desain spip pph 2020 - gakkum...

44
SPIP 2020 DESAIN PENYELENGGARAAN SATUAN PENGAWAS INTERN PEMERINTAHAN DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGAMANAN HUTAN DIREKTORAT JENDERAL PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

Upload: others

Post on 20-Oct-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • SPIP 2020 DESAIN PENYELENGGARAAN

    SATUAN PENGAWAS INTERN PEMERINTAHAN

    DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGAMANAN HUTAN DIREKTORAT JENDERAL PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

  • KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

    DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGAMANAN HUTAN

    DESAIN PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH

    DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGAMANAN HUTAN TAHUN 2020

    Alamat : Gedung Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan – Blok IV Lantai 4 Jalan Gatot Subroto Jakarta Pusat, Telp. (021) 5700242 , Fax (021) 5700242 Pswt : 4003

    2020

  • ii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    KATA PENGANTAR ..................................................................................... ............. i DAFTAR ISI ............................................................................................................ ... ii DAFTAR TABEL ………………………………………………………………………… . iii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... iv

    BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1 A. LATAR BELAKANG ........................................................................................... 1 B. TUJUAN ............................................................................................................. 2 C. STRUKTUR ORGANISASI ................................................................................ 3

    BAB II ANALISIS LINGKUNGAN PENGENDALIAN ................................................. 5 A. PENILAIAN LINGKUNGAN PENGENDALIAN ................................................... 5 B. RENCANA TINDAK PERBAIKAN ...................................................................... 8

    BAB III PENILAIAN RISIKO ..................................................................................... 9 A. IDENTIFIKASI RISIKO ....................................................................................... 9 B. PETA RISIKO ................................................................................................... 10 C. PEMBOBOTAN RISIKO ................................................................................... 11 D. REKAPITULASI RISIKO SIGNIFIKAN ............................................................. 14

    BAB IV RENCANA KEGIATAN PENGENDALIAN .................................................. 15

    BAB V INFORMASI DAN KOMUNIKASI ................................................................. 17

    BAB VI RENCANA PEMANTAUAN DAN EVALUASI ............................................. 19

    BAB VII PENUTUP ................................................................................................... 21 LAMPIRAN

  • iii

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 1. Analisis Lingkungan Pengendalian ................................................................ 5 Tabel 2. Risiko Teridentifikasi ...................................................................................... 9 Tabel 3. Peta Risiko ................................................................................................... 10 Tabel 4. Pembobotan Frekuensi dan Dampak Risiko ............................................... 12 Tabel 5. Hasil Penilaian Bobot atas Risiko Teridentifikasi ......................................... 12 Tabel 6. Rekap Risiko Signifikan ............................................................................... 14 Tabel 7. Rencana Kegiatan Pengendalian ................................................................ 15 Tabel 8. Informasi dan komunikasi terkait penyelenggaraan SPIP ........................... 17 Tabel 9. Rencana Pemantauan terhadap Pengendalian Intern Direktorat Pencegahan dan Pengamanan Hutan Tahun 2020 .................................... 20

  • iv

    DAFTAR LAMPIRAN

    1. SOP Pengendalian 1. Pengelolaan Barang Persediaan 2. SOP Pengendalian 2. Pengelolaan Barang Milik Negara 3. SOP Pengendalian 3. Pertanggungjawaban Keuangan Direktorat PPH 4. SOP Pengendalian 4. Pengelolaan Data Dan Informasi Ancaman dan Gangguan

    Keamanan Kawasan Hutan dan Hasil Hutan 5. SOP Pengendalian 5. Kegiatan Operasi Pemulihan Keamanan Kawasan Hutan

    6. SOP Pengendalian 6. Kegiatan Operasi Penyelamatan Sumber Daya Alam

    7. SOP Pengendalian 7. Kegiatan Operasi Pengamanan Kawasan Hutan di DAS

    Citarum

    8. SOP Pengendalian 8. Kegiatan Pengumpulan Data dan Informasi Peredaran Hasil Hutan Illegal

    9. SOP Pengendalian 9. Kegiatan Operasi Pembalakan Liar

    10. SOP Pengendalian 10. Kegiatan Operasi Tumbuhan dan Satwa Liar

    11. SOP Pengendalian 11. Kegiatan Pengadaan Peralatan dan Mesin

    12. SOP Pengendalian 12. Kegiatan Pengadaan Seragam Lapangan Dit. PPH

    13. SOP Pengendalian 13. Kegiatan Pengadaan Seragam Polhut dan SPORC

    14. SOP Pengendalian 14. Kegiatan Fasilitasi Penertiban dan Pengurusan Senjata Api

    15. SOP Pengendalian 15. Kegiatan Pengadaan Senjata Api Polhut

    16. SOP Pengendalian 16. Kegiatan Pengadaan Amunisi Senjata Api

  • 1

    BAB I PENDAHULUAN

    Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian

    Intern Pemerintah (SPIP), mengamanatkan penerapan konsep kendali melekat (soft

    control) secara integrasi ke dalam kegiatan dan tindakan di lingkungan Direktorat

    Pencegahan dan Pengamanan Hutan, Direktorat Jenderal Penegakan Hukum

    Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

    Untuk itu perlu suatu strategi dan perencanaan untuk mengarahkan efektivitas

    pengembangannya. Gambaran umum desain penyelenggaraan SPIP ini, meliputi :

    latar belakang penyusunan desain SPIP, dasar hukum, manfaat, ruang lingkup, dan

    metodologi pengembangan SPIP di lingkungan Direktorat Pencegahan dan

    Pengamanan Hutan, Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan

    Kehutanan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

    Dalam rangka memberikan arah yang tepat dalam penyelenggaraan SPIP,

    Direktorat Pencegahan dan Pengamanan Hutan, Direktorat Jenderal Penegakan

    Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Lingkungan Hidup dan

    Kehutanan perlu menyusun suatu Desain Penyelenggaraan SPIP sehingga dapat

    terpetakan unit-unit atau kegiatan yang menjadi prioritas untuk penyelenggaraan

    SPIP dan penyusunan rencana penyelenggaraannya.

    A. Latar Belakang Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 dalam Pasal 2 ayat (1)

    menyatakan bahwa untuk mencapai pengelolaan keuangan negara yang efektif,

    efisien, transparan, dan akuntabel, menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan

    bupati/walikota, wajib melakukan pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan

    pemerintah, disamping itu juga dinyatakan :

    1. Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2011 tentang Percepatan Peningkatan Kualitas

    Akuntabilitas Keuangan Negara pada diktum kedua disebutkan bahwa

    mempercepat penyelenggaraan SPIP untuk terwujudnya pelaksanaan kegiatan

    instansi Pemerintah yang efisien, dan efektif, pelaporan keuangan yang dapat

    diandalkan, pengelolaan asset Negara yang tertib dan akuntabel serta kesetaraan

    dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Pada diktum ketiga

    disebutkan bahwa mengintensifkan peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah

  • 2

    (APIP) di lingkungan masing-masing dalam memberikan keyakinan yang memadai

    atas terselenggaranya SPIP, memberikan peringatan dini dan meningkatkan

    efektivitas manajemen risiko, serta meningkatkan kualitas tata kelola

    penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah.

