dew as a
TRANSCRIPT
5/17/2018 Dew as A - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dew-as-a 1/35
Masa dewasa pertengahan (madya) atau yang disebut juga usia setengah baya dalam terminologi
kronologis yaitu pada umumnya berkisar antara usia 40 - 60 tahun, dimana pada usia ini ditandai dengan
berbagai perubahan fisik maupun mental (Hurlock,1980:320).
Usia pertengahan dipenuhi tanggung jawab berat dan berbagai peran yang menyita waktu dan energi,
tanggung jawab serta peran yang dirasa mampu ditanggung oleh sebagian besar Orang dewasa;
menjalankan rumah tangga, departemen, atau perusahaan; memiliki anak Dan mungkin memelihara orang
tua yang sudah uzur atau memulai karir baru. (Gallagher, 1993; Lachman, 2001; Lachman Lewkowicz,
Markus, & Peng, 1994; Merrill & Verbrugge, 1999).
Ciri-ciri
Tugas Perkembangan Masa Dewasa Madya
5/17/2018 Dew as A - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dew-as-a 2/35
Menurut Erikson
Tugas perkembangan yang utama pada usia baya adalah mencapai generatifitas (Erikson, 1982).
Generatifitas adalah keinginan untuk merawat dan membimbing orang lain. Dewasa tengah dapat
mencapai generatifitas dengan anak-anaknya melalui bimbingan dalam interaksi sosial dengan generasi
berikutnya. Jika dewasa tengah gagal mencapai generatifitas akan terjadi stagnasi. Hal ini ditunjukkan
dengan perhatian yang berlebihan pada dirinya atau perilaku merusak anak-anaknya dan masyarakat.
Menurut Havighurst,
Tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang harus diselesaikan individu pada fase-fase atau periodekehidupan tertentu; dan apabila berhasil mencapainya mereka akan berbahagia, tetapi sebaliknya apabila
mereka gagal akan kecewa dan dicela orang tua atau masyarakat dan perkembangan selanjutnya juga akan
mengalami kesulitan…
Masa Usia Dewasa Madya
1. Menerima dan menyesuaikan diri terhadap perubahan fisik dan fisiologis
2. Menghubungkan diri sendiri dengan pasangan hidup sebagai individu
3. Membantu anak-anak remaja belajar menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan berbahagia
4. Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam karir pekerjaan
5. Mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi waktu senggang yang dewasa
6. Mencapai tanggung jawab sosial dan warga Negara secara penuh.
7. Menyesuaikan diri dengan orang tua yang telah lansia.
Dinamika Perkembangan Fisik Masa Dewasa Madya
5/17/2018 Dew as A - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dew-as-a 3/35
Menurut Hurlock (1980), baik pria maupun wanita selalu terdapat ketakutan, dimana penampilannya pada
masa ini akan menghambat kemampuannya untuk mempertahankan pasangan mereka, atau mengurangi
daya tarik lawan jenis.
Selain itu, sebuah penelitian dalam Nowark (1977) sebagaimana yang dikutip oleh Jhon F. Santrock
(1995), menemukan bahwa perempuan berusia dewasa madya lebih memfokuskan perhatiannya pada
daya tarik wajah dari pada perempuan yang lebih muda atau tua.
Dalam penelitian ini, wanita dewasa madya lebih mungkin menganggap tanda-tanda penuaan sebagai
pengaruh negatif terhadap penampilan fisiknya.
Adapun beberapa perubahan fisik mulai tampak lebih awan di usia 30 tahun, tetapi pada beberapa titik
atau bagian terjadi di usia 40 tahun, menurunnya perkembangan fisik menunjukan bahwa masa dewasa
madya telah datang.
Beberapa Perubahan Fisik yang Terjadi pada Masa Dewasa Madya antara lain:
1. Timbulnya Uban.
2. Kulit mulai keriput.
3. Gigi yang menguning.
4. Tubuh semakin lama semakin pendek karena otot-otot melemah.
5. Punggung orang dewasa melemah kerena piringan sendi di tulang belakang mengalami penurunan.
6. Tulang-tulang bergeser lebih dekat antara yang satu dengan yang lainnya, misalnya, seorang laki-laki
yang tingginya 5 kaki 10 inci pada usia 30 tahun barang kali akan menjadi 5 kaki 9 7/8 inci di usia 50
tahun, dan mungkin akan menjadi 5 kaki 9 1/4 pada usia 60 tahu.
7. Sulit melihat objek-objek yang dekat. Daya akomondasi mata, kemampuan untuk memfokuskan dan
mempertahankan gambar pada retina mengalami penurunan paling tajam pada usia 40 dan 59 tahun.
8. Penurunan pada sensitivitas pendengaran.
9. Menopause. pada usia dewasa madya ini mereka akan mengalami periode menopaose, dimana pada
periode ini haid dan kemampuan bereproduksi akan berhenti secara keseluruhan, sehingga dapat
5/17/2018 Dew as A - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dew-as-a 4/35
menyebabkan gejala yang tidak menyenangkan bagi wanita, seperti hot flushses, mual, letih, dan cepatya
denyut jantung. hal ini disebabkan oleh menurunnya produksi hormon estrogen oleh indung telur.
10. Penurunan kebugaran fisik. masalah kesehatan utama pada masa dewasa madya antara lain penyakit
kanker, kardivaskuler, dan obesita.
Perkembangan Kognitif
Pada tahap Formal Operasional :
dengan perkembangan tahap sebelumnya (tahap pemuda). Semua hal berikutnya sebenarnya merupakan
perluasan, penerapan, dan penghalusan dari pola pemikiran ini.
idealitas paling tinggi.
masalahnya. Ia mampu
mencoba beberapa penyelesaian secara konkrit dan dapat melihat akibat langsung dari usaha-usahanya
guna menyelesaikan masalah tersebut.
maupun yang berhubungan dengan realitas di lingkungan hidupnya.
menganalisis masalahnya dengan penyelesaian berbagai hipotesis yang mungkin ada. Atas dasar
analisanya ini, orang dewasa lalu membuat suatu strategi penyelesaian secara verbal. Yang kemudian
mengajukan pendapat-pendapat tertentu yang sering disebut sebagai proporsi, kemudian mencari sintesa
dan relasi antara proporsi yang berbeda-beda tadi.
Penyesuaian Diri Terhadap PerubahanFisik Masa Dewasa madya
penyesuaian diri terhadap perubahan fisik pada masa dewasa madya terasa agak sulit. Hal ini dikarenakan
adanya kenyataan bahwa sikap individu yang kurang menguntungkan semakin diintensifkan lagi oleh
perilaku sosial yang kurang menyenangkan terhadap perubahan normal yang muncul bersama pada tahun-
tahun selanjutnya.
5/17/2018 Dew as A - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dew-as-a 5/35
Perubahan fisik yang terjadi pada masa dewasa madya yang menyebabkan individu perlu melakukan
penyesusaian padanya, antara lain:
han dalam penampilan
Daftar Pustaka
Santrock, John W., 2002, Life - Span Develompment (Perkembangan Sepanjang Hidup), Jilid I, Jakarta :
Erlangga
B. Hurlock, Elizabeth, 1987, Perkembangan Anak, Jakarta : Erlangga
Papalia, Diane E., Old, Sally Wendkos, & Feldman, Ruth Duskin, 2008, Human Development (Psikologi
Perkembangan), Jakarta : Kencana
BABI
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang eksploratif dan potensial. Manusia dikatakan makhluk yang
eksploratif karena manusia memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri baik secara fisik maupun
psikis. Manusia sebagai makhluk potensial karena pada diri manusia tersimpan sejumlah kemempuan
bawaan yang dapat diembangkan secara nyata. Selanjutnya manusia disebut sebagai makhluk yang
memiliki prinsip tanpa daya karena untuk tumbuh dan berkembang secara normal memerlukan bantuan
dari luar dirinya. Bantuan yang dimaksud antara lain adalah dalam bentuk bimbingan serta pengarahan.
Binbingan dan pengarahan yang diberikan dalam membantu perkembangan tersebut pada hakekeatnya
5/17/2018 Dew as A - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dew-as-a 6/35
diharapkan sejalan dengan kebutuhan manusia itu sendiri, yang sudaah tersimpan sebagai potensi
bawaannya. Karena itu bimbingan tidak searah dengan potensi yang dimiki akan berdampak negative bagi
perkembangan manusia.
Sebagai akhir dari masa remaja adalah masa dewasa, atau biasa disebut dengan masa adolesen. Ketika
manusia meginjak masa dewasanya sudah terlihat adanya kematangan dalam dirinya. Kematangan jiwa
tersebut menggambarkan bahwa manusia tersebut sudah menyadari makna hidupnya. Dengan kata lain
manusia dewasa sudah mulai memilih nilai – nilai atau norma yang telah dianggap mereka aik untuk
dirinya serta mereka berudaha untuk mempertahankan nilai – nilai atau norma – norma yang telah
dipilihnya tersebut.
Dari sedikit penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Psikologi Perkembangan Pada Manusi
Tingat Dewasa yaitu ilmu yang mepelajari tentang perkembangan jiwa manusia pada saat menginjak
masa dewasa. Masa dewasa manusia dibagi menjadi 3 ( tiga ) tahap yaitu : Masa awal dewasa (early
adulthood), Masa pertengahan dewasa (middle adulthood), Masa akhir dewasa (late adulthood)
1.2 Rumusan Masalah :
1. Pembagian perkembangan masa dewasa
2. Krakteristik perkembangan orang dewasa
3. Faktor – faktor yang mrmprngaruhi perkembangan fisik orang dewasa
1.3 Tujuan :
1. Untuk memahami setiap tahap perkembangan dari masa dewasa
2. Untuk memahami krakteristik perkembangan orang dewasa
3. Untuk memahami faktor – faktor yang mrmprngaruhi perkembangan fisik orang dewasa
1.4 Manfaat :
1. Dapat memahami setiap tahap perkembangan dari masa dewasa,
2. Dapat memahami krakteristik perkembangan orang dewasa,
5/17/2018 Dew as A - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dew-as-a 7/35
3. Dapat memahami faktor – faktor yang mrmprngaruhi perkembangan fisik orang dewasa.
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 TEORI PENTAHAPAN MENURUT ERIKSON (1963)
Sesudah masa remaja yaitu masa penemuan identitas sesorang sekaligus mamasuki masa dewasa awal
yang ditandai oleh intimitasi vs isolasi, maka seseorang tinggal mengalami dua fase lagi meliputi
sebagian besar masa hidupnya. Dalam fase ketujuh atau masa dewasa pertengahan sesorang dapat
berkembang kearah generativitas vs stagnasi, sedangkan dalam fase kedelapan atau fase terakhir
seseorang dapat berkembang kearah integritas-ego vs putus asa. Erikson percaya pada Fase generativitas
vs stagnasi bahwa orang dewasa tengah berada pada posisi berbahaya menghadapi persoalan hidup yang
signifikan.
