desamekarwangikknsisdamas2017.files.wordpress.com… · web viewbukan bentuk fisik dan materi...
TRANSCRIPT
LAPORAN INDIVIDUAL
KKN TAHUN 2017
MENCETAK GENERASI BERKUALITAS DAN BERPRESTASI YANG
JAUH DARI NARKOBA
Oleh :
Abdul Hapid Sapari
Nim. 1134010001
PUSAT PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
i
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan individu hasil kuliah kerja nyata (KKN) dengan basis pengabdian
kepada masyarakat di Desa Mekarwangi Kecamatan Haurwangi Kabupaten
Cianjur dengan judul “Mencetak Generasi Berkualitas Dan Berprestasi Yang
Jauh Dari Narkoba” telah diperiksa dan disahkan pada tanggal 15 Maret 2017.
Dosen pembimbing lapangan
Muhammad Kholid, S.H., M.H.Nip. 198204272011011011
Kepala Pusat Pengabdian kepada
masyarakat LP2M UIN SGD Bandung
Dr. H. Ramdani Wahyu Sururie, M.AgNip. 1972103020011210002
ii
KATA PENGANTAR
Puji beserta syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana berkat
segala nikmat-Nya kita masih diberi kesempatan untuk menjalani hidup yang
penuh warna ini. Shalawat beserta salam selamanya tercurah limpahkan kepada
baginda Nabi Besar Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, serta para
pengikut, sampai kepada kita selaku umat yang senantiasa berusaha menjalani dan
menjaga ajarannya. Aamiin.
Kegiatan KKN merupakan gambaran kecil akan kehidupan yang
sesungguhnya dimasyarakat. Mengenali antar individu, antar golongan, lintas
budaya dan lintas adat kebiasaan. Mencoba hidup dengan latarbelakang yang
berbeda, membangun perasaan senasib dan sepenanggungan, yang pada akhirnya
saling mengenali potensi yang ada disekitar guna membangun sumber daya
masyarakat dan alam yang lebih berkualitas.
Terimakasih kepada DPL (Dosen Pembimbing Lapangan) yang senantiasa
ikhlas memberi arahan dan dukungan kepada kami dalam menjalani KKN
SISDAMAS 2017 dari awal pembentukan kelompok sampai pada penutupan
kegiatan ini. Juga kepada Kepala Desa Mekarwangi yang telah begitu membuka
pintu seluas-luasnya serta pendampingan selama di wilayah Desa Mekarwangi.
Terimakasih kepada sahabat kelompok Desa Mekarwangi yakni 38, 148,
dan 258, terutama keluarga 38 atas segala dukungan dan kerjasama selama satu
bulan. Dan terakhir kepada para tokoh dan warga masyarakat dengan segala
penerimaan dan kerjasama dalam menyukseskan setiap program di Desa
Mekarwangi. Semoga apa yang dilalui dapat bermanfaat dan dirasakan oleh
semua pihak.
Cianjur, Maret 2017
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
Lembar pengesahan........................................................................................i
Kata pengantar................................................................................................ ii
Daftar isi.........................................................................................................iii
Daftar tabel.....................................................................................................iv
Daftar gambar.................................................................................................v
Ringkasan eksekutif.......................................................................................vi
Prolog.............................................................................................................vii
Bab I
a. Permasalahan......................................................................................1
b. Metode yang digunakan.....................................................................2
Bab II
a. Monografi Desa..................................................................................3
b. Kondisi sasaran...................................................................................8
Bab III
a. Tahapan pengabdian kepada masyarakat...........................................9
b. Partisipasi dan pelibatan sasaran........................................................10
c. Hasil pengabdian kepada masyarakat.................................................11
d. Faktor pendukung dan penghambat...................................................12
Bab IV
a. Kesimpulan.........................................................................................13
b. Rekomendasi......................................................................................14
c. Daftar pustaka.....................................................................................15
d. Biodata penulis...................................................................................16
e. Lampiran............................................................................................17
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Luas tanah menurut jenis penggunaan……………………………………..7
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Batas Wilayah ………………………………………………………. 3
Gambar 2 Pertanahan…….. ……………………………………………………. 4
vi
RINGKASAN EKSEKUTIF
Kuliah Kerja Nyata merupakan wadah bagi para mahasiswa untuk mengamalkan segala ilmu yang didapat selama dikampus. Merasakan atmosfer pembelajaran langsung bersama masyarakat akan melahirkan pengalaman yang lebih mendalam dan berkesan.
