deteksi virus hepatitis b (vhb) dalam serum …ansn.bapeten.go.id/files/41301/2323.pdf · yang...

6
Risalah Pel1emuan Ilmiah Penelilian dan Pengembangan Ap/i:kasi Isolop dan Radiasi, 2{XJ f DETEKSI VIRUS HEPATITIS B (VHB) DALAM SERUM DARAH DENGAN TEKNIK PCR (POLYMERASE CHAIN REACTION) Lina, M.R., Dadang, S.,dan Suhadi,F. Puslitbang Teknologi Isotop dan Radiasi, BATAN, Jakarta ABSTRAK DETEKSI VIRUS HEPATmS B (VHB) DALAM SERUM DARAH DENGAN TEKNIKPCR (POLYMERASE CHAIN REACTION). Penelitian Wltuk mendeteksi adanya VHB dalam darnh dengan teknik PCRmenggWlakan 2 macam pasangan primer oligonukleotida, telahdilakukan.Sepuluh serwn dipakai, terdiri dari 5 serum HBsAg positif, } serum HBsAg positiflemah, 3 serum HBsAg negatif,dan I senun DNA VHB negatif basil PCR dari laboratoriumlain. Perlakuan awal sampel yaitu Wltuk mempurifikasi dan mengekstraksi DNA virus,dilakukan dengan metode BOOM. Dua macam paSaIlgan primer, yaituPC} & PC2 dan PI & P2 dipakai untukPCR. PenggWlaan primer PCl & PC2 dilakukandengan 2 perlaktian,yaitu I.a & I.b. Ampliflkasi DNA dari 5 serumHBsAg positif dengan perlakuan I.a., menWljukkan DNA VHB positif hanya pada 3 senun,sedangkan denganperlakuan I.b dan dengan penggWIaan primer PI & P2 (pasangan primer ke dua), menWljukkaIl basil positif untuk ke lima serum tersebut. Dari pemeriksaan 3 serumHBsAg negatif,hanya I senunmemperlihatkan DNA VHB positif, yaitudari basilproses PCR menggunakan primer PI & P2. Tes PCR dengan perlakuan I.b dan dengan penggWIaan primer PI & P2 menunjukkan basil positif untuk senun dengan DNA VHB negatif basil PCR dari laboratorium lain. Tes PCR dalam penelitian ini menunjukkan basil negatif untuk I serum dengan HBsAg positif lemah. Dalam penelitian ini ternyata proses PCR menggWlakan primer PI & P2 lebih sensitif dibanding dengan primerPCI & PC2. ABSTRACT DETECTION OF HEPATITIS B VIRUS (HBV) IN BLOOD SERUM BY MEANS OF PCR (pOLYMERASE CHAIN REACnON) TECHNIQUE. Research fot detectimg the presence ofHBV DNA in serum with PCR technique by using two pairs of oligonucleotide primers, has beellcarried out. Ten serum consisted of 5 HBsAg positive sennn,I HBsAgweakpositive sennn, 3HBsAg negativeserum, and I sampel with negative HBV DNA as a previous PCR productfrom aIlotherlaboratory, were used to purify and to extractthe DNA of virus, the sample pretreatment wasdone with Boom method. The two pairs of primers used for the PCR process, werePCI & PC2and PI & P2. The amplification process by means of PC 1 & PC2 primer was carried out with two treatments, l.a. & l.b treatments of 5 HBsAg positive serum samples, 3 were positive for HBV DNA by PCR test with l.a. treatment The PCR test by means of either the same primer but different treatment (l.b treatment) or differentpair of pruner (pI & P2 pimer), revealed the presence of HBV DNA in all ofHBsAg sennn mentioned above ofHBsAg negative serum, I serum waspositive for HBV DNA and it was an aInplification product ofPCR test by using PI & P2 primer. The amplificationproducts ofPCR process with either l.b treatment or PI & P2 primer, showed the positive results for I HBV positive serumas a previousPCR productfrom another laboratory. All of the PCR test in this research provided the negative HBV DNA result in the HBsAg weakpositive sennn. The DNA amplificationprocess by means of PI & P2 primer wasmore sensitive compared with PCI & PC2primer. PENDAHULUAN Hepatitis ataudikenalsebagai penyakitliver atau hati disebabkan peradangan pada jariIlgan hati. Timbulnya peradangan ini akibat infeksi virus, salah satunya adalahvirus hepatitis B (VHB). Ukuran VHB sekitar 42 lUll yang dikenal sebagai partikel Dane. Strnktur VHB terdiri dari suatu selubung (envelope) dari antigen pennukaan (HBsAg), nukleokapsiddari antigen core (HBcAg) dan antigenprecore (HBeAg) sertagenom (DNA) virus yang berukuran 3,2 kb [1, 2, 3]. Antigen tersebut dan antibodiyang terbentuk dapat dipakaisebagai petanda tes serologik. Jumlall penderita hepatitis B semakin meningkat baik di dunia maupun di Indonesia. Hal ini antara lain disebabkan sebagian individu yang terinfeksi VHB tidak menunjukkan gejala klinis / asimtomatik atau manifestasi yang timbul berupa gejala yang ringan / subklinis. Sebagian penderita hepatitisB tersebut akan menjadi kronis yang berlanjut menjadi sirosis dan kanker hati (hepatocellular carcinoma) sehingga berakibat kelnatian akibatkegagaIan fungsi hati. Oleh karenanya, penyakit ini merupakan masalah kesehatan yang seriusdan perlu penanganan yang baik. Menurut DALIMARTHA [4JdanKANE et al. yang dikutip oleh WIDJAJA [5J, menyatakan bahwa lebih dari 2 rnilyar penduduk di dunia telah terinfeksi VHB daD 300 -350 jura adalah pengidap HBsAg. Prevalensidonor darah HBsAg di Indonesiabervariasi antara 2,4 -9,1% dan didaerahtertentu seperti Nusa Tenggaraprevalensinya lebihdari 10%[6J. Diagnosis laboratorium untuk mengetahui adanya infeksi VHB daD prognosis penyakithepatitis B tersebut, dapat dilakukan dengan petanda. serologik yang ada di dalamdarah, seperti HBsAg, anti HBs, anti HBc, HBeAg, anti HBe, menggunakan teknik ELISA 131

