terjadi pada masa dewasa madya antara lain:

1. Timbulnya Uban.

2. Kulit mulai keriput.

Page 20: Dew as A

5/17/2018 Dew as A - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dew-as-a 20/35

 

3. Gigi yang menguning.

4. Tubuh semakin lama semakin pendek karena otot-otot melemah.

5. Punggung orang dewasa melemah kerena piringan sendi di tulang belakang mengalami

penurunan.

6. Tulang-tulang bergeser lebih dekat antara yang satu dengan yang lainnya, misalnya, seorang laki-

laki yang tingginya 5 kaki 10 inci pada usia 30 tahun barang kali akan menjadi 5 kaki 9 7/8 inci di usia 50

tahun, dan mungkin akan menjadi 5 kaki 9 1/4 pada usia 60 tahun.

7. Sulit melihat objek-objek yang dekat. Daya akomondasi mata, kemampuan untuk memfokuskan

dan mempertahankan gambar pada retina mengalami penurunan paling tajam pada usia 40 dan 59 tahun.

8. Penurunan pada sensitivitas pendengaran.

9. Menopause. pada usia dewasa madya ini mereka akan mengalami periode menopaose, dimana

pada periode ini haid dan kemampuan bereproduksi akan berhenti secara keseluruhan, sehingga dapat

menyebabkan gejala yang tidak menyenangkan bagi wanita, seperti hot flushses, mual, letih, dan cepatya

denyut jantung. hal ini disebabkan oleh menurunnya produksi hormon ekstrogen oleh indung telur.

10. Penurunan kebugaran fisik. masalah kesehatan utama pada masa dewasa madya antara lain

penyakit kanker, kardivaskuler, dan obesita.

c. Perkembangan Fisik Masa Dewasa Akhir

Perkembangan masa dewasa akhir atau usia lanjut, membawa penurunan fisik yang lebih besar

dibandingkan dengan periode periode usia sebelumnya. Kita akan mencatat rentetan perubahan perubahan

dalam penurunan fisik yang terkait dengan penuaan, dengan penekanan pentingnya perkembangan

perkembangan baru dalam penelitian proses penuaan yang mencatat bahwa kekuatan tubuh perlahan

lahan menurun dan hilangnya fungsi tubuh kadangkala dapat diperbaiki.

Dalam buku Psikologi Perkembangan Anak: Mengenal Sifat, Bakat, dan Kemampuan Anak oleh Reni

Hawadi Akbar pada tahun 2001, berikut adalah beberapa penurunan dan hilangnya fungsi tubuh dalam

hal fisiologis masa perkembangan masa dewasa akhir atau usia lanjut:

Otak dan system syaraf 

Saat kita tua kita kehilangan sejumlah neuron, unit unit sel dasar dari sistem syaraf. Beberapa peneliti

memperkirakan kehilangan itu mungkin sampai 50% selama tahun tahun dewasa. Walaupun penelitian

Page 21: Dew as A

5/17/2018 Dew as A - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dew-as-a 21/35

 

lain percaya bahwa kehilangan itu lebih sedikit dan bahwa penyelidikan yang tepat terhadap penyelidikan

hilangnya neuron belum dibuat di dalam otak.

Barangkali penyelidikan yang lebih masuk akal adalah bahwa 5 sampai 10 persen dari neuron kita akan

berhenti tumbuh sampai kita mencapai usia 70 tahun. Setelah itu, hilangnya neuron akan lebih cepat.

Aspek yang signifikan dari proses penuaan mungkin adalah bahwa neuron neuron itu tidak mengganti

dirinya sendiri. Meskipun demikian otak dapat cepat sembuh dan memperbaiki kemampuannya, hanya

kehilangan sebagian kecil dari kemampuannya untuk bisa berfungsi di masa dewasa akhir.

Perkembangan Sensori

Perubahan sensori fisik masa dewasa akhir melibatkan indera penglihatan, pendengaran, perasa, pembau,

dan indera peraba. Pada masa dewasa akhir penurunan indera penglihatan bisa mulai dirasakan dan terjadi

mulai awal masa dewasa tengah. Adaptasi terhadap gelap lebih menjadi lambat, yang berarti bahwa orang

rang lanjut usia membutuhkan waktu lama untuk memulihkan kembali penglihatan mereka ketika keluar

dari ruangan yang terang menuju ke tempat yang agak gelap.

Penurunan penglihatn ini biasanya dapat dirunut dari pengurangan kualitas dan intensitas cahaya yang

mencapai retina. Di puncak usia tua, perubahan ini mungkin disertai oleh perubahan perubahan

kemunduran dalam retina, menyebabkan beberapa kesulitan dalam penglihatan.

Meskipun pendengaran dapat mulai pada masa dewasa tengah, hal itu biasanya tidak banyak membawa

kesulitan sampai masa dewasa akhir. Pada saat itu banyak sekali alat bantu pendengaran yang bisa dipakai

untuk bantuan pendengaran. Tuli, biasanya disebabkan oleh kemunduran selaput telinga, syaraf penerima

penerima suara didalam telinga.