Konsep yang berdasar pada pemberdayaan, menambah pelaksanaan pengabdian menjadi lebih menarik dan berdaya masyarakat. Bukan hanya belajar hidup bersosial, namun konsep ini juga memberi motivasi pada semua elemen untuk sadar dan berkontribusi terhadap segala potensi yang ada dilingkungan sekitar.
Bukan seberapa besar hasil yang didapat. Eratnya kebersamaan, saling bekerjasama, komunikasi yang berjalan, adanya peran pemuda dan tokoh, hingga semangat kecintaan pada lingkunganlah yang diharapkan.
Alhasil, keberjalanan program yang berkelanjutan yang disertai semangat saling memiliki antar warga masyarakat, merupakan cita-cita bersama yang dibawa mahasiswa. Bukan bentuk fisik dan materi yang diwariskan, namun kegiatan partisipatif yang kami tinggalkan.
Berdaya, Sosial, Partisipatif
vii
PROLOG
Alhamdulillah puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Karena karunia yang
ia limpahkan penulis menyelesaikan laporan individu KKN Sisdamas UIN Sunan
Gunung Djati Bandung 2017. Sholawat dan salam semoga terlimpah curahkan
kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW. Penulis sangat bersyukur atas
bimbingan dari semua pihak sehingga program yang dilaksanakan dapat berjalan
dengan baik. Dengan hormat penulis ucapkan terimakasih kepada bapak
Muhamad Kholid, S.H., M.H. selaku dosen pembimbing lapangan yang sudah
membina penulis hingga bisa menjalankan program individu dengan maksimal
dan dapat menyelesaikan laporan indvidu tepat waktu. Dan tidak lupa juga penulis
mengucapkan terimakasih kepada Desa Mekarwangi yang telah menginjinkan
penulis untuk menjalankan progam individu berupa les Bahasa Inggris di Desa
Mekarwagi.
Semoga program yang telah dilaksanakan dapat bermanfaat bagi
masyarakat sasaran dan dapat terus berlanjut agar generasi muda Indonesia
menjadi lebih berkualitas dan cakap dalam berbahasa asing.
viii
BAB I
A. PERMASALAHAN
Memiliki kehidupan yang ideal sudah pasti di inginkan oleh setiap orang.
Keinginan pribadi, hubungan dengan keluarga, teman, dan lingkungan sekitar
diharapkan bisa membuat nyaman dan aman bagi hidup individu. Manusia yang
merupakan makhluk sosial memaksanya untuk hidup berdampingan dan
berinteraksi dengan manusia lainnya.
Secara kultur, Desa Mekarwangi memiliki ciri unik tersendiri. Sebagai
daerah perbatasan, disana ditinggali oleh masyarakat nomaden yang berasal dari
berbagai latarbelakang dan adat masing-masing. Di Mekarwangi banyak dijumpai
warga yang berasal dari berbagai daerah, mulai dari garut, bandung, tasik, sampai
orang jawa. Mereka hidup dengan berbagai sebab masing-masing, ada yang
karena bekerja, hanya tinggal sementara, dan ada juga karena menikah dengan
orang desa.
Karena latar belakang dan sifat yang berbeda, menyebabkan kehidupan
didesa ini masih kental dengan individulitas seperti diperkotaan. Kedekatan antar
tetangga tidak begitu erat sebagaimana pedesaan biasanya. Tak ada kumpulan-
kumpulan antar warga, semua mempunyai kesibukan masing-masing.