Upload: truongdieu

Post on 04-Mar-2018

226 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: DETEKSI VIRUS HEPATITIS B (VHB) DALAM SERUM …ansn.bapeten.go.id/files/41301/2323.pdf · yang dapat dideteksi dengan PCR adalah I -10 ag (setara dengan 1 -10 genom virus sedangkan

Risalah Pel1emuan Ilmiah Penelilian dan Pengembangan Ap/i:kasi Isolop dan Radiasi, 2{XJ f

DETEKSI VIRUS HEPATITIS B (VHB) DALAM SERUM DARAHDENGAN TEKNIK PCR (POLYMERASE CHAIN REACTION)

Lina, M.R., Dadang, S.,dan Suhadi, F.Puslitbang Teknologi Isotop dan Radiasi, BATAN, Jakarta

ABSTRAK

DETEKSI VIRUS HEPATmS B (VHB) DALAM SERUM DARAH DENGAN TEKNIKPCR(POLYMERASE CHAIN REACTION). Penelitian Wltuk mendeteksi adanya VHB dalam darnh denganteknik PCR menggWlakan 2 macam pasangan primer oligonukleotida, telah dilakukan. Sepuluh serwn dipakai,terdiri dari 5 serum HBsAg positif, } serum HBsAg positiflemah, 3 serum HBsAg negatif, dan I senun DNAVHB negatif basil PCR dari laboratorium lain. Perlakuan awal sampel yaitu Wltuk mempurifikasi danmengekstraksi DNA virus, dilakukan dengan metode BOOM. Dua macam paSaIlgan primer, yaitu PC} & PC2dan PI & P2 dipakai untuk PCR. PenggWlaan primer PCl & PC2 dilakukan dengan 2 perlaktian, yaitu I.a &I.b. Ampliflkasi DNA dari 5 serum HBsAg positif dengan perlakuan I.a., menWljukkan DNA VHB positifhanya pada 3 senun, sedangkan dengan perlakuan I.b dan dengan penggWIaan primer PI & P2 (pasanganprimer ke dua), menWljukkaIl basil positif untuk ke lima serum tersebut. Dari pemeriksaan 3 serum HBsAgnegatif, hanya I senun memperlihatkan DNA VHB positif, yaitu dari basil proses PCR menggunakan primerPI & P2. Tes PCR dengan perlakuan I.b dan dengan penggWIaan primer PI & P2 menunjukkan basil positifuntuk senun dengan DNA VHB negatif basil PCR dari laboratorium lain. Tes PCR dalam penelitian inimenunjukkan basil negatif untuk I serum dengan HBsAg positif lemah. Dalam penelitian ini ternyata prosesPCR menggWlakan primer PI & P2 lebih sensitif dibanding dengan primer PC I & PC2.

