desain dan evaluasi sistem pengendalian manajemen …

28
DESAIN DAN EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI (Studi Kasus Pada Perusahaan Rambut Palsu Hls dikota Semarang) RIZKI SOFIA LUTFIANI [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Desain Dan Evaluasi pada Perusahaan Rambut Palsu HLS Kota Semarang, terutama dalam Sistem Pengendalian Manajemen dalam meningkatkan produksi. Desain Dan Evaluasi merupakan konsep pengelolaan perusahaan yang berdasarkan pada tiga elemen, yaitu : sistem pengendalian manajemen, target capaian kerja karyawan produksi dan efektivitas. Data yang digunakan adalah data target dan capaian kerja karyawan bagian produksi Perusahaan Rambut Palsu HLS Kota Semarang yang bersumber dari Target Produksi Perusahaan Rambut Palsu HLS Kota Semarang tahun 2018 dengan menggunakan rasio sistem pengendalian manajemen, target capaian kerja karyawan produksi dan efektivitas. Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder dengan metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa Perusahaan Rambut Palsu HLS Kota Semarang, khususnya dibidang target produksi dan capaian kinerja karyawan produksi tahun 2018 belum dapat dikategorikan baik. Ditinjau dari segi target capaian produksi “capaian produksi dibawah target” dengan angka 379 pcs perbulan. Untuk kreteria capaian, dikategorikan “capaian produksi” karena rasionya diatas 466 pcs perbulan. Sedangkan dari sudut efektifitasnya dapat dikategorikan “sangat efektif”. Dari rasio ini dapat disimpulkan, peningkatan target kerja karyawan bagian produksi Perusahaan Rambut Palsu HLS Kota Semarang belum sepenuhnya didukung secara financial pengendalian manajemen produksi. Kata Kunci :Desain Dan Evaluasi Sistem Pengendalian Manajemen, HLS, Target dan Capaian Produksi. 1. Latar Belakang Penelitian Suatu sistem pengendalian manajemen telah didesain maka selanjutnya dilakukan perbandingan-perbandingan dengan memberikan laporan penilaian kinerja dalam waktu yang berbeda untuk mengetahui keberhasilan upaya yang telah dilakukan, ini merupakan evaluasi sistem pengendalian manajemen. Pengambilan tindakan korektif dan mengubah rencana bila perlu adalah tindak lanjut evaluasi tersebut. (Gunawan, 2014)

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

19 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DESAIN DAN EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN …

DESAIN DAN EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI

(Studi Kasus Pada Perusahaan Rambut Palsu Hls dikota Semarang)

RIZKI SOFIA LUTFIANI

[email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Desain Dan Evaluasi pada

Perusahaan Rambut Palsu HLS Kota Semarang, terutama dalam Sistem

Pengendalian Manajemen dalam meningkatkan produksi. Desain Dan Evaluasi

merupakan konsep pengelolaan perusahaan yang berdasarkan pada tiga elemen,

yaitu : sistem pengendalian manajemen, target capaian kerja karyawan produksi

dan efektivitas. Data yang digunakan adalah data target dan capaian kerja

karyawan bagian produksi Perusahaan Rambut Palsu HLS Kota Semarang yang

bersumber dari Target Produksi Perusahaan Rambut Palsu HLS Kota Semarang

tahun 2018 dengan menggunakan rasio sistem pengendalian manajemen, target

capaian kerja karyawan produksi dan efektivitas.

Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data primer dan

sekunder dengan metode kualitatif.

Hasil penelitian menunjukan bahwa Perusahaan Rambut Palsu HLS Kota

Semarang, khususnya dibidang target produksi dan capaian kinerja karyawan

produksi tahun 2018 belum dapat dikategorikan baik. Ditinjau dari segi target

capaian produksi “capaian produksi dibawah target” dengan angka 379 pcs

perbulan. Untuk kreteria capaian, dikategorikan “capaian produksi” karena

rasionya diatas 466 pcs perbulan. Sedangkan dari sudut efektifitasnya dapat

dikategorikan “sangat efektif”. Dari rasio ini dapat disimpulkan, peningkatan

target kerja karyawan bagian produksi Perusahaan Rambut Palsu HLS Kota

Semarang belum sepenuhnya didukung secara financial pengendalian manajemen

produksi.

Kata Kunci :Desain Dan Evaluasi Sistem Pengendalian Manajemen, HLS,

Target dan Capaian Produksi.

1. Latar Belakang Penelitian

Suatu sistem pengendalian manajemen telah didesain maka selanjutnya dilakukan

perbandingan-perbandingan dengan memberikan laporan penilaian kinerja dalam waktu

yang berbeda untuk mengetahui keberhasilan upaya yang telah dilakukan, ini merupakan

evaluasi sistem pengendalian manajemen. Pengambilan tindakan korektif dan mengubah

rencana bila perlu adalah tindak lanjut evaluasi tersebut. (Gunawan, 2014)

Page 2: DESAIN DAN EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN …

Perusahaan rambut palsu merupakan salah satu industri yang cukup berperan

dalam mendukung pembangunan nasional (RPJP) 2005-2015 karena industri ini

mempunyai karakteristik padat karya dengan orientasi ekspor, sehingga dapat menyerap

tenaga kerja cukup besar dan perolehan devisa bagi negara. Nilai ekspor rambut palsu

pada tahun 2007 mencapai nilai US $ 31.949.000. Hal ini justru meningkat sepanjang

tahun 2008 dengan volume penjualan mencapai nilai ekspor berkisar US $ 37.784.000

nilai ekspor ini terus meningkat pada tahun 2009 hal ini ditunjukan dari data ekspor yang

telah menembus angka US $ 53.084.000. Perkembangan industri rambut palsu mengalami

beberapa kendala, diantaranya adalah terbatanya ketersediaan bahan baku berkualitas

ekspor di dalam negeri, seperti bahan baku rambut alami maupun sintetis. Selain itu

sedikitnya penyerapan produk industri tersebut oleh pasar dalam negeri

(www.lppslh.or.id)

PT HLS Starwig bergerak pada bidang perusahaan manufaktur yang mengolah

bahan mentah rambut sintetis menjadi barang jadi rambut palsu (wig) , PT HLS Starwig

memulai produksi pertama kalinya pada 17 Agustus 2004 mulai membuka peluang bagi

masyarakat untuk turut serta merekrutnya menjadi staff dan karyawan untuk bekerjasama

dalam proses pembuatan rambut palsu yang berkualitas. Sistem pengendalian manajemen

yang dihadapi perusahaan pada bidang produksi seperti penundaan pekerjaan akibat

pembatasan akses ke ruangan membutuhkan persetujuan atasan; perilaku negatif seperti:

tertekan dengan pekerjaan, konflik, frustrasi dan resistensi; permintaan pembeli (buyer)

dari luar negeri yang terlalu pendek waktunya.

Sunardi dan Djazuli, 2015 menyatakan bahwa tidak semua perusahaan siap

menghadapi kondisi ini, hanya perusahaan yang didukung dengan desain sistem

pengendalian manajemen yang baik yang siap menghadapi MEA 2015. Perusahaan juga

harus melakukan evaluasi desain sistem pengendalian manajemen (SPM) yang selama ini

telah berjalan. Majed, 2013 menemukan bahwa Sistem Pengendalian Manajemen

mempengaruhi kinerja perusahaan yang dicapai.

Hakim, 2012 menekankan bahwa melalui sistem pengendalian manajemen,

keseluruhan kegiatan utama (produksi) menjadikan perusahaan sebagai institusi pencipta

kekayaan yang dapat dilaksanakan secara terstruktur, terkoordimasi, terjadwal dan

terpadu, sehingga menjanjikan tujuan perusahaan tercapai serta kekayaan bertambah

dalam jumlah yang memadai.

Penelitian tersebut lebih banyak mengkaji pengaruh sistem pengendalian

manajemen terhadap kinerja perusahaan, sedangkan penelitian ini akan lebih

menitikberatkan pada desain dan evaluasi sistem pengendalian manajemen untuk

meningkatkan kinerja karyawan, bagian produksi Perusahaan Rambut palsu “HLS”

dikota Semarang

Penelitian terdahulu lebih banyak mengkaji pengaruh sistem pengendalian

manajemen terhadap kinerja perusahaan, sedangkan penelitian ini akan lebih

menitikberatkan pada desain dan evaluasi sistem pengendalian manajemen untuk

meningkatkan kinerja karyawan bagian produksi pada Perusahaan Rambut palsu “HLS”

di kota Semarang. Topik penelitian ini diajukan untuk mengisi celah penelitian terdahulu

Page 3: DESAIN DAN EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN …

atau untuk melengkapi penelitian terkait desain dan evaluasi sistem pengendalian

manajemen.

Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar belakang penelitian diatas rumusan masalah nya sebagai

berikut:

1. Bagaimana desain sistem pengendalian manajemen pada perusahaan rambut palsu

HLS di kota Semarang?

2. Bagaimana penerapan desain sistem pengendalian manajemen pada perusahaan

rambut palsu HLS di kota Semarang?

3. Bagaimana evaluasi sistem pengendalian manajemen untuk meningkatkan produksi

perusahaan rambut palsu HLS di kota Semarang?

2. Deskripsi Kasus Dan Telaah Pustaka

Kajian Kasus Khusus

Berdasarkan pengamatan dibagian produksi menunjukan terjadinya keluhan apa

yang diinginkan atasan (manager produksi) terhadap produksi dan apa yang terjadi pada

produksi. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan belum mempunyai atau belum

menerapkan secara konsisten desain dan evaluasi sistem pengendalian manajemen.

Gambar 1

Formulasi Permasalahan Kasus

Produksi PT HLS STARWIG

Kepemimpinan Sistem

Pengendalian Manajemen Produksi

PT HLS STARWIG Semarang

Desain Sistem Pengendalian

Manajemen Produksi PT HLS

STARWIG

Penerapan Desain Sistem

Pengendalian Manajemen Produksi

PT HLS STARWIG

Penerapan Evaluasi sistem

pengendalian manajemen produksi

PT HLS STARWIG

Page 4: DESAIN DAN EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN …

Keterangan :

1. Produksi PT HLS STARWIG bergerak dibidang manufaktur proses pembuatan

rambut palsu untuk diexpor sesuai permintaan pesanan dari buyer

2. kepemimpinan sistem pengendalian manajemen produksi PT HLS STARWIG

untuk mengangkat permasalahan desain dan evaluasi sistem pengendalian

manajemen produksi yang mengalami keluhan apa yang diinginkan atasan

(manager produksi) terhadap produksi dan apa yang terjadi pada produksi. Hal ini

mengindikasikan bahwa perusahaan belum mempunyai atau belum menerapkan

secara konsisten desain dan evaluasi sistem pengendalian manajemen.

3. Desain sistem pengendalian manajemen produksi PT HLS STARWIG dengan

lingkungan bisnis yang dihadapi oleh organisasi. Kesesuaian suatu sistem dengan

lingkungan tempat sistem tersebut digunakan akan menjadikan sistem tersebut

efektif untuk menjalankan bisnis dilingkungan tersebut.

4. Penerapan desain sistem pengendalian manajemen PT HLS STARWIG didalam

mendesain sistem pengendalian manajemen memiliki karakteristik lingkungan

bisnis yang dimasuki oleh organisasi merupakan dasar untuk mendesain sistem

tersebut dengan pendekatan kontingensi.

5. Penerapan evaluasi sistem pengendalian manajemen produksi PT HLS

STARWIG, dengan melakukan beberapa observasi mengenai pengendalian

manajemen yang umumnya dihadapi ketika mendesain dan meningkatkan sistem

pengendalian manajemen, keinginan perusahaan yang harus dilakukan oleh

produksi menentukan apa yang diinginkan dan perusahan menilai apa yang

mungkin akan terjadi.

2.2 Telaah Pustaka

1. Pengertian Sistem Pengendalian Manajemen

Perusahaan ibarat manusia yang perlu makan, bekerja dan istirahat secara

teratur serta terkendali. Demikian juga untuk mencapai kinerja optimal,

perusahaan harus terorganisasi dengan baik, memiliki visi dan misi, memiliki

daya pengendalianmanajemen serta mempunyai pengetahuan untuk membantu

orang agar dapat menciptakan kondisi yang kondusif bagi proses pengambilan

keputusan yang tepat. Salah satu pcngetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan

tentang sistem pengendalian manajemen. (Sukarno, 2002) menyatakan bahwa

sistem pengendalian manajemen dapat dikatakan sebagai pengetahuan teoritis-

praktis dan dapat pula dikategorikan sebagai bagian dari pengetahuan perilaku

terapan. Dikatakan pengetahuan teoritispraktis, karena akan lebih mudah

mencerna kalau dalam mempelajarinya senantiasa membayangkan dan

mengaitkannya dengan perilaku manusia dalam kehidupan organisasi/perusahaan.

Page 5: DESAIN DAN EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN …

STRATEGI

STRUKTUR ORGANISAS

I

PENGENDALIAN MANAJEMEN

MANAJEMEN SUMBER

DAYA

BUDAYA

KINERJA

Dikatagorikan sebagai bagian dari pengetahuan perilaku terapan, karena pada

dasarnya sistem ini berisi tuntunan mengenai cara mengendalikan perusahaan

dengan baik.

Sistem Pengendalian Manajemen (SPM) adalah suatu konsep yang terdiri

dari beberapa unsur yang digunakan untuk mencapai berbagai tujuan (Majed ,

2013).

Sistem pengendalian manajemen sebagai suatu proses dimana para manajer

mempengaruhi anggota organisasi lainnya untuk mengimplementasi

strategiorganisasi, terkait dengan kegiatan pengendalian manajemen, (Anthony

dan Govindarajan,2005) juga menjelaskan kegiatan-kegiatan pengendalian

manajemen, yaitu: merencanakan apa yang seharusnya dilakukan oleh organisasi,

mengkoordinasikan kegiatan dari beberapa organisasi, mengkomunikasikan

informasi,mengevaluasi informasi,memutuskan tindakanapa yang seharusnya

diambil,mempengaruhi orang-orang untuk mengubahperilaku.

Gambar implementasi Sistem Pengendalian Manajemen (Halim,2009)

seperti berikut ini:

Gambar2

Kerangka Kerja Implementasi Strategi

Sumber: Anthony dan Govindoraja, Management Control System, 8 th Ed, (Chicago: Irwin, 1995), Hal 9

Keterangan gambar:

Alat untuk ,mengimplementasikan strategi. Sistem pengendalian manajemen

adalah alat untuk mencapai tujuan perusahaan sesuai dengan strategi yang telah

ditetapkan. Jadi pengendalian manajemen memfokuskan pada pelaksanaan

strategi. Pengendalian manajemen hanya salah satu cara bagi manusia untuk

menerapkan strategi yang diinginkan. Strategi yang dapat diterapkan selain

Page 6: DESAIN DAN EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN …

pengendalian manajemen adalah melalui pendekatan struktur organisasi,

manajemen sumber daya dan budaya.

Proses pengendalian manajemen melibatkan hubungan antara atasan-

bawahan. Pengendalian dilakukan dari tingkat atas hingga bawah, seperti ilustrasi

dibawah ini :

Proses ini meliputi tiga aktivitas :

1. Komunikasi, komunikasi dimaksudkan agar bawahan bertindak secara

efektif, mereka harus tahu apa yang diharapkan dari mereka.

2. Motivasi, Bawahan harus diberi motivasi untuk menyelesaikan tugasnya.

3. Evaluasi, efisiensi atau efektifitasnya seorang bawahan melakukan

tugasnya harus dievaluasi terlebih dahulu oleh manajer.

Sistem pengendalian manajemen adalah suatu alat pengumpulan data untuk

membantu dan mengkoordinasikan pembuatan keputusan dalam organisasi.

Dalam pendekatan kovesional para manajer dan akuntan menerapkan sistem

pengendalian manajemen melalui perincian teknis pengolahan data, atau

pelaporan keuangan eksternal, menekankan pada kepatuhan terhadap aspek-aspek

hukum yang berlaku, atau pendeteksian kecurangan. Dalamperkembanganterakhir

diperlukan perluasan fokus dari sistemtersebut. (Samryn, 2012).Sistem

pengendalian manajemen adalah suatu rangkaian tindakan dan aktivitas yang

terjadi diseluruh kegiatan organisasi yang berjalan secara terus-menerus.

Pengendalian manajemen bukanlah suatu sistem terpisah dalam suatu organisasi,

melainkan harus dianggap sebagai bagian penting dari setiap sistem yang dipakai

manajemen untuk mengatur dan mengarahkan kegiatannya.

Tujuan Sistem Pengendalian Manajemen(Sumarsan, 2013) Tujuan

perancangan suatu sistem pengendalian manajemen adalah :

1. Diperolehnya keandalan dan integritas informasi

2. Kepatuhan terhadap rencana, prosedur, peraturan, dan ketentuan yang

berlaku.

