determinan simpanan masyarakat di perbankan …/determi... · determinan simpanan masyarakat di...

111
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010) Skripsi Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan memenuhi Syarat-Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh: KHOIRUN NIKMAH F0108081 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Upload: dinhnhi

Post on 11-Mar-2019

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN

WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH

(Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan memenuhi Syarat-Syarat Untuk

Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh:

KHOIRUN NIKMAH

F0108081

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini Saya persembahkan kepada:

Keluarga yang paling Saya sayangi, Simbahku, Ibuk, Bapak,

Mbah Ti’ah, Kakak-kakakku; Mbak Ruroh, Mbak Mika, Mas Juned,

Ponakanku; Salman, Umar, Niza, my Brother in law; Mas Roni, Mas

Joko.

Keluarga keduaku disini; Putri & keluarga yang selalu baik dan ga

pernah nolak klo dimintain tolong, Nurul teman ngobrol dikost dan penggembiraku :D, mbak Lina yang yaa cukup membawa hoki,hhe, mbak Ega yang imutt, mbak Estik yang cerewet, Arif, Hestik, Pipik, Paull, Asa, Devi, Dini, Memel, Furi, Gilang, Juma,Aci, Fadil, Isna,

Amel, Rhena, dan semua teman EP08 kalian pernah mewarnai riwayat kehidupanku.

Special one: Nur Yusep Paramika yang selalu memberi dukungan

dan semangat, kebersamaan kita sangat berarti untukku. You make my world so colorful, I've never had it so good, My love, I thank you for

all the love you gave to me.

Almamaterku , Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta

JJJ

Page 5: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

MOTTO

Be Positive, baik dalam perilaku, sikap maupun pikiran.

Karna menjadi positif sangat menyenangkan dan tidak

melelahkan, (Khoirun Nikmah)

Amati, Tiru, Modifikasi (Fahsion Blogger)

Page 6: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulllah, segala puji bagi Allah SWT karena dengan rahmatnya

skripsi dengan judul “Determinan Simpanan Masyarakat di Perbankan

Wilayah Propinsi Jawa Tengah (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun

2002-2010)” ini dapat diselesaikan tepat waktu. Skripsi ini diajukan guna

memenuhi syarat-syarat untuk mencapai gelar sarjana ekonomi di Universitas

Sebelas Maret Surakarta. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat untuk

menambah informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi simpanan

masyarakat di perbankan. Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan

terimakasih kepada:

1. Dr. Wisnu Untoro M.S, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

2. Dr.Supriyono, SE, M.Si, Selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Dr. Julianus Johnny Sarungu, M.S, selaku pembimbing yang selalu

memberikan saran dan bimbingan selama penulisan skripsi ini hingga selesai.

4. Terima kasih kepada kedua orang tua saya Bapak Tasmin dan Ibu Ngatmi

yang tiada hentinya mendukung dan memberikan semangat serta doa bagi

penulis untuk menyelesaikan studi.

5. Kakak-kakakku, mbak Ruroh, Mbak Mika, Mas Juned, yang selalu

menyemangati dan senantiasa mendukung penulis menyelesaikan studi.

6. Mas Mika yang selalu memberi dukungan serta menemani hari-hari yang

penuh dengan perjuangan.

Page 7: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

7. Teman-teman Ekonomi Pembanguan ’08, banyak kenangan yang kita lalui

bersama.

Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat untuk pihak-pihak yang

membutuhkan dan untuk penelitian-penelitian selanjutnya. Penulis menunggu

kritik dan saran yang membangun dari pembaca.

Surakarta, Juni 2012

Penulis

Page 8: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL................................................................................ i

ABSTRAKSI........................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................. v

HALAMAN MOTTO ............................................................................. vi

KATA PENGANTAR ............................................................................. vii

DAFTAR ISI ........................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xv

BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................ 1

B. Perumusan Masalah ........................................................ 8

C. Tujuan Penelitian ............................................................. 8

D. Manfaat Penelitian ........................................................... 9

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 10

A. Landasan Teoritik ........................................................... 10

1. Teori Simpanan ....................................................... 10

2. Pendapatan Perkapita ............................................. 19

3. Tingkat Suku Bunga ................................................ 21

Page 9: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

4. Tingkat Inflasi .......................................................... 24

B. Penelitian Terdahulu ....................................................... 30

C. Kerangka teoritis ............................................................. 32

D. Hipotesis penelitian ......................................................... 33

BAB III. METODE PENELITIAN ........................................................ 35

A. Desain dan Lingkup Penelitian ...................................... 35

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian ...................... 36

C. Model Penelitian ............................................................ 37

D. Teknik Analisis Data ..................................................... 39

1. Metode Data Panel ................................................. 39

2. Estimasi Model Data Panel ................................... 40

3. Pemlilihan Metode Estimasi Data Panel ............ 45

4. Pemilihan Model Data Panel ................................ 48

5. Uji Statistik ............................................................ 50

BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN .......................... 53

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian ......................... 53

1. Aspek Geografis .................................................... 54

2. Aspek Kependudukan ........................................... 55

3. Aspek Pendidikan .................................................. 58

4. Aspek Perekonomian ............................................. 60

B. Deskripsi Variabel Penelitian ....................................... 64

1. Simpanan Masyarakat di Perbankan ................. . 64

2. Pendapatan Per Kapita ......................................... 71

3. Tingkat Suku Bunga .............................................. 75

Page 10: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

4. Tingkat Inflasi ....................................................... 76

C. Analisis Data dan Pembahasan .................................. 79

1. Hasil Estimasi Data Panel .................................... 79

2. Hasil Pemilihan Model .......................................... 85

3. Hasil Regresi Pendekatan Fixed Effect .............. 88

4. Pembahasan Hasil Penelitian .............................. 90

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................. 94

A. Kesimpulan .................................................................. 94

B. Saran ........................................................................... 95

C. Keterbatasan ............................................................... 96

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR TABEL

4.1 Penduduk Jawa Tengah Menurut Kabupaten/Kota,

Jenis Kelamin, dan Kelompok Umur

Tahun 2010 ...............................................................…………… 56

4.2 Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas Menurut Kabupaten/Kota

dan Pendidikan Tertinggi di Propinsi Jawa Tengah

Tahun 2010 ..................................................................................... 59

4.3 Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja

Menurut Kabupaten/Kota dan Lapangan Pekerjaan Utama

di Jawa Tengah Tahun 2010 ........................................................... 62

4.4 Simpanan Masyarakat pada Bank Umum

di Wilayah Propinsi Jawa Tengah

Tahun 2001-2010 ........................................................................... 66

4.5 Proporsi Simpanan Masyarakat pada Bank Umum

di Wilayah Propinsi Jawa Tengah

Tahun 2001-2010 ........................................................................... 69

4.6 Pertumbuhan PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Konstan

Tahun 2000 di Wilayah Propinsi Jawa Tengah

Tahun 2001-2010 .......................................................................... 72

4.7 Tingkat Suku Bunga Tabungan Bank Persero

Tahun 2001-2010 …………………………………………… 75

Page 12: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

4.8 Tingkat Inflasi Berdasarkan Perubahan Deflator PDRB

Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 di wilayah Propinsi

Jawa Tengah Tahun 2001-2010................................................. 77

4.9. Hasil Estimasi Data Panel Pendekatan OLS (Common) ……..... 79

4.10. Hasil Estimasi Data Panel Pendekatan Fixed Effect …………..... 80

4.11. Hasil Estimasi Data Panel Pendekatan Random Effect ................ 83

4.12. Hasil Uji t .................................................................................... 89

4.13 Perbandingan Antara Hipotesis dan Temuan Empirik …...........…. 91

4.14. Nilai Fixed Effect Tiap Kabupaten/Kota

Wilayah Propinsi Jawa Tengah ...........................................……… 92

Page 13: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Fungsi Tabungan Klasik .............................................................. 13

Gambar 2.2 Fungsi Tabungan Keynes ............................................................. 15

Gambar 2.3 Kerangka pemikiran ..................................................................... 33

Page 14: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Perkembangan Simpanan Masyarakat Rupiah dan Valuta Asing pada Bank

Umum di Wilayah Propinsi Jawa Tengah Tahun 2001-2010.

2. PDRB per Kapita atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 di Wilayah

Propinsi Jawa Tengah Tahun 2001-2010.

3. PDRB per Kapita atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kabupaten/Kota di

Wilayah Propinsi Jawa Tengah Tahun 2001-2010.

4. Tingkat Suku Bunga Nominal Tabungan Berasarkan Jenis Bank.

5. Deflator PDRB Menurut Kabupaten/Kota di Wilayah Propinsi Jawa

Tengah.

6. Inflasi Berdasarkan Perubahan Deflator PDRB Menurut Kabupaten/Kota

di Wilayah Propinsi Jawa Tengah.

7. Hasil Estimasi Regresi dengan Pendekatan Common Effect.

8. Hasil Estimasi Regresi dengan Pendekatan Fixed Effect.

9. Hasil Estimasi Regresi dengan Pendekatan Random Effect.

10. Hasil Uji Correlated Random Effects – Hausman Test.

Page 15: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam melaksanakan pembangunan, Indonesia sebagai emerging country

menghadapi berbagai tantangan. Tantangan yang selalu ada dari waktu ke waktu

adalah bagaimana strategi dan cara untuk membiayai pembangunan nasional

dimana modal yang dibutuhkan cenderung meningkat seiring dengan

perkembangan perekonomian. Kekurangan modal dalam rangka untuk membiayai

pembangunan telah menjadi karakteristik umum dari negara berkembang.

Modal pembangunan tersebut dapat berasal dari luar negeri maupun dari

dalam negeri. Modal yang berasal dari luar negeri dapat berupa pinjaman, hibah,

dan utang pemerintah, sedangkan yang berasal dari dalam negeri salah satunya

adalah sumber dana dari masyarakat yang dihimpun oleh perbankan. Lembaga

perbankan merupakan salah satu lembaga yang berpotensi dalam menghimpun

dana masyarakat.

Pada zaman sekarang ini, rasa aman untuk menyimpan uang di bank oleh

masyarakat semakin meningkat. Hal ini disebabkan oleh keadaan ekonomi yang

tidak stabil di Indonesia. Kondisi ini mengarahkan masyarakat untuk lebih merasa

aman menyimpan uangnya di bank daripada menyimpan di brankas rumah

ataupun dalam bentuk saham, obligasi, maupun surat berharga lainnya.

Perbankan dengan fungsinya sebagai penghimpun dana dari masyarakat

mulai belomba untuk meningkatkan sumber dana yang berasal dari masyarakat

ini. Sumber dana ini merupakan sumber dana terpenting dalam kegiatan operasi

Page 16: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

suatu bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank. Pentingnya sumber dana

dari masyarakat luas disebabkan sumber dana dari masyarakat merupakan sumber

dana yang paling utama bagi bank. Sumber dana yang yang disebut juga dengan

“Dana Pihak Ketiga” ini disamping mudah mencarinya juga tersedia banyak di

masyarakat. Untuk memperoleh sumber dana dari masyarakat luas, bank dapat

menawarkan berbagai jenis simpanan. Pembagian jenis simpanan kedalam

beberapa jenis dimaksudkan agar para nasabah mempunyai banyak pilihan sesuai

dengan tujuannya masing-masing. Simpanan dari masyarakat adalah dalam

bentuk tabungan, deposito, dan giro.

Simpanan masyarakat di perbankan akan disalurkan kembali kepada

masyarakat yang mengalami kekurangan modal untuk usaha dalam rangka

meningkatkan taraf hidup. Sesuai dengan kegiatan usaha bank yang tertuang

dalam Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang No. 10 tentang Perbankan. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa pentingnya simpanan masyarakat di

perbankan dapat mempengaruhi pembangunan ekonomi suatu negara. Untuk itu

guna memperoleh dana yang dibutuhkan untuk proses pembangunan perlu

dilakukan usaha-usaha mobilisasi tabungan melalui lembaga keuangan yang

berfungsi menyalurkan dana masyarakat kepada pihak yang memerlukan dana

untuk keperluan usaha maupun konsumsi.

Pada tahun 1997, Indonesia mengalami krisis ekonomi yang sangat

mengejutkan para pelaku ekonomi Indonesia. Untuk mengatasi krisis tersebut

pemerintah meminta bantuan kepada International Monetary Fund (IMF) yang

menghasilkan ketetapan untuk melikuidasi 16 Bank Umum Swasta Nasional

(BUSN), kemudian berlanjut dengan penetapan modal minimal bank umum

Page 17: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

hingga Rp 1 triliun yang cukup menyulitkan perbankan. Sementara itu, terjadi

pula kenaikan suku bunga deposito berjangka pada semua bank. Bahkan kenaikan

tersebut cenderung mengarah pada perang suku bunga diantara bank-bank.

Adanya ekspektasi terhadap tingginya laju inflasi juga mendorong bank-bank

untuk menaikkan tingkat suku bunga agar suku bunga riil tetap positif, dengan

demikian memberikan daya tarik bagi masuknya aliran dana masyarakat ke sistem

perbankan (Astuti, 1999:36-46).

Hal tersebut berakibat pada keraguan masyarakat terhadap perbankan

nasional. Nasabah maupun mitra perbankan semakin menipis tingkat

kepercayaanya terhadap sejumlah BUSN tertentu yang dianggap masih memilik

masalah, terutama masalah likuiditas, makin berusaha memperkecil resiko

transaksi terhadap BUSN bersangkutan dengan cara mengurangi secara bertahap

dana yang disimpan di BUSN tersebut. Pada saat bank-bank ramai hendak

merger, justru direspon negatif oleh kalangan nasabah. Trauma likuidasi bank

begitu membekas dikalangan deposan, sehingga ‘berita baik’ tentang merger pun

diinterpretasikan sebagai sinyal hilangnya dana yang disimpan di bank yang

bersangkutan (Astuti, 1999:36-46).

Setelah masa krisis berlalu, sektor perbankan memasuki era baru dimana

pada tanggal 22 September 2004, presiden Republik Indonesia mengesahkan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 tentang Lembaga Penjamin

Simpanan. Berdasarkan Undang-Undang tersebut, terbentuk lah LPS, suatu

lembaga independen yang berfungsi menjamin simpanan nasabah penyimpan dan

turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai dengan

kewenangannya. Nilai simpanan yang dijamin oleh LPS paling tinggi sebesar

Page 18: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Rp 2 milyar per nasabah per bank sejak tanggal 13 Oktober 2008. Sejak saat itu

kepercayaan masyarakat terhadap perbankan semakin pulih. Namun apakah

tingkat suku bunga dan tingkat inflasi tetap menjadi faktor yang mempengaruhi

simpanan masyarakat di perbankan masih perlu dikaji lebih lanjut.

Pemikiran yang berkembang tentang simpanan masyarakat di perbankan

menunjukkan bahwa simpanan masyarakat di perbankan dipengaruhi oleh tingkat

suku bunga dan pendapatan. Pemikiran ini berasal dari dua pemikiran tentang

faktor penentu tabungan yang kontradiktif, yakni pemikiran Klasik dan Keynes.

Aliran klasik menyatakan bahwa tingkat suku bunga akan menetukan

besarnya tabungan maupun investasi yang akan dilakukan dalam perekonomian.

Setiap perubahan dalam tingkat suku bunga akan menyebabkan pula perubahan

dalam tabungan rumahtangga dan investasi perusahaan. Perubahan-perubahan

dalam tingkat suku bunga akan terus-menerus berlangsung sebelum kesamaan di

antara jumlah tabungan dan jumlah investasi tercapai. Pengusaha akan

mengurangi permintaan terhadap tabungan rumahtangga apabila suku bunga

tinggi dan sebaliknya. Rumahtangga akan menawarkan lebih banyak tabungan

apabila tingkat suku bunga bertambah tinggi dan sebaliknya.

