desa siaga by reg 3

27

Click here to load reader

Upload: rista-nta-vega

Post on 04-Jul-2015

643 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Desa Siaga by Reg 3

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Desa siaga adalah sebuah desa yang memiliki kesiapan sumber daya dan kemam-

puan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan (bencana dan

kegawatdaruratan kesehatan) secara mandiri. (KEPMENKES NO 564/MENKES/SK/

VIII/2006). Sebuah desa dikatakan menjadi desa siaga apabila desa tersebut telah

memiliki sekurang-kurangnya sebuah Pos Kesehatan Desa (PKD/Poskesdes). Salah

satu bentuk pembinaannya yaitu menumbuhkan perilaku hidup bersih dan sehat

pada setiap tatanan dalm masyarakat.

Pengembangan Desa Siaga penting untuk dilakasanakan karena Desa Siaga meru-

pakan basis bagi Indonesia sehat 2010. Pengembangan Desa Siaga dilaksanakan den-

gan pendekatan penggerakan dan pengorganisasian masyarakat agar kelestariannya

lebih terjamin. Untuk keberhasilan pengembangan Desa Siaga, puskesmas dan

jaringannya, rumah sakit dan Dinkes Kabupaten / Kota perlu direvitalisasi. Berbagai

pihak yang bertangung jawab untuk pengembangan Desa Siaga (stakeholders) di-

harapkan dapat berperan optimal sesuai tugasnya, agar pengembangan Desa Siaga

berhasil.

Sebagaimana diketahui, secara elementer komponen dari manajemen adalah 3 P,

yaitu P1 - Perencanaan (terdiri atas Persiapan, Pembentukan Tim, Penyusunan Pe-

doman, Penerbitan Peraturan Perundang-undangan, Penganggaran. dan Iain-Iain).

P2 - Penggerakan Pelaksanaan (terdiri atas Pemilihan Desa, Pengadaan SDM, Pen-

gadaan Sarana, Pelaksanaan Kegiatan). dan P3 - Pemantauan, Pengawasan dan Peni-

laian. Kesemuanya itu harus tertampung sebagai tugas/peran dari jajaran kesehatan

dan pemangku kepentingan lainnya yang terkait (sesuai dengan kewenangan menu-

rut Otonomi Daerah). Dengan demikian, maka pelaksanaan konsep dan kebijakan

Desa Siaga akan berjalan dengan sukses.

B. Tujuan

1. Tujuan umum

a. Mengupayakan derajat kesehatan yang lebih baik.

b. Menjaga kualitas pelayanan dan pemahaman tentang Desa Siaga.

1

DESA SIAGA

Page 2: Desa Siaga by Reg 3

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

C. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan desa siaga ?

2. Bagaimana langkah pengembangan desa siaga ?

3. Apa saja sasaran dan kriteria dari desa siaga ?

4. Siapa sajakah yang berperan dalam pengembangan desa siaga ?

D. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan dan penyusunan makalah Desa Siaga ini terdiri dari beberapa bagian

BAB, yaitu :

1. BAB I Pendahuluan berisi tentang latar belakang dan tujuan pembuatan makalah ini

serta sistematika penulisan.

2. BAB II Pembahasan mengenai Desa Siaga, definisi, tujuan, sasaran pengembangan Desa

Siaga, kriteria indikator keberhasilan desa siaga.

3. BAB III PENUTUP berisi tentang kesimpulan.

4. Daftar Pustaka.

2

DESA SIAGA

Page 3: Desa Siaga by Reg 3

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

BAB II

DESA SIAGA

A. Definisi Desa Siaga

Desa Siaga adalah desa yang memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan

untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan (bencana dan

kegawatdaruratan kesehatan) secara mandiri. (KEPMENKES NO.

564/MENKES/SK/VII/2006).

B. Tujuan Desa Siaga

1. Tujuan Umum:

Terwujudnya desa dengan masyarakat yang sehat, peduli dan tanggap terhadap

masalah-masalah kesehatan (bencana dan kegawat daruratan kesehatan) di

desanya.

2. Tujuan Khusus:

a. Meningkatnya pengetahuan dan kesadearan masyarakat desa tentang

pentingnya kesehatan dan melaksanakan perilaku hidup bersih.

b. Meningkatnya kemampuan dan kemauan masyarakat desa untuk menolong

dirinya sendiri di bidang kesehatan.

c. Meningkatnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat desa terhadap

resiko dan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan (bencana,

wabah penyakit, dan sebagainya ).

d. Meningkatnya kesehatan lingkungan di desa.

C. Sasaran Pengembangan Desa Siaga.

Sasaran pengembangan Desa Siaga adalah:

1. Semua individu dan keluarga di desa yang diharapkan mampu melaksanakan

hidup sehat, peduli dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan di wilayah

desanya.