Erikson (1968) percaya bahwa orang dewasa tengah baya menghadapi persoalan hidup yang signifikan-
generativitas vs stagnasi, adalah nama yang diberikan Erikson pada fase ketujuh dalam teori masa
hidupnya. Generativitas mencangkup rencana-rencana orang dewasa yang mereka harap dapat dikerjakan
guna meninggalkan warisan dirinya sendiri pada generasi selanjutnya.
Sebaliknya, stagnasi (disebut juga “penyerapan-diri”) berkembang ketika individu merasa bahwa mereka
tidak melakukan apa-apa bagi generasi berikutnya. Orang dewasa tengah baya mengembangkan
generativitas dengan beberapa cara yang berbeda (Kotre, 1984).
Generativitas mencangkup rencana-rencana orang dewasa yang mereka harap dapat dikerjakan guna
meninggalkan warisan dirinya sendiri pada generasi selanjutnya. Sebaliknya, stagnasi (disebut juga
“penyerapan-diri”) berkembang ketika individu merasa bahwa mereka tidak melakukan apa-apa bagi
generasi berikutnya. Orang dewasa tengah baya, mengembangkan generativitas dengan beberapa carayang berbeda (Kotre, 1984).
Melalui generativitas biologis, orang dewasa hamil dan melahirkan anak. Melalui generativitas parental
(orang tua), orang dewasa memberikan asuhan dan bimbingan kepada anak-anak. Melalui generativitas
kultural, orang dewasa menciptakan, merenovasi atau memelihara kebudayaan yang akhirnya bertahan.
Dalam hal ini objek generatif adalah kebudayaan itu sendiri.
5/17/2018 Dew as A - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dew-as-a 8/35
Melalui generativitas kerja, orang dewasa mengembangkan keahlian yang diturunkan kepada orang lain.
Dalam hal ini, individu generaf adalah seseorang yang mempelajari keahlian.
Melalui generativitas, orang dewasa mempromosikan dan membimbing generasi berikutnya melalui
aspek-aspek penting kehidupan seperti menjadi orang tua (parenting), memimpin, mengajar dan
melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat (Mc Adams, 1990). Orang dewasa generatif
mengembangkan warissan diri yang posif dan kemudian memberikannya sebagai hadiah pada generasi
berikutnya.
Pada masa ini seseorang tidak hanya di tuntut untuk memperhatikan perubahan-perubahan dirinya sendiri
melainkan tuntutan tanggung jawab atas generasi selanjutnya, maka tingkah laku yang kreatif dalam
mengembangkan kultur merupakan salah satu wujud generativias dan perilaku membangun. Perubahan
yang harus di capai adalah menetralisir sifat egosentris (stagnasi). Fase ketujuh ini menurut Erikson akan
menjadi tahap di mana diperlukan dalam pengasuhan generasi muda.
Integritas ego atau integritas diri adalah perasaan menjadi bagian dari aturan yang ada di alam semesta,
dengan cara seseorang mencintai sesame maka akan menimbulkan keteraturan dunia. Integritas ego juga
memiliki arti masa penerimaan diri sendiri,mensyukuri nasib dan mencintai orang tua sebagai alat
keberadaannya di dunia. Seseorang yang telah mencapai pertahanan diri (integritas diri) bersikap
bijaksana dalam tingkah lakunya. Jalan pintas yang dilakukan oleh seseorang yang gagal dalam tahap ini
akan memilih putus asa, hal ini akan menjadi sumber ketakutan yang mendalam sehingga seakan-akan
tidak ada ruang lagi untuk bergerak lebih aktif dan dinamis. Perilaku yang ditimbulkan seperti penolakan
terhadap orang lain, lembaga-lembaga tertentu bahkan dirinya sendiri.
Vaillant melukiskan pertentangan antara “mempertahankan sesuatu yang bermakna dengan rigiditas”
maksudnya, interaksi generasi tengah baya yang akan memasuki masa tua dan generasi muda yang ada di
dunia kerja harus di seimbangkan. Generasi tengah baya memasuki masa tua lebih bersikap rigid, yaitu
tidak mau menerima pandangan orang lain khususnya pandangan kaum muda. Sedang kaum muda akan
berpikir rasional sesuai dangan pencapaian “dewasa” yang identic dengan kebijaksaan dalam bersikap.
2.2 TEORI PENTAHAPAN MENURUT LAVINSON
Fokus perhatian Lavinson dalam mempelajari fase-fase hidup manusia tertuju pada siklus hidup dari pada
jalan hidup seseorang. Jalan hidup seseorang berbeda-beda dari yang satu dengan yang lain, apa yang
5/17/2018 Dew as A - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dew-as-a 9/35
berubah selama orang itu hidup merupakan struktur kehidupan yang mengatur transaksi antara struktur
kepribadian dengan struktur sosial. Lavinson membedakan empat periode kehidupan, yaitu:
1. Masa anak dan masa remaja (0-22 tahun)
2. Masa dewasa awal (17-45 tahun)
3. Masa dewasa madya (40-65)
4. Masa dewasa akhir (60 ke atas)
Antara 17 dan 22 tahun seseorang ada di dua masa. Ia meninggalkan masa pra-dewasa dan memasuki
masa dewasa awal yang mencangkup tiga periode, yaitu; pengenalan dengan dunia orang dewasa (22-28
tahun), di mana orang akan mencari tempat dalam dunia kerja dan dunia hubungan sosial untuk
membentuk struktur kehidupan yang stabil. Pada usia antara 28-33 tahun pilihan struktur kehidupan inimenjadi lebih tetap dan stabil.
Dalam fase kemantapan (33-40 tahun) seseorang dengan keyakinan yang mantap menemukan tempatnya
dalam masyarakat dan berusaha sebaik-baiknya. Impian yang ada pada (17-33) mulai mencapai
kenyataan. Pekerjaan dan keluargan membentuk struktur peran yang memunculkan aspek-aspek
kepribadian yang diperlukan dalam fase tersebut.
Pada usia 40 tahun tercapailah puncak masa dewasa. Setelah itu mulailah peralihan ke masa madya
(tengah baya antara usia 40-45 tahun), dalam masa ini seseorang memiliki tiga macam tugas:
1. Penilaian kembali pada masa lalu
2. Perubahan struktur kehidupan
3. Proses individuasi
Artinya seseorang menilai masa lalu dengan kenyataan yang ada saat ini, dan dengan pandangan ke depan
seseorang merubah struktur kehidupannya dengan penyesuaian pemikiran rasional pada zaman ini pula.
Proses individuasi akan membangun struktur kehidupan baru yang berlangsung sampai fase penghidupanyang berikutnya yaitu permulaan masa madya (45-50 tahun), fase berikutnya (50-55 tahun) sering kali
merupakan krisis bila sesorang tidak sepenuhnya berhasil dalam pensstrukturan kembali hidupnya pada
peralihan ke dewasa madya. Sesudah itu langkah puncak (55-60 tahun) sekaligus menandai masa dewasa
akhir.
5/17/2018 Dew as A - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dew-as-a 10/35
Penelitian Levinson mengemukakan tahun-tahun usia yang eksak dengan pergeseran maksimum lima
tahun, hal ini cenderung menuju pada eksak semu, pengertian struktur kehidupan harus diteliti akan
ketetapan penggunaannya. Namun lavinson menitikberatkan bahwa pandangan akan siklus penghidupan
yang terlalu kaku atau terlambat tidak dapat dipertahankan lagi.
2.2.1 Teori Musim-Musim Kehidupan dari Levinson
Daniel Levinson (1978, 1980) dalam The Season of Man‟s Life (Musim-Musim Kehidupan Manusia)
menekankan bahwa tugas-tugas perkembangan harus dikuasai pada masing-masing fase. Pada masa
dewasa awal, dua tugas utama yang harus dikuasai adalah mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan
bagi kehidupan dewasa dan mengembangkan struktur kehidupan yang stabil.
Menurutnya, usia 20-an sebagai novice phase (fase orang baru) dari perkembangan orang dewasa. Novice
phase adalah waktu untuk eksperimentasi yang bebas dan waktu untuk menguji impian di dunia nyata.
Kira-kira pada usia 28 sampai 33 tahun, individu mengalami periode transisi dimana ia harus menghadapi
persoalan penentuan tujuan yang lebih serius.
Pada usia 30-an, individu biasanya berfokus pada keluarga dan perkembangan karir. Pada tahu-tahun
berikutnya pada periode ini, individu memasuki fase Becaming One‟s Own man (atau BOOM, Menjadi
diri Sendiri).
Pada usia 40, individu telah mencapai tempat yang stabil dalam karirnya dan sekarang harus melihat ke
depan pada jenis kehidupan yang akan dijalaninya sebagai orang dewasa usia tengah baya.
Menurutnya, perubahan ke masa dewasa tengah berlangsung kira-kira 5 tahun dan mengharuskan orang
dewasa untuk berusaha mengatasi empat konflik utama yang telah ada dalam kehidupannya sejak masa
remaja: (1) menjadi muda vs. menjadi tua, (2) menjadi destruktif vs. menjadi konstruktif, (3) menjadi
maskulin vs. menjadi feminism, dan (4) terikat pada otang lain vs. terlepas dari mereka.
Menurutnya, keberhasilan transisi paruh baya kehidupan terletak pada seberapa efektif individu
mengurangi sifat-sifat barlawanan dan menerima masing masing dari mereka sebagai integral dari
keberadaanya.