Berlawanan dengan aliran Klasik, aliran Keynesian menyatakan bahwa

besarnya tabungan yang dilakukan oleh rumahtangga tergantung kepada besar

kecilnya tingkat pendapatan rumahtangga tersebut. Semakin besar jumlah

pendapatan yang diterima oleh rumahtangga, semakin besar pula jumlah tabungan

yang akan dilakukan. Apabila jumlah pendapatan rumahtangga tidak mengalami

kenaikan atau penurunan, perubahan yang cukup besar dalam tingkat suku bunga

tidak akan menimbulkan pengaruh yang berarti terhadap jumlah tabungan yang

Page 19: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

akan dilakukan. Jumlah pendapatan yang diterima rumahtangga yang menjadi

penentu utama dari jumlah tabungan yang akan dilakukan oleh rumahtangga.

Dengan demikian, tingkat bunga tidak mempunyai pengaruh yang besar dalam

menentukan tabungan (Sukirno, 1999).

Di dalam teori diduga bahwa ketidakpastian ekonomi yang lebih besar

dapat meningkatkan tabungan karena konsumen menghindari resiko dengan

menyimpan modalnya sebagai tindakan pencegahan dalam menghadapi

kemungkinan perubahan yang kurang baik pada pendapatan dan faktor-faktor lain

(Skinner 1988 dan Zeldes 1989 dalam Loayza et. Al. 2000). Inflasi merupakan hal

yang mewakili ketidakpastian (ekonomi makro) di dalam literatur empiris

mengenai tabungan dan pertumbuhan. Walaupun demikian, hanya sedikit dari

banyak studi panel yang mengikutsertakan variabel inflasi kemudian menemukan

hubungan positif dan signifikan pada tingkat tabungan swasta. Edwards (1996)

dan Loayza et. al. (2000) melengkapi bukti yang membenarkan pandangan ini.

Oleh karena itu terdapat dugaan sementara bahwa simpanan masyarakat di

perbankan juga ditentukan oleh inflasi sebagai ketidakpastian dalam

perekonomian.

Teori standar makroekonomi menyatakan bahwa kebijakan moneter —

dalam penelitian ini berhubungan dengan tingkat suku bunga— sangat

berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi dan memiliki efek yang merata

secara nasional, namun hal ini dalam kehidupan nyata seringkali tidak terjadi.

Suatu negara pada umumnya memiliki daerah dengan karakteristik yang berbeda-

beda sehingga efek kebijakan moneter tidak selalu sama dan cenderung memiliki

efek yang berbeda tiap daerah. Hasil penelitian Rizal dan Soesilo (2005)

Page 20: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

menunjukkan adanya perbedaan respon daerah terhadap kebijakan moneter yang

disebabkan perbedaan karakteristik perekonomian daerah, diantaranya dari: sektor

manufaktur dan industri minyak dan gas, trade balance, broad credit chanel, bank

lending chanel, dan perdagangan. Beragam kondisi di tiap daerah ini harus

menjadi perhatian utama masing-masing pemegang kebijakan dalam mengambil

kebijakan. Hal tersebut dirasa sangat perlu dilakukan, dikarenakan adanya

kekhawatiran terjadinya ketidakseimbangan kebijakan fiskal daerah dan kebijakan

moneter Bank Indonesia (Simorangkir dalam Natalisa, 2007).

Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun bank umum di Jawa Tengah

mengalami pertumbuhan positif. Pertumbuhan penghimpunan DPK pada tahun

2010 secara akumulatif sampai dengan Mei 2010 meningkat sebesar 4,03% (ytd).

Berdasarkan hasil Focus Group Discussion (FGD) Perbankan Jawa Tengah yang

diselenggarakan oleh KBI Semarang, pertumbuhan DPK ini dinilai masih relatif

lambat, karena sebagian masyarakat ada yang mulai memilih altenatif instrumen

investasi lain yang memiliki imbal hasil lebih tinggi daripada produk simpanan

bank. Selain itu, relatif lambatnya penghimpun DPK diperkirakan disebabkan

datangnya tahun ajaran baru bagi anak sekolah dan momentum Pilkada di 12

Kabupaten/Kota di Jawa Tengah. Hal ini diduga mempengaruhi perilaku

masyarakat dan pemerintah yang cenderung menarik dana simpanannya di

perbankan, sehingga turut menyumbang lambatnya pertumbuhan DPK.

Penghimpunan DPK terutama bersumber dari kenaikan tabungan. Pada

posisi triwulan II-2010 (posisi Mei 2010), tabungan tumbuh sebesar 15,95%

(yoy), sementara giro dan deposito juga mengalami pertumbuhan positif masing-

masing sebesar 12,85% (yoy) dan 7,22% (yoy). Peningkatan tabungan ini akibat

Page 21: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

meningkatnya dana milik perusahaan swasta yang mengalami pertumbuhan cukup

tinggi yaitu 154,55% (yoy). Sementara itu, masih terjadi peningkatan DPK yang

berasal dari simpanan BUMN, BUMD, Perusahaan Jasa Keuangan, dll.

Struktur atau komposisi DPK di Jawa Tengah tidak berubah, tabungan

masih memiliki porsi yang tertinggi yaitu 45,24% dari keseluruhan DPK Bank

Umum. Simpanan dalam bentuk tabungan tercatat sebesar Rp42,92 Triliun, diikuti

deposito sebesar Rp36,40 Triliun (38,37%) dan giro sebesar Rp15,56% (16,40%).

Faktor yang mempengaruhi tingginya porsi tabungan antara lain adalah untuk

motif transaksi menggunakan layanan perbankan (ATM, transfer, kartu debet) dan

berjaga-jaga. Hal tersebut karena tabungan merupakan produk perbankan yang

fleksibel dan mudah untuk dilakukan penarikan dan penyetoran dana

dibandingkan dengan deposito dan giro. Hal ini ditunjukkan pula dari komposisi

DPK berdasarkan kepemilikannya, dimana sebesar 76,56% DPK bank umum di

Jawa Tengah dimiliki oleh nasabah perorangan. Sementara itu, porsi deposito di

bank umum Jawa Tengah juga cukup tinggi, hal ini menunjukkan bahwa sebagian

deposan masih menganggap bahwa menyimpan dana dalam bentuk deposito

masih menguntungkan dan cukup aman.

Dari FGD Perbankan Jawa Tengah, diketahui bahwa high cost deposits

seperti deposito diduga mempunyai andil dibalik lambatnya penurunan suku

bunga kredit. Biaya dana yang cukup tinggi dikeluarkan perbankan di Jawa

Tengah untuk menarik para deposan besar, yang biasanya adalah perusahaan-

perusahaan besar nasional maupun institusi besar lainnya. Deposan utama tersebut

biasanya meminta special rate diatas ketentuan Lembaga Penjaminan Simpanan

(LPS), atau bonus lain sebagai kompensasi dari dananya yang disimpan di

Page 22: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

perbankan. Faktor inilah yang diakui pihak perbankan menjadi salah satu

penyebab tingginya cost of fund, sehingga berdampak pula pada lambatnya

penurunan suku bunga kredit. Pada triwulan II-2010, dari Rp36,40 Triliun

deposito, sebanyak 8,73% (Rp3,17 Triliun) mendapatkan bunga diatas yang

ditetapkan oleh LPS untuk bank umum.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penelitian ini

mengambil judul “DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI

PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (SUATU

PENDEKATAN EKONOMI MAKRO TAHUN 2002-2010)”. Berikut ini

disajikan perumusan masalah, tujuan, dan manfaat dari penelitian yang dilakukan.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, dihasilkan perumusan masalah yaitu sebagai

berikut:

1. Bagaimana pengaruh pendapatan per kapita terhadap simpanan masyarakat

di perbankan wilayah Jawa Tengah?

2. Bagaimana pengaruh tingkat suku bunga terhadap simpanan masyarakat di

perbankan wilayah Jawa Tengah?

3. Bagaimana pengaruh tingkat inflasi terhadap simpanan masyarakat di

perbankan wilayah Jawa Tengah?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:

1. Menganalisis pengaruh pendapatan per kapita terhadap simpanan

masyarakat di perbankan wilayah Jawa Tengah.

Page 23: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

2. Menganalisis pengaruh tingkat suku bunga terhadap simpanan masyarakat

di perbankan wilayah Jawa Tengah.

3. Menganalisis pengaruh tingkat inflasi terhadap simpanan masyarakat di

perbankan wilayah Jawa Tengah.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian, maka manfaat

yang diharapkan dari penelitian ini antara lain:

1. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai gambaran

mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi simpanan masyarakat wilayah

Jawa Tengah.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat juga digunakan oleh pihak pengambil

kebijakan sebagai acuan untuk menetukan kebijakan yang efisien terkait

dengan simpanan masyarakat.

3. Bagi peneliti sendiri, penelitian ini digunakan sebagai salah satu sarana

untuk menerapkan teori yang diperoleh dari berbagai literatur selama

mengikuti perkuliahan.

4. penelitian ini dapat memperkaya khasanah penelitian yang ada serta dapat

digunakan sebagai bahan acuan bagi penelitian serupa di masa yang akan

datang.

Page 24: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teoritik

1. Teori Simpanan

Menurut UU No. 10 tahun 1998 tentang perbankan, Simpanan

adalah dana yang dipercayakan masyarakat kepada bank berdasarkan

perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk giro, deposito, sertifikat

deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.

a. Giro (demand deposits) adalah simpanan yang penarikan dananya

dapat dilakukan pada jam dan hari kerja dengan menggunakan cek,

bilyet, giro, dan sarana perintah pembayaran lainnya, atau dengan

pemindahbukuan.

b. Tabungan (saving deposits) adalah simpanan yang penarikannya

dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tapi tidak dapat

ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau alat lainnya yang

dipersamakan dengan itu.

c. Deposito (time deposits) adalah jenis simpanan yang penarikannya

hanya dapat dilakukan setelah jangka waktu tertentu berdasarkan

perjanjian nasabah penyimpan (deposan) dengan bank.

Faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja dan modal dihasilkan

oleh rumah tangga keluarga. Faktor-faktor produksi tersebut dapat dijual

kepada rumah tangga perusahaan dimana pemilik faktor produksi tersebut

mendapatkan upah atau gaji, bunga, dan sewa. Selanjutnya pendapatan

Page 25: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

dari menjual faktor produksi tersebut digunakan untuk keperluan konsumsi

dan sisanya merupakan simpanan atau tabungan.

Prosesnya adalah perusahaan menghasilkan barang dan jasa

dengan menyewa faktor produksi dari sektor rumah tangga dan sektor

rumah tangga memperoleh pendapatan dari sektor perusahaan berupa upah

atau gaji, bunga, sewa. Pendapatan tersebut oleh sektor rumah tangga tidak

dibelanjakan seluruhnya untuk konsumsi, ada yang dialokasikan untuk

tabungan atau simpanan. Dengan adanya simpanan atau tabungan maka

tidak semua barang yang dihasilkan oleh perusahaan terjual. Namun,

perusahaan tidak hanya menghasilkan barang konsumsi saja tetapi juga

barang-barang keperluan perusahaan sendiri dan persediaan. Pengeluaan

perusahaan untuk tujuan ini disebut investasi. Untuk membiayai keperluan

ini dibutuhkan dana. Oleh sebab itu ada lembaga keuangan yang berfungsi

menghubungkan dana yang tersedia dari sektor rumah tangga untuk

disalurkan kepada sektor lain yang membutuhkan dana.

Pendekatan terhadap teori simpanan dapat dilakukan dengan

beberapa cara yang bebeda. Cara yang pertama adalah pandangan klasik

atau neoklasik dimana menekankan tingkat suku bunga yang paling

berpengaruh terhadap simpanan. Cara yang kedua adalah pendekatan yang

dilakukan oleh Keynes dan ahli ekonomi modern lainnya yang

menekankan pendapatan sebagai faktor yang berpengaruh dalam minat

menabung. Namun disamping itu, ada pula yang melihat kedua faktor

tersebut dengan faktor-faktor lainnya baik ekonomi maupun non ekonomi

yang mempengaruhi minat menabung.

Page 26: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

1) Pandangan Klasik

Dalam Sukirno (1999: 76-79), aliran klasik menyatakan bahwa

tingkat suku bunga akan menentukan besarnya simanan maupu investasi

yang akan dilakukan dalam perekonomian. Setiap perubahan dalam

tingkat suku bunga akan menyebabkan pula perubahan dalam simpanan

rumahtangga dan investasi perusahaan. Perubahan-perubahan dalam

tingkat suku bunga akan terus-menerus berlangsung sebelum kesamaan

diantara jumlah simpanan dengan jumlah investasi tercapai. Pengusaha

akan mengurangi permintaan terhadap simpanan rumah tangga apabila

tingkat suku bunga tinggi da sebaliknya. Rumah tangga akan menawarkan

lebih banyak tabungan apabila tingkat suku bunga bertambah tinggi dan

sebaliknya.

Keadaan keseimbangan diantara tabungan dan investasi adalah

keadaan yang selalu terjadi dalam perekonomian. Oleh sebab jumlah

tabungan rumahtangga pada waktu perekonomian mencapai penggunaan

tenaga kerja penuh (full employment) akan selalu sama dengan jumlah

seluruh investasi yang akan dilakukan oleh para pengusaha. Maka dalam

perekonomian, pengeluaran agregat pada penggunaan tenaga kerja penuh

akan selalu sama dengan penawaran agregat pada penggunaan tenaga kerja

penuh.

Page 27: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Gambar 2.1 Fungsi Tabungan Klasik Sumber: Pengantar Teori Makroekonomi, Sukirno

Jika keadaan yang terjadi adalah berbeda daripada keadaan

keseimbangan, penyesuaian-penyesuaian akan terus menerus berlangsung

dalam perekonomian sehingga tercapai keadaan keseimbangan. Selama

belum terjadi keseimbangan antara penawaran dan permintaan tabungan,

penurunan dalam tingkat suku bunga akan terus berlangsung sehingga

pada akhirnya jumlah yang ingin ditabung oleh rumah tangga adalah sama

dengan jumlah yang ingin dipinjam dan diinvestasikan oleh para

pengusaha. Dalam keadaan ini tingkat suku bunga tidak akan mengalami

perubahan lagi dan keadaan keseimbangan tercapai.

Hal demikian menunjukkan bahwa apabila terdapat ketidaksamaan

diantara penawaran dan permintaan tabungan oleh pengusaha, akan terjadi

perubahan-perubahan dalam tingkat bunga. Berdasarkan fleksibilitas

tersebut, para ahli ekonomi klasil yakin bahwa perubahan dalam tingkat

suku bunga ini pada akhirnya akan menciptakan keadaan dimana tabungan

Page 28: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

yang tercapai pada tingkat penggunaan tenaga kerja penuh adalah sama

dengan investasi oleh perusahaan.

2) Pandangan Ahli Ekonomi Modern.

Berbeda dengan pandangan klasik, yang menyatakan bahwa

tingkat suku bunga merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap

tabungan, maka pandangan ekonomi modern lebih menekankan pada

faktor pendapatan yang berpengaruh terhadap tabungan. Namun dalam

pendekatan yang dilakukan terhadap tabungan yang dipengaruhi oleh

faktor pendapatan terdapat beberapa pula pendapat. Masing-masing

dengan asumsi dan keyakinan serta sudut pandang sendiri-sendiri.

a) Pandangan Keynes

Besarnya tabungan yang dilakukan oleh rumah tangga

tergantung kepada besar kecilnya tingkat pendapatan rumah tangga

tersebut. Semakin besar jumlah pendapatan yang diterima oleh

rumahtangga, semakin besar pula jumlah tabungan yang akan

dilakukan. Apabila jumlah tabungan rumahtangga tidak mengalami

kenaikan atau penurunan, perubahan yang cukup besar dalam tingkat

bunga tidak akan menimbulkan pengaruh yang berarti terhadap jumlah

tabungan yang akan dilakukan. Menurut pendapat Keynes, jumlah

pendapatan yang diterima rumahtangga yang menjadi penentu utama

dari jumlah tabungan yang akan dilakukan oleh rumahtangga (Sukirno,

1999: 76-79).