Keadaan yang seperti ini menyebabkan kurang terkontrolnya perilaku
warga mulai dari tingkat partisipatif rendah terhadap program kemasyarakatan,
acuh tak acuh terhadap permasalahan bersama, menapikan kegiatan keagamaan,
serta kurang kondusifnya kehidupan generasi muda. Berbagai masalah pun mulai
bermunculan, sampah yang menumpuk, tidak ada kegiatan gotong royong,
matinya aktivitas pengajian dibeberapa Majlis Taklim, dan adanya kenakalan-
kenakalan remaja yang disertai pergaulan bebas.
1
B. METODE YANG DIGUNAKAN
Penyuluhan berasal dai kata “suluh” yang berarti “obor” atau “pelita” atau
“yang memberi terang”. Dengan penyuluhan diharapkan terjadi peningkatan
pengetahuan, keterampilan dan sikap. Pengetahuan dikatakan meningkat bila
terjadi perubahan dari tidak tahu menjadi tahu dan yang sudah tahu menjadi lebih
tahu.
Keterampilan dikatakan meningkat apabila terjadi perubahan dari yang
tidak mampu menjadi mampu melakukan pekerjaan yang bermanfaat. Sikap
dikatakan meningkat, bila terjadi perubahan dari yang tidak mau menjadi mau
memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang diciptkan (Ibrahim).
Penyuluhan sebagai proses pendidikan atau proses belajar berupa kegiatan
penyebar-luasan informasi dan penjelasan yang diberikan dapat merangsang
terjadinya proses perubahan perilaku yang dilakukan melalui proses pendidikan.
Margono Slamet (2000) menegaskan bahwa inti dari kegiatan penyuluhan adalah
untuk memberdayakan masyarakat. Memperdayakan berarti memberi daya kepada
yang tidak berdaya atau mengembangkan daya yang sudah dimiliki menjadi
sesuatu yang lebih bermanfaat bagi masyarakat yang bersangkutan.
Dalam konsep pemberdayaan tersebut diarahkan agar terwujudnya
masyarakat madani (yang beradab) dan mandiri dalam pengertian dapat
mengambil keputusan (yang terbaik) bagi kesejahteraan diri sendiri dan orang
lain.
2
BAB II
A. Keadaan Geografis
Desa Mekarwangi merupakan salah satu Desa yang berada Di wilayah
Kecamatan Haurwangi Kabupaten Cianjur paling timur Berbatasan dengan
Kabupaten Bandung Barat yang memiliki gambaran umum sebagai berikut :
- Luas Administratif: 177,39 Ha/M2
- Batas Wilayah :
Timur : Desa
Kertasari
Selatan : Desa
Ramasari
Barat : Desa
Hegarmanah
Utara : Desa
Cipeuyeum
Gambar 1 : Batas Wilayah
- Wilayah terbagi menjadi : 2 Kedusunan
7 Rukun Warga
21 Rukun Tetangga
3
- Mata Pencaharian Penduduk : 80 % sebagai Petani, penggarap, sisanya
PNS,TKI/TKW, pedagang, wiraswasta.
Penggunaan Lahan Desa Mekarwangi
Dalam Satuan Hektar
Sawah : 137,09 Ha
Pekarangan/bangunan : 27,60 Ha
Tegal/Hutan Rkyat : 7,00 Ha
Lain-lain : 5,70 Ha
Gambar 2 : Pertanahan
4
B. Sejarah Singkat Desa Mekarwangi
Desa Mekarwangi adalah salah satu Desa yang merupakan
pemecahan dari Desa Karang Wangi hal tersebut terjadi sekitar tahun 1984,,
pada saat itu yang menjadi Kepala Desa Karangwangi Djaji Rukmana.
Setelah terjadi pemecahan dan pemekaran desa, awal kepemimpinan yang di
Desa Mekarwangi ditetapkan seorang pejabat sementara (PJS) Kepala Desa
Somawinata, beliau mantan Kepala Dusun Putra Daerah dari Desa
Mekarwangi selama satu tahun. Pada tahun 1985, maka dilaksanakan
Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) dengan beberapa calon Alhamdulillah
Bapak Somawinata terpilih menjadi Kepala Desa Mekarwangi dengan masa
bhakti 1985 s/d 1994, namun Tuhan menakdirkan lain pada tahun 1991 Pak
Somawinata meninggal dunia.