2.3 TEORI PENTAHAPAN MENURUT TEORI SANTROK
5/17/2018 Dew as A - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dew-as-a 11/35
Tugas-tugas perkembangan masa dewasa menurut santrok adalah :
1. Efisiensi Fisik
Tugas memperhatikan aspek fisik individu sudah menjadi hal yang biasa dalam setiap perkembangan.
Namun, pada tahap masa dewasa seseorang tidak lagi mengedepankan penampilan sebagai mana yang
pernah dilakukan ketika masa remaja, masa dewasa awal pun hampir tidak lagi memperhatikan
penampilan imitative sebagai pusat perhatian utama, melainkan pandangan dalam aspek pekerjaan,
membina rumah tangga yang sakinah, dan bermasyarakat dengan relasi yang baik merupakan tugas paling
diutamakan. Disinilah efisiansi fisik orang dewasa bisa di lihat.
2. Kemampuan Motorik
Motorik masa dewasa adalah gerak aktif yang sudah tidak lagi bermain-main, menghabiskan waktu
dengan hanya bersenang-senang. Kemampuan motoric masa dewasa lebih bersifat intelegensi, seperti
pengamatan yang berhubungan dengan tingkah laku dan menyelesaikan banyak hal dengan waktu yang
bersamaan adalah salah satu tugas motoric sama dewasa.
3. Kemampuan Mental
Disamping masa dewasa adalah masa produktif yang berkelanjutan maka proses kognitif yang beriringan
dengan mental yang matang merupakan tugas masa dewasa baik dewasa awal ataupu masa dewasa akhir.
4. Motifasi
Masa dewasa adalah waktu dimana seseorang diharapkan memberi motifasi sesuai dengan fungsi dan
tingkat usianya. Juga tidak menutup kemungkinan sebagai seorang yang memberi, akan memerlukan
kekuatan untuk membuat motifasi terhadap orang lain agar tidak mengalami keimbangan pemikiran.
5. Model peran
Kemandirian seseorang pada masa dewasa merupakan tujuan yang terjadi pada saat terjadinya masadewasa awal, sehingga pada tugasnya seseorang harus mampu berperan sebagai humanis yang bisa
menjadi panutan (model) baik bagi orang lain khususnya bagi diri sendiri.
2.4 TEORI TRANSFORMASI DARI GOULD
5/17/2018 Dew as A - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dew-as-a 12/35
Roger Gould (1975, 1978, 1980, 1994) menghubungkan fase dan krisis dalam pandangannya tentang
transformasi perkembangan. Menurutnya, paruh kehidupan adalah sama bergejolaknya dengan masa
remaja, dengan penegecualian bahwa selama masa dewasa tengah usaha untuk menangani krisis mungkin
akan menghasilkan kehidupan yang lebih bahagia dan lebih sehat.
Dia percaya bahwa dalam usia 20-an, kita menerima peran-peran baru; dalam usia 30-an kita mulai
merasa terjepit dengan tanggung jawab kita, dalam usia 40-an kita mulai merasakan perasaan urgensi
bahwa hidup kita cepat berlalu.
Menurutnya, menangani krisis paruh kehidupan dan menyadari bahwa perasaan urgensi merupakan reaksi
alami terhadap fase ini membantu kita menuju jalan kematangan yang dewasa.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. PEMBAGIAN PERKEMBANGAN MASA DEWASA
Pembagian perkembangan masa dewasa ada 3, yaitu:
1. Dewasa Awal
Dewasa Awal merupakan masa dewasa atau satu tahap yang dianggap kritikal selepas alam remaja yang
berumur dua puluhan (20-an) sampai tiga puluhan (30 an). Ia dianggap kritikal karena disebabkan pada
masa ini manusia berada pada tahap awal pembentukan karir dan keluarga. Pada peringkat ini, seseorang
perlu membuat pilihan yang tepat demi menjamin masa depannya terhadap pekerjaan dan keluarga. Pada
masa ini juga seseorang akan menghadapi dilema antara pekerjaan dan keluarga. Berbagai masalah mulai
timbul terutama dalam perkembangan karir dan juga hubungan dalam keluarga.Dan masalah yang timbul
tersebut merupakan salah satu bagian dari perkembangan sosio-emosional.
Sosioemosional adalah perubahan yang terjadi pada diri setiap individu dalam warna afektif yang
menyertai setiap keadaan atau perilaku individu.
Menurut Teori Erikson, Tahap Dewasa Awal yaitu mereka di dalam lingkungan umur 20 an ke 30 an.
Pada tahap ini manusia mulai menerima dan memikul tanggungjawab yang lebih berat. Pada tahap ini
juga hubungan intim mulai berlaku dan berkembang.
5/17/2018 Dew as A - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dew-as-a 13/35
2. Dewasa Madya
Masa Dewasa Madya adalah masa peralihan dewasa yang berawal dari masa dewasa muda yang berusia
40- 65 tahun. Pada masa dewasa madya, ada aspek- aspek tertentu yang berkembang secara normal,
aspek-aspek lainnya berjalan lambat atau berhenti. Bahkan ada aspek- aspek yang mulai menunjukkan
terjadinya kemunduran- kemunduran.
Aspek jasmaniah mulai berjalan lamban, berhenti dan secara berangsur menurun. Aspek- aspek psikis
(intelektual- sosial- emosional- nilai) masih terus berkembang, walaupun tidak dalam bentuk penambahan
atau peningkatan kemampuan tetapi berupa perluasan dan pematangan kualitas. Pada akhir masa dewasa
madya (sekitar usia 40 tahun), kekuatan aspek- aspek psikis ini pun secara berangsur ada yang mulai
menurun, dan penurunannya cukup drastic pada akhir usia dewasa. Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan
disajikan uraian secara lebih rinci tentang perkembangan fisik, intelektual, moral, dan karier pada masa
dewasa.
Menurut Lavinson, Masa Dewasa Madya berusia 40-50 tahun. Masa Dewasa Madya adalah masa
peralihan dari masa dewasa awal. Pada usia 40 tahun tercapailah puncak masa dewasa. Setelah itu
mulailah peralihan ke masa madya (tengah baya antara usia 40-45 tahun), dalam masa ini seseorang
memiliki tiga macam tugas:
1. Penilaian kembali pada masa lalu
2. Perubahan struktur kehidupan
3. Proses individuasi
Artinya seseorang menilai masa lalu dengan kenyataan yang ada saat ini, dan dengan pandangan ke depan
seseorang merubah struktur kehidupannya dengan penyesuaian pemikiran rasional pada zaman ini pula.
Proses individuasi akan membangun struktur kehidupan baru yang berlangsung sampai fase penghidupan
yang berikutnya yaitu permulaan masa madya (45-50 tahun)
3. Dewasa Akhir
Masa dewasa lanjut usia merupakan masa lanjutan atau masa dewasa akhir (60 ke atas). Perlu
memperhatikan khusus bagi orangtuanya yang sudah menginjak lansia dan anaknya yang butuh dukungan
juga untuk menjadi seorang dewasa yang bertanggungjawab. Di samping itu permasalahan dari diri
sendiri dengan perubahan fisik, mulai tanda penuaan yang cukup menyita perhatian.
5/17/2018 Dew as A - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dew-as-a 14/35
Saat individu memasuki dewasa akhir, mulai terlihat gejala penurunan fisik dan psikologis,
perkembangan intelektual dalam lambatnya gerak motorik, pencarian makna hidup selanjutnya. Menurut
erikson tahap dewasa akhir memasuki tahap integrity vs despair yaitu kemampuan perkembangan lansia
mengatasi krisis psikososialnya. Banyak stereotip positif dan negatif yang mampu mempengaruhi
kepribadian lansia. Integritas ego penting dalam menghadapi kehidupan dengan puas dan bahagia. Hal ini
berdampak pada hub.sosial dan produktivitasnya yang puas. Lawannya adalah despair yaitu rasa takut
mati dan hidup terlalu singkat, rasa kekecewaan. Beberapa cara hadapi krisis dimasa lansia adalah tetap
produktif dalam peran sosial, gaya hidup sehat, dan kesehatan fisik.
Akibat perubahan Fisik yang semakin menua maka perubahan ini akan sangat berpengaruh terhadap
peran dan hubungan dirinya dengan lingkunganya. Dengan semakin lanjut usia seseorang secara
berangsur-angsur ia mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya karena berbagai keterbatasan yang
dimilikinya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial para lansia menurun, baik secara kualitas
maupun kuantitasnya sehingga hal ini secara perlahan mengakibatkan terjadinya kehilangan dalam
berbagai hal yaitu: kehilangan peran ditengah masyarakat, hambatan kontak fisik dan berkurangnya
komitmen.Menurut Erikson, perkembangan psikososial masa dewasa akhir ditandai dengan tiga gejala
penting, yaitu keintiman, generatif, dan integritas.
Perkembangan Psikososial Masa Dewasa Akhir. Akibat perubahan Fisik yang semakin menua maka
perubahan ini akan sangat berpengaruh terhadap peran dan hubungan dirinya dengan lingkunganya.
Dengan semakin lanjut usia seseorang secara berangsur-angsur ia mulai melepaskan diri dari kehidupan
sosialnya karena berbagai keterbatasan yang dimilikinya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial para
lansia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitasnya sehingga hal ini secara perlahan
mengakibatkan terjadinya kehilangan dalam berbagai hal yaitu: kehilangan peran ditengah masyarakat,
hambatan kontak fisik dan berkurangnya komitmen.
Menurut Erikson, perkembangan psikososial masa dewasa akhir ditandai dengan tiga gejala penting, yaitu
keintiman, generatif, dan integritas.
1. Perkembangan Keintiman
Keintiman dapat diartikan sebagai suatu kemampuan memperhatikan orang lain dan membagi
pengalaman dengan mereka. Orang-orang yang tidak dapat menjalin hubungan intim dengan orang
lainakan terisolasi. Menurut Erikson, pembentukan hubungan intim ini merupakan tantangan utama yang
dihadapi oleh orang yang memasuki masa dewasa akhir.