ABSTRACT

DETECTION OF HEPATITIS B VIRUS (HBV) IN BLOOD SERUM BY MEANS OF PCR(pOLYMERASE CHAIN REACnON) TECHNIQUE. Research fot detectimg the presence ofHBV DNAin serum with PCR technique by using two pairs of oligonucleotide primers, has beell carried out. Ten serumconsisted of 5 HBsAg positive sennn, I HBsAg weak positive sennn, 3 HBsAg negative serum, and I sampelwith negative HBV DNA as a previous PCR product from aIlother laboratory, were used to purify and toextract the DNA of virus, the sample pretreatment was done with Boom method. The two pairs of primersused for the PCR process, were PC I & PC2 and PI & P2. The amplification process by means of PC 1 & PC2primer was carried out with two treatments, l.a. & l.b treatments of 5 HBsAg positive serum samples, 3 werepositive for HBV DNA by PCR test with l.a. treatment The PCR test by means of either the same primerbut different treatment (l.b treatment) or different pair of pruner (pI & P2 pimer), revealed the presence ofHBV DNA in all ofHBsAg sennn mentioned above ofHBsAg negative serum, I serum was positive for HBVDNA and it was an aInplification product ofPCR test by using PI & P2 primer. The amplification productsofPCR process with either l.b treatment or PI & P2 primer, showed the positive results for I HBV positiveserum as a previous PCR product from another laboratory. All of the PCR test in this research provided thenegative HBV DNA result in the HBsAg weak positive sennn. The DNA amplification process by means ofPI & P2 primer was more sensitive compared with PC I & PC2 primer.

PENDAHULUAN

Hepatitis atau dikenal sebagai penyakit liver atauhati disebabkan peradangan pada jariIlgan hati.Timbulnya peradangan ini akibat infeksi virus, salahsatunya adalah virus hepatitis B (VHB). Ukuran VHBsekitar 42 lUll yang dikenal sebagai partikel Dane.Strnktur VHB terdiri dari suatu selubung (envelope)dari antigen pennukaan (HBsAg), nukleokapsid dariantigen core (HBcAg) dan antigen precore (HBeAg)serta genom (DNA) virus yang berukuran 3,2 kb [1, 2,3]. Antigen tersebut dan antibodi yang terbentuk dapatdipakai sebagai petanda tes serologik.

Jumlall penderita hepatitis B semakin meningkatbaik di dunia maupun di Indonesia. Hal ini antara laindisebabkan sebagian individu yang terinfeksi VHBtidak menunjukkan gejala klinis / asimtomatik ataumanifestasi yang timbul berupa gejala yang ringan /

subklinis. Sebagian penderita hepatitis B tersebut akanmenjadi kronis yang berlanjut menjadi sirosis dankanker hati (hepatocellular carcinoma) sehinggaberakibat kelnatian akibat kegagaIan fungsi hati. Olehkarenanya, penyakit ini merupakan masalah kesehatanyang serius dan perlu penanganan yang baik. MenurutDALIMARTHA [4J dan KANE et al. yang dikutip olehWIDJAJA [5J, menyatakan bahwa lebih dari 2 rnilyarpenduduk di dunia telah terinfeksi VHB daD 300 -350jura adalah pengidap HBsAg. Prevalensi donor darahHBsAg di Indonesia bervariasi antara 2,4 -9,1% dandidaerah tertentu seperti Nusa Tenggara prevalensinyalebih dari 10% [6J.

Diagnosis laboratorium untuk mengetahuiadanya infeksi VHB daD prognosis penyakit hepatitis Btersebut, dapat dilakukan dengan petanda. serologikyang ada di dalam darah, seperti HBsAg, anti HBs, antiHBc, HBeAg, anti HBe, menggunakan teknik ELISA

131

Page 2: DETEKSI VIRUS HEPATITIS B (VHB) DALAM SERUM …ansn.bapeten.go.id/files/41301/2323.pdf · yang dapat dideteksi dengan PCR adalah I -10 ag (setara dengan 1 -10 genom virus sedangkan

Risalah Peltemuan Ilmiah Pene/itian dan Pengembangan Aplikasi Isotop dan Radiasi, 2tXJ 1

[4, 5, 7]. Teknik lain yang dapat mendeteksi adanyainfeksi VHB adalah hibridisasi asam nukleat denganpelacak DNA. Polymerase chain reaction (PCR)merupakan metode yang lebih sensitif daD spesifikdibanding dengan ke dua metode tersebut .DNA VHByang dapat dideteksi dengan PCR adalah I -10 ag(setara dengan 1 -10 genom virus sedangkan denganmetode hibridisasi dengan pelacak DNA, konsentrasiDNA virus yang terdeteksi adaiah 0,1 -1 pg (setarndengan 104 -106 kopi genom virus) [2]. Proses PCRyang dilanjutkan dengan analisis hibridisasimenggunakan pelacak DNA yang berlabel radioisotop,kemampuan deteksinya meningkat menjadi 105 kalilebih tinggi dibandingkan proses PCR dengan deteksimenggunakan elektroforesis gel agarosa daD pewarnaanetidium bromida [8].

