deskripsi kemampuan motorik halus dalam …eprints.uny.ac.id/48884/1/skripsi_tyastika putri...

165
i DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM KEGIATAN BERMAIN BALOK PADA ANAK TK USIA 5-6 TAHUN SE-GUGUS TERATAI UMBULHARJO YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Tyastika Putri Utami NIM 11111241003 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIK ANAK USIA DINI JURUSAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL 2017

Upload: buihanh

Post on 08-Feb-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

i

DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM KEGIATAN

BERMAIN BALOK PADA ANAK TK USIA 5-6 TAHUN

SE-GUGUS TERATAI UMBULHARJO YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Yogyakarta

untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Tyastika Putri Utami

NIM 11111241003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIK ANAK USIA DINI

JURUSAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

APRIL 2017

Page 2: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

ii

Page 3: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

iii

Page 4: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

iv

Page 5: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

v

MOTTO

Don’t judge me by my successes, judge me by how many times I fell down and

got back up again (Nelson Mandela)

Tuhan tidak mengharuskan kita sukses, Tuhan hanya mengharapkan kita mencoba

(Mario Teguh)

Page 6: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

vi

PERSEMBAHAN

Tugas Akhir Skripsi ini, penulis persembahkan kepada:

1) Ayah dan ibu yang senantiasa memberikan semangat dan do’a demi kesuksesan

saya

2) Almamater Universitas Negeri Yogyakarta.

Page 7: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

vii

DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM KEGIATAN

BERMAIN BALOK PADA ANAK TK USIA 5-6 TAHUN

SE-GUGUS TERATAI UMBULHARJO YOGYAKARTA

Oleh

Tyastika Putri Utami

NIM 11111241003

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan motorik halus

anak yang dilakukan dalam kegiatan bermain balok pada anak TK usia 5-6 tahun

se-Gugus Teratai Umbulharjo Yogyakarta. Gugus Teratai Umbulharjo Yogyakarta

terdiri dari 6 TK, namun penelitian ini hanya menggunakan 4 TK, yaitu TK Islam

Pelangi Anak, TK Al-Wardah, TK Pamardisiwi, dan TK Islam Plus Al-Ikhlash.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitaif. Subjek penelitian

adalah anak TK usia 5-6 tahun se-Gugus Teratai Umbulharjo Yogyakarta yang

bejumlah 69 anak. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu

observasi langsung. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif

kuantitatif dengan persentase. Hasil check list (lembar observasi) disajikan dalam

bentuk diagram lingkaran dan histogram.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan motorik halus dalam

kegiatan bermain balok pada anak TK usia 5-6 tahun se-Gugus Teratai

Umbulharjo Yogyakarta berada pada kategori cukup baik yaitu dengan persentase

53,62%. Kemampuan motorik halus dalam kegiatan bermain balok dinilai melalui

empat aspek yaitu kemampuan membangun menara dengan persentase sebesar

47,83%, kemampuan menyusun balok berdampingan dengan persentase sebesar

65,22%, kemampuan membuat jembatan dengan persentase sebesar 51,45%, dan

kemampuan membuat bangunan dengan berbagai variasi dengan persentase

sebesar 49,28%.

Kata kunci: kemampuan motorik halus, bermain balok

Page 8: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan karunia

dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi yang berjudul

Deskripsi Kemampuan Motorik Halus Dalam Kegiatan Bermain Balok Pada

Anak TK Usia 5-6 Tahun se-Gugus Teratai Umbulharjo Yogyakarta dengan

lancar.

Skripsi ini dibuat sebagai tugas akhir guna memenuhi salah satu syarat

untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan di

Universitas Negeri Yogyakarta. Dengan segala kerendahan hati, penulis

mengharap saran dan kritik yang membangun untuk melengkapi skripsi ini

menjadi lebih baik.

Selama penulisan skripsi, penulis mendapat bantuan dan dorongan berupa

moril dan materiil, dan doa serta bimbingan yang sangat besar. Maka dengan

terselesainya Tugas Akhir Skripsi ini, perkenankanlah penulis menyampaikan

ucapan terima kasih kepada :

1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta, yang telah memberikan izin studi di

Universitas Negeri Yogyakarta.

2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, yang telah

memberikan kemudahan perijinan, sarana dan fasilitas selama penulis

melaksanakan studi.

3. Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang

telah memberikan kemudahan dalam penyusunan skripsi ini

4. Ketua Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini FIP UNY yang

telah memberikan ijin dalam pelaksanaan penelitian.

5. Bapak Dr. Harun Rasyid, M.Pd., sebagai pembimbing I yang telah bersedia

meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, bimbingan, dan dorongan.

6. Ibu Rina Wulandari, M.Pd., sebagai pembimbing II yang telah bersedia

meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, bimbingan, dan dorongan.

Page 9: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

ix

7. Seluruh jajaran Dosen Jurusan PG-PAUD FIP UNY, yang telah memberikan

wawasan dan pengetahuan yang bermanfaat selama menempuh studi.

8. Ayah, ibu serta saudara yang telah memberikan dukungan dan doa untuk

terselesainya skripsi.

9. Keluarga TK yang memberi bantuan dalam pelaksanaan penelitian.

10. Iman Fajar Pratama yang selalu memberikan dukungan dan doa untuk

terselesainya skripsi.

11. Teman- teman (Mas Arif, Mbak Rina, Rohyati) yang memberikan dukungan

dan bantuan dalam penulisan skripsi ini

12. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini

Semoga amal dan kebaikan dibalas pahala oleh Allah SWT. Akhirnya

penulis mengharap semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi penulis sendiri

dan berarti bagi dunia pendidikan.

Yogyakarta, 10 April 2017

Penulis

Page 10: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

x

DAFTAR ISI

hal

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................ ii

HALAMAN PERNYATAAN............................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ iv

HALAMAN MOTTO............................................................................................. v

HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................ vi

ABSTRAK............................................................................................................ vii

KATA PENGANTAR.......................................................................................... viii

DAFTAR ISI.......................................................................................................... x

DAFTAR TABEL................................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR............................................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ......................................................................................... 7

C. Pembatasan Masalah ........................................................................................ 7

D. Rumusan Masalah ............................................................................................ 8

E. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 8

F. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pendidikan Anak Usia Dini..............................................................................10

B. Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini...................................................13

C. Konsep Bermain...............................................................................................29

D. Bermain Balok..................................................................................................53

E. Kerangka Pikir..................................................................................................56

Page 11: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

xi

BAB III METODE PENELITIAN

A. Bentuk dan Jenis Penelitian..............................................................................58

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional..................................................59

C. Populasi dan Sampel.........................................................................................61

D. Tempat dan Waktu Penelitian.......................................................................... 63

E. Teknik Pengumpulan Data...............................................................................63

F. Instrumen Penelitian.........................................................................................64

G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen.................................................................65

H. Teknik Analisis Data........................................................................................67

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian.................................................................................................72

B. Pembahasan Hasil Penelitian............................................................................83

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan.......................................................................................................89

B. Saran.................................................................................................................89

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................91

LAMPIRAN...........................................................................................................94

Page 12: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

xii

DAFTAR TABEL

hal

Tabel 1 Kisi-kisi Observasi.................................................................................. 60

Tabel 2 Daftar TK yang dijadikan sampel........................................................... 63

Tabel 3 Lembar Instrumen Observasi.................................................................. 65

Tabel 4 Kategori Predikat Kemampuan Motorik Halus....................................... 71

Tabel 5 Persentase Kemampuan Membangun Menara di TK se-Gugus Teratai

Umbulharjo Yogyakarta......................................................................... 76

Tabel 6 Persentase Kemampuan Menyusun Balok Berdampingan di TK

se-Gugus Teratai Umbulharjo Yogyakarta............................................ 77

Tabel 7 Persentase Kemampuan Membuat Jembatan di TK se-Gugus Teratai

Umbulharjo Yogyakarta........................................................................ 79

Tabel 8 Persentase Kemampuan Bangunan dengan Berbagai Variasi di TK

se-Gugus Teratai Umbulharjo Yogyakarta........................................... 80

Tabel 9 Persentase Kemampuan Motorik Halus Anak Usia 5-6 Tahun di TK

se-Gugus Teratai Umbulharjo Yogyakarta........................................... 82

Page 13: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

xiii

DAFTAR GAMBAR

hal

Gambar 1 Kerangka Pikir.................................................................................... 57

Gambar 2 Histogram Kemampuan Membangun Menara di TK se-Gugus

Teratai Umbulharjo Yogyakarta......................................................... 77

Gambar 3 Histogram Kemampuan Menyusun Balok Berdampingan di TK

se-Gugus Teratai Umbulharjo Yogyakarta......................................... 78

Gambar 4 Histogram Kemampuan Membuat Jembatan di TK se-Gugus Teratai

Umbulharjo Yogyakarta....................................................................... 80

Gambar 5 Histogram Kemampuan Membuat Bangunan dengan Berbagai Variasi

di TK se-Gugus Teratai Umbulharjo Yogyakarta................................ 81

Gambar 6 Histogram Kemampuan Motorik Halus Anak Usia 5-6 Tahun di TK

se-Gugus Teratai Umbulharjo Yogyakarta........................................... 83

Page 14: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

hal

Lampiran 1 Kisi-Kisi Surat Izin Penelitian......................................................... 94

Lampiran 2 Kisi-Kisi Instrumen dan Rubrik Penilaian..................................... 101

Lampiran 3 Lembar Penskoran (Check List)...................................................... 109

Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian.................................... 120

Lampiran 5 Foto Penelitian................................................................................. 139

Lampiran 6 Rekapitulasi Penskoran dan Perhitungan Persentase....................... 143

Page 15: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat mendasar bagi manusia.

Pendidikan adalah proses pengembangan seluruh potensi pada diri manusia dan

diharapkan setiap manusia dapat tumbuh sesuai dengan tujuan nasional Indonesia

yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Setiap warga negara wajib mengikuti

pendidikan, baik pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan

menengah dan pendidikan tinggi. Hal tersebut tercantum dalam Undang-undang

Nomor 20 Tahun 2003 pasal satu ayat satu yang menyatakan “Pendidikan adalah

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan Negara.” Begitu juga menurut Freeman (dalam Harun,

2009: 37) yang mengatakan bahwa proses pendidikan diawali sejak manusia

dilahirkan sampai ke liang lahat (long life education).

Oleh sebab itu, guru sebagai pendidik di sekolah memiliki tanggung

jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik. Dalam

tanggung jawab tersebut, guru bertugas menjadi tutor, fasilitator, atau instruktur.

Hal tersebut sesuai dengan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru

dan dosen yang menyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan

tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,

dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

Page 16: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

2

formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (Dwi Siswoyo, 2007: 133-

135).

Anak usia dini adalah anak dari sejak lahir sampai enam tahun. Hal ini

sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional pasal 1 ayat 14 yang menyatakan bahwa ”Pendidikan anak usia dini

adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai

dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan

pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani

anak agar memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”. Jadi

tujuan pendidikan anak usia dini adalah memfasilitasi pertumbuhan dan

perkembangan anak secara menyeluruh atau menekankan pada pengembangan

seluruh aspek kepribadian anak (Suyadi, 2014: 23).

Seluruh potensi yang dapat berkembang pada anak usia dini

dikelompokkan menjadi lima aspek yaitu perkembangan sensori dan persepsi,

perkembangan fisik-motorik, perkembangan sosial dan emosional, perkembangan

kognitif, dan perkembangan bahasa (Harun, 2009: 47). Menurut Rita Eka Izzati,

dan kawan-kawan (2008: 85) lima aspek perkembangan anak usia dini adalah

aspek nilai agama dan moral, aspek kognitif, aspek bahasa, aspek sosial

emosional, dan aspek fisik motorik. Kelima aspek tersebut harus mendapat

stimulasi yang seimbang agar dapat meningkat secara optimal. Dari penjelasan di

atas, dapat diketahui bahwa perkembangan fisik-motorik merupakan salah satu

aspek penting yang perlu distimulasi sejak usia dini. Perkembangan fisik-motorik

merupakan dasar bagi perkembangan selanjutnya. Seperti yang dikatakan oleh

Page 17: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

3

Suyadi (2010:14) bahwa kecerdasan fisik memiliki peranan utama untuk

membentuk gerak lentur tubuh anak. Umumnya, anak dengan keterampilan fisik

yang baik akan lebih mudah menguasai keterampilan-keterampilan baru seperti

hiking, jogging, dan skipping. Sebaliknya, anak yang tumbuh dengan

keterampilan fisik rendah akan menjadi minder dan tidak percaya diri untuk

melakukan tugas-tugas keterampilan lainnya. Selain itu, anak dengan kecerdasan

fisik tinggi akan mempunyai kelenturan badan yang tinggi, elastisitas gerak

motorik yang memadai, kerapian dalam pekerjaan, kepiawaian

mengkoordinasikan anggota badan yang serasi, dan keluwesan bertindak yang

sangat sempurna. Hal tersebut didasari oleh cara kerja urat saraf yang

mengkoordinasikan seluruh gerak tubuh dan mengikuti ritme tertentu sehingga

anak menjadi lebih terampil, lincah dan cekatan.

Oleh sebab itu, anak memerlukan stimulus untuk dapat mengoptimalkan

kecerdasan fisik-motoriknya. Perkembangan fisik pada masa anak-anak ditandai

dengan berkembangnya kemampuan motorik, baik kasar maupun halus. Motorik

kasar adalah gerakan yang membutuhkan sebagian besar anggota tubuh (Bambang

Sujiono, 2005: 1.14). Motorik halus adalah keterampilan dengan melibatkan

gerakan yang diatur secara halus. Gerakan-gerakan tersebut melibatkan kelompok

otot yang lebih kecil dan memerlukan keterampilan tangan, seperti menggenggam,

mengancingkan baju, menulis, dan menjahit (Santrock, 2007: 216). Santrock juga

menjelaskan bahwa sejak bayi, manusia telah memiliki komponen yang akan

menjadi gerakan lengan, tangan, dan jari yang akan terkoordinasi menjadi lebih

baik. Kegiatan motorik halus anak sangat penting sebab dengan kemampuan ini,

Page 18: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

4

anak mampu memfungsikan otor-otot kecil seperti gerakan jari tangan, mampu

mengkoordinasikan kecepatan tangan dengan mata, dan mampu mengendalikan

emosi (Yudha M, 2005: 115). Anak juga dapat melakukan tugas-tugas utamanya

ketika di sekolah, baik itu pada usia pra sekolah sampai pada jenjang-jenjang

berikutnya seperti menulis dengan baik dimana ukuran huruf menjadi lebih kecil

dan rapi, menggunting, meniru angka dan huruf, dan membuat susunan yang

kompleks dengan kotak-kotak (Desmita, 2005: 129).

Tujuan dari pengembangan motorik halus adalah untuk melatih anak agar

terampil dan cermat dalam menggunakan jari-jemari anak untuk kegiatan yang

melibatkan keterampilan tangan dan jari (Andang Ismail, 2006: 84). Dalam

mengembangkan kemampuan motoriknya, anak juga mengembangkan

kemampuan mengamati, mengingat hasil pengamatan dan pengalamannya. Anak

mengamati dan memperhatikan apa yang telah diajarkan gurunya, temannya, atau

yang dilakukan dirinya sendiri untuk kemudian diingat kembali agar dapat

melakukan perbaikan dan penghalusan gerak yang dihasilkan (Bambang Sujiono,

2005: 1.14).

Indikator motorik halus berdasarkan tingkat pencapaian perkembangan

anak usia 5-6 tahun dalam Permendiknas Nomor 58 Tahun 2009 berisi tentang

kegiatan menjiplak, menggunting, bermain balok, membentuk dengan plastisin,

melipat, dan lain-lain yang harus dicapai dan dilaksanakan dalam pengembangan

motorik halus anak. Pada kurikulum 2013 kompetensi dasar 4.3 berdasarkan

Permendiknas Nomor 146 Tahun 2014 juga menyebutkan bahwa anak

menggunakan anggota tubuh untuk pengembangan motorik kasar dan motorik

Page 19: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

5

halus dengan melakukan kegiatan yang menunjukkan kemampuan anak untuk

terampil menggunakan tangan kanan dan kiri dalam berbagai aktivitas.

Stimulasi yang diberikan diharapkan dapat bermakna untuk anak dalam

mengerjakan tugas-tugas perkembangan. Untuk itu, anak membutuhkan suatu

kegiatan yang edukatif dan menyenangkan seperti bermain. Seperti yang

disampaikan oleh Harun (2009: 77) bahwa dalam bermain harus tercipta suasana

yang menyenangkan, rileks, ceria, mendidik, dan dapat menumbuhkan aktivitas

dan kreativitas. Seluruh kegiatan dalam bermain memiliki koneksi dengan otak

yang merupakan dorongan awal untuk mengembangkan potensi agar anak siap

memasuki jenjang sekolah berikutnya. Selain itu, dalam seluruh kegiatan bermain

juga bertujuan untuk mengembangkan kapasitas otak anak dengan menumbuhkan

dendrite atau sel saraf otak yang akan mengembangkan sinapsis-sinapsis. Sesuai

dengan hal tersebut, Laura E.Berk (Suyadi, 2010: 34) melakukan pengamatan

dengan hasil yang menunjukkan bahwa ketika anak bermain dengan

mengembangkan keterampilan motoriknya, maka akan terbangun pola pergerakan

sederhana. Terkait dengan motorik, bermain merupakan kegiatan yang penting

karena dapat mengembangkan kemampuan motorik melalui gerakan yang

dilakukan anak secara bebas. Anak mengembangkan otot-otot dan energi yang

ada. Aktivitas motorik merupakan komponen yang paling besar pada semua usia,

terutama pada usia anak usia dini

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan motorik

halus anak sangat penting untuk menunjang perkembangan yang lain dan di masa

yang akan datang. Untuk itu seluruh TK pada Gugus Teratai Umbulharjo

Page 20: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

6

Yogyakarta telah memberikan kegiatan yang dapat menstimulasi perkembangan

motorik halus anak. Namun kemampuan anak terkait motorik halus belum

mencapai tingkat memuaskan dalam penggunaan instrumen asesmen sesuai

dengan contoh pencapaian perkembangan pada pembelajaran pendidikan anak

usia dini kurikulum 2013. Hal ini terlihat dari kemampuan anak dalam melakukan

kegiatan motorik halus masih banyak dibantu oleh guru atau temannya yang lebih

mahir. Ketika mewarnai, anak mewarnai dengan coretan yang kasar dan kaku.

Pada kegiatan mencocok, anak juga terlihat merobek kertas dikarenakan tidak

sabar. Anak juga tidak dapat menjiplak sesuai dengan gambar asli dan mengulang

jiplakan. Saat bermain balok, anak juga tidak dapat membangun menara dengan

sempurna dan bangunannya roboh. Beberapa anak juga tidak bersedia bermain

balok dengan alasan takut bangunannya roboh. Dari alasan dan penjelasan

tersebut, peneliti ingin mengetahui seberapa besar kemampuan motorik halus anak

dalam bermain balok. Hasil ini kemudian dapat dijadikan dasar penelitian untuk

memberi tindakan agar dapat meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak

usia 5-6 tahun se-Gugus Teratai, Kecamatan Umbulharjo Yogyakarta. Untuk itu

peneliti berinisiatif untuk mengadakan penelitian dengan judul deskripsi

kemampuan motorik halus anak dalam kegiatan bermain balok pada anak TK usia

5-6 tahun se-Gugus Teratai, Kecamatan Umbulharjo Yogyakarta.

Diplihnya kegiatan bermain balok karena di TK pada Gugus Teratai

Umbulharjo Yogyakarta memiliki banyak kegiatan untuk mengembangkan

motorik halus. Peneliti hanya akan meneliti satu kegiatan saja agar lebih terfokus

yaitu pada kegiatan bermain balok. Bermain balok merupakan salah satu cara

Page 21: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

7

untuk mengoptimalkan aspek perkembangan motorik halus karena ketika anak

bermain balok, anak melibatkan tangan dan mata untuk berkoordinasi (Hurlock,

1978: 154).

B. Identifikasi Masalah

Dari penjelasan tersebut, maka dapat ditarik beberapa identifikasi

masalah, antara lain:

1. Kemampuan motorik halus anak belum berkembang optimal.

2. Beberapa anak masih dibantu guru dan temannya dalam melakukan tugas-

tugas perkembangan motorik halus.

3. Anak mewarnai dengan kasar dan kaku sehingga terlihat tidak rapi.

4. Anak menjiplak berulang-ulang kali dan terlihat tidak rapi.

5. Beberapa anak belum bisa menyusun balok karena takut bangunannya roboh.

C. Pembatasan Masalah

Dari identifikasi masalah tersebut, terdapat beberapa pertanyaan yang

muncul. Namun peneliti hanya membatasi permasalahan pada kemampuan

motorik halus dalam kegiatan bermain balok pada anak TK usia 5-6 tahun se-

gugus Teratai, Umbulharjo Yogyakarta yang disebabkan oleh kemampuan

motorik halus anak belum berkembang optimal.

Page 22: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

8

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah berapa besar kemampuan motorik halus

dalam kegiatan bermain balok pada anak TK usia 5-6 tahun se-gugus Teratai,

Umbulharjo Yogyakarta?.

E. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti bertujuan untuk mengetahui seberapa besar

kemampuan mototik halus dalam kegiatan bermain balok pada anak TK usia5-6

tahun se-gugus Teratai, Umbulharjo Yogyakarta.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat dapat memberi sumbangan dan

informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan perkembangan motorik halus

anak usia 5-6 tahun pada kegiatan bermain balok.

2. Manfaat praktis

a. Bagi sekolah dan guru:

Hasil penelitian ini dapat memberi gambaran dan informasi pada pihak guru

mengenai kemampuan motorik halus anak dalam kegiatan bermain balok pada

anak TK usia 5-6 tahun se-gugus Teratai Umbulharjo Yogyakarta.

Page 23: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

9

b. Bagi peneliti:

Penelitian ini diharapkan dapat memberi pengalaman, ilmu pengetahuan, dan

wawasan mengenai kemampuan motorik halus anak dalam kegiatan bermain

balok pada anak TK usia 5-6 tahun.

Page 24: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pendidikan Anak Usia Dini

1. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini

Pendidikan pada dasarnya adalah suatu usaha untuk mengembangkan

kepribadian seseorang yang bersifat dinamis (Rukiyati dan kawan-kawan, 2008:

132). Perubahan tersebut mengarah pada suatu kesempurnaan dimana manusia

meraih perkembangan yang lebih tinggi yang melibatkan dua proses yaitu

hominisasi dan humanisasi. Hominisasi adalah adalah proses melibatkan manusia

dalam lingkup hidup manusia itu sendiri. Sedangkan humanisasi adalah proses

yang lebih jauh dan merupakan lanjutan dari homanisasi. Sesuai dengan hal

tersebut, Dwi Siswoyo (2007: 53) juga memaparkan bahwa pendidikan adalah

proses manusia belajar yang mempengaruhi kemampuan, kepribadian, sikap, dan

kekuatan dalam berhubungan dengan sesama manusia, dunia, dan Tuhan. Proses

tersebut disempurnakan dengan adanya alat (media) yang digunakan untuk

membantu tujuan pendidikan itu sendiri. Proses pendidikan juga melibatkan

perkembangan dan pertumbuhan. Artinya bersifat terus-menerus sejak manusia

lahir sampai akhir hayat manusia.

Menurut National Association for The Education Young Children

(NAEYC), anak usia dini adalah anak yang berusia sejak lahir sampai 8 tahun.

Sedikit berbeda dengan hal tersebut, menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun

2003 pasal 28 ayat 1, anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia

sejak lahir sampai 6 tahun. Anak usia dini bersifat unik. Artinya anak memiliki

Page 25: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

11

kelebihan dan kekurangan masing- masing (Harun dan kawan-kawan, 2009: 37).

Berkaitan dengan hal tersebut, Galuh, A.P (2014: 35) mengatakan bahwa anak-

anak tersebut berada pada masa golden age yaitu masa keemasan. Pada masa

tersebut perkembangan otak anak berkembang sangat pesat dengan kemampuan

pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun mental sebanyak 80% dan

hanya akan berkembang 20% pada masa dewasa (Suyadi, 2010: 5). Pertumbuhan

dan perkembangan tersebut telah muncul sejak dalam masa kandungan yaitu

dengan terbentuknya sel saraf otak yang merupakan modal untuk kecerdasan.