3. Melindungi harta perusahaan.

4. Pencapaian kegiatan yang ekonomis dan efisien .

Pengendalian manajemen adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh badan

pengawas organisasi, pimpinan utama (manajemen), dan pegawai lainnya yang

dirancang untuk memberikan keyakinan yang memadai tentang pencapaian tujuan

dalam kategori berikut: efektivitas dan efisiensi kegiatan, Keterandalan pelaporan

keuangan, Ketaatan pada peraturan dan ketentuan yang berlaku.

Sistem pengendalian manajemen yang digunakan menggunakan mekanisme

governance (tata kelola) yaitu perusahaan melaksanakan perencanaan,

Page 7: DESAIN DAN EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN …

penganggaran, pengukuran kinerja yang disesuaikan dengan tujuan perusahaan

yang akan dicapai (Porporato, 2006).

Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa setiap keputusan

untuk sistem pengendalian manajemen akan memerlukan perencanaan yang

seksama. Hal ini disebabkan sistem pengendalian manajemen tersebut akan

memerlukan pengumpulan data untuk mengkoordinasi pembuatan keputusan

dalam organisasi, keterandalan informasi, ketaatan pada peraturan dan ketentuan

yang berlaku pada perusahan.

Proses Pengendalian Formal (Halim,2009) pada dasarnya meliputi tahapan-

tahapan tertentu yang secara terus-menerus bekerja dari tahun ke tahun. Tahap ini

dimulai dengan penentuan tujuan perusahaan dan strategi untuk mencapai tujuan

tersebut. Rencana strategik (Strategic Plan) disiapkan untuk

mengimplementasikan strategi tersebut , dan semua informasi yang tersedia

digunakan untuk memebuat rencana ini. Strategic Plan kemudian diubah menjadi

anggaran tahunan yang difokuskan pada perencanaan pendapatan dan biaya untuk

pusat-pusat pertanggung jawaban secara individual. Pusat-pusat pertanggung

jawaban juga diatur dengan sejumlah rules (peraturan) dan informasi lainnya.

Pusat pertanggung jawaban kemudian beroperasi melakukan kegiatan, dan hasil

kegiatan tersebut diukur dan dilaporkan. Hasil sesungguhnya kemudian

dibandingkan dengan rencana untuk menentukan keberhasilan pusat pertanggung

jawaban ini dalam melakukan tugasnya. Jika pusat pertanggung jawaban itu

berhasil , maka umpan balik berupa hadiah atau penghargaan akan diberikan

kepada pusat pertanggungjawaban. Tetapi jika tidak berhasil, maka umpan balik

digunakan untuk melakukan perbaikan pada pusat pertanggungjawaban tersebut,

dan perbaikan yang memungkinkan terhadap rencana. Proses pengendalian formal

tersebut apabila digambarkan dalam bentuk skema (Halim,2009) seperti berikut :

Page 8: DESAIN DAN EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN …

Gambar 3

Proses Pengendalian Formal

Sumber: Abdul Halim, (2009: 59)

2. Desain Dan Evaluasi Sistem Pengendalian Manajemen

Proses mendesain dan meningkatkan SPM memperhatikan dua

pertanyaan dasar (Kenneth A. Merchant & Wim A. Van der Stede, 2015) :

Apa yang diinginkan dan Apa yang mungkin terjadi.Ketika "apa yang

mungkin terjadi" berbeda dengan apa yang diinginkan maka berlanjut pada

kedua pertanyaan berikut:

1. Pengendalian apa yang seharusnya digunakan

2. Seberapa ketat pengendalian harus diaplikasikan

Tujuan dan Strategi

Perencanaan Strategik

Penyusunan anggaran

Kinerja Pusat Pertanggungjawaba

n

Laporan Rencana

Versus Aktual

Kinerja yang

Memuaskan

Peraturan (Rules) Informasi Lainnya

Revisi Revisi

Tindakan koreksi

Pengukuran

Umpan Balik

Reward

(umpan balik)

Komunikasi

Tidak

Ya

Page 9: DESAIN DAN EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN …

1. Pilihan Pengendalian

Setiap jenis pengendalian SPM tidak sama efektifnya dalam

menyelesaikan setiap permasalahan manajemen. Suatu permasalahan bisa

jadi diselesaikan dengan satu jenis pengendalian atau kombinasi beberapa

jenis pengendalian, dapat dipertimbangkan cost and benefitnya. Alternatif

pengendalian yang mahal harus diikuti dengan nilai tambah yang lebih

besar bagi perusahaan, seperti berikut ini :

1. Pengendalian Personel/Kultural sebagai Sebuah Pertimbangan Awal

Pengendalian personel layak menjadi alternatif pertama untuk

dipertimbangkan karena memiliki dampak kerugian yang lebih sedikit dan

biaya yang relatif lebih rendah.

2. Keunggulan dan Kelemahan Pengendalian Tindakan. Keunggulan

Pengendalian Tindakan yang pertama dan paling signifikan adalah

bahwapengendalian tindakan merupakan bentuk pengendalian yang paling

tepat/langsung ke sasaran. Ketika suatu tindakan dilakukan dengan benar

dari awal ketika dimulai (misal pengambilan keputusan investasi), maka

pengendalian tindakan merupakan pengendalian yang terbaik karena

pengendalian tersebut langsung menuju tepat ke tindakan. Artinya, ketika

pengendalian tindakan sudah mencukupi maka tidak perlu lagi memantau

hasilnya. Kedua, pengendalian tindakan cenderung menuju pada

pendokumentasian (dalam bentuk kebijakan dan prosedur) mengenai

tindakan-tindakan apa yang terbaik bagi perusahaan. Dengan begitu,

ketika pegawai datang dan pergi, pengetahuan tentang tindakan yang

terbaik bagi perusahaan tidak akan hilang.

3. Keunggulan dan Kelemahan Pengendalian Hasil. Keunggulan

pengendalian hasil yang pertama adalah, feasibility. Pengendalian hasil

dapat menjadi pengendalian yang efektif bahkan ketika pengendalian

tindakan kurang berjalan dengan baik. Kedua, ketika diberikan ruang

otonomi kepada karyawan, kreativitas cenderung meningkat. Pelaksanaan

pekerjaan dapat memberikan hasil yang lebih baik daripada menggunakan

suatu standar pekerjaan tertentu saja. Ketiga, biayanya relatif lebih murah

dari pada pengendalian tindakan. Kelemahan pengendalian hasil yang

pertama adalah, hasil yang diberikan kadang kurang sempurna untuk

mengindikasikan apakah tindakan yang baik sudah dilakukan karena hasil

tersebut tidak memenuhi syarat pengukuran yang baik. Kedua,

keterampilan karyawan kadang memiliki risiko dan pada pengendalian

hasil risiko tersebut dibebankan pada karyawan. Ketiga, target kinerja

yang merupakan bagian dari sistem pengendalian hasil (misal target

Page 10: DESAIN DAN EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN …

anggaran) biasanya tidak mampu memenuhi semua fungsi pengendalian

(terdapat dua fungsi penting pengendalian yaitu motivaiton to achieve dan

coordination). Terakhir, beberapa karyawan kurang suka dengan otonomi

dalam bekerja. Hal ini dikarenakan mereka kurang menikmati

tanggungjawab yang diberikan atau risiko yang dibebankan kepada

mereka. Untuk mengatasinya, karyawan diberikan pilihan untuk bekerja

sesuai keterampilan dan ambisinya.

2. Pemilihan Ketatnya Pengendalian

Keputusan mengenai apa pengendalian harus diaplikasikan lebih ketat atau

longgar tergantung pada jawaban dari pertanyaan :

1. Apakah manfaat potensial dari pengendalian ketat?

2. Berapa biayanya?

3. Mungkinkah ada efek samping yang merugikan?

3. Beradaptasi Terhadap Perubahan

Banyak perusahaan menekankan pada satu bentuk pengendalian

manajemen pada satu waktu tertentu, tetapi seringkali mengubah penekanan ke

bentuk lain karena kebutuhan, kemampuan dan lingkungan yang berubah.

4. Tetap Fokus pada Perilaku

Analisis pengendalian manajemen sulit karena manfaat dan efek sampingnya

tergantung pada bagaimana karyawan akan bereaksi terhadap pengendalian yang

sedang digunakan. Perilaku tiap orang dapat berbeda dan unik sehingga sulit

dianalisis. Perbedaan ini yang membuat implementasi SPM menjadi menanatang

dan penting untuk menekankan bahwa tidak ada satu pun bentuk pengendalian

yang optimal pada semua jenis keadaan. Manfaat pengendalian manajemen hanya

berasal dari pengaruhnya terhadap perilaku.