Beberapa penyakit yang sering kali munculsetelah transplantasi jaringan biologi antara lainkeracunan obat daD infeksi karena virus. Olehkarenanya, jaringan biologi baik berasal dari donorhidup maupun jenasah, harns bebas dari virus sepertiVHB, VHC (Virus Hepatitis C), mv (HumanImmunodeficiency Virus). PEREIRA et al.. [9]menyatakan prevalensi anti VHC dalam donor jenasallyang ditelitinya adalah 1,8% (13 dari 716 donor) daDdari 11 donor tersebut, 5 donor positif untuk petandaserologik anti Hepatitis B core (anti HBc).

Dalam perkembangan Bank Jaringan Biologi diIndonesia khususnya Bank Jaringan Biologi RisetBatao, sangat diperlukan penelitian yang berkaitandengan penyediaan jaringan biologi yang berkualitastinggi [10]. Suatu penelitian untuk mendeteksi adanyaageD penyebab penyakit khususnya virus seperti VHB,VHC, mv pacta donor jaringan biologi melaluipemeriksaan darahnya dengan metode cepat daD akuratyang mempunyai spesifitas dan sensitivitas tinggiseperti PCR, sangat diperlukan.

BAHAN DAN METODE

Persiapan DNA dari Sam pel. Sepuluh serumdarah dari laboratorium klinik digunakan dalampenelitian ini, terdiri daTi 5 buah serum dengan HBsAgpositif, 1 buah serum dengan HBsAg positif lemah, dan3 buah serum dengan HBsAg negatif. Puriflkasi danekstrnksi DNA virus dilakukan dengan, metode BOOM[11]. Secara singkat metode tersebut dapat dijelaskansebagai berikut, lamtan biller lisis yang mengandungTris-HC1, GuSCN (guanidinium thiocyanate), EDT A,daD Triton X-IOO, ditambahkan ke dalam 100 1-1.1 serum.DNA virus kemudian dipurifikasi dan diekstraksidengan menambal1kan supensi diatom dalam HCI, billerpencuci terdiri daTi larutan Tris-HCI + GuSCN, etanol70%, dan aseton. Pemisahan DNA dilakukan denganmenambahkan biller elusi TE (Tris-EDT A), pemanasanpada suhu 56°C dan sentrifugasi pada kecepatan tinggi(12.000 rpm). Larutan DNA yang didapat selanjutnyadipakai untuk diampliflkasi dengan metode PCR.

Proses Amplifikasi DNA. VHB. AmplifikasiDNA dilakukan dengan metode PCR menggunakan alatDNA thermocycler. Pada penelitian ini, 2 macam

pasangan primer oligonukleotida yaitu pasangan primerI : PCI (5'-CATAAGAGGACTC1TGGACT-3') &PC2 (5'-AAAGAA1TCAGAAGGCAAAAACGA-3'),didesain oleh OKAMOTO et al. yang dikemukakanoleh WIDJAJA et al. [5], dan pasangan primer II: PI(5'- CAAGGTATG1TGCCCGT1TG-3') & P2 (5'-AAAGCCCTGCGAACCACfGA-3') [2], dipakaiuntuk proses amplifikasi. Penggunaan pasangan primerI (pC I & PC2) dilakukan dengan 2 perlakuan(perlakuan I.a dan I.b.), yaitu 2 macam komposisicampuran PCR dan 2 macam program untuk prosesamplifikasi.. Komposisi pertama (I. a.) terdiri dari billerreaksi 10 rnM Tris-RCI & 50 rnM KCI, larutan 2,0 rnMMgClz, 200 ~ deoksinukleotida trifosfat (dNTP),konsentrasi primer masing-masing 15 pmol, dan I UnitTaq polymerase. Perbedaan komposisi larutan PCRpertama dan ke dua (I.b.) adalah penambahan 0,01%larutan gelatin, perubahan konsentrasi, yaitu 2,5 rnMMgClz , dan Taq polymerase 1,5 Unit sedangkan untukpasangan primer II (pI & P2), konsentrasi gelatin yangdigwIakan 0,020/0, konsentrasi primer I ~, dan Taqpolymerase 2 Unit. DNA VHB dari sampel yang akandiamplifikasi ditambahkan ke dalam larutan tersebut.Campuran kemudian ditambah dengan mineral oilProses amplifikasi dilakukan dengan 3 tahap untuksetiap siklus, yaitu talmp denaturasi, annealing, danextension. Tahap denaturasi untuk primer I (pCI &PC2) campuran larutan PCR pertama (I. a). dan ke dua,(I.b.) masing-masing adalah sebagai berikut : subu94°C, selarna I menit, daD 95°C, I menit, sedangkanuntuk pasangan primer II (pI & P2) subu yangdigwIakan 95°C selama 2 menit. Tahap annealingdilaksanakan dalam subu 56°C, selama I menit untukprimer I dengan campuran larutan PCR pertama I.a.),subu 55°C, I menit untuk campuran larutan ke dua(I.b.), dan subu sarna selarna 2 menit untuk primer II.Tahap extension dilakukan dalam subu 72°C selama Imenit wltuk pemakaian primer I larutan PCR pertama,(I.a.) subu yang sarna, selarna 2 menit untuk larutanPCR ke dua (I.b.) , daD suhu 70°C selama 2 menituntuk primer II. JW11lah siklus yang diperlukan baikuntuk penggunaan ke dua macam primer tersebut sarna.yaitu 35 siklus. Sebagai kontrol positif digunakan DNAdari serum darnh pasien dengan DNA VHB positifbasil pemeriksaan dari suatu laboratorium klinik.,sedangkan larutan PCR yang ditambah dengan bufer 'iEI x dipakai sebagai kontrol negatif.