Page 29: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Gambar 2.2 Fungsi Tabungan Keynes Sumber: Pengantar Teori Makroekonomi, Sukirno

Keterangan:

1) Selama pendapatan nasional masih di bawah Y0 saat break even

point (BEP), maka tabungan masyarakat negatif. Keadaan ini

berarti masyarakat menggunakan tabungan di masa lalu untuk

membiayai hidupnya. Setelah pendapatan nasional melebihi Y0 saat

BEP, maka masyarakat mulai menabung sebagian dari

pendapatannya.

2) Semakin tinggi pendapatan nasional, semakin banyak tabungan

masyarakat. Apabila pendapatan nasional adalah Y1, maka

tabungan adalah S1. sedangkan apabila pendapatan nasional Yf ,

maka jumlah tabungan adalah Sf .

b) Pandangan Friedman

Pandangan Milton Friedman mirip dnegan pendekatan yang

dilakukan oleh Keynes. Perbedaan utama adalah, Friedman tidak

melihat dari pada pendapatan yang sedang dirasakan (current income)

Page 30: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

namun melihat dari pendapatan yang permanen. Sehingga pandangan

Friedman lebih dikenal dengan “Permanent Income Theory”

(Dornbusch, Fischer, dan Startz. 1998: 302-314). Pendapatan yang

permanent didefinisikan sebagai pendapatan dalam jangka panjang

atau dalam kurun waktu yang lama. Karena menyangkut estimasi dari

pendapatan dalam jangka panjang maka sulit untuk menerapkan dalam

analisis empiris. Namun hal ini dapat dilakukan dengan mengambil

salah satu pendapatan dalam tahun tertentu sebagai pendapatan

permanen dalam jangka panjang.

Kelemahan dari model Friedman dalam menganalisis

tabungan terletak pada sulitnya data yang tersedia untuk dihitung

secara empiris. Konsekuensinya adalah model ini jarang sekali

digunakan dalam pendekatan empiris.

c) Pandangan Modigliani-Brumberg-Ando

Sama seperti Keynes dan Friedman, Modigliani-Brumberg-

Ando juga melakukan pendekatan terhadap tabungan dengan faktor

pendapatan. Namun disini mereka melihat dari sudut pandang fluktuasi

hidup atau “Life-Cycle Hypotesis” (Sturm, 1983: 147-196). Tujuan

dari pandangan ini adalah melihat pola tabungan dari sisi kelompok

umur, yaitu bila seseorang telah masuk dalam kelompok angkatan

kerja atau kelompok produktif apakah akan mempengaruhi pola

tabungan yang ada. Secara matematis dapat ditulis:

(Sh/Pop) = a0 + a1 (Yd/Pop)

Page 31: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

dimana,

(Sh/Pop) = tabungan per kapita rumah tangga menurut kelompok

umur.

(Yd/Pop) = pendapatan per kapita rumah tangga menurut kelompok

umur.

Pendekatan Modigliani-Brumberg-Ando jarang digunakan

dalam penelitian mengenai tabungan karena terlalu sempitnya asumsi-

asumsi yang digunakan, antara lain: asumsi bahwa seseorang tidak

akan menerima maupun memberikan warisan, yang pada kenyataannya

keadaan ini jarang dijumpai (Soebroto, 1988), serta kurangnya

penjelasan dari hasil empiris itu sendiri. Seperti analisa yang

menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pertumbuhan tabungan

dengan pertumbuhan populasi dalam angkatan kerja.

d) Pandangan U Tun Wai

Pendekatan yang dilakukan oleh U Tun Wai agak berbeda

dengan pandangan-pandangan sebelumnya. Dia menyatakan bahwa

tabungan itu dipengaruhi oleh tingkat kemampuan, tingkat kemauan,

serta besarnya kesempatan yang ada (Wai, 1973: 86-87). Faktor-faktor

tersebut dapat diterangkan melalui variabel ekonomi maupun non

ekonomi. Secara matematis pandangan U Tun Wai mengenai tabungan

dapat ditulis sebagai berikut:

S = f(A, W, O)

Page 32: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Dimana,

A = tingkat kemapuan

W = tingkat kemauan

O = tingkat kesempatan.

Setiap variabel independen dari persamaan tersebut

merupakan fungsi dari variabel-variabel lain. Atau penjabaran secara

jelasnya:

A = f (Y, N, K)

dimana Y = tingkat pendapatan, N=struktur dari populasi, dan

K=kekayaan.

W = f (i, L, C)

dimana i=tingkat suku bunga, L=life=cycle, dan C=faktor-faktor

kultural.

O = f(F, Ir)

dimana F=banyaknya lembaga perbankan yang ada, dan

Ir=kemungkinan untuk menggunakan dana sendiri untuk investasi

(Marginal Efficiency of Capital).

Secara keseluruhan, maka pendekatan yang dilakukan oleh

U Tun Wai terhadap teori tabungan merupakan pendekatan yang

paling lengkap dari pendekatan- pendekatan sebelumnya. Terlihat

bahwa semua faktor yang dikatakan, baik oleh pandangan klasik

maupun pandangan ekonom modern lainnya mengenai tabungan

tercakup oleh pendekatan ini. Fungsi dari tabungan yang dibentuk

mencakup faktor-faktor ekonomi maupun non ekonomi. Namun dalam

Page 33: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

mengaplikasikan fungsi tersebut ke dalam sebuah model maka hanya

faktor-faktor yang berpengaruh saja yang dimasukkan sesuai dengan

tujuan penelitian yang hendak dicapai. Untuk mengukur sampai

seberapa jauh faktor pendapatan, tingkat suku bunga, serta inflasi

terhadap tabungan juga disajikan suatu model oleh U Tun Wai (Ibid:

120) sebagai berikut:

(S/P)t = f { (Y/P)t, (i)t, (In)t }

Dimana, (S/P)t= tabungan riil periode t, (Y/P)t= pendapatan riil

periode t, i= tingkat bunga riil, In= inflasi.

Pendekatan yang dilakukan oleh U Tun Wai telah diuji

melalui suatu regresi dengan mengambil observasi negara-negara maju

maupun berkembang (Ibid: 121-124). Sehingga model tersebut

dirasakan cocok digunakan untuk penelitian yang menganalisa

mengenai tabungan.

2. Pendapatan per Kapita

Dalam penelitian ini, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

per kapita adalah definisi dari variabel pendapatn per kapita. Produk

domestik bruto dapat didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang

dihasilkan oleh unit usaha dalam suatu negara atau wilayah tertentu, atau

merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh

unit usaha ekonomi di negara atau wilayah tersebut dalam satu tahun

tertentu. Tingkat pertumbuhan ekonomi nasional dapat digunakan untuk

menilai prestasi pertumbuhan ekonomi dan untuk menentukan tingkat

kemakmuran masyarakat dan perkembangannya, tercermin dalam

Page 34: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

pendapatan nasional riil yaitu Produk Domestik Bruto atau GDP (Gross

Domestic Product) yang dihitung menurut harga berlaku dalam tahun

dasar maupun dalam harga konstan (Sukirno, 1999).

Melalui pendekatan pengeluaran dalam perhitungan pendapatan

nasional dijelaskan jenis pengeluaran PDB yang dilakukan oleh

masyarakat untuk; konsumsi, pengeluaran pemerintah, investasi atau

pemebentukan modal tetap, dan ekspor neto. Semuanya merupakan

permintaan terhadap barang dan jasa, juga merupakan macam penggunaan

barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu perekonomian. Dengan kata

lain produk domestik bruto (PDB) digunakan untuk keperluan konsumsi

rumahtangga, konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap domestik

(investasi) dan ekspor neto (Y=C+I+G+NX).

3. Hubungan Pendapatan Perkapita dengan Simpanan

Salah satu faktor ekonomi yang sangat mempengaruhi proses

pertumbuhan ekonomi adalah pembentukan modal, dimana sumber

pengarahan modal dalam negeri yang dapat digunakan untuk pembiayaan

pembangunan, salah satunya adalah melalui tabungan sukarela

masyarakat. Yang dimaksud dengan tabungan sukarela masyarakat adalah

bagian dari pendapatan yang diterima oleh masyarakat yang secara

sukarela disisihkan dan tidak digunakan untuk konsumsi (Sukirno, 1999).

Untuk menjelaskan hubungan antara pendapatan dan simpanan

bisa menggunakan teori absolute income hypothesis. Teori ini merupakan

hasil pemikiran Keynes yang menjelaskan tentang hubungan antara

pendapatan dengan konsumsi dan simpanan. Oleh karena itu simpanan

Page 35: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

merupakan bagian dari pendapatan yang tidak dikonsumsikan, maka

menurut Keynes simpanan merupakan fungsi dari pendapatan

(Arwansyah, 2003).

4. Tingkat Suku Bunga

Tingkat suku bunga adalah harga dari penggunaan uang atau bisa

juga sebagai sewa atas penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu

(Boediono, 1985). Dapat juga dikatakan sebagai harga yang harus dibayar

apabila terjadi pertukaran antara 1 rupiah sekarang dengan 1 rupiah nanti

(misal 1 tahun lagi) dimana dengan jangka waktu tersebut bisa terjadi hal-

hal yang tidak diinginkan (resiko), seperti keterlambatan membayar

kembali atau tidak membayar sama sekali, adanya pengaruh inflasi yang

menurunkan nilai mata uang serta adanya biaya transaksi.

a. Teori Keynes tentang tingkat suku bunga

Keynes menjelaskan bahwa tingkat suku bunga merupakan

imbalan jasa (harga) yang harus dibayarkan kepada penabung agar dia

bersedia untuk melepas bagian kekayaannya dalam bentuk tabungan

yang disimpan untuk selanjutnya digunakan untuk investasi. Dengan

kata lain bunga merupakan harga yang harus dibayar agar dana

likuiditas tidak disimpan melainkan dilepaskan untuk investasi

(Djojohadikusumo, 1990). Boediono (1985) mengatakan bahwa

tingkat suku bunga merupakan harga dari penggunaan uang untuk

jangka waktu tertentu.

Page 36: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Menurut pandangan Keynes, tingkat suku bunga merupakan

titik pencerminan dari supply tabungan di satu pihak dan permintaan

untuk investasi di pihak lain. Tingkat suku bunga merupakan faktor

lepas (independen) dari pasokan tabungan dan permintaan investasi.

Tingkat tabungan merupakan suatu fenomena moneter semata-mata

dan tergantung dari hasrat orang untuk menahan tabungannya dalam

bentuk likuiditas. Tingkat suku bunga tergantung dari hasrat likuiditas

atau liquidity preference. Disinilah diungkapkan istilah pengertian baru

dalam konsep Keynes, LP dalam kaitannya dengan tingkat suku bunga

(Djojohadikusumo, 1990). Artinya bahwa perubahan tingkat suku

bunga selanjutnya akan mempengaruhi keinginan untuk mengadakan

investasi dan dengan demikian akan mempengaruhi GNP (Nopirin,

1992). Disamping itu menurut Keynes tingkat suku bunga sangat

sensitif terhadap penghimpunan dana masyarakat.

b. Teori Klasik tentang tingkat suku bunga

Tabungan menurut teori klasik adalah fungsi dari tingkat

bunga. Semakin tinggi tingkat bunga semakin tinggi pula keinginan

masyarakat untuk menabung. Sedangkan investasi merupakan fungsi

dari tingkat bunga. Semakin tinggi tingkat bunga, keinginan pengusaha

untuk berinvestasi juga semakin kecil, alasannya adalah seorang

pengusaha akan menambah pengeluaran investasinya apabila

keuntungan yang diharapkan dari investasi lebih besar dari tingkat

suku bunga yang dibayar untuk dana investasi tersebut yang

merupakan ongkos untuk penggunaan dana (cost of capital). Semakin

Page 37: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

rendah tingkat bunga, maka pengusaha akan lebih terdorong untuk

melakukan investasi, karena biaya penggunaan dana juga semakin

kecil. Tingkat bunga dalam keadaan keseimbangan akan tercapai

apabila keinginan untuk menabung masyarakat sama dengan keinginan

pengusaha untuk melakukan investasi. Kenaikan efisiensi produksi,

misalnya, akan mengakibatkan keuntungan yang diharapkan naik

sehingga pada tingkat upah yang sama pengusaha berusaha meminjam

sana lebih besar untuk membiayai investasinya atau untuk dana

investasi yang sama jumlahnya.

Menurut ekonom klasik adanya tabungan masyarakat tersebut

bukan berarti dana hilang dari peredaran, tetapi dipinjam atau dipakai

oleh pengusaha untuk membiayai investasinya dan penabung

mendapatkan bunga atas tabungannya sedangkan pengusaha bersedia

membayar bunga tersebut selama harapan keuntungan yang diperoleh

dari investasi lebih besar dari bunga tersebut. Adanya kesamaan antara

tabungan dengan investasi (misalnya jika tabungan meningkat maka

pengeluaran investasi juga meningkat) adalah sebagai akibat

bekerjanya mekanisme tingkat suku bunga. Tingkat suku bunga akan

berfluktuasi sehingga keinginan mengadakan investasi oleh pengusaha

sama dengan keinginan menabung dari masyarakat, sehingga menurut

teori klasik diperoleh persamaan S=I dimana tabungan adalah fungsi

dari tingkat suku bunga. Semakin tinggi tingkat suku bunga maka

semakin tinggi keinginan masyarakat untuk menabung (Nopirin,

1992).

Page 38: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

5. Hubungan Tingkat Suku Bunga dengan Simpanan

Bunga adalah “harga” dari loanable funds. Terjemahan langsung

dari istilah tersebut adalah “dana yang tersedia untuk dipinjamkan”.

Menurut teori ini bunga adalah harga yang terjadi di pasar dana investasi.

Hubungan tingkat suku bunga dan simpanan dapat dijelaskan dalam teori

loanable funds yaitu merupakan sisi suplí dari loanable funds yang

menerangkan hubungan antara tingkat suku bunga dan simpanan, dimana

hubungan kedua variabel tersebut bersifat positif. Semakin tinggi tingkat

bunga akan semakin meningkatkan kesediaan masyarakat untuk

menyimpan dananya pada lembaga perbankan, sehingga jumlah simpanan

masyarakat pada lembaga perbankan akan naik.

Rumah tangga akan menyimpan lebih banyak dananya di bank

apabila tingkat suku bunga tinggi. Pada tingkat suku bunga rendah,

masyarakat cenderung menyimpan dananya lebih sedikit karena mereka

merasa lebih baik mengkonsumsikan uangnya (Sukirno, 1999: 100-104).

Namur demikian hubungan positif juga dapat terjadi akibat adanya

substitution and income effect. Dornbusch, Fischer, dan Startz (1998)

menyimpulkan bahwa pengaruh tingkat suku bunga terhadap simpanan

adalah kecil dan sukar ditemukan karena ambigu atau bermakna ganda.

6. Tingkat Inflasi

a. Pengertian

Definisi dari inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk

naik secara umum dan terus-menerus. Kenaikan dari satu atau dua barang

saja tidak disebut inflasi, kecuali jika kenaikan tersebut mengakibatkan

Page 39: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

kenaikan pada sebagian besar dari harga barang-barang lain. Kenaikan

harga ini diukur dengan menggunakan indeks harga (Boediono, 1994).

