desian pembelajaran aktif dengan pendekatan saintifik implementasi kurikulum 2013

48
DESIAN PEMBELAJARAN AKTIF DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 Oleh : SAKIM

Upload: yagil

Post on 21-Mar-2016

136 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

DESIAN PEMBELAJARAN AKTIF DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013. Oleh : SAKIM. PENDAHULUAN. Keberhasilan pendidikan ditentukan oleh 3 ( tiga ) faktor , yaitu : 1. Guru dan organisasi sekolah sebagai mediator pendidikan 2. Murid sebagai subyek dalam proses - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: DESIAN  PEMBELAJARAN  AKTIF DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

DESIAN PEMBELAJARAN AKTIF DENGAN PENDEKATAN

SAINTIFIK IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

Oleh :SAKIM

Page 2: DESIAN  PEMBELAJARAN  AKTIF DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

Keberhasilan pendidikan ditentukan oleh 3 (tiga) faktor, yaitu:1. Guru dan organisasi sekolah

sebagai mediator pendidikan2. Murid sebagai subyek dalam proses

pendidikan 3. Peran aktif keluarga dan

masyarakat  

PENDAHULUAN

Page 3: DESIAN  PEMBELAJARAN  AKTIF DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

Guru menjadi faktor yang paling signifikan dalam menentukan keberhasilan proses pembelajaran karena gurulah yang selalu berinteraksi dengan murid dalam proses tersebut.

Page 4: DESIAN  PEMBELAJARAN  AKTIF DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

Berbagai program perlu dirancang dan dilaksanakan dalam rangka meningkatkan keberhasilan proses pembelajaran secara berkesinambungan.

Bukan hanya oleh pemerintah, tetapi sangat mungkin untuk dilaksanakan bersama stakholder yang ada.

Page 5: DESIAN  PEMBELAJARAN  AKTIF DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

Dunia pendidikan merupakan dunia yang senantiasa berkembang dan dinamis.

Ledakan informasi mendorong insan pendidikan untuk selalu menyerap informasi yang berkembang. Paradigma dan perubahan proses pembelajaran harus didesain oleh guru untuk menciptkan pemebelajaran aktif peserta didik

 

Page 6: DESIAN  PEMBELAJARAN  AKTIF DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

Oleh karena itu menyiapkan kemampuan keterampilan pembelajaran dengan pendekatan sainstifik ( mengamati, menanya, menalar/mengasosiasi, mencoba dan mengkomunikasikan)

sehingga para guru senantisa mengup-grade informasi menjadi penting artinya. Begitu juga peserta didik akan sangat terbantu dengan proses pembelajaran yang dikembangkan oleh guru.

Page 7: DESIAN  PEMBELAJARAN  AKTIF DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

LATAR BELAKANGMasih Rendahnya kualitas sekolah secara umumIndeks Kemampuan Membaca di

Jawa Barat baru 0,001 % (Koran

Pikiran Rakyat)Tingkat Kemampuan membaca

Siswa SD Indonesia paling rendah di tingkat Asia

Page 8: DESIAN  PEMBELAJARAN  AKTIF DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

60–70 % kesuksesan pendidikan bertumpu pada pihak guruRata-rata guru hanya menguasai 45% bahan ajarLebih dari 60% guru SD, 50% guru SMP dan 20% guru SMA masih underqualified (Dedi S., 2001)

Page 9: DESIAN  PEMBELAJARAN  AKTIF DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

Hanya sekitar 38% guru sekolah tingkat dasar yang memenuhi standar kualifikasi pemerintah (World Bank, 2001)

80% guru madrasah tidak menguasai materi (Pikiran Rakyat, 2006)

Rata-rata skor SAT (Scholastic Aptitude Test) Verbal di tahun 1991 menurun sampai batas terendah dalam 20 tahun terakhir. Skor siswa terpandai juga menurun

Perlunya program-program yang strategis dan efektif dalam mengatasi masalah pendidikan.

Page 10: DESIAN  PEMBELAJARAN  AKTIF DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi

pendidikan dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.

TANTANG INTERNAL

Page 11: DESIAN  PEMBELAJARAN  AKTIF DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif.

Saat ini jumlah penduduk Indonesia usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas). Jumlah penduduk usia produktif ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya mencapai 70%.

TANTANGAN INTERNAL

Page 12: DESIAN  PEMBELAJARAN  AKTIF DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar sumberdaya manusia usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban.

BAGAIMANA ?

Page 13: DESIAN  PEMBELAJARAN  AKTIF DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional.

TANTANGAN EKSTERNAL

Page 14: DESIAN  PEMBELAJARAN  AKTIF DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti dapat terlihat di World Trade Organization (WTO), Association of

Southeast Asian Nations (ASEAN) Community,

Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), dan

ASEAN Free Trade Area (AFTA).

TANTANGAN EKSTERNAL

Page 15: DESIAN  PEMBELAJARAN  AKTIF DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidang pendidikan.