Deteksi DNA Basil Amplifikasi. FragmenDNA basil ampliflkasi sebanyak 8 J.lI setelah ditambahdengan loading buffer dianalisis dengan teknikelektroforesis gel agarosa dengan konsentrasi agarosasebesar 1,5% (b/v). Proses elektroforesis dilakukandalam biller TBE (Tris-Borat-EDT A) dengan voltasekonstant (100 V). Visualisasi DNA yang telahdielektroforesis, dilakukan dengan mewamai geldengan larutan etidiW11 bromida dan memaparkan geldi bawah UV transilluminator. Penentuan ukuran beratmolekul fragmen DNA basil ampliflkasi dilakukandengan menggunakan penanda berat molekul (marker)0XI74 Rae III.

132

Page 3: DETEKSI VIRUS HEPATITIS B (VHB) DALAM SERUM …ansn.bapeten.go.id/files/41301/2323.pdf · yang dapat dideteksi dengan PCR adalah I -10 ag (setara dengan 1 -10 genom virus sedangkan

Risalah Pertemuan Ilmiah Penelilian dan Pengembangan Aplikasi lsalop dan Radiasi, 200 1

BASIL DAN PEMBAHASAN

Basil proses PCR menggW1akan pasanganprimer I dengan perlakuan I.a. dari 5 buah sampelserum darnh dengan HBsAg positif, I serum denganHBsAg positif lemah, I serum dengan DNA VH8negatif basil PCR laboratorium lain, dan 3 serumdengan HBsAg negatif, dapat dilibat pada Gambar Idan 2. Dari 5 buah serum darah dengan HBsAg positif(sampel no. I, 2, 3, 4, 5) temyata hanya 3 buab sampelserum (sampel no. 1, 3, daD 5), yang menunjukkanDNA VHB positif menggunakan teknik PCR tersebut diatas, yaitu terlihat adanya pita DNA pada gel agarosa(Gambar I, lajur 3, 5, Gambar 2, lajur 5). Semua serumdengan HBsAg negatif (sampel no. 7, 8., 9) basilPCRnya juga negatif (Gambar I, lajur 7 dan Gambr 2,lajur 3, 6). Demikian juga basil PCR untuk I sampeldengan DNA VHB negatif berdasarkan tes PCR darilaboratorium lain, juga menunjukkan basil negatif, yaitutidak adanya pita fragmen DBA pada gel agarosa(Gambar 2, lajur 7). Besamya produk PCR adalahsekitar 283 bp.