Setelah lahir, sel saraf tersebut tidak terjadi lagi, namun hubungan antar sel saraf

otak tersebut yang terus berkembang (Trianto, 2010: 28).Sesuai dengan pendapat

tersebut, M. Fadlillah dan Lilif. M. K (2012: 42) memaparkan bahwa ketika

dilahirkan ke dunia, otak manusia mencapai perkembangan sebanyak 25%, hingga

usia 4 tahun mencapai 50%, dan sampai usia 8 tahun mencapai 80%. Selebihnya

akan berkembang hingga usia 18 tahun.

Oleh sebab itu, orang dewasa perlu memberikan stimulasi dengan

melakukan latihan-latihan dasar secara terus-menerus untuk memaksimalkan

kemampuan anak. Stimulasi tersebut harus dilakukan dengan keadaan yang

hangat, ceria, dan gembira sehingga melahirkan kenyaman sesuai dengan apa

yang dibutuhkan anak (Harun dan kawan-kawan, 2009: 41). Kegiatan yang

mendatangkan kehangatan, keceriaan, dan kegembiraan bagi anak didapat dari

kegiatan bermain. Melalui bermain, anak juga mendapat pengalaman. Bermain

merupakan media dimana anak mendapat pengalaman dengan bebas berekspresi

dalam fantasi dan dunia nyatanya. (Conny.RS, 2002: 54). Selain itu, anak juga

Page 26: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

12

membutuhkan makanan bergizi dan seimbang untuk memaksimalkan

perkembangan dan pertumbuhan (Trianto, 2010: 32).

Berkaitan dengan perkembangan, Harun dan kawan-kawan (2009: 47)

memamparkan perkembangan anak usia dini terbagi menjadi perkembangan

sensori dan persepsi, perkembangan motorik, perkembangan sosial dan emosional,

perkembangan kognitif, dan perkembangan bahasa. Seluruh aspek perkembangan

tersebut lebih banyak melibatkan indera pendengaran dan penglihatan. Sedikit

berbeda dengan pendapat tersebut, perkembangan anak dibagi menjadi 4 yaitu

perkembangan fisik, perkembangan intelektual, perkembangan sosial emosional,

dan perkembangan moral (Rita Eka Izzati dan kawan-kawan, 2008: 85). Keempat

aspek perkembangan tersebut dikelompokkan menjadi lebih spesifik sesuai

dengan yang tercantum pada Tahapan Pencapaian Perkembangan (TPP) yang

ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2009 yaitu perkembangan

nilai, agama, dan moral; perkembangan sosial dan emosional; perkembangan

bahasa; perkembangan kognitif; dan perkembangan fisik motorik.

Jadi pendidikan anak usia dini adalah proses belajar dengan

memaksimalkan segala potensi, sikap, dan kepribadian yang dilakukan dengan

adanya stimulasi dan latihan pada anak berusia sejak lahir sampai 6 tahun. Proses

pendidikan anak usia dini harus disesuaikan dengan kebutuhan anak. Artinya,

pendidikan harus bersifat nyaman, gembira, menyenangkan, dan tanpa paksaan

untuk anak (Harun dan kawan-kawan, 2009: 38). Kegiatan yang melibatkan

aspek-aspek tersebut dapat diperoleh anak melalui kegiatan bermain. Bermain

merupakan sarana belajar dimana anak melakukan kegiatan berulang-ulang demi

Page 27: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

13

memperoleh kesenangan. Berbagai kegiatan yang diulang-ulang tersebut

merupakan latihan yang akan berfungsi di masa depan (Geraldine dan kawan-

kawan, 2003: 56).

B. Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini

1. Pengertian Kemampuan Motorik Halus

Pada awal sekolah, anak usia dini banyak melakukan kegiatan yang

melibatkan motorik, baik motorik kasar maupun motorik halus seperti menulis,

meronce, dan bermain balok. Menurut Desmita (2005: 99) keterampilan motorik

adalah gerakan- gerakan tubuh yang disengaja, otomatis, dan cepat. Gerakan ini

merupakan hasil dari koordinasi beratus-ratus otot yang rumit. Kemampuan

motorik dibagi menjadi motorik kasar (gross mototrik skill) dan motorik halus

(fine motor skill). Motorik halus melibatkan otot-otot kecil yang ada pada tubuh

seperti otot untuk menyentuh dan menggenggam. Menguatkan pendapat tersebut,

Fadlillah (2012: 59) memaparkan bahwa motorik halus (fine motor skill) adalah

keterampilan menggerakkan otot dan fungsinya yang menghasilkan suatu gerakan

spesifik dibandingkan dengan motorik kasar.

Santrock (2007: 216) mengungkapkan motorik halus adalah keterampilan

dengan melibatkan gerakan yang diatur secara halus. Gerakan-gerakan tersebut

melibatkan kelompok otot yang lebih kecil dan memerlukan keterampilan tangan,

seperti menggenggam, mengancingkan baju, menulis, dan menjahit.

Menambahkan hal tersebut, Santrock (2011: 214) mengatakan bahwa bayi yang

baru lahir hampir tidak memiliki kontrol terhadap motorik halus, namun memiliki

Page 28: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

14

komponen yang akan menjadi gerakan lengan, tangan, dan jari yang akan

terkoordinasi menjadi lebih baik. E.Berk (1994 dalam Suyadi, 2010: 69)

menyatakan bahwa motorik halus adalah bentuk kebalikan dari motorik kasar. Hal

ini dibuktikan bahwa pada anak usia prasekolah telah terjadi perubahan besar pada

kemampuan motorik yaitu dengan meningkatnya gerakan tangan dan jari.

Sementara itu, Hurlock berpendapat (1978: 171) keterampilan motorik

halus adalah gerakan yang memerlukan keterampilan tangan yang dibutuhkan

lebih banyak dalam setiap kehidupan manusia sehingga keterampilan ini dipelajari

lebih baik daripada keterampilan kaki atau motorik kasar. Menurut Davison dan

Kring (2010 dalam Tesis yang disusun oleh Evi.D.S, 2014: 11) motorik halus

adalah gerakan yang dilakukan oleh otot-otot tertentu saja, yaitu otot-otot kecil

dimana dalam melakukan proses tersebut membutuhkan koordinasi gerak dan

daya konsentrasi yang baik. Menurut Evi.D.S (2014: 11), motorik halus adalah

pengorganisasian penggunaan otot-otot kecil seperti tangan dan jari yang

memerlukan koordinasi yang cermat dan teliti.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa

kemampuan motorik halus adalah gerakan yang terbentuk dari pengkoordinasian

otot-otot dan syaraf-syaraf yang lebih kecil dan lebih detail yang akan

menghasilkan gerakan yang lebih spesifik pula dari keterampilan motorik kasar,

yaitu gerakan dan keterampilan tangan yang disengaja, otomatis, dan cepat seperti

memegang benda, menulis, menggambar, dan mejahit. Dalam proses melakukan

gerakan motorik halus, diperlukan adanya koordinasi gerak dan daya konsentrasi

yang cukup baik.

Page 29: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

15

2. Perkembangan Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini

Suyadi (2010: 69) menyatakan bahwa perkembangan motorik halus

adalah meningkatnya pengkoordinasian yang melibatkan otot dan saraf yang jauh

lebih kecil dan lebih detail. Kelompok otot dan saraf inilah yang mampu

menghasilkan gerak motorik halus seperti meremas, menulis, menggambar dan

lain-lain. Terkait hal tersebut, teori sistem dinamik (Santrock,2007: 207) yang

diajukan oleh Ester Thelen dimana ketika melakukan eksperimen melibatkan

seorang bayi membuktikan bahwa perkembangan motorik kasar maupun motorik

halus, tidak dipengaruhi oleh hereditas (genetis) seperti yang disampaikan oleh

Arthur Gesell (1934; dalam Santrock, 2007: 207). Bayi membangun keterampilan

motorik untuk mempersepsi dan melakukan gerakan. Anak harus lebih aktif

membangun keterampilan untuk mencapai tujuan dalam batasan tertentu. Dalam

mengembangkan kemampuan motorik, bayi harus mempersepsikan hal yang

memotivasi dirinya untuk melakukan suatu gerak dan memanfaatkan persepsinya

untuk memperhalus gerakan (Santrock, 2007: 207). Ketika bayi mulai termotivasi,

maka perilaku motorik mulai terbentuk. Perilaku tersebut merupakan gabungan

dari beberapa faktor antara lain perkembangan sistem saraf; sifat fisik tubuh dan

kemungkinan gerakan; tujuan yang memotivasi bayi; dan dukungan lingkungan

atas keterampilan yang akan dilakukan (Halleman dkk, 2005 dalam Santrock,

2007: 207).

Sehubungan dengan hal diatas, Seifert & Hoffnung (1994; Santrock,

1998; Desmita, 2005: 98) bayi pada awal kehidupan sering terlihat ingin meraih

dan menggenggam benda di dekatnya. Namun bayi hanya mampu menyentuh

Page 30: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

16

benda tersebut dan gagal untuk menggenggam objek. Keterampilan seperti itu

akan terus terjadi selama 4-5 bulan. Selama 2 tahun pertama kehidupan,

keterampilan tersebut menjadi semakin baik. Bayi mulai memperlihatkan

kemampuannya secara berurutan untuk melakukan gerakan sederhana pada siku

dan bahu, kemudian gerakan pada pergelangan tangan, memutar tangan, dan

melakukan koordinasi antara ibu jari dan jari telunjuk. Melanjutkan hal tersebut,

(Santrock, 2011: 15) menjelaskan pada usia 3 tahun, anak memiliki kemampuan

yang lebih matang untuk menggunakan tangannya dibandingkan ketika masih

bayi. Anak mampu memungut objek-objek terkecil dengan ibu jari dan jari

telunjuk, namun mereka masih canggung melakukan hal tersebut. Anak juga dapat

membangun menara balok yang sangat tinggi dengan konsentrasi penuh, namun

sering kali tidak sepenuhnya dalam garis lurus. Anak juga dapat bermain dengan

puzzle. Ketika anak mengenali lokasi yang cocok pada puzzle, anak belum dapat

menempatkan potongan puzzle dengan tepat. Anak sering mencoba memaksakan

potongan tersebut dan menepuknya dengan keras. Pada usia 4 tahun, kemampuan

motorik anak meningkat secara substansial dan lebih tepat. Anak sering marah

karena merasa bangunan balok yang disusun kurang sempurna. Pada usia 5 tahun,

koordinasi motorik halus mulai meningkat. Tangan, lengan, dan tubuh bergerak

bersama di bawah komando mata.

Berkaitan dengan hal tersebut, Hurlock (1978: 159) juga menerangkan

bahwa pengendalian otot tangan, bahu, dan pergelangan tangan meningkat pada

masa kanak-kanak dan akan mencapai tingkat kesempurnaan layaknya orang

dewasa pada umur 12 tahun. Hurlock mengilustrasikan 2 bidang keterampilan

Page 31: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

17

tangan yang sering digunakan, yaitu keterampilan makan dan keterampilan

menangkap dan melempar bola. Pada akhir tahun pertama kehidupan, anak

mampu mencoba memegang botol susu atau cangkir dan mengambil sendok yang

digunakan untuk makan. Pada usia 8 bulan, anak dapat memegang botol susu

yang dimasukkan ke mulutnya. Sebulan setelah itu, anak dapat membetulkan

posisi botol susu di dalam mulut. Pada umur 11 dan 12 bulan, sewaktu-waktu

anak mencoba memegang cangkir dan berusaha untuk makan sendiri dengan

menggunakan sendok. Pada mulanya, anak memegang cangkir dengan kedua

tangan. Anak yang makan dengan sendok akan menjatuhkan sebagian besar

makanannya. Namun dengan seringnya latihan yang dilakukan, anak mulai dapat

memegang cangkir dengan satu tangan dan makanan yang berjatuhan dari sendok

mulai berkurang. Pada akhir tahun kedua, anak dapat menggunakan sendok dan

garpu dengan baik. Setahun setelahnya, anak dapat mengoleskan mentega atau

manisan pada roti dengan menggunakan pisau. Bila anak diberi bimbingan dan

kesempatan, maka pada tahun keempat anak mampu menyayat daging lunak

dengan sebuah pisau. Pada usia 6 tahun, sebagian besar anak sudah mampu

menguasai tugas yang digunakan dalam keterampilan makan sendiri.

Pada keterampilan menangkap dan melempar bola ditunjukkan oleh anak

usia 2 tahun dimana anak dapat menggulirkan bahkan mencoba melempar bola.

Meskipun demikian, pada usia 4 tahun sebagian besar anak belum mampu

melemparkan bola dengan baik. Anak terampil melempar bola saat menginjak

usia 6 tahun. Karena keterampilan menangkap bola lebih sulit dibandingkan

dengan keterampilan melempar bola, maka keterampilan menangkap bola akan

Page 32: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

18

berkembang setelahnya. Pada usia 6 tahun, anak dapat menangkap bola dengan

seluruh tubuhnya. Kemudian dengan gerakan yang agak teratur, anak mulai

menangkap bola dengan tangan. Setelah melewati usia 6 tahun, anak mulai

menyempurnakan gerakan tangan yang terkoordinasi sehingga mampu

menangkap dengan kedua telapak tangan. Dalam Suyadi (2010: 70) E. Berk

memaparkan bahwa pada usia 3 tahun, anak sudah dapat mengenakan baju

sendiri, bahkan mampu memakai dan melepas sepatunya sendiri. Keterampilan ini

disebut self-help (keterampilan menolong diri sendiri). Keterampilan ini akan

mencapai puncaknya pada usia 6 tahun. Ketercapaian tersebut merupakan

koordinasi gerakan-gerakan tangan dan gerakan lainnya yang berurutan dan kait-

mengait.

Jadi, perkembangan motorik halus pada seseorang tidak dipengaruhi oleh

hereditas sehingga sejak awal kehidupan bayi harus mempersepsi dan beraksi

sesuai dengan kemampuan motorik halus yang dimiliki sehingga bayi dapat

mewujudkan kebutuhannya dan keinginannya. Anak usia 5-6 tahun dapat

menunjukkan peningkatan kemampuan motorik halus dari usia sebelumnya. Anak

mulai dapat melakukan koordinasi antara tangan, lengan, dan tubuh di bawah

komando mata sehingga anak dapat melakukan beberapa keterampilan yang

digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari secara mandiri. Sebagian besar

anak sudah mampu menguasai tugas untuk melakukan keterampilan makan

sendiri dengan menggunakan sendok dan garpu maupun mengoleskan mentega

atau manisan pada roti dengan menggunakan pisau, melempar dan menangkap

bola, dan bermain balok secara sempurna.

Page 33: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

19

3. Fungsi Perkembangan Motorik Halus

Hurlock (1978: 163) memaparkan fungsi dari perkembangan motorik

halus terhadap keterampilan anak usia dini. Keterampilan tersebut antara lain:

a. Keterampilan bantu diri (self-help)

Untuk mencapai kemandirian, anak perlu mengembangkan keterampilan

motorik yang memungkinkan mereka dapat melakukan kebutuhan diri

sendiri.Keterampilan tersebut meliputi keterampilan makan, berpakaian, merawat

diri, dan mandi. Ketika anak mencapai usia sekolah, anak harus memiliki

keterampilan ini dengan tingkat keterampilan dan kecepatan seperti orang dewasa.

b. Keterampilan bantu sosial (social-help)

Agar dapat diterima dalam kelompok sosial (keluarga, sekolah, tetangga),

anak perlu menjadi individu yang kooperatif. Untuk itu diperlukan keterampilan

tertentu, misalnya membantu perkejaan rumah dan tugas sekolah yang wajib

dikerjakan bersama.

c. Keterampilan bermain

Untuk dapat menikmati kegiatan kelompok sebaya atau teman-teman

bermain, anak harus dapat melakukan beberapa permainan seperti bermain bola,

ski, menggambar, melukis, dan memanipulasi alat bermain.

d. Keterampilan sekolah

Dalam masa permulaan sekolah, sebagian besar pekerjaan menggunakan

keterampilan motorik. Baik motorik kasar maupun motorik halus seperti menulis,

menggambar, menari, dan membuat keramik. Dalam pengerjaan keterampilan

tersebut, anak mengerjakan bersama teman dan gurnya. Semakin banyak dan

Page 34: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

20

semakin terampil anak melakukan hal tersebut, semakin baik pula penyesuaian

sosial yang dilakukan dan prestasi akademis maupun non-akademis.

Menurut Sumantri (2005: 146) fungsi dari kemampuan mototrik halus

adalah mendukung aspek perkembangan lainnya seperti kognitif, sosial, dan

bahasa karena setiap perkembangan tidak dapat dipisahkan antara satu dengan

perkembangan yang lain. Jadi dapat disimpulkan fungsi dari perkembangan

motorik halus berdasarkan pendapat yang telah dipaparkan, yaitu untuk membantu

anak mampu dan membiasakan melakukan kegiatan sehari-hari (keterampilan)

sehingga anak terbiasa mandiri seperti peningkatan keterampilan self-help,

keterampilan social help, keterampilan bermain, dan keterampilan sekolah.

4. Prinsip Perkembangan Motorik Halus

Kegiatan-kegiatan yang diberikan untuk meningkatkan kemampuan

motorik halus anak harus memperhatikan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan

agar motorik halus sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Hurlock (1978: 151)

menjelaskan lima prinsip perkembangan motorik, antara lain:

a. Perkembangan motorik bergantung pada kematangan otot dan saraf

Perkembangan pada bentuk kegiatan motorik yang berbeda disesuaikan

dengan posisi sistem saraf. Perkembangan pusat saraf yang lebih rendah yang

berada pada urat saraf tulang belakang berkembang lebih baik daripada

perkembangan pusat saraf yang lebih tinggi yang berada dalam otak. Begitu juga

dengan kegiatan massa pada waktu lahir secara perlahan berkembang menjadi

kegaiatan sukarela yang sederhana yang merupakan landasan untuk keterampilan

berikutnya. Cerebellum sebagai otak bawah yang mengendalikan keseimbangan

Page 35: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

21

dan cerebrum yaitu otak yang lebih atas yang mengatur gerakan terampil

berkembang cepat selama awal tahun kehidupan.

b. Belajar keterampilan motorik tidak terjadi sebelum anak matang

Sebelum sistem saraf berkembang dengan baik, usaha mengajarkan

gerakan terampil pada anak akan sia-sia. Begitu juga bila anak melakukan hal

tersebut secara mandiri. Pelatihan seperti itu hanya menghasilkan keuntungan

sementara, pengaruhnya tidak akan berarti dalam jangka waktu panjang.

c. Perkembangan motorik mengikuti pola yang diramalkan

Pola kegiatan motorik yang dapat diramalkan terbukti dengan adanya

perubahan dari kegiatan massa ke kegiatan khusus. Di dalam pola perkembangan

motorik yang berbeda ada tahapan dan usia yang dapat diramalkan. Meskipun

setiap tahap berbeda satu sama lain, masing-masing bergantung pada tahap yang

mendahului dan tahap berikutnya. Tahapan-tahapan tersebut saling berhbungan

dan mempengaruhi satu sama lain. Tahapan yang dapat diramalkan ini juga

berjalan konsisten terhadap keseluruhan laju perkembangan.

d. Perbedaan individu dalam laju perkembangan motorik

Meskipun dalam perkembangan motorik mengikuti perkembangan yang

serupa untuk semua orang, namun dalam hal tersebut ditemukan adanya

perbedaan individu. Hal ini memperngaruhi usia pada saat terjadinya perbedaan

tersebut sehingga mengakibatkan cepat lambatnya perkembangan motorik

seseorang. Berkaitan dengan hal tersebut, Sumantri (2005: 147-148) memaparkan

mengenai prinsip-prinsip perkembangan anak sebagai berikut:

Page 36: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

22

a. Berorientasi pada kebutuhan anak.

Tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit untuk anak. Kegiatan yang

diberikan seharusnya disesuaikan dengan perkembangan anak.

b. Belajar sambil bermain.

Bermain sangat menyenangkan untuk anak karena dunia anak adalah

bermain. Melalui bermain, anak dapat belajar dengan mengeksplor mengenai

dirinya sendiri dan lingkungannya sehingga pembelajaran menjadi lebih

bermakna. Bermain harus dilakukan dalam suasana yang ceria dan

menggembirakan.

c. Kreatif dan inovatif

Kegiatan yang diberikan harus memunculkan rasa ingin tahu anak sehinga

anak mencoba berpikir kritis yang dapat memunculkan pemikiran atau ide-ide

kreatif dan inovatif dari anak.

d. Lingkungan kondusif

Lingkungan yang aman dan nyaman untuk anak sangat mendukung

proses pembelajaran demi tercapainya pembelajaran yang bermakna untuk anak.

Selain itu, ruang gerak untuk anak juga merupakan hal yang harus diperhatikan.

Ruang bermain untuk anak seharusnya cukup luas karena anak cenderung lebih

senang untuk melakukan gerakan-gerakan besar dan bebas.

e. Tema

Dalam pembelajaran sebaiknya dimulai dari hal-hal yang dekat dengan

anak.Pembelajaran terkait dengan kehidupan sehari-hari anak agar anak lebih

mudah dalam memahami suatu konsep.

Page 37: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

23

f. Mengembangkan keterampilan hidup

Kegiatan untuk pengembangan motorik halus sebaiknya dapat mengembangkan

beberapa keterampilan hidup seperti menolong diri sendiri dan sosialisasi yang

dapat digunakan dalam kehidupan anak selanjutnya. Misalnya makan, mengikat

tali sepatu, mandi, dan mengancingkan baju.

g. Menggunakan kegiatan terpadu

Model pembelajaran terpadu sangat cocok untuk anak usia dini karena

disesuaikan dengan pemilihan tema yang menarik sehingga anak cukup antusias

dalam melakukan tugas-tugas.

h. Kegiatan berorientasi pada prinsip perkembangan anak

Prinsip perkembangan yang baik artinya anak dapat belajar dengan baik

ketika kebutuhan fisiknya terpenuhi, tentram dan aman psikologisnya. Anak

belajar secara berulang-ulang dan melaui interaksi dengan orang lain.

Perkembangan dan proses pembelajaran harus tetap memperhatikan perbedaan

setiap anak.

Jadi dapat disimpulkan bahwa kegiatan-kegiatan yang memacu

perkembangan motorik halus harus disesuaikan dengan prinsip-prinsip

perkembangan motorik halus agar perkembangan tidak bersifat sementara, namun

memberi keuntungan yang bermakna pada masa kehidupan manusia. Untuk itu,

anak usia dini membutuhkan kegiatan-kegiatan yang memenuhi prinsip

perkembangan motorik halus agar sesuai dengan tahap perkembangannya dimana

prinsip-prinsip tersebut antara lain berorientasi pada kebutuhan anak, belajar

sambil bermain, kreatif dan inovatif, lingkungan kondusif, bertema,

Page 38: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

24

mengembangkan keterampilan hidup, menggunakan kegiatan terpadu, dan

berorientasi pada prinsip perkembangan anak.