2. Perkembangan Generatif
5/17/2018 Dew as A - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dew-as-a 15/35
Generativitas adalah tahap perkembangan psikososial ketujuh yang dialami individu selama masa
pertengahan masa dewasa. Ketika seseorang mendekati usia dewasa akhir, pandangan mereka mengenai
jarak kehidupan cenderung berubah. Mereka tidak lagi memandang kehidupan dalam pengertian waktu
masa anak-anak, seperti cara anak muda memandang kehidupan, tetapi mereka mulai memikirkan
mengenai tahun yang tersisa untuk hidup. Pada masa ini, banyak orang yang membangun kembali
kehidupan mereka dalam pengertian prioritas, menentukan apa yang penting untuk dilakukan dalam
waktu yang masih tersisa.
3. Perkembangan Integritas
Integritas merupakan tahap perkembangan psikososial Erikson yang terakhir. Integritas paling tepat
dilukiskan sebagai suatu keadaan yang dicapai seseorang setelah memelihara benda-benda, orang-orang,
produk-produk dan ide-ide, serta setelah berhasil melakukan penyesuaian diri dengan bebrbagai
keberhasilan dan kegagalan dalam kehidupannya. Lawan dari integritas adalah keputusan tertentu dalam
menghadapi perubahan-perubahan siklus kehidupan individu, terhadap kondisi-kondisi sosial dan historis,
ditambah dengan kefanaan hidup menjelang kematian.
Tahap integritas ini ini dimulai kira-kira usia sekitar 65 tahun, dimana orang-orang yang tengah berada
pada usia itu sering disebut sebagai usia tua atau orang usia lanjut. Usia ini banyak menimbulkan masalah
baru dalam kehidupan seseorang. Meskipun masih banyak waktu luang yang dapat dinikmati, namun
karena penurunan fisik atau penyakit yang melemahkan telah membatasi kegiatan dan membuat orang
tidak menrasa berdaya.
Terdapat beberapa tekanan yang membuat orang usia tua ini menarik diri dari keterlibatan sosial: (1)
ketika masa pensiun tiba dan lingkungan berubah, orang mungkin lepas dari peran dan aktifitas selama
ini; (2) penyakit dan menurunnya kemampuan fisik dan mental, membuat ia terlalu memikirkan diri
sendiri secara berlebihan; (3) orang-orang yang lebih muda disekitarnya cenderung menjauh darinya; dan
(4) pada saat kematian semakin mendekat, oran ingin seperti ingin membuang semua hal yang bagi
dirinya tidak bermanfaat lagi.
Jadi, tumbuh kembang dewasa muda, menengah dan akhir berbeda. Persamaannya dilihat dari tanda-
tanda memasuki usia dewasa seseorang/ individu, yaitu:
1. Membuat keputusan penting dalam menunjang karir, kesehatan dan hubungan personalnya.
2. Memiliki kedudukan dan peranana sebagai orang penting seperti pekerja, orang tua dan pasangan
hidup.
5/17/2018 Dew as A - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dew-as-a 16/35
3. Mencapai kematangan psikologis sebagai orang dewasa dan segala macam tanggung jawabnya
serta berpikir sistematis dan analitis.
Menurut Lavinson, Dewasa Akhir mulai berumur 50-55 tahun sering kali merupakan krisis bila sesorang
tidak sepenuhnya berhasil dalam pensstrukturan kembali hidupnya pada peralihan ke dewasa madya.
Sesudah itu langkah puncak (55-60 tahun) sekaligus menandai masa dewasa akhir.
Penelitian Levinson mengemukakan tahun-tahun usia yang eksak dengan pergeseran maksimum lima
tahun, hal ini cenderung menuju pada eksak semu, pengertian struktur kehidupan harus diteliti akan
ketetapan penggunaannya. Namun lavinson menitikberatkan bahwa pandangan akan siklus penghidupan
yang terlalu kaku atau terlambat tidak dapat dipertahankan lagi.
3.2. KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN ORANG DEWASA
Karakteristik perkembangan orang dewasa ada 4, yaitu:
1. Perkembangan Fisik.
a. Perkembangan Fisik Masa Dewasa Awal
Dewasa awal adalah masa kematangan fisik dan psikologis. Menurut Anderson (dalam Mappiare : 17)
terdapat 7 ciri kematangan psikologi, ringkasnya sebagai berikut:
a. Berorientasi pada tugas, bukan pada diri atau ego; minat orang matang berorientasi pada tugas-tugas
yang dikerjakannya,dan tidak condong pada perasaan-perasaan diri sendri atau untuk kepentingan pribadi.
b. Tujuan-tujuan yang jelas dan kebiasaan-kebiasaan kerja yang efesien; seseorang yang matang melihat
tujuan-tujuan yang ingin dicapainya secara jelas dan tujuan-tujuan itu dapat didefenisikannya secara
cermat dan tahu mana pantas dan tidak serta bekerja secara terbimbing menuju arahnya.
c. Mengendalikan perasaan pribadi; seseorang yang matang dapat menyetir perasaan-perasaan sendiri dan
tidak dikuasai oleh perasaan-perasaannya dalam mengerjakan sesuatu atau berhadapan dengan orang lain.Dia tidak mementingkan dirinya sendiri, tetapi mempertimbangkan pula perasaan-perasaan orang lain.
d. Keobjektifan; orang matang memiliki sikap objektif yaitu berusaha mencapai keputusan dalam keadaan
yang bersesuaian dengan kenyataan.
5/17/2018 Dew as A - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dew-as-a 17/35
e. Menerima kritik dan saran; orang matang memiliki kemauan yang realistis, paham bahwa dirinya tidak
selalu benar, sehingga terbuka terhadap kritik-kritik dan saran-saran orang lain demi peningkatan dirinya.
f. Pertanggungjawaban terhadap usaha-usaha pribadi; orang yang matang mau memberi kesempatan pada
orang lain membantu usahan-usahanya untuk mencapai tujuan. Secara realistis diakuinya bahwa beberapa
hal tentang usahanya tidak selalu dapat dinilainya secara sungguh-sunguh, sehingga untuk itu dia bantuan
orang lain, tetapi tetap dia brtanggungjawab secara pribadi terhadap usaha-usahanya.
g. Penyesuaian yang realistis terhadap situasi-situasi baru; orang matang memiliki cirri fleksibel dan dapat
menempatkan diri dengan kenyataan-kenyataan yang dihadapinya dengan situasi-situasi baru.
Ciri-ciri perkembangan dewasa awal adalah:
a. Usia reproduktif (Reproductive Age)
Masa dewasa adalah masa usia reproduktif. Masa ini ditandai dengan membentuk rumah tangga.Tetapi
masa ini bisa ditunda dengan beberapa alasan. Ada beberapa orang dewasa belum membentuk keluarga
sampai mereka menyelesaikan dan memulai karir mereka dalam suatu lapangan tertentu.
b. Usia memantapkan letak kedudukan (Setting down age)
Dengan pemantapan kedudukan (settle down), seseorang berkembangan pola hidupnya secara individual,
yang mana dapat menjadi ciri khas seseorang sampai akhir hayat. Situasi yang lain membutuhkan
perubahan-perubahan dalam pola hidup tersebut, dalam masa setengah baya atau masa tua, yang dapatmenimbulkan kesukaran dan gangguan-gangguan emosi bagi orang-orang yang bersangkutan.
Ini adalah masa dimana seseorang mengatur hidup dan bertanggungjawab dengan kehidupannya. Pria
mulai membentuk bidang pekerjaan yang akan ditangani sebagai karirnya, sedangkan wanita muda
diharapkan mulai menerima tanggungjawab sebagai ibu dan pengurus rumah tangga.
c. Usia Banyak Masalah (Problem age)
Masa ini adalah masa yang penuh dengan masalah. Jika seseorang tidak siap memasuki tahap ini, dia akan
kesulitan dalam menyelesaikan tahap perkembangannya. Persoalan yang dihadapi seperti persoalan
pekerjaan/jabatan, persoalan teman hidup maupun persoalan keuangan, semuanya memerlukan
penyesuaian di dalamnya.
d. Usia tegang dalam hal emosi (emostional tension)
5/17/2018 Dew as A - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dew-as-a 18/35
Banyak orang dewasa muda mengalami kegagalan emosi yang berhubungan dengan persoalan-persoalan
yang dialaminya seperti persoalan jabatan, perkawinan, keuangan dan sebagainya. Ketegangan emosional
seringkali dinampakkan dalam ketakutan-ketakutan atau kekhawatiran-kekhawatiran. Ketakutan atau
kekhawatiran yang timbul ini pada umumnya bergantung pada ketercapainya penyesuaian terhadap
persoalan-persoalan yang dihadapi pada suatu saat tertentu, atau sejauh mana sukses atau kegagalan yang
dialami dalam pergumulan persoalan.
e. Masa keterasingan sosial
Dengan berakhirnya pendidikan formal dan terjunnya seseorang ke dalam pola kehidupan orang dewasa,
yaitu karir, perkawinan dan rumah tangga, hubungan dengan teman-teman kelompok sebaya semakin
menjadi renggang, dan berbarengan dengan itu keterlibatan dalam kegiatan kelompok diluar rumah akan
terus berkurang. Sebai akibatnya, untuk pertama kali sejak bayi semua orang muda, bahkan yang
populerpun, akan mengalami keterpencilan sosial atau apa yang disebut krisis ketersingan (Erikson:34).
f. Masa komitmen
Mengenai komitmen, Bardwick (dalam Hurlock:250) mengatakan: “Nampak tidak mungkin orang
mengadakan komitmen untuk selama-lamanya. Hal ini akan menjadi suatu tanggungajwab yang trrlalu
berat untuk dipikul. Namun banyak komitmen yang mempunyai sifat demikian: Jika anda menjadi
orangtua menjadi orang tua untuk selamanya; jika anda menjadi dokter gigi, dapat dipastikan bahwa
pekerjaan anda akan terkait dengan mulut orang untuk selamanya; jika anda mencapai gelar doctor,
karena ada prestasi baik disekolah sewaktu anda masih muda, besar kemungkinan anda sampai akhir
hidup anda akan berkarier se bagai guru besar”.
g. Masa Ketergantungan
Masa dewasa awal ini adalah masa dimana ketergantungan pada masa dewasa biasanya berlanjut.