Gambar 3 dan 4 menunjukkan basil proses PCRmenggunakan pasangan primer yang sarna denganperlakuan I.b. seperti telah dijelaskan sebelumnya. Daribasil tersebut terlihat bahwa 5 buah serum positifHBsAg, semuanya menunjukkan basil PCR positif yaituadanya fragmen DNA VH8 .( Gambar 3, lajur 3, 5, 6,dan Gambar 4, lajur 4, 5), sedangkan I buah serumdengan DNA VHB negatifbasil PCR laboratorium lain,dengan tes PCR tersebut, menunjukkan basil positif(Gambar 4, lajur 7). Sensitivitas tes PCR denganpelakuan I.b temyata lebib tinggi .apabila dibandingkanperlakuan I.a., meskipun sekwens primemya sarna,namun komposisi larutan sangat berpengaruh disamping juga program untuk proses amplifikasi.Optimasi amplifikasi sangat berpengaruh terbadapsensitivitas dan spesifisitas reaksi ampliflkasi. Faktoryang sangat berperan pada optimasi PCR antara lainadalah konsentrasi kation divalen (Mg++) dalam larutanMgCI2, konsentrasi enzim , konsentrasi nukleotida,konsentrasi primer, larutan tambahan untuk prosesPCR, suhu untuk annealing dU. seperti misalnyakonsentrasi ion rnagnesiun apabila terlalu rendahmenurunkan efisiensi reaksi sedangkan terlalu tinggimenurunkan spesifisitas. Demikian juga konsentrasienzim (Taq polymerase) terlalu rendah menurunkanefisiensi amplifikasi dan konsentrasi terlalu tinggimenghasilkan fragmen DNA non spesifIk [12J. TesPCR dari laboratorium lain pada I sampel serum(sampel no. 10) menunjukkan lJasil negatif, namundengan tes PCR dalam penelitian ini (I.b.) menunjukkanbasil positif (Gambar 4, lajur 7). Salah satukemungkinan yang menyebabkan adalah pasanganprimer oligonukleotida yang digunakan dalampenellitian ini yaitu primer PC I & PC2 (I. b.) lebibsensitif dibandingkan dengan primer dari laboratoriumyang sebelwnnya telah menganalisis sampel tersebut.Peneliti terdahulu menyatakan senstivitas primer PC 1& PC2 cukup tinggi yaitu 0,1 Pg/ml DNA VH8 dalamserum [5J.

Analisis produk PCR menggunakan pasanganprimer II (P I & P2) diperlibatkan pada Gambar 5 dan6. Gambar tersebut menunjukkan 5 buah sampel serumdengan HBsAg positif, juga menunjukkan basil positifdengan tes PCR tersebut (Gambar 5, lajur 3, 4, 5 danGambar 6, lajur 3, 4).dan basil positif juga diperolehdari 1 sampel negatif berdasarkan tes PCR darilaboratorium lain (sampel no. 10) (Gambar 6, lajur 7)Besarnya fragmen DNA basil amplifikasi adalah 259bp. Data lain menyatakan dari 3 buah serum HBsAgnegatif, 1 serum nenunjukkan basil positif , yaitusampel no. 8 dengan fragmen DNA yang dihasilkanlebih kecil dari 259 bp. (Gambar 6, lajur 5).Berdasarkan sekwens dari genom VHB, ukuranfragmen DNA tersebut yang lebih kecil, kemungkinandisebabkan adanya beberapa basa pada genom tersebut(TCAGT) pada lokasi berbeda yang berkomplemendengan beberapa basa (AGTCA) dari primeroligonukleotida P2 [I3J. Sensitivitas teknik PCRmenggunakan primer PI & P2 lebih tinggi dibandingdengan menggunakan primer PCI & PC2. Primer inididesain dari gen HBs sedangkan PCI & PC2 didesaindaTi daerah precore/core VHB. Sebagaimana telahdijelaskan 1 sampai dengan 10 ag DNA VHB ( setaradengan 1 sampai dengan 10 genom virus) dapatdideteksi dengan teknik tersebut (2). Menumt penelitianMULYONO [I4J, serum HBsAg negatif dapatmengandung DNA VHB. Kemungkinan yang terjadiadalah adanya VHB spesiftk berkaitan dengan daernhgeografi. Dilaporkan adaIlya individu non-responsifterlmdap vaksinasi dengan munculnya VHB yangmengalami mutasi pada antigen permukaan (HBsAg)dan kemungkinan mutan HBsAg tidak terdeteksidengan reagen yang ada.

Semua tes PCR yang dilakukan dalam penelitianini pada sampel dengan HBsAg positif lemah,menunjukkan basil negatif. Hal ini mungkindisebabkan VHB sudah tidak mengadakan replikasiatau perlu dilakukan suatu teknik yang lebih sensitifseperti ne."ted PCR ataupun teknik PCR dilanjutkandengan teknik hibridisasi yang dideteksi deteksi denganpelacak DNA berlabel radioaktif. Menumt BONINO eta/., MATSUYAMA et a/., dan NEGRO et a/.yangdikutip oleh YOKOSUKA et a/.[I5J, terdapatnya DNAVHB dalam serum, menunjukkan adanya replikasi virusdaD bersifat sangat infectious.

KESIMPULAN

Deteksi adanya VHB dalam serum darnhdengan teknik PCR menggunakan primeroligonukleotida PI & P2 lebih sensitif dibandingdengan pasangan primer PC I & PC2. Sedangkanpenggunaan primer PC I & PC2 dengan 2 perlakuan(I.a. & I.b.) menunjukkan tes PCR I.b. lebih sensitifdari pada I.a.

Sensitivitas teknik PCR dalam penelitian inidapat ditingkatkan dengan menggunakan teknik yanglebih senstif yaitu nested PCR atau teknik PCRdilanjutkan hibridisasi dan deteksi denganmenggunakan pelacak DNA berlabel radioaktif.