Selain berukurangnya penglihatan dan pendengaran juga mengalami penurunan dalam kepekaan rasa dan

bau. Kepekaan terhadap rasa pahit dan masam bertahan lebih lama dibandingkan dengan rasa manis dan

asin.

Sistem Peredaran Darah

Tidak lama berselang terjadi penurunan jumlah darah yang dipompa oleh jantung dengan seiringnya

pertambahan usia sekalipun pada orang dewasa yang sehat. Bagaimanapun, kita mengetahui bahwa ketika

sakit jantung tidak muncul, jumlah darah yang dipompa sama tanpa mempertimbangakan usia pada masa

dewasa. Kenyataannya para ahli penuaan berpendapat bahwa jantung yang sehat dapat menjadi lebih kuat

selama kita menua dengan kapasitas meningkat bukan menurun.

Page 22: Dew as A

5/17/2018 Dew as A - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dew-as-a 22/35

 

Sistem Pernafasan

Kapasitas akan menurun pada usia 20 hingga 80 tahun sekalipun tanpa penyakit. Paru paru kehilangan

elatisitasnya, dada menyusut, dan diafragma melemah. Meskipun begitu berita baiknya adalah bahwa

orang dewasa lanjut dapat memperbaiki fungsi paru paru dengan latihan latihan memperkuat diafragma.

Seksualitas

Penuaan menyebabkan beberapa perubahan penurunan dalam hal seksualitas manusia, lebih banyak pada

laki laki dari pada perempua. Orgasme menjadi lebih jarang pada laki laki, terjadi dalam setiap 2 sampai 3

kali hubungan seksual bukan setiap kali. Rangsangan yang lebih langsung biasanya dibutuhkan untuk 

ereksi. Sekalipun hubungan seksual terganggu oleh kelemahan, relasi lainnya harus dipertahankan,

diantara kedekatan sensualitas, dan nilai sebagai seorang laki laki maupun wanita.

2. Perkembangan Intelektual.

a. Perkembangan Intelektual Dewasa Awal

Menurut anggapan Piaget (dalam Grain, 1992; Miller, 1993; Santrock, 1999; Papalia, Olds, & Feldman,

1998), kapasitas kognitif dewasa muda tergolong masa operational formal, bahkan kadang-kadang

mencapai masa post-operasi formal (Turner & Helms, 1995). Taraf ini menyebabkan, dewasa muda

mampu memecahkan masalah yang kompleks dengan kapasitas berpikir abstrak, logis, dan rasional. Darisisi intelektual, sebagian besar dari mereka telah lulus dari SMU dan masuk ke perguruan tinggi

(uniiversitas/akademi).

Kemudian, setelah lulus tingkat universitas, mereka mengembangkan karier untuk meraih puncak prestasi

dalam pekerjaannya. Namun demikian, dengan perubahan zaman yang makin maju, banyak di antara

mereka yang bekerja, sambil terns melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, misalnya pascasarjana.

Hal ini mereka lakukan sesuai tuntutan dan kemajuan perkembangan zaman yang ditandai dengan

masalah-masalah yang makin kompleks dalam pekerjaan di lingkungan sosialnya.

Sementara itu, para ahli (seperti Baltes dan Baltes, Baltes dan Schaie, Willis dan Baltes} mengatakan ada

beberapa tipe intelektual, yaitu inteligensi kristal (cristalized intelligence), fleksibilitas kognitif (cognitive

flexibility], fleksibilitas visuo-motor (visuomotor flex¬ibility], dan visualisasi (visualization) (Turner dan

Helms, 1995).

Page 23: Dew as A

5/17/2018 Dew as A - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dew-as-a 23/35

 

1. Inteligensi kristal adalah fungsi keterampilan mental yang dapat dipergunakan individu itu, dipengaruhi

berbagai pengalaman yang diperoleh melalui proses belajar dalam dunia pendidikan. Misalnya,

keterampilan pemahaman bahasa (komprehensif verbal/verbal comprehensive), penalaran berhitung

angka (numerical skills), dan penalaran induktif (inductive reasoning). Jadi, keterampilan kognitif 

merupakan akumulasi dari pengalaman individu alcibat mengikuti ke-giatan pendidikan formal ataupun

nonformal. Dengan demikian, pola-pola pemikiran intelektualnya cenderung bersifat teoretis-praktis (text

book thinking).

2. Fleksibilitas kognitif adalah kemampuan individu me-masuki dan menyesuaikan diri dari pemikiran

yang satu ke pemikiran yang lain. Misalnya, kemampuan memahami melakukan tugas reproduksi, yaitu

mampu melakukan hubung-an seksual dengan lawan jenisnya, asalkan memenuhi persyarat-an yang sah

(perkawinan resmi). Untuk sementara waktu, dorong-an biologis tersebut, mungkin akan ditahan terlebih

dahulu. Mereka akan berupaya mencari calon teman hidup yang cocok untuk dijadikan pasangan dalam

perkawinan ataupun untuk membentuk kehidupan rumah tangga berikutnya. Mereka akan menentukan

kriteria usia, pendidikan, pekerjaan, atau suku bangsa tertentu, sebagai prasyarat pasangan hidupnya.