    2. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2013 tentang Aksi Pencegahan dan

    Pemberantasan Korupsi Tahun 2013 pada Lampirannya di Nomor 74 disebutkan

    bahwa Aksi Penyempurnaan Sistem Pengendalian Internal [SPI) yang

    menekankan pada soft control dengan penanggung jawab BPKP dan instansi

    terkait yakni Kementerian Lembaga/ Pemerintah Daerah, yang mempunyai kriteria

    keberhasilan Peningkatan ketaatan terhadap ketentuan peraturan perundang-

    undangan dan berkurangnya perilaku korupsi dalam organisasi pemerintah serta

    ukuran keberhasilannya :

    a. Laporan hasil perbaikan sistem pengendalian intern yang berbasis risiko;

    b. Laporan hasil monitoring lanjutan perbaikan Sistem Pengendalian Intern pada

    Instansi Pemerintah; dan

    c. Penyusunan dokumen desain penyelenggaraan SPIP.

    Atas dasar hal tersebut diatas dan dalam rangka mengarahkan penyelenggaraan

    SPIP, Direktorat Pencegahan dan Pengamanan Hutan perlu menyusun Desain

    Penyelenggaraan SPIP yang berisi strategi dan rencana kerja lebih komprehensif

    tentang penyelenggaraan SPIP di lingkungan Direktorat Pencegahan dan

    Pengamanan Hutan, Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup

    dan Kehutanan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

    B. Tujuan

    Desain SPIP Direktorat Pencegahan dan Pengamanan Hutan, Direktorat

    Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dibuat dengan

    tujuan unit kerja Direktorat Pencegahan dan Pengamanan Hutan dapat

    menyelenggarakan tata laksana pemerintahan sesuai ketentuan yang berlaku.

    Disamping itu prinsip-prinsip good governance dapat berjalan, sehingga

    penyelenggaraan setiap kegiatan dapat terselenggara secara efektif, efisien, dan

    ekonomis.

  • 3

    C. Struktur Organisasi Berdasarkan Pasal 1127 dan Pasal 1128 Peraturan Menteri Lingkungan

    Hidup dan Kehutanan Nomor: P.18/MENLHK-II/2015 tentang Organisasi dan Tata

    Kerja Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, tugas dan fungsi Direktorat

    Pencegahan dan Pengamanan Hutan adalah sebagai berikut:

    1. Tugas Direktorat Pencegahan dan Pengamanan Hutan

    Direktorat Pencegahan dan Pengamanan Hutan mempunyai tugas melaksanakan

    perumusan dan pelaksanaan kebijakan, bimbingan teknis dan evaluasi bimbingan

    teknis di bidang pencegahan dan pengamanan.

    2. Fungsi Direktorat Pencegahan dan Pengamanan Hutan

    Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Pencegahan dan Pengamanan Hutan

    menyelenggarakan fungsi:

    a. Perumusan kebijakan di bidang pencegahan tindak pidana kehutanan serta

    penyelenggaraan pengamanan kawasan hutan dan peredaran hasil hutan;

    b. Pelaksanaan kebijakan di bidang pencegahan tindak pidana kehutanan serta

    penyelenggaraan pengamanan kawasan hutan dan peredaran hasil hutan;

    c. Koordinasi dan sinkronisasi kebijakan di bidang pencegahan tindak pidana

    kehutanan serta penyelenggaraan pengamanan kawasan hutan dan peredaran

    hasil hutan;

    d. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang pencegahan

    tindak pidana kehutanan serta penyelenggaraan pengamanan kawasan hutan

    dan peredaran hasil hutan;

    e. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi pelaksanaan bimbingan teknis di

    bidang pencegahan tindak pidana kehutanan serta penyelenggaraan

    pengamanan kawasan hutan dan peredaran hasil hutan yang dilaksanakan di

    daerah;

    f. Pelaksanaan supervisi atas pelaksanaan urusan pencegahan tindak pidana

    kehutanan serta penyelenggaraan pengamanan kawasan hutan dan peredaran

    hasil hutan; dan

    g. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat.

  • 4

    Direktorat Pencegahan dan Pengamanan Hutan dipimpin oleh seorang

    Direktur dengan jabatan setingkat Eselon II dan dibantu oleh 4 (empat) Eselon III

    dengan jabatan Kepala Sub Direktorat (Kasubdit) dan 1 (satu) Eselon IV dengan

    jabatan Kepala Sub Bagian Tata Usaha. Masing-masing Kasubdit dibantu oleh 2

    (dua) Eselon IV dengan jabatan Kepala Seksi (Kasi). Sub Direktorat terdiri atas :

    a. Sub Direktorat Pencegahan dan Pengamanan Hutan Wilayah Sumatera;

    b. Sub Direktorat Pencegahan dan Pengamanan Hutan Wilayah Jawa, dan Bali;

    c. Sub Direktorat Pencegahan dan Pengamanan Hutan Wilayah Kalimantan dan

    Nusa Tenggara; dan

    d. Sub Direktorat Pencegahan dan Pengamanan Hutan Wilayah Sulawesi,

    Maluku dan Papua. Sub Direktorat Pencegahan dan Pengamanan Hutan terdiri atas:

    a. Seksi Pencegahan dan Pengamanan Hutan; dan

    b. Seksi Pengamanan dan Peredaran Hasil Hutan.

    Seksi Pencegahan dan Pengamanan Hutan mempunyai tugas melaksanakan

    pengumpulan dan pengolahan bahan dalam rangka penyiapan bahan perumusan

    kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan dan pelaksanaan bimbingan teknis,

    dan evaluasi pelaksanaan bimbingan teknis di bidang pencegahan dan pengamanan

    kawasan hutan.

    Seksi Pengamanan dan Peredaran Hasil Hutan mempunyai tugas

    melaksanakan pengumpulan dan pengolahan bahan dalam rangka penyiapan bahan

    perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan dan pelaksanaan

    bimbingan teknis, dan evaluasi pelaksanaan bimbingan teknis di bidang

    pengamanan peredaran hasil hutan.

  • 5

    BAB II ANALISIS LINGKUNGAN PENGENDALIAN

    Analisis lingkungan pengendalian merupakan tahap pertama dalam menyusun

    desain pengendalian intern yang bertujuan untuk mengetahui sub unsur dari unsur

    lingkungan pengendalian mana yang dapat dikategorikan baik, cukup atau kurang.

    Terhadap sub unsur dari unsur lingkungan pengendalian yang berkategori kurang,

    perlu ditindaklanjuti dengan menyusun/merumuskan bentuk tindakan perbaikan yang

    akan dilaksanakan guna meminimalisir risiko yang akan terjadi.

    A. Penilaian Lingkungan Pengendalian Penilaian lingkungan pengendalian terdiri dari sub sub unsur yang berada di

    dalam batas kewenangan Direktorat Pencegahan dan Pengamanan Hutan,

    Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan,

    Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan meliputi :

    a. Penegakan integritas dan nilai etika;

    b. Komitmen terhadap kompetensi;

    c. Kepemimpinan yang kondusif;

    d. Pendelegasian wewenang dan tanggungjawab;

    e. Pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan;

    f. Pembinaan SDM;

    g. Perwujudan peran aparat pengawasan yang efektif;

    h. Hubungan kerja yang baik.