133

Page 4: DETEKSI VIRUS HEPATITIS B (VHB) DALAM SERUM …ansn.bapeten.go.id/files/41301/2323.pdf · yang dapat dideteksi dengan PCR adalah I -10 ag (setara dengan 1 -10 genom virus sedangkan

Risa/3h Pertemll3n //mi3h Penelili3n dan Pengembang3n Ap/ik3Si /SOlop d3n Radiasi, 2001

UCAPAN TERIMA KASm 8. YAP,S.F.,WONG,P.W.,GOH,K.L.,and WONG,N. W. A study of the frequency of infection ofperipheral blood mononuclear cells of chronichepatitis B virus carriers using the polymerasechain reaction and hybridization analysis. InRadionuclides in Molecular Technology forDiagnosis of Communicable Diseases, IAEA-TECDOC- 748, IAEA, Austria (1994).

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Sdr.Almaida, Sdr. Suheni, dan Sdr. Rika Heryani atasbantuan yang diberikan sehingga penelitian ini dapatterlaksana dengan baik dan lancar.

DAFTAR PUSTAKA9. PEREIRA, B.J.G., EDGAR, L., MILFORD,

KIRMAN, R.L., and LEVEY, AS.Transmission of hepatitis C virus by organtransplantation. N. Eng. J. Med. m 7(1991).

10 HOLLINGER, F.B. Hepatitis B virus. In FieldsVirology vol. 2, Fields, BoN., Knipe, D.M.,Howley, P.M., Chanock, R.M., Melnick, J.L.,and Sb-aus, S.E. (eds.) , 3 nd edition, Lippincott-Raven Publisher, Philadelpllia-New york) (199 ). 10. NAZL Y HILMY. Perkembangan bank jaringan di

Indonesia. Buletin Batan (1999)2. YOKOSUKA, 0., TAGAWA, M., and OMATA,

M. PCR detection of hepatitis B virus. InDiagnostic Molecular Microbiology. Principlesand Applications, Persing, D.H., Smith, T.F.,Tenover, F.C., and White, T.J. (eds.), AmericanSociety for Microbiology, Washington D.C.(1993).

11. BOOM, R, SOL, C.J.A., SALIMANS, M.MM,JANSEN, C.L., WERrnEIM van DILLEN,P.M.E., and van der NOORDAA, J. Rapid andsimple methods for purification of nucleicacids. J. Clin. Microbiol. ~ 3 (1990) 495-503.

3. CIllSARI, F. V., and FERRARI, C. Viral hepatitis.In Vim] Pathogenesis, Nathanson, N. et al.(eds.), Lippincott-Raven Publisher, Philadelphia-New York (1997).

12. PERSING, D.H. Target selection and Optimizationof Amplification Reactions. In DiagnosticMolecular Microbiology. Principles andApplications, Persing, D.H., Smith, T.F.,Tenover, F.C., and White, T.J. (edS.), Ame~canSociety for Microbiology, Washington D.C.(1993).

4. DALIMARTHA, S. Ramuan tradisional untukpengobatan hepatitis. Penerbit PT. PenebarSwadaya, edisi ke dua, Jakarta (1998).

13. Komunikasi pribadi5. WIDJAJA, S. Epidemiology of hepatitis B and

hepatitis C virus infection in an urban area inJakarta, Indonesia: A hospital and populationbased study. Thesis for the degree of Doctor inde Medische Wetenschappen, Leuven (1996).

14.MULYONO, D.H. Indonesian spesific hepatiti Bvirus: In search for the ideal prototype for thedesign of vaccine and laboratory detection.International Meeting on Liver Diseases. GranMelia, Jakarta, Indonesia September 14 -16(2001).6. BUDIHUSODO, U., SULAIMAN, H.A., AKBAR,

H.N. et of. Seroepidemiologiy of HEV andHCV infection in Jakarta, Indonesia.Gastroenterology ~196 -201 (1991):.

15.YOKOSUKA, 0., OMATA, M., HOSUDA, K.,TAD A, M., EHATA, T., and OHTO, M.Detection and direct sequencing of hepatitis Bvirus genome by DNA amplification method.Gastroenterology lQQ (1991) 175 -181.

7. ESCOBAR, M.R. Chronic viral hepatitis. InClinical Virology Manual, Specter, S., andLancz, G.J.(eds.), Elsevier Science PublishingCompany Inc., New York (1986).