Setiap orang mempunyai kriteria yang berbeda-beda.

3.fleksibilitas Visuamotor adalah kemampuan untuk menghadapi suatu masalah dari yang mudah ke hal

yang lebih sulit,yang memerlukan aspek kemampuan visual/motorik(penglihatan,pengamatan,dan

keterampilan tangan)

4.Visualisasi,yaitu kemampuan individu untuk melakukan proses visual.misalnua,bagaimana individu

memahami gambar-gambar yang sederhana sampai yang lebih kompleks

b. Perkembangan Intelektual Dewasa Madya

Ciri-ciri masa dewasa madya :

1. Usia madya merupakan periode yang sangat ditakuti

Diakui bahwa semakin mendekati usia tua, periode usia madya semakin lebih terasa menakutkan. Pria dan

wanita banyak mempunyai alasan untuk takut memasuki usia madya. Diantaranya adalah : banyaknyastereotip yang tidak menyenangkan tentang usia madya. Yaitu : kepercayaan tradisional tentang

kerusakan mental dan fisik yang diduga disertai dengan berhentinya reproduksi.

2. Usia madya merupakan masa transisi

Page 24: Dew as A

5/17/2018 Dew as A - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dew-as-a 24/35

 

Usia ini merupakan masa transisi seperti halnya masa puber, yang merupakan masa transisi dari masa

kanak-kanak ke masa remaja. Dimana pria dan wanita meninggalkan ciri-ciri jasmani dan perilaku

masanya dan memasuki periode dalam kehidupan yang akan diliputi oleh ciri-ciri jasmani dan perilaku

baru.

3. Usia madya adalah masa stress

Bahwa usia ini merupakan masa stress. Penyesuaian secara radikal terhadap peran dan pola hidup yang

berubah, khususnya bila disertai dengan berbagai perubahan fisik, selalu cenderung merusak nomeostatis

fisik dan psikologis dan membawa ke masa stress, suatu masa bila sejumlah penyesuaian yang pokok 

harus dilakukan di rumah, bisnis dan aspek sosial kehidupan mereka.

4. Usia madya adalah usia yang berbahaya

Cara biasa menginterpretasi “usia berbahaya” ini berasal dari kalangan pria yang ingin melakukan

pelampiasan untuk kekerasan yang berakhir sebelum memasuki masa usia lanjut. Usia madya dapat

menjadi dan merupakan berbahaya dalam beberapa hal lain juga. Saat ini merupakan suatu masa dimana

seseorang mengalami kesusahan fisik sebagai akibat dari terlalu banyak bekerja, rasa cemas yang

berlebihan, ataupun kurangnya memperhatikan kehidupan. Timbulnya penyakit jiwa datang dengan cepat

di kalangan pria dan wanita dan gangguan ini berpuncak pada suicide. Khususnya di kalangan pria.

5. Usia madya adalah usia canggung

Sama seperti pada remaja, bukan anak-anak bukan juga dewasa. Demikian juga pada pria dan wanita

berusia madya. Mereka bukan muda lagi, tetapi juga bukan tua.

6. Usia madya adalah masa berprestasi

Menurut Errikson, usia madya merupakan masa kritis diamana baik generativitas / kecenderungan untuk 

menghasilkan dan stagnasi atau kecenderungan untuk tetap berhenti akan dominan. Menurut Errikson

pada masa usia madya orang akan menjadi lebih sukses atau sebaliknya mereka berhenti (tetap) tidak 

mengerjakan sesuatu apapun lagi. Menurutnya apabila orang pada masa usia madya memiliki keinginan

yang kuat maka ia akan berhasi, sebaliknya dia memiliki keinginan yang lemah, dia akan stag (atau

menetap) pada hidupnya.

7. Usia madya adalah masa evaluasi

Page 25: Dew as A

5/17/2018 Dew as A - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dew-as-a 25/35

 

Pada usia ini umumnya manusia mencapai puncak prestasinya, maka sangatlah logis jika pada masa ini

 juga merupakan saat yang pas untuk mengevaluasi prestasi tersebut berdasarkan aspirasi mereka semula

dan harapan-harapan orang lain, khususnya teman dan keluarga-keluarga dekat.

8. Usia madya dievaluasi dengan standar ganda

Bahwa pada masa ini dievaluasi dengan standar ganda, satu standar bagi pria dan satu standar bagi

wanita. Walaupun perkembangannya cenderung mengarah ke persamaan peran antara pria dan wanita

baik di rumah, perusahaan perindustrian, profesi maupun dalam kehidupan sosial namun masih terdapat

standar ganda terhadap usia. Meskipun standar ganda ini mempengaruhi banyak aspek terhadap

kehidupan pria dan wanita usia madya tetapi ada dua aspek yang perlu diperhatikan : pertama aspek yang

berkaitan dengan perubahan jasmani dan yang kedua bagaimana cara pria dan wanita menyatakan sikap

pada usia tua.