TANTANGAN EKSTERNAL

Page 16: DESIAN  PEMBELAJARAN  AKTIF DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International Trends

in International Mathematics and Science Study (TIMSS)

dan Program for International Student Assessment (PISA)

sejak tahun 1999 juga menunjukkan bahwa capaian anak-

anak Indonesia tidak menggembirakan dalam beberapa kali

laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini

disebabkan antara lain banyaknya materi uji yang

ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam

kurikulum Indonesia.

TANTANGAN EKSTERNAL

Page 17: DESIAN  PEMBELAJARAN  AKTIF DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

Pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama;

Penyempurnaan Pola Pikir

Page 18: DESIAN  PEMBELAJARAN  AKTIF DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

Pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/media lainnya);

PERUBAHAN POLA PIKIR

Page 19: DESIAN  PEMBELAJARAN  AKTIF DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

◦Pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet);

PERUBAHAN POLA PIKIR

Page 20: DESIAN  PEMBELAJARAN  AKTIF DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains);

PERUBAHAN POLA PIKIR

Page 21: DESIAN  PEMBELAJARAN  AKTIF DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

Pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim);

Pola pembelajaran alat tunggal menjadi

pembelajaran berbasis alat multimedia;

Pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik;

PERUBAHAN POLA PIKIR

Page 22: DESIAN  PEMBELAJARAN  AKTIF DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

Pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan

Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran AKTIF SERTA BERPIKIR KRITIS.

PERUBAHAN POLA PIKIR

Page 23: DESIAN  PEMBELAJARAN  AKTIF DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

Konsep Pendekatan Pembelajaran Saintifik

23

Page 24: DESIAN  PEMBELAJARAN  AKTIF DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

Kriteria1. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau

fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.

2. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.

3. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran.

24

Page 25: DESIAN  PEMBELAJARAN  AKTIF DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

4. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran.

5. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran.

6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.

7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya.

25

Page 26: DESIAN  PEMBELAJARAN  AKTIF DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

26

Sikap(Tahu Mengapa)

Keterampilan(Tahu Bagaimana)

Pengetahuan(Tahu Apa)

ProduktifInovatifKreatifAfektif

Hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.

Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Langkah-Langkah Pembelajaran

Page 27: DESIAN  PEMBELAJARAN  AKTIF DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern

dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah yang meliputi 5M :

mengamati, menanya, menalar, mencoba, mengomunikasikan untuk semua mata pelajaran.

27

Page 28: DESIAN  PEMBELAJARAN  AKTIF DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

28

Langkah-Langkah Pembelajaran

Observing(mengamat

i)

Questioning

(menanya)

Associating

(menalar)

Experimen-ting

(mencoba)

communicating

(mengomunikasika

n)

Pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran

Page 29: DESIAN  PEMBELAJARAN  AKTIF DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

Langkah Pembelajaran

Page 30: DESIAN  PEMBELAJARAN  AKTIF DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
Page 31: DESIAN  PEMBELAJARAN  AKTIF DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
Page 32: DESIAN  PEMBELAJARAN  AKTIF DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
Page 33: DESIAN  PEMBELAJARAN  AKTIF DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

KOMPONEN RPP

Page 34: DESIAN  PEMBELAJARAN  AKTIF DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
Page 35: DESIAN  PEMBELAJARAN  AKTIF DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
Page 36: DESIAN  PEMBELAJARAN  AKTIF DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
Page 37: DESIAN  PEMBELAJARAN  AKTIF DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
Page 38: DESIAN  PEMBELAJARAN  AKTIF DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
Page 39: DESIAN  PEMBELAJARAN  AKTIF DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

B. Penilaian Autentik dan Tuntutan Kurikulum 2013

1. Penilaian tersebut mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain.

2. Penilaian autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka dalam pengaturan yang lebih autentik.

3. Penilaian autentik sering dikontradiksikan dengan penilaian yang menggunakan standar tes berbasis norma, pilihan ganda, benar-salah, menjodohkan, atau membuat jawaban singkat

39

Page 40: DESIAN  PEMBELAJARAN  AKTIF DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

.4. Penilaian autentik dapat dibuat oleh guru sendiri,

guru secara tim, atau guru bekerja sama dengan peserta didik.

5. Dalam penilaian autentik, seringkali pelibatan siswa sangat penting. Asumsinya, peserta didik dapat melakukan aktivitas belajar lebih baik ketika mereka tahu bagaimana akan dinilai.

6. Peserta didik diminta untuk merefleksikan dan mengevaluasi kinerja mereka sendiri dalam rangka meningkatkan pemahaman yang lebih dalam tentang tujuan pembelajaran serta mendorong kemampuan belajar yang lebih tinggi.

40

Page 41: DESIAN  PEMBELAJARAN  AKTIF DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

7. Pada penilaian autentik guru menerapkan kriteria yang berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, kajian keilmuan, dan pengalaman yang diperoleh dari luar sekolah.