134

Page 5: DETEKSI VIRUS HEPATITIS B (VHB) DALAM SERUM …ansn.bapeten.go.id/files/41301/2323.pdf · yang dapat dideteksi dengan PCR adalah I -10 ag (setara dengan 1 -10 genom virus sedangkan

Risalah Pet1emuan Ilmiah Penelilian dan Pengembangan ApflKasi Isolop dan RadiaSl; 2tXJ 1

12345678 12345678

Gambar I IIasil PCR VIIB dari serum dengan

JlfiM PC I &. PC2 (Ia) mellggtina-kan teknik elektrorpresis gel agarosa

Lajur I : Marker 0XI74 Ilae III

Lajur 2 : Kontrol +Lajur 3: Sampcl I (IIDsAg +)

Lajur4:SampcI2(IIRsAg+)Lajur 5 : Sampel 3 (IIBsAg +)L~iur 6: Sampel 6 (.lIBsAg + lemah)

Lajur 7: Sampel 7 (HBsAg-)Lajur 8 : Kontrol -

Gambar 2. Hasil PCR VHB dari serum dengan

primer PC I & PC2 (Ia) mengguna-kan teknik elektrofo~is gel agaro.a.

l.ajur I : Marker0XI74 IlaelllLajur 2 : Kontrol +Lajur J : Sampcl 8 (1IBsAg-)(,ajur 4: Sampcl 4 (11"sAg +)Lajur 5 : Sampel 5 (HBsAg +)Lajur 6 : Sampcl 9 (11BsAg -)

Lajur 7: SilmpcllO (DNA VHB-)Lajur 8 : Konlrol -

2345678 2345678

Gambar 4. Ilasil PCR vIm dari serum denganprimer PC I & PC2 (I.b.) mengguna-kan leknik eleklroforesis gel agarosa.

Lajur I : Marker 0XI74 Hae 111Lajur 2 : Konlrol +Lajur 3: Sampcl 8 (HBs/\g-)Lajur 4 : Sampel 4 (HBsAg +)Lajur 5 : Sampcl 5 (HBsAg +)Lajur 6 : Sampel 'I (11BsAg -)Lajur 7 : SampcllO (DNA VHB-)Lajur 8 : Konlrol .

Gambar 3 Ilasil PCR VIIB dari serum denganprimer PCI & PC2 (I.b.) mengguna-kan teknik elektrofPresis gel agarosa

Lajur I: Marker 0XI74 Hac IIILajur 2 : Kontrol +Lajur 3 : Sampcl 2 (HBsAg +)Lajur 4: Sampcl 7 (HBsAg-)Lajur 5 : Sampcl I (11BsAg +)Lajur 6: Sampel 3 (HBsAg +)Lajur 7 : Sampcl 6 (11BsAg + Icmah)Lajur 8 : Konirol -

135

Page 6: DETEKSI VIRUS HEPATITIS B (VHB) DALAM SERUM …ansn.bapeten.go.id/files/41301/2323.pdf · yang dapat dideteksi dengan PCR adalah I -10 ag (setara dengan 1 -10 genom virus sedangkan

Risalah Peltemuan Ilmiah Pene/ilian dan Pengembangan /-fJlikasi lsalop dan Radiasi. 2001

]2345678 12345678

Gambar 6. Ilasil PCR VIIO dari serum dengan

primer PI & P2 menggunakantcknik clcktrofor.:..is gcl agarosa.

Lajur I : Marker 0XI74 Hae 111I,ajur 2: Konlrol +Lajur J : Sampel 4 (HBsAg +)Lajur 4: Sampcl 5 (11OsAg +)Lajur 5: Sampel 8 (IIBsAg-)Lajur 6 : Sampcl 9 (HOsAg-)

Lajur 7: SampellO (DNA VHB-)Lajur 8 : Konlrol -

Gambar 5 Ilasil PCR VIIB dari serum dengan

primer PI & P2 menggunakanteknik elektro$resis gel agarosa

Lajilr I : Marker eXI14 Hae II!Lajur 2 : Kontrol I-Lajur 3 : Sampel I (HBsAg +)Lajur 4 : Sampel 2 (11BsAg +)Lajur 5: Sampel 3 (HBsAg +)Lajur 6 : Sampcl 6( IIBsAg +Iemah)

Lajur 7 : Sampel 6 (HBsAg-)Lajur 8 : Kontrol -

DISKUSI

KRISNA LUMBANRAJA MARIALINA

Anda menggunakan alat barn (PCR) apakahanda sudah dapat mengkomersilkan ? dan berapakahbiaya operasional untuk satu sampel ?

PCR (DNA Thennocycler) sudah ada sejak 7tabun yang lalu, alat ini sudah dapat dikomersilkanasalkan dana pendukungnya cukup, biaya operasionaluntuk persatu sampel pemeriksaan virus hepatitis B :i:Rp. 400.000,-

136