9. Usia madya merupakan masa sepi

Dimana masa ketika anak-anak tidak lagi tinggal bersama orang tua. Contohnya anak yang mulai

beranjak dewasa yang telah bekerja dan tinggal di luar kota sehingga orang tua yang terbiasa dengan

kehadiran mereka di rumah akan merasa kesepian dengan kepergian mereka.

10. Usia madya merupakan masa jenuh

Banyak pria atau wanita yang memasuki masa ini mengalami kejenuhan yakni pada sekitar usia 40 akhir.

Pra pria merasa jenuh dengan kegiatan rutinitas sehari-hari dan kehidupan keluarga yang hanya sedikit

memberi hiburan. Wanita yang menghabiskan waktunya untuk memelihara rumah dan membesarkan

anak-anak mereka. Sehingga ada yang merasa kehidupannya tidak ada variasi dan monoton yang

membuat mereka merasa jenuh.

c. Perkembangan Intelektual Dewasa Akhir

Salah satu pertanyaan yang paling banyak menimbulkan kontroversial dalam studi tentang perkembangan

rentang hidup manusia adalah kemampuan kognitif orang dewasa, seperti memori, kreativitas, intelegensi,

dan kemampuan belajar, paralelel dengan penurunan kemampuan fisik. Pada umumnya orang percaya

bahwa proses belajar, memori, dan intelegensi mengalami kemerosotan bersamaan dengan terus

bertambahnya usia.

Kecepatan dalam memproses informasi mengalami penurunan pada masa dewasa akhir. Selain itu, orang-

orang dewasa lanjut kurang mampu mengeluarkan kembali informasi yang telah disimpan dalam

Page 26: Dew as A

5/17/2018 Dew as A - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dew-as-a 26/35

 

ingatannya. Kecepatan memproses informasi secara pelan-pelan memang akan mengalami penurunan

pada masa dewasa akhir, namun factor individual differences juga berperan dalam hal ini. Nancy Denney

(1986) menyatakan bahwa kebanyakan tes kemampuan mengingat dan memecahkan masalah mengukur

bagaimana orang-orang dewasa lanjut melakukan aktivitas-aktivitas yang abstrak atau sederhana.

Ada 3 komponen penting yang berpengaruh terhadap fungsi kognitif individu berusia lanjut, antara lain

sebagai berikut :

Perkembangan Kognitif Masa Dewasa Akhir

1. Pendidikan

Fasilitas pendidikan, semakin tahun memang semakin meningkat, sehingga generasi sekarang memiliki

kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik daripada generasi sebelumnya. Pengalaman-

pengalaman di dunia pendidikan, ternyata berkorelasi positif dengan hasil skor pad tes-tes inteligensi dan

tugas-tugas pengolahan informasi (ingatan) (Verhaegen, Marcoen & Goossens, 1993). Dinegara-negara

maju, beberapa lansia masih berusaha untuk mengikuti pendidikan yang lebih tinggi. Alasan-alasan yang

dikemukakan antara lain:

• Ingin memahami sifat dasar penuaan yang dialaminya.

• Ingin mempelajari perubahan social dan teknologi yang dirasakan mempengaruhi kehidupannya.

• Ingin menemukan pengetahuan yang relevan dan mempelajari ketrampilan-ketrampilan yangrelevan untuk mengantisipasi permintaan-permintaan masyarakat dan tuntutan pekerjaan, agar tetap dapat

berkarier secara optimal dan mampu bersaing dengan generasi sesudahnya.

• Ingin mengisi waktu luang agar lebih bermanfaat, serta sebagai bekal untuk mengadakan

penyesuaian diri dengan lebih baik pada masa pensiunnya.

2. Pekerjaan

Searah dengan kemajuan teknologi biasanya orang-orang dewasa lanjut, sesuai dengan kompetensi yang

dimiliki, cenderung bekerja dengan jenis pekerjaan yang belum mengarah ke orientasi kognitif, seperti

generasi sesudahnya. Hal ini mengakibatkan banyak tenaga dewasa lanjut yang harus tersingkir dari dunia

kerja karena tidak mampu lagi bersaing dengan generasi yang berikutnya.

3. Kesehatan

Page 27: Dew as A

5/17/2018 Dew as A - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dew-as-a 27/35

 

Dari hasil penelitian kondisi kesehatan berkorelasi positif dengan kemampuan intelektual individu

(Hultsch, Hammer & Small, 1993). Seperti satu hasil penelitian yang menemukan bahwa hipertensi

ternyata berkorelasi dengan berkurangnya performance pada tes WAIS pada individu berusia di atas 60

tahun (Wilkie & Eisdorfer, 1971). Semakin tua, semakin banyak masalah kesehatan yang dihadapi

(Siegler & Costa, 1985). Jadi beberapa penurunan kemampuan intelektual yang ditemukan pada orang-

orang dewasa lanjut sangat mungkin disebabkan oleh factor-faktor yang terkait dengan kesehatan

daripada factor usia semata.