    Tabel 1. Analisis Lingkungan Pengendalian

    NO. SUB UNSUR LINGKUNGAN PENGENDALIAN DAN PARAMETERNYA HASIL

    PENILAIAN RENCANA

    TINDAK PERBAIKAN

    BUKTI PENDUKUNG

    1 2 3 4 5 1. Penegakkan Integritas dan Nilai Etika

    a. Apakah Direktorat PPH telah menyusun dan atau

    menerapkan aturan perilaku dan kode etik PNS B Perilaku dan

    kode etik PNS lingkup Ditjen Penegakan Hukum LHK

    b. Apakah unsur Pimpinan di lingkup Direktorat PPH telah memberikan penghargaan kepada pegawai berdasarkan prestasi dan kinerja

    B Pengusulan penerimaan satya lencana, penilaian DP3, pemberian Tunkin sesuai kehadiran, pengusulan kenaikan gaji berkala

  • 6

    NO. SUB UNSUR LINGKUNGAN PENGENDALIAN DAN PARAMETERNYA HASIL

    PENILAIAN RENCANA

    TINDAK PERBAIKAN

    BUKTI PENDUKUNG

    1 2 3 4 5 c. Apakah unsur pimpinan di lingkup Direktorat PPH telah

    menerapkan tindakan disiplin yang tepat terhadap penyimpangan kebijakan prosedur atau pelanggaran aturan perilaku

    B Pengembalian tunkin sesuai ketidakhadiran, Surat Teguran terhadap pelaku penyimpangan kebijakan/prosedur

    d. Apakah unsur pimpinan di lingkup Direktorat PPH telah memberikan keteladanan pelaksanaan aturan dan kode etik pada setiap tingkatan pimpinan di lingkup Direktorat PPH

    B

    e. Apakah unsur pimpinan di lingkup Direktorat PPH telah menyusun kebijakan target penugasan yang realistis

    B Pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja

    2. Komitmen terhadap Kompetensi

    a. Apakah Direktorat PPH telah mengidentifikasi dan menetapkan kegiatan yang dibutuhkan untuk meyelesaikan tugas dan fungsi pada masing-masing posisi/jabatan

    B Rencana kerja dan anggaran

    b. Apakah telah disusun standar kompetensi untuk setiap tugas dan fungsi pada masing-masing fungsi/jabatan di lingkup Direktorat PPH

    B Analisa Jabatan (analisa kompetensi untuk masing-masing jabatan)

    c. Apakah Direktorat PPH telah menyusun rencana peningkatan kompetensi bagi pegawainya

    B Usulan peningkatan kapasitas SDM

    d. Apakah pimpinan di lingkup Direktorat PPH telah memiliki kemampuan manajerial dan pengalaman teknis yang cukup dalam pengelolaan instansi pemerintah

    B Standar kompetensi

    3. Kepemimpinan yang Kondusif

    a. Apakah unsur pimpinan di lingkup Direktorat PPH telah mempertimbangkan factor risiko dalam setiap pengambilan keputusan

    B SOP Kegiatan Pencegahan dan Pengamanan Hutan

    b. Apakah unsur pimpinan di lingkup Direktorat PPH telah menerapkan manajemen berbasis kinerja

    B SOP Kegiatan Pencegahan dan Pengamanan Hutan

    c. Apakah unsur pimpinan di lingkup Direktorat PPH telah memberikan dukungan yang memadai dalam hal penyusunan laporan keuangan, pengelolaan pegawai, dan pengawasan

    B

    d. Apakah unsur pimpinan lingkup Direktorat PPH melakukan interaksi yang cukup intensif dengan level di bawahnya.

    B Pertemuan bulanan sebagai sarana interaksi

    e. Apakah unsur pimpinan di lingkup Direktorat PPH memiliki sikap yang positif dan responsif terhadap laporan-laporan yang terkait dengan kegiatan, penganggaran, dan keuangan

    B

    f. Apakah unsur pimpinan di lingkup Direktorat PPH telah menetapkan mutasi pegawai berdasarkan pola mutasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku

    B Daftar Urut Kepangkatan

    4. Pendelegasian Wewenang dan Tanggungjawab

    a. Apakah wewenang yang diberikan kepada pegawai yang tepat sesuai dengan tingkat tanggungjawab

    B Disposisi secara berjenjang

    b. Apakah pegawai yang diberi wewenang memahami bahwa wewenang dan tanggungjawab yang diterimanya itu terkait dengan pihak lain di dalam instansinya, dan juga terkait dengan sistem

    B

  • 7

    NO. SUB UNSUR LINGKUNGAN PENGENDALIAN DAN PARAMETERNYA HASIL

    PENILAIAN RENCANA

    TINDAK PERBAIKAN

    BUKTI PENDUKUNG

    1 2 3 4 5 pengendalian

    c. Apakah pimpinan di lingkup Direktorat PPH telah melakukan pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan pendelegasian wewenang dan tanggungjawab

    B Laporan pelaksanaan pendelegasian wewenang

    5. Pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan

    kebutuhan

    a. Apakah struktur organisasi telah disesuaikan dengan ukuran dan sifat kegiatan yang dilaksanakan oleh organisasi

    B SK Organisasi pengelola keuangan, SK Satgas SPIP

    b. Apakah telah ada kejelasan wewenang dan tanggungjawab seluruh unsur organisasi

    B Uraian tugas pada SK

    c. Apakah telah ada kejelasan pelaporan B Laporan pelaksanaan kegiatan

    6. Pembinaan SDM

    a. Apakah unsur pmpinan di lingkup Direktorat PPH telah mengambil langkah-langkah untuk memastikan ketepatan waktu

    B Pengawasan melekat melalui diskusi dan rapat

    b. Apakah unsur pimpinan di lingkup Direktorat PPHberupaya agar pegawai memahami tugas dan tanggung jawabnya dengan baik, serta memahami apa yang diharapkan pimpinan.

    B Pengawasan melekat melalui diskusi dan rapat

    7. Perwujudan peran aparat pengawasan yang efektif

    a. Apakah telah ada mekanisme peringatan dini dan peningkatan efektivitas

    B Menyusun SOP peringatan dini dan peningkatan efektifitas pegawai dalam melaksanakan pengawasan yang efektif

    b. apakah telah ada upaya memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelola penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi

    B Menyusun rencana peningkatan kualitas tata kelola penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi

    a. Apakah telah ada mekanisme peringatan dini dan peningkatan efektivitas

    B

    b. apakah telah ada upaya memeliharan dan meningkatkan kualitas tata kelola penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi

    B

    8. Hubungan kerja yang baik

    a. Apakah Direktorat PPH memiliki hubungan kerja yang baik dengan Kementerian Keuangan

    B

    b. Apakah Direktorat PPH memiliki hubungan kerja yang baik dengan instansi pegawasan

    B

    c. Apakah Direktorat PPH memiliki hubungan kerja yang baik dengan instansi/ lembaga terkait lainnya

    B

    Catatan : B : Baik C : Cukup K : Kurang

  • 8

    B. Rencana Tindak Perbaikan Berdasarkan hasil penilaian lingkungan pengendalian, maka rencana tindak

    yang akan dilakukan tidak ada, yang artinya terhadap lingkungan kerja dikategorikan

    sangat terkendali atau kondusif. Diharapkan pelaksanaan kegiatan satker dapat

    berjalan baik dengan suasana kerja yang kondusif/nyaman. Selanjutnya perlu

    diantisipasi dan dikendalikan risiko-risiko dari setiap kegiatan yang akan

    dilaksanakan dengan :

    1. Menyusun SOP peringatan dini dan peningkatan efektifitas pegawai dalam

    melaksanakan pengawasan yang efektif; dan

    2. Menyusun rencana peningkatan kualitas tata kelola penyelenggaraan tugas

    dan fungsi organisasi.