3

DESA SIAGA

Page 4: Desa Siaga by Reg 3

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

2. Pihak-pihak yang mempunyai pengaruh terhadap perilaku individu dan keluarga

di desa atau dapat menciptakan iklim yang kondusif bagi perubahan perilaku

tersebut yaitu tokoh-tokoh pemerintahan/ masyarakat/ agama/ perempuan/

pemuda, PKK, Karang Taruna, media massa, dan lain-lain.

3. Pihak-pihak yang diharapkan memberikan dukungan kebijakan, peraturan

perundang-undangan, dana, tenaga, sarana, dan lain-lain. Yaitu Kepala Desa,

Camat, Pejabat pemerintahan lainnya, dunia usaha, donatur dan stakeholders

lainnya.

D. Kriteria Desa Siaga

1. Memiliki Pos Kesehatan Desa (poskesdes) sbg UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis

Masyarakat), (dapat dikembangkan dari Pondok Bersalin Desa) yang juga

berfungsi memberikan pelayanan kesehatan dasar.

Poskesdes adalah sarana kesehatan yang dibentuk di desa yang tidak memiliki

akses terhadap Puskesmas/Pustu dalam rangka menyediakan/mendekatkan

pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa. Pelayanannya meliputi upaya-

upaya promotif, preventif, dan kuratif yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan

(bidan, perawat, tenaga gizi dan sanitarian) dengan melibatkan kader atau tenaga

sukarela lainnya.

Sasarannya adalah Ibu, bayi, anak balita, wanita usia subur, usila, dan masyarakat

lainnya.

2. Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM)

UKBM merupakan wahana pemberdayaan masyarakat, yang dibentuk atas dasar

kebutuhan masyarakat, dikelola oleh, dari, untuk dan bersama masyarakat,

dengan bimbingan petugas Puskesmas. lintas sektor dan lembaga terkait lainnya.

UKBM dapat berupa antara lain :

a. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Posyandu merupakan salah satu bentuk

UKBM yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama

masyarakat guna memberikan kemudahan kepada masyarakat, utamanya

dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk menunjang percepatan

penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).

4

DESA SIAGA

Page 5: Desa Siaga by Reg 3

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

b. Posyandu Usila. Posyandu Usila merupakan wahana pelayanan bagi kaum

usia lanjut (usila), yang dilakukan dari, oleh dan untuk kaum usila. Titik berat

pelayanannya pada upaya promotif dan preventif, tanpa mengabaikan upaya

kuratif dan rehabilitatif.

c. Pondok Bersalin Desa (Polindes). Polindes adalah salah satu UKBM yang

dibentuk dalam upaya mendekatkan dan memudahkan masyarakat untuk

memperoleh pelayanan profesional Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta

Keluarga Berencana (KB), yang dikelola oleh Bidan Di Desa (BDD) dan pa-

mong desa.

d. Pos Obat Desa (POD) atau Warung Obat Desa (WOD). POD atau WOD adalah

wahana edukasi dalam rangka alih pengetahuan dan keterampilan tentang

obat dan pengobatan sederhana dari petugas kepada kader dan dari kader

kepada masyarakat, guna memberikan kemudahan dalam memperoleh obat

yang bermutu dan terjangkau. Sasarannya adalah: kelompok masyarakat

yang masih rendah keterjangkauannya dalam hal obat dan pengobatan.

e. Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK). Pos UKK adalah wadah dari

serangkaian upaya pemeliharaan kesehatan pekerja. diselenggarakan oleh

masyarakat pekerja yang memiliki jenis kegiatan usaha yang sama dalam

meningkatkan produktivitas kerja.

f. Saka Bhakti Husada (SBH) . SBH adalah wadah pengembangan minat, penge-

tahuan dan keterampilan di bidang kesehatan bagi generasi muda, khususnya

anggota Gerakan Pramuka, untuk mernbaktikan dirinya kepada masyarakat

di lingkungan sekitar.

g. Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren). Poskestren merupakan wahana

dalam mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat pondok pe-

santren dengan prinsip dari, oleh, dan untuk warga pondok pesantren, yang

mengutamakan pelayanan promotif dan preventif tanpa mengabaikan

pelayanan kuratif dan rehabilitatif.

3. Memiliki sistem surveilans (penyakit, gizi, kesling, & PHBS) berbasis masyarakat

yang berfungsi dengan baik

a. Pengertian

5

DESA SIAGA

Page 6: Desa Siaga by Reg 3

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Surveilans berbasis masyarakat adalah pemantauan yang dilakukan oleh

masyarakat terhadap masalah-masalah kesehatan dan faktor-faktor risiko

yang mempengaruhi atau menyebabkan masalah-masalah tersebut. Peman-

tauan ini dilakukan melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan inter-

pretasi data secara sistematik dan terus menerus.