Sejak itu Desa Mekarwangi dijabat oleh Bapak Endang Suganda
dari unsur Kecamatan Ciranjang selama + 3 tahun dan pada tahun 1994
diadakan pemilihan antara Bapak D. Abdurahman selaku Sekdes dengan
Bapak H. Danan Sahid dan dimenangkan oleh Bapak D. Abdurahman
dengan masa bhakti tahun 1994 s/d 2002 sampai masa jabatan berakhir.
Kemudian diadakan lagi Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) pada
awal tahun 2002 yang dimenangkan oleh Bapak Jayadi masa bhakti antara
tahun 2002 s/d 2007, namun pada tahun 2004 Bapak Jayadi meninggal dunia,
lalu pada tahun 2004 s/d 2005 dijabat oleh Bapak Yanto dari Pemerintah
Kabupaten Cianjur, terus dari tahun 2006 s/d 2007 dijabat oleh Bapak Atang
Djaelani dari Sekdes Desa Mekarwangi, selanjutnya dari bulan juli 2007
diadakan Pemilihan Kepala Desa dan dimenangkan oleh Bapak Cecep
Surahman dengan masa bhakti dari tahun 2007 s/d 2013, kemudian pada
bulan Juli diadakan kembali Pemilihan Kepala Desa akan tetapi sehubungan
dengan tidak adanya Calon Kepala Desa yang lain maka sesuai dengan
kesepakatan bersama Bapak Cecep Surahman sebagai calon tunggal dan
dilantik untuk dengan masa bhakti 2013 s/d 2019.
5
Demikian riwayat singkat (kronologis) Desa Mekarwangi sejak
dimekarkan sampai hari ini, agar menjadi maklum adanya.
C. Demografi
1. Letak Geografis
Wilayah Desa Mekarwangi memiliki luas 177,39 Ha
Yang terbagi menjadi :
2 Kedusunan/Kewilayahan
7 Rukun Warga
21 Rukun Tetangga
Dengan Jumlah Penduduk tercatat pada akhir Desember 2015 sebanyak
5.637 Jiwa dari 1.646 KK
dengan batas-batas wilayah administratif sebagai berikut :
Sebelah Utara : Desa Cipeuyeum Kec. Haurwangi
Sebelah Selatan : Desa Ramasari Kec. Haurwangi
Sebelah Barat : Desa Hegarmanah Kec. Bojong Picung
Sebelah Timur : Desa Kertasari Kec. Haurwangi
2. Topografi
Desa Mekarwangi merupakan Desa yang berada di Kabupaten
Cianjur dengan ketinggian 267 M diatas permukaan air laut. Sebagian besar
wilayah desa adalah lahan pertanian.
6
3. Hidrlologi dan Klimatologi
Sumber air yang ada di Desa Mekarwangi meliputi air permukaan
dan air tanah. Air permukaan berupa sungai dan air tanah berupa sumur gali
, yang merupakan Daerah Aliran Sungai (DAS). Sesuai dengan kebijakan
penyediaan air baku untuk irigasi, maka di Desa Mekarwangi mendapat
pasokan pelayanan irigasi berasal dari Cisuru yang berada di daerah
Kecamatan Bojongpicung. Sedangkan untuk kebutuhan rumah tangga,
masyarakat sebagian besar menggunaan air bersih dari sumur gali dan
Pengelola Sarana Air Bersih Desa ( MCK Plus)
4. Luas dan Sebaran Penggunaan Lahan
Tabel : 1
Luas Lahan Menurut Jenis Penggunaan
Desa Mekarwangi
No L a h a n Luas
(Ha)
1 Lahan Sawah 1.Sawah Teknis 137,09
2. Lahan Darat 1. Pekarangan / Bangunan 27,60
2. Tegalan/Hutan Rakyat 7,00
3. Lain-lain 5,70
Jumlah 177,39
Sumber : Data Desa Mekarwangi
7
D. Kondisi masyarakat sasaran
Masyarakat yang sebagian besar adalah pendatang yang kemudian
menjadi warga setempat. Karena itu, antar warga menjadi kurang terbangun rasa
saling memiliki terhadap lingkungan. Individualitas masih sangat kental ditengah
kehidupan warga Desa Mekarwangi. Hanya beberapa rumah yang suka terlihat
berkumpul dengan jarak yang cukup jauh antar kumpulan rumah.