Beberapa indeks harga yang sering digunakan untuk mengukur

inflasi antara lain:

1. Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index), adalah suatu

indeks harga yang mengukur biaya sekelompok barang-barang dan

jasa-jasa di pasar, yang dibeli untuk menunjang kebutuhan sehari-

hari.

2. Indeks Harga Produsen (Producer Price Index), adalah suatu

indeks dari harga bahan-bahan baku (row materials), barang

setengah jadi (intermediate products) dan peralatan modal serta

mesin yang dibeli oleh sektor bisnis atau perusahaanGNP deflator.

b. Macam-macam Inflasi

Laju inflasi dapat berbeda dari negara satu dengan negara

lain atau dalam satu negara dengan waktu yang berbeda. Menurut

besarnya inflasi dapat dibagi dalam tiga kategori (Nopirin, 2000:27):

1) Inflasi Merayap (creeping inflation), ditandai dengan laju inflasi yang

rendah (kurang dari 10% per tahun), kenaikan harga berjalan lambat,

dengan presentase yang kecil serta dalam jangka waktu yang sangat

lama.

2) Inflasi Menengah (galloping inflation), ditandai dengan keniakan

harga yang cukup besar dan terjadi dalam waktu yang relatif pendek

serta mempunyai sifat akselerasi.

Page 40: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

3) Inflasi Tinggi (hyperinflation), merupakan inflasi yang paling parah

akibatnya (laju inflasi di atas 100%), ditandai dengan semakin

merosotnya nilai uang sehingga masyarakat tidak lagi berkeinginan

menyimpan uang. Perputaran uang semakin cepat dan harga naik

secara akselerasi.

Adapun jenis-jenis inflasi menurut sebabnya adalah (Nopirin,

2000:28):

1) Inflasi Tarikan Permintaan (Demands-pull inflation), Inflasi ini

bermula dari adanya kenaikan permintaan total (agregat demand),

sedangkan produksi telah berada pada keadaan kesempatan kerja

penuh. Dalam keadaan hampir kesempatan kerja penuh, kenaikan

permintaan total di samping menaikkan harga dapat juga

menaikkan hasil produksi (output).

2) Inflasi Dorongan Biaya (Cost-push Inflation), inflasi yang terjadi

akibat kenaikan biaya produksi yang mengakibatkan penurunan

penawaran. Kenaikan biaya produksi ini ditimbulkan oleh beberapa

faktor diantaranya: (1) Persatuan serikat buruh dalam menuntut

kenaikan upah, (2) Industri yang bersifat monopolistis, sehingga

dapat menggunakan kekuasaanya di pasar untuk menentukan harga

yang lebih tinggi, (3) kenaikan harga bahan baku industri.

3) Inflasi Struktural (Structural Inflation), adalah inflasi yang terjadi

sebagai akibat dari adanya berbagai kekuatan struktural yang

menyebabkan penawaran dalam perekonomian menjadi kurang

atau tidak responsif terhadap permintaan yang meningkat.

Page 41: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

4) Inflasi Sebagai Akibat Kebijakan (Policy Induced Inflation), adalah

inflasi yang disebabkan oleh kebijakan ekspansi moneter yang juga

dapat merefleksikan defisit anggaran yang berlebihan dan cara

pembiayaan.

5) Inflasi Dasar (Core Inflation), adalah inflasiyang cenderung untuk

berlanjut pada tingkat yang sama sampai kejadian ekonomi yang

mengakibatkan perubahan. Jika inflasi terus bertahan dan tingkat

inflasi ini diantisipasi dalam bentuk kontrak finansial dan upah,

kenaikan inflasi akan terus berlanjut.

c. Teori Inflasi

Secara garis besar ada tiga kelompok teori inflasi yang

masing-masing membicarakan aspek-aspek tertentu dari proses inflasi

antara lain (Boediono, 1994: 166):

1. Teori Kuantitas

Teori ini menyoroti peranan dalam proses inflasi dari

jumlah uang beredar dan psikologi (harapan) masyarakat mengenai

kenaikan harga-harga (expectation). Inti dari teori ini adalah inflasi

hanya bisa terjadi kalau ada penambahan volume uang yang beredar

(berupa penambahan uang kartal atau penambahan uang giral). Selain

itu laju inflasi ditentukan oleh laju pertambahan jumlah uang yang

beredar dan oleh psikologi (harapan) masyarakat mengenai kenaikan

harga-harga di masa yang akan datang.

Page 42: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

2. Teori Keynes

Menurut Keynes, inflasi terjadi karena suatu masyarakat

ingin hidup di luar batas kemampuan ekonominya, sehingga

permintaan masyarakat akan barang-barang selalu melebihi jumlah

barang-barang yang tersedia. Penyebab terjadinya kenaikan permintaan

ini, menurut Keynes adalah akibat dari keniakan jumlah uang beredar,

peningkatan pengeluaran konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah,

dan ekspor netto.

3. Teori Strukturalis

Teori ini memberi tekanan pada adanya ketegaran dari

struktur perekonomian negara-negara sednag berkembang. Faktor-

faktor struktural dari perekonomian itu hanya dapat berubah secara

gradual dan dalam jangka panjang. Menurut teori ini, ketegaran utama

dalam perekonomian negara-negara sedang berkembang yang bisa

menimbulkan inflasi adalah (Boediono, 1994: 167):

a) Ketidakelastisan dari penerimaan ekspor, artinya laju pertumbuhan

nilai ekspor lebih lamban dibanding dengan laju pertumbuhan

sektor-sektor lainnya. Kelambanan tersebut disebabkan oleh dua

faktor yaitu: Pertama, harga dari barang-barang ekspor di pasaran

dunia makin tidak menguntungkan. Kedua, supply atau produksi

barang-barang ekspor yang tidak responsif terhadap kenaikan

harga.

b) Ketidakelastisan dari supply atau produksi bahan makanan di

dalam negeri, artinya laju pertumbuhan produksi bahan makanan di

Page 43: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

dalam negeri lebih lamban dibandingkan dengan laju pertumbuhan

jumlah penduduk dan pendapatan per kapita, sehingga harga bahan

makanan dalam negeri cenderung meningkat melebihi kenaikan

harga barang-barang lain.

7. Hubungan Tingkat Inflasi dengan Simpanan

Dalam beberapa teori memprediksi bahwa semakin besar

ketidakpastian dapat meningkatkan simpanan. Di dalam literatur empiris

mengenai simpanan dan pertumbuhan, yang populer digunakan sebagai

proxy akan ketidakpastian makroekonomi adalah inflasi. Inflasi, sebagai

determinan lain simpanan yang potensial, merupakan parameter atas

instabilitas perekonomian (Loayza et. al., 2000). Ada beberapa alasan

mengapa inflasi dapat mempengaruhi simpanan: inflasi yang lebih tinggi

cenderung meningkatkan tingkat suku bunga nominal dan karenanya

meningkatkan pendapatan dan simpanan rumahtangga. Namun demikian,

semakin tinggi inflasi dapat menurunkan simpanan melalui ketidkapastian

tersebut (Masson et. al., 1998).

Hanya beberapa dari sekian banyak penelitian yang

mengikutsertakan inflasi sebagai variabel independen menemukan

pengaruh positif dan signifikan terhadap simpanan. Dalam penelitiannya,

Masson et. al. (1998) menemkan bahwa inflasi memiliki koefisien yang

kecil dan tidak signifikan. Oleh karenanya, pengaruh inflasi dalam

determinan simpanan masih merupakan hal yang diperdebatkan untuk

diteliti.

Page 44: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

B. Penelitian Terdahulu

1. Penelitian Charles Yuji Horioka dan Junmin Wan (2007)

Penelitian ini menganalisis mengenai determinan simpanan

rumahtangga di China dengan menggunakan model life-cycle serta data

panel propinsi di China tahun 1995-2004 berdasarkan hasil survei

kependudukan China. Tingkat simpanan rumahtangga di China terbilang

tinggi dan semakin meningkat menjadi latar belakang penelitian ini

dengan determinan utamanya yakni: lag tingkat simpanan, tingkat

pertumbuhan pendapatan, dan (dalam beberapa kasus) tingkat suku bunga

riil, serta tingkat inflasi. Metode estimasi yang digunakan adalah

generalized-method-of-moments (GMM). Dengan metode tersebut, mereka

juga menemukan bahwa variabel-variabel yang berhubungan dengan

struktur umur dari populasi tidak mempunyai dampak yang signifikan

terhadap tingkat simpanan. Hasil dari penelitian ini membenarkan life-

cycle hypothesis sama baiknya dengan permanent income hypothesis—

dimana konsisten dengan adanya inertia atau persistence—dan secara

tidak langsung mengatakan bahwa tingkat simpanan rumahtangga di China

akan tetap tinggi untuk beberapa waktu kedepan.

2. Penelitian Werner Dirschmid dan Ernst Glatzer (2004)

Penelitian ini dilakukan guna menganalisis mengenai determinan

tingkat simpanan rumahtangga di Austria. Penurunan tingkat simpanan

rumahtangga beberapa dekade sebelumnya di Austria menjadi latar

belakang mengapa penelitian ini dilakukan. Alat analisis yang digunakan

adalah Error Correction Model (ECM). Dengan ECM ditunjukkan bahwa

Page 45: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

keputusan untuk menabung individu dipengaruhi oleh petumbuhan

pedapatan, tingkat suku bunga riil, inflasi, pengeluaran jaminan sosial, dan

keseimbangan anggaran belanja pemerintah. Temuan ini menjadi semakin

penting bagi kebijakan ekonomi, perhatian akan masyarakat lanjut, serta

kebutuhan akan reformasi pada sistem tunjangan pensiun. Pada masa yang

akan datang, rumahtangga diharapkan dapat meningkatkan konsumsi dan

meningkatkan kemauan untuk menabung. Berdasarkan hasil analisis, hal

ini dapat tercapai dengan peningkatan ukuran produksi dan menaikkan

tabungan individu.

3. Penelitian Prema-Chandra Athukorala (2004)

Penelitian ini menganalisis mengenai determinan simpanna sektor

swasta pada proses pembangunan ekonomi di India tahun 1954-1998.

Metodologi yang digunakan adalah dengan mengestimasi fungsi tingkat

simpanan yang diturunkan dari hipotesis daur hidup namun tetap

memperhatikan karakteristik struktural dari perekonomian yang sedang

berkembang. Dengan penggunaan LCM sebagai alat analisis, ditemukan

bahwa tingkat simpanan meningkat di kedua level. Tingkat pertumbuhan

disposible income dan besarnya dampak tahap awal lebih kecil

dibandingkan dengan tahap akhir. Tingkat suku bunga deposito riil

memiliki dampak positif dan signifikan terhadap tingkat simpanan, namun

besarnya sedang. Simpanan sektor publik terlihat mendesak simpanan

sektor swasta, namun tidak proporsional, yang dapat disimpulkan bahwa

kebijakan publik dapat mempengaruhi tingkat tabungan nasional. Diantara

banyak variabel, penyebaran fasilitas perbankan dalam perekonomian dan

Page 46: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

tingkat inflasi memeiliki damapk positif. Sedangkan perubahan-perubahan

dalam kontrak perdagangan dan biaya/pajak bagi masyarakat pendatang

berdampak negatif terhadap simpanan sektor swasta.

C. Kerangka teoritis

Simpanan masyarakat di perbankan merupakan salah satu sumber

modal negara yang beasal dari dalam negeri yang digunakan sebagai dana

dalam pembiayaan pembangunan selain sumber dana dari utang. Simpanan

masyarakat akan disalurkan kembali kepada masyarakat dalam rangka

meningkatkan taraf hidup masyarakat sesuai dengan kegiatan usaha bank yang

tertuang dalam Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang No.10 tentang perbankan.

Beberapa studi tentang faktor penentu tingkat tabungan telah

dilakukan yang diantaranya menjelaskan bahwa pendapatan perkapita, tingkat

bunga, tingkat inflasi, dan struktur usia penduduk menjadi faktor-faktor yang

mempengaruhi tingkat simpanan masyarakat di perbankan. Penelitian ini

membatasi variabel-variabel yang akan diteliti. Simpanan masyarakat menjadi

variabel dependen, dimana varian-variannya akan dijelaskan dengan tiga

variabel indpenden, yaitu: (1) pendapatan perkapita, (2) tingkat suku bunga,

(3) tingkat inflasi.

Besarnya tabungan yang dilakukan oleh rumahtangga tergantung

kepada besar kecilnya tingkat pendapatan rumahtangga tersebut. Semakin

besar jumlah pendapatan yang diterima oleh rumahtangga, semakin besar pula

jumlah tabungan yang akan dilakukan. Tingkat suku bunga akan menentukan

besarnya tabungan maupun yang akan dulakukan dalam perekonomian. Setiap

Page 47: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

perubahan dalam tingkat suku bunga akan menyebabkan pula perubahan

dalam tabungan rumahtangga. Rumahtangga akan menawarkan lebih banyak

tabungan apabila tingkat suku bunga bertambah tinggi dan sebaliknya. Inflasi

-mewakili ketidakpastian dalam perekonomian-yang lebih besar dapat

meningkatkan tabungan karena konsumen menghindari resiko dengan

menyimpan modalnya sebagai tindakan pencegahan dalam menghadapi

kemungkinan perubahan yang kurang baik pada pendapatan dan faktor-faktor

lain.

Untuk mempermudah pemahaman dalam penelitian ini,

digambarkan suatu kerangka pemikiran yang sistematis, sebagai berikut:

Gambar 2.3 Kerangka pemikiran

D. Hipotesis penelitian

Berdasarkan tinjauan pustaka dan berbagai penelitian yang sudah

dilakukan sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini

adalah:

1. Diduga pendapatan per kapita berpengaruh positif dan signifikan terhadap

simpanan masyarakat di perbankan wilayah Jawa Tengah.

Tingkat Suku Bunga

Pendapatan per kapita

Inflasi

Simpanan masyarakat di Perbankan

Page 48: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

2. Diduga tingkat suku bunga berpengaruh positif dan signifikan terhadap

simpanan masyarakat di perbankan wilayah Jawa Tengah.

3. Diduga tingkat inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap

simpanan masyarakat di perbankan wilayah Jawa Tengah.

Page 49: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain dan Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan analisis data

sekunder yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang diajukan serta

untuk menganalisis pengaruh pendapatan per kapita, tingkat suku bunga,

dan tingkat inflasi terhadap simpanan masyarakat di perbankan Jawa

Tengah. Penelitian ini dilakukan di wilayah Jawa Tengah dengan input

data dari 35 Kabupaten/Kota meliputi Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten

Banyumas, Kabupaten Batang, Kabupaten Blora, Kabupaten Boyolali,

Kabupaten Brebes, Kabupaten Cilacap, Kabupaten Demak, Kabupaten

Grobogan, Kabupaten Jepara, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten

Kebumen, Kabupaten Kendal, Kabupaten Klaten, Kabupaten Kudus,

Kabupaten Magelang, Kabupaten Pati, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten

Pemalang, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Purworejo, Kabupaten

Rembang, Kabupaten Semarang, Kabupaten Sragen, Kabupaten

Sukoharjo, Kabupaten Tegal, Kabupaten Temanggung, Kabupaten

Wonogiri, Kabupaten Wonosobo, Kota Magelang, Kota Pekalongan, Kota

Salatiga, Kota Semarang, Kota Surakarta, Kota Tegal. Periode data yaitu

dari tahun 2002 sampai tahun 2010.

Page 50: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

B. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini, dikelompokkan menjadi

dua variabel yaitu variabel dependen dan variabel independen. Adapun

definisi operasional dari variabel adalah:

1. Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi variabel

independennya. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah

simpanan masyarakat di perbankan Jawa Tengah. Variabel simpanan

ini terdiri dari giro, tabungan, dan deposito propinsi Jawa Tengah pada

periode 2002-2010. Satuan pengukuran variabel simpanan ini adalah

juta Rupiah. Data simpanan masyarakat diperoleh dari Statistik

Ekonomi dan Keuangan Indonesia Bank Indonesia berbagai edisi.

2. Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi

variabel dependen, antara lain:

a. Pendapatan Per Kapita

Variabel pendapatan per kapita yang digunakan adalah

PDRB per kapita atas dasar harga konstan tahun 2000 propinsi Jawa

Tengah periode tahun 2002-2010. Pendapatan perkapita dinotasikan

dengan PP. Satuan pengukuran variabel pendapatan per kapita ini

adalah Rupiah. Data pendapatan per kapita diperoleh dari Badan Pusat

Statistik Jawa Tengah.

b. Tingkat Suku Bunga

Variabel tingkat suku bunga yang digunakan adalah tingkat

suku bunga tabungan nominal bank persero di Ppropinsi Jawa Tengah

periode tahun 2002-2010. Tingkat suku bunga dinotasikan dengan

Page 51: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

SBN, dimana SBN adalah tingkat suku bunga nominal. Satuan

pengukuran variabel suku bunga ini adalah persen (%). Dalam

penelitian ini tingkat suku bunga diperlakukan sama untuk setiap

kabupaten/kota. Data diperoleh dari Statistik Ekonomi dan Keuangan

Indonesia Bank Indonesia berbagai edisi.

c. Tingkat Inflasi

Variabel tingkat inflasi yang digunakan adalah tingkat

inflasi propinsi Jawa Tengah periode tahun 2002-2010. Definisi

tingkat inflasi dalam penelitian ini merupakan perubahan dari deflator

PDRB per tahun. Tingkat inflasi dinotasikan dengan INF. Satuan

pengukuran inflasi ini adalah persen (%). Data diperoleh dari Badan

Pusat Statistik Jawa Tengah.

C. Model Penelitian

Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah adopsi dari model

ayng digunakan oleh Horioka dan Wan (2007: 8-11). Model yang digunakan

oleh Horioka dan Wan adalah sebagai berikut:

SR=f [CHY,YOUNG,OLD,DEP,SR(-1),RINT,INFL,RURAL].................. (3.1)

Yang mana SR adalah tingkat tabungan rumahtangga sebagai variabel.

Sedangkan variabel independennya adalah: (1) tingkat pertumbuhan

pendapatan, (2) rasio populasi usia 0-14 tahun terhadap usia 15-64 tahun, (3)

rasio populasi usia lebih dari 65 tahun terhadap usia 15-64, (4) total rasio

populasi usia muda dan tua terhadap usia 15-64 tahun, (5) lag tingkat

Page 52: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

tabungan, (6) tingkat suku bunga riil, (7) tingkat inflasi, dan variabel dummy

untuk rumahtangga perkotaan dan perdesaan.

Adapun keperlun penelitian ini, yang akan dipilih sebagai variabel

independennya adalah (a) pendapatan per kapita, (b) tingkat suku bunga

nominal, dan (c) tingkat inflasi. Sedangkan untuk keperluan penelitian ini,

model empiris yang akan dipergunakan adalah sebagai berikut :

SIMP = f (PP,SBN,INF).......................................................................... (3.2)

Adapun spesifikasi model yang akan dipergunakan adalah sebagai

berikut:

SIMPit = α0 + α1PPit + α21SBNit + α31INFit + eit..................................... (3.3)

Yang mana:

SIMP : Simpanan masyarakat di perbankan Propinsi Jawa Tengah

PP : Pendapatan per kapita

SBN : Tingkat suku bunga nominal

INF : Tingkat inflasi

α0 : Koefisien intersep

α1, α2, α3 : Koefisien regresi

i : daerah penelitian ke i; i = 1,2,3,4.......n

t : waktu/tahun ke t; i = 2002, 2003, 2004....2010

e : variabel pengganggu.

Page 53: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

D. Teknik Analisis Data

1. Metode Data Panel

Metode data panel adalah metode yang menggabungkan observasi

lintas sektor (cross-section) dan runtun waktu (time series) sehingga

mengakibatkan jumlah observasi meningkat. Peningkatan jumlah

observasi ini menolong salah satu kendala yang dihadapi dalam penelitian

yaitu jumlah observasi yang tidak mencukupi ketika diestimasi dengan

runtun waktu atau observasi yang terlalu sedikit ketika diestimasi dengan

data lintas sektor untuk menghasilkan estimasi yang efisien. Dalam

penelitian ini, terdapat 315 unit observasi yang merupakan penggabungan

dari 9 tahun observasi (Tahun 2002-2010) dan 35 observasi

kabupaten/kota.

Menurut Baltagi dalam Gujarati, 2003 keunggulan data panel

dibandingkan dengan data runtun waktu atau lintas sektor adalah:

a. Estimasi data panel dapat menunjukkan adanya heterogenitas dalam

tiap unit.

b. Dengan data panel, data lebih informative, mengurangi kolinearitas

antar variabel, meningkatkan derajat kebebasan dan lebih efisien.

c. Data panel lebih cocok digunakan untuk menggambarkan adanya

dinamika perubahan.

d. Data panel lebih mampumendeteksi dan mengukur dampak.

e. Data panel dapat digunakan untuk studi dengan model yang lebih

lengkap.

Page 54: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

f. Data panel dapat meminimumkan bias yang mungkin dihasilkan

dalam agregasi.

2. Estimasi Model Data Panel

a. Pendekatan Kuadrat Terkecil (Pooled Least Square/Common

Effect)

Teknik yang paling sederhana untuk mengestimasi data

panel adalah dengan mengkombinasikan data time series dan cross

section dengan menggunakan metode OLS dikenal dengan estimasi

Common Effect. Dalam pendekatan ini tidak memperhatikan

dimensi waktu maupun individu. Diasumsikan bahwa perilaku data

antar variabel sama dalam berbagai kurun waktu.

Yit = α + β1X1it + β2X2it + eit........................................ (3.5)

untuk i = 1,2..........N dan t = 1,2............T

dimana i adalah cross-section identifiers dan t adalah time-series

identifier.

b. Pendekatan Efek Tetap (Fixed Effect)

Kesulitan terbesar dalam pendekatan metode kuadrat

terkecil biasa adalah asumsi intersep dan slope dari persamaan

regresi yang dianggap konstan baik antar daerah maupun antar

waktu. Asumsi ini sangat ketat dan mungkin tidak beralasan. Satu

cara untuk memperhatikan “ke-khas-an” unit cross-section atau

time-series adalah dengan memasukkan variabel boneka (dummy

variabel) untuk mengizinkan terjadinya perbedaan nilai parameter

yang berbeda-beda, baik unit lintas sektoral maupun unit waktu.

Page 55: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Pendekatan yang paling sering dilakukan adalah dengan

mengizinkan intercept bervariasi antar unit cross-section namun

tetap mengasumsikan bahwa slope koefisien adalah konstan antar

unit cross-section. Pendekatan ini dimana slope coefficient instant

but intercept varies across individuals, dalam literatur dikenal

dengan sebutan model efek tetap (fixed effect model/FEM). Kita

dapat menuliskan pendekatan tersebut dalam persamaan sebagai

berikut:

Yit = αi + β1X1it + β2X2it + eit....................................... (3.6)

Perhatikan bahwa kini kita menambahkan subscript i pada intersep

yang menandakan bahwa intersep antar individu mungkin berbeda.

Istilah fixed effect datang dari kenyataan bahwa walaupun

intercept mungkin berbeda antar individu, namun intercept tersebut

tidak bervariasi sepanjang waktu; dengan kata lain time invariant.

Jika kita menulis intercept sebagai αit, berarti intercept tiap

individu adalah time variant. Disamping itu, model ini juga

mengasumsikan bahwa koefisien regresi (slope) tetap antar

individu dan antar waktu.

Untuk mengestimasi model Fixed Effect dapat dilakukan

dengan pemberat (cross section weight) atau General Least Square

(GLS) atau tanpa pemberat (no weighted) atau Least Square

Dummy Variabel (LSDV). Tujuan dilakukannya pemberatan

adalah untuk mengurangi heterogenitas antar unit cross section

(Gujarati, 2003). Kesulitan terbesar dalam pendekatan metode

Page 56: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

kuadrat terkecil biasa adalah adanya asumsi intersep dan slope dari

persamaan regresi yang dianggap konstan, baik antar daerah

maupun antar waktu yang mungkin tidak beralasan. Generalisasi

secara umum sering dilakukan dengan memasukkan variabel

boneka (dummy variabel) untuk memungkinkan terjadinya

perbedaan nilai parameter yang berbeda-beda baik lintas unit cross

section maupun antar waktu. Pendekatan dengan memasukkan

variabel boneka ini dikenal dengan sebutan model efek tetap (fixed

effect) atau Least Square Dummy Variabel atau disebut juga

Covariance Model.. Model Fixed Effect dengan teknik variabel

dummy dapat ditulis sebagai berikut:

Yit = α1 + α2D2i + α3D3i + α4D4i + β2X2it +β3X3it + uit........... (3.7)

Yang mana :

D2i = 1 untuk variabel 1

= 0 untuk variabel lainnya

model LSDV (persamaan 3.7) juga disebut sebagai model covarian.

c. Pendekatan Efek Acak (Random Effect)

Di dalam mengestimasi data panel dengan fixed effect

melalui teknik variabel dummy menunjukkan ketidakpastian model

yang kita gunakan. Untuk mengatasi masalah ini bisa

menggunakan variabel residual yang dikenal dengan model random

effect. Di dalam model ini akan memilih estimasi data panel

dimana residual mungkin saling berhubungan antar waktu dan antar

individu.

Page 57: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Di dalam menjelaskan random effect diasumsikan setiap

variabel mempunyai perbedaan intersep. Namun demikian, kita

mengasumsikan bahwa intersep adalah variabel random atau

stokastik. Model ini sangat berguna jika individual variabel yang

kita ambil sebagai sampel adalah dipilih secara random dan

merupakan wakil dari populasi. Untuk menjelaskan model random

effect dapat ditilis sebagai berikut:

Yit = β1i + β2X2it + β3X3it + µit ................................... (3.8)

Dengan asumsi bahwa variabel random dengan β1 (tidak ada

subscript i). Nilai intersep tiap individu adalah:

β1i = β1 + i ................................................................. (3.9)

yang mana i = 1,2,........N dan i adalah random error term dengan

nilia rata-rata nol dan varian

Dengan mensubtitusikan persamaan (3.9) ke dalam (3.8)

didapatkan :

Yit = β1i + β2X2it + β3X3it + i + µit

= β1 + β2X2it + β3X3it + ωit .......................... (3.10)

yang mana,

ωit = i + µit .............................................................. (3.11)

Error ωit terdiri dari dua komponen error yaitu i yang

merupakan error variasi unit dan µit adalah error dari kombinasi

runtun waktu dari lintas sektor. Asumsi ECM (Error Correction

Model) adalah:

Page 58: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

i ~ N (0, )

µit ~ N (0, ) .................................................. (3.12)

E( i, µit) = 0 E( i , j) = 0 ( i ≠ j )

E(µit µis) = E (µit µjt) = E(µit µjs) = 0 ( i ≠ j ; t ≠ s )

Error komponen tiap unit tidak berkorelasi satu sama lain

dan tidak berkorelasi baik secara runtun waktu maupun lintas

sektor.

Asumsi dalam persamaan (3.10) :

E(ωit) = 0 .................................................................. (3.13)

var(ωit) = ................................................. (3.14)

jika = 0 maka tidak ada perbedaan antara model (3.6) dan (3.7),

dalam kasus ini dapat observasi pool sederhana (cross-section dan

time-series) dan menggunakan regresi pooled, seperti pada (3.10).

Dalam (3.12) menunjukkan error term ωit homoskedastis.

Ini dapat dilihat bahwa ωit dan ωis berkorelasi, yaitu error term

memberikan unit cross-section pada waktu yang beda korelasi.

Korelasi koefisien, corr (ωit, ωis), sebagai berikut:

.......................................... (3.15)

Jika tidak memperhitungkan korelasi ini dan diestimasi dengan

OLS maka estimatornya akan tidak efisien. Metode yang biasanya

dipakai adalah GLS.

Page 59: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

3. Pemlilihan Metode Estimasi Data Panel

a. PLS (Pooled Least Square) atau FEM (Fixed Effect Model)

Uji restricted F digunakan untuk mengetahui teknik regresi

data panel dengan Fixed Effect lebih baik dari model regresi data

panel tanpa variabel dummy. Dimana restricted F-test dirumuskan

sebagai berikut:

.................................. (3.16)

Yang mana:

= unrestricted

= restricted

= jumlah “restricted”

= total jumlah koefisien regresi (termasuk konstanta)

= jumlah sampel

Jika ternyata hasil perhitungan uji F stat ≥ F (m, n-k) ini

berarti Ho ditolak, artinya intersep untuk semua unit cross section

tidak sama. Dalam hal ini, akan digunakan Fixed Effect model

untuk mengestimasi persamaan regresi.

b. PLS (Pooled Least Square) atau REM (Random Effect Model)

Untuk mengetahui apakan pendekatan Random Effect lebih

baik dari pendekatan Pooled Least Square digunakan uji Lagrange

Multiplier (LM). Uji signifikansi random effect ini

dikembangankan oleh Bruesch-Pagan. Metode Bruesch-Pagan

untuk uji signifikansi pendekatan random effect didasarkan pada

nilai residual dari pendekatan PLS, untuk

Page 60: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Ho : Common Effect Model

Ha : Random Effect Model

Adapun nilai statistik LM dihitung berdasarkan rumus

sebagai berikut Bruesch dan Pagan dalam Green (2000: 298-301):

Yang mana n = jumlah cross-section, T = jumlah time series, dan e

= residual pedekatan PLS.

Uji LM ini didasarkan pada distribusi chi-squares dengan

degree of freedom sebesar jumlah variabel independen. Jika nilai

LM lebih besar dari nilai kritis statistik chi-squares maka hipotesis

nul ditolak. Artnya, estimasi yang tepat untuk model regresi data

panel adalah dengan pendekatan random effect. Sebaliknya jika

nilai LM lebih kecil daripada nilai statistik chi-squares sebagai nilai

kritis maka hipotesis nul diterima. Maka digunakan pendekatan

PLS untuk regresi data panel.

c. FEM (Fixed Effect Model) atau REM (Random Effect Model)

Menurut Judge (1985) beberapa pertimbangan teknis

empiris yang dapat dijadikan panduan untuk memilih antara fixed

effect dan random effect yaitu:

1) Bila T (jumlah unit time series) besar sedang N (jumlah unit

cross-section) kecil, maka hasil FEM dan REM tidak jauh

Page 61: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

berbeda. Dalam hal ini pilihan umumnya akan didasarkan pada

kenyamanan penghitungan yaitu FEM.

2) Bila N besar dan T kecil, maka hasil estimasi kedua

pendekatan dapat berbeda secara signifikan. Jadi, apabila

diyakini bahwa unit cross-section yang dipilih dalam penelitian

diambil secara acak (random) maka REM harus digunakan.

Sebaliknya, apabila meyakini bahwa unit cross-section yang

dipilih dalam penelitian tidak diambil secara acak maka harus

menggunakan FEM.

3) Apabila cros-section error component (ɛi) berkorelasi dengan

variabel bebas X maka parameter yang diperoleh dengan REM

akan bias sementara parameter yang diperoleh FEM tidak bias.