Selanjutnya hasil pemantauan oleh masyarakat diinformasikan kepada petu-

gas kesehatan atau unit yang bertanggung jawab untuk dapatnya diambil tin-

dakan penanggulangan secara efektif dan efisien. Kegiatan surveilans yang di-

lakukan oleh masyarakat merupakan kegiatan dalam rangka kewaspadaan di-

ni terhadap ancaman muncul atau berkembangnya penyakit/masalah keseha-

tan yang disebabkan antara lain oleh status gizi, kondisi lingkungan dan peri-

laku masyarakat.

Beberapa contoh penyakit dan masalah kesehatan yang sering muncul di ma-

syarakat dan cenderung menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah: dia-

re, demam berdarah dengue, malaria, campak, Infeksi Saluran Pernafasan

Atas (ISPA), dan keracunan makanan. Sedangkan faktor-faktor risikonya

dapat berupa gizi buruk, perilaku yang merugikan kesehatan, dan lingkungan

yang tidak sehat.

b. Tujuan

Secara umum tujuan dari surveilans berbasis masyarakat adalah terciptanya

sistem kewaspadaan dan kesiapsiagaan dini di masyarakat terhadap kemu-

ngkinan terjadinya penyakit dan masalah-masalah kesehatan yang akan men-

gancam dan merugikan masyarakat yang bersangkutan. Sedangkan secara

khusus, surveilans berbasis masyarakat bertujuan agar :

1) Masyarakat mengetahui secara dini tanda-tanda akan timbulnya penyakit

atau masalah-masalah kesehatan lain, dan melaporkannya kepada petugas

kesehatan.

2) Masyarakat mengetahui secara dini tanda-tanda akan timbulnya masalah

lingkungan di wilayahnya sebagai faktor risiko (yaitu misalnya tentang

persediaan air bersih, pembuangan air limbah, jamban, pengelolaan

sampah, dan perumahan yang meliputi ventilasinya, pencahayaannya,

kepadatan huninya, dan Iain-Iain).

6

DESA SIAGA

Page 7: Desa Siaga by Reg 3

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

3) Masyarakat mengetahui secara dini tanda-tanda akan timbulnya masalah

gizi sebagai faktor risiko.

4) Masyarakat mengetahui secara dini berkembangnya perilaku hidup di

kalangan warga yang merugikan kesehatan. baik perorangan, keluarga

maupun masyarakat, sebagai faktor risiko.

c. Kegiatan

Diharapkan masyarakat melaporkan segera kepada petugas kesehatan atau

unit terkait bila ditemukan kasus penyakit, masalah gizi, masalah lingkungan

atau penyimpangan perilaku yang terjadi pada masyarakat di wilayahnya.

Setelah laporan disampaikan oleh masyarakat kepada petugas kesehatan atau

unit terkait, tindakan penanggulangan segera dilakukan oleh yang berwe-

nang. Dalam pelaksanaannya, surveilans berbasis masyarakat dilakukan

melalui kegiatan sebagai berikut:

1) Sosialisasi kepada masyarakat

2) Advokasi kepada pengambil kebijakan

3) Identifikasi kasus laporan dari masyarakat

4) Pengolahan, analisis dan interpretasi data

5) Penyebaran informasi kepada masyarakat dan unit terkait

6) Rekomendasi dan penyampaian alternatif tindak lanjut.

7) Tindak lanjut.

4. Memiliki sistem pelayanan gawat darurat (safe community) berbasis masyarakat

yang berfungsi dengan baik

a. Pengertian

Kesiapsiagaan dan penanggulangan kegawatdaruratan dan bencana berbasis

masyarakat adalah upaya yang dilakukan masyarakat untuk mengantisipasi

terjadinya kegawatdaruratan sehari-hari dan bencana, melalui langkah-

langkah yang tepat guna dan berdaya guna.

b. Tujuan

Secara umum tujuan dari kesiapsiagaan dan penanggulangan keadaan daru-

rat dan bencana adalah masyarakat mampu mengenali, mengurangi, mence-

gah, dan menanggulangi keadaan darurat sehari-hari dan bencana serta fak-

tor-faktor yang dapat menimbulkan keadaan tersebut.7

DESA SIAGA

Page 8: Desa Siaga by Reg 3

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

c. Kegiatan

Titik berat dari konsep kesiapsiagaan masyarakat adalah kegiatan pencega-

han dan promosi kesehatan. Kesiapsiagaan masyarakat harus dilaksanakan

secara berkesinambungan dan saling mendukung antara masyarakat dan

tenaga kesehatan. Masing-masing unsur harus berperan dengan pembagian

tugas sebagai berikut:

1) Masyarakat

a) Mengenali, mengurangi dan mencegah faktor-faktor yang dapat

menimbulkan masalah kesehatan maupun kegawatdaruratan sehari-

hari.

b) Meningkatkan kemampuan mengatasi masalah kesehatan, khususnya

masalah kegawatdaruratan sehari-hari dan bencana.

c) Mengenai kondisi lingkungan di desa/kelurahan. Misal: lokasi sekolah,

lokasi peternakan, dan Iain-Iain.

d) Mengenal kondisi yang dapat menimbulkan masalah kesehatan di

desa/kelurahan. Misal: sampah pasar yang berserakan, saluran air

limbah yang tersumbat, sungai yang tercemar, sumur yang tidak

mempunyai bibir, dan lain-lain.

e) Melakukan kegiatan yang bersifat pencegahan. Misal: pembuatan bibir

sumur, pembuatan jamban keluarga, pembersihan lingkungan, dan

lain-lain.

f) Melakukan kegiatan yang bersifat promosi terhadap kesehatan. Misal:

penyuluhan kebersihan lingkungan, pemanfaatan tanaman obat,

bahaya obat terlarang, membiasakan diri pola hidup sehat dan Iain-

Iain.

g) Peningkatan kemampuan di bidang penanganan kegawatdaruratan

sehari-hari. Misal: pelatihan P3K, penanganan anak sakit, pembuatan

dan pemanfaatan oralit, tata cara perbaikan kualitas air bersih,

sanitasi, pembuangan kotoran, tata cara pencegahan. dan

pemberantasan penyakit, dan lain-lain.

h) Melaporkan masalah kesehatan yang ada kepada petugas kesehatan.

Misal: kematian, kelahiran, kecelakaan, dan Iain-Iain.

2) Tenaga Kesehatan8

DESA SIAGA

Page 9: Desa Siaga by Reg 3

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Dukungan tenaga kesehatan, khususnya Puskesmas, dapat dilakukan

melalui :

a) Penyediaan informasi dan konsultasi kesehatan.

b) Pelatihan Kader.

c) Pelayanan kegawatdaruratan sehari-hari.

d) Upaya pemulihan kesehatan.

e) Pembiayaan Kesehatan Berbasis Masyarakat.

Pengembangan lingkungan yang sehat di desa diarahkan kepada tercip-

tanya lingkungan yang tertata dengan baik. bebas dari pencemaran, se-

hingga menjamin kesehatan bagi warga/masyarakat desa. Adapun aspek-

aspek yang perlu dicakupi dalam rangka pengembangan lingkungan sehat

ini antara Iain adalah sebagai berikut :

a) Perumahan: mengupayakan terciptanya rumah-rumah penduduk yang

sehat (rumah sehat) dengan lingkungan permukiman yang nyaman,

aman. dan sehat.

b) Udara: menjaga agar udara di desa tetap segar dan bersih, bebas dari

polusi udara seperti asap knalpot, asap pabrik, partikel-partikel debu,

dan Iain-Iain.

c) Air menjaga agar mata air, air sungai dan sumber air lain bersih dan

bebas dari polusi seperti buangan limbah pabrik, sampah, pestisida/

pupuk, dan Iain-Iain. Selain itu juga mengupayakan adanya penyediaan

air bersih yang layak minum bagi penduduk desa.

d) Limbah Padat. mengupayakan agar pembuangan sampah rumah

tangga dikelola dengan baik. sehingga tidak mencemari lingkungan,

Demikian juga sampah dari tempat-tempat lain seperti pasar pabrik,

dan Iain-Iain.

e) Limbah Cair. mengupayakan agar limbah cair dari rumah tangga,

pabrik. dan pusat-pusat kegiatan lain dikelola dengan baik, sehingga

tidak mencemari lingkungan.

f) Tempat Umum: mengupayakan agar tempat-tempat umum seperti

pasar, terminal, sekolah, dan lain-lain memenuhi syarat-syarat kese-

hatan serta dikelola dengan baik dan benar.

9

DESA SIAGA

Page 10: Desa Siaga by Reg 3

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

5. Memiliki sistem pembiayaan kesehatan berbasis masyarakat (mandiri dalam

pembiayaan kesehatan)

Secara umum terdapat dua bentuk sumber pendanaan dari masyarakat yang da-

pat digali untuk digunakan dalam peningkatan upaya kesehatan, yaitu dana

masyarakat yang bersifat aktif dan dana masyarakat yang bersifat pasif.

a. Dana Masyarakat yang Bersifat Aktif

Dana masyarakat yang bersifat aktif adalah dana yang secara khusus digali

atau dikumpulkan oleh masyarakat yang digunakan untuk membiayai upaya

kesehatan. Sering disebut dengan Dana Sehat.