  • 9

    BAB III PENILAIAN RISIKO

    Untuk mengetahui risiko dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat

    Pencegahan dan Pengamanan Hutan, Direktorat Jenderal Penegakan Hukum

    Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,

    maka telah dilakukan identifikasi risiko terhadap kegiatan utama Direktorat

    Pencegahan dan Pengamanan Hutan yang tercantum dan dibiayai oleh Anggaran

    Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2020 (APBN TA 2020).

    A. Identifikasi Risiko Berdasarkan hasil identifikasi risiko yang dilaksanakan, telah dilakukan

    penelaahan atas risiko yang kemungkinan terjadi dan dari hasil kesepakatan

    ditemukan potensi terjadinya 38 (tiga puluh delapan) titik risiko dalam menjalankan

    tugas dan fungsi Direktorat Pencegahan dan Pengamanan Hutan Tahun 2020,

    sebagaimana Tabel 2 berikut.

    Tabel 2. Risiko Teridentifikasi

    No Sumber Risiko (Kegiatan dan Kegiatan Lainnya) Risiko Teridentifikasi

    Kode Deskripsi Risiko

    1 2 3 4 1. Layanan Perkantoran Direktorat

    PPH

    R1 Laporan Keuangan Direktorat Pencegahan dan Pengamanan Hutan tidak terlaporkan dengan baik

    R2 Anggaran kegiatan perkantoran tidak memadai R3 Pengelolaan barang persediaan tidak tertib R4 Pengelolaan barang milik negara tidak tertib

    R5 Proses usulan administrasi kepegawaian Direktorat Pencegahan dan Pengamanan Hutan tidak tepat waktu R6 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) / laporan tahunan

    Direktorat Pencegahan dan Pengamanan Hutan tidak tepat waktu R7 Penataan arsip Direktorat Pencegahan dan Pengamanan Hutan

    tidak tertib 2. Pertanggungjawaban keuangan R8 Pertanggungjawaban keuangan tidak sesuai ketentuan yang berlaku 3. Pengumpulan Data dan Informasi

    Ancaman dan Gangguan Keamanan Kawasan Hutan dan Hasil Hutan

    R9 Data dan informasi ancaman dan gangguan keamanan kawasan hutan dan hasil hutan tidak lengkap dan tidak terkelola dengan baik

    R10 Operasional satgas patroli siber Perdagangan TSL Online tidak optimal

    R11 Pengembangan dan Pemeliharaan Sistem Data dan Informasi tidak optimal

    4. Operasi Pengamanan Kawasan Hutan

    R12 Operasi Pemulihan Keamanan Kawasan Hutan tidak optimal R13 Mobilisasi Tenaga Pencegahan dan Pengamanan Hutan tidak

    optimal R14 Pembinaan dan Supervisi Pencegahan dan Pengamanan Hutan ke

    UPT dan Instansi Terkait tidak optimal 5. Operasi Penyelamatan SDA R15 Operasi Penyelamatan Sumber Daya Alam Hutan dan Hasil Hutan

    tidak optimal 6. Operasi Pengaman Kawasan

    Hutan di DAS Citarum R16 Operasi Pengamanan Kawasan Hutan di DAS Citarum tidak optimal

    7. Sosialisasi Pengamanan DAS Citarum

    R17 Sosialisasi Pengamanan DAS Citarum tidak optimal

    8. Pengumpulan Data dan Informasi Peredaran Hasill Hutan Illegal

    R18 Pengumpulan Data dan Informasi Peredaran Hasill Hutan Illegal tidak optimal

  • 10

    No Sumber Risiko (Kegiatan dan Kegiatan Lainnya) Risiko Teridentifikasi

    Kode Deskripsi Risiko

    1 2 3 4 9. Operasi Pembalakan Liar R19 Operasi Pembalakan Liar tidak optimal

    10. Operasi Tumbuhan dan Satwa

    Liar R20 Operasi Tumbuhan dan Satwa Liar tidak optimal

    11. Penyusunan Bahan Penyiapan NSPK

    R21 Penyusunan Bahan Penyiapan NSPK tidak terlaksana

    12. Sosialisasi dan Kerjasama Pencegahan dan Pengamanan hutan

    R22 Sosialisasi Pencegahan dan Pengamaan Hutan tidak optimal R23 Tindak Lanjut Kerjasama Pencegahan dan Pengamanan Hutan tidak

    optimal 13. Peningkatan Kapasitas Polhut R24 Kegiatan Latihan Menembak tidak terlaksana

    R25 Kegiatan Penilaian Polhut dalam rangka Penilaian Wana Lestari tidak terlaksana

    R26 Kegiatan Penyegaran POLHUT/SPORC tidak terlaksana R27 Kegiatan Peningkatan Kesemaptaan Polhut dan SPORC tidak

    terlaksana 14. Penguatan Sistem Intelijen R28 Kegiatan Penguatan Sistem Intelijen tidak terlaksana

    R29 Kegiatan Pengelolaan "Operational Room" Data Manajemen System Penegakan Hukum tidak optimal

    R30 Kegiatan Sinkronisasi dan Koordinasi Operator Opsroom tidak optimal

    R31 Pelaporan dan Analisa Data PHLHK tidak optimal R32 Kegiatan Bimbingan Teknis dan Pelatihan Pengelolaan Operasional

    Room tidak optimal 15. Dukungan Teknis Pencegahan

    dan Pengamanan Hutan R33 Pengadaan Peralatan dan Mesin tidak sesuai ketentuan R34 Pengadaan Seragam Lapangan Dit. PPH tidak sesuai ketentuan R35 Pengadaan Seragam Polhut dan SPORC tidak sesuai ketentuan R36 Fasilitasi Penertiban dan Pengurusan Senjata Api Lingkup Dit. PPH

    tidak sesuai ketentuan R37 Pengadaan Senjata Api Polhut tidak sesuai ketentuan R38 Pengadaan Amunisi Senjata Api tidak sesuai ketentuan

    B. Peta Risiko

    Dalam rangka mengetahui sumber dan letak risiko yang mungkin terjadi

    dalam pelaksanaan tugas dan fungsi serta pelaksanaan tugas/kegiatan lainnya pada

    Direktorat Pencegahan dan Pengamanan Hutan di Tahun 2020, maka dilakukan

    pemetaan risiko sebagaimana disajikan pada tabel 3 berikut:

    Tabel 3. Peta Risiko

    No. Sumber Risiko

    Wilayah Terjadi Risiko

    Capaian Kinerja

    Laporan Keuangan Neraca LRA

    Kas Persediaan Piutang Aset Tetap Aset Lain

    Pendapatan Belanja

    1. Layanan Perkantoran Direktorat PPH

    R1, R2, R3, R4,

    R5, R6, R7

    R1, R5,

    R6, R7

    R3 - R4 - - R2, R5, R6, R7

    2. Pertanggungjawaban keuangan

    R8 - - - - - - R8

    3. Pengumpulan Data dan Informasi Ancaman dan Gangguan Keamanan Kawasan Hutan dan Hasil Hutan

    R9, R10, R11

    R10 - - - - - R9, R10

  • 11

    No. Sumber Risiko

    Wilayah Terjadi Risiko

    Capaian Kinerja

    Laporan Keuangan Neraca LRA

    Kas Persediaan Piutang Aset Tetap Aset Lain

    Pendapatan Belanja

    4. Operasi Pengamanan Kawasan Hutan

    R12, R13, R14

    R12, R13, R14

    - - - - - R12, R13, R14

    5. Operasi Penyelamatan SDA

    R15 R15 - - - - - R15

    6. Operasi Pengamanan Kawasan Hutan di DAS Citarum

    R16 R16 - - - - - R16

    7. Sosialisasi Pengamanan DAS Citarum

    R17 R17 - - - - - R17

    8. Pengumpulan Data dan Informasi Peredaran Hasil Hutan Illegal

    R18 R18 - - - - - R18

    9. Operasi Pembalakan Liar

    R19 R19 - - - - - R19

    10. Operasi Tumbuhan dan Satwa Liar

    R20 R20 - - - - - R20

    11. Penyusunan Bahan Penyiapan NSPK

    R21 R21 - - - - - R21

    12. Sosialisasi dan Kerjasama Pencegahan dan Pengamanan Hutan

    R22, R23 R22, R23

    - - - - - R22, R23

    13. Peningkatan Kapasitas Polhut

    R24, R25, R26, R27

    R24, R25, R26, R27

    - - - - - R24, R25,

    R26, R27

    14. Penguatan Sistem Intelijen

    R28, R29, R30, R31,

    R32

    R29, R30, R31, R32

    - - - - - R29, R30,

    R31, R32

    15. Dukungan Teknis Pencegahan dan Pengamanan Hutan

    R33, R34, R35, R36, R37, R38

    R33, R34, R35, R36, R37, R38

    R34, R35, R38

    - R33, R37

    - - R33, R34, R35, R36,

    R37, R38

    C. Pembobotan Risiko Pembobotan risiko merupakan tahap lanjutan dari identifikasi risiko dan

    pemetaan risiko. Seluruh risiko teridentifikasi harus dikaji lebih lanjut dalam rangka

    memilih dan menetapkan risiko-risiko mana saja yang dinilai cukup signifikan dan

    tidak signifikan(selanjutnya disebut Analisis Risiko).

    Seluruh risiko teridentifikasi harus dikaji lebih lanjut dalam rangka memilih dan

    menetapkan risiko-risiko mana saja yang dinilai cukup signifikan selanjutnya disebut

    risiko signifikan. Untuk dapat menetapkan apakah suatu risiko teridentifikasi dapat dikategorikan sebagai risiko signifikan atau tidak signifikan, terlebih dahulu harus

    dibangun kriteria risiko signifikan. Jika suatu risiko teridentifikasi memenuhi kriteria

    dimaksud maka risiko teridentifikasi itu ditetapkan menjadi risiko signifikan.

  • 12

    Untuk dapat menetapkan kategori suatu risiko masuk dalam kriteria risiko

    signifikanatau tidak signifikan, terlebih dahulu dibangun kriteria risiko signifikansi, dimana:

    1. Jika suatu risiko memenuhi kriteria risiko signifikan (bobot risiko bernilai 8 atau

    lebih), maka risiko dimaksud ditetapkan menjadi risiko signifikan (S); dan

    2. Jika suatu risiko tidak memenuhi kriteria risiko signifikan (bobot risiko benilai

    kurang dari 8), maka risiko dimaksud ditetapkan menjadi risiko tidak signifikan

    (TS).

    Adapun cara pembobotan risiko disajikan pada Tabel 4, dan hasil penilaian bobot

    risiko pada Tabel 5, serta rekapitulasi risiko signifikan pada Tabel 6.

    Tabel 4. Pembobotan Frekuensi dan Dampak Risiko

    Frekuensi munculnya risiko Nilai

    Dampak risiko terhadap ketercapaian tujuan kegiatan dan laporan keuangan Tidak berarti Kecil Sedang Besar Luar biasa/ bencana

    1 2 3 4 5 Hampir tidak terjadi 1 BR = 1 BR = 2 BR = 3 BR = 4 BR = 5 Jarang terjadi 2 BR = 2 BR = 4 BR = 6 BR = 8 BR = 10 Mungkin terjadi 3 BR = 3 BR = 6 BR = 9 BR = 12 BR = 15 Sering terjadi 4 BR = 4 BR = 8 BR = 12 BR = 16 BR = 20 Hampir pasti terjadi 5 BR = 5 BR = 10 BR = 15 BR = 20 BR = 25

    Sumber: Peraturan Menteri LHK No: P.38/Menlhk-Setjen/2015 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Lingkup Kementerian LHK Keterangan:

    (1) BR=Bobot Risiko; (2) Risiko signifikan adalah risiko dengan bobot risiko bernilai 8 atau lebih; dan (3) Kriteria Frekuensi Risko dan Dampak Risiko mengacu pada Peraturan Menteri LHK No: No: P.38/Menlhk-

    Setjen/2015 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Lingkup Kementerian LHK.

    Tabel 5. Hasil Penilaian Bobot atas Risiko Teridentifikasi

    No. Sumber Risiko (Kegiatan dan

    Kegiatan Lainnya)

    Risiko Teridentifikasi Nilai *) BR Simpulan **) Kode Deskripsi Risiko FR DR

    1 2 3 4 5 6 7 8 1. Layanan Perkantoran

    Direktorat PPH

    R1 Laporan Keuangan Direktorat Pencegahan dan Pengamanan Hutan tidak terlaporkan dengan baik

    2 3 6 TS

    R2 Anggaran kegiatan perkantoran tidak memadai 2 3 6 TS R3 Pengelolaan barang persediaan tidak tertib 4 3 12 S R4 Pengelolaan barang milik negara tidak tertib 3 3 9 S

    R5 Proses usulan administrasi kepegawaian Direktorat Pencegahan dan Pengamanan Hutan tidak tepat waktu

    2 2 4 TS

    R6 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) / laporan tahunan Direktorat Pencegahan dan Pengamanan Hutan tidak tepat waktu

    2 2 4 TS

    R7 Penataan arsip Direktorat Pencegahan dan Pengamanan Hutan tidak tertib

    2 2 4 TS

  • 13

    No. Sumber Risiko (Kegiatan dan

    Kegiatan Lainnya)

    Risiko Teridentifikasi Nilai *) BR Simpulan **) Kode Deskripsi Risiko FR DR

    1 2 3 4 5 6 7 8 2. Pertanggungjawaban

    keuangan R8 Pertanggungjawaban keuangan tidak sesuai

    ketentuan yang berlaku 4 4 16 S

    3.

    Pengumpulan Data dan Informasi Ancaman dan Gangguan Keamanan Kawasan Hutan dan Hasil Hutan

    R9 Data dan informasi ancaman dan gangguan keamanan kawasan hutan dan hasil hutan tidak lengkap dan tidak terkelola dengan baik

    4 3 12 S

    R10 Operasional satgas patroli siber Perdagangan TSL Online tidak optimal

    2 2 4 TS

    R11 Pengembangan dan Pemeliharaan Sistem Data dan Informasi tidak optimal

    3 2 6 TS

    4. Operasi Pengamanan Kawasan Hutan

    R12 Operasi Pemulihan Keamanan Kawasan Hutan tidak optimal

    3 3 9 S

    R13 Mobilisasi Tenaga Pencegahan dan Pengamanan Hutan tidak optimal

    2 2 4 TS

    R14 Pembinaan dan Supervisi Pencegahan dan Pengamanan Hutan ke UPT dan Instansi Terkait tidak optimal

    2 2 4 TS

    5 Operasi Penyelamatan SDA

    R15 Operasi Penyelamatan Sumber Daya Alam Hutan dan Hasil Hutan tidak optimal

    3 3 9 S

    6.