Ketergantungan ini mungkin pada orangtua, lembaga pendidikan yang memberikan beasiswa sebagian
atau sepenuh atau pada pemerintah karena mereka memperoleh pinjaman untuk membiayai pendidikan
mereka.
h. Masa perubahan nilai
Beberapa alasan terjadinya perubahan nilai pada orang dewasa adalah karena ingin diterima pada
kelompok orang dewasa, kelompok-kelompok sosial dan ekonomi orang dewasa.
i. Masa Kreatif
5/17/2018 Dew as A - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dew-as-a 19/35
Bentuk kreativitas yang akan terlihat sesudah orang dewasa akan tergantung pada minat dan kemampuan
individual, kesempatan untuk mewujudkan keinginan dan kegiatan-kegiatan yang memberikan kepuasan
sebesar-besarnya. Ada yang menyalurkan kreativitasnya ini melalui hobi, ada yang menyalurkannya
melalui pekerjaan yang memungkinkan ekspresi kreativitas.
b. Perkembangan Fisik Masa Dewasa Madya
Rentang usia dewasa madya atau yang disebut juga usia setengah baya pada umumnya berkisar antara
usia 40 – 60 tahun, dimana pada usia ini ditandai dengan berbagai perubahan fisik maupun mental
(Hurlock, 1980:320).
Masa usia dewasa madya diartikan sebagai suatu masa menurunnya keterampilan fisik dan semakin
besarnya tanggung jawab, suatu periode dimana orang menjadi sadar akan polaritas muda-tua dan
semakin berkuranggya jumlah waktu yang tersisa dalam kehidupan, suatu masa ketika orang mencapai
dan mempertahankan kepuasan dalam karier, dan suatu titik ketika individu berusaha meneruskan suatu
yang berarti pada generasi berikutnya.
Perkembangan Fisik
Menurut Hurlock (1980), baik pria maupun wanita selalu terdapat ketakutan, dimana penampilannya pada
masa ini akan menghambat kemampuannya untuk mempertahankan pasangan mereka, atau mengurangi
daya tarik lawan jenis.
Selain itu, sebuah penelitian dalam Nowark (1977) sebagaimana yang dikutip oleh Jhon F. Santrock
(1995), menemukan bahwa perempuan berusia dewasa madya lebih memfokuskan perhatiannya pada
daya tarik wajah dari pada perempuan yang lebih muda atau tua. Dalam penelitian ini, wanita dewasa
madya lebih mungkin menganggap tanda-tanda penuaan sebagai pengaruh negative terhadap penampilan
fisiknya.
Adapun beberapa perubahan fisik mulai tampak lebih awan di usia 30 tahun, tetapi pada beberapa titik
atau bagian terjadi di usia 40 tahun, menurunnya perkembangan fisik menunjukan bahwa masa dewasa
madya telah datang.
Beberapa perubahan fisik yang terjadi pada masa dewasa madya antara lain:
1. Timbulnya Uban.
2. Kulit mulai keriput.
5/17/2018 Dew as A - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dew-as-a 20/35
3. Gigi yang menguning.
4. Tubuh semakin lama semakin pendek karena otot-otot melemah.
5. Punggung orang dewasa melemah kerena piringan sendi di tulang belakang mengalami
penurunan.
6. Tulang-tulang bergeser lebih dekat antara yang satu dengan yang lainnya, misalnya, seorang laki-
laki yang tingginya 5 kaki 10 inci pada usia 30 tahun barang kali akan menjadi 5 kaki 9 7/8 inci di usia 50
tahun, dan mungkin akan menjadi 5 kaki 9 1/4 pada usia 60 tahun.
7. Sulit melihat objek-objek yang dekat. Daya akomondasi mata, kemampuan untuk memfokuskan
dan mempertahankan gambar pada retina mengalami penurunan paling tajam pada usia 40 dan 59 tahun.
8. Penurunan pada sensitivitas pendengaran.
9. Menopause. pada usia dewasa madya ini mereka akan mengalami periode menopaose, dimana
pada periode ini haid dan kemampuan bereproduksi akan berhenti secara keseluruhan, sehingga dapat
menyebabkan gejala yang tidak menyenangkan bagi wanita, seperti hot flushses, mual, letih, dan cepatya
denyut jantung. hal ini disebabkan oleh menurunnya produksi hormon ekstrogen oleh indung telur.
10. Penurunan kebugaran fisik. masalah kesehatan utama pada masa dewasa madya antara lain
penyakit kanker, kardivaskuler, dan obesita.
c. Perkembangan Fisik Masa Dewasa Akhir
Perkembangan masa dewasa akhir atau usia lanjut, membawa penurunan fisik yang lebih besar
dibandingkan dengan periode periode usia sebelumnya. Kita akan mencatat rentetan perubahan perubahan
dalam penurunan fisik yang terkait dengan penuaan, dengan penekanan pentingnya perkembangan
perkembangan baru dalam penelitian proses penuaan yang mencatat bahwa kekuatan tubuh perlahan
lahan menurun dan hilangnya fungsi tubuh kadangkala dapat diperbaiki.
Dalam buku Psikologi Perkembangan Anak: Mengenal Sifat, Bakat, dan Kemampuan Anak oleh Reni
Hawadi Akbar pada tahun 2001, berikut adalah beberapa penurunan dan hilangnya fungsi tubuh dalam
hal fisiologis masa perkembangan masa dewasa akhir atau usia lanjut:
Otak dan system syaraf
Saat kita tua kita kehilangan sejumlah neuron, unit unit sel dasar dari sistem syaraf. Beberapa peneliti
memperkirakan kehilangan itu mungkin sampai 50% selama tahun tahun dewasa. Walaupun penelitian
5/17/2018 Dew as A - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dew-as-a 21/35
lain percaya bahwa kehilangan itu lebih sedikit dan bahwa penyelidikan yang tepat terhadap penyelidikan
hilangnya neuron belum dibuat di dalam otak.
Barangkali penyelidikan yang lebih masuk akal adalah bahwa 5 sampai 10 persen dari neuron kita akan
berhenti tumbuh sampai kita mencapai usia 70 tahun. Setelah itu, hilangnya neuron akan lebih cepat.
Aspek yang signifikan dari proses penuaan mungkin adalah bahwa neuron neuron itu tidak mengganti
dirinya sendiri. Meskipun demikian otak dapat cepat sembuh dan memperbaiki kemampuannya, hanya
kehilangan sebagian kecil dari kemampuannya untuk bisa berfungsi di masa dewasa akhir.
Perkembangan Sensori
Perubahan sensori fisik masa dewasa akhir melibatkan indera penglihatan, pendengaran, perasa, pembau,
dan indera peraba. Pada masa dewasa akhir penurunan indera penglihatan bisa mulai dirasakan dan terjadi
mulai awal masa dewasa tengah. Adaptasi terhadap gelap lebih menjadi lambat, yang berarti bahwa orang
rang lanjut usia membutuhkan waktu lama untuk memulihkan kembali penglihatan mereka ketika keluar
dari ruangan yang terang menuju ke tempat yang agak gelap.
Penurunan penglihatn ini biasanya dapat dirunut dari pengurangan kualitas dan intensitas cahaya yang
mencapai retina. Di puncak usia tua, perubahan ini mungkin disertai oleh perubahan perubahan
kemunduran dalam retina, menyebabkan beberapa kesulitan dalam penglihatan.
Meskipun pendengaran dapat mulai pada masa dewasa tengah, hal itu biasanya tidak banyak membawa
kesulitan sampai masa dewasa akhir. Pada saat itu banyak sekali alat bantu pendengaran yang bisa dipakai
untuk bantuan pendengaran. Tuli, biasanya disebabkan oleh kemunduran selaput telinga, syaraf penerima
penerima suara didalam telinga.
Selain berukurangnya penglihatan dan pendengaran juga mengalami penurunan dalam kepekaan rasa dan
bau. Kepekaan terhadap rasa pahit dan masam bertahan lebih lama dibandingkan dengan rasa manis dan
asin.
Sistem Peredaran Darah
Tidak lama berselang terjadi penurunan jumlah darah yang dipompa oleh jantung dengan seiringnya
pertambahan usia sekalipun pada orang dewasa yang sehat. Bagaimanapun, kita mengetahui bahwa ketika
sakit jantung tidak muncul, jumlah darah yang dipompa sama tanpa mempertimbangakan usia pada masa
dewasa. Kenyataannya para ahli penuaan berpendapat bahwa jantung yang sehat dapat menjadi lebih kuat
selama kita menua dengan kapasitas meningkat bukan menurun.
5/17/2018 Dew as A - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dew-as-a 22/35
Sistem Pernafasan
Kapasitas akan menurun pada usia 20 hingga 80 tahun sekalipun tanpa penyakit. Paru paru kehilangan
elatisitasnya, dada menyusut, dan diafragma melemah. Meskipun begitu berita baiknya adalah bahwa
orang dewasa lanjut dapat memperbaiki fungsi paru paru dengan latihan latihan memperkuat diafragma.
Seksualitas
Penuaan menyebabkan beberapa perubahan penurunan dalam hal seksualitas manusia, lebih banyak pada
laki laki dari pada perempua. Orgasme menjadi lebih jarang pada laki laki, terjadi dalam setiap 2 sampai 3
kali hubungan seksual bukan setiap kali. Rangsangan yang lebih langsung biasanya dibutuhkan untuk
ereksi. Sekalipun hubungan seksual terganggu oleh kelemahan, relasi lainnya harus dipertahankan,
diantara kedekatan sensualitas, dan nilai sebagai seorang laki laki maupun wanita.
2. Perkembangan Intelektual.
a. Perkembangan Intelektual Dewasa Awal
Menurut anggapan Piaget (dalam Grain, 1992; Miller, 1993; Santrock, 1999; Papalia, Olds, & Feldman,
1998), kapasitas kognitif dewasa muda tergolong masa operational formal, bahkan kadang-kadang
mencapai masa post-operasi formal (Turner & Helms, 1995). Taraf ini menyebabkan, dewasa muda
mampu memecahkan masalah yang kompleks dengan kapasitas berpikir abstrak, logis, dan rasional. Darisisi intelektual, sebagian besar dari mereka telah lulus dari SMU dan masuk ke perguruan tinggi
(uniiversitas/akademi).
Kemudian, setelah lulus tingkat universitas, mereka mengembangkan karier untuk meraih puncak prestasi
dalam pekerjaannya. Namun demikian, dengan perubahan zaman yang makin maju, banyak di antara
mereka yang bekerja, sambil terns melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, misalnya pascasarjana.