Sebagai mata pencaharian, kebanyakan warga berprofesi sebagai
buruh. Meski disana sawah menghampar, namun itu semua dimiliki atas nama
orang luar daerah. Hanya beberapa meter luas tanah yang dimiliki oleh penduduk
asli. Warga asli hanya sebagai pihak yang dititipi oleh pemilik tanah untuk
menanami tanah mereka yang nantinya hasil panen dibagi sesuai kesepakatan.
Sebagai lapangan usaha lain yang sekaligus menjadi ciri khas Desa
Mekarwang, penduduk secara turun temurun berkecimpung didunia pembuatan
alat pancing dari viber. Seluruh warga mulai dari anak muda, orang tua, hingga
ibu rumah tangga bekerjasama dalam proses pengolahan serat viber sampai
menjadi sebuah alat pancing unik dan berkualitas.
8
BAB III
A. Tahapan pengabdian kepada masyarakat
Berdasarkan hasil transek (observasi) dan dari rembug warga, dengan
permintaan langsung dari para guru, tokoh, dan Kepala Desa Mekarwangi kami
mengadakan penyuluhan narkoba. Dikarenakan adanya program pemberdayaan,
semua fokus dititikberatkan untuk menyukseskan program bersama tersebut.
Karena permintaan langsung dari Kepala Desa agar penyuluhan bahaya
narkoba tetap harus dilaksanakan, akhirnya baru diminggu ketiga kita baru bisa
melaksanakan penyuluhan. Untuk kegiatan tersebut, kami dari program studi
Bimbingan dan Konseling Islam dipercaya untuk menjadi penanggungjawab
keberjalanan acara.
Rabu, tanggal 01 Maret 2017 saya ditemani seorang panitia mendatangi
rumah Bapak Soetarko. Beliau merupakan salahsatu guru sekaligus
penanggungjawab SMPN Kelas Jauh Ciranjang yang bertempat di bangunan SDN
Cipeuyeum III, Desa Mekarwangi. Sasaran kami untuk mengadakan penyuluhan
tentang bahaya narkoba adalah siswa-siswi SMP, karena usia seperti mereka
merupakan yang paling rentan terjerumus kedalam keburukan narkoba.
Pembicaraan dengan Bapak Soetarko adalah menngkonsultasikan konsep
acara, waktu, sampai keadaan saat ini di SMPN Kelas Jauh Ciranjang.
Disepakatilah bahwa penyuluhan akan dilaksanakan pada hari Sabtu, 04 Maret
2017 pukul 14.00 WIB, di aula SMPN Kelas Jauh Ciranjang. Peserta yang akan
mengikuti kegiatan penyuluhan ialah seluruh siswa dari mulai kelas 7 sampai
kelas 9 yang berjumlah 113 siswa.
Jauh sebelum permintaan pengadaan acara penyuluhan, terjadi sebuah
kejadian miris dimana ada seorang siswa SMP yang kedapatan mengkonsumsi
obat-obatan terlarang jenis pil. Karena perbuatan buruk tersebut akhirnya siswa
tersebut dikeluarkan secara tidak hormat oleh pihak sekolah. Untuk
9
mengantisipasi kejadian agar tidak terulang, pihak sekolah sangat menyambut dan
mengapresiasi adanya kegiatan penyuluhan bahaya narkoba di sekolah mereka.
Dengan mengambil tema “Penyuluhan, Pengenalan, Pencegahan,
Penyalahgunaan Narkoba” pelaksanaan kegiatan berlangsung lancar dan meriah
karena untuk pemateri kami mendatangkan secara khusus dari BNN (Badan
Narkotika Nasional) Kota Bandung sehingga materi lebih berkesan dan berbobot.