5. Stimulasi Untuk Perkembangan Motorik Halus

Dave mengembangkan teori Benyamin Bloom (dalam Suyadi, 2010: 73)

yang menyatakan bahwa rentang kemampuan gerak motorik anak ditunjukkan

dari gerakan yang kaku sampai pada gerakan yang luwes dengan

mengklasifikasikan domain psikomotorik ke dalam lima kategori. Hal tersebut

dapat dijadikan stimulasi untuk meningkatkan perkembangan fisik motorik anak

usia dini. Dengan adanya lima kategori tersebut, Dave berharap anak mampu

mencapai tingkat perkembangan fisik motorik secara sempurna, sehingga

pencapain gerakan tersebut dapat menunjang tingkat kegeniusan anak. Lima

kategori tersebut adalah:

a. Imitation (peniruan)

Keterampilan suatu gerakan yang telah dikenali sebelumnya oleh anak. Anak

dapat mengenal gerakan tersebut baik dengan mendengar maupun melihat

sehingga anak melakukan representasi ulang . Stimulasi yang dapat diberikan

misalnya adalah menontonkan film; misalnya meniru gerakan binatang. Anak

yang sering melihat gerakan binatang secara berulang-ulang, maka anak dapat

menirukan gerakan binatang tersebut.

b. Manipulation (penggunaan konsep)

Kemampuan menggunakan konsep dalam melakukan kegiatan. Anak menetapkan

suatu gerakan keterampilan tertentu dengan latihan. Ketika anak mengulang-

ngulang kegiatan tersebut, maka gerakan tersebut akan dengan mudah tersimpan

Page 39: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

25

pada ingatan anak. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan garpu,

melompat, dan menggunting.

c. Presition (ketelitian)

Kemampuan bergerak dengan kedetailan tertentu. Ketelitian ini mirip dengan

maipulasi, namun mencapai kontrol yang lebih tinggi. Seperti belajar mengendarai

sepeda roda tiga, mudur, dan zigzag.

d. Articulation (perangkaian)

Kemampuan gerak secara kombinatif dan berkesinambungan yang membutuhkan

koordinasi saraf, otot dan mata secara cermat.Stimulasi yang dapat dilakukan

misalnya dengan menggambar, mengetik, dan menulis.

e. Naturalization (kewajaran)

Kemampuan gerak secara wajar. Diperlukan adanya kerjasama yang baik antara

saraf, pikiran, mata , tangan, dan anggota tubuh yang lain. Anak tidak dapat secara

langsung bisa melakukan, namun harus diulang-ulang hingga mencapai tingkat

kelenturan dan keluwesan gerak yang sempurna.

Berkaitan dengan hal tersebut, Sumantri (2005: 121) menerangkan bahwa

kemampuan motorik halus anak dapat berkembang meskipun tidak mendapat

stimulasi. Namun perkembangan tersebut tidak terjadi secara optimal.

Memberikan stimulasi terkait kegiatan untuk melatih perkembangan motorik

halus anak usia dini sebaiknya dengan kegiatan yang membutuhkan kecermatan,

kesabaran dan ketelitian. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain seperti mencetak,

menjahit, menggunting, menjiplak, membangun menara, dan bermain play dough.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa stimulasi yang

Page 40: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

26

dapat diberikan untuk perkembangan motorik halus anak adalah gerakan-gerakan

yang melibatkan otot kecil dan penggunaan tangan seperti menjiplak, membangun

menara, dan menjahit yang dalam prosesnya membutuhkan beberapa hal yaitu

peniruan, penggunaan konsep, ketelitian, perangkaian, dan kewajaran.

6. Tujuan Perkembangan Motorik Halus

Dalam mengoptimalkan pengembangan motorik halus diharapkan dapat

mencapai tujuan seperti yang dipaparkan oleh Sumantri (2005: 146):

a. Mampu mengembangkan keterampilan motorik halus yang berhubungan

dengan gerak kedua tangannya

b. Mampu menggerakkan anggota tubuh yang berhubungan dengan jari-jemari,

seperti kesiapan menulis, menggambar, dan menggunting

c. Mampu mengkoordinasi indera mata dan aktivitas tangan

d. Mampu mengendalikan emosi dan beraktvitas motorik halus

Sesuai dengan pendapat tersebut, Sujiono (2005 dalam Rakhmaningsih,

2015: 14) menjelaskan bahwa tujuan motorik halus adalah untuk meningkatkan

keterampilan fisik-motorik anak didik dalam memperkenalkan dan melatih

gerakan motorik halus anak didik, meningkatkan kemampuan mengelola,

mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi, serta meningkatkan keterampilan

tubuh. Menguatkan hal tersebut, Sujiono (2008: 2.12) menjelaskan tujuan-tujuan

dari pengembangan motorik halus, yaitu: (a) agar anak berlatih menggerakkan

pergelangan tangan dengan kegiatan menggambar dan mewanai, (b) anak belajar

ketepatan koordinasi mata dan tangan serta mengeerakkan pergelangan tangan

agar lentur, dan (c) anak belajar berimajinasi dan berkreasi.

Sementara itu, Yudha M. Saputra & Rudiyanto (2005: 115) menyatakan

tujuan keterampilan motorik halus, antara lain: (a) mampu memfungsikan otot-

otot kecil seperti gerakan jari tangan, (b) mampu mengkoordinasikan kecepatan

Page 41: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

27

tangan dan mata, dan (c) mampu mengendalikan emosi. Sependapat dengan hal

tersebut, Asmawati (2008: 5) memaparkan tujuan mengembangkan motorik halus

pada anak, yaitu agar anak dapat berlatih koordinasi tangan, mata, dan pikirannya

dalam menggunakan berbagai alat atau media kreatif sehingga memperoleh

keterampilan yang berguna untuk perkembangan selanjutnya (Asmawati, 2008:

5.). Purwarini (2015: 7) juga menyatakan tujuan dari pengembangan motorik halus

anak adalah untuk mengembangkan dan melatih motori halus anak, melatih

koordinasi lengan dan genggam, serta mengembangkan kreativitas anak. Nuryani

dan kawan-kawan (2013: 2) menjelaskan tujuan dari motorik halus pada anak,

yaitu menstimulasi perkembangan otot sebagai modal dasar untuk menulis,

mengenal warna dan bentuk, melatih gerakan otot jemari atau pergelangan tangan

agar lentur, menyalurkan perasaan melalui imajinansi, keindahan dan kreativitas

agar berkembang secara optimal. Berdasarkan pendapat di atas mengenai tujuan

pengembangan motorik halus, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan

pengembangan motorik halus adalah anak dapat berlatih dan membiasakan

gerakan-gerakan yang membutuhkan aktivitas tangan atau gerakan yang

melibatkan otot-otot kecil agar membantu anak dalam memenuhi kebutuhan diri

sendiri.

7. Unsur-Unsur Keterampilan Motorik Halus

Dalam melakukan gerakan, setiap anak memiliki beberapa unsur di

dalamnya. Barrow Harold. M dan Mc Gee, Rosemary (1976: 120) menyatakan

bahwa unsur-unsur keterampilan motorik terdiri atas: kekuatan, kecepatan, power,

ketahanan, kelincahan, keseimbangan, fleksibilitas, dan koordinasi. Hal tersebut

Page 42: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

28

juga sesuai dengan pemaparan Toho Cholik Mutohir dan Gusril (2004: 50-51)

yang menjelaskan bahwa unsur-unsur keterampilan motorik di antaranya:

a. Kekuatan adalah keterampilan sekelompok otot untuk menimbulkan tenaga

sewaktu bekerja atau melakukan gerakan. Kekuatan otot harus dimiliki anak

sejak dini. Apabila anak tidak memiliki kekuatan otot tentu anak tidak dapat

melakukan aktivitas bermain yang menggunakan fisik seperti: berlari,

melompat, melempar, memanjat, menganggkat, bergantung, dan mendorong.

b. Koordinasi kemampuan seseorang mengintegrasikan berbagai gerakan yang

berbeda ke dalam pola gerakan tunggal secara efektif. Dengan ketentuan

bahwa gerakan koordinasi meliputi kesempurnaan waktu antara otot dengan

sistem syaraf. Koordinasi merupakan faktor penting yang juga menentukan

suatu pembelajaran motorik dikarenakan koordinasi merupakan faktor lain

yang menjadi dasar pelaksanaan, khususnya gerakan yang lebih kompleks.

Anak dikatakan baik koordinasi gerakannya apabila anak mampu bergerak

dengan mudah, lancar dalam rangkaian dan irama gerakannya terkontrol

dengan baik.

c. Kecepatan adalah keterampilan yang berdasarkan kelentukan dalam satuan

waktu tertentu. Kecepatan dalam motorik tidak hanya fokus pada kecepatan

kaki melainkan seluruh bagian badan, bahkan mungkin bervariasi dari satu

bagian ke bagian lain.

d. Keseimbangan adalah kemampuan seseorang mengendalikan organ-organ

syaraf otot sehingga dapat mengendalikan gerakan-gerakan dengan baik dan

benar. Keseimbangan dibagi menjadi dua bentuk yaitu keseimbangan statis dan

Page 43: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

29

dinamis. Keseimbangan statis merujuk kepada menjaga keseimbangan tubuh

ketika berdiri pada suatu tempat. Keseimbangan dinamis adalah keterampilan

untuk menjaga keseimbangan tubuh ketika berpindah dari suatu tempat ke

tempat lain.

e. Kelincahan adalah keterampilan seseorang mengubah arah dan posisi tubuh

dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak dari titik ke titik lain. Kelincahan

ini meliputi koordinasi cepat dan tepat dan otot-otot besar pada badan dalam

suatu kegiatan pembelajaran.

Dari hasil penjelasan tersebut, unsur kebugaran jasmani yang

mempengaruhi gerakan motorik halus terdapat tiga unsur, yaitu kekuatan,

koordinasi, dan kecepatan. Ketiga komponen tersebut, tidak hanya fokus pada

gerakan yang melibatkan otot-otot besar, namun juga gerakan yang melibatkan

tangan atau motorik halus.

C. Konsep bermain

1. Pengertian Bermain Bagi Anak Usia Dini

“Bermain bukan bekerja; bermain adalah pura-pura; bermain bukan

sesuatu yang sungguh-sungguh; bermain bukan sesuatu yang produktif”

(Schwartzman,1978 dalam Patmonodewo, 1995: 102). Bermain menurut Suyadi

(2010: 284) merupakan aktivitas yang sangat menyenangkan dengan ditandai

adanya gelak tawa oleh anak yang melakukan. Karena itu, suasana hati menjadi

penentu apakah anak tersebut sedang bermain atau tidak. Menguatkan pendapat

tersebut (Harun,2009: 78) memaparkan bahwa bermain adalah proses aktivitas

Page 44: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

30

fisik dan psikis anak untuk mencari dan mendapatkan kesenangan yang bebas dari

aturan dan ketentuan yang ketat. Sesuai dengan hal tersebut, menurut Hurlock

(1978: 320) bermain merupakan aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk

memperoleh kesenangan. Hurlock menegaskan bahwa bermain merupakan lawan

dari kerja karena bermain dilakukan dengan penuh kesenangan, tanpa beban dan

dilakukan tanpa tujuan atau hasil akhir.Menambahkan pendapat tersebut, (Docket

dan fleer, 2000: 41 dalam Sujiono, 2012: 144) bermain merupakan kebutuhan

bagi anak karena melalui bermain anak memperoleh pengetahuan yang dapat

mengembangkan kemampuan dirinya. Bermain merupakan sesuatu yang berbeda

dengan aktivitas lain seperti bekerja dan belajar yang dilakukan untuk mencapai

suatu hasil akhir.

Sedikit berbeda dengan pendapat Hurlock, Sujiono (2012: 145)

menyatakan bahwa bermain bagi anak merupakan kegiatan yang dapat disamakan

dengan bekerja pada orang dewasa. Anak memberikan konsentrasi yang penuh

dalam bermain. Bermain juga memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap

perkembangan anak. Sedangkan Mayesty (1990: 196-197 dalam Sujiono, 2012:

144) bermain adalah kegiatan yang diulang-ulang sepanjang hari karena bagi anak

hidup adalah bermain dan bermain adalah hidup. Anak akan terus melakukan

permainan dimanapun dan kapanpun anak memiliki kesempatan.

“Bermain adalah suatu kegiatan yang serius, tetapi mengasyikkan. Melalui

aktivitas bermain, berbagai pekerjaan anak terwujud. Anak dapat memilih

aktivitasnya sendiri karena menyenangkan bukan karena akan memperoleh hadiah

atau pujian. Bermain merupakan salah satu alat utama yang menjadi latihan untuk

pertumbuhannya dan medium dimana anak mencobakan diri, bukan saja dalam

fantasinya tetapi juga benar nyata secara aktif. Bila anak bermain secara bebas,

sesuai kemauan manapun sesuai kecepatannya sendiri, maka ia melatih

kemampuannya.”(Setyawan, 2000: 20)

Page 45: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

31

Menurut Piaget (Partini, 2010: 50) bermain merupakan aktivitas yang

dapat mengembangkan kemampuan fisik-motorik anak karena anak belajar

mengontrol gerakannya menjadi gerakan yang terkoordinasi. Anak terlahir dengan

kemampuan refleks sehingga dengan bermain anak belajar menggabungkan dua

atau lebih gerak refleks hingga mampu mengontrol dengan baik. Hoorn dalam

penelitiannya (Partini, 2010: 50) juga menerangkan bahwa bermain memiliki

peran penting dalam perkembangan kemampuan berpikir logis, imajinatif, dan

kreatif. Bermain juga membebaskan anak dari kehidupan sebenarnya yang

menghambat berpikir abstrak. Anak belajar memahami pengetahuan melalui

interaksi dengan objek sekitarnya yang didapat dari bermain.

Dari beberapa kutipan yang telah dipaparkan tersebut, dapat ditarik

kesimpulan bahwa bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh anak usia

dini secara berulang-ulang untuk memperoleh kesenangan dan bebas dari aturan

yang ketat, tujuan atau hasil akhir, dan kehidupan nyata yang menghambat anak

untuk berpikir abstrak. Melalui bermain anak dapat mencobakan dirinya, baik

dalam dunia fantasi maupun dunia nyata. Anak juga dapat mengembangkan

kemampuan fisik-motorik, kemampuan berpikir logis, imajinatif, dan kreatif.

2. Tahapan Bermain

Dalam bermain, anak belajar berkomunikasi dengan orang lain yang ada

di sekitarnya. Dari komunikasi tersebut, kemampuan sosial anak menjadi semakin

berkembang. Parten dan Rogers dalam Dockett dan Fleer (1999: 62) dalam

Sujiono (2012: 147) menerangkan mengenai perkembangan bermain yang terdiri

dari beberapa tahap dipandang dari sudut sosial, dari kemampuan anak bermain

Page 46: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

32

secara individual sampai pada tahap bermain bersama. Tahapan-tahapan tersebut

dijelaskan sebagai berikut:

a. Unoccupied atau tidak menetap

Kegiatan bermain ini merupakan kegiatan dimana anak tidak benar-benar

terlibat dalam permainan itu. Anak hanya melihat-lihat dan mengamati keadaan di

sekitarnya, sambil duduk atau berdiri. Anak juga tidak sedang memberikan

konsentarsai penuh pada keadaan di sekitarnya (Harun, 2009: 92).

b. Onlooker atau penonton/ pengamat

Dalam ruangan yang sama, anak hanya menonton anak lain. Selama anak

sedang menonton, mungkin anak tersebut terlihat pasif, namun anak tersebut tetap

waspada dengan apa yang terjadi di sekitarnya dan sangat peduli dengan tingkah

laku anak di sekitarnya yang sedang bermain. Misalnya, anak tersebut hanya

duduk pasif dan menonton. Namun disaat bersamaan, anak tersebut bercerita

dengan teman lainnya sambil menonton anak lain yang sedang bermain atau

bermain sendiri sambil melihat anak lain yang sedang bermain (S.Patmonodewo,

2003: 103).

c. Solitary independent play atau bermain sendiri

Beberapa anak berada dalam ruangan yang sama namun seorang anak

bermain secara individual. Anak tidak akan memperhatikan apa yang dikerjakan

oleh anak lain. Anak terlihat sibuk dan asyik bermain sendirian. Kehadiran anak

lain tidak menarik untuk anak. Misalnya, seorang anak yang sedang menyusun

balok tanpa mempedulikan kegiatan anak lain yang berada di dekatnya

(S.Patmonodewo, 2003: 104).

Page 47: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

33

d. Parallel activity atau kegiatan parallel

Kegiatan bermain yang dilakukan oleh sekelompok atau beberapa anak

dengan menggunakan alat permainan atau materi yang sama, namun anak tetap

bermain secara individual. Kegiatan satu anak tidak tergantung pada anak yang

lain. Contoh dari bermain paralel adalah bermain puzzle. Bila satu anak

meninggalkan ruang, anak yang lain masih dapat melanjutkan permainan

(S.Patmonodewo, 2003: 104).

e. Associative play atau bermain dengan teman

Kegiatan bermain oleh beberapa anak namun tidak ada suatu aturan atau

ketentuan yang disepakati bersama. Misalnya, seorang anak memilih menjadi

penjahat, sedang anak lain memilih untuk berlari mengejar penjahat. Namun

dalam bermain asosiatif tidak ditentukan peran masing-masing anak. Jadi apabila

satu anak tidak berlari, yang lain tetap berlari melanjutkan permainan

(S.Patmonodewo, 2003: 104).

f. Cooperative or organized play atau kerja sama dalam bermain atau dengan

aturan

Kegiatan bermain dimana setiap anak memiliki peran tertentu untuk

mencapai tujuan permainan. Misalnya beberapa anak yang sedang bermain

“kucing dan tikus”. Dua anak menjadi kucing dan tikus, anak yang lain

membentuk lingkaran menjadi pagar untuk melindungi si kucing

(S.Patmonodewo, 2003: 104).

Sedangkan menurut Hurlock (1978:324) tahap perkembangan bermain

pada anak terdapat empat tahapan, yaitu:

Page 48: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

34

a. Tahap penjelajahan (exploartory stage)

Tahapan ini terjadi pada bayi sampai usia sekitar 3 tahun. Bermain yang

dilakukan hanya melihat orang lain dan benda serta berusaha menggapai benda

yang dilihatnya. Selanjutnya bayi mulai mampu mengendalikan tangan untuk

mengambil, memegang, dan mempelajari benda kecil. Setelah itu bayi bermain

dengan merangkak atau berjalan untuk memperhatikan apa saja yang ada dalam

jangkauannya.

b. Tahap mainan (toy stage)

Bermain jenis ini merupakan bermain dengan barang atau mainan yang

terjadi pada tahun pertama dan mencapai puncaknya pada usia 5 atau 6 tahun.

Awalnya, anak hanya mengeksplor mainannya. Lalu pada usia 2-3 tahun anak

membayangkan seolah-olah barang mainannya memiliki sifat hidup seperti dapat

bergerak, berbicara, dan merasakan. Namun dengan berkembangnya kecerdasan,

anak tidak lagi mengganggap benda mati sebagai benda hidup. Ketika mencapai

usia sekolah, anak mulai lebih nyaman bermain bersama teman daripada mainan

karena menurut anak bermain dengan mainan merupakan permainan bayi.

c. Tahap bermain (play stage)

Tahapan bermain dimana anak menunjukkan ketertarikan terhadap

beragam jenis permainan. Tahapan ini terjadi pada usia ketika anak mulai

memasuki masa sekolah. Jenis bermain anak sangat beragam. Bermain dengan

barang mainan masih dilakukan ketika anak sedang sendiri. Namun ketika

bersama teman-teman , anak lebih tertarik pada permainan yang lebih matang

seperti olahraga dan hobi.

Page 49: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

35

d. Tahap melamun (Daydream stage)

Tahap melamun terjadi pada anak yang mendekati masa puber. Anak

mulai kehilangan minat yang sebelumnya disenangi dan banyak menghabiskan

waktu dengan melamun. Biasanya melamun yang dilakukan terjadi ketika anak

menganggap dirinya tidak diperlukan dan tidak dimengerti oleh siapapun.

Sementara itu, Rubin, Fein & Vandenberg (1983) dan Smilansky (1968) dalam

Berk (1994) dalam Tedjasaputra (2001: 28), mengemukakan tahapan bermain

sebagai berikut:

a. Bermain fungsionil (Functional Play)

Umumnya tahapan bermain ini terjadi pada anak usia 1-2 tahun yang

berupa gerakan sederhana dan berulang-ulang. Anak dapat bermain dengan atau

tanpa alat. Misalnya, anak berlari-lari di halaman rumah, menarik mobil-mobilan,

dan meremas-remas tanah liat tanpa maksud merubah bentuk (Tedjasaputra, 2001:

28).

b. Bangun-membangun (Constructif Play)

Bermain pada tahapan ini biasanya terjadi pada anak usia 3-6 tahun.

Anak dapat membentuk sesuatu dengan alat permainan yang tersedia. Misalnya,

anak membuat rumah-rumahan dengan balok kayu atau potongan lego

(Tedjasaputra, 2001: 28).

c. Bermain pura-pura (make-believe play)

Kegiatan bermain pura-pura umumnya dilakukan oleh anak usia 3-7

tahun. Anak menirukan kegiatan yang dijumpai oleh orang-orang terdekatnya.

Anak sering menirukan gerakan atau gaya bicara orag terdekat seperti ayah dan

Page 50: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

36

ibunya. Anak juga berperan menjadi tokoh film yang dikenalnya seperti batman

dan doraemon (Tedjasaputra, 2001: 29).

d. Bermain dengan peraturan (Games with rules)

Dalam kegiatan bermain ini, anak sudah dapat mematuhi aturan. Lambat

laun anak memahami bahwa peraturan tersebut boleh diubah sesuai dengan

kesepakatan bersama asal tidak terlalu menyimpang dari aturan umumnya.

Biasanya terjadi pada anak usia 6-11 tahun (Tedjasaputra, 2001: 29).

Sesuai dengan beberapa pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan

bahwa tahapan bermain terus berkembang mulai dari kemampuan bermain anak

yang bersifat individual sampai pada kemampuan anak bermain dengan cara

melibatkan teman-teman di sekitarnya. Anak usia 5-6 tahun berada pada tahapan

bermain dimana anak mulai bermain dengan anak lain. Umumnya anak lebih

menyukai permainan peran. Anak menirukan penampilan atau gaya bicara dari

orang di sekitarnya atau tokoh yang sering dia jumpai di televisi. Terkadang anak

melakukannya dengan anak lain. Meskipun demikian, dalam permainan tersebut

tidak ada aturan ketat di dalamnya.

3. Manfaat Bermain Bagi Anak Usia Dini

Menurut Agung Triharso (2013: 10-13) bermain memiliki beberapa

manfaat untuk perkembangan anak usia dini, antara lain adalah:

a. Bermain mempengaruhi perkembangan fisik anak

Anak usia dini bersifat aktif, banyak gerak, dan rentang perhatiannya

masih sangat terbatas. Oleh sebab itu anak perlu mendapat kesempatan untuk

bergerak. Anak merasa bosan bila diminta untuk duduk berjam-jam, maka

Page 51: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

37

sebaiknya energi yang dimiliki disalurkan melalui bermain dimana anak

melakukan gerakan-gerakan tubuh yang dapat menjadikan tubuh lebih sehat dan

otot menjadi lebih kuat.

b. Bermain dapat digunakan sebagai terapi

Bermain dapat dijadikan psiko terapi atau media “pengobatan” bagi anak.

Anak yang beramasalah dan tidak cukup ditangani dengan konseling atau

konsultasi saja, maka memerlukan sebuah pengobatan. Dalam menjadikan

bermain sebagai psiko terapi, diperlukan adanya seorang ahli yang menangani

banyak masalah apada anak. Tindakan yang diberikan ahli psiko terapi sangat

diperlukan.Hal ini bisa terjadi pada anak yang tantrum, agresif, dan kurang percya

diri.

c. Bermain meningkatkan pengetahuan anak

Dengan bermain, anak mendapat pengetahuan dari apa yang

dipelajarinya dengan mengenal bahkan memahami konsep warna, ukuran, bentuk,

arah, dan besaran sebagai landasan untuk belajar menulis, bahasa, matematika,

dan ilmu pengetahuan yang lain. Aktivitas motorik kasar dan motorik halus anak

ikut berkembang. Misalnya ketika anak menulis, menggambar, dan mencorat-

coret. Perkembangan motorik kasar dapat dilihat ketika anak berlari dan berjalan.

d. Bermain melatih penglihatan dan pendengaran

Ketajaman dan kepekaan penglihatan dan pendengaran juga sangat perlu

dikembangkan. Kedua indera tersebut memudahkan anak untuk belajar membaca

serta menulis di kemudian hari. Perkembangan keduanya dapat dilatih melalui

bermain.

Page 52: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

38

e. Bermain mempengaruhi perkembangan kreativitas anak

Anak usia dini memiliki rentang perhatian yang terbatas dan sulit diatur.