8. Penilaian autentik mencoba menggabungkan kegiatan guru mengajar, kegiatan siswa belajar, motivasi dan keterlibatan peserta didik, serta keterampilan belajar.

9. Karena penilaian itu merupakan bagian dari proses pembelajaran, guru dan peserta didik berbagi pemahaman tentang kriteria kinerja.

10. Dalam beberapa kasus, peserta didik bahkan berkontribusi untuk mendefinisikan harapan atas tugas-tugas yang harus mereka lakukan.

41

Page 42: DESIAN  PEMBELAJARAN  AKTIF DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

11. Penilaian autentik sering digambarkan sebagai penilaian atas perkembangan peserta didik, karena berfokus pada kemampuan mereka berkembang untuk belajar bagaimana belajar tentang subjek.

12. Penilaian autentik harus mampu menggambarkan sikap, keterampilan, dan pengetahuan apa yang sudah atau belum dimiliki oleh peserta didik, bagaimana mereka menerapkan pengetahuannya, dalam hal apa mereka sudah atau belum mampu menerapkan perolehan belajar, dan sebagainya.

13. Atas dasar itu, guru dapat mengidentifikasi materi apa yang sudah layak dilanjutkan dan untuk materi apa pula kegiatan remedial harus dilakukan.

42

Page 43: DESIAN  PEMBELAJARAN  AKTIF DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

 C. Penilaian Autentik dan Pembelajaran Autentik

1. Penilaian autentik mengharuskan pembelajaran yang autentik pula.

2. Menurut Ormiston, belajar autentik mencerminkan tugas dan pemecahan masalah yang diperlukan dalam kenyataannya di luar sekolah.

3. Penilaian autentik terdiri dari berbagai teknik penilaian. Pertama, pengukuran langsung keterampilan peserta didik yang berhubungan dengan hasil jangka panjang pendidikan seperti kesuksesan di tempat kerja. Kedua, penilaian atas tugas-tugas yang memerlukan keterlibatan yang luas dan kinerja yang kompleks. Ketiga, analisis proses yang digunakan untuk menghasilkan respon peserta didik atas perolehan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang ada.

43

Page 44: DESIAN  PEMBELAJARAN  AKTIF DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

4. Penilaian autentik akan bermakna bagi guru untuk menentukan cara-cara terbaik agar semua siswa dapat mencapai hasil akhir, meski dengan satuan waktu yang berbeda.

5. Konstruksi sikap, keterampilan, dan pengetahuan dicapai melalui penyelesaian tugas di mana peserta didik telah memainkan peran aktif dan kreatif.

6. Keterlibatan peserta didik dalam melaksanakan tugas sangat bermakna bagi perkembangan pribadi mereka.

44

Page 45: DESIAN  PEMBELAJARAN  AKTIF DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

7. Dalam pembelajaran autentik, peserta didik diminta mengumpulkan informasi dengan pendekatan scientific, memahami aneka fenomena atau gejala dan hubungannya satu sama lain secara mendalam, serta mengaitkan apa yang dipelajari dengan dunia nyata yang ada di luar sekolah.

8. Guru dan peserta didik memiliki tanggung jawab atas apa yang terjadi. Peserta didik pun tahu apa yang mereka ingin pelajari, memiliki parameter waktu yang fleksibel, dan bertanggungjawab untuk tetap pada tugas.

9. Penilaian autentik pun mendorong peserta didik mengkonstruksi, mengorganisasikan, menganalisis, mensintesis, menafsirkan, menjelaskan, dan mengevaluasi informasi untuk kemudian mengubahnya menjadi pengetahuan baru.

45

Page 46: DESIAN  PEMBELAJARAN  AKTIF DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

10. Pada pembelajaran autentik, guru harus menjadi “guru autentik.” Peran guru bukan hanya pada proses pembelajaran, melainkan juga pada penilaian. Untuk bisa melaksanakan pembelajaran autentik, guru harus memenuhi kriteria tertentu:

a. Mengetahui bagaimana menilai kekuatan dan kelemahan peserta didik serta desain pembelajaran.

b. Mengetahui bagaimana cara membimbing peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan mereka sebelumnya dengan cara mengajukan pertanyaan dan menyediakan sumber daya memadai bagi peserta didik untuk melakukan akuisisi pengetahuan.

c. Menjadi pengasuh proses pembelajaran, melihat informasi baru, dan mengasimilasikan pemahaman peserta didik.

d. Menjadi kreatif tentang bagaimana proses belajar peserta didik dapat diperluas dengan menimba pengalaman dari dunia di luar tembok sekolah.

46

Page 47: DESIAN  PEMBELAJARAN  AKTIF DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

 D. Jenis-jenis Penilaian Autentik

1. Penilaian Kinerja2. Penilaian Proyek3. Penilaian Portofolio4. Penilaian Tertulis

47

Page 48: DESIAN  PEMBELAJARAN  AKTIF DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

TERIMA KASIH