4) Apabila N besar dan T kecil, dan apabila asumsi yang

mendasari REM dapat terpenuhi, maka REM lebih efisien

dibandingkan FEM

Keputusan penggunaan FEM atau REM dapat pula

ditentukan dengan menggunakan spesifikasi yang dikembangkan

oleh Hausman. Spesifikasi ini akan memberikan penilaian dengan

menggunakan chi-squares statistic sehingga keputusan pemilihan

model akan dapat ditentukan secara statistik. Pengujian ini

dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut:

Ho : Random Effect Model

Ha : Fixed Effect Model

Page 62: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Hausman Test statistiknya (Modul Lab. Ekonometrika,

2006 : 175):

...........................................................................pers (3.17)

Bandingkan hasil dari Hausman test ini dengan chi-square

statistics dengan df=k, dimana k adalah jumlah variabel

independen yang akan diestimasi. Jika hasil dari Hausman tes

signifikan, maka Ho ditolak, yang berarti FEM digunakan.

4. Pemilihan Model Data Panel

Dalam studi ini salah satu teknik yang akan dipakai adalah

teknik penaksiran fixed effect atau Least Square Dummy Variable

(LSDV) yang biasa digunakan untuk menganalisis panel data time

series dan cross section menggunakan asumsi slope koefisien konstan

tetapi intercept antar cross section bervariasi. Dalam situasi ini

penaksiran tidak dilakukan dengan teknik Ordinary Least Square

(OLS) biasa, sebab data yang digunakan adalah pooled data atau panel

data, dimana ada analisis yang membedakan antar unit individu dan

antar waktu yang harus diperhitungkan. Ada beberapa alasan mengapa

analisis yang dipakai adalah analisis panel data, yaitu (Gujarati, 1995:

524):

a. Dengan OLS biasa , apabila dilakukan terpisah, diasumsikan bahwa

parameter regresi tidak berubah antar waktu (temporal stability)

dan tidak berbeda antar unit-unit individunya (cross-sectional unit)

Page 63: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

b. Dengan OLS biasa, akan terjadi asumsi yang sangat sempit tentang

asumsi klasik; homoscedasticity dan autocorrelation (pasti

homoskedastis dan tidak berkorelasi pada variabel kesalahan).

Dalam melakukan teknik analisis data, Penulis

menggunakan teknik analisis data panel dengan metode Least-

Squarea Dummy Variable (LSDV). Metode ini merupakan metode

fixed effect dengan menggunakan variabel dummy, karena itu

sering disebut sebagai metode Least-Squarea Dummy Variable

(LSDV). Metode LSDV dipilih karena pada metode ini

menambahkan dummy variable sehingga menyebabkan adanya

perubahan dalam intercept. Dalam penelitian ini diyakini bahwa

unit cross-section yang dipilih tidak diambil secara acak. Terlebih

lagi, fixed effect memperhitungkan masalah omitted variable

mungkin membawa perubahan dalam intercept time series atau

cross section (Gujarati, 2003; 642).

Dalam penelitian ini diasumsikan bahwa slope koefisien

konstan tetapi intercept antar unit cross section bervariasi. Variasi

intercept menunjukkan keunikan atau ciri khusus pada setiap

individu yang membedakan dengan individu yang lain. Walaupun

terdapat variasi intercept, tetapi intercept setiap cross section

tersebut tidak bervariasi sepanjang waktu atau dengan kata lain

adalah time invariant (Gujarati, 2003:642). Selain itu, metode fixed

effect mengasumsikan bahwa koefisien dari regresor tidak

bervariasi baik antar waktu maupun antar individu.

Page 64: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

5. Uji Statistik

a. Uji t

Untuk mengetahui atau menguji bagaimanakah pengaruh

dari satu variabel independen terhadap variabel dependen

digunakan uji t test. Adapun prosedurnya adalah (Gujarati, 1999:

74):

1) Ho: (tidak signifikan)

Ha : (signifikan)

2) Nilai t tabel

derajat signifikansi

N = jumlah data yang diobservasi

K = jumlah parameter dalam model termasuk intersep

3) Daerah kritis

Gambar 3.1

Daerah Kritis Uji t

Daerah terima

Daerah tolak Daerah tolak

-T tabel ( /2, n-k) T tabel ( /2, n-k)

a) T hitung:

T hitung =

b) Kesimpulan

Ho diterima, Ha ditolak jika –tα / 2 : n-k < t hitung < t α/2: n-k.

Page 65: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Ho ditolak, Ha diterima jika t hitung < t α / 2 : n-k atau t hitung

> t α / 2 : n-k

b. Uji F

Merupakan pengujian variabel-variabel independen secara

keseluruhan dan serentak yang dilakukan untuk melihat apakah

variabel independen secara keseluruhan mempengaruhi variabel

dependen secara signifikan, prosedurnya sebagai berikut (Gujarati,

2003):

1) Ho : β1 = β2 = β3 = 0 (tidak ada pengaruh antara variabel bebas

terhadap variabel tidak bebas secara bersama-sama).

Ha : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ 0 (ada pengaruh antara variabel bebas

terhadap variabel tidak bebas secara bersama-sama).

2) Tingkat keyakinan (level of significance) α = 0,05

F tabel: F(α ; k-1, n-k)

3) Daerah kritis

Gambar 3.2.

Daerah Kritis Uji F

Ho diterima Ho ditolak

F(α; n-k ; k-1)

a) F hitung :

F hitung = ..............................................pers (3.18)

Page 66: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

dimana:

R2 = koefisien determinasi

N = banyaknya observasi

K = banyaknya variabel termasuk konstanta

b) Kesimpulan.

Ho diterima apabila F hitung ≤ F tabel, dapat dikatakan bahwa

variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh

terhadap variabel dependen

Ho ditolak apabila F hitung > F tabel, dapat dikatakan bahwa

variabel independen secara nyata berpengaruh terhadap

variabel dependen secara bersama-sama.

c. Uji R2

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur

seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel-

variabel terikat. Koefisien Determinasi menyatakan proporsi atau

prosentase total varian dependen yang dapat dijelaskan oleh

variabel independen. Nilai R2 mempunyai range antara 0 dan 1.

Apabila nilai R2 = 1 ini menunjukkan bahwa variasi dari variabel

independen mampu menjelaskan 100% variasi variabel dependen.

Sebaliknya jika R2 = 0 maka variasi dari variabel independen tidak

menjelaskan sedikitpun terhadap variasi dari variabel dependen.

Ketetapan pemilihanvariabel dikatakan lebih baik jika R2 semakin

mendekati 1. Sedangkan bila R2 mendekati nol maka pemilihan

variabel yang ingin digunakan semakin kurang tepat.

Page 67: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian

Provinsi Jawa Tengah adalah sebuah provinsi Indonesia yang terletak di

bagian tengah Pulau Jawa. Ibukota provinsi ini yaitu Semarang, merupakan pusat

perekonomian di Jawa Tengah. Salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan

di bidang ekonomi yang diperlukan untuk evaluasi dan perencanaan ekonomi

makro, biasanya dilihat dari pertumbuhan angka Produk Domestik Regional

Bruto ( PDRB ), baik atas dasar harga berlaku maupun berdasarkan atas dasar

harga konstan.

Pertanian merupakan sektor utama perekonomian Jawa Tengah, dimana

mata pencaharian di bidang ini digeluti hampir separuh dari angkatan kerja

terserap. Kawasan hutan meliputi 20% wilayah provinsi, terutama di bagian utara

dan selatan. Daerah Blora-Grobogan merupakan penghasil kayu jati. Jawa Tengah

juga terdapat sejumlah industri besar dan menengah. Daerah Semarang-Ungaran-

Demak-Kudus merupakan kawasan industri utama di Jawa Tengah. Kudus dikenal

sebagai pusat industri rokok. Cilacap terdapat industri semen. Blok Cepu di

pinggiran Kabupaten Blora (perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah) terdapat

cadangan minyak bumi yang cukup signifikan, dan kawasan ini sejak zaman

Hindia Belanda telah lama dikenal sebagai daerah tambang minyak.

Dari uraian di atas bisa diketahui bahwa wilayah Jawa Tengah merupakan

wilayah yang penting di Indonesia. Selain sebagai kawasan pertumbuhan,

kawasan Propinsi Jawa Tengah juga merupakan wilayah dengan kepadatan

Page 68: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

penduduk yang besar. Pertumbuhan penduduk yang tinggi dapat didukung dengan

adanya lapangan pekerjaan yang memadai dari sektor pertanian, industri,

perdagangan dan jasa. Bagian berikut akan dideskripsikan daerah penelitian

kawasan Propinsi Jawa Tengah.

1. Aspek Geografis

Provinsi Jawa Tengah adalah sebuah provinsi Indonesia yang terletak

di bagian tengah Pulau Jawa. Propinsi Jawa Tengah berbatasan dengan Provinsi

Jawa Barat di sebelah barat, Samudra Hindia dan Daerah Istimewa Yogyakarta

di sebelah selatan, Jawa Timur di sebelah timur, dan Laut Jawa di sebelah utara.

Luas wilayahnya 32.548 km², atau sekitar 25,04% dari luas pulau Jawa. Provinsi

Jawa Tengah juga meliputi Pulau Nusakambangan di sebelah selatan (dekat

dengan perbatasan Jawa Barat), serta Kepulauan Karimun Jawa di Laut Jawa.

Provinsi Jawa Tengah terdiri dari 29 Kabupaten dan 6 Kota dengan

565 Kecamatan serta 8.568 desa/kelurahan. Daerah yang terluas adalah

Kabupaten Cilacap dengan luas 2.13.851 Ha atau sekitar 6,57 % dari luas total

Provinsi Jawa Tengah, sedangkan Kota Magelang merupakan daerah yang

memiliki wilayah paling kecil yaitu seluas 1.812 Ha.

Jumlah penduduk Provinsi Jawa Tengah adalah 32.380.687 jiwa

terdiri atas 16.081.140 laki-laki dan 16.299.547 perempuan. Kabupaten/kota

dengan jumlah penduduk terbesar adalah Kabupaten Brebes (1,732 juta jiwa),

Kabupaten Cilacap (1,644 juta jiwa), dan Kabupaten Banyumas (1,553 juta

jiwa).

Page 69: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Sebaran penduduk umumnya terkonsentrasi di pusat-pusat kota, baik

kabupaten ataupun kota. Kawasan permukiman yang cukup padat berada di

daerah Semarang Raya (termasuk Ungaran dan sebagian wilayah Kabupaten

Demak dan Kendal), Solo Raya (termasuk sebagian wilayah Kabupaten

Karanganyar, Sukoharjo, dan Boyolali), serta Tegal-Brebes-Slawi.

Pertumbuhan penduduk Provinsi Jawa Tengah sebesar 0,67% per

tahun. Pertumbuhan penduduk tertinggi berada di Kabupaten Demak (1,5% per

tahun), sedang yang terendah adalah Kota Pekalongan (0,09% per tahun).

Dari jumlah penduduk ini, 47% di antaranya merupakan angkatan

kerja. Mata pencaharian paling banyak adalah di sektor pertanian (42,34%),

diikuti dengan perdagangan (20,91%), industri (15,71%), dan jasa (10,98%).

2. Aspek Kependudukan

Kesejahteraan penduduk merupakan sasaran utama dari

pembangunan, dalam rangka membentuk manusia Indonesia yang maju.

Berdasarkan data SUSENAS tahun 2010, jumlah penduduk terbesar di propinsi

Jawa Tengah adalah pada kabupaten Brebes sebesar 1.733.869 jiwa. Sedangkan

jumlah penduduk paling sedikit terdapat di kota Magelang yaitu sebesar 118.227

jiwa. Tabel 4.1 menunjukkan jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan

kelompok umur.

Page 70: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Page 71: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Page 72: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Secara umum, proporsi penduduk berjenis kelamin perempuan lebih

besar daripada penduduk berjenis kelamin laki-laki. Dalam tabel 4.1

menunjukkan bahwa sebagian besar kabupaten/kota di propinsi Jawa Tengah

memiliki proporsi penduduk perempuan lebih dari 50%. Proporsi penduduk

perempuan yang lebih besar dibandingkan penduduk laki-laki menunjukkan

bahwa peran perempuang cukup tinggi untuk menunjang dalam peningkatan

kesejahteraan keluarga.

Dalam tabel 4.1 tersebut dapat dilihat bahwa penduduk dalam usia

produktif atau dalam angkatan kerja memiliki proporsi yang dominan.

Penduduk usia produktif ialah penduduk yang berumur 15-64 tahun. Kota

Surakarta dan kota Semarang memiliki proporsi penduduk usia produktif

terbesar, yakni 72% dari penduduk yang berada dalam usia produktif.

Sedangkan kabupaten Kebumen memiliki proporsi penduduk usia produktif

yang terkecil yakni sebesar 63%. Semakin besar proporsi penduduk usia

produktif semakin besar potensi penambahan jumlah simpanan masyarakat di

perbankan.

3. Aspek Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu sarana dalam meningkatkan sumber

daya manusia. Peningkatan sumber daya manusia sekarang ini memfokuskan

pada pemberian kesempatan kepada penduduk untuk menikmati pendidikan,

terutama penduduk dalam usia sekolah (7-24 tahun). Fasilitas pendidikan yang

memadai seperti ketersediaan sarana dan prasarana akan sangat membantu

meningkatkan pendidikan.

Page 73: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Page 74: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Dari Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa kota Semarang memiliki jumlah

penduduk dengan tingkat pendidikan SLTA ke atas yang terbanyak yaitu

sebesar 408.786 jiwa. Sedangkan kota Magelang merupakan daerah dengan

jumlah penduduk yang tingkat pendidikannya SLTA ke atas terendah.

Apakah jumlah tersebut mewakili proporsi sebenarnya dapat dilihat dari tabel

berikut.

Dalam Tabel 4.2 tersebut juga menunjukkan bahwa meskipun kota

Semarang memiliki jumlah penduduk berpendidikan SLTA ke atas terbanyak,

tetapi dari segi proporsi hanya sebesar 56% dari total penduduk. Proporsi

terbesar ditunjukkan kota Magelang dan kota Surakarta yakni masing-masing

sebesar 58% penduduknya berpendidikan SLTA ke atas. Sedangkan

kabupaten Brebes memiliki proporsi penduduk berpendidikan lebih rendah

terbesar. Sebanyak 72% penduduknya hanya berpendidikan SD ke bawah,

hanya 12% berpendidikan SLTA ke atas.

4. Aspek Perekonomian

a. Mata Pencaharian Penduduk

Berdasarkan data SUSENAS, jumlah angkatan kerja terbesar adalah

pada kabupaten Brebes yakni sebesar 1.137.982 jiwa (lihat Tabel 4.1). dari

jumlah tersebut, sebanyak 812.098 jiwa atau 71% tercatat bekerja di berbagai

lapangan pekerjaan utama. Sedangkan kota Surakarta dan Kota Semarang

memiliki proporsi angkatan kerja terbesar yakni 72% dari total jumlah

penduduknya (lihat Tabel 4.1), pada kota Surakarta sebanyak 235.998 jiwa

dan 727.687 jiwa pada kota Semarang yang tercatat bekerja. Jumlah tersebut

Page 75: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

berarti sekitar 65% penduduk yang bekerja dari total angkatan kerja yang ada

di kota Surakarta dan kota Semarang. Kota Salatiga memiliki presentase

terkecil dibandingkan dengan kabupaten lainnya. Presentase terbesar

ditunjukkan kabupaten Boyolali dimana 84% dari angkatan kerja yang ada

tercatat bekerja di lapangan pekerjaan utama. Proporsi yang bekerja dari usia

produktifnya yakni sebanyak 506.987 jiwa.