Hal ini mereka lakukan sesuai tuntutan dan kemajuan perkembangan zaman yang ditandai dengan
masalah-masalah yang makin kompleks dalam pekerjaan di lingkungan sosialnya.
Sementara itu, para ahli (seperti Baltes dan Baltes, Baltes dan Schaie, Willis dan Baltes} mengatakan ada
beberapa tipe intelektual, yaitu inteligensi kristal (cristalized intelligence), fleksibilitas kognitif (cognitive
flexibility], fleksibilitas visuo-motor (visuomotor flex¬ibility], dan visualisasi (visualization) (Turner dan
Helms, 1995).
5/17/2018 Dew as A - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dew-as-a 23/35
1. Inteligensi kristal adalah fungsi keterampilan mental yang dapat dipergunakan individu itu, dipengaruhi
berbagai pengalaman yang diperoleh melalui proses belajar dalam dunia pendidikan. Misalnya,
keterampilan pemahaman bahasa (komprehensif verbal/verbal comprehensive), penalaran berhitung
angka (numerical skills), dan penalaran induktif (inductive reasoning). Jadi, keterampilan kognitif
merupakan akumulasi dari pengalaman individu alcibat mengikuti ke-giatan pendidikan formal ataupun
nonformal. Dengan demikian, pola-pola pemikiran intelektualnya cenderung bersifat teoretis-praktis (text
book thinking).
2. Fleksibilitas kognitif adalah kemampuan individu me-masuki dan menyesuaikan diri dari pemikiran
yang satu ke pemikiran yang lain. Misalnya, kemampuan memahami melakukan tugas reproduksi, yaitu
mampu melakukan hubung-an seksual dengan lawan jenisnya, asalkan memenuhi persyarat-an yang sah
(perkawinan resmi). Untuk sementara waktu, dorong-an biologis tersebut, mungkin akan ditahan terlebih
dahulu. Mereka akan berupaya mencari calon teman hidup yang cocok untuk dijadikan pasangan dalam
perkawinan ataupun untuk membentuk kehidupan rumah tangga berikutnya. Mereka akan menentukan
kriteria usia, pendidikan, pekerjaan, atau suku bangsa tertentu, sebagai prasyarat pasangan hidupnya.
Setiap orang mempunyai kriteria yang berbeda-beda.
3.fleksibilitas Visuamotor adalah kemampuan untuk menghadapi suatu masalah dari yang mudah ke hal
yang lebih sulit,yang memerlukan aspek kemampuan visual/motorik(penglihatan,pengamatan,dan
keterampilan tangan)
4.Visualisasi,yaitu kemampuan individu untuk melakukan proses visual.misalnua,bagaimana individu
memahami gambar-gambar yang sederhana sampai yang lebih kompleks
b. Perkembangan Intelektual Dewasa Madya
Ciri-ciri masa dewasa madya :
1. Usia madya merupakan periode yang sangat ditakuti
Diakui bahwa semakin mendekati usia tua, periode usia madya semakin lebih terasa menakutkan. Pria dan
wanita banyak mempunyai alasan untuk takut memasuki usia madya. Diantaranya adalah : banyaknyastereotip yang tidak menyenangkan tentang usia madya. Yaitu : kepercayaan tradisional tentang
kerusakan mental dan fisik yang diduga disertai dengan berhentinya reproduksi.
2. Usia madya merupakan masa transisi
5/17/2018 Dew as A - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dew-as-a 24/35
Usia ini merupakan masa transisi seperti halnya masa puber, yang merupakan masa transisi dari masa
kanak-kanak ke masa remaja. Dimana pria dan wanita meninggalkan ciri-ciri jasmani dan perilaku
masanya dan memasuki periode dalam kehidupan yang akan diliputi oleh ciri-ciri jasmani dan perilaku
baru.
3. Usia madya adalah masa stress
Bahwa usia ini merupakan masa stress. Penyesuaian secara radikal terhadap peran dan pola hidup yang
berubah, khususnya bila disertai dengan berbagai perubahan fisik, selalu cenderung merusak nomeostatis
fisik dan psikologis dan membawa ke masa stress, suatu masa bila sejumlah penyesuaian yang pokok
harus dilakukan di rumah, bisnis dan aspek sosial kehidupan mereka.
4. Usia madya adalah usia yang berbahaya
Cara biasa menginterpretasi “usia berbahaya” ini berasal dari kalangan pria yang ingin melakukan
pelampiasan untuk kekerasan yang berakhir sebelum memasuki masa usia lanjut. Usia madya dapat
menjadi dan merupakan berbahaya dalam beberapa hal lain juga. Saat ini merupakan suatu masa dimana
seseorang mengalami kesusahan fisik sebagai akibat dari terlalu banyak bekerja, rasa cemas yang
berlebihan, ataupun kurangnya memperhatikan kehidupan. Timbulnya penyakit jiwa datang dengan cepat
di kalangan pria dan wanita dan gangguan ini berpuncak pada suicide. Khususnya di kalangan pria.
5. Usia madya adalah usia canggung
Sama seperti pada remaja, bukan anak-anak bukan juga dewasa. Demikian juga pada pria dan wanita
berusia madya. Mereka bukan muda lagi, tetapi juga bukan tua.
6. Usia madya adalah masa berprestasi
Menurut Errikson, usia madya merupakan masa kritis diamana baik generativitas / kecenderungan untuk
menghasilkan dan stagnasi atau kecenderungan untuk tetap berhenti akan dominan. Menurut Errikson
pada masa usia madya orang akan menjadi lebih sukses atau sebaliknya mereka berhenti (tetap) tidak
mengerjakan sesuatu apapun lagi. Menurutnya apabila orang pada masa usia madya memiliki keinginan
yang kuat maka ia akan berhasi, sebaliknya dia memiliki keinginan yang lemah, dia akan stag (atau
menetap) pada hidupnya.
7. Usia madya adalah masa evaluasi
5/17/2018 Dew as A - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dew-as-a 25/35
Pada usia ini umumnya manusia mencapai puncak prestasinya, maka sangatlah logis jika pada masa ini
juga merupakan saat yang pas untuk mengevaluasi prestasi tersebut berdasarkan aspirasi mereka semula
dan harapan-harapan orang lain, khususnya teman dan keluarga-keluarga dekat.
8. Usia madya dievaluasi dengan standar ganda
Bahwa pada masa ini dievaluasi dengan standar ganda, satu standar bagi pria dan satu standar bagi
wanita. Walaupun perkembangannya cenderung mengarah ke persamaan peran antara pria dan wanita
baik di rumah, perusahaan perindustrian, profesi maupun dalam kehidupan sosial namun masih terdapat
standar ganda terhadap usia. Meskipun standar ganda ini mempengaruhi banyak aspek terhadap
kehidupan pria dan wanita usia madya tetapi ada dua aspek yang perlu diperhatikan : pertama aspek yang
berkaitan dengan perubahan jasmani dan yang kedua bagaimana cara pria dan wanita menyatakan sikap
pada usia tua.
9. Usia madya merupakan masa sepi
Dimana masa ketika anak-anak tidak lagi tinggal bersama orang tua. Contohnya anak yang mulai
beranjak dewasa yang telah bekerja dan tinggal di luar kota sehingga orang tua yang terbiasa dengan
kehadiran mereka di rumah akan merasa kesepian dengan kepergian mereka.
10. Usia madya merupakan masa jenuh
Banyak pria atau wanita yang memasuki masa ini mengalami kejenuhan yakni pada sekitar usia 40 akhir.
Pra pria merasa jenuh dengan kegiatan rutinitas sehari-hari dan kehidupan keluarga yang hanya sedikit
memberi hiburan. Wanita yang menghabiskan waktunya untuk memelihara rumah dan membesarkan
anak-anak mereka. Sehingga ada yang merasa kehidupannya tidak ada variasi dan monoton yang
membuat mereka merasa jenuh.
c. Perkembangan Intelektual Dewasa Akhir
Salah satu pertanyaan yang paling banyak menimbulkan kontroversial dalam studi tentang perkembangan
rentang hidup manusia adalah kemampuan kognitif orang dewasa, seperti memori, kreativitas, intelegensi,
dan kemampuan belajar, paralelel dengan penurunan kemampuan fisik. Pada umumnya orang percaya
bahwa proses belajar, memori, dan intelegensi mengalami kemerosotan bersamaan dengan terus
bertambahnya usia.
Kecepatan dalam memproses informasi mengalami penurunan pada masa dewasa akhir. Selain itu, orang-
orang dewasa lanjut kurang mampu mengeluarkan kembali informasi yang telah disimpan dalam
5/17/2018 Dew as A - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dew-as-a 26/35
ingatannya. Kecepatan memproses informasi secara pelan-pelan memang akan mengalami penurunan
pada masa dewasa akhir, namun factor individual differences juga berperan dalam hal ini. Nancy Denney
(1986) menyatakan bahwa kebanyakan tes kemampuan mengingat dan memecahkan masalah mengukur
bagaimana orang-orang dewasa lanjut melakukan aktivitas-aktivitas yang abstrak atau sederhana.
Ada 3 komponen penting yang berpengaruh terhadap fungsi kognitif individu berusia lanjut, antara lain
sebagai berikut :
Perkembangan Kognitif Masa Dewasa Akhir
1. Pendidikan
Fasilitas pendidikan, semakin tahun memang semakin meningkat, sehingga generasi sekarang memiliki
kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik daripada generasi sebelumnya. Pengalaman-
pengalaman di dunia pendidikan, ternyata berkorelasi positif dengan hasil skor pad tes-tes inteligensi dan
tugas-tugas pengolahan informasi (ingatan) (Verhaegen, Marcoen & Goossens, 1993). Dinegara-negara
maju, beberapa lansia masih berusaha untuk mengikuti pendidikan yang lebih tinggi. Alasan-alasan yang
dikemukakan antara lain:
• Ingin memahami sifat dasar penuaan yang dialaminya.
• Ingin mempelajari perubahan social dan teknologi yang dirasakan mempengaruhi kehidupannya.
• Ingin menemukan pengetahuan yang relevan dan mempelajari ketrampilan-ketrampilan yangrelevan untuk mengantisipasi permintaan-permintaan masyarakat dan tuntutan pekerjaan, agar tetap dapat
berkarier secara optimal dan mampu bersaing dengan generasi sesudahnya.