B. Partisipasi dan pelibatan sasaran
Sepeti yang telah disebutkan sebelumnya, program ini sangat diharapkan
dan ditekankan oleh warga masyarakat terutama pihak sekolah sebagai tempat
pendidikan dan desa sebagai naungan dari semua elemen masyarakat.
1. Sekolah
Sekolah yang menjadi basis kegiatan sangat memberi apresiasi terhadap
kegiatan ini. Dibuktikan dengan mempersiapkan untuk tempat dan segala alat-alat
pembantu pelaksanaan penyuluhan sejak beberapa hari sebelum acara
berlangsung. Semua media mulai dari sound system, infocus, layar, kondisi aula,
semua sudah siap. Kami dari panitia hanya mempersiapkan konsep acara dan
pemateri.
2. Desa
Pihak desa sebagai penanggungjawab seluruh kegiatan juga ikut mendukung
pelaksanaan penyuluhan. Sekretaris Desa yang datang atas nama Kepala Desa dan
seluruh aparatur desa menyampaikan apresiasi dan dukungan serta acungan
jempol atas terlaksananya kegiatan penting ini. Semua berharap dengan adanya
penyuluhan ini akan menekan dan menjauhkan generasi muda dari perbuatan-
perbuatan negatif yang bukan hanya merugikan diri sendiri, namun juga merusak
nama baik masyarakat Desa Mekarwangi dan membunuh harapan kepada generasi
penerus.
10
3. Siswa
SMPN Kelas Jauh Ciranjang, Desa Mekarwangi memiliki jumlah siswa
sebanyak 113 orang. Semuanya tersebar kedalam tiga kelas, masing-masing
tingkatan berjumlah satu kelas. Saat pelaksanaan kegiatan penyuluhan, para
peserta sangat antusias dan proaktif. Mereka menyaksikan secara seksama dan
sesekali mengernyutkan dahi ketika melihat dampak dan akibat penyalahgunaan
narkoba yang ditampilkan oleh pemateri.
Sebelum mengakhiri acara juga diadakan sesi tanya jawab dimana para peserta
mengajukan hal-hal yang mereka kurang paham dengan dipimpin oleh moderator
dan dijawab oleh pemateri. Sesi yang paling ditunggu adalah pembagian
doorprize, panitia menyiapkan hadiah sebelumnya yang khusus diberikan kepada
peserta yang interaktif, baik yang bertanya maupun yang menjawab pertanyaan
dari pemateri.
C. Hasil pengabdian
Suatu kegiatan atau acara apapun dikatakan sukses atau berkesan apabila
dapat dirasakan manfaatnya baik sebelum, saat dilaksanakan, maupun setelah
dilakukan. Hasil yang didapat setelah pelaksanaan pengabdian berupa penyuluhan
penyadaran bahaya narkoba.
Pertama, masyarakat khususnya remaja menjadi tahu, kenal dan dapat
membedakan hal-hal yang termasuk narkotika, psikotropika, dan obat-obatan
adiktif lainnya. Mereka tidak lagi merasa awam dan kurang informasi akan tingkat
bahaya narkoba yang semakin pesat dan meresahkan. Warga bersama para tokoh
dan instansi pendidikan lebih siap dan tanggap terhadap gejala-gejala adanya
narkoba disekitar mereka.
11
Kedua, remaja yang selama ini menjadi sasaran utama pemasaran narkoba
menjadi lebih sadar akan posisi mereka dan berpikir ribuan kali kalau harus
berdekatan dengan barang haram tersebut. Mereka dibimbing untuk lebih peka
dan sadar bahwa mereka adalah tumpuan dan harapan masyarakat untuk masa
depan Desa Mekarwangi.
Ketiga, semua pihak mengetahui bagaimana cara pencegahan masuknya
narkoba kedalam kehidupan mereka, serta tindakan dan cara penanganan ketika
ada yang terbukti mengkonsumsi narkoba.
D. Faktor pendukung dan penghambat
1. Faktor pendukung
a) Permintaan dan arahan Kepala Desa beserta tokoh masyarakat;
b) Dukungan dan apresiasi dari para guru;
c) Peran aktif dan komunikatif para siswa;
d) Pemateri dari BNN (Badan Narkotika Nasional).