Dana Sehat merupakan suatu upaya dari, oleh, dan untuk masyarakat yang

diselenggarakan berdasarkan azas gotong-royong dan bertujuan untuk

meningkatkan taraf kesehatan anggotanya, melalui usaha perhimpunan dana

secara praupaya guna menjamin pemeliharaan kesehatan. Berbagai cara

pengumpulan dana masyarakat yang bersifat aktif antara lain : luran,

Sumbangan, Jimpitan, Arisan, Penyisihan hasil usaha.

Contoh: Tabulin, Arisan Jamban Keluarga, Dasolin, Artamas, Dana Sehat

Kelompok Usaha Bersama.

b. Dana Masyarakat Yang Bersifat Pasif

Dana masyarakat yang bersifat pasif adalah pemanfaatan dana yang sudah

ada di masyarakat untuk membiayai upaya kesehatan.

Salah satu bentuk dana pasif adalah dana sosial keagamaan, yaitu misalnya

dana yang berasal dari zakat, infaq, shodaqoh, wasiat, hibah, waris, dana

kolekte, dana persembahan, dana diakonia, dana aksi puasa, dana punia, dan

dana paramita yang dikelola dan didistribusikan sesuai ajaran agama. Saat ini

pemanfaatan dana sosial keagamaan untuk pelayanan kesehatan telah

dilakukan oleh berbagai pengelola dana masing-masing, baik dari agama

Islam, maupun Katolik, Protestan, Hindu, dan Budha. Namun

pemanfaatannya masih terbatas pada upaya bantuan untuk berobat sewaktu

sakit (kuratif) serta bakti sosial, sehingga dirasakan belum optimal.

6. Masyarakat berperilaku hidup bersih & sehat (PHBS)

a. Pengertian

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang

dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang men-10

DESA SIAGA

Page 11: Desa Siaga by Reg 3

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

jadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kese-

hatan dan berperan serta dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya.

PHBS dapat digolongkan ke dalam beberapa kelompok. Di luar PHBS di

bidang Gizi yang telah dicakup dalam pengembangan keluarga sadar gizi ter-

dapat :

1) Kelompok PHBS bidang Obat dan Farmasi, yaitu misalnya: tidak

menyalahgunakan NAPZA, memelihara taman obat keluarga, dan Iain-Iain.

2) Kelompok PHBS bidang KIA & KB, yaitu misalnya: memeriksakan kehami-

lan secara teratur, meminta pertolongan tenaga kesehatan untuk persali-

nan, menjadi akseptor KB, dan Iain-Iain.

3) Kelompok PHBS bidang Penyakit dan Kesehatan Lingkungan, yaitu misal-

nya: menghuni rumah sehat, memiliki persediaan air bersih, memberantas

jentik nyamuk, dan Iain-Iain.

4) Kelompok PHBS bidang Pemeliharaan Kesehatan, yaitu misalnya: memi-

liki jaminan pemeliharaan kesehatan, aktif dalam UKBM, memanfaatkan

Puskesmas. dan Iain-Iain.

5) PHBS merupakan tujuan yang akan dicapai oleh Program Promosi Kese-

hatan.

b. Sasaran

Di Desa Siaga, Program Promosi Kesehatan dilaksanakan untuk menciptakan

PHBS di tatanan rumah tangga. Prioritas kedua, PHBS di tatanan institusi

pendidikan (sekolah dan madrasah). Kelompok sasaran di tatanan rumah

tangga adalah:

1) Pasangan usia subur.

2) Ibu hamil dan atau Ibu menyusui.

3) Bayi/anak di usia di bawah lima tahun (Balita).

4) Tenaga kerja laki-laki dan perempuan.

5) Remaja laki-laki dan perempuan, termasuk pelajar.

6) Penduduk berusia lanjut (usila).

Sedangkan sasaran di tatanan institusi pendidikan adalah:

1) Pengelola/pemilik institusi pendidikan.

2) Pendidik (guru).

3) Murid (siswa).11

DESA SIAGA

Page 12: Desa Siaga by Reg 3

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

4) Lain-lain (misalnya pemilik warung/kantin).

c. Kegiatan.

Promosi Kesehatan dalam rangka Desa Siaga dilaksanakan dengan strategi

dasar pemberdayaan masyarakat yang didukung oleh bina suasana dan ad-

vokasi.

Pelaksana pemberdayaan masyarakat adalah para petugas Puskesmas, yaitu

melalui tiga cara:

1) Konseling terhadap individu pasien.

2) Kunjungan rumah.

3) Pengorganisasian masyarakat.

Bina suasana dilakukan oleh Puskesmas dengan dibantu Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota, yaitu dengan cara:

1) Mendayagunakan pengaruh tokoh-tokoh masyarakat.