Dengan bermain, anak akan merasa senang dan terkontrol sehingga kreativitas

pun meningkat. Kreativitas akan terlatih dan muncul dengan sendirinya. Dalam

hal ini orang dewasa perlu untuk membebaskan anak namun tetap dalam

pengawasan. Umumnya, kreativitas diawali dengan rasa ingin tahu anak dengan

mengeksplorasi setiap hal dalam kehidupan sehari-harinya.

f. Bermain mengembangkan tingkah laku sosial anak

Dengan berkembangnya usia, anak perlu untuk dilatih berpisah dengan

ibu atau pengasuhnya. Anak harus diberi pengertian bahwa perpisahan hanya

terjadi sementara. Sedangkan dengan teman sebaya, anak harus belajar berbagi

hak milik, menggunakan mainan secara bergiliran, melakukan kegiatan bersama,

mempertahankan hubungan yang dibina, serta mencari solusi mengenai masalah

yang dihadapi bersama. Dengan bermain, anak akan mendapatkan kebutuhan-

kebutuhan tersebut.

g. Bermain mempengaruhi nilai moral anak

Dengan bermain yang dilakukan bersama teman sebaya, anak memiliki

penilaian terhadap dirinya sendiri, yaitu tentang kelebihan yang dimiliki. Hal

tersebut membantu pembentukan konsep diri dalam diri anak seperti percaya diri

dan harga diri. Dari hal tersebut anak belajar bagaimana bertingkah laku seperti

bersikap jujur,murah hati, dan tulus.

Menurut Wolfgang dan Wolfgang (1999: 32-37 dalam Sujiono, 2012:

145) manfaat bermain untuk anak usia dini adalah sebagai berikut:

Page 53: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

39

a. Dapat memperkuat dan mengembangkan otot dan koordinasinya melalui

pemahaman kerja tubuh

b. Dapat mengembangkan keterampilan emosi, rasa percaya diri pada orang lain,

kemandirian dan keberanian untuk berinisiatif karena saat bermain anak sering

berpura-pura menjadi orang lain, binatang, atau karakter orang lain.

c. Dapat mengembangkan kemampuan intelektual karena dengan bermain anak

dapat bereksplorasi terhadap segala sesuatu yang ada di lingkungan sekitarnya

sebagai wujud dari rasa keingintahuan.

d. Dapat mengembangkan kemandirian dan menjadi diri sendiri karena melalui

bermain anak selalu bertanya, meneliti lingkungan belajar mengambil

keputusan, berlatih peran sosial sehingga anak menyadari kemampuan dan

kelebihan dirinya.Sementara itu, manfaat bermain menurut Tedjasaputra (2001:

38) adalah:

a. Manfaat bermain untuk perkembangan aspek fisik

Bermain dengan melibatkan gerakan tubuh membuat anak menjadi lebih

sehat. Otot-otot tubuh akan tumbuh dan menjadi kuat. Anak juga mendapat

kesempatan untuk menyalurkan energi yang berlebihan sehingga tidak akan

merasa bosan karena pada dasarnya anak usia dini adalah anak yang tidak dapat

berdiam diri, anak lebih senang untuk melakukan gerakan-gerakan yang bebas.

b. Manfaat bermain untuk perkembangan aspek motorik kasar dan motorik halus

Sejak lahir, anak belajar untuk mengembangkan kemampuan motorik

halusnya. Tanpa disadari, ketika tumbuh anak melakukan beragam kegiatan

bermain yang mengembangkan otot-otot kecil seperti menggambar dan menulis

yang diawali dengan membuat coretan dan membuat garis lengkung. Anak juga

belajar menggambar bentuk-bentuk tertentu yang biasanya merupakan gabungan

dari bentuk geometri seperti gambar rumah, orang, dan lain-lain. Anak juga dapat

bergerak dengan melibatkan otot-otot besar sehingga motorik kasar juga

meningkat. Hal ini dapat diperlihatkan ketika anak berlari, berjalan, dan gerakan

lain yang biasanya melibatkan otot besar.

Page 54: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

40

c. Manfaat bermain untuk perkembangan aspek sosial

Bermain yang dilakukan secara bersamaan (bermain sosial) melatih anak

untuk belajar berbagi hak milik, menggunakan mainan secara bergilir, melakukan

kegiatan bersama, mempertahankan hubungan yang sudah terbina, dan mencari

solusi dari masalah yang dihadapinya. Anak juga belajar berkomunikasi dengan

orang lain, baik untuk mengungkapkan isi pikiran maupun memahami perkataan

orang lain sehingga anak dapat bertukar informasi. Hal tersebut mengajarkan anak

mengenai sistem nilai dan kebiasaan-kebiasaan yang dianut oleh masyarakat

sekitarnya.

d. Manfaat bermain untuk perkembangan aspek emosi atau kepribadian

Bermain merupakan kebutuhan alamiah yang ada dalam diri anak

sehingga bila dilakukan anak dapat melepaskan ketegangan yang dialami karena

banyaknya tekanan, anak dapat memenuhi kebutuhan dan dorongan yang tidak

bisa didapatkan dari dunia nyata. Anak juga belajar menilai kelebihan yang

dimiliki sehingga membantu pembentukan konsep diri yang positif.

e. Manfaat bermain untuk perkembangan aspek kognitif

Dengan bermain, anak mendapat pengetahuan dan pengalaman yang

meningkatkan kemampuan kognisinya. Pengetahuan tersebut seperti pengenalan

warna, ukuran, pola, bahasa, dan pengetahuan lainnya. Sedangkan pengalaman

dapat menimbulkan kreativitas (daya cipta) yang dilakukan anak dalam beberapa

kesempatan untuk bereksplorasi. Anak yang bereksplorasi akan menemukan hal

baru yang membuat anak tersebut tertarik untuk mengasah daya cipta terkait hal

yang baru ditemuinya sehingga penemuan tersebut dapat dijadikan pengalaman.

Page 55: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

41

f. Manfaat bermain untuk perkembangan mengasah ketajaman penginderaan

Penginderaan menyangkut penglihatan, pendengaran, pengecapan,

penciuman, dan peraba. Kelima aspek tersebut perlu diasah agar anak menjadi

lebih tanggap atau peka terhadap segala sesuatu yang terjadi di sekitarnya.

Penglihatan dan pendengaran anak usia dini perlu distimulasi lebih tajam karena

dapat memudahkan anak belajar mengenal dan memahami bentuk dan kata

tertentu yang akan memudahkan anak untuk membaca dan menulis di kemudian

hari.

Dari beberapa manfaat tersebut yang dipaparkan, maka dapat

dismipulkan bahwa bermain memiliki manfaat terhadap perkembangan anak usia

dini, yaitu:

a. Meningkatkan perkembangan fisik.

Anak memiliki banyak energi. Maka sebaiknya anak menyalurkan energi

tersebut dengan bermain. Bermain dapat memperkuat dan mengembangkan otot

dan koordinasinya melalui pemahaman kerja tubuh.

b. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan.

Anak dapat menemui dan mengeksplor hal baru dalam hidupnya sebagai

wujud rasa keingintahuan. Anak juga memahami konsep warna, ukuran, bentuk,

arah, dan besaran sebagai landasan untuk belajar menulis, bahasa, matematika,

dan ilmu pengetahuan yang lain.

c. Meningkatkan kreativitas anak.

Eksperimentasi dalam bermain mengakibatkan anak mendapat kepuasan

dengan merancang sesuatu yang baru dan berbeda. Kreativitas akan muncul

Page 56: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

42

dengan sendirinya ketika anak dihadapkan pada kegiatan bermain. Selanjutnya

anak akan mengalihkan minat kreativitasnya ke situasi di luar lingkungan

bermain.

d. Mengembangkan tingkah laku sosial.

Anak belajar komunikasi dengan anak lain sehingga anak mampu untuk

memahami apa yang sedang dibicarakan dengan anak lain. Hal tersebut

mendorong anak untuk belajar membinan hubungan sosial.Anak juga dapat

belajar memecahkan masalah yang timbul dari hubungan tersebut.

e. Meningkatkan perkembangan nilai moral anak.

Hal ini terkait dengan tingkah laku sosial anak. Karena dengan

berinterkasi dengan orang lain, maka anak belajar untuk bekerja sama, jujur,

sportif murah hati, tulus, dan disukai banyak orang.

f. Anak belajar mengenai konsep diri.

Anak dapat belajar mengenai keterampilan emosi, rasa percaya diri,

kemandirian dan keberanian untuk berinisiatif sehingga anak mengetahui

kelebihan dan kekurangan dirinya.

4. Karakteristik Bermain Anak Usia Dini

Smith et al: Garvey; Rubin, Fein & Vandenber (dalam Johnson et al,

1999 dalam Suyadi, 2010: 284) mengemukakan ciri-ciri atau karakteristik

bermain. Karakteristik tersebut antara lain:

a. Dilakukan atas pilihan sendiri, motivasi pribadi, dan untuk kepentingan sendiri.

b. Anak yang melakukan aktivitas bermain mengalami emosi-emosi positif.

c. Adanya unsur fleksibilitas, yaitu mudah ditinggalkan untuk beralih ke aktivitas

yang lain.

d. Tidak ada tekanan tertentu atas permainan yang sedang dilakukan sehingga

tidak ada target yang dicapai.

Page 57: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

43

e. Bebas memilih. Ciri mutlak bagi anak usia dini.

f. Mempunyai kualitas pura-pura, seperti anak memegang kertas lalu dilipat pura-

pura menjadi pesawat dan sejenisnya.

Menguatkan hal tersebut, Jeffrey, McConkey dan Hewson (1984: 15-18

dalam Sujiono,2012: 146) memaparkan karakteristik bermain, yaitu:

a. Bermain muncul dari dalam diri anak

Keinginan bermain harus muncul dari dalam diri anak dan sesuai dengan

caranya sendiri. Itu artinya, bermain dilakukan dengan kesukarelaan atau tanpa

paksaan.

b. Bermain harus bebas dari aturan yang mengikat

Anak memiliki cara bermain sendiri sehingga kegiatan bermain harus

terbebas dari aturan yang mengikat. Hal tersebut dapat menimbulkan suasana

menyenangkan, mengasyikkan, ceria, dan menggairahkan bagi anak.

c. Bermain adalah aktivitas yang nyata atau sesungguhnya

Bermain merupakan aktivitas nyata bagi anak. Media yang digunakan

ketika bermain dapat membantu anak mendapatkan pengalaman dalam kehidupan.

Misalnya ketika anak bermain air. Anak melakukan aktivitas dengan air dan

mengenali air melalui kegiatan bermain yang dilakukan.

d. Bermain harus difokuskan pada proses daripada hasil

Anak fokus dan menekankan pada proses bukan hasil yang diciptakan

oleh anak. Dengan demikian, anak dapat mengenal dan mengetahui apa yang

dimainkan dan mendapatkan keterampilan baru, meningkatkan perkembangan

dalam diri dan memperoleh pengetahuan dari apa yang dimainkan. Proses dalam

suatu kegiatan mengakibatkan anak belajar mengenai banyak hal.

Page 58: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

44

e. Bermain harus didominasi oleh pemain

Bermain harus didominasi oleh anak bukan orang dewasa. Hal tersebut

bertujuan agar anak mendapat makna apapun dari kegiatan bermain yang

dilakukan.

f. Bermain harus melibatkan peran aktif dari pemain

Anak sebagai pemain harus aktif. Bila anak pasif, anak tidak akan

memperoleh pengalaman baru, karena bagi anak bermain adalah bekerja untuk

mendapat pengetahuan dan keterampilan baru.

Menguatkan pendapat tersebut, Hurlock (1978: 322) menjelaskan

karakteristik bermain antara lain adalah:

a. Bermain dipengaruhi tradisi

Anak kecil bermain meniru anak yang lebih besar dimana anak-anak

tersebut juga meniru kegiatan bermain yang dilakukan oleh generasi sebelumnya.

Setiap generasi pasti menurunkan bentuk permainan yang sama pada generasi

berikutya.

b. Bermain mengikuti pola perkembangan yang dapat diramalkan

Sejak bayi hingga tahap pematangan, terdapat bentuk permainan yang

melibatkan pola perkembangan. Artinya, dalam melakukan suatu bentuk

permainan, anak mengalami tahapan bermain yang berbeda, dari yang sederhana

dan terus berkembang pada tahapan yang lebih baik.

c. Ragam kegiatan permainan menurun dengan bertambahnya usia

Penurunan ini disebabkan oleh berkurangnya waktu dan minat bermain

pada anak yang lebih besar. Anak lebih senang bermain dengan waktu yang lebih

Page 59: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

45

panjang untuk mendapat kesenangan daripada berpindah-pindah dari satu

permainan ke permainan yang lain.

d. Bermain menjadi semakin sosial dengan meningkatnya usia

Semakin besar anak, semakin sering anak bermain dengan anak lain.

Walaupun interaksi yang dilakukan hanya sebatas berebut permainan. Bila anak

mulai diterima di kalangan bermain, maka akan timbul kesempatan bermain

dengan cara sosial.

e. Jumlah teman bermain menurun dengan bertambahnya usia

Anak usia prasekolah menganggap semua orang di sekitarnya merupakan

teman bermain yang potensial. Namun ketika anak bertambah besar dan mulai

membentuk kelompok bermain, anak lebih suka dan lebih banyak menghabiskan

waktu dengan kelompok bermainnya. Hal ini dikarenakan anak beranggapan

bahwa kelompok bermainnya memiliki perhatian dan cara bermain yang sama.

f. Bermain menjadi lebih sesuai dengan jenis kelamin

Bayi dan anak kecil umumnya tidak begitu peduli dengan perbedaan

jenis kelamin. Anak laki-laki dan perempuan melakukan jenis permainan yang

sama atau serupa. Namun ketika mulai memasuki dunia sekolah, anak mulai

memahami perbedaan jenis kelamin dan berusaha menjauhi kegiatan yang tidak

sesuai dengan jenis kelaminnya.

g. Permainan dari masa kanak-kanak berubah dari tidak formal menjadi formal

Bermain yang dilakukan anak kecil bersifat spontan. Anak tidak

memerlukan waktu, tempat, baju, dan peralatan khusus untuk bermain. Anak akan

bermain dengan benda apa saja yang ditemuinya. Setelah anak memiliki

Page 60: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

46

kelompok bermain, anak mulai melakukan perjanjian untuk bermain dengan

waktu, tempat, dan peralatan yang diperlukan.

h. Bermain secara fisik kurang aktif dengan bertambahnya usia

Anak yang berada dalam tahap bermain dimana anak tidak

memperhatikan waktu dan hanya akan berhenti bermain bila lelah, akan mencapai

tahap bermain dimana anak tidak aktif lagi menggunakan fisiknya. Tahap bermain

aktif anak mulai menurun. Mereka lebih suka melamun, yaitu suatu jenis bermain

dimana anak hanya menggunakan energi yang begitu minim.

i. Bermain dapat diramalkan dari penyesuaian anak

Penyesuaian pribadi dan sosial anak ditunjukkan dengan adanya jenis

permainan yang dilakukan, kegiatan variasi permainan, dan waktu yang

dihabiskan untuk bermain. Misalnya, anak yang suka bermain sendiri memiliki

tingkat penyesuaian yang buruk dibanding dengan anak lain yang terbiasa

bermain dengan temannya.

j. Terdapat variasi yang jelas dalam permainan anak

Setiap anak pasti melalui tahap bermain yang serupa. Namun demikian,

anak tetap memiliki caranya sendiri untuk melalui tahapan-tahapan bermain

tersebut. Hal itu dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain kesehatan,

perkembangan motorik, dan jenis kelamin.

Dari beberapa kutipan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kegiatan

bermain memiliki beberapa karakteristik yang sesuai dengan perkembangan anak

usia 5-6 tahun. Karakteristik tersebut antara lain: (a) Bermain muncul dari dalam

diri anak dan merupakan pilihan sendiri, motivasi pribadi, dan untuk kepentingan

Page 61: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

47

sendiri (b) harus bebas dari aturan yang mengikat (c) harus difokuskan pada

proses daripada hasil (d) harus didominasi oleh pemain (e) harus melibatkan peran

aktif dari pemain (f) dipengaruhi tradisi. Namun dengan bertambahnya usia,

karakteristik bermain menjadi berkurang, tidak seperti ketika anak berada pada

usia pra sekolah dan taman kanak-kanak. Karakteristik yang membedakan antara

lain: (a) Bermain menjadi lebih formal (b) ragam kegiatan bermain mengalami

penurunan (c) jumlah teman bermain juga menurun dengan bertambahnya usia (d)

anak menjadi lebih senang bermain dengan anak lain yang sesuai dengan jenis

kelaminnya (e) bermain aktif juga terlihat berkurang. Meskipun demikian,

semakin bertambahnya usia anak, kegiatan bermain menjadi semakin sosial.

5. Klasifikasi Bermain

Jeffrey, McConkey dan Hewson (2002: 15-21 dalam Sujiono, 2012: 146)

memaparkan klasifikasi bermain sebagai berikut:

a. Permainan eksploratif (exploratory play)

Eksplorasi mempengaruhi anak melalui 4 cara yang berbeda: (1)

memberi kesempatan anak menemukan hal baru (2) merangsang rasa ingin tahu

(3) membantu anak mengembangkan keterampilan (4) mendorong anak untuk

mempelajari keterampilan baru.

b. Permainan dinamis (energetic play)

Permainan ini melibatkan energi yang sangat banyak dan koordinasi

seluruh tubuh. Pentingnya permainan kekuatan ini antara lain (1) membantu anak

menjadi penjelajah yang aktif dalam lingkungannya (2) membantu anak untuk

Page 62: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

48

mengendalikan tubuh (3) membantu anak untuk mengkoordinasikan setiap bagian

yang berbeda pada tubuhnya.

c. Permainan dengan keterampilan (skillful play)

Manfaat dari permainan keterampilan adalah membantu anak memiliki

sikap mandiri; mengembangkan keterampilan baru dan meningkatkan

kepercayaan diri; dan belajar dengan langsung memegang bahan.

d. Permainan sosial (social play)

Berinteraksi dengan orang lain sangat penting bagi anak. Bermain sosial

merupakan dasar dari seluruh pembelajaran sosial. Permainan ini memiki manfaat

untuk anak, yaitu sebagai sarana untuk belajar dari orang lain; mengembangkan

kemampuan untuk berkomunikasi; membantu anak lebih mampu bersosialisasi;

menanamkan sifat berani pada diri anak dan membantu anak untuk

mengembangkan persahabatan.

e. Permainan imajinatif (imaginative play)

Permainan imajinatif membantu anak untuk mengembangkan

kemampuan berpikir dan kemampuan bahasa, membantu anak memahami orang

lain, mengembangkan kreativitas anak, dan membantu anak mengenali dirinya

sendiri.

f. Permainan teka-teki (puzzle-it-out play)

Dengan bermain puzzle, maka anak akan mendapat beberapa manfaat

untuk perkembangannya. Manfaat tersebut antara lain mengembangkan

kemampuan anak dalam berpikir, mendorong rasa ingin tahu anak, dan

mengembangkan kemandirian pada anak.

Page 63: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

49

Sementara itu, klasifikasi bermain menurut Charlotte Buhler dalam

Tedjasaputra (2001: 31) berdasarkan jenisnya,antara lain :

1. Permainan fungsional (functional games)

Permainan ini melibatkan panca indera dan kemampuan motorik anak

dalam rangka mengembangkan aspek tersebut. Biasanya anak sering melakukan

dengan kegiatan-kegiatan motorik halus seperti menulis, melipat, dan meronce.

2. Bermain pura-pura (games of make belive and ilustration)

Kegiatan bermain pura-pura melibatkan unsur imajinasi dan peniruan

terhadap perilaku seseorang yang anak amati, seperti orang dewasa dan tokoh-

tokoh yang sering dijumpainya. Khayalan anak dapat menggambarkan keinginan,

perasaan, dan pandangan anak mengenai dunia sekelilingnya.

3. Bermain pasif (pasive play)

Kegiatan bermain ini kurang melibatkan kegiatan fisik aktif. Anak lebih

terlihat pasif dan tidak membutuhkan energi yang terlalu banyak ketika bermain.

Misalnya anak sedang melihat buku-buku, menonton film, dan mendengarkan

dongeng.

4. Bangun-membangun (games of construction)

Permainan ini mengajarkan anak untuk membangun sesuatu.

Membangun dapat dilakukan dengan menyusun dan menumpuk benda. Biasanya

anak menggunakan balok atau potongan lego untuk membentuk bangunan

tertentu. Sedangkan Kathleen Stassen Berger (1983) dalam Tedjasaputra (2001:

30) mengemukakan bahwa jenis bermain dapat dibedakan menjadi beberapa jenis,

yaitu:

Page 64: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

50

a. Bermain yang mengandalkan indera dan gerakan-gerakan tubuh (Sensory

motor play)

Bentuk bermain ini mengandalkan fungsi indera. Ini sering terjadi pada

bayi hingga anak usia pra sekolah. Bayi dapat menikmati suara yang ada di

sekelilingnya dan merasakan sesuatu dengan mulutnya. Anak usia pra sekolah

juga dapat menikmati ketika mereka mendengar suara air yang ditiup melalui

sedotan, bunyi saat anak menghisap mie, dan tekstur benda yang mereka pegang.

b. Bermain untuk menguasai keterampilan tertentu (Mastery play)

Semua kegiatan bermain yang dilakukan oleh anak merupakan jenis

bermain mastery play karena anak melakukan pengulangan hingga anak dapat

melakukan suatu keterampilan tertentu.

c. Bermain kasar (Rough and tumble play)

Bentuk bermain ini merupakan bentuk kegiatan fisik aktif dan berfungsi

untuk mengimbangi kegiatan-kegiatan yang kurang menghabiskan tenaga seperti

menonton televisi dan mendengarkan cerita. Anak juga dapat meningkatkan

kemampuan sosialnya karena dalam bermain kasar, anak melakukan dengan

teman yang sudah dikenal baik. Anak yang baru dalam lingkungan tersebut,

pemalu, dan penakut jarang terlibat dalam kegiatan bermain ini.

d. Bermain bersama (Social play)

Melalui bermain bersama, sifat egosentrisme anak mulai berkurang.

Anak mulai berkembang menjadi makhluk sosial yang berinterkasi dengan

lingkungannya sehingga anak dapat melakukan kegiatan bermain yang melibatkan

kerjasama. Anak juga dapat menanamkan sifat peduli terhadap orang lain.

Page 65: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

51

e. Bermain peran atau khayal (Dramatic play)

Bermain peran atau khayal ditandai dengan kemampuan anak untuk

berpikir simbolik. Kegiatan dalam bermain peran dapat dilihat pada kegiatan anak

yang sedang menyuapi bonekanya, mengajak boneka berbicara, atau meniru peran

suatu profesi. Bermain semacam ini membantu anak untuk memantapkan jenis

kelamin, membantu anak mencoba berbagai peran sosial yang diamatinya,

mewujudkan khayalan dan bergaul dengan anak lain. Dari beberapa pendapat

diatas, dapat disimpulkan bahwa bermain dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Bermain aktif

Jenis permainan ini menuntut anak untuk bergerak aktif dan berperan

serta. Contoh permainan aktif yang dapat dilakukan anak usia dini antara lain:

1) Permainan dengan memperlajari keterampilan

Setiap bermain sebenarnya merupakan keterampilan karena dilakukan

berulang-ulang. Namun keterampilan yang berupa skill dapat memebri beberapa

keuntungan pada anak yaitu membantu anak memiliki sikap mandiri;

mengembangkan keterampilan baru; meningkatkan kepercayaan diri; dan belajar

dengan langsung memegang bahan.

2) Bermain kasar atau dinamis

Permainan ini melibatkan banyak energi dan kerjasama dari seluruh

tubuh.Kegiatan olahraga merupakan salah satu dari jenis bermain kasar. Bermain

kasar atau dinamis memberi beberapa manfaat, antara lain membantu anak

menjadi penjelajah yang aktif dalam lingkungannya; membantu anak untuk

Page 66: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

52

mengendalikan tubuh; membantu anak untuk mengkoordinasikan setiap bagian

yang berbeda pada tubuhnya.

3) Bermain peran atau khayal

Bermain peran atau khayal ditandai dengan adanya kemampuan berpikir

simbolik pada anak. Hal ini mulai terlihat ketika anak menyuapi bonekanya,

mengajak boneka berbicara, atau meniru peran suatu profesi. Bermain ini

membantu anak memahami konsep jenis kelamin dan membantu anak mencoba

berbagai peran sosial yang diamatinya.

4) Bermain teka-teki

Bermain teka-teki adalah permainan yang menuntut anak untuk

melengkapi sesuatu, misal pada sebuah gambar yang belum lengkap. Bermain

puzzle membantu mengembangkan kemampuan anak dalam berpikir, mendorong

rasa ingin tahu anak, dan mengembangkan kemandirian pada anak.

b. Bermain pasif

Anak memperoleh kesenangan dalam bermain bukan didapat dari diri

sendiri.Anak lebih senang melihat atau mendengarkan saja tanpa berpartisipasi

dalam kegiatan bermain tersebut.Bermain ini umumnya terjadi pada fase pra

remaja. Misalnya menonton film, mendengarkan musik, dan membaca buku.