Berdasarkan jumlah, sektor yang paling besar menyerap tenaga kerja

di wilayah propinsi Jawa Tengah adalah sektor pertanian, yakni sebanyak

5,62 juta pekerja. Urutan kedua adalah pada sektor perdagangan yang

menyerap tenaga kerja sebanyak 3,39 juta pekerja. Urutan ketiga ada pada

sektor industri yang menyerap tenaga kerja sebanyak 2,81 juta pekerja. Sektor

jasa menempati urutan keempat terbesar yang menyerap tenaga kerja yaitu

sebanyak 2 juta pekerja. Sektor yang paling sedikit menyerap tenaga kerja di

wilayah propinsi Jawa Tengah ialah sektor listrik, gas, dan air bersih

sebanyak 137 ribu pekerja. Tabel 4.3 menunjukkan persebaran penduduk dan

presentase tenaga kerja yang tersebar pada lapangan pekerjaan utama di

propinsi Jawa Tengah.

Penduduk Kota Semarang sebagian besar terserap pada sektor

perdagangan (33,8%), jasa (24,8%), dan industri pengolahan (21,6%).

Berbeda struktur ekonominya, penduduk kabupaten Blora sebagian besar

terserap pada sektor pertanian yakni sebesar 58,2%.

Page 76: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Page 77: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Page 78: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Daerah yang menyerap tenaga kerja di sektor industri terbesar adalah

kabupaten Jepara yaitu sebesar 46,9% dimana terdapat usaha pengolahan kayu

dan ukiran dalam jumlah besar pada kabupaten tersebut. Selanjutnya daerah yang

menyerap tenaga kerja pada sektor pertanian terbesar adalah kabupaten Blora

sebesar 58,2%. Sedangkan daerah yang menyerap tenaga kerja pada sektor

perdagangan terbesar adalah kota Surakarta dan jasa terbesar adalah kota

Magelang.

B. Deskripsi Variabel Penelitian

1. Simpanan Masyarakat di Perbankan

Besarnya jumlah dan proporsi simpanan dari masing-masing

Kabupaten/Kota di propinsi Jawa Tengah dapat menentukan perilaku

simpanan masyarakat di perbankan. Hal ini disebabkan terdapat perbedaan

struktur ekonomi dan kondisi sosial masyarakat di tiap-tiap kabupaten/kota

tersebut. Oleh karena itu, perlu dianalisis perkembangan simpanan

masyarakat yang terjadi.

Dari Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa dari tahun ke tahun terjadi

peningkatan jumlah simpanan di propinsi Jawa Tengah. Peningkatan yang

paling besar terjadi pada kabupaten Semarang pada tahun 2010 yaitu

sebesar Rp 2.482,9 triliun. Penurunan terendah yang terjadi adalah pada

kabupaten Tegal yaitu sebesar Rp 174,2 miliar.

Page 79: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Kemudian pada Tabel 4.5 menunjukkan bahwa simpanan di kota

Semarang merupakan proporsi yang terbesar dari keseluruhan simpanan

masyarakat di perbankan wilayah propinsi Jawa Tengah sepanjang periode

penelitian. Rata-rata proporsi simpanan di kota Semarang adalah sebesar

32,6 persen.

Kota Surakarta merupakan daerah dengan proporsi simpanan

terbesar kedua setelah kota Semarang. Sedangkan proporsi simpanan

terkecil terdapat pada kabupaten Batang yang tercermin dari proporsi

simpanan tahun 2010, yakni sebesar 0,71 persen.

Page 80: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Page 81: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Page 82: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Page 83: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Page 84: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Page 85: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

2. Pendapatan Per Kapita

Pendapatan per kapita merupakan determinan kunci berbagai

penelitian mengenai simpanan. Berikut disajikan tabel proporsi

perkembangan PDRB per kapita riil atau harga konstan tahun 2000

menurut kabupaten/kota di wilayah propinsi Jawa Tengah.

Dari Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa jumlah pendapatan per kapita

cenderung semakin meningkat tiap tahunnya. Namun jika dilihat

pertumbuhannya, hasilnya akan cenderung fluktuatif. Diketahui bahwa

dalam dua tahun terakhir bahkan ada daerah dengan pertumbuhan

pendaptan per kapita yang cenderung menurun dari tahun sebelumnya.

Pertumbuhan pendaptan per kapita Kabupaten Magelang tahun 2010

merupakan yang paling besar yaitu sebesar 23 %. Sedangkan pertumbuhan

pendapatan per kapita kabupaten Batang adalah yang terkecil pada tahun

tersebut, yaitu sebesar 1,9 %.

Page 86: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Page 87: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Page 88: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Page 89: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

3. Tingkat Suku Bunga

Pada masa krisis moneter tahun 1998, tingkat suku bunga simpanan

nominal cenderung sangat tinggi dan tidak stabil mengikuti kondisi

perekonomian yang tidak menentu. Namun, tingkat suku bunga nominal

tabungan mulai tahun 2002 cenderung terlihat stabil. Hal ini mungkin

disebabkan mulai berakhirnya periode krisis moneter tahun 1998, dimana

kondisi politik dan keamanan cenderung semakin stabil dan dapat

dikendalikan. Suku bunga yang semakin menurun diharapkan dapat

mendorong produktivitas sektor riil seiring dengan semakin rendah pula

suku bunga pinjaman. Dalam penelitian ini menggunakan suku bunga

nominal nasional sehingga untuk setiap kabupaten/kota besarnya suku

bunga sama. Berikut akan disajikan Tabel mengenai perkembangan suku

bunga pinjaman selama periode penelitian.

Tabel 4.7 Tingkat Suku Bunga Tabungan Bank Persero Tahun 2002-2010 (dalam persen)

Sumber: SEKD Bank Indonesia Berbagai Edisi

Tahun Suku Bunga

2002 9.42

2003 5.73

2004 4.83

2005 4.37 2006 4.52 2007 3.31 2008 2.96 2009 2.75 2010 2.65

Page 90: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Dalam Tabel 4.7 terlihat bahwa tingkat suku bunga cenderung masih

tinggi pada tahun 2002 yakni sebesar 9,42 persen, yang merupakan tingkat

suku bunga tertinggi selama periode penelitian. Sesudah tahun 2002, tingkat

suku bunga cenderung mengalami penurunan hingga tahun terakhir periode

penelitian. Dalam tiga tahun terakhir, tingkat suku bunga nominal berada

pada kisaran 2 persen. Suku bunga tahun 2010 merupakan tingkat suku bunga

terendah, yaitu sebesar 2,65 persen.

4. Tingkat Inflasi

Tingkat inflasi merupakan faktor potensial lainnya yang dapat

mempengaruhi simpanan masyarakat di perbankan propinsi Jawa Tengah.

Tingkat inflasi dalam hal ini digunakan untuk menjelaskan ketidakpastian

kondisi perekonomian. Inflasi mempengaruhi simpanan melalui

ketidakpastian dan tingkat suku bunga.

Dalam Tabel 4.8 dapat dilihat fluktuasi dari tingkat inflasi di wilayah

propinsi Jawa Tengah. Kabupaten Cilacap mengalami peningkatan inflasi

yang cukup besar pada tahun 2005, yaitu sebesar 43,83 persen, dimana di

tahun sebelumnya sempat mengalami deflasi sebesar 2,67 persen. Hal serupa

dialami kabupaten Pemalang dan Kabupaten Brebes pada tahun 2005 dimana

tingkat inflasi mencapai 23,65 persen dan 24,21 persen. Fenomena ini terjadi

akibat dari kenaikan harga BBM pada tahun tersebut. Dampak kenaikan harga

BBM terhadap inflasi baru dialami kabupaten Purbalingga dan Wonogiri

pada tahun 2006. Tingkat inflasi kabupaten Purbalingga sebesar 17,26 persen,

dan kabupaten Wonogiri sebesar 17,62 persen.

Page 91: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Page 92: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Page 93: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

C. Analisis Data dan Pembahasan

1. Hasil Estimasi Data Panel

a. Pendekatan OLS

Tabel 4.9 menunjukkan hasil estimasi data panel dengan

menggunakan pendekatan pooled OLS. Dari estimasi data panel

tersebut, diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 0.464884. Hal

ini berarti model mampu menjelaskan variasi simpanan sebesar

46,48%.

Tabel 4.9. Hasil Estimasi Data Panel Periode 2002-2010 Pendekatan OLS (Common)

Sumber : Data Hasil Pengolahan

Eviews 6

Dari

hasil

estimasi

diketahui bahwa variabel pendapatan per kapita memiliki efek

signifikan yang positif terhadap variabel simpanan. Hal ini sesuai

dengan hipotesisi penelitian dan juga penelitian sebelumnya.

Sedangkan variabel suku bunga dan tingkat inflasi memiliki efek

negatif namun signifikan terhadap simpanan.

Variabel Common Effect PP 1.107924

(0.0000) SBN -311886.1

(0.0001) INF -97950.72

(0.0038) R2 0.464884

Page 94: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

b. Pendekatan Fixed Effect

Hasil estimasi dengan pendekatan Fixed Effect pada Tabel

4.10 menunjukkan bahwa variabel PP dan variabel SBN secara

statistik signifikan pada α=5% dengan koefisiennya sebesar 2.742221

untuk PP dan 203084.8 untuk SBN.

Hal ini berarti pendapatan per kapita dan tingkat suku bunga

memiliki efek positif dan signifikan terhadap simpanan dimana sesuia

dengan hipotesis penelitian. Berbeda dengan variabel PP dan SBN,

variabel INF tidak signifikan secara statistik. Berdasarkan

koefisiennya, variabel INF memiliki efek positif terhadap variabel

SIMP.

Tabel 4.10. Hasil Estimasi Data Panel Periode 2002-2010 Pendekatan Fixed Effect

Fixed Effect Konstanta -11360067

(0.0000) PP 2.726.960

(0.0000) SBN 203084.8

(0.0002) INF 9.069.076

(0.6493) Cilacap -6324110. Banyumas 5729723. Purbalingga 4209736. Banjarnegara 3374066. Kebumen 5565627. Purworejo 1705562. Wonosobo 4995349. Magelang -7690148. Boyolali 349942.1 Klaten 1249471. Sukoharjo -2683426. Wonogiri 3951230.

...bersambung ke halaman 84

Page 95: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

...lanjutan Tabel 4.10

Fixed Effect Karanganyar -3774015. Sragen 3178212. Grobogan 5409436. Blora 5432972. Rembang 1747038. Pati 2892973. Kudus -25253797 Jepara 2027629. Demak 3965016. Semarang -313215.2 Temanggung 3228496. Kendal -2461461. Batang 2619250. Pekalongan -5448790. Pemalang 5113150. Tegal 232217.9 Brebes 3999632. Magelang -7690148. Surakarta -2872703. Salatiga -935124.9 Seemarang -313215.2 Pekalongan -5448790. Tegal 232217.9 F 1.115.581 R2 0.937112

Sumber : data hasil pengolahan Eviews 6

Walaupun demikian, hasil estimasi dengan pendekatan ini

memiliki nilai koefisien determinasi sebesar 0.937112. Hal ini berarti

model mampu menjelaskan variasi simpanan sebesar 93,71%.

Koefisien determinasi yang diperoleh dengan pendekatan Fixed Effect

cenderung lebih besar daripada pendekatan OLS.

Page 96: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Nilai intersep untuk masing-masing Kabupaten/Kota ialah:

Cilacap sebesar -6324110., Banyumas sebesar 5729723, Purbalingga

sebesar 4209736, Banjarnegara sebesar 3374066., Kebumen sebesar

5565627, Purworejo sebesar 1705562, Wonosobo sebesar 4995349,

Magelang sebesar -7690148, Boyolali sebesar 349942.1, Klaten

sebesar 1249471, Sukoharjo sebesar -2683426, Wonogiri sebesar

3951230, Karanganyar sebesar -3774015, Sragen sebesar 3178212,

Grobogan sebesar 5409436, Blora sebesar 5432972, Rembang sebesar

1747038, Pati sebesar 2892973, Kudus sebesar -25253797, Jepara

sebesar 2027629, Demak sebesar 3965016, Semarang sebesar -

313215.2, Temanggung sebesar 3228496, Kendal sebesar -2461461,

Batang sebesar 2619250, Pekalongan sebesar -5448790, Pemalang

sebesar 5113150, Tegal sebesar 232217.9, Brebes sebesar 3999632,

Kota Magelang sebesar -7690148, Kota Surakarta sebesar -2872703,

Kota Salatiga sebesar -935124.9, Kota Semarang sebesar -313215.2,

Kota Pekalongan sebesar -5448790, Kota Tegal sebesar 232217.9.

Dengan demikian, pendekatan Fixed Effect menjelaskan adanya

perbedaan perilaku simpanan pada 35 Kabupaten/Kota tersebut.

c. Pendekatan Random Effect

Hasil estimasi pendekatan Random Effect ditampilakan dalam

Tabel 4.11. Nilai koefisien untuk variabel PP adalah sebesar

2.036205, variabel SBN sebesar 68755.77, dan variabel INF sebesar

13990.81. Variabel PP secara statistik memiliki efek positif yang

Page 97: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

signifikan terhadap simpanan. Sedangkan variabel SBN dan INF

secara statistik tidak signifikan.

Sedangkan nilai koefisien dterminasi adalah sebesar 0.454705.

Hal ini berarti model mampu menjelaskan variasi simpanan sebesar

45,47%. Koefisien determinasi yang diperoleh dengan pendekatan

Random Effect cenderung lebih kecil daripada pendekatan OLS dan

pendekatan Fixed Effect.

Tabel 4.11. Hasil Estimasi Data Panel Periode 2002-2010 Pendekatan Random Effect

Random Effect Konstanta -7484733

(0.0000) PP 2.036.205

(0.0000) SBN 68755.77

(0.1585) INF 13990.81

(0.4811) Cilacap -4841374. Banyumas 4127958. Purbalingga 2582421. Banjarnegara 1967046. Kebumen 3655998. Purworejo 820268.6 Wonosobo 3144603. Magelang -5769762. Boyolali -209903.6 Klaten 556743.7 Sukoharjo -2374073. Wonogiri 2422590. Karanganyar -3156824. Sragen 1857310. Grobogan 3486919. Blora 3556819. Rembang 721217.3

...bersambung ke halaman 87

Page 98: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

...lanjutan Tabel 4.11

Random Effect Pati 1850587. Kudus -18265033 Jepara 1062274. Demak 2373899. Semarang 4607394. Temanggung 1945962. Kendal -2240221. Batang 1369214. Pekalongan -4140088. Pemalang 3252575. Tegal 17966.69 Brebes 2433067. Magelang -5769762. Surakarta -486136.0 Salatiga -1044930. Seemarang 4607394. Pekalongan -4140088. Tegal 17966.69 R2 0.454705

Sumber : data hasil pengolahan Eviews 6

Nilai intersep (C) -7484733 merupakan nilai rata-rata dari

random error component. Sedangkan nilai random effect

menunjukkan seberapa besar perbedaan random effect component

sebuah daerah terhadap nilai intersep (c). Jika semua nilai random

effect dijumlahkan, maka akan menghasilkan angka nol. Nilai random

effect untuk masing-masing Kabupaten/Kota ialah: Cilacap sebesar -

4841374, Banyumas sebesar 4127958, Purbalingga sebesar 2582421,

Banjarnegara sebesar 1967046, Kebumen sebesar 3655998, Purworejo

sebesar 820268.6, Wonosobo sebesar 3144603, Magelang sebesar -

5769762, Boyolali sebesar -209903.6, Klaten sebesar 556743.7,

Page 99: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

Sukoharjo sebesar -2374073, Wonogiri sebesar 2422590, Karanganyar

sebesar -3156824, Sragen sebesar 1857310, Grobogan sebesar

3486919, Blora sebesar 3556819, Rembang sebesar 721217.3, Pati

sebesar 1850587, Kudus sebesar -18265033, Jepara sebesar 1062274,

Demak sebesar 2373899, Semarang sebesar 4607394, Temanggung

sebesar 1945962, Kendal sebesar -2240221, Batang sebesar 1369214,

Pekalongan sebesar -4140088, Pemalang sebesar 3252575, Tegal

sebesar 17966.69, Brebes sebesar 2433067, Kota Magelang sebesar -

5769762, Kota Surakarta sebesar -486136.0, Kota Salatiga sebesar -

1044930, Kota Semarang sebesar 4607394, Kota Pekalongan sebesar -

4140088, Kota Tegal sebesar 17966.69. Perbedaan nilai intersep ini

mencerminkan heterogenitas, artinya bahwa terdapat faktor yang

berbeda-beda dalam memepengaruhi simpanan pada tiap

kabupaten/kota wilayah propinsi Jawa Tengah.