2) Mendayagunakan pengaruh kelompok-kelompok dalam masyarakat (PKK,

majelis taklim, dan Iain-Iain)

3) Mendayagunakan media, baik media cetak (poster, leaflet, dan lain-lain)

maupun media elektronik (radio, televisi. dan Iain-Iain).

4) Advokasi juga-dilakukan oleh Puskesmas dengan dibantu Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota. yaitu dalam rangka .mendapatkan dukungan (kebijakan,

pengaturan. dana. dan Iain-Iain) untuk terciptanya PHBS masyarakat.

7. Pengembangan Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)

a. Pengertian

Pengembangan kadarzi adalah pengembangan keluarga yang berperilaku gizi

seimbang, serta mampu mengenali dan mengatasi masalah gizi anggota kelu-

arganya.

Perilaku gizi seimbang. adalah perilaku yang dilandasi pengetahuan dan sikap

yang sesuai, meliputi perilaku mengkonsumsi makanan seimbang serta peri-

laku hidup bersih dan sehat. Makanan seimbang, adalah pilihan makanan

keluarga yang mengandung semua zat gizi yang diperlukan masing-masing

anggota keluarga dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan dan bebas dari

pencemaran.

b. Sasaran12

DESA SIAGA

Page 13: Desa Siaga by Reg 3

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Sasaran pengembangan kadarzi adalah keluarga, karena:

1) Pengambilan keputusan dalam bidang pangan, gizi dan kesehatan

dilaksanakan terutama di tingkat keluarga.

2) Sumber daya dimiliki dan dimanfaatkan di tingkat keluarga.

3) Masalah gizi yang terjadi di tingkat keluarga erat kaitannya dengan

perilaku keluarga, tidak semata-mata disebabkan oleh kemiskinan dan

ketidaksediaan pangan.

4) Kebersamaan antar keluarga yang merupakan wujud dari

pemberdayaan dapat memobilisasi masyarakat untuk memperbaiki

keadaan gizi dan kesehatan.

c. Tujuan

Secara umum tujuan pengembangan kadarzi adalah memandirikan keluarga

berperilaku gizi seimbang, untuk mencapai keadaan gizi optimal.

Secara khusus tujuan pengembangan kadarzi adalah:

1) Meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga tentang gizi

seimbang.

2) Meningkatkan kemampuan keluarga untuk mengenali dan

memanfaatkan sumber daya yang ada.

3) Meningkatkan keadaan gizi keluarga.

d. Kegiatan

1) Di Tingkat Keluarga

a) Keluarga mencari informasi gizi yang tersedia secara terus-menerus.

b) Tukar pengalaman antar keluarga serta pendampingan oleh tokoh

masyarakat dan petugas.

c) Memanfaatkan fasilitas rujukan kompeten secara berjenjang yang

terjangkau (Posyandu, Puskesmas dan Rumah Sakit).

2) Di Tingkat Masyarakat:

a) Pembentukan kelompok masyarakat yang mendukung upaya menuju

Kadarzi (LSM, organisasi keagamaan, organisasi kepemudaan, organ-

isasi wanita. PKK). Setiap kelompok memiliki akses terhadap informasi

gizi dan informasi sistem pelayanan gizi.

13

DESA SIAGA

Page 14: Desa Siaga by Reg 3

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

b) Rekruitmen kader (minimal terdapat seorang kader di masing-masing

kelompok).

c) Setiap Kelompok aktif menyediakan/menyebarluaskan informasi dan

sumber daya tentang kesehatan dan gizi.

E. Indikator Keberhasilan Desa Siaga

Indikator Keberhasilan Desa Siaga:

1. Indikator Masukan (Input):

a. Ada tidaknya forum masyarakat desa

b. Ada tidaknya Poskedes dan sarananya

c. Ada tidaknya tenaga kesehatan (minimal bidan)

d. Ada tidaknya UKBM lain

2. Indikator Proses (Process):

a. Frekwensi pertemuan forum masyarakat desa

b. Berfungsi atau tidaknya Poskesdes

c. Berfungsi atau tidaknya UKBM yang ada

d. Berfungsi atau tidaknya sistem kesiapsiagaan dan penanggulangan

kegawatdaruratan dan bencana

e. Berfungsi atau tidaknya sistem surveilans (pengamatan dan pelaporan)

f. Ada atau tidaknya kunjungan rumah untuk kadarzi dan PHBS (oleh Nakes

atau kadeasir)

3. Indikator Keluaran (Output):

a. Cakupan Yankes Poskesdes

b. Cakupan pelayanan UKBM yang ada

c. Jumlah kasus kegawatdaruratan dan kejadian luar biasa (KLB) yang

dilaporkan atau diatasi

14

DESA SIAGA

Page 15: Desa Siaga by Reg 3

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

d. Cakupan rumah tangga yang mendapat kunjungan rumah untuk kadarzi dan

PHBS

4. Indikator Dampak (Outcome):

a. Jumlah yang menderita sakit (kesakitan kasar)

b. Jumlah yang menderita gangguan jiwa

c. Jumlah ibu melahirkan yang meninggal dunia

d. Jumlah bayi dan balita yang meninggal dunia

e. Jumlah balita dengan gizi buruk.