Namun anak bayi juga dapat mengalami fase ini karena anak memanfaatkan

inderanya untuk menikmati suara dan apa saja yang didengar dan dilihat sehingga

bayi merasa senang. Bermain aktif maupun bermain pasif juga dapat

dikelompokkan pada bermain sosial karena semua jenis permainan yang telah

dijelaskan dapat dilakukan dengan anak lain. Secara bertahap, anak mulai

Page 67: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

53

berkembang menjadi makhluk sosial yang berinterkasi dengan lingkungannya

sehingga anak dapat melakukan kegiatan bermain yang melibatkan kerjasama.

D. Bermain Balok

1. Pengertian Balok

Balok adalah batang kayu yg telah dirimbas, tetapi belum dijadikan

papan dan sebagainya (Kamus Besar Bahasa Indonesia online, 2010). Sedangkan

menurut (Asmawati, 2007 dalam Sri Rahayu,2015) balok adalah suatu alat

permainan standar yang harus ada di dalam kelas dan sangat penting untuk

mengimplementasikan kurikulum yang kreatif. Balok terbagi menjadi balok

satuan dan balok asesoris. Balok satuan adalah balok-balok kecil dengan berbagai

bentuk yang memungkinkan anak untuk memahami konsep-konsep yang

dibutuhkan dalam matematika, seperti bentuk lingkaran, kerucut, kubus, balok,

dan sejenisnya. Balok asesoris adalah balok yang memiliki macam-macam

bentuk seperti manusia, binatang, tumbuhan, dan bentuk lainnya yang dapat

membantu anak untuk merangsang kreativitas dalam membuat bangunan yang

lebih dramatis. Menguatkan hal tersebut, (Asmawati, 2008: 11.4) mengungkapkan

bahwa balok adalah alat bermain yang bebas dimainkan sesuai denga keinginan

anak dimana ketika memainkannya anak dapat berkreasi dan mulai memahami

mengenai bentuk tiga dimensi.

Menurut Maimunah dan Aminin (2014: 6) balok adalah alat permainan

kayu yang dapat mengasah dan mengembangkan kreativitas anak dimana dalam

prosesnya dapat memperlihatkan kelancaran dan keaslian anak. Berhubungan

Page 68: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

54

dengan hal tersebut, Patmonodewo (2003: 115) mengungkapkan bahwa balok

merupakan alat permainan yang bersifat konstruksi karena dapat mengembangkan

kreativitas dengan menyusun suatu bentuk tertentu, baik dengan contoh atau

dengan kreasi anak. Sedangkan Suyadi (2010: 286) balok merupakan salah satu

alat permainan edukatif (APE) yang berkembang pesat dan sesuai perkembangan

zaman yang mengikuti jejak pengembangan APE Montessori dan Peabody oleh

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan sub Direktorat Pendidikan Taman

Kanak-kanak. Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa balok

merupakan alat permainan kayu yang bersifat konstruksi karena dapat melatih

anak untuk berkreasi dan mengasah kreativitas untuk menyusun suatu bentuk serta

membantu anak untuk memahami bentuk 3 dimensi dan konsep matematika.

2. Kemampuan Anak Bermain Balok

Menurut S.Patmonodewo (2003: 115) pada tahap permulaan bermain

balok, anak hanya menggunakan balok dalam jumlah dan ruangan terbatas.

Namun setelah kemampuannya berkembang, anak bermain balok dengan

melakukan elaborasi dengan bentuk bangunan yang dibuat. Semakin berkembang

kemampuan anak dalam bermain balok, maka semakin banyak juga ide, jumlah

balok, bentuk balok dan ruang yang digunakan. Pada tahapan pertama, anak

berjalan sambil membawa balok di tangannya. Selanjutnya pada tahapan kedua,

balok akan diletakkan dalam susunan ke atas seperti menara. Namun terkadang

anak juga menyusun balok secara memanjang ke samping, berdampingan, atau

berjejer. Pada tahap ini anak terlihat mampu untuk menata balok-balok pada satu

garis yang sama. Setelah itu anak akan mulai membuat jembatan yaitu dengan

Page 69: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

55

meletakkan dua balok dengan sedikit terpisah, kemudian meletakkan satu balok

lagi diantara kedua balok tersebut. Setelah itu anak mampu meyusun balok

dengan berbagai variasi, membuat pola; menyusun balok-balok dengan

keseimbangan yang baik agar hasil bangunan yang disusun tidak mudah roboh.

Pada tahap terakhir anak akan menyusun balok sesuai dengan kehidupan realita

yaitu bangunan-bangunan yang pernah dijumpai anak. Misalnya: sekolah, kota

dengan jalan-jalan, lapangan terbang, dan lain-lain

Santrock (2007: 217) memaparkan bahwa pada usia 5 tahun, anak tidak

lagi tertarik untuk membagun sebuah menara, melainkan rumah atau gereja yang

lengkap dengan menaranya. Sementara itu, Novita Sari Wardoyo (2014: 5)

menyatakan bahwa anak usia 5 tahun sudah dapat memunculkan ide-ide akan

dibuat apa balok yang dijumpainya. Ketika membangun balok, anak melakukan

peniruan terhadap apa yang dilihatnya dalam keseharian ditambah dengan

imajinasi dan kreasinya sendiri. Senada dengan hal tersebut menurut

Moeslichatoen (2004: 24) dalam Fadilah (2014: 4) pada saat bermain balok anak-

anak bebas mengeluarkan dan menggunakan imajinasi serta keinginannya untuk

menemukan ide agar dapat bermain dengan kreatif. Dari pendapat tersebut, maka

dapat disimpulkan bahwa pada usia 5-6 tahun, anak dapat menyusun balok dengan

membuat bangunan-bangunan yang sering dijumpai anak pada kehidupan sehari-

hari seperti rumah, sekolah, lapangan terbang dan kota dengan jalan-jalan. Anak

juga mulai memahami konsep urutan, ukuran, kesamaan warna, kesamaan bentuk,

dan keseimbangan bangunan. Selain itu, kreatifitas anak juga mulai terasah.

Page 70: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

56

E. Kerangka Berpikir

Pembelajaran yang dilakukan di Taman Kanak-kanak sangat penting

dilakukan karena dapat membekali pondasi awal dan pembentukan karakter guna

masa depan anak. Dalam upaya tersebut, anak usia dini membutuhkan stimulasi

yang tepat dan intensif agar teroptimalkan semua aspek perkembangan. Stimulasi

yang diberikan harus sesuai dengan tahap perkembangan anak. Untuk itu,

pembelajaran di Taman Kanak-kanak harus mengedepankan prinsip belajar

sambil bermain. Salah satu aspek perkembangan yang perlu distimulasi adalah

kemampuan motorik halus anak. Kemampuan motorik halus pada anak

merupakan kemampuan utama untuk membantu diri sendiri dalam melakukan

setiap keterampilan yang dibutuhkan pada keseharian anak. Pada Taman Kanak-

kanak se-Gugus Teratai Umbulharjo Yogyakarta, didapati kemampuan motorik

halus anak belum berkembang optimal. Bermain balok merupakan jenis

permainan yang dapat menstimulasi kemampuan motorik halus anak. Sesuai

dengan pendapat yang dipaparkan oleh beberapa ahli perkembangan anak, pada

usia 5-6 tahun anak dapat menyusun balok menyerupai bangunan dengan

sempurna.

Mengingat belum terdapat penelitian tindakan kelas untuk memperbaiki

kemampuan motorik halus anak dan pentingnya bermain balok guna menstimulasi

kemampuan motorik halus anak, maka perlu diadakan penelitian secara deskriptif

untuk mengetahui seberapa besar perkembangan bermain balok pada anak usia 5-

6 tahun agar nantinya dapat dijadikan dasar untuk penelitian tindakan kelas

sehingga dapat melakukan perbaikan. Permainan balok dipilih karena merupakan

Page 71: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

57

alat permainan sederhana yang mudah ditemui pada setiap taman kanak-kanak

dan memiliki nilai edukatif untuk anak usia dini. Hal tersebut sesuai dengan

ketentuan yang disampaikan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan sub

Direktorat Pendidikan Taman Kanak-kanak bahwa balok merupakan alat

permainan edukatif (APE) yang berkembang pesat dan sesuai perkembangan

zaman yang mengikuti jejak pengembangan APE Montessori dan Peabody. Dari

paparan di atas kerangka pikir dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Kerangka Pikir

Kemampuan motorik halus anak TK usia 5-6 tahun se-gugus Teratai,

Umbulharjo Yogyakarta belum optimal

Balok merupakan salah satu kegiatan yang dapat menstimulasi kemampuan

motorik halus anak

Belum ada penelitian terkait perkembangan motorik halus anak TK usia 5-6

tahun se-gugus Teratai, Umbulharjo Yogyakarta

Pentingnya aspek perkembangan motorik halus pada anak

Perlunya penelitian deskriptif untuk mengetahui seberapa besar

perkembangan motorik halus dalam kegiatan bermain balok pada anak

TK usia 5-6 tahun se-gugus Teratai, Umbulharjo Yogyakarta guna

menjadikan dasar untuk memberi tindakan perbaikan pada penelitian

berikutya

Page 72: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

58

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Bentuk dan Jenis Penelitian

Penelitian adalah cara-cara ilmiah yang digunakan untuk memahami dan

menyelesaikan masalah sehingga mendapat suatu kebenaran yang bersifat ilmiah

Pendekatan penelitian yang sering digunakan adalah penelitian kualitatif,

penelitian kuantitatif, dan penelitian gabungan (kualitatif dan kuantitatif).

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang banyak

menggunakan pendekatan deduktif yang menggunakan konsep yang lebih luas

untuk mendapatkan konsep yang lebih spesifik. Penelitian kuantitatif

menggunakan angka untuk meneliti sebuah subjek (Idrus, 2009: 29).

“Penelitian kuantitatif menggunakan hukum-hukum atau prinsip-prinsip

mengenai dunia nyata. Hukum tersebut dapat ditemukan dari data empiris dan

menggunakan sampel yang dapat digunakan untuk melakukan generalisasi secara

umum. Bersifat terinci, luas, banyak menggunakan literatur yang terkait dengan

tema yang diajukannya sebagai pendukung, memiliki prosedur yang terinci jelas,

hipotesis telah sejak awal dirumuskan dan ditulis secara lengkap sebelum

melakukan penelitian di lapangan. Selain itu, penelitian kuantitaif melihat

fenomena yang ada, kemudian dibandingkan dengan teori yang dimiliki. Teori-

teori tersebut disajikan sebagai standar untuk menyatakan sesuai atau tidaknya

gejala yang terjadi. Data dalam penelitian ini didominasi angka sebagai suatu

pengukuran berdasarkan pada variabel yang dioperasionalkan, menggunakan

subjek banyak dan alat pengumpul data seperti angket, tes, atau wawancara”

(M.Idrus, 2009: 30)

Jadi, penelitian kuantitatif merupakan penelitian untuk melihat suatu

fenomena dan didasarkan pada teori-teori yang dimiliki untuk melihat suatu

kebenaran etik.

Metode yang digunakan dalam peneitian ini adalah deskriptif yang

bertujuan untuk menyajikan gambaran lengkap mengenai setting sosial atau untuk

Page 73: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

59

eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena dengan cara mendeskripsikan

sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti. Tujuan

dari penelitian deskriptif adalah menghasilkan gambaran akurat tentang sebuah

kelompok, menggambarkan mekanisme sebuah proses atau hubungan,

memberikan gambaran lengkap baik dalam bentuk verbal atau numerikal,

menyajikan informasi dasar akan suatu hubungan, menciptakan seperangkat

kategori dan mengklasifikasikan subjek penelitian, menjelaskan seperangkat

tahapan atau proses, serta untuk menyimpan informasi bersifat kontradiktif

mengenai subjek penelitian (Wikipedia, 2010).

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang dijadikan objek penelitian

dan kadang juga dinyatakan sebagai gejala yang akan diteliti (Suryabrata dalam

M. Idrus, 2009: 77). Sedangkan menurut Setyosari (2010: 108) variabel penelitian

adalah faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti.

Jadi variabel penelitian adalah suatu objek yang akan diteliti kebenarannya

dengan beberapa teori yang dimiliki. Sementara itu, Martono (2010: 49)

menyatakan bahwa variabel dapat didefinisikan sebagai konsep yang memiliki

variasi atau lebih dari satu nilai. Pedoman dalam menentukan variabel yang saling

berhubungan adalah proporsi, teori, dan hipotesis. Variabel dalam penelitian ini

adalah kemampuan bermain balok anak usia 5-6 tahun di TK pada Gugus Teratai,

Page 74: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

60

Umbulharjo Yogyakarta. Berikut ini kisi-kisi mengenai observasi untuk

pengumpulan data.

Tabel 1. Kisi-kisi Observasi

Variabel Indikator

Kemampuan motorik

halus dalam bermain

balok

a. Membangun menara

b. Menyusun balok berdampingan

c. Membuat jembatan

d. Membuat bangunan dengan berbagai variasi

2. Definisi operasional variabel

Berdasarkan variabel tersebut, akan dikemukakan definisi operasional

dengan tujuan memberi batasan yang jelas pada penelitian ini. Definisi

operasional adalah definisi yang menjadikan variabel-variabel bersifat operasional

terkait dengan pengukuran variabel-variabel tersebut (Sarwono, 2006: 27). Dalam

penelitian ini, definisi operasional adalah melatih kemampuan tangan agar jari-

jemari anak terampil untuk membuat dan menyeimbangkan balok-balok dengan

cara menyusun balok dalam ukuran dan bentuk yang sama dan berbeda. Berkaitan

dengan perkembangan motorik halus anak usia 5-6 tahun, maka dalam kegiatan

bermain balok terdapat beberapa indikator diantaranya adalah:

a. Kemampuan membangun menara. Kemampuan menumpuk menara dalam

penelitian ini terkait kemampuan anak menyusun balok sebanyak 13 balok

secara vertical sehingga menyerupai menara.

Page 75: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

61

b. Menyusun balok berdampingan. Dalam aspek ini yang diteliti adalah

kemampuan anak menyusun balok secara memanjang ke samping.

c. Kemampuan membuat jembatan. Dalam hal ini terkait dengan kemampuan

anak meletakkan dua balok dengan sedikit terpisah, kemudian meletakkan satu

balok lagi diantara kedua balok tersebut.

d. Kemampuan membuat bangunan dengan berbagai variasi. Pada aspek ini yang

dinilai adalah kemampuan anak menyusun balok sesuai kreativitas dengan

bentuk dan ukuran yang berbeda dan sama, serta keseimbangan posisi balok.

Jadi aspek yang dinilai dalam penelitian ini adalah kemampuan anak

membangun menara, kemampuan anak menyusun balok berdampingan,

kemampuan anak membuat jembatan, dan kemampuan anak membuat bangunan

dengan berbagai variasi.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merujuk pada keseluruhan kelompok dari mana sampel-sampel

diambil (Setyosari, 2010: 168). Cara pengambilan populasi menurut M. Idrus

(2009: 93) dilakukan dengan pengambilan subjek penelitian meliputi keseluruhan

populasi yang ada. Populasi pada penelitian ini adalah anak TK B (5 sampai 6

tahun) pada Gugus Teratai, kecamatan Umbulharjo Yogyakarta. Keseluruhan TK

yang terdapat di gugus teratai kecamatan Umbulharjo Yogyakarta berjumlah 6

yaitu TK Islam Pelangi Anak dengan jumlah siswa sebanyak 24 anak, TK Al-

Wardah dengan jumlah siswa sebanyak 10 anak, TK Pamardisiwi dengan jumlah

Page 76: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

62

siswa sebanyak 15 anak, TK Islam Al Ikhlash dengan jumlah siswa sebanyak 20

anak, RA Kusuma Mulya dengan jumlah siswa sebanyak 12 anak, dan TK Bina

Anak Sholeh sebanyak 30 anak. Seluruh anak TK B (5 sampai 6 tahun) di gugus

Teratai kecamatan Umbulharjo Yogyakarta berjumlah 111 anak.

2. Sampel

Sampel adalah anggota populasi yang memiliki ciri-ciri atau keadaan

tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasi (Martono, 2010: 66).

Menurut M. Idrus (2009: 93), sampling dilakukan dengan pengambilan subjek

penelitian dengan menggunakan sebagian dari populasi. Sampel diperkenankan

dalam prosedur penelitian selama bersifat representatif, artinya sampel tersebut

dapat mewakili populasinya. Menurut Gay dalam Idrus (2009: 94) ukuran sampel

yang diambil dari penelitian deskriptif harus berjumlah 10% dari jumlah populasi.

Selain itu, Gay dalam Idrus (2009: 94) juga mengatakan sebaiknya sampel dalam

jumlah besar sebab sampel yang berjumlah besar sifatnya lebih representatif dan

mendekati generalisasi populasi. Menentukan sampel juga dapat dilakukan dengan

mengambil 60-75% dari jumlah populasi apabila jumlah populasi hanya berkisar

100 individu (M.Idrus, 2009: 95). Dalam penelitian ini, penulis mengambil

sampel sebanyak 62% dari jumlah populasi yaitu sebanyak 69 anak. Teknik

sampel dilakukan dengan simple random sampling sehingga setiap elemen dalam

populasi memiliki kesempatan yang sama besar untuk dipilih sebagai sampel

penelitian. Berdasarkan perhitungan tersebut, maka peneliti mengambil sampel

sebanyak 4 TK di antara 6 TK, yaitu TK Islam Pelangi anak sebanyak 24 anak;

TK Al-Wardah sebanyak 10 anak; TK Pamardisiwi sebanyak 15 anak; dan TK

Page 77: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

63

Islam Al-Ikhlas sebanyak 20 anak. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 2. Daftar TK yang dijadikan sampel

No Nama TK Jumlah Anak Usia 5-6 tahun

1 TK Islam Pelangi Anak 24

2 TK Al-Wardah 10

3 TK Pamardisiwi 15

4 TK Islam Plus Al-Ikhlash 20

Total jumlah sampel 69

D. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di 4 TK pada Gugus Teratai yaitu TK Islam

Pelangi Anak, TK Al-Wardah, TK Pamardisiwi, dan TK Islam Plus Al-Ikhlash di

kecamatan Umbulharjo, Yogyakarta.

2. Waktu penelitian

Rencana kegiatan penelitian ini akan dilaksanakan pada semester ganjil

tahun ajaran 2016/2017.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam melakukan penelitian, seorang peneliti membutuhkan data untuk

membuktikan hipotesis. Oleh sebab itu, diperlukan teknik untuk mendapatkan

data-data yang dibutuhkan. Terdapat satu macam teknik yang akan digunakan,

Page 78: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

64

yaitu observasi. Observasi adalah teknik yang dilakukan dengan cara mengamati

suatu kejadian yang berkaitan dengan tema yang diteliti secara sistematis (Idrus,

2009: 101). Dalam hal ini, peneliti dapat melibatkan diri secara langsung dalam

kegiatan tersebut, namun peneliti tidak boleh mengakibatkan perubahan pada

kejadian tersebut. Jonathan Sarwono (2006: 224) menjelaskan dua jenis observasi,

yaitu :

a. Observasi sistematik adalah pengamatan dengan menggunakan pedoman

seperti instrumen pengamatan.

b. Observasi non sistematik adalah pengamatan tanpa instrumen pengamatan

Pada teknik observasi ini, peneliti menggunakan observasi sitematik

dengan menggunakan lembar observasi terkait dengan kemampuan anak dalam

bermain balok. Teknik observasi dipilih dengan alasan merupakan teknik yang

dianggap paling efektif karena peneliti dapat terjun langsung mengamati proses

kemampuan anak bermain balok. Peneliti mencatat kejadian-kejadian penting dan

perkembangan anak dalam bermain balok sesuai dengan lembar observasi yang

tersedia.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan alat bantu untuk mendapat atau memperoleh data

yang dibutuhkan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 2 bentuk instrumen

yaitu check list dan catatan lapangan. Check list dipilih karena sesuai dengan

metode observasi (Suharsimi Arikunto, 2006: 163). Sedangkan catatan lapangan

Page 79: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

65

dipilih untuk memperoleh data secara objektif yang tidak dapat terekam atau

diperoleh dari lembar observasi (Suharsimi Arikunto, 2006: 78).

Tabel 3. Lembar Instrumen Observasi (check list) Kemampuan Motorik Halus

Dalam Kegiatan Bermain Balok Pada Anak TK Usia 5-6 Tahun Se-

Gugus Teratai Umbulharjo Yogyakarta

No Nama

Kriteria Penilaian

Bermain balok

Memba-

ngun

menara

Menyusun

balok

berdampi-

ngan

Membuat

jembatan

Membuat

bangunan

dengan

berbagai

variasi

4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1

1

2

3

4

5

Keterangan :

1= Belum mampu 3= Mampu

2= Mulai mampu 4= Sangat mampu

G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

1. Validitas

Validitas adalah keadaan dimana instrumen diperkirakan dengan memiliki

isi yang sesuai dengan apa yang akan diukur (M.Idrus, 2007: 123). Sesuai dengan

Page 80: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

66

hal tersebut, Suharsimi Arikunto (2005: 167) mengatakan bahwa validitas adalah

keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang digunakan dapat mengukur

apa yang akan diukur. Menguatkan hal tersebut, Suharsimi Arikunto (2005: 165)

menjelaskan bahwa umumnya validitas terdapat dua jenis instrumen, yaitu

instrumen yang disusun sendiri oleh peneliti dan instrumen yang sudah terstandar.

Peneliti yang menggunakan instrumen yang disusun sendiri harus menguji coba

instrumennya agar ketika mengumpulkan data, instrumen sudah dapat dikatakan

valid (Suharisimi Arikunto, 2005: 165).

Dalam penelitian ini menggunakan validitas isi yaitu validitas yang

menggunakan pendapat para ahli tentang isi instrumen (professional judgment)

Validitas isi akan terpenuhi apabila pakar yang dimintai pendapat menyatakan

bahwa instrumen yang yang dibuat telah dapat mengukur konstruk yang

seharusnya diukur (Idrus, 2005: 125-126).

2. Realibilitas

Sugiono (2011: 130) memaparkan bahwa pengujian reliabilitas instrumen

dapat dilakukan secara eksternal dan internal. Reliabilitas yang dilakukan secara

eksternal dapat digunakan dengan test-retest (stability), equivalent, dan gabungan

keduanya. Sedangkan reliabilitas yang dilakukan secara internal dilakukan dengan

menganalisis konsistensi isi-isi yang terdapat pada instrument dengan

mengunakan teknik tertentu. Berhubungan dengan hal tersebut, (Setyosari, 2010:

180) menerangkan bahwa reliabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan 4 cara

yaitu meliputi : a) tes-retes (test-retest reliability); b) format berselang-seling

(alternate-form realibility); c) tes belah dua (split-half reability); dan d) Kuder-

Page 81: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

67

Richardson (Kuder-Richardson reability). Dalam penelitian ini menggunakan

ekstrenal instrument yaitu dengan test-retest (stability) karena peneliti menguji

coba instrumen terhadap responden beberapa kali dimana instrumen dan

responden tetap sama, namun menggunakan waktu yang berbeda. Hasil atau skor

yang telah diperoleh pada setiap tes akan dihubungkan dan dihitung melalui rata-

rata skor tes (Setyosari, 2010: 181).

H. Teknis Analisis Data

Teknik analisis data terdapat 2 jenis yaitu teknik statistik dan teknik non

statistik. Teknik statistik digunakan pada penelitian yang datanya berupa angka-

angka atau data yang dikuantifikasi (Setyosari,2010: 189). Sedangkan M.Idrus

(2007: 163) memaparkan 3 kegiatan analisis data dalam penelitian kuantitatif

yang mengacu pada pendapat Suharsimi Arikunto (2005: 163), yaitu:

1. Persiapan

Kegiatan pada langkah ini adalah sebagai berikut:

a. Mengecek identitas responden sesuai dengan informasi yang diharapkan

b. Mengecek kelengkapan data yang diterima

c. Mengkoreksi jawaban responden terhadap variabel-variabel utama

2. Tabulasi

Tabulasi adalah proses memasukkan data dalam tabel-tabel yang telah dibuat,

Dalam tabulasi terdapat dua kegiatan yaitu:

a. Scoring adalah kegiatan pemberian skor terhadap item-item yang perlu diberi

skor.