• Ingin mengisi waktu luang agar lebih bermanfaat, serta sebagai bekal untuk mengadakan
penyesuaian diri dengan lebih baik pada masa pensiunnya.
2. Pekerjaan
Searah dengan kemajuan teknologi biasanya orang-orang dewasa lanjut, sesuai dengan kompetensi yang
dimiliki, cenderung bekerja dengan jenis pekerjaan yang belum mengarah ke orientasi kognitif, seperti
generasi sesudahnya. Hal ini mengakibatkan banyak tenaga dewasa lanjut yang harus tersingkir dari dunia
kerja karena tidak mampu lagi bersaing dengan generasi yang berikutnya.
3. Kesehatan
5/17/2018 Dew as A - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dew-as-a 27/35
Dari hasil penelitian kondisi kesehatan berkorelasi positif dengan kemampuan intelektual individu
(Hultsch, Hammer & Small, 1993). Seperti satu hasil penelitian yang menemukan bahwa hipertensi
ternyata berkorelasi dengan berkurangnya performance pada tes WAIS pada individu berusia di atas 60
tahun (Wilkie & Eisdorfer, 1971). Semakin tua, semakin banyak masalah kesehatan yang dihadapi
(Siegler & Costa, 1985). Jadi beberapa penurunan kemampuan intelektual yang ditemukan pada orang-
orang dewasa lanjut sangat mungkin disebabkan oleh factor-faktor yang terkait dengan kesehatan
daripada factor usia semata.
Gaya hidup individu juga berpengaruh terhadap kondisi kesehatan fisiknya. Pada satu penelitian
ditemukan bahwa ada hubungan antara aktivitas olahraga dengan kecakapan kognitif pada Subjek pria
dan wanita berusia 55-91 tahun (Clarkson, Smith & Hartley, 1989). Orang-orang yang giat berolahraga
memiliki kemampuan penalaran, ingatan dan waktu reaksi lebih baik daripada mereka yang kurang/tidak
pernah berolah raga.
Penelitian berikutnya (Park, 1992; Stones & Kozman, 1989) menyetujui bahwa olah raga merupakan
factor penting untuk meningkatkan fungsi-fungsi kognitif pada orang dewasa lanjut. Yang harus
diperhatikan dalam aktivitas berolah raga pada dewasa lanjut ini adalah pemilihan jenis olah raga yang
akan dijalani, harus disesuaikan dengan usia Subjek, dalam arti kondisi fisik individu.
3. Perkembangan Moral.
Perkembangan Moral Menurut Kolhlberg dikelompokkan ke dalam tiga tingkatan: pra-konvensional,
konvensional, dan pasca-konvensional.
Tingkat 1 (Pra-Konvensional)
1. Orientasi kepatuhan dan hukuman
2. Orientasi minat pribadi
( Apa untungnya buat saya?)
Tingkat 2 (Konvensional)
3. Orientasi keserasian interpersonal dan konformitas
( Sikap anak baik)
4. Orientasi otoritas dan pemeliharaan aturan sosial
5/17/2018 Dew as A - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dew-as-a 28/35
( Moralitas hukum dan aturan)
Tingkat 3 (Pasca-Konvensional)
5. Orientasi kontrak sosial
6. Prinsip etika universal
( Principled conscience)
Pra-Konvensional
Tingkat pra-konvensional dari penalaran moral umumnya ada pada anak-anak, walaupun orang dewasa
juga dapat menunjukkan penalaran dalam tahap ini. Seseorang yang berada dalam tingkat pra-
konvensional menilai moralitas dari suatu tindakan berdasarkan konsekuensinya langsung. Tingkat pra-
konvensional terdiri dari dua tahapan awal dalam perkembangan moral, dan murni melihat diri dalam
bentuk egosentris.
Dalam tahap pertama, individu-individu memfokuskan diri pada konsekuensi langsung dari tindakan
mereka yang dirasakan sendiri. Sebagai contoh, suatu tindakan dianggap salah secara moral bila orang
yang melakukannya dihukum. Semakin keras hukuman diberikan dianggap semakin salah tindakan itu.
Sebagai tambahan, ia tidak tahu bahwa sudut pandang orang lain berbeda dari sudut pandang dirinya.
Tahapan ini bisa dilihat sebagai sejenis otoriterisme.
Tahap dua menempati posisi apa untungnya buat saya, perilaku yang benar didefinisikan dengan apa yang
paling diminatinya. Penalaran tahap dua kurang menunjukkan perhatian pada kebutuhan orang lain, hanya
sampai tahap bila kebutuhan itu juga berpengaruh terhadap ke butuhannya sendiri, seperti “kamu garuk
punggungku, dan akan kugaruk juga punggungmu.” Dalam tahap dua perhatian kepada oranglain tidak
didasari oleh loyalitas atau faktor yang berifat intrinsik. Kekurangan perspektif tentang masyarakat dalam
tingkat pra-konvensional, berbeda dengan kontrak sosial (tahap lima), sebab semua tindakan dilakukan
untuk melayani kebutuhan diri sendiri saja. Bagi mereka dari tahap dua, perpektif dunia dilihat sebagai
sesuatu yang bersifat relatif secara moral.
Konvensional
Tingkat konvensional umumnya ada pada seorang remaja atau orang dewasa. Orang di tahapan ini
menilai moralitas dari suatu tindakan dengan membandingkannya dengan pandangan dan harapan
masyarakat. Tingkat konvensional terdiri dari tahap ketiga dan keempat dalam perkembangan moral.
5/17/2018 Dew as A - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dew-as-a 29/35
Dalam tahap tiga, seseorang memasuki masyarakat dan memiliki peran sosial. Individu mau menerima
persetujuan atau ketidaksetujuan dari orang-orang lain karena hal tersebut merefleksikan persetujuan
masyarakat terhadap peran yang dimilikinya. Mereka mencoba menjadi seorang anak baik untuk
memenuhi harapan tersebut, karena telah mengetahui ada gunanya melakukan hal tersebut. Penalaran
tahap tiga menilai moralitas dari suatu tindakan dengan mengevaluasi konsekuensinya dalam bentuk
hubungan interpersonal, yang mulai menyertakan hal seperti rasa hormat, rasa terimakasih, dan golden
rule. Keinginan untuk mematuhi aturan dan otoritas ada hanya untuk membantu peran sosial yang
stereotip ini. Maksud dari suatu tindakan memainkan peran yang lebih signifikan dalam penalaran di
tahap ini; „mereka bermaksud baik.
Dalam tahap empat, adalah penting untuk mematuhi hukum, keputusan, dan konvensi sosial karena
berguna dalam memelihara fungsi dari masyarakat. Penalaran moral dalam tahap empat lebih dari sekedar
kebutuhan akan penerimaan individual seperti dalam tahap tiga; kebutuhan masyarakat harus melebihi
kebutuhan pribadi. Idealisme utama sering menentukan apa yang benar dan apa yang salah, seperti dalam
kasus fundamentalisme. Bila seseorang bisa melanggar hukum, mungkin orang lain juga akan begitu –
sehingga ada kewajiban atau tugas untuk mematuhi hukum dan aturan. Bila seseorang melanggar hukum,
maka ia salah secara moral, sehingga celaan menjadi faktor yang signifikan dalam tahap ini karena
memisahkan yang buruk dari yang baik.
Pasca-Konvensional
Tingkatan pasca konvensional, juga dikenal sebagai tingkat berprinsip, terdiri dari tahap lima dan enam
dari perkembangan moral. Kenyataan bahwa individu-individu adalah entitas yang terpisah dari
masyarakat kini menjadi semakin jelas. Perspektif seseorang harus dilihat sebelum perspektif masyarakat.
Akibat „hakekat diri mendahului orang lain‟ ini membuat tingkatan pasca-konvensional sering tertukar
dengan perilaku pra-konvensional.
Dalam tahap lima, individu-individu dipandang sebagai memiliki pendapat-pendapat dan nilai-nilai yang
berbeda, dan adalah penting bahwa mereka dihormati dan dihargai tanpa memihak. Permasalahan yang
tidak dianggap sebagai relatif seperti kehidupan dan pilihan jangan sampai ditahan atau dihambat.
Kenyataannya, tidak ada pilihan yang pasti benar atau absolut – „memang anda siapa membuat keputusan
kalau yang lain tidak‟? Sejalan dengan itu, hukum dilihat sebagai kontrak sosial dan bukannya keputusan
kaku. Aturan-aturan yang tidak mengakibatkan kesejahteraan sosial harus diubah bila perlu demi
terpenuhinya kebaikan terbanyak untuk sebanyak-banyaknya orang. Hal tersebut diperoleh melalui
keputusan mayoritas, dan kompromi. Dalam hal ini, pemerintahan yang demokratis tampak berlandaskan
pada penalaran tahap lima.
5/17/2018 Dew as A - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dew-as-a 30/35
Dalam tahap enam, penalaran moral berdasar pada penalaran abstrak menggunakan prinsip etika
universal. Hukum hanya valid bila berdasar pada keadilan, dan komitmen terhadap keadilan juga
menyertakan keharusan untuk tidak mematuhi hukum yang tidak adil. Hak tidak perlu sebagai kontrak
sosial dan tidak penting untuk tindakan moral deontis. Keputusan dihasilkan secara kategoris dalam cara
yang absolut dan bukannya secara hipotetis secara kondisional (lihat imperatif kategoris dari Immanuel
Kant). Hal ini bisa dilakukan dengan membayangkan apa yang akan dilakukan seseorang saat menjadi
orang lain, yang juga memikirkan apa yang dilakukan bila berpikiran sama (lihat veil of ignorance dari
John Rawls). Tindakan yang diambil adalah hasil konsensus. Dengan cara ini, tindakan tidak pernah
menjadi cara tapi selalu menjadi hasil; seseorang bertindak karena hal itu benar, dan bukan karena ada
maksud pribadi, sesuai harapan, legal, atau sudah disetujui sebelumnya. Walau Kohlberg yakin bahwa
tahapan ini ada, ia merasa kesulitan untuk menemukan seseorang yang menggunakannya secara
konsisten. Tampaknya orang sukar, kalaupun ada, yang bisa mencapai tahap enam dari model Kohlberg
ini.