5. Mempertahankan Pengendalian yang Baik

Penyebab kegagalan pengendalian:

1. Pemahaman yang tidak sempurna mengenai penentuan dan/atau pengaruh

pengendalian manajemen

2. Kecenderungan manajemen untuk menunda implementasi pengendalian

manajemen untuk mengerjakan permintaan bisnis lain yang dianggap lebih

penting dan utama. Penundaan implementasi juga dapat disebabkan gaya

personal manajer dalam memimpin perusahaan, karena tidak mau

beradaptasi dengan lingkungan yang berubah.

Desain sistem perencanaan dan pengendalian manajemen terdapat dua

pendekatan (Sunardi dan Abidjazuli, 2015), yaitu:

Page 11: DESAIN DAN EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN …

1). Pendekatan Kontijensi

Pendekatan kontijensi merupakan suatu pendekatan yang

menggunakan kondisi lingkungan bisnis Pendesainan sistem berangkat

dari penentuan karakteristik lingkungan bisnis yang akan dimasuki oleh

perusahaan. Lingkungan bisnis ibarat suatu teritorial, yang untuk

menjelajahinya diperlukan suatu peta. Peta yang menggambarkan

lingkungan bisnis yang dimasuki oleh perusahaan disebut paradigma.

Berdasarkan paradigma ini, kita mendesain sistem-suatu alat yang kita

gunakan untuk mengorganisasikan berbagai sumber daya untuk

mewujudkan tujuan sistem. Pendekatan kontijensi akan menyadarkan

karyawan tentang pentingnya pengamatan tren (trendwatching) terhadap

lingkungan bisnis untuk memungkinkan dilakukannya pembaruan

terhadap paradigma karyawan dan perbaikan berkelanjutan terhadap

desain Sistem Pengendalian Manjemen. Pendekatan kontijensi sangat

efektif untuk menghadapi lingkungan bisnis. Dengan pendekatan

kontijensi, Sistem Pengendalian Manajemen didesain sesuai dengan

lingkungan bisnis yang dimasukan oleh perusahaan. Pendesainan struktur

Sistem Pengendalian Manajemen diarahkan untuk menghasilkan

organisasi yang sesuai untuk memasuki era teknologi informasi (cross-

fundactional organization, boundaryless organization, pemberdayaan

karyawan. Pendesainan proses sistem pengendalian manajemen ditujukan

untuk memotivasi karyawan dalam melakukan perbaikan berkelanjutan

terhadap sistem yang digunakan untuk menghasilkan nilai bagi pelanggan.

Perumusan strategi ditujukan ke pemilihan startegi untuk menghasilkan

nilai bagi pelanggan.

Perencanaan strategik dengan balanced scorecard ditujukan untuk

menghasilkan rencana strategik komprehensif, koheren, terukur, dan

berimbang. Penyusunan program ditunjukan untuk menghasilkan rencana

laba jangka panjang yang menjanjikan pelipatgandaan kinerja keuangan

berkesinambungan. Penyusunan anggaran dengan berdasarkan aktivitas

pengimplementasian anggaran dengan aktivitas manajemen, dan

pemantauan dengan biaya berbasis aktivitas ditujukan untuk memfokuskan

rencan laba jangka pendek, pengimplementasian dan pemantauan atas

pengimplementasian rencana diarahkan ke pemuasan kebutuhan

pelanggan. Semua sistem yang didesain untuk melakukan proses SPM

difokuskan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan, digunakan untuk

memotivasi karyawan dalam melakukan perbaikan berkelanjutan terhadap

sistem, dimanfaatkan untuk mengintegrasikan proses layanan kepada

pelanggan, dan ditunjukan untuk melipatgandakan kinerja keuangan

Page 12: DESAIN DAN EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN …

berkesinambungan. Kedua pendekatan modal manusia, dalam lingkungan

bisnis kompetitif, sumber daya yang mampu menjadikan perusahaan

unggul (distinct) dalam persaingan adalah modal manusia, yaitu

kemampuan dalam menerapkan pengetahuan. Oleh karena itu, keahlian

yang dituntut dari designer SPM adalah kemampuan mendesain sistem

pengendalian manajemen yang dapat menempatkan perusahaan pada

posisi kompetitif melalui pendekatan ini.

Dengan demikian, dalam pendesainan sistem pengendalian manajemen,

struktur sistem dan proses sistem harus didesain sedemikian rupa agar

dapat melepaskan dan memusatkan seluruh potensi modal manusia

keperwujudan visi perusahaan. Pendekatan modal manusia menjanjikan

meningkatkan kemampuan perusahaan dalam melipatgandakan kekayaan.

Dalam mendesain Sistem Pengendalian Manajemen dengan pendekatan

Modal manusia, dapat ditempuh dengan 2 cara, yaitu (1). melalui

penggunaan paradigma karyawan untuk melandasi pendesainan Sistem

Pengendalian Manajemen, bahwa organisasi pada dasarnya merupakan

kumpulan orang yang memiliki kompetensi yang berbeda-beda, yang

saling tergantung satu dengan lainnya, yang berusaha untuk mewujudkan

kepentingan bersama, dengan memanfaatkan berbagai sumber daya.

Dalam mewujudkan visinya, organisasi akan efektif jika modal

manusianya memiliki paradigma yang mencerminkan kondisi lingkungan

yang dimasuki oleh organisasi tersebut, dan melalui

2). Pendekatan Human Capital Leverage

Pendekatan ini melalui pengembangan managerial skill dalam

pengelolaan sisi bayangan organisasi. Sistem Pengendalian Manajemen

merupakan sisitem formal untuk merencanakan berbagai kegiatan

perwujudan visi organisasi melalui misi yang telah dipilih, dan untuk

mengimplementasikan dan memantau pelaksanaan rencana kegiatan

tersebut. Untuk menjalankan sistem formal tersebut diperlukan tiga macam

managerial skill (Mulyadi , 2007:21):

(1) keterampilan dalam pengelolaan proses bisnis dan

organisasi melalui sistem formal,

(2) keterampilan dalam mengelola perubahan melalui sistem

formal, dan

(3) keterampilan dalam mengelola sisi bayangan organisasi

3. Kinerja Karyawan

Kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance yang

berarti prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang.

Page 13: DESAIN DAN EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN …

Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas

yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan fungsinya sesuai dengan

tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Performance atau kinerja merupakan hasil atau keluaran dari suatu proses

(Nurlaila, 2010:71). Menurut pendekatan perilaku dalam manajemen, kinerja

adalah kuantitas atau kualitas sesuatu yang dihasilkan atau jasa yang diberikan

oleh seseorang yang melakukan pekerjaan (Luthans, 2005:165).

Kinerja merupakan prestasi kerja, yaitu perbandingan antara hasil kerja

dengan standar yangditetapkan (Dessler, 2000:41). Kinerja adalah hasil kerja baik

secara kualitas maupun kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam

melaksanakan tugas sesuai tanggung jawab yang diberikan (Mangkunagara,

2002:22).

Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan

selama periode tertentu dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai

kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang

telah ditentukan terlebih dahulu telah disepakati bersama (Rivai dan Basri,

2005:50).

Sedangkan Mathis dan Jackson (2006:65) menyatakan bahwa kinerja pada

dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan pegawai. Manajemen

kinerja adalah keseluruhan kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja

perusahaan atau organisasi, termasuk kinerja masing-masing individu dan

kelompok kerja di perusahaan tersebut.

Kinerja merupakan hasil kerja dari tingkah laku (Amstrong, 1999:15).

Pengertian kinerja ini mengaitkan antara hasil kerja dengan tingkah laku. Sebgai

tingkah laku, kinerja merupakan aktivitas manusia yang diarahkan pada

pelaksanaan tugas organisasi yang dibebankan kepadanya.

3.1.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

1. Efektifitas dan efisiensi

Bila suatu tujuan tertentu akhirnya bisa dicapai, kita boleh mengatakan

bahwa kegiatan tersebut efektif tetapi apabila akibat-akibat yang tidak

dicari kegiatan menilai yang penting dari hasil yang dicapai sehingga

mengakibatkan kepuasan walaupun efektif dinamakan tidak efesien.

Sebaliknya, bila akibat yang dicari-cari tidak penting atau remeh maka

kegiatan tersebut efesien (Prawirosentono, 1999:27).