Page 82: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

68

b. Coding adalah memberi kode-kode tertentu terhadap satu item jika item yang

bersangkutan tidak diberi skor.

3. Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian

Peneliti menetapkan data yang diperoleh berdasarkan jenis penelitian dengan cara

menentukan rumus yang akan digunakan terlebih dahulu, lalu data yang didapat

diubah sesuai dengan rumus yang akan digunakan.

Sukardi (2005: 86) mengemukakan umumnya pada proses penelitian,

kegiatan analisis data dibedakan menjadi dua kegiatan, yaitu mendeskripsikan

data dan uji statistika. Mendeskripsikan data adalah proses menggambarkan data

yang diperoleh dari responden agar lebih mudah dipahami oleh peneliti sendiri

maupun oleh pembaca. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan gabungan dari

seluruh teknik yang disampaikan tersebut, yaitu:

1. Uji deskriptif

. Penelitian kuantitatif dapat menggunakan analisis statistik deskriptif

dalam mendeskripsikan data. Dalam menganisis dengan menggunakan statistik

deskriptif, formula yang digunakan mencakup keseluruhan atau tendesi sentral

(M. Idrus, 2007: 167). Tendensi sentral terdiri dari mode, mean (rata-rata), dan

median. Tendensi sentral ini berfungsi untuk menggambarkan bilangan yang

mewakili sekelompok bilangan tertentu (J.Sarwono,2006: 140).

a. Mean

Mean dapat dibagi dengan menjumlahkan semua nilai kemudian dibagi

dengan individu. Rumusnya sebagai berikut :

M = N

X

Page 83: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

69

Keterangan : M = Mean N = Jumlah individu X = Jumlah nilai

b. Mode

Mode adalah nilai yang jumlah frekuensinya paling besar. Untuk melihat

dapat dilihat dengan melihat frekuensi yang paling besar.

c. Median

Median adalah nilai tengah yang membatasi setengah frekuensi bagian

bawah dan setengah frekuensi bagian atas . Rumus median adalah sebagai berikut

:

Me = Bbn +

fm

cfbN

2i

Keterangan :

Me = Median

Bbn = Batas bawah nyata dari interval yang mengandung median

N = Banyaknya subjek yang membentuk distribusi

cfb = Frekuensi kumulatif bagi semua interval yang terletak di bawah interval

yang mengandung median

fm = Frekuensi dalam kelas interval yang mengandung media

i = Luas kelas interval

Untuk mendeskripsikan data hasil penelitian, pada penelitian ini peneliti

hanya menggunakan mean untuk mengetahui rata-rata kemampuan motorik halus

dalam kegiatan bermain balok pada anak usia 5-6 tahun di TK B Gugus Teratai

Umbulharjo Yogyakarta.

Page 84: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

70

2. Uji statistika

Menurut Sugiyono (2011: 147) uji statistika berfungsi untuk menentukan

hasil dari data yang ada adalah sama dengan populasi. Dalam penelitian deskriptif,

variabel biasanya dianalisis secara deskriptif dengan statistik sederhana yaitu

frekuensi mutlak, frekuensi relatif, persentase, dan grafik. Statistik deskriptif

adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana

adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau

generalisasi. Termasuk dalam statistik deskriptif antara lain penyajian data dalam

bentuk grafik, tabel, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan mean, modus,

median, perhitungan desil, persentil, perhitungan penyebaran data melalui

perhitungan rata-rata dan standar deviasi, perhitungan persentase.

Dalam penelitian ini menggunakan diagram lingkaran dengan

perhitungan persentase. Rumus penilaian menurut Ngalim Purwanto (2006: 102)

sebagai berikut:

NP = SM

R x 100

Keterangan :

NP = nilai persen yang dicari atau diharapkan

R = skor mentah

SM = skor maksimum

100 = bilangan tetap

Page 85: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

71

Presentase yang dihitung antara lain :

a. Menghitung persentase kemampuan anak membangun menara, kemampuan

anak menyusun balok berdampingan, kemampuan anak membuat jembatan dan

kemampuan anak membuat bangunan dengan berbagai variasi untuk masing-

masing TK yang dijadikan sampel

b. Menghitung rata-rata presentase kemampuan anak membangun menara,

kemampuan anak menyusun balok berdampingan, kemampuan anak membuat

jembatan dan kemampuan anak membuat bangunan dengan berbagai variasi

untuk masing-masing TK yang dijadikan sampel. Langkah berikutnya adalah

menetapkan predikat yang dijadikan pedoman penilaian. Berikut pedoman

penilaian menurut Suharsimi Arikunto (2005:44):

Tabel 4. Kategori Predikat Kemampuan Motorik Halus Dalam Kegiatan Bermain

Balok Pada Anak TK Usia 5-6 Tahun Se-Gugus Teratai, Umbulharjo Yogyakarta

No Interval Kategori

1 81-100% Sangat baik

2 61-80% Baik

3 41-60% Cukup baik

4 21-40% Kurang baik

5 0-20% Kurang sekali

Page 86: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

72

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Wilayah Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di TK se-Gugus Teratai kecamatan

Umbulharjo, Yogyakarta. Di wilayah Gugus Teratai terdapat 6 TK. Penelitian ini

merupakan penelitian sampel jadi hanya 4 TK yang digunakan sebagai sampel

yaitu TK Islam Pelangi Anak, TK Al-Wardah, TK Pamardisiwi, dan TK Islam

Plus Al-Ikhlash. Untuk lebih jelasnya deskripsi lembaga Taman Kanak-kanak

tersebut akan dipaparkan sebagai berikut:

a. TK Islam Pelangi Anak

Taman Kanak-kanak Islam Pelangi Anak berdiri di bawah naungan

Yayasan Pendidikan Anak Islam Pelangi Anak Yogyakarta yang didirikan pada

tahun 2002 dan telah terdaftar pada kementrian Hukum dan Hak Azasi Manusia.

Lembaga ini terdiri dari Kelompok Bermain dan Taman Kanak-kanak. Taman

Kanak-kanak Islam Pelangi Anak beralamat di Jalan Gambiran no.59,

Umbulharjo, Yogyakarta. Sesuai dengan namanya, setiap program yang

dilaksanakan harus berlandaskan ajaran-ajaran islam. Program-program yang

diusung oleh lembaga ini antara lain kurikulum terintegrasi agama islam yang

dilaksanakan dalam konteks “Belajar sambil bermain dan Bermain Seraya

Belajar”, pembelajaran sistem active learning, bahasa inggris dasar, iqro’/ tahfidz

al-qur’an, cooking class, kunjungan tenaga ahli/ profesi, field trip/ outbond

activity, kesenian (tari, angklung, lukis), dan jarimatika.

Page 87: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

73

Fasilitas yang dimiliki oleh lembaga ini cukup nyaman dan aman untuk

mendukung proses belajar anak usia dini. Ruang belajar ber-AC, bersih, dan

atraktif. Sarana bermain dan belajar yang tersedia cukup memadai (alat permainan

outdoor dan indoor). Selain itu sekolah ini menyediakan audio dan video edukatif

dan buku-buku yang sangat variatif. Jadwal belajar yang terdapat di Yayasan

Pendidikan Anak Islam Pelangi Anak Yogyakarta terbagi menjadi dua, yaitu kelas

regular atau half day school yang dimulai dari pukul 07.00 sampai dengan pukul

12.00 wib dan kelas sore atau full day school yang dimulai dari jam 07.00 sampai

dengan pukul 16.00 wib.

b. TK Al-Wardah

Taman Kanak-kanak Al-Wardah berdiri pada tahun 2007 di bawah

naungan Yayasan Wanita Syarikat Islam. Namun pada tahun 2015 berganti

dengan Yayasan Al-Wardah Wanita Syarikat Islam Yogyakarta yang diketuai oleh

Ibu Hj. Iin Suny Atmadja, S.H, M.H. Kantor pusat Yayasan Al-Wardah Wanita

Syarikat Islam Yogyakarta berada di Jalan Gedong Kuning Dusun Jaranan no. 9

Yogyakarta. Pada awal mula didirikan, pembelajaran di Taman Kanak-kanak Al-

Wardah dilaksanakan di sebagian ruangan Universitas Cokroaminoto Yogyakarta

dan masih menggunakan alat permainan edukatif yang seadanya dan belum

memenuhi standar yang ditentukan. Namun tahun 2016 Taman Kanak-kanak Al-

Wardah sudah memiliki gedung baru untuk kegiatan belajar mengajar. Tepatnya

di sebelah barat kampus Universitas Cokroaminoto Yogyakarta yaitu di Jalan

Perintis Kemerdekaan Gambiranom, Umbulharjo Yogyakarta.

Page 88: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

74

c. TK Pamardisiwi

TK Parmadisiwi Gambiran berdiri pada tanggal 6 Januari 1966 dibawah

naungan Rukun Kampung, yang berjasa dalam pendirian TK yaitu ibu Sugeng

sebagai pengurus yayasan. TK bertempat di Balai RK. Pada tahun 1978 TK

Pamardisiwi Gambiran memiliki murid 60 anak dengan hanya mempunyai 1

orang guru, sehingga TK masuk pada pagi dan siang hari. Pada tahun 2000 TK

Pamardisiwi Gambiran pindah tempat di gedung TPA Al Wahid sampai sekarang.

TK Pamardisiwi Gambiran terletak di tengah pemukiman penduduk di wilayah

RT 41 RW 10 di Kampung Gambiran yang berbatasan dengan:

1) Sebelah Timur : Kotagede

2) Sebelah Barat : Kampung Sidikan

3) Sebelah Utara : Warungboto

4) Sebelah Selatan : Kampung Tegal Gendu

d. TK Islam Plus Al-Ikhlash

TK Islam Plus Al Iklash berdiri pada tanggal 8 Mei 2010 di Komplek

Masjid Al Iklash Mrican UH VII/360 Giwangan Yogyakarta. TK Islam Plus Al

Iklash didirikan oleh Yayasan Al Iklash Mrican. Pendirian TK Islam Plus Al

Iklash berdasarkan pada Undang-undang Nomor : 20 Tahun 2013 tentang Sistem

Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah salah

satu upaya pembinaan yang ditujukan untuk anak sejak lahir sampai dengan 6

tahun yang dilakukan melalui perkembangan jasmasi dan rohani agar anak

memiliki kesiapan dalam memasuki jenjang pendidikan lebih lanjut.

Page 89: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

75

Pembangunan sarana dan prasarana umum seperti pasar dan terminal

mempunyai dampak lingkungan yang kurang kondusif, hal itu jika tidak ada

antisipasi dari warga setempat, tentu tingkat kriminal dan kerusakan moral bagi

warga setempat. Maka, salah satu upaya untuk membentengi kemungkinan

munculnya pengaruh sosial yang kurang kondusif, masyarakat setempat

mempunyai kesepakatan mengoptimalkan masjid untuk pendidikan umum dan

agama. Dengan kata lain warga memberanikan diri dan dengan semangat bersama

untuk mendirikan Kelompok Bermain dan Taman Kanak-Kanak Islam Plus.

2. Deskripsi dan Analisis Data Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis deskriptif kuantitatif menunjukkan adanya

perbedaan kemampuan motorik halus anak antara TK satu dengan TK lainnya.

Bahkan jika dilihat dari kemampuan motorik halus anak usia 5-6 tahun yang

terdapat pada kegiatan bermain balok, yaitu kemampuan membangun menara,

menyusun balok berdampingan, membuat jembatan dan membuat bangunan

dengan berbagai variasi, dapat dipahami bahwa kemampuan masing-masing anak

berbeda-beda. Keseluruhan data diperoleh melalui observasi langsung dimana

data yang diperoleh untuk keempat aspek yang dinilai tersebut dikelompokkan

menjadi empat kategori yaitu sangat mampu, mampu, mulai mampu dan belum

mampu. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh persentase kemampuan bermain

balok pada anak usia 5-6 tahun di TK se-Gugus Teratai Umbulharjo Yogyakarta

sebagai berikut:

Page 90: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

76

1. Kemampuan Membangun Menara

Tabel 5. Persentase kemampuan membangun menara pada anak usia 5-6

tahun di TK se-Gugus Teratai Umbulharjo

Skor Jumlah Siswa Persentase (%)

4 8 5.80

3 66 47.83

2 48 34.78

1 16 11.59

Jumlah 138 100.00

Dari tabel di atas diperoleh data persentase kemampuan membangun

menara pada anak usia 5-6 tahun di TK se-Gugus Teratai Umbulharjo. Data di

atas menunjukkan bahwa sebagian besar atau 47,83% anak usia 5-6 tahun di TK

se-Gugus Teratai Umbulharjo sudah mampu membangun menara, sementara

34,78% anak termasuk dalam kategori mulai mampu membangun menara,

11,59% anak termasuk dalam kategori belum mampu membangun menara, dan

hanya 5,80% anak yang termasuk dalam kategori sangat mampu membangun

menarapada kegiatan bermain balok. Lebih jelasnya persentase kemampuan

membangun menara pada anak usia 5-6 tahun di TK se-Gugus Umbulharjo dapat

dilihat pada histogram berikut.

Page 91: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

77

Gambar 2.

Histogram kemampuan membangun menara pada anak usia 5-6 tahun di

TK se-Gugus Teratai Umbulharjo

2. Kemampuan Menyusun Balok Berdampingan

Tabel 6. Persentase kemampuan menyusun balok berdampingan pada

anak usia 5-6 tahun di TK se-Gugus Teratai Umbulharjo

Skor Jumlah Siswa Persentase (%)

4 18 13.04

3 90 65.22

2 23 16.67

1 7 5.07

Jumlah 138 100.00

Dari tabel di atas diperoleh data persentase kemampuan menyusun balok

berdampingan pada anak usia 5-6 tahun di TK se-Gugus Teratai Umbulharjo.

Data di atas menunjukkan bahwa sebagian besar atau 65,22% anak usia 5-6 tahun

0,00%5,00%

10,00%15,00%20,00%25,00%30,00%35,00%40,00%45,00%50,00%

Persentase

Sangat Mampu 5,80%

Mampu 47,83%

Mulai Mampu 34,78%

Belum Mampu 11,59%

Sangat Mampu Mampu Mulai Mampu Belum Mampu

Page 92: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

78

di TK se-Gugus Teratai Umbulharjo sudah mampu menyusun balok

berdampingan, sementara 16,67% anak termasuk dalam kategori mulai mampu

menyusun balok berdampingan, 13,04% anak termasuk dalam kategori sangat

mampu menyusun balok berdampingan, dan hanya 5,07% anak yang termasuk

dalam kategori belum mampu menyusun balok berdampingan pada kegiatan

bermain balok. Lebih jelasnya persentase kemampuan menyusun balok

berdampingan pada anak usi 5-6 tahun di TK se-Gugus Teratai Umbulharjo dapat

dilihat pada histogram berikut.

Gambar 3.

Histogram kemampuan menyusun balok berdampingan pada anak usia

5 -6 tahun di TK se-Gugus Teratai Umbulharjo

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

70,00%

Persentase

Sangat Mampu 13,04%

Mampu 65,22%

Mulai Mampu 16,67%

Belum Mampu 5,07%

Sangat Mampu Mampu Mulai Mampu Belum Mampu

Page 93: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

79

3. Kemampuan Membuat Jembatan

Tabel 7. Persentase kemampuan membuat jembatan pada anak usia 5-6

tahun di TK se-Gugus Teratai Umbulharjo

Skor Jumlah Siswa Persentase (%)

4 4 2.90

3 71 51.45

2 52 37.68

1 11 7.97

Jumlah 138 100.00

Dari tabel di atas diperoleh data persentase kemampuan membuat

jenbatan pada anak usia 5-6 tahun di TK se-Gugus Teratai Umbulharjo. Data di

atas menunjukkan bahwa sebagian besar atau 51,45% anak usia 5-6 tahun di TK

se-Gugus Teratai Umbulharjo sudah mampu membuat jembatan, sementara

37,68% anak termasuk dalam kategori mulai mampu membuat jembatan, 7,97%

anak termasuk dalam kategori belum mampu membuat jembatan, dan hanya

2,90% anak yang termasuk dalam kategori sangat mampu membubat jembatan

pada kegiatan bermain balok. Lebih jelasnya persentase kemampuan membuat

jembatan pada anak usi 5-6 tahun di TK se-Gugus Teratai Umbulharjo dapat

dilihat pada histogram berikut.

Page 94: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

80

Gambar 4.

Histogram kemampuan membuat jembatan pada anak usia 5-6 tahun di

TK se-Gugus Teratai Umbulharjo

4. Kemampuan Membuat Bangunan dengan Berbagai Variasi

Tabel 8. Persentase kemampuan membuat bangunan dengan berbagai

variasi pada anak usia 5-6 tahun di TK se-Gugus Teratai Umbulharjo

Skor Jumlah Siswa Persentase (%)

4 5 3.62

3 68 49.28

2 52 37.68

1 13 9.42

Jumlah 138 100.00

Dari tabel di atas diperoleh data persentase kemampuan membuat

bangunan dengan berbagai variasi pada anak usia 5-6 tahun di TK se-Gugus

Teratai Umbulharjo. Data di atas menunjukkan bahwa sebagian besar atau 49,28%

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

Persentase

Sangat Mampu 2,90%

Mampu 51,45%

Mulai Mampu 37,68%

Belum Mampu 7,97%

Sangat Mampu Mampu Mulai Mampu Belum Mampu

Page 95: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

81

anak usia 5-6 tahun di TK se-Gugus Teratai Umbulharjo sudah mampu membuat

bangunan dengan berbagai variasi, sementara 37,68% anak termasuk dalam

kategori mulai mampu membuat bangunan dengan berbagai variasi, 9,42% anak

termasuk dalam kategori belum mampu membuat bangunan dengan berbagai

variasi, dan hanya 3,62% anak yang termasuk dalam kategori sangat mampu

membubat bangunan dengan berbagai variasi pada kegiatan bermain balok. Lebih

jelasnya persentase kemampuan membuat bangunan dengan berbagai variasi pada

anak usi 5-6 tahun di TK se-Gugus Teratai Umbulharjo dapat dilihat pada

histogram berikut

Gambar 5.

Histogram kemampuan membuat bangunan dengan berbagai variasi pada

anak usia 5-6 tahun di TK se-Gugus Teratai Umbulharjo

Selain dilihat dari satu per satu kemampuan motorik halus, kemampuan

motorik halus anak dapat dilihat pula secara keseluruhan yaitu persentase skor

0,00%5,00%

10,00%15,00%20,00%25,00%30,00%35,00%40,00%45,00%50,00%

Persentase

Sangat Mampu 3,62%

Mampu 49,28%

Mulai Mampu 37,68%

Belum Mampu 9,42%

Sangat Mampu Mampu Mulai Mampu Belum Mampu

Page 96: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

82

total setiap anak usia 5-6 tahun di TK su Gugus Teratai Umbulharjo yang dapat

dilihat pada tabel berikut.

Tabel 9. Kemampuan motorik halus anak usia 5-6 tahun di TK se-

Gugus Teratai Umbulharjo

Kategori Jumlah Siswa Persentase (%)

Sangat Baik 16 11.59

Baik 74 53.62

Cukup Baik 39 28.26

Kurang Baik 9 6.52

Kurang Sekali 0 0.00

Jumlah 138 100.00

Dari tabel di atas diperoleh data persentase kemampuan motorik halus

pada anak usia 5-6 tahun di TK se-Gugus Teratai Umbulharjo. Data di atas

menunjukkan bahwa sebagian besar atau 53,62% anak usia 5-6 tahun di TK se-

Gugus Teratai Umbulharjo sudah memiliki kemampuan motorik halus yang baik,

sementara 28,26% anak memiliki kemampuan motorik halus dengan kategori

cukup baik, 11,59% anak memiliki kemampuan motorik halus dengan kategori

sangat baik, 6,52% anak memiliki kemampuan motorik halus dengan kategori

kurang baik. Lebih jelasnya persentase kemampuan motorik halus pada anak usia

5-6 tahun di TK se-Gugus Umbulharjo dapat dilihat pada histogram berikut.

Page 97: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

83

Gambar 6.

Histogram kemampuan motorik halus anak usia 5-6 tahun di TK se-

Gugus Teratai Umbulharjo

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Pada subbab ini, peneliti akan membahas hasil penelitian mengenai

kemampuan motorik halus dalam bermain balok pada anak TK usia 5-6 tahun se-

Gugus Teratai Umbulharjo Yogyakarta yang dilakukan melalui empat aspek yaitu

membangun menara, menyusun balok berdampingan, membuat jembatan, dan

membuat bangunan dengan berbagai variasi.

1. Kemampuan Membangun Menara

Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan 34,78% anak dapat membangun

menara dengan bantuan guru dan 11,59% anak yang tidak dapat melakukan

meskipun dibantu oleh guru. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Santrock

(2007:217) yang menyatakan bahwa anak usia 5-6 tahun dapat membangun

menara secara sempurna lengkap dengan bangunannya. Namun, peneliti juga

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

Persentase

Sangat Baik 11,59%

Baik 53,62%

Cukup Baik 28,26%

Kurang Baik 6,52%

Kurang Sekali 0,00%

Column2

Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Kurang Sekali Column2

Page 98: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

84

menemukan 5,80% anak yang sesuai dengan pendapat Santrock tersebut dimana

anak dapat membangun menara lengkap dengan bangunannya secara cepat, tepat,

dan rapi tanpa dibantu guru. Sebanyak 47,83% anak juga dapat membangun

menara tanpa dibantu oleh guru maupun teman yang lebih mahir. Sebagian dari

anak-anak tersebut mengalami beberapa kali kegagalan yaitu ketidakseimbangan

pada balok yang disusun sehingga balok mudah roboh. Namun anak tetap

berusaha dan mencapai hasil yang diinginkan.

2. Kemampuan Menyusun Balok Berdampingan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, didapatkan hasil bahwa 16,67%

anak mampu menyusun balok berdampingan dengan bantuan guru dan 5,07%

anak yang tidak mampu melakukan meskipun telah dibantu oleh guru dan teman

yang lebih mahir. Namun pada penelitian ini ditemukan juga anak yang mampu

menyusun balok berdampingan tanpa dibantu guru sebanyak 65,22%. Sedangkan

anak yang dapat menyusun balok berdampingan secara tepat, cepat, dan rapi

sebanyak 13,04%. Jadi sebagian besar anak di TK se-Gugus Teratai Umbulharjo

Yogyakarta dapat menyusun balok berdampingan. Hal ini sesuai dengan yang

disampaikan oleh Patmonodewo (2003:115) bahwa anak akan mencapai tahap

menyusun balok secara memanjang ke samping dalam kegiatan bermain balok.

3. Kemampuan Membuat Jembatan

Pada penelitian yang telah dilakukan, diketahui 7,97% anak tidak dapat

membuat jembatan yaitu dengan meletakkan dua balok sedikit terpisah, kemudian

meletakkan satu balok lagi di antara dua balok tersebut. Sebanyak 37,68% anak

dapat melakukan dengan bantuan guru. Ditemukan juga 51,45% anak dapat

Page 99: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

85

membuat jembatan secara mandiri. Anak-anak tersebut tidak dibantu oleh guru

maupun teman yang lebih mahir. Selebihnya yaitu 2,90% anak dapat membuat

jembatan dengan cepat, tepat, dan rapi tanpa bantuan guru. Hal tersebut sesuai

dengan yang dikemukakan oleh Patmonodewo (2003:115) bahwa anak akan

mengalami tahapan membuat jembatan setelah anak mencapai tahap menyusun

balok berdampingan dalam kegiatan bermain balok.