F. Langkah-Langkah Pengembangan Desa Siaga

1. Pengembangan Tim petugas (sosialisasi, pertemuan atau pelatihan) → petugas

faham tugas dan fungsinya

2. Pengembangan Tim di Masyarakat (petugas, tokoh masyarakat dan masyarakat)

bertekat mengembangkan desa siaga

3. Survei Mawas Diri (SMD) atau Telaah Mawas Diri (TMD) atau Community Self

Survey (CSS) → tokoh masyarakat mampu melakukan telaah mawas diri untuk

desanya → sadar akan masalah di desanya → bangkit mencari solusi

4. Output SMD → identifikasi masalah serta potensi mengatasi masalah

5. Musyawarah Masyarakat Desa (MSD) → mencari alternatif pemecahan masalah

dan upaya membangun Poskesdes

6. Pelaksanaan kegiatan:

Pemilihan pengurus dan kader desa siaga

Orientasi/pelatihan kader desa siaga

Pengembangan Poskesdes dari UKBM

Penyelenggaraan kegiatan desa siaga

Pembinaan dan peningkatan

Persiapan pusat:

1. Penyusunan pedoman

2. Pembuatan modul pelatihan

3. Penyelenggaraan pelatihan bagi pelatih (TOT)

15

DESA SIAGA

Page 16: Desa Siaga by Reg 3

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

PROVINSI:

Penyelenggaraan TOT (tenaga kab/kota)

KABUPATEN/KOTA:

a. Penyelenggaraan pelatihan nakes

b. Penyelenggaraan pelatihan kader

Pelaksanaan pusat:

Penyediaan dana dan dukungan sumber daya lain

PROVINSI:

Penyediaan dana dan dukungan sumber daya lain

KABUPATEN/KOTA:

a. Penyediaan dana dan dukungan sumber daya lain

b. Penyiapan PKM & RS dlm rangka penanggulangan bencana & kegawat-

daruratan kesehatan

KECAMATAN:

Pengembangan dan Pembinaan desa siaga

Pemantauan dan evaluasi pusat:

1. Memantau kemajuan pengembangan desa siaga

2. Mengevaluasi keberhasilan pengembangan desa siaga

PROVINSI:

a. Memantau kemajuan pengembangan desa siaga

b. Melaporkan hasil pemantauan ke pusat

KABUPATEN/KOTA:

a. Memantau kemajuan pengembangan desa siaga

b. Melaporkan hasil pemantauan ke provinsi

KECAMATAN

a. Melakukan Pemantauan Wilayah Setempat (PWS)

b. Melaporkan perkembangan ke Kab/Kota

Pendekatan Pengembangan Desa Siaga16

DESA SIAGA

Page 17: Desa Siaga by Reg 3

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Langkah-langkah pokok yang perlu ditempuh :

1. Pengembangan Tim Petugas

2. Pengembangan Tim di Masyarakat

3. Survei mawas Diri (SMD)

4. Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)

Pelaksanaan Kegiatan

1. Pemilihan pengurus dan kader desa siaga

2. Orientasi / pelatihan kader desa siaga

3. Pengembangan poskesdes dan ukbm lain

4. Penyelenggaraan kegiatan desa siaga

Pembinaan dan Peningkatan

1. Pembinaan jejaring lintas sektor, khususnya dengan program2 pembangunan

yang bersasaran desa

2. Pembinaan perlu dikembangkan upaya-upaya untuk memenuhi kebutuhan

para kader agar tidak drop-out.