2. Otoritas (wewenang)

Otoritas menurut adalah sifat dari suatu komunikasi atau perintah

dalam suatu organisasi formal yang dimiliki seorang anggota organisasi

Page 14: DESAIN DAN EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN …

kepada anggota yang lain untuk melakukan suatu kegiatan kerja sesuai

dengan kontribusinya (Prawirosentono, 1999:27). Perintah tersebut

mengatakan apa yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dalam

organisasi tersebut.

3. Disiplin

Disiplin adalah taat kepda hukum dan peraturan yang berlaku

(Prawirosentono, 1999:27). Jadi, disiplin karyawan adalah kegiatan

karyawan yang bersangkutan dalam menghormati perjanjian kerja dengan

organisasi dimana dia bekerja.

4. Inisiatif

Inisiatif yaitu berkaitan dengan daya pikir dan kreatifitas dalam

membentuk ide untuk merencanakan sesuatu yang berkaitan dengan tujuan

organisasi.

3.2.Karakteristik Kinerja Karyawan

Karakteristik orang yang mempunyai kinerja tinggi adalah sebagai berikut

(Mangkunegara, 2002:68):

1. Memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi.

2. Berani mengambil dan menanggung resiko yang dihadapi.

3. Memiliki tujuan yang realistis.

4. Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi

tujuannya.

5. Memanfaatkan umpan balik (feed back) yang konkrit dalam seluruh

kegiatan kerja yang dilakukannya.

6. Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah

diprogramkan.

3.3.Indikator Kinerja Karyawan

Indikator untuk mengukur kinerja karyawan secara individu ada enam indikator,

yaitu (Robbins, 2006:260):

1. Kualitas. Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas

pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap

keterampilan dan kemampuan karyawan.

2. Kuantitas. Merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah

seperti jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan.

Page 15: DESAIN DAN EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN …

3. Ketepatan waktu. Merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada awal

waktu yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output

serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain.

4. Efektivitas. Merupakan tingkat penggunaan sumber daya organisasi

(tenaga, uang, teknologi, bahan baku) dimaksimalkan dengan maksud

menaikkan hasil dari setiap unit dalam penggunaan sumber daya.

5. Kemandirian. Merupakan tingkat seorang karyawan yang nantinya akan

dapat menjalankan fungsi kerjanya Komitmen kerja. Merupakan suatu

tingkat dimana karyawan mempunyai komitmen kerja dengan instansi dan

tanggung jawab karyawan terhadap

3. Metode Penelitian

3.1 Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif

menurut Sugiyono (2015) desain penelitian kualitatif akan menghasilkan data deskriptif

berupa kata-kata terulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Sedangkan lingkup yang diteliti meliputi kinerja produksi pada PT.HLS STARWIG

Bergas Semarang.

3.2 Prosedur Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini dilakukan

pengumpulan data dengan beberapa metode.

Untuk data primer, metode pengumpulan data yang digunakan diantaranya:

1. Wawancara, yaitu dengan melakukan wawancara menggunakan alat rekam dan

daftar pertanyaan langsung ke PT. HLS STARWIG Bergas, Semarang,

khususnya manajer dan supervisior produksi yang menangani Sistem

Pengendalian Manajemen pada PT HLS STARWIG Bergas Semarang.

2. Studi Kepustakaan, yaitu dengan menelaah bahan-bahan pustaka seperti buku-

buku yang memuat teori-teori, karya ilmiah dan bahan lain yang relevan dengan

penelitian.

3.3.Teknik Analisis

Analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara

mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan

sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari,

dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain,

Page 16: DESAIN DAN EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN …

(Sugiyono, 2015). Komponen dalam analisis data menurut Sugiyono (2015), yaitu:

Reduksi Data, Penyajian Data, penyimpulan data, pengujian keabsahan data

4. Hasil Penelitian Dan Pembahasan

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1. Desain Sistem Pengendalian Manajemen Produksi

Desain sistem pengendalian manajemen produksi yang telah digunakan

untuk memenuhi kebutuhan PT HLS STARWIG. “ Berdasarkan data dari

Perusahaan PT HLS STARWIG manajer produksi dalam menjalankan sistem

pengendalian manajemen mempunyai tujuan tertulis berupa buku panduan

seperti buku proses produksi pembuatan rambut palsu(Book daeyang)

merupakan buku panduan kerja tertulis yang bertujuan untuk arahan jalannya

proses produksi dari bahan mentah hingga diolah menjadi barang jadi yaitu

sebuah rambut palsu (wig).

Sesuai dengan tujuan bagian produksi yaitu pencapaian target yang telah

direncanakanselaras dengan tujuan karyawan bagian produksi seperti halnya

dengan target yang di tentukan oleh perusahaan dalam target setiap bagian

proses produksi untuk karyawan bisa target sesuai target yang direncanakan

pihak manajemen perusahaan.

Partisipasi karyawan produksi pada pihak perusahaan ini ditandai

dengan adanya target yang ditentukan oleh perusahaan karyawan tersebut

bisa target dalam satu hari dan bahkan melebihi target yang ditentukan.

Kreativitas, inovasi dan adaptasi salah satu penerapan perusahaan untuk

karyawan bagaian produksi karena hal ini kreativitas diperlukan untuk

menentukan target produksi yang ditentukan pihak mannajemen produksi agar

tercapai, inovasi diperlukan untuk memonitor pola piker karyawan karena

setiap karyawan produksi mempunya pola pikir masing-masing dalam

menjalankan proses bekerja jika inovasi diberikan dari pihak manajemen

untuk karyawan produksi setidaknya memberikan gambaran mengenai

keadaan perusahaan.

Berdasarkan data dari perusahaan PT HLS STARWIG supervisior

produksiKurangnya implementasi dalam peraturan kinerja mengakibatkan

tidak stabilnya dalam bagian produksi hal tersebut seperti target yang

ditentukan oleh pihak manajemen perusahaan yang tidak melihat kapasitas

tenaga kerja karyawan bagian produksi.

Pengendalian tindakan dapat mengurangi pengaruh negative pada

karyawan yang lebih mandiri dan kreatif hal tersebut mempengaruhi karyawan

untuk keluar dari perusahaan.

Page 17: DESAIN DAN EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN …

Pengendalian personel diberikan untuk karyawan bagian produksi karena

untuk memahami apa yang diperlukan dalam peran utama seperti motivasi jika

target yang diberikan oleh pihak perusahaan ada insentif tambahan dari pihak

perusahaan hal tersebut mampu bekerja dengan baik tanpa penguatan

tambahan dari perusahaan.

Pemilihan dan penempatan dilakukan oleh setiap atasan setiap bagian

produksi (Banjang) karena memudahkan setiap jalannya proses produksi pada

bagian tersebut. Pemilihan karyawan bagian produksi berdasarkan skill atau

kemahiran dalam bekerja, sedangkan penempatannya berdasarkan

pengalaman kerja.

Pelatihan diberikan kepada karyawan baru bagian produksi setiap

hari oleh pihak manajemen perusahaan untuk karyawan yang masa kerja

masih dibawah 1 (satu) bulan (Spv produksi). Pelatihan ini untuk tenaga kerja

yang belum mempunyai skill atau kemahiran setiap bagian produksi seperti

setiap bagian bantu, bagian proses produksi, dan bagian transfer. Pelatihan ini

juga dapat menunjukan karyawan bagian produksi yang belum mahir sampai

yang mahir.

Berdasarkan data Perusahaan PT HLS STARWIG manajer produksi,

mendapat pasokan bahan baku langsung dari Negara Korea, sehinggabahan

baku yang dipasok sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan dan tepat waktu.

Hal tersebut mengurangi keterlambatan dalam bekerja dalam proses

produksipada perusahaan PT HLS STARWIG.

Berdasarkan data dari perusahaan PT HLS STARWIG Proses

produksi perusahaan harus ditunjang dengan kecukupan energi atausumber

daya yang diperlukan. Sumber daya energi perusahaan diperlukan

adanyasumber daya seperti air dari PDAM untuk proses produksi, listrik dari

PLN dan Generatol listrik dll hal tersebut mempermudah untuk jalannya

proses produksi bahan mentah hingga proses menjadi rambut palsu (wig).