Gaya hidup individu juga berpengaruh terhadap kondisi kesehatan fisiknya. Pada satu penelitian

ditemukan bahwa ada hubungan antara aktivitas olahraga dengan kecakapan kognitif pada Subjek pria

dan wanita berusia 55-91 tahun (Clarkson, Smith & Hartley, 1989). Orang-orang yang giat berolahraga

memiliki kemampuan penalaran, ingatan dan waktu reaksi lebih baik daripada mereka yang kurang/tidak 

pernah berolah raga.

Penelitian berikutnya (Park, 1992; Stones & Kozman, 1989) menyetujui bahwa olah raga merupakan

factor penting untuk meningkatkan fungsi-fungsi kognitif pada orang dewasa lanjut. Yang harus

diperhatikan dalam aktivitas berolah raga pada dewasa lanjut ini adalah pemilihan jenis olah raga yang

akan dijalani, harus disesuaikan dengan usia Subjek, dalam arti kondisi fisik individu.

3. Perkembangan Moral.

Perkembangan Moral Menurut Kolhlberg dikelompokkan ke dalam tiga tingkatan: pra-konvensional,

konvensional, dan pasca-konvensional.

Tingkat 1 (Pra-Konvensional)

1. Orientasi kepatuhan dan hukuman

2. Orientasi minat pribadi

( Apa untungnya buat saya?)

Tingkat 2 (Konvensional)

3. Orientasi keserasian interpersonal dan konformitas

( Sikap anak baik)

4. Orientasi otoritas dan pemeliharaan aturan sosial

Page 28: Dew as A

5/17/2018 Dew as A - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dew-as-a 28/35

 

( Moralitas hukum dan aturan)

Tingkat 3 (Pasca-Konvensional)

5. Orientasi kontrak sosial

6. Prinsip etika universal

( Principled conscience)

Pra-Konvensional

Tingkat pra-konvensional dari penalaran moral umumnya ada pada anak-anak, walaupun orang dewasa

 juga dapat menunjukkan penalaran dalam tahap ini. Seseorang yang berada dalam tingkat pra-

konvensional menilai moralitas dari suatu tindakan berdasarkan konsekuensinya langsung. Tingkat pra-

konvensional terdiri dari dua tahapan awal dalam perkembangan moral, dan murni melihat diri dalam

bentuk egosentris.

Dalam tahap pertama, individu-individu memfokuskan diri pada konsekuensi langsung dari tindakan

mereka yang dirasakan sendiri. Sebagai contoh, suatu tindakan dianggap salah secara moral bila orang

yang melakukannya dihukum. Semakin keras hukuman diberikan dianggap semakin salah tindakan itu.

Sebagai tambahan, ia tidak tahu bahwa sudut pandang orang lain berbeda dari sudut pandang dirinya.

Tahapan ini bisa dilihat sebagai sejenis otoriterisme.

Tahap dua menempati posisi apa untungnya buat saya, perilaku yang benar didefinisikan dengan apa yang

paling diminatinya. Penalaran tahap dua kurang menunjukkan perhatian pada kebutuhan orang lain, hanya

sampai tahap bila kebutuhan itu juga berpengaruh terhadap ke butuhannya sendiri, seperti “kamu garuk 

 punggungku, dan akan kugaruk juga punggungmu.” Dalam tahap dua perhatian kepada oranglain tidak 

didasari oleh loyalitas atau faktor yang berifat intrinsik. Kekurangan perspektif tentang masyarakat dalam

tingkat pra-konvensional, berbeda dengan kontrak sosial (tahap lima), sebab semua tindakan dilakukan

untuk melayani kebutuhan diri sendiri saja. Bagi mereka dari tahap dua, perpektif dunia dilihat sebagai

sesuatu yang bersifat relatif secara moral.

Konvensional

Tingkat konvensional umumnya ada pada seorang remaja atau orang dewasa. Orang di tahapan ini

menilai moralitas dari suatu tindakan dengan membandingkannya dengan pandangan dan harapan

masyarakat. Tingkat konvensional terdiri dari tahap ketiga dan keempat dalam perkembangan moral.

Page 29: Dew as A

5/17/2018 Dew as A - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dew-as-a 29/35

 

Dalam tahap tiga, seseorang memasuki masyarakat dan memiliki peran sosial. Individu mau menerima

persetujuan atau ketidaksetujuan dari orang-orang lain karena hal tersebut merefleksikan persetujuan

masyarakat terhadap peran yang dimilikinya. Mereka mencoba menjadi seorang anak baik untuk 

memenuhi harapan tersebut, karena telah mengetahui ada gunanya melakukan hal tersebut. Penalaran

tahap tiga menilai moralitas dari suatu tindakan dengan mengevaluasi konsekuensinya dalam bentuk 

hubungan interpersonal, yang mulai menyertakan hal seperti rasa hormat, rasa terimakasih, dan golden

rule. Keinginan untuk mematuhi aturan dan otoritas ada hanya untuk membantu peran sosial yang

stereotip ini. Maksud dari suatu tindakan memainkan peran yang lebih signifikan dalam penalaran di

tahap ini; „mereka bermaksud baik. 