    Operasi Pengaman Kawasan Hutan di DAS Citarum

    R16 Operasi Pengamanan Kawasan Hutan di DAS Citarum tidak optimal

    3 3 9 S

    7.

    Sosialisasi Pengamanan DAS Citarum

    R17 Sosialisasi Pengamanan DAS Citarum tidak optimal

    2 2 4 TS

    8.

    Pengumpulan Data dan Informasi Peredaran Hasil Hutan Illegal

    R18 Pengumpulan Data dan Informasi Peredaran Hasil Hutan Illegal tidak optimal

    3 3 9 S

    9.

    Operasi Pembalakan Liar

    R19 Operasi Pembalakan Liar tidak optimal

    3 3 9 S

    10. Operasi Tumbuhan dan Satwa Liar

    R20 Operasi Tumbuhan dan Satwa Liar tidak optimal 3 3 9 S

    11. Penyusunan Bahan Penyiapan NSPK

    R21 Penyusunan Bahan Penyiapan NSPK tidak terlaksana

    2 2 4 TS

    12. Sosialisasi dan Kerjasama Pencegahan dan Pengamanan hutan

    R22 Sosialisasi Pencegahan dan Pengamaan Hutan tidak optimal

    2 2 4 TS

    R23 Tindak Lanjut Kerjasama Pencegahan dan Pengamanan Hutan tidak optimal

    2 2 4 TS

    13. Peningkatan Kapasitas Polhut

    R24 Kegiatan Latihan Menembak tidak terlaksana 2 2 4 TS

    R25 Kegiatan Penilaian Polhut dalam rangka Penilaian Wana Lestari tidak terlaksana

    2 2 4 TS

    R26 Kegiatan Penyegaran POLHUT/SPORC tidak terlaksana

    2 2 4 TS

    R27 Kegiatan Peningkatan Kesemaptaan Polhut dan SPORC tidak terlaksana

    2 2 4 TS

    14. Penguatan Sistem Intelijen

    R28 Kegiatan Penguatan Sistem Intelijen tidak optimal

    3 2 6 TS

    R29 Kegiatan Pengelolaan "Operational Room" Data Manajemen System Penegakan Hukum tidak optimal

    2 2 4 TS

    R30 Kegiatan Sinkronisasi dan Koordinasi Operator Opsroom tidak optimal

    2 2 4 TS

    R31 Pelaporan dan Analisa Data PHLHK tidak optimal

    2 2 4 TS

    R32 Kegiatan Bimbingan Teknis dan Pelatihan Pengelolaan Operasional Room tidak optimal

    2 2 4 TS

    15. Dukungan Teknis Pencegahan dan Pengamanan Hutan

    R33 Pengadaan Peralatan dan Mesin tidak sesuai ketentuan

    4 4 16 S

    R34 Pengadaan Seragam Lapangan Dit. PPH tidak sesuai ketentuan

    4 4 16 S

    R35 Pengadaan Seragam Polhut dan SPORC tidak sesuai ketentuan

    4 4 16 S

  • 14

    No. Sumber Risiko (Kegiatan dan

    Kegiatan Lainnya)

    Risiko Teridentifikasi Nilai *) BR Simpulan **) Kode Deskripsi Risiko FR DR

    1 2 3 4 5 6 7 8 R36 Fasilitasi Penertiban dan Pengurusan Senjata

    Api Lingkup Dit. PPH tidak sesuai ketentuan 3 3 9 S

    R37 Pengadaan Senjata Api Polhut tidak sesuai ketentuan

    4 4 16 S

    R38 Pengadaan Amunisi Senjata Api tidak sesuai ketentuan

    4 4 16 S

    Catatan : *) FR : frekuensi terjadinya risiko; DR : dampak risiko; BR : bobot risiko **)Diisi dengan pilihan: S (signifikan) atau TS (tidak signifikan). Suatu risiko teridentifikasi dapat ditetapkan sebagai risiko signifikan jika memiliki BR bernilai 8 atau lebih.

    D. Rekapitulasi Risiko Signifikan

    Dari hasil pembobotan risiko teridentifikasi diperoleh risiko yang signifikan

    sebagaimana rekap risiko signifikan dalam tabel dibawah.

    Tabel 6. Rekap Risiko Signifikan NO. KEGIATAN RISIKO SIGNIFIKAN

    1. Layanan Perkantoran Direktorat PPH Pengelolaan barang persediaan tidak tertib 2. Layanan Perkantoran Direktorat PPH Pengelolaan Barang Milik Negara tidak tertib

    3. Pertanggungjawaban keuangan Pertanggungjawaban keuangan tidak sesuai ketentuan yang berlaku

    4. Pengumpulan Data dan Informasi Ancaman dan Gangguan Keamanan Kawasan Hutan dan Hasil Hutan

    Data dan informasi ancaman dan gangguan keamanan kawasan hutan dan hasil hutan tidak lengkap dan tidak terkelola dengan baik

    5. Operasi Pengamanan Kawasan Hutan Operasi pemulihan keamanan kawasan hutan tidak optimal

    6. Operasi Penyelamatan SDA Operasi Penyelamatan Sumber Daya Alam Hutan dan Hasil Hutan tidak optimal

    7. Operasi Pengaman Kawasan Hutan di DAS Citarum

    Operasi Pengamanan Kawasan Hutan di DAS Citarum tidak optimal

    8. Pengumpulan Data dan Informasi Peredaran Hasill Hutan Illegal

    Pengumpulan Data dan Informasi Peredaran Hasill Hutan Illegal tidak optimal

    9. Operasi Pembalakan Liar Operasi Pembalakan Liar tidak optimal

    10. Operasi Tumbuhan dan Satwa Liar Operasi Tumbuhan dan Satwa Liar tidak optimal

    11. Dukungan Teknis Pencegahan dan Pengamanan Hutan

    Pengadaan Peralatan dan Mesin tidak sesuai ketentuan

    12. Dukungan Teknis Pencegahan dan Pengamanan Hutan

    Pengadaan Seragam Lapangan Dit. PPH tidak sesuai ketentuan

    13. Dukungan Teknis Pencegahan dan Pengamanan Hutan

    Pengadaan Seragam Polhut dan SPORC tidak sesuai ketentuan

    14. Dukungan Teknis Pencegahan dan Pengamanan Hutan

    Fasilitasi Penertiban dan Pengurusan Senjata Api Lingkup Dit. PPH tidak sesuai ketentuan

    15. Dukungan Teknis Pencegahan dan Pengamanan Hutan

    Pengadaan Senjata Api Polhut tidak sesuai ketentuan

    16. Dukungan Teknis Pencegahan dan Pengamanan Hutan

    Pengadaan Amunisi Senjata Api tidak sesuai ketentuan

  • 15

    BAB IV RENCANA KEGIATAN PENGENDALIAN

    Rencana kegiatan pengendalian yang akan dilaksanakan selama tahun 2020

    untuk setiap risiko signifikan yang telah ditetapkan. Kegiatan pengendalian yang

    dirumuskan pada dasarnya mencakup 2 (dua) hal, yaitu (1) kebijakan pengendalian

    dan (2) prosedur pengendalian tentang bagaimana cara melakukan kebijakan itu,

    atau yang disebut dengan SOP pengendalian. Tahap ini dilakukan dengan

    menyiapkan Tabel Rencana Kegiatan Pengendalian seperti Tabel 7 berikut.