2. Faktor penghambat
a) Waktu persiapan yang sangat singkat;
b) Fokus panitia yang terbagi dengan program lain;
c) Waktu pelaksanaan yang tidak sejalan dengan rundown acara.
d) Pelaksanaan yang berjalan diwaktu sore.
12
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Masa muda tidak akan pernah habis untuk dibahas, masa dimana setiap
individu ada dalam pencarian jati diri. Saat setiap orang ingin merasakan hal yang
baru ia lihat dan dengar. Perubahan-perubahan yang terjadi pada fisik dan psikis
menjadi ciri tersendiri dalam kehidupan muda atau remaja.
Melepas mereka pada kehidupan yang tidak baik adalah sebuah kejahatan.
Kehidupan bukan saja bagaimana kita saat ini, tetapi juga bagaimana anak cucu
kita dimasa depan. Akan sangat rugi apabila kita meninggalkan generasi-generasi
lemah dan tidak siap menghadapi persaingan hidup. Mulai dari detik inilah kita
mempersiapkan dan menjaga penerus kehidupan ini dengan mengenalkan dan
membimbing mereka dalam bingkai kebaikan dan akhlak kesantunan.
Suatu penyuluhan memang tidak akan dirasakan dampaknya saat itu juga.
Namun, kesadaran yang diterapkan dan ditekankan akan berdampak luas serta
berjalan terus menerus dari tiap generasi. Dengan adanya pengetahuan akan
menjadi tameng pertahanan pada setiap pengaruh buruk yang datang. Semangat
kebersamaanlah yang akan menjadi poin penting untuk saling menjaga dan
memperhatikan satu sama lain sebagai satu keluarga yakni warga Desa
Mekarwangi.
13
B. Rekomendasi
Kuliah Kerja Nyata (KKN) sejatinya merupakan proses bagi para
mahasiswa untuk hidup dengan masyarakat, belajar dengan masyarakat secara
nyata, dan menumbuhka potensi yang ada disekitar masyarakat. Adanya program
tambahan berupa pemberdayaan, sebenarnya tidak relevan dan cenderung
dipaksakan dengan waktu hanya 30 hari.
Dengan persiapan minim dan tanpa pembekalan mental yang terstruktur,
tidak sedikit mahasiswa yang keteteran memenuhi siklus pemberdayaan yang
harus dijalani. Imbasnya program-program yang dicanangkan tidak mendapat
fokus yang utuh karena sumber daya yang ada harus dibagi-bagi kedalam
beberapa kegiatan yang termasuk pengabdian maupun pemberdayaan.
Pengabdian menjadi unsur penting pembelajaran bagi mahasiswa.
Kehidupan dikampus tentu sangatlah berbeda dengan kehidupan sebenarnya
dimasyarakat. Namun waktu satu bulan dirasakan serba tanggung, baik itu untuk
masa perkenalan, kegiatan, apalagi tahun ini ditambah dengan harus mencari
pemberdayaan.
Alhasil, tidak semua kegiatan masyarakat dapat diikuti oleh mahasiswa.
Tidak semua masyarakat dapat merasakan kehadiran mahasiswa KKN disekitar
mereka. Belum lagi para mahasiswa yang serasa dikejar-kejar waktu dengan
harusnya selesai program pengabdian yang ditambah dengan pemberdayaan.
14
DAFTAR PUSTAKA
Lilis satriah, 2015, Bimbingan Dan Konseling Kelompok, Bandung : CV.
Mimbar Pustaka.
Aep Kusnawan, 2009, Dimensi Ilmu Dakwah, Bandung : widya
padjajaran.
15
BIODATA PENULIS
Nama : Abdul Hafidz Shafari
Jabatan : Ketua Kelompok Peserta
TTL : Garut, 03 Agustus 1994
NIM : 1134010001
Jurusan : Bimbingan Konseling Islam
Fakultas : Dakwah dan Komunikasi
No HP : 085722975180
Alamat : Kp. Babakan Garut, Rt 05
Rw 07 Desa Cisero, Kec.
Cisurupan, Kab. Garut
16
LAMPIRAN
17
18
19
20