3.3. FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN ORANG DEWASA
DALAM KEHIDUPANNYA
Adapun faktor- faktor tertentu dalam kehidupan orang dewasa yang akan mempermudah perkembangan
orang dewasa. Faktor- faktor yang paling berpengaruh adalah :
A. Kekuatan Fisik
Bagi banyak individu, puncak kekuatan fisik dicapai dalam usia pertengahan dua puluhan. Kekuatan fisik
yang prima dapat mengatasi atau memecahkan persoalan- persoalan yang timbul pada masa orang
dewasa. Untuk memelihara kekuatan fisik yang prima perlu dijaga kesehatan. Ada 6 kebiasaan hidup
sehat yang perlu dilakukan oleh orang dewasa untuk memelihara kekuatan fisik, yaitu:
1. Sarapan pagi.
2. Makan secara teratur.
3. Makan secukupnya untuk memelihara badan yang normal.
4. Tidak merokok.
5. Olahraga secukupnya.
5/17/2018 Dew as A - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dew-as-a 31/35
6. Tidur secara teratur 7- 8 jam setiap malam.
Kekuatan fisik yang prima pada orang dewasa, memungkinkan mereka untuk optimal dalam bekerja,
berkeluarga, memperoleh keturunan, dan mengelola kehidupan keluarganya. Sebaliknya, kekuatan fisik
yang tidak prima menghambat orang dewasa untuk mengerjakan apa yang seharusnya dilakukan oleh
orang dewasa dan dapat menggagalkan sebagian atau secara total tugas- tugas perkembangan orang
dewasa.
B. Kemampuan Motorik
Kemampuan motorik orang dewasa mencapai kekuatannya antara usia 20-an dan 30-an. Kecepatan
respons maksimal terdapat antara usia 20-an dan 25-an dan sesudah itu kemampuan ini sedkit demi
sedikit menurun.
Kemampuan motorik ini mempunyai hubungan yang positif dengan kondisi fisik yang baik dan kesehatan
yang baik. Kondisi fisik yang kuat dan kesehatan yang baik memungkinkan orang dewasa melatih
keterampilan- keterampilannya secara lebih baik. Di samping itu, orang dewasa yang mempunyai
kemampuan motorik yang baik cenderung akan dapt menyelesaikan dengan baik pekerjaan yang
menuntut kemampuan fisik.
Dalam mempelajari keterampilan-keterampilan motorik baru, orang dewasa yang berusia 20-an,
menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan hasil mereka yang mempelajarinya dalam usia
mendekati masa setengah baya.
C. Kemampuan Mental
Kemampuan mental yang diperlukan untuk menyesuaikan diri pada situasi- situasi baru adalah mengingat
kembali hal-hal yang dulu pernah dipelajari, penalaran analogis dan berpikir kreatif. Kemampuan mental
ini mencapai puncaknya dalam usia 20-an, kemudian sedikit demi sedikit menurun.
Kemampuan mental yang dimiliki orang dewasa ini sangat penting kedudukannya dalam menyesuaikandiri terhadap tugas-tugas perkembangan, jauh melebihi pentingnya kemampuan motorik.
Kemampuan mental seperti penalaran dengan menggunakan analogi, mengingat kembali informasi yang
telah dipelajari, dan berpikir secara kreatif sangat diperlukan dalam mempelajari dan menyesuaikan diri
terhadap keterampilan- keterampilan dan kecakapan-kecakapan yang dituntut oleh tugas- tugas
5/17/2018 Dew as A - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dew-as-a 32/35
perkembangan orang dewasa. Baik pria maupun wanita pada umumnya memiliki kemampuan berpikir
yang sama dalam usaha- usaha mereka memilih teman- teman bergaul sebagai calon istri naupun suami.
D. Motivasi Untuk Berkembang
Faktor lain yang mempengaruhi perkembangan orang dewasa adalah motivasi untuk berkembang.
Apabila remaja telah mencapai usia dewasa secara hukum, mereka berkeinginan kuat untuk dianggap
sebagai orang- orang dewasa yang mandiri oleh kelompok sosial mereka. Hal ini menjadi motivasi bagi
orang- orang dewasa untuk mengembangkan dirinya.
Pada masa dewasa, individu terdorong untuk mulai bekerja, memilih pasangan hidup, belajar hidup
dengan tunangan, mulai membina keluarga, mengasuh anak, mengelola rumah tangga, mengambil
tanggung jawab sebagai warga negara dan mencari kelompok sosial yang menyenangkan.
Motivasi untuk berkembang memiliki peranan yang strategis dalam perkembangan orang dewasa.
Individu yang merasa butuh dan perlu untuk menuasai tugas- tugas perkembangan orang dewasa
cenderung mengarahkan perilakunya ke arah terkuasainya tugas- tugas perkembangan orang dewasa.
Sebaliknya individu yang tidak memiliki motivasi untuk berkembang menjadi orang dewasa. Individu
tersebut cenderung mengabaikan tugas- tugas perkembangan orang dewasa yang harus dikuasainya.
E. Model Peran
Faktor lingkungan perkembangan orang dewasa sangat berpengaruh terhadap perkembangan orang
dewasa. Orang dewasa yang berinteraksi dengan orang dewasa lainnya mempunyai model peran untuk
diteladani. Karena berinteraksi dengan orang dewsa lainnya mereka memperoleh motivasi untuk
mencontoh perilaku sesuai dengan ketentuan- ketentuan yang dianut oleh masyarakat orang dewasa.
Sebaliknya orang dewasa yang masih beriteraksi dengan remaja dan mengikuti garis- garis perilaku
remaja akan tetap berperilaku seperti remaja dan bukan pola perilaku dewasa. Jika mereka tetap dalam
status ketergantungan, mereka hampir tidak memperoleh kesempatan atau motivasi untuk menguasai
tugas- tugas perkembangan orang dewasa.
BAB IV
PENUTUP
5/17/2018 Dew as A - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dew-as-a 33/35
4.1 KESIMPULAN
Makhluk hidup mempunyai fase dimana manusia yang paling besar adalah fase manusia dewasa awal
merupakan masa dewasa atau satu tahap yang dianggap kritikal selepas alam remaja yang berumur dua
puluhan (20-an) sampai tiga puluhan (30 an). Ia dianggap kritikal karena disebabkan pada masa ini
manusia berada pada tahap awal pembentukan karir dan keluarga. Pada peringkat ini, seseorang perlu
membuat pilihan yang tepat demi menjamin masa depannya terhadap pekerjaan dan keluarga. Pada masa
ini juga seseorang akan menghadapi dilema antara pekerjaan dan keluarga. Berbagai masalah mulai
timbul terutama dalam perkembangan karir dan juga hubungan dalam keluarga.
Sebagai akhir dari masa remaja adalah masa dewasa, atau biasa disebut dengan masa adolesen. Ketika
manusia menginjak masa dewasanya sudah terlihat adanya kematangan dalam dirinya. Kematangan jiwa
tersebut menggambarkan bahwa manusia tersebut sudah menyadari makna hidupnya. Dengan kata lain
manusia dewasa sudah mulai memilih nilai – nilai atau norma yang telah dianggap mereka aik untuk
dirinya serta mereka berudaha untuk mempertahankan nilai – nilai atau norma – norma yang telah
dipilihnya tersebut.
4.2 SARAN
1. Faktor lingkungan perkembangan orang dewasa sangat berpengaruh terhadap perkembangan
orang dewasa. Jadi kita harus memperhatikan lingkungan disekitar kita supaya faktor lingkungan yangmempengaruhi baik juga.
2. Seseorang untuk berkembang. Apabila remaja telah mencapai usia dewasa secara hukum, mereka
berkeinginan kuat untuk dianggap sebagai orang- orang dewasa yang mandiri oleh kelompok sosial
mereka. Jadi seseorang biasanya menggangap dirinya dewasa karena hukum padahal secara sifat belum
tentu mereka dewasa secara sifat
3. Kemampuan mental yang diperlukan untuk menyesuaikan diri pada situasi- situasi baru adalah
mengingat kembali hal-hal yang dulu pernah dipelajari, penalaran analogis dan berpikir kreatif.Kemampuan mental ini mencapai puncaknya dalam usia 20-an, kemudian sedikit demi sedikit menurun.
Maka dari itu kemampuan mental seseorang dapat menurun diatas usia 20 tahun ke atas.
DAFTAR PUSTAKA
5/17/2018 Dew as A - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dew-as-a 34/35
Santrok, John W. 2002. Life Span Development: Perkembangan Masa Hidup, Edisi 5 Jilid 2. Jakarta:
Erlangga
Abin Syamsuddin Makmun. 1998. Psikologi Kependidikan. Bandung: Rosda Karya.
Anderson, JE. 1951. The Psychology of Development and Personal Adjustment. New York: Henry Holt.
Andi Mappire. 1983. Psikologi Orang Dewasa. Surabaya: Usaha nasional.
Becker, H.S. 1953. Human Development and Education. New York: Longman.
Hurlock, E.B. 1980. Development Psychology. New York: Mc Graw-Hill, Inc.
Juntika Nurihsan. 2000. Bimbingan dan Konseling untuk Orang Dewasa. Bandung: UniversitasPendidikan Indonesia.
Muhibbin Syah. 1997. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya.
http://www.masbow.com/2010/09/perkembangan-dewasa-akhir.html
http://belajarpsikologi.com/perkembangan-kognitif-masa-dewasa-akhir/
http://psychologymania.wordpress.com/2011/07/12/psikologi-perkembangan-dewasa-awal/
http://www.psikologizone.com/teori-teori-fase-dewasa/06511569
http://aprillianpravitasari.blog.com/2011/07/06/perkembangan-psikososal-dewasa-awal/
http://kuliahpsikologi.dekrizky.com/masa-dewasa-madya-40-60-tahun
5/17/2018 Dew as A - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dew-as-a 35/35
http://rawapening.wordpress.com/2009/04/16/santrock-memandang-perkembangan-dewasa/
http://qalbinur.wordpress.com/2008/03/27/periodisasi-perkembangan-masa-dewasa-awal/
http://allabout-psikologi.blogspot.com/2009/11/dewasa-madya.html
http://ratunisaindriasari.blogspot.com/2010/03/perubahan-fisik-dewasa-madya.html