2. Hasil Pemilihan Model

a. Uji Restricted-F

Untuk mengetahui metode mana yang tepat digunakan antara

fixed effect atau Pooled Least Square maka dilakukan pengujian

dengan menggunakan uji Restricted-F, dimana hipotesisnya :

Ho = Pendekatan OLS (Restricted)

H1 = Pendekatan fixed effect (Unrestricterd)

Restricted-F dirumuskan sebagai berikut:

Page 100: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

dimana :

= koefisien determinasi unrestricted

= koefisien determinasi restricted

= jumlah “restricted”

k = total jumlah koefisien regresi (termasuk konstanta)

n = jumlah sampel observasi

Sehingga:

Dari perhitungan diatas diketahui bahwa nilai Fhitung adalah

sebesar 38,5703. Sedangkan nilai Ftabel dengan df for numerator = 4,

df for denumerator = 311, dan tingkat kepercayaan 5% adalah sebesar

2,37. Terlihat bahwa nilai Fhitung jauh lebih besar di atas nilai Ftabel,

maka dengan demikian menolak hipotesis nul. Asumsi bahwa

koefisien intersep dan slope adalah sama tidak berlaku sebagaimana

pada persamaan OLS. Model panel data yang tepat untuk

menganalisis determinan simpanan 35 kabupaten/kota di propinsi

Jawa Tengah adalah dengan pendekatan fixed effect daripada OLS.

Page 101: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

b. Uji Lagrange Multiplier (LM)

Untuk menentukan metode mana yang tepat digunakan antara

random effect atau pooled least square maka digunakan pengujian

dengan menggunakan uji LM, hipotesisnya:

Ho = Pendekatan OLS

Ha = Pendekatan random effect

nilai LM dirumuskan sebagai berikut :

Sehingga

LM = 782,4383666

Berdasarkan residual PLS didapatkan nilai LM sebesar

782,438, yang mana jauh lebih besar dari nilai kritis chi-squared 95%

dengan degree of freedom 3 yakni sebesar 7,81. Hasil pengujian ini

berati menolak hipotesis nul sehingga pendekatan random effect lebih

tepat digunakan untuk analisis data panel dalam penelitian ini.

b. Uji Hausman

Dalam penelitian ini mengasumsikan intersep bervariasi antar

individu dan slope konstan maka pendekatan OLS tidak dapat

digunakan karena asumsi OLS adalah intersep dan slope adalah sama

untuk semua individu. Sehingga perlu dilakukan uji Hausman sebagai

berikut:

Page 102: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

m = q’Var(q)-1 q

Hipotesis yang digunakan adalah:

Ho : Pendekatan Random Effect

Ha : Pendekatan Fixed Effect

Apabila Ho diterima artinya pendekatan random effect lebih

baik digunakan daripada pendekatan fixed effect dan sebaliknya.

X2tabel > X2hit → artinya Ho diterima

X2tabel < X2hit → artinya Ha diterima

Berdasarkan perhitungan, hasil uji Hausman adalah 0.000000

(lihat lampiran), hasil ini adalah tidak valid. Menurut Judge dalam

Gujarati (2003:650), apabila jumlah N (jumlah unit cross-section)

besar dan T (jumlah pengamatan waktu) kecil memungkinkan

digunakannya pendekatan fixed effect dalam model regresi ini.

Didukung juga dengan pengambilan sampel unit cross-section

diyakini tidak diambil secara acak maka metode fixed effect cocok

digunakan (Dini, 2007:105) .

3. Hasil Regresi Data Panel dengan Pendekatan Fixed Effect

a. Uji t

Uji parsial dengan menggunakan uji t, dengan tingkat

signifikansi 5% dan df 315 didapat nilai ttabel = ± 1,960. Uji ini

bertujuan untuk mendapatkan signifikansi hubungan setiap variabel

independen terhadap variabel dependen. Pengujian secara sendiri-

sendiri terhadap koefisien regresi masing-masing variabel bebas

Page 103: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

dengan mengunakan level of significant 5% diperoleh hasil sebagai

berikut:

Tabel 4.12. Hasil Uji t dengan pendekatan Fixed Effect

Variabel t-statistik t-tabel Keterangan PP 14.54956 1,960 Signifikan

SBN 3.745968 1,960 Signifikan INF 0.455171 1,960 Tidak Signifikan

Sumber : data hasil pengolahan Eviews 6

1) Pendapatan per kapita memiliki nilai t-hitung 14.54956>1,960 dengan

probabilitas sebesar 0.0000<0,05. Maka variabel pendapatan per

kapita signifikan pada taraf signifikansi 5%. Hal ini berarti menolak

Ho dan menerima Ha, berarti variabel pendapatan per kapita

berpengaruh secara nyata terhadap simpanan masyarakat di perbankan

wilayah propinsi Jawa Tengah.

2) Tingkat suku bunga nominal memiliki nilai t-hitung 3.745968>1,960

dengan probabilitas 0.0002<0,05. Maka variabel tingkat suku bunga

nominal signifikan pada taraf signifikansi 5%. Hal ini berarti menolak

Ho dan menerima Ha yang berarti bahwa suku bunga nominal

berpengaruh secara nyata terhadap simpanan masyarakat di perbankan

wilayah propinsi Jawa Tengah.

3) Tingkat inflasi memiliki nilai t-hitung 0.455171<1,960 dengan

probabilitas 0.6493>0,05. Maka variabel tingkat inflasi tidak

signifikan pada taraf signifikansi 5%. Hal ini bearti menolak Ha dan

menerima Ho yang berarti bahwa tingkat inflasi tidak berpengaruh

secara nyata terhadap simpanan masyarakat di perbankan wilayah

propinsi Jawa Tengah.

Page 104: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

b. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui berapa

persen perubahan variasi variabel dependen dapat dijelaskan oleh

variasi variabel independen, nilai R2 berada diantara 0 (nol) dan 1

(satu) semakin mendekati 1 berarti model penelitian semakin baik.

Dari hasil penelitian ini diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar

0.937112 atau 93,71%. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh

variabel-variabel pendapatan per kapita, tingkat suku bunga, dan

tingkat inflasi terhadap simpanan masyarakat di perbankan sebesar

93,71%, dan sisannya 6,29% dipengaruhi variabel-variabel lain yang

tidak dimasukkan ke dalam persamaan regresi.

4. Pembahasan Hasil Penelitian

Pada bagian ini akan dilihat konsistensi antara hasil penelitian

sebagai hasil temuan empirik dengan hipotesis yang telah diajukan.

Dari Tabel 4.13 dapat dilihat bahwa ada dua variabel yang konsisten

antara hipotesis dan hasil temuan empirik dengan pendekatan fixed

effect. Variabel tersebut adalah pendapatan per kapita dan tingkat suku

bunga yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap simpanan

masyarakat di perbankan wilayah propinsi Jawa Tengah.

Page 105: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

Tabel 4.13 Perbandingan Antara Hipotesis dan Temuan Empirik

Pengaruh Variabel Hipotesis Temuan Empirik

Makna statistik Pengaruh

Makna statistik Pengaruh

Pendapatan per kapita thd simpanan masyarakat di

perbankan Signifikan Positif Signifikan Positif

Tingkat suku bunga nominal thd simpanan masyarakat di

perbankan Signifikan Positif Signifikan Positif

Tingkat inflasi thd simpanan masyarakat di perbankan

Signifikan Positif Tidak

Signifikan Positif

Sumber : Hasil Pengolahan Data

Variabel tingkat inflasi yang diharapkan berpengaruh positif

dan signifikan terhadap simpanan ternyata menunjukkan hasil yang

positif namun tidak signifikan terhadap simpanan. Perbedaan antara

hipotesis dan temuan empirik ini diduga disebabkan oleh faktor diluar

faktor ekonomi, yaitu faktor sosial politik seperti pergeserah sistem

politik.

Efek individu yang dihasilkan oleh pendekatan fixed effect

merupakan gambaran dari heterogenitas masing-masing

kabupaten/kota di wilayah propinsi Jawa Tengah. Heterogenitas yang

dihasilkan merupakan bukti adanya faktor atau variabel lain yang

berpengaruh selain pendapatan per kapita, tingkat suku bunga, dan

inflasi antara satu daerah dengan daerah lain. Dapat dikatakan suatu

daerah memiliki keunggulan dalam variabel lain di luar variabel

independen dalam model.

Page 106: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

Tabel 4.14. Nilai Fixed Effect Tiap Kabupaten/Kota Wilayah Propinsi Jawa Tengah

Kabupaten/Kota Nilai Fixed Effect Cilacap -6324110. Banyumas 5729723. Purbalingga 4209736. Banjarnegara 3374066. Kebumen 5565627. Purworejo 1705562. Wonosobo 4995349. Magelang -7690148. Boyolali 349942.1 Klaten 1249471. Sukoharjo -2683426. Wonogiri 3951230. Karanganyar -3774015. Sragen 3178212. Grobogan 5409436. Blora 5432972. Rembang 1747038. Pati 2892973. Kudus -25253797 Jepara 2027629. Demak 3965016. Semarang -313215.2 Temanggung 3228496. Kendal -2461461. Batang 2619250. Pekalongan -5448790. Pemalang 5113150. Tegal 232217.9 Brebes 3999632. Magelang -7690148. Surakarta -2872703. Salatiga -935124.9 Semarang -313215.2 Pekalongan -5448790. Tegal 232217.9

Sumber: hasil estimasi Fixed Effect dengan Eviews 6

Page 107: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

Sesuai dengan konsep data panel Model fixed effect bahwa

intersep akan berbeda beda untuk setiap kabupaten, koefisien

determinan tidak berubah. Adapun perbedaan intersep untuk masing-

masing perusahaan merupakan hasil penjumlah antara koefisien

intersep pada model sebesar -11360067 dengan koefisien pengaruh

fixed effect yang diperlihatkan pada Tabel 4.14 setelah persamaan

regressi. Misalkan, intersep untuk kabupaten Cialcap sebesar -

11360067 – 6324110 = -17684177 dan intersep untuk kabupaten

Banyumas -11360067 + 5729723 = -17089790; dan intersept untuk

kabupaten Tegal -11360067 + 232217.9 = -11127849,1. Pada Tabel

4.14 terlihat intersep sebagai pengaruh fixed effect bervariasi dari

negatif dan positif dimana nilai bervariasi dari -25253797 sampai

dengan 5729723. Sehingga intersep kabupaten sampel untuk model

simpanan masyarakat bervariasi dari -36613864 sampai dengan -

5630344. Artinya, simpanan masyarakat di perbankan wilayah

propinsi Jawa Tengah bervariasi dari 36,61% dari pendapatan sampai

dengan 56,30% dari pendapatan per kapita.

Page 108: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian empirik dalam penelitian ini, maka

disajikan kesimpulan sebagai berikut:

1. Pendapatan per Kapita berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Simpanan masyarakat di perbankan. Hal ini berarti semakin tinggi

pendapatan per kapita maka simpanan masyarakat di perbankan semakin

meningkat. Hasil ini mendukung tiga penelitian sebelumnya yang

menyatakan bahwa pendapatan merupakan determinan penting pada

simpanan masyarakat di perbankan negara berkembang. Nilai koefisien

variabel PP sebesar 2,742, berarti bahwa peningkatan PP sebesar Rp.1 akan

menambah simpanan masyarakat sebesar Rp 2,7 juta dengan asumsi variabel

lain konstan. Indonesia dan wilayah propinsi Jawa Tengah merupakan daerah

yang sedang berkembang memiliki banyak kebijakan pembangunan yang

dapat mempengaruhi tingkat pendapatan masyarakat melalui perubahan

struktur demografi dan arus urbanisasi.

2. Tingkat Suku Bunga berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Simpanan masyarakat di perbankan. Hal ini dikarenakan suku bunga dalam

penelitian ini diperlakukan sama untuk setiap kabupaten/kota di Propinsi

Jawa Tengah. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat cenderung

Page 109: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

mempertimbangkan tingkat suku bunga yang ditawarkan perbankan dalam

kegiatan menabungnya. Semakin tinggi tingkat suku bunga semakin besar

hasrat menabung masyarakat.

3. Tingkat Inflasi berpengaruh tidak signifikan terhadap Simpanan

masyarakat di perbankan. Hasil yang sama ditunjukkan dalam penelitian

Horioka dan Wan (2007) pada sampel rumahtangga perkotaan di China.

B. Saran

Beberapa saran atau rekomendasi yang dapat disajikan antara lain:

1. Meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat agar simpanan

masyarakat di perbankan juga semakin meningkat. Hal ini dapat

dilakukan dengan membantu masyarakat suapaya Untuk referensi bagi

pihak pemerintah sebagai pembuat kebijakan dalam hal ini Pemerintah

Daerah melalui otonomi daerah dan Bank Indonesia Semarang sebagai

otoritas moneter perlu mengupayakan peningkatan pendapatan per

kapita. Upaya-upaya tersebut antara lain melalui kebijakan-kebijakan

untuk mengurangi pengangguran dengan menyediakan lapangan

pekerjaan yang dapat menyerap banyak tenaga kerja salah satunya

dengan membuka proyek-proyek pengembangun infrastruktur daerah.

Hal ini penting karena pertumbuhan pendapatan per kapita memiliki

pengaruh yang sangat besar terhadap simpanan masyarakat di perbankan.

Page 110: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

2. Lebih mengoptimalkan fungsi tingkat suku bunga untuk menarik dana

masyarakat. Bagi pihak perbankan di wilayah propinsi Jawa Tengah hal

lain yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan simpanan

masyarakat di perbankan adalah dengan dengan memberikan undian

yang menarik minat calon nasabah serta variasi produk perbankan yang

ditawarkan, serta menambah jumlah ATM. Pendekatan kepada

masyarakat juga perlu dilakukan, dengan meningkatkan kualitas

pelayanan pada frontline maupun mempermudah calon nasabah untuk

syarat-syarat melakukan simpanan.

3. Perlu dilakukan analisis tidak hanya dalam jangka pendek namun dalam

jangka panjang juga supaya dapat diketahui pengaruh tingkat inflasi

terhadap simpanan untuk jangka panjangnya. Saran untuk otoritas

moneter adalah mengoptimalkan pengendalian tingkat inflasi pada

keadaan normal supaya masyarakat tetap bisa menabung dan tidak

terbebani dengan kenaikan harga.

C. Keterbatasan

Penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini masih banyak kekurangan.

Pada bagian ini akan diuraikan beberapa keterbatasan dalam penelitian ini:

1. Keterbatasan data tingkat suku bunga untuk setiap kabupaten/kota di

propinsi Jawa Tengah, untuk penelitian selanjutnya sebaiknya

menggunakan tingkat suku bunga riil untuk setiap kabupaten/kota.

2. Perlu ditambah variabel lain untuk determinan simpanan masyarakat di

perbankan selain yang ada pada persamaan dalam penelitian ini, seperti

Page 111: DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN …/Determi... · DETERMINAN SIMPANAN MASYARAKAT DI PERBANKAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH (Suatu Pendekatan Ekonomi Makro Tahun 2002-2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

faktor demografi, tingkat pendidikan dan pekerjaan nasabah, tujuan

menabung, pajak, jumlah kantor dan volume iklan perbankan, dan

pengaruhnya dalam jangka panjang.