    Tabel 7. Rencana Kegiatan Pengendalian

    No. Sumber Risiko (Kegiatan dan

    Kegiatan Lainnya) Risiko Signifikan*)

    Aktivitas/ Tindakan Pengendalian Penanggung

    Jawab Kebijakan

    Pengendalian Prosedur

    Pengendalian 1 2 3 4 5 6

    1. Layanan Perkantoran Direktorat PPH

    Pengelolaan Barang Persediaan tidak tertib

    Tertib Pengelolaan Barang Persediaan

    SOP Pengendalian 1

    Kepala Sub Bagian Tata Usaha

    2. Layanan Perkantoran Direktorat PPH

    Pengelolaan Barang Milik Negara tidak tertib

    Tertib Pengelolaan Barang Milik Negara

    SOP Pengendalian 2

    Kepala Sub Bagian Tata Usaha

    3. Pertanggungjawaban Keuangan

    Pertanggungjawaban keuangan tidak sesuai ketentuan yang berlaku

    Pertanggungjawaban keuangan yang sesuai ketentuan

    SOP Pengendalian 3

    Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)

    4. Pengumpulan Data dan Informasi Ancaman dan Gangguan Keamanan Kawasan Hutan dan Hasil Hutan

    Data dan informasi ancaman dan gangguan keamanan kawasan hutan dan hasil hutan tidak lengkap dan tidak terkelola dengan baik

    Data dan informasi ancaman dan gangguan keamanan kawasan hutan dan hasil hutan yang dikelola dengan baik

    SOP Pengendalian 4

    Kepala Sub Direktorat I

    5. Operasi Pengamanan Kawasan Hutan

    Pelaksanaan kegiatan Operasi Pemulihan Keamanan Kawasan Hutan tidak optimal

    Optimalisasi pelaksanaan kegiatan Operasi Pemulihan Keamanan Kawasan Hutan

    SOP Pengendalian 5

    Kepala Sub Direktorat III

    6. Operasi Penyelamatan SDA

    Operasi Penyelamatan Sumber Daya Alam Hutan dan Hasil Hutan tidak optimal

    Optimalisasi operasi Penyelamatan Sumber Daya Alam Hutan dan Hasil Hutan

    SOP Pengendalian 6

    Kepala Sub Direktorat IV

    7. Operasi Pengaman Kawasan Hutan di DAS Citarum

    Operasi Pengamanan Kawasan Hutan di DAS Citarum tidak optimal

    Optimalisasi operasi Pengamanan Kawasan Hutan di DAS Citarum

    SOP Pengendalian 7

    Kepala Sub Direktorat II

    8. Pengumpulan Data dan Informasi Peredaran Hasill Hutan Illegal

    Pengumpulan Data dan Informasi Peredaran Hasill Hutan Illegal tidak optimal

    Optimalisasi pengumpulan Data dan Informasi Peredaran Hasill Hutan Illegal

    SOP Pengendalian 8

    Kepala Sub Direktorat I

    9. Operasi Pembalakan Liar

    Operasi Pembalakan Liar tidak optimal

    Optimalisasi operasi Pembalakan Liar

    SOP Pengendalian 9

    Kepala Sub Direktorat I

    10. Operasi Tumbuhan dan Satwa Liar

    Operasi Tumbuhan dan Satwa Liar tidak optimal

    Optimalisasi operasi Tumbuhan dan Satwa Liar

    SOP Pengendalian 10

    Kepala Sub Direktorat II

    11. Dukungan Teknis Pencegahan dan Pengamanan Hutan

    Pengadaan Peralatan dan Mesin tidak terlaksana

    Pengadaan Peralatan dan Mesin terlaksana sesuai dengan ketentuan

    SOP Pengendalian 11

    Kepala Sub Direktorat IV

  • 16

    No. Sumber Risiko (Kegiatan dan

    Kegiatan Lainnya) Risiko Signifikan*)

    Aktivitas/ Tindakan Pengendalian Penanggung

    Jawab Kebijakan

    Pengendalian Prosedur

    Pengendalian 1 2 3 4 5 6

    12. Dukungan Teknis Pencegahan dan Pengamanan Hutan

    Pengadaan Seragam Lapangan Dit. PPH tidak terlaksana

    Pengadaan Seragam Lapangan Dit. PPH terlaksana sesuai dengan ketentuan

    SOP Pengendalian 12

    Kepala Sub Direktorat IV

    13. Dukungan Teknis Pencegahan dan Pengamanan Hutan

    Pengadaan Seragam Polhut dan SPORC tidak terlaksana

    Pengadaan Seragam Polhut dan SPORC terlaksana sesuai dengan ketentuan

    SOP Pengendalian 13

    Kepala Sub Direktorat IV

    14. Dukungan Teknis Pencegahan dan Pengamanan Hutan

    Fasilitasi Penertiban dan Pengurusan Senjata Api Lingkup Dit. PPH tidak terlaksana

    Fasilitasi Penertiban dan Pengurusan Senjata Api Lingkup Dit. PPH terlaksana sesuai dengan ketentuan

    SOP Pengendalian 14

    Kepala Sub Direktorat IV

    15. Dukungan Teknis Pencegahan dan Pengamanan Hutan

    Pengadaan Senjata Api Polhut tidak terlaksana

    Pengadaan Senjata Api Polhut terlaksana sesuai dengan ketentuan

    SOP Pengendalian 15

    Kepala Sub Direktorat IV

    16. Dukungan Teknis Pencegahan dan Pengamanan Hutan

    Pengadaan Amunisi Senjata Api tidak terlaksana

    Pengadaan Amunisi Senjata Api terlaksana sesuai dengan ketentuan

    SOP Pengendalian 16

    Kepala Sub Direktorat IV

    *) Diisi dengan risiko-risiko yang telah ditetapkan sebagai risiko signifikan

  • 17

    BAB V INFORMASI DAN KOMUNIKASI

    Penyusunan desain penyelenggaraan SPIP adalah merumuskan rencana

    aktivitas yang terkait dengan informasi dan komunikasi yang menunjang

    terselenggaranya sistem pengendalian intern. Sebagai contoh, isi dari desain

    penyelenggaraan SPIP (termasuk SOP-SOP pengendalian yang merupakan bagian

    tak terpisahkan dari desain) pada hakikatnya adalah juga suatu bentuk informasi

    yang harus dikomunikasikan kepada seluruh pegawai. Dengan dikomunikasikannya

    desain penyelenggaraan SPIP beserta SOP-SOP pengendaliannya, maka para

    pegawai diharapkan akan mengetahui peran dirinya dalam penyelenggaraan sistem

    pengendalian intern di instansinya. Atau dengan kata lain, para pegawai diharapkan

    akan dapat mengetahui tentang “siapa harus melakukan apa, dengan prosedur

    bagaimana”. Aktivitas terkait informasi dan komunikasi yang perlu dilakukan

    Direktorat Pencegahan dan Pengamanan Hutan Direktorat Jenderal Penegakan

    Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam rangka penyelenggaraan sistem

    pengendalian seperti pada Tabel 8 berikut :

    Tabel 8. Informasi dan komunikasi terkait penyelenggaraan SPIP

    NO. TINDAKAN YANG DIAMBIL WAKTU

    PELAKSANAAN (Tahun 2020)

    1. Sosialisasi desain penyelenggaraan SPIP kepada seluruh pegawai di lingkungan Direktorat Pencegahan dan Pengamanan Hutan