Dalam tahap empat, adalah penting untuk mematuhi hukum, keputusan, dan konvensi sosial karena

berguna dalam memelihara fungsi dari masyarakat. Penalaran moral dalam tahap empat lebih dari sekedar

kebutuhan akan penerimaan individual seperti dalam tahap tiga; kebutuhan masyarakat harus melebihi

kebutuhan pribadi. Idealisme utama sering menentukan apa yang benar dan apa yang salah, seperti dalam

kasus fundamentalisme. Bila seseorang bisa melanggar hukum, mungkin orang lain juga akan begitu –  

sehingga ada kewajiban atau tugas untuk mematuhi hukum dan aturan. Bila seseorang melanggar hukum,

maka ia salah secara moral, sehingga celaan menjadi faktor yang signifikan dalam tahap ini karena

memisahkan yang buruk dari yang baik.

Pasca-Konvensional

Tingkatan pasca konvensional, juga dikenal sebagai tingkat berprinsip, terdiri dari tahap lima dan enam

dari perkembangan moral. Kenyataan bahwa individu-individu adalah entitas yang terpisah dari

masyarakat kini menjadi semakin jelas. Perspektif seseorang harus dilihat sebelum perspektif masyarakat.

Akibat „hakekat diri mendahului orang lain‟ ini membuat tingkatan pasca-konvensional sering tertukar

dengan perilaku pra-konvensional.

Dalam tahap lima, individu-individu dipandang sebagai memiliki pendapat-pendapat dan nilai-nilai yang

berbeda, dan adalah penting bahwa mereka dihormati dan dihargai tanpa memihak. Permasalahan yang

tidak dianggap sebagai relatif seperti kehidupan dan pilihan jangan sampai ditahan atau dihambat.

Kenyataannya, tidak ada pilihan yang pasti benar atau absolut –  „memang anda siapa membuat keputusan

kalau yang lain tidak‟? Sejalan dengan itu, hukum dilihat sebagai kontrak sosial dan bukannya keputusan

kaku. Aturan-aturan yang tidak mengakibatkan kesejahteraan sosial harus diubah bila perlu demi

terpenuhinya kebaikan terbanyak untuk sebanyak-banyaknya orang. Hal tersebut diperoleh melalui

keputusan mayoritas, dan kompromi. Dalam hal ini, pemerintahan yang demokratis tampak berlandaskan

pada penalaran tahap lima.

Page 30: Dew as A

5/17/2018 Dew as A - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dew-as-a 30/35

 

Dalam tahap enam, penalaran moral berdasar pada penalaran abstrak menggunakan prinsip etika

universal. Hukum hanya valid bila berdasar pada keadilan, dan komitmen terhadap keadilan juga

menyertakan keharusan untuk tidak mematuhi hukum yang tidak adil. Hak tidak perlu sebagai kontrak 

sosial dan tidak penting untuk tindakan moral deontis. Keputusan dihasilkan secara kategoris dalam cara

yang absolut dan bukannya secara hipotetis secara kondisional (lihat imperatif kategoris dari Immanuel

Kant). Hal ini bisa dilakukan dengan membayangkan apa yang akan dilakukan seseorang saat menjadi

orang lain, yang juga memikirkan apa yang dilakukan bila berpikiran sama (lihat veil of ignorance dari

John Rawls). Tindakan yang diambil adalah hasil konsensus. Dengan cara ini, tindakan tidak pernah

menjadi cara tapi selalu menjadi hasil; seseorang bertindak karena hal itu benar, dan bukan karena ada

maksud pribadi, sesuai harapan, legal, atau sudah disetujui sebelumnya. Walau Kohlberg yakin bahwa

tahapan ini ada, ia merasa kesulitan untuk menemukan seseorang yang menggunakannya secara

konsisten. Tampaknya orang sukar, kalaupun ada, yang bisa mencapai tahap enam dari model Kohlberg

ini.