Peran Jajaran Kesehatan dan Pemangku Kepentingan Terkait

Puskesmas:

1. Yankesdas & PONED

2. Mengembangkan komitmen & Kerjasama TimTk. Kec. dan desa

3. Memfasilitasi pengembangan Desi & Poskesdes

4. Monev dan Pembinaan desi

Rumah Sakit:

1. Menyelenggarakan pelayanan rujukan & PONEK

2. Melaksanakan bimbingan teknis medis

3. Menyelenggarakan Promosi Kesehatan dalam rangka pengembangan kesiap-

siagaan dan penanggulangn kedaruratan dan bencana

Dinas Kesehatan Kab/Kota:

1. Mengembangkan komitmen & kerjasama tim di Tk. Kab/Kota17

DESA SIAGA

Page 18: Desa Siaga by Reg 3

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

2. Merevitalisasi PKM

3. Merevitalisasi RS

4. Merekrut / Menyediakan calon fasilitator

5. Menyelenggarakan pelat bagi petugas kesehatan & kader

6. Melakukan advokasi ke berbagai pihak

7. Menyediakan anggaran dan sumber daya lain

Dinas Kesehatan Provinsi

1. Mengembangkan komitmen & kerjasama tim di tingkat. Provinsi

2. Membantu Dinkes Kab/kota melalui pelatihan2 manajemen, teknis, dll.

3. Membantu Dinkes Kab/kota mengembangkan kemampuan PKM dan RS di

bidang konseling

4. Menyelenggarakan pelatihan fasilitator

5. Melakukan advokasi ke berbagai pihak tingkat. Provinsi

6. Bersama Dinkes Kab/Kota melakukan pemantauan, evaluasi dan bimbingan

teknis terhadap desi.

7. Menyediakan anggaran dan sumber daya lain bagi kelestarian desi

8. Kementrian Kesehatan

9. Menyusun konsep dan pedoman pengembangan desi,mensosialisasikan &

mengadvokasi

10. Memfasilitasi Dinkes, PKM, RS serta Posy dan UKBM lainnya.

11. Memfasilitasi pembangunan Poskesdes dan pengembangan desi

12. Memfasilitasi pengembangan sistem surveilans, sistem informasi / pelaporan

dan spenaggulkangan kegawatdaruratan dan bencana berbasis masyarakat.

13. Menyelenggarakan pelatihan bagi pelatih (TOT)

14. Menyediakan dan dan dukungan sumber daya lain

15. Menyelenggarakan pemantauan dan evaluasi.

Peran Pemangku Kepentingan Terkait

Pejabat Pemerintah Daerah

1. Memberi dukungan kebijakan, sarana dan dana

2. Mengkoordinasikan penggerakan masy untuk pelayanan Poskesdes/PKM/

pustu/UKBM lain18

DESA SIAGA

Page 19: Desa Siaga by Reg 3

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

3. Mengkoordinasikan penggerakan masy untuk berperan aktif dalam penye-

lenggaraan desi & UKBM yang ada

4. Melakukan Pembinaan untuk terselenggaranya kegiatan Desi sec ara teratur

dan lestari

Tim Penggerak PKK

1. Berperan aktif dalam pengembangan dan penyelenggaraan UKBM di Desi

(posyandu,dll)

2. Menggerakkan masy utk mengelola, menyelenggarakan dan memanfaatkan

UKBM yang ada.

3. Menyelenggarakan penyuluhan kesehatan dalam rangka menciptakan

kadarzi dan PHBS

Tokoh Masyarakat

1. Menggali sumber daya utk kelangsungan penyelenggaraan desi

2. Menaungi dan membina kegiatan desi

3. Menggerakkan masy utk berperan aktif

Organisasi Kemasyarakatan/LSM/Dunia Usaha/Swasta

1. Berperan aktif dalam penyelenggaraan desi

2. Memberikan dukungan sarana dan dana utk pengembangan dan penyeleng-

garaan desi

BAB III

PENUTUP

19

DESA SIAGA

Page 20: Desa Siaga by Reg 3

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumberdaya dan ke-

mampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan,

bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri. Desa Siaga  merupakan gam-

baran masyarakat yang sadar, mau dan mampu untuk mencegah dan mengatasi berba-

gai ancaman terhadap kesehatan masyarakat seperti kurang gizi, penyakit menular dan

penyakit yang berpotensi menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB), kejadian bencana,

kecelakaan, dan lain-lain, dengan memanfaatkan potensi  setempat secara gotong roy-

ong. Pengembangan Desa Siaga mencakup upaya untuk lebih mendekatkan pelayanan

kesehatan dasar kepada masyarakat desa, menyiap siagakan masyarakat menghadapi

masalah-masalah kesehatan, memandirikan masyarakat dalam mengembangkan peri-

laku hidup bersih dan sehat.

Untuk mencapai keberhasilan program Desa Siaga tersebut mutlak diperlukan

peran serta aktif dari masyarakat terutama kader kesehatan, karena inti kegiatan Desa

Siaga adalah memberdayakan masyarakat agar mau dan mampu untuk hidup sehat.

Oleh karena itu maka dalam pengembangannya diperlukan langkah-langkah pendekatan

edukatif, yaitu upaya mendampingi (memfasilitasi) masyarakat untuk menjalani proses

pembelajaran yang berupa proses pemecahan masalah-masalah kesehatan yang di-

hadapinya.

20

DESA SIAGA