    Januari

    2. Melakukan koordinasi dengan instansi Pembina SPIP

    Januari

    3. Melakukan koordinasi penyusunan SOP pengendalian kegiatan

    Januari

    4. Rapat evaluasi triwulan pertama penyelenggaraan SPIP antara manajemen dan penanggung jawab kegiatan

    April

    5. Melaporkan hasil pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pengendalian intern kepada Direktur Jenderal Penegakan Hukum LHK

    April

    6. Rapat triwulan kedua evaluasi penyelenggaraan SPIP antara manajemen dan penanggung jawab kegiatan

    Juli

    7. Melaporkan hasil pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pengendalian intern kepada Direktur Jenderal Penegakan LHK

    Juli

    8. Rapat triwulan ketiga evaluasi penyelenggaraan SPIP antara manajemen dan penanggung jawab kegiatan

    Oktober

  • 18

    NO. TINDAKAN YANG DIAMBIL WAKTU

    PELAKSANAAN (Tahun 2020)

    9. Melaporkan hasil pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pengendalian intern kepada Direktur Jenderal Penegakan Hukum LHK

    Oktober

    10. Rapat triwulan keempat evaluasi penyelenggaraan SPIP antara manajemen dan penanggung jawab kegiatan

    Desember

    11. Melaporkan hasil pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pengendalian intern kepada Direktur Jenderal Jenderal Penegakan Hukum LHK

    Desember

    12. Penyiapan penyusunan desain penyelenggaran SPIP tahun berikutnya

    Desember

  • 19

    BAB VI RENCANA PEMANTAUAN DAN EVALUASI

    Pemantauan pengendalian intern ini bertujuan untuk memastikan bahwa

    sistem pengendalian intern di Direktorat Pencegahan dan Pengamanan Hutan telah

    berjalan sesuai dengan yang dirancang di dalam desain penyelenggaraan SPIP

    Direktorat Pencegahan dan Pengamanan Hutan Direktorat Jenderal Pengegakan

    Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Lingkungan Hidup dan

    Kehutanan Tahun 2020. Pemantauan akan dilaksanakan secara triwulan dengan pelaksanaan evaluasi

    dilakukan pada minggu pertama bulan berikut setelah periode triwulan berakhir. Hasil

    pemantauan setiap triwulan direkapitulasi untuk mendapatkan hasil evaluasi selama

    satu tahun, yang nantinya akan digunakan sebagai bahan perbaikan dalam

    penyelenggaraan SPIP Direktorat Pencegahan dan Pengamanan Hutan tahun

    berikutnya. Hasil evaluasi berdasarkan hasil pemantauan ini menjadi tanggungjawab

    manajemen (Direktorat Pencegahan dan Pengamanan Hutan).

    Rekapitulasi pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud di atas akan

    dilakukan Satgas SPIP Direktorat Pencegahan dan Pengamanan Hutan yang

    hasilnya dijadikan bahan evaluasi bagi berjalannya penyelenggaraan SPIP,

    bersamaan dengan penyusunan desain penyelenggaraan SPIP pada awal tahun

    berikutnya.

    Hasil evaluasi berdasarkan pemantauan menjadi tanggung jawab manajemen Direktorat Pencegahan dan Pengamanan Hutan secara umum, khususnya penanggung jawab Satuan Tugas (Satgas) Penyelenggara SPIP Direktorat

    Pencegahan dan Pengamanan Hutan Tahun 2020. Adapun rekapitulasi rencana

    pemantauan sebagai bahan evaluasi untuk setiap triwulan atau untuk perbaikan

    tahun berikutnya disajikan pada Tabel 9 berikut :

  • 20

    Tabel 9. Rencana Pemantauan terhadap Pengendalian Intern Direktorat Pencegahan dan Pengamanan Hutan Tahun 2020 NO. NAMA KEGIATAN KEBIJAKAN

    PENGENDALIAN HASIL

    PEMAN-TAUAN

    KENDALA RENCANA PERBAIKAN

    1. Layanan Perkantoran Direktorat PPH

    Tertib Pengelolaan Barang Persediaan

    2. Layanan Perkantoran Direktorat PPH

    Tertib Pengelolaan Barang Milik Negara

    3. Pertanggungjawaban Keuangan Pertanggungjawaban keuangan yang sesuai ketentuan

    4. Pengumpulan Data dan Informasi Ancaman dan Gangguan Keamanan Kawasan Hutan dan Hasil Hutan

    Data dan informasi ancaman dan gangguan keamanan kawasan hutan dan hasil hutan yang dikelola dengan baik

    5. Operasi Pengamanan Kawasan Hutan

    Optimalisasi pelaksanaan kegiatan Operasi Pemulihan Keamanan Kawasan Hutan

    6. Operasi Penyelamatan SDA Optimalisasi operasi Penyelamatan Sumber Daya Alam Hutan dan Hasil Hutan

    7. Operasi Pengaman Kawasan Hutan di DAS Citarum

    Optimalisasi operasi Pengamanan Kawasan Hutan di DAS Citarum

    8. Pengumpulan Data dan Informasi Peredaran Hasill Hutan Illegal

    Optimalisasi pengumpulan Data dan Informasi Peredaran Hasill Hutan Illegal

    9. Operasi Pembalakan Liar Optimalisasi operasi Pembalakan Liar

    10. Operasi Tumbuhan dan Satwa Liar

    Optimalisasi operasi Tumbuhan dan Satwa Liar

    11. Dukungan Teknis Pencegahan dan Pengamanan Hutan

    Pengadaan Peralatan dan Mesin terlaksana sesuai dengan ketentuan

    12. Dukungan Teknis Pencegahan dan Pengamanan Hutan

    Pengadaan Seragam Lapangan Dit. PPH terlaksana sesuai dengan ketentuan

    13. Dukungan Teknis Pencegahan dan Pengamanan Hutan

    Pengadaan Seragam Polhut dan SPORC terlaksana sesuai dengan ketentuan

    14. Dukungan Teknis Pencegahan dan Pengamanan Hutan

    Fasilitasi Penertiban dan Pengurusan Senjata Api Lingkup Dit. PPH terlaksana sesuai dengan ketentuan

    15. Dukungan Teknis Pencegahan dan Pengamanan Hutan

    Pengadaan Senjata Api Polhut terlaksana sesuai dengan ketentuan

    16. Dukungan Teknis Pencegahan dan Pengamanan Hutan

    Pengadaan Amunisi Senjata Api terlaksana sesuai dengan ketentuan

  • 21

    BAB VII PENUTUP

    Dengan adanya desain Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP),

    diharapkan dapat meminimalisir berbagai macam bentuk risiko akibat

    dilaksanakannya kegiatan, baik risiko finansial maupun teknis.

    Dalam melaksanakan SPIP tersebut, komitmen dari semua pihak di dalam

    organisasi mulai dari level pimpinan sampai dengan level staf sangat diperlukan,

    sehingga tujuan organisasi dapat tercapai dengan baik. Kondisi dan budaya kerja

    harus diciptakan dengan kondusif untuk mendukung pelaksanaan SPIP.

    Semoga desain SPIP ini dapat bermanfaat bagi manajemen organisasi dan

    dapat digunakan sebagai acuan dalam pengendalian intern lingkup Direktorat

    Pencegahan dan Pengamanan Hutan Direktorat Jenderal Penegakan Hukum

    Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

  • LAMPIRAN