3.3. FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN ORANG DEWASA

DALAM KEHIDUPANNYA

Adapun faktor- faktor tertentu dalam kehidupan orang dewasa yang akan mempermudah perkembangan

orang dewasa. Faktor- faktor yang paling berpengaruh adalah :

A. Kekuatan Fisik 

Bagi banyak individu, puncak kekuatan fisik dicapai dalam usia pertengahan dua puluhan. Kekuatan fisik 

yang prima dapat mengatasi atau memecahkan persoalan- persoalan yang timbul pada masa orang

dewasa. Untuk memelihara kekuatan fisik yang prima perlu dijaga kesehatan. Ada 6 kebiasaan hidup

sehat yang perlu dilakukan oleh orang dewasa untuk memelihara kekuatan fisik, yaitu:

1. Sarapan pagi.

2. Makan secara teratur.

3. Makan secukupnya untuk memelihara badan yang normal.

4. Tidak merokok.

5. Olahraga secukupnya.

Page 31: Dew as A

5/17/2018 Dew as A - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dew-as-a 31/35

 

6. Tidur secara teratur 7- 8 jam setiap malam.

Kekuatan fisik yang prima pada orang dewasa, memungkinkan mereka untuk optimal dalam bekerja,

berkeluarga, memperoleh keturunan, dan mengelola kehidupan keluarganya. Sebaliknya, kekuatan fisik 

yang tidak prima menghambat orang dewasa untuk mengerjakan apa yang seharusnya dilakukan oleh

orang dewasa dan dapat menggagalkan sebagian atau secara total tugas- tugas perkembangan orang

dewasa.

B. Kemampuan Motorik 

Kemampuan motorik orang dewasa mencapai kekuatannya antara usia 20-an dan 30-an. Kecepatan

respons maksimal terdapat antara usia 20-an dan 25-an dan sesudah itu kemampuan ini sedkit demi

sedikit menurun.

Kemampuan motorik ini mempunyai hubungan yang positif dengan kondisi fisik yang baik dan kesehatan

yang baik. Kondisi fisik yang kuat dan kesehatan yang baik memungkinkan orang dewasa melatih

keterampilan- keterampilannya secara lebih baik. Di samping itu, orang dewasa yang mempunyai

kemampuan motorik yang baik cenderung akan dapt menyelesaikan dengan baik pekerjaan yang

menuntut kemampuan fisik.

Dalam mempelajari keterampilan-keterampilan motorik baru, orang dewasa yang berusia 20-an,

menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan hasil mereka yang mempelajarinya dalam usia

mendekati masa setengah baya.

C. Kemampuan Mental

Kemampuan mental yang diperlukan untuk menyesuaikan diri pada situasi- situasi baru adalah mengingat

kembali hal-hal yang dulu pernah dipelajari, penalaran analogis dan berpikir kreatif. Kemampuan mental

ini mencapai puncaknya dalam usia 20-an, kemudian sedikit demi sedikit menurun.

Kemampuan mental yang dimiliki orang dewasa ini sangat penting kedudukannya dalam menyesuaikandiri terhadap tugas-tugas perkembangan, jauh melebihi pentingnya kemampuan motorik.

Kemampuan mental seperti penalaran dengan menggunakan analogi, mengingat kembali informasi yang

telah dipelajari, dan berpikir secara kreatif sangat diperlukan dalam mempelajari dan menyesuaikan diri

terhadap keterampilan- keterampilan dan kecakapan-kecakapan yang dituntut oleh tugas- tugas

Page 32: Dew as A

5/17/2018 Dew as A - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dew-as-a 32/35

 

perkembangan orang dewasa. Baik pria maupun wanita pada umumnya memiliki kemampuan berpikir

yang sama dalam usaha- usaha mereka memilih teman- teman bergaul sebagai calon istri naupun suami.

D. Motivasi Untuk Berkembang

Faktor lain yang mempengaruhi perkembangan orang dewasa adalah motivasi untuk berkembang.

Apabila remaja telah mencapai usia dewasa secara hukum, mereka berkeinginan kuat untuk dianggap

sebagai orang- orang dewasa yang mandiri oleh kelompok sosial mereka. Hal ini menjadi motivasi bagi

orang- orang dewasa untuk mengembangkan dirinya.

Pada masa dewasa, individu terdorong untuk mulai bekerja, memilih pasangan hidup, belajar hidup

dengan tunangan, mulai membina keluarga, mengasuh anak, mengelola rumah tangga, mengambil

tanggung jawab sebagai warga negara dan mencari kelompok sosial yang menyenangkan.

Motivasi untuk berkembang memiliki peranan yang strategis dalam perkembangan orang dewasa.

Individu yang merasa butuh dan perlu untuk menuasai tugas- tugas perkembangan orang dewasa

cenderung mengarahkan perilakunya ke arah terkuasainya tugas- tugas perkembangan orang dewasa.

Sebaliknya individu yang tidak memiliki motivasi untuk berkembang menjadi orang dewasa. Individu

tersebut cenderung mengabaikan tugas- tugas perkembangan orang dewasa yang harus dikuasainya.

E. Model Peran

Faktor lingkungan perkembangan orang dewasa sangat berpengaruh terhadap perkembangan orang

dewasa. Orang dewasa yang berinteraksi dengan orang dewasa lainnya mempunyai model peran untuk 

diteladani. Karena berinteraksi dengan orang dewsa lainnya mereka memperoleh motivasi untuk 

mencontoh perilaku sesuai dengan ketentuan- ketentuan yang dianut oleh masyarakat orang dewasa.