4.1.2. Penerapan Desain Sistem Pengendalian Manajemen Produksi

Hasil penelitian terkait penerapan sistem pengendalian manajemen akan

dibahas melalui gambaran umum bagian produksi kemudian dilanjutkan mengenai

desain dan evaluasi sistem pengendalian manajemen pada PT HLS STARWIG

Semarang, yang disajikan pada tabel 1

Berdasarkan tabel 2 perhitungan data target produksi dan capaian kerja

karyawan bagiaan produksi PT HLS STARWIG kebijakan perusahaan menetapkan setiap

mesin untuk membuat 15 pcs per hari dan jumlah hari kerja setiap bulan 26 hari dengan

catatan setiap hari sabtu setengah hari kerja karyawan bagian produksi.

Berdasarkan perhitungan data PT HLS STARWIG dari sekelompok pekerja

sejumlah 25 orang pencapaian target tertinggi 466 pcs dan terendah 395 pcs dengan jam

Page 18: DESAIN DAN EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN …

kerja normal 216 jam dalam satu bulan para pekerja melebihi target yang ditentukan

perusahaan. Hal ini dikarenakan mereka mempunyai skill pada tingkat sangat mahir.

Skill mahir ini dapat dicapai

setelah bekerja selama tidak kurang lima tahun, sehingga mereka bekerja dengan cepat,

tepat dan

sedikit

kesalahan dalam bekerja. Dengan demikian hasil produksinya sesuai dengan kualitas

yang ditetapkan perusahaan serta tidak ada hasil produksinya yang ditolak (reject) pihak

pusat.

Sementara itu, terdapat karyawan bagian produksi yang tidak mencapai target

yang ditetapkan oleh perusahaan. Data disajikan pada tabel 2

Berdasarkan tabel 3 perhitungan data target produksi dan capaian kerja karyawan

bagiaan produksi dibawah target PT HLS STARWIG kebijakan perusahaan

menetapkan setiap mesin untuk membuat 15 pcs per hari dan jumlah hari kerja setiap

bulan 26 hari dengan catatan setiap hari sabtu setengah hari kerja karyawan bagian

produksi.

Berdasarkan perhitungan data PT HLS STARWIG dari sekelompok pekerja

sejumlah 25 orang pencapaian target tertinggi 379 pcs dan terendah 200 pcs dengan jam

kerja normal 216 jam dalam satu bulan. Para pekerja dibawah target yang ditentukan

perusahaan. Hal ini dikarenakan mereka mempunyai skill pada tingkat yang rendah.

Skill rendah ini dikarenakan mereka masih bekerja antara satu-dua tahun. Sehingga

mereka masih perlu pelatihan dan pengalaman kerja lebih lama untuk mencapai skill

yang lebih tinggi dan mencapai target produksi yang ditentukan oleh perusahaan.

Dari data tersebut diatas menunjukan perusahaan memerlukan pengendalian

hasil produksinya salah satu kelebihan melakukan pengendalian hasil oleh

perusahaan adalah sebagai berikut:

1. pengendalian hasil dapat menjadi pengendalian yang efektif bahkan ketika

kurangnya pengetahuan mengenai tindakan yang diinginkan.

2. Perilaku Karyawan produksi dapat dipengaruhi bahkan ketika karyawan

memperoleh skill tingkat mahir

3. Pengendalian hasil dapat dilakukan melalui dengan pengukuran kinerja ini

digunakan karena berhubungan langsung dengan pengendalian manajemen

produksi.

4. Mengoptimalkan sejumlah target kinerja sebagai bagian dari sitem pengendalian

hasil

5. Pemilihan karyawan pada pekerjaan yang sesuai dengan ketrampilan dan ambisi

mereka merupakan bentuk pengendalian personel untuk mengurangi masalah

Pencapaian Tertiggi 466

Pencapaian Terendah 395

Rata-rata jam kerja perbulan 216 jam kerja mesin

Pencapaian Tertiggi 379

Pencapaian Terendah 200

Rata-rata jam kerja perbulan 216 jam kerja mesin

Page 19: DESAIN DAN EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN …

4.1.3.Evaluasi Sistem Pengendalian Manajemen Produksi

Data Desain Sistem Pengendaian Manajemen tersebut diatas dapat

dievaluasi seperti tabel 3

Berdasarkan tabel 3 bahwa jenis pengendalian dan permasalahan pengendalian

melalui pengendalian hasil berkaitan dengan akuntabilitas hasil pada perusahaan

mengalami kurangnya pengendalian dan masalah motivasi dari pihak manajemen.

Pengendalian tindakan melalui pembatasan sikap pengendalian tersebut mempunyai

permasalahan pada kurangnya pengendalian serta masalah motivasi. Pengendalian

tindakan melalui tinjauan pratindak tidak ada permasalahan dalam pengendalian.

Pengendalian tindakan melalui akuntabilitas tindakan mempunyai permasalahan

pengendalian seperti kurangnya pengendalian, masalah motivasi dan keterbatasan

personel. Pengendalian tindakan melalui redundasi adanya permasalahan pengendalian

seperti kurangnya pengendalian dan masalah motivasi. Pengendalian personel atau

kultur melalui pemilihan dan penempatan, pelatihan, keterbatasan sumber daya,

penciptaaan kultur perusahaan yang kuat, imbalan berbasis kelompok dengan

memberikan insentif kepada karyawan produksi yang mempunyai skill tidak ada

permasalahan pada pengendalian manajemen produksi.

Analisis hasil dari penelitian mengenai evaluasi sistem pengendalian manajemen

produksi adalah manfaat potensial pengendalian manajemen produksi. Beban dalam

mengimplementasikan penerapan sistem pengendalian manajemen produksi, dan efek

samping yang merugikan.

Manfaat potensial sistem pengendalian manajemen produksi yang ketat juga

cenderung lebih tinggi ketika kinerjanya buruk, masih terdapat karyawan bagian

produksi yang bekerja dibawah target. Berkenan dengan gaya manajemen PT HLS

STARWIG, manajer produksi yang mengatakan, Jika karyawan mengerjakan dengan

baik, maka karyawan akan memiliki kebebasan lebih dibandingkan dengan sebagian

karyawan lain dari perusahaan yang sama. Namun, pengendalian itu akan menjadi

sangat ketat ketika suatu unit memiliki kinerja dibawah standar .

Menurut Manajer Produksi PT HLS menghadapi beban

dalammengimplementasikan pengendalian Pengendalian jika diimplementasikan

dalam bentuk yang ketat biayanya menjadi mahal. Seperti, misalnya dalam bentuk

pengendalian tindakan, dapat menyita banyak waktu top manajemen. Pengendalian

hasil yang ketat membutuhkan studi yang ekstensif untuk mengumpulkan standar

kinerja yang bermanfaat, atau mungkin mereka memerlukan sistem informasi yang

canggih untuk mengumpulkan dan menganalisis seluruh data kinerja yang dibutuhkan.

Page 20: DESAIN DAN EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN …

Ada efek samping yang merugikan Semua kondisi yang perlu dapat menjadi

pengendalian yang fisibel, seperti pengetahuan / skill mengenai bagaimana membuat

rambut palsu. Pengendalian yang berhubungan dengan hasil akhir yang diinginkan,

bilamana tidak tersedia, maka efek samping yang merugikan kemungkinan akan

terjadi. Jika pengendalian tersebut diimplementasikan, maka, khususnya,

pengendalian diimplementasikan dengan cara yang ketat

1) Data dan fakta (hasil wawancara) tersebut diatas maka desain dan evaluasi sistem

pengendalian manajemen pada bagian produksi dapat disajikan secara ringkas

seperti gambar 2. Proses berawal ketika detektor mencari informasi tentang aktivitas.

Detektor ini dapat berupa sistem informasi baik formal maupun informal, yang

menyediakan informasi kepada pimpinan mengenai apa yang terjadi di dalam suatu

aktivitas.

2) Setelah informasi diperoleh, aktivitas yang terekam didalamnya dibandingkan

dengan aktual dengan target berupa kriteria mengenai apa yang seharusnya

dilaksanakan dan seberapa jauh perlunya pembenaran.

3) Proses perbaikan dilaksanakan oleh efektor, sehingga penyimpangan-penyimpangan

diubah agar kegiatan kembali mengikuti target yang telah ditetapkan.

4) Begitulah Proses Pengendalian Manajemen, dinamis dan berkelanjutan

Tidak ada desain sistem yang baik atau yang buruk; yang ada adalah apakah

suatu desain sistem pas (fit) dengan lingkungan bisnis yang dihadapi oleh organisasi.