4. Kemampuan Membuat Bangunan Dengan Berbagai Variasi

Seperti yang telah disampaikan di awal bahwa dalam aspek membuat

bangunan dengan berbagai variasi ditemukan sebagian besar anak yaitu sebanyak

49,28% mampu melakukan tanpa mendapat bimbingan dan bantuan dari guru

maupun teman yang lebih mahir. Sebanyak 37,68% anak mampu melakukan

dengan bimbingan guru dan bantuan teman yang lebih mahir. Ditemukan juga

3,62% anak yang mampu melakukan secara cepat, tepat, dan rapi tanpa dibantu

oleh guru. Hal ini sesuai dengan yang dipaparkan Patmonodewo (2003:116)

bahwa anak dapat menyusun balok dengan berbagai variasi yang di dalamnya

anak dapat membuat pola dan menyusun dengan keseimbangan yang baik agar

tidak mudah roboh. Ketika membuat bangunan dengan berbagai variasi, peneliti

bertanya pada anak “Ini kalian membuat apa ya?”. Lalu anak-anak menjawab

dengan berbagai pernyataan bahwa anak-anak membuat rumah, anak yang lain

membuat hotel, kost, kandang ayam, sekolah, jalan raya, dan lain-lain. Bangunan-

bangunan tersebut merupakan bangunan yang pernah dijumpai oleh anak. Sesuai

dengan pendapat Novita Sari Wardoyo (2014:5) bahwa ketika bermain balok,

anak akan melakukan peniruan terhadap apa yang dilihat dalam keseharian

Page 100: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

86

ditambah dengan imajinasi dan kreasi anak. Namun pada penelitian ini juga

ditemukan 9,42% anak yang tidak dapat membuat bangunan dengan berbagai

variasi meskipun telah mendapat bantuan dari guru.

5. Kemampuan Motorik Halus Dalam Kegiatan Bermain Balok Pada Anak

TK Usia 5-6 Tahun se-Gugus Teratai Umbulharjo Yogykarta

Melihat perhitungan analisis data yang telah dijelaskan sebelumnya,

dapat diketahui bahwa kemampuan motorik halus di TK se-Gugus Teratai

Umbulharjo termasuk dalam kategori yang cukup baik. Kategori tersebut didapat

berdasarkan hasil penelitian dari observasi terhadap empat kemampuan motorik

halus anak pada kegiatan bermain balok, yaitu kemampuan membangun menara,

kemampuan menyusun balok berdampingan, kemampuan membuat jembatan dan

kemampuan membuat bangunan dengan berbagai variasi. Dari keempat

kemampuan motorik halus tersebut semuanya sudah mampu dikuasai oleh

sebagian besar anak usia 5-6 tahun di TK se-Gugus Teratai Umbulharjo.

Meskipun demikian, hasil penelitian menunjukkan terdapat 6.52% anak berada

pada kategori kurang baik. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan motorik

halus anak dalam kegiatan bermain balok berbeda-beda. Perbedaan tersebut dapat

disebabkan oleh berbagai macam faktor, baik faktor internal maupun faktor

eksternal.

Faktor internal lebih terkait dengan kemampuan dari dalam diri anak

sendiri. Faktor internal berkaitan dengan kemampuan motorik halus yang dimiliki

anak. Sesuai dengan yang disampaikan oleh Suyadi (2010:14) bahwa anak yang

memiliki keterampilan fisik-motorik yang baik akan lebih mudah menguasai

Page 101: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

87

keterampilan-keterampilan baru, termasuk bermain balok. Sebaliknya, anak

dengan kecerdasan fisik-motorik rendah akan menjadi minder dan tidak percaya

diri dalam melakukan tugas-tugas keterampilan lainnya terkait motorik halus.

Ketika penelitian terdapat beberapa anak yang tidak bersedia bermain balok

dengan alasan takut balok yang disusunnya roboh. Beberapa anak juga

menyampaikan bahwa anak-anak tidak dapat menyusun balok-balok. Setelah

diajukan beberapa pertanyaan mengenai keterampilan terkait kemampuan motorik

halus, ternyata anak-anak tersebut kurang mendapat kesempatan untuk

mengembangkan kemampuan motorik halus. Anak-anak menyampaikan bahwa

orang tua lebih dominan berperan dalam tugas keterampilan terkait motorik halus

seperti ketika anak memaikai baju, memasang sepatu, makan, dan lain-lain. Anak

juga menyampaikan bahwa orang tua memberi sedikit kebebasan terhadap

kegiatan-kegiatan motorik halus yang membuat anak terlihat kotor seperti pada

kegiatan finger painting dan membentuk. Hal ini sesuai dengan yang

dikemukakan oleh Hurlock (1978: 157) bahwa banyak anak yang tidak mendapat

kesempatan untuk mempelajari keterampilan motorik karena lingkungan tidak

menyediakan kesempatan belajar atau orang tua takut hal yang demikian dapat

melukai anak.

Selain kemampuan motorik, faktor internal yang mempengaruhi

kemampuan motorik halus anak dalam kegiatan bermain balok adalah kondisi

fisik anak. Anak yang sedang dalam keadaan sehat akan lebih maksimal

melakukan kegiatan daripada anak yang sedang dalam kondisi kurang sehat.

Begitu juga dengan kondisi psikis anak. Anak yang merasa senang dan gembira

Page 102: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

88

lebih maksimal dan mudah menyerap informasi daripada anak yang tidak dalam

keadaan senang. Ketika penelitian terdapat seorang siswa sedang dalam kondisi

sakit. Anak tersebut terlihat murung dan tidak nyaman dengan suasana di kelas

sehingga anak tidak bersedia melakukan kegiatan apapun, termasuk kegiatan

bermain balok.

Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap kemampuan motorik halus

anak salah satunya stimulasi. Stimulasi terkait motorik halus tidak hanya

diberikan pada kegiatan bermain balok saja, namun guru dapat melakukan

kegiatan lain yang juga mengoptimalkan kemampuan motorik halus anak seperti

kegiatan mencocok, finger painting, menjiplak, dan lain-lain. Hal ini sesuai

dengan pendapat Hurlock (1978: 157) yang menjelaskan bahwa bimbingan

merupakan salah satu hal penting dalam mempelajari keterampilan motorik.

Bimbingan membantu anak untuk memperbaiki kesalahan sebelum kesalahan

tersebut terlanjur dipelajari dengan baik sehingga sulit untuk dibenarkan kembali.

Namun juga ditemukan juga beberapa guru yang enggan untuk memberikan

stimulasi dan bantuan kepada anak-anak yang berada pada kategori kurang baik

dengan alasan tidak ingin memaksa anak. Jadi dapat disimpulkan bahwa faktor

internal dan faktor eksternal sangat berpengaruh pada kemampuan motorik halus

anak. Dari data yang diperoleh rata-rata persentase kemampuan motorik halus

anak dalam kegiatan bermain balok di TK se-Gugus Teratai Umbulharjo adalah

53,62% dan masuk dalam kategori cukup baik, sehingga dapat ditarik kesimpulan

bahwa kegiatan bermain balok merupakan kegiatan yang dapat membantu

mengoptimalkan kemampuan motorik halus anak.

Page 103: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

89

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kemampuan motorik halus

dalam kegiatan bermain balok pada anak usia 5-6 tahun di TK se-Gugus Teratai

Umbulharjo Yogyakarta sudah baik. Hal tersebut dilihat dari hasil penelitian yang

menunjukkan bahwa sebagian besar atau sebesar 53,62% dari jumlah seluruh anak

usia 5-6 tahun di TK se-Gugus Teratai Umbulharjo mempunyai kemampuan

motorik halus dalam kegiatan bermain balok pada kategori yang cukup baik.

Kategori tersebut didapat berdasarkan hasil penilaian dari observasi

terhadap empat kemampuan motorik halus anak dalam kegiatan bermain balok.

Dari keempat kemampuan motorik halus dalam kegiatan bermain balok tersebut

semuanya sudah mampu dikuasai oleh sebagian besar anak yaitu kemampuan

membangun menara, kemampuan menyusun balok berdampingan, kemampuan

membuat jembatan dan kemampuan membuat bangunan dengan berbagai variasi.

B. Saran

1. Mengingat kegiatan bermain balok sangat penting untuk mengoptimalkan

perkembangan motorik halus anak, maka hendaknya guru dapat mengetahui

gambaran dan informasi kemampuan motorik halus setiap peserta didik

sehingga mampu memberikan pembelajaran sesuai dengan kemampuan

motorik halus anak.

Page 104: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

90

2. Hasil penelitian ini hendaknya menjadi wawasan dan pengetahuan baru untuk

dijadikan acuan ketika kelak menjadi guru

3. Hasil penelitian ini hendaknya dijadikan sumber informasi bagi peneliti lain

mengenai masalah yang sama, baik pada jenis penelitian yang sama ataupun

berbeda dengan mengoreksi instrumen agar lebih sempurna.

Page 105: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

91

DAFTAR PUSTAKA

Agung Triharso. (2013). Permainan Kreatifdan Edukatif Untuk Anak Usia Dini.

Yogyakarta:Andi Offset.

Andang Ismail. (2006). Education Games. Yogyakarta: Pilar Media.

Asmawati, Luluk, dkk. (2008). Pengolahan Kegiatan Pengembangan Anak Usia

Dini. Jakarta: Universitas Terbuka.

Bambang Sujiono. (2005). Perngembangan Metode Fisik. Jakarta: Universitas

Terbuka.

Bambang Sujiono. (2008). Metode Perkembangan Fisik. Jakarta: Universitas

Terbuka.

C.P Trie Aprilian. (2014). Kemampuan Kognitif Anak dalam Aktivitas

Seni Musik di Kelompok B TK Bhakti Siwi Soran . Yogyakarta:

Universitas Negeri Yogyakarta.

C.R Setyawan (ed). (2002). Judul Belajar dan Pembelajaran Prasekolah dan

Sekolah Dasar. Jakarta: PT Indeks.

Desmita.(2005). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Dwi Siswoyo,dkk. (2007). Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Ebta Setyawan. (2012). KBBI online versi 1.9. diakses dari

http://kbbi.web.id/balok.html pada tanggal 27 Agustus 2016

Fadilah, dkk. (2014). Peningkatan Kreativitas Anak Usia Dini Melalui Bermain

Balok Di TK Mujahidin I Pontianak. Skrips PG-PAUD. Universitas

Tanjungpura.

F.W Tri Rakhmaningsih. (2015). Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik

Halus Anak Kelompok B di TK Kalimandi Kecamatan Purwareja

Klampok Kabupaten Banjarnegara. Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

Geraldine,dkk . (2003). Perilaku Anak Usia Dini Kasus Dan Pemecahannya.

Yogyakarta: Kanisius.

Harun Rasyid, dkk. (2009). Assesmen Perkembangan Anak Usia Dini.

Yogyakarta: Multi Pressindo.

Page 106: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

92

Hurlock, E.B (ed). (1978). Perkembangan Anak (edisi keenam): Terjemahan:

Meitasari Tjandasa dan Muclisan Zarkasih. Jakarta: Erlangga.

Jonathan Sarwono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Mayke S. Tedjasaputra, (2001). Bermain, Mainan, dan Permainan. Jakarta: PT

Gramedia Widiasarana Indonesia.

MS Sumantri. (2005). Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini.

Jakarta: Dinas Pendidikan.

Nanang Martono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Ngalim Purwanto. (2006). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.

Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya.

Nuryani, dkk. (2013). Peningkatan Kemampuan Motorik Halus melalui Kegiatan

Kolase Menggunakan Bahan Alam. Skripsi PG-PAUD. Univesitas

Tanjungpura.

N.S Wardoyo. (2014). Pengembangan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui

Permainan Balok Pada Kelompok A TK Karangpelem 1 Kedawung

Sragen Tahun Pelajaran 2013/2014. Skripsi PG-PAUD. Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Partini. (2010). Pengantar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Grafindo

Litera Media.

Punaji Setyosari. (2010). Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan.

Jakarta: Kencana Prenada Group.

Rita Eka Izzati. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press.

Rukiyati, dkk. (2008). Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: UNY Press.

Santrock, John W. (2011). Masa Perkembangan Anak: Terjemahan: Verawaty

Papakhan dan Wahyu Anugraheni. Jakarta: Salemba Humanika.

_______. (2007). Masa Perkembangan Anak: Terjemahan: Mila Rachmawati dan

Anna Kuswanti. Jakarta: Erlangga.

Siti Maimunah dan Zainul Aminin. (2014). Meningkatkan Kreativitas Anak

Melalui Penggunaan Media Balok Pada Kelompok B TK Dharma

Wanita Kesimantengah Pacet Mojokerto. Jurnal. Vol 3 Nomor 3 hal 4.

Page 107: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

93

Suharsimi Arikunto. (2005). Metode Penelitian. Jakarta: PT Bumi Aksara.

______. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka

Cipta.

Sugiono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Penerbit Alfabeta.

Slamet Suyanto. (2009). Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta:

Hikayat Publishing.

Soemiarti Patmonodewo. (1995). Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: Rineka

Cipta.

Sri Purwarini. (2015). Kegiatan Menggambar Diatas Air Untuk Mengembangkan

Kemampuan Fisik/Motorik Halus Pada Anak Kelompok B TK D.W.

Lirboyo Kecamatan Mojoroto Kota Kediri. Jurnal. Vol I nomor 2 hal 7.

Suyadi. (2010). Psikologi Belajar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta:

Pedagogia.

Trianto (ed). (2010). Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi Anak

Usia Dini TK/ RA & Anak Usia Kelas Awal SD/ MI. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group.

Yudha M. Saputra dan Rudiyanto. (2005). Pembelajaran Kooperatif Untuk

Meningkatkan Keterampilan Anak Taman Kanak-Kanak. Jakarta:

Depdiknas.

Yuliani Nurani Sujiono. (2009). Konsep Dasar Anak Usia Dini. Jakarta: Hak

Cipta Bahasa Indonesia.

Wikipedia. (2016). Diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_deskriptif

pada tanggal 28 Januari 2017

Page 108: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

94

LAMPIRAN 1

SURAT IZIN PENELITIAN

Page 109: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

95

Page 110: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

96

Page 111: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

97

Page 112: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

98

Page 113: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

99

Page 114: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

100

Page 115: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

101

LAMPIRAN 2

KISI-KISI INSTRUMEN DAN RUBRIK PENILAIAN

Page 116: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

102

INSTRUMEN PELAKSANAAN KEGIATAN BERMAIN BALOK

Nama TK :

No Indikator Ya tidak

1 Guru mempersiapkan media bermain balok

2 Guru mengenalkan alat-alat yang digunakan dalam

kegiatan bermain balok

3 Guru menjelaskan cara bermain balok

4 Guru mendampingi anak saat bermain bermain

balok

5 Guru membantu anak yang mengalami kesulitan

selama bermain balok

6 Guru melakukan penilaian sesuai dengan panduan

check list

Page 117: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

103

KISI-KISI INSTRUMEN DAN RUBRIK

Tabel 1

Instrumen Observasi (check list)

Kemampuan Motorik Halus Dalam Kegiatan Bermain Balok

No Nama

Kriteria penilaian

Bermain balok

Memba-

ngun

menara

Menyusun

balok

berdampi-

ngan

Membuat

jembatan

Membuat

bangunan

dengan

berbagai

variasi

4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1

1

2

3

4

5

Keterangan :

1= Belum mampu 3= Mampu

2= Mulai mampu 4= Sangat mampu

Page 118: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

104

Tabel 2

Rubrik Penilaian Kemampuan Anak Membangun Menara

No Skor Deskripsi

1 4

Anak mampu menyusun 13 balok secara vertical sehingga

menyerupai menara secara cepat, tepat, dan rapi tanpa bantuan

dan bimbingan dari guru atau teman

2 3

Anak mampu menyusun 13 balok secara vertical sehingga

menyerupai menara tanpa bantuan dan bimbingan dari guru atau

teman yang lebih mampu

3 2

Anak mulai mampu menyusun 13 balok secara vertical sehingga

menyerupai menara dengan bantuan dan bimbingan dari guru

atau teman yang lebih mampu

4 1

Anak belum mampu menyusun 13 balok secara vertical sehingga

menyerupai menara meskipun mendapat bantuan dan bimbingan

dari guru atau teman yang lebih mampu

Page 119: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

105

Tabel 3

Rubrik Penilaian Kemampuan Anak Menyusun Balok Berdampingan

No Skor Deskripsi

1 4

Anak mampu menyusun balok secara memanjang ke samping

secara cepat, tepat, dan rapi tanpa bantuan dan bimbingan dari

guru atau teman

2 3

Anak mampu menyusun balok secara memanjang ke samping tanpa

bantuan dan bimbingan dari guru atau teman yang lebih mampu

3 2

Anak mulai mampu menyusun balok secara memanjang ke

samping dengan bantuan dan bimbingan dari guru atau teman

yang lebih mampu

4 1

Anak belum mampu menyusun balok secara memanjang ke

samping meskipun mendapat bantuan dan bimbingan dari guru

atau teman yang lebih mampu

Page 120: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

106

Tabel 4

Rubrik Penilaian Kemampuan Anak Membangun Jembatan

No Skor Deskripsi

1 4

Anak mampu meletakkan dua balok dengan sedikit terpisah dan

meletakkan satu balok lagi diantara kedua balok secara cepat,

tepat, dan rapi tersebut tanpa bantuan dan bimbingan dari guru

atau teman yang lebih mampu

2 3

Anak mampu meletakkan dua balok dengan sedikit terpisah dan

meletakkan satu balok lagi diantara kedua balok tersebut tanpa

bantuan dan bimbingan dari guru atau teman yang lebih mampu

3 2

Anak mulai mampu meletakkan dua balok dengan sedikit

terpisah dan meletakkan satu balok lagi diantara kedua balok

tersebut dengan bantuan dan bimbingan dari guru atau teman

yang lebih mampu

4 1

Anak belum mampu meletakkan dua balok dengan sedikit

terpisah dan meletakkan satu balok lagi diantara kedua balok

tersebut meskipun dengan bantuan dan bimbingan dari guru

atau teman yang lebih mampu

Page 121: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

107

Tabel 5

Rubrik Penilaian Kemampuan Anak Membuat Bangunan Dengan Berbagai

Variasi

No Skor Deskripsi

1 4

Anak mampu menyusun balok dengan bentuk dan ukuran yang

berbeda sesuai kreativitas secara cepat, tepat, dan rapi tanpa

bantuan atau bimbingan dari guru atau teman yang lebih

mampu

2 3

Anak mampu menyusun balok dengan bentuk dan ukuran yang

berbeda sesuai kreativitas dengan bantuan dan bimbingan dari

guru atau teman yang lebih mampu

3 2

Anak mulai mampu menyusun balok dengan bentuk dan ukuran

yang berbeda sesuai kreativitas dengan bantuan dan bimbingan

dari guru atau teman yang lebih mampu

4 1

Anak belum mampu menyusun balok dengan bentuk dan ukuran

yang berbeda sesuai kreativitas meskipun dengan bantuan dan

bimbingan dari guru atau teman yang lebih mampu

Page 122: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

108

Berdasarkan rubrik penelitian tersebut, dapat disusun kisi-kisi menjadi

butir-butir sesuai kisi-kisi tersebut :

Tabel 6. kisi-kisi instrument penelitian

Variabel Indikator Instrumen

Kemampuan motorik halus

dalam kegiatan bermain

balok

Membangun menara Lembar rubrik

Menyusun balok

berdampingan Lembar rubrik

Membangun jembatan Lembar rubrik

Membuat bangunan

dengan berbagai

variasi

Lembar rubrik

Page 123: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

109

LAMPIRAN 3

LEMBAR PENSKORAN

(CHECK LIST)

Page 124: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

110

INSTRUMEN PELAKSANAAN KEGIATAN BERMAIN BALOK

Nama TK : TK Islam Pelangi Anak

No Indikator ya tidak

1 Guru mempersiapkan media bermain balok √

2 Guru mengenalkan alat-alat yang digunakan dalam

kegiatan bermain balok

3 Guru menjelaskan cara bermain balok √

4 Guru mendampingi anak saat bermain bermain

balok

5 Guru membantu anak yang mengalami kesulitan

selama bermain balok

Nama TK : TK Al- Wardah

No Indikator ya tidak

1 Guru mempersiapkan media bermain balok √

2 Guru mengenalkan alat-alat yang digunakan dalam

kegiatan bermain balok √

3 Guru menjelaskan cara bermain balok √

4 Guru mendampingi anak saat bermain bermain

balok

5 Guru membantu anak yang mengalami kesulitan

selama bermain balok

Page 125: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

111

Nama TK : TK Pamardisiwi

No Indikator ya tidak

1 Guru mempersiapkan media bermain balok √

2 Guru mengenalkan alat-alat yang digunakan dalam

kegiatan bermain balok √

3 Guru menjelaskan cara bermain balok √

4 Guru mendampingi anak saat bermain bermain

balok

5 Guru membantu anak yang mengalami kesulitan

selama bermain balok

Nama TK : TK Islam Plus Al-Ikhlas

No Indikator ya tidak

1 Guru mempersiapkan media bermain balok √

2 Guru mengenalkan alat-alat yang digunakan dalam

kegiatan bermain balok √

3 Guru menjelaskan cara bermain balok √

4 Guru mendampingi anak saat bermain bermain

balok

5 Guru membantu anak yang mengalami kesulitan

selama bermain balok √

Page 126: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

112

INSTRUMEN OBSERVASI

Kemampuan Motorik Halus Dalam Kegiatan Bermain Balok

Nama TK : TK Islam Pelangi Anak

Tanggal Observasi : 7 November 2016

No Nama

Kriteria penilaian

Bermain balok

Memba-

ngun

menara

Menyusun

balok

berdampi-

ngan

Membuat

jembatan

Membuat

bangunan

dengan

berbagai

variasi

4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1

1 Almer Achmad Abrisam √ √ √ √

2 Arimbi Risvha Prameswari √ √ √ √

3 Arsyad Arshavin Khumaidi √ √ √ √

4 Aulia Erina Crientasari √ √ √ √

5 Azzam Fadhil √ √ √ √

6 Dzaki Fauzan Afrizi √ √ √ √

7 Faeyza Adelio Fernanda √ √ √ √

8 Fira Ayu Andini √ √ √ √

9 Kharidha Mahdiya Agisty √ √ √ √

10 Krisna Adhi Yudha Prawira √ √ √ √

11 Lutfansa Aldantha Ibrahim √ √ √ √

12 Mahfudah Amirah √ √ √ √

13 Mirza Al Baihaqi Keandre √ √ √ √

14 Muh. Zafran Al Farras √ √ √ √

15 Naira Putri Awalurizky √ √ √ √

16 Naura Azkiya √ √ √ √

17 Raes Nadira Azalia Syabana √ √ √ √

18 Rafa Nur Alamsyah √ √ √ √

19 Raisal Hasim √ √ √ √

20 Fathin Attaqy √ √ √ √

21 Rania Arawindani √ √ √ √

22 Tegar Satria √ √ √ √

23 Qiana Naira Q.Z √ √ √ √

24 Quinsha Amaranggana Z √ √ √ √

Keterangan :

1= Belum mampu 3= Mampu

2= Mulai mampu 4= Sangat mampu

Page 127: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

113

INSTRUMEN OBSERVASI

Kemampuan Motorik Halus Dalam Kegiatan Bermain Balok

Nama TK : TK Islam Pelangi Anak

Tanggal Observasi : 9 November 2016

No Nama

Kriteria penilaian

Bermain balok

Memba-

ngun

menara

Menyusun

balok

berdampi-

ngan

Membuat

jembatan

Membuat

bangunan

dengan

berbagai

variasi

4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1

1 Almer Achmad Abrisam √ √ √ √

2 Arimbi Risvha Prameswari √ √ √ √

3 Arsyad Arshavin Khumaidi √ √ √ √

4 Aulia Erina Crientasari √ √ √ √

5 Azzam Fadhil √ √ √ √

6 Dzaki Fauzan Afrizi √ √ √ √

7 Faeyza Adelio Fernanda √ √ √ √

8 Fira Ayu Andini √ √ √ √

9 Kharidha Mahdiya Agisty √ √ √ √

10 Krisna Adhi Yudha Prawira √ √ √ √

11 Lutfansa Aldantha Ibrahim √ √ √ √

12 Mahfudah Amirah √ √ √ √

13 Mirza Al Baihaqi Keandre √ √ √ √

14 Muh. Zafran Al Farras √ √ √ √

15 Naira Putri Awalurizky √ √ √ √

16 Naura Azkiya √ √ √ √

17 Raes Nadira Azalia Syabana √ √ √ √

18 Rafa Nur Alamsyah √ √ √ √

19 Raisal Hasim √ √ √ √

20 Fathin Attaqy √ √ √ √

21 Rania Arawindani √ √ √ √

22 Tegar Satria √ √ √ √

23 Qiana Naira Q.Z √ √ √ √

24 Quinsha Amaranggana Z √ √ √ √

Keterangan :