Sebaliknya orang dewasa yang masih beriteraksi dengan remaja dan mengikuti garis- garis perilaku

remaja akan tetap berperilaku seperti remaja dan bukan pola perilaku dewasa. Jika mereka tetap dalam

status ketergantungan, mereka hampir tidak memperoleh kesempatan atau motivasi untuk menguasai

tugas- tugas perkembangan orang dewasa.

BAB IV

PENUTUP

Page 33: Dew as A

5/17/2018 Dew as A - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dew-as-a 33/35

 

4.1 KESIMPULAN

Makhluk hidup mempunyai fase dimana manusia yang paling besar adalah fase manusia dewasa awal

merupakan masa dewasa atau satu tahap yang dianggap kritikal selepas alam remaja yang berumur dua

puluhan (20-an) sampai tiga puluhan (30 an). Ia dianggap kritikal karena disebabkan pada masa ini

manusia berada pada tahap awal pembentukan karir dan keluarga. Pada peringkat ini, seseorang perlu

membuat pilihan yang tepat demi menjamin masa depannya terhadap pekerjaan dan keluarga. Pada masa

ini juga seseorang akan menghadapi dilema antara pekerjaan dan keluarga. Berbagai masalah mulai

timbul terutama dalam perkembangan karir dan juga hubungan dalam keluarga.

Sebagai akhir dari masa remaja adalah masa dewasa, atau biasa disebut dengan masa adolesen. Ketika

manusia menginjak masa dewasanya sudah terlihat adanya kematangan dalam dirinya. Kematangan jiwa

tersebut menggambarkan bahwa manusia tersebut sudah menyadari makna hidupnya. Dengan kata lain

manusia dewasa sudah mulai memilih nilai – nilai atau norma yang telah dianggap mereka aik untuk 

dirinya serta mereka berudaha untuk mempertahankan nilai – nilai atau norma – norma yang telah

dipilihnya tersebut.

4.2 SARAN

1. Faktor lingkungan perkembangan orang dewasa sangat berpengaruh terhadap perkembangan

orang dewasa. Jadi kita harus memperhatikan lingkungan disekitar kita supaya faktor lingkungan yangmempengaruhi baik juga.

2. Seseorang untuk berkembang. Apabila remaja telah mencapai usia dewasa secara hukum, mereka

berkeinginan kuat untuk dianggap sebagai orang- orang dewasa yang mandiri oleh kelompok sosial

mereka. Jadi seseorang biasanya menggangap dirinya dewasa karena hukum padahal secara sifat belum

tentu mereka dewasa secara sifat

3. Kemampuan mental yang diperlukan untuk menyesuaikan diri pada situasi- situasi baru adalah

mengingat kembali hal-hal yang dulu pernah dipelajari, penalaran analogis dan berpikir kreatif.Kemampuan mental ini mencapai puncaknya dalam usia 20-an, kemudian sedikit demi sedikit menurun.

Maka dari itu kemampuan mental seseorang dapat menurun diatas usia 20 tahun ke atas.

DAFTAR PUSTAKA

Page 34: Dew as A

5/17/2018 Dew as A - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dew-as-a 34/35

 

 

Santrok, John W. 2002. Life Span Development: Perkembangan Masa Hidup, Edisi 5 Jilid 2. Jakarta:

Erlangga

Abin Syamsuddin Makmun. 1998. Psikologi Kependidikan. Bandung: Rosda Karya.

Anderson, JE. 1951. The Psychology of Development and Personal Adjustment. New York: Henry Holt.

Andi Mappire. 1983. Psikologi Orang Dewasa. Surabaya: Usaha nasional.

Becker, H.S. 1953. Human Development and Education. New York: Longman.

Hurlock, E.B. 1980. Development Psychology. New York: Mc Graw-Hill, Inc.

Juntika Nurihsan. 2000. Bimbingan dan Konseling untuk Orang Dewasa. Bandung: UniversitasPendidikan Indonesia.

Muhibbin Syah. 1997. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya.

http://www.masbow.com/2010/09/perkembangan-dewasa-akhir.html

http://belajarpsikologi.com/perkembangan-kognitif-masa-dewasa-akhir/ 

http://psychologymania.wordpress.com/2011/07/12/psikologi-perkembangan-dewasa-awal/ 

http://www.psikologizone.com/teori-teori-fase-dewasa/06511569

http://aprillianpravitasari.blog.com/2011/07/06/perkembangan-psikososal-dewasa-awal/ 

http://kuliahpsikologi.dekrizky.com/masa-dewasa-madya-40-60-tahun

Page 35: Dew as A

5/17/2018 Dew as A - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dew-as-a 35/35

 

 

http://rawapening.wordpress.com/2009/04/16/santrock-memandang-perkembangan-dewasa/ 

http://qalbinur.wordpress.com/2008/03/27/periodisasi-perkembangan-masa-dewasa-awal/ 

http://allabout-psikologi.blogspot.com/2009/11/dewasa-madya.html

http://ratunisaindriasari.blogspot.com/2010/03/perubahan-fisik-dewasa-madya.html