Kesesuaian (fitness) suatu sistem dengan lingkungan tempat sistem tersebut digunakan

akan menjadikan sistem tersebut efektif untuk menjalankan bisnis di lingkungan

tersebut. Oleh karena itu, didalam mendisain sistem pengendalian manajemen,

karakteristik lingkungan bisnis yang dimasuki oleh organisasi merupakan dasar untuk

mendesain sistem tersebut. Pendekatan penyusunan sistem seperti itu disebut dengan

Contingency Approach .(Kenneth A. Merchant & Wim A. Van der Stede, 2017)

Untuk menjalankan Sistem PengendalianManajemen yang telah didesain dan

dievaluasi, pimpinan dan manajerperusahaan perlu memiliki kemampuan untuk

(Erlinda Muslim, 2018) :

1) menciptakan bisnis

2) merancang organisasi yang secara efektif memberikan layanan bagi bisnis yang

telah dipilih

3) mengembangkan sekelompok manajer dan leader yang mengkoordinasikan dan

memudahkan pelaksanaan proses bisnis dan proses organisasi.

(Erlinda Muslim, 2018) mendalamkan lagi bahwa Pengelolaan Perubahan untuk

menjalankan SPM, manajer perlu memiliki kemampuan untuk memicu dan mengelola

inovasi dan perubahan. 3 pertanyaan yang relevan diajukan adalah :

1) apa yang perlu kita lakukan untuk menjadikan bisnis lebih baik?.

2) bagaimana kita dapat membuat organisasi melayani bisnis lebih efektif

?.

3) bagaimana kita meningkatkan manajemen dan leadership dalam

organisasi?

Pengelolaan Sisi Bayangan Organisasi : Sisi bayang suatu organisasi adalah

faktor-faktor yang berdampak positif dan negatif terhadap produktivitas dan kualitas

Page 21: DESAIN DAN EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN …

kehidupan kerja organisasi secara substantif dan sistematik, namun tidak dapat

dijumpai di dalam bagan organisasi atau di dalam pedoman organisasi serta tidak

dibicarakan dalam forum resmi organisasi.

1) Sisi Bayangan SPM

2) Sisi Bayangan Manusia

3) Sisi Bayangan Sistem Sosial

4) Sisi Bayangan Politik Organisasi

5) Kultur Organisasi.

4.2 Pembahasan

(Sunardi danAbid Djazuli, 2015) menyatakan perusahaan harus melakukan

desain dan evaluasi terhadap Sistem Pengendalian Manajemen yang selama ini telah

berjalan agar dapat menganggap MEA ini sebagai tantangan tetapi dilain pihak juga

sebuah peluang kita untuk memajukan perekonomian Indonesia. (Gani Abdel Majed,

2013)menyebutkan Sistem Pengendalian Manajemen diterapkan secara konsisten akan

berdampak pada perbaikan kinerja perusahaan sebagaimana yang diharapkan.

(Ayu Purnama, 2013) menegaskan Penerapan sistem pengendalian manajemen

yang efektif memerlukan campur tangan pimpinan perusahaan karena karyawan bekerja

sebagaimana yang diinstruksikan pemimpinnya. Hal ini dapat menjadikan karyawan

bekerja merasa nyaman, sehingga berpeluang kinerja karyawan akan meningkat.

(Lukmanul Hakim, 2012) meyakinkan Pendesainan sistem pengendalian manajemen,

keseluruhan kegiatan utama untuk menjadikan perusahaan sebagai institusi pencipta

kekayaan. Perusahaan, dengan demikian, dapat melaksanakan sistem pengendalian

manajemen, yang telah didesain, secara terstruktur, terkoordimasi, terjadwal dan

terpadu. Hal ini pada dapat juga membuka peluang bagi karyawan untuk memperbaiki

dana tau meningkatkan kinerjanya.

Temuan-temuan peneliti sebelumnya menunjukan bahwa sistem pengendalian

manajemen selayaknya didesain dan dievaluasi dengan seksama, sehingga tujuan

strategis perusahaan yang akan dicapai dapat dikendalikan dengan baik dan dapat untuk

mengatasi masalah atau kendala yang akan dihadapi dalam operasi bisnisnya. Penelitian

ini terdapat keselarasan dengan hasil penelitian (Sunardi danAbid Djazuli, 2015 dan

Lukmanul Hakim, 2012) yaitu membahas mengenai desain dan evaluasi sistem

pengendalian manajemen walaupun dalam pendekatan yang berbeda.

Sistem pengendalian manajemen memegang peranan penting untuk dapat

mendorong efektifitas kinerja karyawan dalam mencapai tujuan badan usaha. Desain

dan evaluasi sistem pengendalian manajemen memegang peranan penting terhadap

pembentukan kinerja karyawan agar dapat mencapai tujuan badan usaha dengan cara

yang yang diinginkan oleh manajemen.

Sistem pengendalian manajemen itu penting karena dalam suatu kegiatan

pastinya dimulai dari perencanaan supaya tujuan perusahaan dapat terwujud atau

tercapai. Perusahaan mewujudkan tujuan tersebut harus ada desain sistem pengendalian

manajemen agar perusahaan yang dikelola, dan tujuan perusahaan yang akan menjadi

pedoman pengendalian manajemen sehingga hasil akhir pun dapat dicapai, secara

efektif dan efesien. Desain sistem pengendalian manajemen yang sesuai kebutuhan

Page 22: DESAIN DAN EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN …

bisnis perusahaan dimaksudkan untuk menjamin apa yang sudah dilakukan sesuai

dengan apa yang sudah direncanakan.

Evaluasi SPM bertujuan lebih mendalami, memperjelas, atau memantapkan

sasaran audit sementara yang diperoleh pada survey pendahuluan menjadi sasaran audit

yang pasti (Firm Audit Objective/FAO), yang berguna pada tahap pengujian substantif

atau audit rinci. Evaluasi yang mendalam dan membutuhkan anggaran yang bersar

maka perlu mempunyai:

(1) PAO (Potensial Audit Objective) merupakan pernyataan tujuan-tujuan

audit secara umum seperti ketaatan, efektifitas dan efisiensi.

(2) TAO (Tentative Audit Objective) merupakanPAO menjadi lebih rinci dan

untuk kepentingan pengujian substantif dan evaluasi dengan cara melakukan

seleksi, menentukan prioritas.

(3) FAO (Firm Audit Objective), merupakan sasaran audit yang

pastiberdasarkan TAO sebagai dasar menentukan arah, sifat, luas (Scope),

dan lamanya pengujian substantif. oleh karena itu perlu dipastikan melalui

tahapan pengujian SPM ini.

5. SIMPULAN DAN SARAN

5 . 1 . SIMPULAN

Hasil penelitian pada bab sebelumnya dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Desain Sistem Pengendalian Manajemen produksi dapat dikatakan baik jika telah

memenuhi sistem pengendalian manajemen yang sesuai kebutuhan bisnis

perusahaan untuk menjamin apa yang sudah dilakukan dan apa yang sudah

direncanakan. Berdasarkan data desain sistem pengendalian manajemen produksi

tahun 2017-2018, maka desain sistem pengendaliana manajemen bagian produksi

pada PT HLS STARWIG kota Semarang belum berjalan dengan baik, karena

sistem pengendaliana manajemen bagian produksi masuk dalam kriteria “tidak

efektif” serta dari segi nilai efesiensinya “cukup efesiensi” serta efektivitasnya

dikreteria sangat efektifitas.

2. Penerapan Desain Sistem Pengendalian Manajemen Produksi yang masih belum

memadai serta capaian kerja karyawan bagian produksi yang belum sesuai,

dibawah target secara tidak langsung berdampak dengan kondisi kinerja bagian

produksi.

3. Evaluasi Sistem Pengendalian Manajemen produksi PT HLS STARWIG Kota

Semarang yang didapat dari supervisior bagian produksi belum sesuai dengan

yang diharapkan manajer bagian produksi. Pemberian imbalan berbasis kelompok

(insentif) merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dalam upaya

meningkatkan target produksi.

5.2. SARAN

Berdasarkan simpulan diatas, maka dapat memberikan saran bagi PT HLS

STARWIG Kota Semarang yang dapat bermanfaat dimasa yang akan datang, yaitu:

Page 23: DESAIN DAN EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN …

1. Desain Sistem Pengendalian Manajemen produksi untuk PT HLS STARWIG

Kota Semarang sebaiknya dapat diberikan secara tepat memotivasi produksi

dari pihak manajemen, supaya target produksi dan capaian kerja karyawan

bagian produksi PT HLS STARWIG Kota Semarang dapat berjalan dengan

baik.