1= Belum mampu 3= Mampu

2= Mulai mampu 4= Sangat mampu

Page 128: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

114

INSTRUMEN OBSERVASI

Kemampuan Motorik Halus Dalam Kegiatan Bermain Balok

Nama TK : TK Al- Wardah

Tanggal Observasi : 8 November 2016

No Nama

Kriteria penilaian

Bermain balok

Memba-

ngun

menara

Menyusun

balok

berdampi-

ngan

Membuat

jembatan

Membuat

bangunan

dengan

berbagai

variasi

4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1

1 Abid Muyasar √ √ √ √

2 Alvin √ √ √ √

3 Khusna Ina R.S √ √ √ √

4 Rio Arif Arifin √ √ √ √

5 Jihan Riskiana √ √ √ √

6 Y. Syifa Calista √ √ √ √

7 Faiha Nidaul √ √ √ √

8 Novisea Madina √ √ √ √

9 Adzra Andrina √ √ √ √

10 Davin Ravisqy √ √ √ √

Keterangan :

1= Belum mampu 3= Mampu

2= Mulai mampu 4= Sangat mampu

Page 129: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

115

INSTRUMEN OBSERVASI

Kemampuan Motorik Halus Dalam Kegiatan Bermain Balok

Nama TK : TK Al- Wardah

Tanggal Observasi : 15 November 2016

No Nama

Kriteria penilaian

Bermain balok

Memba-

ngun

menara

Menyusun

balok

berdampi-

ngan

Membuat

jembatan

Membuat

bangunan

dengan

berbagai

variasi

4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1

1 Abid Muyasar √ √ √ √

2 Alvin √ √ √ √

3 Khusna Ina R.S √ √ √ √

4 Rio Arif Arifin √ √ √ √

5 Jihan Riskiana √ √ √ √

6 Y. Syifa Calista √ √ √ √

7 Faiha Nidaul √ √ √ √

8 Novisea Madina √ √ √ √

9 Adzra Andrina √ √ √ √

10 Davin Ravisqy √ √ √ √

Keterangan :

1= Belum mampu 3= Mampu

2= Mulai mampu 4= Sangat mampu

Page 130: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

116

INSTRUMEN OBSERVASI

Kemampuan Motorik Halus Dalam Kegiatan Bermain Balok

Nama TK : TK Parmadisiwi

Tanggal Observasi : 11 November 2016

No Nama

Kriteria penilaian

Bermain balok

Memba-

ngun

menara

Menyusun

balok

berdampi-

ngan

Membuat

jembatan

Membuat

bangunan

dengan

berbagai

variasi

4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1

1 Fattiya Marta Aulia Putri √ √ √ √

2 Laskamana Aji Pamungkas √ √ √ √

3 Ratih Puspita Ningsih √ √ √ √

4 Adham Falizi √ √ √ √

5 Maric Arjuna Putra √ √ √ √

6 Siti Athifa Rahma √ √ √ √

7 Najid Mirza Ukail √ √ √ √

8 Aziza Fadila Putri Wisanarko √ √ √ √

9 Aditya Briliant Abimanyu √ √ √ √

10 Peavey Nur Azizah √ √ √ √

11 Muh. Adlin √ √ √ √

12 Sekar Asellia √ √ √ √

13 Muh. Rafabio Deigi Permana √ √ √ √

14 Satria Angga Revansyah √ √ √ √

15 Muh. Erwin Pungkas Sahputra √ √ √ √

Keterangan :

1= Belum mampu 3= Mampu

2= Mulai mampu 4= Sangat mampu

Page 131: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

117

INSTRUMEN OBSERVASI

Kemampuan Motorik Halus Dalam Kegiatan Bermain Balok

Nama TK : TK Parmadisiwi

Tanggal Observasi : 17 November 2016

No Nama

Kriteria penilaian

Bermain balok

Memba-

ngun

menara

Menyusun

balok

berdampi-

ngan

Membuat

jembatan

Membuat

bangunan

dengan

berbagai

variasi

4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1

1 Fattiya Marta Aulia Putri √ √ √ √

2 Laskamana Aji Pamungkas √ √ √ √

3 Ratih Puspita Ningsih √ √ √ √

4 Adham Falizi √ √ √ √

5 Maric Arjuna Putra √ √ √ √

6 Siti Athifa Rahma √ √ √ √

7 Najid Mirza Ukail √ √ √ √

8 Aziza Fadila Putri Wisanarko √ √ √ √

9 Aditya Briliant Abimanyu √ √ √ √

10 Peavey Nur Azizah √ √ √ √

11 Muh. Adlin √ √ √ √

12 Sekar Asellia √ √ √ √

13 Muh. Rafabio Deigi Permana √ √ √ √

14 Satria Angga Revansyah √ √ √ √

15 Muh. Erwin Pungkas Sahputra √ √ √ √

Keterangan :

1= Belum mampu 3= Mampu

2= Mulai mampu 4= Sangat mampu

Page 132: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

118

INSTRUMEN OBSERVASI

Kemampuan Motorik Halus Dalam Kegiatan Bermain Balok

Nama TK : TK Islam Plus Al-Iklash

Tanggal Observasi : 10 November 2016

No Nama

Kriteria penilaian

Bermain balok

Memba-

ngun

menara

Menyusun

balok

berdampi-

ngan

Membuat

jembatan

Membuat

bangunan

dengan

berbagai

variasi

4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1

1 Adiva Yumna K √ √ √ √

2 Ailsa Syiva Edgina √ √ √ √

3 Bintang Ridwan R √ √ √ √

4 Dhilon Aji Ananta √ √ √ √

5 Ghani Ichsan Sinathria √ √ √ √

6 Hafidz Af Fikri Ariyanto √ √ √ √

7 Muh. Rafif Faiqur Razin √ √ √ √

8 Nabil Athala Putra √ √ √ √

9 Namira Tiffania Putri H √ √ √ √

10 Naufal Irwan Saputra √ √ √ √

11 Nevara Baby Jhosvita P √ √ √ √

12 Nizam Dwi Putra √ √ √ √

13 Raditya Galih Sasongko √ √ √ √

14 Radhitya Arkana Rassya √ √ √ √

15 Rifqi Danurendra P √ √ √ √

16 Tasirina Faza Bil Haqqy √ √ √ √

17 Zulvita Oktavia √ √ √ √

18 Thalita Carissa Putri A √ √ √ √

19 Azriel Pramana √ √ √ √

20 Nabila Azzahra Isma Putri √ √ √ √

Keterangan :

1= Belum mampu 3= Mampu

2= Mulai mampu 4= Sangat mampu

Page 133: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

119

INSTRUMEN OBSERVASI

Kemampuan Motorik Halus Dalam Kegiatan Bermain Balok

Nama TK : TK Islam Plus Al-Iklash

Tanggal Observasi : 16 November 2016

No Nama

Kriteria penilaian

Bermain balok

Memba-

ngun

menara

Menyusun

balok

berdampi-

ngan

Membuat

jembatan

Membuat

bangunan

dengan

berbagai

variasi

4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1

1 Adiva Yumna K √ √ √ √

2 Ailsa Syiva Edgina √ √ √ √

3 Bintang Ridwan R √ √ √ √

4 Dhilon Aji Ananta √ √ √ √

5 Ghani Ichsan Sinathria √ √ √ √

6 Hafidz Af Fikri Ariyanto √ √ √ √

7 Muh. Rafif Faiqur Razin √ √ √ √

8 Nabil Athala Putra √ √ √ √

9 Namira Tiffania Putri H √ √ √ √

10 Naufal Irwan Saputra √ √ √ √

11 Nevara Baby Jhosvita P √ √ √ √

12 Nizam Dwi Putra √ √ √ √

13 Raditya Galih Sasongko √ √ √ √

14 Radhitya Arkana Rassya √ √ √ √

15 Rifqi Danurendra P √ √ √ √

16 Tasirina Faza Bil Haqqy √ √ √ √

17 Zulvita Oktavia √ √ √ √

18 Thalita Carissa Putri A √ √ √ √

19 Azriel Pramana √ √ √ √

20 Nabila Azzahra Isma Putri √ √ √ √

Keterangan :

1= Belum mampu 3= Mampu

2= Mulai mampu 4= Sangat mampu

Page 134: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

120

LAMPIRAN 4

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

HARIAN (RPPH)

Page 135: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

121

Page 136: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

122

Page 137: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

123

Page 138: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

124

Page 139: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

125

Page 140: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

126

Page 141: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

127

Page 142: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

128

Page 143: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

129

Page 144: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

130

Page 145: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

131

Page 146: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

132

Page 147: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

133

Page 148: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

134

Page 149: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

135

Page 150: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

136

Page 151: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

137

Page 152: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

138

Page 153: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

139

LAMPIRAN 5

FOTO PENELITIAN

Page 154: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

140

Gambar 1. TK Pamardisiwi Gambar 2. TK Pamardisiwi

Anak membangun menara Anak membuat jembatan

Gambar 3. TK Pamardisiwi Gambar 4. TK Pamardisiwi

Hasil karya anak menyusun balok Hasil karya anak membuat

berdampingan bangunan dengan berbagai variasi

Page 155: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

141

Gambar 5. TK Islam Pelangi Anak Gambar 6. TK Islam Pelangi Anak

Hasil karya anak membangun menara Hasil karya anak menyusun balok

berdampingan

Gambar 7. TK Islam Pelangi Anak Gambar 8. TK Islam Pelangi Anak

Hasil karya anak membuat bangunan Anak membuat jembatan

dengan berbagai variasi

Page 156: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

142

Gambar 9. TK Al – Wardah Gambar 10. TK Al-Wardah

Anak membuat jembatan Anak membuat bangunan

dengan berbagai variasi

Gambar 12. TKIP Al – Ikhlash Gambar 13. TKIP Al – Ikhlash

Anak membuat bangunan dengan berbagai Anak membuat jembatan

variasi

Page 157: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

143

LAMPIRAN 6

REKAPITULASI PENSKORAN

DAN PERHITUNGAN PERSENTASE

Page 158: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

144

KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM KEGIATAN BERMAIN BALOK

Nama TK : TK Islam Pelangi Anak

No Nama

Kriteria Penilaian

Membangun menara Menyusun balok

berdampingan Membuat jembatan

Membuat bangunan

dengan berbagai variasi

I II I II I II I II

4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1

1 Almer - - - 1 - - 2 - - - 2 - - 3 - - - 3 - - - 3 - - - - 2 - - 3 - -

2 Arimbi - - 2 - - 3 - - - - - 1 - 3 - - - - 2 - - 3 - - - - 2 - - 3 - -

3 Arsyad - - - 1 - 3 - - - 3 - - - 3 - - - 3 - - - 3 - - - - - 1 - 3 - -

4 Aulia - - 2 - 4 - - - - - 2 - 4 - - - - 3 - - - 3 - - - - 2 - - 3 - -

5 Azzam - 3 - - - - 2 - - - 2 - - 3 - - - 3 - - - - 2 - - - 2 - - - 2 -

6 Dzaki - - - 1 - 3 - - - 3 - - 4 - - - - - 2 - - 3 - - - 3 - - - 3 - -

7 Faeyza - - 2 - - - - 1 - 3 - - - - 2 - - 3 - - - - 2 - - - 2 - - - 2 -

8 Fira - 3 - - - - 2 - - - - 1 - 3 - - - - 2 - 4 - - - - 3 - - - - 2 -

9 Kharidha - - - 1 - - 2 - - - 2 - - 3 - - - - 2 - - - 2 - - - 2 - - - 2 -

10 Krisna - 3 - - - - 2 - - 3 - - - 3 - - - - 2 - - 3 - - - 3 - - - 3 - -

11 Lutfansa 4 - - - - 3 - - 4 - - - - 3 - - - - 2 - - 3 - - 4 - - - 4 - - -

12 Mahfudah - - - 1 - - - 1 4 - - - - - 2 - - - 2 - - - 2 - - - - 1 - - 2 -

13 Mirza - 3 - - - 3 - - - 3 - - - 3 - - - - - 1 - 3 - - - - 2 - - 3 - -

14 Zafran - - 2 - - - 2 - 4 - - - - - 2 - - - 2 - - - 2 - - - 2 - - - 2 -

15 Naira - 3 - - - - 2 - - - 2 - - 3 - - - 3 - - - 3 - - - 3 - - - 3 - -

16 Naura - - 2 - - 3 - - - 3 - - - 3 - - - 3 - - - 3 - - - 3 - - - 3 - -

17 Raes - - 2 - - 3 - - - 3 - - - 3 - - - 3 - - - 3 - - - 3 - - - 3 - -

Page 159: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

145

18 Rafa - 3 - - - 3 - - - - 2 - - 3 - - - 3 - - - - 2 - - 3 - - 4 - - -

19 Raisal - - 2 - - - 2 - - - 2 - - 3 - - - 3 - - - 3 - - - - 2 - - - 2 -

20 Fathin - 3 - - - 3 - - - 3 - - - 3 - - 4 - - - - 3 - - - 3 - - - 3 - -

21 Rania - - - 1 - - 2 - - 3 - - - 3 - - - - - 1 - 3 - - 4 - - - - 3 - -

22 Tegar - - 2 - 4 - - - - 3 - - 4 - - - - 3 - - - 3 - - - - - 1 - - 2 -

23 Qiana - 3 - - - 3 - - 4 - - - 4 - - - - - - 1 - - 2 - - 3 - - - 3 - -

24 Quinsha - 3 - - - 3 - - - - 2 - 4 - - - - - 2 - - - 2 - - - 2 - - - 2 -

Keterangan :

1= Belum mampu 3= Mampu

2= Mulai mampu 4= Sangat mampu

Skor maksimal 2 kali penelitian :

Belum Mampu = 48 Mampu = 144

Mulai Mampu = 96 Sangat Mampu = 192

Perhitungan jumlah persentase

No Kriteria Penilaian

Total Skor Penelitian

I & 2

Persentase 𝑆𝑘𝑜𝑟

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙𝑥 100%

4 3 2 1 4 3 2 1

1 Membangun Menara 3 20 17 8 6.25% 41.67% 35.42% 16.67%

2 Menyusun Balok Berdampingan 9 26 11 2 18.75% 54.17% 22.92% 4.17%

3 Membuat Jembatan 2 26 17 3 4.17% 54.17% 35.42% 6.25%

4 Membuat Bangunan dengan Berbagai Variasi 4 22 19 3 8.33% 45.83% 39.58% 6.25%

Page 160: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

146

REKAPITULASI SKOR HASIL PENELITIAN

KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM KEGIATAN BERMAIN BALOK

Nama TK : TK Al-Wardah

No Nama

Kriteria Penilaian

Membangun menara Menyusun balok

berdampi-ngan Membuat jembatan

Membuat bangunan

dengan berbagai

variasi

I II I II I II I II

4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1

1 Abid - - 2 - - - 2 - - 3 - - - - 2 - - - 2 - - - 2 - - - 2 - - - 2 -

2 Alvin - - - 1 - 3 - - - - 2 - - 3 - - - - 2 - - 3 - - - - - 1 - 3 - -

3 Khusna - - 2 - - 3 - - - - - 1 - 3 - - - 3 - - - 3 - - - - - 1 - 3 - -

4 Rio - - 2 - - 3 - - - 3 - - - 3 - - - - 2 - - - 2 - - - 2 - - - 2 -

5 Jihan - - 2 - 4 - - - - 3 - - 4 - - - - 3 - - - 3 - - - 3 - - - 3 - -

6 Syifa - - 2 - 4 - - - - - - 1 4 - - - - - - 1 - 3 - - - - - 1 - 3 - -

7 Faiha - - 2 - - - 2 - - - 2 - - 3 - - - - 2 - - - 2 - - - 2 - - - 2 -

8 Novisea - 3 - - - 3 - - - 3 - - - 3 - - - 3 - - - 3 - - - 3 - - - 3 - -

9 Adzra 4 - - - - - - 1 4 - - - - - 2 - - 3 - - - - - 1 - 3 - - - - - 1

10 Davin - 3 - - - - - 1 - 3 - - - - 2 - - 3 - - - - - 1 - - 2 - - - - 1

Keterangan :

1= Belum mampu 3= Mampu

2= Mulai mampu 4= Sangat mampu

Page 161: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

147

Skor maksimal 2 kali penelitian :

Belum Mampu = 20 Mampu = 60

Mulai Mampu = 40 Sangat Mampu =80

Perhitungan jumlah persentase

No Kriteria Penilaian

Total Skor Penelitian

I & 2

Persentase 𝑆𝑘𝑜𝑟

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙𝑥 100%

4 3 2 1 4 3 2 1

1 Membangun Menara 3 6 8 3 15% 30% 40% 15%

2 Menyusun Balok Berdampingan 3 10 5 2 15% 50% 25% 10%

3 Membuat Jembatan 0 10 7 3 0% 50% 35% 15%

4 Membuat Bangunan dengan Berbagai Variasi 0 8 7 5 0% 40% 35% 25%

Page 162: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

148

REKAPITULASI SKOR HASIL PENELITIAN

KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM KEGIATAN BERMAIN BALOK

Nama TK : TK Pamardisiwi

No Nama

Kriteria Penilaian

Membangun menara Menyusun balok

berdampingan Membuat jembatan

Membuat bangunan

dengan berbagai

variasi

I II I II I II I II

4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1

1 Fattiya - 3 - - - 3 - - - 3 - - - 3 - - - 3 - - - 3 - - 4 - - - - 3 - -

2 Laskamana - 3 - - - 3 - - - 3 - - - 3 - - - - 2 - - 3 - - - - 2 - - 3 - -

3 Ratih - - 2 - - 3 - - - - 2 - - 3 - - - 3 - - 4 - - - - - 2 - - 3 - -

4 Adham - 3 - - - - 2 - - 3 - - - 3 - - - - 2 - - - 2 - - - 2 - - - 2 -

5 Maric - 3 - - - - 2 - - 3 - - - 3 - - - 3 - - - - 2 - - 3 - - - - 2 -

6 Siti - 3 - - - 3 - - - 3 - - - 3 - - - - 2 - - 3 - - - - 2 - - 3 - -

7 Najid - - 2 - - - 2 - - 3 - - - 3 - - - - 2 - - - 2 - - - 2 - - 3 - -

8 Aziza - - 2 - - 3 - - - 3 - - - 3 - - - - 2 - - 3 - - - - 2 - - 3 - -

9 Aditya - 3 - - 4 - - - - 3 - - - 3 - - - 3 - - - 3 - - - 3 - - - 3 - -

10 Peavey - - 2 - - - 2 - - 3 - - - 3 - - - - 2 - - - 2 - - - 2 - - - 2 -

11 Adlin - 3 - - - 3 - - - 3 - - - 3 - - - 3 - - - 3 - - - 3 - - - 3 - -

12 Sekar - 3 - - - 3 - - - 3 - - - 3 - - - 3 - - - 3 - - - 3 - - - 3 - -

13 Rafabio - 3 - - - 3 - - - 3 - - - 3 - - - 3 - - - - 2 - - 3 - - - - 2 -

14 Satria - - 2 - - 3 - - - 3 - - - 3 - - - - 2 - - - 2 - - - 2 - - - 2 -

15 Erwin - 3 - - - 3 - - - 3 - - - 3 - - - 3 - - - - 2 - - 3 - - - - 2 -

Page 163: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

149

Keterangan :

1= Belum mampu 3= Mampu

2= Mulai mampu 4= Sangat mampu

Skor maksimal 2 kali penelitian :

Belum Mampu = 30 Mampu = 90

Mulai Mampu = 60 Sangat Mampu = 120

Perhitungan jumlah persentase

No Kriteria Penilaian

Total Skor Penelitian

I & 2

Persentase 𝑆𝑘𝑜𝑟

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙𝑥 100%

4 3 2 1 4 3 2 1

1 Membangun Menara 1 20 9 0 3.33% 66.67% 30% 0%

2 Menyusun Balok Berdampingan 0 29 1 0 0% 96.67% 3.33% 0%

3 Membuat Jembatan 1 15 14 0 3.33% 50% 46.67% 0%

4 Membuat Bangunan dengan Berbagai Variasi 1 16 13 0 3.33% 53.33% 43.33% 0%

Page 164: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

150

REKAPITULASI SKOR HASIL PENELITIAN

KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM KEGIATAN BERMAIN BALOK

Nama TK : TK Islam Plus Al-Iklash

No Nama

Kriteria Penilaian

Membangun menara Menyusun balok

berdampingan Membuat jembatan

Membuat bangunan

dengan berbagai variasi

I II I II I II I II

4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1

1 Adiva - - 2 - - - 2 - 4 - - - - 3 - - - 3 - - - 3 - - - 3 - - - 3 - -

2 Ailsa - 3 - - - 3 - - - 3 - - - 3 - - - 3 - - - 3 - - - 3 - - - 3 - -

3 Bintang - - - 1 - 3 - - - - - 1 - 3 - - - - - 1 - 3 - - - - - 1 - 3 - -

4 Dhilon - - 2 - - 3 - - - 3 - - - 3 - - - - 2 - - 3 - - - - 2 - - 3 - -

5 Ghani - - 2 - - - - 1 - 3 - - - - 2 - - - 2 - - - 2 - - - - 1 - - 2 -

6 Hafidz - 3 - - - 3 - - - 3 - - 4 - - - - - 2 - - 3 - - - 3 - - - 3 - -

7 Rafif - - 2 - - - 2 - - - 2 - - - 2 - - - 2 - - - 2 - - - 2 - - - 2 -

8 Nabil - - - 1 - 3 - - - - 2 - - 3 - - - - - 1 - 3 - - - - 2 - - 3 - -

9 Namira - 3 - - - - 2 - - 3 - - - - 2 - - 3 - - - - 2 - - 3 - - - - 2 -

10 Naufal - 3 - - - 3 - - - 3 - - - 3 - - - - 2 - - - 2 - - 3 - - - - 2 -

11 Nevara - 3 - - - - 2 - 4 - - - - 3 - - 4 - - - - - 2 - - 3 - - - - 2 -

12 Nizam - 3 - - - 3 - - 4 - - - - 3 - - - 3 - - - 3 - - - 3 - - - 3 - -

13 Raditya - - 2 - - 3 - - - 3 - - - 3 - - - 3 - - - - 2 - - 3 - - - - 2 -

14 Radhitya - - 2 - - - 2 - - 3 - - - - 2 - - - 2 - - - - 1 - - 2 - - - - 1

15 Rifqi - 3 - - 4 - - - - 3 - - 4 - - - - 3 - - - - 2 - - 3 - - - 3 - -

16 Tasirina - - 2 - - 3 - - - 3 - - - 3 - - - 3 - - - 3 - - - 3 - - - 3 - -

17 Zulvita - - - 1 - - 2 - - - - 1 4 - - - - - - 1 - 3 - - - - - 1 - - 2 -

18 Thalita - 3 - - - - - 1 - 3 - - - - - 1 - 3 - - - - - 1 - 3 - - - - - 1

Page 165: DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM …eprints.uny.ac.id/48884/1/Skripsi_Tyastika Putri Utami_11111241003.pdf · got back up again (Nelson Mandela) ... E. Teknik Pengumpulan Data

151

19 Azriel - 3 - - - 3 - - - 3 - - - 3 - - - - 2 - - 3 - - - - 2 - - 3 - -

20 Nabila - - 2 - - 3 - - - 3 - - - 3 - - - 3 - - - 3 - - - - 2 - - 3 - -

Keterangan :

1= Belum mampu 3= Mampu

2= Mulai mampu 4= Sangat mampu

Skor maksimal 2 kali penelitian :

Belum Mampu = 40 Mampu = 120

Mulai Mampu = 80 Sangat Mampu = 160

Perhitungan jumlah persentase

No Kriteria Penilaian

Total Skor Penelitian

I & 2

Persentase 𝑆𝑘𝑜𝑟

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙𝑥 100%

4 3 2 1 4 3 2 1

1 Membangun Menara 1 20 14 5 2.5% 50% 35% 12.5%

2 Menyusun Balok Berdampingan 6 25 6 3 15% 62.5% 15% 7.5%

3 Membuat Jembatan 1 20 14 5 2.5% 50% 35% 12.5%

4 Membuat Bangunan dengan Berbagai Variasi 4 22 19 3 8.33% 45.83% 39.58% 6.25%