2. Penerapan Desain Sistem Pengendalian Manajemen Produksi PT HLS

STARWIG Kota Semarang khususnya manajer bagian produksi mengadakan

rapat pagi setiap satu minggu sekali kepada karyawan bagian produksi

sebelum jam kerja dimulai untuk membahas target dan capaian kinerja

karyawan dan pemberian insentif kepada karyawan skill mahir yang mencapai

target dan melebihi target yang ditentukan manajer produksi dengan jam kerja

sesui standar operasional kerja. Sehingga apa yang diharapkan manajemen

produksi dapat terwujud , termasuk dalam proses capaian target karyawan

produksi dan pemberian insentif karyawan bagian produksi yang optimal,

demi mewujudkan suksesnya sistem pengendalian manajemen dalam

meningkatkan kinerja karyawan bagian produksi.

3. PT HLS STARWIG Kota Semarang melakukan evaluasi sistem pengendalian

manajemen produksi tentang capain target yang direncanakan manajer

4. produksi, agar capaian kerja karyawan dapat terealisasi dengan baik.

Perlu adanya aturan tentang target produksi dan capaian kinerja karyawan

bagian produksi PT HLS STARWIG Kota Semarang untuk lebih efektif.

Daftar Pustaka

Abdul Halim, 2009 . Sistem Pengendalian Manajemen, UPP STIM YKPN, Yogyakarta.

Amstrong, Mischael, 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia. Terjemahan Sofyan

dan Haryanto. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta.

Anthony dan Govindarajan,(2005) Sistem Pengendalian Manajemen, Salemba Empat

Jakarta.

Ayu Purnama (2013) Peranan Gaya Kepemimpinan dan Sistem Pengendalian

Manajemen terhadap Loyalitas Karyawan di Perusahaan Keluarga PT SUS

SURABAYA, Jurnal ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2

Dessler, (2000) Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Terjemahan, Penerbit. PT.

Prenhallindo, Jakarta.

Edy Sukarno, (2002) Sistem Pengendalian Manajemen: Suatu Pendekatan Praktis.

Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Efferin dan Hartono, (2012) Management Control and Leadership Style in Family

Business”. 3rd GAOC conference, 14-17 July Sunway University, Malaysia.

Page 24: DESAIN DAN EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN …

Gani Abdel Majed (2013) Pengaruh Sistem Pengendalian Manajemen Dan

Implementasi Manajemen Kualitas Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi

Empiris Pada Perusahaan Konstruksi Di Kota Padang), Jurnal Akuntansi, Vol.1

No.3

Kenneth A. Merchant & Wim A. Van der Stede, 2014. Sistem Pengendalian

Manajemen, Jakarta, Salemba Empat

Lukmanul Hakim, 2012. Kerangka Konseptual Pendesainan Sistem Pengendalian

Manajemen, Volume 3 Nomor 2, November 2012 Jurnal Ilmu Manajemen dan

Akuntansi Terapan (JIMAT)

Luthans, F. 2005. Organizational Behavior. New York: McGraw-hill.

Mangkunegara, Anwar Prabu . 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Remaja

Rosdakarya. Bandung

Mathis, R.L. & J.H. Jackson. 2006. Human Resource Management: Manajemen

Sumber Daya Manusia. Terjemahan Dian Angelia. Jakarta: Salemba Empat.

Mulyadi, 2007, Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen – Sistem

Pelipatgandaan Kinerja Perusahaan. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Nurlaila, 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia I. Penerbit LepKhair.

Porporato Marcell., 2006 “Impact of Management Control Systems’ Intensity ofUse

on Joint Venture’s Performance : an Empirical Assessment”, Journal of

Management Control System. Vol 21: p. 512-562

Prawirosentono, Suryadi. 1999. Kebijakan Kinerja Karyawan. Yogyakarta: BPFE.

Riset Pengembangan Industri Rambut Palsu-LPPSLH (2014) (www.lppslh.or.id)

Rivai, Vethzal & Basri. 2005. Peformance Appraisal: Sistem yang tepat untuk

Menilai Kinerja Karyawan dan Meningkatkan Daya Saing Perusahan. Jakarta:

PT. RajaGrafindo Persada.

Robbins, Stephen P., 1996. Perilaku Organisasi Jilid II, Alih Bahasa

HadayanaPujaatmaka, Jakarta, Prenhalindo.

Robbins, Stephen P., 2006. Perilaku Organisasi, PT Indeks, Kelompok Gramedia,

Jakarta.

Samryn, (2012), Akuntansi Manajemen Informasi Biaya untuk. Mengendalikan

Aktivitas Operasi dan Investasi. Edisi Pertama. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Sumarsan, (2013), Perpajakan Indonesia, Vol.3 Jakarta. PT.Indeks

Page 25: DESAIN DAN EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN …

Sunardi dan Abidjazuli, 2015. Evaluasi Desain Sytem Perencanaan dan Pengendalian

Manajemen Untuk Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean Tahun 2015, Jurnal

Manajemen dan Bisnis volume 19, Nomor 1, hlm 113-124.

Yesika Gunawan dkk, (2014), Pengaruh Pengendalian Sistem Akuntansi Manajemen

Terhadap Manajemen Kualitas Proses Pada Perusahaan Manufaktur Bersekala

Besar di Kota Palembang. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi : STIE Multi Data

Palembang

Lampiran

Tabel 1

Data Target Produksi dan Capaian Kerja Karyawan Bagian Produksi

PT HLS STARWIG di Semarang

Januari 2018

No Mesin Target Produksi Capaian Insentive Total Jam Kerja

1 390 422 32 229

2 390 410 20 229

3 390 432 42 226

4 390 429 39 229

5 390 442 52 229

6 390 400 10 229

7 390 403 13 229

8 390 395 5 214

9 390 400 10 226

10 390 466 76 229

11 390 406 16 229

12 390 410 20 229

13 390 398 8 229

14 390 415 25 229

15 390 422 32 220

16 390 430 40 229

17 390 444 54 226

18 390 445 55 226

19 390 448 58 226

20 390 437 47 22

21 390 400 10 198

Page 26: DESAIN DAN EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN …

No Mesin Target Produksi Capaian Insentive Total Jam Kerja

22 390 399 9 205

23 390 457 67 216

24 390 411 21 220

25 390 415 25 229

Sumber : Data Primer yang diolah PT HLS STARWIG Kota Semarang, 2018

Tabel 2

Data Produksi dan Capaian Kerja Karyawan Bagian Produksi dibawah Target

PT HLS STARWIG di Semarang

Januari 2018

No Mesin Target Produksi Capaian Insentive Total Jam Kerja

1 390 298 -92 229

2 390 285 -105 229

3 390 288 -102 226

4 390 364 -26 229

5 390 292 -98 229

6 390 278 -112 229

7 390 318 -72 229

8 390 253 -137 214

9 390 379 -11 226

10 390 306 -84 229

11 390 290 -100 229

12 390 290 -100 229

13 390 317 -73 229

14 390 326 -64 229

15 390 268 -122 220

16 390 200 -190 229

17 390 255 -135 226

18 390 243 -147 226

19 390 347 -43 226

20 390 300 -90 22

21 390 288 -102 198

22 390 285 -105 205

23 390 299 -91 216

Page 27: DESAIN DAN EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN …

No Mesin Target Produksi Capaian Insentive Total Jam Kerja

24 390 268 -122 220

25 390 272 -118 229

Sumber : Data Primer yang diolah 2018

Tabel 3

Jenis Pengendalian Dan Permasalahan Pengendalian

Sumber data primer yang diolah, 2018

Gambar 4

Desain dan Evaluasi Sistem Pengendalian Manajemen

Bagian Produksi PT HLS STARWIG Semarang

Jenis pengendalian Kurangnya

pengendalian

Masalah

Motivasi

Keterbatasan

Personel

Pengendalian hasil

Akuntabilitas hasil x X

Pengendalian tindakan

Pembatasan sikap x x

Tinjauan pratindak

Akuntabilitas tindakan x x x

Redundasi x x

Pengendalian personel / kultur

Pemilihan dan penempatan „-

Pelatihan

Ketersediaan sumber daya

Penciptaan kultur perusahaan yang kuat

Imbalan berbasis kelompok

Page 28: DESAIN DAN EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN …

Sum

ber :

Data

Prim

er

yang

diola

h, PT

HLS

STA

RWI

G

Semarang 2018

Perangkat Pengendalian PerbandinganAktual dengantarget(1) (selector:

Pengendalian hasil)

Detektor:Pengend

alian tindakan (2) Efektor: Pengendalian personel / kultur (3)

Obyek Pengendalian:

Bagian Produksi